jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · web viewtujuan...

41
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 4 TANJUNGPINANG Sarimah Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISP, UMRAH s arimah @yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 4 Tanjungpinang” dilaterbelakangi oleh permasalahan antara lain kinerja guru di SMA Negeri 4 Tanjungpinang menunjukkan kurang optimal dalam melakukan tugasnya, profesionalitas guru SMA Negeri 4 Tanjungpinang tergolong rendah, kinerja guru sangat menentukan hasil belajar peserta didik, kinerja guru juga akan ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah selaku figur sentral dalam suatu sekolah tersebut, kepemimpinan kepala sekolah yang baik dalam memimpin dan memberdayakan sumberdaya manusia. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4 Tanjungpinang, Kinerja guru SMA Negeri 4 Tanjungpinang, Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 4 Tanjungpinang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan populasi penelitian sebanyak 39 orang guru berasal dari guru SMA Negeri 4 Tanjungpinang dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan 1). Kepemimpinan kepala sekolah terhadap Kinerja Guru sangat ditentukan oleh kepala sekolah selaku pemimpin dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya secara baik serta dapat mempengaruhi perilaku guru agar bekerja secara professional dan dapat mewujudkan tujuan pendidikan pada umumnya, 2). Kinerja guru di SMA Negeri 4 Tanjungpinang yang meliputi Penggunaan pengaruh kewibawaan, Transformasi visi dan misi, Pemberdayaan, Mobilisasi, Motivasi, Pengarahan dan Bimbingan serta Pembentukan komitnen tergolong sangat tinggi, 3). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 4 Tanjungpinang yang meliputi Penggunaan pengaruh kewibawaan, Transformasi visi dan misi, Pemberdayaan, Mobilisasi, Motivasi, 1

Upload: phamdat

Post on 17-Jun-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 4 TANJUNGPINANG

Sarimah

Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISP, UMRAH

s arimah @yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 4 Tanjungpinang” dilaterbelakangi oleh permasalahan antara lain kinerja guru di SMA Negeri 4 Tanjungpinang menunjukkan kurang optimal dalam melakukan tugasnya, profesionalitas guru SMA Negeri 4 Tanjungpinang tergolong rendah, kinerja guru sangat menentukan hasil belajar peserta didik, kinerja guru juga akan ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah selaku figur sentral dalam suatu sekolah tersebut, kepemimpinan kepala sekolah yang baik dalam memimpin dan memberdayakan sumberdaya manusia.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4 Tanjungpinang, Kinerja guru SMA Negeri 4 Tanjungpinang, Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 4 Tanjungpinang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan populasi penelitian sebanyak 39 orang guru berasal dari guru SMA Negeri 4 Tanjungpinang dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, observasi dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan 1). Kepemimpinan kepala sekolah terhadap Kinerja Guru sangat ditentukan oleh kepala sekolah selaku pemimpin dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya secara baik serta dapat mempengaruhi perilaku guru agar bekerja secara professional dan dapat mewujudkan tujuan pendidikan pada umumnya, 2). Kinerja guru di SMA Negeri 4 Tanjungpinang yang meliputi Penggunaan pengaruh kewibawaan, Transformasi visi dan misi, Pemberdayaan, Mobilisasi, Motivasi, Pengarahan dan Bimbingan serta Pembentukan komitnen tergolong sangat tinggi, 3). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri 4 Tanjungpinang yang meliputi Penggunaan pengaruh kewibawaan, Transformasi visi dan misi, Pemberdayaan, Mobilisasi, Motivasi, Pengarahan dan Bimbingan serta Pembentukan komitnen tergolong tinggi.

Dari hasil penelitian tersebut, penulis menyarankan agar 1). Hendaknya kepala sekolah dalam memimpin sekolah dapat mengimplementasikan pola kepemimpinan yang mengikuti manajemen berbasis sekolah secara baik. Hal ini dapat dilakukan dengan bersikap secara bijak dalam memberikan tugas atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sekolahnya dengan mempertimbangkan kondisi psikologi setiap guru/pegawai yang dihadapinya, 2). Dalam meningkatkan kinerja guru hendaknya kepala sekolah melakukan pembagian tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing guru harus dilakukan secara terencana dan terarah serta dilakukan proses supervisi dan evaluasi secara berkala, 3). Hendaknya kepala sekolah dan guru mampu menjalin relasi dengan baikagar dapat menwujudkan tujuan sekolah.

Kata Kunci : Kepemimpinan, kinerja, guru

1

Page 2: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

ABSTRACT

This study entitled "Effect on Performance Leadership Principal Teacher at SMAN 4 Tanjungpinang" by other performance problems between teachers at SMAN 4 Tanjungpinang showed less than optimal in performing its duties, the professionalism of teachers SMAN 4 Tanjungpinang is low, the performance of teachers is crucial results learners, teacher performance also will be determined by the school leadership as a central figure in the school, good school leadership in leading and empowering human resources.

Purpose of this study was to determine the Principal Leadership in SMAN 4 Tanjungpinang, teacher performance SMAN 4 Tanjungpinang, the leadership of the Principal Influence on teacher performance SMAN 4 Tanjungpinang. This type of research is quantitative descriptive study population as many as 39 teachers from teachers SMAN 4 Tanjungpinang by sampling using purposive sampling. Data were collected using questionnaires, observation and documentation.

Based on the results of this study concluded 1). School leadership to teacher performance is largely determined by the principal as a leader able to carry out its duties and functions in accordance with its responsibility properly and can affect the behavior of teachers to work professionally and be able to realize the goal of education in general, 2). The performance of teachers at SMAN 4 Tanjungpinang which includes use of the influence of authority, Transforming the vision and mission, empowerment, mobilization, motivation, Direction and Guidance and Formation komitnen classified as very high, 3). The influence of school leadership on teacher performance in SMAN 4 Tanjungpinang which includes use of the influence of authority, Transforming the vision and mission, empowerment, mobilization, motivation, Direction and Guidance and Formation komitnen is high.

From these results, the authors suggest that 1). Should principals in leading the school to implement a pattern of leadership that follows good school-based management. This can be done by being wise in giving the task or solve the problems faced by schools taking into account the psychological condition of each teacher / employee faces, 2). In improving the performance of the school head teachers should do the division of tasks in accordance with the basic tasks and functions of each teacher must be well planned and directed as well as supervision and evaluation process carried out at regular intervals, 3). Principals and teachers should be able to establish relationships with school purposes.

Keywords: Leadership, performance, teacher

2

Page 3: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

3

PENDAHULUAN

Kepemimpinan seorang pemimpin

akan mampu membedakan karakteristik

suatu organisasi dengan organisasi lainya.

Kepemimpinan yang dinamis dan efektif

merupakan potensi yang paling pokok dan

yang sulit dijumpai, akan tetapi tidak berarti

bahwa seorang pemimpin tidak mampu

menjadi pemimpin yang berkemimpinan

dinamis dan efektif. Dengan memahami

teori kepemimpinan akan dapat

meningkatkan pemahamannya terhadap

dirinya sendiri, mengetahui kelemahan

maupun kelebihan potensi yang ada dalam

dirinya, serta akan dapat meningkatkan

pemahaman tentang bagaimana seharusnya

memperlakukan bawahannya.

Masalah kepemimpinan selalu

memberikan kesan yang menarik, sebab

suatu organisasi akan berhasil atau gagal

sebagian ditentukan oleh kualitas

kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan

kemampuan untuk mempengaruhi,

menggerakkan dan mengarahkan tindakan

pada seseorang atau kelompok orang untuk

mencapai tujuan tertentu pada situasi

tertentu. Kepemimpinan merupakan salah

satu aspek manajerial dalam kehidupan

berorganisasi yang merupakan posisi kunci.

Karena kepemimpinan seorang pemimpin

berperan sebagai penyelaras dalam proses

kerjasama antar manusia dalam

organisasinya.

Kepala sekolah sebagai motor

penggerak peningkatan kinerja guru dituntut

memiliki visi, misi dan wawasan yang luas

serta kemampuan profesional yang memadai

dalam perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan

penyelenggaraan pendidikan. Hal ini

menyebabkan kemampuan kepala sekolah

tentunya akan turut mempengaruhi kinerja

guru dalam melaksanakan tugas sehingga

peran kepala sekolah sangat diperlukan.

Setiap Kepala Sekolah Menengah

Atas sebagai pemimpin organisasi perlu

menguasai dan mempunyai kemampuan

untuk memotivasi bawahannya, agar Kepala

Sekolah Menengah Atas dapat

mempengaruhi bawahannya harus

memahami apa yang menjadi kebutuhan

bawahannya. Keberhasilan pengelolaan

sekolah sangat ditentukan oleh kegiatan

pendayagunaan sumber daya manusia. Oleh

Page 4: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

4

karena itu kepala sekolah sebagai pemimpin

dalam suatu organisasi hendaknya

menyadari dan tanggap teknik-teknik untuk

dapat memelihara prestasi dan kepuasan

kerja guru antara lain dengan memberikan

dorongan kepada guru agar dapat

melaksanakan tugas mereka sesuai dengan

aturan dan pengarahan.

Oleh sebab itu salah satu tugas

kepala sekolah adalah untuk dapat

menciptakan guru profesional agar bisa

bekerja sesuai dengan pengarahan yang

diberikan. Lebih jauh kepala sekolah sebagai

pimpinan harus mengetahui kinerja guru-

gurunya. Karena kinerja paling tidak sangat

berkait dengan kepemimpinan organisasi

sekolah dan juga kepentingan guru itu

sendiri, oleh karena itu bagi Kepala Sekolah

Menengah Atas, hasil penilaian kinerja para

guru sangat penting artinya dan peranannya

dalam pengambilan keputusan tentang

berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan

program pendidikan dan pelatihan,

rekrutmen, seleksi, penempatan, promosi

dan berbagai aspek lain. Sedangkan bagi

guru penilaian dapat berperan sebagai

umpan balik tentang berbagai hal seperti

kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan

potensi yang pada gilirannya bermanfaat

untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan

pengembangan karirnya. Sehingga secara

berkala hendaknya mengadakan penilaian

kinerja guru-gurunya.

Untuk melihat sukses atau gagalnya

kepala sekolah memimpin sekolah maka

perlu diamati perilakunya apakah kepala

sekolah memiliki sifat kepemimpinan atau

tidak. Sifat-sifat kepemimpinan diantaranya

adalah keterampilan mengajar. Kepala

sekolah diharapkan mampu mengajar dan

menguasai metode-metode pengajaran

sehingga kepala sekolah bisa mengajar dan

memberi masukan kepada guru-guru agar

guru mengetahui cara yang lebih efektif

dalam proses belajar mengajar, mengetahui

solusi setiap permasalahan dengan siswa

serta menambah penetahuan guru mengenai

metode dan teori belajar itu sendiri. Kepala

sekolah harus menyadari arti visi dan tujuan

sekolah. kepala sekolah sebagai pagar

pembatas dan mengawasi kerja guru agar

guru dapat bekerja selaras dengan tujuan

yang hendak dicapai sekolah.

Kinerja guru merupakan seluruh

usaha guru untuk mengantarkan proses

pembelajaran mencapai tujuan pendidikan.

Adapun kinerja guru meliputi seluruh

kegiatan yang menyangkut tugas

profesionalnya sebagai guru dan tugas

pengembangan pribadi guru. Tugas

Profesional guru mencakup suatu kegiatan

berantai dimulai dari merencanakan

pembelajaran, melaksanakan, mengevaluasi

sampai dengan tindak lanjut evaluasi. Selain

itu guru juga dituntut untuk memiliki

pemahaman wawasan kependidikan,

pemahaman terhadap peserta didik serta

harus mampu mengembangkan potensi

peserta didik.

Kinerja guru adalah kemampuan

seorang guru untuk melakukan perbuatan

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan,

yang mencakup aspek perencanaan program

belajar mengajar, pelaksanaan proses belajar

Page 5: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

5

mengajar, penciptaan dan pemeliharaan

kelas yang optimal, pengendalian kondisi

belajar yang optimal, serta penilaian hasil

belajar. Kinerja sangat penting dalam

menentukan kualitas kerja seseorang,

termasuk seorang guru.

Dengan adanya penilaian kinerja

kepala sekolah akan memperoleh informasi

tentang keberhasilan atau kegagalan gurunya

dalam menjalankan tugas masing-masing.

Kinerja penting untuk diteliti, karena ukuran

terakhir keberhasilan suatu

organisasi/sekolah adalah kinerja atau

pelaksanaan pekerjaannya, sehingga

kemajuan sekolah banyak dipengaruhi oleh

kinerja guru-gurunya. Penilaian kinerja guru

pada dasarnya merupakan penilaian yang

sistematik terhadap penampilan kerja guru

itu sendiri terhadap taraf potensi kerja guru

dalam upaya mengembangkan diri untuk

kepentingan sekolah, sehingga di antara

tujuan Sekolah Menengah Atas adalah

Kepala Sekolah Menengah Atas diharapkan

dapat menyiapkan peserta didik untuk

menjadi anak yang beriman, bertaqwa,

berakhlak mulia, menguasai ranah kognitif,

ranah efektif serta ranah psikomotor.

LANDASAN TEORI

A. Kepemimpinan

1. Teori Kepemimpinan

Garry Yukl (2010:27),

mengatakan bahwa:

“ Kepemimpinan adalah

proses mempengaruhi

orang lain untuk

memahami dan setuju

tentang apa yang perlu

dikerjakan dan bagaimana

tugas itu dapat dilakukan

secara efektif, dan proses

memfasilitasi usaha

individu dan kelompok

untuk mencapai tujuan

bersama”.

Soekarso, (2011:41),

menyatakan bahwa kepemimpinan

adalah seni membujuk bawahan

untuk menyelesaikan

pekerjaanpekerjaan mereka dengan

semangat keyakinan.

Northouse, P.G. (2007:3),

mendefenisikan kepemimpinan

sebagai suatu proses dimana

individu mempengaruhi kelompok

untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Gibson (2007:15)

kepemimpinan adalah “suatu usaha

yang menggunakan gaya

kepemimpinan untuk dapat

mempengaruhi dan tidak memaksa

dalam memotivasi individu untuk

mencapai tujuan”.

Sedangkan Tjiptono dan

Anastasia, (2003:152) menyatakan

bahwa kepemimpinan adalah

proses pengaruh sosial dimana

pemimpin mengupayakan

partisipasi sukarela para

bawahannya dalam usaha mencapai

tujuan organisasi.

Nawawi (2013:20)

mengatakan bahwa:

Page 6: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

6

“ Kepemimpinan

adalah kemampuan mempengaruhi

suatu kelompok kearah pencapaian

tujuan. Dalam yang sama Owen

mengemukakan bahwa

kepemimpianan merupakan suatu

interaksi antar suatu pihak yang

memimpin dengan pihak yang

dipimpin”.

Ada pula yang

mengartikan “kepemimpinan

merupakan kemampuan untuk

membangkitkan semangat orang

lain agar bersedia dan memiliki

tanggung jawan total terhadap

usaha mencapai atau melampaui

tujuan organisasi” (Davis, 2004:

192).

Page 7: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

5

Sedangkan Thoha

(2006:9) merumuskan bahwa

kepemimpinan adalah kegiatan

untuk memepengaruhi perilaku

orang lain, atau seni mempengaruhi

prilaku manusia baik perorangan

maupun kelompok.”

Kepemimpinan

(Leadership) menurut Nugroho

(2013:235) adalah kemampuan

seseorang untuk menguasai atau

mempengaruhi orang lain atau

masyarakat yang saling berbeda

menuju kepada pencapaian tujuan

tertentu. Jadi Kepemimpinan

merupakan sifat-sifat yang harus

dimiliki oleh seorang pemimpin

(Leader).

Dengan demikian

kepemimpinan adalah suatu

perilaku seorang dengan

menggunakan gaya kepemimpinan

yang dirancang untuk

mempengaruhi aktifitas para

anggota kelompok dalam mencapai

tujuan bersama dan memberi

manfaat kepada individu dan

organisasi.Definisi lain dikenukakan

oleh Usman (2011:252),

Kepemimpinan adalah ilmu dan

seni mempengaruhi orang atau

kelompok untuk bertindak seperti

yang diharapkan dalam rangka

mencapai tujuan secara efektif dan

efisien.

Berdasarkan pengertian

diatas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa pengertian kepemimpinan

adalah:

a. Seni dalam mempengaruhi

orang lain sehingga mau

bekerja secara sukarela dan

penuh antuisas kearah

pencapaian tujuan kelompok,

untuk itu dibutuhkan adanya

kualitas pemimpin yang

ditandai oleh sifat-sifat

kepribadian yang kuat,

memiliki kewibawaan, dan

mampu menggunakan perilaku

dan gaya kepemimpinan

dengan tepat dalam

mempengaruhi orang lain.

b. Hubungan interaksi antara dua

orang atau lebih yang

melibatkan adanya seorang

pemimpin dengan orang-orang

yang dipimpin.

Oleh karena iu, seorang

pemimpin hendaknya mempunyai

jiwa dan kemampuan

kepemimpinan sehingga mampu

menjalankan fungsi dan tugasnya

untuk menggerakan, meyakinkan

dan memotivasi bawahan dalam

mencapai tujuan yang dapat

dikatakan bahwa “proses

kepemimpinan dipengaruhi oleh

tiga faktor, yaitu Pemimpin,

pengikut dan faktor situasi”

(Gitosudarmo, 2010:128).

Page 8: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

6

2. Pendekatan Dalam

Kepemimpinan

Persoalan utama

kepemimpinan menurut

Wahjosumidjo (2011:19) meliputi

tiga pernyataan, yakni: “how one

becomes a leader, how leader

behaves, dan what makes the leader

effective”. Berdasarkan ketiga

pernyataan tersebut, teori

kepemimpinan dapat dikaji melalui

tiga macam pendekatan yaitu

pendekatan pengaruh kewibawaan,

pendekatan perilaku dan

pendekatan situasional. Masing-

masing pendekatan tersebut

diuraikan berikut ini:

a. Pendekatan Pengaruh

Kewibawaan

Pendekatan ini

memandang keberhasilan

kepemimpinan bersumber pada

kewibawaan ata kakuasaan

yang ada pada seorang

pemimpin. Wahjosumidjo

(2011:220-21) menyebutkan

bahwa sumber-sumber

kewibawaan atau kekuasaan

seorang pemimpin berasal dari

reward power, coersive power,

legitimate power, expert

power, dan referent power.

Pendekatan ini juga

menekankan sifat timbal balik,

proses saling mempengaruhi

dan pentingnya pertukaran

hubungan kerjasama antara

para pemimpin dengan

bawahan (Wahjosumidjo,

2011:20).

1) Reward power atau

kekuasaan imbalan

didasarkan pada

kemampuan seorang

pemimpin memberikan

imbalan kepada bawahan

sehingga bawahan mau

mengerjakan sesuatu

karena ingin memperoleh

penghargaan yang dimiliki

oleh pemimpin.

2) Coersive power atau

kekuasaan paksaan berarti

kekuasaan seorang

pemimpin untuk

memaksakan bawahannya

mengerjakan sesuatu agar

dapat terhindar dari

hukuman yang dimiliki

oleh pemimpin.

3) Legitimate power atau

kekuasaan legitimasi

berarti keluasaan yang

berasal dari kedudukan

dan jabatan seorang

pemimpin yang

menyebabkan bawahan

melakukan sesuatu karena

pemimpin memiliki

kekuasaan untuk meminta

bawahan menuruti atau

mematuhinya.

Page 9: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

7

4) Expert Power atau

kekuasaan ahli yang

dimiliki oleh seorang

pemimpin sehingga

menyebabkan bawahan

mengerjakan sesuatu

karena mereka percaya

bahwa pemimpin tersebut

memiliki pengetahuan

khusus dan keahlian serta

mengetahui apa yang

diperlukan.

5) Referent power atau

kekuasaan referen berarti

kekuasaan yang berasal

dari sifat seorang

permimpin yang

mempunyai daya tarik

tertentu atau charisma

tertentu yang

menyebabkan bawahan

melakukan sesuatu karena

mereka merasa kagum

terhadap pemimpin atau

membutuhkan untuk

menerima restu pemimpin,

dan mau berperilaku pula

seperti pemimpin

(Wahjosumidjo, 2011: 21).

b. Pendekatan Perilaku

Pendekatan perilaku

menekankan pada penggunaan

acuan sifat pribadi dan

kewibawaan yang

digambarkan ke dalam istilah

“pola aktivitas” peranan

manager atau “ kategori

perilaku” (Wahjosumidjo,

2011:23). Dengan sifat dan

kewajiban yang dimilikinya

itulah seorang pemimpin

melakukan proses

kepemimpinan dalam berbagai

cara sehingga akan membentuk

perilaku kepemimpinan yang

efektif.

Dijelaskan lebih

lanjut oleh Griffin (2006:353)

bahwa tujuan pendekatan

perilaku ini dimaksudkan

untuk menentukan perilaku

yang berkaitan dengan

kepemimpinan yang efektif

seorang pemimpin maka

perilaku tersebut akan efektif

pula pada situasi manapun.

Pendekatan perilaku

menekankan pula pada dua

gaya kepemimpinan yaitu gaya

kepemimpinan berorientasi

tugas dan berorientasi

karyawan (Soekarso dkk,

2011:45).

c. Pendekatan Situasional

Teori ini memandang

bahwa efektivitas

kepemimpinan tidak hanya

ditentukan oleh perilaku

kepemimpinan tetapi juga oleh

situasi yang ada,. pengertian

situasi meliputi waktu, tuntutan

pekerjaan, kemampuan

bawahan, para pimpinan,

teman sekerja, kemampuan dan

Page 10: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

8

harapan bawahan, tujuan

organisasi dan harapan

bawahan.

Menurut Gitosudarmo

(2010:139) faktor situasional

meliputi karakteristik

manajerial, karakteristik

bawahan, struktur kelompok

dan sifat tugas, dan faktor-

faktor organisasi.

Berdasarkan faktor-

faktor situasi tersebut timbul

beberapa teori kepemimpinan

situasional yakni teori

kontingensi, teori jalur tujuan,

teori normative dan teori siklus

hidup.

Teori kontingensi

menurut Soekarso (2011:127),

yang menyatakan bahwa dasar

teori kepemimpinan

kontingensi adalah bahwa

prestasi kelompok yang tinggi

tergantung pada interaksi gaya

kepemimpinan dan kadar

jumlah sejauh mana situasinya

menguntungkan atau tidak.

Dikatakan pula bahwa tiga

faktor situasional itu meliputi

struktur tugas suasana

kelompok dan kekuasaan

posisi. Faktor situasi dikatakan

menguntungkan apabila

pemimpin diterima oleh

bawahan, tugas berstruktur

tinggi, memiliki kekuasaan

posisi yang yang kuat, dan

menggunakan gaya

kepemimpinan yang

berorientasi pada tugas.

Teori siklus hidup

dikemukakan oleh Hersey dan

Blancard dalam Gitosudarmo

(2010:163). Mereka

berpendapat bahwa:

“ Gaya

kepemimpinan yang

efektif bervariasi

berdasarkan

kematangan

bawahan.

Kematangan

bawahan adalah

kesediaan bawahan

dalam menerima

tanggung jawab,

kemampuan dan

pengalaman dalam

penyelesaian

tugasnya, serta

motivasi akan

prestasi bawahan”.

Selanjutnya

Gitosudarmo (2010:164)

mengemukakan bahwa

hubungan antara manajer

(pemimpin) dengan bawahan

berjalan melalui empat tahap

menurut perkembangan dan

kematangan bawahan.

3. Proses Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah

proses, bukan orang. “Proses dalam

Page 11: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

9

kepemimpinan meliputi tiga faktor

yaitu pemimpin, pengikut dan

faktor situasi” (Gitosudarmo,

2010:128). Proses yang dimaksud

adalah proses interaksi antara

pemimpin yang dipengaruhi oleh

kualitas, perilaku dan gaya

kepemimpinan dengan pengikut

yang disertai dengan motivasi,

harapan, kepentingan dan

kematangan pengikut dalam

menerima setiap perintah atau

bimbingan pemimpin dalam

mencapai tujuan organisasi.

Hubungan interaksi ini dipengaruhi

pula oleh faktor situasi seperti

situasi struktur tugas, iklim kerja,

dan nilai-nilai atau budaya

organisasi.

Proses kepemimpinan

yang baik akan menghasilkan dan

meningkatkan produktifitas,

kepuasan dan moral kerja pengikut

yang tinggi. Dessler (2007:13-14)

mengatakan bahwa kepemimpinan

berhubungan dengan misi,

pengarahan dan inspirasi,

manajemen menyangkut pada

pengaturan, pelaksanaan rencana

kegiatan, tercapainya sesuatu dan

bekerja secara efektif dengan

seseorang.

Dessler (2007:17) juga

membedakan antara kepemimpinan

dengan manajemen. Kepemimpinan

berhubungan dengan pembentukan

dan pemeliharaan struktur

organisasi. Dalam kepemimpinan

seorang pemimpin

mengembangkan organisasi

berdasarkan pada dorongan

kepercayaan dan bekerja atas dasar

empati dan perhatian. Sedangkan

dalam manajemen seorang manajer

memelihara organisasi berdasarkan

pada pengawasan dan bekerja atas

dasar penerapan emosional.

4. Tipe-tipe Kepemimpinan

Tipe kepemimpinan

timbul karena perbedaan kekuatan

sifat dan pribadi seorang pemimpin

serta pengaruh faktor situasional.

Faktor situasional itu berupa

karakteristik manajerial,

karakteristik bawahan, faktor

kelompok dan factor organisasi.

Oleh karena itu, berdasarkan

pendekatan sifat, pengaruh

kewibawaan, perilaku dan faktor

situasional dikenal tipe-tipe

kepemimpinan.

Berdasarkan pendekatan

sifat dan pengaruh kewibawaan

dikenal adanya tipe kepemimpinan

kharismatik, transformasional,

otoriter, leissez faire, dan

demokratis. Sedangkan berdasarkan

perilaku kepemimpinan

hubungannya dengan faktor

situasional terutama karakteristik

bawahan yang berupa tingkat

kematangan bawahan dikenal juga

tipe kepemimpinan direktif,

Page 12: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

10

konsultatif, partisipatif dan

delegatif.

5. Konsep Kepemimpinan Kepala

Sekolah

Kepemimpinan kepala

sekolah adalah cara atau usaha

kepala sekolah dalam

mempengaruhi, mendorong,

membimbing, mengarahkan dan

menggerakkan guru, staff, siswa,

orang tua siswa dan pihak lain yang

terkait untuk bekerja guna

mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Dengan kata lain

bagaimana cara kepala sekolah

untuk membuat orang lain bekerja

untuk mencapai tujuan sekolah.

Kepemimpinan kepala

sekolah juga merupakan suatu

kemampuan dan kesiapan kepala

sekolah untuk mempengaruhi,

membimbing, mengarahkan dan

menggerakkan staff sekolah agar

dapat bekerja secara efektif dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan

dan pengajaran yang telah

ditetapkan.

Burhanuddin (2004:74)

menyimpulkan bahwa kemampuan

yang dimaksud terdiri atas empat

unsur, yaitu: otoritas atau kekuatan

pemimpin, kemampuan dalam

menyatupadukan sumber tenaga

manusia yang memiliki daya

motivasi yang bervariasi setiap

waktu dan situasi, kemampuan

dalam mengembangkan iklim kerja

sehingga membangkitkan motivasi,

dan kemampuan dalam

mengembangkan gaya-gaya

kepemimpinan yang tepat.

Berdasarkan pengertian

diatas, maka kepemimpinan kepala

sekolah yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kemampuan

kepala sekolah menjalankan fungsi

dan tugasnya selaku pemimpin

yang didukung oleh kualitas

kepemimpinan. Fungsi kepala

sekolah selaku pemimpin meliputi

fungsi-fungsi yang berhubungan

dengan: tujuan yang akan dicapai;

pengarahan pelaksanaan setiap

kegiatan; dan penciptaan iklim

kerja.

Fungsi pertama

mengimplikasikan bahwa kepala

sekolah berusaha membantu

kelompok (bawahan) untuk

memikirkan, memilih dan

merumuskan tujuan. Fungsi kedua

mengisyaratkan bahwa kepala

sekolah berhubungan dengan

aktivitas manajerial pemimpin

dalam rangka menggerakkan

kelompok untuk memenuhi

tuntutan organisasi. Fungsi ketiga

berarti kepala sekolah hendaknya

mampu membuat iklim kerja yang

kondusif agar dapat

membangkitkan semangat kerja

kepada siapa saja yang terlibat

dalam proses kerja sama sehingga

meningkatkan produktivitas kerja

Page 13: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

11

dan memperoleh kepuasan kerja

melalui penggunaan gaya

kepemimpinan yang tepat

(Burhanuddin, 2004:67).

6. Kepemimpinan Kepala Sekolah

dalam Tugas dan fungsinya

Kepemimpinan Kepala

Sekolah adalah hasil kerja yang

telah dicapai oleh seseorang atau

kelompok orang dalam organisasi

sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing

dalam rangka mencapai tujuan

organisasi. Wewenang dan

tanggung jawab yang

dimanifestasikan dalam bentuk

pelaksanaan fungsi dan tugas yang

harus dijalankan.

Kinerja seseorang

dipengaruhi oleh sifat individu dan

sifat pekerjaan. Sifat individu

meliputi kemampuan dasar, bakat

kepribadian, motivasi, dan harapan

tinggi. Sifat pekerjaan ditandai

dengan bentuk dan struktur tugas

yang jelas. Oleh karena itu,

semakin kuat sifat individu dan

pemahaman akan tugas dengan

jelas maka semakin dapat

melaksanakan pekerjaan dengan

benar.

Kepemimpinan kepala

sekolah selaku pemimpin

dipengaruhi oleh factor kualitas

kepemimpinan, fleksibilitas

perilaku gaya kepemimpinan serta

factor pengikut dan situasi yang

ada. Sedangkan kepemimpinan

kepala sekolah dalam dimensi

manajerial diukur dari peran yang

disandangnya, bakat dan

kemampuan yang diperoleh untuk

melaksanakan peran tersebut dan

usaha yang dicurahkan untuk

mewujudkan bakat dan kemampuan

dalam peran yang dipegangnya

(Mulyasa, 2004:83).

B. Kinerja

1. Definisi Kinerja

Istilah kinerja atau

prestasi kerja merupakan

pengalihbahasaan dari kata

Performance. Menurut

Mangkunegara (2005:9)

menjelaskan bahwa kinerja adalah

hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh

seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang

diberikan.

Nawawi (2013:234)

menyatakan bahwakinerja adalah

hasil pelaksanaan suatu pekerjaan,

baik bersifat fisik/material maupun

non fisik/non material. Sedangkan

Sianipar (2005:1) mendefinisikan

kinerja sebagai berikut kinerja

adalah tingkat pencapaian hasil atas

pelaksanaan tugas tertentu

Lebih lanjut Sianipar

(2005:3) mengartikan kinerja

individu sebagai tingkat pencapaian

Page 14: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

12

atau hasil kerja seseorang dari

sasaran yang harus dicapai atau

tugas yang harus dilaksanakan

dalam kurun waktu tertentu.

2. Kompetensi Guru

Menurut Usman (2011:37)

standar Kompetensi Guru

dikembangkan secara utuh dari 4

kompetensi utama, yaitu:

a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi

pedagogik yaitu kemampuan

yang harus dimiliki guru

berkenaan dengan karakteristik

siswa dilihat dari berbagai

aspek sepeti moral, emosional

dan intelektual.

Hal tersebut

berimplikasi bahwa seorang

guru harus mampu menguasai

teori belajar dan prinsip-prinsip

belajar karena siswa memiliki

karakter, sifat dan interest yang

berbeda.Berkenaan dengan

pelaksanaan kurikulum,

seorang guru harus mampu

mengembangkan kurikulum

tingkat satuan pendidikan

masing-masing dan

disesuaikan dengan kebutuhan

lokal.

b. Kompetensi Kepribadian

Pelaksanaan tugas

sebagai guru harus didukung

oleh suatu persaan bangga

akan tugas yang dipercayakan

kepadanya untuk

mempersiapkan generasi

kualitas masa depan bangsa.

Walaupun berat tantangan dan

rintangan yang dihadapi dalam

pelaksanaan tugasnya harus

tetap tegar dalam

melaksanakan tugas sebagai

seorang guru.

Pendidikan adalah

proses yang direncanakan agar

semua berkembang melalui

proses pembelajaran. Guru

sebagai pendidik harus dapat

mempengaruhi siswa kearah

proses situasi sesuai dengan

tata nilai yang dianggap baik

dan berlaku dalam masyarakat.

c. Kompetensi Sosial

Guru di mata

masyarakat dan siswa

merupakan panutan yang perlu

dicontoh dan merupakan suri

tauladan dalam kehidupannya

sehari-hari. Guru perlu

memilki kemampuan sosial

dengan masyarakat, dalam

rangka pelaksanaan proses

pembelajaran yang efektif.

Dengan dimilikinya

kemampuan tersebut, otomatis

hubungan sekolah dengan

masyarakat akan berjalan

dengan lancar, sehingga jika

ada keperluan dengan orang

tua siswa, para guru tidak akan

mendapat kesulitan.

Page 15: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

13

d. Kompetensi Professional

Kompetensi

Profesional yaitu kemampuan

yang harus dimiliki guru dalam

perencanan dan pelaksanaan

proses pembelajaran. Guru

mempunyai tugas untuk

mengarahkan kegiatan belajar

siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran, untuk itu guru

dituntut mampu

menyampaikan bahan

pelajaran/ guru harus selalu

mengupdate, dan menguasai

materi pelajaran yang

disajikan. Persiapan diri

tentang materi diusahakan

dengan jalan mencari informasi

melalui berbagai sumber

seperti membaca buku-buku

terbaru, mengakses dari

internet, selalu mengikuti

perkembangan dan kemajuan

terakhir tentang materi yang

disajikan.

3. Penilaian Kinerja Guru

Untuk mengetahui kinerja

pegawai di dalam melaksanakan

tugas-tugas yang diembannya,

maka dilakukan penilaian kinerja

terhadap pegawai tersebut.

Prawirosentono

(2010:216) mengartikan penilaian

kinerja sebagai proses penilaian

hasil kerja yang akan digunakan

pihak manajemen untuk memberi

informasi kepada para karyawan

secara individual tentang mutu hasil

pekerjaannya dipandang dari sudut

kepentingan organisasi.

Sianipar (2005:1112)

menyatakan bahwa evaluasi kinerja

merupakan proses untuk

memaksimalkan dan mengevaluasi

kinerja perorangan. Proses ini

adalah jawaban bagi sebuah

pertanyaan sederhana. Seberapa

baiknyakah kinerja seorang

karyawan selama jangka waktu

tertentu.

Penilaian kinerja menurut

Nawawi (2013:234) yaitu proses

pengamatan (observasi) terhadap

pelaksanaan pekerjaan oleh seorang

pekerja. Dari hasil observasi

(pengamatan) itu dilakukan

pengukuran yang dinyatakan dalam

bentuk penetapan keputusan

mengenai keberhasilan atau

kegagalan dalam bekerja.

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Rancangan penelitian

merupakan keseluruhan prosedur

perencanaan, dan pelaksanaan

penelitian yang meliputi pula

prosedur pengumpulan data dan

pengolahan data yang telah

ditentukan. Dalam pelaksanaan

suatu penelitian, seorang peneliti

harus menyusun rancangan

penelitian yang disesuaikan dengan

jenis dan tujuan penelitian. Sesuai

Page 16: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

14

dengan tujuan penelitian dan sifat

masalah yang akan diteliti, maka

penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan

metode penelitian deskriptif.

Metode kuantitatif adalah

salah satu metode penelitian yang

variabelnya menghasilkan data

kuantitatif atau data yang berbentuk

angka atau numerikal yang diolah

dengan metoda statistika (Azwar,

2013:5). Sedangkan metode

penelitian deskriptif adalah

penelitian mendalam mengenai unit

sosial tertentu, yang hasilnya

merupakan gambaran yang lengkap

dan terorganisasi mengenai unit

tersebut (Suryabrata, 2012:24).

Prasetyo (2008:42)

mengemukakan pengertian

kuantitatif deskriptif sebagai

berikut:

“Penelitian kuantitatif

deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan untuk memberikan

gambaran yang lebih detail

mengenai suatu gejala atau

fenomena, hasil akhir dari

penelitian ini biasanya berupa

tipologi atau pola-pola mengenai

fenomena yang sedang dibahas”.

Menurut Irawan

(2006:105) metode penelitian

kuantitatif tersebut menggunakan

pola berpikir deduktif dimulai

dengan pengamatan, hipotesis,

pengumpulan data, pengujian

hipotesis, dan terakhir kesimpulan.

Penelitian ini mencari data

empirik yang sistematik dan dalam

penelitian ini peneliti tidak dapat

mengontrol langsung variabel

bebas karena peristiwanya telah

terjadi dan menurut sifatnya tidak

dapat dimanipulasi. Penelitian ini

menempatkan pengaruh

kepemimpinan Kepala Sekolah

terhadap kinerja guru di SMA

Negeri 4 Tanjungpinang..

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan

di Sekolah Menengah Atas Negeri

4 Tanjungpinang dengan alasan:

a. Sekolah Menengah Atas

Negeri 4 Tanjungpinang

merupakan salah satu sekolah

sekolah yang ada di Kota

Tanjungpinang yang memiliki

jumlah peserta didik, pendidik

dan tenaga kependidikan yang

cukup banyak.

b. Adanya tuntutan dari

masyarakat Kota

Tanjungpinang untuk

meningkatkan kualitas

pembelajaran di SMA Negeri 4

Tanjungpinang.

c. Skala prioritas

pembangunan Pemerintah Kota

Tanjungpinang dalam

menciptakan guru yang

professional melalui aktualisasi

manajemen Kepala Sekolah

Page 17: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

15

yang bersih, transparan dan

akuntabel.

3. Populasi dan Sampel

Populasi memiliki peran

yang penting salam sebuah

penelitian. Populasi adalah

keseluruhan objek penelitian yang

dapat terdiri dari manusia, benda,

hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes,

atau peristiwa, sebagai sumber data

yang memiliki karakteristik tertentu

(Wasito, 2012:49).

Lebih lanjut, Hadi

(2010:220) menambahkan bahwa

populasi merupakan sejumlah

individu yang setidaknya

mempunyai satu atau lebih ciri-ciri

atau sifat yang sama. Populasi pada

penelitian ini adalah seluruh guru

SMA Negeri 4 Tanjungpinang

dengan ketentuan guru tersebut

berstatus Pegawai Negeri Sipil

(PNS) dan telah memiliki masa

kerja minimal 1 tahun. Populasi

dalam penelitian ini sebanyak 39

orang.

Metode pengumpulan data

yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini antara lain:

a. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik

pengumpulan data dengan cara

menyebarkan angket yang berisi

daftar pertanyaan atau pernyataan

yang harus diisi oleh para

responden. Informasi atau data

yang diperoleh dari jawaban

kuesioner ini dijadikan sebagai

sumber informasi utama untuk

melakukan analisis hasil penelitian

Adapun alat pengumpulan

data dalam penelitian ini adalah

angket.

b. Observasi

Sugiyono (2008:166)

mengemukakan bahwa:

“ Observasi

merupakan suatu

proses yang

kompleks, suatu

proses yang

tersusun dari

pelbagai proses

biologis dan

psikhologis. Dua

diantaranya yang

terpenting adalah

proses-proses

pengamatan dan

ingatan”.

Observasi yang

peneliti lakukan dalam

penelitian ini ialah observasi

nonpartisipan, dimana peneliti

tidak terlibat dan hanya

sebagai pengamat independen.

Alat yang digunakan adalah

daftar check list.

c. Dokumentasi

Metode dokumenter

adalah salah satu metode

pengumpulan data yang

digunakan dalam metodologi

Page 18: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

16

penelitian social (Bungin,

2009:144). Sebagian besar data

yang tersedia adalah berbentuk

surat-surat, catatan harian,

kenang-kenanganan, laporan

dan sebagainya.

Pada penelitian ini teknik

yang pengambilan sampel yang

digunakan adalah purposive

sampling. Penentuan sumber data

pada orang yang diwawancarai

dilakukan secara purposive, yaitu

dipilih dengan pertimbangan dan

tujuan tertentu. Arikunto

(2010:182) mengatakan : Purposive

sampel atau sampel bertujuan

dilakukan dengan cara mengambil

subjek bukan di dasarkan atas

strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas tujuan tertentu.

PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Karakteristik responden diketahui bahwa

prosentase responden laki-laki sebanyak 11

orang atau 28.21%, sedangkan responden

perempuan sebanyak 28 orang atau 71.79%.

Jumlah responden perempuan lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah responden

laki-laki. Hal ini dikarenakan guru

perempuan lebih banyak daripada guru laki-

laki di SMA Negeri 4 Tanjungpinang. Selain

itu pun kaum perempuan lebih condong

terhadap dunia pendidikan, bukan berarti

kaum laki-laki mengabaikan pendidikan,

tetapi dalam pekerjaan sebagai seorang guru,

perempuan lah yang lebih banyak menjadi

guru. Karena selain mereka dapat bekerja,

mereka pun dapat melaksanakan

kewajibannya sebagai seorang ibu rumah

tangga disebabkan jam kerja guru yang tidak

terlampau padat seperti jam kerja karyawan.

Responden yang berpendidikan

Diploma III sebanyak 2 orang (5.13%), S1

sebanyak 36 orang (92.31%) serta S.2

sebanyak 1 orang (2.56%). Tingkat

pendidikan responden paling banyak

berpendidikan S1, dikarenakan syarat utama

seorang guru yaitu minimal setara dengan

S1. Sedangkan guru yang latar belakang

pendidikan selain itu merupakan guru senior

yang telah mengabdi lebih dari 25 tahun.

Responden yang berpangkat/gol.

Penata Muda/III.a sebanyak 1 orang

(2.56%), Penata Muda TK.I/III.b sebanyak 8

orang (20.51%), Penata/III.c sebanyak 10

orang (25.64%), Penata TK.I/III.d sebanyak

2 orang atau 5.13% serta Pembina/IV.a

sebanyak 18 orang atau 46.15%.

Pangkat/Golongan responden paling banyak

berpangkat Pembina/IV.a, dikarenakan

responden kebanyakan pengangkatan

sebagai guru berlatar belakang pendidikan

sarjana (S.1) dan merupakan guru senior

yang telah mengabdi lebih dari 25 tahun.

Responden yang masa kerjanya

kurang dari 5 tahun sebanyak 6 orang atau

15.38%, 6 s.d. 15 tahun sebanyak 9 orang

atau 23.08%, 16 s.d. 25 tahun sebanyak 7

orang atau 17.95%, 26 s.d. 35 tahun

sebanyak 14 orang atau 35.89% serta yang

bekerja lebih dari 35 tahun sebanyak 3 orang

atau 7.69%. Masa kerja responden paling

banyak antara 25 tahun s.d. 35 tahun,

dikarenakan responden termasuk guru senior

Page 19: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

17

dan tidak pernah mendapat mutasi sejak

pengangkatan jadi guru.

Responden yang mengajar mata

pelajaran kimia sebanyak 4 orang atau

10.26%, PPKn sebanyak 2 orang atau

5.13%, Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

sebanyak 3 orang atau 7.69%, Bahasa

Indonesia sebanyak 4 orang atau 10.26%,

Sosiologi sebanyak 2 orang atau 5.13%,

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan sebanyak 2 orang atau 5.13%,

Bimbingan dan Konseling sebanyak 2 orang

atau 5.13%, Bahasa Inggris sebanyak 4

orang atau 10.26%, Matematika sebanyak 3

orang atau 7.69%, Biologi sebanyak 2 orang

atau 5.13%, Sejarah Indonesia sebanyak 2

orang atau 5.13%, Ekonomi sebanyak 3

orang atau 7.69%, Seni Budaya, Geografi

dan fisika masing-masing sebanyak 2 orang

atau 5.13%. responden paling banyak

mengajar Kimia, Bahasa Inggris dan Bahasa

Indonesia disebabkan mata pelajaran

tersebut dipelajari di jurusan IPA dan IPS.

Responden atas tingkat keaktifan

kepala sekolah dalam mengambil keputusan

dengan tepat dan bijaksana adalah sebanyak

15 responden atau 39.1 % menjawab sangat

aktif, 7 responden atau 18.8 % menjawab

aktif, 9 responden atau 21.7 % menjawab

cukup aktif, 4 responden atau 10.1 %

menjawab kurang aktif dan 4 responden atau

10.1 % menjawab tidak aktif. Dengan

demikian, responden mayoritas menjawab

sangat aktif. Artinya kepala sekolah sangat

aktif dalam melibatkan semua personil untuk

mengambil sebuah keputusan. Sehingga

nilai-nilai demokrasi akan dengan baik

berkembang di sekolah,

Tanggapan responden atas kepala

sekolah memiliki kepribadian yang kuat

adalah sebanyak 7 responden atau 17.4%

menjawab sangat baik, 10 responden atau

26.1% menjawab baik, 9 responden atau

24.6% menjawab cukup baik, 6 responden

atau 14.5% menjawab kurang baik serta 7

responden atau 17.4% menjawab tidak baik.

Dengan demikian, responden mayoritas

menjawab baik. Artinya kepala sekolah

menilai tingkat kualitas Kepemimpinan

Kepala sekolah dalam bersikap baik,

karenanya sikap keteladanan harus dimiliki

oleh kepala sekolah agar dapat

menggunakan pengaruhnya tersebut untuk

meningkatkan kinerja guru SMA Negeri 4

Tanjungpinang.

Tanggapan responden atas Kepala

Sekolah memiliki kredibilitas tinggi sebagai

sumber informasi dan nasehat adalah 12

responden atau 30.4% menjawab sangat

berkoordinasi, 11 responden atau 27.5%

menjawab berkoordinasi, 14 responden atau

34.8% menjawab cukup berkoordinasi serta

2 responden atau 7.2% menjawab kurang

berkoordinasi. Dari data tersebut diketahui

bahwa mayoritas responden menjawab

cukup berkoordinasi artinya kepala sekolah

cukup kredibel dalam melakukan koordinasi

tentang pelaksanaan tugas dan penyampaian

informasi kedinasan. Dengan hal tersebut

maka komunikasi akan lancar dan

meminimalisir terjadinya miss komunikasi.

Tanggapan responden atas

kemampuan kepala sekolah merumuskan

Page 20: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

18

visi dan misi, tujuan dan sasaran sekolah

adalah sebanyak 12 responden atau 30.4%

menjawab sangat jelas, 10 responden atau

26.1% menjawab jelas, 8 responden atau

21.7% menjawab cukup jelas, 8 responden

atau 20.3% menjawab kurang jelas serta 1

responden atau 1.4% tidak jelas. Dari data

tersebut diketahui bahwa mayoritas

responden menjawab sangat jelas artinya

Kepala sekolah sangat jelas dalam

merumuskan visi dan misi sekolah. Dengan

kejelasan tersebut, maka guru dan pegawai

akan memiliki tingkat pemahaman yang

tinggi tentang apa yang seharusnya

dikerjakan

Tanggapan responden atas

ketegasan kepala sekolah mensosialisasikan

visi, misi, tujuan sekolah adalah sebanyak 2

responden atau 4.3% menjawab sangat

tegas, 6 responden atau 15.9% menjawab

tegas, 20 responden atau 52.2% menjawab

cukup tegas, 2 responden atau 4.3%

menjawab kurang tegas serta 9 responden

atau 23.2% menjawab tidak tegas. Dari data

tersebut diketahui bahwa mayoritas

responden menjawab cukup tegas artinya

Kepala sekolah cukup tegas dalam

mensosialisasikan visi dan misi. Diharapkan

dengan ketegasan tersebut tingkat

kedisiplinan guru akan meningkat.

Tanggapan responden atas

kemampuan kepala sekolah melaksanakan

visi dan misi sekolah adalah 8 responden

atau 21.7% menjawab sangat baik, 10

responden atau 24.6% menjawab baik, 15

responden atau 39.1% menjawab cukup

baik, 4 responden atau 10.1% menjawab

kurang baik serta 2 responden atau 4.3%

menjawab tidak baik. Dari data tersebut

diketahui mayoritas responden menjawab

cukup baik artinya Kepala sekolah berada

pada level cukup baik dalam pelaksanaan

visi dan misi, karenanya masih perlu

ditingkatkan lagi apa-apa yang harus

dilaksanakan oleh guru dalam mencapai

tujuan sekolah.

Tanggapan responden atas kualitas

ketegasan kepala sekolah terhadap guru

dalam melaksanakan tugas adalah 9

responden atau 23.2 % menjawab sangat

tegas, 16 responden atau 42% menjawab

tegas, 7 responden atau 17.4% menjawab

tegas, 6 responden atau 14.5% menjawab

kurang tegas serta 1 responden ata 1.9%

menjawab tidak tegas. Dari data tersebut

diketahui mayoritas responden tegas artinya

pola kepemimpinan kepala sekolah yang

menjamin pelaksanaan job deskripsi yang

jelas di antara sesama guru dan pegawai.

Sehingga dengan kejelasan beban pekerjaan

akan melancarkan setiap guru dan pegawai

dalam melaksanakan tugasnya masing-

masing.

Tanggapan responden atas kualitas

ketegasan kepala sekolah terhadap

pelaksanaan tata tertib sekolah adalah

sebanyak 16 responden atau 14.5%

menjawab sangat tegas, 18 responden atau

46.4% menjawab tegas, 13 responden atau

33.3% menjawab cukup tegas, 1 responden

atau 2.9% menjawab kurang tegas serta 1

responden atau 2.9% menjawab tidak tegas.

Dari data tersebut diketahui bahwa respon

mayoritas menjawab tegas artinya Kepala

Page 21: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

19

sekolah tegas dalam memberikan sanksi dan

teguran terhadap staf TU dan siswa yang

melanggar peraturan sekolah Diharapkan

dengan ketegasan tersebut tingkat

kedisiplinan staf TU dan siswa akan

meningkat.

Tanggapan responden atas kualitas

kemampuan kepala sekolah dalam

memberikan reward dan sanksi sebagai

sarana pemberdayaan guru adalah sebanyak

7 responden atau 18.8% menjawab sangat

mampu, 10 responden atau 24.6% menjawab

mampu, 15 responden atau 37.7% menjawab

cukup mampu, 4 responden atau 10.1%

menjawab kurang mampu, serta 3 responden

atau 8.7% menjawab tidak mampu. Dari

data tersebut diketahui bahwa mayoritas

responden menjawab cukup mampu artinya

kepala sekolah cukup mampu dalam

memberikan reward dan sangsi sebagai

sarana untuk memberdayakan guru, hal ini

harus lebih ditingkatkan agar dapat memacu

kinerja guru.

Mengenai tanggapan responden

atas kemampuan kepala sekolah memberi

contoh kepada guru dalam melaksanakan

program sekolah adalah 2 responden atau

4.3% menjawab sangat mampu, 11

responden atau 27.5% menjawab mampu, 17

responden atau 43.5% menjawab cukup

mampu, 7 responden atau 17.4% menjawab

kurang mampu serta 3 responden atau 7.2%

menjawab tidak mampu. Dari data tersebut

diketahui bahwa mayoritas responden

menjawab cukup mampu artinya kepala

sekolah cukup mampu member contoh pada

guru dalam melaksanakan program sekolah,

namun hal ini perlu ditingkatkan menjadi

lebih baik.

Tanggapan responden atas

kemampuan kepala sekolah menggerakkan

guru untuk turut serta melaksanakan

program sekolah adalah 7 responden atau

17.4% menjawab sangat baik, 13 responden

atau 33.3% menjawab baik, 14 responden

atau 36.2% menjawab cukup baik, 1

responden atau 2.9% menjawab kurang baik

serta 4 responden atau 10.1% menjawab

tidak baik. Dari data tersebut diketahui

bahwa mayoritas responden menjawab

cukup baik artinya kepala sekolah cukup

baik dalam menggerakkan guru untuk turut

serta dalam melaksanakan program sekolah,

hal ini harus ditingkatkan terus karena

merupakan daya dorong untuk

meningkatkan kinerja guru.

Tanggapan responden atas kualitas

jaminan kepala sekolah terhadap keamanan

dalam bekerja adalah 7 responden atau

18.8% menjawab sangat menjamin, 11

responden atau 29.0% menjawab menjamin,

14 responden atau 38.4% menjawab cukup

menjamin, 5 responden atau 11.6%

menjawab kurang menjamin, 2 responden

atau 5.8% menjawab tidak menjamin. Dari

data tersebut dapat diketahui bahwa

mayoritas responden menjawab cukup

menjamin artinya kepala sekolah cukup

menjamin terhadap keamanan dan

ketenangan guru dalam bekerja. Sehingga

para guru akan merasa aman dan nyaman

dalam melaksanakan tugas-tugasnya di

sekolah.

Page 22: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

20

Kemampuan Kepala sekolah dalam

memotivasi guru agar melaksanakan tugas

sesuai dengan bidangnya masing-masing

adalah 17 responden atau 43.5% menjawab

sangat baik, 7 responden atau 18.8%

menjawab baik, 8 responden atau 20.3%

menjawab cukup baik, 4 responden atau

10.1% menjawab kurang baik, 3 responden

atau 7.2% menjawab tidak baik. Dari data

tersebut diketahui bahwa responden

mayoritas menjawab sangat baik artinya

kepala sekolah sangat baik dalam

memotivasi guru agar memiliki kinerja

terbaik, namun hal ini belum diimbangi oleh

keteladanan dari kepala sekolah sehingga

belum mampu memaksimalkan kinerja guru.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dan uraian

yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

1. Kepemimpinan kepala sekolah

terhadap Kinerja Guru sangat

ditentukan oleh kepala sekolah

selaku pemimpin dapat

melaksanakan tugas dan fungsinya

sesuai dengan tanggung jawab yang

diembannya secara baik serta dapat

mempengaruhi perilaku guru agar

bekerja secara professional dan

dapat mewujudkan tujuan

pendidikan pada umumnya.

2. Kinerja guru di SMA Negeri 4

Tanjungpinang yang meliputi

Penggunaan pengaruh kewibawaan,

Transformasi visi dan misi,

Pemberdayaan, Mobilisasi,

Motivasi, Pengarahan dan

Bimbingan serta Pembentukan

komitnen tergolong sangat tinggi.

3. Pengaruh kepemimpinan kepala

sekolah terhadap kinerja guru di

SMA Negeri 4 Tanjungpinang yang

meliputi Penggunaan pengaruh

kewibawaan, Transformasi visi dan

misi, Pemberdayaan, Mobilisasi,

Motivasi, Pengarahan dan

Bimbingan serta Pembentukan

komitnen tergolong tinggi.

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian,

pembahasan dan kesimpulan sebagai

akhir dari penulisan skripsi ini, penulis

merumuskan beberapa saran yang

merupakan implikasi lebih lanjut untuk

meningkatkan Kinerja Guru di SMA

Negeri 4 Tanjunpinang.

1. Hendaknya kepala sekolah dalam

memimpin sekolah dapat

mengimplementasikan pola

kepemimpinan yang mengikuti

manajemen berbasis sekolah secara

baik. Hal ini dapat dilakukan

dengan bersikap secara bijak dalam

memberikan tugas atau

menyelesaikan permasalahan yang

dihadapi sekolahnya dengan

mempertimbangkan kondisi

psikologi setiap guru/pegawai yang

dihadapinya.

Page 23: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

21

2. Dalam meningkatkan kinerja guru

hendaknya kepala sekolah

melakukan pembagian tugas sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi

masing-masing guru harus

dilakukan secara terencana dan

terarah serta dilakukan proses

supervisi dan evaluasi secara

berkala.

Hendaknya kepala sekolah dan guru

mampu menjalin relasi dengan

baikagar dapat menwujudkan tujuan

sekolah.

Di antaranya, yaitu :

1. Perlunya untuk menggali dan

mengembangkan potensi diri yang

dimiliki para pegawai dalam penunjang

pelaksanaan kerja yang dilakukan.

Kegiatan sosial secara teratur dan

terencana, hal ini di tunjukan untuk

meningkatkan komunikasi kerja,

kerjasama dan kekompakan kerja

pegawai.

2. Hendaknya pimpinan kantor lebih bijak

dalam menyikapi permasalahan

motivasi kerja pegawainya. Gunakan

pendekatan dan perlakuan yang sama

terhadap pegawai yang belum

termotivasi.

3. Pimpinan Kantor BKP Kelas II

Tanjungpinang, yaitu secepatnya untuk

mengajukan tambahan pegawai untuk

membantu menyelesaikan pekerjaan

demi menjaga dan melindungi Negara

Kesatuan Republik Indonesia dari

ancaman penyakit hewan maupun

tumbuhan yang berbahaya, khususnya

di Kepulauan Riau ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, I Wayan, 2003, Metode Penelitian

Administrasi, Bandung : Alfabeta.

Atmodiwiro, Soebagyo. 2010. Manajemen

Pendidikan Indonesia. Jakarta :

Ardadizya Jaya.

Azwar, S. 2013. Metode Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Bungin, Burhan. 2009. Metodologi

Penelitian Kuantitatif. Jakarta:

Kencana.

Burhanuddin, 2004. Analisis administras

imanajemen dan kepemimpinan

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Danim, S. 2006. Visi baru Manajemen

Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

1994. Petunjuk Peningkatan Mutu

Pendidikan Disekolah Dasar.

Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Dasar dan menengah.

Devis, Keith dan Newton, Jhon W, 2004.

Perilaku Dalam Organisasi.

Erlangga Jakarta.

Dessler. 2007. Manajemen Sumber Daya

Manusia. Edisi Bahasa Indonesia

Jilid 2. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Page 24: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

22

Djamarah, S.B. 2010. Guru dan Anak Didik

dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:

Rineka Cipta.

Gibson. 2007. Organisasi dan Manajemen:

Perilaku, Sruktur, dan Proses.

Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

----------2010. Organisasi Perilaku Stuktur

Proses, Jakarta : Binarupa Aksara.

Griffin, Ricky W., 2006. Manajemen (3 ed).

Boston: Houghton Miffin Company

Gitosudarmo, Indrio dan Nyoman Sudiro,.

2010. Perilaku Keorganisasian,

BPFE, Yogyakarta

Hadi, S. 2010. Statistik Jilid 2. Yogyakarta:

Andi Offset.

Hasibuan Malayu S.P. 2010. Manajemen

sumber Daya manusia. Jakarta :

Sinar Grafika

Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif

& Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta : DIA FISIP

Universitas Indonesia.

Karweti, E. 2010. Pengaruh Kemampuan

Manajerial Kepala Sekolah dan

Faktor yang Mempengaruhi

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Guru SLB di Kabupaten Subang.

Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.

11 No. 2. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Kottler. 2008. Dasar-Dasar Kepemimpinan

Administrasi. Yogyakarta: UGM

Press.

Kusmianto. 2013. Kinerja Kepala Sekolah

dan Pengawas dalam Membina

Kemampuan Mengajar Guru. Tesis.

Jakarta: Universitas Pendidikan

Indonesia. (tidak diterbitkan)

Lembaga Administrasi Negara. 2012.

Pengawasan Fungsional. STIA-

LAN. Jakarta.

Mangkunegara, AA, Anwar Prabu. 2005.

Perencanaan dan Pengembangan

SDM. Bandung:Refika Aditama.

Maruli, A. 2010. Wapres: Pendidikan

adalah Kunci Utama Kemajuan

Bangsa. www.antaranews.com.

Mulyasa, E, 2004, Menjadi Kepala Sekolah

Profesional. Bandung:

RemajaRosda karya.

Nana Sudjana. 2006. Dasar-dasar Proses

Belajar Mengajar.Bandung:

SinarBaru

Page 25: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

23

Nasution, 2010. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kinerja Guru.

sabrinafauza.wordpress.com

(Senin, 5 April 2010)

Nawawi, Hadari. 2013. Kepemimpinan Yang

Efektif. Yogyakarta: Gadjah mada

University Press.

Northouse, P.G. 2007. The Leadership

Challenge. Jakarta: Erlangga.

Nugroho Susanto. 2013. Pelaksanaan

Penilaian Jabatan Fungsional

Guru. Bandung:

UniversitasPendidikan Indonesia.

Notoadmodjo, S. 2009. Pengembangan

Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Rineka Cipta.

Ozuruoke, A.A., Ordu, P., and Abdulkarim,

M.. 2011. Leadership Style and

Business Educator’s Job

Performance in Senior Secondary

Schools in a Changing

Environment. Journal of

Educational and Social Research.

Nigeria : Departement of

Secretarial Education, Federal

College of Education

Posner and Kauzes. 2009. The Leadership

Challenge. Jakarta: Erlangga

Prasetyo, Bambang. Miftahul Jannah, Lina.

2008. Metode Penelitian Kuantitatif

Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja

Grafindo.

Prawiro Sentono Sutadi,. 2010. Kebijakan

Kinerja karyawan, Yogyakarta :

BPFE.

Sagala Syaiful. 2011. Memahami Organisasi

pendidikan, Bandung : Alfabeta

Sedler, Philip, 2007. Leadership. London:

Kogan Page.

Sedarmayanti. 2010. Sumber Daya Manusia

dan Produktifitas Kerja. Jakarta:

PT. Refika Aditama.

Sianipar. 2005. Perencanaan Peningkatan

Kinerja. Jakarta: LAN-RI.

Siagian Sondang. 2009. Teori Motivasi dan

Aplikasinya. Jakarta:Rineka Cipta

Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 2009.

Metode Penelitian Survai. Jakarta:

LP3ES.

Slamet Akhmad., 2009. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Soekarso dkk. 2011. Teori Kepemimpinan.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sudrajat, A. 2008. Kompetensi Guru dan

Peran Kepala Sekolah.

akhmadsudrajat.wordpress.com.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Page 26: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · Web viewTujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri 4

24

Suryabrata, Sumadi. 2012. Metodologi

Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Thoha, Miftah. 2006. Kepemimpinan dalam

Manajemen. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Usman. 2011. Menjadi Guru Profesional.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan

Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali

Pers.

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala

Sekolah. Bandung:Alfabeta

Wardiman Djoyonegoro, wawancara dalam

TPI tanggal 16 Agustus 2004.

Wasito, H. 2012. Pengantar Metodologi

Penelitian. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Yuki, Gary. 2010. Leadership in

Organization Saddle River New

Jersey: Prentice Hall,Inc.

DOKUMEN

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang RI No 14 Tahun 2005 Guru

dan Dosen

Peraturan Pemerintah nomor 32 Tahun 2013

tentang Standar Nasional Pendidikan

Laporan Bulanan SMA Negeri 4

Tanjungpinang, Maret 2015

Profil SMA Negeri 4 Tanjungpinang