library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2011-2... · web viewminat beli...
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Definisi Pemasaran
Pada saat ini, konsep pemasaran tidak hanya mencakup kebutuhan dan
keinginan saja, tetapi juga mencakup pengharapan konsumen, dan hal ini
berkaitan dengan semakin banyaknya informasi yang diterima oleh konsumen
sehingga menimbulkan tuntutan yang lebih tinggi akan pemenuhan kebutuhan,
keinginan, dan harapan itu sendiri. Oleh karena itu, konsumen perlu
mendapatkan perhatian yang lebih khusus, karena konsumen merupakan pasar
bagi produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Definisi Pemasaran terus berubah
seiring dengan perkembangan zaman.
Menurut American Marketing Association dalam Kotler dan Keller
(2009, p.45) bahwa “Marketing is an organization function and a set processes
for creating, communicating, and delivering value to customers and for
managing customer relationship in ways that benefit the organization and it
stakeholders.”
Sedangkan, definisi dari organisasi yang sama American Marketing
Association di tahun yang berbeda dalam Kotler dan Keller (2012, p.5), definisi
tersebut sedikit berubah menjadi “Marketing is the activ-ity, set of institutions,
10
11
and processes for creating, communicating, delivering, and exchanging
offerings that have value for customers, clients, partners, and society at large.”
Kotler (2005, p.10) seorang ahli pemasaran mengemukakan ”Pemasaran
adalah proses sosial dan manajerial, dengan proses itu individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai
dengan pihak lain.”
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah proses
perpindahan barang dan/ atau jasa dari produsen ke konsumen, atau semua
kegiatan yang berhubungan dengan arus barang dan/ atau jasa dari produsen ke
konsumen .
2.1.2 Store Atmosphere
Penampilan toko atau outlet memposisikan gambaran tersendiri dalam
benak konsumen. Agar dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
pengertian Store Atmosphere, penulis mengemukakan pengertian Store
Atmosphere ini menurut beberapa ahli:
Kotler (2005) Atmosphere (suasana toko) adalah suasan terencana yang
sesuai dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik konsumen untuk
membeli.
12
Menurut Berman and Evan (2007), Store Atmosphere memiliki elemen-
elemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin
diciptakan. Elemen-elemen tersebut terdiri dari Exterior, Interior, Store Layout,
Interior Display, Social Dimensions.
Levy and Weitz (2007)“Customer purchasing behavior is also
influenced by the store atmosphere".
Berdasarkan beberapa definisi di atas disimpulkan bahwa store
atmosphere merupakan seluruh aspek visual maupun aspek non-visual kreatif
yang sengaja dimunculkan untuk merangsang indera kosumen guna melakukan
pembelian. Lingkungan pembelian yang terbentuk pada akhirnya menimbulkan
kesan yang menarik dan menyenangkan bagi konsumen untuk melakukan
pembelian.
2.1.3 Elemen Store Atmosphere
Menurut Berman dan Evans (2007) store atmosphere terdiri dari lima
elemen sebagai berikut:
1. Exterior Facilities
Karakteristik Exterior mempunyai pengaruh kuat pada citra toko tersebut,
sehingga harus direncanakan sebaik mungkin. Kombinasi dari Exterior ini
dapat membuat bagian luar toko menjadi terlihat unik, menarik, menonjol dan
mengundang orang untuk masuk ke dalam toko. Elemen-elemen Exterior ini
terdiri dari sub elemen-elemen sebagai berikut:
13
a. Architectural Style
Gaya Arsitektur dari suatu toko atau outlet harus mencerminkan
keunikan, kemantapan, kekokohan atau hal-hal lain yang sesuai dengan
citra toko tersebut. Konsumen baru sering menilai toko dari penampilan
luarnya terlebih dahulu sehingga Exterior merupakan faktor penting
untuk mempengaruhi konsumen untuk mengunjungi toko dalam hal ini
direpresentasikan oleh gaya arsitektur dari toko tersebut.
b. Surrounding Stores
Citra toko atau outlet dipengaruhi oleh keadaan sekitar dimana toko
tersebut berada. Keberadaan toko harus unik sehingga konsumen dapat
melihat dengan jelas keberadaan suatu toko sekalipun dikelilingi oleh
toko-toko pesaing lain yang ada di sekitarnya.
2. General Interior
General Interior dari suatu toko harus dirancang untuk memaksimalkan visual
merchandising. Seperti kita ketahui, iklan dapat menarik pembeli untuk datang
ke toko, tapi yang paling utama yang dapat membuat penjualan setelah
pembelian berada di toko adalah display.
Display yang baik yaitu yang dapat menarik perhatian pengunjung dan
membantu mereka agar mudah mengamati, memeriksa, dan memilih barang-
barang itu dan akhirnya melakukan pembelian ketika konsumen masuk ke
14
dalam toko, ada banyak hal yang akan mempengaruhi persepsi mereka pada
toko tersebut.
Elemen-elemen General Interior terdiri dari:
a. Color Schemes
Penentuan jenis warna penting karena kosumen dapat
mengembangkan persepsi mereka berdasarkan apa yang mereka lihat.
b. Lighting
Setiap toko hatus mempunyai pencahayaan yang cukup untuk
mengarahkan atau menarik perhatian konsumen ke daerah tertentu dari toko.
Tata cahaya yang baik mempunyai kualitas dan warna yang dapat membuat
produk-produk yang ditawarkan terlihat lebih menarik, terlihat berbeda bila
dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya.
3. Store Layout
Layout toko akan mengundang masuk atau menyebabkan pelanggan menjauhi
toko tersebut ketika konsumen melihat bagian dalam toko melalui jendela
etalase atau pintu masuk. Layout toko yang baik akan mampu mengundang
konsumen untuk betah berkeliling lebih lama dan membelanjakan uangnya
lebih banyak.
15
Elemen yang diperlukan ialah:
a. Furniture
Pemilihan furniture yang unik akan sangat membantu menarik
konsumen untuk semakin memperhatikan keadaan di dalam toko.
b. Placement of Cash Register
Pengalokasian layout kasir pun tidak boleh dikesampingkan. Sebisa
mungkin kasir ditempatkan di posisi yang mudah dijangkau oleh para
pelanggan.
4. Interior Display
Setiap jenis point-of-purchase display menyediakan informasi kepada
pelanggan untuk mempengaruhi suasana lingkungan toko. Tujuan utama
Interior Display ialah untuk meningktakan penjualan dan laba toko tersebut.
Interior (point-of-purchase) display terdiri dari:
a. Wall Decorations
Dekorasi dan warna yang menarik akan sangat meningkatkan emosi
konsumen pada saat berada di toko tersebut.
b. Themesetting
Dalam satu musim atau peringatan hari tertentu retailer dapat
mendesain dekorasi toko untuk menarik perhatian konsumen.
16
5. Social Dimensions
a. Employee Uniforms
Karyawan yang sopan, ramah, berpenampilan menarik dan sopan
serta mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai produk yang dijual,
akan meningkatkan citra perusahaan dan loyalitas konsumen.
b. Crowding
Kenyamanan suatu tempat menentukan citra suatu toko atau outlet.
Toko yang tidak terlalu ramai disukai oleh beberapa konsumen karena
membuat mereka lebih nyaman pada saat berada di toko tersebut. Tapi disisi
lain, toko yang ramai justru punya market tersendiri, karena munculnya
anggapan bahwa keramaian konsumen menandakan adanya sesuatu yang
spesial dari toko tersebut.
Gambar 2.1 Elemen Store Atmosphere
Sumber: B. Berman, Joel R. Evans (Lovelock and Wright “Service Marketing”) seventh edition 2007
- Architectural Style- Surrounding Stores
- Color Schemes- Lighting- Cleanliness
- Placement of Cash Register- Furniture- Wall Decoration- Themesetting
- Employee Uniforms- Crowding
EXTERIOR FACILITIES
GENERAL INTERIOR
STORE LAYOUT
INTERIOR DISPLAYS
SOCIAL DIMENSIONS
17
2.1.4 Keputusan Pembelian Konsumen
Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen sangat bervariasi, ada
yang sederhana dan kompleks. Menurut Schiffman and Kanuk (2008)
Keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan kata lain,
pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan.
Serupa dengan pendapat Schiffman and Kanuk, Peter and Olson (2010)
berpendapat bahwa Keputusan Pembelian adalah Proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif dan memilih salah satu diantaranya.
Kotler (2009, p.184) mengemukakan bahwa proses pengambilan
keputusan pembelian dapat dibagi menjadi lima tahapan sebagai berikut:
1. Pengenalan Kebutuhan (Problem Recognation)
Proses pembelian diawali dengan pengenalan masalah atau kebutuhan.
Kebutuhan dapat timbul ketika pembeli merasakan adanya rangsangan
eksternal atau internal yang mendorong dirinya untuk mengenali
kebutuhan. Rangsangan internal timbul dari dalam diri manusia itu sendiri,
sedangkan dorongan eksternal berasal dari luar diri manusia atau
lingkungan. Kebutuhan mempunyai tingkat intensitas tertentu. Makin besar
tingkat intensitasnya, maka akan semakin kuat dorongan yang timbul untuk
menguranginya dengan jalan mencari obyek baru yang dapat memuaskan
kebutuhannya.
18
2. Pencarian Informasi (Information Search)
Konsumen yang merasakan rangsangan akan kebutuhannya kemudian
akan terdorong untuk mencari dan mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya. Rangsangan tersebut dibagi dalam dua level. Level pertama
adalah penguatan perhatian dimana pada level ini orang hanya sekedar
lebih peka terhadap informasi produk. Level selanjutnya adalah pencarian
informasi secara aktif dimana pada level ini orang mulai mencari bahan
bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari
produk tertentu. Sumber informasi konsumen dapat digolongkan menjadi
empat kelompok, yaitu sumber pribadi, sumber komersial, sumber publik,
dan sumber eksperimental. Melalui pengumpulan informasi yang didapat
dari berbagai sumber tersebut, konsumen kemudian dapat mempelajari
merek-merek yang bersaing beserta fitur merek tersebut.
3. Evaluasi Alternatif (Evaluation Of Alternative)
Setelah menerima banyak informasi, konsumen akan mempelajari dan
mengolah informasi tersebut untuk sampai pada pilihan terakhir. Terdapat
banyak proses evaluasi atau penilaian konsumen terhadap produk. Namun
model yang terbaru adalah orientasi kognitif yang memandang konsumen
sebagai pembuat pertimbangan mengenai produk terutama berlandaskan
pada pertimbangan yang standar dan rasional.
19
4. Keputusan Pembelian (Purchase Decision)
Jika keputusannya adalah membeli, maka konsumen harus mengambil
keputusan menyangkut merek, harga, penjual, kuantitas, waktu pembelian
dan cara pembayaran. Keputusan tersebut tidak terpaku harus dilakukan
melalui proses urutan seperti diatas, dan tidak semua produk memerlukan
proses keputusan tersebut. Misalnya barang keperluan sehari-hari seperti
makanan tidak perlu perencanaan dan pertimbangan membeli.
5. Perilaku Pasca Pembelian (Postpurchase Behavior)
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami kepuasan
atau ketidakpuasan, hal ini akan mempengaruhi tindakan setelah
pembelian. Apabila konsumen memperoleh kepuasan maka sikap
konsumen terhadap produk tersebut menjadi lebih kuat atau sebaliknya.
Para pemasar dapat melakukan sesuatu dari konsumen yang merasa puas
misalnya dengan memasang iklan yang menggambarkan perasaan puas
seseorang yang telah memilih salah satu merek atau lokasi belanja
tertentu.bagi konsumen yang tidak puas, pemasar dapat memperkecil
ketidakpuasan tersebut dengan cara menghimpun saran pembeli untuk
penyempurnaan produk, maupun pelayanan tambahan terhadap konsumen
dan sebagainya.
20
Tipe-Tipe Keputusan Pembelian Konsumen
Beberapa tipe keputusan konsumen menurut Christina Whidya Utami
(2008, p.39) adalah sebagai berikut:
1. Ingatan yang tertunda (Delay Embrance), konsumen tipe ini biasanya baru
akan melakukan pembelian ketika melihat barang di toko.
2. Pengganti (Subtitute), dengan adanya merchandising dalam toko akan
membuat konsumen mengganti barang lama dengan barang baru dengan
alasan bahwa barang baru mempunyai nilai tambah dan mereka ingin
mencoba merek baru atau merek berbeda
3. Penambah atau Pelangkap (Add-On), barang yang ditawarkan memiliki
hubungan fungsi penggunaan karena jika tanpa barang tersebut barang
tidak bisa digunakan.
4. Keinginan Hati (Impulse), konsumen tipe ini dapat melakukan pembelian
jika ada rangsangan dari luar seperti penglihatan atau perasa
5. Kategori Terencana atau Tertentu (Planned-Specific Category), dengan
adanya merchandising pembeli yang memiliki daftar belanja yang dapat
memberikan keuntungan lebih bagi peritel.
21
2.1.5 Minat Pembelian Ulang
Posisi pasar suatu produk terbentuk karena adanya konsumen yang mau
membeli produk tersebut dan sebagian besar konsumen tersebut kemudian
membeli lagi produk tersebut. Pembelian produk baru selalu dimulai
dengan pembelian pertama, yaitu kemauan untuk melakukan pembelian
pertama kali dengan niat mencoba produk baru tersebut. Minat beli ulang
merupakan minat pembelian yang didasarkan atas pengalaman pembelian yang
telah dilakukan dimasa lalu. Minat beli ulang yang tinggi mencerminkan tingkat
kepuasan yang tinggi dari konsumen ketika memutuskan untuk mengadopsi
suatu produk. Tingginya minat beli ulang ini akan membawa dampak yang
positif terhadap keberhasilan produk di pasar. Minat beli ulang pada dasarnya
adalah perilaku pelanggan dimana pelanggan merespons positif terhadap
kualitas produk / jasa dari suatu perusahaan dan berniat mengkonsumsi kembali
produk tesebut. Menurut Hennig - Thurau, Gwinner dan Gremier, Perilaku
pembelian ulang atas produk, jasa atau merek yang sama ulang terjadi akibat
aktivitas pemasar. Sedangkan Mowen and Minor menyatakan bahwa Perilaku
Pembelian Ulang adalah konsumen yang seringkali membeli secara berulang
produk yang sama.
22
Kotler (2007, p.145), ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi
minat seseorang untuk melakukan pembelian ulang, psikologis, pribadi dan
sosial. Masing-masing faktor tersebut terdiri dari unsur-unsur yang lebih kecil
yang membentuk suatu kesatuan tentang bagaimana manusia berprilaku dalam
kehidupan ekonominya.
1. Faktor Psikologis
a. Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa
kebutuhan bersifat biogenis, yaitu muncul dari tekanan biologis seperti lapar,
haus, mengantuk, dan hal lain yang bersifat psikogenis, yaitu muncul dari
tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau
rasa memiliki, sebagian besar kebutuhan psikogenis tidak cukup kuat untuk
memotivasi orang agar bertindak dengan segera suatu kebutuhan akan
menjadi motif jika dia didorong sampai mencapai tingkat intensitas yang
memadai.
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak dan dipengaruhi oleh
persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi merupakan proses bagaimana
seseorang individu memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan
23
informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Orang
dapat memiliki persepsi yang berbeda atas obyek yang sama.
c. Pembelajaran
Pembelajaran meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul
dari pengalaman.
d. Keyakinan dan Sikap
Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.
Hal ini kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka.
2. Faktor Pribadi
a. Usia
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya,
selera orang terhadap suatu barang juga berhubungan dengan usianya.
b. Pekerjaan
Suatu pemahaman atas tipe-tipe pekerjaan memberikan pandangan ke
dalam kebutuhan para konsumen. Pergantian pekerjaan menyebabkan
perubahan-perubahan pada perilaku pembelanjaan.
c. Keadaan Ekonomi
Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang.
24
d. Gaya Hidup
Keunikan dimana suatu kelompok tertentu membedakan dirinya dari
orang lain melibatkan suatu pemahaman atas pengaruh-pengaruh kelas
sosial, referensi, dan kebudayaan terhadap perilakupembelian mereka.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari
seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan
lama terhadap lingkungannya.
3. Faktor Sosial
a. Kelompok Acuan
Kelompok yang berpengaruh langsung/ tidak langsung dalam
pembentukan perilaku dan gaya hidup yang dipilih seseorang.
b. Keluarga
Keluarga dianggap sebagai salah satu kelompok yang paling
berpengaruh dari semua kelompok acuan yang ada karena perilaku terhadap
toko dan produk dikembangkan dalam rumah tangga.
c. Peran dan Status
Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya
dalam keluarga, organisasi, dll. Posisi seseorang dalam tiap-tiap kelompok
25
dapat didefinisikan dalam peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang
diharapkan akan dilakukan oleh seeorang.
Tujuan melakukan pembelian ulang merupakan suatu tingkat
motivasional seorang konsumen untuk mengalami perilaku pembelian suatu
produk pada saat konsumen memiliki tujuan untuk melakukan pembelian ulang
suatu produk dengan merek tertentu, maka pada saat itu pula secara tidak
langsung konsumen tersebut telah memiliki perilaku loyal serta puas terhadap
merek tersebut.
2.1.6 Penelitian Terdahulu
Vitta Maretha dan Engkos Achmad Kuncoro (2011) melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Store Atmosphere dan Store Image
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Toko Buku Gramedia Pondok
Indah.” Pada penelitian variabel Store Atmosphere terdiri dari Exterior,
Interior, Store Layout, dan Interior Display.
Teknik analisis data yang digunakan adalah multiple regression dengan
menggunakan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 100
sampel konsumen Toko Buku Gramedia Pondok Indah. Hasil analisis
menunjukkan bahwa: Store Atmosphere dan Store Image memiliki pengaruh
26
yang Signifikan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Toko Buku
Gramedia Pondok Indah. Atau dengan kata lain, Keputusan Pembelian
Konsumen di Toko Buku Gramedia Pondok Indah dipengaruhi secara
signifikan oleh Store Atmosphere yang dirasakan oleh pelanggan Toko Buku
Gramedia Pondok Indah dan Store Image yang melekat di benak konsumen
Toko Buku Gramedia Pondok Indah.
L. Karmela dan J. Junaedi (2009) melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Store Atmsophere terhadap Minat Beli Konsumen pada Toserba
Griya Kuningan” Teknik analisis data yang digunakan adalah uji korelasi dan
analisis regresi linier dengan pengambilan sampel dengan teknik Purposive
Random Sampling sebanyak 80 orang. Hasil analisis menunjukkan bahwa Store
Atmosphere merupakan variabel yang memberikan pengaruh dominan terhadap
variabel Minat Beli sehingga pengaruh antar variabel ini menghasilkan nilai
pengaruh yang signifikan.
27
2.2 Kerangka Pemikiran
Sumber: Penulis, Hasil Pengolahan Data (2012)
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Exterior Facilities- Architectural Style- Surrounding StoresGeneral Interior- Color Schemes- Lighting- CleanlinessStore Layout- Furniture- Placement of Cash RegisterInterior Display- Wall Decoration and ThemeSocial Dimensions- Crowding- Employee Uniform
STORE ATMOSPHERE (X)
Faktor Psikologis- KesadaranFaktor Pribadi- KeingintahuanFaktor Sosial- Frekuensi Kunjungan
MINAT PEMBELIAN ULANG (Z)
Pengenalan Kebutuhan- Informasi dalam ingatanPencarian Informasi- Internal- EksternalEvaluasi Alternatif- Lokasi dan SuasanaKeputusan Pembelian- Wall Decoration and ThemePerilaku Pasca Pembelian- Kepuasan Konsumen- Bersedia Merekomendasikan
PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PELANGGAN (Y)
28
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2007, p.51), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan, sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis
dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah, yaitu:
1. Ho: Store Atmosphere tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Proses
Keputusan Pembelian Pelanggan Restoran RadjaKetjil Sky Dinning, Plaza
Semanggi.
Ha: Store Atmosphere berpengaruh secara signifikan terhadap Proses Keputusan
Pembelian Pelanggan Restoran RadjaKetjil Sky Dinning, Plaza Semanggi.
2. Ho: Store Atmosphere tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Minat
Pembelian Ulang pelanggan Restoran RadjaKetjil Sky Dinning, Plaza Semanggi.
Ha: Store Atmosphere berpengaruh secara signifikan terhadap Minat Pembelian
Ulang pelanggan Restoran RadjaKetjil Sky Dinning, Plaza Semanggi.
3. Ho: Store Atmosphere dan Proses Keputusan Pembelian Pelanggan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Minat Pembelian Ulang pelanggan
Restoran RadjaKetjil Sky Dinning, Plaza Semanggi.
Ha: Store Atmosphere dan Proses Keputusan Pembelian Pelanggan berpengaruh
secara signifikan terhadap Minat Pembelian Ulang pelanggan Restoran RadjaKetjil
Sky Dinning, Plaza Semanggi.