satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035lkjip... · web...

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil (result oriented governement). Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). Berdasarkan pasal 76 UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara menegaskan bahwa penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS (pengukuran kinerja pegawai mengacu pada pengukuran kinerja instansi). Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 menjelaskan bahwa penyelenggaraan SAKIP untuk penyusunan laporan kinerja dan dilaksanakan selaras dengan sistem akuntansi, tatacara pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan untuk itu perlu disusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Instansi yang wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) adalah Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan 1

Upload: vandan

Post on 01-Jul-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan dalam

rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna,

berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil

(result oriented governement). Sedangkan untuk mengetahui tingkat

akuntabilitas perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP).

Berdasarkan pasal 76 UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil

Negara menegaskan bahwa penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan

perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi,

dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai,

serta perilaku PNS (pengukuran kinerja pegawai mengacu pada pengukuran

kinerja instansi). Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 menjelaskan

bahwa penyelenggaraan SAKIP untuk penyusunan laporan kinerja dan

dilaksanakan selaras dengan sistem akuntansi, tatacara pengendalian dan

evaluasi perencanaan pembangunan untuk itu perlu disusun Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah (LKjIP) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Instansi yang wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)

adalah Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Unit

Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga, Satuan Kerja Perangkat

Daerah, dan unit kerja mandiri yang mengelola anggaran tersendiri dan/ atau

unit yang ditentukan oleh pimpinan instansi masing-masing.

Sesuai dengan siklusnya, setelah selesai pelaksanaan tahun anggaran

2016, pemerintah Provinsi menyusun LKjIP 2016 yang merupakan laporan

kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam

mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. LKjIP berisi ikhtisar pencapaian

sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja

dan dokumen perencanaan. Dokumen LKjIP bukan dokumen yang berdiri

sendiri, namun terkait dengan dokumen lain yaitu Indikator Kinerja Utama

(IKU), RPJMD/Renstra SKPD, RKPD/ Renja SKPD, Penetapan Kinerja

(Tapkin)/Perjanjian Kinerja, dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Tujuan

penyusunan LKjIP adalah menyajikan pertanggungjawaban kinerja instansi

1

Page 2: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

pemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan

Keluarga Berencana) dalam mencapai sasaran strategis instansi

sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja diawal

tahun anggaran. Dokumen LKjIP ini dapat digunakan sebagai :

1. sumber informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian

kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan

Keluarga Berencana (BP3AKB)

2. dengan pembanding hasil pengukuran kinerja dan penetapan kinerja;

3. bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja Badan

Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana

(BP3AKB);

4. bahan evaluasi untuk penyusunan rencana kegiatan dan kinerja Badan

Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana

(BP3AKB) pada tahun berikutnya.

5. Kedudukan Tugas Pokok dan FungsiBadan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan

Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah,dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,

Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan

tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

daerah di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak,

keluarga berencana dan keluarga sejahtera.

Untuk melaksanakan Tugas Pokok sebagaimana dimaksud di atas

berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 92 Tahun 2008,

Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga

Berencana Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis bidang Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan Anak, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana

dan Keluarga Sejahtera;

2

Page 3: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

3. Pembinaan, fasilitasi dan pelaksanaan tugas di bidang Pemberdayaan

Perempuan, Kesejahteraan dan Perlindungan Anak, Keluarga

Berencana dan Keluarga Sejahtera lingkup Provinsi dan

Kabupaten/Kota;

4. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana dan Keluarga

Sejahtera;

5. Pelaksanaan kesekretariatan badan;

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan

Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya didukung oleh PNS dengan jumlah PNS saat ini

sebanyak 67 orang yang terdiri atas :

1. Pendidikan SD = 1 orang

2. Pendidikan SMP = 0 orang

3. Pendidikan SMU = 11 orang

4. Pendidikan DI = 1 orang

5. Pendidikan DIII = 2 orang

6. Pendidikan D-IV = 2 orang

7. Pendidikan S1 = 23 orang

8. Pendidikan S2 = 27 orang

C. Fungsi Strategis Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi, Badan Pemberdayaan

Perempuan, Perlindungan Anak, Perlindungan Anak dan Keluarga

Berencana Provinsi Jawa Tengah secara umum memiliki fungsi strategis

yaitu :

3

Page 4: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

1. Penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

bidang Pengarusutamaan Gender, Peningkatan Kualitas Hidup

Perempuan, dan Perlindungan Perempuan;

2. Penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

kesejahteraan perlindungan anak;

3. Penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

4. Penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan

bidang Pengelolaan Informasi dan Hubungan Lembaga Masyarakat.

D. Permasalahan Utama yang dihadapi Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah

1. Permasalahan utama Badan Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah

yang harus diselesaikan dalam rangka memberikan pelayanan di

bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta

bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera di Jawa Tengah

secara singkat dapat di rinci sebagai berikut :

a. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi urusan Pemberdayaan Perempuan meliputi:

1) Kesenjangan gender di beberapa bidang pembangunan

(ekonomi, sosial dan politik);

2) Rendahnya keterwakilan perempuan pada lembaga-

lembaga pengambilan keputusan (legislatif, eksekutif,

yudikatif) maupun lembaga-lembaga swasta;

3) Tingginya jumlah korban kekerasan terhadap perempuan

utamanya pada kasus KDRT;

4) Terbatasnya jumlah tenaga layanan terlatih dan sarana dan

prasarana pelayanan terpadu provinsi dan kabupaten/kota;

5) Belum optimalnya penanganan perlindungan bagi

perempuan kelompok rentan sebagai upaya pengurangan

risiko;

4

Page 5: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

6) Belum adanya kebijakan serta rendahnya pemahaman dan

komitmen pembangunan keluarga dalam mewujudkan

kesetaraan dan keadilan gender di provinsi dan

kabupaten/kota.

b. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan

fungsi urusan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak meliputi:

1) Pengarusutamaan hak anak belum menjadi mainstreaming

dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program

kegiatan pemenuhan hak anak di OPD provinsi dan

kabupaten/kota;

2) Rendahnya partisipasi anak dalam pembangunan utamanya

pelibatan anak dalam proses-proses pengambilan

keputusan;

3) Kurangnya pelaksanaan pelatihan Konvensi Hak Anak untuk

petugas pelayanan anak, OPD provinsi dan kabupaten/kota;

4) Adanya pola pengasuhan anak di masyarakat yang

mengabaikan hak-hak anak;

5) Tingginya korban kekerasan terhadap anak, trafficking,

ABH, dan bullying (perundungan);

6) Belum optimalnya perlindungan terhadap anak berhadapan

dengan hukum dan kelompok rentan;

7) Belum adanya kebijakan serta rendahnya pemahaman dan

komitmen pembangunan keluarga dalam mewujudkan

kesetaraan dan keadilan gender di provinsi dan

kabupaten/kota.

c. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan

fungsi urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

meliputi:

1) Dukungan kebijakan di bidang keluarga berencana belum

maksimal;

2) Semakin berkurangnya jumlah tenaga penyuluh lapangan

keluarga berencana (PLKB/PKB) di kabupaten/kota;

5

Page 6: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

3) Rendahnya kesertaan KB yang menggunakan alat

kontrasepsi MKJP;

4) Belum optimalnya advokasi dan komunikasi, informasi,

edukasi (KIE) penggerakan program keluarga berencana

(KB) guna peningkatan kesertaan keluarga berencana (KB);

5) Belum adanya dokumen analisis dampak kependudukan

dan pemetaan pengendalian penduduk sebagai bahan

perencanaan pengendalian penduduk;

6) Belum optimalnya peran organisasi masyarakat dan jejaring

kelembagaan keluarga berencana dalam mendukung

penggerakan program keluarga berencana;

7) Belum optimalnya pembangunan keluarga melalui

peningkatan ketahanan keluarga;

8) Menurunnya peran Tribina (BKB, BKR, BKL) di

kabupaten/kota;

9) Rendahnya anggota UPPKS ber-KB;

10) Tingginya jumlah keluarga sejahtera I.

d. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan

fungsi Pengelolaan Informasi dan Hubungan Lembaga

Masyarakat meliputi:

1) Belum tersedianya profil perempuan dan anak yang

diperbarui secara berkala;

2) Pengelolaan sistem data dan informasi gender dan anak

belum optimal;

3) Pemanfaatan data pilah gender dan anak belum optimal;

4) Kurangnya jumlah personil yang menangani sistem data dan

informasi gender dan anak di kabupaten/kota;

5) Lemahnya kinerja dan jejaring lembaga masyarakat dalam

peningkatan kualitas keluarga untuk mewujudkan keadilan

dan kesetaraan gender serta pemenuhan hak anak,

pemberdayaan perempuan, perlindungan perempuan dan

anak, peningkatan kualitas hidup anak;

6

Page 7: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

6) Belum optimalnya peran organisasi masyarakat dan jejaring

kelembagaan keluarga berencana dalam mendukung

penggerakan program keluarga berencana.

7

Page 8: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

BAB IIPERENCANAANKINERJA

A. Rencana Strategis (RENSTRA)

Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

Pembangunan Daerah pasal 25 mengamanatkan kepada setiap SKPD

menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD.Rencana Strategi SKPD

(Renstra SKPD) sebagai bagian integral dari perencanaan pembangunan

daerah dan merupakan satu kesatuan dengan sistim perencanaan

pembangunan nasional adalah dokumen perencanaan jangka menengah

satuan kerja perangkat daerah untuk jangka waktu 5 tahun yang memuat

visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan

yang disusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja

Perangkat Daerah serta berpedoman kepada RPJMD dan bersifat

indikatif, adapun Visi dan Misi pada BP3AKB Provinsi Jawa Tengah

adalah :

1. VISI

Menjadi lembaga yang handal dalam percepatan pencapaian

kesetaraan gender dan pemenuhan hak anak serta keluarga kecil

sejahtera.Visi ini mengandung 4 frase yatu: lembaga handal, percepatan

kesetaraan gender, pemenuhan hak anak, keluarga kecil sejahtera.

2. MISI

a. Mewujudkan keserasian kebijakan peningkatan kualitas hidup

perempuan dan anak

b. Mendorong implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) dan

dan Pengarusutamaan Hak Anak.

c. Mewujudkan upaya peningkatan kualitas hidup dan perlindungan

perempuan dan anak di semua sektor pembangunan.

d. Mengembangkan kemitraan dalam mewujudkan kesetaraan

gender, kesejahteraan dan perlindungan anak.

e. Melembagakan keluarga kecil sejahtera.

f. Mempercepat Pencapaian Ketahanan dan Pemberdayaan

Keluarga.

8

Page 9: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

g. Menyediakan sarana prasarana perkantoran dan perbekalan.

h. Meningkatkan kualitas SDM aparatur.

B. Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah lembar/dokumen

berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada

pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan

program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.Melalui perjanjian

kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara

penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan

tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.Kinerja

yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan

tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya

terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya.Dengan demikian

target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan

dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud

kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

Tujuan disusunnya Perjanjian Kinerja adalah :

1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi

amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi

dan kinerja Aparatur.

2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja

aparatur.

3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan

dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan

dan sanksi.

4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring,

evaluasi dan supervisi atasperkembangan/kemajuan kinerja penerima

amanah.

5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang

efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Kepala

Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga

9

Page 10: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

Berencana Provinsi Jawa Tengah tahun 2016 telah mendatangi

Perjanjian Kinerjadengan Gubernur Jawa Tengah serta di ikuti dengan

Perjanjian Kinerja Sampai ke eselon IV sesuai lampiran perjanjian ini.

10

Page 11: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015

A. Capaian Kinerja Organisasi

Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor

8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah dan tata cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah, setiap instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja,

melaporkan progres kinerja atas mandat dan sumber daya yang

digunakannya .

Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian

tujuan dan sasaran organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pada

perencanaan jangka menengah maka digunakan skala pengukuran

sebagai berikut :

Skala Pengukuran KinerjaLaporan Kinerja Instansi Pemerintah

NO SKALA CAPAIAN KINERJA KATEGORI

1 Lebih dari 100% Sangat Baik

2 75 – 100% Baik

3 55 – 74 % Cukup

4 Kurang dari 55 % Kurang

11

Page 12: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

1. Sasaran Strategis : Meningkatnya Keadilan Gender dan Perlindungan

Anak, dengan hasil pengukuran kinerja sasaran tersebut adalah

sebagai berikut :

Capaian Kinerja Sasaran StrategisMeningkatnya Keadilan Gender dan Perlindungan Anak

No Indikator Kinerja Satuan

Realisasi

2014

Realisasi

2015

Tahun 2016Target Akhir

RPJMD

2018

%

Capaian T

hd.Trgt Akhir

RPJMD

Target Realisasi

%

Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

a. Indeks Pembangunan Gender (IPG)

- 91,89 92.21 68.81 NA NA 69,99 NA

b. Rasio kab./kota menuju Kota Layak Anak (KLA)

persen 85,71 88.57 94.3 94.3 94.3 100 94.3

c. Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan

persen 2,57 4.11 2.4 4.21 175.42 2,32 181.47

d. Persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta

persen 97,42 95.89 94.65 95.79 101.20 95.82 99.97

Persentase Capaian SasaranStrategis 123.64 125.24

Capaian kinerja Sasaran Strategis: Meningkatnya keadilan

gender dan perlindungan anak, sebesar 123.64% atau kategori Sangat baik.

Secara umum capaian pada Indikator sasaran “meningkatnya

keadilan gender dan perlindungan anak” melebihi target.Dari ke empat

indikator satu diantaranya yaitu Indikator Indeks Pembangunan Gender

(IPG) pada Tahun 2016 belum terbit.

Realisasi Indikator Rasio Kab/kota menuju Kota Layak Anak pada

Tahun 2016 Sebesar 94.3 atau lebih tinggi dibandingkan dengan

pencapaian pada Tahun 2014 sebesar 85.71 dan pada Tahun 2015

sebesar 88.57 sedangkan apabila dibandingkan dengan Target Jangka

Menengah tercapai 94.3%.

12

Page 13: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

Realisasi Persentase partisipasi perempuan di lembaga

pemerintahan pada Tahun 2016 Sebesar 4,21 atau lebih tinggi

dibandingkan dengan pencapaian pada Tahun 2014 sebesar 2,57 dan

pada pada Tahun 2015 sebesar 4.11 sedangkan apabila dibandingkan

dengan Target Jangka Menengah Tercapai 181.47%.

Realisasi Persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta

Tahun 2016 Sebesar 95.79 atau menurun dibandingkan dengan

pencapaian pada Tahun 2014 sebesar 97.42 dan Tahun 2015 sebesar

95.89 sedangkan apabila dibandingkan dengan Target Jangka Menengah

Tercapai 99.97%.

IPG Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 untuk Tingkat Nasional

berada pada peringkat ke-12, adapun peringkat 1 sampai dengan 5

meliputi 1) Provinsi Sumatra Barat, 2) Provinsi DKI Jakarta, 3) Provinsi

Sulawesi utara, 4) Provinsi DI Yogyakarta, 5) Provinsi Kepulauan Riau

sedangkan dibandingkan dengan Provinsi yang ada dipulau Jawa, Provinsi

Jawa Tengah menempati peringkat ke-3, adapun peringkat 1 sampai

dengan 5 meliputi 1) Provinsi DKI Jakarta 2) Provinsi DI Yogyakarta

3) Provinsi Jawa Tengah 4) Provinsi Banten 5) ProvinsiJawa Timur.

Program Pendukung dalam upaya pencapaian pada indikator

sasaran “meningkatnya keadilan gender dan perlindungan anak” adalah :

a. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Perempuan dan

Anak.

b. Program Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak.

c. Program Peningkatan Peran Serta Anak dan Kesetaraan Gender

dalam Pembangunan.

Anggaran pendukung yang dialokasikan dalam upaya

pencapaian pada indikator sasaran “meningkatnya keadilan gender dan

perlindungan anak” sebesar Rp. 2.155.587.000; terealisasi sebesar

Rp. 2.124.645.910; (98.56%) dengan demikian terdapat efisiensi anggaran

sebesar Rp. 30.941.090; (1.44%).

13

Page 14: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

Hambatan dan Kendala yang dihadapi dalam pencapaian pada

indikator sasaran “meningkatnya keadilan gender dan perlindungan anak”

adalah :

a. Tingginya kesenjangan ekonomi antara perempuan dan laki-laki yang

perlu didukung OPD lintas sektor dan stakeholders terkait;

b. Belum seluruh kabupaten/kota menuju Kabupaten/Kota Layak Anak,

serta memenuhi hak dan perlindungan anak sesuai indikator KLA;

Upaya dan solusi dalam mengatasi hambatan dalam

pencapaianpada indikator sasaran “meningkatnya keadilan gender dan

perlindungan anak” adalah :

a. Peningkatan produktivitas ekonomi dan peningkatan kapasitas bagi

perempuan melalui pemberdayaan perempuan kepala keluarga,

pengembangan dan penguatan jaringan perempuan usaha kecil,

pemberdayaan ekonomi perempuan berbasis sumber daya lokal dan

pelatihan kewirausahaan bagi perempuan;

b. Mendorong, mengadvokasi dan mengembangkan Kabupaten/Kota

Menuju Kabupaten/Kota Layak Anak dan pencapaian indikator KLA

serta mengembangkan pada Desa/Kelurahan Ramah Anak.

2. Sasaran Strategis : Meningkatnya Kualitas Hidup serta Perlindungan

Terhadap Perempuan dan Anak Termasuk Anak Berkebutuhan

Khusus, dengan hasil pengukuran kinerja sasaran tersebut adalah

sebagai berikut :

14

Page 15: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

Capaian Kinerja Sasaran StrategisMeningkatnya Kualitas Hidup serta Perlindungan terhadap Perempuan

dan Anak termasuk Anak Berkebutuhan Khusus

No Indikator Kinerja

Satuan

Real.2014

Real.2015

Tahun 2016

Target Akhir

RPJMDTh.2018

%Capaian T

hd.Trgt

Akhir

RPJMD

Target Real

%Capaian

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)1. Indeks

Pemberdayaan Gender (IDG)

- 74.46 74.80 70.99 NA NA 71.99

2. Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT ) pada Perempuan dan Anak

persen 0.009 0.012 0.022 0.014 (Data

sampai dengan

bulan Novem

ber 2016)

157.14 0,017 121.42

Persentase Capaian SasaranStrategis 157.14 121.42

Capaian kinerja Sasaran Strategis : Meningkatnya kualitas

hidup serta perlindungan terhadap perempuan dan anak termasuk anak

berkebutuhan khusus, sebesar 157.14% atau kategori Sangat BaikSecara umum capaian pada Indikator sasaran Meningkatnya

Kualitas Hidup serta Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak

termasuk Anak Berkebutuhan Khusus melebihi target. Dari Ke dua

indikator satu diantaranya yaitu Indikator Indeks Pemberdayaan Gender

(IDG) pada Tahun 2016 belum dirilis oleh BPS dan Kementerian PPPA.

Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pada

Perempuan dan Anak pada Tahun 2016 sebesar 0.014 atau lebih banyak

dibandingkan dengan pencapaian pada Tahun 2014 sebesar 0,009 dan

lebih banyak dibandingkan pada Tahun 2015 sebesar 0.012 sedangkan

apabila dibandingkan dengan Target Jangka Menengah lebih sedikit

korban yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga atau dengan kata

lain tercapai 121.42%.

IDG Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 untuk Tingkat Nasional

berada pada peringkat ke- 4 adapun peringkat 1 – 5 meliputi 1) Kalimantan

Tengah, 2) Maluku, 3) Sulawesi Utara, 4) Jawa Tengah, 5) Provinsi Riau

15

Page 16: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

sedangkan dibandingkan dengan Provinsi yang ada dipulau Jawa, Provinsi

Jawa Tengah menempati peringkat ke- 1 adapun peringkat 1 – 5 meliputi

1) Jawa Tengah 2) DKI Jakarta 3) Jawa Barat 4) DI Yogyakarta 5) Jawa

Timur.

Program Pendukung dalam upaya pencapaian pada indikator

sasaran Meningkatnya keadilan gender dan perlindungan anakadalah :

1) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

dan Anak;

2) Peningkatan peran serta anak dan kesetaraan gender dalam

pembangunan ;

Anggaran pendukung yang dialokasikan dalam upaya

pencapaian pada indikator sasaran Meningkatnya kualitas hidup serta

perlindungan terhadap perempuan dan anak termasuk anak berkebutuhan

khusus sebesar Rp. 2.564.737.000; terealisasi sebesar Rp.

2.536.309.800; (98.89%) dengan demikian terdapat efisiensi anggaran

sebesar Rp. 28.427.200,- (1.11%) dari pagu anggaran yang ditetepkan.

Hambatan dan Kendala yang dihadapi dalam pencapaian pada

indikator sasaran Meningkatnya keadilan gender dan perlindungan anak

adalah :

a. Tingginya jumlah korban kekerasan terhadap perempuan dan anak

dengan meningkatnya kasus KDRT pada perempuan dan kekerasan

seksual pada anak;

b. Terbatasnya jumlah tenaga layanan terlatih dan sarana dan prasarana

pelayanan terpadu provinsi dan kabupaten/kota;

c. Belum optimalnya penanganan/perlindungan bagi perempuan

kelompok rentan sebagai upaya pengurangan risiko;

d. Lemahnya kinerja dan jejaring lembaga masyarakat serta partisipasi

masyarakat dalam perlindungan perempuan dan anak.

Upaya dan Solusi dalam mengatasi hambatan dalam

pencapaian pada indikator sasaran Meningkatnya kualitas hidup serta

perlindungan terhadap perempuan dan anak termasuk anak

berkebutuhan khusus adalah :

16

Page 17: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

a. Melakukan upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan

anak melalui sosialisasi, media KIE, penyusunan kebijakan

perlindungan perempuan dan anak, serta mendorong pembentukan

dan penguatan kelompok perlindungan perempuan dan anak di tingkat

desa/kelurahan.

b. Melakukan pemberdayaan perempuan melalui peningkatan produktivitas

ekonomi perempuan, peningkatan pemahaman pendidikan politik dan

advokasi kader organisasi perempuan dalam proses pengambilan

keputusan.

c. Peningkatan kualitas layanan Terpadu Korban Kekerasan melalui pelatihan tenaga pelayanan pengaduan dan petugas bantuan hukum.

3. Sasaran Strategis: Meningkatnya Keterwakilan Perempuan Dalam

Politik, dengan hasil pengukuran kinerja sasaran tersebut adalah

sebagai berikut :

Capaian Kinerja Sasaran StrategisMeningkatnya keterwakilan perempuan dalam politik

No Indikator Kinerja

Satuan

Real.2014

Real.2015

Tahun 2016Target Akhir RPJM

DTh

.2018

%Capaian

Thd.Trgt Akhir

RPJMDTarget Real.

%Capaia

n(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)1. Persentase

keterwakilan perempuan dalam parlemen

persen 21 24 30 24 80 30 80

Secara umum capaian pada Indikator Meningkatnya

keterwakilan perempuan dalam politik belum sesuai target.

Persentase keterwakilan perempuan dalam parlemen pada Tahun

2015 sebesar 24% atau 80% dari target yang telah ditetapkan yaitu 30%

keterwakilan perempuan di parlemen. Persentase Keterwakilan

Perempuan dalam parlemen di Provinsi Jawa Tengah (24%) lebih dari

pada Nasional (17,32%).

Program Pendukung dalam upaya pencapaian pada indikator

sasaran Meningkatnya keterwakilan perempuan dalam politik adalah

17

Page 18: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Perempuan dan

Anak terutama pada Kegiatan Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam

Lembaga-Lembaga Pengambilan Keputusan.

Anggaran pendukung yang dialokasikan dalam upaya

pencapaian pada indikator sasaran Meningkatnya keterwakilan

perempuan dalam politik sebesar Rp. 325.615.000; terealisasi sebesar

Rp. 325.615.000; (100%).

Hambatan dan Kendala yang dihadapi dalam pencapaian pada

indikator sasaran Meningkatnya keterwakilan perempuan dalam politik

karena rendahnya SDM perempuan, pemilih terutama pemilih perempuan

belum sepenuhnya memilih calon perempuan.

Upaya dan Solusi dalam mengatasi hambatan dalam

pencapaian pada indikator sasaran Meningkatnya keterwakilan

perempuan dalam politik adalah Mendorong keterlibatan perempuan

dalam pengambilan kebijakan pada bidang pembangunan serta

peningkatan pengetahuan dan wawasan politik sebagai calon legislatif

dan pemilih yang cerdas.

4. Sasaran Strategis : Menurunnya Drop out dan Unmet Need serta

Meningkatnya peserta KB Aktif/ Contraceptive Prevalence Rate (CPR),

dengan hasil pengukuran kinerja sasaran tersebut adalah sebagai

berikut :

Capaian Kinerja Sasaran StrategisMenurunnya Drop out dan Unmet Need serta Meningkatnya peserta KB

Aktif/ Contraceptive Prevalence Rate (CPR)

18

Page 19: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

No Indikator Kinerja Satuan Real.2014

Real.2015

Tahun 2016 Target Akhir

RPJMDTh.

2018

%Capaia

n T

hd.Trgt Akhir

RPJMD

Target Real.

%Capaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)1. Persentase Drop

out Peserta KBpersen 15,02 13,99 14 NA - 13,50 -

2Persentase Unmet Need

persen 10,56 10,48 9.5 9.95 95.48 9,00 90.45

3 Persentase Contraceptive Prevalence Rate (CPR)

persen 78,57 78,24 79 78.64 99.54 80,00 98.30

4 Persentase usia perkawinan perempuan Pasangan Usia Subur kurang dari 20 Th

persen 2,42 2,42 2.19 1.05 208.57 2,17 206.67

Persentase Capaian SasaranStrategis 134.53 131.80

Capaian kinerja Sasaran Strategis: Menurunnya Drop out dan Unmet

Need serta Meningkatnya peserta KB Aktif/ Contraceptive Prevalence Rate

(CPR), hasilnya sebesar 134.53% atau sangat Baik.

Secara umum capaian pada Indikator sasaran Menurunnya

Drop out dan Unmet Need serta Meningkatnya peserta KB Aktif/

Contraceptive Prevalence Rate (CPR) dipengaruhi oleh :

1. Presentase Unmetneed pada Tahun 2016 sebesar 9.95% atau lebih baik

dibandingkan dengan pencapaian pada Tahun 2014 sebesar 10.56%

dan lebih baik dibandingkan pada Tahun 2015 sebesar 10.48%

sedangkan apabila dibandingkan dengan Target Jangka Menengah

tercapai 90.45%.

2.Presentase Contraceptive Prevalence Rate (CPR) pada Tahun 2016

sebesar 78.64% atau lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian pada

Tahun 2014 sebesar 78.57% dan lebih tinggi dibandingkan pada Tahun

2015 sebesar 78.24% sedangkan apabila dibandingkan dengan Target

Jangka Menengah tercapai 98.30%.

3. Presentase Usia perkawinan perempuan Pasangan Usia Subur (PUS)

kurang dari 20 tahun pada Tahun 2016 sebesar 1.05 atau lebih baik

dibandingkan dengan pencapaian tahun 2014 dan 2015 sebesar 2.42

19

Page 20: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

adapun bila dibandingkan dengan Target Jangka Menengah tercapai

206.6%

Program Pendukung dalam upaya pencapaian pada indikator

sasaran Menurunnya Drop out dan Unmet Need serta Meningkatnya

peserta KB Aktif/ Contraceptive Prevalence Rate (CPR) adalah :

1) Program Pelayanan Keluarga Berencana;

2) Program Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR);

3) Program Pengembangan Model Operasional BKB, Posyandu dan

PAUD;

4) Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB

Mandiri;

5) Program Promosi Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak Melalui Kelompok

Bina Keluarga dan Bina Balita.

Anggaran pendukung yang dialokasikan dalam upaya

pencapaian pada indikator sasaran Menurunnya Drop out dan Unmet

Need serta Meningkatnya peserta KB Aktif/ Contraceptive Prevalence

Rate (CPR) sebesar Rp. 5.707.624.000; terealisasi sebesar

Rp. 5.646.908.620; (98.94%) dengan demikian terdapat efisiensi anggaran

sebesar Rp. 60.715.380; (1.04%) dari pagu anggaran yang ditetapkan.

Hambatan dan Kendala yang dihadapi dalam pencapaian pada

indikator sasaran Menurunnya Drop out dan Unmet Need serta

Meningkatnya peserta KB Aktif/ Contraceptive Prevalence Rate (CPR)

adalah :

a. Rendahnya kesertaan KB yang menggunakan alat kontrasepsi MKJP;

b. Semakin berkurangnya jumlah tenaga penyuluh lapangan keluarga

berencana (PLKB/PKB) di kabupaten/kota

c. Belum optimalnya advokasi dan komunikasi, informasi, edukasi (KIE)

penggerakan program keluarga berencana (KB) guna peningkatan

kesertaan keluarga berencana (KB);

d. Belum optimalnya peran organisasi masyarakat dan jejaring

kelembagaan keluarga berencana dalam mendukung penggerakan

program keluarga berencana.

20

Page 21: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

Upaya dan Solusi dalam mengatasi hambatan dalam

pencapaian pada indikator sasaran Menurunnya Drop out dan Unmet

Need serta Meningkatnya peserta KB Aktif/ Contraceptive Prevalence

Rate (CPR) adalah :

a. Penyediaan kebijakan teknis perencanaan pengendalian kuantitas

penduduk secara tepat sasaran;

b. Peningkatan pemahaman dan informasi masyarakat tentang program

KB yang dikarenakan semakin berkurangnya tenaga penyuluh

lapangan keluarga berencana (PLKB) dan belum optimalnya

komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat;

c. Peningkatan penggunaan alat kontrasepsi Metode Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP) sehingga berkontribusi pada menurunnya angka Drop

Out KB;

d. Peningkatan peran serta organisasi masyarakat, tokoh masyarakat dan

tokoh agama dalam mendukung program KB;

e. Peningkatan kerjasama dengan mitra kerja dan institusi masyarakat

dalam mendukung program KB.

21

Page 22: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

Realisasi AnggaranDalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BP3AKB Provinsi Jawa Tengahpada tahun anggaran 2016

di dukung angaran bersumber dari APBD sebesar Rp 22.943.858.000; dengan rincian sebagai berikut :

A. Belanja Tidak Langsung : Rp. 10.347.532.000;

B. Belanja Langsung : Rp. 12.596.326.000;

Penggunaan anggaran tersebut apabila diperinci dalam mendukung pencapaian sasaran adalah sebagai berikut :

Sasaran Program/Keg Anggaran Realisasi %Realisasi Anggaran Realisasi %Realisasi

2015 2016

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Meningkatnya keadilan gender danperlindungan anak

1. Program Keseraian Peningkatan kualitas perempuan dan anak

2. Program Kelembagaan Pengarustamaan Gender dan Anak

3. Program Peningkatan Peran Serta Anak dan Kesetaraan Gender Dalam Pembangunan.

Rp. 802.000.000

Rp. 1.165.106.000

Rp. 859.307.000

Rp. 773.600.500

Rp. 1.148.725.000

Rp. 858.054.800

96.46%

98.59%

99.85%

Rp. 523.765.000

Rp. 856.847.000

Rp. 774.975.000

Rp. 516.079.960

Rp. 835.060.450

Rp. 773.585.500

98.53%

97.46%

99.82%

22

Page 23: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

Sasaran Program/Keg Anggaran Realisasi %Realisasi Anggaran Realisasi %Realisasi

2015 2016

(1) (2) (3) (4) (5)

2. Meningkatnya Kualitas Hidup serta Perlindungan terhadap Perempuan dan Anak termasuk Anak Berkebutuhan Khusus

1. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak

2. Peningkatan peran serta anak dan kesetaraan gender dalam pembangunan

Rp. 802.000.000

Rp. 859.307.000

Rp. 773.600.500

Rp. 858.054.800

96.46%

99.85%

Rp. 1.789.762.000

Rp. 774.975.000

Rp. 1.762.724.300

Rp. 773.585.500

98.49%

99.82%

3. Meningkatnya keterwakilan perempuan dalam politik

Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Perempuan dan Anak terutama pada :kegiatan Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Lembaga - Lembaga Pengambilan Keputusan

Rp. 447.000.000 Rp. 428.360.000 95.83% Rp. 325.615.000 Rp. 325.615.000 100%

23

Page 24: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

Sasaran Program/Keg Anggaran Realisasi %Realisasi Anggaran Realisasi %Realisasi

2015 2016

(1) (2) (3) (4) (5)

4. Menurunnya Drop out dan Unmet Need serta Meningkatnya peserta KB Aktif/ Contraceptive Prevalence Rate (CPR)

1. Program Pelayanan Keluarga Berencana

2. Program Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

3. Program Pengembangan Model Operasional BKB, Posyandu dan PAUD;

4. Program Pembinaan Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB Mandiri;

5. Program Promosi Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak Melalui Kelompok Bina Keluarga dan Bina Balita.

Rp. 3.696.015.000

Rp. 253.650.000

Rp. 218.970.000

Rp. 95.985.000

Rp. 708.935.000

Rp. 3.665.408.550

Rp. 238.540.000

Rp. 216.644.500

Rp. 94.585.000

Rp. 707.491.300

99.17%

94.04%

98.94%

98.94%

99.80%

Rp. 3.941.534.000

Rp. 94.780.000

Rp. 167.385.000

Rp. 369.482.000

Rp. 1.134.443.000

Rp. 3.913.789.620

Rp. 90.420.000

Rp. 160.050.000

Rp. 369.482.000

Rp. 1.113.167.000

99.30%

95.40%

95.62%

100%

98.12%

24

Page 25: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

BAB IVP E N U T U P

A. Tinjauan Umum Capaian Kinerja

Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan

Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengahsebagai Lembaga teknis

daerah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan Anak, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, agar

pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut berjalan secara optimal maka

diperlukan pengelolaan SDM, sumber dana dan sarana secara efektif

dan efisien.

Memperhatikan uraian dan beberapa data tersebut di atas,

maka dapat dikatakan bahwa BP3AKB Provinsi Jawa Tengah berhasil

dalam melaksanakan tugasnya, karena rata rata target sasaran yang

telah ditetapkan dicapai dengan ketegori Sangat Baik . Hal tersebut

didukung dengan data sebagai berikut :

Hasil Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) dicapai 121.64% yaitu 3

sasaran kategori sangat baik dan 1 sasaran pada kategori baik, dengan

rincian:

1. Sasaran Meningkatnya Keadilan Gender dan Perlindungan Anak,

dengan hasil pengukuran kinerja sebesar 123.64% Kategori Sangat

Baik;

2. Meningkatnya Kualitas Hidup serta Perlindungan Terhadap

Perempuan dan Anak Termasuk Anak Berkebutuhan Khusus

sebesar 157.14% Kategori Sangat Baik;

3. Sasaran Menurunnya Drop out dan Unmet Need serta Meningkatnya

peserta KB Aktif/ Contraceptive Prevalence Rate (CPR) sebesar

134.53%.

4. Sasaran Meningkatnya keterwakilan perempuan dalam politik

sebesar 80% Kategori Baik;

25

Page 26: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

Pada Tahun 2016 diperoleh penghargaan Anugerah Parahita

Eka Praya (APE) tingkat Mentor merupakan penghargaan dalam upaya

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang tertinggi dan

berhak menjadi mentor mewakili pemerintah pusat bagi provinsi

lainnya. Selain itu Bapak Gubernur Jawa Tengah mendapatkan

penghargaan ”Her For She” yaitu penghargaan bagi pejabat publik

yang komitmen dan peduli pada pemberdayaan dan perlindungan

perempuan. Penghargaan tersebut diberikan kepada Gubernur Jawa

tengah sebagai satu-satunya gubernur yang menerima penghargaan

tersebut. Selain Gubernur Jawa Tengah, penghargaan diberikan juga

kepada Menteri Dalam Negeri dan Walikota Bandung.

B. Strategi untuk Peningkatan Kinerja di Masa Datang :1. Pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi, politik, hukum dan

sosial melalui peningkatan produktivitas ekonomi perempuan dan

peningkatan partisipasi perempuan dalam lembaga pengambil

keputusan;

2. Peningkatan pemenuhan hak dan perlindungan anak dengan

mendorong pemenuhan hak dan perlindungan anak di

kabupaten/kota melalui pencapaian indikator KLA;

3. Pengembangan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan

anak melalui penyusunan kebijakan perlindungan perempuan dan

anak, optimalisasi media KIE, advokasi dan sosialisasi, penguatan

kinerja dan jejaring lembaga masyarakat, serta mendorong

pembentukan dan penguatan kelompok perlindungan perempuan

dan anak di tingkat desa/kelurahan;

4. Penguatan kelembagaan pelayanan terpadu perlindungan

perempuan dan anak melalui peningkatan kapasitas tenaga

layanan dan sarana prasarana;

5. Pengurangan risiko kelompok rentan perempuan dan anak;

6. Pengembangan sistem data dan informasi gender dan anak;

26

Page 27: satudata.semarangkota.go.idsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/20171128085035LKJIP... · Web viewpemerintah (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana)

7. Penguatan dan pengembangan organisasi/lembaga masyarakat,

forum anak, perguruan tinggi, dunia usaha dan media massa

dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

8. Pengembangan kebijakan perencanaan pengendalian kuantitas

penduduk dan keluarga berencana;

9. Peningkatan kesertaan KB melalui peningkatan pemakaian alat

kontrasepsi MKJP dan optimalisasi penggerakan bersama mitra

kerja dan KIE;

10. Peningkatan kapasitas PPKBD dalam mendukung penyuluhan

program KB dikarenakan keterbatasan jumlah PLKB;

11. Pemberian dukungan biaya transport bagi akseptor KB dari

keluarga pra keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera 1 dan

optimalisasi informasi program KB kepada masyarakat.

Demikian laporan akuntabilitas kinerja Instansi pemerintah

Tahun 2016 BP3AKB Provinsi Jawa Tengah semoga dapat menjadi

bahan pertimbangan/evaluasi untuk kinerja kegiatan yang akan datang.

27