pemesanan dan pembelian

21
SISTEM PEMESANAN DAN PEMBELIAN BAHAN MAKANAN RSU BANYUMAS 1. PEMESANAN BAHAN MAKANAN Pemesanan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan permintaan (order) bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen atau pasien yang ada. Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai dengan standar atau spesifikasi yang ditetapkan (Depkes, 2007). Pemesanan dapat dilakukan sesuai dengan kurun waktu tertentu(harian, mingguan, atau bulanan). Adapun persyaratan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pemesanan bahan makanan ini adalah : a. Adanya kebijakan Rumah Sakit tentang pengadaan bahan makanan. b. Adanya kebijakan antar Rumah Sakit dengan rekanan atau pemasok. c. Adanya spesifikasi bahan makanan. d. Adanya daftar pesanana bahan makanan. e. Tersedia dana (Depkes, 2007). Sistem penyelenggaraanmakanan di RSU Banyumas dilakukan secara swakelola. Secara garis besar, pemesanan makanan / bahan makanan di Instalasi Gizi RSU Banyumas dibedakan menjadi 3 macam yaitu : a. Pemesanan Bahan Makanan Basah Kegiatan pemesanan bahan makanan khususnya bahan makanan segar dilakukan setiap hari (harian) dimana bahan

Upload: brevi-istu-pambudi

Post on 11-Aug-2015

1.822 views

Category:

Documents


137 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemesanan Dan Pembelian

SISTEM PEMESANAN DAN PEMBELIAN BAHAN MAKANAN RSU BANYUMAS

1. PEMESANAN BAHAN MAKANAN

Pemesanan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan permintaan

(order) bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata

jumlah konsumen atau pasien yang ada. Tujuan dari kegiatan ini adalah

tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai dengan standar atau

spesifikasi yang ditetapkan (Depkes, 2007). Pemesanan dapat dilakukan sesuai

dengan kurun waktu tertentu(harian, mingguan, atau bulanan). Adapun

persyaratan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pemesanan bahan makanan

ini adalah :

a. Adanya kebijakan Rumah Sakit tentang pengadaan bahan

makanan.

b. Adanya kebijakan antar Rumah Sakit dengan rekanan atau

pemasok.

c. Adanya spesifikasi bahan makanan.

d. Adanya daftar pesanana bahan makanan.

e. Tersedia dana (Depkes, 2007).

Sistem penyelenggaraanmakanan di RSU Banyumas dilakukan secara

swakelola. Secara garis besar, pemesanan makanan / bahan makanan di

Instalasi Gizi RSU Banyumas dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

a. Pemesanan Bahan Makanan Basah

Kegiatan pemesanan bahan makanan khususnya bahan makanan

segar dilakukan setiap hari (harian) dimana bahan makanan yang dipesan

hari ini merupakan bahan makanan yang akan digunakan untuk pengolahan

menu siang dan sore hari berikutnya serta menu makan pagi dua hari

berikutnya. Misalnya pemesanan yang dibuat pada tanggal 14 Januari 2013

digunakan untuk menu siang dan sore tanggal 15 Januari 2013 serta untuk

makan pagi tanggal 16 Januari 2013, kecuali sayur. Berdasarkan contoh

tersebut, data yang digunakan sebagai acuan pemesanan adalah data diet

pasien pada tanggal 14 Januari 2013.

Page 2: Pemesanan Dan Pembelian

Petugas monitoring pagi atau ahli gizi yang bertugas merekap jenis diet seluruh pasien dari form “DaftarPemesanan Makan Pasien” di pagi hari yang

diperoleh dari pramusaji tiap-tiap ruangan

↓Petugas pemesanan menentukan jumlah kebutuhan bahan makanan pasien

menggunakan standar porsi↓

Petugas pemesanan menentukan jumlah bahan makanan yang dibutuhkan seluruh pasien dengan rumus :

Jumlah bahan makanan per pasien x jumlah seluruh pasien + 10% jumlah keseluruhan (cadangan)

↓Petugas pemesanan memasukkan data jumlah pemesanan bahan makanan

ke dalam dua formulir “Daftar Pemesanan Bahan Makanan”↓

Menyerahkan formulir pemesanan bahan makanan kepada pihak rekanan dan menyisakan 1 formulir pemesanan sebagai acuan check list saat

penerimaan

Gambar 1. Alur Pemesanan Bahan Makanan Basah

Makanan matang adalah makanan yang dipesan dalam keadaan

matang, misalnya bandeng goreng, ikan mujair goreng, dan snak-snak

tertentu. Pembelian makanan dalam bentuk matang, dikarenakan secara

teknis tidak memungkinkan . Makanan ini dipesan setiap hari, sehari sebelum

penggunaannya. Alur pemesanan makanan ke suplier jauh lebih singkat

karena pihak pihak suplier sudah memiliki daftar siklus menu, standar porsi,

Page 3: Pemesanan Dan Pembelian

serta dokumen lain yang digunakan sebagai acuan dalam menyediakan

makanan pesanan.

Sistem pemesanan ini memungkinkan adanya bahan makanan yang

tidak terpakai atau justru kekurangan bahan makanan akibat adanya

perubahan jenis diet atau perubahan jumlah pasien di hari berikutnya.

Antisipasi yang dilakukan adalah :

1. Menambahkan jumlah pesanan sebesar 10% dari jumlah bahan

makanan yang sesungguhnya untuk mencegah kekurangan bahan

makanan.

2. Selalu memeriksa kembali jenis diet dan jumlah pasien sebelum

pengolahan dilakukan untuk melihat apakah jumlah bahan yang

dipesan sesuai dengan kebutuhan pada hari itu atau tidak.

b. Pemesanan bahan Makanan Kering

Bahan makanan kering adalah bahan makanan yang dapat disimpan

dalam waktu yang lebih lama sehingga memungkinkan adanya cadangan

dalam gudang. Contoh bahan makanan yang masuk dalam kelompok ini

adalah teh, susu, bumbu-bumbu kering, beras, dan garam. Bahan makanan

kering datang setiap 2-3 hari sekali atau rata-rata seminggu sekali. Ada

sedikit perbedaan dalam proses pemesanan bahan makanan kering dan

bahan makanan basah, yaitu pemesanan bahan makanan kering dilakukan

dua kali dalam seminggu. Dalam melakukan pemesanan bahan makanan

kering, terlebih dahulu dilihat stok gudang sebagai pertimbangan dalam

pemesanan bahan makanan tersebut.Penyimpanan bahan makanan kering

tidak dilakukan dalam jumlah yang besar sehingga pemesanannya dilakukan

dua kali dalam satu minggu. Hal ini dikarenakan gudang tempat

penyimpanan bahan makanan kecil ruangannya kecil.

Bagian pemesanan memeriksa stok digudang apakah cadangan bahan makanan sudah menipis

↓Petugas gudang mencatat apakah ada bahan makanan yang cadangannya sudah

Page 4: Pemesanan Dan Pembelian

menipis sehingga perlu dipesan lagi↓

Bagian pemesanan menghitung jumlah bahan makanan kering yang perlu dipesan↓

Bagian pemesanan memasukkan data jumlah pemesanan bahan makanan ke dalam 2 formulir “Daftar Pemesanan Bahan Makanan”

↓Menyerahkan formulir pemesanan bahan makanan kepada pihak rekanan dan petugas

penerimaan sebagai acuan check list saat penerimaan

Gambar 2. Alur Pemesanan Bahan Makanan kering

Proses pemesanan yang selama ini telah dilaksanakan oleh RSU

Banyumas ini sudah baik, tetapi perlu ada pengembangan dan inovasi sehingga

proses pemesanan bisa berjalan lebih efisien. Proses pemesanan yang sudah

berjalan dilaksanakan secara manual, dimana petugas pemesanan menghitung

secara manual seluruh kebutuhan yang akan dipesan sehingga tidak menutup

kemungkinan adanya bahan makanan yang tidak tercatat dan tidak dipesan.

Inovasi yang mungkin dilakukan adalah menggunakan sistem komputerisasi.

Sistem ini akan memudahkan petugas pemesanan karena bila seluruh bahan

makanan sudah dimasukkan emblidalam database pemesanan maka petugas

hanya tinggal memasukkan jumlah pasien dan jenis dietnya saja. Sistem ini

sebenarnya sudah diterapkan untuk pencatatan stok gudang dimana melalui

data pengeluaran data yang diinput rutin oleh petugas ini maka akan mudah

dicek bahan makanan apa saja yang stoknya sudah berkurang.

2. PEMBELIAN BAHAN MAKANAN

Pembelian bahan makanan merupakan serangkaian kegiatan

penyediaan macam, jumlah, spesifikasi / kualitas bahan makanan sesuai

ketentuan / peraturan yang berlaku di institusi, rumah sakit yang bersangkutan.

Pembelian bahan makanan merupakan prosedur ppenting untuk memperoleh

bahan makanan, biasanya terkait dengan produk yang benar, jumlah yang tepat,

waktu yang tepat, dan harga yang benar. Untuk rumah sakit kelas pemerintah,

Page 5: Pemesanan Dan Pembelian

berlaku ketentuan pemerintah yang mengatur dan menetapkan bahwa

ppembelian bahan makanan dilakukan secara kontrak berdasarkan pelelangan.

Dalam pembelian bahan makanan dapat diterapkan berbagai prosedur,

tergantung dari peraturan, kondisi, besar atau kecilnya institusi serta

kemampuan sumber daya institusi yang bersangkutan. Prosedur / sistem yang

sering dilakukan antara lain :

a) Pembelian langsung ke pasar (The Open Market of Buying)

b) Pembelian dengan musyawarah (The Negotiated of Buying)

c) Pembelian yang akan datang (Future Contract)

d) Pembelian tanpa tanda tangan (Unsigned Contract/Auction

Firm at the opening of price (FAOP), dimana pembeli memesan

bahan makanan pada saat dibutuhkan, dengan harga sesuai pada

saat transaksi berlangsung.

Subject Approval of Price (SAOP), dimana pembeli memesan

makanan pada saat dibutuhkan, dengan harga sesuai dengan

yang ditetapkan terdahulu.

e) Pembelian melalui tender / pelelangan (The Formal Competitive)

Sistem pembelian yang diterapkan di RSU Banyumas mengacu pada

aturan Pemda berdasarkan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) dari

Bupati. Pengadaan bahan makanan < Rp 500.000.000,- dengan menggunakan

sistem penunjukan langsung melalui panitia khusus yang diantaranya terdiri dari

PPK (Pejabat Pembuat Komitmen), PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan),

dan Pokja.

Penentuan supplier dilakukan oleh panitia dengan proses penawaran

atau lelang setiap bulan untuk bahan makanan basah dan dua bulan untuk

bahan makanan kering. Supplier yang dipilih adalah supplier yang dapat

memberikan terendah dan mempunyai profil yang paling sesuai atau memiliki

track record yang bagus. Pemilihan suplier didasarkan pada pertimbangan dari

tim (user). Bagian penerimaan bahan makanan membuat catatan-catatan

kekurangan supplier, misalnya jika spesifikasinya tidak sesuai atau barang yang

Page 6: Pemesanan Dan Pembelian

dipesan tidak ada. Hal tersebut akan menjadi pertimbangan dalam pemilihan

supplier pada periode selanjutnya.

Penggunaan sistem pembelian dengan tender dan penunjukan langsung

memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan dari

sistem pembelian bahan makanan dengan sistem penunjukan langsung adalah

sebagai berikut :

Kelebihan sistem penunjukan langsung adalah sebagai berikut:

- proses pengadaan relatif lebih singkat.

- saat pengecekan bahan makanan sekalian dapat mengontrol bahan

makanan sudah sesuai dengan spesifikasi atau belum.

- jika bahan makanan tidak sesuai dengan spesifikasi dapat dikembalikan

ke rekanan

- rekanan yang ditunjuk mempunyai tanggung jawab penuh terhadap

institusi.

Kelemahan sistem penunjukan langsung adalah sebagai berikut :

- apabila rekanan mengirim bahan yang tidak sesuai maka akan

dikembalikan dan diganti oleh rekanan, hal ini dapat menghambat proses

produksi karena untuk pengiriman bahan makanan basah dilakukan

setiap hari.

Sistem pengadaan bahan makanan yang dilakukan di RSU Banyumas

menggunakan penunjukan secara langsung terhadap suplier yang memberikan

penawaran. Pelelangan yang dilakukan di RSUD Banyumas merupakan

pelelangan tertutup, yaitu masing-masing rekanan tidak mengetahui harga

penawaran yang diberikan oleh rekanan lain. Setelah melalui proses seleksi

dengan berbagai pertimbangan kemudian dipilih satu suplier untuk menyuplai

kebutuhan instalasi gizi RSU Banyumas. Lamanya kontrak dengan suplier

dibedakan berdasarkan jenis bahan makanannya. Untuk jenis makanan kering,

kontrak dilakukan untuk jangka waktu dua bulan, sedangkan untuk bahan

makanan basah kontrak dilakukan untuk jangka waktu satu bulan. Setelah

Page 7: Pemesanan Dan Pembelian

kontrak habis, kontrak baru bisa dilakukan dengan suplier yang sama atau

dengan suplier yang berbeda.

Berdasarkan teori yang ada, pemesanan bahan makanan dilakukan oleh

petugas gudang bahan makanan dengan bon penerimaan bahan makanan

diperoleh dari unit produksi.Sedangkan di RSUD Banyumas ini, bagian

pemesanan juga bertugas sebagai bagian perencanaan.Bagian perencanaan,

pemesanan dan pembelian terdiri dari 3 orang ahli gizi.Setiap ahli gizi memiliki

tanggung jawab pada bidangnya masing-masing. Namun, jika ada salah

seorang ahli gizi yang berhalangan hadir, maka tugas dan tanggung jawabnya

akan diberikan kepada dua ahli gizi lainnya yang bertugas, sehingga beban

kerja pada bagian tersebut bertambah.

Berdasarkan teori, bon pemesanan bahan makanan dibuat dalam lima

rangkap yaitu asli untuk suplier dan tembusan (1 rangkap untuk panitia

penerimaan dan 3 rangkap untuk bidang keuangan). Pembuatan form

pemesanan bahan makanan sebaiknya disesuaikan dengan kebijakan dan

kebutuhan Rumah Sakit.Di RSUD Banyumas form dibuat rangkapdua, satu form

dipegang oleh suplier sebagai panduan mencari bahan makanan yang dipesan

sedangkan satu form lagi dipegang oleh bagian penerimaan untuk pemeriksaan

bahan makanan saat penerimaan. Supliermempunyai tanggung jawab sendiri

untuk membuat administrasi pengiriman bahan makanan ke rumah sakit kepada

bagian keuangan (panitia khusus) untuk dapat mencairkan dana. Pembuatan

administrasi oleh rekanan ini harus di-cross check dengan data dari administrasi

di instalasi gizi. Di akhir kontrak, setelah administrasi lengkap, suplier bisa

meminta pembayaran pada bagian keuangan rumah sakit.

Page 8: Pemesanan Dan Pembelian

PENERIMAAN, PENYALURAN DAN PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

A. PENERIMAAN BAHAN MAKANAN

Penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang meliputi

memeriksa/meneliti, mencatat dan melaporkan macam, kualitas dan kuantitas bahan

makanan yang diterima sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang telah

ditetapkan dalam perjanjian jual beli dengan memperhatikan jumlah, jenis, ukuran

dan kualitas bahan dan batas kadaluarsa (Depkes, 2003). Selain itu, penerimaan

bahan makanan bisa diartikan sebagai suatu kegiatan yang menyangkut pemasukan

bahan makanan, penyimpanan serta penyaluran bahan makanan ke bagian

persiapan dan pengolahan (Tarwojo, 1983).

Syarat yang harus ada dalam penerimaan bahan :

Ada rincian pesanan bahan makanan harian berupa macam dan jumlah

bahan makanan yang akan diterima.

Ada spesifikasi/contoh bahan makanan yang akan diterima

Sistem pengendalian penggunaan bahan makanan di RSUD Banyumas

dilakukan melalui cross check dengan pencatatan dan pelaporan antara bahan

makanan yang masukdan yang keluar setiap harinya. Hal ini sudah baik dilakukan

karena dapat mengantisipasi jika terdapat ketidaktepatan dalam pengadaan

Page 9: Pemesanan Dan Pembelian

kebutuhan bahan makanan dengan jumlah bahan yang direncanakan, serta untuk

menghindari adanya penggunaan bahan makanan yang tidak diinginkan. Selain itu,

dengan melakukan cross check tersebut, kemungkinan terjadinya kelebihan sediaan

(over stock) dapat dihindari, serta dapat meminimalkan nilai persediaan dan

menekan hutang anggaran dengan tetap mempertimbangkan ketersediaan sesuai

dengan kebutuhan.

Dalam penerimaan bahan makanan ada dua cara, yaitu Blind receiving (cara

buta) dan conventional. Pada blind serving petugas penerimaan tidak menerima

spesifikasi bahan makanan dan faktur pembelian. Pada penerimaan tipe

conventional petugas penerimaan akan menerima faktur dan spesifikasi satuan dan

jumlah bahan makanan yang dipesan.

Instalasi gizi RSUD Banyumas menggunakan sistem konvensional dalam

proses penerimaan bahan makanan. Dalam sehari akan datang satu rekanan untuk

mengantarkan masing-masing bahan makanan. Untuk bahan makanan kering

diantarkan dua kali dalam seminggu. Sedangkan bahan makanan basah, diantarkan

setiap hari. Rekanan datang sekitar pukul 8.30 WIB pagi untuk mengantar sayur dan

bahan makanan basah yang akan diolah untuk makanan siang, sore dan besok

pagi. Untuk bahan makanan hewani yang dimasak sore datang pukul 12.00. WIB

untuk yang dimasak pagi datang sekitar 04.30 WIB.

Penerimaan bahan makanan di lakukan oleh salah satu dari ahli gizi dan bagian

administrasi 1 orang yang bertugas memeriksa, meneliti, mencatat, menetapkan dan

melaporkan macam, jumlah dan kualitas bahan makanan yang di terima sesuai

dengan pemesanan dan spesifikasi yang ada. Jika terjadi kerusakan atau tidak

sesuai dengan spesifikasi maka barang akan di kembalikan. Dalam melakukan

penerimaan bahan makanan di bagi menjadi 2 kelompok yaitu penerimaan bahan

makanan kering dan penerimaan bahan makanan basah. Masalah yang terkadang

dihadapi yaitu, pada penerimaaan tidak sesuai dengan jumlah sehingga pihak

rekanan akan mengirimkan kembali.

Barang yang sudah sesuai dengan spesifikasi dan tidak digunakan segera

dimasukkan dalam tempat penyimpanan sesuai dengan jenisnya masing-masing.

Page 10: Pemesanan Dan Pembelian

Lokasi penerimaan dekat dengan tempat penyimpanan dan gudang sehingga

memudahkan dalam penyimpanan.

Langkah – langkah penerimaan bahan makanan:

1. Mengecek jumlah, jenis dan kualitas bahan makanan yang dikirim

2. Memberi tanda/menuliskan jumlah bahan makanan

3. Mencatat bahan makanan yang tidak sesuai dengan pesanan ke dalam

buku catatan pengiriman bahan makanan.

4. Mengembalikan bahan makanan yang tidak sesuai dengan pesanan

5. Meminta rekanan untuk mengirim kembali bahan makanan agar sesuai

dengan pesanan

6. Menyerahkan bahan makanan yang telah diperiksa kepada pembantu

pemegang barang sebagai penerima bahan makanan.

Penerimaan bahan makanan dengan system pembelian langsung dapat

dilakukan oleh satuan kerja (instalasi gizi) yang bersangkutan, sedangkan

penerimaan bahan makanan dengan system tender dilakukan oleh panitia

penerimaan bahan makanan yang dibentuk oleh pimpinan rumah sakit.

B. PENYIMPANAN DAN PENYALURAN BAHAN MAKANAN

1. Penyaluran Bahan Makanan

Penyaluran bahan makanan, baik basah maupun kering dilakukan setiap

hari berdasarkan jadwal menu hari itu dan mengacu pada daftar penyaluran

yang telah dibuat oleh bagian perencanaan pada hari sebelumnya. Setiap jenis

bahan makanan dibagi sesuai dengan jumlah porsi dan jadwal makan. Bahan

makanan basah disalurkan langsung setelah penerimaan, sedangkan bahan

makanan kering disalurkan setelah diambil dari gudang penyimpanan.

Petugas penyaluran bahan makanan terdiri dari dua orang, yaitu dari

penanggung jawab penyaluran bahan makanan dan bagian administrasi dibantu

oleh petugas produksi. Bahan makanan kering yang akan digunakan, setiap hari

disiapkan di rak persediaan sesuai dengan jumlah kebutuhan penggunaan pada

Page 11: Pemesanan Dan Pembelian

hari itu dan diberi label sesuai dengan waktu makan, sehingga dapat langsung

diambil oleh tenaga pemasak untuk kemudian diolah.

Penyaluran bahan makanan di RSUD Banyumas dilakukan setelah

bahan makanan ditimbang dan dibagi berdasarkan waktu makan. Bahan

makanan yang akan diolah disalurkan ke bagian produksi. Sebaiknya

pengangkutan bahan makanan dari tempat penerimaan menggunakan troli agar

bagian bawah keranjang tidak langsung bersentuhan dengan lantai yang dapat

mengakibatkan kontaminasi pada makanan.

2. Penyimpanan Bahan Makanan

Penyimpanan bahan makanan merupakan suatu cara menata, menyimpan,

memelihara bahan makanan kering dan basah serta mencatat pelaporannya.

Setelah bahan makanan yang sesuai spesifikasi diterima harus segera disimpan ke

ruang penyimpanan, gudang atau ruang pendingin kecuali bahan yang akan segera

digunakan. Barang tersebut segera dibawa ke ruang persiapan setelah diawasi dan

ditimbang oleh bagian penyimpanan. Barang yang dimasukkan pertama adalah

barang yang dikeluarkan pertama (first in first out).

Proses penyimpanan bahan makanan merupakan hal penting dalam suatu

manajemen penyelenggaraan makanan dikarenakan proses ini menjadikan

pelayanan dapat dilakukan dengan lebih efisien.

Instalasi gizi RSUD Banyumas terbagi menjadi dua, yaitu penyimpanan bahan

makanan kering dan basah.

a. Penyimpanan bahan makanan basah

RSUD Banyumas ruang penyimpanan untuk bahan makanan kering (gudang

bahan makanan) namun tidak memiliki ruang pendingin sendiri. Untuk menyimpan

bahan makanan yang membutuhkan suhu dingin, terdapat refrigerator dengan suhu

sekitar 4°C, freezer dengan suhu – 10 dengan suhu sekitar 4°C dan colling room (1-

4 °C) yang menjadi satu ruang dengan ruang pengolahan. Refrigerator sendiri

terbagi menjadi empat bagian yaitu refrigerator untuk menyimpan buah-buahan, tahu

Page 12: Pemesanan Dan Pembelian

dan tempe, refrigerator untuk menyimpan susu fermentasi, refrigerator untuk

menyimpan sampel makanan dan refrigerator untuk menyimpan sampel makanan.

Tidak semua jenis buah cocok disimpan dalam lemari es. Ada buah yang sifat

bawaannya takut dingin, misalnya sebagian buah yang berasal dari daerah tropis,

seperti pisang, mangga, pepaya dan lain sebagainya. Bila dimasukkan dalam lemari

es kulitnya akan berbintik-bintik atau menjadi hitam kecokelatan, rasa dan kualitas

buah akan menjadi rusak.

Suhu yang cocok untuk buah-buahan, antara 7 – 13 derajat Celcius. Namun ada

yang membutuhkan lebih dingin lagi, misalnya apel, anggur, dan buah persik.

Freezer terbagi menjadi dua yaitu freezer penyimpan daging beku, nugget,

kornet dan freezer penyimpan es batu. Suhu yang cocok untuk daging sebaiknya

berada pada suhu 4°C, Air membeku pada suhu 0 derajat, tapi anomali air akan

bertambah pada suhu 4 derajat, yang artinya bila daging sapi berada dalam

keadaan membeku maka saat akan digunakan, juicy dari daging sapi sudah

bercampur dengan air sehingga daging sapi akan terasa keras saat dikonsumsi.

Colling room digunakan untuk menyimpan sayuran yang sudah dicuci dan dipotong.

Tempat yang tepat untuk menyimpan sayuran adalah kulkas, dimana suhu

didalamnya sejuk dan dingin. Suhu dalam kulkas sebaiknya adalah antara 1 – 4 °C.

Lebih tinggi dari itu bisa menimbulkan bakteri yang bisa memengaruhi rasa dan

aroma makanan yang disimpan, sementara lebih rendah dari pada itu bisa membuat

makanan (sayuran yang disimpan) menjadi beku.

Suhu penyimpanan bahan makanan segar sebaiknya dikontrol dua kali sehari

yaitu pada saat pintu ruang penyimpanan dibuka dan ditutup sehingga keamanan

bahan makanan di dalamnya dapat terkontrol.

b. Penyimpanan bahan makanan kering

Bahan makanan kering disimpan didalam gudang, sedangkan bahan makanan

basah disimpan di cooling room dan refrigerator. Luas gudang penyimpanan bahan

makanan kering yang dimiliki masih kecil dengan ukuran 6 x 7 m. Didalamnya

terdapat rak-rak besi dan meja kayu untuk menyimpan bahan makanan yang

dipisahkan berdasarkan jenisnya. Bahan makanan kering diantaranya adalah beras,

Page 13: Pemesanan Dan Pembelian

susu, tepung, minyak, air mineral, gula dan sebagainya. Beras disimpan di rak

dalam kemasan plastik dan ditumpuk.

Kardus yang berisikan bahan makanan atau bahan makanan dalam kemasan

sebaiknya diletakkan di atas rak dengan jarak minimal bahan makanan dari lantai

sejauh 15 cm, dari dinding sejauh 5 cm, dari langit-langit sejauh 60 cm. Hal ini untuk

menghindari terjadinya kontaminasi pada bahan makanan dan menghindari

kerusakan bahan makanan oleh hewan pengerat.

Gudang tempat penyimpanan bahan makanan kering tidak terlalu luas hanya

sekitar 7 x 6 m. Pencahayaan dan ventilasi untuk gudang sudah cukup baik. Jarak

antara rak penyimpanan dengan lantai sudah sesuai dengan teori yang ada. Suhu

yang digunakan di gudang bahan makanan kering adalah suhu kamar yang selalu

dicek oleh pihak ISPAL (Instansi Sanitasi dan Pembuangan Air Limbah).

Setiap pagi dan sore hari dilakukan monitoring terhadap gudang bahan

makanan kering. Jika sewaktu-waktu ada kebutuhan bahan makanan yang

mendesak sedangkan penanggung jawab gudang bahan makanan kering tidak ada

di tempat maka petugas monitoring yang akan mengambilkan dan mencatatkan

bahan makanan yang digunakan. Setiap bahan makanan yang masuk dan keluar

selalu dicatat baik secara manual maupun secara digital dengan menggunakan

komputer.

Setiap bulan di awal minggu dijadwalkan bagi seluruh petugas dapur dan

instalasi gizi untuk membersihkan seluruh dapur dan tempat penyimpanan bahan

makanan basah seperti kulkas, freezer dan cold room. Fungsi utama cold room

Untuk menyimpan Daging, Ikan, Buah,Sayuran, Minuman, Ice cream ,Dll.

Sedangkan pembersihan gudang sendiri dilakukan setiap minggu.

Selain untuk menyimpan bahan makanan, gudang juga digunakan untuk

menyimpan plastik, dan tutup gelas plastik. Sebaiknya, pada rak bahan makanan

diberi label sesuai dengan jenis bahan makanan dan tanggal penerimaan.

Penempatan/ penataan barang disusun secara beraturan dan sebaiknya diberi

pembatas untuk tiap jenis bahan makanan. Suhu ruangan yang dianjurkan adalah

19 – 200 C dan harus sering dikontrol untuk menjaga kestabilan.

Page 14: Pemesanan Dan Pembelian

Berikut merupakan tabel kelengkapan peralatan ruang penyimpanan dan

gudang yang tersedia dirumah sakit RSUD Banyumas didasarkan pada standar

sarana PGRS kelas B

1. Ruang penerimaan

NO Peralatan Ada Tidak

1 Bak cuci teraso 2 bergandeng √

2 Meja tulis dan kursi √

3 Timbangan 300 kg √

4 Kereta pengangkut bahan makanan √

5 Bakul plastik 60 cm √

6 Rak bahan makanan beroda √

7 Tempat sampah tertutup aluminium √

8 Pisau stainless steel √

Jadi ada 88% peralatan yang sesuai dengan PGRS diruang penerimaan

2. Ruang penyimpanan bahan kering

Gudang

NO Peralatan Ada Tidak

1 Timbangan beroda 300 kg dan 20 kg √

2 Alat pengangkut beroda √

3 Meja tulis dan kursi √

4 Meja kayu untuk timbangan 20 kg √

5 Rak kayu beroda berkunci, 5 tingkat √

6 Rak beras 100x200x10 cm √

Bak kayu berlapis aluminium/nikel

100x80x80 cm

7 Bak aluminium berlobang 100 x 80 x 80

cm dan 60 x 40 x 40 cm

8 Lemari telur dengan 20 rak@ 100 √

Page 15: Pemesanan Dan Pembelian

lubang ukuran 140 x 80 x 140 cm

9 Sendok sayur 1 lt, ½ lt dan ¼ lt stenless

steel

10 Pisau stenless steel √

11 Pembuka botol/kaleng √

12 Gelas ukur email 2 lt √

13 Pengecek telur (sinar lampu) √

Jadi ada sekitar 70% kelengkapan peralatan diruang gudang yang dibandingkan

dengan PGRS.

Ruang penyimpanan dingin

No Peralatan Ada Tidak

1 Kamar pendingin √

2 Refrigerator 1100 lt √

3 Freezer √

4 Alat penggantung daging √

Jadi ada sekitar 75% kelengkapan peralatan diruang penyimpanan dingin

sesuai dengan PGRS.