welcome to etheses uin mataram - etheses uin mataram ...etheses.uinmataram.ac.id/294/1/fahrul rozi...
TRANSCRIPT
MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAK DI PONDOK
PESANTREN
(STUDI DI DUSUN LENDANG GUAR BARAT DA KEDARO KECAMATAN
SEKOTONG KEBUPATEN LOMBOK BARAT)
olehFAHRUL ROZI
NIM 160101223
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAMMATARAM
2020
MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAK DI PONDOK
PESANTREN
(STUDI DI KASUS DUSUN LENDANG GUAR BARAT DESA KEDARO
KECAMATAN SEKOTONG KEBUPATEN LOMBOK BARAT)
Skripsidiajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram
untuk melengkapi persyaratan mencapai gelarSarjana Pendidikan
olehFAHRUL ROZI
NIM 160101223
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAMMATARAM
2020
iii
iv
vi
vii
viii
PERSEMBAHAN
kupersembahkan skripsi ini untuk
kedua orang tuaku, adik-adikku, teman
-temanku, alamamterku, semua guru
dan dosenku
ix
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
iHALAMAN JUDUL
iiPERSETUJUAN PEMBIMBING
iiiNOTA DINAS PEMBIMBING
ivPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
vPENGESAHAN DEWAN PENGUJI
viHALAMAN MOTTO
viiHALAMAN PERSEMBAHAN
viiiKATA PENGANTAR
ixDAFTAR ISI
x
xii
DAFTAR TABEL
xiiDAFTAR LAMPIRAN
xiiiABSTRAK
xiv
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan dan Batasan Masalah
5
C. Tujuan dan Manfaat
5
D. Ruang Lingkup dan Setiing Penelitian
7
E. Telaah Pustaka
7
F. Kerangka Teori
10
G. Metode Penelitian
25
H. Sistematika Pembahasan
32
BAB II HASIL TEMUAN34
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
34
B. Motivasi Orang Tua Dalam Menyekolahkan Anak
xiii
di Pondok Pesantren
41
C. Kriteria Pondok Pesantren yang di pilih orang Tua sebagai
Tempat Sekolah46
BAB III PEMBAHASAN51
A. Motivasi Orang Tua menyekolahkan Anak di Pondok
Pesantren
Studi Di Dusun Lendang Guar BaratKedaro Sekotong Lombok Barat51
B. Kriteria Pondok Pesantren yang di pilih orang Tua sebagai
Tempat sekolah Anak studi di Dusun Lendang Guar BaratKedaro Sekotong Lombok61
BAB IVPENUTUP…65
A. Kesimpulan …66B. Saran …66
DAFTAR PUSTAKALAMPIRANDAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Table 1.1 Data Anak Yang sedang Melanjutkan Sekolah Ke PondokPesantren
5Table 1.2 Jumlah Penduduk Dusun Lendang Guar Barat
34Table 1.3 Mata Pencaharian Penduduk Dusun Lendang Guar Barat
36Table 1.4 Jumlah Sarana Pendidikan di Dusun Lendang Guar Barat
37Table 1.5 Jumlah Sarana peribadatan di Dusun Lendang Guar Barat
38Table 1.6 Data Anak Lendang Guar Barat Yang Sekolah
Pondok Pesantren pada tahun 2020Berdasarkan Jenjang Pendidikan
39Table 1.7 Data Anak Yang sedang Melanjutkan Sekolah Ke Pondok
Pesantren
40
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara
Lampiran 2 Dokomentasi
Lampiran 3 Transkip Hasil Wawancara
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Universitas Islam Negeri (UIN)
Mataram
Lampiran 5 Surat Rekomendasi Penelitian Bakesbangpol Provinsi
NTB
xvi
Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian Di Desa Kedaro
MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAK DI PONDOKPESANTREN
(STUDI DI DUSUN LENDANG GUAR BARAT DESA KEDAROKECAMATAN SEKOTONG TENGAH KEBUPATEN LOMBOK BARAT)
Oleh:FAHRUL ROZI
NIM: 160101223
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi sosial hari iniyang banyak dipengaruhi oleh arus globalisasi. Hal ini ditandaidengan banyaknya kasus kenakalan remaja yang terjadi dibergaitempat dan berbagai macam kasus. Oleh karena itu orang tuaterdorong untuk menjadikan pondok pesantren sebagai saranaPendidikan anak sebagai jalan keluar, mengingat pondok pesantrenadalah wadah Pendidikan yang sangat menekankan nilai-nilai agamadalam kehidupan.
Adapun Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1)Motivasi orang tua dalam memilih pondok pesantren sebagai saranaPendidikan anak. 2) Model Pondok Pesantren seperti apa yang dipilihorang tua sebagai sarana Pendidikan anak. Penelitian inimenggunakan metode kualitatif.
Dalam hal ini, hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1)
xvii
motivasi orang tua memilih pondok pesantren sebagai tempatPendidikan anak terbagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik adalahkeinginan orang tua melihat anak mereka menjadi anak yang solehsempurna, yaitu mendapatkan keshalehan vertikal dan kesalehanhorizontal, disiplin, berakhlak baik serta mampu mengamalkan nilai-nilai keIslaman dalam kehidupan sehari-hari. Motivasi ekstrinsikkarena pondok pesantren memiliki program lebih banyak di bandingsekolah umum. 2) model pondok pesantren yang di jadikan sebagaisarana Pendidikan anak adalah orang tua melihat tokoh pendiri sertaorganisasi yang menaungi pondok pesantren, pondok pesantrenyang memiliki program tahfiz, pondok pesantren yangmengedepankan dakwah, pondok pesantren yang didalamnyamengajarkan kitab kuning, pondok pesantren yang memiliki programBahasa asing, dan pondok pesantren modern.
Kata kunci: Motivasi Orang Tua, Menyekolahkan Anak, PondokPesantren
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi peradaban, pendidikan sangat
berperan dalam menentukan maju dan mundurnya peradaban
sebuah bangsa. Beberapa contoh Negara maju: Amerika Serikat,
Jepang, Jerman, Prancis, inggris, Singapura, semuanya ditopang oleh
pendidikan yang maju. Demikian pendapat Suntrisno dan
Suyatno.1Peradaban di dunia Islam, termasuk di Indonesia sebagai
Negara yang mayoritas muslim, sedang menempati posisi yang
lemah diantara peradaban yang lain. Kondisi ini tentu sangat
berbahaya kerena, menurut Abdus Salam sebagaimana yang dikutip
Azyumardi Aza dalam Suntrisno dan Suyatno, terhormat sebuah
bangsa tergantung pada penguasaan sains dan tekhnologi.2
Pendidikan Islam sendiri, hari ini dihadapkan dengan
masalah merosotnya spiritualitas masyarakat karena dipengaruhi
oleh dampak negatif iptek, dalam hal ini kita tidak menyalahkan
kemajuan iptek, karena iptek telah menjadi tumpuan harapan
manusia.3Tantangan-tantangan dan masalah-masalah internal
pendidikan Islam pasca modernisasi dan tantangan globalisasi pada
1Suntrisno dan Suyatno, Pendidikan Islam di Era Peradaban Modern, (Jakarta:prenadamedia Group 2015), hlm 46.
2Ibid,.16.3Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan agama Islam, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), hlm.34.
2
hari ini dan masa depan, secara umum adalah sebagai berikut:
pertama, jenis pendidikan yang dipilih dan dilaksanakan.4 Globalisasi
sendiri merupakan hubungan manusia antar Negara, bukan lagi antar
desa dan kota, sehingga perubahan yang terjadi disetiap Negara
dengan mudah diketahui dan diikuti oleh Negara yang lain,
globalisasi memberikan dampak positif dan juga negatif bagi kita,
tentu yang kita takutkan adalah pengaruh negatifnya contohnya
perubahan gaya berpakaian dan lain sebagainya tentunya hal ini tidak
bisa diremehkan sebab pengarunya sangat besar bagi generasi
penerus bangsa Indonesia.5
Pendidikan Islam di Indonesia secara normatif pada
dasarnya bersumber dari ajaran agama yang universal. Konsisten
dengan prinsip ini menjadikan Pendidikan akan mampu bertahan
dalam perubahan yang terjadi setiap saat. Prinsip universal itu
menjadikan Islam bisa berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman. Masa depan Pendidikan Islam khususnya di Indonesia saat
ini sedang menghadapi dua problem internal dan eksternal. Secara
internal Pendidikan Islam di hadapkan dengan rendahnya kualitas
sumberdaya manusia pengola Pendidikan. Secara Eksternal
Pendidikan Islam di hadapkan dengan pengaruh Globalisasi.6
4Jajat Burhanudin dan Dina Afrianty, Mencetak Muslim Modern, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), hlm.12.
5Sri Andri Astuti, Pesantren dan Globalisasi’’. Jurnal Tarbiyah. Vol.11, No.1, 2014,hlm.12.
6Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Bandung: percetakanaksara, 2003), cetakan ke-1, hlm. 104.
3
Globalisasi memiliki pengaruh yang sangat besar bagi
kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek kehidupan, baik
aspek sosial, politik, ekonomi, budaya, dan lainya termasuk
Pendidikan. Globalisasi telah mempengaruhi generasi muda Islam,
terutama di Timur Tengah atau negara berkembang seperti
Indonesia. Budaya komunisme, hedonisme, dan ketergantungan
budaya Barat menjadi fenomena budaya baru bagi generasi muda
Islam.7
Selain itu, kenakalan remaja juga semakin meningkat. Di
Indonesia kenakalan remaja dapat dikatakan sudah berada pada
tingkat yang sangat meresahkan, contoh kasus yang belum lama
terjadi di Surabaya seorang anak yang masih duduk di bangku
sekolah dasar sudah berani berlangganan PSK kemudian siswa yang
masih duduk di bangku SMU sudah berani melakukan pembunuhan
terhadap temannya, kasus tersebut merupakan pengaruh globalisasi,
dengan kemajuan tekhnologi mereka melihat vidio-vidio yang tidak
baik kemudian mengikuti apa yang mereka lihat.8
Dengan melihat berbagai macam ancaman di atas, tentunya
pendidikan Islam harus memiliki kontribusi yang tepat untuk
mengatasi tantangan yang ada di bumi Indonesia. Dewasa ini
lembaga pendidikan Islam dihadapkan dengan tantangan yang jauh
lebih kompleks. Disamping usaha menciptakan muslim yang
7Abuddin Nata, Kapita,……Cetakan ke-1, hlm. 185.8Suntrisno dan Suyatno, Pendidikan …, hlm 146
4
memahami ilmu-ilmu agama dan umum sekaligus, lembaga
pendidikan Islam juga dihadapkan dengan keharusan berpolitik untuk
membangaun budaya Indonesia baru dengan memadukan antara
sains dan agama.9
Tampilnya model pendidikan Islam dalam kategori
tradisional-modern akhir-akhir ini cukup membatu pendidikan Islam
di era globalisasi. kerena sekolah ini meskipun mengikuti
perkembangan zaman tetap menggunakan asrama.10Pesanten pada
umumnya bersifat mandiri, tidak bergantung pada pemerintah atau
kekuasaan yang ada. Karena sifat mandirinya itu pesantren tidak
mudah disusupi ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran
agama Islam.11
Pendidikan Islam saat ini memiliki kualitas setara dengan
Pendidikan umum lainya, bahkan Pendidikan Islam saat ini lebih
unggul dibandingkan dengan Pendidikan negeri dan non-Islam.
Pendidikan Islam terus mengalami kemajuan, Pendidikan Islam di
katakana maju jika mampu menang bersaing dengan sekolah
modern. Pada pertengahan tahun 1980-an, Lembaga Pendidikan
Islam relatif tertinggal jauh dari sekolah modern. Pada tahun 1980-an
muncul beberapa Lembaga Pendidikan Islam yang mulai
berkembang. Pada tahun 1990-an, banyak Lembaga Pendidikan
9Ibid,… hlm. 21.10Ibid,… hlm. 17.11Imam syafe’I, Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan pembentukan
karakter . Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 8, Mei, 2017, hlm. 86
5
Islam yang mengalami kemajuan. Kemudian pada tahun 2000-an,
banyak Lembaga Pendidikan Islam yang mampu bersaing dengan
sekolah negeri dan non- Islam. Mulai pada tahun 2011 lebih banyak
Lembaga Pendidikan Islam yang lebih unggul dari sekolah negeri dan
non-Islam.12
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
di lokasi penelitian dengan beberapa santri yang ada di Dusun
Lendang Guar Barat, pada tanggal 15 april 2020 diperoleh data
jumlah anak yang sekolah di pondok pesantren sebagai berikut:
Data Anak yang sekolah di pondok pesantrensecara keseluruhan
N
o
Nama
pondok
pesantren
Laki-laki
peremp
uan
Juml
ah
1 AshohwahAl-islamiyah(Beleka)
2 2 4
2 Al-Amin
(Gelogor)
6 10 16
3 Islahil
Atfhal
(Rumak)
4 4 8
5 DarulQur’an(Telaga
3 - 3
12Suntrisno dan Suyatno, Pendidikan,……hlm.46.
6
Lebur)6 Ishlahudini
(Kediri)
2 - 2
7 AhlussunnahWaljamaahNW(Berambang)
4 1 5
8 Subbulassalam(Tembowong)
3 - 3
9 Jumlah 41
Dengan demikian, dalam penelitian ini peneliti mengangkat
judul
Motivasi Orang Tua Menyekolahkan anak di Pondok Pesantren
(Studi di Dusun Lendang Guar Barat Desa Kedaro Kecamatan
Sekotong Lombok Barat) .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahkan sebagai berikut:
1. Apa Saja yang Memotivasi Orang Tua di Dusun Lendang Guar
Barat, Menyekolahkan Anak Kepondok Pesantren?
2. Bagaimana model pondok pesantren yang di inginkan orang tua?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
7
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui motivasi orang tua dalam menyekolahkan
anak di pondok pesantren.
b. Untuk mengetahui model madrasah yang di inginkan oleh orang
tua di era globalisasi.
2. Manfaat Penelitian
Secara rinci manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Teoritis
1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi
sekolah yang sedang dalam proses pemaksimalan agar
mendapat kepercayaan dari orang tua siswa yang ingin
menyekolahkan anaknya
2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi
peneliti yang berhubungan dengan masalah ini, sehingga
hasilnya lebih mendalam.
3) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian
lain.
b. Pragmatis
1) Bagi siswa hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
pendorong semangat belajar siswa karena mereka dapat
mengetahui keunggulan madrasah diera globaliasasi.
8
2) Bagi orang tua hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
pertimbangan bagi orang tua untuk memilih sekolah yang
terbaik bagi anaknya diera globalisasi.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitaf deskriptif,
penelitian ini fokus pada orang tua siswa sebab masalah yang
akan dipecahkan adalah Motivasi Orang Tua Menyekolahkan
Anak di Pondok Pesantren Studi di Dusun Lendang Guar, Desa
Kedaro, Kecamatan Sekotong Barat, Lombok Barat.
2. Setting Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Dusun Lendangguar Barat
Desa Kedaro Kecamatan Sekotong Barat. Peneliti memilih lokasi
ini sebagai objek penelitian karena banyak orang tua memilih
pondok pesantren sebagai sarana pendidikan anaknya
dibandingkan sekolah negeri.
E. Telaah Pustaka
Tinjuan pustaka atau telaah pustaka merupakan usaha
untuk mejelaskan dimana posisi atau kejadian yang sedang
dilaksanakan diantara hasil-hasil penelitian, pengkajian, jurnal, dan
buku terdahulu yang bertopik senada. Tinjauan pustaka bertujuan
untuk menjelaskan kebaruan orisinalitas, dan urgensi penelitian atau
pengkajian bagi pengembangan keilmuan terkait. Maka perlu bagi
9
penulis untuk menjelaskan bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini
adalah baru dengan mengajukan tinjauan pustaka sebagai berikut:
1. Skripsi dengan judul Motivasi Orang Tua dalam Membina Moral
Anak di Era Digital Melalui Pondok Pesantren di Lingkungan
Pesinggahan Pegesangan Barat Kecamatan Mataram . Ditulis
oleh Raudatul Jannah sebagai syarat akhir mendapatkan gelar
Strata Satu (S1) di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Mataram, jurusan Pendidikan Agama Islam tahun
2017.13
Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan Raudatul Jannah yaitu letak lokasi dan subjek penelitian,
penelitian yang dilakukan peneliti membahas mengenai mengapa
harus pondok pesantren yang menjadi pilihan orang tua sebagai
sarana pendidikan anaknya, dan pesantren seperti apa yang orang
tua inginkan untuk anak- anaknya. Sedangkan Raudatul Jannah
hanya membahas mengenai apa motivasi orang tua memilih
pondok pesantren sebagai wadah membina moral anaknya.
2. Skripsi dengan judul Motivasi Orang Tua Memilih Pondok
Pesantren Sebagai Tempat Membina Akhlak Anak di Dususun
Pohdodol Desa Bajur Kecamatan Labuapi Lombok Barat . Ditulis
oleh Muh. Saleh sebagai syarat akhir mendapatkan gelar Strata
Satu (S1) di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
13Raudatul Jannah, Motivasi Orang Tua dalam Membina Moral Anak di Era DigitalMelalui Pondok Pesantren di Lingkungan Pesinggahan Pegesangan Barat KecamatanMataram , (Skripsi, UIN Mataram, Mataram 2017).
10
Negeri Mataram, Jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2017.14
Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan Muh. Saleh yaitu lokasi dan subjek penelitian. Penelitian
yang dilakukan peneliti membahas mengenai mengapa harus
pondok pesantren yang menjadi pilihan orang tua sebagai sarana
pendidikan anaknya, dan pesantren seperti apa yang orang tua
inginkan untuk anak- anaknya. Sedangkan Muh. Saleh fokus
membahas apa motivasi orang tua yang menyebabkannya mereka
menjadikan pondok pesantren sebagai tempat membina akhlak.
3. Skripsi dengan judul Motivasi Orang Tua Memilih Pondok
Pesantren Sebagai Tempat Membina Akhlak Anak (Studi Kasus di
Pondok Pesantren Darul Furqon Fahfidzul Quran Al Islahudiny
Kediri Lombok Barat). Ditulis oleh Sahabudin sebagai syarat akhir
mendapatkan gelar Strata Satu (S1) di Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Mataram, Jurusan
Pendidikan Agama Islam tahun 2014.15
Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan Sahabudin yaitu lokasi dan subjek penelitian. Penelitian
yang dilakukan peneliti membahas mengenai mengapa harus
pondok pesantren yang menjadi pilihan orang tua sebagai sarana
14Muh. Saleh, Motivasi Orang Tua Memilih Pondok Pesantren Sebagai TempatMembina Akhlak Anak di Dususun Pohdodol Desa Bajur Kecamatan Labuapi LombokBarat, (Skripsi UIN Mataram, Mataram 2017).
15Sahabudin, Motivasi Orang Tua Memilih Pondok Pesantren Sebagai TempatMembina Akhlak Anak (Studi Kasus di Pondok Pesantren Darul Furqon Fahfidzul Quran AlIslahudiny Kediri Lombok Barat), (Skripsi, IAIN Mataram, Mataram 2014).
11
pendidikan anaknya, dan pesantren seperti apa yang orang tua
inginkan untuk anak- anaknya. Sedangkan Sahabudin fokus
membahas apa motivasi orang tua yang menyebabkannya mereka
menjadikan pondok pesantren sebagai tempat membina akhlak
anaknya.
4. Skripsi dengan judul Motivasi Orang Tua Menyekolahkan anak
Pada Lembaga Pendidikan Islam Di Desa Pendem, Kecamatan
Janapria kebupaten Lombok tengan Tahun 2010/2011. Ditulis
oleh Khairil Adlan sebagai syarat akhir mendapatkan gelar Strata
Satu (S1) di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam
Negeri Mataram, Jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2011.16
Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan yaitu lokasi dan subjek penelitian. Penelitian yang
dilakukan peneliti membahas mengenai mengapa harus pondok
pesantren yang menjadi pilihan orang tua sebagai sarana
pendidikan anaknya, dan pesantren seperti apa yang orang tua
inginkan untuk anak- anaknya. Sedangkan Khairil Adlan
membahas tentang apa yang menjadi motivasi orang tua memilih
Lembaga Pendidikan yang berbasis islam dibandingkan sekolah
berbasis Negeri.
F. Kerangka Teori
Sebagai dasar dalam membangun landasan teori yang
16Khairil Adlan, Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak Pada LembagaPendidikan Islam DI Desa Pendem, Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok TengahTahun Pelajaran 2010/2011 (Skripsi, IAIN Mataram 2011).
12
mendukung dalam penelitian ini maka perlu kiranya untuk
mengetahui definisi teoritis dari setiap istilah utama yang digunakan
dalam penelitian. Berikut adalah beberapa teoritis yang penting untuk
diketahui.
1. Konsep Tentang Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi dapat didefinisikan sebagai keadaan
internal individu yang melahirkan kekuatan, kegairahan,
dinamika, dan mengarahkan tingkah laku pada tujuan. Dengan
kata lain, motivasi merupakan istilah untuk menunjuk sebuah
sejumlah dorongan, keinginan, kebutuhan, dan kekuatan.17
Motivasi menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Syiful
Bahri Djamarah, perubahan energy dalam diri seseorang yang
ditandai dengan muncunnya felling dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan.18 Dari pengertian yang di
kemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting.
1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan pada
setiap individu.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa feeling , afeksi
seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan kejiwaan
seseorang.
17A. Halim dkk, Manajemen Pesantren, (Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara, 2005),hlm. 37.
18Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru, (Surabaya: UsahaNasional, 2012), hlm. 42.
13
3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Dengan ke tiga elemen di atas, maka motivasi
dapat dikatakan sesuatu yang kompleks. Motivasi akan
menyebabkan terjadinya perubahan energi pada diri manusia
yang mendorong manusia untuk bertindak atau melakukan
sesautu.19
Menurut Usaman M. Utsaman Najati, yang dikutip oleh
Abdul Rahman saleh motivasi adalah kekuatan penggerak yang
membangkitkan aktifitas atau kegiatan setiap makhluk hidup,
dan kemudian menimbulkan tingkah laku menuju tujuan
tertentu. Motivasi memiliki tiga komponen inti yaitu:
1. Menggerakkan. Dalam hal ini motifasi dapat menimbulkan
kekuatan pada individu, kemudian membawa seseorang
untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan
dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan
untuk mendapat kesenangan.
2. Mengarahkan. Mengarahkan berarti motivasi mengarahkan
tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan satu orientasi
tujuan.
3. Menopang. Artinya, motivasi juga digunakan untuk
menopanng tingkah laku, dengan kata lain setiap hal yang
19Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Depok: Raja Grafindopersada 2018), hlm. 74.
14
dilakukan harus memiliki landasan sebelum melakukannya.20
Menurut Maslow yang dikutip oleh Saiful Bahri
Djamarah menegaskan bahwa tingkah laku seseorang
dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan kebutuhan tertentu
deperti kebutuhan pokok (makanan, minuman, tempat istrahat
dan sebagainya), keamanan, kebersamaan dan cinta, kebutuhan
akan penghargaan keinginan akan keberhasilan dan sebagainya.
semua itu terdorong atas motivasi dari dalam diri seseorang.21
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahawa motivasi adalah sesuatu yang membuat individu
terdorong, tergerak untuk melakukan perbuatan. Motivasi
sangat penting bagi setiap individu karena dengan adanya
motivasi akan membuat seseorang mudah melakukan
perbuatan apa saja.
b. Fungsi Motivasi
Fungsi motivasi dapat dikelompokkan menjadi
beberapa fungsi diantaranya:
1) Mendorong timbulnya suatu perbuatan atau kelakuan. Tanpa
adanya motivasi maka tidak akan timbul suatu perbun
seperti belajar dan lain sebagainya.
2) Sebagai pengarah, maksudnya mengarahkan suatu
20Abdul Rahman Shaleh. Psikologi suatu pengantar dalam perspektif islam,(Jakarta: prenadamedia, 2015), hlm. 183-184.
21Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru, (Surabaya: UsahaNasional, 2012), hlm. 52.
15
perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, motivasi berfungsi
seperti mesin, semakin besar motivasi maka akan semakin
cepat suatu pekerjaan dilaksanakan.22
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
motivasi yang ada pada diri individu pasti memiliki hubungan
dengan seseorang dalam memilih suatu lembaga pendidikan,
seperti orang tua yang termotivasi menyekolahkan anaknya
dipondok pesantren.
c. Macam-Macam Motivasi
Menurut sudut pandang psikologi, motivasi dibagi
menjadi dua yaitu, motivasi inrinsik dan motivasi enkstrinsik.
1). Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang ada pada
diri seseorang berfungsi tampa membutuhkan rangsangan.
Sedangkan menurut Winkel, motivasi intrinsik adalah
motivasi yang timbul pada diri seseorang tanpa bantuan
orang lain. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa motivasi intrinsik merupakan motivasi yang timbul
dalam diri seseorang tanpa adanya rangsangan dari orang
lain.
2). Motivasi Ekstrinsik
22Qemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013),hlm.161.
16
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif
apabila mendapat rangsangan dari luar. Dengan demikian,
dapat disimpulkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
timbul karena adanya dorongan atau rangsangan dari orang
lain.23
2. Konsep Tentang Orang Tua
a. Pengertian Orang Tua
Orang tua adalah Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) orang tua merupakan ayah dan ibu kandung
dari seorang anak.24 Orang tua juga dapat diartikan sebagai
orang yang menjadi panutan bagi setiap anaknya, dan
merupakan pendidik pertama bagi anak-anaknya dalam
penanaman nilai tauhid. Dikatakan sebagai pendidik pertama,
karena orang tualah yang pertamakali mendidiknya kemudian
dilanjutkan dengan sekolah-sekolah formal yang merupakan
institusi pendidikan yang melengkapi orang tua dalam
pendidikan anaknya. Zakiah Daradjat memiliki pendapat juga
tentang orang tua, dia mengatakan bahwa Orang tua
merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya .25
23Abdul Rahman Saleh, psikologi…, hlm.194.24Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm.
995.25Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm.
17
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa orang tua adalah ibu dan bapak kandung dari seorang
anak. Orang tua memiliki tanggung jawab merawat,
membesarkan serta memberikan Pendidikan untuk anak.
b. Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak
Dalam pandangan Islam, anak merupakan amanat
yang dititipkan Allah SWT kepada orang tuanya. Oleh karena itu,
orang tua harus menjaga, memelihara, dan mendidik serta
menyampaikan amanah itu kepada yang berharap
menerimanya. Karena manusia adalah milik Allah SWT. Mereka
harus mengantarkan anaknya untuk mengenal dan
menghadapkan diri kepada Allah SWT.26 Sebagaimana
disebutkan dalam surat At-Tahrim ayat 6:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dankeluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalahmanusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yangdiperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apayang diperintahkan’’ (Q.S At- Tahrim: 6).27
35.26Abuddin Nata, kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,
2013), cetakan ke-2. hlm. 204.27Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV penerbit J-
ART, 2004), hlm. 560.
18
Maksud ayat ini adalah setiap orang yang beriman
harus memberikan Pendidikan terhadap anggota keluarganya
untuk menaati Allah dan Rasulnya.28 Tanggung jawab keluarga
menyelamatkan dirinya dan keluarganya melalui Pendidikan
Islam juga telah dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW
sebagai berikut.
هاسجي وأ هارصي وأ هادوهي هاوبأ ةرطا ىع دوي دوو ك
Setiap anak itu dalam keadaan (fitrah) maka Kedua orangtuanyalah yang menjadikan mereka Yahudi, Nasrani, danMajusi. (HR. Baehaqi)29
Pengertian fitrah dalam hadits ini adalah sikap tauhid
kepada Allah SWT. Pada dasarnya ketika manusia belum lahir
kedunia sudah ada kesepakat untuk beriman dan bertauhid
kepada Allah SWT. Untuk menjaga perjanjian itu maka tugas
orang tualah yang bertanggung memberikan Pendidikan kepada
anaknya hingga akhir hayat.
Menurut Abdurrahman An-Nahlawi yang di kutip oleh
Abuddin Nata, orang tua berkewajiban melakukan dua hal yaitu:
1. Membiasakan anak untuk mengingat kebesaran dan nikmat
Allah, dan semangat mencari dalil dalam meng-esakan Allah
melalui tanda-tanda kebesaran-Nya.
2. Membiasakan anak menghindari perilaku yang menyimpang
28Abuddin Nata, kapita…,Cetakan-1, hlm.214.29Ibid,……hlm. 215
19
dari ajaran agama Islam.30
Hubungan hak dan kewajiban adalah hal yang tidak
dapat dipisahkan. Demikian islam memerintahkan para
orang tua untuk menjalankan hak dan kewajibannya terhadap
keluarga. Adapun kewajiban orang tua terhadap Pendidikan
anaknya sebagai berikut:31
1. Pendidikan ibadah
Pendidikan ibadah yang paling utama dan harus
ditekankan orang tua pada anak adalah shalat dalam surah
Lukman ayat 17 dijelaskan sebagai berikut:
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dariperbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yangmenimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasukhal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).’’ (Q.S Luqman: 17).32
Pendidikan shalat dalam ayat ini tidak terbatas dalam
kaifiah untuk menjalankan salat yang bersifat fiqhiyah, tetapi
juga menanamkan nilai-nilai yang terdapat dalam salat itu
sendiri, anak juga harus bisa tampil sebagai orang yang
menebar kebaikan dan mencagah keburukan serta menjadi
30Abuddin Nata, kapita…,Cetakan-1, hlm. 215.31Faud Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm.
17.32Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV penerbit J-
ART, 2004), hlm. 412.
20
manusia yang bersabar atas setiap cobaan yang
menimpanya.33
2. Pendidikan dan Pengajaran Al-Qur’an serta Pokok-pokok
Ajaran Agama Islam.
Pengajaran Al-Qur’an kepada anak merupakan
kewajiban orang tua, tidak hanya sekedar membaca akan
tetapi, mengamalkan setiap nilai-nilai yang terkandung dalam
Al-Qur’an itu sendiri.34
3. Pendidikan Akhlakul Karimah
Sebagaimana tujuan Pendidikan Islam adalah
membentuk manusia yang berakhlak mulia, berakhlak yang
dimaksud adalah menghargai orang yang lebih tua,
senantiasa taat pada orang tua, dan lain lain. Adapun
mengenai Pendidikan akhlak telah disebutkan dalam surah Al
- Luqman ayat 14 sebagai berikut.35
Dan kami wasiatkan pada manusia untuk (berbubat baik)kepada ibu bapak, ibunya mengandung dalam keadaanlemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam duatahun, hendaknya kamu bersyukur kepada-Ku dan bapak ibumu hanya kepada-Kulah kamu akan kembali. (Q.S Luqman:14).36
33Abuddin Nata, kapita,……Cetakan-1, hlm. 126.34Ibid,….. hlm. 217.35Ibid,… hlm. 218.36Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV penerbit J-
21
Dari ayat tersebut menunjukan bahwa tekanan
utama Pendidikan keluarga dalam islam, adalah Pendidikan
akhlak, dengan jalan melatih anak melakukan perbuatan baik,
menghormati kedua orang tua, bertingkah laku yang sopan
dalam perbuatan dan perkataan. Pendidikan akhlak tidak
ditemukan secara teoritik saja, tetapi harus disertai dengan
praktek yang kongkrit.37
4. Pendidikan Aqidah Islamiyah.
Pendidikan aqidah islam sejak dini merupakan hal
penting yang harus ditanamkan orang tua untuk setiap anak,
hal ini bertujuan akan anak menjadi pribadi yang selalu taat
dan mempertahankan kepercayaannya terhadap Allah SWT.
Hingga akhir hayatnya. Sebagaimana telah dijelaskan oleh
Allah SWT dalam surah Al- Luqman Ayat 13.38
Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya waktuia memberikan pelajaran kepadanya: Hai anakku janganlahkamu mempersatukan Allah, sesungguhnyamempersekutukan Allah itu adalah benar-benar dosa yangamat besar (Q.S Lukman: 13). 39
Ayat di atas menjelaskan bahwa orang tua harus
ART, 2005), hlm. 412.37Ibid,… hlm. 218.38Ibid,……hlm. 218.39Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV penerbit J-
ART, 2004), hlm. 412.
22
menanamkan keimanan yang kokoh terhadap anaknya tidak
menyekutukan Allah dengan apapun.40
Dengan demikian dapat disimpukna bahwa
besarnya tanggung jawab orang tua terhadap anaknya,
apalagi tanggung jawab dalam membekali anak dengan
Pendidikan agama Islam yang dengan Pendidikan itu akan
membentuk generasi yang shaleh dan shalehah.
3. Konsep Tentang Pondok Pesantren
a. Pengertian Pondok Pesantren
Pondok pesantren berasal dari dua kata, pondok dan
pesantren. Pondok berasal dari bahasa arab Funduq yang
berarti tempat menginap, atau asrama. Sedangkan pesantren
berasal dari bahasa Tamil, dari kata santri, diimbuhi awalan pe
dan akhiran-an yang berarti para penuntut ilmu.41Pesantren
adalah suatu bentuk lingkungan masyarakat yang unik dimiliki
tata nilai kehidupan yang positif yang mempunyai cirri khas
tersendiri, sebagai lembaga pendidikan Islam. Pondok
pesantren, dimana kyai, ustadz dan santri hidup bersama dalam
satu lingkungan yang berlandaskan nilai-nilai agama.42
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan
islam yang sejak awal berdirinya telah memberikan kontribusi
40Ibid,….. hlm.216-219.41Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-Lembaga Islam di Indonesia,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada,1995), hlm. 145.42Zulhimma Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren di Indonesia . Jurnal
Darul Ilmi. Vol. 01, No. 02. 2013, hlm.12.
23
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai lembaga
pendidikan islam pondok pesantren juga telah memberikan
bagian dari pembinaan akhlak dan perkembangan kehidupan
uamat islam.43
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pondok
pesantren merupakan tempat bermukimnya orang-orang yang
menuntut ilmu agama islam yang disebut santri bersama para
kyai, ustadz dan guru.
b. Komponen- komponen Pondok Pesantren
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan islam
memiliki beberapa komponen yang menjakinya beda dengan
lembaga pendidikan yang lain, yaitu;
1) Pondok
Pondok memiliki makna sebagai tempat tinggal,
sebuah pesantren mesti memiliki tempat tinggal untuk
santridan kyai.
2) Masjid/ musolla
Pondok pesantren mesti memiliki masjid, sebab
masjid selain sebagai tempat ibadah shalat, masjid juga
dijadikan sebagai tempat belajar keagamaan yang lainya.
3) Santri
Santri adalah siswa yang belajar dipondok
43A. Malik Fadjar, Madrasah dan Tantangan Modernitas, (Bandung: Mizan, 1998),hlm. 212.
24
pesantren, adapun santri yang ada dalam pondok pesantren
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu;
a) Santri mukim, yaitu santri yang berasal daerah yang jauh
yang ingin menetap didalam pondok pesantren.
b) Santri kalong, yaitu santri – santri yang berasal dari daerah
sekitar pesantren yang tidak ikut bermukim.
4) Kyai
Kyai merupakan tokoh sentral dalam pondok
pesantren yang memberikan memberikan pengajaran kepada
santri. Gelar kyai ini diberikan oleh masyarakat kepada orang
yang memiliki ilmu pengetahuan mendalam tentang agama
islam serta pemimpin pondok pesantren.
5) Pengajian kitab-kitab Islam klasik
Unsur pokok yang membedakan pondok pesantren
dengan lembaga pendidikan yang lain adalah pengajian kitab-
kitab klasik yang biasa disebut kitab kuning yang berisikan
berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa
Arab.44
c. Macam- Macam Pondok Pesantren
Pada saat ini pondok pesantren dikelompokkan
menjadi dua macam yaitu, pondok pesantren tradisional dan
pondok pesantren modern.
44Enung K Rukiati dan Fenti Nikmawati, Sejarah Sendidikan Islam di Indonesia,(Bandung: CV Pustaka Setia, 2006), hlm. 104-106.
25
1) Pondok Pesantren Tradisional
Pondok pesantren yang tetap mempertahankan
kitab-kitab klasik tanpa diberikan pengetahuan umum
dengan menggunakan model pembelajaran sorogan dan
wetonan.45
2) Pondok Pesantren Modern
Pondok pesantren yang menerapkan penuh system
klasikal memberikan ilmu umum dan ilmu agama, serta
memberikan pendidikan keterampilan. Semua santri yang
masuk dalam pondok pesantren dibagi menjadi beberapa
tingkatan kelas. Pengajian kitab klasik tidak lagi menonjol,
bahkan dirubah menjadi mata pelajaran atau bidang studi.46
Dengan tidak meninggalkan tradisi, diabad 21 ini,
pondok pesantren terus mengalami perkembangan baik itu
dalam bidang manajemen maupun kelembagaan, hal ini
disebabkan tuntutan zaman yang semakin maju. Oleh karena
itu saat ini banyak model-model pondok pesantren. Pondok
pesantren yang berkembang pada zaman sekarang sekarang
tentunya memiliki kelebihan yang berbeda, akan tetapi
semua pondok pesantren memiliki tujuan yang sama yaitu,
berkepribadian islam.47
45Ibid,.103-104.46Ibid,.104-106.47Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana,
2006), hlm. 235.
26
d. Keunggulan pondok pesantren
Pondok pesantren merupakan wadah pendidikan yang
sangat memberikan kontribusi besar sebagai tempat
membentengi arus globalisasi pada saat ini adapun,
keunggulan pondok pesantren saat ini adalah
1) Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang
mampu untuk membendung arus negatif globalisasi bagi
generasi bangsa Indonesia.
2) Adanya podok pesantren dapat membantu orang tua yang
tidak mampu, karena biaya pendidikan di pondok pesantren
lebih murah dibandingkan dengan sekolah Negeri.48
3) Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
a. Jenis Pendekatan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian
yang berfokus pada fenomena sosial dan pada pemberian
suara perasaan dan persepsi dari partisipan dibawah studi,
misalnya perilaku, motivasi, tindakan dan lain sebagainya
dengan cara mengumpulkan data dengan mengambil bentuk
kata-kata atau gambar dari pada angka-angka.49 Penelitian ini
48Abuddin Nata, kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,2013), cetakan ke-2. hlm. 112.
49Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers,
27
bertujuan untuk menggambarkan mengenai fakta- fakta yang
ditemukan dilapangan yang bersifat fenomena – fenomena
yang terjadi di Dusun Lendangguar Barat, Desa Kedaro,
Kecamatan Sekotong Barat.
b. Jenis Penelitian
Jenis peneliian yang digunakan adalah penelitian
lapangan karena semua informasi berasal dari lapangan.
penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu mengungkap
fakta, fenomena, keadaan, variable dan keadaan yang terdapat
dilapangan.50
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti merupakan suatu kewajiban dalam
mencari informasi, dimana peneliti menjari informasi kepada
orang tua yang ada di Dusun Lendangguar Barat, Desa Kedaro,
Kecamatan Sekotong Barat, yang telah memilih pondok pesantren
sebagai sarana pendidikan akannya.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Dusun Lendang Guar
Barat, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat.
4. Sumber Data
a. Data Primer
Dalam penelitian ini sumber utama adalah orang tua
2010), hlm. 2-3.50Nurul Zuriah, Metodologi penelitian sosial dan pendidikan, teori dan aplikasi,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 47.
28
siswa yang sekolah dibeberapa pondok pesantren
b. Data Sekunder
Adapun untuk data sekunder penulis melakukan
pengumpulan data dengan cara observasi dan dokumentasi
masyrakat Dusun Lendang Guar Barat, Desa Kedaro,
Kecamatan Sekotong, Lombok Barat.
5. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara / Interview
Wawancara ialah metode pengumpulan data dengan
cara Tanya jawab secara langsung antara pewawancara
dengan informen.51Wawancara dapat dilakukan secara
terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan
melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telvon.
1) Wawancara Tertruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai tekhnik
pengumpulan data, bila penelitian atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang di
peroleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabanya pun telah dipersiapkan.
Dalam melakukan wawancara, selain menyiapkan
51Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016),hlm. 82.
29
pertanyaan, peneliti juga harus membawa isntrumen sebagai
pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga data
juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, gambar,
browser, dan material lainya yang dapat membatu
pelaksanaan wawancara agar berjalan dengan lancar.
2) Wawancara tak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara
yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.52
Berdasarkan hal diatas dalam mengumpulkan data,
peneliti akan menggunakan wawancara tidak terstruktur untuk
mendapatkan data secara pasti dan mencegah terjadinya
manipulasi data oleh peneliti. Peneliti akan menggunakan
petunjuk umum wawancara, dimana sebelum bertemu dengan
para informan, peneliti akan menyiapkan berbagai hal yang
akan dintanyakan. Sehingga apapun yang ingin kita ketahui
lebih terarah.
Adapun data-data yang digali dari penelitian ini adalah
apa saja motivasi orang tua menyekolahkan anak di Pondok
52 Sugiono, penelitian Kualitatif (Bandung: Cv Alfabeta, 2010), hlm. 74.
30
Pesantren Studi di Dusun Lendang Guar Barat Kecamatan
Sekotong Barat.
b. Observasi
Observasi ialah metode pengumpulan data dengan
cara melakukan pengamatan terhadap sebuah peristiwa yang
sedang berlangsung. Metode observasi merupakan kegiatatan
penelitian terhadap suatu objek yang melibatkan seluruh alat
indera.
Adapun yang akan di observasi dalam penelitian ini
adalah orang tua yang ada di Dusun Lendang Guar Barat
Kecamatan Sekotong Barat dalam memilih pondok pesantren
sebagai sarana Pendidikan anak.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh
data langsung dari tempet penelitian, meliputi buku-buku yang
relavan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan foto- foto.
Dokumen juga bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.53
Adapun dalam kegiatan ini peneliti menggunakan foto
sebagai laporan kegiatan penelitian agar tidak terjadinya
manipulasi data.
6. Tehnik Analisis Data
53Ibid,.74.
31
Dalam analisis data pada penelitian kualitatif,
Sugiono menengaskan bahwa,
Analisis data adalah proses mencari dan menyusunsecara sistematis data yang diperoleh dari hasilwawancaran, catatan lapangan, dan bahan-bahanlainya sehingga dapat dipahami, dan hasilnya dapatdiinformasilkan kepada orang lain. Analisis datadapat dilakukan dengan cara mengorganisasikandata, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukansintesa, menyusun dalam pola-pola, memilah manayang penting yang akan dipelajari, serta membuatkesimpulan yang dapat diceritakan kepada oranglain.54
Ada beberapa langkah analisis data yang dapat
digunakan dalam penelitian kualitatif, tetapi pada penelitian
ini langkah analisis yang digunakan sebagai berikut:
a. Reduksi Data Abdul Mujib
Reduksi data atau yang dikenal dengan perangkum
atau perincian data bertujuan utuk mengfokuskan data pada hal
-hal yang penting. Dengan demikian data yang diperoleh yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang begitu jelas
serta memberikan kemudahan peneliti dalam mengumpulkan
data selanjutnya.55
Data yang akan direduksi dalam penelitian ini adalah
hal-hal yang berhubungan dengan motivasi orang tua
menyekolahkan abak di pondok pesantren studi di Dusun
Lendang Guar Barat, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong
54Sugiyono, Metode Penelitian…, hlm. 224.55Ibid., hlm. 244.
32
Lombok Barat.
b. Data Display (Penyajian Data)
Langkah selanjutnya setelah data direduksi
adalah menyajikan data. Dengan menyajikan data, untuk
memudahkan memahami apa yang terjadi dan
merencanakan apa yang menjadi pekerja selanjutnya,
berdasarkan hasil yang dipahami tersebut.56
Data yang disajikan dalam penelitian kualitatif,
disajikan dalam bentuk tabel, grafik atau sering juga
digunakan dalam bentuk uraian singkat, bagan serta teks
dalam bentuk naratif yang paling sering digunakan dalam
penelitian kualitatif.57
7. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam pengecekan keabsahan data dilakukan untuk
membuktikan kebenaran hasil temuan dari peneliti dengan realita
yang ada dilapangan. Untuk memeriksa keabsahan data dalam
rana penelitian kualitatif menggunakan credibility atau yang
dikenal dengan taraf kepercayaan data. Adapun teknik yang
digunakan dalam penelitian yang peneliti lakukan ini adalah tehnik
56Ibid., hlm. 249.57Djama’an Satori dan Aan Komariah, Metodelogi…,hlm. 219.
33
triangulasi. 58
Triangulasi dapat diartikan sebagai tehnik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan diluar data tersebut sebagai
perbandingan data itu.59 Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
dua macam triangulasi dengan membandingkan informasi yang
didapat dari informal dengan sumber yang berbeda. Tujuan teknik
ini digunakan untuk mengecek derajat kepercayaan informasi dari
sumber data yang sama dan sumber yang berbeda:
1. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik adalah triangulasi yang digunakan
peneliti dalam mengumpulkan data-data yang berbeda-beda
untuk mendapatan dari sumber data yang sama. Peneliti
menggunakan beberapa teknik yaitu teknik observasi
partisipasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi.
2. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber adalah triangulasi yang digunakan
untuk mendapatkan informasi atau data dari sumber yang
berbeda-beda dengan cara yang sama.
Kedua triangulasi ini merupakan tehnik triangulasi
yang sering digunakan oleh beberapa penelitian.60
Adapun Teknik pengumpulan data yang di gunakan
58Moleong, Lexy J, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja GrasindoPersada, 2005), hlm. 324.
59Ibid., hlm. 330.60Sugiyono, Metode…, hlm. 331.
34
oleh peneliti adalah trigulasi Teknik dan trigulasi sumber agar
data yang diperolah lebih mendalam.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penelitian dalam sistematika
pembahasan skripsi ini, peneliti mensistematikan pembahasan
selanjutnya yaitu,
1. Pada bagian awal, yang terdiri dari persetujuan pembimbing, nota
dinas pembimbing, pernyataan keaslian skripsi, halaman
pengesahan, motto, pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar
table, dan dartar lampiran.
2. Pada bagian kedua meliputi:
a. BAB I: Pendahuluan
Dalam pendahuluan ini dikemukakan tentang latar
belakang masalah, merumuskan masalah, manfaat dan
penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka,
kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika
pembahasan selanjutnya.
b. BAB II: Paparan Data dan Temuan
Pada bagian ini berisikan gambaran umum tentang
lokasi penelitian, paparan data dan temuan mengenai
pandangan masyarakat Lendang Guar tentang pondok
pesantren sebagai sarana pendidikan anaknya, motivasi orang
tua di dusun lendangguar barat desa kedaro kecamatan
35
sekotong dalam memilih pondok pesantren sebagai sarana
pendidikan anaknya.
c. BAB III: Pembahasan
Pada bagian ini berisikan tentang pembahasan
terhadap data yang ditemukan dilapangan, yang akan dibahas
pada bagian ini adalah data yang berhubungan dengan rumusan
masalah yang telah disusun sebelumnya dan dikaitkan dengan
beberapa teori.
d. BAB IV: Penutup
Pada bagian ini berisi tentang kesimpulan dan saran –
saran. Bagian akhir, pada bagian ini berisi daftar pustaka dan
lampiran-lampiran.
36
BAB II
PAPARAN DATA DAN HASIL TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelian
1. Kondisi Geografis
Berdasarkan data kependududukan pada bulan Mei 2020
Dusun Lendang Guar Barat merupakan salah satu dusun dari 12
dusun yang ada di Desa Kedaro Kecamatan Sekotong. Adapun
Luas Wilayah Dusun Lendang Guar adalah 769,2 km2 dengan batas
Sebagai Berikut:
- Sebelah Utara : Dibatasi Oleh Desa Sekotong Barat
- Sebelah Selatan : Dibatasi Oleh Dusun Maja Pahit
- Sebelah Timut : Dibatasi Oleh Dusun Lendang Guar Timur
- Sebelah Barat : Dibatasi Oleh Desa Sekotong Barat
Dusun Lendang Guar Merupakan Dusun yang terletak
pada dataran tinggi yang tinginya mencapai 30-35 Meter dari atas
permukaan air laut serta memiliki jumlah penduduk paling banyak
di antara 12 dusun yang lain.
2. Keadaan Penduduk
Berdasarkan Data yang diperoleh, jumlah penduduk di
dusun Lendang Guar pada bulan Mei 2020 secara keseluruhan
adalah 720 jiwa terdiri dari laki-laki yang berjumlah 370 jiwa dan
37
perempuan berjumlah 350 dan terbagi menjadi 260 Kepala
Keluarga (KK).
Tabel 1.2Jumlah penduduk Dusun Lendang Guar Barat61
No Dusun Lendang Guar Barat
L P
1 370 350
Jumlah 720 Penduduk
3. Keadaan Sosial Kebudayaan
Dusun Lendang Guar Barat memiliki penduduk 100 %
beragama Islam akan tetapi, mereka masi percaya terhadap mitos
-mitos orang terdahulu, masyarat juga masi mengadakan tradisi-
tradisi mengunjungi makam-makam orang-orang suci, mereka
percaya bahwa jika terdapat anggota keluarga sakit itu disebabkan
karena kita tidak pergi berkunjung kemakam, masyarakat juga
masi mengandalkan belian jika mereka atau keluarga mereka sakit,
mereka percaya jika seseorang sakit biasanya disebebkan oleh
isin gumi (makhluk halus).
Jika dilihat dari segi kehidupan sosial, masyarakat di
61 Profil Dusun Lendang Guar Barat, Dokumentasi, dikutip pada tanggal 08 Juni,2020.
38
Lendang Guar Barat sangat menjunjung tinggi nilai persaudaraan
mereka sangat menjaga ikatan ukhuwah persaudaraan sesama.62
4. Mata Pencaharian Penduduk
Di Dusun Lendang Guar Barat terdapat berbagai macam
mata pencaharian masyarakat ada yang mencari nafkah dengan
cara berdagang, petani, guru, penjual sayur, kuli bangunan,
pengembala ternak dan karyawan pemerintah. Melalui bidang
inilah masyarakat Dusun Lendang Guar memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Lihat tabel berikut:
Tabel 1.3Mata Pencaharian Penduduk Di Dusun Lendang Guar
Barat63
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Guru 14
2 Karyawan pemerintah 3
3 Penjual sayur 4
4 Petani 57
5 Peternak 43
6 Kuli Bangunan 6
Jumlah 127
62 Observasi, Lendang Guar Barat, 08 Juni, 2020.63 Observasi, Lendang Guar Barat, 18 April 2020.
39
Berdasarkan tebel diatas, terlihat bahwa mata
pencaharian penduduk Dusun Lendang Guar Barat Sebagian besar
bekerja sebagai petani, dan peternak hal ini disebabkan karena
Dusun Lendang Guar Barat memiliki Persawahan dan perkebunan
yang luas, melalui pekerjaan inilah masyarakat Lendang Guar
Barat mencukupi segala kebutuhan keluarga sehari-hari.
5. Lembaga Pendidikan dan Tempat Ibadah
Dalam perkembangan satu daerah ditentukan juga oleh
kualitas Pendidikan yang ada didalamnya, semakin tinggi kualitas
Pendidikan maka masyarakat didalamnya semakin cepat wilayah
itu maju. Adapun sekolah yang ada di dusun lendang Guar Barat
terdapat Piaud, SD dan MI
Tabel 1.4Jumlah Sarana Pendidikan Di Dusun Lendang Guar
Barat64
No Sarana Pendidikan Jumlah
(unit)
1 SMA/ Sederajat 0
2 SMP/ Sederajat 0
3 SD/ Sederajat 1
4 TK/ Sederajat 0
Jumlah 1 (Unit)
64 Profil Dusun Lendang Guar Barat, Dokumentasi, dikutip pada tanggal 08 Juni2020.
40
Melalui Lembaga Pendidikan inilah anak- anak yang ada
di Dusun Lendang Guar Barat menuntut ilmu meskipun dengan
fasilitas yang masi kurang memadai seperti sekolah yang lainya,
akan tetapi dari Lembaga Pendidikan inilah anak-anak di Dusun
Lendang Guar Barat dapat melanjutkan pendidikanya kejenjang
yang lebih tinggi.65
Adapun dengan sarana peribadatan Dusun Lendang
Guar Barat dapat dikatakan sudah sesuai dengan jumlah
penduduk yang ada. Melalui tempat peribadatan inilah penduduk
Lendang Guar Barat bisa melakukan segala bentuk ritual
keagamaan dan menyambung silaturahmi.66 Berikut data Sarana
dan Prasarana yang ada di Dusun Lendang Guar Barat.
Tabel 1.5Jumlah Sarana Peribadatan Di Dusun Lendang Guar
Barat67
No Jenis Jumlah
1 Masjid 1
2 Musolla 1
3 Gereja 0
4 Pura 0
Jumalah 2
65 Observasi, Lendang Guar Barat, 08 Juni 2020.66 Observasi, Lendang Guar Barat, 08 Juni 2020.67 Observasi, Lendang Guar Barat, 09 Juni 2020
41
Tempat peribadatan inilah yang digunakan oleh
penduduk Lendang Guar barat melakukan semua bentuk ritual
keagamaan, seperti Shalat, Acara Maulid, Pengajian, Akad Nikah,
serta kegiatan agama lainnya.68
6. Data Anak yang Sekolah di Pondok Pesantren
Meskipun di dusun Lendang Guar Barat hanya memiliki
Lembaga Pendidikan yang terbatas, tidak mengurangi besarnya
keinginan orang tua dalam melanjutkan Pendidikan anak-anak
mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Data anak yang melanjutkan
Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi pada tahun 2020 rata-rata
melanjutkan Pendidikan di pondok pesantren. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa orang tua siswa lebih memilih pondok
pesantren sebagai sarana Pendidikan anak mereka dari pada
Pendidikan yang berada dalam naungan kemendikbud. Berikut ini
adalah data anak yang lulus Sekolah di Tahun 2020 dan
melanjutkan sekolah kepondok pesantren.
Tabel 1.6Data Anak Lendang Guar Barat Yang
Melanjutkan Sekolah ke Pondok Pesantren BerdasarkanJenjang Pendidikan69
Jenjang Tahun
68 Observasi, Lendang Guar Barat, 09 Juni 2020.
69 Mawardi, Wawancara, Lendang Guar Barat, 18 Juni 2020.
42
Pendidikan 2020
MTS 11
MA 17
Jumlah 28
Berdasarkan data di atas dapat kita ketahui bahwa pada
tahun ini ada 11 anak yang melanjutkan pendidikan ke bangku
MTS dan 17 Yang Melanjutkan Ke MA dengan demikian dapat
simpulkan bahwa orang tua di dusun Lengang Guar Barat lebih
memilih pondok pesantren sebagai sarana Pendidikan anak.
Tabel 1.7Data Anak Yang Sedang Sekolah di Pondok Pesantren Tahun 2020
Secara Keseluruhan 70
Data Anak Mondok
N
o
Nama
pondok
pesantren
Lak
i-
laki
perempu
an
Jumla
h
1 Ashohwah Al-islamiyah(Beleka)
2 2 4
2 Al-Amin
(Gelogor)
6 10 16
3 Islahil Atfhal
(Rumak)
4 4 8
5 Darul Qur’an 3 - 3
70Mujitahid, wawancara, Lendang Guar Barat, 18 Juni 2020.
43
(Telaga
Lebur)
6 Ishlahudini
(Kediri)
2 - 2
7 AhlussunnahWaljamaahNW(Berambang)
4 1 5
8 Subbulassala
m
(Tembowong
)
3 - 3
9 Jumlah 41
Dengan melihat tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa anak di
Dusun Lendang Guar Barat banyak yang sekolah di pondok pesantren
pada tahun Ini terdapat 41 anak yang sedang sekolah di pondok pesantren
terhitung secara keseluruhan dari Jenjang MTS sampai MA.
B. Temuan Penelitian
1. Motivasi Orang Tua Menyekolahkan Anak di Pondok Pesantren
Orang tua memiliki tanggung jawab sepenuhya dalam
memberikan Pendidikan pada anaknya, selain itu juga orang tua
harus memilih sarana Pendidikan anak yang tepat agar anak-
anaknya bisa memberikan perubahan sosial yang ada pada
44
masyarkat. Terutama perubahan akhlak yang berlandaskan nilai-
nilai yang di ajarkan dalam agama Islam. Orang tua percaya
bahwa hanya dengan memasukkan anak mereka kepondok
pesantren akhlak yang baik dapat terwujud.
Dari hasil wawancara peneliti dengan narasumber, yakni
orang tua yang memilih pondok pesantren sebagai sarana
Pendidikan anak di peroleh hasil berikut.
Alasan orang tua memilih pondok pesantren sebagai
Lembaga Pendidikan anak, sebagai mana yang di tuturkan oleh
Bapak Arifin, mengatakan bahwa:
Saya memilih pondok pesantren sebagai tempatsekolah anak saya, supaya anak saya bisa mengetahuiajaran islam dan anak saya berbakti pada orang tua sertaberakhlak yang baik rajin sholat, ngaji serta perdulikepada orang yang tidak madu. 71
Alasan yang hampir sama juga di sampaikan oleh Bapak
Fadlan yang mengatakan bahwa:
Saya memasukkan anak saya ke pondok pesantrenkarena saya ingin melihat anak saya menjadi anak yangtaat beribadah, sholatnya rajin, bakti kepada kami, perdulikepada orang lain, sehingga hidupnya bermanfaat bagisemua orang. 72
Selain itu pernyataan yang hampir sama juga di
ungkapkan oleh Bapak Badil yang mengatakan bahwa:
Saya menyekolahkan anak saya kepondok pesantrenkarena saya ingin melihat anak saya menjadi anak yangsholeh lebih baik dari kita orang tuaya dihargai orang,selain itu juga kita sebagai orang tua menginginkan anak
71 Arifin, Wawancara, Lendang Guar Barat, 09, Mei 2020.72Fadlan, Wawancara, Lendang Guar Barat, 09, Mei 2020.
45
bisa berguna untuk orang banyak. 73
Pernyataan yang hampir sama juga di ungkapkan oleh
Bapak Fauzi yang mengatakan bahwa:
Saya memasukkan anak di pondok supaya dia baisa ngajidan mendapat ilmu agama yang luas, kalau sudah punyailmu agama yang luas itu akan membentuk dia menjadianak yang sholeh .74
Bapak Marzuki juga mengatakan bahwa:
Saya memilih pondok pesantren sebagai tempatsekolah anak saya karena saya ingin melihat anak sayamenjadi anak yang shalehah, karena yang bisamenyelamatkan kita dari siksa kubur nanti adalah doaanak yang shaleh dan shalehah .75
Pada dasarnya orang tua juga memilih pesantren
sebagai sarana Pendidikan anaknya ketimbang sekolah umum
karena orang tua beranggapan bahwa pondok pesantren bisa
membentuk anak menjadi disiplin sebagai mana yang di
ungkapkan oleh Bapak Musti, yang mengatakan bahwa:
Saya memasukkan anak saya kepesantren padadasarnya karena dipondok anak-anak punya jadwalkegiatan yang teratur bangun harus sebelum subuh,kalau anak sekolah berangkat dari rumah pasti merekaakan bangun semaunya, dipondok pasti mereka akanbangun cepat. Dengan begitu pasti anak akan menjadidisiplin, masalah ilmu saya rasa semua sekolah pastiyang diajarkan sama, hanya saja di pondok merekadiajarkan ilmu agama disekolah umum tidak, tapimasalah disiplin pondok pasti lebih disiplin. 76
73Badil, Wawancara, Lendang Guar Barat, 12 Mei 2020.74Faozi, Wawancara, Lendang Guar Barat, 12 Mei 2020.75Marzuki, Wawancara, Lendang Guar Barat, 12 Mei 2020.
76Musti, Wawancara, Lendang Guar Barat, 12 Mei 2020.
46
Sedangkan menurut Bapak Muhaimin, mengatakan bahwa:
Saya memasukkan anak saya kepondok supaya anaksaya bisa fokus belajar, kalau dia tinggal dirumahterganggu sama hp, terus jarang dirumah selalu keluardengan teman-temanya, saya takut kalau dia salahbergaul. 77
Para orang tua menyekolahkan anaknya kepondok
pesantren dikarenakan orang tua takut jika anak mereka salah
pergaulan melihat kondisi saat ini yang sanggat memprihatinkan
begitu banyak anak muda yang terjerat kasus narkoba, mabuk-
mabukan, banyaknya kasus anak yang hamil di luar nikah serta
pengaruh arus globalisasi lainya. Oleh karena itu orang tua
memilih pesantren sebagai sarana Pendidikan anak mereka agar
anak mereka dibekali dengan ilmu agama yang kuat sehingga
dengan begittu psikologi anak menyatu dengan nilai-nilai
pengajaran agama.
Adapun Bapak Abdul Hamid menjelaskan alasannya
memasukkan anaknya kepondok pesantren berbeda dengan orang
tua yang lain, dia mengatakan bahwa:
Saya menyekolahkan Wahid kepondok karena di pondokdia bisa terus diawasi oleh ustad-ustad, kalau sekolahdirumah tidak ada yang mengawasinya, karena saya tiaphari kekebun, pergi pagi pulangnya sore, sehingga kalausaya sekolahkan wahid di SMP tidak ada yangmengurusnya. 78
Alasan orang tua memilih pesantren juga di sebabkan
karena pekerjaan orang tua yang membuat mereka tidak dapat
77Muhaimin, Wawancara, Lendang Guar Barat, 12 Mei 2020.78Abdul Hamid, Wawancara, Lendang Guar Barat, 10, Mei 2020.
47
mengawasi anak-anak mereka selama 24 jam, sehingga mereka
memilih pondok pesantren sebagai sarana Pendidikan anak
mereka agar anak selalu mendapatkan pengawan yang ketat oleh
guru dan Pembina yang ada di pondok pesantren.
Motivasi orang tua selanjutnya di lontarkan oleh Bapak
Haji Sanah, yang mengatakan bahwa:
Saya menyekolahkan anak kaya kepondok supaya anaksaya bisa menjadi anak yang shaleh taat pada perintahAllah supaya bisa membawa kami kesurga nanti dansupaya anak saya nanti bisa mendapatkan pengalamandi pondok pesantren. 79
Orang tua juga menginggikan anaknya menjadi anak
yang saleh taan pada perintah agama dengan demikian ilmu yang
di dapat bisa bermanfaat untuk kehidupan dunia yang dengan itu
memberikan imbalan syurga dari Allah SWT.
Adapun hasil wawancara selanjutnya yaitu dengan Ibu
Husnah, mengatakan bahwa:
Saya menyekolahkan anak saya kepondok pesantrenkarena anak saya yang mau kepondok pesantren, jadikami sebagai orang tua mendukung keinginan anak kami,jika kami paksakan untuk sekolah sesuai dengankeinginan kami, takutnya nanti sekolahnya tidak sampaiselesai. 80
Wawancara selanjutnya dengan Ibu Mahmudah yang mengatakan
bahwa:
Saya menyekolahkan anak saya kepondok pesantrenkarena saya mau anak saya jadi anak yang shaleh pahamagama, supaya kalau kami meninggal bisa di bacakan
79H. Sanah, Wawancara, Lendang Guar Barat, 10, Mei 2020.80Husnah, Wawancara, Lendang Guar Barat, 11, Mei 2020.
48
doa, karena doa anak soleh itu langsung di ijabah samaAllah SWT. 81
Pada dasarnya orang tua didorong oleh keinginan agar
anak mereka menjadi anak yang shaleh dan shalehah yang bisa
mengamalkan nilai-nilai ajaran agama islam di tengah merosotnya
akhlak para remaja yang di pengaruhi oleh arus globaisasi yang
begitu cepat, jika anak-anak tidak dibekali pengetahuan agama
pasti mereka akan mudah terpengaruh oleh arus negative
globalisasi. Untuk mengetahui pembelajaran apa saja yang
diberikan di pondok pesantren untuk mengatasi pengeruh negative
globalisasi, peneliti mewawancarai Abdul Manan salah satu anak
yang sekolah di pondok pesantren Darul Quran.
Di pondok pesantren saya di ajarkan akidah Akhlak, sayadiajarkan bagaimana berakhlak baik pada orang tua,Guru, dan orang yang lebih tua dari saya, selain itu diajarkan macam-macam akhlak tercela agar supaya kitatidak melakukan hal itu. 82
Perntaan yang sama juga di sampaikan Oleh Mujitahid yangmengatakan bahwa:
Saya di pondok di ajarkan, akidah akhlak, fiqih, qur’anhadist, selain itu saya belajar kitab-kitab, dalam pelajaranakhlak kita diajarkan untuk senantiasa berbuat baikkepada semua orang, tidak membentak orang tua. 83
Berdasarkan Hasil Wawancara peneliti dengan para
orang tua yang memilih pondok pesantren sebagai sarana
Pendidikan anaknya, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
orang tua termotivasi oleh keinginan menjadikan anak-anak
81Mahmudah, Wawancara, Lendang Guar Barat, 11, Mei 2020.82Abdul Manan, Wawancara, Lendang Guar Barat, 12, Mei 2020.83Mujitahid, Wawancara, Lendang Guar Barat, 13Mei 2020.
49
mereka anak yang shaleh dan shalehah, disiplin, tidak hanya
memiliki pengetahuan duniawi tetapi juga menguasai ilmu untuk
akhirat serta taat terhadap ajaran agama, orang tua juga
menginginan anak mereka terhindari dari dampak negatif arus
globalisasi.
C. Kriteria Pondok Pesantren yang di pilih orang Tua sebagai Tempat
Pendidikann anaknya.
Kriteria pondok pesantren yang dipilih oleh orang tua siswa
di dusun Lendang Guar Barat terdapat beberapa kriteria, diantaranya
pondok pesantren yang mencetak hafiz Al-Qur’an. Pada dasarnya
orang tua di dusun Lendang Guar memiliki pendapat masing-masing
kriteria pondok pesantren yang diharapkan mampu mencapai tujuan
sekaligus motivasi mereka seperti yang di ungkapkan oleh Bapak H
Mahsun selaku orang tua yang memiliki kretiria pondok yang
mencetak penghafal Al- Qur’an:
Saya tertarik pada pondok pesantren yang memilikiprogram menghafal karena saya menginginkan anak sayamenjadi Hafiz, biar bisa memberikan mahkota untuk orangtua di akhirat nanti, dan juga dia bisa menjadi imamnantinya. 84
Pernyataan yang hampir sama dengan Bapak Sapar yang
mengatakan bahwa:
Saya memilih pondok pesantren yang memiliki programtahfiz agar jika anak saya selesai sekolah dia tidak hanyamendapat ilmu dunia tetapi juga dia penghafal Al-Qur’an
84H. Mahsun, Wawancara, Lendang Guar Barat, 13 Mei 2020.
50
yang dengan itu bisa menjadi bekalnya di akhirat nanti. 85
Pendapat yang hampir sama juga di ungkapkan oleh Ibu
Samenah yang mengatakan bahwa:
Saya memasukkan anak saya ke berambang karena disana ada program menghafal Al-Qur’an saya ingin anaksaya menjadi Hafiz harapan saya supaya kalau lulus nantianak saya bisa menjadi imam shlat menggantikan orang-orang tua. 86
Kriteria yang sama juga di utarakan oleh Bapak Sadrah yang
menyatakan bahwa:
Saya tertarik pada sekolah yang memiliki programmenghafal Al-Qur’an makanya saya memilih sekolahkananak saya di Bilatepung, di pondok pesantren Ashohwah Al-Islamiyyah. Di sana punya program tahfiz. 87
Bapak Suhaili juga memiliki kriteria pondok yang sama yang
menyatakan bahwa:
Saya menyekolahkan anak saya ke pondok yang memilikiprogram Tahfiz, karena saya ingin melihat anak sayamenjadi penghafal Al- Qur’an dengan memiliki hafalan yangbanyak dia bisa jadi imam shalat nantinya. 88
Pendapat yang berbeda di ungkapkan oleh Bapak Nurdi yangmengatakan:
Kriteria pondok pesantren yang saya pilih untuk anak saya,adalah pondok yang ketat peraturanya, soalnya saya takutkalau pondok yang tidak ketat, nanti anak saya anak keluarikut teman-teman yang nakal. Dengan peraturan tegas yangada di pondok pesantren akan membuat anak saya takutuntuk melanggar. 89
Pernyataan orang tua yang hampir sama di sampaikan oleh Ibu
85Sapar, Wawancara, Lendang Guar Barat, 11Juni 2020.86Samenah, Wawancara, Lendang Guar Barat, 11 Juni 2020.87Sadrah, Wawancara, Lendang Guar Barat, 11 Juni 2020.88Suhaili, Wawancara, Lendang Guar Barat, 11 Juni 2020.89Nurdi, Wawancara, Lendang Guar Barat, 13 Juni 2020.
51
Murjenah yang menyatakan bahwa:
Saya menginginkan pondok yang punya peraturan yangketat karena anak saya perempuan takut kalau anak sayapergi-pergi dengan temannya, makanya saya masukan diadi Ashohwah Al-Islamiyyah karena di sana pondoknya ketatdan tempatnya juga di dalam Desa. 90
Pengaruh pergaulan remaja yang kurang baik juga menjadi
pertimbangan orang tua memilih pondok pesantren sebagai sarana
Pendidikan anaknya, orang tua melihat pergaulan pergaulan remaja
saat ini yang semakin jauh dari tuntunan Agama sehingga orang tua
tertarik untuk memasukkan anak mereka kepesantren.
Seperti yang di katakana oleh Bapak Mursiah bahwa:
Saya tertarik pada pesantren yang ketat karena sayamelihat sekarang ini pergaulan remaja semenjak adanya HPsekarang ini semakin menjadi-jadi anak saya jarang pulangkerumah, tidur dirumah temannya terus mereka hanya mainHP terus samapai larut malam jadi saya masukkan anaksaya kepesantren yang disiplin supaya kalau anak sayatidak lagi keluyuran setelah mondok. 91
Selain itu orang tua juga menginginkan anaknya bisa
berbahasa asing sehingga memilih pondok pesantren yang memiliki
program bahsa asing.
Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Bapak Gulam yang
mengatakan bahwa:
Saya menginginkan anak saya bisa berbahasa asingterutama Bahasa Arab dan Bahasa Inggris karena denganbisa berbahasa asing saat ini kita lebih mudahmendapatkan pekerjaan, seperti kerja di hotel di bandara
90Murjenah, Wawancara, Lendang Guar Barat, 14 Mei 2020.91Mursiah, Wawancara, Lendang Guar Barat, 13 Juni 2020.
52
dan di tempat lain. 92
Pernyataan yang sama juga di sampaikan oleh Bapak Bohri yang
mengatakan bahwa:
Saya menginginkan anak saya bisa berbahasa arab, kerenasaat ini kalau bisa berbahasa asing mudah mendapatkanpekerjaan karena semakin lama semakin banyak orangasing yang datang keLombok. 93
Pernyataan yang hampir sama juga di sampaikan oleh Bapak Sabri
yang mengatakan bahwa:
Saya menginginkan anak saya pandai berbahasa asing,selain memiliki bekal ilmu agama ilmu dunia juga pentingsebagai bekal hidup didunia, saat ini kalau bisa berbahasaasing mudah mendapat kerja, kerja di hotel bisa, di bandarabisa, apa lagi bekerja di toko-toko. 94
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
dari beberapa informen yang ada di Dusun Lendang Guar Barat Desa
Kedaro Kecamatan Sekotong Lombok Barat dapat diketahui bahwa,
Motivasi orang tua memilih pondok pesantren sebagai sarana
Pendidikan anak lebih condong pada keinginan orang tua agar anak
mereka menjadi anak yang saleh dan salehah, taat melukan ibadah
individual dan ibadah sosial. Maksudnya orang tua tidak hanya
menginginkan anak mereka menjadi anak yang rajin melakukan
shalat lima waktu, berpuasa, tahajud, shalat duha saja. Tetapi, orang
92Gulam, Wawancara, Lendang Guar Barat, 13Juni 2020.93Bohri, Wawancara, Lendang Guar Barat, 12 Mei 2020.94Sabri, Wawancara, Lendang Guar Barat, 12 Mei 2020.
53
tua juga menginginkan anak mereka menjadi anak yang perduli pada
sesamanya, membatu orang yang sedang membutuhkan
pertolongan, rajin mengeluarkan zakat, bersedekah dan memberi
makan anak yatim.
Adapun kriteria pondok pesantren yang diinginkan oleh
orang tua yang ada di Dusun Lendang Guar Barat lebih condong pada
pondok pesantren yang memiliki program tahfiz. Pondok pesantren
saat ini menjadikan program tahfiz sebagai program wajib bagi
setiap siswa yang masuk.
54
BAB III
PEMBAHASAN
A. Motivasi Orang Tua Di Dusun Lendang Guar Barat Desa Kedaro
Kecamatan Sekotong Lombok Barat dalam Memilih Pondok
Pesantren
Sebagai Tempat Sekolah Anak.
Dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang,
motivasi merupakan hal penting untuk mendukung segala aktifitas
termasuk orang tua yang ada di Dusun Lendang Guar Barat yang
memilih pondok pesantren sebagai Lembaga Pendidikan anaknya.
Oleh sebab itu orang tua perlu memiliki motivasi yang jelas terhadap
segala keputusan yang diambil.
Motivasi berasal dari kata motif yang di artikan sebagai
daya upaya yang mendorong seseorang melakukan sesuatu.
Menurut Mc. Donald, yang dikutip oleh Sardiman, motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan.95
Motivasi merupakan upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah keadaan yang
mengaktifkan atau memberi dorongan kepada manusia dalam
95Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Depok: Raja Grafindopersada 2018), hlm. 73.
55
bertingkah laku untuk mencapai tujuan. Motivasi juga dapat diartikan
sebagai perubagan energi (pribadi) seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.96
Menurut sudut pandang psikologi, motivasi dibagi menjadi
dua yaitu, motivasi inrinsik dan motivasi enkstrinsik.
1). Motivasi Intrinsik
Menurut Syaiful djamarah motivasi intrinsik adalah motif-
motif yang ada pada diri seseorang berfungsi tampa
membutuhkan rangsangan. Sedangkan menurut Winkel, yang di
kutip oleh Syaiful djamarah motivasi intrinsik adalah motivasi yang
timbul pada diri seseorang tanpa bantuan orang lain. Berdasarkan
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik
merupakan motivasi yang timbul dalam diri seseorang tanpa
adanya rangsangan dari orang lain.
2). Motivasi Ekstrinsik
Menurut Syaiful Djamarah, motivasi ekstrinsik adalah motif-
motif yang aktif apabila mendapat rangsangan dari luar. Dengan
demikian, dapat disimpulkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang timbul karena adanya dorongan atau rangsangan dari orang
lain.97
Motivasi orang tua di Dusun Lendang Guar Barat memilih
pondok pesantren sebagai sarana Pendidikan anaknya dapat di
96 Qemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara 2013), hlm.158.97Abdul Rahman Saleh, psikologi suatu pengantar dalam perspektif islam, (Jakarta:
Kencana 2004), hlm.194.
56
deskripsikan sebagai berikut:
1. Motivasi Intrinsik
Jika dilihat dari faktor intrinsik, motivasi orang tua di
dusun Lendang Guar Barat memilih pondok pesantren sebagai
sarana Pendidikan anaknya yaitu supaya anak mereka
mendapatkan ilmu agama yang kuat. Semua orang tua tentu
menginginkan anak mereka memperoleh keshaleh individual dan
keshalehan sosial serta disiplin terhadap waktu. Oleh karena itu
orang tua memilih pesantren sebagai sarana Pendidikan ananya
agar anaknya mendapatkan bekal pengetahuan agama yang luas.
Selain itu juga takutnya orang tua akan pergaulan yang
bebas di zaman ini membuat mereka berlomba-lomba
memasukkan anak mereka kedalam pondok pesantren karena
dengan adanya ilmu agama yang di peroleh oleh anak-anak bisa
menjadikan sebagai pertimbangan Ketika mereka hendak
melakukan segala aktifitas.
Disetiap perkembangan anak orang tua memiliki peran
penting dalam memberikan bekal Pendidikan anak hingga setingi-
tingginya, karena hanya dengan Pendidikan anak dapat menjadi
orang yang berakhlak sesuai dengan apa yang di ajarkan dalam
agama islam. Adapun mengenai Pendidikan yang harus di berikan
oleh orang tua, orang tua harus hati-hati dalam memilih, agar anak
menjadi generasi yang sesuai dengan keinginan agama, yaitu anak
57
yang berbakti pada kedua orang tua, cinta pada Agamanya, serta
baik akhalaknya.
Sekolah yang berbasis Agama seperti pondok pesantren
merupakan jalan keluar yang tepat untuk di jadikan sarana
Pendidikan anaknya sehingga terciptanya generasi islami yang
memiliki pengetahuan dunia dan akhirat, Adapun motivasi orang
tua dalam memilih pondok pesantren untuk anaknya saat
beragam seperti orang tua yang ada di dusun Lendang Guar Barat
yang memiliki motivasi agar anak mereka menjadi Hafiz dan
paham terhadap hukum agama, ada yang menginginkan agar
anaknya menjadi anak yang disiplin terhadap waktu.
Dalam hal ini Abuddin Nata mengatakan bahwa
merosotnya nilai kejujuran, keberanian, keadilan, penipuan, saling
fitnah, tidak adanya kasih sayang kepada sesama dewasa ini
sangat menghkawatirkan. Adapun yang meyebabkan
kemerosotan moral saat ini di sebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya:
a). Longgarnya pegangan terhadap agama.
Hal ini sudah mejadi tragedi di setiap negara yang
maju, di mana segala sesuatu yang hampir bisa diperoleh
dengan teknologi membuat pengakuan terhadap Tuhan hanya
tinggal symbol. Larangan dan perintah Tuhan tidak ditaati lagi.
Kurangnya binaan yang dilakukan oleh orang tua dan lingkuan
58
sekitar juga merupakan penyebab runtuhnya moral anak
bangsa saat ini.
b). Budaya Matrialistik.
Dapat kita lihat Bersama bahwa di kalangan
masyarakat saat ini persaingan hidup yang sangat tinggi
membuat masyarakat melakukan berbagai macam cara agar
bisa lebih unggul dari yang lainya tanpa melihat aspek-aspek
yang belandaskan pada ajaran agama.98
Orang tua di dusun Lendang Guar Barat beranggapan
bahwa pondok pesantren juga bisa memberikan kontribusi
terhadap masalah merosotnya akhalak pada generasi yang tidak
menghargai orang tua, menyia-nyiakan waktu dengan hal yang
tidak bermanfaat seperti bermain game hingga larut malam, tidur
hingga siag, inilah yang membuat orang tua khawatir dan menurut
orang tua hanya pondok pesantrenlah yang bisa memberikan jalan
keluar.99
Orang tua yakin bahwa dengan menyekolahkan anak ke
pondok pesantren anak mereka tidak hanya cerdas secara
intelektual tetapi juga cerdas emosioal dengan melihat lingkungan
pondok yang aman tidak terkontaminasi dengan lingkungan sosial
yang tidak baik yang ada hanya lantunan ayat-ayat suci Al- Qur’an
di dalamnya serta nasehat- nasehat baik dari Ustadz dan Ustazah
98Abuddin Nata, Manajeman Pendidikan Mengatasi Kelamahan PendidikanDi Indonesia. (Jakarta: Prenada Media. 2013), hlm. 189.
99 Observasi, Lendang Guar Barat, 14 april 2020.
59
mereka. Harapan orang tua ingin melihat anak mereka menjadi
anak yang sholeh dan sholehah juga menjadi faktor yang
mendorong orang tua memilih pesantren sebagai sarana
Pendidikan anak, kesholehan di maksudkan di sini tidak hanya
kesolehan Individual tetapi juga kesholehan sosial. Atau disebut
juga kesalehan vertikal dan kesalehan Horizontal.
Keshalehan Individual atau keshalehan vertikal
merupakan kesalehan seseorang yang terbatas pada ketaatan
melaksanakan serangkaian ibadah langsung antara manusia
dengan Tuhan. Hal ini biasanya ditandai dengan rajinya seseorang
melakukan shalat, puasa, haji dan umroh, biasanya keshalehan ini
di sebut dengan Hablum Minallah.
Sedangkan keshalehan sosial atau keshalehan horizontal
merupakan keshalehan seseorang yang meliputi interaksi baik
terhadap linngkuannya, hal ini ditandai dengan kepedulian
terhadap sesama, menjaga lingkungan dari kerusakan. Biasanya
kesalehan ini disebut dengan Hablun Minannas.100
Dalam beragama tentunya kedua keshalehan tersebut
harus dimiliki oleh setiap orang, di era saat ini dapat kita lihat
sedikit sekali orang yang beragama Islam memiliki kedua
keshalehan tersebut. Ada yang baik dari segi sosial namun buruk
dari segi individual dan sebaliknya. Berapa banyak orang yang rajin
100Riza Zahriyal Falah, Membentuk Kehalehan Individual dan Keshalehan sosialMelalui Konseling Multikultural . Vol. 07, No. 1, Juni 2016, hlm. 169. Dikutip 03 juni 2020.
60
shlat, namun tidak peduli dengan lingkungan yang kotor. Banyak
yang sering haji dan umroh, namun tidak peka dengan kemiskinan.
Banyak yang rajin berpuasa, namun pelit kepada sesama. Hal ini
tentunya bukanlah keshalehan yang sempurna.101
Adapun keshalehan yang diharapkan oleh orang tua yang
ada di Dusun Lendang Guar Barat Desa Kedaro adalah keshalehan
sempurna yaitu anak yang rajin shlat, peduli juga pada lingkungan.
Anak yang mengerjakan haji dan umroh, sekaligus peduli juga
pada orang yang tidak mampu. Anak yang rajin berpuasa dan juga
dermawan.
2. Motivasi Ekstrinsik
Jika di lihat dari segi faktor ekstrinsik motivasi orang tua
di dusun Lendang Guar Barat menjadikan pondok pesantren
sebagai sarana Pendidikan anaknya di sebabkan karena pondok
pesantren memiliki pelajaran tambahan, selain diajarkannya ilmu
pengetahuan yang bersifat umum, pondok pesantren juga
mengajarkan ilmu agama, selain itu juga pondok pesantren
memiliki banyak program, yaitu: Tahfiz, pramuka, membaca kitap
kuning, Kultum, selain itu motivasi orang tua juga dikarenakan
Tuan Guru yang menjadi pemimpin di sebuah pondok pesantren.
Dengan perbedaan itulah orang tua memilih pondok pesantren
101Ibid…, hlm. 169
61
dengan harapan anak mereka mendapatkan pengalaman yang
lebih banyak.
Pendidikan Islam saat ini memiliki kualitas setara dengan
Pendidikan umum lainya, bahkan Pendidikan Islam saat ini lebih
unggul dibandingkan dengan Pendidikan negeri dan non-Islam.
Pendidikan Islam terus mengalami kemajuan, Pendidikan Islam di
katakana maju jika mampu menang bersaing dengan sekolah
modern. Pada pertengahan tahun 1980-an, Lembaga Pendidikan
Islam relatif tertinggal jauh dari sekolah modern. Pada tahun 1980-
an muncul beberapa Lembaga Pendidikan Islam yang mulai
berkembang. Pada tahun 1990-an, banyak Lembaga Pendidikan
Islam yang mengalami kemajuan. Kemudian pada tahun 2000-an,
banyak Lembaga Pendidikan Islam yang mampu bersaing dengan
sekolah negeri dan non- Islam. Mulai pada tahun 2011 lebih
banyak Lembaga Pendidikan Islam yang lebih unggul dari sekolah
negeri dan non-Islam.102
Setiap orang tua pasti menginginkan anak mereka
menjadi anak yang taat terhadap ajaran Agama. keberhasilanya
sebuah Pendidikan di ukur melalui kemampuan membaca Al-
Qur’an dan Menghafal Al-Qur’an, dan mendapat nilai bagus di
semua matapelajaran agama yang diajarkan di madrasah, maka
kita masi memaknai Pendidikan Islam sangat sempit. Lalu apa
102Suntrisno dan Suyatno, Pendidikan,……. hlm.46.
62
yang kita jadikan sebagai indikator keberhasilan sebuah Lembaga
Pendidikan islam? Indikator Keberhasilan Pendidikan Islam dapat
di ukur dari kedisiplinan, kejujuran, peduli pada sesama, menjaga
lingkungan yang bersih. Jika hal ini sudah menjadi akhlak
seseorang yang sudah belajar Agama Islam, maka Pendidikan
Islam dapat kita katakana berhasil.103
Selain di ajarkan banyak pelajaran tambahan di pondok
pesantren, orang tua juga termotivasi oleh Tuan Guru atau Kiyai
yang menjadi pemimpin dalam sebuah pondok pesantren, karena
peran Tuan Guru dapat memberikan teladan yang baik pada
semua peserta didik yang ada dalam pondok pesantren.
Keteladan yang baik merupakan salah satu faktor yang
mendukung untuk ketercapaiannya sebuah Pendidikan, Adapun
keteladan adalah suatu perbuatan yang patut untuk ditiru. Dalam
Al-Qur’an banyak sejarah Nabi yang direkam untuk kita jadikan
contoh atau teladan.104 Dengan ilmu yang tinggi dimiliki oleh Tuan
Guru, dikenal oleh banyak orang, serta memiliki akhlak yang baik,
dapat mendorong siswa pondok pesantren untuk giat belajar
dengan tujuan agar bisa mengikuti jejak Tuan Gurunya.
Harapan orang tua menyekolahkan anaknya kepondok
pesantren adalah agar anak menjadi taat, sesuai dengan tujuan
dari Pendidikan Islam itu sendiri, akan tetapi, hasil penelitian
103Ibid…,hlm.140.104Syukri, Metode Khusus Pendidikan dan Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:
Prenadamedia Grup, 2019), hlm. 3.
63
setelah anak pondok pulang dari pondok pesantren atau selesai
sekolah anak justru menjadi anak yang malas. di pondok
pesantren mereka bangun sebelum Shalat subuh, setelah kembali
kerumah mereka tidur sampai siang.
Hasil observasi peneliti pada saat siswa siswi pondok
pesantren pulang ke rumah masing-masing, hanya sedikit siswa
siswi yang membawa kebiasaan pondok seperti bangun pagi,
membersihkan tempat tidur, dan membaca Al- Qur’an kerumah,
lebih banyak siswa siswi yang menghabiskan waktu mereka
dengan hal yang tidak bermanfaat, seperti main Games hingga
lupa waktu. Meskipun orang tua selalu memberikan teguran tetapi
tidak memberikan efek jera pada anak mereka.
Selain itu untuk memperkuat hasil observasi, peneliti juga
melakukan wawancara dengan beberapa warga untuk mengetahui
perilaku siswa pondok pesantren setelah pulang dari pondok
pesantren atau setelah selesai sekolah di pondok pesantren.
Dalam wawancara dengan bapak Sadrah yang mengatakan bahwa
Anak-anak pondok pesantren lebih baik tetap berada dalam
pondok pesantren dari pada Kembali kerumah karena jika berada
di rumah anak malas untuk belajar.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa keinginan
orang tua menjadikan anak mereka menjadi anak yang taat pada
Agama belum sepenuhnya tercapai, seperti yang kita ketahui
64
bahwa yang bertanggung jawab dalam ketercapaiannya tujuan
sebuah Pendidikan meliputi beberapa pilar, yaitu: Lingkungan
sekolah, Keluarga dan lingkungan masyarakat. Jika ketiga pilar ini
baik maka anak akan menjadi baik. Namun, terlepas dari hal ini
ada juga anak yang lahir dan tumbuh ditempat yang lingkungnnya
baik, anak justru meliki perilaku yang tidak baik. Hal ini biasanya
disebabkan karena masuknya anak kepondok pesantren bukan
atas kemauannya akan tetapi berdasarkan keinginan orang tua.
Penulis berpendapat dalam menyekolahkan anak, orang
tua perlu memberikan kebebasan pada anak untuk memilih
pondok pesantren yang dia inginkan, dengan begitu anak tidak
mendapatkan tekanan batin yang membuat mereka malas belajar.
B. Kriteria Pondok Pesantren Yang Dipilih Orang Tua sebagai Tempat
Pendidikan Anak di Dusun Lendang Guar Barat Sekotong Lombok
Barat
Pendidikan Islam sendiri, hari ini dihadapkan dengan
masalah merosotnya spiritualitas masyarakat karena dipengaruhi
oleh dampak negatif iptek, dalam hal ini kita tidak menyalahkan
kemajuan iptek, karena iptek telah menjadi tumpuan harapan
manusia.105Tantangan-tantangan dan masalah-masalah internal
105Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan agama Islam, (Jakarta: PT Bumi
65
pendidikan Islam pasca modernisasi dan tantangan globalisasi pada
hari ini dan masa depan, secara umum adalah sebagai berikut:
pertama, jenis pendidikan yang dipilih dan dilaksanakan.106
Pada saat ini pondok pesantren dikelompokkan menjadi
dua macam yaitu, pondok pesantren tradisional dan pondok
pesantren modern.
1. Pondok Pesantren Tradisional
Pondok pesantren yang tetap mempertahankan kitab-
kitab klasik tanpa diberikan pengetahuan umum dengan
menggunakan model pembelajaran sorogan dan wetonan.
2. Pondok Pesantren Modern
Pondok pesantren yang menerapkan penuh system
klasikal memberikan ilmu umum dan ilmu agama, serta
memberikan pendidikan keterampilan. Semua santri yang masuk
dalam pondok pesantren dibagi menjadi beberapa tingkatan kelas.
Pengajian kitab klasik tidak lagi menonjol, bahkan dirubah menjadi
mata pelajaran atau bidang studi.107
Dengan tidak meninggalkan tradisi, diabad 21 ini, pondok
pesantren terus mengalami perkembangan baik itu dalam bidang
manajemen maupun kelembagaan, hal ini disebabkan tuntutan
zaman yang semakin maju. Oleh karena itu saat ini banyak model-
Aksara, 2008), hlm.34.106Jajat Burhanudin dan Dina Afrianty, Mencetak Muslim Modern, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2006), hlm.12.107Ibid,.104-106.
66
model pondok pesantren. Pondok pesantren yang berkembang
pada zaman sekarang sekarang tentunya memiliki kelebihan yang
berbeda, akan tetapi semua pondok pesantren memiliki tujuan
yang sama yaitu, berkepribadian islam.108
Oleh karena itu orang tua perlu memilih sarana Pendidikan
yang tepat untuk anaknya agar tidak terpengaruh arus globalisasi.
seperti halnya pada orang tua di Dusun Lendang Guar barat yang
memiliki beragam kriteria sarana Pendidikan yang di pilih sebagai
sarana Pendidikan untuk anaknya yaitu:
1. Pondok pesantren yang di pilih orang tua adalah pondok yang
memiliki prongram Tahfiz. Hal ini dikerekan harapan orang tua
yang ingin melihat anaknya bisa menggantikan orang-orang tua
menjadi imam dimasjid seperti keinginan Ibu Cenah, Ibu dari Andi
yang sekolah di Pondok Pesantren Ahlussunnah Wajamaah NW
Berambang.
2. Orang tua memilih pondok pesantren yang memiliki program kitab
Kuning. Orang tua ingin anaknya menguasai berbagai macam
kitab dengan harapan anak memiliki petunjuk hidup.
3. Orang tua memilik pondok pesantren yang mengedepankan
dakwah, yang bertujuan agar anak mereka menjadi generasi yang
akan meneruskan Agama Islam pada generasi selanjutnya.
108Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, ilmu pendidikan islam, (Jakarta: Kencana,2006), hlm. 235.
67
4. Orang tua memilih pondok pesantren yang memiliki program
berhasa Inggris dan Arab. Orang tua yang memasukkan anaknya
ke Pondok Pesantren menginginkan agar anaknya bisa lebih
mudah mendapatkan pekerjaan.
5. Orang tua memilih pesantren yang punya program melanjutkan
lulusannya keluar Negri. Orang tua menginginkan anak mereka
melanjutkan sekolah keluar negeri sehingga orang tua
memasukkan anaknya kepondok pesantren yang demikian.
Dengan memilih sarana Pendidikan yang tepat untuk anak
maka hasilnya juga akan semakin bagus, selain itu juga orang tua
harus memberikan dukungan penuh kepada anaknya. serta selalu
memberikan motivasi agar terbentuknya cita-cita yang kuat pada
diri anak. Jika demikian, anak akan giat belajar sehingga
tercapainya kriteria yang diharapkan orang tua yang menjadikannya
terdorong memilih pondok pesantren.
Dengan demikian tanggung jawabnya sebagai orang tua
terlihat begitu jelas terhadap masa depan Pendidikan anak-anak
mereka, demikian yang orang tua di dusun Lendang Guar berikan
kepada anaknya agar lahirnya anak-anak generasi islam yang kuat
secara fisik dan mental untuk membangun dusun Lendang Guar
menjadi lebih baik.
68
69
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Hasil penelitian data dan pembahsan dalam skripsi ini,
maka peneliti dapat meyimpulkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, yaitu:
1. Motivasi Orang Tua Di Dusun Lendang Guar Barat Kecamatan
Sekotong Lombok Barat Dalam Memilih Pondok Pesantren
Sebagai Lembaga Pendidikan. Yaitu dua motivasi.
a. Motivasi Intrinsik yaitu orang tua berharap anak mereka
menjadi anak yang Shaleh individual dan shaleh sosial, disiplin,
sopan, serta memiliki akidah islam yang kuat serta harapan
orang tua agar anak bisa bermanfaat dalam kehidupan sosial.
b. Motivasi ekstrinsik takutnya orang tua pada pengaruh
globalisasi yang bersifat negatif yang akan mengancam
kehidupan bermasyarakat. Selain itu, orang tua juga
termotivasi oleh tokoh pendiri serta pengurus pondok
pesantren.
2. Kriteria pondok pesantren yang dipilih oleh orang tua sebagai
sarana Pendidikan anak sangalah beragam yaitu: a) memiliki
program tahfiz, b) sekolah yang berbasis menyiarkan islam, c)
program baca kitab kuning, d) Bahasa. E) Tuan Gurunya.
70
Dengan memilih kriteria pondok pesantren yang tepat untuk
anak bagi orang tua di dusun lendang Guar barat Merupakan
Langkah yang tepat agar tercapainya anak yang Memahami serta
taat terhadap Agama.
B. Saran
Sehubung dengan adanya pembahasan masalah dalam
skripsi ini, maka peneliti perlu menyampaikan saran-saran terutama
untuk orang tua yaitu:
a. Hendaknya orang tua membekali anak dengan dasar keimanan
yang kuat
b. Hendaknya orang tua menyiapkan biaya Pendidikan untuk anak
sejak dini agar anak bisa mendapatkan kualitas Pendidikan yang
lebih baik
c. Sebaiknya orang tua juga memberikan peluang berwusyarah
dengan anak untuk menentukan sekolah apa bila anak hendak
melanjutkan Pendidikan
d. Hendaknya orang tua memilih kriteria pondok yang sesuai dengan
kemampuan yang dimilki oleh anak.
71
72
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,Jakarta: Prenadamedia, 2015.
Abuddin Nata, kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Jakarta: RajawaliPers, 2013, cetakan ke-2.
A. Malik Fadjar, madrasah dan tantangan modernitas, Bandung: Mizan,1998.
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, ilmu pendidikan islam, Jakarta: Kencana,2006.
Abuddin Nata, kapita selekta pendidikan agama islam, BandungPercatakan Angkasa, 2003. cetakan ke-1.
Abuddin Nata, Manajeman Pendidikan Mengatasi KelamahanPendidikan Di Indonesia. Jakarta: Prenada Media. 2013.
A. Halim dkk, manajemen pesantren, Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara,2005.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. 1993.
Enung K Rukiati dan Fenti Nikmawati, sejarah pendidikan Islam diIndonesia, Bandung: CV Pustaka Setia, 2006.
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, Jakarta: RajawaliPers, 2010.
Faud Ihsan, Dasar-Dasar kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Fransina thresiana Nomleni dan Sarlotha Nirmala Manu, PengembanganMedia Audio Visual dan Alat Peraga dalam MeningkatkanPemahaman Konsep dan Pemecahan Masalah , Jurnal Pendidikandan Kebudayaan. Vol. 8, No 3, September 2018.
Jajat Burhanudin, Dina Afrianty, Mencetak Muslim Modern, Jakarta: PTRaja Grafindo Persada. 2006.
Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-Lembaga Islam diIndonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1995.
Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Bumi
73
Aksara. 2008.
Maya Wulan Pramesti, Motivasi: Pengertian, Proses dan Arti PentingDalam Organisasi . Jurnal. Vol. 02, Nomor 1, 2012.
Nurul Zuriah, Metodologi penelitian sosial dan pendidikan, teori danaplikasi, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
Qemar Hamalik, Proses belajar mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Padang: Kalam Mulia,
2013.
Riza Zahriyal Falah, Membentuk Kehalehan Individual dan Keshalehansosial Melalui Konseling Multikultural . Vol. 07, No. 1, Juni 2016.
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya,Usaha Nasional. 2012.
Syukri, Metode Khusus Pendidikan dan Pembelajaran Agama Islam,(Jakarta: Prenadamedia Grup, 2019
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Depok: Raja Grafindopersada 2018.
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group,
2016.
Sugiono, penelitian Kualitatif, Bandung: Cv Alfabeta, 2010.
Sri Andri Astuti, Pesantren dan Globalisasi’’. Jurnal Tarbiyah Vol.11,Nomor 1, 2014.
Suntrisno dan Suyatno, Pendidikan Islam di Era Peradaban Modern,Jakarta: Prenadamedia Group. 2016.
Tri Murdiyanto dan Yudi Mahatma, Pengembangan Atal PeragaMatematika untuk Meningkatkan Minat dan Motivasi BelajarMatematika Siswa Sekolah Dasar . Jurnal Sarwahita. Vol. 1, Nomor 1,2016.
Zakiah Daradjat, Ilmu PendidikanIslam, Jakarta: Bumi Aksara. 2011.
74
75
Lampiran 1
Instrument penelitianJudul penelitian Motivasi Orang Tua dalam memilih Pondok
Pesantren Sebagai Sarana Pendidikan anak Studi Kasus (Dusun
Lendang Guar Barat Desa Kedaro Kecamatan Sekotong Lombok
Barat)
1. Lembaga Pendidikan apa saja yang ada di Sekotong yang bapak/ibu
ketahui?
2. Model pondok pesantren yang seperti apa yang bapak/ ibu inginkan
untuk sarana Pendidikan anak?
3. Mengapa bapak/ibu lebih memilih pondok pesantren sebagai sarana
Pendidikan untuk anak?
4. Apakah anak bapak/ibu masuk pondok pesantren berdasarkan
keinginannya?
5. Apa saja keunggulan pondok pesantren yang bapak/ibu ketahui?
6. Apa motivasi bapak/ibu sehingga memilih pondok pesantren sebagai
sarana Pendidikan anak?
7. Pondok pesantren seperti apa yang bapak/ibu inginkan untuk anak
anda?
Lampiran 2
Wawancara dengan H Hasanah, Bapak dari Hulna Sari siswi Pondok
Pesantren Islahil Athfal
Wawancara dengan Musti, Bapak dari Muji Tahid Siswa PondokPesantren Islahil Athfal
Wawancara dengan Abdul Hamid, Bapak dari Abdul Manan siswaPondok Pesantren Darul Qur’an
Wawancara dengan Muhaimin, Bapak Dari Rizal Siswa PondokPesantren Ashohwah Al-Islamiyah
Wawancara dengan Arifin, bapak dari Estiana Fibiana Siswi PondokPesantren Islahil Athfal
Wawancara dengan Safar, bapak dari Susanti Siswi PondokPesantren Al-Amin
Wawancara dengan Mursiah, bapak dari Arial Siswa PondokPesantren Ahlussunnah Waljama’ah NW
Wawancara dengan Samiun, Kepala Dusun Lendang Guar Barat
Lampiran 3
TRANSKIP HASIL WAWANCARA
Judul penelitian Motivasi Orang Tua dalam memilih Pondok
Pesantren Sebagai Sarana Pendidikan anak Studi Kasus (Dusun
Lendang Guar Barat Desa Kedaro Kecamatan Sekotong Lombok
Barat)
1. Sekolah apa saja yang ada di Sekotong yang bapak/ibu ketahui?
Jawab: yang saya tahu di sekotong semua jenis sekolah ada,
SMP, SMA, SMK juga ada.
2. Model pondok seperti apa yang bapak/ibu inginkan sebagai sarana
Pendidikan anak? Pondok yang saya inginkan adalah pondok pesantren
yang punya program Tahfiz.
3. Mengapa bapak/ibu lebih memilih pondok pesantren sebagai sarana
Pendidikan untuk anak di banding sekolah umum?
Jawab: saya memilih ponndok pesantren sebagai sarana
Pendidikan anak saya karena saya yakin pondok
pesantren bisa membentuk anak saya menjadi anak yang
bakti kepada kedua orang tua serta disiplin, pada
dasarnya semua sekolah mengajarkan pelajaran yang
sama, tapi di pondok pesantren lebih banyak agama
dibandingkan disekolah umum, selain itu kalau anak
mondok dia terbiasa hidup yang teratur.
4. Apakah anak bapak/ibu masuk pondok pesantren berdasarkan
keinginannya?
Jawab: iya, kami orang tua memberikan kebebasan pada anak
kami untuk memilih, jika dipaksa nanti anak kami akan
bosan dan malas belajar.
5. Apa saja keunggulan pondok pesantren yang bapak/ibu ketahui?
Jawab: dengan peraturan yang ketat dalam pondok pesantren
akan menjaga anak dari pergaulan yang tidak baik.
6. Apa motivasi bapak/ibu sehingga memilih pondok pesantren sebagai
sarana Pendidikan anak?
Jawaban: saya ingin anak saya pandai mengaji, karena hanya
dengan doa anak yang sholeh kita orang tua akan
diberikan ampunan oleh Allah.
7. Pondok pesantren seperti apa yang bapak/ibu inginkan untuk anak
anda?
Jawab: saya melihat dari segi peraturan yang ada dan saya juga
mau anak saya jadi hafiz jadi saya memilih pesantren
yang punya program hafiz