” pengembangan bahan ajar berbasis ict ... beberapa jenis kegiatan pengembangan kompetensi guru...
TRANSCRIPT
” PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ICT
DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG
BERSTANDAR DAN BERMUTU ”
LAPORAN
HASIL PENGEMBANGAN DIRI
Disusun oleh :
BUDIYANTI ELIZABETH, S. Pd
NIP : 195907041984042002
DINAS PENDIDIKAN DASAR
PROVINSI DKI JAKARTA
2014
LEMBAR IDENTITAS PENULIS
Personal Data
Nama : Budiyanti Elizabeth, S.Pd
NIP : 195907041984042002
Pangkat/Golongan : IVa
Tempat / Tgl. Lahir : Klaten, 14 Juli 1959
Masa Kerja : 6 Tahun
Pendidikan : Sarjana Strata 1 (Satu)
Unit Kerja : SDN Cawang 07 Pagi Jakarta Timur
Alamat Kantor : Jl. Ja’ani Nasir Kel. Cawang Kec. Kramat Jati
Kota Administrasi Jakarta Timur
Alamat Rumah : Jl. Mayjend Sutoyo No. 46 RT. 06/011
Kel. Cawang Kec. Kramat Jati
Kota Administrasi Jakarta TImur.
Telp / Hp : 082112562692
Pendidikan Formal
1. Tamat Sekolah Dasar Negeri Tahun 1972
2. Tamat Sekolah Menengah Pertama Negeri Tahun 1976
3. Tamat Sekolah Pendidikan Guru Tahun 1980
4. Tamat Institut Pastoral Indonesia Tahun 1996
5. Tamat Universitas Negeri Jakarta Tahun 2006
Pendidikan Informal
1. Seminar Pendidikan dan Kesehatan yang diselenggarakan Yayasan
Kusuma Bangsa bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Dasar, DKI
Jakarta. (Tgl. 4 Juli 2006)
2. Training On The Use Of Health and Nutrition Education Materials
Supported yang diselenggarakan oleh YEH Indonesia dan WFP. (Tgl. 26
Agustus 2008)
3. Mendapatkan Tanda Kehormatan Satya Lancana Karya Satya 10 Thn dari
Bapak Presiden Republik Indonesia. (20 Juli 2009)
4. Mendapatkan Tanda Kehormatan Satya Lancana Karya Satya 20 Thn dari
Bapak Presiden Republik Indonesia. (20 Juli 2010)
5. Lulus Sertifikasi Guru dalam Jabatan dinyatakan sebagai Guru Profesional
Bidang Studi Guru Kelas Sekolah Dasar. (Tgl. 29 November 2010)
6. Mengikuti Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Guru Sekolah
Dasar Tingkat Kota Administrasi Jakarta Timur yang diselenggarakan oleh
Sudin Pendidikan Dasar Kota Administrasi Jakarta Timur.
(Tgl. 16 November 2011)
7. Pelatihan Penggunaan Aplikasi Asesmen Pembelajaran Pesona Asesmatik
diselenggarakan oleh PT. Asesmatik Edukasi. (Tgl. 27 November 2012)
8. Pelatihan Penggunaan Aplikasi Asesmen Pembelajaran Pesona Asesmatik
diselenggarakan oleh PT. Asesmatik Edukasi. (Tgl. 11 Desember 2012)
9. Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Berbasis ICT Dalam Bentuk Karya
Inovatif Pembelajaran yang diselenggarakan oleh Pusat Layanan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. (Tgl. 24 – 26 Januari 2014)
Pengalaman Organisasi
1. Menjadi Ketua Kuartir Cabang Jakarta Timur daerah Propinsi DKI
Jakarta. (Tgl. 25 Februari 2006)
2. Menjadi Ketua TIM Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah (TP-UKS)
Kecamatan Kramat Jati Kota Administrasi Jakarta Timur. (11 Juli 2011)
3. Pelatihan Gizi Seimbang pada anak Sekolah Dasar di Wilayah DKI Jakarta
diselenggarakan Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan
Pengembangan Bisnis Universitas Kristen Indonesia.
(Tgl. 26 November 2011)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN IDENTITAS ................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Kegiatan Pengembangan .............................................................. 4
BAB II PENGERTIAN ICT SERTA PENERAPANNYA
DALAM DUNIA PENDIDIKAN
A. Waktu Pelaksanaan Dan Penyelenggaraan Kegiatan ............................... 5
B. Jenis Kegiatan .......................................................................................... 5
C. Tujuan Kegiatan Pelatihan ........................................................................ 6
D. Manfaat Dan Penerapan ICT Dalam Dunia Pendidikan ........................... 6
E. Pengertian Teknologi Informasi Dan Komunikasi .................................... 7
BAB III PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ICT DALAM
MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERSTANDAR DAN
BERMUTU
A. Aplikasi Pembelajaran Berbasis ICT Di Sekolah .................................... 10
B. Peran Guru Dalam Aplikasi TIK Di Sekolah ........................................... 13
C. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT ……………………. 15
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 17
B. Saran ......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka menyongsong implementasi kurikulum 2013 dan
berdasarkan UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen telah diputuskan bahwa
setiap Guru (harus) dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
Bahkan dalam dunia pendidikan di Indonesia, Teknologi informasi ini
akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran. Hal ini berkaitan
dengan semakin tingginya kebutuhan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang tidak semuanya diperoleh dalam lingkungan sekolah. Menurut AECT
(Association for Education Comunication dan Technolgy) 1977, teknologi
pembelajaran merupakan sub-set teknologi pendidikan, berdasar atas pengertian
bahwa pembelajaran merupakan sub-set pendidikan.
Teknologi pembelajaran merupakan proses yang kompleks lagi terpadu,
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis
masalah dan mencari pemecahannya, implementasi, evaluasi dan mengelola
pemecahan terhadap masalah-maslah tersebut, dimana proses belajar itu bertujuan
dan terkontrol. Agar tercapai tujuan pendidikan secara optimal maka
pengembangan proses belajar mengajar harus mengikuti perkembangan zaman
yang ada, disini peran pendidik dituntut untuk bisa memanfaatkan pengembangan
sistem instruksional yang bulat dan lengkap, meliputi semua komponen-
komponen yang dimaksud seperti pesan, orang, bahan, alat, teknik dan latar.
Proses analisis masalah untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang
ada melalui fungsi pengembangan dan pengelolaan proses belajar mengajar
(AECT: 1977,93-94). Menurut Association for Education Comunication dan
Technolgy (1977: 94-96) Agar tujuan pendidikan tercapai maka harus ditempuh
dengan proses belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi pembelajaran dan
memenuhi karakteristik sebagai berikut : 1). Belajar yang bertujuan dan
terkontrol, 2).Terstruktur, 3). Desain, Pemilihan, dan Pemanfaatan, 4). Sistem
instruksional/komponen sistem instruksional. Selain itu menurut Rohmat (2010,
85) pola atau model mengajar juga sangat menentukan berhasil tidaknya suatu
proses pembelajaran itu mencapai tujuan yang diharapkan, oleh karenanya pola
pembelajaran atau model pembelajaran harus selalu menyesuaikan dengan
perkembangan zaman. Hal ini akan berdampak kepada kualitas hasil belajar dan
akan mempermudah proses belajar mengajar itu sendiri. Sebagaimana kita ketahui
bersama pola pembelajaran konvensional yang berorientasi pada guru (Teacher
Centered) telah bergeser kepada pembelajaran yang berorientasi pada siswa
(Student Centered) karena pola pembelajaran yang berpusat pada guru hanya akan
menghasilkan guru-guru yang pandai, akan tetapi siswa yang tertinggal karena
yang aktif belajar dan bereksplorasi adalah gurunya sedangkan siswanya pasif
sehingga perlu dikembangkan pola pembelajaran yang lebih demokratis, dimana
peserta didik lebih terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
Kebutuhan akan multimedia Interaktif semakin dirasakan, mengingat
kondisi perkembangan Teknologi Informasi (IT) semakin berkembang pesat.
Dalam dunia pendidikan misalnya siswa mulai dari pra-sekolah, SD, SMP dan
SMU/SMK dituntut untuk mengenal TI sejak dini. Kebutuhan ini tidak hanya
sebagai wacana tetapi dilegalisasi melalui terbitnya Kurikulum 2004 yang
memasukan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di
sekolah, secara spesifik mempelajari TI sebagai suatu keahlian produktif. Untuk
menunjang masuknya TI di sekolah, pemerintah secara bertahap membantu
sekolah-sekolah dengan memberikan perangkat hardware komputer sebagai alat
praktek dan ditunjang dengan diberikannya BOM (Bantuan Operasional
Manajemen) yang salah satunya harus dibelanjakan untuk membeli software
komputer untuk menunjang pembelajaran TI dan penguasaan materi pelajaran
umum dengan bantuan TI. Dengan demikian jelas bahwa kebutuhan bahan
pembelajaran berbasis ICT sebagai alat untuk membantu siswa menguasai TI dan
materi pelajaran umum lainnya dengan lebih cepat, menyenangkan dan
meningkatkan hasil belajar, menjadi kebutuhan yang mendesak untuk tercapainya
kualitas pembelajaran yang diharapkan.
Atas dasar pentingnya bahan pembelajaran berbasis ICT yang dirancang
oleh guru bagi peningkatan kualitas pembelajaran yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi dan untuk kepentingan publikasi komunikasi dan
informasi lembaga, maka sudah menjadi kebutuhan yang mendesak untuk adanya
peningkatan kemampuan para pelaku pendidikan/pelatihan terutama guru untuk
memiliki kemampuan dalam merancang multimedia interaktif untuk mengemas
berbagai materi-materi pelajaran. Dengan demikian diperlukan adanya kegiatan
Pelatihan Pembuatan Multimedia Interaktif berbasis Komputer .
Berpijak pada uraian latar belakang diatas, maka perlu kirannya diadakan
suatu tindakan melalui pembuatan bahan ajar dalam bentuk karya inovatif. Dalam
hal penyusunan laporan pelatihan pengembangan keprofesian berkelanjutan,
penulis mengangkat satu topik sesuai dengan kondisi yang dihadapi saat ini, yaitu:
“ Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT Dalam Mewujudkan Sekolah
Yang Berstandar dan Bermutu “
B. Tujuan Kegiatan Pengembangan
1. Para Guru memiliki kompetensi dalam Pembuatan Desain Presentasi
Multimedia yang meliputi desain pesan dan penguasaan tool multimedia
projector.
2. Para Guru memiliki kompetensi dalam Pembuatan video interaktif dan
animasi berbagai Mata Pelajaran yang dikuasainya untuk digunakan dalam
PBM.
3. Para Guru memiliki kompetensi dalam penguasaan Internet Dasar dan
Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Efektif.
4. Para Guru memiliki kompetensi dalam Pembuatan karya inovatif dengan
fasilitas animasi Ms. Power Point.
5. Para Guru memiliki kompetensi dalam Pembuatan ulangan/tes online dan
offline dengan menggunakan Software Wondershare Quiz Creator.
BAB II
PENGERTIAN ICT SERTA PENERAPANNYA DALAM DUNIA
PENDIDIKAN
A. Waktu Pelaksanaan Dan Penyelenggaraan Kegiatan
Waktu Pelaksanaan Dan Penyelenggaraan Kegiatan Pelatihan pembuatan
bahan ajar berbasis ICT dalam bentuk karya inovatif pembelajaran yaitu, pada
Tanggal 24 – 26 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Pusat Layanan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PLPKB) di PPGTK Provinsi DKI
Jakarta.
B. Jenis Kegiatan
Terdapat beberapa jenis kegiatan pengembangan kompetensi guru SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA dan SMK dalam penguasaan ICT untuk diintegrasikan
dalam kegiatan pembelajaran, yakni :
1. Perubahan Mindset pada kurikulum 2013.
2. Langkah-langkah dalam pembuatan karya inovatif.
3. Pelatihan pengenalan dasar Ms. Power Point.
4. Pelatihan teknik mengolah gambar dari berbagai sumber.
5. Pelatihan teknik mengolah video dan animasi dari berbagai sumber.
6. Pelatihan mengolah karya inovatif dengan fasilitas Hiperlink.
7. Pelatihan mengolah karya inovatif dengan fasilitas animasi Ms. Power
Point.
8. Pelatihan pembuatan ulangan/tes online dan offline dengan menggunakan
software Wondershare Quiz Creator.
9. Pelatihan praktik pembuatan karya inovatif pembelajaran berbasis ICT.
10. Pelatihan pembuatan tugas mandiri.
C. Tujuan Kegiatan Pelatihan
1. Menghasilkan teknologi pendidikan yang mampu merancang,
mengembangkan, memanfaatkan dan mengelola serta mengevaluasi
program pembelajaran berbasis Information and Communication
Technology ( ICT ).
2. Menghasilkan tenaga kependidikan sebagai pengembang kurikulum,
pengelola atau teknisi sumber belajar yang menguasai Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
3. Menghasilkan karya akademik melalui kegiatan penelitian dan
pengembangan dalam bidang teknologi pendidikan/pembelajaran.
D. Manfaat dan Penerapan ICT Dalam Dunia Pendidikan
Adapun manfaat dan penerapan ICT dalam dunia pendidikan menunjukan
bahwa pada umumnya pendapat guru dan siswa tentang manfaat ICT antara lain :
1) Memudahkan guru dan siswa dalam mencari sumber belajar alternatif, 2 ) Bagi
siswa dapat memperjelas materi yang telah disampaikan oleh guru, karena
disamping disertai gambar juga ada animasi menarik, 3) Dapat berlatih soal
dengan memanfaatkan uji kompetensi, 4) Cara belajar lebih efisien, 5) Wawasan
bertambah, 6) Meringankan dalam membuat contoh soal, 7) Mengetahui dan
mengikuti perkembangan materi dan info-info lain yang berhubungan dengan
bidang studi, 8) Membantu siswa dalam mempelajari materi secara individu selain
disekolah, 9) Membantu siswa mengerti ICT.
E. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam Bahasa Inggris
dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT),
adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk
memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu
teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi Informasi meliputi
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses
dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep
yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung
pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah TIK muncul setelah
adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun
perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20.
Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang
teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai
perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.
Tidak bisa dipungkiri komputer digunakan diberbagai bidang pekerjaan,
termasuk dalam dunia pendidikan. Pengenalan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK), diharapkan dapat membuat perubahan pesat dalam kehidupan
yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk
TIK. Kita bisa mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara
efisien dan efektif. TIK akan memudahkan kita, mendapatkan ide dengan cepat
dan bertukar pengalaman dari berbagai kalangan. Dengan demikian, diharapkan
dapat mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga
kita dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana
penggunaan TIK secara tepat dan optimal, termasuk implikasinya saat ini dan di
masa yang akan datang.
Teknologi Informasi dan Komunikasi mencakup dua aspek, yaitu
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi
merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena
itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang
tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang
terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan
informasi antar media.
Melalui TIK, sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu
dengan pribadi atau kelompok yang lainnya sudah tidak lagi mengenal batas jarak
dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat
menghambat bertukar pikiran antar sesama kita. Perkembangan TIK memicu
suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir,
kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah
dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Alangkah wajar bila
sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan
e seperti e-commerce, e-government, e-education, e-learning, e-library, e-journal,
e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan lainnya yang berbasis TIK.
Dari semua e itu ada yang perlu mendapatkan perhatian serius yaitu e-
education, dimana kita mempunyai kewajiban untuk mengembangkan TIK dalam
proses pembelajaran yang tidak hanya mengajak peserta didik untuk mencari
informasi, tetapi juga menciptakan informasi. Mampu saling berkomunikasi
dengan menggunakan berbagai aplikasi TIK yang membuat dirinya mampu saling
berbagi tentang apa yang disukainya dan apa yang dikuasainya. Membuat mereka
mampu memanfaatkan TIK dengan baik.
BAB III
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ICT
DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG
BERSTANDAR DAN BERMUTU
A. Aplikasi Pembelajaran Berbasis ICT Di Sekolah
Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui “The International
Commission on Education for the Twenty First Century” merekomendasikan
pendidikan yang berkelanjutan (seumur hidup) yang dilaksanakan berdasarkan
empat pilar proses pembelajaran, yaitu : Learning to know (belajar untuk
menguasai. pengetahuan) Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan),
Learning to be (belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together
(belajar untuk hidup bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan empat pilar
pendidikan di era globalisasi informasi sekarang ini, para guru sebagai agen
pembelajaran perlu menguasai dan menerapkan TIK dalam pembelajaran di
sekolah.
Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada
lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke
penampilan, (2) dari ruang kelas ke, di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke
“on line” atau saluran, (4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5)
dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan
dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon,
komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak
hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan
menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus
berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh
informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau
ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Di sinilah peran guru
untuk membuat kurikulumnya sendiri yang dapat membuat peserta didik belajar
secara aktif.
Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber
teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan
menggunakan internet. Istilah lain yang makin popuper saat ini ialah e-learning
yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media TIK khususnya
internet. Menurut Rosenberg (2001), e-learning merupakan satu penggunaan
teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang
belandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan
kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi
materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui
komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan
pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma
pembelajaran tradisional. Sejalan dengan perkembangan TIK itu sendiri
pengertian e-learning menjadi lebih luas yaitu pembelajaran yang pelaksanaannya
didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, video tape, transmisi satellite
atau komputer (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002).
Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran
yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer
Based Instruc-tion), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic
Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning
System), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-
Based Training), dan sebagainya.
Selain e-learning, potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah dapat juga
memanfaatkan e-laboratory dan e-library. Adanya laboratorium virtual (virtual
lab) memungkinkan guru dan siswa dapat belajar menggunakan alat-alat
laboratorium atau praktikum tidak di laboratorium secara fisik, tetapi dengan
menggunakan media komputer. Perpustakaan elektronik (e-library) sekarang ini
sudah menjangkau berbagai sumber buku yang tak terbatas untuk bisa diakses
tanpa harus membeli buku/sumber belajar tersebut.
Sebenarnya, ada empat level pemanfaatan TIK untuk pendidikan menurut
UNESCO, yaitu: Level 1: Emerging - baru menyadari pentingnya TIK untuk
pendidikan; Level 2: Applying – baru mempelajari TIK (learning tom use ICT);
Level 3: Integrating – belajar melalui dan atau meng-gunakan TIK (using ICT to
learn); Level 4: Transforming – dimana TIK telah menjadi katalis efektifitas dan
efisiensi pembelajaran serta reformasi pendidikan secara umum. Salah satu bentuk
produk TIK yang sedang “ngetrend” saat ini adalah internet yang berkembang
pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah
memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam
berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era
globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan
dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau
kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk
memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan
memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya.
Dalam kurun waktu yang amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah
terjadi revolusi internet di berbagai negara serta penggunaannya dalam berbagai
bidang kehidupan. Keberadaan internet pada masa kini sudah merupakan satu
kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan
perkembangan global. Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak terhadap
corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan
ini, setiap orang atau bangsa yang ingin lestari dalam menghadapi tantangan
global, perlu meningkatkan kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan
yang berkembang. TIK telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan
proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara
guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas.
B. Peran Guru Dalam Aplikasi TIK Di Sekolah
Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap siswa
memiliki kondisi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa memerlukan
bimbingan baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan proses
pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini guru memegang peran
yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih penting
lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran
guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran
dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber
informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi. Dalam bukunya yang
berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan
bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaitu
guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan,
pemimpin, pembelajar, dan pengarang.
Sebagai pelatih (coaches), guru harus memberikan peluang yang sebesar-
besarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri
sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip
dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang mutlak. Hal ini merupakan
analogi dalam bidang olah raga, di mana pelatih hanya memberikan petunjuk
dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itu sendiri para pemain akan
mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada.
Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar-
mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana
psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru.
Di samping itu, guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa
dan membantunya ke arah perkembangan optimal. Sebagai manajer
pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya
dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan
seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagai partisipan, guru tidak
hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya
dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya
sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran siswa.
Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang
mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan
bersama. Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat kesempatan untuk
mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam berbagai
kegiatan lain di luar mengajar. Sebagai pembelajar, guru harus secara terus
menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan
kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif
menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-
tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang
harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang
kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal
itu harus didukung oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis
kualitas profesionalismenya.
C. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT
Banyak sekali media dilingkungan sekitar kita yang dapat dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran, untuk itu perlu kita pilih. Pemilihan ini penting dalam
rangka, agar ketika media pembelajaran itu kita pilih sebagai alat bantu
penyampai pesan benar-benar menjadi alat bantu yang efektif dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran yang memungkinkan
terjadinya proses pembelajaran yang konstruktif antara lain :
1. Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran.
2. Kesesuaian media dengan lingkungan belajar.
3. Kesesuaian media dengan karakteristik pembelajaran.
4. Kemudahan dan keterlaksanaan pemanfaatan media.
5. Kefisiensi media dalam kaitannya dengan waktu, tenaga dan biaya.
6. Keamanan bagi pembelajaran.
7. Kemampuan media dalam mengaktifkan siswa.
Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran biasanya menggunakan perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) beserta aplikasinya, seperti:
perangkat komputer yang tersambung dengan jaringan internet, LCD/proyektor,
CD pembelajaran, televisi, bahkan menggunakan web atau situs-situs tertentu
dalam internet. Dalam pembelajaran berbasis ICT, selain dukungan perangkat
keras dan perangkat lunak, dukungan koneksi berbasis web (internet) juga sangat
diperlukan. Hal ini memungkinkan para siswa dan guru melaksanakan aktifitas
pembelajaran tidak harus selalu bertatap muka secara langsung, akan tetapi bisa
dengan cara online yang tekoneksi dengan jaringan internet.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Aplikasi dan potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah
membawa pergeseran pandangan tentang pembelajaran dan peran guru
dalam proses pembelajaran di sekolah.
2. Penerapan TIK dalam pembelajaran memungkinkan kegiatan belajar
mengajar lebih interaktif, simulatif dan lebih menarik.
3. Mengajak peserta didik untuk mampu memanfaatkannya dalam kehidupan
sehari-hari dengan membangun connecting and sharing.
4. Perubahan paradigma dalam proses pembelajaran dari pembelajaran
konvensional ke pembelajaran yang beriorientasi pada penerapan TIK
akan mempercepat peningkatan kualitas pendidikan.
5. Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi
e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif dengan
semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh
dunia menembus batas ruang dan waktu.
B. Saran
1. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
cepat ini memberikan dampak positif dan dampak negatif.
2. Penguasaan TIK dalam pembelajaran menjadi suatu keharusan bagi para
guru yang selalu menghasilkan berbagai karya inovatif berupa program,
piranti keras dan lunak yang akan dimanfaatkan untuk pembelajaran
siswa.
3. Bagaimanapun banyaknya dampak positif dalam penerapan TIK pada
pembelajaran di sekolah, kita juga mempunyai tanggungjawab bersama
dalam meminimalisasi dampak negatif yang muncul baik secara
individual, maupun sosial.
4. Diharapkan guru sebagai pendidik tidak antipati atau alergi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun sebaliknya
menjadi subyek atau pelopor dalam pengembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad, M. A., Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2003
Darmawan, Deni. 2007. Teknologi Informasi & Komunikasi. Bandung: Arum
Mandiri Press.
Junaidi, Modul Pengembangan ICT (Information Communication Technology),
(Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia ), Jakarta, 2011.
Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung
: Alfabeta.
Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
Alfabeta, Bandung, 2009.
Sa’ud, Udin Syaefudin. 2009. Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sumantri dkk. 1994. Kurikulum untuk Abad 21. Jakarta : Grasindo
S.P.Hariningsih, Teknologi Informasi, 2005, Penerbit Graha Ilmu.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta :
Kencana.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 1989. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru.
http://www.budiyantielizabeth.wordpress.com