lampiranrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. lampiran.pdf · 2021. 1. 29. · metode : jaffe...
TRANSCRIPT
LAMPIRAN
Lampiran 1
DATA HASIL PEMERIKSAAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS DI RSD MAYJEND RYACUDU KOTABUMI LAMPUNG UTARA
TAHUN 2018
KODE UMUR KADAR
UREUM mg/dL
KETERANGAN KADAR KREATININ
mg/dL
KETERANGAN
L P
1 57 14 Rendah 0,5 Rendah
2 54 11 Rendah 0,6 Normal
3 57 19 Normal 0,7 Rendah
4 58 20 Normal 0,6 Normal
5 48 13 Rendah 0,6 Normal
6 51 66 Tinggi 2,2 Tinggi
7 52 36 Normal 1,6 Tinggi
8 50 31 Normal 1,1 Normal
9 43 28 Normal 1,2 Normal
10 58 81 Tinggi 3,0 Tinggi
11 47 29 Normal 0,7 Normal
12 40 45 Tinggi 1,4 Tinggi
13 47 28 Normal 0,8 Rendah
14 64 48 Tinggi 2.1 Tinggi
15 59 17 Normal 0,7 Normal
16 61 43 Tinggi 1,7 Tinggi
17 59 45 Tinggi 0,8 Normal
18 46 53 Tinggi 1,5 Tinggi
19 45 30 Normal 0,8 Rendah
20 56 25 Normal 1,2 Normal
21 50 50 Tinggi 1,9 Tinggi
22 70 17 Normal 0,5 Rendah
23 56 31 Normal 1,2 Tinggi
]24 47 54 Tinggi 1,5 Tinggi
25 57 60 Tinggi 2,8 Tinggi
26 55 23 Normal 0,6 Normal
27 45 48 Tinggi 1,3 Tinggi
28 47 54 Tinggi 0,9 Normal
29 60 33 Normal 1,0 Normal
30 66 51 Tinggi 1,0 Normal
31 52 26 Normal 0,9 Normal
32 50 14 Rendah 0,5 Rendah
33 51 48 Tinggi 0,6 Normal
34 48 20 Normal 0,7 Normal
35 58 93 Tinggi 6,0 Tinggi
36 50 53 Tinggi 1,6 Tinggi
37 57 34 Normal 1,0 Normal
38 57 19 Normal 0,6 Rendah
39 56 49 Tinggi 0,6 Normal
40 63 31 Normal 0,7 Normal
41 50 19 Normal 0,8 Normal
42 70 49 Tinggi 1,9 Tinggi
43 40 42 Tinggi 1,3 Tinggi
44 71 72 Tinggi 1,3 Tinggi
45 43 49 Tinggi 0,9 Normal
46 52 31 Normal 0,7 Normal
47 44 24 Normal 0,5 Rendah
48 50 20 Normal 0,7 Normal
49 43 26 Normal 0,9 Normal
50 54 38 Normal 1,0 Normal
51 42 14 Rendah 0,5 Rendah
52 63 27 Normal 0,6 Normal
53 50 15 Normal 0,7 Normal
54 47 49 Tinggi 1,1 Normal
55 80 66 Tinggi 1,1 Normal
56 37 17 Normal 0,8 Normal
57 56 46 Tinggi 1,2 Tinggi
58 63 43 Tinggi 1,1 Normal
59 54 78 Tinggi 0,8 Rendah
60 65 50 Tinggi 1,7 Tinggi
61 54 88 Tinggi 1,1 Normal
62 58 16 Normal 0,6 Rendah
63 59 49 Tinggi 1,0 Normal
64 46 29 Normal 0,6 Normal
65 63 25 Normal 0,7 Rendah
66 42 18 Normal 0,6 Normal
67 49 35 Normal 1,6 Tinggi
68 51 15 Normal 0,9 Normal
69 58 63 Tinggi 1,3 Tinggi
70 43 38 Normal 1,2 Tinggi
71 56 32 Normal 0,8 Rendah
72 50 49 Tinggi 0,9 Normal
73 71 31 Normal 0,9 Normal
74 59 63 Tinggi 1,6 Tinggi
75 58 44 Tinggi 1,0 Normal
76 46 134 Tinggi 15,8 Tinggi
77 32 16 Normal 0,5 Rendah
78 58 12 Rendah 0,5 Rendah
79 62 87 Tinggi 2,8 Tinggi
80 46 59 Tinggi 2,7 Tinggi
81 61 50 Tinggi 2,4 Tinggi
TAHUN 2019
82 56 99 Tinggi 1,4 Tinggi
83 66 40 Tinggi 0,9 Normal
84 38 30 Normal 1,0 Normal
85 45 59 Tinggi 1,5 Tinggi
86 51 33 Normal 0,6 Normal
87 51 68 Tinggi 1,3 Tinggi
88 52 32 Normal 0,6 Normal
89 42 43 Tinggi 0,9 Normal
90 56 29 Normal 1,6 Tinggi
91 64 62 Tinggi 1,2 Tinggi
92 43 31 Normal 0,9 Normal
93 46 57 Tinggi 1,5 Tinggi
94 50 87 Tinggi 2,8 Tinggi
95 51 37 Normal 0,9 Normal
96 47 95 Tinggi 2,3 Tinggi
97 49 32 Normal 1,4 Tinggi
98 44 19 Normal 1,0 Normal
99 67 73 Tinggi 2,7 Tinggi
100 48 27 Normal 0,9 Normal
101 45 53 Tinggi 1,9 Tinggi
102 41 55 Tinggi 1,1 Normal
103 43 46 Tinggi 1,9 Tinggi
104 52 44 Tinggi 1,3 Tinggi
105 64 77 Tinggi 2,6 Tinggi
106 60 48 Tinggi 1,2 Tinggi
107 53 28 Normal 2,1 Tinggi
108 64 75 Tinggi 2,0 Tinggi
109 60 41 Tinggi 1,4 Tinggi
110 41 13 Rendah 0,5 Rendah
111 57 73 Tinggi 2,9 Tinggi
112 50 27 Normal 0,7 Rendah
113 46 38 Normal 1,2 Normal
114 61 70 Tinggi 1,3 Tinggi
115 55 26 Normal 0,5 Rendah
116 49 29 Normal 1,2 Tinggi
117 48 15 Normal 0,5 Rendah
118 46 34 Normal 0,9 Normal
119 39 22 Normal 0,5 Rendah
120 50 29 Normal 0,5 Rendah
121 60 20 Normal 0,6 Rendah
122 42 36 Normal 1,7 Tinggi
123 68 45 Tinggi 1,5 Tinggi
124 40 23 Normal 0,9 Normal
125 79 27 Normal 0,8 Rendah
126 66 43 Tinggi 1,9 Tinggi
127 42 44 Tinggi 1,5 Tinggi
128 60 31 Normal 0,6 Normal
129 71 51 Tinggi 1,1 Normal
130 53 80 Tinggi 3,2 Tinggi
131 41 63 Tinggi 2,9 Tinggi
132 49 37 Normal 1,1 Normal
133 59 61 Tinggi 1,6 Tinggi
134 52 74 Tinggi 8,0 Tinggi
135 65 43 Tinggi 1,2 Normal
136 50 96 Tinggi 2,0 Tinggi
137 68 20 Normal 0,9 Normal
138 69 68 Tinggi 2,0 Tinggi
139 49 43 Tinggi 1,1 Normal
140 64 50 Tinggi 1,1 Normal
141 41 55 Tinggi 2,0 Tinggi
142 41 42 Tinggi 1,3 Tinggi
143 54 41 Tinggi 1,1 Norrmal
144 43 43 Tinggi 1,5 Tinggi
145 65 38 Normal 1,0 Normal
146 41 54 Tinggi 2,5 Tinggi
147 64 26 Normal 1,1 Normal
148 62 29 Normal 1,4 Tinggi
149 68 76 Tinggi 2,6 Tinggi
150 50 58 Tinggi 1,4 Tinggi
151 45 34 Normal 1,5 Tinggi
152 46 40 Tinggi 0,9 Normal
153 58 46 Tinggi 1,2 Tinggi
154 45 14 Rendah 0,8 Normal
155 41 63 Tinggi 2,5 Tinggi
156 53 44 Tinggi 0,7 Normal
157 66 16 Normal 0,8 Rendah
158 68 48 Tinggi 2,8 Tinggi
159 75 60 Tinggi 2,3 Tinggi
160 35 14 Rendah 0,5 Rendah
161 64 46 Tinggi 1,3 Tinggi
162 40 29 Normal 0,9 Normal
163 42 13 Rendah 0,6 Normal
164 42 78 Tinggi 3,8 Tinggi
165 69 30 Normal 0,6 Normal
166 56 67 Tinggi 3,6 Tinggi
167 66 32 Normal 1,6 Tinggi
168 63 48 Tinggi 1,5 Tinggi
169 51 93 Tinggi 2,3 Tinggi
170 55 16 Normal 0,6 Normal
171 54 19 Normal 0,5 Rendah
172 39 18 Normal 0,5 Rendah
173 44 52 Tinggi 0,8 Normal
174 42 29 Normal 1,5 Tinggi
PETUGAS LABORATORIUM
RSD MAYJEND H.M RYACUDU KOTABUMI
(FATRICIA FRIMA Amd.AK)
Lampiran 2
Prosedur Pemeriksaan Glukosa
Metode : GOD-PAP
Prinsip : Glukosa dengan enzim glukosa oksidase bereaksi
membentuk asam glukanat dan H2O2. H2O2 yang
terbentuk bereaksi dibawah katalis peroksidase. Fenol
dan 4-aminofenazon membentuk quinoneimine yang
berwana ungu/merah muda dan warna yang terbentuk
sebanding tegak lurus dengan kadar glukosa darah yang
dibaca dengan spektrofotometri.
Reaksi : Glukosa + O2 + H2O GOD
Gluconic acid + H2O2
2H2O2 + Fenol + 4-amino-antipirin POD
quinonemine +
4H2O
Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa dalam sampel darah
Peralatan : 1. Mikropipet
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Tip biru (500µl) dan tip putih (5µl)
4. Bak penampungan tip dan tabung kotor bekas paksi
Reagensia : Kit reagensia pemeriksaan glukosa Biosystem
Bahan pemeriksaan : Serum
Cara kerja :
1. Disiapkan reagensia pada suhu kamar
2. Dipipet kedalam tabung reaksi
Blanko Standart Sampel
Reagen kerja 500µl 500µl 500µl
Standar - 5µl -
Serum - - 5µl
3. Dicampur sampai homogen dan di inkubasi pada suhu 20-25°C dan 10
menit pada suhu 37°C.
4. Dibaca pada panjang gelombang 546 nm.
Nilai Normal
GDP
GD2PP
GDS
:
:
:
70-110 mg/dL
<140 mg/dL
100-200 mg/Dl
(Sumber: Instalasi Laboratorium RSD Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi)
Lampiran 3
Pemeriksaan Kadar Ureum
Metode : Urease Glutamat Dehidrogenase (GLDH) Enzymatic
Prinsip : Urea dihidrolisa menjadi ion ammonium dan carbon
dioksida. Dengan adanya Glutamat-dehidrogenase
(GLDH), amonium yang diproduksi bereaksi dengan α-
ketoglutarat (α-KG) dan NADH membentuk glukamat
dan NAD.
Reaksi : Urea + H2O URICASE
2NH3 + CO2
2NH3 + α-oxoglutarate + 2NADH GLDH
NAD +
glutamate
Tujuan : Mengetahui kadar ureum dalam darah
Peralatan : 1.Mikropipet
2.Tabung dan Rak tabung reaksi
3.Tip biru (500µl) dan tip putih (5µl)
4.Fotometer tip BTS-310
Reagensia : Reagen IL Test Urea Nitrogen
Bahan pemeriksaan : Serum
Cara kerja :
1. Dibuat reagen kerja dengan perbandingan 1 bagian R1 : 1 bagian R2
Cara membuat reagen kreatinin : 250 l R1 + 250 l R2
2. Dipipet kedalam tabung reaksi :
Blanko Standart Sampel
Monoreagen 500µl 500µl 500µl
Aquadest 5µl - -
Standar - 5µl -
Sampel - - 5µl
3. Di inkubasi selama 60 detik.
4. Dibaca pada panjang gelombang 578 nm .
Nilai Normal : 15– 39 mg/dL
(Sumber: Instalasi Laboratorium RSD H.M Mayjend Ryacudu
Kotabumi)
Lampiran 4
Pemeriksaan Kadar Kreatinin
Metode : Jaffe Reaction
Prinsip
Reaksi
:
:
Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-
merah dalam larutan piktrat alkali. Perbedaan absorbansi
pada waktu-waktu tertentu selama konversi sebanding
dengan konsentrasi kreatinin dalam sampel
Kreatinin+ asam pikrat Kreatinin pikrat kompleks
Tujuan : Untuk mengetahui kadar kreatinin dalam sampel darah
Peralatan : 1.Mikropipet
2.Tabung dan Rak tabung reaksi
3.Tip biru (500µl) dan tip putih (50µl)
4.Fotometer tip BTS-310
Reagensia : Reagen II. Test creatinin enzymatic
Bahan pemeriksaan : Serum
Cara kerja :
5. Dibuat reagen kerja dengan perbandingan 1 bagian R1 : 1 bagian R2
Cara membuat reagen kreatinin : 250 l R1 + 250 l R2
6. Dipipet kedalam tabung reaksi :
Blanko Standart Sampel
Monoreagen 500µl 500µl 500µl
Aquadest 50 µl - -
Standar - 50µl -
Sampel - - 50µl
7. Di inkubasi selama 60 detik.
8. Dibaca pada panjang gelombang 492 nm.
Nilai normal : Pria : 0,9-1,2 mg/dL
Wanita : 0,6-1,1 mg/dl
(Sumber: Instalasi Laboratorium RSD Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi)
Lampiran 5
Alat Pemeriksaan Kadar Ureum dan Kreatinin
Lampiran 6
Dokumentasi saat melakukan pengambilan data
Lampiran 7
Blanko Pemintaan Pemeriksaan Kimia Klinik
Lampiran 8
Blanko Hasil Pemeriksaan Kimia Klinik
Lampiran 9
Surat Izin Penelitian Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
Lampiran 10
Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan Lampung Utara
Lampiran 11
Surat Izin Penelitian RSD Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi
Gambaran Kadar Ureum dan Kreatinin Pada Penderita DM Tipe 2 di RSD
Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi
Echa Handayani Dedi, Wimba Widagdho Dinutanayo, Mimi Sugiarti
Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Program Diploma Tiga Politeknik
Kesehatan Tanjung
ABSTRAK
Diabetes Melitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan
kadar glukosa darah (hiperglikemia). Akibat terdapat penurunan kemampuan
tubuh untuk berespon terhadap insulin dan/ penurunan atau tidak terdapatnya
pembentukan insulin oleh pankreas. International Diabetes Federation (IDF)
2017 melaporkan bahwa epidemi DM di Indonesia masih menunjukan
kecenderungan meningkat. Indonesia adalah negara peringkat ke-6 setelah
Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah
penyandang diabetes usia 20-79 tahun sebanyak 10,3 juta orang. Salah satu
penyakit yang disebabkan karena komplikasi kronik mikrovaskuler pada penderita
DM adalah nefropati diabetik. Pemeriksaan ureum dan kreatinin merupakan cara
paling sederhana untuk menilai status fungsional ginjal. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui gambaran kadar ureum dan kreatinin pada penderita DM
Tipe 2 di RSD Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi. Sampel penelitian ini adalah
174 penderita DM Tipe 2 yang melakukan pemeriksaan kadar ureum dan
kreatinin di RSD Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi Lampung Utara pada tahun
2018-2019. Berdasarkan data pasien yang telah diperoleh penderita DM Tipe 2 di
RSD Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi di dapatkan rata-rata kadar ureum 42,4
mg/dL, nilai terendah ureum 11 mg/dL, nilai tertinggi ureum 134 mg/dL, yang
memiliki kadar ureum rendah 5,1%, kadar ureum normal 43,6% dan kadar ureum
tinggi 51,1%. Sedangkan rata-rata kadar kreatinin 1,4 mg/dL , nilai terendah
kreatinin 0,5 mg/dL, nilai tertinggi kreatinin 15,8 mg/dL, yang memiliki kadar
kreatinin rendah 15,5%, kadar kreatinin normal 40,2 %, dan kadar ureum tinggi
44,2%.
Kata kunci : Diabetes melitus, nefropati diabetik, ureum, kreatinin
Daftar Bacaan : 27 (1995-2019)
Overview of Ureum and Creatinine Levels in Type 2 DM Patients in RSD
Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi
ABSTRACT
Diabetes mellitus is a group of disorders characterized by increased blood glucose
levels (hyperglycemia). As a result there is a decrease in the body's ability to
respond to insulin and / or a decrease in the absence of insulin formation by the
pancreas. The International Diabetes Federation (IDF) 2017 reports that the DM
epidemic in Indonesia is still showing an increasing trend. Indonesia is ranked 6th
after China, India, the United States, Brazil and Mexico with 10.3 million people
with diabetes aged 10.3 million. One of the diseases caused by chronic
microvascular complications in people with DM is diabetic nephropathy. Urea
and creatinine examination are the simplest ways to assess renal functional status.
The purpose of this study was to determine the description of urea and creatinine
levels in patients with Type 2 diabetes at RSJ Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi.
The sample of this study was 174 Type 2 DM sufferers who examined levels of
ureum and creatinine in RSD Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi North Lampung
in 2018-2019. Based on patient data that has been obtained by Type 2 DM
sufferers at HM Ryacudu Kotabumi Mayjend General Hospital, the average
ureum level is 42.4 mg / dL, the lowest ureum value is 11 mg / dL, the highest
value is ureum 134 mg / dL, which has ureum levels low 5.1%, normal urea level
43.6% and high urea level 51.1%. While the average creatinine level is 1.4 mg /
dL, the lowest creatinine value is 0.5 mg / dL, the highest creatinine value is 15.8
mg / dL, which has a low creatinine level of 15.5%, normal creatinine level is
40.2% and high urea levels of 44.2%.
Keywords: Diabetes mellitus, diabetic nephropathy, urea, creatinine
Reading List: 27 (1995-2019)
Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM)
merupakan salah satu masalah
kesehatan yang berdampak pada
produktivitas dan dapat
menurunkan kualitas sumber daya
manusia. World Health
Organization (WHO)
memprediksi kenaikan jumlah
penyandang DM di Indonesia dari
8,4 juta pada tahun 2000 menjadi
21,3 juta pada tahun 2030
(Decroli, 2019).
International Diabetes
Federation (IDF) 2017
melaporkan bahwa epidemi DM
di Indonesia masih menunjukan
kecenderungan meningkat.
Indonesia adalah negara peringkat
ke-6 setelah Tiongkok, India,
Amerika Serikat, Brazil dan
Meksiko dengan jumlah
penyandang diabetes usia 20-79
tahun sebanyak 10,3 juta orang.
Sejalan dengan hal tersebut, Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas)
memperlihatkan adanya
peningkatan angka prevalensi DM
yang cukup signifikan, yaitu dari
6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5%
di tahun 2018; sehingga estimasi
jumlah penderita di Indonesia
mencapai lebih dari 16 juta orang
(KEMENKES RI, 2018). Data
tersebut juga menyatakan bahwa
proporsi penderita diabetes di
Provinsi Lampung mengalami
kenaikan 0,8% dan pada tahun
2013 menjadi sekitar 1,4% pada
tahun 2018 (Riskesdas, 2018).
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar
belakang tersebut, maka rumusan
masalah yang dapat diambil
adalah:
1. Bagaimana gambaran kadar
ureum dan kreatinin pada
pasien DM di RSD Mayjend
HM Ryacudu Kotabumi
Lampung Utara.
2. Berapa persen pasien penderita
DM yang memiliki kadar
ureum dan kreatinin diatas nilai
normal di RSD Mayjend HM
Ryacudu Kotabumi Lampung
Utara.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran
kadar ureum dan kreatinin pada
penderita DM di RSD Mayjend
HM Ryacudu Kotabumi
Lampung Utara.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi
kadar ureum dan kreatinin pada
penderita DM di RSD Mayjend
HM Ryacudu Kotabumi
Lampung Utara.
b. Untuk mengetahui persentase
kadar ureum dan kreatinin
pada penderita DM di RSD
Mayjend HM Ryacudu
Kotabumi Lampung Utara.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan ilmu
pengetahuan pembaca mengenai
gambaran kadar ureum dan
kreatinin pada penderita DM dan
menjadi referensi penelitian bagi
institusi Poltekkes Tanjung
Karang khususnya bagi ATLM.
2. Manfaat Aplikatif
a. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan data yang
bersifat informatif kepada
masyarakat mengenai
gambaran kadar ureum dan
kreatinin pada penderita
diabetes mellitus.
b. Dapat menjadi acuan bagi
klinis laboratorium kesehatan
mengenai gambaran kadar
ureum dan kreatinin pada
penderita diabetes mellitus.
Tinjauan Teori
Metabolisme Karbohidrat
Pada metabolisme karbohidrat
terdapat berbagai jalur reaksi
biokimia, antara lain yaitu jalur
glikolisis, oksidasi piruvat, dan
siklus asam sitrat. Ketiga jalur
metabolisme ini merupakan jalur
reaksi oksidasi glukosa yang
berperan penting sebagai jalur
penghasil energi. Hasil
pencernaan makanan berupa
glukosa akan diserap dan masuk
dalam darah. Selanjutnya glukosa
akan didistribusikan ke seluruh
tubuh, terutama ke otak, serta hati,
otot, sel darah merah, ginjal,
jaringan lemak dan ke jaringan
lainnya. Tubuh sangat
membutuhkan glukosa terutama
untuk menghasilkan energi (
Novi, 2017).
Tubuh manusia juga bisa
menghasilkan glukosa dari
senyawa non karbohidrat, antara
lain dari lemak (gliserol) serta,
laktat, melalui jalur reaksi
glukoneogenesis.
Glukoneogenesis merupakan
upaya tubuh untuk meningkatkan
kadar glukosa dalam darah.
Sebagian besar pross
glukoneogenesis terjadi di hati,
sehingga bila terjadi penyakit hati
yang berat, dapat terjadi gangguan
proses glukoneogenesis yang
mengakibatkan penurunan kadar
glukosa darah. Sebagian glukosa
yang masuk ke dalam hati dan
otot akan diubah menjadi
glikogen, melalui proses
glikogenesis. Glikogen
merupakan simpanan karbohidrat
di hati dan otot yang berperan
sebagai cadangan energi saat tidak
ada asupan makanan. Apabila
diperlukan maka glikogen akan
dipecah melalui proses
glikogenolisis, untuk
menghasilkan glukosa sebagai
sumber energi (Novi, 2017).
Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan
data sekunder yaitu data rekam
medis hasil pemeriksaan kadar
ureum dan kreatinin pada penderita
DM Tipe-2 di RSD Mayjend H.M
Ryacudu Kotabumi pada tahun 2018-
2019. Distribusi frekuensi kadar
ureum pada 174 pasien DM Tipe 2 di
RSD Mayjend H.M Ryacudu
Kotabumi pada tahun 2018-2019
dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel 4.1 Distribusi kadar ureum
pada penderita DM Tipe 2
di RSD Mayjend H.M
Ryacudu Kotabumi pada
tahun 2018-2019 Distribusi
Frekuensi
Kadar Ureum (mg/dL)
Rata-rata 42,4
Nilai Terendah 11
Nilai Tertinggi 134
Nilai Tengah 40,5
Frekuensi
Terbanyak
29
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa
distribusi kadar ureum pada 174
penderita DM Tipe 2 di RSD
Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi
pada tahun 2018-2019 didapatkan
rata-rata 42,4 mg/dL, nilai tertinggi
kadar ureum 134 mg/dL, nilai
terendah ureum 11 mg/dL, nilai
tengah 40,5 mg/dL, dan frekuensi
terbanyak kadar ureum 29 mg/dL.
Persentase kadar ureum pada
penderita DM Tipe 2 di RSD
Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi
tahun 2018-2019 dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.2 Persentase kadar ureum
pada penderita DM Tipe 2
berdasarkan kategori
rendah, normal, dan tinggi
di RSD Mayjend H.M
Ryacudu Kotabumi pada
tahun 2018-2019.
Status Kadar
Ureum
Total Persentase (%)
Rendah 9 5,1
Normal 76 43,6
Tinggi 89 51,1
Total 174 100
Berdasarkan tabel 4.2
menunjukkan bahwa dari 174 sampel
penderita DM Tipe 2 di RSD
Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi
pada tahun 2018-2019 yang memiliki
kadar ureum rendah (<15-39 mg/dL)
yaitu 9 pasien (5,1%), memiliki
kadar ureum normal (15-39 mg/dL)
yaitu 76 pasien (43,6%) dan yang
memiliki kadar ureum tinggi (>15-39
mg/dL) sebanyak 89 pasien (51,1%).
Distribusi kadar kreatinin pada
174 pasien DM Tipe 2 di RSD
Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi
pada tahun 2018-2019 dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Distribusi kadar kreatinin
pada penderita DM Tipe 2
di RSD Mayjend H.M
Ryacudu Kotabumi pada
tahun 2018-2019
Distribusi
Frekuensi
Kadar Kreatinin (mg/dL)
Rata-rata 1,4
Nilai Terendah 0,5
Nilai Tertinggi 15,8
Nilai Tengah 1,1
Frekuensi
Terbanyak
0,6
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa
distribusi kadar kreatinin dari 174
penderita DM Tipe 2 di RSD
Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi
pada tahun 2018-2019 di dapatkan
rata-rata kadar kreatinin 1,4 mg/dL,
nilai tertinggi kadar kreatinin 15,8
mg/dL, nilai terendah kreatinin 0,5
mg/dL, nilai tengah 1,1 mg/dL, dan
frekuensi terbanyak kadar kreatinin
0,6 mg/dL.
Persentase kadar kreatinin pada
penderita DM Tipe 2 di RSD
Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi
tahun 2018-2019 dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.4 Persentase kadar kreatinin
pada penderita DM Tipe 2
berdasarkan kategori
rendah, normal, tinggi di
RSD Mayjend H.M
Ryacudu Kotabumi pada
tahun 2018-2019.
Status Kadar
Kreatinin
Total Persentase (%)
Rendah 27 15,5
Normal 70 40,2
Tinggi 77 44,2
Total 174 100
Berdasarkan tabel 4.4
menunjukkan bahwa dari 174 sampel
penderita DM Tipe 2 di RSD
Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi
pada tahun 2018-2019 yang memiliki
kadar kreatinin rendah (L;<0,9
mg/dL, P;<0,6 mg/dL) yaitu 27
pasien (15, 5%), memiliki kadar
ureum normal (L: 0,9-1,2 mg/dL)
yaitu 70 pasien (40,2%) dan yang
memiliki kadar ureum tinggi (L: >1,2
P: >1,1 mg/dL) sebanyak 77 pasien
(44,2%).
Pembahasan
Penelitian ini menggunakan 174
data rekam medis penderita DM Tipe
2 pada tahun 2018-2019 di RSD
Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi.
International Diabetes Federation
(IDF) 2017 melaporkan bahwa
epidemi DM di Indonesia masih
menunjukan kecenderungan
meningkat. Pasien DM yang tidak
dapat mengendalikan gula darah dan
mengatur tekanan darah dengan baik,
dapat meningkatkan kerusakan pada
ginjal(Tandra, 2015).
Kemampuan ginjal menyaring
darah dinilai dengan perhitungan
Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) atau
juga dikenal sebagai Glomerular
Filtration Rate (GFR). Kemampuan
fungsi ginjal tersebut dihitung dari
kadar kreatinin dan kadar ureum di
dalam darah(Alam, 2007). Hasil
ureum dan kreatinin dikatakan tinggi
atau rendah jika nilainya melebihi
atau kurang dari batas normal.
Di ginjal, proses yang sama
terjadi terhadap jutaan filter sangat
halus yang disebut glomerulus. Filter
tersebut dalam kondisi normal terdiri
dari pembuluh- pembuluh darah
sangat halus yang secara selektif
meloloskan sampah dari pembuluh
darah dan mengumpulkannya di
dalam urine, sementara zat-zat
berguna dalam darah seperti protein,
dan lainnya ditahan untuk
dikembalikan ke dalam aliran darah.
Akibat diabetes kronis, pembuluh-
pembuluh darah di gromeruli
mengalami kebocoran sehingga
meloloskan zat-zat berguna ke dalam
urine. Selain itu, sel-sel glomeruli
mulai mati. Kondisi ini disebut
nefropati diabetik. Bila berlanjut,
kerusakan jutaan glomeruli ini
menyebabkan gagal ginjal (Salma,
2014).
Berdasarkan penelitian
Valentina Mambararum dengan
judul gambaran kadar ureum dan
kreatinin serum pada pasien diabetes
mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Santa
Maria Pekanbaru menunjukkan
bahwa kadar rerata ureum pada
penderita DM Tipe 2 yaitu 44,67
mg/dL dengan jumlah nilai ureum
yang berada dalam nilai normal yaitu
28 orang, dan yang melebihi nilai
normal ada 14 orang. Sedangkan
kadar rata-rata kreatinin pada
penderita DM Tipe 2 yaitu 1,38
mg/dL dengan jumlah nilai kreatinin
yang berada dalam nilai normal yaitu
32 orang dan yang melebihi nilai
normal ada 10 orang.
Dari data rekam medis RSD
Mayjend H.M Ryacudu pada tahun
2018 jika dibandingkan dengan kadar
ureum normal, tinggi dan rendah dari
penelitian Valentina Mambararum di
dapatkan rata-rata kadar ureum 39,7
mg/dL dengan jumlah nilai ureum
yang berada dalam nilai normal yaitu
38 orang, dengan nilai ureum yang
berada di bawah nilai normal 6 orang
dan yang memiliki nilai ureum diatas
nilai normal 37 orang. Pada tahun
2019 didapatkan kadar rata-rata
ureum 44,7 mg/dL dengan jumlah
nilai ureum yang berada dalam nilai
normal 37 orang, dengan nilai ureum
dibawah nilai normal 4 orang, dan
yang memiliki nilai ureum diatas
nilai normal 52 orang. Sedangkan
kadar rata-rata kreatinin pada
penderita DM Tipe 2 pada tahun
2018 yaitu 1,3 mg/dL dengan jumlah
nilai kreatinin normal 39 orang,
dibawah nilai normal 7 orang, dan
diatas nilai normal 27 orang. Pada
tahun 2019 kadar rata-rata kreatinin
yaitu 1,4 mg/dL dengan nilai
kreatinin normal 31 orang, dibawah
nilai normal 12 orang dan diatas
nilai normal 50 orang.
Pada penderita DM Tipe 2 tahun
2018-2019 di dapatkan nilai teringgi
ureum adalah 134 mg/dl. Ureum
merupakan produk sisa metabolisme
(pembakaran) protein. Kadar ureum
yang tinggi melebihi ambang normal
mengakibatkan penurunan fungsi
ginjal. Ginjal gagal menyaring dan
membuat zat-zat itu melalui urine
sehingga menumpuk dan meningkat
dalam darah (Bastiansyah, 2008)
Dari 174 sampel yang didapatkan
tidak semua diantara penderita DM
tersebut memiliki kadar ureum yang
normal. Dalam keadaan normal,
kadar ureum darah selalu konstan.
Sebanyak 89 pasien memiliki kadar
ureum yang tinggi, ini disebabkan
karena terjadi produksi yang
berlebihan, misalnya makanan yang
kita konsumsi terlalu tinggi kadar
proteinnya maka ginjal akan bekerja
keras untuk mengeluarkannya dari
tubuh. Namun, apabila terjadi
kerusakan pada ginjal maka akan
terjadi penumpukan ureum didalam
darah. Ginjal lantas tidak mampu
membuang ureum tersebut sehingga
kadarnya semakin tinggi. Keadaan
lain seperti terjadinya dehidrasi juga
akan menyebabkan tingginya kadar
ureum dalam darah. Jika kadar
ureum sangat tinggi dalam darah
maka dapat menyebabkan gangguan
pada ginjal (Bastiansyah, 2008).
Pada penderita DM Tipe 2
tahun 2018-2019 di dapatkan nilai
tertinggi adalah 15,8 mg/dl.
Kreatinin adalah hasil metabolisme
sel otot yang terdapat di dalam darah
setelah melakukan kegiatan. Ginjal
akan membuang kreatinin dari darah
ke urine. Bila fungsi ginjal menurun,
kadar kreatinin di dalam darah akan
meningkat (Alam, 2007). Kadar
kreatinin akan naik di atas ambang
normal jika penurunan fungsi ginjal
mencapai 50%. Peningkatan kadar
ureum dan kreatinin menandakan
adanya gangguan pada ginjal
(Rubenstein, 2005).
Sebanyak 77 pasien memiliki
kadar kreatinin tinggi, jika kadar
kreatinin dalam darah berada dalam
keadaan berlebih maka kelebihan
tersebut akan selalu dibuang melalui
ginjal. Namun, apabila terjadi
kerusakan pada saringan ginjal maka
akan berisiko terjadinya penumpukan
kadar kreatinin dalam darah yang
tidak dibuang di dalam darah oleh
ginjal. Seperti halnya ureum,
kemampuan ginjal mengeluarkan
kreatinin juga merupakan penilaian
terhadap fungsi ginjal (Bastiansyah,
2008).Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai gambaran kadar
ureum dan kreatinin pada
penderita DM Tipe 2 di RSD
Mayjend H.M Ryacudu
Kotabumi pada tahun 2018-
2019, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:\
1. Distribusi kadar ureum dari
174 sampel didapatkan rata-
rata 42,4 mg/dL, nilai
tertinggi 134 mg/dL, nilai
terendah 11 mg/dL, nilai
tengah 40,5 mg/dL, dan
frekuensi terbanyak yaitu 29
mg/dL. Kadar ureum normal
yaitu 76 sampel dengan
persentase (43,6%) , kadar
ureum diatas nilai normal
(tinggi) 89 sampel dengan
persentase (51,1%), dan
kadar ureum dibawah nilai
normal ( rendah) 9 sampel
dengan persentase (5,1%).
2. Distribusi kadar kreatinin dari
174 sampel didapatkan rata-
rata 1,4 mg/dL, nilai tertinggi
15,8 mg/dL, nilai terendah
0,5 mg/dL, nilai tengah 1,1
mg/dL, dan frekuensi
terbanyak yaitu 0,6 mg/dL.
Kadar kreatinin normal yaitu
70 sampel dengan persentase
(40,2%), kadar kreatinin
diatas nilai normal (tinggi) 77
sampel dengan persentase
(44,2%), dan kadar kreatinin
dibawah nilai normal
(rendah) 27 sampel dengan
persentase (15,5%).
Saran
Saran yang dapat diberikan
berkaitan dengan penelitian ini
diantaranya sebagai berikut:
Diharapkan dapat menjadi
referensi bagi peneliti
selanjutnya dan perlu adanya
penelitian lanjutan untuk
mengetahui faktor- faktor yang
mempengaruhi peningkatan dan
penurunan kadar ureum dan
kreatinin pada penderita DM
Tipe 2 dan menambah literatur
berupa buku ataupun jurnal yang
membahas tentang DM dan
parameter pemeriksaan fungsi
ginjal.
Daftar Pustaka
Agoes, A., Achdiat,A.,Arizal,A.,
2013. Penyakit Di Usia Tua .
Jakarta:EGC
Alam, Syamsir, 2007. Gagal Ginjal.
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Andriyani, 2015. Buku Ajar Biologi
Reproduksi dan
Perkembangan.
Yogyakarta:Deepublish
Bastiansyah, Eko, 2008. Panduan
Lengkap Membaca Hasil Tes
Kesehatan. Jakarta:Penebar
Plus
Decroli, Eva, 2018. Diabetes Melitus
Tipe 2. Padang:Universitas Andalas
Diane C, Baughman, 2000.
Keperawatan Medikal Bedah
Buku Saku dari Brunner &
Suddarth. Jakarta:EGC
Hans, Tandra, 2015. Diabetes Bisa
Sembuh: Petunjuk Praktis
Mengalahkan dan
Menyembuhkan
Diabetes.Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama
Joyce, 1997. Pemeriksaan
Laboratorium dan Diagnostik.
Jakarta:EGC
Kariadi, Sri Hastuti, 2009. Diabetes:
Panduan Lengkap Untuk
Diabetisi. Jakarta:Mizan Media
Utama
Kementrian Kesehatan RI , 2018.
Biro Komunikasi dan Pelayanan
Masyarakat.
Kristiani, 2012. Awas Pankreas
Rusak Penyebab Diabetes.
Jakarta: Penerbit Cerdas Sehat
Lorraine,1995. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta:EGC
Maghfuri, Ali, 2016. Buku Pintar
Perawatan Luka Diabetes
Melitus . Jakarta: Salemba
Medika
Mambarum, Valentina. 2019.
Gambaran Kadar Ureum dan
Kreatinin Serum Pada
Penderita Diabetes Melitus
Tipe 2 di Rumah Sakit Santa
Maria Pekanbaru. Akademi
Kesehatan John Paul II
Pekanbaru
Mary, 2008. Klien Gangguan Ginjal:
Seri Asuhan Keperawatan.
Jakarta:EGC
Marks, Allan D, 2000. Biokimia
Kedokteran Dasar Sebuah
Pendekatan Klinis. Jakarta:
EGC
Medika, Tim, (2017) Berdamai
dengan diabetes
Meyer, Toimothy
W.,Hostetter,Thomas H,2007.
Uremia. 20 November 2012
Novi, 2017. Metabolisme
Karbohidrat Tinjauan
Biokimia Dan Patologis.
Malang:UB Press
Retno, 2012. Diabetes Melitus
Dilengkapi Senam DM.
Yogyakarta:Nuha Medika
Riskesdas. Badan Penelitian
Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI ,
2018. Riset Kesehatan Daerah .
Lampung: Riskesdas :2018
Rubenstein, David, 2005.
Kedokteran Klinis.
Jakarta:Penerbit Erlangga
Sacher, R. A., dan R. A, McPherson,
2004. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium.
Edisi 11. Penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta
Salma, 2014. Tetap Sehat Setelah
Usia 40. Jakarta: Gema Insani
Selviani, Yurida, 2016. Gambaran
Kadar Ureum dan Kreatinin di
RSUD dr. H.Abdul Moeloek
Provinsi Lampung, Bandar
Lampung
Sugianto, 2016. Diabetes mellitus
dalam kehamilan. Jakarta :
Gelora Aksara Pratama
Wahyu, 2009. Mengenal dan
Mencegah Penyakit Diabetes,
Hipertensi, Jantung, dan
Stroke Untuk Hidup Lebih
Berkualitas. Yogyakarta:Media Ilmu