web viewtersebut. karena tanpa adanya kesadaran dari penjual dan pembeli, tentunya tidak akan dapat...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut beberapa literatur yang disebut tempat umum adalah suatu
tempat dimana orang banyak atau masyarakat umum berkumpul untuk melakukan
kegiatan baik secara sementara (insidentil) maupun secara terus menerus
(permanent), baik membayar maupun tidak membayar. Perbelanjaan merupakan
salah satu diantara tempat-tempat umum yang mana sangat sering dikunjungi oleh
masyarakat terutama pasar. Karena pasar pada umumnya menjual kebutuhan
sehari-hari mulai dari bahan pangan hingga bahan siap saji, pasar tidak hanya
menjual bahan pangan saja, melainkan juga menjual sandang hingga papan. Maka
dari itu, pasar merupakan tempat yang sangat penting bagi masyarakat dimana
pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli, tempat dimana
transaksi jual beli dilaksanakan secara langsung dan biasanya terjadi proses tawar
menawar.
Pentingnya keberadaan pasar selain dalam bidang ekonomi yang mana
digunakan masyarakat sebagai tempat jual-beli, pasar juga dapat menjadi sumber
penyebaran penyakit bagi masyarakat. Sumber penyebaran penyakit tersebut
dapat disebabkan oleh sanitasi pasar yang buruk, perilaku hidup bersih dan sehat
antara penjual dan pembeli yang kurang baik, serta kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang PHBS dapat mempercepat penyebaran penyakit yang ada.
Lingkungan pasar yang tidak terawat dapat menyebabkan pasar menjadi kotor,
pengap, dan berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya segala macam vektor
penyakit antara lain lalat, kucing, tikus, kecoa, dll. Maka dari itu, perlu
dilakukannya upaya pengawasan dan pengendalian kebersihan pasar agar dapat
memenuhi Syarat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Penyelenggaraan Pasar Sehat.
Pasar yang sehat tidak hanya dapat dilihat dari lingkungan pasar tersebut
saja, tetapi juga dilihat dari kebiasaan penjual dan pembeli di dalam pasar
1
tersebut. Karena tanpa adanya kesadaran dari penjual dan pembeli, tentunya tidak
akan dapat mewujudkan adanya pasar sehat itu sendiri. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Sanitasi lingkungan pasar adalah usaha untuk mengawasi,
mencegah,mengontrol dan mengendalikan segala hal yang ada di lingkungan
pasar terutamayang dapat menularkan terjadinya suatu penyakit. Sanitasi
lingkungan pasar initerkait semua hal yang ada di dalam pasar meliputi letak
pasar, bangunan pasar,sanitasi pasar, dan fasilitas penunjang lainnya
1.2 Rumusan Masalah
1) Apakah sanitasi Pasar Kapas Krampung Surabaya telah memenuhi Syarat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Penyelenggaraan Pasar Sehat?
2) Fasilitas sanitasi apa sajakah yang terdapat di pasar kapas krampung?
3) Bagaimanakah proses pengolahan limbah di pasar kapas krampung?
1.3 Tujuan
1. Melihat apakah pasar Kapas Krampung Surabaya telah memenuhi Syarat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Penyelenggaraan Pasar Sehat.
2. Menilai sanitasi perbelanjaan di Pasar Kapas Krampung Surabaya.
3. Mengidentifikasi pemenuhan ketersediaan fasilitas sanitasi di Pasar Kapas
Krampung Surabaya
4. Mempelajari serta melihat proses pengelolaan limbah yang ada di Pasar
Kapas Krampung Surabaya.
1.4 Manfaat
Dapat memberikan informasi seputar sanitasi Pasar Kapas Krampung sesuai
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Penyelenggaraan Pasar Sehat. Sehingga, dapat
menjadi bahan pertimbangan bagi pengelola Pasar Kapas Krampung untuk
2
mengadakan perbaikan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat berkaitan dengan
penyelenggaraan pasar sehat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tempat-tempat Umum
Tempat umum adalah suatu tempat dimana orang banyak berkumpul
untuk melakukan kegiatan baik secara isidentil maupun terus menerus, secara
membayaratau tidak membayar (Suparlan, 1988). Kriteria suatu tempat umum
adalahterpenuhinya beberapa syarat sebagai berikut:
a. Diperuntukkan bagi masyarakat umum.
b. Harus ada gedung/tempat yang permanen.
c. Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, dan pengunjung).
d. Harus ada fasilitas (saluran air bersih, WC, urinoir, tempat sampah, danlain-
lain).
2.2 Pengertian Sanitasi Tempat Umum
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan
bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia. Sanitasi tempat umum adalah suatu usaha
untuk mengawasi dan mencegahkerugian dari pemanfaatan maupun hasil usaha
(produk) oleh dan untuk umumterutama yang erat hubungannya dengan
timbulnya/menularnya suatu penyakit.(Suparlan, 1988)
Sementara menurut WHO, sanitasi lingkungan adalah mengatur semua
faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologi, sosial maupun ekonomi
manusia yang mempunyai pengaruh yang merugikan perkembangan fisik dan
daya hidup manusia. Sanitasi bukan hanya tindakan untuk mencegah timbulnya
penyakit saja. Melainkan juga tindakan terhadap gangguan-gangguan lainnya.
Untuk membina lingkungan yang sehat perlu tindakan keteknikan (engineering).
Tindakan tersebut dapat berupa :
a. Kuratif ( penyembuhan )
4
b. Preventif Medicine ( pengobatan pencegahan)
c. Preventif Teknik ( Tindakan Membina Lingkungan)
2.3 Pengertian Pasar
Menurut PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK
INDONESIA Nomor : 53/M-DAG/PER/12/2008 dan PERATURAN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007, Pasar adalah area
tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut
sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat
perdagangan maupun sebutan lainnya.
Adapun pengertian pasar dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur
Nomor 3 Tahun 2008 yaitu, pasar merupakan area tempat jual beli barang dan
atau tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan jumlah penjual lebih dari
satu, baik yang disebut sebagai pasar tradisional maupun pasar modern dan/atau
pusat perbelanjaan, pertokoan, perdagangan maupun sebutan lainnya.
Pasar Kapas Krampung Surabaya yang terletak di kawasan Jl. Kapas
Krampung atau dekat dengan Gelanggang Olah raga (Gelora) 10 Nopember
adalah salah satu pasar tradisional kota. Dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Timur Nomor 3 Tahun 2008 telah dibahas bahwa, Pasar tradisional adalah pasar
yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik
Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta
berupa tempat usaha yang berbentuk toko, kios, los, dan tenda yang
dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil menengah, koperasi dengan usaha skala
kecil, modal kecil dan melalui proses jual beli barang dagangan dengan tawar -
menawar. Pada Peraturan yang sama juga disebutkan bahwa Pasar tradisional
kota adalah pasar yang dikelola oleh Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik
Daerah, Koperasi yang ruang Iingkup pelayanannya meliputi satu wilayah
5
Kabupaten/Kota dengan jenis perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari,
sandang serta jasa yang lebih lengkap dari pasar desa atau kelurahan.
2.4 Sanitasi Lingkungan Pasar
Sanitasi lingkungan pasar adalah usaha untuk mengawasi, mencegah,mengontrol
dan mengendalikan segala hal yang ada di lingkungan pasar terutamayang dapat
menularkan terjadinya suatu penyakit. Sanitasi lingkungan pasar initerkait semua
hal yang ada di dalam pasar meliputi letak pasar, bangunan pasar,sanitasi pasar,
dan fasilitas penunjang lainnya
2.5 Persyaratan Sanitasi Pasar
Suatu tempat umum harus memenuhi persyaratan sanitasi tidak terkecuali
pasar tradisional, salah satu dari jenis pusat perbelanjaan. Persyaratan sanitasi
untuk pasar tradisional khususnya diambil dari Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : 519/Menkes/SK/VI/2008 tentang penyelenggaraan
pasar sehat dengan beberapa modifikasi yang sudah disesuaikan dengan situasi
dan kondisi setempat, yaitu:
1. Lokasi
a. Mempunyai izin bangun
b. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti: bantaran
sungai, aliran lahar, rawan longsor, banjir, dan sebagainya.
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur
pendaratan penerbangan termasuk sempadan jalan.
d. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah
atau bekas lokasi pertambangan.
e. Mempunyai batas wilayah yang jelas, antara pasar dan lingkungannya.
2. Konstruksi bangunan
a. Atap
Atap harus kuat dan tidak bocor.
b. Dinding
Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab, dan berwarna terang.
6
c. Lantai
1) Lantai terbuat dari bahan yang kedap air, permukaan rata, tidak
licin, tidak retak, dan mudah dibersihkan.
2) Lantai yang selalu terkena air, misalnya kamar mandi, tempat
cuci dan sejenisnya harus mempunyai kemiringan ke arah
saluran dan pembuangan air sesuai ketentuan yang berlaku
sehingga tidak terjadi genangan air.
d. Pencahayaan
Pencahayaan cukup terang dan dapat melihat barang dagangan dengan
jelas.
e. Ventilasi
Ventilasi harus memenuhi syarat minimal 20 % dari luas lantai.
f. Penataan ruang dagang
1) Pembagian area sesuai dengan peruntukannya
2) Zoning dengan identitas lengkap
3) Lebar lorong antar los minimal 1,5 meter
4) Jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan
bangunan pasar minimal 10 meter atau dibatasi tembok
g. Langit-langit
Tinggi minimal 2,8 meter dari lantai.
3. Persyaratan kesehatan dan sanitasi
a. Air bersih
1) Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup setiap hari secara
berkesinambungan, minimal 40 liter per pedagang.
2) Kualitas air bersih yang tersedia memenuhi persyaratan.
3) Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal 10
meter.
b. Kamar mandi dan toilet
1) Harus tersedia toilet laki-laki dan perempuan yang terpisah
dilengkapi dengan anda/simbol yang jelas dengan proporsi sbb:
7
Tabel 2.1. Persyaratan jumlah kamar mandi dan toilet
No Jumlah Pedagang Jumlah Kamar Mandi Jumlah Toilet
1 1 s/d 25 1 1
2 25 s/d 50 2 2
3 50 s/d 100 3 3
Setiap penambahan 40-100 orang harus ditambah 1kamar
mandi dan 1 toilet
2) Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam
jumlah yang cukup dan bebas jentik
3) Didalam toilet harus tersedia jamban leher angsa, peturasan, dan
bak air.
4) Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yang cukup yang
dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.
5) Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dg
kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga tidak terjadi
genangan.
c. Pengelolaan sampah
1) Setiap kios/los/lorong terseia tempat sampah basah dan kering.
2) Terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup,
dan mudah dibersihkan.
3) Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan, dan
mudah dipindahkan.
4) Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS), kedap air,
kuat, mudah dibersihkan, dan mudah dijangkau petugas pengangkut
sampah.
5) Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam.
d. Pembuangan limbah cair
1) Terdapat saluran pembuangan air limbah, saluran tertutup
2) Saluran terbuat dari bahan yang kedap air
8
3) Ada pengelolaan limbah
e. Tempat cuci tangan
1) Fasilitas cuci tangan ditempatkan di lokasi yang mudah dijangkau.
2) Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir
dan limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup.
f. Kualitas makanan dan bahan pangan
Bungkus makanan tidak rusak atau penyok dan tidak ada buah atau
sayuran yang busuk.
g. Desinfeksi pasar
Desinfeksi pasar harus dilakukan secara menyeluruh 1 hari dalam
sebulan.
4. Keamanan dan Keselamatan
a. Pemadam Kebakaran
1) Tersedia peralatan pemadam kebakaran yang cukup dan berfungsi
serta tidak kadaluwarsa.
2) Tersedia hidran air dengan jumlah cukup menurut ketentuan
berlaku.
3) Letak peralatan pemadam kebakaran mudah dijangkau dan ada
petunjuk arah penyelamatan diri.
4) Adanya petunjuk prosedur penggunaan alat pemadam kebakaran.
b. Keamanan
1) Tersedia pos keamanan dilengkapi dengan personil dan
peralatannya.
2) Ada CCTV
3) Ada penangkal petir
4) Instalasi listrik terpasang dengan baik dan tertutup rapi
5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
a. Pedagang dan Pekerja
9
Bagi pedagang karkas daging/unggas, ikan dan pemotong unggas
menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan pekerjaanannya
(sepatu boot, sarung tangan, celemek, penutup rambut dll)
b. Pengunjung
Berpola hidup bersih dan sehat, seperti : tidak buang sampah
sebarangan, tidak merokok, tidak meludah dan buang dahak
sembarangan dan lain-lain.
c. Pengelola
Mempunyai pengetahuan dan keterampilan dibidang higiene sanitasi
dan keamanan pangan.
6. Fasilitas Lain
a. Tempat sarana ibadah
Tersedia tempat ibadah dan tempat wudlu dengan lokasi yang mudah
dijangkau dengan sarana yang bersih dan tidak lembab.
b. Pos pelayanan kesehatan
Tersedia pos pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau dan peralatan
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) yang memadai.
c. Area parkir
1) Parkiran mobil, motor, dan sepeda terpisah
2) Luas 1 mobil = luas bangunan dibagi 60 m2
3) Ada jalur dan tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas
d. Gudang tempat penyimpanan barang
Ada gudang tempat penyimpanan barang yang tersusun dengan rapi.
e. Ruang terbuka hijau
Ruang terbuka hijau tersedia dengan jumlah yang memadai.
f. Kawasan terbatas merokok
1) Ada peraturan tertulis di pasar
2) Tersedia ruangan khusus merokok
10
BAB III
METODE KEGIATAN
3.1 Lembar Instrumen Penilaian Observasi
Peraturan-peraturan yang digunakan terkait dengan penyusunan lembar
instrumen observasi adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3
Tahun 2008 tentang Perlindungan, Pemberdayaan Pasar Tradisional dan
Penataan Pasar Modern di Provinsi Jawa Timur dan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Suatu tempat umum harus
memenuhi persyaratan sanitasi tidak terkecuali pasar tradisional, salah satu dari
jenis pusat perbelanjaan. Persyaratan sanitasi untuk pasar tradisional dalam
penyusunan lembar instrumen penilaian sanitasi ini khususnya diambil dari
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat.
Lembar instrumen penilaian observasi sanitasi meliputi tujuh komponen
penilaian yaitu lokasi pasar, bangunan pasar, konstruksi bangunan pasar,
persyaratan kesehatan dan sanitasi, perilaku hidup bersih dan sehat, peralatan ,
dan fasilitas lain. Masing-masing memiliki nilai dan bobot masing-masing. Tiap
komponen mempunyai total bobot 100. Selanjutnya, menentukan proporsi bobot
setiap komponen dengan total bobot seluruh komponen adalah 100. Bobot
diberikan sesuai tingkat kebutuhan atau kepentingan. Penilaian dilakukan dengan
mengalikan skor dengan bobot pada tiap-tiap subkomponen. Kemudian
menentukan nilai per komponen, total nilai yang dinilai, dan total nilai
maksimum. Untuk persentasenya maka total nilai yang dinilai dibagi total nilai
maksimum kemudian hasilnya dikali 100%.
Nilai = Skor x Bobot
Nilai per komponen = ∑ skor x bobot (per komponen)
Total nilai yang dinilai = ∑ Nilai per komponen x bobot komponen/100
Total nilai maksimum = ∑ Nilai max per komponen x bobot komponen/100
11
Persentase = Total nilai yang dinilai x 100 %
Total nilai maksimum
=
Hasil persentasenya akan mengggambarkan kesesuaian dengan indikator
sanitasi pasar. Indikatornya antara lain:
Sanitasi baik sekali = ≥ 80 %
Sanitasi baik = 61 % - 80 %
Sanitasi cukup = 41 % - 60 %
Sanitasi buruk = ≤ 40 %
3.2 Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memenuhi kelengkapan data yang
dibutuhkan selama observasi. Observasi dilakukan dengan wawancara pada
beberapa pengurus pasar. Sehingga, sumber data yang digunakan yaitu dari
wawancara dan observasi langsung yang disebut dengan data primer. Selain itu
kami melengkapi data melalui web Pasar Kapas Krampung Surabaya.
3.3 Pelaksanaan
Observasi pertama dilakukan pada tanggal 06 desember 2012 pukul 10.30
WIB. Terdapat pendampingan khusus oleh pihak pengurus pasar. Namun
wawancara dilakukan dengan narasumber salah seorang pengurus saja (bukan
ketua pasar). Dalam hal ini, karena pihak pengurus pasar memberikan dua
narasumber, maka kelompok dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing
terdiri dari 4 dan 3 orang. Kelompok pertama terdiri dari 3 orang yang menilai
lokasi, bangunan pasar, konstruksi bangunan, dan persyaratan kesehatan dan
sanitasi. Kemudian kelompok berikutnya yang terdiri dari 4 orang menilai
perilaku hidup bersih dan sehat, peralatan, dan fasilitas lain serta wawancara
pada narasumber. Berikut pembagian tugas pada kelompok kami:
Team 1 :
- Dokumentasi dan Mengukur : Risyad Indra
12
- Mencatat : Furi Nihayatus S.
- Pewawancara : Isshaini Abzizah
Team 2 :
- Pewawancara : Indi Mizar, dan Rekha Finazis
- Mencatat : Okky Risma P
- Dokumentasi : Tika Prastia
3.4 Alat Pendukung
Untuk mendukung kelengkapan data observasi maka diperlukan alat
pendukung. Alat pendukung yang digunakan yaitu :
a. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur mengukur, luas bangunan, panjang serta
lebar dan tinggi kios ataupun bangunan.
b. Kamera
Kamera digunakan untuk mendokumentasikan sanitasi Pasar Kapas
Krampung.
3.5 Cara Pengukuran dengan Alat Pendukung
a. Pengukuran luas ventilasi
Kriteria luas ventilasi yang dipersyaratkan adalah minimal 20% dari luas
lantai. Pengukuran luas ventilasi mengunakan pengukuran secara subjektif
kelompok berdasarkan pengamatan secara langsung terhadap ventilasi-
ventilasi yang ada karena konsep Pasar Kapas Krampung ini terbuka di setiap
sisi, sehingga menurut kelompok kami untuk ventilasi sudah mencukupi
syarat minimal 20% dari luas lantai. Selain itu, juga dirasakan untuk suplai
pertukaran udara sangat lancar dan ventilasi di pasar ini dilengkapi pula
dengan blower dan kipas angin.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Pasar Kapas krampung
Pasar Kapas Krampung beralamatkan di Jalan Kapas Krampung No. 45
Kelurahan Tambak Rejo, Kecamatan Simokerto, Surabaya Timur. Lokasi tepat
pertigaan jalan (Kapas Krampung-Tambak Rejo) atau dekat dengan Gelanggang
Olah raga (Gelora) 10 Nopember. Pusat belanja eceran ini lebih dikenal orang
dengan Pasar Tambak Rejo/Pasar Kapas Krampung Baru setelah pasar yang lama
habis dilalap api pada saat terjadi kebakaran. Pasar ini kemudian di bangun
kembali dan diubah dengan konsep pasar modern dengan gedung yang besar dan
bertingkat (lebih terlihat rapi). Tempat ini di bagi menjadi dua lantai. Lantai atas
di rancang dengan sistem mall (Ramayana dan beberapa outlet baju) dan untuk
lantai bawah pasar eceran/tradisional.
Pasar Kapas Krampung yang buka pukul 00.00-21.00 WIB ini
mempunyai luas tanah sebesar 28.052 m² yang diperoleh pada tahun 1972
dengan status kepemilikan tanah oleh PD Pasar Surya. Luas bangunan sebesar
18.233,39 m², dengan jumlah stand 3.247 buah dan sekitar 1.788 jumlah
pedagang. Pembagian wilayah penjualan telah tertata dalam kios-kios yang
dipisahkan dengan penanda khusus. Pembagian wilayah tersebut seperti halnya,
penjualan makanan siap saji, bahan pangan, pakaian, perhiasan, dan lain
sebagainya. Dalam pasar terdapat fasilitas-fasilitas yang cukup lengkap,
diantaranya tempat sampah, area parkir, mushola, toilet, detektor asap, alarm
kebakaran, APAR, dan lain-lain.
Pasar ini memilik batas wilayah yang jelas. Dimana batas sebelah utara
adalah jalan tambak segaran, batas sebelah selatan adalah jalan kapas krampung,
batas sebelah timur adalah SDN Rangkah I, dan batas sebelah barat adalah jalan
tambakrejo.
14
Pasar kapas krampung juga sudah mengusahakan air bersih yang berasal
dari PAM, penempatan tempat sampah, disinfeksi pasar, dan juga tersedianya
IPAL untuk mengolah limbah cair dari mall dan pasar Kapas Krampung.
4.2 Lokasi
Pasar Kapas Krampung ini sudah sesuai dengan Rancangan Tata Wilayah
dan Kota (RTRW) setempat, serta telah memiliki ijin mendirikan bangunan.
Lokasinya berdiri pasar ini berada di tempat yang tidak rawan bencana, tidak
rawan kecelakaan, tidak dibagun di bekas tempat pembuangan sampah akhir
(TPA) dan memiliki batas wilayah yang jelas. Batas sebelah utara adalah jalan
tambak segaran, batas sebelah selatan adalah jalan kapas krampung, batas sebelah
timur adalah SDN Rangkah I, dan batas sebelah barat adalah jalan tambakrejo.
Berdasarkan hasil observasi kami sepakat memberi nilai 1 yang artinya kriteria
lokasi pasar kapas krampunga telah memenuhi syarat pasar sehat.
4.3 Bangunan Pasar
4.3.1 Tata ruang dagang
Tata ruang dagang untuk Pasar Kapas Krampung ini sudah cukup baik
dimana sudah ada pembagian daerah (zoning) serta penggunaan yang
sudah sesuai dengan pengelompokannya. Tiap-tiap wilayah memiliki tanda
yang jelas. Lorong dengan lebar lebih dari 1,5 meter. terdapat pula tempat
penampungan dan pemotongan unggas dengan dibatasi oleh tembok.
Sehingga untuk penilaian tata ruang dagang kami nilai sesuai dengan nilai
2 bagi zoning, serta masing-masing 1 bagi identitas masing-masing
kelompok, pengelompokan khusus, lebar lorong, serta jarak tempat
penampungan dan pemotongan unggas.
15
Gambar 4.1 Papan Penunjuk Pembagian Daerah (Zoning)
4.3.2 Ruang kantor pengelola
Kriteria yang ditentukan untuk ruang kantor pengelola adalah
adanya ventilasi yang cukup, pencahayaan yang cukup dan tidak
menyilaukan serta tersedianya toilet. Dari kriteria tersebut, masing-masing
sudah cukup baik. Namun untuk kondisi ventilasi yang harus minimal 20%
luas lantai serta pencahayaan yang terang dan tidak menyilaukan masih
kurang terpenuhi.
Gambar 4.2 Ruang Kantor Pengelola
16
Gambar 4.3 Kondisi Dinding Ruang Pengelola
4.3.3 Tempat penjualan bahan pangan dan makanan
a. Tempat penjualan bahan pangan basah
Memiliki kriteria meja tempat penjualan yang tahan karat
dengan, karkas daging digantung, telenan yang terbuat dari bahan yang
bukan kayu serta kedap air, memiliki tempat cuci tangan dan tempat
sampah yang terpisah. Dari lima kriteria tersebut, ada dua kriteria
tidak terpenuhi antara lain mengenai telenan dan tempat sampah.
Dalam observasi yang kami lakukan, penjual menggunakan telenan
kayu serta sampah di tempat penjualan bahan pangan basah tidak
dipisahkan.
Gambar 4.4 Zona Penjualan Daging
17
b. Tempat penjualan bahan pangan kering
Untuk tempat penjualan bahan pangan kering memiliki kriteria
seperti meja tempat berjualan yang terbuat dari bahan tahan karat,
tempat cuci tangan dan tempat sampah yang terpisah. Dari semua
kriteria tersebut, tempat sampah kembali menjadi permasalahan utama
karena tidak adanya pemisahan sampah kering dan sampah basah.
Serta meja tempat berjualan masih ada yang menggunakan meja kayu.
Sekalipun yang menggunakan meja dari bahan tahan karat lebih
banyak.
Gambar 4.5 Zona Penjualan Sayur
Gambar 4.6 Tempat Sampah Zona Penjualan Bahan Pangan Kering
18
c. Tempat penjualan makanan matang/siap saji
Kriteriannya adalah meja tempat berjualan memiliki meja
tempat berjualan yang terbuat dari bahan tahan karat, ada tempat cuci
tangan, ada tempat mencuci peralatan, dan tempat sampah yang
terpisah antara sampah basah, kering dan tertutup. Dari semua kriteria
tersebut, tidak adanya pemisahan sampah basah, kering, dan tertutup.
Selain itu juga tidak ada tempat cuci peralatan yang memadai. Dan
juga meja yang kebanyakan menggunakan meja kayu (semi
permanent).
Gambar 4.7 Zona Penjualan Makanan Matang / Siap Saji
4.4 Persyaratan konstruksi bangunan
4.4.1 Langit-langit
Kriteria langit-langit yang diijinkan adalah minimal 2,8 meter. Dan
Pasar Kapas Kerampung ini memiliki tinggi lebih dari 2,8 meter. Tinggi
langit-langit ini sendiri adalah 3,5 meter, sehingga hal tersebut sudah
memenuhi persyaratan.
4.4.2 Atap
Kriteria dari atap yang dipersyaratkan adalah kuat dan tidak bocor
serta dilengkapi penangkal petir. Pasar Kapas Krampung telah memenuhi
19
semua persyaratan tersebut. Dengan memiliki atap yang kuat dan tidak
bocor, serta memiliki penangkal petir pada atap bangunan.
4.4.3 Dinding
Kriteria dari dinding yang dipersyaratkan adalah bersih, tidak lembab,
dan berwarna cerah. Namun hasil observasi kami, dinding di Pasar Kapas
Krampung ini kurang memenuhi kriteria tersebut karena dinding yang agak
kotor, berwarna kurang cerah (kusam) dan kondisinya agak lembab. Maka
dari itu kelompok kami sepakat memberi nilai 1.
4.4.4 Lantai
Persyaratan dari lantai yang baik adalah jika lantai tersebut dibuat dari
bahan yang kedap air, tidak licin, rata dan tidak pecah atau retak, dalam
keadaan kering serta bersih. Secara umum, bahan yang digunakan sebagai
lantai di Pasar Kapas Krampung ini dibuat dari bahan yang kedap air dan
tidak licin serta rata. Pada zona penjualan pakaian dan makanan siap saji,
kondisi lantainya kering dan bersih. Saat memasuki zona penjualan sayuran
memang kondisi lantai masih kering namun terlihat agak kotor dengan
adanya beberapa sampah sayuran yang tidak dibersihkan. Sedangkan pada
zona penjualan daging dan ikan kondisi lantai bersih namun basah, keadaan
tersebut dapat membahayakan keselamatan pengunjung maupun pedagang
itu sendiri, seperti terpeleset.
20
Gambar 4.8 Kondisi lantai yang rusak pada zona pakaian
Gambar 4.9 Kondisi lantai yang kotor pada zona penjualan daging dan ikan
4.4.5 Ventilasi
Ventilasi yang dikatakan baik jika memenuhi kriteria ventilasi > 20% dari luas lantai.
Di Pasar Kapas Kerampung ini sudah memenuhi kriteria tersebut. Luas lantai pasar
ini adalah 18.233.39 m2 serta untuk pengukuran luas ventilasi mengunakan
pengukuran secara subjektif kelompok berdasarkan pengamatan secara langsung
terhadap ventilasi-ventilasi yang ada karena konsep Pasar Kapas Krampung ini
terbuka di setiap sisi, sehingga menurut kelompok kami untuk ventilasi sudah
mencukupi syarat minimal 20% dari luas lantai. Suplai pertukaran udara sangat lancar
21
dan ventilasinya juga dilengkapi ventilasi mekanik berupa kipas angin dan blower
sehingga kelompok kami sepakat memberikan nilai 2 untuk poin ini.
Gambar 4.10 Ventilasi (Blower)
Gambar 4.11 Kipas Angin
4.4.6 Pencahayaan
Pencahanyaan di Pasar Kapas Kerampung ini kurang memenuhi
kriteria pencahayaan yang mana ada pencahayaan, tidak redup, serta gelap.
Namun, dari hasil observasi mengunakan pengukuran secara subjektif
kelompok berdasarkan pengamatan secara langsung terhadap pencahayaan.
Didapatkan hasil bahwa pencahayaan di pasar kapas krampung redup lux
sehingga kami memberikan nilai 1 untuk poin ini.
22
Gambar 4.12 Lampu Untuk Membantu Pencahayaan
4.4.7 Konstruksi Bangunan tidak mengganggu penglihatan
Konstruksi bangunan tidak menggangu penglihatan kami beri poin
1 karena bangunan tersebut telah memenuhi RTRW setempat.
4.5 Persyaratan kesehatan dan sanitasi
4.5.1 Penyediaan air bersih
Kriteria dari penyediaan air bersih ini terkait dengan kondisi air,
ketersediaan air, jarak sumber air bersih dengan septic tank, ketersediaan
tandon air dan kondisi kran, serta pemeriksaan kualitas air bersih.
Bedasarkan observasi kondisi air yang tersedia bersih dan alirannya lancar.
Ketersediaan air kurang, yaitu < 40 liter per pengunjung, jarak antara
sumber air dan septic tank > 10 meter.
4.5.2 Drainase
Kriteria yang dinilai adalah saluran drainase, pengelolaan limbah, serta
kualitas limbah outlet (sesuai dengan Kepmen LH nomor 112 tahun 2003
tentang kualitas air limbah). Hasil observasi yang telah dilakukan di Pasar
Kapas Krampung sudah terdapat saluran drainase akan tetapi dengan
kondisi terbuka, saluran tersebut terbuat dari bahan yang kedap air.
Kemudian pengelolaan limbah serta kualitas limbah outlet sudah sesuai
23
dengan kriteria. Untuk pengolahan air limbah sendiri yaitu menggunakan
metode pengolahan limbah berupa filtrasi dan sedimentasi, yang mana
kolam sedimentasi berada di ruang pengolahan limbah. Air limbah dari
SPAL awalnya disaring untuk memilsahkan dengan sampah-sampah padat
yang ikut terbawa. Air yang sudah disaring tadi diendapkan untuk
kemudian disalurkan kerumah pompa kedua untuk sebagian digunakan
sebagai air pemadam kebakaran dan sebagian untuk dibuang ke sungai.
Gambar 4.13 Pengolahan Air 1 (Sedimentasi)
4.5.3 Pengelolaan sampah
Kriteria yang diobservasi adalah jumlah tempat sampah, bahan tempat
sampah, jenis tempat sampah, alat angkut sampah, tempat pembuangan
sampah sementara dan jadwal pengangkutan sampah serta pengomposan
3R. Dalam hasil observasi yang dilakukan diperoleh bahwa tempat sampah
yang tersedia jumlahnya tebatas dan sampah tidak terpisah. Namun
demikian tempat sampah yang ada terbuat dari bahan yang kuat, kedap
air,dan mudah dibersihkan namun dalam keadaan terbuka. Selain itu juga
sudah ada tempat pembuangan sampah sementara yang kedap air dan
lokasinya sulit dijangkau (sebelah timur pasar), tersedia juga mobil
24
pengakut sampah yang akan mengangkut sampah setiap harinya secara
rutin setiap jam 10 pagi.
Gambar 4.14 TPS
Gambar 4.15 Tempat Sampah
Gambar 4.16 Komposter Aerob
25
4.5.4 Kamar mandi dan toilet
Karakteristik yang diamati antara lain adalah jumlah kamar mandi dan
toilet, tipe toilet, letak toilet dengan tempat penjualan dan letak toilet pria
dan wanita, kondisi lantai, ketersediaan air. Dari hasil observasi diperoleh
jumlah kamar mandi dan toilet cukup dimana 1 buah toilet dan kamar
mandi untuk max 25 orang , tipe toilet yang digunakan adalah leher angsa
saja , letak toilet pria dan wanita terpisah dan ada sekat, kondisi lantai
kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan, tersedia air bersih.
Gambar 4.17 Toilet
26
Gambar 4.18 Tipe Toilet
4.5.5 Tempat cuci tangan
Walaupun tersedia tempat cuci tangan dan memiliki air yang mengalir
tapi tidak ada sabun yang disediakan serta kran yang banyak tidak
berfungsi sehingga kelompok kami sepakat untuk memberikan nilai 1 pada
karakteristik ini.
Gambar 4.19 Tempat Cuci
Tangan
4.5.6 Kualitas makanan dan
bahan pangan
Kualitas makanan dan
bahan pangan yang dijual di
Pasar Kapas Krampung ini
27
bisa dikatakan sesuai dengan syarat karena pada makanan yang dijual tidak
ada bungkus makanan yang rusak atau penyok dan tidak ada buah atau
sayuran yang busuk. Namun bahan pangan yang dijual masih ada yang
dihinggapi lalat. Oleh karena itu untuk kualitas makanan yang dijual dalam
kemasan kami nilai 1 sedangkan pada bahan makanan kami nilai 0 karena
tidak memenuhi syarat.
4.5.7 Desinfeksi pasar
Desinfeksi pasar ada tetapi kami belum mendapat informasi yang
jelas tentang periode waktunya. Biasanya desinfeksi dilakukan pada malam
hari. Sehingga kami memberi nilai 1 karena ada dan tidak tentu.
4.5.8 Vektor dan Binatang Lain yang Mengganggu
Di Dalam pasar kapas krampung terdapat vektor atau binatang yang
mengganggu misalnya lalat dan kucing di daerah penjual daging dan di
penjualan ikan pindang ada lalat.
4.6 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
4.6.1 Pedagang dan Pekerja Menggunakan APD
Ada sebagian yang menggunakan APD bagi para pedagang dan
pekerja di pasar Kapas Krampung serta berperilaku bersih dan sehat,
seperti menggunakan celemek, sarung tangan, sepatu boath, penutup kepala
dengan skor 1. Berperilaku bersih dan sehat seperti cuci tangan dengan
sabun, pemotong unggas, tetapi masih ada yang membuang sampah
sembarangan dan lain sebagainya dengan skor 1.
Untuk pedagang makanan siap saji dengan keadaan yang sedang
menderita penyakit menular langsung juga ada disini seperti diare,
hepatitis, TBC, kudis dan ISPA dengan skor 0.
4.6.2 Pengunjung
Bagi pengunjung, keadaan berbanding terbalik dengan keadaan
pekerja dan pedagang di Kapas Krampung. Pengunjung masih tidak
memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat seperti membuang sampah
sembarangan dan tidak cuci tangan dengan sabun terutama setelah
28
memegang unggas atau hewan. Dan kami memberikan skor 0 dengan
berdasar keadaan yang kami pantau.
4.6.3 Pengelola
Dalam observasi diperoleh perilaku pengelola yang kurang memahami
dan mempunyai keterampilan tentang hygiene sanitasi dan keamanan
pangan sehingga kami memberi skor 1.
4.7 Peralatan
4.7.1 Pemadam Kebakaran
Alat pemadam kebakaran di Kapas Krampung mudah dijangkau dan
terdapat disetiap blok. Dan tertera tata cara pemakaian alat pemadam
kebakaran. Kondisi dari alat pemadam kebakaran sendiri masih baik dan
pedagang juga mengerti penggunaan alat pemadam kebakaran. Alat
pemadam kebakaran di Pasar Kapas Krampung berupa alat pemadam
kebakaran otomatis ,APAR dan hydran. Alat pemadam kebakaran otomatis
terpasang di seluruh penjuru area pasar, sehingga dapat dikatakan jumlah
alat pemadam kebakaran cukup. Berdasarkan analisa di atas maka
komponen alat pemadam kebakaran diskor 2 karena berfungsi dengan baik.
Jenis alat pemadam kebakaran diskor 2 karena terdiri dari alat pemadam
otomatis, APAR dan hydran. SOP pemakaian alat diskor 2 karena ada dan
sudah dapat dimengerti. Lokasi diskor 2 karena mudah dijangkau.
29
Gambar 4.20 Alat pemadam kebakaran otomatis
Gambar 4.21 APAR
Gambar 4.22 Hydrant
4.7.2 Alarm Kebakarann
Kriteria yang dipersyaratkan untuk alarm adalah terdapat alarm
kebakaran, yang mana diharapkan mampu memberikan peringatan jika
terjadi kebakaran.Sehingga komponen alarm ini kami skor 2.
30
Gambar 4.23 Alarm Kebakaran
4.7.3 Alat penangkal petir
Terdapat alat penangkal petir di Pasar Kapas Krampung sebagai salah
satu alat keamanan dan keselamatan yang tersedia. Sehingga komponen
kami beri skor 1 yaitu ada atau tersedia.
4.7.4 Instalasi listrik
Instalasi listrik di Pasar Kapas Krampung sudah terpasang rapi. Tidak
ada kabel yang bergantungan di luar yang tidak rapi sehingga memicu
terjadinya kecelakaan, seperti kesetrum atau pun kebakaran . Kabel-kabel
tersimpan dalam 1 kotak yang rapi dan kotak tersebut tertutup. Oleh karena
itu komponen instalasi listrik kami beri skor 2 yaitu terpasang rapi dan
tertutup.
31
4.7.5 CCTV
Di Pasar Kapas Krampung tersedia kamera CCTV untuk memantau
setiap kejadian yang berlangsung. Berdasarkan kriteria tersebut, maka skor
untuk komponen ini adalah 1 karena ada CCTV.
4.8 Fasilitas Lain
4.8.1 Tempat atau sarana ibadah
Tersedianya tempat ibadah dan tempat wudhu yang bersih. Tepatnya
mushola berada di area parkir, dan disamping mushola terdapat tempat
wudhunya.
Gambar 4.25 Mushola
Gambar 4.26 tempat wudlu
4.8.2 Pos pelayanan kesehatan dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K)
33
Tidak tersedia pos pelayanan kesehatan maupun P3K di Pasar Kapas
Krampung. Karena tidak ada Pos P3K maka skor 0.
4.8.3 Area parkir
a. Parkir mobil, motor, sepeda terpisah
Area parkir motor dan mobil di Pasar Kapas Krampung
terpisah antara sepeda, motor, dan mobil. Sehingga kami beri skor 1
b. Ada jalur dan tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas
Pada pintu masuk area Pasar Kapas Krampung terdapat tanda
masuk dan keluar yang jelas sehingga tidak dimungkinkan terjadi
persimpangan kendaraan yang dapat menghambat pengunjung. Untuk
kategori ini kami beri skor 2.
Gambar 4.27 Tempat Parkir Motor
Gambar 4.28 Tempat Parkir Mobil
34
Gambar 4.29 Jalur dan Tanda Masuk Parkir Motor
4.8.4 Gudang/tempat penyimpanan barang
Persyaratan pada komponen ini adalah barang-barang di tempat
penyimpanan barang tersusun rapi dan tidak membahayakan. Karena di
Pasar Kapas krampung tidak terdapat gudang penyimpanan barang maka
skornya 0. Namun, penyimpanan barang dilakukan sendiri-sendiri oleh
masing-masing pedagang.
4.8.5 Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Ruang Terbuka Hijau di Pasar Kapas krampung sudah ada namun tidak
memenuhi standar RTH yang diperkenankan untuk kenyamanan. Sehingga
area luar Pasar Kapas krampung terasa panas. Seharusnya jumlah pohon
dan variasinya ditambah, mengingat kendaraan yang masuk juga banyak.
Maka skor untuk RTH adalah 1 yaitu ada tetapi jumlah tidak imbang.
35
Gambar 4.30 Ruang Terbuka Hijau
4.8.6 Kawasan Terbatas Merokok
Di pasar kapas krampung tidak terdapat peraturan tertulis yang jelas
mengatur mengenai Kawasan Terbatas Merokok (KTM). Tidak terdapat
ruangan atau area khusus untuk merokok di Pasar Kapas krampung.
Sehingga untuk komponen KTM ini kami beri skor 0
4.8.7 Pos Keamanan
Di Pasar kapas krampung tersedia pos keamanan dengan personel
keamanan didalamnya. Sehingga dengan kondisi yang kita amati ini, skor
yang kami berikan sebesar 2.
36
Gambar 4.31 Pos Kemanan
Berdasarkan hasil penilaian dari observasi yang kami lakukan di pasar kapas
krampung maka dapat dihitung sebagai berikut :
Nilai = Skor x Bobot
Nilai per komponen = ∑ skor x bobot (per sub komponen)
Total nilai yang dinilai = ∑ (Nilai per komponen x bobot komponen/100)
Total nilai maksimum = ∑ (Nilai max per komponen x bobot komponen/100)
= 696,15
Persentase = Total nilai yang dinilai x 100 %
Total nilai maksimum
= 442,8 x 100 %
696,15
= 63,6 %
Bandingkan dengan indikator kriteria persyaratan
Indikator:
Sanitasi baik sekali = ≥ 80 %
Sanitasi baik = 61% - 80%
Sanitasi cukup = 41% - 60%
Sanitasi buruk = ≤ 40 %
37
Kesimpulan : karena 63,,61% maka sanitasi Pasar Kapas Krampung dalam
keadaan baik, namun masih perlu peningkatan pemeliharaan sanitasi atau
perbaikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
38
Berdasarkan hasil uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
sanitasi Pasar Kapas Krampung adalah dalam kondisi baik sesuai dengan Syarat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Perlindungan, Pemberdayaan Pasar Tradisional dan Penataan Pasar Modern di
Provinsi Jawa Timur dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112
Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern. Hal ini dikarenakan angka persentase sanitasi
Pasar Kapas Krampung Surabaya hanya 63,61 % yaitu kurang dari persentase
standar sanitasi baik sekali yaitu ≥ 80 %. Namun masih perlu peningkatan
pemeliharaan sanitasi atau perbaikan, karena terdapat beberapa kriteria yang
belum baik.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada Kamis, 6 Desember 2012 di
Kapas Krampung Plaza, secara umum sanitasi tempa tersebut sudah termasuk
cukup baik untuk ukuran pasar. Pasar Kapas Krampung tersebut sudah ada
pemisahan tempat parker motor, mobil dan sepeda. Selain itu, tersedia juga
pangkalan angkutan umum. Di dalam pasar pun sudah ada pembagian lokasi
penjualan.
Untuk masalah ketersediaan tempat sampah pun sudah cukup baik, hal
tersebut dibuktikan di setiap blok cukup tersedia tempat sampah. Manajemen
pengangkutan sampah dilakukan sehari bias sampai 3 kali.
Untuk pengolahan limbah, di pasar ini juga tersedia system pengolaha limbah
yang dikelola sendiri yang kemudian disalurkan ke TPA Benowo. Selain itu
ditemukan juga sebuah incinerator, namun incinerator tersebut sudah lama tidak
digunakan.
Pada tempat pemotongan ayam, ruangannya terlalu lembab, agak bau, kurang
ventilasi, dan kurang pencahayaan. Selain itu, di depan tempat pemotongan
tersebut banyak hamburan bulu ayam yang jika tertiup angin akan berhamburan
keman-mana. Jarak pemotongan unggas kurang dari 10 meter. Untuk ruang
39
terbuka hijau yang dimiliki pasar sangatlah kurang, karena tidak sebanding
dengan luas area pasar tersebut. Untuk tempat KTM belum tersedia di pasar ini.
Saat siang hari, secara umum pencahayaan di dalam pasar masih
menggunakan banyak lampu. Dan ventilasi pasar, manajemen pasar
melengkapinya dengan menggunakan kipas angin. Pada ruang pengelola,
terdapat ventilasi tetapi kurang mencukupi tapi dilengkapi air conditioner.Untuk
alat pemadam kebakaran, sudah sangat baik yang dibbuktikan dengan tersedia
alat pemadam kebekaran yang sangat lengkap, tersedia di tempat yang mudah
dijangkau dan sudah dilengkapi dengan Standart Operational Procedure. Untuk
kondisi lantai, di beberapa titik masih ditemukan lantai yang retak dan pada
lantai penjualan daging, kondisinya licin dan basah sehingga sangat berbahaya
bagi pengunjung.
5.2 Saran
a. Tempat sampah di pasar Kapas Krampung tidak memenuhi syarat sanitasi
yang baik. Sebaiknya tempat sampah dipisahkan antara sampah kering dan
sampah basah, agar dapat dipilah pengolahan sampahnya. Selain itu tempat
sampah yang baik adalah yang memiliki tutup dan mudah dibuka.
b. Perlu dilakukan penghijauan di area sekitar pasar Kapas Krampung untuk
menambah RTH agar tidak panas dan suplai oksigen tercukupi yaitu berupa
penambahan ruang terbuka hijau seperti penanaman tanaman perdu dan
pelindung misalnya pohon mahoni.
c. Seharusnya tersedia Kawasan Terbatas Merokok agar dapat menambah
kenyamanan pengunjung karena tidak terganggu asap rokok.
d. Seharusnya di Pasar Kapas Krampung disediakan pos pelayanan kesehatan
untuk berjaga-jaga apabila terdapat pekerja, pedagang, maupun pengunjung
yang sakit. Selain itu perlu disediakan kotak P3K yang memadai.
40
e. Kondisi lantai pasar perlu peremajaan pada lantai yang retak dan pada lantai
penjualan daging perlu adanya petugas yang stand by setiap saat untuk
mngeringkan lantai yang sering basah.
f. Perlu adnya peremajaan lampu sebagai salah satu sumber pencahayaan dan
kipas angin sebagai salah satu sumber ventilasi pasar
g. Perlu adanya wadah tertutup untuk penampungan bulu ayam yang sudah
tidak digunakan
DAFTAR PUSTAKA
- Disitasi : 10 Desember 2012 ,jam : 19.34 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasi
41
- Disitasi : 10 Desember 2012, jam : 19.23 WIB
http://www.scribd.com/doc/102755103/sanitasi-pasar
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Penyelenggaraan Pasar Sehat.
- Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor :
53/M-Dag/Per/12/2008
- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007
- Kepmen LH nomor 112 tahun 2003 tentang kualitas air limbah
42