04 pekerjaan me

46
78 BAB IV PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL A.1. Pekerjaan Sistem Elektrikal 1. Umum 1.1. Penjelasan penerangan Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi : 1). Menyediakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroperasi secara sempurna. 2). Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat. 3). Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh sub kontraktor instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan mempunyai pekerja-pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya. 4). Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut "Persyaratan Umum Instalasi Listrik di Indonesia (PUIL) edisi terakhir tahun 2000 dan Peraturan PLN (SPLN)" sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standar-standar/kode-kode lainnya yang diakui (VDE, DIN). 5). Kontraktor harus menempatkan seorang sarjana atau yang dianggap ahli sebagai wakil dari perusahaan dan dapat memberikan keputusan-keputusan apabila sewaktu-waktu diperlukan. Pengawas Lapangan dapat meminta pergantian pengawas yang lain apabila dianggap tidak mampu. 1.2. Bidang Pekerjaan yang Dikerjakan 1). Penyediaan dan pemasangan panel-panel : a). Panel MDP b). Panel ATS/AMF c). Panel-panel penerangan d). Panel-panel daya e). Capasitor Bank f). Panel Mekanikal dan panel control 2). Pengadaan dan pemasangan kabel distribusi tegangan rendah. 3). Instalasi penerangan dalam, luar bangunan dan general purpose outlet/ stop kontak. 4). Pengadaan dan pemasangan fixture dan armature penerangan lengkap dengan komponen dan accessoriesnya.

Upload: -

Post on 04-Jan-2016

67 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

RKS GEDUNG

TRANSCRIPT

Page 1: 04 Pekerjaan Me

78

BAB IV

PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

A.1. Pekerjaan Sistem Elektrikal

1. Umum

1.1. Penjelasan penerangan

Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :

1). Menyediakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroperasi

secara sempurna.

2). Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling

melengkapi dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi

bersifat mengikat.

3). Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh

sub kontraktor instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang

baik dan mempunyai pekerja-pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam

bidangnya.

4). Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut "Persyaratan Umum

Instalasi Listrik di Indonesia (PUIL) edisi terakhir tahun 2000 dan Peraturan

PLN (SPLN)" sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah

setempat dan standar-standar/kode-kode lainnya yang diakui (VDE, DIN).

5). Kontraktor harus menempatkan seorang sarjana atau yang dianggap ahli

sebagai wakil dari perusahaan dan dapat memberikan keputusan-keputusan

apabila sewaktu-waktu diperlukan. Pengawas Lapangan dapat meminta

pergantian pengawas yang lain apabila dianggap tidak mampu.

1.2. Bidang Pekerjaan yang Dikerjakan

1). Penyediaan dan pemasangan panel-panel :

a). Panel MDP

b). Panel ATS/AMF

c). Panel-panel penerangan

d). Panel-panel daya

e). Capasitor Bank

f). Panel Mekanikal dan panel control

2). Pengadaan dan pemasangan kabel distribusi tegangan rendah.

3). Instalasi penerangan dalam, luar bangunan dan general purpose outlet/ stop

kontak.

4). Pengadaan dan pemasangan fixture dan armature penerangan lengkap

dengan komponen dan accessoriesnya.

Page 2: 04 Pekerjaan Me

79

5). Sistem pentanahan peralatan.

6). Testing dan commissioning peralatan dan instalasi.

1.3. Koordinasi Pekerjaan

Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang

terlibat di dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang menyangkut di dalam

proyek harus dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan

lainnya dapat dihindarkan. Melokalisasi/memperinci setiap pekerjaan sampai

dengan detail untuk mendapat persetujuan Pengawas Lapangan/Perencana.

1.4. Material dan "Workmanship"

Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru dan

material harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan

dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang

memuaskan. Dimana latihan khusus bagi pekerja adalah diperlukan dan

Pemborong harus melaksanakannya. Pemborong harus melengkapi surat sertifikat

yang sah untuk setiap personal ahli, yang menyatakan bahwa personal tersebut

telah mengikuti latihan-latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman-

pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-masing.

1.5. Daftar Material

Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong harus menyertakan/melampirkan

"Daftar Material" yang lebih dahulu diperinci dari semua bahan yang akan dipasang

pada proyek dan harus disebutkan pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap

dengan brosur/katalog. Ini adalah mengikat dan harus diajukan lengkap tidak boleh

sebagian-sebagian.

1.6. Shop Drawing

Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material, Pemborong

diharuskan menyerahkan shop drawing untuk disetujui Perencana. Shop Drawing

harus termasuk katalog data dari pabriknya, literatur mengenai uraian-uraian,

diagram pengkabelan, data ukuran dimensi, data pembuatan dan nama serta

alamat yang terdekat dari service dan group perusahaan pemeliharaan yang tetap

menyediakan persediaan/stock suku cadang yang terus menerus, shop drawings

harus diberi catatan dari Pemborong, yang menyatakan bahwa apa yang dianjurkan

sudah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan.

Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari

seluruh koordinasi komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebenarnya dari

keseluruhan sistem, penyerahan sebagian-sebagian tidak akan diperhatikan.

Gambar shop drawing harus dibuat sebanyak 4 (empat) set.

Shop drawing yang harus diajukan adalah :

1). Panel MDP.

2). Panel ATS/AMF

Page 3: 04 Pekerjaan Me

80

3). Panel-panel daya dan penerangan, outlet box dan lain-lain.

4). Layout kabel distribusi dan lain-lain.

5). Detail-detail pemasangan lampu.

6). Rencana instalasi penerangan, stop kontak setiap lantai.

7). Dan lain-lain yang diminta oleh Perencana/Pengawas Lapangan.

Shop drawing dimasukan untuk diperiksa/ disetujui Perencana/ Pengawas

Lapangan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung setelah

dikeluarkannya SPK.

1.7. C o n t o h

Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk

mendapatkan persetujuan sebelumnya. Seluruh biaya ditanggung atas biaya

Pemborong. Contoh-contoh tersebut (mock-up) dimasukan paling lambat 14

(empat belas) hari kerja, terhitung setelah dikeluarkannya SPK.

1.8. Acces Opening

Pemborong harus menyediakan access opening (bukaan-bukaan) untuk instalasi

dan pemeliharaan dari instalasi listrik. Bukaan-bukaan (access opening) yang

terdapat pada konstruksi bangunan seperti dinding-dinding, langit-langit, dan

seterusnya begitu pembukaan harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat

bagi permukaan peralatan, penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa

mengakibatkan kerusakan pada permukaan yang berdekatan.

1.9. Gambar Pemasangan Yang Sebenarnya

Pemborong harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-gambar di

lapangan yang mana harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis

sistem outlet panel/kabinet, peralatan, pengkabelan dan seterusnya dengan

dimensi yang diambil dari patokan center colom (as colom). Pemborong harus

melengkapi gambar pemasangan yang sebenarnya ("as installed") dari instalasi.

Pemborong pada saat mendekati penyerahan (2 minggu sebelum penyerahan)

harus menyerahkan gambar "as built drawing" yang menyatakan gambar-gambar

seperti yang telah terpasang untuk diserahkan pada Pejabat Pembuat Komitmen

setelah disetujui Perencana/Pengawas Lapangan sebanyak 2 (empat) set gambar

cetak dan 1 (satu) set kalkir.

1.10. Pengetesan

Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan harus

melakukan percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh

sistem. Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami

kerusakan/cacat/salah harus diganti/dibetulkan dan percobaan diulangi. Seluruh

pengkabelan, instalasi "keur" Pemborong harus bertanggung jawab untuk

memperoleh persetujuan PLN bagi pemasangan sistem jaringan listrik dan seluruh

biaya ditanggung atas beban Pemborong.

Page 4: 04 Pekerjaan Me

81

1.11. Data Suku Cadang

Sejak pengiriman dari bagian-bagian dan peralatan ke tempat lapangan Pemborong

harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan daftar lengkap dari suku cadang

(spare parts) dan menyerahkan untuk masing-masing bagian disertai dengan daftar

harga satuan dan alamat supplier dan tambahan daftar dari suku cadang dan suplai

yang secara normal harus dalam setiap pembelian atau suku cadang yang

disebutkan dalam spesifikasi yang harus dilengkapi oleh Pemborong dengan biaya

dari Pemborong. Lama pengetesan peralatan listrik 1 x 24 jam tanpa henti biaya

pengetesan ditanggung Pemborong.

1.12. Buku Petunjuk (Manual) dan Instruksi

Pemborong harus melengkapi buku petunjuk (manual) pemeliharaan dan manual

cara mengoperasikannya, dan bahasa dari instruksi bagi seluruh bagian peralatan

ini harus dalam bahasa Inggris dan Indonesia.

1.13. Training

Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk menjalankan,

mengoperasikan pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi. Segala

biaya-biaya tersebut adalah menjadi tanggungan Pemborong

2. Teknik Instalasi

2.1. Instalasi Kabel/ Wiring

1). U m u m

Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi

persyaratan PUIL/ LMK. Semua kabel/wiring harus baru dan harus jelas

ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.

Semua kabel dengan penampang 6 mm² ke atas haruslah terbuat secara

dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang

lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian remote control. Kecuali

persyaratan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :

a). Untuk instalasi penerangan adalah NYM, semua instalasi penerangan

dan stop kontak menggunakan system 3 core dimana core yang ketiga

merupakan jaringan pentanahan. Pentanahannya disatukan di dalam

panel.

b). Untuk kabel tofoer, feeder/distribusi dan penerangan taman dengan

menggunakan kabel NYFGbY atau NYY.

Semua kabel harus berada di dalam conduit PVC super high impact yang

disesuaikan dengan ukurannya, cable tray, cable trench, kabel rack dan harus

diklem. Digunakan flexible conduit dengan bahan yang sama untuk

menghubungkan instalasi ke masing-masing fixture lampu.

Page 5: 04 Pekerjaan Me

82

2). "Splice"/ Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya pencabangan dan penyambungan pada kabel/

feeder utama dan instalasi kecuali :

a). Feeder utama hanya pada panel dan harus diproteksi dengan breaker.

b). Instalasi penerangan dan stop kontak hanya pada kotak/ junction box

dan tidak diperkenankan adanya sambungan kabel dalam konduit.

Sambungan pada kabel harus dibuat kuat secara mekanis dan harus teguh

secara electris dengan cara-cara "solderless connector". Jenis kabel

tegangan, jenis "compression atau soldered". Dalam membuat "splice"

konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik,

demikian sehingga semua konduktor tersambung tidak ada kabel-kabel

telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran. Semua

sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya

harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi

dengan porselein atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan

dengan diameter kabel.

3). Bahan Isolasi

Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,

asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain

tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran

perwakilan pemerintah dan atau manufacturer.

4). Penyambungan Kabel

a). Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak

penyambungan yang khusus untuk itu.

b). Pemborong harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara

penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik, kepada Perencana dan

Pengawas Lapangan.

c). Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau

namanya masing-masing dan harus diadakan pengetesan tahanan

isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil

pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Pengawas Lapangan.

d). Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-

penyambungan dari ukuran-ukuran yang sesuai.

e). Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pita

PVC/protolen yang khusus untuk listrik.

f). Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan, bila perlu untuk

menjaga nilai isolasi tertentu.

g). Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus

dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3mm setinggi minimum 2,5m.

Page 6: 04 Pekerjaan Me

83

5). Saluran Penghantar Dalam Bangunan

a). Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling

gantung, saluran penghantar (conduit) dipasang diatas rak kabel dan

digantung tersendiri diatas ceiling.

b). Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan, dipergunakan

saluran beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa

galvanized 2". Saluran beton dilengkapi dengan Hand-hole untuk

belokan-belokan (pekerjaan beton ini harus sesuai dengan yang

dipersyaratkan dalam PBI -1971).

c). Setiap saluran kabel dalam bangunan dinding dipergunakan pipa

conduit PVC minimum 3/4". Setiap pencabangan ataupun

pengambilan saluran ke luar harus menggunakan junction box yang

sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan

terminal strip di dalam junction box.

d). Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus

dilengkapi dengan "Socket/lock nut", sehingga pipa tidak mudah

tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang

berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m harus

dimasukkan dalam pipa. Dan pipa harus diklem ke bangunan pada

setiap jarak 50 cm.

2.2. Instalasi Sakelar dan Stop Kontak (Outlet)

1). Sakelar ( switch )

Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A/ 250 V,

sakelar pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar.

Jika tidak ditentukan lain, sakelar-sakelar tersebut bingkainya harus dipasang

rata pada tembok atau tempat yang telah ditentukan pada gambar pada

ketinggian 150 cm diatas lantai yang sudah selesai kecuali ditentukan lain

oleh Pengawas Lapangan. Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam

kotak-kotak dan ring (standar). Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan

antara kotak-kotak yang berdekatan.

2). Stop Kontak

Stop kontak haruslah dengan tipe yang memakai earthing contact dengan

rating 10 A, 16 A, 25 A, 250 V AC. Semua pasangan stop kontak dengan

tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke tanah (grounding). Stop kontak

harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 50 cm

dari atas lantai yang sudah selesai sesuai gambar rencana atau petunjuk

Pengawas Lapangan.

Page 7: 04 Pekerjaan Me

84

2.3. Instalasi Fixtures Penerangan

1) U m um

Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat

dari bahan yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya

harus rapih dan baik, tebal plat baja yang dipakai untuk housing fixture

minimum 0,7 mm. Pemborong harus menyediakan contoh-contoh dari semua

fixture yang akan dipasang kepada Perencana/Pengawas Lapangan untuk

disetujui.

2) Kabel-Kabel untuk Fixture

Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk "fixture" harus

ditutup asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari

2,5 mm², kawat-kawat harus dilindungi dengan "tape" atau "tubing" disemua

tempat dimana mungkin ada abrasi. Semua kabel-kabel harus disembunyikan

dalam konstruksi armature kecuali dimana diperlukan penggantungan rantai

atau kalau pemasangan/Perencanaan fixture menunjuk lain. Tidak boleh ada

sambungan kabel dalam suatu armature dan penggantungan dan harus terus

menerus utuh mulai dari kotak sambung ke terminal-terminal khusus pada

armature-armature lampu. Saluran-saluran kabel harus tidak tajam dan

dilindungi sehingga tidak merusak kabel.

3) Lampu-lampu

Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai

dengan persyaratan dan gambar. Untuk lampu pijar memakai lamp holder

dan base type edison screw, untuk lamp holder type edison screw kabel

netral tidak boleh dihubungkan ke centre control, kecuali dipersyaratkan lain.

Lampu fluorescent haruslah dari jenis cool white atau sesuai Perencanaan.

Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan

factor daya harus dilengkapi dengan capacitor. Dalam spesifikasi ini besarnya

"microfarad" (f) dari kapasitor untuk setiap lampu tidak terlalu ditekankan

karena yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari power factor menjadi

sekurang-kurangnya 0,95.

2.4. Instalasi / Konstruksi Panel

1). Kabinet

Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm, atau

dibuat dari bahan lain seperti polyester atau bakelite. Kabinet untuk "panel

board" mempunyai ukuran yang proposionil seperti dipersyaratkan untuk

panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar Perencana

atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang

dipakai tidak terlalu penuh/ padat.

Page 8: 04 Pekerjaan Me

85

Frame/rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus ada

cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel

board" serta tutupnya. Kabinet dengan kabel-kabel "trough feeder" harus

diatur sedemikian sehingga ada saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm

untuk branch circuit panel board. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan

kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak kunci,

dengan sistem master key.

2). Pemasangan Panel

Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel

dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/tipe

panel. Maka bila dibutuhkan alas/pondasi/penumpu/ penggantung maka

Pemborong harus menyediakannya dan memasangnya sekalipun tidak tertera

pada gambar.

3). Panel Distribusi Utama

Panel distribusi utama harus seperti tertera pada gambar, kecuali ditunjuk

lain. Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung harus

direncanakan, dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan

persyaratan. Panel distribusi utama harus dari jenis in door type terbuat dari

plat baja tebal minimum 2 mm. Konstruksi harus terbuat dari rangka baja

struktur yang kaku, yang bisa mempertahankan strukturnya oleh strees

mekanis pada waktu hubung singkat. Rangka ini secara lengkap dibungkus

pada bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-plat penutup (metal clad)

harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi kenaikan

suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian yang

bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL-2000/LMK/VDE untuk peralatan

yang tertutup. Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan

sempurna terhadap kemungkinan percikan air. Semua meteran dan tombol

transfer yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada satu papan panel

yang berengsel yang tersembunyi.

4). Busbar/Rel

Busbar harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan

perak dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban

terpasang yang ukurannya disesuaikan dengan aturan PUIL 2000.

Semua busbar/rel harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator dengan kuat

dan baik ke rangka panel. Semua busbar/rel harus dicat dengan warna yang

sesuai dengan disebutkan pada PUIL. Cat-cat tersebut harus tahan sampai

temperature 75°C. Busbar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik

untuk sistem 3 , 4 kawat seperti ditunjuk dalam gambar. Setiap panel harus

mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah dan sebuah bus

Page 9: 04 Pekerjaan Me

86

penatanahan yang telanjang diklem dengan kuat pada frame dan panel

dilengkapi klem untuk pentanahan. Dari panel peralatan perlu diketanahkan

minimum 2 .

5). Teminal dan Mur-baut

Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga (ver-tin) dan disekrup

dengan menggunakan mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut

yang diberi nikel (atau stainless) dengan ring tembaga.

6). Alat-alat ukur

Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar.

Meter-meter adalah dari type "moving iron vane type" khusus untuk panel,

dengan scale sirkular, flush atau semi flush, dalam kotak tahan getaran,

dengan ukuran 144 x 144 mm atau 96 x 96 mm, dengan skala linier dan

ketelitian 1,5%. Posisi dari saklar putar untuk voltmeter (Voltmeter Selector

Switch) harus ditandai dengan jelas.

7). Merk Pabrik

Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik, peralatan-

peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan dan ditukar tempatnya pada

frame.

8). Pilot lamp

Semua tutup muka panel dilengkapi dengan pilot lamp untuk menyatakan

adanya tegangan R, S dan T. Penyediaan dari pilot lamp yang disebutkan

diatas merupakan keharusan, biarpun pada gambar-gambar tidak tertera.

Warna-warna untuk pilot lamp :

a). Untuk phasa R : warna merah

b). Untuk phasa S : warna kuning

c). Untuk phasa T : warna hijau.

3. Penyambungan dan penambahan Daya listrik

3.1. Umum

Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan untuk penyambungan atau penambahan

daya listrik yang harus dilakukan oleh calon kontraktor untuk memenuhi kebutuhan

beban yang terpasang sesuai BQ yang diminta. Biaya penyambungan ( BP ), UJL,

Jaminan Gambar Instalasi, konsuil, Pengadaan dan pemasangan trofo, ,

penambahan tiang listrik, penambahan kabel udara tegangan rendah maupun

tinggi dan peralatan-peralatan pendukung lainnya di bebankan oleh pihak calon

kontraktor dengan sistem lumpsump.

Kabel harus terdiri atas :

1). Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau

tembaga "compacted" yang dipilin.

Page 10: 04 Pekerjaan Me

87

2). Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar

netral.

3). Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan

pengisi ruangan diantara kawat phasa.

4). Lapisan pengendap kedua di luar lapisan pengendap diatas.

5). Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan

persyaratan IEC (NYFGbY).

6). Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.

3.2. Penandaan/ Warna

Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap kawat adalah :

Phasa : merah netral : biru

kuning

hitam

4. Kabel Tegangan Rendah (NYA, NYM, NYY, NYFGbY) 220/380 V

3.3. Umum

Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus

memenuhi persyaratan kemampuan melakukan arus pada temperatur 35°C,

temperatur maximum kabel dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi 70°C

dan temperatur maksimum kabel untuk arus hubung singkat tidak boleh lebih

250°C.

3.4. Konstruksi

Kabel harus terdiri atas :

1). Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau

tembaga "compacted" yang dipilin.

2). Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar

netral.

3). Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan

pengisi ruangan diantara kawat phasa.

4). Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.

5). Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan

persyaratan IEC (NYFGbY).

6). Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.

3.5. Penandaan/ Warna

Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap kawat adalah :

Phasa : merah netral : biru

kuning

hitam

Page 11: 04 Pekerjaan Me

88

4. Peralatan Listrik

4.1. Peralatan Panel MDP

1). Circuit Breaker Motor Operated

Rating Arus : sesuai gambar rencana

Insulation Rating : 750 V AC, Voltage rating : 380 V 50 Hz

Rated Breaking Cap : 50 kA (500 V, 50 Hz) dengan Arc chute.

R e l a y : Thermis dan magnetis over current release,

under voltage release, Auxiliary contact

block (2 NO+1 NC) Electrical interlocking

dengan CB genset.

D r i v e : Motor, 220 V, 50 Hz.

2). Moulded Case Circuit Breaker

Insulation Rating : 380 V

Dilengkapi dengan : Thermal release dan electromagnetic over

current release

Rating Arus In : Sesuai gambar Perencanaan

Rated Breaking Cap : Sesuai gambar Perencanaan

3) Ampere Meter

C l a s s : 1,5

Over load cap : 1,2 x In Continue

Ukuran : 90 x 90 mm

Skala : 0 – 1.250 A

Type : Moving Iron, untuk pengukuran AC

Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC

4) Volt Meter

C l a s s : 1,5

Over load cap : 1,2 x In Continue

Ukuran : 90 x 90 mm

Skala : 0 - 500 A

Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC

5) kWH - Meter

Rated voltage : 3 x 380 Volt

Rated current output

transformer

: 5 A

Ocuracy class : 2,0

Baseplate of moulded

plastic

The register : 6 (six) cipher rollers double pengukuran

Page 12: 04 Pekerjaan Me

89

6) Lampu Indikator

Tubular lamp, pijar 5 watt, diameter 54 mm

Warna : merah, kuning, biru

7) Push Button

Panel mounting, double on-1, off-0. Semua push button dilengkapi dengan

lampu indikator untuk menyatakan sistem dalam on atau off.

8) Relay - relay

Untuk panel MDP, circuit breaker untuk feeder utama, dilengkapi dengan

relay proteksi OL (over load), SC (short circuit) dan UV (under voltage).

Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan relay OL, SC, UV, EF (Earth

Fould) dan RP (Reverse Power).

9) Selector Switch

Dari type rotary switch, untuk switching. Rated voltage 380 Volt AC insulation

660 V.

4.2. Panel AMF

1) Instalasi Automatic Main Failure (AMF)

a. Umum.

a). Yang dimaksud dengan Autoamtic main failure unit, meliputi

keseluruhan perlengkapan perangkat keras yg diperlukan untuk:

1. Memonitor nilai tegangan catu daya utama (pada tiap

phase)

2. Menghidupkan catu daya cadangan (back up power source)

3. Mentransfer beban dari catu daya utama kepada catu daya

cadangan.

4. Memonitor catu daya cadangan

5. Mentransfer beban kembali pada catu daya utama (apabila

kondisi memungkinkan)

6. mematikan catu daya cadangan.

b). Perangkat lunak yang merupakan program dari pada unit AMF

yang dimaksud, pada dasarnya berupa suatu controlled switching

sequence yang dilaksanakan dengan mempergunakan sejumlah

relay (bukan electronic switching).

c). Keseluruhan relay dan perlengkapan perangkat keras lain yang

dipergunakan untuk melaksanakan prosedur switching ini, maka

harus beroperasi pada tegangan DC yang disediakan oleh battery

yang terdapat pada catu daya cadangan (terpisah dengan battery

cadangan diesel genset).

Page 13: 04 Pekerjaan Me

90

d). Untuk menghindari pengurangan muatan battery yang timbul

sebagai akibat beroperasinya unit AMF, Pemborong diwajibkan

menyediakan sebuah battery charger dengan kapasitas dan

ratting yang memadai.

b. Kontrol Operasional.

a). AMF yang dimaksud harus diperlengkapi dengan sejumlah

operasional control device yang memungkinkan operator

melakukan manipulasi-manipulasi operasional yang diperlukan.

Operasional control device yang dimaksudkan pada dasarnya

merupakan non latching flush mounted push button.

b). Operasional control push button yang disediakan harus dapat

dipergunakan untuk melaksanakan fasilitas operational, yang

sekurang-kurangnya meliputi :

1. Sistem manual (status operasional dari AMF)

2. Sistem automatic (status operasional dari AMF)

3. Engine Start

4. Engine Stop

5. Mains circuit breaker on

6. Mains circuit breaker off

7. Generator circuit breaker on

8. Generator circuit breaker off

9. Emergency stop

10. Horn oil/ acknowledge

11. Reset

12. Lamp test

13. Sistem test

c). Manipulasi fasilitas Engine star/stop dan circuit breaker on/off

hanya dapat dilaksanakan pada status system manual. Manipulasi

system test hanya dapat dilaksanakan dalam status system

automatic.

d). Manipulasi fasilitas emergency stop, baik dalam status system

manual, maupun automatic, membatalkan keseluruhan proses

switch sequence yang berlangsung, memutuskan catu daya dari

beban dan mematikan catu daya cadangan. Pemborong

hendaknya menyediakan provisi/cadangan yang diperlukan,

sehingga memungkinkan adanya remote emergency stop stations

yang dapat dipasang terpisah dari unit AMF, pada tempat-tempat

yang dianggap perlu (sesuai dengan petunjuk pemberi tugas).

Page 14: 04 Pekerjaan Me

91

e). Manipulasi peralihan status system dari manual ke automatic atau

sebaliknya, harus dapat dilaksankanan setiap saat tanpa

membatalkan langkah proses switch sequence yang sedang/ akan

berlangsung.

f). Manipulasi fasilitas system reset dimaksudkan untuk merestore

perangkat lunak (Software) yang terblokir, sebagai akibat

kegagalan fungsi mekanisme operational diluar unit AMF.

Manipulasi fasilitas reset ini secara automatic akan menempatkan

system dalam status manual (kondisi ini harus berlaku pula pada

manipulasi emergency stop).

g). Fasilitas system test dimaksudkan sebagai sarana yang

memungkinkan operator mensimulir keseluruhan switch sequence

operational yang terkandung dalam perangkat lunak dari pada

system (mains failure, generator set, load transfer, mains

restoring, load transfer dan engine shut off), secara automatis.

2) Monitoring Function and Display

a. Unit AMF yang dimaksudkan, harus diperlengkapi dengan sejumlah

indicating lights, yang berhubungan dengan system sendiri serta

peralatan lainnya yang berhubungan dengan fungsi operational unit

AMF.

b. Display yang dimaksudkan pada bagian tersebut diatas, sekurang-

kurangnya harus memberi indikasi akan status-status sebagai berikut :

1. Unit AMF on

2. System Automatic

3. Mains on

4. Mains circuit breaker off

5. Mains circuit breaker on

6. Engine Start

7. Generator on

8. Generator circuit breaker off

9. Generator circuit breaker on

10. Generator circuit breaker tripped

11. Engine Stoping Solenoid Engaged

12. Starting failure

13. Transfer failure

14. Low oil pressure

15. High/over temperature

16. Over speed

17. Emergency stop actuated

Page 15: 04 Pekerjaan Me

92

18. Horn off

19. System Test.

c. Mains on, memberikan indikasi bahwa tegangan jala-jala catu daya

utama (PLN) berbeda dalam batas-batas tolerensi deviasi yang masih

diperkenankan, (baik over maupun under voltage, yang diukur pada

ketiga phase dari paca catu daya). Batas toleransi yang dimaksudkan

harus dapat diatur secara terpisah dan kontinu antara 0 sampai – 25 %

untuk under voltage dan 0 sampai + 25 % untuk over voltage.

d. Engine stopping solenoid engaged, memberikan indikasi akan

bekerjanya stopping solenoid dari pada diesel engine. Stopping solenoid

ini harus dibebaskan kembali secara automatis (released) setelah

engine shut off.

e. Starting failure, menandakan kegagalan start pada diesel engine.

Software daripada system yang dimaksud. Harus memungkinkan

terlaksananya sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali percobaan start

(starting attempt), sebelum menyatakan starting failure. Kegagalan ini

harus disertai dengan suatu audible indication yang dapat didengar

oleh yang bersangkutan. Dalam hal terjadinya starting failure, software

secara automatis harus menghentikan engine melakukan percobaan-

percobaan start yang selanjutnya. Percobaan start yang selanjutnya

harus dilakukan secara manual oleh operator, setelah system direset.

f. Transfer failure, menandakan kegagalan mekanisme circuit breaker

dalam melaksanakan operasi yang diinstruksikan oleh software. Dalam

hal terjadinya mains failure, transfer failure tidak boleh diikuti dengan

engine shut off percobaan load transfer harus dapat mencegah engine

melakukan percobaan restart.

g. Indikasi low oil pressure, high over temperatur dan over speed, pada

dasarnya berkaitan dengan kegagalan pada salah satu sub system

daripada diesel engine dan harus langsung diikuti dengan engine shut

off. Apabila kegagalan initerjadi pada waktu catu daya utama/PLN

padam, software daripada system harus dapat mencegah engine

melakukan percobaan restart.

h. Generator on, memberikan indikasi berfungsinya generator dalam

batas-batas toleransi seperti yang diuraikan pasal ini ayat 4b.

i. Kondisi-kondisi gangguan yang sebagai mana diuraikan pada bagian 7

sampai dengan 10 daripada pasal ini, menggunakan emergency stop

facility dengan pelaksanaan system test, harus disertai dengan suatu

bentuk audible alarm yang dapat terdengar oleh petugas yang

bersangkutan. Bunyi alarm dalam hal ini harus dapat

Page 16: 04 Pekerjaan Me

93

dibatalkan/dicancel dengan manipulasi horn off/acknowladge button

yang akan mengakibatkan indicator ‘horn off” menyala.

j. Engine starting, memberikan indikasi bahwa starting device dari pada

diesel engine dalam keadaan engaged.

k. Kondisi trip yang terjadi pada salah satu circuit breaker. Yang

diakibatkan oleh overload atau fault pada sisi beban, tidak boleh

mengakibatkan terjadinya pemindahan beban (Load transfer) pada catu

daya alternatif.

3) Operation Delays

a. Guna menjamin kesempurnaan kerja dari pada unit AMF yang

dimaksud, Pemborong diwajibkan melengkapi system dengan sejumlah

timing devices yang memungkinkan terjadinya operational delays, yang

pada dasarnya merupakan bagian daripada keseluruhan switch

sequence yang dikehendaki.

b. Operational delays/timings yang dikehendaki harus sekurang-kurangnya

meliputi proses-proses :

1. Starting delay 0 – 60 detik

2. Starting time 0 – 15 detik

3. Starting interval time 0 – 15 detik

4. Stabilizing time 0 – 15 detik

5. Switch time 0 – 60 detik

6. Cooling off time 0 – 180 detik

7. Stopping time 0 – 60 detik

8. Test delay 0 – 10 detik

c. Yang dimaksudkan dengan delay adalah tegangan waktu yang terjadi

antara saat matinya catu daya utama (PLN) dan proses percobaan start

daripada generator set.

d. Yang dimaksudkan dengan starting time adalah lamanya periode

engagement daripada starting device diesel generating set untuk satu

kali percobaan start.

e. Yang dimaksudkan dengan stabilizing time adalah tenggang waktu yang

timbul anatara beroperasinya generator dan instruksi transfer yang

diperintahkan oleh software daripada system.

f. Yang dimaksudkan dengan switch delay adalah tenggang waktu yang

terjadi antara normal kembalinya kondisi catu daya utama (PLN) dan

instruksi transfer back yang diperintahkan software.

g. Yang dimaksudkan dengan interval time adalah tenggang waktu yang

terdapat antara dua periode percobaan start.

Page 17: 04 Pekerjaan Me

94

h. Yang dimaksudkan dengan cooling off delay adalah lamanya

engagement daripada stoping solenoid setelah engine dimatikan.

i. Yang dimaksud dengan stopping delay adalah lamanya engagement

daripada stopping solenoid setelah engine dimatikan.

j. Yang dimaksud dengan test delay adalah tenggang waktu yang terjadi

antara manipulasi system test button dengan awal mulainya proses

manipulasi.

k. Semua timming device yang dimaksud harus dapat diatur secara

kontinyu dalam range yang dikehendaki (bukan merupakan step

contrelers)

4) Lain-lain.

a. Unit AMF yang dimaksudkan harus ditempatkan dalam steel sheet

enclosere yang pada dasarnya memenuhi persyaratan dan ketentuan

umum yang ditetapkan bagi electrical switchboards. Ketentuan dan

persyaratan ini telah dibahas pada bagian lain dari pada persyaratan ini.

b. Unit AMF harus diperlengkapi pula dengan protective switchgear yang

lazim diperlukan, berupa miniatur circuit breaker dengan rating dan

kapasitas yang memadai. Ketentuan dan peraturan mengenai merk

harus disesuaikan dengan persyaratan yang telah dibahwas pada

bagian lain dari pada uraian ini.

c. Kewajiban menyediakan mechanisme motor yang diperlukan untuk

menggerakkan circuit breaker yang bersangkutan tidak merupakan

bagian dari pada pekerjaan ini. Dari Pemborong kelak diharapkan saran

dan petunjuknya mengenai kelengkapan yang dipersyaratkan dalam

hubungan ini.

d. Unit AMF harus dilengkapi pula Timer On delay untuk mengerakkan

breaker Utama AC agar ada tenggang waktu selama 30 secon antara

beban AC dengan beban non AC untuk mengurangi adanya arus asut

yang berlebihan.

4.3. Panel Penerangan dan Daya

1). Panel harus dibuat dari plat baja galvanized tebal plat 2 mm, lipatan dan

bentuk sudut plat melalui proses mekanis.

2). Peralatan panel penerangan :

a). Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)

Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz

Type : Compact

Breaking Cap. : 18 kA

Page 18: 04 Pekerjaan Me

95

b). Kontaktor

Rating Arus : 10 A, 16 A, 25 A

Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz

Pole : 3 pole

c). Miniature Circuit Breaker

Rated voltage : 380 Volt, 50 Hz

Breaker cap : 10,0 kA (380 V) minimum

T y p e : yang mempunyai "Instantenous tripping

valve" sebesar 12 (dua belas) kali arus

In

4.4. Material Untuk Instalasi

1). Grid Switch

Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt AC.

T y p e : Decorative

P l a t e s : Steel

2). Sakelar Tunggal / Ganda

Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt AC.

T y p e : Decorative push-push, flush, segi empat

P l a t e s : Standard

3). Socket Outlet/ Outlet dan Swicth Type Dinding

Type : Flush

Terminal : 2 P + e, 220 V, AC 10 A

Untuk outlet+switch : 10 A / 16 A

Bentuk : Persegi dengan outlet, swicth, pilot lamp

4.5. Capacitor Bank

Untuk memperbaiki faktor daya maka digunakan Capacitor Bank. Capacitor Bank

yang dipakai harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Capacitor

Capacitor harus dibuat oleh pabrik pembuat capacitor dan telah di test

sesuai dengan standar IEC 831 atau JIS C4901

Capacitor bank dari jenis pasangan dalam (in-door)

Temperatur : -25˚ C s/d +45˚ C

Rate Voltage : 230 V dan 380 – 440 V

Kapasitas Capacitor : 2.5 KVAR, 5 KVAR

Rate Output : 25 KVAR

Rate Frequency : 50 Hz

Phase and Connection : Three (3) phase and delta connection.

Page 19: 04 Pekerjaan Me

96

Capacitor harus mampu beroperasi pada keadaan over-voltage untuk

durasi sebagai berikut :

Voltage Factor

( x rate Voltage) Maximum Duration

1,10 8 jam (max) dalam setiap 24 jam

1,15 30 menit (max) dalam 24 jam

1,20 5 menit (max) 2 kali dalam 1 bulan

1,3 1 menit (max) 2 kali dalam 1 bulan

Capacitance output : +15% dan -5% pada suhu ruang

Capacitor loses : < 2 watt/KVAR

Merk : AEG, Merlin Gerin, Siemens

3) Power Factor Controller

Jenis : Automatic control 6 step dan 11 step

Capacitor closing time : 15 second, 1 minute, 3 min, 5 min

dapat dipilih tergantung discharge time

capacitor

Frequency : 50 Hz

Mode Switching Sequence : Up-down mode atau Circular Mode

Operating Voltgae : 100 – 120 V ±10%, 200 – 240 V ±10%

Operating Temperature : -10˚ C s/d +55˚ C

CT Input Current : 5A max.

Target Power factor : 0,95 Lag – 0,98 Lead

Power Factor Reading : Up to date reading always display

Merk : AEG, Merlin Gerin, Siemens

3) Pengaman Utama dan assesories

Jenis Pengaman : MCCB 36KA 3phasa

Jenis Kontaktor : 220V/380V 3pole 25/32A

Manual-auto operation : Push Button ON-OFF 220V 50Hz

Pilot Lamp ON Kapasitor

Merk : Merlin Gerin, Siemens, ABB

5. Fixture dan Armature

5.1. Armature Lampu/ Fixtures TL

1). Armature SL HE 11 Watt

2). Armature SL HE 15 Watt

3). Armature SL HE 15 Watt

4). Armature TL 2 X 20 Watt

5). Armature Custom Gantung

Page 20: 04 Pekerjaan Me

97

Seluruh perlengkapan dan pengerjaan armature seperti spesifikasi butir 1) di

atas.

5.2. Lampu Tanda Arah Kebakaran/ Emergency Exit Lamp.

Dipasang pada beberapa tempat sesuai dengan gambar Perencanaan lampu

tersebut ditandai dengan arah panah dan tanda "KELUAR" dengan warna merah,

untuk lampu yang dipasang ditengah coridor dipasang 2 (dua) sisi (double side)

sedang lampu pada dinding 1 (satu) sisi (single side).

Dilengkapi dengan Ni Cad battery, charger dan peralatan kontrol lainnya, lampu

tetap menyala baik pada saat sumber PLN ada gangguan. Instalasi dipasang

sebelum swicth/CB utama pada incoming feeder panel sedemikian rupa sehingga

sejauh masih ada tegangan pada kabel feeder utama, maka lampu tersebut tetap

nyala dan sebaliknya untuk emergency exit lamp atau diambil dari rangkaian stop

kontak.

Spesifikasi Teknis :

Type : Maintained

Durasi : 2 jam

Daya Lampu : TL 10 Watt Exit Lamp

Input Voltage : 220 V, 50 Hz

Power Comsumption : 20 VA

Body : Epoxy coated zintec sheet steel.

Dilengkapi dengan monitor charging current dan battery dapat bekerja selama ± 5

tahun dan diberikan garansi minimum 2 tahun.

6. Pekerjaan Sistem Proteksi Petir

6.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa

pemeliharaan dari sistem penangkal petir yang lengkap sesuai spesifikasi ini, serta

pengurusan izin dari badan yang berwenang (Jawatan Keselamatan Kerja).

6.2. Referensi

Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku dari

Departemen Tenaga Kerja dan bidang Keselamatan Kerja setempat atau

standard/peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.

6.3. Syarat-syarat Bahan

Material yang digunakan dalam sistem penangkal petir dalam keadaan baik dan

sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada Konsultan

Pengawas sebelum dilakukan pemasangan. Material atau alat-alat yang tidak sesuai

Page 21: 04 Pekerjaan Me

98

dengan spesifikasi ini akan ditolak. Sistem proteksi petir yang dipakai adalah :

Sistem non radio aktif atau elektrostatis.

Komponen - komponen yang dipakai adalah sebagai berikut :

1) Terminal Udara : Terminal udara khusus untuk sistem proteksi petir

eksternal, yang dimaksudkan untuk menghadang sambaran petir.

2) Penghantar pembumian/konduktor penyalur: Penghantar yang

menghubungkan secara listrik antara terminal udara dan elektroda

pembumian.

3) Proteksi ini harus menjamin dapat mentransfer dengan aman energi kilat dari

"terminal udara" ke bumi. Untuk sistem tersebut digunakan jenis kabel:

Coaxcial Cable 70 mm2.

4) Sistem Pembumian : Terminal pembumian, terletak di dalam bak kontrol

yang dilengkapi dengan elektroda pembumian bak kontrol diperlukan untuk

pengujian tahanan tanah secara berkala.

5) Elektroda pembumian : Elektroda pembumian, terbuat dari Copper Rod

digalvanisir dengan diameter tidak kurang dari 5/8" dan panjang minimum 6

meter dan harus dimasukkan ke dalam tanah secara vertikal dan pengukuran

tahanan pembumian maksimum 5 Ohm.

6.4. Syarat Pelaksanaan

1) Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan

petunjuk-petunjuk dan spesifikasi pabrik.

2) Batang penangkal dipasang pada atap bangunan dengan memakai baut

angker atau klem. Pemasangan harus cukup kuat untuk menahan gaya-gaya

mekanis pada saat timbulnya sambaran petir.

3) Pemegang konduktor / klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan

konduktor untuk mencegah terjadinya elektrolisa jika terkena air.

4) Sambungan - sambungan :

a) Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang baik dan

tidak mudah terlepas.

b) Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian tipis akibat

adanya sambungan .

5) Pelindung mekanis : Penghantar pembumian harus dilindungi terhadap

kerusakan mekanis dengan pipa PVC tipe high impact.

6.5 Syarat Pengujian

Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem proteksi petir yang dipasang, maka

harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem

pembumiannya.

Pengujian yang harus dilakukan :

Page 22: 04 Pekerjaan Me

99

1) Pengujian Tahanan Pembumian, Ukuran tahanan dari pentanahan dengan

mempergunakan metode standar.

2) Pengujian Kontinyuitas.

a. C O N T O H

Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan

dipergunakan/dipasang, yaitu minimal penghantar dan elektroda

pentanahan yang dimintakan dalam persyaratan. Semua biaya

berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini

adalah tanggungan Kontraktor.

b. PEMERIKSAAN

Sistem proteksi petir akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas untuk

memastikan dipenuhinya spesifikasi ini. Semua bagian dari instalasi ini

harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas, terlebih dahulu sebelum

tertutup atau tersembunyi. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan

syarat - syarat spesifikasi dan gambar-gambar harus segera diganti,

tanpa membebankan tambahan pada pemilik proyek.

c. SURAT IZIN

1) Kontraktor harus mempunyai SPJT – Surat Penanggung Jawab

Teknik golongan C yang dikeluarkan oleh Assosiasi Kontraktor

AKLI (Assosiasi Kontraktor Listrik Indonesia).

2) Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan

penangkal petir ini, dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-

proyek yang sudah pernah dikerjakan.

d. DAFTAR MATERIAL

Untuk semua material yang ditawarkan, maka Pemborong wajib mengisi

daftar material yang menyebutkan : merk, tipe, kelas lengkap dengan

brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar

material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa

barang-barang produksi.

Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan

beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari

material atau komponen tertentu terutama untuk material-material

Listrik utama, maka Pemborong wajib melakukan didalam

penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan

itu.

Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang

disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Pemborong,

yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima

Pemilik, Konsultan Pengawas/MK dan Perencana, maka dapat dipikirkan

Page 23: 04 Pekerjaan Me

100

penggantian merk/tipe dengan suatu sanksi tertentu kepada

Kontraktor.

1. Terminal Udara : EF2000, Guardian, Prevectron dan

KURNZ.

2. Kotak Pengujian : Lokal.

3. Penghantar Pembumian : Coaxcial Cable 70 mm2

4. Pipa Konduit : EGA, Marshall Tuflex, Waler.

5. Elektroda pembumian : Batang copper rod masif diameter

5/8” dan panjang minimum 6 meter.

7. Sistem Pentanahan

7.1 Lingkup Pekerjaan

1) Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body (tegangan sentuh)

terhadap seluruh peralatan listrik yang terbuat dari metal, yaitu : panel TM,

transformator, panel penerangan, daya dan lain-lain.

2) Penyambungan pentanahan netral dari terminal transformator ke elektroda

pentanahan.

3) Sistem pentanahan (grounding system) maksimal 3 .

4) Penyambungan sistem pentanahan Mesh/Loop dengan Bare Standard

7.2 Standar dan Kode-Kode yang Berlaku

1) Sistem pentanahan yang dilaksanakan harus berdasarkan standar-standar

dan kode-kode yang berlaku, antara lain :

2) British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan.

3) Underwriters Laboratories Standard UL. 467, Standar untuk Safety On

Grounding dan Bounding Equipment.

7.3 Sistem Pentanahan

1). Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pentanahan ini sesuai gambar

Perencanaan.

2). Pemborong harus memperhatikan kondisi tahanan jenis tanah yang ada agar

didapatkan satu sistem pentanahan yang baik.

7.4 Pekerjaan dan Alat Bantu

Setiap penyambungan/pencabangan dari konduktor harus menggunakan "Cadweld

Connection". Dapat juga menggunakan klem penyambung sistem jepit dengan gigi

banyak dengan memperhatikan hal-hal :

1). Bahan klem harus bahan yang telah digalvanized atau di Treatment tertentu

sehingga tidak akan berproses apabila kontak dengan jenis metal yang lain.

2). BC pada titik/tempat penyambungan harus di "tinned".

Page 24: 04 Pekerjaan Me

101

3). Disarankan agar tempat penyambungan setelah selesai disambung,

dibungkus dengan bahan tertentu, misalnya sejenis epoxy dan lain

sebagainya.

Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1). Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut.

2). Harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak akan berproses

bila kontak dengan jenis metal lainnya.

8. Testing dan Commisioning

8.1. Sesudah semua pemasangan Instalasi dan Sistem

Setelah seluruh instalasi selesai terpasang dan sistem telah dilaksanakan, maka

harus dilakukan pengetesan disaksikan oleh Pemilik/Pengawas Lapangan dan

Perencana minimum 1 minggu sebelumnya diberitahukan secara tertulis. Biaya

testing tersebut dan lain-lain menjadi beban Pemborong disertai dengan Berita

Acara Testing dan Commissioning.

8.2. Sebelum dilakukan penyerahan Instalasi di lapangan

Sebelum penyerahan instalasi harus di test dihadapan Pemilik proyek/Pengawas

Lapangan dan Perencana dengan kapasitas beban maksimum dan secara terus

menerus selama 3 x 24 jam.

Apabila selama proses pengetesan berlangsung terjadi kerusakan Pemborong harus

mengembalikan seperti dalam keadaan semula secepatnya dan atas

beban/tanggungan pelaksana pekerjaan

9. Kelengkapan untuk Serah Terima

1. Pengurusan penyambungan/penambahan daya ke PLN.

2. Instruction/operation manual book – 2 set (asli + copy).

3. Parts book – 2 set (asli + copy)

a. Maintenace manual book – 2 set (asli + copy)

b. Shedule/program maintenance untuk 1 tahun pertama

c. Surat penawaran kontrak service untuk 1 tahun pertama.

4. Certificate warranty dari pabrik/kartu garansi (asli) yang berlaku minimal untuk 1

tahun.

5. As built drawing jumlahnya 2 (dua) set (1 set kalkir dan 1 set blue print), meliputi :

a. Schematic diagram untuk panel switch board

b. Shematic wiring/single line diagram

c. Gambar instalasi secara lenkap yang mencantumkan letak armature,

group/zone dan panel-panel.

Page 25: 04 Pekerjaan Me

102

6. Tool kits :

a. 1 buah tang ampere 300 A merk Hioki Type : 3100

b. 1 buah wire sniper 0,75 mm2 s/d 2,5 mm2 ex japan.

c. 1 buah wire sniper 2,50 mm2 s/d 6 mm2 ex japan

d. 1 buah hand lamp ex jerman + kabel rol 30 meter

7. Surat jaminan “after sales service” dari keagenan peralatan yang dipasang.

8. Training

9. As Built foto

10. Surat Jaminan pas instalator atas instalasi yang terpasang.

Catatan :

Untuk ayat 2 dan 4 diatas agar dibuat ringkasan dalam bahasa Indonesia dan

testing/maintenace shedule untuk 1 tahun pertama.

A.2. Daftar Material

No. M a t e r i a l M e r k

1.

Kabel Tegangan Rendah NYY,

NYM, NYA, NYFGbY.

Kabelindo, Kabel Metal, Supreme,

Tranka Kabel

2. Box Panel Lokal dengan Produksi dari Panel

Maker yang bersertifikat

3. MCCB, MCB dan Contactor MG, ABB, Siemens

4. Conduit, Flexible Conduit EGA, Clipsal

5. Isolasi Kabel 3M

6. Armature Lampu Artholite, Panasonic, Interlite, Oni Lite

7. Komponen Lampu

- Tube Philips, Osram

- Ballast Philips, May & Christi

- Capasitor Philips

- Fitting Philips, Sace

- Stater Philips

8. Saklar Tunggal Panasonic, MK, ABB

9. Saklar Ganda Panasonic, MK, ABB

10. Stop Kontak Panasonic, MK, ABB

11. Inbow Dosh, T Dosh Panasonic, MK, ABB

12. Kunci Panel DOM, dengan espagnolet

13. Junction Box Local 1,5 mm

14. Lampu Lapangan (Foodlight) Phillips

Page 26: 04 Pekerjaan Me

103

15. Panel ATS Original Sole Aggent Suplier Genset/

dari panel maker yang bersertifikasi

16. Genset Olimpian GEP 88,

Perkin PL 80 P

(Dengan Sertifikat Keaslian dari Sole

Aggent)

17. Capasitor Bank Capasitor ABB/MG, Automatic system

Purelogic, Panel Lokal dengan

Produksi dari Panel Maker yang

bersertifikat

18. UPS Vektor (10 Menit sistem saving)

B. PEKERJAAN ELEKTRONIKA

B.1. SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS PEKERJAAN TELEPON

1) Standard/Peraturan

Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi, sebagai

berikut :

a. Peraturan yang dikeluarkan oleh pihak PT (Persero) TELKOM yang

menyangkut lingkup pekerjaan ini.

b. Peraturan mengenai keselamatan kerja (Depnaker)

c. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.

d. Ketentuan-ketentuan/Aturan yang dikeluarkan oleh pihak Pemilik.

e. Ketentuan-ketentuan international/Negara-negara lain sejauh tidak

bertentangan dengan peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia,

antara lain : CCITT dan lain-lain.

2) Lingkup Pekerjaan

Secara umum disebutkan butir demi butir yang termasuk didalam lingkup pekerjaan

ini adalah pengurusan, pengadaan, pemasangan, uji coba yang mencakup dan

diuraikan antara lain sebagai berikut.

a. Saluran/jaringan kabel dari eksisting jaringan dan MDF ke Terminal BOX /TB

yang berada di bangunan.

b. Instalasi Telepon lengkap kabel, konduit, outlet dan lain-lain.

c. Pesawat-pesawat telepon (telepon hand set) dan dipasang pada ruangan-

ruangan fungsional.

3) Penyebutan dan Batasan

Pemborong yang disertakan didalam lelang ini adalah Pemborong-Pemborong

dengan kualitas dan tanggung jawab yang baik. Hal-hal yang diuraikan/

Page 27: 04 Pekerjaan Me

104

digambarkan pada lingkup pekerjaan ini dan pada bagian-bagian lain daripada

dokumen pelelangan tidaklah terbatas pada penulisan harfiah/gambar kerja saja,

semua harus diartikan secara lengkap, terpasang dan berfungsi.

Bila ada komponen atau bagian yang dari suatu item/ peralatan yang diuraikan,

maka diartikan disini bahwa komponen bagian harus diadakan sedemikian rupa

sehingga item/ peralatan tersebut dapat dipasang dan berfungsi dengan baik.

dicontohkan item : pemasangan kabel di dalam bangunan. Untuk item ini maka

dengan sendirinya minimal akan terdiri atas antara lain: Kabel, Rak kabel bila

diperlukan, klem, terminal/terminasi, pemasangan, pengetesan, uji-coba dan lain-

lain.

4) Spesifikasi Teknis Khusus

Telepon set yang dipasang adalah dari tipe yang dinyatakan baik oleh Perumtel

Main Distribution Frame (MDF) Rak/terminal untuk menampung masuk/ keluarnya

kabel-kabel extension. Jenis terminasi adalah 'solderless-terminal' jumlah terminal

(parts) adalah sesuai gambar Perencanaan. Penyambungan rak/MDF/jumlah

terminal untuk dikemudian hari haruslah dimungkinkan. Rak/ rangka MDF harus

terbuat dari bahan metal yang kokoh dan dilapisi dengan bahan anti korosi

(galvanis). Terminal-terminal pada rak ini haruslah mudah terlihat, mudah dioperasi

sedemikian rupa sehingga apabila sedang dilakukan pemasangan atau perbaikan

pada salah satu terminal maka hal ini dijamin tidak akan mengganggu kepada

terminal-terminal lain disekitarnya. Setiap pair terminal haruslah dilengkapi dengan

5) Pemasangan

a. Pesawat

1) Semua material yang didalam pengirimannya dalam keadaan

terbungkus apabila bungkus/ kolinya akan dibuka, maka harus

dilakukan secara hati-hati dan rapih.

2) Material harus dihindari dari air, debu dan kemungkinan kerusakan

lainnya.

3) Finishing tambahan dan penyiapan ruangan harus sesuai persyaratan/

requirement.

4) Dipasang pada outlet terminal yang telah ada pada tempat/ lokasi yang

akan ditentukan pemilik pada saat pemasangan.

5) Mencoba operasi/ bekerjanya pesawat telepon.

b. Commisioning Secara Menyeluruh

1) Setelah seluruh sistem terpasang dan testing, maka perlu diperlukan

commisioning /trial run.

2) Commisioning terhadap seluruh fasilitas dan performance sistem

telepon yang dipasang.

Page 28: 04 Pekerjaan Me

105

6) Daftar Material

a. Untuk semua material yang ditawarkan, maka Pemborong wajib mengisi

daftar material yang menyebutkan merk, type dan kelas lengkap dengan

brosur /katalog yang dilampirkan pada waktu lelang.

b. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang

berupa barang-barang produksi pabrik atau assembling.

c. Tabel daftar material dibawah ini apabila dianggap perlu oleh Pemborong

dapat saja dirubah atau ditambahkan atau lebih diperinci pokok-pokoknya

harus diisi terutama mutlak diisi merk dan type.

d. Apabila ada pokok dalam tabel ini yang tidak dapat atau sulit diisi dapat saja

tidak diisi namun perlu diketahui bahwa pengisian tabel ini ikut menjadi

bahan peninjauan.

No. M a t e r i a l M e r k

1. Pesawat Telepon Mitel, Alcatel, Philips, Panasonic

2. Outlet Telepon Panasonic, MK, ABB

3. Kabel Telepon Kabelindo, Metal, Supreme

4. Konduit EGA, Clipsal

5. MDF & TB Crone

B.2. SPESIFIKASI KHUSUS DETEKSI DAN FIRE ALARM

1. U m u m

Pengertian sistem fire alarm disini adalah sistem deteksi awal terjadinya kebakaran

yang akan memberikan indikasi secara audio maupun visuil, dari mana kebakaran

itu berasal, sehingga dapat diambil tindakan pengamanan sedini mungkin untuk

memadamkan kebakaran. Fire alarm merupakan suatu kesatuan sistem yang

dikontrol dari peralatan sistem kontrol.

2. Lingkup Pekerjaan

a). Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan,

pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan, izin-izin tenaga teknis

dan tenaga ahli. Dalam lingkup termasuk seluruh pekerjaan yang tertera

didalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan

lainnya, sehingga sistem siap dioperasikan dan dapat beroperasi secara baik.

b). Pekerjaan tersebut terdiri dari pengadaan dan pemasangan.

c). Pengadaan dan pemasangan kotak terminal.

d). Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis detector, manual

break glass, LED indicating lamp, alarm bell dan indicator red lamp, auxiliary

contact and relay.

Page 29: 04 Pekerjaan Me

106

e). Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi

dengan baik.

3. Standard dan Peraturan Instalasi

a). Peraturan umum dinas pemadam kebakaran.

b). Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh departemen atau lembaga

Pemerintah yang berwenang dan sudah diakui penggunaannya.

c). Standard NFPA, JLS.

d). Instalasi kabel peraturan umum instalasi listrik PUIL 2000.

e). Spesifikasi teknis, dari peralatan yang dipergunakan.

4. Sistem Operasi

Tiap area dilengkapi dengan manual break glass / push button yang dikerjakan

secara manual bilamana ditekan dan dilaksanakan apabila detector belum bekerja

dengan menekan tombol break glass / push button, akan membunyikan bell alarm

baik untuk lantai tersebut maupun bell dicontrol panel.

5. Karakteristik Peralatan

a) Alarm bell :

Vibration type

Pemasangan outbow

Ukuran diameter 6"

Minimum 90 dB pada jarak 1 m.

b) Photoelectric smoke detector :

Standby voltage : 18 - 40 Vdc

Operating temperatur : 0°C - 38°C

Humadity : 20 - 95%

Sensitivity : 5 - 15%/m

Coverage area : 150 m²

Sensitiv terhadap black smoke

c) Ionization smoke detector

Standby voltage : 18 - 40 VDC

Operaling temperatur : 0°C - 38°C

Humidity : 20 - 95 %

Dual chamber

Two wire low current design

Adjustable sensilivity

Sensilivity test points

Flashing LED for visual supervision

Furctional test switch

Optional auxiliary relay

Page 30: 04 Pekerjaan Me

107

Coverage area : 60 m² 100 m².

d) Rate of rise heat detector

Operating voltage : 30 Vdc

Operating temperature : - 10°C - + 50°C

Type operasi : Normally open

Coverage area : 70 m² - 90 m²

Kenaikan temperatur yang dideteksi 20°C/menit

e) Fixed temperatur heat detector

Operating voltage : 30 Vdc

Operating temperature : 60°C - 80°C

Type operasi : Normally open

Coverage area : 60 m² - 70 m²

f) Base Detector

Dilengkapi dengan LED Indicator

Pemasangan outbow

Harus dapat dipakai semua jenis type detector

g) Combiration rate of rise and fixed temperature heat detector :

Kenaikan temperature yang dideteksi 15° F/menit

Batas temperature yang dideteksi adalah 135° F

Humidity > 90 %

Coverage area : 60 m²

Pemasangan outbow.

h) Jack Telephone (Fireman’s Communication) jack telephone harus tersedia

pada panel MCFA dan panel kombinasi peralatan fire alarm detektor pada

hydrant box.

i) Manual break glass push button

Responsive and Reliable

Easy to operate

Simple to reset

Modern, contoured design

Flush or surface mounting

j) Active announciator panel

Modular construction

Dilengkapi dengan indicating lamp (LED) dengan nama lokasinya.

Tombol reset dan tombol disconnect zone

Bell.

Emergency Telepon

k) Bahan instalasi

Page 31: 04 Pekerjaan Me

108

Pipa conduit PCV kelas haigh Impact.

Doos penyambungan elbow dan socher

Klem

Cable rack tahan terhadap bahan kimia maupun gas kimia.

6. Syarat-syarat Fisik

a) Bahan atau paralatan dari klasifikasi atau type yang sama diminta merk atau

dibuat oleh pabrik yang sama.

b) Setiap bagian dari peralatan yang jumlahnya jelas, maka jumlah harus

merupakan suatu unit yang lengkap.

c) Semua peralatan utama sistem ini disarankan produksi AS atau Eropa.

d) Semua bahan atau peralatan harus baru, dalam arti bukan barang bekas atau

hasil perbaikan.

e) Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.

7. Sistem Instalasi

a) Melaksanakan instalasi perkabelan untuk seluruh bangunan secara rapi dan

sempurna serta menyediakan dan memasang perlengkapan deteksi kebakaran

berupa :

1) Photoelectric Smoke Detector

2) Combination rate of rise and fixed temperature detector

3) Heat / Fixed temperature detector

4) Manual Break Glass push button, auxilliary contact dan relay

5) Alarm bell

6) Indicator red lamp

7) Fireman’s telephone, dan jack fireman’s telephone

8) Announciator aktif

9) Electrinic relay for water pump interconnection, pressuration fan, power

panel of air handling unit.

b) Instalasi yang terpasang pada daerah langit-langit tanpa plafon dicor dalam

plat betton lengkap doos-doos penyambungan menggunakan pelindung pipa

conduit.

c) Pada daerah langit-langit dengan plafon instalasi terpasang / diklem setiap

100 cm menggunakan pelindung pipa conduit uPVC type high Impact.

d) Instalasi dibawah plafon terpasang wall mounted ke dinding batu bata

memakai pelindung pipa uPVC conduit diameter 20 mm.

e) Dalam shaff diklem ke dinding shaff memakai pelindung pipa uPVC conduit

diameter 20 mm.

f) Control panel terpasang floor mounted ke dinding batu bata lantai dasar

menurut rencana setinggi 150 cm diatas lantai.

Page 32: 04 Pekerjaan Me

109

g) Detector terpasang outbow menghadap ke arah bawah plafon atau digantung

pada pelat beton.

h) Manual Break Glass push button terpasang inbow di kolom atau dinding batu

bata setinggi 150 cm diatas ubin lantai.

i) Bell alarm terpasang opbouw pada dinding batu bata atau kolom setinggi 220

cm diatas lantai.

j) Lampu indicator red lamp dipasang pada dinding atau kolom diatas alarm bell

setinggi 240 cm diatas lantai.

k) Battery dan charger terpasang dalam kotak kabinet control station.

l) Instalasi kabel harus mengikuti persyaratan didalam PUIL 2000 dan NFPA.

8. Pengetesan Semua Sistem yang Terpasang

a) Pada waktu selesainya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi Fire

Alarm harus dalam kondisi baik dan bebas cacat. Bagian-bagian yang rusak

harus diganti oleh Pemborong atas biaya Pemborong.

b) Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan

kecerobohan para pekerja, baik untuk pekerjaan fire alarm maupun pekerjaan

lain yang mengalami kerusakan.

c) Pengetesan dan pemeriksaan instalasi Fire Alarm yang terpasang.

d) Setelah terpasang sistem yang baik, wiring instalasi yang telah sesuai, maka

pemeriksaan dan pengetesan harus dilakukan apakah sistem sudah bekerja

dengan baik dan benar.

e) Pengetesan

Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan

disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang

disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua tenaga, bahan dan

perlengkapan yang perlu untuk pengetesan tersebut, merupakan tanggung

jawab Pemborong.

Peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik, rusak ataupun cacat harus

diganti dan diperbaiki oleh Kontraktor untuk diuji (di-tes) dan

didemonstrasikan kembali.

9. Daftar Material

a) Main Equipment : National, Thorn-Ademco, Nohmi, Notifier.

b) Detector, Alarm Bell : National, Thorn-Ademco, Nohmi, Notifier.

c) Break Glass Switch

d) Kabel : Kabelindo, Kabelmetal, Supreme.

e) Terminal Box : Terbuat dari plat baja min. ketebalan 1,5 mm Ex. Local.

f) Conduit : EGA, Clipsal.

Page 33: 04 Pekerjaan Me

110

C. PEKERJAAN MEKANIKAL

C.1. Pekerjaan Pemipaan

1. Lingkup Pekerjaan

1.1. Umum

Pekerjaan ini termasuk namun tidak terbatas pada penyediaan tenaga kerja, bahan-

bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan untuk seluruh

pekerjaan pemipaan pada pekerjaan Mekanikal sehingga tercapai hasil pekerjaan

yang bermutu dan sempurna untuk operasional.

1.2. Standard dan Code

Standard dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain :

ASTM : American Society of Testing Material.

ANSI : American National Standard Institute.

BS : British Standar.

JIS : Japan Industrial Standard.

SII : Standard Industri Indonesia.

1.3. Bagian Yang berhubungan

Referensi yang harus diperhatikan adalah pekerjaan-pekerjaan yang terkait yaitu

Pekerjaan Plambing.

2. Persyaratan Bahan

2.1. Galvanized Steel Pipe (GSP)

Pipa besi yang dilapis seng ini digunakan untuk :

- Pipa supply dan distribusi air bersih pada pekerjaan plambing.

Standard rating yang digunakan adalah :

- BS 1387 tahun 1967 kelas medium untuk pekerjaan plambing.

2.2. Poly Vinyl Chloride (PVC)

Pipa PVC ini digunakan untuk :

a. Pipa air bersih (Ø ½” dan ¾”)

b. Pipa air kotor dari WC dan Urinoir (Ø 4”)

c. Pipa air buangan dari floor drain, lavatory (Ø 3”)

d. Pipa drain dari system tata udara (disesuaikan)

e. Pipa vent pada plambing system (disesuaikan)

f. Pipa air hujan (Ø 3”)

Standard rating yang digunakan adalah :

PVC AW Class : Working Pressure : 10 kg/cm2

3. Syarat – Syarat Pelaksanaan

3.1. Pipa GSP

a. Untuk pipa dengan diameter 50 mm (2”) kebawah digunakan sambungan ulir,

sedang pipa dengan diameter 65 mm (2½”) ke atas digunakan sambungan

las atau flange.

Page 34: 04 Pekerjaan Me

111

b. Pada penyambungan pipa dengan menggunakan flens perlu dilengkapi

dengan ring type gasket untuk menjamin kekuatan sambungan dan terhadap

kebocoran.

c. Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan diberi lapisan

pelindung cat menie. Pipa yang ditanam ditanah diharuskan dilapisi lagi

dengan Bituminuos sheet 2 mm. Khusus untuk pipa yang ditanam didalam

tanah, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Pipa ditanam sedalam 60 cm dari permukaan tanah dan pada sambungan

pipa diberi dudukan dari beton untuk menghindari lendutan bila terkena

beban mekanis.

Disekeliling pipa harus diisi dengan pasir dengan ketebalan15 cm kemudian

diurug dengan tanah & dipadatkan.

d. Untuk pipa yang tidak berada dalam tanah baik yang terikat maupun tidak,

harus diberi lapisan cat finish dengan warna ditentukan kemudian.

e. Pipa-pipa diharuskan ditest terhadap kebocoran. Pengetesan wajib diketahui

dan disetujui Pengawas Lapangan.

f. Pengetesan yang gagal harus diulang dan biaya pengetesan serta peralatan

yang diperlukan ditanggung oleh Pemborong.

g. Instalasi pipa harus dilengkapi dengan penggantung pipa, support dengan

jarak tertentu dan memenuhi syarat, sebagaimana yang ditunjukkan dalam

gambar.

h. Kedalaman pipa yang ditanam didalam tanah harus diperhitungkan terhadap

jalur yang memotong jalan. Pipa yang memotong jalan harus ditanam sampai

suatu kedalaman minimal 1.20 m dari permukaan jalan.

3.2. Pipa PVC

a. System sambungan yang dipakai adalah : Sambungan lem (perekat) untuk 80

mm (3”) ke bawah.

b. Digunakan sambungan las PVC atau rubber ring joint (dengan ring dari karet).

c. Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan

yang tepat.

d. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang

pipa terletak/tertumpu dengan baik.

e. Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10 cm

disekelilingnya. Pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.

f. Selama pemasangan berkala, Kontraktor harus menutup setiap ujung pipa

yang terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lain.

Page 35: 04 Pekerjaan Me

112

g. Semua sambungan/cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus

dibuat dengan cabang Y, pipa mendatar untuk air kotor dan air hujan

mempunyai kemiringan minimal 2%.

h. Pipa-pipa pembuangan air hujan dari bangunan disambungkan ke saluran

utama diluar bangunan dengan bak kontrol (junction box) dari beton.

i. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut

menembus konstruksi beton.

j. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimal 0,2

cm dam memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm pada masing-masing sisi

diluar pipa ataupun isolasinya.

k. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja.

l. Semua pipa harus diikatkan/ditetapkan dengan kuat pada penggantung atau

angker yang dipergunakan harus cukup kokoh (rigid).

m. Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah

tempatnya, inklinasinya harus tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan

harus sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan konstruksi dan

expansi pipa oleh perubahan temperatur.

n. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur

(adjustable) dengan jarak antara tidak lebih dari 3 meter.

o. Kontraktor harus mengajukan konstruksi dari penggantungnya untuk disetujui

oleh Pengawas Lapangan. Penggantung yang terbuat dari kawat, rantai,

strap ataupun perforated strip tidak boleh digunakan.

p. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi

bangunan dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau

penembokan, atau dengan baut tembok (Ramset Bolt).

q. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar) U-Bolt.

r. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan

tertutup oleh tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi terlebih

dahulu dengan cat menie atau cat penahan karat, jenis Zinc Chromate yang

dilaksanakan dalam 2 bagian (2 lapis).

4. Pengujian /Pengetesan

4.1. Pengujian Pipa GSP

Diuji dengan tekanan sebesar 1.5 kali tekanan kerja dan dibiarkan dalam kondisi ini

selama paling kurang 12 jam tanpa mengalami penurunan tekanan. Segala

kerusakan akibat pengetesan ini menjadi beban kontraktor.

4.2. Pengujian Pipa PVC

Page 36: 04 Pekerjaan Me

113

a. Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat

ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai

lubang "pipa" tertinggi.

b. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut

diatas, minimal selama 1 (satu) jam dan penurunan air selama waktu tersebut

tidak lebih dari 5 cm.

c. Apabila dan pada waktu pengawas menginginkan pengujian lain disamping

pengujian diatas, Pemborong harus melakukannya dan menjadi tanggungan

Kontraktor

C.2. Pekerjaan Plumbing

1. Lingkup Pekerjaan

1.1. Umum

Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaaan plambing,

sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri dari, tetapi tidak

terbatas pada :

a. Pengadaan dan pemasangan, pompa-pompa air bersih

b. Pengadaan dan pemasangan instalasi Tower Tank.

c. Pengadaan dan Pemasangan seluruh instalasi air bersih dan air kotor dan bekas

sesuai gambar rencana dan spesifikasi.

d. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan

plumbing.

e. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plambing yang terpasang kecuali

sanitary.

f. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh pemberi

tugas.

g. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan as

built drawing bagi instalasi yang telah terpasang.

1.2 Koordinasi

a. Adalah tujuan dari spesifikasi ini, ataupun gambar rencana untuk menunjukkan

secara detail berbagai item pekerjaan dari peralatan-peralatan dan

penyambungan-penyambungannya. Kontraktor harus melengkapi dan memasang

seluruh peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan.

b. Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan,

pemipaan, cabinet dan lain-lain. Kontraktor harus memodifikasi tata letak

tersebut sebagaimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-

pemasangan yang sempurna sesuai dengan rencana pekerjaan Arsitek dari

peralatan-peralatan tersebut.

Page 37: 04 Pekerjaan Me

114

c. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak ditunjukkan

dalam gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang seperti pekerjaan

lain yang disebut oleh spesifikasi dan ditunjukan dalam gambar.

1.3. Kualifikasi Pekerja

a. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini harus dilakukan

oleh pekerja-pekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan

berpengalaman. Tukang las harus mempunyai Sertifikat.

b. Pengawas Lapangan dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu

pekerjaan, bila dinilai bahwa pelaksana tersebut tidak terampil/tidak

berpengalaman.

2. Persyaratan Bahan

Lihat bagian :

1) Bagian Pemipaan

2) Bagian Isolasi dan pengecatan

3) Bagian Pompa

4) Bagian Katub/Valves

3. Syarat – Syarat Pelaksanaan

3.1. Pengajuan-Pengajuan

Pada saat sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus mengajukan :

a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.

b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan/

pemasangan peralatan dan pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan-

pekerjaan lain atau pekerjaan-pekerjaan yang sulit dilaksanakan. Ataupun

perubahan-perubahan atau modifikasi yang diusulkan terhadap gambar

rencana.

c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-

peralatan yang akan dipasang.

d. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar)

dari material/peralatan yang akan dipasang.

3.2. Review

Konsultan Konsultan Manajemen Konstruksi akan memeriksa (mereview) pengajuan-

pengajuan dari Pemborong dan memberi komentar atas hal tersebut.

Pemborong harus memodifikasi/merevisi pengajuannya sesuai dengan komentar,

sampai didapat persetujuan dari Konsultan Konsultan Manajemen Konstruksi.

3.3. Standard dan Code

Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan ini berlaku

peraturan-peraturan sebagai berikut :

a. Peraturan Badan Pemadam Kebakaran.

Page 38: 04 Pekerjaan Me

115

b. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran pada Bangunan

Gedung - Departemen P.U.

c. Pedoman Plambing Indonesia.

3.4. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasional

a. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah terima

pertama Pemborong wajib menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang

sebanyak 3 set cetak biru dan 1 set transparant, serta 1 set CD.

b. Pemborong juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 set petunjuk operasi dan

maintenance dari system yang dipasang dalam bentuk buku dan CD.

3.5. Bagian Yang berhubungan

Bagian yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah :

a. Bagian Pemipaan

b. Bagian Isolasi dan pengecatan

c. Bagian Pompa

d. Bagian Katub/Valves

3.6. System Air Bersih

a. Dari sumur pompa, air bersih ini dengan menggunakan pompa didistribusikan

ke Tower tank.

b. Selanjutnya dengan cara gravitasi, air bersih ini didistribusikan ke setiap unit

Ruangan pemakai.

3.7. System Air Bekas/Air Kotor

Pada dasarnya air buangan yang berasal dari toilet seperti dari floor drain, lavatory

dipisah dengan air kotor yang berasal dari WC dan urinoir.

3.8. System Air Hujan

a. Pada dasarnya air hujan dari atap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa

tegak sampai ke bak kontrol yang ada dilantai dasar.

b. Dari bak kontrol ini, air hujan disalurkan ke saluran drainasi yang ada

disekeliling gedung untuk selanjutnya dialirkan ke lokasi pembuangan

akhir/saluran kota.

3.9. Masa Garansi

a. Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan untuk

instalasi ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan yang hilang atau

rusak harus diganti oleh Pemborong tanpa biaya tambahan.

b. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya

(Skiller Labour) agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi. Sebelum

suatu pipa tertutup (oleh dinding, langit-langit dan lain-lain) harus diuji dan

disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan wakilnya yang ditunjuk.

c. Kontraktor harus memberikan garansi tertulis kepada Konsultan Manajemen

Konstruksi, bahwa seluruh instalasi penyediaan dan distribusi air bersih,

Page 39: 04 Pekerjaan Me

116

instalasi pemadam kebakaran, instalasi pembuangan air kotor akan bekerja

dengan memuaskan, dan bahwa Pemborong akan menanggung semua biaya

atas kerusakan-kerusakan/penggantian yang perlu selama jangka waktu

satu tahun.

3.10. Training/Pelatihan

Kontraktor harus menyiapkan dan menyelenggarakan latihan bagi calon operator

yang akan mengoperasikan dan memelihara sistem air bersih, air kotor dan air

hujan. Latihan dapat dimulai sejak pelaksanaan pemasangan instalasinya, atas

petunjuk dan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi, dengan biaya

ditanggung kontraktor.

3.11. Buku Petunjuk ( Manual Book)

Pemborong wajib membuat dan menyerahkan kepada Konsultan Manajemen

Konstruksi buku petunjuk (manual), yang meliputi cara pengoperasian maupun

cara pemeliharaan. Sistem manual tersebut dibuat sebanyak 4 buku + 1 CD.

C.3. Pekerjaan Pompa

1. Lingkup Pekerjaan

1.1. Ruang Lingkup

Spesifikasi pompa disini adalah merupakan persyaratan minimal bagi pompa-pompa

yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal proyek ini.

1.2. Standard dan Code

Standard yang berlaku bagi pekerjaan ini adalah :

ASTM : American Society of Testing Material.

NFPA : National Fire Protection Association.

2. Persyaratan Peralatan

2.1. Pompa air bersih.

a. Pompa yang dimaksud, untuk sistem penyediaan air bersih, harus dari jenis

centrifugal (multi stage) dimana motor-motor penggerak harus dikopel

langsung dengan poros pompa dengan menggunakan kopling flexibel yang

dipasang secara baik sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.

b. Pompa-pompa dan masing-masing motornya harus diletakkan pada satu alas

(single bed plate) dan dipasang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.

c. Setiap pompa (group pompa) harus dilengkapi dengan :

Katup satu arah/non return valve/check valve

Gate valve

Strainer

Sambungan-sambungan flexibel

Peredam getaran

Sambungan untuk priming

Page 40: 04 Pekerjaan Me

117

Pengukur tekanan (pressure gauge) untuk sisi hisap/suction dan discharger

Perlengkapan standar lainnya.

d. Semua pompa harus difinish/dicat secara khusus dan dilaksanakan/ dilakukan

oleh pabrik pembuatnya.

e. Semua motor listrik, (untuk penggerak pompa-pompa), baik pemasangan

maupun penyambungan harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari PUIL.

Motor-motor tersebut harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca

tropis serta kondisi setempat.

f. Pompa harus mempunyai :

Poros dari stainless stell

Impeller dari kuningan (brass)

Body dari cast iron

Mechanical seal.

g. Motor pompa mempunyai putaran yang sama dengan pompanya, dengan

daya nominal tidak kurang dari 125% daya poros nominal. Motor adalah dari

jenis Squarel Cage, TEFC dan khusus untuk penggunaan diluar, dan dipasang

lengkap dengan elastic coupling. Motor harus bekerja pada tegangan 380

volt, 3 phase dan Star Delta Starter.

h. Motor dan pompa harus dilengkapi dengan peredam getar type pegas.

i. Kapasitas dan performance dari pompa yang digunakan harus sesuai dengan

yang tercantum dalam gambar rencana.

j. Spesifikasi pompa air bersih setara Groundfos dan Ebara Indobara Bahana.

C.4. Pekerjaan Sistem Tata Udara dan Ventilasi Mekanik

1. Lingkup Pekerjaan

Jenis pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini diantaranya adalah :

1) Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian AC Split Wall Mounted, Split

Ducted dan Cassete.

2) Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian instalasi sistem aliran

refrigerant.

3) Pengadaan dan pemasangan pipa untuk membuang air pengembunan (drainage)

dari evaporator blower unit sampai ketempat pembuangan yang terdekat yang

diperkenankan. Unit evaporator dilengkapi dengan drain Pan dari BJLS dan

diisolasi.

4) Pengadaan dan Pemasangan Instalasi Ducting lengkap dengan isolasi ducting,

grille, diffuser dan return air gille.

5) Pengadaan, pemasangan, pengaturan instalasi listrik. Untuk sistem ini termasuk

penarikan kabel dari panel utama ke AC kesemua unit peralatan.

Page 41: 04 Pekerjaan Me

118

6) Pengadaan & pemasangan pondasi peredam getaran untuk masing-masing yang

dipasang dalam instalasi ini.

7) Pembobokan, penutupan serta finishing kembali dinding, atap lantai dan lain-lain

akibat pemasangan pipa kabel, mesin-mesin AC dan lain-lainnya.

8) Melakukan pemeliharaan instalasi selama masa pemeliharaan 6 (tiga) bulan (180

hari kalender)

9) Memberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan perawatan sistem

instalasinya kepada petugas yang ditunjuk sampai cakap menjalankan tugasnya.

10) Memberikan garansi terhadap perawatan atau mesin yang dipasangnya atau yang

dipasang untuk instalasi sistem ini.

11) Melakukan testing, balancing dan commissioning untuk semua peralatan mesin-

mesin AC dan instalasi ducting, pipa refrigerant dan drain dapat berfungsi dengan

sempurna.

2. Spesifikasi Teknis Khusus

1) Peredam Getaran

a. Semua mesin/ peralatan yang menghasilkan getaran harus diberi landasan

atau penggantung peredam getaran (vibration eliminator) yang sesuai.

b. Peralatan yang digantung harus dipasang peredam jenis kinetic glass fibre

hanger merk kineties atau sound anttenuator limited atau setara.

c. Peralatan yang diletakkan diberi landasan peredam getaran jenis kinetic

neoprene isolator merk kineties atau sound anttenuator limited atau setara.

d. Semua fan harus dipasang karet sekelilingnya sebelum dipasang.

2) Pipa Pembuangan Air

a. Pekerjaan

Pemborong harus memasang pipa pembuangan air (drain) dari mesin-mesin

air conditioning sampai ke tempat pembuangan yang terdekat dalam saluran

yang tersembunyi atau tidak mengganggu, sesuai layout gambar

Perencanaan jalur pipa AC.

b. Bahan Untuk pembuangan air (drain) dipergunakan pipa PVC.

c. Peralatan

Pipa kondensasi drain harus diperlengkapi dengan bak kontrol, leher angsa

serta peralatan lain yang perlu. Harus diberikan lapisan isolasi sampai

sepanjang kira-kira 8 meter atau sampai daerah dimana tidak terjadi

pengembunan bagian luar pipa, isolasi harus dari bahan Nitrile Rubber Closed

Cell Tubing yang sejenis dari bahan tahan api (fire resistant) setebal 3/4".

Bagian luar hendaknya dicat sesuai dengan warna yang disetujui oleh Direksi.

Page 42: 04 Pekerjaan Me

119

3. CONDENSING UNIT (CU)

1) Umum

a) Pemborong harus memasang condensing unit untuk split system dengan

jenis, ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan gambar.

Unit ini hendaknya "factory

b) built" dan telah diuji pabriknya berdasarkan test yang dilakukan sesuai

dengan ASHRAE standard 14-67.

2) Kompressor

Kompressor adalah scrool kompressor dari jenis "semi/hermetic" didinginkan oleh

gas refrigerant dan motor yang dilindungi secara "inherent".

3) Koil Kondens

Koil kondensor harus dari tembaga dengan "fin" dari alluminium yang direkatkan

secara mekanis. Koil ini telah diuji terhadap kebocoran, telah di "dehidrated" dan

diisi gas refrigerant secukupnya dari pabrik.

4) Fan Kondensor

Fan kondensor dari jenis propeller, pembuangan tegak ke atas/ke samping dan

dihubungkan langsung dengan fan motor.

5) Fan Motor

Fan motor hendaknya dari jenis "permanent split capicator" yang dilindungi secara

"inherent" serta mempunyai bantalan peluru yang dilumasi secara tetap.

6) Dinding

Dinding dan rangka hendaknya telah dicat anti karat dan sesuai untuk pemasangan

diluar.

7) Peredam Getaran

Hendaknya pada semua kaki, mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai

dengan persyaratan pabriknya.

4. EVAPORATOR BLOWER UNIT (EVB)

1) Umum

Pemborong harus memasang "evaporator blower unit" untuk "split system" dengan

jenis, ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Unit ini

hendaknya "factory built" dan telah diuji oleh pabriknya.

Berdasarkan test yang dilakukan sesuai dengan AMCA Standard 210-1967, "test

code for air moving devices" dan ARI Standard 410-1964 "Standard for forced

circulation air cooling and ari heating coil".

2) Fan

Hendaknya dipakai fan dari jenis "forward curved" dan direncanakan khusus untuk

unit ini. Alas motor harus dapat menyediakan variasi jarak antara sumbu-sumbu

yang dapat diatur dengan skrup-skrup. fan hendaknya dilengkapi dengan "pulley"

yang dapat diatur "pitchnya" untuk mengatur kecepatan fan. Semua unit fan

Page 43: 04 Pekerjaan Me

120

hendaknya mempunyai peluru dengan bantalannya yang dapat dilumasi dari luar

dengan mudah. Fan hendaknya mempunyai performansi sesuai dengan ARI

standard 430-1966. Sistem fan hendaknya telah ditimbang dan dibalans secara

statis maupun dinamis di dalam rumah fan oleh pabriknya.

3) Dinding

Dinding unit minimal dari plat besi ukuran "20 gauge". Semua panel atau lubang-

lubang berpintu harus dapat dengan mudah dan cepat dibuka. Rangka hendaknya

diperlengkapi dengan penyangga dilapisi dengan cat anti karat.

Bak pengembunan air hendaknya terletak dibawah koil pendingin dan harus cukup

besar untuk menampung segenap pengembunan uap air dari koil pada kondisi

maksimumnya.

5. KOIL PENDINGIN

Koil pendingin harus dari tembaga dengan "fin" dari alluminium yang rekatkan secara

mekanis. Koil ini telah diuji terhadap kebocoran di pabriknya.

6. ISOLASI

Dinding unit ini hendaknya diisolasi mulai dari masuknya sampai pada keluarnya udara

pada unit. Isolasi harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya harus cukup untuk

menghalangi terjadinya pengembunan. Isolasi harus tahan terhadap aliran udara dan

tahan api sesuai dengan persyaratan NFPA Standard 90-A. Tempat penampungan air

pengembunan harus disolasi untuk menghindari terjadinya pengembunan dibagian

luarnya.

7. PEREDAM GETARAN

Hendaknya pada semua kaki mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai dengan

persyaratan pabriknya.

8. PIPA REFRIGERANT

1) Umum

Hendaknya semua pipa refrigerant dikerjakan secara hati-hati dan sebaik mungkin.

Semua bagian-bagian pipa ini harus bersih, kering dan bebas dari debu dan

kotoran. Hendaknya dipakai pipa tembaga jenis L atau K yang "dihydrated" dan

"sealed".

Jenis pemakian pipa refrigerant untuk air conditioning kelas ASTM B 280.

2) Sambungan

Pipa jenis "hard drawn tubing" harus disambung dengan perantaraan "wrought

copper fitting" atau "non porous brass fitting". Dianjurkan dipakai solder perak

dengan ditiupkan gas mupia seperti Nitrogen kering ke dalam pipa yang sedang

disambung untuk menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.

Solder lunak semacam "50 - 50" tidak boleh digunakan solder "95 - 5" dapat

dipergunakan kecuali pada "discharge" gas panas.

Page 44: 04 Pekerjaan Me

121

Pipa jenis "soft drawn tubing" dapat disambung dengan solder, nyala api atau

lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Bilamana "precharged refrigerant ines"

disediakan oleh pabrik, hendaknya diperhatikan benar-benar instruksi pabrik. Bila

terjadi kelebihan pipa "precharged" hendaknya dibentuk gulungan dan disangga

pada bidang mendatar.

Sambungan hendaknya sependek mungkin.

3) Konstruksi

a) Pipa refrigerant hendaknya disangga baik-baik untuk mencegah melentur.

Harus dipasang peredam getaran untuk mencegah penerusan getaran kepada

bangunan. Bilamana perlu dipasang peredam getaran pada pipa.

b) Pipa refrigerant yang direncanakan dan dipasang di lapangan harus

dilaksanakan sesuai dengan "ASHRAE GUIDE BOOK" atau rekomendasi

pabrik.

c) Suatu pengering refrigerant dengan kapasitas yang cukup serta "sight glass

moisture indicator" hendaknya dipasang pada bagian "liquid line" setiap pipa

yang terpasang di lapangan.

d) Perbedaan tinggi dan jarak antara condensing unit dengan evaporator blower

unit hendaknya masih memenuhi persyaratan pabrik.

e) Setelah selesai pekerjaan instalasi pipa maka seluruh rangkaian harus diuji

terhadap kebocoran.

4) Pengisian Refrigerant

Sistem yang dipasang dengan precharged dan sistem yang dipasang di lapangan

harus dihampakan. Sama sekali di larang memakai kompressor dari sistem untuk

mengisi refrigerant.

Penghampaan haruslah dilakukan dengan suatu pompa penghampa tinggi dengan

pengukur tekanan mutlak yang baik. Dianjurkan penghampaan dilakukan sampai

tekanan dibawah 300 .

Tekanan sistem setelah pengisian freon tidak boleh lebih dari yang disyaratkan oleh

pabriknya. Persyaratan pabrik tentang jumlah pengisian freon hendaknya dipatuhi

dan dipergunakan suatu Charging Cylinder untuk memastikan jumlah dan jenis

refrigerant yang diisikan adalah sesuai.

9. SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS

1) Isolasi Pipa

Pipa suction line refrigerant harus diisolasi dengan isolasi panas.

Diameter Pipa 5/8 s/d 1

¼"

1 ½" s/d 2" 3" s/d 5"

Tebal Isolasi 1" 1 ¼" 1 ½"

Page 45: 04 Pekerjaan Me

122

Isolasi pipa refrigerant hendaknya dari bahan “nitrile rubber closed cell tubing”

insulation dengan density 0,08-0,12 gram/cm3 (5-8 lb/Cu.ft), thermal conductivity :

0,0374 W/MK (0,26 BTU-in/hrft2) dan diberi dengan lapisan luar shell tape (insuflex

tape).

2) Saringan Udara

Saringan udara hendaknya dari bahan yang dapat dibersihkan/dicuci seperti

aluminium, anyaman kawat atau logam. Saringan harus memiliki efisiensi penahan

debu (Avarage Synthetic Duct Weight Air Resistance) minimal 65 %, tahanan mula-

mula maksimum 2,5 mm tekanan air, pada kecepatan aliran udara 2 mps (500 fpm).

Kerangka saringan dari baja galvanis setebal 1,2 mm dan dari ukuran standard.

Tebal filter 2,5 mm (1 inch) dan tiap-tiap filter dapat dipasang dengan rapat satu

dengan yang lainnya.

Spesifikasi material :

No. M a t e r i a l M e r k

1. Air Conditioner ( AC ) Panasonic, Daikin

2. Kabel Instalasi NYM + konduit ( Supreme,

Tranka, Metal, Kabelindo

3. Pipa refrigent Bahan “ nitrile rubber closed,

Lapisan luar, insuflex tape

4. Konduit EGA, Clipsal

C.5. Pekerjaan Septic Tank dan Peresapan

1. Septic Tank

Ruang Lingkup

Spesifikasi Septictank ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi Septictank yang

digunakan dalam pekerjaan mekanikal proyek ini.

Persyaratan

1. Septictank hanya diperuntukan untuk tampungan limbah padat yang berasal dari Kloset

pada bangunan KM/WC.

2. Konstruksi utama Septictank adalah pasangan batu bata 1 bata campuran 1 Pc : 2 Ps

sebagai dinding utama dan pasangan batu bata ½ bata campuran 1 Pc : 2 Ps sebagai

dinding pembagi ruangan. Sudut-sudut dinding harus diperkuat dengan kolom praktis

ukuran 13/13.

3. Dinding pasangan batu bata ½ bata campuran 1 Pc : 2 Ps sebagai pembagi ruangan

septictank dipasang diatas balok ring ukuran 13/15 cm yang bertumpu pada dinding

pasangan batu bata 1 bata campuran 1 Pc : 2 Ps.

4. Plat dasar septictank terbuat dari beton cor K-175 dengan ketebalan minimal 20 cm.

Page 46: 04 Pekerjaan Me

123

5. Plat atas septictank terbuat dari plat beton bertulang dengan 2 lapis tulangan diameter 10

mm dengan jarak minimal 100 mm dan tebal 120 mm.

6. Pada bagian atas permukaan septictank harus diberi lubang control ukuran 30 x 30 cm

untuk keperluan penyedotan limbah dan pipa pelepas hawa dari besi diameter 2” yang

dicat dengan baik agar tidak berkarat.

7. Kedalaman, dimensi dan posisi posisi septictank sesuai dengan Gambar Bestek kecuali

ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi karena alasan seperti keterbatasan lahan

penempatan dan alasan teknis lainnya.

8. Kontraktor Pelaksana harus menjamin bahwa bangunan septictank benar-benar kedap air

dan hal ini harus dibuktikan dengan Test Rendam Air selama 24 jam.

9. Jika air dalam septictank berkurang setelah 24 jam maka dipastikan bahwa ada kebocoran

pada bangunan tersebut dan Kontraktor Pelaksana dengan biaya sendiri berkewajiban

untuk memperbaikinya.

2. Peresapan

Ruang Lingkup

Spesifikasi Saluran Resapan ini adalah merupakan persyaratan minimal bagi Saluran Resapan

yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal proyek ini.

Persyaratan

1. Bangunan saluran resapan dipergunakan sebagai media serapan air kotor cair yang

berasal dari septictank.

2. Kedalaman, dimensi dan posisi posisi saluran resapan sesuai dengan Gambar Bestek

kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dengan persetujuan Konsultan Perencana

karena alasan seperti keterbatasan lahan penempatan dan alasan teknis lainnya.

3. Tidak boleh mendirikan dan membangunan bangunan lain diatas saluran resapan tanpa

persetujuan Konsultan Supervisi dan Konsultan Perencana.

4. Kontraktor Pelaksana harus menjamin dan bahwa bangunan saluran resapan dapat

bekerja dengan baik ketika dialiri air dan air dapat meresap dengan sempurna kedalam

tanah.

5. Hal ini harus dibuktikan dengan cara mengisi septictank dengan air melebihi kapasitas

tampungannya dan selama 24 jam diamati apakah volume air yang tidak tertampung

dalam septictank dapat diserap oleh saluran resapan atau tidak.

6. Jika setelah 24 jam air diisi kembali kedalam kloset jongkok dan air tidak dapat mengalir

dengan sempurna dalam kloset jongkok maka dipastikan saluran resapan tidak bekerja

dengan baik (tidak dapat menyerap air). Untuk itu Kontraktor Pelaksana dengan biaya

sendiri berkewajiban untuk memperbaikinya.

7. Kontraktor Pelaksana dibolehkan mengajukan metode pembuktian lain yang dapat

dipercaya secara teknis untuk membuktikan bahwa Saluran Resapan bekerja dengan baik.