04. penyakit akibat pajanan faktor fisik (3 april 2011)
TRANSCRIPT
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 1
FAKTOR2 FISIKDI LINGKUNGAN KERJA
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 2
Pokok Bahasan
• Aspek bahaya faktor fisik di lingkungan kerja
• Gangguan kesehatan dan penyakit yang berhubungan dengan pajanan potensi bahaya faktor fisik
• Pencegahan gangguan kesehatan/penyakit akibat faktor fisik di lingkungan kerja
• Tujuh langkah diagnosis PAK
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 3
PENDAHULUAN
Industrialisasi & modernisasi :
penggunaan peralatan / teknologi
� pengaruh positif dan negatif
-Kemudahan
-Produksi
-Penyakit Akibat Kerja )
-Kecelakaan Kerja )
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 4
Faktor fisik
• Kebisingan
• Getaran
• Suhu lingkungan kerja
• Pencahayaan
• Radiasi elektromagnetik
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 5
KEBISINGAN
• BISING
Adalah “ suara yang tidak dikehendaki”
( unwanted sound ) dapat berasal dari :
Kegiatan alam Kegiatan manusiapetir,gunungmeletus,gempa mesin2, alat musik, lalu lintas,
alat rumah tangga
- Frekuensi : Hertz ( Hz ) - Intensitas : desibel ( dB )
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 6
Jenis bising
• Bising kontinua.l. mesin bubut, kipas angin, mesin gergaji, katup gas
• Bising ter-putus2 ( intermittent) a.l. suara lalu lintas, pesawat terbang
• Bising impulsifa.l. pukulan palu, tembakan pistol
bising impulsif berulang : tiang pancang,mesin
tempa
Kerusakan pendengaran terjadi krn paparan kumulatif kebisingan diatas intensitas maksimal
dalam waktu lama
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 7
• Intensitas bunyi :
diukur dg sound level meter
Nilai ambang pendengaran :
diukur dg audiometer
NAB KEBISINGAN = 85 dB
(angka desibel yang dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam sehari atau 40 jam seminggu)
Pemerintah telah menetapkan NAB dengan memperhatikan waktu pemajanan per hari
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 8
PeraturanMenakerno.per.13/MEN/X/2011
tentang NAB faktor fisik dan faktor kimia
di tempat kerja
Faktor fisik : kebisingan, iklim kerja, getaran, radiasi frekwensi radio & gelombang mikro, radiasi sinar uv, medan magnit statis
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 9
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 10
Pengaruh kebisingan
• Gangguan pendengaran :
- TTS / Temporary treshold shift
- PTS / Permanent treshold shift
- Trauma akustik
• Gangguan komunikasi, konsentrasi, ketelitian
• Gangguan fisiologis (sistem pencernaan, kardiovaskuler, sistem faal tubuh lainnya)
• Gangguan tidur
• Gangguan psikologis/perilaku
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 11
Audiogram Noise Induced Hearing Loss (NIHL): Hearing loss
dlm dB
10 sebelum pengaruh kebisingan
/22,5 jam sesudahnya
20 3,5 jam sesudahnya
30 segera setelah
pengaruh bising dihentikan
40
80
90
250 500 1000 2000 4000 8000
Frekuensi ( Hz )
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 12
Hilang daya dengar akibat bising( Noise Induced Hearing Loss / NIHL )
Hilang daya dengar sementara
Temporary Treshold shift / TTS
� reversibel
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 13
Hilang daya dengar permanen (Permanent treshold shift /PTS)
•Terjadi bila bekerja terus menerus di tempat bising �hilang daya dengar menetap karena kerusakan sistem saraf alat pendengar
•Dimulai pd frekwensi sekitar 4.000 Hz�meluas ke frekwensi lain�frekwensi percakapan
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 14
Diagnosa gangguan pendengaran akibat
bising ditempat kerja (tidak mudah)
• Riwayat penurunan pendengaran
• Riwayat pekerjaan
• Riwayat kesehatan
• Evaluasi kebisingan ditempat kerja
• Pemeriksaan otologis
• Pemeriksaan audiometrik
• Menyingkirkan kemungkinan penyebab ketulianyang bukan akibat pekerjaannya.
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 15
Upaya penanggulangan( Hearing Conservation Program )
• Survai paparan bising
• Pengendalian kebisingan
• Pendidikan dan motivasi
• Perlindungan pendengaran
• Penilaian program
• Pencatatan dan pelaporan
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 16
Pengendalian kebisingan
• Pengendalian teknis
! Mengurangi bising dari sumbernya
• Pengendalian administratif
- Mengatur waktu kerja
- Rotasi pekerjaan
- Mengurangi jam kerja ditempat yg bising
• Pengendalian secara medis
• Pemakaian alat pelindung diri ( APD )
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 17
Efektivitas alat pelindung telinga
• Ear plug : utk kebisingan s/d 100 dB
mengurangi pajanan sebesar 8 – 30 dB
• Ear Muff : utk kebisingan s/d 110 dB
mengurangi pajanan s/d 25 – 40 dB
• Helm :mengurangi pajanan s/d 40–50 dB
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 18
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 19
GETARAN / VIBRASI
Getaran adalah pergerakan gelombang mekanik melalui titik2 yang terletak pada
satu garis lurus
Getaran dapat dihantarkan :
•keseluruh tubuh ( whole body vibration)
mengendarai dijalan kasar, traktor,dll
•setempat ( hand arm vibration = HAV )
tukang gerinda, bor, gergaji
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 20
Efek getaran thd tubuhA. Getaran seluruh tubuh :
whole body vibration ( WBV)
ketidaknyamanan, kelelahan, penglihatan kabur, gangguan keseimbangan, motion sickness, perdarahan gastrointestinal & saluran kemih
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 21
Getaran seluruh tubuh..............
• Toleransi thd vibrasi > posisi berdiri
• ♀ > sensitif
• Hampir semua peralatan berat & kendaraan bermotor � vibrasi pd aksisvertikal, frek 0.1 – 20 Hz
• Pengaruh kesehatan dpt terjadi pd frek 0.1 – 10000 Hz
• Gejala : rasa sakit pd punggung dan perut
• NAB getaran yg kontak langsung/tidaklangsung pd seluruh tubuh : 0,5 m/det2
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 22
WBV vertikal
• Getaran vertikal pada frekwensi 2,5-5 Hz : resonansi yg kuat pd leher dan ruas tulang belakang
• 4 – 8 Hz resonansi di bahu dan leher
• 20-30 Hz resonansi antara kepala dan bahu
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 23
B. Getaran setempat
hand arm vibration (HAV) Insidens : 5-10% pd populasi umum
risiko : ♀ 8-9 x > ♂
meningkat pd perokok
Faktor yg mempengaruhi HAV Syndrome
�Frekuensi ( paling bahaya 6 – 1000 Hz )
�Lamanya waktu pajanan
�Pajanan yg terus menerus
�Kekuatan memegang peralatan
�Kerentanan individu
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 25
Gangguan Kesehatan pada HAV
1. Gangguan sirkulasi darah
2. Tulang , sendi dan otot
3. Neurologis
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 26
Gangguan sirkulasi darah
• Gejala seperti Raynaud’s Syndrome
Gejala awal :
kesemutan/baal pd jari.
Vasokonstriksi (warna jari menjadi pucat)
terutama pagi hari/ hawa dingin
(vibration white finger )�biasanya <1 jam,
diakhiri dg memerahnya jari (+nyeri)
� kembalinya darah ke ujung2 jari
( + menurunnya sensitivitas jari2)
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 27
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 28
Pajanan 10-20 tahun
• Jari2 sianotik permanen
(akrosianosis) �
nekrosis /ulserasi
Dapat kena area lain �
sistem sensoris dan
ketangkasan jari2
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 29
Gangguan tulang, sendi dan otot
Tulang & sendi : terbatas pada tulangkarpal (lunata dan navikularis), sendiradioulnaris dan siku�artrosis &pseudokista, kadang2 atrofi.
Kasus lanjut : fragmentasi permukaansendi, dekalsifikasi dan degenerasiosteolisis lain
Otot: atrofi otot,menurunnya kekuatanmemegang
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 30
Gangguan neurologis
Parestesi, ambang sensoris, konduksi saraf
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 31
NAB GETARAN (lengan-tangan)
Peraturan Menaker
no per.13/Men/X/2011____________________________________
Juml waktu Nilai percepatan pd frek.dominan pemajanan
per hari kerja m/ det2 gravitasi ( 1 gram = 9,81 m/det2)
____________________________________________________________________
4 jam - < 8 jam 4 0,40
2 jam - < 4 jam 6 0,61
1 jam - < 2 jam 8 0,81
Kurang dari 1 jam 12 1,22
__________________________________________________
Alat pengukur percepatan getaran mekanis pd tangan-lengan : vibration meter/akselerometer
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 32
Upaya pengendalian
•Pengendalian secara teknis :
kurangi getaran dari sumbernya
•Pengendalian administratif
• Pengendalian secara medis
•Pemakaian alat pelindung diri
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 33
Pengendalian teknis• Perencanaan dari awal (pemilihan alat2
kerja yg intensitas getarannya rendah)
• Kurangi transmisi getaran, misalnya : pengendara kendaraan ( perbaiki suspensikendaraan, ubah posisi duduk)
• Anti vibration handle, bantalan
• Peningkatan pemeliharaan alat2 kerja
• Pembatasan penggunaan
• Penggunaan sarung tangan pelindung
• Mengurangi berat alat
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 34
Dari segi manajemen
• Pelatihan pekerja
• Penjadwalan penggunaan alat vibrasi
• Pemeriksaan berkala 1 kali/ tahun
Bagi pekerja :
• Stretching tangan sebelum bekerja
• Stop merokok
• Pemeriksaan dokter bila ada keluhan
Pengendalian administratif
�Pengaturan waktu kerja agar tidak terpapar> NAB
Intensitas getaran Waktu pemaparan
(meter/detik2) ( jam)
________________________________________________
4 8
6 4
8 2
12 1
________________________________________________
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 35
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 36
SUHU LINGKUNGAN KERJA
• PANAS
• DINGIN
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 37
P A N A S : thermal stress
• Faktor2 yg mempengaruhi :
suhu udara, kelembaban udara , kecepatan
aliran udara, suhu radiasi dari lingkungan
atau benda2 sekitar.
Utk kerja normal :
suhu ideal 19 – 230C, kelembaban 30 – 70%
Indonesia : 24 – 260C, kelembaban 60-70%
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 38
Pekerja berisiko
• Pekerja tanur
• Pertambangan
• Pekerja di cuaca panas
• Pekerja kamar mesin
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 39
Menilai tingkat paparan panas ( heat stress ) � berbagai
rumus a.l :
ISBB / WBGT ( Index suhu basah & bola/ Wet bulb globe temperature index )dlm perhitungannya telah memperhatikan faktor suhu, kelembaban dan radiasi
Diluar ruangan dg panas radiasi :ISBB = 0,7 tw + 0,2 tg + 0,1 ta
Didalam atau diluar ruangan tanpa panas radiasiISBB = 0,7 tw + 0,3 tgtw = suhu basah, tg = suhu radiasi, ta = suhu kering
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 40
PENGARUH THD TENAGA KERJA
Tubuh manusia � menerima panas dari luar ( konveksi, konduksi dan radiasi ) + panas metabolisme.
Panas hasil metabolisme tubuh :
hanya 25% yang dipakai sebagai tenaga � kelebihan panas yg. akan ditimbun >>.
Tubuh mempunyai mekanisme termoregulasi agar suhu tubuh tetap normal
M + Konveksi + Konduksi + Radiasi – Evaporasi = 0
Mekanisme termoregulasi
� Konduksi :
pertukaran panas antara tubuh dg benda2 sekitarmelalui kontak langsung
� Konveksi :
pertukaran panas dari badan dg lingkungan melaluikontak udara dg tubuh (dipengaruhi suhu udara danaliran angin)
� Radiasi :
pertukaran panas melalui mekanisme pancarangelombang panas
� Evaporasi : pengeluaran panas melalui penguapankeringat
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 41
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 42
Mekanisme termoregulasi
Evaporasi keringat
radiasi
konduksi
konveksi
Panas hasil metabolisme tubuh (M)
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 43
Efek pd kesehatan
• Ringan : eritema kulit, miliaria
• Syncope
• Heat cramps ( akibat melakukan pekerjaan fisik berat di lingk panas�elektrolit tak seimbang)
• Heat exhaustion ( lemas/kelelahan akibat dehidrasi)
• Heat stroke ( regulasi suhu tubuh gagal sehingga suhu tubuh >>>)
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 44
Efek pd kesehatan.......
• Pelebaran pembuluh darah kulit � timbunan darah di perifer � heat syncopeKeringat >> :
heat exhaustion miliariaheat cramps
Bila pusat pengatur suhu di otak tidak mampu mengatasi : heat stroke
____________________________________
Kemampuan adaptasi tubuh thd panas :aklimatisasi
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 45
NAB PAPARAN PANAS YANG DIPERKENANKAN
( DLM SATUAN DERAJAT CELCIUS ISBB )
_________________________________________
Pengaturan waktu Beban kerja
kerja / jam Ringan Sedang Berat
_________________________________________
75 - 100% 31 28 -
50 - 75 % 31 29 27,5
25 - 50 % 32 30 29
0 - 25% 32,2 31,1 30,5
________________________________________Beban kerja ringan : membutuhkan kalori sd 200 kilo kalori/jam
Beban kerja sedang : > 200 sampai < 350 kilo kalori/jam
Beban kerja berat : > 350 sd < 500 kilo kalori/jam
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 46
UPAYA PENGENDALIAN
Pengendalian thd lingkungan kerja-Memperkecil panas konveksi : a.l.
* Isolasi peralatan* Menyempurnakan sistem ventilasi
-Memperkecil panas radiasi* Isolasi peralatan* Memasang pelindung / sekat
aluminium* Warna peralatan yg cerah
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 48
• -Mengontrol kelembaban* Kebocoran uap air diperbaiki* Menyempurnakan ventilasi umum* Ventilation suit
-Pengendalian secara umum :* Menyediakan tempat istirahat utk pemulihan
* Pemasangan AC
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 49
Pengendalian thd tenaga kerja
- Air minum
- Pakaian kerja dan bahannya yg sesuai
- Mengurangi faktor risiko individu
- Pem. Kesehatan ( pra kerja, periodik )
- Pengaturan waktu kerja sesuai NAB
dan untuk aklimatisasi
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 50
IKLIM KERJA DINGIN
Dapat mengurangi efisiensi kerja� keluhan kaku
atau kurangnya koordinasi otot
Gangguan kesehatan pada suhu sangat rendah :
- Chillblains
- Trench foot
- Frostbite
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 51
• Berkurangnya efisiensi kerja ( kaku otot, kurangnya koordinasi otot )
• Chillblains : bengkak, merah,panas,sakit/gatal akb suhu sekitar/dibwh titik beku� reversibel
• Trench foot : kerusakan anggota badan(kaki) akb dingin & lembab wlp masih diatas titik beku �kaki iskemi /pucat, nadi tak teraba, kesemutan, kaku, rasa berat. Lalu diikuti fase hiperemi (bengkak, merah, sakit� reversibel
• Frostbite : akb suhu sangat rendah dibawah titik beku. Jaringan membeku & terbentuk kristal2 es. Lama2 : gangren � ireversibel
Hypothermia � dapat fatal
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 52
Populasi berisiko
•Pekerja pengolahan makanan dg kamar pendingin
•Pabrik es
•Nelayan/penyelam
•Pekerja di iklim dingin
•Ruang komputer/server
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 53
CARA PENGENDALIAN
• Seleksi tenaga kerja, pemeriksaan kesehatan
• Pemantauan timbulnya gejala akibat suhu dingin
• Pemenuhan kebutuhan kalori
• Variasi kerja-istirahat yg memerlukan mobilitas
• Penggunaan pakaian pelindung
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 54
PENCAHAYAAN /PENERANGAN
• Setiap kegiatan yang melibatkan fungsi penglihatan memerlukan penerangan yang cukup
• Penerangan yang baik :
-Obyek pekerjaannya dapat dilihat dengan tepat, jelas, cepat , nyaman dan tanpa upaya yg tidak perlu
-Dapat memperbaiki motivasi tenaga kerja dan efisiensi kerja
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 55
Sumber pencahayaan
�Penerangan alami ( sinar matahari )
�Penerangan buatan ( a.l. lampu)
• Aspek utama yg menentukan kualitas penerangan di tempat kerja :
�Intensitas
�Kesilauan
�Distribusi
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 56
Faktor lain yg berpengaruh
• Pemeliharaan instalasi penerangan & sekitarnya
• Arah sinar
• Ukuran ruangan
• Kekontrasan
• Keserasian warna lingkungan kerja
• Faktor manusia : tajam penglihatan & durasikerja (waktu)
• Kebersihan & penataan ruangan
• Jenis sumber penerangan
Warna: berpengaruh terhadap refleksi /pantulan
� Warna putih : refleksi 75%
� Warna pucat/muda : daya refleksi 50-75%
� Warna lebih tua/agak gelap : 20-50%
� Warna gelap : < 20%
Kombinasi warna dlm ruangan akan terasa nyamanbila menggunakan warna2 yg mempunyai dayarefleksi :
Langit2 > 75% ; Dinding 50-75% ; Lantai 20-25%, perabotan 20-40%
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 57
Sistem pemasangan sumber cahaya
� Direct : 90% cahaya mengarah kebawah
�biasanya digunakan untuk ruangan yg tinggi danluas
� Semi direct : 60-90% cahaya mengarah kebawah, lainnya keatas� cocok digunakan di perusahaan2
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 58
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 59
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 60
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 62
Pengukuran pencahayaan (dg alat luxmeter)
yg diukur : jml cahaya yg jatuh pd permukaan
• Satuan : lux ( 1 Lm/m2 )
Lm = lumen = arus cahaya yg ditimbulkan
oleh sumber cahaya kesemua arah
• Pencahayaan yang baik :
TIDAK terjadi kesilauan (glare)
TIDAK terbentuk bayangan
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 63
Cahaya yg menyilaukan ( glare)
• Discomfort glare : cahaya yg tdk menyenangkan tapi tdk begitu mengganggu kegiatan visual.
Efek : sakit kepala, kelelahan
• Disability glare : cahaya yg sangat mengganggu, karena diterima langsung oleh mata.
Efek : kerusakan mata � kebutaan
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 64
Discomfort glare
• Lampu yg dipasang terlalu rendah tanpa pelindung
• Jendela atau ventilasi cahaya yg langsung berhadapan dg mata
• Cahaya terang yg berlebihan
• Pantulan dr permukaan terang/mengkilat
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 65
Contoh2 Tingkat pencahayaan
berdasarkan pekerjaan
Jenis pekerjaan Contoh Kekuatan penerangan
Umum Gudang, toilet, 80 – 170 luxkamar mesin
Ketelitian sedang Pengepakan barang 200 – 250Pengeboran, pasangbaut/mur 250 – 300
Pekerjaan halus membaca, menulis 300 – 700tehnisi laborat
Pekerjaan dengan Gambar tehnik, 1000 – 2000ketelitian tinggi pemasangan alat
listrik, arloji dst
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 66
Akibat dari penerangan yg buruk
• Kelelahan mata � berkurangnya daya dan efisiensi kerja
• Kelelahan mental
• Keluhan pegal didaerah mata
atau sakit kepala sekitar mata
• Kerusakan alat penglihatan
• Meningkatnya kecelakaan
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 67
Pengendalian
• Pengendalian teknis :
-Memperbesar intensitas penerangan (minimal 2 X lipat)
-Memperbesar ukuran obyek
-Masuknya sinar jangan sampai terhalang
-Mencegah kesilauan ( perbesar kontras
antara obyek dg latar belakang, permukaan
mesin jangan dilapisi bahan yg mengkilap,
meletakkan lampu sebaiknya diatas kepala
pekerja, sebelah kiri belakang)
-Menata warna dinding dan langit2
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 68
2. Pengendalian administratif
-Pekerjaan malam hari /perlu ketelitian :
lebih baik yg berusia relatif muda &
visusnya baik
-Menjaga kebersihan dinding, langit2, lampu
dan perangkatnya ( kotoran/debu dapat
mengurangi intensitas penerangan
hingga 35%)
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 69
RADIASI ELEKTROMAGNETIK
Berasal dari medan listrik dan medan magnit
�Mempunyai spektrum luasFrek sangat rendah --------------------------------sangat tinggi
( 0 – 300 Hz )
_______________________________________________
1 Hz 1kHz 1 MHz 1GHz 1THz 1015Hz 1018Hz 1021Hz
radio & TV IR – UV X-ray
60 Hz microwaves Gamma
Listrik se-hari2
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 70
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 71
Jenis radiasi yg mungkin ada di tempat
kerja
•Radiasi elektromagnetik : gelombang
mikro, laser, infra merah, ultra violet, sinar
X (rontgen) dan sinar gamma
•Radiasi radioaktif : radiasi/sinar dari
bahan radioaktif
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 72
Pekerja berisiko
• Penata rontgen
• Tukang las
• Pekerja di tempat terbuka/ sinar matahari
• Pekerja pemotongan logam dg sinar laser
• Pekerja tanur/peleburan baja
• Pekerja antena pemancar
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 73
Radiasi elektromagnetik
• Radiasi medan magnet-listrik
• Frekwensi : 30-300 Hz.
Frekwensi listrik se-hari2 60 Hz
• Diduga menyebabkan terjadinyagangguan sistem saraf, kardiovaskuler, reproduksi dan lekemia
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 74
Medan elektromagnetik terdiri dari Medan Listrik (ML) & Medan Magnet (MM )
• Medan Listrik:– Dibangkitkan oleh partikel bermuatan listrik
– Kuat ML : besarnya muatan/Voltage berbanding terbalik dengan jarak: V/m
• Medan Magnetik:– Dibangkitkan penghantar dialiri arus listrik
– Kuat MM : besarnya arus listrik (A)
– Satuan: Tesla (T)
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 75
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 76
Upaya pengendalianPengendalian teknisa.l:- isolasi peralatan yg dlm penggunaannya
merupakan sumber medan elektromagnetik- Desain, konstruksi,operasi, pemeliharaan dan penggunaan peralatan : usahakan agar tingkat radiasi serendah mungkin
- Pencegahan timbunan muatan listrik pd peralatan atau atap dari bahan logam dengan pentanahan
- Bangunan di lokasi tegangan tinggi harus ber-langit2 (plafon) dan pd tanah yg kosong ditanami pohon2an
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 77
Pengendalian administratif
-Pengaturan waktu kerja
-Penyuluhan / sosialisasi batas paparan yg
aman dan cara2 penggunaan peralatan yang
baik
Pengendalian medis
- Observasi keluhan dan gejala
- Medical check up (pra kerja, berkala, khusus )
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 78
Radiasi sinar ultra violet
( dari sinar matahari, sinar las listrik)
- Kulit : iritasi, terbakar, melepuh
- Mata : konjungtivitis, katarak
!! Pakai kacamata kobal saat bekerja
NAB radiasi UV : iradiasi efektif ( I Eff )
0,0001 mWatt/cm2
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 79
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 80
Radiasi sinar infra merah
• Beban panas tubuh
• Katarak
Bersumber dari :
peleburan baja,
peleburan gelas,
bara logam,
nelayan
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 81
Radiasi sinar infra merah• Panjang gelombang: 0,75 µm – 3000 µm
• Industri: semua yang ada sumber panas, termasuk pada penggunaan sinar laser
• Efek pada Kesehatan:
Pada kulit : hanya sebatas subkutis:
pigmentasi, luka bakar pada kulit
Pada mata :
– Cataract: Glass Blowers Cataract/Heat Cataract
– Cornea: Iritasi - Dry Eyes
– Retina: Protein denaturation
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 82
Radiasi sinar infra merah…………….
• Pencegahan:
– Penyekat aluminium
– Alat Pelindung Mata: IR & UV (khusus)
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 83
Radiasi gelombang mikroPanjang gelombang :
• 3 cm : diabsorpsi di stratum korneum kulit
• 3-10 cm penetrasi lebih dalam (dpt 1 cm)
• 10-20 cm dpt merusak organ tubuh bag dalam
Jaringan dg kandungan air > : absorpsi
Efek thd kesehatan:
konjungtivitis,
ggn sistem saraf,
ggn reproduksi
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 84
Microwave & Gelombang Radio
• Peralatan:
• Radar & Komunikasi
• Diathermia
• Oven
• Kesehatan: terutama karena panas
– Gangguan kesehatan lain?
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 85
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 86
Radiasi pengion danpartikel berenergi tinggi
• a.l. SinarX, sinar gamma, partikel alfa,beta dan
netron.
• Efek bagi tubuh : Efek stokastik dan nonstokastik
Efek non stokastik :
sebanding dg dosis yg diterima,
dpt terjd pd tingkat ambang batas tertentu.
(Ambang Batas umum : 0,55 Sv)
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 87
Efek stokastik
• Berkaitan dg fungsi dosis, tanpa memperhatikan ambang batas
• Dipengaruhi radiosensitifitas sel
• Anak2 lbh sensitif drpd dewasa
• Dosis yg dpt menimb efek ini : 50 Msv/tahun
Akut
Efek stokastik
Kronik
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 88
Efek akut
• Eritema kulit
• Depresi sumsum tulang
• Penurunan fertilitas sementara/permanen
• Sindrom radiasi akut
Efek lambat : katarak
Efek kronis : kemandulan, kanker, cacat
congenital,katarak
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 89
Sindrom radiasi akut
• Fase prodromal : (24 jam setelah radiasi)
mual,muntah,nyeri kepala, eritema, limfopeni.
• Fase kedua : gejala tsb hilang setelah 2 minggu
• Fase ketiga : gangguan organ2 utama
kulit eritem, alopesia ( setelah 17 hari)
G/ gastrointestinal, nyeri abd, diare, dehidrasi,
syok, toksemia, meninggal dlm 7-10 hr
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 90
Sindrom radiasi akut.....
• Hemopoetik : trombositopeni, lekopeni, perdrh setl 4-6 minggu radiasi
• Efek serebral : mengantuk ataksia, bingung, kejang, penurunan kesadaran, kematian akibat edema serebral akut
PENATALAKSANAAN :
simptomatis, hindari infeksi, terapi cairan
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 91
NAB radiasi pengion( International Commission on Radiological Protection)
• Didasarkan atas dosis ekivalen yg diterima seluruh tubuh dlm pemajanan setahun
Utk lingkungan kerja : 5 rem
Utk masyarakat umum : 0,5 rem
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 92
Sinar Laser • Sinar yang terdiri dari:
– satu warna/panjang gelombang.
– Satu frekwensi
– arah gelombang semua paralel
• Industri:
– Memotong Logam
– Medis
– Teknologi Komunikasi Tinggi
• Kesehatan: Mata: luka bakar pada kornea
• Gangguan Kesehatan lain akibat proses penggunaan laser : kerusakan retina� kebutaan
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 93VDT/AS 93
RADIASI Komputer • Keluhan Utama, biasanya bersifat sementara:
– Rasa pegal pada mata
– Penglihatan kabur
– Sakit Kepala
• Penyebab utama:
– Jarak , lama dan perubahan fokus waktu melihat obyek
– Penyinaran yang tidak sesuai
– Glare
– Karakteristik Layar: Kontras & berkedip
• Upaya pengurangan gangguan:
– Secara periodik melihat jarak jauh
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 94VDT/AS 94
• Dokumen dan monitor sebaiknya berada pada jarak yang sama dari mata
• Penyinaran yang sesuai tergantung pada umur pekerja dan kualitas dokumen.
• Penyinaran umumnya lebih rendah daripada pada perkantoran umum yang biasanya membutuhkan 1000 lux
• Glare/kesilauan perlu dihindari
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 95
7 LANGKAH DIAGNOSISPENYAKIT AKIBAT KERJA
1. Menentukan diagnosis klinis
2. Menentukan pajanan yg dialami dalam pekerjaan
3. Menentukan apakah ada hubungan pajanan dengan penyakit
4. Menentukan apakah pajanan yang dialami cukup besar sehingga dapat menyebabkan penyakit akibat kerja
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 96
7 langkah diagnosis....
5. Menentukan apakah ada faktor individuyang berperan
6. Menentukan apakah ada faktor lain diluarpekerjaan
7. Menentukan diagnosis penyakit akibatkerja
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 97
Contoh kasus Pajanan Fisik
Peserta dibagi empat kelompok
Setiap kasus yg sama sedikitnya didiskusikan
oleh 2 kelompok
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 98
Kasus I
• Laki-laki, 40 th, perokok sehari 14 batang, bekerja
sebagai operator mesin gerinda selama 15 tahun, ia
bekerja kebanyakan sambil berdiri. Datang ke
Puskesmas dengan keluhan kedua tangan baal,
kesemutan, setiap bangun tidur pagi dan terutama
pada udara dingin terasa makin nyeri . Sudah minum
obat pegal linu, kapsul maupun jamu tapi tak
sembuh.
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 99
Pertanyaan kasus I
• Apakah masalah pada pasien tersebut?
• Apakah kasus ini termasuk PAK?
• Bagaimana penatalaksanaannya? Terhadap
pekerja maupun perusahaan
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 100
Kasus II
Tn A, 45 tahun, sudah 5 tahun bekerja di pabrik gelas, tugasnya memasukkan bahan produksi ke tungku pemanas. Beberapa minggu terakhir, sedang ada peningkatan produksi berhubung banyak order. 2 minggu yl, ia mengeluh nyeri bila buang air kecil.
Keluhan berulang 1 minggu kemudian. Ia sudah berobat ke Puskesmas dan keluhan hilang setelah meminum obat yang diberikan. Tetapi sejak tadi pagi keluhan timbul lagi, sehingga ia segera berobat lagi ke Puskesmas. Keluhan tidak disertai sakit pinggang dan tidak ada demam.
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 101
Lanjutan kasus II
• Pada pemeriksaan dokter:
– Pemeriksaan fisik: dalam batas normal
– Laboratorium: kristal ++
• Informasi kebiasaan sehari-hari:
– Merokok ½ bungkus / hari
– Sesudah makan biasanya minum air teh
– Kalau dirumah terasa panas, memasang
kipas angin
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 102
Pertanyaan kasus II
• Apakah masalah pada pasien tersebut?
• Apakah diagnosis okupasinya ( 7 langkah
diagnosis okupasi)
• Bagaimana penatalaksanaannya?
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 103
Kasus III
• Sebuah desa ditepi pantai dihuni oleh 600 orang,
diantaranya 200 orang laki-laki dewasa bekerja sebagai
nelayan dengan masa kerja 2 – 30 tahun.
• Nelayan yg sudah bekerja > 10 tahun, mengeluh terjadi
penurunan penglihatan/melihat obyek kabur. Oleh
karena lokasi sulit didatangi, kepala desa mengajukan
permohonan kepada kepala Puskesmas untuk
memeriksa nelayan dengan mendatangi desa tersebut
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 104
Pertanyaan kasus III
• Dari data diatas, apakah yang kemungkinan
menjadi penyebab keluhan tersebut?
• Apakah keluhan tersebut merupakan penyakit
akibat kerja?
• Apakah anjuran yang harus kita berikan
sebagai dokter Puskesmas bagi kelompok
masyarakat tersebut?
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 105
Kasus IV
• Industri batik cap dan batik tulis, dilaksanakan
dirumah penduduk, ditempat pemukiman yang
padat. Hasil industri disetorkan ke industri Bapak
angkat. Setelah dilakukan pemeriksaan pada hasil
kerja mereka, ternyata banyak kesalahan yang
dilakukan pekerja batik. Sehingga hasilnya kurang
baik. Pengusaha meminta bantuan Pengawas K3
untuk mengukur intensitas cahaya, hasilnya 45 lux
Disiapkan oleh Tim PERDOKI (Based on MM) 106
Pertanyaan kasus IV
• Apakah diagnosa klinis penyakit ini
• Mungkinkah merupakan kasus PAK?
• Bagaimana penatalaksanaannya?