lolytasaribatubara.files.wordpress.com file · web viewkantor administrasi (semi tertutup untuk...
TRANSCRIPT
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perguruan tinggi merupakan salah satu bentuk lembaga yang bergerak
dibidang pendidikan, dalam kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari aktifitas
penciptaan arsip baik itu arsip dinamis aktif, arsip dinamis inaktif dan arsip
statis. Kegiatan pengelolaan arsip pada dasarnya dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan terhadap akses informasi secara efektif dan efisien.
Organisasi memerlukan manajemen rekod, untuk mengontrol informasi
yang diciptakan dan disimpan sebagai akibat dari kegiatan administratif
organisasi yang terus berkembang. Alasan perlunya manajemen rekod
sebagaimana dikatakan oleh Kennedy dan Schauder adalah berkaitan
dengan ekonomi, penyimpanan dan pemeliharaan rekod memerlukan biaya
besar, dan juga alasan operasional, dimana sulit untuk menemukan kembali
informasi yang relevan, jika informasinya sangat banyak dan tidak tertata.
Manajemen rekod mengembangkan pengawasan pemusnahan rekod untuk
memisahkan rekod aktif dari rekod inaktif (Kennedy dan Schauder, 1998:9).
Anne-Marie Schwirtlich dalam Keeping Archives (1993:51)
menunjukkan bahwa tempat penyimpanan rekod hanya 60-70% dari total
fasilitas tempat kearsipan, yang berimbas pada penyelamatan rekod.
Table 1. Alokasi Ruang dan Persyaratan
Rekomendasi untuk alokasi ruang Kearsipan Penyimpanan rekod/tumpukan (stacks) Adminstrasi dan layanan kearsipan Area proses (tertutup untuk umum) Ruang referensi Kantor administrasi (semi tertutup untuk umum)
60-70%30-40%
15-22%7-10%8%
Tabel di atas menunjukkan bahwa memelihara rekod akan memisahkan
rekod dari rekod aktif dan kemudian mempertimbangkan rekod untuk
dimusnahkan sehingga terhindar dari penumpukan rekod dan mahalnya
tempat penyimpanan rekod. Barbara Reed dalam Keeping Archives
UNIVERSITAS INDONESIA
2
(1993:158), menyebutkan hanya 1%-5% dari total penciptaan rekod yang
akan dipelihara (preservation).
Penilaian merupakan pengelolaan arsip dalam menilai dokumen dan
memilih arsip mana yang akan disimpan dan dimusnahkan (Maher,
1992:36). Penyusutan arsip adalah penghapusan rekod dari suatu sistem
kearsipan, baik manual maupun elektronik. Penilaian dan penyusutan arsip,
mempertimbangkan rekod yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
operasional, persyaratan hukum, atau akuntabilitas keuangan.
Program penilaian dan penyusutan arsip selain memerlukan biaya juga
memerlukan rumusan kebijakan. Kebijakan pelaksanaan penilaian dan
penyusutan arsip tertuang dalam: (1) Undang-Undang No. 43 tahun 2009
tentang Kearsipan, disebutkan dalam pasal 48 bahwa Perguruan Tinggi
Negeri wajib memiliki JRA, dan akan dikenakan sanksi administratif bagi
organisasi yang melanggar, (2) Undang-Undang No. 8 tahun 1997 tentang
Dokumen Perusahaan, (3) Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 1979 tentang
Penyusutan Arsip, (4) Peraturan bersama Kepala ANRI dengan Kepala
BKN No. 05 dan 41 tahun 2007 tentang JRA Kepegawaian dan PNS serta
Pejabat Negara, (5) Peraturan Kepala ANRI No. 07 tahun 2007 tentang JRA
Keuangan, (6) Peraturan Kepala ANRI No. 12 tahun 2009 tentang JRA
Fasilitatif Non Keuangan dan Kepegawaian.
Penelitian tentang penyusutan di lingkungan Pemerintah Propinsi DKI
Jakarta dilakukan oleh Tiurma L. Tobing menyimpulkan bahwa Jadwal
Retensi Arsip harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam UU
Nomor 7 tahun 1971, Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1979 dan Surat
Edaran Kepala Arsip Nasional RI Nomor 02/SE/1981. Selain itu harus
memperhatikan peraturan dan tata cara pelaksanaan kegiatan dari lembaga
pencipta arsip (creating agency). Walaupun sudah ada Jadwal Retensi
Arsip, namun petugas masih ragu untuk menentukan usia arsip dinamis
(Tobing, 2002:65-69). Disisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Agus et.al
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggambarkan bahwa penilaian dan
penyusutan hanya mencapai level 23%. 31% petugas pengelola arsip tidak
UNIVERSITAS INDONESIA
3
mengetahui tentang kegiatan penilaian dan penyusutan arsip. 78% petugas
pengelola arsip tidak memiliki dan tidak mengetahui adanya program untuk
melakukan program kegiatan penilaian dan penyusutan arsip. Penilaian dan
penyusutan arsip dilakukan berdasarkan subjektifitas pengelola arsip, dan
tidak berdasarkan kebijakan yang dibuat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(Agus et.al., 2008:76).
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta disingkat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta adalah perguruan tinggi di lingkungan
Departemen Agama, yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
program pendidikan akademik dan atau professional dalam bidang ilmu
agama Islam yang terpadu dengan ilmu pengetahuan umum (KEPMEN No.
414 tahun 2002). Seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat akan
peran lembaga pendidikan tinggi Islam, maka UIN Jakarta dalam kerangka
World Class University, menjadi wakil universitas Islam di Indonesia masuk
dalam 500 universitas top dunia, menunjukkan kesadaran akan pentingnya
mengelola arsip. Ini tergambar dari petikan hasil wawancara Pembantu
Rektor Bidang Akademik yang mengatakan bahwa untuk mendukung UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dapat tercapai menjadi World Class Research
University, harus didukung dengan tertib administrasi bidang akademik
(UIN Online).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara fungsional dibina oleh Menteri
Agama c.q. Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam, dalam mengelola
arsipnya mengacu pada kebijakan yang dikeluarkan oleh Departemen
Agama. Kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan arsip di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta diantaranya adalah: (1) Kementerian Agama
menerbitkan Pedoman Penataan Kearsipan di Lingkungan Kementerian
Agama Nomor 44 tahun 2010, (2) Jadwal Retensi Arsip Departemen Agama
RI berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 111 tahun 1999, (3)
Keputusan Menteri Agama Nomor 477 tahun 2003 tentang Statuta UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, (4) Keputusan Menteri Agama Nomor 414
tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja UIN Syarif Hidayatullah
UNIVERSITAS INDONESIA
4
Jakarta, dan (5) Buku Indeks dan Klasifikasi Surat Dinas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum memiliki unit kearsipan yang
secara khusus bertanggungjawab mengelola arsip. Pada tingkat universitas,
fakultas dan unit-unit di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
pengelolaan arsip menjadi bagian tugas Subbag Tata Usaha. Berdasarkan
KEPMEN No. 414 tahun 2002, tugas Subbagian umum fakultas, adalah
melakukan urusan administrasi kepegawaian, keuangan, IKN, tata usaha,
rumah tangga, perlengkapan dan umum. Akumulasi hasil rekod yang
tercipta dari organisasi, harus ditentukan pemilihan rekod yang mempunyai
retensi permanen dipelihara atau dimusnahkan.
Untuk melakukan penilaian dan penyusutan arsip di lingkungan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan pedoman Jadwal Retensi Arsip
yang diterbitkan oleh Departemen Agama. Proses penilaian dan penyusutan
arsip yang tertuang dalam Jadwal Retensi Arsip Departemen Agama, item
arsip yang akan disusutkan masih bersifat umum dan belum sesuai dengan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai organisasi perguruan tinggi. Untuk
itu diperlukan pembuatan Jadwal Retensi spesifik untuk lingkungan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik meneliti tentang
pelaksanaan penilaian dan penyusutan yang dilakukan di FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta salah satu fakultas yang ada di lingkungan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
1.2. Rumusan Masalah
Secara umum kebijakan pengelolaan arsip di lingkungan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta belum memiliki pedoman. Sirkulasi arsip tercipta di
lembaga, baru mengacu pada Buku Indeks dan Klasifikasi Surat Dinas UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, dikeluarkan oleh UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tahun 2007. Sedangkan penyusutan arsip di Bagian Umum
UNIVERSITAS INDONESIA
5
sebagai unit pengelola arsip di Fakultas masih mengacu pada subyektifitas
petugas.
Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian yang selanjutnya disebut
Unit Kearsipan untuk lingkungan UIN belum mengatur daur hidup (life
cycle), masa kehidupan arsip sampai penyusutan arsip. Selanjutnya,
Kementerian Agama sebagai induk organisasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta turut berperan serta dalam mengeluarkan kebijakan pengelolaan
arsip, menerbitkan kebijakan penyusutan arsip dalam pedoman Jadwal
Retensi Arsip di lingkungan Kementerian Agama.
Sosialisasi Jadwal Retensi Arsip yang dikeluarkan oleh Departemen
Agama, belum semua unit organisasi mengetahui keberadaannya, hal ini
hasil wawancara peneliti tertanggal 28 Februari jam 16.15 di Bagian Umum
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Akibatnya, petugas pengelola arsip
melaksanakan retensi arsip berdasarkan subyetifitas dan keahlian yang
dimiliki oleh petugas.
Untuk itu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara umum, Fakultas di
lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara khusus perlu membuat
spesifik Jadwal Retensi Arsip sebagai pedoman untuk menyusutkan arsip.
Pertanyaan penelitian dalam tesis ini adalah bagaimanakah pelaksanaan
penyusutan arsip di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses pelaksanaan penilaian
arsip di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berpedoman pada
Jadwal Retensi Arsip Departemen Agama, sebagai dasar untuk merancang
Jadwal Retensi Arsip spesifik pada FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat akademis :
Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat lebih dikembangkan
dengan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengelolaan arsip
UNIVERSITAS INDONESIA
6
perguruan tinggi, khususnya penilaian dan penyusutan arsip perguruan
tinggi
2. Manfaat praktis :
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi
petugas pengelola arsip tentang penyusutan arsip perguruan tinggi
khususnya di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lingkungan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam menjamin penyusutan arsip sesuai
dengan prosedur yang berlaku
1.5. Batasan Operasional Penelitian
Pengertian arsip dalam penelitian ini termasuk juga rekod. Istilah rekod
kurang dipahami oleh informan, kecuali hanya arsip. Rekod adalah rekod
yang diciptakan terkini dalam pelaksanaan kegiatan yang sedang
berlangsung
Arsip aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan/atau
terus menerus. Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya
telah menurun. Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip
karena memiliki nilai guna kesejarahan. Arsip disebut juga memori
organisasi (corporate memory)
1.6. Kerangka Berpikir
UNIVERSITAS INDONESIA
a. Tempat terbatas hanya 60-70% arsip disimpan
b. Masih tercampurnya arsip aktif dan inaktif
c. Bulk d. Temu kembali arsip sulit
ditemukan di unit kearsipan
Staf mengetahui in-konsistensi dalam penilaian
7
BAB IITINJAUAN LITERATUR
2.1 Pengertian Arsip
Untuk memahami arsip (archives) tidak bisa terlepas dari memahami
rekod (records), keduanya saling berkaitan. Walau demikian, ada perbedaan
cara pandang orang dalam memahami arsip dan rekod (Williams, 2006:4).
UNIVERSITAS INDONESIA
JRA Depaga. Keputusan Menteri
Agama No. 111 tahun 1999
b. Tupoksi organisasi yang berkaitan pengelolaan arsip
c. Buku Indeks dan Klasifikasi Surat Dinas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penilaian arsip berpedoman pada JRA Depag dan Tupoksi Organisasi
Spesifik Penilaian Arsip FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
JRA Spesifik FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8
Australia Standar AS 4390–1996 sebagaimana dikutip Kennedy dan Schauder
(1998:5), mendefinisikan arsip sebagai rekod yang memiliki nilai
berkelanjutan. Pengertian rekod itu sendiri adalah informasi terekam, dalam
berbagai bentuk, termasuk data dalam sistem komputer, diciptakan atau
diterima dan dipelihara oleh organisasi atau perorangan dalam suatu transaksi
bisnis atau dibentuk dan dijaga sebagai bukti dari suatu aktivitas.
Rekod dapat berupa kertas, microfilm atau elektronik, dokumen atau
berkas, peta, cetak biru, gambar, foto, data dari sistem bisnis, dokumen yang
diolah dengan pengolah kata (word processor), spreadsheet atau lembaran
elektronik, berita surat elektronik, citra digital, audio dan video, dokumen
tulisan tangan, arsip dinamis tidak berstruktur seperti surat atau arsip dinamis
yang berstruktur. Aspek terpenting dari pengertian ini adalah kenapa rekod
diciptakan dan kenapa rekod harus dikelola. Rekod tercipta dan dikelola untuk
mendukung aktifitas organisasi dan dijadikan sebagai alat bukti (Kennedy dan
Schauder, 1998:5).
Shepherd dan Yeo (2003:5) menggambarkan suatu siklus kehidupan (life
cycle) rekod dimulai dari tahap penciptaan (creation), penerimaan (capture),
penyimpanan, penggunaan hingga tahap penyusutan. Ini mengindikasikan
bahwa rekod memiliki siklus yang sama dengan organisme biologi, yaitu masa
penciptaan (born), masa pemeliharaan dan pemanfaatan (live), dan masa
pemusnahan (die).
UNIVERSITAS INDONESIA
9
Gambar 1. Model siklus kehidupan (lifecycle) arsip dalam bukunya Shepherd dan Yeo
Istilah kearsipan di Indonesia, rekod dipahami sebagai arsip dinamis, yaitu
adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip
dan disimpan selama jangka waktu tertentu (UU No. 43 tahun 2009).
Arsip aktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi dan/atau
terus menerus. Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi penggunaannya telah
menurun. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai
bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan
daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (UU No. 43 tahun 2009).
Kegiatan substansi perguruan tinggi adalah menjalankan tridharma
perguruan tinggi dan didukung kegiatan fasilitatif. Hasil kegiatan substantif
perguruan tinggi menghasilkan arsip berkaitan dengan pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Sedangkan fasilitatif
merupakan kegiatan yang mendukung perguruan tinggi dalam pelayanan
administrasi, keuangan dan kepegawaian.
Maher dalam bukunya The Management of College and University
Archives, menyebutkan beberapa jenis arsip yang digunakan oleh perguruan
tinggi, diantaranya adalah :
a. Piagam pendirian universitas, statute atau dokumen hukum pembangunan
lembaga, dan juga dokumen yang berhubungan dengan misi lembaga
b. Daftar acara, notulen dan dokumen pendukung untuk pertemuan tingkat
pimpinan universitas, contoh dewan atau wali pengawas
UNIVERSITAS INDONESIA
10
c. Daftar acara, notulen dan dokumen pendukung untuk pertemuan pengajar,
antara mahasiswa dan pengajar, badan pengembang kemahasiswaan
seperti senat atau dewan universitas
d. Korespodensi dan rekod resmi dari pimpinan universitas, dekan, pembuat
kebijakan. Laporan tahunan yang diterbitkan dan tidak diterbitkan dari
pimpinan universitas dan akademik serta administrasi;
e. Rekod akademik mahasiswa
f. Laporan anggaran dan keuangan
g. Penerbitan mencakup misi dasar lembaga, khususnya catalog perkuliahan,
jadwal, buku panduan kurikulum meliputi persyaratan mengikuti
perkuliahan
h. Direktori pengajar, staf, mahasiswa dan alumni yang menunjukkan nama,
gelar, fakultas dan alamat
i. Koran, bulletin dan terbitan lainnya dari mahasiswa dan universitas secara
resmi, organisas pengajar dan mahasiswa
j. Seluruh penerbitan yang dihasilkan oleh bidang pengajaran dan badan-
badan mahasiswa dan bahkan tersedia di perpustakaan kampus. Termasuk
didalamnya adalah majalah ilmiah dan laporan resmi dari bulletin lembaga
dan organisasi mahasiswa yang memproduksikan sebagai terbitan local.
Selain itu karya akhir mahasiswa seperti tesis, disertasi serta laporan
praktek (hal. 25).
Ditambahkan oleh Maher (1992:10) bahwa konten arsip yang ada di
perguruan tinggi, tidak hanya arsip yang dipublikasikan oleh lembaga dan
arsip yang berkaitan dengan operasional lembaga tetapi juga naskah personal
tertentu yang mencerminkan karir, kontribusi dan perspektif terhadap
perguruan tinggi.
2.2 Definisi Penilaian
Definisi penilaian (appraisal) merupakan proses penilaian arsip dalam
memilih arsip mana yang akan di simpan dan dimusnahkan. Inti dari
penilaian adalah keputusan untuk menilai dokumen (Maher, 1992:36-37).
UNIVERSITAS INDONESIA
11
Secara sederhana, penilaian adalah proses evaluasi terhadap rekod atau bukti
aktifitas organisasi untuk menentukan rekod-rekod yang harus disimpan dan
berapa lama waktu penyimpanannya dalam rangka memenuhi kebutuhan
organisasi dan para stakeholder, serta untuk menjaga akuntabilitas kegiatan
organisasi secara internal dan eksternal (Currall, 2005).
Ada 2 pendekatan dalam menilai arsip, yakni macro-appraisal dan fungsi
analisis: pendekatan top-down dan analisis dasar rekod (record-based
analysis): pendekatan bottom-up. Macro-appraisal menilai rekod pada level
organisasi- pemerintah, bisnis, departemen atau unit dibandingkan pada file
individu dokumen level. Pendekatan strateginya dengan menganalisis fungsi
organisasi dan mengidentifikasi rekod yang mendukung fungsi organisasi
akan disimpan, sedangkan rekod yang tidak mempunyai fungsi organisasi
akan musnah (Williams, 2006:49-51).
Analisis dasar rekod (record-based analysis): pendekatan bottom-up,
penilaian berdasarkan kriteria nilai guna rekod. Konsep ini didasari pemikiran
dari Theodore R. Schellenberg yang merespon untuk mengatasi problem
volume penciptaan arsip yang dihasilkan oleh organisasi.
Menurut Schellenberg dalam A Modern Archives Reader menyatakan
bahwa, ada 2 jenis nilai guna arsip yaitu: pertama, nilai guna primer (primary
value) adalah nilai guna sebagai rekod yang tercipta untuk kepentingan
penciptanya. Ini dibagi menjadi 3 nilai guna: (a) nilai administrasi
(administration value) yaitu nilai guna untuk mendukung kegiatan rutin
organisasi, (b) nilai hukum (legal value) merupakan bukti-bukti yang
mempunyai kekuatan hukum dan (c) nilai keuangan (fiscal value) adalah
dokumen yang menerima dan digunakan untuk pertanggunjawaban keuangan.
Kedua, nilai guna sekunder (secondary value) yaitu nilai guna yang
didasarkan pada kegunaan arsip diluar organisasi penciptanya, yang biasanya
digunakan untuk para sejarawan dan peneliti. Nilai guna ini dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu : (a) nilai pembuktian (evidential value).
UNIVERSITAS INDONESIA
Nilai Guna PrimerNilai untuk administrasi, hukum dan keuangan
12
Gambar 2. Penilaian taxonomi Schellenberg’s dalam bukunya Shepherd dan Yeo
Gambaran realistis tujuan penilaian, adalah: (1) untuk memilih rekod
bisnis yang memiliki nilai permanen, (2) membangun gambaran yang
menyeluruh dan padat tentang organisasi sepanjang waktu, (3) menyediakan
rekod yang bernilai sejarah, (4) merekam kegiatan pemerintahan, (5)
memastikan rekod-rekod dapat diakses, (6) menyusun kebijakan koleksi yang
tepat, (7) mempermudah para peneliti, (8) memelihara informasi sebanyak
mungkin di tempat yang terbatas, (9) menata tempat dengan baik (Williams,
2006:39).
Shepherd dan Yeo dalam bukunya Managing Records menyatakan
bahwa sebagian professional arsip sepakat bahwa penilaian harus berdasarkan
pada analisa fungsi organisasi dan memfokuskan pada isi dari konteks arsip.
Macro appraisal adalah penilaian terhadap arsip-arsip dalam konteks fungsi
penciptanya, termasuk analisa terhadap interaksi, struktur, budaya organisasi,
keterlibatan masyarakat dalam lembaga pemerintahan dan sistem pengelolaan
kearsipannya. Hal yang jadi pertanyaan dalam macro appraisal adalah
manakah rekod yang penting? Apa fungsi vital dari organisasi? Apa yang
bermanfaat bagi masyarakat? Pertanyaan ini akan sulit dijawab jika organisasi
belum mempunyai standar (Shepherd dan Yeo, 2003: 151-153).
2.3 Penyusutan
UNIVERSITAS INDONESIA
Nilai Guna SekunderNilai unuk pengguna lain
Nilai InformasionalNilai untuk materi penilitian bagi
lembaga, orang dan subjek
Nilai KebuktianNilai untuk dokumen sejarah organisasi,
struktur dan fungsi organisasi
13
Australia Standar AS 4390–1996 sebagaimana dikutip Kennedy dan
Schauder (1998:79), disposal atau penyusutan merupakan proses mengkaji
aktifitas organisasi untuk menentukan rekod apa yang harus disimpan dan
berapa lama rekod harus disimpan untuk memenuhi kebutuhan organisasi,
persyaratan akuntabilitas dan harapan masyarakat.
Penyusutan arsip menurut Undang-Undang Kearsipan No. 43 tahun 2009
adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip
inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, pemusnahan arsip yang tidak
memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada lembaga kearsipan.
Menurut Keputusan ANRI No. 9 tahun 2000, penyusutan arsip di instansi ada
2 cara, yakni: (1), mengacu pada Jadwal Retensi Arsip yang telah ditetapkan
oleh organisasi, dan (2) mengacu pada Surat Edaran nomor 1 tahun 1981
yang dikeluarkan oleh ANRI, untuk instansi yang belum memiliki Jadwal
Retensi Arsip.
Disposal atau penyusutan berkaitan dengan rangkaian proses pelaksanaan
keputusan penilaian. Jadwal penyusutan bisa juga disebut jadwal retensi
rekod atau keputusan penilaian adalah daftar seri rekod organisasi yang berisi
arahan bagaimana rekod akan dimusnahkan setelah diciptakan, kapan rekod
akan dipindahkan selanjutnya apakah rekod akan disimpan (Kennedy dan
Schauder, 1998:79).
Ada 2 tipe jadwal penyusutan, pertama adalah jadwal penyusutan umum
(general disposal schedules) dan jadwal penyusutan rekod khusus (schedules
specific to the records of a particular office). Jadwal penyusutan umum
berkaitan dengan rekod kantor public, misalnya kantor pemerintahan,
akunting, layanan buildings, transoprtasi, rekod personal, rekod sekolah,
rekod rumah sakit). Jadwal penyusutan rekod khusus. Contoh general
disposal schedules dibuat oleh The Queensland State Archive, the Archives
Authority of New South Wales, the Public Record Office Victoria, the State
Archives of Western Australia merupakan pengembangan dari jadwal
penyusutan pemerintahan daerah. Jadwal penyusutan rekod khusus (schedules
UNIVERSITAS INDONESIA
14
specific to the records of a particular office) merupakan rekod specialias yang
terdapat pada fungsi unit bisnis organisasi. Rekod yang tercipta, diantaranya:
1. Rekod keuangan dan akunting
2. Akomodasi, property dan rekod administrative
3. Rekod tender dan kontrak
4. Rekod yang berhubungan dengan fungsi organisasi (Kennedy dan
Schauder, 1998:82-89)
Jadwal penyusutan berkaitan juga dengan perencanaan tempat,
pertumbuhan rekod dan mengefektifkan tempat penyimpanan rekod. Ini
merupakan alat bagi organisasi untuk efisiensi dan ekonomi. Bentuk
penyusutan tergambar dengan retensi arsip. Menurut Penn et.al (1994:116)
adalah suatu daftar arsip aktif yang berisi penetapan kapan suatu arsip akan
dimusnahkan.
Jadwal Retensi Arsip menurut Undang-Undang Kearsipan Nomor 43
tahun 2009, adalah Jadwal Retensi Arsip yang selanjutnya disingkat JRA
adalah daftar yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu penyimpanan
atau retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi rekomendasi tentang
penetapan suatu jenis arsip dimusnahkan, dinilai kembali, atau
dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan dan
penyelamatan arsip.
Manfaat Jadwal Retensi Arsip menurut Ira et.al., (1994:117) adalah: (1)
Pengurangan rekod, menghemat waktu dalam penelusuran informasi rekod,
(2) Meghindari masalah hukum, (3) Melakukan efisiensi dalam menetapkan
rekod yang sangat penting, (4) Menghemat tempat, dengan memindahkan
rekod yang tidak digunakan saat ini, (5) Mengidentifikasi rekod yang
memiliki nilai permanen.
2.4 Pedoman Jadwal Retensi Arsip di Lingkungan Departemen Agama
Pedoman Jadwal Retensi Arsip (JRA) di lingkungan Departemen Agama
ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor
111 tahun 1999 tertanggal 28 April 1999. Penyusunan JRA dilakukan dengan
menginventarisasi arsip kegiatan-kegiatan kerja di lingkungan Departemen
UNIVERSITAS INDONESIA
15
Agama, sesuai dengan tata kearsipan yang berlaku, kemudian menuangkannya
ke dalam suatu daftar yang dilengkapi dengan umur penyimpanannya.
Penyusunan materi disesuaikan dengan pengelompokkan fasilitatif dan
substantif (Depag, 2006:45).
Pelaksanaan Retensi Arsip di lingkungan Departemen Agama
dilaksanakan oleh unit kerja pengolah masing-masing: (1). Sekretaris Jenderal
pada Biro-biro dan Pusdiklat Pegawai, (2). Inspektorat Jenderal pada
Sekretariat Itjen dan Inspektorat-inspektorat, (3). Direktorat Jenderal pada
Sekretariat Ditjen dan Direktirat-direktorat, (4). Badan Litbang Agama pada
Sekretariat Balitbang Agama dan Pusat-pusat, (5). Kantor Wilayah pada
Bagian Sekretariat dan Bidang-bidang/Pembimbing, (6). Pengadilan Tinggi
Agama pada Sekretariat/Panitera, (7). Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
pada Fakultas-fakultas dan Bagian pada Biro Administrasi Umum Akademis
dan Kemahasiswaan, (8). Balai pada Sub Bagian Tata Usaha dan Seksi-seksi,
(9). Kandepag Kabupaten/Kotamadya pada Sub Bagian Tata Usaha dan Seksi-
seksi/Penyelenggara Bimbingan, (10). Pengadilan Agama pada
Sekretariat/Panitera, (11). Madrasah-madrasah pada Tata Usaha, (12). Kantor
Urusan Agama (KUA) pada petugas yang ditunjuk menjalankan tugas fungsi
Tata Usaha oleh Kepala KUA yang bersangkutan (Depag, 2006:53-54).
Jadwal Retensi Arsip yang dikeluarkan oleh Departemen Agama
sebagaimana Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 111
tahun 1999:
1. Jadwal Retensi Arsip bidang administrasi umum, meliputi:
a. Sub Bidang Organisasi
b. Sub Bidang Perencanaan
c. Sub Bidang Perlengkapan
d. Sub Bidang Ketatausahaan
e. Sub Bidang Hukum
f. Sub Bidang Perkawinan
g. Sub Bidang Hubungan Masyarakat
h. Sub Bidang Pendidikan dan Pengajaran
UNIVERSITAS INDONESIA
16
i. Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
j. Sub Bidang Bimbingan dan Penyuluhan
k. Sub Bidang Haji
l. Sub Bidang Pengawasan
m. Sub Bidang Penelitian
2. Jadwal Retensi Arsip Kepegawaian, meliputi:
a. Sub Bidang Pengadaan
b. Sub Bidang Mutasi
c. Sub Bidang Dispilin Pegawai Negeri Sipil
d. Sub Bidang Penilaian Pegawai Negeri Sipil
e. Sub Bidang Cuti
f. Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan
g. Sub Bidang Kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil
h. Sub Bidang Pemberhentian/Pensiun Pegawai Negeri Sipil
i. Sub Bidang Registrasi
j. Sub Bidang Berkas Perorangan
3. Jadwal Retensi Arsip Bidang Keuangan meliputi :
a. Sub Bidang Penyusunan Anggaran
(1) Anggaran rutin
(2) Anggaran pembangunan
b. Sub Bidang Pelaksanaan Anggaran
(1) Anggaran rutin
(2) Anggaran pembangunan
(3) Bantuan Luar Negeri (BLN)
(4) Anggaran non budgeter
(5) Dokumen pengurusan barang bukan bendaharawan
(6) Tuntutan Pembendaharaan dan Tututan Ganti Rugi (TPTGB)
c. Sub Bidang Pengawasan
d. Sub Bidang Perhitungan Anggaran (PA)
Bentuk Jadwal Retensi Arsip di Lingkungan Departemen Agama
UNIVERSITAS INDONESIA
17
Sub Bidang Pendidikan dan Pengajaran
No. Jenis Arsip Retensi PenetapanAktif Inaktif
1 2 3 4 5
1 Program Kegiatan pendidikan dan Pengajaran
1 tahun 1 tahun Permanen
2 Perumusan Kurikulum (GBPP) 1 tahun 1 tahun Permanen 3 Pengembangan Penyempurnaan
Kurikulum1 tahun 2 tahun Permanen
4 Beasiswa Dalam Negeri/Luar Negeri 1 tahun 3 tahun Musnah 5 Bantuan Tenaga Edukatif Luar Negeri 1 tahun 3 tahun Musnah 6 Bantuan Sarana Edukatif Luar Negeri 1 tahun 3 tahun Permanen
(Barang tidak bergerak)
7 Bantuan Sarana kepada Lembaga Pendidikan Agama Swasta
1 tahun 3 tahun Musnah
8 Pengadaan Sarana Pendidikan 1 tahun 1 tahun Musnah 9 Penerimaan Siswa/Mahasiswa 1 tahun 1 tahun Musnah 10 Absensi 1 tahun Selama
diperlukanMusnah
11 Evaluasi Hasil Belajar yang dibuat sendiri
1 tahun 1 tahun Musnah
12 Ujian Negara 1 tahun 5 tahun Musnah 13 Kegiatan Siswa/Mahasiswa/ KKN/
PKN/PSG1 tahun 3 tahun Musnah
14 Daftar Nilai 1 tahun Selama diperlukan
Musnah
15 Buku Induk Siswa/Mahasiswa 10 tahun
- Permanen
16 Subsidi Pendidikan 1 tahun 1 tahun Musnah 17 Supervise Proses Pendidikan 1 tahun 1 tahun Musnah 18 Akriditasi/Status 1 tahun 1 tahun Permanen 19 Pembinaan Organisasi Kesiswaan/
Kemahasiswaan (OSIS/SENAT/PMOG/BP3)
1 tahun 1 tahun Musnah
20 Administrasi Sumbangan Sekolah (SPP/DPP)
1 tahun 1 tahun Musnah
21 Relokasi/Filialisasi 1 tahun 1 tahun Permanen 22 Kegiatan Ekstra Kurikuler 1 tahun - Musnah 23 Pengakuan/Ijazah dari Luar Negeri 1 tahun 1 tahun Permanen 24 Rekomendasi Izin Belajar Luar Negeri 1 tahun 1 tahun Permanen 25 Data Pendidikan Keagamaan 2 tahun 5 tahun Permanen
Sub Bidang Penelitian
UNIVERSITAS INDONESIA
18
1 2 3 4 5
1 Organisasi Keagamaan 1 tahun 1 tahun Permanen 2 Sarana Keagamaan 1 tahun 1 tahun Permanen 3 Ketenagaan 1 tahun 1 tahun Permanen 4 Umat Beragama 1 tahun 1 tahun Permanen 5 Pengalaman Beragama 1 tahun 1 tahun Permanen 6 Pentashihan 2 tahun 1 tahun Permanen 7 Laporan Hasil Penelitian Kasus-kasus
Keagamaan5 tahun 1 tahun Permanen
8 Hasil Penelitian Keagamaan 5 tahun 1 tahun Permanen
Berikut keterangan komponen isi yang terdapat di Jadwal Retensi Arsip
dilingkungan Departemen Agama:
1. Jenis arsip, adalah spesifikasi pengelompokkan fisik arsip yang didasarkan
pada unit kerja, satuan organisasi Departemen Agama, dan jenis arsip
mengacu pada seri arsip
2. Permanen (Arsip statis), adalah arsip yang disimpan terus menerus.
Penyimpanannya di ANRI sebagai pertanggungjawaban Nasional
3. Musnah, adalah arsip yang disimpan minimal 3 tahun sesuai dengan
kebutuhan pengelola/unit pengolah, dan atau umur penyimpanannya belum
dapat ditentukan dengan pasti.
4. Penetapan merupakan penetapan arsip tentang simpan permanen, atau
dimusnahkan atau ditinjau kembali
5. Angka, angka yang dimaksud disini adalah angka yang tertera dalam
daftar arsip (JRA) dan menunjuk waktu/umur penyimpanan arsip
Jadwal Retensi Arsip yang dikeluarkan Departemen Agama sesuai
dengan visi dan misi Departemen Agama. Visi Kementerian Agama sesuai
Keputusan Menteri Agama nomor 2 tahun 2010, adalah terwujudnya
masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan
sejahtera lahir batin. Misi Kementerian Agama sesuai Keputusan Menteri
Agama nomor 2 tahun 2010, adalah
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.
UNIVERSITAS INDONESIA
19
3. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi
agama, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan.
4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.
5. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Berdasarkan analisis Jadwal Retensi Arsip yang dikeluarkan oleh
Departemen Agama Sub Bidang Pendidikan dan Pengajaran, dan Sub Bidang
Penelitian, rmasuk dalam kategori arsip dalam kegiatan fasilitatif. FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu fakultas di lingkungan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sesuai dengan visi misinya, Sub Bidang
Pendidikan dan Pengajaran, dan Sub Bidang Penelitian termasuk dalam
kegiatan substantif. Hal ini terjadi kesenjangan dan kurang diakomodasi
kegiatan-kegiatan berdasarkan subjek dan berdasarkan kegiatan substantif
perguruan tinggi.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
1.1 Pendekatan Penelitian
UNIVERSITAS INDONESIA
20
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang
bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut
pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan
ide, persepsi, pendapat, atau kepercayaan orang yang diteliti; kesemuanya
tidak dapat diukur dengan angka. (Sulistyo, 2006:78).
Melalui pendekatan kualitatif dapat memberikan gambaran tentang
pengelolaan penyusutan arsip, dalam mendukung fungsi bisnis organisasi,
dan melihat sumber daya manusia yang terkait dalam pelaksanaannya.
Sehingga dapat diperoleh gambaran yang lengkap mengenai pelaksanaan
penyusutan arsip di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam rangka
menunjang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menuju world class university.
Metode yang digunakan adalah studi kasus, di mana didalamnya peneliti
menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses atau
sekelompok individu (Creswell, 2010:20).
1.2 Informan
Informan yang digunakan adalah (1) Kepala Biro Administrasi Umum
dan Keuangan, (2) Dekan FITK, (3) PUDEK Bidang Administrasi dan
Umum, (4) petugas pengelola arsip di bagian Umum, (5) staf pengelola
bagian keuangan, (6) staf pengelola bagian kepegawaian dan (7) arsiparis.
Pemilihan informan ini akan memudahkan peneliti dalam meneliti objek
yang diteliti dan informan yang dipilih dianggap mengetahui masalah yang
diteliti atau orang yang memiliki wewenang dalam mendukung fungsi bisnis
organisasi.
1.3 Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian sebagaimana dikutip dari
Creswell (2010:268-270) dan disesuaikan di lapangan, diantaranya adalah:
1. Observasi
UNIVERSITAS INDONESIA
21
Peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mengamati prilaku dan
aktivitas pengelola arsip di lokasi penelitian. Dalam pengamatan di lokasi,
peneliti merekam/mencatat dengan mengajukan sejumlah pertanyaan
yang berkaitan dengan penilaian dan penyusutan arsip.
2. Wawancara
Peneliti melakukan face-to-face interview (wawancara berhadap-hadapan)
atau via telepon dengan informan. Wawancara menggunakan pertanyaan
tidak terstruktur dan bersifat terbuka yang dirancang untuk memunculkan
pandangan dari informan. Cara ini dilakukan untuk mengetahui
pelaksanaan penyusutan arsip yang dilakukan oleh petugas pengelola arsip
di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dokumen
Dokumen yang dibutuhkan dalam mendukung penelitian ini adalah:
struktur organisasi, prosedur kerja, Standar Prosedur Operasional (SOP),
deskripsi kerja dalam menjalankan fungsi bisnis organisasi yang berkaitan
dengan penyusutan arsip di lingkungan FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Materi audio dan visual
Data ini bisa berupa foto, hasil rekaman dan video berkaitan tentang
pelaksanaan pengelolaan arsip.
1.4 Analisa dan Penyajian Data
Analisis data adalah proses mencari dan mengatur secara sistematis
transkrip interview, catatan di lapangan, dan bahan-bahan lain yang didapat
oleh peneliti, yang kesemuanya itu peneliti kumpulkan untuk meningkatkan
pemahaman peneliti dan membantu peneliti untuk mempresentasikan
penemuan peneliti kepada orang lain.
Tahapan dalam analisis data adalah sebagai berikut :
1. Mengolah dan mempersiapkan data untuk di analisis yang bersumber dari
hasil transkripsi wawancara, kemudian memilah-milah dan menyusun data
UNIVERSITAS INDONESIA
22
tersebut ke dalam jenis-jenis yang berbeda tergantung dra sumber
informasi
2. Membaca keseluruhan dan mencatat data yang diperoleh
3. Menganalisis dengan memberi kode dengan deskripsi singkat untuk
mempermudah peneliti dalam memberi gambaran tentang penilaian dan
penyusutan arsip
4. Melakukan penarikan kesimpulan awal untuk memperdalam wawancara
atau observasi
5. Mengkaji literatur pada saat analisa data
6. Yang terakhir adalah membuat kesimpulan terakhir, saat data dilapangan
sudah mencapai titik jenuh
1.5 Lokasi Penelitian
1. Profil FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta adalah fakultas tertua yang ada dilingkungan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Kelahiran FITK adalah Jurusan Agama pada
Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) yang berdiri pada 1 Juni 1957,
berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 1 tahun 1957 dan dipimpin
oleh Prof. Dr. H. Mahmud Yunus sebagai Dekan dan Prof. H. Bustami A.
Gani sebagai Wakil Dekan (Pedoman Akademik).
Tujuannya adalah mendidik dan mempersiapkan pegawai negeri guna
mendapatkan ijazah pendidikan akademi dan semi akademi sehingga
menjadi guru agama, baik untuk sekolah umum, sekolah kejuruan maupun
sekolah agama (UIN online). Masa studi di ADIA adalah 5 tahun yang
terdiri dari tigkat semi akademi dan tingkat akademi 2 tahun (UIN online).
Tahun 1960, berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No.
11 tahun 1960, Departemen Agama menggabungkan 2 institusi yakni
ADIA di Jakarta dan PTAIN di Yogyakarta menjadi satu lembaga
Pendidikan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN). Tujuannya adalah
memenuhi perkembangan mahasiswa yang datang dari berbagai wilayah di
UNIVERSITAS INDONESIA
23
Indonesia dan dari Malaysia. Tanggal 24 Agustus 1960 bertepatan dengan
2 Rabi’ul Awal 1380H, Departemen Agama merubah nama PTAIN
menjadi al-Jamiah al-Islamiyah al-hukumiyah diterjemahkan menjadi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di Yogyakarta (UIN online).
Tahun 1963, IAIN Jakarta mengelola secara mandiri dan membina 3
Fakultas, yaitu (1) Fakultas Tarbiyah, (2) Fakultas Adab dan (3) Fakultas
Ushuluddin (FITK UIN Jakarta online). Saat itu FITK UIN Syarif
HIdayatullah Jakarta bernama Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Tahun 2002, berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 031
tahun 2002, tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berubah bentuk menjadi UIN Syarif HIdayatullah Jakarta. Sebagai bentuk
re-integrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatulah Jakarta menetapkan Fakultas
Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi FITK UIN Syarif
HIdayatullah Jakarta (UIN online).
Saat ini program studi di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ada 8
program studi: (1) Pendidikan Agama Islam, (2) Pendidikan Bahasa Arab,
(3) Kependidikan Islam, (4) Pendidikan Bahasa Indonesia, (5) Pendidikan
Matematika, (6) Pendidikan IPA, (7) Pendidikan Bahasa Inggris, (8)
Pendidikan IPS (FTIK UIN Jakarta online).
2. Misi dan Visi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Misi dan Visi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagaimana
tercantum dalam Pedoman Akademik 2010/2011:
a. Misi
(1) Menyeleggarakan pendidikan dan pengajaran berwawasan riset.
(2) Melaksanakan penelitian dan pengembangan keilmuan untuk
menghasilkan satu karya inovatif di bidang pendidikan.
(3) Mengembangkan pengabdian kepada masyarakat melalui
pembinaan pemberdayaan madrasah/sekolah.
UNIVERSITAS INDONESIA
24
(4) Mengembangkan komitmen dan budaya akademik bagi para
sivitas akademika.
(5) Mengembangkan layanan berbasis teknologi informatika/ICT.
(6) Mengembangkan jenjang dan kemitraan dengan berbagai lembaga
nasional maupun internasional.
(7) Melaksanakan evaluasi kinerja kelembagaan secara berkelanjutan.
b. Visi
Menjadikan FITK sebagai LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan) yang unggul, kompetitif, professional dengan
mengintegrasikan keilmuan, keislaman, kemanusiaan dan
keindonesiaan.
c. Struktur Organisasi
Gambar 3. Struktur Organisasi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Gambaran Penciptaan Rekod
UNIVERSITAS INDONESIA
25
Periode Agustus 2010
No Jenis Surat Jumlah1 Umum 1412 Surat Tugas 93 SK Dekan 16
Periode September 2010
No Jenis Surat Jumlah1 Umum 832 Surat Tugas 73 SK Dekan 16
Periode Oktober 2010
No Jenis Surat Jumlah1 Umum 1782 Surat Tugas 133 SK Dekan 11
Periode Nopember 2010
No Jenis Surat Jumlah1 Umum 1302 Surat Tugas 143 SK Dekan 24
Periode Desember 2010
No Jenis Surat Jumlah1 Umum 1112 Surat Tugas 103 SK Dekan 4
Periode Januari 2011
No Jenis Surat Jumlah1 Umum 1382 Surat Tugas 63 SK Dekan 18
UNIVERSITAS INDONESIA
26
BIBLIOGRAFI
Agus Rifai et.al. (2008). Evaluasi terhadap Pengelolaan Dokumen/Arsip di
Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Creswell, John W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed Edisi Ke-3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Daniels, Maygene F., and Timothy Walch. (1984). A Modern Archives Reader:
Basic Readings on Archival Theory and Practice. Washington D.C.: National
Archives and Records Service U.S. General Services Administration
Ellis, Judith. (1993). Keeping Archives, Secoennd Edition. Australia: The
Australia Society of Arhivists.
Indonesia. Departemen Agama. (2006). Jadual Retensi Arsip Departemen Agama
RI. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Indonesia. Kementerian Agama. (2010). Keputusan Menteri Agama Republik
Indonesia Nomor 44 tahun 2010 tentang Pedoman Penataan Kearsipan di
Lingkungan Kementerian Agama. Jakarta: Sekretariat Jenderal Biro Umum.
Indonesia. Menteri Agama Republik Indonesia. (2002). Keputusan Menteri
Agama Republik Indonesia Nomor 414 tahun 2002 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Indonesia. (2009). Undang-Undang Republika Indonesia Nomor 43 Tahun 2009
Tentang Kearsipan.
Kennedy, Jay and Cherryl Schauder. (1998). Records Management: A Guide to
Corporate Recordkeeping, 2nd Edition. South. Melbourne:
Penn, Ira A., Gail B. Pennix, and Jim Coulson. (1994). Records Management
Handbook. Hampshire, England: Gower.
Shepherd, Elizabeth dan Geoffrey Yeo. (2003). Managing records, a handbook of
principles and practice. London: Facet.
Sulistyo-Basuki. 2006. Metode Penelitian. Wedatama Widya Sastra bekerjasama
dengan FIB UI
Sundus Nuzulia. (2011, 28 Februari jam 16.15). Wawancara Pribadi.
UNIVERSITAS INDONESIA
27
Tobing, Tiurma L. (2002). Pemanfaatan “Daftar Jadwal Retensi Arsip DKI
Tahun 1994” Dalam Kegiatan Penyusutan Pada Pemerintah Propinsi DKI
Jakarta. Depok: Tesis Magister Universitas Indonesia.
UIN Online. (2009). UIN Jakarta Bertekad Masuk “Toward the Top 500”. 23
Januari 2011. http://www.uinjkt.ac.id/index.php/categoryblog/576-uin-jakarta-
bertekad-masuk-toward-the-top-500.html.
Maher, William J. (1992). The Management of College and University Archives.
Metuchen N. J. The Society American Archivists and The Scarecrow Press,
Inc.
Williams, Caroline. (2006). Managing Archives Foundations, Principles and
Practice. England: Chandos Publishing.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010. Pedoman Akademik Program Strata 1
2010/2011. Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.
UNIVERSITAS INDONESIA