analisis dosis serap radiasi foto thorax pada pasien

76
ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT PARU JEMBER SKRIPSI Oleh Evi Widayati NIM 081810201004 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2013

Upload: vucong

Post on 13-Jan-2017

248 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA

PASIEN ANAK DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH

SAKIT PARU JEMBER

SKRIPSI

Oleh

Evi Widayati

NIM 081810201004

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA

PASIEN ANAK DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH

SAKIT PARU JEMBER

SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat

untuk menyelesaikan Program Studi Fisika (S1)

dan mencapai gelar Sarjana Sains

Oleh

Evi Widayati

NIM 081810201004

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 3: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

iii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ibunda (almarhumah) Subaidah dan Ayahanda (almarhum) Muhammad tercinta,

yang telah melahirkan dan membesarkan serta atas untaian dzikir dan doa yang

mengiringi langkahku selama menuntut ilmu, dukungan, nasehat, bimbingan,

perhatian, dan curahan kasih sayang tanpa batas yang telah diberikan sejak aku

kecil, serta pengorbanan selama ini;

2. Paman Slamin dan bibi Naki, Suryati tercinta, atas do‟a, dukungan, nasehat,

bimbingan, perhatian dan kasih sayang selama ini seperti layaknya anak sendiri.

3. Yunda Yuliana tercinta, atas doa dan kasih sayang serta motivasi yang telah

diberikan kepada adikmu selama ini;

4. Kakanda Randhi Nanang Darmawan tersayang, yang selalu mendampingi,

memberikan dukungan, motivasi, dan semangat setiap waktu;

5. guru-guru sejak taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi yang telah

mendidik dengan penuh kesabaran;

6. Almamater Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Jember.

Page 4: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

iv

MOTO

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar

dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

(terjemahan Surat Al-Baqarah ayat 153)*)

Jadilah seperti semut dalam ketekunannya. Dia berusaha merambat naik ke batang

pohon hingga ratusan kali, dan jatuh sebanyak jumlah yang sama. Tapi dia terus

berusaha naik kembali hingga akhirnya sampai pada tujuan yang diinginkan.

Karena itu jangan cepat menyerah dan bosan.**)

*)

Departemen Agama Republik Indonesia. 1998. Al Qur‟an dan Terjemahannya. Semarang: PT

Kumudasmoro Grafindo.

**) Al-Qarni, „Aidh. 2004. La Tahzan, jangan bersedih !. Jakarta: Qisthi Press.

Page 5: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

v

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Evi Widayati

NIM : 081810201004

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul ”Analisis Dosis

Serap Radiasi Foto Thorax pada Pasien Anak di Instalasi Radiologi Rumah Sakit

Paru Jember” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang telah saya

sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi mana pun, dan bukan

karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai

dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian bersama dosen dan

mahasiswa, dan hanya dapat dipublikasikan dengan mencantumkan nama dosen

pembimbing.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan

paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata

di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, Maret 2013

Yang menyatakan,

Evi Widayati

NIM 081810201004

Page 6: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

vi

SKRIPSI

ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA

PASIEN ANAK DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH

SAKIT PARU JEMBER

Oleh

Evi Widayati

NIM 081810201004

Pembimbing

Dosen Pembimbing Utama : Drs. Yuda Cahyoargo Hariadi, M.Sc, Ph.D

Dosen Pembimbing Anggota : Dra. Arry Yuariatun Nurhayati

Pembimbing Lapangan : Dwi Kirana L. S, Amd.Rad

Page 7: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

vii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul ” Analisis Dosis Serap Radiasi Foto Thorax pada Pasien Anak

di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru Jember” telah diuji dan disahkan pada:

hari, tanggal :

tempat : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Tim Penguji:

Ketua,

Drs.Yuda Cahyoargo Hariadi, M.Sc., Ph.D

NIP 19620311 198702 1 001

Sekretaris,

Dra. Arry Yuariatun Nurhayati

NIP 19610909 198601 2 001

Pembimbing Lapangan

Dwi Kirana L.S, Amd.Rad

NIP 19740709 199703 1 007

Anggota I,

Endhah Purwandari, S.Si., M.Si

NIP 19811111 200501 2 001

Anggota II,

Nurul Priyantari, S.Si., M.Si.

NIP 19700327 199702 2 001

Mengesahkan

Dekan,

Prof. Drs. Kusno, DEA., Ph.D.

NIP 19610108 198602 1 001

Page 8: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

viii

RINGKASAN

Analisis Dosis Serap Radiasi Foto Thorax pada Pasien Anak di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Paru Jember; Evi Widayati, 081810201004; 2013: 41

halaman; Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Jember.

Radiologi merupakan salah satu instalasi penunjang medik dengan

menggunakan sumber radiasi pengion seperti Sinar-X. Salah satu jenis pemeriksaan

yang dapat dilakukan adalah foto Thorax, dimana pemanfaatannya juga semakin

meluas dalam beberapa kategori usia seperti pada pasien anak. Selain memberikan

manfaat, sinar-X juga dapat memberikan ancaman yang merugikan manusia misalnya

efek radiasi pada kulit. Namun akhir-akhir ini perhatian yang cukup serius adalah

dampak dari radiasi sinar-X sebagai pencetus carsiogenik pada manusia, apalagi jika

diterapkan pada anak-anak. Fungsi organ-organ tubuh anak belum matang, serta

selnya masih dalam proses pertumbuhan sehingga sangat sensitif terhadap radiasi.

Oleh karena itu, proteksi radiasi pada pasien anak perlu ditingkatkan dan

mendapatkan perhatian yang serius terutama dalam pemberian dosis. Oleh karena itu

perlu dilakukan pengukuran dosis serap yang diterima oleh pasien anak.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisa dosis serap

radiasi foto thorax yang diterima oleh pasien anak di Instalasi Radiologi Rumah Sakit

Paru Jember. Dalam penelitian ini terdiri dari pasien laki dan wanita usia 1-15 tahun

yang kemudian digolongkan menjadi 3 kelompok usia yaitu usia 1-5 tahun, 5-10

tahun, dan 10-15 tahun. Masing-masing kategori diambil sebanyak 50 data yang

kemudian diolah dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan metode oneway

ANOVA. Dari hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai dosis yang

Page 9: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

ix

direkomendasikan oleh UNSCEAR (United Nations Scientific Committee on the

Effects of Atomic Radiation).

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka nilai dosis serap radiasi

sinar-X yang dihasilkan baik untuk pasien anak jenis kelamin laki ataupun wanita,

untuk setiap kategori usia yang berbeda diperoleh nilai rata-rata dosis serap yang

beragam. Dalam hasil dosis serap baik untuk pasien laki ataupun pasien wanita

terlihat bahwa pasien anak usia 1-5 tahun mendapatkan nilai rata-rata dosis yang

terendah, sedangkan pasien anak usia 10-15 mendapatkan nilai dosis terbesar. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa usia berpengaruh terhadap pemberian faktor

exposure. Berdasarkan hasil uji statistik oneway ANOVA untuk pasien laki atau

wanita, diperoleh hasil Fhitung < Ftabel (3,8931) atau P(sig) >0,0500, hal ini

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap untuk usia 1-

5 tahun dengan usia 5-10 tahun. Namun keduanya, usia 1-5 tahun dan usia 5-10 tahun

ini memilki nilai rata-rata dosis serap yang berbeda dengan usia 10-15 tahun yang

ditunjukkan oleh hasil uji statistik oneway ANOVA, dimana dihasilkan Fhitung>Ftabel

(3,8931) atau P(sig)<0,0500. Untuk perbandingan nilai rata-rata dosis serap pada

pasien anak laki dengan wanita pada masing-masing kategori usia, hasil output anova

menunjukkan nilai signifikansi ≥0,0500. Hasil ini menunjukkan bahwa untuk pasien

anak, jenis kelamin tidak menjadi pengaruh terhadap pemberian nilai dosis serap.

Mengacu pada hasil dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap nilai dosis serap antara pasien usia 1-5 tahun dengan usia 5-10

tahun. Akan tetapi usia 1-5 tahun dan usia 5-10 tahun berbeda dengan pasien usia 10-

15 tahun, baik untuk pasien laki ataupun wanita. Secara umum nilai dosis

keseluruhan yang diterima oleh pasien anak di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru

Jember masih dibawah batas maksimal yang diijinkan oleh UNSCEAR (United

Nations Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation).

Page 10: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

x

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Dosis Serap

Radiasi Foto Thorax pada Pasien Anak di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru

Jember”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Pendidikan strata satu (S1) pada Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Jember.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs.Yuda Cahyoargo Hariadi, M.Sc., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Utama,

Dra Arry Yuariatun Nurhayati, selaku Dosen Pembimbing Anggota, dan Dwi

Kirana L.S, Amd.Rad, selaku pembimbing lapangan, yang telah meluangkan

waktu, pikiran, dan perhatian dalam penulisan skripsi ini;

2. Endhah Purwandari, S.Si., M.Si., selaku Dosen Penguji I dan Nurul Priyantari,

S.Si., M.Si., selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran demi

kebaikan skripsi ini;

3. radiografer dan staff Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru Jember, yang telah

membantu selama proses penelitian;

4. teman-teman seperjuangan angkatan 2008 dan teman-teman tim Biofisika Jurusan

Fisika FMIPA Universitas Jember;

5. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan

skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Jember, Maret 2013 Penulis

Page 11: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iii

HALAMAN MOTO ....................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ v

HALAMAN PEMBIMBINGAN ................................................................... vi

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vii

RINGKASAN ................................................................................................. viii

PRAKATA ...................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 3

1.3 Tujuan .......................................................................................... 3

1.4 Manfaat ........................................................................................ 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4

2.1 Radiasi Sinar-X ........................................................................... 5

2.2 Interaksi Radiasi dengan Materi Fisik ..................................... 7

2.3 Pemeriksaan Thorax ................................................................... 9

2.3.1 Anatomi dan Fungsi Thorax................................................ 9

2.3.2 Teknik Radiografi Thorax ................................................... 11

2.4 Aspek Biologi Proteksi Radiasi .................................................. 13

2.4.1 Efek Paparan Radiasi terhadap Kesehatan .......................... 13

Page 12: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

xii

2.4.2 Proteksi Radiasi ................................................................... 16

2.5 Pengukuran Dosis Serap Radiasi .............................................. 17

2.6 Penggolongan Usia dan Rekomendasi Dosis Radiasi pada

pasien anak ................................................................................ 18

BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................. 20

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 20

3.2 Alat dan Bahan ........................................................................... 20

3.3 Tahapan Penelitian ..................................................................... 21

3.3.1 Survey Literatur .................................................................. 23

3.3.2 Identifikasi Masalah ............................................................ 23

3.3.3 Studi Pustaka ....................................................................... 23

3.3.4 Observasi Lapangan dan Perijinan ...................................... 23

3.3.5 Pengambilan Data ............................................................... 24

3.3.6 Normalisasi Data ................................................................. 25

3.3.7 Pengolahan dan Analisa Data .............................................. 26

3.3.8 Pembahasan dan Kesimpulan .............................................. 26

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 27

4.1 Hasil dan Analisa Data Penelitian ............................................. 27

4.1.1 Hasil Pengukuran Dosis Serap Radiasi Sinar-X pada

Pasien Jenis Kelamin Laki ................................................. 27

4.1.2 Hasil Pengukuran Dosis Serap Radiasi Sinar-X pada

Pasien Jenis Kelamin Wanita ........................................... 30

4.1.3 Analisis Dosis Serap Radiasi Sinar-X antara Pasien

Anak Jenis Kelamin Laki dengan Wanita ......................... 31

4.2 Pembahasan ................................................................................ 33

BAB 5. PENUTUP ......................................................................................... 38

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 38

4.2 Saran ........................................................................................... 38

Page 13: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

xiii

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 39

DAFTAR ISTILAH ...................................................................................... 42

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Perhitungan Dosis Serap Radiasi Sinar-X pada Pasien Anak Laki

dan Wanita ................................................................................................. 44

B. Hasil Uji Oneway ANOVA pada Pasien Anak Jenis Kelamin Laki dan

Wanita untuk Setiap Penggolongan Usia ................................................ 54

C. Hasil Uji Oneway ANOVA pada Pasien Anak Jenis Kelamin Laki

dengan Wanita untuk masing-masing Penggolongan Usia Pasien ....... 57

D. Tabel Statistik F ......................................................................................... 59

E. Data Kalibrasi Alat ................................................................................... 60

Page 14: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Dosis serap radiasi oleh UNSCEAR (2000) ........................................... 19

4.1 Nilai rata-rata dosis serap radiasi sinar-X dan standar eror untuk

setiap penggolongan usia pasien anak jenis kelamin laki ....................... 28

4.2 Hasil Fhitung uji statistik oneway ANOVA pada setiap penggolongan

usia pada pasien laki ............................................................................... 29

4.3 Nilai rata-rata dosis serap radiasi sinar-X dan standar eror untuk

setiap penggolongan usia pasien anak jenis kelamin wanita .................. 30

4.4 Hasil Fhitung uji statistik oneway ANOVA pada setiap penggolongan

usia pada pasien wanita .......................................................................... 31

4.4 Hasil Fhitung uji statistik oneway ANOVA pada pasien laki dengan

wanita untuk setiap penggolongan usia .................................................. 32

Page 15: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Tabung sinar-X........................................................................................ 5

2.2 Produksi sinar-X Bremsstrahlung ........................................................... 6

2.3 Ilustrasi terjadinya sinar-X karakteristik ................................................. 7

2.4 Proses efek fotolistrik .............................................................................. 8

2.5 Proses hamburan Compton ..................................................................... 8

2.6 Proses produksi pasangan ....................................................................... 9

2.7 Anatomi thorak pada manusia ................................................................ 10

2.8 Posisi pasien PA ...................................................................................... 11

2.9 Posisi pasien AP ...................................................................................... 12

2.10 Hasil foto rontgen pada anak .................................................................. 12

2.11 Penderita leukemia limfoid akut akibat paparan radiasi berlebih ........... 15

3.1 Satu set pesawat roentgen ....................................................................... 20

3.2 Meteran ................................................................................................... 21

3.3 Skema kegiatan penelitian....................................................................... 23

4.1 Grafik dosis serap radiasi sinar-X pada pasien anak laki untuk

masing-masing kategori usia .................................................................. 29

4.2 Grafik dosis serap radiasi sinar-X pada pasien anak wanita untuk

masing-masing kategori usia .................................................................. 30

4.3 Grafik dosis serap radiasi sinar-X pada pasien anak laki dan wanita

untuk masing-masing penggolongan usia pasien ................................... 31

4.4 Grafik perbandingan-X nilai dosis serap radiasi sinar-X pada pasien

laki dan wanita dengan dosis maksimal yang direkomendasikan oleh

UNSCEAR .............................................................................................. 32

Page 16: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. Perhitungan Dosis Serap Radiasi Sinar-X pada Pasien Anak

Laki dan Wanita ........................................................................................ 44

A.1 Pasien Laki .......................................................................................... 44

A.1.1 Usia 1-5 tahun ............................................................................ 44

A.1.2 Usia 5-10 tahun .......................................................................... 45

A.1.3 Usia 10-15 tahun ........................................................................ 47

A.2 Pasien Wanita ..................................................................................... 49

A.2.1 Usia 1-5 tahun ............................................................................ 49

A.2.2 Usia 5-10 tahun .......................................................................... 50

A.2.3 Usia 10-15 tahun ........................................................................ 52

B. Hasil Uji One Way Anova pada Pasien Anak Jenis Kelamin Laki

dan Wanita untuk Setiap Penggolongan Usia ........................................ 54

B.1 Pasien Laki .......................................................................................... 54

B.1.1 Usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun ...................................... 54

B.1.2 Usia 1-5 tahun dengan usia 10-15 tahun .................................... 54

B.1.3 Usia 5-10 tahun dengan usia 10-15 tahun .................................. 55

B.2 Pasien Wanita ...................................................................................... 55

B.2.1 Usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun ...................................... 55

B.2.2 Usia 1-5 tahun dengan usia 10-15 tahun .................................... 55

B.2.3 Usia 5-10 tahun dengan usia 10-15 tahun .................................. 56

C. Hasil Uji Oneway ANOVA pada Pasien Anak Jenis Kelamin Laki

dengan Wanita untuk masing-masing Penggolongan Usia Pasien ....... 57

C.1 Usia 1-5 tahun ..................................................................................... 57

C.2 Usia 1-5 tahun ..................................................................................... 57

C.3 Usia 1-5 tahun ..................................................................................... 58

D. Tabel Statistik F ........................................................................................ 59

E. Data Kalibrasi Alat .................................................................................. 60

Page 17: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi nuklir pada saat ini berkembang begitu cepat. Hal ini

ditunjukkan dengan peningkatan pemanfaatan hasil teknologi nuklir dalam berbagai

sektor, seperti pertanian, perindustrian dan kesehatan. Dalam sektor kesehatan,

pemanfaatan teknik nuklir ini meliputi radioterapi dan tindakan radiodiagnostik di

bagian radiologi (Yondri, 2008).

Unit pelayanan radiologi merupakan salah satu instalasi penunjang medik

yang berhubungan dengan studi dan penerapan berbagai teknologi pencitraan dengan

menggunakan sumber radiasi pengion (Maryanto et al., 2008). Sumber radiasi

pengion tersebut harus mempunyai daya tembus yang sangat besar sehingga mampu

menembus bahan yang dilaluinya, salah satunya yaitu berasal dari pesawat sinar-X

(Trikasjono et al., 2007). Dengan adanya pemanfaatan sinar-X ini informasi

mengenai tubuh manusia lebih mudah diketahui tanpa harus melakukan operasi bedah

terlebih dahulu (Milvita et al., 2009). Berbagai jenis pemeriksaan yang dapat

dilakukan meliputi: foto abdomen, extremity, skull, thorak, dan organ tubuh yang

lainnya. Selain itu, pemanfaatannya juga semakin meluas dalam segala kategori usia,

baik usia dewasa maupun anak-anak.

Selain memberikan manfaat, beberapa aplikasi teknik nuklir ini dapat pula

memberikan ancaman bahaya radiasi yang merugikan pada manusia (Rahayuningsih

et al., 2010). Salah satu contoh bahaya radiasi yang ditimbulkan yaitu munculnya

efek radiasi pada kulit, antara lain : deskuamasi, epilasi, dan eritema (Alatas, 1998).

Namun akhir – akhir ini yang menjadi perhatian yang cukup serius dampak terhadap

efek jangka panjang (efek tertunda) yang ditimbulkan akibat paparan radiasi sinar-X,

yaitu sebagai pencetus carsiogenik atau induksi kanker pada manusia (Hall dan

Benner, 2008).

Page 18: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

2

Hasil tim peneliti efek medik kecelakaan PLTN Chernobyl melaporkan

adanya peningkatan kasus kanker tiroid pada anak-anak, dimana angka kanker tiroid

tersebut ternyata lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya (Akhadi, 2000:142).

Menurut Mooney dan Thomas (1998), sinar-X memiliki bahaya yang melekat yang

menjadi perhatian khusus ketika diterapkan pada anak-anak. Studi menunjukkan

bahwa anak kurang dari sepuluh tahun lebih sensitif terhadap radiasi pengion dari

pada orang dewasa. Hal ini karena radiasi pengion dapat menyebabkan mutasi

genetik dan cacat bawaan pada janin. Secara umum anak-anak memiliki harapan

hidup yang lebih lama, oleh karena itu resiko efek jangka panjang dari radiasi juga

lebih besar dari pada orang dewasa. Berdasarkan United Nations Scientific Committee

on the Effects of Atomic Radiation (UNSCEAR) 2008, kemungkinan terjadinya efek

jangka panjang (efek tertunda) dari paparan radiasi untuk anak-anak adalah 2-3 kali

lebih besar dari orang dewasa.

Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil. Terdapat perbedaan fisik

fisiologi maupun psikologi antara anak dengan orang dewasa (Raudhah, 2008). Salah

satu fisik fisiologi anak yang sangat mempengaruhi peran dalam perkembangan dan

pertumbuhan adalah tiroid dan timus. Tiroid memiliki fungsi untuk membantu dan

mengatur metabolisme tubuh serta proses pertumbuhan, sedangkan timus berfungsi

untuk pertahanan tubuh terhadap infeksi (Edwards et al.,1990:114). Fungsi organ-

organ tubuh anak tersebut belum matang, demikian juga dengan fungsi pertahanan

tubuhnya yang belum sempurna serta sel-sel tersebut masih dalam proses

pertumbuhan sehingga sangat sensitif terhadap radiasi. Apabila sel-sel tersebut

terpapar radiasi maka akan mudah rusak sehingga mempengaruhi pertumbuhan

selanjutnya. Oleh karena itu, proteksi radiasi pada pasien anak harus ditingkatkan dan

perlu mendapatkan perhatian yang serius terutama dalam pemberian dosis.

Yuliati dan Kusumawati (2006), melakukan penelitian untuk mengetahui dosis

yang diterima oleh pasien anak dengan tujuan untuk melindungi anak dari radiasi

yang berlebihan saat menjalani pemeriksaan radiodiagnostik. Nilai dosis yang

diterima berbeda jauh dengan batasan nilai dosis yang direkomendasikan. Sofyan et

Page 19: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

3

al (2009), menambahkan bahwa terimaan dosis untuk pasien anak di kota Padang

terlihat perbedaan nilai dosis yang diterima yaitu mencapai lebih dari 4-6 kali lebih

besar dari nilai dosis maksimum yang direkomendasikan oleh badan yang berwenang

mengatur nilai dosis. Dalam rangka meningkatkan penerapan aspek keselamatan dan

kesehatan yang sesuai dengan PP No. 63 tahun 2000 serta untuk menyimpan data

dosis yang diterima oleh pasien maka perlu dilakukan pengukuran besarnya dosis

radiasi pada pasien foto thorax, khususnya pasien anak, dimana penelitian ini

dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru Jember.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu

berapakah dosis serap radiasi foto thorax yang diterima oleh pasien anak laki ataupun

wanita di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru Jember ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan menganalisa dosis serap radiasi foto thorax yang diterima

oleh pasien anak pada saat menjalani pemeriksaan radiodiagnostik.

2. Menjelaskan kesesuaian nilai dosis serap yang diperoleh dengan standart

dosis yang dikeluarkan oleh United Nations Scientific Committee on the

Effects of Atomic Radiation (UNSCEAR), sehingga tidak membahayakan

pasien ataupun masyarakat umum yang sedang menjalani pemeriksaan

radiodiagnostik di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru Jember.

Page 20: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

4

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan kajian pustaka yang

berguna bagi akademis khususnya di bidang Fisika Radiasi dalam lingkup

penerimaan dosis serap radiasi pada pemeriksaan foto thorax untuk pasien anak.

2. Manfaat Aplikasi Teknik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi nilai dosis kepada pasien

maupun masyarakat umum, memberikan masukan yang berguna bagi pelayanan

diagnostik di rumah sakit dalam melakukan eksposi pada pemeriksaan thorax

khususnya pasien anak, sehingga dapat diterima dosis radiasi yang serendah

mungkin terhadap pasien, pekerja radiasi dan masyarakat umum. Selain itu dengan

data yang diperoleh dimaksudkan dapat dijadikan acuan atau referensi ketika

melakukan pemeriksaan pada pasien.

1.5 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengukuran dosis radiasi

pemeriksaan thorax pada pasien anak yang berusia 1-15 tahun dengan menggunakan

teknik penyinaran PA (Posterior-Anterior) atau AP (Anterior-Posterior).

Page 21: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radiasi Sinar-X

Radiasi merupakan pancaran energi melalui suatu materi dalam bentuk partikel

atau gelombang. Ketika radiasi melewati suatu materi, kemudian membentuk

partikel bermuatan positif dan negatif, maka proses ini disebut radiasi ionisasi. Salah

satu contoh radiasi ionisasi yaitu radiasi sinar-X (Edward et al.,1990: 4). Radiasi

sinar-X merupakan radiasi elektromagnetik dengan rentang panjang gelombang

kurang lebih dari 0,01 hingga 10 nm dan energinya kurang lebih dari 100 eV hingga

100 keV (Krane,1992:318). Radiasi sinar-X ini dipakai secara meluas dalam bidang

kedokteran terutama untuk tujuan diagnostik (Beiser, 1992: 60).

Terdapat sebuah sumber radiasi sinar-X, yaitu sinar-X dapat dibangkitkan dari

tabung sinar-X (gambar 2.1). Sinar-X ini dihasilkan jika katoda di dalam tabung

rontgen dipanaskan. Bila antara anoda dan katoda diberi beda potensial yang tinggi,

maka awan elektron dari katoda akan bergerak ke anoda dengan kecepatan tinggi.

Elektron yang bergerak dengan kecepatan tinggi itu menumbuk sasaran (target) pada

anoda sehingga terciptalah sinar-X (Beiser, 1992:60).

Gambar 2.1 Tabung sinar-X (Beiser, 1992 :62)

Page 22: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

6

Berdasarkan proses terjadinya, maka sinar-X dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :

1. Sinar-X Bremsstrahlung

Sebuah elektron dipercepat atau diperlambat, maka ia akan memancarkan

energi elektromagnetik. Ketika menumbuk suatu sasaran, elektronnya diperlambat

sehingga pada akhirnya berhenti, karena bertumbukan dengan atom-atom materi

sasaran. Karena pada tumbukan seperti itu terjadi transfer momentum dari elektron ke

atom, maka kecepatan elektron menjadi berkurang sehingga elektron memancarkan

foton. Pada peristiwa perlambatan elektron tersebut akan disertai dengan

pembentukan spektrum radiasi sinar-X yang bersifat kontinu (Krane, 1992:111).

Sinar-X yang terbentuk melalui proses ini disebut proses sinar-X Bremsstrahlung

(Akhadi, 2000:33). Bremsstrahlung merupakan sinar-X yang terpancar bilamana

partikel-partikel dengan laju tinggi mengalami suatu percepatan yang cepat (Cember,

1983:133). Berikut ilustrasi terjadinya proses sinar-X Bremsstrahlung :

Gambar 2.2 Produksi sinar-X Bremsstrahlung (Krane, 1992:111)

2. Sinar-X Karakteristik

Sinar-X dapat pula terbentuk melalui proses perpindahan elektron atom dari

tingkat energi yang lebih tinggi menuju ke tingkat energi yang lebih rendah (Krane,

1992:318; Akhadi, 2000:35). Sinar-X yang terbentuk melalui proses ini mempunyai

energi sama dengan selisih energi antara kedua tingkat energi elektron tersebut.

Karena setiap jenis atom memiliki tingkat-tingkat energi elektron yang berbeda-beda,

Page 23: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

7

maka sinar-X yang terbentuk dari proses ini disebut sinar-X karakteristik (Suyati dan

Akhadi, 1998). Sinar-X karakteristik ini timbul karena elektron atom yang berada

pada kulit K terionisasi. Kekosongan kulit K ini diisi oleh elektron dari kulit di

atasnya. Semua sinar-X yang dipancarkan dalam proses mengisi kekosongan dikenal

sebagai sinar-X kulit K atau secara singkat sinar-X K. Sinar-X K yang berasal dari

kulit n=2 (kulit L) dikenal sebagai sinar-X Kα, dan sinar-X K yang berasal dari

tingkat-tingkat yang lebih tinggi dikenal sebagai Kβ , dan seterusnya (Krane,

1992:319). Ilustrasi terjadinya sinar-X karakteristik seperti ditunjukkan pada gambar

2.3 berikut :

Gambar 2.3 Ilustrasi terjadinya sinar-X karakteristik (Kaplan, 1979)

2.2 Interaksi Radiasi dengan Materi Fisik

Berkurangnya energi dari sinar-X pada saat melewati suatu materi fisik terjadi

karena tiga proses utama, yaitu efek fotolistrik, hamburan Compton, dan produksi

pasangan (Akhadi, 2000:59).

a. Efek fotolistrik

Pada efek fotolistrik, energi foton diserap oleh elektron orbit, sehingga elektron

tersebut terlepas dari atom. Elektron yang dilepaskan akibat efek fotolistrik disebut

fotoelektron. Efek fotolistrik merupakan suatu interaksi sebuah foton dan elektron

yang terikat kuat dimana energinya sama atau lebih kecil dari energi foton. Efek

fotolistrik terutama terjadi pada foton berenergi rendah yaitu antara energi 0,01 MeV

hingga 0,5 MeV. Disamping itu efek fotolistrik banyak terjadi pada material dengan

nomor atom (Z) yang besar. Sebagai contoh efek fotolistrik lebih banyak terjadi pada

Page 24: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

8

timah hitam (Z=82) dari pada tembaga (Z=29). Z inilah yang membuat timbal

menjadi bahan pelindung yang baik terhadap sinar-X (Cember, 1983:151). Proses

terjadinya efek fotolistrik ditunjukkan pada gambar 2.4 berikut:

Gambar 2.4 Proses efek fotolistrik (Gabriel, 1996: 284)

b. Hamburan Compton

Hamburan Compton terjadi karena interaksi antara foton dengan elektron yang

tidak terikat secara kuat oleh inti, sehingga menghasilkan foton lain yang berenergi

lebih rendah dari foton datang. Foton lain itu disebut foton hamburan dengan energi

sebesar hv’(Akhadi, 2000:61). Berikut ilustrasi terjadinya hamburan Compton.

Gambar 2.5 Proses hamburan Compton (Krane, 1992:104)

Page 25: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

9

c. Produksi pasangan

Sebuah foton yang berenergi lebih dari 1,02 MeV, pada saat bergerak dekat

dengan sebuah inti, secara spontan akan menghilang dan energinya akan muncul

kembali sebagai sebuah positron dan sebuah elektron (Cember, 1983:145) seperti

yang digambarkan dalam gambar 2.6 berikut :

Gambar 2.6 Proses produksi pasangan (Akhadi, 2000:63)

Elektron dan positron memiliki energi yang sama, bedanya adalah salah satu

partikel bermuatan positif dan yang lain bermuatan negatif. Untuk menghasilkan

massa dari dua buah partikel (positron dan elektron), maka foton harus mempunyai

energi yang cukup (Edwards, 1990:24). Ini sesuai dengan teori Einstein yang

menyatakan bahwa energi ekivalen dengan massa yang dapat dirumuskan sebagai

berikut (Gabriel, 1996:285):

E = mc

2 (2.1)

dimana , E = energi (Joule)

m = massa elektron (me = 9,11 x 10-31

kg)

c = kecepatan cahaya (c = 3x 108 m/s)

2.3 Pemeriksaan Thorax

2.3.1 Anatomi dan Fungsi Thorax

Thorax merupakan rongga yang berbentuk kerucut, pada bagian bawah lebih

besar dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari pada bagian

Page 26: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

10

depan serta tersusun dari tulang dada, ruas tulang belakang, dan tulang rusuk. Rongga

dada berisi paru-paru dan mediastinum. Mediastinum adalah rongga yang terletak di

antara dua kantung pleura (Faiz dan Moffat, 2002: 7). Di dalam rongga dada terdapat

beberapa sistem diantaranya yaitu sistem pernafasan dan peredaran darah. Organ

pernafasan yang terletak dalam rongga dada yaitu esofagus dan paru, sedangkan pada

sistem peredaran darah yaitu jantung, pembuluh darah dan saluran linfa. Pembuluh

darah pada sistem peredaran darah terdiri dari arteri yang membawa darah dari

jantung, vena yang membawa darah ke jantung dan kapiler yang merupakan jalan lalu

lintas makanan dan bahan buangan (Pearce, 2003 : 53).

Gambar 2.7 Anatomi thorak pada manusia

Page 27: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

11

2.3.2 Teknik Radiografi Thorax

Foto thorax merupakan foto radiologi yang sering dilakukan pada setiap

pemeriksaan radiodiagnostik. Foto thorax atau sering disebut chest X-ray merupakan

suatu proyeksi radiografi dari thorax untuk mendiagnosis kondisi-kondisi yang

mempengaruhi thorax, isi dan struktur-struktur di dekatnya. Foto thorax

menggunakan radiasi terionisasi dalam bentuk sinar-X. Foto thorax digunakan untuk

mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan dinding thorax, tulang thorax dan

struktur yang berada di dalam kavitas thorax termasuk paru-paru, jantung dan

saluran-saluran yang besar (Pearce, 2009). Fungsi lain dari pemeriksaan foto thorax

yaitu sebagai standar general chek up yang tujuannya untuk mengetahui kondisi tubuh

secara menyeluruh, membantu penegakan diagnosis, serta membantu proses evaluasi.

Contohnya yaitu pada anak yang menderita flek paru atau TBC primer sudah

mendapat penyinaran, maka setelah beberapa bulan lagi anak tersebut perlu

melakukan foto lagi untuk mengetahui ada perbaikan atau tidak.

Gambaran yang berbeda dari thorax dapat diperoleh dengan merubah orientasi

relatif tubuh dan arah pancaran sinar-X. Gambaran yang paling umum digunakan

adalah posterior-anterior (PA) atau anterior-posterior (AP).

a. Posterior-anterior (PA)

Pada posisi ini sumber sinar-X diposisikan sehingga sinar-X masuk melalui

posterior dari thorax dan keluar dari anterior dimana sinar-X tersebut terdeteksi.

Untuk mendapatkan gambaran ini, pasien diposisikan menghadap bucky stand (kaset

vertikal), kedua punggung tangannya diletakkan di atas panggul dan siku di tekan ke

depan atau merangkul bucky (seperti gambar 2.8). Sumber radiasi diposisikan di

belakang pasien dengan jarak fokus film sejauh 150 cm, dan pancaran sinar-X

ditransmisikan ke pasien (WHO, 1990).

Page 28: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

12

Gambar 2.8 Posisi pasien PA

b. Anterior-posterior (AP)

Pada posisi AP sumber sinar-X berkebalikan dengan PA. Posisi AP lebih sulit

diinterpretasi dibandingkan dengan posisi PA. Posisi ini digunakan pada pasien yang

tidak bisa bangun dari tempat tidur atau pada bayi. Pada situasi seperti ini, pasien

diposisikan setengah duduk atau supine di atas meja pemeriksaan/brandcare, kedua

lengan lurus disamping tubuh, kaset di belakang tubuh dengan jarak fokus film ke

objek sebesar 100 cm.

Gambar 2.9 Posisi pasien AP (European Commission, 1996)

Page 29: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

13

Foto thorax pada bayi dan anak-anak berbeda dengan foto thorax orang dewasa

karena banyak sebab. Beberapa diantaranya karena sulitnya memperoleh foto dengan

inspirasi yang baik dan juga adanya perbedaan anatomi antara bayi anak dan dewasa

(WHO, 1990: 81). Di bawah ini merupakan contoh hasil foto rontgen pada anak

dengan posisi PA.

Gambar 2.10 Hasil foto rontgen pada anak (Arthur, 2003)

2.4 Aspek Biologi Proteksi Radiasi

2.4.1 Efek Paparan Radiasi terhadap Kesehatan

Radiasi sinar-X dapat memberikan dampak negatif terhadap tubuh manusia

salah satunya yaitu dapat merusak jaringan sel (Edwards et al., 1990:71). Menurut

Beiser (1992:473), semua radiasi ionisasi berbahaya bagi jaringan hidup, walaupun

jika kerusakannya sedikit, jaringan tersebut masih dapat memperbaiki dirinya

sehingga tidak ada pengaruh yang permanen. Berbagai radiasi dari radioaktif dapat

mengionisasi materi yang dilaluinya. Bahaya radiasi ini tidak tampak tetapi

berbahaya (Beiser, 1992:473). Untuk kepentingan proteksi radiasi, International

Commission on Radiological Protection (ICRP) membagi efek radiasi pengion

terhadap tubuh manusia menjadi dua, yaitu efek stokastik dan efek deterministik.

a. Efek stokastik

Akhadi (2000:138) menyatakan, efek stokastik berkaitan dengan paparan radiasi

dosis rendah yang dapat muncul pada tubuh manusia, dimana kemunculannya tidak

Page 30: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

14

dapat dipastikan. Selain itu juga dapat menimbulkan perubahan genetik yang dapat

mengakibatkan berbagai cacat pada anak-anak. Hal yang menyedihkan mengenai hal

ini ialah sifat carsinogenic sinar-X (sifat yang dapat menimbulkan kanker) yang

sudah diketahui sejak tahun 1902, tujuh tahun setelah penemuannya (Beiser, 1992).

Menurut Edwards (1990:113), kanker pada manusia dapat timbul setelah 5

tahun atau lebih. Efek dosis yang menyebabkan kanker dari radiasi sebanyak 1 Gray

(100 rad). Kanker yang disebabkan akibat radiasi dapat teramati dalam sistem

hemopoetik, tiroid (gondok), tulang, dan pada kulit (Cember, 1983:233). Pada anak-

anak, terungkap bahwa dampak negatif radiasi dari sinar-X atau CT Scan dapat

meningkatkan resiko penyakit leukemia dan beberapa jenis kanker. Kejadian spontan

kanker dan leukemia yaitu pada usia 0-18 tahun (Alatas, tanpa tahun). Leukemia

adalah salah satu bentuk dari kanker yang menyerang sumsum tulang dan darah,

dimana kondisi sel-sel darah putih yang lebih banyak daripada sel darah merah tapi

sel-sel darah putih ini bersifat abnormal. Leukemia digambarkan berdasarkan jenis sel

yang berproliferasi. Sebagai contoh, leukemia limfoid akut yang merupakan leukemia

yang paling sering dijumpai pada anak ditunjukkan pada gambar 2.11 (Corwin, E. J.,

2009: 430).

Gambar 2.11 Penderita leukemia limfoid akut

akibat paparan radiasi berlebih

Page 31: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

15

b. Efek deterministik

Efek deterministik (reaksi jaringan yang berbahaya) yaitu sebagian besar

sel jaringan mengalami kematian atau fungsi sel rusak karena dosis radiasi tinggi

(BATAN, 2011:14). Efek deterministik berkaitan dengan paparan radiasi dosis tinggi

yang kemunculannya dapat langsung dilihat atau dirasakan oleh individu yang

terkena radiasi. Efek tersebut dapat muncul seketika hingga beberapa minggu setelah

penyinaran (Akhadi, 2000:143). Jika manusia terpapar radiasi secara terus menerus,

maka paparan radiasi tersebut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan baik pada

tingkat molekul, sel, jaringan ataupun organ tubuh. Efek deterministik ini

mempunyai dosis ambang, umumnya timbul beberapa saat setelah penerimaan dosis

radiasi, keparahannya tergantung dari dosis radiasi yang diterima, serta

kesembuhannya dapat dilakukan secara spontan.

Efek deterministik ini ditandai dengan munculnya keluhan berupa: demam, rasa

lemah dan lesu, mual dan ingin muntah, nafsu makan berkurang, nyeri kepala,

keringat berlebihan hingga menyebabkan shock (Gabriel, 1996: 297). Beberapa

kemudian muncul keluhan khusus berupa efek radiasi pada kulit seperti epilasi

(rambut rontok) yang bersifat sementara dimana terjadi pada dosis 3-5 Gy yang mulai

berlangsung sekitar minggu ke 3 sampai 1 tahun. sedangkan epilasi yang bersifat

tetap terjadi bila dosis serap yang diterima lebih besar dari 6 Gy (Alatas, 1998).

Keluhan yang lain dapat berupa eritema (kulit memerah) dimana akan terjadi setelah

beberapa menit pada eritema awal dan 2-3 minggu pada eritema ke dua, dimana batas

ambang dosis antara 6-8 Gy (Alatas, 1998).

Efek deterministik pada organ reproduksi yang dapat timbul adalah sterilitas

atau kemandulan. Pengaruh radiasi pada sel telur bervariasi berdasarkan usia.

Semakin tua usia pasien, semakin sensitif terhadap radiasi. Hal ini dikarenakan

jumlah sel telur yang semakin sedikit yang tersisa dalam ovarium. Selain timbulnya

sterilitas efek radiasi pada organ reproduksi adalah menopause dini yang diakibatkan

adanya gangguan hormonal sistem reproduksi. Dosis ambang menurut ICRP 60

adalah 2,5-6 Gy, sedangkan apabila radiasi terkena pada wanita yang lebih muda,

Page 32: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

16

sterilitas permanen akan terjadi pada dosis yang lebih tinggi yaitu mencapai 12-15 Gy

(Gabriel, 1996: 297).

2.4.2 Proteksi Radiasi

Proteksi radiasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi

pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi (Bapeten, 2011). Tujuan

proteksi radiasi adalah mencegah terjadinya efek non stokastik yang membahayakan

dan mengurangi frekuensi terjadinya efek stokastik ke tingkat yang cukup yang masih

dapat diterima oleh setiap anggota masyarakat

Untuk mencapai tujuan proteksi radiasi, yaitu terciptanya keselamatan dan

kesehatan bagi pekerja, masyarakat dan lingkungan, maka dalam proteksi radiasi

dikenalkan tiga asas proteksi radiasi, yaitu :

1. Asas justifikasi

Justifikasi adalah semua kegiatan yang melibatkan paparan radiasi hanya

dilakukan jika menghasilkan nilai lebih atau memberikan manfaat yang nyata

(azas manfaat). Justifikasi dari suatu rencana kegiatan atau operasi yang

melibatkan paparan radiasi dapat ditentukan dengan mempertimbangkan

keuntungan dan kerugian dengan menggunakan analisa untung-rugi untuk

meyakinkan bahwa akan terdapat keuntungan lebih dari dilakukannya kegiatan

tersebut (BATAN, 2011:29).

2. Asas optimasi

Asas ini menghendaki agar paparan radiasi yang berasal dari suatu kegiatan harus

ditekan dosis serendah mungkin. Asas ini juga dikenal dengan sebutan ALARA

(As Low As Reasonably Achieveble) (Akhadi, 2000:154).

3. Asas limitasi

Asas ini menghendaki agar dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi atau

masyarakat tidak boleh melampaui nilai batas dosis yang ditetapkan oleh instansi

yang berwenang (Maryanto, dkk, 2008). Pembatasan dosis ini dimaksud untuk

menjamin bahwa tidak ada seorang pun terkena resiko radiasi baik efek

Page 33: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

17

stokastik maupun efek deterministik akibat dari penggunaan radiasi maupun zat

radioaktif dalam keadaan normal (BATAN, 2011:29).

2.5 Pengukuran Dosis Serap Radiasi

Radiasi mempunyai ukuran atau satuan untuk menunjukkan besarnya pancaran

radiasi dari suatu sumber, atau menunjukkan banyaknya dosis radiasi yang diberikan

atau diterima oleh suatu medium yang terkena radiasi. Dosis radiasi merupakan

jumlah energi radiasi yang diserap atau diterima oleh materi yang dilaluinya

(Bapeten, 2011). Untuk mengukur besarnya enegi radiasi yang diserap oleh medium

perlu diperkenalkan suatu besaran yang tidak bergantung pada jenis radiasi, energi

radiasi maupun sifat bahan penyerap, tetapi hanya bergantung pada jumlah energi

radiasi yang diserap persatuan massa yang menerima penyinaran radiasi tersebut

(Akhadi, 2000). Bila sinar-X masuk ke suatu bahan, sinar akan bergabung dengan

atom-atom bahan tersebut, sehingga energinya akan diteruskan dari sinar-X ke atom

bahan. Penerusan energi ini disebut penyerapan dan jumlah energi yang terserap

disebut dosis serap. Makin besar energi yang diserap oleh tubuh pasien, makin besar

kemungkinan terjadinya kerusakan biologi pada pasien tersebut, jadi untuk keamanan

pasien, jumlah energi yang diteruskan harus dibuat sekecil mungkin (Edwards dkk,

1990:15).

Pada pemeriksaan radiodiagnostik pengukuran dosis pada pasien dapat

dilakukan dalam tiga cara yaitu, permukaan dosis masuk yang dikenal sebagai

Entrance Surface/Skin Dose (ESD), dosis gonad serta dosis pada sumsum tulang

(Dhahryan, 2009). Permukaan dosis masuk merupakan parameter penting untuk

menilai dosis yang diterima oleh pasien dalam paparan radiografi (Compagnone et al,

2004). Menurut Sharifat (2009), permukaan dosis masuk didefinisikan sebagai dosis

serap di udara ketika sinar-X mengenai permukaan kulit pasien.

Dalam praktek sehari-hari, faktor eksposi mempengaruhi jumlah radiasi yang

dihasilkan, baik itu radiasi primer maupun radiasi sekunder. Dalam hal ini hubungan

faktor eksposi dengan dosis radiasi, apabila nilai tegangan mengalami peningkatan

Page 34: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

18

dan arus mengalami penurunan maka dosis radiasi yang akan diterima oleh pasien

akan berkurang tetapi radiasi hambur akan mengalami peningkatam. Tetapi apabila

nilai tegangan berkurang, nilai arus bertambah maka dosis radiasi yang diterima

pasien menjadi bertambah tetapi radiasi hambur menjadi berkurang (Waseso, 1998).

Besarnya terimaan dosis paparan radiasi secara matematis dapat dihitung seperti pada

persamaan berikut ini (Fahmi, 2008):

X = 𝑣2 𝑖 𝑡

𝑑2 (2.2)

dimana, 𝑋 = Dosis paparan radiasi (mR)

𝑣 = Tegangan tabung (kV)

𝑖 = Arus tabung (mA)

𝑡 = Waktu penyinaran (s)

𝑑 = Jarak Fokus ke Film (cm)

Dari rumus di atas maka dapat diketahui masing-masing besar atau jumlah

dosis paparan radiasi yang akan diterima pasien. Karena 1 Roentgen sama dengan

0,877 rad dosis di udara, sehingga untuk mengetahui dosis serap yang diterima oleh

pasien yaitu dengan cara mengalikan dosis paparan radiasi dengan 0,877 rad

(Camber, 1983). Dari satuan dosis rad kemudian dikonversi kedalam satuan dosis

Gray. Dari kedua satuan dosis serap tersebut diperleh hubungan sebagai berikut:

1 mR = 10-3

R

1 R = 0,877 Rad

1 Rad = 10-2

Gray

1 Gy = 100 Rad

(Akhadi, 2000:84)

2.6 Penggolongan Usia dan Rekomendasi Dosis Radiasi pada Pasien Anak

Data dosis pada anak sangat sulit untuk didapatkan, karena tinggi dan berat

badan anak sangat tergantung pada usia. Oleh karena itu, untuk membandingkannya

Page 35: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

19

maka dibuat sebuah kesepakatan yang dicapai dalam Serikat Eropa untuk

mengumpulkan data dari lima standart usia, yaitu usia <1 tahun (bagi bayi), 1-5

tahun, 5-10 tahun, dan anak usia 10-15 tahun (UNSCEAR, 2008:56). United Nations

Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation (UNSCEAR) yang

merupakan suatu lembaga dengan mandat untuk menilai dosis dan melaporkan

tingkat serta efek paparan dari radiasi pengion. Nilai dosis yang direkomendasikan

disajikan dalam tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Dosis serap radiasi oleh UNSCEAR (2000)

Umur Pasien (tahun) Dosis Serap (mGy)

<1 0,0200

1-5 th 0,0300

5-10 th 0,0400

10 - 15 th 0,0500

Rekomendasi dosis inilah yang akan menjadi acuan batas dosis yang akan diberikan

kepada pasien dalam penelitian ini.

Page 36: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru Jember pada

bulan Oktober 2012 sampai bulan Januari 2013. Observasi lapang telah dilakukan

pada bulan Februari 2012.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Satu set pesawat roentgen yang terdiri dari tabung sinar-X, control table, dan bucky

(gambar 3.1)

Gambar 3.1 Satu set pesawat roentgen (a) tabung sinar-X, (b) stand bucky, (c) brandcar (d)

control table (1) lampu ready, (2) tombol on/off, (3) tombol bucky, (4) tombol

second, (5) tombol miliampere, (6) tombol LV, (7) tombol mayor, (8) tombol

minor, (9) tombol expose

b

a

a

c

d

1

2 3 4 5

6 7 8 9

Page 37: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

21

1) Tabung sinar-X (gambar 3.1 a)

Merk : Toshiba

No. Seri : OD-270

Tahun Pembuatan : 2000

Kondisi Maksimum

a) tegangan : 150 kV

b) arus : 300 mA

c) waktu : 6 s

2) Bucky

Bucky yang digunakan ada 2 yaitu stand bucky (gambar 3.1 b) dan brandcar

(gambar 3.1 c). Bucky berfungsi sebagai tempat kaset yang berisi film.

3) Control table (gambar 3.1 d)

Control table yang digunakan adalah merk Daeyoung dengan tipe DC-325 R.

b. Meteran

Meteran disini digunakan untuk mengukur jarak antara sumber sinar-X dan film

radiograf.

Gambar 3.2 Meteran

c. Objek

Objek dalam penelitian ini yaitu pasien anak usia 1-15 tahun.

3.3 Tahapan Penelitian

Skema diagram alir dalam tahapan penelitian analisis terimaan dosis serap

radiasi pada pasien anak usia 1-15 tahun dapat dilihat pada gambar 3.3 (halaman 22).

Page 38: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

22

Gambar 3.3 Skema tahapan penelitian

Identifikasi masalah

Survey literatur

Studi pustaka

Observasi lapangan

dan perijinan

Pengambilan data

Data kalibrasi alat

dari BPFK

Mulai

Normalisasi data

Pengolahan dan

Analisa data

Pembahasan

dan kesimpulan

Selesai

Hasil penelitian Teori

Page 39: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

23

Tahapan penelitian (gambar 3.3) dijelaskan secara umum sebagai berikut:

3.3.1 Survey Literatur

Tahap ini adalah melakukan pengumpulan bahan literatur dan informasi

berkaitan dengan judul penelitian.

3.3.2 Identifikasi Masalah

Melakukan identifikasi tentang masalah apa yang akan dibahas berdasarkan

literatur dan informasi yang telah diperoleh.

3.3.3 Studi Pustaka

Mempelajari literatur yang akan digunakan sebagai kajian teori dalam

penelitian ini.

3.3.4 Observasi Lapangan dan Perijinan

Melakukan pencarian sumber data dan perijinan kepada pihak-pihak yang

berkompeten dan observasi ini dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru

Jember, yaitu mengenai pengenalan pesawat sinar -X, spesifikasi pesawat sinar-X,

cara kerja pesawat sinar-X serta pengaturan faktor exposure. Selain itu, observasi

juga dilakukan untuk lebih mengenal jenis-jenis pasien yang menjalani pemeriksaan

di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru Jember. Di Instalasi Radiologi terdiri dari

berbagai jenis usia mulai dari pasien anak, dewasa hingga lanjut usia. Pemeriksaan

yang dilakukan berupa pemeriksaan foto thorax untuk berbagai jenis posisi, misalnya

posisi PA (Posterior-Anterior) atau AP (Anterior-Posterior), Lateral yaitu miring

menyamping ke kiri / kanan (membentuk sudut 900).

Pesawat yang digunakan adalah pesawat roentgen type Daeyoung 325 merk

toshiba No. Seri OD-270 dan panel control pesawat roentgen type DC-325 R. Cara

kerja pesawat sinar-X ini yaitu sebelum pesawat sinar-X dioperasikan maka perlu

diatur parameter-parameternya antara lain tegangan tinggi, arus tabung dan waktu

Page 40: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

24

expose. Pesawat sinar-X dihidupkan dengan menekan tombol power utama (ON),

selanjutnya tegangan diatur melalui kV selektor, arus tabung diatur melalui mA

control dan waktu expose lewat timer. Besaran hasil pengaturan akan ditampilkan di

display pada panel kontrol. Setelah pengaturan parameter selesai, selanjutnya

menekan tombol ekspos satu kali maka lampu ready akan menyala kemudian dengan

menekan tombol expose dua kali, maka tabung akan memancarkan sinar-X.

Dari observasi ini maka didapatkan objek penelitian yaitu penelitian ini

dilakukan pada pasien anak dengan posisi PA (Posterior-Anterior) atau AP (Anterior-

Posterior).

3.3.5 Pengambilan Data

Objek dalam penelitian ini yaitu pasien anak dengan umur 1-15. Berikut

prosedur dalam pengambilan data untuk penelitian ini :

a. Pembagian pasien

Pasien yang akan menjalani pemeriksaan dikategorikan berdasarkan usia dan jenis

kelamin, yaitu pasien laki dan wanita dengan usia 1-5 tahun, 5-10 tahun, dan 10-

15 tahun.

b. Pengaturan posisi pasien

Dalam melakukan penyinaran, maka posisi pasien perlu diatur sedemikian rupa,

sehingga memudahkan pelaksanaan penyinaran pada bagian yang diperlukan.

Posisi pasien merupakan letak atau kedudukan pasien Secara keseluruhan dalam

suatu penyinaran. Posisi pasien ini bervariasi bergantung dari jenis pemeriksaan

yang diminta, salah satu contoh yaitu posisi PA (Posterior-Anterior). Pada posisi

PA ini pasien diposisikan berdiri tegak dengan menghadap bucky stand , kedua

tangannya diletakkan diatas bucky atau merangkul bucky sesuai dengan

kenyamanan pasien (gambar 2.8).

Page 41: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

25

c. Pengaturan jarak fokus ke film

Jarak antara sumber sinar (fokus) ke film, perlu diatur pada setiap pelaksanaan

penyinaran. Pada pemeriksaan foto thorax ini jarak fokus film yang digunakan

yaitu sebesar 150 cm untuk posisi PA dan 100 cm untuk posisi AP.

d. Pengaturan sinar

Sinar-X yang akan digunakan dalam pemotretan perlu diarahkan secara tepat pada

obyek yang akan difoto. Disamping itu jumlah sinar perlu diatur agar sesuai

dengan besarnya obyek yang akan difoto.

e. Pengaturan faktor exposure

Faktor exposure atau penyinaran terdiri dari tegangan tabung (kV), arus (mA) dan

waktu penyinaran (s). Pengaturan faktor exposure ini terdapat di control table

pesawat rontgen (gambar 3.1d) .

g. Penyinaran pasien

Proses penyinaran ini dilakukan oleh petugas (radiografer), dimana selama proses

penyinaran pasien diinstruksikan menarik nafas kemudian menahan nafas

kemudian dilakukan penyinaran dan pasien dapat bernafas biasa. Penyinaran

pasien ini dilakukan dari arah belakang atau di ruang operator.

h. Mencatat faktor eksposi dan posisi yang diberikan pada pasien.

3.3.6 Normalisasi Data

Setiap selang waktu tertentu pesawat sinar-X perlu dilakukan pengujian

Quality Control. Pengujian ini dilakukan oleh petugas dari Balai Pengamanan

Fasilitas Kesehatan Surabaya antara lain berupa pengujian kV dan timer. Data yang

diperoleh yaitu berupa data hasil kesesuaian alat. Berdasarkan data tersebut maka

antara data masukan dan keluaran dari faktor exposure yang digunakan dalam

penyinaran pasien perlu dinormalisasi. Normalisasi diperoleh dengan cara

memasukkan data faktor exposure yang diberikan kepada pasien ke dalam rumus

persamaan normalisasi yang telah dihitung dengan program excel (Lampiran E).

Page 42: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

26

3.3.7 Pengolahan dan Analisa Data

Data-data hasil penelitian yang berupa nilai tegangan (kv), waktu penyinaran

(s) yang telah dinormalisasi, arus (mA), serta jarak fokus ke film (cm), kemudian

diolah berdasarkan persamaan 2.2 untuk mengetahui besarnya dosis paparan yang

diterima oleh pasien anak. Data hasil dosis paparan tersebut kemudian dikonversi ke

dalam dosis serap radiasi (persamaan 2.3), kemudian data dikelompokkan sesuai

dengan kategori pasien dalam bentuk tabel untuk setiap penggolongan usia dan jenis

kelamin pasien kemudian dirata-rata. Dari data-data tersebut kemudian dibuat grafik

hubungan antara besarnya dosis serap yang diterima pasien dengan usia pasien

dengan program excel.

Hasil terimaan dosis tersebut dianalisis secara statistik menggunakan metode

oneway ANOVA (analysis of variance) pada program SPSS. Metode ini digunakan

untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata nilai dosis serap untuk setiap

penggolongan usia baik pasien laki ataupun wanita, serta untuk mengetahui ada atau

tidaknya nilai rata-rata dosis serap antara pasien laki atau wanita untuk setiap

penggolongan usia pasien. Adapun langkah-langkah dalam analisa uji ANOVA

adalah sebagai berikut :

1. Menentukan hipotesis

Hipotesa yang digunakan dalam uji statistik menggunakan metode oneway

ANOVA adalah sebagai berikut:

a. Uji ANOVA untuk perbandingan setiap penggolongan usia baik pasien laki

ataupun wanita

Ho (Hipotesa awal) : Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap

dari penggolongan usia pasien.

H1 (Hipotesa alternatif) : Terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap dari

penggolongan usia pasien.

Page 43: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

27

b. Uji ANOVA antara pasien laki dan wanita pada setiap penggolongan usia

Ho (Hipotesa awal) : Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap

antara pasien laki dan wanita.

H1 (Hipotesa alternatif) : Terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap antara

pasien laki dan wanita.

2. Menentukan tingkat signifikansi (α) yaitu sebesar 5% atau 0,0500.

3. Menentukan F tabel yang diperoleh dari tabel statistik F dengan cara melihat nilai α

(= 0,0500) dan nilai derajat kebebasan (1; 98). Dimana nilai F tabel dalam penelitian

ini diperoleh sebesar 3,9381 (Lampiran D).

4. Kriteria pengujian, Jika Fhitung >Ftabel atau P (sig) < 0,0500 berarti Ho ditolak, Jika

Fhitung < Ftabel atau P (sig) >0,0500 berarti Ho diterima.

3.3.8 Pembahasan dan Kesimpulan

Setelah dihasilkan grafik hubungan antara dosis serap yang diterima pasien

dengan umur pasien maka dapat dijadikan sebuah pembahasan yaitu menganalisa

hasil terimaan dosis serap yang diterima pasien anak dengan membandingkan

terimaan dosis serap antara pasien laki dan perempuan antara umur 1-5 tahun, 5-10

tahun, dan 10-15 tahun. Selain itu hasil terimaan dosis serap pasien anak akan

dibandingkan dengan dosis yang direkomendasikan oleh UNSCEAR pada tabel 2.1.

Kesimpulan diambil berdasarkan analisa data dan diperiksa apakah sesuai dengan

maksud dan tujuan penelitian ini.

Page 44: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Analisis Data Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 2 kategori,yaitu pasien anak jenis kelamin laki dan

wanita. Setiap kategori, pasien dibagi menjadi 3 berdasarkan penggolongan usia

pasien, yaitu usia 1-5 tahun, 5-10 tahun, dan 10-15 tahun. Dalam pengambilan data,

setiap penggolongan usia pasien tersebut diambil sebanyak 50 data baik kategori laki

maupun kategori wanita.

4.1.1 Hasil Pengukuran Dosis Serap Radiasi pada Pasien Jenis Kelamin Laki

Hasil pengukuran rata-rata dosis serap pada pasien anak laki untuk setiap

penggolongan usia disajikan dalam tabel 4.1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai

rata-rata dosis serap dari tiga penggolongan usia pasien tersebut, menunjukkan hasil

rata-rata dosis serap yang beragam.

Tabel 4.1 Nilai rata-rata dosis serap radiasi dan standar eror untuk setiap penggolongan usia

pasien anak jenis kelamin laki (n=50)

Usia (tahun) Rata-Rata Dosis Serap (mGray)

1-5 0,0158 ± 0,0009

5-10 0,0164 ± 0,0004

10-15 0,0201 ± 0,0005

dari tabel nilai rata-rata dosis serap radiasi sinar-X di atas, untuk setiap penggolongan

usia dapat digambarkan dalam bentuk grafik yang disajikan pada gambar 4.1

(halaman 29). Dari grafik tersebut terlihat bahwa semakin meningkat usia pasien,

maka rata-rata dosis serap semakin meningkat pula.

Page 45: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

29

0.000

0.005

0.010

0.015

0.020

0.025

1-5 tahun 5-10 tahun 10-15 tahun

Ra

ta-r

ata

do

sis

sera

p (

mG

ray

)

Usia (Tahun)

laki

Gambar 4.1 Grafik dosis serap radiasi sinar-X pada pasien anak laki untuk masing-

masing kategori usia (n=50)

Berdasarkan hasil uji statistik oneway ANOVA pada tabel 4.2 untuk pasien

laki menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap antara

usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun. Hasil ini dapat ditunjukkan melalui pengujian

hipotesis dimana antara usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun didapatkan hasil Fhitung

< Ftabel (3,8931) atau P (sig) >0,0500 yang berarti bahwa Ho diterima yaitu tidak

terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap dari penggolongan usia pasien. Namun

nilai rata-rata dosis serap untuk usia 1-5 tahun dan usia 5-10 tahun ini berbeda dengan

usia 10-15 tahun yang berarti bahwa Ho ditolak dimana didapatkan hasil Fhitung >Ftabel

(3,8931) atau P (sig) < 0,0500.

Tabel 4.2 Hasil Fhitung uji statistik oneway ANOVA pada setiap penggolongan usia pada

pasien laki

Laki F hitung P (sig)

usia 1-5 tahun dengan 5-10 tahun 0,3290 0,5670

usia 1-5 tahun dengan 10-15 tahun 18,4390 0,0000

usia 5-10 tahun dengan 10-15 tahun 39,0020 0,0000

Page 46: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

30

0.0000

0.0050

0.0100

0.0150

0.0200

0.0250

1-5 tahun 5-10 tahun 10-15 tahun

Ra

ta-r

ata

do

sis

sera

p(m

Gra

y)

Usia (Tahun)

wanita

4.1.2 Hasil Pengukuran Dosis Serap Radiasi pada Pasien Jenis Kelamin Wanita

Hasil pengukuran rata-rata dosis serap pada pasien anak wanita usia 1-15 tahun

pada masing-masing penggolongan usia disajikan dalam tabel 4.3 (Halaman 30).

Tabel 4.3 Nilai rata-rata dosis serap radiasi dan standar eror untuk setiap penggolongan usia

pasien anak jenis kelamin wanita (n=50)

Usia (tahun) Rata-Rata Dosis Serap (mGray)

1-5 0,0156 ± 0,0006

5-10 0,0162 ± 0,0004

10-15 0,0199 ± 0,0006

Dalam bentuk grafik untuk setiap penggolongan usia pasien pada tabel 4.3 disajikan

dalam gambar 4.2 berikut. Terlihat bahwa untuk usia yang berbeda maka dihasilkan

nilai rata-rata dosis serap yang berbeda pula.

Gambar 4.2 Grafik dosis serap radiasi sinar-X pada pasien anak wanita untuk masing-

masing kategori usia (n=50)

Berdasarkan hasil uji statistik oneway ANOVA pada tabel 4.4 (halaman 31)

untuk pasien wanita menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai

dosis serap antara usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun. Hasil ini dapat ditunjukkan

melalui pengujian hipotesis dimana antara usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun

Page 47: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

31

didapatkan hasil Fhitung < Ftabel (3,8931) atau P(sig) >0,0500 yang berarti bahwa Ho

diterima yaitu tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap antara usia 1-5

tahun dengan usia 5-10 tahun. Namun usia 1-5 tahun dan usia 5-10 tahun ini memiliki

nilai rata-rata dosis serap dengan usia 10-15 tahun, hal ini ditunjukkan dari hasil

Fhitung >Ftabel (3,8931) atau P (sig) < 0,0500.

Tabel 4.4 Hasil Fhitung uji statistik oneway ANOVA pada setiap penggolongan usia pada

pasien wanita

Wanita F hitung P (sig)

usia 1-5 tahun dengan 5-10 tahun 0,8740 0,3520

usia 1-5 tahun dengan 10-15 tahun 28,4160 0,0000

usia 5-10 tahun dengan 10-15 tahun 30,5060 0,0000

4.1.3 Analisis Dosis Serap Radiasi antara Pasien Anak Jenis Kelamin Laki dengan

Wanita untuk setiap penggolongan usia

Hasil pengukuran rata-rata dosis serap pada pasien anak laki dan pasien anak

wanita untuk setiap penggolongan usia pasien (tabel 4.1 dan 4.3) disajikan dalam

gambar 4.3 di bawah ini.

Gambar 4.3 Grafik dosis serap radiasi sinar-X pada pasien anak laki dan wanita

untuk masing-masing penggolongan usia pasien

0.0000

0.0050

0.0100

0.0150

0.0200

0.0250

1-5 tahun 5-10 tahun 10-15 tahun

Ra

ta-r

ata

do

sis

sera

p (

mG

ray

)

Usia (Tahun)laki wanita

Page 48: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

32

0.0000

0.0100

0.0200

0.0300

0.0400

0.0500

0.0600

1-5 tahun 5-10 tahun 10-15 tahun

Ra

ta-r

ata

do

sis

sera

p (

mG

ray

)

Usia (Tahun)laki wanita UNSCEAR

Tabel 4.5 Hasil Fhitung uji statistik oneway ANOVA pada pasien dengan wanita untuk setiap

penggolongan usia

Laki-Wanita F hitung P (sig)

usia 1-5 tahun dengan 1-5 tahun 0,0710 0,7900

usia 5-10 tahun dengan 5-10 tahun 0,1270 0,7220

usia 10-15 tahun dengan 10-15 tahun 0,0590 0,8090

Berdasarkan hasil uji statistik oneway ANOVA pada tabel 4.5 di atas, pada

pasien anak laki dengan wanita, untuk setiap penggolongan usia pasien memiliki nilai

signifikansi P (sig) ≥ 0,0500 dan nilai Fhitung ≤ Ftabel (3,9381), yang berarti bahwa

diterimanya Ho. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai

dosis serap antara pasien anak laki dengan pasien anak wanita untuk setiap

penggolongan usia.

Gambar 4.4 Grafik perbandingan nilai dosis serap radiasi sinar-X pada pasien laki

dan wanita dengan dosis maksimal yang direkomendasikan oleh

UNSCEAR

Page 49: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

33

Gambar 4.4 (halaman 32) merupakan hasil pengukuran rata-rata dosis serap

pada pasien laki dan wanita untuk setiap penggolongan usia (tabel 4.1 dan 4.3)

terhadap nilai rekomendasi dosis maksimum yang diijinkan oleh UNSCEAR (tabel

2.1). Dari grafik tersebut terlihat bahwa untuk setiap penggolongan usia baik pasien

laki maupun wanita masih berada di bawah nilai maksimum yang diijinkan oleh

UNSCEAR.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa data penelitian yang telah

dilakukan, terlihat bahwa nilai dosis serap radiasi yang dihasilkan baik untuk pasien

anak jenis kelamin laki (tabel 4.1) maupun wanita (tabel 4.3), untuk setiap

penggolongan usia yang berbeda diperoleh nilai rata-rata dosis serap yang beragam.

Dalam hasil dosis serap baik untuk pasien laki maupun pasien wanita terlihat bahwa

pasien anak usia 1-5 tahun mendapatkan nilai rata-rata dosis yang terendah,

sedangkan pasien anak usia 10-15 mendapatkan nilai dosis terbesar. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa usia berpengaruh terhadap pemberian faktor exposure. Jadi

faktor usia mempengaruhi terhadap pemberian faktor eksposure dalam pemeriksaan

radiodiagnostik. Jadi ketidakseragaman hasil nilai dosis serap ini disebabkan karena

faktor usia dan kondisi fisik fisiologi dari masing-masing pasien (Suyatno, 2008).

Pada gambar 4.1 terlihat bahwa untuk setiap penggolongan usia pada pasien

laki memiliki nilai rata-rata dosis serap yang berbeda. Pada pasien usia 1-5 tahun

dengan pasien usia 5-10 tahun, mempunyai selisih nilai rata-rata dosis serap yang

sangat kecil atau hampir sama dibandingkan dengan pasien anak usia 10-15 tahun.

Berdasarkan hasil uji statistik oneway ANOVA pada tabel 4.2 untuk pasien laki

antara pasien usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan nilai rata-rata dosis serap yang signifikan, namun untuk usia 1-5

tahun dan 5-10 tahun ini memiliki perbedaan nilai rata-rata dosis serap dengan usia

10-15 tahun. Hal yang serupa yaitu pada pasien anak wanita, untuk setiap

penggolongan usia memiliki nilai rata-rata dosis serap yang berbeda pula (tabel 4.3).

Page 50: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

34

Pada gambar 4.2 terlihat bahwa pasien usia 1-5 tahun memiliki nilai rata-rata dosis

terendah dan pasien usia 10-15 tahun memiliki nilai dosis terbesar. Untuk pasien usia

1-5 tahun dengan pasien usia 5-10 tahun memiliki rata-rata dosis serap yang tidak

jauh beda, mengacu pada hasil uji statistik oneway ANOVA pada setiap

penggolongan usia pada pasien wanita (tabel 4.4), antara usia 1-5 tahun dengan usia

5-10 tahun menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata dosis serap

yang signifikan, namun usia 1-5 tahun dan usia 5-10 tahun ini terdapat perbedaan

nilai dosis serap yang signifikan dengan usia 10-15 tahun.

Berdasarkan hasil uji oneway ANOVA, untuk pasien laki (tabel 4.2) dan

pasien wanita (tabel 4.4) , antara usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun yang berarti

tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap yang ditunjukkan dengan hasil

Fhitung < Ftabel (3,8931) atau P (sig) >0,0500). Hal ini mungkin disebabkan karena

pengaturan faktor exposure yang berupa kV dan mAs yang diberikan oleh operator

(radiografer) pesawat sinar-X hanya berdasarkan pengalaman yang meliputi postur

tubuh pasien. Pengalaman operator ini lebih mementingkan asas justifikasi dari pada

asas optimasi, dimana operator lebih mengutamakan gambar yang dihasilkan tanpa

memperhitungkan besarnya dosis yang diberikan kepada pasien. Dalam hasil

penelitian ini, dosis serap yang diterima pasien anak laki maupun wanita untuk usia

1-5 tahun dan usia 5-10 tahun memiliki nilai dosis yang hampir sama. Mengacu pada

batasan dosis yang dikeluarkan oleh UNSCEAR yaitu terdapat perbedaan nilai dosis

serap untuk setiap kenaikan usia pasien. Jadi semakin meningkat usia pasien maka

nilai dosis yang diterima semakin besar pula. Oleh karena itu diharapkan asas

optimasi juga harus diperhatikan terutama pada pasien anak usia 1-5 tahun. Jadi

seharusnya nilai dosis serap yang diterima oleh pasien anak usia 1-5 tahun lebih kecil

dari nilai dosis yang diterima oleh pasien anak usia 5-10 tahun.

Pada gambar 4.3 terlihat bahwa rata-rata dosis serap pada pasien anak untuk

setiap penggolongan usia baik untuk pasien anak laki ataupun pasien anak wanita

mempunyai nilai dosis serap yang relatif sama. Untuk pasien anak laki usia 1-5 tahun

didapatkan rata-rata sebesar 0,0158 mGray, sedangkan pada pasien anak wanita usia

Page 51: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

35

1-5 tahun didapatkan rata-rata sebesar 0,0156 mGray, terdapat selisih yang sangat

kecil yaitu sekitar 0,0002 mGray. Demikian pula untuk pasien anak usia 5-10 tahun,

dan usia 10-15 tahun terdapat selisih sebesar 0,0002 mGray. Berdasarkan hasil uji

statistik oneway ANOVA antara pasien anak laki dengan wanita usia 1-5 tahun (tabel

4.5) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0790 (≥0,0500) dan nilai Fhitung (0,0710) ≤

Ftabel (3,9381), yang berarti bahwa diterimanya H0. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

terdapat perbedaan rata-rata dosis serap antara pasien anak laki dengan pasien anak

wanita pada usia 1-5 tahun. Demikian pula untuk pasien anak laki dengan wanita usia

5-10 tahun, dan pasien anak laki dengan wanita usia 10-15 tahun. Pada pasien anak

laki dengan wanita usia 5-10 tahun mempunyai nilai signifikansi yaitu sebesar 0,7220

dan nilai Fhitung (0,1270) ≤ Ftabel (3,9381), sedangkan pasien anak laki dengan wanita

pada usia 10-15 tahun yaitu sebesar 0,8090 (≥0,0500) dan nilai Fhitung (0,0590) ≤ Ftabel

(3,9381), artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata dosis serap antara pasien anak

laki dengan wanita pada usia 5-10 dan 10-15 tahun. Jadi dalam pemberian faktor

exposure sinar-X, antara pasien anak laki dan wanita untuk setiap penggolongan usia

tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa untuk

pasien anak, jenis kelamin tidak menjadi pengaruh terhadap pemberian nilai dosis

serap.

Gambar 4.4 merupakan perbandingan nilai dosis serap radiasi sinar-X pada

pasien anak laki dan wanita dengan dosis maksimal yang direkomendasikan oleh

UNSCEAR. Terlihat bahwa secara keseluruhan nilai rata-rata dosis serap yang

diterima oleh pasien anak yang menjalani pemeriksaan di Instalasi Radiologi Rumah

Sakit Paru Jember masih dibawah standart dosis radiasi maksimum yang dikeluarkan

oleh UNSCEAR (Tabel 2.1). Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan dosis

terhadap pasien anak yang menjalani pemeriksaan radiodiagnostik di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Paru Jember, dalam pemberian dosis pada pasien sudah

sesuai dengan standart yang diijinkan oleh United Nations Scientific Committee on

the Effects of Atomic Radiation (UNSCEAR) sehingga tidak menimbulkan serta tidak

Page 52: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

36

membahayakan pasien maupun masyarakat umum yang menjalani pemeriksaan

radiodiagnostik.

Pengukuran dosis serap ini telah dilakukan oleh Yuliati dan Kusumawati

(2006), dari hasil pengukuran dosis radiasi dengan TLD-100 yang diterima oleh

pasien anak yang menjalani pemeriksaan foto thorax yaitu berkisar antara 0,0930-

0,4040 mGray. Dilanjutkan oleh penelitian Sofyan, et al (2009), dimana dosis radiasi

yang diterima pasien anak di kota padang sangat bervariasi berdasarkan kelompok

usia 0-1 tahun, 1-5 tahun, 5-10 tahun, dan 10-15 tahun diperoleh besarnya dosis

radiasi untuk pasien anak masing-masing adalah 0,1260 ± 0,1500 mGray, 0,1170 ±

0,0930 mGray, 0,1110 ± 0,0360 mGray, dan 0,1600 ± 0,1390 mGray. Kedua

penelitian ini relatif lebih besar dari nilai dosis maksimum yang direkomendasikan

oleh badan yang berwenang mengatur nilai dosis. Berdasarkan beberapa hasil

pengukuran tersebut maka nilai dosis serap yang diterima pasien anak di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Paru Jember masih lebih kecil dibandingkan dengan terimaan

dosis di kedua Rumah Sakit tersebut.

Meskipun dosis serap yang diterima masing-masing kategori pasien baik laki

ataupun wanita untuk setiap penggolongan usia masih dibawah batas maksimum yang

diijinkan, dimana untuk pasien usia 1-5 tahun tidak melebihi 0,0300 mGray, 0,0400

mGray untuk usia 5-10 tahun, dan 0,0500 mGray untuk usia 10-15 tahun

(UNSCEAR, 2000), namun perlindungan radiasi sinar-X bagi anak sangat penting

untuk dilakukan karena mengingat pasien anak memiliki resiko lebih banyak terkena

radiasi dibandingkan orang dewasa juga karena anak-anak memiliki sel-sel muda dan

jaringan lunak yang masih dalam proses pertumbuhan serta mempunyai ketahanan

tubuh yang rendah dari pada orang dewasa (Edwards et al., 1990). Oleh karena itu,

pemberian dosis radiasi yang sangat bergantung pada parameter kV dan mAs pesawat

sinar-X harus mendapat perhatian yang cukup serius terutama dalam hal proteksi

radiasi untuk pasien anak. Dengan demikian, diperlukan suatu perlindungan bagi

pasien anak dalam rangka meningkatkan penerapan aspek keselamatan dan kesehatan

sesuai dengan PP No. 63 tahun 2000 yaitu upaya yang dilakukan untuk menciptakan

Page 53: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

37

kondisi untuk mendapatkan gambar dengan kualitas yang baik secara medis dan dosis

radiasi yang diterima pasien dapat ditekan serendah mungkin atau sesuai dengan

prinsip ALARA sedemikian rupa sehingga efek radiasi pengion terhadap manusia dan

lingkungan hidup tidak melampaui nilai batas yang ditentukan (Peraturan Pemerintah

R.I, 2000).

Salah satu untuk melindungi anak dari bahaya radiasi adalah dengan

menggunakan pelindung radiasi seperti celemek radiasi (appron) yang sesuai dengan

postur tubuh dan usia anak-anak, agar pasien merasa aman saat melakukan

pemeriksaan. Cara lain yang dapat dilakukan yaitu dengan pembatasan daerah

pemeriksaan sinar-X harus disesuaikan dengan objek yang akan diperiksa. Untuk

proteksi radiasi pasien yaitu agar kualitas penyinaran foto thorax memperoleh hasil

yang optimum tetapi dosis yang diterima pasien anak rendah yaitu dapat dilakukan

beberapa cara yaitu pemeriksaan kondisi pesawat sinar-X atau mengkalibrasi alat

tersebut secara berkala yang meliputi: kualitas berkas sinar-X yang dikeluarkan,

penggunaan tegangan (kV) dan arus (mA), serta waktu exposure (s). Perencanaan

operasi agar dosis yang diterima pasien ditekan serendah mungkin. Pemakaian

peralatan radiodiagnostik yang memadai serta mengikuti prosedur atau tata cara

penggunaan peralatan radiodiagnostik yang telah disusun.

Page 54: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat perbedaan nilai dosis serap yang signifikan antara pasien usia 1-5 tahun

dengan usia 5-10 tahun, tetapi usia 1-5 tahun dan 5-10 tahun ini memiliki perbedaan

nilai dosis serap dengan pasien usia 10-15 tahun, baik untuk pasien laki ataupun

wanita. Secara umum nilai dosis keseluruhan yang diterima oleh pasien anak di

Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru Jember masih dibawah batas maksimal yang

diijinkan oleh UNSCEAR (United Nations Scientific Committee on the Effects of

Atomic Radiation).

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian dan

pembahasan yang dapat diusulkan sebagai masukan kepada Instalasi Radiologi

Rumah Sakit Paru Jember untuk meningkatkan proteksi radiasi khususnya asas

optimasi yaitu perlunya perhitungan besarnya dosis yang diberikan kepada pasien

anak, baik dari penggolongan usia maupun jenis kelamin terutama pasien anak usia 1-

5 tahun.

Page 55: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

DAFTAR PUSTAKA

Akhadi, M. 2000. Dasar-Dasar Proteksi Radiasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Alatas, Z. 1998. Efek radiasi pada kulit. Bulletin ALARA,2(1): 27-31.

Alatas, Z. Tanpa tahun. Efek Teratogenik Radiasi Pengion. Puslitbang

Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir: BATAN

Arthur, R. 2003. Interpretation of the Paediatric Chest X-Ray. Current Paediatric,

13: 438-447.

Bapeten, 2011. Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X

Radiologi Diagnostik Dan Intervensional. Jakarta: Bapeten.

BATAN, 2011. Pedoman Keselamatan dan Proteksi Radiasi Kawasan Nuklir

Serpong. PUSPIPTEK Serpong: BATAN.

Beiser, A. 1992. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.

Cember, H. 1983. Pengantar Fisika Kesehatan. Edisi. Semarang: IKIP Semarang

Press.

Compagnone, G., Pagan, L., dan Bergamini, C. 2005. Comparison of Six

Phantoms for Entrance Skin Dose Evaluation in 11 Standard X-Ray

Examinations. Journal of Applied Clinical Medical Physics, 6(1):101-113.

Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Dhahryan, Azam, M. 2009. Pengaruh Teknik Tegangan Tinggi terhadap Entrasce

Skin Exposure (ESE) dan Laju Paparan Radiasi Hambur pada Pemeriksaan

Abdomen. Berkala Fisika 12 (1): 21-26.

Edwards, C., Statkiewicz M. A., dan Ritenour, E. R. 1990. Perlindungan Radiasi

Bagi Pasien dan Dokter Gigi. Jakarta: Widya Medika.

European Commission. 1990. European Guidelines on Quality Criteria for

Diagnostic Radiographic Images in Paediatrics. Brussels: Luxembourg

Faiz, O. dan Moffat, D. 2002. At a Glance Series Anatomi. Jakarta: Erlangga.

Fahmi, A., Firdausi, K. S., Budi, W. S. 2008. Pengaruh Faktor Eksposi pada

Pemeriksaan Abdomen terhadap Kualitas Radiograf dan Paparan Radiasi

menggunakan Computed Radiography. Berkala Fisika 11 (4): 109-118

Gabriel, J. F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC.

Page 56: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

40

Hall, E.J. and Brenner, D.J. 2008. Cancer Risk From Diagnostic Radiology. The

British Journal of Radiology, 81: 365-378.

Kaplan, I. 1979. Nuclear Physics, 2nd

edition. London: Addison-Wesley

Publishing Company.

Krane, K. Fisika Modern. Terjemahan oleh Wospakrik, H.J. 1992. Jakarta:

Universitas Indonesia.

Maryanto, D., Solichin, Abidin, Z. 2008. Analisis Keselamatan Kerja Radiasi

Pesawat Sinar-X di Unit Radiologi RSU Kota Yogyakarta. Seminar

Nasional IV SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta: 679-690.

Milvita, D., Yana, D., Nuraeni, N. dan Yuliati, H. 2009. Analisis Dosis Radiasi

yang Diterima Mata, Tiroid dan Calvaria pada Pasien yang Menjalani

Pemeriksaan CT-Scan Bagian Kepala. Depok: Prosiding Seminar Nasional

Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan V.

Mooney, R. and Thomas, P.S.1998. Dose reduction in a paediatric X-ray

department following optimization of radiographic technique. The British

Journal of Radiology, 71: 852-860.

Pearce. E.C. 2009. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 63. 2000. Keselamatan dan

Kesehatan terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion. [serial on line].

http://jdih.ristek.go.id/?q=system/files/perundangan/118156978.pdf [25 Juni

2012].

Rahayuningsih, B., Murtini, M.S., Prasetya, N.K. 2010. Prediksi Dosis Paparan

Radiasi dengan Menggunakan Metode Klastering pada Dosimeter Film.

Prosiding Seminar Nasional Sains: 243-249.

Raudhah, U. 2008. “Distribusi Terimaan Dosis Radiasi pada Kegiatan Radiografi

Dental Anak.” Skripsi. Padang: Universitas Andalas.

Sharifat, Oyeleke, O.I. 2009. Patient Entrance Skin Doses at Minna and Ibadan for

Common Diagnostic Radiological Examinations. Bayero Journal of Pure

and Applied Sciences, 2(1): 1-5.

Sofyan, H., Yuliati, H., Milvita, D., dan Nengsih, S. 2009. Dosis Radiasi Pasien

Radiologi Anak pada Pemeriksaan Torak di Kota Padang. Depok: Prosiding

Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan V.

Suyati dan Akhadi, M. 1998. Mengukur Kualitas Radiasi Keluaran Pesawat Sinar-

X. Buletin Alara, 2(2): 7-12.

Page 57: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

41

Suyatno, F. 2008. Aplikasi Radiasi Sinar-X di Bidang Kedokteran Untuk

Menunjang Kesehatan Masyarakat. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir

BATAN Yogyakarta: 503-510.

Trikasjono, T., Marjanto, D., Nugroho, A. 2007. Perancangan Ruang Pengujian

Kebocoran Pesawat Sinar-X Rigaku 250 kV di STTN Batan Yogyakarta.

Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta: 269-280.

UNSCEAR. 2000. Sources and Effects of Ionizing Radiation. Report to the

General Assembly. New York: United Nation.

UNSCEAR, 2008. Sources and Effects of Ionizing Radiation. New York: United

Nations.

Waseso. 1998. “ Pengaruh Variasi Tegangan dan Arus Terhadap Kualitas

Radiograf dan Dosis Yang Diterima Pasien pada Pemotretan Paru-Paru

Proyeksi Postero Anterior (Study Kasus Di RSPAD “Gatot Soebroto“

Jakarta).” Skripsi. Semarang :Universitas Dipenegoro.

WHO. 1990. Petunjuk Membaca Foto untuk Dokter Umum. Jakarta: EGC

Yondri. 2008. “Analisis Perisai Radisai Sinar-X pada Ruang Penyinaran

Radiodiagnostik RSUD Dr.Adnan W.D.Payakumbuh.” Tesis. Padang:

Program Pasca Sarjana Universitas Andalas.

Yuliati, H. dan Kusumawati, D.D. 2006. Terimaan Dosis Radiasi Foto Thorak

oleh Pasien Anak. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Fungsional

Teknis non Peneliti: 155-164.

Page 58: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

DAFTAR ISTILAH

A

Abdomen adalah bagian dari tubuh yang berada di antara dada dan panggul.

Analysis of variance adalah suatu metode analisis statistika yang termasuk ke dalam

cabang statistika inferensi.

Anterior-posterior adalah posisi dilihat dari depan ke belakang atau sinar-X

menembus tubuh dari belakang ke depan tubuh.

C

Carsiogenik adalah sifat yang dapat menyebabkan penyakit kanker.

D

Deskuamasi adalah pengelupasan kulit sebagi hilangnya sel-sel epidermis yang

disertai proses penggantian dengan sel-sel yang baru.

Dosis serap adalah besarnya energi yang diserap oleh suatu bahan/ materi dengan

satuan Gy (Gray).

E

Epilasi adalah pencabutan rambut hingga ke akarnya.

Eritema adalah kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh kapiler.

Esofagus adalah saluran yang menghubungkan mulut ke lambung.

Extremity adalah tulang anggota gerak tubuh yang terdiri dari lengan, tangan, kaki,

panggul.

F

Focus Film Distance adalah jarak antara film dengan tabung sinar-X.

H

Hemopoetic adalah pembentukan sel-sel darah atau darah.

Page 59: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

43

M

Mediastinum adalah rongga di antara paru-paru kanan dan kiri yang berisi jantung,

aorta, dan arteri besar, pembuluh darah vena besar, trakea, kelenjar timus, saraf,

jaringan ikat, kelenjar getah bening dan salurannya.

N

Nekrosis adalah kematian sel atau jaringan tubuh.

P

Pigmentasi adalah perubahan warna kulit seseorang yang ditandai dengan bercak-

bercak hitam.

Pleura adalah lapisan pembungkus paru.

Positron adalah elektron dengan muatan positif.

Posterior-anterior adalah posisi dilihat dari belakang ke depan atau sinar-X

menembus tubuh dari depan ke belakang tubuh.

S

Skull adalah rangka kepala yang melindungi otak dan menunjang strukter wajah serta

melindungi kepala dari luka.

Supine adalah posisi tubuh berbaring terlentang/horisontal.

T

Telangiectasia adalah terlihatnya pembuluh darah sebagai akibat adanya pelebaran

atau pembesaran pembuluh darah.

Thorax adalah wilayah tubuh yang terletak antara leher dan perut yang berisi paru-

paru, jantung dan bagian dari aorta.

Page 60: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

LAMPIRAN A. Perhitungan Dosis Serap Radiasi Sinar-X pada Pasien Anak

Laki dan Wanita

A.1 Pasien Laki

A.1.1 Usia 1-5 tahun

kV mA s Normalisasi Dosis Paparan

(mR)

Dosis Serap

(mGray) kV s

52 200 0,0500 48,0450 0,0431 1,9897 0,0174

52 200 0,0500 48,0450 0,0431 1,9897 0,0174

54 200 0,0500 49,6110 0,0431 2,1215 0,0186

52 200 0,0500 48,0450 0,0431 1,9897 0,0174

52 250 0,0500 48,0450 0,0431 2,4872 0,0218

52 250 0,0500 48,0450 0,0431 2,4872 0,0218

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 2,6519 0,0232

52 250 0,0500 48,0450 0,0431 2,4872 0,0218

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 2,6519 0,0232

52 300 0,0500 48,0450 0,0431 2,9846 0,0261

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 2,6519 0,0232

54 250 0,0600 49,6110 0,0533 3,2845 0,0288

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 2,6519 0,0232

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 2,6519 0,0232

54 300 0,0600 49,6110 0,0533 3,9414 0,0345

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 2,6519 0,0232

52 250 0,0500 48,0450 0,0431 2,4872 0,0218

52 250 0,0500 48,0450 0,0431 2,4872 0,0218

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 2,6519 0,0232

54 300 0,0600 49,6110 0,0533 1,7517 0,0153

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 1,1786 0,0103

52 300 0,0600 48,0450 0,0533 1,6429 0,0144

54 300 0,0500 49,6110 0,0431 1,4143 0,0124

54 300 0,0500 49,6110 0,0431 1,4143 0,0124

56 250 0,0500 51,1770 0,0431 1,2542 0,0109

56 250 0,0500 51,1770 0,0431 1,2542 0,0109

52 250 0,0600 48,0450 0,0533 1,3690 0,0120

56 250 0,0500 51,1770 0,0431 1,2542 0,0109

Page 61: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

45

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 1,1786 0,0103

52 250 0,0500 48,0450 0,0431 1,1054 0,0096

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 1,1786 0,0103

52 300 0,0600 48,0450 0,0533 1,6429 0,0144

52 250 0,0600 48,0450 0,0533 1,3690 0,0120

56 300 0,0500 51,1770 0,0431 1,5051 0,0131

52 250 0,0500 48,0450 0,0431 1,1054 0,0096

52 250 0,0500 48,0450 0,0431 1,1054 0,0096

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 1,1786 0,0103

54 300 0,0600 49,6110 0,0533 1,7517 0,0153

54 300 0,0400 49,6110 0,0328 1,0770 0,0094

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 1,1786 0,0103

54 300 0,0500 49,6110 0,0431 1,4143 0,0124

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 1,1786 0,0103

56 300 0,0500 51,1770 0,0431 1,5051 0,0131

56 250 0,0400 51,1770 0,0328 0,9550 0,0083

56 300 0,0600 51,1770 0,0533 1,8640 0,0163

54 300 0,0500 49,6110 0,0431 1,4143 0,0124

54 300 0,0500 49,6110 0,0431 1,4143 0,0124

54 300 0,0500 49,6110 0,0431 1,4143 0,0124

52 250 0,0500 48,0450 0,0431 1,1054 0,0096

54 300 0,0600 49,6110 0,0533 1,7517 0,0153

Mean 0,0158

Standart deviasi 0,0062

Standart eror 0,0009

A.1.2 Usia 5-10 tahun

kV mA s Normalisasi Dosis Paparan

(mR)

Dosis Serap

(mGray) kV s

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0500 54,3090 0,0431 1,6949 0,0148

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

64 300 0,0500 57,4410 0,0431 1,8960 0,0166

64 300 0,0400 57,4410 0,0328 1,4438 0,0126

Page 62: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

46

60 300 0,0500 54,3090 0,0431 1,6949 0,0148

60 300 0,0500 54,3090 0,0431 1,6949 0,0148

60 300 0,0500 54,3090 0,0431 1,6949 0,0148

60 300 0,0500 54,3090 0,0431 1,6949 0,0148

60 300 0,0500 54,3090 0,0431 1,6949 0,0148

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

56 300 0,0600 51,1770 0,0533 1,8640 0,0163

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

56 300 0,0600 51,1770 0,0533 1,8640 0,0163

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

58 300 0,0500 52,7430 0,0431 1,5986 0,0140

56 300 0,0600 51,1770 0,0533 1,8640 0,0163

58 300 0,0500 52,7430 0,0431 1,5986 0,0140

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

68 300 0,0400 60,5730 0,0328 1,6055 0,0140

68 300 0,0400 60,5730 0,0328 1,6055 0,0140

66 300 0,0400 59,0070 0,0328 1,5236 0,0133

66 300 0,0500 59,0070 0,0431 2,0008 0,0175

60 300 0,0500 54,3090 0,0431 1,6949 0,0148

64 300 0,0500 57,4410 0,0431 1,8960 0,0166

64 300 0,0600 57,4410 0,0533 2,3483 0,0205

68 300 0,0700 60,5730 0,0636 3,1143 0,0273

56 300 0,0500 51,1770 0,0431 1,5051 0,0131

58 300 0,0500 52,7430 0,0431 1,5986 0,0140

60 300 0,0500 54,3090 0,0431 1,6949 0,0148

60 300 0,0500 54,3090 0,0431 1,6949 0,0148

60 300 0,0500 54,3090 0,0431 1,6949 0,0148

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

68 300 0,0600 60,5730 0,0533 2,6114 0,0229

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

68 300 0,0400 60,5730 0,0328 1,6055 0,0140

58 300 0,0500 52,7430 0,0431 1,5986 0,0140

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

68 300 0,0500 60,5730 0,0431 2,1085 0,0184

Page 63: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

47

64 300 0,0500 57,4410 0,0431 1,8960 0,0166

58 300 0,0500 52,7430 0,0431 1,5986 0,0140

60 300 0,0500 54,3090 0,0431 1,6949 0,0148

60 300 0,0500 54,3090 0,0431 1,6949 0,0148

66 300 0,0500 59,0070 0,0431 2,0008 0,0175

68 300 0,0500 60,5730 0,0431 2,1085 0,0184

Mean 0,0164

Standart deviasi 0,0025

Standart eror 0,0004

A.1.3 Usia 10-15 tahun

kV mA s Normalisasi Dosis Paparan

(mR)

Dosis Serap

(mGray) kV s

66 250 0,0600 59,0070 0,0533 2,0651 0,0181

64 300 0,0600 57,4410 0,0533 2,3483 0,0205

64 300 0,0600 57,4410 0,0533 2,3483 0,0205

64 300 0,0600 57,4410 0,0533 2,3483 0,0205

64 300 0,0600 57,4410 0,0533 2,3483 0,0205

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

58 300 0,0500 52,7430 0,0431 1,5986 0,0140

66 300 0,0500 59,0070 0,0431 2,0008 0,0175

70 300 0,0500 62,1390 0,0431 2,2189 0,0194

64 300 0,0500 57,4410 0,0431 1,8960 0,0166

68 300 0,0500 60,5730 0,0431 2,1085 0,0184

68 300 0,0500 60,5730 0,0431 2,1085 0,0184

66 300 0,0500 59,0070 0,0431 2,0008 0,0175

64 300 0,0500 57,4410 0,0431 1,8960 0,0166

64 250 0,0500 57,4410 0,0431 1,5800 0,0138

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

66 300 0,0600 59,0070 0,0533 2,4781 0,0217

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

Page 64: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

48

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

62 300 0,0600 55,8750 0,0533 2,2220 0,0194

66 300 0,0700 59,0070 0,0636 2,9553 0,0259

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

66 300 0,0600 59,0070 0,0533 2,4781 0,0217

66 300 0,0700 59,0070 0,0636 2,9553 0,0259

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

68 300 0,0500 60,5730 0,0431 2,1085 0,0184

68 300 0,0500 60,5730 0,0431 2,1085 0,0184

64 300 0,0500 57,4410 0,0431 1,8960 0,0166

64 300 0,0600 57,4410 0,0533 2,3483 0,0205

64 300 0,0600 57,4410 0,0533 2,3483 0,0205

64 300 0,0600 57,4410 0,0533 2,3483 0,0205

66 300 0,0700 59,0070 0,0636 2,9553 0,0259

66 300 0,0700 59,0070 0,0636 2,9553 0,0259

68 300 0,0500 60,5730 0,0431 2,1085 0,0184

66 300 0,0600 59,0070 0,0533 2,4781 0,0217

66 300 0,0600 59,0070 0,0533 2,4781 0,0217

66 300 0,0600 59,0070 0,0533 2,4781 0,0217

66 300 0,0600 59,0070 0,0533 2,4781 0,0217

66 300 0,0700 59,0070 0,0636 2,9553 0,0259

68 300 0,0700 60,5730 0,0636 3,1143 0,0273

64 300 0,0600 57,4410 0,0533 2,3483 0,0205

64 300 0,0600 57,4410 0,0533 2,3483 0,0205

68 300 0,0700 60,5730 0,0636 3,1143 0,0273

68 300 0,0700 60,5730 0,0636 3,1143 0,0273

Mean 0,0201

Standart deviasi 0,0033

Standart eror 0,0005

Page 65: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

49

A.2 Pasien Wanita

A.2.1 Usia 1-5 tahun

kV mA s Normalisasi Dosis Paparan

(mR)

Dosis Serap

(mGray) kV s

52 250 0,0500 48,0450 0,0431 2,4872 0,0218

52 250 0,0500 48,0450 0,0431 2,4872 0,0218

52 250 0,0500 48,0450 0,0431 2,4872 0,0218

52 250 0,0500 48,0450 0,0431 2,4872 0,0218

52 250 0,0500 48,0450 0,0431 2,4872 0,0218

52 250 0,0400 48,0450 0,0328 1,8939 0,0166

52 250 0,0400 48,0450 0,0328 1,8939 0,0166

52 250 0,0400 48,0450 0,0328 1,8939 0,0166

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 2,6519 0,0232

54 200 0,0500 49,6110 0,0431 2,1215 0,0186

54 200 0,0500 49,6110 0,0431 2,1215 0,0186

54 200 0,0500 49,6110 0,0431 2,1215 0,0186

54 200 0,0500 49,6110 0,0431 2,1215 0,0186

54 200 0,0500 49,6110 0,0431 2,1215 0,0186

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 2,6519 0,0232

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 2,6519 0,0232

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 2,6519 0,0232

54 300 0,0500 49,6110 0,0431 1,4143 0,0124

54 300 0,0500 49,6110 0,0431 1,4143 0,0124

54 300 0,0500 49,6110 0,0431 1,4143 0,0124

54 300 0,0500 49,6110 0,0431 1,4143 0,0124

54 300 0,0500 49,6110 0,0431 1,4143 0,0124

54 300 0,0500 49,6110 0,0431 1,4143 0,0124

54 300 0,0500 49,6110 0,0431 1,4143 0,0124

54 300 0,0600 49,6110 0,0533 1,7517 0,0153

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 1,1786 0,0103

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 1,1786 0,0103

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 1,1786 0,0103

54 300 0,0600 49,6110 0,0530 1,7517 0,0153

54 300 0,0600 49,6110 0,0533 1,7517 0,0153

56 300 0,0600 51,1770 0,0533 1,8640 0,0163

56 300 0,0600 51,1770 0,0533 1,8640 0,0163

Page 66: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

50

56 300 0,0600 51,1770 0,0533 1,8640 0,0163

56 300 0,0600 51,1770 0,0533 1,8640 0,0163

56 300 0,0600 51,1770 0,0533 1,8640 0,0163

56 300 0,0600 51,1770 0,0533 1,8640 0,0163

56 300 0,0500 51,1770 0,0431 1,5051 0,0131

56 300 0,0500 51,1770 0,0431 1,5051 0,0131

56 300 0,0500 51,1770 0,0431 1,5051 0,0131

56 300 0,0500 51,1770 0,0431 1,5051 0,0131

56 300 0,0500 51,1770 0,0431 1,5051 0,0131

56 300 0,0500 51,1770 0,0431 1,5051 0,0131

56 300 0,0500 51,1770 0,0431 1,5051 0,0131

56 300 0,0500 51,1770 0,0431 1,5051 0,0131

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 1,1786 0,0103

56 300 0,0500 51,1770 0,0431 1,5051 0,0131

56 250 0,0500 51,1770 0,0431 1,2542 0,0109

56 300 0,0600 51,1770 0,0533 1,8640 0,0163

56 300 0,0500 51,1770 0,0431 1,5051 0,0131

54 300 0,0400 49,6110 0,0328 1,0770 0,0094

Mean 0,0156

Standart deviasi 0,0041

Standart eror 0,0006

A.2.2 Usia 5-10 tahun

kV mA s Normalisasi Dosis Paparan

(mR)

Dosis Serap

(mGray) kV s

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

56 300 0,0500 51,1770 0,0431 1,5051 0,0131

58 300 0,0500 52,7430 0,0431 1,5986 0,0140

58 300 0,0500 52,7430 0,0431 1,5986 0,0140

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

68 300 0,0600 60,5730 0,0533 2,6114 0,0229

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

Page 67: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

51

58 300 0,0500 52,7430 0,0431 1,5986 0,0140

56 300 0,0600 51,1770 0,0533 1,8640 0,0163

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

56 300 0,0600 51,1770 0,0533 1,8640 0,0163

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0500 54,3090 0,0431 1,6949 0,0148

62 250 0,0500 55,8750 0,0431 1,4950 0,0131

64 300 0,0500 57,4410 0,0431 1,8960 0,0166

64 300 0,0500 57,4410 0,0431 1,8960 0,0166

60 250 0,0600 54,3090 0,0533 1,7493 0,0153

60 300 0,0700 54,3090 0,0636 2,5035 0,0219

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

58 300 0,0500 52,7430 0,0431 1,5986 0,0140

58 300 0,0500 52,7430 0,0431 1,5986 0,0140

58 300 0,0500 52,7430 0,0431 1,5986 0,0140

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

60 300 0,0500 54,3090 0,0431 1,6949 0,0148

60 300 0,0500 54,3090 0,0431 1,6949 0,0148

56 300 0,0500 51,1770 0,0431 1,5051 0,0131

56 300 0,0500 51,1770 0,0431 1,5051 0,0131

58 300 0,0500 52,7430 0,0431 1,5986 0,0140

58 300 0,0500 52,7430 0,0431 1,5986 0,0140

58 300 0,0500 52,7430 0,0431 1,5986 0,0140

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

62 300 0,0600 55,8750 0,0533 2,2220 0,0194

60 250 0,0500 54,3090 0,0431 1,4124 0,0123

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

54 250 0,0500 49,6110 0,0431 1,1786 0,0103

60 300 0,0500 54,3090 0,0431 1,6949 0,0148

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

Page 68: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

52

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0700 54,3090 0,0636 2,5035 0,0219

Mean 0,0162

Standart deviasi 0,0025

Standart eror 0,0004

A.2.3 Usia 10-15 tahun

kV mA s Normalisasi Dosis Paparan

(mR)

Dosis Serap

(mGray) kV s

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

56 300 0,0600 51,1770 0,0533 1,8640 0,0163

58 300 0,0700 52,7430 0,0636 2,3612 0,0207

64 300 0,0600 57,4410 0,0533 2,3483 0,0205

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

58 300 0,0500 52,7430 0,0431 1,5986 0,0140

68 300 0,0500 60,5730 0,0431 2,1085 0,0184

68 300 0,0500 60,5730 0,0431 2,1085 0,0184

66 300 0,0500 59,0070 0,0431 2,0008 0,0175

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

72 300 0,0700 63,7050 0,0636 3,4447 0,0302

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0700 54,3090 0,0636 2,5035 0,0219

66 300 0,0500 59,0070 0,0431 2,0008 0,0175

68 300 0,0500 60,5730 0,0431 2,1085 0,0184

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

56 300 0,0600 51,1770 0,0533 1,8640 0,0163

64 300 0,0600 57,4410 0,0533 2,3483 0,0205

64 300 0,0600 57,4410 0,0533 2,3483 0,0205

66 300 0,0700 59,0070 0,0636 2,9553 0,0259

66 300 0,0500 59,0070 0,0433 2,0008 0,0175

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

70 300 0,0700 62,1390 0,0636 3,2774 0,0287

Page 69: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

53

64 300 0,0700 57,4410 0,0636 2,8005 0,0245

70 300 0,0500 62,1390 0,0433 2,2189 0,0194

60 300 0,0500 54,3090 0,0433 1,6949 0,0148

70 300 0,0500 62,1390 0,0433 2,2189 0,0194

68 300 0,0500 60,5730 0,0433 2,1085 0,0184

60 300 0,0500 54,3090 0,0433 1,6949 0,0148

64 300 0,0700 57,4410 0,0636 2,8005 0,0245

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

62 300 0,0700 55,8750 0,0636 2,6499 0,0232

64 300 0,0700 57,4410 0,0636 2,8005 0,0245

70 300 0,0700 62,1390 0,0636 3,2774 0,0287

68 300 0,0700 60,5730 0,0636 3,1143 0,0273

56 300 0,0600 51,1770 0,0533 1,8640 0,0163

58 300 0,0600 52,7430 0,0533 1,9799 0,0173

68 300 0,0700 60,5730 0,0636 3,1143 0,0273

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

64 300 0,0600 57,4410 0,0533 2,3483 0,0205

66 300 0,0700 59,0070 0,0636 2,9553 0,0259

62 300 0,0700 55,8750 0,0636 2,6499 0,0232

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

60 300 0,0600 54,3090 0,0533 2,0992 0,0184

Mean 0,0199

Standart deviasi 0,0040

Standart eror 0,0006

Page 70: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

54

LAMPIRAN B. Hasil Uji Oneway ANOVA pada Pasien Anak Jenis Kelamin

Laki dan Wanita untuk Setiap Penggolongan Usia

B.1 Pasien Laki

B.1.1 Usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun

B.1.2 Usia 1-5 tahun dengan usia 10-15 tahun

Descriptives

laki

50 .015860 .0061545 .0008704 .014111 .017609 .0080 .0350

50 .016400 .0025314 .0003580 .015681 .017119 .0130 .0270

100 .016130 .0046897 .0004690 .015199 .017061 .0080 .0350

1-5 tahun

5-10 tahun

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound

95% Conf idence Interval for

Mean

Minimum Maximum

ANOVA

laki

.000 1 .000 .329 .567

.002 98 .000

.002 99

Betw een Groups

Within Groups

Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Descriptives

dosis

50 .015860 .0061545 .0008704 .014111 .017609 .0080 .0350

50 .020120 .0033663 .0004761 .019163 .021077 .0140 .0270

100 .017990 .0053795 .0005380 .016923 .019057 .0080 .0350

1-5 tahun

10-15 tahun

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound

95% Conf idence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Page 71: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

55

B.1.3 Usia 5-10 tahun dengan usia 10-15 tahun

B.2 Pasien Wanita

B.2.1 Usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun

ANOVA

dosis

.000 1 .000 18.439 .000

.002 98 .000

.003 99

Betw een Groups

Within Groups

Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Descriptives

dosis

50 .016400 .0025314 .0003580 .015681 .017119 .0130 .0270

50 .020120 .0033663 .0004761 .019163 .021077 .0140 .0270

100 .018260 .0035036 .0003504 .017565 .018955 .0130 .0270

5-10 tahun

10-15 tahun

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound

95% Conf idence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Descriptives

dosis

50 .015580 .0041359 .0005849 .014405 .016755 .0090 .0230

50 .016220 .0025176 .0003560 .015505 .016935 .0100 .0230

100 .015900 .0034216 .0003422 .015221 .016579 .0090 .0230

1-5 tahun

5-10 tahun

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound

95% Conf idence Interval for

Mean

Minimum Maximum

ANOVA

dosis

.000 1 .000 .874 .352

.001 98 .000

.001 99

Betw een Groups

Within Groups

Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Page 72: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

56

B.2.2 Usia 1-5 tahun dengan usia 10-15 tahun

B.2.3 Usia 5-10 tahun dengan usia 10-15 tahun

Descriptives

dosis

50 .015580 .0041359 .0005849 .014405 .016755 .0090 .0230

50 .019940 .0040427 .0005717 .018791 .021089 .0140 .0300

100 .017760 .0046213 .0004621 .016843 .018677 .0090 .0300

1-5 tahun

10-15 tahun

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound

95% Conf idence Interval for

Mean

Minimum Maximum

ANOVA

dosis

.000 1 .000 28.416 .000

.002 98 .000

.002 99

Betw een Groups

Within Groups

Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Descriptives

dosis

50 .016220 .0025176 .0003560 .015505 .016935 .0100 .0230

50 .019940 .0040427 .0005717 .018791 .021089 .0140 .0300

100 .018080 .0038368 .0003837 .017319 .018841 .0100 .0300

5-10 tahun

10-15 tahun

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound

95% Conf idence Interval for

Mean

Minimum Maximum

ANOVA

dosis

.000 1 .000 30.506 .000

.001 98 .000

.001 99

Betw een Groups

Within Groups

Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Page 73: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

57

LAMPIRAN C. Hasil Uji Oneway ANOVA pada Pasien Anak Jenis Kelamin

Laki dengan Wanita untuk masing-masing Penggolongan Usia

Pasien

C.1 Usia 1-5 tahun

C.2 Usia 5-10 tahun

Descriptives

usia 1-5 tahun

50 .01586 .006155 .000870 .01411 .01761 .008 .035

50 .01558 .004136 .000585 .01440 .01676 .009 .023

100 .01572 .005219 .000522 .01468 .01676 .008 .035

laki

w anita

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound

95% Conf idence Interval for

Mean

Minimum Maximum

ANOVA

usia 1-5 tahun

.000 1 .000 .071 .790

.003 98 .000

.003 99

Betw een Groups

Within Groups

Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Descriptives

usia 5-10 tahun

50 .01640 .002531 .000358 .01568 .01712 .013 .027

50 .01622 .002518 .000356 .01550 .01694 .010 .023

100 .01631 .002513 .000251 .01581 .01681 .010 .027

laki

w anita

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound

95% Conf idence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Page 74: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

58

ANOVA

usia 5-10 tahun

Sum of

Squares df Mean Square F Sig,

Between Groups ,000 1 ,000 ,127 ,722

Within Groups ,001 98 ,000

Total ,001 99

C.3 Usia 10-15 tahun

Descriptives

usia 10-15 tahun

50 .02012 .003366 .000476 .01916 .02108 .014 .027

50 .01994 .004043 .000572 .01879 .02109 .014 .030

100 .02003 .003702 .000370 .01930 .02076 .014 .030

1

2

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound

95% Conf idence Interval for

Mean

Minimum Maximum

ANOVA

usia 10-15 tahun

.000 1 .000 .059 .809

.001 98 .000

.001 99

Betw een Groups

Within Groups

Total

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Page 75: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

59

LAMPIRAN D. Tabel Statistik F

α= 0,0500

ndf 1 2 3 4 5 …,

ddf

,, 81 3,9589 3,1093 2,7173 2,4845 2,3273 …,

82 3,9574 3,1079 2,7160 2,4830 2,3258 …,

83 3,956 3,1065 2,7146 2,4817 2,3245 …,

84 3,9546 3,1051 2,7132 2,4803 2,3231 …,

85 3,9532 3,1039 2,7119 2,4790 2,3218 …,

86 3,9519 3,1026 2,7106 2,4777 2,3205 …,

87 3,9506 3,1013 2,7094 2,4765 2,3193 …,

88 3,9493 3,1001 2,7082 2,4753 2,3180 …,

89 3,9481 3,0988 2,7070 2,4741 2,3169 …,

90 3,9469 3,0977 2,7058 2,4729 2,3157 …,

91 3,9457 3,0965 2,7047 2,4718 2,3146 …,

92 3,9446 3,0955 2,7036 2,4707 2,3134 …,

93 3,9435 3,0944 2,7025 2,4696 2,3123 …,

94 3,9423 3,0933 2,7014 2,4685 2,3113 …,

95 3,9412 3,0922 2,7004 2,4675 2,3102 …,

96 3,9402 3,0912 2,6994 2,4665 2,3092 …,

97 3,9392 3,0902 2,6984 2,4655 2,3082 …,

98 3,9381 3,0892 2,6974 2,4645 2,3072 …,

99 3,9371 3,0882 2,6965 2,4636 2,4636 …,

100 3,9361 3,0873 2,6955 2,4626 2,3053 …,

Page 76: ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA PASIEN

60

y = 0.783x + 7.329

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0 50 100O

utp

ut

Input

LAMPIRAN E. Data Kalibrasi Alat

Setting kVp

Setting akurasi waktu

No Input Output

1 0,0700 0,0643

2 0,1000 0,0938

3 0,4000 0,4047

4 0,5000 0,5037

5 0,8000 0,8147

No Input Output

1 50 45,3300

2 60 54,5300

3 70 63,3400

4 80 71,9200

5 90 75,8200

y = 1.028x - 0.008

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

0 0.5 1

Ou

tpu

t

Input