yudaherdanto.blok 10.week1(2)
DESCRIPTION
rangkuman lecture blok 10TRANSCRIPT
DISASTER MEDICINE
“dari tahun ke tahun tingkat kematian akibat bencana terus menurun, namun jumlah bencana dan orang yang terkena dampak bencana terus meningkat”
(WHO data, 1951-2000)
APA YANG MEMPENGARUHI DATA WHO BISA DEMIKIAN? Adanya perubahan dari alam Prevensi yang semakin baik Mitigation & manajemen dari sosial ataupun kombinasi-nya Kemungkinan kesalahan dalam pelaporan
APA ITU DISASTER MEDICINE?Kerusakan pada sarana kesehatan umum akibat kerusakan luas pada ekologi
yang memiliki hubungan antara populasi dan lingkungan, yang terjadi sangat serius dan cepat (gempa) maupun lambat (kekeringan) sehingga mengganggu komunitas. Hal ini akan memberi respon pada pihak luar (PMI atau Palang merah dunia) untuk membantu.
KOMPONEN DISASTER MEDICINE?Merupakan humanitarian medicine / cabang dari ilmu kedokteran, yang merujuk
pada pertolongan darurat (emergency) dan aktivitas pelayanan kesehatan. Yang berhubungan dengan populasi yang terkena dampak, namun tidak berhubungan dengan ideologi politik dan tidak ada ikatan pemerintah.
PATOFISIOLOGI DISASTER MEDICINE?
HAZARD EVENT DAMAGE DISASTER
IMPACT
HAZARD!Memahami hazard maka akan membantu kita dalam prevensi juga mitigasi suatu
bencana. Hazard dibagi dalam 3 tipe….. Natural
Seismik Gempa, Gunung meletus, Tsunami, Meteor Climatic Angin (Tornado, badai), Presipitasi (Hujan, Salju, Es),
perubahan suhu bumi ekstrim (panas, dingin), erosi, kekeringan, desertifikasi, banjir, longsor salju/batu
Man-made Teknologi Nuklir, Zat kimia & Biologi, Kendaraan, Bangunan,
Ledakan, Kebakaran, Pengrusakan lingkungan. Konflik Perang, Embargo, Terorisme
Mixed (kekeringan, banjir, erosi, kebakaran, longsor, desertifikasi, infeksi epidemik)
1
EVENT!Suatu event memiliki karakteristik berdasarkan onset dan durasi-nya, dan hal ini dibagi:
Duration Onset Seketika (detik-jam)
Onset bertahap (hari-minggu)
Onset lambat(bulan-tahun)
Brief(detik-jam)
Gempa, Tsunami, Gunung meletus, Longsor.
Short(jam-hari)
Badai angin, infestasi Banjir, perubahan suhu
Intermediate (hari-minggu)
Gunung meletus, perang, infeksi epidemik
Infeksi epidemik Infeksi epidemik
Prolonged (bulan-tahun)
Perang Perang Kekeringan, desertifikasi, perang, kelaparan
IMPACT!Proses aktual dari kontak kejadian dengan populasi….
DAMAGE!Kerusakan pada status kesehatan populasi dan kondisi lingkungan….
Kerusakan ini bisa berupa: Dampak populasi (Mati, Cedera, Beresiko) Kerusakan penyedia kebutuhan lokal/ peningkatan konsumsi kebutuhan
(ketidakcukupan sumber daya yang tersedia)
Dimana hal ini dipengaruhi oleh: Lokasi bencana Kebudayaan masyarakat Tingkat kemajuan suatu populasi Vulnerability (kerentanan) Preparedness (kesiagaan)
MANAJEMEN DISASTER MEDICINE
APA TUJUAN MANAJEMEN INI!Memulihkan status kesehatan komunitas seperti sedia kala sebelum terjadinya bencana.
BAGAIMANA STRATEGINYA? Memodifikasi hazard / menurunkan faktor resiko Menurunkan kerentanan (untuk jangka depan) Meningkatkan kesiagaan dalam bencana (untuk jangka depan)
2
MENAJEMEN DISASTER MEDICINE
HAZARDHAZARD EVENTEVENT
DAMAGEDAMAGE
DISASTERDISASTER
IMPACTIMPACT
RISKRISK
• Prevention• Mitigation
• Vulnerability• Absorbing Capacity& Resilience
• Buffering Capacity• Response
KOMPONEN DALAM MANAJEMEN DISASTER MEDICINE?1. PREPAREDNESS
Apa tindakan yang dilakukan? Mempersiapkan respon-respon dari masyarakat, tim kedokteran
atau tim penyelamat dan juga rumah sakit saat pre-event. Memikirkan rencana manajemen korban saat post-event.
Apa yang harus disiapkan? “warning system, evakuasi, relokasi, penyimpanan makanan-
air-obat, tenda/tempat tinggal darurat, energi, pelatihan” Siapa saja yang terlibat dalam persiapan ini?
Petugas medis Tim penyelamat Rumah sakit Komunitas
Apa perencanaan sebelum terjadinya bencana (disaster plan)? Identifikasi situasi yang dapat merepotkan layanan kesehatan
daerah dan rumah sakit (mencukupi staff dan sumber daya) Melakukan koordinasi dengan representative rumah sakit dan
jasa lainnya ataupun siapa saja yang berwenang. Membuat perencanaan situasi bencana, dan dikoordinasikan
ke semua staff.2. PREVENTION
Melakukan prevensi pada “man-made hazard”
3. MITIGATION
3
Aktivitas manusia untuk menurunkan proses kerusakan pada lingkungan dan masyarakat.
Contoh: Meningkatkan tim kesehatan & tim penyelamat Melatih masyarakat dengan simulasi bencana Melakukan pembangunan bangunan tahan gempa.
4. MODIFICATION Mengubah “natural hazard” atau faktor resiko dalam suatu event. Tapi kita
tidak dapat bisa mengontrol semua elemen. Contoh:
Kita tidak dapat mencegah gempa, tapi kita dapat mengurangi dampak kerusakan dari gempa itu
Kita tidak dapat mengontrol hujan, tapi kita dapat mencegah terjadinya longsor.
5. MENGHILANGKAN FAKTOR RESIKO Mengurangi kemungkinan efek negatif bila terjadi event Dengan mengurangi faktor resiko, dapat mengubah:
Sikap anggota Gaya hidup Kebudayaan Faktor lingkungan Karakteristik masyarakat terhadap kesehatan
6. MENURUNKAN KERENTANAN & MENINGKATKAN KEOPTIMISAN Vulnerability kerentanan suatu individu/populasi terhadap cedera Resilience pliabilitas, fleksibilitas, atau elastisitas untuk memahami
suatu event. Ada 2 komponen, yaitu: Tersedia oleh alam Tersedia melalui aksi manusia Absorbing capacity,
Buffering capacity dan Event response
PEMBAGIAN KORBAN BENCANA DALAM TINDAKAN MANAJEMEN? Walking wounded victims Severe wounded victims Death victims (lakukan identifikasi dan dokumentasi, dan evakuasi)
WALKING WOUNDED VICTIMS!!! Orang-orang masih bisa meninggalkan sendiri area berbahaya saat bencana. Atau
tertimpa benda-benda ringan. Lesi
Contusion cedera mekanik menyebabkan perdarahan Laceration luka potong Fraktur – dislokasi – keseleo Cedera ringan kepala Adanya benda asing (kayu, kaca)
Perawatan yang diberikan?
4
Anamnesis pasien Perawatan luka Tetanus toxoid Antibiotik Analgesik Life-threatening injury (Sindrom Crush, Cedera pneumothorax,
cedera abdominal & pelvic) Terapi penyakit dasar Melengkapi dokumen pasien dan mengirim ke rumah sakit….
SEVERE WOUNDED VICTIMS!!! Kasus terkubur dalam reruntuhan saat gempa (benda berat). Extrication dilakukan pertama kali dengan resuistasi concurrent (berbarengan),
hati-hati kondisi lingkungan yang berbahaya! Masalah dalam korban golongan ini!
Airway – Ventilation Kehilangan darah Sindrom Crush Hypothermia Cedera kepala Terbakar, menghirup debu/abu, kerusakan mata.
Tindakan yang diberikan? Manajemen airways Manajemen masalah ventilasi pernafasan Re-hydration (infus) Extrication (evakuasi)
Pastikan untuk menstabilisasikan bagian spina, Immobilisasi patah tulang manajemen hyperkalemia.
APA ITU SISTEM TRIAGE? Sistem untuk menilai dengan cepat suatu korban dan memberikan prioritas
berdasar kebutuhan medis dan tingkat urgensi. Tujuannya untuk menentukan “the greatest good for greatest number”. Pasien
dengan kondisi paling parah akan mendapat perawatan dulu.
AIRWAY AND VENTILATION PROBLEM
MASALAH PADA AIRWAY DAN VENTILASI……. Restriksi pergerakan dada Paparan terhadap gas beracun / kimia Inhalasi debu dan karbon monooksida Menurunnya konsentrasi oksigen
AKIBAT PERMASALAHAN PADA VENTILASI DAN AIRWAY? Gangguan fungsi paru
5
Masalah pertukaran gas paru Penurunan oksigenasi jaringan
Hal ini menimbulkan dampak Hypoxemia: penurunan kadar O2 pada arteri Hypercarbia: peningkatan tekanan CO2 pada arteri Asidosis respirasi: akibat retensi CO2, hipoventilasi Shock dan Penurunan kesadaran.
BAGAIMANA PENCEGAHANNYA?Cukup dengan OKSIGENASI!
Simple dust mask Oxymeter equipment using Intubation (Orotracheal, Esophagotracheal, Laryngeal mask airway). Gunanya
untuk memasukkan anastesi atau mengontrol ventilasi. Dalam prosedur ini telah disiapkan 14 alat dalam tas. Namun ada masalah dalam prosedur intubation, yaitu:
Posisi korban Restriksi ruangan Korban yang sedang comatose atau semi-comatose
Sebenarnya ada banyak agen induksi untuk intubation dan ini diberikan berdasarkan tekanan darah dan cedera kepala. Biasanya tim menggunakan thiopental, etomidate, ketamine, suksinilkolin (dapat menyebabkan paralisis & hiperkalemia).
INDUKSI ANASTESI PADA KORBAN DIBAWAH RERUNTUHAN! Korban hypovolemic
Cukup Oksigenasi / Anastesi Ketamine IV
6
Maintenance: Pemberian Narcotic atau/dan Benzodiazepine IV.
INDUKSI ANASTESI PADA KORBAN SETELAH DIEVAKUASI!Hipotensi Normotensi
Tidak trauma Trauma kepala Tidak trauma Trauma kepalaOksigenasi
Anastesi Midazolam IV + Ketamine IV
Oksigenasi saja / +
Fentanyl IV
Midazolam IV + Ketamine IV /
Fentanyl IV
Thiopental/ Fentanyl IV
Maintenance Narcotic atau/dan Benzodiazepine IV
SINDROM CRUSH
KONSEP DALAM SINDROM CRUSH (LARREY & BYWATERS)?Peningkatan stretch muscle mempengaruhi permeabilitas sarkolema (ECF &
kandungannya mempenetrasi sarkolema) menyebabkan pembengkakan (compartment syndrome) dan disrupsi fungsi dan sel otot mati kemudian intraseluler dan metabolit dari sel otot mati akan bocor menuju sirkulasi sistemik.
APA PENYEBAB SINDROM CRUSH? Kerusakan otot luas Keterlambatan penangan di rumah sakit Resuistasi inisial yang tidak mencukupi
HASIL AKHIR DARI SINDROM CRUSH? Hyperkalemia Hypocalcaemia CARDIAC ARREST Hyperphosphatemia ACUTE RENAL FAILURE Asidosis metabolik Myoglobinemia / myoglobinuria
PERMASALAHAN DALAM CRUSH INJURY? Crush syndrome Kerusakan berat jaringan lunak dan otot Shock hipovolemik Infeksi
TUJUAN TREATMENT CRUSH SYNDROME? Mencapai kondisi normal hidrasi dan kecepatan diuresis normal untuk eliminasi
metabolic toxic dari myoglobin. Mencegah acute renal failure sehingga mencegah kebutuhan dialisis
BAGAIMANA TERAPINYA? Rehidrasi
7
Anak-Dewasa Ringer infusion 20 ml/kg/jam Lansia Ringer infusion 10 ml/kg/jam atau 1-1.5 L/jam
Dikombinasi dengan Bicarbonate 44 mEq/liter (max. 300 ml for anurie). Terkadang mebutuhkan tambahan mannitol……
Jika mulai kencing, pemberian infus dikurangi. Jika output urin < 200 ml/jam, harus diberi Mannitol 20% & furosemide
BAGAIMANA MEMONITOR TERAPI INI?Dengan mengukur output urin melalui:
Kateter saluran kencing Tekanan darah Saturasi oksigen Kecepatan ventilasi Auskultasi dada
HEAD INJURY
MASALAH DALAM CEDERA KEPALA? Hypoxemia Hypertension Dehydration
TANDA KLINIK PADA CEDERA KEPALA? Penurunan kesadaran Tanda adanya lateralisasi Convulsi Hati-hati….. Cedera spinal!
TUJUAN TERAPI? Mencegah hypoxemia Mencegah hipertensi (normal: 90-110 mmHg, dengan saturasi O2 100%)
BAGAIMANA TERAPI? Oxygenation / intubation dan Ventilation Dikombinasi dengan Diazepam 10 mg IV bila (convulsion / seizures). Dikombinasi dengan Phenobarbital 10 mg/kg bila (severe convulsion). Diberi Mannitol 25-50 gr tiap 4 jam & Furosemide 20-40 mg setiap 4 jam untuk
(menurunkan tekanan intracranial)
Nb: jika korban masih didalam reruntuhan, jangan diberi anti-consvulsant…
8
HYPOTHERMIA
APA ITU HYPOTHERMIA?Adalah faktor resiko independen untuk kematian dini…
Hypothermia memiliki sifat positif dan juga negatif bagi tubuh. Yaitu, Positif pada suhu 32-33oC, mencegah kerusakan saraf setelah cedera kepala. Negatif mengganggu fungsi metabolisme dan hemostasis.
Pada kondisi hipotermia akan terjadi, Peningkatan konsumsi oksigen Pencegahan aktivasi platelet Penghambatan enzim-enzim untuk pembekuan darah
APA TINDAKAN YANG DILAKUKAN? Melindungi tubuh Menyelimuti korban
TINDAKAN YANG TIDAK MEMPENGARUHI PENURUNAN SUHU TUBUH? Passive re-warming Reflective blanket Pemberian cairan IV hangat
BURN-DUST INHALATION & EYESIGHT DAMAGE
APA KEMUNGKINAN PENYEBAB? Elektrik (kesetrum) Ledakan pipa gas
APA TERAPINYA? Pada luka terbuka, bersihkan dan tutup dengan kasa steril Pemberian antibiotik generasi ke-2 Pemberian tetanus toxoid (0,5 ml) Dan….. Live saving!!!
9
SPINAL CORD AND HEAD INJURY
SEBUTKAN TIPE-TIPE SCI (SPINAL CORD INJURY)? Transient concussion
Vibrasi extreme pada spinal cord Kehilangan fungsi sementara (24-48 jam) Tidak ada perubahan neuropatologik
Contusion (luka memar) Memar perdarahan, edema, nekrosis dari kompresi edema. Perubahan neurological keparahan contusion dan necrosis
Laceration Compression cord substance Transeksi cord sempurna
JELASKAN PATOFISIOLOGI SCI? Perdarahan (pada extradural, subdural, spasium subarachnoid spinal cord) Cedera vasculature spinal cord (serabut syaraf membengkak dan disintegrasi) Gangguan sirkulasi darah menuju substantia grisea spinal cord Kejadian sekunder (Iskemia, Hypoxia, Edema, Lesi hemorrhagic) menyebabkan
destruksi myelin dan akson….. terjadilah degerasi spinal cord……
Nb: Cedera yang terjadi masih bersifat reversibel pada 4-6 jam setelah cedera…
BAGAIMANA EVALUASI SCI?Menurut Young pada tahun 2002, evaluasi didasari oleh lokasi lesi dan derajat
keparahan lesi, juga tipe lesi (complete / incomplete).
Karakteristik Lesi Complete Lesi Incomplete
Motoric (-) dibawah lesi (+) sering
Protopathic (suhu, nyeri) (-) dibawah lesi (+) sering
Propioseptic (posisi sendi, vibrasi) (-) dibawah lesi (+) sering
Sacral sparing (-) (+)
Spine X-Ray Biasa dengan fraktur, luxasi (dislokasi), listesis
Normal
MRI Hemorrhage (54%), Compression (25%), Contusion (11%)
Edema (62%), Contusion (26%), Normal (15%)
10
SEBUTKAN SINDROM UTAMA DALAM SCI?Menurut Young pada tahun 2002, karakteristik klinik dari sindrom SCI,
Karakteristik Klinik
Central Cord Syndrome
Anterior Cord Syndrome
Brown sequard Syndrome
Posterior Cord Syndrome
Frekuensi Sering Jarang Jarang Sangat langkaBiomekanik Hyperextension Hyperflexion Penetration Hyperextension Motorik Jarang, paralisis
sempurnaSering, paralisis sempurna (bilateral)
Lemah Ipsilateral, gangguan saluran descendent (+)
Variasi gangguan, Gangguan saluran descendent (ringan)
Prothopatik Variasi gangguan
Kerusakan semua,Gangguan bilateral saluran ascenden
Kerusakan semua,Gangguan kontralateral saluran ascenden
Variasi gangguan (ringan)
Propioseptik langka adanya gangguan
Utuh Ipsilateral hilang, gangguan saluran ascenden
Gangguan
Perbaikan Cepat,signifikan, lemah permanen tangan-jari
Hasil buruk Fungsi memburuk, independence membaik
-
KLASIFIKASI ANATOMI TIPE INCOMPLETE SCI! Central cord syndrome
Disosiasi dari derajat kelemahan otot, dengan ekstremitas inferior lebih kuat dari ekstremitas superior. Dan terjadi sparing sensoris sacral.
Brown-Sequard syndrome Modified hemisection corda spinalis. Terjadi paralisis homolateral, dan
kehilangan sensoris kontralateral.
Anterior cord syndrome Paralisis motor dengan hypesthesia (penurunan sensitivitas sentuhan), hypalgesia
(penurunan sensitivitas nyeri) dan fungsi sensoris korda spinalis kolom posterior baik.
Posterior cord syndrome Paralisis motor dengan hilangnya fungsi sensoris korda spinalis kolom posterior.
Mixed syndrome Tidak dapat diklasifikasikan, merupakan kombinasi sindrom lain……..
ASIA IMPAIRMENT SCALE! Nilai A (Complete), B (Incomplete), C (Incomplete), D (Incomplete), E
(Normal).
11
Dengan sindrom klinik Central Cord Syndrome, Brown-Sequard Syndrome, Anterior cord Syndrome, Conus medullaris Syndrome, Cauda equina Syndrome.
PRINSIP MANAJEMEN KESEHATAN SPINAL CORD INJURY? Manajemen segera Penanganan tidak tepat kerusakan & kehilangan fungsi Selalu meng-asumsikan SCI immobilisasi, mencegah fleksi-ekstensi, rotasi WASPADA! Nyeri akut (pada punggung atau leher lalu kemudian menyebar)
Tujuan manajemen mencegah cedera lanjutan, dan untuk mengobservasi untuk progresi dari defisit neurologis (A-B-C)
ALGORITMA DARI PEMERIKSAAN X-RAY!Jika pasien sadar & kooperatif, dilanjutkan pemeriksaan neurologi, jika ada
tanda neurologis dilanjutkan pemeriksaan nyeri spinal, jika tidak ada nyeri spinal dilanjutkan pemeriksaan abnormalitas Spinal Cord, kalo tidak ada abnormalitas spinal cord…. Maka pasien itu negatif SCI….
Namun bila ada hasil yang abnormal dari pemeriksaan, maka dilanjutkan evaluasi khusus & immobilisasi. Atau pemeriksaan X-RAY pada:
Cervical Anteroposterior/lateral/odontoid/oblique Thorax/Lumbal/Sacral Anteroposterior/lateral
Setelah pemeriksaan maka dapat ditentukan indikasi selanjutnya……
PENANGANAN PASIEN YANG TIBA DISUATU INSTITUSI?Lakukan ABC semua!
Lakukan evaluasi trauma immobilisasi, observasi trauma primer & sekunder, beri atropine jika P<45.
Lakukan immobilisasi spina (pake backboard, sandbag, cervical orthosis) evaluasi kerangka aksial berikan NASCIS II steroid, jika ada kecurigaan cedera spina < 8 jam.
MANAJEMEN ABC! Manajemen airway
Konsentrasi tinggi oksigen akan mencegah bradycardia dan asistole pada pasien dengan tanda neurologis
Manajemen breathing Pada C3-C5 indikasi paralisis diafragmatik
(sebagian/sempurna) Dibawah C5 mempengaruhi gerakan diafragma… juga
mempengaruhi: M. Intercostalis (T1) Otot abdominalis (T12)
Diatas C12 Airway compromise Manajemen circulation
Hal yang mempengaruhi cardiac output adalah perdarahan eksternal dan internal & Shock neurogenic.
Perdarahan eksternal, berupa:
12
Nyeri abdomen Kekakuan otot Tanda shock (tidak ada urin, penurunan BP,
peningkatan HR) Evaluasi sirkulasi!
Apakah ada nadi? (jika tidak ada lakukan CPR) Apakah Nadi >40/menit? (jika tidak, beri
atropin IV 0,5-1 mg) Apakah SBP >90mmHg? (jika tidak, beri
tambahan cairan dan posisikan trendelenburg, dan MAST trousers)
PEMERIKSAAN UNTUK DISABILITY???? Lakukan pemeriksaan Neurological Lakukan pemeriksaan X-RAY Lateral Cervical-Spine C1-C7 merupakan
segmen yang paling mudah patah & amati tetraplegia (paralisis 4 ekstremitas) Lakukan CT scan Lakukan Telemetry bradycardia & asystole biasa disertai cedera akut cervical. Cari kemungkinan cedera lain (kepala & dada)
PADA KONDISI EXPOSURE? Korban menjadi poikilothermic (suhu berubah-ubah sesuai suhu lingkungan) Kehilangan kemampuan regulasi suhu tubuh melalui vasokonstriksi dan
vasodilatasi bahaya akan kondisi hipertermia / hipotermia.
BAGAIMANA MANAJEMEN SCI? Cegah trauma sekunder ; Lakukan monitoring resuistasi & elektrolit Central
Venous Pressure (CVP) Kateter urin NGT Beri steroid
Untuk kasus defisit neurologis < 3 jam 10-15 menit pertama 30 mg/Kg 23 jam selanjutnya 5,4 mg/Kg bw/jam
Untuk kasus defisit neurologis 3-8 jam beri steroid sampai 47 jam
Lakukan pemeriksaan X-Ray
APA PROGNOSIS SCI?Prognosis baik,
SCI incomplete peningkatan fungsi sensoris, motoris pada 12 bulan pertama Evaluasi kencing peningkatan pada 6 bulan pertama
Prognosis buruk, Mati Komplikasi (Pneumonia, Gagal ginjal, Emboli pulmoner, Septikemia)
13
Jika semua YA! Maka TRANSPORTASI-kan!
BIOMEKANIK CEDERA TRAUMA KEPALA? Coup Contre-coup Shearing (distorsi akibat gaya paralel, dari 2 bagian tubuh yang berlawanan)
TIPE CEDERA TRAUMA KEPALA? Open head injury Close head injury, dibagi dalam:
APA SAJA GANGGUAN PADA GEGAR OTAK? Emosional (sangat emosional, mudah sedih, mudah gelisah, mudah tersinggung) Gejala kognitif (disfungsi memori, “fogginess”, kognisi lambat, masalah
perhatian, lelah/letih) Gejala somatik (gangguan penglihatan-keseimbangan, mudah pusing, mual,
sensitivitas terhadap cahaya)
15
Fraktur kompresi
Kerusakan vena subduralakibat otak yang berotasi kedepan
Kerusakan lobus temporalakibat tulang keras pada basis cranii
Shearing strain pada otak
Pembengkakan batang otak
Gangguan tidur (mau tidur sulit, porsi tidur berkurang)
MANAJEMEN CEDERA KEPALA RINGAN
MANAJEMEN CEDERA KEPALA RINGAN? Lakukan pemeriksaan fisik untuk menilai cedera sistemik
(kepala, wajah, leher) Lakukan pemeriksaan neurologis
(integritas spinal cord, tonus otot rectal, reflex bulbocavernosus) Lakukan radiografi cervical
Menilai nyeri pada cevical spine Ukur kadar alkohol darah dan toxic urin (untuk tujuan medicolegal) Lakukan CT-Scan (kecuali pada pasien asimtomatik dan neurologis normal)
Dapat menentukan pasien cedera kepala moderat akut & berat Dapat menentukan tipe dan derajat fraktur cranium
+ + +tentukan kondisi cedera kepala (apakah ringan, sedang atua berat?) untuk triage dan manajemen lanjutan….
KONDISI YANG MEWAJIBKAN PERAWATAN RUMAH SAKIT? Tidak ada hasil / abnormal CT-Scan Adanya fraktur cranium Adanya cedera kepala penetrasi Adanya cedera signifikan yang terkait Adanya riwayat hilang kesadaran / kesadaran yang memburuk Pusing sedang dan berat Tinggi kadar alkohol darah/racun obat Adanya kebocoran CSF dari telinga dan hidung Amnesia Tidak ada kepercayaan perawatan dirumah!!!
KONDISI PASIEN KELUAR RUMAH SAKIT? Sudah tidak ada kriteria pasien dirawat dirumah sakit lagi Sebelumnya, dilakukan diskusi dengan pasien jika masalah timbul lagi.
Mudah mengantuk, Susah bangun Pusing berat Mual muntah Convulsion Adanya cairan air/darah dari hidung atau telinga Lemah, dan kehilangan rasa pada tangan dan kaki Ada perasaan bingung dan aneh Gangguan penglihatan (salah satu pupil lebih besar) Denyut nadi lambat/cepat Pola nafas ireguler
16
Dilakukan perencanaan untuk follow up klinik setiap 1 minggu…
FRAKTUR CRANIUM
APA ITU FRAKTUR LINEAR? Disebabkan oleh “energi rendah dari trauma benda tumpul” pada permukaan
luas cranium. Merusak di seluruh ketebalan tulang Juga pada vascular channel, atau sulcus sinus venosus Epidural Hematoma Biasanya pasiennya asimtomatik dengan kesadaran baik. Ada pembengkakan di lokasi kejadian, kadang diikuti kerusakan kulit….
APA ITU FRAKTUR BASSIS CRANIUM? Fitur klinik pada fraktur cranium tidak dapat dibuktikan pasti melalui
pemeriksaan X-Ray cranium. Namun perlu diperhatikan untuk menilai jalur infeksi, untuk mencegah adanya meningitis (resiko concomitant).
Apa itu fraktur fossa anterior? CSF rhinorrhea (mengandung glukosa, sedikit musin) Bilateral periorbital haematoma
Adanya memar pada batas orbital mengindikasikan darah dari belakang.
Perdarahan subconjuntivalMemar dibawah conjuntiva hingga batas posterior sclera,
menunjukkan darah berasal dari cavitas orbital Apalagi tandanya?
CSF Otorrhoea or Rhinorrhoea Haematotympanum Postauricular echimosis Periorbital echimosis Cedera nervus cranialis (I dan VII)
Apa itu fraktur petrous? Ada CSF otorrhea, & perdarahan meatus auditorius externa
(bedakan perdarahan laserasi meatus externa dengan CSF leaking membran timpani!!)
Adanya “Battle’s Sign” memar diatas proc. mastoideus setelah 24-48 jam
Apa itu Vernet syndrome (Foramen jugular syndrome)? Gangguan pada nervus cranialis IX, X, XI akibat fraktur Kesulitan dalam bicara, aspirasi, & kelumpuhan motorik
ipsilateral dari (pita vokalis – palatum molle – M.Constrictor pharyngea – M. Sternocleidomastoideus – M. Trapezius)
TERAPI FRAKTUR BASSIS CRANIUM? Terapi itu didasarkan oleh derajat kebocoran CSF Bagaimana mengurangi kebocoran CSF?
Elevasi kepala!
17
Restriksi cairan Beri Acetazolamide! (menyebabkan penurunan produksi CSF,
sehingga tekanan menurun) Beri Antibiotik! (rentan terhadap infeksi)
Terapi pada kebocoran CSF persisten OPERASI !!!
APA ITU EPIDURAL HEMATOMA? Biasanya disebabkan akibat cedera A. Meningeal Medial atau percabangannya
oleh fraktur tulang temporal… Letak lesi pada temporoparietal Haematoma tampak berbatas, gambaran biconvex.
18
APA ITU SUBDURAL HEMATOMA? Biasanya akibat ruptur vena Pada fase akut tampak densitas tinggi, namun selanjutnya densitasnya menurun. Darah akan tampak menyebar luas dengan gambaran crescentic (bulan sabit) dan
tampak margin dalam ireguler.
APA ITU SUBDURAL HEMATOMA KRONIK? Kebanyakan kasus diawali dengan “Subdural hygroma” Sel border dural berproliferasi memproduksi neomembran Terjadi neovaskularisasi yang mudah ruptur pada membran.
APA ITU CEDERA AXONAL DIFUS? Cedera sobek pada axon… Terjadi pada deep cerebral cortex, thalamus, dan basal ganglia. Terjadi “Punctate hemorrhage” dan “edema cerebral difus”
19
PRINCIPLES OF REHABILITATION IN MUSCULOSKELETAL CONDITIONS
APA ITU REHABILITATION MEDICINE? Cabang ilmu kedokteran Mempelajari manajemen komprehensif dari suatu kecacatan akibat suatu cedera
dari sistem: Neuro-Musculo-Skeletal Cardio-Respiratory Psycho-Socio-Vocational
MUSCULOSKELETAL
APA SAJA GANGGUAN MUSKULOSKELETAL? Nyeri Keterbatasan gerak Lemah otot Pemendekan tendon Kekakuan sendi Gangguan pada densitas tulang Gangguan fungsi fisik Penurunan QoL (Quality of Life)
PENYEBAB GANGGUAN MUSKULOSKELETAL? Keseleo, kram Ruptur ligamen Avulsi Fraktur Dislokasi
GANGGUAN REGIONAL………. Brachii (regio deltoideus) Dislokasi, Subluksasi, Ruptur (partial/total rotator
cuff), Ruptur tendon, Tendinitis, Bursitis, Impingement-syndrome. Brachii Ruptur (bisep-trisep), Fraktur, Tendinitis bicipital Antebrachii Tennis elbow (epicondylus lateral), Golfer elbow (epicondylus
medial), Bursitis, Penjepitan (N.Radialis, N.Ulnaris, N.Medianus), Dislokasi siku, Osteokondritis, Fraktur (caput radialis, olecranon, corpus radius-ulna), Infeksi.
Carpal Fraktur (colles, scaphoid, metacarpal, jari), Dislokasi (jari, carpal), Cedera ligamen jari, Ruptur (ligamen kolateral ulnaris, ekstensor digiti).
PROGRAM REHABILITASI KEDOKTERAN? Fase akut (4-6 hari)
20
Fase sub-akut (7-14 hari) Fase kronik (> 14 hari)
FASE AKUT! Masalah Perdarahan, Spasme, Nyeri, Edema Rehabilitasi medis metode RICE (Rest, Ice, Compress, Elevation) Modalitas fisik Cryotherapy, Electrostimulation, Passive exercise.
FASE SUB-AKUT! Masalah Nyeri, Edema, Gangguan ROM, Gangguan fungsional Program rehabilitasi medis Active exercise, hot-therapy (modalitas fisik)
FASE KRONIK! Masalah Kontraktur, Lemah otot, gangguan fungsional Program rehabilitasi medis manipulasi, aerobik, prothase & orthase (bidai),
hot-therapy (modalitas fisik)
SPINAL CORD INJURY
APA PENYAKIT YANG BERKAITAN?Arthritis, poliomyelitis, tumor, GBS (Guillian-Baire Syndrome), Kongenital anomali, gangguan pertumbuhan dan perkembangan muskuloskeletal.
PROGRAM REHABILITASI? Fisik Psikososial Vacotional Sosio-Ekonomik
FASE DALAM REHABILITASI SCI!1. Pada tempat kejadian
- Pertolongan pertama- Memfasilitasi untuk evakuasi korban- memerhatikan metode transportasi
2. Pada Rumah sakit a. Fase akut,
- Memposisikan korban- Imobilisasi fraktur- Transportation- Lakukan intervensi medik segera.- Menentukan derajat neurologis SCI Px (Motoris level,
Sensoris level, Reflexs), Dx (SCI complete/ incomplete, Frankel / ASIA).
b. Fase subakut,
21
- Kontrol BAB & BAK- Beri terapi decubitus- Posisi tubuh harus dirubah setiap 2 jam- Latihan ROM pada ekstremitas superior & inferior- Beri bantuan psikologi- Beri aktivitas untuk mengisi waktu luang
c. Fase kronik- Mempertahankan fungsi tubuh- Mencegah komplikasi (perawatan diri, terapi rekreasi)- Bersama dengan departemen sosial, melakukan pelatihan
ketrampilan3. Fase resocialitation
Dikembalikan ke lingkungan sosial…….
PROGRAM REHABILITASI TERAPI OSTEOARTHRITIS?Fase akut,
Medica menthosa Imobilization – Rest Cold-Therapy Therapy “Passive exercise” tanpa stretching
Fase post-akut, Medica Mentosa Terapi fisik (SWD, US) Exercise Therapy Orthrosis Edukasi (penyuluhan)
PROGRAM REHABILITASI POLIO? Penanganan baik penurunan resiko deformitas dan cacat
STADIUM TARGET PROGRAM REHABILITASIAKUT & SUB-AKUT Akut (0-2 minggu) Sub-akut (2-6 minggu)
Membuat kontraksi otot dan sendi
ROM pasif Kompres hangat
HEALING Dini (1,5 – 3 bulan) Lanjutan (3 – 24 bulan)
Perbaikan ROM dan penguatan otot yang lemah
ROM aktif & stretching Kontrol Genu Recurvatum Perbaikan deformasi valgus varus Evaluasi kekuatan otot
KRONIK(> 2 tahun)
Menguatkan otot, Meningkatkan kontraksi otot, mencegah paralisis
Fungsional, Deformitas, Prothese, Psikologi (IQ), Operasi orthopedi
Penangan buruk kecacatan, masalah sosial
Tentang Penulis22
Nama: Dwi Yuda HerdantoNickname: Yuda – Danto – DantoxAgama: IslamJenis Kelamin: Laki-LakiGolongan Darah: BTTL: Yogyakarta, 27 Januari 1990Alamat: Jalan Prof. Dr. Soepomo 131 RT 35 RW 09 Warungboto Umbulharjo Yogyakarta IndonesiaE-Mail: yuda27011990 @ yahoo.co.id ; : yudaherdanto @ gmail.com Nomor HP: + 62 8586 8 2727 87Riwayat Pendidikan: TK PEMBINA Yogyakarta TK TUNAS HARAPAN Sub Unit Dharma
Wanita Pertamina Pangkalan Susu, Sumatera Utara
SD 2 Dharma Patra YKPP Pangkalan Susu, Sumatera Utara
SD Dharma Patra 1 YKPP Rantau, Aceh Timur
SD GLAGAH 1 Yogyakarta SMP N 4 Yogyakarta SMAN 3 Yogyakarta UNIVERSITAS GADJAH MADA
[“Fakultas KEDOKTERAN Program Studi PENDIDIKAN DOKTER”]
23