@ukdwsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 mengapa ada istilah...

21
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Persekutuan kaum bapak adalah wadah yang didirikan oleh Gereja Kristen Injili di Tanah Papua untuk melaksanakan tugas pelayanan dan kesaksian gereja kepada kaum bapak GKI. Melalui wadah ini kaum bapak bersekutu, bersaksi dan melayani, tapi juga terus melatih dan membina diri untuk menjadi imam di tengah keluarga. Persekutuan kaum bapak adalah bagian dari orang-orang percaya yang di pilih masuk ke dalam suatu persekutuan yang disebut gereja atau jemaat yang kudus Yesus Kristus adalah kepalanya. Dalam struktur organisasi Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, PKB dibentuk agar dapat mempersatukan seluruh anggota Jemaat dewasa khususnya kaum pria. PKB merupakan salah satu unsur dalam Jemaat untuk menghimpun, mempersatukan dan membina anggotanya agar dapat mencapai kedewasaan yang penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus (Ef. 4:12-13) 1 . Sesuai dengan amanat Tuhan Yesus dalam Matius 28:19-20 dan 1 Petrus 2:9, maka orang-orang percaya dipanggil masuk ke dalam persekutuan gereja atau jemaat untuk mengajar orang mengenal Yesus Kristus, percaya dan dibaptis, 1 Petrus 2:9; selaku orang percaya yang dipanggil ke dalam persekutuan gereja atau jemaat kita diminta untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Yesus Kristus yang telah memanggil kita. Untuk melaksanakan tugas ini maka seluruh orang percaya perlu disiapkan atau dilengkapi.Yang menjadi anggota PKB adalah setiap anggota gereja yang statusnya sebagai seorang bapak atau keluarga atau setiap pria yang sudah melewati masa remaja dan pemuda. 1 Tata gereja GKI di Tanah Papua, Bab II Fasal 9 ayat 3d, Badan Pekerja Am Sinode 1991, hal 39 @UKDW

Upload: duongtu

Post on 19-Mar-2019

462 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persekutuan kaum bapak adalah wadah yang didirikan oleh Gereja Kristen

Injili di Tanah Papua untuk melaksanakan tugas pelayanan dan kesaksian gereja

kepada kaum bapak GKI. Melalui wadah ini kaum bapak bersekutu, bersaksi dan

melayani, tapi juga terus melatih dan membina diri untuk menjadi imam di

tengah keluarga.

Persekutuan kaum bapak adalah bagian dari orang-orang percaya yang di

pilih masuk ke dalam suatu persekutuan yang disebut gereja atau jemaat yang

kudus Yesus Kristus adalah kepalanya. Dalam struktur organisasi Gereja Kristen

Injili (GKI) di Tanah Papua, PKB dibentuk agar dapat mempersatukan seluruh

anggota Jemaat dewasa khususnya kaum pria. PKB merupakan salah satu unsur

dalam Jemaat untuk menghimpun, mempersatukan dan membina anggotanya

agar dapat mencapai kedewasaan yang penuh dan tingkat pertumbuhan yang

sesuai dengan kepenuhan Kristus (Ef. 4:12-13)1.

Sesuai dengan amanat Tuhan Yesus dalam Matius 28:19-20 dan 1 Petrus 2:9,

maka orang-orang percaya dipanggil masuk ke dalam persekutuan gereja atau

jemaat untuk mengajar orang mengenal Yesus Kristus, percaya dan dibaptis, 1

Petrus 2:9; selaku orang percaya yang dipanggil ke dalam persekutuan gereja

atau jemaat kita diminta untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari

Yesus Kristus yang telah memanggil kita.

Untuk melaksanakan tugas ini maka seluruh orang percaya perlu disiapkan

atau dilengkapi.Yang menjadi anggota PKB adalah setiap anggota gereja yang

statusnya sebagai seorang bapak atau keluarga atau setiap pria yang sudah

melewati masa remaja dan pemuda.

1 Tata gereja GKI di Tanah Papua, Bab II Fasal 9 ayat 3d, Badan Pekerja Am Sinode 1991, hal 39

@UKDW

Page 2: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

2

Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili

di Tanah Papua. Dan mengapa istilah sebutan Persekutuan Kaum Bapak dapat

dinyatakan sebagai salah satu Unsur di dalam Persekutuan Pelayanan Gereja atau

Jemaat? Mengapa harus itu dibentuk dan mengapa harus membentuk atau

mengelompokan Kaum Bapak di antara Jemaat, padahal kita sudah menjadi satu

dengan Jemaat-jemaat yang ada. Persekutuan Kaum Bapak resmi muncul

pertama kali dalam Tata Gereja pada 1984 Unsur-unsur Jemaat dalam GKI di

Tanah Papua,itu hanya ada Sekolah Minggu ( SM ) dan ada sekarang

Persekutuan Anak dan Remaja ( PAR ), Persekutuan Anggota Muda ( PAM ) dan

Persekutuan Wanita ( PW ). Sehingga muncullah para perancang Tata Gereja

waktu itu menyadari bahwa Kaum Bapak merupakan potensi Gereja yang

terpendam selama ini, dan belum diberi wadah yang bertujuan menghimpun,

mempersatukan, membina anggotanya agar dapat mencapai kedewasaan yang

penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus ( Efesus 4

: 12 – 13 ), sehingga membina dan mengembangkan serta menyalurkan energy(

baik fisik maupun kerohaniannya, untuk lebih kuat dalam keimanannya, kuat

sebagai seorang Bapak yang teladan sehat, kuat iman, dan dapat menghadirkan

citra Tuhan di tengah keluarganya dan di dalam kehadirannya di manapun.

Dalam Tata Gereja GKI di Tanah Papua, Bab II tentang jemaat, pasal 9

yaitu unsur-unsur jemaat, ayat 3d tentang pengelompokan ke dalam unsur-unsur

jemaat termasuk golongan bapak-bapak di kelompokan dengan nama

Persekutuan Kaum Bapa Gereja Kristin Injili di singkat PKB GKI.2

Persekutuan Kaum Bapak GKI melaksanakan Pelayanannya dengan berpedoman

atau berdasarkan pada :

1. Firman Tuhan yang dinyatakan dalam Alkitab

2. Tata Gereja Kristen Injili di Tanah Papua

3. Keputusan- keputusan Gerejawi

4. Pedoman Pelayanan PKB GKI3.

2Tata gereja GKI di Tanah Papua, Bab II Fasal 9 ayat 3d, Badan Pekerja Am Sinode 1991, hal 39

3 Tata Gereja dan Pedoman Pelayanan Unsur PKB GKI

@UKDW

Page 3: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

3

Adapun tujuan pembinaan Persekutuan Kaum Bapak diadakannya

pengelompokan tersebut adalah supaya :

1. pelayanan dan pemberitaan Firman Tuhan dapat diarahkan secara khusus

sehingga mudah di terima, disamping itu supaya pelayanan anggota Jemaat

mudah digiatkan

2. Membina dan mempersiapkam anggota PKB sebagai warga GKI dan atau

warga jemaat yang bertanggung jawab serta berfungsi sebagai imam di

tengah keluarga, gereja, dan masyarakat.4

Visi dan Misi untuk menunjang tugas dan tanggung jawab Persekutuan Kaum

Bapak ( PKB ) GKI yaitu :

1. Visi PKB adalah: Bapak adalah Imam dalam keluarga, dan

2. Misi PKB adalah menjadi Bapak yang hidup sederhana, terhormat,

bijaksana, sehat dalam iman, kasih dan ketekunan 5

Sama dengan unsur-unsur Jemaat lainnya (PAR, PAM & PW), maka PKB hadir

dan ikut memikul tanggungjawab pelayanan Gereja sesuai dengan Tri Panggilan

Gereja “Persekutuan, Kesaksian dan Pelayanan”. Namun belum terorganisir secara

baik dalam wadah Persekutuan Kaum Bapak di tingkat Jemaat, Klasis dan Sinode6.

Padahal ia merupakan salah satu unsur atau sebagai elemen penting dalam kehidupan

bergereja atau berjemaat.

Dalam buku Lima Dokumen Keesaan Gereja (LDKG) diakui bahwa Roh

Kudus yang menghimpun umat-Nya dari segala bangsa, suku, kaum dan bahasa

ke dalam suatu persekutuan yaitu Gereja. Dimana Kristus adalah Tuhan dan

Kepala (Ef. 4:1,3,16; Why. 7:9). Roh Kudus yang telah memberi kuasa

kepada gereja dan mengutusnya ke dalam dunia untuk menjadi saksi,

memberitakan Injil kerajaan Allah kepada segala makhluk di semua tempat dan

di sepanjang masa (Kis. 1:8; Mrk. 16:15; Mat. 28:20).7

4 Ibid

5 Tata Gereja dan Pedoman Pelayanan GKI di Tanah Papua,

6 Sidang Sinode XII di Serui, Pokok-Pokok Pelaksanaan Amanat dan Panggilan Gereja 1992 – 1996, GKI Papua

7 Dokumen Sidang Raya PGI XII, Jayapura 20 – 30 oktober 1994, hal 53

@UKDW

Page 4: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

4

Sehingga Allah memelihara gereja-Nya, pemeliharaan itu dengan cara

memberikan tugas kepada gereja. Allah menuntut agar gereja melayani dan

menyerahkan hidupnya kepada tugas itu.Sebab Allah menghendaki supaya semua

orang diselamatkan (1 Tim. 2:4).Oleh karena hal tersebutlah maka Allah bekerja

untuk menyelamatkan dunia ini.Dalam hal ini gereja yang telah dipanggil Tuhan

tidak boleh hanya sebagai penonton saja. Tapi gereja dibentuk supaya

melaksanakan kehendak-Nya dengan turut campur tangan akan kehidupan orang

lain. Gereja dalam pelaksanaan tugasnya dipenuhi dengan seluruh kepenuhan

dari Allah ( Ef. 3:18-19; bnd. 4:3). Kepenuhan Allah itu dinyatakan melalui

karunia-karunia yang berbeda-beda yang dianugerahkan Allah kepada gereja-

Nya.8Maka gereja hidup bukan untuk diri sendiri sama dengan Kristus telah

meninggalkan kemuliaan-Nya di sorga, mengosongkan diri untuk menyangkal

diri dan mengabaikan kepentingan diri sendiri agar semua yang menderita dapat

mengalami pembebasan yang dari Allah dalam diri Yesus Kristus (Mat. 9:35-38;

Luk. 4:18-19).

Abineno mengatakan sepanjang sejarah atau sepanjang zaman gereja

mempunyai tiga tugas yakni marturia, koinonia dan diakonia.9Tugas yang

diberikan Allah itu kepada manusia atau gereja merupakan pancaran dari

pelayanan Yesus selama di dunia ini. Gereja harus bertindak (bersaksi) dengan

memberitakan Injil, hidup dalam persekutuan yang kudus dan melayani satu

dengan yang lain. Ketiga hal tersebut disebut dengan istilah Tritugas Panggilan

Gereja.

Bersaksi (Marturia)

Marturia berasal dari bahasa Yunani (marturi,a) yang artinya adalah

kesaksian (Mrk. 14:59). Ini merupakan suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan

oleh gereja sebagai persekutuan orang-orang yang percaya dan yang telah

diselamatkan oleh Kristus.Ini dipertegas oleh Homrighausen dan Enklaar,

kesaksian itu biasanya disebut penginjilan yang berarti pemberitaan kabar baik,

8 Harun hadiwijono, inilah sahadatku, BPK GM, Jakarta 1999,hal 142

9 Abineno J.L. Ch, Jemaat, BPK GM, Jakarta 1999, hal 192

@UKDW

Page 5: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

5

pemberitaan Injil kepada semua orang yang masih memikul dosanya dan belum

menerima kebenaran yang ada dalam Yesus Kristus.Penginjilan itu menjadi tugas

kita sekalian.

Hendaknya kita melakukannya dengan gembira.Bersaksi bukan saja dengan

perkataan tapi juga dengan contoh hidup ataupun teladan hidup kita perseorangan

dan sebagai anggota-anggota tubuh Kristus di tengah-tengah dunia ini10

.Tugas

bersaksi merupakan prioritas utama bagi setiap situasi gereja.11

Dengan tegas

Abineno mengatakan bahwa jemaat dipanggil bukan saja untuk mengaku tetapi

juga untuk bersaksi.Karena Tuhan menghendaki supaya semua orang beroleh

keselamatan (1 Tim. 2:4). Untuk tugas itu Ia memberi kuasa dan Roh-Nya, Ia

bersama-sama dengan kita (Mat. 28:20), Ia menguatkan dalam kesaksiannya (1

Kor. 2:13), malahan Ia sendiri yang berkata-kata (bersaksi) menggantikannya

(Mat. 10:19-20). Maka Gereja perlu bersaksi artinya Gereja harus menyatakan

atau mengumumkan apa yang jemaat yakini dan pahami kepada orang lain

dengan maksud supaya orang itu datang kepada Kristus.

Tugas kesaksian ini diperlukan di dalam dunia, di dalam segala bidang

kehidupan, salah satu bidang kehidupan itu yakni bidang kehidupan sosial.

Gereja harus lebih banyak menyatakan solidaritasnya dengan orang-orang

miskin/menderita atau yang teraniaya di dalam dunia. Dengan demikan kita dapat

mendirikan suatu tanda-tanda Kerajaan Allah. Jadi kesaksian itu tak dapat

dijalankan dengan perkataan saja, tapi juga dengan perbuatan dan persekutuan

dengan Kristus, supaya dengan jalan itu mereka mendapat bagian dalam

anugerah Allah, yaitu kehidupan yang kekal.12

Bersekutu (Koinonia)

Istilah koinonia berasal dari bahasa Yunani (koinonia) yang artinya

persekutuan. Dalam Perjanjian Baru kata koinonia dipakai bagi persekutuan

orang-orang percaya dengan Kristus (1 Kor. 1:9) dengan Roh Kudus (2 Kor.

13:13) artinya bahwa mereka dipanggil keluar dari dunia mereka yang lama dan

10

Homrighausen & Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, BPK GM,Jakarta 2000, hal 173 11

Harun Hadiwijono, Iman Kristen, BPK GM, Jakarta 1999, hal 313 12

Sekum PGI, Arak-arakkan Oikumene, Meniti Tahun-tahun Pertumbuhan, Dokumen Historis Sidang Lengkap IV PGI 1960, Sidang Lengkap V 1964, BPK-GM,Jakarta 1996, hlm. 262-264

@UKDW

Page 6: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

6

dikuduskan, diasingkan dari persekutuan-persekutuan yang lain di dunia ini serta

digunakan oleh Allah sebagai alat dalam karya penyelamatan-Nya. Sebagai alat

gereja harus nampak dan konkrit. Artinya dalam hal tampak dari sudut sosiologis,

maksudnya di dalam hidup bersama komunitas anggota-anggotanya mempunyai

sangkut-paut dan menyatu dengan dunia sekitarnya ataupun dunia sosial13

.

Persekutuan jemaat dengan Jemaat yang lain sebagai tubuh Kristus (Ef. 6:3, 8:17,

1 Kor. 15). Koinonia merupakan suatu persekutuan kasih Kristus, dimana

anggota-anggota saling membantu dalam penderitaan (1 Kor. 12:16), saling

dihubungkan dengan persekutuan Roh (Rm. 2:1), saling menolong dimana yang

kuat menolong yang lemah (Rm. 15:1), bersama-sama mengerti akan kasih

Kristus (Ef. 2:1), bersama-sama mengasihi orang yang miskin (Yak. 2:5). Jadi

dengan jelas dapat dikatakan bahwa gereja sebagai persekutuan yang terpanggil

bukan untuk diri sendiri tapi hanya demi kemuliaan Allah dan kehendak-Nya di

dunia. Dan kehendak-Nya dengan dunia yaitu menyelamatkan.Gereja harus tahu

bahwa dia dipakai Tuhan sebagai alat-Nya untuk menyelamatkan dunia ini.

Koinonia ini berhubungan erat dengan gereja yang memuliakan Allah. Maka

persekutuan ini merupakan persekutuan yang saling menerima satu dengan yang

lain untuk kemuliaan Allah (Rm. 15:7). Koinonia ini merupakan persekutuan

umat Allah yang tertuju ada partisipasi bersama di dalam kehidupan Allah (1

Yoh. 3:7).14

Berarti dapat dikatakan bahwa kasih di sini merupakan tindakan yang praktis (1

Yoh. 3:17-18) ini kita terbuka karena Kristus lebih dahulu mengasihi kita

melalui kematian-Nya di kayu salib untuk pendamaian dosa-dosa kita (1 Yoh.

4:10; bnd Rm. 15:7) itu sebabnya bahwa sikap saling mengasihi satu dengan

yang lain merupakan yang pokok untuk dilakukan setiap orang Kristen.

Persekutuan merupakan tugas gereja yang tidak boleh diabaikan karena melalui

persekutuan, pelayanan dan kesaksian akan tercapai demikian. Dengan demikian

kita hidup sebagai orang-orang yang dipanggil oleh Kristus ke dalam pelayanan-

Nya untuk hidup dalam persekutuan yang hidup di dunia.

13

Abineno J. L. Ch, Pokok-Pokok Penting dari Iman Kristen, BPK GM, Jakarta 1989, hal 96 14

Bruce Milne, Mengenali Kebenaran, BPK-GM, Jakarta 2002, hlm. 308

@UKDW

Page 7: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

7

Melayani (Diakonia)

Dalam bahasa Yunani, melayani disebut diakonia (diakoni,a) dan arti

sebenarnya adalah pelayanan kasih terutama di meja makan, pemeliharaan hidup.

Hal ini merupakan suatu cara untuk memuliakan Allah (1 Pet. 2:12). Yesus

mengajarkan bahwa kebesaran terdapat dalam pelayanan dengan rendah hati

(Mrk. 9:33-37; Luk. 22:24-27). Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa Anak

Manusia juga datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani (Mrk.

10:45). Yesus mengajak gereja-Nya untuk mengikuti teladan-Nya dalam

persekutuan melayani dengan kerendahan hati satu dengan yang lain. Sebab

gereja berada di dunia ini bukan untuk dirinya sendiri melainkan demi untuk

Kerajaan Allah dan juga untuk dunia.

Harus nyata dalam hidup dan pelayanan. Kita harus dapat melihat bahwa

hubungan Allah dengan dunia sangat erat, Ia ingin suatu perubahan ataupun

transformasi di alam semesta ini oleh Yesus Kristus.15

Raja yang dinanti-nantikan umat Israel. Raja yang melepaskan dari kekuasaan

bangsa asing, Raja yang bukan untuk dilayani tapi melayani. Ia membuat dalam

seluruh hidupnya mulai dari Bethlehem sampai ke Golgota. Ia adalah pelayan

(Luk. 21:27; Rm. 15:8), hamba Allah (Filp. 2:7), yang dinubuatkan nabi Yesaya.

Pemerintahan-Nya ialah pelayanan (diakonia).Ia melayani bukan hanya dengan

perkataan tapi juga dengan perbuatan.Perkataan-Nya adalah perbuatan dan

perbuatan-Nya adalah perkataan. Pelayanan yang menurut amanat Kristus

adalah karitatif (Mat. 25).16

Diakonia ini harus dilakukan kepada semua orang,

terutama kepada yang membutuhkannya. Seperti orang sakit, orang lemah, atau

orang miskin, yatim piatu, dan orang yang hidup di dalam kesusahan (Luk. 4:8-

9), bukan hanya secara rohani tetapi juga secara jasmani.Dalam persekutuan

gereja pelayanan ini harus tercipta dengan penuh kasih yang merupakan

gambaran hidup baru (Rm. 6:15-23).Diakonia ini dilakukan bukan karena berat

hati atau karena paksaan (2 Kor. 9:1-1), tapi berdasarkan kasih dengan lemah

lembut. Dengan dilaksanakan diakonia oleh gereja maka akan tercipta

kehidupan yang penuh kasih. Diakonia yang pada awalnya bersifat karitatif,

15

Abineno J.L. Ch, Teologia Praktika, BPK GM, Jakarta 1984, hal 10 16

Abineno J.L. Ch, Pelayanan Bantuan Antar Gereja, BPK GM, Jakarta 1986, hal 20

@UKDW

Page 8: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

8

maka dalam hal ini diakonia perlu bersifat transformatif.Karena pelayanan

bukan saja perkara materi saja tapi bagaimana mentransformasikan pelayanan

itu sehingga membebaskan.

Diakonia itu berdasar pada kasih Allah dan karya penyelamatan

Allah.Karya keselamatan itu berupa seluruh kehidupan manusia, baik rohani

maupun jasmani. Karena itu ia tidak dapat disampaikan hanya dengan perkataan

saja tapi juga dengan perbuatan. Ia juga disebut pelayan kasih, pelayanan kasih

Allah yaitu kasih dalam Yesus Kristus yang tidak mengenal batas .

Oleh sebab itu dalam pelaksanaan Tri Tugas Panggilan Gereja sangat dibutuhkan

pemahaman yang baik dan benar dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin

harus memandang bahwa tugas dan panggilan gereja adalah juga bagian dari

pelaksanaan visi dan misi gereja. Memang disadari bahwa tidaklah menjadi

sebuah pekerjaan yang mudah dalam mewujudkan dan menjabarkannya di

lapangan (jemaat). Akan tetapi pelaksanaan Tri Tugas Panggilan Gereja dapat

dijadikan sebagai sebuah indikator terhadap keberhasilan visi dan misi yang

diemban oleh gereja.Sehingga tugas seorang pemimpin dalam mewujudkan visi

dan misi gereja tidak menjadi isapan jempol belaka.

Dalam pengalaman kehidupan berjemaat atau bergereja , sesuai pengamatan

penulis – Persekutuan Kaum Bapak dalam ibadah-ibadah yang di laksanakan

namun kehadiran Bapak-Bapak sangat minim, kenyataannya Kaum Bapak pasti

ada di dalam setiap jemaat. Sehingga tujuan dan sasaran yang hendak dicapai

terutama dalam kehadiran Ibadah Persekutuan Kaum Bapak sebagai salah satu

unsur dalam Jemaat itu tidak dapat tercapai. Padahal PKB GKI adalah

merupakan bagian dari anggota jemaat, ia dipanggil untuk bersama-sama dengan

Warga Gereja atau dengan unsur-unsur lainnya untuk berperan serta dalam

meningkatkan Visi dan Misi Gereja17

. Itu berarti peran serta Kaum Bapak di

dalam jemaat sangat diperlukan, Visi dan Misi itu akan nampak bila terjadi

persekutuan bersama di antara Kaum Bapak melalui ibadah-ibadah rutin.

Kaum Bapak dalam Gereja seharusnya menjadi motivator atau pendorong bagi

unsur-unsur yang lain dalam meningkatkan Visi dan Misi pelayanan di dalam

17

Tata gereja GKI di Tanah Papua, Bab II Fasal 9 ayat 3d, Badan Pekerja Am Sinode 1991, hal 39

@UKDW

Page 9: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

9

jemaat. Namun kenyataan menunjukan bahwa ibadah unsur PKB tidak dapat

perhatian yang serius dari anggota-anggotanya sendiri.

Hal ini terlihat dari kegiatan ibadah yang berjalan tersendat-sendat bahkan

sama sekali tidak melakukan ibadah. Kurangnya perhatian dan ketidakhadiran

anggota-anggota di dalam Ibadah Persekutuan Kaum Bapak itu di sebab oleh

beberapa alasan, antara lain karena kesibukan di kantor atau dalam pekerjaan

pokoknya, ada juga yang belum menyadari arti pentingnya pelayanan Ibadah

Persekutuan itu, ada juga yang berpikir mereka cukup mengikuti kegiatan Ibadah

keluarga di dalam Wijk saja. Hal ini Nampak menjadi persoalan dalam

kebanyakan Jemaat GKI di Tanah Papua18

.

Kondisi ibadah Persekutuan Kaum Bapak yang kurang berjalan lancar seperti itu

adalah merupakan tanggungjawab kita bersama selaku persekutuan jemaat.Untuk

mencari jalan keluar demi menjawab persoalan-persoalan sekitar Persekutuan

Kaum Bapak.

Acap kali tanpa kita sadar ternyata Para Bapak telah mengabaikan tugas

seorang Bapak sebagai “ imam ” ditengah keluarga, kita harus sadar bahwa

tanggung jawab rohani seorang Bapak atas seluruh anggota keluarga berada di

tangan kita sebagai kepala rumah tangga.

Tapi sayang, ternyata tidak sedikit Para Bapak Kristen mengabaikan

tanggung jawab ini. Maka para perancang kita telah membentuk dan menetapkan

suatu wadah yang bertujuan menghimpun, mempersatukan, membina kaum

bapak dengan satu kelompok besar yang disebut Jemaat. Sebagai salah satu unsur

jemaat yaitu Persekutuan Kaum Bapak (PKB) dibentuk agar dapat

mempersatukan seluruh anggota jemaat dewasa khususnya kaum pria. Pada

awalnya Kaum Bapak sendiri menyambut organisasi ini dalam satu wadah

sendiri dengan bertanya – tanya, sebab pemikirannya menyadari dirinya sebagai

orang yang “ sibuk ” sekali dalam bekerja atau mencari nafkah19

. Tidak ada

waktu untuk ikut terlibat didalam kegiatan-kegiatan PKB yang diprogramkan,

untuk apa dibuat kelompok Kaum Bapak lagi ! ada juga yang berkata bahwa “

Kaum Bapak jangan disamakan dengan Kaum Ibu ”, sebab aktifitas Kaum Bapak

18

Hasil wawancaca dengan Bpk Pdt. Elly Doirebo,62 tahun, pada bulan Juli 2014 19

Hasil Wawancara dengan Bpk Pdt. Elly Doirebo,62 tahun, pada bulan Juli 2014

@UKDW

Page 10: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

10

ada diluar rumah lebih tinggi di bandingkan dengan Kaum Ibu. Dalam

Persekutuan Kaum Bapak ini, masih terlihat ada sebagian Kaum Bapak gereja

atau jemaat belum sungguh – sungguh menerima dan memilikinya, belum mau

melibatkan dirinya di wadah ini.

Pertanyaan dan pernyataan ini memperlihatkan yang dialami kaum bapak sejak

awalnya. Namun akhir – akhir ini Kaum Bapak sendiri telah berhasil menjawab

keragu-raguan tersebut. Berkat pertolongan Kuasa Roh Kudus, persekutuan

kaum bapak terlihat dan menyatakan kehadirannya sebagai pelengkap yang ada

diketiga unsur – unsur jemaat dengan pelayanannya, baik ditingkat Klasis,

ditingkat Jemaat dan Wijk dalam tanggung jawab Pelayan, Majelis Jemaat untuk

mempersiapkan orang–orang kudus bagi pekerjaan pelayanan bagi pembangunan

tubuh Kristus.

Seorang bapak didalam keluarga adalah sebagai imam. Karena itu dia harus

mampu merangkul keluarga, menunjukkan teladan yang baik dan selalu

membangun hubungan dengan Tuhan.20

Oleh karena itu penentuan pokok

bahasan dalam evaluasi ini, menunjukkan adanya kiat yang kuat dari Kaum

Bapak untuk mengoreksi keaktifan Kaum Bapak dalam jemaat, dan apabila kiat

ini dilakukan di dalam setiap jemaat terlebih khusus jemaat GKI Sion Dok VIII ,

maka hal ini merupakan satu terobosan poin positif yang perlu dicatat dalam

lembaran sejarah Gereja kita. Jika kegiatan Kaum Bapak diadakan hanya untuk

menambah daftar kegiatan dalam jemaat, maka tindakan tersebut tidak akan

memenuhi tujuannya yang utama. Sama seperti semua unsur kegiatan dalam

jemaat, kegiatan Kaum bapak harus diarahkan kepada keaktifan PKB dalam

jemaat. Oleh karena itu, kita harus memahami secara benar arti atau makna

jemaat yang bertumbuh menurut konsep Alkitab. Jemaat yang bertumbuh adalah

jemaat yang kehidupannya mengalami peningkatan Mutu Rohani (kualitas),

Peningkatan mutu rohani jemaat harus nampak dalam kehidupan yang

berkesinambung-meningkat dalam proses kekudusan, I Kor 1:1-8, Meningkat

secara total dalam Ibadah Kristiani, sesuai Kis. 2:41-47, Mengalami peningkatan

dalam Mutu Organisasi,Mengalami peningkatan Jumlah Pertumbuhan jemaat.

20

http://artikel.sabda.org/artikel/bapa_sebagai_imam , 17 Juli 2014

@UKDW

Page 11: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

11

Terlihat jelas dalam Alkitab bahwa dalam masyarakat umat Tuhan (bangsa

Israel), peranan yang paling dominan adalah peranan “Kaum Bapak”. Hal

tersebut terjadi, baik dalam rumah tangga, dalam masyarakat luas, maupun di

dalam bidang pemerintahan dan organisasi masyarakat. Hal itu terutama

disebabkan oleh kepentingan penyataan Allah sebagai “Bapa” yang sedang dalam

proses pada waktu itu. Fungsi Kaum Bapak secara teologis dapat ditarik dari

paling kurang 10 makna atau arti yang diberikan oleh Alkitab terhadap kaum

Bapak.

Bapak adalah ayah (orangtua) dari satu pribadi; Bapak adalah kepala dan atau

pembentuk rumah tangga, satu kelompok, satu keluarga dan satu suku atau

marga; Bapak adalah nenek moyang atau leluhur; Bapak adalah pemula dan

atau model dari satu kelompok dan profesi; Bapak adalah penghasil dan

pembangkit; Bapak adalah sumber kebajikan dan perlindungan; Bapak adalah

alamat penghargaan dan penghormatan; Bapak adalah pemimpin atau kepala;

Bapak adalah seorang yang menanamkan semangatnya kepada seseorang; Bapak

adalah gelar penghormatan21

.

Tujuan penyajian makna atau fungsi kaum Bapak oleh Alkitab adalah

supaya fungsi-fungsi tersebut dapat terlaksana atau tercapai di dalam kehidupan

setiap Kaum bapak, secara kelompok maupun perorangan.

Jemaat berkewajiban memberikan pelayanan kepada mereka supaya mereka

mampu menunaikan semua tugas panggilan tersebut, secara utuh dan

memuliakan Tuhan. Kaum bapak harus menunaikan tugasnya sebagai

“bayangan” dari ke “Bapak”an Allah atas ciptaan-Nya, baik manusia maupun

alam semesta.

Andil terbesar bagi terjadinya pertumbuhan dunia di semua sektor,

disumbangkan oleh Kaum bapak, tanpa kita menutup mata terhadap semakin

meningkatnya peran kaum wanita. Satu pertanyaan besar terentang di depan kita:

“Apakah sebabnya kaum yang lebih dahulu diciptakan oleh Tuhan itu, lebih

dimanfaatkan oleh dunia daripada oleh gereja atau jemaat?”

21 http://www.kibaidlongori.org/2013/08/peranan-kaum-pria-dalampertumbuhan, 9 Juli

2014

@UKDW

Page 12: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

12

Kunci keberhasilan dunia dalam pemanfaatan kaum bapak tersebut, terletak

dalam pemahamannya akan potensi kaum bapak lalu memanfaatkan potensi

tersebut seluas-luasnya, walaupun tidak jarang dengan cara mengeksploitasi baik

secara halus maupun secara kasar.

Gereja dan Jemaat harus memahami akan potensi Kaum bapak dalam

jemaat, karena dengan pemahaman itu, akan menjadi suatu daya dorong yang

kuat untuk melayani dan membina mereka secara lebih intensif supaya berdaya-

guna di dalam perluasan Kerajaan Allah di dunia ini 22

. Kaum bapak mempunyai

paling kurang empat potensi penting.

Yang pertama, adalah potensi Kepemimpinan dan tanggung jawab,

Pentingnya peran kepemimpinan dalam pertumbuhan gereja dan jemaat,

dibuktikan dalam strategi kerja Tuhan Yesus. Jauh sebelum Dia menggulirkan

lembaga jemaat-Nya, Dia terlebih dahulu menyiapkan beberapa lapis

kepemimpinan: ada kelompok 12, kelompok 70, kelompok 120 dan kelompok

500 orang percaya. Roh Kudus memimpin sehingga terdapat 4 kitab dalam PB

yang mencatat semua proses pembelajaran yang Tuhan Yesus terapkan dalam

menyiapkan kader pemimpin, 1 kitab yang mencatat sejarah sepakterjang, baik

tantangan-tantangan maupun keberhasilan-keberhasilan para kader terdidik

tersebut.

Satu pilar atau tiang jemaat adalah rumah tangga warga jemaat, yang

dikomandani oleh kepala rumah tangga: Bapak. Jika jemaat ingin membangun

dirinya secara teguh, hal itu dapat dicapai dengan memperkokoh kehidupan

rumah tangga warga jemaat. Walaupun “kebaktian rumah tangga” memunyai

peran dalam upaya itu, tetapi strategi yang paling jitu dan berakibat tetap ialah

melalui “pembentukan” komandan rumah tangga. Anak-anak dari keluarga yang

dikomandani secara benar oleh seorang Bapak yang terbina baik dalam jemaat,

akan menjadi generasi kepemimpinan berikutnya, yang akan menjalarkan

kehidupan yang benar di dalam rumah tangga mereka, jemaat dan masyarakat.

Yang kedua, adalah potensi ketrampilan dan pengalaman Sebagai Kepala

dan pelindung keluarga, kaum bapak telah dilengkapi dengan naluri alamiah

22

Hasil wawancaca dengan Bpk Pdt. Elly Doirebo,62 tahun, pada bulan Juli 2014

@UKDW

Page 13: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

13

oleh Tuhan untuk mengupayakan diri lebih mampu dan lebih berpengalaman.

Termasuk upaya memunyai pendidikan yang baik dan memadai. Dan Tuhan

melangkapi dia dengan keadaan, kesempatan dan kemampuan serta daya fisik

untuk mencapainya. Sejarah dan kehidupan sehari-hari di seluruh dunia menjadi

saksi kebenaran ini, paling tidak sampai sekarang. Karena keahlian, ketrampilan

dan pengalaman yang dimilikinya, maka kaum bapak memainkan peranan

penting di berbagai sektor.

Di sana mereka menjadi panutan, dihormati, dijadikan gantungan nasib

banyak orang, ya, mereka menjadi pelindung dan pemimpin. Mereka mampu

menciptakan terobosan-terobosan untuk menembus benteng-benteng penghalang

pelaksanaan secara sukses tugas mereka. Mereka menjadi alamat kekaguman

banyak orang. Sebenarnya jemaat memiliki mereka sebagai “tenaga siap pakai”

. Kegiatan Kaum bapak dalam jemaat akan menjadi tempat dan kesempatan di

mana mereka perlu didorong dan diberi motivasi yang benar serta dilengkapi

dengan cara dan etika kerja yang berorientasi kebenaran Firman Tuhan, dan

dengan demikian, keahlian, ketrampilan dan pengalaman “dunia” mereka dapat

“disucikan” supaya sesuai untuk dimanfaatkan sebagai Tubuh Kristus.

Yang ketiga, adalah potensi psikologis. Atas penentuan Tuhan, maka kaum

pria lebih mudah didengar, diterima dan diikuti oleh orang lain. Sulit

membayangkan akibat positif yang dihasilkan apabila jemaat “mengutus” kaum

bapak yang dibina secara khusus dan baik, ke dalam masyarakat. Walaupun Iblis

akan “menempatkan” lebih banyak kaum pria miliknya ke dalam lingkungan

yang sama, tetapi walaupun hanya satu lilin kecil dari kehidupan kaum bapak

jemaat, yang menyalah dengan baik, telah cukup untuk mengusir kegelapan dari

kehidupan setiap orang yang hatinya “ditarik” oleh Bapa yang di sorga.

Yang keempat, adalah potensi hubungan keluar (extern). Ia memiliki

potensi ini disebabkan terutama oleh karena tugas atau kerja kesehariannya di

luar rumah, di tengah-tengah lingkungan ramai atau banyak orang, sehingga

secara otomatis dia telah membangun hubungan dengan banyak orang, baik

@UKDW

Page 14: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

14

rakyat biasa, baik kelompok usaha atau kegiatan atau profesi tertentu, maupun

dengan pemimpin organisasi pemerintahan dan swasta23

.

Hubungan-hubungan yang telah tercipta tersebut, tidak selamanya terbangun

secara harmonis, tetapi hal semacam itu berada diluar pagar kewajaran, dan

karena itu harus semakin menunjukkan perlunya pembinaan khusus terhadap

Kaum bapak. Dengan potensi hubungan extern tersebut, maka jika jemaat

dilukiskan sebagai pasukan prajurit Kristus, maka Kaum bapak merupakan

prajurit di barisan terdepan; jika jemaat dilihat sebagai penjala manusia, maka

Kaum bapak adalah jaring yang jangkauannya paling jauh dan luas; jika jemaat

adalah menara jaga Kristus di dunia ini, maka Kaum bapak adalah menara jaga

yang jarak pandang dan pengaruh suaranya paling jauh. Betapa mereka perlu

diperlengkapi supaya potensi hubungan luar mereka mendatangkan keuntungan

sebesar-besarnya bagi pertumbuhan jemaat.

Ada dua kebutuhan psikologis paling mendasar dari manusia yaitu rasa

aman dan rasa berharga. Rasa aman lebih di butuhkan oleh kaum wanita sedang

rasa berharga lebih di butuhkan oleh kaum pria. Keahlian, ketrampilan dan

pengalaman yang dimiliki oleh kaum bapak membawa mereka mendapat posisi-

posisi di berbagai sektor kehidupan di dalam masyarakat dengan tingkatan yang

berbeda-beda. Dengan berperan dalam masyarakat, melalui bidang tugas yang

diembannya, maka akibat pertama dan terutama yang didapatkannya ialah dia

merasa dihargai. Merasa bahwa kehadirannya diperlukan oleh pihak atau orang

lain. Tatkala ia pulang ke rumah membawa hasil dari karyanya, maka dia

semakin bangga karena dia berguna kepada warga rumah tangganya. Lalu

mereka masuk ke dalam jemaat, mengikuti kebaktian atau acara jemaat lainnya.

Di sana, di jemaat, mereka menjadi pihak yang duduk untuk mendengar dan

menerima wejangan, serta menonton segelintir pengerja yang menjadi alamat

tatapan mata, serta tempat bergantung warga jemaat, untuk mendapat berkat

rohani. Di dalam masyarakat dan rumah tangganya, Kaum bapak itu merasa

dibutuhlkan, dan karena itu merasa dihargai, tetapi di dalam jemaat, dia

menemukan keadaan yang sangat lain. Dimana dia merasa tidak berguna, tidak

23

http://www.kibaidlongori.org/2013/08/peranan-kaum-pria-dalampertumbuhan ,9 JUli 2014

@UKDW

Page 15: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

15

berharga, menjadi pihak yang hanya menggantungkan dirinya kepada pihak lain,

karena dia merasa, tidak tahu apa-apa. Maka pada situasi demikian, Kaum Bapak

menarik diri dari jemaat, sesekali, tetapi lama-kelamaan bisa “menghilang”.

Pada dewasa ini, yang hadir dalam setiap ibadah di Gereja atau Jemaat, terbanyak

adalah kaum wanita.Pernah ada yang mengatakan bahwa perbandingan jumlah

kehadiran kaum wanita dengan kaum bapak dalam setiap Ibadah adalah 3:1. Apa

sebabnya? Apakah memang wanita lebih rohani sedangkan laki-laki lebih

duniawi? Seorang pakar dalam penggembalaan menyatakan bahwa penyebabnya

ialah karena kebutuhan akan keberhargaan tidak diperoleh dalam jemaat oleh

kaum pria. Jelaslah bahwa pembinaan Kaum bapak supaya mereka didaya-

fungsikan di dalam jemaat, sangat penting bagi pertumbuhan jemaat. Semakin

mereka berperan dalam kegiatan-pelayanan jemaat, semakin mereka menyadari

akan keperluan kerohanian mereka di hadapan Tuhan.

Warga jemaat dari kelompok Kaum bapak, adalah bahagian tak

terpisahkan dari satu jemaat; merupakan bahagian yang di dalam dan melaluinya

pertumbuhan jemaat harus terjadi dan nampak. Mereka perlu meningkat dalam

kehidupan rohani dan di dalam ibadah kristiani. Banyak dimensi organisatoris

dan manajemen jemaat dapat dikembangkan melalui peran-serta kaum bapak.

Yang semuanya itu, akan membawa kepada pertumbuhan kualitas dan kuantitas

jemaat. Tuhan Yesus menghendaki supaya kelompok Kaum bapak dihadirkan

dan dikembangkan dalam jemaat, terutama karena mereka harus dibina untuk

menjadi gambaran yang kelihatan dari Bapa yang tidak kelihatan di sorga.

Pembinaan secara intensif dan terencana terhadap kelompok ini semakin

terasa keperluannya karena mereka adalah ujung tombak dari jemaat di dalam

masyarakat, yang mengandung makna ganda yaitu jemaat dapat menjangkau

lebih banyak jiwa melalui mereka, di satu sisi, tetapi di sisi lain mereka menjadi

alamat paling dekat dari segala godaan dan upaya pengrusakan jemaat oleh kuasa

musuh Injil.

Oleh karena itu, kegiatan atau pelayanan terhadap Kaum bapak harus diramu

secara seksama, melalui suatu proses penyediaan dan penyajian yang ditangani

secara profesional dan bukan seperti “meninju angin”.

@UKDW

Page 16: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

16

“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,

untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik

orang dalam kebenaran.Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah

diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik”II Timotius 3:16-17.

Persekutuan Kaum Bapak ( PKB ) GKI Sion dok VIII yang sudah ada sejak

tahun 1990. dalam perkembangan pelayanan pada unsur PKB ini dari tahun ke

tahun sampai sekarang ini dalam ibadah-ibadah PKB terkadang volume

kehadiran tidak menentu.

Yang di maksud dengan anggota Persekutuan Kaum Bapak ( PKB ) adalah kaum

laki-laki atau mereka yang sudah berkeluarga baik usia muda ataupun orang tua

yang bergabung dalam satu persekutuan ibadah PKB.

Bapak-bapak yang ada di Jemaat Sion dok VIII adalah mereka yang datang dari

latar belakang yang berbeda pula. Persekutuan Kaum Bapak Jemaat Sion Dok

VIII adalah mereka yang berasal berbagai daerah atau suku, bahasa dan budaya,

baik Papua tapi juga dari luar Papua seperti suku Toraja, suku Batak, suku

Manado, suku Ambon dan Jawa. Namun yang lebih dominan di Jemaat Sion Dok

VIII adalah orang Papua, itu sebabnya jemaat Sion Dok VIII adalah jemaat yang

heterogen. Dikatakan heterogen karena sudah terjadi percampuran dari berbagai

latar belakang budaya dan status sosial yang berbeda-beda , dengan pekerjaan

sebagai : Pegawai Negri Sipil, TNI, POLRI, Pengusaha, Tukang ojek, Penjual

Pinang, Penjual Ikan, Pelaut (mencari ikan), Buruh Bangunan, Tenaga Kerja

Bongkar Muat di Pelabuhan, Sopir Taxi, dan lain-lain.

Bapak-bapak yang ada di wilayah pelayanan jemaat Sion Dok VIII dibagi dalam

masing masing Wijk.

Adapun pembagian dari masing masing Wijk sebagai berikut :

- Wijk Efrata 131 Kepala Keluarga

- Wijk betlehem 93 Kepela Keluarga

- Wijk Tiberias 130 Kepala Keluarga

- Wijk Yeriko 155 Kepala Keluarga

- Wijk Kalfari 155 Kepala Keluarga

@UKDW

Page 17: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

17

Dengan demikian jumlah keseluruhan Bapak-bapak yang ada di Jemaat Sion Dok

VIII berjumlah 664 kepala keluarga, yang juga termasuk anggota Persekutuan

Kaum Bapak 24

. Dari keseluruhan anggota PKB jemaat GKI Sion yang begitu

banyak namun kenyataan yang terjadi bahwa hanya sebagian kecil anggota PKB

yang aktif dalam ibadah-ibadah PKB yang diselenggarakan atau di laksanakan

didalam Jemaat GKI Sion.

B. PEMBATASAN MASALAH

Sebagai pelayan Firman yang telah mengabdi dalam tubuh GKI di Tanah

Papua selama ini melihat dan merasakan bahwa kehadiran bapak-bapak dalam

ibadah persekutuan kaum bapak sangatlah kurang sekali baik ibadah-ibadah yang

di laksanakan ditingkat wijk yang ada di dalam jemaat juga yang di laksanakan di

tingkat klasis. Sebenarnya kendala-kendala apa saja yang menjadi hambatan

dalam pelaksanaan kehadiran bapak-bapak dalam ibadah-ibadah persekutuan

kaum bapak. Menurut asumsi saya salah satu kendalah adalah karena tingkat

kesibukan kerja yang tinggi, dan juga karena lemahnya pola pendekatan badan

pengurus serta kurangnya tingkat kordinasi antar badan pengurus dan anggota.

Bertolak dari asumsi ini maka permasalahan yang perlu di kaji dalam penelitian

ini adalah : bagaiman GKI di Tanah Papua dalam hal ini para pemimpin di

tingkat jemaat sampai ke tingkat klasis mengajak dan mengajar warganya secara

kusus bapak-bapak untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan ibadah yang di

laksanakan di dalam jemaat.

Penulisan ini dibatasi pada faktor-faktor Peran Persekutuan Kaum Bapak Jemaat

Sion Dok VIII dalam memenuhi Tri Panggilan Gereja (Persekutuan, Kesaksian,

Pelayanan Kasih) khususnya di jemaat GKI Sion Dok VIII.

Di sini penulis akan mencari penyebab dan juga mencari jalan keluar atas

persoalan ini.

24

Data statistic Jemaat GKI Sion Dok VIII Jayapura, tahun 2014

@UKDW

Page 18: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

18

C. PERUMUSAN MASALAH

Persekutuan Kaum Bapak adalah bagian dari orang-orang percaya yang

terpilih masuk ke dalam suatu persekutuan yang di sebut Gereja atau Jemaat yang

kudus dan Yesus Kristus adalah kepalaNya.Sesuai dengan amat Tuhan Yesus

dalam Matius 28 : 19 – 20 dan I Petrus 2 : 9, maka orang – orang percaya

dipanggil masuk kedalam persekutuan gereja atau jemaat untuk mengajar orang

mengenal Yesus Kristus, percaya dan dibabtis. Selaku orang – orang percaya

yang dipanggil kedalam persekutuan gereja atau jemaat, kita diminta untuk

memberitakan perbuatan – perbuatan besar dari Yesus Kristus yang telah

memanggil kita keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib.

Berkaitan dengan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

pokok masalah sebagai berikut

1. Sejauhmana pemahaman Kaum Bapak mengenai PKB serta bagaimna peran

yang dilakukan unsur ini demi melaksanakan Tugas Tri Panggilan Gereja?

2. Bagaimana upaya PKB dalam pembentukan fungsi strategi bagi Misi dan

pelayanan gereja

3. Mengapa ibadah PKB kurang berjalan lancar dan bagaimana solusinya untuk

meningkatkan ibadah PKB

4. Bagaimana meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab kaum Bapak bagi

pelayanan serta kesaksian di tengah-tengah masyarakat

@UKDW

Page 19: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

19

D. TUJUUAN DAN MANFAAT PENULISAN

Adapun tujuan dan manfaat penulisan adalah sebagai berikut:

1. Usaha untuk melihat, mempelajari kondisi-kondisi nyata di Dalam Jemaat

dalam pelaksanaan Tri tugas Pelayanan Gereja, Yaitu ; Persekutuan,

Kesaksian, dan Pelayanan Kasih dan Mencari solusinya.

2. Melihat dan menyebutkan kendala yang di hadapi di dalam Pelaksanaan Tri

panggilan gereja secara khusus di unsur PKB

3. Merumuskan alternatif pemecahan masalah secara teologis Terhadap

keberadaan unsure PKB.

4. Bagi anggota Jemaat khususnya PKB GKI di Papua agar dapat

memperlihatkan keberadaan unsur ini demi pertumbuhan iman dan

pengenalan akan kasih Kristus sebagai suatu kesaksian di tengah-tengah

kehidupan Jemaat dan keluarga.

Dengan demikian tujuan dan manfaat penulisan ini adalah untuk

mengangkat permasalahan-permasalahan sehubungan dengan rendahnya tingkat

kehadiran anggota persekutuan kaum bapak ( PKB ) dalam kegiatan ibadah di

Jemaat.

Salah satu syarat akademik, dalam menyelesaikan Pendidikan Program

Paskah Sarjana Megister Of Ministry (M. Min ) pada Universitas Kristen Duta

Wacana

( UKDW ) Jogjakarta.

@UKDW

Page 20: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

20

E. METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mencapai ini maka metode yang digunakan adalah Metode

Deskriptif.Adapun maksud dari metode ini adalah penulis hendak memberikan

gambaran yang nyata tentang kehidupan sosial masyarakat berdasarkan fakta-

fakta yang terjadi sebagaimana adanya.25

Agar mencapai tujuan ini maka teknik yang digunakan untuk memperoleh

data adalah:

1. Observasi (Pengamatan)

Maksud dari teknik ini adalah mengumpulkan data melalui pengamatan

langsung kehidupan nyata Persekutuan Kaum Bapak GKI Jemaat Sion Dok

VIII Jayapura dengan segala akftifitasnya yang berhubungan dengan masalah

penelitian.

2. Interview (Wawancara)

Maksudnya ialah cara mengumpulkan data secara langsung yang

mengharuskan seorang peneliti mengadakan kontak secara lisan dan bertatap

muka (face to face) dengan narasumber (si pemberi data).26

Dan juga dengan

pihak-pihak terkait seperti melakukan wawancara dengan Majelis jemaat,

Anggota Kaum Bapak, Tokoh-tokoh gereja dan Kaum Ibu. Kegunaan dari

wawancara ini adalah untuk mengetahui peran serta Kaum Bapak dalam

pelayanan dan kendala yang dihadapi dalam meningkatkan Visi dan Misi

pelayanan.

3. Studi Dokumentasi

Maksudnya ialah mengumpulkan data melalui catatan atau laporan yang

pernah dilaporkan oleh lembaga-lembaga yang terkait dengan pokok

penulisan ini.

4. Studi Kepustakaan

Maksud Studi Kepustakaan yaitu untuk mendapatkan data-data secara tertulis

melalui buku-buku serta beberapa tulisan lain yang ada kaitannya dengan

permasalahan yang ada dalam penulisan ini.

25

Nawawi H. Hadan, Metode Penelitian Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta 1978, hal. 63 26

Ibid, hal. 94

@UKDW

Page 21: @UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/51130013/36269...2 Mengapa ada istilah “Persekutuan Kaum Bapak dalam Gereja Kristen Injili di Tanah Papua. Dan mengapa istilah

21

5. Questionnaire (Angket)

Penulis memperoleh data melalui penyebaran angket yang berisi pertanyaan

yang bersifat tertutup dan terbuka. Jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu

dengan maksud supaya responden tidak memberikan jawaban lain diluar yang

sudah ada. Pertanyaan-pertanyaan terbuka dimana para responden bebas

untuk memberikan jawaban.Responden yang dimaksud adalah anggota PKB

itu sendiri.Sehingga penulis dapat menarik kesimpulan tentang persoalan

PKB GKI Sion Dok VIII Jayapura.

F. SISTEMATIKA

BAB I: Pendahuluan berisikan Latar Belakang, Pembatasan Masalah,

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Metode

Penulisan, dan Sistematika.

BAB II: Peran Serta Kaum Bapak dalam Mewujudkan Tri Panggilan Gereja Di

Jemaat Sion Dok VIII Jayapura, konsep GKI Papua tentang PKB,

PKB Jemaat Sion Dok VIII Jayapura meliputi Gambaran Umum

Jemaat Sion Dok VIII Jayapura, Profil PKB Jemaat Sion Dok VIII

sejak tahun 1990 – 2014, Pemahaman Kaum Bapak tentang PKB,

Hasil Penelitian dan Pembahasan dan Perbandingan menurut ibu-ibu

atau para istri.

BAB III: Pemahaman Teologi Tentang Peran serta PKB Dalam Kehidupan

Gereja Dan Masyarakat, berisikan Pandangan para Teolog dan

pandangan Alkitab menurut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

BAB IV: Refleksi Teologis

BAB V : Penutup berisikan kesimpulan dan saran

@UKDW