020 nautika

29
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana transportasi laut seperti halnya kapal barang adalah merupakan alat transportasi yang sampai saat ini masih memegang peranan yang sangat penting dan sangat dominan, karena sangat efisien dalam mengangkut muatan dengan jumlah yang banyak. Seiring dengan tuntutan pasar maka setiap perusahaan pelayaran saling berkompetisi dan berlomba untuk memperebutkan pasar, yaitu dalam usaha untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan pengeluaran biaya operasional seminimal mungkin. Upaya tersebut memerlukan peningkatan penerimaan dan pengurangan pembiayaan yang pada akhirnya dapat berakibat rawan terhadap keamanan dan keselamatan kapal ABK sebagai sumber daya manusia haruslah memiliki keterampilan dan kemampuan yang baik untuk mendukung kelancaran dalam operasional kapal. Dengan kondisi kapal yang desainnya semakin maju maka hanya memerlukan crew kapal yang jumlahnya sedikit tetapi mampu untuk mengoperasikan kapal dengan baik dan aman. Sumber Daya Manusia yang juga siap bekerja diatas kapal tersebut, dalam hal ini ABK perlu didukung dengan ketersediaan peralatan kapal yang memadai baik dalam hal pengoperasian kapal tersebut ataupun dalam hal keselamatan selama bekerja diatas kapal. Selain menguasai pengetahuan mengenai ilmu perkapalan dan tekhnologi lainnya, keterampilan dari ABK untuk mengoperasikan alat- alat diatas kapal termasuk alat-alat keselamatan kerja sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya resiko kecelakaan kerja diatas kapal.

Upload: muzayin-akhmad

Post on 06-Nov-2015

190 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Upaya Meningkatkan Kedisiplinan ABK dalam Menggunakan Alat-Alat Keselamatan Kerja di MV. ILLANNUR

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sarana transportasi laut seperti halnya kapal barang adalah

    merupakan alat transportasi yang sampai saat ini masih memegang

    peranan yang sangat penting dan sangat dominan, karena sangat

    efisien dalam mengangkut muatan dengan jumlah yang banyak.

    Seiring dengan tuntutan pasar maka setiap perusahaan pelayaran

    saling berkompetisi dan berlomba untuk memperebutkan pasar, yaitu

    dalam usaha untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin

    dengan pengeluaran biaya operasional seminimal mungkin. Upaya

    tersebut memerlukan peningkatan penerimaan dan pengurangan

    pembiayaan yang pada akhirnya dapat berakibat rawan terhadap

    keamanan dan keselamatan kapal

    ABK sebagai sumber daya manusia haruslah memiliki

    keterampilan dan kemampuan yang baik untuk mendukung

    kelancaran dalam operasional kapal. Dengan kondisi kapal yang

    desainnya semakin maju maka hanya memerlukan crew kapal yang

    jumlahnya sedikit tetapi mampu untuk mengoperasikan kapal dengan

    baik dan aman. Sumber Daya Manusia yang juga siap bekerja diatas

    kapal tersebut, dalam hal ini ABK perlu didukung dengan ketersediaan

    peralatan kapal yang memadai baik dalam hal pengoperasian kapal

    tersebut ataupun dalam hal keselamatan selama bekerja diatas kapal.

    Selain menguasai pengetahuan mengenai ilmu perkapalan dan

    tekhnologi lainnya, keterampilan dari ABK untuk mengoperasikan alat-

    alat diatas kapal termasuk alat-alat keselamatan kerja sangat

    diperlukan untuk mencegah terjadinya resiko kecelakaan kerja diatas

    kapal.

  • 2

    Selama penulis bekerja di MV. ILLANUR terjadi beberapa

    masalah yang dapat menghambat pengoperasian kapal dan

    menimbulkan kecelakaan kerja. Permasalahan yang terjadi

    diantaranya kurang disiplinnya ABK dalam menjalankan peraturan di

    atas kapal yang disebabkan karena rendahnya kesadaran ABK dalam

    mengimplementasikan (menerapkan) peraturan dan ABK tidak siap

    pada saat kapal akan beroperasi. Hal tersebut mengakibatkan

    terhambatnya pengoperasian kapal dan ABK banyak sekali melalaikan

    peraturan sehingga mengakibatkan kecelakaan kerja. Selain itu

    minimnya pemahaman mengenai alat-alat keselamatan kerja yang

    disebabkan ABK lalai dalam penggunaan alat-alat keselamatan kerja

    dikarenakan minimnya pengetahuan tentang pentingnya keselamatan

    kerja diatas kapal sehingga resiko kecelakaan kerja semakin

    meningkat.

    Berdasarkan fakta dan pengamatan di atas kapal maka dalam

    penulisan makalah ini penulis tertarik memilih judul : Upaya Meningkatkan Kedisiplinan ABK dalam Menggunakan Alat-Alat Keselamatan Kerja di MV. ILLANNUR

    B. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan

    a. Untuk mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan

    kedisiplinan ABK dalam menggunakan alat-alat keselamatan

    kerja di atas kapal MV. ILLANNUR.

    b. Untuk menganalisa masalah-masalah yang ada kaitannya

    dengan kedisiplinan ABK diatas kapal.

    c. Untuk mencari penyebab permasalahan kurang disiplinnya

    ABK dalam menggunakan alat-alat keselamatan kerja diatas

    kapal.

  • 3

    d. Untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada yang

    berkaitan dengan kedisiplinan ABK dalam penggunaan alat-

    alat keselamatan kerja diatas kapal.

    2. Manfaat Penulisan

    a. Manfaat Bagi Dunia Akademis

    1) Diharapkan dapat menambah wawasan bagi rekan-rekan

    pasis diklat BP3IP mengenai cara mengatasi kendala-

    kendala yang menghambat pengoperasian bongkar muat

    muatan dikapal sejenis. 2) Diharapkan dapat digunakan oleh institusi Balai Besar

    Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran,

    makalah dapat menambah perbendaharaan buku di

    perpustakaan BP3IP.

    b. Manfaat Bagi Dunia Praktisi 1) Diharapkan dapat digunakan untuk menambah

    pengalaman bagi kawan-kawan seprofesi mengenai

    pengoperasian bongkar muat di kapal barang, terutama

    untuk yang belum pernah bekerja di kapal sejenis.

    2) Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak

    Perusahaan dalam merekrut ABK sehingga mendapatkan

    calon ABK yang memiliki keterampilan dan

    berpengalaman serta memiliki kompetensi yang memadai.

    C. Ruang Lingkup

    Mengingat banyaknya permasalahan yang terjadi di MV.

    ILLANNUR maka dalam penulisan makalah ini penulis membatasi

  • 4

    pembahasan hanya pada permasalahan kurang disiplinnya ABK

    dalam menerapkan peraturan yang berlaku di atas kapal dan

    Minimnya pemahaman ABK mengenai penggunaan alat-alat

    keselamatan kerja di atas kapal.

    D. Metode Penulisan

    1. Metode Pengumpulan Data a. Studi Lapangan

    Berdasarkan pengalaman penulis sebagai Nakhoda

    sejak bulan Maret 2014 sampai bulan Agustus 2014 di MV.

    ILLANNUR milik PT. Anugerah Samudra Indomakmur. Selain

    itu penulis juga berdiskusi dengan rekan-rekan seprofesi dan

    pasis-pasis Nautika Diklat Pelaut I BP3IP

    b. Studi Kepustakaan

    Penulis mengumpulkan buku-buku yang berkaitan

    dengan keselamatan kerja di kapal barang, bahan ajar selama

    mengikuti Diklat Pelaut Nautika Periode III 2014 dan buku

    yang berhubungan dengan materi di dalam makalah ini yang

    ada di perpustakaan BP3IP.

    2. Metode Analisis Data

    Dalam pengoperasian kapal barang, maka diperlukan

    ketelitian penulis untuk menuangkan pembahasan tersebut ke

    dalam makalah ini dengan menggunakan metode deskriptif

    kualitatif yaitu dengan cara membandingkan antara fakta dan

    landasan teori. Analisis mengenai bagaimana cara meningkatkan

  • 5

    disiplin ABK dalam menerapkan peraturan yang berlaku di atas

    kapal dan cara meningkatkan pemahaman mengenai alat-alat

    keselamatan kerja di MV. ILLANNUR.

  • 6

    BAB II FAKTA DAN PERMASALAHAN

    A. Fakta 1. Data Kapal

    MV. ILLANNUR merupakan salah satu kapal barang berbendera Indonesia milik Perusahaan Pelayaran PT. Anugerah

    Samudra Indomakmur (A.S.I). Kapal ini dibangun di Komarno

    Slovakia pada bulan April tahun 1998 dengan bobot mati/DWT

    sebesar 3.526 mt. Adapun untuk mesin penggerak utamanya

    adalah type MAN 7L28/32 A dengan kekuatan 1.715 Kw di 745

    rpm. PT. A.S.I sudah memiliki kontrak jangka panjang dengan

    salah satu perusahaan di Bontang yaitu PT. Kaltim Nitrate

    Indonesia (KNI). Kapal ini beroperasi didaerah pelayaran Near

    Coastal Voyage (NCV) dengan melayani beberapa pelabuhan.

    Jenis muatan yang diangkut dari Pelabuhan Bontang adalah

    Amonium Nitrate dalam jumbo bags, dan untuk Pelabuhan

    bongkar diantaranya adalah Pelabuhan Tg.Bara, Pelabuhan

    Samarinda, Pelabuhan Surabaya serta Pelabuhan Benete. Jumlah

    seluruh awak kapal termasuk nakhoda yaitu 13 orang.

    2. Fakta Kondisi

    Beberapa kejadian yang terjadi di MV. ILLANNUR

    diantaranya yaitu :

  • 7

    a. Kurangnya Disiplin ABK Dalam Menggunakan Alat-Alat Keselamatan Kerja Dengan rutinitas kerja yang sama dan jalur pelayaran yang tetap dan bahkan kadang jaraknya terlalu dekat

    menyebabkan ABK terkadang kurang disiplin dalam hal

    menggunakan alat-alat keselamatan kerja pada saat mereka

    melakukan akitifitas perawatan kapal maupun proses bongkar

    muat di suatu pelabuhan. Ada salah satu kejadian dimana

    saat kapal sudah selesai kegiatan bongkar dan akan kembali

    ke pelabuhan muat (Bontang) sehingga semua palka harus

    segera ditutup, ada salah satu ABK karena terburu-buru tidak

    memakai sarung tangan sehingga saat akan membuka

    lashingan hatch cover salah satu ujung jarinya ada yg terjepit,

    beruntung lukanya tidak terlalu parah dan segera dilakukan

    pengobatan pertama dan selanjutnya di bawa ke Rumah Sakit

    terdekat untuk pengobatan lebih lanjut.

    b. Minimnya Kesadaran ABK Dalam Menjalankan Prosedur

    Terdapat pula Anak Buah Kapal yang tidak bersungguh-

    sungguh melaksanakan pekerjaan dengan berbagai alasan

    mulai dari sifat malas, bosan dengan rutinitas pertemuan

    sehingga Manajemen dilaksanakannya secara formalitas. Bila

    terjadi audit biasanya akan bermasalah karena tidak

    melaksanakan dan bila ada petugas dari perusahaan maupun

    pencharter biasanya dengan berat hati melakukannya dengan

    bersungguh-sungguh.

    Bagi yang bersungguh-sungguh melaksanakannya

    sudah tentu melaksanakannya dari mulai program kerja,

    kemudian kepala kerja meminta ijin kerja kepada Safety

  • 8

    Officer atau Perwira Jaga di anjungan, yang selanjutnya

    Safety Officer mengadakan minute meeting untuk semua

    anggota team kerja yang akan bekerja. Prosedur-prosedur

    kerja dan keselamatan kerja sudah berjalan sebagaimana

    mestinya, namun namanya sifat manusia ada yang mau

    melaksanakan dengan bersungguh-sunguh dan ada pula

    hanya sebatas formalitas.

    B. Permasalahan

    1. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan fakta di atas, maka dalam meningkatkan

    kelancaran pengoperasian kapal MV. ILLANNUR penulis

    mengidentifikasi masalahnya yaitu :

    a. Kurang Disiplinnya ABK Dalam Menjalankan Peraturan

    Yang Berlaku Di Atas Kapal

    Kurangnya pengetahuan ABK tentang tugas dan tanggung

    jawabnya di kapal MV. ILLANNUR sesuai dengan Peraturan

    dan Petunjuk Pelaksanaan Kerja yang dibuat Nakhoda dan

    Perwira kapal mengakibatkan rendahnya tingkat disiplin kerja

    ABK. kurangnya Pengetahuan dapat ditingkatkan apabila

    Anak Buah Kapal mau menjalankan Peraturan dan Petunjuk

    Kerja tersebut. Kedisiplinan lebih dapat diartikan sebagai

    suatu sikap atau perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan

    peraturan-peraturan yang telah ditetapkan baik secara tertulis

    maupun tidak tertulis. Dapat juga diartikan sebagai suatu

    kekuatan yang selalu berkembang di tubuh para pekerja yang

    membuat mereka dapat mematuhi keputusan dan peraturan-

  • 9

    peraturan yang telah ditetapkan. Di MV. ILLANNUR

    permasalahan yang dapat menghambat operasional kapal

    diantara yaitu kurang disiplinnya ABK dalam menjalankan

    peraturan yang berlaku di atas kapal. Hal tersebut salah

    satunya disebabkan karena rendahnya kesadaran ABK dalam

    mematuhi peraturan. Pada saat akan beroperasi, ABK tidak

    dalam keadaan siap sehingga memakan waktu yang cukup

    lama untuk menunggu ABK mempersiapkan diri. Apabila ini

    tidak segera ditanggulangi maka akan menimbulkan komplain

    dari pihak pencharter(PT. KNI) karena berhubungan dengan

    waktu yang telah ditargetkan untuk menyelesaikan pekerjaan

    b. Kurangnya Koordinasi Dalam Melaksanakan Tugas Dan Tanggung Jawab

    Sebelum melakukan pekerjaan perwira tidak

    mengadakan koordinasi terlebih dahulu berupa briefing, safety

    meeting atau minute meeting. Penjelasan atau briefing

    mengenai fungsi dan cara kerja semua alat keselamatan di

    atas kapal tidak diadakan secara rutin sebelum melakukann

    pekerjaan sehingga pengetahuan ABK menjadi terbatas.

    Apabila tidak segera diatasi, maka masalah ini dapat

    merugikan pihak perusahaan dan ABK sendiri, terutama

    resiko kecelakaan kerja akan semakin meningkat. ABK yang

    akan melakukan suatu aktivitas pekerjaan wajib mengikuti safety

    meeting. Di dalam pertemuan tersebut menentukan jenis suatu

    pekerjaan, lokasi pekerjaan, alat yang akan dipergunakan

    termasuk alat-alat keselamatan kerja dan mengatur penempatan

    personilnya. Dengan melaksanakan hal tersebut maka

    diharapkan proses pekerjaan dapat diselesaikan dengan hasil

    yang optimal dan efisien. Hasil yang optimal yaitu sesuai dengan

  • 10

    rencana pengenalan akan kegunaan dari masing-masing alat-alat

    keselamatan kerja yang telah dibuat atau telah disusun. Dan

    setelah akhir bulan diadakan pertemuan bulanan untuk

    mengulas balik hasil dari proses penerapan rencana kerja,

    pelaksanaan kerja, hasil kerja dan kekurangan dalam kurun

    waktu 1 bulan. Safety comitte meeting ini yang bertujuan

    untuk mengevaluasi kemampuan dan kedisiplinan ABK dalam

    menggunakan alat-alat keselamatan kerja.

    c. Kurang Maksimalnya Perawatan Alat-Alat Keselamatan Kerja Diatas Kapal Sehingga Peralatan Yang Digunakan Mengalami Kerusakan

    Peralatan yang ada di atas kapal merupakan penunjang

    pekerjaan. Tanpa di dukung dengan alat-alat yang layak dan

    dalam kondisi baik maka pekerjaan akan terhambat. Namun,

    terkadang dalam penggunaannya ABK mengabaikan

    perawatan alat alat tersebut sehingga peralatan kerja dalam

    kondisi rusak atau tidak layak saat akan dipergunakan.

    Seringkali peralatan tersebut hilang karena setelah digunakan

    alat-alat tersebut tidak diletakkan di tempatnya semula oleh

    ABK

    d. Terbatasnya Waktu Untuk Melakukan Familiarisasi Bagi

    ABK Yang Akan Bekerja Di Atas Kapal

    ABK belum mengerti dan memahami alat-alat

    keselamatan kerja dikarenakan kurangnya pengenalan pada

    saat akan bekerja di atas kapal. ABK baru tidak mendapatkan

    informasi dan tugas - tugas pekerjaan ABK yang lama.

  • 11

    Sedangkan pekerjaan yang akan dilakukan diatas kapal

    memiliki resiko kecelakaan yang sangat tinggi.

    Menurut SMS Manual yang ditetapkan oleh perusahaan

    pengenalan harus dilakukan selama dua hari sebelum serah

    terima jabatan antara ABK lama dan baru. Namun yang sering

    terjadi, familiarisasi dilakukan tidak sampai 1 hari dikarenakan

    mobilitas yang tinggi atau jadwal pelayaran yang sangat

    padat. Hal ini membuat ABK baru tersebut tidak memiliki

    cukup waktu untuk melakukan pengenalan mengenai semua

    sistim dan prosedur yang ada. Prosedur tersebut mengenai

    keselamatan kerja, tugas-tugas serta tanggung jawab ABK

    selama bekerja di atas kapal dan peraturan-peraturan sesuai

    dengan kebijakan perusahaan. Dampak dari kurangnya

    pengenalan prosedur kerja dan alat-alat keselamatan kerja

    membuat ABK tersebut tidak mengetahui fungsi dari

    penggunaan alat-alat keselamatan kerja tersebut sehingga

    menyebabkan minimnya kesadaran ABK terhadap

    keselamatan kerja di atas kapal.

    e. Minimnya Pemahaman ABK Mengenai Alat-Alat Keselamatan Kerja

    Nakhoda dan Perwira telah berusaha memberikan

    arahan-arahan agar ABK mengetahui tugas dan tanggung

    jawabnya, tetapi sebagian besar ABK kurang peduli sehingga

    kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya. Beberapa

    dari ABK ada yang baru pertama kali bekerja di atas kapal

    khususnya kapal Barang. ABK tersebut masih membutuhkan

    pengarahan dan pengawasan saat bekerja. Selain itu

    pemahaman tentang pentingnya keselamatan kerja pada saat

    bekerja masih sangat minim. Beberapa dari mereka ada yang

  • 12

    terburu-buru ingin menyelesaikan pekerjaan tanpa memikirkan

    dampak keselamatan kerja bagi diri mereka. Hal tersebut

    dikarenakan minimnya pemahaman mengenai penggunaan

    alat-alat keselamatan kerja sebagai sarana pelindung ABK

    saat melaksanakan pekerjaan.

    f. Semangat Kerja Sebagian ABK Rendah

    ABK seharusnya memiliki motivasi kerja yang baik dalam

    mempertahankan atau meningkatkan produktivitas kerja.

    Namun sebagian ABK di MV. ILLANNUR kurang memiliki

    motivasi kerja yang baik, mereka tidak peduli dengan aturan

    dan petunjuk dari Perwira Kapal dan Nakhoda, sehingga

    kondisi kapal kurang terawat dengan baik. Seharusnya pada

    saat kapal berlabuh jangkar untuk menunggu order, ABK

    dapat melakukan pemeliharaan rutin misalnya pembersihan

    karat pada deck utama dan bagian deck lainnya.

    2. Masalah Utama

    Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka

    penulis menemukan masalah utamanya yaitu :

    a. Kurang Disiplinnya ABK Dalam Menjalankan Peraturan Yang Berlaku Di Atas Kapal

    b. Minimnya Pemahaman ABK Mengenai Alat-Alat Keselamatan Kerja

  • 13

    BAB III PEMBAHASAN

    A. Landasan Teori

    Dalam penulisan makalah ini penulis membahas tentang kurang

    disiplinnya ABK dalam menjalankan peraturan dan minimnya

    pemahaman ABK tentang penggunaan alat-alat keselamatan kerja,

    maka penulis mencari beberapa teori yang berkaitan dengan masalah

    tersebut diantaranya yaitu :

    1. Kedisiplinan

    Kedisiplinan ABK (Anak buah kapal) di dalam menjalankan

    tugas-tugasnya di atas kapal merupakan syarat mutlak demi

    terciptanya kelancaran pengoperasian kapal secara menyeluruh.

    Banyak sekali manfaat yang dapat dipetik dari ABK yang disiplin di

    dalam bekerja, seperti pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan

    efektif dan efisien. Selain itu, kedisiplinan ABK juga

    menghindarkan dari sejumlah kecelakaan terkait dengan

    pekerjaan di atas kapal.

    Disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana para pengikut

    tunduk dengan senang hati pada ajaran pemimpinnya. Disiplin

    pada dasarnya merupakan tindakan manajemen untuk mendorong

    agar para anggota organisasi dapat memenuhi berbagai

    ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.

    Disiplin meliputi ketaatan dan hormat perjanjian yang dibuat

    antara perusahaan dan karyawan. Disiplin juga berkaitan erat

    dengan sanksi yang perlu dijatuhkan kepada pihak yang

    melanggar. secara umum disiplin adalah taat kepada hukum dan

    peraturan yang berlaku. Kedisiplinan merupakan fungsi yang

  • 14

    terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin

    yang baik, maka sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan

    adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan-

    peraturan Perusahaan dan norma-norma sosial. (Malayu SP

    Hasibuan, 2006 : 23)

    Adapun tiga faktor pendukung kedisiplinan menurut emile

    durkheim diantaranya yaitu :

    a. Tanggung jawab (responsibility). Orang yang memiliki rasa

    tanggungjawab yang besar atas terselesaikannya suatu tugas

    (pekerjaan), maka orang tersebut akan terdorong dan

    berusaha mengatur dirinya dan orang lain agar

    bertanggungjawab untuk dapat menyelesaikan pekerjaan

    tersebut dengan baik. Tanggungjawab akan menyebabkan

    orang taat dan patuh terhadap peraturan-peraturan yang ada

    secara sadar dan ikhlas serta bersungguh-sungguh dalam

    melaksanakan tugas. Berperilaku disiplin bagi orang yang

    memiliki rasa tangungjawab akan kepentingan diri dan

    kepentingan orang lain merupakan suatu kebahagiaan dan

    meruapakan moralitas yang sehat.

    b. Harapan diri (self gain). Seseorang terdorong untuk disiplin karena adanya harapan dan keinginan untuk memperoleh

    atau menghindari sesuatu, harapan diri ini berkaitan erat

    dengan kepentingan dan tujuan yang ingin dicapai. Sulit bagi

    seseorang untuk melakukan tinakan-tindakan disiplin bila

    orang tersebut tidak memiliki kepentingan dan harapan

    dengan sesuatu yang dikerjakan. Harapan-harapan tersebut

    bisa berkaitan dengan kepentingan pribadi, orang lain maupun

    hal-hal tertentu.

  • 15

    c. Harapan orang lain. Harapan yang berasal dari orang lain akan mendorong seseorang melakukan perilaku taat (disiplin).

    Dari uraian di atas menunjukkan bahwa nilai-nilai disiplin

    dalam kehidupan sehari-hari dapat ditunjukkan dengan

    perilaku-perilaku: kepatuhan dan ketaatan secara sadar

    terhadap nilai-nilai, norma atau kaidah peraturan yang berlaku

    baik peraturan yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Hal

    tersebut dapat tercapai melalui kesadaran diri terhadap

    perilaku jujur, amanah, bertangungjawab, menjunjung tinggi

    nilai kebenaran, tepat waktu, patuh serta taat pada peraturan

    atau norma yang berlaku.

    2. Keselamatan kerja

    Keselamatan kerja merupakan prioritas utama bagi seorang

    pelaut profesional saat bekerja di atas Kapal. Semua perusahaan

    pelayaran memastikan bahwa awak kapal mengikuti prosedur

    keselamatan dan aturan untuk semua operasi yang dibawa di atas

    Kapal. Untuk mencapai keamanan maksimal di kapal, langkah

    dasar adalah memastikan bahwa semua crew Kapal memakai

    peralatan pelindung pribadi mereka dibuat untuk berbagai jenis

    pekerjaan yang dilakukan pada kapal.

    Menurut Sumamur ,keselamatan kerja adalah suatu usaha

    untuk dapat melaksanakan pekerjaan atau tugas tanpa

    kecelakaan, sehingga dapat dicapai hasil yang menguntungkan

    dan bebas dari segala bahaya. Kecelakaan adalah suatu yang

    tidak direncanakan atau tidak diduga semula, kecelakaan dapat

    terjadi sewaktu-waktu dan mempunyai sifat merugikan baik

    terhadap manusia maupun terhadap alat-alat/material.

    Jadi dapat disimpulkan, keselamatan kerja adalah suatu

    kegiatan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman

  • 16

    dan cara peningkatan serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja baik jasmani, rohani dan sosial. Keselamatan kerja secara khusus

    bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan

    dan akibatnya, dan untuk mengamankan kapal, peralatan kerja.

    Secara umum harus diketahui sebab-sebab dan pencegahan

    terhadap kecelakaan, peralatan, serta prosedur kerjanya di atas kapal. Secara khusus prosedur dan disiplin keselamatan kerja perlu dipahami dan dipatuhi dengan benar oleh seluruh awak

    kapal didalam menjalankan tugasnya. ABK yang menjalankan tugas diatas kapal harus terampil

    dalam menggunakan alat keselamatan untuk dirinya maupun

    dalam menjalankan tugas yang harus dilaksanakan. Dengan

    memiliki ABK yang terampil ini, maka perusahaan akan dapat

    berjalan dengan lancar tanpa terganggu dengan munculnya

    sejumlah kecelakaan kerja. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa

    kecelakaan kerja yang terjadi di atas kapal akan merugikan

    banyak pihak, bukan hanya pihak pemilik kapal tapi pihak pihak

    lain yang bersangkutan.

    Oleh karena itu, keterampilan ABK di dalam penggunaan

    alat-alat keselamatan kerja merupakan keharusan yang dapat

    menghindarkan kecelakaan kerja pada dirinya. Kehidupan yang

    terpencil, berpisah dengan keluarga, jumlah teman yang sedikit,

    serta menghadapi laut dengan cuaca dan alam yang sering tidak

    bersahabat maka disiplin di kapal merupakan hal yang mutlak.

    Maka disiplin kerja dan disiplin terhadap faktor keselamatan kerja

    merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan saat bekerja

    di atas kapal untuk target yang ditentukan. Manajemen

    Perusahaan Pelayaran

  • 17

    B. Analisis Penyebab Masalah 1. Kurang Disiplinnya ABK Dalam Menjalankan Peraturan Yang

    Berlaku Di Atas Kapal Penyebabnya adalah :

    a. Rendahnya Kesadaran ABK Dalam Mematuhi Peraturan

    Kesadaran sama artinya dengan mawas diri

    (awareness). Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi

    dimana seorang individu memiliki kendali penuh terhadap

    stimulus(dorongan/rangsangan) internal maupun stimulus

    eksternal. Namun, kesadaran juga mencakup dalam persepsi

    dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh

    individu sehingga akhirnya perhatiannya terpusat. Awareness

    adalah kesadaran, keadaan, kesiagaan, kesediaan, atau

    mengetahui sesuatu kedalam pengenalan atau pemahaman

    peristiwa-peristiwa lingkungan atau kejadian-kejadian internal.

    Secara istilah kesadaran mencakup pengertian persepsi,

    pemikiran atau perasaan, dan ingatan seseorang yang aktif

    pada saat tertentu. Dalam pengertian ini awareness

    (kesadaran) sama artinya dengan mawas diri. Namun seperti

    apa yang kita lihat, kesadaran juga mencakup persepsi dan

    pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh individu

    hingga akhirnya perhatian terpusat. Oleh sebab itu, ada

    tingkatan mawas diri (Awareness) dalam kesadaran.

    Dalam hal ini yang menyebabkan ABK tidak disiplin

    terhadap peraturan yang berlaku di atas kapal salah satunya

    karena rendahnya kesadaran ABK untuk bertindak disiplin.

    Hal inilah yang membuat ABK melakukan pelanggaran

  • 18

    pelanggaran atau kesalahan yang sama. Pada dasarnya

    mereka mengetahui prosedur maupun peraturan yang

    berlaku, namun karena rendahnya kesadaran ABK yang

    membuat ABK mengabaikan peraturan tersebut.

    b. ABK Dalam Keadaan Tidak Siap Pada Saat Kapal Akan Beroperasi

    Kelancaran operasional pelabuhan sangat bergantung

    dengan kinerja daripada kapal barang yang menunjang proses

    penyandaran kapal. Ketepatan waktu merupakan satu hal

    yang diharapkan oleh pencharter. Memberikan kinerja yang

    baik merupakan salah satu wujud kualitas kerja daripada

    kapal beserta awaknya dalam memenuhi permintaan

    pencharter. Namun, seringkali ABK dalam keadaan tidak siap

    pada saat kapal akan beroperasi. Hal ini kembali berhubungan

    dengan sikap disiplin ABK yang kurang. Kapal baru mulai

    beroperasi setelah ABK dalam keadaan siap. ABK seharusnya

    sudah mengetahui waktu-waktu kapal untuk beroperasi,

    namun ada beberapa ABK yang tidak tahu sehingga mereka

    tidak mempersiapkan diri pada saat waktu kapal beroperasi

    sudah tiba.

  • 19

    2. Minimnya Pemahaman ABK Mengenai Alat-Alat Keselamatan Kerja Penyebabnya adalah :

    a. ABK Mengabaikan Penggunaan Alat-Alat Keselamatan

    Kerja

    Alat alat keselamatan kerja merupakan hal yang paling

    penting dalam melaksanakan pekerjaan di atas kapal.

    Bertujuan untuk melindungi keselamatan diri dari resiko atau

    kecelakaan kerja yang dapat menimpa diri ABK kapan saja.

    Selain harus waspada, ABK juga harus memakai alat

    pelindung atau yang lebih di kenal dengan alat-alat

    keselamatan kerja sebagai salah satu cara atau tindakan

    untuk mengantisipasi kecelakaan kerja tersebut. Namun, hal

    ini sering dilalaikan oleh ABK karena rendahnya kesadaran

    ABK mengenai keselamatan kerja di atas kapal. Dampaknya

    pada saat melaksanakan pekerjaan mereka sering

    menganggap remeh penggunaan alat-alat keselamatan kerja

    tersebut. Mereka beranggapan pekerjaan tersebut adalah

    pekerjaan yang sudah sering mereka lakukan, pada akhirnya

    mereka mengabaikan prosedur keselamatan yang ada.

    b. Minimnya Pengetahuan Tentang Pentingnya Keselamatan Kerja Di Atas Kapal

    Di saat ada perintah untuk melaksanakan pekerjaan,

    ABK langsung bersiap-siap memenuhi panggilan dan perintah

    kerja tersebut. Namun, ABK tersebut lupa memakai alat-alat

    kelengkapan kerja terutama alat-alat yang berhubungan

  • 20

    dengan keselamatan kerja karena terburu-buru untuk

    menjalankan tugas. Hal ini dapat menimbulkan dampak yang

    mengancam keselamatan diri ABK tersebut. Walaupun

    kelihatannya sangat sepele akan tetapi perlindungan jiwa bagi

    ABK sangat penting terutama saat mereka menjalankan

    kewajiban serta tugas dan tanggung jawabnya di atas kapal.

    Kadang yang menjadi prioritas mereka hanya pekerjaannya

    ingin cepat-cepat selesai tanpa memikirkan keamanan dan

    keselamatan diri mereka. Apabila tidak diambil tindakan

    khusus mengenai hal ini maka ABK akan tetap mengulangi

    kesalahan yang sama yaitu mereka tidak melengkapi diri

    mereka dengan alat-alat keselamatan kerja sebelum mereka

    menjalankan pekerjaan.

    C. Analisis Pemecahan Masalah

    1. Kurang Disiplinnya ABK Dalam Menjalankan Peraturan Yang

    Berlaku Di Atas Kapal Pemecahannya adalah : a. Memberikan Sanksi Kepada ABK Yang Melanggar

    Peraturan Di Atas Kapal

    Sanksi adalah perlakuan tertentu yang sifatnya tidak

    mengenakkan atau menimbulkan penderitaan, yang diberikan

    kepada pihak pelaku perilaku menyimpang atau melanggar

    peraturan. Hukuman semestinya diberikan sebanding dengan

    kualitas penyimpangan atau pelanggaran yang dilakukan.

    Pemberian hukuman tidak bisa dilakukan oleh sembarang

  • 21

    orang. Biasanya pemberian hukuman dilakukan oleh pihak-

    pihak yang berwenang.

    Pemberian sanksi bagi awak kapal yang melakukan

    pelanggaran atau kelalaian yang berakibat pada kesalahan

    dalam melakukan pekerjaan di atas kapal merupakan tindakan

    yang efektif untuk mengurangi kendala yang menghambat

    pekerjaan. Kendala yang terjadi di atas kapal sebagian besar

    karena kesalahan manusia atau kelalaian dari awak kapal itu

    sendiri. Kelalaian ini timbul karena beberapa faktor misalnya

    awak kapal tidak termotivasi sehingga menurunkan

    kinerjanya, awak kapal yang tidak sungguh-sungguh dalam

    bekerja, tidak disiplinnya awak kapal terhadap prosedur kerja

    di atas kapal. Dari semua itu menimbulkan hambatan yang

    menjadi kendala besar dalam suatu pekerjaaan. Maka dengan

    diberlakukannya sanksi atau hukuman bagi awak kapal yang

    lalai, tidak disiplin atau tidak serius dalam menyelesaikan

    pekerjaan merupakan suatu tindakan yang tegas agar tidak

    terjadi kesalahan yang sama lagi di waktu yang akan datang.

    b. Menegakkan Kedisiplinan Kepada ABK Untuk Mempersiapkan Diri Sebelum Kapal Beroperasi

    Untuk menghindari komplain dari pihak pencharter

    dikarenakan keterlambatan yang sering kali terjadi akibat dari

    ketidaksiapan ABK saat kapal akan beroperasi, maka

    Nakhoda dan Perwira hendaknya menerapkan 30 minute

    Notice kepada ABK yang bertugas agar dalam keadaan siap

    sebelum kapal beroperasi. 30 menit sebelum kapal

    beroperasi, ABK sudah harus dalam keadaan siap. Siap

    dalam arti disini yaitu sudah dalam keadaan berpakaian

    lengkap dengan alat-alat keselamatan kerja dan perlengkapan

  • 22

    pendukung pekerjaan lainnya termasuk alat-alat kerja yang

    akan digunakan.

    Selain itu Nakhoda dan Perwira juga memberitahu

    waktu-waktu operasional kapal kepada seluruh ABK sehingga

    tidak ada alasan lagi bagi mereka untuk terlambat atau tidak

    siap saat kapal akan beroperasi. Menegakkan kedisiplinan

    ABK hendaknya dimulai dari hal-hal yangs sederhana, seperti

    persiapan mulai dari hal terkecil sebelum kapal beroperasi,

    istirahat diwaktu yang telah ditetapkan dan dengan durasi

    yang telah ditentukan serta mengikuti instruksi yang diberikan

    Perwira maupun Nakhoda.

    2. Minimnya Pemahaman ABK Mengenai Alat-Alat Keselamatan

    Kerja Pemecahannya adalah : a. Meningkatan Pengawasan Kerja Terhadap ABK

    Menegakkan pengawasan kerja terhadap ABK di atas

    kapal merupakan salah satu cara dalam mengurangi dan

    mengatasi kecelakaan kerja di atas kapal karena kecelakaan

    kerja terjadi lebih dominan disebabkan kelalaian dan

    kurangnya disiplin ABK saat melaksanakan pekerjaan.

    Pengawasan kerja adalah kegiatan pimpinan mengusahakan

    agar sesuatu pekerjaan terlaksana sesuai dengan apa yang

    diharapkan. Sebab bagaimanapun banyaknya rencana akan

    gagal sama sekali bilamana dalam pekerjaan tersebut tidak

    diikuti suatu pengawasan.

    Disiplin adalah salah satu faktor yang sangat penting

    dalam melaksanakan suatu pekerjaan, juga sangat diperlukan

  • 23

    untuk menjamin suatu tugas yang sudah ditetapkan dan

    diberikan secara tertib dan teratur. Hendaknya ABK diberikan

    pengarahan oleh Safety Officer mengenai pentingnya bahaya

    resiko kecelakaan kerja di atas kapal dan pentingnya

    penggunaan alat-alat keselamatan kerja di atas kapal.

    Pengarahan ini penting sekali dilakukan agar ABK tidak

    mengalami kebingungan di dalam cara-cara penggunaan alat-

    alat keselamatan kerja yang ada di atas kapal. Dengan

    pengarahan, ABK diharapkan dapat memahami dengan teliti

    manfaat masing-masing alat keselamatan tersebut sehingga

    kecelakaan kerja dapat dikurangi sekecil mungkin.

    Kecelakaan kerja yang terjadi di atas kapal karena

    disebabkan oleh beberapa hal. Penyebab kecelakaan kerja

    yang terutama adalah adanya tindakan-tindakan tidak aman

    (Unsafe Acts) yang dilakukan oleh pekerja, sebagai contoh

    (Danuasmoro, 2003 : 23) :

    a. Bekerja tanpa wewenang

    ABK dalam menjalankan tugasnya diatas kapal harus

    sesuai dengan keahlian yang dimiliki agar ketrampilan

    pada dirinya dapat disesuaikan dengan pekerjaan yang

    dijalankan.

    b. Alat pelindung tidak berfungsi

    Peralatan perlindungan yang sudah disediakan tidak

    digunakan dengan alasan mengganggu atau tidak

    nyaman, atau karena alatnya kotor (misalnya kacamata

    yang buram karena keringat atau debu).

  • 24

    c. Bekerja tanpa alat keselamatan

    Biasanya karena dianggap tidak perlu atau karena malas

    mengambil alat keselamatan ditempat penyimpanan yang

    jauh.

    d. Menggunakan alat yang rusak

    Biasanya karena terlalu sering dipakai dan segan

    mengambil yang baru atau karena alat yang baik tersedia

    sehingga terpaksa menggunakan alat yang rusak.

    e. Menggunakan alat secara tidak benar

    Ini akibat tidak mengetahui cara pemakaian atau karena

    merasa tidak nyaman atau terganggu jika memakainya

    sehingga dipakai hanya sekedar memenuhi aturan.

    f. Melanggar peraturan keselamatan kerja

    Ini adalah bentuk pelanggaran yang seharusnya tidak

    dilakukan dan perlu memberi peringatan kepada yang

    bersangkutan, walaupun mungkin yang melanggar belum

    mengetahui peraturan tersebut.

    g. Bergurau di tempat kerja

    Bentuk lain daripada pelanggaran yang seharusnya tidak

    dilakukan karena yang bersangkutan tidak serius dalam

    melakukan tugas.

    Kecelakaan kerja merupakan hal yang tidak diinginkan

    terjadi di atas kapal. Oleh karena itu selain diberikan pemahaman

    dan pengarahan, ABK yang bekerja di atas kapal harus diawasi

    oleh Nakhoda dan Perwira dalam penggunaan alat-alat

    keselamatan kerja saat melaksanakan pekerjaan di atas kapal.

  • 25

    b. Memberikan Pengarahan Kepada ABK Sebelum Melakukan Pekerjaan Serta Menyiapkan Form / Cheklist

    Untuk mengatasi kelalaian ABK akan pentingnya

    keselamatan kerja di atas kapal, dalam hal ini perlu Peran

    Nakhoda dan Perwira. Berbicara mengenai keselamatan kerja

    akan berpengaruh dengan keselamatan jiwa ABK. Hendaknya

    Nakhoda atau perwira menyiapkan form / cheklist yang wajib

    diisi oleh seluruh ABK sebelum melaksanakan pekerjaan.

    Form atau cheklist tersebut bertujuan untuk memeriksa

    kelengkapan ala-alat keselamatan kerja yang di pergunakan

    oleh ABK sebelum ABK mengerjakan tugas-tugas di atas

    kapal.

    Selain itu pengenalan dan penerapan prosedur kerja di

    atas kapal sangat diperlukan. Pengenalan dan penerapan

    prosedur kerja di sini dalam arti suatu strategi di dalam

    pelaksanaan pelatihan yang sistematis, sehingga semua ABK

    dapat menggunakan dan terlatih pada semua jenis peralatan

    keselamatan kerja sebagai mana mestinya. ABK dituntut untuk

    dapat menggunakan peralatan keselamatan kerja dengan baik

    pada saat yang tepat. Dengan penerapan prosedur kerja di atas

    kapal yang dilakukan secara sistimatis dan terencana, tentunya

    diharapkan mendapatkan hasil yang baik yaitu ABK diharapkan

    dapat menggunakan peralatan keselamatan kerja dengan

    baik.

    Seorang Nakhoda dapat memberikan briefing dan

    meeting yang benar tentang prosedur keselamatan kerja

    terhadap ABK. Tujuan dari briefing dan meeting ini untuk

    meningkatkan kesadaran awak kapal untuk tidak

    mengabaikan dan menaaati prosedur keselamatan kerja.

    Selain itu untuk mengevaluasi setiap hasil kerja dan

  • 26

    memberikan masukan-masukan kepada ABK mengenai cara

    kerja sesuai dengan prosedur yang telah dibuat perusahaan

    agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan efektif dan efisien.

    Prosedur harus tetap dilaksanakan walaupun pekerjaan yang

    dilakukan setiap hari dan sudah berulang-ulang dilaksanakan

    agar setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan lancar dan

    aman serta resiko kecelakaan kerja dapat dihindari.

    Selain itu, ABK baru juga mendapat bimbingan dan

    pengarahan dari safety officer. Dengan memberikan

    bimbingan dan pengenalan awal secara bijaksana terhadap

    ABK yang baru naik kapal. Safety Officer akan menjelaskan

    prosedur prosedur yang berlaku di atas kapal, tentang

    keselamatan kerja dan peraturan -peraturan di kapal sesuai

    dengan kebijakan perusahaan, termasuk pelaksanaan

    prosedur-prosedur keselamatan kerja.

    Safety Officer melaksanakan pengarahan secara rutin

    bertujuan agar ABK dapat mengambil pelajaran berharga,

    dimana dalam pengarahan tersebut Safety Officer

    memberikan program yang berkaitan tentang pentingnya

    keselamatan kerja. Program tersebut diantaranya berupa

    pengarahan, pelatihan dan penayangan video-video tentang

    prosedur keselamatan kerja yang apabila tidak diterapkan

    dalam melaksanakan pekerjaan di atas kapal maka akan

    menimbulkan bahaya dan resiko kecelakaan kerja.

  • 27

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan pada bab III, maka penulis mencari

    beberapa kesimpulan diantaranya yaitu :

    1. Rendahnya kesadaran ABK dalam mematuhi peraturan sehingga

    ABK tidak menjalankan prosedur kerja yang ada di atas kapal.

    2. Kurang maksimalnya persiapan ABK pada saat kapal barang akan

    beroperasi.

    3. Kurang maksimalnya kepedulian ABK terhadap pentingnya

    penggunaan alat-alat keselamatan kerja di atas kapal.

    4. Kurang maksimalnya kedisiplinan ABK dalam menggunakan alat-

    alat keselamatan kerja di atas kapal.

    B. Saran

    Berdasarkan kesimpulan tersebut maka dalam penulis

    memberikan saran sebaga pemecahannya :

    1. Hendaknya Nakhoda dan Perwira memberikan sanksi kepada

    ABK yang melanggar peraturan di atas kapal sehingga ABK

    mematuhi prosedur kerja yang berlaku dan tidak mengulangi

    kesalahan yang sama lagi di waktu mendatang.

    2. Sebaiknya Perwira menegakkan kedisiplinan kepada ABK untuk

    mempersiapkan diri sebelum kapal beroperasi agar tidak terjadi

    keterlambatan dan pengoperasian kapal berjalan dengan lancar.

    3. Nakhoda atau perwira memberikan pengarahan sebelum

    melakukan pekerjaan dan menyiapkan form / cheklist untuk ABK

  • 28

    sehingga dapat mencegah kelalaian ABK dalam penggunaan alat-

    alat keselamatan kerja .

    4. Hendaknya Nakhoda dan Perwira meningkatan pengawasan kerja

    terhadap ABK sehingga dapat langsung memberikan sanksi atau

    teguran kepada ABK yang tidak menggunakan alat-alat

    keselamatan kerja pada saat bekerja.

  • 29

    DAFTAR PUSTAKA

    Danuasmoro,Goenawan, (2003), Kesehatan Keselamatan Kerja, Yayasan Bina Citra Samudera, Jakarta.

    Dewi Hanggraeni, DR. SE.,(2012), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

    Hasibua, Malayu SP, (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksari, Jakarta.

    Sumamur, (1981), Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan,

    Gunung Agung, Jakarta.

    ______, (2014), Prosedur Penulisan Makalah, Jakarta, BP3IP