kajian ekonomi regional provinsi gorontalo triwulan i 2012 filevisi bank indonesia : “menjadi...
TRANSCRIPT
Kajian Ekonomi Regional
Provinsi Gorontalo
Triwulan I 2012
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA
Visi Bank Indonesia :
“Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”
Misi Bank Indonesia :
“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter
dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara
Indonesia yang berkesinambungan”
Tugas Bank Indonesia :
1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi bank.
Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada
Redaksi :
Unit Kajian dan Survey
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo
Jl. Hi. Nani Wartabone No 35 Gorontalo – 96115
Telp : +62 435 824444
Fax : +62 435 827993
Web : www.bi.go.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga
penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan
baik.
Kajian periode triwulan I-2012 ini merupakan pengejawantahan dari peranan Kantor
Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Gorontalo sebagai ‘economic intelligent and
research unit’ yang diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan
daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan pemangku
kepentingan di daerah dan di pusat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang
amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia
yang masih muda ini, KPw BI Prov. Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari
berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan
datang.
Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan
perekonomian Provinsi Gorontalo.
Gorontalo, 9 Mei 2012
KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI GORONTALO
Wahyu Purnama A.
Deputi Direktur
Halaman ini sengaja dikosongkan Halaman ini sengaja dikosongkan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB 1 PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
1.1 Sisi Permintaan 2
1.1.1 Konsumsi 2
1.1.2 Investasi 4
1.1.3 Ekspor – Impor 5
1.2 Sisi Penawaran 7
1.2.1 Sektor Pertanian 8
1.2.2 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 10
1.2.3 Sektor Perdagangan – Hotel – Restoran 12
1.2.4 Sektor Bangunan 13
1.2.5 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 13
1.2.6 Sektor Industri Pengolahan 14
1.2.7 Sektor Lainnya 14
1.3 Boks KER I 15
BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI
2.1 Inflasi Gorontalo 17
2.1.1 Faktor Fundamental 18
2.1.2 Faktor Non Fundamental 19
2.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa 20
2.2.1 Inflasi Tahunan 20
2.2.2 Inflasi Triwulanan 21
2.3 Boks KER II 23
BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
3.1 Fungsi Intermediasi 27
3.1.1 Perkembangan Kantor Bank 27
3.1.2 Penyerapan Dana Masyarakat 28
3.1.3 Penyaluran Kredit 29
3.2 Stabilitas Sistem Perbankan 33
3.2.1 Resiko Kredit 33
3.2.2 Resiko Likuiditas 34
3.2.3 Resiko Pasar 36
3.3 Boks KER III 37
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
4.1 Pendapatan Daerah 39
4.2 Belanja Daerah 40
4.3 Kontribusi Realisasi APBD Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar 42
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 43
5.1.1 Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow) 43
5.1.2 Penyediaan Uang Kartal Layak Edar 44
5.1.3 Uang Palsu 44
5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai 45
5.2.1 Kliring Non BI di Gorontalo 45
5.2.2 Real Time Gross Settlement (RTGS) 46
BAB 6 KESEJAHTERAAN
6.1 Pengangguran 47
6.2 Kemiskinan 48
6.3 Rasio Gini 49
6.4 IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 50
6.5 Boks KER IV 51
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
7.1 Outlook Makroekonomi Regional 53
7.2 Outlook Inflasi 55
7.3 Prospek Perbankan 56
LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo 1
Grafik 1.2 Perkembangan APBD Pemprov 3
Grafik 1.3 Perkembangan Belanja Barang dan Jasa 3
Grafik 1.4 Survei Konsumen 3
Grafik 1.5 Perkembangan Kredit Konsumsi 3
Grafik 1.6 Perkembangan Simpanan Masyarakat 3
Grafik 1.7 Perkembangan NTP Petani 4
Grafik 1.8 Konsumsi BBM Rumah Tangga 4
Grafik 1.9 Perkembangan Kredit Investasi 4
Grafik 1.10 Realisasi Belanja Modal APBD 4
Grafik 1.11 Perkembangan Penjualan Semen 4
Grafik 1.12 Kredit Konstruksi 4
Grafik 1.13 Perkembangan Ekspor Luar Negeri 5
Grafik 1.14 Perkembangan Harga Gula Internasional 5
Grafik 1.15 Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo 6
Grafik 1.16 Perkembangan Harga Jagung 6
Grafik 1.17 Ekspor Antar Pulau 6
Grafik 1.18 Impor Semen 6
Grafik 1.19 Perkembangan Harga Minyak Kelapa/Kopra 6
Grafik 1.20 Perkembangan Harga Minyak CPO 6
Grafik 1.21 Perkembangan Bongkar Barang 7
Grafik 1.22 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian 8
Grafik 1.23 Realisasi Panen Pertanian Tabama 8
Grafik 1.24 Perkembangan Luas Panen Jagung 9
Grafik 1.25 Perkembangan Luas Panen Padi 9
Grafik 1.26 Perkembangan Pajak Kendaraan 10
Grafik 1.27 Realisasi Penjualan BBM Transportasi 10
Grafik 1.28 Perkembangan Penumpang Pesawat 10
Grafik 1.29 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut 11
Grafik 1.30 Perkembangan Kargo Laut 11
Grafik 1.31 Kredit Perdagangan 12
Grafik 1.32 Volume Muat Pelabuhan 12
Grafik 1.33 Tingkat Hunian Hotel 12
Grafik 1.34 Penjualan Semen 13
Grafik 1.35 Kredit Konstruksi 13
Grafik 1.36 NIM Perbankan 13
Grafik 1.37 Perkembangan Pendapatan/Beban 13
Grafik 1.38 Konsumsi BBM Industri 14
Grafik 1.39 Kredit Industri Pengolahan 14
Grafik 1.40 Survei Industri Pengolahan Besar 14
Grafik 1.41 Harga Gula Internasional 14
Grafik 1.42 Jumlah Rumah Tangga Sektor Perikanan 15
Grafik 2.1 Disagregasi Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo 18
Grafik 2.2 Perkiraan Inflasi Tertimbang 19
Grafik 2.3 Harga Lokal Semen Tonasa 21
Grafik 3.1 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) 28
Grafik 3.2 Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) 28
Grafik 3.3 Pertumbuhan Kredit Penggunaan 30
Grafik 3.4 Komposisi Kredit Penggunaan 30
Grafik 3.5 Pertumbuhan Kredit Sektoral 31
Grafik 3.6 Komposisi Kredit Sektoral 31
Grafik 3.7 Pertumbuhan Kredit UMKM 32
Grafik 3.8 Pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat (KUR) 32
Grafik 3.9 Perkembangan NPL bank umum 33
Grafik 3.10 NPL bank umum per Sektor 33
Grafik 3.11 Konsentrasi Kredit 34
Grafik 3.12 Perkembangan Portofolio DPK 35
Grafik 3.13 Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo (dalam %) 35
Grafik 3.14 Perkembangan Kurs Rupiah terhadap USD dan BI-Rate 36
Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo 43
Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan 43
Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo 45
Grafik 5.4 Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari 45
Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo 45
Grafik 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan
Pekerjaan Utama Agustus 2011 48
Grafik 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan
Pekerjaan Utama Februari 2011 48
Grafik 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan II-2012 53
Grafik 7.2 Perkembangan Luas Tanam Padi 54
Grafik 7.3 Perkembangan Luas Tanam Jagung 54
Grafik 7.4 Survei Konsumen Bank Indonesia 54
Grafik 7.5 Indeks Tendensi Konsumen BPS Gorontalo 54
Grafik 7.6 Proyeksi Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo 55
Grafik 7.7 Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan 56
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 2
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 7
Tabel 1.3 ARAM I-2012 Pertanian Padi 9
Tabel 1.4 ARAM I-2012 Pertanian Jagung 9
Tabel 1.5 Struktur Biaya dalam Sub Sektor Usaha Perikanan Tangkap 15
Tabel 1.6 Biaya Konversi BBM ke BBG 16
Tabel 1.7 Perhitungan ke-ekonomisan Mesin LPG 16
Tabel 2.2 Disagregasi Inflasi Provinsi Gorontalo 17
Tabel 2.3 Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) 20
Tabel 2.4 Inflasi Tahunan Sub-kelompok Perumahan Air, Listrik, Gas&Bahan Bakar 20
Tabel 2.5 Kelompok Barang dan Jasa (q.t.q) 21
Tabel 2.6 Survei Pemantauan Harga 22
Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo 40
Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) 40
Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 41
Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 41
Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD terhadap Sektor Riil 42
Tabel 4.6 Dampak APBD terhadap Uang Beredar 42
Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu) 44
Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo 44
Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo 46
Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan 47
Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan 48
Pekerjaan Utama Februari 2011 – Februari 2012
Tabel 6.3 Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%) 49
Tabel 6.4 Garis Kemiskinan Provinsi Gorontalo Menurut Wilayah Tahun 2012 49
Tabel 6.5 Rasio Gini Provinsi Gorontalo 50
Tabel 6.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo 50
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Simulasi Dampak Kenaikan Harga Premium 24
Gambar 2.2 Ujicoba Bentor BBG Oleh Gubernur Gorontalo 26
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 i
RINGKASAN EKSEKUTIF
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
Perekonomian Gorontalo
triwulan I-2012 tumbuh
8,47 % (y.o.y) lebih
rendah dibandingkan
triwulan sebelumnya
(8,91% y.o.y)
Kinerja perekonomian Gorontalo triwulan I-2012 tumbuh 8,47%
(y.o.y) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 8,91%
(y.o.y). Angka pertumbuhan ekonomi dimaksud sesuai perkiraan
Bank Indonesia sebelumnya yang berada pada kisaran 8,0-8,5%
(y.o.y).
Stagnasi
kinerja konsumsi rumah
tangga mendorong
kinerja ekonomi menurun
selama triwulan I-2012
Di sisi penawaran,
perlambatan ekonomi
terutama didorong oleh
melemahnya kinerja
sektor pertanian, sektor
PHR serta sektor
pengangkutan &
komunikasi
Di sisi permintaan, stagnasi konsumsi rumah tangga
mengakibatkan tertahannya pertumbuhan ekonomi selama
triwulan laporan. Sementara pertumbuhan komponen konsumsi
pemerintah, investasi dan ekspor-impor lebih baik dibandingkan
triwulan sebelumnya. Dampak melemahnya kinerja sektor
pertanian menurunkan daya beli masyarakat kelompok petani,
hal tersebut dikonfirmasi oleh Nilai Tukar Petani yang terus
melemah sejak Januari 2012.
Di sisi penawaran, perlambatan ekonomi terutama didorong oleh
melemahnya kinerja sektor pertanian, sektor listrik-gas-air bersih
serta sektor pengangkutan & komunikasi. Sektor pertanian pada
triwulan I-2012 mengalami produksi panen yang cukup baik,
namun secara besaran pertumbuhan relatif lebih rendah
dibandingkan triwulan IV-2011. Meskipun memasuki panen raya
namun produksi jagung dan padi relatif menurun dibandingkan
panen raya tahun 2011 hal ini terkendala cuaca yang kurang
kondusif. Sementara itu penurunan sektor pengangkutan dan
komunikasi pada triwulan laporan dirasakan pada sub sektor
angkutan darat dan sub sektor angkutan udara. Hal tersebut
dikonfirmasi oleh hasil liaison dengan dealer penjualan mobil
yang menunjukkan bahwa angka penjualan rata-rata mengalami
penurunan. Melemahnya kinerja sub sektor angkutan darat
diperkirakan juga sebagai dampak dari kelangkaan BBM yang
terjadi pada triwulan laporan di Gorontalo. Sementara itu
melemahnya sub sektor angkutan udara diperkirakan dampak
dari rusaknya runway Bandara Jalaluddin.
ii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 | BANK INDONESIA
PERKEMBANGAN INFLASI
Inflasi Gorontalo pada
triwulan I-2012 sebesar
5,90% (y.o.y) lebih tinggi
dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar
4,08% (y.o.y)
Core inflation pada
triwulan I-2012 sebesar
9,71% (y.o.y) lebih tinggi
dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar
7,23% (y.o.y)
Inflasi Gorontalo pada triwulan I-2012 sebesar 5,90% (y.o.y)
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,08%
(y.o.y). Meningkatnya tekanan inflasi terutama akibat dari
melonjaknya harga komoditas bahan bangunan yaitu semen.
Tingginya permintaan semen untuk pembangunan proyek
infrastruktur dan megaproyek swasta tanpa diimbangi dengan
penambahan supply menyebabkan harga semen terdongkrak
naik. Sementara itu, volatile food inflation cenderung meningkat
terutama akibat dari pergerakan harga ikan. Sedangkan inflasi
administered price relatif terkendali karena pemerintah belum
melakukan kebijakan untuk merubah harga BBM bersubsidi pada
triwulan laporan.
Core inflation atau inflasi inti pada triwulan I-2012 sebesar 9,71%
(y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar
7,23% (y.o.y) seiring dengan meningkatnya berbagai tekanan
faktor fundamental terutama output gap dan ekspektasi inflasi.
Output gap negatif diperkirakan memberi tekanan inflasi terkait
dengan meningkatnya permintaan namun kemampuan produksi
belum mampu mencukupi. Hal ini ditunjukkan dengan harga
semen yang terus merangkak naik selama bulan berjalan karena
banyaknya permintaan untuk memenuhi berbagai pembangunan
fisik di Gorontalo diantarannya megaproyek swasta hypermall
dan hotel. Sementara itu, saat ini Gorontalo belum mampu
memproduksi semen secara mandiri dan harus mengimpor dari
daerah lain dengan kuota tertentu. Peningkatan permintaan
semen yang tidak diimbangi dengan peningkatan pasokan
mengakibatkan harga semen terdongkrak naik.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
Indikator perbankan
Gorontalo menunjukan
perkembangan yang
cuukp baik, yang
tercermin dari beberapa
indikator dana dan kredit,
Indikator perbankan Gorontalo pada triwulan I-2012
menunjukkan tendensi peningkatan yang cukup baik. Dana Pihak
Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum tercatat sebesar
Rp 2,88 trilliun atau tumbuh secara tahunan sebesar 22,93%.
Pertumbuhan jumlah DPK tersebut terutama bersumber dari
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 iii
sementara itu indikator
risiko seperti likuiditas,
kredit dan pasar perlu
senantiasa dicermati.
tabungan dan deposito yang masing-masing mengalami
pertumbuhan tahunan sebesar 26,91% dan 21,93%. Sementara
itu, penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank umum tercatat
sebesar Rp 4,74 trilliun atau secara tahunan tumbuh sebesar
22,93%. Pertumbuhan kredit pada triwulan ini ditopang oleh
penyaluran kredit produktif yaitu kredit investasi yang tercatat
tumbuh Rp 238 milliar atau secara tahunan sebesar 49.12%
serta kredit modal kerja yang tercatat sebesar Rp 1,41 trilliun
atau tumbuh 31,25% secara tahunan. Dilihat dari potensi risiko
likuiditas, angka Loan to Depopsit Ratio (LDR) perbankan
Gorontalo telah mencapai 164.38%. Angka tersebut menunjukan
bahwa seluruh dana yang dihimpun perbankan telah sepenuhnya
disalurkan dalam bentuk kredit/pembiayaan. Risiko yang
mungkin muncul adalah ketidakmampuan perbankan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya apabila terjadi rush. Di
sisi lain, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loans/NPLs)
perbankan nampaknya masih terjaga pada level wajar yaitu
sebesar 2,65% dari batas yang ditetapkan Bank Indonesia
maksimal sebesar 5%. Sedangkan pergerakan kurs rupiah
diyakini tidak akan berdampak besar terhadap risiko pasar
perbankan, karena tehadap transaksi valuta asing di Gorontalo
relatif rendah.
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Realisasi penyerapan
belanja APBD
Pemerintah Provinsi
Gorontalo triwulan I-2012
cenderung lambat
Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi
Gorontalo triwulan I-2012 cenderung lebih rendah dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya. Rendahnya persentase
realisasi dimaksud lebih disebabkan oleh menurunnya realisasi
Belanja Langsung terutama Belanja Modal. Sementara untuk
realisasi penerimaan APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo
mengalami peningkatan terutama Dana Perimbangan. Pada
triwulan I-2012, kenaikan penerimaan kurang diimbangi oleh
penyerapan belanja Pemerintah Provinsi sehingga mendorong
terjadinya kontraksi fiskal terhadap jumlah uang beredar di
masyarakat.
iv KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 | BANK INDONESIA
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Transaksi sistem
pembayaran tunai dan
non-tunai di Gorontalo
pada triwulan I-2012
mengalami perlambatan
Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-
2012 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang
layak edar. Pada triwulan laporan juga sudah terdapat temuan
uang palsu sebanyak enam lembar uang kertas. Sementara itu,
sistem pembayaran non tunai transaksi kliring dan transaksi
RTGS mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Penurunan volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut
diperkirakan akibat dari menurunnya transaksi ekonomi
dibandingkan triwulan sebelumnya yang merupakan siklus awal
tahun.
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Tingkat kesejahteraan
masyarakat Gorontalo
mengalami penurunan
yang tercermin dari
peningkatan angka
pengguran terbuka.
Tingkat kesejahteraan masyarakat di Gorontalo
menunjukkan tendensi penurunan sebagaimana tercermin dari
salah satu indikatornya yaitu pengangguran. Tingkat
pengangguran terbuka mengalami peningkatan dari 4,26% pada
bulan Agustus 2011 menjadi 4,81% pada Februari 2012.
Sementara itu, tingkat rasio gini yang menunjukan
kesenjangan pendapatan penduduk, dalam 3 (tiga) tahun terakhir
menunjukan peningkatan. Tercatat pada tahun 2007, indeks gini
tercatat 0,39 meningkat dibandingkan tahun 2005 yang lalu
sebesar 0,36. Di sisi lain, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Provinsi Gorontalo pada tahun 2007 tercatat sebesar 68,98,
meningkat 0,97 poin dibandingkan IPM tahun 2006 sebesar
68,01. Peningkatan ini ditunjang oleh kenaikan Angka Harapan
Hidup dari 65,60 tahun pada tahun 2006 menjadi 66,19 tahun
pada tahun 2007.
PROSPEK PEREKONOMIAN
Perekonomian Gorontalo
triwulan II- 2012
diperkirakan tumbuh 7,6
– 8.2% (y.o.y) lebih
rendah dibandingkan
triwulan I- 2012
Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2012 diperkirakan
tumbuh 7,6 – 8,1 % y.o.y) lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan triwulan I-2011 (8,42% y.o.y). Setelah memasuki
masa panen pada triwulan I-2012, perkembangan produksi
pertanian akan kembali menurun. Berdasarkan data Dinas
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 v
Pada Triwulan-II 2012,
inflasi Gorontalo
diproyeksikan berada
pada kisaran 6,50% ± 1%
lebih tinggi dibandingkan
triwulan sebelumnya.)
Aktivitas perbankan
triwulan II-2012
diperkirakan meningkat
yang bersumber dari
meningkatnya aktivitas
usaha masyarakat.
Pertanian Provinsi Gorontalo, luas tanam periode Januari-
Februari yang akan dipanen April-Mei relatif lebih rendah
dibandingkan panen triwulan I-2012 baik untuk komoditas jagung
maupun padi. Mulai melambatnya kinerja pertanian ditunjukkan
pula oleh tingkat NTP yang mulai menurun pada bulan April
2012. Pertumbuhan NTP terkontraksi sebesar 1,37% (y.o.y) lebih
rendah dibandingkan kondisi Januari – Maret 2012.
Pada Triwulan-II 2012, inflasi Gorontalo diproyeksikan berada
pada kisaran 6,50% ± 1% lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya. Peningkatan inflasi diperkirakan akibat dari mulai
naiknya harga komoditas bumbu-bumbuan karena berkurangnya
stok. Di sisi lain, ketidakpastian kebijakan pemerintah untuk
menaikkan harga BBM bersubsidi diperkirakan dapat mendorong
kenaikan ekspektasi inflasi. Hasil Rapat Paripurna DPR tanggal
30 Maret 2012 memberi keputusan untuk memberikan
kewenangan kepada Pemerintah agar menyesuaikan harga BBM
apabila harga minyak mentah mengalami kenaikan atau
penurunan sebesar 15% dalam waktu 6 bulan berjalan
dibandingkan asumsi harga ICP dalam APBN-P 2012
(USD105/barrel). Perkembangan ini tetap membuka peluang
yang cukup besar adanya kenaikan harga BBM pada Mei 2012.
Apabila kebijakan ini diimplementasikan pada triwulan II-2012,
tidak menutup kemungkinan realisasi inflasi akan jauh lebih tinggi
dibandingkan proyeksi sebelumnya.
Aktivitas usaha perbankan diindikasikan mengalami peningkatan,
pada triwulan II-2012 yang diperkirakan bersumber dari
menguatnya aktivitas ekonomi masyarakat. Meningkatnya
aktivitas ekonomi masyarakat disinyalir karena menguatnya
permintaan domestik maupun realisasi proyek pemerintah yang
bersumber dari APBN dan APBD yang kecenderungannya
dimulai pada triwulan II-2012. Kondisi tersebut memberikan
peluang ekspansi penyaluran kredit perbankan pada triwulan
mendatang
vi KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 | BANK INDONESIA
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 1
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
Perekonomian Gorontalo triwulan I-2012 tumbuh melambat 8,47% (y.o.y) lebih
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,91% y.o.y. Pencapaian
tersebut masih sesuai dengan perkiraan Bank Indonesia Gorontalo pada triwulan IV-2011
dimana perekonomian makro regional akan melambat pada kisaran 8,0 - 8,5% (y.o.y),
Di sisi penawaran, perlambatan ekonomi terutama didorong oleh melemahnya
kinerja sektor pertanian, sektor listrik-gas-air bersih serta sektor pengangkutan &
komunikasi. Sektor pertanian pada triwulan I-2012 mengalami produksi panen yang cukup
baik, namun secara besaran pertumbuhan relatif lebih rendah dibandingkan triwulan IV-
2011. Meskipun memasuki panen raya namun produksi jagung dan padi relatif menurun
dibandingkan panen raya tahun 2011. Hal ini terkendala cuaca yang kurang kondusif.
Sementara itu penurunan sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan laporan
dirasakan pada sub sektor angkutan darat dan sub sektor angkutan udara. Hal tersebut
dikonfirmasi oleh hasil liaison dengan dealer penjualan mobil yang menunjukkan bahwa
angka penjualan rata-rata mengalami penurunan. Melemahnya kinerja sub sektor angkutan
darat diperkirakan juga sebagai dampak dari kelangkaan BBM yang terjadi pada triwulan
laporan di Gorontalo. Sementara itu melemahnya sub sektor angkutan udara diperkirakan
dampak dari rusaknya runway Bandara Jalaluddin sehingga beberapa maskapai melakukan
pengurangan beban angkut pesawat selama periode perbaikan.
Di sisi permintaan, stagnasi konsumsi rumah tangga mengakibatkan tertahannya
pertumbuhan ekonomi selama triwulan laporan. Sementara pertumbuhan komponen
konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor-impor lebih baik dibandingkan triwulan
sebelumnya. Dampak melemahnya kinerja sektor pertanian menurunkan daya beli
masyarakat kelompok petani, hal tersebut dikonfirmasi oleh Nilai Tukar Petani yang terus
melemah sejak Januari 2012.
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012| BANK INDONESIA
1.1 SISI PERMINTAAN
Stagnasi kinerja konsumsi swasta menahan pertumbuhan ekonomi triwulan laporan
relatif lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun kinerja komponen lainnya
cukup baik seperti konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor-impor. Kondisi tersebut
mengakibatkan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2012 cukup tinggi mencapai 8,47% (y.o.y)
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
*) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo
1.1.1 KONSUMSI
Pada triwulan I-2012 konsumsi secara keseluruhan masih tumbuh 9,58% (y.o.y)
lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,46% (y.o.y). Peningkatan
terjadi pada konsumsi pemerintah sementara konsumsi rumah tangga relatif stagnan.
Konsumsi rumah tangga tumbuh 7,05% (y.o.y) relatif sama dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 6,57% (y.o.y) sementara konsumsi pemerintah tumbuh
13,70% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,75%
(y.o.y).
Meskipun persentase realisasi penyerapan keuangan daerah relatif rendah (15,67%)
dari target anggaran 2012 namun secara pertumbuhan lebih baik dibandingkan triwulan
sebelumnya. Tercatat Rp 147 Miliar dana APBD Pemprov telah direalisasikan selama
triwulan laporan dengan realisasi terbesar berada pada Belanja Tidak Langsung yang
mencapai Rp 106,53 Miliar. Pertumbuhan belanja Pemerintah Provinsi meningkat karena
adanya peningkatan realisasi pada belanja hibah, pada tahun 2011 anggaran belanja hibah
Pemprov mencapai Rp 41,75 Miliar sementara pada tahun 2012 anggaran belanja hibah
sebesar Rp 139,83 Miliar.
I II III IV I
Konsumsi 940.539 965.431 991.924 1.026.638 1.030.597
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 621.211 631.424 646.437 655.811 667.808
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8.043 8.357 8.709 8.551 8.858
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 311.284 325.649 336.778 362.277 353.931
Pembentukan Modal Tetap Bruto 259.373 267.105 277.037 294.431 274.486
Perubahan Stok (106.876) (122.563) (94.711) (139.939) (87.284)
Ekspor Barang dan Jasa 93.093 93.268 97.206 100.874 103.586
Impor Barang dan Jasa 423.380 429.265 463.459 485.266 494.053
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 762.748 773.976 807.996 796.738 827.332
I II III IV I
Konsumsi 19,84 14,78 9,36 4,46 9,58
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 19,51 15,45 11,58 6,57 7,50
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8,73 7,81 9,76 9,14 10,13
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 20,83 13,68 5,31 0,75 13,70
Pembentukan Modal Tetap Bruto 13,39 9,35 5,42 2,61 5,83
Perubahan Stok 47,98 2,88 (40,74) (38,72) (18,33)
Ekspor Barang dan Jasa (11,19) (15,97) (18,21) 5,40 11,27
Impor Barang dan Jasa 22,80 21,75 25,61 19,64 16,69
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,75 6,81 6,33 8,92 8,47
2012
2012KOMPONEN
KOMPONEN
2011
2011
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 3
Grafik 1.2 Grafik 1.3 Perkembangan APBD Pemprov Perkembangan Belanja Barang dan Jasa
Meskipun kinerja konsumsi swasta masih
diwarnai optimisme namun realisasinya
masih lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya.
Grafik 1.4 Survei Konsumen
Survei Konsumen Bank Indonesia mencatat bahwa Indeks Keyakinan Konsumen
berada pada level 108,45 menurun dibandingkan kondisi pada triwulan IV-2011 sebesar
151,25. Penurunan tersebut lebih didorong oleh keyakinan konsumen bahwa kondisi
ekonomi di triwulan I-2012 relatif menurun dibandingkan kondisi ekonomi triwulan
sebelumnya. Stagnannya kinerja konsumsi swasta tercermin dari beberapa indikator
ekonomi lainnya seperti kredit konsumsi, tingkat konsumsi BBM, perkembangan simpanan
masyarakat di Gorontalo. Salah satu faktor utama melambatnya kinerja konsumsi swasta
diperkirakan dampak dari menurunnya kinerja sektor pertanian. Hal ini tercermin dari NTP
yang terus mengalami penurunan sejak Januari 2012.
Grafik 1.5 Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi Perkembangan Simpanan Masyarakat
Grafik 1.4
Survei Konsumen
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012| BANK INDONESIA
Grafik 1.7 Grafik 1.8 Perkembangan NTP Petani Konsumsi BBM Rumah Tangga
1.1.2 INVESTASI
Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan I-2012 tumbuh 5,83 % (y.o.y) lebih baik
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,61% (y.o.y). Investasi fisik diperkirakan
menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dimana sumber pembiayaan lebih berasal dari
sektor swasta sementara kinerja pemerintah relatif menurun.
Peningkatan kinerja investasi swasta disisi investasi fisik nampak pada realisasi
kredit kosntruksi yang tumbuh lebih baik. Tercatat pada triwulan laporan kredit tumbuh
48,73% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 34,19% (y.o.y).
Hal tersebut ditunjukan pula oleh kinerja penjualan semen yang meningkat cukup baik sejak
Januari 2012. Salah satu proyek swasta yang saat ini terus dipacu proses penyelesaiannya
adalah pembangunan hotel di kompleks Mall Gorontalo. Hotel tersebut dipersiapkan untuk
menyambut International Maize Conference yang diselenggarakan pada 22-24 November
2012 di Gorontalo.
Grafik 1.9 Grafik 1.10 Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal APBD
Grafik 1.11 Grafik 1.12 Perkembangan Penjualan Semen Kredit Konstruksi.
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 5
1.1.3 EKSPOR – IMPOR
Tren kinerja ekspor terus menunjukkan peningkatan sejak triwulan IV-2011. Pada
triwulan I-2012 kinerja ekspor Gorontalo tumbuh 11,27% (y.o.y), lebih baik dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,40% (y.o.y). Sementara kinerja impor menunjukkan
penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya karena pengaruh stagnasi konsumsi rumah
tangga.
Meningkatnya nilai ekspor terjadi untuk ekspor luar negeri maupun ekspor domestik.
Nilai ekspor luar negeri mencapai US$ 2.915.276 atau tumbuh 463,7% (y.o.y) lebih tinggi
dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya sebesar US$ 37.307 atau terkontraksi 98,5%
(y.o.y). Demikian juga untuk kinerja ekspor antar pulau yang meningkat ditunjukkan oleh
volume muat pelabuhan domestik. Volume muat barang mencapai 65.585 ton atau tumbuh
73.81% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar
20,23% (y.o.y). Peningkatan ekspor luar negeri terjadi pada komoditas jagung dan gula,
sementara untuk komoditas kayu mengalami penurunan.
Grafik 1.13 Grafik 1.14 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Harga Gula Internasional
Perkembangan ekspor gula mengikuti pola siklus pertumbuhan tebu yang panen
pada akhir tahun, sehingga produksi dapat dilakukan dan pengiriman ekspor dilakukan pada
awal tahun. Sementara itu kinerja ekspor Jagung menunjukkan pertumbuhan yang cukup
signifikan, tercatat nilai ekspor Jagung pada triwulan I-2012 mencapai US$ 2.171.400
sementara pada triwulan sebelumnya tidak dilakukan pengiriman ekspor. Produksi pertanian
jagung cukup baik selama triwulan laporan. Sementara itu kinerja ekspor kopra yang sempat
meningkat diawal triwulan kemudian terkoreksi tajam di bulan Maret 2012 sehingga
mendorong beberapa pedagang kopra menghentikan pengiriman kopranya. Harga Kopra
menurun tajam hingga mencapai Rp 5.500/kg di bulan Maret 2012. Pedagang kopra masih
menunggu harga terkoreksi naik sehingga menahan ekspor kopra.
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
6 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012| BANK INDONESIA
Grafik 1.15 Grafik 1.16 Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo Perkembangan Harga Jagung
.
Grafik 1.17 Grafik 1.18
Ekspor Antar Pulau Impor Semen
Grafik 1.19 Grafik 1.20 Perkembangan Harga Minyak Kelapa/Kopra Perkembangan Harga Minyak CPO
Perkembangan impor Gorontalo triwulan I-2012 menunjukkan tren yang menurun
terutama untuk impor luar negeri. Tidak dilakukan impor luar negeri selama triwulan laporan,
sementara kinerja impor impor antar pulau juga menunjukkan perlambatan. Tercatat volume
bongkar pada triwulan I-2012 tumbuh 19,04% (y.o.y) sementara pada triwulan sebelumnya
tumbuh 47,02% (y.o.y), salah satu hal pendorong melemahnya impor luar negeri adalah
menurunnya impor barang konsumsi sebagai dampak stagnannya komponen konsumsi
swasta.