triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · web viewteori ini berasal dari disiplin ilmu...

24
IMPLEMENTASI PELAYANAN DALAM JAMU. Latar Belakang Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21, yang berkualitas akan semakin besar. Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar Negara (imigrasi) dimungkinkan,menyebabkan adanya pergeseran terhadap tuntutan pelayanan kesehatan. Salah satu teori Transcultural Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan pelayanan kesehatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan,akan mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana petugas kesehatan tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan.Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidak nyamanan, ketidak berdayaan dan beberapa mengalami disorientasi.Salah satu contoh yang sering ditemukan adalah ketika klien sedang mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau Negara diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriakatau menangis. Tetapi karena perawat memiliki kebiasaanbilamerasanyerihanyadengan meringis pelan, bila berteriak atau menangis akan dianggap tidak sopan,maka ketika ia mendapati klien tersebut menangi satau berteriak, maka petugas

Upload: duongtruc

Post on 05-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang

IMPLEMENTASI PELAYANAN DALAM JAMU.

Latar Belakang

Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21, yang

berkualitas akan semakin besar. Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar

Negara (imigrasi) dimungkinkan,menyebabkan adanya pergeseran terhadap tuntutan pelayanan

kesehatan.

Salah satu teori Transcultural Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi

Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya

perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan bahwa

sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan

pelayanan kesehatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan,akan mengakibatkan terjadinya

cultural shock.

Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana petugas kesehatan

tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan.Hal ini dapat

menyebabkan munculnya rasa ketidak nyamanan, ketidak berdayaan dan beberapa mengalami

disorientasi.Salah satu contoh yang sering ditemukan adalah ketika klien sedang mengalami

nyeri. Pada beberapa daerah atau Negara diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa

nyerinya dengan berteriakatau menangis. Tetapi karena perawat memiliki

kebiasaanbilamerasanyerihanyadengan meringis pelan, bila berteriak atau menangis akan

dianggap tidak sopan,maka ketika ia mendapati klien tersebut menangi satau berteriak, maka

petugas kesehatan akan memintanya untuk bersuara pelan-pelan, atau memintanya berdoa atau

malah memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu pasien lainnya. Kebutuhan budaya

yang dialami ini akan berakibat pada penurunan kualitas pelayanan yang diberikan.Oleh karena

itu, sebagai tenaga professional kita harus mempunyai pengetahuan tentang kebudayaan di

berbagai Negara. Bisa saja suatu saat kita memperoleh pasien yang berasal dari luar

negeri..Tentu saja kebudayaan mereka sangat berbeda. Kita sebagai Jamulog harus berusaha

menyesuaikan asuhan/pelayanan yang akan kita terapkan dengan kebudayaan mereka. Sehingga

bisa mencapai tujuan yang diinginkan.

Page 2: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang

TINJAUAN TEORI

A.  Teori Sosiologi

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan

Logosberarti ilmu pengetahuan.Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya

dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-

1857).Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai

ilmu pengetahuan tentang masyarakat.

1.      Pokok bahasan sosiologi

Pokok bahasan sosiolgi ada empat:

a.       Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan

mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.

b.      Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang

lain.

c.       Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang

ada dalam diri manusia. Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu

memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat

untuk melakukan khayalan sosiologis adalah persmasalahan (troubles) dan isu (issues).

Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi.Isu merupakan

hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu.

d.      Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog

dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif

dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari

penilaian normati.

B.  Teori Sosial Budaya

Teori sosial budaya adalah sebuah teori yang muncul dalam psikologi yang terlihat pada

kontribusi penting bahwa masyarakat membuat untuk perkembangan individu. Teori ini

menekankan interaksi antara orang-orang mengembangkan dan budaya di mana mereka tinggal.

Kebudayaan : suatu sistem gagasan, tindakan, hasil karya manusia yang diperoleh dengan cara

belajar dalam rangka kehidupan masyarakat (Koentjaraningrat, 1986). Kebudayaan itu ada tiga

wujudnya, yaitu :

Page 3: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang

1.    Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai , norma-norma,

peraturan dsb. Merupakan wujud dari ide kebudayaan. Sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau

difoto. Letaknya ada di dalm pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan bersan gkutan itu

hidup. Dikenal den gan adat istiadat atau sering berada dalam karangan dan buku-bukuu hasil

karya para penulis warga masyarakat bersangkutan. Saat ini kebudayaan ideal lebih banyak

tersimpan dalam disk, arsip, koleksi microfilm dan microfish, kartu komputer, silinder dan pita

komputer.

2.    Wujud Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas tindakan berpola dari manusia dari

masyarakat, disebut juga sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-

manusia yanbg berinteraksi, berhub ungan, bergaul yang berdasarkan adat tata kelaku an. Sistem

sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobserv asi, difoto dan

didokumentasi.

3.    Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia, disebut kebudayaan fisik, dan tak

memerlukan banyak penjelasan. Merupakan seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan

d an karya semua manusia dalam masyarakat. Sifatnya paling konkret, atau berupa benda-benda

atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto. Hasil karya manusia seperti candi, komputer,

dapat diraba, dilihat, dan difoto. Hasil karya manusia seperti candi, komputer, pabrik baja, kapal,

batik sampai kancing baju dsb.

a.    Kebudayaan Rumah Sakit

Mempunyai budaya rumah sakit Kesehatan itu sangat penting, nyawa sangat berharga,

perlu berbagai upaya yangharus dilakukan oleh Rumah sakit untuk menyelamatkan nyawa pasien,

contoh: rumah sakit berbau karbol pakaian putih-putih bersih.

b.   Sub Kebudayaan

Pasien: tidak enak menjadi pasien, harus bayar, tidak gratis sama sekali

Etiologi penyakit

-          Naturalistik memerangi penyakit ke dokter ke rumah sakit

-          Personalistik, disebabkan oleh roh-roh jahat, ke dukun dulu

Di Luar Negeri

-          Lebih enak menjadi pasien, sambil dirawat dapat makan teratur, tempat rekreasi, dibayar

asuransi

-          Persepsi tentang sehat dan sakit

Page 4: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang

-          Public pain/menyatakan yang profesional, sekolah mahal

c.    Birokrat rumah sakit

Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21, termasuk

tuntutan pelayanan yang berkualitas akan semakin besar. Dengan adanya globalisasi, dimana

perpindahan penduduk antar negara (imigrasi) dimungkinkan, menyebabkan adaya pergeseran

terhadap tuntutan pelayanan.

d.   Konsep dalam Transcultural Budaya adalah norma atau aturan tindak an dari anggota kelompok yang dipelajari, dan

dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan. Budaya

adalah sesuatu yang kompleks yang mengandung pengetahuan,keyakinan, seni, moral, hukum,

kebiasaan, dan kecakapan lain yang merup akan kebiasaan manusia sebagai anggota kemunitas

setempat. Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan

dengan belajar, beserta keselurahan hasil budi dan karyan ya dan sebuah rencana untuk

melakukan kegiatan tertentu. Karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut : (1)

Budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada dua budaya yang sama

persis, (2) budaya yang bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan

kepada generasi berikutnya sehingga mengalami perubahan, (3) budaya diisi dan ditentukan oleh

kehidupan manusianya sendiri tanpa disadari.

C.    Pelayanan Jamu

Pelayanan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik yang diberikan

kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Pelayanan ditujukan memandirikan

individu sesuai dengan budaya klien.Strategi yang digunakan dalam pelayanan adalah

perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoisasii budaya dan

mengubah/mengganti budaya klien.

a.    Cara I : Mempertahankanbudaya

Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan

kesehatan. Perencanaan dan implementasi diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang

Page 5: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang

telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status

kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.

b. Cara II : Negosiasi budaya

Intervensi dan implementasi pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi

terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Kita membantu klien

agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan,

misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat

diganti dengan sumber protein hewani yang lain.

c.    Cara III : Restrukturisasi budaya

Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki

merugikan status kesehatan. Petugas berupaya merestrukturisasi gaya

hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana

hidup yang dipilih biasanya yang lebih

1.Pengkajian

Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi

masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar,

1995).

a. Faktor teknologi (tecnological factors)

Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau

mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan

kesehatan. Petugas perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan

berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan

kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien

tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi

permasalahan kesehatan saat ini.

b. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)

Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang

amat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang

sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di

Page 6: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang

atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji

adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien

terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang

berdampak positif terhadap kesehatan.

c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)

Pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama

lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin,

status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan

hubungan klien dengan kepala keluarga.

d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)

Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan

oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma

budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas

pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :

posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang

digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi

sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan

membersihkan diri.

e. Faktor ekonomi (economical factors)

Klien memanfaatkan sumber-sumbe material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar

segerasembuh.Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan

klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,

biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor

atau patungan antar anggota keluarga

Page 7: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang

f. Faktor pendidikan (educational factors)

Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam

menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi

pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti

ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi

terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang

perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis

pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri

tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali

.

2. Masalah Kesehatan

Masalah Kesehatan adalah respon klien sesuai latar belakang

budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi

layanan.

3.Intervensi dan Implementasi

Perencanaan dan pelaksanaan Pelayanan transkultural adalah

suatu proses pwlayanan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah

suatu proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah

melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien. Ada tiga pedoman yang

ditawarkan dalam layanan transkultural yaitu : mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila

budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya

klien kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki

klien bertentangan dengan kesehatan.

a.      maintenance

1) Identifikasi perbedaan konsep.

2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinteraksi dengan klien

3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien

b.      negotiation

1)     Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien

2)     Libatkan keluarga dalam perencanaan layanan.

Page 8: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang

3)     Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi

c. reconstruction

1) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang

diberikan dan melaksanakannya

2) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya

kelompok

3) Gunakan pihak ketiga bila perlu

4) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan

yang dapat dipahami oleh klien dan orang tua

5) Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan

4. Evaluasi

Evaluasi pelayanan transkultural dilakukan terhadap

keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan

kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan

budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien.

Page 9: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang

KASUS

Nama lengkap :

Nama panggilan dalam keluarga :

Umur :

Tempat dan tanggal lahir :

Jenis kelamin :

Status :

Tipe keluarga :

Pengambilan keputusan dalam anggota keluarga :

Hubungan klien dengan kepala keluarga :

Kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga :

Kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat :

1.    Faktor Nilai – Nilai Budaya dan Gaya Hidup ( Cultural Values and Lifeways )

a. Posisi dan jabatan :

b. Bahasa yang digunakan :

c. Kebiasaan membersihkan diri :

d. Kebiasaan makan :

e. Makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit : makanan yang dikonsumsi kurang

mengandung zat gizi ( makan gaplek ), ibu pasien juga mengganti pemberian ASI dengan

memberikan air tajin.

f. Sarana hiburan yang bisa dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas

sehari – hari :

g. Ibu beranggapan bahwa keadaan anaknya gizi buruk saat ini yang ditandai dengan perut

anaknya buncit dikarenakan kemasukan roh halus yang berasal dari belakang pekarangan

rumahnya.

Page 10: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang

2.    Faktor Ekonomi ( Economical Factors )

a. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan oleh klien :Sumbangan Keluarga

b. Tabungan dan patungan antar anggota keluarga : —

c. Pekerjaan klien : Belum bekerja

d. Sumber biaya pengobatan : JAMKESMAS

e. Kebiasaan menabung dan jumlahnya dalam sebulan : —-

3.    Faktor Pendidikan ( Educational Factors )

a.    Latar belakang pendidikan klien, meliputi : Belum Bersekolah

b.    Tingkat pendidikan klien : —

c.    Tingkat pendidikan keluarga : Sekolah Menengah Pertama

d.   Jenis pendidikan : Sekolah Menengah Pertama

e.    Kemampuan klien belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehinggatidak

terulang kembali : Orang Tua tidak mengizinkan anaknya untuk bermain hujan-hujan.

4.    Pemeriksaan fisik pada balita gizi buruk

a.         Inspeksi

1)                                                    Mata : agak menonjol

2)                                                    Wajah : membulat dan sembab

3)                                                    Kepala : rambut mudah rontok dan kemerahan

4)                                                    Abdomen : perut terlihat buncit

5)                                                    kulit : adakah Crazy pavement dermatosis, keadaan turgor kulit, odema

b.    Palpasi

Pembesaran hati ± 1 inchi

c.    Auskultasi

Peristaltic usus abnormal

Page 11: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang

Analisa Data

No. Pengelompokan Data Masalah Etiologi

1

No

Ds :

-   Ibu klien mangatakan

bahwa anaknya sulit

makan

Do :

- Anaknya rewel

- Anak tampak sangat

kurus

- Makanan 1 porsi tidak

habis

- Makanan yang

Pengelompokan Data

Gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi

Masalah

Input yang kurang

bergizi

Etiologi

dikonsumsi kurang 

mengandung zat gizi

( seperti ,makan makanan

gaplek )

- BB = 5 kg, TB = 70 cm (

status nutrisi gizi buruk)

- Perut buncit

2 Ds:

-  Ibu px mengatakan

Ketidakpatuhan

terhadap pengobatan

Sistem nilai yang

diyakini

Page 12: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang

No

bahwa sakit anaknya

dikarenakan karena

kemasukan roh halus

Do :

- Perut anaknya yang

buncit

- Ibu membawa anaknya

untuk berobat ke dukun

terlebih dahulu sebelum

dibawa ke petugas

kesehatan

- Kalalu anaknya sakit

diberi obat atau ramuan

tradisional seadanya tanpa

segera dibawa ke petugas

kesehatan.

Pengelompokan Data Masalah Etiologi

Page 13: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang

3 Ds:

- Ibu klien mengatakan

bahwa anaknya merasa

takut kalau didatangi oleh

perawat

Do :

-  Anaknya tampak

bingung

-  Anak tampak tak

kooperatif saat akan

dilakukan layanan

- Anak menangis bila

melihat petugas kesehatan

mendekatinya

Disorientasi sosial Kurangnya

pengetahuan

MASALAH KESEHATAN.

. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan input yang kurang bergizi

ditandai dengan :

Ds :

- Ibu klien mangatakan bahwa anaknya sulit makan

Do :

- Anaknya rewel

- Anak tampak sangat kurus

- Makanan 1 porsi tidak habis

- Makanan yang dikonsumsi kurang  mengandung zat gizi ( seperti ,makan makanan gaplek )

- BB = 5 kg, TB = 70 cm ( status nutrisi gizi buruk )

-  Perut buncit

2.Ketidakpatuhan terhadap pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini ditandai

dengan :

Page 14: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang

Ds:

-  Ibu px mengatakan bahwa sakit anaknya dikarenakan karena kemasukan roh halus

Do :

- Perut anaknya yang buncit

- Ibu membawa anaknya untuk berobat ke dukun terlebih dahulu sebelum dibawa ke petugas

kesehatan

- Kalalu anaknya sakit diberi obat atau ramuan jamu-jamuan seadanya tanpa segera dibawa ke

petugas kesehatan.

3.Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan disorientasi sosial yang ditandai dengan :

Ds:

-       Ibu klien mengatakan bahwa anaknya merasa takut kalau didatangi oleh Tenaga Kesehatan

Do :

- Anaknya tampak bingung

- Anak tampak tak kooperatif saat akan dilakukan tindakan keperawatan

- Anak menangis bila melihat petugas kesehatan mendekatinya

Intervensi

Page 15: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang

PEMBAHASAN

Dari

contoh kasus

diatas, dapat kita

ambil kesimpulan

bahwa masalah

yang sangat

berkaitan dengan

sosial budaya

adalah masalah

kesehatan nomor 2

dan nomor 3.

Masalah

kesehatan nomor 2

No.

Dx

Tujuan Intervensi TTd

1 Setelah dilakukan

layanan kesehatan

selama 3x 24 jam

diharapkan kebutuhan

nutrisi klien terpenuhi

dengan kriteria hasil :

- ibu mengatakan

anaknya mau makan

- Makanan habis 1 porsi

- BB, TB seimbang

-  Ibu pasien dapat

memberikan makanan

yang bergizi

- Perut tidak buncit

1.    Kaji TB, BB, Lingkar kepala,

2.  Berikan pendidikan

kesehatan tentang makanan

yang mengandung zat gizi.

3.    Berikan porsi sedikit tapi

sering

4.    Jaga kebersihan gigi dan

mulut

5.    Berikan makanan yang

hangat

6.    Kolaborasi dengan tim gizi

2. Diharapkan setelah

pemberian layanan

kesehatan selama 2×24

jam ketidakpatuhan

terhadap pengobatan

dapat berkurang dengan

kriteria hasil :

- Ibu tidak beranggapan

bahwa keadaan perut

anaknya yang buncit

bukan karena roh halus

- Ibu akan membawa

anaknya langsung

berobat ke petugas

kesehatan tanpa dibawa

ke dukun terlebih dahulu

-          Kalau anaknya

sakit tidak perlu diberi

ramuan jamu-jamuan.

1.    Lakukan pendekatan pada

pasien dan keluarganya

2.    Identifikasi perbedaan

konsep.

3.    Bersikap tenang dan tidak

terburu-buru saat

berinterkasi dengan klien

4.    Mendiskusikan kesenjangan

budaya yang dimiliki klien

5.    Beri kesempatan pada klien

untuk memahami informasi

yang

diberikan dan

melaksanakannya

6.         Gunakan pihak ketiga bila

perlu

3. Setelah dilakukan

layanan kesehatan

1.      Lakukan pendekatan pada

pasien dan keluarganya

Page 16: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang

menyatakan bahwa pasien mengalami ketidakpatuhan terhadap pengobatan berhubungan dengan

sistem nilai yang diyakini. Masalah kesehatan tersebut didukung oleh data-data yang diperoleh.

Ibu pasien mengatakan bahwa sakit anaknya dikarenakan kemasukan roh halus. Selain itu pasien

mengalami pembesaran perut. Terkait dengan masalah tersebut, Ibu pasien membawa anaknya

berobat ke dukun terlebih dahulu sebelum dibawa ke petugas kesehatan. Pasien juga diberi

ramuan jamu-jamuan seadanya tanpa segera dibawa ke petugas kesehatan.

Untuk dapat mengatasi masalah kedua dan ketiga, tentu saja ada beberapa hal yang harus

kita perhatikan. Karena jika dilihat, keyakinan dari ibu pasien sudah sangat mendarah daging.

Maka kita harus menerapkan komunikasi terapeutik yang efektif agar tujuan penyembuhan dapat

tercapai. Metode yang dapat kita gunakan yaitu mengakomodasi budaya klien bila budaya klien

kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien

bertentangan dengan kesehatan . Kita bisa menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh

klien,menerjemahkan istialh dari geejala dan penyakit yang dialami pasien kepada orang tua

ataupun keluargan kedalam bahasa kesehatan yang mudah dipahami. Kita juga berkewajiban

memberikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan. Kemana saja klien bisa

mendapatkan pertolongan jika ia mengalami masalah dengan kesehatannya. Setelsth itu kita juga

harus melibatkan keluarga dalam perencanaan. Libatkan pula pihak-pihak ketiga yang sekiranya

dapat menjelaskan kondisi pasien kepada keluarganya tanpa menimbulkan kesalahpahaman. Jika

Konflik tetap saja terrjadi dan pasien tetap berpegan teguh kepada keyakinannya maka kita bisa

melakukan negosiasi dimana kesepakatan berdasarkan dengan pengetahuan biomedis, pandangan

klien dan standar etik yang berlaku.

Page 17: triyanikusumastuti.files.wordpress.com file · Web viewTeori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi Teori ini menjabarkan konsep pelayanan yang didasari oleh pemahaman tentang