kajian ekonomi regional - bi.go.id · atas limpahan rahmat-nya sehingga kajian ekonomi regional...
TRANSCRIPT
KAJIAN EKONOMI REGIONAL
Provinsi Jambi
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi
Triwulan III - 2013
K A T A P E N G A N T A R
Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan
III-2013 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun
komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders
internal maupun eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku
usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota)
diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan
ekonomi daerah. KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro
regional, inflasi daerah, perbankan dan sistem pembayaran, keuangan daerah,
ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi
dan inflasi daerah.
Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan
III-2013 menunjukkan perlambatan pertumbuhan yaitu dari 8,32% (yoy) menjadi 7,59%
(yoy). Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan
perekonomian nasional yang tumbuh 5,62%. Perekonomian Jambi selama tahun III-2013
menghasilkan output Rp22,11 triliun atau 0,93% dari perekonomian Indonesia (Rp2.375,3
triliun. Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 7,95% (yoy) lebih tinggi dari triwulan
lalu 5,24% (yoy) namun masih dibawah inflasi nasional 8,40% (yoy). Perkembangan
perbankan juga menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan
penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor juga
cukup baik yaitu sebesar 118,53% Sementara itu, kualitas kredit masih berada pada level
yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,25%.
Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi
penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang bergantung pada peningkatan
konsumsi rumah tangga serta Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto.
Dalam penyusunan KER triwulan III-2013 kami banyak memperoleh support dari
dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh
karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua
pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang
akan datang.
Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam
meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk
kemakmuran masyarakat Jambi.
Jambi, November 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI JAMBI
V. Carlusa Kepala Perwakilan
i
DAFTAR ISI Daftar Isi ... ............................................................................................... i Daftar Tabel ......................................................................................... iii Daftar Grafik ......................................................................................... v Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 1 BAB I. Ekonomi Makro Regional ......................................................... 5
A. Umum ............................................................................. 5
B. PDRB Sisi Produksi .............................................................. 7
1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan
Perikanan.................................................................. ... 8
2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)............ 11
3. Sektor Pertambangan dan Penggalian....................... ... 12
4. Sektor Industri Pengolahan........................................ ... 13
5. Sektor-sektor Lain .................................................... ... 14
C. PDRB Sisi Pengeluaran ........................................................ 17
1. Pengeluaran Konsumsi ............................................. ... 18
2. Investasi ................................................................... ... 20
3. Perdagangan Eksternal.............................................. ... 22
3.1 Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi ....................... .. 23
3.2 Impor Luar Negeri Provinsi Jambi......................... .. 25
Boks 1 Penguatan peran Bank Indonesia dan Pemerintah dalam mendukung
Dunia Usaha .............................................................................. 27
BAB II. Inflasi ....................................................................................... 37
A. Kajian Umum ................................................................. 37
B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ................................. 39
1. Kelompok Bahan Makanan....................................... ... 41
2. Kelompok Makanan Jadi........................................... ... 45
3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan
Bakar....................................................................... .... 45
4. Kelompok Sandang.................................................. .... 46
5. Kelompok Kesehatan ............................................... ... 46
6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga............ .. 46
7. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 47
Boks 2. Permasalahan kedelai di Provinsi Jambi . ........................................... 43
BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran .......................................... 51
A. Perkembangan Kelembagaan .......................................... 51
B. Bank Umum ................................................................... 52
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
ii
1. Perkembangan Aset Bank ........................................ ... 52
2. Perkembangan Dana Masyarakat............................... .. 53
3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana........................ . 56
4. Undisbursed Loan...................................................... .. 58
5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing
Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi.............. 59
6. Perkembangan Kredit UMKM ................................... .. 60
C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ........................................... 62
D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai ............................... 62
1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi....... . 63
2. Penyediaan Uang Layak Edar..................................... .. 63
3. Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan.. .. 64
4. Perkembangan Kliring Lokal...................................... ... 64
5. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS).............. . 65
BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah .............................................. 67
A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan III Tahun 2013 ......... 67
B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan III Tahun 2013 ................ 68
C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah ............................... 69
D. Keuangan Pemerintah Daerah ............................................ 72
BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan ......................... 73
A. Ketenagakerjaan Daerah ................................................... 73
B. Kemiskinan ........................................................................ 75
C. Kesejahteraan ............................................................... .... 76
BAB VI Prospek Perekonomian ............................................................. 77
A. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................... 77
B. Proyeksi Inflasi ................................................................... 79
C. Rekomendasi Kebijakan .................................................. .. 81
Lampiran Glosary
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
iii
DAFTAR TABEL
1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (q-t-q) 6
1.2 Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy) 7
1.3 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang 14
1.4 Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran Terhadap Pertumbuhan (q-t-q) 18
1.5 Indeks Tendensi Konsumen 19
1.6 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi 21
2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 39
2.2 Sumbangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi
Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 40
2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi
Periode Triwulan III -2013 41
3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi 52
3.2 Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi 54
3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 55
3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 55
3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 56
3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi
Jambi 58
3.7 Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan
Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 58
3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi
Jambi 60
3.9 Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi
Jambi 63
3.10 Perkembangan Transaksi RTGS 65
4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2013 68
4.2 Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2013 69
4.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 70
4.4 Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 71
5.1 Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja 74
5.2 Pekerja berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama 74
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
iv
5.3 Pekerja berdasarkan status pada Lapangan Pekerjaan Utama (dalam
ribuan) 75
5.4 Nilai Tukar Petani (NTP) Persub-sektor (2007=100) 76
6.1 Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 78
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
v
DAFTAR GRAFIK
1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 6 1.2 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q) 6 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Triwulan III Tahun 2013 8 1.4 Produksi Padi 9 1.5 Produksi Jagung 9 1.6 Produksi Kedelai 9 1.7 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 9 1.8 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 tahun di Provinsi Jambi 10 1.9 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi 11 1.10 Tingkat Hunian Hotel 12 1.11 PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi 13 1.12 Lifting Minyak Bumi 13 1.13 Lifting Gas Alam 13 1.14 Perkembangan Produksi Karet Jambi 14 1.15 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 15 1.16 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 15 1.17 Perkembangan Indeks Air Bersih 15 1.18 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 16 1.19 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 16 1.20 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal 16 1.21 Perkembangan Total Arus Barang 16 1.22 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulanan III
Tahun 2013 18 1.23 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor 20 1.24 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 20 1.25 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 20 1.26 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick-Up Baru 21 1.27 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 21 1.28 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 22 1.29 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 23 1.30 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 24 1.31 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 24 1.32 Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi 24 1.33 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 24 1.34 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 25 1.35 Lima komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 25 2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 37 2.2 Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (y-o-y) 38 2.3 Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau Sumatera per September 2013 38 2.4 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 42 2.5 Perkembangan Harga Jagung 44 2.6 Perkembangan Harga Daging 44 2.7 Perkembangan Harga Beras 44
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
vi
2.8 Perkembangan Harga Tepung Terigu 44 2.9 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 45 2.10 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 46 2.11 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 47 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 53 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 53 3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Provinsi Jambi 59 3.4 Perkembangan Suku Bunga rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank
Umum di Provinsi Jambi 60 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 61 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 61 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi 63 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring 58 4.1 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 70 4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi 70 4.3 Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 71 4.4 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi 72 5.1 Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 75 6.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d Oktober 2013 serta Perkiraan Nopember s.d Desember 2013 80 6.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d
Oktober 2013 serta Perkiraan Nopember s.d Desember 2013 80 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun kalender (y-o-d) Kota Jambi Periode Tahun 2010
s.d Oktober 2013 serta Perkiraan Nopember s.d Desember 2013 81
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
a. Inflasi dan PDRB
TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.III
MAKROIndeks Harga Konsumen Kota Jambi 139.12 133.90 137.41 138.68 139.12 142.02 144.61 149.71
Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 4.22 3.90 6.80 4.43 4.22 6.06 5.24 7.95
PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1) 20,373,533 4,867,497 5,010,243 5,174,524 5,321,268 5,274,524 5,378,068 5,567,055
- Pertanian 6,004,284 1,451,187 1,491,500 1,518,732 1,542,865 1,561,623 1,587,832 1,642,790
- Pertambangan dan Penggalian 2,713,435 632,818 664,546 691,806 724,265 629,830 638,582 711,230
- Industri Pengolahan 2,532,924 602,129 621,508 645,624 663,663 655,488 667,585 664,068
- Listrik, Gas, dan Air Bersih 172,609 41,538 42,222 43,115 45,734 46,271 46,979 47,410
- Bangunan 1,031,629 232,286 241,825 263,095 294,423 300,356 307,980 314,196
- Perdagangan Hotel dan Restoran 3,673,985 879,489 899,172 939,087 956,236 979,292 1,006,408 1,038,019
- Pengangkutan dan Komunikasi 1,473,275 352,177 361,214 375,484 384,400 382,249 392,716 406,808
- Keuangan, Persewaan dan Jasa 1,172,817 282,678 290,388 295,250 304,502 308,798 314,292 321,116
- Jasa 1,598,574 393,196 397,868 402,330 405,179 410,617 415,693 421,418
Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2) 1,290,820 330,267 379,947 285,237 295,369 261,826 295,320 237,408
Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 5,313,927 1,507,099 1,561,561 872,828 1,372,439 814,244 1,161,680 845,955
Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3) 107,610 34,070 16,962 26,040 30,537 16,689 39,052 82,238
Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 107,841 10,440 33,658 24,426 39,317 41,980 32,722 48,091
Catatan1) Angka sementara berdasarkan tahun dasar 2000
20122012
2013INDIKATOR
2) Pengklasifikasian komoditi
menggunakan 21 kelompok barang
berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku.3) Pengklasifikasian komoditi dalam
statistik impor menggunakan SITC 2
digit
b. Perbankan
Tw.I-1 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-12 Tw.I-13 Tw.II-13 Tw.III-13PERBANKANA. Bank Umum :Total Aset (Rp Juta) 24,475,084 23,052,408 23,780,624 24,163,959 24,475,084 26,618,428 27,833,632 28,538,630 DPK(Rp Juta) 17,945,194 17,255,120 17,611,536 17,917,502 17,945,194 18,376,298 19,154,658 19,520,974
- Tabungan 10,132,421 8,754,559 9,207,801 9,141,330 10,132,421 9,492,101 9,646,142 10,070,264 - Giro 3,762,667 3,866,278 3,373,061 3,687,655 3,762,667 3,753,003 4,120,387 3,744,864 - Deposito 4,050,106 4,634,284 5,030,674 5,088,518 4,050,106 5,131,194 5,388,129 5,705,847
25,707,902 21,339,606 23,116,929 23,608,285 25,707,902 26,471,507 28,211,297 29,925,232 - Modal Kerja 9,935,402 8,956,344 9,761,212 9,281,782 9,935,402 10,115,811 9,822,930 10,124,382 - Konsumsi 10,289,952 3,671,188 4,211,014 9,574,000 10,289,952 10,543,228 11,256,968 11,816,000 - Investasi 5,482,548 8,712,074 9,144,703 4,752,503 5,482,548 5,812,468 7,131,399 7,984,850 - Dana 17,799,606 16,867,872 17,236,728 17,075,570 17,799,606 18,732,803 19,527,917 19,916,444 - LDR 144.43 126.51 134.11 138.26 144.43 141.31 144.47 150.25
19,287,676 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 - Modal Kerja 7,326,502 6,483,171 7,075,722 6,914,923 7,326,502 7,484,277 7,365,449 7,453,703- Konsumsi 8,237,555 6,534,233 6,921,191 7,784,459 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931,771- Investasi 3,723,619 2,693,215 2,846,175 3,251,684 3,723,619 4,033,494 5,481,736 5,752,786
- LDR (%) 107.48 91.05 95.64 100.19 107.48 109.72 116.02 118.53- NPL Gross (%) 328,384 274,616 301,173 319,845 328,384 454,021 473,625 521,247- NPL Gross nominal 1.70 1.75 1.79 1.78 1.70 2.25 1.93 2.25
Kredit MKM (Rp Juta)Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 3,388,031 3,058,451 3,118,341 3,439,722 3,388,031 3,389,186 3,729,806 3,537,483
- Kredit Modal Kerja 1,464,794 1,171,534 1,266,632 1,464,483 1,464,794 1,498,112 1,313,147 1,309,646 - Kredit Investasi 265,709 203,093 226,438 246,076 265,709 282,423 623,343 608,907 - Kredit Konsumsi 1,657,528 1,683,825 1,625,270 1,729,163 1,657,528 1,608,652 1,793,316 1,618,930
Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) 9,193,184 7,245,244 8,169,666 8,582,895 9,193,184 9,738,670 10,428,595 11,175,062 - Kredit Modal Kerja 2,084,917 2,100,859 2,324,547 2,014,978 2,084,917 2,147,246 1,827,369 1,887,664 - Kredit Investasi 1,117,634 824,744 952,979 1,028,456 1,117,634 1,203,160 1,714,598 1,782,084 - Kredit Konsumsi 5,990,633 4,319,640 4,892,140 5,539,461 5,990,633 6,388,264 6,886,628 7,505,314
2,588,797 3,153,428 3,252,103 3,368,116 2,588,797 3,874,659 4,259,169 4,451,803 - Kredit Modal Kerja 1,655,435 2,047,667 2,237,132 2,235,693 1,655,435 2,515,038 2,762,995 2,810,877 - Kredit Investasi 452,035 584,976 613,395 654,497 452,035 748,131 831,987 879,018 - Kredit Konsumsi 481,328 520,786 401,576 477,927 481,328 611,490 664,187 761,909
Total Kredit MKM (Rp Juta) 15,170,012 13,457,123 14,540,110 15,390,733 15,170,012 17,002,515 18,417,570 19,164,348 NPL MKM gross (%) 2.13 1.76 3.85 1.30 2.13 2.45 2.30 2.70- NPL MKM Gross Nominal 322,875 236,264 559,480 200,255 322,875 416,426 423,813 516,557
B. BPR :Total Aset (Rp Juta) 644,378 460,613 534,589 622,101 644,378 685,560 691,959 760,030DPK (Rp Juta) 481,763 349,774 410,115 431,198 481,763 501,520 506,701 551,278 - Tabungan (Rp Juta) 80,701 63,909 69,101 71,206 80,701 80,242 76,783 81,355- Deposito (Rp Juta) 401,062 285,865 341,013 359,992 401,062 421,278 429,918 469,923
Kredit (Rp Juta) 487,782 337,067 410,499 463,125 487,782 520,039 554,233 567,445 - Modal Kerja 123,865 87,282 102,479 114,570 123,865 127,272 141,934 156,969 - Investasi 95,547 73,586 87,528 98,433 95,547 101,531 110,867 111,650 - Konsumsi 268,370 176,199 220,492 250,123 268,370 291,236 301,432 298,826
Kredit UMKM (Rp Juta) 219,412 160,868 190,007 213,003 219,412 228,803 218,597 233,076 Rasio NPL Gross (%) 2.82 4.23 3.69 3.63 2.82 4.37 5.01 5.96 - NPL Gross (Nominal) 13,762 14,246 15,131 16,822 13,762 22,726 27,743 33,804- PPAP 8,560 7,257 8,131 8,582 8,560 7,927 11,272 13,653Rasio NPL Net (%) 1.07 2.07 1.71 1.78 1.07 2.85 2.97 3.55 LDR (%) 80.71 77.71 83.22 81.00 80.71 80.43 87.12 81.21
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
INDIKATOR TAHUN 2012TAHUN 2012 TAHUN 2013
Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar)
((Rp Juta)
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor
cabang
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1)
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
c. Sistem Pembayaran
Tw.I-12 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-2012 Tw.I-13 Tw.II-13 Tw.III-13
SISTEM PEMBAYRAN
Inflow (Rp Juta) 2,136,748 518,106 418,971 805,987 393,685 846,548 1,031,722 1,453,196
Outflow (Rp Juta) 4,913,017 771,960 1,187,425 1,387,811 1,565,822 964,637 1,682,989 2,605,130
Pemusnahan Uang (ribu lembar) 374,692 272,452 24,127 11,991 66,122 409,645 107,615 299,524
Nominal Transaksi RTGS (Rp miliar) *) 238,024 64,796 72,693 48,131 52,404 41,811 47,019 54,499
Volume Transaksi RTGS 176,968 39,368 44,630 44,319 48,651 38,804 43,318 42,356
Nominal Kliring Debet (Rp juta) 9,810,791 2,534,615 2,347,560 2,380,495 2,548,121 2,519,686 2,569,823 2,577,906
Volume Kliring Debet (lembar) 269,007 69,746 65,514 62,775 70,972 72,639 68,585 71,104
Rata-rata Harian Nominal Kliring Debet 39,280 40,232 37,883 38,559 40,446 44,205 50,258 40,523
Rata-rata Harian Volume Kliring Debet 1,050 1,107 1,017 973 1,103 1,274 1,311 1,066
Nominal Kliring Pengembalian (Rp juta) 180,103 45,677 39,077 48,694 46,655 83,121 64,289 56,120
Volume Kliring Pengembalian (lembar) 5,591 1,225 1,430 1,451 1,485 1,463 1,811 1,837
Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian 727 725 620 798 765 1,458 989 920
Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian 22 19 23 24 24 26 28 30
Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Rp juta) 144,493 36,225 33,051 40,025 35,192 39,774 52,233 44,847
Volume Tolakan Cek/BG Kosong (lembar) 4,304 856 1,164 1,150 1,134 1,213 1467 1435
Rata-rata Harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 583 575 525 656 577 698 804 735
Rata-rata Harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong 17 14 18 19 19 21 23 24
Tahun 2013INDIKATOR
Tahun 2012TAHUN 2012
1
RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI
I. Ekonomi Makro Regional
Perekonomian Jambi pada Triwulan III-2013 tumbuh sebesar 7,59% (yoy),
melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya
(8,32%). Pertumbuhan ekonomi Jambi tersebut masih lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan ekonomi nasional (5,62%).
Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian disebabkan oleh
perubahan stok yang mengalami perlambatan sebesar -5,69% (qtq), namun
demikian masih pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga
pertumbuhan ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi.
Pertumbuhan terbesar pada sisi permintaan tercatat pada pertumbuhan
komponen ekspor barang dan jasa sebesar 2,93% (qtq) dan pengeluaran
konsumsi rumah tangga yang meningkat sebesar 2,27% (qtq). Dari sisi
penawaran, turunnya sektor industri pengolahan menjadi sumber utama
perlambatan ekonomi. Namun demikian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran
yang tumbuh signifikan dari 15,88% pada triwulan II-2013 menjadi 16,91% pada
triwulan III-2013 yang utamanya disebabkan oleh peningkatan peran sub sektor
perdagangan besar dan eceran.
Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output output
Rp22,11 triliun atau 0,93% dari perekonomian Indonesia (Rp2.375,3 triliun).
Pangsa perekonomian Jambi tersebut relatif stabil dari triwulan lalu yang juga
0,93%. Struktur perekonomian Jambi pada triwulan III-2013 menunjukkan bahwa
sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu
46,38%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,78% dan sektor sekunder sebesar
16,84%.
II. Inflasi
Pada triwulan III-2013, inflasi kota Jambi tercatat 7,95% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya (5,24%) serta rata-rata inflasi triwulan pertama
dalam tiga tahun terakhir (5,90%). Inflasi Jambi tersebut juga lebih rendah dari
inflasi nasional (8,40%).
Berdasarkan perhitungan triwulanan, perkembangan harga di triwulan
laporan tercatat sebesar 3,53%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
Perekonomian Provinsi
Jambi triwulan III - 2013
mengalami perlambatan
yaitu dari 8,32 (yoy)
menjadi 7,59% (yoy)....
Pada triwulan III-2013,
Kota Jambi mengalami
inflasi sebesar 7,95%
(yoy) ..........
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
2
(1,82%) dan rata-rata inflasi triwulan III selama tiga tahun terakhir (2,53%).
Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Juli, Agustus dan
September 2013 masing-masing 3,25%, 1,20% dan -0,92%.
Faktor utama penyebab naiknya inflasi kota Jambi adalah meningkatnya
inflasi administered prices dan volatile foods masing-masing sebesar 16,57% (yoy)
dan 9,73% (yoy). Sumber utama peningkatan inflasi administered prices adalah
meningkatnya harga BBM, tarif dasar listrik (TDL), tarif angkutan, dan tarif PDAM.
Sedangkan inflasi volatile foods bersumber dari peningkatan permintaan
sehubungan dengan hari lebaran yang tidak diimbangi dengan kecukupan
pasokan komoditas khususnya bawang merah dan cabe merah akibat terjadinya
gagal panen pada daerah pemasok komoditas tersebut.
III. Perbankan dan Sistem Pembayaran
Kinerja perbankan pada triwulan III-2013 secara umum menunjukkan
peningkatan, baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit.
Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar
251 bps menjadi 118,53%. Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar
Rp28.538,63 miliar. Outstanding kredit bank umum meningkat 4,11% (qtq)
menjadi Rp23.138,26 miliar, sementara DPK meningkat 1,91% (qtq) menjadi
Rp19.520,97 miliar. Kualitas kredit yang diberikan masih relatif terjaga tercermin
dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 2,25% yang
masih di bawah ketentuan 5% lebih tinggi (memburuk) dibandingkan triwulan
sebelumnya (1,93%).
Pada periode triwulan III-2013, aktivitas pembayaran mengalami
peningkatan yang tercermin dari meningkatnya transaksi kas dan nilai kliring
dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Aliran kas masuk Bank Indonesia
Jambi mencapai Rp 1.453,20 miliar (meningkat 40,85%) sementara aliran kas
keluar mencapai Rp 2.605,13 miliar (meningkat 54,79%). Dengan demikian
terdapat net outflow Jambi mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari
Rp651,27 miliar (Triwulan II-2013) naik menjadi Rp 1.151,94 miliar (Triwulan III-
2013) atau naik sebesar 76,88% (qtq).
Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring menurun sebesar 3,79%
dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp 2.472,45 miliar. Nilai RTGS dari,
ke, serta dari dan ke Jambi mengalami peningkatan rata-rata sebesar 15,88%
dibandingkan triwulan sebelumnya.
Kinerja perbankan
meningkat ditandai
dengan meningkatnya
jumlah aset,
penghimpunan dana
dan penyaluran
kredit....
RINGKASAN EKSEKUTIF
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
3
IV. Keuangan Pemerintah Daerah
Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada triwulan III-2013
mencapai Rp2.145,17 miliar (terealisasi 81,62% dari APBD-P 2013), sementara itu
realisasi belanja mencapai Rp1.637,84 miliar (baru terealisasi 50,11%).
Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar masih tergantung dari transfer
pemerintah pusat yang mencapai Rp1.394,62 miliar. Sementara itu, Pendapatan
Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui pajak, retribusi, serta pengeloalaan
kekayaan daerah mencapai Rp749,54 miliar (34,94%). Dari sisi belanja, belanja
terbesar masih ditunjukkan untuk belanja operasional yang mencapai Rp997,28
miliar (60,89%), khusunya belanja pegawai yang mencapai Rp369,04 miliar
(37,00%) dan diikuti oleh belanja modal Rp384,89 miliar (23,50%). Realisasi
belanja rutin meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya seiring dengan mulai selesainya pekerjaan dan pembayaran terhadap
rekanan pelaksana.
V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
Pada bulan Agustus 2013, jumlah pekerja di Jambi mengalami penurunan
yaitu dari 1.424 ribu orang di Agustus 2012 menjadi 1.383 ribu orang di Agustus
2013. Sebaliknya, jumlah pengangguran menunjukkan peningkatan menjadi 70,3
ribu orang dibandingkan Agustus 2012 yang sebanyak 47,3 ribu, sehingga tingkat
pengangguran terbuka naik menjadi 4,84% dari 3,22%. Sementara itu
perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami
penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 87,56 dari 89,63
pada triwulan lalu.
VI.Prospek Perekonomian
Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 2,0%-2,5%(qtq),
tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan (2,58% qtq).
Sementara itu, secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan
mendatang diperkirakan melambat, yaitu pada kisaran 6,7 7,2% (yoy)
sedangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jambi tahun 2013 diperkirakan pada
kisaran 7,5%-7,9%. Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama
perekonomian di triwulan mendatang. Adanya hari besar keagamaan dan tahun
baru yang diikuti dengan adanya pembayaran THR pada beberapa instansi serta
pencairan tunjangan sertifikasi guru triwulan IV akan memberikan penghasilan
Realisasi pendapatan
triwulan III -2013
mencapai 81,62%
dari APBD sementara
realisasi belanja
mencapai 50,11%...
Jumlah pengangguran
September 2013
meningkat...
Laju pertumbuhan PDRB
triwulan IV-2013
diperkirakan berkisar
6,7%-7,2% (yoy).....
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
4
tambahan bagi masyarakat di triwulan mendatang dan berkontribusi
meningkatkan konsumsi masyarakat pada triwulan mendatang. Di samping itu,
mulai terakselerasinya konsumsi pemerintah juga ikut mendorong pertumbuhan
ekonomi. Namun demikian, investasi diperkirakan akan melambat sejalan dengan
kenaikan BI rate yang cenderung diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit.
Inflasi pada triwulan IV-2013 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan
III-2013 mencapai 9,50%-10,00% (yoy) dari triwulan laporan 7,95% (yoy). Kondisi
ini disebabkan oleh meningkatnya angka inflasi administered price, inti maupun
volatile foods.
Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan
mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)
Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar, 2) Rencana
Pertamina menaikkan harga elpiji kemasan 12 kg, 3) Realisasi APBD yang cukup
tinggi di akhir tahun anggaran, 4.) Masih terus meningkatnya harga tarif tenaga
listrik, serta 5.) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala serta
terhambatnya arus di pelabuhan yang akan meningkatkan biaya distribusi dan
transportasi barang dan jasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu
meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan IV tahun 2013.
Menyikapi kondisi perekonomian triwulan III 2013 serta proyeksi ekonomi
triwulan IV 2013, perlu dilakukan langkah-langkah untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi Jambi, antara lain:
Program ketahanan pangan melalui sinergi yang baik antara Pemerintah
melalui dinas terkait dengan instansi-instansi lainnya untuk menggalakkan
program ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman pangan di lahan-lahan
yang selama ini tidak produktif.
Pembentukan TPID baru tingkat kota/kabupaten sekaligus penguatan
fungsi TPID tersebut
Mengupayakan pembangunan PLTU dan industri pengolahan yang
menggunakan batu bara sebagai bahan baku sehingga batu bara dapat
dimanfaatkan di Jambi (tidak perlu ekspor) dan memberikan nilai tambah
ekonomi yang lebih baik.
Peguatan sektor riil di bidang pertanian dengan memberikan insentif yang
tepat guna kepada petani.
Pembinaan dan pendampingan UMKM
Percepatan Realisasi Belanja Pemerintah
5
BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL
A. Umum
Perekonomian Jambi pada triwulan III-2013 tumbuh sebesar 2,58% (qtq)
atau 7,59% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan
sebelumnya sebesar 2,89% (qtq) atau 8,32% (yoy), namun masih lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi nasional (5,62%) (Grafik 1.1. dan 1.2.).
Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian disebabkan oleh
perubahan stok yang mengalami perlambatan sebesar -5,69% (qtq), namun
demikian pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga
pertumbuhan ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi
terutama pertumbuhan komponen ekspor barang dan jasa sebesar 2,93% (qtq)
yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya ekspor antar daerah serta
pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 2,27% (qtq) seiring
momen Hari Raya Idul Fitri dan tahun ajaran baru sekolah (Tabel 1.1.). Namun
demikian, tumbuhnya konsumsi dan investasi dimaksud juga didukung oleh
peningkatan impor yang mencapai 1,86% (qtq) sehingga andil net ekspor di
triwulan laporan hanya sebesar 0,62%.
Dari sisi penawaran, turunnya sektor industri pengolahan (-1,26% qtq)
menjadi sumber utama perlambatan ekonomi (Tabel 1.1.). Namun demikian,
sektor pertambangan dan penggalian tumbuh signifikan dari 5,07% (qtq) pada
triwulan II-2013 menjadi 7,14% (qtq) pada triwulan III-2013, yang utamanya
disebabkan oleh peningkatan produksi pertambangan minyak dan gas bumi.
Sektor lain yang mengalami peningkatan cukup besar pada triwulan laporan
adalah sektor pengangkutan dan komunikasi (3,59% qtq) , sektor perdagangan,
hotel dan restoran (3,03% qtq), serta sektor pertanian.
Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output
Rp22,11 triliun atau 0,93% dari perekonomian Indonesia (Rp2.375,3 triliun).
Struktur perekonomian Jambi pada triwulan III-2013 menunjukkan bahwa sektor
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
6
primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 46,38%,
diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,78% dan sektor sekunder sebesar 16,84%.
Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy)
15.1 15.6 16.2 16.516.7 17.6 18.7 19.6 19.9
20.84 22.1
6.5
6.5 6.5 6.5
6.3
6.376.17 6.11 6.02 5.81
5.62
9.048.56
8.74
7.86
6.15
7.15 7.29
9.098.36
8.32
7.59
4
5
6
7
8
9
10
0
5
10
15
20
25
30
Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q1V-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q1V-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13
Sumber: BPS (diolah)
%
Ouput Jambi (Rp Triliun) Pertumbuhan Indonesia Pertumbuhan Jambi
2013
I II III IV I II QTQ (%) Andil
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 0.47 1.06 2.42 0.73 0.46 0.93 2.27 1.47
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (5.27) 2.68 3.22 1.11 (7.15) 2.00 1.76 0.31
Lembaga Swasta Nirlaba 1.63 1.97 2.56 1.67 1.02 2.38 2.45 0.02
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1.21 4.22 6.84 6.42 1.05 2.11 1.94 0.36
Perubahan Stok 0.54 2.28 (2.01) 7.66 3.46 3.76 (5.69) (0.19)
-8.77 11.58 -2.62 -0.22 -5.66 13.88 2.93 1.94
-8.17 8.99 -2.25 -1.23 -4.93 10.44 1.86 1.32
(0.22) 2.93 3.28 2.84 (0.88) 2.89 2.58 2.58 PDRB
JENIS PENGELUARAN
Ekspor
Impor
2012 Triwulan II - 2013
Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (qtq)
Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq)
4.6 4.7 4.8 4.9 4.9 5.0 5.2 5.3 5.3 5.4 5.6
1.39 1.97
3.14
1.15
(0.22)
2.93 3.28
2.84
(0.88)
2.89
2.58
(1.5) (1.0) (0.5) - 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0
0
1
2
3
4
5
6
Q I-11 Q II-11 Q III-11 Q IV-11 Q I-12 Q II-12 Q III-12 Q IV-12 Q I-13 Q II-13 Q III-13
%Rp triliunNominal (aksis kiri) Pertumbuhan (aksis kanan)
I II III IV I II QTQ (%) Andil
2.38 2.78 1.83 1.59 1.22 2.52 2.61 0.77
Pertambangan dan Penggalian (7.92) 5.01 4.10 4.69 (12.76) 5.07 7.14 0.87
Industri Pengolahan (1.42) 3.22 3.88 2.79 (1.23) 2.60 (1.26) (0.16)
Listrik, Air dan Gas 1.11 1.65 2.12 6.07 1.17 1.53 0.92 0.01
1.52 4.11 8.80 11.91 2.02 2.54 2.02 0.11
Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.07 2.24 4.44 1.83 2.41 2.88 3.03 0.56
Pengangkutan dan Komunikasi 0.07 2.57 3.95 2.37 (0.56) 2.74 3.59 0.26
Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 1.45 2.73 1.67 3.13 1.41 3.23 0.74 0.04
0.34 1.19 1.12 0.71 0.85 1.73 1.38 0.11
(0.22) 2.93 3.28 2.84 (0.88) 2.89 2.58 2.58 PDRB
Pertanian
Bangunan
Jasa-Jasa
LAPANGAN USAHA2012 Triwulan III - 20132013
Sumber: BPS (diolah)
Sumber: BPS (diolah)
Sumber: BPS (diolah)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
7
B.PDRB Sisi Produksi
Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi di triwulan
laporan utamanya disumbangkan oleh sektor bangunan/konstruksi serta sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor
bangunan yang mampu tumbuh 19,42% (yoy) diikuti dengan sektor
perdagangan hotel dan restoran 10,53%. Tingginya pertumbuhan sektor
bangunan tersebut terjadi karena adanya peningkatan investasi properti yang
sangat signifikan, seperti pengembangan perumahan, pusat bisnis, dan
perhotelan oleh perusahaan swasta berskala nasional/internasional termasuk juga
peningkatan kapasitas bandara dan pembangunan beberapa proyek pemerintah
lainnya.
Sementara itu, pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel, dan
restoran yang cukup signifikan utamanya disebabkan oleh sub sektor
perdagangan besar dan eceran. Pencairan gaji ketigabelas bagi PNS, TNI, dan
POLRI serta THR mampu meningkatkan daya beli masyarakat dan momen hari
raya Idul Fitri, serta maraknya penjualan mobil mendorong tumbuhnya sub sektor
perdagangan.
Tabel 1.2. Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy)
Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar
Rp22,11 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian
sebesar 30,03%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,91% serta
sektor pertambangan dan penggalian sebesar 16,35%. Dengan demikian,
2013
I II III IV I II Growth Andil
6.22 7.72 7.56 8.85 7.61 7.34 8.17 2.40
1.57 1.98 1.68 5.39 (0.16) (0.10) 2.81 0.38
6.51 8.16 8.19 8.65 8.86 8.21 2.86 0.36
4.11 4.90 5.97 11.32 11.39 11.27 9.96 0.09
7.54 10.21 17.54 28.68 29.30 27.36 19.42 0.99
10.21 10.30 9.54 9.89 11.35 12.05 10.53 1.91
5.06 6.42 7.91 9.22 8.54 8.72 8.34 0.61
6.64 7.80 7.45 9.28 9.24 9.77 8.76 0.50
4.34 4.32 3.39 3.39 3.92 4.48 4.74 0.37
6.15 7.15 7.29 9.09 8.36 8.32 7.59 7.59
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Air dan Gas
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan
Pertanian
Bangunan
Jasa-Jasa
PDRB
LAPANGAN USAHA2012 Triwulan III - 2013
Sumber: BPS (diolah)
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
8
struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami
perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.3).
Grafik 1.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Triwulan III Tahun 2013
1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Produksi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan
perikanan menunjukkan kinerja yang baik dengan tumbuh 8,17% (yoy) atau
2,61% (qtq),meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan lalu (7,34% yoy dan
2,52% qtq). Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian secara triwulanan
disebabkan oleh meningkatnya produksi tanaman bahan makanan terutama
beras serta meningkatnya produksi tanaman perkebunan terutama karet.
Namun demikian, melambatnya produksi pertanian dalam jangka panjang
disebabkan oleh perlambatan produksi baik tanaman bahan makanan (tabama)
maupun tanaman perkebunan. Tanaman bahan makanan yang cenderung
tergantung akan kondisi musim sering mengalami kendala dalam penanaman.
Adanya pergesaran musim akhir-akhir ini berdampak pada sulitnya petani
memperkirakan kondisi cuaca. Sementara itu, melambatnya produksi tanaman
perkebunan disebabkan oleh menurunnya harga jual komoditas sehingga
menjadi disinsentif bagi petani untuk meningkatkan produksi.
Produksi tabama di triwulan laporan menunjukkan pertumbuhan sebesar
2,42% (qtq) dan 8,94%(yoy). Pertumbuhan ini terkonfirmasi dalam ARAM (angka
ramalan) BPS yang menyatakan bahwa pada tahun 2013, produksi padi Jambi
secara total diperkirakan akan mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun
Pertanian, 30.03
Pertambangan dan Penggalian,
16.35Industri
Pengolahan, 10.36
Listrik, gas & air, 0.97
Bangunan, 5.50
Perdagangan, Hotel dan
restauran, 16.91
Pengangkutan dan Komunikasi,
6.33
Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan, 5.16
Jasa-jasa, 8.38
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
9
2012 dengan luas panen mencapai 158.697 ha dibandingkan 149.369 ha pada
tahun lalu.
Grafik 1.4. Produksi Padi
Grafik 1.5. Produksi Jagung Grafik 1.6. Produksi Kedelai
Namun demikian, meningkatnya produksi tanaman bahan makanan di
triwulan laporan tidak diikuti oleh peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). Rata-rata
NTP Triwulan III 2013 dibandingkan NTP Triwulan II 2013 turun 242 bps dari
89,73 menjadi 87,31. Menurunnya NTP tersebut disebabkan oleh melambatnya
harga jual terutama pada tanaman perkebunan sementara indeks yang harus
dibayar oleh petani mengalami kenaikan yang lebih tinggi. Salah satu yang harus
diperhatikan terkait nilai tukar ini adalah para petani yang menggantungkan
pendapatan hidupnya hanya dari satu sumber saja, misalkan hanya dari
perkebunan. Penurunan harga komoditas yang disertai dengan penurunan
tingkat produksi akan berdampak pada penurunan kesejahteraan mereka.
Grafik 1.7. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des
(ha)
2010 2011 2012 2013 (ARAM II)
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des
(ha)
2010 2011
2012 2013 (ARAM II)
0
1,000
2,000
3,000
4,000
Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des
(ha)
2010 20112012 2013 (ARAM II)
75
100
125
150
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2012 2013
indeks terima indeks bayar NTP
Sumber: BPS (diolah)
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
10
Sub sektor perkebunan yang menyumbangkan output sebesar Rp3,61
triliun dengan pangsa 16,35% dari total PDRB Jambi mengalami pertumbuhan
positif sebesar 8,20% (yoy). Secara triwulanan, pertumbuhan produksi
perkebunan tumbuh relatif lebih tinggi yakni 2,82% (qtq) dibandingkan triwulan
lalu (1,49% qtq). Namun, secara tahunan, pertumbuhan produksi perkebunan
menunjukkan kecenderungan perlambatan. Perlambatan ini terutama disebabkan
oleh belum normalnya harga jual komoditas.
Harga kelapa sawit di Jambi walaupun sudah mengalami peningkatan,
namun belum kembali ke level semula. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun
Rp1.548,33/kg, meningkat 9,36% dari harga triwulan lalu. Sementara itu harga
CPO di Jambi sebesar Rp6.984,12/kg atau meningkat 3,81%. Sebaliknya, di
tingkat internasional, harga rata-rata kelapa sawit belum menunjukkan perbaikan
yakni masih sebesar USD 721,98/metric ton (dibandingkan harga rata-rata
triwulan lalu USD 755,31/metric ton). Jika dibandingkan dengan tahun 2012,
harga TBS Jambi saat ini sedikit meningkat 0,51%, namun berbanding terbalik
dengan harga CPO dunia yang turun sebesar 21,37%.
Relatif meningkatnya harga kelapa sawit di Jambi disebabkan oleh
beberapa hal: 1.) melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD sehingga harga di
dalam negeri menjadi meningkat, 2.) meningkatnya jumlah pabrik kelapa sawit
(PKS) sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap TBS, 3.) menipisnya
pasokan minyak kedelai dari negara-negara pengimpor.
Grafik 1.8 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi
Sumber: Disbun Provinsi Jambi
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2012 2013
Harga (Rp)
CPO INTI TBS 10 TAHUN CPO Int'l
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
11
Sejalan dengan harga kelapa sawit, harga bokar di Jambi juga meningkat
dari rata-rata Rp20.412/kg menjadi Rp20.867/kg (naik 2,23%(qtq)). Berbanding
terbalik dengan harga di tingkat lokal, harga karet di tingkat internasional turun
11,73% menjadi USD 273,06/cent. Apabila dibandingkan dengan harga tahun
2012, harga bokar di Jambi turun lebih dalam dan mencapai 16,66% (yoy).
Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya tumbuh 5,27% (yoy), relatif
sama dibandingkan triwulan lalu (5,28% (yoy)). Sejalan dengan itu, sub sektor
kehutanan menunjukkan pertumbuhan yang melambat dari triwulan lalu sebesar
7,91% (yoy) menjadi 7,57% (yoy). Sementara itu, sub sektor perikanan tumbuh
6,24% (yoy), lebih tinggi dari triwulan lalu (5,35% yoy)).
2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)
Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbangkan output
perekonomian sebesar Rp3,74 triliun (pangsa 16,91%) yang terdiri atas tiga sub
yaitu perdagangan besar dan eceran (92,99%), hotel (1,25%) dan restoran
(5,76%). Pertumbuhan sektor ini mencapai 10,53% (yoy), dengan andil
pertumbuhan 1,91% yang utamanya didukung oleh tingginya perkembangan
perdagangan besar dan eceran di Jambi yang tumbuh 10,90% (yoy). Pencairan
gaji ke-tiga belas dan pembayaran THR meningkatkan daya beli masyarakat.
Maraknya penjualan mobil, momen hari raya Idul Fitri dan tahun ajaran
barusmenjadi pendorong tumbuhnya sektor ini.
Grafik 1.9 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
-
100.00
200.00
300.00
400.00
500.00
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2012 2013
USD cent/KgRp/Kg
Harga Bokar (Rp/kg)
Harga Karet Internasional (USD cent/kg)
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
12
Sementara itu, sub
sektor hotel menunjukkan
peningkatan sebesar 1,41%
(qtq) atau 7,90% (yoy).
Meningkatnya intensitas
penyelenggaraan acara baik oleh
pemerintah ataupun swasta
berdampak pada tingginya
tingkat hunian hotel. Rata-rata
tingkat hunian hotel di triwulan
laporan sebesar 51,26%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan lalu
(48,41%). Namun demikian, jumlah tamu menginap pada triwulan laporan turun
sebesar 14,39% menjadi 62.409 orang. Penurunan jumlah tamu menginap
terbesar terjadi pada bulan Juli dan Agustus bersamaan dengan datangnya bulan
puasa.
3. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan dan penggalian menyumbangkan nilai tambah
sebesar Rp3,62 triliun (16,35%), merupakan sektor ketiga terbesar di Jambi.
Produksi pertambangan dan penggalian selama triwulan laporan meningkat
cukup pesat yaitu 7,14% (qtq). Namun secara tahunan, produksi pertambangan
dan penggalian meningkat sebesar 2,81% (yoy).
Pertumbuhan pada sektor ini utamanya didorong oleh peningkatan
produksi penggalian yang tumbuh sebesar 7,67% (yoy). Sementara dua sub
sektor lainnya, yaitu pertambangan minyak bumi dan gas bumi serta
pertambangan tanpa migas masing-masing tumbuh sebesar 2,15% (yoy) dan
3,13% (yoy).
Kondisi ini juga terkonfirmasi oleh angka lifting migas oleh Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Jambi. Lifting migas selama triwulan III-2013 mencapai
Grafik 1.10. Tingkat Hunian Hotel
50,954
60,511
54,126 56,688
50,821
57,930
47,293
58,288 55,338
72,902
62,409
0
10
20
30
40
50
60
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2011 2012 2013
Jumlah Tamu Menginap T. Hunian Hotel (RHS)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
13
1.453,88 Kbarrel, naik 15,08% dari periode yang sama tahun lalu, sementara
lifting gas alam turun menjadi 12.341 BBTU (-3,48%).3
Produksi migas di Jambi menunjukkan tren penurunan dalam beberapa
tahun terakhir. Sebagai gambaran, rata-rata produksi migas per triwulan tahun
2005 mencapai 1.983,95Kbarrel sementara rata-rata produksi tahun 2012 dan
2013 sebesar 1.524,42 Kbarrel dan 1.198,16Kbarrel
Grafik 1.11. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi
Grafik 1.12. Lifting Minyak Bumi Grafik 1.13. Lifting Gas Alam
4. Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan yang menyumbang output terhadap
perekonomian Jambi sebesar Rp2,29 triliun (10,36%), meningkat sebesar 2,86%
(yoy), dengan andil pertumbuhan 0,36%. Namun demikian, bila dilihat
berdasarkan perhitungan triwulanan, sektor industri pengolahan mengalami
penurunan 1,26% (qtq). Industri pengolahan di Jambi terdiri dari industri migas
3Data bulan September 2013 merupakan data perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi
4.92 5.37 5.11 1.03
(14.25)
5.72
5.64 0.17
(14.97)
5.92 8.44
-25
0
25
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
I II III IV I II III IV I II* III*
2011 2012 2013
Persentase ribu barel
Lifting Minyak Bumi
Pertumbuhan PDRB
* Angka perkiraan Bank Indonesia untuk Bulan Septemberi 2013
1,512 1,400 1,263
1,923
1,219 921
1,454
I II III IV I II III*
2012 2013
Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jambi.*: Angka proyeksi bulan September 2013
K Barel
12,305 12,979 12,786 12,374 12,238 11,973 12,341
I II III IV I II III*
2012 2013
Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jambi.*: Angka proyeksi bulan September 2013
BBTU
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
14
dengan total output Rp208,46 miliar (9,10%) serta industri non migas dengan
total output Rp2,08 triliun (90,90%).
Berdasarkan data
Gapkindo (Gabungan
Pengusaha Karet
Indonesia) cabang Jambi,
produksi karet dalam
triwulan III 2013
mencapai 92.488 ton,
turun 2,28% dibandingkan
triwulan lalu.4 Berdasarkan data indeks produksi dari BPS, industri karet masih
menunjukkan peningkatan mencapai 4,36% (qtq) dengan laju pertumbuhan
tahunan sebesar 2,57%.
Sejalan dengan hal tersebut, produksi CPO juga menunjukkan
peningkatan 4,44% (qtq) dengan pertumbuhan tahunan sebesar 1,02% (yoy).
Tabel 1.3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang
5. Sektor-sektor Lain
Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 9,96% (yoy)
dengan sumbangan pertumbuhan 0,08%, lebih rendah dibandingkan laju
pertumbuhan triwulan sebelumnya (11,27% (yoy)). Peningkatan tersebut
disebabkan oleh meningkatnya produksi listrik dan air bersih masing-masing
sebesar 10,26% (yoy) dan 7,85% (yoy).
4Terdapat 10 (sepuluh) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo
Trw III-12 Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13 Trw III-12 Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13
Industri Makanan 7.81 -8.06 2.09 4.44 7.76 17.55 4.05 1.02
Industri Minuman 0.59 0.30 3.80 -1.12 7.64 0.72 9.97 7.68
Industri Karet dan Barang dari
Karet dan Barang dari Plastik
5.56 2.25 0.32 4.36 6.66 15.49 3.37 2.57
I B S 6.48 -2.71 1.39 1.70 7.69 16.27 9.35 4.58
Sumber: BPS Provinsi Jambi
y-o-y
Pertumbuhan
Jenis Industri q-to-q
Grafik 1.14. Perkembangan Produksi Karet Jambi
Sumber: Gapkindo Cabang Jambi
88,713 85,867 81,805
68,679 74,585 77,418
76,065 75,165
74,563
94,647 92,488
-20-15-10-5051015202530
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2011 2012 2013
Volume Produksi Bokar (Ton) Pertumbuhan (%qtq)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
15
Meningkatnya sub sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya
jumlah konsumsi listrik serta jumlah pelanggan di Jambi masing-masing sebesar
4,28% (yoy) dan 2,97% (yoy). Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan
laporan mencapai 341,83 MWH dengan jumlah pelanggan mencapai 500.833
rekening. Berdasarkan penggunanya, mayoritas pelanggan PLN di Jambi adalah
kelompok rumah tangga yang mencapai 460.245 rekening (91,90%) dengan
konsumsi daya listrik mencapai 228,01 MWH (66,70%).
Grafik 1.15 Perkembangan Total
Pemakaian Listrik
Grafik 1.16 Perkembangan Jumlah
Pelanggan Listrik
Sementara itu,
pemakaian air bersih yang
dicatat oleh PDAM Tirta
Mayang menunjukkan
penurunan di triwulan
laporan. Rata-rata konsumsi
air bersih bulanan melalui
PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 854,24 ribu M3, lebih rendah
dari tahun lalu (867,18 ribu M3).
Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan 8,34%
(yoy) dengan andil pertumbuhan 0,61%, menurun dibanding pertumbuhan pada
triwulan sebelumnya (8,72% yoy). Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya
sektor angkutan yang tumbuh 8,33% (yoy), meskipun relatif melambat
dibandingkan triwulan sebelumnya (8,74% yoy).
282 301 328 319 323 337 342
-
50
100
150
200
250
300
350
400
I II III IV I II III
2012 2013
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)
KWH (dalam Juta)
461
483 486
506
486
496 501
430
440
450
460
470
480
490
500
510
I II III IV I II III
2012 2013
ribu
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)
Grafik 1.17. Perkembangan Indeks Air Bersih
861 872
858 852
863 857
853
867
854
-0.61
1.33
-1.64
-0.68
1.34
-0.73-0.50
1.69
-1.49
(3)
(1)
1
3
5
800
820
840
860
880
900
Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3
2011 2011
Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2013
ribu M3
Total Konsumsi Air (LHS) Pertumbuhan (RHS)
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
16
Jumlah penumpang, baik yang datang maupun berangkat dari Bandara
Sultan Thaha Jambi, menunjukkan peningkatan. Momen liburan sekolah dan hari
rata Idul Fitri menjadi faktor utama peningkatan jumlah penumpang tersebut.
Jumlah penumpang (total berangkat dan datang) di bandara Sultan Thaha Jambi
sebanyak 343.733 orang, meningkat 8,34% dari tahun lalu. Secara umum,
jumlah penumpang yang meninggalkan Jambi sedikit lebih tinggi dibandingkan
yang datang ke Jambi.
Sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 1,14%(yoy), lebih rendah
dibandingkan triwulan lalu yang mampu tumbuh 3,65% (yoy). Penurunan
tersebut sejalan dengan jumlah kunjungan kapal di Jambi yang juga mengalami
penurunan dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Pada triwulan III 2013,
jumlah kunjungan kapal sebanyak 1.200 unit, sementara tahun lalu sebanyak
1.220 unit. Jumlah arus barang perdagangan sebesar 1.503,35 kilo ton, jauh
menurun dibandingkan tahun lalu (2.761,55 kilo ton)5 Seiring dengan penurunan
volume impor alat berat.
Grafik 1.20 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal
Grafik 1.21 Perkembangan Total Arus Barang
5Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat.
27.46
34.69
76.23101.74
11.92-0.51
-7.58
7.60
-30.40
-15.95
-1.64
-50
0
50
100
150
-
500
1,000
1,500
2,000
I II III IV I II III IV I II III
2011 2012 2013
persen(%)
Sumber: Pelindo II Cabang Jambi
unit
Unit Pertumbuhan (yoy)
-3.28
25.20 39.24
28.81
-5.39
123.60
88.86
-31.98
-17.57
-56.71-45.56
-100
-50
0
50
100
150
200
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
I II III IV I II III IV I II III
2011 2012 2013
persen(%)
Sumber: Pelindo II Cabang Jambi
unit
Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan (yoy)
Grafik 1.18. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan
Penumpang
Grafik 1.19. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang
020406080
100120140160180200
I II III IV I II III IV I II III
2011 2012 2013
Sumber: PT Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi
ribu orang
Kedatangan Penumpang Keberangkatan Penumpang
0
500
1000
1500
I II III IV I II III IV I II III
2011 2012 2013
Sumber: PT.Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi
ton
Jumlah Bongkar Jumlah Muat
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
17
Sub sektor komunikasi tumbuh 8,42% (yoy) yang didukung oleh
pertumbuhan pos dan telekomunikasi sebesar 8,43% (yoy) dan jasa penunjang
komunikasi sebesar 7,19% (yoy).
Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar
8,76% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (9,77% yoy). Masih
relatif tingginya pertumbuhan sektor ini terutama didukung oleh pertumbuhan
sub sektor bank sebesar 11,64% (yoy).
Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 4,74% (yoy), sedikit lebih
tinggi daripada pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,48% yoy). Pertumbuhan
sektor jasa didorong oleh tumbuhnya jasa pemerintah dan swasta masing-masing
sebesar 4,58% (yoy) dan 5,52% (yoy). Sektor ini didukung oleh sub sektor jasa
pemerintahan umum dengan output sebesar Rp1.579,36 miliar dan diikuti oleh
sub sektor swasta sebesar Rp273,09 miliar.
C. PDRB Sisi Pengeluaran
Ditinjau dari sisi pengeluaran, melambatnya ekonomi Provinsi Jambi
terutama disebabkan oleh menurunnya konsumsi pemerintah. Namun demikian,
masih tingginya pertumbuhan investasi di Jambi yang mencapai 11,94% (yoy)
dengan andil pertumbuhan 2,13% serta tetap terjaganya konsumsi rumah
tangga dan mulai membaiknya kinerja ekspor menyebabkan pertumbuhan
ekonomi Jambi masih mampu tumbuh tinggi di triwulan laporan. Berdasarkan
strukturnya, 56,40% perekonomian Jambi ditopang oleh konsumsi, diikuti
dengan investasi fisik 18,33% dan konsumsi pemerintah 15,80%. Pangsa
konsumsi rumah tangga dan pemerintah cenderung mengalami penurunan dari
waktu ke waktu. Pada tahun 2012, pangsa konsumsi rumah tangga dan
pemerintah masing-masing sebesar 57,74% dan 17,76%.
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
18
Tabel 1.4. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (yoy)6
Grafik 1.22. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan III tahun 2013
7
1. Pengeluaran Konsumsi
Pengeluaran konsumsi rumah tangga berdasarkan harga berlaku mencapai
Rp12,33 triliun atau 55,78% dari total PDRB Jambi. Mayoritas konsumsi
masyarakat Jambi (61,53%) diperuntukkan untuk membeli makanan yaitu
sebesar Rp7,59 triliun. Pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat 4,45%
(yoy) dan 2,27% (qtq) meskipun sedikit lebih rendah dari pertumbuhan triwulan
sebelumnya (4,60% (yoy)). Menurunnya harga komoditas berdampak pada
melambatnya konsumsi masyarakat. Namun tingginya aktivitas perdagangan
seiring dengan bulan Ramadhan, puasa dan tahun ajaran baru menyebabkan
konsumsi masyarakat masih tetap terjaga.
6
dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor. 7Pangsa (share) net impor sebesar -,66% merupakan pengurangan dari total share PDRB sisi pengeluaran.
2013
I II III IV I II Growth Andil
4.88 5.05 5.29 4.75 4.74 4.60 4.45 2.96
10.55 9.27 5.50 1.52 (0.49) (1.15) (2.55) (0.48)
11.72 11.31 6.92 8.05 7.41 7.84 7.73 0.05
13.47 11.87 15.53 19.93 19.75 17.32 11.94 2.13
21.65 19.74 14.49 8.47 11.63 13.25 9.00 0.28
-9.61 -1.14 -9.80 -1.08 2.28 4.39 10.34 6.70
-6.34 -0.25 -8.48 -3.37 0.04 1.37 5.64 4.06
6.15 7.15 7.29 9.09 8.36 8.32 7.59 7.59
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
Perubahan Stok
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Lembaga Swasta Nirlaba
Impor
PDRB
JENIS PENGELUARAN
Ekspor
2012 Triwulan III - 2013
Konsumsi rumah tangga , 55.78
Lembaga Swasta Nirlaba, 0.62
Konsumsi pemerintah , 15.80
PMTDB, 18.33
Perubahan Stok, 2.44
Net Impor, -7.03
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
19
Kondisi ini juga tercermin dari membaiknya angka indeks tendensi
konsumen yaitu dari 106,70 menjadi 112,33.8. Angka indeks tingkat konsumsi
beberapa komoditi makanan dan bukan makanan mengalami peningkatan
signifikan dari 104,16 pada triwulan II-2013 menjadi 116,8 pada triwulan
laporan.
Tabel 1.5 Indeks Tendensi Konsumen
Variabel Pembentuk Triwulan I - 2013
Triwulan II - 2013
Triwulan II - 2013
Pendapatan rumah tangga kini 101.7 106.85 112.21
Pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi 106.87 108.46 109.09
Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan 100.72 104.16 116.8
Indeks Tendensi Konsumen 102.89 106.7 112.33
Masih baiknya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan laporan
juga tercermin dari masih tingginya penjualan kendaraan bermotor. Penjualan
kendaraan roda empat seperti sedan, jeep dan minibus meningkat 14,53% (yoy)
dari tahun lalu menjadi rata-rata 557 unit/bulan. Meskipun di sisi lainnya
penjualan sepeda motor mengalami penurunan 36,40% (yoy) menjadi rata-rata
5.904 unit/bulan, terutama sejak adanya kebijakan minimum down payment
pembelian kendaraan bermotor pertengahan tahun lalu.
Sementara itu, penyaluran kredit real estate masih terus meningkat
33,44% (yoy) menjadi sebesar Rp3.630,19 miliar. Pangsa kredit real estate di
Jambi mencapai 15,69% dari total kredit.
Pengeluaran konsumsi pemerintah berdasarkan harga berlaku di triwulan
laporan mencapai Rp3,31 triliun. Pengeluaran tersebut turun 1,18% dari tahun
lalu, namun masih lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Realisasi belanja APBD
provinsi Jambi Triwulan III 2013 sebesar Rp1.637,84 miliar, lebih tinggi dari posisi
8Angka yang masih diatas 100, menunjukkan bahwa masyarakat masih optimis memandang perekonomian Jambi.Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkanBadan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yangmenggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulanmendatang.
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
20
yang sama tahun lalu (Rp1.455,74 miliar). Namun demikian terjadi penurunan
persentase realisasi yakni dari 52,62% menjadi 50,11%.
Grafik 1.23. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor
Grafik 1.24. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru
Grafik 1.25. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi
2. Investasi
Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) yang mencerminkan
nilai investasi di Jambi mencapai Rp4,05 triliun (pangsa 18,33%). Pangsa investasi
tersebut terus meningkat dibandingkan tahun 2012 (17,81%) sejalan dengan
terakselerasinya investasi yang mengalami pertumbuhan 11,94% (yoy) dengan
andil pertumbuhan mencapai 2,13%. Namun demikian, pesatnya pertumbuhan
investasi dimaksud lebih disebabkan oleh tingginya akumulasi investasi pada
triwulan sebelumnya, sementara jika dibandingkan triwulan lalu, investasi hanya
tumbuh 1,94%.
Sejak tahun 2012 lalu, investasi di Jambi terus menunjukkan peningkatan
yang disebabkan oleh tingginya pembangunan fisik baik oleh pemerintah
ataupun swasta. Kondisi ini juga didukung oleh peningkatan kredit investasi yang
845 1,166
1,492
3,373
1,414 1,158
1,459
3,264 3,503
2,902
1,671
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
I II III IV I II III IV I II III*
2011 2012 2013
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit
Sedan, Jeep, Minibus
47,683 44,449
55,942
42,106
30,913 36,299
27,851
20,081 21,550 20,421 17,713
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
I II III IV I II III IV I II III*
2011 2012 2013
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit
SEPEDA MOTOR
16.52
5.16
11.27
40.30
40.13
49.79
27.1115.44
16.80 16.04
33.44
0
10
20
30
40
50
60
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2011 2012 2013
Rp
Milia
r Kredit Real Estate Pertumbuhan
(*) data s.d. Agustus 2013 (*) data s.d. Agustus 2013
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
21
mencapai 76,92% (yoy). Sementara menurut pendapat pengusaha melalui hasil
Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), optimisme pengusaha dalam memandang
kondisi bisnis masih cukup baik meskipun sedikit melemah. Hal ini terlihat dari
masih positifnya indeks situasi bisnis yaitu sebesar 16,67%9. Dari 150 responden
yang disurvei, 88,11% responden menyatakan bahwa situasi bisnis kedepan
relatif stabil, sementara 9,79% menyatakan akan baik dan hanya 2,10% yang
menyatakan akan memburuk.
Tabel 1.6 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi
Jumlah investasi Jambi yang dicatat oleh Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) menunjukkan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN)
sebesar Rp288 miliar. Investasi tersebut turun 38,15% dibandingkan posisi yang
sama tahun lalu. Namun sebaliknya, investasi asing melalui penanaman modal
asing (PMA) meningkat 110,65% dari tahun lalu menjadi USD 11,24 juta.
Investasi Jambi sebagian besar dialokasikan pada sektor pertanian.
Grafik 1.26. Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru
Grafik 1.27. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi
9 Indeks yang positif menandakan optimisme dunia usaha
Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3
PMA (USD juta) 48.95 96.41 5.34 5.63 16.36 6.11 11.24
PMDN (Rp miliar) 356 228 466 395 - 1,303 288
Keterangan2012 2013
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
140
-
200
400
600
800
1,000
1,200
I II III IV I II III IV I II III*
2011 2012 2013
Persen(%)
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit
TRUCK/PICK UP Pertumbuhan (qtq)
12.83
6.65
46.91
41.27
43.25
33.17
41.92
48.91 49.77
92.60
76.92
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
-
1
2
3
4
5
6
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III
2011 2012 2013
Rp
Tri
liu
n
Kredit Investasi (juta Rp) Pertumbuhan (%)
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
22
Grafik 1.28. Konsumsi Semen Provinsi Jambi
Sementara itu, perubahan stok mengalami pertumbuhan tahunan sebesar
9,00% , dengan andil sebesar 0,28%.
3. Perdagangan Eksternal
Ekspor provinsi Jambi baik ke negara maupun daerah lain pada triwulan III
2013 mencapai Rp10,15 triliun. Perkembangan ekspor Provinsi Jambi (keluar
daerah dan luar negeri) mengalami peningkatan 10,34% (yoy) pada triwulan
laporan utamanya disebabkan oleh meningkatnya ekspor antar daerah sebesar
4,82% dan ekspor luar negeri 16,01% (yoy). Berdasarkan tujuannya, ekspor
Jambi masih didominasi oleh ekspor ke luar daerah yang mencapai Rp5,73 triliun
(56,48%) sementara ekspor ke luar negeri sebesar Rp4,42 triliun (43,52%).
Tingginya ekspor antar daerah salah satunya juga disebabkan oleh keterbatasan
pelabuhan serta adanya kantor penjualan bersama sehingga kegiatan ekspor luar
negeri dilaksanakan oleh provinsi lain.
Impor provinsi Jambi pada triwulan III 2013 mencapai Rp8,59 trliun atau
lebih rendah dari ekspor provinsi Jambi. Dengan demikian, Provinsi Jambi
mengalami net eskpor sebesar Rp1,56 triliun. Impor jambi didominasi oleh impor
antar daerah yang mencapai Rp7,58 triliun (88,27%) sementara impor luar negeri
sebesar Rp1,01 triliun (11,73%). Perkembangan impor Provinsi Jambi (keluar
daerah dan luar negeri) mengalami peningkatan 5,64% (yoy) pada triwulan
laporan. Peningkatan impor tersebut utamanya disebabkan oleh meningkatnya
impor luar negeri 193,25% sementara impor antar daerah turun 1,28% (yoy).
11.95
20.02
1.84
(10.45)
8.80
10.26 12.36
37.89
(4.83)
12.84
(1.27)
-20
-10
0
10
20
30
40
50
-
20
40
60
80
100
120
140
160
I II III IV I II III IV I II III
2011 2012 2012
(%)
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah
KTon Konsumsi Semen Pertumbuhan (yoy)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
23
Berdasarkan dokumen
pemberitahuan ekspor barang
(PEB), ekspor luar negeri Provinsi
Jambi sebesar USD 237,41 juta
sedangkan impor USD 82,24 juta.
Dengan kondisi tersebut, Provinsi
Jambi mengalami net ekspor
sebesar USD 155,17 juta.
3.1. Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi
Ekspor ke luar negeri provinsi Jambi pada triwulan laporan mencapai USD
237,41 juta, turun 16,77% dari triwulan yang sama tahun 2012 (USD 285,24
juta). Berdasarkan jenis komoditinya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh komoditas
karet mentah (crude rubber) sebesar USD 133,98 juta atau 56,43% dari total
ekspor non migas, diikuti oleh batu bara, Kokas dan Briket serta minyak nabati
(fixed vegetable oil) masing-masing USD 27,48 juta dan USD 24,46 juta.
Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk
primer masih mendominasi baik untuk hasil perkebunan maupun pertambangan.
Di sisi lain, ekspor batu bara tumbuh sebesar 10,87% (yoy) di triwulan
laporan, namun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya nilai ekspor
batubara turun 16,95% (qtq). Dari sisi volume, ekspor batubara juga mengalami
penurunan sebesar 5,53% (yoy). Menurunnya permintaan global serta
merosotnya harga batubara internasional menyebabkan penurunan kegiatan
produksi pada perusahaan batubara. Selain itu, adanya peraturan mengenai
distribusi batu bara di Jambi serta harga yang belum membaik menjadi disinsentif
bagi pengusaha untuk mengembangkan produksi batu bara di Jambi. Rendahnya
kualitas batu bara di Jambi yang memiliki kadar energi yang rendah turut
menyebabkan terbatasnya harga jual. Adanya aturan jalur khusus untuk batu
bara membuat margin keuntungan semakin menipis. Sementara dari sisi
pemerintah, pendapatan yang didapatkan dari batu bara juga relatif rendah
sementara biaya yang ditimbulkan akibat kerusakan jalan angkutan relatif lebih
tinggi.
Grafik 1.29. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi
(dalam satuan juta USD)
561 550489
398330
380
285 295262
295237
2183
28 39 34 17 26 31 17 39 82
539
467462
359 296 363 259 265 245 256 155
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III
2011 2012 2013
Ekspor Impor Net Ekspor
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
24
Selanjutnya, nilai ekspor minyak dan lemak sayur menunjukkan penurunan
33,07% sejalan dengan berkurangnya volume ekspor sebesar 50,64%. Produksi
kelapa sawit Jambi sebenarnya cukup tinggi, namun untuk menyiasati dampak
penurunan permintaan dunia dan rendahnya harga jual CPO dalam setahun
terakhir ini, perusahaan kelapa sawit cenderung untuk menjual hasil produksi di
dalam negeri.
Grafik 1.30. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi
Grafik 1.31. Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama
Grafik 1.32. Volume Ekspor Non Migras Provinsi Jambi
Grafik 1.33. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan
148.90
77.89
42.75
-20.30
-41.10-30.95-41.71-25.77 -20.72 -22.27-16.77
-100
-50
0
50
100
150
200
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III
2011 2012 2013
Lainnya Batu Bara, Kokas dan Briket
Fixed Vegetable Oil Crude Rubber
G. Ekspor
0
500
1,000
1,500
2,000
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III
2011 2012 2013
Crude Rubber Fixed Vegetable Oil
Batu Bara, Kokas dan Briket Lainnya
Pulp dan Paper
Karet Mentah56.43%
Pulp dan Kertas (25)
6.23%
Minyak, lemak sayur
10.30%
Batu bara, briket
11.58%
Lainnya15.46%
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III
2012 2013
Lainnya India
Eropa RRC
Jepang Malaysia
(%) juta USD
juta USD
Volume (ton)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
25
Berdasarkan negara tujuan, ekspor Provinsi Jambi didominasi oleh negara
Jepang yang mencapai USD 59,57 juta (11,43%) dan diikuti oleh Amerika
Serikat USD 50,786 juta (9,91%). Menurunnya ekspor Jambi disebabkan oleh
menurunnya ekspor ke Eropa, Amerika Serikat dan Malaysia terutama ekspor
komoditas kelapa sawit.
Infrastruktur pelabuhan dan terbatasnya muatan kapal di Jambi
merupakan salah satu kendala untuk dapat mengekspor secara langsung ke
negara tujuan. Adanya keterbatasan armada dalam beberapa waktu terakhir ini
menyebabkan adanya pengalihan ekspor karet dari sebelumnya melalui
Singapura menjadi melalui Palembang.
3.2. Impor Luar Negeri Provinsi Jambi
Impor non migas provinsi Jambi tercatat sebesar USD 82,24 juta,
meningkat sebesar 110,59% (qtq) dan 215,81% (yoy). Berdasarkan pangsanya,
impor Jambi didominasi oleh mesin industri tertentu/khusus (USD 26,91 juta atau
32,72%).
Grafik 1.34. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi
Grafik 1.35. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi
34
17
26 31
17
39
82
-12.16
-50.21
53.52
17.27
-45.35
134.00
110.59
-100
-50
0
50
100
150
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III
2012 2013
Impor (juta USD) g. Impor (RHS)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III
2012 2013
Lainnya Alat Pengangkutan Lainnya
Mesin Pembangkit Tenaga Mesi Industri dan Perlengkapannya
Besi dan Baja Mesin Industri Tertentu/Khusus
Impor (juta USD)
BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
27
Boks.1
PENGUATAN PERAN BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG
DUNIA USAHA
Salah satu tujuan utama pembangunan yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dan tingkat inflasi yang rendah. Dalam tataran makro, tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dapat dicapai dengan cara meningkatkan nilai tambah ekonomi3. Sementara
peningkatan nilai tambah ekonomi dapat dicapai dengan cara4 memperbanyak hasil
produksi, memproduksi komoditas yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan
menurunkan biaya produksi dan distribusi.
1. Memperbanyak hasil produksi
Sebagai ilustrasi, Petani A memperluas lahannya menjadi 2 kali lipat dan
menghasilkan panen 2 kali lebih banyak dibanding semula. Petani B, dengan
luas lahan yang sama namun menerapkan teknologi bertani yang lebih baik
dan menggunakan bibit unggul, dapat menghasilkan panen lebih tinggi
dibandingkan jika ia bertani dengan cara lama dan menggunakan bibit yang
kurang baik. Kedua petani ini berhasil menaikkan nilai tambah ekonomi,
walaupun dengan cara yang berbeda.
2. Memproduksi produk/komoditas yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Produk pempek, tekwan atau kerupuk mempunyai nilai ekonomi yang jauh
lebih tinggi dibandingkan produk ikan mentah. Dengan sentuhan
pengolahan dan teknologi, dapat diciptakan produk yang mempunyai nilai
ekonomi lebih tinggi dan menambah lapangan pekerjaan.
3. Menurunkan biaya produksi dan distribusi
Dengan menurunnya biaya produksi dan distribusi maka nilai tambah
ekonomi akan semakin meningkat. Biaya produksi dan distribusi yang tinggi
cenderung mubazir dan tidak memberikan manfaat yang besar bagi
perekonomian.
Dari perspektif pelaku usaha, kesejahteraan pelaku usaha akan meningkat jika
profit yang mereka dapatkan juga meningkat. Secara sederhana profit dapat dirumuskan
sebagai :
( )
( )
3
, dimana growth merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDB merupakan
pendapatan domestik bruto yang dihitung berdasarkan nilai tambah ekonomi (value added) 4 , dimana VA merupakan nilai
tambah komoditas, P merupakan harga komoditas, Q merupakan banyaknya kuantitas komoditas yang diproduksi
dan C merupakan total biaya yang dikeluarkan. , dimana =Biaya produksi dan = biaya
distribusi
BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
28
( )
Dimana :
Total biaya = biaya produksi + biaya distribusi, = harga jual produk, =
jumlah/kuantitas produk yang dihasilkan = biaya produksi yang mencakup biaya
bahan baku, biaya energi dll, = biaya distribusi, = biaya produksi per unit produk,
= biaya distribusi per unit produk.
Dengan demikian untuk meningkatkan profit, beberapa hal yang bisa dilakukan
pelaku usaha yaitu dengan cara meningkatkan produksi, menaikkan harga jual,
menurunkan biaya produksi, menurunkan biaya distribusi.
Peranan yang dapat dilakukan Bank Indonesia, Pemerintah, dan Instansi/Institusi
lainnya dalam mendukung dunia usaha:
1. Peningkatan Q : Peningkatan hasil produksi dengan cara meningkatkan
produktivitas/skala ekonomi.
a. Inklusi keuangan : meningkatkan permodalan sehingga skala produksi/skala
ekonominya dapat ditingkatkan (Q naik).
Saat ini Bank Indonesia sedang menggalakkan kebijakan untuk meningkatan
akses masyarakat terhadap perbankan (inklusi keuangan) dengan cara
melakukan sosialisasi bekerjasama dengan perbankan untuk memperluas
akses kredit para pelaku usaha. Hal yang telah dilakukan Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai berikut:
1) Pengenalan perbankan ke masyarakat melalui sosialisasi dan pameran
seperti:
a) Sosialisasi tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR) bersama perbankan
Provinsi Jambi dan hasilnya akses masyarakat terhadap kredit di
Provinsi Jambi semakin meningkat tiap tahunnya.
b) Sosialisasi kebanksentralan kepada anak sekolah dasar hingga dosen,
Jambi Banking Expo dan Jambi Syariah Expo dimana perbankan
bersama UMKM binaannya memperkenalkan produknya lebih dekat
ke masyarakat.
c) Gerakan Indonesia Menabung dalam bentuk Produk TabunganKu
yang diluncurkan pada tanggal 20 Februari 2010 oleh Presiden
Republik Indonesia. Produk TabunganKu didukung oleh 70 Bank
Umum sebagai penerbit serta BPR dan BPRS yang tersebar diseluruh
Indonesia. Di Jambi Gerakan Jambi Menabung diluncurkan 2 (dua)
kali tahun 2010 yang diikuti semua bank di Provinsi Jambi.
d) Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia
No. 14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember 2012 mengenai
BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
29
Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah. Kewajiban minimum penyaluran kredit kepada UMKM
(Usaha Mikro Kecil dan Menengah) sebesar 20% dari total kredit
akan berlaku secara bertahap. Selama tahun 2013 dan 2014, rasio
kredit UMKM terhadap total kredit masih disesuaikan dengan
kemampuan bank, dalam artian belum ada ketetapan rasio
minimum penyaluran. Pada tahun 2015, rasio penyaluran kredit
kepada UMKM sudah ditetapkan minimum 5% dan akan meningkat
secara bertahap setiap tahunnya sehingga pada tahun 2018
mencapai minimum 20%.
Berikut adalah data indikator penggunaan jasa keuangan di Provinsi
Jambi yaitu:
Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa persentase akses
kredit angkatan kerja di Provinsi Jambi per September 2013 masih sangat
kecil, yaitu sebesar 12,83%. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan
persentase di Kota Jambi yang mencapai 64,49%. Dari perbandingan
kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa penyaluran kredit kepada
masyarakat masih terfokus di Kota Jambi, sedangkan di Kabupaten/Kota
lainnya masih terbatas. Berangkat dari hal tersebut, Bank Indonesia
bersama dengan perbankan Provinsi Jambi akan semakin intens untuk
memperluas akses kredit masyarakat secara merata dengan tetap
memperhatikan governance dan menjaga NPL tetap rendah.
Pada tabel dibawah terlihat pemberian kredit kepada UMKM di Provinsi
Jambi menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan
penambahan jumlah jaringan kantor khususnya kantor fungsional yang
menangani pemberian kredit mikro.
2011 2012 Sep-13
Prov. JAMBI 33.70% 39.23% 44.99%
Kota Jambi 104.13% 119.75% 138.59%
Prov. JAMBI 51.53% 60.37% 67.16%
Kota Jambi 229.65% 280.11% 314.63%
Prov. JAMBI 7.51% 8.25% 8.60%
Kota Jambi 21.89% 25.54% 28.41%
Prov. JAMBI 11.48% 12.69% 12.83%
Kota Jambi 48.28% 59.74% 64.49%
Ind
ikat
or
Pe
ngg
un
aan
Jas
a K
eu
anga
n
JUMLAH REKENING
KREDIT/JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH REKENING
KREDIT/ANGKATAN KERJA
JUMLAH REKENING
DEPOSIT/JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH REKENING DEPOSIT/
ANGKATAN KERJA
INDIKATOR
BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
30
b. Melakukan pendampingan pelaku usaha sehingga dapat meningkatkan
produksi/produktivitas.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi bekerjasama dengan SKPD
membentuk beberapa klaster yang tersebar di Provinsi Jambi yaitu:
1) Penyaluran Bantuan Bibit Jabon Hutan Tanaman Rakyat
Penyaluran bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) tahun 2012
sebanyak 100.000 batang bibit jabon yang diberikan kepada para petani
Hutan Tanaman Rakyat. Dari sejumlah bibit tersebut, yang sudah
disalurkan sebanyak 25.000 bibit jabon kepada kelompok Mekar Bersatu,
Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Penyerahan bibit telah dilaksanakan 2
(dua) tahap, yaitu pada tanggal 8 Februari 2013 sebanyak 15.000 bibit
dan tanggal 15 Maret 2013 sebanyak 10.000 bibit. Sementara itu,
75.000 batang bibit jabon direncanakan akan diserahkan kepada para
petani di Kabupaten Sarolangun (Kawasan Bukit Bulan dan Desa Taman
Bandung) akhir tahun 2013.
UMKM 2010 2011 2012 Sep-13
Bank Umum
4,761.8
6,582.5
7,814.5
8,760.4
Mikro
1,360.20
1,944.4
2,305.1
2,604.2
Kecil 2,045.14
2,522.0
2,715.6
3,153.5
Menengah
1,356.46
2,116.1
2,793.8
3,002.7
BPR
86.1
131.6
193.6
233.1
Mikro 63.0
99.2
132.9
151.5
Kecil 22.9
28.3
53.9
70.4
Menengah 0.3
4.1
6.8
11.2
Replanting Kelapa Sawit di Sungai Bahar Pelatihan budidaya tanaman jabon
BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
31
2) Peremajaan Kelapa Sawit
Program PSBI tahun 2012 peremajaan kelapa sawit di Sungai Bahar
dipadu dengan teknik budidaya tanaman sela pada November 2012 yang
diawali dengan penumbangan kelapa sawit tua diikuti dengan
penanaman bibit baru. Selanjutnya, program ini diikuti dengan
intercropping tanaman palawija dan holtikultura sebagai salah satu
sumber penghasilan petani menjelang panen kelapa sawit. Selain itu
kepada petani kelapa sawit diberikan pelatihan peningkatan nilai tambah
petani sawit.
3) Peningkatan Kinerja Klaster Cabe Kelompok Tani Kaligawe II
Klaster cabe berlokasi di Desa Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk,
Kota Jambi oleh kelompok tani Kaligawe II yang beranggotakan 10
(sepuluh) orang. Ke depannya, lahan produksi cabe tersebut akan
dijadikan suatu kawasan pertanian terpadu yang memadukan antara
usaha pertanian, peternakan, dan perikanan yang dimulai dari PSBI tahun
2013 atas pembangunan balai pertemuan dan gapura, pembangunan
rumah kompos dan pembangunan kandang sapi. Pada tanggal 11
September 2013 telah dilaksanakan panen bersama Gubernur Jambi yang
diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Jambi, Bp. Erman Rahim bersama SKPD
terkait.
Selain meningkatkan produktivitas, klaster cabe berhasil menjaga harga
cabe rendah dan stabil. Klaster cabe tersebut sukses memberikan suplai
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jambi terutama pada bulan
Agustus dan September sehingga harga cabe pun terjaga pada level
rendah dan stabil, dan pada bulan September 2013 kota Jambi
mengalami deflasi yang pendorong utamanya adalah deflasi dari
komoditas cabe merah.
4) Peningkatan Kinerja Klaster Pinang dan Kopi
Klaster pinang dan kopi berlokasi di Desa Parit Tomo, Kecamatan Betara,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Klaster ini terdiri atas 3 (tiga) kelompok
Panen Cabe Merah Kaligawe II
BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
32
tani (Sri Utomo I, II dan III) dengan total anggota 60 orang. Tujuan dari
pengembangan klaster ini adalah untuk meningkatkan mutu produksi
pinang dan kopi yang selama ini mengalami proses produksi yang kurang
tepat sehingga harga jual menjadi lebih rendah dari yang seharusnya
(lebih rendah Rp500 Rp1.000/kg). Mendukung hal tersebut, telah
diserahkan PSBI berupa 60 (enam puluh) rumah pengering sebagai
tempat pengeringan pinang belah kulit dan biji kopi kepada masing-
masing anggota. Dengan adanya bantuan tersebut, pinang kering yang
dihasilkan menjadi lebih bersih, tanpa jamur, dan lebih kering sehingga
harga jual dapat meningkat.
5) Kelompok Tani Harapan Maju
Klaster ikan patin berlokasi di Desa Teluk Ketapang, Kecamatan
Pemayung, Kabupaten Batanghari. Klaster ini terdiri atas satu kelompok
tani Harapan Maju beserta istri yang tergabung dalam kelompok wanita
tani Mawar Putih dengan total anggota 30 orang (termasuk istri). Untuk
lebih memperkuat koordinasi dalam klaster ini, telah ditandatangani Nota
Kesepahaman antara KPwBI Provinsi Jambi dan Dinas Kelautan serta
Perikanan Provinsi Jambi pada tanggal 30 Juli 2013 yang disaksikan oleh
Gubernur Jambi. Sementara itu, dalam rangka meningkatkan kinerja
klaster, telah dilaksanakan beberapa kali pelatihan yaitu:
a) Pelatihan Peningkatan Nilai Tambah Petani.
b) Sosialisasi akes keuangan
c) Studi Banding kelompok tani Harapan Maju ke Kelompok Tani Mina
Sukses di Tangkit Kec. Muara Jambi, Balai Budidaya Ikan Air Tawar
(BBAT) dan Industri Rumah Tangga Kerupuk Ikan Patin di Kumpeh
Kec. Muara Jambi.
Bantuan rumah pengering pinang kepada petani Kampung Parit Tomo, Tanjung Jabung Barat
BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
33
Pengembangan klaster di atas diharapkan mampu meningkatkan
produksi dan memberikan insentif positif bagi petani serta menjadi
percontohan untuk pengembangan klaster cabe dan klaster lainnya.
Peningkatan produktivitas bermanfaat tidak hanya bagi pelaku usaha
melainkan juga terhadap masyarakat secara keseluruhan dan bermanfaat
dalam mendukung program ketahanan pangan daerah. Ke depan, perlu
adanya keterlibatan institusi lainnya melalui program Corporate Social
Responsibility (CSR) bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam
mengembangkan produktivitas pelaku usaha.
c. Peningkatan Pj : Peningkatan harga jual produk
Tidak sejalan dengan inflasi yang rendah dan stabil. Selain itu, hal ini hanya
akan bisa dinikmati dalam jangka pendek. Tingkat inflasi yang tinggi pada
akhirnya akan meningkatkan biaya produksi dan distribusi sehingga dalam
jangka panjang profit yang dihasilkan juga akan menurun. Sehubungan
dengan hal tersebut, opsi ini adalah pilihan terakhir dari opsi-opsi yang lain.
2. Penurunan Pp : Penurunan biaya Produksi
Menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil
Tingkat inflasi yang rendah dan stabil merupakan salah satu syarat penting
untuk menjaga biaya produksi tetap berada di level yang rendah dan terjaga.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, bank Indonesia, Pemda dan dinas
instansi terkait berkomitmen penuh dan bersinergi untuk menjaga inflasi
yang rendah dan stabil melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
TPID Provinsi dan TPID kota secara rutin melakukan pertemuan baik itu secara
internal maupun mengundang pihak eksternal (Kementrian Perdagangan,
Nota Kesepahaman antara KPwBI Provinsi Jambi dan Dinas Kelautan serta Perikanan Provinsi Jambi
BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
34
Aprindo, dsb) untuk membahas permasalahan terkait inflasi dan merumuskan
solusi dan rekomendasi kebijakan.
Pertemuan Tim Kebijakan TPID Provinsi Jambi
bersama dengan Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
(APRINDO)
Rapat Koordinasi TPID Provinsi Jambi dengan Pokjanas TPID
Penyediaan bahan baku yang murah dan mudah didapat.
Bahan baku yang murah dan mudah didapat dapat menurunkan biaya
produksi. Selain itu, bahan baku yang murah dan berkualitas seperti bibit
unggul, akan menghasilkan produk yang lebih baik dari sisi kualitas maupun
kuantitas yang pada akhirnya akan memberikan nilai tambah ekonomi yang
lebih tinggi.
Terhadap isu yang berkembang dan mempengaruhi perekonomian, Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi bersama pemerintah daerah melalui
SKPD terkait dan pelaku usaha selalu melakukan diskusi untuk memperoleh
informasi riil perekonomian Provinsi Jambi dan merekomendasikan hasil
diskusi tersebut pada pemerintah daerah. Hasil diskusi terkait bahan baku
kedelai dan karet dapat dilihat pada KER Triwulan III-2013 boks.2 tentang
permasalahan kedelai yang mengalami kenaikan harga signifikan seiring
dengan kenaikan nilai tukar rupiah terhadap mata uang Dollar dan boks. 1
mengenai perkembangan usaha crumb rubber di Provinsi Jambi pada KER
Triwulan I-2013.
Alat dan mesin produksi yang hemat energi
Program konversi energi atau penggunaan metode dan alat dan mesin
produksi yang hemat energi akan mengurangi biaya energi yang harus
dikeluarkan dan terhindar dari pemborosan energi dan sumber daya.
Opsi ini dapat dilakukan dengan mengkolaborasikan bersama opsi
pendampingan pelaku usaha. Pemerintah bersama instansi/institusi yang
memiliki dana CSR dapat bekerjasama dalam memberikan bantuan alat dan
mesin produksi yang hemat energi bagi pelaku usaha sekaligus memberikan
pelatihan penggunaan dan perawatannya5. Selain itu, program konversi
5 Dari hasil liaison diperoleh informasi bahwa terjadi penghematan biaya energi yang signifikan setelah
perusahaan melakukan konversi energi dari listrik menjadi gas. Biaya investasi yang dikeluarkan
mampu ditutupi oleh penghematan biaya energi bulanan dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun. Suatu
perusahaan mempunyai biaya energi yang nyaris nol dengan cara memanfaatkan limbah produksi
sebagai bahan bakar turbin.
BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
35
energi ini perlu mendapat perhatian mengingat bagi pelaku usaha konversi
energi tersebut membutuhkan investasi yang signifikan sehingga
membutuhkan pihak perbankan dalam hal permodalan. Namun dalam jangka
panjang, program ini akan bermanfaat mengurangi biaya produksi yang pada
akhirnya akan berefek pada peningkatan produktivitas dan efisiensi ekonomi
secara keseluruhan. Salah satu bentuk PSBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Jambi dalam bentuk bantuan alat adalah bantuan berupa
handtractor kepada Kelompok Tani Karya Abadi di Desa Teluk Pemayung,
Batanghari.
Sebagaimana pada opsi peningkatan produktivitas, pada opsi penurunan
biaya produksi ini juga dapat dilakukan perluasan akses kredit oleh
masyarakat terhadap pelaku usaha khususnya UMKM untuk menghindarkan
mereka dari rentenir atau pihak lainnya yang memberikan pinjaman dengan
bunga yang sangat tinggi. Peran ini dapat dilakukan oleh Bank Indonesia
bekerjasama dengan industri perbankan dan Pemerintah Daerah. Di Provinsi
Jambi, upaya yang dilakukan pemerintah daerah, Bank Indonesia dan PT. BPD
Jambi terhadap kredit mikro adalah:
1) Kredit Usaha Penguatan Ekonomi Masyarakat (KUPEM) kepada semua
usaha kecil yang disalurkan PT BPD Jambi dan SKPD terkait di Provinsi
Jambi dengan sistem executing dan chanelling dengan tingkat suku
bunga khusus.
2) Penyaluran kredit dengan sistem berbagi risiko
Penyaluran kredit ini dilakukan terhadap sektor usaha kecil dimana risiko
atas kredit tersebut ditanggung oleh pihak pemerintah daerah, bank dan
perusahaan penjaminan. Kredit ini telah dilakukan PT BPD Jambi bersama
dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Batanghari dan Askrindo.
3. Menurunkan Pd : Penurunan biaya distribusi
Perbaikan infrastruktur jalan
Bantuan hand tractor kepada Kelompok Tani Karya Abadi di Desa Teluk Pemayung, Batanghari
Diskusi dengan Organda Provinsi Jambi dan perusahaan transportasi barang dan jasa
BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013
36
Infrastruktur jalan yang baik akan mengurangi waktu tempuh dan biaya
transportasi. Selain bermanfaat dalam hal pengurangan biaya, infrastruktur
yang baik akan memperlancar arus barang dan jasa dan meminimalkan
gangguan pasokan. Perbaikan infrastruktur jalan ini selalu menjadi
rekomendasi kepada pemerintah daerah dalam setiap pertemuan Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jambi, Kota Jambi dan Merangin
yang sejalan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.027/1696/SJ tanggal
2 April 2013 tentang Menjaga Keterjangkauan Barang dan Jasa Di Daerah.
Penyediaan moda transportasi masal dan lebih murah.
Moda transportasi masal yang murah dapat mengurangi biaya distribusi per
unit barang dan jasa dan membuat ekonomi menjadi lebih efisien dan
terhidar dari pemborosan energi.
Percepatan realisasi pembangunan pelabuhan Ujung Jabung untuk
memperlancar kegiatan ekspor dan impor barang.
Pelaku usaha Provinsi Jambi yang berorientasi ekspor dan berbahan baku
impor mengalami kendala dalam hal transportasi melalui laut mengingat
kondisi saat ini prosedur pengiriman dari Jambi harus transit di Singapura
yang menyebabkan biaya ekspor dari Jambi menjadi lebih mahal
dibandingkan ekspor dari Palembang, Medan dan Surabaya yang mempunyai
pelabuhan langsung berbatasan dengan samudera. Pembangunan pelabuhan
Ujung Jabung sekaligus kawasan industri diharapkan menghasilkan
pelabuhan yang dapat disinggahi kapal besar sehingga menimbulkan efisiensi
proses distribusi baik dari sisi waktu maupun biaya.
Mengurangi kelangkaan bahan bakar
Kelangkaan bahan bakar menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya
distribusi. Terjadi pemborosan waktu, tenaga dan energi dalam ekonomi.
Jadi, begitu banyak peran yang dapat Bank Indonesia dan Pemerintah lakukan untuk
mendukung pelaku usaha. Bank Indonesia berkomitmen penuh untuk berperan aktif
bersama pemerintah dan instansi terkait dalam menciptakan iklim ekonomi yang
kondusif dan menjaga tingkat inflasi yang rendah serta melakukan program-program
yang berkaitan dengan pengembangan sektor riil dan UMKM melalui kewenangan yang
dimilikinya.
37
BAB II INFLASI
A. Kajian Umum
Pada triwulan III-2013, inflasi kota Jambi tercatat 7,96% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan dengan pencapaian triwulan sebelumnya (5,24%) serta rata-rata
inflasi triwulan III dalam tiga tahun terakhir (5,90%). Namun demikian, Inflasi
Jambi tersebut masih lebih rendah dari inflasi nasional (8,4%) (gambar 2.1).
Gambar 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, faktor utama meningkatnya inflasi
kota Jambi disebabkan oleh meningkatnya inflasi administered prices dan volatile
food masing-masing sebesar 16,57% (yoy) dan 9,73% (yoy). Sumber utama
peningkatan inflasi administered prices adalah meningkatnya harga BBM, tarif
dasar listrik (TDL), tarif angkutan, dan tarif PDAM.13 Sedangkan inflasi volatile
foods bersumber dari peningkatan permintaan sehubungan dengan hari lebaran
yang tidak diimbangi dengan kecukupan pasokan komoditas khususnya bawang
merah dan cabe merah akibat terjadinya gagal panen pada daerah pemasok
komoditas tersebut.
13Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.
7.99
4.45
5.31
2.76 3.90
6.80
4.43
4.22
6.06
5.24
7.96
6.65
5.54
4.61
3.79 3.97
4.53 4.31
4.305.90
5.90
8.40
0
5
10
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
2011 2012 2013
Persen (%)
Kota Jambi Nasional
INFLASI
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
38
Gambar 2.2. Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (yoy)
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Berdasarkan perhitungan triwulanan, perkembangan harga di triwulan
laporan tercatat sebesar 3,53%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
(1,82%) dan rata-rata inflasi triwulan III selama tiga tahun terakhir (2,53%).
Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Juli, Agustus dan
September 2013 masing-masing sebesar 3,25%, 1,20% dan -0,92%.
Tingkat inflasi di Kota Jambi berada di urutan ke-7 (tujuh) dari daftar kota
dengan tingkat inflasi tertinggi di Sumatera. Inflasi tertinggi terjadi di kota
Padang, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh. (gambar 2.3).14
Gambar2.3. Perbandingan Inflasi (yoy) Kota Jambi dan Kota Lainnya di Pulau Sumatera per September 2013
Sumber :DSM Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jambi
14Sumber: DSM, Bank Indonesia.
3.91
6.80
4.43 4.226.06
5.24
7.96
-5
0
5
10
15
20
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2012 2013
%(y-o-y)
Umum Inflasi Inti Volatile Foods Administered Prices
-
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
Band
a Ac
eh
Lhok
seum
awe
Bata
m
Pale
mba
ng
Pang
kal P
inan
g
Pada
ng S
idem
puan
Dum
ai
Band
ar L
ampu
ng
Paka
nbar
u
Jam
bi
Sibo
lga
Pem
atan
g Si
anta
r
Med
an
Beng
kulu
Tanj
ung
Pina
ng
Pada
ng
INFLASI
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
39
B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
Berdasarkan kelompoknya, sumbangan terbesar pada triwulan ini
bersumber dari kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan dengan
kontribusi sebesar 1,64% (qtq) (tabel 2.1). Tingginya inflasi kelompok transpor,
komunikasi, dan jasa keuangan tersebut (10,93%) disebabkan oleh kenaikan tarif
angkutan paska kenaikan harga BBM serta meningkatnya permintaan angkutan
udara, angkutan antar kota sehubungan dengan liburan anak sekolah serta hari
lebaran (tabel 2.2).
Selain itu, sub kelompok bahan makanan dan makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau juga memberikan sumbangan inflasi yang cukup besar
masing-masing sebesar 2,35% dan 2,73%, seiring dengan peningkatan harga
pada kedua sub kelompok tersebut pada bulan Ramadhan dan lebaran lalu. Sub
sektor perumahan, air, listrik dan bahan bakar juga memberikan kontribusi
sumbangan yang cukup besar terhadap inflasi (2,21%) karena sejalan dengan
adanya kenaikan BBM, TDL dan tarif PDAM.
Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi
Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn
I Bahan Makanan -0.24 (0.07) 4.91 1.46 1.87 0.57 2.35 0.76
II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1.39 0.27 1.37 0.27 1.35 0.27 2.73 0.52
III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 0.93 0.19 0.83 0.17 1.71 0.34 2.21 0.43
IV Sandang 1.84 0.11 -0.60 -0.04 -1.68 -0.10 2.01 0.11
V Kesehatan 0.58 0.02 0.44 0.02 0.42 0.02 0.44 0.02
VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.54 0.03 0.43 0.02 -0.07 0.00 0.92 0.05
VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 2.54 0.37 1.18 0.17 4.97 0.72 10.93 1.64
INFLASI 0.92 0.92 2.08 2.08 1.82 1.82 3.53 3.53
Sumber: BPS (diolah)
Triwulan III-2013
(q-t-q, %)
Triwulan II-2013
(q-t-q, %)KELOMPOK
Triwulan I-2013
(q-t-q, %)
Triwulan III-2012
(q-t-q, %)
INFLASI
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
40
Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi
Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa
Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi
terbesar adalah bensin; bawang merah; dan angkutan dalam kota (Juli 2013),
bawang merah; angkutan udara; dan tarif listrik (Agustus 2013) serta daging
ayam; tarif air minum PAM; dan tempe (September 2013).
qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy
I. BAHAN MAKANAN -0.24 1.96 4.91 11.59 1.87 6.74 2.35 9.52a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA 5.15 11.52 -1.75 5.85 0.41 4.67 4.60 4.12b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA -10.55 -6.95 -4.29 2.20 16.15 4.16 8.38 26.19c. IKAN SEGAR 1.65 -4.82 -2.27 3.27 -1.69 1.39 3.21 2.96d. IKAN DIAWETKAN 1.05 5.22 1.56 4.14 4.72 6.16 -1.00 4.00e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA 4.13 7.22 -1.48 3.43 4.12 7.01 3.55 6.41f. SAYUR-SAYURAN 26.98 5.06 2.16 28.35 2.78 20.13 2.09 -3.42g. KACANG-KACANGAN 14.52 12.73 0.30 22.94 -0.23 21.59 22.90 30.48h. BUAH-BUAHAN 16.95 5.27 14.61 20.95 -10.04 12.39 0.22 -3.69i. BUMBU-BUMBUAN -37.64 -11.89 65.49 59.05 1.33 12.95 -14.94 54.07j. LEMAK DAN MINYAK 1.09 -1.72 0.34 -6.42 -1.24 -5.95 3.33 -3.86k. BAHAN MAKANAN LAINNYA 5.89 9.35 0.74 7.26 3.11 8.81 0.57 3.34II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 1.39 7.44 1.37 4.80 1.35 4.61 2.73 5.99a. MAKANAN JADI 1.34 5.77 1.59 3.65 1.64 5.07 3.97 7.80b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL 2.01 11.55 0.79 7.18 0.34 2.21 0.24 0.45c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 1.17 9.03 1.19 6.13 1.27 4.96 1.31 5.11III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 0.93 7.93 0.83 3.58 1.71 3.86 2.21 5.17a. BIAYA TEMPAT TINGGAL 0.73 9.24 0.13 5.50 0.43 2.86 1.52 3.67b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 1.58 7.99 1.94 0.49 4.84 6.50 4.21 9.26c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA 0.26 0.15 0.61 0.92 0.03 0.87 1.34 1.96d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA 0.64 6.57 1.98 4.18 1.03 4.08 0.57 4.00IV. SANDANG 1.84 1.80 -0.60 1.47 -1.68 -0.28 2.01 -0.12a. SANDANG LAKI-LAKI 1.21 0.52 0.76 2.96 0.57 2.78 0.64 2.20b. SANDANG WANITA 0.30 -1.04 0.85 1.43 0.24 1.74 1.11 2.57c. SANDANG ANAK-ANAK 0.52 5.82 0.36 2.22 0.56 1.55 0.17 1.19d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA 4.68 2.23 -3.54 -0.25 -6.85 -5.87 5.58 -5.05V. KESEHATAN 0.58 1.29 0.44 1.64 0.42 2.07 0.44 1.92a. JASA KESEHATAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00b. OBAT-OBATAN 2.88 3.27 1.15 4.26 0.49 4.56 0.13 1.77c. JASA PERAWATAN JASMANI 0.13 6.07 0.00 5.58 1.84 7.52 2.78 10.37d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA 0.17 0.51 0.64 1.05 0.46 1.64 0.43 1.90VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 0.54 2.90 0.43 1.95 -0.07 0.99 0.92 1.37a. JASA PENDIDIKAN 0.56 2.51 0.00 1.73 0.00 0.56 1.11 1.11b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN 0.77 6.27 0.00 3.45 0.00 0.76 4.02 4.01c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN 1.06 9.31 1.81 3.74 -0.32 2.36 -0.67 0.61d. REKREASI -0.11 -2.54 0.92 0.70 -0.13 1.46 0.86 2.45e. OLAHRAGA 0.06 1.05 0.00 0.06 0.17 0.23 0.04 0.21VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 2.54 3.34 1.18 4.91 4.97 9.58 10.93 18.55a. TRANSPOR 3.82 4.79 1.76 6.64 7.37 13.90 15.61 26.84b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN 0.00 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 0.00 1.26 0.00 4.24 0.00 2.94 1.50 4.49d. JASA KEUANGAN 0.70 0.70 0.41 1.12 0.00 1.12 0.00 0.41
INFLASI (UMUM) 0.92 4.43 2.08 6.06 1.82 5.24 3.53 7.96
Sumber: BPS (diolah)
Triwulan I-2013 Triwulan II-2013 Triwulan III-2013Triwulan III-2012KELOMPOK/SUBKELOMPOK
INFLASI
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
41
Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan III-2013
1. Kelompok Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 2,35%(qtq) dengan
sumbangan inflasi mencapai 0,76%. Pada triwulan III-2013 trend harga bahan
makanan mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya permintaan selama
puasa dan hari lebaran yang tidak diimbangi dengan cukupnya pasokan akibat
gagal panen pada beberapa komoditas seperti bawang merah dan cabe merah
(terutama pada bulan Juli dan Agustus). Namun demikian seiring dengan
TW III-2013 TW III-2013
Sumbangan Sumbangan
JULI JULI
1 Bensin 0.9283 1 Udang Basah -0.0535
2 Bawang Merah 0.5373 2 Bawang Putih -0.0413
3 Angkutan Dalam Kota 0.4129 3 Jeruk -0.0401
4 Beras 0.1830 4 Emas Perhiasan -0.0355
5 Cabe Merah 0.1532 5 Bahan bakar rumah tangga -0.0349
6 Angkutan Antar Kota 0.1025 6 Petai -0.0322
7 Nila 0.0946 7 Tomat Sayur -0.0278
8 Telur Ayam Ras 0.0831 8 Kol Putih/Kubis -0.0207
9 Daging Sapi 0.0791 9 Minyak Goreng -0.0141
10 Kentang 10 Personal Komputer/Desktop -0.0133
2.5740 -0.3134
AGUSUTUS AGUSUTUS
1 Bawang Merah 0.1919 1 Daging ayam ras -0.2119
2 Angkutan Udara 0.1634 2 Telur ayam ras -0.0353
3 Tarif Listrik 0.1055 3 Bahan bakar rumah tangga -0.0284
4 Beras 0.0817 4 Petai -0.0225
5 Angkutan Antar Kota 0.0781 5 Bawang Putih -0.0189
6 Kacang Panjang 0.0775 6 Nanas -0.0155
7 Pepaya 0.0640 7 Apel -0.0109
8 Sewa Rumah 0.0618 8 Cabe rawit -0.0095
9 Udang Basah 0.0574 9 Pasir -0.0085
10 Tomat Buah 0.0572 10 Batu bata/batu tela -0.0084
0.9385 -0.3698
SEPTEMBER SEPTEMBER
1 Daging Ayam Ras 0.3574 1 Bawang Merah -0.8694
2 Tarif Air Minum PAM 0.2014 2 Cabe Merah -0.4807
3 Tempe 0.1704 3 Nila -0.0882
4 Tahu Mentah 0.0992 4 Udang Basah -0.0842
5 Emas Perhiasan 0.0714 5 Angkutan Antar Kota -0.0776
6 Gado-gado 0.0640 6 Kacang Panjang -0.0766
7 Beras 0.0432 7 Pisang -0.0639
8 Kontrak Rumah 0.0416 8 Angkutan Udara -0.0589
9 Kue Kering Berminyak 0.0309 9 Petai -0.0431
10 Lambak 0.0306 10 Jeruk -0.0419
1.1101 -1.8845
Sumber : BPS (diolah)
Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas
Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas
10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI
Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas
INFLASI
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
42
terjadinya panen, pada periode akhir triwulan laporan (September 2013), bawang
merah dan cabe merah justru menjadi komoditas penyumbang deflasi tertinggi
kota Jambi. Kelompok bahan makanan yang menjadi penyumbang inflasi pada
bulan September tersebut berasal dari daging ayam ras, tahu, dan tempe.
Kenaikan harga bahan baku kedelai yang sebagian besar berasal dari impor
akibat terdepresiasinya nilai tukar rupiah menjadi pemicu kenaikan harga tahu
dan tempe.
Harga komoditi
bumbu-bumbuan seperti
bawang merah yang
meningkat semenjak
bulan Juli lalu, mulai
menunjukkan penurunan
harga di bulan September
sejalan dengan masuknya
periode panen pada
daerah penghasil bawang merah (Brebes) serta mulai masuknya bawang merah
impor paska implementasi pembukaan keran impor oleh Pemerintah. Namun
demikian, pembatasan jumlah impor dalam rangka menjaga produksi dalam
negeri, menyebabkan penurunan harga tersebut belum mencapai harga awal
sebelum terjadi kenaikan harga. Sebagai gambaran, sebelum terjadinya kenaikan
(Januari), harga rata-rata bawang merah di kota Jambi mencapai Rp17.806/kg.
Harga tersebut bergerak fluktuatif dan mencapai puncaknya pada bulan Juli dan
Agustus yang meningkat menjadi Rp44.500/kg dan Rp46.433/kg. Setelah
dibukanya keran impor dan datangnya musim panen pada daerah penghasil
bawang merah (Brebes) serta turunnya jumlah permintaan paska puasa dan
lebaran, harga bawang merah pada bulan September 2013 turun menjadi
Rp23.667/kg namun belum kembali ke level sebelumnya.
Sementara itu, pada awal triwulan laporan harga cabe merah meningkat
tajam ke level Rp 34.100/kg sejalan dengan permintaan yang tinggi selama bulan
puasa. Selain itu, perilaku pedagang yang memanfaatkan momen meningkatnya
permintaan pada bulan puasa untuk mendapatkan margin keuntungan yang
Grafik 2.4. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2012 2013
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
(Rp/kg)
Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa Bawang Merah
INFLASI
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
43
lebih besar serta keterlambatan pasokan di pelabuhan Merak karena faktor cuaca
yang berimbas pada biaya distribusi turut menjadi pemicu naiknya harga cabe
merah.
Berdasarkan Penelitian yang pernah dilakukan Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Jambi pada tahun 2010 tentang supply chain komoditas
penyumbang inflasi terbesar di kota Jambi, diketahui bahwa 78% kebutuhan
cabe merah di kota Jambi dipasok dari wilayah lain terutama Jawa, dan
didistribusikan ke daerah sekitar kota Jambi dan kabupaten tetangga.
Sehubungan dengan hal tersebut serta dalam rangka pengendalian inflasi kota
Jambi khususnya dari sektor fluktuasi harga cabe merah, maka sejak tahun 2012
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi bekerjasama dengan Dinas
Pertanian Kota Jambi merintis pengembangan klaster sentra produksi cabe merah
di Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi. Hasilnya, pada bulan Agustus 2013,
klaster cabe binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi tersebut
berhasil melakukan panen raya sehingga mampu memberikan kontribusi positif
bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat serta menurunkan harga cabe merah di
pasaran.
Meningkatnya harga daging-dagingan didorong oleh meningkatnya harga
daging ayam ras dan daging sapi. Harga daging ayam ras pada awal triwulan
tercatat pada level yang cukup tinggi, yakni Rp28.700/kg. Harga tersebut sempat
turun pada bulan Agustus 2013 menjadi Rp 25.533/kg dan kembali meningkat
pada bulan September 2013 menjadi Rp 28.267/kg. Keterbatasan pasokan DOC
ayam menyebabkan harga jualnya cenderung meningkat. Sementara itu,
kenaikan harga daging sapi yang terjadi sejak triwulan yang lalu masih berlanjut
sampai dengan triwulan laporan, dan kenaikan tertinggi tercatat pada bulan
Agustus 2013 yang mencapai Rp 108.667/kg.
INFLASI
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
44
Grafik 2.5. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.6. Perkembangan Harga Daging
Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras
Harga beras di tingkat internasional menunjukkan penurunan sebesar
6,73%, sedangkan harga beras di Jambi pada triwulan laporan mengalami
peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,89%.
Perkembangan harga
tepung terigu merek Segitiga
Biru pada triwulan laporan
relatif stabil di level
Rp10.000/kg. Sementara di
tingkat internasional, harga
gandum yang merupakan
bahan baku tepung terigu
mengalami penurunan sebesar
2,61% (qtq).15
15Satu bushel setara dengan 27 kg.
0100020003000400050006000700080009000
0123456789
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9
2011 2012 2013
(Rp/Kg)
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
(USD/Bushel)
Jagung internasional (aksis kiri)
Jagung pipilan kering (aksis kanan)
50,000
60,000
70,000
80,000
90,000
100,000
110,000
120,000
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2012 2013
(Rp/Kg)
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
(Rp/Kg)
Daging Ayam Broiler, LHS Daging Sapi Murni, RHS
-
50
100
150
200
250
0
100
200
300
400
500
600
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9
2011 2012 2013
Thousa
nds
(Rp ribu/Kg)
Sumber: Bloomberg, indexmundi.com & Disperindag Prov. Jambi
(USD/CWT)
Beras internasional (aksis kiri)
Beras King (aksis kanan)
Grafik 2.8. Perkembangan Harga Tepung Terigu
5000
6000
7000
8000
9000
10000
11000
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2012 2013
(Rp/Kg)
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
(USD/Bushel)
Wheat/Gandum (aksis kiri) Tepung Terigu lokal (aksis kanan)
INFLASI
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
45
Harga rata-rata Crude
Palm Oil (CPO) di tingkat
internasional pada triwulan
laporan relatif stabil. Harga
rata-rata CPO internasional
mencapai USD 721,98/metric
ton, menurun 4,55% (qtq) dari
triwulan sebelumnya (USD
756,37/metric ton). Berbanding
terbalik dengan harga internasional, harga minyak goreng meningkat dari
Rp9.122/liter triwulan lalu menjadi Rp9.689/liter di triwulan laporan.
2. Kelompok Makanan Jadi
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami
inflasi 5,99% (yoy) dengan laju inflasi triwulanan 2,73% (qtq). Berdasarkan sub
kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok makanan jadi
3,97% (qtq) yang disebabkan oleh peningkatan ekspektasi inflasi pada level
pedagang makanan jadi akibat kenaikan harga BBM. Selanjutnya sub kelompok
minuman yang tidak beralkohol mengalami inflasi 0,24% (qtq) akibat
meningkatnya permintaan minuman kaleng selama hari lebaran dan sub
kelompok tembakau dan minuman beralkohol mengalami inflasi 1,31% (qtq)
yang dipicu oleh meningkatnya harga tembakau dan rokok.
3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan III-
2013 mengalami inflasi sebesar 2,21% (qtq) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya
yaitu 1,71% (qtq), dengan laju inflasi tahunan 5,17% (yoy). Berdasarkan sub
kelompoknya, inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga pada sub
kelompok bahan bakar, penerangan, dan air sebesar 4,21% (qtq), biaya tempat
tinggal 1,52% (qtq), perlengkapan rumah tangga sebesar 1,34% (qtq), serta
penyelenggaraan rumah tangga 0,57% (qtq). Pemicu terjadinya inflasi pada sub
kelompok bahan bakar, penerangan, dan air adalah kenaikan tarif air PAM pada
Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
10,000
11,000
12,000
0
500
1000
1500
2000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2012 2013
(Rp/Kg)
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
(Ringgit/Ton)
CPO internasional (aksis kiri)
Minyak goreng lokal (aksis kanan)
INFLASI
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
46
bulan September 2013 dan kenaikan tarif tenaga listrik pada awal triwulan
laporan. Perubahan ketentuan kredit properti (Loan to Value (LTV)) turut menjadi
pemicu inflasi pada sub kelompok biaya tempat tinggal.
4. Kelompok Sandang
Kelompok sandang
pada triwulan III-2013 secara
tahunan mengalami deflasi
sebesar 0,12%(yoy) setelah
pada triwulan sebelumnya
juga mengalami deflasi
sebesar 0,28%(yoy). Namun
demikian, secara triwulanan
mengalami inflasi sebesar
2,01% (qtq). Terjadinya inflasi pada kelompok ini terutama disumbangkan oleh
inflasi barang yang tergolong barang pribadi dan sandang lainnya (5,85%/yoy).
Mulai meningkatnya harga emas di pasar internasional dan lokal pada bulan
Agustus dan September menjadi rata-rata USD 1.350,51/troy ounce, serta
depresiasi nilai tukar rupiah mendorong terjadinya peningkatan harga emas
perhiasan di Jambi.16
5. Kelompok Kesehatan
Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan mengalami
inflasi sebesar 0,44%(qtq), meningkat dari triwulan sebelumnya (0,42% (qtq)).
Inflasi yang terjadi utamanya bersumber dari meningkatnya harga jasa perawatan
jasmani yang mencapai 2,78% (qtq) sejalan dengan meningkatnya tarif salon.
6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar
0,92% (qtq), sementara pada triwulan yang lalu terjadi deflasi 0,07% (qtq).
Peningkatan harga tersebut terjadi pada sub kelompok kursus-kursus/pelatihan
16Sumber: Bloomberg.1 (satu) troy ounce setara dengan 31,1034768 gram (http://en.wikipedia.org)
Grafik 2.10. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional
0
500
1000
1500
2000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2012 2013
Sumber: Bloomberg
(USD/troy ounce)
INFLASI
TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
47
dan jasa pendidikan sejalan dengan masuknya tahun ajaran baru sekolah pada
triwulan laporan.
7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Perkembangan harga yang terjadi pada kelompok transportasi,
komunikasi dan jasa keuangan meningkat 10,93% (qtq). Berdasarkan sub
kelompoknya, inflasi pada kelompok ini utamanya bersumber dari
meningkatnya sub kelompok transpor sebesar 15,61% (qtq) atau 26,84% (yoy)
dan sub kelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 1,50% (qtq).
Peningkatan harga BBM yaitu premium dari Rp4.500/l menjadi Rp6.500/l
serta solar dari Rp4.500/l menjadi Rp5.500/l menjadi penyebab utama inflasi
tersebut. Harga BBM yang meningkat per 22 Juni 2013 terasa dampaknya pada
inflasi bulan Juli dan Agustus. Selanjutnya, kenaikan harga BBM menyebabkan
adanya penyesuaian tarif angkutan dimana tarif angkutan dalam kota
meningkat 50% sementara tarif angkutan luar kota dalam provinsi meningkat
27%. Kenaikan harga angkutan udara seiring dengan meningkatnya
permintaan pra dan paska lebaran turut memiliki andil yang cukup besar pada
tekanan inflasi bulan Agustus. Namun demikian, pada bulan September,
tekanan inflasi yang bersumber dari BBM dan angkutan mulai mereda seiring
dengan mulai settle-nya ekspektasi masyarakat dengan harga BBM bersubsidi
yang berlaku saat ini.
Sejalan dengan kenaikan harga BBM di Indonesia, harga rata-rata minyak
di pasar internasional juga menunjukkan peningkatan sebesar 12,33%
dibandingkan periode triwulan II-2013 yaitu dari USD 94,17/barrel, menjadi USD
105,78/barrel.
Grafik 2.11. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional
0.00
25.00
50.00
75.00
100.00
125.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2012 2013
Sumber: Bloomberg
Harga Minyak (USD/Barrel)
49
49
BOKS. 2 PERMASALAHAN KEDELAI DI PROVINSI JAMBI
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
Boks.2
PERMASALAHAN KEDELAI DI PROVINSI JAMBI (Sumber: FGD Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Dinas Perkebunan, Dinas
Pertanian,Dinas Perindustrian dan Perdagangan, BULOG, Distributor Kedelai, dan KOPTI pada
tanggal 30 September 2013)
Kedelai, atau kacang kedelai merupakan jenis tanaman polong-polongan yang
mengandung sumber protein nabati dan menjadi dasar pembuatan kecap, tahu dan tempe yang
dominan dikonsumsi penduduk Indonesia. Kebutuhan kedelai pun meningkat setiap tahunnya
berbanding lurus dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran
masyarakat akan gizi makanan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, produksi kedelai tahun 2012
(Angka Tetap) sebesar 3.516 ton biji kering atau mengalami penurunan produksi sebesar 2.153
ton biji kering 37,98 persen) dibanding tahun 2011. Pemenuhan kebutuhan kedelai di Provinsi
Jambi dihasilkan oleh Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Tebo dan Bungo
yang didominasi produksi Kabuapten Tanjung Jabung Timur sebesar 770 ton biji kering (21,905),
Tanjung Jabung Barat 707 ton (20,12%) dan Tebo sebesar 619 ton (17,60%). Penurunan ini
disebabkan oleh penurunan luas panen sebesar 1.754 hektar (38,44 %), sementara produktivitas
hanya naik sebesar 0,10 kuintal/hektar (0,81%). Pada tahun 2013, produksi kedelai (Angka
Ramalan I) diperkirakan akan meningkat menjadi 3.525 ton biji kering atau mengalami kenaikan
sebesar 9 ton (0,26 persen). Namun demikian, tingkat produksi tersebut hanya dapat memenuhi
18,05% dari total kebutuhan kedelai sampai dengan Desember 2013 (19.529 ton) atau masih
terdapat kekurangan pemenuhan kebutuhan kedelai sebesar 81,95%.
Untuk memenuhi kekurangan suplai kedelai tersebut, dilakukan impor kedelai dari luar
Provinsi Jambi yang notabene merupakan kacang kedelai yang diimpor dari luar Indonesia.
Kondisi tersebut mengakibatkan harga kedelai di Provinsi Jambi sangat dipengaruhi oleh harga
kedelai internasional dan nilai tukar rupiah. Untuk mengetahui permasalahan pemenuhan
kebutuhan kedelai di Provinsi Jambi, KPw BI Provinsi Jambi melakukan diskusi dengan berbagai
pihak yaitu distributor kedelai, SKPD terkait dan KOPTI (Koperasi Produsen Tahu Tempe
Indonesia) Kota Jambi. Dari hasil diskusi diperoleh beberapa informasi yaitu:
1. Kebutuhan kedelai di Provinsi Jambi hanya mampu dipenuhi oleh produsen lokal sebesar
45%, selebihnya menggunakan produk impor.
2. Masalah terkait produksi kedelai
a. Alih fungsi lahan dari pertanian kedelai ke pertanian jagung/perkebunan kelapa
sawit/perkebunan karet di beberapa kota dan kabupaten karena petani merasa
keuntungan yang didapatkan dari bertanam kedelai lebih rendah dibandingkan
menanam produk lainnya.
b. Produktivitas kedelai lokal yang rendah menyebabkan petani kurang tertarik menanam
kedelai dan disikapi pemerintah melalui Peraturan Presiden No.32/2013 tentang
Penugasan Kepada Perum Bulog untuk Pengamanan Harga dan Penyaluran Kedelai.
Tujuan peraturan ini adalah agar petani mendapat keuntungan yang layak, dan menjual
kedelai kepada pengrajin tahu/tempe dengan harga tertentu sehingga harga jual produk
terjangkau masyarakat. Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan ini, pemerintah telah
mengeluarkan peraturan tentang Penetapan Harga Pembelian/Penjualan Kedelai Petani
50
50
BOKS. 2 PERMASALAHAN KEDELAI DI PROVINSI JAMBI
TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
melalui Permendag No.25/2013. Harga Pembelian Kedelai Petani (HBP) Kedelai adalah
harga acuan pembelian kedelai di tingkat petani yang ditetapkan sebesar Rp 7.000/kg.
c. Rendahnya kualitas kedelai lokal yang dijual di pasar akibat moral hazard petani kedelai
untuk mendapatkan margin keuntungan yang lebih besar dengan cara mengoplos
kedelai dengan jagung atau tanah gambut. Namun demikian, praktek tersebut justru
merugikan petani sendiri karena menurunkan harga jual kedelai tersebut padahal
kualitas kedelai lokal sangat bagus.
3. Permasalahan terkait distribusi yaitu:
a. Keterbatasan infrastruktur pelabuhan di Provinsi Jambi yang menghambat kegiatan
ekspor dan impor. Arus barang dari dan ke Jambi menggunakan pelabuhan di luar
Provinsi Jambi sehingga menambah biaya distribusi yang pada akhirnya mempengaruhi
harga pokok penjualan barang.
b. Infrastruktur jalan yang kurang memadai sehingga menyebabkan jarak tempuh dan
biaya distribusi meningkat.
c. Belum terbentuknya KOPTI (Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia) di
Kabupaten/Kota (kecuali Kota Jambi) sehingga mempersulit BULOG dalam
mendistribusikan dan mengendalikan harga kedelai.
4. Sebagian besar produsen merespon kenaikan harga kedelai seiring dengan melemahnya
nilai tukar dengan cara menaikkan harga jual di pasaran dan atau mengecilkan ukuran
produk. Namun demikian, untuk kenaikan harga kedelai yang tidak terlalu tinggi atau pada
saat terjadi gejolak nilai tukar yang tidak terlalu besar, produsen cenderung
mempertahankan harganya dan mengurangi margin keuntungannya.
Rekomendasi kepada pemerintah daerah atas permasalahan di atas adalah:
1. Menurunkan ketergantungan impor produk dan mengembangkan sentra produksi. Sentra
produksi tersebut mendapat pendampingan dari instansi terkait sampai dengan
penanganan pasca panen yang baik dan pembentukan pola pikir petani kedelai terhadap
kelangsungan usahanya. Melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi lahan kedelai yang
optimal.
2. Penguatan kelembagaan koperasi/gapoktan melalui sosialisasi oleh pihak terkait sehingga
menjadi kelompok yang mandiri dan pembukaan jaringan KOPTI di kabupaten yang
memudahkan BULOG dalam menjalankan tugasnya sesuai Perpres No.32/2013.
3. Penetapan tata ruang kota khusus hortikultura untuk mencegah alih fungsi lahan.
4. Mempercepat realisasi pembangunan pelabuhan samudera Ujung Jabung dan
meningkatkan kualitas infrastruktur jalan terutama dari dan menuju daerah sentra produksi
sehingga menghemat biaya produksi dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
51
BAB III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Kinerja perbankan pada triwulan III-2013 secara umum menunjukkan
peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya baik dari sisi aset, penghimpunan
dana maupun penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan
bank pelapor naik sebesar 251 bps menjadi sebesar 118,53%. Namun demikian
peningkatan LDR tersebut diiringi dengan sedikit penurunan kualitas kredit yang
tercermin dari peningkatan rasio NPL dari triwulan sebelumnya sebesar 1,93%
menjadi 2,25%.
A.Perkembangan Kelembagaan20
Secara kelembagaan, jumlah bank dan kantor bank yang beroperasi di wilayah
kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi selama Triwulan III-2013
mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya sebanyak 376 kantor bank menjadi
378 kantor bank seiring dengan beroperasinya Bank Mestika dan Bank Artha Graha.
Secara lebih rinci dari 378 kantor bank di Provinsi Jambi tersebut, 33 (tiga puluh tiga)
di antaranya merupakan bank umum yang terdiri dari 352 kantor, serta 16 (enam
belas) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang terdiri dari 26 kantor. Dari 33 (tiga puluh
tiga) bank umum yang beroperasi di wilayah Jambi tersebut, 28 (dua puluh delapan)
di antaranya merupakan bank konvensional, sedangkan 5 (lima) bank lainnya
merupakan bank syariah. Meskipun kategori usahanya termasuk bank konvensional,
namun 3 (tiga) dari 28 (dua puluh delapan) bank konvensional yang beroperasi di
wilayah Jambi memiliki Unit Usaha Syariah. Ketiga bank tersebut adalah Bank Jambi
Unit Usaha Syariah, Bank CIMB Niaga Unit Usaha Syariah, dan Bank Sinarmas Unit
Usaha Syariah.
20 Rincian jumlah Kantor Bank Umum dan BPR per-kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dapat dilihat
pada halaman lampiran.
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
52
Berdasarkan sebaran jumlah kantor bank umum dan BPR, sebagian besar yaitu
36,24% atau 137 (seratus tiga puluh tujuh) kantor dari seluruh kantor bank di
Provinsi Jambi berada di kota Jambi, diikuti oleh Kabupaten Bungo dan Muara Jambi
masing-masing sebanyak 36 (tiga puluh enam) kantor atau sebesar 9,52% (Tabel
3.1.). Sementara kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya adalah Kota
Sungai Penuh, yaitu hanya sebanyak 5 (lima) kantor atau (1,32%).
Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi
Sumber: LBU Bank Indonesia
B.Bank Umum
1. Perkembangan Aset Bank
Total aset bank umum di Provinsi Jambi tumbuh 2,53% dari Rp27.833,63
miliar pada triwulan sebelumnya menjadi Rp28.538,63 miliar namun melambat
dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,57%) (Grafik 3.1.). Dibandingkan
dengan posisi yang sama tahun lalu, aset perbankan meningkat mencapai 18,10%.
Kenaikan aset perbankan tersebut didorong oleh meningkatnya aset bank
pemerintah, bank swasta, dan bank syariah, masing-masing sebesar Rp167,88 miliar
(0,92%), Rp502,33 miliar (6,74%), dan Rp34,79 miliar (1,57%). Berdasarkan
pangsanya, aset perbankan terbesar adalah dari bank pemerintah Rp18.340,31 miliar
(64,26%), diikuti oleh bank swasta Rp7.950,23 miliar (27,86%) dan bank syariah
Rp2.248,09 miliar (7,88%).
Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3
Kota Jambi 125 125 127 132 133 135 137 36.24
Kerinci 22 23 23 23 23 23 23 6.08
Bungo 31 32 33 36 36 36 36 9.52
Muara Jambi 31 31 33 36 36 36 36 9.52
Sarolangun 26 27 29 31 31 31 31 8.20
Tebo 19 19 19 22 23 23 23 6.08
Merangin 22 24 26 31 31 31 31 8.20
Batanghari 20 20 21 23 24 24 24 6.35
Tanjung Jabung Barat 22 22 22 22 22 22 22 5.82
Tanjung Jabung Timur 7 7 8 10 10 10 10 2.65
Sungai Penuh 4 5 5 5 5 5 5 1.32
T O T A L 329 335 346 371 374 376 378 100.00
Pangsa
(%)JUMLAH BANK
20132012
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
53
Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi (dalam satuan triliun rupiah)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
2. Perkembangan Dana Masyarakat
Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum sebesar
Rp19,52 triliun, meningkat 1,91% (Rp366,32 miliar) dari triwulan sebelumnya
(Rp19,15 triliun) (Grafik 3.2.). Secara tahunan, DPK mampu tumbuh sebesar 8,95%,
meningkat dibanding pertumbuhan triwulan lalu (8,76%). Pertumbuhan DPK yang
dalam setahun terakhir ini menunjukkan perlambatan kini mulai menunjukkan
peningkatan seiring dengan naiknya suku bunga simpanan bank mengikuti kenaikan
BI-rate. Berdasarkan komposisinya, peningkatan terbesar disebabkan oleh
meningkatnya penempatan pada deposito yang mencapai 12,13% (yoy). Sementara
itu, tabungan dan giro tumbuh masing-masing sebesar 10,16% (yoy) dan 1,55%
(yoy). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, penempatan giro turun cukup
signifikan sejalan dengan dengan mulai terealisasinya Anggaran Penerimaan dan
Belanja Daerah (APBD) yang sebelumnya ditempatkan pada rekening giro.
Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
19 20 21 21
23 24 24 24
27 28 29
8.64 7.65
3.71 1.51
9.76
3.17 1.61 1.29
8.76
4.57 2.53
23.61
27.67 25.94
23.12 24.38
19.20 16.80 16.54 15.48
17.04 18.10
0
5
10
15
20
25
30
-
5
10
15
20
25
30
Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13
Persen
Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan q-t-q (%) Pertumbuhan y-o-y (%)
3,866 3,373 3,688 3,763 3,753 4,120 3,745
4,634 5,031 5,089 4,050 5,131 5,388 5,706
8,755 9,208 9,141 10,132 9,492 9,646 10,070
17,255 17,612 17,918 17,945 18,376
19,155 19,521
-
4,000
8,000
12,000
16,000
20,000
24,000
Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13
Rp (dalam jutaan)
Tabungan Simp Berjangka Giro DPK
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
54
Berdasarkan kelompok bank, penghimpunan DPK mayoritas berasal dari
bank pemerintah dan mencapai Rp12.809,16 miliar (65,62%), diikuti oleh bank
swasta nasional Rp5.573,08 miliar (28,55%) dan bank syariah Rp1.138,73 miliar
(5,83%) (Tabel 3.2). Bank Syariah mengalami akselerasi pertumbuhan penghimpunan
DPK mencapai 46,53% (yoy), sementara bank pemerintah dan bank swasta nasional
masing-masing sebesar 8,72% (yoy) dan 4,01%(yoy).
Tabel 3.2 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi
(dalam jutaan rupiah)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Berdasarkan golongan pemilik, tumbuhnya DPK terutama berasal dari
penempatan oleh pemerintah daerah dan perseorangan. DPK oleh pemerintah daerah
meningkat Rp278,61 miliar dalam setahun ini menjadi Rp3.950,76 miliar (meningkat
7,59%). Tingginya pendapatan APBD serta adanya sisa lebih perhitungan anggaran
tahun lalu (SILPA) menyebabkan terjadinya peningkatan simpanan pemerintah daerah
di triwulan laporan. Namun demikian jumlah penempatan oleh pemerintah daerah
tersebut lebih rendah dari triwulan sebelumnya karena mulai terealisasinya APBD.
Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III q-t-q y-o-y
11,782,102 11,521,957 12,281,783 12,922,185 12,809,164 -0.87% 8.72%
1 2,761,820 2,854,884 2,966,564 3,221,551 2,717,057 -15.66% -1.62%
2 5,802,879 6,560,565 5,989,720 6,074,794 6,292,275 3.58% 8.43%
3 Simpanan Berjangka 3,217,403 2,106,508 3,325,500 3,625,840 3,799,833 4.80% 18.10%
5,358,250 5,584,108 5,203,578 5,097,258 5,573,083 9.33% 4.01%
1 782,894 690,317 613,758 660,092 750,965 13.77% -4.08%
2 2,974,148 3,155,100 3,080,196 3,043,183 3,270,743 7.48% 9.97%
3 Simpanan Berjangka 1,601,209 1,738,691 1,509,624 1,393,983 1,551,375 11.29% -3.11%
777,150 839,129 890,936 1,135,215 1,138,726 0.31% 46.53%
1 142,941 217,466 172,681 238,744 276,842 15.96% 93.68%
2 364,303 416,756 422,185 528,165 507,246 -3.96% 39.24%
3 269,906 204,907 296,070 368,306 354,638 -3.71% 31.39%
17,917,502 17,945,194 18,376,298 19,154,658 19,520,974 1.91% 8.95%
1 3,687,655 3,762,667 3,753,003 4,120,387 3,744,864 -9.11% 1.55%
2 9,141,330 10,132,421 9,492,101 9,646,142 10,070,264 4.40% 10.16%
3 5,088,518 4,050,106 5,131,194 5,388,129 5,705,847 5.90% 12.13%
Giro
Tabungan
Giro
Giro
Simpanan Berjangka
Simpanan Berjangka
Jumlah
Bank Syariah
Tabungan
Giro
Bank Pemerintah
Bank Konvensional
PertumbuhanURAIAN
2012 2013
Tabungan
Bank Swasta Nasional
Tabungan
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
55
Sementara DPK milik perseorangan yang mendominasi DPK di Jambi dengan pangsa
mencapai 65,23%, mengalami pertumbuhan 6,90% menjadi Rp12.729,28 miliar.
Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Berdasarkan lokasi proyek, jumlah penghimpunan dana masyarakat
mengalami peningkatan sebesar Rp708,81 miliar. Berdasarkan lokasinya, peningkatan
tersebut disebabkan oleh meningkatnya penghimpunan DPK di hampir seluruh
wilayah Jambi, kecuali Kabupaten Batanghari (Tabel 3.4.). Pertumbuhan
penghimpunan DPK terbesar terjadi di wilayah Kabupaten Sarolangun serta
Kabupaten Kerinci masing-masing sebesar Rp135,06 miliar (60,78%) dan Rp177,02
miliar (17,24%). Berdasarkan pangsanya, mayoritas penghimpunan DPK berlokasi di
Kota Jambi yang mencapai Rp13,18 triliun (67,49%) diikuti oleh Bungo sebesar
Rp1,37 triliun (7,03%).
Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek (dalam jutaan rupiah)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share yoy
Penduduk/Residents
1 Pemerintah Pusat 110,646 138,194 128,807 123,306 143,604 0.74 29.79%
2 Pemerintah Daerah (Pemda) 3,672,156 2,087,516 3,821,755 4,227,594 3,950,762 20.24 7.59%
3 Badan Dan Lembaga Pemerintah 40,134 26,433 30,978 30,149 31,195 0.16 -22.27%
4 BUMN Atau Pemerintah Campuran 475,800 527,207 352,535 407,528 379,712 1.95 -20.19%
5 BUMD 38,044 47,853 35,389 58,419 40,173 0.21 5.60%
6 Lembaga Keuangan Non Bank 117,708 121,675 134,383 161,774 173,501 0.89 47.40%
7 Bukan Lembaga Keuangan 1,493,414 1,993,759 1,503,361 1,627,833 1,691,289 8.67 13.25%
8 Sektor Swasta Lainnya 57,217 69,194 80,742 329,109 375,263 1.92 555.86%
9 Perseorangan 11,907,155 12,925,202 12,278,358 12,184,119 12,729,279 65.23 6.90%
Jumlah 17,912,274 17,937,033 18,366,310 19,149,832 19,514,780 100 8.95%
Bukan Penduduk/Non-Residents 5,228 8,160 9,988 4,826 6,193 18.44%
Penduduk dan bukan penduduk 17,917,502 17,945,194 18,376,298 19,154,658 19,520,972 8.95%
Trw.I-2013 Trw.II-2013 Trw.III-2013No. Golongan Pemilik
Trw.III-2012 Trw.IV-2012
Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share Nominal Persen
1 Kab. Batanghari 773,531 730,007 785,137 825,672 660,154 3.38 (113,377) (14.66)
2 Kab. Sarolangun 222,208 177,266 307,734 377,066 357,268 1.83 135,060 60.78
3 Kab. Kerinci 1,026,562 965,779 1,108,471 1,147,320 1,203,577 6.17 177,015 17.24
4 Tanjung Jabung Barat 1,194,241 1,166,645 1,268,320 1,377,031 1,357,655 6.95 163,414 13.68
5 Tanjung Jabung Timur 316,458 183,516 319,517 400,302 362,735 1.86 46,277 14.62
6 Kab. Tebo 252,304 158,797 290,326 281,687 263,216 1.35 10,912 4.33
7 Kab. Merangin 741,333 742,265 715,083 730,486 767,783 3.93 26,450 3.57
8 Kab. Bungo 1,228,578 1,335,840 1,357,670 1,346,772 1,372,958 7.03 144,381 11.75
9 Kota Jambi 12,162,288 12,485,079 12,224,040 12,668,320 13,175,628 67.49 1,013,340 8.33
17,917,502 17,945,194 18,376,298 19,154,658 19,520,974 100 708,805 8.95
Trw. III-13 Pertumbuhan (yoy)No. Kota/Kabupaten
Trw. I-13 Trw. II-13
JUMLAH
Trw. III-12 Trw. IV-12
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
56
3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana
Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi meningkat Rp914,33
miliar (4,11%) yaitu dari Rp22.223,93 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi
Rp23.138,26 miliar (Tabel 3.5.). Pertumbuhan penyaluran kredit terus menunjukkan
peningkatan dari waktu ke waktu. Dibandingkan posisi yang sama tahun lalu,
penyaluran kredit mengalami pertumbuhan mencapai 28,90%, lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (27,68%).
Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami baik oleh
bank konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank konvensional
membukukan pertumbuhan yang sedikit lebih tinggi (29,04% (yoy)) dibandingkan
bank syariah (27,39% (yoy)). Pangsa kredit bank konvensional mencapai 91,32%
sementara bank syariah sebesar 8,68%.
Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit terbesar adalah kredit konsumsi yang
mencapai 42,92%, diikuti dengan kredit modal kerja 32,21% dan kredit investasi
24,86%. Namun demikian kredit investasi masih menunjukkan akselerasi
pertumbuhan yang tinggi yaitu mencapai 76,92% (yoy) atau 4,94% (qtq). Kredit
investasi di Jambi utamanya dialokasikan pada sektor pertanian yang share-nya
TW II TW III TW IV TW I TW II TW III q-t-q y-o-y
Kelompok Bank 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 4.11% 28.90%
1 Bank Pemerintah 10,757,293 11,528,848 12,358,995 12,768,570 14,129,012 14,694,069 4.00% 27.45%
2 Bank Swasta*) 4,635,731 4,846,380 5,230,708 5,560,810 6,152,437 6,436,729 4.62% 32.82%
3 Bank Syariah 1,450,063 1,575,838 1,697,973 1,833,179 1,942,478 2,007,462 3.35% 27.39%
Jenis Penggunaan 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 4.11% 28.90%
1 Modal Kerja 7,075,722 6,914,923 7,326,502 7,484,277 7,365,449 7,453,703 1.20% 7.79%
2 Investasi 2,846,175 3,251,684 3,723,619 4,033,494 5,481,736 5,752,786 4.94% 76.92%
3 Konsumsi 6,921,191 7,784,459 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931,771 5.92% 27.58%
Sektor Ekonomi 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 4.11% 28.90%
1 Pertanian 2,379,914 2,645,774 3,028,774 3,236,828 3,760,313 3,995,028 6.24% 51.00%
2 Pertambangan dan Penggalian 85,464 105,342 112,898 155,226 109,958 99,822 -9.22% -5.24%
3 Industri 593,737 512,696 568,332 587,518 771,262 832,608 7.95% 62.40%
4 LGA 5,805 5,934 9,297 3,537 6,622 6,197 -6.42% 4.43%
5 Konstruksi 554,813 608,107 681,974 651,557 830,433 847,873 2.10% 39.43%
6 Perdagangan Hotel dan Restoran 4,400,752 4,469,047 4,766,386 4,959,617 5,575,797 5,602,869 0.49% 25.37%
7 Pengangkutan dan Komunikasi 209,596 270,627 283,620 303,945 301,212 329,769 9.48% 21.85%
8
Keuangan,Real estate dan Jasa
Perusahaan 856,073 902,947 948,469 986,614 1,137,928 1,134,966 -0.26% 25.70%
9 Jasa-jasa 835,742 646,134 650,370 632,928 353,660 357,355 1.04% -44.69%
10 Bukan Lapangan Usaha 6,921,191 7,784,459 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931,771 5.92% 27.58%
URAIAN2012 2013 Pertumbuhan
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
57
mencapai 50,64%. Pada triwulan laporan, kredit investasi pertanian menunjukkan
peningkatan sebesar 5,54% (qtq) seiring denganmulai membaiknya harga komoditas.
Meskipun masih sangat tergantung akan kondisi ekonomi global, para pengusaha
berpendapat bahwa prospek perkebunan di Jambi masih akan baik ke depannya. Di
samping itu, kredit investasi pada usaha turunan dari perkebunan yaitu industri
pengolahan juga menunjukkan peningkatan sebesar 7,44% (qtq).
Sementara itu, kredit modal kerja, yang menunjukkan perputaran kredit dalam
jangka pendek, juga menunjukkan peningkatan dengan tumbuh 7,79% (yoy) atau
1,2% (qtq) menjadi Rp7,45 triliun. Mulai membaiknya harga komoditas berpengaruh
juga terhadap peningkatan aktivitas ekonomi termasuk kebutuhan akan kredit modal
kerja. Kredit konsumsi juga masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi
yaitu sebesar 27,58% (yoy) menjadi Rp9,93triliun atau meningkat sebesar 5,92%
dibandingkan triwulan sebelumnya.
Berdasarkan Sektor Ekonomi, pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada
sektor industri yang mencapai 62,40% dan diikuti oleh sektor pertanian (51,00%)
serta sektor konstruksi (39,43%). Pangsa penyaluran kredit masih didominasi oleh
kredit kepada bukan lapangan usaha, yaitu sebesar 42,92%, diikuti oleh sektor
perdagangan, hotel dan restoran (24,21%) dan sektor pertanian (17,27%). Dominasi
penyaluran kredit pada ketiga sektor tersebut mencapai 84,4% dari total outstanding
kredit.
Berdasarkan lokasi Proyek, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi
oleh perbankan sebesar Rp27,30 triliun, lebih tinggi dibandingkan kredit yang
disalurkan oleh perbankan Jambi (Rp23,14 triliun) dan menunjukkan bahwa terdapat
Rp4,16 triliun kredit yang disalurkan oleh perbankan di luar provinsi Jambi.
Dibandingkan tahun lalu, kredit tersebut meningkat sebesar 11,64% dari sebelumnya
Rp24,45 triliun (Tabel 3.6.). Kenaikan kredit tersebut terutama disebabkan oleh
meningkatnya kredit di kota Jambi sebesar Rp1,23triliun (11,46%/yoy).
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
58
Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)
Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (diolah)
4. Undisbursed Loan
Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) sebesar Rp2.207,53 miliar
atau meningkat sebesar Rp185,74 miliar (9,19%) dari triwulan sebelumnya
(Rp2.021,79 miliar) (Tabel 3.7.). Meningkatnya undisbursed loan tersebut terutama
disebabkan oleh meningkatnya kelonggaran tarik kredit modal kerja sebesar
Rp225,78 miliar (14,65% (qtq)). Kredit modal kerja yang meningkat serta tingginya
kelonggaran tarik mencerminkan tingginya persetujuan kredit untuk jenis kredit ini
selama triwulan laporan. Di samping itu, masih tingginya kelonggaran tarik
menandakan masih berpeluangnya peningkatan kredit pada triwulan mendatang
terutama untuk kredit modal kerja.
Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi
(dalam jutaan rupiah)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II
Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 3,482,590 3,929,061 4,471,662 4,812,579 5,050,026 5,099,845
Pertambangan dan Penggalian 397,867 822,360 820,193 882,807 934,232 943,891
Industri Pengolahan 1,622,870 1,560,744 1,473,118 1,591,661 1,422,625 1,605,259
Listrik, Gas dan Air Bersih 18,865 18,238 34,915 35,738 206,162 205,195
Konstruksi 514,849 557,021 622,002 685,138 668,028 822,654
Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,333,842 4,776,178 4,888,460 5,155,566 5,321,382 5,468,751
Pengangkutan dan Komunikasi 310,341 322,683 365,593 375,842 449,349 452,264
Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 554,308 682,563 711,972 701,746 669,082 694,033
Jasa-jasa 1,392,000 1,303,379 1,153,939 1,176,874 1,207,393 1,192,307
Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha 8,712,074 9,144,703 9,908,066 10,289,952 10,543,228 10,994,940
TOTAL 21,339,606 23,116,929 24,449,920 25,707,902 26,471,507 27,479,140
Sektor Ekonomi2012 2013
TW III TW IV TW I TW II TW III Nominal %
1 Investasi 189,242 178,824 230,045 477,751 438,163 (39,587) (8.29)
2 Konsumsi 89,719 18,590 14,883 2,543 2,099 (444) (17.45)
3 Modal kerja 1,504,962 1,392,690 1,527,558 1,541,494 1,767,269 225,775 14.65
1,783,923 1,590,104 1,772,485 2,021,788 2,207,531 185,744 9.19
Jenis Penggunaan
Total
KategoriPertumbuhan (qtq)20132012
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
59
5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL)
gross Bank Umum di Provinsi Jambi
Loan to Deposits Ratio (LDR)21 terus menunjukkan peningkatan sejalan dengan
tingginya pertumbuhan kredit dan masih terbatasnya pertumbuhan penghimpunan
DPK. LDR berdasarkan bank pelapor mencapai 118,53% meningkat 251 BPS
dibanding triwulan lalu (Grafik 3.3.). Semenjak triwulan III tahun 2012 lalu, LDR bank
umum sudah melebihi 100% yang menandakan lebih tingginya kredit yang
disalurkan dibandingkan dengan penghimpunan dananya.
Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Kualitas kredit yang diberikan tergolong baik, tercermin dari rasio Non
Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 2,25% (di bawah
ketentuan 5%), meskipun sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu (1,93%)
(Tabel 3.8.).
Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor
pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar 8,79%, lebih tinggi dibanding
triwulan lalu (8,27%) dan di atas ketentuan 5% sejalan dengan kembali
menurunnya harga jual sektor pertambangan, dalam hal ini batu bara, yang
berdampak pada menurunnya kemampuan bayar debitur di sektor ini.
21 LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK)
yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan.
91.05%95.64% 100.19%
107.48% 109.72%116.02% 118.53%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
0
5
10
15
20
25
Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13
Rp triliun
Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta) LDR Perbankan Jambi (persen)
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
60
Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin keuntungan
perbankan di Provinsi Jambi mengalami penurunan. Margin rata-rata tertimbang
antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito 3 (tiga) bulan menurun dari
8,02% menjadi 7,37% seiring dengan adanya trend peningkatan suku bunga
simpanan dalam beberapa bulan terakhir mengikuti kenaikan BI Rate (Grafik 3.4.).
Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi
(dalam satuan %)
Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)
6. Perkembangan Kredit UMKM
Pertumbuhan kredit UMKM Jambi menunjukkan kecenderungan perlambatan
dalam beberapa waktu terakhir. Pertumbuhan kredit UMKM triwulan laporan
menurun -0,08% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya, namun demikian secara
Kredit Nominal NPL NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%)
1. Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan 3,760,313 75,969 2.02 3,995,028 84,890 2.12
2. Pertambangan dan Penggalian 109,958 9,096 8.27 99,822 8,778 8.79
3. Industri 771,262 4,538 0.59 832,608 5,109 0.61
4. LGA 6,622 19 0.29 6,197 90 1.45
5. Konstruksi 830,433 8,828 1.06 847,873 13,019 1.54
6.Perdagangan Hotel dan Restoran 5,575,797 190,667 3.42 5,602,869 225,501 4.02
7Pengangkutan dan Komunikasi 301,212 1,380 0.46 329,769 2,264 0.69
8. Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 1,137,928 24,670 2.17 1,134,966 35,263 3.11
9. Jasa-jasa 353,660 7,708 2.18 357,355 7,792 2.18
10. Bukan Lapangan Usaha 9,376,743 106,419 1.13 9,931,771 138,543 1.39 22,223,927 429,294 1.93 23,138,260 521,247 2.25
TW II-13 TW III-13No Sektor Ekonomi
J U M L A H
10.127.18 7.17 7.71 7.95 8.26 8.31 8.21 8.02 7.77 7.37
0
5
10
15
20
Trw
I
Trw
II
Trw
III
Trw
IV
Trw
I
Trw
II
Trw
III
Trw
IV
Trw
I
Trw
II
Trw
III
2011 2012 2013
Margin Deposito Kredit BI-rate
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
61
tahunan, kredit UMKM tersebut meningkat 18,97% (yoy). Pertumbuhan tersebut
berada di bawah angka pertumbuhan total kredit yang tumbuh 28,90% (yoy) (Grafik
3.5.). Menurunnya harga komoditas menyebabkan melambatnya aktivitas
perdagangan di masyarakat yang berdampak pada menurunnya penyaluran kredit
UMKM.
Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi
Sejalan dengan itu, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jambi juga
menunjukkan sedikit penurunan yaitu dari 39,45% di triwulan lalu menjadi 37,86%
(Grafik 3.6.). Berdasarkan distribusinya, kredit kecil memiliki pangsa terbesar yaitu
36,00%, lalu diikuti kredit menengah sebesar 34,28%, serta kredit mikro sebesar
29,73% dari total kredit UMKM.
Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi
31.55
35.20
25.74
18.72 18.64
16.63
18.97
27.11
25.32
25.94 27.68
28.34
31.95
28.90
0
5
10
15
20
25
30
35
40
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III
2012 2013
Rp T
riliu
n Mikro Kecil
Menengah Pertumbuhan UMKM (%) yoy
Pertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor yoy
13.60 14.35 12.42 11.95 11.89 11.43 11.25
15.68 15.19 14.24 14.08 13.89 13.84 13.63
13.66 15.1014.36 14.49 13.92 14.18 12.98
57.07 55.37 58.98 59.48 60.31 60.55 62.14
0%
20%
40%
60%
80%
100%
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III
2012 2013
Mikro Kecil Menengah Kredit Bukan UMKM
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
62
C.Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding triwulan
sebelumnya, tercermin dari jumlah aset, DPK dan penyaluran kredit yang mengalami
pertumbuhan positif. Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi sebesar Rp760,03
miliar atau meningkat 9,84% (qtq) dibanding pada triwulan sebelumnya
(Rp691,96miliar). Sementara itu, jumlah penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh
BPR di Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp44,58miliar (8,80% (qtq)) menjadi
Rp551,28 miliar.
Pada triwulan laporan, jumlah penyaluran kredit juga mengalami peningkatan
sebesar Rp13,21miliar(2,38% (qtq)) menjadi Rp554,23 miliar. Secara umum fungsi
intermediasi BPR berjalan dengan baik meskipun dari sisi LDR terjadi penurunan dari
sebelumnya 109,38% menjadi 102,93%. Namun demikian, kualitas kredit
menunjukkan penurunan yang ditandai dengan meningkatnya persentase Non
Performing Loan (NPL) dari 5,01% menjadi 5,96%. Rasio NPL BPR pada triwulan
laporan telah melampaui ketentuan maksimal NPL sebesar 5% sehingga memerlukan
perhatian khusus. Salah satu faktor penyebab penurunan kualitas kredit tersebut yaitu
kenaikan suku bunga kredit.
D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai
Pada periode triwulan III-2013, aktivitas pembayaran tunai mengalami
peningkatan yang tercermin dari meningkatnya kas keluar dan kas masuk
dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Untuk pembayaran non tunai, apabila
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, nilai transaksi menggunakan media RTGS
mengalami peningkatan, sedangkan transaksi menggunakan media kliring mengalami
penurunan dengan rincian sebagai berikut:
Nilai kliring menurun sebesar 3,79% dibandingkan triwulan sebelumnya
menjadi Rp 2.472,45 miliar (Tabel 3.9.).
Nilai RTGS dari, ke, serta dari dan ke Jambi mengalami peningkatan rata-rata
sebesar 15,88% dibandingkan triwulan sebelumnya.
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
63
Tabel 3.9 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi
D.1.Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi
Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan,
untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp 2.605,13 miliar meningkat 54,79%
dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara aliran kas masuk (cash inflow) sebesar
Rp 1.453,20 miliar meningkat 40,85%. Tingginya peningkatan aliran kas keluar pada
triwulan laporan tersebut menyebabkan net outflow Jambi mengalami kenaikan yang
cukup signifikan yaitu dari Rp651,27 miliar (Triwulan II-2013) naik menjadi Rp
1.151,94 miliar (Triwulan II-2013) atau naik sebesar 76,88% (qtq)
Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows
di Provinsi Jambi
D.2.Penyediaan Uang Layak Edar
Secara berkala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi
melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar (UTLE) melalui kegiatan
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Nominal Persen
Kliring
Nilai Kliring (juta Rp) 2,488,938 2,347,560 2,380,495 2,548,121 2,519,686 2,569,823 2,472,448 (97,375) (3.79)
Volume Kliring (lembar warkat) 70,971 65,514 62,775 70,972 72,639 68,585 67,530 (1,055) (1.54)
Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 518,106 418,971 805,987 393,685 846,548 1,031,722 1,453,196 421,474 40.85
Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 771,960 1,187,425 1,387,811 1,565,493 1,034,718 1,682,989 2,605,130 922,141 54.79
Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (253,854) (768,454) (581,824) (1,171,808) (188,170) (651,267) (1,151,935) (500,668) 76.88
RTGS dari Jambi (miliar Rp) 10,339 15,139 15,677 18,270 15,535 19,666 20,189 523 2.66
RTGS ke Jambi (miliar Rp) 51,804 54,010 29,104 29,431 22,244 22,658 26,876 4,218 18.62
RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 2,653 3,543 3,350 4,702 4,032 4,695 7,422 2,727 58.08
Cek dan BG Kosong
Lembar 856 1,164 1,150 1,134 404 1,612 1,739 127 7.88
Nominal (juta Rp) 36,225 33,051 40,025 35,192 12,481 57,933 53,895 (4,038) (6.97)
Uraian2012 2013 Pertumbuhan (qtq)
(1,500,000)
(1,000,000)
(500,000)
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2012 2013
Rp (juta)
Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp)
Net Inflows/Net Outflows (juta Rp)
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013
64
Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga
kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemberian
tanda tidak berharga (PTTB) di Provinsi Jambi sebesar Rp 299,52miliar, mencapai
20,61% dari total inflow provinsi Jambi.
D.3.Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan
Pada triwulan laporan tidak ditemukan uang palsu yang beredar di wilayah
kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi. Dalam rangka mengantisipasi
peredaran uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Jambi secara berkala terus mensosialisasikan Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah kepada
seluruh lapisan masyarakat.
D.4.Perkembangan Kliring Lokal
Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan
tercatat sebesar Rp 2.472,45 miliar atau turun 3,79% dibandingkan triwulan
sebelumnya (Grafik 3.8.). Sejalan dengan itu, volume kliring juga menunjukkan
penurunan sebesar 1,54%, yaitu dari 68.585 menjadi 67.530 lembar warkat.
Grafik 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring
Jumlah nominal cek dan BG kosong pada triwulan laporan juga mengalami
penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari Rp57,93 miliar menjadi
Rp53,90 miliar. Namun demikian, jumlah lembar cek dan BG kosong pada triwulan
55,000
60,000
65,000
70,000
75,000
2,200,000
2,300,000
2,400,000
2,500,000
2,600,000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
2012 2013
Perkembangan Transaksi Kliring
Nilai Kliring (juta Rp) Volume Kliring (lembar warkat)
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
65
laporan mengalami kenaikan sejumlah 127 lembar (7,88%) yaitu dari 1.612 lembar
menjadi 1.739 lembar.
D.5.Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)22
Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (BI RTGS) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara total
(keluar dan masuk/dari dan ke) naik sebesar Rp6,36 triliun (13,21%) dibandingkan
periode yang sama tahun lalu yaitu dari Rp 48,13 triliun menjadi Rp 54,49triliun
(Tabel 3.10.). Aliran transfer masuk ke Provinsi Jambi merupakan yang terbesar dan
mencapai Rp 26,88 triliun, diikuti oleh transfer ke luar Jambi Rp 20,19 triliun dan
transfer di dalam provinsi Jambi Rp 7,42 triliun. Aliran RTGS menunjukkan bahwa
uang masuk ke Jambi lebih tinggi daripada yang keluar.
Tabel 3.10 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah)
22
Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah, yang penyelesaian transaksi dilakukan secaraseketika (real time).
Nilai Nilai Nilai Nilai
(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)
Tw 1 - 11 12,383 16,923 23,289 19,391 2,756 5,487 38,428 41,801
Tw 2 - 11 11,499 17,064 19,826 19,311 2,768 5,570 34,093 41,945
Tw 3 - 11 14,353 1,884 22,515 20,637 3,291 6,009 40,159 28,530
Tw 4 - 11 14,986 21,865 23,761 21,639 3,723 6,665 42,470 50,169
Tw 1 - 12 10,339 16,644 51,804 17,758 2,653 4,966 64,796 39,368
Tw 2 - 12 15,139 19,391 5,401 19,519 3,543 5,720 24,083 44,630
Tw 3 - 12 15,677 19,313 29,104 19,344 3,350 5,662 48,131 44,319
Tw 4 - 12 1,827 2,158 29,431 20,622 4,702 6,449 35,960 29,229
Tw 1 - 13 15,535 16,648 22,244 17,183 4,032 4,973 41,811 38,804
Tw 2 - 13 19,666 18,860 22,658 18,685 4,695 5,773 47,019 43,318
Tw 3 - 13 20,189 18,663 26,876 17,988 7,422 5,691 54,487 42,342
Periode
TOTAL
Volume
Dari Provinsi Jambi Ke Provinsi Jambi
Volume Volume
Dari dan Ke Provinsi Jambi
Volume
67
BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan Triwulan III
tahun 2013 mencapai Rp2.145,17 miliar (terealisasi 81,62% dari APBD-P 2013),
sementara itu realisasi belanja mencapai Rp1.637,84 miliar (baru terealisasi
50,11%). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, realisasi tersebut meningkat
masing-masing sebesar 5,08% dan 12,51%.
A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan III Tahun 2013
Pada triwulan III 2013, realisasi pendapatan Provinsi Jambi sebesar
Rp2.145,17 miliar atau mencapai 81,62% dari APBD Perubahan tahun 2013
(Rp2.628,38 miliar). Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar (65,01%) masih
tergantung dari transfer pemerintah pusat yang mencapai Rp1.394,62 miliar.
Lebih lanjut, pendapatan transfer dari APBN tersebut utamanya dalam bentuk
Dana Alokasi Umum (DAU) yang mencapai Rp697,15 miliar (49,99%). (Tabel
4.1.).
Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui
pajak, retribusi, serta pengeloalaan kekayaan daerah mencapai Rp749,54 miliar
(34,94%). Angka pendapatan tersebut lebih rendah 0,21% dibanding triwulan
yang sama tahun 2012. Pajak daerah, yang merupakan sumber kemandirian
suatu provinsi, menyumbangkan 29,09% (Rp623,94 miliar) dari total pendapatan
Jambi. Melemahnya pendapatan masyarakat sejalan dengan menurunnya harga
komoditas berpengaruh terhadap menurunnya pendapatan pajak.
Keuangan Pemerintah Daerah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
68
Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2013 (dalam miliar rupiah)
Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)
B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan III Tahun 2013
Pada Triwulan III tahun 2013, realisasi belanja Provinsi Jambi mencapai
Rp1.637,84 miliar atau baru mencapai 50,11% dari APBD-P 2013 (Rp3.268,51
miliar). Namun demikian, realisasi tersebut meningkat Rp182,10 miliar atau
12,51% dibanding realisasi pada triwulan III tahun 2012 yang sebesar
Rp1.455,74 miliar. Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja terbesar (60,89%)
masih ditujukan untuk belanja operasional yaitu sebesar Rp997,28 miliar,
sementara nilai realisasi untuk belanja modal masih relatif kecil yaitu sebesar
Rp384,89 miliar atau sebesar 37,38 % (Tabel 4.2.).
Komponen belanja operasional terbesar pada semester laporan adalah
untuk belanja pegawai yang mencapai Rp369,04 miliar dan diikuti oleh belanja
barang Rp275,15 miliar. Realisasi belanja rutin meningkat cukup signifikan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya seiring dengan mulai selesainya
pekerjaan dan pembayaran terhadap rekanan pelaksana.
Sementara itu, pada komponen belanja modal, realisasi terbesar (40,71%)
berada pada belanja jalan, irigasi dan jaringan yang merupakan belanja modal
yang paling berdampak pada kepentingan masyarakat yaitu sebesar Rp298,68
miliar. Dengan adanya peningkatan realisasi belanja jalan, irigasi, dan jaringan,
Nominal Persen Nominal Persen
PENDAPATAN 2,181.29 2,041.56 93.59 2,628.38 2,145.17 81.62
Pendapatan Asli Daerah 753.37 751.13 99.70 902.55 749.54 83.05
Pajak Daerah 645.32 609.81 94.50 762.44 623.94 81.83
Retribusi Daerah 11.16 9.42 84.38 15.15 9.91 65.43
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 9.61 29.98 312.12 28.72 26.88 93.60
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 87.28 101.92 116.77 96.25 88.81 92.27#DIV/0!
Pendapatan Transfer 1,426.76 1,289.25 90.36 1,724.82 1,394.62 80.86
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1,085.73 1,046.02 96.34 1,385.83 1,152.18 83.14
Dana Bagi Hasil Pajak 152.54 97.38 63.84 218.99 170.00 77.63
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 168.56 253.18 150.20 279.22 246.75 88.37
Dana Alokasi Umum 731.95 670.96 91.67 836.58 697.15 83.33
Dana Alokasi Khusus 32.67 24.50 75.00 51.04 38.28 75.00
Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 341.03 243.23 71.32 338.99 242.44 71.52
Dana Penyesuaian 341.03 243.23 71.32 338.99 242.44 71.52
Lain-lain Pendapatan yang Sah 1.16 1.18 101.26 1.00 1.01 101.42
Pendapatan Hibah 1.16 1.18 101.26 1.00 1.01 101.42
S.D TRW III-2012URAIAN
S.D TRW III-2013APBD-P 2013APBD-P 2012
Keuangan Pemerintah Dareah
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
69
diharapkan akan mampu memberikan kontribusi positif bagi perekonomian
Provinsi Jambi terutama dalam efisiensi biaya distribusi barang dan jasa.
Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2013 (dalam miliar rupiah)
Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)
C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah
Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi selama triwulan III - 2013
mencapai Rp787,71 miliar, meningkat 3,92% dibandingkan triwulan yang sama
tahun lalu (Rp758,02 miliar) (Tabel 4.3.). Peningkatan tersebut sejalan dengan
meningkatnya pendapatan pajak dalam negeri, terutama Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sementara itu, pendapatan pajak
perdagangan internasional mengalami penurunan seiring dengan menurunnya
pendapatan bea keluar sebagai akibat dari belum membaiknya ekspor Jambi
(Gambar 4.1.).
Nominal Persen Nominal Persen
BELANJA 2,766.57 1,455.74 52.62 3,268.51 1,637.84 50.11
Belanja Operasi 1,726.95 934.06 54.09 1,919.77 997.28 51.95
Belanja Pegawai 567.04 376.44 66.39 594.27 369.04 62.10
Belanja Barang 657.86 286.14 43.50 773.50 275.15 35.57
Belanja Hibah 356.59 243.17 68.19 356.87 251.40 70.45
Belanja Bantuan Sosial 65.50 0.00 0.00 37.91 14.48 38.21
Belanja Bantuan Keuangan 79.67 28.32 35.54 157.23 87.21 55.47#DIV/0!
Belanja Modal 723.24 301.24 41.65 1,029.78 384.89 37.38
Belanja Tanah 5.70 0.00 0.00 15.29 0.18 1.19
Belanja Peralatan dan Mesin 112.10 37.76 33.69 110.42 29.96 27.14
Belanja Bangunan dan Gedung 106.72 37.33 34.98 164.92 55.52 33.66
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 494.82 224.91 45.45 733.62 298.68 40.71
Belanja Aset Tetap Lainnya 3.68 1.03 28.09 5.50 0.55 9.93
Belanja Aset Lainnya 0.21 0.21 96.98 0.04 0.00 0.001.41 1.41 0.00
Belanja Tak Terduga 10.00 1.99 19.91 3.00 1.85 61.75
Belanja Tak Terduga 10.00 1.99 19.91 3.00 1.85 61.750.75 0.75 0.75 0.00
Transfer 306.38 218.45 71.30 315.96 253.82 80.33
Transfer Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa 306.38 218.45 71.30 315.96 253.82 80.33
Bagi Hasil Pajak 306.38 218.45 71.30 315.96 253.82 80.33
S.D TRW III-2013APBD-P 2013APBD-P 2012URAIAN
S.D TRW III-2012
Keuangan Pemerintah Daerah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
70
Berdasarkan komposisinya, penerimaan pajak terbesar adalah untuk
pendapatan pajak dalam negeri yang mencapai Rp689,12 miliar (87,48%) dan
diikuti oleh pendapatan PNPB lainnya sebesar Rp68,41 miliar (8,68%). Apabila
dirinci lebih lanjut, pendapatan terbesar adalah untuk Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) sebesar Rp368,96 miliar (46,84%) diikuti oleh Pajak Penghasilan (PPh)
sebesar Rp 285,76 miliar (36,28%) (Gambar 4.2.).
Gambar 4.1
Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%)
Gambar 4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam
Negeri di Provinsi Jambi (%)
Sementara itu, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan III
2013 terealisasi sebesar Rp1.261,38 miliar, meningkat Rp50,56 miliar (4,18%)
dibanding triwulan III tahun lalu (Tabel 4.4.). Peningkatan belanja terbesar
bersumber dari peningkatan belanja barang Rp30,26 miliar (10,94% (yoy)) dan
peningkatan belanja modal sebesar Rp29,39 miliar (7,16% (yoy)). meningkatnya
87.48%
3.02%
0.81%
8.68%
Pajak Dalam Negeri Pajak Perdagangan Int'l
Penerimaan SDA PNPB Lainnya
41.47%
53.54%
3.57%
1.43%
PPh PPN PBB Lainnya
Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam satuan Rupiah)
Nominal (%)
I Pajak Dalam Negeri 637,387,777,611 337,162,436,009 549,208,910,854 689,119,224,145 51,731,446,534 8.12
PPh 311,881,965,898 191,414,759,997 316,456,732,449 285,764,485,084 (26,117,480,814) (8.37)
PPN 297,492,841,187 133,773,975,504 216,087,854,420 368,960,087,878 71,467,246,691 24.02
PBB 17,388,797,673 2,588,428,511 6,163,734,985 24,568,906,574 7,180,108,901 41.29
Lainnya 10,624,172,853 9,380,411,997 10,500,589,000 9,825,744,609 (798,428,244) (7.52)
II Pajak Perdagangan Int'l 29,613,600,792 (2,511,236,688) 7,871,512,700 23,806,862,930 (5,806,737,862) (19.61)
Pendapatan Bea Masuk 9,921,357,000 4,513,511,152 7,869,011,660 21,323,765,300 11,402,408,300 114.93
Pendapatan Bea Keluar 19,692,243,792 (7,024,747,840) 2,501,040 2,483,097,630 (17,209,146,162) (87.39)
III Penerimaan SDA 2,458,771,519 3,171,534,731 3,919,588,758 6,373,675,967 3,914,904,448 159.22
Pendapatan Pertambangan
Umum 2,447,185,971 3,171,534,731 3,919,588,758 6,358,383,585 3,911,197,614 159.82
Pendapatan kehutanan 11,585,548 - - 15,292,382 3,706,834 32.00
IV PNPB Lainnya 88,560,460,475 77,491,525,330 35,586,283,429 68,408,176,143 (20,152,284,332) (22.76)
758,020,610,397 415,314,259,382 596,586,295,741 787,707,939,185 29,687,328,788 3.92
Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah
Total Realisasi Pendapatan
KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH
Pertumbuhan (yoy)REALISASI PENDAPATAN Triwulan III 2012 Triwulan I 2013 Triwulan II 2013 Triwulan III 2013
Keuangan Pemerintah Dareah
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
71
realisasi belanja modal tersebut diharapkan dapat mendukung percepatan
pembangunan di daerah.
Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalamsatuan Rupiah)
Gambar 4.3. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi
Berdasarkan pangsanya, belanja tertinggi pemerintah pusat sebagian besar
untuk belanja modal Rp438,87 miliar (34,87%), terutama untuk komponen belanja
modal jalan, irigasi, dan jaringan yaitu sebesar Rp357,7 miliar, dan diikuti oleh
belanja pegawai Rp414,11 miliar (32,83%) (Gambar 4.4.).
Nominal (%)
I Belanja Pegawai 413,963,509,133 302,802,700,720 364,055,709,999 414,107,715,237 144,206,104 0.03
Belanja Gaji dan Tunjangan 403,967,854,420 298,192,456,868 357,074,895,098 404,647,198,258 679,343,838 0.17
Belanja Honorarium/Lembur/
Vakasi/Tunj Khusus
10,301,470,830 4,969,420,683 7,526,047,169 10,150,401,284 (151,069,546) (1.47)
Belanja Kontribusi Sosial (305,816,117) (359,176,831) (545,232,268) (689,884,305) (384,068,188) 125.59
II Belanja Barang 276,648,526,719 63,981,878,532 264,286,585,352 306,907,420,115 30,258,893,396 10.94
Belanja Barang 170,807,722,974 35,427,707,973 158,629,762,956 188,318,369,785 17,510,646,811 10.25
Belanja Jasa 18,660,619,484 6,798,870,085 19,747,102,327 25,459,862,292 6,799,242,808 36.44
Belanja Perjalanan 39,568,072,517 12,875,526,052 43,020,675,931 47,408,849,543 7,840,777,026 19.82
Belanja Pemeliharaan 47,612,111,744 8,879,774,422 42,889,044,138 38,764,412,778 (8,847,698,966) (18.58)
III Belanja Bantuan Sosial 107,654,956,142 471,303,297 112,579,486,149 100,471,223,455 (7,183,732,687) (6.67)
Belanja Bantuan Sosial
Lembaga Pendidikan dan
Peribadatan
107,654,956,142 471,303,297 112,579,486,149 100,471,223,455 (7,183,732,687) (6.67)
IV Belanja Lain-Lain 2,078,401,903 92,866,400 123,448,250 25,037,000 (2,053,364,903) (98.80)
Belanja Lain-Lain 2,078,401,903 92,866,400 123,448,250 25,037,000 (2,053,364,903) (98.80)
V Belanja Modal 410,482,360,014 79,203,419,488 254,028,928,247 439,871,831,046 29,389,471,032 7.16
Belanja Modal Tanah 335,420,000 - 933,200,000 2,749,740,000 2,414,320,000 719.79
Belanja Modal Peralatan dan
Mesin
48,152,428,460 4,996,438,688 18,619,481,610 32,295,335,165 (15,857,093,295) (32.93)
Belanja Modal Gedung dan
Bangunan
41,864,220,554 1,267,372,900 12,434,565,680 37,668,282,685 (4,195,937,869) (10.02)
Belanja Modal Jalan, Irigasi,
dan Jaringan
316,233,100,917 72,572,958,900 218,580,074,257 360,613,991,796 44,380,890,879 14.03
Belanja Modal Fisik Lainnya 3,897,190,083 366,649,000 3,461,606,700 6,544,481,400 2,647,291,317 67.93
1,210,827,753,911 446,552,168,437 995,074,157,997 1,261,383,226,853 50,555,472,942 4.18
Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah
Total Realisasi Belanja
KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH
Pertumbuhan (yoy)REALISASI BELANJA Triwulan III 2012 Triwulan I 2013 Triwulan II 2013 Triwulan III 2013
32.83%
24.33%7.97%
34.87%
Belanja Pegawai Belanja Barang
Belanja Bantuan Sosial Belanja Lain-Lain
Belanja Modal
Keuangan Pemerintah Daerah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
72
D. Keuangan Pemerintah Daerah
Jumlah simpanan
Pemerintah Daerah di
perbankan Jambi pada
triwulan III - 2013 turun
sebesar 6,55%
dibandingkan triwulan
sebelumnya menjadi Rp3,95
triliun seiring dengan mulai
terealisasinya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Penurunan
terbesar disebabkan oleh turunnya simpanan dalam bentuk kredit dari 2,01 triliun
pada triwulan sebelumnya menjadi 1,64 triliun pada triwulan laporan atau turun
sebesar 18.51%.
Gambar 4.4. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi
3.57 3.56 3.67
2.09
3.82 4.23 3.95
0
1
2
3
4
5
Tw I-12 Tw II-12 Tw III-12 TW IV-12 Tw I-13 Tw II-13 Tw III-13
(Rp triliun)
Giro Deposito Tabungan
73
BAB V KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
Melambatnya perekonomian yang disertai dengan meningkatnya inflasi
telah memberikan dampak pada ketenagakerjaan dan kesejahteraan. Pada bulan
Agustus 2013, jumlah pekerja di Jambi mengalami penurunan yaitu dari 1.424
ribu orang di Agustus 2012 menjadi 1.383 ribu orang di Agustus 2013.
Sebaliknya, jumlah pengangguran menunjukkan peningkatan menjadi 70,3 ribu
orang dibandingkan Agustus 2012 yang sebanyak 47,3 ribu, sehingga tingkat
pengangguran terbuka naik menjadi 4,84% dari 3,22%. Sementara itu
perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami
penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 87,56 dari
89,63 pada triwulan lalu.
A. Ketenagakerjaan Daerah
Berdasarkan data ketenagakerjaan terbaru yang dikeluarkan Badan Pusat
Statistik Provinsi Jambi, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi
Jambi pada bulan Agustus 2013 menurun dibandingkan Agustus tahun lalu. Pada
bulan Agustus 2013, TPAK mencapai 62,66% menurun dari periode sebelumnya
yang sebesar 65,07%, seiring dengan menurunnya jumlah angkatan kerja.
Melambatnya perekonomian berdampak pada meningkatnya tingkat
pengangguran seiring dengan terjadinya penurunan penyerapan tenaga kerja.
Tingkat pengangguran terbuka mengalami peningkatan menjadi 4,84% dari
periode tahun sebelumnya (3,22%). Jumlah pengangguran Provinsi Jambi pada
bulan laporan sebanyak 70,3 ribu orang lebih tinggi dari bulan Agustus 2012
(47,3 ribu orang). Jumlah pekerja mengalami penurunan yaitu dari 1.423,6 ribu
orang di Agustus 2012 menjadi 1.382,5 ribu orang di Agustus 2013.
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
74
Tabel 5.1. Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja
KEGIATAN UTAMA 2011 2012 2013
FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS
1 Penduduk 15+. 2,185 2,210 2,235 2,261 2,286 2,319
2 Angkatan Kerja 1,528 1,495 1,551 1,471 1,582 1,453
- Bekerja 1,469 1,435 1,494 1,424 1,536 1,383
- Penganggur 58.8 60.2 56.6 47.3 45.9 70.3
3 Bukan Angkatan Kerja 658 714 684 790 704 866
4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69.91 67.67 69.40 65.07 69.21 62.66
5 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 3.85 4.02 3.65 3.22 2.90 4.84
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Penurunan jumlah pekerja di bulan laporan terutama terjadi di sektor
pertanian yaitu sebanyak 59,50 ribu pekerja (7,59%) dan sektor konstruksi
sebanyak 2,20 ribu pekerja (3,54%) seiring dengan terjadinya perlambatan
pertumbuhan kedua sektor tersebut.
Sebaliknya, jumlah pekerja pada sektor jasa kemasyarakatan meningkat
sebanyak 9,20 ribu pekerja (4,54%), diikuti dengan sektor transportasi &
pergudangan & komunikasi sebanyak 7,60 ribu pekerja (16,96%), sektor industri
sebanyak 5,3 ribu pekerja (11,21%) serta sektor perdaganagn sebanyak 1,5 ribu
orang (0,65%) .
Berdasarkan pangsanya, penyerapan tenaga kerja di Jambi masih
didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 724,0 ribu orang (52,37%),
diikuti oleh sektor perdagangan yang mencapai 231,4 ribu orang (16,74%) dan
sektor jasa kemasyarakatan sebesar 211,9 ribu orang (15,33%) .
Tabel 5.2. Pekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama
FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS
1 Pertanian 851.1 770.8 840.4 783.5 832.5 724.0
2 pertambangan dan Penggalian 14.0 21.5 18.4 27.8 23.4 26.4
3 industri 36.8 48.8 46.6 47.3 52.5 52.6
4 Listrik, gas dan air minum 2.6 4.5 5.0 2.8 1.6 1.5
5 Kontruksi 33.6 63.1 49.8 62.2 62.5 60.0
6 Perdagangan 262.1 231.2 235.7 229.9 246.8 231.4
7 Transportasi & Pergudangan & Komunikasi 55.0 57.6 44.3 44.8 50.0 52.4
8 Keuangan 16.7 22.8 27.6 22.6 24.9 22.3
9 Jasa Kemasyarakatan 196.7 214.6 226.6 202.7 242.0 211.9
TOTAL 1,468.6 1,434.9 1,494.4 1,423.6 1,536.2 1,382.5
Sumber: BPS Provinsi Jambi
20132011 2012Lapangan Pekerjaaan Utama
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
75
75
Berdasarkan statusnya pekerjaan utama yang terbanyak adalah sebagai
buruh/karyawan sebesar 513,3 ribu orang (37,13%), pekerja yang berusaha
sendiri 329,3 ribu orang (23,82%), pekerja yang berusaha dibantu buruh tidak
tetap sebanya 199 ribu orang (14,39%) dan pekerja keluarga/tak dibayar
sebanyak 188,1 ribu orang (13,61%).
Jenis pekerja yang mengalami penurunan terbesar yaitu pekerja tak
dibayar (54.7 ribu orang), pekerja yang berusaha dibantu buruh tidak tetap (23,3
ribu orang) dan pekerja bebas (12,2 ribu orang).
Tabel 5.3. Pekerja Berdasarkan Status Pada Pekerjaan Utama
(dalam ribuan)
FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS
1 Berusaha Sendiri 271.0 271.4 280.4 277.1 278.2 329.3
2 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 310.1 221.9 221.7 222.3 230.9 199.0
3 Berusaha dibantu buruh tetap 70.6 62.8 66.0 63.5 70.7 60.1
4 Buruh/karyawan/pegawai 405.6 518.2 554.7 512.9 543.0 513.3
5 Pekerja bebas 98.1 126.3 100.8 104.9 124.8 92.7
6 Pekerja tak dibayar 313.3 234.4 270.8 242.8 288.6 188.1
TOTAL 1468.7 1435.0 1494.4 1423.5 1536.2 1382.5
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Lapangan Pekerjaaan Utama2011 2012 2013
B. Kemiskinan
Dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam hal
penanggulangan kemiskinan, pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog Divre
Jambi) secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang
berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar 10.761 ton,
naik 16,11% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 9.268 ton.
Grafik 5.1. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi
5.34 5.166.58 6.89
6.12
3.27
7.78
12.37
4.18
9.2710.76
(100.00)
(50.00)
-
50.00
100.00
150.00
-
2
4
6
8
10
12
14
TW I TW II TW III TRWIV
TW I TW II TW III TRWIV
TW I TW II TW III
2011 2012 2013
Rib
u t
on Pertumbuhan Raskin (%)
Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah)
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
76
C. Kesejahteraan
Untuk melihat kesejahteraan petani Jambi pada triwulan laporan, salah
satu indikator yang dapat digunakan antara lain adalah Nilai Tukar Petani (NTP)
Provinsi Jambi. Nilai Tukar Petani (NTP) kembali mengalami penurunan
dibandingkan triwulan sebelumnya. NTP September 2013 turun 207 bps
menjadi 87,56 dari sebelumnya 89,63 pada Juni 2013. Menurunnya NTP
tersebut disebabkan oleh menurunnya semua indeks NTP yaitu tanaman padi
dan palawija, hortikultura, perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
Meningkatnya inflasi karena adanya kenaikan BBM, menyebabkan tingginya
kenaikan biaya yang dibayar petani (5,99%) sementara kenaikan harga pada
kelima komoditi tersebut masih relatif terbatas 2,32%
Tabel 5.4. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100)
Des Mar Juni Sept
1 Tanaman Padi Palawija
a Indeks Diterima Petani 122.76 123.31 122.50 125.62 3.12
b Indeks Dibayar Petani 138.07 140.86 142.65 148.35 5.70
Nilai Tukar Petani (NTP-P) 88.91 87.54 85.88 84.68 -1.20
2 Hortikultura
a Indeks Diterima Petani 120.08 123.26 123.58 125.33 1.75
b Indeks Dibayar Petani 136.34 138.95 140.70 146.38 5.68
Nilai Tukar Petani (NTP-H) 88.07 88.71 87.83 85.62 -2.21
3 Tanaman Perkebunan Rakyat
a Indeks Diterima Petani 125.40 129.09 129.57 131.12 1.55
b Indeks Dibayar Petani 137.94 140.94 142.60 149.43 6.83
Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 90.91 91.60 90.87 87.84 -3.03
4 Peternakan
a Indeks Diterima Petani 130.44 130.88 133.06 136.87 3.81
b Indeks Dibayar Petani 131.43 133.12 134.55 138.84 4.29
Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 99.25 98.32 98.89 98.58 -0.31
5 Perikanan
a Indeks Diterima Petani 120.01 120.78 122.72 125.95 3.23
b Indeks Dibayar Petani 131.26 133.20 134.53 139.64 5.11
Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 90.64 90.68 91.23 90.19 -1.040.00
a INDEKS YANG DITERIMA (It) 124.03 126.29 126.58 128.9 2.32
b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) 136.83 139.54 141.22 147.21 5.99
c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) 90.64 90.50 89.63 87.56 -2.07
PERUBAHAN (%)
( Juni ke Septi)
PROVINSI JAMBI
Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)
KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK
2012 2013
77
BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN
Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan IV-2013
diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan triwulan III-2013. Pengeluaran
konsumsi rumah tangga serta mulai terakselerasinya konsumsi pemerintah
diperkirakan masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Jambi
pada triwulan mendatang. Namun demikian, investasi diperkirakan mulai
mengalami perlambatan dibandingkan triwulan laporan. Dari sisi penawaran,
kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih akan didominasi sektor pertanian,
serta sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Inflasi pada triwulan IV-2013 diperkirakan akan meningkat dibandingkan
triwulan II-2013 dan mencapai 9,50%-10,00% (yoy) dari sebelumnya 7,96%
(yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya angka
inflasi administered price, inti maupun volatile foods. Penyebab utama
meningkatnya harga-harga di triwulan mendatang diperkirakan berasal dari
kenaikan harga pada bahan makanan karena faktor cuaca. Masuknya musim
penghujan berpotensi besar menjadi penyebab gagal panen pada sentra-sentra
produksi tanaman bahan makanan yang pada akhirnya akan berdampak pada
berkurangnya pasokan dan naiknya harga jual. Selain itu, mulai meningkatnya
realisasi APBD dan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) secara bertahap juga akan
berpotensi memberikan tekanan ke inflasi.
A. Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 2,0%-2,5%(qtq),
tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan (2,58%). Sementara itu, pertumbuhan
ekonomi tahunan Jambi diperkirakan akan melambat yaitu pada kisaran 6,7
7,2% (yoy) dibandingkan triwulan laporan yang mampu tumbuh 7,59% (yoy).
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
78
Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2013 diperkirakan pada kisaran
7,5%-7,9%.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama
perekonomian di triwulan mendatang. Adanya hari besar keagamaan dan tahun
baru yang diikuti dengan adanya pembayaran THR pada beberapa instansi serta
pencairan tunjangan sertifikasi guru triwulan IV akan memberikan penghasilan
tambahan bagi masyarakat di triwulan mendatang dan berkontribusi
meningkatkan konsumsi masyarakat pada triwulan mendatang. Di samping itu,
mulai terakselerasinya konsumsi pemerintah juga ikut mendorong pertumbuhan
ekonomi. Namun demikian, investasi diperkirakan akan melambat sejalan dengan
kenaikan BI rate yang cenderung diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit.
Hasil SKDU triwulan III-2013 menyatakan bahwa responden optimis
memandang perekonomian triwulan mendatang. Hal ini tercermin dari angka
total saldo bersih tertimbang perkembangan dunia usaha sebesar 6,95%
meningkat dari 0,05% pada triwulan III-2013.. Optimisme tersebut terjadi pada
semua sektor ekonomi yang tercermin dari saldo bersih tertimbang yang positif
pada semua sektor.
Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha
Triwulan
I-2013
Triwulan
II-2013
Triwulan
III-2013
Triwulan
IV-2013*)
1 Pertanian 0.73 (0.73) 1.46 3.66
2 Pertambangan dan Penggalian (3.13) (1.04) - 1.04
3 Industri Pengolahan - - 1.11 -
4 Listrik dan Air Minum 0.32 0.13 (0.16) -
5 Bangunan - - (0.69) 0.69
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran (0.85) - (0.85) 0.85
7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.95 1.30 (0.65) (0.65)
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1.37 1.37 1.37 1.37
9 Jasa-jasa (1.03) - (1.55) -
(0.64) 1.05 0.05 6.95
Saldo Bersih Tertimbang
No Sektor/Subsektor
Total
Keterangan : *) Angka perkiraan
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
79
Sektor pertanian diperkirakan menjadi salah satu pendukung
pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang yang didukung oleh tumbuhnya sub
sektor perkebunan. Produksi perkebunan kelapa sawit diperkirakan mencapai
puncaknya pada triwulan mendatang. Di samping itu, harga yang diperkirakan
semakin membaik dapat menjadi insentif bagi petani. Sebaliknya, produksi karet
diperkirakan mengalami perlambatan sejalan mulai masuknya musim penghujan.
Namun demikian, harga karet internasional yang semakin membaik dapat
menjadi insentif bagi petani di triwulan mendatang.
Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan belum dapat kembali
menghasilkan produksi seperti sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan sektor
bangunan di bulan mendatang masih akan meningkat yang didukung oleh
meningkatnya perumahan rakyat, pusat bisnis dan perhotelan oleh perusahaan
swasta berskala nasional/internasional dan investasi pemerintah daerah.
Sementara itu, meningkatnya produksi perkebunan kelapa sawit akan diikuti oleh
peningkatan sektor industri pengolahan.
Selanjutnya, tingginya konsumsi di triwulan mendatang dan adanya hari
raya keagamaan serta tahun baru akan diikuti dengan meningkatnya
perdagangan dan penggunaan jasa transportasi sehingga mendorong
pertumbuhan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan sektor pengangkutan
dan komunikasi.
B. Proyeksi Inflasi
Inflasi pada triwulan IV-2013 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan
triwulan III-2013 dan mencapai 9,50%-10,00% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
triwulan laporan (7,96% (yoy)). Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya angka
inflasi administered price, inti maupun volatile foods. Meningkatnya harga-harga
di triwulan mendatang utamanya disebabkan oleh kenaikan harga pada bahan
makanan karena faktor cuaca. Masuknya musim penghujan berpotensi besar
menjadi penyebab gagal panen pada sentra-sentra produksi tanaman bahan
makanan yang pada akhirnya akan berdampak pada kurangnya pasokan dan
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
80
menaikkan harga jual. Selain itu, mulai meningkatnya realisasi APBD juga akan
berpotensi memberikan tekanan ke inflasi.
Beberapa komoditi yang berpeluang menjadi penyumbang utama inflasi di
triwulan mendatang adalah bahan bakar rumah tangga, kontrak rumah, serta
beberapa komoditas bahan makanan seperti cabe merah, beras, cabe hijau, dan
udang basah. Di samping itu, adanya kenaikan harga TTL (Tarif Tenaga Listrik)
secara bertahap akan berdampak pada tambahan kenaikan inflasi baik secara
langsung maupun melalui dampak lanjutannya.
Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi
Periode Tahun 2010 s.d. Oktober 2013 serta Perkiraan November s.d Desember 2013
Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Oktober 2013 serta Perkiraan November s.d Desember 2013
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Catatan: Inflasi November - Desember 2013 adalah angka perkiraan
m-t-m (%)
2010 2011 2012 2013
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Catatan: Inflasi November - Desember 2013 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%
y-o-y (%)
2010 2011 2012 2013
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
81
Grafik 6.3. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Oktober 2013 serta Perkiraan November s.d Desember 2013
Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan
mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)
Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar, 2) Rencana
Pertamina menaikkan harga elpiji kemasan 12 kg, 3) Realisasi APBD yang cukup
tinggi di akhir tahun anggaran, 4.) Masih terus meningkatnya harga tarif tenaga
listrik, serta 5.) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala serta
terhambatnya arus di pelabuhan yang akan meningkatkan biaya distribusi dan
transportasi barang dan jasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu
meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan IV tahun 2013.
Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup
mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras
di BULOG Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga
beras. Selain itu penerapan kebijakan BULOG dalam menyalurkan raskin menjadi
13 (tiga belas) kali dalam setahun diharapkan dapat membantu masyarakat yang
kurang mampu.
C. Rekomendasi Kebijakan
Menyikapi kondisi perekonomian triwulan III 2013 serta proyeksi ekonomi
triwulan IV 2013 beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:
1. Program ketahanan pangan
Inflasi di Provinsi Jambi selama ini masih didominasi oleh tekanan inflasi
volatile food. Ketergantungan yang besar akan bahan makanan dari
daerah lain menyebabkan peluang bagi kartel-kartel besar untuk
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Catatan: Inflasi November - Desember 2013 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%
y-t-d (%)
2010 2011 2012 2013
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013
82
membentuk harga pasar sesuai ekspektasi mereka. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan sinergi yang baik antara Pemerintah melalui dinas terkait
dengan instansi-instansi lainnya untuk menggalakkan program
ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman pangan di lahan-lahan yang
selama ini tidak produktif.
2. Pembentukan TPID baru tingkat kota/kabupaten sekaligus penguatan
fungsi TPID tersebut
Sampai dengan triwulan laporan, di Provinsi Jambi telah terbentuk 5 (lima)
TPID, yaitu TPID Provinsi Jambi, TPID Kota Jambi, TPID Kabupaten
Merangin, TPID Kabupaten Bungo, dan TPID Kabupaten Tebo. Ke depan
diharapkan kabupaten/kota lainnya dapat segera melakukan
pembentukan TPID sesuai Inmendagri No. 27 Tahun 2013. Melalui TPID ini
diharapkan setiap Kabupaten/kota akan concern terhadap pergerakan
harga yang terjadi di daerahnya sekaligus melakukan langkah-langkah
nyata dalam menjaga kestabilan harga .
3. Penurunan produksi batu bara
Mengupayakan pembangunan PLTU dan industri pengolahan yang
menggunakan batu bara sebagai bahan baku sehingga batu bara dapat
dimanfaatkan di Jambi (tidak perlu ekspor) dan memberikan nilai tambah
ekonomi yang lebih baik.
4. Melambatnya produksi CPO
Peremajaan tanaman kelapa sawit yang sudah tidak produktif lagi.
5. Menurunnya NTP
Peguatan sektor riil di bidang pertanian dengan memberikan insentif yang
tepat guna kepada petani.
6. Permasalahan distribusi barang
a) Untuk menunjang kegiatan perdagangan antar daerah maka Provinsi
Jambi diharapkan dapat memiliki data antara lain sebagai berikut:
i. Neraca produksi dan konsumsi kebutuhan bahan makanan di
Provinsi Jambi.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
83
ii. Produksi bahan makanan dan komoditas unggulan termasuk jalur
distribusi, waktu produksi, pembeli serta kebutuhan dalam Provinsi
Jambi.
iii. Ketergantungan bahan makanan di Jambi terhadap daerah lain
termasuk jalur distribusi, asal daerah produsen, serta kebutuhan di
dalam Provinsi Jambi.
iv. Peta produksi, distribusi dan konsumsi bahan makanan se- Provinsi
Jambi.
b) Peningkatan kualitas infrastruktur dan pengurangan biaya tak terduga.
7. Perbaikan kondisi pasar untuk efisiensi biaya serta meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap pasar. Termasuk didalamnya mengenai
modernisasi pasar tradisional sehingga spekulasi harga di pasar tradisional
dapat berkurang
8. Kemudahan kredit dan penurunan suku bunga kredit sehingga
menurunkan biaya dari produsen
9. Pembinaan dan Pendampingan UMKM
Melakukan peningkatan pembinaan dan pendampingan yang nyata
terhadap UMKM untuk mempermudah akses keuangan dan
pengembangan usahanya.
10. Percepatan Realisasi Belanja Pemerintah
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi, diperlukan
percepatan realisasi belanja Pemerintah serta penyebaran yang merata
pada masing-masing periode (triwulan atau semester). Selain itu,
percepatan dan penyebaran merata realisasi belanja Pemerintah tersebut
akan menjaga inflasi pada Triwulan IV tahun anggaran tetap rendah dan
stabil.
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
Keterangan: *angka sementara
** angka sangat sementara
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
1 2 3 4 5 6 7 8
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 5,017,519.35 5,315,494.69 5,606,135.46 5,736,268.60 6,041,773.00 6,303,875.04 6,639,244.93
a. Tanaman Bahan Makanan 1,488,317.10 1,588,754.20 1,650,528.27 1,688,077.47 1,797,770.00 1,907,424.70 2,003,281.71
b. Tanaman Perkebunan 2,733,902.47 2,898,991.92 3,080,312.24 3,134,775.37 3,296,856.00 3,418,269.66 3,614,425.67
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 267,500.37 277,128.02 300,515.43 312,898.36 332,875.00 344,505.33 362,074.73
d. K e h u t a n a n 302,634.01 316,348.28 329,476.68 350,662.21 355,399.00 366,836.69 376,599.81
e. P e r i k a n a n 225,165.40 234,272.27 245,302.84 249,855.18 258,871.00 266,838.66 282,863.01
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2,935,154.71 3,034,593.08 3,245,437.92 3,411,489.41 3,068,263.00 3,184,610.93 3,615,169.45
a. Minyak dan Gas Bumi 2,332,061.80 2,409,027.70 2,624,181.78 2,754,472.08 2,422,412.00 2,506,741.08 2,914,671.15
b. Pertambangan Tanpa Migas 438,407.62 453,857.56 440,730.24 468,001.07 446,195.00 472,808.69 486,689.75
c. Penggalian 164,685.29 171,707.82 180,525.91 189,016.27 199,656.00 205,061.16 213,808.55
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1,805,130.75 1,923,125.81 2,039,002.81 2,156,261.53 2,172,087.00 2,261,908.33 2,291,059.68
a. Industri Migas 161,500.72 169,733.29 178,000.68 187,314.17 183,328.00 188,330.74 208,463.51
1). Pengilangan Minyak Bumi 161,500.72 169,733.29 178,000.68 187,314.17 183,328.00 188,330.74 208,463.51
2). Gas Alam cair - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 1,643,630.03 1,753,392.53 1,861,002.13 1,968,947.36 1,988,760.00 2,073,577.59 2,082,596.17
1). Makanan, Minuman dan Tembakau 657,642.55 702,597.51 760,450.57 810,168.68 806,626.00 841,375.63 844,470.51
2). Tekstil, Brg.Kulit & Alas Kaki 8,648.80 9,525.38 10,165.68 10,363.53 10,689.00 11,274.45 11,376.11
3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya 770,631.62 825,932.08 861,532.53 912,456.49 928,380.00 964,935.40 969,402.60
4). Kertas dan Barang cetakan 84,781.50 86,950.04 92,019.44 94,268.28 93,397.00 98,986.66 99,316.86
5). Pupuk, Kimia & Brg. dari karet 40,096.87 43,399.10 46,232.48 46,583.82 49,870.00 52,071.48 50,517.81
6). Semen & Brg. galian bukan logam 55,958.44 58,194.94 62,463.26 66,347.81 70,330.00 74,663.41 75,472.38
7). Logam dasar Besi dan baja - - - - - - -
8). Brg.dari Logam, Mesin & Peralatannya 8,303.14 8,805.37 9,263.57 9,525.61 9,718.00 9,934.58 10,086.44
9). Barang Lainnya 17,567.12 17,988.09 18,874.60 19,233.15 19,750.00 20,335.97 21,953.45
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 154,736.94 160,324.36 169,588.09 184,615.34 195,380.00 206,297.99 215,004.86
a. L i s t r i k 132,323.08 137,209.46 144,809.39 158,058.92 167,887.00 178,363.66 185,987.32
b. G a s - - - - - -
c. Air Bersih 22,413.85 23,114.90 24,778.70 26,556.42 27,493.00 27,934.33 29,017.54
5. B A N G U N A N 740,911.40 807,599.30 893,463.74 1,050,667.26 1,095,113.00 1,164,460.17 1,216,655.98
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 2,603,995.21 2,751,169.47 2,972,192.36 3,132,381.05 3,314,541.00 3,517,359.19 3,737,606.36
a. Perdagangan Besar dan eceran 2,398,001.45 2,533,184.76 2,743,300.22 2,896,370.48 3,070,246.00 3,262,163.67 3,475,753.61
b. H o t e l 36,258.81 38,316.91 40,338.37 42,318.81 41,891.00 44,893.11 46,599.70
c. Restoran 169,734.95 179,667.80 188,553.77 193,691.77 202,403.00 210,302.40 215,253.04
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1,067,045.08 1,113,783.59 1,197,357.40 1,243,347.42 1,252,502.00 1,319,243.93 1,399,242.22
a. P e n g a n g k u t a n 980,846.57 1,024,306.75 1,103,333.24 1,145,998.00 1,151,503.00 1,215,526.91 1,290,672.72
1). Angkutan Rel - - - - - - -
2). Angkutan Jalan Raya 676,559.19 706,652.40 753,972.50 786,783.27 808,949.00 843,612.07 903,824.42
3). Angkutan Laut 114,097.78 118,145.33 121,442.26 123,969.35 121,379.00 125,810.75 124,558.91
4). Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan 43,624.84 44,186.13 44,452.13 44,739.56 45,060.00 45,752.76 46,448.37
5). Angkutan Udara 95,149.68 101,738.58 127,525.70 133,492.23 116,107.00 138,527.30 151,592.01
6). Jasa Penunjang Angkutan 51,415.09 53,584.32 55,940.64 57,013.59 60,009.00 61,824.03 64,249.01
b. K o m u n i k a s i 86,198.51 89,476.84 94,024.16 97,349.43 100,998.00 103,717.01 108,569.50
1). Pos & Telekomunikasi 84,863.43 88,088.49 92,581.09 95,856.24 99,446.00 102,121.60 106,902.60
2). Jasa Penunjang Komunikasi 1,335.08 1,388.34 1,443.07 1,493.19 1,552.00 1,595.41 1,666.90
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 872,106.31 914,231.16 958,069.53 1,004,025.23 1,044,375.00 1,100,958.73 1,141,165.14
a. B a n k 391,502.56 415,728.13 443,397.29 479,823.74 496,969.00 533,072.73 551,418.57
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 57,695.33 60,969.28 66,147.63 68,972.92 71,651.00 75,441.55 80,595.51
c. Jasa Penunjang Keuangan 4,062.37 4,256.01 4,585.93 4,766.54 4,911.00 5,134.08 5,422.42
d. Sewa bangunan 406,117.70 420,213.85 430,545.20 436,675.01 456,482.00 472,557.24 488,614.95
e. Jasa Perusahaan 12,728.33 13,063.90 13,393.48 13,787.02 14,362.00 14,753.14 15,113.69
9. JASA-JASA 1,536,501.56 1,586,501.82 1,638,020.93 1,675,915.91 1,718,010.00 1,782,578.22 1,852,455.96
a. Pemerintahan Umum 1,316,359.78 1,360,850.41 1,401,344.46 1,430,047.24 1,465,921.00 1,518,446.71 1,579,361.73
1). Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 923,464.04 957,392.98 983,235.65 998,307.85 1,024,118.00 1,060,773.49 1,118,184.66
2). Jasa Pemerintahan Lainnya 392,895.74 403,457.43 418,108.82 431,739.39 441,802.00 457,673.22 461,177.07
b. S w a s t a 220,141.78 225,651.41 236,676.46 245,868.67 252,090.00 264,131.50 273,094.23
1). Sosial Kemasyarakatan 154,344.59 158,243.64 166,285.45 174,513.61 179,224.00 188,802.93 196,420.44
2). Hiburan dan Rekreasi 9,966.83 10,307.00 10,938.37 11,167.10 11,548.00 11,980.05 12,315.47
3). Perorangan dan Rumah Tangga 55,830.37 57,100.76 59,452.64 60,187.96 61,317.00 63,348.52 64,358.32
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 16,733,101 17,606,823 18,719,268 19,594,972 19,902,044 20,841,293 22,107,605
P D R B TANPA MIGAS 14,239,539 15,028,062 15,917,086 16,653,186 17,296,304 18,146,221 18,984,470
Jumlah Migas 2,493,563 2,578,761 2,802,182 2,941,786 2,605,740 2,695,072 3,123,135
2013LAPANGAN USAHA
2012
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
Keterangan: *angka sementara
** angka sangat sementara
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III
1 2 3 4 5 6 7 8
1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 1,451,186.57 1,491,500.03 1,518,732.27 1,542,865.25 1,561,623.00 1,600,976.02 1,642,790.29
a. Tanaman Bahan Makanan 532,026.15 545,148.73 541,828.02 543,671.66 550,767.00 576,307.19 590,278.38
b. Tanaman Perkebunan 702,512.85 725,854.91 751,429.73 768,966.73 779,128.00 790,735.90 813,013.24
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 95,456.39 96,459.78 98,481.08 99,710.99 100,715.00 101,556.19 103,672.99
d. K e h u t a n a n 64,936.63 66,745.15 68,202.32 71,814.36 71,552.00 72,021.82 73,364.72
e. P e r i k a n a n 56,254.56 57,291.46 58,791.11 58,701.52 59,461.00 60,354.93 62,460.97
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 632,817.93 664,546.24 691,806.04 724,265.28 631,830.00 663,860.12 711,230.37
a. Minyak dan Gas Bumi 462,989.81 489,491.91 517,084.93 540,846.09 459,862.00 487,065.48 528,184.91
b. Pertambangan Tanpa Migas 110,446.89 114,365.25 111,902.99 119,013.97 106,265.00 110,214.77 115,406.96
c. Penggalian 59,381.24 60,689.08 62,818.11 64,405.22 65,703.00 66,579.87 67,638.50
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 602,128.98 621,508.05 645,624.17 663,662.58 655,488.00 672,554.98 664,067.51
a. Industri Migas 33,678.54 34,590.07 35,713.38 37,079.35 36,015.00 36,241.09 39,495.13
1). Pengilangan Minyak Bumi 33,678.54 34,590.07 35,713.38 37,079.35 36,015.00 36,241.09 39,495.13
2). Gas Alam cair - - -
b. Industri Tanpa Migas 568,450.44 586,917.98 609,910.79 626,583.23 619,473.00 636,313.89 624,572.37
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 41,537.78 42,221.57 43,115.20 45,734.43 46,271.00 46,979.14 47,410.20
a. L i s t r i k 36,271.74 36,925.09 37,714.74 40,062.65 40,515.00 41,202.85 41,585.53
b. G a s - - - -
c. Air Bersih 5,266.04 5,296.48 5,400.47 5,671.78 5,756.00 5,776.29 5,824.67
5. B A N G U N A N 232,285.95 241,824.86 263,095.05 294,422.77 300,356.00 307,979.73 314,195.58
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 879,489.33 899,172.48 939,087.21 956,235.86 979,292.00 1,007,493.90 1,038,019.15
a. Perdagangan Besar dan eceran 809,836.44 827,576.34 865,079.09 881,149.06 903,418.00 929,714.61 959,381.64
b. H o t e l 15,380.24 15,888.05 16,276.04 16,877.10 16,375.00 17,317.72 17,562.37
c. Restoran 54,272.65 55,708.09 57,732.09 58,209.70 59,499.00 60,461.57 61,075.15
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 352,177.09 361,213.60 375,484.18 384,400.33 382,249.00 392,716.44 406,808.35
a. P e n g a n g k u t a n 319,522.49 327,861.55 341,287.30 349,732.30 346,530.00 356,529.80 369,732.32
1). Angkutan Rel -
2). Angkutan Jalan Raya 202,129.19 208,254.26 214,552.84 221,067.56 224,062.00 226,597.48 236,937.46
3). Angkutan Laut 43,026.37 43,653.82 44,232.08 44,760.25 44,242.00 45,247.66 44,736.85
4). Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan 17,879.40 17,962.09 18,006.22 18,075.94 18,163.00 18,282.07 18,439.89
5). Angkutan Udara 36,365.42 37,566.59 43,416.58 44,610.77 38,032.00 43,983.81 46,633.85
6). Jasa Penunjang Angkutan 20,122.11 20,424.78 21,079.58 21,217.78 22,032.00 22,418.78 22,984.28
b. K o m u n i k a s i 32,654.60 33,352.05 34,196.88 34,668.03 35,719.00 36,186.64 37,076.03
1). Pos & Telekomunikasi 32,298.19 32,990.95 33,829.07 34,295.59 35,337.00 35,800.43 36,681.76
2). Jasa Penunjang Komunikasi 356.41 361.10 367.81 372.43 382.00 386.21 394.27
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 282,677.58 290,388.04 295,249.61 304,502.14 308,798.00 318,769.03 321,115.57
a. B a n k 154,075.06 160,109.54 162,965.44 170,696.98 172,941.00 181,224.95 181,928.21
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 14,872.36 15,233.60 15,799.13 16,017.25 16,195.00 16,518.91 17,056.46
c. Jasa Penunjang Keuangan 1,549.81 1,581.31 1,643.40 1,665.75 1,689.00 1,724.75 1,779.71
d. Sewa bangunan 108,019.05 109,258.77 110,592.95 111,803.39 113,565.00 114,841.98 115,844.02
e. Jasa Perusahaan 4,161.30 4,204.82 4,248.68 4,318.77 4,409.00 4,458.45 4,507.17
9. JASA-JASA 393,196.05 397,868.41 402,330.21 405,179.46 408,617.00 415,693.10 421,417.92
a. Pemerintahan Umum 325,992.49 329,898.89 332,812.45 334,914.83 337,487.00 343,451.14 348,061.75
1). Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 210,188.92 212,765.30 213,973.78 215,015.72 216,216.00 219,810.41 224,421.03
2). Jasa Pemerintahan Lainnya 115,803.57 117,133.59 118,838.67 119,899.11 121,271.00 123,640.72 123,640.72
b. S w a s t a 67,203.56 67,969.52 69,517.76 70,264.63 71,130.00 72,241.97 73,356.16
1). Sosial Kemasyarakatan 43,251.78 43,753.04 44,776.97 45,240.45 45,854.00 46,373.58 47,594.98
2). Hiburan dan Rekreasi 3,755.93 3,796.16 3,893.68 3,963.74 4,007.00 4,063.63 4,148.92
3). Perorangan dan Rumah Tangga 20,195.85 20,420.32 20,847.12 21,060.44 21,268.00 21,346.20 21,612.27
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4,867,497 5,010,243 5,174,524 5,321,268 5,274,524 5,427,022 5,567,055
P D R B TANPA MIGAS 4,370,829 4,486,161 4,621,726 4,743,343 4,778,647 4,903,716 4,999,375
Jumlah Migas 496,668 524,082 552,798 577,925 495,877 523,307 567,680
2013LAPANGAN USAHA
2012
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)
Keterangan: *angka sementara
** angka sangat sementara
I-2012 II-2012 III-2012 IV-2012 I-2013 II-2013 III-2013
1. Konsumsi Rumah Tangga 9,990,279 10,249,899 10,741,320 10,965,458 11,290,422 11,627,325 12,331,042
1.1. Makanan 6,307,122 6,417,265 6,691,116 6,775,869 6,959,477 7,210,065 7,587,242.18
1.2. Non Makanan 3,683,157 3,832,634 4,050,203 4,189,589 4,330,945 4,417,259 4,743,800
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 108,741 113,045 118,368 121,908 125,668 130,729 137,699
3. Konsumsi Pemerintah 3,055,002 3,172,848 3,303,815 3,372,018 3,195,439 3,308,439 3,492,798
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,927,706 3,090,877 3,336,979 3,587,142 3,697,774 3,841,367 4,051,221
5. Perubahan Stok 455,403 475,637 473,567 505,644 531,668 559,834 540,113
6. Ekspor Barang dan Jasa 7,860,365 8,825,487 8,941,910 8,865,571 8,514,807 9,621,196 10,146,579
6.1. Ekspor Luar Negeri 4,061,251 4,938,357 3,664,390 3,873,300 3,270,770 4,241,050 4,415,733.43
6.2. Ekspor Antar Daerah 3,799,114 3,887,130 5,277,520 4,992,271 5,244,038 5,380,146 5,730,845.93
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 7,664,394 8,320,970 8,196,690 7,822,770 7,453,734 8,247,598 8,591,848
7.1. Impor Luar Negeri 310,932 218,818 330,367 388,670 215,261 381,682 1,007,555.51
7.2. Impor Antar Daerah 7,353,463 8,102,152 7,866,324 7,434,100 7,238,473 7,865,916 7,584,292.26
PDRB 16,733,101 17,606,823 18,719,268 19,594,972 19,902,043 20,841,293 22,107,605
Komponen
I-2012 II-2012 III-2012 IV-2012 I-2013 II-2013 III-2013
1. Konsumsi Rumah Tangga 3,325,263 3,360,579 3,441,819 3,467,011.76 3,482,976 3,515,299.35 3,594,996
1.1. Makanan 2,170,556 2,186,117 2,231,223 2,240,359.79 2,248,046 2,263,389.29 2,309,314
1.2. Non Makanan 1,154,707 1,174,462 1,210,596 1,226,651.97 1,234,930 1,251,910.05 1,285,682
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 33,059 33,712 34,574 35,149.54 35,508 36,355.02 37,246
3. Konsumsi Pemerintah 928,533 953,418 984,147 995,088.87 923,965 942,489.77 959,093
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 830,605 865,690 924,886 984,300.06 994,613 1,015,599.42 1,035,282
5. Perubahan Stok 158,221 161,820 158,560 170,711.44 176,618 183,262.62 172,835
6. Ekspor Barang dan Jasa 3,086,957 3,444,416 3,354,256 3,346,976.68 3,157,381 3,595,738.35 3,701,185.98
6.1. Ekspor Luar Negeri 1,846,286 2,224,049 1,655,821 1,757,540.35 1,479,711 1,895,313.59 1,920,898
6.2. Ekspor Antar Daerah 1,240,671 1,220,366 1,698,435 1,589,436.33 1,677,670 1,700,424.76 1,780,288
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 3,495,140 3,809,390 3,723,719 3,677,970.24 3,496,538 3,861,722.08 3,933,583.21
7.1. Impor Luar Negeri 127,848 89,566 132,424 153,841.22 84,793 149,119.37 388,328
7.2. Impor Antar Daerah 3,367,292.48 3,719,824.95 3,591,295 3,524,129.01 3,411,744.56 3,712,602.71 3,545,256
PDRB 4,867,497.26 5,010,243.28 5,174,523.97 5,321,268.11 5,274,523.75 5,427,022.46 5,567,054.94
Komponen
Indeks Harga Konsumen (IHK) Jambi Tahun Dasar 2007=100
Sumber: BPS Provinsi Jambi
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP
I UM UM 141.15 141.88 142.02 141.91 142.71 144.61 149.31 151.10 149.71
II BAHAN M AKANAN 162.00 162.64 162.65 162.29 162.70 165.70 173.77 177.51 169.60
III. M AKANAN JADI, M NM AN, ROKOK & TBK 164.77 165.50 166.29 166.40 168.12 168.53 169.76 170.54 173.14
IV. PERUM AHAN 129.52 130.42 130.56 130.77 132.74 132.79 133.23 134.18 135.72
V. SANDANG 136.44 135.96 135.28 134.15 132.75 133.01 132.66 133.79 135.69
VI. KESEHATAN 123.27 123.83 123.83 123.92 124.31 124.35 124.53 124.53 124.90
VII. PENDIDIKAN, REKREASI & OR 131.19 131.57 131.65 131.46 131.44 131.56 132.60 132.65 132.77
VIII. TRANSPORT & KOM UNIKASI 111.68 112.87 112.92 112.94 113.10 118.53 130.44 132.49 131.48
2013Uraian
Daftar Istilah Ekspor adalah seluruh barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang
bersifat komersil maupun bukan komersil.
Impor adalah seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.
PDRB atas dasar harga pasar adalah penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian.
PDRB atas dasar harga konstan merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya.
Bank pemerintah adalah bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI.
Bank swasta adalah perbankan yang sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sebelum dilakukannya program rekapitalisasi perbankan.
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.
Net Interest Margin (NIM) adalah selisih bersih antara biaya bunga operasional dengan pendapatan bunga operasional.
Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun.
Non Performing Loan (NPL) adalah jumlah kredit yang termasuk dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet sesuai ketentuan Bank Indonesia.
Cash inflows adalah jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu.
Cash outflows adalah jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu.
Net cashflows adalah selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya.
Administered prices adalah kelompok barang yang pergerakan harganya ditentukan oleh pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian.