library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2012-2-00136-mnsi... · web...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2. 1 Sistem Informasi
2. 1. 1 Pengertian Sistem
Stair dan Reynolds (2010: 8) berpendapat bahwa sistem merupakan satu set
dari elemen atau komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan
menurut O’Brien dan Marakas (2008: 24) sistem adalah sekelompok komponen yang
saling berhubungan, berkerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan
menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.
Williams dan Sawyer (2007: 552) menjelaskan bahwa sistem merupakan
sebuah kumpulan dari komponen-komponen yang berhubungan yang saling
berinteraksi untuk melakukan suatu tugas untuk mencapai suatu tujuan. Dengan
demikian sistem dapat disimpulkan sebagai kumpulan dari berbagai elemen atau
komponen yang saling berinteraksi dan berkerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
2. 1. 2 Pengertian Informasi
Menurut Williams dan Sawyer (2007: 25), informasi merupakan sebuah data
yang telah dirangkum atau dimanipulasi ke dalam bentuk lain untuk tujuan
pengambilan suatu keputusan. Sedangan pengertian informasi menurut Haag, et al
(2005: 6) sendiri yakni suatu data yang sederhana yang memiliki arti tertentu dalam
suatu konteks yang spesifik. Informasi juga dapat berupa data yang telah diproses
dengan cara tertentu atau dipresentasikan ke bentuk yang lebih berarti.
11
12
2. 1. 3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien dan Marakas (2008: 4), sistem informasi merupakan suatu
kombinasi dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber
daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam
sebuah organisasi atau perusahaan.
O’Brien dan Marakas (2008: 23) menjelaskan terdapat berberapa fungsi dari
sebuah sistem informasi, yakni :
1. Sebagai pendukung fungsi dari area bisnis (bagian keuangan, operasional,
pemasaran dan sumber daya manusia) dalam mencapai tujuan.
2. Meningkatkan efisiensi proses produksi, meningkatkan produktivitas
karyawan, serta memberikan pelayanan dan kepuasan pelanggan.
3. Merupakan sumber utama informasi dan mendukung dalam pengambilan
keputusan yang efektif.
4. Membantu dalam pengembangan produk dan jasa yang kompetitif dan juga
menciptakan keuntungan strategik dalam menghadapi persaingan global.
5. Sebagai komponen utama dalam sumber daya infrastruktur dan kehandalan
jaringan bisnis masa kini.
2. 1. 4 Pengertian PHP
Pengertian PHP menurut Suryatiningsih (2009: 141), PHP adalah sebuah
bahasa script yang menyatu dengan HTML dan dijalankan pada server-side. Artinya
semua sintax yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan pada server sedangkan
yang dikirimkan ke browser hanya berupa hasilnya saja.
13
2. 1. 5 Pengertian MySQL
Pengertian MySql menurut Kadir (2009: 15), MySql merupakan suatu
software yang tergolong dalam database server dan bersifat open source. Maksud
dari open source yakni dimana software ini dilengkapi dengan source code (kode
yang digunakan dalam membuat MySql) dalam bentuk executable atau kode yang
dapat dijalankan secara langsung dalam sistem operasi, dan bisa diperoleh secara
gratis dengan mengunduh di internet tanpa perlu licence berbayar.
2. 1. 6 Pengertian Database
Menurut Williams dan Sawyer (2007: 416-417), database adalah kumpulan
data yang saling berhubungan, yang diatur secara logis, yang dirancang dan dibangun
untuk tujuan khusus. Sebuah teknologi untuk mengumpulkan banyak fakta yang
memungkinkan dalam memotong dan membuang, dan menggabungkan serta
memasangkan data dengan beragam cara. Data pada sebuah database memiliki
banyak makna. Namun demikian, menggabungkan banyak data secara acak tidak
bisa begitu saja disebut dengan database. Database memiliki banyak ukuran tingkat
kerumitan, dan bisa diperoleh secara manual atau dengan perangkat lunak pada
sebuah komputer.
2. 1. 7 Pengertian Internet
Menurut O’Brien dan Marakas (2008: 598), internet adalah jaringan
komputer yang bertumbuh dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan bisnis,
pendidikan, dan pemerintah yang menghubungkan jutaan komputer dan pemakainya
lebih dari 200 negara.
14
Sedangkan Menurut Williams dan Sawyer (2007: 63), internet adalah
jaringan yang sangat besar dari jaringan, menghubungkan jutaan komputer via
protokol, perangkat keras, dan jalur komunikasi. Internet merupakan sebuah
infrastruktur yang tidak hanya mendukung web, tetapi juga sistem komunikasi
seperti email, instant messaging (IM), newsgroup, dan berbagai aktivitas lainnya.
Bagian internet yang disebut web adalah teknologi berbasis multimedia yang
memungkinkan dalam mengakses lebih dari sekedar teks.
Menurut Strauss (2009: 6), internet adalah jaringan global terdiri dari
jaringan-jaringan yang saling berhubungan. Jaringan global ini meliputi jutaan
jaringan perusahaan, pemerintah, organisasi, dan pribadi.
2. 2 Manajemen
2. 2. 1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran menurut Rangkuti (2006: 48) adalah suatu proses kegiatan yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial.
Akibat dari faktor tersebut adalah dimana masing-masing individu maupun
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan,
dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.
Menurut Mohammed, Fisher, Jaworski dan Paddison (2003: 3) pemasaran
adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, penetapan harga, promosi, dan
distribusi dari ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan
tujuan tiap individu dan organisasi.
Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2010: 29), pemasaran sebagai
proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun
hubungan pelanggan yang kuat untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai
15
imbalannya. Terdapat 5 (lima) proses pemasaran menurut Kotler dan Armstrong,
yakni :
1. Mengerti pasar dan keinginan serta kebutuhan dari pelanggan.
2. Merancang strategi pemasaran berdasarkan pelanggan.
3. Menciptakan program pemasaran yang terintegrasi serta menghasilkan
superior value.
4. Menciptakan hubungan yang menguntungkan serta menyenangkan
dengan pelanggan.
5. Mengambil value dari pelanggan untuk menghasilkan keuntungan.
2. 2. 2 Pengertian E-Marketing
E-marketing merupakan penggunaan atau pemanfaatan suatu teknologi
informasi dalam proses membuat, berkomunikasi, dan memberikan nilai (value)
kepada pelanggan. E-marketing juga mempengaruhi pemasaran secara tradisional
dalam dua cara. Pertama, e-marketing meningkatkan efisiensi dalam fungsi
pemasaran tradisional. Kedua, teknologi dari e-marketing mengubah banyak strategi
pemasaran. Hasil dari perubahan dalam model bisnis baru ini nantinya dapat
menambah nilai (value) pelanggan dan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan
(Strauss dan Frost, 2009: 6).
Menurut Kotler dan Armstrong (2010: 528), e-marketing adalah sebuah usaha
yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam memasarkan produk dan jasanya serta
menciptakan hubungan baik dengan pelanggan melalui media internet. Terdapat 4
(empat) bidang utama dalam e-marketing menurut Kotler dan Armstrong (2010:
529), yakni :
16
1. Business to Consumer Online Marketing (B2C)
Bisnis (perusahaan, pedagang, dan lain-lain) menjual atau menyalurkan
produk atau jasanya ke pengguna akhir secara online.
2. Business to Business Online Marketing (B2B)
Bisnis (perusahaan, produsen, dan lain-lain) memanfaatkan website, e-
mail, online catalogs, online trading network, dan online resources untuk
menjangkau pelanggan baru, melayani pelanggan yang ada dengan lebih
efektif, serta mendapatkan efisiensi dan penghematan biaya.
3. Consumer to Consumer Online Marketing (C2C)
Pertukaran barang dan informasi diantara pengguna akhir melalui media
online.
4. Consumer to Business Online Marketing (C2B)
Pertukaran secara online dimana konsumen mencari pembeli, kemudian
bisnis (perusahaan, pedagang, dan lain-lain) mempelajari penawaran
mereka, dan memulai pembelian, bahkan terkadang secara berkala.
Sedangkan Mohammed, Fisher, Jaworski dan Paddison (2003: 4-5)
mengatakan bahwa e-marketing adalah sebuah proses membangun dan
mempertahankan hubungan pelanggan melalui kegiatan online untuk memfasilitasi
pertukaran ide-ide, produk, dan layanan yang dapat memenuhi tujuan dari kedua
belah pihak. Definisi ini dapat dibagi menjadi 5 (lima) komponen :
1. A Process
Seperti program pemasaran tradisional, program pemasaran internet
melibatkan proses. Sedangkan proses dapat digambarkan secara linear
sederhana, strategi pemasaran sering memiliki loop bolak-balik selama
17
tujuh tahap internet marketing. Ketujuh tahap harus terkoordinasi dan
konsisten secara internal.
2. Building and Maintaining Customer Relationships (Membangun dan
Mempertahankan Hubungan Pelanggan)
Tujuan dari pemasaran adalah untuk membangun dan menciptakan
hubungan pelanggan yang langgeng. Oleh karena itu, titik fokus bergeser
dari mencari pelanggan, ke memelihara dalam jumlah yang memadai
berkomitmen, pelanggan setia. Program pemasaran internet bisa menjadi
bagian dari kampanye yang lebih luas untuk memuaskan pelanggan yang
menggunakan kedua layanan online dan offline.
3. Online
Internet marketing pastinya dilakukan secara online, dimana internet
marketing akan berurusan dengan levers yang tersedia di dunia internet.
4. Exchange (Pertukaran)
Pada intinya kedua program pemasaran online dan offline adalah konsep
pertukaran. Dalam ekonomi jaringan, perusahaan harus sangat sensitif
terhadap pertukaran lintas saluran. Artinya, program pemasaran online
harus dievaluasi menurut dampak pertukaran yang keseluruhan - bukan
hanya dampak pertukaran online. Oleh karena itu, pemasaran online
dapat menghasilkan pertukaran di toko-toko ritel. Perusahaan harus
semakin sensitif terhadap efek lintas saluran ini jika mereka mengukur
dampak independen program pemasaran online dan offline.
18
5. Satisfaction of Goals of Both Parties (Kepuasan Tujuan dari Kedua
Pihak)
Dari perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban finansialnya kepada
karyawan, pemasok, atau pemegang saham, maka pertukaran yang
dihasilkan tidak seimbang. Pelanggan masih senang, tapi perusahaan
tidak mampu untuk mempertahankan model pendapatannya. Kedua belah
pihak harus dipuaskan untuk dapat melanjutkan pertukaran.
2. 2. 3 Keuntungan E-Marketing
Menurut Kotler dan Armstrong (2010: 74-75), e-marketing dapat
memberikan manfaat bagi konsumen maupun perusahaan. Manfaat yang akan
diperoleh dari penerapan e-marketing bagi konsumen yaitu :
1 Convenient
Artinya konsumen tidak harus terjebak kemacetan, menemukan tempat
parkir, dan berjalan melalui toko-toko yang tidak terhitung jumlahnya untuk
menemukan produk. Konsumen dapat membandingkan merk, mengecek
harga dan memesan barang 24 jam sehari dari lokasi manapun.
2 Easy and Private
Konsumen menghadapi lebih sedikit perselisihan dalam membeli barang dan
tidak perlu untuk menghadapi penjual atau membuka diri mereka terhadap
bujukan dan hubungan emosional.
3 Information
Dimana sebuah layanan online dan internet memberikan konsumen akses
terhadap informasi yang berlimpah mengenai perusahaan dan produk.
19
4 Interactive and Immediate
Konsumen dapat berinteraksi dengan situs penjual untuk menemukan
informasi yang tepat mengenai produk atau layanan yang mereka inginkan,
lalu memesan atau men-download-nya secara langsung.
Manfaat yang didapat dari penerapan e-marketing bagi perusahaan yaitu :
1. Permasaran online menjadi sebuah media dalam berinteraksi dengan
konsumen sehingga dapat membangun hubungan dengan konsumen yang
lebih baik. Dari interaksi tersebut perusahaan dapat mempelajari tentang
kebutuhan dan keinginan konsumen lebih spesifik dan membangun sebuah
database konsumen.
2. Karena pelanggan berhubungan langsung dengan penjual, e-marketing sering
menghasilkan biaya yang lebih rendah dan peningkatan efisiensi untuk
saluran dan fungsi logistik seperti pemrosesan order, penanganan persediaan,
pengiriman, dan promosi perdagangan.
3. Pemasaran online juga menawarkan fleksibilitas yang besar yang
memungkinkan seller untuk membuat penyesuaian terhadap penawaran dan
program-programnya.
4. Selain itu melalui interaksi online perusahaan dapat meningkatkan nilai
pelanggan dan kepuasan melalui perbaikan produk dan layanan
Selain manfaat yang didapat dari penerapan e-marketing diatas, e-marketing
itu sendiri memliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan dari e-marketing yaitu :
1. Kesulitan yang dikarenakan koneksi jaringan yang masih lambat .
2. Jika perusahaan membangun web pages yang berukuran besar dan sulit untuk
dipahami (rancangan layarnya), maka internet user menjadi sulit untuk men-
download informasi.
20
3. Pembeli tidak dapat menyentuh, mencium, merasakan, atau mencoba secara
langsung produk yang ditawarkan oleh perusahaan secara online.
4. Keterbatasan pengembangan dan ancaman keamanan dari metode
pembayaran elektronik, seperti e-checks, credit cards, dan lain-lain.
2. 2. 4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran adalah variabel-variabel pemasaran yang dapat diatur
sedemikian rupa, sehingga dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Variabel-
variabel tersebut terdiri dari produk, harga, distribusi, promosi. Agar perusahaan
dapat menghadapi persaingan, maka perusahaan harus berusaha meningkatkan
penjualan dengan cara mengkombinasikan variabel-variabel dalam bauran pemasaran
seperti produk dengan harga, distribusi dengan promosi, produk dengan promosi dan
lain-lain.
Menurut Kotler dan Armstrong (2010: 18) definisi dari bauran pemasaran
adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus
mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Adapun unsur-unsur bauran
pemasaran menurut Kotler dan Armstrong adalah sebagai berikut :
1 Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk meliputi objek secara fisik,
jasa, orang, tempat, organisasi, dan ide. Adapun keputusan produk dibagi
menjadi empat, yakni atribut produk, merek, kemasan dan jasa pelayanan.
21
2 Harga (Price)
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa,
atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena
memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga yang
ditawarkan kepada konsumen harus sesuai dengan pandangan konsumen atas
nilai dan manfaat yang diperoleh dari produk tersebut. Harga mempunyai
peranan penting bagi perusahaan, karena harga mempunyai pengaruh
terhadap kemampuan perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lainnya.
3 Tempat (Place)
Tempat atau saluran distribusi merupakan seperangkat organisasi yang saling
bergantung satu sama lain, yang dilibatkan dalam proses penyediaan suatu
produk atau jasa, untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau
pengguna bisnis. Tempat atau saluran distribusi merupakan hal yang sangat
penting, karena dengan adanya tempat atau saluran distribusi produk dari
produsen akan sampai ke konsumen. Maka, perusahaan harus menentukan
strategi dalam pemilihan jumlah dan bentuk tempat atau saluran distribusi
yang tepat.
4 Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan program
pemasaran, karena dengan adanya kegiatan promosi perusahaan bisa memberi
informasi kepada konsumen tentang keberadaan dan manfaat produk
perusahaan.
22
2. 2. 5 The Porter Five-Forces Model
David (2010: 74) berpendapat bahwa The Porter Five-Forces Model (Model
Lima Kekuatan Porter) dari analisis kompetitif adalah pendekatan yang banyak
digunakan dalam mengembangkan strategi pada industri. Intensitas persaingan di
antara perusahaan bervariasi di seluruh industri. Menurut Porter, sifat persaingan
dalam suatu industri tertentu dapat dilihat sebagai gabungan dari lima kekuatan,
yakni Rivalry Among Competing Firms (Rivalitas Antara Perusahaan Yang
Bersaing), Potential Entry of New Competitors (Potensi Masuknya Pesaing Baru),
Potential Development of Substitute Products (Potensi Pengembangan Produk
Pengganti), Bargaining Power of Suppliers (Daya Tawar Pemasok), dan Bargaining
Power of Consumers (Daya Tawar Konsumen).
Tiga langkah berikut dalam penggunaan The Porter Five-Forces Model
(Model Lima Kekuatan Porter) dapat menunjukkan apakah persaingan dalam suatu
industri tertentu sedemikian rupa sehingga perusahaan dapat membuat keuntungan
yang diterima :
1. Mengidentifikasi aspek-aspek kunci atau elemen masing-masing kekuatan
kompetitif yang berdampak pada perusahaan.
2. Mengevaluasi seberapa kuat dan pentingnya setiap elemen bagi perusahaan.
3. Tentukan apakah kekuatan kolektif elemen adalah layak bagi perusahaan
untuk memasuki atau bertahan di industri.
23
Gambar 2.1. The Porter Five-Forces Model
Sumber : David (2010: 74), The Five-Forces Model of Competition
1. Persaingan Antar Perusahaan Sejenis
Persaingan antar perusahaan yang bersaing biasanya yang paling kuat
dari lima kekuatan kompetitif. Strategi yang ditempuh oleh satu
perusahaan dapat berhasil hanya sejauh bagaimana mereka menyediakan
keunggulan kompetitif atas strategi yang dituju oleh perusahaan pesaing.
Perubahan strategi oleh satu perusahaan mungkin akan menemukan
sebuah gerakan kontra pembalasan, seperti menurunkan harga,
meningkatkan kualitas, menambahkan fitur, memberikan pelayanan,
memperluas jaminan, dan meningkatkan iklan.
Intensitas persaingan di antara perusahaan yang bersaing cenderung
meningkat karena jumlah pesaing meningkat. Para pesaing menjadi lebih
sama dalam ukuran dan kemampuan, karena permintaan untuk industri
produk menurun, dan seperti pemotongan harga menjadi umum. Rivalitas
juga meningkat ketika konsumen dengan mudah dapat beralih merek,
ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi, ketika biaya tetap
24
tinggi saat produk mudah rusak, ketika pertumbuhan permintaan
konsumen menjadi lambat atau menurun sehingga pesaing memiliki
kelebihan kapasitas atau inventaris, ketika produk yang dijual adalah
komoditas, ketika perusahaan pesaing yang beragam dalam strategi, asal-
usul, dan budaya, dan ketika merger dan akuisisi menjadi umum di
industri. Seperti persaingan di antara perusahaan yang bersaing
meningkat, keuntungan industri penurunan, dalam beberapa kasus di
mana sebuah industri menjadi tidak menarik lagi.
Berikut beberapa kondisi yang menyebabkan persaingan tinggi antara
perusahaan sejenis :
- Tingginya jumlah perusahaan yang bersaing.
- Ukuran yang sama dari perusahaan yang bersaing.
- Kemampuan serupa perusahaan yang bersaing.
- Penurunan permintaan untuk produk industri.
- Jatuh harga produk atau layanan di industri.
- Ketika konsumen dapat beralih merek dengan mudah.
- Ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi.
- Ketika hambatan untuk memasuki pasar rendah.
- Ketika saingan memiliki kelebihan kapasitas.
2. Ancaman Masuknya Pesaing Baru
Setiap kali perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke industri
tertentu, intensitas daya saing di antara perusahaan menjadi meningkat.
Hambatan masuk dapat mencakup kebutuhan untuk mendapatkan skala
ekonomi dengan cepat, kebutuhan untuk mendapatkan teknologi,
kurangnya pengalaman, loyalitas pelanggan yang kuat, preferensi merek
25
yang kuat, persyaratan modal yang besar, kurangnya saluran distribusi
yang memadai, kebijakan pemerintah, kurangnya akses terhadap bahan
baku, kepemilikan hak paten, lokasi yang tidak diinginkan, serangan balik
oleh perusahaan mapan, dan potensi kejenuhan pasar.
Meskipun banyak hambatan untuk dapat masuk ke sebuah industri,
perusahaan baru kadang-kadang memasuki industri dengan produk
berkualitas tinggi, harga yang lebih rendah, dan sumber daya yang
substansial pemasaran. Tugas strategi adalah untuk mengidentifikasi
potensi perusahaan baru memasuki pasar, untuk memonitor strategi
perusahaan saingan baru, untuk melakukan serangan balik yang
diperlukan, dan untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada.
Ketika ancaman perusahaan baru memasuki pasar yang kuat,
perusahaan lama umumnya membentengi posisi mereka dan mengambil
tindakan untuk mencegah pendatang baru, seperti menurunkan harga,
memperluas jaminan, menambahkan fitur, atau menawarkan pembiayaan
spesial.
3. Ancaman Produk Pengganti
Dalam banyak industri, perusahaan berada dalam persaingan yang erat
dengan produsen produk pengganti dalam industri lain. Besarnya tekanan
kompetitif yang berasal dari ancaman produk pengganti yang umumnya
dibuktikan dengan rencana saingan untuk memperluas kapasitas produksi,
serta penjualan dan jumlah pertumbuhan laba.
Tekanan kompetitif yang timbul dari produk pengganti meningkat
karena harga produk pengganti relatif menurun dan sebagai pergantian
penurunan biaya konsumen. Kekuatan kompetitif produk pengganti paling
26
baik diukur dengan terobosan ke pangsa pasar produk tersebut diperoleh,
serta rencana perusahaan-perusahaan untuk peningkatan kapasitas dan
penetrasi pasar.
4. Kekuatan Daya Tawar Pemasok
Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam
suatu industri, terutama ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya
ada beberapa bahan baku pengganti yang baik, atau ketika biaya beralih
dikarenakan bahan baku sangat mahal. Hal ini dimaksudkan agar
mendapat solusi terbaik dari pemasok dan produsen untuk membantu satu
sama lain dengan harga yang wajar, peningkatan kualitas, pengembangan
layanan baru, pengiriman tepat waktu, dan beban biaya persediaan
berkurang, sehingga meningkatkan keuntungan jangka panjang bagi
semua pihak.
Perusahaan dapat mengejar strategi integrasi ke belakang untuk
mendapatkan kontrol atau kepemilikan dari pemasok. Strategi ini sangat
efektif ketika pemasok tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak
mampu memenuhi kebutuhan suatu perusahaan secara konsisten.
Perusahaan umumnya dapat menegosiasikan persyaratan yang lebih
menguntungkan dengan pemasok ketika integrasi ke belakang adalah
strategi umum digunakan di antara perusahaan-perusahaan saingan dalam
suatu industri.
Dalam sebuah industri, penjual menjalin strategis kemitraan dengan
pemasok pilihan dalam upaya untuk (1) mengurangi persediaan dan biaya
logistik (misalnya, melalui pengiriman tepat waktu), (2) mempercepat
ketersediaan bahan baku, (3) meningkatkan kualitas bahan baku yang
27
disediakan dan mengurangi tingkat terjadi kemungkinan kerusakan, dan
(4) menekan penghematan biaya penting bagi perusahaan dan pemasok.
5. Kekuatan Daya Tawar Konsumen
Ketika pelanggan berkonsentrasi membeli dalam volume besar, maka
daya tawar mereka merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi
intensitas persaingan dalam suatu industri. Perusahaan pesaing mungkin
akan menawarkan jaminan lebih atau layanan khusus untuk mendapatkan
loyalitas pelanggan setiap kali daya tawar konsumen substansial. Daya
tawar konsumen juga akan lebih tinggi bila produk yang dibeli adalah
standar atau tidak dibedakan. Ketika hal ini terjadi, maka konsumen
seringkali dapat menegosiasikan harga jual, cakupan jaminan, dan
aksesori paket ke tingkat yang lebih besar.
Daya tawar konsumen dapat menjadi kekuatan paling penting yang
mempengaruhi keunggulan kompetitif. Konsumen dapat meningkatkan
daya tawar mereka dalam kondisi-kondisi sebagai berikut:
1. Jika mereka mengetahui produk pesaing atau pengganti lebih
murah sehingga dapat beralih.
2. Jika mereka sangat penting bagi penjual.
3. Jika penjual berjuang dalam menghadapi penurunan permintaan
konsumen.
4. Jika mereka mendapat informasi tentang produk, harga, dan biaya
penjual.
5. Jika mereka memiliki kebijaksanaan ketika mereka membeli
produk.
28
2. 2. 6 Strategy Analysis (Analisis Strategi)
Gambar 2.2 The Strategy-Formulation Analytical Framework
Sumber : David (2010: 177)
2. 2. 8. 1. Tahap Input
Menurut David (2010: 177), pada tahap ini informasi yang diperoleh
berdasarkan dari 3 (tiga) matriks, yaitu Matrik IFE, Matrik EFE, Matrik CPM dan
akan menjadi informasi dasar untuk matrik-matrik pada tahap pencocokan dan tahap
keputusan.
1. Matrik Evaluasi Faktor Internal (Internal Faktor Evaluation – IFE)
Matrik Evaluasi Faktor Internal (IFE) adalah sebuah alat yang
merumuskan strategi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama
dalam area-area fungsional bisnis, dan juga menjadi landasan untuk
mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan diantara area tersebut.
Matrik Evaluasi Faktor Internal (IFE) dapat dikembangkan dalam 5 (lima)
langkah:
a) Buat daftar faktor-faktor internal utama sebagaimana yang disebutkan
dalam proses audit internal. Masukkan kekuatan dan kelemahan
perusahaan dan industrinya. Kemudian daftar terlebih dulu
29
kekuatannya, kemudian kelemahannya. Buat sespesifik mungkin
dengan menggunakan presentase, rasio, dan perbandingan jika
memungkinkan.
b) Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak
penting) sampai 1,0 (sangat penting). Terlepas dari apakah faktor
utama itu adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor-faktor
yang dianggap memiliki pengaruh paling besar terhadap
kinerjaorganisasional harus diberi bobot tinggi. Jumlah seluruh
bobot yang diberikan pada faktor itu harus sama dengan 1,0.
c) Berilah peringkat antara 1 sampai 4 pada setiap faktor internal
utama untuk mengidentifikasi apakah faktor tersebut sangat lemah
(peringkat = 1), lemah (peringkat = 2), kuat (peringkat = 3), atau
sangat kuat (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus
mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapatkan
peringkat 1 atau 2.
d) Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan
skor bobot.
e) Jumlahkan skor bobot untuk setiap variabel guna menentukan skor
bobot total untuk organisasi.
2. Matrik Evaluasi Faktor Eksternal (External Faktor Evaluation – EFE)
Matrik Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) memungkinkan para
penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi,
sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum,
teknologi, dan kompetitif. Matrik Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) dapat
dikembangkan dalam 5 (lima) langkah:
30
a) Buat daftar faktor-faktor eksternal utama sebagimana yang disebutkan
dalam proses audit eksternal. Masukkan peluang dan ancaman yang
mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Daftar terlebih dulu
peluangnya, kemudian ancamannya. Buat sespesifik mungkin dengan
menggunakan presentase, rasio, dan perbandingan jika dimungkinkan.
b) Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak
penting) sampai 1,0 (sangat penting). Peluang seringkali mendapatkan
bobot yang lebih tinggi daripada ancaman, tetapi ancaman bisa diberi
bobot tinggi apabila mereka sangat parah atau mengancam. Jumlah
seluruh bobot yang diberikan pada faktor itu harus sama dengan 1,0.
c) Berilah peringkat antara 1 sampai 4 pada setiap faktor eksternal utama
untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam
merespon faktor tersebut, dimana 4 = respon sangat bagus, 3 = respon
diatas rata-rata, 2 = responnya rata-rata, dan 1 = responnya dibawah
rata-rata.
d) Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan
skor bobot.
e) Jumlahkan skor bobot untuk setiap variabel guna menentukan skor
bobot total untuk organisasi.
3. Matrik Profile Kompetitif (Competitive Profile Matrix - CPM)
Matrik Profil Kompetitif (Competitive Profile Matrix - CPM) adalah
mengidentifikasi pesaing – pesaing utama suatu perusahaan serta kekuatan
dan kelemahan khusus mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis
perusahaan sampel. Bobot dan skor bobot total, baik dalam Matrik Profil
Kompetitif maupun Matrik Evaluasi Faktor Eksternal, memiliki arti yang
31
sama. Namun demikian, faktor keberhasilan penting (critical success)
dalam Matrik Profil Kompetitif mencakup baik isu-isu internal maupun
eksternal, karenanya, peringkatnya mengacu pada kekuatan dan
kelemahan, dimana 4 = sangat kuat, 3 = kuat, 2 = lemah, 1 = sangat lemah.
2. 2. 8. 2. Tahap Pencocokan
Menurut David (2010: 177), pada tahap pencocokan dari kerangka kerja
perumusan strategi, terdapat beberapa alat teknik yang dapat digunakan, yaitu
Matriks SWOT, Matriks IE dan Matriks Grand Strategy. Dimana teknik tersebut
mengandalkan informasi yang didapat dari tahapan input dan digunakan untuk
mencocokan peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal.
Dengan mencocokan faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal dapat menjadi
kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak dan efektif bagi perusahaan.
1. Matrik SWOT
Menurut David (2010: 178), SWOT (Strengths - Weaknesses -
Opportunities - Threats) adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang
membantu para manajer mengembangkan 4 (empat) jenis strategi, yakni
Strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang),
Strategi ST (kekuatan-ancaman), Strategi WT (kelemahan-ancaman).
a) Strategi SO
Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk
menarik keuntungan dari peluang eksternal. Secara umum, organisasi
akan menjalankan strategi OW, ST, WT untuk mencapai situasi di
mana mereka dapat melaksanakan Strategi SO. Jika sebuah
32
perusahaan memiliki kelemahan besar, makan perusahaan akan
berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan.
b) Strategi WO
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang,
peluang-peluang besar muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan
internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut.
c) Strategi ST
Strategi ST menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini
bukan berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu
menghadapi ancaman serta langsung di dalam lingkungan eksternal.
d) Strategi WT
Merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi
kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah
organisasi yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan
kelemahan internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan.
Dalam kenyataannya, perusahaan semacam itu mungkin harus
berjuang untuk bertahan hidup, melakukan merger, penciutan,
menyatakan diri bangkrut, atau memilih likuidasi.
33
Gambar 2.3 SWOT Matrix
Sumber: David (2010: 180)
2. Matrik Internal Eksternal (IE)
Menurut David (2009: 345), Matriks Internal Eksternal (IE)
didasarkan pada 2 (dua) dimensi kunci, yakni skor bobot IFE total pada
sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y. Matriks IE sendiri dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) bagian besar yang mempunyai implikasi strategi
yang berbeda-beda. Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi yang masuk ke
dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan
membangun. Strategi yang intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar,
dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi kebelakang, integrasi
ke depan, dan integrasi horizontal). Kedua, divisi-divisi yang masuk dalam
sel III, V, VII dapat ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan
mempertahankan. Strategi yang cocok adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Ketiga, ketentuan umum untuk divisi yang masuk
34
dalam sel VI, VIII, IX adalah panen dan divestasi. Strategi yang cocok
adalah penciutan dan divestasi.
Gambar 2.4 The Internal-External (IE) Matrix
Sumber : David (2010: 189)
Keterangan
- Sel I, II, IV : Pertumbuhan dan Membangun.
- Sel III, V, VII : Menjaga dan Mempertahankan.
- Sel VI, VIII, IX : Panen atau Divestasi.
3. Matrik Grand Strategy
Matrik Grand Strategy telah menjadi alat populer untuk merumuskan
strategi alternatif. Semua organisasi dapat diposisikan di salah satu dari 4
(empat) kuadran strategi pada Matrik Grand Strategy. Matrik Grand
Strategy didasarkan pada dua dimensi evaluatif, yakni posisi kompetitif
dan pertumbuhan pasar (industri). Setiap industri yang pertumbuhan
penjualan tahunan melebihi 5 (lima) persen dapat dianggap memiliki
pertumbuhan yang cepat. Strategi yang tepat bagi suatu organisasi sebagai
35
bahan pertimbangan tercantum dalam urutan daya tarik di masing-masing
kuadran dari matriks.
Perusahaan yang terletak di Kuadran I pada Matrik Grand Strategy
berada dalam posisi strategis yang sangat baik. Untuk perusahaan-
perusahaan ini, konsentrasi terus di pasar saat ini (penetrasi pasar dan
pengembangan pasar) dan produk (pengembangan produk) merupakan
strategi yang tepat. Tidaklah bijaksana untuk perusahaan yang berada pada
kuadran I bergeser terutama dari keuntungan kompetitif yang mapan.
Ketika perusahaan berada di kuadran I memiliki sumber daya yang
berlebihan, maka integrasi mundur, maju, atau horizontal mungkin
menjadi strategi yang efektif. Ketika perusahaan di kuadran I terlalu berat
berkomitmen untuk satu produk, maka diversifikasi terkait dapat
mengurangi risiko yang terkait dengan lini produk yang sempit.
Perusahaan pada kuadran I mampu memanfaatkan peluang eksternal di
beberapa daerah. Mereka bisa mengambil risiko agresif bila diperlukan.
Perusahaan diposisikan di kuadran II perlu mengevaluasi pendekatan
mereka hadir untuk pasar serius. Meskipun industri mereka tumbuh,
mereka tidak dapat bersaing secara efektif, dan mereka perlu menentukan
mengapa pendekatan perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana
perusahaan yang terbaik dapat mengubah untuk meningkatkan daya
saingnya. Hal ini dikarenakan pada kuadran II perusahaan berada dalam
pertumbuhan pasar yang cepat industri, strategi intensif (sebagai lawan
dari integratif atau diversifikasi) biasanya merupakan pilihan pertama bagi
perusahaan yang harus dipertimbangkan.
36
Namun, jika perusahaan yang kurang kompetensi khusus atau
keunggulan kompetitif, maka integrasi horizontal sering merupakan
alternatif yang diinginkan. Sebagai usaha terakhir, divestasi atau likuidasi
harus dipertimbangkan. Divestasi dapat menyediakan dana yang
dibutuhkan untuk mengakuisisi bisnis lain atau membeli kembali saham.
Pada kuadran III, perusahaan bersaing dalam industri pertumbuhan
lambat dan memiliki daya saing yang lemah. Perusahaan-perusahaan ini
harus membuat beberapa perubahan drastis dengan cepat untuk
menghindari penurunan lebih lanjut dan kemungkinan likuidasi. Biaya
ekstensif dan pengurangan aset (penghematan) harus dikejar terlebih
dahulu. Strategi alternatif adalah untuk memindahkan sumber daya dari
bisnis saat ini ke daerah yang berbeda (diversifikasi). Jika semuanya gagal,
pilihan akhir untuk bisnis kuadran III adalah divestasi atau likuidasi.
Terakhir, perusahaan yang berada dalam kuadran IV memiliki posisi
kompetitif yang kuat namun berada dalam industri pertumbuhan yang
lambat. Perusahaan-perusahaan ini memiliki kekuatan untuk meluncurkan
program diversifikasi ke area pertumbuhan yang menjanjikan. Perusahaan
di kuadran IV memiliki tingkat arus kas khas tinggi dan kebutuhan
pertumbuhan internal yang terbatas dan sering dapat melakukan
diversifikasi terkait atau tidak terkait dengan sukses. Perusahaan di
kuadran IV juga dapat menjalin usaha patungan (joint ventures).
37
Gambar 2.5 The Grand Strategy Matrix
Sumber : David (2010: 191)
2. 2. 8. 3. Tahap Keputusan
Selain strategi peringkat untuk mencapai daftar prioritas, hanya ada satu
teknik analisis dalam literatur dirancang untuk menentukan daya tarik relatif dari
tindakan alternatif yang layak. Teknik ini adalah Matrik Perencanaan Strategi
Kuantitatif (QSPM), yang merupakan tahap 3 (tiga) dari kerangka analisis strategi
formulasi.
Teknik ini obyektif menunjukkan strategi alternatif mana yang terbaik.
QSPM menggunakan masukan dari analisis tahap 1 (satu) dan hasil pencocokan dari
analisis tahap 2 (dua) untuk memutuskan secara objektif di antara alternatif strategi.
Artinya, EFE Matrix, IFE Matrix, dan Kompetitif Profile Matrix (CPM) yang
terdapat pada Tahap 1 (satu), ditambah dengan SWOT Matrix, SPACE Matrix, BCG
Matrix, IE Matrix, dan Grand Strategy Matrix yang terdapat pada tahap 2 (dua),
memberikan informasi yang diperlukan untuk menyiapkan QSPM di tahap 3 (tiga)
ini.
38
1. Matrik Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
QSPM adalah alat yang memungkinkan strategi untuk mengevaluasi
strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor penentu
keberhasilan sebelumnya diidentifikasi eksternal dan internal. Seperti alat-
alat analisis strategi formulasi lain, QSPM membutuhkan penilaian intuitif
yang baik. Format dasar QSPM yakni : kolom kiri QSPM terdiri dari faktor
kunci eksternal dan internal (dari Tahap 1), dan baris atas terdiri dari strategi
alternatif yang layak (dari Tahap 2). Secara khusus, kolom kiri QSPM terdiri
dari informasi yang diperoleh langsung dari EFE Matrix dan IFE Matrix.
Dalam sebuah kolom yang berdekatan dengan faktor penentu keberhasilan,
masing-masing bobot yang diterima oleh masing-masing faktor dalam EFE
Matrix dan IFE Matrix yang sebelumya telah dilakukan.
Pada baris atas QSPM terdiri dari strategi-strategi alternatif yang
berasal dari SWOT Matrix, SPACE Matrix, BCG Matrix, IE Matrix, dan
Grand Strategy Matrix. Alat-alat yang cocok biasanya menghasilkan
alternatif yang layak sama. Namun, tidak setiap strategi yang disarankan oleh
teknik pencocokan harus dievaluasi dalam QSPM. Strategi harus
menggunakan penilaian intuitif yang baik dalam memilih strategi yang akan
disertakan dalam sebuah QSPM. Pada kolom berikutnya merupakan kolom
Bobot, kolom Nilai Daya Tarik (Attractiveness Score – AS) dan kolom Total
Nilai Data Tarik (Total Attractiveness Score – TAS) serta Penjumlahan total
Nilai Daya Tarik (Sum Total Attractiveness Score – STAS). Berikut 6 (enam)
langkah dalam penyusunan QSPM menurut David (2010: 193) :
39
1. Membuat daftar peluang atau ancaman eksternal dan kekuatan
kelemahan internal pada kolom kiri QSPM yang didapat dari Matriks IFE
dan EFE.
2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal,
bobot sesuai yang diberikan pada Matriks EFE dan EFI.
3. Setelah melakukan evaluasi pada tahap pencocokan dan mendapatkan
alternatif strategi yang dapat dipertimbangkan, mencatat strategi tersebut
pada baris atas dari QSPM.
4. Menentukan nilai daya tarik (AS), yaitu angka yang mengindikasikan
daya tarik relatif masing-masing strategi dalam set alternatif tertentu.
Jangkauan nilai daya tarik adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3
= cukup menarik, 4 = sangat menarik dan tanda minus (-) untuk
mengindikasikan bahwa faktor tersebut tidak mempengaruhi pilihan
strategi yang dibuat.
5. Menghitung Total Nilai Daya Tarik (TAS), yang didefinisikan sebagai
hasil dari perkalian antara bobot dan nilai daya tarik.
6. Langkah terakhir adalah menghitung Penjumlahan Total Nilai Daya
Tarik (STAS) dalam masing-masing kolom strategi QSPM. Nilai yang
lebih tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menarik.
2. 2. 7 Tujuh Tahap Internet Marketing
Menurut Mohammed, Fisher, Jaworski dan Paddison (2003: 8) dalam
perancangan sebuah internet marketing memiliki tujuh tahapan yang digunakan
dalam perancangannya. Tujuh tahapan itu yakni :
40
Gambar 2.6 The Seven-Stage Cycle of Internet Marketing
Sumber : Mohammed, Fisher, Jaworski dan Paddison (2003: 9)
Tahap 1: Framing The Market Opportunity (Membentuk Peluang Pasar)
Pada tahap pertama ini melibatkan analisis peluang pasar dan lintasan
pertama awal dari sebuah konsep bisnis yaitu, mengumpulkan data online dan offline
yang cukup untuk menetapkan beban pembuktian dalam pengkajian peluang.
Terdapat 6 (enam) tahapan menganalisis membentuk peluang pasar, yakni :
1. Menyelidiki peluang dalam sebuah sistem nilai baru atau yang sudah ada
Identifikasi peluang serta analisis sebagai jangkar dalam suatu sistem nilai
yang sudah ada atau baru. Sistem nilai dapat dianggap sebagai seluruh
rantai pemasok, distributor, pesaing, pembeli dan perantara yang
membawa penawaran yang ada ke pasar. Terdapat 3 (tiga) tipe dasar dari
nilai, yakni :
41
Gambar 2.7 Three Types of Basic Value
Sumber : Mohammed, Fisher, Jaworski dan Paddison (2003: 37)
a) Trapped Value
More Efficient Markets (Pasar Yang Lebih Efisien)
Dengan menurunkan pencarian dan biaya transaksi, pasar menjadi
lebih efisien - pelanggan dapat membeli apa yang terbaik bagi
mereka dengan biaya yang lebih rendah.
More Efficient Value System (Sistem Nilai Yang Lebih Efisien)
Penekanan atau menghilangkan langkah-langkah dalam sistem
nilai yang saat ini dapat menghasilkan pengematan waktu atau
biaya.
b) New-to-the-World Value
Customize Offering (Menyesuaikan Penawaran)
Dengan fleksibilitas digital dan keuntungan ekonomi dari internet,
perusahaan dapat memungkinkan pelanggan untuk menyesuaikan
produk atau jasa. Perusahaan juga dapat membuat produk mereka
42
menjadi lebih menarik dengan menghapus fitur yang dianggap
tidak memiliki nilai.
Build Community (Membangun Komunitas)
Internet memungkinkan membangun komunitas yang efisien,
seperti yang terlihat banyak bermunculan chat room di berbagai
topik, dan juga komunitas publik dan pribadi.
c) Hybrid Value
Disrupt Current Pricing (Mengganggu Harga Saat Ini)
Selain membuat pasar lebih efisien, kegiatan membuka nilai
(value-unlocking) telah mengubah hubungan kekuatan dari harga
saat ini. Pelanggan dapat memaksakan pengaruh atas harga dan
menangkap bagian dari margin vendor ketika mereka memiliki
informasi lebih lanjut tentang kinerja pemasok, pemahaman yang
lebih dalam tentang ekonomi penjual. Atau wawasan saat situasi
penawaran dan permintaan. Dengan menyediakan pelanggan
dengan berbagai jenis informasi dan ekonomi penjual, sebuah
perusahaan jaringan ekonomi telah memberikan pelanggan
kekuatan negosiasi yang lebih besar.
Enable Ease of Access (Aktifkan Kemudahan Akses)
Hal ini mencakup peningkatan akses poin dan tingkat komunikasi
antara mitra pertukaran yang relevan.
Radically Extend Reach (Radikal Perluas Jangkauan)
Perusahaan dapat memperpanjang batas-batas pasar yang ada atau
menciptakan pasar baru dengan memberikan jangkauan
43
penghematan biaya. Ini termasuk memungkinkan kolaborasi
antara beberapa orang di seluruh lokasi dan waktu.
2. Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terlayani atau tidak terpenuhi
Proses dari pemetaan keputusan konsumen merupakan kerangka kerja
yang diatur untuk membantu manajer dalam menentukan kebutuhan yang
belum terpenuhi. Pencarian kebutuhan–kebutuhan ini mungkin seperti
memiliki percakapan secara langsung dengan sejumlah pelanggan atau
menganalisa proses bisnis yang berjalan didalam perusahaan tersebut dan
melihat dari proses tersebut, kebutuhan pelanggan apa yang belum dapat
terpenuhi.
3. Menentukan sasaran segmen pelanggan
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan
segementasi pasar adalah pendekatan geographic (geografis),
demographic (demografis), behavioral (perilaku), occasion (situasi),
psychographic (psikografis), benefits (manfaat), belief and attitudes
(kepercayaan dan sikap).
Geographic
Membagi pasar menjadi unit-unit geografis. Contoh variabel, yaitu
negara, wilayah, kota dan lain-lain.
Demographic
Membagi pasar berdasarkan nilai-nilai demografi. Contoh variabel,
yaitu umur, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan dan lain-lain.
44
Behavioral
Membagi pasar berdasarkan bagaimana pelanggan benar-benar
membeli dan menggunakan produk. Contoh variabel, yaitu kesetiaan
website, atau pembelian sebelumnya.
Occasion (Situational)
Membagi pasar berdasarkan situasi yang mengarah ke kebutuhan
produk, membeli atau menggunakan. Contoh variabel, yaitu acara
rutin, acara khusus, atau bagian rutinitas sehari-hari.
Psychographic
Membagi pasar berdasarkan gaya hidup dan / atau kepribadian.
Contoh variabel, yaitu kepribadian dan gaya hidup.
Benefits
Membagi pasar berdasarkan manfaat atau kualitas yang dicari dari
sebuah produk. Contoh variabel, yaitu kenyamanan, ekonomi, dan
kualitas.
Belief and Attitudes
Keyakinan merek (ekonomi jaringan), sikap terhadap kategori,
keyakinan saluran efektivitas, keyakinan tentang diri mereka sendiri
(secara teknis cerdas), dan lain-lain.
4. Menilai kebutuhan sumber daya untuk memberikan penawaran
Pada tahap ini akan diidentifikasi sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Adapun sumber daya tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga),
yakni :
45
a) Customer-Facing
sumber daya dalam customer-facing meliputi nama merek, tenaga
penjualan yang handal dan berbagai macam saluran distribusi.
b) Internal
Sumber daya yang berhubungan dengan operasi internal perusahaan
(teknologi, pengembangan produk, pengalaman staff, skala ekonomis
dan sebagainya).
c) Upstream
Sumber daya ini dikaitkan dengan hubungan perusahaan dengan
supplier (pemasok).
5. Menilai ketertarikan peluang dari segi kompetitif, teknologi dan keuangan
Terdapat 9 (sembilan) faktor di 4 (empat) bidang yang dapat digunakan
untuk menentukan karakter dan besarnya peluang.
a) Competitive Intensity (Intensitas Kompetitif)
Faktor-faktor yang berhubungan dengan intensitas kompetitif secara
keseluruhan dapat dinyatakan dalam peta pesaing yang dimana
meliputi :
Direct Competitors (Pesaing Langsung)
Merupakan saingan dalam industri yang sama. Michael Porter
mendefinisikan perusahaan-perusahaan ini sebagai menawarkan
produk atau jasa yang "close substitutes" untuk satu sama lain.
Indirect Competitors (Pesaing Tidak Langsung)
Mengandung dua kategori perusahaan :
46
- Substitute Producers (Produsen Pengganti)
Porter mendefinisikan produsen pengganti sebagai
perusahaan melalui mereka berada dalam industri yang
berbeda, menghasilkan produk dan jasa yang melakukan
fungsi yang sama.
- Adjacent Competitors (Pesaing Berdekatan)
Pesaing berdekatan tidak menawarkan produk dan jasa
yang pengganti langsung, tetapi mereka memiliki potensi
untuk cepat melakukannya. Pesaing berdekatan dapat juga
menggunakan teknologi yang sama atau platform atau
sistem kegiatan serupa.
b) Customer Dynamics (Dinamika Pelanggan)
Unsur yang terdapat pada dinamika pelanggan secara keseluruhan dari
pasar adalah :
Unconstrained Opportunity (Peluang Tak Terbatas)
Ini adalah jumlah ruang putih di pasar. Pasar dengan tingkat
tinggi dari nilai yang terperangkap atau relatif belum
dimanfaatkan secara khusus sangatlah berharga.
Segment Interaction (Interaksi Segmen)
Ini adalah tingkat yang menguatkan aktivitas dalam menghasilkan
lebih banyak pembelian dan penggunaan. Perusahaan yang
memiliki anggota yang mempengaruhi dinamika anggota - juga
disebut “viral dynamics” - dengan cepat dapat menangkap banyak
kesempatan.
47
Growth (Pertumbuhan)
Pertumbuhan biasanya mengacu pada persentase pertumbuhan
tahunan yang mendasari pelanggan - satuan pasar. Pasar dengan
prediksi pertumbuhan tinggi merupakan peluang yang signifikan
untuk pemain.
c) Technology Vulnerability (Kerentanan Teknologi)
Kerentanan dalam teknologi meliputi (a) dampak dari penetrasi dalam
penerapan teknologi dan (b) dampak teknologi baru pada proposisi
nilai.
d) Microeconomics
Kesempatan di mikroekonomi meliputi (a) ukuran atau volume pasar
dan (b) tingkat proyeksi profitabilitas.
6. Melakukan keputusan “Go / No-Go”
Merupakan tahap keputusan akhir yang dilihat dari peluang yang ada.
Dimana peluang tersebut menentukan keputusan “Go / No-Go” sebuah
perusahaan dalam menerapkan internet marketing. Beberapa faktor yang
dipergunakan dalam melakukan keputusan “Go / No-Go”, yakni :
a) Competitive Vulnerability (kemampuan bersaing)
b) Technical Vulnerability (kemampuan teknis)
c) Magnitude Of Unmet Need (tingkat kebutuhan pelanggan yang belum
terpenuhi)
d) Interaction Between Segment (interaksi antara segmentasi)
e) Likely Rate Of Growth (kecenderungan pertumbuhan)
f) Technology Vulnerability (kemampuan teknologi)
48
g) Market Size (ukuran pasar)
h) Level Of Profitability (tingkat keuntungan)
Dalam mengukur faktor-faktor diatas terdapat 3 (tiga) tingkatan yang
dapat dipergunakan, yaitu :
a) Positive Factor (Faktor Positif)
Merupakan faktor pendukung bagi pelaksanaan pemasaran melalui
internet.
b) Neutral Factor (Faktor Netral)
Merupakan faktor yang berada diantara faktor yang mendukung dan
faktor yang tidak mendukung, namun lebih cenderung sebagai faktor
yang mendukung.
c) Negative Factor (Faktor Negatif)
Merupakan faktor yang kurang mendukung bagi pelaksanaan
pemasaran melalui internet.
Gambar 2.8 Conduct Go/No-Go Assessment
Sumber : Mohammed, Fisher, Jaworski dan Paddison (2003: 37)
CompetitiveVulnerability
TechnicalVulnerability
Magnitude Of Unmet
Need
InteractionBetweenSegment
Likely RateOf Growth
TechnologyVulnerability
MarketSize
Level OfProfitability
PositiveFactor
NeutralFactor
NegativeFactor
49
Tahap 2: Formulating The Marketing Strategy (Menyusun Strategi
Pemasaran)
Pada tahap ini terdiri dari analisis peluang pemasaran dan penilaian yang
seksama tentang bagaimana sebuah strategi pemasaran yang potensial dapat
memperkuat perusahaan dan strategi unit bisnis. Oleh karena itu, pada bagian ini
akan dimulai dengan mendiskusikan tentang komponen dari perusahaan dan strategi
unit bisnis yang kemudian menuntun ke cara melihat bagaimana strategi pemasaran
harus selaras dengan strategi bisnis. Strategi pemasaran sendiri memiliki 3 (tiga)
komponen utama, yaitu :
a) Segmentation
Segmentasi adalah proses pembagian pelanggan yang mempunyai
karakteristik yang sama menjadi sub unit yang membuat mereka menjadi
bagian dari program pemasaran.
Gambar 2.9 Bricks-and-Mortar Segmentation Scenarios
Sumber: : Mohammed, Fisher, Jaworski dan Paddison (2003: 108)
MarketExpansion
ReclassifiedExpansion
NoChange
MarketReclassification
Change in Segmentation CharacteristicDue to Internet
No Yes
No
YesCha
nge
in S
ize
ofM
arke
t Seg
men
tatio
n
50
Dimensi pertama dari matriks ini berpusat pada apakah ukuran
segmen pasar itu berubah jika perusahaan berpindah ke segmen
pemasaran melalui internet. Dimensi ke dua berfokus pada kemungkinan
berubahnya kriteria-kriteria dari segmen pasar jika perusahaan berpindah
dari ke pemasaran melalui internet.
Dari ke dua dimensi di atas, dihasilkan 4 (empat) skenario berbeda
agar Brick and Mortar dapat bergerak secara online:
- No Change
Terdapat kemungkinan dimana setelah penerapan pemasaran secara
online, karakteristik segmentasi online tidak menampilkan
perubahan secara signifikan dan segmen pelanggan online pada
umumnya relatif sama dengan segmen offline.
- Market Expansion
Karakteristik yang dimiliki segmentasi online sama dengan
karakteristik yang dimiliki segmentasi offline, namun memiliki
perubahan untuk ukuran segmentasi pasar.
- Market Reclassification
Kemungkinan dimana setelah penerapan pemasaran secara online,
karakteristik segmentasi perusahaan mengalami perubahan dari
pemasaran offline, tetapi ukuran jumlah segmentasi pelanggan tidak
mengalami perubahan yang signifikan dari pemasaran secara offline.
- Reclassified Expansion
Kombinasi dari dua skenario sebelumnya, sehingga memungkinkan
segmen berubah secara serempak, baik dalam ukuran maupun
51
karakeristik. Skenario ini menjadikan strategi pemasaran menjadi
sangat penting karena menentukan kesuksesan online.
b) Targeting
Dalam menentukan target segmentasi pelanggan, ada 4 (empat)
skenario yang digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.10 Bricks-and-Mortar Targeting Scenarios
Sumber : Mohammed, Fisher, Jaworski dan Paddison, (2003: 110)
- Blanket Targeting
Karakteristik umum dari segmen online tidak mengalami perubahan
dari offline, namun segmentasi bertambah besar karena faktor seperti
jangkauan geografis atau pelanggan offline perusahaan tersebut
merupakan pengguna internet, sehingga lebih banyak pelanggan
yang dapat di jangkau melalui internet, dimana kesemuanya
Blanket Targeting
New-Opportunity Targeting
Beachhead Targeting Bleed-Over TargetingServe a
Portion ofOffline
SegmentOnline
Customer Similarity
Same Customers Different Customers
Foc
us o
f Eff
ort
Serve NewSegmentOnline
Serve PartOf OfflineSegment asWell as New
SegmentOnline
Ent
ire
Segm
ent
Port
ions
of
a Se
gmen
t
Serve SameSegmentOnline as
Offline
52
menunjukan kesamaan perilaku dan pilihan terhadap barang yang
dibeli. Target perusahaan adalah semua pelanggan offline.
- Beachhead Targeting
Skenario ini menjelaskan mengenai lebih sedikitnya segmen online
daripada segmen offline. Hal ini dikarenakan hanya sedikit
konsumen yang melakukan pembelian melalui internet. Target
perusahaan adalah semua pelanggan yang ada pada segmentasi
offline.
- Bleed Over Targeting
Skenario ini menjelaskan mengenai segmen target secara online
yang meliputi sebagian dari segmen offline tapi juga menargetkan
pada sebagian dari segmen yang baru. Segmen yang ditargetkan
termasuk individu yang diabaikan sebelumnya pada offline, namun
menjadi target karena sistem online menawarkan sesuatu yang
menarik bagi pelanggan tersebut.
- New Opportunity Targeting
Target segmen ini sama sekali berbeda dari target segmen
sebelumnya. Jenis target ini dipilih biasanya karena menawarkan
produk yang sama sekali berbeda dengan yang offline. Segmen ini
akan terjadi jika barang memiliki arti yang berbeda.
c) Positioning
Dalam pernerapan segmen online serta hubungannya dengan offline,
dikenal dengan adanya 4 (empat) jenis strategi, yaitu :
53
Gambar 2.11 Bricks-and-Mortar Positioning Scenarios and Guidelines
Sumber : Mohammed, Fisher, Jaworski dan Paddison, (2003: 112)
- Blanket Positioning
Pada blanket positioning, target segmen tidak mengalami perubahan,
dan posisi yang tepat cukup sederhana. Strategi yang baik yakni
kemungkinan akan meminjam dari strategi positioning offline yang
sudah ada, karena tujuannya adalah untuk menarik kelompok yang
sama dari pelanggan. Selain itu, penawaran akan diposisikan dengan
keunggulan tambahan internet, seperti kenyamanan dan aksesibilitas.
- Beachhead Positioning
Target segmen adalah subbagian dari segmen secara offline besar,
posisi ini mirip tapi mungkin lebih terfokus menuju kelompok
pelanggan yang lebih kecil. Strategi positioning sini mungkin lebih
menekankan nilai tambah keuntungan dari internet. Posisi ini
mengasumsikan bahwa segmen yang lebih kecil menempatkan nilai
Blanket TargetingMeminjam dari strategi positioning
offline yang adaKeuntungan dasar dari internet -
kenyamanan dan aksesibilitas
New Opportunity TargetingReposisi seluruhnyaPosisi diferensiasi yang diperuntukkan
untuk segmen baru
Deachhead TargetingJuga meminjam dari strategi
positioning offlineFokus lebih, namun pada kebutuhan
kelompok yang lebih kecilStres nilai tambah keuntungan dari
internet
Bleed-Over TargetingMenggunakan posisi gandaMemanfaatkan posisi yang adaPosisi menambahkan manfaat, seperti
penawaran ditambah melalui internet (misalnya, meningkat kemampuan kustomisasi produk)
Customer Similarity
Same Customers Different Customers
Port
ions
of
a Se
gmen
tE
ntir
e Se
gmen
t
Foc
us o
f Eff
ort
54
lebih di internet dalam memperluas kemampuan untuk kenyamanan
dan akses
- Bleed Over Positioning
Strategi ini akan menyerupai penawaran offline, tetapi juga membuat
penawaran online yang menarik bagi tipe konsumen baru. Strategi
posisi tersebut akan mencoba untuk merujuk ke segmen-segmen
yang berbeda dari sebelumnya.
- New Opportunity Positioning
Strategi ini memposisikan keseluruhan penawaran, mencoba untuk
mengambil perhatian suatu segmen pelanggan baru.
Tahap 3: Designing Customer Experience (Merancang Pengalaman
Pelanggan)
Pada tahap ini perusahaan harus mengetahui tipe dari customer experience
yang dibutuhkan dalam memenuhi peluang pasar yang ada. Kemudian pengalaman
tersebut akan dikorelasikan dengan strategi positioning dan strategi permasaran
perusahaan. Secara umum, customer experience merupakan suatu persepsi dan
interpretasi pelanggan terhadap segala dorongan emosional yang dialami selama
berinteraksi dengan perusahaan. Begitu pula dengan pengalaman pelanggan secara
online. Terdapat 3 (tiga) tahapan di dalam pengalaman pelanggan secara online yang
disebut dengan hirarki pengalaman. 3 (tiga) tahapan tersebut yakni :
55
Tabel 2.1 Stages of Customer Experiance
Tahapan Yang dilakukan oleh perusahaan Yang akan dialami oleh
pelanggan
Tahap 1 :
Functionality
- Perancangan dan arsitektur
informasi
- Pemahaman akan perilaku
pelanggan
- Platform independence
- Transaksi yang efisien
- Situs mudah digunakan
- Kecepatan dalam
mendowload
- Intuisi navigasi
- Kehandalan situs
Tahap 2 :
Intimacy
- Warehouse dan mining
- Penyesuaian halaman dan
pengalaman
- Lembaran interaksi manusia
- Integrasi data
- Konsistensi
- Inovasi dan upgrade secara
konstan
- Personalisasi
- Meningkatkan kepercayaan
- Mengulang pengalaman
dari suatu nilai yang luar
biasa
- Pengalaman yang konsisten
- Manfaat yang lebih
dibanding penawaran yang
lain
Tahap 3 :
Evangelism
- Dukungan penyebaran
informasi
- Pengakuan dari pemberita atau
penyebar informasi
- Keinginan untuk mengirim
pesan ke pasar
- Manfaat dari komunitas
Sumber : Mohammed, Fisher, Jaworski dan Paddison, (2003: 136)
56
a) Tahap 1 : Experiencing Functionality
Pada tahap ini menjelasakan cara bagaimana perusahaan dapat
memberikan produk yang sesuai kepada pelanggan dengan keinginan
pasar. Hal tersebut mencangkup kemudahan dan kegunaan navigasi,
kecepatan, kepercayaan, keamanan, dan aksesibilitas media.
Usability and Ease of Navigation (Kegunaan dan Kemudahan
Navigasi)
Usability dapat diukur dengan seberapa baik sebuah website
mengantisipasi kebutuhan pengguna dan menciptakan jalur intuitif
yang memungkinkan pengguna untuk mencapai tujuannya. Jika
pelanggan ingin mencari persediaan, mengcek proses, atau melakukan
pembelian, usability akan menggambarkan sejauh mana website
memfasilitasi atau menghambat pencapaian tujuan tersebut. Usability
dipengaruhi oleh banyak unsur, termasuk kecepatan membuka suatu
halaman, struktur halaman, dan desain grafis
Speed (Kecepatan)
Kecepatan mengacu pada waktu yang dibutuhkan untuk menampilkan
halaman website pada layar pengguna. Meskipun meningkatnya
ketersediaan koneksi internet berkecepatan tinggi, banyak konsumen
yang masih menggunakan modem dial-up yang lambat, sehingga
setiap ukuran bit dari informasi harus diperhitungkan. Halaman grafis
yang berat mungkin menyenangkan untuk desainer, tetapi bagi
pelanggan ingin mencapai tujuan mereka, tidak ingin menunggu untuk
mendownload gambar yang tidak relevan.
57
Reliability (Keandalan)
Keandalan menggambarkan sejauh mana website mengalami periode
downtime, atau waktu ketika pengguna tidak dapat mengakses
halaman-halamannya karena pemeliharaan yang direncanakan atau
sistem crash. Keandalan juga dipengaruhi oleh seberapa sering
website tersebut mendownload dengan benar.
Security (Keamanan)
Konsumen ingin tahu apakah mereka bisa mempercayai situs web
tertentu. Jika basic trust dilanggar, itu mempengaruhi tidak hanya
perusahaan individu tetapi seluruh industri. Tapi ketika keamanan dan
kenyamanan digabungkan, pengalaman pelanggan akan meningkat.
Media Accessibility (Aksesibilitas Media)
Dengan perkembangan kemampuan perangkat dalam mengakses
internet, aksesibilitas media menjadi semakin penting. Oleh karena
itu, situs website mungkin perlu disederhanakan dan dirancang khusus
untuk berbagai platform sampai ada pemberlakuan standar di semua
platform.
b) Tahap 2 : Experiencing Intimacy
Pada tahap ini menjelaskan usaha perusahaan mengajak pelanggan agar
pelanggan merasa lebih dekat dengan perusahaan sehingga mereka
merasa dimengerti. Hal tersebut mencangkup customization, komunikasi,
konsistensi, kepercayaan terhadap perusahaan, dan nilai kepuasan dari
pelanggan.
58
Customization (Kustomisasi)
Kustomisasi adalah kemampuan sebuah website untuk mengubah
dirinya sendiri untuk setiap pengguna. Kustomisasi yang dikelola oleh
perusahaan disebut penyesuaian, sedangkan kustomisasi yang dikelola
oleh pengguna disebut personalisasi. Setelah dasar fungsi telah
diletakkan, pengguna mulai untuk menilai sejauh mana situs website
memberikan pengalaman berarti yang disesuaikan bagi pengguna.
Communication (Komunikasi)
Komunikasi mengacu pada dialog yang terbentang antara website dan
penggunanya. Komunikasi ini memiliki 3 (tiga) macam bentuk, yakni:
komunikasi perusahaan ke pengguna (seperti pemberitahuan email),
pengguna ke perusahaan komunikasi (seperti permintaan layanan
pelanggan), atau komunikasi dua arah (seperti instant messaging).
Secara jelas, komunikasi yang baik membutuhkan kinerja tinggi pada
bagian dari vendor online. Hal ini dapat diukur dalam hal efisiensi
(waktu untuk merespon) sekaligus efektifitas (ketepatan dalam
respon).
Consistency (Konsistensi)
Konsistensi mengacu pada sejauh mana pengalaman pelanggan di
website atau toko ritel dapat diulang. Proses replikasi konsisten
pengalaman itu, bagaimanapun, adalah masalah lain. Intinya adalah
bahwa harapan ditetapkan selama pengalaman pengguna, dan
penyimpangan dari harapan ini dimana tidak pengalaman obyektif itu
sendiri adalah apa yang yang pada akhirnya penting
59
Trustworthiness (Kepercayaan)
Kepercayaan adalah sifat yang didirikan dari waktu ke waktu, setelah
pengguna telah memiliki beberapa peluang untuk mengevaluasi
layanan perusahaan. Kepercayaan, bagaimanapun, menyiratkan
tingkat tertentu sebuah kedekatan, itulah sebabnya mengapa
perkembangannya dimulai dalam tahap kedua ini
Exceptional Value (Nilai yang luar biasa)
Pada tahap ini, pengguna yakin perusahaan menawarkan nilai luar
biasa, dan sebaliknya pengguna tidak dapat dengan mudah dibujuk.
Setiap konsumen memiliki keterikatan merek, produk, atau
pengalaman yang tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan logika
ekonomi murni. Konsumen dapat menjadi yakin dan teguh dalam
keyakinan mereka bahwa produk yang mereka identifikasi adalah
yang terbaik. Ini merupakan sebuah bentuk loyal konsumen, dimana
telah memiliki komitmen.
c) Tahap 3 : Experiencing Evangelism
Pada tahap ini menjelaskan gambaran pelanggan sebagai suatu
pengalaman individual, mengintegrasikan brand perusahaan kedalam
kehidupannya. Disini pelanggan berperan dalam menyebarluaskan
informasi suatu produk atau brand.
Taking the Word to the Market
Orang senang untuk menceritakan kisah tentang produk-produk yang
memiliki pengalaman indah bagi mereka. Dalam dunia offline, orang
umumnya berbagi tips tentang restoran, peralatan olahraga, dan
produk lainnya yang mereka minati. Intinya adalah bahwa pelanggan
60
yang telah melewati dua tahap pertama siap untuk menjadi penyampai
informasi untuk merek. Mereka sudah memiliki hubungan emosional
yang jelas dengan produk-produknya, dan cenderung untuk
mengembangkan semangat untuk menceritakan kisahnya.
Active Community Membership (Keanggotaan Komunitas Aktif)
Tahap ini juga ditandai dengan munculnya partisipasi komunitas.
Meskipun tidak semua pelanggan akan terlibat dalam penawaran
komunitas, mereka yang mencapai tahap ini sering ingin berpartisipasi
dengan komunitas yang saling berbagi pengalaman yang sama.
Tahap 4: Crafting The Customer Interface (Merancang Tampilan Layar
Pelanggan)
Pada tahap keempat ini bertujuan merancang tampilan (user interface)
website yang akan dipergunakan oleh perusahaan. Interface atau antarmuka
merupakan representasi virtual dari proposisi nilai yang ingin disampaikan oleh
perusahaan. Perancangan tampilan (user interface) sendiri mengikuti aturan kerangka
kerja 7C, yaitu :
1. Context
Menekankan bagaimana sebuah website dirancang balik secara estetik
maupun fungsional. Secara estetik berarti menggambarkan karakteristik
visual dari website seperti warna, grafik, foto, pemakaian dan huruf. Ada
2 (dua) kunci dimensi dari context, yaitu :
a) Function (Fungsional)
Bagian ini berhubungan dengan cara penempatan link dalam sebuah
website, pembagian sebuah halaman website menjadi sub komponen
61
dan alat-alat yang dapat digunakan oleh user untuk perpindahan antar
halaman didalam website.
b) Aesthetics (Estetika)
Bagian ini berhubungan dengan visualisasi yang ditampilkan pada
halaman web seperti warna, gambar, tulisan dan objek visual lainnya.
2. Content
Merupakan segala informasi digital yang terdapat didalam sebuah situs
web. Secara luas, content meliputi audio, video, image, dan text. Dimensi
dari content yaitu :
a) Offering Mix
Pada bagian ini, isi dari website berhubungan dengan produk,
informasi dan layanan yang ditawarkan.
b) Appeal Mix
Pada bagian ini, isi dari website berhubungan dengan daya tarik yang
diberikan melalui promosi dan pesan komunikasi dari perusahaan.
c) Multimedia Mix
Pada bagian ini, isi dari website berhubungan dengan media-media
yang bervariasi seperti teks, gambar, video, animasi, dan grafik.
d) Content type
Pada bagian ini, isi dari website terdiri dari dua jenis informasi yaitu
Highly Time-Sensitive, merupakan informasi yang perlu dilakukan
update sesering mungkin dan kemudian Less Time-Sensitive dimana
sebuah informasi tidak harus selalu di-update.
62
3. Community
Merupakan kumpulan dari jalinan hubungan yang dibangun berdasarkan
kesamaan minat. Community dapat menciptakan isi atau pelayanan yang
menarik perhatian konsumen ke sebuah disitus web. Community dapat
juga membangun hubungan yang lebih dekat antara konsumen dan
perusahaan, dan juga antara sesama konsumen.
4. Customization
Merupakan suatu kemampuan situs web untuk dapat dimodifikasi oleh
pengguna atau memodifikasi dirinya sendiri untuk pengguna. Terdapat 2
(dua) dimensi dari customization, yakni :
a) Personalization (Personalisasi)
Dimana customization di inisiasikan dan dikelola oleh si pengguna
situs.
b) Tailoring By Site
Dimana customization diawali dan dikelola oleh sebuah perusahaan.
5. Communication
Komunikasi mengacu pada dialog yang terbentang di antara website dan
penggunanya. Terdapat 3 (tiga) bentuk dari komunikasi, yakni :
perusahaan ke pengguna (contoh: e-mail notification), pengguna ke
perusahaan (contoh: customer service), atau pengguna ke pengguna
(contoh: instant messaging).
6. Connection
Didefinisikan sebagai jaringan dari banyak link yang menghubungkan
situs perusahaan dengan situs lain.
63
7. Commerce
Merupakan kapasitas transaksi yang terdapat pada sebuah situs seperti
keranjang belanja, pilihan pengiriman dan pembayaran, checkout dan
fungsi konfirmasi order.
Tahap 5: Designing The Marketing Program (Merancang Program
Pemasaran)
Pada tahap kelima merupakan tahap perancangan program pemasaran internet
perusahaan. Perusahaaan merancang sebuah kombinasi khusus dari berbagai
tindakan pemasaran (layers) untuk membawa pelanggan yang dituju dari tahap
kesadaran (awareness) ke tahap pemutusan (dissolution). Kemudian dibuat dalam
bentuk kerangka kerja marketspace matrix sehingga membentuk suatu kombinasi
strategi pemasaran yang berbeda pada setiap tahapan dari hubungan pelanggan
dengan bauran pemasaran internet yang ada. Berikut tahap dalam merancang
program pemasaran :
Gambar 2.12 Four Key Stages of Customer Relationships
Sumber : Mohammed, Fisher, Jaworski dan Paddison, (2003: 223)
Awareness Exploration/Expansion Commitment Dissolution
64
1 Customer Relationship
Pada customer relationship difokuskan pada :
- Awareness
Pada tahap ini terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan untuk
menciptakan pengenalan dan kesadaran terhadap produk kepada
masyarakat, antara lain melalui brand (merek) yang mudah diingat,
brand yang konsisten antara brand perusahaan dan brand website,
serta promosi melalui media online dan offline.
- Exploration Expansion
Pada tahap ini, konsumen mempertimbangkan kemungkinan untuk
melakukan transaksi.
- Commitment
Pada tahap ini, pihak-pihak yang berhubungan memiliki kewajiban
dan tanggung jawab terhadap sesamanya.
- Dissolution
Banyak pelanggan dalam tahap pemutusan (dissolution) merupakan
kebalikan dari pelanggan pada tahapan komitmen dan eksplorasi.
Pada tahapan ini yang dilakukan perusahaan adalah dengan tujuan
mengurangi nilai pelanggan dalam rangka mengurangi biaya dan
membuatnya lebih menarik bagi pelanggan sehingga hal yang tidak
diinginkan seperti beralih ke perusahaan lain tidak terjadi.
Mengurangi komunikasi, menghilangkan pilihan layanan, dan
menaikkan harga semua memungkinkan terjadinya pemutusan
(dissolution) oleh pelanggan. Dalam beberapa kasus pelanggaran
terhadap norma-norma hubungan pembeli dan penjual, beberapa
65
pelanggan mungkin akan diminta untuk tidak kembali ke situs
penjual. Maka tahap pemutusan (dissolution) merupakan suatu
kondisi yang terjadi saat dimana jika salah satu atau kedua belah
pihak memutuskan hubungan.
2 Six Marketing Levers
M̵ Product
Merupakan sesuatu yang dibuat untuk tujuan transaksi, dimana
produk terbagi atas dua jenis, yaitu physical goods (barang) dan
services (layanan).
M̵ Pricing
Merupakan strategi pemberian harga yang dilakukan oleh
perusahaan di dalam web untuk menarik konsumen.
M̵ Communication
Merupakan strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempromosikan web baik secara online maupun secara offline.
M̵ Community
Merupakan strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menciptakan suatu hubungan yang dibangun berdasarkan atas
kepentingan yang sama.
=̵ Distribution
Merupakan strategi yang dilakukan oleh perusahaan agar produk
yang ditawarkan oleh perusahaan dapat dicapai oleh konsumen.
66
=̵ Branding
Merupakan nama, tanda, simbol, atau desain maupun kombinasinya
yang ditujukan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari
perusahaan dan untuk membedakan mereka dari para pesaingnya.
3 Marketspace Matrix
Marketspace Matrix memiliki tujuan untuk membantu perusahaan
membuat pendekatan yang berfokus pada konsumen yang terintegrasi
dengan e-marketing. Marketspace Matrix ini meliputi dua komponen
penting yaitu customer relationship dan internet marketing mix.
Tabel 2.2 Marketspace Matrix
Relationship Stages
Cat
egor
ies o
f Lev
ers
Awareness Exploration Commitment Dissolution
Product
Price
Communication
Community
Distribution
Branding
Sumber : Mohammed, Fisher, Jaworski dan Paddison (2003: 546)
Tahap 6: Leveraging Customer Information Through Technology
(Meningkatkan Informasi Pelanggan Melalui Teknologi)
67
Tahap ini menjelaskan bagaimana teknologi yang diperlukan dapat
mendukung perusahaan dalam mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisa
data sehingga diperoleh suatu informasi mengenai pelanggan dan apa yang menjadi
kebutuhan pelanggan secara umum.
Tahap 7: Evaluating The Marketing Program (Mengevaluasi Program
Pemasaran)
Merupakan tahap terakhir dimana melibatkan hasil dari evaluasi dari program
pemasaran internet yang telah dirancang. Tahap ini bertujuan untuk mengukur dan
mengintegrasikan secara keseluruhan antara pengukuran pelanggan baik secara
online maupun offline. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metric sebagai
indikator kinerja yang menggambarkan kondisi apakah program pemasaran berjalan
baik atau tidak. Metric sendiri dibagi dalam 3 (kategori), yakni :
a) Financial Metrics
Mengukur nilai garis bawah kinerja bisnis.
b) Customer-Based Metrics
Mengukur kondisi aset pelanggan dari suatu bisnis.
c) Implementation Metrics
Mengukur pengimplementasian program pemasaran yang menjelaskan
tindakan apa yang kiranya perlu dilakukan untuk memperkuat basis
pelanggan dan pada akhirnya hasil keuangan tersebut.
2. 3 Metode Pengumpulan Data
2.3.1 Observasi
68
Menurut Nazir (2009: 175) pengumpulan data dengan observasi langsung
atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.
Sesuai dengan uraian diatas, maka observasi dapat diartikan sebagai metode
pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung dan
pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Dengan demikian, peneliti terjun secara langsung dalam upaya-upaya meningkatkan
penerapan dan pemasaran dalam menghadapi persaingan, diantaranya menggunakan
panca indra dalam mengamati dan memperhatikan objek yang diteliti kemudian
mencatat kejadian yang dianggap penting.
2.3.2 Wawancara
Selain dari pengumpulan data dengan cara pengamatan, dapat juga dilakukan
dengan mengadakan interview atau wawancara. Dalam penelitian ini informasi
diperoleh langsung dari informan dengan tatap muka dan bercakap-cakap. Menurut
Nazir (2009: 193) wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau informan dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara).
2.3.3 Kuesioner
Menurut Nazir (2009: 204) alat lain untuk mengumpulkan data adalah daftar
pertanyaan, yang biasa disebut sebagai kuesioner. Kuesioner merupakan sekumpulan
pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap
69
pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji
hipotesis.
2.3.4 Studi Pustaka
Menurut Sarwono (2006: 26) kajian atau studi pustaka dilakukan dengan
mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang
pernah dilakukan oleh orang lain.
Tujuan utama melakukan studi pustaka menurut Sarwono (2006: 47) adalah:
- Menemukan variabel-variabel yang akan diteliti
- Membedakan hal-hal yang sudah dilakukan dan menentukan hal-hal
yang perlu dilakukan
- Melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru
- Menentukan makna dan hubungan antar variabel
Inti dari tujuan melakukan studi pustaka adalah untuk mendapatkan landasan
teori mengenai masalah yang akan diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti
untuk memahami persoalan yang diteliti benar dan sesuai dengan kerangka berpikir
ilmiah.
2. 4 Kerangka Pemikiran