yersiniosis

18
BAB I PENDAHULUAN Yersiniosis adalah penyakit enterik akut yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala yang khas berupa diare akut disertai dengan febris. Bakteri penyebab adalah salah satu dari tiga jenis yaitu Yersenia enterocolitica atau Y. pseudotuberculosis atau Y.pestis. Y. enterocolitica merupakan bakteri kecil, berbentuk batang, Gram-negatif. Bakteri ini sering diisolasi dari sample klinis seperti luka, kotoran, dahak, dan kelenjar limfe di bagian perut. Yersinia pseudotuberculosis masuk dalam keluarga Enterobacteriacae. Yersinia pseudotuberculosis merupakan bakteri gram negatif yang menyebabkakn penyakit pseudotuberculocsis pada hewan serta dapat menular pada manusia melalui pangan asal hewan. Bakteri ini berbentuk batang kecil berukuran sekitar 0.5 x 3.0 µm. Yersinia pseudotuberculosis tidak berspora, bergerak dengan peritrichous flagella dan berkapsul. Yersinia pestis adalah bakteri yang menyebabkan gangguan. Ini adalah bakteri Gram- negatif yang dapat tumbuh dengan atau tanpa oksigen (yang disebut kualitas tdk anaerobic)Y. enterocolitica dan Y. pseudotuberculosis yang menyebabkan gastroenteritis sedangkan Y.pestis yang menyebabkan penyakit pes.

Upload: alisha-soebroto

Post on 22-Nov-2015

47 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

indo

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Yersiniosis adalah penyakit enterik akut yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala yang khas berupa diare akut disertai dengan febris. Bakteri penyebab adalah salah satudari tiga jenis yaitu Yersenia enterocolitica atau Y. pseudotuberculosis atau Y.pestis. Y. enterocolitica merupakan bakteri kecil, berbentuk batang, Gram-negatif. Bakteri ini sering diisolasi dari sample klinis seperti luka, kotoran, dahak, dan kelenjar limfe di bagian perut. Yersinia pseudotuberculosis masuk dalam keluarga Enterobacteriacae. Yersinia pseudotuberculosis merupakan bakteri gram negatif yang menyebabkakn penyakit pseudotuberculocsis pada hewan serta dapat menular pada manusia melalui pangan asal hewan. Bakteri ini berbentuk batang kecil berukuran sekitar 0.5 x 3.0 m. Yersinia pseudotuberculosis tidak berspora, bergerak dengan peritrichous flagella dan berkapsul. Yersinia pestis adalah bakteri yang menyebabkan gangguan. Ini adalah bakteri Gram-negatif yang dapat tumbuh dengan atau tanpa oksigen (yang disebut kualitas tdk anaerobic)Y. enterocolitica dan Y. pseudotuberculosis yang menyebabkan gastroenteritis sedangkan Y.pestis yang menyebabkan penyakit pes.

BAB IIPEMBAHASAN

Definisi Merupakan penyakit enterik akut yang disebabkan oleh bakteri kecil berbentuk batang,bergram negative. Bakteri penyebab adalah salah satu dari tiga jenis yaitu Yersenia enterocolitica atau Y. pseudotuberculosis atau Y.pestis. Epidemiologi Di Amerika penyakit yang paling sering menyerang manusia disebabkan oleh satu spesies Y.entercolitica Berdasarkan data dari Foodborne Diseases Active Surveillance Bereillance Network yang mengukur beban dan penyakit dari waktu ke waktu dikonfirmasi bahwa yersiniosis menginfeksi per 100.000 orang pertahun,dimana anak anak lebih sering terkena infeksi daripada orang dewasa dan infeksi lebih sering terjadi pada musim dingin. Klasifikasi Yersinia pestis bakteri Gram-negatif yang dapat tumbuh dengan atau tanpa oksigen. Keluarga Yersinia Pestis sebelumnya telah diklasifikasikan dalam keluarga Pasteurellaceae, namun berdasarkan kesamaan dengan Escherichia coli (E. coli), maka Yersinia grup reclassified sebagai anggota dari keluarga Enterobacteriaceae.Yersinia pestis paling sering ditemukan pada tikus yang dapat menyebabkan penyakit pes. Penyakit pes, adalah infeksi yang disebabkan bakteri Yersinia pestis (Y. pestis) dan ditularkan oleh kutu tikus (flea), Xenopsylla cheopis.. Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan/cakaran binatang yang terinfeksi plague, dan kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi. Kutu yang terinfeksi dapat membawa bakteri ini sampai berbulan2 lamanya. Selain itu pada kasus pneumonic plague, penularan terjadi dari dari percikan air liur penderita yang terbawa oleh udara.DiagnosisMasa inkubasi 2-8 hari.a. Keluhan pokok Nyeri di daerah inguinal Demam tiba-tiba, kadang-kadang sampai delirium Mialgi berat Menggigil Ada riwayat terpapar tikusb. Tanda pentingTergantung dari bentuknya1.Bentuk bubonic- Bubo atau pembesaran kelnjar limfe terutama daerah inguinal dan femoral2. Bentuk septikemik- Pucatdan lemah sampai koma3. Bentuk pneumonik- Batuk-batuk dan Sesak nafas dengan sputum yang cair- Bentuk meningeal - Sefalgi,kaku kuduk,kernig sign positif,kejang sampai komac. Pemeriksaan Laboratorium Biarkan aspirat nodul limfe/darah Hapusan aspirat bubo ditemukan basil Gram negatif Titer antibodi Lekosistosis sampai memberi gambaran reaksi lekomoid (100.000/mm3) Ada tanda PIM/DIC.Penatalaksanaana. Terapi umum1.Istirahat- Bentuk pneumonik perlu diisolasi2. Diet3.Medikamentosa- Obat pertama Streptomisin IM 30 mg/kg BB/hari, 3-4 kali/hari suntikan pertama 1 gr.- Obat alternative Tetrasiklin sebagai lanjutan/bersama-sama dengan streptomisin. Dosis 30 mg/kg BB1. Kloramfenikol : 50 75 mg/kg BB selama 10 hari2. Trimetoprim-sulfametoksazol 2 x 2 tablet3. Sulfadiazin

Yersinia pseudotuberculosisYersinia pseudotuberculosis masuk dalam keluarga Enterobacteriacae. Yersinia pseudotuberculosismerupakan bakteri gram negatif yang menyebabkan penyakit pseudotuberculocsis pada hewan serta dapat menular pada manusia melalui pangan asal hewan. Bakteri ini berbentuk batang kecil berukuran sekitar 0.5 x 3.0 m. Yersinia pseudotuberculosis tidak berspora, bergerak dengan peritrichous flagella dan berkapsul. Bakteri ini memiliki fimbriae (pili) yang membentang dari satu kutub dan digunakan untuk adhesi dan patogenisitas. Serta dengan dinding sel yang terdiri atas murein, phospholipid, protein dan lipopolisakarida. Rantai dari lipopolisakarida di Yersinia pseudotuberculosis sangat cair dan ini meningkatkan permeabilitas membran luar bakteri. Bakteri ini berpotensi memiliki sistem penghabisan yang memompa keluar senyawa hidrofobi. Yersinia pseudotuberculosis memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dan aktif berkembang biak pada temperatur rendah (1 4 oCelcius).Penularan dan penyakit pada manusiaPenularan umumnya melalui oral dengan bahan makanan dan air sebagai perantara. Makanan yang dilaporkan berhubungan dengan letupan penyakit keracunan makanan adalah susu dan hasil olahannya.Gejala umumDiare, demam, sakit perut, muntah, sakit kepala, pharingitis dan dapat berlanjut menjadi enterokolitis, mesenterik limfadenitis akut dan septikemia.Umumnya menyerang balita dengan gejala demam tinggi dan sakit perut pada bagian kanan bawah sehingga sering dikelirukan dengan radang usus buntu..DiagnosaDiagnosa ditegakkan dengan melakukan isolasi bakteri dari spesimen feses.Pengobatan Yersinia sensitif terhadap cotrimaxasole, gentamisin dan cefotaxime. Yersinia enterocolitica.bakteri kecil, berbentuk batang, Gram-negatif. Bakteri ini sering diisolasi dari sample klinis seperti luka, kotoran, dahak, dan kelenjar limfe di bagian perut ( mesenteric lymph nodes). Yersiniosis sering ditandai dengan gejala seperti gastroenteritis yang disertai dengan diare dan/atau muntah; Tetapi, gejala yang khas untuk penyakit ini adalah demam dan sakit perut, Gejala biasanya dimulai antara 24 sampai 48 jam setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi (bakteri ini biasanya ditularkan melalui makanan atau minuman)

Cara penularan adalah melalui rute orofekol karena mengkonsumsi makanan dan minumam yang terkontaminasi oleh manusia atau binatang yang terinfeksi. Y.enterocolitica telah diisolasi dari berbagai jenis bahan makanan; namun jenis yang patogenik biasanya ditemukan pada daging babi mentah dan produk makanan yang dibuat dari daging babi. Di AS makanan yang berasal dari jeroan babi paling sering menjadi sumber infeksi. Kasus-kasus yang muncul di Eropa dihubungkan dengan pemberiandaging babi mentah kepada bayi. Berbeda dengan penyakit-penyakit lain yang ditularkan melalui makanan maka Y. enterocolitica dapat berkembang biak dalam suhu rendah didalam lemari es dan dalam kondisi mikroaerofilik. Oleh karena itu risiko terinfeksi oleh Y. Enterocolitica meningkat apabila daging yang setengah matang yang tidak dikelola dengan baik disimpan didalam kantong plastik. Y. enterocolitia, pernah ditemukan dibadan air yang tidak ada Eschrichia coli nya. Infeksi nosokomial terjadi karena memakai darah yang disimpan dalam lemari pendingin dari donor darah penderita asimptomatik atau yang menderita penyakit saluran pencernaan ringan. Masa inkubasi berlangsung sekitar 3 7 hari umumnya 10 hari.

Diagnosis yersiniosis diawali dengan isolasi organisme dari kotoran manusia yang menjadi korban, darah, muntahan, dan kadang-kadang juga diisolasi pada saat dilakukan pemotongan usus buntu. Konfirmasi dilakukan dengan isolasi, yang didukung dengan identifikasi biokimia dan serologis terhadapY. enterocoliticabaik dari manusia yang sakit maupun dari makanan yang dikonsumsi. Diare dilaporkan terjadi pada sekitar 80% kasus sakit perut dan demam merupakan gejala yang dapat memperkuat diagnosis.Karenayersiniaesulit diisolasi dari kotoran, beberapa Negara mengandalkan analisa serologi. Serum dari pasien akut dan pasien yang baru sembuh dianalisa untuk menentukan adanya serotipYersinia spp.yang dicurigai. Penatalaksanaaan ;Kasustanpa komplikasiakibat diare karenaY.enterocolitica biasanya hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan antibiotic.Namun,pada infeksi lebih berat atau rumit bias diberikan aminoglikosida,doksisiklin,trimetoprim-sulfametoksazol, atau fluoroquinolones

ReservoirBinatang merupakan reservoir utama dari Yersenia. Babi adalah reservoir utama dari Y.enterocolitica yang patogenik. Pada musim dingin babi sering berperan sebagai Carriertanpa gejala, dimana pada faring penuh dengan koloni Yersenia. Y. pseudotuberculosistersebar pada berbagai spesies burung dan mamalia terutama pada rodensia dan mamalia kecil lainnya Pencegahan1). Siapkanlah makanan dengan cara-cara yang saniter, hindari mengkonsumsi daging babi mentah dan susu yang tidak dipasteurisasi. Lakukan iradiasi terhadap daging,cara ini sangat efektif untuk membunuh bakteri.2). Cucilah tangan dengan baik sebelum makan dan sebelum menjamah makananterutama setelah menjamah daging babi mentah atau setelah bontak denganbinatang.3). Lindungi sumber air dari kotoran binatang dan manusia, lakukan upaya untukpengamanan sumber air tersebut.4). Lakukan pengawasan terhadap rodentia dan burung terhadap kemungkinanterinfeksi oleh Y. pseudotuberculosis5). Buanglah kotoran manusia dan binatang dengan cara-cara yang saniter6). Pada waktu menyembelih babi, pisahkan segera kepala dan leher babi dari daging babi. Hal ini untuk mencegah terjadinya kontaminsai daging babi oleh Yersenia yang terdapat pada faring babi.

B. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya1). Laporan kepada institusi kesehatan setempat. Kasus wajib dilaporkan di sebagian besar negara bagian di AS dan di sebagian besar negara di dunia2). Isolasi: Lakukan upaya kewaspadaan enterik pada waktu merawat penderita dirumah sakit. Mereka yang menderita diare dilarang menangani makanan, merawatpenderita dan dilarang melakukan pekerjaan yang ada kaitannya dengan mengasuhbayi.3). Disinfeksi serentak : disinfeksi dilakukan terhadap tinja. Di negara yang system pembuangnnya baik, tinja dapat dibuang langsung masuk kedalam sistempmbuangan tersebut (Sewage system) tanpa perlu dilakukan disinfeksi terlebihdulu.6). Investigasi terhadap kontak dan sumbaer infeksi: Lakukan investigasi danpencarian kasus-kasus yang tidak dilaporkan. Pecarian carrier diantara merekayang kontak dengan penderita disarankan apabila KLB yang terjadi diduga karenapenularan dengan cara common source7). Pengobatan spesifik: Organisme ini umumnya peka terhadap semua jenisantibiotika.Pemberianantibiotika kepada penderita dengan gejala gastrointestinal cukup membantu.Antibiotika harus diberikan kepada penderita septikemia dan penderita dengangejala-gejala invasive. Antibiotika yang baik untuk Y. enterocolitica adalah derivateaminoglycosides (untuk septicemia saja) dan TMPSMX. Derivat quinolones yang baru seperti Ceprofloxacin juga cukup efektif. Y. enterocolitica dan Y.pseudotuberculosis umumnya sensitif terhadap tetrasiklin.C. Upaya penanggulangan wabah1). Jika ditemukan penderita gastroenteritis atau kasus appendecitis dalam jumlahyang cukup banyak segera laporkan kepada instansi kesehatan setempat walaupundiagnosanya belum tahu.2). Lakukan investigasi terhadap kondisi sanitasi lingkungan secara umum danselidiki terhadap kemungkinan terjadinya penularan dengan cara commonsource. Berikan perhatian khusus terhadap kemungkinan penderitamengkonsumsi daging babi atau tercemarnya makanan yang akan dikonsumsi oleh daging babi mentah atau yang tidak dimasak dengan sempurna. Perhatikan juga terhadap kemungkinan terjadinya kontak dengan binatang seperti anjing, kucing dan binatng peliharaan lainnya. Populasi yang Rentan Populasi yang paling rentan terhadap Yersiniosis dan komplikasinya adalah anak kecil, orang dengan tubuh yang lemah, orang yang sudah sangat tua, dan orang-orang yang sedang dalam perawatan dengan obat-obatan yang menekan system kekebalan.

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULANYersiniosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dai genus Yersinia. Bakteri penyebab adalah salah satu dari tiga jenis yaitu Yersenia enterocolitica atau Y. pseudotuberculosis atau Y.pestis dengan gejala khas diare akut dan febris. Berdasarkan data dari Foodborne Diseases Active Surveillance Bereillance Network yang mengukur beban dan penyakit dari waktu ke waktu dikonfirmasi bahwa yersiniosis menginfeksi per 100.000 orang pertahun,dimana anak anak lebih sering terkena infeksi daripada orang dewasa dan infeksi lebih sering terjadi pada musim dingin. Yersiniapeka terhadap panas dan akan terbunuh dengan pemanasan yang merata (di atas 70C). Sumber utama infeksi bakteri ini adalah makanan mentah, makanan yang kurang matang dan kontaminasi silang, yaitu apabila makanan yang sudah dimasak bersentuhan dengan bahan mentah atau peralatan yang terkontaminasi (misalnya alas pemotong). Karena itu, pemasakan dengan benar dan penanganan makanan secara higienis dapat mencegah infeksiYersinia

DAFTAR PUSTAKA1 Buku Ajar Penyakit Dalam FKUI jilid III edisi IV 2 Price, Sylvia.A. et.all, 2006, Patofisiologi Volume 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 3 Adelberg, Jawetz, Melnick,1995, Mikrobiologi Kedokteran edisi 20, EGC, JakartaAnonim, 2003, Setelah SARS apa lagi, www.korantempo.com 4 Anonim, 2004, http://dedaunanijo.blogspot.com 5 Tedy, 2008, Virus dan Monera, http://tedbio.multiply.com/journal/item/12

MAKALAH TASK READINGYERSINISOSIS

KELOMPOK 15 :DIAN WAHYUNITA 09.06.0007NI LUH PUTU SUARTADEWI 09.06.0038

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM2012