x. semhas

50
Skripsi HUBUNGAN TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA WANITA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL DEWANATA KABUPATEN CILACAP Oleh : MEGA G1A009006 Penelaah : dr. Hilma Paramitha, Sp.KJ. Pembimbing 1 : dr. Basiran, Sp.KJ. Pembimbing 2 : Nurlaela, S.Ag., M.Ag Wakil tim komisi : dr. Ariadne Tiara H, Sp.A. Msi.Med KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU – ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN PURWOKERTO 2013

Upload: novia-mentari

Post on 11-Aug-2015

52 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

vx

TRANSCRIPT

Page 1: x. SEMhas

Skripsi

HUBUNGAN TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA WANITA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL DEWANATA

KABUPATEN CILACAP

Oleh :MEGA

G1A009006

Penelaah : dr. Hilma Paramitha, Sp.KJ.Pembimbing 1 : dr. Basiran, Sp.KJ.Pembimbing 2 : Nurlaela, S.Ag., M.AgWakil tim komisi : dr. Ariadne Tiara H, Sp.A. Msi.Med

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU – ILMU KESEHATANJURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO2013

Page 2: x. SEMhas

I. PENDAHULUAN

Page 3: x. SEMhas

DEPRESI(Kaplan, 2010).

WANITA(Kaplan, 2010). (Timothy, et al.,

2003).

PREVALENSI(Soejono, 2007).

LANSIA(Hutapea, 2005)(Maryam et al.,

2008).

RELIGIUSITAS(Timothy, et al.,

2003).(Ancok, 2005)

Page 4: x. SEMhas

“Apakah terdapat hubungan tingkat religiusitas dengan tingkat depresi pada wanita lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Kabupaten Cilacap?”.

Mengetahui hubungan tingkat religiusitas dengan tingkat depresi pada wanita lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Kabupaten Cilacap.

Page 5: x. SEMhas

1. Manfaat Teoritisa.Mengetahui hubungan b.Tambahan informasi.

2. Manfaat Praktisa.Gambaran prevalensi depresi b.Informasi bagi lansia dan masyarakat

Page 6: x. SEMhas

II. TINJAUAN PUSTAKA

Page 7: x. SEMhas

1. Definisi Depresi merupakan suatu keadaan emosional internal yang meresap dari seseorang yang ditandai dengan perasaan hilangnya energi dan minat, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri (Kaplan, 2010).

Page 8: x. SEMhas

2. Etiologi a. Faktor Biologis b. Faktor Genetik

1) Penelitian keluarga2) Penelitian kembar

c. Faktor Psikososial1) Peristiwa Kehidupan dan Stres lingkungan2) Kepribadian Pramorbid3) Teori Psikoanalitis dan Psikodinamik4) Teori Kognitif5) Religiusitas

Page 9: x. SEMhas

3. Faktor Risiko Depresi Pada Lansia

a. Jenis Kelamin

b. Sosial Ekonomi

c. Status Perkawinan

d. Penurunan Fisik

e. Status Fungsional

f. Riwayat Pengobatan

Page 10: x. SEMhas

Gejala utama

1. Afek depresif2. Kehilangan minat dan kegembiraan3. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktifitas.

4. Tanda Dan Gejala

Page 11: x. SEMhas

Gejala lainnya :

1.Konsentrasi dan perhatiannya berkurang;2. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang;3.Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna4. Pandangan masa depan yang suram 5. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;6. Tidur terganggu;7. Nafsu makan berkurang.

Page 12: x. SEMhas

6. Instrumen

5. Diagnosis

Page 13: x. SEMhas

1. Pengertian Religiusitas adalah ketaatan,

kesolehan perilaku dan keyakinan seseorang di dalam menjalankan ajaran-ajaran agamanya, yang diwujudkan dalam kehidupan manusia sehari-hari yang berkaitan dengan ibadah (Ancok,

2005).

Page 14: x. SEMhas

2. Dimensi Religiusitas

a. Ideologis atau keyakinan (Religious Belief).

b. Ritualistik atau peribadatan (Religious Practice).

c. Eksperiensial atau pengalaman (Religious Feeling).

d. Intelektual atau pengetahuan (Religious Knowledge).

e. Konsekuensial atau penerapan (Religious Effect).

Page 15: x. SEMhas

3. Fungsi Religiusitas (Agama) a. Sumber ilmu dan sumber etika ilmu b. Alat justifikasi dan hipotesis c. Motivator d. Pengawasan sosial

4. Faktor yang mempengaruhi religiusitas a. Faktor Eksternal b. Faktor Internal

Page 16: x. SEMhas

f. kognitif

Isolasi sosial

kesepian

Kesehatan fisik mental terganggu

>> depresi

f. psikomotor f. biologis

Tahap akhir penuaan

Gangguan pendengaran

dan penglihatan, beruban, gigi

lepas, keriput, dll

Page 17: x. SEMhas

Pria sebanyak 30 orang dan lansia wanita sebanyak 60 orang pada Uresos Dewanata Kabupaten Cilacap

Latar belakang pendidikan, sifat/ karakterisktik, sosio-ekonomi, dan kepribadian yang berbeda-beda.

Tinggal karena konflik keluarga, kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan, dan tidak adanya kerabat atau keluarga lain yang merawat mereka.

Page 18: x. SEMhas

Dukungan SosialKontak sosial >>

Penilaian Peristiwa KehidupanRespon postif terhadap kehidupan

Mengatasi StressGangguan fisik mengatasi

dengan religi

Penggunaan obat-obatan yang lebih rendah

Komorbiditas penyalahgunaan obat

Tingkat religiusitas dapat menurunkan gejala-gejala depresi dengan berbagai mekanisme psikososial.

Page 19: x. SEMhas
Page 20: x. SEMhas

Terdapat hubungan tingkat religiusitas dengan tingkat depresi pada wanita lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Kabupaten Cilacap.

Page 21: x. SEMhas

III. METODE PENELITIAN

Page 22: x. SEMhas
Page 23: x. SEMhas

semua wanita yang berusia lanjut dan

bertempat tinggal di Unit Rehabilitasi Sosial

Dewanata Kabupaten Cilacap.

semua wanita yang berusia lanjut.

Page 24: x. SEMhas

semua wanita yang berusia lanjut dan

bertempat tinggal di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Kabupaten

Cilacap yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi.

Page 25: x. SEMhas

1. Wanita lansia, usia 60 tahun ke atas.2. Bersedia menjadi responden dengan mengisi surat

persetujuan (informed consent) dan mengisi kuisioner.

1. Kesulitan dalam memahami arahan yang diberikan oleh peneliti saat dilakukan kuisioner terpimpin.

2. Menderita penyakit akut dan kronik saat dilakukan pengambilan data (dalam ruang perawatan khusus)

3. Menetap dalam waktu kurang dari 12 minggu.

Page 26: x. SEMhas

Metode total sampling.

Jumlah wanita lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Kabupaten Cilacap

adalah sebanyak 55 orang.

Page 27: x. SEMhas

Variabel bebas

Tingkat religiusitas

Variabel terikat

Tingkat depresi

Page 28: x. SEMhas

Tingkat religiusitasDefinisi OperasionalVariabel religiusitas dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan kuesioner Tingkat Religiusitas yang disusun oleh Prof.Dr.dr.H.Soewadi, MPH, Sp.KJ (K). Tingginya total skor yang diperoleh menunjukkan tingkat religiusitas yang tinggi, sebaliknya rendahnya total skor yang diperoleh menunjukkan tingkat religiusitas yang rendah.Kelas variabelReligiusitas rendah : skor 0-8Religiusitas sedang : skor 9-18Religiusitas tinggi : skor 19-27Jenis data : KategorikSkala data : Ordinal

Tingkat depresiDefinisi OperasionalTingkat depresi merupakan derajat keparahan depresi yang dialami oleh sampel berdasarkan gejala depresi yang dirasakan dengan menggunakan instrumen Geriatric Depression Scale-15 (GDS-15) (Blazer, 2003).

Kelas variabelnormal : Skor GDS 0-4depresi ringan : Skor GDS 5-8depresi sedang : Skor GDS 9-11depresi berat : Skor GDS 12-15

Jenis data : KategorikSkala data : Ordinal

Page 29: x. SEMhas

Instrumen penelitianData primer :Kuesioner untuk tingkat depresi Geriatric Depression Scale (GDS)-15Kuesioner Tingkat Religiusitas yang disusun oleh Prof.Dr.dr.H.Soewadi, MPH, Sp.KJ (K).Kuesioner Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory

Cara pengumpulan data

Semua data diperoleh melalui kuesioner terpimpin

.

Kuesioner Religiusitas

Tes GDS-15

Wawancara identiras

Dan LMMPI

informed consent

Page 30: x. SEMhas

Persiapan1.Menentukan dan merumuskan tujuan penelitian.2.Menentukan metode yang akan digunakan.3.Menentukan teknik pengumpulan data primer. Data primer yang diambil yaitu berupa tingkat depresi dan tingkat religiusitas. 4.Menentukan sasaran.5.Menentukan tempat data dikumpulkan.6.Menentukan jumlah respoden.

PelaksanaanPengumpulan data primer.

Pengolahan dan Analisis DataMengolah dan menganalisis data yang telah didapat.

Page 31: x. SEMhas

menggunakan uji Spearman.

distribusi frekuensi dan persentase dari masing-masing subjek.

Page 32: x. SEMhas

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 sampai Januari 2013 di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Kabupaten Cilacap.

Page 33: x. SEMhas

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 34: x. SEMhas

Penelitian ini dilakukan di Unit Rehabilitasi

Sosial (Uresos) Dewanata Kabupaten Cilacap pada tanggal 3 Januari 2013. Responden

penelitian adalah wanita lansia yang tinggal di Uresos Dewanata Kabupaten Cilacap. Responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada

penelitian ini berjumlah 37 responden.

A. HASIL

Page 35: x. SEMhas

rata-rata usia harapan hidup penduduk

Indonesia yaitu 70,9 tahun (Badan Pusat Statistik, 2010).

asupan nutrisi yang lebih baik selama hidupnya teori radikal bebas, asupan gizi yang baik akan

mengurangi risiko penurunan fungsi otak lebih kecil sehingga kejadian depresi akan lebih sedikit (McKenzie, 2006).

Page 36: x. SEMhas

gangguan depresi lebih banyak terdapat pada mereka yang tidak memiliki pasangan (Antara,2005)

Angka depresi tertinggi ditemukan pada orang yang telah bercerai atau berpisah dan angka depresi rendah pada orang yang berstatus menikah (Antara, 2005 ; Blazer, 2010).

Page 37: x. SEMhas

Untuk menyesuaikan diri mereka membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Lansia yang tidak segera mampu menyesuaikan diri akan menimbulkan ketegangan jiwa atau stress (Sulandari, 2009).

Pada tahun-tahun pertama akan terasa berat menjalani kehidupan di uresos yang termasuk tempat dan lingkungan baru, sehingga rasa sepi, sedih, dan gejala-gejala depresi akan muncul pada saat itu(Sulandari, 2009).

Page 38: x. SEMhas

Lansia yang hidup jauh atau tanpa keluarga berpotensi untuk mengalami loneliness dan memiliki stress psikologis yang berujung pada depresi (Sutoyo, 2009).

Woroasih (1999), yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dan kejadian depresi pada lansia dimana lansia yang tidak tinggal bersama keluarga lebih berisiko mengalami depresi.

Page 39: x. SEMhas

Alasan tinggal di uresos dewanata kabupaten Cilacap adalah sebuah peristiwa kehidupan bagi para lansia yang sulit untuk dilupakan karena alasan tersebutlah yang membuat mereka harus tinggal jauh dari keluarga.

Peristiwa kehidupan memainkan peranan primer dalam depresi (Kaplan et al., 2010).

Page 40: x. SEMhas

Jawaban responden ketika wawancara, sebagian besar dari mereka mengaku tidak melakukan shalat wajib 5 waktu,

sangat jarang melakukan shalat berjamaah, tidak pernah berdoa setiap melakukan kegiatan dan tidak tergetar hatinya saat mendengar nama Allah.

Page 41: x. SEMhas

Ketika wawancara, sebagian besar pasien terlihat sedih, hilangnya minat dan kurang

energi. Tidak jarang juga peneliti sering mendengar keluhan mengenai rasa

bersalah, keinginan untuk bunuh diri, tidur terganggu, dan berkurangnya nafsu makan

yang dialami responden.

Page 42: x. SEMhas

p<0,05 yaitu sebesar 0,000. Hal ini berarti secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat religiusitas dengan tingkat depresi pada wanita lansia di unit rehabilitasi sosial dewanata kabupaten Cilacap.

Hasil analisis dari nilai korelasi Spearman sebesar -0,911 yang menunjukkan korelasi negatif dengan kekuatan korelasi tinggi.

Page 43: x. SEMhas

Lestari (2009) menyatakan bahwa lansia dengan tingkat religiusitas yang tinggi lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang kurang atau non religius,

sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil. Tingkat religiusitas yang lebih tinggi berkaitan dengan tingkat depresi yang lebih rendah, penyembuhan dari

depresi yang lebih cepat, kesejahteraan moril yang tinggi, dan harga diri yang

tinggi . Sebuah meta analisis yang dilakukan oleh

Timothy et al, (2003) menyimpulkan bahwa religiusitas seseorang berhubungan

dengan kejadian depresi pada analisis bivariat.

Page 44: x. SEMhas

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 45: x. SEMhas

Terdapat hubungan tingkat religiusitas dengan tingkat

depresi pada wanita lansia di Unit Rehabilitasi Sosial

Dewanata Kabupaten Cilacap.

A. KESIMPULAN

Page 46: x. SEMhas

1. Bagi peneliti agar dapat memberikan informasi

kepada masyarakat maupun institusi kesehatan setempat mengenai tingkat depresi wanita lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Kabupaten Cilacap.

2. Penelitian lebih lanjut mengenai tingkat depresi dan tingkat religiusitas sebaiknya juga memperhitungkan faktor riwayat depresi sebelumnya maupun keluarga.

3. Penelitian lebih lanjut mengenai tingkat depresi dan tingkat religiusitas sebaiknya juga memperhitungkan faktor kepribadian premorbid.

B. SARAN

Page 47: x. SEMhas

DOKUMENTASI

Page 48: x. SEMhas

Ancok, Djamaludin dan Suroso, Fuat Nashori. 2005. Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Aryani, A. 2008. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Depresi Pada Lansia di Desa Mandong Trucuk Klaten. Universitas Muhammadiyah Surakarta. http://etd.eprints.ums.ac.id/3985/. Diakses 22 September 2012. Blazer, D. G. 2003. Depression in Late Life : Review and Commentary. Journal Gerontology Med Sci. Vol. 58 (3) : 249-265. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2001. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan Keluarga.  Departemen Sosial Republik Indonesia. 1999. Pedoman Penyelenggara Kesejahteraan Sosial Usia Lanjut melalui Panti Sosial Tresna Werdha. Jakarta : Depsos RI. Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1993. Gangguan Suasana Perasaan. Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III). Jakarta: Ditjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 137. Ellen, L. B., McAvay, G., Raue, J., Patrick, M. S., Bruce, L., Martha. 2003 Recognition of Depression Among Elderly Recipiensts of Home Care Services. A Review. American Pshychiatryc Publishing Inc. Journal. Vol. (54) : 208-213 Hidayat, Y. 2010. Hubungan antara Jenis Kelamin, Usia, dan Status Pernikahan Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia di Peumahan Sinar Waluyo Semarang. [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Semarang. Diakses dari : www.digilib.unimus.ac.id Tanggal 10 September 2012. Hoyer, W. J., Paul A., Roodin. 2003. Adult Development and Aging. 5th edition. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc. Hurlock, B., Elizabeth. 1993. Psikologi Perkembangan : Suatu pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: EGC. Hutapea, R. 2005. Sehat Dan Ceria Di Usia Senja. Edisi Pertama. Jakarta : Rineka Cipta. 118 Kaplan, H. I., Sadock, B. J., Grebb, J. A. 2010. Gangguan Mood. Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid Satu Jakarta : Binarupa Aksara. Kurlowicz L., Sherry A., Greenberg. 2007. The Geriatric Depresion Scale (GDS). The Hartford Institute for Geriatric Nursing, College of Nursing, New York University. Vol 1 (4). 1-4. Kurniawan, H. 2008. Hubungan Antara Tingkat Religiusitas dengan Tingkat Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Ujian Nasional. [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Landefeld. 2004. Current Geriatric Diagnosis and Treatment. USA : McGraw-Hill Companies, Inc. 156-160.    

DAFTAR PUSTAKA

Page 49: x. SEMhas

Maryam, R., Siti, Mia F. E., Rosidawati, A., Jubaedi., dan Batubara, I. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika. 32-33. Monteso, P., Ferre, C. M., Llie, M., Alcabar, N., Aguilar, C., et al. 2012. Depression in the elderly : a study in a crural city in southern California. J Pscyhtr Mental Health Nurs. 19(5): 426-429. NIMH Staff. Depression. 2011. US National Institute of Mental Health. Diakses dari www.nimh.nih.gov tanggal 28 Agustus 2012. Rahman, T.T. 2005. Anxiety and Depressin in Lone Elderly Living at Their own Homes and Going to Geriatric Clubs Versus Those Living at geriatric Homes. The Journal of Geriatric. Vol.99: 1150-1155. Rakhmi, S. 2012. Perbedaan Tingkat Depresi Pada Lansia Sebelum dan Sesudah Senam Bugar Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Kabupaten Cilacap. [Skripsi]. Universitas Jenderal Soedirman : Purwokerto. Lestari, E.P. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Agama dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Di Panti Wredha Dhaema Bhakti Kota Surakarta. [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Surakarta : Solo. Permadi, D.I. 2000. Hubungan Ketaatan dalam Beragama dengan Skizofrenia. [Skripsi]. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta. Rahman, T. T. 2005. Anxiety and Depression in Lone Elderly Living at Their Own Homes & Going To Geriatric Clubs Versus Those Living at Geriatric homes. The Journal of Geriatric. Vol. 99 : 1150-1155. Santrock, B.J., Sadock, V.A., Ruiz, P. 2009. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. 9th edition. New York: Lippincott Williams & Wilkins. 1630-1674. Saragih, E. C. 2010. Gambaran Depresi Pada Lanjut Usia. Universitas Sumatera Utara. Diakses dari http://repository.usu.ac.id tanggal 4 September 2012. Sastroamoro S, Ismael S. 2010. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto.  Soejono C. H., Probobuseni, Sari N. K. 2007. Depresi Pada Pasien Usia Lanjut . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI. Smith, Timothy B., McCullough, Michael E., Poll J. 2003. Religiusness and Depression : Evidence for a Main Effect and the Moderating Influence of Stressful Life Events. Psychological Bulletin. 29(4) : 614-636. Suryo, Hendro. 2011. Gambaran Depresi Pada Lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. [Skripsi]. Diakses dari : http://etd.eprints.ums.ac.id/12585/. Tanggal 3 September 2012. Unutzer, J., Katon, W., Callahan, C. M., Williams, J. W., Hunkeler, E., Harpole L., et al. 2002. Collaborative Care Management Of Late-Life Depression In The Primary Care Setting: A Randomized Controlled Trial. The Journal Of American Medical Association. 228 (22) : 2836-2845. WHO. 2012. Definition of An Older Or Elderly Person. Diakses dari www.who.int tanggal 29 September 2012.

Page 50: x. SEMhas

TERIMA KASIH