(word) kelompok 7-boyolali, klaten,sukoharjo dan wonogiri-thp a 2012
DESCRIPTION
BOYOLALI, KLATEN,SUKOHARJO DAN WONOGIRITRANSCRIPT
7
Dodol Pepaya (Boyolali)
Dodol papaya berasal dari daerah Boyolali.
Buah pepaya yang digunakan hendaknya buah
pepaya jenis California, karena dagingnya
memiliki volume yang lebih besar. Setelah dicuci
bersih, pepaya dipotong-potong kemudian
dihancurkan dengan cara diparut. Untuk
mendapatkan rasa yang khas, campurkan pepaya yang sudah diparut dengan
bahan ainnya seperti gula pasir, tepung beras ketan, susu cair, pengharum
makanan, dan sedikit tambahkan mentega atau margarin.Ciri-ciri buah pepaya
yang baik untuk diolah menjadi dodol adalah sebagai berikut:
a. Daging buah berwarna kuning kemerahan
b. Kulit buah berwarna merah kekuningan
c. Tekstur daging buah agak lunak
Berikut alat - alat yang digunakan :
• Pisau
• Baskom
• Parutan
• Wadah
• Alat Cetak (Loyang)
• Tungku Pemanas
• Pengaduk
Bahan – bahan yang diperlukan sebagai berikut :
• Buah Pepaya (California)
• Gula Pasir
• Tepung Beras Ketan
• Susu Cair
• Asam Sitrat
“Melestarikan Cita Rasa Nusantara”
7
• Pengharum makanan
• Air
• Kemasan Plastik
Cara pembuatan dodol pepaya adalah sebagai berikut :
1. Buah pepaya yang digunakan adalah buah pepaya jenis California. Pilih buah
pepaya yang ukurannya besar dan berdaging tebal.
2. Kemudian lakukan pengupasan terhadap kulitnya agar tidak menimbulkan
rasa pahit.
3. Setelah itu lakukan pencucian dengan air bersih untuk membersihkan
kotoran dan hancurkan dengan menggunakan parut.
4. Pada saat penghancuran dilakukan penambahan gula pasir, tepung beras
ketan, susu cair dan pengaharum makanan agar menambah cita rasa yang
khas pada dodol.
5. Kemudian dilakukan pengadukan dan pemasakan untuk membuat adonan
dodol.Pemasakan dapat menggunakan wajan dengan ukuran yang besar
dengan api yang besar pula selama satu setengah jam.
6. Setelah kekentalan yang diinginkan tercapai, dodol diangkat dan
didinginkan.
7. Adonan dodol yang telah jadi kemudian didinginkan beberapa saat untuk
menyesuaikan suhu dodol dengan suhu udara. Pendinginan ini dilakukan
bersamaan dengan pencetakan pada alat pencetakan yang telah disediakan.
8. Setelah dirasa dingin, cetakan dipotong-potong sesuai selera dan ukuran
yang telah ditentukan.
9. Kemudian dodol dikemas didalam plastik atau yang lain.
Jenang Krasikan (Sukoharjo)
Jenang Krasikan adalah jajanan khas yang terbuat dari beras ketan yang
ditumbuk halus lalu disangrai dan dicampur dengan tepung ketan dan gula jawa.
“Melestarikan Cita Rasa Nusantara”
7
Jajanan berwarna coklat muda dan bertotol-totol ini rasanya sangat menggugah
selera rasanya dilidah agak sedikit kasar (ini yang membuat Krasikan terasa unik
dan banyak dicari dan memberikan kesan tersendiri bagi yang baru pertama kali
makan jajanan ini. kalau dirasakan lebih jauh,
jajanan ini semakin nikmat, rasa manis, legit
dan memiliki aroma khas tersendiri dari gula
jawa yang dipakai,sehingga anggapan rasa
kasar yang mengusik lidah itu hilang dan
membawa kelezatan.
Berikut alat – alat yang digunakan dalam
pembuatan jenang krasikan :
• Wadah/baskom
• Wajan
• Alat Tumbuk (Alu)
• Pisau
• Parutan
• Pengadukan
• Tampah
• Tungku Pemanas
• Cetakan
Bahan – bahan yang diperlukan ialah sebagai berikut :
• Beras Ketan Putih
• Kelapa tua
• Gula Pasir
• Garam
• Air
• Daun Pisang
• Kemasan Plastik
“Melestarikan Cita Rasa Nusantara”
7
Cara pembuatan Jenang krasikan sebagai berikut :
1. Ketan di cuci, ditiriskan lalu digoreng tanpa minyak (di sangrai) diatas api
kecil sampai matang, kering kan kuning kecoklatan.
2. Ketan ditumbuk kasar dengan menggunakan alat tradisonal.
3. Kemudian buatlah kelapa tumbuk. Kelapa dikupas, lalu diparut kemudian
disangrai (goreng tanpa minyak), hingga berwarna kekuningan. Kemudian
di tumbuk hingga mengeluarkan minyak. Campur jadi satu ketan dan
kelapa tumbuk. Tuangkan ke dalam wadah tampah.
4. Setelah itu buat larutan gula. Air, gula dan garam kemudian direbus dan
diaduk hingga merata. Aduk larutan hingga menjadi kental dan angkat
larutan gula.
5. Kemudian tuangkan larutan gula pada campuran ketan sedikit demi sedikit
sambil diaduk terus hingga merata. Tuang dalam sebuah tampah yang
sudah dialasi dengan daun pisang. Ratakan adonan dengan daun pisang
hingga mencapai ketebalan 1-1,5 cm
6. Biarkan sampai dingin, potong berbentuk dadu dan kemas dengan
kemasan semenarik mungkin. Jenang krasik siap dipasarkan.
Sambel Cabuk (Wonogiri)
Salah satu hal yang terkenal di
Kabupaten Wonogiri adalah sambel Cabuk.
Sambel cabuk ini merupakan jenis makanan
‘teman’ nasi tiwul maupun nasi putih
dengan harga sangat terjangkau, namun
bercitarasa khas. Biasanya dikemas dalam
bentuk gulungan daun pisang ukuran kecil
sekitar 10 cm. Bahan dasar utamanya adalah
dari biji tanaman wijen. Biji wijen umumnya diperas menghasilkan minyak wijen.
“Melestarikan Cita Rasa Nusantara”
7
Ampas hasil pemerasan biji wijen tersebut yang dipergunakan sebagai bahan baku
pembuatan cabuk.
Alat – alat yang digunakan ialah sebagi berikut :
• Wajan Kuali
• Alat Penumbuk (Alu)
• Dandang
• Tungku Pemanas
• Pengaduk
• Cetakan
Berikut bahan – bahan yang diperlukan dalam pengolahan sambel cabuk :
• Biji Wijen
• Londo
• Cabe
• bawang putih
• gula jawa
• daun kemangi muda
• kelapa
• Daun Pisang
Cara pembuatan sambel cambuk sebagi berikut :
1. Biji wijen disangrai dengan api kecil pada wajan kuali hingga matang dan
berwarna kecoklatan.
2. Biji wijen yang telah disangrai ditumbuk halus hingga menyerupai
tepung. Kemudian dicampur dengan air secukupnya. Lakukan pengukusan
selama 1 jam dengan api yang sedang.
3. Setelah itu tambahkan londo dan parutan kelapa. Londo dibuat dari klaras
(daun pisang kering) yang dibakar di kuali bercampur air, lalu ditumbuk
menjadi tepung. Londo inilah yang membuat warna cabuk jadi hitam.
“Melestarikan Cita Rasa Nusantara”
7
4. Kemudian dikukus kembali selama 1 jam untuk mresapkan bumbu di
dalam sambel cabuk. Sebelum dikukus ditambah dengan bumbu yang
terdiri atas cabe, bawang putih, gula jawa, daun kemangi muda dan
parutan kelapa
5. Setelah itu lakukan pembungkusan. Pembungkusan dilakukan dengan
daun pisang hingga berbentuk gulungan. Ukuran gulungan ini tergantung
selera, bisa besar maupun kecil.
6. Kemudian dipanggang diatas bara api, seperti dipepes selama beberapa
menit
Apem Jatinom (Klaten)
Apem Jatinom berasal dari daerah
Klaten. Umumnya pembuatan apem ini
sama dengan pembuatan apem pada
ummnya. Kue apem merupakan kue
tradisional khas Jawa yang terbuat dari
tepung beras, tepung kanji, telur, santan,
gula, ragi, garam dan parutan kelapa yang
dipanggang dengan cetakan bulat pipih. Kue ini banyak dijumpai sebagai suguhan
dalam perayaan tradisonal Islam di Jawa dan daerah-daerah lain di Indonesia.
Kebanyakan dalam menyambut bulan Ramadhan dan Lebaran. Versi lain kue
apem tanpa kelapa, juga ada di wilayah Timur tengah dan India. Kemungkinan
kue ini memang berasal dari sana. Sesuai dengan sejarah awal mula tradisi
Yaqowiyu ini.
Sekilas, kue apem ini berbentuk mirip dorayaki, kue kesukaan tokoh
kartun Jepang Doraemon. Kue sejenis apem ini memang banyak dijumpai
diberbagi penjuru dunia, terutama di wilayah Arab dan Asia. Kadang-kadang, kue
apem diberi isian nangka, selai buah, coklat, dan lain sebagainya.
“Melestarikan Cita Rasa Nusantara”
7
Alat – alat yang digunakan ialah sebagi berikut :
• Wajan
• Wadah /baskom
• Tungku Pemanas
• Pengaduk
• Dandang
• Cetakan
Bahan – bahan yang diperlukan dalm pengolahan ialah sebagai berikut :
• Ragi Instan
• Air Hangat
• Santan
• Gula Pasir
• Pewarna
• Tepung Tapioka
• Tepung Beras
• Kelapa
Cara pembuatan apem jatinom sebagai berikut :
1. Campurlah ragi instan dengan air hangat. Kemudian tambahkan santan dan
gula pasir kedalamnya. Selanjutnya dimasak dan didihkan.
2. Kemudian campur dengan tepung tapioca dan tepung beras dengan
ditambahkan air.
3. Selanjutnya dilakukan pengulenan dengan ditambah santan dan kemudian
didiamkan 10 menit.
4. Adonan tersebut kemudian diberi pewarna makanan agar lebih menarik
dan selanjutnya dilakukan pengukusan.
5. Apem siap disajikan dengan ditaburi dengan parutan kelapa agar lebih
nikmat.
“Melestarikan Cita Rasa Nusantara”