wahidan87.files.wordpress.com€¦  · web view3.komponen sosial, ekonomi dan budaya masyarakat...

14
3. KOMPONEN SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT Peningkatan Jalan Balansiku – Kampung Sawmil Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan secara ekologis akan berdampak langsung terhadap kondisi lingkungan sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat di lokasi studi, baik positif maupun negatif. Dampak positif perlu ditumbuh kembangkan dalam rangka percepatan pembangunan dan pengembangan daerah yang bersangkutan. Sedangkan dampak negatif sedapat mungkin diminimalisir agar tidak merugikan berbagai pihak, terutama lingkungan sebagai media. Dengan kata lain agar kedua dampak tersebut dapat berimplikasi positif bagi semua pihak terkait serta semua aspek kehidupan maka Peningkatan Jalan Balansiku – Kampung Sawmil Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan ini harus direncanakan sedemikian rupa sehingga fungsi dan daya dukung lingkungan setelahnya dapat tetap difungsikan sesuai dengan peruntukan selanjutnya. Dalam kaitannya dengan dampak-dampak terhadap komponen sosekbudkesmas yang akan terjadi, maka dalam studi ini akan dikaji rona awal komponen sosial, ekonomi, budaya serta kesehatan masyarakat dalam rangka memudahkan dalam menganalisis perubahan sosial, ekonomi, budaya serta kesehatan masyarakat dimasa yang akan datang. Adapun uraian mengenai kondisi tersebut dapat dilihat berikut ini. 3.1. Demografi Lokasi peningkatan jalan Balansiku – Kampung Sawmil Kecamatan Sebatik dengan panjang jalan ±1.560 meter, secara administratif lokasi studi terletak di Desa Balansiku Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan. Jumlah maupun pertumbuhan penduduk di suatu daerah merupakan faktor penting dan menjadi patokan dalam memprediksi banyak hal termasuk diantaranya adalah ketersediaan tenaga kerja dalam kaitannya dengan percepatan pembangunan yang dilaksanakannya dan jumlah pekerja dalam kaitannya dengan tingkat kesejahteraan. Berdasarkan data Profil Desa Balansiku tahun 2013, jumlah penduduk di Desa Balansiku berjumlah 1.396 jiwa. Berdasarkan tingkat kepadatannya dapat disimpulkan bahwa Desa Balansiku termasuk dalam kategori tidak padat karena tiap Km 2 nya dihuni oleh 59,20 jiwa. Gambaran keadaan penduduk dapat dilihat pada uraian tabel berikut. Tabel 1.1 Keadaan Penduduk di Lokasi Studi Lokasi Jumlah Penduduk Tota l Jumla h KK Luas (Km 2 Kepadata n Kriteria

Upload: others

Post on 23-Aug-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: wahidan87.files.wordpress.com€¦  · Web view3.komponen sosial, ekonomi dan budaya masyarakat masyarakat

3. KOMPONEN SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKATPeningkatan Jalan Balansiku – Kampung Sawmil Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan secara ekologis akan berdampak langsung terhadap kondisi lingkungan sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat di lokasi studi, baik positif maupun negatif. Dampak positif perlu ditumbuh kembangkan dalam rangka percepatan pembangunan dan pengembangan daerah yang bersangkutan. Sedangkan dampak negatif sedapat mungkin diminimalisir agar tidak merugikan berbagai pihak, terutama lingkungan sebagai media. Dengan kata lain agar kedua dampak tersebut dapat berimplikasi positif bagi semua pihak terkait serta semua aspek kehidupan maka Peningkatan Jalan Balansiku – Kampung Sawmil Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan ini harus direncanakan sedemikian rupa sehingga fungsi dan daya dukung lingkungan setelahnya dapat tetap difungsikan sesuai dengan peruntukan selanjutnya.Dalam kaitannya dengan dampak-dampak terhadap komponen sosekbudkesmas yang akan terjadi, maka dalam studi ini akan dikaji rona awal komponen sosial, ekonomi, budaya serta kesehatan masyarakat dalam rangka memudahkan dalam menganalisis perubahan sosial, ekonomi, budaya serta kesehatan masyarakat dimasa yang akan datang. Adapun uraian mengenai kondisi tersebut dapat dilihat berikut ini.3.1. DemografiLokasi peningkatan jalan Balansiku – Kampung Sawmil Kecamatan Sebatik dengan panjang jalan ±1.560 meter, secara administratif lokasi studi terletak di Desa Balansiku Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan. Jumlah maupun pertumbuhan penduduk di suatu daerah merupakan faktor penting dan menjadi patokan dalam memprediksi banyak hal termasuk diantaranya adalah ketersediaan tenaga kerja dalam kaitannya dengan percepatan pembangunan yang dilaksanakannya dan jumlah pekerja dalam kaitannya dengan tingkat kesejahteraan. Berdasarkan data Profil Desa Balansiku tahun 2013, jumlah penduduk di Desa Balansiku berjumlah 1.396 jiwa. Berdasarkan tingkat kepadatannya dapat disimpulkan bahwa Desa Balansiku termasuk dalam kategori tidak padat karena tiap Km2 nya dihuni oleh 59,20 jiwa. Gambaran keadaan penduduk dapat dilihat pada uraian tabel berikut.Tabel 1.1 Keadaan Penduduk di Lokasi Studi

Lokasi

Jumlah Penduduk

(jiwa)Total (jiwa)

Jumlah KK

Luas (Km2)

Kepadatan (Jiwa/Km2) Kriteria

Lk Pr Desa Balansiku 750 646 1396 365 23,58 59,20 Tidak Padat

Sumber : Profil Desa Balansiku, 2013Keterangan : Lk (laki-laki) Pr (perempuan)Kriteria kepadatan penduduk menurut BPS tahun 1999 :1. Jumlah penduduk < 200 jiwa/Km2 : tidak padat2. Jumlah penduduk 200-400 jiwa/Km2 : sedang3. Jumlah penduduk > 400 jiwa/Km2 : padat

Dari tabel di atas dapat diketahui pula sex ratio di Desa Balansiku. Berikut data mengenai sex ratio penduduk di Desa Balansiku.Tabel 2. Sex Ratio Penduduk

Lokasi Sex Rasio Keterangan

Desa Balansiku 116 di Desa Balansiku terdapat 116 orang laki-laki dalam setiap 100 orang perempuan

Sumber : Profil Desa Balansiku, 2013

Page 2: wahidan87.files.wordpress.com€¦  · Web view3.komponen sosial, ekonomi dan budaya masyarakat masyarakat

Nilai sex ratio menggambarkan banyaknya penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penduduk laki-laki lebih banyak dari pada penduduk perempuan. Hal tersebut tentunya akan sangat baik karena pada umumnya penduduk laki-laki yang bekerja, sehingga semakin banyak penduduk laki-laki dan bekerja, maka diasumsikan tingkat kesejahteraan akan meningkat pula karena meningkatnya pendapatan.A) Struktur Penduduk Berdasarkan Usia

Berdasarkan usianya penduduk dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu penduduk usia produktif dan penduduk usia tidak produktif. Penduduk usia produktif merupakan penduduk yang berada pada interval usia 15 - 54 tahun sedangkan penduduk usia tidak produktif adalah penduduk yang berusia 0 - 14 tahun dan penduduk yang berusia lebih dari 55 tahun. Penduduk produktif disini diartikan sebagai kelompok manusia yang secara fisik telah mampu bekerja dan menghasilkan uang. Menurut data Profil Desa Balansiku yang diperoleh disimpulkan bahwa (47%) penduduk di lokasi studi merupakan penduduk usia produktif (15 - 54 tahun). Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa ketersediaan tenaga kerja di lokasi studi relatif banyak. Masih berdasarkan sumber yang sama, diketahui bahwa kelompok penduduk yang tidak produktif yang terbanyak merupakan kelompok penduduk muda (anak-anak). Berikut disajikan jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia.Tabel 3. Penduduk Berdasarkan Usia

Kelompok Umur (tahun)

Desa BalansikuJumlah (jiwa)

Persentase(%)

0 – 14 423 3015 – 54 656 47

> 55 317 23Jumlah 1396 100

Sumber : Profil Desa Balansiku, 2013

Dominasi penduduk usia produktif pada suatu daerah menjadikan beban ketergantungan antara penduduk tidak produktif terhadap penduduk produktif menjadi semakin kecil. Hal tersebut tentunya akan berimplikasi terhadap akumulasi pendapatan keluarga dan meningkatnya taraf hidup. Berdasarkan analisis data Profil Desa Balansiku diketahui bahwa beban angka ketergantungan penduduk pada lokasi studi tahun 2013 adalah sebesar 1,13. Hal tersebut berarti bahwa tiap satu orang produktif harus menangung 1 - 2 orang tidak produktif. Selengkapnya beban ketergantungan penduduk di lokasi studi disajikan pada tabel berikut ini.Tabel 4. Beban Ketergantungan

Kategori Penduduk Jumlah (jiwa)Penduduk Produktif 656Penduduk Tidak Produktif 740Angka Ketergantungan 1,13

Sumber : Profil Desa Balansiku, 2013

B) Struktur Penduduk Berdasarkan PendidikanAspek kependidikan khususnya kualitas SDM memiliki peran yang sangat penting dalam progesivitas suatu daerah. Hal ini terkait erat dengan keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan. SDM yang berkualitas merupakan modal utama bangsa dalam menjalankan pembangunan. Salah satu faktor penunjang terbentuknya SDM yang berkualitas adalah tingkat pendidikan. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pendidikan

Page 3: wahidan87.files.wordpress.com€¦  · Web view3.komponen sosial, ekonomi dan budaya masyarakat masyarakat

seseorang diasumsikan SDM orang yang bersangkutan akan semakin berkualitas. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk di lokasi studi saat ini didominasi oleh penduduk dengan tingkat pendidikan SLTP dengan persentase sebesar (55%). Meski demikian, di lokasi studi juga masih ditemukan penduduk yang tidak bersekolah dengan persentase sebesar (26%). Penduduk yang masuk dalam kelompok ini bervariasi mulai dari usia 7 hingga 56 tahun. Mengingat besarnya persentase penduduk yang telah maupun masih menempuh pendidikan, dapat disimpulkan bahwa pemahaman akan pendidikan bagi penduduk di lokasi studi semakin membaik dari waktu ke waktu.

Tabel 5. Tingkat Pendidikan Penduduk

Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa)

Persentase (%)

Belum sekolah, tidak sekolah dan atau tidak tamat SD 357 26

SD 204 15SLTP 768 55SLTA 60 4Perguruan Tinggi 7 1

Jumlah 1.396 100Sumber : Profil Desa Balansiku, 2013

Selain tingkat pendidikan faktor lain yang juga menentukan kualitas pendidikan adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan seperti gedung sekolah, buku serta tenaga pengajar. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan yang tersedia dirasa belum memadai hal ini dapat dilihat dari jumlah sarana pendidikan yang tersedia hanya TK dan SD sedangkan untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi warga biasanya melanjutkan ke Desa Bambangan atau ke Kabupaten Nunukan dan untuk jenjang pendidikan tinggi warga biasa melanjutkan ke Samarinda atau ke pulau Jawa dimana terdapat Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta.Tabel 6. Sarana Pendidikan yang Tersedia

Sarana Pendidikan Jumlah (unit)TK 1SD 1SLTP 0SLTA 0Perguruan Tinggi 0

Sumber : Profil Desa Balansiku, 2013

C) Struktur Penduduk Berdasarkan Agama Kehidupan beragama di Indonesia diatur dalam UUD 1945 pasal 29 serta sila pertama pada Pancasila. Kehidupan beragama harus senantiasa dibina dalam rangka menciptakan kehidupan masyarakat yang serasi, selaras dan seimbang, sehingga diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan sosial sebagai dampak globalisasi dewasa ini. Dari data Profil diketahui bahwa penduduk desa Balansiku 100% pemeluk islam, dengan jumlah pemeluk ± 1.396 jiwa.Tabel 7. Penduduk Berdasarkan Agama

Agama Jumlah (jiwa)

Persentase (%)

Islam 1.396 100

Page 4: wahidan87.files.wordpress.com€¦  · Web view3.komponen sosial, ekonomi dan budaya masyarakat masyarakat

Agama Jumlah (jiwa)

Persentase (%)

Kristen 0 0Katholik 0 0Hindu 0 0Budha 0 0

Jumlah 1.396 100Sumber : Profil Desa Balansiku, 2013

Sarana ibadah perlu dibangun dalam rangka mendukung aktivitas peribadatan dan merupakan eksistensi dari pemeluknya. Jenis sarana ibadah yang ada yakni berupa 4 unit mushola. Tabel 8. Sarana Ibadah yang Tersedia

Sarana ibadah Jumlah (unit)Mesjid 0Mushola 4Gereja 0Vihara 0Pura 0

Sumber : Profil Desa Balansiku, 2013

D) AksesibilitasDesa Balansiku merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Sebatik yang secara umum daerah studi memiliki letak cukup strategis karena lokasinya yang terletak tidak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Nunukan disampimg itu kondisi jalan yang sudah baik menambah peluang lebih baik karena memiliki jalur transportasi yang lancar memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mendukung interaksi daerah studi dengan daerah-daerah lainnya seperti jalur antar kelurahan, kecamatan maupun kabupaten.

3.2. PerekonomianSecara umum daerah studi memiliki letak yang cukup strategis karena lokasinya yang terletak tidak jauh dari pusat pemerintahan Kecamatan Sebatik yaitu sekitar 2,5 km disamping itu kondisi jalan yang sudah baik menambah peluang lebih baik karena memiliki jalur transportasi yang lancar memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mendukung interaksi daerah studi dengan daerah-daerah lainnya seperti jalur antar kelurahan, kecamatan maupun kabupaten. Hal ini tentunya akan berimplikasi positif terhadap pertumbuhan perekonomian makro dan mikro daerah studi melalui berbagai bidang misalnya jasa transportasi dan perdagangan. Sebagai daerah yang sedang berkembang, keberadaan usaha masyarakat seperti mencari ikan, rumput laut dan perdagangan sangat penting dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah yang bersangkutan. Selain itu sektor lain yang mulai berkembang adalah sektor swasta dan jasa. Diprakirakan laju pertumbuhan sektor-sektor tersebut akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan, kualitas SDM, keterbukaan dan interaksi Desa Balansiku terhadap daerah lainnya. A) Mata Pencaharian

Melihat berbagai bidang usaha yang berkembang dapat dipastikan jenis mata pencaharian penduduknya pun beragam. Berdasarkan data Profil Desa Balansiku tahun 2013, diketahui bahwa jenis mata pencaharian penduduk didominasi oleh sektor wiraswasta hingga 27,58%. Berikut disajikan mata pencaharian penduduk di lokasi studi.

Page 5: wahidan87.files.wordpress.com€¦  · Web view3.komponen sosial, ekonomi dan budaya masyarakat masyarakat

Tabel 9. Mata Pencaharian PendudukNo. Mata Pencaharian Jumlah

(jiwa)Persentase

(%)1 Petani 344 24,642 Nelayan/petambak 194 13,903 Karyawan perusahaan* 380 27,224 Wiraswasta* 385 27,585 Jasa/ (tukang, penjahit, bangunan, salon)  0 0,006 Pedagang 13 0,937 Pegawai Negeri Sipil 13 0,938 Buruh 56 4,019 Pertukangan 6 0,4310 TNI/POLRI 1 0,0711 Pensiunan 0 0,0012 Guru 4 0,29

Sumber : Profil Desa Balansiku, 2013

B) Sarana PerekonomianSarana perekonomian penting keberadaannya bagi perkembangan suatu daerah. Semakin tinggi mobilitas disertai oleh aksesibilitinya terhadap pusat-pusat perekonomian menjadikan perkembangan suatu daerah semakin cepat. Saat ini transaksi ekonomi hanya dilakukan di pasar yang berada di lokasi studi, disamping itu juga terdapat sarana perekonomian yang pendukung seperti pasar malam dan toko-toko serta warung. Berikut data sarana perekonomian di lokasi studi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 10. Sarana Perekonomian yang Tersedia

Jenis Sarana Jumlah (unit)Koperasi Unit Desa 1Koperasi Simpan Pinjam 0Toko/ Kios/ Warung 13Pasar Malam 1Industri Rumah Tangga 0Industri Kecil 0

Sumber : Profil Desa Balansiku, 2013

3.3. Sarana TransportasiKeberadaan sarana transportasi bila dikaitkan dengan aksesibilitas suatu daerah mempunyai hubungan yang erat. Semakin beragam jenis dan jumlahnya dapat disimpulkan aksesibilitasnya semakin baik. Sarana transportasi darat seperti mobil, sepeda motor dan sepeda merupakan jenis sarana transportasi yang biasa digunakan penduduk setempat dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari hal ini disebabkan kondisi jalan di sana sudah baik karena sebagian besar badan jalan sudah berupa aspal dan seminisasi.3.4. Sarana KomunikasiKeberadaan sarana komunikasi sebagai penunjang perekonomian juga sangat penting dalam kaitannya dengan keterbukaan dan kecepatan arus informasi. Kecepatan informasi yang diterima oleh suatu daerah dipengaruhi oleh jenis sarana komunikasi yang tersedia. Semakin cepat informasi diterima akan semakin cepat pola pikir masyarakat berubah. Inilah yang merubah perkembangan suatu daerah. Saat ini volume jenis sarana komunikasi yang terdapat di lokasi studi baik satu arah maupun dua dapat dikatakan cukup tinggi. Sarana komunikasi satu arah seperti televisi merupakan media penyebar informasi yang efektif. Adapun sarana

Page 6: wahidan87.files.wordpress.com€¦  · Web view3.komponen sosial, ekonomi dan budaya masyarakat masyarakat

komunikasi dua arah seperti telepon seluler memungkinkan realisasi terhadap informasi yang diterima berlangsung lebih cepat sehingga perkembangan daerah terlihat secara nyata.3.5. Fasilitas Umum Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh setiap penduduk. Dengan fasilitas ini penduduk dapat berolah raga, rapat dan menggelar acara kesenian sehingga kedekatan antar warga terjalin harmonis. Saat ini sarana umum yang tersedia di lokasi studi dapat dikatakan sudah memadai, hal ini dapat dilhat dari jumlah sarana pemerintahan yang tersedia yaitu terdapat kantor desa sedangkan untuk kantor BPD, LPM dan PKK masih satu gedung dengan kantor desa sedangkan untuk sarana olahraga yang tersedia sudah cukup memadai. Berikut data selengkapnya disajikan dalam tabel di bawah ini.Tabel 11. Fasilitas Umum yang Tersedia

No. Jenis Fasilitas Jumlah (unit)1. Kantor Kelurahan 12. Kantor BPD 13. Kantor LPM 34. Gedung PKK 05. Lapangan sepak bola 16. Lapangan volley 17. Lapangan tenis meja 08. Lapangan Bulu Tangkis 19. Pos Kamling 010. Gedung pertemuan/Balai Kelurahan 1

Sumber : Profil Desa Balansiku, 2013

Gambar. Fasilitas Umum di Desa Balansiku

3.6. Sarana Penerangan Sarana penerangan merupakan aspek penting dalam pembangunan suatu daerah, adanya penerangan akan membantu penduduk dalam aktifitas keseharian mereka, terutama malam hari. Sarana penerangan yang biasanya digunakan oleh penduduk di lokasi studi saat ini adalah (98,63%) berupa Listrik PLN sedangkan sisanya berupa genset dan tenaga surya. Berikut data selengkapnya.Tabel 2 Sarana Penerangan Rumah Penduduk

No. Jenis Penerangan Jumlah (KK)

Persentase(%)

1. Listrik PLN 360 98,632. Lampu Tembok 0 03. Genset 2 0,554. Tenaga Surya 3 0,82

Page 7: wahidan87.files.wordpress.com€¦  · Web view3.komponen sosial, ekonomi dan budaya masyarakat masyarakat

No. Jenis Penerangan Jumlah (KK)

Persentase(%)

5. Diesel 0 0Jumlah 365 100

Sumber : Profil Desa Balansiku, 2013

4. KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKATKesehatan merupakan kebutuhan pokok sekaligus modal bagi setiap individu. Kesehatan merupakan kebutuhan yang dalam waktu segera harus dipenuhi. Selain itu, sehat sebagai modal mempunyai arti dengan kesehatan individu dapat melakukan aktifitas sehingga individu dapat hidup produktif baik secara ekonomi maupun sosial. Tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal harus didukung beberapa aspek diantaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana kesehatan, kondisi lingkungan tempat tinggal dan pola makan. 4.1. Sarana dan Prasarana KesehatanSarana dan prasarana kesehatan merupakan salah satu faktor penentu derajat kesehatan masyarakat. Sarana dan prasarana kesehatan disediakan oleh stakeholder. Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai akan berdampak positif terhadap tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal karena semakin banyak sarana dan prasarana, berarti semakin mudah dan cepat dijangkau oleh masyarakat dan biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah. Berikut disajikan jenis sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia di Kecamatan Sebatik.Tabel 13. Sarana dan Prasarana Kesehatan yang Tersedia

No Jenis Jumlah (Unit)1. Rumah Sakit 02. Puskesmas 13. Puskesmas Pembantu 44. Posyandu 55. Klinik 26. Praktek Dokter 77. Ambulance 18. Mobil Pusling 2

Sumber : Puskesmas Induk Sungai Nyamuk, 2013

Kualitas penyediaan fasilitas kesehatan dapat diukur dengan persentase ketersedian fasilitas dan tenaga medis/paramedis di suatu tempat. Makin tinggi persentase ketersediaan fasilitas kesehatan disuatu tempat, makin tinggi pula kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Demikian juga bila jumlah tenaga medis/paramedis di suatu tempat memadai. Alasannya adalah semakin banyak sarana yang ditunjang oleh jumlah tenaga medis/paramedis yang memadai berarti semakin mudah dan cepat dijangkau oleh masyarakat, selain biaya yang dikeluarkan juga relatif lebih murah. Selengkapnya data tenaga kesehatan yang tersedia di puskesmas induk Sungai Nyamuk dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 8: wahidan87.files.wordpress.com€¦  · Web view3.komponen sosial, ekonomi dan budaya masyarakat masyarakat

Gambar. Puskesmas Induk Sungai Nyamuk Kecamatan Sebatik

Tabel 14. Tenaga Kesehatan di Lokasi StudiNo TenagaKesehatan Jumlah (jiwa)1 Dokter umum 52 Dokter gigi 13 Bidan 184 Perawat 265 Kesling 16 Apoteker 17 Ahligizi 18 SKM 3

Sumber : Puskesmas Induk Sungai Nyamuk, 2013

4.2. Penyakit yang Diderita MasyarakatStatus kesehatan masyarakat diantaranya dapat dinilai dari penyakit yang sering diderita oleh masyarakat. Penyakit yang diderita dipengaruhi oleh banyak faktor yang ada di sekitar masyarakat. Dari data puskesmas Induk Sungai Nyamuk Kecamatan Sebatik tahun 2013 diketahui bahwa dilihat dari insidensi penyakit terbanyak dalam enam bulan terakhir adalah ISPA, Hipertensi, Pharingitis dan lain-lain. Untuk selengkapnya mengenai data 10 besar penyakit di Kecamatan Sebatik disajikan pada tabel berikut.Tabel 3 Data 10 Besar Penyakit di Lokasi Studi

No Jenis PenyakitPuskesmas Induk Sungai Nyamuk

Jumlah(jiwa)

Persentase(%)

1. ISPA 853 23,142. Hipertensi 802 21,753. Pharingitis 371 10,064. Febris 318 8,625. Diare 305 8,276. Penyakit pada jaringan periatikal 270 7,327. Dispepsia 231 6,278. Diabetes Melitus 208 5,649. Skabies 174 4,7210. Penyakit rahang lainnya 155 4,20

Jumlah 3687 100

Page 9: wahidan87.files.wordpress.com€¦  · Web view3.komponen sosial, ekonomi dan budaya masyarakat masyarakat

Sumber : Puskesmas Induk Sungai Nyamuk, 2013

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak puskesmas serta melihat daripada pola kehidupan dan lingkungan masyarakat sekitar maka dapat disimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, seperti keadaan lingkungan perumahan, pola makan, turunan, stress dan pembuangan limbah padat (sampah) di sembarang tempat dan tertular dari anggota keluarga lain. Disamping penyakit penyakit diatas terdapat pula penyakit endemik yang sering menjangkit warga sekitar yaitu penyakit malaria. 4.3. Status Gizi MasyarakatStatus gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas atau balita, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan teman-temannya sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu. Berdasarkan standar acuan status gizi balita yaitu Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB), dan Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U). Maka Status gizi balita di Kecamatan Sebatik dapat dilihat pada tabel dibawah ini:Tabel 16. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan/Umur (BB/U)

No Status Gizi(BB/U)

Jumlah(jiwa)

Persentase(%)

1 Gizi Buruk 15 0,592 Gizi Kurang 124 4,893 Gizi Baik 2358 92,984 Gizi Lebih 39 1,54

Jumlah 2536 100Sumber : Puskesmas Induk Sungai Nyamuk, 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa gambaran status gizi berdasarkan indeks Berat Badan/Umur (BB/U) menurut data dari Puskesmas Induk Sungai Nyamuk tahun 2013 untuk prevalensi balita gizi buruk di kecamatan Sebatik sebesar 0,59% dan prevalensi balita gizi kurang sebesar 4,89%Tabel 17. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan/Tinggi Badan (BB/TB)

No Status Gizi(BB/TB)

Jumlah(jiwa)

Persentase(%)

1 Sangat Kurus 0 0,001 Kurus 109 4,302 Normal 2389 94,203 Gemuk 38 1,50

Jumlah 2536 100Sumber : Puskesmas Induk Sungai Nyamuk, 2013

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa gambaran status gizi berdasarkan indeks Berat Badan/Tinggi Badan (BB/TB) untuk kriteria berat badan menurut data dari Puskesmas Induk Sungai Nyamuk tahun 2013, prevalensi balita kurus di Kecamatan Sebatik sebesar 1,22% dan prevalensi balita gemuk sebesar 1,50%.Tabel 18. Status Gizi Balita Berdasarkan Tinggi Badan/Umur (TB/U)

No Status Gizi(TB/U)

Jumlah(jiwa)

Persentase(%)

Page 10: wahidan87.files.wordpress.com€¦  · Web view3.komponen sosial, ekonomi dan budaya masyarakat masyarakat

1 Sangat Pendek 31 1,222 Pendek 1105 43,573 Normal 1400 55,21

Jumlah 2536 100Sumber : Puskesmas Induk Sungai Nyamuk, 2013

Ukuran tubuh yang pendek bagi balita merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan, dimana dampak jangka panjang dari kurang gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa gambaran status gizi berdasarkan indeks Tinggi Badan/Umur (TB/U) untuk kriteria balita pendek menurut data dari Puskesmas Induk Sungai Nyamuk tahun 2013, prevalensi balita sangat pendek di Kecamatan Sebatik sebesar 1,22% dan prevalensi balita pendek sebesar 43,57%. Untuk mengatasi kasus kurang gizi memerlukan peranan dari keluarga, praktisi kesehatan, maupun pemerintah. Pemerintah harus meningkatkan kualitas Posyandu, jangan hanya sekedar untuk penimbangan dan vaksinasi, tapi harus diperbaiki dalam hal penyuluhan gizi dan kualitas pemberian makanan tambahan, pemerintah harus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat agar akses pangan tidak terganggu.Para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami problema makan, dan lebih memperhatikan asupan makanan sehari-hari bagi anaknya. Anak-anak harus terhindar dari penyakit infeksi seperti diare ataupun ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan harus terus diperhatikan oleh setiap orang tua dengan cara selalu memperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk), konsumsi susu tetap dipertahankan, jangan terlalu banyak makanan cemilan (junk food) yang akan menyebabkan anak kurang nafsu makan. Perhatikan juga asupan empat sehat lima sempurna dengan kuantitas yang cukup..Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan harus terus diperhatikan oleh setiap orang tua dengan cara selalu memperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk), konsumsi susu tetap dipertahankan, jangan terlalu banyak makanan cemilan (junk food) yang akan menyebabkan anak kurang nafsu makan. Perhatikan juga asupan gizi seimbang dengan kuantitas yang cukup.