yang - · pdf fileaya nen aya sep wali 'ian. 2'aya nan, etitif mia. rbel- ?. wai....

11
Analisis Biaya, Produksi dan R/C Usahatani Kenaf pada Lahan Bonorowo di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan Bambang Dwi Sutjipta Abslrncl: Penelilian ini berruiuan zmrtrk n~enpelahui linnkal elisiensi trsal~alani kenafdi desa Pesann~rohan. " - -- Penelillan ini dilakukan dengan metode srrrvey. Hasil penelilian mensnjukkan lingkal efiiensi 1,27. Hasil ini menunjukkan lebih besar dari I. Dengan demikian usalmlani keno/ in; mengunlungkanpelnni Keywords: Cost, Produclion, R/C Pengembangan tanaman serat khususnya kenaf, tek Nusantara dapat mendiversifikasikan serat rosela, yute (selanjutnya ditulis kenaflsejenisnya) kenaf menjadi beberapa produk. merupakan bagian dari pembangunan perkebunan Sedangkan pengembangan tanaman kenaf yang mempunyai arti yang penting dalam aspek di Kabupaten Lamongan terfokus pada satu Ke- ekonomi, social dan ekologi (Sastrosupadi, dkk, camatan saja, yaitu pada Kecamatan Laren, kare- 2001: 1). D,ilain pihak sebagai upaya untuk na lahannya sangat memungkinkan berikut data mengurangi impor serat dan menghemat devisa, pengembangannya. meningkatkan pendapatan petani serta adanya ke- cenderungan dunia untuk menggunakan bahan Tabel 1 Data Areal dan Produksi Kenaf Di Ke- baku yang ramah lingkungan, ;aka pemerintah camatan Laren, Kabupaten Lamongan berharap agar pengelola perkebunan di bidang serat tersebut lebih ditingkatkan. Luas Produksi ProduktivitasIHa Tahun Areal Adapun jumlah perusahaan karung yang (Ha) (kg) Dalam Ton berada di Jawa Timur sebanyak dua perusahaan, 200112002 1.296 2196.546 1.7 yaitu: PTPN X (Pabrik Karung Petjangaan) dan 200212003 1.281 2.188.449 1,7 PTPN XI (Pabrik Karung Rosella BARU)'dengan 200312004 1.289 2.102.460 16 pengembangan areal di Jawa Timur meliputi: Ka- 200412005 1.298 2.205.172 1,7 bupaten Lamongan; Jombang; Lumajang; Ba- Sumber: Monografi Kecamatan Laren, 2006 nyuwangi; Nganjuk; Tuban dan Bojonegoro de- ngan pengembangan di lahan bonorowo seluas Beberapa peluang yang mendorong untuk 2.089 hektar dan nono bonorowo seluas 228 hek- pengembangan kenaf dan sejenisnya di Jawa Ti- tar dengan berbagai permasalahannya yang muradalah: dihadapi sangat kompleks. Bahan baku serat sebagai salah satu komo- Dari kedua PTPN tersebut serat kenaf me- ditas yang akrab lingkungan, karena produk rupakan bahan baku utama karung goni saja, pa- dan limbahnya tidak memberikan dampak dahal karung goni saat ini kalah bersaing dengan pencemaran, karena mudah hancur. karung plastik, sehingga pads tahun 2003 pads Pengembangan tanaman serat pada lahan bo- kedua PTPN tersebut mengundurkan diri dari norowo masih dapat kompetitif dengan ta- program ISKARA di Kabupaten Lamongan pada naman lain, karena satu-satunya tanaman khususnya. yang dapat tumbuh hanya tanaman serat. Selanjutnya pada saat pula pihak Peme- . Diversifikasi produk serat selain untuk bahan rintah Kabupaten Lamongan bermitra dengan PT. baku industri kamng goni juga digunakan Global Agrotek Nusantara dalam pengembangan untuk: komoditi kenaf yang dapat melanjutkan program - Pengganti fiber glass dalam industri tersebut. Oleh karena itu, maka PT. Global Agro (rainforced plastics) Bnmbang Dwi Surjipta adalah dosen Fnkultas Perlnrrinn dnn Magister Mnnnjemen Universitas Wijnya Pulrn Surabayn

Upload: lythuan

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: yang -   · PDF fileaYa nen aya sep wali 'ian. 2'aya Nan, etitif mia. rbel- ?. wai. ;uatu ada lung: 'men. itian. aian. dun ihalia 1 '> Analisis Biaya, Produksi dan R/C

aYa

nen

aya

sep wali

'ian.

2'aya Nan, etitif mia.

rbel- ?.

wai.

;uatu ada lung:

'men.

itian.

aian.

dun ihalia

1 '>

Analisis Biaya, Produksi dan R/C Usahatani Kenaf pada Lahan Bonorowo di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan

Bambang Dwi Sutjipta

Abslrncl: Penelilian ini berruiuan zmrtrk n~enpelahui linnkal elisiensi trsal~alani kenafdi desa Pesann~rohan. " - -- Penelillan ini dilakukan dengan metode srrrvey. Hasil penelilian mensnjukkan lingkal efiiensi 1,27. Hasil ini menunjukkan lebih besar dari I . Dengan demikian usalmlani keno/ in; mengunlungkanpelnni

Keywords: Cost, Produclion, R/C

Pengembangan tanaman serat khususnya kenaf, tek Nusantara dapat mendiversifikasikan serat rosela, yute (selanjutnya ditulis kenaflsejenisnya) kenaf menjadi beberapa produk. I

merupakan bagian dari pembangunan perkebunan Sedangkan pengembangan tanaman kenaf yang mempunyai arti yang penting dalam aspek di Kabupaten Lamongan terfokus pada satu Ke- ekonomi, social dan ekologi (Sastrosupadi, dkk, camatan saja, yaitu pada Kecamatan Laren, kare- 2001: 1). D,ilain pihak sebagai upaya untuk na lahannya sangat memungkinkan berikut data mengurangi impor serat dan menghemat devisa, pengembangannya. meningkatkan pendapatan petani serta adanya ke- cenderungan dunia untuk menggunakan bahan Tabel 1 Data Areal dan Produksi Kenaf Di Ke- baku yang ramah lingkungan, ;aka pemerintah camatan Laren, Kabupaten Lamongan berharap agar pengelola perkebunan di bidang serat tersebut lebih ditingkatkan. Luas Produksi ProduktivitasIHa Tahun Areal

Adapun jumlah perusahaan karung yang (Ha) (kg) Dalam Ton

berada di Jawa Timur sebanyak dua perusahaan, 200112002 1.296 2196.546 1.7 yaitu: PTPN X (Pabrik Karung Petjangaan) dan 200212003 1.281 2.188.449 1,7 PTPN XI (Pabrik Karung Rosella BARU)'dengan 200312004 1.289 2.102.460 1 6 pengembangan areal di Jawa Timur meliputi: Ka- 200412005 1.298 2.205.172 1,7 bupaten Lamongan; Jombang; Lumajang; Ba- Sumber: Monografi Kecamatan Laren, 2006 nyuwangi; Nganjuk; Tuban dan Bojonegoro de- ngan pengembangan di lahan bonorowo seluas Beberapa peluang yang mendorong untuk 2.089 hektar dan nono bonorowo seluas 228 hek- pengembangan kenaf dan sejenisnya di Jawa Ti- tar dengan berbagai permasalahannya yang muradalah: dihadapi sangat kompleks. Bahan baku serat sebagai salah satu komo-

Dari kedua PTPN tersebut serat kenaf me- ditas yang akrab lingkungan, karena produk rupakan bahan baku utama karung goni saja, pa- dan limbahnya tidak memberikan dampak dahal karung goni saat ini kalah bersaing dengan pencemaran, karena mudah hancur. karung plastik, sehingga pads tahun 2003 pads Pengembangan tanaman serat pada lahan bo- kedua PTPN tersebut mengundurkan diri dari norowo masih dapat kompetitif dengan ta- program ISKARA di Kabupaten Lamongan pada naman lain, karena satu-satunya tanaman khususnya. yang dapat tumbuh hanya tanaman serat.

Selanjutnya pada saat pula pihak Peme- . Diversifikasi produk serat selain untuk bahan rintah Kabupaten Lamongan bermitra dengan PT. baku industri kamng goni juga digunakan Global Agrotek Nusantara dalam pengembangan untuk: komoditi kenaf yang dapat melanjutkan program - Pengganti fiber glass dalam industri tersebut. Oleh karena itu, maka PT. Global Agro (rainforced plastics) Bnmbang Dwi Surjipta adalah dosen Fnkultas Perlnrrinn dnn Magister Mnnnjemen Universitas Wijnya Pulrn Surabayn

Page 2: yang -   · PDF fileaYa nen aya sep wali 'ian. 2'aya Nan, etitif mia. rbel- ?. wai. ;uatu ada lung: 'men. itian. aian. dun ihalia 1 '> Analisis Biaya, Produksi dan R/C

206 JURNAL EKSEKUTIF, VOLUME 3, NOMOR 2, ACUSTUS 2006

- Geotextiles - Wall pack - Aneka kerajinan rakyat - Bahan baku pulp - Particle board - Lapisan interior mobil - Dan sebagainya Gerakan "back to nature" oleh negara maju seperti: Amerika dan Jepang. Selain itu pro- duk serat alam merupakan bahan yang "re- newable", sedangkan plastik berbahan baku dari minyak bumi yang tergolong dalam ba- han "non renewable". Tersedianya fasilitas kredit dari para penge- lola dengan bunga sangat rendah (Kredit PUKK).

Selanjutnya tujuan pengembangan Iskara antara lain adalah untuk: (a) meningkatkan pro- duksi; (b) meningkatkan pendapatan petani; (c) memperluas lapangan kerja; (d) memenuhi kebu- tuhan serat kenaf dalam negeri untuk menuju swasembada; (e) mengembangkan usahatani ter- padu; (0 menciptakan pergiliran tanaman yang sehat. (Soekartawi, 2005 : 54)

Penelitian tentang efisiensi ekonotnis da- lam usahatani kenaf pemah dilakukan oleh Soe- kartawi (1987) di Kabupaten Nganjuk. Yang ma- na dari hasil penelitian sebelumnya di Kabupaten Nganjuk diperoleh nilai efisiensi (WC rasio) se- besar = 1,31.

Dengan memperhatikan latar belakang ter- sebut, maka peneliti berkesempatan untuk mem- buat suatu analisis efisiensi usahatani kenaf di la- han bonorowo di Kabupaten Lamongan.

R~ir~nusan nm8alaln yang clapkit penulitr ten- tukan adalah sebagai berikut ini yaitu: 0 Seberapa besarnya total biaya dan produksi

usahatani kenaf di Desa Pesanggrahan, Keca- matan Laren, Kabupaten Lamongan?

r Berapa besarnya tingkat efisiensi (RIG rasio) usahatani kenaf di Desa Pesanggrahan, Keca- matan Laren, Kabupaten Lamongan?

Pada mulanya pengusahaan serat karung, dimana pada tnulanya lebih diutamakan untuk dikembangkannya varietas Rosella (Hibiscus Sabdarzra. L), dan akhir-akhir ini mulai terasa arti pentingnya pengembangan varietas kenaf (Hibiscus Cannabinus. L). Pengusahaan tanah

petani untuk tanaman serta karung dengan ta- naman kenaf yang berumur pendek dan dengan hasil serat yang tinggi dan ditunjang dengan har- ga pemasaran yang baik, maka akan menjadi pe- rangsang pada usaha pengembangan serta karung rakyat oleh petani di lahannya.

Untuk pertumubuhan yang baik tanaman kenaf memerlukan syarat-syarat tumbuh tertentu untuk mendapatkan hasil serat yang optimal. Per- syaratan tanah dan iklim yang dikehendaki ta- naman kenaf adalah sebagai berikut:

lklim Guna mernperoleh pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan iklim yang basah. Cu- rah hujan dibutuhkan tanaman berkisar antara 125 - 400 mm per bulan. Suhu yang dikehen- daki oleh tanaman anatara 25 - 27 O C. Tanah Tanaman Rosella dan kenaf mempunyai tole- ransi yang tinggi terhadap segala macam je- nis tanah, akan tetapi &an tumbuh lebih baik jika tanah itu gembur dan berstruktur tanah serta kaya bahan organic. Tanah liat berpasir dengan pH anlara 4,4 - 6,5 dengan ketinggian tempat antara 0 - 600 m dari permukaan laut. Adapun tanah itu antara lain : - Lahan Sawah Berpengairan Cukup - Lahan Sawah berpengairan Terbatas - Lahan Sawah Tadah Hujan - Lahan Keringltegalan - Lahan bonorowo1Banjir

Untuk bercocok tanam kenaf terdiri atas: Persiapan dan pengolahan tanah, antara lain (1) persiapan tanah; (2) pengolahan tanah

u Punanaman, Ada tiga llul pokok yang perlu diperhatikan yaitu (1) waktu tanam; (2) jarak tanam; (3) cara menanam Pemeliharaan. Selama tanaman masih beru- mur di bawah 2 bulan, pemeliharaan yang di- lakukan adalah (1) penyulaman; (2) penja- rangan; (3) penyiangan; (4) pengairan dan drainase; (5) pemupukan, untuk kenaf dilaku- kan hanya sekali saja, yaitu pada waktu ta- naman berumur 2 - 3 minggu dengan dosis 2 Ku (Kw) Urea atau 4 Ku (ZA) 1 Ku TSP +

0,5 Ku KCLIha; (6) Penanganan hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang ada terdiri

Page 3: yang -   · PDF fileaYa nen aya sep wali 'ian. 2'aya Nan, etitif mia. rbel- ?. wai. ;uatu ada lung: 'men. itian. aian. dun ihalia 1 '> Analisis Biaya, Produksi dan R/C

ta- :an (at- pe- ."'g

nan ntu 'er- ta-

nan Cu- tara Len-

ole- j e-

~ a i k nah lasir :ian aut.

.. >. lain

I V I U arak

~eru- : di- :nj a- dan

aku- 1 ta- sis 2 3P + dan

rdiri

Bantbnng DS, Analisis Biajw, Prod!lk,~i dorr R/C Usal~nlntli Kennjpnda Lahan Bonorowo 207

dari ulat dan busuk kaki hitam, cendawan, gulma dan Empoasca Flavescens. . Penebangan dan pengolahan hasil (Anonim, 1986: 23). Tanaman kenaf di panen setelall pertumbuhan tanaman mencapai ukuran habi- tus yang tertinggi dengan umur sekitar 4 bu- Ian. Di lain pihak sebagai criteria penebangan yang paling tepat adalah setelah dicapai umur berbunga penuh 100 % (= tiap pohon timbul 4 - 5 bunga) dan terakhir pada batas urnur ke- masakkan (= bilamana warna buah kapsul yang terendah telah berubah dari warna hijau menjadi kuning).

Pada umur tanaman berbunga penuh serat yang dihasilkan telah masak seluruhnya dan phloem masih mudah dilepaskan karena jaringan- nya masih banyak mengandung air.

Pada umur berbunga penuh tersebut berhu- bungan dengan waktu dimana pertumbuhan ve- getatif telah mencapai tingkat yang maksimal, kandungan seratnya tertinggi dan mudah penye- setannya. Cara penebangan dilaksanakan dengan cara memotong pada pangkal batang = leher akar. Tebangan harus mandes, ha1 ini dengan pertim- bangan bahwa kandungan serat terbanyak terda- pat pada batang bagian bawah, yaitu sebanyak 75 % dari jumlah keseluruhan. Panjang batang ba- gian bawah yang mengandung serat terbanyak di- sekitar 60 - 100 cm, dan diatas ukuran tersebut kandungan seratnya menurun (Anonim, 1986: 25).

Efisiensi usaha tani dapat diukur dengan cara menghitung efisiensi teknis, efisiensi harga dan efisiensi ekonomis. Pengertian tentang efi- siensi ini telah banyak dibahas dalam literatur, di antaranya Soekartawi (1990 dan 1991). Selan- jutnya, pada ketiga macam efisiensi h i penting untuk diketahui dan diraih oleh petani bila ia menginginkan keuntungan yang sebesar-besar- nya. Umumnya memang petani tidak mempunyai catatan usaha tani (farm recording); sehingga su- lit bagi petani untuk melakukan analisis usaha ta- ninya. Petani hanya mengingat-ingat cash flow (anggaran arus uang tunai) yang mereka lakukan; walaupun sebenarnya ingatan itu tidak terlalu je- lek; karena mereka masih ingat bila ditanya ten- tang berapa output yang mereka peroleh dan be- rapa input yang mereka gunakan.

Dalam melakukan analisis usaha tani ini, seseorang dapat melakukannya menurut kepen- tingan untuk apa analisis usaha tani yang dilaku- kannya. Dalam banyak pengalaman analisis usa- ha tani yang dilakukan oleh petani dan produsen memang dimaksudkan untuk tujuan mengetahui atau meneliti (Soekartawi, dkk, 1990):

Keunggulan komparatif (comparative advan- tage); Kenaikan hasil yang semakin menurun (law of diminishing returns); Substitusi (substitution effect); Pengeluaran biaya usaha tani (farm expendi- ture); Biaya yang diluangkan (opportuniw cost); Pemilikan cabang usaha (macam tanaman lain apa yang dapat diusahakan); dan Baku timbang tujuan (goal trade-on.

Adapun maksud dari tujuh macam analisis usaha tani tersebut pada dasarnya sama, yaitu mencari informasi tentang keragaan suatu usaha tani yang dilihat dari berbagai aspek. Analisis usahatani itu sangat penting, karena tiap macam tipe usaha tani pada tiap macam skala usaha dan pada tiap lokasi tertentu berbeda satu sama lain; karena ha1 tersebut memang ada perbedaan dalam karakteristik yang dipunyai pada usaha tani yang bersangkutan.

Usaha tani pada skala usaha yang h a s umumnya bermodal besar, berteknologi tinggi, manajemennya modern, lebih bersifat komersial, dan sebaliknya usaha tani skala kecil umumnya bermodal pas-pasan, teknologinya tradisional, le- bih bersifat usaha tani sederhana dan sifat usaha- nya subsistem, serta lebih bersifat untuk meme- nuhi kebutuhan konsumsi sendiri dalam kehidup- an sehari-hari. Untuk itulah maka dalam melaku- kan analisis usaha tani, peneliti hendaknya mem- perhatikan berbagai karakteristik usaha tani yang ada dan selalu mengingat untuk apa analisis ter- sebut dilakukan. Di dalam praktek kesulitan da- lam analisis usaha tani umumnya adalah sulitnya memahami karakteristik usaha tani ini sehingga peneliti twjebak pada data yang salah. Mengapa? Kl~usus pada survei, data dikumpulkan melalui proses wawancara antara peneliti dan petani de- ngan menyediakan alat atau instrumen yang bia- sanya berupa daftar isian. Jadi ada tiga komponen

Page 4: yang -   · PDF fileaYa nen aya sep wali 'ian. 2'aya Nan, etitif mia. rbel- ?. wai. ;uatu ada lung: 'men. itian. aian. dun ihalia 1 '> Analisis Biaya, Produksi dan R/C
Page 5: yang -   · PDF fileaYa nen aya sep wali 'ian. 2'aya Nan, etitif mia. rbel- ?. wai. ;uatu ada lung: 'men. itian. aian. dun ihalia 1 '> Analisis Biaya, Produksi dan R/C

ne-

wa lah

u'g ler- be1 rus 1sa- :an ge- ani ara

an- dal.

(1)

latu

ids- Len-

(2)

an

otal ma- elu-

.ani,

pro- uksi :on-

mu-

Bambang DS, Analisis Biaya, Prod~rksi don R/C Usnlramni Kerrafpada Lakan Bonoroivo 209

0 Menghitung produksi asparagus relatif sulit karena selama proses produksi, asparagus ter. sebut dipanen beberapa kali.

Kedua, hati-hati dalam menghitung peneri. maan karena (a) Produksi mungkin dijual bebera- pa kali, sehingga diperlukan dara frekuensi pen- jualan; (b) Produksi mungkin dijual beberapa kali pada harga jual yang berbeda-beda. Jadi di sam- ping frekuensi penjualan yang perlu diketahui ju- ga harga jual pada masing-masing penjualan ter- sebut.

Ketiga, bila penelitian usaha tani ini meng- gunakan responden petani, maka diperlukan tek- nik wawancara yang baik untuk membantu petani ~nengingat kembali produksi dan hasil penjualan yang diperolehnya selama setahun terakhir. Pe- milihan waktu setahun terakhir ini biasanya se- ring dipakai oleh para peneliti untuk memudah- kan perliitungan.

Biaya usaha tani biasanya diklasifikasiknn nienjadi dua, yaitu (a) Biaya tetap @red cos~); dan (b) Biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeltrar- kan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang di- peroleli. Contolinya pajak. Biaya untuk pajak akan tetap dibayar walaupun hasil usalia tani itu besar atau gagal sekalipun. Biaya tetap ini bera- gam, dan kadang-kadang tergantung dari peneliti apakah mau memberlakukan variabel itu sebagai biaya tetap atau biaya variabel (tidak tetap). Con- toh biaya tetap antara lain: sewa tanah, pajak, alat pertanian, dan iuran irigasi.

Di sisi lain biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya untuk sarana produksi kalau menginginkan produksi yang tinggi, maka tenaga kerja perlu ditatnbali, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar-kecilnya produksi yang diinginkan.

Cara menghitung biaya tetap adalali:

Keterangan :

FC : biaya tetap (fixed cost) Xi : jumlah fisik dari input yang membentuk

biaya tetap; Pxi : harga input; dan n : macamnya input.

Bila besarnya biaya tetap ini tidak dapat dihitung dengan rumus (3); maka sekaligus dite- tapkan nilainya saja. Misalnya pajak irigasi yang harus dibayar. Karena tidak diketahui berapa liter air yang dipakai untuk irigasi, maka untuk meng- hitung biaya tetap, diperhitungkan langsung bera- pa rupiah yang dibayarkan untuk biaya irigasi tersebut. Kadang-kadang biaya tetap ini berubah atau diperlukan sebagai biaya variabel bila angka penyusutan (alat-alat pertanian misalnya) dihi- tung.

Rumus (3) juga dapat dipakai untuk meng- liitung biaya variabel. Karena total biaya (TC) adalali juriilali dari biaya tetap (PC) dnn biaya ti- dak tetap (VC); maka:

Kesulitan dalam menghitung biaya usaha tani biasanya tirnbul bila tanaman yang diusaha- kan itu lebih dari satu macam tanaman. Misalnya tumpang sari jagung dan kenaf. Seliingga jumlah input yang dipakai tidak diketahui persis diarah- kan untuk tanaman Kenaf. Bila terjadi demikian, jumlah fisik input menjadi tidak penting, tetapi yang perlu dicari adalah berapa besar rupiah (pengeluaran) yang dikeluarkan untuk tanaman tersebut. Khusus untuk menghitung tumpang sari ini, peneliti dihadapkan pada problem "agresasi", oleh karena itu diperlukan kehati-hatian dalam menghitung nilai dari biaya ini. Kemudian, yang dimaksudkan dengan pendapatan usaha tani ada- la11 selisih antara penerimaan dan semua biaya, iadi:

Pd =TR-TC

Pd : pendapatan usaha tani TR : total penerimaan TC : total biaya

Dalam banyak lial jumlali TC ini selalu le- bill besar bila analisis ekonomi yang dipakai, dan

Page 6: yang -   · PDF fileaYa nen aya sep wali 'ian. 2'aya Nan, etitif mia. rbel- ?. wai. ;uatu ada lung: 'men. itian. aian. dun ihalia 1 '> Analisis Biaya, Produksi dan R/C

210 JURNAL EKSEKUTIF, VOLUME 3, NOMOR 2, AGUSTUS 2006

selalu lebih kecil bila analisis finansial yang di- pakai. Oleh karena itu, setiap kali lnelakukan analisis, perlu disebutkan analisis apa yang digu- nakan.

Untuk menggali data yang dipergunakan untuk keperluan analisis cash-flow, maka sepe- rangkat pertanyaan diajukan dan disusun seperti yang disajikan dalam bentuk tabel . Pertanyaan yang disajikan dalam bentuk tabel yang terdiri dari lima komponen, yaitu (1) Pengenalan tem- pat; (2) Keterangan pencacahan; (3) Produksi; (4) Biaya atau pengeluaran usaha tani; dan (5) Ke- terangan umum.

METODE Desain Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan suatu ke- giatan yang dilaksanakan melalui sunreylwawan- cara dengan petani; pengamatan pada obyek pe- nelitian serta mencatat data-data penunjang, baik dari Dinas maupun instansi terkait. Waktu Pene- litian adalah Penelitian dilaksanakan selaina 1 (satu) bulan mulai tanggal 10 Januari sampai 10 Pebruari 2006 pada Desa Sentra Produksi Usaha- tani Serat Kenaf (Desa Pesanggarahan, Kecamat- an Laren, Kabupaten Lamongan).

Populasi dan Unit Sampel Penentuan sampel adalah 20% dari 150

petani serta kenaf. Permasalahan yang bersang- kutan adalah disesuaikan dengan pendapat Sura- khmad (1995), bahwa jika populasi berjumlah di- atas 1.000, maka sebaiknya diambil sampel sebe- sar 10%. Bilamana jumlah populasi kurang dari 100, maka sebaiknya diambil sampel sebesar 50 %.

Untuk itu pengambilan sampel sebesar 20 % telah betul secara teori. Kemudian dari ke 30 petani responden tersebut dilakukan wawancara atau dengan menggunakan daftar pertanyaan, se- hingga dapat diketahui efisiensi usahatani kenaf- nya.

Definisi Variabel dan Operasional Variabel Variabel penelitian adalah suatu ukuran

yang dikenakan pada penelitian. Sesuai dengan landasan teori yang telah dikemukakan pada Bab Landasan Teori, maka variabel yang diukur ter-

diri atas (a) biaya usahatani kenaf; (b) produksi kenaf; (c) penerimaan; (d) pendapatanlkeuntung- an; (e) RIC rasio

Secara operasional variabel tersebut diatas, dapat didefinisikan sebagai berikut: 0 Biaya usahatani adalah segala pengorbanan

yang dilakukan oleh petani untuk menghasil- kan produksi kenaf. Hal ini terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Yang dimaksud- kan dengan biaya tetap adalah biaya yang tidak habis dipergunakan untuk sekali proses produksi dan tidak berhubungan dengan naik turunnya produksi. Misalnya: hargalbiaya se- wa tanah dan lain-lain. Di lain pihak yang dimaksudkan dengan biaya tidak tetap (biaya variabel) adalah biaya yang habis dipakai dalam satu kali proses produksi. Misalnya bl- aya: bibit; biaya pupuk; biaya tenaga kerja dan sebagainya. Produksi adalah merupakan hasil akhir dari proses usahatani. Diukur dalain kwintallhek- tar.

0 Penerimaan merupakan hasil perkalian dari hasil produksi dengan harga jual produksi tersebut. Pendapatan/keuntungan merupakan hasil pengurangan atas penerimaan dengan total biaya (biaya tetap dan biaya tidak tetap). R/C rasio adalah perbandingan antara R= pe- nerimaan : C= total biaya. Jika N C >1, maka usahatani kenaf itu menguntungkan.

TelcniIc Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan 2

(dua) cara, yaitu pengumpulan data secara lang- sung yang biasa disebut dengan data primer, me- lalui daftar pertanyaan yang telah dibuat serta di- lakukan wawancara pada petani maupun ketua kelompok tani di desa.

Untuk pengumpulan data sekunder yaitu yang merupakan data yang sudah jadi dapat di- kumpulkan dari kantor desa; kantor pertanian dan lain-lainnya.

Telcnik Analisis Data Untuk keperluan penelitian usahatani kenaf

tersebut dilakukan analisis ekonomis usahatani. Dalam ha1 ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh

Page 7: yang -   · PDF fileaYa nen aya sep wali 'ian. 2'aya Nan, etitif mia. rbel- ?. wai. ;uatu ada lung: 'men. itian. aian. dun ihalia 1 '> Analisis Biaya, Produksi dan R/C

iuksi :ung-

iatas,

lanan ~asil- biaya tsud- Yaw roses naik

'a se- Yaw biaya pakai ra bi- kerja

dari Ihek-

, dari duksi

hasil total

= pe- maka

an 2 lang- ; me- t a di- ketua

yaitu at di- n dan

kenaf atani. I oleh

Bambang DS, Ana!isis Binya, Prorlrrksi r l ~ ~ r r R/C Usahnfani Kenafpada Lahan Bonorowo 211

Soekartawi (1999: 62) bahwa usahatani akan amat menguntungkan bilamana R/C rasionya > 1.

Dengan demikian, maka analisisnya dibuat secara deskriptif dengan menjabarkan biaya; pro- duksi; penerimaan sampai ke FUC rasionya.

HASIL Penyajian Data Luas dan Geografs Lokasi Penelitinn

Sesuai dengan judul penelitian serta meto- de penelitian, maka lokasi penelitian adalah di desa Pesanggarahan, Kecamatan Laren, Kabupa- ten Lamongan. Adapun Desa ini memiliki wila- yah seluas 228,6 Ha, yang terdiri dari tanah sa- wah; tanah kering dan tanah bonorowo serta ta- nah pemukiman.

Sebagai organisasi pemerintahan terendah Desa Pesanggarahan terletak pada arbitrasi seba- gai berikut:

Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan: 10 km Jarak dari 1bu kota Kabupaten: 45 km Jarak dari Ibu kota Propinsi: 77 km

Adapun Posisi desa tersebut ada di sebelah barat wilayah Kecamatan Laren. Selanjutnya geografis desa adalah sebagai berikut: Adapun Geografis Desa ini dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Letak Geografis No Kondisi Geografis Keterangan I Tinai temoat DPL rata-rata. 5 m

3 ~eadaansuhu rata-rata 35Oc Sumber: Kantor Desa Pesanggarahan, 2006

Hal ini sangat menguntungkan bagi petu- gas Dinas Pertanian dalam mengatur pola tanam pada petani di desa Pesanggarahan tersebut.

Keadaan Pertaninn Penggutman laltnrz serta Jenis Pcngairan di Desa Pesanggarahan

Dari seluruli wilayah Desa Pesanggarahan dominan komoditi pertanian tanaman pangan ser- ta lahan seratlkenaf.

Adapun data selengkapnya dapat dilihat rinciannya sebagai berikut :

Luas wilayah desa : 105,118 ha Tanah sawali : 88,729 ha

Tanah kering : 2,240 ha Tanah pemukiman : 14,O ha

Keadaan Lingkungan Tanalt Pertanian sesuai dengan Komoditi Tanaman

Dari lingkungan seperti tersebut di atas, memungkinkan para petani di desa Pesanggarah- an dapat menentukan berbagai jenis tanaman baik di tanah sawah maupun di tanah tegal:

Pada lahan sawah berpengairan setengah teknis berpola tanam: Padi - Padi - kenaf. Pada lahan sawah bonorowo, berpola tanam sebagai berikut : Padi - kenaf - bero

Keadaon Penduduk Penduduk suatu wilayah adalah sejumlah

orang yang bertempat tinggal di wilayah tersebut baik sementara maupun tetap. Penduduk suatu wilayah dapat mencerminkan tingkat kehidupan dan kesejahteraan wilayah desa tersebut.

Secara umum komposisi penduduk dibeda- kan menurut usia, jenis kelamin, mata pencaha- rian dan tingkat pendidikan. Adalah sebagai beri- kut. Pada tahun 2006 jumlah penduduk desa Pesanggarahan tercatat 1.582 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 380 KK yang terdiri dari 779 jiwa laki-laki dan 803 jiwa perempuan.

Data selengkapnya mengenai jenis rnata pencaharian penduduk dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3 Keadaan Penduduk Desa Pesanggarah- an Menurut Mata Pencaharian Tahun 2006

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) 1 Petani 414 2 Buruh Tani 3 Pedagang 4 Pengusalia 5 Buruh Bangunan 6 Buruh Angkutan 7 PNS 8 ABRl 9 Lain-lain -

Sumber Data : Kantor Desa Pesanggarahan 2006

Dari tabel tersebut diatas maka terlihat se- cara jelas bahwa jumlah petani paling banyak,

Page 8: yang -   · PDF fileaYa nen aya sep wali 'ian. 2'aya Nan, etitif mia. rbel- ?. wai. ;uatu ada lung: 'men. itian. aian. dun ihalia 1 '> Analisis Biaya, Produksi dan R/C

212 JURNAL EKSEKUTIF, VOLUME 3, NOMOR 2, ACUSTUS 2006

kemudian baru disusul dengan jumlah buruh tani sebagai mata pencaharian penduduk di Desa Pe- sanggarahan, Kecamatan Laren, Kabupaten La- mongan.

Keadaan Penduduk Berdasarkan Luas Pemi- likan Tanah

Dilihat dari segi mata pencaharian, maka dapat digambarkan keadaan perekonomian pen- duduk Desa Pesanggarahan, pada umumnya pe- tani mencurahkan seluruh waktunya untuk usaha tani yang dikelola, oleh karena itu pendapatan keluarga sebagian besar berasal dari usaha tani. Namun demikian petani di desa ini dapat dikata- kan perekonomiannya cukup baik, terutama pe- tani pemilik dan penyewa. Semakin tinggi tanah yang dimiliki semakin banyak pendapatan yang diperolah. Sedangkan pendapatan petani yang ra- ta-rata mempunyai penghasilan rendah sampai sedang dan untuk menunjang perekonomian umumnya pada waktu senggang sebagai tukang batu, buruh angkutan serta berdagang. Melihat keadaan penguasaan hak pemilikan tanahllahan petani tersebut di atas sebagian besar luasnya ra- ta-rata 0,l - 0,5 Ha, sedangkan h a s pemilikan ta- nah pertanian di atasnya relatif lebib sedikit.

Keadaan Penduduk Desa Pesanggarahan Me- nurut Tingkat Pendidikan

Mengenai tingkat sosial penduduk desa Pe- sanggarahan dapat dilihat dari tingkat pendidik- an. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan se- makin tinggi pula tingkat status sosial. Disam- ping itu pada masyarakat yang mempunyai ting- kat sosial tinggi semakin terbuka pandangan dan persepsi terhadap kemajuan. Untuk mengetahui tingkat pendidikan penduduk Desa Pesanggarah- an dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4 . Penduduk Desa Pesaneearahan Menu- rut Tingkat ~endidikanrkhun 2006

No Jenis Pendidikan Jumlah /nmno\ \V'Y..b/

1 Tidak Tamat SD 402 2 Tamat SD 662 3 Tamat SLTP 190 4 Tamat SLTA 95 5 Tamat Perguruan Tinggi 4

Sumber Data: Kantor Desa pesanggarahan 2006

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwasanya sebagian besar penduduk tidak tamat sekolah da- sar serta hanya menempuh pendidikan di tingkat Sekolah Dasar. Dimana sebagian besar orang yang berpendidikan rendah bersifat kurang ino- vatif, karena pandangan dan wawasan petani yang berpendidikan rendah masih sempit, sehing- ga seluruh waktunya disibukkan oleh pekerjaan sehari-hari dan kemampuan membaca serta mengerti informasi amat terbatas. Oleh karena itu biasanya orang semacam ini bersifat pasif, hanya mengendalikan tata cara hidup dari kebiasaan tra- disi yang sudah lama ada dan tidak punya ke- inginan untuk mencoba cara-cara baru. Yang me- narik dari keadaan ini adalah penduduk yang ter- masuk kalangan ini adalah petani dan buruh tani.

PEMBAHASAN Untuk membuat suatu analisis usahatani

kenaf pada desa Pesanggarahan, Kecamatan La- ren, Kabupaten Lamongan, maka diperlukan juga data penunjang tentang keadaan responden petani kenaf. Dengan demikian, maka diperlukan data penunjang tentang keberadaan responden itu sen- diri.

Keadaan Umum Responden Responden petani Kenaf di Desa Pesangga-

rahan, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan tersebut sebanyak 30 orang petani yang dipilih berdasarkan random (undian) dari total petani Kenaf sebanyak 150 orang dengan luasan yang sebagian besar kurang dari 0,5 hektar sampai 1 hektar. Selanjutnya seperti keadaan penduduk de- sa Pesanggarahan, maka responden (contoh pe- tani) dapat dikelompokkan menurut jenis Kela- min, tingkat pendidikan, kelompok umur, luas tanah.

Jumlah responden petani Kenaf menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Jenis KeIamin Responden Petani Ke- naf, di Desa Pesanggarahan, Kecamat- an Laren, Kabupaten Lamongan

No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) 1. Laki-laki 27

Page 9: yang -   · PDF fileaYa nen aya sep wali 'ian. 2'aya Nan, etitif mia. rbel- ?. wai. ;uatu ada lung: 'men. itian. aian. dun ihalia 1 '> Analisis Biaya, Produksi dan R/C
Page 10: yang -   · PDF fileaYa nen aya sep wali 'ian. 2'aya Nan, etitif mia. rbel- ?. wai. ;uatu ada lung: 'men. itian. aian. dun ihalia 1 '> Analisis Biaya, Produksi dan R/C

214 JURNAL EKSEKUTIF, VOLUME3, NOMOR 2, ACUSTUS 2006

Tabel 9 Rata-rata biaya tidak tetap (variable cost) sarana produksi usahatani kenaf di Desa Pesanggarahan, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan

Jumlah Biaya NO. Uraian Nilai (RP) (Rp,Ha)

I Benif kenaf I8 kg 7.500 135.000 2 Pupuk Urea 300 kg 1.150 345.000 3 Pestisida l liter 35.000 35.000

Jumlah 515.000 4 Tenaga K e j a :

Persiapan khan 3 HOK (p) 25.000 75.000 pengaitan borongan Tanam 2 HOK (p) 25.000 50.000 Pemupukan 2 HOK (p) 25.000 50.000 Pengendalian hama 1 HOK (p) 25.000 25.000 Tebang dan rendam 50 HOK 25.000 1.250.000 Seset dan jemur 7 HOK (p) dan 25.000 175.000 60 HOK (w) 17.500 1.050.000 Ngebal I pres serat 3 HOK (p) 25.000 75.000 Jumlal~ 2.900.000 Total ( 1 + 2 ) 3.415.000

Sumber : Data Primer yang diolah, 2006.

Dari tabel tersebut diatas tertera secara jelas bahwa julnlah biaya sarana produksi yang terbesar adalah pada biaya tenaga kerja, sebab tingginya produksi kenaf amat tergantung dengan jumlah tenaga kerja yang dialokasikan, sehingga diperoleh hasil yang baik atau maksimal.

Dengan demikian, maka jumlah biaya seca- ra keseluruhan adalah : Rp. 750.000 ,- + Rp. 3.005.000,- = Rp. 3.005.000,-.

Kemudian jumlah produksi kenaf yang di- basilkan adalah sebanyak = 2.316 kglha. Sedang- kan pada saat panen yang lalu dalam harga yang baik, yaitu sebesar = Rp. 2.300,- 1 kg. Dengan de- mikian, maka rata-rata peneri~naan petani kenaf dalam satuan hektar adalah = 2.316 x Rp. 2.300,- = Rp. 5.326.800,-.

Dibawah ini disajikan Tabel Analisis Usa- hatani sebagai berikut:

Tabel 10 Analisis Usahatani Kenaf di Desa Pe- sanggarahan

Pendapatan wC Harga' Penerimaan Tomi Biaya TR-TC

kg Y. Py = TR TC T W C k#ha

2.316 2.300 5.326.800 4.165.000 1.161.800 127 Sumber: Analisis Usahatani, 2005/2006

Rata-rata pendapatadkeuntungan usahatani kenaf tersebut adalah: Rp. 5.326.800, - Rp. 4.165.000,-./ha. = Rp. 1.161.800,-. /ha.

Jadi besarnya nilai WC rasio = WC = Rp. 5.326.800 : Rp. 4.165.000,-./ha. = 1,27. (kete- rangannya adalah = No 4 dibagi dengan No. 5 sehingga terlihat nilai RIC rasionya).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang pemasaran Kenaf di Desa Pesanggarahan, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut :

Total biaya = biaya tetap + biaya variable per ha sebesar = Rp. 4.165.000,-. Sedangkan hasillproduksi kenaf per ha =

2.316 kg. . Harga jual kenaf = Rp. 2.300,- /per kg. Penerimaan = jumlah produksi x barga jual =

2.316 kgxRp. 2.300,-=Rp. 5.326.800,-. 0 Pendapatadkeuntungan usahatani kenaf =

Penerimaan (R) - Total Biaya (TC) = Rp. 5.326.800,- - Rp. 4.165.000,- = Rp. 1.161.800,-/ ha. R/C rasio atau tingkat efisiensinya = R/C = Rp. 5.326.800,- : Rp. 4.165.000,- = 1,27. Hasil ini > 1. Dengan demikian usahatani ke- naf ini menguntungkan bagi petani.

Saran Oleh karena pada lahan bonorowo usaha-

tani kenaf dapat menguntungkan, maka sebaik- nya petani selalu dibina sehingga tidak mening- galkan suatu usaha yang memberikan peluang ekonomi rumah tangganya.

DAFTAR RUJUKAN Anonim. 1986. Bercocok Tanam KenaJ Proyek

Informasi Pertanian, Balai Informasi Wonocolo Surabaya.

Mubyarto. 1985 Pengantar Ekonomi Pertanion. Lembaga Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta.

Sastrosupadi. 2001. Prosiding Lokakava Agribisnis Kenaf dun Sejenisnya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor.

Page 11: yang -   · PDF fileaYa nen aya sep wali 'ian. 2'aya Nan, etitif mia. rbel- ?. wai. ;uatu ada lung: 'men. itian. aian. dun ihalia 1 '> Analisis Biaya, Produksi dan R/C

latani RP.

= Rp. [kete- '40. 5

maran >aten, t : le per

ha =

jual =

iaf = = Rp.

RP.

UC = 1,27.

ni ke-

~saha- :baik- ming- :hang

'royek rmasi

mian. angan

rkaiya Pusat

Iunan,

Barnbang DS, Analisis Biaya, Produksi dan R/C Usalialnni Kenafpada Lahan Bonorowo 215

Soekartawi. 1991. Prinsip Dasar Ekonomi Soekartawi. 1999. Agribisnis Teori dun Pertanian. Jakarta: Raja Grafindo Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo

Soekartawi. 1995. Usahatani. Jakarta: UI Persada Surakhmad. 1985. Metode Penelitian Ilmiah.

Jakarta.