k. a. ta pengantar . puji syukur kehadirat allah swt yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga...

61
Triwulan III - 2008 Kantor Bank Indonesia Samarinda KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur

Upload: vuongtram

Post on 26-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Triwulan III - 2008

Kantor Bank Indonesia Samarinda

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Kalimantan Timur

Page 2: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

i

KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan

buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan III-2008 dapat

dirampungkan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kaltim dalam

rangka pemberian informasi yang komprehensif dan saran terkait kepada para stakeholders Bank

Indonesia, dengan harapan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan bagi pemangku

kebijakan, akademisi, dunia usaha serta pihak-pihak lainnya yang membutuhkan.

Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan

Timur (Kaltim) selama triwulan III-2008, adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2008 mencapai 5,53% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2008 sebesar 7,0% (y-o-y). Pertumbuhan ekonomi

Kaltim tersebut lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi nasional

sebesar 6,3% (y-o-y).

2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan III-2008 mencapai 13,99% (y-o-y), sedikit

lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 14,90% atapun laju inflasi

nasional pada triwulan III-2008 sebesar 12,14%. Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan

gabungan inflasi (IHK) yang terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, masing-masing

sebesar sebesar 14,37% (y-o-y), 11,42% (y-o-y) dan 20,68% (y-o-y).

3. Kinerja usaha perbankan Kaltim selama triwulan laporan menunjukkan perkembangan yang tetap

menggembirakan.

a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum se-

Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 39.350 miliar, mengalami peningkatan sebesar

Rp 4.237 miliar (12,07%) dibandingkan posisi pada triwulan sebelumnya.

b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit berdasarkan lokasi kantor mencapai

sebesar Rp 19.847 miliar atau mengalami peningkatan Rp 1.637 miliar (8,99%)

dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya. Demikian pula halnya dengan kredit

yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk proyek di Kaltim mengalami

peningkatan sebesar Rp 2.635 miliar (9,72%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

sehingga posisinya menjadi Rp 29.744 miliar. Apabila ditelusuri lebih lanjut, diketahui

bahwa 36,2% dari total kredit berlokasi proyek di Kaltim berasal dari bank yang berkantor di

luar Kaltim, terutama dikucurkan oleh kantor pusat bank yang berada di DKI Jakarta yang

mencapai Rp 10.767 miliar.

c) Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio

pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 75,6%, lebih

tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 50,46%.

d) Pembiayaan kepada usaha berskala mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berhasil

disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai Rp

13.416 miliar atau dengan pangsa 67,6% terhadap total kredit. Penyaluran kredit UMKM

tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp 955 miliar atau tumbuh 7,67% (q-t-q).

4. Dengan mencermati berbagai faktor, perekonomian Kaltim pada triwulan IV-2008 diperkirakan

tumbuh 4,5 – 5,5% (y-o-y) atau baseline 5% (y-o-y), berarti lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan laporan. Sedangkan tekanan inflasi diperkirakan mulai menurun

menyusul kecenderungan penurunan harga beberapa komoditi utama setelah merebaknya krisis

ekonomi global.

Page 3: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus

menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan dan umpan

balik bagi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Selanjutnya, dukungan ketersediaan

data atau informasi terkini dari berbagai dinas/instansi serta pihak-pihak terkait di Kalimantan Timur

sangat membantu kami dalam penyusunan buku ini. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima

kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan

buku ini.

Samarinda, November 2008

BANK INDONESIA SAMARINDA

Imam Supeno Pemimpin

ii

Page 4: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

iii

DDAAFFTTAARR IISSII

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….........................................................

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..........................................................

DAFTAR TABEL .....................………………………………………………................................................….

DAFTAR GRAFIK ...............................................................................................................

i

iii

vi

vii

RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF ………………………………..…………………………………………………………………………………

I. Gambaran Umum ……………………….…………………………………………………………………….……..

II. Asesmen Perekonomian ..............................................................................

III. Asesmen Inflasi ……………………………………………………………………………………………………..

IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ................................................

1. Perbankan .........................................................................................

2. Sistem Pembayaran .............................................................................

V. Perkiraan …………………………………………………………………………………………………………………..

VI. Anekdotal Informasi ………………………………………………………………………………………………

BBAABB II PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO REGIONAL …………………………….……………………….

1.1 Gambaran Umum ..........................................................................................

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ..................................................

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ......................................................................

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ........................................................................

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ………………………………………

1.2.4 Ekspor dan Impor ...…….........................................................................

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran …………………………………………………………

1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ……………………………..

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ………………………………………………..…………..

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ……………………………………………………………….……………..

1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………………….….

1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………...........................................….

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………....................................……

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .....................................................

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ...................................

1.3.9 Sektor Jasa-jasa ...................................................................................

Boks 1. Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim ………………………………………………………………….

BBAABB IIII EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII ………………………………………………………………………..…….

2.1 Gambaran Umum ……………………………………………………….……………………………………..…..

2.2. Inflasi Tahun Berjalan (y-t-d)…………………………………………………………..……...…………….

2.2.1 Inflasi Tahun Berjalan Kota Samarinda …………………………………………………………

2.2.2 Inflasi Tahun Berjalan Kota Balikpapan ………………………………………….…………..

2.2.3 Inflasi Tahun Berjalan Kota Tarakan ……………………………………………………………

1

1

1

2

3

3

3

4

4

6

6

6

7

8

8

8

10

11

12

12

13

13

13

14

14

15

16

21

21

21

21

22

22

Page 5: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

iv

2.3. Inflasi Tahunan (y-o-y).......................................………………………………………………

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ……….......................................…………..

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan ….......................................................

2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ………………………………………………………………………..

23

23

24

24

BBAABB IIIIII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN PPEERRBBAANNKKAANN DDAAEERRAAHH ………. …….…………………………………………………

3.1 Gambaran Umum ……………………………………………………………………………………………..……….

3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum ……………………………………………………………….…….……

3.2.1 Total Aset …………………………………………………………………………………………………………..

3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat ……………….. …………………………………………….….

3.2.4 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….…….………….

a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….…………………………………….…..

b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………………..…..

3.3 Perkembangan Kredit UMKM ……….…………………………………………………………………….………

3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………………………….

a. Perkembangan Aset BPR …………………………………………………………………………....

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………………..………

c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………………………..

3.5 Asesmen Risiko Perbankan …………………………………………………………. ……………..…………..

3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………................

3.5.2 Risiko Likuiditas ...................................................................................

3.5.3 Risiko Pasar ........................................................................................

Boks 2. Analisis Pengaruh Kebijakan Peningkatan Nilai Penjaminan Simpanan terhadap Simpanan Masyarakat Kaltim ............................................................

BAB IV KEUANGAN DAERAH ………………….………….......................………………… ...........................

4.1 Gambaran Umum ...........................................................……………....................

4.2 Pendapatan .....................................................………………………………..................

4.3 Belanja …………………………………….………………………………………………………….……………………….

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ………………………………………………………………………….

5.1 Gambaran Umum ……………………. …………………………………………………………………… ……………

5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….…………………………………..

5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ……………………………………………………………..

5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai …………………………………………………………………………..

5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring ……………………………………………………………………….

5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS …………………………………………………………………..

BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN .................

6.1 Perkembangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) melalui Kalimantan Timur …………………

6.2 Tingkat Kemiskinan di Kalimantan Timur tahun 2008 ..........................................

Boks 3. Hasil Survei TKI di Wilayah Nunukan dalam rangka Survei Nasional Pola Remitansi TKI tahun 2008 .........................................................................

26

26

27

27

27

28

29

30

31

33

33

34

34

35

35

36

37

38

40

40

40

40

42

42

42

42

43

43

43

45

45

46

47

Page 6: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH .....................................................

7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV-2008 ...............................................

7.2 Prospek Perkembangan Inflasi .........................................................................

LAMPIRAN

48

48

49

v

Page 7: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

vi

DDAAFFTTAARR TTAABBEELL Halaman

1.1

1.2 1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

1.10

1.11

2.1 2.2 2.3

2.4

2.5

2.6

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

3.10

3.11

3.12

3.13 5.1

6.1

6.2

Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur .......................................

Perkembangan Komponen Ekspor Tw III-2008 ……………………………………………………..

Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan III-2008 (HS 2 dijit, dalam juta USD).....................................................................

Perkembangan Komponen Impor Tw III-2008 ……………………………………………………….

Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan III-2008 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ........................................................ ......

Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur .........……...........................…………

Perkembangan Produktivitas Tanaman Bahan Makanan di Kaltim (ton) …………..

Perkembangan Industri Non Migas Kaltim Trw III-2008 (y-o-y) ............................

Perkembangan Sub-Angkutan Kaltim Trw II-2008 (y-o-y) ...................................

Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ………………….

Perkembangan Sub Sektor Jasa-jasa Swasta ………………………………………………………

Inflasi Tahun Berjalan di Kota Samarinda...........................................................

Inflasi Tahun Berjalan di Kota Balikpapan..........................................................

Inflasi Tahun Berjalan di Kota Tarakan …………………………………………………………………

Inflasi Tahunan Kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa................

Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa.....................

Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa.....................

Perkembangan Total Aset Bersih Bank Umum di Kaltim .......................................

Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim...........................

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................

Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim ........................................

Perbandingan Kredit dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim ....................

Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit .....................................

Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi .....................................................................

Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah (NPLs) Menurut Skala Kredit …………………..

Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah (NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi …………………………………………………………………………………

Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) .....................

Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Kolektibilitas .....................................

Perkembangan Kredit Bermasalah (NPLs) Bank Umum ........................................

Struktur Jangka Waktu dan Sebaran DPK ..........................................................

Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar) .........................

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kalimantan Timur Menurut Daerah, Maret 2007 – Maret 2008 .............................................................................

Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin menurut Daerah, Maret 2007 – Maret 2008 ........................................................................................

7

8

9

9

10

11

12

12

14

14

15 22

22 23

23 24

25

27

28 29

30

31 31

32

32

33

34

35

35

36 44

46

46

Page 8: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

vii

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

1.10

1.11

1.12

1.13

2.1

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

3.10

3.11

3.12

4.1

4.2

5.1

5.2

5.3

5.4

6.1

7.1

7.2

7.3

7.4

DDAAFFTTAARR GGRRAAFFIIKK

Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (y-o-y)…………………………………………………..

Perkembangan Kredit Konsumsi …………………………………………………………………………...…...

Perkembangan IKK dan Kondisi Ekonomi Saat Ini .............................……........…….

Perkembangan Kredit Investasi ……………..…………....................................…..…………

Perkembangan Arus Ekspor Impor di Pelabuhan Samarinda & Balikpapan ………

Kontribusi Per Negara terhadap Pertumb. Ekspor Non Migas Kaltim Tw III-2008 ……

Kontribusi Utama Pertumbuhan Impor Non Migas Kaltim per Negara Asal Barang Tw

III-08 ………………………………………………………..……………………………...………………………………...

Kontribusi Pertumbuhan Subsektor Pertanian Triwulan III-2008 (y-o-y) …………………

Kontribusi Pertumbuhan Subsektor Tambang Triwulan III-2008 (y-o-y) …………………

Perkembangan Kredit Konstruksi di Kaltim ………………................................……………

Perkembangan Kredit Perdagangan di Kaltim ……………..................................……….

Perkembangan Arus Penumpang melalui Pelabuhan Samarinda dan Balikpapan…….

Perkembangan Penyaluran Kredit Perbankan ……………………………………………………….

Laju Inflasi Kalimantan Timur dan Nasional (y-o-y) …………..………………………………………

Kinerja Usaha Perbankan Nasional dan Kaltim (q-t-q) ........................................

Kinerja Usaha Perbankan Nasional dan Kaltim (y-o-y) ....................................

Perkembangan Aktiva Produktif ...................................................................

Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-Rate .............................................

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................

Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim...............................

Perkembangan Aset BPR .................................................................................

Perkembangan DPK Berdasarkan Jenis ..............................................................

Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan ...............................................

Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim .........................................

Struktur Kepemilikan Simpanan .......................................................................

Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs ..................................................

Anggaran dan Realisasi Komponen Pendapatan per Semester I tahun 2008 APBD

Kalimantan Timur ........................................................................................

Anggaran dan Realisasi Komponen Belanja per Semester I tahun 2008 APBD

Kalimantan Timur .........................................................................................

Perkembangan Peredaran Uang Kartal di Kaltim …………..……………………………………………

Perkembangan PTTB …………………………………………………………………………………………………..

Perkembangan Transaksi Kliring di Kalimantan Timur ……………………………………………….

Perkembangan Transaksi RTGS di Kota Samarinda & Balikpapan......................

Pertumbuhan Tahunan TKI melalui Nunukan ..................................................

Survei Kegiatan Dunia Usaha ............................ .........................................

Perkembangan Ekspektasi Konsumen ...........................................................

Ekspektasi Konsumen Terhadap Perubahan Harga Umum ................................

Ekspektasi Penghasilan Vs Ekspektasi Tabungan ............................................

6

7

7

8

8

9

10

11

12

13

13

14

14

21

26

26

27

28

29

30

33

34

34

36

36

37

40

41

42

43

43

44

45

48

48

49

50

Page 9: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Ringkasan Eksekutif

1  

RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF

KKAAJJIIAANN EEKKOONNOOMMII RREEGGIIOONNAALL

PPRROOVVIINNSSII KKAALLIIMMAANNTTAANN TTIIMMUURR PPEERRIIOODDEE TTRRIIWWUULLAANN IIIIII--22000088

I. Gambaran Umum

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan III-2008 masih

menunjukkan perkembangan yang positif, namun lebih lambat dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan II-2008. Berdasarkan PDRB sisi permintaan, pertumbuhan

ekonomi periode berjalan ini terutama dipengaruhi oleh komponen penanaman modal

domestik tetap bruto (PMDTB) karena meningkatnya realisasi investasi dan penyaluran kredit

perbankan. Faktor lainnya adalah peningkatan pengeluaran rumah tangga yang dipengaruhi

oleh adanya pola konsumsi musiman, yaitu perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Berdasarkan PDRB sisi penawaran, kinerja positif sektor pertambangan dan

penggalian yang relatif stabil masih menjadi faktor utama pendorong tumbuhnya ekonomi

Kalimantan Timur triwulan III-2008, walaupun cenderung melambat dibandingkan dengan

triwulan II-2008 yang dipengaruhi oleh adanya penutupan sementara area pertambangan

batubara milik PT. Kaltim Prima Coal, yang merupakan produsen batubara terbesar di

Kalimantan Timur. Sektor lainnya yang juga menunjukkan kinerja yang positif adalah sektor

perdagangan yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat, dan sektor

angkutan yang dipengaruhi oleh meningkatnya pengguna berbagai moda transportasi karena

dorongan pola konsumsi musiman juga.

Sementara itu perkembangan industri perbankan di Kalimantan Timur triwulan III-

2008 juga menunjukkan hal yang positif, yang ditunjukkan dengan adanya peningkan pada

beberapa komponen seperti aset, dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit, yang

diiikuti oleh penurunan rasio kredit bermasalah (NPL). Di sisi lain, perkembangan sistem

pembayaran di Kalimantan Timur triwulan III-2008 juga menunjukkan perkembangan yang

meningkat. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah peredaran uang kartal karena

dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat untuk menghadapi perayaan Hari

Raya Idul Fitri. Demikian juga halnya dengan transaksi non tunai, baik melalui kliring

maupun RTGS.

Pada triwulan IV-2008, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur diperkirakan masih

akan tumbuh positif, namun akan mengalami tekanan cukup besar. Secara sektoral, tekanan

akan berasal dari meningkatnya curah hujan yang berpotensi mengganggu produktivitas

pertambangan batubara dan berkurangnya permintaan masyarakat akan barang dan jasa.

Demikian juga halnya dari sisi permintaan, penurunan konsumsi rumah tangga berpotensi

memberikan tekanan pada kinerja ekonomi periode mendatang. Namun, faktor positif yang

diperkirakan mampu mendorong adalah peningkatan pengeluaran pemerintah dan realisasi

investasi.

Sementara laju inflasi diperkirakan berada dalam level yang moderat seiring dengan

berkurangnya tekanan terhadap kenaikan harga barang dan jasa karena berkurangnya

permintaan masyarakat dan menurunnya ekspektasi konsumen.

Page 10: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Ringkasan Eksekutif

II. Asesmen Perekonomian

Pertumbuhan ekonomi tahunan Kalimantan Timur triwulan III-2008 masih

menunjukkan perkembangan yang positif, yaitu mencapai 5,53% (y-o-y), masih lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2008 sebesar 7,00%.

Dari sisi permintaan, kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur

triwulan III-2008 ini adalah pertumbuhan komponen penanaman modal tetap domestik bruto

(PMDTB) dengan kontribusi pertumbuhan sebesar 2,59%. Komponen ini tumbuh 16,23% (y-

o-y) dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh

masuknya investasi dari luar Kalimantan Timur. Komponen lainnya yang memberikan

kontribusi cukup besar juga adalah komponen konsumsi rumah tangga, yaitu sebesar 2,01%

dengan pertumbuhan 13,62% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh meningkatnya pengeluaran

rumah tangga karena adanya pola konsumsi musiman, dan komponen pengeluaran

pemerintah dengan kontribusi sebesar 0,92% atau tumbuh sebesar 18,54% (y-o-y), yang

dipengaruhi oleh meningkatnya pengeluaran pemerintah untuk pembiayaan proyek

pembangunan dan pembayaran gaji ke-13 untuk PNS.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi triwulan III-2008 masih dipengaruhi oleh

pertumbuhan pada sektor pertambangan dan penggalian, yang mampu tumbuh sebesar

6,59% (y-o-y), dengan kontribusi terhadap pertumbuhan mencapai 2,56%. Pertumbuhan

sektor ini masih lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2008 yang

mencapai 7,26%; yang dipengaruhi oleh adanya penutupan area tambang batubara milik PT.

Kaltim Prima Coal, yang merupakan produsen batubara terbesar di Kalimantan Timur. Sektor

lainnya yang berkontribusi cukup besar pada pertumbuhan ekonomi triwulan II-2008 adalah

sektor perdagangan, hotel dan restoran yang tumbuh sebesar 14,01% (y-o-y) dengan

kontribusi 1,12%, yang dipengaruhi oleh permintaan masyarakat karena pola konsumsi

musiman; dan sektor pengangkutan, yang berkontribusi sebesar 0,52% dengan

pertumbuhan mencapai 9,99% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah

pengguna berbagai moda transportasi dalam rangka perayaan Hari Raya Idul Fitri.

III. Asesmen Inflasi

Laju perkembangan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan III-

2008 dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat yang dipengaruhi oleh pola

konsumsi musiman karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri dan imbas kenaikan harga

bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada beberapa waktu yang lalu.

Oleh karena itu, hal tersebut telah menyebabkan meningkatnya laju inflasi IHK

tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2008 ini, yang mencapai 13,99% (y-o-y),

masih lebih rendah dibandingkan triwulan II-2008 yang tercatat sebesar 14,9%. Laju inflasi

Kalimantan Timur tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi nasional yang

sebesar 12,14%.

Laju inflasi tahunan Kota Samarinda triwulan III-2008 mencapai 14,37% (y-o-y), lebih

rendah dibandingkan triwulan II-2008 sebesar 15,83%. Sementara laju inflasi tahun berjalan

yaitu periode Januari – September 2008, laju inflasi di Kota Samarinda tercatat sebesar

12,76% (y-t-d). Tingginya laju inflasi di Samarinda dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan

makanan, harga elpiji dan komoditas sandang.

Laju inflasi tahunan Kota Balikpapan pada periode berjalan ini mencapai 11,42% (y-o-y),

lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar 13,66%. Laju

inflasi tahun berjalan di kota ini tercatat sebesar 10,86% (y-t-d). Faktor-faktor yang

mempengaruhi laju kenaikan harga barang dan jasa di kota ini dipengaruhi oleh kenaikan

harga bahan makanan, elpiji dan biaya pendidikan.

2  

Page 11: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Ringkasan Eksekutif

Laju inflasi tahunan Kota Tarakan triwulan III-2008 tercatat sebesar 20,68% (y-o-y), lebih

tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan II-2008 yang mencapai 15,33%.

Sedangkan laju inflasi tahun berjalan mencapai 18,88% (y-t-d), yang tertinggi dibandingkan

dengan Kota Samarinda dan Balikpapan. Tingginya laju inflasi Kota Tarakan ini dipengaruhi

oleh kenaikan harga bahan makanan, elpiji dan biaya transportasi. Selain itu, jarak tempuh

yang sangat jauh dari daerah pemasok kebutuhan ke Tarakan juga menjadi faktor yang

menjadi pendorong kenaikan laju inflasi di kota ini.

IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran

1. Perbankan

Industri perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan III-2008 memperlihatkan

kinerja yang menggembirakan. Total aset bersih (net asset) mencapai Rp 51.440 miliar atau

meningkat 6,27% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan II-2008. Laju peningkatan tertinggi

terjadi pada bank pemerintah konvensional sebesar 16,88% (q-t-q).

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp 39.350 miliar atau mengalami

peningkatan 12,07% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan II-2008. Pertumbuhan komponen

DPK tertinggi terjadi pada jenis giro, yang tumbuh sebesar 22,87% (y-o-y).

Penyaluran kredit pada triwulan III-2008 tetap tumbuh tinggi, baik menurut

kategori lokasi kantor maupun lokasi proyek. Kredit bank umum yang berkantor di

Kalimantan Timur mencapai Rp 19.847 miliar, atau tumbuh 8,99% (q-t-q). Sementara

penyaluran kredit berdasarkan lokasi kantor pada periode berjalan ini mencapai Rp 29.744,4

miliar atau mengalami peningkatan 9,72% (q-t-q) dibandingkan dengan posisi triwulan

sebelumnya. Dengan demikian rasio LDR berdasarkan lokasi kantor bank dan lokasi proyek

masing-masing sebesar 50,44% dan 75,6%. Sementara itu, penyaluran kredit berskala

mikro, kecil dan menengah (MKM) hingga triwulan III-2008 mencapai Rp 13.416 miliar atau

tumbuh 7,67% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan II-2008.

Rasio kredit bermasalah/non performing loans (NPLs) bank umum pada periode

berjalan ini tercatat sebesar 2,63%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2008 yang

tercatat sebesar 2,89%. Sementara rasio NPL untuk kredit UMKM sebesar 2,67%, juga lebih

rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 2,96%.

Hasil asesmen terhadap stabilitas perbankan Kaltim selama triwulan III-2008

menunjukkan tingkat risiko-risiko yang terjaga dengan baik. Risiko kredit terus menunjukkan

penurunan seiring dengn perbaikan rasio NPLs hampir merata pada semua jenis kredit

menurut penggunaan maupun sektor ekonomi. Risiko likuiditas tergolong rentan karena

didominasi simpanan jangka pendek namun didukung kecukupan likuiditas yang memadai

seperti tercermin dari rasio alat likuid terhadap non core deposits sebesar 104,55%.

2. Sistem Pembayaran

Peredaran uang kartal di Kalimantan Timur pada triwulan III-2008 mengalami

peningkatan sebesar 64,11% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan II-2008, atau naik dari

Rp 1.903 miliar menjadi Rp 3.123 miliar. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya

permintaan uang kartal di masyarakat menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri, dimana

kecenderungan masyarakat untuk membawa uang kas untuk dibagikan atau dibelanjakan di

kampung halamannya. Berdasarkan proses peredarannya dari kas Bank Indonesia di wilayah

Kalimantan Timur, jumlah uang yang masuk ke kas Bank Indonesia (inflow) mengalami

peningkatan sebesar 6,03% (q-t-q), sementara jumlah uang kartal yang keluar (outflow)

mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yaitu tumbuh 70,11% (q-t-q). Sementara jumlah

3  

Page 12: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Ringkasan Eksekutif

uang yang dimusnahkan atau masuk dalam kebijakan Pemberiaan Tanda Tidak Berharga

(PTTB), yang turun sebesar 6,94% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan II-2008.

Sementara itu, perkembangan transaksi non tunai melalui kliring mengalami

peningkatan sebesar 8,44% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sedangkan

transaksi RTGS turun sebesar 2,76% (q-t-q).

V. Perkiraan

1. Perekonomian

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada triwulan IV-2008 diperkirakan akan tumbuh

sebesar 4,5% sampai dengan 5,5% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun

sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2008 ini diperkirakan lebih lambat

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2008. Dari sisi permintaan,

perlambatan ini diperkirakan dipengaruhi oleh menurunnya konsumsi masyarakat seiring

dengan berkurangnya dorongan pola konsumsi musiman. Selain itu juga dipengaruhi oleh

kecenderungan masyarakat untuk meningkatkan simpanannya dibandingkan dengan

meningkatkan pengeluarannya. Faktor positif yang diperkirakan mampu menjadi pendorong

adalah peningkatan pengeluaran pemerintah seiring dengan meningkatnya pembayaran

kewajiban pemerintah sehubungan dengan berbagai proyek pembangunan, ekspor non migas

yang masih didorong oleh pertumbuhan ekspor batubara dan meningkatnya realisasi

investasi pada kuartal terakhir tahun 2008, serta peningkatan realisasi penyaluran kredit

perbankan.

Dari sisi penawaran, perlambatan diperkirakan akan dipengaruhi oleh meningkatnya curah

hujan yang berpotensi mengganggu produktivitas pertambangan batubara, dan juga adanya

penurunan produktivitas kilang gas alam karena terbatasnya pasokan. Demikian juga halnya

dengan kinerja sektor perdagangan yang diperkirakan melambat karena berkurangnya

permintaan masyarakat, dan penurunan kinerja sektor pertanian karena dipengaruhi

penurunan harga CPO yang berakibat pada menurunnya harga tandan buah segar (TBS)

sehingga petani enggan untuk melakukan panen.

2. Inflasi

Laju inflasi di Kalimantan Timur triwulan IV-2008 diperkirakan akan berada pada level yang

moderat, akibat berkurangnya tekanan terhadap kenaikan harga barang dan jasa. Faktor

utama adalah berkurangnya permintaan masyarakat karena berkurangnya tekanan akibat

pola konsumsi musiman. Selain itu juga, ekspektasi kenaikan harga barang dan jasa dari

masyarakat pada periode mendatang tidak setinggi periode sebelumnya. Hal ini salah

satunya dipengaruhi oleh menurunnya harga minyak mentah di pasar dunia, yang saat ini

berada pada level USD 70 per barrel, yang memberikan potensi adanya penurunan harga

BBM oleh pemerintah. Faktor lainnya yang diperkirakan mampu memberikan pengaruh

adalah kecenderungan masyarakat untuk mengurangi pengeluarannya dan lebih berfokus

pada meningkatkan jumlah simpanan mereka.

VI. Anekdotal Informasi

Peningkatan Curah Hujan di Wilayah Kalimantan Timur.

Peningkatan curah hujan yang terjadi di wilayah Kalimantan Timur telah dimulai

sejak bulan Oktober 2008, dan diperkirakan pada bulan-bulan mendatang akan

terjadi peningkatan sebesar 30 persen. Secara normal, curah hujan yang terjadi

pada bulan Oktober tahun lalu mencapai 160 mm, namun pada tahun 2008 ini telah

mencapai 205 mm. Meningkatnya curah hujan yang melebihi normal ini berpotensi

4  

Page 13: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Ringkasan Eksekutif

5  

menyebabkan banjir di beberapa wilayah di Kalimantan Timur pada periode

November s.d. Desember 2008.

Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit yang makin menurun.

Harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit semakin terpuruk. Jika pada

September 2008 masih seharga Rp 1.300,-/kilogram (kg), maka harga di bulan

Oktober turun menjadi Rp 1.100,-/kg, dan bahkan pada bulan November telah

mencapai Rp 739,-/kg. Sehingga apabila dikurangi dengan biaya-biaya, seperti

angkuta, upah panen dan lainnya, maka penghasilan bersih yang di dapat petani

sawit adalah sebesar Rp 50,-/kg. Hal ini menyebabkan banyak petani sawit yang

memilih untuk tidak memanen buah sawitnya. Rendahnya harga TBS tersebut,

apabila berlangsung dalam jangka waktu lama, berpotensi untuk mengurangi hasil

panen kelapa sawit dan menggangu produksi Crude Palm Oil (CPO) dan

perkembangan kebun kelapa sawit.

Ekspor Udang dari Tarakan menurun 17 % akibat imbas krisis ekonomi global.

Realisasi ekspor udang dari kota Tarakan sebagai sentra udang windu dan white di

Kaltim menunjukkan penurunan sejak bulan agustus 2008. Ini diperkirakan sebagai

dampak krisis ekonomi global yang berasal dari AS sehingga ekspor udang ke AS

diperkirakan terhenti mulai November 2008. Selain itu, nilai ekspor ke negara

utama seperti Jepang, Singapura, Belannda, Jerman dan Hongklong juga

menunjukkan penurunan sekitar 15-17% menyusul anjloknya harga beli. Kondisi ini

menyebabkan pengusaha cold storage memilih untuk mengurangi ekspornya yang

kemudian berdampak pula pada pengurangan pembelian udang dari petambak.

Selain itu, pengurangan produksi juga telah membuat pengusaha cold storage mulai

mengurangi jam kerja karyawannya.

Page 14: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

6  

PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO

RREEGGIIOONNAALL

1.1 Gambaran Umum

Perekonomian Kalimantan Timur

pada triwulan III-2008 tumbuh sebesar

5,53% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan II-2008

yang sebesar 7,00%. Pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Timur ini lebih rendah

dibandingkan perkiraan pertumbuhan PDB

Nasional sebesar 6,3% (Grafik 1.1.).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Timur triwulan III-2008

terutama berkat kontribusi komponen

penanaman modal tetap domestik bruto, yang merupakan kontributor terbesar pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Timur. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya realisasi investasi di Kalimantan

Timur. Komponen lainnya yang juga memberikan kontribusi cukup tinggi adalah komponen

konsumsi rumah tangga, yang didorong oleh pola konsumsi musiman, dan komponen pengeluaran

pemerintah, yang dipengaruhi oleh realisasi belanja pemerintah untuk pembangunan dan

pemberian tunjangan hari raya (THR).

Sementara itu berdasarkan PDRB sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Kalimantan

Timur masih berasal dari pertumbuhan di sektor pertambangan dan penggalian, yang memberikan

kontribusi tertinggi, seiring dengan masih tingginya permintaan batubara dan meningkatnya

produktivitas sub sektor pertambangan migas. Selain itu, kontribusi yang cukup besar berasal juga

dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan

masyarakat karena pola konsumsi musiman.

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan

Berdasarkan PDRB menurut penggunaan triwulan III-2008, perekonomian Kalimantan

Timur masih menunjukkan pertumbuhan yang positif, yang ditunjang oleh pertumbuhan positif di

setiap komponen. Berdasarkan komponennya, pertumbuhan tertinggi triwulan III-2008 dicatat oleh

komponen pengeluaran pemerintah, yaitu mencapai 18,54%; diikuti oleh komponen penanaman

modal tetap domestik bruto (PMDTB) sebesar 16,23% dan konsumsi rumah tangga (13,62%).

Faktor-faktor yang menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan adalah

meningkatnya pengeluaran masyarakat yang dipengaruhi oleh adanya pola konsumsi musiman,

dengan adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri; meningkatnya pengeluaran pemerintah karena

pembayaran berbagai proyek pembangunan dan adanya gaji ke-13 bagi pegawai negeri sipil (PNS);

dan meningkatnya realisasi investasi di Kalimantan Timur, termasuk peningkatan penyaluran kredit

perbankan.

BBBAAABBB

III

Page 15: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur

Pertumbuhan (y‐o‐y)  Kontribusi Jenis Penggunaan 

Q I‐08  Q II‐08  Q III‐08  Q I‐08  Q II‐08  Q III‐08 

Konsumsi Rumah Tangga  15.86  11.00  13.62  2.30  1.66  2.01 

Makanan  5.98  1.91  0.72  0.47  0.16  0.06 

 Non Makanan       27.79     21.84     29.90         1.82        1.51        1.95  

Pengeluaran KLSN  16.30  16.31  14.65  0.06  0.06  0.05 

 Pengeluaran Pemerintah       13.88     16.02     18.54         0.67        0.79        0.92  

Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto  10.82  14.80  16.23  1.72  2.37  2.59 

 Perubahan Stok       11.19     12.97     12.16         0.11        0.13        0.12  

Ekspor Neto (a‐b)  3.01  3.18  ‐0.25  1.91  1.99  ‐0.16 

 a. Ekspor         8.76        7.16       4.34       10.48        8.68        5.27  

Ekspor LN  8.11  5.27  2.91  6.82  4.50  2.47 

 Ekspor Antar Daerah       10.28     11.66        7.70         3.66        4.18        2.79  

b. Impor  15.24  11.41  9.31  8.57  6.69  5.43 

 Impor LN       13.34        9.17       6.73         4.26        3.05        2.22  

Impor Antar Daerah  17.73  14.35  12.69  4.31  3.64  3.20 

PDRB Kaltim  6.77  7.00  5.53  6.77  7.00  5.53 

Sumber: BPS Kaltim, diolah             

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Rumah Tangga di

Kalimantan Timur pada triwulan III-2008

tumbuh sebesar 13,62% (y-o-y), lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 11,00%. Meningkatnya konsumsi

rumah tangga ini dipengaruhi oleh adanya

pola konsumsi musiman karena perayaan

Hari Raya Idul Fitri. Pertumbuhan

konsumsi rumah tangga triwulan berjalan

ini didorong oleh kontribusi dari konsumsi

non makanan sebesar 13,22%, sedangkan

konsumsi makanan menyumbang sebesar 0,40%.

Peningkatan pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga non makanan

didukung oleh meningkatnya data kredit konsumsi perbankan pada triwulan III-2008 yang

tumbuh sebesar sebesar 34,07% (y-o-y) sedikit

lebih rendah dibandingkan dengan posisi triwulan

II-2008 yang tumbuh sebesar 34,08%(Grafik 1.2).

Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK)

yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda

pada triwulan III-2008, indeks yang

menggambarkan konsumsi masyarakat, yaitu

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks

Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKES), berada di atas

level 100. IKK, per bulan September 2008 tercatat

sebesar 112,83 dan IKES sebesar 103,67. Kedua

indeks tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan

7  

Page 16: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

8  

triwulan II-2008 yang masing-masing tercatat sebesar sebesar 97,25 dan 98,00 pada

periode sebelumnya (Grafik 1.3). Kenaikan indeks tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya

ekspektasi konsumen akan adanya tambahan penghasilan yang mereka peroleh dari

tunjangan hari raya (THR).

1.2.2 Pengelu

k

pembiayaan proyek pembangunan dan pembayaran gaji ke-13 pegawai negeri sipil (PNS).

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (P

PMTDB

pada tri

iwulan II-2008

yang se sar 44,62%. (Grafik 1.4).

1.2.4 Ekspor d

rendah d

Kaltim mencatat surplus1

aran Pemerintah

Pengeluran Pemerintah pada triwulan III-2008 mengalami pertumbuhan sebesar

18,54% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2008 yang tercatat sebesar

16,02%. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh meningkatnya pengeluaran pemerintah untu

MTDB)

Pembentukan Modal Tetap Domestik

Bruto (PMDTB) Kalimantan Timur pada triwulan

III-2008 tumbuh sebesar 16,23% (y-o-y), lebih

tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan

wulan II-2008 yang mencapai 14,80%.

Berdasarkan penyaluran kredit perbankan

triwulan III-2008, kredit investasi mencapai Rp 4,8

triliun, atau tumbuh 57,36% (y-o-y), lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan pada tr

be

an Impor

Pertumbuhan ekspor

Kalimantan Timur pada triwulan III-

2008, mencapai 4,34% (y-o-y)

dibandingkan triwulan yang sama tahun

sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih

ibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II-2008, yang tumbuh sebesar 7,16%.

atas aktifitas perdagangannya dengan provinsi/negara

lain pada triwulan III-2008 sebesar Rp 15,93 triliun,

lebih tinggi dibandingkan surplus pada triwulan II-2008

yang tercatat sebesar Rp 15,6 triliun. Secara

persentase, pertumbuhan komponen eskpor neto

(ekspor dikurangi impor) yang pada triwulan III-2008

mencapai 2,51% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan II-2008 yang

tercatat sebesar 2,81% (y-o-y). Sumbangan

komponen ekspor neto pada pertumbuhan ekonomi

periode berjalan mencapai 1,58%. Sementara

berdasarkan sub komponennya, pertumbuhan ekspor

yang terbesar dipengaruhi oleh pertumbuhan ekspor antar daerah, yaitu sebesar 9,50%.

Pertumbuhan ekspor tersebut dapat terlihat juga dari perkembangan melalui pelabuhan di

1 Surplus dihitung berdasarkan selisih Ekspor terhadap Impor pada PDRB atas dasar harga berlaku menurut penggunaan

Kom

Sumber: BPS Kaltim

ponen Pangsa Pertumb. Kontribusi

Ekspor 1.00 4.34 4.34

Ekspor LN 0.70 2.91 2.04

Ekspor Antar Daerah 0.30 7.70 2.30

Tabel 1.2 Perkembangan Komponen Ekspor Tw III‐2008

Page 17: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

9  

Samarin

mbuhan ekspor non migas, dengan kontribusi sebesar 60,54%;

kemud

kimia anorganik (

. Komoditas Uta Nega an U kspor n as KalTriwulan III- HS 2 dala )

da dan Balikpapan, dimana ekspor mengalami peningkatan sebesar 146,78% (y-o-

y) dibandingkan dengan triwulan III-2007 (Grafik 1.5).

Ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan III-2008 mencapai USD 1.688,9 juta,

meningkat sebesar 77,43% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan III-2007. Sedangkan

secara triwulanan, ekspor non migas Kalimantan Timur tercatat mengalami pertumbuhan

sebesar 66,32% (q-t-q). Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral menjadi

penyumbang terbesar pertu

ian diikuti oleh kapal laut dan bangunan terapung (12,08%) dan komoditas bahan

2,91%).

Tabel 1.3 ma dan2008 (

ra Tujudijit,

tama Em USD

on Mig tim

Komoditas   Jumlah    Pangsa    Negara    Jumlah    Pangsa  

27  ‐  Bahan Bakar Mineral    1,297,412,672   76.82%  Jepang        331,451,723   19.63% 

89  ‐  Kapal Laut dan Bangunan Terapung  1      124,800,590   7.39%  Taiwan        313,817,194   8.58% 

28  ‐  Bahan Kimia Anorganik   Selatan  1      101,514,637   6.01%  Korea       222,129,243   3.15% 

44  ‐  Kayu, Barang dari Kayu  ura         65,143,948   3.86%  Singap       138,172,060   8.18% 

29  ‐  Bahan Kimia Organik          41,419,807   2.45%  Cina        122,461,609   7.25% 

03  ‐  Ikan dan Udang          24,417,171   1.45%  Italia        115,455,644   6.84% 

15  ‐  Lemak & Minyak Hewan / Nabati          11,673,191   0.69%  India          96,339,426   5.70% 

84  ‐  Mesin‐mesin / Pesawat Mekanik          11,263,776   0.67%  Thailand          80,186,212   4.75% 

72  ‐  Besi dan Baja             3,845,433   0.23%  Malaysia         56,769,804   3.36% 

73  ‐  Benda‐benda  dan Baja  Erop ya  dari Besi           1,603,928   0.09%  a lainn         35,653,190   2.11% 

Lainnya            5,768,681   0.34%  innya     176,427,729   10.45% La    

Total    1,688,863,834   100%  Total    1,688,863,834   100% 

Sumber: Ditjen Bea & Cu      kai, diolah     

atan (6,68%) dan Italia (4,64%) (Grafik 1.6). Negara-negara di

kawasan ditas non migas Kalimantan Timur dengan

erutama oleh kinerja impor antar daerah,

Berdasarkan negara tujuan

ekspor, pangsa terbesar triwulan III-2008

ini masih dimiliki oleh Jepang (19,63%),

diikuti oleh Taiwan (18,58%), dan negara

dengan pangsa pasar terbesar ketiga

adalah Korea Selatan (13,15%).

Berdasarkan kontribusi terhadap

pertumbuhan, kontribusi terbesar

pertumbuhan berasal dari Taiwan

(18,39%), diikuti Singapura (13,13%),

Jepang (12,58%), Korea Sel

Asia masih menjadi major market komo

pangsa mencapai 86,34%.

Sementara itu,

pertumbuhan impor Kalimantan

Timur pada triwulan III-2008

mengalami peningkatan sebesar

9,31% (y-o-y) dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan II-2008 yang tercatat sebesar 11,41%. Kinerja impor

Kalimantan Timur triwulan III-2008 ini didorong t

Komp

I

Impor LN 0.57 6.73 3.82

Impor Antar Daerah 0.43 12.69 5.49

Sumber: BPS Kaltim

onen Pangsa Pertumb. Kontribusi

mpor 1.00 9.31 9.31

Tabel 1.4 Perkembangan Komponen Impor Tw III‐2008

Page 18: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

10  

yang me

m riwulan

24,5%, diik

daraan dan

bagiannya (39,44%), mesin-mesin/pesawat

mekanik (29,25%) dan pupuk (12,42%).

Tabel 1.5 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan III-2008 Dijit USD

nyubang 5,49% terhadap pertumbuhan impor periode berjalan ini. Sementara impor

dari luar negeri menyumbang 3,82% (tabel 1.4).

Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama

triwulan III 2008 berjumlah USD 270,62 juta atau mengalami peningkatan sebesar 89,10%,

dibandingkan dengan triwulan III tahun 2007. Berdasarkan negaranya, kontribusi terbesar

peningkatan impor non-migas adalah impor dari Amerika Serikat yang menyumbang sebesar

24,28% dari kenaikan impor non migas Kalimatntan Timur; kemudian diikuti oleh

peningkatan impor yang berasal dari Singapura (17,13%), Australia (11,66%), Kanada

(7,58%) dan India (5,62%). Berdasarkan pangsa pasarnya, Amerika Serikat juga

igas terbesar Kalimantan Timur pada tmerupakan negara asal barang impor non

III-2008, yaitu dengan pangsa mencapai uti oleh Singapura (17,6%), Jepang

(10,1%) dan Cina (6,3%) (Tabel 1.3).

Sementara berdasarkan

komoditasnya, pertumbuhan impor non-

migas Kaltim pada triwulan III-2008

disumbang oleh komoditas ken

(HS 2 , dalam )

 Jumlah   Pangsa   Jumlah  Pangsa Komoditas 

 (USD)   Pasar Negara 

(USD)  Pasar 

84  ‐  Mesin‐mesin / Pesawat Mekanik     Serikat  101,146,962   37.4%  Amerika     66,213,288   24.5% 

87  ‐  Kendaraan dan Bagiannya      59,284,831   21.9%  Singapura      47,654,379   17.6% 

31  ‐  Pupuk      27,565,478   10.2%  Jepang      27,455,041   10.1% 

89  ‐  Kapal Laut dan Bangunan Terapung      21,905,660   8.1%  Cina      16,962,885   6.3% 

73  ‐  Benda‐benda dari Besi dan Baja       16,338,881   6.0%  Perancis     15,595,594   5.8% 

40  ‐  Karet dan Barang dari Karet      16,209,522   6.0%  Australia      12,432,856   4.6% 

85  ‐  Mesin / Peralatan Listik         5,998,302   2.2%  Inggris      10,670,171   3.9% 

90  ‐  Perangkat Optik  EE        5,190,569   1.9%  Other M        8,139,402   3.0% 

38  ‐  Berbagai Produk Kimia  nnya        4,948,951   1.8%  Eropa Lai        7,572,929   2.8% 

36  ‐  Bahan Peledak  n        4,694,297   1.7%  Jerma        5,529,803   2.0% 

Lainnya         7,333,369   2.7%  innya   52,390,474   4% La     19.

Total    270,616,822   100%  Total    270,616,822   100% 

Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah           

Secara keseluruhan, surplus perdagangan non-migas Kalimantan Timur pada

triwulan 008 ini mencapai USD 1.415 juta; lebih tinggi dibandingkan surplus pada

8,96 juta.

1.3

an pada triwulan II-2008 sebesar 7,00%. Sedangkan pertumbuhan tanpa migasnya

III-2

triwulan II-2008 yang tercatat sebesar USD 75

Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran

Perekonomian Kalimantan Timur secara tahunan, yang dihitung melalui PDRB dengan

migas mengalami pertumbuhan sebesar 5,53% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuh

Page 19: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

11  

mencapa

-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelum

n pada sektor perdangan,

hotel dan restoran, yang tumbuh 14,01% (y-o-y), sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan

perikanan (7,82

ertumb PD k li n

i 9,56%, juga relatif lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar

10,58% .

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur periode berjalan ini dipengaruhi terutama oleh

sektor pertambangan dan penggalian, yang memberikan kontribusi sebesar 2,56% dengan

pertumbuhan mencapai 6,59% (y

nya. Sektor ini masih dipengaruhi oleh meningkatnya produktivitas pertambangan

batubara dan pertambangan migas.

Sedangkan pertumbuhan pada PDRB tanpa migas, selain dipengaruhi oleh kinerja sub

sektor pertambangan tanpa migas, juga dipengaruhi oleh pertumbuha

%) dan sektor pengangkutan dan komunikasi (9,99%).

Table 1.6. P uhan RB Se toral Ka manta Timur

Pertu  (y‐ombuhan ‐y)  Kontribusi  Sektor Ekonomi 

Q I‐08  Q II‐08  Q   III‐08 Q I‐08  Q II‐08  Q   III‐08

Pertanian  13.40  10.96  7.82  0.94  0.75  0.53 

Pertambangan & penggalian  6.97  7.26  6.59  2.70  2.85  2.56 

Industri Pengolahan  2.27  3.26  ‐0.06  0.75  1.05  ‐0.02 

Listrik, gas, & air bersih  6.20  5.27  6.73  0.02  0.02  0.02 

Bangunan  8.79  9.29  9.01  0.30  0.32  0.31 

Perdagangan, hotel dan restoran  15.50  14.27  14.01  1.19  1.13  1.12 

Pengangkutan   8.65  8.76  9.99  0.45  0.46  0.52 

Keuangan  9.96  10.43  12.04  0.27  0.29  0.33 

Jasa‐jasa  7.78  6.90  8.02  0.   0.   0.  15 13 16

PDRB   6.77  7.00  5.53  6.77  7.00  5.53 

PDRB tanpa Migas  11.97  10.58  9.56          

Sumber: BPS Kaltim, diolah             

Berdasarkan kontribusinya, selain sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri

pengolahan yang merupakan sektor dengan kontribusi terbesar, kontribusi yang cukup besar

itunjukkan juga oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (1,12%) dan sektor pertanian

nakan

dan hasil-hasilnya, dan sub sektor kehutanan, serta sub sektor perikanan masing-masing sebesar

1,93%, 0,85%, 0,16% dan 1,72% (Grafik 1.8).

d

(0,53%) (Tabel 1.4).

1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan

Pertumbuhan sektor pertanian, peternakan,

kehutanan dan perikanan pada triwulan III-2008

tercatat sebesar 7,82% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2008 yang

mencapai 10,96%. Secara umum, seluruh sub sektor

menunjukkan kinerja yang positif. Sub sektor

tanaman bahan makanan merupakan kontributor

utama pertumbuhan sektor ini, yaitu mencapai 3,16%

dengan laju pertumbuhan sebesar 17,22% (y-o-y).

Sedangkan kontribusi sub sektor lainnya seperti sub

sektor tanaman perkebunan, sub sektor peter

perikanan

Page 20: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

12  

Perlambatan pertumbuhan sektor pertanian ini

ditunjukkan pula oleh angka ramalan (Aram) III 2008

dibandingkan dengan angka tetap tahun 2007, dimana

produktivitas tanaman pangan mengalami penurunan,

kecuali jagung (Tabel 1.5).

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor ini tumbuh sebesar 6,59% (y-o-y), lebih

rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II-

2008 sebesar 7,26%. Kinerja positif sektor ini masih

dipengaruhi oleh pertumbuhan subsektor pertambangan

tanpa migas yang mencapai 13,29% (y-o-y) dan

subsektor penggalian yang tumbuh sebesar 6,67%.

Subsektor pertambangan migas juga mengalami

pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 0,55%.

Kontribusi terbesar pertumbuhan di sektor

pertambangan dan penggalian ini adalah pada sub sektor

pertambangan tanpa migas yaitu sebesar 5,17%, lebih

rendah dibandingkan dengan kontribusi pertumbuhan

pada triwulan II-2008 yang mencapai 6,40%. Hal ini dipengaruhi oleh adanya penutupan area

tambang batubara PT. Kaltim Prima Coal pada periode Agustus 2008 selama 26 hari, yang

menyebabkan penurunan produksi. Sementara kontribusi sub sektor lainnya seperti sub sektor

pertambangan migas dan sub sektor penggalian yaitu masing-masing sebesar 1,3% dan 0,12%.

(Grafik 1.9).

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan

Kinerja industri pengolahan

Perkembangan sektor industri

pengolahan pada triwulan III-2008

mengalami pertumbuhan yang

melambat, yaitu -0,06% (y-o-y)

dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan

ini lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan II-2008 yang tercatat sebesar 3,26%. Melambatnya pertumbuhan

sektor ini dipengaruhi oleh melambatnya kinerja sub sektor pengilangan gas alam cair yang

memiliki pangsa terbesar, yaitu mencapai 0,69%. Sub sektor ini tumbuh melambat, yaitu -1,30%

(y-o-y), dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Sub sektor lainnya, yaitu sub sektor

pengilangan minyak bumi dan sub sektor industri pengolahan non migas mengalami pertumbuhan

masing-masing sebesar 3,8% dan 1,61% (y-o-y).

Pertumbuhan sub sektor industri pengolahan non migas, kontribusi terbesarnya berasal dari

industri pengolahan makanan, minuman & tembakau, yaitu sebesar 1,80%, yang dipengaruhi oleh

meningkatnya permintaan masyarakat menjelang perayaan hari raya Idul Fitri. Beberapa sub

sektor lainnya yang memberikan kontribusi cukup tinggi adalah industri pengolahan kertas dan

2007* 2008**

Padi  132,706     112,181      ‐15.47

Jagung 3,609           4,681           29.70

Kacang Hijau 400 342 ‐14.50

Kacang Tanah 866 706 ‐18.48

Kedelai 748 735 ‐1.74

Ubi Jalar 10,823       9,783           ‐9.61

Ubi Kayu 38,875       34,707        ‐10.72

Sumber: BPS

*Angka Tetap

**Angka Ramalan

Sep ‐ DecY‐o‐Y (%)Tabama

Kaltim (ton)

Tabel 1.7 Perkembangan Produktivitas Tanaman Bahan Makanan di 

Industri Tanpa Migas Pangsa Pertumb. Kontribusi

Makanan, Minuman & Tembakau 0.14 12.43 1.80

Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 0.01 6.80 0.04Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 0.21 ‐1.57 ‐0.33Kertas & Barang Cetakan 0.34 2.04 0.70Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 0.25 ‐3.66 ‐0.91Semen, Barang Lain Bukan Logam 0.02 6.75 0.11Alat Angkutan, Mesin dan Peralatan 0.02 7.49 0.17Barang Lainnya 0.01 3.70 0.04

Jumlah 1.00 1.61 1.61

Sumber: BPS Kaltim, diolah

Tabel 1.8 Perkembangan Industri Non Migas Kaltim Tw III‐2008 (y‐o‐y)

Page 21: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

barang cetakan (0,70%) dan industri pengolahan alat angkutan, mesin dan peralatan (0,17%)

(tabel 1.8).

1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih

Sektor listrik dan air bersih pada periode berjalan ini tumbuh sebesar 6,73% (y-o-y), lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,27%. Meningkatnya produktivitas sektor ini

dipengaruhi oleh subsektor air bersih yang mengalami peningkatan sebesar 6,71% (y-o-y) dan sub

sektor listrik (6,74%). Pertumbuhan kedua sub sektor tersebut dipengaruhi dengan adanya

peningkatan penyediaan fasilitas listrik dan air bersih untuk masyarakat.

1.3.5 Sektor Bangunan

Sektor bangunan masih menunjukkan

pertumbuhan yang tinggi pada periode

berjalan ini, yaitu mencapai 9,01% (y-o-y),

walaupun lebih rendah dibandingkan triwulan

II-2008 yang tumbuh sebesar 9,29%.

Sementara itu berdasarkan penyaluran kredit

perbankan di sektor bangunan, juga

menunjukkan adanya pertumbuhan yang

positif, yaitu mencapai 29,96% (y-o-y)

dibandingkan triwulan yang sama tahun

sebelumnya, namun lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-

2008 yang mencapai 30,07%.

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran

pada triwulan III-2008 mencatatkan

pertumbuhan yang tinggi, yaitu mencapai

14,01% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan II-2008

yang mencapai 14,27%. Pertumbuhan sektor

ini dipengaruhi oleh kinerja positif yang

ditunjukkan oleh semua sektor yang terdapat

di didalamnya, yaitu sub sektor perdagangan

besar dan eceran (14,89%), hotel (6,45%),

dan restoran (7,59%).

Dari sisi pembiayaan oleh perbankan,

pertumbuhan kredit perdagangan pada triwulan III-2008 sebesar 26,13% (y-o-y), dengan total

kredit mencapai Rp 4,5 triliun. Pertumbuhan pada periode berjalan ini lebih rendah dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan II-2008 yang mencapai 28,58%.

13  

Page 22: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

14  

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan

& komunkasi pada triwulan

III-2008 mengalami

pertumbuhan sebesar 9,99%

(y-o-y), lebih tinggi

dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya sebesar

8,76%. Pertumbuhan sektor ini dipengaruhi oleh pertumbuhan sub sektor angkutan dan sub sektor

komunikasi yang masing-masing sebesar 8,40% dan 19,01% (y-o-y). Pada sub sektor angkutan,

kontribusi pertumbuhan terbesar berasal dari sub sektor jasa penunjuang angkutan, yaitu sebesar

3,55%, diikuti oleh angkutan jalan raya (2,42%) dan angkutan jalan udara (1,89%). Pertumbuhan

sub sektor angkutan ini dipengaruhi oleh

meningkatnya arus manusia yang

menggunakan berbagai jenis moda

transportasi karena pengaruh pola konsumsi

musiman, yaitu adanya perayaan hari raya

Idul Fitri. Salah satu indikator yang

menggambarkan perkembangan sub sektor

angkutan adalah peningkatan arus

penumpang melalui pelabuhan Samarinda

dan Balikpapan pada triwulan III-2008 yang

mengalami peningkatan sebesar 19,21% (y-

o-y) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (Grafik 1.12).

Sementara itu, sub sektor telekomunikasi mengalami pertumbuhan sebesar 19,01% (y-o-y)

dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini masih lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan II-2008 yang mencapai 16,34%, yang dipengaruhi oleh

meningkatnya penggunanan telepon seluler.

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan

pada triwulan III-2008 ini

mengalami pertumbuhan sebesar

12,04% (y-o-y), lebih tinggi

dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan II-

2008 sebesar 10,43%. Pertumbuhan paling tinggi terjadi

pada subsektor bank sebesar 25,75% (y-o-y) dan diikuti

oleh subsektor jasa perusahaan (9,65%). Peningkatan

kinerja sub sektor bank antara lain dipengaruhi oleh

meningkatnya penyaluran kredit perbankan, yang pada

triuwalan III-2008 mencapai Rp 19,85 triliun, atau

tumbuh sebesar 35,42% (y-o-y) dibandingkan triwulan

yang sama tahun sebelumnya (Grafik 1.13).

Pengangkutan Pangsa Pertumb. Kontribusi

Angkutan Jalan Raya 0.27 9.03 2.42Angkutan Sungai, Danau dan Penyeb. 0.11 ‐0.88 ‐0.10Angkutan Laut 0.11 5.72 0.63Angkutan Udara 0.13 14.23 1.89Jasa Penunjang Angkutan 0.37 9.48 3.55

Jumlah 1.00 8.40 8.40

Sumber: BPS Kaltim, diolah

Tabel 1.9 Perkembangan Sub Sektor Angkutan Kaltim Tw III‐2008 (y‐o‐y)

Industri Tanpa Migas Pangsa Pertumb. Kontribusi

Bank 0.24 25.75 6.28Lemba

Ja

Ta

ga Keuangan Tanpa bank 0.05 6.22 0.29Jasa Penunjang Keuangan 0.00 3.75 0.00Sewa Bangunan 0.45 6.59 2.96sa Perusahaan 0.26 9.65 2.51

Jumlah 1.00 12.04 12.04

Sumber: BPS Kaltim, diolah

bel 1.10 Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan

Page 23: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

1.3.9 Sektor Jasa-jasa

Sektor ini pada periode

berjalan mengalami pertumbuhan

sebesar 8,02% (y-o-y), lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan pada

triwulan II-2008 sebesar 6,90%.

Subsektor pemerintah umum mengalami peningkatan sebesar 7,76%, sedangkan subsektor swasta

tumbuh 8,86%.

Swasta  Pangsa Pertumb. Kontribusi

Jasa Hiburan dan Rekreasi 0.26 8.14 2.16

Jasa Sosial Kemasyarakatan 0.05 11.45 0.58

Jasa Perorangan dan Rumahtangga 0.68 8.95 6.13

Jumlah 1.00 8.86 8.86

Sumber: BPS Kaltim, diolah

Tabel 1.11 Perkembangan Sub Sektor Jasa‐jasa Swasta

Pada subsektor swasta, kontribusi pertumbuhan dipengaruhi oleh sub sektor jasa

perorangan dan rumah tangga yaitu sebesar 6,13%, sub sektor jasa hiburan dan rekreasi (2,16%)

dan sub sektor jasa sosial kemasyarakatan (0,58%).

15  

Page 24: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Boks 1.

Analisis Singkat Dampak Krisis Finansial Amerika Serikat

terhadap Kinerja Perekonomian Kaltim

Krisis finansial yang tengah melanda Amerika Serikat (AS) diperkirakan dapat membawa

kepada resesi global mengingat peranan AS dalam perekonomian dunia yang cukup signifikan.

Dari sisi perdagangan internasional, resesi di AS akan melemahkan permintaan impor dari AS

yang berimbas pada pelemahan permintaan impor dunia. Negara-negara yang terkena dampak

langsung adalah negara-negara yang memiliki pangsa terbesar terhadap impor AS, seperti Cina,

Kanada, Meksiko, Jepang dan Jerman serta negara-negara yang menjadikan AS sebagai tujuan utama

produk ekspornya, seperti Indonesia.

Dari sisi finansial, krisis di AS menimbulkan kesulitan likuiditas perusahaan-perusahaan

keuangan AS hingga kebrangkrutan Lehman Brothers (perusahaan keuangan terbesar ke-empat di AS)

yang berdampak pada kepanikan bursa di seluruh dunia diawali dengan terpuruknya indeks dow jones

di AS. IHSG BEI kemudian terkena imbasnya menyusul terjadinya arus keluar ”hot money” dari

Indonesia (reversal) yang pada gilirannya menekan nilai tukar rupiah terhadap USD (depresiasi).

Sementara itu, dunia perbankan nasional sebagai sektor yang dominan dalam sistem keuangan

Indonesia mulai mengalami pengetatan likuiditas sehingga sempat direspon dengan perang suku bunga

simpanan antar bank untuk menggenjot penghimpunan dana.

I. Dampak terhadap Kinerja Perdagangan Internasional

Dari total impor AS 2007 yang mencapai USD 1,95 triliun, diketahui sebesar 0,69% atau setara

dengan USD 13,43 miliar berasal dari Indonesia atau berada di urutan ke-26 dunia (tabel 1).

Namun demikian, apabila dilihat dari komposisi ekspor Indonesia ke negara-negara tujuan

ekspor utama periode Januari-Juli 2008, maka AS merupakan negara tujuan ekspor non migas yang

terbesar kedua setelah Jepang, dengan pangsa ekspor mencapai 11,53% atau setara dengan USD

7,3 miliar, dari total ekspor non migas Indonesia yang sebesar USD 63,3 miliar (tabel 2) [catatan:

ekspor ke AS pada tahun 2007 sebesar USD 11,11 miliar atau pangsanya 12% terhadap total ekspor

Indonesia yang sebesar USD 92,6 miliar].

No. Negara Nilai (USD Juta) Pangsa 1 China 321.4 43 16.43% 2 Canada 317.0 57 16.20% 3 Mexico 210.7 14 10.77% 4 Japan 145.4 63 7.43% 5 Germany 94.16 4 4.81% 6 United Kingdom 56.85 8 2.91% 7 Korea 47.56 2 2.43% 8 France 41.55 3 2.12% 9 Venezuala 39.91 0 2.04% 10 Taiwan 38,27 8 1.96% 26 Indonesia 13.42 5 0.69%

Lainnya 630.5 35 32.22% Total 1 .956.962 100.00%

Tabel.1. 10 (sepuluh) Negara Asal Utama Impor AS 2007

Sumber: US Dept. of Commerce, diolah

16  

Page 25: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel.2.

10 (sepuluh) Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Indonesia 2007

Nilai (USD Juta) Pangsa Nilai (USD Juta) Pangsa1 JAPAN 7,738 12.22% 13,287 14.35%2 USA 7,297 11.53% 11,111 12.00%3 SINGAPORE 6,271 9.91% 8,860 9.57%4 R.R.C 4,868 7.69% 6,769 7.31%5 INDIA 3,717 5.87% 4,869 5.26%6 MALAYSIA 3,664 5.79% 4,675 5.05%7 SOUTH KOREA 2,712 4.28% 3,792 4.10%8 NETHERLANDS 2,131 3.37% 2,815 3.04%9 THAILAND 1,969 3.11% 2,746 2.97%10 TAIWAN 1,612 2.55% 2,375 2.57%

LAINNYA 21,328 33.69% 31,298 33.80%Total 63,306 100.00% 92,598 100.00%

Jan-Jul 2008No. Negara

2007

Sumber: Ditjen Bea Cukai, diolah

Neraca perdagangan barang non-migas antara Kaltim dengan AS selama periode Januari-Juli

2008 menunjukkan defisit sebesar USD 138 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan defisit pada tahun

2007 sebesar USD 104 juta (Grafik 1).

I. 1. Ekspor Propinsi Kalimantan Timur

Nilai ekspor non migas Kaltim pada Januari-Juli 2008 tercatat Rp 48 juta atau mengalami

peningkatan 31,35% dibandingkan periode yang sama tahun 2007. Akan tetapi ekspor ke AS

menunjukkan penurunan sebesar 16,68%.

Nom (USD juta) Pertumb. Nom (USD juta) Pertumb.USA 57.6 -20.84% 48.0 -16.68%TOTAL 3,129.2 12.49% 4,110.4 31.35%

Jan-Jul 2008Negara Tujuan

Jan-Jul 2007

Bagi Kalimantan Timur yang juga menjadi salah satu provinsi pengekspor produk non migas

dengan tujuan AS (negara urutan ke-13), perlu mewaspadai potensi menurunnya demand dari

negara-negara yang menjadi importir utama AS seperti Jepang, Korsel, RRC dan Taiwan (lihat

Tabel 1) yang juga merupakan negara tujuan utama ekspor non migas Kaltim [pangsa pasar

Jepang, Korsel, RRC dan Taiwan pada Jan-Juli 2008 mencapai 58,14%]. Berdasarkan data Jan-Juli

2008 menunjukkan bahwa pangsa ekspor Kaltim ke pasar AS baru mencapai 1,17% atau setara

dengan USD 48 juta dari total ekspor Kaltim yang mencapai USD 4,11 miliar (tabel 3).

-200

-150

-100

-50

0

50

100

150

200

250

(US

D J

uta

)

2007 99.0 203.1 -104.0

Jan-Juli 2008 48.0 185.9 -137.9

Ekspor ke AS Impor dari AS Surplus/-Defisit

Grafik 1

Nilai Perdagangan Kaltim Dengan AS

17  

Page 26: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel 3.

10 (sepuluh) Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas Kaltim

Nilai (USD Juta) Pangsa Nilai (USD Juta) Pangsa1 JAPAN 754 18.34% 1,106 20.61%2 TAIWAN 731 17.79% 849 15.81%3 SOUTH KOREA 649 15.79% 814 15.17%4 INDIA 339 8.26% 480 8.95%5 R.R.C 256 6.22% 367 6.83%6 THAILAND 233 5.67% 229 4.27%7 ITALY 188 4.58% 182 3.39%8 MALAYSIA 174 4.23% 196 3.65%9 HONGKONG 126 3.07% 190 3.54%

10 PHILIPPINES 111 2.70% 138 2.56%13 USA 48 1.17% 99 1.85%

LAINNYA 501 12.19% 717 13.37%Total 4,110 100.00% 5,366 100.00%

No. NegaraJan-Jul 2008 2007

Sumber: Ditjen Bea Cukai, diolah

Apabila dilihat dari provinsi asal barang, maka ekspor non migas provinsi Kaltim ke AS selama

Jan-Juli 2008 menempati peringkat ke-16 diantara provinsi di Indonesia dengan pangsa sebesar

0,66% atau setara dengan USD 48 juta terhadap total ekspor non migas Indonesia yang sebesar

USD 7,3 miliar (tabel 4).

Tabel. 4

Ekspor Non Migas ke AS Menurut 10 Propinsi Asal Utama

Nilai (USD Juta) Pangsa Nilai (USD Juta) Pangsa1 JAWA BARAT 2,070 28.37% 3,310 29.79%2 JAWA TIMUR 800 10.97% 1,320 11.88%3 JAKARTA 747 10.23% 1,320 11.88%4 BANTEN 712 9.76% 1,089 9.80%5 RIAU 564 7.73% 920 8.28%6 JAWA TENGAH 562 7.71% 681 6.13%7 SUMATERA SELATAN 375 5.14% 477 4.30%8 SUMATERA UTARA 339 4.65% 435 3.91%9 1SUMATERA BARAT 243 3.33% 323 2.91%

10 LAMPUNG 236 3.23% 216 1.94%

16 KALIMANTAN TIMUR 48 0.66% 99 0.89%LAINNYA 599 8.21% 921 8.29%

Total 7,297 100.00% 11,111 100.00%

No. NegaraJan-Jul 2008 2007

Sumber: Ditjen Bea Cukai, diolah

Sedangkan dari sisi jenis komoditas yang

diekspor dari provinsi Kaltim, maka dominasi

terbesar masih dari produk primer berupa produk

yang berasal dari hasil hutan, pertambangan dan

kelautan yang masing-masing berupa produk kayu

(34,4%), produk mineral/batubara (21,5%),

kelautan khususnya udang (15,6%). Pangsa ketiga

kelompok komoditi tersebut mencapai 71,5%,

sebagaimana terlihat pada grafik 2 di samping ini.

Others, $3.1, 6.5%Inorganic

chemicals, $4.0, 8.2%

Organic chemicals, $6.6,

13.7%

Fish, crustaceans,

moluscs, oth.invert, $7.5,

15.6%

Wood & articles of wood, $16.5,

34.4%

Mineral fuels, mineral oil products,

$10.3, 21.5%

Grafik 2 Ekspor Kaltim ke AS menurut Komoditi Utama

18  

Page 27: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

19  

I.2. Impor Provinsi Kalimantan Timur

Melihat dari sisi yang lain, yakni impor yang diminta oleh provinsi Kaltim selama Januari-Juli

2008, maka Negara AS merupakan negara asal impor terbesar provinsi Kaltim, yang ditunjukkan

oleh pangsa impor dari AS mencapai 22,81% terhadap total impor non migas Kaltim dari seluruh

dunia (tabel 5.) [sementara pada tahun 2007, negara AS menempati peringkat ke -2 setelah

Singapura].

Tabel. 5

10 Negara Asal Utama Impor Non Migas Kaltim 2007

Nilai (USD Juta) Pangsa Nilai (USD Juta) Pangsa1 USA 186 22.81% 203 24.92%2 SINGAPORE 155 19.04% 304 37.34%3 R.R.C 101 12.36% 44 5.45%4 JAPAN 95 11.67% 78 9.63%5 AUSTRALIA 67 8.18% 55 6.80%6 FRANCE 44 5.42% 67 8.23%7 UNITED KINGDOM 20 2.43% 27 3.32%8 CANADA 17 2.13% 12 1.52%9 PHILIPPINES 17 2.06% 25 3.05%10 INDIA 13 1.64% 18 2.18%

LAINNYA 100 12.27% 143 17.57%Total 815 100.00% 978 120.02%

No. NegaraJan-Jul 2008 2007

Sumber: Ditjen Bea Cukai, diolah

Mendasarkan pada jenis komoditi yang diimpor dari Negara AS tersebut selama Januari-Juli

2008, terlihat didominasi oleh barang-barang modal berupa produk mesin-mesin dan

perlengkapannya (67,2%), peralatan optik, alat ukur dan kesehatan (6,8%), kendaraan (5,7%)

dan produk palstik serta karet (5,3%), sebagaimana grafik 3 di bawah ini.

Apabila dilihat dari provinsi pengimpor barang dari AS selama Januari-Juli 2008, maka provinsi

Kaltim menempati urutan ke-5 sebagai provinsi pengimpor dari AS, dengan nilai sebesar USD 186

juta atau 3,99% diantara provinsi pengimpor dari AS di Indonesia (tabel 6)

OTHERS, $27.8,

14.9%MNFC RUBBER

& PLASTICS

PRODUCTS,

$9.9, 5.3%

MNFC MOTOR

VEHICLES,

TRAILERS,

$10.7, 5.7%MNFC

MEDICAL,

PRECISION &

OPTICAL, $12.7,

6.8%

MNFC

MACHINERY &

EQUIPMENT ,

$124.9, 67.2%

Grafik 3

Impor Non Migas Kaltim dari AS Menurut Komoditi Utama (nominal dalam USD juta)

Page 28: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

20  

Tabel 6.

Impor Non Migas dari AS Menurut 10 Propinsi Tujuan Utama

Nilai (USD Juta) Pangsa Nilai (USD Juta) Pangsa1 DKI 1,739 37.36% 1,790 32.81%2 BANTEN 931 20.00% 1,058 19.39%3 JATIM 684 14.70% 831 15.22%4 KEPRI 302 6.50% 506 9.28%5 KALTIM 186 3.99% 203 3.72%6 JATENG 172 3.69% 224 4.11%7 PAPUA 135 2.90% 170 3.11%8 SUMUT 104 2.23% 169 3.10%9 JABAR 97 2.09% 127 2.33%10 RIAU 91 1.97% 86 1.58%

LAINNYA 213 4.57% 292 5.35%Total 4,653 100.00% 5,457 100.00%

No. NegaraJan-Jul 2008 2007

Sumber: Ditjen Bea Cukai, diolah

Page 29: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

21

EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII

2.1 Gambaran Umum

Laju inflasi tahunan di Kalimantan

Timur pada periode berjalan ini

mencapai 13,99% (y-o-y), masih lebih

rendah dibandingkan laju inflasi tahunan

pada triwulan II-2008, yang tercatat

sebesar 14,90%. Namun laju inflasi di

Kalimantan Timur ini masih lebih tinggi

dibandingkan dengan laju inflasi

tahunan nasional yang sebesar 12,14%.

Berdasarkan komoditasnya, laju inflasi

tertinggi terjadi pada kelompok

komoditas bahan makanan, yaitu

sebesar 22,00% (y-o-y); diikuti oleh kelompok komoditas perumahan (17,34%), kelompok

komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga (10,23%), kelompok komoditas makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau (9,74%), kelompok komoditas sandang (8,05%), kelompok

komoditas sandang (7,75%) dan kelompok komoditas transportasi dan komunikasi (7,04%).

Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan

terjadi di Tarakan yakni sebesar 20,68% (y-o-y), diikuti oleh Samarinda dan Balikpapan masing-

masing sebesar 14,37% (y-o-y) dan 11,42% (y-o-y).

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan III

2008, meliputi:

Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat yang dipengaruhi oleh pola konsumsi

musiman karena adanya perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Dari sisi penawaran, dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar (BBM).

2.2 Inflasi Tahun Berjalan (y-t-d)

2.2.1 Inflasi Tahun Berjalan Kota Samarinda

Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa pada tahun berjalan (Januari –

September) di Kota Samarinda pada triwulan III-2008 mencapai 9,52% (y-t-d); dengan

kelompok komoditas bahan makanan mengalami peningkatan tertinggi dibandingkan dengan

kelompok komoditas lainnya, yaitu mencapai 16,23%(y-t-d). Kemudian diikuti oleh kelompok

komoditas perumahan, listrik, air dan bahan bakar (12,52%) dan kelompok komoditas

transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (6,50%).

Laju inflasi tahun berjalan di Kota Samarinda dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas

bahan makanan di pasar dunia dan tingginya gelombang laut yang terjadi sejak awal tahun

2008 yang berpengaruh pada kurang optimalnya proses distribusi dari daerah penghasil,

seperti dari Pulau Sulawesi dan Jawa.

BBBAAABBB

IIIIII

Page 30: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Evaluasi Perkembangan Inflasi

Tabel 2.1 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Samarinda

Inflasi Y‐t‐D (%) Kelompok 

Q 2‐08  Q 3‐08 

Bahan Makanan  16.23  18.51 

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau  5.94  8.45 

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar  12.52  18.80 

Sandang  5.43  6.98 

Kesehatan  2.74  6.83 

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga  0.80  7.31 

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan  6.50  6.90 

UMUM  9.52  12.76 

Sumber: BPS, diolah     

2.2.1 Inflasi Tahun Berjalan Kota Balikpapan

Laju inflasi tahun berjalan di Kota Balikpapan pada triwulan III-2008 tercatat sebesar

10,86% (y-t-d), lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya yang tercatat

sebesar 5,79%. Kelompok komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah

kelompok komoditas bahan makanan, yaitu sebesar 19.44% (y-t-d); diikuti oleh kelompok

komoditas pendidikan, rekreasi dan olaharga (15,18%) dan kelompok komoditas perumahan,

air, listrik, gas, dan bahan bakar (12,40%).

Faktor yang berpengaruh pada kenaikan laju inflasi di Balikpapan pada triwulan III-2008

antara lain adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang menyebabkan

meningkatnya harga berbagai komoditas, meningkatnya permintaan masyarakat karena

adanya pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu perayaan Hari Raya Idul Fitri, dan

meningkatnya biaya pendidikan di Kota Balikpapan.

Tabel 2.2 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Balikpapan

Inflasi Y‐t‐D (%) Kelompok 

Q 2‐08  Q 3‐08 

Bahan Makanan  14.64  19.44 

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau  2.37  5.10 

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar  9.94  12.40 

Sandang  2.33  3.88 

Kesehatan  2.20  3.87 

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga  2.24  15.18 

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan  4.80  5.20 

TOTAL  7.62  10.86 

Sumber: BPS, diolah     

2.2.3 Inflasi Tahun Berjalan Kota Tarakan (y-t-d)

Laju inflasi tahun berjalan di Kota Tarakan triwulan III-2008 mencapai 18,88% (y-t-d), dengan

kelompok komoditas bahan makanan tercatat dengan laju inflasi tertinggi, yaitu mencapai 31,23% (y-t-

d); diikuti oleh kelompok komoditas perumahan, air, listrik dan bahan bakar (18,48%) dan kelompok

komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan (15,26%).

22

Page 31: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Evaluasi Perkembangan Inflasi

Faktor yang mempengaruhi laju inflasi tahun berjalan di Tarakan, sama halnya dengan faktor

yang mempengaruhi laju inflasi di Kota Samarinda dan Balikpapan; yaitu kenaikan harga BBM dan

meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman.

Tabel 2.3 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Tarakan

Y‐t‐D (%) Kelompok 

Q 2‐08  Q 3‐08 

Bahan Makanan  14.64  31.23 

Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau  2.37  13.85 

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar  9.94  18.48 

Sandang  2.33  6.42 

Kesehatan  2.20  8.21 

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga  2.24  2.40 

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan  4.80  15.26 

TOTAL  7.62  18.88 

Sumber: BPS, diolah     

2.3 Inflasi Tahunan (y-o-y)

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda

Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan III-2008 tercatat sebesar

14,37% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar

15,83%. Laju inflasi Kota Samarinda ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan

secara nasional yang tercatat sebesar 12,14%.

Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas bahan

makanan (20,66%), diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar

(19,59%) dan kelompok komoditas sandang (13,38%) (Tabel 2.5). Meningkatnya laju inflasi

tahunan di Kota Samarinda ini dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman karena adanya bulan

Ramadan dan perayaan hari raya Idul Fitri dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Tabel 2.4

Inflasi tahunan Samarinda menurut kelompok barang & jasa

Inflasi Y‐o‐Y (%) Kelompok 

Q 1‐08  Q 2‐08  Q 3‐08 

Bahan Makanan  21.71  30.00  20.66 

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau  10.32  14.29  11.01 

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar  5.41  14.70  19.59 

Sandang  17.69  20.11  13.38 

Kesehatan  8.56  9.33  11.21 

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga  15.24  7.43  5.22 

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan  0.85  5.65  6.87 

TOTAL  11.60  15.83  14.37 

Sumber: BPS, diolah       

23

Page 32: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Evaluasi Perkembangan Inflasi

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan

Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 11,42% (y-o-y),

lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan II-2008 yang mencapai 13,66%. Laju

inflasi tertinggi tercatat terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan, yaitu sebesar

19,05% (y-o-y), diikuti oleh kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga (18,49%)

dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik dan bahan bakar (13,90%).

Faktor yang menjadi determinan inflasi di Kota Balikapapan pada periode berjalan ini

adalah kenaikan harga BBM, biaya pendidikan dan meningkatnya permintaan masyarakat

menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Tabel 2.5 Inflasi tahunan Balikpapan menurut kelompok barang & jasa

Inflasi Y‐o‐Y (%) Kelompok 

Q 1‐08  Q 2‐08  Q 3‐08 

Bahan Makanan  22.25  32.50  19.05 

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau  6.70  6.76  6.74 

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar  5.27  12.91  13.90 

Sandang  5.39  4.56  2.16 

Kesehatan  3.23  2.07  2.95 

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga  24.83  16.80  18.49 

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan  1.30  4.14  4.53 

TOTAL  10.40  13.66  11.42 

Sumber: BPS, diolah       

2.2.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan

Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan III-2008 mencapai 20,68% (y-o-y), yang

tertinggi diantara kota-kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur. Laju inflasi periode berjalan ini

lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada triwulan II-2008 yang tercatat sebesar

15,33%. Kelompok komoditas bahan makanan merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi

tertinggi yaitu sebesar 36,49% (y-o-y); diikuti oleh kelompok komoditas perumahan, listrik, gas

dan bahan bakar (19,73%), dan kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan

(15,41%).

Kenaikan harga BBM dan meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola

konsumsi musiman menjadi faktor utama meningkatnya laju inflasi tahunan di Kota Tarakan. Inflasi

di Tarakan merupakan yang tertinggi diantara dua kota lainya yang membentuk Inflasi Kaltim. Hak

ini diperkirakan dari sisi penawaran terkait dengan faktor geografis Tarakan yang merupakan kota

paling utara di Kaltim sehingga memerlukan biaya angkut yang lebih mahal dibanding Samarinda

dan Balikpapan. Kenaikan harga BBM akan berdampak terhadap kenaikan biaya angkut yang lebih

besar untuk Tarakan dibandingkan Balikpapan atau Samarinda. Selain itu kota Tarakan juga

menerapkan tarif listrik lokal yang lebih mahal dibanding tarif nasional. Dari sisi permintaan,

kebeeradaan Tarakan sebagai daerah transit bagi TKI yang akan berangkat ke Malaysia menjadi

faktor pendorong konsumsi yang berasal dari penduduk transit tersebut.

24

Page 33: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Evaluasi Perkembangan Inflasi

25

Tabel 2.6 Inflasi tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang & jasa

Y‐o‐Y (%) Kelompok 

Q 2‐08  Q 3‐08 

Bahan Makanan  25.93  36.49 

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau  8.93  14.29 

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar  15.06  19.73 

Sandang  5.58  6.31 

Kesehatan  8.50  9.98 

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga  ‐0.15  2.41 

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan  15.71  15.41 

UMUM  15.33  20.68 

Sumber: BPS, diolah     

Page 34: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

26

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

3.1. Gambaran Umum

Kinerja industri perbankan Kaltim pada triwulan III-2008 menunjukkan perkembangan

yang positif seperti terlihat dari peningkatan beberapa indikator kegiatan usaha perbankan

seperti aset bersih, dana pihak ketiga (DPK) dan kredit, termasuk kredit berskala mikro, kecil

dan menengah (MKM). Selain itu, asesmen terhadap stabilitas sistem perbankan daerah

memperlihatkan tingkat risiko perbankan daerah yang relatif terjaga di tengah pengaruh krisis

keuangan global.

Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Agustus 2008), indikator usaha bank

umum di Kaltim pada triwulan III-2008 menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perbankan nasional baik secara triwulanan (qtq) maupun tahunan (yoy).

Total aset bank umum di Kaltim mencatat peningkatan 15,4% (qtq) atau 22,3% (yoy), lebih

tinggi dibanding nasional yang sebesar -0,8% (qtq) atau 9,4% (yoy). Begitu pula halnya dengan

penghimpunan dana masyakarat (DPK) yang mengalami kenaikan 12,1% (qtq) atau 21,1%

(yoy) di Kaltim atau lebih tinggi dibanding nasional yang sebesar -1,8% (qtq) atau 8,9% (yoy).

Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum di Kaltim mengalami peningkatan cukup

pesat yakni sebesar 9,0% (qtq) atau 35,4% (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan kredit

nasional sebesar 5,0% (qtq) atau 31,9% (yoy) (Grafik 3.1 dan 3.2).

Sama halnya dengan bank umum, perkembangan kegiatan usaha BPR pada triwulan

laporan juga menunjukkan peningkatan. Total aset mencatat peningkatan 7,09% dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penghimpunan dana dan penyaluran kredit

mengalami peningkatan masing-masing sebesar 8,34% dan 7,15%.

Hasil asesmen resiko yang dihadapi perbankan yaitu risiko kredit dan risiko likuiditas

menunjukkan risiko kredit yang relatif terkendali meskipun risiko likuiditas ditandai dengan

kerentanan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba dan berskala besar menyusul merebaknya

BBBAAABBB

IIIIIIIII

-0.8%

-1.8%

5.0%

15.4%

12.1%

9.0%

-5.0% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0%

Aset

DPK

Kredit

(Pertumbuhan qtq)

Nasional

Kaltim

Grafik 3.1 Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan

Nasional (qtq)

9.4%

8.9%

31.9%

22.3%

21.1%

35.4%

0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0%

Aset

DPK

Kredit

(Pertumbuhan yoy)

Nasional

Kaltim

Grafik 3.2 Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan

Nasional (yoy)

Page 35: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Perbankan Daerah

27

krisis keuangan global. Namun tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap sistem perbankan

membuat struktur jangka waktu dan sebaran simpanan masyarakat tidak mengalami banyak

perubahan.

3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum

3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif

Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan III-2008 tercatat Rp

51.440 miliar, mengalami peningkatan 15,44% (q-t-q) dibandingkan posisi triwulan

sebelumnya (Tabel 3.1). Laju peningkatan aset tertinggi dialami oleh bank pemerintah

konvensional sebesar 16,88% atau naik sebesar Rp 5.550 miliar menjadi Rp 38.425 miliar.

Peningkatan tersebut membuat pangsa aset bank pemerintah konvensional meningkat dari

73,78% pada triwulan II-2008 menjadi 74,70% pada triwulan III-2008. Sementara itu, bank

swasta konvensional dan bank syariah membukukan peningkatan aset masing-masing

sebesar Rp 1.222 miliar (11,38%) dan Rp 109 miliar (11,58%) dibandingkan dengan posisi

triwulan II-2008. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III-2007, total aset perbankan

mencatat pertumbuhan sebesar 22,3% (y-o-y).

Tabel 3.1 Perkembangan Total aset Bersih Bank Umum di Kaltim

Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Tw2-08 Tw3-08 +/- (Rp M) qtq

Bank Umum Konvensional

Bank Pemerintah 32,490 35,346 30,938 32,875 38,425 73.78% 74.70% 5,550 16.88%

Bank Swasta 9,001 10,068 10,183 10,744 11,966 24.11% 23.26% 1,222 11.38%

Bank Umum Syariah 568 789 810 940 1,049 2.11% 2.04% 109 11.58%

Total 42,058 46,203 41,931 44,559 51,440 100.00% 100.00% 6,881 15.44%

Pertumb. Tw3-08Keterangan

Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi

Dilihat dari komposisi kepemilikan bank, total aset bank umum konvensional milik

pemerintah merupakan yang terbesar dengan pangsa 74,70%, diikuti oleh aset bank umum

konvensional milik swasta dengan pangsa 23,26%. Sedangkan pangsa bank umum syariah

di Kaltim tercatat 2,04%.

Sementara aktiva produktif bank

umum di Kaltim masih didominasi oleh

pemberian kredit dengan pangsa 66,2%

dan penempatan pada BI dengan pangsa

28,3%. Sedangkan surat-surat berharga

(SSB) yang dimiliki pangsanya hanya

4,3% dan sisanya 1,3% terdiri dari

penempatan pada bank lain, tagihan

lainnya dan penyertaan (Grafik 3.3).

Portofolio penempatan pada BI

menunjukkan peningkatan sejalan dengan

peningkatan BI-rate pada triwulan

laporan.

3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat

Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada triwulan III-

2008 tercatat Rp 39.350 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp 4.237 miliar atau naik

12,07% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3.2). Jika dibandingkan

33.0%25.9% 23.8% 28.3%

59.3%66.9% 70.2% 66.2%

1.9% 1.8% 1.2% 1.3%

5.4% 4.3%4.9%5.9%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tw IV-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08

Lain

SSB

Kredit

BI

Grafik 3.3 Perkembangan aktiva produktif

Page 36: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Perbankan Daerah

28

dengan posisi triwulan III-2007, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) telah bertumbuh

21,1% (y-o-y).

Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim

KomposisiTw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Tw3-08 q-t-q +/- (Rp M)

Total DPK 32,490 34,316 32,974 35,113 39,350 100.0% 12.07% 4,237Giro 10,159 10,827 9,523 11,013 13,532 34.4% 22.87% 2,518Tabungan 10,526 12,856 12,643 14,031 14,474 36.8% 3.16% 443Deposito 11,806 10,632 10,809 10,069 11,344 28.8% 12.66% 1,275

Bank Pemerintah 24,590 25,503 24,022 25,797 29,183 74.2% 13.13% 3,386Giro 8,770 9,315 7,740 9,099 11,643 29.6% 27.95% 2,544Tabungan 7,428 9,192 8,983 10,168 10,405 26.4% 2.33% 237Deposito 8,393 6,996 7,298 6,530 7,135 18.1% 9.27% 605

Bank Swasta 7,900 8,813 8,953 9,315 10,166 25.8% 9.13% 851Giro 1,389 1,512 1,783 1,914 1,889 4.8% -1.31% -25Tabungan 3,098 3,664 3,660 3,863 4,069 10.3% 5.34% 206Deposito 3,413 3,636 3,510 3,538 4,208 10.7% 18.93% 670

Pert. Tw3-08Posisi (dalam Rp Miliar)Jenis Simpanan

Berdasarkan jenis simpanannya, peningkatan dana pada triwulan laporan terutama

berasal dari simpanan giro yang naik sebesar Rp 2.518 miliar (22,87%), diikuti oleh

peningkatan deposito sebesar Rp 1.275 miliar (12,66%) dan tabungan sebesar Rp 443 miliar

(3,16%).

Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan tertinggi terjadi pada bank milik

pemerintah (termasuk BPD) yang nominalnya naik sebesar Rp 3.386 miliar (13,13%)

menjadi Rp 29.183 miliar pada triwulan laporan. Sementara dana bank swasta mencatat

peningkatan sebesar Rp 851 miliar (9,13%) menjadi Rp 10.166 miliar.

Peningkatan dana pihak ketiga (DPK) di bank umum pemerintah tersebut terutama

berasal dari rekening giro milik pemerintah daerah sehingga posisinya mengalami

peningkatan sebesar Rp 2.544 miliar (27,95%) menjadi Rp 11.643 miliar pada triwulan

laporan. Hal ini diperkirakan berkaitan dengan peningkatan jumlah transfer dana

perimbangan terutama dana bagi hasil migas dari pemerintah pusat kepada pemda di Kaltim.

Peningkatan dana pihak ketiga (DPK) di bank umum pemerintah tersebut terutama

berasal dari rekening giro milik pemerintah daerah sehingga posisinya mengalami

peningkatan sebesar Rp 2.544 miliar (27,95%) menjadi Rp 11.643 miliar pada triwulan

laporan. Hal ini diperkirakan berkaitan dengan peningkatan jumlah transfer dana

perimbangan terutama dana bagi hasil migas dari pemerintah pusat kepada pemda di Kaltim.

3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum

Pertumbuhan kredit bank umum

di Kaltim pada triwulan laporan tumbuh

cukup mengesankan meskipun dibayangi

oleh tren peningkatan BI rate yang

mengalami kenaikan 75 basis poin

selama triwulan laporan menjadi 9,25%.

Peningkatan BI-rate tersebut direspon

dengan kenaikan suku bunga kredit

namun kenaikan tersebut lebih rendah

dibanding kenaikan BI rate (Grafik 3.4).

Sementara jumlah kredit yang belum

digunakan (undisbursed loans) pada triwulan laporan tercatat Rp 1.971 miliar atau

6

8

10

12

14

16

18

20

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008

Su

ku B

un

ga

(%)

K. Inv K. Kons KMK BI-rate

Grafik 3.4.

Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-rate

Page 37: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Perbankan Daerah

29

meningkat sebesar Rp 286 miliar dibanding triwulan II-2008 yang sebesar Rp Rp 1.685

miliar.

a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim

Kredit yang disalurkan oleh bank

umum yang berkantor di Kaltim pada

triwulan III-2008 mencapai Rp

19.846,9 miliar, mengalami

peningkatan Rp 1.637,3 miliar atau

tumbuh 8,99% (q-t-q) dibandingkan

triwulan II-2008 (Tabel 3.3). Apabila

dibandingkan dengan triwulan III-

2007, penyaluran kredit pada triwulan

III-2008 menunjukkan pertumbuhan

sebesar 35,42% (y-o-y) (grafik 3.5).

Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp

11.938 miliar (pangsa 60,2%) atau mengalami peningkatan sebesar Rp 794,4 miliar

(7,13%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit oleh

bank umum swasta mencapai Rp 7.908,5 miliar (pangsa 39,8%) atau naik Rp 842,9 miliar

(11,93%).

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit investasi mengalami pertumbuhan

tertinggi, yaitu sebesar 13,86% atau bertambah Rp 548,8 miliar. Selanjutnya kredit

konsumsi dan modal kerja meningkat masing-masing sebesar Rp 540,9 miliar (9,35%) dan

Rp 511,6 miliar (6,24%). Menurut sektornya, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada

sektor listrik, gas & air (84,22%), diikuti oleh sektor pertanian (27,05%) dan sektor

angkutan (15,63%).

Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim

KomposisiTw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Tw3-08 q-t-q +/- (Rp M)

Kredit 14,656.1 15,731.5 16,435.2 18,209.6 19,846.9 100.0% 8.99% 1,637.3 Kelompok Bank

Bank Pemerintah 8,835.0 9,404.8 9,891.5 11,144.0 11,938.4 60.2% 7.13% 794.4Bank Swasta 5,821.2 6,326.6 6,543.7 7,065.6 7,908.5 39.8% 11.93% 842.9

Jenis PenggunaanModal Kerja 6,882.5 7,231.3 7,373.3 8,202.2 8,713.7 43.9% 6.24% 511.6Investasi 3,053.2 3,453.3 3,670.8 4,219.6 4,804.4 24.2% 13.86% 584.8Konsumsi 4,720.4 5,046.9 5,391.2 5,787.9 6,328.8 31.9% 9.35% 540.9

Sektor EkonomiPertanian 469.3 514.1 550.6 665.9 846.0 4.3% 27.05% 180.1Pertambangan 508.9 553.7 525.2 583.0 478.7 2.4% -17.90% -104.4Perindustrian 699.4 706.6 719.8 710.5 767.5 3.9% 8.01% 56.9Listrik, Gas dan Air 19.0 17.5 14.2 14.9 27.4 0.1% 84.22% 12.5Konstruksi 2,093.0 2,006.9 2,152.9 2,384.7 2,719.9 13.7% 14.06% 335.3Perdagangan 3,587.4 3,901.0 3,901.1 4,319.5 4,524.9 22.8% 4.75% 205.4Angkutan 465.5 579.8 549.6 703.8 813.8 4.1% 15.63% 110.0Jasa Dunia Usaha 1,943.7 2,244.7 2,459.3 2,803.6 3,090.1 15.6% 10.22% 286.5Jasa Sosial 142.6 151.7 161.4 222.4 238.8 1.2% 7.38% 16.4Lain-Lain 4,727.5 5,055.4 5,401.2 5,801.2 6,339.8 31.9% 9.28% 538.6

LDR 45.11% 45.84% 49.84% 51.86% 50.44%

Pert. Tw3-08Keterangan

Posisi (dalam Rp Miliar)

Dengan pertumbuhan kredit yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan simpanan masyarakat, nisbah pinjaman terhadap simpanan bruto (Gross-

LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim mengalami sedikit penurunan, dari 51,86%

pada triwulan II-2008 menjadi 50,44% pada triwulan laporan.

0

5

10

15

20

25

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008

Kre

dit

(tr

ili

0%5%10%15%20%25%30%35%40%

un

Rp

)

Kredit g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.5.

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim

Page 38: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Perbankan Daerah

30

b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim

Jumlah kredit yang disalurkan

perbankan secara nasional untuk

membiayai proyek yang berlokasi di

wilayah Kaltim pada periode laporan

tercatat sebesar Rp 29.744,4 miliar,

mengalami peningkatan sebesar Rp

2.635 miliar (9,72%) dibandingkan

dengan posisi kredit pada triwulan

sebelumnya (Tabel 3.4). Namun jika

dibandingkan dengan triwulan III

tahun 2007, kredit berdasarkan lokasi

proyek mengalami pertumbuhan yang

relatif tinggi yakni sebesar 46,29% (y-o-y) (Grafik 3.6).

Selanjutnya menurut propinsi asal bank pemberi kredit, 62,4% merupakan kredit

dari bank di Kaltim sendiri sementara sisanya berasal dari bank umum yang berkantor di

luar Kaltim, terutama diberikan oleh kantor pusat bank di Jakarta dengan pangsa 36,2%

terhadap total kredit berlokasi proyek di Kaltim. Selanjutnya bank yang berkantor di Jatim

dan Kalsel memiliki pangsa masing-masing sebesar 0,7% dan 0,5%.

Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan tertinggi dialami oleh terbesar dialami sektor

jasa sosial (17,73%), diikuti oleh sektor pertanian (16,55%), sektor perindustrian

(12,74%) dan sektor konstruksi (12,65%). Dengan pertumbuhan kredit yang sedikit lebih

rendah dibanding pertumbuhan DPK maka nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR)

berdasarkan lokasi proyek di Kaltim sedikit turun, dari sebesar 77,2% per triwulan II-2008

menjadi 75,6% per triwulan III-2008.

Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim

KomposisiTw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Tw3-08 q-t-q +/- (Rp M)

Kredit Lokasi Proyek 20,332.1 24,537.6 24,025.2 27,109.3 29,744.4 100.0% 9.72% 2,635.0 Kelompok Bank

Bank Pemerintah 10,141.7 11,199.6 11,764.6 13,042.3 14,102.1 47.4% 8.13% 1,059.8Bank Swasta 10,190.4 13,338.0 12,260.6 14,067.0 15,642.3 52.6% 11.20% 1,575.3

Jenis PenggunaanModal Kerja 9,432.0 12,502.5 11,570.4 13,223.1 14,257.1 47.9% 7.82% 1,034.0Investasi 6,365.1 7,208.5 7,237.7 8,101.5 9,175.8 30.8% 13.26% 1,074.3Konsumsi 4,535.1 4,826.6 5,217.2 5,784.8 6,311.5 21.2% 9.11% 526.7

Sektor EkonomiPertanian 1,231.0 1,394.3 1,478.1 1,898.7 2,213.0 7.4% 16.55% 314.3Pertambangan 2,789.3 5,361.7 4,047.3 4,986.7 5,235.7 17.6% 4.99% 249.0Perindustrian 1,226.3 1,325.7 1,376.3 1,323.5 1,492.1 5.0% 12.74% 168.6Listrik, Gas dan Air 261.0 284.3 314.9 344.3 348.2 1.2% 1.15% 3.9Konstruksi 2,706.0 2,589.1 2,691.2 2,943.2 3,315.2 11.1% 12.64% 372.0Perdagangan 3,996.0 4,314.2 4,304.6 4,733.5 5,173.5 17.4% 9.29% 440.0Angkutan 882.6 1,015.1 941.6 1,086.5 1,164.2 3.9% 7.15% 77.6Jasa Dunia Usaha 2,562.8 3,290.2 3,409.5 3,839.5 4,292.3 14.4% 11.79% 452.8Jasa Sosial 142.2 136.3 244.5 168.6 198.5 0.7% 17.73% 29.9Lain-Lain 4,535.1 4,826.6 5,217.2 5,784.8 6,311.6 21.2% 9.11% 526.8

LDR - lokasi proyek 62.6% 71.5% 72.9% 77.2% 75.6%

Pert. Tw3-08Keterangan

Posisi (dalam Rp Miliar)

0

5

10

15

20

25

30

35

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2006 2007 2008

Kre

dit

(tr

iliu

n R

p)

-20%-10%0%10%20%30%40%50%60%

Kredit (sb kanan) g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim

Page 39: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Perbankan Daerah

Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek

di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur.

Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda mencapai Rp 8.471,2 miliar

(pangsa 28,48%) dan di kota Balikpapan (termasuk Kabupaten Penajam Paser Utara)

sebesar Rp 8.450,1 miliar (pangsa 28,41%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh

Kabupaten Malinau sebesar Rp 71,5 miliar (pangsa 0,24%).

Apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi

terjadi di kota Bontang sebesar 191,19%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Timur (126,46%)

dan kota Balikpapan (237,58%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Malinau

dengan nisbah 10,72% (Tabel 3.5).

Tabel 3.5. Perbandingan Kredit dan DPK menurut Kapupaten/Kota di Kaltim

Kredit DPK Kredit DPKKota Samarinda 8,471.2 13,631.7 28.48% 34.79% 62.14%Kota Balikpapan 8,450.1 8,697.6 28.41% 22.20% 97.15%Kota Bontang 5,121.6 2,155.7 17.22% 5.50% 237.58%Kab. Kutai Kartanegara 2,498.6 3,007.8 8.40% 7.68% 83.07%Kab. Berau 1,443.9 1,720.5 4.85% 4.39% 83.93%Kota Tarakan 1,351.4 2,964.3 4.54% 7.57% 45.59%Kab. Paser 777.3 1,848.1 2.61% 4.72% 42.06%Kab. Kutai Timur 561.4 2,038.6 1.89% 5.20% 27.54%Kab. Bulungan 490.1 1,310.3 1.65% 3.34% 37.40%Kab. Kutai Barat 275.2 472.1 0.93% 1.20% 58.30%Kab. Nunukan 231.9 669.7 0.78% 1.71% 34.63%Kab. Malinau 71.5 666.8 0.24% 1.70% 10.72%*) Konsep kredit netto, yaitu tanpa rekening pemerintah pusat dan bukan penduduk

Kabupaten/KotaNominal (Rp M) *) Pangsa

LDR

3.3. Perkembangan Kredit Mikro Kecil dan Menengah (MKM)

Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim

pada Triwulan III-2008 mencapai Rp 13.416 miliar atau dengan pangsa 67,6% terhadap total

kredit (Tabel 3.6). Jumlah kredit MKM tersebut pada triwulan laporan tercatat meningkat sebesar

Rp 955 miliar atau tumbuh 7,67% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Menurut

pertumbuhannya, kredit berskala kecil (plafon Rp 50 juta hingga Rp 500 juta) mengalami

perumbuhan tertinggi sebesar 9,48%, kemudian kredit berskala mikro (plafon hingga Rp 50

juta) dan kredit berskala menengah (plafon Rp 500 juta s.d Rp 5 miliar) meningkat masing-

masing sebesar 7,81% dan 6,28%.

Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit

Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Tw3-08 +/- (Rp M) q-t-q

Mikro (s.d Rp 50 jt) 2,757 2,867 3,000 3,245 3,499 17.6% 254 7.81%

Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt) 3,113 3,289 3,407 3,848 4,212 21.2% 365 9.48%

Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar) 4,398 4,764 4,779 5,368 5,705 28.7% 337 6.28%

Kredit UMKM (s.d Rp 5 miliar) 10,268 10,920 11,186 12,460 13,416 67.6% 955 7.67%

Besar (> Rp 5 miliar) 4,388 4,811 5,250 5,749 6,431 32.4% 682 11.86%

Total 14,656 15,731 16,435 18,210 19,847 100.0% 1,637 8.99%

Posisi (miliar Rp)Skala Kredit

Pert. Tw3-08Komposisi

Berdasarkan kelompok bank, bank pemerintah yang mempunyai pangsa 55,9% dari total

kredit MKM, telah menyalurkan kredit MKM hingga triwulan III-2008 sebanyak Rp 7.504 miliar

atau mengalami kenaikan Rp 537,2 miliar (7,71%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Sementara pada periode yang sama, jumlah kredit MKM yang telah dikucurkan bank swasta

tercatat sebesar Rp 5.911 miliar, atau meningkat Rp 418,2 miliar (7,61%) dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya (Tabel 3.7).

31

Page 40: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Perbankan Daerah

Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank,

Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi

Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Tw2-08 Tw3-08 q-t-q +/- (Rp M)

Kredit UMKM 10,268.1 10,920.1 11,185.6 12,460.2 13,415.7 100.0% 100.0% 7.67% 955.4

Kelompok BankBank Pemerintah 5,701.8 6,083.1 6,176.2 6,967.1 7,504.4 55.9% 55.9% 7.71% 537.2

Bank Swasta 4,566.3 4,837.0 5,009.4 5,493.1 5,911.3 44.1% 44.1% 7.61% 418.2 Jenis Penggunaan

Modal Kerja 4,323.9 4,571.2 4,525.9 5,127.8 5,426.3 41.2% 40.4% 5.82% 298.5Investasi 1,350.2 1,422.2 1,377.2 1,622.6 1,749.6 13.0% 13.0% 7.83% 127.0Konsumsi 4,594.0 4,926.7 5,282.6 5,709.8 6,239.8 45.8% 46.5% 9.28% 530.0

Sektor EkonomiPertanian 319.0 348.2 313.8 340.7 321.7 2.7% 2.4% -5.58% -19.0Pertambangan 133.6 145.0 148.7 143.0 138.7 1.1% 1.0% -3.02% -4.3Perindustrian 159.2 162.5 174.5 177.9 189.6 1.4% 1.4% 6.57% 11.7Listrik, Gas dan Air 9.7 8.8 6.4 7.9 21.1 0.1% 0.2% 167.39% 13.2Konstruksi 855.3 868.7 811.2 949.7 1,063.8 7.6% 7.9% 12.01% 114.1Perdagangan 2,742.6 2,889.0 2,848.4 3,192.9 3,356.7 25.6% 25.0% 5.13% 163.8Angkutan 219.4 262.4 254.2 299.4 333.7 2.4% 2.5% 11.46% 34.3Jasa Dunia Usaha 1,127.4 1,205.8 1,250.3 1,534.3 1,640.7 12.3% 12.2% 6.94% 106.4Jasa Sosial 100.9 94.5 85.5 91.3 98.9 0.7% 0.7% 8.33% 7.6Lain-Lain 4,601.1 4,935.2 5,292.6 5,723.1 6,250.8 45.9% 46.6% 9.22% 527.7

Pert. Tw3-08Keterangan

KomposisiPosisi (dalam Rp miliar)

Menurut jenis penggunaan, sebagian besar kredit MKM disalurkan untuk usaha produktif

yang pangsanya mencapai 53,4%, terdiri dari kredit modal kerja dan kredit investasi masing-

masing berjumlah Rp 5.426,3 miliar (pangsa 40,4%) dan Rp 1.749,6 miliar (pangsa 13,0%).

Sementara sisanya sebesar Rp 6.239,8 miliar (pangsa 46,5%) merupakan kredit konsumsi.

Dilihat dari pertumbuhannya, kredit konsumsi tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 9,28% atau

bertambah sebesar Rp 530 miliar dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya. Sementara,

kredit untuk modal kerja dan konsumsi mengalami peningkatan masing-masing sebesar Rp

298,5 miliar (5,82%) dan Rp 127 miliar (7,83%).

Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor

utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 25,0%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 12,2%) dan

sektor konstruksi (pangsa 7,9%). Dilihat dari pertumbuhannya, sektor listrik, gas & air

mengalami pertumbuhan kredit tertinggi, yakni sebesar 167,39% Sedangkan sektor usaha yang

mengalami penurunan kredit adalah sektor pertanian (-19%) dan sektor pertambangan (-4,3%).

Tabel 3.8. Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Menurut Skala Kredit

Mikro Kecil Menengah UMKM Mikro Kecil Menengah UMKM

Lancar 2,883.2 3,486.3 4,867.9 11,237.3 3,112.8 3,820.6 5,165.7 12,099.1

Dalam Perhatian Khusus 293.0 247.1 303.4 843.4 313.4 275.1 369.9 958.4

Kurang Lancar 9.0 15.8 31.2 55.9 10.8 18.2 29.6 58.7

Diragukan 13.1 13.8 31.5 58.4 14.5 12.0 28.6 55.1

Macet 46.9 84.7 133.6 265.3 47.2 86.3 110.9 244.4

Total Kredit UMKM 3,245.1 3,847.6 5,367.6 12,460.2 3,498.7 4,212.3 5,704.7 13,415.7

Nominal NPLs 69.0 114.2 196.3 379.5 72.5 116.6 169.1 358.2

% NPLs 2.13 2.97 3.66 3.05 2.07 2.77 2.96 2.67

KoletibilitasTrw3-08 (miliar Rp)Trw2-08 (miliar Rp)

Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan laporan relatif

terjaga, seperti ditunjukkan oleh persentase kredit bermasalah bruto (gross-non performing

loans/NPLs) yang mengalami perbaikan dari 2,96% pada triwulan II-2008 menjadi 2,67% pada

32

Page 41: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Perbankan Daerah

33

triwulan laporan. Dilihat dari skalanya, kredit MKM yang dikucurkan untuk kredit mikro memiliki

persentase NPLs terendah yaitu 2,07%. Sementara persentase NPLs kredit berskala kecil dan

menengah masing-masing tercatat sebesar 2,77% dan 2,96% (Tabel 3.8).

Tabel 3.9

Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi

Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 +/- (Rp M) q-t-q Tw1-08 Tw2-08

NPLs Kredit UMKM 419.5 351.6 375.8 379.5 358.2 -21.34 -5.62% 3.05% 2.67%

Kelompok BankBank Pemerintah 289.0 234.7 257.8 271.4 249.0 -22.42 -8.26% 3.90% 3.32%

Bank Swasta 130.5 116.9 118.0 108.1 109.2 1.08 1.00% 1.97% 1.85% Jenis Penggunaan

Modal Kerja 186.6 148.1 172.9 179.0 162.1 -16.96 -9.47% 3.49% 2.99%Investasi 107.8 78.6 71.8 71.9 72.6 0.68 0.94% 4.43% 4.15%Konsumsi 125.1 125.0 131.1 128.5 123.5 -5.05 -3.93% 2.25% 1.98%

Sektor EkonomiPertanian 31.7 20.7 23.8 24.3 13.7 -10.65 -43.76% 7.15% 4.26%Pertambangan 5.5 2.9 4.1 3.1 5.0 1.88 60.10% 2.19% 3.62%Perindustrian 11.6 11.7 12.2 13.0 12.0 -0.96 -7.39% 7.28% 6.33%Listrik, Gas dan Air 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.00 0.00% 0.30% 0.11%Konstruksi 60.4 47.7 44.0 34.2 38.7 4.47 13.06% 3.60% 3.64%Perdagangan 110.2 80.0 104.5 114.6 108.1 -6.49 -5.66% 3.59% 3.22%Angkutan 8.1 7.3 4.2 6.4 5.9 -0.53 -8.27% 2.15% 1.77%Jasa Dunia Usaha 64.0 49.8 45.3 48.4 41.9 -6.49 -13.40% 3.15% 2.55%Jasa Sosial 0.9 4.7 4.6 5.0 7.4 2.46 49.58% 5.43% 7.50%Lain-Lain 127.1 126.9 133.0 130.4 125.4 -5.02 -3.85% 2.28% 2.01%

KeteranganNisbah NPLPert. Tw3-08Posisi (Rp miliar)

Berdasarkan kelompok bank, persentase kredit MKM bermasalah pada bank pemerintah

tercatat relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bank swasta, yakni 3,32% berbanding 1,85%.

Persentase NPLs pada bank pemerintah dan bank swasta pada triwulan laporan mengalami

penurunan dibanding NPLs triwulan sebelumnya yang sebesar 3,9% dan 1,97% (tabel 3.9).

Dilihat dari jenis penggunaan kredit, persentase NPLs UMKM untuk kredit investasi

merupakan yang tertinggi yaitu mencapai 4,15% namun membaik dibandingkan triwulan

sebelumnya yang sebesar 4,43%. Selanjutnya, persentase NPLs UMKM untuk kredit modal kerja

juga mengalami perbaikan, dari 3,49% pada triwulan sebelumnya menjadi 2,99% pada triwulan

laporan. Sementara nisbah NPLs UMKM untuk kredit konsumsi merupakan yang terendah yakni

sebesar 1,98% atau lebih rendah dibanding nisbah pada triwulan sebelumnya sebesar 2,25%.

Menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor jasa sosial (7,5%), diikuti

oleh sektor perindustrian (6,33%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs

di bawah 5%.

3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1

a. Perkembangan Aset BPR

Jumlah aset BPR di wilayah

Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan

sebesar 44,41% (y-o-y) dibandingkan dengan

triwulan III-2007, dengan total nilai mencapai

Rp 172,71 miliar. Demikian juga secara

triwulanan, aset BPR tumbuh sebesar 7,09%

1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)

Page 42: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Perbankan Daerah

34

(q-t-q) dibandingkan dengan jumlah aset pada triwulan II-2008.

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR

Jumlah dana pihak ketiga (DPK)

BPR di Kalimantan Timur pada triwulan

III-2008 ini mengalami peningkatan

sebesar 42,56% (y-o-y) dibandingkan

triwulan III-2007. Hal ini dipengaruhi oleh

peningkatan jumlah tabungan sebesar

32,73% (y-o-y) menjadi Rp 40,9 miliar

dari Rp 30,83 miliar pada triwulan III-

2007, dan pertumbuhan deposito yang

mencapai 20,65% (y-o-y) dari Rp 50,1 miliar menjadi Rp 60,42 miliar. Secara triwulanan,

DPK BPR tumbuh sebesar 8,34% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan II-2008.

c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR

Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan laporan mencapai Rp 125,5 miliar, atau

mengalami peningkatan sebesar 42,56% (y-o-y)

dibandingkan triwulan III-2007. Peningkatan ini

dipengaruhi oleh pertumbuhan pada setiap

komponen kredit, yaitu modal kerja yang tumbuh

42,67% (y-o-y) menjadi Rp 80,97 miliar; investasi

tumbuh 42,79% (y-o-y) menjadi Rp 9,3 miliar dan

kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 42,25% (y-

o-y) menjadi Rp 35,25 miliar. Secara triwulanan,

penyaluran kredit ini juga mengalami

pertumbuhan, yaitu mencapai 7,15% (q-t-q)

dibandingkan dengan triwulan II-2008. Meningkatnya pertumbuhan kredit ini diimbangi

dengan prinsip kehati-hatian yang lebih baik dibandingkan dengan periode sebelumnya, hal

ini ditunjukkan dengan tingkat NPL sebesar 6,59%, lebih rendah dibandingkan dengan

triwulan II-2008 yang tercatat sebesar 7,74%.

Tabel 3.10. Perkembangan usaha BPR di Kalimantan Timur

(dalam juta rupiah)

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q‐t‐Q Y‐o‐Y

Jumlah BPR 11 11 11 11 11 11 11Aset 113,928 121,082 119,600 146,893 143,155 161,276 172,714   7.09 44.41Kredit 74,002 95,157 88,044 91,061 94,943 117,144 125,516   7.15 42.56Modal Kerja 48,880       59,044       56,751     58,292     59,157     73,120     80,966     10.73 42.67Investasi 5,186         7,984         6,514       6,198       6,951       8,632       9,301       7.75 42.79Konsumsi 19,936       28,129       24,780     26,572     28,836     35,391     35,248     ‐0.40 42.25

DPK 73,483 72,981 80,912 84,395 86,408 93,546 101,344   8.34 25.25Deposito 39,930 40,111 50,082 54,066 48,714 54,247 60,423     11.39 20.65Tabungan 33,553 32,870 30,830 30,328 37,694 39,299 40,920     4.12 32.73LDR (%) 100.71       130.39       108.81     107.90     109.88     125.23     123.85    NPLs (%) 5.99           7.17           7.36 9.17 7.86 7.74         6.59        

Sumber : Laporan bulanan BPR Kalimantan Timur, diolah kembali. 

Q III‐20082007 2008Keterangan

Page 43: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Perbankan Daerah

3.5. Asesmen Risiko Perbankan

3.5.1 Risiko Kredit

Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim relatif terkendali

sebagaimana tercermin dari kualitas kredit yang terus menunjukkan perbaikan pada semua

jenis penggunaan kredit dan sektor ekonomi yang dibiayai.

Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan

mengalami perbaikan, seperti tercermin dari persentase kredit bermasalah bruto (Gross-

NPLs) pada triwulan III-2008 sebesar 2,63% atau lebih rendah dibanding nisbah NPLs

triwulan I-2008 sebesar 2,89% (Tabel 3.11). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit

bermasalah tercatat turun Rp 3,3 miliar (-0,62%).

Tabel 3.11. Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum

Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Tw2-08 Tw3-08 +/- (Rp M) q-t-q

1. Lancar 12,995.0 14,384.0 14,675.9 16,594.6 17,986.9 91.13% 90.63% 1,392.3 8.39%

2. Dalam Perhatian Khusus 1,102.9 857.3 1,244.5 1,089.6 1,337.9 5.98% 6.74% 248.3 22.79%

3. Kurang lancar 64.4 60.4 56.4 61.2 86.5 0.34% 0.44% 25.4 41.44%

4. Diragukan 58.6 50.4 69.0 65.4 71.5 0.36% 0.36% 6.1 9.29%

5. Macet 435.2 379.4 389.5 398.8 364.1 2.19% 1.83% -34.7 -8.70%

NPLs (3+4+5) 558.3 490.1 514.9 525.4 522.1 2.89% 2.63% -3.3 -0.62%

Total Kredit 14,656.1 15,731.5 16,435.2 18,209.6 19,846.9 100.00% 100.00% 1,637.3 8.99%

Pert. Tw3-08Sektor

Kolektibilitas (Rp M) Komposisi

Berdasarkan kelompok bank, bank pemerintah menghadapi risiko kredit yang relatif

lebih tinggi dibandingkan dengan bank swasta. Hal tersebut terlihat dari persentase kredit

bermasalah (NPLs) pada bank pemerintah yang tercatat 3,21%, atau lebih tinggi

dibandingkan dengan nisbah NPLs bank swasta sebesar 1,76%. Dilihat dari

perkembangannya, nisbah NPLs bank pemerintah menunjukkan peningkatan dibandingkan

triwulan sebelumnya yang sebesar 2,86%. Sebaliknya nisbah NPLs bank swasta mengalami

penurunan dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 2,92% (Tabel 3.12).

Tabel 3.12.

Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum

Tw3-07 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 +/- (Rp M) q-t-q Tw2-08 Tw3-08 Kelompok Bank

Bank Pemerintah 418.32 341.61 366.65 319.09 383.07 63.98 20.0% 2.86 3.21 Bank Swasta 139.94 148.51 148.23 206.32 139.08 -67.25 -32.6% 2.92 1.76

Jenis PenggunaanModal Kerja 206.13 177.55 204.35 212.21 218.78 6.57 3.1% 2.59 2.51 Investasi 227.01 187.61 179.44 184.67 179.88 -4.79 -2.6% 4.38 3.74 Konsumsi 125.13 124.97 131.08 128.53 123.48 -5.05 -3.9% 2.22 1.95

Sektor EkonomiPertanian 42.27 31.22 34.34 34.88 24.22 -10.65 -30.5% 5.24 2.86 Pertambangan 10.72 8.14 9.27 6.36 5.02 -1.34 -21.0% 1.09 1.05 Perindustrian 20.20 20.32 20.87 21.59 20.63 -0.96 -4.4% 3.04 2.69 Listrik, Gas & Air 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.00 0.0% 0.16 0.09 Konstruksi 143.24 136.29 134.62 133.83 144.49 10.66 8.0% 5.61 5.31 Perdagangan 117.57 87.41 111.77 121.65 133.87 12.22 10.0% 2.82 2.96 Angkutan 8.13 7.33 4.25 6.44 5.91 -0.53 -8.3% 0.92 0.73 Jasa Dunia Usaha 88.08 67.86 62.19 65.25 49.64 -15.61 -23.9% 2.33 1.61 Jasa Sosial 0.90 4.66 4.58 4.96 12.92 7.96 160.6% 2.23 5.41 Lain-Lain 127.13 126.89 132.96 130.44 125.42 -5.02 -3.8% 2.25 1.98

558.26 490.13 514.88 525.41 522.14 -3.27 -0.6% 2.89 2.63

Nisbah NPL (%)Keterangan

Total

Pert. Tw3-08Nominal NPL (Rp M)

Menurut jenis penggunaan, risiko kredit pada semua jenis penggunaan relatif terjaga

dengan baik dengan mencatat rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada

kredit investasi, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 3,74% namun

tercatat membaik dibandingkan dengan persentase NPLs kredit investasi pada triwulan

35

Page 44: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Perbankan Daerah

36

sebelumnya sebesar 4,38%. Sementara itu, persentase NPLs kredit modal kerja dan kredit

konsumsi relatif rendah yakni masing-masing sebesar 2,51% dan 1,95%.

Berdasarkan sektor ekonomi, risiko kredit tertinggi terjadi pada sektor jasa sosial dan

sektor konstruksi dengan persentase NPLs masing-masing sebesar 5,41% dan 5,31%.

Sementara itu, sektor lainnya mencatat nisbah NPLs yang relatif rendah (dibawah 5%).

3.5.2 Risiko Likuiditas

Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang

dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan

simpanan dan profil jangka waktu simpanan.

Kondisi likuiditas perbankan Kaltim selama triwulan laporan cukup terkendali.

Perbankan Kaltim memiliki ketahanan likuiditas yang cukup baik, tercermin dari rasio antara

jumlah alat likuid terhadap jumlah non core deposit (NCD) yang diatas 100%. Pertumbuhan

alat likuid yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kewajiban jangka pendek

menyebabkan rasio alat likuid meningkat, dari sebesar 84,13% pada akhir triwulan II-2008

menjadi 104,55% pada akhir triwulan laporan (Grafik 3.10).

Dari segi struktur kepemilikan diketahui bahwa lebih dari separoh simpanan di bank

umum pada triwulan laporan merupakan milik perorangan, yakni sebesar Rp 21.612 miliar

dengan pangsa 54,92%. Selanjutnya dana milik pemerintah daerah tercatat Rp 10.068 miliar

dengan pangsa 25,59% dan dana milik perusahaan swasta sebesar Rp 4.094 miliar dengan

pangsa 10,4% (Grafik 3.13).

Tabel 3.13 Struktur Jangka Waktu DPK

Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Tw4-07 Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Jangka pendek

Giro 10,827 9,523 11,013 13,532 31.6% 28.9% 31.4% 34.4%

Tabungan 12,856 12,643 14,031 14,474 37.5% 38.3% 40.0% 36.8%

Deposito s.d 3 bulan 9,550 9,303 8,491 9,303 27.8% 28.2% 24.2% 23.6%

Total DPK s.d 3 bulan 33,234 31,469 33,536 37,309 96.8% 95.4% 95.5% 94.8%

Jangka menengah panjang Total DPK > 3 bulan 1,082 1,506 1,577 2,040 3.2% 4.6% 4.5% 5.2%

34,316 32,974 35,113 39,350 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Komposisi

Total DPK

KeteranganPosisi (Rp M)

Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada

simpanan jangka pendek dengan pangsa 94,8%. Struktur simpanan yang didominasi oleh

simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara tiba-tiba

104.55

84.1393.71

123.66124.35

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

T3-07 T4-07 T1-08 T2-08 T3-08

(Rp

tri

liu

n)

0

20

40

60

80

100

120

140

(%)

Alat Likuid NCD Alat Likuid/NCD Grafik 3.10.

Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim

10,068

4,094

3,576

8,068

3,835

2,802

19,272

8,570

3,052

2,080

21,61220,408

0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000

Perorangan

Pemda

Perus. Swasta

Lainnya

DPK (Rp juta)

Tw 3-08

Tw 2-08

Tw 1-08

Grafik 3.11. Struktur Kepemilikan Simpanan

Page 45: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Perbankan Daerah

37

(sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar. Implikasinya, perbankan akan menjadi

relatif lebih berhati-hati dalam menyalurkan pinjaman yang bersifat jangka panjang.

Berkenaan dengan krisis keuangan global yang juga mengancam stabilitas sistem keuangan

domestik, maka pemerintah merespons dengan memutuskan untuk menaikkan jumlah

penjaminan simpanan masyarakat dari Rp 100 juta/nasabah menjadi Rp 2 miliar/nasabah

sebagai upaya menjaga kepercayaan pelaku ekonomi dan masyarakat umumnya. Kebijakan

tersebut bagi perbankan Kaltim berpengaruh positif karena meningkatkan jumlah cakupan

nominal simpanan yang dijamin secara signifikan, khususnya untuk simpanan berjangka dan

giro (selengkapnya lihat Boks Analisis Pengaruh Kebijakan Peningkatan Nilai Penjaminan

Simpanan terhadap Simpanan Masyarakat Kaltim).

3.5.3 Risiko Pasar

Berdasarkan analisis grafis yang

menghubungkan antara suku bunga kredit

dengan rasio NPLs dalam periode triwulan

I-2006 s.d triwulan III-2008 (Grafik 3.12),

terlihat pergerakan yang acak antara

nisbah NPLs dengan suku bunga kredit.

Hal ini didukung oleh hasil penghitungan

koefisien korelasi2 kedua variabel tersebut

yang hanya 0,51. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa persentase NPLs tidak

sensitif terhadap perubahan tingkat bunga

kredit.

2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah

10.0

11.0

12.0

13.0

14.0

15.0

16.0

17.0

18.0

Q2-

06

Q3-

06

Q4-

06

Q1-

07

Q2-

07

Q3-

07

Q4-

07

Q1-

08

Q2-

08

Q3-

08

(%)

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

(%)

Bunga Kredit (sumbu kiri)

Gross NPLs (sumbu kanan)

Grafik 3.12. Perkembangan bunga kredit dan rasio NPLs

Page 46: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Perbankan Daerah

38

Boks 2.

Analisis Pengaruh Kebijakan Peningkatan Nilai Penjaminan Simpanan terhadap

Simpanan Masyarakat Kaltim

Imbas krisis keuangan global yang turut mengancam stabilitas perekonomian domestik telah direspon

pemerintah dengan menempuh sejumlah kebijakan guna menjaga keyakinan pelaku ekonomi dan

masyarakat. Diantaranya pada 13 Oktober 2008, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2008

tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin LPS yang mengatur peningkatan nilai maksimal

simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank, dari semula seratus juta rupiah menjadi

dua miliar rupiah.

Berdasarkan data simpanan masyarakat pada bank umum di Kaltim per September 2008, kebijakan

tersebut akan berdampak terhadap meningkatnya jumlah rekening nasabah yang dijamin sebanyak

47.128 rekening, yaitu dari 1.767.280 rekening (pangsa 97,33%) menjadi 1.814.408 rekening

(pangsa 99,92%). Sedangkan dari segi cakupan total nominal penjaminan, nominal simpanan

nasabah yang dijamin pemerintah akan meningkat sebesar Rp 13,1 triliun, atau dari Rp 9,7 triliun

(pangsa 24,69%) menjadi Rp 22,8 triliun (pangsa 58%).

Tabel Sebaran simpanan masyarakat menurut skala dan jenis simpanan di perbankan Kaltim

Rekening Nom (Rp juta) Rekening Nom (Rp juta) Rekening Nom (Rp juta) Rekening Nom (Rp juta) <= Rp 100 juta 43,717 581,623 1,698,285 8,220,712 25,278 913,545 1,767,280 9,715,880

79.97% 4.30% 98.76% 56.80% 60.88% 8.05% 97.33% 24.69%

<= Rp 2 miliar 54,124 3,859,190 1,719,317 13,044,335 40,967 5,920,675 1,814,408 22,824,200

99.00% 28.52% 99.98% 90.12% 98.67% 52.19% 99.92% 58.00%

> Rp 2 miliar 544 9,672,535 302 1,430,005 554 5,422,885 1,400 16,525,425

1.00% 71.48% 0.02% 9.88% 1.33% 47.81% 0.08% 42.00%

Total 54,668 13,531,725 1,719,619 14,474,340 41,521 11,343,560 1,815,808 39,349,625 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

Simpanan Berjangka Total SimpananSkala Simpanan

Giro Tabungan

Dilihat dari rincian jenis simpanannya, kebijakan penjaminan maksimal Rp2 miliar per rekening akan

menenangkan setidak-tidaknya 99% pemilik rekening giro, 99,98% pemegang rekening tabungan dan

98,67% pemilik rekening simpanan berjangka pada bank umum di Kaltim. Sebab jika mengacu pada

nilai penjaminan sebelumnya yang maksimal hanya Rp 100 juta/rekening maka program penjaminan

tersebut baru meliputi 79,97% rekening giro, 98,76% rekening tabungan dan 60,88% rekening

simpanan berjangka.

Page 47: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Perbankan Daerah

39

Oleh karena itu, kebijakan ini berdampak positif dalam menjaga keyakinan mayoritas pemilik dana

pada perbankan di Kaltim, terutama pemegang rekening simpanan berjangka dan giro. Meskipun

demikian masih terdapat 1.400 rekening (pangsa 0,08%) dengan nilai nominal Rp 16,5 triliun (pangsa

48%) yang tersimpan pada bank umum di Kaltim yang tidak masuk kategori penjaminan oleh

pemerintah. Mengingat banyak negara lain yang sudah menerapkan penjaminan penuh atas simpanan

di perbankan maka pemerintah perlu mempertimbangkan untuk memberlakukan pola serupa guna

mencegah aksi perpindahan dana ke bank di luar negeri, terutama oleh pemilik rekening yang berasal

dari perusahaan multi nasional yang beroperasi di tanah air. Namun di sisi lain guna menghindari

praktek moral hazard, program penjaminan penuh tersebut berlaku terhadap tagihan bersih yaitu

setelah memperhitungkan sebelumnya kewajiban pemegang rekening terhadap perbankan.

Page 48: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

40

KEUANGAN DAERAH

4.1 Gambaran Umum

Realisasi penggunaan APBD Provinsi Kalimantan Timur tahun 2008 sampai dengan Semester I-

2008 masih cukup rendah. Realisasi komponen pendapatan baru mencapai 38,86% dari keseluruhan

APBD 2008, sementara realisasi komponen belanja lebih rendah lagi, yaitu hanya mencapai 35,84%.

Pada sisi pendapatan, rendahnya realisasi komponen ini dipengaruhi oleh masih rendahnya

realisasi komponen dana perimbangan yang memiliki pangsa terbesar pembentuk komponen

pendapatan; yang dipengaruhi oleh rendahnya realisasi penerimaan yang berasal dari dana bagi hasil

bukan pajak (sumber daya alam). Sementara pada sisi belanja, dipengaruhi oleh rendahnya realisasi

komponen belanja operasi, yang memiliki pangsa terbesar pembentuk komponen belanja; karena masih

relatif rendahnya realisasi belanja bantuan sosial.

4.2 Pendapatan

Realisasi komponen Pendapatan pada APBD

Kalimantan Timur tahun 2008 hingga Semester I

mencapai 38,86% atau mencapai Rp 1.587,7 miliar dari

Rp 4.085,9 miliar. Realisasi tersebut berasal dari

realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang telah

terealisasi sebesar 69,12% (Rp 869,26 miliar),

merupakan realisasi terbesar; diikuti oleh realisasi Dana

Perimbangan sebesar 25,73% (Rp 779,25 miliar) dan

komponen Lain-lain pendapatan daerah yang sah

sebesar 5,06% (Rp 2,29 miliar).

Berdasarkan jenisnya, realisasi PAD dipengaruhi

oleh realisasi pada komponen pendapatan pajak daerah sebesar 71,14% (Rp 700,6 miliar), pendapatan

retribusi daerah sebesar 1,53% (Rp 1,85 miliar), pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan sebesar 225,07% (Rp 72,75 miliar) dan realisasi lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

sebesar 78,75% (Rp 94,03 miliar). Realisasi dana perimbangan dipengaruhi oleh realisasi beberapa

komponennya, yaitu: dana bagi hasil pajak dengan realisasi sebesar 28% (Rp 157,75 miliar), dana bagi

hasil bukan pajak (sumber daya alam) sebesar 25,93% (Rp 558,4 miliar) dan realisasi dana alokasi

umum (DAU) sebesar 50% (Rp 63,12 miliar). Sementara realisasi komponen lain-lain pendapatan

daerah yang sah berasal dari realisasi pendapatan hibah sebesar 5,06% (Rp 2,29 miliar).

4.3 Belanja

Realisasi komponen Belanja pada APBD Kalimantan Timur tahun 2008 periode Semester I

mencapai 35,84% atau sebesar Rp 1.817,7 miliar dari Rp 5.071,3 miliar; yang dipengaruhi oleh

realisasi komponen belanja operasi sebesar 40,38% atau Rp 1.630, 5 miliar, komponen belanja modal

dengan realisasi sebesar 18,12% atau Rp 187,2 miliar dan realisasi transfer bagi hasil ke

kabupaten/kota/desa sebesar 49,23% atau sebesar Rp 187,2 miliar.

Berdasarkan jenisnya, realisasi pada komponen belanja operasi dipengaruhi masing-masing

oleh realisasi komponen belanja pegawai sebesar 33,35% (Rp 230,72 miliar) pada Semester I-2008 ini,

realisasi komponen belanja barang sebesar 11,36% (Rp 86,3 miliar), belanja subsidi dengan realisasi

BBBAAABBB

IIIVVV

Page 49: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Keuangan Daerah

41

sebesar 73,46% (Rp 863,46 miliar), dan realisasi

belanja bantuan sosial sebesar 34,98% (Rp 440,85

miliar). Sementara realisasi komponen belanja modal

dipengaruhi oleh realisasi komponen belanja tanah

sebesar 50,09% (Rp 16,28 miliar), komponen belanja

peralatan dan mesin sebesar 6,27% (Rp 13,32 miliar),

komponen belanja gedung dan bangunan sebesar 20%

(Rp 157,57 miliar), komponen belanja jalan, irigasi

dan jaringan sebesar 13,59% (Rp 77,38 miliar) dan

realisasi komponen belanja aset tetap lainnya sebesar

11,04% (Rp 9,21 miliar). Sedangkan transfer bagi hasil ke kabupaten/kota/desa telah terealisasi

sebesar Rp 187,2 miliar.

Page 50: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

42

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

5.1. Gambaran Umum

Meningkatnya kebutuhan masyarakat yang dipengaruhi oleh adanya pola konsumsi

musiman, menjadi pendorong meningkatnya perkembangan transaksi di Kalimantan Timur, baik

secara tunai maupun non tunai. Kebutuhan untuk memegang uang kas untuk dibawa ke

kampung halaman dalam rangka perayaan Hari Raya Idul Fitri telah meningkatkan permintaan

uang kartal di wilayah Kalimantan Timur, yang meningkat lebih dari 60% dibandingkan dengan

triwulan II-2008. Hal ini terutama berasal dari jumlah uang yang keluar dari kas Bank Indonesia

yang berada di wilayah Kalimantan Timur, yaitu Bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan.

Meningkatnya jumlah uang yang keluar tersebut berbanding terbalik dengan jumlah uang yang

masuk, sehingga hal ini berpengaruh pula pada kebijakan pemberian tanda tidak berharga

(PTTB) Bank Indonesia, yang pada triwulan III-2008 mengalami penurunan dibandingkan

triwulan II-2008.

Transaksi non tunai, yaitu kliring dan RTGS, juga mengalami peningkatan pada triwulan

III-2008 ini dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

5.2. Perkembangan Transaksi Tunai

5.2.1. Perkembangan Peredaran Uang Kartal

Peredaran uang kartal di Kalimantan Timur

dihitung dari jumlah uang kartal yang keluar dan

masuk melalui kas Kantor Bank Indonesia

Samarinda dan Balikpapan, pada triwulan III-2008

mengalami pertumbuhan yang meningkat

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan

sebelumnya. Jumlah uang kartal yang beredar

triwulan III-2008 mencapai Rp 3.123 miliar atau

naik 64,11% (q-t-q) dibandingkan triwulan II-

2008 yang mencapai Rp 1.903 miliar.

Dari jumah peredaran uang pada periode berjalan tersebut, jumlah uang yang keluar

dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 2.934 miliar. Jumlah ini

mengalami peningkatan sebesar 70,11% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai

Rp 189 miliar atau naik 6,03% dibandingkan triwulan II-2008. Secara keseluruhan, pada

triwulan III-2008 ini, Kalimantan Timur mengalami net outflow (jumlah uang keluar lebih

besar dibandingkan dengan uang yang masuk) sebesar Rp 2.745 miliar. Jumlah net outflow

ini mengalami peningkatan sebesar 77,48% dibandingkan triwulan II-2008. Meningkatnya

jumlah net outflow tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah permintaan uang kartal

dari masyarakan karena adanya pola konsumsi musiman, yaitu perayaan hari Raya Idul Fitri.

Masyarakat memiliki kecenderungan yang tinggi untuk memegang uang kas untuk dibawa ke

kampung halamannya.

BBBAAABBB

VVV

Page 51: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Sistem Pembayaran

43

Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan

Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu

uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia sudah tidak layak untuk menjadi alat

pembayaran, misalnya mengalami kelusuhan dalam tingkat yang parah atau rusak. Jenis

uang yang termasuk dalam UTLE tersebut kemudian masuk dalam klasifikasi untuk

dimusnahkan atau Bank Indonesia melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB).

Jumlah uang yang terkena PTTB ini pada

triwulan III-2008 mencapai Rp 158 miliar

atau mengalami penurunan sebesar -

6,94% (q-t-q) dibandingkan triwulan II-

2008.

Secara keseluruhan, dibandingkan

dengan periode yang sama tahun

sebelumnya, yaitu triwulan III-2007,

jumlah uang kartal yang beredar

mengalami peningkatan sebesar 126,90%

(y-o-y), sedangkan PTTB turun 29,16%.

5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai

5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring

Transaksi kliring di wilayah Kalimantan

Timur, yang meliputi Kota Samarinda, Balikpapan,

Bontang dan Tarakan, pada triwulan III-2008

mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Jumlah transaksi

kliring triwulan III-2008 mencapai Rp 5.150 miliar

atau meningkat 8,44% (q-t-q) dibandingkan dengan

triwulan II-2008; dengan jumlah volume transaksi

sebesar 237.000 transaksi. Sementara

dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya, transaksi kliring tumbuh sebesar

88,71 (y-o-y).

5.3.2 Per

saksi yang masuk ke Kalimantan Timur mengalami peningkatan sebesar

3,59%

%

kembangan Transaksi BI-RTGS

Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) di Kalimantan Timur triwulan III-2008

mencapai Rp 36.463 miliar, atau tumbuh sebesar -2,76% (y-o-y) dibandingkan dengan

triwulan III-2007. Pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2008 yang

tumbuh sebesar -4,08%. Melambatnya pertumbuhan transaksi RTGS pada periode berjalan

ini dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan transaksi RTGS yang berasal dari Kalimantan

Timur, yang turun sebesar -9,59% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sedangkan tran

(y-o-y).

Sementara transaksi RTGS secara triwulanan mengalami peningkatan sebesar 22,65%

(q-t-q) dibandingkan dengan triwulan II-2008, yaitu dari Rp 29.729 miliar. Meningkatnya

Page 52: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Sistem Pembayaran

44

transa i secara triwulanan ini dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan transaksi

masya

Tabel 5.1 Pe ban ran i RTG i Kalim tan Timur (Rp r)

ks

rakat yang salah satunya didorong oleh pola konsumsi musiman.

rkem gan T saks S d an milia

2007  2008  Q III‐2 8 00Transaksi RTGS 

Q I  Q II  Q III  Q IV  Q I  Q II  Q III  Q‐t‐Q  Y‐o‐Y 

Keluar Kaltim                           

Jumlah    13,844     15,006     18,072     26,330     28,145     14,320     16,340   14.11  ‐9.59 

Volume    12,600   ,702   ,808   ,869   ,243   ,476   ,648   18.15  39.44   12   14   23   16   17   20

                               

Masuk Ke Kaltim                           

Jumlah    12,748     15,987     19,424     28,083     20,863     15,409     20,123   30.59  3.59 

Volume    ,164   ,204   ,555   ,078   ,142   ,940   ,501   19.05  38.66  17   18   20   30   22   23   28

                               

Total                            

Jumlah    26,592     30,992     37,497     54,413     49,008     29,729     36,463   22.65  ‐2.76 

Volume    29,764     30,906     35,363     53,947     38,385     41,416     49,149   18.67  38.98 

 Sumber : BI Web                    

Berdasarkan lokasi Kantor

Bank Indonesia di Kalimantan

Timur, transaksi RTGS di wilayah

kerja Bank Indonesia Samarinda

pada periode berjalan ini mencapai

Rp 26.539 miliar dengan volume

transaksi sebesar 28.434 transaksi.

Jumlah transaksi RTGS di

Samarinda mengalami peningkatan

sebesar 28,38% (q-t-q)

dibandingkan dengan triwulan II-

2008. Sementara transaksi RTGS di

Balikpapan tercatat sebesar Rp 9.923 miliar atau meningkat sebesar 9,58% (q-t-q)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Page 53: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

45

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

6.1 Perkembangan tenaga kerja Indonesia (TKI) melalui Kalimantan Timur

Propinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bukan tergolong daerah padat penduduk sehingga

sejumlah kabupaten di Kaltim, terutama daerah hasil pemekaran menerima transmigran untuk

mengolah potensi sumber daya alam yang belum dikelola secara optimal. Dengan demikian, Kaltim

secara umum bukanlah daerah sumber/potensi tenaga kerja untuk bekerja di daerah lain di Indonesia

atau ke luar negeri menjadi TKI, melainkan hanya sebagai daerah transit keluar masuk TKI khususnya

di Nunukan dari/ke Negara bagian Sabah Malaysia. Beberapa faktor yang menyebabkan Nunukan

menjadi daerah transit antara lain:

Secara geografis, Nunukan sangat dekat dengan Malaysia Timur sehingga dapat ditempuh

menggunakan angkutan kapal feri yang berbiaya relatif murah.

Malaysia timur sangat membutuhkan tenaga kerja untuk sektor perkebunan tanpa mensyaratkan

tingkat pendidikan yang tinggi.

TKI umumnya tidak perlu mengeluarkan dana sendiri untuk proses keberangkatan termasuk

proses dokumen, konsumsi dan akomodasi selama menunggu pemberangkatan.

TKI yang berangkat ke Malaysia melalui Nunukan sebagian besar berasal dari Sulawesi

Selatan, Sulawesi Tengah, NTT, NTB dan Jawa Timur. Permintaan TKI sampai dengan bulan Juli 2008

berdasarkan job order 53 cabang PJTKI yang beroperasi di Nunukan mencapai 42.651 orang. Namun

penempatan TKI sampai dengan Juli 2008 hanya sebanyak 26.247 orang, atau hanya dapat menenuhi

sekitar 62% dari permintaan. Sedangkan calon TKI yang mengikuti pembekalan akhir pemberangkatan

(PAP) tercatat sebanyak 17.621 orang atau sekitar 67% dari total penempatan TKI pada periode

Januari-Juli 2008.

Di samping menjadi pos pengiriman

TKI, Nunukan juga menjadi pos

pendeportasian TKI yang bermasalah antara

lain akibat dokumen yang belum

lengkap/palsu, masa berlaku dokumen habis

dan karena sakit. Dari Januari-Juli 2008,

BP3TKI Nunukan telah menerima TKI yang

dideportasi sebanyak 3.496 orang. 15 orang

TKI telah dipulangkan ke daerah asal.

Secara tahunan, perkembangan

penempatan TKI melalui Nunukan dari tahun

2002 hingga tahun 2008 (sd Juli 2008)

terlihat berfluktuasi dengan tingkat

penempatan tertinggi terjadi pada tahun 2005 sedangkan penempatan terendah berlangsung pada

tahun 2003 (Garfik 6.1). Berdasarkan hasil survei TKI di Nunukan yang dilakukan BI bersama dengan

LP3M Universitas Borneo, diketahui bahwa 62% TKI mengirim sebagian pendapatannya kembali ke

Indonesia rata-rata sebesar Rp 540.000/bulan (hasil survei selengkapnya lihat boks). Dengan asumsi

tersebut maka pada tahun 2007 dapat diperkirakan bahwa 62% dari 72.015 TKI (atau sekitar 44.649

TKI) yang ditempatkan melalui Nunukan pada tahun 2007 melakukan remitansi sekitar Rp 24 miliar per

bulan atau Rp 289 miliar per tahun.

BBBAAABBB

VVVIII

77,42570,574 72,015

26,247

58,515

28,77432,675

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 (sd Juli)

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%40%

60%

80%

100%

120%

TKI Pertumb.

Grafik 6.1 Perkembangan Tahunan TKI melalui Nunukan

Page 54: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Prospek perekonomian Daerah

6.2 Tingkat Kemiskinan di Kalimantan Timur tahun 2008

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur pada bulan Maret 2008 sebesar 286,4 ribu, atau

mengalami penurunan sebesar 38,4 ribu dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret

2007. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh menurunnya jumlah penduduk miskin, baik di daerah

perkotaan maupun di daerah pedesaan. Penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang sebanyak 25,7

ribu orang dan di daerah pedesaan berkurang 12,6 ribu orang.

Tabel 6.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kalimantan Timur Menurut Daerah,

Maret 2007-Maret 2008

Jumlah Penduduk Miskin (ribu)  Persentase Penduduk Miskin Tahun 

Perkotaan  Pedesaan  Total  Perkotaan  Pedesaan  Total 

Maret 2007  136.1  188.7  324.8  7.44  16.98  11.04 

Maret 2008  110.4  176.1  286.5  5.89  15.47  9.51 

Sumber: BPS Kaltim           

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan (GK). Pada

periode Maret 2007 - Maret 2008, GK mengalami peningkatan sebesar 7,99%, yaitu dari Rp 220.368,-

per kapita per bulan pada Maret 2007 menjadi Rp 237.979,- per kapita per bulan pada Maret 2008.

Berdasarkan komponen GK yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan

Bukan-Makanan (GKBM), menunjukkan bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar

dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan).

Pada bulan Maret 2007, sumbangan GKM terhadap GK sebesar 70,83%, tetapi pada bulan Maret 2008,

sumbangan GKM meningkat menjadi 71,22%.

Tabel 6.2 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah,

Maret 2007 – Maret 2008

Garis Kemiskinan (Rp/kapita/bln)  Penduduk   % Penduduk Daerah/Tahun 

Makanan  Bukan Makanan  Total  Miskin (ribu)  Miskin 

Perkotaan                

Maret 2007       166,292                    73,268        239,560   136.1  7.44 

Maret 2008       180,032                    77,829        257,861   110.4  5.89 

Pedesaan                

Maret 2007       139,312                    49,475        188,787   188.7  16.98 

Maret 2008       152,107                    53,149        205,256   176.1  15.47 

Total                

Maret 2007       156,094                    64,274        220,368   324.8  11.04 

Maret 2008       169,478                    68,501        237,979   286.4  9.51 

Sumber: BPS Kaltim           

46

Page 55: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah

47

Boks 3.

Hasil Survei TKI di Wilayah Nunukan dalam rangka Survei Nasional Pola

Remitansi TKI tahun 2008

Bank Indonesia bekerjasama dengan Lembaga Penelitian, Pengabdian dan Pemberdayaan

Masyarakat (LP3M) Universitas Borneo melakukan Survei Tenaga Kerja Indonesia (TKI) terhadap

responden TKI yang akan bekerja ke Malaysia melalui pintu masuk Nunukan – Kalimantan Timur. Survei

ini merupakan bagian dari Survei Nasional Pola Remitansi TKI Tahun 2008. Survei Nasional tersebut

bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai TKI dan Workers Remittance

(WR) yang dihasilkannya dalam rangka memperoleh perkiraan nilai devisa dari remitansi TKI yang lebih

akurat dalam penyusunan statsitik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).

Berdasarkan hasil Survei pada bulan Juli 2008 terhadap 141 responden TKI yang akan bekerja

ke Malaysia melalui Nunukan dengan tujuan Negara Bagian Sabah Malaysia, diketahui beberapa fakta

sebagai berikut:

1. Profil responden secara singkat, yaitu:

Jenis kelamin terdiri dari laki-laki sebesar 65% dan wanita 35%.

Dari segi usia, 45% berumur antara 18 s.d 29 tahun, sedangkan 55% berusia 30 tahun

keatas.

Berdasarkan daerah asal, 57% berasal dari provinsi Sulawesi Selatan, 38% dari NTT dan

sisanya 5% dari Jatim, Sulteng dan Kaltim.

Menurut tingkat pendidikan, 52% tamatan SD, 27% tamatan SMP dan 10% tamatan SMU.

Sedangkan 11% tidak jelas.

32% responden membawa serta keluarganya ke Malaysia dengan jumlah pengikut rata-

rata 3 orang.

Rata-rata responden sudah pernah berkerja sebagai TKI di Malaysa lebih dari 6 tahun.

2. Dalam hal pembiayaan keberangkatan TKI ke Malaysia, 47% responden ditalangi oleh

PJTKI/PPTKIS, 45% atas biaya sendiri dan 8% lainnya. Biaya keberangkatan yang diperlukan

hampir Rp 2.000.000.

3. Menurut jenis pekerjaan, 44% responden merupakan pekerja perkebunan, 17% sebagai pembantu

rumah tangga, 12% pekerja pabrik. Sisanya beragam, mulai dari bekerja sebagai pengasuh anak,

sopir, buruh konstruksi, penjaga toko/rumah makan hingga tukang masak.

4. Dari segi penghasilan, gaji yang diterima setiap bulannya bervariasi mulai dari RM 200 (Rp

560.000) hingga RM 1200 (Rp3.360.000), dengan rata-rata sebesar Rp 1.400.000. Sebagian besar

responden (67%) menyimpan sendiri gaji yang diterimanya dan hanya 7% responden yang

menyimpan di bank. Selebihnya, 8% responden menitipkan kepada majikan dan 18% tidak jelas.

5. Dilihat dari penggunaannya, sebagian pendapatan TKI tersebut dialokasikan untuk biaya hidup di

Malaysia yang rata-rata Rp 600.000/bulan. Kemudian sisanya ditabung sendiri oleh TKI atau

dikirimkan ke Indonesia. Sebagian besar responden (60%) mengaku menabung penghasilannya

dengan jumlah tabungan rata-rata Rp 625.000/bulan. Sementara itu 62% responden mengatakan

mereka mengirimkan sebagian pendapatan untuk keluarga di Indonesia dengan nominal mendekati

Rp 540.000/bulan.

6. Berdasarkan jalur (moda) remitansi yang digunakan, hanya 30% responden yang menyatakan

melalui bank. Sisanya dikirimkan bukan melalui bank, yaitu: melalui keluarga (35%), teman (18%)

dan jasa penitipan informal (9%).

Page 56: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

48

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan IV-2008

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IV-2008 diperkirakan akan mengalami

pertumbuhan tahunan berkisar antara 4,5%–5,5% (y-o-y). Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan III-2008. Faktor yang diperkirakan memberikan pengaruh pada

perlambatan tersebut berasal dari meningkatnya curah hujan di wilayah Kalimantan Timur yang

berpotensi mengganggu produktivitas pertambangan batubara, selain itu juga adanya penurunan

produktivitas pengilangan gas alam karena pasokan yang terbatas. Sektor perdagangan, hotel dan

restoran diprediksikan juga akan mengalami perlambatan seiring dengan berkurangnya permintaan

masyarakat. Begitu juga halnya di sektor pertanian, penurunan harga tandan buah segar (TBS) kelapa

sawit sebagai akibat menurunnya permintaan CPO dunia di tengah krisis ekonomi global akan

menurunkan tingkat panen kelapa sawit karena harga yang diterima sebagian petani sudah tidak

sebanding dengan biaya panen dan angkut yang dikeluarkan petani.

Sementara dari PDRB sisi permintaan, perlambatan ekonomi diperkirakan dipengaruhi oleh

berkurangnya konsumsi masyarakat seiring dengan kecenderungan masyarakat untuk meningkatkan

simpanannya dibandingkan dengan melakukan peningkatan pengeluaran sebagai upaya mengantisipasi

prospek ekonomi yang memburuk sebagai akibat kondisi perekomian global yang sedang menghadapi

krisis finansial. Namun di sisi lain, ekpsor non migas diperkirakan masih akan tumbuh positif karena

masih kuatnya permintaan akan ekspor batubara Kaltim. Selain itu, diperkirakan pengeluaran

pemerintah akan meningkat karena adanya pembayaran berbagai kewajiban pemerintah menjelang

berakhirnya tahun anggaran 2008 ini. Penanaman modal tetap domestik bruto (PMDTB) diperkirakan

juga masih akan tumbuh positif dengan adanya realisasi

investasi menjelang tutup tahun 2008 dan demikian juga

halnya dengan realisasi penyaluran kredit perbankan.

Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha

(SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda,

ekspektasi pelaku usaha terhadap kegiatan usaha untuk

triwulan IV-2008 menunjukkan sinyal yang kurang positif,

terutama dibandingkan dengan triwulan III-2008, yaitu

dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar

10,66%. Sementara nilai SBT ekspektasi situasi bisnis

yang mencapai 2,65% (Grafik 7.1). Rendahnya tingkat

optimisme yang ditunjukkan oleh para pelaku usaha ini

dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang

sedang mengalami goncangan akibat krisis industri

finansial di Amerika Serikat. Kondisi ini terlihat dari

ambruknya pasar modal dan depresiasi nilai rupiah

yang mencapai Rp 11.000,- per dollar Amerika. Salah

satu faktor positif yang masih menahan indeks SKDU

dari kejatuhannya adalah harga minyak mentah yang

bergerak berkisar antara USD 60 sampai dengan USD

70 per barrel, yang membawa pengaruh pada

BBBAAABBB

VVVIIIIII

Page 57: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Prospek perekonomian Daerah

penurunan harga BBM industri.

Namun di sisi lain, ekspektasi konsumen masih menunjukkan perkembangan yang positif

terhadap perekonomian periode mendatang, yaitu berada diatas level optimis, 100,00. Berdasarkan

hasil Survei Konsumen (SK) menunjukkan nilai Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 107,00

(Grafik 7.2). Faktor yang menjadi determinan keyakinan konsumen tersebut berasal dari ekspektasi

meningkatnya penghasilan dan ekspektasi ekonomi yang diperkirakan dipengaruhi oleh penurunan

harga berbagai komoditas.

Isu-isu strategis yang diperkirakan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur di

masa yang akan datang, antara lain:

Peningkatan Curah Hujan di Wilayah Kalimantan Timur.

Peningkatan curah hujan yang terjadi di wilayah Kalimantan Timur telah dimulai sejak bulan

Oktober 2008, dan diperkirakan pada bulan-bulan mendatang akan terjadi peningkatan sebesar 30

persen. Secara normal, curah hujan yang terjadi pada bulan Oktober tahun lalu mencapai 160 mm,

namun pada tahun 2008 ini telah mencapai 205 mm. Meningkatnya curah hujan yang melebihi

normal ini berpotensi menyebabkan banjir di beberapa wilayah di Kalimantan Timur pada periode

November s.d. Desember 2008.

Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit yang makin menurun.

Harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit semakin terpuruk. Jika pada September 2008

masih seharga Rp 1.300,-/kilogram (kg), maka harga di bulan Oktober turun menjadi Rp 1.100,-

/kg, dan bahkan pada bulan November telah mencapai Rp 739,-/kg. Sehingga apabila dikurangi

dengan biaya-biaya, seperti angkuta, upah panen dan lainnya, maka penghasilan bersih yang di

dapat petani sawit adalah sebesar Rp 50,-/kg. Hal ini menyebabkan banyak petani sawit yang

memilih untuk tidak memanen buah sawitnya. Rendahnya harga TBS tersebut, apabila berlangsung

dalam jangka waktu lama, berpotensi untuk mengurangi hasil panen kelapa sawit dan menggangu

produksi Crude Palm Oil (CPO) dan perkembangan kebun kelapa sawit.

Ekspor Udang dari Tarakan menurun 17 % akibat imbas krisis ekonomi global.

Realisasi ekspor udang dari kota Tarakan sebagai sentra udang windu dan white di Kaltim

menunjukkan penurunan sejak bulan agustus 2008. Ini diperkirakan sebagai dampak krisis

ekonomi global yang berasal dari AS sehingga ekspor udang ke AS diperkirakan terhenti mulai

November 2008. Selain itu, nilai ekspor ke negara utama seperti Jepang, Singapura, Belannda,

Jerman dan Hongklong juga menunjukkan penurunan sekitar 15-17% menyusul anjloknya harga

beli. Kondisi ini menyebabkan pengusaha cold storage memilih untuk mengurangi ekspornya yang

kemudian berdampak pula pada pengurangan pembelian udang dari petambak. Selain itu,

pengurangan produksi juga telah membuat pengusaha cold storage mulai mengurangi jam kerja

karyawannya.

7.2 Prospek Perkembangan Inflasi

Triwulan IV-2008, diperkirakan akan ditandai dengan

menurunnya tekanan terhadap kenaikan harga barang dan jasa.

Hal ini dipengaruhi oleh berkurangnya permintaan masyarakat

walaupun pola konsumsi musiman menjelang akhir tahun 2008

masih akan memberikan tekanan, namun tidak sebesar pada

triwulan III-2008. Dari hasil Survei Konsumen (SK) Bank

Indonesia Samarinda bulan Oktober 2008, menunjukkan bahwa

ekspektasi konsumen akan adanya kenaikan harga masih cukup

tinggi, namun tidak setinggi periode sebelumnya (Grafik 7.3).

49

Page 58: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Prospek perekonomian Daerah

50

Adanya penurunan harga minyak mentah

di pasar dunia, yang berada pada level dibawah

USD 70 per barrel, memberikan ekspektasi akan

adanya kebijakan pemerintah untuk menurunkan

harga BBM bersubsidi pada periode-periode

mendatang. Selain itu juga, melihat kondisi

perekonomian yang masih mengalami tekanan

akibat krisis finansial yang terjadi di Amerika

Serikat, yang memberi pengaruh secara global,

konsumen cenderung untuk membatasi

pengeluarannya dan memilih untuk meningkatkan

tabungannya. Hal ini telihat dari hasil SK yang menggambarkan ekspektasi penghasilan dan tabungan

masyarakat, serta mengurangi belanja barang tahan lama (Grafik 7.4).

Page 59: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN 

Page 60: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III

MAKRO EKONOMI

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Kota Samarinda 148.73 149.51          156.75          159.65          165.99            113.57           116.93         

Kota Balikpapan 151.95 152.54          159.46          161.69          167.76            110.64           113.98         

Kota Tarakan 115.17           121.55         

Laju Inflasi Tahunan (y‐o‐y,%)

Kota Samarinda 6.8 5.39              7.86              9.18              11.60              15.83             14.37           

Kota Balikpapan 3.74 2.20              6.91              7.27              10.40              13.66             11.42           

Kota Tarakan 15.33             20.68           

PDRB ‐ harga konstan (miliar Rp)

Pertanian 1,670.33         1,649.73       1,661.82       1,692.59       1,896.12         1,830.23        1,791.19      

Pertambangan & Penggalian 9,411.33         9,583.14       9,739.36       9,935.82       9,884.86         10,106.43      10,220.26   

Industri Pengolahan 7,892.68         7,739.77       8,084.30       8,233.45       8,070.19         7,990.35        8,077.86      

Listrik, gas dan air bersih 72.29               73.63            73.58            75.71            78.52              79.27             80.31           

Bangunan 791.16            813.24          829.01          854.06          874.35            902.85           918.02         

Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,986.20         2,057.14       2,134.19       2,261.42       2,120.82         2,172.95        2,248.93      

Pengangkutan dan Komunikasi 1,242.22         1,266.38       1,291.68       1,326.48       1,336.52         1,363.83        1,406.66      

Keuangan, Persewaan dan Jasa 631.41            652.70          662.73          687.10          718.37            745.01           767.64         

Jasa 459.60            466.56          477.14          492.30          496.09            499.49           516.17         

Pertumbuhan PDRB (y‐o‐y,%) 1.39 1.60              2.48              4.37              6.77                7.00               5.53             

Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) 1,376.96         1,192.40       951.83          898.60          992.79            1,015.41        1,688.86      

Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 30,072,519     25,751,870  19,862,842  31,121,690  18,859,720    18,859,720    20,799,176 

Nilai Impor Nonmigas (USD juta) 167.78            172.21          144.71          347.37          119.07            108.23           273.65         

Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 121,790          103,438        45,024          185,270        117,722          89,697           95,028         

2008INDIKATOR

2007

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

 

 

Page 61: K. A. TA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) …

 

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III

PERBANKAN

Bank Umum:

Total Aset (Rp triliun) 38.74               37.98            42.06 46.20 41.93 44.56 51.44

DPK (Rp triliun) 30.51               30.14            32.50            34.32            32.97             35.11              39.35           

Tabungan (Rp triliun) 9.95                 10.15            10.53            12.86            12.64             14.03              14.47           

Giro (Rp triliun) 9.31                 8.37              10.16            10.83            9.52               11.01              13.53           

Deposito (Rp triliun) 11.24               11.62            11.81            10.63            10.81             10.07              11.34           

Kredit (Rp triliun) ‐ berdasarkan lokasi proyek  17.91               19.73            20.40            24.61            24.01             25.38              29.75           

Modal Kerja 8.76                 9.27              9.49              12.56            11.55             12.03              14.26           

Konsumsi 4.04                 4.21              4.56              4.85              5.21               5.58                6.31             

Investasi 5.11                 6.24              6.35              7.19              7.25               7.77                9.18             

LDR 58.70% 65.45% 62.77% 71.72% 72.80% 72.29% 75.59%

Kredit (Rp triliun) ‐berdasarkan lokasi kantor cab 12.86               13.39            14.66            15.73            16.44             18.21              19.85           

Modal Kerja 5.86                 6.16              6.88              7.23              7.37               8.20                8.71             

Konsumsi 4.12                 4.32              4.72              5.05              5.39               5.79                6.33             

Investasi 2.89                 2.92              3.05              3.45              3.67               4.22                4.80             

LDR 42.16% 44.43% 45.10% 45.84% 49.84% 51.86% 50.43%

Kredit UMKM (Rp triliun)

Kredit Mikro (<Rp 50 juta) (Rp triliun) 2.45                 2.60              2.76              2.87              3.00               3.25                3.50             

Kredit Modal Kerja 0.27                 0.29              0.31              0.33              0.35               0.41                0.44             

Kredit Investasi 0.05                   0.05                0.07                0.06                0.04                0.10                0.10               

Kredit Konsumsi 2.13                 2.26              2.38              2.48              2.61               2.74                2.95             

Kredit Kecil (Rp 50 juta < X ≤ Rp 500 juta) (Rp triliun) 2.70                 2.84              3.11              3.29              3.41               3.85                4.21             

Kredit Modal Kerja 1.07                 1.11              1.19              1.22              1.20               1.32                1.42             

Kredit Investasi 0.21                 0.22              0.25              0.26              0.25               0.36                0.42             

Kredit Konsumsi 1.42                 1.51              1.67              1.81              1.96               2.17                2.37             

Kredit Menengah (Rp 500 juta < X < ≤ Rp 5 miliar) (Rp triliun) 3.89                 4.15              4.40              4.76              4.78               5.37                5.70             

Kredit Modal Kerja 2.51                 2.64              2.82              3.03              2.98               3.40                3.56             

Kredit Investasi 0.94                 1.03              1.04              1.10              1.09               1.16                1.23             

Kredit Konsumsi 0.44                 0.48              0.54              0.63              0.72               0.81                0.91             

Total Kredit MKM (Rp triliun) 9.04                 9.58              10.27            10.93            11.19             12.46              13.42           

NPL MKM gross (%) 3.73 4.14              4.09              3.22              3.66               3.05                2.67             

BPR:

Total Aset (Rp miliar) 113.93 121.08          119.60          146.89          143.15           161.28            172.71         

DPK (Rp miliar) 73.49 72.98            80.91            84.39            86.41             93.55              101.34         

Tabungan 33.56 32.87            30.83            30.33            37.69             39.30              40.92           

Giro ‐                   ‐                ‐                ‐                ‐                 ‐                  ‐               

Deposito 39.93 40.11            50.08            54.07            48.71             54.25              60.42           

Kredit (Rp miliar)  74.00 95.16            88.04            91.06            94.94             117.14            125.52         

Modal Kerja 48.88 59.04            56.75            58.29            59.16             73.12              80.97           

Konsumsi 19.94 28.13            24.78            26.57            28.84             35.39              35.25           

Investasi 5.19 7.98              6.51              6.20              6.95               8.63                9.30             

Kredit UMKM (Rp miliar) 74.00 95.16            88.04            91.06            94.94             117.14            125.52         

Rasio NPL Gross (%) 5.99 7.17              7.36              9.17              7.86               7.74                6.59             

LDR 100.70% 130.39% 108.81% 107.90% 109.88% 125.23% 123.85%

2008INDIKATOR

2007

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH