-standar perilaku auditor keuangan negara (spakn)/ kode etik. -penerimaan penugasan dan...

Upload: santaulinasitorus

Post on 02-Jun-2018

363 views

Category:

Documents


30 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 - Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode etik. - Penerimaan Penugasan dan Perencanaan dala

    1/14

  • 8/10/2019 - Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode etik. - Penerimaan Penugasan dan Perencanaan dala

    2/14

  • 8/10/2019 - Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode etik. - Penerimaan Penugasan dan Perencanaan dala

    3/14

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Etik dan Kode Etik

    Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988,

    mendefinisikan etik sebagai :

    a. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;

    b. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat sedangkan etika

    adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral

    (akhlak).

    Kode etik pada prinsipnya merupakan sistem dari prinsip-prinsip moral yang

    diberlakukan dalam suatu kelompok profesi yang ditetapkan secara bersama. Kode etik suatu

    profesi merupakan ketentuan perilaku yang harus dipatuhi oleh setiap mereka yang menjalankan

    tugas profesi tersebut, seperti dokter, pengacara, polisi, akuntan, penilai, dan profesi lainnya.

    2.2 Kode Etik Auditor Sektor Publik

    Auditor merupakan suatu profesi yang dapat ditumbuh kembangkan. Untuk itu,

    dilingkungan BPK, jabatan fungsional auditor telah dikembangkan. Di dunia internasional, hal

    serupa juga telah lama berkembang. Perkembangan tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi

    dari masing-masing Negara. Salah satu perkembangan dalam bidang auditor di dunia

    internasional adalah telah diterbitkannya Kode Etik Auditor Sektor Publik oleh INTOSAI, yakni

    organisasi yang terdiri atas BPK-BPK seluruh dunia pada tahun 1998. Menurut INTOSAI, kode

    etik auditor merupakan pelengkap atau tambahan penting yang dapat memperkuat standar audit.

    Sejak tahun 1994, BPK telah mengeluarkan standar audit pemerintahan yang dikenal dengan

    istilah SAP, sebagai pedoman bagi semua auditor sektor publik dalam melaksanakan tugas

    auditnya. Selain SAP, dilingkungan BPK selama ini juga dikenal Sapta Prasetya Jati BPK dan

    Ikrar Pemeriksa yang merupakan pedoman bagi pegawai BPK dalam melaksanakan tugaspemeriksaan. Berikut adalah bagian-bagian penting dari kode etik yang dimaksud:

    3

  • 8/10/2019 - Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode etik. - Penerimaan Penugasan dan Perencanaan dala

    4/14

    1. Kode etik auditor adalah prinsip dasar atau nilai-nilai yang menjadi acuan dalam

    melaksanakan kegiatan audit. Mengingat bahwa budaya suatu bangsa biasanya berbeda

    dengan bangsa-bangsa lainnya, maka sangat mungkin terjadi bahwa budaya bangsa

    tersebut ikut mewarnai kode etik yang bersangkutan. Sesuai dengan anjuran INTOSAI,

    setiap BPK suatu Negara selaku lembaga pemeriksa eksternal pemerintah

    bertanggungjawab mengembangkan kode etik yang sesuai dengan budaya, system sosial,

    atau lingkungannya masing-masing. Selanjutnya, BPK perlu memastikan bahwa segenap

    auditor secara mandiri mempelajari nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dimuat dalam

    kode etik tersebut dan berperilaku sesuai dengan kode etik itu. Dengan mengacu pada

    kode etik tersebut, perilaku auditor dalam setiap situasi/keadaan atau setiap saat

    hendaklah merupakan perilaku yang tidak tercela.

    2.

    Apabila terdapat kekurangan dalam perilaku auditor maupun perilaku yang tidak benar

    dalam kehidupan pribadinya, maka hal yang demikian akan menempatkan integritas

    auditor, lembaga tempat ia bekerja, kualitas dan validitas tugas pemeriksaannya pada

    situasi yang tidak menguntungkan dan dapat menimbulkan keraguan terhadap keandalan

    serta kompetensi lembaga pemeriksa tersebut.

    2.3 KODE ETIK APIP

    Kode etik APIP ini diberlakukan bagi seluruh auditor dan pegawai negeri sipil yang

    diberi tugas oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) untuk melaksanakan pengawasan

    dan pemantauan tindak lanjutnya. Isi dari kode etik APIP ini memuat 2 (dua) komponen, yaitu:

    1. Prinsip-prinsip perilaku auditor yang merupakan pokok-pokok yang melandasi

    perilaku auditor :

    a. Integritas

    Auditor dituntut untuk memiliki kepribadian yang dilandasi oleh sikap jujur, berani,

    bijaksana, dan bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan guna memberikan dasar bagi

    pengambilan keputusan yang handal.

    4

  • 8/10/2019 - Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode etik. - Penerimaan Penugasan dan Perencanaan dala

    5/14

    b. Obyektivitas

    Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan profesional dalam mengumpulkan,

    mengevaluasi, dan memroses data/informasi audit. Auditor APIP membuat penilaian seimbang

    atas semua situasi yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain

    dalam mengambil keputusan.

    c. Kerahasiaan

    Auditor harus menghargai nilai dan kepemilikan informasi yang diterimanya dan tidak

    mengungkapkan informasi tersebut tanpa otorisasi yang memadai, kecuali diharuskan oleh

    peraturan perundang-undangan.

    d. Kompetensi

    Dalam melaksanakan tugasnya auditor dituntut untuk memiliki pengetahuan, keahlian,

    pengalaman dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.

    2. Aturan perilaku yang menjelaskan lebih lanjut prinsip-prinsip perilaku auditor.

    Aturan perilaku mengatur setiap tindakan yang harus dilakukan oleh auditor dan merupakan

    pertanggungjawaban prinsip-prinsip perilaku auditor. Dalam prinsip ini auditor dituntut agar:

    a) Dapat melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti, bertanggung jawab dan bersungguh-

    sungguh;

    b) Dapat menunjukkan kesetiaan dalam segala hal yang berkaitan dengan profesi dan

    organisasi dalam melaksanakan tugas;

    c) Dapat mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan dan mengungkapkan

    segala hal yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan profesi yang

    berlaku;

    d) Dapat menjaga citra dan mendukung visi dan misi organisasi;

    e) Tidak menjadi bagian kegiatan ilegal atau mengikatkan diri pada tindakan-tindakan

    yang dapat mendiskreditkan profesi APIP atau organisasi;

    f) Dapat menggalang kerjasama yang sehat diantara sesama auditor dalam pelaksanaan

    audit; dan

    g) Saling mengingatkan, membimbing, mengoreksi perilaku sesama auditor.

    5

  • 8/10/2019 - Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode etik. - Penerimaan Penugasan dan Perencanaan dala

    6/14

    2.4 Standar Kinerja

    a. Pengelolaan Fungsi Audit Internal

    Penanggung jawab fungsi audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara

    efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai tambah

    bagi organisasi.

    1) Perencanaan

    Penanggung jawab fungsi audit internal harus menyusun perencanaan yang berbasis

    risiko (risk-based plan) untuk menetapkan prioritas kegiatan audit internal, konsisten dengan

    tujuan organisasi. Rencana penugasan audit internal harus berdasarkan penilaian risiko yang

    dilakukan paling sedikit setahun sekali. Masukan dari pimpinan dan dewan pengawas organisasi

    serta perkembangan terkini harus juga dipertimbangkan dalam proses ini. Rencana penugasan

    audit internal harus mempertimbangkan potensi untuk meningkatkan pengelolaan risiko,

    memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan organisasi.

    2) Komunikasi dan Persetujuan

    Penanggung jawab fungsi audit internal harus mengomunikasikan rencana kegiatan audit,

    dan kebutuhan sumber daya kepada pimpinan dan dewan pengawas organisasi untuk mendapat

    persetujuan. Penanggungjawab fungsi audit internal juga harus mengkomunikasikan dampak

    yang mungkin timbul karena adanya keterbatasan sumber daya.

    3) Pengelolaan Sumber daya

    Penanggung jawab fungsi audit internal harus memastikan bahwa sumber daya fungsi

    audit internal sesuai, memadai, dan dapat digunakan secara efektif untuk mencapai rencana-

    rencana yang telah disetujui.

    4) Kebijakan dan Prosedur

    Penanggung jawab fungsi audit internal harus menetapkan kebijakan dan prosedur

    sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan fungsi audit internal.

    6

  • 8/10/2019 - Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode etik. - Penerimaan Penugasan dan Perencanaan dala

    7/14

    5) Koordinasi

    Penanggung jawab fungsi audit internal harus berkoordinasi dengan pihak internal dan

    eksternal organisasi yang melakukan pekerjaan audit untuk memastikan bahwa lingkup seluruh

    penugasan tersebut sudah memadai dan meminimalkan duplikasi.

    6) Laporan kepada Pimpinan dan Dewan Pengawas

    Penanggung jawab fungsi audit internal harus menyampaikan laporan secara berkala

    kepada Pimpinandan Dewan Pengawas mengenai perbandingan rencana dan realisas i yang

    mencakup sasaran, wewenang, tanggung jawab, dan kinerja fungsi audit internal. Laporan ini

    harus memuat permasalahan mengenai risiko, pengendalian, proses governance, dan hal lainnya

    yang dibutuhkan atau diminta oleh pimpinan dan dewan pengawas.

    b. Lingkup Penugasan

    Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap

    peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan governance, dengan menggunakan

    pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh.

    1) Pengelolaan Risiko

    Fungsi audit internal harus membantu organis asi dengan cara mengidentifikasi dan

    mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan

    risiko dan sistem pengendalian intern.

    2) Pengendalian

    Fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam memelihara pengendalian intern yang

    efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian tersebut,

    serta mendorong peningkatan pengendalian intern secara berkesinambungan.

    a) Berdasarkan hasil penilaian risiko, fungsi audit internal harus mengevaluasi kecukupan dan

    efektivitas s istem pengendalian intern, yang mencakup governance, kegiatan operasi dan sistem

    informasi organisasi. Evaluasi sistem pengendalian intern harus mencakup:

    Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi.

    Keandalan dan integritas informasi.

    Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Pengamanan aset organisasi.

    7

  • 8/10/2019 - Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode etik. - Penerimaan Penugasan dan Perencanaan dala

    8/14

  • 8/10/2019 - Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode etik. - Penerimaan Penugasan dan Perencanaan dala

    9/14

    2) Sasaran Penugasan.

    Sasaran untuk setiap penugasan harus ditetapkan.

    3) Ruang Lingkup Penugasan

    Agar sasaran penugasan tercapai maka fungsi audit internal harus menentukan ruang

    lingkup penugasan yang memadai.

    4) Alokasi Sumber Daya Penugasan

    Auditor internal harus menentukan sumber daya yang sesuai untuk mencapai sasaran

    penugasan. Penugasan staf harus didasarkan pada evaluasi atas sifat dan kompleksitas

    penugasan, keterbatasan waktu, dan ketersediaan sumber daya.

    5) Program Kerja Penugasan

    Auditor internal harus menyusun dan mendokumentasikan program kerja dalam rangka

    mencapai sasaran penugasan. Program kerja harus menetapkan prosedur untuk mengidentifikasi,

    menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi selama penugasan. Program

    kerja ini harus memperoleh persetujuan sebelum dilaksanakan. Perubahan atau penyesuaian atas

    program kerja harus segera mendapat persetujuan.

    d. Pelaksanaan Penugasan

    Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus mengidentifikasi, menganalisis,

    mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai tujuan

    penugasan.

    1) Mengidentifikasi Informasi

    Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang memadai, handal, relevan, dan

    berguna untuk mencapai sasaran penugasan.

    2) Analisis dan Evaluasi

    Auditor internal harus mendasarkan kesimpulan dan hasil penugasan pada analisis dan

    evaluasi yang tepat.

    9

  • 8/10/2019 - Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode etik. - Penerimaan Penugasan dan Perencanaan dala

    10/14

    3) Dokumentasi Informasi

    Auditor internal harus mendokumentasikan informasi yang relevan untuk mendukung

    kesimpulan dan hasil penugasan.

    4) Supervisi Penugasan

    Setiap penugasan harus disupervisi dengan tepat untuk memastikan tercapainya sasaran,

    terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kemampuan staf.

    e. Komunikasi Hasil Penugasan

    Auditor internal mengomunikasikan hasil penugasannya secara tepat waktu.

    1) Kriteria Komunikasi

    Komunikasi harus mencakup sasaran dan lingkup penugasan, simpulan, rekomendasi,

    dan rencana tindak lanjutnya.

    2) Kualitas Komunikasi

    Komunikasi yang disampaikan baik tertulis maupun lisan harus akurat, objektif, jelas,

    ringkas, konstruktif, lengkap,dan tepat waktu.

    3) Pengungkapan atas Ketidak-patuhan terhadap Standar

    Dalam hal terdapat ketidak-patuhan terhadap standar yang mempengaruhi penugasan

    tertentu, komunikasi hasil-hasil penugasan harus mengungkapkan:

    a) Standar yang tidak dipatuhi.

    b) Alasan ketidak-patuhan.

    c) Dampak dari ketidak-patuhan terhadap penugasan.

    4) Penyampaian Hasil-hasil Penugasan

    Penanggung jawab fungsi audit internal harus mengomunikasikan hasil penugasan

    kepada pihak yang berhak.

    10

  • 8/10/2019 - Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode etik. - Penerimaan Penugasan dan Perencanaan dala

    11/14

    f. Pemantauan Tindak Lanjut

    Penanggung jawab fungsi audit internal harus menyusun dan menjaga sistem untuk

    memantau tindak lanjut hasil penugasan yang telah dikomunikasikan kepada manajemen.

    Penanggung jawab fungsi audit internal harus menyusun prosedur tindak lanjut untuk memantau

    dan memastikan bahwa manajemen telah melaksanakan tindak lanjut secara efektif, atau

    menanggung risiko karena tidak melakukan tindak lanjut.

    g. Resolusi Penerimaan Risiko oleh Manajemen

    Apabila manajemen senior telah memutuskan untuk menanggung risiko residual yang

    sebenarnya tidak dapat diterima oleh organisasi, penanggung jawab fungsi audit internal harus

    mendiskusikan masalah ini dengan manajemen senior. Jika diskusi tersebut tidak menghasilkan

    keputusan yang memuaskan, maka penanggung jawab fungsi audit internal dan manajemen

    senior harus melaporkan hal tersebut kepada Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi untuk

    mendapatkan resolusi.

    11

  • 8/10/2019 - Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode etik. - Penerimaan Penugasan dan Perencanaan dala

    12/14

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 KESIMPULAN

    Kode etik auditor adalah prinsip dasar atau nilai-nilai yang menjadi acuan dalam

    melaksanakan kegiatan audit. Mengingat bahwa budaya suatu bangsa biasanya berbeda dengan

    bangsa-bangsa lainnya, maka sangat mungkin terjadi bahwa budaya bangsa tersebut ikut

    mewarnai kode etik yang bersangkutan.

    Auditor internal harus mengembangkan dan mendokumentasikan rencana untuk setiap

    penugasan yang mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu, dan alokasi sumber daya. Dalammelaksanakan audit, auditor internal harus mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan

    mendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai tujuan penugasan.

    12

  • 8/10/2019 - Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode etik. - Penerimaan Penugasan dan Perencanaan dala

    13/14

    DAFTAR PUSTAKA

    http://aksekpubc.wordpress.com/2013/04/01/tugas-3-resume-akuntabilitas-audit-sektor-

    publik/

    http://sigit-rh.blogspot.com/2011/12/kode-etik-dan-standar-audit.html

    Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Standar Pemeriksa Keuangan Negara, 2004.

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke sembiln,

    1988.

    http://aksekpubc.wordpress.com/2013/04/01/tugas-3-resume-akuntabilitas-audit-sektor-publik/http://aksekpubc.wordpress.com/2013/04/01/tugas-3-resume-akuntabilitas-audit-sektor-publik/http://aksekpubc.wordpress.com/2013/04/01/tugas-3-resume-akuntabilitas-audit-sektor-publik/http://sigit-rh.blogspot.com/2011/12/kode-etik-dan-standar-audit.htmlhttp://sigit-rh.blogspot.com/2011/12/kode-etik-dan-standar-audit.htmlhttp://sigit-rh.blogspot.com/2011/12/kode-etik-dan-standar-audit.htmlhttp://aksekpubc.wordpress.com/2013/04/01/tugas-3-resume-akuntabilitas-audit-sektor-publik/http://aksekpubc.wordpress.com/2013/04/01/tugas-3-resume-akuntabilitas-audit-sektor-publik/
  • 8/10/2019 - Standar Perilaku Auditor Keuangan Negara (SPAKN)/ Kode etik. - Penerimaan Penugasan dan Perencanaan dala

    14/14

    iii