kajian ekonomi regional jakarta - bi.go.id · 1 kajian ekonomi regional jakarta triwulan iv-2007...

107
Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

Upload: dinhtuyen

Post on 13-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

1

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Kajian Ekonomi RegionalJakarta

Triwulan IV - 2007

Page 2: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

2

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahuwata»ala yang telah melimpahkan

rahmat-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Jakarta yang

secara rutin triwulanan dilakukan dapat diselesaikan. Buku kajian Ekonomi regionalberisi potret perkembangan ekonomi dan perbankan di Jakarta yang di era otonomi

daerah keberadaannya dirasakan semakin penting. Tujuan dari penyusunan buku

laporan triwulanan ini adalah untuk memberikan informasi kepada stakeholdertentang perkembangan ekonomi dan perbankan di Jakarta, dengan harapan

informasi tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi bagi pembuat

kebijakan, akademisi, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang membutuhkandan memiliki perhatian terhadap perkembangan ekonomi di Jakarta.

Cakupan kajian di dalam buku KER cukup luas, yaitu meliputi kajian perkembangan

ekonomi regional, inflasi, perbankan, keuangan daerah, perkembangankesejahteraan dan outlook perekonomian satu triwulan ke depan. Berdasarkan

asesmen pada triwulan IV-2007, akselerasi pertumbuhan ekonomi Jakarta masih

berlanjut, inflasi mengalami relatif stabil, fungsi intermediasi perbankan masihtumbuh relatif lambat namun kegiatan lembaga keuangan non bank menunjukkan

perkembangan yang cukup tinggi. Sementara itu, kesejahteraan masyarakat

menunjukkan perbaikan, walaupun belum cukup signifikan.

Kami menyadari bahwa publikasi ini masih belum sempurna. Masih banyak hal

yang harus dilakukan untuk menyempurnakan dan meningkatkan kualitas kajian

buku ini. Untuk itu masukan dan terutama supply data terkini, serta kritik dansaran yang membangun sangat kami harapkan. Selanjutnya, pada kesempatan

ini kami juga mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan buku ini.

Jakarta, 30 Januari 2008

BIRO KEBIJAKAN MONETER

Hendar

Kata Pengantar

Page 3: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

3

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Daftar Isi

halaman 5

halaman 13

halaman 13

halaman 23

halaman 37

halaman 37

halaman 38

halaman 44

halaman 49

halaman 50

halaman 56

halaman 58

halaman 58

halaman 59

halaman 62

halaman 65

halaman 66

halaman 67

halaman 69

halaman 73

halaman 73

halaman 76

halaman 77

halaman 78

halaman 79

RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL

Sisi Permintaan

Sisi Penawaran

BAB II. PERKEMBANGAN INFLASI JAKARTA

Inflasi Jakarta triwulan IV-2007

Inflasi Berdasarkan Kelompok

Inflasi Berdasarkan Inflasi Inti dan Non Inti (y-o-y)

BAB III. PERKEMBANGAN PERBANKAN

Intermediasi Perbankan

Resiko Kredit Perbankan

Resiko Likuiditas Perbankan

Resiko Pasar

Kredit UMKM (Lokasi Proyek)

Pasar Keuangan

BAB IV. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Transaksi RTGS

Transaksi Kliring

Transaksi Tunai

BAB V. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Ketenagakerjaan

Upah

Kemiskinan

Indeks Kesengsaraan

Indeks Pembangunan Manusia

Page 4: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

4

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

BAB VI. KEUANGAN DAERAH

Perkembangan Realisasi APBD 2007

Prioritas Program Pembangunan

BAB VII. OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2008

Inflasi

BAB VIII. KESIMPULAN DAN USULAN TINDAK LANJUT

LAMPIRAN

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi :Biro Kebijakan MoneterBiro Kebijakan MoneterBiro Kebijakan MoneterBiro Kebijakan MoneterBiro Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterBank IndonesiaGedung Sjafruddin Prawiranegara Lt. 18Kompleks Bank IndonesiaJl MH Thamrin No. 2 JakartaPh. 021-381-8868, 381-8199Fax. 021-386-4929, 345-2489Email : BKM [email protected] site : www.bi.go.id

halaman 81

halaman 81

halaman 83

halaman 87

halaman 87

halaman 98

halaman 103

halaman 105

Page 5: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

5

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Ringkasan Eksekutif

Beberapa indikator makro ekonomi regional di Jakarta menunjukkan perkembanganBeberapa indikator makro ekonomi regional di Jakarta menunjukkan perkembanganBeberapa indikator makro ekonomi regional di Jakarta menunjukkan perkembanganBeberapa indikator makro ekonomi regional di Jakarta menunjukkan perkembanganBeberapa indikator makro ekonomi regional di Jakarta menunjukkan perkembangan

yang membaik walaupun tingkat inflasi relatif masih cukup tinggiyang membaik walaupun tingkat inflasi relatif masih cukup tinggiyang membaik walaupun tingkat inflasi relatif masih cukup tinggiyang membaik walaupun tingkat inflasi relatif masih cukup tinggiyang membaik walaupun tingkat inflasi relatif masih cukup tinggi. Perbaikan beberapainidikator makro antara lain tercermin pada angka pertumbuhan ekonomiΩ;perkembangan indikator kesejahteraan; dan perkembangan kegiatan di sektorkeuangan baik bank maupun non bank yang masih menunjukkan trend yangmembaik. Akseleresi pertumbuhan ekonomi di Jakarta berlanjut di triwulan IV 2007.Perekonomian tumbuh lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dantriwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Namun demikian kualitas pertumbuhanekonomi belum seperti yang diharapkan karena pertumbuhan ekonomi lebihdidorong oleh pertumbuhan konsumsi sementara investasi tumbuh relatif rendah.Hal ini juga tercermin di sisi penawaran, sektor yang tumbuh tinggi adalah sektoryang relatif padat modal sehingga penyerapan tenaga kerja terbatas dan kesenjanganpendapatan bahkan meningkat. Inflasi triwulanan masih cukup tinggi, namundemikian secara tahunan menurun antara lain karena lebih stabilnya inflasi inti,walaupun disisi lain inflasi non inti masih menghadapi tekanan. Kegiatan di sektorkeuangan, khususnya fungsi intermediasi perbankan menunjukkan perkembangandan kinerja yang masih membaik dan disertai dengan perkembangan yang membaikdi sisi sistem pembayaran non tunai. Sementara itu beberapa indikator kesejahteraanmengalami perbaikanΩ; antara lain adalah pengangguran menurunΩ; kemiskinanmenurunΩ; upah riil meningkat, walaupun untuk upah pekerja yang penghasilannyarelatif subsistem relatif masih terbatas.ΩSejalan dengan perkembangan positif di atasmaka indeks pembangunan manusia diperkirakan membaik.

Perkembangan Makro RegionalDari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi 2007 terutama didukung olehDari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi 2007 terutama didukung olehDari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi 2007 terutama didukung olehDari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi 2007 terutama didukung olehDari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi 2007 terutama didukung oleh

peningkatan konsumsi masyarakat dan indikasi adanya perbaikan di investasi,peningkatan konsumsi masyarakat dan indikasi adanya perbaikan di investasi,peningkatan konsumsi masyarakat dan indikasi adanya perbaikan di investasi,peningkatan konsumsi masyarakat dan indikasi adanya perbaikan di investasi,peningkatan konsumsi masyarakat dan indikasi adanya perbaikan di investasi,

sementara net ekspor impor diperkirakan tumbuh lambat.sementara net ekspor impor diperkirakan tumbuh lambat.sementara net ekspor impor diperkirakan tumbuh lambat.sementara net ekspor impor diperkirakan tumbuh lambat.sementara net ekspor impor diperkirakan tumbuh lambat. Pertumbuhan ekonomi

pada triwulan IV-2007 diperkirakan mencapai 6,5 % (y-o-y), relatif melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, namun masih pada level yang tinggi.Konsumsi meningkat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang membaik,

khususnya untuk golongan menengah ke atas dan ekspektasi masyarakat terhadap

perekonomian yang semakin baik serta didukung oleh pembiayaan yangmeningkat. Peningkatan konsumsi antara lain didukung oleh data prompt, hasil

Page 6: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

6

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

survei, dan kenaikan upah. Beberapa prompt yang mendukung terutama adalah

peningkatan konsumsi barang tahan lama, seperti pembelian mobil, motor, barang

elektronik dan lainnya. Survei yang mengkonfirmasi adalah survei konsumen dansurvei penjualan eceran yang angka indeksnya meningkat. Sementara itu, kenaikan

upah riil tercermin pada hasil survei Human Resources Development Club dan

survei upah BPS.

Investasi swasta diperkirakan meningkat, namun demikian investasi pemerintahInvestasi swasta diperkirakan meningkat, namun demikian investasi pemerintahInvestasi swasta diperkirakan meningkat, namun demikian investasi pemerintahInvestasi swasta diperkirakan meningkat, namun demikian investasi pemerintahInvestasi swasta diperkirakan meningkat, namun demikian investasi pemerintah

daerah diperkirakan masih rendahdaerah diperkirakan masih rendahdaerah diperkirakan masih rendahdaerah diperkirakan masih rendahdaerah diperkirakan masih rendah. Faktor yang mempengaruhi peningkatan

investasi swasta adalah pertumbuhan ekonomi yang membaik sehingga insentif

pasar (domestik) meningkat dan didukung oleh tingkat suku bunga yang cenderungmenurun. Peningkatan investasi ditandai oleh peningkatan konsumsi semen,

penjualan truk dan alat berat; dan peningkatan impor barang modal. Dari sisi

pembiayaan, peningkatan investasi didukung oleh peningkatan kredit investasi,walaupun tumbuh relatif lambat; peningkatan pembiayaan yang berasal dari dana

internal perusahaan; dan peningkatan penghimpunan dana yang berasal dari IPO

saham dan obligasi di pasar modal. Sementara itu, ekspor tumbuh walaupunmelambat. Perlambatan pertumbuhan perdagangan luar negeri disebabkan oleh

permintaan dunia yang hanya meningkat normal dan disisi lain kompetisi pasarmeningkat. Sementara itu, impor baik dari negara lain maupun propinsi lain tumbuh

meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan domestik.

Respon sari sisi penawaran terhadap peningkatan permintaan tercermin padaRespon sari sisi penawaran terhadap peningkatan permintaan tercermin padaRespon sari sisi penawaran terhadap peningkatan permintaan tercermin padaRespon sari sisi penawaran terhadap peningkatan permintaan tercermin padaRespon sari sisi penawaran terhadap peningkatan permintaan tercermin pada

perkembangan beberapa sektor ekonomi utamaperkembangan beberapa sektor ekonomi utamaperkembangan beberapa sektor ekonomi utamaperkembangan beberapa sektor ekonomi utamaperkembangan beberapa sektor ekonomi utama. Sektor perdagangan, transportasidan komunikasi, bangunan dan jasa tumbuh membaik. Namun pertumbuhan

tersebut kurang dipicu oleh pertumbuhan investasi dan kurang didukung oleh

pertumbuhan di sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja cukupsignifikan.

Sektor industri pertumbuhannya relatif masih rendah, peningkatan permintaanSektor industri pertumbuhannya relatif masih rendah, peningkatan permintaanSektor industri pertumbuhannya relatif masih rendah, peningkatan permintaanSektor industri pertumbuhannya relatif masih rendah, peningkatan permintaanSektor industri pertumbuhannya relatif masih rendah, peningkatan permintaan

domestik dan pasar ekspor yang relatif terbatas masih dapat dipenuhi dengandomestik dan pasar ekspor yang relatif terbatas masih dapat dipenuhi dengandomestik dan pasar ekspor yang relatif terbatas masih dapat dipenuhi dengandomestik dan pasar ekspor yang relatif terbatas masih dapat dipenuhi dengandomestik dan pasar ekspor yang relatif terbatas masih dapat dipenuhi dengan

penggunaan kapasitas.penggunaan kapasitas.penggunaan kapasitas.penggunaan kapasitas.penggunaan kapasitas. Beberapa prompt yang mendukung peningkatan produksi

antara lain adalah peningkatan indeks produksi beberapa kelompok industri yang

berlokasi di Jakarta, seperti industri kimia, industri makanan-minuman, industrilogam dasar dan mesin. Indikasi pertumbuhan di sektor industri yang belum terlalu

pesat juga tercermin pada peningkatan indeks produksi beberapa industri utama

di Jakarta, konsumsi listrik industri, dan impor bahan baku yang kesemuanyatumbuh masih dalam batas-batas yang relatif wajar.

Page 7: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

7

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Sektor perdagangan-hotel-restoran meningkat dipengaruhi oleh peningkatanSektor perdagangan-hotel-restoran meningkat dipengaruhi oleh peningkatanSektor perdagangan-hotel-restoran meningkat dipengaruhi oleh peningkatanSektor perdagangan-hotel-restoran meningkat dipengaruhi oleh peningkatanSektor perdagangan-hotel-restoran meningkat dipengaruhi oleh peningkatan

pendapatan masyarakat (konsumsi).pendapatan masyarakat (konsumsi).pendapatan masyarakat (konsumsi).pendapatan masyarakat (konsumsi).pendapatan masyarakat (konsumsi). Pertumbuhan di sektor perdagangan

diindikasikan oleh beberapa prompt indikator seperti peningkatan arus bongkarmuat di pelabuhan Tanjung Priok dan jumlah kapal yang bersandar di pelabuhan

Jakarta International Container Terminal, serta peningkatan konsumsi listrik sektor

bisnis seperti mal, pasar, toko dan pusat bisnis lainnya. Sementara itu sub sektorhotel dan restoran meningkat ditandai oleh peningkatan tingkat hunian hotel dan

jumlah kunjungan wisatawan yang meningkat. Dari sisi survei, peningkatan di sub

sektor perdagangan tercermin pada indeks survei penjualan eceran yang trendnyameningkat. Selain itu, peningkatan di sektor perdagangan juga tercermin pada

peningkatan pembiayaan perbankan di sektor ini.

Sektor pengangkutan dan komunikasi sejalan dengan peningkatan pertumbuhanSektor pengangkutan dan komunikasi sejalan dengan peningkatan pertumbuhanSektor pengangkutan dan komunikasi sejalan dengan peningkatan pertumbuhanSektor pengangkutan dan komunikasi sejalan dengan peningkatan pertumbuhanSektor pengangkutan dan komunikasi sejalan dengan peningkatan pertumbuhan

ekonomi dan semakin bertambahnya fasilitas dan membaiknya pelayananekonomi dan semakin bertambahnya fasilitas dan membaiknya pelayananekonomi dan semakin bertambahnya fasilitas dan membaiknya pelayananekonomi dan semakin bertambahnya fasilitas dan membaiknya pelayananekonomi dan semakin bertambahnya fasilitas dan membaiknya pelayanan

meningkat.meningkat.meningkat.meningkat.meningkat. Armada angkutan darat, laut dan jalur lintasan kereta api bertambah

dan menjadi alternatif yang murah dan nyaman bagi pekerja, khususnya bagi

masyarakat di ibukota dan sekitarnya. Perkembangan ekonomi juga menyebabkanpenggunaan pesawat udara oleh masyarakat juga meningkat. Sementara itu, trend

peningkatan di sub sektor komunikasi masih tetap berlanjut, sebagaimana tercerminpada masih meningkatnya jumlah pelanggan telepon seluler.

Sektor keuangan dan persewaan dan jasa perusahaan tumbuh membaikSektor keuangan dan persewaan dan jasa perusahaan tumbuh membaikSektor keuangan dan persewaan dan jasa perusahaan tumbuh membaikSektor keuangan dan persewaan dan jasa perusahaan tumbuh membaikSektor keuangan dan persewaan dan jasa perusahaan tumbuh membaik. NTB

yang diperoleh oleh perbankan masih berada di level yang cukup tinggi; data

prompt indikator kegiatan perusahaan pembiayaan non bank menunjukkan trendyang meningkat; dan kinerja pasar modal yang walaupun sempat terganggu oleh

gejolak pasar keuangan internasional namun masih meningkat. Sementara itu,

penambahan pasokan ruang kantor ternyata juga diikuti dengan tingkat hunian(sewa) yang juga masih tinggi.

Perkembangan Inflasi RegionalPerkembangan inflasi Jakarta pada triwulan IV-2007 menunjukan perbaikanPerkembangan inflasi Jakarta pada triwulan IV-2007 menunjukan perbaikanPerkembangan inflasi Jakarta pada triwulan IV-2007 menunjukan perbaikanPerkembangan inflasi Jakarta pada triwulan IV-2007 menunjukan perbaikanPerkembangan inflasi Jakarta pada triwulan IV-2007 menunjukan perbaikan. Inflasi

triwulan (1,6%, q-t-q) turun dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya1,8% dan triwulan yang sama tahun 2006 (2,1%). Secara tahunan (y-o-y) inflasi

di Jakarta pada akhir bulan Desember 2007 sebesar 6,0% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan dengan inflasi tahunan akhir triwulan sebelumnya 6,5%. Faktoryang mempengaruhi relatif lebih terkendalinya harga antara lain adalah permintaan

yang relatif normal sementara tekanan yang berasal dari sisi penawaran berasal

dari bermacam- sumber, seperti kenaikan harga impor kedelai dan tepung terigu,

Page 8: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

8

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

kenaikan harga emas di pasar internasional, gangguan pasokan pada beberapa

komoditas bahan makanan, dan kenaikan harga pada beberapa komoditas

administered prices seperti rokok.

Perkembangan Perbankan dan Pasar KeuanganPerkembangan kegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuanganPerkembangan kegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuanganPerkembangan kegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuanganPerkembangan kegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuanganPerkembangan kegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuangan

non bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan November 2007 menunjukkannon bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan November 2007 menunjukkannon bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan November 2007 menunjukkannon bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan November 2007 menunjukkannon bank di Jakarta sampai dengan akhir bulan November 2007 menunjukkan

perkembangan yang masih positif dengan trend yang meningkatperkembangan yang masih positif dengan trend yang meningkatperkembangan yang masih positif dengan trend yang meningkatperkembangan yang masih positif dengan trend yang meningkatperkembangan yang masih positif dengan trend yang meningkat. Kegiatan

penghimpunan dana masyarakat dan disisi lain penyaluran kredit oleh kantorbank yang berlokasi di Jakarta meningkat. Akselerasi pertumbuhan penghimpunan

dana melambat, namun demikian akselerasi pertumbuhan penyaluran kredit

meningkat cukup tinggi. Faktor yang mempengaruhi peningkatan penghimpunandana antara lain adalah peningkatan pendapatan sebagian masyarakat sehingga

simpanan individual meningkat, peningkatan simpanan perusahaan non keuangan

dan peningkatan simpanan lembaga keuangan bukan bank swasta. Sementaraitu faktor yang mempengaruhi peningkatan outstanding kredit antara lain adalah

perekonomian yang membaik sehingga kebutuhan pembiayaan dunia usaha danpembiayaan konsumsi masyarakat meningkat. Dengan perkembangan tersebut

maka rasio penyaluran kredit terhadap dana yang dihimpun bank (LDR) di Jakarta

meningkat dari 66,07% pada akhir September 2007 menjadi 69,35% pada akhirNovember 2007, dan di atas angka LDR Nasional 66,94%. Peningkatan kegiatan

intermediasi diikuti dengan performance kredit yang relatif lebih baik dibandingkan

dengan periode waktu yang sama pada tahun sebelumnya, sebagaimana tercerminpada penurunan NPLs Gross. Perkembangan performance kredit tersebut

dipengaruhi antara lain oleh berlanjutnya langkah-langkah restrukturisasi kredit

terhadap beberapa debitor besar dan penyaluran kredit yang lebih berhati-hati.Secara keseluruhan, resiko likuiditas dan resiko pasar masih dapat tertangani dengan

baik. Sementara itu, kegiatan usaha lembaga keuangan non bank, khususnya

pembiayaan konsumen juga menunjukkan peningkatan. Hal yang sama jugatercermin pada peningkatan aktifitas di pasar modal. Walaupun sempat

terpengaruh oleh gejolak pasar keuangan global karena kasus subprime mortgage

namun aktifitas di pasar modal kembali rebound.

Perkembangan Sistem PembayaranPerkembangan kegiatan sistem pembayaran di wilayah DKI Jakarta, baik non tunaiPerkembangan kegiatan sistem pembayaran di wilayah DKI Jakarta, baik non tunaiPerkembangan kegiatan sistem pembayaran di wilayah DKI Jakarta, baik non tunaiPerkembangan kegiatan sistem pembayaran di wilayah DKI Jakarta, baik non tunaiPerkembangan kegiatan sistem pembayaran di wilayah DKI Jakarta, baik non tunai

maupun tunai, pada triwulan IV-2007 berjalan relatif bervariasi namun masih dalammaupun tunai, pada triwulan IV-2007 berjalan relatif bervariasi namun masih dalammaupun tunai, pada triwulan IV-2007 berjalan relatif bervariasi namun masih dalammaupun tunai, pada triwulan IV-2007 berjalan relatif bervariasi namun masih dalammaupun tunai, pada triwulan IV-2007 berjalan relatif bervariasi namun masih dalam

Page 9: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

9

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

batas-batas normalbatas-batas normalbatas-batas normalbatas-batas normalbatas-batas normal. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, transaksi

pembayaran non tunai dengan menggunakan sarana BI Real Time Gross Settlement

(RTGS) turun namun disisi lain transaksi yang menggunakan sarana kliringmenunjukkan jumlah dan nilai transaksi yang sedikit meningkat. Faktor yang

mempengaruhi penurunan transaksi RTGS antara lain adalah mulai berkurangnya

transaksi paska lebaran, peningkatan transaksi tunai dan tidak menutupkemungkinan juga dipengaruhi oleh jumlah hari kerja yang lebih pendek karena

banyaknya hari libur. Sementara itu, faktor yang mempengaruhi peningkatan

transaksi kliring antara lain adalah bertambah luasnya wilayah yang terhubungsistem kliring nasional dan juga karena diberlakukannya daftar hitam nasional

yang mampu meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam bertransaksi. Data

menunjukkan bahwa dalam empat triwulan terakhir trend transaksi kliringmeningkat. Sementara itu, untuk transaksi tunai menunjukkan perkembangan

yang meningkat. Faktor yang mempengaruhi peningkatan transaksi tunai lebih

terkait dengan peningkatan transaksi kas masyarakat menyambut lebaran danjuga libur panjang. Pada triwulan laporan, temuan uang palsu diperkirakan juga

relatif rendah.

Perkembangan Kesejahteraan MasyarakatPertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di tahun 2007 berdampak padaPertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di tahun 2007 berdampak padaPertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di tahun 2007 berdampak padaPertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di tahun 2007 berdampak padaPertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di tahun 2007 berdampak pada

perbaikan beberapa indikator kesejahteraan masyarakat di Jakarta, namun disisiperbaikan beberapa indikator kesejahteraan masyarakat di Jakarta, namun disisiperbaikan beberapa indikator kesejahteraan masyarakat di Jakarta, namun disisiperbaikan beberapa indikator kesejahteraan masyarakat di Jakarta, namun disisiperbaikan beberapa indikator kesejahteraan masyarakat di Jakarta, namun disisi

lain kesenjangan pendapatan meningkat. lain kesenjangan pendapatan meningkat. lain kesenjangan pendapatan meningkat. lain kesenjangan pendapatan meningkat. lain kesenjangan pendapatan meningkat. Indikator dimaksud antara lain adalah

ketenagakerjaan, angka kemiskinan, upah/gaji, angka indeks kesengsaraan (miseryindeks) dan kualitas hidup sebagaimana tercermin pada indeks pembangunan

manusia (IPM). Angka pengangguran di DKI menurun, dari 14,7% pada tahun

2006 menjadi 12,57% pada tahun 2007 meskipun masih lebih tinggi dibandingkandengan tingkat pengangguran nasional (9,11%). Tingkat kemiskinan sedikit

mengalami perbaikan, yaitu turun menjadi 4,19% dari total jumlah penduduk

dibandingkan dengan tahun sebelumya (4,30%) dan angkanya lebih rendahdibandingkan dengan angka kemiskinan nasional (16,6%). Faktor yang

mempengaruhi relatif membaiknya kedua indikator kesejahteraan di atas antara

lain adalah kinerja perekonomian Jakarta yang membaik. Namun demikian, darisisi kualitas masih belum optimal, yaitu pertumbuhan ekonomi lebih didorong

oleh konsumsi, disisi lain investasi tumbuh relatif lambat. Kualitas pertumbuhan

yang belum optimal ini berdampak pada meningkatnya kesenjangan pendapatansebagaimana tercermin pada peningkatan angka gini rasio dari 0,269 pada tahun

Page 10: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

10

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

2005 menjadi 0,336 pada 2007 (Maret). Sementara itu, Indikator-indikator

kesejahteraan lain, seperti indeks kesengsaraan dan indeks pembangunan manusia

relatif membaik.

Perkembangan Keuangan DaerahAngka sementara realisasi APBD 2007 di sisi penerimaan maupun pengeluaranAngka sementara realisasi APBD 2007 di sisi penerimaan maupun pengeluaranAngka sementara realisasi APBD 2007 di sisi penerimaan maupun pengeluaranAngka sementara realisasi APBD 2007 di sisi penerimaan maupun pengeluaranAngka sementara realisasi APBD 2007 di sisi penerimaan maupun pengeluaran

lebih rendah dari yang dianggarkan. lebih rendah dari yang dianggarkan. lebih rendah dari yang dianggarkan. lebih rendah dari yang dianggarkan. lebih rendah dari yang dianggarkan. Realisasi penerimaan diperkirakan mencapai

92,2% dari total anggaran Rp 20,68 triliun. Pada pos pengeluaran realisasinya

diperkirakan lebih rendah (86,8%), namun lebih tinggi dibandingkan penyerapanpada tahun sebelumnya (85,64%). Lebih rendahnya perkiraan realisasi penerimaan

antara lain disebabkan oleh tidak tercapainya perolehan pajak dan retribusi, lebih

rendahnya realisasi dana hibah dari pemerintah pusat dan lebih rendahnyapenerimaan dana dari pengelolaan rumah sakit. Sementara itu faktor yang

mempengaruhi lambatnya penyerapan belanja antara lain adalah lambatnya

pengesahan RAPBD 2007 dan proses Pilkada (April - Agustus 2007) sehinggabelanja daerah, khususnya belanja modal agak terhambat. Sisa lebih anggaran

2007 diperkirakan mencapai Rp 1,0 - Rp 1,8 triliun dan akan dipakai untuk tahun2008.

Outlook Pertumbuhan Ekonomi dan InflasiPada triwulan I-2008 pertumbuhan ekonomi Jakarta diperkirakan masih beradaPada triwulan I-2008 pertumbuhan ekonomi Jakarta diperkirakan masih beradaPada triwulan I-2008 pertumbuhan ekonomi Jakarta diperkirakan masih beradaPada triwulan I-2008 pertumbuhan ekonomi Jakarta diperkirakan masih beradaPada triwulan I-2008 pertumbuhan ekonomi Jakarta diperkirakan masih berada

pada level yang cukup tinggi, walaupun tumbuh melambat. pada level yang cukup tinggi, walaupun tumbuh melambat. pada level yang cukup tinggi, walaupun tumbuh melambat. pada level yang cukup tinggi, walaupun tumbuh melambat. pada level yang cukup tinggi, walaupun tumbuh melambat. Perekonomian

diperkirakan tumbuh pada kisaran angka 6,1 + 1%% (y-o-y), meningkatdibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya namun melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Melambatnya pertumbuhan ekonomi

pada triwulan pertama dibandingkan triwulan sebelumnya disebabkan oleh relatifbelum tingginya kegiatan ekonomi pada awal tahun sebagai karakteristik dari

perekonomian Jakarta. Disamping itu juga tidak terlepas dari dampak

perekonomian global yang menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Sektor-sektorekonomi yang tumbuh tinggi antara lain adalah sektor bangunan, perdagangan;

dan pengangkutan dan transportasi.

Inflasi regional Jakarta pada triwulan I-2008 diperkirakan lebih rendah dibandingkanInflasi regional Jakarta pada triwulan I-2008 diperkirakan lebih rendah dibandingkanInflasi regional Jakarta pada triwulan I-2008 diperkirakan lebih rendah dibandingkanInflasi regional Jakarta pada triwulan I-2008 diperkirakan lebih rendah dibandingkanInflasi regional Jakarta pada triwulan I-2008 diperkirakan lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. dengan triwulan sebelumnya. dengan triwulan sebelumnya. dengan triwulan sebelumnya. dengan triwulan sebelumnya. Secara triwulanan angka inflasi diperkirakan

mencapai 1,8% (q-t-q) dan secara tahunan 6,0% (y-o-y). Menurunnya angka inflasi

diperkirakan disebabkan oleh berkurangnya tekanan dari sisi permintaan, namundemikian dari sisi penawaran patut diwaspadai kemungkinan meningkatnya

Page 11: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

11

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

tekanan inflasi yang disebabkan adanya gangguan pasokan pada beberapa

komoditas bahan makanan, kenaikan harga bahan baku makanan (kedelai, tepung

terigu (100%) dan mentega (30%)), dan kenaikan biaya produksi makanan jadiserta dampak ikutan dari kenaikan harga bahan makanan tersebut.

Page 12: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

12

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

halaman ini sengaja dikosongkan

Page 13: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

13

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

BAB I. KONDISI MAKRO EKONOMI REGIONAL

Trend pertumbuhan ekonomi Jakarta masih tetap berlanjut. Pada triwulan IV 2007,perekonomian diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,5% (y-o-y), sedikit lebih rendahdibandingkan dengan pertumbuhan triwulan III-2007 sebesar 6,7%. Dari sisipermintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan konsumsi dansedikit mulai membaiknya investasi. Faktor yang mempengaruhi peningkatankonsumsi antara lain adalah daya beli masyarakat yang membaik, ekspektasi positifkonsumen terhadap perekonomian dan dukungan pembiayaan yang meningkat.Investasi sedikit membaik terutama dipengaruhi oleh ekspektasi positif dunia usahaterhadap kondisi perekonomian, pasar domestik yang sedikit membaik, dan peranpemerintah yang semakin positif. Ekspor diperkirakan tumbuh relatif lebih rendah,namun impor relatif stabil. Sementara itu, respon di sisi penawaran tercerminpada membaiknya pertumbuhan di sektor-sektor andalan yaitu perdagangan,keuangan, jasa-jasa, dan transportasi dan komunikasi. Respon di sektor industriyang masih terbatas tercermin pada penggunaan kapasitas produksi yang sedikitmenurun. Untuk keseluruhan tahun 2007 perekonomian Jakarta diperkirakan akantumbuh pada kisaran 6,4%. Walaupun, tumbuh relatif tinggi namun kualitaspertumbuhan ekonomi masih belum optimal, investasi tumbuh rendah dan di sisisektoral sektor-sektor ekonomi yang tumbuh adalah sektor yang padat modal.

A. SISI PERMINTAANPerekonomian Jakarta ada triwulan IV 2007 diperkirakan tumbuh sekitar 6,5%,Perekonomian Jakarta ada triwulan IV 2007 diperkirakan tumbuh sekitar 6,5%,Perekonomian Jakarta ada triwulan IV 2007 diperkirakan tumbuh sekitar 6,5%,Perekonomian Jakarta ada triwulan IV 2007 diperkirakan tumbuh sekitar 6,5%,Perekonomian Jakarta ada triwulan IV 2007 diperkirakan tumbuh sekitar 6,5%,

sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, 6,7% (Tabel I. 1)sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, 6,7% (Tabel I. 1)sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, 6,7% (Tabel I. 1)sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, 6,7% (Tabel I. 1)sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, 6,7% (Tabel I. 1).

Konsumsi masih tumbuh cukup tinggi, investasi mulai membaik. Namun demikian

kegiatan ekspor impor relatif hampir sama, sehingga net ekspor relatif rendah.

Tabel I.1 Pertumbuhan Ekonomi Jakarta (% y-o-y)

DKI Q4-2006 2006 Q1-2007 Q2-2007* Q3-2007* Q4-2007p 2007p

Konsumsi 6,5 5,8 7,4 7,9 9,3 9,2 8,4

Investasi 4,8 4,6 4,7 3,7 7,1 7,2 5,7

Ekspor 9,1 8,5 3,3 0,2 9,0 8,2 5,2

Impor 9,2 8,6 10,4 12,6 12,4 12,5 12,0

P D R BP D R BP D R BP D R BP D R B 6,46,46,46,46,4 5,95,95,95,95,9 5,95,95,95,95,9 6,46,46,46,46,4 6,76,76,76,76,7 6,56,56,56,56,5 6,46,46,46,46,4

p proyeksi BI* angka sementara

Page 14: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

14

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

1. KonsumsiPada triwulan IV 2007, konsumsi diperkirakan tumbuh sedikit melambatPada triwulan IV 2007, konsumsi diperkirakan tumbuh sedikit melambatPada triwulan IV 2007, konsumsi diperkirakan tumbuh sedikit melambatPada triwulan IV 2007, konsumsi diperkirakan tumbuh sedikit melambatPada triwulan IV 2007, konsumsi diperkirakan tumbuh sedikit melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 9,3%, namun masih pada level yangdibandingkan dengan triwulan sebelumnya 9,3%, namun masih pada level yangdibandingkan dengan triwulan sebelumnya 9,3%, namun masih pada level yangdibandingkan dengan triwulan sebelumnya 9,3%, namun masih pada level yangdibandingkan dengan triwulan sebelumnya 9,3%, namun masih pada level yang

tinggi (9,2%). tinggi (9,2%). tinggi (9,2%). tinggi (9,2%). tinggi (9,2%). Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan konsumsi antara lainadalah daya beli masyarakat yang relatif masih baik, ekspektasi positif konsumen

terhadap kondisi perekonomian, dan peningkatan dukungan pembiayaan baik

dari bank maupun non bank. Peningkatan konsumsi didukung pula oleh indikator-indikator konsumsi seperti prompt indikator konsumsi beberapa barang tahan

lama, hasil survei konsumen, survei penjualan eceran, informasi anekdotal dan

pembiayaan konsumsi swasta yang trend-nya meningkat. Sementara itu, konsumsipemerintah daerah hingga akhir bulan Desember realisasinya diperkirakan masih

seperti pola tahun sebelumnya.

Peningkatan konsumsi barang non makanan tidak hanya tercermin pada konsumsiPeningkatan konsumsi barang non makanan tidak hanya tercermin pada konsumsiPeningkatan konsumsi barang non makanan tidak hanya tercermin pada konsumsiPeningkatan konsumsi barang non makanan tidak hanya tercermin pada konsumsiPeningkatan konsumsi barang non makanan tidak hanya tercermin pada konsumsi

barang tahan lama tetapi juga konsumsi non makanan yang lain.barang tahan lama tetapi juga konsumsi non makanan yang lain.barang tahan lama tetapi juga konsumsi non makanan yang lain.barang tahan lama tetapi juga konsumsi non makanan yang lain.barang tahan lama tetapi juga konsumsi non makanan yang lain. Prompt konsumsidimaksud antara lain tercermin pada peningkatan pendaftaran mobil dan motor

Grafik I.1Pendaftaran Mobil di Jakarta

Grafik I.2Pendaftaran Motor di Jakarta

%

2

3

4

5

6

7

8

9

10%

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

-60-50-40-30-20-10010203040

g.PDRB Konsumsi Jktg.Sedan,Jeep,Minibus,B.Wagon,Delvan (rhs)

% %

2

3

4

5

6

7

8

9

10g.PDRB Konsumsi Jktg.Motor(rhs)

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

Grafik I.3Pertumbuhan Penjualan Elektronik

Grafik I.4Konsumsi Semen Jakarta

% (YoY)

4

5

6

7

8

9

10

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

% (YoY)

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50g.PDRB Konsumsi Jktg_Penjualan Elektronik (rhs)

% %

0123456789

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

-60

-40

-20

0

20

40

60

80g.PDRB Konsumsi Jktg.Semen Jkt(rhs)

Page 15: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

15

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Grafik I.5Konsumsi Listrik Rumah Tangga

Grafik I.6Konsumsi BBM Rumah Tangga

yang tercatat di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda), peningkatan penjualan

barang elektronik, peningkatan konsumsi semen, konsumsi BBM dan peningkatankonsumsi listrik rumah tangga (Grafik I. 1 √ 6).

Pertumbuhan konsumsi yang masih relatif tinggi juga tercermin padaPertumbuhan konsumsi yang masih relatif tinggi juga tercermin padaPertumbuhan konsumsi yang masih relatif tinggi juga tercermin padaPertumbuhan konsumsi yang masih relatif tinggi juga tercermin padaPertumbuhan konsumsi yang masih relatif tinggi juga tercermin pada

perkembangan indeks survei konsumen dan indeks survei penjual eceran. perkembangan indeks survei konsumen dan indeks survei penjual eceran. perkembangan indeks survei konsumen dan indeks survei penjual eceran. perkembangan indeks survei konsumen dan indeks survei penjual eceran. perkembangan indeks survei konsumen dan indeks survei penjual eceran. Indekskeyakinan konsumen, indeks yang mencerminkan keyakinan konsumen terhadap

kondisi perekonomian saat ini walaupun menurun, namun masih pada level yang

tinggi. Demikian pula pada indeks survei penjualan eceran walaupun trend-nyamelambat, namun masih tumbuh positif dan lebih tinggi dari tahun lalu, terutama

untuk produk-produk barang tahan lama (Grafik 1.7 √ 10).

Dari sisi daya beli, beberapa indikator dan hasil survei mencerminkan daya beliDari sisi daya beli, beberapa indikator dan hasil survei mencerminkan daya beliDari sisi daya beli, beberapa indikator dan hasil survei mencerminkan daya beliDari sisi daya beli, beberapa indikator dan hasil survei mencerminkan daya beliDari sisi daya beli, beberapa indikator dan hasil survei mencerminkan daya beli

masyarakat yang relatif konstan pada level yang lebih baik dari tahun sebelumnya.masyarakat yang relatif konstan pada level yang lebih baik dari tahun sebelumnya.masyarakat yang relatif konstan pada level yang lebih baik dari tahun sebelumnya.masyarakat yang relatif konstan pada level yang lebih baik dari tahun sebelumnya.masyarakat yang relatif konstan pada level yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Indikator dimaksud adalah upah buruh informal, kenaikan UMP dan kenaikan

pada berbagai level jabatan. Survei Human Resources Development Club (HRD

%,y-o-y %,y-o-y

0123456789

-5

0

5

10

15

20

25

30

2006 20073 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

g.PDRB Konsumsi Jktg.Kons Listrik RT (rhs)

% (YoY) % (YoY)

44,5

55,5

66,5

77,5

88,5

9

-15

-10

-5

0

5

10

15

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

g.PDRB Konsumsi Jktg.Kons Premium (rhs)

Grafik I.7Survei Konsumen √ BI

Grafik I.8Keyakinan Konsumen Saat ini

% %

0123456789

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40g.PDRB Konsumsi Jktg.Indeks Keyakinan Konsumen (rhs)

% %

0123456789

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

-100

-50

0

50

100

150

200

250g.PDRB Konsumsi Jktg.Penghasilan saat ini (rhs)g. Pembelian durable goods (rhs)g.Ketersediaan Lap. Kerja (rhs)

Page 16: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

16

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Club), menunjukkan bahwa kenaikan gaji manajerial pada tahun 2007 mendekatiangka 15% (Grafik 1.11 -12). Survei konsumen menunjukkan bahwa penghasilan

saat ini sebagian besar responden relatif konstan perkembangannya. Kenaikan

konsumsi di Jakarta juga tidak terlepas dari tingginya kelompok masyarakat yangberpenghasilan di atas 2 juga ke atas (+ 29%), yaitu sesuai hasil survei AC Nielsen.

Grafik I.11Pertumbuhan Upah Berdasarkan Golongan

Grafik I.12Kenaikan Base Salary

Grafik I.9Ekspektasi Konsumen

Grafik I.10Survei Penjualan Eceran

% %

0123456789

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

g.PDRB Konsumsi Jktg.Ekspektasi Penghasilan (rhs)g.Ekspektasi Kondisi Ekonomi (rhs)g.Ekspektasi Lap. Kerja (rhs)

%

0123456789

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

%

-100

-50

0

50

100

150g.PDRB Konsumsi Jkt (lhs)g.Bhn konstruksig.Kend & sk cadg.Pakaian

2006 2007

(%)

0

5

10

15

20

25

30

Pesuruh Klerek ManajemenYunior

ManajemenMenengah

ManajemenSenior

Keseluruhan

(%)

0

10

20

30

40Base Salary

15,012,2

25,7

20,416,9 16,4 17,2

13,09,7

13,813,0

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Grafik I.13Upah Buruh Informal

Grafik I.14Perkembangan UMP

%

0123456789

2005 2006 200711121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

%

-12

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4g_Konsumsi_Jkt (lhs)g.Upah Buruh Bangunang.Upah Potong Rambutg.Upah Pembantu Rumah Tangga

Rp

DKI (Rp)

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

900.000

1.000.000

1.100.000

2004 2005 2006 2007 2008 671.550 711.843 819.100 900.560 972.605

Page 17: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

17

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Tabel I. 2 Strata Penghasilan

Strata Penghasilan (Rp ribu) Jakarta (%)

A1 > 3.000 13

A2 2.000 - 3.000 16

B 1.500 - 2.000 20

C1 1.000 - 1.500 25

C2 700 - 1.000 18

D 500 - 700 4

E < 500 3

Sumber : AC Nielsen, 2007

Masih tingginya konsumsi di triwulan IV 2007 tidak terlepas dari tingginyaMasih tingginya konsumsi di triwulan IV 2007 tidak terlepas dari tingginyaMasih tingginya konsumsi di triwulan IV 2007 tidak terlepas dari tingginyaMasih tingginya konsumsi di triwulan IV 2007 tidak terlepas dari tingginyaMasih tingginya konsumsi di triwulan IV 2007 tidak terlepas dari tingginya

dukungan pembiayaan baik bank maupun non bank.dukungan pembiayaan baik bank maupun non bank.dukungan pembiayaan baik bank maupun non bank.dukungan pembiayaan baik bank maupun non bank.dukungan pembiayaan baik bank maupun non bank. Peningkatan daya beli

masyarakat dan juga suku bunga yang turun mendorong bank dan lembaga

pembiayaan lainnya meningkatkan alokasi untuk pembiayaan konsumen.Outstanding kredit konsumsi bank di Jakarta pada bulan November 2007 tumbuh

22,9% (y-o-y). Sementara itu, jumlah pembiayaan konsumen oleh lembaga

keuangan non bank meningkat tinggi (29,5%), terutama dalam bentuk pembiayaanleasing (31,7%) dan pembiayaan konsumen (29,1%) (Grafik 1. 15 √ 16).

Grafik I.15Kenaikan Kredit Konsumsi

Grafik I.16Pembiayaan LKNB

% %

3

4

5

6

7

8

9

0

10

20

30

40

50

60

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

g.PDRB Konsumsi Jktg.kredit konsumsi (rhs)

% %

0123456789

10

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

-20

0

20

40

60

80

100g.PDRB Konsumsi Jkt (lhs)g.Total Pembiayaang.Leasingg.Pembiayaan Konsumen

2. InvestasiPada triwulan IV-2007, investasi diperkirakan tumbuh sebesar 7,2%, sedikitPada triwulan IV-2007, investasi diperkirakan tumbuh sebesar 7,2%, sedikitPada triwulan IV-2007, investasi diperkirakan tumbuh sebesar 7,2%, sedikitPada triwulan IV-2007, investasi diperkirakan tumbuh sebesar 7,2%, sedikitPada triwulan IV-2007, investasi diperkirakan tumbuh sebesar 7,2%, sedikit

meningkat dibandingkan triwulan III 2007 (7,1%).meningkat dibandingkan triwulan III 2007 (7,1%).meningkat dibandingkan triwulan III 2007 (7,1%).meningkat dibandingkan triwulan III 2007 (7,1%).meningkat dibandingkan triwulan III 2007 (7,1%). Faktor yang mempengaruhi

peningkatan investasi antara lain adalah membaiknya ekspektasi dunia usahaterhadap prospek perekonomian (pasar domestik yang menguat) dan juga

keyakinan dunia usaha terhadap upaya-upaya Pemerintah dan Pemda dalam

Page 18: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

18

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

memperbaiki iklim berusaha. Upaya pemerintah daerah untuk secara pro aktif

melakukan perbaikan iklim investasi, antara lain tercermin pada upaya pembukaan

kantor pelayanan satu atap yang ditujukan untuk memberikan kemudahanpenyelesaian ijin dunia usaha dan sekaligus upaya-upaya lain untuk mengurangi

ekonomi biaya tinggi.

Peningkatan kegiatan investasi di triwulan IV-2007 tercermin pada perkembanganPeningkatan kegiatan investasi di triwulan IV-2007 tercermin pada perkembanganPeningkatan kegiatan investasi di triwulan IV-2007 tercermin pada perkembanganPeningkatan kegiatan investasi di triwulan IV-2007 tercermin pada perkembanganPeningkatan kegiatan investasi di triwulan IV-2007 tercermin pada perkembangan

beberapa data prompt investasi, hasil survei dan pembiayaan yang meningkat.beberapa data prompt investasi, hasil survei dan pembiayaan yang meningkat.beberapa data prompt investasi, hasil survei dan pembiayaan yang meningkat.beberapa data prompt investasi, hasil survei dan pembiayaan yang meningkat.beberapa data prompt investasi, hasil survei dan pembiayaan yang meningkat.Beberapa prompt indikator yang mendukung adanya peningkatan investasi antara

lain adalah peningkatan konsumsi semen, peningkatan pendaftaran truk dan alat

berat, dan peningkatan impor barang modal (Grafik I. 18 √ 21). Peningkatankonsumsi semen, peningkatan pendaftaran truk dan alat berat memberikan

gambaran bahwa investasi, khususnya di sektor bangunan masih tumbuh cukup

tinggi. Sementara itu, kenaikan impor barang modal, terutama mesin danperalatannya memberikan gambaran bahwa investasi non bangunan, sebagai

bagian dari respon di sisi sektoral (khususnya disektor industri) terhadap

peningkatan konsumsi diperkirakan juga meningkat.

Grafik I.17Konsumsi Semen Jakarta

Grafik I.18Pendaftaran Truk dan Alat Berat

% %

0

2

4

6

8

10

12

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

-60

-40

-20

0

20

40

60

80g.PDRB Investasi Jktg.Semen Jkt(rhs)

% %

2

3

4

5

6

7

8

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100g.PDRB Investasi Jktg_Pick Up,Truk,Alat Berat,Truk Tanki (rhs)

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

Grafik I.19Nilai Impor Barang Modal

Grafik I.20Impor Barang Modal Utama Terimbang

% %

0

2

4

6

8

10

12

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

-150

-100

-50

0

50

100

150g.PDRB Investasi Jktg.Nilai Impor Brg Barang Modal (rhs)

y-o-y (%)

-80-60-40-20

020406080

100120140

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

Machinery & Transport EqpPower GeneratingTelecommunicationParticels Industries

Page 19: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

19

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Dari sisi survei, perbaikan investasi tercermin dari membaiknya indeks ekspektasiDari sisi survei, perbaikan investasi tercermin dari membaiknya indeks ekspektasiDari sisi survei, perbaikan investasi tercermin dari membaiknya indeks ekspektasiDari sisi survei, perbaikan investasi tercermin dari membaiknya indeks ekspektasiDari sisi survei, perbaikan investasi tercermin dari membaiknya indeks ekspektasi

dunia usaha terhadap kegiatan dunia usaha dan situasi bisnis. dunia usaha terhadap kegiatan dunia usaha dan situasi bisnis. dunia usaha terhadap kegiatan dunia usaha dan situasi bisnis. dunia usaha terhadap kegiatan dunia usaha dan situasi bisnis. dunia usaha terhadap kegiatan dunia usaha dan situasi bisnis. Indeks Saldo Bersih

Tertimbang kedua komponen survey kegiatan dunia usaha tersebut menunjukkantrend yang meningkat, yang mencerminkan optimisme dunia usaha di triwulan IV

2007 meningkat. Survei lain yang mendukung adalah peningkatan penjualan bahan

konstruksi survei penjualan eceran yang trend-nya terus meningkat. Hasil surveiini memberikan dukungan gambaran bahwa kegiatan investasi, terutama investasi

bangunan masih tumbuh tinggi.

Grafik I.21Ekspektasi Kegiatan Usaha

Grafik I.22Ekspektasi Situasi Bisnis

Sumber : SKDU Jakarta

Indeks SBT

0

10

20

30

40

50

60

Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2005 2006 2007

Ekspektasi Kegiatan Dunia UsahaSituasi Kegiatan Dunia Usaha

Sumber : SKDU Jakarta

Indeks SBT

5

15

25

35

45

55 Ekspektasi Situasi BisnisSituasi Bisnis

Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

2005 2006 2007

Grafik I.23Survei Penjualan Eceran

Grafik I.24Realisasi Belanja Pemerintah

% %

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

g.PDRB Investasi Jkt (lhs)g.Bhn konstruksi

* perkiraan Bank Indonesia

%

50556065707580859095

100

RealisasiTw IV 2005

RealisasiTw IV 2006

RealisasiTw IV 2007*

Belanja Administrasi dan OpsBelanja Modal

Dari sisi pembiayaan, peningkatan investasi antara lain tercermin padaDari sisi pembiayaan, peningkatan investasi antara lain tercermin padaDari sisi pembiayaan, peningkatan investasi antara lain tercermin padaDari sisi pembiayaan, peningkatan investasi antara lain tercermin padaDari sisi pembiayaan, peningkatan investasi antara lain tercermin pada

peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan outstandingoutstandingoutstandingoutstandingoutstanding kredit investasi, peningkatan pembiayaan yang kredit investasi, peningkatan pembiayaan yang kredit investasi, peningkatan pembiayaan yang kredit investasi, peningkatan pembiayaan yang kredit investasi, peningkatan pembiayaan yang

bersumber dari dana internal, dan peningkatan pembiayaan yang berasal daribersumber dari dana internal, dan peningkatan pembiayaan yang berasal daribersumber dari dana internal, dan peningkatan pembiayaan yang berasal daribersumber dari dana internal, dan peningkatan pembiayaan yang berasal daribersumber dari dana internal, dan peningkatan pembiayaan yang berasal dari

pasar modal.pasar modal.pasar modal.pasar modal.pasar modal. Pembiayaan investasi yang berasal dari bank tumbuh relatif lambat,

namun trend-nya meningkat. Kredit untuk membiayai investasi yang berlokasi

Page 20: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

20

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

di Jakarta tumbuh 9,73%. Pembiayaan investasi yang berasal dari dana

perusahaan sendiri diperkirakan meningkat searah dengan mulai membaiknya

kinerja perusahaan-perusahaan publik dan insentif di pasar domestik yangmembaik. Pembiayaan investasi yang berasal dari pasar modal juga meningkat

sebagaimana tercermin dari peningkatan jumlah dana hasil IPO dan penjualan

obligasi baru. Sampai dengan akhir bulan September 2007 ini tercatat IPO sahamsebesar Rp 21,0 triliun dan obligasi baru sebesar Rp 27,2 triliun. Sementara itu

pembiayaan investasi yang berasal dari pemerintah daerah relatif belum optimal.

Belanja modal APBD DKI Jakarta sampai dengan akhir bulan Desemberdiperkirakan terealisasi 82%.

Grafik I.25Kredit Investasi

Grafik I.26IPO Saham dan Obligasi

Penyelesaian beberapa proyek infrastruktur di Jakarta bervariasi, sebagian proyekPenyelesaian beberapa proyek infrastruktur di Jakarta bervariasi, sebagian proyekPenyelesaian beberapa proyek infrastruktur di Jakarta bervariasi, sebagian proyekPenyelesaian beberapa proyek infrastruktur di Jakarta bervariasi, sebagian proyekPenyelesaian beberapa proyek infrastruktur di Jakarta bervariasi, sebagian proyek

dapat berjalan relatif lancar, namun sebagian lainnya relatif lambat, antara laindapat berjalan relatif lancar, namun sebagian lainnya relatif lambat, antara laindapat berjalan relatif lancar, namun sebagian lainnya relatif lambat, antara laindapat berjalan relatif lancar, namun sebagian lainnya relatif lambat, antara laindapat berjalan relatif lancar, namun sebagian lainnya relatif lambat, antara lain

karena terkendala permasalahan teknis. karena terkendala permasalahan teknis. karena terkendala permasalahan teknis. karena terkendala permasalahan teknis. karena terkendala permasalahan teknis. Proyek-proyek yang berjalan relatif lancarantara lain adalah penyelesaian beberapa proyek underpass dan fly over dan

kegiatan lanjutan pembebasan lahan banjir kanal timur walupun relatif lambat.Sementara itu, proyek-proyek yang masih berkutat pada permasalahan teknis,antara ain adalah monorail dan beberapa rencana pembangunan proyek jalan tol.

3. Perdagangan Luar NegeriEkspor dari Jakarta pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh relatif melambatEkspor dari Jakarta pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh relatif melambatEkspor dari Jakarta pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh relatif melambatEkspor dari Jakarta pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh relatif melambatEkspor dari Jakarta pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh relatif melambat

(8,2%), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (9,0%).(8,2%), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (9,0%).(8,2%), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (9,0%).(8,2%), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (9,0%).(8,2%), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (9,0%).

Faktor yang mempengaruhi ekspor melambat terutama adalah permintaan luarnegeri yang tumbuh terbatas, khususnya untuk produk-produk manufaktur. Faktor

yang lain adalah keterbatasan industri untuk memacu produksi karena

%

23456789

101112

-10

-5

0

5

10

15

20

25%

2004 2005 20061 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

g.PDRB Investasi Jktg.kredit investasi (rhs)

Rp

02000400060008000

100001200014000160001800020000

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

ObligasiSahamPasar Modal

Page 21: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

21

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

ketergantungan pada bahan baku impor yang tinggi dan harganya cenderung

meningkat. Kapasitas produksi industri yang berlokasi di Jakarta cenderung

menurun, dari sebelumnya mendekati 80%, menjadi 75% (Tabel I.4 dan GrafikI.34).

Dilihat dari kelompok komoditasnya, ekspor yang berasal dari Jakarta masihDilihat dari kelompok komoditasnya, ekspor yang berasal dari Jakarta masihDilihat dari kelompok komoditasnya, ekspor yang berasal dari Jakarta masihDilihat dari kelompok komoditasnya, ekspor yang berasal dari Jakarta masihDilihat dari kelompok komoditasnya, ekspor yang berasal dari Jakarta masih

didominasi oleh ekspor produk manufaktur.didominasi oleh ekspor produk manufaktur.didominasi oleh ekspor produk manufaktur.didominasi oleh ekspor produk manufaktur.didominasi oleh ekspor produk manufaktur. Kondisi ini tidak terlepas dari besarnyapangsa sektor industri di dalam pembentukan struktur ekonomi. Dukungan

infrastruktur yang relatif lebih memadai dibandingkan dengan daerah lainnya

menjadikan Jakarta menarik bagi industri untuk didirikan dan beroperasi di zona.Nilai ekspor produk manufaktur Jakarta mencapai 89,6% dari total nilai ekspor.

Komoditi utama ekspor produk manufaktur antara lain adalah produk barang

kimia, mesin dan perlengkapan transportasi, pakaian dan sepatu serta barang-barang manufaktur lainnya.

Grafik I.27Perkembangan Nilai Ekspor

Grafik I.28Perkembangan Volume Ekspor Tertimbang

Juta USD %, y-o-y

-

100

200

300

400

500

600

700

800

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011

-80

-30

20

70

120

170

220Jakarta gJakarta (RHS)

%, y-o-y

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

g.Pertaniang.Manufaktur

Grafik I.29Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditi Utama

Jakarta

Grafik I.30Komposisi Ekspor Jakarta

(%)

-40

-20

0

20

40

60

80

100

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

Manufactured Goods Machinary and Transport Eq.Chemical Proudct Clothing and Footwear

Tambang0.0%

Pertanian10.4%

Manufaktur89.6%

Page 22: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

22

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Impor Jakarta pada triwulan IV diperkirakan masih meningkat cukup tinggi 12,5%,Impor Jakarta pada triwulan IV diperkirakan masih meningkat cukup tinggi 12,5%,Impor Jakarta pada triwulan IV diperkirakan masih meningkat cukup tinggi 12,5%,Impor Jakarta pada triwulan IV diperkirakan masih meningkat cukup tinggi 12,5%,Impor Jakarta pada triwulan IV diperkirakan masih meningkat cukup tinggi 12,5%,

naik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (12,4%).naik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (12,4%).naik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (12,4%).naik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (12,4%).naik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (12,4%). Faktor utama yang

mempengaruhi peningkatan impor antara lain adalah permintaan domestik yangmeningkat, terutama konsumsi. Peningkatan ini direspon oleh sisi sektoral, terutama

di sektor industri manufaktur yang ketergantungan pada bahan baku impornya

masih cukup tinggi.

Grafik I.33Komposisi Nilai Impor

Grafik I.34Komposisi Volume Impor Tertimbang

Komposisi impor, baik menurut nilai maupun volumenya, masih didominasi olehKomposisi impor, baik menurut nilai maupun volumenya, masih didominasi olehKomposisi impor, baik menurut nilai maupun volumenya, masih didominasi olehKomposisi impor, baik menurut nilai maupun volumenya, masih didominasi olehKomposisi impor, baik menurut nilai maupun volumenya, masih didominasi oleh

impor bahan baku.impor bahan baku.impor bahan baku.impor bahan baku.impor bahan baku. Faktor yang mempengaruhi tingginya impor bahan baku

terutama adalah tingginya ketergantungan penggunaan bahan baku impor didalam proses produksi sebagian besar industri di Indonesia. Akibatnya, kenaikan

permintaan domestik memberikan dampak pada impor kebutuhan bahan baku

yang meningkat. Pada beberapa kelompok industri, seperti di Industri kimiamisalnya, ketergantungan pada impor bahan baku yang tinggi juga menjadi salah

Grafik I.31Nilai Impor Jakarta

Grafik I.32Perkembangan Volume Impor Tertimbang

Jakarta

Juta %, y-o-y

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

-30-20-10010203040506070

Total Impor Jktg.Impor Total Jakarta

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

%

-60-40-20

020406080

100120

g.Konsumsig.Bahan Bakug.Barang Modal

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 91011

Konsumsi5,9%

Barang Modal40,6% Bahan Baku

53,5%

Barang Modal18,3%

Konsumsi0,4%

Bahan Baku81,4%

Page 23: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

23

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

satu penyebab terhambatnya ekspansi di kelompok industri ini1Ω. Hal ini diperparah

dengan kecenderungan harga bahan baku yang cenderung meningkat karena

harga bahan mentah juga meningkat.

B. SISI PENAWARANPerkembangan di sisi permintaan, terutama konsumsi direspon oleh beberapasektor ekonomi utama, yaitu sektor perdagangan, sektor transportasi √komunikasi, bangunan, dan jasa yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi.Sementara itu, sektor industri masih tetap tumbuh walaupun relatif melambat.Sektor ini merespon peningkatan permintaan terutama dengan carameningkatkan produksi melalui fine tune penggunaan kapasitas dan hanyasebagian kecil menambah investasi. Secara keseluruhan perekonomian di triwulanIV - 2007 tumbuh cukup tinggi namun masih belum mencerminkan kualitaspertumbuhan yang diharapkan karena pertumbuhan kurang dipicu olehpertumbuhan investasi dan dari sisi sektoral pertumbuhan kurang didukung olehpertumbuhan pada sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja secaracukup signifikan.

1 Guna menjaga pasokan bahan baku industri kimia, investor Jepang sudah diberikan penawaran untuk berinvestasi di Indone-sia dengan pemberian insentif, namun demikian dengan pertimbangan ketersediaan dan kedekatan sumber bahan mentahmaka investor untuk produk kimia tertentu (seperti PTA) cenderung lebih memilih berinvestasi ke negara yang menjadi sumberbahan mentah.

Pertanian 0,7 0,9 0,7 0,5 -0,3 1,2 1,3 0,7

Pertambangan 3,6 3,4 1,9 -0,6 1,4 0,9 0,7 0,6

Industri 4,6 5,1 4,8 4,1 5,0 4,7 4,2 4,5

Listrik 6,6 5,8 5,0 3,3 3,9 3,9 3,1 3,5

Bangunan 7,3 6,9 7,1 7,2 7,4 7,5 7,3 7,4

Perdagangan 6,5 8,2 6,6 6,7 7,1 7,5 7,2 7,1

Pengangkutan 12,6 12,0 12,3 14,3 15,3 16,2 15,5 15,3

Keuangan 4,2 4,7 4,2 3,8 4,2 4,4 4,5 4,2

Jasa-jasa 5,9 6,0 5,4 5,6 5,6 6,6 6,7 6,1

PDRB 5,9 6,4 5,9 5,9 6,4 6,7 6,5 6,4

Tabel I. 3 Produk Domestik Regional Bruto Jakarta

DKI Q3-2006 Q4-2006 2006 Q1-2007 Q2-2007* Q3-2007** Q4-2007p 2007p

p proyeksi BI** angka sangat sementara

Page 24: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

24

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

1. IndustriPada triwulan IV 2007, sektor industri diperkirakan tumbuh 4,2% (y-o-y), relatifPada triwulan IV 2007, sektor industri diperkirakan tumbuh 4,2% (y-o-y), relatifPada triwulan IV 2007, sektor industri diperkirakan tumbuh 4,2% (y-o-y), relatifPada triwulan IV 2007, sektor industri diperkirakan tumbuh 4,2% (y-o-y), relatifPada triwulan IV 2007, sektor industri diperkirakan tumbuh 4,2% (y-o-y), relatif

melambat dibandingkan dengan triwulan III-2007 (4,7%.melambat dibandingkan dengan triwulan III-2007 (4,7%.melambat dibandingkan dengan triwulan III-2007 (4,7%.melambat dibandingkan dengan triwulan III-2007 (4,7%.melambat dibandingkan dengan triwulan III-2007 (4,7%. Sektor industri yang

diharapkan dapat tumbuh tinggi ternyata pertumbuhannya relatif masih rendah.Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi relatif belum terlalu pesatnya

pertumbuhan di sektor industri antara lain adalah kenaikan permintaan domestik

masih dapat dipenuhi dengan meningkatkan penggunakan kapasitas yang sudahada, dan di sisi lain pasar ekspor relatif tumbuh terbatas dan semakin yang

kompetitif. Dengan kata lain, insentif pasar masih relatif terbatas.

Pertumbuhan di sektor industri yang relatif masih terbatas didukung olehPertumbuhan di sektor industri yang relatif masih terbatas didukung olehPertumbuhan di sektor industri yang relatif masih terbatas didukung olehPertumbuhan di sektor industri yang relatif masih terbatas didukung olehPertumbuhan di sektor industri yang relatif masih terbatas didukung oleh

perkembangan hasil survei, prompt indikator, dan juga faktor pembiayaan.perkembangan hasil survei, prompt indikator, dan juga faktor pembiayaan.perkembangan hasil survei, prompt indikator, dan juga faktor pembiayaan.perkembangan hasil survei, prompt indikator, dan juga faktor pembiayaan.perkembangan hasil survei, prompt indikator, dan juga faktor pembiayaan. Hasilsurvei SKDU menunjukkan bahwa penggunaan kapasitas oleh Industri-industri

yang kantor pusatnya berlokasi di Jakarta masih pada level yang relatif tinggi

(74,8%), sementara itu peningkatan produksi melalui peningkatan/penambahankapasitas produksi (investasi) jumlahnya masih relatif terbatas2Ω.

2 Berdasarkan hasil liason menunjukkan bahwa respon dunia usaha relatif beragam. Sebagian produsen berpendapat bahwainvestasi belum perlu dilakukan karena kapasitas masih cukup, sebagian produsen akan melakukan investasi namun sifatnyareplacement, terdapat pula produsen yang menambah investasi untuk mendekatkan produk ke pasar. Secara umum lebihbanyak pengusaha yang menunda untuk berinvestasi di semester I 2008. Pengusaha umumnya «wait and see» terhadapperkembangan pasar di dalam negeri.

Tabel I. 4Penggunaan Kapasitas, Jakarta

A. Industri Non Migas

1. Makanan, minuman dan tembakau 70,00 78,44 85,38 81,92 75,45 81,08 79,38

2. Tekstil, barang kulit dan alas kaki 75,47 75,64 72,42 83,57 80,78 78,36 80,00

3. Barang kayu dan hasil hutan lainnya 73,00 71,67 85,00 75,00 100,00 75,00 75,00

4. Kertas dan barang cetakan 73,67 82,00 71,60 58,33 86,00 81,60 59,33

5. Kimia dan barang dari karet 71,32 72,84 70,20 75,45 77,87 76,84 73,99

6. Semen dan barang galian bukan loga, 72,50 69,67 - 77,50 - 85,00 86,00

7. Logam dasar, besi dan baja 65,40 85,40 76,13 77,14 69,83 82,33 69,80

8. Alat angkutan, mesin dan peralatannya 61,40 61,33 70,29 69,50 74,50 77,57 72,139. Barang Lainnya 55,00 75,38 84,00 78,33 79,17 80,50 20,00

B. Industri Migas

1. Pengilangan minyak bumi

2. Gas alam cair

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIHLISTRIK, GAS DAN AIR BERSIHLISTRIK, GAS DAN AIR BERSIHLISTRIK, GAS DAN AIR BERSIHLISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 86,0086,0086,0086,0086,00 94,7094,7094,7094,7094,70 78,2278,2278,2278,2278,22 65,5065,5065,5065,5065,50 85,5185,5185,5185,5185,51 90,7790,7790,7790,7790,77 84,5084,5084,5084,5084,50

TOTAL SELURUH SEKTORTOTAL SELURUH SEKTORTOTAL SELURUH SEKTORTOTAL SELURUH SEKTORTOTAL SELURUH SEKTOR 72,8572,8572,8572,8572,85 76,1576,1576,1576,1576,15 76,8476,8476,8476,8476,84 78,5878,5878,5878,5878,58 79,0679,0679,0679,0679,06 80,380,380,380,380,3 75,5975,5975,5975,5975,59

2006 2007KAPASITAS UTILISASI

1 2 3 4 1 2 3

Page 25: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

25

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Indikasi pertumbuhan di sektor industri yang belum terlalu pesat juga tercerminIndikasi pertumbuhan di sektor industri yang belum terlalu pesat juga tercerminIndikasi pertumbuhan di sektor industri yang belum terlalu pesat juga tercerminIndikasi pertumbuhan di sektor industri yang belum terlalu pesat juga tercerminIndikasi pertumbuhan di sektor industri yang belum terlalu pesat juga tercermin

pada peningkatan indeks produksi beberapa industri utama di Jakarta, konsumsipada peningkatan indeks produksi beberapa industri utama di Jakarta, konsumsipada peningkatan indeks produksi beberapa industri utama di Jakarta, konsumsipada peningkatan indeks produksi beberapa industri utama di Jakarta, konsumsipada peningkatan indeks produksi beberapa industri utama di Jakarta, konsumsi

listrik industri, dan impor bahan baku yang tumbuh masih dalam batas-batas yanglistrik industri, dan impor bahan baku yang tumbuh masih dalam batas-batas yanglistrik industri, dan impor bahan baku yang tumbuh masih dalam batas-batas yanglistrik industri, dan impor bahan baku yang tumbuh masih dalam batas-batas yanglistrik industri, dan impor bahan baku yang tumbuh masih dalam batas-batas yang

relatif wajarrelatif wajarrelatif wajarrelatif wajarrelatif wajar. Beberapa industri besar di Jakarta, seperti industri kimia, industri

Grafik I.35Penggunaan Kapasitas

%

Jakarta

Nasional

Sumber : SKDU

60

65

70

75

80

85

90

I-2006 II-2006 III-2006 IV-2006 I-2007 II-2007 III-2007

72,9 76,2 76,8 78,6 79,1 80,3 75,6

67,8 64,4 66,9 69,9 71,4 71,6 73,1

Grafik I.36Indeks Produksi Mesin

Grafik I.37Indeks Produksi Kimia

%, y-o-yIPI

0

50

100

150

200

250

300

350

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9

IPI Mesing.IPI Mesin (rhs)

IPI Kimia %, y-o-y

0

50

100

150

200

250

300

350

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

-20

0

20

40

60

80

100IPI Kimiag.IPI Kimia (rhs)

Grafik I.38Indeks Produksi Tekstil

Grafik I.39Perkembangan BBM Industri

IPI Tekstilg.IPI Tekstil (rhs)

IPI %, y-o-y

0

20

40

60

80

100

120

140

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

-40-30-20-1001020304050

% %

0

1

2

34

5

6

7

8

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

g.PDRB Industri Jktg.M.Solar Industri(rhs)

-60

-50

-40

-30-20

-10

0

10

20

Page 26: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

26

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

mesin, dan industri tekstil memperlihatkan bahwa indeks produksinya beradapada level yang cukup tinggi, walaupun sebagian melambat. Sementara itu

perkembangan pemakaian listrik dan BBM oleh industri di Jakarta juga masih dalam

batas-batas yang wajar khusus untuk pemakaian BBM industri walaupun tumbuhnegatif namun levelnya lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dari sisi pembiayaan, trend pembiayaan perbankan di sektor industri JakartaDari sisi pembiayaan, trend pembiayaan perbankan di sektor industri JakartaDari sisi pembiayaan, trend pembiayaan perbankan di sektor industri JakartaDari sisi pembiayaan, trend pembiayaan perbankan di sektor industri JakartaDari sisi pembiayaan, trend pembiayaan perbankan di sektor industri Jakarta

peningkatannya relatif menurun. peningkatannya relatif menurun. peningkatannya relatif menurun. peningkatannya relatif menurun. peningkatannya relatif menurun. Outstanding kredit lokasi proyek di sektor industriJakarta pada posisi akhir bulan November 2007 Rp 55,57 triliun, turun -14,6 %

(y-oy). Sementara itu risiko kredit di sektor industri yang tercermin pada besaran

NPLs relatif turun walaupun masih pada level yang relatif tinggi, dari 8,2% menjadi7,8%.

Grafik I.40Pemakaian Listrik Industri

%

0

1

2

3

4

5

6

2006 20073 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

%

-40

-20

0

20

40

60

80

100g.PDRB Industri Jkt g.Kons Listrik Industri (rhs)

Grafik I.41Kredit Lokasi Proyek di Sektor Industri

Grafik I.42NPLs Kredit Industri

% %

0

1

2

3

4

5

6

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

-20

-10

0

10

20

30

40g.PDRB Industri Jkt g.kredit Industri (rhs)

Rp Triliun %

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

0

2

4

6

8

10

12Nominal Industri Pengolahang.Industri Pengolahan(rhs)

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 910111 2 3 4 5 6 7 8 91011

Page 27: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

27

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

2. Perdagangan, Hotel dan RestoranSektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan IV 2007 diperkirakan tumbuhSektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan IV 2007 diperkirakan tumbuhSektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan IV 2007 diperkirakan tumbuhSektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan IV 2007 diperkirakan tumbuhSektor perdagangan hotel dan restoran pada triwulan IV 2007 diperkirakan tumbuh

sebesar 7,2% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulan III-2007 (7,5%).sebesar 7,2% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulan III-2007 (7,5%).sebesar 7,2% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulan III-2007 (7,5%).sebesar 7,2% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulan III-2007 (7,5%).sebesar 7,2% (y-o-y), melambat dibandingkan dengan triwulan III-2007 (7,5%).

Faktor yang mempengaruhi tetap masih tingginya peningkatan di sektor perdaganganadalah daya beli masyarakat yang membaik. Sementara itu, pertumbuhan yang

terjadi di sektor perdagangan diindikasikan oleh beberapa prompt indikator seperti

peningkatan arus bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok dan jumlah kapal yangbersandar di pelabuhan Jakarta International Container Terminal, serta peningkatan

konsumsi listrik sektor bisnis seperti mal, pasar, toko dan pusat bisnis lainnya.

Arus lalu lintas barang dan jumlah kapal yang bersandar di Jakarta InternationalArus lalu lintas barang dan jumlah kapal yang bersandar di Jakarta InternationalArus lalu lintas barang dan jumlah kapal yang bersandar di Jakarta InternationalArus lalu lintas barang dan jumlah kapal yang bersandar di Jakarta InternationalArus lalu lintas barang dan jumlah kapal yang bersandar di Jakarta International

Container Terminal pada triwulan IV-2007 diperkirakan masih relatif tinggiContainer Terminal pada triwulan IV-2007 diperkirakan masih relatif tinggiContainer Terminal pada triwulan IV-2007 diperkirakan masih relatif tinggiContainer Terminal pada triwulan IV-2007 diperkirakan masih relatif tinggiContainer Terminal pada triwulan IV-2007 diperkirakan masih relatif tinggi.Peningkatan tersebut didukung oleh mulai beroperasinya dermaga baru milik

JICT yang dilengkapi 6 buah crane yang mampu melayani kapal besar dengan

bobot mati 5.000 ton. Selain itu penambahan sarana lapangan penumpukankontainer dan infrastruktur di pelabuhan Tanjung Priok dan Dermaga Muara Angke

mulai beroperasi. di pelabuhan. Peningkatan arus barang terjadi didukung oleh

selesainya pembangunan dermaga baru di JICT yang dilengkapi 2 buah craneyang dapat melayani kapal besar berbobot mati sampai 5.000 ton, serta

penambahan kapasitas Pelabuhan Tanjung Priuk yaitu 2 buah crane di dermagautara. Namun arus bongkat muat yang terus meningkat di Pelabuhan Tanjung

Priok tidak dapat ditampun oleh dua pelabuhan di Banten yaitu pelabuhan Mas

Indah Kiat dan Pelabuhan PT Pelindo II Ciwandan. Untuk mengantisipasi kebutuhanbongkar muat kapal yang terus meningkat, akan dibangun Pelabuhan Tanjung

Priok tahap II pada lahan seluas 3000 Ha, perluasan Pelabuhan Pelindo II di Cilegon

seluas 6 Ha dan Pelabuhan Kubangsari Cilegon seluas 66 Ha.

Grafik I.43Jumlah Arus Bongkar Muat Tj Priok

Grafik I.44Arus Barang di Pelabuhan Jakarta

Ribu ton %

600

1100

1600

2100

2600

3100

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50Unloaded Loadedg_unloaded (rhs) g_loaded (rhs)

Ribu tonRibu ton

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

2005 2006 2007Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

-

400

800

1.200

1.600

2.000Sunda Kelapa (rhs)Tanjung Priuk

Page 28: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

28

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Pertumbuhan yang relatif stagnan di sub sektor hotel dan restoran antara lainPertumbuhan yang relatif stagnan di sub sektor hotel dan restoran antara lainPertumbuhan yang relatif stagnan di sub sektor hotel dan restoran antara lainPertumbuhan yang relatif stagnan di sub sektor hotel dan restoran antara lainPertumbuhan yang relatif stagnan di sub sektor hotel dan restoran antara lain

tercermin pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanagera dantercermin pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanagera dantercermin pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanagera dantercermin pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanagera dantercermin pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanagera dan

tingkat hunian hoteltingkat hunian hoteltingkat hunian hoteltingkat hunian hoteltingkat hunian hotel. Jumlah wisman yang masuk melalui bandara Sukarno Hatta

juga meningkat, demikian pula jumlah wisman yang masuk melalui Pelabuhan

Tanjung Priok. Sementara itu tingkat hunian hotel di wilayah Jakarta relatif normal.Walaupun keamanan dan perekonomian domestik semakin membaik, namun

ternyata hal tersebut belum diikuti dengan perbaikan signifikan di dua sub sektor

ini.

Grafik I.45Konsumsi Listrik Sektor Bisnis

%

0123456789

%

(10)

0

10

20

30

2006 20073 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

g.Kons Listrik Bisnis(%) (rhs)g.PDRB Perdagangan Jkt

Tanjung PriokTanjung PriokTanjung PriokTanjung PriokTanjung Priok

Bongkar ton 3.317.573 3.254.862 14.020.512 3.305.001 3.940.246 2.451.199

Muat ton 1.360.030 1.359.555 5.948.414 1.379.365 1.750.457 1.170.049

Ekspor ton 1.807.444 1.774.899 7.216.030 1.870.199 1.980.725 1.942.083

Impor ton 2.881.881 2.006.007 11.551.523 3.158.326 3.215.581 2.429.248

Sunda KelapaSunda KelapaSunda KelapaSunda KelapaSunda Kelapa

Bongkar ton 564.670 547.095 2.083.730 371.123 373.706 1.358.381

Muat ton 362.301 363.564 1.576.764 380.511. 439.760 533.211

Tabel I. 5 Pertumbuhan Arus Barang dan Jasa

Pelabuhan Satuan Q1 Q2 2006 Q1-2007 Q2-2007 Q3-2007

Sumber : PT. Persero Pelabuhan Indonesia II

Page 29: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

29

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Grafik I.46Arus wisatawan mancanegara

Grafik I.47Tingkat Hunian Hotel di Jakarta

Dari sisi ketersediaan akomodasi pariwisata dilaporkan terjadi peningkatan jumlahDari sisi ketersediaan akomodasi pariwisata dilaporkan terjadi peningkatan jumlahDari sisi ketersediaan akomodasi pariwisata dilaporkan terjadi peningkatan jumlahDari sisi ketersediaan akomodasi pariwisata dilaporkan terjadi peningkatan jumlahDari sisi ketersediaan akomodasi pariwisata dilaporkan terjadi peningkatan jumlah

hotel berbintang, hotel melati dan akomodasi lainnyahotel berbintang, hotel melati dan akomodasi lainnyahotel berbintang, hotel melati dan akomodasi lainnyahotel berbintang, hotel melati dan akomodasi lainnyahotel berbintang, hotel melati dan akomodasi lainnya. Jumlah hotel/kamar yang

ditawarkan dan jumlah restoran dari tahun ke tahun meningkat. Kenaikan inisangat dipengaruhi oleh persepsi positif pelaku usaha terhadap prospek di sub

sektor ini yang perkembangannya sangat dipengaruhi oleh situasi keamanan di

dalam negeri dan prospek perekonomian ke depan.

Ribuan orang

30

50

70

90

110

130

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

Ribuan orang

1

2,6

4,2

5,8

7,4

9Kedatangan di Empat Pintu Utama JakartaKedatangan di Tanjung Priok(rhs)

% Hari

45

50

55

60

65

70

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1,5

1,8

2,1

2,4

2,7

3

3,3Tingkat hunian hotel JakartaLama tinggal turis di Jakarta (rhs)

Grafik I.48Perkembangan Kredit Sektor Perdagangan

Grafik I.49Perkembangan NPLs

1. Hotel Berbintang 134 142 147 152

2. Hotel Melati 218 218 222 223

3. Akomodasi Lainnya 88 88 88 90

Total 440 448 457 465

4. Restoran A, B dan C - 1.815 1.820 1.780

Tabel I. 6 Jenis akomodasi di DKI Jakarta

No. Jenis Akomodasi dan Restoran 2004 2005 2006 2007

Sumber : Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Juni 2007

% %

44,5

55,5

66,5

77,5

88,5

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

-5

0

5

10

15

20

25

30g.PDRB Perdagangan Jkt

g.kredit Perdagangan(rhs)

Rp Triliun %

0

1

2

3

4

5

6

2005 2006 2007

0

2

4

6

8

10

12Nominal Perdag, Rest, dan HotelNPLs Perdag, Rest, dan Hotel (rhs)

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 91011 1 2 3 4 5 6 7 8 91011

Page 30: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

30

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Dukungan di sisi pembiayaan pada sektor perdagangan, hotel dan restauranDukungan di sisi pembiayaan pada sektor perdagangan, hotel dan restauranDukungan di sisi pembiayaan pada sektor perdagangan, hotel dan restauranDukungan di sisi pembiayaan pada sektor perdagangan, hotel dan restauranDukungan di sisi pembiayaan pada sektor perdagangan, hotel dan restauran

menunjukkan kecenderungan yang meningkat dan perfomance kredit yangmenunjukkan kecenderungan yang meningkat dan perfomance kredit yangmenunjukkan kecenderungan yang meningkat dan perfomance kredit yangmenunjukkan kecenderungan yang meningkat dan perfomance kredit yangmenunjukkan kecenderungan yang meningkat dan perfomance kredit yang

membaik. membaik. membaik. membaik. membaik. Outstanding kredit lokasi proyek yang disalurkan di sektor ini cukupmelesat dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun sebelumnya. Pada

posisi akhir November 2007, jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp 59 triliun,

naik 26 % (y-o-y). Sementara itu, perfomance kredit yang tercermin pada NPLsmenunjukkan perbaikan (4,8%) dan terus menunjukkan tren membaik.

3. Sektor KeuanganPerbaikan kinerja di sektor keuangan, persewaan dan jasa dunia usaha diperkirakanPerbaikan kinerja di sektor keuangan, persewaan dan jasa dunia usaha diperkirakanPerbaikan kinerja di sektor keuangan, persewaan dan jasa dunia usaha diperkirakanPerbaikan kinerja di sektor keuangan, persewaan dan jasa dunia usaha diperkirakanPerbaikan kinerja di sektor keuangan, persewaan dan jasa dunia usaha diperkirakan

masih berlanjut. masih berlanjut. masih berlanjut. masih berlanjut. masih berlanjut. Sektor ini diperkirakan tumbuh 4,5% (y-o-y), lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan III-2007 (4,4%). Faktor yang mempengaruhipertumbuhan di sektor ini adalah membaiknya kinerja di sub sektor perbankan terkait

dengan upaya aktif penyelesaian kredit bermasalah dan mulai membaiknya kegiatan

intermediasi perbankan. Perbaikan kinerja lembaga keuangan antara lain tercerminpada peningkatan kegiatan intermediasi dan peningkatan laba bank, peningkatan

kegiatan pembiayaan oleh Lembaga Keuangan bukan Bank, dan peningkatanpersewaan ruang kantor sejalan dengan kegiatan usaha yang meningkat.

Perbaikan di sektor keuangan antara lain didukung oleh beberapa anekdotalPerbaikan di sektor keuangan antara lain didukung oleh beberapa anekdotalPerbaikan di sektor keuangan antara lain didukung oleh beberapa anekdotalPerbaikan di sektor keuangan antara lain didukung oleh beberapa anekdotalPerbaikan di sektor keuangan antara lain didukung oleh beberapa anekdotal

informasi dan beberapa data prompt.informasi dan beberapa data prompt.informasi dan beberapa data prompt.informasi dan beberapa data prompt.informasi dan beberapa data prompt. NTB yang diperoleh oleh perbankan masih

berada di level yang cukup tinggi; data prompt indikator kegiatan perusahaanpembiayaan non bank menunjukkan trend yang meningkat; dan kinerja pasar

modal yang walaupun sempat terganggu oleh gejolak pasar keuangan internasional

namun masih meningkat. Sementara itu, penambahan pasokan ruang kantorternyata juga diikuti dengan tingkat hunian (sewa) yang juga masih tinggi.

Grafik I.50Perkembangan NTB Bank di Jakarta

Grafik I.51Perkembangan kegiatan LKBB

%, y-o-yRp Triliun

0

5

10

15

20

1 2 3 4 1 2 3

2006 2007

-100

0

100

200

300Nilai Tambah Brutog.Nilai Tambah Bruto

Rp Triliun %, y-o-y

0

20

40

60

80

100

120

2005 2006 20079 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Total Pembiayaang.Total Pembiayaan

0

10

20

30

40

50

60

Page 31: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

31

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

4. BangunanNilai tambah di sektor bangunan pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuhNilai tambah di sektor bangunan pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuhNilai tambah di sektor bangunan pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuhNilai tambah di sektor bangunan pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuhNilai tambah di sektor bangunan pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh

melambat dibandingkan dengan Triwulan III-2007 (7,5%), namun masih padamelambat dibandingkan dengan Triwulan III-2007 (7,5%), namun masih padamelambat dibandingkan dengan Triwulan III-2007 (7,5%), namun masih padamelambat dibandingkan dengan Triwulan III-2007 (7,5%), namun masih padamelambat dibandingkan dengan Triwulan III-2007 (7,5%), namun masih pada

level yang tinggi (7,3%). level yang tinggi (7,3%). level yang tinggi (7,3%). level yang tinggi (7,3%). level yang tinggi (7,3%). Faktor yang mempengaruhi peningkatan pertumbuhan

di sektor bangunan antara lain adalah masih tingginya potensi pasar di sektor inidan didukung oleh suku bunga kredit yang cenderung menurun. Pembangunan

proyek properti oleh swasta tersebut terutama dalam bentuk gedung perkantoran,

apartemen, retail, dan hotel masih marak. Proyek-proyek besar gedung perkantoranswasta yang saat ini dalam tahap pembangunan antara lain adalah Menara karya

Rasuna, Satrio Tower, One Walter Monginsidi, Grand Indonesia, dan Talavera.

Pembangunan apartemen yang sedang berlangsung antara lain adalah GroveRasuna Said, Pallazo Boutique Residence, Monaco Residence dan Peral Garden.

Sementara itu proyek retail yang sedang dibangun adalah Kalibata Plaza, Bellaze

de Heritage dan Gajahmada Square.

Beberapa proyek pemerintah daerah, sampai dengan triwulan IV 2007 diperkirakanBeberapa proyek pemerintah daerah, sampai dengan triwulan IV 2007 diperkirakanBeberapa proyek pemerintah daerah, sampai dengan triwulan IV 2007 diperkirakanBeberapa proyek pemerintah daerah, sampai dengan triwulan IV 2007 diperkirakanBeberapa proyek pemerintah daerah, sampai dengan triwulan IV 2007 diperkirakan

belum sepenuhnya terealisasibelum sepenuhnya terealisasibelum sepenuhnya terealisasibelum sepenuhnya terealisasibelum sepenuhnya terealisasi. Proyek-proyek yang sedang dan akan berjalan antara

lain adalah program Banjir Kanal Timur (terkendala pembebasan lahan), pengadaan

busway (dalam tahap pembangunan koridor VIII-X), rencana pembangunan 3000unit rumah susun, peningkatan Pasar Tanah Abang, pembangunan JORR2 dan

pembuatan lima taman di Jakarta Selatan. Sementara itu proyek infrastruktur yang

dibiayai non APBD antara lain adalah proyek Tol Serpong Balaraja (Rp 1,37 triliun),proyek monorail, dan proyek Jalur lingkar Utara.

Jakarta DPK Rp Milliar 620.918,6 619.880,0 660.507,0 682.106,6 697.983,9

Pertumbuhan (%, y-o-y) 5,9 8,7 14,3 15,3 14,0

Kredit Lokasi Bank Rp Milliar 396.229,6 396.151,0 428.747,0 450.661,2 484.028,4

Pertumbuhan (%, y-o-y) 11,6 16,6 21,3 21,8 26,6

Kredit Lokasi Proyek Rp Milliar 280.883,0 287.524,0 309.920,0 325.169,0 325.169,0

Pertumbuhan (%, y-o-y) 7,8 12,1 15,4 25,2 22,3

LDR (%) 63,8 63,9 64,9 66,1 69,3

NPL (%) 8,7 6,6 6,1 6,0 5,2

Tabel I. 7 Perkembangan Kegiatan Bank

Uraian 2006

*) s.d. November 2007

2007

1 2 3 4*

Page 32: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

32

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Dari sisi pembiayaan, trend pembiayaan perbankan di sektor Bangunan yangDari sisi pembiayaan, trend pembiayaan perbankan di sektor Bangunan yangDari sisi pembiayaan, trend pembiayaan perbankan di sektor Bangunan yangDari sisi pembiayaan, trend pembiayaan perbankan di sektor Bangunan yangDari sisi pembiayaan, trend pembiayaan perbankan di sektor Bangunan yang

berlokasi di Jakarta meningkat dan dibarengi dengan resiko yang menurun.berlokasi di Jakarta meningkat dan dibarengi dengan resiko yang menurun.berlokasi di Jakarta meningkat dan dibarengi dengan resiko yang menurun.berlokasi di Jakarta meningkat dan dibarengi dengan resiko yang menurun.berlokasi di Jakarta meningkat dan dibarengi dengan resiko yang menurun.

Outstanding kredit untuk membiayai sektor bangunan yang berlokasi di zona pada

posisi akhir November 2007 Rp18,2 triliun, naik 25,2 % (y-o-y). Sementara ituresiko kredit di sektor bangunan sebagaimana tercermin pada besaran NPLs turun

tipis, dari 3,7% menjadi 3,6%. Di luar sumber pembiayaan yang berasal dari

bank, pembiayaan di sektor ini juga bersumber dari dana sendiri dan sebagianberasal dari dana yang dihimpun di pasar modal.

5. Sektor Pengangkutan dan KomunikasiPada triwulan IV-2007, sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan tumbuhPada triwulan IV-2007, sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan tumbuhPada triwulan IV-2007, sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan tumbuhPada triwulan IV-2007, sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan tumbuhPada triwulan IV-2007, sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan tumbuh

relatif melambat dibandingkan dengan triwulan III-2007 (16,2%), namun masihrelatif melambat dibandingkan dengan triwulan III-2007 (16,2%), namun masihrelatif melambat dibandingkan dengan triwulan III-2007 (16,2%), namun masihrelatif melambat dibandingkan dengan triwulan III-2007 (16,2%), namun masihrelatif melambat dibandingkan dengan triwulan III-2007 (16,2%), namun masih

tumbuh pada level yang tinggi (15,5%). tumbuh pada level yang tinggi (15,5%). tumbuh pada level yang tinggi (15,5%). tumbuh pada level yang tinggi (15,5%). tumbuh pada level yang tinggi (15,5%). Faktor yang mempengaruhi sub sektor

komunikasi masih tumbuh tinggi antara lain adalah perilaku masyarakat yang sudah

memasukkan sarana komunikasi sebagai kebutuhan pokok (gaya hidup), dan disisilain inovasi layanan serta persaingan ketat di bisnis seluler telah menyebabkan

biaya turun dan mampu menjadikan harga lebih menarik dan terjangkau. Hal ini

menjadi daya tarik bagi konsumen untuk meningkatkan konsumsi layanankomunikasi.

Indikasi peningkatan sub sektor transportasi antara lain tercermin padaIndikasi peningkatan sub sektor transportasi antara lain tercermin padaIndikasi peningkatan sub sektor transportasi antara lain tercermin padaIndikasi peningkatan sub sektor transportasi antara lain tercermin padaIndikasi peningkatan sub sektor transportasi antara lain tercermin pada

perkembangan beberapa prompt indikator di sektor iniperkembangan beberapa prompt indikator di sektor iniperkembangan beberapa prompt indikator di sektor iniperkembangan beberapa prompt indikator di sektor iniperkembangan beberapa prompt indikator di sektor ini. Prompt indikator yangmeningkat antara lain adalah peningkatan jumlah penumpang kereta api

Jabotabek, penumpang kapal laut, pesawat udara dan jumlah penumpang busway.

Jumlah penumpang penyeberangan selat Sunda meningkat dengan adanya

Grafik I.52Perkembangan Kredit Konstruksi

Sumber : Collers Int. Indonesia, diolah

Tabel I. 8Pertumbuhan Properti Jakarta dan

Debotabek

Office (m2) CBD 2,2 4,8 6,4 6,4

Appartemen (unit) 5,6 14,5 6,0 -

Retail (m2) : Jakarta 2,7 2,4 - -

Retail (m2) : Debotabek 16,7 6,2 - -

Hotel (kamar) 0,2 1,7 6,0 -

Industri (m2) 1,0 - - -

Jenis Properti III-2006 IV-2006 2007* 2007* (qtq-%)

% %

6

6,4

6,8

7,2

7,6

8

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

0

10

20

30

40

50

60

70g.PDRB Bangunan Jktg.kredit Bangunan (rhs)

Page 33: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

33

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

tambahan 2 armada kapal Ro Ro yang melayani angkutan penyeberangan Merak

Bakaheuni sehingga keseluruhan berjumlah 24 Kapal. Transportasi kereta api

meningkat sejalan dengan adanya tambahan 5 trayek baru KA Jabotabek jurusanJakarta Bekasi, dan penambahan trayek baru KA Ciujung Semi Express dalam jalur

ganda jurusan Jakarta Serpong.

Grafik I.53Jumlah Penumpang Udara di Bandara

Sukarno Hatta

Grafik I.54Jumlah Penumpang KA Jabodetabek

Ribu orang %

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30Penumpang KA Jabodetabekg.Penumpang KA Jabodetabek (rhs)

Grafik I.55Konsumsi BBM sektor Transportasi Jakarta

Grafik I.56Perkembangan Kredit Sektor Transportasi

Grafik I.57Perkembangan Sarana Hiburan di

DKI Jakarta

Grafik I.58Perkembangan Telepon Seluler

% %

02468

1012141618

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20g.PDRB Transport Jktg.Kons. BBM Transport (rhs)

% %

89

1011121314151617

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

-20

-10

0

10

20

30

40

50g.PDRB Transport Jktg.Kredit Pengangkutan(rhs)

100

120

140

160

180

200

220

Juni - 2005 Des-2005 Juni-2006 Des-2006 Jun-07

Bioskop Bola Sodok Karaoke

Sumber : CEIC dan Pers Release

Juta pelanggan %, y-o-y

2005 2006 20071 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

0102030405060708090

100

0

10

20

30

40

50

60

70Cellular (telkomsel + Indosat+ProXL)g.Cellular (rhs)

Ribu orang %

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

-20

-10

0

10

20

30

40Pnpg Soeka DomestikPnpg Soeka Internasionalg.Pnpg Soeka Domestik(rhs)g.Pnpg Soeka Int.(rhs)

Page 34: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

34

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Sementara itu jumlah penumpang jalur busway terus meningkat denganSementara itu jumlah penumpang jalur busway terus meningkat denganSementara itu jumlah penumpang jalur busway terus meningkat denganSementara itu jumlah penumpang jalur busway terus meningkat denganSementara itu jumlah penumpang jalur busway terus meningkat dengan

bertambahnya armada Trans Jakarta dan jalur busway.bertambahnya armada Trans Jakarta dan jalur busway.bertambahnya armada Trans Jakarta dan jalur busway.bertambahnya armada Trans Jakarta dan jalur busway.bertambahnya armada Trans Jakarta dan jalur busway. Sebanyak 62 unit busway

berbahan bakar gas (BBG) dan 30 bus gandeng telah dioperasikan untuk melayaniKoridor I √ VII. Koridor yang telah aktif melayani penumpang adalah :

Koridor I : Blok M √ Kota

Koridor II : Pulo Gadung √ Harmoni

Koridor III : Harmoni √ Kalideres

Koridor IV : Pulo Gadung √ Dukuh Atas

Koridor V : Kampung Melayu √ Ancol

Koridor VI : Ragunan √ Kuningan

Koridor VII : Kampung Melayu √ Kampung Rambutan

Sedangkan koridor VIII sampai koridor X belum dapat dioperasikan karena masih

dalam proses penyelesaian pembangunan halte dan JPO (Jembatan PenyeberanganOrang).

Peningkatan di sub sektor transportasi juga terindikasi dari peningkatan konsumsiPeningkatan di sub sektor transportasi juga terindikasi dari peningkatan konsumsiPeningkatan di sub sektor transportasi juga terindikasi dari peningkatan konsumsiPeningkatan di sub sektor transportasi juga terindikasi dari peningkatan konsumsiPeningkatan di sub sektor transportasi juga terindikasi dari peningkatan konsumsi

BBM.BBM.BBM.BBM.BBM. Konsumsi BBM untuk transportasi meningkat dari 182.060 KL pada bulanJuni 2007 menjadi 193.529 KL pada bulan Desember 2007. Jenis BBM yang

terbesar di konsumsi adalah premium (163.795 KL) dan Solar (29.735 KL).

Dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor iniDari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor iniDari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor iniDari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor iniDari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor ini

menunjukkan perkembangan yang meningkat. menunjukkan perkembangan yang meningkat. menunjukkan perkembangan yang meningkat. menunjukkan perkembangan yang meningkat. menunjukkan perkembangan yang meningkat. Outstanding kredit yang disalurkanperbankan pada posisi akhir bulan November 2007 tercatat sebesar Rp 22,33

triliun, naik 44,6 % dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun sebelumnya

Rp 15,4 triliun.

6. ListrikKinerja sektor listrik diperkirakan tumbuh sebesar 3,1% (y-o-y), relatif melambatKinerja sektor listrik diperkirakan tumbuh sebesar 3,1% (y-o-y), relatif melambatKinerja sektor listrik diperkirakan tumbuh sebesar 3,1% (y-o-y), relatif melambatKinerja sektor listrik diperkirakan tumbuh sebesar 3,1% (y-o-y), relatif melambatKinerja sektor listrik diperkirakan tumbuh sebesar 3,1% (y-o-y), relatif melambat

dibandingkan dengan triwulan III-2007 sebesar 3,9%,dibandingkan dengan triwulan III-2007 sebesar 3,9%,dibandingkan dengan triwulan III-2007 sebesar 3,9%,dibandingkan dengan triwulan III-2007 sebesar 3,9%,dibandingkan dengan triwulan III-2007 sebesar 3,9%, hal ini terutama terkaithal ini terutama terkaithal ini terutama terkaithal ini terutama terkaithal ini terutama terkait

dengan dua PLTU di Jakarta yang mengalami penurunan pasokan gas. dengan dua PLTU di Jakarta yang mengalami penurunan pasokan gas. dengan dua PLTU di Jakarta yang mengalami penurunan pasokan gas. dengan dua PLTU di Jakarta yang mengalami penurunan pasokan gas. dengan dua PLTU di Jakarta yang mengalami penurunan pasokan gas. PLTU MuaraKarang dan PLTU Tanjung Priok yang memasok listrik ke Jakarta dan sekitarnya,

terpaksa mengganti gas dengan solar. Sementara itu, kenaikan harga bahan bakar

minyak (BBM) non subsidi mendorong industri yang sebelumnya memakaigenerator sendiri beralih ke listrik PLN, sehingga beban puncak di Jakarta dan

Page 35: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

35

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

sekitarnya sejak November naik dari 4.00 MW menjadi 4.800 MW. Kenaikan ini

sementara belum dapat dipenuhi oleh PLN daerah operasi Jakarta Tangerang.

Grafik I.59Penjualan Listrik PLN Distribusi

DKI Jakarta dan Tangerang

Grafik I.60Konsumsi BBM sektor Listrik

Jakarta dan Tangerang

% %

-15

-10

-5

0

5

10

15

2006 20073 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

-5

0

5

10

15

20

25g.PDRB Listrik Bntng.Kons Listrik (rhs)

% %

0

1

2

3

4

5

6

7

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

-100-50050100150200250300350

g.PDRB Listrik Jktg.Kons. BBM Listrik (rhs)

7. Sektor Jasa-JasaKinerja sektor jasa-jasa pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh sebesar 6,7%,Kinerja sektor jasa-jasa pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh sebesar 6,7%,Kinerja sektor jasa-jasa pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh sebesar 6,7%,Kinerja sektor jasa-jasa pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh sebesar 6,7%,Kinerja sektor jasa-jasa pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh sebesar 6,7%,

sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan III-2007 sebesar 6,6%.sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan III-2007 sebesar 6,6%.sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan III-2007 sebesar 6,6%.sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan III-2007 sebesar 6,6%.sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan III-2007 sebesar 6,6%. Faktor

yang mempengaruhi peningkatan di sektor ini terutama adalah peningkatan dayabeli searah dengan membaiknya kondisi perekonomian, situasi keamanan yang

kondusif dan libur panjang menghadapi perayaan hari besar keagamaan. Hal

tersebut diperkirakan mampu menarik konsumen untuk membelanjakan sebagianpenghasilannya di jasa-jasa hiburan, seperti bioskop, diskotik, griya pijat dan lainnya.

Sementara itu, seiring dengan keterbatasan perekonomian untuk menyerap tenaga

kerja, maka jasa-jasa rumah tangga maupun perseorangan yang sifatnya lebihcenderung informal diperkirakan meningkat.

1 Bioskop 170 168 167 159 192

2 Bola Sodok 107 156 164 158 169

3 Diskotek 96 95 97 94 98

4 Griya Pijat 215 206 221 218 220

5 Karaoke 174 161 175 171 177

6 Musik Hidup 184 154 173 173 174

Total 946 940 997 973 1030

Tabel I. 9 Perkembangan Jumlah Tempat Hiburan

No. Jenis Usaha Juni - 2005 Des-2005 Juni-2006 Des-2006 Jun-07

Sumber : Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Juni 2007

Page 36: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

36

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

halaman ini sengaja dikosongkan

Page 37: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

37

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

BAB II. PERKEMBANGAN INFLASI JAKARTA

Tekanan terhadap harga-harga di Jakarta pada triwulan IV 2007 sedikit menurundibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin pada angka inflasiyang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV-2007 inflasi mencapai 1,6%, q-t-q, turun dibandingkan dengan inflasi triwulansebelumnya 1,8% dan triwulan yang sama tahun 2006 (2,1%). Secara tahunan(y-o-y) inflasi di Jakarta pada akhir bulan Desember 2007 sebesar 6,0% (y-o-y),lebih rendah dibandingkan dengan inflasi tahunan akhir triwulan sebelumnya6,5%. Faktor yang mempengaruhi relatif lebih terkendalinya harga antara lainadalah permintaan yang relatif normal. Sementara itu faktor pemicu inflasi padatriwulan laporan antara lain adalah kenaikan harga bahan baku yang diimpor,seperti kedelai dan gandum yang berdampak pada kenaikan beberapa komoditasbahan makanan dan makanan jadi; kenaikan harga pada beberapa komoditasadministrice prices seperti rokok; kenaikan harga sebagai dampak kenaikan hargadi pasar internasional pada komoditas seperti emas, gangguan pasokan padabeberapa komoditas bahan makanan; dan masih tingginya permintaan sewa dankontrak rumah.

A. INFLASI JAKARTA TRIWULAN IV-2007Kestabilan harga di Jakarta pada triwulan IV-2007 membaik dibandingkan denganKestabilan harga di Jakarta pada triwulan IV-2007 membaik dibandingkan denganKestabilan harga di Jakarta pada triwulan IV-2007 membaik dibandingkan denganKestabilan harga di Jakarta pada triwulan IV-2007 membaik dibandingkan denganKestabilan harga di Jakarta pada triwulan IV-2007 membaik dibandingkan dengan

triwulan sebelumnyatriwulan sebelumnyatriwulan sebelumnyatriwulan sebelumnyatriwulan sebelumnya. Permintaan yang stabil disertai pasokan yang relatif memadai

berdampak pada relatif lebih terkendalinya harga-harga di Jakarta pada triwulanIV-2007 (1,6%, q-t-q), turun dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya

(1,8%) dan triwulan yang sama tahun 2006 (2,1%). Secara tahunan (y-o-y) inflasi

di Jakarta pada akhir bulan Desember 2007 sebesar 6,0% (y-o-y), lebih rendahdibandingkan dengan inflasi tahunan akhir triwulan sebelumnya 6,5%. Inflasi

triwulan IV-2007 ini merupakan inflasi terendah kedua tahun 2007 baik dihitung

secara triwulanan (q-t-q) maupun tahunan (y-o-y). Sementara itu dibandingkandengan dengan dua provinsi tetangga terdekat, yaitu Banten dan Jabar, maka

inflasi di Jakarta pada triwulan IV-2007 juga lebih rendah. Inflasi di Serang (2,0%)

dan Jawa Barat (1,8%). Namun demikian, secara tahunan (y-o-y) inflasi di Jakartalebih tinggi dibandingkan Jabar namun masih lebih rendah dibandingkan dengan

Banten.

Page 38: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

38

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Secara umum, faktor-faktor penyebab tekanan inflasi pada triwulan IV-2007 antara

lain adalah :

√ Kenaikan harga bahan baku makanan yang menjadi konsumsi masyarakat

banyak seperti kedelai dan tepung gandum. Kenaikan harga bahan bakutersebut (imported inflation) berdampak pada naiknya harga pada komoditas

tempe mentah, tahu, roti manis dan roti tawar serta beberapa komoditas

makanan lainnya.

√ Kenaikan harga komoditas emas di pasar internasional.

√ Terdapat kenaikan beberapa komoditi administered price.

√ Gangguan pasokan pada beberapa kelompok bahan makanan, walaupun tidak

signifikan.

√ Permintaan yang masih tinggi pada beberapa komoditi/jasa di kelompokperumahan, terutama sewa dan kontrak rumah.

Grafik II.1Inflasi Jakarta (q-t-q)

Grafik II.2Inflasi Jakarta (y-o-y)

NasionalBantenJakartaJabar

Sumber : BPS

% (q-t-q)

0

1

2

3

4

III-2006 IV-2006 I-2007 II-2007 III-2007 IV-2007*2,12,01,61,8

2,33,21,82,5

0,2-1,00,5-0,3

1,92,01,91,1

2,42,52,11,9

1,21,81,21,3

NasionalBantenJakartaJabar

Sumber : BPS

% (Y-O-Y)

0

4

8

12

16

20

2005 2006 I-2007 II-2007 III-2007 IV-20076,66,36,05,3

7,06,96,55,3

5,85,66,05,1

6,57,35,74,9

6,67,76,05,3

17,116,116,119,6

B. INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK1. Inflasi Triwulanan (q-t-q)Kenaikan harga tertinggi pada triwulan ini terjadi pada kelompok pakaian (5,4%)Kenaikan harga tertinggi pada triwulan ini terjadi pada kelompok pakaian (5,4%)Kenaikan harga tertinggi pada triwulan ini terjadi pada kelompok pakaian (5,4%)Kenaikan harga tertinggi pada triwulan ini terjadi pada kelompok pakaian (5,4%)Kenaikan harga tertinggi pada triwulan ini terjadi pada kelompok pakaian (5,4%)

diikuti oleh bahan makanan (4,1%) dan makanan jadi (2,7%) (Grafik II. 3).diikuti oleh bahan makanan (4,1%) dan makanan jadi (2,7%) (Grafik II. 3).diikuti oleh bahan makanan (4,1%) dan makanan jadi (2,7%) (Grafik II. 3).diikuti oleh bahan makanan (4,1%) dan makanan jadi (2,7%) (Grafik II. 3).diikuti oleh bahan makanan (4,1%) dan makanan jadi (2,7%) (Grafik II. 3). Kenaikan

tertinggi di kelompok pakaian terjadi terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga

komoditas emas perhiasan yang dalam triwulan ini naik 16,54%. Pada kelompok

Page 39: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

39

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

bahan makanan, kenaikan tertinggi terjadi pada harga bawang merah yang

meningkat hingga 100% dari triwulan sebelumnya. Sementara itu harga kol,

cabe rawit, kelapa dan tomat meningkat lebih dari 30%. Kenaikan harga tertinggidi kelompok makanan jadi terjadi pada roti, kue, martabak dan rokok (Tabel II. 1).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan harga perkemoditas relatif

berbeda, dengan faktor-faktor yang secara spesifik telah disebutkan di atas.Misalnya, kenaikan harga emas perhiasan sangat terkait dengan kenaikan harga

emas di pasaran internasional, sementara kenaikan harga tahu dan tempe

dipengaruhi oleh kenaikan harga impor bahan baku kedelai.

Sumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makananSumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makananSumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makananSumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makananSumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan

(0,8%), makanan jadi (0,4%) dan pakaian (0,3%) (Grafik II. 4)(0,8%), makanan jadi (0,4%) dan pakaian (0,3%) (Grafik II. 4)(0,8%), makanan jadi (0,4%) dan pakaian (0,3%) (Grafik II. 4)(0,8%), makanan jadi (0,4%) dan pakaian (0,3%) (Grafik II. 4)(0,8%), makanan jadi (0,4%) dan pakaian (0,3%) (Grafik II. 4). Sumbangan tersebut

dihitung dari kenakan harga dikali dengan bobot nilai konsumsi dari kelompok

bahan makanan (19,3%), makanan jadi (16,3%) dan pakaian (5,8%). Sumbangankelompok bahan makanan terutama berasal dari komoditas bawang merah, tahu,

tempe, kelapa dan tomat. Sumbangan kelompok makanan jadi terutama berasal

dari roti, kue, rokok dan mie. Sedangkan untuk kelompok pakaian, sumbanganterhadap pembentukan inflasi utamanya berasal dari kenaikan harga emas

perhiasan. Secara umum, besar kecilnya sumbangan masing-masing terhadap inflasiakan sangat dipengaruhi oleh bobot dan bersaran inflasi dari masing-masing

komoditas (Tabel II. 2).

Tabel II.1Komoditi Dengan Kenaikan

Harga Tertinggi

Bahan Makanan

Kelompok Komoditi

Sumber : BPS, diolah

Bawang Merah 107,15 106,66 0,69Kol Putih/Kubis 45,45 34,03 0,03Cabe Rawit 33,33 14,52 0,05Kelapa 32,08 50,00 0,32Tomat Sayur 31,67 16,24 0,20

Roti Tawar 29,73 33,33 0,42Kue Basah 25,90 39,46 0,32Roti Manis 14,63 20,51 0,56Martabak 10,81 15,42 0,26Rokok Kretek Filter 5,49 10,28 1,57

Lampu Tl/Neon 11,82 19,42 0,04Emas Perhiasan 17,37 26,12 1,58Vitamin 12,34 18,70 0,06Penghapus 27,28 29,63 0,00Ban Luar Motor 16,60 17,93 0,03

Inflasi (%) Bobot(%)QtQ YoY

Makanan Jadi

PerumahanPakaianKesehatanPendidikanTransportasi

Grafik II.3Inflasi Berdasarkan Kelompok

%(q-t-q)

IHKBhn MakananMknn jadiPerumahanPakaianKesehatanPendidikanTransportasi

Sumber : BPS

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

Q4-2006 Q1-2007 Q2-2007 Q3-2007 Q4-20071,64,12,7-0,35,41,10,10,2

1,82,40,61,62,00,99,00,3

0,5-0,20,91,00,20,30,00,4

1,94,71,12,40,41,60,10,1

2,15,31,61,92,50,20,00,3

Page 40: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

40

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Sementara itu, komoditi beras sebagai komoditi dengan bobot tertinggi (23%)Sementara itu, komoditi beras sebagai komoditi dengan bobot tertinggi (23%)Sementara itu, komoditi beras sebagai komoditi dengan bobot tertinggi (23%)Sementara itu, komoditi beras sebagai komoditi dengan bobot tertinggi (23%)Sementara itu, komoditi beras sebagai komoditi dengan bobot tertinggi (23%)

dalam kelompok bahan makanan, mengalami kenaikan yang cukup rendah 0,96%dalam kelompok bahan makanan, mengalami kenaikan yang cukup rendah 0,96%dalam kelompok bahan makanan, mengalami kenaikan yang cukup rendah 0,96%dalam kelompok bahan makanan, mengalami kenaikan yang cukup rendah 0,96%dalam kelompok bahan makanan, mengalami kenaikan yang cukup rendah 0,96%

(q-t-q).(q-t-q).(q-t-q).(q-t-q).(q-t-q). Pasokan beras yang pada bulan Agustus lalu sempat mencapai puncak,

pada triwulan IV-2007 sedikit mengalami penurunan. Pada bulan November dan

Desember, pasokan beras domestik menurun akibat adanya gangguan distribusiyaitu kerusakan jalan khususnya di daerah pantura. Selain itu datangnya musim

hujan juga menyebabkan supply dari Jawa Tengah dan Jawa Barat ke Pasar Induk

Beras Cipinang (PIBC) menurun karena keterbatasan waktu untuk mengolah gabahmenjadi gabah kering dan padi.

Memasuki bulan ke 2 triwulan IV 2007, secara berangsur pasokan beras ke PIBCMemasuki bulan ke 2 triwulan IV 2007, secara berangsur pasokan beras ke PIBCMemasuki bulan ke 2 triwulan IV 2007, secara berangsur pasokan beras ke PIBCMemasuki bulan ke 2 triwulan IV 2007, secara berangsur pasokan beras ke PIBCMemasuki bulan ke 2 triwulan IV 2007, secara berangsur pasokan beras ke PIBC

menuju ke arah yang relatif stabil. menuju ke arah yang relatif stabil. menuju ke arah yang relatif stabil. menuju ke arah yang relatif stabil. menuju ke arah yang relatif stabil. Hal ini antara lain disebabkan oleh adanyadukungan pemerintah dalam bentuk pengadaan beras impor. Rata-rata pasokan

beras di Pasar Cipinang yang didukung beras impor berdampak pada peningkatan

stok beras. Stok beras pada triwulan IV memiliki kapasitas rata-rata 9 hari. Jumlahpasokan beras ke PIBC yang pada bulan Oktober sempat hanya berjumlah 34.000

ton, meningkat pada bulan November menjadi 51.000 ton, dan pada bulan

Desember mencapai 53.000 ton. Jumlah ini setara dengan jumlah beras yangdikeluarkan/dipasarkan sebesar 52.000 √ 53.000 ton.

Perkembangan pesokan dan permintaan beras di Jakarta sempat menimbulkanPerkembangan pesokan dan permintaan beras di Jakarta sempat menimbulkanPerkembangan pesokan dan permintaan beras di Jakarta sempat menimbulkanPerkembangan pesokan dan permintaan beras di Jakarta sempat menimbulkanPerkembangan pesokan dan permintaan beras di Jakarta sempat menimbulkan

kenaikan harga beras.kenaikan harga beras.kenaikan harga beras.kenaikan harga beras.kenaikan harga beras. Bersamaan dengan masuknya perayaan hari besar

Tabel II. 2Komoditi dengan sumbangan

inflasi tertinggi

Bahan Makanan

Kelompok Komoditi

Sumber : BPS, diolah

Bawang Merah 0,74 107,15 0,01Tahu Mentah 0,14 27,59 0,01Kelapa 0,10 32,08 0,00Tomat Sayur 0,06 31,67 0,00Tempe 0,06 10,14 0,01

Roti Tawar 0,13 29,73 0,00Rokok Kretek Filter 0,09 5,49 0,02Kue Basah 0,08 25,90 0,00Roti Manis 0,08 14,63 0,01Mie 0,04 3,89 0,01

Sewa Rumah 0,04 1,12 0,04Emas Perhiasan 0,27 17,37 0,02Parfum 0,01 6,34 0,00Buku Gambar 0,00 22,22 0,00Bensin 0,03 1,10 0,03

Q-t-Q Bobot(%)Kontribusi Inflasi

Makanan Jadi

PerumahanPakaianKesehatanPendidikanTransportasi

Grafik II.4Sumbangan Inflasi Berdasarkan Kelompok

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

1,6

0,8

0,40,3

0,0 0,00,0

IHKBhn

Makanan

Mknn jadiPerumahan

PakaianKesehatan

PendidikanTransportasi

Page 41: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

41

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

keagamaan (hari raya Idul Adha dan hari natal) permintaan beras dan disisi lain

pasokan relatif tetap sempat menyebabkan harga beras meningkat. Bulan

Desember harga beras sempat meningkat hingga Rp 6.000 per kg namun secarakeseluruhan harga beras pada triwulan IV rata-rata berkisar Rp 5.400 per kg.

Grafik II.5Perkembangan harga beras di PIBC

Grafik II.6Pemasukan dan Pengeluaran Beras di PIBC

Sumber : www.biro adms perekonomian DKI Jakarta

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

5.500

6.000

6.500Rata-Rata Harga Beras PIBC

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des

2006 2007 Pemasukan

Pengeluaran

Ton

Sumber : Biro Adms Perekonomian DKI Jakarta

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

57.663 44.774 46.145 52.482 45.472 34.220 51.573 55.734

58.377 49.482 48.553 48.011 47.373 33.304 53.053 50.360

Grafik II.7Pasokan vs Kebutuhan Beras di DKI Jakarta

Tabel II. 3Kapasitas Ketersediaan Beras

di DKI Jakarta

Q4-2006 2.000 na 2.500

Q1-2007 1.600 33.032 2.500 13,21

Q2-2007 3.523 30.317 2.500 12,13

Q3-2007 2.500 31.333 2.500 12,53

Q4-2007 2.309 27.189 3.000 9,06

Sumber : Dinas Indagkop DKI Jakarta, diolah

Ton PasokanHarian

Rata-rataStok Harian

KebutuhanHarian

Kapasitas(hari)

Ton

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

Q4-2006 Q1-2007 Q2-2007 Q3-2007 Q4-2007

Pasokan HarianKebutuhan Harian

Dalam triwulan laporan tersebut beberapa komoditas di kelompok bahan makananDalam triwulan laporan tersebut beberapa komoditas di kelompok bahan makananDalam triwulan laporan tersebut beberapa komoditas di kelompok bahan makananDalam triwulan laporan tersebut beberapa komoditas di kelompok bahan makananDalam triwulan laporan tersebut beberapa komoditas di kelompok bahan makanan

di luar beras yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan juga meningkat.di luar beras yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan juga meningkat.di luar beras yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan juga meningkat.di luar beras yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan juga meningkat.di luar beras yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan juga meningkat. Terganggunya

jalur distribusi sebagai akibat dari bencana banjir di beberapa daerah di Jatengdan Jatim telah menyebabkan pasokan beberapa komoditas sayur dan buah-

buahan terganggu. Selain itu, hujan juga telah menyebabkan sebagian dari

tanaman sayuran rusak.

Page 42: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

42

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Pasokan sayur-sayuran ke pasar induk Kramat Jati di triwulan IV-2008 menurunPasokan sayur-sayuran ke pasar induk Kramat Jati di triwulan IV-2008 menurunPasokan sayur-sayuran ke pasar induk Kramat Jati di triwulan IV-2008 menurunPasokan sayur-sayuran ke pasar induk Kramat Jati di triwulan IV-2008 menurunPasokan sayur-sayuran ke pasar induk Kramat Jati di triwulan IV-2008 menurun

dari 48 ton menjadi 47,1 ton sehingga menyebabkan harga beberapa komoditasdari 48 ton menjadi 47,1 ton sehingga menyebabkan harga beberapa komoditasdari 48 ton menjadi 47,1 ton sehingga menyebabkan harga beberapa komoditasdari 48 ton menjadi 47,1 ton sehingga menyebabkan harga beberapa komoditasdari 48 ton menjadi 47,1 ton sehingga menyebabkan harga beberapa komoditas

sayur-mayur meningkat rata-rata 14%. sayur-mayur meningkat rata-rata 14%. sayur-mayur meningkat rata-rata 14%. sayur-mayur meningkat rata-rata 14%. sayur-mayur meningkat rata-rata 14%. Peningkatan tertinggi terjadi pada bawangmerah yang meningkat hingga 100% diikuti kol 45%, cabe rawit, kelapa dan

tomat masing-masing sebesar 30%. Sementara itu pasokan buah-buahan ke pasar

induk kramat jati di triwulan IV-2007 juga menurun dari 35,9 menjadi 32,8 sehinggaharga buah-buahan meningkat namun tak setinggi peningkatan harga sayur mayur.

Harga bahan makanan yang juga meningkat di triwulan IV adalah tepung teriguHarga bahan makanan yang juga meningkat di triwulan IV adalah tepung teriguHarga bahan makanan yang juga meningkat di triwulan IV adalah tepung teriguHarga bahan makanan yang juga meningkat di triwulan IV adalah tepung teriguHarga bahan makanan yang juga meningkat di triwulan IV adalah tepung terigu

dan minyak goreng yang meningkat masing-masing sebesar 10,1% dan 4,1%.dan minyak goreng yang meningkat masing-masing sebesar 10,1% dan 4,1%.dan minyak goreng yang meningkat masing-masing sebesar 10,1% dan 4,1%.dan minyak goreng yang meningkat masing-masing sebesar 10,1% dan 4,1%.dan minyak goreng yang meningkat masing-masing sebesar 10,1% dan 4,1%.

Kenaikan harga komoditi tersebut juga membawa dampak pada kenaikan hargamakanan yang menggunakan tepung dan minyak goreng. Kenaikan harga

makanan jadi tertinggi terjadi pada roti tawar yang meningkat 30%, kue-kue

26% dan mie 4%. Sementar itu kenaikan yang tinggi juga terjadi pada komoditastempe dan tahu sebagai akibat dari kenaikan harga bahan baku kedelai.

Grafik II.8Perkembangan Pasokan Sayur

Tabel II. 4Pasokan Sayur Mayur triwulan I-IV 2007

dipasar induk*

Pasar Induk Beras

Cipinang (PIBC)

- Beras (ton) 51.774 54.494 48.033 47.176

Pasar Induk Kramat Jati

- Sayuran (ton) 36.367 35.951 35.841 29.096

- Buah (ton) 32.408 31.091 35.940 32.896

Rata-rata per bulan (ton)

Sumber : Dinas Indagkop DKI , diolah

2007

I II III IV

Tabel II. 5Harga Sembako pada triwulan III-IV 2007

Beras 5.119 5.444 6,36Hewan Ternak Potong 58.501 58.432 -0,12Sayur Mayur 12.873 14.732 14,44Buah Buahan 9.000 9.055 0,61Gula Pasir 6.783 6.717 -0,97Minyak Goreng Curah 8.962 9.326 4,07Tepung Terigu 4.665 5.173 10,90Minyak Tanah 3.515 3.689 4,95

Sumber : Biro Adms Perekonomian Propinsi DKI Jakarta

Rata-rataIII-2007

Rata-rataIV-2007

Perubahan(%)

Komoditas

Ton

0

20000

40000

60000

80000

100000

2006 200710 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Beras Sayuran Buah

Grafik II.9Perkembangan Harga Sembako

Rp

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Minyak goreng curahTepung terigu

Gula pasirMinyak tanah.

Page 43: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

43

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

2. Inflasi Tahunan (y-o-y)Dilihat secara tahunan, inflasi y-o-y DKI Jakarta dan pada triwulan IV-2007 menurunDilihat secara tahunan, inflasi y-o-y DKI Jakarta dan pada triwulan IV-2007 menurunDilihat secara tahunan, inflasi y-o-y DKI Jakarta dan pada triwulan IV-2007 menurunDilihat secara tahunan, inflasi y-o-y DKI Jakarta dan pada triwulan IV-2007 menurunDilihat secara tahunan, inflasi y-o-y DKI Jakarta dan pada triwulan IV-2007 menurun

sebesar 6,0% dibandingkan 6,5% pada triwulan sebelumnya.sebesar 6,0% dibandingkan 6,5% pada triwulan sebelumnya.sebesar 6,0% dibandingkan 6,5% pada triwulan sebelumnya.sebesar 6,0% dibandingkan 6,5% pada triwulan sebelumnya.sebesar 6,0% dibandingkan 6,5% pada triwulan sebelumnya. Tekanan harga

tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan, pendidikan dan pakaian.Kenaikan pada kelompok bahan makanan bersumber dari tingginya kenaikan harga

pada triwulan I-2007. Kenaikan pada kelompok pendidikan dan pakaian bersumber

dari tingginya kenaikan pada kedua kelompok tersebut pada triwulan III-2007berkaitan dengan kenaikan biaya sekolah.

Grafik II.10Inflasi berdasarkan kelompok

barang (y-o-y)

Grafik II.11Kontribusi per kelompok barang dalam

Inflasi y-o-y

IHKBhn MakananMknn jadiPerumahanPakaianKesehatanPendidikanTransportasi

Jakarta (y-o-y%)

Sumber : BPS

0

5

10

15

20

Q4-2006 Q1-2007 Q2-2007 Q3-2007 Q4-20076,0

15,34,44,37,85,75,10,7

5,711,93,75,75,04,67,00,5

5,912,73,96,23,72,96,50,7

6,512,74,27,15,13,19,01,0

6,011,45,44,88,24,09,10,9

IHKBhn

Makanan

Mknn jadiPerumahan

PakaianKesehatan

PendidikanTransportasi

0

2

4

6

8

6,04

2,20

0,871,50

0,47 0,15 0,160,57

Secara tahunan, sumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahanSecara tahunan, sumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahanSecara tahunan, sumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahanSecara tahunan, sumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahanSecara tahunan, sumbangan terhadap inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan

makanan (2,2%), perumahan (1,5%) dan makanan jadi (0,9%)makanan (2,2%), perumahan (1,5%) dan makanan jadi (0,9%)makanan (2,2%), perumahan (1,5%) dan makanan jadi (0,9%)makanan (2,2%), perumahan (1,5%) dan makanan jadi (0,9%)makanan (2,2%), perumahan (1,5%) dan makanan jadi (0,9%). Sumbangan

tersebut dihitung dari kenakan harga dikali dengan bobot nilai konsumsi dari bahan

makanan (19,3%), perumahan (31,1%) dan makanan jadi (16,3%). Kelompokpakaian dan pendidikan, meskipun mengalami kenaikan harga tertinggi tetapi

karena bobotnya rendah (5,8% dan 6,2%) maka kelompok tersebut bukan

merupakan penyumbang utama inflasi. Sebaliknya kelompok perumahan meskipunmengalami kenaikan yang relatif rendah namun karena bobotnya cukup tinggi

(31,1%) maka kelompok tersebut memberikan sumbangan yang cukup besar bagi

inflasi di Jakarta.

Sementara itu dilihat dari komoditas individual maka beras merupakan komoditasSementara itu dilihat dari komoditas individual maka beras merupakan komoditasSementara itu dilihat dari komoditas individual maka beras merupakan komoditasSementara itu dilihat dari komoditas individual maka beras merupakan komoditasSementara itu dilihat dari komoditas individual maka beras merupakan komoditas

yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi.yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi.yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi.yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi.yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi. Beras yang mengalami

Page 44: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

44

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

inflasi 11.4% memberikan kontribusi sebesar 0,530%. Sementara itu, bawang

merah yang mengalami inflasi tertinggi hanya memberikan kontribusi terhadap

inflasi 0,377%. 20 besar komoditas yang memberikan sumbangan terbesarterhadap inflasi 2007 dapat dilihat di tabel II. 6.

Tabel II. 6.20 Komoditas Yang Berkontribusi Terbesar Terhadap Inflasi Tahun 2007

No. Komoditas Inflasi (%) Kontribusi (%) No. Komoditas Inflasi (%) Kontribusi (%)

1 Beras 11,4 0,530 11 Rokok Kret. Fil. 10,28 0,155

2 Bwg Merah 106,66 0,377 12 Dagiang Ayam 10,49 0,136

3 Emas Per. 26,12 0,348 13 Minyak tanah 7,83 0,136

4 Kontrak Rumah 3,24 0,334 14 Kelapa 50,00 0,114

5 PAM 18,4 0,296 15 Roti Tawar 33,33 0,111

6 Biaya Keam. 90,0 0,278 16 Roti manis 20,51 0,101

7 Minyak goreng 30,16 0,260 17 Bensin 3,23 0,099

8 Sewa rumah 5,01 0,178 18 Kue basah 39,46 0,095

9 Tahu 51,03 0,180 19 Rokok Kretek 6,92 0,070

10 Tempe 40,74 0,171 20 Tarif Tol 24,65 0,050

C. INFLASI BERDASARKAN INFLASI INTI DAN NON INTI (Y-O-Y)Penurunan inflasi IHK pada triwulan dari 6,5% (y-o-y) pada akhir triwulan III 2007Penurunan inflasi IHK pada triwulan dari 6,5% (y-o-y) pada akhir triwulan III 2007Penurunan inflasi IHK pada triwulan dari 6,5% (y-o-y) pada akhir triwulan III 2007Penurunan inflasi IHK pada triwulan dari 6,5% (y-o-y) pada akhir triwulan III 2007Penurunan inflasi IHK pada triwulan dari 6,5% (y-o-y) pada akhir triwulan III 2007

menjadi 6,0% pada akhir triwulan IV 2007 dipengaruhi oleh penurunan baik inflasimenjadi 6,0% pada akhir triwulan IV 2007 dipengaruhi oleh penurunan baik inflasimenjadi 6,0% pada akhir triwulan IV 2007 dipengaruhi oleh penurunan baik inflasimenjadi 6,0% pada akhir triwulan IV 2007 dipengaruhi oleh penurunan baik inflasimenjadi 6,0% pada akhir triwulan IV 2007 dipengaruhi oleh penurunan baik inflasi

inti 5,1% maupun non inti (7,4%)inti 5,1% maupun non inti (7,4%)inti 5,1% maupun non inti (7,4%)inti 5,1% maupun non inti (7,4%)inti 5,1% maupun non inti (7,4%). Pada triwulan sebelumnya, Inflasi inti tercatatsebesar 5,5% (y-o-y) sedangkan inflasi non inti 8,0%. Dengan kondisi tersebut

maka inflasi inti dan non inti memberikan kontribusi terhadap pembentukan inflasi

IHK dalam besaran yang hampir sama, yaitu masing-masing sebesar 3,0%.

Menurunnya inflasi inti tersebut menunjukkan permintaan masyarakat relatif stabilMenurunnya inflasi inti tersebut menunjukkan permintaan masyarakat relatif stabilMenurunnya inflasi inti tersebut menunjukkan permintaan masyarakat relatif stabilMenurunnya inflasi inti tersebut menunjukkan permintaan masyarakat relatif stabilMenurunnya inflasi inti tersebut menunjukkan permintaan masyarakat relatif stabil

dan tidak cukup kuat untuk mendorong inflasi. dan tidak cukup kuat untuk mendorong inflasi. dan tidak cukup kuat untuk mendorong inflasi. dan tidak cukup kuat untuk mendorong inflasi. dan tidak cukup kuat untuk mendorong inflasi. Peningkatan inflasi sebagian besar

lebih disebabkan oleh faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, yaitu lebih banyak

disebabkan oleh gangguan di sisi penawaran baik berupa gangguan distribusi,kenaikan biaya produksi ataupun kenaikan harga komoditas yang diimpor. Hal ini

antara lain tercermin tercermin pada kenaikan harga beberapa komoditi seperti

roti tawar, roti manis, kue-kue, tahu dan tempe lebih disebabkan olehmeningkatnya harga bahan baku yaitu minyak goreng, tepung terigu dan kedelai.

Harga minyak goreng dan beras serta beberapa komoditas bahan makanan

meningkat disebabkan oleh adanya gangguan pasokan. Sementara itu peningkatanharga kedelai dan terigu disebabkan oleh kenaikan harga impor, dan untuk harga

Page 45: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

45

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

emas perhiasan dipengaruhi oleh adanya kenaikan harga komoditas emas di pasar

internasional.

Penurunan inflasi non inti yang terjadi di triwulan IV 2007 antara lain disebabkanPenurunan inflasi non inti yang terjadi di triwulan IV 2007 antara lain disebabkanPenurunan inflasi non inti yang terjadi di triwulan IV 2007 antara lain disebabkanPenurunan inflasi non inti yang terjadi di triwulan IV 2007 antara lain disebabkanPenurunan inflasi non inti yang terjadi di triwulan IV 2007 antara lain disebabkan

oleh relatif lebih stabilnya harga oleh relatif lebih stabilnya harga oleh relatif lebih stabilnya harga oleh relatif lebih stabilnya harga oleh relatif lebih stabilnya harga volatile foodvolatile foodvolatile foodvolatile foodvolatile food dan di sisi lain kenaikan dan di sisi lain kenaikan dan di sisi lain kenaikan dan di sisi lain kenaikan dan di sisi lain kenaikan administeredadministeredadministeredadministeredadministeredpricepricepricepriceprice relatif terbatas. relatif terbatas. relatif terbatas. relatif terbatas. relatif terbatas. Dalam triwulan laporan, walaupun beberapa komoditi seperti

bawang merah, cabe, tahu dan tempe di bulan Oktober sempat mengalami

kenaikan lebih dari 30%, namun kenaikan harga sebagian besar sayur mayursecara umum masih lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan yang terjadi

pada triwulan sebelumnya. Sementara itu harga minyak goreng (curah) walaupun

sempat menyentuh harga Rp 10.000 per kg, maka dengan operasi pasar telahberhasil dinormalisasi pada kisaran harga Rp 7.500 per kg. Peran pemerintah

untuk pengendalian harga beberapa komoditas penting di kelompok ini cukup

berperan dan memiliki dampak yang relatif cukup cepat, terutama dalamkapsitasnya sebagai stabilisator.

Grafik II.12Inflasi Inti dan Non Inti

Grafik II.13Sumbangan Inflasi inti dan Non Inti

(%) yoy

2

7

12

17

22

27

32

2005 2006 20071 23 4 5 6 78 91011121 2 34 5 67 8 91011121 23 4 5 6 78 9101112

IHK Jakarta 6,0Inflasi Inti 5,1Inflasi Non Inti 7,4

Kontribusi (%)

0

5

10

15

20Inflasi Non Inti 2,95Inflasi Inti 3,09

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

Grafik II.14Perkembangan harga beberapa komoditi

dalam inflasi inti

Grafik II.15Perkembangan harga beberapa komoditi

dalam inflasi non inti

Sumber : SPH

%

-4

-2

0

2

4

6

8

10

2006 20076 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Emas PerhiasanMieGula PasirAyam Goreng

Sumber : SPH

%

2006 20076 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

-20

-10

0

10

20

30

40BerasDaging ayam rasMinyak gorengTelur ayam ras

Page 46: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

46

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Sementara itu, harga pada beberapa komoditas yang diaturSementara itu, harga pada beberapa komoditas yang diaturSementara itu, harga pada beberapa komoditas yang diaturSementara itu, harga pada beberapa komoditas yang diaturSementara itu, harga pada beberapa komoditas yang diatur (administered price) (administered price) (administered price) (administered price) (administered price)secara keseluruhan kenaikannyasecara keseluruhan kenaikannyasecara keseluruhan kenaikannyasecara keseluruhan kenaikannyasecara keseluruhan kenaikannya relatif terbatasrelatif terbatasrelatif terbatasrelatif terbatasrelatif terbatas. Harga BBM bersubsidi tidak

mengalami peningkatan, namun demikian dengan adanya program konversiminyak tanah ke gas sempat membawa dampak pada kelangkaan minyak tanah

sehingga mendorong harga meningkat walaupun kenaikannya semakin menurun.

Jika pada triwulan sebelumnya di tingkat pedagang eceran terjadi kenaikan hargahingga sebesar 50% di atas harga normal Rp 3.500 per liter, pada triwulan ini

hanya terjadi peningkatan sebesar rata-rata 5% di atas harga normal namun

pengaruh terhadap inflasi relatif rendah. Pada triwulan ini administered price yangmengalami kenaikan harga adalah rokok kretek filter. Sementara itu, tarif air minum,

angkutan dan tarif tol tidak mengalami kenaikan. Tarif air minum di DKI Jakarta,

sejak kenaikan terakhir sebesar 10,05% pada bulan Januari 2007 yang lalu, hinggakini tidak mengalami kenaikan, meskipun pihak penyelenggara sudah mengusulkan

kenaikan sebesar 30%.

Tabel II. 7Tarif Air Minum

Jan-05 4965 8,14%Jun-05 5473 9,49%Jan-06 5932 8,39%Jun-06 6421 17,32%Jan-07 6427 10,05%Jun-07 7066 0%Des-2007 9186 30%*

*) Perkiraan Sumber : Berbagai Media, diolah

Bulan Tarif per meterkubik (Rp)

Kenaikan(%)

Tabel II. 8Harga BBM di Jakarta

Premium 4.500 4.500 4.500 4.500 4.500 4.500

Pertamax Plus 6.500 6.500 6.300 6.400 7.150 7.800

Pertamax 6.400 6.400 6.150 6.250 6.950 7.450

Pertamax Dex 6.300 7.100 7.150 7.500 8.100 8.600

Minyak Tanah 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000

Minyak Solar 4.300 4.300 4.300 4.300 4.300 4.300

Sumber : Pertamina

JenisJuli Ags Sept Okt Nov Des

2007

Tabel II. 9.Perilaku barang berdasarkan inti dan non inti

DKI IV-2007 Meningkat Menurun

MAKANAN JADI : roti, kue basah, BAHAN MAKANAN :

mie telor, tauge, telur ayam kmpg,terigu, kecap, daging

KelompokKelompokKelompokKelompokKelompok ayam kampung , ayam hidupkeju mie telor, ayam BAHAN MAKANAN : alpukat,daun bwg,

Inflasi IntiInflasi IntiInflasi IntiInflasi IntiInflasi Inti hidup, keju, PENDIDIKAN : Alat tulis kcg hijau, MAKANAN JADI : gula pasir, bir,

(penghapus,pulpen,buku gambar), PERUMAHAN : PERUMAHAN :semen, kayu lapis,

neon, sprey, PAKAIAN : emas, blus, kemeja,bahan KESEHATAN : shampo

batik, sarung, KESEHATAN: vitamin, obat flu.

Page 47: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

47

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Rencana kenaikan tarif Transjakarta sebesar 42,8% dari Rp 3.500 menjadi RpRencana kenaikan tarif Transjakarta sebesar 42,8% dari Rp 3.500 menjadi RpRencana kenaikan tarif Transjakarta sebesar 42,8% dari Rp 3.500 menjadi RpRencana kenaikan tarif Transjakarta sebesar 42,8% dari Rp 3.500 menjadi RpRencana kenaikan tarif Transjakarta sebesar 42,8% dari Rp 3.500 menjadi Rp

5.000 sebagaimana diusulkan Pemprov DKI Jakarta diperkirakan baru akan5.000 sebagaimana diusulkan Pemprov DKI Jakarta diperkirakan baru akan5.000 sebagaimana diusulkan Pemprov DKI Jakarta diperkirakan baru akan5.000 sebagaimana diusulkan Pemprov DKI Jakarta diperkirakan baru akan5.000 sebagaimana diusulkan Pemprov DKI Jakarta diperkirakan baru akan

terealisasi pada tahun 2008 dan tarif angkutan laut dan tol di triwulan IV 2007terealisasi pada tahun 2008 dan tarif angkutan laut dan tol di triwulan IV 2007terealisasi pada tahun 2008 dan tarif angkutan laut dan tol di triwulan IV 2007terealisasi pada tahun 2008 dan tarif angkutan laut dan tol di triwulan IV 2007terealisasi pada tahun 2008 dan tarif angkutan laut dan tol di triwulan IV 2007

tidak meningkat.tidak meningkat.tidak meningkat.tidak meningkat.tidak meningkat. Tarif angkutan umum antar kota antar propinsi (AKAP) tidak

mengalami kenaikan. Tarif angkutan laut dalam negreri tidak mengalami perubahanmengingat baru saja mengalami kenaikan sebesar 30% pada triwulan sebelumnya.

Sementara itu, tarif tol di triwulan IV juga tidak meningkat mengingat pada triwulan

sebelumnya pemerintah telah menaikan tarif tol Jakarta Tangerang, Tol dalamKota dan Tol Jagorawi dengan kenaikan rata-rata sebesar 20,82%. Sementara itu

rencana penghapusan biaya tambahan (surchage) dalam terminal handling charge(THC) sebesar US$ 25 sampai US$ 40 per kontainer diperkirakan akan terealisasi

awal tahun 2008. Selama ini biaya terminal terdiri dari container handling chargedan surcharge yang keseluruhannya sebesar US$ 90 sampai US$145.

Tabel II. 9.Perilaku barang berdasarkan inti dan non inti (lanjutan)

DKI IV-2007 Meningkat Menurun

KelompokKelompokKelompokKelompokKelompok Bawang Merah, Kubis, CABE, kelapa, tomat, tahu, Petai, emping, pepaya, daging ayam ras,

Volatile FoodVolatile FoodVolatile FoodVolatile FoodVolatile Food tempe ketimun, semangka

KelompokKelompokKelompokKelompokKelompok Angkutan Udara, kereta api, Rokok kretek, angkutan Minyak Tanah

AdministeredAdministeredAdministeredAdministeredAdministered antar kota, BENSIN.

PricePricePricePricePrice

Page 48: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

48

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

halaman ini sengaja dikosongkan

Page 49: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

49

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

BAB III. PERKEMBANGAN PERBANKAN1

Kegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuangan non bank diKegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuangan non bank diKegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuangan non bank diKegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuangan non bank diKegiatan usaha perbankan dan kegiatan usaha lembaga keuangan non bank di

Jakarta sampai dengan akhir bulan November 2007 menunjukkan perkembanganJakarta sampai dengan akhir bulan November 2007 menunjukkan perkembanganJakarta sampai dengan akhir bulan November 2007 menunjukkan perkembanganJakarta sampai dengan akhir bulan November 2007 menunjukkan perkembanganJakarta sampai dengan akhir bulan November 2007 menunjukkan perkembangan

yang masih positif dengan trend yang meningkatyang masih positif dengan trend yang meningkatyang masih positif dengan trend yang meningkatyang masih positif dengan trend yang meningkatyang masih positif dengan trend yang meningkat. Kegiatan penghimpunan danamasyarakat dan disisi lain penyaluran kredit oleh kantor bank yang berlokasi diJakarta meningkat. Pertumbuhan penghimpunan dana melambat, namun demikianakselerasi pertumbuhan penyaluran kredit meningkat cukup tinggi. Faktor yangmempengaruhi peningkatan penghimpunan dana antara lain adalah peningkatanpendapatan sebagian masyarakat sehingga simpanan individual meningkat,peningkatan simpanan perusahaan non keuangan dan peningkatan simpananlembaga keuangan bukan bank swasta. Sementara itu faktor yang mempengaruhipeningkatan outstanding kredit antara lain adalah perekonomian yang membaiksehingga kebutuhan pembiayaan dunia usaha dan pembiayaan konsumsimasyarakat meningkat. Dengan perkembangan tersebut maka rasio penyalurankredit terhadap dana yang dihimpun bank (LDR) di Jakarta meningkat dari 66,07%pada akhir September 2007 menjadi 69,35% pada akhir November 2007, dan diatas angka LDR Nasional 66,94%. Peningkatan kegiatan intermediasi diikuti denganperformance kredit yang relatif lebih baik dibandingkan dengan periode yangsama tahun sebelumnya, sebagaimana tercermin pada penurunan NPLs Gross.Perkembangan performance kredit tersebut dipengaruhi antara lain olehberlanjutnya langkah-langkah restrukturisasi kredit terhadap beberapa debitor besardan penyaluran kredit yang lebih berhati-hati. Secara keseluruhan, resiko likuiditasdan resiko pasar masih dapat tertangani dengan baik. Sementara itu, kegiatanusaha lembaga keuangan non bank, khususnya pembiayaan konsumen jugamenunjukkan peningkatan. Hal yang sama juga tercermin pada peningkatanaktifitas di pasar modal. Walaupun sempat terpengaruh oleh gejolak pasarkeuangan global karena kasus subprime mortgage namun aktifitas di pasar modalkembali rebound.

1 Data yang disajikan dan dianalisis adalah data yang didasarkan pada kegiatan kantor bank yang berlokasi di wilayah Jakarta,bukan data menurut kriteria lokasi proyek. Fokusnya adalah untuk mengetahui perkembangan kegiatan kantor bank yangberlokasi di Jakarta, termasuk resiko-resiko yang dihadapi bank di Jakarta. Sumber data berasal dari Direktorat Perizinan danInformasi Perbankan.

Page 50: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

50

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

A. INTERMEDIASI PERBANKANPenhimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Jakarta sampai dengan akhir NovemberPenhimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Jakarta sampai dengan akhir NovemberPenhimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Jakarta sampai dengan akhir NovemberPenhimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Jakarta sampai dengan akhir NovemberPenhimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Jakarta sampai dengan akhir November

masih menunjukkan pertumbuhan yang positif sementara itu di sisi lain penyaluranmasih menunjukkan pertumbuhan yang positif sementara itu di sisi lain penyaluranmasih menunjukkan pertumbuhan yang positif sementara itu di sisi lain penyaluranmasih menunjukkan pertumbuhan yang positif sementara itu di sisi lain penyaluranmasih menunjukkan pertumbuhan yang positif sementara itu di sisi lain penyaluran

kredit meningkat. kredit meningkat. kredit meningkat. kredit meningkat. kredit meningkat. Faktor yang mempengaruhi perlambatan pertumbuhan DPKadalah terjadinya perlambatan pertumbuhan penghimpunan Deposito yang searah

dengan penurunan bunga SBI, imbal hasilnya semakin turun. Selain itu juga

dipengaruhi oleh semakin banyaknya outlet berinvestasi di instrumen finansiallain. Namun untuk tabungan dan Giro masih tumbuh cukup tinggi. Sementara

itu pertumbuhan penyaluran kredit masih menunjukkan trend yang meningkat.

Faktor yang mempengaruhi peningkatan penyaluran kredit adalah perbaikanekonomi yang berdampak pada peningkatan kebutuhan pembiayaan dunia usaha

dan pembiayaan konsumen.

Tabel III. 1Beberapa Indikator Perbankan Jakarta

3 4 3 4*

Jakarta DPK Rp Miliar 584.600,0 616.900,0 682.106,6 697.983,9

Pertumbuhan (%, y-o-y) 2,2 5,2 16,7 14,0

Kredit Lokasi Bank Rp Miliar 370.019,8 396.229,6 450.661,2 484.028,4

Pertumbuhan (%, y-o-y) 5,1 11,6 21,8 26,6

Kredit Lokasi Proyek Rp Miliar 259.739,2 280.883,0 325.169,0 325.169,0

Pertumbuhan (%, y-o-y) 1,9 7,8 25,2 22,3

LDR (%) 63,29 64,2 66,1 69,3

NPL (%) 9,6 8,7 6,0 5,2

2006 2007Uraian

*) s.d. November 2007

1. Penghimpunan Dana MasyarakatPenghimpunan dana pihak ketiga oleh perbankan di Jakarta di triwulan IV (s.d.Penghimpunan dana pihak ketiga oleh perbankan di Jakarta di triwulan IV (s.d.Penghimpunan dana pihak ketiga oleh perbankan di Jakarta di triwulan IV (s.d.Penghimpunan dana pihak ketiga oleh perbankan di Jakarta di triwulan IV (s.d.Penghimpunan dana pihak ketiga oleh perbankan di Jakarta di triwulan IV (s.d.

November) relatif tumbuh lambat, dan trend pertumbuhan tahunan akselerasinyaNovember) relatif tumbuh lambat, dan trend pertumbuhan tahunan akselerasinyaNovember) relatif tumbuh lambat, dan trend pertumbuhan tahunan akselerasinyaNovember) relatif tumbuh lambat, dan trend pertumbuhan tahunan akselerasinyaNovember) relatif tumbuh lambat, dan trend pertumbuhan tahunan akselerasinya

melambat (Grafik III.1 dan 2)melambat (Grafik III.1 dan 2)melambat (Grafik III.1 dan 2)melambat (Grafik III.1 dan 2)melambat (Grafik III.1 dan 2). Secara triwulanan penghimpunan DPK tumbuh

sedikit lebih rendah (3,2%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (3,3%).Dengan perkembangan ini maka pertumbuhan penghimpunan DPK s.d. November

2007 mencapai 13,1% (y-to-d) dan secara tahunan (y-o-y) tumbuh 14,7%,

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (16,7%, y-o-y). Peningkatanpenghimpunan yang relatif rendah di triwulan III terjadi karena relatif rendahnya

peningkatan penghimpunan dana dalam bentuk deposito.

Page 51: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

51

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Secara tahunan (y-o-y), peningkatan penghimpunan dana terutama terjadi padaSecara tahunan (y-o-y), peningkatan penghimpunan dana terutama terjadi padaSecara tahunan (y-o-y), peningkatan penghimpunan dana terutama terjadi padaSecara tahunan (y-o-y), peningkatan penghimpunan dana terutama terjadi padaSecara tahunan (y-o-y), peningkatan penghimpunan dana terutama terjadi pada

simpanan jenis tabungan dan giro, sementara itu simpanan dalam bentuk depositosimpanan jenis tabungan dan giro, sementara itu simpanan dalam bentuk depositosimpanan jenis tabungan dan giro, sementara itu simpanan dalam bentuk depositosimpanan jenis tabungan dan giro, sementara itu simpanan dalam bentuk depositosimpanan jenis tabungan dan giro, sementara itu simpanan dalam bentuk deposito

pertumbuhannya relatif lambat.pertumbuhannya relatif lambat.pertumbuhannya relatif lambat.pertumbuhannya relatif lambat.pertumbuhannya relatif lambat. Peningkatan tabungan yang tinggi (33,6%, y-o-y)

dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat yang meningkat, dan tabungan menjadialternatif antara lain karena alasan fleksibilitas dan kemudahan-kemudahan yang

dimilikinya, seperti adanya fasilitas ATM dengan pelayanan elektronis yang melekat

didalamnya. Simpanan dalam bentuk giro juga meningkat yang antara laindipengaruhi oleh kebutuhan transaksi dunia usaha yang meningkat, termasuk

didalamnya peningkatan untuk kegiatan transaksi di pasar keuangan, dan

kemungkinan juga dipengaruhi oleh diterapkannya sistem kliring nasional yang lebihefektif dan efisien. Sementara itu, pertumbuhan DPK deposito yang relatif lambat

(8,0%) diduga dipengaruhi oleh imbal hasil yang cenderung menurun sejalan dengan

penurunan bunga SBI dan juga outlet investasi di pasar keuangan yang semakinberagam, seperti pasar modal, reksadana, insurance linked, dan lainnya.

Walaupun deposito tumbuh relatif lambat namun struktur atau komposisi danaWalaupun deposito tumbuh relatif lambat namun struktur atau komposisi danaWalaupun deposito tumbuh relatif lambat namun struktur atau komposisi danaWalaupun deposito tumbuh relatif lambat namun struktur atau komposisi danaWalaupun deposito tumbuh relatif lambat namun struktur atau komposisi dana

pihak ketiga (DPK) perbankan di DKI Jakarta relatif tidak berubah, deposito tetappihak ketiga (DPK) perbankan di DKI Jakarta relatif tidak berubah, deposito tetappihak ketiga (DPK) perbankan di DKI Jakarta relatif tidak berubah, deposito tetappihak ketiga (DPK) perbankan di DKI Jakarta relatif tidak berubah, deposito tetappihak ketiga (DPK) perbankan di DKI Jakarta relatif tidak berubah, deposito tetap

menjadi komponen DPK dengan porsi yang tertinggi (Grafik III. 3-4)menjadi komponen DPK dengan porsi yang tertinggi (Grafik III. 3-4)menjadi komponen DPK dengan porsi yang tertinggi (Grafik III. 3-4)menjadi komponen DPK dengan porsi yang tertinggi (Grafik III. 3-4)menjadi komponen DPK dengan porsi yang tertinggi (Grafik III. 3-4). Simpanan

dalam bentuk deposito tercatat sebesar Rp 392,1 triliun (56,2%), diikuti giro Rp

192,4 triliun (27,6%) dan tabungan Rp 113,6 triliun (16,3%). Faktor yangmempengaruhi porsi deposito di dalam komposisi DPK tetap tinggi, antara lain

karena imbal hasil yang dianggap masih menguntungkan, faktor keamanan,

konservativitas pemilik deposito, dan kemungkinan faktor teknis yang lebih terkaitdengan jatuh tempo deposito. Sementara itu, tingginya aktifitas bisnis berpengaruh

pada tingginya porsi simpanan dalam bentuk giro yang melampaui porsi simpanan

dalam bentuk tabungan.

Grafik III.1Perkembangan DPK Jakarta

Grafik III.2Perkembangan Komponen DPK Jakarta

Posisi s.d. bulan November 2007

Triliun Rp %

0,0

100,0

200,0

300,0

400,0

500,0

600,0700,0

800,0

2005 2006 20071 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4*

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0nominal(lhs) g(q-t-q)g(y-t-d) g(y-o-y)

%, y-o-y

-20

-10

0

10

20

30

40

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011

GiroTabunganDeposito

Page 52: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

52

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Grafik III.3Komposisi DPK Bank Umum Jakarta

Grafik III.4Kepemilikan DPK Bank Umum dan

BPR Jakarta

Layanan perbankan yang semakin membaik menjadikan bank tetap menarik danLayanan perbankan yang semakin membaik menjadikan bank tetap menarik danLayanan perbankan yang semakin membaik menjadikan bank tetap menarik danLayanan perbankan yang semakin membaik menjadikan bank tetap menarik danLayanan perbankan yang semakin membaik menjadikan bank tetap menarik dan

menjadi alternatif bagi para nasabah untuk menyimpan dananya di bank, meskipunmenjadi alternatif bagi para nasabah untuk menyimpan dananya di bank, meskipunmenjadi alternatif bagi para nasabah untuk menyimpan dananya di bank, meskipunmenjadi alternatif bagi para nasabah untuk menyimpan dananya di bank, meskipunmenjadi alternatif bagi para nasabah untuk menyimpan dananya di bank, meskipun

memberikan imbal hasil (bunga) yang cenderung menurun. memberikan imbal hasil (bunga) yang cenderung menurun. memberikan imbal hasil (bunga) yang cenderung menurun. memberikan imbal hasil (bunga) yang cenderung menurun. memberikan imbal hasil (bunga) yang cenderung menurun. Hal ini tidak terlepasdari fungsi bank yang tidak saja terbatas pada kegiatan intermediasi, melainkan

juga semakin inovatifnya perbankan dalam memberikan pelayanan jasa perbankan

yang lain, seperti SMS banking, Internet banking, dan produk jasa lainnya (feebased income). Pelayanan inovatif tersebut memudahkan nasabah untuk

melakukan tansaksi secara lebih cepat dan aman dengan layanan yang sifatnya

pribadi. Berdasarkan kepemilikannya, 46,38% DPK perbankan dimiliki olehnasabah individual, 34,03% dimiliki oleh perusahaan bukan lembaga keuangan

swasta dan pemerintah daerah (<1%).

2. Penyaluran KreditPenurunan suku bunga SBI secara bertahap mulai direspon dengan penurunanPenurunan suku bunga SBI secara bertahap mulai direspon dengan penurunanPenurunan suku bunga SBI secara bertahap mulai direspon dengan penurunanPenurunan suku bunga SBI secara bertahap mulai direspon dengan penurunanPenurunan suku bunga SBI secara bertahap mulai direspon dengan penurunan

suku bunga perbankan sehingga mampu mengakselerasi pertumbuhan penyaluransuku bunga perbankan sehingga mampu mengakselerasi pertumbuhan penyaluransuku bunga perbankan sehingga mampu mengakselerasi pertumbuhan penyaluransuku bunga perbankan sehingga mampu mengakselerasi pertumbuhan penyaluransuku bunga perbankan sehingga mampu mengakselerasi pertumbuhan penyaluran

kredit dalam jumlah yang cukup memadaikredit dalam jumlah yang cukup memadaikredit dalam jumlah yang cukup memadaikredit dalam jumlah yang cukup memadaikredit dalam jumlah yang cukup memadai. Penyaluran kredit oleh perbankan di

Jakarta selama triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh meningkat sehinggapertumbuhan tahunan maupun y-to-date juga meningkat. Pertumbuhan kredit

secara triwulanan (q-to-q), untuk triwulan IV-2007 (s.d November) adalah 7,4%;

year to date (y-t-d) 22,2%, dan secara tahunan (y-o-y) menunjukkan trend yangmembaik, 26,6% (Grafik III.5). Peningkatan oustanding kredit di triwulan IV

dipengaruhi oleh peningkatan permintaan kredit oleh dunia usaha, terutama usaha

di luar sektor industri dan permintaan kredit oleh individu (konsumsi) yangterefleksikan pada peningkatan kredit sektor lain-lain. Penyaluran kredit di sektor

Rp triliun

-

100

200

300

400

500

600

700

800

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

DepositoTabunganGiro

0

100

200

300

400

500

600

700

2006 200711 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Swasta Lainnya (inc. individual)BU Bukan Keu. Milik Swa.BU Bukan Keu. Milik Neg.Pemerintah DaerahLemb. Keu. Lainnya:

Page 53: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

53

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

industri yang tumbuh relatif lambat antara lain karena ekspansi usaha di sektor ini

relatif tumbuh rendah dan di sisi lain kapasitas utilisasinya relatif masih memadai/

mencukupi untuk mengatasi peningkatan permintaan, adanya pelunasan hutangyang cukup tinggi di sektor ini oleh beberapa debitur utama dan sikap bank yang

lebih berhati-hati untuk menyalurkan kredit di sektor industri.

Grafik III.5Perkembangan Kredit Jakarta

Grafik III.6Perkembangan Kredit Modal Kerja

Rp triliun %

0

100

200

300

400

500

600

2005 2006 20071 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4*

(10,0)(5,0)0,05,010,015,020,025,030,035,0

Y-o-YY-to-date

Total (LHS)Q-to-Q

Rp triliun %

0

50

100

150

200

250

300

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

-5

0

5

10

15

20

25

30Modal KerjagModal Kerja (y-o-y, rhs)gModal Kerja (y-to-d, rhs)

Dilihat dari jenis penggunaannya, kredit yang disalurkan oleh kantor bank diDilihat dari jenis penggunaannya, kredit yang disalurkan oleh kantor bank diDilihat dari jenis penggunaannya, kredit yang disalurkan oleh kantor bank diDilihat dari jenis penggunaannya, kredit yang disalurkan oleh kantor bank diDilihat dari jenis penggunaannya, kredit yang disalurkan oleh kantor bank di

Jakarta sebagian besar masih disalurkan pada kredit modal kerja (Grafik III. 6)Jakarta sebagian besar masih disalurkan pada kredit modal kerja (Grafik III. 6)Jakarta sebagian besar masih disalurkan pada kredit modal kerja (Grafik III. 6)Jakarta sebagian besar masih disalurkan pada kredit modal kerja (Grafik III. 6)Jakarta sebagian besar masih disalurkan pada kredit modal kerja (Grafik III. 6).

Outstanding Kredit modal kerja per November 2007 sebesar Rp 271,3 triliun

(56,04%), diikuti oleh kredit investasi Rp 111,3 triliun (22,99%) dan kredit konsumsiRp 101,4 triliun (20,95%) (Grafik III.7). Tingginya kredit modal kerja yang disalurkan

oleh perbankan di DKI Jakarta tersebut tidak terlepas dari pengaruh DKI Jakarta

sebagai pusat kegiatan bisnis dan jasa terbesar. Selain itu, mayoritas bank besarberkantor pusat di Jakarta sehingga kewenangan untuk memutus kredit lebih

Grafik III.7Perkembangan Kredit Investasi

Grafik III.8Perkembangan Kredit Konsumsi

Rp triliun %

0

20

40

60

80

100

120

140

-10

-50

5101520

2530

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

InvestasigInvestasi (y-o-y, rhs)gInvestasi (y-to-d, rhs)

Rp triliun %

0

20

40

60

80

100

120

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

-10,0-5,00,05,010,015,020,025,030,035,0

KonsumsigKonsumsi (y-o-y, rhs)gKonsumsi (y-to-d, rhs)

Page 54: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

54

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Grafik III.9Perkembangan Kredit Sektor Ekonomi (1)

Grafik III.10Perkembangan Kredit Sektor Ekonomi (2)

tinggi, termasuk untuk membiayai usaha yang berlokasi di luar Jakarta, khususnya

untuk kredit dalam nominal besar. Sementara itu untuk kredit investasi, porsi

kredit yang disalurkan oleh perbankan di Jakarta sebagai pusat kegiatan bisnisdan jasa juga cukup tinggi. Tingginya angka kredit investasi ini antara lain karena

kewenangan memutus kredit investasi yang jumlahnya besar dan berjangka waktu

panjang, serta menyangkut resiko yang juga cukup besar ditangani oleh kantorpusat bank.

Searah dengan perkembangan kredit di sisi penggunaan, secara sektoral kreditSearah dengan perkembangan kredit di sisi penggunaan, secara sektoral kreditSearah dengan perkembangan kredit di sisi penggunaan, secara sektoral kreditSearah dengan perkembangan kredit di sisi penggunaan, secara sektoral kreditSearah dengan perkembangan kredit di sisi penggunaan, secara sektoral kredit

yang disalurkan oleh perbankan di Jakarta terkonsentrasi di sektor industri,yang disalurkan oleh perbankan di Jakarta terkonsentrasi di sektor industri,yang disalurkan oleh perbankan di Jakarta terkonsentrasi di sektor industri,yang disalurkan oleh perbankan di Jakarta terkonsentrasi di sektor industri,yang disalurkan oleh perbankan di Jakarta terkonsentrasi di sektor industri,

perdagangan, dan jasa dunia usahaperdagangan, dan jasa dunia usahaperdagangan, dan jasa dunia usahaperdagangan, dan jasa dunia usahaperdagangan, dan jasa dunia usaha. Ketiga sektor tersebut, yaitu sektor industri(Rp 119,7 triliun), sektor perdagangan (Rp 78,9 triliun) dan sektor jasa dunia usaha

(Rp 72,0 triliun) secara bersama-sama memiliki porsi kredit sebesar 56,5% dari

total kredit, dan selanjutnya diikuti sektor lain-lain yang sebagian besar merupakankredit konsumsi Rp 101,5 triliun (21,0%). Hampir semua sektor, kecuali di sektor

industri, pertumbuhan outstanding kreditnya memiliki trend yang meningkat (y-

o-y) (Grafik III. 9√10). Peningkatan penyaluran kredit ini terutama dipengaruhioleh aktifitas ekonomi yang mulai berjalan normal, setelah dalam waktu yang

cukup panjang perekonomian (dunia usaha) dihadapkan pada keharusan untukmelakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap shock kenaikan harga BBM Oktober

2005. Sementara itu, pertumbuhan kredit yang lambat di sektor industri lebih

disebabkan oleh lambatnya ekspansi di sektor ini, disamping itu juga disebabkanoleh pelunasan kredit oleh sebagian debitur, dan juga faktor kehati-hatian bank.

%, y-o-y

-5,00,05,0

10,015,020,025,030,035,040,045,0

2006 2007

IndustriPerdaganganJasa DULain-Lain

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

Perbaikan kegiatan intermediasi perbankan di triwulan IV 2007, berdampak cukupPerbaikan kegiatan intermediasi perbankan di triwulan IV 2007, berdampak cukupPerbaikan kegiatan intermediasi perbankan di triwulan IV 2007, berdampak cukupPerbaikan kegiatan intermediasi perbankan di triwulan IV 2007, berdampak cukupPerbaikan kegiatan intermediasi perbankan di triwulan IV 2007, berdampak cukup

besar terhadap pergerakan Rasio Pinjaman terhadap DPK (LDR) bank berlokasi dibesar terhadap pergerakan Rasio Pinjaman terhadap DPK (LDR) bank berlokasi dibesar terhadap pergerakan Rasio Pinjaman terhadap DPK (LDR) bank berlokasi dibesar terhadap pergerakan Rasio Pinjaman terhadap DPK (LDR) bank berlokasi dibesar terhadap pergerakan Rasio Pinjaman terhadap DPK (LDR) bank berlokasi di

%, y-o-y

-40-20

020406080

100120140

PertambanganKonstruksiPengk, perg, komPertanian

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

2006 2007

Page 55: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

55

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

JakartaJakartaJakartaJakartaJakarta. LDR bank berlokasi di Jakarta mengalami perbaikan yang cukup berarti,

yaitu dari 66,07% pada akhir triwulan III 2007 menjadi 69,35% pada akhir bulan

November 2007 (Grafik III. 11). Yang cukup menggembirakan adalah bahwakenaikan LDR tersebut lebih disebabkan oleh kenaikan penyaluran kredit yang

meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pengimpunan DPK. Ke

depan dengan mulai kembali normalnya kegiatan ekonomi akhir-akhir inidiharapkan LDR akan kembali membaik.

Grafik III.11LDR Perbankan Jakarta dan Banten

Grafik III.12LDR Kredit Lokasi Proyek Jakarta Banten

%

50

55

60

65

70

75

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

BantenJakarta

%

0

40

80

120

160

200

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Jakarta Banten

Ω2 Kredit berdasarkan lokasi proyek adalah kredit yang disalurkan di suatu daerah atau wilayah tertentu, tempat dimana lokasiproyek yang dibiayai kredit tersebut berada tanpa memperhatikan asal daerah/wilayah kantor bank yang membiayai.

Sementara itu, LDR dengan menggunakan kredit berdasarkan lokasi proyekSementara itu, LDR dengan menggunakan kredit berdasarkan lokasi proyekSementara itu, LDR dengan menggunakan kredit berdasarkan lokasi proyekSementara itu, LDR dengan menggunakan kredit berdasarkan lokasi proyekSementara itu, LDR dengan menggunakan kredit berdasarkan lokasi proyek22222Ω

menunjukan angka rasio LDR yang lebih rendah (Grafik III. 12).menunjukan angka rasio LDR yang lebih rendah (Grafik III. 12).menunjukan angka rasio LDR yang lebih rendah (Grafik III. 12).menunjukan angka rasio LDR yang lebih rendah (Grafik III. 12).menunjukan angka rasio LDR yang lebih rendah (Grafik III. 12). Jumlah kredit untukmembiayai proyek yang berlokasi di Jakarta pada posisi akhir Oktober 2007 adalah

Rp. 325,2 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan jumlah kredit yang disalurkan

oleh perbankan di DKI pada posisi yang sama Rp 469,7 triliun. Artinya, sebanyakRp 144,5 triliun kredit yang disalurkan oleh perbankan di Jakarta digunakan untuk

membiayai proyek yang berlokasi di luar Jakarta. Pada posisi bulan Oktober,

penghitungan LDR dengan menggunakan jumlah kredit berdasarkan lokasi proyekdi Jakarta 49,51%.

Page 56: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

56

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

B. RESIKO KREDIT PERBANKANAkselerasi pertumbuhan perekonomian yang belum sesuai dengan yang diharapkanAkselerasi pertumbuhan perekonomian yang belum sesuai dengan yang diharapkanAkselerasi pertumbuhan perekonomian yang belum sesuai dengan yang diharapkanAkselerasi pertumbuhan perekonomian yang belum sesuai dengan yang diharapkanAkselerasi pertumbuhan perekonomian yang belum sesuai dengan yang diharapkan

dengan kualitas pertumbuhan ekonomi yang belum sesuai dengan yang diinginkandengan kualitas pertumbuhan ekonomi yang belum sesuai dengan yang diinginkandengan kualitas pertumbuhan ekonomi yang belum sesuai dengan yang diinginkandengan kualitas pertumbuhan ekonomi yang belum sesuai dengan yang diinginkandengan kualitas pertumbuhan ekonomi yang belum sesuai dengan yang diinginkan

berdampak pada kegiatan intermediasi perbankan yang walaupun meningkatberdampak pada kegiatan intermediasi perbankan yang walaupun meningkatberdampak pada kegiatan intermediasi perbankan yang walaupun meningkatberdampak pada kegiatan intermediasi perbankan yang walaupun meningkatberdampak pada kegiatan intermediasi perbankan yang walaupun meningkat

namun akselerasinya masih perlu ditingkatkan.namun akselerasinya masih perlu ditingkatkan.namun akselerasinya masih perlu ditingkatkan.namun akselerasinya masih perlu ditingkatkan.namun akselerasinya masih perlu ditingkatkan. Dalam triwulan laporan tersebut,

resiko kredit perbankan secara agregat menurun. Salah satu indikator penurunan

tingkat resiko tercermin pada Non Performing Loans (NPLs) gross bank yang mulaimembaik3Ω dan masih dalam batas aman rasio, yaitu di bawah 5%. Bedasarkan

tolok ukur ini maka NPL gross perbankan di DKI Jakarta per November 2007 relatif

rendah, yaitu sebesar 4,94% (Grafik III.13).

Grafik III.13NPLs Perbankan Jakarta

Grafik III.14NPLs Jenis Penggunaan

3 NPLs pada beberapa Bank besar menurun yang dipengaruhi oleh keberhasilan restrukturisasi dan pelunasan hutang olehsebagian debitur besar.

Triliun Rp %

(50)

50

150

250

350

450

550

2005 2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

0

2

4

6

8

10

12Jakarta NPL Jkt (rhs)

%

0

5

10

15

20

25

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Modal KerjaInvestasiKonsumsi

Walaupun outstanding kredit investasi jauh di bawah outstanding kredit modalWalaupun outstanding kredit investasi jauh di bawah outstanding kredit modalWalaupun outstanding kredit investasi jauh di bawah outstanding kredit modalWalaupun outstanding kredit investasi jauh di bawah outstanding kredit modalWalaupun outstanding kredit investasi jauh di bawah outstanding kredit modal

kerja, namun NPLs kredit investasi masih relatif lebih tinggi dibandingkan dengankerja, namun NPLs kredit investasi masih relatif lebih tinggi dibandingkan dengankerja, namun NPLs kredit investasi masih relatif lebih tinggi dibandingkan dengankerja, namun NPLs kredit investasi masih relatif lebih tinggi dibandingkan dengankerja, namun NPLs kredit investasi masih relatif lebih tinggi dibandingkan dengan

NPLs kredit modal kerja dan konsumsi.NPLs kredit modal kerja dan konsumsi.NPLs kredit modal kerja dan konsumsi.NPLs kredit modal kerja dan konsumsi.NPLs kredit modal kerja dan konsumsi. NPLs kredit investasi perbankan di Jakarta

per November 2007 adalah 7,32% dari outstanding kredit Rp 111,3 triliun, diikutioleh kredit konsumsi dengan NPLs 5,06% dari outstanding kredit Rp 101,4 triliun,

dan NPLs kredit modal kerja relatif rendah 3,91% dari oustanding kredit Rp 271,3

triliun (Grafik III. 14). Lebih tingginya NPLs redit investasi yang berjangka waktucukup panjang antara lain dipengaruhi oleh relatif lebih sensitifnya usaha yang

dibiayai terhadap shock perekonomian dan sangat dipengaruhi oleh daya saing

dari produk terhadap kompetitor, terutama di kelompok manufaktur sehinggaresikonya dinilai relatif lebih tinggi, sebagaimana tercermin pada tingginya NPLs

di kelompok investasi, terutama investasi lainnya (9,30%). NPLs kredit modal

Page 57: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

57

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

kerja menunjukkan kecenderungan yang menurun yang antara lain dipengaruhi

oleh membaiknya cash flow dunia usaha. Sementara itu NPLs kredit konsumsi

relatif stagnan pada level yang relatif masih aman. Terjaganya NPLs kredit konsumsiantara lain disebabkan oleh jaminan pembayaran pada kredit ini lebih terjaga,

baik dalam bentuk jaminan natura maupun jaminan (kepastian) pembayaran yang

berasal dari penghasilan debitur.

Grafik III.15NPLs Sektor Ekonomi (1)

Grafik III.16NPLs Sektor Ekonomi (2)

%

0

5

10

15

20

25

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Perdg, Rest, dan HotelLain-Lain

Industri PengolahanJasa Dunia Usaha

%

-5

0

5

10

15

20

25

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pert., Perb., & Alat Pert.nPertambanganKonstruksiPengkt, Pergud., dan Kom.

Sejalan dengan penurunan NPLs kredit menurut jenis penggunaan, resiko kreditSejalan dengan penurunan NPLs kredit menurut jenis penggunaan, resiko kreditSejalan dengan penurunan NPLs kredit menurut jenis penggunaan, resiko kreditSejalan dengan penurunan NPLs kredit menurut jenis penggunaan, resiko kreditSejalan dengan penurunan NPLs kredit menurut jenis penggunaan, resiko kredit

sektoral juga mengalami penurunan, terutama di sektor industri pengolahan dansektoral juga mengalami penurunan, terutama di sektor industri pengolahan dansektoral juga mengalami penurunan, terutama di sektor industri pengolahan dansektoral juga mengalami penurunan, terutama di sektor industri pengolahan dansektoral juga mengalami penurunan, terutama di sektor industri pengolahan dan

sektor perdagangan (Grafik III. 15√16)sektor perdagangan (Grafik III. 15√16)sektor perdagangan (Grafik III. 15√16)sektor perdagangan (Grafik III. 15√16)sektor perdagangan (Grafik III. 15√16). Pada poisisi bulan November 2007, NPLs

kredit perbankan di sektor industri dan sektor perdagangan masing-masing tercatat

sebesar 7,8% dan 4,8%, turun dibandingkan dengan posisi yang sama padatahun sebelumnya sebelumnya 16,9% dan 8,6%. Sementara itu, NPLs di sektor

Jasa Dunia Usaha 2,8%. Tingginya NPLs di sektor industri antara lain disebabkan

oleh karena sektor ini relatif rentan terhadap shock dan dihadapkan pada kompetisiyang semakin ketat di pasar. Dalam kondisi tertentu industri dipaksa untuk lebih

memanage produksi dan jika diperlukan bahkan sebagian juga menekan margin.

Namun demikian, melalui upaya-upaya produktif oleh perbankan, maka beberapadebitur bermasalah dapat melunasi hutang sehingga dapat menekan NPls.

Stabilitas makro ekonomi yang relatif terjaga namun disisi lain kinerja di sektorStabilitas makro ekonomi yang relatif terjaga namun disisi lain kinerja di sektorStabilitas makro ekonomi yang relatif terjaga namun disisi lain kinerja di sektorStabilitas makro ekonomi yang relatif terjaga namun disisi lain kinerja di sektorStabilitas makro ekonomi yang relatif terjaga namun disisi lain kinerja di sektor

mikro yang masih belum bergerak secara cukup optimal menyebabkan kualitasmikro yang masih belum bergerak secara cukup optimal menyebabkan kualitasmikro yang masih belum bergerak secara cukup optimal menyebabkan kualitasmikro yang masih belum bergerak secara cukup optimal menyebabkan kualitasmikro yang masih belum bergerak secara cukup optimal menyebabkan kualitas

pertumbuhan ekonomi belum maksimal. pertumbuhan ekonomi belum maksimal. pertumbuhan ekonomi belum maksimal. pertumbuhan ekonomi belum maksimal. pertumbuhan ekonomi belum maksimal. Insentif untuk mendorong agar sektorriil bergerak perlu diberikan, baik yang berasal dari Bank Indonesia maupun

Pemerintah. Bank Indonesia, untuk memacu perkembangan di sektor riil secara

berhati-hati memberikan sinyal pelonggaran kebijakan di Sektor moneter. Hal ini

Page 58: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

58

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

tercermin dari kebijakan Bank Indonesia yang secara bertahap menurunkan BI

rate sejak bulan Mei 2006. Secara mikro, untuk memacu fungsi intermediasi Bank

Indonesia juga melonggarkan beberapa ketentuan perbankan dengan harapandapat mendorong perbankan lebih ekspansif.

C. RESIKO LIKUIDITAS PERBANKANResiko likuiditas lebih terkait dengan kemampuan bank di dalam memenuhiResiko likuiditas lebih terkait dengan kemampuan bank di dalam memenuhiResiko likuiditas lebih terkait dengan kemampuan bank di dalam memenuhiResiko likuiditas lebih terkait dengan kemampuan bank di dalam memenuhiResiko likuiditas lebih terkait dengan kemampuan bank di dalam memenuhi

kewajiban yang jatuh tempokewajiban yang jatuh tempokewajiban yang jatuh tempokewajiban yang jatuh tempokewajiban yang jatuh tempo. Pengelolaan likuiditas yang baik dan benar sangat

diperlukan karena jika tidak akan dihadapkan pada resiko-resiko yang akanberdampak pada kontinyuitas usaha bank sebagai lembaga pengelola resiko. Resiko

likuiditas adalah suatu ketidakmampuan untuk mengakomodasi jatuh tempo

kewajiban dan penarikan serta pembiayaan pertumbuhan aktiva dan untukmemenuhi kewajiban pada tingkat harga pasar yang layak. Dari sisi pemenuhan

kewajiban terhadap dana pihak ketiga, maka komposisi dana pihak ketiga yang

berhasil dihimpun perbankan dapat dijadikan sebagai salah satu indikator besarkecilnya resiko likuiditas yang ditanggung oleh perbankan. Melihat struktur dana

pihak ketiga perbankan di Jakarta, maka strukur dana jangka pendek cukup besar,baik dalam bentuk giro maupun deposito. Kondisi ini menyebabkan perbankan

relatif berhati-hati dalam meningkatkan aktiva berupa kredit, dan kredit yang

disalurkan lebih didominasi pada kredit modal kerja yang berjangka waktu pendek.Kredit konsumsi juga meningkat karena dianggap lebih aman. Sementara itu kredit

investasi pertumbuhannya relatif lambat karena sifatnya yang jangka panjang dan

eksposure risk yang lebih besar dan potensi kemungkinan mismatch. Kehati-hatianBank juga tercermin pada LDR yang tumbuh relatif lambat dan disisi lain asset

bank dalam bentuk SBI cukup tinggi. Secara keseluruhan dengan melihat perilaku

bank dalam mengelola asset sekarang ini, maka kondisi likuiditas perbankandipandang relatif masih terjaga.

D. RESIKO PASARSebagai lembaga intermediasi salah satu resiko yang juga dihadapi bank adalahSebagai lembaga intermediasi salah satu resiko yang juga dihadapi bank adalahSebagai lembaga intermediasi salah satu resiko yang juga dihadapi bank adalahSebagai lembaga intermediasi salah satu resiko yang juga dihadapi bank adalahSebagai lembaga intermediasi salah satu resiko yang juga dihadapi bank adalah

resiko pasarresiko pasarresiko pasarresiko pasarresiko pasar. Resiko pasar adalah fluktuasi nilai asset yang disebabkan oleh

perubahan harga-harga pasar dan yields. Bagi bank resiko itu terutama tercerminpada suku bunga dan sebagian pada nilai tukar. Untuk suku bunga, perbankan

diuntungkan oleh relatif fleksibelnya suku bunga DPK, sementara suku bunga

kredit relatif rigid untuk turun namun fleksibel untuk naik. Kondisi ini menyebabkanspread bunga masih cukup terjaga, walaupun bank tetap berhati-hati menyalurkan

Page 59: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

59

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

kreditnya. Kondisi lainnya adalah tingkat suku bunga SBI yang masih lebih tinggi

dibandingkan suku bunga DPK sehingga menjadi alternatif investasi yang aman

bagi perbankan untuk mengalokasikan kelebihan likuiditasnya. Dengan pola yangmasih seperti ini, maka fluktuasi tingkat bunga secara keseluruhan masih dapat

dihadapi oleh perbankan dengan resiko terbesar hanya berupa kemungkinan

turunnya keuntungan, dengan catatan pengelolaan bank tetap benar. Sementaraitu resiko yang terkait dengan nilai tukar, pada saat ini relatif lebih terukur. Beberapa

ketentuan perbankan, seperti pembatasan exposure valas (PDN) dan aturan yang

ketat bagi bank melakukan pinjaman luar negeri mengurangi resiko fluktuasi nilaitukar yang akan dihadapi oleh perbankan. Selain itu, dukungan Bank Indonesia

dan Pemerintah untuk menjaga nilai tukar juga mampu mengurangi tekanan resiko

yang berasal dari pergerakan nilai tukar.

E. KREDIT UMKM (LOKASI PROYEK)Outstanding kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) di Jakarta meningkat cukupOutstanding kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) di Jakarta meningkat cukupOutstanding kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) di Jakarta meningkat cukupOutstanding kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) di Jakarta meningkat cukupOutstanding kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) di Jakarta meningkat cukup

tinggi, walaupun pertumbuhannya masih di bawah pertumbuhan kredit UMKMtinggi, walaupun pertumbuhannya masih di bawah pertumbuhan kredit UMKMtinggi, walaupun pertumbuhannya masih di bawah pertumbuhan kredit UMKMtinggi, walaupun pertumbuhannya masih di bawah pertumbuhan kredit UMKMtinggi, walaupun pertumbuhannya masih di bawah pertumbuhan kredit UMKM

NasionalNasionalNasionalNasionalNasional. Outstanding kredit UMKM di Jakarta pada akhir bulan November 2007tumbuh 20,0% (y-o-y) menjadi Rp 110,8 triliun, meningkat dibandingkan dengan

periode waktu yang sama pada tahun sebelumnya yang tumbuh 10,88% (Grafik

II.17 - 18). Dengan perkembangan kredit tersebut, porsi kredit MKM di Jakartadibandingkan dengan kredit MKM Nasional relatif tidak berubah, yaitu pada kisaran

angka 22,0 - 23,0% dari total MKM nasional dengan outstanding Rp 510,7 triliun.

Sementara itu proporsi kredit MKM di DKI Jakarta terhadap total kredit yangdisalurkan di Jakarta (31%-33%) relatif lebih rendah dibandingkan dengan proporsi

yang sama di propinsi lain. Rendahnya proporsi kredit MKM di Jakarta dibandingkan

dengan proporsi MKM di propinsi lain, antara lain dipengaruhi oleh : Pertama,kondisi riil bahwa Jakarta sebagai pusat kegiatan bisnis nasional sehingga jumlah

kredit Bank lebih didominasi oleh debitur corporate. Kedua adalah ketidak tahuan

MKM tentang adanya fasilitas kredit4Ω. Selain itu, juga disebabkan oleh MKM yangmemang tidak membutuhkan kredit.

4 Berdasarkan penelitian Bank Indonesia dengan SEM Institute terhadap 255 orang responden yang berasal dari pejabatpemerintah, perbankan, asosiasi usaha kecil dan peguruan tinggi didapatkan informasi bahwa hanya 54,72% UMKM yangmengetahui adanya fasilitas kredit. Dari prosentase tersebut hanya 33,46% yang pernah mengajukan kredit. Sementara itu,faktor penghambat akses UMKM untuk mendapatkan kredit adalah faktor prosedur (43,86%), persyaratan berat (43,61%),jaminan (43,37%), bunga tinggi (38,07%) dan keharusan membuat studi kelayakan (35,18%). Di dalam survei tersebutsebanyak 28,19% menyatakan tidak membutuhkan kredit.

Page 60: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

60

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Tabel III. 2Outstanding Kredit MKM Lokasi Proyek 10 Propinsi Terbesar (miliar rupiah)

Nov Tw I Tw II Tw III Nov Pangsa Pertumb. Pertumb.2006 2007 2007 2007 2007 (y-o-y) y-to-date

1. DKI Jakarta 92.329,9 96.860,4 99.434,0 104,145,5 110.792,1 21,7% 20,0% 13,0%

2. Jawa Barat 66.067,7 68.634,0 73.143,4 77,688,7 79.471,2 15,6% 20,3% 18,1%

3. Jawa Timur 51.012,9 52.708,5 56.554,3 60,464,4 61.650,0 12,1% 20,9% 18,0%

4. Jawa Tengah 41.887,1 43.510,5 46.088,2 49,586,3 50.427,3 9,9% 20,4% 18,3%

5. Sumatera Utara 21.297,2 21.782,3 23.551,4 25,389,6 26.190,7 5,1% 23,0% 21,3%

6. Banten 17.207,0 17.911,4 19.260,3 21,254,6 21.773,2 4,3% 26,5% 24,5%

7. Riau a 14.459,8 15.231,5 16.696,5 18,044,2 18.585,8 3,6% 28,5% 25,2%

8. Sulawesi Selatan b 14.213,7 15.147,3 16.483,2 17,653,4 18.251,5 3,6% 28,4% 25,2%

9. Bali 10.678,9 11.069,6 11.680,0 12.098,4 12.437,9 2,4% 16,5% 15,2%

10. Kalimantan Timur 8.903,8 9.309,6 9.884,9 10.522,0 10.935,2 2,1% 22,8% 20,5%

Total 10 PropinsiTotal 10 PropinsiTotal 10 PropinsiTotal 10 PropinsiTotal 10 Propinsi 338.058,2338.058,2338.058,2338.058,2338.058,2 352.165,1352.165,1352.165,1352.165,1352.165,1 372.776,1372.776,1372.776,1372.776,1372.776,1 396.847,1396.847,1396.847,1396.847,1396.847,1 410.515,1410.515,1410.515,1410.515,1410.515,1 80,4%80,4%80,4%80,4%80,4% 21,4%21,4%21,4%21,4%21,4% 17,8%17,8%17,8%17,8%17,8%

Propinsi LainnyaPropinsi LainnyaPropinsi LainnyaPropinsi LainnyaPropinsi Lainnya 78.476,578.476,578.476,578.476,578.476,5 82.152,182.152,182.152,182.152,182.152,1 89.914,689.914,689.914,689.914,689.914,6 97.445,997.445,997.445,997.445,997.445,9 100.138,5100.138,5100.138,5100.138,5100.138,5 27,6%27,6%27,6%27,6%27,6% 26,2%26,2%26,2%26,2%26,2%

Total Kredit MKM NasionalTotal Kredit MKM NasionalTotal Kredit MKM NasionalTotal Kredit MKM NasionalTotal Kredit MKM Nasional 416.534,7416.534,7416.534,7416.534,7416.534,7 434.317,2434.317,2434.317,2434.317,2434.317,2 462.690,7462.690,7462.690,7462.690,7462.690,7 494.293,0494.293,0494.293,0494.293,0494.293,0 510.653,5510.653,5510.653,5510.653,5510.653,5 22,6%22,6%22,6%22,6%22,6% 19,3%19,3%19,3%19,3%19,3%

Uraian

Dari sisi level, kredit MKM di Jakarta memiliki outstanding yang tertinggi (pangsaDari sisi level, kredit MKM di Jakarta memiliki outstanding yang tertinggi (pangsaDari sisi level, kredit MKM di Jakarta memiliki outstanding yang tertinggi (pangsaDari sisi level, kredit MKM di Jakarta memiliki outstanding yang tertinggi (pangsaDari sisi level, kredit MKM di Jakarta memiliki outstanding yang tertinggi (pangsa

22,0%) (Tabel III.2). 22,0%) (Tabel III.2). 22,0%) (Tabel III.2). 22,0%) (Tabel III.2). 22,0%) (Tabel III.2). Kredit MKM di Jakarta pada posisi akhir bulan November

2007 sebesar Rp 110,8 triliun, menyusul kemudian adalah Jawa Barat (Rp79,5

triliun), Jawa Timur (Rp 61,7 triliun), dan Jawa Tengah (Rp 50,4 triliun). Tingginyaoutstanding MKM di Jakarta adalah merupakan fenomena yang normal, terutama

mengingat Jakarta sebagai pusat kegiatan ekonomi di Indonesia menjadi daya

tarik pelaku ekonomi pada berbagai ukuran (size) untuk beraktifitas di Jakarta.

Grafik III.17Proporsi Kredit UMKM

Grafik III.18Pertumbuhan Kredit

Rp triliun

-

100,00

200,00

300,00

400,00

500,00

600,00

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

UMKM NasionalUMKM Jakarta

% (y-o-y)

-

5

10

15

20

25

30

35

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

g Kredit UMKM Jakartag Total Kredit Jakarta

a Termasuk Kepulauan Riau/Riau Islands included.b Termasuk Sulawesi Barat/West Sulawesi included.

Page 61: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

61

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Ekspansi bersih penyaluran kredit MKM di Jakarta pada periode Januari s.d.Ekspansi bersih penyaluran kredit MKM di Jakarta pada periode Januari s.d.Ekspansi bersih penyaluran kredit MKM di Jakarta pada periode Januari s.d.Ekspansi bersih penyaluran kredit MKM di Jakarta pada periode Januari s.d.Ekspansi bersih penyaluran kredit MKM di Jakarta pada periode Januari s.d.

November 2007 termasuk di dalam sepuluh daerah yang mengalami ekspansiNovember 2007 termasuk di dalam sepuluh daerah yang mengalami ekspansiNovember 2007 termasuk di dalam sepuluh daerah yang mengalami ekspansiNovember 2007 termasuk di dalam sepuluh daerah yang mengalami ekspansiNovember 2007 termasuk di dalam sepuluh daerah yang mengalami ekspansi

MKM terbesar. MKM terbesar. MKM terbesar. MKM terbesar. MKM terbesar. Selama periode bulan Januari s.d November 2007 ekspansi kreditMKM di Jakarta mencapai Rp 12,7 triliun dan menduduki rangking yang pertama

(Tabel III. 3). Ekspansi kredit MKM tersebut jumlahnya hampir menyamai dengan

jumlah ekspansi selama tahun 2006 (Rp 12,8 triliun) dan nilai ekspansinya memilikipangsa 15,4% dari total ekspansi MKM di Indonesia periode Januari-November

2007 yang totalnya sebesar Rp 82,7 triliun. Faktor yang mempengaruhi besarnya

ekspansi kredit MKM di Jakarta antara lain adalah akselerasi pertumbuhan ekonomidan perkembangan UMKM yang membaik yang didukung oleh komitmen serius

pemerintah daerah untuk mengembangkan usaha MKM.

Tabel III. 3Ekspansi Kredit MKM Lokasi Proyek 10 Propinsi Terbesar (miliar rupiah)

Okt-Nov Akumulasi Pangsa Tw I Tw II Tw III Okt-Nov Akumulasi Pangsa2006 2006 2007 2007 2007 2007 2007 Share

1. DKI Jakarta 2.523,1 12.750,2 22,0% -1.200,6 2.573,5 4.711,6 6.646,6 12.731,1 15,4%

2. Jawa Barat 1.142,9 8.244,6 14,2% 1.314,2 4.509,4 4.545,3 1.793,5 12.162,5 14,7%

3. Jawa Timur 790,4 6.072,7 10,5% 457,8 3.845,8 3.910,2 1.184,8 9.398,5 11,4%

4. Jawa Tengah 807,2 5.649,5 9,7% 901,5 2.577,7 3.498,1 840,0 7.817,3 9,5%

5. Sumatera Utara 334,4 2.734,3 4,7% 197,8 1.769,2 1.838,2 800,4 4.605,6 5,6%

6. Banten 443,4 1.610,8 2,8% 421,6 1.348,9 1.994,3 526,0 4.290,8 5,2%

7. Riau b 448,0 2.874,1 5,0% 381,2 1.465,0 1.347,7 541,8 3.735,8 4,5%

8. Sulawesi Selatan a 360,8 2.348,3 4,0% 566,0 1.335,9 1.170,2 584,8 3.656,9 4,4%

9. Lampung 221,7 1.583,1 2,7% 520,6 695,4 619,7 112,6 1.948,3 2,4%

10. Sumatera Barat 103,5 1.059,4 1,8% 448,9 735,4 448,8 261,8 1.894,9 2,3%

Total 10 PropinsiTotal 10 PropinsiTotal 10 PropinsiTotal 10 PropinsiTotal 10 Propinsi 4.652,34.652,34.652,34.652,34.652,3 32.176,932.176,932.176,932.176,932.176,9 55,5%55,5%55,5%55,5%55,5% 5.209,75.209,75.209,75.209,75.209,7 18.282,718.282,718.282,718.282,718.282,7 19.372,319.372,319.372,319.372,319.372,3 6.645,86.645,86.645,86.645,86.645,8 49.510,549.510,549.510,549.510,549.510,5 59,9%59,9%59,9%59,9%59,9%

Propinsi LainnyaPropinsi LainnyaPropinsi LainnyaPropinsi LainnyaPropinsi Lainnya 3.870,73.870,73.870,73.870,73.870,7 25.840,725.840,725.840,725.840,725.840,7 44,5%44,5%44,5%44,5%44,5% 1.111,21.111,21.111,21.111,21.111,2 10.090,910.090,910.090,910.090,910.090,9 12.229,912.229,912.229,912.229,912.229,9 9.714,89.714,89.714,89.714,89.714,8 33.146,733.146,733.146,733.146,733.146,7 40,1%40,1%40,1%40,1%40,1%

Net Ekspansi Kredit MKMNet Ekspansi Kredit MKMNet Ekspansi Kredit MKMNet Ekspansi Kredit MKMNet Ekspansi Kredit MKM 8.523,08.523,08.523,08.523,08.523,0 58.017,658.017,658.017,658.017,658.017,6 100,0%100,0%100,0%100,0%100,0% 6.320,96.320,96.320,96.320,96.320,9 28.373,528.373,528.373,528.373,528.373,5 31.602,231.602,231.602,231.602,231.602,2 16.360,616.360,616.360,616.360,616.360,6 82.657,282.657,282.657,282.657,282.657,2 100,0%100,0%100,0%100,0%100,0%

Net Ekspansi

a Termasuk Sulawesi Baratb Termasuk propinsi Kepulauan Riau

Dari sisi kinerja, kredit MKM cukup baik, sebagaimana tercermin pada kinerja diDari sisi kinerja, kredit MKM cukup baik, sebagaimana tercermin pada kinerja diDari sisi kinerja, kredit MKM cukup baik, sebagaimana tercermin pada kinerja diDari sisi kinerja, kredit MKM cukup baik, sebagaimana tercermin pada kinerja diDari sisi kinerja, kredit MKM cukup baik, sebagaimana tercermin pada kinerja di

level nasional dan lebih baik dari kinerja kredit non MKMlevel nasional dan lebih baik dari kinerja kredit non MKMlevel nasional dan lebih baik dari kinerja kredit non MKMlevel nasional dan lebih baik dari kinerja kredit non MKMlevel nasional dan lebih baik dari kinerja kredit non MKM. Kinerja kredit MKM

dengan menggunakan NPLs sebagai ukuran kinerjanya, per akhir November 2007

semakin membaik dengan NPLs gross MKM 4,2% dan Net-nya 1,86% dari totalMKM, turun dibandingkan dengan triwulan-triwulan sebelumnya. NPLs gross MKM

tersebut masih di bawah angka NPLs gross non MKM yang tercatat 5,37% namun

di atas NPLs net nya 1,12%. Faktor yang mempengaruhi angka NPLs di sektor

Page 62: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

62

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

MKM relatif rendah antara lain adalah resiko di sektor ini yang relatif lebih terukur,

MKM lebih kuat dalam menghadapi shock, dan komitmen dari pelaku MKM dalam

pengembalian kredit cukup tinggi.

E. PASAR KEUANGANSumber pembiayaan yang berasal dari Pasar Modal dan beberapa lembaga lain diSumber pembiayaan yang berasal dari Pasar Modal dan beberapa lembaga lain diSumber pembiayaan yang berasal dari Pasar Modal dan beberapa lembaga lain diSumber pembiayaan yang berasal dari Pasar Modal dan beberapa lembaga lain diSumber pembiayaan yang berasal dari Pasar Modal dan beberapa lembaga lain di

luar bank masih menunjukkan perbaikan luar bank masih menunjukkan perbaikan luar bank masih menunjukkan perbaikan luar bank masih menunjukkan perbaikan luar bank masih menunjukkan perbaikan (GrafikΩ II.19 √ 22). . . . . Sumber pembiayaan

yang berasal dari pasar modal dalam bentuk Initial Public Offering (IPO) sahamsampai dengan akhir bulan Desember 2007 cukup tinggi, RpΩΩΩ46,7Ω triliunΩ yang

berasal dariΩΩ47Ωemiten. Sedangkan, penjualan Obligasi swasta baru tercatat sebesar

RpΩΩ31,275Ω triliun yang berasal dariΩΩ45Ωemiten. Sementara itu, pembiayaan yangberasal dari lembaga keuangan non bank, seperti kartu kredit, pembiayaan

konsumen dan leasing menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Pembiayaan

melalui leasing meningkat cukup pesat, sampai dengan akhir Agustus 2007outstandingnya mencapai Rp 35,5 triliun, pembiayaan konsumen mencapai Rp

64,4 triliun, sementara kartu kredit hanya sebesar Rp 1,4 triliun .

Faktor utama yang mempengaruhi peningkatan kegiatan lembaga keuangan bukanFaktor utama yang mempengaruhi peningkatan kegiatan lembaga keuangan bukanFaktor utama yang mempengaruhi peningkatan kegiatan lembaga keuangan bukanFaktor utama yang mempengaruhi peningkatan kegiatan lembaga keuangan bukanFaktor utama yang mempengaruhi peningkatan kegiatan lembaga keuangan bukan

bank antara lain adalah perekonomian yang membaik, penurunan suku bungabank antara lain adalah perekonomian yang membaik, penurunan suku bungabank antara lain adalah perekonomian yang membaik, penurunan suku bungabank antara lain adalah perekonomian yang membaik, penurunan suku bungabank antara lain adalah perekonomian yang membaik, penurunan suku bunga

dan khusus di pasar modal juga terkait dengan rencana pemberian insentif olehdan khusus di pasar modal juga terkait dengan rencana pemberian insentif olehdan khusus di pasar modal juga terkait dengan rencana pemberian insentif olehdan khusus di pasar modal juga terkait dengan rencana pemberian insentif olehdan khusus di pasar modal juga terkait dengan rencana pemberian insentif oleh

pemerintah.pemerintah.pemerintah.pemerintah.pemerintah. Perekonomian yang membaik berdampak pada perbaikan daya belimasyarakat. Sejalan dengan perkembangan ekonomi yang membaik tersebut,

kebutuhan pembiayaan oleh dunia usaha dan masyarakat meningkat. Hal ini

direspon oleh sektor keuangan baik bank maupun non bank melalui peningkatan

Grafik III.19Perolehan Dana dari Pasar Modal

Grafik III.20Kapitalisasi Pasar Modal

ObligasiSahamPasar Modal

Rp milyar

0100020003000400050006000700080009000

1000011000120001300014000150001600017000180001900020000

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

0 0 1,0 0 60 5,3 1,0 0 1,5 60 0 1,5 0 2,1 1,0 4,4 6,4 11, 0 1,4 50 30 2,0 1,2

78 0 50 0 83 4,8 10 56 81 55 3,2 1,2 0 0 3,5 1,0 8,2 4,0 1,6 1,1 7,8 9,9 9,3

78 0 1,5 0 1,4 10, 1,1 56 2,3 1,1 3,2 2,7 0 2,1 1,0 7,9 7,4 19, 4,0 3,0 1,6 8,1 11, 10,

Rp triliun %, y-o-y

0

500

1000

1500

2000

2500

0

20

40

60

80

100

120

2004 2005 2006 20072 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012

KapitalisasigKapitalisasi (rhs)

Page 63: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

63

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

kegiatannya baik lembaga pembiayaan bank, non bank maupun di pasar modal.

Khusus di pasar modal, peningkatan kinerja juga dipengaruhi oleh adanya sinyalpositif pemerintah untuk memberikan insentif fikal bagi perusahaan yang akan

go public.

Perkembangan di pasar keuangan, khususnya di pasar modal perlu dicermatiPerkembangan di pasar keuangan, khususnya di pasar modal perlu dicermatiPerkembangan di pasar keuangan, khususnya di pasar modal perlu dicermatiPerkembangan di pasar keuangan, khususnya di pasar modal perlu dicermatiPerkembangan di pasar keuangan, khususnya di pasar modal perlu dicermati.Peningkatan pesat nilai kapitalisasi yang juga tercermin pada peningkatan indeks

harga saham gabungan sempat memunculkan kegundahan dikalangan pengamat

karena peningkatan tersebut terutama dipacu oleh cukup tingginya dana investorasing yang masuk (hot money). Sekitar 70% pelaku di pasar modal adalah asing.

Kondisi ini sempat memunculkan kekhawatiran terjadinya sudden reversal yang

tidak saja berpotensi mengganggu stabilitas di pasar modal namun juga pasarkeuangan secara keseluruhan. Secara awam melihat kebanyakan pelaku pasar

adalah asing, maka potensi gain dan loss akan lebih banyak ditanggung mereka,

dan tentu saja hal yang sama juga akan terjadi pada sebagian pelaku di pasardomestik yang minoritas. Perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam terhadap

fenomena ini guna mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Hal yang

juga menjadi prioritas untuk dicermati adalah peningkatan likuiditas yang antaralain berasal dari perilaku investor jangka pendek yang cenderung mengambil

untung dalam jangka pendek.

Grafik III.21Komposisi Pembiayaan Konsumen

Lembaga Pembiayaan

Grafik III.22Pertumbuhan Pembiayaan Konsumen

Lembaga Pembiayaan

Rp triliun

0

20

40

60

80

100

120

2005 2006 20079 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8

Rp triliun

0

0,5

1

1,5

2

2,5Total Pembiayaan Cons. FinancingLeasing Credit Card (RHS)

%, y-o-y

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

2005 2006 20079 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8

g.Total Pembiayaang.Leasingg.Credit Cardg.Pembiayaan Konsumen

Page 64: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

64

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

halaman ini sengaja dikosongkan

Page 65: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

65

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

BAB IV. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Perkembangan kegiatan sistem pembayaran di wilayah DKI Jakarta, baik non tunaiPerkembangan kegiatan sistem pembayaran di wilayah DKI Jakarta, baik non tunaiPerkembangan kegiatan sistem pembayaran di wilayah DKI Jakarta, baik non tunaiPerkembangan kegiatan sistem pembayaran di wilayah DKI Jakarta, baik non tunaiPerkembangan kegiatan sistem pembayaran di wilayah DKI Jakarta, baik non tunai

maupun tunai, pada triwulan IV-2007 berjalan relatif bervariasi namun masih dalammaupun tunai, pada triwulan IV-2007 berjalan relatif bervariasi namun masih dalammaupun tunai, pada triwulan IV-2007 berjalan relatif bervariasi namun masih dalammaupun tunai, pada triwulan IV-2007 berjalan relatif bervariasi namun masih dalammaupun tunai, pada triwulan IV-2007 berjalan relatif bervariasi namun masih dalam

batas-batas normalbatas-batas normalbatas-batas normalbatas-batas normalbatas-batas normal. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, transaksipembayaran non tunai dengan menggunakan sarana BI Real Time Gross Settlement(RTGS) turun namun disisi lain transaksi yang menggunakan sarana kliringmenunjukkan jumlah dan nilai transaksi yang sedikit meningkat. Faktor yangmempengaruhi penurunan transaksi RTGS antara lain adalah mulai berkurangnyatransaksi paska lebaran, peningkatan transaksi tunai dan tidak menutup kemungkinanjuga dipengaruhi oleh jumlah hari kerja yang lebih pendek karena banyaknya harilibur. Sementara itu, faktor yang mempengaruhi peningkatan transaksi kliring antaralain adalah bertambah luasnya wilayah yang terhubung sistem kliring nasional danjuga karena diberlakukannya daftar hitam nasional yang mampu meningkatkanefisiensi dan keamanan dalam bertransaksi. Data menunjukkan bahwa dalam empattriwulan terakhir trend transaksi kliring meningkat. Sementara itu, untuk transaksitunai menunjukkan perkembangan yang meningkat. Faktor yang mempengaruhipeningkatan transaksi tunai lebih terkait dengan peningkatan transaksi kasmasyarakat menyambut lebaran dan juga libur panjang. Pada triwulan laporan,temuan uang palsu diperkirakan juga relatif rendah.

Pada triwulan IV 2007, penyelesaian transaksi non tunai dengan menggunakanPada triwulan IV 2007, penyelesaian transaksi non tunai dengan menggunakanPada triwulan IV 2007, penyelesaian transaksi non tunai dengan menggunakanPada triwulan IV 2007, penyelesaian transaksi non tunai dengan menggunakanPada triwulan IV 2007, penyelesaian transaksi non tunai dengan menggunakan

sarana sarana sarana sarana sarana real time gross setlementreal time gross setlementreal time gross setlementreal time gross setlementreal time gross setlement ( ( ( ( (RTGSRTGSRTGSRTGSRTGS) melambat namun transaksi kliring pada) melambat namun transaksi kliring pada) melambat namun transaksi kliring pada) melambat namun transaksi kliring pada) melambat namun transaksi kliring pada

menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, walaupun tidakmenunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, walaupun tidakmenunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, walaupun tidakmenunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, walaupun tidakmenunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, walaupun tidak

cukup signifikan. Sementara itu, transaksi tunai perbankan dengan Bank Indonesiacukup signifikan. Sementara itu, transaksi tunai perbankan dengan Bank Indonesiacukup signifikan. Sementara itu, transaksi tunai perbankan dengan Bank Indonesiacukup signifikan. Sementara itu, transaksi tunai perbankan dengan Bank Indonesiacukup signifikan. Sementara itu, transaksi tunai perbankan dengan Bank Indonesia

meningkatmeningkatmeningkatmeningkatmeningkat. Penyelesaian transaksi dengan memanfaatkan BI RTGS searah dengan

perekonomian yang membaik masih berada pada level yang tinggi, walaupunturun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan ini semakin

menempatkan penggunaan RTGS mendominasi pembayaran non tunai yang nilai

nominalnya mencapai lebih dari 95% dari total nilai transaksi non tunai. Selebihnyaadalah transaksi non tunai dengan menggunakan sarana kliring yang trend

transaksinya menunjukkan peningkatan. Sementara itu, kegiatan transaksi tunai

antara perbankan dengan Bank Indonesia menghadapi libur panjang perayaanhari besar keagamaan menunjukkan transaksi yang relatif lebih tinggi, baik transaksi

inflow maupun outflow.

Page 66: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

66

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

A. TRANSAKSI RTGSPenyelesaian transaksi non tunai dengan menggunakan sarana RTGS menunjukkanPenyelesaian transaksi non tunai dengan menggunakan sarana RTGS menunjukkanPenyelesaian transaksi non tunai dengan menggunakan sarana RTGS menunjukkanPenyelesaian transaksi non tunai dengan menggunakan sarana RTGS menunjukkanPenyelesaian transaksi non tunai dengan menggunakan sarana RTGS menunjukkan

perkembangan yang cukup pesat dan secara pasti menggeser transaksi kliringperkembangan yang cukup pesat dan secara pasti menggeser transaksi kliringperkembangan yang cukup pesat dan secara pasti menggeser transaksi kliringperkembangan yang cukup pesat dan secara pasti menggeser transaksi kliringperkembangan yang cukup pesat dan secara pasti menggeser transaksi kliring

(Tabel IV. 1).(Tabel IV. 1).(Tabel IV. 1).(Tabel IV. 1).(Tabel IV. 1). Faktor yang menyebabkan tingginya transaksi RTGS dikerenakanpenyelesaian transaksi dapat dilakukan seketika dan resiko settlement-nya dapat

diperkecil. Dua hal ini merupakan prasyarat penyelesaian di bidang pembayaran

yang kedudukannya menjadi penting bagi perekonomian yang bergerak cepat,dimana efisensi, kecepatan dan keamanan sudah menjadi persyaratan wajib (Grafik

IV. 1 - 2).

Pada triwulan IV 2007, perkembangan penyelesaian rata-rata harian transaksi BIPada triwulan IV 2007, perkembangan penyelesaian rata-rata harian transaksi BIPada triwulan IV 2007, perkembangan penyelesaian rata-rata harian transaksi BIPada triwulan IV 2007, perkembangan penyelesaian rata-rata harian transaksi BIPada triwulan IV 2007, perkembangan penyelesaian rata-rata harian transaksi BI

RTGS melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.RTGS melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.RTGS melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.RTGS melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.RTGS melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Nilai transaksi RTGSturun 11,43% menjadi Rp 125,1 triliun per hari dan dari sisi volume turun 7,29%

menjadi sebanyak 17991 transaksi per hari. Peningkatan ini terjadi baik yang berasal

dari transaksi dari Jakarta ke luar Jakarta maupun dari Jakarta ke Jakarta. Penyebabpeningkatan volume maupun nilai nominal transaksi berasal dari berbagai sumber,

seperti dari transaksi pengelolaan moneter, transaksi antar nasabah dan transaksi

di pasar uang antar bank (PUAB). Berdasarkan data yang terekam, proporsipenggunaan sistem RTGS paling banyak dilakukan oleh nasabah bank.

Grafik IV.1Perkembangan Transaksi RTGS

Tabel IV. 1Transaksi RTGS

RTGS (Rp Miliar) 90.109 116.053 141.770 141.242 125.104

Dari Jakarta 68.005 89.391 109.905 107.819 97.524

ke Jakarta(f-t) 11.585 14.244 17.973 18.702 13.894

ke Luar Jakarta(f) 56.421 75.147 91.932 89.116 83.630

Ke Jakarta 22.104 26.662 31.865 33.424 27.580

dari Luar Jakarta(t) 22.104 26.662 31.865 33.424 27.580

RTGS (Volume) 14.640 16.211 17.826 19.406 17.991

Dari Jakarta 8.151 9.067 9.928 10.661 9.562

ke Jakarta(f-t) 2.455 2.722 3.110 3.236 2.423

ke Luar Jakarta(f) 5.696 6.345 6.818 7.426 7.139

Ke Jakarta 6.490 7.144 7.898 8.744 8.428

dari Luar Jakarta(t) 6.490 7.144 7.898 8.744 8.428

Sumber : Pertamina

Q3 Q4 Q2 Q3 Q4

2006 2007

Rp triliun Volume/ribuan

-

20

40

60

80

100

120

140

160

Q3 Q4 Q2 Q3 Q4

NilaiVolume (rhs)

1011121314151617181920

Page 67: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

67

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

B. TRANSAKSI KLIRINGDibandingkan dengan triwulan sebelumnya, penyelesaian rata-rata transaksi harianDibandingkan dengan triwulan sebelumnya, penyelesaian rata-rata transaksi harianDibandingkan dengan triwulan sebelumnya, penyelesaian rata-rata transaksi harianDibandingkan dengan triwulan sebelumnya, penyelesaian rata-rata transaksi harianDibandingkan dengan triwulan sebelumnya, penyelesaian rata-rata transaksi harian

melalui kliring di Jakarta menunjukkan peningkatan yang relatif rendah (Tabel IV.melalui kliring di Jakarta menunjukkan peningkatan yang relatif rendah (Tabel IV.melalui kliring di Jakarta menunjukkan peningkatan yang relatif rendah (Tabel IV.melalui kliring di Jakarta menunjukkan peningkatan yang relatif rendah (Tabel IV.melalui kliring di Jakarta menunjukkan peningkatan yang relatif rendah (Tabel IV.

2)2)2)2)2). Rata-rata harian nilai nominal transaksi kliring di triwulan IV 2007 Rp 3,2triliun, meningkat sebesar 3,2% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Rp

3,0 triliun). Sementara itu, rata-rata harian jumlah warkat kliring juga meningkat

namun dengan prosentase yang lebih rendah (0,94%) menjadi 198.518 lembarwarkat. Peningkatan penggunaan transaksi melalui kliring dan transaksi RTGS yang

tinggi merupakan fenomena yang logis, mengingat akaselerasi pertumbuhan

ekonomi masih berlanjut di triwulan IV-2007. Faktor lain adalah preferensimasyarakat untuk menyelesaikan transaksi non tunai dengan menggunakan kliring

meningkat sejalan dengan semakin luasnya wilayah yang terhubung dengan sistem

kliring nasional dan juga karena diberlakukannya daftar hitam nasional. Secarakeseluruhan upaya Bank Indonesia untuk mendorong masyarakat lebih banyak

melakukan transaksi non tunai (less cash society/LCS) mulai membuahkan hasil.

Ke depan penyelesaian transaksi melalui kliring diperkirakan masih akan meningkatKe depan penyelesaian transaksi melalui kliring diperkirakan masih akan meningkatKe depan penyelesaian transaksi melalui kliring diperkirakan masih akan meningkatKe depan penyelesaian transaksi melalui kliring diperkirakan masih akan meningkatKe depan penyelesaian transaksi melalui kliring diperkirakan masih akan meningkat.

Faktor yang mempengaruhi, selain perekonomian yang membaik juga dipengaruhi

oleh implementasi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan akanditerapkannya daftar hitam nasional. Coverage SKNBI pada saat ini sudah mencakup

lebih dari 95% nilai transaksi kliring per hari. Dengan SKNBI tersebut penyelesaian

kliring dapat dilaksanakan dengan lebih baik, terutama dilihat dari sisi kecepatandan keakuratan pembayaran. Selain itu risiko kegagalan settlement akan dapat

dikurangi. Gambaran awal dari peningkatan penggunaan transaksi kliring dapat

dilihat pada perkembangan baik dilihat dari nilai nominal maupun volume melaluikliring yang ternd-nya meningkat.

Grafik IV.2Rata-rata Harian Transaksi Kliring

Tabel IV. 2Rata-rata Harian Transaksi Kliring

2006 1 149.564 2.235.169

2 177.479 1.953.718

3 176.950 2.586.290

4 188.975 2.780.473

2007 1 158.162 2.105.110

2 189.459 2.759.094

3 196.663 2.998.294

4 198.518 3.094.510

Nominal(jutaan rupiah)Volume

Miliar rupiah Ribuan lembar

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

0

50

100

150

200

250Nominal JktVol (rhs)

Page 68: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

68

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), keuntungan yang diperolehMelalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), keuntungan yang diperolehMelalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), keuntungan yang diperolehMelalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), keuntungan yang diperolehMelalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), keuntungan yang diperoleh

cukup luas. cukup luas. cukup luas. cukup luas. cukup luas. Masyarakat, perbankan dan perekonomian secara makro memperoleh

keuntungan dimaksud. Bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia yangmelakukan penyelesaian transaksi melalui kliring nantinya dapat melakukan

transaksi transfer dana pada hari yang sama sepanjang sistem internal bank peserta

sudah sepenuhnya terhubung (fully online). Bagi perbankan, SKNBI akanmenciptakan efisiensi biaya pencetakan dan handling warkat, efisiensi SDM dan

peralatan penunjang lainnya. Pengintegrasian juga akan meningkatkan efesiensi

pengelolaan likuiditas bank karena bank cukup memonitor satu posisi transaksikliring secara nasional. Secara makro, transmisi arus dana melalui SKNBI secara

real time dan otomatis akan mempercepat peredaran kembali uang (velocity ofmoney) sehingga mampu mendorong aktivitas ekonomi masyarakat, dan padagilirannya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Tabel IV. 3Rata-rata Harian Penarikan Cek/BG Kosong

1 11.818 585 2.235.169 149.564 0,53 0,39

2 14.772 658 1.953.718 177.479 0,76 0,37

2007 3 13.232 657 2.586.290 176.950 0,51 0,37

4 15.126 722 2.780.473 188.975 0,54 0,38

1 14.193 642 2.105.110 158.162 0,67 0,41

2006 2 12.368 605 2.759.094 189.459 0,45 0,32

3 14.479 480 2.998.294 196.663 0,48 0,24

4 12.926 537 3.094.510 198.518 0,42 0,27

Nominal Volume Nominal Volume Nominal Volume(juta Rupiah) (lembar) (juta Rupiah) (lembar) (%) (%)

Persentase Penarikan Cek/BG Kosong Kliring Total

Kualitas kliring di Jakarta pada triwulan IV-2007 relatif baik (Tabel IV. 3). Kualitas kliring di Jakarta pada triwulan IV-2007 relatif baik (Tabel IV. 3). Kualitas kliring di Jakarta pada triwulan IV-2007 relatif baik (Tabel IV. 3). Kualitas kliring di Jakarta pada triwulan IV-2007 relatif baik (Tabel IV. 3). Kualitas kliring di Jakarta pada triwulan IV-2007 relatif baik (Tabel IV. 3). Persentase

rata-rata harian tolakan kliring terhadap total rata-rata harian kliring, baik dari sisijumlah warkat maupun nilai transaksi relatif rendah, bahkan persentase jumlah

nominal kliring yang ditolak menurun. Presentasi rata-rata harian nilai nominal

dan volume cek dan BG yang ditolak masing-masing adalah 0,42% dan 0,27%,lebih kurang hampir sama dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 0,48% dan

0,24%.

Terkait dengan upaya untuk meningkatkan kualitas kliring, Bank IndonesiaTerkait dengan upaya untuk meningkatkan kualitas kliring, Bank IndonesiaTerkait dengan upaya untuk meningkatkan kualitas kliring, Bank IndonesiaTerkait dengan upaya untuk meningkatkan kualitas kliring, Bank IndonesiaTerkait dengan upaya untuk meningkatkan kualitas kliring, Bank Indonesia

memberlakukan penerbitan daftar hitam nasional penarik Cek dan/atau bilyet giromemberlakukan penerbitan daftar hitam nasional penarik Cek dan/atau bilyet giromemberlakukan penerbitan daftar hitam nasional penarik Cek dan/atau bilyet giromemberlakukan penerbitan daftar hitam nasional penarik Cek dan/atau bilyet giromemberlakukan penerbitan daftar hitam nasional penarik Cek dan/atau bilyet giro

kosongkosongkosongkosongkosong. Latar belakang dari dikeluarkannya ketentuan ini adalah mengingat bahwa

Page 69: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

69

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

penggunaan instrumen cek dan/atau bilyet giro sebagai alat pembayaran di Indonesia

masih diminati, namun disisi lain masih terdapat praktik penarikan cek dan/atau

bilyet giro kosong yang dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat. Sementaraitu penerapan sanksi daftar hitam penarik cek dan/atau bilyet giro kosong serta

pemberlakuannya cakupan wilayah kliring lokal belum cukup efektif menurunkan

tingkat pencairan cek dan/atau bilyet giro kosong sehingga perlu diterapkan prinsipself assesment agar penatausahaan daftar hitam dapat dilakukan dengan lebih akurat.

Oleh karena itu, dalam rangka melindungi dan menjaga kepercayaan masyarakat

atas penarikan cek dan/atau bilyet kosong, Bank Indonesia mengeluarkan PeraturanBank Indonesia No 8/29/PBI2006 tentang daftar hitam nasional penarik cek dan/

atau bilyet giro kosong yang berlaku efektif per 1 Juli 2007.

C. TRANSAKSI TUNAIPerkembangan transaksi tunai antara perbankan dan Bank Indonesia pada triwulanPerkembangan transaksi tunai antara perbankan dan Bank Indonesia pada triwulanPerkembangan transaksi tunai antara perbankan dan Bank Indonesia pada triwulanPerkembangan transaksi tunai antara perbankan dan Bank Indonesia pada triwulanPerkembangan transaksi tunai antara perbankan dan Bank Indonesia pada triwulan

IV 2007 dibandingkan dengan transaksi pada triwulan sebelumnya meningkatIV 2007 dibandingkan dengan transaksi pada triwulan sebelumnya meningkatIV 2007 dibandingkan dengan transaksi pada triwulan sebelumnya meningkatIV 2007 dibandingkan dengan transaksi pada triwulan sebelumnya meningkatIV 2007 dibandingkan dengan transaksi pada triwulan sebelumnya meningkat

namun menurun dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnyanamun menurun dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnyanamun menurun dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnyanamun menurun dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnyanamun menurun dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Faktor yang mempengaruhi peningkatan transaksi tunai antara perbankan denganBank Indonesia adalah peningkatan kebutuhan tunai masyarakat berbarengan

dengan perayaan hari besar keagamaan dan libur panjang. Namun demikian,khusus untuk transaksi out flow jumlahnya lebih rendah dibandingkan dengan

transaksi pada periode waktu yang sama dengan tahun sebelumnya. Salah satu

alasan yang mungkin antara lain adalah dikarenakan penyelesaian transaksi nontunai masyarakat meningkat sejalan dengan meningkatnya kepastian hukum di

sistem ini. Selain itu, juga dipengaruhi oleh adanya ketentuan penyetoran uang

kartal ke Bank Indonesia hanya untuk uang yang tidak layak edar (UTLE).

Di triwulan laporan tersebut, rata-rata harian transaksi Di triwulan laporan tersebut, rata-rata harian transaksi Di triwulan laporan tersebut, rata-rata harian transaksi Di triwulan laporan tersebut, rata-rata harian transaksi Di triwulan laporan tersebut, rata-rata harian transaksi inflowinflowinflowinflowinflow meningkat dan meningkat dan meningkat dan meningkat dan meningkat dan

outflow mengalami peningkatan yang lebih tinggi sehingga menyebabkan transaksioutflow mengalami peningkatan yang lebih tinggi sehingga menyebabkan transaksioutflow mengalami peningkatan yang lebih tinggi sehingga menyebabkan transaksioutflow mengalami peningkatan yang lebih tinggi sehingga menyebabkan transaksioutflow mengalami peningkatan yang lebih tinggi sehingga menyebabkan transaksi

net outflownet outflownet outflownet outflownet outflow meningkat (Grafik IV. 3 - 4) meningkat (Grafik IV. 3 - 4) meningkat (Grafik IV. 3 - 4) meningkat (Grafik IV. 3 - 4) meningkat (Grafik IV. 3 - 4). Rata-rata harian uang yang masuk ke

Bank Indonesia pada triwulan IV sebesar Rp 185,4 miliar, dan pada saat yangbersamaan rata-rata harian uang yang keluar sebesar Rp 362,1 miliar sehingga

secara harian rata-rata terjadi net out flow sebesar Rp 176,1 miliar. Jumlah net

outflow tersebut meningkat cukup drastis dibandingkan dengan net outflow padatriwulan sebelumnya (Rp 86,6 miliar).

Bank Indonesia menghendaki menurunnya kegiatan transaksi tunai antara BankBank Indonesia menghendaki menurunnya kegiatan transaksi tunai antara BankBank Indonesia menghendaki menurunnya kegiatan transaksi tunai antara BankBank Indonesia menghendaki menurunnya kegiatan transaksi tunai antara BankBank Indonesia menghendaki menurunnya kegiatan transaksi tunai antara Bank

Indonesia dengan Perbankan dan disisi lain sanagat diharapkan terjadinyaIndonesia dengan Perbankan dan disisi lain sanagat diharapkan terjadinyaIndonesia dengan Perbankan dan disisi lain sanagat diharapkan terjadinyaIndonesia dengan Perbankan dan disisi lain sanagat diharapkan terjadinyaIndonesia dengan Perbankan dan disisi lain sanagat diharapkan terjadinya

Page 70: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

70

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

peningkatan transaksi non tunai.peningkatan transaksi non tunai.peningkatan transaksi non tunai.peningkatan transaksi non tunai.peningkatan transaksi non tunai. Dengan meningkatnya penggunaan transaksi

non tunai menunjukkan bahwa upaya Bank Indonesia untuk mendorong

masyarakat lebih banyak melakukan transaksi non tunai (less cash society/LCS)yang lebih efisien dan aman ternyata dapat berjalan dengan baik. Peningkatan

penggunaan transaksi non tunai tersebut juga dapat dijadikan sebagai cerminan

kemajuan suatu daerah ataupun negara, terutama dalam hal menilai intensitasaktifitas perekonomian. Dari sisi bank Indonesia, dengan meningkatnya

penggunaan transaksi non tunai, maka Bank Indonesia juga dapat menekan biaya

pencetakan uang dan biaya logistik pengedaran uang.

Grafik IV.3Rata-rata Harian Arus Uang Tunai Bank

Indonesia Jakarta - Perbankan

Grafik IV.4Net Arus Uang Tunai BI Jakarta

Rp Milliar/perhari

-50

100150200250300350400450

2006 20071 2 3 4 1 2 3 4*

OutflowInflow

Milliar rupiah per hari

-

50

100

150

200

250

2006 20071 2 3 4 1 2 3 4*

Net Outflow

Terkait dengan kebijakan sistem pembayaran tunai, maka sejak triwulan II-2006Terkait dengan kebijakan sistem pembayaran tunai, maka sejak triwulan II-2006Terkait dengan kebijakan sistem pembayaran tunai, maka sejak triwulan II-2006Terkait dengan kebijakan sistem pembayaran tunai, maka sejak triwulan II-2006Terkait dengan kebijakan sistem pembayaran tunai, maka sejak triwulan II-2006

Bank Indonesia menerapkan uji coba ketentuan setoran bayar bagi perbankan diBank Indonesia menerapkan uji coba ketentuan setoran bayar bagi perbankan diBank Indonesia menerapkan uji coba ketentuan setoran bayar bagi perbankan diBank Indonesia menerapkan uji coba ketentuan setoran bayar bagi perbankan diBank Indonesia menerapkan uji coba ketentuan setoran bayar bagi perbankan di

wilayah KBI dan Kantor Pusat, yaitu penyetoran uang kartal ke Bank Indonesiawilayah KBI dan Kantor Pusat, yaitu penyetoran uang kartal ke Bank Indonesiawilayah KBI dan Kantor Pusat, yaitu penyetoran uang kartal ke Bank Indonesiawilayah KBI dan Kantor Pusat, yaitu penyetoran uang kartal ke Bank Indonesiawilayah KBI dan Kantor Pusat, yaitu penyetoran uang kartal ke Bank Indonesia

hanya untuk uang yang tidak layak edar (UTLE).hanya untuk uang yang tidak layak edar (UTLE).hanya untuk uang yang tidak layak edar (UTLE).hanya untuk uang yang tidak layak edar (UTLE).hanya untuk uang yang tidak layak edar (UTLE). Uji coba penerapan ketentuan ini

telah menyebabkan turunnya jumlah aliran uang baik inflow ataupun outflow di

Kantor Pusat. Perkembangan penyelesaian transaksi tunai antar BI dan Perbankansecara tahunan menunjukkan jumlah yang menurun.

Sementara itu, walaupun hubungan antara transaksi tunai antara Bank IndonesiaSementara itu, walaupun hubungan antara transaksi tunai antara Bank IndonesiaSementara itu, walaupun hubungan antara transaksi tunai antara Bank IndonesiaSementara itu, walaupun hubungan antara transaksi tunai antara Bank IndonesiaSementara itu, walaupun hubungan antara transaksi tunai antara Bank Indonesia

dengan Perbankan dikaitkan dengan temuan uang palsu belum diteliti, namundengan Perbankan dikaitkan dengan temuan uang palsu belum diteliti, namundengan Perbankan dikaitkan dengan temuan uang palsu belum diteliti, namundengan Perbankan dikaitkan dengan temuan uang palsu belum diteliti, namundengan Perbankan dikaitkan dengan temuan uang palsu belum diteliti, namun

demikian data menunjukkan bahwa rasio temuan uang palsu terhadap uang kertasdemikian data menunjukkan bahwa rasio temuan uang palsu terhadap uang kertasdemikian data menunjukkan bahwa rasio temuan uang palsu terhadap uang kertasdemikian data menunjukkan bahwa rasio temuan uang palsu terhadap uang kertasdemikian data menunjukkan bahwa rasio temuan uang palsu terhadap uang kertas

yang diedarkan dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun sebelumnyayang diedarkan dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun sebelumnyayang diedarkan dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun sebelumnyayang diedarkan dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun sebelumnyayang diedarkan dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun sebelumnya

(Triwulan IV 2006) diperkirakan menurun(Triwulan IV 2006) diperkirakan menurun(Triwulan IV 2006) diperkirakan menurun(Triwulan IV 2006) diperkirakan menurun(Triwulan IV 2006) diperkirakan menurun. Rata-rata rasio temuan uang palsu

terhadap uang yang diedarkan selama periode Januari sampai dengan Agustus2007 (0,00000086), turun tipis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

Page 71: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

71

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

(0,00000094). Sedangkan, dilihat per Kantor Koordinator Bank Indonesia, temuanuang palsu yang cukup besar adalah di Kantor Bank Indonesia Pusat dan Kantor

Koordinator Bank Indonesia Surabaya. Di Kantor Pusat Bank Indonesia, rata-rata

temuan uang palsu selama Januari √ Agustus 2007 mencapai 29,1% dari totaltemuan uang palsu, turun dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun

sebelumnya (33,1%). Sementara itu, dibandingkan dengan negara lain, terutama

di negara-negara maju, temuan uang palsu di atas termasuk lebih rendah.

Grafik IV.5Rasio Temuan Uang Palsu Terhadap Uang

Diedarkan

Grafik IV.6Persentasi Uang Palsu di DKI Terhadap

Total Uang Palsu

Lembar

0.0000000

0.0000010

0.0000020

0.0000030

0.0000040

0.0000050

0.0000060

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8

Rasio Uang Palsu TerhadapUang Diedarkan

%

0

20

40

60

80

100

2006 20071 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

KPBIDi Luar KPBI

Page 72: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

72

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

halaman ini sengaja dikosongkan

Page 73: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

73

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

BAB V. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di tahun 2007 berdampak padaPertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di tahun 2007 berdampak padaPertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di tahun 2007 berdampak padaPertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di tahun 2007 berdampak padaPertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di tahun 2007 berdampak pada

perbaikan beberapa indikator kesejahteraan masyarakat di Jakarta, namun disisiperbaikan beberapa indikator kesejahteraan masyarakat di Jakarta, namun disisiperbaikan beberapa indikator kesejahteraan masyarakat di Jakarta, namun disisiperbaikan beberapa indikator kesejahteraan masyarakat di Jakarta, namun disisiperbaikan beberapa indikator kesejahteraan masyarakat di Jakarta, namun disisi

lain kesenjangan pendapatan meningkat. lain kesenjangan pendapatan meningkat. lain kesenjangan pendapatan meningkat. lain kesenjangan pendapatan meningkat. lain kesenjangan pendapatan meningkat. Indikator dimaksud antara lain adalahketenagakerjaan, angka kemiskinan, upah/gaji, angka indeks kesengsaraan (miseryindeks) dan kualitas hidup sebagaimana tercermin pada indeks pembangunanmanusia (IPM). Angka pengangguran di DKI menurun, dari 14,7% pada tahun2006 menjadi 12,57% pada tahun 2007 meskipun masih lebih tinggi dibandingkandengan tingkat pengangguran nasional (9,11%). Tingkat kemiskinan sedikitmengalami perbaikan, yaitu turun menjadi 4,19% dari total jumlah pendudukdibandingkan dengan tahun sebelumya (4,30%) dan angkanya lebih rendahdibandingkan dengan angka kemiskinan nasional (16,6%). Faktor yangmempengaruhi relatif membaiknya kedua indikator kesejahteraan di atas antaralain adalah kinerja perekonomian Jakarta yang membaik. Namun demikian, darisisi kualitas masih belum optimal, yaitu pertumbuhan ekonomi lebih didorongoleh konsumsi, disisi lain investasi tumbuh relatif lambat. Kualitas pertumbuhanyang belum optimal ini berdampak pada meningkatnya kesenjangan pendapatansebagaimana tercermin pada peningkatan angka gini rasio dari 0,269 pada tahun2005 menjadi 0,336 pada 2007 (Maret). Sementara itu, Indikator-indikatorkesejahteraan lain, seperti indeks kesengsaraan dan indeks pembangunan manusiarelatif membaik. Perbaikan angka indeks kesengsaraan terjadi sejalan denganpertumbuhan ekonomi yang meningkat dan di sisi lain inflasi relatif terjaga.Sedangkan indeks pembangunan manusia perbaikan antara lain dipengaruhi olehperekonomian yang membaik dan alokasi anggaran untuk program pendidikandan jaminan sosial yang meningkat.

A. KETENAGAKERJAANJumlah angkatan kerja dan jumlah orang yang bekerja di DKI Jakarta sampai denganJumlah angkatan kerja dan jumlah orang yang bekerja di DKI Jakarta sampai denganJumlah angkatan kerja dan jumlah orang yang bekerja di DKI Jakarta sampai denganJumlah angkatan kerja dan jumlah orang yang bekerja di DKI Jakarta sampai denganJumlah angkatan kerja dan jumlah orang yang bekerja di DKI Jakarta sampai dengan

Agustus meningkat, sementara disisi lain tingkat pengangguran terbuka turunAgustus meningkat, sementara disisi lain tingkat pengangguran terbuka turunAgustus meningkat, sementara disisi lain tingkat pengangguran terbuka turunAgustus meningkat, sementara disisi lain tingkat pengangguran terbuka turunAgustus meningkat, sementara disisi lain tingkat pengangguran terbuka turun

(Grafik V. 1). (Grafik V. 1). (Grafik V. 1). (Grafik V. 1). (Grafik V. 1). Pada posisi Agustus 2007 jumlah angkatan kerja di DKI Jakartamencapai 4,40 juta jiwa, meningkat dibandingkan dengan kondisi Agustus 2006

(4,12 juta jiwa). Penyerapan tenaga kerja meningkat cukup tinggi, dari 3,53 juta

jiwa menjadi 3,84 juta jiwa. Kombinasi perkembangan dua hal yang positif inimenyebabkan tingkat pengangguran terbuka turun cukup signifikan, dari 14,31%

pada posisi Agustus 2006 menjadi 12,57% pada posisi Agustus 2007.

Page 74: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

74

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Penurunan angka pengangguran di Jakarta akan berlanjut pada triwulan-triwulanPenurunan angka pengangguran di Jakarta akan berlanjut pada triwulan-triwulanPenurunan angka pengangguran di Jakarta akan berlanjut pada triwulan-triwulanPenurunan angka pengangguran di Jakarta akan berlanjut pada triwulan-triwulanPenurunan angka pengangguran di Jakarta akan berlanjut pada triwulan-triwulan

mendatangmendatangmendatangmendatangmendatang. Faktor utama yang mempengaruhi perbaikan dimaksud adalah

perekonomian yang sampai dengan triwulan IV 2007 terus membaik, walaupun

sektor-sektor yang mampu menyerap banyak tenaga kerja tumbuh relatif terbatasterutama karena masih terbatasnya pertumbuhan investasi. Hasil survey sakernas

tahap II 2007 menyatakan bahwa pertumbuhan penyerapan tenaga kerja padaposisi bulan Agustus tumbuh cukup baik. Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja

yang cukup tinggi terutama terjadi pada sektor industri pengolahan, angkutan

komunikasi, pengangkutan, keuangan dan jasa perusahaan.

Fenomena perkembangan ketengakerjaan di Jakarta berdasarkan survei BPSFenomena perkembangan ketengakerjaan di Jakarta berdasarkan survei BPSFenomena perkembangan ketengakerjaan di Jakarta berdasarkan survei BPSFenomena perkembangan ketengakerjaan di Jakarta berdasarkan survei BPSFenomena perkembangan ketengakerjaan di Jakarta berdasarkan survei BPS

tersebut cukup menarik. tersebut cukup menarik. tersebut cukup menarik. tersebut cukup menarik. tersebut cukup menarik. Di tengah-tengah lambatnya pertumbuhan investasi,

sekor industri pengolahan mampu menyerap tenaga kerja cukup tinggi, yaitu

meningkat 27,43% menjadi 708,6 ribu tenaga kerja. Sektor transportasimeningkat 24,87% menjadi 369,1 ribu tenaga kerja. Sektor keuangan meningkat

23,11% menjadi 287,1 ribu tenga kerja. Sementara itu sektor penyerap tenga

kerja terbesar, yaitu perdagangan hanya tumbuh 2,20% (1.435,7 ribu tenagakerja) (Grafik V. 1). Salah satu faktor penyebab tingginya peningkatan penyerapan

tenaga kerja di sektor industri di Jakarta tidak terlepas pengaruh peningkatan

pendapatan yang diikuti oleh peningkatan konsumsi masyarakat terutamaterhadap barang-barang durable, seperti mobil, kendaraan bermotor, onderdil

alat transportasi, dan barang-barang elektronika. Sebagian dari industri yang

menghasilkan produk dimaksud berlokasi di Jakarta. Dalam hal ini walaupuntidak semua industri merespon peningkatan permintaan melalui penambahan

investasi, sebagian industri merespon melalui peningkatan penggunaan kapasitas

Grafik V.1Angkatan Kerja dan Penduduk Bekerja

Grafik V.2Tingkat Angka Pengangguran Terbuka

Ribu

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

2005 2006 2007

Angkatan Kerja Bekerja Menganggur

Sumber BPS

2005

(%)

02468

101214161820

2006 2007Ags Ags

Banten DKISumatera JawaBali dan NT KallimantanSulawesi PapuaNasional

Page 75: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

75

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

yang dalam implementasinya juga menambah tenaga kerja. Disisi lain dukungan

pembiayaan dengan bunga yang relatif murah ikut mendorong peningkatan

konsumsi masyarakat yang juga mendorong industri untuk meningkatkanproduksi. Sementara itu, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja yang tinggi pada

sektor-sektor diluar industri adalah merupakan fenomena yang wajar, yaitu

dipengaruhi oleh aktifitas perekonomian yang meningkat.

Pada posisi bulan Agustus 2007 meskipun angka prosentase pengangguran diPada posisi bulan Agustus 2007 meskipun angka prosentase pengangguran diPada posisi bulan Agustus 2007 meskipun angka prosentase pengangguran diPada posisi bulan Agustus 2007 meskipun angka prosentase pengangguran diPada posisi bulan Agustus 2007 meskipun angka prosentase pengangguran di

Jakarta turun, namun demikian dibandingkan dengan prosentase angkaJakarta turun, namun demikian dibandingkan dengan prosentase angkaJakarta turun, namun demikian dibandingkan dengan prosentase angkaJakarta turun, namun demikian dibandingkan dengan prosentase angkaJakarta turun, namun demikian dibandingkan dengan prosentase angka

pengangguran nasional (9,75%) masih lebih tinggi (Grafik V. 2.). pengangguran nasional (9,75%) masih lebih tinggi (Grafik V. 2.). pengangguran nasional (9,75%) masih lebih tinggi (Grafik V. 2.). pengangguran nasional (9,75%) masih lebih tinggi (Grafik V. 2.). pengangguran nasional (9,75%) masih lebih tinggi (Grafik V. 2.). Tingginya tingkat

pengangguran di Jakarta antara lain disebabkan oleh karakteristik perekonomiandi Jakarta yang cenderung diwarnai oleh sektor-sektor ekonomi yang padat modal

dan tehnologi. Akibatnya, walaupun pertumbuhan ekonominya tinggi namun

penyerapan tenaga kerjanya relatif terbatas. Ketersediaan lapangan kerja formaltumbuh terbatas padahal struktur tenaga kerja hampir 64,82% merupakan tenaga

kerja buruh/karyawan (Tabel V.2). Faktor yang lain adalah merupakan permasalahan

klasik, yaitu tingginya tingkat urbanisasi di Jakarta sebagai wilayah yang terbuka.Dugaan yang lain adalah bahwa meskipun sebagian dari masyarakat Jakarta tidak

memiliki pekerjaan, namun demikian sebagian dari masyarakat dimaksud memilikidan mengelola asset yang mampu menghasilkan uang.

Tabel V. 1Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor

di DKI Jakarta

Pertanian 19.651 22.543 19.940 0,6 0,6 0,5Pertambangan 2.953 9.410 8.310 0,1 0,3 0,2Industri 698.782 556.086 708.640 19,6 15,7 18,4Listrik 9.072 12.733 12.090 0,3 0,4 0,3Konstruksi 174.426 162.717 167.000 4,9 4,6 4,3Perdagangan 1.391.304 1.404.854 1.435.740 39,0 39,8 37,4Transportasi 326.539 295.724 369.270 9,2 8,4 9,6Keuangan 172.938 233.238 287.130 4,9 6,6 7,5Jasa 769.666 834.494 834.820 21,6 23,6 21,7Total 3.565.331 3.531.799 3.842.940 100 100 100

Sumber : BPS

2005 2006 2007 2005 2006 2007

Jumlah Tenaga ShareKerjaLapangan

Tabel V. 2Tenaga Kerja berdasarkan Status

Pekerjaan di DKI Jakarta

Formal

1. Berusaha di bantu buruh tetap 188.900 233.400

2. Buruh/Karyawan 2.213.530 2.319.900

Informal

1. Berusaha sendiri 726.210 841.220

2. Berusaha dibantu buruh tidak

tetap 165.640 171.150

3. Pekerja bebas 97.660 95.660

4. Pekerja tak di bayar 139.870 181.610s

Status Pekerjaan Agt. 2006 Agt. 2007

Sumber BPS

Page 76: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

76

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

B. UPAHSecara agregat upah yang diterima tenaga kerja meningkat, namun peningkatanSecara agregat upah yang diterima tenaga kerja meningkat, namun peningkatanSecara agregat upah yang diterima tenaga kerja meningkat, namun peningkatanSecara agregat upah yang diterima tenaga kerja meningkat, namun peningkatanSecara agregat upah yang diterima tenaga kerja meningkat, namun peningkatan

upah terutama lebih dirasakan oleh pekerja level menengah ke atas karena baseupah terutama lebih dirasakan oleh pekerja level menengah ke atas karena baseupah terutama lebih dirasakan oleh pekerja level menengah ke atas karena baseupah terutama lebih dirasakan oleh pekerja level menengah ke atas karena baseupah terutama lebih dirasakan oleh pekerja level menengah ke atas karena base

salary-nya relatif sudah tinggi.salary-nya relatif sudah tinggi.salary-nya relatif sudah tinggi.salary-nya relatif sudah tinggi.salary-nya relatif sudah tinggi. survei Human Resources Development Club (HRD

Club) yang menunjukkan kenaikan gaji manajerial di sektor formal pada berbagailevel jabatan mendekati angka 15% (Grafik I.11 -15 dan tabel I.2). Kenaikan gaji

tersebut umumnya mulai dibayarkan di triwulan II 2007. Survei yang lain adalahsurvei konsumen yang menunjukkan bahwa penghasilan saat ini sebagian besar

responden membaik. Sementara itu, untuk golongan masyarakat berpenghasilan

relatif subsistem kenaikan pendapatannya relatif kurang dapat secara cukupsignifikan mampu mendorong peningkatan konsumsi. Hal ini tercermin pada

peningkatan upah buruh informal, Upah Minimum Propinsi (UMP), yang kurang

cukup kuat mengimbangi kenaikan harga-harga. Dengan kata lain, peningkatanpendapatan pada berbagai level pekerjaan kurang memberikan dampak pada

pengurangan disparitas pendapatan, sebagaimana tercermin pada angka gini ratio

2007 (0,336) yang meningkat dibandingkan tahun 2005 (0,269). Ke depan,disamping upaya untuk menjaga kestabilan harga dioptimalkan, kebijakan

pengupahan ada baiknya lebih diarahkan pada upaya untuk dapat mengerem

disparitas yang semakin membesar. Kebijakan tersebut antara lain dapat dilakukanmelalui pengaturan peningkatan gaji yang lebih rendah untuk level yang lebih

tinggi namun disisi lain kenaikan upah pada low level tetap dalam batas-batas

normal dan mampu meredam ekspektasi terhadap inflasi.

Tabel V. 3Jumlah Tenaga Kerja berdasarkan

Pendidikan di Jakarta

Sumber BPS, Sakernas, Februari 2006

2005 2006 2005 2006Lapangan Jumlah Share (%)

Tidak Sekolah 4.279 3.885 0,1 0,1

Tidak Tamat SD 100.196 85.470 2,8 2,4

SD 510.606 522.353 14,3 14,8

SLP 632.910 579.921 17,8 16,4

SLA 1.912.635 1.911.410 53,6 54,1

Diploma 187.912 198.840 5,3 5,6

Universitas 216.794 229.920 6,1 6,5

3.565.331 3.531.799 100,0 100,0

Tabel V. 4Angkat Gini Ratio

1 DKI Jakarta 0,322 0,269 0,336

2 Banten 0,330 0,356 0,365

3 Jawa Barat 0,289 0,336 0,344

4 Jawa Tengah 0,284 0,306 0,326

5 Jogyakarta 0,367 0,415 0,366

6 Jawa Timur 0,311 0,356 0,337

7 Sumatera Utara 0,268 0,303 0,305

8 Sulawesi Selatan 0,301 0,353 0,37

9 Nasional 0,329 0,363 0,364

Provinsi 2002 2005 2007

Sumber BPS

Page 77: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

77

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

C. KEMISKINAN1Ω

Presentase jumlah penduduk miskin di Jakarta masih relatif lebih rendahPresentase jumlah penduduk miskin di Jakarta masih relatif lebih rendahPresentase jumlah penduduk miskin di Jakarta masih relatif lebih rendahPresentase jumlah penduduk miskin di Jakarta masih relatif lebih rendahPresentase jumlah penduduk miskin di Jakarta masih relatif lebih rendah

dibandingkan dengan presentase jumlah penduduk miskin nasional (Grafik V. 3.).dibandingkan dengan presentase jumlah penduduk miskin nasional (Grafik V. 3.).dibandingkan dengan presentase jumlah penduduk miskin nasional (Grafik V. 3.).dibandingkan dengan presentase jumlah penduduk miskin nasional (Grafik V. 3.).dibandingkan dengan presentase jumlah penduduk miskin nasional (Grafik V. 3.).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jakarta, pada tahun 2007 prosentasependuduk miskin di DKI Jakarta hanya 4,19% dari total jumlah penduduk DKI

Jakarta. Prosentase penduduk miskin di kedua propinsi tersebut turun setelah

sempat meningkat pada tahun 2006 (4,30%). Penurunan ini searah denganpenurunan jumlah penduduk miskin nasional yang turun dari 39,30 juta jiwa

(17,75%) pada tahun 2006 menjadi 37,17 juta jiwa (16,58%) pada tahun 2007.

Faktor utama yang menyebabkan tingkat kemiskinan menurun adalahperekonomian yang membaik sejalan dengan berkurangnya dampak kenaikan

harga BBM Oktober 2005. Selain itu juga dipengaruhi oleh upaya sungguh-sungguh

pemerintah untuk mengurangi kemiskinan (pro poor) melalui pelaksanaan program-program yang terkait dengan jaring pengaman sosial.

1 Data yang digunakan adalah data BPS. Sementara itu berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, jumlah kemiskinanmencapai 70 ribu keluarga atau 640 ribu jiwa. Meningkat dari tahun sebelumnya 560 ribu jiwa. Jumlah penduduk miskinterbanyak bermukim di Jakarta Utara dan Jakarta Timur.

Grafik V.3Angka Penduduk Miskin

DKI

(%)

Sumber : BPS

0

10

20

2003 2004 2005 2006 2007*

3,42 3,18 4,27 4,30 4,19

Banten 9,6 8,6 8,86 0 9,07

Nasional 17,42 16,7 15,97 17,75 16,58

Tabel V. 5Strata Penghasilan

A1 > 3.000 13 2

A2 2.000-3.000 16 5

B 1.500 - 2.000 20 11

C1 1.000 -1.500 25 23

C2 700 - 1.000 18 32

D 500 - 700 4 17

E < 500 3 11

Strata Penghasilan Jakarta Botabek(Ribu Rp) % %

Sumber : AC Nielsen, 2007

Cukup banyak program-program yang dilaksanakan pemerintah daerah sebagaiCukup banyak program-program yang dilaksanakan pemerintah daerah sebagaiCukup banyak program-program yang dilaksanakan pemerintah daerah sebagaiCukup banyak program-program yang dilaksanakan pemerintah daerah sebagaiCukup banyak program-program yang dilaksanakan pemerintah daerah sebagai

implementasi kebijakan implementasi kebijakan implementasi kebijakan implementasi kebijakan implementasi kebijakan pro poorpro poorpro poorpro poorpro poor. . . . . Program tersebut antara lain adalah programpengurangan beban pengeluaran keluarga miskin yang terdiri dari Program Bantuan

Operasional Sekolah, Program Bantuan Operasional Pendidikan dan Keluarga

Miskin dengan anggaran lebih dari Rp 1,4 triliun yang bersumber dari APBD,penyediaan beras raskin, pemakaman gratis dan perbaikan lingkungan kumuh.

Page 78: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

78

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Selanjutnya bantuan modal usaha, antara lain dalam bentuk penyaluran dana

bergulir Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) dengan alokasi

dana sebesar Rp 1 miliar per kelurahan dan program pelatihan. Sumber lain adalahkontribusi dari pihak swasta (Community Development Program), lembaga donor

dan perbankan. Pemerintah DKI juga memanfaatkan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang digulirkan pemerintah pusat melaluiDepartemen Pekerjaan Umum. Tahun ini terdapat 33 kelurahan di DKI yang

mendapatkan PNPM sebesar Rp 500 juta per kelurahan.

D. INDEKS KESENGSARAANSejalan dengan penurunan pengangguran dan inflasi yang relatif terkendali, angkaSejalan dengan penurunan pengangguran dan inflasi yang relatif terkendali, angkaSejalan dengan penurunan pengangguran dan inflasi yang relatif terkendali, angkaSejalan dengan penurunan pengangguran dan inflasi yang relatif terkendali, angkaSejalan dengan penurunan pengangguran dan inflasi yang relatif terkendali, angka

misery indexmisery indexmisery indexmisery indexmisery index (indeks kesengsaraan) menunjukkan perbaikan (Grafik V. 4) (indeks kesengsaraan) menunjukkan perbaikan (Grafik V. 4) (indeks kesengsaraan) menunjukkan perbaikan (Grafik V. 4) (indeks kesengsaraan) menunjukkan perbaikan (Grafik V. 4) (indeks kesengsaraan) menunjukkan perbaikan (Grafik V. 4). Miseryindex dihitung dengan cara menjumlahkan persentase tingkat pengangguran

terbuka dengan tingkat inflasi. Angka Indeks ini pertama kali dikenalkan olehArthur Okun. Indeks ini mengasumsikan bahwa tingkat pengangguran yang tinggi

dan tingkat inflasi yang memburuk akan menciptakan biaya sosial dan ekonomi

suatu negara. Kombinasi dari meningkatnya inflasi dan bertambahnya angkapengangguran akan berdampak pada memburuknya kinerja ekonomi yang

tercermin dari meningkatnya misery index. Berdasarkan indikator misery indeks,kondisi kesejahteraan masyarakat di keseluruhan tahun 2007 diperkirakan

membaik, yaitu dengan agka indeks yang lebih rendah dibandingkan tahun 2007

(Grafik V.4). Perbaikan indeks ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan ekonomiyang semakin membaik sehingga penyerapan tenaga kerja meningkat dan disisi

lain upaya pemerintah untuk mengendalikan inflasi cukup memberikan hasil.

Grafik V.4Indeks Kesengsaraan

Tabel V. 6Pengeluaran Penduduk Miskin

Sumber : BPS, diolah

10

15

20

25

30

35

40

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2006 2007

Jakarta Banten Zona

Keterangan Kota Desa

Kebutuhan dasar MakananKebutuhan dasar MakananKebutuhan dasar MakananKebutuhan dasar MakananKebutuhan dasar MakananBeras 15,5 22,0Telur, Daging & Susu 4,44 3,36Kebutuhan lainnya 49 46,35

Kebutuhan dasar bukan MakananKebutuhan dasar bukan MakananKebutuhan dasar bukan MakananKebutuhan dasar bukan MakananKebutuhan dasar bukan MakananPerumahan 7,37 8,05Listrik 4,06 2,35Pendidikan 1,73 1,02Transportasi 2,58 1,58Kebutuhan lainnya 15,32 15,29TotalTotalTotalTotalTotal 100100100100100 100100100100100

Sumber : BPS, diolah

(Persen)(Persen)(Persen)(Persen)(Persen)

Page 79: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

79

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Grafik V.5IPM Provinsi DKI Jakarta

Grafik V.6IPM Provinsi Banten

E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIAIndeks pembangunan manusia (IPM) adalah gabungan dari nilai yang menunjukkanIndeks pembangunan manusia (IPM) adalah gabungan dari nilai yang menunjukkanIndeks pembangunan manusia (IPM) adalah gabungan dari nilai yang menunjukkanIndeks pembangunan manusia (IPM) adalah gabungan dari nilai yang menunjukkanIndeks pembangunan manusia (IPM) adalah gabungan dari nilai yang menunjukkan

tingkat kemiskinan, kemampuan baca tulis, pendidikan, harapan hidup, dan faktor-tingkat kemiskinan, kemampuan baca tulis, pendidikan, harapan hidup, dan faktor-tingkat kemiskinan, kemampuan baca tulis, pendidikan, harapan hidup, dan faktor-tingkat kemiskinan, kemampuan baca tulis, pendidikan, harapan hidup, dan faktor-tingkat kemiskinan, kemampuan baca tulis, pendidikan, harapan hidup, dan faktor-

faktor lainnya di sebuah negara atau wilayah administratif tertentufaktor lainnya di sebuah negara atau wilayah administratif tertentufaktor lainnya di sebuah negara atau wilayah administratif tertentufaktor lainnya di sebuah negara atau wilayah administratif tertentufaktor lainnya di sebuah negara atau wilayah administratif tertentu2Ω (Grafik V. 5 √ (Grafik V. 5 √ (Grafik V. 5 √ (Grafik V. 5 √ (Grafik V. 5 √

6).6).6).6).6). Indeks ini dapat digunakan untuk membandingkan human development antara

satu negara dengan negara lainnya ataupun membandingkan human developmentantara satu propinsi dengan propinsi lain di dalam satu wilayah negara. Terdapattiga kriteria IPM, yaitu IPM tinggi dengan angka indeks di atas 0,800, IPM sedang

dengan batas angka IPM 0,500 √ 0,799, dan IPM rendah dengan nilai di bawah

0,500. Angka IPM Indonesia dan kebanyakan propinsi di Indonesia pada saat inimasuk dalam kategori IPM sedang. Khusus untuk di Zona Jakarta Banten, data

terakhir menunjukkan bahwa IPM Propinsi Jakarta lebih tinggi dibandingkan

dengan IPM Propinsi Banten dan juga IPM Propinsi lain di Indonesia. Sementaraitu berdasarkan release terakhir dari UNDP, IPM Indonesia pada tahun 2007 adalah

0,728 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya 0,711. Peringkat IPM

Indonesia sedikit membaik, yaitu meningkat menjadi rangking 108 (sebelumnya108), namun demikian IPM Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan IPM

negara tetangga, yaitu Malaysia (0,811), Thailand (0,781), Filipina (0,771), dan

Vietnam (0,733).

2 Indeks ini dikembangkan pada tahun 1990 oleh ekonom Pakistan Mahbub ul Haq, dan telah digunakan sejak tahun 1993oleh UNDP pada laporan tahunannya. Nilai IPM menunjukkan pencapaian rata-rata pada sebuah negara dalam tiga dimensidasar pembangunan manusia, yakni: 1. Usia yang panjang dan sehat, yang diukur dengan angka harapan hidup, 2. Pendidikan,yang diukur dengan dengan tingkat baca tulis dengan pembobotan dua per tiga; serta angka partisipasi kasar denganpembobotan satu per tiga, 3. Standar hidup yang layak, yang diukur dengan produk domestik bruto (PDB) per kapita padaparitas daya beli dalam mata uang Dollar AS.

74,0

75,0

76,0

77,0

2002 2003 2004 2005*

Sumber : BPS

65,1

65,8

66,5

67,2

67,9

68,6

69,3

2002 2003 2004 2005*

Page 80: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

80

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Indeks pembangunan manusia di Propinsi DKI Jakarta berdasarkan data terakhirIndeks pembangunan manusia di Propinsi DKI Jakarta berdasarkan data terakhirIndeks pembangunan manusia di Propinsi DKI Jakarta berdasarkan data terakhirIndeks pembangunan manusia di Propinsi DKI Jakarta berdasarkan data terakhirIndeks pembangunan manusia di Propinsi DKI Jakarta berdasarkan data terakhir

menunjukkan adanya perbaikan, walaupun masih tetap dalam kategori sedangmenunjukkan adanya perbaikan, walaupun masih tetap dalam kategori sedangmenunjukkan adanya perbaikan, walaupun masih tetap dalam kategori sedangmenunjukkan adanya perbaikan, walaupun masih tetap dalam kategori sedangmenunjukkan adanya perbaikan, walaupun masih tetap dalam kategori sedang.

IPM Propinsi DKI Jakarta meningkat tipis dari 0,7615 pada tahun 2004 menjadi0,7675 pada tahun 2005. Dengan memperhatikan perkembangan angka harapan

hidup, indeks pendidikan dan indeks daya beli, diperkirakan indeks pembangunan

manusia tahun 2007 searah dengan perekonomian yang bertumbuh danmeningkatnya alokasi belanja untuk jaring pengaman sosial mengalami perbaikan,

walaupun peningkatannya terkait dengan kapasitas yang ada masih terbatas.

Page 81: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

81

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

BAB VI. KEUANGAN DAERAH

Angka sementara realisasi APBD 2007 DKI Jakarta di sisi penerimaan maupunpengeluaran diperkirakan lebih rendah dari yang dianggarkan. Realisasi penerimaandiperkirakan mencapai 92,2% dari total anggaran Rp 20,68 triliun. Pada pospengeluaran diperkirakan realisasinya lebih rendah (86,8%), namun lebih tinggidibandingkan penyerapan pada tahun sebelumnya (85,64%). Lebih rendahnyaperkiraan realisasi penerimaan antara lain disebabkan oleh tidak tercapainyaperolehan pajak dan retribusi, lebih rendahnya realisasi dana hibah dari pemerintahpusat dan lebih rendahnya penerimaan dana dari pengelolaan rumah sakit.Sementara itu faktor yang mempengaruhi lambatnya penyerapan belanja antaralain adalah lambatnya pengesahan RAPBD 2007 dan proses Pilkada (April - Agustus2007) sehingga belanja daerah, khususnya belanja modal agak terhambat. Sisalebih anggaran 2007 diperkirakan mencapai Rp 1,0 - Rp 1,8 triliun dan akan dipakaiuntuk tahun 2008.

1. PERKEMBANGAN REALISASI APBD 2007Angka sementara realisasi APBD DKI Jakarta hingga triwulan IV 2007 menunjukkanAngka sementara realisasi APBD DKI Jakarta hingga triwulan IV 2007 menunjukkanAngka sementara realisasi APBD DKI Jakarta hingga triwulan IV 2007 menunjukkanAngka sementara realisasi APBD DKI Jakarta hingga triwulan IV 2007 menunjukkanAngka sementara realisasi APBD DKI Jakarta hingga triwulan IV 2007 menunjukkan

pola yang relatif hampir sama dengan tahun 2006 (Tabel. VI. 2). pola yang relatif hampir sama dengan tahun 2006 (Tabel. VI. 2). pola yang relatif hampir sama dengan tahun 2006 (Tabel. VI. 2). pola yang relatif hampir sama dengan tahun 2006 (Tabel. VI. 2). pola yang relatif hampir sama dengan tahun 2006 (Tabel. VI. 2). Realisasi padapos pendapatan diperkirakan telah mencapai 92,2%, turun tipis dibandingkan

dengan pencapaian pada periode waktu yang sama tahun 2006 (92,9%).

Sementara itu pengeluaran belanja diperkirakan pencapaiannya relatif masih belumoptimal (86,8%) namun naik tipis dibandingkan pencapaian pada periode waktu

yang sama tahun 2006 (85,6%).

Tabel VI. 1APBD DKI Jakarta dan Realisasi Hingga Triwulan IV 2006 dan Triwulan IV 2007*

* Angka perkiraan BI hingga Desember 2007 (Sumber : Anedoktal info)

Anggaran Realisasi Tw % Anggaran Realisasi Tw %2006 IV 2006 2007 IV 2007*

Lapangan

Jakarta

Pendapatan Asli Daerah 8.666,8 7.771,8 89,7 10.084,3 9.484,3 94,1

Dana Perimbangan 6.661,0 6.459,9 97,0 7.572,1 7.445,9 98,3

Belanja Administrasi dan Ops 11.974,8 10.993,4 91,8 13.929,1 12.675,5 91,0

Belanja Modal 5.828,2 4.348,6 74,6 6.142,7 5.368,7 87,4

Belanja Lain-lain

(Miliar Rupiah)

Page 82: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

82

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

a. Realisasi PendapatanRealisasi pendapatan sementara APBD 2007 sampai dengan triwulan IV 2007Realisasi pendapatan sementara APBD 2007 sampai dengan triwulan IV 2007Realisasi pendapatan sementara APBD 2007 sampai dengan triwulan IV 2007Realisasi pendapatan sementara APBD 2007 sampai dengan triwulan IV 2007Realisasi pendapatan sementara APBD 2007 sampai dengan triwulan IV 2007

diperkirakan telah mencapai 92,2%. diperkirakan telah mencapai 92,2%. diperkirakan telah mencapai 92,2%. diperkirakan telah mencapai 92,2%. diperkirakan telah mencapai 92,2%. Pencapaian realisasi pendapatan daerah yang

lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan tersebut (Rp 20,68 triliun) antara laindisebabkan oleh tidak tercapainya pencapaian penerimaan pajak dan retribusi,

lebih rendahnya realisasi dana hibah dari pemerintah pusat yang hanya terealisasi

Rp 100 milyar, lebih rendahnya penerimaan pengelolaan RSUD (Rumah Sakit UmumDaerah) sejalan dengan pencabutan Perda No. 10 dan 11 tentang perubahan

sejumlah RSUD dari swadana menjadi BLU (Badan Layanan Umum).

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, proporsi PAD dan DanaDibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, proporsi PAD dan DanaDibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, proporsi PAD dan DanaDibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, proporsi PAD dan DanaDibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, proporsi PAD dan Dana

perimbangan terhadap total penerimaan relatif hampir sama, walaupun di tahunperimbangan terhadap total penerimaan relatif hampir sama, walaupun di tahunperimbangan terhadap total penerimaan relatif hampir sama, walaupun di tahunperimbangan terhadap total penerimaan relatif hampir sama, walaupun di tahunperimbangan terhadap total penerimaan relatif hampir sama, walaupun di tahun

2007 keduanya agak menurun (Grafik VI.1)2007 keduanya agak menurun (Grafik VI.1)2007 keduanya agak menurun (Grafik VI.1)2007 keduanya agak menurun (Grafik VI.1)2007 keduanya agak menurun (Grafik VI.1). Penurunan tersebut sifatnya relatif,

antara lain dikarenakan pos lain-lain penerimaan yang sah di tahun 2007 ini

meningkat cukup tinggi, yaitu dianggarkan sebesar Rp 653,1 miliar. Mulai tahun2008 DAU DKI Jakarta tidak akan diberikan lagi dikarenakan DKI dianggap telah

mampu memenuhi kebutuhan fiskalnya. Berdasarkan UU No.33/2004 tentang

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, mulai tahun 2008DAU dialokasikan dalam formula murni (non hold harmless). Konsekuensinya,

daerah yang memiliki kapasitas fiskal lebih, mendapatkan DAU yang lebih kecildari tahun sebelumnya atau tidak memperoleh sama sekali, untuk dialihkan ke

daerah miskin (balancing). Untuk tahun 2008 Pemprov DKI memperoleh dana

penyesuaian DAU sebesar 25% dari total DAU 2007.

Grafik VI.1Proporsi PAD dan Dana Perimbangan dalam

Penerimaan Daerah

Grafik VI.2Proporsi Belanja Pegawai dan Belanja

Modal dalam Belanja Daerah

%

Pendapatan AsliDaerah

Dana Perimbangan

2004 2005 2006 200720

30

40

50

60

70

80

55,71 55,93 57,02 55,08

44,18 42,52 42,26 41,36

%

Belanja Pegawai,Kantor,Pemeliharaan dll

Belanja Modal

20

30

40

50

60

70

80

2004 2005 2006 2007

37,53 36,66 52,70 66,48

26,47 30,75 47,30 29,32

Page 83: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

83

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

1 Jakarta yang nyaman dan sejahtera untuk semua.2 (a) Membangun tata pemerintahan yang baik dengan menerapkan kaidah-kaidah ≈Good GovernanceΔ, (b) Melayani masyarakat

dengan prinsip pelayanan Prima, (c) Memberdayakan masyarakat dengan prinsip pem-berian Otoritas pada masyarakat untukmengenali permasalahan yang dihadapi dan mengupayakan pemecahan yang terbaik pada tahapan perencaraan, pelaksanaan,pengawasan dan pengendalian pem-bangunan, (d) Membangunan sarana dan prasana kota yang menjamin kenyaman,dengan memperhatikan prinsip pembangunan yang berkelanjutan, (e) Menciptakan lingkungan kehidupan kota yang dinamisdalam mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan.

b. Realisasi BelanjaRealisasi belanja daerah hingga triwulan IV 2007 diperkirakan mencapai 86,8%,Realisasi belanja daerah hingga triwulan IV 2007 diperkirakan mencapai 86,8%,Realisasi belanja daerah hingga triwulan IV 2007 diperkirakan mencapai 86,8%,Realisasi belanja daerah hingga triwulan IV 2007 diperkirakan mencapai 86,8%,Realisasi belanja daerah hingga triwulan IV 2007 diperkirakan mencapai 86,8%,

naik tipis dibandingkan realisasi pada periode waktu yang sama tahun sebelumnyanaik tipis dibandingkan realisasi pada periode waktu yang sama tahun sebelumnyanaik tipis dibandingkan realisasi pada periode waktu yang sama tahun sebelumnyanaik tipis dibandingkan realisasi pada periode waktu yang sama tahun sebelumnyanaik tipis dibandingkan realisasi pada periode waktu yang sama tahun sebelumnya

yang mencapai 85,4%. yang mencapai 85,4%. yang mencapai 85,4%. yang mencapai 85,4%. yang mencapai 85,4%. Pada pos belanja administrasi dan operasional, realiasibelanja terbesar sampai dengan triwulan IV 2007 berturut-turut terjadi pada belanja

pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja pemeliharaan. Sementara itu, pada

pos belanja modal diperkirakan realisasinya belum optimal (sekitar 82,0%).Penyebab utama rendahnya realisasi belanja modal terutama adalah keterlambatan

pengesahan RAPBD 2007 yang baru dilakukan pada bulan Mei 2007 dan adanya

proses pemilihan gubernur yang baru (April √ Agustus 2007). Hal ini menyebabkanpelaksanaan dropping anggaran terhambat dan demikian pula proses tender proyek

menjadi tertunda.

2. PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNANRencana pembangunan daerah dituangkan dalam RPJP (Rencana PembangunanRencana pembangunan daerah dituangkan dalam RPJP (Rencana PembangunanRencana pembangunan daerah dituangkan dalam RPJP (Rencana PembangunanRencana pembangunan daerah dituangkan dalam RPJP (Rencana PembangunanRencana pembangunan daerah dituangkan dalam RPJP (Rencana Pembangunan

Jangka Panjang), RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), dan RKPJangka Panjang), RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), dan RKPJangka Panjang), RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), dan RKPJangka Panjang), RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), dan RKPJangka Panjang), RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), dan RKP

(Rencana Kerja Pembangunan). (Rencana Kerja Pembangunan). (Rencana Kerja Pembangunan). (Rencana Kerja Pembangunan). (Rencana Kerja Pembangunan). Pada awal masa jabatan, Gubernur DKI Jakarta

terpilih menyusun RPJMD DKI Jakarta 2007-2012, untuk mensinergikan program-program pembangunan dengan pelaksanaan RPJP DKI Jakarta 2005-2025. RPJMD

merupakan penjabaran visi1Ω dan misi2Ω Jakarta.

Pemda DKI Jakarta menetapkan 10 isu strategis yang akan menjadi prioritasPemda DKI Jakarta menetapkan 10 isu strategis yang akan menjadi prioritasPemda DKI Jakarta menetapkan 10 isu strategis yang akan menjadi prioritasPemda DKI Jakarta menetapkan 10 isu strategis yang akan menjadi prioritasPemda DKI Jakarta menetapkan 10 isu strategis yang akan menjadi prioritas

kebijakan pembangunan daerah.kebijakan pembangunan daerah.kebijakan pembangunan daerah.kebijakan pembangunan daerah.kebijakan pembangunan daerah. Prioritas program tersebut disebut sebagaiprogram dedicated yang bersifat multi years, yaitu kegiatan yang waktu

penyelesaiannya lebih dari 1 tahun anggaran, berbentuk fisik, dalam satu kesatuan

fungsi dan satu kesatuan kontrak. Beberapa kegiatan program dedicated dalamAPBD 2007-2012 tersebut diantaranya :

a. Pengendalian banjir,

b. Pengembangan perhubungan dan transportasi berbasis rel, jaringan jalan,

busway maupun sub way,

c. Peningkatan kualitas lingkungan hidup,

Page 84: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

84

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

d. Peningkatan kualitas kebutuhan dasar masyarakat,

e. Pengembangan kawasan ekonomi terpadu,

f. Program pemberdayaan mayarakat kelurahan (PPMK),

g. Pelestarian seni dan budaya,

h. Pembinaan olahraga dan pemuda,

i. Pembangunan sosial dan,

j. Penerapan good governance.

Arah kebijakan keuangan daerah diarahkan sesuai visi jangka panjang JakartaArah kebijakan keuangan daerah diarahkan sesuai visi jangka panjang JakartaArah kebijakan keuangan daerah diarahkan sesuai visi jangka panjang JakartaArah kebijakan keuangan daerah diarahkan sesuai visi jangka panjang JakartaArah kebijakan keuangan daerah diarahkan sesuai visi jangka panjang Jakarta

yang akan menjadi yang akan menjadi yang akan menjadi yang akan menjadi yang akan menjadi service cityservice cityservice cityservice cityservice city di Indonesia. di Indonesia. di Indonesia. di Indonesia. di Indonesia. Arah kebijakan ini diharapkan dapat

mendorong pembangunan yang berkelanjutan, menyediakan pelayanan mendasarbagi masyarakat dan meminimalkan resiko fiskal. Secara garis besar, arah kebijakan

keuangan dari sisi pendapatan dan pengeluaran adalah sebagai berikut :

Tabel VI. 2Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Pendapatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1. mengoptimalkan peningkatan penerimaan daerah dari

PAD maupun dana perimbangan,

2. Efisiensi pengelolaan APBD,

3. meningkatkan sumber penerimaan daerah melalui

intensifikasi dan ekstensifikasi PAD dan bagi hasil pajak,

4. meningkatkan kontribusi penerimaan dari BUMD,

5. menghapuskan pungutan retribusi.

Dana Perimbangan Mengoptimalkan penerimaan bagi hasil pajak dari Pajak

Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Pendapatan Daerah Lain yang Sah Upaya memperoleh bantuan Dana Kontinjensi/Penyeimbang

dan hibah dari Pemerintah Pusat.

Pengeluaran Prioritas untuk Program Dedicated namun pemenuhannya

tidak harus lebih besar dari alokasi belanja lainnya.

Pembiayaan 1. menciptakan pembiayaan yang less risky,

2. menyediakan dana darurat bencana,

3. menyediakan pembiayaan dari dana cadangan,

4. penyertaan modal dalam BUMD,

5. merintis penerbitan obligasi daerah.

Jenis Arah Kebijakan

Sumber : RPJM DKI Jakarta 2007-2012

Page 85: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

85

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Dana Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) yang berupa blogDana Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) yang berupa blogDana Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) yang berupa blogDana Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) yang berupa blogDana Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) yang berupa blog

grant setiap tahun mengalami peningkatan.grant setiap tahun mengalami peningkatan.grant setiap tahun mengalami peningkatan.grant setiap tahun mengalami peningkatan.grant setiap tahun mengalami peningkatan. Dana blog grant dari semula Rp 125

juta/kelurahan (2001), meningkat menjadi Rp 1 miliar (2007). Pada tahun 2008,dana blog grant meningkat mencapai Rp 900 miliar. Dana tersebut akan dikelola

oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah DKI Jakarta untuk 265 kelurahan.

Page 86: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

86

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

halaman ini sengaja dikosongkan

Page 87: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

87

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

BAB VII. OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI

A. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN I-2008

Pada triwulan I-2008 pertumbuhan ekonomi Jakarta diperkirakan masih beradapada level yang cukup tinggi, walaupun tumbuh melambat. Perekonomiandiperkirakan tumbuh pada kisaran angka 6,1 + 1%% (y-o-y), meningkatdibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya namun melambatdibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Melambatnya pertumbuhan ekonomipada triwulan pertama dibandingkan triwulan sebelumnya disebabkan oleh relatifbelum tingginya kegiatan ekonomi pada awal tahun sebagai karakteristik dariperekonomian Jakarta. Disamping itu juga tidak terlepas dari dampakperekonomian global yang menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Sementaraitu respon di sisi sektoral terhadap sisi permintaan tercermin pada pertumbuhanbeberapa sektor ekonomi utama. Sektor-sektor ekonomi yang tumbuh tinggi antaralain adalah sektor bangunan, perdagangan; dan pengangkutan dan transportasi.Sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam perekonomian yaitu sektorkeuangandan industri tumbuh relatif stabil.

1. Sisi PermintaanKonsumsi dan investasi diperkirakan masih tetap menjadi pendorong utamaKonsumsi dan investasi diperkirakan masih tetap menjadi pendorong utamaKonsumsi dan investasi diperkirakan masih tetap menjadi pendorong utamaKonsumsi dan investasi diperkirakan masih tetap menjadi pendorong utamaKonsumsi dan investasi diperkirakan masih tetap menjadi pendorong utama

pertumbuhan ekonomi.pertumbuhan ekonomi.pertumbuhan ekonomi.pertumbuhan ekonomi.pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan di kedua komponen permintaan domestik

ini terutama dipengaruhi oleh masih relatif membaiknya perekonomian dan

ekspektasi konsumen maupun dunia usaha yang relatif semakin membaik.Sementara itu kegiatan ekspor dipengaruhi oleh permintaan dunia yang relatif

melemah diperkirakan tumbuh rendah dan impor dipengaruhi oleh peningkatan

konsumsi dan produksi diperkirakan tumbuh lebih tinggi.

Tabel VII. 1 Pertumbuhan Ekonomi Dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Konsumsi 7,4 7,9 9,3 9,2 7,7Investasi 4,7 3,7 7,1 7,2 6,0Ekspor 3,3 0,2 9,0 8,2 4,8Impor 10,4 12,6 12,4 12,5 11,1P D R B 5,9 6,4 6,7 6,5 6,1

DKI Q1-2007 Q2-2007* Q32007* Q4-2007p Q1-2008p

p proyeksi BI* angka sementara

Page 88: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

88

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Konsumsi pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 7,7% Konsumsi pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 7,7% Konsumsi pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 7,7% Konsumsi pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 7,7% Konsumsi pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 7,7% +++++ 1%(y-o-y), 1%(y-o-y), 1%(y-o-y), 1%(y-o-y), 1%(y-o-y),

sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya,sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya,sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya,sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya,sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya,

namun melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnyanamun melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnyanamun melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnyanamun melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnyanamun melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kondisi tersebutdapat dilihat dari beberapa indikator, seperti prompt, hasil survei, dan informasi

anekdotal yang menunjukkan bahwa konsumsi diperkirakan masih pada level yang

cukup tinggi. Beberapa prompt menunjukkan bahwa prosentase kenaikan konsumsipada beberapa komoditas masih menunjukkan pertumbuhan yang positif, termasuk

didalam trend penjualan apartemen yang masih terus meningkat pada tahun

mendatang. Sementara itu, hasil dari beberapa survei menunjukkan bahwapertumbuhan konsumsi masih cukup tinggi. Indeks ekspektasi konsumen dan

indeks tendensi konsumen masih pada level yang cukup baik. Indeks ekspektasi

konsumen menunjukkan bahwa pada triwulan I-2008 konsumsi masih cukup tinggidengan komponen yang meningkat pada kondisi lapangan kerja, penghasilan

maupun kondisi ekonomi. Sementara itu indeks tendensi konsumen oleh BPS masih

berada pada level sekitar 102,6 yang mencerminkan bahwa kondisi perekonomianberada pada fase yang relatif baik.

Grafik VII.3IndeksTendensi Konsumen

Grafik VII.4Penjualan Apartemen di Jakarta

Grafik VII.1Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik VII.2Komponen Indeks Ekspektasi Konsumen

50,0

70,0

90,0

110,0

130,0

150,0

2005 2006 20077 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

Ekspektasi 6 bulan kedepan

50

70

90

110

130

150

2005 2006 20077 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

Ekspektasi Lap. KerjaEkspektasi PenghasilanEkspektasi Kondisi Ekonomi

Sumber : BPS

IndeksTendensi

Konsumen BPS

2003 2004 2005 2006 2007III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

90

100

110

120

130

102,58

109,48

Sumber : CII, diolah

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

Unit TerjualUnit Tersedia

2006 2007I II III IV I II III IV*

Page 89: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

89

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Investasi pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 6%Investasi pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 6%Investasi pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 6%Investasi pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 6%Investasi pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 6%+++++1%, meningkat1%, meningkat1%, meningkat1%, meningkat1%, meningkat

dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya namun melambatdibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya namun melambatdibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya namun melambatdibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya namun melambatdibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya namun melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya.dibandingkan triwulan sebelumnya.dibandingkan triwulan sebelumnya.dibandingkan triwulan sebelumnya.dibandingkan triwulan sebelumnya. Kondisi tersebut terkait dengan semakinmembaiknya perekonomian nasional dan ekspektasi positif dunia usaha terhadap

prospek perekonomian, serta tingkat suku bunga yang sudah mulai turun.

Sementara itu investasi pemerintah pada triwulan I-2008 diperkirakan meningkatsejalan dengan pelaksanaan proyek-proyek pemerintah khususnya proyek

multiyears yang telah dimulai pada tahun-tahun sebelumnya, antara lain proyek

Banjir Kanal Timur, jalur busway koridor VIII √ X yang jangkauannya meliputiJakarta dan Banten.

Walaupun peningkatan investasi masih relatif terbatas, namun demikian di tahunWalaupun peningkatan investasi masih relatif terbatas, namun demikian di tahunWalaupun peningkatan investasi masih relatif terbatas, namun demikian di tahunWalaupun peningkatan investasi masih relatif terbatas, namun demikian di tahunWalaupun peningkatan investasi masih relatif terbatas, namun demikian di tahun

2008 ini investasi diperkirakan akan lebih baik dibandingkan dengan tahun2008 ini investasi diperkirakan akan lebih baik dibandingkan dengan tahun2008 ini investasi diperkirakan akan lebih baik dibandingkan dengan tahun2008 ini investasi diperkirakan akan lebih baik dibandingkan dengan tahun2008 ini investasi diperkirakan akan lebih baik dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, khususnya investasi bangunan baik pemerintah maupun swastasebelumnya, khususnya investasi bangunan baik pemerintah maupun swastasebelumnya, khususnya investasi bangunan baik pemerintah maupun swastasebelumnya, khususnya investasi bangunan baik pemerintah maupun swastasebelumnya, khususnya investasi bangunan baik pemerintah maupun swasta.Beberapa proyek yang terkait dengan investasi pemerintah adalah pembangunan

21 Tower rumah susun sederhana milik (Rusunami) di wilayah DKI Jakarta di Pulau

Gebang (6 menara), Cengkareng (10 menara) dan Kemayoran (5 menara). Investasibangunan dari pihak swasta antara lain berupa rencana untuk membangun

appartemen antara lain Grand Karting, Kelapa Gading Square dan MediteraniaMarina, serta properti retail seperti Jembatan Pasar Pagi √ ITC Mangga Dua, Pulo

Gadung Central Business dan Pluit Junction.

Sementara itu investasi dalam bentuk mesin dan peralatannya, peningkatannyaSementara itu investasi dalam bentuk mesin dan peralatannya, peningkatannyaSementara itu investasi dalam bentuk mesin dan peralatannya, peningkatannyaSementara itu investasi dalam bentuk mesin dan peralatannya, peningkatannyaSementara itu investasi dalam bentuk mesin dan peralatannya, peningkatannya

relatif masih terbatas yang antara lain disebabkan oleh masih relatif belumrelatif masih terbatas yang antara lain disebabkan oleh masih relatif belumrelatif masih terbatas yang antara lain disebabkan oleh masih relatif belumrelatif masih terbatas yang antara lain disebabkan oleh masih relatif belumrelatif masih terbatas yang antara lain disebabkan oleh masih relatif belum

optimalnya pertumbuhan pasar domestik dan luar negeri. optimalnya pertumbuhan pasar domestik dan luar negeri. optimalnya pertumbuhan pasar domestik dan luar negeri. optimalnya pertumbuhan pasar domestik dan luar negeri. optimalnya pertumbuhan pasar domestik dan luar negeri. Kenaikan permintaan

oleh sebagian besar industri masih direspon melalui peningkatan penggunaan

kapasitas, sementara penambahan kapasitas melalui peningkatan investasi masihrelatif terbatas.

Pada tahun 2008, investasi diperkirakan akan dapat dipacu lebih tinggi denganPada tahun 2008, investasi diperkirakan akan dapat dipacu lebih tinggi denganPada tahun 2008, investasi diperkirakan akan dapat dipacu lebih tinggi denganPada tahun 2008, investasi diperkirakan akan dapat dipacu lebih tinggi denganPada tahun 2008, investasi diperkirakan akan dapat dipacu lebih tinggi dengan

kehadiran beberapa produk Peraturan Pemerintah yang mendukung peningkatankehadiran beberapa produk Peraturan Pemerintah yang mendukung peningkatankehadiran beberapa produk Peraturan Pemerintah yang mendukung peningkatankehadiran beberapa produk Peraturan Pemerintah yang mendukung peningkatankehadiran beberapa produk Peraturan Pemerintah yang mendukung peningkatan

investasi,investasi,investasi,investasi,investasi, seperti :seperti :seperti :seperti :seperti :

(1). UU Penanaman modal (Mei 2007) yang memberi kemudahan pada investor,

fasilitas pembebasan dan keringanan pajak dll.

(2). Inpres No. 6/2006 tentang paket kebijakan perbaikan iklim investasi yangmengeluarkan wewenang bagi pemda untuk mengeluarkan ijin investasi

penanaman modal bagi PMDN.

Page 90: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

90

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

(3). Peraturan Presiden 4/2006 tentang Penataaan dan Pembinaan Pasar Modern

dan Toko Modern yang memberikan peluang kepada investor asing untuk

masuk ke bisnis eceran dan lokal.

(4). Peraturan Menkeu No. 39/PMK01/2006 tentang Proyek Infrastrukturmemberikan jaminan kepada investor yang bergerak di bidang infrastruktur,

termasuk proyek monorail di DKI Jakarta.

(5). Pencabutan 38 Perda DKI yang sebagian besar menyangkut bidang industridan perdagangan yang ditujukan untuk meningkatkan investasi daerah.

(7). PP No. 1/2007 tanggal 4 Januari 2007 tentang pemberian insentif bagi usaha

baru maupun perluasan usaha yang dilakukan pada 15 kelompok industri.

(8). Pada tahun 2008 pemerintah melalui kementerian koordinator bidangperekonomian berencana mengeluarkan paket kebijakan baru rencana tindak

yang merupakan kelanjutan dari inpres No. 6 tahun 2007.

Sementara itu, terdapat pula beberapa ketentuan yang untuk sementara dapat

menjadi hambatan bagi investasi antara lain adalah Izin Mendirikan Bangunan(IMB) bagi bangunan berlantai 8 ke atas di DKI Jakarta harus melalui pemeriksaan

pakar geoteknik berlisensi yang jumlah ahlinya sangat terbatas dan KepmendagriNo 24 tahun 2006 yang mengharuskan pemda menyediakan layanan satu atap

bagi pengurusan investasi belum sepenuhnya diterapkan di DKI Jakarta.

Ekspor pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 4,8% Ekspor pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 4,8% Ekspor pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 4,8% Ekspor pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 4,8% Ekspor pada triwulan I-2008 diperkirakan tumbuh sebesar 4,8% +++++ 1% sedikit 1% sedikit 1% sedikit 1% sedikit 1% sedikit

lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya namunlebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya namunlebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya namunlebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya namunlebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya namun

melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kondisi ekspor Jakarta

dipengaruhi oleh pasar internasional yang relatif tumbuh terbatas dan pasar dalam

negeri yang walaupun membaik namun belum tumbuh cukup signifikandiperkirakan tumbuh lambat. Sementara itu, impor di triwulan I-2008 diperkirakan

tumbuh 11,1% + 1%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama

tahun sebelumnya namun melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.Faktor yang mempengaruhi peningkatan impor, baik impor yang berasal dari

propinsi lain (domestik) maupun impor dalam rangka perdagangan internasional

terutama adalah perkembangan perekonomian nasional, baik di sisi konsumsimaupun produksi. Sebagaimana halnya yang terjadi pada ekspor, melambatnya

pertumbuhan ekspor pada triwulan I-2008 dibandingkan triwulan sebelumnya

disebabkan oleh belum tingginya kegiatan ekonomi pada awal tahun.

Page 91: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

91

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Pertumbuhan ekspor dan impor pada tahun 2008 diperkirakan akan menghadapiPertumbuhan ekspor dan impor pada tahun 2008 diperkirakan akan menghadapiPertumbuhan ekspor dan impor pada tahun 2008 diperkirakan akan menghadapiPertumbuhan ekspor dan impor pada tahun 2008 diperkirakan akan menghadapiPertumbuhan ekspor dan impor pada tahun 2008 diperkirakan akan menghadapi

tantangan yang cukup berat dengan adanya tanda-tanda perekonomian duniatantangan yang cukup berat dengan adanya tanda-tanda perekonomian duniatantangan yang cukup berat dengan adanya tanda-tanda perekonomian duniatantangan yang cukup berat dengan adanya tanda-tanda perekonomian duniatantangan yang cukup berat dengan adanya tanda-tanda perekonomian dunia

yang melambat, walaupun disisi lain fasilitas pelabuhan Tanjung Priok semakinyang melambat, walaupun disisi lain fasilitas pelabuhan Tanjung Priok semakinyang melambat, walaupun disisi lain fasilitas pelabuhan Tanjung Priok semakinyang melambat, walaupun disisi lain fasilitas pelabuhan Tanjung Priok semakinyang melambat, walaupun disisi lain fasilitas pelabuhan Tanjung Priok semakin

membaik. membaik. membaik. membaik. membaik. Krisis di sektor keuangan di Amerika masih belum sepenuhnya

terselesaikan, bahkan ekonomi Amerika dihadapkan pada ancaman serius resesi.

Kondisi akan berdampak cukup buruk bagi perekonomian dunia, termasukperekonomian Indonesia mengingat peran Amerika sebagai lokomotif ekonomi

dunia cukup besar. Sementara itu, , , , , faktor positif yang dapat memperbaiki ekspor

antara lain adalah bertambahnya infrastruktur yang dapat mendukung kinerjaekspor. Terminal peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT) yang

selama ini terjadi penumpukan selama 2 √ 5 hari, khususnya pada hari-hari sibuk,

maka dengan adanya tambahan fasilitas tersebut diharapkan pelayanan kontainerdapat diselesaikan dalam waktu satu hari. Faktor positif lain adalah akan

dihapuskannya biaya tambahan (surchage) dalam terminal handling charge (THC)

sebesar US$ 25 sampai US$ 40 per kontainer. Selama ini biaya terminal terdiri daricontainer handling charge dan surcharge yang keseluruhannya sebesar US$ 90

sampai US$145.

2. Sisi PenawaranRespon di sisi sektoral terhadap peningkatan disisi permintaan tercermin padaRespon di sisi sektoral terhadap peningkatan disisi permintaan tercermin padaRespon di sisi sektoral terhadap peningkatan disisi permintaan tercermin padaRespon di sisi sektoral terhadap peningkatan disisi permintaan tercermin padaRespon di sisi sektoral terhadap peningkatan disisi permintaan tercermin pada

pertumbuhan beberapa sektor ekonomi utama. pertumbuhan beberapa sektor ekonomi utama. pertumbuhan beberapa sektor ekonomi utama. pertumbuhan beberapa sektor ekonomi utama. pertumbuhan beberapa sektor ekonomi utama. Sektor-sektor ekonomi yang tumbuh

tinggi antara lain adalah sektor bangunan, perdagangan; dan pengangkutan.Sementara itu sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam perekonomian ekonomi

adalah sektor keuangan, perdagangan dan industri tumbuh relatif stabil.

Tabel VII. 2 Pertumbuhan Ekonomi Dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Pertanian 0,5 -0,3 1,2 1,3 0,9Pertambangan -0,6 1,4 0,9 0,7 -0,3Industri 4,1 5,0 4,7 4,2 4,2Listrik 3,3 3,9 3,9 3,1 2,4Bangunan 7,2 7,4 7,5 7,3 7,4Perdagangan 6,7 7,1 7,5 7,2 6,3Pengangkutan 14,3 15,3 16,2 15,5 15,9Keuangan 3,8 4,2 4,4 4,5 4,2Jasa-jasa 5,6 5,6 6,6 6,7 5,2PDRB 5,9 6,4 6,7 6,5 6,1

DKI Q1-2007 Q2-2007** Q3-2007** Q4-2007p Q1-2008p

p proyeksi BI** angka sangat sementara

Page 92: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

92

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Sektor industri diperkirakan tumbuh relatif konstan dengan perkiraan lajuSektor industri diperkirakan tumbuh relatif konstan dengan perkiraan lajuSektor industri diperkirakan tumbuh relatif konstan dengan perkiraan lajuSektor industri diperkirakan tumbuh relatif konstan dengan perkiraan lajuSektor industri diperkirakan tumbuh relatif konstan dengan perkiraan laju

pertumbuhan sebesar 4,2%pertumbuhan sebesar 4,2%pertumbuhan sebesar 4,2%pertumbuhan sebesar 4,2%pertumbuhan sebesar 4,2%+++++1%.1%.1%.1%.1%. Sub sektor yang diperkirakan memacu

pertumbuhan adalah industri mesin/alat angkut, dan industri tekstil sedangkansub sektor yang mengalami perlambatan adalah industri makanan. Industri mesin

dan alat angkut meningkat sejalan dengan peningkatan pasar ekspor maupun

lokal. Industri yang tetap tumbuh antara lain adalah industri onderdil kendaraan,industri aki, dan industri elektronik yang meningkat sejalan dengan tetap tingginya

penjualan kendaraan bermotor dan elektronik. Penjualan kendaraan bermotor

sedan dan jeep pada semester II-2007 mencapai 7,7% sementara penjualanelektronik mencapai rata-rata 20%.

Sementara itu perlambatan pada industri makanan terkendala oleh kenaikan hargaSementara itu perlambatan pada industri makanan terkendala oleh kenaikan hargaSementara itu perlambatan pada industri makanan terkendala oleh kenaikan hargaSementara itu perlambatan pada industri makanan terkendala oleh kenaikan hargaSementara itu perlambatan pada industri makanan terkendala oleh kenaikan harga

bahan bakubahan bakubahan bakubahan bakubahan baku. Jika kelangkaan dan kenaikan harga kedelai dan tepung terigu terus

berlanjut maka diperkirakan industri makanan yang terdiri dari ribuan pengrajintahu dan tempe akan berhenti beroperasi. Sementara itu kenaikan harga tepung

terigu sebesar 100% dan mentega sebesar 30% jika terus berlanjut akan

meresahkan pengusaha roti dan kue sampai dengan pengusaha mie.

Sumber : Berbagai Media, diolah

Tabel VII. 3Pembangunan Oleh Pemerintah

InfrastrukturInfrastrukturInfrastrukturInfrastrukturInfrastruktur BKT (Pembebasan Lahan) Rp 350 miliarBKT (Pembangunan Fisik) Rp 979 miliarRehabilitasi Jalan Rp 68,8 miliarHalte dan JPO Busway Rp 350 miliarJORR II : Bandara - Cilincing Rp 5 triliunPeluasan Bandara KSrb Rp 150 miliar

Transportasi MassalTransportasi MassalTransportasi MassalTransportasi MassalTransportasi Massal MRT Jakarta Rp 8,3 triliunKA Bandara Rp 2,2 triliunTol Dalam Kota Rp 2,3 triliun

PerumahanPerumahanPerumahanPerumahanPerumahan Pulau Gebang, Cengkareng Rp 120 miliarKemayoran

Properti KomresialProperti KomresialProperti KomresialProperti KomresialProperti Komresial Blok B Tanah Abang Rp 120 miliarBlok M Square Rp 580 miliar

Jenis Lokasi Nilai

Sumber : CII, diolah

Tabel VII. 4Pembangunan Infrastruktur Oleh Swasta

di Jakarta

Perkantoran Menara Karya Rasuna 94.153Saria TowerOne WoltermonginsidiGrand Indonesia (BCA)

Appartemen (unit) Grove Rasuna Epicentrum 2.819Pallazo Boutique ResidenceMonaco ResidencePearl Garden CBD

Properti Komersial Kalibata Plaza 68.000Belleze de Heritage CBDBellagio Boutique MallGajah Mada Square

Jenis Lokasi Luas (m2)

Sektor Bangunan diperkirakan meningkat sebesar 7,4%Sektor Bangunan diperkirakan meningkat sebesar 7,4%Sektor Bangunan diperkirakan meningkat sebesar 7,4%Sektor Bangunan diperkirakan meningkat sebesar 7,4%Sektor Bangunan diperkirakan meningkat sebesar 7,4%+++++1%.1%.1%.1%.1%.. Peningkatan

tersebut terjadi seiring dengan pembangunan infrastruktur, perumahan, propertikomersial oleh pemerintah maupun swasta. Pembangunan infrastruktur oleh

pemerintah pada awal tahun 2008 adalah Banjir Kanal Timur, Halte dan JPO pada

Busway, Tol Dalam Kota, JORR II, Bandara Kep Seribu, MRT Jakarta, KA Monoraildan KA Bandara. Pembangunan perumahan oleh pemerintah antara lain adalah

Page 93: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

93

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

pembangunan Rusunami di tiga lokasi, sedangkan pembangunan properti

komersial oleh pemerintah antara lain adalah pembangunan Blok B Pasar Tanah

Abang.

Gambar VII.1Proyek Banjir Kanal Timur

Gambar VII.2Proyek Jalur Busway

Proyek Banjir Kanal Timur yang direncanakan proses pembebasan tanahnya selesaiProyek Banjir Kanal Timur yang direncanakan proses pembebasan tanahnya selesaiProyek Banjir Kanal Timur yang direncanakan proses pembebasan tanahnya selesaiProyek Banjir Kanal Timur yang direncanakan proses pembebasan tanahnya selesaiProyek Banjir Kanal Timur yang direncanakan proses pembebasan tanahnya selesai

tahun 2007 dengan anggaran Rp 850 miliar ternyata masih tersisa sebanyak 30tahun 2007 dengan anggaran Rp 850 miliar ternyata masih tersisa sebanyak 30tahun 2007 dengan anggaran Rp 850 miliar ternyata masih tersisa sebanyak 30tahun 2007 dengan anggaran Rp 850 miliar ternyata masih tersisa sebanyak 30tahun 2007 dengan anggaran Rp 850 miliar ternyata masih tersisa sebanyak 30

Ha dengan penyerapan Rp 499,4 miliarHa dengan penyerapan Rp 499,4 miliarHa dengan penyerapan Rp 499,4 miliarHa dengan penyerapan Rp 499,4 miliarHa dengan penyerapan Rp 499,4 miliar. Proses pembebasan tanah ini seluruhnyadiperkirakan akan selesai paling lama pertengahan tahun 2008 yang dilanjutkan

pembangunan fisik BKT senilai Rp 979 miliar sehinga BKT dapat berfungsi pada

pertengahan tahun 2009.

Perumnas membangun 21 Tower rumah susun sederhana milik (Rusunami) diPerumnas membangun 21 Tower rumah susun sederhana milik (Rusunami) diPerumnas membangun 21 Tower rumah susun sederhana milik (Rusunami) diPerumnas membangun 21 Tower rumah susun sederhana milik (Rusunami) diPerumnas membangun 21 Tower rumah susun sederhana milik (Rusunami) di

wilayah DKI Jakarta. wilayah DKI Jakarta. wilayah DKI Jakarta. wilayah DKI Jakarta. wilayah DKI Jakarta. Rusunami yang konstruksinya sebagian sudah dimulai tahun

2007 berlokasi di :

1. Pulau Gebang (6 menara) telah memasuki tahap penyelesaian dengan telahdibangunnya 2 dari 15 lantai yang direncanakan.

2. Cengkareng (10 menara) memasuki tahap pisik (fondasi)

3. Kemayoran (5 menara) memasuki tahap pemasangan tiang pertama

Rusunami tersebut akan ditawarkan seharga Rp 100 √ 200 jt dengan target

konsumen adalah mereka yang berpenghasilan antara Rp 4jt √ 5jt. Sementarauntuk warga di bantaran kali, pemerintah telah mulai membangun 800 unit rumah

susun di Marunda dengan biaya Rp 120 miliar dan selesai tahun 2009.

Wilayah

DKI Jakarta

Page 94: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

94

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Pembangunan Blok B di pasar Tanah Abang (kelanjutan Blok A) pada areal seluasPembangunan Blok B di pasar Tanah Abang (kelanjutan Blok A) pada areal seluasPembangunan Blok B di pasar Tanah Abang (kelanjutan Blok A) pada areal seluasPembangunan Blok B di pasar Tanah Abang (kelanjutan Blok A) pada areal seluasPembangunan Blok B di pasar Tanah Abang (kelanjutan Blok A) pada areal seluas

1,2 Ha yang menampung kios 5,689 kios.1,2 Ha yang menampung kios 5,689 kios.1,2 Ha yang menampung kios 5,689 kios.1,2 Ha yang menampung kios 5,689 kios.1,2 Ha yang menampung kios 5,689 kios. Proyek ini diperkirakan selesai tahun

2009. Sementara itu pembangunan Blok M Square senilai Rp 580 miliar telahmencapai penyelesaian sebesar 70% dan akan sepenuhnya beroperasi awal tahun

2008. Pengerjaan proyek ini tidak menelan dana APBD melainkan kerjasama PD

Pasar Jaya dengan PT Melawai Jaya Realty.

Pembangunan infrastruktur jalan dimulai dengan rehabilitasi terhadap 424.000meter jalan yang terdiri dari :

- Perbaikan jalan darurat Rp 6 miliar

- Perbaikan jalan rusak ringan sebesar Rp 6,8 miliar

- Perbaikan jalan rusah berat sebesar Rp 56 miliar

Pekerjaan jalan koridor busway VII-X senilai Rp 350 miliar yang seharusnya selesaipada akhir tahun 2007 mengalami keterlambatan sehingga harus diselesaikan

tahun 2008 dan diperkirakan memakan waktu 5 bulan. Selain itu, akan dibangun

63 Halte Busway, 27 jembatan penyeberangan orang (JPO) yang dilengkapiempat sky walk paid area (SWPA) untuk melayani 10 koridor busway. Dengan

SWPA, maka penumpang semakin mendapat kemudahan untuk berpindah antarkoridor.

Pembangunan JORR 2 yang melintas Bandara Sukarno Hatta √ Cilincing sepanjangPembangunan JORR 2 yang melintas Bandara Sukarno Hatta √ Cilincing sepanjangPembangunan JORR 2 yang melintas Bandara Sukarno Hatta √ Cilincing sepanjangPembangunan JORR 2 yang melintas Bandara Sukarno Hatta √ Cilincing sepanjangPembangunan JORR 2 yang melintas Bandara Sukarno Hatta √ Cilincing sepanjang

122,6 km dengan nilai proyek sekitar Rp 5 triliun direncanakan dimulai tahun122,6 km dengan nilai proyek sekitar Rp 5 triliun direncanakan dimulai tahun122,6 km dengan nilai proyek sekitar Rp 5 triliun direncanakan dimulai tahun122,6 km dengan nilai proyek sekitar Rp 5 triliun direncanakan dimulai tahun122,6 km dengan nilai proyek sekitar Rp 5 triliun direncanakan dimulai tahun

2008. 2008. 2008. 2008. 2008. Proyek tersebut terdiri dari :

1. Bandara √ Kunciran 15,2 km

2. Kunciran - Serpong 11,2 km

3. Serpong √ Cinere 10,1 km

4. Cinere √ Jagorawi 14,6 km, Jagorawi √ Cibitung 25,4km

5. Cibitung √ Cilincing 33,9 km.

Jika tol tersebut selesai maka pengendara dari luar kota yang akan menuju keBandara Sukarno Hatta tidak perlu harus lewat tol dalam kota. Sementara itu

pekerjaan perluasan Bandara Kepulauan Seribu yang menyerap dana Rp 150 miliar

telah selesai 50% sehingga pertengahan 2008 memasuki tahap finishing. Jikaselesai maka bandara tersebut memiliki landasan 1.400 meter sehingga dapat

didarati oleh pesawat berbadan besar seperti fokker 28 atau boeing 737.

Page 95: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

95

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Pembangunan jalan tol dalam kota (6 ruas) diusulkan oleh Pemda DKI telah disetujuiPembangunan jalan tol dalam kota (6 ruas) diusulkan oleh Pemda DKI telah disetujuiPembangunan jalan tol dalam kota (6 ruas) diusulkan oleh Pemda DKI telah disetujuiPembangunan jalan tol dalam kota (6 ruas) diusulkan oleh Pemda DKI telah disetujuiPembangunan jalan tol dalam kota (6 ruas) diusulkan oleh Pemda DKI telah disetujui

Departemen PU dengan anggaran senilai Rp 23 TriliunDepartemen PU dengan anggaran senilai Rp 23 TriliunDepartemen PU dengan anggaran senilai Rp 23 TriliunDepartemen PU dengan anggaran senilai Rp 23 TriliunDepartemen PU dengan anggaran senilai Rp 23 Triliun. Pelaksananya tahun 2008

akan dilakukan tender bekerjasama dengan Pemda DKI. Ke enam rus tol tersebutadalah :

1. Kampung Melayu √ Kemayoran (9,7 km)

2. Kampung Melayu √ Duri Pulo (11,4 km)

3. Casablanca √ Pasar Minggu (9,6 km)

4. Pulo Gebang - Kemayoran (10,8 km)

5. Kemayoran √ Rawa Buaya (22,8 km)

6. Ulujami - Tanah Abang ( 8,3 km)

Pembangunan MRT dengan biaya seluruhnya Rp 8,3 trilyun dengan pembiayaanPembangunan MRT dengan biaya seluruhnya Rp 8,3 trilyun dengan pembiayaanPembangunan MRT dengan biaya seluruhnya Rp 8,3 trilyun dengan pembiayaanPembangunan MRT dengan biaya seluruhnya Rp 8,3 trilyun dengan pembiayaanPembangunan MRT dengan biaya seluruhnya Rp 8,3 trilyun dengan pembiayaan

dari JBIC akan dimulai pada akhir tahun 2008. dari JBIC akan dimulai pada akhir tahun 2008. dari JBIC akan dimulai pada akhir tahun 2008. dari JBIC akan dimulai pada akhir tahun 2008. dari JBIC akan dimulai pada akhir tahun 2008. Proyek tersebut terdiri dari

pembangunan 2 tahap :

Tahap 1 Jalur Lebak Bulus √ Dukuh Atas yang terdiri dari

a. Jalur di atas tanah : Lebak Bulus √ Senayan (11,2 km)

b. Jalur di bawah tanah : Senayan √ Dukuh Atas (3,1 km)

Tahap 2 Jalur Dukuh Atas - Kota

a. Jalur bawah tanah Dukuh Atas √ Harmoni

b. Jalur di atas kali Ciliwung Harmoni √ Kota

Proyek Monorel yang telah dimulai tahun 2007, pada tahun 2008 akan dimulaiProyek Monorel yang telah dimulai tahun 2007, pada tahun 2008 akan dimulaiProyek Monorel yang telah dimulai tahun 2007, pada tahun 2008 akan dimulaiProyek Monorel yang telah dimulai tahun 2007, pada tahun 2008 akan dimulaiProyek Monorel yang telah dimulai tahun 2007, pada tahun 2008 akan dimulai

kembali dengan diselesaikannya proses administrasi peminjaman dari perusahaankembali dengan diselesaikannya proses administrasi peminjaman dari perusahaankembali dengan diselesaikannya proses administrasi peminjaman dari perusahaankembali dengan diselesaikannya proses administrasi peminjaman dari perusahaankembali dengan diselesaikannya proses administrasi peminjaman dari perusahaan

Jakarta MonorailJakarta MonorailJakarta MonorailJakarta MonorailJakarta Monorail kepada beberapa Bank. Bank tersebut adalah BRI, bank Mandiri,BNI, konsorsium Bank DKI dan beberapa bank swasta. Jika selesai maka monorail

akan memiliki 2 lintasan yaitu :

1. Jalur hijau (green line) melalui Kp melayu, Casablanca, Tanah Abang, H. Sabeni,Jatibaru, Cideng Roxi (14,3 km)

2. Jalur biru (blue line) melalui HR Rasuna Said, Gatot Subroto, Sudirman, Senayan,

Kompleks DPR/MPR, S Parman, Kiapang-Pejompongan, Dukuh Atas.

Pemda Jakarta sangat menaruh perhatian terhadap pembangunan Monorail,mengingat proyek ini dapat mengurangi kemacetan, juga karena sebagian besar

Page 96: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

96

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

(52%) saham PT Jakarta Monorail dimiliki oleh Jakarta Propertindo milik Pemda

DKI Jakarta.

Pembangunan KA Bandara akan dimulai pada Maret 2008 dan diharapkan selesaiPembangunan KA Bandara akan dimulai pada Maret 2008 dan diharapkan selesaiPembangunan KA Bandara akan dimulai pada Maret 2008 dan diharapkan selesaiPembangunan KA Bandara akan dimulai pada Maret 2008 dan diharapkan selesaiPembangunan KA Bandara akan dimulai pada Maret 2008 dan diharapkan selesai

Juni 2009 sepanjang 31 km. Juni 2009 sepanjang 31 km. Juni 2009 sepanjang 31 km. Juni 2009 sepanjang 31 km. Juni 2009 sepanjang 31 km. KA tersebut akan melalui Manggarai, Dukuh Atas,Tanah Abang, Duri, Bandengan dan Muara Angke. Proyek ini akan menyerap

biaya sebesar Rp 2,2 triliun, akan dikerjakan oleh PT Railink yang dimiliki oleh PT

KA 40% dan PT Angkasa Pura II sebesar 60%.

Disisi swasta, beberapa proyek bangunan juga akan dikerjakan di akhir tahunDisisi swasta, beberapa proyek bangunan juga akan dikerjakan di akhir tahunDisisi swasta, beberapa proyek bangunan juga akan dikerjakan di akhir tahunDisisi swasta, beberapa proyek bangunan juga akan dikerjakan di akhir tahunDisisi swasta, beberapa proyek bangunan juga akan dikerjakan di akhir tahun

2007.2007.2007.2007.2007. Beberapa proyek swasta tersebut antara lain adalah appartemen GroveRasuna Epicentrum, Pallazo Boutique Residence, Monaco Residence, Pearl Garden,Sudirman Residence, dan Cik Ditiro Residence. Sedangkan, pembangunan

perkantoran oleh swasta pada tahun 2008 adalah Menara Karya Kuningan, SatriaTower Kuningan dan One Woltermonginsidi Kebayoran.

Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran diperkirakan tumbuh cukup tinggiSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diperkirakan tumbuh cukup tinggiSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diperkirakan tumbuh cukup tinggiSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diperkirakan tumbuh cukup tinggiSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diperkirakan tumbuh cukup tinggi

6,3%6,3%6,3%6,3%6,3%+++++1%..1%..1%..1%..1%.. Pertumbuhan ini terjadi baik di sub sektor perdagangan besar maupunPertumbuhan ini terjadi baik di sub sektor perdagangan besar maupunPertumbuhan ini terjadi baik di sub sektor perdagangan besar maupunPertumbuhan ini terjadi baik di sub sektor perdagangan besar maupunPertumbuhan ini terjadi baik di sub sektor perdagangan besar maupun

perdagangan kecil. perdagangan kecil. perdagangan kecil. perdagangan kecil. perdagangan kecil. Indikasi peningkatan tersebut tercermin dari aktivitasperdagangan besar dan perdagangan eceran. Peningkatan arus barang

perdagangan besar terjadi didukung oleh selesainya pembangunan dermaga baru

di Jakarta International Container Terminal (JICT) yang dilengkapi 2 buah cranepenambahan kapasitas Pelabuhan Tanjung Priuk yaitu 2 buah crane dan

Pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok II pada lahan seluars 3.000 Ha. Pada

tahun 2008 JICT merencanakan untuk berinvestasi sebesar Rp 1,5 Triliun untukmembangun dermaga petikemas tambahan untuk menyelesaikan masalah

penumpukan (yard occupancy ratio) yang terjadi sejak akhir tahun 2007.

Peningkatan arus perdagangan eceran selain didukung oleh peningkatan pedagangPeningkatan arus perdagangan eceran selain didukung oleh peningkatan pedagangPeningkatan arus perdagangan eceran selain didukung oleh peningkatan pedagangPeningkatan arus perdagangan eceran selain didukung oleh peningkatan pedagangPeningkatan arus perdagangan eceran selain didukung oleh peningkatan pedagang

retail besar dan menengah juga diharapkan berasal dari pedagang retail kecil. retail besar dan menengah juga diharapkan berasal dari pedagang retail kecil. retail besar dan menengah juga diharapkan berasal dari pedagang retail kecil. retail besar dan menengah juga diharapkan berasal dari pedagang retail kecil. retail besar dan menengah juga diharapkan berasal dari pedagang retail kecil. Halini antara lain tercermin dari peran positif pemerintah untuk tetap memperhatikan

pedagang retail kecil yang antara lain direalisasikan dalam bentuk pemberian

bantuan sebanyak 100 kios Blok A dan 200 kios di Blok B kepada koperasi denganpembebasan biaya sewa selama 2 tahun. Penyerahan kios ini merupakan bagian

dari program pemerintah Keluarga Sehat dan Sejahtera. Sektor perdagangan

tradisional yang sempat mengalami kesulitan akibat menjamurnya minimarketdiperkirakan akan kembali tumbuh dengan dikeluarkannya Instruksi Gubernur

DKI Jakarta No. 115 tahun 2006 melarang pembukaan minimarket baru di wilayah

DKI Jakarta.

Page 97: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

97

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Sektor listrik gas dan air minum diperkirakan tumbuh sebesar 2,4%Sektor listrik gas dan air minum diperkirakan tumbuh sebesar 2,4%Sektor listrik gas dan air minum diperkirakan tumbuh sebesar 2,4%Sektor listrik gas dan air minum diperkirakan tumbuh sebesar 2,4%Sektor listrik gas dan air minum diperkirakan tumbuh sebesar 2,4%+++++1%.1%.1%.1%.1%. Kondisi

tersebut didukung oleh kinerja Perusahaan Listrik, Perusahaan Gas dan Perusahaan

Air Minum di Jakarta. PLTGU Muara Karang diperkirakan akan meningkatkankinerjanya dengan telah ditinggikannya tanggul di sekitar lokasi yang sempat roboh

terkena banjir, serta ditambahkanya pasokan gas dari British Petrolium dengan

pipa gas Grissik Muara Tawar yang akan selesai April 2008. Selama ini PLTGUMuara Karang hanya berproduksi 400 MW dari kapasitasnya 700 MW karena

terbatasnya pasokan gas. Sementara itu penduduk di kepulauan Seribu sejak bulan

Januari 2008 dipastikan akan menikmati listrik 24 jam dengan diselesainyapemasangan kabel bawah laut dari Italy sepanjang 41,8 km dari Teluk Naga banten

hingga Pulau Untung Kep Seribu. Pemda DKI bekerjasama dengan PLN (persero)

menyediakan dana sebesar Rp 337 miliar diantaranya sebesar Rp 114 adalah biayapemasangan kabel bawah laut. Dalam rangka proyek pembagian gratis 51 unit

lampu hemat energy (LHE), PLN Distribusi Jakarta √ Tangerang akan membagikan

lampu hemat energi kepada pelanggan yang berhak menerimanya yaitu sebanyak2,5 dari 3,3 juta pelanggan di Jakarta. Untuk sektor sub sektor gas pada tahun

2008 diperkirakan semakin meningkat sejalan dengan program pemerintah untuk

mengkonversi penggunaan minyak tanah ke gas. Untuk mendukung programtersebut, Dinas Pertambangan DKI Jakarta telah mendistribusikan secara gratis

1,5 juta kompor dan gas 3 kg. Sementara itu di Sub Sektor air diperkirakan juga

mengalami peningkatan dengan adanya perbaikan yang dilakukan oleh pengelolaair minum..... Mitra kerja PAM Jaya yaitu PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) berkomitmen

untuk membangun 7.000 sambungan dan 51 kios air bersih pada Februari 2008,

untuk mendukung program 100 gubernur DKI Jakarta. Kios air tersebut akanmenjual air labih murah yaitu sebesar Rp 1.050 per meter. Target selanjutnya adalah

penyediaan air bersih yang siap diminum dan penyediaan air bagi gedung tinggi

(700 gedung) di Jakarta. Sementara itu program Output Base Aid (OBA) dariWorld Bank yang dilaksanakan oleh PT TPJ dan Palyja menargetkan sebanyak

15.000 keluarga miskin di Jakarta akan mendapatkan pelayanan instalasi air bersih.

Sektor Pengangkutan diperkirakan masih akan tumbuh tinggi, 15,9%Sektor Pengangkutan diperkirakan masih akan tumbuh tinggi, 15,9%Sektor Pengangkutan diperkirakan masih akan tumbuh tinggi, 15,9%Sektor Pengangkutan diperkirakan masih akan tumbuh tinggi, 15,9%Sektor Pengangkutan diperkirakan masih akan tumbuh tinggi, 15,9%+++++1%. 1%. 1%. 1%. 1%. Disub sektor transportasi, peningkatan antara lain berasal dari komponen angkutan

udara yang meningkat sejalan dengan adanya tambahan route penerbangan dari

Jakarta oleh beberapa perusahaan penerbangan. Sektor angkutan laut meningkatdengan adanya tambahan 2 armada kapal Ro Ro yang melayani angkutan

penyeberangan Merak Bakaheuni sehingga menjadi 25 kapal. Sementara itu

transportasi kereta api meningkat sejalan dengan beroperasinya jalur ganda

Page 98: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

98

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Serpong dan adanya tambahan 5 trayek baru KA Jabotabek jurusan Bekasi, Depok

dan Bogor, KA Ciujung Semi Express, dan KA Ciliwung Utara - Selatan. Penggunaan

transportasi busway diperkirakan semakin meningkat sejalan dengan penambahanjumlah jalur busway, armada busway menjadi 329 unit ditambah 62 unit busway

berbahan bakar gas (BBG) dan 30 bus gandeng serta beroperasinya koridor VIII-X

yang jalurnya sedang dalam tahap penyelesaian.

Pertumbuhan sektor pengangkutan juga didukung oleh pertumbuhan sub sektorPertumbuhan sektor pengangkutan juga didukung oleh pertumbuhan sub sektorPertumbuhan sektor pengangkutan juga didukung oleh pertumbuhan sub sektorPertumbuhan sektor pengangkutan juga didukung oleh pertumbuhan sub sektorPertumbuhan sektor pengangkutan juga didukung oleh pertumbuhan sub sektor

komunikasi. komunikasi. komunikasi. komunikasi. komunikasi. Faktor yang mempengaruhi peningkatan sub sektor ini adalah

kebutuhan sarana komunikasi yang sudah mengarah menjadi kebutuhan primer

dan disisi lain operator telekomunikasi relatif kompetitif dan inovatif sehinggamampu menekan biaya.

B. INFLASIInflasi regional Jakarta pada triwulan I-2008 diperkirakan lebih rendah dibandingkanInflasi regional Jakarta pada triwulan I-2008 diperkirakan lebih rendah dibandingkanInflasi regional Jakarta pada triwulan I-2008 diperkirakan lebih rendah dibandingkanInflasi regional Jakarta pada triwulan I-2008 diperkirakan lebih rendah dibandingkanInflasi regional Jakarta pada triwulan I-2008 diperkirakan lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. dengan triwulan sebelumnya. dengan triwulan sebelumnya. dengan triwulan sebelumnya. dengan triwulan sebelumnya. Secara triwulanan angka inflasi diperkirakanmencapai 1,8% (q-t-q) dan secara tahunan 6,0% (y-o-y). Menurunnya angka inflasi

di triwulan mendatang diperkirakan disebabkan oleh berkurangnya tekanan darisisi permintaan namun demikian dari sisi penawaran patut diwaspadai

kemungkinan meningkatnya tekanan inflasi yang disebabkan oleh kemungkinan

adanya gangguan pasokan pada beberapa komoditas bahan makanan, kenaikanharga bahan baku makanan (kedelai, tepung terigu,100% dan mentega, 30%),

Grafik VII.5Outlook Inflasi (q-t-q)

Grafik VII.6Outlook Inflasi (y-o-y)

Jakarta (Outlook,%)

Sumber : BPS

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

Q1-2007 Q2-2007 Q3-2007 Q4-2007 Q1-2008IHKBhn MakananMknn jadiPerumahanPakaianKesehatanPendidikanTransportasi

1,84,31,02,20,41,50,10,1

1,64,12,7-0,35,41,10,10,2

1,82,40,61,62,00,99,00,3

0,5-0,20,91,00,20,30,00,4

1,94,71,12,40,41,60,10,1

Jakarta (y-o-y%)

Sumber : BPS

0

5

10

15

20

Q4-2006 Q1-2007 Q2-2007 Q3-2007 Q4-2007

TransportasiPendidikanKesehatanPakaianPerumahanMknn jadiBhn MakananIHK

0,75,15,77,84,34,415,36,0

0,57,04,65,05,73,711,95,7

0,76,52,93,76,23,912,75,9

1,09,03,15,17,14,212,76,5

0,99,14,08,24,85,411,46,0

Page 99: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

99

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

dan kenaikan biaya produksi makanan jadi serta dampak ikutan dari kenaikan

harga bahan makanan tersebut.

Untuk menjaga stabitas harga, terutama harga pangan Pemerintah telahUntuk menjaga stabitas harga, terutama harga pangan Pemerintah telahUntuk menjaga stabitas harga, terutama harga pangan Pemerintah telahUntuk menjaga stabitas harga, terutama harga pangan Pemerintah telahUntuk menjaga stabitas harga, terutama harga pangan Pemerintah telah

mengeluarkan beberpa kebijkan. mengeluarkan beberpa kebijkan. mengeluarkan beberpa kebijkan. mengeluarkan beberpa kebijkan. mengeluarkan beberpa kebijkan. Untuk membantu produsen tahu dan tempepemerintah mengambil kebijakan pembebasan PPn dan PPh sesuai sebagai barang

yang bukan kena pajak, menurunkan bea masuk kedelai dari 10% menjadi 0%,

memasukkan kedelai dalam jalur hijau di Ditjen Bea dan Cukai, peningkatnkoordinasi pemerintah dengan inkopti dan importir, penyiapan Bulog untuk

kemungkinan penugasan khusus, kredit usaha rakyat untuk industri UKM kedelai

dan peningkatan produksi kedelai 2008. Kebijakan ini diharapkan dapat membantupengusaha tahu-tempe yang sekitar 10.000 diantaranya terdapat di DKI Jakarta.

Untuk komoditas beras, jika perlu pemerintah akan melaksanakan Operasi stabilisasi

harga beras (OSHB) pada musim paceklik Januari √ Februari 2008.

Tabel VII. 5 Perkembangan Harga Rata-Rata Beberapa Komoditas Makanan

IIIII BerasBerasBerasBerasBeras1 IR-I kg 5.237 5.221 5.098 5.037 5.308 5.367 5.6582 IR-II kg 4.894 4.883 4.824 4.741 4.998 4.984 5.1503 IR-III kg 4.480 4.492 4.488 4.416 4.645 4.668 4.7644 IR-42 kg 5.870 5.671 5.574 5.511 5.564 5.534 5.5985 Muncul I kg 5.484 5.499 5.508 5.740 5.716 5.668 5.7336 Setra kg 6.534 6.596 6.599 6.603 6.681 6.585 6.583

IIIIIIIIII Hewan Ternak PotongHewan Ternak PotongHewan Ternak PotongHewan Ternak PotongHewan Ternak Potong1 Daging Sapi Has kg 58.937 58.970 58.477 58.057 61.464 59.436 54.3962 Daging Sapi Bistik kg 52.100 53.082 52.729 52.743 54.931 51.890 52.5923 Daging Sapi Murni kg 50.508 51.748 51.541 51.360 52.764 50.194 50.7174 Ayam Boiler/Potong kg 14.265 14.859 14.797 14.935 16.897 16.788 17.5735 Telur ayam ras kg 8.939 9.593 10.016 10.461 10.337 9.954 10.0206 Ikan bandeng kg 16.811 16.531 16.527 16.971 22.445 22.218 19.9477 Ikan kembung kg 15.826 15.072 15.042 15.396 15.698 15.616 15.8288 Ikan Mas kg 13.505 13.501 13.500 13.500 13.600 13.526 13.871

IIIIIIIIIIIIIII Sayur MayurSayur MayurSayur MayurSayur MayurSayur Mayur1 Cabe merah keriting kg 11.377 12.580 12.188 13.852 14.604 12.948 16.6442 Cabe merah TW kg 12.144 13.824 13.446 14.875 15.404 14.032 16.5003 Cabe rawit merah kg 9.245 8.719 9.868 11.552 12.425 12.610 14.6424 Cabe rawit hijau kg 5.109 5.223 6.563 7.241 7.984 9.296 11.5905 Bawang merah kg 7.348 7.411 6.950 6.511 10.354 10.485 11.3206 Kentang kg 4.714 4.627 4.552 4.511 5.467 6.310 6.1207 Tomat sayur kg 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 3.0008 Kelapa kg 2.500 2.500 2.500 2.500 3.158 3.165 3.130

No Komoditi Satuan Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

Page 100: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

100

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Sementara itu, walaupun pada triwulan IIIV 2007 harga pada beberapa kebutuhanSementara itu, walaupun pada triwulan IIIV 2007 harga pada beberapa kebutuhanSementara itu, walaupun pada triwulan IIIV 2007 harga pada beberapa kebutuhanSementara itu, walaupun pada triwulan IIIV 2007 harga pada beberapa kebutuhanSementara itu, walaupun pada triwulan IIIV 2007 harga pada beberapa kebutuhan

pokok seperti beberapa komoditi sayur mayur dan minyak goreng meningkat,pokok seperti beberapa komoditi sayur mayur dan minyak goreng meningkat,pokok seperti beberapa komoditi sayur mayur dan minyak goreng meningkat,pokok seperti beberapa komoditi sayur mayur dan minyak goreng meningkat,pokok seperti beberapa komoditi sayur mayur dan minyak goreng meningkat,

namun pada triwulan I-2008 diperkirakan akan kembali normal.namun pada triwulan I-2008 diperkirakan akan kembali normal.namun pada triwulan I-2008 diperkirakan akan kembali normal.namun pada triwulan I-2008 diperkirakan akan kembali normal.namun pada triwulan I-2008 diperkirakan akan kembali normal. Pemerintah secaraaktif telah melakukan upaya untuk mendorong harga kembali kearah normal yang

antara lain dilakukan dengan cara melakukan perbaikan di sisi supply, perbaikan

saluran distribusi dan khusus untuk minyak pemerintah jika diperlukan jugamelakukan intervensi.

Tabel VII. 5 Perkembangan Harga Rata-Rata Beberapa Komoditas Makanan (lanjutan)

IVIVIVIVIV Buah-buahanBuah-buahanBuah-buahanBuah-buahanBuah-buahan1 Apel kg 9.000 9.000 9.000 9.000 9.000 9.038 9.1282 Jeruk kg 8.428 8.299 8.060 7.666 7.894 7.982 7.8433 Pisang Ambon pasang 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500

VVVVV Pabrikan/OlahanPabrikan/OlahanPabrikan/OlahanPabrikan/OlahanPabrikan/OlahanGula pasir kg 6.780 6.792 6.794 6.763 6.847 6.716 6.588Minyak goreng curah kg 8.843 8.204 9.337 9.344 9.393 9.330 9.255Tepung terigu kg 4.381 4.329 4.655 5.010 5.103 5.205 5.212Minyak tanah. liter 2.780 2.864 3.800 3.882 3.715 3.522 3.831

No Komoditi Satuan Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

Sumber : Biro Adms Perekonomian DKI Jakarta

Tabel VII. 6 Jumlah Pengguna PAM Jakarta

DKI JakartaDKI JakartaDKI JakartaDKI JakartaDKI Jakarta

PAM DKI Jaya 608.914 8.398.269 7,3

PT PAM Lyonnaise Jaya 290.892 4.602.787 6,3

PT Thames PAM Jaya 320.272 3.795.482 8,4

TotalTotalTotalTotalTotal 1.220.0781.220.0781.220.0781.220.0781.220.078 16.796.53816.796.53816.796.53816.796.53816.796.538 7,3 7,3 7,3 7,3 7,3

Jumlah Jumlah %Pelanggan Penduduk

Dari sisi Dari sisi Dari sisi Dari sisi Dari sisi administered priceadministered priceadministered priceadministered priceadministered price, kenaikan harga beberapa komoditas perlu diwaspadai, kenaikan harga beberapa komoditas perlu diwaspadai, kenaikan harga beberapa komoditas perlu diwaspadai, kenaikan harga beberapa komoditas perlu diwaspadai, kenaikan harga beberapa komoditas perlu diwaspadai.

Beberapa komoditas yang harganya di atur oleh pemerintah dan diperkirakanakan dinaikkan tarifnya diantaranya adalah :

1. Kenaikan tarif PAM Jaya. Usulan PT PAM Lyonaisse Jaya (Palyja) dan PT Thames

Pam Jaya (TPJ) untuk menaikan tarif air minum sebesar 30%, walaupun usulan

diperkirakan tidak akan disetujui tetap perlu diwaspadai karena Badan RegulatorPAM Jaya sebagai lembaga yang berwenang untuk mengusulkan kenaikan tarif

Page 101: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

101

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

air minum mengisyaratkan bahwa tarif air minum di DKI Jakarta seharusnya

naik sejak semester II-2007 sebesar 10%.

2. Kenaikan tarif busway di Jakarta sudah diusulkan Gubernur untuk mengalami

penyesiaian dari Rp 3.500 menjadi antara Rp 5.000-Rp 6.000, mengingatkebutuhan subsidi Rp 500 miliar (10 koridor) hanya disetujui Rp 227 miliar.

Jika disetujui maka diperkirakan kenaikan tersebut akan direalisasikan pada

awal tahun 2008.

3. Rencana kenaikan tarif beberapa ruas jalan tol.

Dari sisi core inflation, terdapat beberapa hal yang patut diwaspadai, antara lainDari sisi core inflation, terdapat beberapa hal yang patut diwaspadai, antara lainDari sisi core inflation, terdapat beberapa hal yang patut diwaspadai, antara lainDari sisi core inflation, terdapat beberapa hal yang patut diwaspadai, antara lainDari sisi core inflation, terdapat beberapa hal yang patut diwaspadai, antara lain

adalah potensi peningkatan permintaan yang berasal dari kenaikan gaji karyawan,adalah potensi peningkatan permintaan yang berasal dari kenaikan gaji karyawan,adalah potensi peningkatan permintaan yang berasal dari kenaikan gaji karyawan,adalah potensi peningkatan permintaan yang berasal dari kenaikan gaji karyawan,adalah potensi peningkatan permintaan yang berasal dari kenaikan gaji karyawan,

kenaikan UMP dan kenaikan gaji pada berbegai level jabatankenaikan UMP dan kenaikan gaji pada berbegai level jabatankenaikan UMP dan kenaikan gaji pada berbegai level jabatankenaikan UMP dan kenaikan gaji pada berbegai level jabatankenaikan UMP dan kenaikan gaji pada berbegai level jabatan. Kenaikan gajikaryawan di Jakarta (13,6%) dan UMP DKI (7,9%) diperkirakan akan meningkatkan

tekanan inflasi dari sisi permintaan dan sebagian produsen merespon dengan cara

kenaikan harga produknya. Upah buruh yang tercermin dari UMP di Jakartameningkat dari Rp 900.560 menjadi Rp. 972.605. Meskipun telah meningkat

sebesar 7,9%, namun besarnya UMP tersebut masih lebih rendah dibandingkandengan KHL sebesar Rp Rp 1.055.000. Sementara itu kenaikan gaji pegawai Pemda

tercermin dari kenaikan anggaran gaji pegawai pemda DKI yang meningkat dari

Rp 5,8 triliun menjadi Rp 6,8 triliun.

Grafik VII.7Upah Minimum Regional

Grafik VII.8Perbandingan UMP dan KHL

Rp / bulan

-

300.000

600.000

900.000

1.200.000

1.500.000

1.800.000

2007 2008

837.000746.500900.560

972.605

568.193516.840506.500448.500

BantenDKI Jakarta

Jawa BaratJawa Timur

Rp 000 / bulan

-

300600

9001.200

1.5001.800

2.1002.400

2006 2007

819901 973831

9921.055

Upah Minimum Propinsi (UMP)Kehidupan Hidup Layak (KHL)

Page 102: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

102

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

halaman ini sengaja dikosongkan

Page 103: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

103

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

BAB VIII. KESIMPULAN DAN USULAN TINDAK LANJUT

Berdasarkan Kajian Ekonomi Regional di atas, beberapa kesimpulan yang dapat

diambil antara lain adalah :

1. Ekpansi perekonomian Provinsi DKI Jakarta pada triwulan IV 2007 masih

berlanjut walaupun untuk keseluruhan tahun masih berada di bawah sasaranyang ditetapkan (6,6%). Membaiknya daya beli masyarakat, khususnya

golongan menengah keatas disertai peningkatan dukungan pembiayaan di

sektor keuangan merupakan faktor pendukung dibalik terus berlajutnya ekspansiekonomi.

2. Investasi yang masih tumbuh terbatas menyebabkan pengangguran dan jumlah

kemiskinan belum dapat berkurang secara signifikan. Sektor ekonomi yangtumbuh tinggi adalah sektor yang padat modal. Kondisi ke dua hal tersebut

menyebabkan kualitas pertumbuhan belum optimal dan turut berkontribusi

terhadap peningkatan kesenjangan pendapatan (gini rasio).

3. Oleh karena itu, tantangan pembangunan ekonomi di Jakarta terutama terletak

pada upaya peningkatan peran investasi, terutama disektor tradable guna

menggerakan pertumbuhan ekonomi lebih berkualitas, disampingmeningkatkan level pertumbuhan yang masih di bawah sasaran.

4. Laju inflasi masih relatif terkendali (5,9%, y-o-y).

5. Tantangan ekonomi ke depan, di 2008 relatif berat. Faktor eksternal sangat

berperan antara lain berupa adanya tanda-tanda pelemahanan ekonomiAmerika sebagai dampak lanjutan dari kasus subprime morgage yang

dikawatirkan akan berdampak pada perekonomian Indonesia karena

permintaan terhadap beberapa komoditas unggulan akan terganggu.Perekonomian Indonesia juga akan terganggu oleh kenaikan beberapa produk

bahan baku makanan, seperti kedelai dan gandum di pasar internasional, serta

kenaikan beberapa komoditas primer internasional, seperti minyak bumi.

Usulan tindak lanjut :

1. Peningkatan Daya saing kota Jakarta untuk menarik minat investasi di Jakarta

dan juga investasi di daerah lain di luar Jakarta. Sesuai dengan karakteristik

Page 104: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

104

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Jakarta, sebaiknya investasi diarahkan pada sektor yang padat tehnologi dan

dibarengi dengan implementasi tata ruang yang konsisten dan jika diperlukan

merevitalisasi tata ruang yang selama ini dilanggar. Jakarta harus dijadikansebagai pintu gerbang investasi, walaupun investasi kemungkinan dilakukan

di daerah lain. Jakarta sebagai ibukota negara dan juga menjadi pusat kegiatan

bisnis dan jasa, termasuk banyak dijadikan sebagai kantor pusat perusahaan-perusahaan harus menjadi kota yang nyaman dan memberi kemudahan bagi

penduduknya, terutama bagi investor dan ekspatriat. Terwujudnya kondisi ini

dapat menjadi signal positif bagi investor tidak saja di Jakarta, tetapi juga dipropinsi lain di Indonesia.

2. Industri ataupun calon investor baru di industri yang padat karya dan

memberikan upah minimal pada karyawannya sebaiknya direlokasi/diarahkan

ke luar wilayah Jakarta. Hal ini akan menjadikan Jakarta lebih manusiawi danbeban sosial dapat berkurang.

3. Perlunya percepatan pembangunan rusunawa dan pada saat yang bersamaan

mendisiplinkan penggunaan tata ruang. Percepatan pembangunan rusunawayang terjangkau juga akan dapat membantu upaya pengendalian harga di

kelompok perumahan yang kontribusi inflasinya cukup tinggi.

4. Membentuk ≈forum pengendalian harga daerahΔ yang melibatkan beberapainstansi terkait dengan tugas menjaga kecukupan dan kelancaran distribusi

kebutuhan pokok dalam rangka mengendalikan tekanan kenaikan harga pada

kelompok volatile food.

Page 105: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

105

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

LAMPIRAN

Tabel lampiran 1.Indikator Makro Terpilih Propinsi DKI Jakarta

Atas Dasar Harga Berlaku Rp Trilyun 501,58 533,47Atas Dasar Harga Konstan Rp Trilyun 312,70 332,50Per Kapita* Rp Juta 57,3 60,6Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,9 6,4

Indikator DKI Jakarta Satuan Periode

PDRB 2006 2007*

Sumber : BPS dan *Proyeksi BI

Atas dasar y-o-y (Des-Des) (%) 6,03 6,04Atas dasar q-t-q (Sep-Des) (%) 2,07 1,61Atas dasar y-t-d (Jan-Des) (%) 6,03 6,04

Inflasi Des-06 Des-07

Jumlah Penganggur orang 590.000 542.000Angka Pengangguran (%) 14,31 13,27

Pengangguran Feb-06 Feb-07

Jumlah Pdd miskin orang 316.162 405.653Angka Kemiskinan (%) 3,6 4,6

Kemiskinan Jul-05 Mar-07

Tabel lampiran 2.Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta

Menurut Sektor Atas Dasar Harga Berlaku

Pertanian 403.030,9 439.377,6 490.491,7 490.430,4

Pertambangan 1.361.204,6 1.959.329,1 2.417.628,8 2.440.717,2

Industri 59.905.260,8 69.293.543,4 79.886.690,1 83.745.217,2

Listrik 4.232.489,2 4.802.935,6 5.305.823,4 5.508.107,9

Bangunan 38.106.294,9 45.570.840,5 56.071.975,3 60.233.917,6

Perdagangan 75.369.360,2 87.662.728,9 100.672.147,1 107.794.701,5

Pengangkutan 28.325.866,3 35.482.039,2 44.151.000,2 50.821.112,6

Keuangan 119.578.484,1 133.225.957,2 149.469.482,8 155.732.254,1

Jasa-jasa 48.279.532,0 55.423.501,4 63.119.568,2 66.706.337,7

PDBPDBPDBPDBPDB 375.561.523,0375.561.523,0375.561.523,0375.561.523,0375.561.523,0 433.860.252,9433.860.252,9433.860.252,9433.860.252,9433.860.252,9 501.584.807,6501.584.807,6501.584.807,6501.584.807,6501.584.807,6 533.472.796,3533.472.796,3533.472.796,3533.472.796,3533.472.796,3

Sektor 2004 2005 2006 2007*

Sumber : BPS *) proyeksi BI

Page 106: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

106

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Tabel lampiran 4.Indeks Harga Konsumen Propinsi DKI Jakarta

Jan-05 116,94 110,33 116,37 124,24 113,39 109,95 118,77 114,54

Feb-05 117,31 110,08 117,01 125,18 113,69 110,03 118,77 114,58

Mar-05 119,41 110,21 118,89 126,03 114,75 111,05 119,33 123,57

Apr-05 119,87 109,52 119,42 127,31 115,39 111,19 119,43 123,99

Mei-05 120,54 110,39 120,16 128,42 115,61 111,73 119,43 123,99

Jun-05 121,25 111,75 121,93 128,65 116,15 111,84 119,45 124,17

Jul-05 121,83 113,46 122,16 128,78 116,46 112,89 120,6 124,17

Ags-05 122,57 113,56 122,61 130,12 116,58 112,99 123,39 124,41

Sep-05 123,38 113,81 124,72 130,44 117,5 113,58 125,48 124,97

Okt-05 133,17 120,56 129,43 138,26 120,28 114,93 126,26 157,87

Nov-05 134,47 122,21 131,78 139,18 120,43 115,12 126,26 159,7

Des-05 134,55 121,2 132,1 139,62 121,08 116,37 126,26 159,73

Jan-06 136,90 128,98 133,82 140,61 122,51 118,53 126,29 159,62

Feb-06 137,58 131,42 134,11 140,88 124,81 119,44 124,11 159,76

Mar-06 137,64 130,80 134,44 141,11 124,86 119,46 124,06 160,15

Apr-06 137,53 129,26 134,77 141,26 125,68 120,52 124,14 160,15

Mei-06 137,94 129,67 134,99 141,65 127,17 121,69 124,14 160,36

Jun-06 138,10 129,65 135,39 141,89 126,62 121,80 124,66 160,48

Jul-06 138,34 130,37 135,55 142,15 126,21 121,80 124,72 160,51

Ags-06 139,24 132,14 135,78 142,64 126,93 122,02 129,17 160,45

Sep-06 139,77 132,77 135,79 143,00 127,38 122,68 132,65 160,41

Okt-06 140,55 135,31 135,78 143,18 129,10 122,40 132,65 161,12

Nov-06 140,82 136,14 135,92 143,42 130,60 122,91 132,66 160,37

Des-06 142,66 139,80 137,95 145,68 130,53 122,95 132,66 160,85

IHK Bahan Makanan Perumahan Pakaian Kesehatan Pendidikan TransportasiMakanan Jadi

Tabel lampiran 3.Produk Domestik Regional Bruto DKI JakartaMenurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan

Pertanian 287.574,0 290.598,6 292.485,1 292.448,5

Pertambangan 987.491,7 915.977,0 933.061,3 941.972,1

Industri 48.707.025,6 51.177.799,9 53.646.724,4 56.237.861,2

Listrik 1.848.696,4 1.977.201,8 2.075.804,2 2.154.944,3

Bangunan 27.475.877,8 29.094.579,9 31.166.114,3 33.479.419,1

Perdagangan 58.848.582,5 63.492.894,4 67.684.399,1 72.473.070,4

Pengangkutan 20.559.712,7 23.290.708,9 26.608.518,8 30.628.400,8

Keuangan 87.294.377,2 90.870.316,5 94.280.866,1 98.231.234,4

Jasa-jasa 32.515.484,3 34.160.466,5 36.012.329,5 38.058.730,1

PDBPDBPDBPDBPDB 278.524.822,2278.524.822,2278.524.822,2278.524.822,2278.524.822,2 295.270.543,6295.270.543,6295.270.543,6295.270.543,6295.270.543,6 312.700.302,9312.700.302,9312.700.302,9312.700.302,9312.700.302,9 332.498.080,9332.498.080,9332.498.080,9332.498.080,9332.498.080,9

Sektor 2004 2005 2006 2007*

Sumber : BPS *) proyeksi BI

Page 107: Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · 1 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV-2007 Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan IV - 2007

107

Kajian Ekonomi Regional Jakarta

Triwulan IV-2007

Tabel lampiran 4.Indeks Harga Konsumen Propinsi DKI Jakarta (lanjutan)

Jan-07 143,69 142,95 138,98 146,47 129,54 123,42 132,66 160,92

Feb-07 145,14 145,60 139,34 149,00 129,97 124,87 132,73 160,88

Mar-07 145,44 146,32 139,41 149,19 131,05 124,94 132,73 160,96

Apr-07 145,81 146,43 140,16 149,56 131,94 125,08 132,73 161,24

Mei-07 146,08 145,75 140,14 150,68 132,76 125,13 132,73 161,42

Jun-07 146,18 146,08 140,64 150,72 131,27 125,32 132,73 161,56

Jul-07 147,14 147,74 140,63 151,18 132,31 125,77 138,37 161,57

Ags-07 148,35 147,95 141,20 153,97 132,57 125,97 141,30 161,56

Sep-07 148,88 149,61 141,48 153,13 133,92 126,50 144,63 161,97

Okt-07 150,34 154,28 142,02 152,89 138,32 127,80 144,72 162,95

Nov-07 149,98 153,61 142,68 151,97 138,80 127,85 144,72 162,34

Des-07 151,27 155,74 145,34 152,69 141,17 127,85 144,72 162,34

IHK Bahan Makanan Perumahan Pakaian Kesehatan Pendidikan TransportasiMakanan Jadi

Sumber : BPS