04 pekerjaan me
DESCRIPTION
RKS GEDUNGTRANSCRIPT
78
BAB IV
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
A.1. Pekerjaan Sistem Elektrikal
1. Umum
1.1. Penjelasan penerangan
Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :
1). Menyediakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroperasi
secara sempurna.
2). Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling
melengkapi dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi
bersifat mengikat.
3). Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh
sub kontraktor instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang
baik dan mempunyai pekerja-pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam
bidangnya.
4). Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut "Persyaratan Umum
Instalasi Listrik di Indonesia (PUIL) edisi terakhir tahun 2000 dan Peraturan
PLN (SPLN)" sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah
setempat dan standar-standar/kode-kode lainnya yang diakui (VDE, DIN).
5). Kontraktor harus menempatkan seorang sarjana atau yang dianggap ahli
sebagai wakil dari perusahaan dan dapat memberikan keputusan-keputusan
apabila sewaktu-waktu diperlukan. Pengawas Lapangan dapat meminta
pergantian pengawas yang lain apabila dianggap tidak mampu.
1.2. Bidang Pekerjaan yang Dikerjakan
1). Penyediaan dan pemasangan panel-panel :
a). Panel MDP
b). Panel ATS/AMF
c). Panel-panel penerangan
d). Panel-panel daya
e). Capasitor Bank
f). Panel Mekanikal dan panel control
2). Pengadaan dan pemasangan kabel distribusi tegangan rendah.
3). Instalasi penerangan dalam, luar bangunan dan general purpose outlet/ stop
kontak.
4). Pengadaan dan pemasangan fixture dan armature penerangan lengkap
dengan komponen dan accessoriesnya.
79
5). Sistem pentanahan peralatan.
6). Testing dan commissioning peralatan dan instalasi.
1.3. Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat di dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang menyangkut di dalam
proyek harus dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan
lainnya dapat dihindarkan. Melokalisasi/memperinci setiap pekerjaan sampai
dengan detail untuk mendapat persetujuan Pengawas Lapangan/Perencana.
1.4. Material dan "Workmanship"
Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru dan
material harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan
dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang
memuaskan. Dimana latihan khusus bagi pekerja adalah diperlukan dan
Pemborong harus melaksanakannya. Pemborong harus melengkapi surat sertifikat
yang sah untuk setiap personal ahli, yang menyatakan bahwa personal tersebut
telah mengikuti latihan-latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman-
pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-masing.
1.5. Daftar Material
Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong harus menyertakan/melampirkan
"Daftar Material" yang lebih dahulu diperinci dari semua bahan yang akan dipasang
pada proyek dan harus disebutkan pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap
dengan brosur/katalog. Ini adalah mengikat dan harus diajukan lengkap tidak boleh
sebagian-sebagian.
1.6. Shop Drawing
Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material, Pemborong
diharuskan menyerahkan shop drawing untuk disetujui Perencana. Shop Drawing
harus termasuk katalog data dari pabriknya, literatur mengenai uraian-uraian,
diagram pengkabelan, data ukuran dimensi, data pembuatan dan nama serta
alamat yang terdekat dari service dan group perusahaan pemeliharaan yang tetap
menyediakan persediaan/stock suku cadang yang terus menerus, shop drawings
harus diberi catatan dari Pemborong, yang menyatakan bahwa apa yang dianjurkan
sudah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan.
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari
seluruh koordinasi komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebenarnya dari
keseluruhan sistem, penyerahan sebagian-sebagian tidak akan diperhatikan.
Gambar shop drawing harus dibuat sebanyak 4 (empat) set.
Shop drawing yang harus diajukan adalah :
1). Panel MDP.
2). Panel ATS/AMF
80
3). Panel-panel daya dan penerangan, outlet box dan lain-lain.
4). Layout kabel distribusi dan lain-lain.
5). Detail-detail pemasangan lampu.
6). Rencana instalasi penerangan, stop kontak setiap lantai.
7). Dan lain-lain yang diminta oleh Perencana/Pengawas Lapangan.
Shop drawing dimasukan untuk diperiksa/ disetujui Perencana/ Pengawas
Lapangan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung setelah
dikeluarkannya SPK.
1.7. C o n t o h
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk
mendapatkan persetujuan sebelumnya. Seluruh biaya ditanggung atas biaya
Pemborong. Contoh-contoh tersebut (mock-up) dimasukan paling lambat 14
(empat belas) hari kerja, terhitung setelah dikeluarkannya SPK.
1.8. Acces Opening
Pemborong harus menyediakan access opening (bukaan-bukaan) untuk instalasi
dan pemeliharaan dari instalasi listrik. Bukaan-bukaan (access opening) yang
terdapat pada konstruksi bangunan seperti dinding-dinding, langit-langit, dan
seterusnya begitu pembukaan harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat
bagi permukaan peralatan, penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa
mengakibatkan kerusakan pada permukaan yang berdekatan.
1.9. Gambar Pemasangan Yang Sebenarnya
Pemborong harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-gambar di
lapangan yang mana harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis
sistem outlet panel/kabinet, peralatan, pengkabelan dan seterusnya dengan
dimensi yang diambil dari patokan center colom (as colom). Pemborong harus
melengkapi gambar pemasangan yang sebenarnya ("as installed") dari instalasi.
Pemborong pada saat mendekati penyerahan (2 minggu sebelum penyerahan)
harus menyerahkan gambar "as built drawing" yang menyatakan gambar-gambar
seperti yang telah terpasang untuk diserahkan pada Pejabat Pembuat Komitmen
setelah disetujui Perencana/Pengawas Lapangan sebanyak 2 (empat) set gambar
cetak dan 1 (satu) set kalkir.
1.10. Pengetesan
Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan harus
melakukan percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh
sistem. Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami
kerusakan/cacat/salah harus diganti/dibetulkan dan percobaan diulangi. Seluruh
pengkabelan, instalasi "keur" Pemborong harus bertanggung jawab untuk
memperoleh persetujuan PLN bagi pemasangan sistem jaringan listrik dan seluruh
biaya ditanggung atas beban Pemborong.
81
1.11. Data Suku Cadang
Sejak pengiriman dari bagian-bagian dan peralatan ke tempat lapangan Pemborong
harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan daftar lengkap dari suku cadang
(spare parts) dan menyerahkan untuk masing-masing bagian disertai dengan daftar
harga satuan dan alamat supplier dan tambahan daftar dari suku cadang dan suplai
yang secara normal harus dalam setiap pembelian atau suku cadang yang
disebutkan dalam spesifikasi yang harus dilengkapi oleh Pemborong dengan biaya
dari Pemborong. Lama pengetesan peralatan listrik 1 x 24 jam tanpa henti biaya
pengetesan ditanggung Pemborong.
1.12. Buku Petunjuk (Manual) dan Instruksi
Pemborong harus melengkapi buku petunjuk (manual) pemeliharaan dan manual
cara mengoperasikannya, dan bahasa dari instruksi bagi seluruh bagian peralatan
ini harus dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
1.13. Training
Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk menjalankan,
mengoperasikan pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi. Segala
biaya-biaya tersebut adalah menjadi tanggungan Pemborong
2. Teknik Instalasi
2.1. Instalasi Kabel/ Wiring
1). U m u m
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan PUIL/ LMK. Semua kabel/wiring harus baru dan harus jelas
ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Semua kabel dengan penampang 6 mm² ke atas haruslah terbuat secara
dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang
lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian remote control. Kecuali
persyaratan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :
a). Untuk instalasi penerangan adalah NYM, semua instalasi penerangan
dan stop kontak menggunakan system 3 core dimana core yang ketiga
merupakan jaringan pentanahan. Pentanahannya disatukan di dalam
panel.
b). Untuk kabel tofoer, feeder/distribusi dan penerangan taman dengan
menggunakan kabel NYFGbY atau NYY.
Semua kabel harus berada di dalam conduit PVC super high impact yang
disesuaikan dengan ukurannya, cable tray, cable trench, kabel rack dan harus
diklem. Digunakan flexible conduit dengan bahan yang sama untuk
menghubungkan instalasi ke masing-masing fixture lampu.
82
2). "Splice"/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya pencabangan dan penyambungan pada kabel/
feeder utama dan instalasi kecuali :
a). Feeder utama hanya pada panel dan harus diproteksi dengan breaker.
b). Instalasi penerangan dan stop kontak hanya pada kotak/ junction box
dan tidak diperkenankan adanya sambungan kabel dalam konduit.
Sambungan pada kabel harus dibuat kuat secara mekanis dan harus teguh
secara electris dengan cara-cara "solderless connector". Jenis kabel
tegangan, jenis "compression atau soldered". Dalam membuat "splice"
konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik,
demikian sehingga semua konduktor tersambung tidak ada kabel-kabel
telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran. Semua
sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya
harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi
dengan porselein atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan
dengan diameter kabel.
3). Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain
tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran
perwakilan pemerintah dan atau manufacturer.
4). Penyambungan Kabel
a). Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambungan yang khusus untuk itu.
b). Pemborong harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik, kepada Perencana dan
Pengawas Lapangan.
c). Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau
namanya masing-masing dan harus diadakan pengetesan tahanan
isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil
pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Pengawas Lapangan.
d). Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-
penyambungan dari ukuran-ukuran yang sesuai.
e). Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pita
PVC/protolen yang khusus untuk listrik.
f). Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan, bila perlu untuk
menjaga nilai isolasi tertentu.
g). Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3mm setinggi minimum 2,5m.
83
5). Saluran Penghantar Dalam Bangunan
a). Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling
gantung, saluran penghantar (conduit) dipasang diatas rak kabel dan
digantung tersendiri diatas ceiling.
b). Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan, dipergunakan
saluran beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa
galvanized 2". Saluran beton dilengkapi dengan Hand-hole untuk
belokan-belokan (pekerjaan beton ini harus sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam PBI -1971).
c). Setiap saluran kabel dalam bangunan dinding dipergunakan pipa
conduit PVC minimum 3/4". Setiap pencabangan ataupun
pengambilan saluran ke luar harus menggunakan junction box yang
sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan
terminal strip di dalam junction box.
d). Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan "Socket/lock nut", sehingga pipa tidak mudah
tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang
berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m harus
dimasukkan dalam pipa. Dan pipa harus diklem ke bangunan pada
setiap jarak 50 cm.
2.2. Instalasi Sakelar dan Stop Kontak (Outlet)
1). Sakelar ( switch )
Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A/ 250 V,
sakelar pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, sakelar-sakelar tersebut bingkainya harus dipasang
rata pada tembok atau tempat yang telah ditentukan pada gambar pada
ketinggian 150 cm diatas lantai yang sudah selesai kecuali ditentukan lain
oleh Pengawas Lapangan. Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam
kotak-kotak dan ring (standar). Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan
antara kotak-kotak yang berdekatan.
2). Stop Kontak
Stop kontak haruslah dengan tipe yang memakai earthing contact dengan
rating 10 A, 16 A, 25 A, 250 V AC. Semua pasangan stop kontak dengan
tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke tanah (grounding). Stop kontak
harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 50 cm
dari atas lantai yang sudah selesai sesuai gambar rencana atau petunjuk
Pengawas Lapangan.
84
2.3. Instalasi Fixtures Penerangan
1) U m um
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat
dari bahan yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya
harus rapih dan baik, tebal plat baja yang dipakai untuk housing fixture
minimum 0,7 mm. Pemborong harus menyediakan contoh-contoh dari semua
fixture yang akan dipasang kepada Perencana/Pengawas Lapangan untuk
disetujui.
2) Kabel-Kabel untuk Fixture
Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk "fixture" harus
ditutup asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari
2,5 mm², kawat-kawat harus dilindungi dengan "tape" atau "tubing" disemua
tempat dimana mungkin ada abrasi. Semua kabel-kabel harus disembunyikan
dalam konstruksi armature kecuali dimana diperlukan penggantungan rantai
atau kalau pemasangan/Perencanaan fixture menunjuk lain. Tidak boleh ada
sambungan kabel dalam suatu armature dan penggantungan dan harus terus
menerus utuh mulai dari kotak sambung ke terminal-terminal khusus pada
armature-armature lampu. Saluran-saluran kabel harus tidak tajam dan
dilindungi sehingga tidak merusak kabel.
3) Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai
dengan persyaratan dan gambar. Untuk lampu pijar memakai lamp holder
dan base type edison screw, untuk lamp holder type edison screw kabel
netral tidak boleh dihubungkan ke centre control, kecuali dipersyaratkan lain.
Lampu fluorescent haruslah dari jenis cool white atau sesuai Perencanaan.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan
factor daya harus dilengkapi dengan capacitor. Dalam spesifikasi ini besarnya
"microfarad" (f) dari kapasitor untuk setiap lampu tidak terlalu ditekankan
karena yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari power factor menjadi
sekurang-kurangnya 0,95.
2.4. Instalasi / Konstruksi Panel
1). Kabinet
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm, atau
dibuat dari bahan lain seperti polyester atau bakelite. Kabinet untuk "panel
board" mempunyai ukuran yang proposionil seperti dipersyaratkan untuk
panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar Perencana
atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang
dipakai tidak terlalu penuh/ padat.
85
Frame/rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus ada
cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel
board" serta tutupnya. Kabinet dengan kabel-kabel "trough feeder" harus
diatur sedemikian sehingga ada saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm
untuk branch circuit panel board. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan
kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak kunci,
dengan sistem master key.
2). Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel
dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/tipe
panel. Maka bila dibutuhkan alas/pondasi/penumpu/ penggantung maka
Pemborong harus menyediakannya dan memasangnya sekalipun tidak tertera
pada gambar.
3). Panel Distribusi Utama
Panel distribusi utama harus seperti tertera pada gambar, kecuali ditunjuk
lain. Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan. Panel distribusi utama harus dari jenis in door type terbuat dari
plat baja tebal minimum 2 mm. Konstruksi harus terbuat dari rangka baja
struktur yang kaku, yang bisa mempertahankan strukturnya oleh strees
mekanis pada waktu hubung singkat. Rangka ini secara lengkap dibungkus
pada bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-plat penutup (metal clad)
harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi kenaikan
suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian yang
bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL-2000/LMK/VDE untuk peralatan
yang tertutup. Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan
sempurna terhadap kemungkinan percikan air. Semua meteran dan tombol
transfer yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada satu papan panel
yang berengsel yang tersembunyi.
4). Busbar/Rel
Busbar harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan
perak dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban
terpasang yang ukurannya disesuaikan dengan aturan PUIL 2000.
Semua busbar/rel harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator dengan kuat
dan baik ke rangka panel. Semua busbar/rel harus dicat dengan warna yang
sesuai dengan disebutkan pada PUIL. Cat-cat tersebut harus tahan sampai
temperature 75°C. Busbar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik
untuk sistem 3 , 4 kawat seperti ditunjuk dalam gambar. Setiap panel harus
mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah dan sebuah bus
86
penatanahan yang telanjang diklem dengan kuat pada frame dan panel
dilengkapi klem untuk pentanahan. Dari panel peralatan perlu diketanahkan
minimum 2 .
5). Teminal dan Mur-baut
Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga (ver-tin) dan disekrup
dengan menggunakan mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut
yang diberi nikel (atau stainless) dengan ring tembaga.
6). Alat-alat ukur
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar.
Meter-meter adalah dari type "moving iron vane type" khusus untuk panel,
dengan scale sirkular, flush atau semi flush, dalam kotak tahan getaran,
dengan ukuran 144 x 144 mm atau 96 x 96 mm, dengan skala linier dan
ketelitian 1,5%. Posisi dari saklar putar untuk voltmeter (Voltmeter Selector
Switch) harus ditandai dengan jelas.
7). Merk Pabrik
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik, peralatan-
peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan dan ditukar tempatnya pada
frame.
8). Pilot lamp
Semua tutup muka panel dilengkapi dengan pilot lamp untuk menyatakan
adanya tegangan R, S dan T. Penyediaan dari pilot lamp yang disebutkan
diatas merupakan keharusan, biarpun pada gambar-gambar tidak tertera.
Warna-warna untuk pilot lamp :
a). Untuk phasa R : warna merah
b). Untuk phasa S : warna kuning
c). Untuk phasa T : warna hijau.
3. Penyambungan dan penambahan Daya listrik
3.1. Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan untuk penyambungan atau penambahan
daya listrik yang harus dilakukan oleh calon kontraktor untuk memenuhi kebutuhan
beban yang terpasang sesuai BQ yang diminta. Biaya penyambungan ( BP ), UJL,
Jaminan Gambar Instalasi, konsuil, Pengadaan dan pemasangan trofo, ,
penambahan tiang listrik, penambahan kabel udara tegangan rendah maupun
tinggi dan peralatan-peralatan pendukung lainnya di bebankan oleh pihak calon
kontraktor dengan sistem lumpsump.
Kabel harus terdiri atas :
1). Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau
tembaga "compacted" yang dipilin.
87
2). Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar
netral.
3). Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan
pengisi ruangan diantara kawat phasa.
4). Lapisan pengendap kedua di luar lapisan pengendap diatas.
5). Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan
persyaratan IEC (NYFGbY).
6). Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.
3.2. Penandaan/ Warna
Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap kawat adalah :
Phasa : merah netral : biru
kuning
hitam
4. Kabel Tegangan Rendah (NYA, NYM, NYY, NYFGbY) 220/380 V
3.3. Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus
memenuhi persyaratan kemampuan melakukan arus pada temperatur 35°C,
temperatur maximum kabel dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi 70°C
dan temperatur maksimum kabel untuk arus hubung singkat tidak boleh lebih
250°C.
3.4. Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
1). Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau
tembaga "compacted" yang dipilin.
2). Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar
netral.
3). Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan
pengisi ruangan diantara kawat phasa.
4). Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.
5). Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan
persyaratan IEC (NYFGbY).
6). Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.
3.5. Penandaan/ Warna
Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap kawat adalah :
Phasa : merah netral : biru
kuning
hitam
88
4. Peralatan Listrik
4.1. Peralatan Panel MDP
1). Circuit Breaker Motor Operated
Rating Arus : sesuai gambar rencana
Insulation Rating : 750 V AC, Voltage rating : 380 V 50 Hz
Rated Breaking Cap : 50 kA (500 V, 50 Hz) dengan Arc chute.
R e l a y : Thermis dan magnetis over current release,
under voltage release, Auxiliary contact
block (2 NO+1 NC) Electrical interlocking
dengan CB genset.
D r i v e : Motor, 220 V, 50 Hz.
2). Moulded Case Circuit Breaker
Insulation Rating : 380 V
Dilengkapi dengan : Thermal release dan electromagnetic over
current release
Rating Arus In : Sesuai gambar Perencanaan
Rated Breaking Cap : Sesuai gambar Perencanaan
3) Ampere Meter
C l a s s : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 – 1.250 A
Type : Moving Iron, untuk pengukuran AC
Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC
4) Volt Meter
C l a s s : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 - 500 A
Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC
5) kWH - Meter
Rated voltage : 3 x 380 Volt
Rated current output
transformer
: 5 A
Ocuracy class : 2,0
Baseplate of moulded
plastic
The register : 6 (six) cipher rollers double pengukuran
89
6) Lampu Indikator
Tubular lamp, pijar 5 watt, diameter 54 mm
Warna : merah, kuning, biru
7) Push Button
Panel mounting, double on-1, off-0. Semua push button dilengkapi dengan
lampu indikator untuk menyatakan sistem dalam on atau off.
8) Relay - relay
Untuk panel MDP, circuit breaker untuk feeder utama, dilengkapi dengan
relay proteksi OL (over load), SC (short circuit) dan UV (under voltage).
Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan relay OL, SC, UV, EF (Earth
Fould) dan RP (Reverse Power).
9) Selector Switch
Dari type rotary switch, untuk switching. Rated voltage 380 Volt AC insulation
660 V.
4.2. Panel AMF
1) Instalasi Automatic Main Failure (AMF)
a. Umum.
a). Yang dimaksud dengan Autoamtic main failure unit, meliputi
keseluruhan perlengkapan perangkat keras yg diperlukan untuk:
1. Memonitor nilai tegangan catu daya utama (pada tiap
phase)
2. Menghidupkan catu daya cadangan (back up power source)
3. Mentransfer beban dari catu daya utama kepada catu daya
cadangan.
4. Memonitor catu daya cadangan
5. Mentransfer beban kembali pada catu daya utama (apabila
kondisi memungkinkan)
6. mematikan catu daya cadangan.
b). Perangkat lunak yang merupakan program dari pada unit AMF
yang dimaksud, pada dasarnya berupa suatu controlled switching
sequence yang dilaksanakan dengan mempergunakan sejumlah
relay (bukan electronic switching).
c). Keseluruhan relay dan perlengkapan perangkat keras lain yang
dipergunakan untuk melaksanakan prosedur switching ini, maka
harus beroperasi pada tegangan DC yang disediakan oleh battery
yang terdapat pada catu daya cadangan (terpisah dengan battery
cadangan diesel genset).
90
d). Untuk menghindari pengurangan muatan battery yang timbul
sebagai akibat beroperasinya unit AMF, Pemborong diwajibkan
menyediakan sebuah battery charger dengan kapasitas dan
ratting yang memadai.
b. Kontrol Operasional.
a). AMF yang dimaksud harus diperlengkapi dengan sejumlah
operasional control device yang memungkinkan operator
melakukan manipulasi-manipulasi operasional yang diperlukan.
Operasional control device yang dimaksudkan pada dasarnya
merupakan non latching flush mounted push button.
b). Operasional control push button yang disediakan harus dapat
dipergunakan untuk melaksanakan fasilitas operational, yang
sekurang-kurangnya meliputi :
1. Sistem manual (status operasional dari AMF)
2. Sistem automatic (status operasional dari AMF)
3. Engine Start
4. Engine Stop
5. Mains circuit breaker on
6. Mains circuit breaker off
7. Generator circuit breaker on
8. Generator circuit breaker off
9. Emergency stop
10. Horn oil/ acknowledge
11. Reset
12. Lamp test
13. Sistem test
c). Manipulasi fasilitas Engine star/stop dan circuit breaker on/off
hanya dapat dilaksanakan pada status system manual. Manipulasi
system test hanya dapat dilaksanakan dalam status system
automatic.
d). Manipulasi fasilitas emergency stop, baik dalam status system
manual, maupun automatic, membatalkan keseluruhan proses
switch sequence yang berlangsung, memutuskan catu daya dari
beban dan mematikan catu daya cadangan. Pemborong
hendaknya menyediakan provisi/cadangan yang diperlukan,
sehingga memungkinkan adanya remote emergency stop stations
yang dapat dipasang terpisah dari unit AMF, pada tempat-tempat
yang dianggap perlu (sesuai dengan petunjuk pemberi tugas).
91
e). Manipulasi peralihan status system dari manual ke automatic atau
sebaliknya, harus dapat dilaksankanan setiap saat tanpa
membatalkan langkah proses switch sequence yang sedang/ akan
berlangsung.
f). Manipulasi fasilitas system reset dimaksudkan untuk merestore
perangkat lunak (Software) yang terblokir, sebagai akibat
kegagalan fungsi mekanisme operational diluar unit AMF.
Manipulasi fasilitas reset ini secara automatic akan menempatkan
system dalam status manual (kondisi ini harus berlaku pula pada
manipulasi emergency stop).
g). Fasilitas system test dimaksudkan sebagai sarana yang
memungkinkan operator mensimulir keseluruhan switch sequence
operational yang terkandung dalam perangkat lunak dari pada
system (mains failure, generator set, load transfer, mains
restoring, load transfer dan engine shut off), secara automatis.
2) Monitoring Function and Display
a. Unit AMF yang dimaksudkan, harus diperlengkapi dengan sejumlah
indicating lights, yang berhubungan dengan system sendiri serta
peralatan lainnya yang berhubungan dengan fungsi operational unit
AMF.
b. Display yang dimaksudkan pada bagian tersebut diatas, sekurang-
kurangnya harus memberi indikasi akan status-status sebagai berikut :
1. Unit AMF on
2. System Automatic
3. Mains on
4. Mains circuit breaker off
5. Mains circuit breaker on
6. Engine Start
7. Generator on
8. Generator circuit breaker off
9. Generator circuit breaker on
10. Generator circuit breaker tripped
11. Engine Stoping Solenoid Engaged
12. Starting failure
13. Transfer failure
14. Low oil pressure
15. High/over temperature
16. Over speed
17. Emergency stop actuated
92
18. Horn off
19. System Test.
c. Mains on, memberikan indikasi bahwa tegangan jala-jala catu daya
utama (PLN) berbeda dalam batas-batas tolerensi deviasi yang masih
diperkenankan, (baik over maupun under voltage, yang diukur pada
ketiga phase dari paca catu daya). Batas toleransi yang dimaksudkan
harus dapat diatur secara terpisah dan kontinu antara 0 sampai – 25 %
untuk under voltage dan 0 sampai + 25 % untuk over voltage.
d. Engine stopping solenoid engaged, memberikan indikasi akan
bekerjanya stopping solenoid dari pada diesel engine. Stopping solenoid
ini harus dibebaskan kembali secara automatis (released) setelah
engine shut off.
e. Starting failure, menandakan kegagalan start pada diesel engine.
Software daripada system yang dimaksud. Harus memungkinkan
terlaksananya sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali percobaan start
(starting attempt), sebelum menyatakan starting failure. Kegagalan ini
harus disertai dengan suatu audible indication yang dapat didengar
oleh yang bersangkutan. Dalam hal terjadinya starting failure, software
secara automatis harus menghentikan engine melakukan percobaan-
percobaan start yang selanjutnya. Percobaan start yang selanjutnya
harus dilakukan secara manual oleh operator, setelah system direset.
f. Transfer failure, menandakan kegagalan mekanisme circuit breaker
dalam melaksanakan operasi yang diinstruksikan oleh software. Dalam
hal terjadinya mains failure, transfer failure tidak boleh diikuti dengan
engine shut off percobaan load transfer harus dapat mencegah engine
melakukan percobaan restart.
g. Indikasi low oil pressure, high over temperatur dan over speed, pada
dasarnya berkaitan dengan kegagalan pada salah satu sub system
daripada diesel engine dan harus langsung diikuti dengan engine shut
off. Apabila kegagalan initerjadi pada waktu catu daya utama/PLN
padam, software daripada system harus dapat mencegah engine
melakukan percobaan restart.
h. Generator on, memberikan indikasi berfungsinya generator dalam
batas-batas toleransi seperti yang diuraikan pasal ini ayat 4b.
i. Kondisi-kondisi gangguan yang sebagai mana diuraikan pada bagian 7
sampai dengan 10 daripada pasal ini, menggunakan emergency stop
facility dengan pelaksanaan system test, harus disertai dengan suatu
bentuk audible alarm yang dapat terdengar oleh petugas yang
bersangkutan. Bunyi alarm dalam hal ini harus dapat
93
dibatalkan/dicancel dengan manipulasi horn off/acknowladge button
yang akan mengakibatkan indicator ‘horn off” menyala.
j. Engine starting, memberikan indikasi bahwa starting device dari pada
diesel engine dalam keadaan engaged.
k. Kondisi trip yang terjadi pada salah satu circuit breaker. Yang
diakibatkan oleh overload atau fault pada sisi beban, tidak boleh
mengakibatkan terjadinya pemindahan beban (Load transfer) pada catu
daya alternatif.
3) Operation Delays
a. Guna menjamin kesempurnaan kerja dari pada unit AMF yang
dimaksud, Pemborong diwajibkan melengkapi system dengan sejumlah
timing devices yang memungkinkan terjadinya operational delays, yang
pada dasarnya merupakan bagian daripada keseluruhan switch
sequence yang dikehendaki.
b. Operational delays/timings yang dikehendaki harus sekurang-kurangnya
meliputi proses-proses :
1. Starting delay 0 – 60 detik
2. Starting time 0 – 15 detik
3. Starting interval time 0 – 15 detik
4. Stabilizing time 0 – 15 detik
5. Switch time 0 – 60 detik
6. Cooling off time 0 – 180 detik
7. Stopping time 0 – 60 detik
8. Test delay 0 – 10 detik
c. Yang dimaksudkan dengan delay adalah tegangan waktu yang terjadi
antara saat matinya catu daya utama (PLN) dan proses percobaan start
daripada generator set.
d. Yang dimaksudkan dengan starting time adalah lamanya periode
engagement daripada starting device diesel generating set untuk satu
kali percobaan start.
e. Yang dimaksudkan dengan stabilizing time adalah tenggang waktu yang
timbul anatara beroperasinya generator dan instruksi transfer yang
diperintahkan oleh software daripada system.
f. Yang dimaksudkan dengan switch delay adalah tenggang waktu yang
terjadi antara normal kembalinya kondisi catu daya utama (PLN) dan
instruksi transfer back yang diperintahkan software.
g. Yang dimaksudkan dengan interval time adalah tenggang waktu yang
terdapat antara dua periode percobaan start.
94
h. Yang dimaksudkan dengan cooling off delay adalah lamanya
engagement daripada stoping solenoid setelah engine dimatikan.
i. Yang dimaksud dengan stopping delay adalah lamanya engagement
daripada stopping solenoid setelah engine dimatikan.
j. Yang dimaksud dengan test delay adalah tenggang waktu yang terjadi
antara manipulasi system test button dengan awal mulainya proses
manipulasi.
k. Semua timming device yang dimaksud harus dapat diatur secara
kontinyu dalam range yang dikehendaki (bukan merupakan step
contrelers)
4) Lain-lain.
a. Unit AMF yang dimaksudkan harus ditempatkan dalam steel sheet
enclosere yang pada dasarnya memenuhi persyaratan dan ketentuan
umum yang ditetapkan bagi electrical switchboards. Ketentuan dan
persyaratan ini telah dibahas pada bagian lain dari pada persyaratan ini.
b. Unit AMF harus diperlengkapi pula dengan protective switchgear yang
lazim diperlukan, berupa miniatur circuit breaker dengan rating dan
kapasitas yang memadai. Ketentuan dan peraturan mengenai merk
harus disesuaikan dengan persyaratan yang telah dibahwas pada
bagian lain dari pada uraian ini.
c. Kewajiban menyediakan mechanisme motor yang diperlukan untuk
menggerakkan circuit breaker yang bersangkutan tidak merupakan
bagian dari pada pekerjaan ini. Dari Pemborong kelak diharapkan saran
dan petunjuknya mengenai kelengkapan yang dipersyaratkan dalam
hubungan ini.
d. Unit AMF harus dilengkapi pula Timer On delay untuk mengerakkan
breaker Utama AC agar ada tenggang waktu selama 30 secon antara
beban AC dengan beban non AC untuk mengurangi adanya arus asut
yang berlebihan.
4.3. Panel Penerangan dan Daya
1). Panel harus dibuat dari plat baja galvanized tebal plat 2 mm, lipatan dan
bentuk sudut plat melalui proses mekanis.
2). Peralatan panel penerangan :
a). Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
Type : Compact
Breaking Cap. : 18 kA
95
b). Kontaktor
Rating Arus : 10 A, 16 A, 25 A
Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
Pole : 3 pole
c). Miniature Circuit Breaker
Rated voltage : 380 Volt, 50 Hz
Breaker cap : 10,0 kA (380 V) minimum
T y p e : yang mempunyai "Instantenous tripping
valve" sebesar 12 (dua belas) kali arus
In
4.4. Material Untuk Instalasi
1). Grid Switch
Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt AC.
T y p e : Decorative
P l a t e s : Steel
2). Sakelar Tunggal / Ganda
Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt AC.
T y p e : Decorative push-push, flush, segi empat
P l a t e s : Standard
3). Socket Outlet/ Outlet dan Swicth Type Dinding
Type : Flush
Terminal : 2 P + e, 220 V, AC 10 A
Untuk outlet+switch : 10 A / 16 A
Bentuk : Persegi dengan outlet, swicth, pilot lamp
4.5. Capacitor Bank
Untuk memperbaiki faktor daya maka digunakan Capacitor Bank. Capacitor Bank
yang dipakai harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Capacitor
Capacitor harus dibuat oleh pabrik pembuat capacitor dan telah di test
sesuai dengan standar IEC 831 atau JIS C4901
Capacitor bank dari jenis pasangan dalam (in-door)
Temperatur : -25˚ C s/d +45˚ C
Rate Voltage : 230 V dan 380 – 440 V
Kapasitas Capacitor : 2.5 KVAR, 5 KVAR
Rate Output : 25 KVAR
Rate Frequency : 50 Hz
Phase and Connection : Three (3) phase and delta connection.
96
Capacitor harus mampu beroperasi pada keadaan over-voltage untuk
durasi sebagai berikut :
Voltage Factor
( x rate Voltage) Maximum Duration
1,10 8 jam (max) dalam setiap 24 jam
1,15 30 menit (max) dalam 24 jam
1,20 5 menit (max) 2 kali dalam 1 bulan
1,3 1 menit (max) 2 kali dalam 1 bulan
Capacitance output : +15% dan -5% pada suhu ruang
Capacitor loses : < 2 watt/KVAR
Merk : AEG, Merlin Gerin, Siemens
3) Power Factor Controller
Jenis : Automatic control 6 step dan 11 step
Capacitor closing time : 15 second, 1 minute, 3 min, 5 min
dapat dipilih tergantung discharge time
capacitor
Frequency : 50 Hz
Mode Switching Sequence : Up-down mode atau Circular Mode
Operating Voltgae : 100 – 120 V ±10%, 200 – 240 V ±10%
Operating Temperature : -10˚ C s/d +55˚ C
CT Input Current : 5A max.
Target Power factor : 0,95 Lag – 0,98 Lead
Power Factor Reading : Up to date reading always display
Merk : AEG, Merlin Gerin, Siemens
3) Pengaman Utama dan assesories
Jenis Pengaman : MCCB 36KA 3phasa
Jenis Kontaktor : 220V/380V 3pole 25/32A
Manual-auto operation : Push Button ON-OFF 220V 50Hz
Pilot Lamp ON Kapasitor
Merk : Merlin Gerin, Siemens, ABB
5. Fixture dan Armature
5.1. Armature Lampu/ Fixtures TL
1). Armature SL HE 11 Watt
2). Armature SL HE 15 Watt
3). Armature SL HE 15 Watt
4). Armature TL 2 X 20 Watt
5). Armature Custom Gantung
97
Seluruh perlengkapan dan pengerjaan armature seperti spesifikasi butir 1) di
atas.
5.2. Lampu Tanda Arah Kebakaran/ Emergency Exit Lamp.
Dipasang pada beberapa tempat sesuai dengan gambar Perencanaan lampu
tersebut ditandai dengan arah panah dan tanda "KELUAR" dengan warna merah,
untuk lampu yang dipasang ditengah coridor dipasang 2 (dua) sisi (double side)
sedang lampu pada dinding 1 (satu) sisi (single side).
Dilengkapi dengan Ni Cad battery, charger dan peralatan kontrol lainnya, lampu
tetap menyala baik pada saat sumber PLN ada gangguan. Instalasi dipasang
sebelum swicth/CB utama pada incoming feeder panel sedemikian rupa sehingga
sejauh masih ada tegangan pada kabel feeder utama, maka lampu tersebut tetap
nyala dan sebaliknya untuk emergency exit lamp atau diambil dari rangkaian stop
kontak.
Spesifikasi Teknis :
Type : Maintained
Durasi : 2 jam
Daya Lampu : TL 10 Watt Exit Lamp
Input Voltage : 220 V, 50 Hz
Power Comsumption : 20 VA
Body : Epoxy coated zintec sheet steel.
Dilengkapi dengan monitor charging current dan battery dapat bekerja selama ± 5
tahun dan diberikan garansi minimum 2 tahun.
6. Pekerjaan Sistem Proteksi Petir
6.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan dari sistem penangkal petir yang lengkap sesuai spesifikasi ini, serta
pengurusan izin dari badan yang berwenang (Jawatan Keselamatan Kerja).
6.2. Referensi
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku dari
Departemen Tenaga Kerja dan bidang Keselamatan Kerja setempat atau
standard/peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.
6.3. Syarat-syarat Bahan
Material yang digunakan dalam sistem penangkal petir dalam keadaan baik dan
sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas sebelum dilakukan pemasangan. Material atau alat-alat yang tidak sesuai
98
dengan spesifikasi ini akan ditolak. Sistem proteksi petir yang dipakai adalah :
Sistem non radio aktif atau elektrostatis.
Komponen - komponen yang dipakai adalah sebagai berikut :
1) Terminal Udara : Terminal udara khusus untuk sistem proteksi petir
eksternal, yang dimaksudkan untuk menghadang sambaran petir.
2) Penghantar pembumian/konduktor penyalur: Penghantar yang
menghubungkan secara listrik antara terminal udara dan elektroda
pembumian.
3) Proteksi ini harus menjamin dapat mentransfer dengan aman energi kilat dari
"terminal udara" ke bumi. Untuk sistem tersebut digunakan jenis kabel:
Coaxcial Cable 70 mm2.
4) Sistem Pembumian : Terminal pembumian, terletak di dalam bak kontrol
yang dilengkapi dengan elektroda pembumian bak kontrol diperlukan untuk
pengujian tahanan tanah secara berkala.
5) Elektroda pembumian : Elektroda pembumian, terbuat dari Copper Rod
digalvanisir dengan diameter tidak kurang dari 5/8" dan panjang minimum 6
meter dan harus dimasukkan ke dalam tanah secara vertikal dan pengukuran
tahanan pembumian maksimum 5 Ohm.
6.4. Syarat Pelaksanaan
1) Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan
petunjuk-petunjuk dan spesifikasi pabrik.
2) Batang penangkal dipasang pada atap bangunan dengan memakai baut
angker atau klem. Pemasangan harus cukup kuat untuk menahan gaya-gaya
mekanis pada saat timbulnya sambaran petir.
3) Pemegang konduktor / klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan
konduktor untuk mencegah terjadinya elektrolisa jika terkena air.
4) Sambungan - sambungan :
a) Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang baik dan
tidak mudah terlepas.
b) Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian tipis akibat
adanya sambungan .
5) Pelindung mekanis : Penghantar pembumian harus dilindungi terhadap
kerusakan mekanis dengan pipa PVC tipe high impact.
6.5 Syarat Pengujian
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem proteksi petir yang dipasang, maka
harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem
pembumiannya.
Pengujian yang harus dilakukan :
99
1) Pengujian Tahanan Pembumian, Ukuran tahanan dari pentanahan dengan
mempergunakan metode standar.
2) Pengujian Kontinyuitas.
a. C O N T O H
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan
dipergunakan/dipasang, yaitu minimal penghantar dan elektroda
pentanahan yang dimintakan dalam persyaratan. Semua biaya
berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini
adalah tanggungan Kontraktor.
b. PEMERIKSAAN
Sistem proteksi petir akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas untuk
memastikan dipenuhinya spesifikasi ini. Semua bagian dari instalasi ini
harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas, terlebih dahulu sebelum
tertutup atau tersembunyi. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan
syarat - syarat spesifikasi dan gambar-gambar harus segera diganti,
tanpa membebankan tambahan pada pemilik proyek.
c. SURAT IZIN
1) Kontraktor harus mempunyai SPJT – Surat Penanggung Jawab
Teknik golongan C yang dikeluarkan oleh Assosiasi Kontraktor
AKLI (Assosiasi Kontraktor Listrik Indonesia).
2) Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan
penangkal petir ini, dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-
proyek yang sudah pernah dikerjakan.
d. DAFTAR MATERIAL
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Pemborong wajib mengisi
daftar material yang menyebutkan : merk, tipe, kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar
material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa
barang-barang produksi.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan
beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari
material atau komponen tertentu terutama untuk material-material
Listrik utama, maka Pemborong wajib melakukan didalam
penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan
itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang
disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Pemborong,
yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima
Pemilik, Konsultan Pengawas/MK dan Perencana, maka dapat dipikirkan
100
penggantian merk/tipe dengan suatu sanksi tertentu kepada
Kontraktor.
1. Terminal Udara : EF2000, Guardian, Prevectron dan
KURNZ.
2. Kotak Pengujian : Lokal.
3. Penghantar Pembumian : Coaxcial Cable 70 mm2
4. Pipa Konduit : EGA, Marshall Tuflex, Waler.
5. Elektroda pembumian : Batang copper rod masif diameter
5/8” dan panjang minimum 6 meter.
7. Sistem Pentanahan
7.1 Lingkup Pekerjaan
1) Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body (tegangan sentuh)
terhadap seluruh peralatan listrik yang terbuat dari metal, yaitu : panel TM,
transformator, panel penerangan, daya dan lain-lain.
2) Penyambungan pentanahan netral dari terminal transformator ke elektroda
pentanahan.
3) Sistem pentanahan (grounding system) maksimal 3 .
4) Penyambungan sistem pentanahan Mesh/Loop dengan Bare Standard
7.2 Standar dan Kode-Kode yang Berlaku
1) Sistem pentanahan yang dilaksanakan harus berdasarkan standar-standar
dan kode-kode yang berlaku, antara lain :
2) British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan.
3) Underwriters Laboratories Standard UL. 467, Standar untuk Safety On
Grounding dan Bounding Equipment.
7.3 Sistem Pentanahan
1). Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pentanahan ini sesuai gambar
Perencanaan.
2). Pemborong harus memperhatikan kondisi tahanan jenis tanah yang ada agar
didapatkan satu sistem pentanahan yang baik.
7.4 Pekerjaan dan Alat Bantu
Setiap penyambungan/pencabangan dari konduktor harus menggunakan "Cadweld
Connection". Dapat juga menggunakan klem penyambung sistem jepit dengan gigi
banyak dengan memperhatikan hal-hal :
1). Bahan klem harus bahan yang telah digalvanized atau di Treatment tertentu
sehingga tidak akan berproses apabila kontak dengan jenis metal yang lain.
2). BC pada titik/tempat penyambungan harus di "tinned".
101
3). Disarankan agar tempat penyambungan setelah selesai disambung,
dibungkus dengan bahan tertentu, misalnya sejenis epoxy dan lain
sebagainya.
Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1). Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut.
2). Harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak akan berproses
bila kontak dengan jenis metal lainnya.
8. Testing dan Commisioning
8.1. Sesudah semua pemasangan Instalasi dan Sistem
Setelah seluruh instalasi selesai terpasang dan sistem telah dilaksanakan, maka
harus dilakukan pengetesan disaksikan oleh Pemilik/Pengawas Lapangan dan
Perencana minimum 1 minggu sebelumnya diberitahukan secara tertulis. Biaya
testing tersebut dan lain-lain menjadi beban Pemborong disertai dengan Berita
Acara Testing dan Commissioning.
8.2. Sebelum dilakukan penyerahan Instalasi di lapangan
Sebelum penyerahan instalasi harus di test dihadapan Pemilik proyek/Pengawas
Lapangan dan Perencana dengan kapasitas beban maksimum dan secara terus
menerus selama 3 x 24 jam.
Apabila selama proses pengetesan berlangsung terjadi kerusakan Pemborong harus
mengembalikan seperti dalam keadaan semula secepatnya dan atas
beban/tanggungan pelaksana pekerjaan
9. Kelengkapan untuk Serah Terima
1. Pengurusan penyambungan/penambahan daya ke PLN.
2. Instruction/operation manual book – 2 set (asli + copy).
3. Parts book – 2 set (asli + copy)
a. Maintenace manual book – 2 set (asli + copy)
b. Shedule/program maintenance untuk 1 tahun pertama
c. Surat penawaran kontrak service untuk 1 tahun pertama.
4. Certificate warranty dari pabrik/kartu garansi (asli) yang berlaku minimal untuk 1
tahun.
5. As built drawing jumlahnya 2 (dua) set (1 set kalkir dan 1 set blue print), meliputi :
a. Schematic diagram untuk panel switch board
b. Shematic wiring/single line diagram
c. Gambar instalasi secara lenkap yang mencantumkan letak armature,
group/zone dan panel-panel.
102
6. Tool kits :
a. 1 buah tang ampere 300 A merk Hioki Type : 3100
b. 1 buah wire sniper 0,75 mm2 s/d 2,5 mm2 ex japan.
c. 1 buah wire sniper 2,50 mm2 s/d 6 mm2 ex japan
d. 1 buah hand lamp ex jerman + kabel rol 30 meter
7. Surat jaminan “after sales service” dari keagenan peralatan yang dipasang.
8. Training
9. As Built foto
10. Surat Jaminan pas instalator atas instalasi yang terpasang.
Catatan :
Untuk ayat 2 dan 4 diatas agar dibuat ringkasan dalam bahasa Indonesia dan
testing/maintenace shedule untuk 1 tahun pertama.
A.2. Daftar Material
No. M a t e r i a l M e r k
1.
Kabel Tegangan Rendah NYY,
NYM, NYA, NYFGbY.
Kabelindo, Kabel Metal, Supreme,
Tranka Kabel
2. Box Panel Lokal dengan Produksi dari Panel
Maker yang bersertifikat
3. MCCB, MCB dan Contactor MG, ABB, Siemens
4. Conduit, Flexible Conduit EGA, Clipsal
5. Isolasi Kabel 3M
6. Armature Lampu Artholite, Panasonic, Interlite, Oni Lite
7. Komponen Lampu
- Tube Philips, Osram
- Ballast Philips, May & Christi
- Capasitor Philips
- Fitting Philips, Sace
- Stater Philips
8. Saklar Tunggal Panasonic, MK, ABB
9. Saklar Ganda Panasonic, MK, ABB
10. Stop Kontak Panasonic, MK, ABB
11. Inbow Dosh, T Dosh Panasonic, MK, ABB
12. Kunci Panel DOM, dengan espagnolet
13. Junction Box Local 1,5 mm
14. Lampu Lapangan (Foodlight) Phillips
103
15. Panel ATS Original Sole Aggent Suplier Genset/
dari panel maker yang bersertifikasi
16. Genset Olimpian GEP 88,
Perkin PL 80 P
(Dengan Sertifikat Keaslian dari Sole
Aggent)
17. Capasitor Bank Capasitor ABB/MG, Automatic system
Purelogic, Panel Lokal dengan
Produksi dari Panel Maker yang
bersertifikat
18. UPS Vektor (10 Menit sistem saving)
B. PEKERJAAN ELEKTRONIKA
B.1. SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS PEKERJAAN TELEPON
1) Standard/Peraturan
Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi, sebagai
berikut :
a. Peraturan yang dikeluarkan oleh pihak PT (Persero) TELKOM yang
menyangkut lingkup pekerjaan ini.
b. Peraturan mengenai keselamatan kerja (Depnaker)
c. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
d. Ketentuan-ketentuan/Aturan yang dikeluarkan oleh pihak Pemilik.
e. Ketentuan-ketentuan international/Negara-negara lain sejauh tidak
bertentangan dengan peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia,
antara lain : CCITT dan lain-lain.
2) Lingkup Pekerjaan
Secara umum disebutkan butir demi butir yang termasuk didalam lingkup pekerjaan
ini adalah pengurusan, pengadaan, pemasangan, uji coba yang mencakup dan
diuraikan antara lain sebagai berikut.
a. Saluran/jaringan kabel dari eksisting jaringan dan MDF ke Terminal BOX /TB
yang berada di bangunan.
b. Instalasi Telepon lengkap kabel, konduit, outlet dan lain-lain.
c. Pesawat-pesawat telepon (telepon hand set) dan dipasang pada ruangan-
ruangan fungsional.
3) Penyebutan dan Batasan
Pemborong yang disertakan didalam lelang ini adalah Pemborong-Pemborong
dengan kualitas dan tanggung jawab yang baik. Hal-hal yang diuraikan/
104
digambarkan pada lingkup pekerjaan ini dan pada bagian-bagian lain daripada
dokumen pelelangan tidaklah terbatas pada penulisan harfiah/gambar kerja saja,
semua harus diartikan secara lengkap, terpasang dan berfungsi.
Bila ada komponen atau bagian yang dari suatu item/ peralatan yang diuraikan,
maka diartikan disini bahwa komponen bagian harus diadakan sedemikian rupa
sehingga item/ peralatan tersebut dapat dipasang dan berfungsi dengan baik.
dicontohkan item : pemasangan kabel di dalam bangunan. Untuk item ini maka
dengan sendirinya minimal akan terdiri atas antara lain: Kabel, Rak kabel bila
diperlukan, klem, terminal/terminasi, pemasangan, pengetesan, uji-coba dan lain-
lain.
4) Spesifikasi Teknis Khusus
Telepon set yang dipasang adalah dari tipe yang dinyatakan baik oleh Perumtel
Main Distribution Frame (MDF) Rak/terminal untuk menampung masuk/ keluarnya
kabel-kabel extension. Jenis terminasi adalah 'solderless-terminal' jumlah terminal
(parts) adalah sesuai gambar Perencanaan. Penyambungan rak/MDF/jumlah
terminal untuk dikemudian hari haruslah dimungkinkan. Rak/ rangka MDF harus
terbuat dari bahan metal yang kokoh dan dilapisi dengan bahan anti korosi
(galvanis). Terminal-terminal pada rak ini haruslah mudah terlihat, mudah dioperasi
sedemikian rupa sehingga apabila sedang dilakukan pemasangan atau perbaikan
pada salah satu terminal maka hal ini dijamin tidak akan mengganggu kepada
terminal-terminal lain disekitarnya. Setiap pair terminal haruslah dilengkapi dengan
5) Pemasangan
a. Pesawat
1) Semua material yang didalam pengirimannya dalam keadaan
terbungkus apabila bungkus/ kolinya akan dibuka, maka harus
dilakukan secara hati-hati dan rapih.
2) Material harus dihindari dari air, debu dan kemungkinan kerusakan
lainnya.
3) Finishing tambahan dan penyiapan ruangan harus sesuai persyaratan/
requirement.
4) Dipasang pada outlet terminal yang telah ada pada tempat/ lokasi yang
akan ditentukan pemilik pada saat pemasangan.
5) Mencoba operasi/ bekerjanya pesawat telepon.
b. Commisioning Secara Menyeluruh
1) Setelah seluruh sistem terpasang dan testing, maka perlu diperlukan
commisioning /trial run.
2) Commisioning terhadap seluruh fasilitas dan performance sistem
telepon yang dipasang.
105
6) Daftar Material
a. Untuk semua material yang ditawarkan, maka Pemborong wajib mengisi
daftar material yang menyebutkan merk, type dan kelas lengkap dengan
brosur /katalog yang dilampirkan pada waktu lelang.
b. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang
berupa barang-barang produksi pabrik atau assembling.
c. Tabel daftar material dibawah ini apabila dianggap perlu oleh Pemborong
dapat saja dirubah atau ditambahkan atau lebih diperinci pokok-pokoknya
harus diisi terutama mutlak diisi merk dan type.
d. Apabila ada pokok dalam tabel ini yang tidak dapat atau sulit diisi dapat saja
tidak diisi namun perlu diketahui bahwa pengisian tabel ini ikut menjadi
bahan peninjauan.
No. M a t e r i a l M e r k
1. Pesawat Telepon Mitel, Alcatel, Philips, Panasonic
2. Outlet Telepon Panasonic, MK, ABB
3. Kabel Telepon Kabelindo, Metal, Supreme
4. Konduit EGA, Clipsal
5. MDF & TB Crone
B.2. SPESIFIKASI KHUSUS DETEKSI DAN FIRE ALARM
1. U m u m
Pengertian sistem fire alarm disini adalah sistem deteksi awal terjadinya kebakaran
yang akan memberikan indikasi secara audio maupun visuil, dari mana kebakaran
itu berasal, sehingga dapat diambil tindakan pengamanan sedini mungkin untuk
memadamkan kebakaran. Fire alarm merupakan suatu kesatuan sistem yang
dikontrol dari peralatan sistem kontrol.
2. Lingkup Pekerjaan
a). Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan,
pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan, izin-izin tenaga teknis
dan tenaga ahli. Dalam lingkup termasuk seluruh pekerjaan yang tertera
didalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan
lainnya, sehingga sistem siap dioperasikan dan dapat beroperasi secara baik.
b). Pekerjaan tersebut terdiri dari pengadaan dan pemasangan.
c). Pengadaan dan pemasangan kotak terminal.
d). Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis detector, manual
break glass, LED indicating lamp, alarm bell dan indicator red lamp, auxiliary
contact and relay.
106
e). Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi
dengan baik.
3. Standard dan Peraturan Instalasi
a). Peraturan umum dinas pemadam kebakaran.
b). Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh departemen atau lembaga
Pemerintah yang berwenang dan sudah diakui penggunaannya.
c). Standard NFPA, JLS.
d). Instalasi kabel peraturan umum instalasi listrik PUIL 2000.
e). Spesifikasi teknis, dari peralatan yang dipergunakan.
4. Sistem Operasi
Tiap area dilengkapi dengan manual break glass / push button yang dikerjakan
secara manual bilamana ditekan dan dilaksanakan apabila detector belum bekerja
dengan menekan tombol break glass / push button, akan membunyikan bell alarm
baik untuk lantai tersebut maupun bell dicontrol panel.
5. Karakteristik Peralatan
a) Alarm bell :
Vibration type
Pemasangan outbow
Ukuran diameter 6"
Minimum 90 dB pada jarak 1 m.
b) Photoelectric smoke detector :
Standby voltage : 18 - 40 Vdc
Operating temperatur : 0°C - 38°C
Humadity : 20 - 95%
Sensitivity : 5 - 15%/m
Coverage area : 150 m²
Sensitiv terhadap black smoke
c) Ionization smoke detector
Standby voltage : 18 - 40 VDC
Operaling temperatur : 0°C - 38°C
Humidity : 20 - 95 %
Dual chamber
Two wire low current design
Adjustable sensilivity
Sensilivity test points
Flashing LED for visual supervision
Furctional test switch
Optional auxiliary relay
107
Coverage area : 60 m² 100 m².
d) Rate of rise heat detector
Operating voltage : 30 Vdc
Operating temperature : - 10°C - + 50°C
Type operasi : Normally open
Coverage area : 70 m² - 90 m²
Kenaikan temperatur yang dideteksi 20°C/menit
e) Fixed temperatur heat detector
Operating voltage : 30 Vdc
Operating temperature : 60°C - 80°C
Type operasi : Normally open
Coverage area : 60 m² - 70 m²
f) Base Detector
Dilengkapi dengan LED Indicator
Pemasangan outbow
Harus dapat dipakai semua jenis type detector
g) Combiration rate of rise and fixed temperature heat detector :
Kenaikan temperature yang dideteksi 15° F/menit
Batas temperature yang dideteksi adalah 135° F
Humidity > 90 %
Coverage area : 60 m²
Pemasangan outbow.
h) Jack Telephone (Fireman’s Communication) jack telephone harus tersedia
pada panel MCFA dan panel kombinasi peralatan fire alarm detektor pada
hydrant box.
i) Manual break glass push button
Responsive and Reliable
Easy to operate
Simple to reset
Modern, contoured design
Flush or surface mounting
j) Active announciator panel
Modular construction
Dilengkapi dengan indicating lamp (LED) dengan nama lokasinya.
Tombol reset dan tombol disconnect zone
Bell.
Emergency Telepon
k) Bahan instalasi
108
Pipa conduit PCV kelas haigh Impact.
Doos penyambungan elbow dan socher
Klem
Cable rack tahan terhadap bahan kimia maupun gas kimia.
6. Syarat-syarat Fisik
a) Bahan atau paralatan dari klasifikasi atau type yang sama diminta merk atau
dibuat oleh pabrik yang sama.
b) Setiap bagian dari peralatan yang jumlahnya jelas, maka jumlah harus
merupakan suatu unit yang lengkap.
c) Semua peralatan utama sistem ini disarankan produksi AS atau Eropa.
d) Semua bahan atau peralatan harus baru, dalam arti bukan barang bekas atau
hasil perbaikan.
e) Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.
7. Sistem Instalasi
a) Melaksanakan instalasi perkabelan untuk seluruh bangunan secara rapi dan
sempurna serta menyediakan dan memasang perlengkapan deteksi kebakaran
berupa :
1) Photoelectric Smoke Detector
2) Combination rate of rise and fixed temperature detector
3) Heat / Fixed temperature detector
4) Manual Break Glass push button, auxilliary contact dan relay
5) Alarm bell
6) Indicator red lamp
7) Fireman’s telephone, dan jack fireman’s telephone
8) Announciator aktif
9) Electrinic relay for water pump interconnection, pressuration fan, power
panel of air handling unit.
b) Instalasi yang terpasang pada daerah langit-langit tanpa plafon dicor dalam
plat betton lengkap doos-doos penyambungan menggunakan pelindung pipa
conduit.
c) Pada daerah langit-langit dengan plafon instalasi terpasang / diklem setiap
100 cm menggunakan pelindung pipa conduit uPVC type high Impact.
d) Instalasi dibawah plafon terpasang wall mounted ke dinding batu bata
memakai pelindung pipa uPVC conduit diameter 20 mm.
e) Dalam shaff diklem ke dinding shaff memakai pelindung pipa uPVC conduit
diameter 20 mm.
f) Control panel terpasang floor mounted ke dinding batu bata lantai dasar
menurut rencana setinggi 150 cm diatas lantai.
109
g) Detector terpasang outbow menghadap ke arah bawah plafon atau digantung
pada pelat beton.
h) Manual Break Glass push button terpasang inbow di kolom atau dinding batu
bata setinggi 150 cm diatas ubin lantai.
i) Bell alarm terpasang opbouw pada dinding batu bata atau kolom setinggi 220
cm diatas lantai.
j) Lampu indicator red lamp dipasang pada dinding atau kolom diatas alarm bell
setinggi 240 cm diatas lantai.
k) Battery dan charger terpasang dalam kotak kabinet control station.
l) Instalasi kabel harus mengikuti persyaratan didalam PUIL 2000 dan NFPA.
8. Pengetesan Semua Sistem yang Terpasang
a) Pada waktu selesainya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi Fire
Alarm harus dalam kondisi baik dan bebas cacat. Bagian-bagian yang rusak
harus diganti oleh Pemborong atas biaya Pemborong.
b) Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan
kecerobohan para pekerja, baik untuk pekerjaan fire alarm maupun pekerjaan
lain yang mengalami kerusakan.
c) Pengetesan dan pemeriksaan instalasi Fire Alarm yang terpasang.
d) Setelah terpasang sistem yang baik, wiring instalasi yang telah sesuai, maka
pemeriksaan dan pengetesan harus dilakukan apakah sistem sudah bekerja
dengan baik dan benar.
e) Pengetesan
Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan
disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang
disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua tenaga, bahan dan
perlengkapan yang perlu untuk pengetesan tersebut, merupakan tanggung
jawab Pemborong.
Peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik, rusak ataupun cacat harus
diganti dan diperbaiki oleh Kontraktor untuk diuji (di-tes) dan
didemonstrasikan kembali.
9. Daftar Material
a) Main Equipment : National, Thorn-Ademco, Nohmi, Notifier.
b) Detector, Alarm Bell : National, Thorn-Ademco, Nohmi, Notifier.
c) Break Glass Switch
d) Kabel : Kabelindo, Kabelmetal, Supreme.
e) Terminal Box : Terbuat dari plat baja min. ketebalan 1,5 mm Ex. Local.
f) Conduit : EGA, Clipsal.
110
C. PEKERJAAN MEKANIKAL
C.1. Pekerjaan Pemipaan
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Umum
Pekerjaan ini termasuk namun tidak terbatas pada penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan untuk seluruh
pekerjaan pemipaan pada pekerjaan Mekanikal sehingga tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu dan sempurna untuk operasional.
1.2. Standard dan Code
Standard dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain :
ASTM : American Society of Testing Material.
ANSI : American National Standard Institute.
BS : British Standar.
JIS : Japan Industrial Standard.
SII : Standard Industri Indonesia.
1.3. Bagian Yang berhubungan
Referensi yang harus diperhatikan adalah pekerjaan-pekerjaan yang terkait yaitu
Pekerjaan Plambing.
2. Persyaratan Bahan
2.1. Galvanized Steel Pipe (GSP)
Pipa besi yang dilapis seng ini digunakan untuk :
- Pipa supply dan distribusi air bersih pada pekerjaan plambing.
Standard rating yang digunakan adalah :
- BS 1387 tahun 1967 kelas medium untuk pekerjaan plambing.
2.2. Poly Vinyl Chloride (PVC)
Pipa PVC ini digunakan untuk :
a. Pipa air bersih (Ø ½” dan ¾”)
b. Pipa air kotor dari WC dan Urinoir (Ø 4”)
c. Pipa air buangan dari floor drain, lavatory (Ø 3”)
d. Pipa drain dari system tata udara (disesuaikan)
e. Pipa vent pada plambing system (disesuaikan)
f. Pipa air hujan (Ø 3”)
Standard rating yang digunakan adalah :
PVC AW Class : Working Pressure : 10 kg/cm2
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan
3.1. Pipa GSP
a. Untuk pipa dengan diameter 50 mm (2”) kebawah digunakan sambungan ulir,
sedang pipa dengan diameter 65 mm (2½”) ke atas digunakan sambungan
las atau flange.
111
b. Pada penyambungan pipa dengan menggunakan flens perlu dilengkapi
dengan ring type gasket untuk menjamin kekuatan sambungan dan terhadap
kebocoran.
c. Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan diberi lapisan
pelindung cat menie. Pipa yang ditanam ditanah diharuskan dilapisi lagi
dengan Bituminuos sheet 2 mm. Khusus untuk pipa yang ditanam didalam
tanah, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Pipa ditanam sedalam 60 cm dari permukaan tanah dan pada sambungan
pipa diberi dudukan dari beton untuk menghindari lendutan bila terkena
beban mekanis.
Disekeliling pipa harus diisi dengan pasir dengan ketebalan15 cm kemudian
diurug dengan tanah & dipadatkan.
d. Untuk pipa yang tidak berada dalam tanah baik yang terikat maupun tidak,
harus diberi lapisan cat finish dengan warna ditentukan kemudian.
e. Pipa-pipa diharuskan ditest terhadap kebocoran. Pengetesan wajib diketahui
dan disetujui Pengawas Lapangan.
f. Pengetesan yang gagal harus diulang dan biaya pengetesan serta peralatan
yang diperlukan ditanggung oleh Pemborong.
g. Instalasi pipa harus dilengkapi dengan penggantung pipa, support dengan
jarak tertentu dan memenuhi syarat, sebagaimana yang ditunjukkan dalam
gambar.
h. Kedalaman pipa yang ditanam didalam tanah harus diperhitungkan terhadap
jalur yang memotong jalan. Pipa yang memotong jalan harus ditanam sampai
suatu kedalaman minimal 1.20 m dari permukaan jalan.
3.2. Pipa PVC
a. System sambungan yang dipakai adalah : Sambungan lem (perekat) untuk 80
mm (3”) ke bawah.
b. Digunakan sambungan las PVC atau rubber ring joint (dengan ring dari karet).
c. Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan
yang tepat.
d. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang
pipa terletak/tertumpu dengan baik.
e. Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10 cm
disekelilingnya. Pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.
f. Selama pemasangan berkala, Kontraktor harus menutup setiap ujung pipa
yang terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lain.
112
g. Semua sambungan/cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus
dibuat dengan cabang Y, pipa mendatar untuk air kotor dan air hujan
mempunyai kemiringan minimal 2%.
h. Pipa-pipa pembuangan air hujan dari bangunan disambungkan ke saluran
utama diluar bangunan dengan bak kontrol (junction box) dari beton.
i. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
j. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimal 0,2
cm dam memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm pada masing-masing sisi
diluar pipa ataupun isolasinya.
k. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja.
l. Semua pipa harus diikatkan/ditetapkan dengan kuat pada penggantung atau
angker yang dipergunakan harus cukup kokoh (rigid).
m. Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah
tempatnya, inklinasinya harus tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan
harus sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan konstruksi dan
expansi pipa oleh perubahan temperatur.
n. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur
(adjustable) dengan jarak antara tidak lebih dari 3 meter.
o. Kontraktor harus mengajukan konstruksi dari penggantungnya untuk disetujui
oleh Pengawas Lapangan. Penggantung yang terbuat dari kawat, rantai,
strap ataupun perforated strip tidak boleh digunakan.
p. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi
bangunan dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau
penembokan, atau dengan baut tembok (Ramset Bolt).
q. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar) U-Bolt.
r. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan
tertutup oleh tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi terlebih
dahulu dengan cat menie atau cat penahan karat, jenis Zinc Chromate yang
dilaksanakan dalam 2 bagian (2 lapis).
4. Pengujian /Pengetesan
4.1. Pengujian Pipa GSP
Diuji dengan tekanan sebesar 1.5 kali tekanan kerja dan dibiarkan dalam kondisi ini
selama paling kurang 12 jam tanpa mengalami penurunan tekanan. Segala
kerusakan akibat pengetesan ini menjadi beban kontraktor.
4.2. Pengujian Pipa PVC
113
a. Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat
ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai
lubang "pipa" tertinggi.
b. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut
diatas, minimal selama 1 (satu) jam dan penurunan air selama waktu tersebut
tidak lebih dari 5 cm.
c. Apabila dan pada waktu pengawas menginginkan pengujian lain disamping
pengujian diatas, Pemborong harus melakukannya dan menjadi tanggungan
Kontraktor
C.2. Pekerjaan Plumbing
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Umum
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaaan plambing,
sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri dari, tetapi tidak
terbatas pada :
a. Pengadaan dan pemasangan, pompa-pompa air bersih
b. Pengadaan dan pemasangan instalasi Tower Tank.
c. Pengadaan dan Pemasangan seluruh instalasi air bersih dan air kotor dan bekas
sesuai gambar rencana dan spesifikasi.
d. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan
plumbing.
e. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plambing yang terpasang kecuali
sanitary.
f. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh pemberi
tugas.
g. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan as
built drawing bagi instalasi yang telah terpasang.
1.2 Koordinasi
a. Adalah tujuan dari spesifikasi ini, ataupun gambar rencana untuk menunjukkan
secara detail berbagai item pekerjaan dari peralatan-peralatan dan
penyambungan-penyambungannya. Kontraktor harus melengkapi dan memasang
seluruh peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan.
b. Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan,
pemipaan, cabinet dan lain-lain. Kontraktor harus memodifikasi tata letak
tersebut sebagaimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-
pemasangan yang sempurna sesuai dengan rencana pekerjaan Arsitek dari
peralatan-peralatan tersebut.
114
c. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak ditunjukkan
dalam gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang seperti pekerjaan
lain yang disebut oleh spesifikasi dan ditunjukan dalam gambar.
1.3. Kualifikasi Pekerja
a. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini harus dilakukan
oleh pekerja-pekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan
berpengalaman. Tukang las harus mempunyai Sertifikat.
b. Pengawas Lapangan dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu
pekerjaan, bila dinilai bahwa pelaksana tersebut tidak terampil/tidak
berpengalaman.
2. Persyaratan Bahan
Lihat bagian :
1) Bagian Pemipaan
2) Bagian Isolasi dan pengecatan
3) Bagian Pompa
4) Bagian Katub/Valves
3. Syarat – Syarat Pelaksanaan
3.1. Pengajuan-Pengajuan
Pada saat sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus mengajukan :
a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan/
pemasangan peralatan dan pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan-
pekerjaan lain atau pekerjaan-pekerjaan yang sulit dilaksanakan. Ataupun
perubahan-perubahan atau modifikasi yang diusulkan terhadap gambar
rencana.
c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-
peralatan yang akan dipasang.
d. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar)
dari material/peralatan yang akan dipasang.
3.2. Review
Konsultan Konsultan Manajemen Konstruksi akan memeriksa (mereview) pengajuan-
pengajuan dari Pemborong dan memberi komentar atas hal tersebut.
Pemborong harus memodifikasi/merevisi pengajuannya sesuai dengan komentar,
sampai didapat persetujuan dari Konsultan Konsultan Manajemen Konstruksi.
3.3. Standard dan Code
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan ini berlaku
peraturan-peraturan sebagai berikut :
a. Peraturan Badan Pemadam Kebakaran.
115
b. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran pada Bangunan
Gedung - Departemen P.U.
c. Pedoman Plambing Indonesia.
3.4. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasional
a. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah terima
pertama Pemborong wajib menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang
sebanyak 3 set cetak biru dan 1 set transparant, serta 1 set CD.
b. Pemborong juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 set petunjuk operasi dan
maintenance dari system yang dipasang dalam bentuk buku dan CD.
3.5. Bagian Yang berhubungan
Bagian yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah :
a. Bagian Pemipaan
b. Bagian Isolasi dan pengecatan
c. Bagian Pompa
d. Bagian Katub/Valves
3.6. System Air Bersih
a. Dari sumur pompa, air bersih ini dengan menggunakan pompa didistribusikan
ke Tower tank.
b. Selanjutnya dengan cara gravitasi, air bersih ini didistribusikan ke setiap unit
Ruangan pemakai.
3.7. System Air Bekas/Air Kotor
Pada dasarnya air buangan yang berasal dari toilet seperti dari floor drain, lavatory
dipisah dengan air kotor yang berasal dari WC dan urinoir.
3.8. System Air Hujan
a. Pada dasarnya air hujan dari atap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa
tegak sampai ke bak kontrol yang ada dilantai dasar.
b. Dari bak kontrol ini, air hujan disalurkan ke saluran drainasi yang ada
disekeliling gedung untuk selanjutnya dialirkan ke lokasi pembuangan
akhir/saluran kota.
3.9. Masa Garansi
a. Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan untuk
instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan yang hilang atau
rusak harus diganti oleh Pemborong tanpa biaya tambahan.
b. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya
(Skiller Labour) agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi. Sebelum
suatu pipa tertutup (oleh dinding, langit-langit dan lain-lain) harus diuji dan
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan wakilnya yang ditunjuk.
c. Kontraktor harus memberikan garansi tertulis kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi, bahwa seluruh instalasi penyediaan dan distribusi air bersih,
116
instalasi pemadam kebakaran, instalasi pembuangan air kotor akan bekerja
dengan memuaskan, dan bahwa Pemborong akan menanggung semua biaya
atas kerusakan-kerusakan/penggantian yang perlu selama jangka waktu
satu tahun.
3.10. Training/Pelatihan
Kontraktor harus menyiapkan dan menyelenggarakan latihan bagi calon operator
yang akan mengoperasikan dan memelihara sistem air bersih, air kotor dan air
hujan. Latihan dapat dimulai sejak pelaksanaan pemasangan instalasinya, atas
petunjuk dan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi, dengan biaya
ditanggung kontraktor.
3.11. Buku Petunjuk ( Manual Book)
Pemborong wajib membuat dan menyerahkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi buku petunjuk (manual), yang meliputi cara pengoperasian maupun
cara pemeliharaan. Sistem manual tersebut dibuat sebanyak 4 buku + 1 CD.
C.3. Pekerjaan Pompa
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Ruang Lingkup
Spesifikasi pompa disini adalah merupakan persyaratan minimal bagi pompa-pompa
yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal proyek ini.
1.2. Standard dan Code
Standard yang berlaku bagi pekerjaan ini adalah :
ASTM : American Society of Testing Material.
NFPA : National Fire Protection Association.
2. Persyaratan Peralatan
2.1. Pompa air bersih.
a. Pompa yang dimaksud, untuk sistem penyediaan air bersih, harus dari jenis
centrifugal (multi stage) dimana motor-motor penggerak harus dikopel
langsung dengan poros pompa dengan menggunakan kopling flexibel yang
dipasang secara baik sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
b. Pompa-pompa dan masing-masing motornya harus diletakkan pada satu alas
(single bed plate) dan dipasang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
c. Setiap pompa (group pompa) harus dilengkapi dengan :
Katup satu arah/non return valve/check valve
Gate valve
Strainer
Sambungan-sambungan flexibel
Peredam getaran
Sambungan untuk priming
117
Pengukur tekanan (pressure gauge) untuk sisi hisap/suction dan discharger
Perlengkapan standar lainnya.
d. Semua pompa harus difinish/dicat secara khusus dan dilaksanakan/ dilakukan
oleh pabrik pembuatnya.
e. Semua motor listrik, (untuk penggerak pompa-pompa), baik pemasangan
maupun penyambungan harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari PUIL.
Motor-motor tersebut harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca
tropis serta kondisi setempat.
f. Pompa harus mempunyai :
Poros dari stainless stell
Impeller dari kuningan (brass)
Body dari cast iron
Mechanical seal.
g. Motor pompa mempunyai putaran yang sama dengan pompanya, dengan
daya nominal tidak kurang dari 125% daya poros nominal. Motor adalah dari
jenis Squarel Cage, TEFC dan khusus untuk penggunaan diluar, dan dipasang
lengkap dengan elastic coupling. Motor harus bekerja pada tegangan 380
volt, 3 phase dan Star Delta Starter.
h. Motor dan pompa harus dilengkapi dengan peredam getar type pegas.
i. Kapasitas dan performance dari pompa yang digunakan harus sesuai dengan
yang tercantum dalam gambar rencana.
j. Spesifikasi pompa air bersih setara Groundfos dan Ebara Indobara Bahana.
C.4. Pekerjaan Sistem Tata Udara dan Ventilasi Mekanik
1. Lingkup Pekerjaan
Jenis pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini diantaranya adalah :
1) Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian AC Split Wall Mounted, Split
Ducted dan Cassete.
2) Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian instalasi sistem aliran
refrigerant.
3) Pengadaan dan pemasangan pipa untuk membuang air pengembunan (drainage)
dari evaporator blower unit sampai ketempat pembuangan yang terdekat yang
diperkenankan. Unit evaporator dilengkapi dengan drain Pan dari BJLS dan
diisolasi.
4) Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Ducting lengkap dengan isolasi ducting,
grille, diffuser dan return air gille.
5) Pengadaan, pemasangan, pengaturan instalasi listrik. Untuk sistem ini termasuk
penarikan kabel dari panel utama ke AC kesemua unit peralatan.
118
6) Pengadaan & pemasangan pondasi peredam getaran untuk masing-masing yang
dipasang dalam instalasi ini.
7) Pembobokan, penutupan serta finishing kembali dinding, atap lantai dan lain-lain
akibat pemasangan pipa kabel, mesin-mesin AC dan lain-lainnya.
8) Melakukan pemeliharaan instalasi selama masa pemeliharaan 6 (tiga) bulan (180
hari kalender)
9) Memberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan perawatan sistem
instalasinya kepada petugas yang ditunjuk sampai cakap menjalankan tugasnya.
10) Memberikan garansi terhadap perawatan atau mesin yang dipasangnya atau yang
dipasang untuk instalasi sistem ini.
11) Melakukan testing, balancing dan commissioning untuk semua peralatan mesin-
mesin AC dan instalasi ducting, pipa refrigerant dan drain dapat berfungsi dengan
sempurna.
2. Spesifikasi Teknis Khusus
1) Peredam Getaran
a. Semua mesin/ peralatan yang menghasilkan getaran harus diberi landasan
atau penggantung peredam getaran (vibration eliminator) yang sesuai.
b. Peralatan yang digantung harus dipasang peredam jenis kinetic glass fibre
hanger merk kineties atau sound anttenuator limited atau setara.
c. Peralatan yang diletakkan diberi landasan peredam getaran jenis kinetic
neoprene isolator merk kineties atau sound anttenuator limited atau setara.
d. Semua fan harus dipasang karet sekelilingnya sebelum dipasang.
2) Pipa Pembuangan Air
a. Pekerjaan
Pemborong harus memasang pipa pembuangan air (drain) dari mesin-mesin
air conditioning sampai ke tempat pembuangan yang terdekat dalam saluran
yang tersembunyi atau tidak mengganggu, sesuai layout gambar
Perencanaan jalur pipa AC.
b. Bahan Untuk pembuangan air (drain) dipergunakan pipa PVC.
c. Peralatan
Pipa kondensasi drain harus diperlengkapi dengan bak kontrol, leher angsa
serta peralatan lain yang perlu. Harus diberikan lapisan isolasi sampai
sepanjang kira-kira 8 meter atau sampai daerah dimana tidak terjadi
pengembunan bagian luar pipa, isolasi harus dari bahan Nitrile Rubber Closed
Cell Tubing yang sejenis dari bahan tahan api (fire resistant) setebal 3/4".
Bagian luar hendaknya dicat sesuai dengan warna yang disetujui oleh Direksi.
119
3. CONDENSING UNIT (CU)
1) Umum
a) Pemborong harus memasang condensing unit untuk split system dengan
jenis, ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Unit ini hendaknya "factory
b) built" dan telah diuji pabriknya berdasarkan test yang dilakukan sesuai
dengan ASHRAE standard 14-67.
2) Kompressor
Kompressor adalah scrool kompressor dari jenis "semi/hermetic" didinginkan oleh
gas refrigerant dan motor yang dilindungi secara "inherent".
3) Koil Kondens
Koil kondensor harus dari tembaga dengan "fin" dari alluminium yang direkatkan
secara mekanis. Koil ini telah diuji terhadap kebocoran, telah di "dehidrated" dan
diisi gas refrigerant secukupnya dari pabrik.
4) Fan Kondensor
Fan kondensor dari jenis propeller, pembuangan tegak ke atas/ke samping dan
dihubungkan langsung dengan fan motor.
5) Fan Motor
Fan motor hendaknya dari jenis "permanent split capicator" yang dilindungi secara
"inherent" serta mempunyai bantalan peluru yang dilumasi secara tetap.
6) Dinding
Dinding dan rangka hendaknya telah dicat anti karat dan sesuai untuk pemasangan
diluar.
7) Peredam Getaran
Hendaknya pada semua kaki, mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai
dengan persyaratan pabriknya.
4. EVAPORATOR BLOWER UNIT (EVB)
1) Umum
Pemborong harus memasang "evaporator blower unit" untuk "split system" dengan
jenis, ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Unit ini
hendaknya "factory built" dan telah diuji oleh pabriknya.
Berdasarkan test yang dilakukan sesuai dengan AMCA Standard 210-1967, "test
code for air moving devices" dan ARI Standard 410-1964 "Standard for forced
circulation air cooling and ari heating coil".
2) Fan
Hendaknya dipakai fan dari jenis "forward curved" dan direncanakan khusus untuk
unit ini. Alas motor harus dapat menyediakan variasi jarak antara sumbu-sumbu
yang dapat diatur dengan skrup-skrup. fan hendaknya dilengkapi dengan "pulley"
yang dapat diatur "pitchnya" untuk mengatur kecepatan fan. Semua unit fan
120
hendaknya mempunyai peluru dengan bantalannya yang dapat dilumasi dari luar
dengan mudah. Fan hendaknya mempunyai performansi sesuai dengan ARI
standard 430-1966. Sistem fan hendaknya telah ditimbang dan dibalans secara
statis maupun dinamis di dalam rumah fan oleh pabriknya.
3) Dinding
Dinding unit minimal dari plat besi ukuran "20 gauge". Semua panel atau lubang-
lubang berpintu harus dapat dengan mudah dan cepat dibuka. Rangka hendaknya
diperlengkapi dengan penyangga dilapisi dengan cat anti karat.
Bak pengembunan air hendaknya terletak dibawah koil pendingin dan harus cukup
besar untuk menampung segenap pengembunan uap air dari koil pada kondisi
maksimumnya.
5. KOIL PENDINGIN
Koil pendingin harus dari tembaga dengan "fin" dari alluminium yang rekatkan secara
mekanis. Koil ini telah diuji terhadap kebocoran di pabriknya.
6. ISOLASI
Dinding unit ini hendaknya diisolasi mulai dari masuknya sampai pada keluarnya udara
pada unit. Isolasi harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya harus cukup untuk
menghalangi terjadinya pengembunan. Isolasi harus tahan terhadap aliran udara dan
tahan api sesuai dengan persyaratan NFPA Standard 90-A. Tempat penampungan air
pengembunan harus disolasi untuk menghindari terjadinya pengembunan dibagian
luarnya.
7. PEREDAM GETARAN
Hendaknya pada semua kaki mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai dengan
persyaratan pabriknya.
8. PIPA REFRIGERANT
1) Umum
Hendaknya semua pipa refrigerant dikerjakan secara hati-hati dan sebaik mungkin.
Semua bagian-bagian pipa ini harus bersih, kering dan bebas dari debu dan
kotoran. Hendaknya dipakai pipa tembaga jenis L atau K yang "dihydrated" dan
"sealed".
Jenis pemakian pipa refrigerant untuk air conditioning kelas ASTM B 280.
2) Sambungan
Pipa jenis "hard drawn tubing" harus disambung dengan perantaraan "wrought
copper fitting" atau "non porous brass fitting". Dianjurkan dipakai solder perak
dengan ditiupkan gas mupia seperti Nitrogen kering ke dalam pipa yang sedang
disambung untuk menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
Solder lunak semacam "50 - 50" tidak boleh digunakan solder "95 - 5" dapat
dipergunakan kecuali pada "discharge" gas panas.
121
Pipa jenis "soft drawn tubing" dapat disambung dengan solder, nyala api atau
lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Bilamana "precharged refrigerant ines"
disediakan oleh pabrik, hendaknya diperhatikan benar-benar instruksi pabrik. Bila
terjadi kelebihan pipa "precharged" hendaknya dibentuk gulungan dan disangga
pada bidang mendatar.
Sambungan hendaknya sependek mungkin.
3) Konstruksi
a) Pipa refrigerant hendaknya disangga baik-baik untuk mencegah melentur.
Harus dipasang peredam getaran untuk mencegah penerusan getaran kepada
bangunan. Bilamana perlu dipasang peredam getaran pada pipa.
b) Pipa refrigerant yang direncanakan dan dipasang di lapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan "ASHRAE GUIDE BOOK" atau rekomendasi
pabrik.
c) Suatu pengering refrigerant dengan kapasitas yang cukup serta "sight glass
moisture indicator" hendaknya dipasang pada bagian "liquid line" setiap pipa
yang terpasang di lapangan.
d) Perbedaan tinggi dan jarak antara condensing unit dengan evaporator blower
unit hendaknya masih memenuhi persyaratan pabrik.
e) Setelah selesai pekerjaan instalasi pipa maka seluruh rangkaian harus diuji
terhadap kebocoran.
4) Pengisian Refrigerant
Sistem yang dipasang dengan precharged dan sistem yang dipasang di lapangan
harus dihampakan. Sama sekali di larang memakai kompressor dari sistem untuk
mengisi refrigerant.
Penghampaan haruslah dilakukan dengan suatu pompa penghampa tinggi dengan
pengukur tekanan mutlak yang baik. Dianjurkan penghampaan dilakukan sampai
tekanan dibawah 300 .
Tekanan sistem setelah pengisian freon tidak boleh lebih dari yang disyaratkan oleh
pabriknya. Persyaratan pabrik tentang jumlah pengisian freon hendaknya dipatuhi
dan dipergunakan suatu Charging Cylinder untuk memastikan jumlah dan jenis
refrigerant yang diisikan adalah sesuai.
9. SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS
1) Isolasi Pipa
Pipa suction line refrigerant harus diisolasi dengan isolasi panas.
Diameter Pipa 5/8 s/d 1
¼"
1 ½" s/d 2" 3" s/d 5"
Tebal Isolasi 1" 1 ¼" 1 ½"
122
Isolasi pipa refrigerant hendaknya dari bahan “nitrile rubber closed cell tubing”
insulation dengan density 0,08-0,12 gram/cm3 (5-8 lb/Cu.ft), thermal conductivity :
0,0374 W/MK (0,26 BTU-in/hrft2) dan diberi dengan lapisan luar shell tape (insuflex
tape).
2) Saringan Udara
Saringan udara hendaknya dari bahan yang dapat dibersihkan/dicuci seperti
aluminium, anyaman kawat atau logam. Saringan harus memiliki efisiensi penahan
debu (Avarage Synthetic Duct Weight Air Resistance) minimal 65 %, tahanan mula-
mula maksimum 2,5 mm tekanan air, pada kecepatan aliran udara 2 mps (500 fpm).
Kerangka saringan dari baja galvanis setebal 1,2 mm dan dari ukuran standard.
Tebal filter 2,5 mm (1 inch) dan tiap-tiap filter dapat dipasang dengan rapat satu
dengan yang lainnya.
Spesifikasi material :
No. M a t e r i a l M e r k
1. Air Conditioner ( AC ) Panasonic, Daikin
2. Kabel Instalasi NYM + konduit ( Supreme,
Tranka, Metal, Kabelindo
3. Pipa refrigent Bahan “ nitrile rubber closed,
Lapisan luar, insuflex tape
4. Konduit EGA, Clipsal
C.5. Pekerjaan Septic Tank dan Peresapan
1. Septic Tank
Ruang Lingkup
Spesifikasi Septictank ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi Septictank yang
digunakan dalam pekerjaan mekanikal proyek ini.
Persyaratan
1. Septictank hanya diperuntukan untuk tampungan limbah padat yang berasal dari Kloset
pada bangunan KM/WC.
2. Konstruksi utama Septictank adalah pasangan batu bata 1 bata campuran 1 Pc : 2 Ps
sebagai dinding utama dan pasangan batu bata ½ bata campuran 1 Pc : 2 Ps sebagai
dinding pembagi ruangan. Sudut-sudut dinding harus diperkuat dengan kolom praktis
ukuran 13/13.
3. Dinding pasangan batu bata ½ bata campuran 1 Pc : 2 Ps sebagai pembagi ruangan
septictank dipasang diatas balok ring ukuran 13/15 cm yang bertumpu pada dinding
pasangan batu bata 1 bata campuran 1 Pc : 2 Ps.
4. Plat dasar septictank terbuat dari beton cor K-175 dengan ketebalan minimal 20 cm.
123
5. Plat atas septictank terbuat dari plat beton bertulang dengan 2 lapis tulangan diameter 10
mm dengan jarak minimal 100 mm dan tebal 120 mm.
6. Pada bagian atas permukaan septictank harus diberi lubang control ukuran 30 x 30 cm
untuk keperluan penyedotan limbah dan pipa pelepas hawa dari besi diameter 2” yang
dicat dengan baik agar tidak berkarat.
7. Kedalaman, dimensi dan posisi posisi septictank sesuai dengan Gambar Bestek kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi karena alasan seperti keterbatasan lahan
penempatan dan alasan teknis lainnya.
8. Kontraktor Pelaksana harus menjamin bahwa bangunan septictank benar-benar kedap air
dan hal ini harus dibuktikan dengan Test Rendam Air selama 24 jam.
9. Jika air dalam septictank berkurang setelah 24 jam maka dipastikan bahwa ada kebocoran
pada bangunan tersebut dan Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri berkewajiban
untuk memperbaikinya.
2. Peresapan
Ruang Lingkup
Spesifikasi Saluran Resapan ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi Saluran Resapan
yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal proyek ini.
Persyaratan
1. Bangunan saluran resapan dipergunakan sebagai media serapan air kotor cair yang
berasal dari septictank.
2. Kedalaman, dimensi dan posisi posisi saluran resapan sesuai dengan Gambar Bestek
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dengan persetujuan Konsultan Perencana
karena alasan seperti keterbatasan lahan penempatan dan alasan teknis lainnya.
3. Tidak boleh mendirikan dan membangunan bangunan lain diatas saluran resapan tanpa
persetujuan Konsultan Supervisi dan Konsultan Perencana.
4. Kontraktor Pelaksana harus menjamin dan bahwa bangunan saluran resapan dapat
bekerja dengan baik ketika dialiri air dan air dapat meresap dengan sempurna kedalam
tanah.
5. Hal ini harus dibuktikan dengan cara mengisi septictank dengan air melebihi kapasitas
tampungannya dan selama 24 jam diamati apakah volume air yang tidak tertampung
dalam septictank dapat diserap oleh saluran resapan atau tidak.
6. Jika setelah 24 jam air diisi kembali kedalam kloset jongkok dan air tidak dapat mengalir
dengan sempurna dalam kloset jongkok maka dipastikan saluran resapan tidak bekerja
dengan baik (tidak dapat menyerap air). Untuk itu Kontraktor Pelaksana dengan biaya
sendiri berkewajiban untuk memperbaikinya.
7. Kontraktor Pelaksana dibolehkan mengajukan metode pembuktian lain yang dapat
dipercaya secara teknis untuk membuktikan bahwa Saluran Resapan bekerja dengan baik.