efekkesehatan pajanan radiasi dosis rendah

13
'i>""SI~lllq StlHllla.. ;4Sp& K.uelalHatall 7Ca~lasl ~all t.lllqkullqall pa~a .D1I~ust..1 /'J"II-/'Jukll.. /)aka..ta, 18;ka..et 2003. EFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH Zubaidah Alatas puslitbang Keselamatan Radiasi danBiomedikaNuklir -BATAN ABSTRAK EFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH. Manusiaterpajan radiasi alam daTisumber eksterna, termasuk radionuklidadi bumi dan radiasikosmik, dan dari sumber radiasi intema oleh radionuklida rurunan uranium dan throrium yang masuk ke daIam tubuh. Sistem metabolisme tubuh mempunyai kemampuan untuk mentoleransipajanan radiasidan radioaktivitas yang adadi alamo Tetapiadanya aktivitas beberapaindustriyang menggunakan sumber alam dapat meningkatkanradioanuklida alam mendekati suatu batas yangberpotensi dalammenimbulkan fisiko kesehatan pada manusia dan lingkungan, hila tidak dikontrol. Efek radiasi pengionpada manusia merupakan basil daTi prosesfisik dan kimia yang terjadi segera setelah pajanan, kemudian diikuti dengan proses biologik daIam tubuh. Proses tersebut meliputi ran~aian perubahan pada tingkat molekuler, seluler, jaringan dan tubuh. Radiasi dengan dosis serendah berapapun, dapat menimbulkanefek kesehatan karenasebuah kejadian ionisasi dapat menimbulkan kerusakan pada DNA. Kerusakanpada DNA dalam inti diangggapsebagai kejadian awal yang menyebabkan kerusakan pada sel berupa induksi kankerdan penyakitherediter. Temyatakerusakan sitogenetik juga dapat terjadi pada sel yangtidak terpajanradiasisecara langsung, dikenal sebagai bystander effects. Tulisan ini adalah sebuah ulasanmengenai fisiko kesehatan pajananradiasi dosis rendah terhadap tubuh dalam menimbulkan efek stokastik, yaitu induksi kanker pada sel somatiktubuhdan efek herediter atau pewarisan padaselgenetik. ABSTRACT HEALTH EFFECTS OF EXPOSURE TO LOW DOSE OF RADIATION. Human beings are exposed to natural radiation from external sources include radionuclides in the earth and cosmic radiation, and by internal radiation from radionuclides, mainly uranium and thorium series, incorporated into the body. Living systems have adapted to the natural levels of radiation and radioactivity. But some industrial practices involving natural resources enhance these radionuclides to a degree that they may pose risk to humans and the environment if they are not controlled. Biological effects of ionizing radiation are the outcomes of physical and chemical processes that occur immediately after the exposure, then followed by biological process in the body. These processes will involve successive changes in the molecular, cellular, tissue and whole organism levels. Any dose of radiation, no matter how small, may produce health effects since even a single ionizing event can result in DNA damage. The damage to DNA in the nucleus is considered to be the main initiating event by which radiation causes damage to cells that results in the development of cancer and hereditary disease. It has also been indicated that sitogenetic damage can occur in cells that receive no direct radiation exposure, known as bystander effects. This paper reviews health risks of low dose radiation exposure to human body causing stochastic effects, i.e. cancer induction in somatic cells and hereditery disease in genetic cells. PENDAHULUAN NORM (Naturally Occurring Radioactive Materia/) dan TENORM (Technologically Enhanced NaturalyOccurring Radiactive Materia/) adalah isu yang penting dan kompleks karena melibatkan ilmu pengetahuan, politik, bisnis dan masyarakat. Radiasialam sudah ada sejak adanya bumi ini, ada dimana-mana dan kita terpajan setiap hari. NORM dapat dijumpaidalamtubuhkita, dalam makanan yang kita konsumsi, di berbagai tempat dimanakita hidup dan bekerja,di tanah yang kita tinggali dan juga pada produk yang kita gunakan. Hampir semua yang ada di alam mempunyai sejumlah kecil radioaktivitasalamo Sistem metabolisme tubuh mempunyai 27

Upload: vuongdieu

Post on 31-Dec-2016

230 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH

'i>""SI~lllq StlHllla.. ;4Sp& K.uelalHatall 7Ca~lasl ~all t.lllqkullqall pa~a .D1I~ust..1 /'J"II-/'Jukll..

/)aka..ta, 18;ka..et 2003.

EFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH

Zubaidah Alatas

puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir -BATAN

ABSTRAKEFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH. Manusiaterpajan radiasi alamdaTi sumber eksterna, termasuk radionuklida di bumi dan radiasi kosmik, dan dari sumber radiasiintema oleh radionuklida rurunan uranium dan throrium yang masuk ke daIam tubuh. Sistemmetabolisme tubuh mempunyai kemampuan untuk mentoleransipajanan radiasi dan radioaktivitasyang ada di alamo Tetapi adanya aktivitas beberapa industri yang menggunakan sumber alam dapatmeningkatkanradioanuklida alam mendekati suatu batas yang berpotensi dalam menimbulkan fisikokesehatan pada manusia dan lingkungan, hila tidak dikontrol. Efek radiasi pengion pada manusiamerupakan basil daTi proses fisik dan kimia yang terjadi segera setelah pajanan, kemudian diikutidengan proses biologik daIam tubuh. Proses tersebut meliputi ran~aian perubahan pada tingkatmolekuler, seluler, jaringan dan tubuh. Radiasi dengan dosis serendah berapapun, dapatmenimbulkan efek kesehatan karena sebuah kejadian ionisasi dapat menimbulkan kerusakan padaDNA. Kerusakan pada DNA dalam inti diangggap sebagai kejadian awal yang menyebabkankerusakan pada sel berupa induksi kanker dan penyakit herediter. Temyata kerusakan sitogenetikjuga dapat terjadi pada sel yang tidak terpajan radiasi secara langsung, dikenal sebagai bystandereffects. Tulisan ini adalah sebuah ulasan mengenai fisiko kesehatan pajanan radiasi dosis rendahterhadap tubuh dalam menimbulkan efek stokastik, yaitu induksi kanker pada sel somatik tubuh danefek herediter atau pewarisan pada sel genetik.

ABSTRACTHEALTH EFFECTS OF EXPOSURE TO LOW DOSE OF RADIATION. Human beings areexposed to natural radiation from external sources include radionuclides in the earth and cosmicradiation, and by internal radiation from radionuclides, mainly uranium and thorium series,incorporated into the body. Living systems have adapted to the natural levels of radiation andradioactivity. But some industrial practices involving natural resources enhance these radionuclidesto a degree that they may pose risk to humans and the environment if they are not controlled.Biological effects of ionizing radiation are the outcomes of physical and chemical processes thatoccur immediately after the exposure, then followed by biological process in the body. Theseprocesses will involve successive changes in the molecular, cellular, tissue and whole organismlevels. Any dose of radiation, no matter how small, may produce health effects since even a singleionizing event can result in DNA damage. The damage to DNA in the nucleus is considered to be themain initiating event by which radiation causes damage to cells that results in the development ofcancer and hereditary disease. It has also been indicated that sitogenetic damage can occur in cellsthat receive no direct radiation exposure, known as bystander effects. This paper reviews health risksof low dose radiation exposure to human body causing stochastic effects, i.e. cancer induction insomatic cells and hereditery disease in genetic cells.

PENDAHULUAN

NORM (Naturally Occurring

Radioactive Materia/) dan TENORM

(Technologically Enhanced Naturaly Occurring

Radiactive Materia/) adalah isu yang penting

dan kompleks karena melibatkan ilmu

pengetahuan, politik, bisnis dan masyarakat.

Radiasi alam sudah ada sejak adanya bumi ini,

ada dimana-mana dan kita terpajan setiap hari.

NORM dapat dijumpai dalam tubuh kita, dalam

makanan yang kita konsumsi, di berbagai

tempat dimana kita hidup dan bekerja, di tanah

yang kita tinggali dan juga pada produk yang

kita gunakan. Hampir semua yang ada di alam

mempunyai sejumlah kecil radioaktivitas alamo

Sistem metabolisme tubuh mempunyai

27

Page 2: EFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH

7>""SUIHgS~IHa.. ;tIspd K-u~laHlataH 7Ca~last ~aH .L.IH(fkuHgaH pa~a ..oH~ust..I;\l"H-;\Jukll../)aka..ta, 18;11a..~t 2003

kemampuan untuk mentoleransi pajanan radiasi

dan radioaktivitas yang ada di alamo T etapi

adanya aktivitas beberapa industri yang

menggunakan sumber alam dapat meningkatkan

tingkat pajanan radiasi dan radioaktivitas alam

mendekati suatu batas yang berpotensi dalam

menimbulkan fisiko kesehatan pada manusia

dan lingkungan, hila tidak dikontrol.

Radiasi alam terdiri daTi radiasi kosmik

dan radiasi yang berasal dari peluruhan

radionuklida alamo Radionuklida alam meliputi

bahan radioaktif primordial dalam kerak bumi,

hasil lurubannya, clan radionuklida yang

dihasilkan oleh interaksi kosmik dengan radiasi.

Radionuklida primordial mempunyai waktu

para sebanding dengan umur bumi.

Radionuklida kosmogenik dihasilkan secara

terus menerus oleh penghancuran nuklida stabil

oleh sinar kosmik, terutama dalam atmosfer [1].

Radionuklida utama dalam TENORM

adalah rantai luruhan uranium-238 clan

thorium-232. Radon sebagai hasil luruhan dari

U-238 adalah sumber radioaktivitas alam

terbesar bagi manusia. Radium dan radon

adalah radionuklida yang digunakan untuk

mengukur NORM dan TENORM di

lingkungan. Tingkat radioaktivitas TENORM

sangat bervariasi, demikian pula bentuk dan

volumenya [1,2].

Manusia terpajan radiasi alam dari

sumber ekstema, termasuk radionuklida di

bumi dan radiasi kosmik, dan daTi sumber

radiasi intema oleh radionuklida turunan

uranium dan throrium yang masuk ke dalam

tubuh. Jalur masuk radionuklida adalah melalui

ingesi (mulut) dan inhalasi. Kategori khusus

pajanan radiasi interna merupakan pajanan

paling besar daTi sumber radiasi alam [1].

Efek radiasi pengion pada manusia

merupakan hasil dari rangkaian proses fisik clan

kimia yang terjadi segera setelah pajanan

(IO.15detik -beberapa detik), kemudian diikuti

dengan proses biologik dalam tubuh. Proses

biologik meliputi rangkaian perubahan pada

tingkat molekuler, seluler, jaringan clan tubuh.

Konsekuensi yang timbul dapat berupa

kematian gel atau perubahan pada sel,

bergantung pada dosis radiasi yang diterima

tubuh [3].

Pada pajanan akut dosis relatif tinggi,

efek yang timbul merupakan hasil dari kematian

gel yang dapat menyebabkan gangguan fungsi

jaringan clan organ tubuh, bahkan kematian.

Efek seperti ini disebut efek deterministik yang

umumnya segera dapat teramati secara kIinik

setelah tubuh terpajan radiasi dengan dosis di

alas dosis ambang. Selain itu, radiasi dapat

tidak mematikan gel tetapi menyebabkan

terjadinya perubahan atau transformasi pada gel

sehingga terbentuk sel bam yang abnormal.

Perubahan ini terutama karena terjadi kerusakan

pada materi inti gel, khususnya DNA clan

kromosom. Perubahan ini berpotensi

menyebabkan terbentuknya kanker pada

sebagian tertentu daTi individu terpajan atau

penyakit herediter pada turunan mereka.

Probabilitas timbUlnya kanker clan penyakit

herediter meningkat dengan bertambahnya

dosis, tetapi tidak halnya dengan keparahannya.

Efek ini disebut efek stokastik yang terjadi

akibat pajanan radiasi tanpa ada dosis

ambang [3].

28

Page 3: EFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH

'i>""SI~I"gS£HtI"a.. ;ls1'& K,U4![aJHata" 7Ca~tasl ~a" .l..l"gku"ga" 1'a~a .D,,~ust..I;\l,,"-;\Iuk[l..

/)aka..ta, 18 j1ta"4!t 2003.

kerusakan pada sel somatik dan gel genetik

dapat disembuhkan pada tingkatan tertentu, data

terakhir menyatakan bahwa frekuensi efek

tersebut meningkat pada radiasi tingkat rendah

sebagai fungsi linear, nonthreshold daTi

dosis [5].

Tujuan tulisan ini adalah untuk

memberikan sebuah ulasan mengenai fisiko

pajanan radiasi dosis rendah terhadap tubuh

dalam menimbulkan efek stokastik, yaitu

induksi kanker pada sel somatik tubuh dan

penyakit herediter atau pewarisan pada sel

genetik.

Dengan demikian, radiasi pada dosis

serendah berapapun, dapat menimbulkan efek

kesehatan karena sebuah kejadian ionisasi dapat

menimbulkan kerusakan pada DNA. Dosis

kecil, 10 -100 mSv, meningkatkan laju latar

kerusakan DNA sekitar 1 % yang terjadi secara

alamiah [4]. Tidak diragukan lagi bahwa tidak

ada dosis atau laju dosis radiasi yang aman

dalam hal menimbulkan efek pada manusia.

Adanya efek kesehatan radiasi pengion dosis

rendah telah merubah pemyataan yang dikenak

sebelumnya daTi "small dose may cause harm"

menjadi "small dose definitely will cause

harm" [5,6].

Sejumlah pendekatan fisik dan biologik

telah dilakukan untuk menggambarkan batasan

dosis dan laju dosis rendah. Dari aspek

mikrodosimetri, dosis rendah adalah di bawah 1

mGy. Sedangkan dari radiobiologi, sekitar

20mGy adalah dosis rendah. Sturn epidemiologi

menyatakan bahwa dosis rendah adalah dalam

orde 200 mGy, berapapun besar laju dosisnya.

Sedangkan studi induksi tumor pada hewan

percobaan menyarankan bahwa laju dosis

sekitar 0,1 mGy/menit adalah rendah,

berapapun besar dosis totalnya [6].

Berbagai efek biomedik yang mungkin

timbul sebagai akibat pajanan radiasi dosis dan

laju dosis rendah' yang meliputi perubahan

pada gen dan kromosom harus diketahui

dengan baik. Studi terakhir tentang perubahan

tersebut pada berbagai jenis sel termasuk sel

limfosit manusia, telah menambah pengetahuan

yang berhubungan dengan mekanisme dan

hubungan dosis-respon. Disamping bukti bahwa

kerusakan molekuler yang menimbulkan

RADON SEBAGAI SUMBER RADIASIALAM TERBESAR BAGI MANUSIA

r

Gas radon merupakan sumber radiasi

alia yang paling banyak di alamo Diperkirakan

bahwa radon banyak berada dalam rumah

sekitar 50% daTi dosis ekivalen yang diterima

masyarakat daTi semua sumber radiasi, baik't;c

alam maupun buatan manusia. Gas radon yang-.ada di udara secara spontan akan meluruh atau

berubah menjadi atom lain. Anak luruh radon

ill bermuatan listrik dan dapat menempel pada

partikel debu yang dapat dengan mudah

terinhalasi masuk ke pam dan dapat menetap

pada gel pam. Dengan demikian organ target

pajanan radon adalah gel epitel pada pam [7,8].

Radiasi alia yang dipancarkan oleh

radon dan turunannya berpotensi merusak gel

dalam organ paru, khususnya DNA yang ada di

dalam inti gel. Karena jarak lintasan partikel

alia sangat pendek, maka radiasi alia dalam

pam tidak dapat mencapai gel-gel pada organ

lain. Dengan demikian, kanker paru adalah

risiko kanker terpenting akibat pajanan radon

29

Page 4: EFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH

7>""Sl~lHf/StJHlHR" ;1.S1'& K,tStLRHlRtRH 7CR~lRsl ~RH /..lH9k/lHf/RH 1'R~R £)H~/lSt..l;V"H-/I1/1kll..

/}RkR..tR, 18;11R..tt 2003

alfa mempunyai probabilitas rendah dalam

mematikan sebuah sel, lebih dari 80% sel akan

tahan hidup akibat pajanan tersebut. Lebih jauh

lagi, frekuensi mutasi pada gen meningkat

sampai lebih dari 2 kali dari latar pada sel-sel

yang tetap hidup. Frekuensi mutasi akan

meningkat lebih lanjut pa~ sel yang dilintas

sampai 4 partikel alfa, masih dengan hanya efek

sitotoksik yang sedang..

Pajanan radon dengan dosis rendah

seperti yang terjadi dalam rumah, merupakam

faktor lingkungan utama yang berpotensi

menimbulkan kanker pam. Sudi epidemiologi

dan penelitian pada hewan menunjukkan

sebuah hubungan positif antara pajanan partikel

alfa dari radon dan turunannya dengan kanker

pam. Berdasarkan laporan terakhir dari BEIR

VI, diperkirakan bahwa 10 -14% dari semua

kematian akibat kanker pam di AS,

berhubungan dengan pajanan gas radon dari

lingkungan [8]. Mekanisme dasar partikel alfa

menyebabkan kanker pam belum diketahui

dengan baik, tetapi sejumlah kerusakan genetik

yang meliputi kerusakan kromosom, mutasi

gen, induksi mikronuklei dan sister chromatid

exchanges (SCE) diketahui berhubungan

dengan kerusakan pada DNA akibat partikel

alfa [10].

Pada tingkat pajanan radon dalam

rumah, sebagian besar sel epitel bronchus tidak

akan dilintas oleh partikel alfa sarna sekali

berarti tidak menerima dosis radiasi, dan

sebagian lainnya akan dilintas hanya oleh

sebuah partikel. Sebuah sel epitel pam sangat

jarang dilintas oleh lebih dari satu partikel alfa

per sepanjang hidup manusia. Sedangkan pada

daTi udara. Radon itu sendiri tidak secara

langsung menyebabkan kanker paru tapi

partikel alfa dari turunan radon yang secara

langsung merusak gel-gel target pada pam dan

menginduksi pembentukan kanker [8].

Terdapat perbedaan utama antara

radiasi alfa sebagai radiasi dengan LET (Linear

Energy Transfer) tinggi dan radiasi gamma!

sinar-X sebagai radiassi LET rendah, dalam hal

distribusi energi pada populasi gel atau jaringan

yang terpajan. Ionisasi akan terjadi pada setiap

interval 100 nm atau lebih di sepanjang lintasan

radiasi gamma/X yang akan menembus suatu

jaringan sejauh beberapa cm, sebelum

melepaskan semua energinya. Ini menyebabkan

terjadinya distribusi energi yang merata dalam

jaringan, dengan demikian dosis radiasi yang

diterima gel dalam jaringan adalah sarna dengan

tingkatan pajanan yang sangat rendah.

Sedangkan radiasi alfa, ionisasi akan terjadi

pada setiap 0,2 -0,5 nm, sehingga terjadi

deposisi energi yang besar pada satu lokasi

tertentu. Umumnya partikel alfa melintas hanya

sejauh sekitar 50 f:.lm sebelum semua energinya

habis dilepaskan [3,7].

Efek pada gel yang dilintas oleh sebuah

partikel alfa masih kontrovesi. Diduga bahwa

sebagian besar gel yang dilintas oleh sebuah

partikel alfa akan mati sebagai akibat daTi

deposisi energi yang besar dalam inti gel dan

kerusakan yang padat pada DNA. Efek ini dapat

bersifat tidak letal pada sebagian gel yang

terpajan dalam jaringan yang dapat bertahan

hidup dengan mengalami kejadian mutagenik

[8]. Tetapi Hei dkk [9] menunjukkan bahwa

pada kenyataannnya lintasan sebuah partikel

30

Page 5: EFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH

7>1"'S~lHq StHllHal' ;4SP& "lS~laH1ataH 7Ca~tasl ~aH /.lHqkuHqaH pa~a fJH~ustl'l j\I"H-J\fuklll'

;Jaka..ta, 18;ttal'~t 2003.

dilintas oleh lebih dari satu partikel alia atau

0,0007 Jhm-3 (0,2 WLM) per tahun.

Diperkirakan kurang dari 1 dari 400 inti sel

basal (atau kurang dari 1 dari 100 inti sel

sekretori) akandilintas oleh sebuah partikel alia

per tahun[8].

Studi inhalasi radon menunjukkkan

bahwa frekuensi kanker sel kecil paru pada

bagian tengah paru pada penambang uranium

yang merokok sigaret lebih besar (30,8%)dari

bukan penambang (10,6%). Bagian ini

menerima dosis radiasi paling tinggi pada sel

epitel paru. Jenis sel epitel saluran pemafasan

yang juga berisiko tinggi terhadap kanker akibat

radon adalah sel sekretori. Sel basal clan

sekretori dapat membelah clan berdifferensiasi.

Sel sekretori membelah sebagai respon terhadap

trauma fisik atau kimia dan terlibat dalam

proses perbaikan sel disepanjang

traheobranchial [8].

EFEK RADIASIP ADATINGKAT SELULER

Kerusakan pada tingkat sel danjaringan

akibat radiasi meliputi kerusakan pada DNA

dan kromosom yang berpotensi menyebabkan

terjadi mutasi pada sel somatik dan genetik dan

prosees transformasi sel. Kerusakan dapat pula

terjadi pada strukstur seluler lain, yang

mengakibatkan kematian sel atau kerusakan sub

letal pada sel, kerusakan seperti ini umumnya

tidak berakhir dengFill terbentuknya kanker atau

penyakit herediter [6].

tingkat radon yang lebih tinggi, seperti tambang

uranium, gel bronchus sering terpajan oleh

banyak lintasan partikel alfa dalam waktu yang

singkat [11]. Meskipun proses perbaikan dapat

berlangsung, lintasan sebuah partikel alia tetap

berpotensi menimbulkan kerusakan yang tidak

dapat diperbaiki pada gel yang tidak mengalami

kematian. Lintasan tunggal sebuahpartikel alia

diperkirakan akan menggandakan frekuensi

mutasi spontan, sedangkan peningkatan

frekuensi mutasi sampai 2 -3 kali lebih besar

dapat terjadi akibat lintasan sampai 4 partikel

alia per gel [12,9].

Ekstrapolasi pajanan radon dari dosis

tinggi ke rendah dipengaruhi oleh efek laju

dosis yang nampaknya terjadi pada tingkat

pajanan dimana lintasan banyak partikel per inti

gel terjadi. Hubungan dosis respon antara radon

dengan fisiko kanker adalah hubungan linier

tanpa dosis ambang. Meskipun demikian, selalu

terdapat kemungkinan adanya sebuah hubungan

ambang antara pajanan dengan fisiko kanker

paru pada pajanan radon dengan dosis yang

sangat rendah [8].

Perkiraan fisiko radon terutama dari

sturn epidemiologi pada penambang bawah

tanah yang terpajanan jauh lebih besar dari

penduduk. Pajanan relata turunan radon

terhadap para pekerja tambang di Colorado

sekitar 2,8 Jhm-315 tahun (800 WLM). Berarti

sebuah inti gel pada epitel bronchus

diperkirakan menerima relata sekitar 1 -5

lintasan partikel alfa atau 0,567 Jhm-3 (162

WLM) per tahun. Sedangkan penduduk

terpajanan radon dalam ruangan (sekitar 50

Bqm-3) sekitar kurang dari 1 dari 104 sel akan

1.Efek Radiasi pada DNA

Target utama dari kematian sel yang

diinduksi oleh radiasi adalah DNA. Radiasi

31

Page 6: EFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH

7>""Sl~lHflS~lHa.. ..Asp~k K,u~lalHataH 7Ca~lasl ~aH /..lHflkuHflaH pa~a .oH~ust..l/l!"H-/I!ukllJ/

/)aka..ta, 18;1ta..~t 2003

Sel mampu melakukan proses

perbaikan terhadap kerusakan DNA dalam

waktu beberapa jam, tetapi proses perbaikan ini

dapat berlangsung secara tidak sempurna

terutama terhadap kerusakan DNA yang dikenal

sebagai double strand breaks- (dsb) yaitu

patahnya ke dua strand DNA. Proses perbaikan

dsb dengan kesalahan dapat menghasilkan

terjadinya mutasi pada gen dan abnormalitas

kromosom yang diketahui sebagai karakteristik

dari pembentukan malignansi [1,3].

Kerusakan dsb dianggap sebagai

penyebab kerusakan genotoksik dan dengan

tidak adanya proses perbaikan yang efisien

dapat menyebabkan timbulnya kerusakan

jangka panjang, bahkan pada dosis yang paling

rendah. Trak tunggal, meskipun daTi radiasi

LET rendah, mempunyai probabilitas untuk

menghasilkan satu atau lebih dsb pada DNA.

Oleh karena itu konsekuensi seluler daTi dsb

atau interaksi anatar dsb, menjadi kejadian yang

mungkin terjadi pada dosis dan laju dosis paling

rendah. Probabilitas dsb/sel diperkirakan sekitar

dapat menimbulkan efek pada DNA baik secara

langsung maupun tidak langsung melalui

radikal bebas sebagai basil interaksi radiasi

dengan molekul air [3,5].

Struktur DNA berbentuk heliks ganda

yang tersusun dari ikatan antara gugus fosfat

dengan guia dioksiribosa yang membentuk

strand DNA, dan ikatan antar basa nitrogen

yang menghubungkan kedua strand DNA.

Sebagian besar kerusakan DNA berupa

kerusakan pada basa, hilangnya basa, putusnya

ikatan antar basa dan juga putusnya ikatan gula

dengan fosfat sehingga terjadi patahan pada

salah satu strand yang disebut single strand

break (ssb). Kerusakan diatas dapat

dikonstruksi kembali secara cepat dengan tanpa

kesalahan oleh proses perbaikan secara

enzimatis dengan menggunakan strand DNA

yang tidak rusak sebagai cetakan [1,3].

Gambar

1.

Kerusakan DNA akibatpajanan radiasi.

4/sel/100 mGy. Rasio ssb plus kerusakan basa

dengan dsb yang diinduksi radiasi LET rendah

adalah sekitar 50: 1. Kerusakan pada komponen

sel lainnya (kerusakan epigenetik) mungkin

mempengaruhi fungsi sel clan progresi ke

tingkat malignansi [3,6].

Terdapat perbedaan utama dalam hal

tingkat atau spektrum ionisasi yang diinisiasi

oleh partikel alia clan sinar gamma. Partikel alia

menghasilkan lebih banyak ionisasi multiple

dalam DNA clan pada molekul sekitar,

dibandingkan radiasi gamma. Dengan demikian

radiasi alia menghasilkan kerusakan lokal yang

32

Page 7: EFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH

7>""SI~lng Stmlna.. ;4S1'& Kutlantalan 7Ca~lasl ~an t.lngkltngan 1'a~a LJn~ltst..1 j\I"n-,l\tltkli../)aka..ta, 18 j11a..tt 2003.

lebih parah (clustered damage) dimana gel

tersebut kecil kemungkinannnya dapat

diperbaiki [8].

2. Efek Radiasi pad a Kromosom

Radiasi dapat menyebabkan terjadinya

perubahan struktur pada kromosom, Secara

normal, kromosom terdiri dari lengan atas dan

lengan bawah yang dihubungkan dengan

sebuah sentromer. Radiasi dapat menyebabkan

terbentuknya (I) fragmen asentrik yaitu dilesi

pada lengan kromosom sehingga terbentuk

fragmen kromosom tanpa sentromer, (2)

kromosom disentrik yaitu kromosom dengan

dua sentromer, (3) kromosom cincin dan (4)

translokasi, yaitu perpindahan materi genetik

antar lengan kromosom [3].

Frekuensi kromosom disentrik oleh

radiasi latar pada gel darah limfosit sekitar I

dalam 1000 gel dan radiasi dapat menginduksi

disentrik dengan laju sekitar 4 /100 sel/Gy.

Frekuensi kromosom disentrik dan cincin

meningkat dengan meningkatnya dosis

kumulatif pada daerah dengan radiasi latar

tinggi. Sedangkan frekuensi translokasi latar

lebih tinggi, sekitar 5-10/1000 sellimfosit dan

lebih bervariasi sehingga relatif sulit untuk

digunakan untuk mengukur peningkatan respon

pada dosis di bawah 200 -300 mGy. Dengan

demikian translokasi sebagai aberasi kromosom

stabil mempunyai arti yang kecil dalam

memperoleh informasi tentang bentuk

hubungan dosis respon pada dosisrendah [6].

Hasil penelitian secara in vitro pada gel

limfosit manusia menunjukkan bahwa dosis

radiasi sinar-X terendah yang dapat

menginduksi aberasi kromosom tidak stabil

(disentrik dan cincin) dan mutasi adalah 20

mGy, sedangkan dosis radiasi sinal gamma

dalam menginduksi aberasi kromosom stabil

(translokasi) adalah 250 mGy. Beberapa sturn

tidak dapat memperoleh informasi tentang efek

radiasi pada dosis jauh di bawah sekitar 20

mGy untuk aberasi kromosom, 100 mGy untuk

transformasi gel, dan 200 mGy untuk mutasi

somatik. Bentuk pasti dari respon untuk efek

seluler pada dosis rendah masih belumjelas [6].

Radiasi LET tinggi jauh lebih efektif

dari radiasi LET dalam menimbulkan efek

seluler berupa dsb, aberasi kromosom,

transformasi dan mutasi dan juga efek seperti

kanker dan pemendekan umur pada hewan.

Radiasi pengion termasuk radiasi alfa tidak

efesien khususnya dalam menimbulkan mutasi

titik, tetapi menyebabkan sejumlah dilesi

interstisial dan translokasi resiprokal dengan

efisiensi tinggi [6,8]. Telah dibuktikan bahwa

dosis sangat rendah partikel alfa dapat

menginduksi sister chromatid exchanges (SCE)

pada gel ovarium hamster dan gel fibroblast

manusia. Pada populasi gel ovarium hamster

yang diiradiasi tersebut, dimana sekitar < 1 %

gel yang dilintas satu partikel alfa, terjadi

peningkatan SCE pada > 30% gel [10].

Studi aberasi kromosom menunjukkan

bahwa terdapat hubungan dosis respon yang

linier untuk kerusakan sitogenetik akibat radiasi

LET tinggi dan linier kuadratik akibat radiasi

LET rendah. Dosis fraksinasi atau dosis

protraksi mempunyai efek kecil dalam induksi

aberasi kromosom setelah pajanan radiasi LET

tinggi. Sturn pada manusia dan gel rodent

33

Page 8: EFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH

7>""SlM"5S~l"tI,. .Aspu K-utltlHttlta" 7CtI~lasl ~tI" I..l"5ku"5t1" ptl~a .D"~USl"l;\l""-;\Iukli,.I),.ka,.ta, 18;t1,.,.tl 2003

menunjukkan bahwa setelah pajanan partikel

alia dosis rendah, jumlah sel dengan

peningkatan frekuensi aberasi sister chromatid

exchange lebih besar dari jumlah inti sel yang

dilintas partikel alia [8].

hipersensitif terhadap proses transformasi

dengan adanya signal bystander, dan (3) respon

gel bystander nampaknya berupa ada efek atau

tidak ada efek, artinya hila sebuah gel bystander

telah menerima cukup signal, maka signal

berikunya tidak akan meningkatkan respon gel.

Hasil ini menunjukkan bahwa efek bystander

mungkin berperan penting dalam mekanisme

induksi kanker [10,11]. Fenomena ini dapat

dipertimbangkan sebagai efek karsinogenik

radiasi dosis rendah terutama LET tinggi seperti

partikel alia dari radon. Hanya sebagian kecil

daTi gel epitel bronchus yang akan benar-benar

dilintas oleh sebuah partikel alia dari pajanan

radon dalam rumah (domestic) selama hidup

seseorang [12].

Kerusakan jaringan dan kematian gel

yang diinduksi oleh radiasi dapat mempercepat

mekanisme penggantian gel yang rusak melalui

peningkatan aktivitas pembelahan gel.

Mekanisme apoptosis secara normal dan

spontan, bersama dengan peningkatan

proliferasi gel dapat mengeliminasi gel-gel yang

rusak, berpotensi mereduksi fisiko terjadinya

transformasi gel dan kanker. Disisi lain,

perubahan pada kinetika penggantian gel

berpotensi meningkatkan ekspansi klonal dari

gel terubah atau gel abnormal sehingga

meningkatkan fisiko kanker. Proliferasi gel

adalah sebuah tahapan yang dibutuhkan selama

induksi kanker dimana tanpa itu kanker tidak

akan terbentuk, oleh karena itu peningkatanan

proliferasi gel dapat dilihat sebagai suatu

mekanisme baik dalam proses perbaikan

jaringan atau dalam promosi proses

pembentukan kanker. Hilangnya control

3. Efek Radiasi pad a Sel

Pada dosis rendah radiasi LET tinggi

dan pada dosis sangat rendah radiasi LET

rendah, sebagian sel secara langsung dilintas

oleh radiasi, tetapi sebagian sel lainnya tidak.

Dan diketahui bahwa jumlah sel yang merespon

partikel alia lebih besar dari jumlah sel yang

dilintas. T emyata sel yang diiradiasi dapat

berkomunikasi biokimia dengan sekitar terdekat

dengan mengirim sinyal yang akan

menyebabkan kerusakan pada sel terdekat

tersebut (bystander cells). Efek yang dikenal

sebagai bystander effects ini sangat nyata

terutama pada radiasi LET tinggi untuk

berbagai macam efek secara in vitro. Selain itu,

iradiasi pada sitoplassma sel baik dengan satu

atau sejumlah partikel alia menyebabkan mutasi

pada inti dengan toksisitas rendah. Komunikasi

ekstraseluler daTi satu sel ke sellainnya memicu

proses transduksi signal intraseluler pada sel

yang menerima. Dengan demikian, target

interaksi dengan partikel alia dapat menjadi

lebih besar daTi inti sel yangdilintas [8,13,14].

Hasil studi efek bystander yang

diinduksi partikel alia menyimpulkan bahwa{l.)

Sebuah sel yang diiradiasi dapat mengirim

signal yang menyebabkan sebuah respon

onkogenik pada bysander cells, yaitu sel yang

intinya tidak terpajan radiasi, (2) suatu populasi

sel mempunyai sebuah supopulasi kecil yang

34

Page 9: EFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH

7>""Sl~l"eS~l"a.. ;4s,,& "u~la"'ata" 7la~tasl ~a" /..l"eku"ea" "a~a ..a,,~ust"l;V""-;\Iukll../)aka..ta, 18;1ta..~t 2003.

apoptosis juga diyakini sebagai proses penting

dalam perkeembangan neoplasia [8].

Telah diketahui bahwa radiasi pengion

umumnya dan partikel alia khususnya

mengakibatkan penundaan perjalanan atau

progresi melewati tahap G2 dan gl dari siklus

gel. Penundaan G2 dipostulasikan memebrikan

waktu lebih lama untuk berlangsungnya proses

perrbaikan terhadap kerusakan yang terjadi,

sebelum memasuki tahap mitosis. Penundaan

G 1 bergantung pada fungsi dari protein p53 dan

pada pengontrolan ekspresi gen Rb. Sel tumor

tanpa p53 atau dengan mutasi p53 telah

kehilangan kemampuannnya untuk merespon

terhadap arrest siklus gel setelah pajanan sinar

gamma [8]

KARSINOGENESIS RADIASI

Karsinogenesis adalah suatu proses

pembentukan kanker yang terdiri dari banyak

tahap. Secara umum tahapan karsinogenesis

dibedakan atas 3 bagian yaitu inisiasi, promosi

dan progresi. Pada tahap inisiasi, perubahan

teIjadi pada aspek sitogenetik sebuah gel normal

yang menyebabkan terbentuknya gel yang

termodifikasi atau abnormal. Proses

transformasi gel normal ini akibat dari efek

genotoksik dari suatu agen yang bersifat

karsinogenik. Pada tahap promosi sebagai efek

epigenetic dari suatu agen, gel abnormal ini

akan terinduksi untuk melakukan pembelahan

atau proliferasi secara aktif dan membentuk

suatu klone atau kumpulan gel yang tidak

normal. Sedangkan tahap progresi adalah tahap

teIjadinya peningkatan tingkat keganasan [3].

Radiasi merupakan karsinogen yang

bersifat universal yang dapat menginduksi

kanker pada sebagian besar jaringan tubuh dari

berbagai jenis organisma pada berbagai umur,

termassuk j anin dalam kandungan. Kanker yang

diinduksi oleh radiasi, ripe histologinya sarna

dengan yang terbentuk secara spontan, tetapi

distribusi jenisnya yang berbeda. Karena

kemampuan radiasi untuk menembus sel tubuh

clan melepaskan energinya pada sel tersebut

secara acak, maka semua sel dalam tubuh

berisiko kerusakan akibat radiasi pengion.

Berdasarkan studi pada sistem seluler clan

diperkuat dengan studi pada hewan, diketahui

bahwa radiasi adalah karsinogen clan mutagen

yang lemah dibandingkan dengan karsinogen

bahan kimia, tetapi efeknya dapat dimodulasi

dengan berbagai faktorsekunder lain [12].

Radiasi dapat berperan dalam tahap

inisiasi karsinogenesis hanya dengan sekali

pajanan. Radiasi LET tinggi clan rendah telah

ditunjukkan mampu menginduksi perubahan

kromosomal clan mutasional yang muncul pada

turunan dari sel-sel yang terpajan beberapa

generasi setelah pajanan awal. Perubahan dapat

terjadi pada sel yang tetap hidup setelah

pajanan, bahkan setelah dosis yang hanya

memberikan rerata hanya satu lintasan partikel

alfa per sel. Radiasi terbukti juga berperan

dalam tahap proses promosi clan juga progersi.

proses epigenetik (perubahanan non mutasi)

seperti bystander effects clan instabilitas

genomik, diketahui mempengaruhi aspek

respon seluler tertentu in vitro [5,6].

Selain itu terdapat dua jenis gen yang

terlibat dalam inisiasi karsinogenesis yaitu

35

Page 10: EFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH

'j>.."SUlng S#.JHlna.. ;4s1'& KuelaHlatan 7Ca~tast ~an .t.lngkungan 1'a~a .on~ust..ll\t"n-;\luku..

/)aka..ta, 18ftta..et 2003

proto onkogen dan gen penekan tumor (tumor

suppressor gen atau anti onkogen). Kedua gen

ini mengontrol rangkaian biokimia yang sangat

komplek yang meliputi signaling seluler dan

interaksi seluler, pertumbuhan, mitogenesis,

apoptosis, stabilitas genomik dan differensiasi.

Mutasi atau perubahan aktivitas daTi kedua gen

ini dapat merubah mekanisme pengaturan

rangkaian biokimia yang memberikan

kontribusi terhadap perkembangan proses multi

tahap dari neoplasia. Pada tahap inisiasi, radiasi

dapat mengaktivasi proto onkogen menjadi

onkogen dan menginaktivasi gen penekan

tumor, antara lain melalui mekanisme

ampliflkasi, translokasi dan dilesi [6,8]. Pada

kanker tertentu yang diketahui diinduksi oleh

radiasi (seperti jells leukemia dan sarcoma),

terbentuk akibat terjadinya dilesi pada

kromosom dan translokasi, seperti yang

ditunjukkan pada Tabell [12,15].

Tabell. Berbagai kerusakan pada kromosom

Dilesi kromosom 5qDilesi kromosom Ip (P31p36)Dilesi kromosom 3pDilesi kromosom 13q14Dilesi kromosom 3p (P14p23)Transl.okasi (6; 14)(q21;q24)Translokasi (8;14)(q24;q23)Translokasi (8;14)(q24;qll)Translokasi (8;22)(q34;qll)Translokasi (9;22)(q34;qll)Translokasi(II;14)(qI3;q32)Translokasi (9;22)( q34;q 11)Translokasi (X;8)(Pll.2;qll.2)Translokasi (.11;22)(q25;ql1)

radiasi pada rentang dosis 0 -50 mSv

[6,16,17].

Sumber informasi yang utama tentang

kanker yang diinduksi radiasi adalah Japanese

Life Span Study (LSS) sebagai korban born

36

atom Hirosima & Nagasaki. Studi ini

memberikan informasi tentang hubungan dosis

respon terhadap induksi tumor dan informasi

kuantitatif fisiko kanker akibat pajanan radiasi

dosis sedang/menengah sampai tinggi. Data

memberikan perkiraan terbaik fisiko kanker

akibat radiasi LET rendah dengan dosis dari 20

sampai 250 cGy. Risiko kanker pada dosis di

bawah 20 cGy masih belum controversial.

Berdasarkan sturn tersebut, ICRP clan NCRP

merekomendasikan bahwa perkiraan fisiko

kanker akibat pajanan radiasi dosis rendah

diekstrapolasi daTi dosis lebih tinggi dengan

menggunakan model hubungan dosis respon

yang linier, tanpa dosis ambang. Rekomendasi

ini berdasarkan pada pemahaman bahwa DNA

pada inti adalah target utama daTi efek

genotoksik radiasi. Sturn follow-up

menunjukkan sebuah peningkatan nyata fisiko

kanker solid/mempat fatal yang diinduksi

l yang dijumpai pada beberapa jenis karsinoma.

Colon carsinomaNeuroblastomaRenal cell carsinomaRetinoblastomaSmall cell lung carsinomaOvarian carcinomaBurkitt lymphomaAcute T cell leukemiaButkitt lymphomaChronic myelogenous leukemiaChronic lymphocytic leukemiaAcute lymphocytic leukemiaSynovial SarcomaEwinf?;'s sarcoma

Page 11: EFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH

'j>.."SlM"(f SUUl"a.. ;4spek K.eselalHata" 7Ca~lasl ~a" t.l"(fku"(fa" pa~a £),,~ust..l ;'\I""-;v,,kll..

/)aka..ta, 18 ftta..et 2003.

germinal oleh radiasi,

dibandingkan mencit [5,6,14].

lebih rendah

Tabe12. Perkiraan efek genetik yang diinduksioleh radiasi dengan dosis 1 rem per

generasi dalam suatu populasi manusia [5,18].

Risiko kanker bergantung pada jenis

kanker, usia dan seks daTi individu yang

terpajan, besarnya dosis pada organ tertentu,

kualitas radiasi, cara terpajan apakah kronik

atau akut, dan adanya pajanan karsinogen dan

promoter lain yang mungkin berinteraksi

dengan radiasi. Diperkirakan bahwa jika

100.000 orang dari semua umur menerima

radiasi gamma secara akut seluruh tubuh

sebesar 10 cGy, sekitar 800 kematian ekstra

akibat kanker dapat diharapkan untuk terjadi

selama sisa hidupnya sebagai tambahan

terhadap hampir 20.000 kematian akibat kanker

yang dapat terjadi tanpa radiasi [5].

EFEK GENETIK

Sejauh ini tidak ada penyakit pewarisan

yang diinduksi oleh radiasi yang dijumpai pada

populasi manusia yang terpajanan radiasi

pengion. Informasi kuantitatif tentang penyakit

pewarisan yang diinduksi radiasi diperoleh daTi

percobaan pada hewan. Efek radiasi pada gen

dan kromosom sel reproduktif diketahui dengan

baik dari basil pengamatan mutasi pada lokus

spesifik pada sel spermagonium tikus [5].

Ekstrapolasi data dari hewan ke

manusia dengan demikian diperlukan untuk

mengkaji fisiko efek genetik. Hal ini dilakukan

karena tidak ada populasi manusia yang ada

selain korban born atom yang dapat

memberikan sebuah dasar substansial untuk

sturn epidemiologi genetik. Dengan demikian

dasar ilmiah dari ekstrapolasi harus bergantung

pada basil penelitian tingkat seluler dan

molekuler. Diketahui bahwa sensitifitas

manusia dalam hat induksi mutasi pada set

Efek genetik pada turunan dari individu

yang terpajan secara konvensional dapat.

dibedakan atas 3 jenis utama. (1). Kelainan

pertumbuhan yang parah (kematian janin,

kematian neonatal, malformasi, penyakit

keturunan, sterilitas) seebagai akibat. dari mutasi

gross (genomic, kromosomal, gen-gen penting)

yang bersifat dominan. Efek ini terbukti terjadi

pada rodensia, insekta dan ikan, tapi tidak pada

manusia. Karena adanya mekanisme seleksi

yang kuat terhadap kelainan parah pada stadium

awal kehamilan, efek genetik akibat radiasi

nampaknya menjadi sukar ditemukan pada

manusia. (2) Peningkatan fisiko kanker sebagai

konsekuensi dari bertambalmya kejadian kanker

secara spontan dan meningkatnya sensitivitas

terhadap karsinogen. (3) Menurunnya

ketahanan tubuh sebagai efek kesehatan non

karsinogenik. Kedua efek genetik yang terakhir

diperkirakan karena ket.idakstabilan genomik

sel anak [14].

37

Page 12: EFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH

'i>"bSI~1II5 SeNlIHa.. ,Aspek K.UtlaHlalaH 7Ca~tasl ~aH I.IH5kuH5aH pa~a .DH~ust..1 ;\IbH-;\Iukll..

/}aka..ta, 18ft1a..et 2003

radiasi dosis rendah tidak dapat diabaikan.

Berdasarkan dengan semua informasi yang

telah diperoleh, proteksi radiasi terhadap

pajanan radiasi dosis rendah tidak dapat

diabaikan lagi tetapi sudah harus mulai untuk

diperhatikan.

Semua mutasi mempWlyai efek yang

berbahaya. Sebagian mutasi mempWlyai efek

drstis yang diekspresikan segera, daD ini

dieliminassi dari populasi secara cukup cepat.

Mutasi lain mempWlyai efek menengah daD

berada Wltuk beberapa generasi, menyebarkan

kerusakannya diantara turunan individu.

MeskipWl demikian, banyak efek yang

berlangsWlg lama tidak mWlgkin Wltuk

diperkirakan berdasarkan data yang ada

sekarang dan dimengerti [5].

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

1. BENNET, B.G. Exposures to NaturalWorldwide. In High Levels of NaturalRadiation 1996. Radiation Dose and healtheffects by Wei, L., Sugahara,T. dan Tao, Z.(Eds.). Elsevier Science B. V, 15-23. 1997.

2. EVALUATION OF EPA GUIDELINESFOR EXPOSURE TO NORM. Evaluationof Guidelines for Exposures toTechnologically Enhanced NaturallyOccurring Radioactive Materials. NationalAcademy Press, Washington, DC. 1999.

3. HALL, E.J. Radiobiologi for theRadiologist. 3Td ed. Lippincott Willimns &Wilkins, Philadelphia, USA, 2000.

4. MOSSMAN, K.L. Radiation Risks andLinearity: Sound Science? Proceedings ofthe Nordic Society for radiation ProtectionSeminar. Reykjavik. 26-29 August 1996.

5. BIOLOGICAL EFFECTS OF IONIZINGRADIATION V. Health Effects ofExposure to Low Levels of IonizingRadiation. National Academy Press,Washington, DC. 1990.

6. UNITED NATIONS SCIENTIFICCO~E ON THE EFFECTS OFATOMIC RADIATION 2000 REPORT TOTHE GENERAL ASSEMBL Y. Sourcesand Effects of Ionizing Radiation. Vol. II.United Nations, New York. 2000.

7. LITTLE, J .B. What are the Risks of Low-Level Exposure to a Radiation fromRadon? Proc. .Natl. Acad. Sci. USA. 94,5996-5997. 1997.

8. BIOLOGICAL E~FECTS OF IONIZINGRADIATION vt. Health Effects ofExposure to Radon. National AcademyPress, Washington, DC. 1999.

Kerusakan DNA dalam inti set

dianggap sebagai kejadian utama yang diinisiasi

radiasi yang menyebabkan kerusakan set yang

mengakibatkan pembentukan kanker dan

penyakit herediter. Beberapa penelitian terakhir

menunjukkan bahwa sel-sel yang tidak secara

langsung terpajan radiassi pengion, akan

mengalami kerusakan karena berada di sekitar

sel yang terpajan radiasi. Fenomena yang

dikenal sebagai bystander effects ini dijumpai

terutama pada pajanan radiasi dosis rendah.

Oleh karena itu dalaIn memperkirakan fisiko

effek stokastik, kedua jenis set, yaitu sel yang

menjadi target radiasi dan set yang tidak

menjadi target tetapi berada disekitar set target,

harus dipertimbangkan. Dengan demikian

kemungkinan fisiko kesehatan yang mungkin

timbul akan lebih besar daTi yang diperkirakan.

Selain itu telah dibuktikan pula bahwa

sebuah partikel alia yang melintasi sebuah inti

set akan mempunyai probabilitas yang tinggi

dalam menimbulkan mutasi. Ini berarti bahwa

efek yang mungkin timbul akibat dari pajanan

38

Page 13: EFEKKESEHATAN PAJANAN RADIASI DOSIS RENDAH

'j)I'#salllg$UHlna.. ;4spek K,uelalHatan llaJlasl Jan .t.ln{fkl/ngan paJa !JnJl/st..lf\1#n-;\ll/kli..

l;)aka1'ta, 18/t1la..et 2003.

TANYAJAWAB9. HE!, T.K., WU, L., LIU, S., VANNAIS,D.,WALDREN, C.A., and PEHRSON, G.Mutagenic Effects of a Single and an exactNumber of a. Particles in Mammalian Cells.Proc. Natl. A cad. Sci. USA. 94, 3765-3770.1997.

10. DESPHANDE,A., GOODWIN,E.H.,BAlLEY,S.M., MARRONE, B.L. andLEHNERT ,B.E. Alfa-Particel-InducedSister Chromated Exchange in NormalHuman Lung Fibroblasts: Evidence for anExtranuclear Target. Radiat. Res. 146,260-267.

Arif Jauhari -ATRO1. Dari pengukuran NORM yang dilakukan

terhadap pekerja di 1apangan berapa secarastatistic yang dosisnya lebih besar dari20 cGy ?

2. Sejak dilakukan survey NORM, sudahkahterlihat adanya tanda-tanda efek nonstokastik pada pekerja ?

Zubaidah A.1. Sampai saat ini belum dilakukan

pengukuran terhadap dosis serap yangmungkin diterima oleh pekerja di lapanganakibat pajanan NORM, sehingga belumdiketahui jumlah pekerja yang terpajanlebih besar dari 20 cGy.

2. Adanya efek stokastik pacta seorang pekerjabaru dapat diketahui setelah masa yangcukup lama, sekitar diatas 10 -20 tahun.Karena survey NORM belum atau baruakan dilakukan maka pengamatan terhadaptanda-tanda adanya efek stokastik belumdilakukan. Sedangkan efek non stokastik(efek deterministic) kemungkinan besartidak akan dijumpai karena membutuhkandosis yang relative tinggi.

11. MILLER, R.C., RANDERS-PEHRSON,G., GEARD, C.R., HALL, E.J. andBRENNER, D.J. The OncogenicTransforming Potential of the Passage ofSingle a Particles Through MammalianCell Nuclei. Proco Natl. Acado Sci. USA.96, 19-22. 1999.

12. LITTLE, J .B. Radiation Carcinogenesis.Carsinogenesis, 21, 397-404,2000.

13. BRENNER, D.J., GEARD, C.R., HALL,E.J., and SACHS, R.K. Are BystanderEffects Important at Low Radiation Dose?DOE/NASA Radiation Investigators'Workshop. Washington, DC. 27-30 June2001.

4. ZHOU.. H., PEHRSON.. G... WALDREN..C.A... VANNAIS.. D... HALL.. E.J. and HEI,T .K. Induction of a Bystander MutagenicEffect of Alpha Particles in MammalianCells. Proc. Natl. Acad. Sci.USA. 97.2099-2104.2000.

Nugroho -PT Krakatau SteelDi PT Krakatau Steel acta pekerja radiasi

sebanyak 250 yang bekerja 8 jam (full) di areayang banyak kandungan radioaktifnya dansudah bekerja di area tersebut selama 15-25tahun. Bagaimana cara mengatasi hal ini,karena disatu sisi pekerja wajib bekerja disanasementara dosis serendah apapun selalumembawa dampak pacta manusia ? Danbagaimana membedakan penyakit (misalnyakanker) yang disebabkan oleh radiasi dengankanker yang disebabkan oleh efek lain?

15. CROCE, C.M. ROLE OF ChromosomeTranslocations in Human Neoplasia. Cell,49,155-156,1987.

16. INTERNATIONAL COMMISSION ONRADIOLOGICAL PROTECTION.Recommendations Report No. 60.Pergamon, New York. 1991.

17. NATIONAL COUNCIL ON RADIATIONPROTECTION AND MEASUREMENTS.Report 116. NCRPM, Bethesda. 1993.

18. UNITED NATIONS SCIENTIFICCOMMITTEE ON THE EFFECTS OFATOMIC RADIATION 2001 REPORT TOTHE GENERAL ASSEMBL Y. HereditaryEffects of Radiation. United Nations, NewYork. 200 1.

Zubaidah A.Yang dapat dilakukan adalah

melninimasi kemungkinan terjadinya efekstokastik dengan mematuhi prosedur kerjakeselamatan radiasi. Tidak dapat dibedakanantara kanker oleh radiasi dengan olehkarsinogen lain.

39