library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2012-2... · web viewefisiensi...

35
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Software Menurut O’Brien (2010: 124), software merupakan istilah umum untuk berbagai jenis program yang digunakan untuk mengoperasikan dan memanipulasi komputer beserta alat disekitarnya. Software bukanlah suatu program yang permanen, oleh karena itu seringkali disebut sebagai variabel yang dapat berubah-ubah atau berganti dari sebuah hardware komputer. O’Brien (2010: 124) juga memaparkan bahwa software dapat dibagi menjadi dua tipe utama yaitu: system software dan application software. Menurut Freescale whitepaper (2010: 5) berjudul “Freescale Technologies For Energy Efficiency”, software dapat memainkan peran penting dalam penggunaan sistem yang efisien. Pengaturan energi berbasis software mendukung fleksibilitas dan peningkatan kerangka kerja yang melakukan komunikasi dengan hardware melalui device drivers, pengaturan kebijaksanaan use-case, pemodelan performa dengan syarat real-time dan respon terhadap tampilan eksternal dan pemberitahuan kejadian. Kerangka kerja mengijinkan software untuk menerapkan teknik penghematan energi secara dinamis melalui beberapa komponen hardware. Menurut Sommerville (2011: 6), software merupakan program komputer dan dokumentasi terkait. Produk software dapat dikembangkan untuk pelanggan tertentu atau kepada pasar umum. Pressman (2010: 4) mengatakan bahwa software adalah: (1) program komputer berupa instruksi yang saat dieksekusi mendukung fitur, fungsi, dan performa sesuai keinginan; (2) struktur data yang mengizinkan program untuk memanipulasi informasi, 7

Upload: lyhanh

Post on 04-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Software

Menurut O’Brien (2010: 124), software merupakan istilah umum untuk berbagai

jenis program yang digunakan untuk mengoperasikan dan memanipulasi komputer beserta

alat disekitarnya. Software bukanlah suatu program yang permanen, oleh karena itu seringkali

disebut sebagai variabel yang dapat berubah-ubah atau berganti dari sebuah hardware

komputer. O’Brien (2010: 124) juga memaparkan bahwa software dapat dibagi menjadi dua

tipe utama yaitu: system software dan application software.

Menurut Freescale whitepaper (2010: 5) berjudul “Freescale Technologies For

Energy Efficiency”, software dapat memainkan peran penting dalam penggunaan sistem yang

efisien. Pengaturan energi berbasis software mendukung fleksibilitas dan peningkatan

kerangka kerja yang melakukan komunikasi dengan hardware melalui device drivers,

pengaturan kebijaksanaan use-case, pemodelan performa dengan syarat real-time dan respon

terhadap tampilan eksternal dan pemberitahuan kejadian. Kerangka kerja mengijinkan

software untuk menerapkan teknik penghematan energi secara dinamis melalui beberapa

komponen hardware.

Menurut Sommerville (2011: 6), software merupakan program komputer dan

dokumentasi terkait. Produk software dapat dikembangkan untuk pelanggan tertentu atau

kepada pasar umum. Pressman (2010: 4) mengatakan bahwa software adalah: (1) program

komputer berupa instruksi yang saat dieksekusi mendukung fitur, fungsi, dan performa sesuai

keinginan; (2) struktur data yang mengizinkan program untuk memanipulasi informasi, dan

(3) deskripsi informatif pada hardware dan bentuk virtual yang menggambarkan operasi dan

kegunaan sebuah program.

Mitra (2013) dalam jurnalnya berjudul “Application of Green Computing in Framing

Energy Efficient Software Engineering” mengatakan software dapat bekerja dalam keadaan

aktif dan idle. Keadaan aktif menunjukan bahwa software sedang dijalankan sesuai

kegunaannya sehingga mengakibatkan CPU (Central Processing Unit) atau GPU (Graphic

Processing Unit) harus bekerja untuk menjalankan proses komputasi. Keadaan idle

menunjukan bahwa aplikasi software sudah dieksekusi namun sedang menunggu untuk

dijalankan. Contoh software idle adalah browser yang sudah dieksekusi, namun belum

diperintahkan untuk masuk ke laman situs.

7

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

7

Berdasarkan beberapa definisi para ahli, dapat disimpulkan bahwa: (1) software

merupakan sebuah program komputer yang terkait dengan hardware, (2) software yang

berfungsi dengan baik dapat digunakan untuk memanipulasi komputer maupun alat

disekitarnya, (3) software yang dapat bekerja dalam keadaan aktif dan idle dapat digunakan

untuk mengatur penggunaan sistem secara efisien. (4)

2.1.1 Klasifikasi Software

Software memiliki beberapa klasifikasi lagi di bawahnya. O’Brien (2010: 124)

mengkalsifikasikan software menjadi dua jenis, yaitu: (1) application software dan (2) system

software. Dimana application software kemudian dibagi menjadi dua jenis lagi yaitu: (1)

general-purpose application programs dan (2) application-specific program. Sedangkan

system software juga dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu: (1) system management programs

dan (2) system development programs. Di bawah ini dapat dilihat klasifikasi skema yang

dijabarkan oleh O’Brien.

Gambar 2.1 : Klasifikasi Skema Software

Sumber: O’Brien (2010: 127)

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

8

O’Brien (2010: 124) mengatakan bahwa selain klasifikasi yang disebutkan, masih

ada istilah umum yang dipakai untuk mengklasifikasikan application software. Hal tersebut

diklasifikasikan berdasarkan pengembangan software. Custom software merupakan sebuah

istilah digunakan untuk mengidentifikasikan software application yang dikembangkan oleh

organisasi untuk kegunaan organisasi itu sendiri.

2.1.1.1 Application Software

Pressman (2010: 4), application software adalah program yang dapat memberikan

solusi pada kebutuhan bisnis spesifik. Aplikasi ini memproses bisnis atau data teknis dengan

cara sesuai dengan operasi fasilitas bisnis atau pembuat keputusan teknis. Application

software ini juga digunakan untuk mengendalikan fungsi bisnis sesuai pada saat waktu terjadi.

Menurut O’Brien (2010: 124) application software berdasarkan tujuan umumnya

adalah sebuah program aplikasi yang melakukan pengolahan data dan informasi. Application

software merupakan program yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas pada

pengguna, sehingga terkadang disebut sebagai productivity packages.

O’Brien (2010: 124), Application software ini diklasifikasikan menjadi dua jenis

yaitu: (1) general purpose application program adalah program yang digunakan untuk

menangani pekerjaan umum bagi end users. Contohnya adalah word processing, spreadsheet,

database, software suites, web browsers, electronic mail, presentation graphics, groupware,

dan masih banyak lagi. (2) application specific programs adalah program yang dirancang

khusus untuk menangani pekerjaan spesifik dari pengguna. Contoh dari application software

ini adalah business-accounting, transaction processing, customer relationship management,

enterprise resource planning, electronic commerce, science and engineering, dan masih

banyak lagi.

2.1.1.2 System Software

Pressman (2010: 4), system software merupakan koleksi dari banyak program tertulis

yang bertugas untuk melayani program lain. System software memiliki karakteristik berbeda-

beda sesuai dengan beratnya interaksi software dengan hardware pada komputer, beratnya

penggunaan oleh berbagai pengguna, operasi bersamaan yang membutuhkan jadwal,

pembagian sumber, dan proses manajemen.

Menurut O’Brien (2010: 140) system software merupakan sebuah sistem yang terdiri

dari program-program yang melakukan pengaturan dan mendukung sistem komputer dari

sebuah aktivitas pengelolaan informasi. Sebagai contohnya, sistem operasi dan program

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

9

pengelolaan jaringan berperan sebagai penghubung antara hardware dan jaringan komputer

terhadap pengguna.

O’Brien (2010: 140), system software dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu:

(1) system management programs adalah program yang mengatur hardware, software,

network, dan sumber data dari sistem komputer pada saat mengeksekusi berbagai macam

informasi dari pengguna. Contoh dari system management programs ini adalah operating

systems, network management programs, database management systems, dan system utilities.

(2) system development programs merupakan program yang membantu pengguna untuk

mengembangkan informasi dari sistem program dan prosedur beserta menyiapkan program

untuk proses komputer bagi pengguna. Kebanyakan software development programs adalah

programming language and editors, macam-macam Computer-Aided Software Engineering

(CASE), dan juga programming tools.

2.1.2 Tipe-tipe Application Software

Menurut Sommerville (2011: 10) aplikasi software dapat dipisahkan menjadi

beberapa tipe sebagai berikut:

a. Stand-alone applications

Ini merupakan sistem aplikasi yang dijalankan pada komputer lokal seperti PC (Personal

Computer). Semua fungsi yang diperlukan sudah terintegrasi pada aplikasi ini sehingga

tidak perlu terkoneksi pada sebuah jaringan. Contoh dari aplikasi ini seperti aplikasi

office, Computer-Aided Design (CAD) program, aplikasi manipulasi foto, dan lain-lain.

b. Interactive transaction-based applications:

Aplikasi ini akan melakukan eksekusi komputer dari jarak jauh dan diakses oleh

pengguna dari PC atau terminal mereka sendiri. Tentu saja aplikasi web seperti aplikasi

e-commerce juga termasuk, dimana pengguna dapat berinteraksi menggunakan remote

system untuk membeli barang maupun jasa.

c. Embedded control systems:

Ini merupakan software berupa sistem pengendalian yang melakukan pengaturan pada

hardware. Contoh pada sistem terintegrasi seperti software pada telepon genggam,

software yang mengendalikan anti-lock braking pada mobil, dan software pada oven

microwave untuk pengendalian proses memasak.

d. Batch processing systems:

Sistem ini merupakan sistem bisnis yang dirancang untuk mengolah data dalam skala

besar. Input dari individu yang banyak dioleh untuk membuat korsepondensi output.

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

10

Contoh dari batch systems adalah sistem pembayaran berkala, seperti sistem pembayaran

telepon, dan sistem pembayaran gaji.

e. Entertainment system:

Sistem ini diutamakan untuk kepentingan personal dan bertujuan menghibur pengguna.

Kebanyakan dari sistem ini adalah permainan. Kualitas dari interaksi pada pengguna

merupakan hal terpenting yang menjadi karakteristik dari entertainment system.

f. Systems for modeling and simulation:

Sistem ini dikembangkan oleh para ilmuan dan insinyur untuk pemodelan proses fisik

atau sebuah situasi yang mencakup banyak objek. Sistem ini seringkali membutuhkan

performa tinggi untuk melakukan pekerjaan komputasi.

g. Data collection systems:

Sistem ini mengumpulkan data dari lingkungan menggunakan sekumpulan sensor dan

kemudian dikirim kepada sistem lain untuk diproses. Software ini harus berinteraksi

dengan sensor dan seringkali dipasang dalam lingkungan bertolak belakang seperti dalam

mesin atau di dalam lokasi terpencil.

h. Systems of systems:

Sistem ini tersusun dari sejumlah sistem software. Beberapa dari sistem ini mungkin saja

berupa produk software umum, seperti program spreadsheet.

2.2 Green Computing

b.2.1 Definisi Green Computing

Menurut Enterprise Management Associates white paper (2008: 3) berjudul “Green

Computing: Using IT Automation to Achieve Energy Efficiency”, green computing adalah

sebuah praktik dalam mengimplementasikan prosedur dan kebijakan yang meningkatkan

efisiensi dari pemakaian komputer dengan berbagai cara untuk mengurangi dampak dari

pemanfaatan komputer tersebut. Menurut Leonhard dan Murray (2009: 8) green computing

adalah cara pemakaian sistem komputer secara efektif dan efisien, pemanfaatan konsumsi

energi dan bertanggung jawab atas pembuangan komponen yang sudah tidak dibutuhkan.

Enterprise Management Associates white paper (2008: 3), lingkungan dan masalah

penghematan energi telah sampai pada tingkat yang tinggi dalam area bisnis akhi-akhir ini.

Kenyataannya, biaya terhadap pemakaian energi telah naik. Hal tersebut disebabkan karena

adanya pertimbangan terhadap krisis cuaca pada global warming, dampak internasional yang

terjadi, serta beberapa masalah lingkungan lainnya. Masalah-masalah yang dihadapi tersebut

membuat komunitas bisnis tersadar secara sosial maupun ekonomi.

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

11

Menurut Mathew (2008: 6) pada laporan seminarnya, green computing adalah

sebuah pembelajaran dan praktik dari penggunaan komputer secara efisien. Tujuan utama dari

green computing ini adalah untuk mengurangi pemakaian material berbahaya,

memaksimalkan efisiensi energi sepanjang umur produk, dan mengajukan produk yang dapat

didaur ulang.

Menurut Chakraboty (2009: 33) dalam jurnalnya mengatakan bahwa green

computing adalah sebuah praktik menggunakan energi komputer secara efisien. Green

computing adalah kebutuhan sepenuhnya untuk dapat melindungi lingkungan dan melakukan

penghematan energi selama biaya operasional yang terus meningkat pada dunia kompetitif

ini.

Menurut Australian Information Industry Association (AIIA) (2009: 9) green TI

merupakan sebuah agenda dalam melakukan pemakaian energi secara efisien. Pemakaian

energi secara efisien tersebut dapat dicapai dengan cara mengurangi pembuangan dan

pemakaian yang tidak perlu. Namun dalam hal tertentu seperti investasi untuk hal yang baru,

diperlukan teknologi efisiensi energi yang lebih. Teknologi efisiensi yang lebih tersebut

membutuhkan biaya yang lebih besar.

Gambar 2.2: Perbandingan Penerapan Green TI

Sumber: AIIA (2009)

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

12

Menurut Webber dan Wallace (2009: 14) green technologies adalah sebuah istilah

dimana beberapa pemimpin bisnis mempercayai filosofi back to nature. Namun pada

kenyataannya green technologies tidak hanya sekedar istilah seperti itu dan memiliki makna

yang lebih positif. Green technologies mengurangi dampak lingkungan yang terjadi pada

departemen TI. Green merupakan sebuah istilah dari efisiensi dari penggunaan teknologi.

Efisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber

dan Wallace (2009: 15) menyatakan bahwa ada tiga karakteristik pada green technologies: (1)

penggunaan energi peralatan TI secara efisien, penggunaan peralatan TI sesuai dengan

kapasitas yang dibutuhkan untuk menjalankan tugasnya, biaya kepemilikan dari peralatan

yang dimiliki sudah termasuk biaya pengolahan atas peralatan tidak terpakai.

Menurut Visser (2011: 9) green TI dapat dibedakan menjadi dua, yaitu melakukan

penghijauan menggunakan TI atau melakukan penghijauan pada TI itu sendiri. Lilius (2012:

4) menyimpulkan hal yang sama dengan Visser pada artikelnya. Terdapat 5 masalah pada

green computing yang telah dirumuskan sejak tahun 2009 yakni: (1) e-waste, (2) data-centers

dan servers, (3) PC, monitor, dan workstation, (4) software, (5) telekomunikasi.

Gambar 2.3: Taksonomi Green TI

Sumber: Visser (2011)

Menurut Brown (2010: 1) Masalah energi yang terjadi pada saat ini, perlu diatasi

dengan menggunakan dua strategi yaitu: (1) memaksimalkan efisiensi energi dan mengurangi

penggunaan energi; (2) mengembangkan sumber energi baru yang bersih. Menurut Gude

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

13

(2010: 5) untuk menerapkan green TI dapat dilakukan secara langsung maupun tidak

langsung. Penghematan secara tidak langsung dilakukan dengan cara memakai sistem TI yang

dapat mengurangi emisi karbon dan pembuangan dari sistem TI yang lain. Penghematan

secara langsung dilakukan dengan mengurangi pemakaian energi secara langsung pada sistem

TI. Gude (2010) mengatakan bahwa ada beberapa cara untuk mengetahui konsumsi energi

pada sistem komputer: (1) Power Factor Approximation (PFA), dimana model energi dibuat

untuk memperkirakan penggunaan energi dari sebuah aplikasi berdasarkan source code yang

dijalankan, (2) melakukan simulasikan pada aplikasi yang dijalankan dan mencatat transisi

power state dari hardware, (3) melakukan pencatatan power state dari hardware selama

aplikasi dijalankan.

Berdasarkan beberapa definisi para ahli, dapat disimpulkan bahwa green computing

merupakan sebuah praktik menggunakan pemakaian peralatan TI secara efisien. Penggunaan

terhadap peralatan TI dilakukan secara efisien untuk mengurangi penggunaan energi yang

tidak diperlukan. Green computing ini berguna untuk menangani dampak buruk terhadap

lingkungan dan menekan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan.

b.2.2 Green Software

Menurut Twente Research and Education on Software Engineering (TRESE) (2013)

green computing dapat dicapai pada software dan dengan software. Melakukan penghijauan

melalui software memiliki tujuan untuk menghemat energi dengan bantuan software.

Penghijauan pada software bertujuan untuk mengurangi dampak pada lingkungan yang

disebabkan oleh software itu sendiri.

Menurut Murugesan dan Gangadharan (2012: 40) green software merupakan

software ramah lingkungan yang dapat membantu menjaga kestabilan lingkungan. Cara

bagaimana sebuah software dikembangkan dan ditambahkan atributnya dapat memberikan

dampak bagi lingkungan. Pengembangan tersebut dapat berupa modifiability, reusability,

portability, dan performance attributes. Murugesan dan Gangadharan juga membuat

klasifikasi pada green software dan membaginya menjadi empat kategori, yaitu:

a. Software yang lebih “hijau” mengonsumsi energi lebih sedikit.

b. Software terintegrasi yang membantu hal-hal lain menjadi “hijau”

c. Software pelaporan ketahanan atau Carbon Management Software (CMS)

d. Software yang dapat beradaptasi pada perubahan cuaca, memperkirakan implikasi dan

membentuk respon bijaksana.

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

14

Berdasarkan beberapa definisi para ahli, dapat disimpulkan bahwa green software

merupakan sebuah software yang ramah terhadap lingkungan. Oleh karena itu, green software

dapat digunakan untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan yang disebabkan oleh

software itu sendiri. Green software merupakan software yang rendah konsumsi energi

sehingga hemat dalam penggunaan daya listrik.

b.3 Environmental Management Accounting

Irons dalam laporannya (2011: 2) mengatakan bahwa pada environmental

management accounting (EMA) manajemen akuntansi akan diklasifikasikan pada hal yang

lebih spesifik. Fokus daripada EMA ini terletak pada biaya dari energi, air, dan pembuangan

limbah. Perlu diingat bahwa inti dari EMA ini tidak sepenuhnya berupa financial costs. EMA

juga melingkupi masalah pertimbangan seperti biaya terhadap keuntungan membeli dari

pemasok yang memperhatikan lingkungan, atau efek terhadap pandangan publik terhadap

perusahaan yang gagal memenuhi peraturan lingkungan.

Zero Waste Scotland (2011: 5) mengatakan, ada beberapa masalah lingkungan yang

dapat mempengaruhi bisinis. Masalah terhadap lingkungan tersebut adalah:

1. Environment-related costs, yaitu biaya-biaya berkaitan dengan lingkungan yang dapat

mempercepat inflasi. Environment-related cost akan cenderung meningkat dikarenakan

hukum penawaran dan penerimaan dimana sebuah harga dapat mencerminkan

peningkatan kelangkaan dari sumber daya lingkungan/alam.

2. Risiko dari dampak lingkungan terhadap bisnis seperti pembatasan air, penurunan hasil

minyak bumi, peningkatan banjir, dan cuaca yang buruk. Berdasarkan hal tersebut, biaya

yang berkaitan dengan asuransi dapat meningkat.

3. Dampak lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi persepsi stakeholders dalam bisnis.

Hal tersebut dapat berdampak bagi pandangan dan reputasi bisnis di mata stakeholders,

pelanggan, pemerintah, karyawan, investor, dan organisasi non-kepemerintahan.

b.3.1 Ecoefficiency

Menurut Hansen dan Mowen (2007: 778) ecoefficiency sangat penting untuk

menjaga supaya organisasi dapat memproduksi barang dan jasa sambil mengurangi dampak

negatif terhadap lingkungan, pemakaian energi dan biaya. Konsep ini paling tidak

menyampaikan tiga pesan penting, yaitu: (1) meningkatkan performa dari segi ekonomis dan

ekologis bisa dilakukan secara cuma-cuma, (2) meningkatkan performa lingkungan tidak lagi

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

15

hanya dilihat sebatas sosialitas dan perbuatan baik melainkan lebih pada masalah kompetitif,

(3) ecoefficiency adalah hal yang mendukung pengembangan berkelanjutan.

Gambar 2.4: Sebab dan Insentif Ecoefficiency

Sumber: Hansen dan Mowen (2007: 778)

Dari Gambar 2.4 di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan perlu

melakukan ecoefficiency karena: (1) tuntutan pelanggan untuk produk yang bersih, (2) adanya

penghematan yang dapat dicapai dan keuntungan yang kompetitif, (3) menurunkan biaya

perusahaan dan mengurangi asuransi, dan (4) adanya kesempatan dan inovasi yang dapat

diambil. Sedangkan keuntungan yang perusahaan bisa dapatkan yaitu: (1) karyawan serta

produktivitas yang lebih baik dan (2) keuntungan sosial yang signifikan untuk membangun

reputasi.

b.3.2 Environmental Cost

Menurut Hansen dan Mowen (2007: 780) environmental cost adalah biaya yang

dapat terjadi karena adanya kualitas lingkungan yang rendah. Oleh karena itu, environmental

cost terhubungkan pada penciptaan, deteksi, mediasi ulang, dan pencegahan terhadap

penurunan kualitas lingkungan. Standar lingkungan dan prosedur pada environmental cost

dapat didefinisikan menjadi tiga: (1) peraturan pemerintah, (2) voluntary standards (ISO

14001) yang dikembangkan oleh International Standards Organization, dan (3) kebijakan

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

16

lingkungan dari pihak manajemen. Mengacu pada definisi tersebut, environmental cost dapat

diklasifikasikan menjadi empat kategori:

1. Environmental prevention costs:

Environmental prevention costs biaya dari aktivitas untuk mencegah pembuangan yang

dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan.

2. Environmental detection costs:

Environmental detection costs adalah aktivitas biaya yang dijalankan untuk menentukan

apakah produk, proses, dan aktivitas lainnya dalam perusahaan sesuai dengan standar

lingkungan yang baik.

3. Environmental internal failure costs:

Environmental internal failure costs adalah aktivitas biaya yang dijalankan karena limbah

pembuangan telah diproduksi namun belum dibuang ke lingkungan.

4. Environmental external failure costs: adalah biaya dari aktivitas yang dijalankan setelah

pembuangan limbah pada lingkungan telah dilakukan. Pada biaya ini, dapat dibedakan

menjadi 2 lagi yaitu: (1) realized external failure costs merupakan keadaan dimana

perusahaan memproduksi limbah pada lingkungan kemudian bertanggung jawab dengan

membayar environmental cost tersebut dan (2) unrealized external failure costs (societal

costs) adalah keadaan dimana perusahaan memproduksi limbah, namun biaya tersebut

ditanggung oleh pihak di luar perusahaan.

Irons dalam laporannya (2011: 3) mengatakan bahwa ada tiga alasan mengapa

environmental cost menjadi hal penting bagi perusahaan, yaitu:

1. Masyarakat saat ini telah semakin peduli pada lingkungan. Faktanya adalah bahwa

tanggapan masyarakat terhadap gas emisi, karbon, dan limbah semakin meningkat.

Dengan begitu, perusahaan melihat hal tersebut sebagai hal penting untuk menunjukan

pada masyarakat bahwa perusahaan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

2. Environmental cost telah menjadi besar di kalangan perusahaan. Seringkali

environmental cost yang terjadi pada industri berjumlah lebih dari 20% biaya operasinya.

3. Peraturan yang berlaku terhadap lingkungan beserta denda yang harus dibayar apabila

dilanggar.

b.4 Joulemeter

Gude (2010: 9) mengatakan bahwa Joulemeter merupakan sebuah alat berupa

software yang dikeluarkan oleh Microsoft Research untuk melakukan pencatatan konsumsi

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

17

energi. Pada saat karakteristik dari konsumsi energi sebuah hardware telah diketauhi,

Joulemeter dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi konsumsi energi secara akurat.

Gambar 2.5: Skema Pencatatan Microsoft Joulemeter

Sumber: Gude (2010: 9)

Pada skema di atas ini, dapat dilihat bahwa ada 3 komponen utama pada saat

Joulmeter melakukan proses pencatatan data. Komponen tersebut adalah: (1) Workload

Manager berfungsi untuk melakukan pengaturan dengan menjalankan program dengan

beberapa beban kerja, (2) Event Logger menggunakan Event Tracing for Windows (ETW)

untuk menghasilkan suatu kejadian yang dapat dicatat, (3) Energy Profiler digunakan untuk

menghasilkan hasil pencatatan dalam bentuk teks maupun grafik.

Microsoft (2013) mengatakan bahwa Joulemeter adalah pengembangan metodologi

yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi energi dari peralatan komputer dan

infrastrukturnya. Joulemeter mendukung pengukuran penggunaan energi dari mesin virtual,

server, desktop, laptop, dan bahkan setiap software application yang sedang berjalan pada

komputer. Fokus Joulemeter terletak pada 2 aspek optimisasi energi. 2 hal tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Power Modeling

Joulemeter berfungsi sebagai software untuk menentukan penggunaan energi dari Virtual

Machine (VM), komputer, server, maupun software application. Joulemeter juga berfungsi

untuk mengetahui pemakaian energi dari komponen-komponen seperti CPU, monitor,

memori, dan storage.

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

18

Gambar 2.6: Pemodelan Energi Joulemeter

Sumber: Microsoft (2013)

Gambar 2.6 di atas menjelaskan bahwa Joulemeter dapat digunakan untuk mengetahui

energi dari sebuah hardware, software, maupun virtual machine. Dengan mengetahui

pemakaian energi dari aspek-aspek tersebut, dapat dilakukan manajemen energi,

menentukan keputusan pada data center, maupun rancangan software.

2. Power Optimization

Dengan menggunakan teknik pemodelan dari Joulemeter, optimisasi terhadap penggunaan

energi dapat ditingkatkan melalui berbagai cara. Seperti halnya pengukuran pemakaian

energi pada VM memungkinkan pengembangan teknik alokasi dana untuk data center

virtual. mengatur optimisasi pemakaian energi pada komputer, dan menggunakan software

application yang hemat energi.

2.5 TopTenReviews

TopTenReviews (TTR)(2013) menyediakan ribuan tujuan ulasa produk pada pihak

ketiga untuk membantu membuat keputusan pembelian. TopTenReviews memiliki tiga

metode dalam melakukan ulasannya. Tiga metode tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kategori Ulasan

Kategori ulasan didapat dengan cara mencari tahu informasi yang dibutuhkan bagi para

pengguna. Sedangkan informasi tersebut dapat diketahui dari penelitian terhadap trend

yang terjadi, pakar pemasaran, dan keyword analysis and search demand.

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

19

2. Pengujian dan Penelitian

Pengujian dan Penelitian dari setiap ulasan yang ada dilakukan sesuai dengan kebiasaan

para pelanggan. Oleh karena itu, hasil pengujian dapat menggambarkan setiap produk

yang ada.

3. Penilaian dan Peringkat

Penliaian dan peringkat dilakukan setelah pengujian dan penelitian selesai dilakukan.

Penilaian dan peringkat perlu dilakukan untuk mengetahui perbandingan setiap produk.

2.6 Kerangka Berpikir

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

20

2.7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009

Peraturan Pemerintah RI No. 70 tahun 2009 tentang Konversi Energi.

BAB I: Ketentuan Umum

Pasal 1

1. Konservasi Energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan

sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya.

2. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas, cahaya,

mekanika, kimia, dan elektromagnetika.

3. Sumber energi adalah sesuatu yang dapat menghasilkan energi, baik secara langsung

maupun melalui proses konversi atau transformasi.

4. Sumber daya energi adalah sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan, baik sebagai

sumber energi maupun sebagai energi

5. Badan Usaha adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang menjalankan jenis

usaha bersifat tetap, terus-menerus, dan didirikan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan, serta bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

6. Bentuk usaha tetap adalah badan usaha yang didirikan dan berbadan hukum di luar

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang melakukan kegiatan dan

berkedudukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan wajib mematuhi

peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia.

7. Pengusaha adalah perseorangan, badan usaha, bentuk usaha tetap yang melakukan

pengusahaan energi termasuk produsen peralatan pemanfaatan energi.

8. Pemanfaatan energi adalah kegiatan menggunakan energi, baik langsung maupun

tidak langsung, dari sumber energi.

10. Pengguna energi adalah perseorangan, badan usaha, bentuk usaha tetap, lembaga

pemerintah, dan lembaga non pemerintah, yang memanfaatkan energi untuk

menghasilkan produk dan/atau jasa.

11. Penggunaan sumber energi adalah perseorangan, badan usaha, bentuk usaha tetap,

lembaga pemerintah, dan lembaga non pemerintah yang menggunakan sumber

energi.

BAB II: Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pengusaha, dan Masyarakat.

Bagian Kesatu: Umum

Pasal 2

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

21

1. Konservasi energi nasional menjadi tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah

provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pengusaha dan masyarakat.

2. Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan

rencana induk konservasi energi nasional.

Bagian Keempat: Tanggung Jawab Pengusaha

Pasal 7

1. Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 bertanggung jawab:

a. Melaksanakan konservasi energi dalam setiap tahap pelaksanaan usaha; dan

b. Menggunakan teknologi yang efisien energi; dan/atau

c. Menghasilkan produk dan/atau jasa yang hemat energi.

BAB III: Pelaksanaan Konservasi Energi

Bagian Kesatu: Umum

Pasal 9

1. Pelaksanaan konservasi energi mencakup seluruh tahap pengelolaan energi.

2. Pengelolaan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan:

a. Penyediaan energi;

b. Pengusahaan energi;

c. Pemanfaatan energi; dan

d. Konservasi sumber daya energi.

Bagian Keempat: Konservasi Dalam Pemanfaatan Energi

Pasal 12

1. Pemanfaatan energi oleh pengguna sumber energi dan pengguna energi wajib

dilakukan secara hemat dan efisien.

2. Pengguna sumber energi dan pengguna energi yang menggunakan sumber energi

dan/atau energi lebih besar atau sama dengan 6.000 (enam ribu) setara ton minyak

per tahun wajib melakukan konservasi energi melalui manajemen energi.

3. Manajemen energi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan:

a. Menunjuk manajer energi;

b. Menyusun program konservasi energi;

c. Melaksanakan audit energi secara berkala;

d. Melaksanakan rekomendasi hasil audit energi; dan

e. Melaporkan pelaksanaan konservasi energi setiap tahun kepada Menteri,

gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

Bagian Kelima: Konservasi Sumber Daya Energi

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

22

Pasal 14

1. Menteri menetapkan kebijakan konservasi sumber daya energi.

2. Kebijakan konservasi sumber daya energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi tetapi tidak terbatas pada:

a. Sumber daya energi yang diprioritaskan untuk diusahakan dan/atau disediakan;

b. Jumlah sumber daya energi yang dapat diproduksi; dan

c. Pembatasan sumber daya energi yang dalam batas waktu tertentu tidak dapat

diusahakan

BAB V: Kemudahaan Insentif, dan Disinsentif

Bagian Kesatu: Kemudahan dan Insentif

Pasal 17

Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memberi kemudahan kepada pengguna

energi dan produsen peralatan hemat energi di dalam negeri yang melaksanakan konservasi

energi untuk memperoleh:

a. Akses informasi mengenai teknologi hemat energi dan spesifikasinya, dan

cara/langkah penghematan energi; dan

b. Layanan konsultasi mengenai cara/langkah penghematan energi.

Pasal 18

Pemerintah dan/atau pemerintah daerah memberi insentif kepada:

a. Pengguna energi yang menggunakan energi lebih besar atau sama dengan 6.000

(enam ribu) setara ton minyak per tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12

ayat (2); dan

b. Produsen peralatan hemat energi di dalam negeri,

Yang berhasil melaksanakan konservasi energi pada periode tertentu

Pasal 19

1. Kriteria keberhasilan pelaksanaan konservasi energi bagi pengguna energi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a apabila dalam periode tertentu terjadi

penurunan:

a. Konsumsi energi spesifik; dan/atau

b. Elastisitas konsumsi energi.

Pasal 20

1. Insentif yang diberikan kepada pengguna energi dapat berupa:

a. Fasilitas perpajakan untuk hemat energi;

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

23

b. Pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasan pajak daerah untuk

peralatan hemat energi;

c. Fasilitas bea masuk untuk peralatan hemat energi;

d. Dana suku bunga rendah untuk investasi konservasi energi sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau

e. Audit energi dalam pola kemitraan yang dibiayai oleh Pemerintah.

3. Permohonan inserntif dapat diajukan oleh pengguna energi dalam hal hasil evaluasi

atas laporan pelaksanaan konservasi energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12

ayat (3) huruf e sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat

(1), menunjukan keberhasilan pelaksanaan konservasi energi

Bagian Kedua: Disinsentif

Pasal 22

1. Pengguna sumber energi dan pengguna energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal

12 ayat (2) yang tidak melaksanakan konservasi energi melalui manajemen energi

dikenakan disinsentif oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan

kewenangannya masing-masing.

2. Disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:

a. Peringatan tertulis;

b. Pengumuman di media massa;

c. Denda; dan/atau

d. Pengurangan pasokan energi

Pasal 23

Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat (2) huruf a diberikan

paling banyak 3 (tiga) kali dalam tenggat waktu masing-masing 1 (satu) bulan.

Pasal 24

Dalam hal pengguna sumber energi dan pengguna energi yang telah diberi peringatan

sebanyak 3 (tiga) kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 tidak melaksanakan konservasi

energi, Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya

mengumumkan nama pengguna sumber energi dan pengguna energi yang bersangkutan di

media massa.

Pasal 25

1. Dalam hal 1 (satu) bulan setelah nama pengguna sumber energi dan pengguna energi

diumumkan di media massa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 tetap tidak

melaksanakan konservasi energi, yang bersangkutan dikenai denda.

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

24

2. Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sebanyak 2 (dua) kali dari

nilai pemborosan energi yang ditimbulkan.

3. Hasil denda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetorkan ke kas negara/kas

daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 26

1. Dalam hal 1 (satu) bulan setelah pengenaan denda pengguna sumber energi dan

pengguna energi tidak membayar denda, Menteri, gubernur, atau bupati/walikota

sesuai dengan kewenangannya menetapkan pengurangan pasokan energi kepada yang

bersangkutan.

2. Gubernur atau bupati/walikota dalam menetapkan pengurangan pasokan energi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan persetujuan Menteri.

3. Pengurangan pasokan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak

meghilangkan kewajiban pembayaran denda oleh pengguna sumber energi dan

pengguna energi.

2.8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012

Peraturan Pemerintah RI No. 14 tahun 2012 tentang manajemen energi.

BAB I: Ketentuan Umum

Pasal 1

1. Konservasi Energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan

sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya.

2. Manajemen Energi adalah kegiatan terpadu untuk mengendalikan konsumsi energi

agar tercapai pemanfaatan energi yang efektif dan efisien untuk menghasilkan

keluaran yang maksimal melalui tindakan teknis secara terstruktur dan ekonomis

untuk meminimalisasi pemanfaatan energi termasuk energi untuk proses produksi

dan meminimalisasi konsumsi bahan baku dan bahan pendukung.

3. Penggunaan Sumber Energi adalah perseorangan, badan usaha, bentuk usaha tetap,

lembaga pemerintah, dan lembaga non pemerintah yang menggunakan sumber

energi.

4. Penggunaan Energi adalah perseorangan, badan usaha, bentuk usaha tetap, lembaga

pemerintah, dan lembaga non pemerintah, yang memanfaatkan energi untuk

menghasilkan produk dan/atau jasa.

Page 20: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

25

5. Konsumsi Energi Spesifik adalah jumlah energi yang digunakan untuk menghasilkan

1 (satu) satuan produk atau keluaran.

6. Manajer Energi adalah orang yang ditunjuk untuk melaksanakan manajemen energi

BAB II: Pelaksanaan Manajemen Energi

Bagian Kesatu: Umum

Pasal 3

Penggunaan sumber energi dan pengguna energi yang menggunakan sumber energi

dan/atau energi lebih besar atau sama dengan 6.000 (enam ribu) setara ton minyak per tahun

wajib melakukan manajemen energi.

Pasal 4

Pengguna sumber energi dan pengguna energi yang menggunakan sumber energi

dan/atau kurang dari 6.000 (enam ribu) setara ton minyak per tahun agar melaksanakan

manajemen energi dan/atau melaksanakan penghematan energi.

Bagian kedua: manajemen energi

Pasal 5

Manajemen energi sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dan pasal 4 dilakukan dengan:

a. Menunjuk manajer energi;

b. Menyusun program konservasi energi;

c. Melaksanakan audit energi secara berkala;

d. Melaksanakan rekomendasi hasil audit energi; dan

e. Melaporkan pelaksanaan manajemen energi setiap tahun kepada menteri, gubernur, atau

bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

Bagian Ketiga: Manajer Energi

1. Penggunaan sumber energi dan penggunaan energi sebagaimana dimaksud dalam

pasal 3 wajib membentuk tim manajemen energi

2. Tim manajemen energi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diketuai oleh manajer

energi

3. Manajer energi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 bertugas:

a. Melakukan perencanaan konservasi energi yang meliputi antara lain penentuan

target dan program konservasi energi, penyusunan prosedu operasi konservasi

energi dan pelaksanaan audit energi;

Page 21: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

26

b. Melaksanakan konserasi energi yang meliputi antara lain melaksanakan program

konservasi energi, implementasi rekomendasi hasil audit energi, dan peninkatan

kesadaran serta motivasi hemat energi bagi karyawan;

c. Melakukan pemantauan dan evaluasi yang meliputi pengukuran, pencatatan,

penyiapan laporan dan usulan tindakan perbaikan pelaksanaan program

konservasi energi.

4. Manajer energi wajib memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat: Program Konservasi Energi

Pasal 7

1. Program konservasi energi sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf b meliputi:

a. Program jangka pendek, antara lain perbaikan prosedur operasi, pemeliharaan dan

pemasangan alat-alat kendali sederhana;

b. Program jangka menengah dan panjang, antara lain peningkatan efisiensi

peralatan dan fuel switching;

c. Peningkatan kesadaran dan pengetahuan teknik-teknik konservasi energi bagi

karyawan/operator secara terus-menerus.

2. Program konservasi energi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling sedikit memuat

informasi sebagai berikut:

a. Rencana yang akan dilakukan;

b. Target dan pencapaian;

c. Jenis dan konsumsi energi;

d. Penggunaan peralatan hemat energi;

e. Langkah-langkah konservasi energi; dan

f. Jumlah produk yang dihasilkan atau jasa yang diberikan.

BAB III: Pelaksanaan Penghematan Energi

Pasal 12

Pelaksanaan penghematan energi oleh pengguna sumber energi dan pengguna energi

sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 dilakukan melalui:

a. Sistem tata udara;

b. Sistem tata cahaya;

c. Peralatan pendukung;

d. Proses produksi; dan/atau

e. Peralatan pemanfaat energi utama

Page 22: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

27

BAB V: Insentif dan Disinsentif

Bagian Kesatu: Insentif

Pasal 15

1. Pengguna sumber energi dan pengguna energi sebagaimana dimaksud dalam pasal 3

dan pasal 4 yang berhasil melaksanakan konservasi energi melalui manajemen energi

selama periode tertentu diberi insentif oleh menteri, gubernur, atau bupati/walikota

sesuai dengan kewenangannya.

2. Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan kepada pengguna sumber

energi dan pengguna energi yang melaksanakan manajemen energi selama periode 3

(tiga) tahun berturut-turut yang dapat menurunkan konsumsi energi spesifik

sekurang-kurangnya sebesar 2% (dua persen) per tahun.

3. Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 berupa audit energi

dalam pola kemitraan yang dibiayai oleh pemerintah dan/atau direkomendasikan

mendapat prioritas pasokan energi.

4. Untuk mendapatkan insentif pengguna Sumber Energi dan Pengguna Energi harus

mengajukan permohonan kepada Menteri c.q. Direktur Jendral, gubernur, atau

bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

5. Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 Menteri, gubernur,

atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan evaluasi dan

memutuskan menyetujui atau menolak pemberian insentif.

6. Gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya sebelum memutuskan

menyetujui pemberian Insentif harus mendapatkan pertimbangan Direktur Jendral.

Bagian Kedua: Disinsentif

Pasal 16

1. Pengguna sumber energi dan pengguna energi sebagaimana dimaksud dalam pasal 3

yang tidak melaksanakan konservasi energi melalui manajemen energi dikenakan

disinsentif oleh menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan

kewenangannya.

2. Disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa:

a. Peringatan tertulis;

b. Pengumuman di media massa;

c. Denda; dan/atau

d. Pengurangan pasokan energi.

Page 23: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewEfisiensi juga didapat dari biaya terendah dan teknologi paling ramah lingkungan. Webber dan

28

3. Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a dikenakan pada

pengguna sumber energi dan pengguna energi apabila tidak:

a. Menunjuk manajer energi;

b. Menyusun program konservasi energi;

c. Melaksanakan audit energi secara berkala;

d. Melaksanakan rekomendasi hasil audit energi; atau

e. Melaporkan pelaksanaan manajemen energi dalam jangka waktu sebagaimana

dimaksud dalam pasal 11 ayat 3 atau ayat 4

4. Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a diberikan paling

banyak 3 (tiga) kali dalam tenggat waktu masing-masing 1 (satu) bulan.

5. Dalam hal penggunaan sumber energi dan pengguna energi yang telah diberi

peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali sebagaimana dimaksud pada ayat 4 tidak

melaksanakan konservasi energi melalui manajemen energi, menteri, gubernur, atau

bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya mengumumkan nama pengguna

sumber energi dan pengguna energi yang bersangkutan di media massa.

6. Dalam hal 1 (satu) bulan setelah nama pengguna sumber energi dan pengguna energi

diumumkan di media massa sebagaimana dimaksud pada ayat 5 tetap tidak

melaksanakan konservasi energi melalui manajemen energi, yang bersangkutan

dikenai denda.

7. Denda sebagaimana dimaksud pada ayat 6 dikenakan sebanyak 2 (dua) kali dari

pemborosan energi yang ditimbulkan.

8. Nilai pemborosan energi sebagaimana dimaksud pada ayat 7, dihitung berdasarkan

5% (lima persen) dari biaya energi yang digunakan oleh pengguna sumber energi dan

pengguna energi selama 1 (satu) tahun periode pelaporan.

9. Hasil denda sebagaimana dimaksud pada ayat 8 disetorkan ke kas negara/kas daerah

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

10. Dalam hal 1 (satu) bulan setelah pengenaan denda pengguna sumber energi dan

pengguna energi tidak membayar denda, menteri, gubernur, atau bupati/walikota

sesuai dengan kewenangannya menetapkan pengurangan pasokan energi kepada

yang bersangkutan.

11. Pengurangan pasokan energi sebagaimana dimaksud pada ayat 10 ditetapkan

maksimum 5% (lima persen) dari kapasitas kontrak yang bersangkutan dengan

penyedia energi selama 1 (satu) bulan dan dapat diperpanjang.