kajian ekonomi regional provinsi gorontalo triwulan iii 2011 · inflasi gorontalo pada triwulan...

24
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA

Upload: vuongthuan

Post on 26-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

Kajian Ekonomi Regional

Provinsi Gorontalo

Triwulan III 2011

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA

Page 2: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

Visi Bank Indonesia :

“Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”

Misi Bank Indonesia :

“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter

dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara

Indonesia yang berkesinambungan”

Tugas Bank Indonesia :

1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

3. Mengatur dan mengawasi bank.

Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada

Redaksi :

Kelompok Kajian dan Survey

Bank Indonesia Gorontalo

Jl. Hi. Nani Wartabone No 35 Gorontalo – 96115

Telp : +62 435 824444

Fax : +62 435 827993

Web : www.bi.go.id

Page 3: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga

penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan

baik.

Kajian periode triwulan III-2011 ini merupakan pengejawantahan dari peranan KBI Gorontalo

sebagai ‘economic intelligent and research unit’ yang diharapkan mampu memberikan

informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai

bahan masukan pemangku kepentingan di daerah dan di pusat.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang

amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia

yang masih sangat muda ini, KBI Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari

berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan

datang.

Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan

perekonomian Provinsi Gorontalo.

Gorontalo, 8 November 2011

BANK INDONESIA GORONTALO

Dudung C. Setyadi.

Deputi Pemimpin

Page 4: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 5: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB 1 PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL

1.1 Sisi Permintaan 2

1.1.1 Konsumsi 3

1.1.2 Investasi 5

1.1.3 Ekspor - Impor 6

1.2 Sisi Penawaran 9

1.2.1 Sektor Pertanian 9

1.2.2 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 11

1.2.3 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 13

1.2.4 Sektor Bangunan 15

1.2.5 Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 16

1.2.6 Sektor Industri Pengolahan 16

1.2.7 Sektor Lainnya 17

1.3 BOKS I : Penurunan Kinerja Ekspor Gorontalo 18

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI

2.1 Inflasi Gorontalo 21

2.1.1 Faktor Fundamental 22

2.1.2 Faktor Non Fundamental 24

2.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang 25

2.2.1 Inflasi Tahunan (y.o.y) 25

2.2.2 Inflasi Triwulanan (q.t.q) 26

2.3 BOKS II : Laporan Monitoring Harga Periode Puasa dan Lebaran 2011 27

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

3.1 Fungsi Intermediasi 31

3.1.1 Perkembangan Kantor Bank 31

3.1.2 Penghimpunan Dana Masyarakat 32

3.1.3 Penyaluran Kredit 33

3.2 Stabilitas Sistem Keuangan 37

3.2.1 Resiko Kredit 37

3.2.2 Resiko Likuiditas 38

3.2.3 Resiko Pasar 40

3.3 BOX III : Pengembangan Usaha Kerajinan Karawo Gorontalo 44

Page 6: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

BAB 4 KEUANGAN DAERAH

4.1 Pendapatan Daerah 41

4.2 Belanja Daerah 43

4.3 Kontribusi Realisasi APBD Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar 44

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN

5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 47

5.1.1 Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow) 47

5.1.2 Penyediaan Uang Kartal Layak Edar 47

5.1.3 Uang Palsu 48

5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai 49

5.2.1 Kliring Non BI di Gorontalo 49

5.2.2 Real Time Gross Settlement (RTGS) 50

BAB 6 KESEJAHTERAAN

6.1 Pengangguran 51

6.2 Kemiskinan 52

6.3 Rasio Gini 53

6.4 IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 54

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI

7.1 Outlook Makroe Ekonomi Regional 55

7.2 Outlook Inflasi 57

7.3 Outlook Perbankan 58

LAMPIRAN

DAFTAR ISTILAH

Page 7: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo 2

Grafik 1.2 Perkembangan APBD Pemprov 3

Grafik 1.3 Perkembangan Belanja Barang dan Jasa 3

Grafik 1.4 Perkembangan Belanja Pegawai 3

Grafik 1.5 Survei Konsumen Bank Indonesia 3

Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi 4

Grafik 1.7 Perkembangan Simpanan Masyarakat 4

Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 4

Grafik 1.9 Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor 4

Grafik 1.10 Perkembangan NTP Petani 5

Grafik 1.11 Konsumsi BBM Rumah Tangga 5

Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi 6

Grafik 1.13 Realisasi Belanja Modal Pemprov 6

Grafik 1.14 Perkembangan Penjualan Semen 6

Grafik 1.15 Kredit Konstruksi 6

Grafik 1.16 Perkembangan Ekspor Luar Negeri 7

Grafik 1.17 Perkembangan Harga Gula Internasional 7

Grafik 1.18 Perkembangan Harga CPO 8

Grafik 1.19 Perkembangan Harga Jagung 8

Grafik 1.20 Ekspor Antar Provinsi 8

Grafik 1.21 Perkembangan Impor Semen 8

Grafik 1.22 Perkembangan Bongkar Barang 8

Grafik 1.23 SKDU Pertanian 10

Grafik 1.24 Realisasi Panen Tabama 10

Grafik 1.25 Perkembangan Luas Panen Jagung 10

Grafik 1.26 Perkembangan Luas Panen Padi 10

Grafik 1.27 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor 12

Grafik 1.28 Realisasi Penjualan BBM Transportasi 12

Grafik 1.29 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut 12

Grafik 1.30 Perkembangan Kargo Laut 12

Grafik 1.31 Perkembangan Penumpang Pesawat 13

Grafik 1.32 Perkembangan Bagasi Pesawat 13

Grafik 1.33 Kredit Perdagangan 14

Grafik 1.34 Volume Muat Pelabuhan 14

Grafik 1.35 Kargo Pesawat 14

Grafik 1.36 Tingkat Penghunian Hotel 14

Grafik 1.37 Penjualan Semen 15

Grafik 1.38 Kredit Konstruksi 15

Grafik 1.39 NIM Perbankan 16

Grafik 1.40 Perkembangan Pendapatan/Beban 16

Grafik 1.41 Konsumsi Listrik Industri 17

Grafik 1.42 Perkembangan Kredit Perdagangan 17

Grafik 1.43 Konsumsi BBM Industri 17

Grafik 1.44 Daya Listrik Tersambung PLN 17

Grafik 1.45 Realisasi Kredit Jasa-jasa 17

Grafik 1.46 Kinerja Ekspor Luar Negeri 18

Grafik 1.47 Kinerja Ekspor Antar Pulau 18

Page 8: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

Grafik 1.48 Perkembangan Net Ekspor Impor Gorontalo 19

Grafik 2.1 Disagregasi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo 21

Grafik 2.2 Kapasitas Produksi 22

Grafik 2.3 Indeks Keyakinan Konsumen 23

Grafik 2.4 Perkembangan Harga Emas Internasional 23

Grafik 2.5 Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan 24

Grafik 2.6 Harga Beras 27

Grafik 2.7 Harga Daging Sapi dan Daging Ayam 28

Grafik 2.8 Harga Bumbu-bumbuan 29

Grafik 2.9 Harga Komoditas Lainnya 30

Grafik 3.1 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 32

Grafik 3.2 Komposisi Dana Pihak Ketiga 32

Grafik 3.3 Pertumbuhan Kredit Penggunaan 34

Grafik 3.4 Komposisi Kredit Penggunaan 34

Grafik 3.5 Pertumbuhan Kredit Sektoral 35

Grafik 3.6 Komposisi Kredit Sektoral 35

Grafik 3.7 Pertumbuhan Kredit UMKM 36

Grafik 3.8 Perkembangan NPL 37

Grafik 3.9 NPL Per Sektor 37

Grafik 3.10 Konsentrasi Kredit 38

Grafik 3.11 Perkembangan Portofolio DPK 39

Grafik 3.12 Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo 39

Grafik 3.13 Perkembangan Kurs USD dan BI Rate 40

Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo 47

Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan 47

Grafik 5.3 Perputaran Kliring Gorontalo 49

Grafik 5.4 Rata-rata Perputaran Kliring Per Hari 49

Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo

49

Grafik 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2011 55

Grafik 7.2 Survei Konsumen Bank Indonesia 56

Grafik 7.3 Indeks Tendensi Konsumen BPS 56

Grafik 7.4 Proyeksi Inflasi Tahunan Prov. Gorontalo 57

Grafik 7.5 Ekspektasi Harga Jual 58

Page 9: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 2

Tabel 1.2 Proyek Infrastruktur Pemerintah Daerah 5

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 9

Tabel 1.4 ARAM III Pertanian Padi 11

Tabel 1.5 ARAM III Pertanian Jagung 11

Tabel 1.6 Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang 17

Tabel 1.7 Ekspor Luar Negeri Gorontalo Periode Jan-Sept 2011 19

Tabel 2.1 Disagregasi Inflasi Provinsi Gorontalo 21

Tabel 2.2 Perkembangan Harga-harga 24

Tabel 2.3 Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) 25

Tabel 2.4 Inflasi Tahunan Sub-Kelompok Bahan Makanan (y.o.y) 26

Tabel 2.5 Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (q.t,q) 26

Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo

42

Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) 42

Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 43

Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) 44

Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD Terhadap Sektor Riil 44

Tabel 4.6 Dampak APBD Terhadap Uang Beredar 45

Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (dalam Rp. Ribu) 48

Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo 48

Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo 50

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan 51

Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

52

Tabel 6.3 Persentase Penduduk Miskin Prov. Gorontalo (%) 53

Tabel 6.4 Rasio Gini Provinsi Gorontalo 53

Tabel 6.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo 54

Tabel 6.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kab/Kota Tahun 2006-2007 54

Tabel 7.1 Rencana Pengeluaran Pemerintah Untuk Pilkada Gubernur Gorontalo

55

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pemasangan JRL Oleh Petani Rumput Laut di Gorut 21

Page 10: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 11: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 i

RINGKASAN EKSEKUTIF

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

Perekonomian Gorontalo

triwulanI II-2011 tumbuh

5,64% (y.o.y) lebih

rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya

(7,65% y.o.y)

Dinamika perekonomian Gorontalo triwulan III-2011 melambat.

Ekonomi tumbuh sebesar 5,64% (y.o.y), berada dibawah angka

proyeksi Bank Indonesia Gorontalo pada triwulan sebelumnya

sebesar 7,0-7,5% (y.o.y). Perlambatan yang terjadi cukup

signifikan dikarenakan (i) lambatnya penyerapan belanja fiskal

pemerintah daerah (ii) penurunan produksi pertanian karena

pengaruh musim dan cuaca. Tekanan yang terjadi pada dua

komponen tersebut memberikan implikasi negatif bagi

perkembangan komponen lainnya seperti investasi, dan

ekspor/impor.

Menurunnya penyerapan

belanja fiskal daerah

mendorong

perekonomian tumbuh

melambat.

Keseluruhan sektor

perekonomian

mengalami perlambatan

pada triwulan III-2011

Disisi permintaan, melambatnya perekonomian triwulan III-2011

terjadi pada hampir seluruh komponennya kecuali konsumsi

rumah tangga dan komponen impor. Rendahnya penyerapan

belanja modal pemerintah daerah mendorong kinerja investasi

merosot. Sementara tren pelemahan kinerja ekspor masih terus

berlangsung hingga triwulan III-2011 dan relatif memburuk.

Ekspor luar negeri terkontraksi hingga 18,21% (y.o.y) dimana

ekspor hanya dilakukan untuk komoditas kayu sementara untuk

komoditas jagung sudah tidak dilakukan ekspor luar negeri lagi

sejak Januari 2011. Permasalahan produksi jagung serta

tekanan harga jagung internasional menjadi salah satu faktor

pemicu pengalihan ekspor Jagung Gorontalo ke pasar domestik.

Disisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami

perlambatan. Penurunan kinerja terbesar terjadi pada sektor

pertanian. Angka Ramalan III 2011 yang dirilis oleh BPS Prov.

Gorontalo menyebutkan bahwa produksi jagung terkontraksi

hingga 1,34% sementara produksi pertanian padi diperkirakan

akan melambat. Cuaca dan musim serta penurunan produktivitas

pertanian menjadi pemicu merosotnya perkiraan produksi

pertanian pada triwulan laporan.

Page 12: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

ii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 | BANK INDONESIA

PERKEMBANGAN INFLASI

Inflasi Gorontalo pada

triwulan III-2011 sebesar

3,27% (y.o.y) lebih rendah

dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar

7,11% (y.o.y)

Penurunan harga

komoditas bumbu-

bumbuan terutama tomat,

cabe dan bawang merah

menyebabkan secara

keseluruhan inflasi

Gorontalo mengalami

perlambatan

Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y)

lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,11%

(y.o.y). Melemahnya tekanan inflasi periode laporan terutama

akibat dari menurunnya volatile food yang mengalami deflasi

sebesar 0.90% (y.o.y) jauh lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 12,07% (y.o.y).

Sementara itu, core inflation sebesar 6,44% (y.o.y) lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,64% (y.o.y).

Sedangkan administered price sebesar 2,96% (y.o.y) lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,47%

(y.o.y).

Meskipun harga barang sandang mengalami kenaikan karena

meningkatnya tekanan permintaan masyarakat saat Ramadhan

dan Lebaran, namun penurunan harga yang signifikan dari

komoditas bumbu-bumbuan terutama tomat, cabe dan bawang

merah menyebabkan secara keseluruhan inflasi Gorontalo

mengalami perlambatan. Lancarnya ketersediaan pasokan

menjadi faktor utama menurunnya harga komoditas bumbu-

bumbuan. Cuaca yang mendukung meningkatkan produktivitas

tanaman tomat dan cabe. Di sisi lain, permintaan cabe dari

Manado juga masih minim sehingga harga cabe di Gorontalo

cenderung menurun. Sementara itu, harga bawang juga jatuh

karena hasil liason dengan para pedagang menginformasikan

bahwa daerah asal impor bawang sedang mengalami panen

raya.

Page 13: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 iii

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Fungsi intermediasi

perbankan pada triwulan

III-2011 menunjukkan

kinerja yang cukup -baik

Aktivitas perbankan di Provinsi Gorontalo pada triwulan III-2011

masih menunjukkan peningkatan, yang tercermin dari beberapa

indikator perbankan antara lain dari sisi penghimpunan Dana

Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit. Hingga triwulan

laporan, DPK yang berhasil dihimpun oleh bank umum adalah

sebesar Rp2,60 trilliun atau secara (y.o.y) tumbuh sebesar

19,10% dan DPK yang berhasil dihimpun BPR sebesar Rp14,82

milliar atau secara (y.o.y) tumbuh 27,25%. Sedangkan

penyaluran kredit bank umum tercatat sebesar Rp4,31 trilliun

atau tumbuh (y.o.y) sebesar 28,39%, sementara pada BPR

tercatat Rp22,09 milliar atau tumbuh (y.o.y) 17,80%. Dilihat dari

angka tersebut di atas, terlihat bahwa permintaan kredit di

Gorontalo cukup tinggi seperti ditunjukkan oleh angka LDR yang

mencapai 165,65% pada bank umum dan 149,08% pada BPR.

Untuk kredit bermasalah, hal yang perlu mendapat perhatian

adalah pada kredit bermasalah Bank Perkreditan Rakyat yang

masih cukup tinggi dan relatif meningkat dibanding triwulan

sebelumnya yaitu 17,91%, sedangkan kredit bermasalah bank

umum masih terjaga pada level wajar yaitu sebesar 3,33%.

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Rendahnya angka

penyerapan belanja

APBD mendorong

perlambatan ekonomi

Gorontalo

Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi

Gorontalo triwulan III-2011 relatif sama dengan periode yang

sama tahun sebelumnya. Rendahnya angka penyerapan belanja

APBD membawa siklus perekonomian regional menurun secara

signifikan. Kondisi semacam ini terjadi pula pada triwulan III-2010

sebelumnya.

Sementara itu realisasi penghimpunan pendapatan daerah telah

mencapai 80% dari target anggaran namun angka penyerapan

belanja daerah hanya berkisar 65% sehingga memberikan efek

kontraktsi fiskal bagi jumlah uang beredar di masyarakat. Kondisi

tersebut berimplikasi kurang baik bagi pertumbuhan ekonomi

regional selama triwulan III-2011.

Page 14: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

iv KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 | BANK INDONESIA

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Transaksi sistem

pembayaran tunai di

Gorontalo diwarnai oleh

net outflow dan

penurunan uang layak

edar. Sementara itu,

sistem pembayaran non

tunai menunjukkan

penurunan transaksi

kliring.

Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan II-

2011 diwarnai oleh net outlow dan penurunan persediaan uang

layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai

menunjukkan penurunan transaksi kliring dan peningkatan

transaksi RTGS. Net outflow pada triwulan II-2011 merupakan

cerminan dari pergerakan uang kartal yang keluar dari

perbankan untuk kebutuhan transaksi ekonomi masyarakat.

Sementara itu, Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan

Gorontalo pada akhir triwulan II-2011 sebesar Rp80,39 miliar

lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

Rp99,15 miliar. Adapun rincian uang layak edar dimaksud

sebesar Rp80,39 miliar untuk uang kertas dan Rp2 juta untuk

uang logam. Di sisi lain, pada triwulan laporan belum

teridentifikasi temuan uang palsu di Kas Titipan Provinsi

Gorontalo. Transaksi non tunai kliring mengalami pertumbuhan

sebesar 0,08% (qtq) lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 8,28% (qtq). Sedangkan Perkembangan

penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke

Gorontalo) selama triwulan II-2011 secara nominal sebesar

Rp521 miliar atau tumbuh secara triwulanan sebesar 4,34% (qtq)

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami

kontraksi sebesar -22,96% (qtq).

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Tingkat kesejahteraan

cukup baik, antara lain

terlihat dari indikator

penurunan jumlah

penduduk miskin dan

pengangguran.

Tingkat pengangguran

terbuka di Gorontalo

pada Agustus 2011

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tahun 2011

menunjukkan penurunan dari 23,19% menjadi 18,75% dibanding

tahun 2010. Demikian pula dengan jumlah pengangguran

terbuka dari 5,16 persen pada Agustus 2010 menjadi 4,61

persen pada Februari 2011. Angka tersebut menjadi salah satu

indikasi bahwa secara umum kesejahteraan masyarakat Provinsi

Gorontalo menunjukkan perbaikan.

Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo

pada bulan Agustus 2011 tercatat sebanyak 465.027 jiwa atau

meningkat dibanding angkatan kerja pada periode Agustus 2010

Page 15: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 v

menurun.

Pada Tahun 2007 indeks

gini tercatat 0,39

mengalami kenaikan

dibandingkan indeks gini

Tahun 2005 lalu yang

tercatat sebesar 0,36.

yang tercatat hanya 456.499 jiwa. Tingkat pengangguran terbuka

(TPT) di Gorontalo mengalami penurunan dimana pada bulan

Agustus 2011 tercatat sebanyak 4,26%, menurun dibandingkan

TPT posisi Agustus 2010 yang tercatat 5,16%.

Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan

pada tahun 2011 (data bulan Maret) di Provinsi Gorontalo

sebesar 18,75% atau mengalami penurunan dibandingkan

periode Maret 2010 yang tercatat sebesar 23,19%.

Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun

terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini

tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini

Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Hal ini tercermin

pula dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20%

penduduk berpenghasilan tertinggi semakin meningkat dari

44,38% menjadi 47,67%. Sementara itu, Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) tahun 2007 tercatat 68,98 meningkat dibanding

IPM 2006 yang sebesar 68,01.

PROSPEK PEREKONOMIAN

Perekonomian Gorontalo

triwulan IV- 2011

diperkirakan tumbuh 7,3

–7,8% (y.o.y) lebih tinggi

dibandingkan triwulan

sebelumnya

Inflasi Gorontalo pada

triwulan IV-2011

diproyeksikan pada

kisaran 4,25 ± 1% (y.o.y)

Pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2011 diperkirakan berkisar 7,3

– 7,8% (y.o.y) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Pemilukada Gubernur diharapkan menjadi pendorong positif

pertumbuhan ekonomi. Sementara itu penyelenggaraan

peringatan Hari Pangan Sedunia ke XXXI diharapkan turut

meningkatkan kegiatan konsumsi masyarakat. Kegiatan

konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh dengan baik yang

diindikasikan oleh hasil survei Konsumen Bank Indonesia bulan

Oktober 2011 dimana Indeks Keyakinan Konsumen masih

berada pada level 125,56.

Pada triwulan IV-2011 inflasi diperkirakan akan sedikit

meningkat, dengan kisaran 4,25 ± 1% (y.o.y) lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya. Hasil liason dengan para

pedagang mengemukakan bahwa perkembangan harga-harga

secara umum relatif stabil hingga akhir tahun, namun terdapat

Page 16: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

vi KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 | BANK INDONESIA

Aktivitas perbankan

triwulan IV-2011

diperkirakan meningkat

yang bersumber dari

meningkatnya

permintaan.

potensi kenaikan harga untuk beberapa komoditas. Harga beras

dan cabe mulai meningkat terkait permintaan ekspor ke daerah

lain khususnya Manado. Sementara itu, harga minyak goreng

dari distributor diperkirakan juga mulai merangkak naik. Menurut

para pedagang jika terus terjadi kenaikan harga minyak goreng

di tingkat distributor tidak menutup kemungkinan akan diikuti oleh

kenaikan harga di tingkat pedagang.

Aktivitas usaha perbankan pada triwulan IV-2011 diperkirakan

akan mengalami peningkatan, salah satunya diperkirakan

bersumber dari potensi meningkatnya aktivitas ekonomi

masyarakat. Meningkatnya aktivitas masyarakat antara lain dari

permintaan domestik selama musim liburan akhir tahun, lebaran

Idul Adha dan Pemilukada Gubernur Gorontalo. Kondisi tersebut

diperkirakan akan memberikan peluang bagi peningkatan

penyaluran kredit perbankan pada triwulan mendatang.

Page 17: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 1

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Perekonomian Gorontalo triwulan III-2011 tumbuh melambat 5,64% (y.o.y) lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,65% y.o.y. Hal ini berada

dibawah proyeksi Bank Indonesia pada triwulan sebelumnya bahwa perekonomian

Gorontalo triwulan III-2011 akan tumbuh pada kisaran 7,5 - 8,0% (y.o.y). Melemahnya

perekonomian Gorontalo secara signifikan dimaksud didorong oleh dua faktor utama yaitu

rendahnya penyerapan belanja APBD dan merosotnya produksi pertanian karena pengaruh

cuaca. Tekanan yang cukup signifikan tersebut sedikit diredam oleh kegiatan konsumsi

rumah tangga selama lebaran.

Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor perekonomian turun signifikan.

Pertanian yang menjadi penopang perekonomian terus menunjukkan kinerja yang menurun

sejak awal tahun 2011. Tercatat sektor ini hanya tumbuh 2,45% (y.o.y) pada triwulan

laporan. Demikian juga dengan sektor bangunan yang selama ini menjadi sektor unggulan

lainnya. Rendahnya penyerapan APBD Belanja Modal menjadikan kinerja sektor ini

merosot. Indikator tersebut dikonfirmasi pula oleh realisasi kredit konstruksi yang

terkontraksi dalam 9 bulan terakhir. Evaluasi pencapaian proyek pemerintah daerah

hendaknya mampu mendorong kebijakan percepatan realisasi fisik proyek-proyek

infrasturktur sehingga mampu menyanggah pertumbuhan ekonomi. Sementara itu kinerja

angkutan juga terus mengalami penurunan. Krisis BBM yang saat ini masih dirasakan oleh

masyarakat menjadikan kinerja sub sektor angkutan darat terus mengalami penurunan.

Berbagai upaya Pemerintah Daerah dan Pertamina untuk melarang penjualan BBM

bersubsidi diluar SPBU resmi rupanya belum mendapatkan respon positif dari masyarakat.

Disisi permintaan, perlambatan terjadi pada hampir seluruh komponen konsumsi,

investasi dan ekspor-impor. Konsumsi pemerintah turun cukup signifkan, sementara

konsumsi rumah tangga meskipun mengalami peningkatan namun magnitude-nya kurang

mampu meredam perlambatan yang terjadi. Kinerja investasi menurun cukup signifikan

selama triwulan laporan terkait rendahnya realisasi belanja modal pemerintah. Akan tetapi

upaya swasta untuk meningkatkan kegiatan investasinya memberikan arah positif bagi

pertumbuhan komponen investasi, indikator tersebut nampak pada pertumbuhan kredit

investasi perbankan. Sementara itu kinerja ekspor-impor belum menunjukkan perbaikan.

Ekspor semakin menunjukkan penurunan, kontraksi pada triwulan III-2011 telah mencapai

18, 21% (y.o.y) dan menjadi kinerja ekspor terendah sejak 3 tahun terakhir. Pengaruh

penurunan produksi pertanian, serta gejolak harga internasional menjadikan kinerja ekspor

tidak kunjung membaik.

Page 18: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011| BANK INDONESIA

Grafik 1.1

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

1.1 SISI PERMINTAAN

Melemahnya kinerja konsumsi, investasi dan ekspor-impor mendorong perlambatan

pertumbuhan ekonomi Gorontalo triwulan III-2011. Hampir seluruh komponen permintaan

menunjukkan penurunan. Tekanan terbesar berasal dari rendahnya realisasi APBD

Pemerintah Daerah. Kondisi demikian semakin diperburuk karena ekspor luar negeri juga

tidak kunjung menunjukkan perbaikan.

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

*) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo

I II III IV I *) II III

Konsumsi 784,798 841,110 907,059 982,791 949,178 982,500 1,034,419

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 519,781 546,905 579,341 615,389 629,851 648,494 688,844

Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 7,397 7,752 7,934 7,835 8,043 8,357 8,797

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 257,619 286,453 319,784 359,568 311,284 325,649 336,778

Pembentukan Modal Tetap Bruto 228,749 244,263 262,782 286,939 259,373 264,461 266,381

Perubahan Stok (72,223) (119,132) (159,816) (228,366) (117,857) (133,739) (131,766.66)

Ekspor Barang dan Jasa 104,819 110,995 118,846 95,707 93,093 96,168 97,206

Impor Barang dan Jasa 344,759 352,582 368,958 405,606 423,380 429,265 463,459

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 701,383 724,653 759,912 731,465 760,407 780,125 802,780.04

I II III IV I II III

Konsumsi 11.47 13.57 14.44 18.78 20.95 16.81 14.04

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 10.93 13.96 15.26 22.28 21.18 18.58 18.90

Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 12.07 13.97 8.41 7.55 8.73 7.81 10.86

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 12.54 12.82 13.14 13.48 20.83 13.68 5.31

Pembentukan Modal Tetap Bruto 1.30 5.36 6.26 7.43 13.39 8.27 1.37

Perubahan Stok 5.50 46.43 63.33 15.33 63.18 12.26 (17.55)

Ekspor Barang dan Jasa 4.13 5.67 18.73 (7.64) (11.19) (13.36) (18.21)

Impor Barang dan Jasa 9.47 9.85 14.13 22.70 22.80 21.75 25.61

PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8.38 7.33 5.71 9.25 8.42 7.65 5.64

2010

2010

KOMPONEN

KOMPONEN

2011

2011

Page 19: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 3

1.1.1 KONSUMSI

Pada triwulan III-2011 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 14,04% (y.o.y) lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 16,81% (y.o.y). Melambatnya

pertumbuhan konsumsi pada triwulan laporan didorong oleh menurunnya pertumbuhan

konsumsi pemerintah sementara konsumsi swasta mampu memberikan efek redaman

terhadap perlambatan. Relatif rendahnya realisasi APBD pada triwulan III-2011 sebesar

65,69% menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan konsumsi.

Pada triwulan laporan, tercatat konsumsi pemerintah tumbuh 5,31% (y.o.y),

melambat dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,68% (y.o.y).

Perlambatan tersebut terutama bersumber dari pertumbuhan belanja modal dan belanja

barang/jasa yang menurun sementara untuk belanja rutin lainnya mengalami peningkatan.

Sementara itu kegiatan konsumsi rumah tangga menjelang lebaran diperkirakan

tumbuh lebih baik. Kondisi tersebut didukung oleh kebijakan realisasi gaji ke-13 bulan Juli,

pembayaran gaji September di bulan Agustus serta beberapa tunjangan yang dibayarkan

lebih awal oleh Pemerintah Daerah menjelang lebaran. Kinerja konsumsi rumah tangga

tumbuh 18,90% (y.o.y) sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

18,58% (y.o.y)

Grafik 1.2 Grafik 1.3 Perkembangan APBD Pemprov Perkembangan Belanja Barang dan Jasa

Grafik 1.4 Grafik 1.5 Perkembangan Belanja Pegawai Survei Konsumen Bank Indonesia

Page 20: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011| BANK INDONESIA

Redaman perlambatan konsumsi bersumber dari peningkatan kinerja konsumsi

rumah tangga. Salah satu faktor utama pendorong kinerja konsumsi swasta diperkirakan

dampak dari pembayaran gaji ke-13 bulan Juli 2011. Hasil liason dengan beberapa

perusahaan pembiayaan kendaraan, diyakini bahwa tingkat konsumsi pembelian kendaraan

masyarakat meningkat selama triwulan laporan. Hal tersebut dikonfirmasi oleh data Badan

Keuangan Provinsi Gorontalo yang mencatat tingkat penghimpunan pajak kendaraan

bermontor meningkat. Pada triwulan III-2011 pajak penghimpunan kendaraan bermotor

tumbuh 48,93% (y.o.y) meningkat cukup signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 20,97% (y.o.y).

Grafik 1.6 Grafik 1.7 Perkembangan Kredit Konsumsi Perkembangan Simpanan Masyarakat

Grafik 1.8 Grafik 1.9 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor

Namun, peningkatan konsumsi masyarakat kelompok petani diperkirakan stagnan

selama triwulan laporan. Daya beli petani selama triwulan III-2011 relatif menurun terkait

merosotnya produksi pertanian di Gorontalo karena pengaruh cuaca. Hal ini dikonfirmasi

oleh pertumbuhan NTP yang hanya sebesar 1% (y.o.y) pada akhir triwulan III-2011.

Page 21: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 5

Grafik 1.10 Grafik 1.11 Perkembangan NTP Petani Konsumsi BBM Rumah Tangga

1.1.2 INVESTASI

Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan III-2011 melambat. Investasi tumbuh 1,37

% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 8,27% (y.o.y).

Melambatnya kinerja investasi terkait pertumbuhan belanja modal pemerintah daerah yang

relatif menurun selama triwulan laporan. Namun perlambatan tersebut sedikit diredam oleh

kinerja investasi sektor swasta.

Disisi pemerintah, realisasi pembiayaan investasi fisik yang bersumber dari APBD

menurun. Penyerapan belanja modal sampai dengan triwulan III-2011 tercatat sebesar Rp

89,37 Milyar, atau tumbuh 16,10% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan II-2011 yang

tumbuh 89,55 (y.o.y). Sementara pembiayaan investasi dari swasta yang tercermin dari

kredit investasi perbankan menunjukkan peningkatan setelah pada beberapa bulan

sebelumnya menunjukkan penurunan. Kredit investasi pada September 2011 tercatat

tumbuh 269,90% (y.o.y) meningkat dibandingkan kondisi Juni 2011 yang tumbuh sebesar

124,85% (y.o.y). Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa kinerja investasi swasta secara

keseluruhan tahun 2011 masih lebih baik dibandingkan tahun 2010.

Dibandingkan triwulan sebelumnya, perlambatan kinerja investasi terutama didorong

oleh melemahnya investasi bangunan. Kredit konstruksi terkontraksi 0,99% (y.o.y) lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 10,08% (y.o.y).

Tabel 1.2

Proyek Infrastuktur Pemerintah Daerah

Nama Proyek Realisasi

Fisik Anggaran

Pembangunan Jalan Petikemas Dermaga Pelabuhan III Kota Gorontalo

47% 30%

Pembangunan Dermaga Penyeberangan Marisa Tahap V 65% 20%

Pembangunan Dermaga III Pelabuhan Gorontalo Tahap IV 2,9% 20%

Pembangunan Dermaga Pelabuhan Anggrek 60% 50%

Pembangunan ILS Bandara Jalaluddin Tahap II 20% 20%

Page 22: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

6 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011| BANK INDONESIA

Grafik 1.12 Grafik 1.13 Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal Pemprov.

Grafik 1.14 Grafik 1.15 Perkembangan Penjualan Semen Kredit Konstruksi.

1.1.3 EKSPOR – IMPOR

Tren melemahnya ekspor masih terus berlanjut hingga triwulan III-2011, setelah

pada triwulan II-2011 ekspor terkontraksi 13,36% (y.o.y), hingga saat ini laju kontraksi

ekspor terus meningkat menjadi 18,21% (y.o.y). Sementara kinerja impor relatif lebih baik

dibandingkan triwulan sebelumnya terkait permintaan konsumsi selama lebaran.

Merosotnya nilai ekspor terjadi untuk ekspor luar negeri maupun ekspor domestik.

Nilai ekspor luar negeri hanya mencapai US$ 37.307 atau terkontraksi 99,4% (y.o.y) lebih

rendah dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya sebesar US$ 34.982 yang terkontraksi

98,99% (y.o.y). Demikian juga untuk kinerja ekspor antar provinsi yang ditunjukkan oleh

volume muat pelabuhan turut menunjukkan penurunan. Volume muat barang mencapai

46.512 ton atau terkontraksi 31,73% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi 21,83% (y.o.y). Tekanan ekspor luar negeri terjadi hampir

seluruh komoditas kecuali komoditas kayu.

Page 23: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 7

Grafik 1.16 Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Harga Gula Internasional

Merosotnya kinerja ekspor terutama didorong oleh menurunnya ekspor komoditas

utama seperti kopra, jagung dan gula. Hampir selama tiga triwulan Gorontalo tidak

melakukan ekspor kopra keluar negeri. Merosotnya harga kopra mendorong beberapa

pedagang kopra menghentikan pengiriman kopranya. Pengiriman kopra Gorontalo dilakukan

melalui Bitung, sebagian kopra di Bitung diekspor ke luar negeri dan sebagian digunakan

oleh industri lokal. Menurunnya harga CPO menjadikan permintaan minyak kopra semakin

merosot. Pada akhir Juni 2011 kopra di Bitung diperdagangkan dengan harga Rp 7.000/kg

sementara pada September 2011 merosot hingga Rp 4.600/kg. Sementara komoditas

substitusi bahan baku minyak goreng yaitu CPO terus mengalami penurunan. Di bulan Juni

2011 CPO diperdagagngkan pada kisaran 9.000, kemudian menurun hingga Rp 8.000/kg

pada September 2011. Kondisi ini menjadikan permintaan kopra Gorontalo semakin merosot

karena kalah bersaing dengan produk CPO sebagai bahan baku minyak goreng.

Penurunan juga terjadi pada komoditas jagung, pada triwulan III-2011 ekspor luar

negeri jagung tidak dilakukan. Hampir seluruh eksportir kesulitan memenuhi stok ekspor

jagung. Selain karena permasalahan produksi jagung, harga internasional untuk produk

jagung juga terus menurun. Pada akhir triwulan II-2011 jagung diperdagangkan dengan

harga US$ 6.5/bushel terus merosot menjadi US$ 5.5/bushel pada akhir triwulan III-2011.

Demikian pula untuk pasar domestik, jagung yang pada akhir triwulan II-2011

diperdagangkan pada harga Rp 2500/kg terus menurun hingga menjadi Rp 2000/kg pada

akhir triwulan III-2011. Tekanan harga internasional dan penurunan produksi pertanian

menjadikan pengusaha eksportir mengalihkan pangsa ekspor dari luar negeri ke dalam

negeri. Ekspor pengapalan Jagung ke luar negeri dilakukan terakhir pada bulan Januari

2011.

Page 24: Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011| BANK INDONESIA

Grafik 1.18 Grafik 1.19 Perkembangan Harga CPO Perkembangan Harga Jagung

.

Grafik 1.20 Grafik 1.21 Ekspor Antar Provinsi Impor Semen

Di sisi lain perkembangan impor Gorontalo triwulan III-2011 menunjukkan arah yang

meningkat. Indikator dimaksud ditunjukkan oleh volume bongkar di beberapa pelabuhan di

Gorontalo. Peningkatan kegiatan impor antar pulau pada triwulan III-2011 lebih didorong

oleh meningkatnya permintaan barang konsumsi menjelang lebaran.

Grafik 1.22

Perkembangan Bongkar Barang