web viewtersebut. karena tanpa adanya kesadaran dari penjual dan pembeli, tentunya tidak akan dapat...

57
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa literatur yang disebut tempat umum adalah suatu tempat dimana orang banyak atau masyarakat umum berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara sementara (insidentil) maupun secara terus menerus (permanent), baik membayar maupun tidak membayar. Perbelanjaan merupakan salah satu diantara tempat-tempat umum yang mana sangat sering dikunjungi oleh masyarakat terutama pasar. Karena pasar pada umumnya menjual kebutuhan sehari-hari mulai dari bahan pangan hingga bahan siap saji, pasar tidak hanya menjual bahan pangan saja, melainkan juga menjual sandang hingga papan. Maka dari itu, pasar merupakan tempat yang sangat penting bagi masyarakat dimana pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli, tempat dimana transaksi jual beli dilaksanakan secara langsung dan biasanya terjadi proses tawar menawar. Pentingnya keberadaan pasar selain dalam bidang ekonomi yang mana digunakan masyarakat sebagai tempat jual-beli, pasar juga dapat menjadi sumber penyebaran penyakit bagi masyarakat. Sumber penyebaran penyakit tersebut dapat disebabkan oleh sanitasi pasar yang 1

Upload: truongxuyen

Post on 02-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut beberapa literatur yang disebut tempat umum adalah suatu

tempat dimana orang banyak atau masyarakat umum berkumpul untuk melakukan

kegiatan baik secara sementara (insidentil) maupun secara terus menerus

(permanent), baik membayar maupun tidak membayar. Perbelanjaan merupakan

salah satu diantara tempat-tempat umum yang mana sangat sering dikunjungi oleh

masyarakat terutama pasar. Karena pasar pada umumnya menjual kebutuhan

sehari-hari mulai dari bahan pangan hingga bahan siap saji, pasar tidak hanya

menjual bahan pangan saja, melainkan juga menjual sandang hingga papan. Maka

dari itu, pasar merupakan tempat yang sangat penting bagi masyarakat dimana

pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli, tempat dimana

transaksi jual beli dilaksanakan secara langsung dan biasanya terjadi proses tawar

menawar.

Pentingnya keberadaan pasar selain dalam bidang ekonomi yang mana

digunakan masyarakat sebagai tempat jual-beli, pasar juga dapat menjadi sumber

penyebaran penyakit bagi masyarakat. Sumber penyebaran penyakit tersebut

dapat disebabkan oleh sanitasi pasar yang buruk, perilaku hidup bersih dan sehat

antara penjual dan pembeli yang kurang baik, serta kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang PHBS dapat mempercepat penyebaran penyakit yang ada.

Lingkungan pasar yang tidak terawat dapat menyebabkan pasar menjadi kotor,

pengap, dan berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya segala macam vektor

penyakit antara lain lalat, kucing, tikus, kecoa, dll. Maka dari itu, perlu

dilakukannya upaya pengawasan dan pengendalian kebersihan pasar agar dapat

memenuhi Syarat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Penyelenggaraan Pasar Sehat.

Pasar yang sehat tidak hanya dapat dilihat dari lingkungan pasar tersebut

saja, tetapi juga dilihat dari kebiasaan penjual dan pembeli di dalam pasar

1

tersebut. Karena tanpa adanya kesadaran dari penjual dan pembeli, tentunya tidak

akan dapat mewujudkan adanya pasar sehat itu sendiri. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Sanitasi lingkungan pasar adalah usaha untuk mengawasi,

mencegah,mengontrol dan mengendalikan segala hal yang ada di lingkungan

pasar terutamayang dapat menularkan terjadinya suatu penyakit. Sanitasi

lingkungan pasar initerkait semua hal yang ada di dalam pasar meliputi letak

pasar, bangunan pasar,sanitasi pasar, dan fasilitas penunjang lainnya

1.2 Rumusan Masalah

1) Apakah sanitasi Pasar Kapas Krampung Surabaya telah memenuhi Syarat

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Penyelenggaraan Pasar Sehat?

2) Fasilitas sanitasi apa sajakah yang terdapat di pasar kapas krampung?

3) Bagaimanakah proses pengolahan limbah di pasar kapas krampung?

1.3 Tujuan

1. Melihat apakah pasar Kapas Krampung Surabaya telah memenuhi Syarat

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Penyelenggaraan Pasar Sehat.

2. Menilai sanitasi perbelanjaan di Pasar Kapas Krampung Surabaya.

3. Mengidentifikasi pemenuhan ketersediaan fasilitas sanitasi di Pasar Kapas

Krampung Surabaya

4. Mempelajari serta melihat proses pengelolaan limbah yang ada di Pasar

Kapas Krampung Surabaya.

1.4 Manfaat

Dapat memberikan informasi seputar sanitasi Pasar Kapas Krampung sesuai

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Penyelenggaraan Pasar Sehat. Sehingga, dapat

menjadi bahan pertimbangan bagi pengelola Pasar Kapas Krampung untuk

2

mengadakan perbaikan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat berkaitan dengan

penyelenggaraan pasar sehat.

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tempat-tempat Umum

Tempat umum adalah suatu tempat dimana orang banyak berkumpul

untuk melakukan kegiatan baik secara isidentil maupun terus menerus, secara

membayaratau tidak membayar (Suparlan, 1988). Kriteria suatu tempat umum

adalahterpenuhinya beberapa syarat sebagai berikut:

a. Diperuntukkan bagi masyarakat umum.

b. Harus ada gedung/tempat yang permanen.

c. Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, dan pengunjung).

d. Harus ada fasilitas (saluran air bersih, WC, urinoir, tempat sampah, danlain-

lain).

2.2 Pengertian Sanitasi Tempat Umum

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih

dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan

bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan

meningkatkan kesehatan manusia. Sanitasi tempat umum adalah suatu usaha

untuk mengawasi dan mencegahkerugian dari pemanfaatan maupun hasil usaha

(produk) oleh dan untuk umumterutama yang erat hubungannya dengan

timbulnya/menularnya suatu penyakit.(Suparlan, 1988)

Sementara menurut WHO, sanitasi lingkungan adalah mengatur semua

faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologi, sosial maupun ekonomi

manusia yang mempunyai pengaruh yang merugikan perkembangan fisik dan

daya hidup manusia. Sanitasi bukan hanya tindakan untuk mencegah timbulnya

penyakit saja. Melainkan juga tindakan terhadap gangguan-gangguan lainnya.

Untuk membina lingkungan yang sehat perlu tindakan keteknikan (engineering).

Tindakan tersebut dapat berupa :

a. Kuratif ( penyembuhan )

4

b. Preventif Medicine ( pengobatan pencegahan)

c. Preventif Teknik ( Tindakan Membina Lingkungan)

2.3 Pengertian Pasar

Menurut PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

INDONESIA Nomor : 53/M-DAG/PER/12/2008 dan PERATURAN PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2007, Pasar adalah area

tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut

sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat

perdagangan maupun sebutan lainnya.

Adapun pengertian pasar dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur

Nomor 3 Tahun 2008 yaitu, pasar merupakan area tempat jual beli barang dan

atau tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan jumlah penjual lebih dari

satu, baik yang disebut sebagai pasar tradisional maupun pasar modern dan/atau

pusat perbelanjaan, pertokoan, perdagangan maupun sebutan lainnya.

Pasar Kapas Krampung Surabaya yang terletak di kawasan Jl. Kapas

Krampung atau dekat dengan Gelanggang Olah raga (Gelora) 10 Nopember

adalah salah satu pasar tradisional kota. Dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa

Timur Nomor 3 Tahun 2008 telah dibahas bahwa, Pasar tradisional adalah pasar

yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik

Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta

berupa tempat usaha yang berbentuk toko, kios, los, dan tenda yang

dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil menengah, koperasi dengan usaha skala

kecil, modal kecil dan melalui proses jual beli barang dagangan dengan tawar -

menawar. Pada Peraturan yang sama juga disebutkan bahwa Pasar tradisional

kota adalah pasar yang dikelola oleh Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik

Daerah, Koperasi yang ruang Iingkup pelayanannya meliputi satu wilayah

5

Kabupaten/Kota dengan jenis perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari,

sandang serta jasa yang lebih lengkap dari pasar desa atau kelurahan.

2.4 Sanitasi Lingkungan Pasar

Sanitasi lingkungan pasar adalah usaha untuk mengawasi, mencegah,mengontrol

dan mengendalikan segala hal yang ada di lingkungan pasar terutamayang dapat

menularkan terjadinya suatu penyakit. Sanitasi lingkungan pasar initerkait semua

hal yang ada di dalam pasar meliputi letak pasar, bangunan pasar,sanitasi pasar,

dan fasilitas penunjang lainnya

2.5 Persyaratan Sanitasi Pasar

Suatu tempat umum harus memenuhi persyaratan sanitasi tidak terkecuali

pasar tradisional, salah satu dari jenis pusat perbelanjaan. Persyaratan sanitasi

untuk pasar tradisional khususnya diambil dari Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor : 519/Menkes/SK/VI/2008 tentang penyelenggaraan

pasar sehat dengan beberapa modifikasi yang sudah disesuaikan dengan situasi

dan kondisi setempat, yaitu:

1. Lokasi

a. Mempunyai izin bangun

b. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti: bantaran

sungai, aliran lahar, rawan longsor, banjir, dan sebagainya.

c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur

pendaratan penerbangan termasuk sempadan jalan.

d. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah

atau bekas lokasi pertambangan.

e. Mempunyai batas wilayah yang jelas, antara pasar dan lingkungannya.

2. Konstruksi bangunan

a. Atap

Atap harus kuat dan tidak bocor.

b. Dinding

Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab, dan berwarna terang.

6

c. Lantai

1) Lantai terbuat dari bahan yang kedap air, permukaan rata, tidak

licin, tidak retak, dan mudah dibersihkan.

2) Lantai yang selalu terkena air, misalnya kamar mandi, tempat

cuci dan sejenisnya harus mempunyai kemiringan ke arah

saluran dan pembuangan air sesuai ketentuan yang berlaku

sehingga tidak terjadi genangan air.

d. Pencahayaan

Pencahayaan cukup terang dan dapat melihat barang dagangan dengan

jelas.

e. Ventilasi

Ventilasi harus memenuhi syarat minimal 20 % dari luas lantai.

f. Penataan ruang dagang

1) Pembagian area sesuai dengan peruntukannya

2) Zoning dengan identitas lengkap

3) Lebar lorong antar los minimal 1,5 meter

4) Jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan

bangunan pasar minimal 10 meter atau dibatasi tembok

g. Langit-langit

Tinggi minimal 2,8 meter dari lantai.

3. Persyaratan kesehatan dan sanitasi

a. Air bersih

1) Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup setiap hari secara

berkesinambungan, minimal 40 liter per pedagang.

2) Kualitas air bersih yang tersedia memenuhi persyaratan.

3) Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal 10

meter.

b. Kamar mandi dan toilet

1) Harus tersedia toilet laki-laki dan perempuan yang terpisah

dilengkapi dengan anda/simbol yang jelas dengan proporsi sbb:

7

Tabel 2.1. Persyaratan jumlah kamar mandi dan toilet

No Jumlah Pedagang Jumlah Kamar Mandi Jumlah Toilet

1 1 s/d 25 1 1

2 25 s/d 50 2 2

3 50 s/d 100 3 3

Setiap penambahan 40-100 orang harus ditambah 1kamar

mandi dan 1 toilet

2) Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam

jumlah yang cukup dan bebas jentik

3) Didalam toilet harus tersedia jamban leher angsa, peturasan, dan

bak air.

4) Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yang cukup yang

dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.

5) Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dg

kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga tidak terjadi

genangan.

c. Pengelolaan sampah

1) Setiap kios/los/lorong terseia tempat sampah basah dan kering.

2) Terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup,

dan mudah dibersihkan.

3) Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan, dan

mudah dipindahkan.

4) Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS), kedap air,

kuat, mudah dibersihkan, dan mudah dijangkau petugas pengangkut

sampah.

5) Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam.

d. Pembuangan limbah cair

1) Terdapat saluran pembuangan air limbah, saluran tertutup

2) Saluran terbuat dari bahan yang kedap air

8

3) Ada pengelolaan limbah

e. Tempat cuci tangan

1) Fasilitas cuci tangan ditempatkan di lokasi yang mudah dijangkau.

2) Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir

dan limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup.

f. Kualitas makanan dan bahan pangan

Bungkus makanan tidak rusak atau penyok dan tidak ada buah atau

sayuran yang busuk.

g. Desinfeksi pasar

Desinfeksi pasar harus dilakukan secara menyeluruh 1 hari dalam

sebulan.

4. Keamanan dan Keselamatan

a. Pemadam Kebakaran

1) Tersedia peralatan pemadam kebakaran yang cukup dan berfungsi

serta tidak kadaluwarsa.

2) Tersedia hidran air dengan jumlah cukup menurut ketentuan

berlaku.

3) Letak peralatan pemadam kebakaran mudah dijangkau dan ada

petunjuk arah penyelamatan diri.

4) Adanya petunjuk prosedur penggunaan alat pemadam kebakaran.

b. Keamanan

1) Tersedia pos keamanan dilengkapi dengan personil dan

peralatannya.

2) Ada CCTV

3) Ada penangkal petir

4) Instalasi listrik terpasang dengan baik dan tertutup rapi

5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

a. Pedagang dan Pekerja

9

Bagi pedagang karkas daging/unggas, ikan dan pemotong unggas

menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan pekerjaanannya

(sepatu boot, sarung tangan, celemek, penutup rambut dll)

b. Pengunjung

Berpola hidup bersih dan sehat, seperti : tidak buang sampah

sebarangan, tidak merokok, tidak meludah dan buang dahak

sembarangan dan lain-lain.

c. Pengelola

Mempunyai pengetahuan dan keterampilan dibidang higiene sanitasi

dan keamanan pangan.

6. Fasilitas Lain

a. Tempat sarana ibadah

Tersedia tempat ibadah dan tempat wudlu dengan lokasi yang mudah

dijangkau dengan sarana yang bersih dan tidak lembab.

b. Pos pelayanan kesehatan

Tersedia pos pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau dan peralatan

pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) yang memadai.

c. Area parkir

1) Parkiran mobil, motor, dan sepeda terpisah

2) Luas 1 mobil = luas bangunan dibagi 60 m2

3) Ada jalur dan tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas

d. Gudang tempat penyimpanan barang

Ada gudang tempat penyimpanan barang yang tersusun dengan rapi.

e. Ruang terbuka hijau

Ruang terbuka hijau tersedia dengan jumlah yang memadai.

f. Kawasan terbatas merokok

1) Ada peraturan tertulis di pasar

2) Tersedia ruangan khusus merokok

10

BAB III

METODE KEGIATAN

3.1 Lembar Instrumen Penilaian Observasi

Peraturan-peraturan yang digunakan terkait dengan penyusunan lembar

instrumen observasi adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3

Tahun 2008 tentang Perlindungan, Pemberdayaan Pasar Tradisional dan

Penataan Pasar Modern di Provinsi Jawa Timur dan Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar

Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Suatu tempat umum harus

memenuhi persyaratan sanitasi tidak terkecuali pasar tradisional, salah satu dari

jenis pusat perbelanjaan. Persyaratan sanitasi untuk pasar tradisional dalam

penyusunan lembar instrumen penilaian sanitasi ini khususnya diambil dari

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat.

Lembar instrumen penilaian observasi sanitasi meliputi tujuh komponen

penilaian yaitu lokasi pasar, bangunan pasar, konstruksi bangunan pasar,

persyaratan kesehatan dan sanitasi, perilaku hidup bersih dan sehat, peralatan ,

dan fasilitas lain. Masing-masing memiliki nilai dan bobot masing-masing. Tiap

komponen mempunyai total bobot 100. Selanjutnya, menentukan proporsi bobot

setiap komponen dengan total bobot seluruh komponen adalah 100. Bobot

diberikan sesuai tingkat kebutuhan atau kepentingan. Penilaian dilakukan dengan

mengalikan skor dengan bobot pada tiap-tiap subkomponen. Kemudian

menentukan nilai per komponen, total nilai yang dinilai, dan total nilai

maksimum. Untuk persentasenya maka total nilai yang dinilai dibagi total nilai

maksimum kemudian hasilnya dikali 100%.

Nilai = Skor x Bobot

Nilai per komponen = ∑ skor x bobot (per komponen)

Total nilai yang dinilai = ∑ Nilai per komponen x bobot komponen/100

Total nilai maksimum = ∑ Nilai max per komponen x bobot komponen/100

11

Persentase = Total nilai yang dinilai x 100 %

Total nilai maksimum

=

Hasil persentasenya akan mengggambarkan kesesuaian dengan indikator

sanitasi pasar. Indikatornya antara lain:

Sanitasi baik sekali = ≥ 80 %

Sanitasi baik = 61 % - 80 %

Sanitasi cukup = 41 % - 60 %

Sanitasi buruk = ≤ 40 %

3.2 Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memenuhi kelengkapan data yang

dibutuhkan selama observasi. Observasi dilakukan dengan wawancara pada

beberapa pengurus pasar. Sehingga, sumber data yang digunakan yaitu dari

wawancara dan observasi langsung yang disebut dengan data primer. Selain itu

kami melengkapi data melalui web Pasar Kapas Krampung Surabaya.

3.3 Pelaksanaan

Observasi pertama dilakukan pada tanggal 06 desember 2012 pukul 10.30

WIB. Terdapat pendampingan khusus oleh pihak pengurus pasar. Namun

wawancara dilakukan dengan narasumber salah seorang pengurus saja (bukan

ketua pasar). Dalam hal ini, karena pihak pengurus pasar memberikan dua

narasumber, maka kelompok dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing

terdiri dari 4 dan 3 orang. Kelompok pertama terdiri dari 3 orang yang menilai

lokasi, bangunan pasar, konstruksi bangunan, dan persyaratan kesehatan dan

sanitasi. Kemudian kelompok berikutnya yang terdiri dari 4 orang menilai

perilaku hidup bersih dan sehat, peralatan, dan fasilitas lain serta wawancara

pada narasumber. Berikut pembagian tugas pada kelompok kami:

Team 1 :

- Dokumentasi dan Mengukur : Risyad Indra

12

- Mencatat : Furi Nihayatus S.

- Pewawancara : Isshaini Abzizah

Team 2 :

- Pewawancara : Indi Mizar, dan Rekha Finazis

- Mencatat : Okky Risma P

- Dokumentasi : Tika Prastia

3.4 Alat Pendukung

Untuk mendukung kelengkapan data observasi maka diperlukan alat

pendukung. Alat pendukung yang digunakan yaitu :

a. Meteran

Meteran digunakan untuk mengukur mengukur, luas bangunan, panjang serta

lebar dan tinggi kios ataupun bangunan.

b. Kamera

Kamera digunakan untuk mendokumentasikan sanitasi Pasar Kapas

Krampung.

3.5 Cara Pengukuran dengan Alat Pendukung

a. Pengukuran luas ventilasi

Kriteria luas ventilasi yang dipersyaratkan adalah minimal 20% dari luas

lantai. Pengukuran luas ventilasi mengunakan pengukuran secara subjektif

kelompok berdasarkan pengamatan secara langsung terhadap ventilasi-

ventilasi yang ada karena konsep Pasar Kapas Krampung ini terbuka di setiap

sisi, sehingga menurut kelompok kami untuk ventilasi sudah mencukupi

syarat minimal 20% dari luas lantai. Selain itu, juga dirasakan untuk suplai

pertukaran udara sangat lancar dan ventilasi di pasar ini dilengkapi pula

dengan blower dan kipas angin.

13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Pasar Kapas krampung

Pasar Kapas Krampung beralamatkan di Jalan Kapas Krampung No. 45

Kelurahan Tambak Rejo, Kecamatan Simokerto, Surabaya Timur. Lokasi tepat

pertigaan jalan (Kapas Krampung-Tambak Rejo) atau dekat dengan Gelanggang

Olah raga (Gelora) 10 Nopember. Pusat belanja eceran ini lebih dikenal orang

dengan Pasar Tambak Rejo/Pasar Kapas Krampung Baru setelah pasar yang lama

habis dilalap api pada saat terjadi kebakaran. Pasar ini kemudian di bangun

kembali dan diubah dengan konsep pasar modern dengan gedung yang besar dan

bertingkat (lebih terlihat rapi). Tempat ini di bagi menjadi dua lantai. Lantai atas

di rancang dengan sistem mall (Ramayana dan beberapa outlet baju) dan untuk

lantai bawah pasar eceran/tradisional.

Pasar Kapas Krampung yang buka pukul 00.00-21.00 WIB ini

mempunyai luas tanah sebesar 28.052 m² yang diperoleh pada tahun 1972

dengan status kepemilikan tanah oleh PD Pasar Surya. Luas bangunan sebesar

18.233,39 m², dengan jumlah stand 3.247 buah dan sekitar 1.788 jumlah

pedagang. Pembagian wilayah penjualan telah tertata dalam kios-kios yang

dipisahkan dengan penanda khusus. Pembagian wilayah tersebut seperti halnya,

penjualan makanan siap saji, bahan pangan, pakaian, perhiasan, dan lain

sebagainya. Dalam pasar terdapat fasilitas-fasilitas yang cukup lengkap,

diantaranya tempat sampah, area parkir, mushola, toilet, detektor asap, alarm

kebakaran, APAR, dan lain-lain.

Pasar ini memilik batas wilayah yang jelas. Dimana batas sebelah utara

adalah jalan tambak segaran, batas sebelah selatan adalah jalan kapas krampung,

batas sebelah timur adalah SDN Rangkah I, dan batas sebelah barat adalah jalan

tambakrejo.

14

Pasar kapas krampung juga sudah mengusahakan air bersih yang berasal

dari PAM, penempatan tempat sampah, disinfeksi pasar, dan juga tersedianya

IPAL untuk mengolah limbah cair dari mall dan pasar Kapas Krampung.

4.2 Lokasi

Pasar Kapas Krampung ini sudah sesuai dengan Rancangan Tata Wilayah

dan Kota (RTRW) setempat, serta telah memiliki ijin mendirikan bangunan.

Lokasinya berdiri pasar ini berada di tempat yang tidak rawan bencana, tidak

rawan kecelakaan, tidak dibagun di bekas tempat pembuangan sampah akhir

(TPA) dan memiliki batas wilayah yang jelas. Batas sebelah utara adalah jalan

tambak segaran, batas sebelah selatan adalah jalan kapas krampung, batas sebelah

timur adalah SDN Rangkah I, dan batas sebelah barat adalah jalan tambakrejo.

Berdasarkan hasil observasi kami sepakat memberi nilai 1 yang artinya kriteria

lokasi pasar kapas krampunga telah memenuhi syarat pasar sehat.

4.3 Bangunan Pasar

4.3.1 Tata ruang dagang

Tata ruang dagang untuk Pasar Kapas Krampung ini sudah cukup baik

dimana sudah ada pembagian daerah (zoning) serta penggunaan yang

sudah sesuai dengan pengelompokannya. Tiap-tiap wilayah memiliki tanda

yang jelas. Lorong dengan lebar lebih dari 1,5 meter. terdapat pula tempat

penampungan dan pemotongan unggas dengan dibatasi oleh tembok.

Sehingga untuk penilaian tata ruang dagang kami nilai sesuai dengan nilai

2 bagi zoning, serta masing-masing 1 bagi identitas masing-masing

kelompok, pengelompokan khusus, lebar lorong, serta jarak tempat

penampungan dan pemotongan unggas.

15

Gambar 4.1 Papan Penunjuk Pembagian Daerah (Zoning)

4.3.2 Ruang kantor pengelola

Kriteria yang ditentukan untuk ruang kantor pengelola adalah

adanya ventilasi yang cukup, pencahayaan yang cukup dan tidak

menyilaukan serta tersedianya toilet. Dari kriteria tersebut, masing-masing

sudah cukup baik. Namun untuk kondisi ventilasi yang harus minimal 20%

luas lantai serta pencahayaan yang terang dan tidak menyilaukan masih

kurang terpenuhi.

Gambar 4.2 Ruang Kantor Pengelola

16

Gambar 4.3 Kondisi Dinding Ruang Pengelola

4.3.3 Tempat penjualan bahan pangan dan makanan

a. Tempat penjualan bahan pangan basah

Memiliki kriteria meja tempat penjualan yang tahan karat

dengan, karkas daging digantung, telenan yang terbuat dari bahan yang

bukan kayu serta kedap air, memiliki tempat cuci tangan dan tempat

sampah yang terpisah. Dari lima kriteria tersebut, ada dua kriteria

tidak terpenuhi antara lain mengenai telenan dan tempat sampah.

Dalam observasi yang kami lakukan, penjual menggunakan telenan

kayu serta sampah di tempat penjualan bahan pangan basah tidak

dipisahkan.

Gambar 4.4 Zona Penjualan Daging

17

b. Tempat penjualan bahan pangan kering

Untuk tempat penjualan bahan pangan kering memiliki kriteria

seperti meja tempat berjualan yang terbuat dari bahan tahan karat,

tempat cuci tangan dan tempat sampah yang terpisah. Dari semua

kriteria tersebut, tempat sampah kembali menjadi permasalahan utama

karena tidak adanya pemisahan sampah kering dan sampah basah.

Serta meja tempat berjualan masih ada yang menggunakan meja kayu.

Sekalipun yang menggunakan meja dari bahan tahan karat lebih

banyak.

Gambar 4.5 Zona Penjualan Sayur

Gambar 4.6 Tempat Sampah Zona Penjualan Bahan Pangan Kering

18

c. Tempat penjualan makanan matang/siap saji

Kriteriannya adalah meja tempat berjualan memiliki meja

tempat berjualan yang terbuat dari bahan tahan karat, ada tempat cuci

tangan, ada tempat mencuci peralatan, dan tempat sampah yang

terpisah antara sampah basah, kering dan tertutup. Dari semua kriteria

tersebut, tidak adanya pemisahan sampah basah, kering, dan tertutup.

Selain itu juga tidak ada tempat cuci peralatan yang memadai. Dan

juga meja yang kebanyakan menggunakan meja kayu (semi

permanent).

Gambar 4.7 Zona Penjualan Makanan Matang / Siap Saji

4.4 Persyaratan konstruksi bangunan

4.4.1 Langit-langit

Kriteria langit-langit yang diijinkan adalah minimal 2,8 meter. Dan

Pasar Kapas Kerampung ini memiliki tinggi lebih dari 2,8 meter. Tinggi

langit-langit ini sendiri adalah 3,5 meter, sehingga hal tersebut sudah

memenuhi persyaratan.

4.4.2 Atap

Kriteria dari atap yang dipersyaratkan adalah kuat dan tidak bocor

serta dilengkapi penangkal petir. Pasar Kapas Krampung telah memenuhi

19

semua persyaratan tersebut. Dengan memiliki atap yang kuat dan tidak

bocor, serta memiliki penangkal petir pada atap bangunan.

4.4.3 Dinding

Kriteria dari dinding yang dipersyaratkan adalah bersih, tidak lembab,

dan berwarna cerah. Namun hasil observasi kami, dinding di Pasar Kapas

Krampung ini kurang memenuhi kriteria tersebut karena dinding yang agak

kotor, berwarna kurang cerah (kusam) dan kondisinya agak lembab. Maka

dari itu kelompok kami sepakat memberi nilai 1.

4.4.4 Lantai

Persyaratan dari lantai yang baik adalah jika lantai tersebut dibuat dari

bahan yang kedap air, tidak licin, rata dan tidak pecah atau retak, dalam

keadaan kering serta bersih. Secara umum, bahan yang digunakan sebagai

lantai di Pasar Kapas Krampung ini dibuat dari bahan yang kedap air dan

tidak licin serta rata. Pada zona penjualan pakaian dan makanan siap saji,

kondisi lantainya kering dan bersih. Saat memasuki zona penjualan sayuran

memang kondisi lantai masih kering namun terlihat agak kotor dengan

adanya beberapa sampah sayuran yang tidak dibersihkan. Sedangkan pada

zona penjualan daging dan ikan kondisi lantai bersih namun basah, keadaan

tersebut dapat membahayakan keselamatan pengunjung maupun pedagang

itu sendiri, seperti terpeleset.

20

Gambar 4.8 Kondisi lantai yang rusak pada zona pakaian

Gambar 4.9 Kondisi lantai yang kotor pada zona penjualan daging dan ikan

4.4.5 Ventilasi

Ventilasi yang dikatakan baik jika memenuhi kriteria ventilasi > 20% dari luas lantai.

Di Pasar Kapas Kerampung ini sudah memenuhi kriteria tersebut. Luas lantai pasar

ini adalah 18.233.39 m2 serta untuk pengukuran luas ventilasi mengunakan

pengukuran secara subjektif kelompok berdasarkan pengamatan secara langsung

terhadap ventilasi-ventilasi yang ada karena konsep Pasar Kapas Krampung ini

terbuka di setiap sisi, sehingga menurut kelompok kami untuk ventilasi sudah

mencukupi syarat minimal 20% dari luas lantai. Suplai pertukaran udara sangat lancar

21

dan ventilasinya juga dilengkapi ventilasi mekanik berupa kipas angin dan blower

sehingga kelompok kami sepakat memberikan nilai 2 untuk poin ini.

Gambar 4.10 Ventilasi (Blower)

Gambar 4.11 Kipas Angin

4.4.6 Pencahayaan

Pencahanyaan di Pasar Kapas Kerampung ini kurang memenuhi

kriteria pencahayaan yang mana ada pencahayaan, tidak redup, serta gelap.

Namun, dari hasil observasi mengunakan pengukuran secara subjektif

kelompok berdasarkan pengamatan secara langsung terhadap pencahayaan.

Didapatkan hasil bahwa pencahayaan di pasar kapas krampung redup lux

sehingga kami memberikan nilai 1 untuk poin ini.

22

Gambar 4.12 Lampu Untuk Membantu Pencahayaan

4.4.7 Konstruksi Bangunan tidak mengganggu penglihatan

Konstruksi bangunan tidak menggangu penglihatan kami beri poin

1 karena bangunan tersebut telah memenuhi RTRW setempat.

4.5 Persyaratan kesehatan dan sanitasi

4.5.1 Penyediaan air bersih

Kriteria dari penyediaan air bersih ini terkait dengan kondisi air,

ketersediaan air, jarak sumber air bersih dengan septic tank, ketersediaan

tandon air dan kondisi kran, serta pemeriksaan kualitas air bersih.

Bedasarkan observasi kondisi air yang tersedia bersih dan alirannya lancar.

Ketersediaan air kurang, yaitu < 40 liter per pengunjung, jarak antara

sumber air dan septic tank > 10 meter.

4.5.2 Drainase

Kriteria yang dinilai adalah saluran drainase, pengelolaan limbah, serta

kualitas limbah outlet (sesuai dengan Kepmen LH nomor 112 tahun 2003

tentang kualitas air limbah). Hasil observasi yang telah dilakukan di Pasar

Kapas Krampung sudah terdapat saluran drainase akan tetapi dengan

kondisi terbuka, saluran tersebut terbuat dari bahan yang kedap air.

Kemudian pengelolaan limbah serta kualitas limbah outlet sudah sesuai

23

dengan kriteria. Untuk pengolahan air limbah sendiri yaitu menggunakan

metode pengolahan limbah berupa filtrasi dan sedimentasi, yang mana

kolam sedimentasi berada di ruang pengolahan limbah. Air limbah dari

SPAL awalnya disaring untuk memilsahkan dengan sampah-sampah padat

yang ikut terbawa. Air yang sudah disaring tadi diendapkan untuk

kemudian disalurkan kerumah pompa kedua untuk sebagian digunakan

sebagai air pemadam kebakaran dan sebagian untuk dibuang ke sungai.

Gambar 4.13 Pengolahan Air 1 (Sedimentasi)

4.5.3 Pengelolaan sampah

Kriteria yang diobservasi adalah jumlah tempat sampah, bahan tempat

sampah, jenis tempat sampah, alat angkut sampah, tempat pembuangan

sampah sementara dan jadwal pengangkutan sampah serta pengomposan

3R. Dalam hasil observasi yang dilakukan diperoleh bahwa tempat sampah

yang tersedia jumlahnya tebatas dan sampah tidak terpisah. Namun

demikian tempat sampah yang ada terbuat dari bahan yang kuat, kedap

air,dan mudah dibersihkan namun dalam keadaan terbuka. Selain itu juga

sudah ada tempat pembuangan sampah sementara yang kedap air dan

lokasinya sulit dijangkau (sebelah timur pasar), tersedia juga mobil

24

pengakut sampah yang akan mengangkut sampah setiap harinya secara

rutin setiap jam 10 pagi.

Gambar 4.14 TPS

Gambar 4.15 Tempat Sampah

Gambar 4.16 Komposter Aerob

25

4.5.4 Kamar mandi dan toilet

Karakteristik yang diamati antara lain adalah jumlah kamar mandi dan

toilet, tipe toilet, letak toilet dengan tempat penjualan dan letak toilet pria

dan wanita, kondisi lantai, ketersediaan air. Dari hasil observasi diperoleh

jumlah kamar mandi dan toilet cukup dimana 1 buah toilet dan kamar

mandi untuk max 25 orang , tipe toilet yang digunakan adalah leher angsa

saja , letak toilet pria dan wanita terpisah dan ada sekat, kondisi lantai

kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan, tersedia air bersih.

Gambar 4.17 Toilet

26

Gambar 4.18 Tipe Toilet

4.5.5 Tempat cuci tangan

Walaupun tersedia tempat cuci tangan dan memiliki air yang mengalir

tapi tidak ada sabun yang disediakan serta kran yang banyak tidak

berfungsi sehingga kelompok kami sepakat untuk memberikan nilai 1 pada

karakteristik ini.

Gambar 4.19 Tempat Cuci

Tangan

4.5.6 Kualitas makanan dan

bahan pangan

Kualitas makanan dan

bahan pangan yang dijual di

Pasar Kapas Krampung ini

27

bisa dikatakan sesuai dengan syarat karena pada makanan yang dijual tidak

ada bungkus makanan yang rusak atau penyok dan tidak ada buah atau

sayuran yang busuk. Namun bahan pangan yang dijual masih ada yang

dihinggapi lalat. Oleh karena itu untuk kualitas makanan yang dijual dalam

kemasan kami nilai 1 sedangkan pada bahan makanan kami nilai 0 karena

tidak memenuhi syarat.

4.5.7 Desinfeksi pasar

Desinfeksi pasar ada tetapi kami belum mendapat informasi yang

jelas tentang periode waktunya. Biasanya desinfeksi dilakukan pada malam

hari. Sehingga kami memberi nilai 1 karena ada dan tidak tentu.

4.5.8 Vektor dan Binatang Lain yang Mengganggu

Di Dalam pasar kapas krampung terdapat vektor atau binatang yang

mengganggu misalnya lalat dan kucing di daerah penjual daging dan di

penjualan ikan pindang ada lalat.

4.6 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

4.6.1 Pedagang dan Pekerja Menggunakan APD

Ada sebagian yang menggunakan APD bagi para pedagang dan

pekerja di pasar Kapas Krampung serta berperilaku bersih dan sehat,

seperti menggunakan celemek, sarung tangan, sepatu boath, penutup kepala

dengan skor 1. Berperilaku bersih dan sehat seperti cuci tangan dengan

sabun, pemotong unggas, tetapi masih ada yang membuang sampah

sembarangan dan lain sebagainya dengan skor 1.

Untuk pedagang makanan siap saji dengan keadaan yang sedang

menderita penyakit menular langsung juga ada disini seperti diare,

hepatitis, TBC, kudis dan ISPA dengan skor 0.

4.6.2 Pengunjung

Bagi pengunjung, keadaan berbanding terbalik dengan keadaan

pekerja dan pedagang di Kapas Krampung. Pengunjung masih tidak

memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat seperti membuang sampah

sembarangan dan tidak cuci tangan dengan sabun terutama setelah

28

memegang unggas atau hewan. Dan kami memberikan skor 0 dengan

berdasar keadaan yang kami pantau.

4.6.3 Pengelola

Dalam observasi diperoleh perilaku pengelola yang kurang memahami

dan mempunyai keterampilan tentang hygiene sanitasi dan keamanan

pangan sehingga kami memberi skor 1.

4.7 Peralatan

4.7.1 Pemadam Kebakaran

Alat pemadam kebakaran di Kapas Krampung mudah dijangkau dan

terdapat disetiap blok. Dan tertera tata cara pemakaian alat pemadam

kebakaran. Kondisi dari alat pemadam kebakaran sendiri masih baik dan

pedagang juga mengerti penggunaan alat pemadam kebakaran. Alat

pemadam kebakaran di Pasar Kapas Krampung berupa alat pemadam

kebakaran otomatis ,APAR dan hydran. Alat pemadam kebakaran otomatis

terpasang di seluruh penjuru area pasar, sehingga dapat dikatakan jumlah

alat pemadam kebakaran cukup. Berdasarkan analisa di atas maka

komponen alat pemadam kebakaran diskor 2 karena berfungsi dengan baik.

Jenis alat pemadam kebakaran diskor 2 karena terdiri dari alat pemadam

otomatis, APAR dan hydran. SOP pemakaian alat diskor 2 karena ada dan

sudah dapat dimengerti. Lokasi diskor 2 karena mudah dijangkau.

29

Gambar 4.20 Alat pemadam kebakaran otomatis

Gambar 4.21 APAR

Gambar 4.22 Hydrant

4.7.2 Alarm Kebakarann

Kriteria yang dipersyaratkan untuk alarm adalah terdapat alarm

kebakaran, yang mana diharapkan mampu memberikan peringatan jika

terjadi kebakaran.Sehingga komponen alarm ini kami skor 2.

30

Gambar 4.23 Alarm Kebakaran

4.7.3 Alat penangkal petir

Terdapat alat penangkal petir di Pasar Kapas Krampung sebagai salah

satu alat keamanan dan keselamatan yang tersedia. Sehingga komponen

kami beri skor 1 yaitu ada atau tersedia.

4.7.4 Instalasi listrik

Instalasi listrik di Pasar Kapas Krampung sudah terpasang rapi. Tidak

ada kabel yang bergantungan di luar yang tidak rapi sehingga memicu

terjadinya kecelakaan, seperti kesetrum atau pun kebakaran . Kabel-kabel

tersimpan dalam 1 kotak yang rapi dan kotak tersebut tertutup. Oleh karena

itu komponen instalasi listrik kami beri skor 2 yaitu terpasang rapi dan

tertutup.

31

Gambar 4.24 instalasi listrik

32

4.7.5 CCTV

Di Pasar Kapas Krampung tersedia kamera CCTV untuk memantau

setiap kejadian yang berlangsung. Berdasarkan kriteria tersebut, maka skor

untuk komponen ini adalah 1 karena ada CCTV.

4.8 Fasilitas Lain

4.8.1 Tempat atau sarana ibadah

Tersedianya tempat ibadah dan tempat wudhu yang bersih. Tepatnya

mushola berada di area parkir, dan disamping mushola terdapat tempat

wudhunya.

Gambar 4.25 Mushola

Gambar 4.26 tempat wudlu

4.8.2 Pos pelayanan kesehatan dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

(P3K)

33

Tidak tersedia pos pelayanan kesehatan maupun P3K di Pasar Kapas

Krampung. Karena tidak ada Pos P3K maka skor 0.

4.8.3 Area parkir

a. Parkir mobil, motor, sepeda terpisah

Area parkir motor dan mobil di Pasar Kapas Krampung

terpisah antara sepeda, motor, dan mobil. Sehingga kami beri skor 1

b. Ada jalur dan tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas

Pada pintu masuk area Pasar Kapas Krampung terdapat tanda

masuk dan keluar yang jelas sehingga tidak dimungkinkan terjadi

persimpangan kendaraan yang dapat menghambat pengunjung. Untuk

kategori ini kami beri skor 2.

Gambar 4.27 Tempat Parkir Motor

Gambar 4.28 Tempat Parkir Mobil

34

Gambar 4.29 Jalur dan Tanda Masuk Parkir Motor

4.8.4 Gudang/tempat penyimpanan barang

Persyaratan pada komponen ini adalah barang-barang di tempat

penyimpanan barang tersusun rapi dan tidak membahayakan. Karena di

Pasar Kapas krampung tidak terdapat gudang penyimpanan barang maka

skornya 0. Namun, penyimpanan barang dilakukan sendiri-sendiri oleh

masing-masing pedagang.

4.8.5 Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Ruang Terbuka Hijau di Pasar Kapas krampung sudah ada namun tidak

memenuhi standar RTH yang diperkenankan untuk kenyamanan. Sehingga

area luar Pasar Kapas krampung terasa panas. Seharusnya jumlah pohon

dan variasinya ditambah, mengingat kendaraan yang masuk juga banyak.

Maka skor untuk RTH adalah 1 yaitu ada tetapi jumlah tidak imbang.

35

Gambar 4.30 Ruang Terbuka Hijau

4.8.6 Kawasan Terbatas Merokok

Di pasar kapas krampung tidak terdapat peraturan tertulis yang jelas

mengatur mengenai Kawasan Terbatas Merokok (KTM). Tidak terdapat

ruangan atau area khusus untuk merokok di Pasar Kapas krampung.

Sehingga untuk komponen KTM ini kami beri skor 0

4.8.7 Pos Keamanan

Di Pasar kapas krampung tersedia pos keamanan dengan personel

keamanan didalamnya. Sehingga dengan kondisi yang kita amati ini, skor

yang kami berikan sebesar 2.

36

Gambar 4.31 Pos Kemanan

Berdasarkan hasil penilaian dari observasi yang kami lakukan di pasar kapas

krampung maka dapat dihitung sebagai berikut :

Nilai = Skor x Bobot

Nilai per komponen = ∑ skor x bobot (per sub komponen)

Total nilai yang dinilai = ∑ (Nilai per komponen x bobot komponen/100)

Total nilai maksimum = ∑ (Nilai max per komponen x bobot komponen/100)

= 696,15

Persentase = Total nilai yang dinilai x 100 %

Total nilai maksimum

= 442,8 x 100 %

696,15

= 63,6 %

Bandingkan dengan indikator kriteria persyaratan

Indikator:

Sanitasi baik sekali = ≥ 80 %

Sanitasi baik = 61% - 80%

Sanitasi cukup = 41% - 60%

Sanitasi buruk = ≤ 40 %

37

Kesimpulan : karena 63,,61% maka sanitasi Pasar Kapas Krampung dalam

keadaan baik, namun masih perlu peningkatan pemeliharaan sanitasi atau

perbaikan.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

38

Berdasarkan hasil uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

sanitasi Pasar Kapas Krampung adalah dalam kondisi baik sesuai dengan Syarat

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat;

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Perlindungan, Pemberdayaan Pasar Tradisional dan Penataan Pasar Modern di

Provinsi Jawa Timur dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112

Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat

Perbelanjaan dan Toko Modern. Hal ini dikarenakan angka persentase sanitasi

Pasar Kapas Krampung Surabaya hanya 63,61 % yaitu kurang dari persentase

standar sanitasi baik sekali yaitu ≥ 80 %. Namun masih perlu peningkatan

pemeliharaan sanitasi atau perbaikan, karena terdapat beberapa kriteria yang

belum baik.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada Kamis, 6 Desember 2012 di

Kapas Krampung Plaza, secara umum sanitasi tempa tersebut sudah termasuk

cukup baik untuk ukuran pasar. Pasar Kapas Krampung tersebut sudah ada

pemisahan tempat parker motor, mobil dan sepeda. Selain itu, tersedia juga

pangkalan angkutan umum. Di dalam pasar pun sudah ada pembagian lokasi

penjualan.

Untuk masalah ketersediaan tempat sampah pun sudah cukup baik, hal

tersebut dibuktikan di setiap blok cukup tersedia tempat sampah. Manajemen

pengangkutan sampah dilakukan sehari bias sampai 3 kali.

Untuk pengolahan limbah, di pasar ini juga tersedia system pengolaha limbah

yang dikelola sendiri yang kemudian disalurkan ke TPA Benowo. Selain itu

ditemukan juga sebuah incinerator, namun incinerator tersebut sudah lama tidak

digunakan.

Pada tempat pemotongan ayam, ruangannya terlalu lembab, agak bau, kurang

ventilasi, dan kurang pencahayaan. Selain itu, di depan tempat pemotongan

tersebut banyak hamburan bulu ayam yang jika tertiup angin akan berhamburan

keman-mana. Jarak pemotongan unggas kurang dari 10 meter. Untuk ruang

39

terbuka hijau yang dimiliki pasar sangatlah kurang, karena tidak sebanding

dengan luas area pasar tersebut. Untuk tempat KTM belum tersedia di pasar ini.

Saat siang hari, secara umum pencahayaan di dalam pasar masih

menggunakan banyak lampu. Dan ventilasi pasar, manajemen pasar

melengkapinya dengan menggunakan kipas angin. Pada ruang pengelola,

terdapat ventilasi tetapi kurang mencukupi tapi dilengkapi air conditioner.Untuk

alat pemadam kebakaran, sudah sangat baik yang dibbuktikan dengan tersedia

alat pemadam kebekaran yang sangat lengkap, tersedia di tempat yang mudah

dijangkau dan sudah dilengkapi dengan Standart Operational Procedure. Untuk

kondisi lantai, di beberapa titik masih ditemukan lantai yang retak dan pada

lantai penjualan daging, kondisinya licin dan basah sehingga sangat berbahaya

bagi pengunjung.

5.2 Saran

a. Tempat sampah di pasar Kapas Krampung tidak memenuhi syarat sanitasi

yang baik. Sebaiknya tempat sampah dipisahkan antara sampah kering dan

sampah basah, agar dapat dipilah pengolahan sampahnya. Selain itu tempat

sampah yang baik adalah yang memiliki tutup dan mudah dibuka.

b. Perlu dilakukan penghijauan di area sekitar pasar Kapas Krampung untuk

menambah RTH agar tidak panas dan suplai oksigen tercukupi yaitu berupa

penambahan ruang terbuka hijau seperti penanaman tanaman perdu dan

pelindung misalnya pohon mahoni.

c. Seharusnya tersedia Kawasan Terbatas Merokok agar dapat menambah

kenyamanan pengunjung karena tidak terganggu asap rokok.

d. Seharusnya di Pasar Kapas Krampung disediakan pos pelayanan kesehatan

untuk berjaga-jaga apabila terdapat pekerja, pedagang, maupun pengunjung

yang sakit. Selain itu perlu disediakan kotak P3K yang memadai.

40

e. Kondisi lantai pasar perlu peremajaan pada lantai yang retak dan pada lantai

penjualan daging perlu adanya petugas yang stand by setiap saat untuk

mngeringkan lantai yang sering basah.

f. Perlu adnya peremajaan lampu sebagai salah satu sumber pencahayaan dan

kipas angin sebagai salah satu sumber ventilasi pasar

g. Perlu adanya wadah tertutup untuk penampungan bulu ayam yang sudah

tidak digunakan

DAFTAR PUSTAKA

- Disitasi : 10 Desember 2012 ,jam : 19.34 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasi

41

- Disitasi : 10 Desember 2012, jam : 19.23 WIB

http://www.scribd.com/doc/102755103/sanitasi-pasar

- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Penyelenggaraan Pasar Sehat.

- Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor :

53/M-Dag/Per/12/2008

- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007

- Kepmen LH nomor 112 tahun 2003 tentang kualitas air limbah

42