yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225...

20
Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Titik fokus yang menjadi pusat perhatian suatu teori selalu ada. Ada yang lebih mementingkan proses belajar, ada yang lebih mementingkan sistem informasi yang diolah daam proses belajar, dan lain-lain. Namun faktor-faktor lain diluar titik fokus itu seperti lingkungan juga selalu diperlukan untuk menjelaskan proses belajar. Pembelajaran menurut aliran kognitif, yang mana dalam pembelajaran kognitif menitik beratkan belajar aktif, belajar lewat interaksi social, belajar lewat pengalaman pribadi ini di kemukakan oleh jean piaget. Aliran kognitif berjalan dengan baik dan sekerang ini diterapkan seperti pada kurikulum berbasis tujuan pendidikan yang mana didalamnya mempunyai aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi siswa di tuntut untuk aktif di dalam kelas ini merujuk pada pembelajaran menurut aliran kognitif yang menjadikan siswa dapat aktif di dalam proses pembelajaran karena di dalam pembelajarannya guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan siswa di sini tidak menjadi objek pembelajaran akan tetapi siswa sebagai subjek dari pembelajaran Pembahasan ini sangat penting karena mengingat proses belajar yang terjadi didalam kelas berlangsung dalam proses komunikasi yang berisi pesan-pesan yang berkaitan dengan fakta, konsep, prinsip dan keterampilan yang sering digunakan dalam sehari-hari. Proses pembelajaran dituntut untuk secara aktif berpartisipasi. Keaktifan berpartisipasi ini memberikan kesempatan yang luas mengembangkan potensi, bakat yang dimiliki oleh masing-masing siswa. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan adanya beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yang didapatkan hasil teori penelitian oleh para ilmuwan,adapun

Upload: nadif-mubarak

Post on 28-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ikenzjczgzycyz xyzc zyctbzytcyuzrcztrc5zecrzecrzeczwczc3z14232453564678768978777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777777779999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999999ssssssssssssssssssssssss

TRANSCRIPT

Page 1: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Titik fokus yang menjadi pusat perhatian suatu teori selalu ada. Ada yang

lebih mementingkan proses belajar, ada yang lebih mementingkan sistem

informasi yang diolah daam proses belajar, dan lain-lain. Namun faktor-faktor

lain diluar titik fokus itu seperti lingkungan juga selalu diperlukan untuk

menjelaskan proses belajar.

Pembelajaran menurut aliran kognitif, yang mana dalam pembelajaran

kognitif menitik beratkan belajar aktif, belajar lewat interaksi social, belajar lewat

pengalaman pribadi ini di kemukakan oleh jean piaget. Aliran kognitif berjalan

dengan baik dan sekerang ini diterapkan seperti pada kurikulum berbasis tujuan

pendidikan yang mana didalamnya mempunyai aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Jadi siswa di tuntut untuk aktif di dalam kelas ini merujuk pada

pembelajaran menurut aliran kognitif yang menjadikan siswa dapat aktif di dalam

proses pembelajaran karena di dalam pembelajarannya guru hanya sebagai

fasilitator, sedangkan siswa di sini tidak menjadi objek pembelajaran akan tetapi

siswa sebagai subjek dari pembelajaran

Pembahasan ini sangat penting karena mengingat proses belajar yang terjadi

didalam kelas berlangsung dalam proses komunikasi yang berisi pesan-pesan

yang berkaitan dengan fakta, konsep, prinsip dan keterampilan yang sering

digunakan dalam sehari-hari. Proses pembelajaran dituntut untuk secara aktif

berpartisipasi. Keaktifan berpartisipasi ini memberikan kesempatan yang luas

mengembangkan potensi, bakat yang dimiliki oleh masing-masing siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah,

maka dapat diidentifikasikan adanya beberapa masalah yang akan dibahas dalam

makalah ini yang didapatkan hasil teori penelitian oleh para ilmuwan,adapun

Page 2: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 2

masalah dalam makalah mengenai pembelajaran matematika aliran kognitif

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana teori belajar kognitif memperhatikan aspek siswa dalam

pembelajaran?

2. Bagaimana pendapat para ahli mengenai psikologi pembelajaran matematika

aliran kognitif?

Diantaranya teori piaget, teori brunner, teori gestalt, teori brownell, teori

dienes, teori van hiele

3. Bagimana aliran kognitif dapat diaplikasikan dalam pembelajaran ?

4. Bagaimana siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan sekolah terutama pada

guru dan siswa yang laen dalam mengembangankan ranah kognitif ?

C. Rumusan Masalah

1. Apa defenisi psikologi teori belajar kognitif?

2. Apa macam – macam konsep teori belajar kognitif?

3. Apa definisi teori piaget ?

4. Bagaimana pemberian penggunaan konsep teori piaget dalam pembelajaran

matematika ?

5. Apa definisi teori bruner ?

6. Bagaimana pemberian penggunaan konsep teori bruner dalam pembelajaran

matematika ?

7. Apa definisi teori gestalt ?

8. Bagaimana pemberian penggunaan konsep teori gestalt dalam pembelajaran

matematika ?

9. Apa definisi teori brownell ?

10.Bagaimana pemberian penggunaan konsep teori brownell dalam pembelajaran

matematika?

11. Apa definisi teori dienes ?

12. Bagaimana pemberian penggunaan konsep teori dienes dalam pembelajaran

matematika ?

13. Apa definisi teori van hiele ?

Page 3: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 3

14.Bagaimana pemberian penggunaan konsep teori van hiele dalam pembelajaran

matematika?

15. Bagaimana hubungan psikologi teori belajar dengan proses pembelajaran?

16. Bagaimana aplikasi teori belajar kognitif?

E. Tujuan Pembahasan

1. Memahami ciri dan konsep teori belajar psikologi kognitif.

2. Mampu mengakplikasikan teori belajar kognitif terhadap pembelajaran

disekolah.

3. Mampu mengakplikasikan teori piaget terhadap pembelajaran disekolah.

4. Mampu mengakplikasikan teori bruner terhadap pembelajaran disekolah.

5. Mampu mengakplikasikan teori gestalt terhadap pembelajaran disekolah.

6. Mampu mengakplikasikan teori brownell terhadap pembelajaran disekolah.

7. Mampu mengakplikasikan teori dienes terhadap pembelajaran disekolah.

8. Mampu mengakplikasikan teori van hiele terhadap pembelajaran disekolah.

9. Mengetahui bagaimana cara menerapkan teori belajar kognitif dalam

pendidikan.

10. Mendeskripsikan implikasi teori belajar kognitif.

F. Manfaat Penulisan

1. Bagi Calon Guru

Untuk mengetahui perkembangan kognitif siswa sehingga nanti pada saat

menjadi guru dapat menerapkan secara aktif dan menyesuaikan cara / metode

yang digunakan dalam pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang

maksimal.

2. Bagi Guru

Untuk mengetahui perkembangan kognitif siswa sehingga guru dapat

menerapkan secara aktif dan menyesuaikan cara / metode yang digunakan

dalam pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang maksimal.

3 . Bagi Pembaca (Mahasiswa)

Sebagai bahan referensi.

Page 4: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Kognitif

Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling

penting dalam upaya mempertahankan hidup dan mengembangkan diri. Dalam

dunia pendidikan belajar merupakan aktivitas pokok dalam penyelenggaraan

proses belajar-mengajar. Dimana melalui belajar seseorang dapat memahami

sesuatu konsep yang baru atau melalui perubahan tingkah laku, sikap dan

keterampilan.

Teori belajar kognitif lebih menekankan pada cara-cara seseorang

menggunakan pemikirannya untuk belajar, mengingat, dan menggunakan

pengetahuan yang telah dipeorleh dan disimpan pikirannya secara efektif.

Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh

stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya

sendiri. Faktor-faktor intern ini berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi

untuk mengenal dunia luar dan dengan pengenalan itu manusia mampu

memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pandangan tersebut teori

belajar psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses perfungsian kognisi,

terutama unsur pikiran, dengan kata lain bahwa aktivitas belajar pada diri manusia

ditentukan pada proses internal dalam pikiran yakni proses pengolahan informasi.

Ciri – ciri aliran belajar kognitif :

1. Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia.

2. Mementingkan peranan kognitif

3. Mementingkangkan kondisi waktu sekarang

4. Mementingkan oembentukan struktur kognitif

5.Mengutamakan keseimbangan dalam diri manusia

6.Mengutamakan insight (pengertian, pemahaman)

Page 5: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 5

Sesuai dengan kriteria matematika maka belajar matematika lebih

cenderung termasuk ke dalam aliran belajar kognitif yang proses dan hasilnya

tidak dapat dilihat langsung dalam konteks perubahan tingkah laku.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu

proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia

sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk

memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah

laku, keterampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.

B. Teori – Teori Belajar Kognitif

1.Teori Piaget

Jean Piaget menyebutkan bahwa struktur kognitif sebagai Skemata

(Schemas), yaitu kumpulan dari skema-skema. Seorang individu dapat mengikat,

memahami, dan memberikan respon terhadap stimulus disebabkan karena

bekerjanya skemata ini. Skemata ini berkembang secara kronologis, sebagai hasil

interaksi individu dengan lingkungannya, sehingga individu yang lebih dewasa

memliki struktur kognitif yang lebih lengkap dari pada ketika ia masih kecil.

Perkembangan skemata ini terus-menerus melalui adaptasi dengan lingkungannya.

Skemata tersebut membentuk suatu pola penalaran tertentu dalam pikiran anak.

Makin baik kualitas skema ini, makin baik pulalah pola penalaran anak tersebut.

Proses terjadinya adaptasi dari skemata yang telah terbentuk dengan stimulus baru

dilakukan dengan dua cara, yaitua similasi dan akomodasi. Asimilasi adalah

pengintegrasian stimulus baru kedalam skemata yang telah terbentuk secara

langsung. Akomodasi adalah proses pengintegrasian stimulus baru kedalam

skema yang telah terbentuk secara tidak lansung.

Tahap perkembangan kognitif:

• Tahap Sensori Motor (sejak lahir sampai dengan 2 tahun)

Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman diperoleh melalui

perbuatan fisik (gerakan anggota tubuh) dan sensori(koordinasi alat indra).

Page 6: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 6

• Tahap Pra Operasi (2 tahun sampai dengan 7 tahun)

Ini merupakan tahap persiapan untuk pengorganisasian operasi konkrit.

Operasi konkrit adalah berupa tindakan tindakan kognitif seperti

mengklasifikasikan sekelompok objek, menata letak benda berdasarkan urutan

tertentu dan membilang.

Misal :

Dua utas tali sama panjang diletakan diatas meja, kemudian rentangannya

diubah. Hasilnya, anak akan mengatakan bahwa kedua tali tersebut menjadi

berbeda.

Panjang tali a sama dengan panjang tali b, tetapi panjang tali c tidak sama

panjang dengan tali d.

• Tahap Operasi Konkrit (7 tahun sampai dengan 11 tahun)

Umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami konsep kekekalan,

kemampuan mengklasifikasi, mampu memandang suatu objek dari sudut pandang

yang berbeda secara objektif, dan mampu berfikir reversible.

Misal :

Seorang anak diberi 20 bola kayu, 15 buah diantaranya berwarna

merah.Apabila ditanyakan manakah yang lebih banyak, bola kayu atau bola

berwarna merah ?

Anak pada tahap pra operasional menjawab bahwa bola merah lebih

banyak, sedangkan anak pada tahap operasi konkret menjawab bahwa bola kayu

lebih banyak dari pada bola berwarna merah.

Eksperimen tersebut menunjukan kepada kita bahwa anak pada tahap

operasi konkrit telah mampu memperhatikan sekaligus dua macam kelompok

yang berbeda. Ia telah dapat mengelompokan benda-benda yang memiliki

beberapa karakteristik ke dalam himpunan dan himpunan bagian dengan

karakteristik khusus, dan dapat melihat beberapa karakteristik suatu benda secara

serentak.

• Tahap Operasi Formal (11 tahun dan seterusnya)

Tahap ini merupakan tahap akhir dari perkembangan kognitif secara

kualitas. Anak pada tahap ini sudah mampu malakukan penalaran dengan

Page 7: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 7

menggunakan hal-hal yang abstrak. Anak mampu bernalar tanpa harus

berhadapan dengan objek atau peristiwanya langsung, dengan hanya

menggunakan simbol-simbol, ide-ide, abstraksi dan generalisasi.

Kaitan antara teori belajar Piaget dengan penggunaan media pembelajaran

matematika ini adalah pada tahap operasi konkrit dimana siswa tidak akan bisa

memahami konsep tanpa benda-benda konkrit.

Misal :

Seorang anak pada tahap ini dihadapkan pada gambar “Pak Pendek” dan

untaian klip (penjepit kertas) untuk mengukur tinggi “Pak Pendek” itu. Kemudian

ditambahkan penjelasan dalam bentuk verbal bahwa “Pak Pendek” itu mempunyai

teman “Pak Tinggi”. Lebih lanjut katakan bahwa apabila diukur dengan batang

korek api tinggi “Pak Pendek” empat batang sedangkan tinggi “Pak Tinggi” enam

batang korek api. Berapakah tinggi “Pak Tinggi” bila diukur dengan klip? Dalam

memecahkan soal tersebut, anak harus melakukan operasi terhadap operasi.

Pemanfaatan Teori Piaget

Lalu bagaimana relevansi teori peaget ini terhadap pembelajaran matematika ?

Pemanfaatan Teori Piaget dalam pembelajaran dapat dilihat pada pernyataan

berikut ini.

1.Mumusatkan pada proses berpikir atau proses mental, dan bukan sekedar pada

hasilnya.

2.Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif

dalam kegiatan pembelajaran.

3.Memaklumi ada perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan.

Teori Piaget mengamsusikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati urutan

perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu pada kecepatan berbeda.

Page 8: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 8

2. Teori Brunner

Jerome Brunner menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil

jika proses pengajaran anak diarahkan pada konsep-konsep dan struktur-struktur

yang termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, disamping hubungan yang

terkait antara konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut. Bruner menyarankan

keaktifan anak dalam proses belajar secara penuh agar anak dapat mengenal

konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang sedag dibicarakan, sehingga

anak akan memahami materi yang harus dikuasainya itu.

Dalam proses pembelajaran hendaknya siswa diberi kesempatan untuk

memanipulasi benda-benda dengan menggunakan media pembelajaran

matematika. Melalui penggunaan media pembelajaran matematika yang ada,

siswa akan melihat langsung keteraturan dan pola strukur yang terdapat dalam

penggunaan media pembelajaran matematika yang diperhatikannya. Tiga tahap

pembelajaran yang akan dilewati oleh siswa adalah sebagai berikut :

1. Model Tahap Enaktif

Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak secara

langsung terlihat dalam memanipulasi (mengotak atik) objek.

2. Model Tahap Ikonik

Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran

internal dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau

grafik yang dilakukan anak, berhubungan dengan mental yang merupakan

gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya.

3. Model Tahap Simbolis

Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi

Simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu.

Selain mengembangkan teori perkembangan kognitif ,Bruner

mengemukakan teorema atau dalil-dalil berkaitan dengan pengajaran

matematika.Berdasarkan hasil-hasil eksperimen dan observasi yang dilakukan

oleh Bruner pada tahun 1963 mengemukakan empat teorema dalil-dalil berkaitan

dengan pengajaran matematika yang masing-masing disebut “teorema atau dalil”

.Keempat dalil tersebut adalah :

Page 9: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 9

a. Dalil Penyusunan (construction the orem)

Dalil ini menyatakan bahwa jika anak ingin mempunyai kemampuan

menguasai konsep, teorema, definisi dan semacamnya, anak harus dilatih untuk

melakukan penyusunan representasinya. Ini berarti, jika anak aktif dan terlibat

dalam kegiatan mempelajari konsep yang dilakukan dengan jalan memperlihatkan

representasi tersebut, maka anak akan lebih memahaminya.

Misal :

Anak yang mempelajari konsep perkalian yang didasarkan pada prinsip

penjumlahan berulang, akan lebih memahami konsep tersebut. Jika anak tersebut

mencoba sendiri menggunakan garis bilangan untuk memperlihatakan proses

perkalian tersebut. Sebagai contoh untuk memperlihatkan perkalian, kita ambil 3 x

5, ini berarti pada garis bilangan meloncat 3 kali dengan loncatan sejauh 5 satuan,

hasil loncatan tersebut kita periksa, ternyata hasilnya 15. Dengan mengulangi

hasil percobaan seperti ini, anak akan benar-benar memahami dengan pengertian

yang dalam, bahwa perkalian pada dasarnya merupakan penjumlahan berulang.

b. Dalil Notasi (notation the orem)

Notasi memiliki peranan penting dalam penyajian konsep. Penggunaan

notasi dalam menyatakan sebuah konsep tertentu harus disesuaikan dengan tahap

perkembangan mental anak. Penyajiannya dilakukan dengan pendekatan spiral,

dimana setiap ideide matematika disajikan secara sistematis dengan menggunakan

notasi-notasi yang bertingkat.

c. Dalil Kekontrasan dan Keanekaragaman (contrasand variation the orem)

Pengontrasan dan keanekaragaman sangat penting dalam melakukan

pengubahan konsep dipahami dengan mendalam, diperlukan contoh-contoh yang

banyak, sehingga anak mampu mengetahui karakteristik konsep tersebut.

Misal :

Untuk menjeaskan segitiga siku-siku, perlu diberi contoh dan gambar –

gambarnya tidak selalu tegak dalam kedudukan miring, tapi perlu juga diberikan

gambar dengan sisi miring dalam keadaan mendatar atau mebujur. Dengan cara

Page 10: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 10

ini anak terlatih dalam memeriksa, apakah segitiga yang diberikan kepadanya

tergolong segitiga siku - siku atau tidak.

d. Dalil Pengaitan (connectivity the orem)

Dalam matematika itu satu konsep dengan konsep lainnya terdapat

hubungan erat, bukan saja dari segi isi, namun juga dari segi rumus-rumus yang

digunakan. Materi yang satu merupakan prasyarat bagi yang lainnya atau konsep

yang satudi perlukan untuk menjelaskan konsep lainnya.

Misal :

Misalnya konsep dalil phytagoras diperlukan untuk menentukan tripel

phytagoras atau pembuktian rumus kuadratis dalam trigonometri

Aplikasi Teori Bruner Dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Penerapan teori belajar Bruner dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan:

1. Sajikan contoh dan bukan contoh dari konsep-konsep yang anda ajarkan.

Misal : untuk contoh mau mengajarkan bentuk bangun datar segiempat,

sedangkan bukan contoh adalah berikan bangun datar segitiga, segi lima

atau lingkaran.

2. Bantu si belajar untuk melihat adanya hubungan antara konsep-konsep.

Misalnya berikan pertanyaan kepada sibelajar seperti berikut ini ” apakah

nama bentuk ubin yang sering digunakan untuk menutupi lantai rumah?

Berapa cm ukuran ubin-ubin yang dapat digunakan?

3. Berikan satu pertanyaan dan biarkan biarkan siswa untuk mencari

jawabannya sendiri. Misalnya Jelaskan ciri-ciri/ sifat-sifat dari bangun

Ubin tersebut?

4. Ajak dan beri semangat si belajar untuk memberikan pendapat

berdasarkan intuisinya. Jangan dikomentari dahulu atas jawaban siswa,

kemudian gunakan pertanyaan yang dapat memandu si belajar untuk

berpikir dan mencari jawaban yang sebenarnya. (Anita W,1995 dalam

Paulina panen, 2003 3.16)

Page 11: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 11

3. Teori Gestalt

Tokoh aliran ini adalah John Dewey. Ia mengemukakan bahwa pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan oleh guru harus memperhatikan

hal-hal berikut ini:

a. Penyajian konsep harus lebih mengutamakan pengertian,

b. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan

intelektual siswa

c. Mengatur suasana kelas agar siswa siap belajar.

Dari ketiga hal diatas, dalam menyajikan pelajaran guru jangan meberikan

konsep yang harus diterima begitu saja, melainkan harus lebih mementingkan

pemahaman terhadap proses terbentuknya konsep tesebut dari pada hasil akhir.

Untuk hal ini guru bertindak sebagai pembimbing dan pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan proses melalui metode indukatif.

Pendekatan dan metode yang digunakan tersebut haruslah disesuaikan pula

dengan kesiapan intelektual siswa. Siswa SMP masih ada pada tahap operasi

konkret, artinya jika ia akan memahami konsep abstrak matematika harus dibantu

dengan menggunakan benda konkret. Oleh karena itu dalam pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar mulailah dengan menyajikan contoh konkret yang beraneka

ragam, kemudian mengarah pada konsep abstrak tersebut. Dengan cara seperti ini

diharapkan kegiatan belajar mengajar bisa berjalan secara bermakna.

Kita ketahui bahwa faktor eksternal bisa mempengaruhi pelaksanaan dan

hasil belajar siswa. Oleh karena itu, sebelum, selama, dan sesudah mengajar guru

harus pandai – pandai (berusaha) untuik menciptakan kondisi agar siswa siap

untuk belajar dengan perasaan senang, tidak merasa terpaksa.

4. Teori Brownell

W. brownell mengemukakan bahwa belajar matematika harus merupakan

belajar bermakna dan pengertian. Dia mengatakan bahwa belajar pada hakikatnya

merupakan suatu proses yang bermakna. Bila kita perhatikan, teori yang

dikemukakan brownell ini sesuai dengan proses teorin belajar mengajar gestalt,

yang muncul dipertengahan tahun 1930. Menurut teori belajar mengajar gestalt,

Page 12: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 12

latihan hapal atau yang dikenal dengan sebutan drill adalah sangat penting dalam

kegiatan pengajaran. Cara ini ditetapkan setelah tertanamnya pengertian.

Aritmetika atau berhitung yang diberikan pada anak-anak SD dulu lebih

menitik beratkan hafalan dan mengasah otak. Aplikasi dari bahan yang diajarkan

dan bagaimana kaitannya dengan pelajaran – pelajaran lainnya sedikit sekali

dikupas. Menurut brownell anak – anak yang berhasil dalam mengikuti pelajaran

pada waktu itu memiliki kemampuan berhitung yang jauh melebihi anak – anak

sekarang. Banyaknya latihan yang diterapkan pada anak dan latihan mengasah

otak dengan soal – soal yang panjang dan sangat rumit merupakan pengaruh dari

doktrin displin formal.

Terdapat perkembangan yang menunjukan bahwa doktrin formal itu

memiliki kekeliruan yang cukup mendasar. Dari penelitian yang dilakasanakan

pada abad 19 terdapat hasil yang menunjukan bahwa belajar melalui latihan

hafalan dan mengasah otak, namun diperoleh anak melaui bagaimana anak

berbuat, berpikir, memperoleh persepsi dan lain – lain.

Brownell mengemukakan ada dua unsur utama berkenaan dengan teori drill pada

pengajaran matematika.

a. Teori drill memberikan tugas yang harus dipelajari siswa yang hampir

tidak mungkin dicapai. Menurut hasil penelitian menunjukkan anak yang

tahu 3 + 6 = 9 ternyata tidak tahu dengan baik, bahwa 6 + 3 = 9. Penelitian

lain menunjukkan bahwa penguasaan 3 + 6 = 9 tidak menjamin

dikuasainya 13 + 6 = 19, 23 + 6 = 29 atau 43 + 6 = 49, dan sebagainya.

b. Unsur yang lainnya berkaitan dengan reaksi yang dihasilkan oleh drill.

Pada saat guru memberikan drill pada keterampilan aritmetika, ia

berasumsi bahwa murid akan berlatih sebagai reaksi dari yang telah

ditentukan. Misalkan pada waktu guru memberi tugas 4 + 2 = 6 dan 9 – 5

= 4, ia mengharap semua siswa akan dengan diam berfikir atau

mengucapkan dengan keras, 4 dan 2 sama dengan 6, 9 dikurangi 5 sama

dengan 4. Guru percaya dengan sering mengulanginya akhirnya siswa

selalu menjawab 6 dan 4 untuk ke dua tugas tersebut. Kemudian melalui

penelitian diketahui bahwa hanya 40% dari siswa yang dapat menjawab

dengan benar berdasarkan ingatannya. Kegiatan ini menunjukkan bahwa

Page 13: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 13

drill tidak menghasilkan respons otomatis untuk siswa-siswa di kelas 1 dan

kelas 2 SD, padahal tugas dan beban belajar mereka relatif lebih sedikit

bila dibandingkan dengan kelas-kelas yang lebih atas.

5. Teori Dienes

Zoltan P.Dienes adalah seorang matematikawan yang memfokuskan

perhatiannya pada cara pengajaran. Dienes menekankan bahwa dalam

pembelajaran sebaiknya dikembangkan suatu proses pembelajaran yang menarik

sehingga bisa meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran matematika. Dienes

mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk

menyajikan konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dalam bentuk yang

konkrit. Hal ini dilakukan agar konsep dan prinsip tersebut dapat dipahami dengan

baik oleh siswa. Ini mengandung arti bahwa benda-benda atau obyek-obyek

dalam bentuk permainan akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik

dalam pengajaran matematika.

Konsep Matematika menurut Dienes

Menurut Dienes, ada tiga jenis konsep matematika yaitu konsep murni

matematika, konsep notasi, dan konsep terapan.

1. Konsep murni matematis

Konsep matematis murni berhubungan dengan klasifikasi bilangan-

bilangan dan hubungan-hubungan antar bilangan, dan sepenuhnya bebas

dari cara bagaimana bilangan-bilangan itu disajikan. Sebagai contoh,

enam, 8, XII, 1110 (basis dua), dan Δ Δ Δ Δ, semuanya merupakan contoh

konsep bilangan genap; walaupun masing-masing menunjukkan cara yang

berbeda dalam menyajikan suatu bilangan genap.

2. Konsep notasi

adalah sifat-sifat bilangan yang merupakan akibat langsung dari

cara penyajian bilangan. Fakta bahwa dalam basis sepuluh, 275 berarti 2

ratusan ditambah 7 puluhan ditambah 5 satuan merupakan akibat dari

notasi nilai tempat dalam menyajikan bilangan-bilangan yang didasarkan

Page 14: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 14

pada sistem pangkat dari sepuluh. Pemilihan sistem notasi yang sesuai

untuk berbagai cabang matematika adalah faktor penting dalam

pengembangan dan perluasan matematika selanjutnya.

3. Konsep terapan

adalah penerapan dari konsep matematika murni dan notasi untuk

penyelesaian masalah dalam matematika dan dalam bidang-bidang yang

berhubungan. Panjang, luas dan volume adalah konsep matematika

terapan. Konsep-konsep terapan hendaknya diberikan kepada siswa setelah

mereka mempelajari konsep matematika murni dan notasi sebagai

prasyarat. Konsep-konsep murni hendaknya dipelajari oleh siswa sebelum

mempelajari konsep notasi, jika dibalik para siswa hanya akan menghafal

pola-pola bagaimana memanipulasi simbol-simbol tanpa pemahaman

konsep matematika murni yang mendasarinya. Siswa yang membuat

kesalahan manipulasi simbol seperti 3x + 2 = 4 maka x + 2 = 4 – 3, = x,

a2 x a3 = a6, dan = x + berusaha menerapkan konsep murni dan konsep

notasi yang tidak cukup mereka kuasai.

6. Teori Van Hiele

Dalam pengajaran geometri terdapat teori belajar yang dikemukakan oleh

Van Hiele (1954), yang menguraikan tahap-tahap perkembangan mental anak

dalam geometri. Van Hiele adalah seorang guru bangsa Belanda yang

mengadakan penelitian dalam pengajaran geometri. Menurut Van Hiele ada tiga

unsur dalam pengajaran matematika yaitu waktu, materi pengajaran dan metode

pengajaran, jika ketiganya ditata secara terpadu maka akan terjadi peningkatan

kemampuan berfikir anak kepada tingkatan berfikir lebih tinggi.

A.Tingkat kognitif menurut Van Hiele

Tahapan berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui siswa dalam

pembelajaran geometri, menurut Van Hiele adalah sebagai berikut:

Level 0. Tingkat Visualisasi

Tingkat ini disebut juga tingkat pengenalan. Pada tingkat ini, siswa

memandang sesuatu bangun geometri sebagai suatu keseluruhan (wholistic).

Page 15: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 15

Pada tingkat ini siswa belum memperhatikan komponen-komponen dari

masing-masing bangun. Dengan demikian, meskipun pada tingkat ini siswa

sudah mengenal nama sesuatu bangun, siswa belum mengamati ciri-ciri dari

bangun itu. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa tahu suatu bangun bernama

persegi panjang, tetapi ia belum menyadari ciri-ciri bangun persegi panjang

tersebut.

Level 1. Tingkat Analisis

Tingkat ini dikenal sebagai tingkat deskriptif. Pada tingkat ini siswa

sudah mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri-ciri dari masing-

masing bangun. Dengan kata lain, pada tingkat ini siswa sudah terbiasa

menganalisis bagian-bagian yang ada pada suatu bangun dan mengamati sifat-

sifat yang dimiliki oleh unsur-unsur tersebut

Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa

suatu bangun merupakan persegipanjang karena bangun itu “mempunyai

empat sisi, sisi-sisi yang berhadapan sejajar, dan semua sudutnya siku-siku”

Level 2. Tingkat Abstraksi

Tingkat ini disebut juga tingkat pengurutan atau tingkat relasional.

Pada tingkat ini, siswa sudah bisa memahami hubungan antar ciri yang satu

dengan ciri yang lain pada sesuatu bangun. Sebagai contoh, pada tingkat ini

siswa sudah bisa mengatakan bahwa jika pada suatu segiempat sisi-sisi yang

berhadapan sejajar, maka sisi-sisi yang berhadapan itu sama panjang. Di

samping itu pada tingkat ini siswa sudahmemahami pelunya definisi untuk

tiap-tiap bangun. Pada tahap ini, siswa juga sudah bisa memahami hubungan

antara bangun yang satu dengan bangun yang lain.

Misalnya pada tingkat ini siswa sudah bisa memahami bahwa setiap

persegi adalah juga persegipanjang, karena persegi juga memiliki ciri-ciri

persegipanjang.

Page 16: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 16

C .Hubungan aliran kognitif dengan pembelajaran

Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan

oleh stimulus yang berada dari luar dirinya , melainkan oleh faktor yang ada pada

dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang

berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengalaman itu manusia mampu

memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pandangan itu, teori psikologi

kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi,

terutama unsure pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang

datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan

pada proses internal dalam berfikir, yakni proses pengelolaan informasi.

Kegiatan pengelolaan informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu

akan menentukan perubahan perilaku seseorang. Bukan sebaliknya jumlah

informasi atau stimulus yang mengubah perilaku. Demikian pula kinerja

seseorang yang diperoleh dari hasil belajar tidak tergantung pada jenis dan cara

perberian stimulus, melainkan lebih ditentukan oleh sejauh mana sesaeorang

mampu mengelola informasi sehingga dapat disimpan dan digunakan untuk

merespon stimulus yang berada di sekelilingnya. Oleh karena itu teori belajar

kognitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk

belajar, mengingat dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan

disimpan didalam didalam pikirannya secara efektif.

Teori belajar kognitif menekankan pada kemampuan siswa dan

menganggap bahwa siswa sebagai subjek didik. Jadi siswa harus aktif dalam

proses belajar mengajar, Fungsi guru adalah menyediakan tangga pemahaman

yang puncaknya adalah tangga pemahaman paking tinggi, dan siswa harus

mencari cara sendiri agar dapat menaiki tangga tersebut. Jadi peran guru adalah:

a) Memperlancar proses pangkonstruksian pengetahuan dengan cara membuat

informasi secara bermakna dan relevan dengan siswa,

b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan atau

menerapkan gagasannya sendiri , dan

c) Membimbing siswa untuk menyadari dan secara sadar menggunakan strategi

belajar sendiri.

Page 17: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 17

D. Aplikasi Teori Belajar Kognitif Dalam Pembelajaran

Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas

belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan

proses internal. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan

strategi dan tujuan pembelajaran tidak lagi mekanistik sebagaimana pada teori

behavioristik namun dengan memperhitungkan kebebasan dan keterlibatan siswa

secara aktif dalam proses belajar agar belajar lebih bermakna bagi siswa.

Karakteristik dari proses belajar ini adalah:

a. Belajar merupakan proses pembentukan makna berdasarkan pengetahuan yang

sudah dimiliki melalui interaksi secara langsung dengan obyek.

b. Belajar merupakan proses pengembangan pemahaman dengan membuat

pemahaman baru.

c. Agar terjadi interaksi antara anak dan obyek pengetahuan, maka guru harus

menyesuaikan obyekdengan tingkat pengetahuan yang sudah dimiliki anak.

d. Proses belajar harus dihadirkan secara autentik dan alami. Anak dihadirkan

dalam situasi obyek sesungguhnya dan harus sesuai dengan perkembangan

anak.

e. Guru mendorong dan menerima otonomi dan insiatif anak.

f. Memberi kegiatan yang menumbuhkan rasa keingintahuan siswa dan

membantu mereka untuk mengekspresikan ide dan mengkomunikasikannya

dengan orang lain.

g. Guru menyusun tugas dengan menggunakan terminologi kognitif yaitu

meminta anak untuk mengklasifikasi, menganalisa, memprediksi.

h. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk merespon proses

pembelajaran.

i. Guru memberi kesempatan berpikir setelah memberi pertanyaan.

Page 18: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Psikologi pembelajaran matematika aliran kognitif adalah kajian studi

ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran. Proses ini meliputi

bagaimana informasi dipeorleh, dipresentasikan dan ditransperkan sebagai

pngetahuan. Pengetahuan itu muncul kembali sebagai petunjuk dalam sikap

dan perilaku manusia. Oleh karena itu, psikologi kognitif juga disebut

psikologi pemproses informasi.

Ciri – ciri aliran belajar kognitif :

1. Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia.

2. Mementingkan peranan kognitif

3. Mementingkangkan kondisi waktu sekarang

4. Mementingkan oembentukan struktur kognitif

5.Mengutamakan keseimbangan dalam diri manusia

6.Mengutamakan insight (pengertian, pemahaman)

Prinsip – prinsip utama pembelajaran kognitif adalah :

1. Pembelajaran yang aktif

2. Prinsip belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran anak

diarahkan pada konsep-konsep dan struktur-struktur yang termuat dalam pokok

bahasan yang diajarkan, disamping hubungan yang terkait antara konsep-

konsep dan struktur-struktur tersebut

3. pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan oleh guru harus

memperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Penyajian konsep harus lebih mengutamakan pengertian,

b. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan

intelektual siswa

c. Mengatur suasana kelas agar siswa siap belajar.

.

Page 19: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 19

4. Adanya guru yang memberikan arahan agar siswa tidak melakukan banyak

kesalahan dalam mengunakan kesempatannya untuk memperoleh

pengetahuan dan pengalaman yang positif.

5. belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses yang bermakna

6. pembelajaran sebaiknya dikembangkan suatu proses pembelajaran yang

menarik sehingga bisa meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran

matematika

7. Pembelajaran dilakukan dari pengenalan umum ke khusus (Ausable) dan

sebaliknya dari khusus ke umum atau dari konkrit ke abstrak (Piaget).

8. Pembelajaran tidak akan berhenti sampai ditemukan unsur-unsur baru lagi

untuk dipelajari.

9. Adanya kesamaan konsep atau istilah dalam suatu konsep biasa sangat

mengganggu dalam pembelajaran karena itulah penyesuaian integrative

dibutuhkan.

B. Saran

Dari kesimpulan diatas kami memberikan beberapa saran sebagai berikut;

1. Bagi calon guru , supaya dapat mengefektifkan apabila nanti menjadi

seorang guru cara belajar siswa yang aktif , menunjang prestasi siswa , dan

mengembangkan ranah kognitif.

2. Bagi guru , supaya dapat mengefektifkan cara belajar siswa yang aktif ,

menunjang prestasi siswa , dan mengembangkan ranah kognitif

3. Bagi pembaca ,

Makalah ini belum sempurna sebagaimana yang diperlukan maka kami

sangat mengharapkan kritik, saran, ide demi memperbaiki makalah

berikutnya.

Page 20: yoshbjbjbjbkgggbssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss11111111111111111111111111111111111111111111111233333333333333333333333333333335555555555555555555ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss12322222222222222222222222211444444444445555222222222222222225

Psikologi Pembelajaran Matematika Aliran Kognitif 20

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Supriono, Widodo. (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta:

Rineka Cipta.

Biggs, J.B & Collis, K.F. (1982). Evaluating The Quality Of Learning: the SOLO

Taxonomy. New York: Academic Press

Suherman, Erman & Winataputra, Udin S. (1992). Strategi Belajar Mengajar

Matematika. Dipdikbud. Jakarta.

Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Hudoyo, Herman.1988.Belajar Mengajar Matematika.Jakarta:Depdikbud

Http://nurrahmanmechy.blogspot.com/2009/05/teori-belajar-matematika-teori-

belajar 9182.html. Diunduh tanggal 1 Oktober 2011.

Karso, dkk. 2000. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas terbuka

http://thabilkharisma.blogspot.com/2012/01/teori-belajar-arthur-william-

brownell.html

http://catatantanti.blogspot.com/2012/08/teori-belajar-piaget-bruner-dan-

gestalt_5.html