lampiranrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. lampiran.pdf · 2021. 1. 29. · metode : jaffe...

30
LAMPIRAN

Upload: others

Post on 12-Apr-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

LAMPIRAN

Page 2: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Lampiran 1

DATA HASIL PEMERIKSAAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA

DIABETES MELITUS DI RSD MAYJEND RYACUDU KOTABUMI LAMPUNG UTARA

TAHUN 2018

KODE UMUR KADAR

UREUM mg/dL

KETERANGAN KADAR KREATININ

mg/dL

KETERANGAN

L P

1 57 14 Rendah 0,5 Rendah

2 54 11 Rendah 0,6 Normal

3 57 19 Normal 0,7 Rendah

4 58 20 Normal 0,6 Normal

5 48 13 Rendah 0,6 Normal

6 51 66 Tinggi 2,2 Tinggi

7 52 36 Normal 1,6 Tinggi

8 50 31 Normal 1,1 Normal

9 43 28 Normal 1,2 Normal

10 58 81 Tinggi 3,0 Tinggi

11 47 29 Normal 0,7 Normal

12 40 45 Tinggi 1,4 Tinggi

13 47 28 Normal 0,8 Rendah

14 64 48 Tinggi 2.1 Tinggi

15 59 17 Normal 0,7 Normal

16 61 43 Tinggi 1,7 Tinggi

17 59 45 Tinggi 0,8 Normal

18 46 53 Tinggi 1,5 Tinggi

19 45 30 Normal 0,8 Rendah

20 56 25 Normal 1,2 Normal

21 50 50 Tinggi 1,9 Tinggi

22 70 17 Normal 0,5 Rendah

23 56 31 Normal 1,2 Tinggi

]24 47 54 Tinggi 1,5 Tinggi

25 57 60 Tinggi 2,8 Tinggi

26 55 23 Normal 0,6 Normal

27 45 48 Tinggi 1,3 Tinggi

28 47 54 Tinggi 0,9 Normal

29 60 33 Normal 1,0 Normal

30 66 51 Tinggi 1,0 Normal

31 52 26 Normal 0,9 Normal

32 50 14 Rendah 0,5 Rendah

33 51 48 Tinggi 0,6 Normal

34 48 20 Normal 0,7 Normal

35 58 93 Tinggi 6,0 Tinggi

36 50 53 Tinggi 1,6 Tinggi

Page 3: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

37 57 34 Normal 1,0 Normal

38 57 19 Normal 0,6 Rendah

39 56 49 Tinggi 0,6 Normal

40 63 31 Normal 0,7 Normal

41 50 19 Normal 0,8 Normal

42 70 49 Tinggi 1,9 Tinggi

43 40 42 Tinggi 1,3 Tinggi

44 71 72 Tinggi 1,3 Tinggi

45 43 49 Tinggi 0,9 Normal

46 52 31 Normal 0,7 Normal

47 44 24 Normal 0,5 Rendah

48 50 20 Normal 0,7 Normal

49 43 26 Normal 0,9 Normal

50 54 38 Normal 1,0 Normal

51 42 14 Rendah 0,5 Rendah

52 63 27 Normal 0,6 Normal

53 50 15 Normal 0,7 Normal

54 47 49 Tinggi 1,1 Normal

55 80 66 Tinggi 1,1 Normal

56 37 17 Normal 0,8 Normal

57 56 46 Tinggi 1,2 Tinggi

58 63 43 Tinggi 1,1 Normal

59 54 78 Tinggi 0,8 Rendah

60 65 50 Tinggi 1,7 Tinggi

61 54 88 Tinggi 1,1 Normal

62 58 16 Normal 0,6 Rendah

63 59 49 Tinggi 1,0 Normal

64 46 29 Normal 0,6 Normal

65 63 25 Normal 0,7 Rendah

66 42 18 Normal 0,6 Normal

67 49 35 Normal 1,6 Tinggi

68 51 15 Normal 0,9 Normal

69 58 63 Tinggi 1,3 Tinggi

70 43 38 Normal 1,2 Tinggi

71 56 32 Normal 0,8 Rendah

72 50 49 Tinggi 0,9 Normal

73 71 31 Normal 0,9 Normal

74 59 63 Tinggi 1,6 Tinggi

75 58 44 Tinggi 1,0 Normal

76 46 134 Tinggi 15,8 Tinggi

77 32 16 Normal 0,5 Rendah

78 58 12 Rendah 0,5 Rendah

79 62 87 Tinggi 2,8 Tinggi

80 46 59 Tinggi 2,7 Tinggi

81 61 50 Tinggi 2,4 Tinggi

Page 4: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

TAHUN 2019

82 56 99 Tinggi 1,4 Tinggi

83 66 40 Tinggi 0,9 Normal

84 38 30 Normal 1,0 Normal

85 45 59 Tinggi 1,5 Tinggi

86 51 33 Normal 0,6 Normal

87 51 68 Tinggi 1,3 Tinggi

88 52 32 Normal 0,6 Normal

89 42 43 Tinggi 0,9 Normal

90 56 29 Normal 1,6 Tinggi

91 64 62 Tinggi 1,2 Tinggi

92 43 31 Normal 0,9 Normal

93 46 57 Tinggi 1,5 Tinggi

94 50 87 Tinggi 2,8 Tinggi

95 51 37 Normal 0,9 Normal

96 47 95 Tinggi 2,3 Tinggi

97 49 32 Normal 1,4 Tinggi

98 44 19 Normal 1,0 Normal

99 67 73 Tinggi 2,7 Tinggi

100 48 27 Normal 0,9 Normal

101 45 53 Tinggi 1,9 Tinggi

102 41 55 Tinggi 1,1 Normal

103 43 46 Tinggi 1,9 Tinggi

104 52 44 Tinggi 1,3 Tinggi

105 64 77 Tinggi 2,6 Tinggi

106 60 48 Tinggi 1,2 Tinggi

107 53 28 Normal 2,1 Tinggi

108 64 75 Tinggi 2,0 Tinggi

109 60 41 Tinggi 1,4 Tinggi

110 41 13 Rendah 0,5 Rendah

111 57 73 Tinggi 2,9 Tinggi

112 50 27 Normal 0,7 Rendah

113 46 38 Normal 1,2 Normal

114 61 70 Tinggi 1,3 Tinggi

115 55 26 Normal 0,5 Rendah

116 49 29 Normal 1,2 Tinggi

117 48 15 Normal 0,5 Rendah

118 46 34 Normal 0,9 Normal

119 39 22 Normal 0,5 Rendah

120 50 29 Normal 0,5 Rendah

121 60 20 Normal 0,6 Rendah

122 42 36 Normal 1,7 Tinggi

Page 5: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

123 68 45 Tinggi 1,5 Tinggi

124 40 23 Normal 0,9 Normal

125 79 27 Normal 0,8 Rendah

126 66 43 Tinggi 1,9 Tinggi

127 42 44 Tinggi 1,5 Tinggi

128 60 31 Normal 0,6 Normal

129 71 51 Tinggi 1,1 Normal

130 53 80 Tinggi 3,2 Tinggi

131 41 63 Tinggi 2,9 Tinggi

132 49 37 Normal 1,1 Normal

133 59 61 Tinggi 1,6 Tinggi

134 52 74 Tinggi 8,0 Tinggi

135 65 43 Tinggi 1,2 Normal

136 50 96 Tinggi 2,0 Tinggi

137 68 20 Normal 0,9 Normal

138 69 68 Tinggi 2,0 Tinggi

139 49 43 Tinggi 1,1 Normal

140 64 50 Tinggi 1,1 Normal

141 41 55 Tinggi 2,0 Tinggi

142 41 42 Tinggi 1,3 Tinggi

143 54 41 Tinggi 1,1 Norrmal

144 43 43 Tinggi 1,5 Tinggi

145 65 38 Normal 1,0 Normal

146 41 54 Tinggi 2,5 Tinggi

147 64 26 Normal 1,1 Normal

148 62 29 Normal 1,4 Tinggi

149 68 76 Tinggi 2,6 Tinggi

150 50 58 Tinggi 1,4 Tinggi

151 45 34 Normal 1,5 Tinggi

152 46 40 Tinggi 0,9 Normal

153 58 46 Tinggi 1,2 Tinggi

154 45 14 Rendah 0,8 Normal

155 41 63 Tinggi 2,5 Tinggi

156 53 44 Tinggi 0,7 Normal

157 66 16 Normal 0,8 Rendah

158 68 48 Tinggi 2,8 Tinggi

159 75 60 Tinggi 2,3 Tinggi

160 35 14 Rendah 0,5 Rendah

161 64 46 Tinggi 1,3 Tinggi

162 40 29 Normal 0,9 Normal

163 42 13 Rendah 0,6 Normal

164 42 78 Tinggi 3,8 Tinggi

165 69 30 Normal 0,6 Normal

166 56 67 Tinggi 3,6 Tinggi

167 66 32 Normal 1,6 Tinggi

Page 6: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

168 63 48 Tinggi 1,5 Tinggi

169 51 93 Tinggi 2,3 Tinggi

170 55 16 Normal 0,6 Normal

171 54 19 Normal 0,5 Rendah

172 39 18 Normal 0,5 Rendah

173 44 52 Tinggi 0,8 Normal

174 42 29 Normal 1,5 Tinggi

PETUGAS LABORATORIUM

RSD MAYJEND H.M RYACUDU KOTABUMI

(FATRICIA FRIMA Amd.AK)

Page 7: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Lampiran 2

Prosedur Pemeriksaan Glukosa

Metode : GOD-PAP

Prinsip : Glukosa dengan enzim glukosa oksidase bereaksi

membentuk asam glukanat dan H2O2. H2O2 yang

terbentuk bereaksi dibawah katalis peroksidase. Fenol

dan 4-aminofenazon membentuk quinoneimine yang

berwana ungu/merah muda dan warna yang terbentuk

sebanding tegak lurus dengan kadar glukosa darah yang

dibaca dengan spektrofotometri.

Reaksi : Glukosa + O2 + H2O GOD

Gluconic acid + H2O2

2H2O2 + Fenol + 4-amino-antipirin POD

quinonemine +

4H2O

Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa dalam sampel darah

Peralatan : 1. Mikropipet

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Tip biru (500µl) dan tip putih (5µl)

4. Bak penampungan tip dan tabung kotor bekas paksi

Reagensia : Kit reagensia pemeriksaan glukosa Biosystem

Bahan pemeriksaan : Serum

Cara kerja :

1. Disiapkan reagensia pada suhu kamar

2. Dipipet kedalam tabung reaksi

Blanko Standart Sampel

Reagen kerja 500µl 500µl 500µl

Standar - 5µl -

Serum - - 5µl

3. Dicampur sampai homogen dan di inkubasi pada suhu 20-25°C dan 10

menit pada suhu 37°C.

4. Dibaca pada panjang gelombang 546 nm.

Page 8: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Nilai Normal

GDP

GD2PP

GDS

:

:

:

70-110 mg/dL

<140 mg/dL

100-200 mg/Dl

(Sumber: Instalasi Laboratorium RSD Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi)

Page 9: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Lampiran 3

Pemeriksaan Kadar Ureum

Metode : Urease Glutamat Dehidrogenase (GLDH) Enzymatic

Prinsip : Urea dihidrolisa menjadi ion ammonium dan carbon

dioksida. Dengan adanya Glutamat-dehidrogenase

(GLDH), amonium yang diproduksi bereaksi dengan α-

ketoglutarat (α-KG) dan NADH membentuk glukamat

dan NAD.

Reaksi : Urea + H2O URICASE

2NH3 + CO2

2NH3 + α-oxoglutarate + 2NADH GLDH

NAD +

glutamate

Tujuan : Mengetahui kadar ureum dalam darah

Peralatan : 1.Mikropipet

2.Tabung dan Rak tabung reaksi

3.Tip biru (500µl) dan tip putih (5µl)

4.Fotometer tip BTS-310

Reagensia : Reagen IL Test Urea Nitrogen

Bahan pemeriksaan : Serum

Cara kerja :

1. Dibuat reagen kerja dengan perbandingan 1 bagian R1 : 1 bagian R2

Cara membuat reagen kreatinin : 250 l R1 + 250 l R2

2. Dipipet kedalam tabung reaksi :

Blanko Standart Sampel

Monoreagen 500µl 500µl 500µl

Aquadest 5µl - -

Standar - 5µl -

Sampel - - 5µl

3. Di inkubasi selama 60 detik.

4. Dibaca pada panjang gelombang 578 nm .

Nilai Normal : 15– 39 mg/dL

(Sumber: Instalasi Laboratorium RSD H.M Mayjend Ryacudu

Kotabumi)

Page 10: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Lampiran 4

Pemeriksaan Kadar Kreatinin

Metode : Jaffe Reaction

Prinsip

Reaksi

:

:

Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

merah dalam larutan piktrat alkali. Perbedaan absorbansi

pada waktu-waktu tertentu selama konversi sebanding

dengan konsentrasi kreatinin dalam sampel

Kreatinin+ asam pikrat Kreatinin pikrat kompleks

Tujuan : Untuk mengetahui kadar kreatinin dalam sampel darah

Peralatan : 1.Mikropipet

2.Tabung dan Rak tabung reaksi

3.Tip biru (500µl) dan tip putih (50µl)

4.Fotometer tip BTS-310

Reagensia : Reagen II. Test creatinin enzymatic

Bahan pemeriksaan : Serum

Cara kerja :

5. Dibuat reagen kerja dengan perbandingan 1 bagian R1 : 1 bagian R2

Cara membuat reagen kreatinin : 250 l R1 + 250 l R2

6. Dipipet kedalam tabung reaksi :

Blanko Standart Sampel

Monoreagen 500µl 500µl 500µl

Aquadest 50 µl - -

Standar - 50µl -

Sampel - - 50µl

7. Di inkubasi selama 60 detik.

8. Dibaca pada panjang gelombang 492 nm.

Nilai normal : Pria : 0,9-1,2 mg/dL

Wanita : 0,6-1,1 mg/dl

(Sumber: Instalasi Laboratorium RSD Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi)

Page 11: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Lampiran 5

Alat Pemeriksaan Kadar Ureum dan Kreatinin

Page 12: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-
Page 13: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Lampiran 6

Dokumentasi saat melakukan pengambilan data

Page 14: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Lampiran 7

Blanko Pemintaan Pemeriksaan Kimia Klinik

Page 15: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Lampiran 8

Blanko Hasil Pemeriksaan Kimia Klinik

Page 16: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Lampiran 9

Surat Izin Penelitian Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Page 17: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-
Page 18: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Lampiran 10

Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan Lampung Utara

Page 19: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Lampiran 11

Surat Izin Penelitian RSD Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi

Page 20: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Gambaran Kadar Ureum dan Kreatinin Pada Penderita DM Tipe 2 di RSD

Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi

Echa Handayani Dedi, Wimba Widagdho Dinutanayo, Mimi Sugiarti

Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Program Diploma Tiga Politeknik

Kesehatan Tanjung

ABSTRAK

Diabetes Melitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan

kadar glukosa darah (hiperglikemia). Akibat terdapat penurunan kemampuan

tubuh untuk berespon terhadap insulin dan/ penurunan atau tidak terdapatnya

pembentukan insulin oleh pankreas. International Diabetes Federation (IDF)

2017 melaporkan bahwa epidemi DM di Indonesia masih menunjukan

kecenderungan meningkat. Indonesia adalah negara peringkat ke-6 setelah

Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko dengan jumlah

penyandang diabetes usia 20-79 tahun sebanyak 10,3 juta orang. Salah satu

penyakit yang disebabkan karena komplikasi kronik mikrovaskuler pada penderita

DM adalah nefropati diabetik. Pemeriksaan ureum dan kreatinin merupakan cara

paling sederhana untuk menilai status fungsional ginjal. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui gambaran kadar ureum dan kreatinin pada penderita DM

Tipe 2 di RSD Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi. Sampel penelitian ini adalah

174 penderita DM Tipe 2 yang melakukan pemeriksaan kadar ureum dan

kreatinin di RSD Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi Lampung Utara pada tahun

2018-2019. Berdasarkan data pasien yang telah diperoleh penderita DM Tipe 2 di

RSD Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi di dapatkan rata-rata kadar ureum 42,4

mg/dL, nilai terendah ureum 11 mg/dL, nilai tertinggi ureum 134 mg/dL, yang

memiliki kadar ureum rendah 5,1%, kadar ureum normal 43,6% dan kadar ureum

tinggi 51,1%. Sedangkan rata-rata kadar kreatinin 1,4 mg/dL , nilai terendah

kreatinin 0,5 mg/dL, nilai tertinggi kreatinin 15,8 mg/dL, yang memiliki kadar

kreatinin rendah 15,5%, kadar kreatinin normal 40,2 %, dan kadar ureum tinggi

44,2%.

Kata kunci : Diabetes melitus, nefropati diabetik, ureum, kreatinin

Daftar Bacaan : 27 (1995-2019)

Overview of Ureum and Creatinine Levels in Type 2 DM Patients in RSD

Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi

ABSTRACT

Diabetes mellitus is a group of disorders characterized by increased blood glucose

levels (hyperglycemia). As a result there is a decrease in the body's ability to

respond to insulin and / or a decrease in the absence of insulin formation by the

pancreas. The International Diabetes Federation (IDF) 2017 reports that the DM

epidemic in Indonesia is still showing an increasing trend. Indonesia is ranked 6th

after China, India, the United States, Brazil and Mexico with 10.3 million people

Page 21: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

with diabetes aged 10.3 million. One of the diseases caused by chronic

microvascular complications in people with DM is diabetic nephropathy. Urea

and creatinine examination are the simplest ways to assess renal functional status.

The purpose of this study was to determine the description of urea and creatinine

levels in patients with Type 2 diabetes at RSJ Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi.

The sample of this study was 174 Type 2 DM sufferers who examined levels of

ureum and creatinine in RSD Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi North Lampung

in 2018-2019. Based on patient data that has been obtained by Type 2 DM

sufferers at HM Ryacudu Kotabumi Mayjend General Hospital, the average

ureum level is 42.4 mg / dL, the lowest ureum value is 11 mg / dL, the highest

value is ureum 134 mg / dL, which has ureum levels low 5.1%, normal urea level

43.6% and high urea level 51.1%. While the average creatinine level is 1.4 mg /

dL, the lowest creatinine value is 0.5 mg / dL, the highest creatinine value is 15.8

mg / dL, which has a low creatinine level of 15.5%, normal creatinine level is

40.2% and high urea levels of 44.2%.

Keywords: Diabetes mellitus, diabetic nephropathy, urea, creatinine

Reading List: 27 (1995-2019)

Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM)

merupakan salah satu masalah

kesehatan yang berdampak pada

produktivitas dan dapat

menurunkan kualitas sumber daya

manusia. World Health

Organization (WHO)

memprediksi kenaikan jumlah

penyandang DM di Indonesia dari

8,4 juta pada tahun 2000 menjadi

21,3 juta pada tahun 2030

(Decroli, 2019).

International Diabetes

Federation (IDF) 2017

melaporkan bahwa epidemi DM

di Indonesia masih menunjukan

kecenderungan meningkat.

Indonesia adalah negara peringkat

ke-6 setelah Tiongkok, India,

Amerika Serikat, Brazil dan

Meksiko dengan jumlah

penyandang diabetes usia 20-79

tahun sebanyak 10,3 juta orang.

Sejalan dengan hal tersebut, Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas)

memperlihatkan adanya

peningkatan angka prevalensi DM

yang cukup signifikan, yaitu dari

6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5%

di tahun 2018; sehingga estimasi

jumlah penderita di Indonesia

mencapai lebih dari 16 juta orang

(KEMENKES RI, 2018). Data

tersebut juga menyatakan bahwa

proporsi penderita diabetes di

Provinsi Lampung mengalami

kenaikan 0,8% dan pada tahun

2013 menjadi sekitar 1,4% pada

tahun 2018 (Riskesdas, 2018).

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar

belakang tersebut, maka rumusan

masalah yang dapat diambil

adalah:

1. Bagaimana gambaran kadar

ureum dan kreatinin pada

pasien DM di RSD Mayjend

HM Ryacudu Kotabumi

Lampung Utara.

2. Berapa persen pasien penderita

DM yang memiliki kadar

ureum dan kreatinin diatas nilai

normal di RSD Mayjend HM

Page 22: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Ryacudu Kotabumi Lampung

Utara.

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran

kadar ureum dan kreatinin pada

penderita DM di RSD Mayjend

HM Ryacudu Kotabumi

Lampung Utara.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi

kadar ureum dan kreatinin pada

penderita DM di RSD Mayjend

HM Ryacudu Kotabumi

Lampung Utara.

b. Untuk mengetahui persentase

kadar ureum dan kreatinin

pada penderita DM di RSD

Mayjend HM Ryacudu

Kotabumi Lampung Utara.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat

menambah wawasan ilmu

pengetahuan pembaca mengenai

gambaran kadar ureum dan

kreatinin pada penderita DM dan

menjadi referensi penelitian bagi

institusi Poltekkes Tanjung

Karang khususnya bagi ATLM.

2. Manfaat Aplikatif

a. Penelitian ini diharapkan

dapat memberikan data yang

bersifat informatif kepada

masyarakat mengenai

gambaran kadar ureum dan

kreatinin pada penderita

diabetes mellitus.

b. Dapat menjadi acuan bagi

klinis laboratorium kesehatan

mengenai gambaran kadar

ureum dan kreatinin pada

penderita diabetes mellitus.

Tinjauan Teori

Metabolisme Karbohidrat

Pada metabolisme karbohidrat

terdapat berbagai jalur reaksi

biokimia, antara lain yaitu jalur

glikolisis, oksidasi piruvat, dan

siklus asam sitrat. Ketiga jalur

metabolisme ini merupakan jalur

reaksi oksidasi glukosa yang

berperan penting sebagai jalur

penghasil energi. Hasil

pencernaan makanan berupa

glukosa akan diserap dan masuk

dalam darah. Selanjutnya glukosa

akan didistribusikan ke seluruh

tubuh, terutama ke otak, serta hati,

otot, sel darah merah, ginjal,

jaringan lemak dan ke jaringan

lainnya. Tubuh sangat

membutuhkan glukosa terutama

untuk menghasilkan energi (

Novi, 2017).

Tubuh manusia juga bisa

menghasilkan glukosa dari

senyawa non karbohidrat, antara

lain dari lemak (gliserol) serta,

laktat, melalui jalur reaksi

glukoneogenesis.

Glukoneogenesis merupakan

upaya tubuh untuk meningkatkan

kadar glukosa dalam darah.

Sebagian besar pross

glukoneogenesis terjadi di hati,

sehingga bila terjadi penyakit hati

yang berat, dapat terjadi gangguan

proses glukoneogenesis yang

mengakibatkan penurunan kadar

glukosa darah. Sebagian glukosa

yang masuk ke dalam hati dan

otot akan diubah menjadi

glikogen, melalui proses

glikogenesis. Glikogen

merupakan simpanan karbohidrat

di hati dan otot yang berperan

sebagai cadangan energi saat tidak

ada asupan makanan. Apabila

diperlukan maka glikogen akan

Page 23: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

dipecah melalui proses

glikogenolisis, untuk

menghasilkan glukosa sebagai

sumber energi (Novi, 2017).

Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan

data sekunder yaitu data rekam

medis hasil pemeriksaan kadar

ureum dan kreatinin pada penderita

DM Tipe-2 di RSD Mayjend H.M

Ryacudu Kotabumi pada tahun 2018-

2019. Distribusi frekuensi kadar

ureum pada 174 pasien DM Tipe 2 di

RSD Mayjend H.M Ryacudu

Kotabumi pada tahun 2018-2019

dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 4.1 Distribusi kadar ureum

pada penderita DM Tipe 2

di RSD Mayjend H.M

Ryacudu Kotabumi pada

tahun 2018-2019 Distribusi

Frekuensi

Kadar Ureum (mg/dL)

Rata-rata 42,4

Nilai Terendah 11

Nilai Tertinggi 134

Nilai Tengah 40,5

Frekuensi

Terbanyak

29

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa

distribusi kadar ureum pada 174

penderita DM Tipe 2 di RSD

Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi

pada tahun 2018-2019 didapatkan

rata-rata 42,4 mg/dL, nilai tertinggi

kadar ureum 134 mg/dL, nilai

terendah ureum 11 mg/dL, nilai

tengah 40,5 mg/dL, dan frekuensi

terbanyak kadar ureum 29 mg/dL.

Persentase kadar ureum pada

penderita DM Tipe 2 di RSD

Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi

tahun 2018-2019 dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.2 Persentase kadar ureum

pada penderita DM Tipe 2

berdasarkan kategori

rendah, normal, dan tinggi

di RSD Mayjend H.M

Ryacudu Kotabumi pada

tahun 2018-2019.

Status Kadar

Ureum

Total Persentase (%)

Rendah 9 5,1

Normal 76 43,6

Tinggi 89 51,1

Total 174 100

Berdasarkan tabel 4.2

menunjukkan bahwa dari 174 sampel

penderita DM Tipe 2 di RSD

Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi

pada tahun 2018-2019 yang memiliki

kadar ureum rendah (<15-39 mg/dL)

yaitu 9 pasien (5,1%), memiliki

kadar ureum normal (15-39 mg/dL)

yaitu 76 pasien (43,6%) dan yang

memiliki kadar ureum tinggi (>15-39

mg/dL) sebanyak 89 pasien (51,1%).

Distribusi kadar kreatinin pada

174 pasien DM Tipe 2 di RSD

Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi

pada tahun 2018-2019 dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Distribusi kadar kreatinin

pada penderita DM Tipe 2

di RSD Mayjend H.M

Ryacudu Kotabumi pada

tahun 2018-2019

Distribusi

Frekuensi

Kadar Kreatinin (mg/dL)

Rata-rata 1,4

Nilai Terendah 0,5

Nilai Tertinggi 15,8

Nilai Tengah 1,1

Frekuensi

Terbanyak

0,6

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa

distribusi kadar kreatinin dari 174

penderita DM Tipe 2 di RSD

Page 24: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi

pada tahun 2018-2019 di dapatkan

rata-rata kadar kreatinin 1,4 mg/dL,

nilai tertinggi kadar kreatinin 15,8

mg/dL, nilai terendah kreatinin 0,5

mg/dL, nilai tengah 1,1 mg/dL, dan

frekuensi terbanyak kadar kreatinin

0,6 mg/dL.

Persentase kadar kreatinin pada

penderita DM Tipe 2 di RSD

Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi

tahun 2018-2019 dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.4 Persentase kadar kreatinin

pada penderita DM Tipe 2

berdasarkan kategori

rendah, normal, tinggi di

RSD Mayjend H.M

Ryacudu Kotabumi pada

tahun 2018-2019.

Status Kadar

Kreatinin

Total Persentase (%)

Rendah 27 15,5

Normal 70 40,2

Tinggi 77 44,2

Total 174 100

Berdasarkan tabel 4.4

menunjukkan bahwa dari 174 sampel

penderita DM Tipe 2 di RSD

Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi

pada tahun 2018-2019 yang memiliki

kadar kreatinin rendah (L;<0,9

mg/dL, P;<0,6 mg/dL) yaitu 27

pasien (15, 5%), memiliki kadar

ureum normal (L: 0,9-1,2 mg/dL)

yaitu 70 pasien (40,2%) dan yang

memiliki kadar ureum tinggi (L: >1,2

P: >1,1 mg/dL) sebanyak 77 pasien

(44,2%).

Pembahasan

Penelitian ini menggunakan 174

data rekam medis penderita DM Tipe

2 pada tahun 2018-2019 di RSD

Mayjend H.M Ryacudu Kotabumi.

International Diabetes Federation

(IDF) 2017 melaporkan bahwa

epidemi DM di Indonesia masih

menunjukan kecenderungan

meningkat. Pasien DM yang tidak

dapat mengendalikan gula darah dan

mengatur tekanan darah dengan baik,

dapat meningkatkan kerusakan pada

ginjal(Tandra, 2015).

Kemampuan ginjal menyaring

darah dinilai dengan perhitungan

Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) atau

juga dikenal sebagai Glomerular

Filtration Rate (GFR). Kemampuan

fungsi ginjal tersebut dihitung dari

kadar kreatinin dan kadar ureum di

dalam darah(Alam, 2007). Hasil

ureum dan kreatinin dikatakan tinggi

atau rendah jika nilainya melebihi

atau kurang dari batas normal.

Di ginjal, proses yang sama

terjadi terhadap jutaan filter sangat

halus yang disebut glomerulus. Filter

tersebut dalam kondisi normal terdiri

dari pembuluh- pembuluh darah

sangat halus yang secara selektif

meloloskan sampah dari pembuluh

darah dan mengumpulkannya di

dalam urine, sementara zat-zat

berguna dalam darah seperti protein,

dan lainnya ditahan untuk

dikembalikan ke dalam aliran darah.

Akibat diabetes kronis, pembuluh-

pembuluh darah di gromeruli

mengalami kebocoran sehingga

meloloskan zat-zat berguna ke dalam

urine. Selain itu, sel-sel glomeruli

mulai mati. Kondisi ini disebut

nefropati diabetik. Bila berlanjut,

kerusakan jutaan glomeruli ini

menyebabkan gagal ginjal (Salma,

2014).

Berdasarkan penelitian

Valentina Mambararum dengan

judul gambaran kadar ureum dan

kreatinin serum pada pasien diabetes

mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Santa

Maria Pekanbaru menunjukkan

bahwa kadar rerata ureum pada

penderita DM Tipe 2 yaitu 44,67

Page 25: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

mg/dL dengan jumlah nilai ureum

yang berada dalam nilai normal yaitu

28 orang, dan yang melebihi nilai

normal ada 14 orang. Sedangkan

kadar rata-rata kreatinin pada

penderita DM Tipe 2 yaitu 1,38

mg/dL dengan jumlah nilai kreatinin

yang berada dalam nilai normal yaitu

32 orang dan yang melebihi nilai

normal ada 10 orang.

Dari data rekam medis RSD

Mayjend H.M Ryacudu pada tahun

2018 jika dibandingkan dengan kadar

ureum normal, tinggi dan rendah dari

penelitian Valentina Mambararum di

dapatkan rata-rata kadar ureum 39,7

mg/dL dengan jumlah nilai ureum

yang berada dalam nilai normal yaitu

38 orang, dengan nilai ureum yang

berada di bawah nilai normal 6 orang

dan yang memiliki nilai ureum diatas

nilai normal 37 orang. Pada tahun

2019 didapatkan kadar rata-rata

ureum 44,7 mg/dL dengan jumlah

nilai ureum yang berada dalam nilai

normal 37 orang, dengan nilai ureum

dibawah nilai normal 4 orang, dan

yang memiliki nilai ureum diatas

nilai normal 52 orang. Sedangkan

kadar rata-rata kreatinin pada

penderita DM Tipe 2 pada tahun

2018 yaitu 1,3 mg/dL dengan jumlah

nilai kreatinin normal 39 orang,

dibawah nilai normal 7 orang, dan

diatas nilai normal 27 orang. Pada

tahun 2019 kadar rata-rata kreatinin

yaitu 1,4 mg/dL dengan nilai

kreatinin normal 31 orang, dibawah

nilai normal 12 orang dan diatas

nilai normal 50 orang.

Pada penderita DM Tipe 2 tahun

2018-2019 di dapatkan nilai teringgi

ureum adalah 134 mg/dl. Ureum

merupakan produk sisa metabolisme

(pembakaran) protein. Kadar ureum

yang tinggi melebihi ambang normal

mengakibatkan penurunan fungsi

ginjal. Ginjal gagal menyaring dan

membuat zat-zat itu melalui urine

sehingga menumpuk dan meningkat

dalam darah (Bastiansyah, 2008)

Dari 174 sampel yang didapatkan

tidak semua diantara penderita DM

tersebut memiliki kadar ureum yang

normal. Dalam keadaan normal,

kadar ureum darah selalu konstan.

Sebanyak 89 pasien memiliki kadar

ureum yang tinggi, ini disebabkan

karena terjadi produksi yang

berlebihan, misalnya makanan yang

kita konsumsi terlalu tinggi kadar

proteinnya maka ginjal akan bekerja

keras untuk mengeluarkannya dari

tubuh. Namun, apabila terjadi

kerusakan pada ginjal maka akan

terjadi penumpukan ureum didalam

darah. Ginjal lantas tidak mampu

membuang ureum tersebut sehingga

kadarnya semakin tinggi. Keadaan

lain seperti terjadinya dehidrasi juga

akan menyebabkan tingginya kadar

ureum dalam darah. Jika kadar

ureum sangat tinggi dalam darah

maka dapat menyebabkan gangguan

pada ginjal (Bastiansyah, 2008).

Pada penderita DM Tipe 2

tahun 2018-2019 di dapatkan nilai

tertinggi adalah 15,8 mg/dl.

Kreatinin adalah hasil metabolisme

sel otot yang terdapat di dalam darah

setelah melakukan kegiatan. Ginjal

akan membuang kreatinin dari darah

ke urine. Bila fungsi ginjal menurun,

kadar kreatinin di dalam darah akan

meningkat (Alam, 2007). Kadar

kreatinin akan naik di atas ambang

normal jika penurunan fungsi ginjal

mencapai 50%. Peningkatan kadar

ureum dan kreatinin menandakan

adanya gangguan pada ginjal

(Rubenstein, 2005).

Sebanyak 77 pasien memiliki

kadar kreatinin tinggi, jika kadar

kreatinin dalam darah berada dalam

keadaan berlebih maka kelebihan

tersebut akan selalu dibuang melalui

Page 26: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

ginjal. Namun, apabila terjadi

kerusakan pada saringan ginjal maka

akan berisiko terjadinya penumpukan

kadar kreatinin dalam darah yang

tidak dibuang di dalam darah oleh

ginjal. Seperti halnya ureum,

kemampuan ginjal mengeluarkan

kreatinin juga merupakan penilaian

terhadap fungsi ginjal (Bastiansyah,

2008).Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian

mengenai gambaran kadar

ureum dan kreatinin pada

penderita DM Tipe 2 di RSD

Mayjend H.M Ryacudu

Kotabumi pada tahun 2018-

2019, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:\

1. Distribusi kadar ureum dari

174 sampel didapatkan rata-

rata 42,4 mg/dL, nilai

tertinggi 134 mg/dL, nilai

terendah 11 mg/dL, nilai

tengah 40,5 mg/dL, dan

frekuensi terbanyak yaitu 29

mg/dL. Kadar ureum normal

yaitu 76 sampel dengan

persentase (43,6%) , kadar

ureum diatas nilai normal

(tinggi) 89 sampel dengan

persentase (51,1%), dan

kadar ureum dibawah nilai

normal ( rendah) 9 sampel

dengan persentase (5,1%).

2. Distribusi kadar kreatinin dari

174 sampel didapatkan rata-

rata 1,4 mg/dL, nilai tertinggi

15,8 mg/dL, nilai terendah

0,5 mg/dL, nilai tengah 1,1

mg/dL, dan frekuensi

terbanyak yaitu 0,6 mg/dL.

Kadar kreatinin normal yaitu

70 sampel dengan persentase

(40,2%), kadar kreatinin

diatas nilai normal (tinggi) 77

sampel dengan persentase

(44,2%), dan kadar kreatinin

dibawah nilai normal

(rendah) 27 sampel dengan

persentase (15,5%).

Saran

Saran yang dapat diberikan

berkaitan dengan penelitian ini

diantaranya sebagai berikut:

Diharapkan dapat menjadi

referensi bagi peneliti

selanjutnya dan perlu adanya

penelitian lanjutan untuk

mengetahui faktor- faktor yang

mempengaruhi peningkatan dan

penurunan kadar ureum dan

kreatinin pada penderita DM

Tipe 2 dan menambah literatur

berupa buku ataupun jurnal yang

membahas tentang DM dan

parameter pemeriksaan fungsi

ginjal.

Daftar Pustaka

Agoes, A., Achdiat,A.,Arizal,A.,

2013. Penyakit Di Usia Tua .

Jakarta:EGC

Alam, Syamsir, 2007. Gagal Ginjal.

Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

Andriyani, 2015. Buku Ajar Biologi

Reproduksi dan

Perkembangan.

Yogyakarta:Deepublish

Bastiansyah, Eko, 2008. Panduan

Lengkap Membaca Hasil Tes

Kesehatan. Jakarta:Penebar

Plus

Decroli, Eva, 2018. Diabetes Melitus

Tipe 2. Padang:Universitas Andalas

Diane C, Baughman, 2000.

Keperawatan Medikal Bedah

Buku Saku dari Brunner &

Suddarth. Jakarta:EGC

Hans, Tandra, 2015. Diabetes Bisa

Sembuh: Petunjuk Praktis

Page 27: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Mengalahkan dan

Menyembuhkan

Diabetes.Jakarta:Gramedia

Pustaka Utama

Joyce, 1997. Pemeriksaan

Laboratorium dan Diagnostik.

Jakarta:EGC

Kariadi, Sri Hastuti, 2009. Diabetes:

Panduan Lengkap Untuk

Diabetisi. Jakarta:Mizan Media

Utama

Kementrian Kesehatan RI , 2018.

Biro Komunikasi dan Pelayanan

Masyarakat.

Kristiani, 2012. Awas Pankreas

Rusak Penyebab Diabetes.

Jakarta: Penerbit Cerdas Sehat

Lorraine,1995. Patofisiologi Konsep

Klinis Proses-Proses Penyakit.

Jakarta:EGC

Maghfuri, Ali, 2016. Buku Pintar

Perawatan Luka Diabetes

Melitus . Jakarta: Salemba

Medika

Mambarum, Valentina. 2019.

Gambaran Kadar Ureum dan

Kreatinin Serum Pada

Penderita Diabetes Melitus

Tipe 2 di Rumah Sakit Santa

Maria Pekanbaru. Akademi

Kesehatan John Paul II

Pekanbaru

Mary, 2008. Klien Gangguan Ginjal:

Seri Asuhan Keperawatan.

Jakarta:EGC

Marks, Allan D, 2000. Biokimia

Kedokteran Dasar Sebuah

Pendekatan Klinis. Jakarta:

EGC

Medika, Tim, (2017) Berdamai

dengan diabetes

Meyer, Toimothy

W.,Hostetter,Thomas H,2007.

Uremia. 20 November 2012

Novi, 2017. Metabolisme

Karbohidrat Tinjauan

Biokimia Dan Patologis.

Malang:UB Press

Retno, 2012. Diabetes Melitus

Dilengkapi Senam DM.

Yogyakarta:Nuha Medika

Riskesdas. Badan Penelitian

Pengembangan Kesehatan

Kementrian Kesehatan RI ,

2018. Riset Kesehatan Daerah .

Lampung: Riskesdas :2018

Rubenstein, David, 2005.

Kedokteran Klinis.

Jakarta:Penerbit Erlangga

Sacher, R. A., dan R. A, McPherson,

2004. Tinjauan Klinis Hasil

Pemeriksaan Laboratorium.

Edisi 11. Penerbit buku

kedokteran EGC. Jakarta

Salma, 2014. Tetap Sehat Setelah

Usia 40. Jakarta: Gema Insani

Selviani, Yurida, 2016. Gambaran

Kadar Ureum dan Kreatinin di

RSUD dr. H.Abdul Moeloek

Provinsi Lampung, Bandar

Lampung

Sugianto, 2016. Diabetes mellitus

dalam kehamilan. Jakarta :

Gelora Aksara Pratama

Wahyu, 2009. Mengenal dan

Mencegah Penyakit Diabetes,

Hipertensi, Jantung, dan

Stroke Untuk Hidup Lebih

Page 28: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-

Berkualitas. Yogyakarta:Media Ilmu

Page 29: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-
Page 30: LAMPIRANrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1795/11/11. LAMPIRAN.pdf · 2021. 1. 29. · Metode : Jaffe Reaction Prinsip Reaksi : : Kreatinin membentuk ikatan kompleks berwarna orange-