mataram isi

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerajaan mataram berdiri pada tahun 1582 pusat kerajaan ini terletak disebelah tenggara Yogyakarta, yakni di Kota Gede, para raja memerintah di Kerajaan Mataram ini yaitu Penembahan Senopati (1584 – 1601), Mas Jolang (1601 – 1677), Mas Jolang (1606 – 1677) dan Adipati Martapura. Pada awalnya daerah mataram dikuasai oleh Kesultanan Pajang sebagai balas jasa atas perjuangan dalam mengalahkan Arya penangsung, Sultan Hadiwijaya menghadiahkan daerah Mataram kepada Ki Ageng Pemanahahan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan beberapa masalah tentang latar belakang berdirinya Kerajaan Mataram Islam, Raja-raja yang memerintah di Kerajaan Islam dan perebutan Kerajaan Mataram. 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menyelesaikan tugas Sejarah. 1

Upload: mahrus-hanan

Post on 24-Jun-2015

486 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: mataram isi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerajaan mataram berdiri pada tahun 1582 pusat kerajaan ini terletak

disebelah tenggara Yogyakarta, yakni di Kota Gede, para raja memerintah di

Kerajaan Mataram ini yaitu Penembahan Senopati (1584 – 1601), Mas Jolang

(1601 – 1677), Mas Jolang (1606 – 1677) dan Adipati Martapura.

Pada awalnya daerah mataram dikuasai oleh Kesultanan Pajang sebagai

balas jasa atas perjuangan dalam mengalahkan Arya penangsung, Sultan

Hadiwijaya menghadiahkan daerah Mataram kepada Ki Ageng Pemanahahan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan beberapa

masalah tentang latar belakang berdirinya Kerajaan Mataram Islam, Raja-raja

yang memerintah di Kerajaan Islam dan perebutan Kerajaan Mataram.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menyelesaikan tugas Sejarah.

2. Mengasah kemampuan penulis secara akademik untuk membahas tentang

Kerajaan Mataram Islam.

3. Untuk menambah wawasan atau pemahaman terhadap Mataram Islam.

1.4 Manfaat penulisan

Dengan penulisan ini semoga bermanfaat bagi para pelajar dalam menggali

ilmu dan pengetahuan tentang Mataram Islam.

1

Page 2: mataram isi

BAB II

SEJARAH KERAJAAN MATARAM ISLAM

2.1 Latar Belakang Kerajaan Mataram

Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582, pusat kerajaan ini terletak

disebelah tenggara Yogyakarta, yakni di Kota Gede, para raja yang pernah

memerintah di kerajaan Mataram ini yaitu Panembahan senopati (1584-1601),

pemerintahan Seda Krapyak (1601-1677). Kesultanan mataram memiliki

peranan yang cukup penting dalam perjalanan sejarah kerajaan. Kerajaan islam

di Nusa Tenggara (Indonesia). Pada awalnya daerah Mataram dikuasai

Kesultanan Pajang sebagai balas jasa. Atas perjuangan dalam mengalahkan

Arya Penangsang. Sultan Hadiwijaya menghadiahkan daerah Mataram kepada

Ki Ageng Pamanahan, selanjutnya Ki Ageng Pamanahan membangun

Mataram sebagai tempat pemukiman baru dan persawahan.

Ki Ageng Pamanahan melanjutkan pembangunan. la membangun

pusat kekuasaan di Picred dan menyiapkan strategi untuk menundukkan para

penguasa yang menentang kehadirannya pada tahun 1575, Parnanahan

meninggal dan digantikan oleh putranya Danane Sutawijaya. la bercita-cita

membebaskan diri dan kekuasaan Pajang. Sehingga hubung anntara Mataram

dengan pajang memburuk.

2.2. Pemerintahan dan Masyarakatnya

Sistem pemerintahan yang dianut Maataram Islam iaiah sistem Dewa

Raja. Artinya pusat kekuasaan tertinggi dan mutlak ada apa diri sultan,

seorang sultan atau raja sering digambarkan memiliki sifat keramat yang

tiada tara. Raja menampakkan diri pada rakyat sekali seminggu dialun-alun

istana.

Selain sultan, pejabat lainnya adalah kaum priyai yang merupakan

penghubung antara raja dan rakyat. Sejain itu panglima perang yang bergelar

Kusumadayu, serta perwira rendahan atau Yudanegara. Pejabat lainnya adalah

Sastranegara, pejabat administrasi.

2

Page 3: mataram isi

Dengan sistem pemerintahan seperti itu. Penambahan Senapati terus

menerus memperkuat pengaruh mataram dalam berbagai bidang sampai ia

meninggal pada tahun 1601. Ia digantikan oleh putranya, Mas jolang atau

Panembahan Sedaing Krapyak (1601-1613). Mas jolang meninggal ia

digantikan Mas Rangsang (1613 – 1645). Pada masa pemerintahannya

penarik kejayaan.

2.3. Hubungan dengan Bangsa Asing

Pada akhir 1604-an mulai ada pendekatan antara Mataram dan VOC.

Dengan pulihnya perdagangan dengan VOC diharapkan adanya keuntungan

banyak bagi Mataram, untuk memperlancar perdagangan itu, sistem monopoli

dihapus khususnya dalam hal beras. Raja berhak atas sebagian dari keuntungan

upeti, namun mengalami banyak kesulitan. Pusat menganggap sumbangan

daerah kurang dan sebaliknya.

Konflik terus terjadi. Dalam hubungan ini peranan VOC menjadi

penting, tidak hanya sebagai pedagang tetapi juga kreditor. Mataram hendak

menjalankan monopoli namun penyelundupan tidak dapat diberantas.

Pelabuhan terpaksa ditutup tahun 1655 dan dibuka pada tahun 1657. Sistem

bea masuk tidak dapat dilaksanakan karna VOC tidak setuju membayar bea

yang tinggi.

Pada seperempat abad ke XVII, ruang gerak perdagangan pesisir mulai

menyempit. Komoditinya adalah beras, perdagangan lada berpusat di wilayah

sebelah barat Indonesia, dan cengkeh serta pala di Makasar dan VOC.

Mataram juga menjalin hubungan dengan kerajaan lain sangat vital yang turut

menentukan perkembangan perdagangan dan sejarah Indonesia. Sati demi satu

kerajaan jatuh ketangan VOC yaitu Makasar, Banten dan Mataram. Penetrasi

VOC semakin mmendalam dan meluas apabila da pergolakan dan adanya

golongan yang cenderung menerima bantuan VOC dalam perjuangan

kekuasaannya.

3

Page 4: mataram isi

2.4 Hubungan dengan Kerajaan Di Indonesia

Dinasti Banten menganggap dirinya lebih tua sebagai cabang keturunan

Demak. Raja Cirebon yang mempunyai kewibawaan di mata Banten dan

bersahabat dengan Mataram tidak dapat mengajak Sultan Banten menghadap

ke Mataram. Tahun 1650 Sultan Banten mengirim utusan ke Mataram namun

tidak berhasil, bahkan ketegangan semakin memuncak. Cirebon memihak

Mataram mengirim ekspedisi ke Banten. Angkatan laut di pimpin oleh P.

Martasari dan Ngabei Pajang Jawa berlayar mudik melawan S. Tanara dengan

60 kapal tempur di bawah pimpinan Lurah Astrasusila, hanya satu kapal

Cirebon dapat menyelamatkan diri.

Tahun 1652 politik Mataram terhadap Banten berubah, ostpolitik dengan

cara pura-pura bersahabat dengan Banten. Menurut Belanda ada pengaruh

golongan agama dan motivasi religius yang mengubah haluan politik raja.

Perang terhadap Blambangan harus didahulukan karena masih kafir.

Ketegangan terjadi 4 tahun kemudian karena kesamaan kedudukan yang tidak

dapat di selesaikan, pecah perang 1657, namun pasukan Mataram banyak

mengalami rintangan dan tidak berdaya untuk melakukan serangan.

Perundingan berdamai diselenggarakan pada tahun 1659. Perjuangan segi tiga

antara Mataram, Banten dan VOC. Banten dapat menembus monopoli VOC,

dan banyaklah ditampung pengungsian dari Pesisir Jawa dan Makasar,

berkembanglah gerakan religius yang menentang Belanda. Mataram dibawah

Amangkurat 1 menjalankan penekanan terhadap golongan religius yang

bertentangn dengan Banten dan akirnya keduanya saling melemahkan.

Perdagangan beras dari Mataram ke Palembang dan Jambi membuat

keduanya berhubungan baik. Kewibawaan Mataram sangat tinggi membuat

hubungannya semakin erat. Tahun 1650 dan 1658 lalu lintas diplomatik

berjalan lancar. Permusuhan Makasar dan VOC merupakan rintangan bagi

hubungan Mataram dan Makasar. Utusan dari Makasar ke Mataram berturut-

turut 1656-1657 dan 1658-1659, bertujuan memperoleh bantuan. Perjanjian

1659 mencapai kebuntuan kartena Sultan Amangkurat menuntut Makasar

sedang dalam perjanjian kedua kerajaan harus saling bantu melawan VOC.

4

Page 5: mataram isi

2.5 Kemunduran Kerajaan Mataram

Kerajaan Mataram Islam dalam Penambahan Senopati 1575 mencapai

puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung. Raja ke-3

rnemerintah tahun 1613-1645 pada waktu wilayah kekuasaan meliputi

wilayah Jawa Tengah bagian dari jawa barat namun dalam masa

pemerintahannya. Raja yang menggantikannya terlihat kemunduran

berangsur wilayahnya semakin sempit akibat anexasi yang dilakukan oleh

Belanda, sebagai imbauan intervensi Belanda dalam pertentangan di

kerajaan. Setelah perang Trunajoyo berakhir 1678 Mataram harus

melepaskan daerah Krawang. Sebagian dari daerah Priangan dan Semarang

lebih lanjut setelah perang Cina 1743. Seluruh daerah pantai utara Jawa dan

seluruh pulau Madura sudah dikuasai Belanda. Tahun 1755 kerajaan

Mataram pecah menjadi 2 kerajaan yaitu Kerajaan Surakarta dan Kerajaan

Yogyakarta. Tahun 1757-1813 wilayah terpecah lagi dan muncul

kekuasaan Mangkunegara dan Pakualam.

2.6 Perebutan Hagemoni Mataram I

Awal perkembangan kerajaan Mataram adalah daerah Kuropaten yang

dikuasai oleh Ki Gede Pamanahan, daerah tersebut diberikan oleh pangeran

Adi Jaya, Joko Tingkir yaitu Raja Pajang kepada Ki Gede Pamanahan atas

jasanya membantu perang saudara di Demak yang menjadi latar belakang

munculnya Kerajaan Pajang.

Ki Gede Pemanahan memiliki seorang putra bernama Sutajaya yang juga

mengabdi kepada Raja Pajang sebagai Komandan Pasukan Pengabdi Raja.

Setelah Ki Gede Pemanahan meninggal 1575, maka Sutawijaya

menggantikannya sebagai penganti Mahkota Ki Gede tersebut, setelah

pemerintahan Sutawijaya kerajaan Pajang berakhir, maka terjadi perang

saudara antara pangeran Benomo putra hadiwijaya dengan Alfa pangiri, bupati

Demak yang merupakan keturunan dari Raden Tenggono. Akibat peran

saudara tersebut maka banyak daerah yang dikuasai Pajang melepaskan diri,

sehingga inilah yang mendorong Pangeran Binimo meminta bantuan kepada

5

Page 6: mataram isi

Sutawijaya. Atas bantuan Sutawijaya tersebut maka perang saudara dapat di

atasi dan karena ketidak mampuannya, maka secara suka rela pangeran

Benowo menyerahkan tahtanya jepada Sutawijaya. Dengan demikian

berpindahlah kerajaanya. Muncullah kerajaan Mataram. Lokasi kerajaan

Mataram tersebutdi Jawav tengah bagian selatan tengah pusatnyadi Kota Gede

yaitu disekitar kota Yogyakarta sekarang.

2.6.1 Sebab Terjadinya Perlawanan / Perebutan Hegemoni di Mataram

1) Hubungan Mataram-Madura

Pendiri kerajaan Mataram adalah Sultawijaya yaitu putra kyai

Ageng Pemanahan kerajaan Mataram mencapai puncak

kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Agung ketika Sultan

Agung naik tahta kerajaan Mataram sudah berkembang.

Pada tahun 1629 setekah menghadapi perlawanan bupati dan bupati

Madura yang pemberani yang gigih akhirnya Mataram dapat juga

menduduki daerah tersebut. Sultan Agung mengangkat bupati

sampang menjadi penguasa seluruh Madura dan diberi gelar tahta

ningrat 1 dan kemudian dikawinkan dengan adik Sultan Agung.

Itulah penilaian hubungan antara hubungan antara Mataram dengan

Madura yang disebut keluarga Cakraningrat di Madura yang

berkuasa selain berabad-abad.

2) Hubungan Mataram-VOC

Sebagai seorang raja besar kekurangan Sultan Agung meliputi

seluruh jawa timur, Jawa Tengah sebagian Jawa Barat,(Cirebon

Jombang dan beberapa bagian sebelah selatan).

Liku-liku Sultan Agung

1. Ingin menguasai pulau Jawa

2. Anti VOC (penjajahan)

3. Merubah tahun saka menjadi tahun masehi.

Perhatian Sultan Agung dikerjakan ke Banten, ia berpendapat

daerah Banten adalah haknya, tentu saja Banten tidak mau

6

Page 7: mataram isi

tunduk kepada Mataram,kemudian Sultan Agung mencoba

mengajak kompeni Batavia untuk menyerang Banten.

Kompeni menolak dengan pertimbangan kalau Banten jatuh

ketangan Mataram Sultan Agung menjadi kuat akan

membahayakan kompeni sendiri.Apabila hubungan antara

Mataram dan kompeni tidak begitu baik.

Pemerintahan kerajaan ditandai dengan perebutan tahta dan

perselisihan antara anggota keluarga yang sering dicampuri

oleh Batavia.Kompeni yang membutuhkan harus berusaha

memeperbaiki hubungan dengan Mataram.Sultan Agung mau

berdamai kalau Belanda menguasai sebai raja yang tertinggi

diseluruh pulau Jawa.

2.6.2 Akibat terjadinya perlawanan /perebutan Hegomoni Si Mataram.

Pada akhir tahun 1628 J-Ploen menyuruh bakar Jepara san diulang

lagi pada tahun 1619 waktu perjalanan dari Ambon ke Jakarta tetapi

pertahanan Jepara yang cukup kuat meninggalkan J.P Coen merebut

kota itu akibatnya :

- Semenjak peristiwa itu hibungan antara Mataram dengan kompeni

tidak pernah baik, keadaan bertambah buruk ke kota Batavia.

Mempersulit perdagangan antara Mataram dengan Maluku.

- Sultan Agung mengadakan persiapan untuk menyerang kompeni di

Batavia, pantai utara pulau jawa mulai ditutupi bagi perdadangan asing.

Motif dari penyerangan disamping untuk membalas penyerangan

orang-orang Mataram pada tahun 1618 terhadap kentor perdagangan

VOC juga untuk merusakkan kantor dagang inggris dan untuk

membuat orang-orang cina pindah ke Jakarta.

7

Page 8: mataram isi

2.7 Politik Kerajaan Mataram

2.7.1 Kehidupan Politik Kerajaan Mataram

Pendiri kerajaan Mataram adalah Sutawijaya. Ia bergelar Penembahan

Senopati, memerintah tahun 1586-1601. Pada awal pemerintahannya ia

berusaha menunjukan daerah-daerah seperti Madium, Pasuruan, Cirebon serta

Bali.

Sebelum usahanya untuk memperluas dan memperkuat kerajaan

Mataram Sutawijaya digantikan oleh putranya yaitu Mas Jolang yang bergelar

Sultan Raja tahun 1601-1613.

Sebagai Raja Mataram yang berusaha menyingkirkan apa yang telah

dilakukan oleh panembahan Senopati untuk memperoleh kemenangan

Mataram dengan mengandalkan daerah-daerah yang melepaskan diri dari

mataram. Akan tetapi sebelum usahanya selesai Mas Jolang meninggal tahun

1613 dan di kenal dengan sebutan Panembahan Seto Kiopati. Untuk

selanjutnya yang menjadi Raja Mataram adalah Mas Rangrang yang bergelar

Sultan Agung Senopati Indoyo Ngabdurrahman yang memerintah pada tahun

1613-1645. Sultan Agung merupakan Raja terbesar dari kerajaan ini. Pada

masa pemerintahannya Mataram mencapai puncaknya, karena seorang raja

yang gagah berani, cakap dan bijaksana.

Daerah-daerah tersebut yang diperuntukkan untuk Mataram antara lai

adalah melalui ikatan perkawinan antara adipati-adipati dengan putri-putri

Mataram, bahkan Sultan Agung sendiri menikah dengan Putri Cirebon

sehingga daerah cirebon menjadi daerah kekuasaan Mataram.

Disamping mempersatukan berbagai daerah pulau Jawa, Sultan Agung

juga berusaha mengusir VOC Belanda dari Batavia. Untuk itu Sultan Agung

melakukan penyerangan terhadap VOC ke Batavia pada tahun 1628 dan 1629

akan tetapi serangan tersebut mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan

serangan terhadap VOC antara lain karena jarak tempuh dari pulau Mataram

ke Batavia terlalu jauh kira-kira membutuhkan waktu 1 bulan untuk berjalan

kaki, sehingga bantuan tentara sulit diharapkan dalam waktu singkat. Dan

daerah-daerah yang dipersiapkan untuk mendukung pasukan sebagai lambang

8

Page 9: mataram isi

padi yaitu kerduang dari bekasi kebatavia dibakar oleh VOC sebagi akibatnya

pasujan Mataram kekurangan bahan makanan. Dampak pembakaran lumbung

padi maka tersbar wabah penyakit yang menjangkiti pasukan Mataram.

Serangan pengorbanan belum sempurna. Hal inilah yang banyak

menimbulkan korban dari pasukan Mataram. Disamping itu juga system

persenjataan Belanda lebih unggul dibanding pasukan Mataram.

Dalam pemberitaan VOC nama Surapati sudah disebut pada tahun 1678.

Dikabarkan bahwa Surapati bersama beberapa pemuka Bali lain telah masuk

Islam. Rupanya telah masuk islam. Rupanya telah menjadi kezaliman bahwa

budak-budak berasal dari Bali masuk islam setelah menetap di Pulau Jawa.

Beberapa pemuka lain yang disebut antara lain Nayawangsa, Cakrayuda, Sura

yuda, Derpayana, Sarantaka dan Wirantaka. Yang paling terkemuka adalah

Cakarayuda. Anatara lain karena mudah berubah loyalitas. Sebagai gejala

sejarah mirip dengan condottier di Itali (condottier = adalah orang yang

mempunyai profesi “berperang” dan dapat diswa oleh pihak mana saja).

Dalam ekspedisi kumpeni di daerah pedalamana kontingen itu menjadi

tulang punggung karena dapat memasuki daerah yang sulit ditempuh oleh

Kontingen Eropa. Justru ciri-ciri condottier yang ada pada pasukan Bali,

loyalitas tidak dapat diandalkan sehingga mudah terjadi “pelarian” dari barisan

VOC.

Sepeninggalan Surapati ada usaha-usaha untuk mendekatinya, antara lain

oleh Ruys dan Van Happel, keduanyamenghimbau agar dia kemabali pada

pangkuan Kumpeni. Setelah Surapati memakai alasan bahwa kakinya sakit,

pihak kumpeni menyadari sukar dicapai persetujuan. Diputuskan oleh kumpeni

untuk menangkap Surapati dan akan dikejar sampai dimana saja. Suatu ancaman

terhadap Batavia oleh kedatangan angakatan laut Inggris, kumpeni terpaksa

menunda pengiriman ekspedisi untuk pengejaran itu.

Pasukan Couper yang dikirim pada tanggal 24 September 1684

menghadapi serangan barisan Surapati di Rajapalah. Barisan itu terdiri dari

pasukan Bali 500 orang dan 300 orang pasukan Jawa. Pengejaran terhambat oleh

9

Page 10: mataram isi

banjir dan penyergapan di Madura tidak berhasil menangkap Surapati. Dengan

pasukannya dia telah meneruskan hijrahnya ke Mataram lewat Banyumas.

Daerah Banyumas dan Bagelen pada masa itu masih banyak dijelajah

oleh gerombolan-gerombolan pemberontak (Krantan) antara lain dari sisa

pasukan Trunajaya; petualangpetualang, tentara sewaan, dan unsur-unsur

perbanditan sosial. Dari gerombolan itu yang disebut antara lain gerombolan

sebesar kurang lebih 60 orang Bali di bawah Singaderpa-, gerombolan

Surapati kurang lebih 30 orang (110 orang termasuk keluarga) di bawah

Surapati, Cakrayuda, dan Suralelana dan 40 orang di bawah seorang Daeng.

Bentrokan terjadi dengan pasukan penjagaan di Banyumas dibawah Arya

Wirabrata, akhirnya diketengahi oleh barisan Wates dan Kediri di bawah Ngabei

Wirawidigda, Wiranija dan Mandaraka dan juga oleh barisan Bagelen di

bawah Curuda dan Widigda, Surapati segera menyatakan loyalitasnya terhadap

Sunan Mataram. Kemudian pernimpin pasukan Bali yang telah mengabdi di

Mataram di bawah Wangsanata dan Singabarong turut serta dalam

perundingan.

2.7.2 Suasana Politik di Kartasura (1684-1686)

Kedatangan Surapati beserta rombongannya mempunyai arti

penting bagi perkembangan politik Mataram terutama yang

berhubungan dengan perbandingan politik antar Mataram dan VOC.

Pemerintah Amangkurat dimulai dalam masa pergolakn dan akan

berakhir dalam suasana kekacauan sedang dalam periode di antaranya

terus-menerus dialami kegelisahan sosial serta pergolakan politik.

Kehadiran Surapati di Kartasura meningkatkan krisis politik di dalam

lingkungan yang sudah cukup kompleks itu.

Sementara Kartasura dibangun sebagai kota istana baru,

pemerintahan Mataram mengalami proses reorganisasi, namun

konsolidasi tidak sempat dilaksanakan. Oleh karena, gangguan kkonflik

internal antara kelompok atau klik-klik. Pada waktu itu semangat anti-10

Page 11: mataram isi

Kumpeni meluap lagi, meskipun tidak selalu tampak di permukaan.

Partai anti-Belanda dipimpin oleh Patih Nerangkusuma. Di lingkungan

isatana permaisuri Sunan sendiri, ratu Amngkurat dan Nyai Asem,

seorang emban sunan, sangat benci terhadap Belanda. Selanjutnya di

kalangan para penguasa pesisir juga terdapat tokoh-tokoh, yaitu

Suranata dari Demak dan Kyai Demang Leksamana, Syahbandar

Jepara.

Sunan sendiri semakin lama semakin anti-kumpeni karena

pengaruh Nerangkusuma. Sebagai akibat kontrak yang ditanda tangani

pada tahun 1677 dan pada tahun 1678, Mataram kehilangan banyak

daerah, utang besar kepada VOC yang mustahil dapat dilunasi oleh

Mataram.

Kehadiran pasukan Kumpeni di lingkungan keraton sangat

menonjoldan merupakan “duri dalam mata” Keraton Kartasura.

Pengutusan yang terdiri dari R. Arya Sindureja, T.Singawangsa dan T.

Surawikrama dikirim ke Batavia untuk merundingkan pengurangan

pasukan Kumpeni di Kartasura dan Jepara. Pihak Kumpenim menunda-

nunda tanggapan, menyusullah pergolakan Surapati yang dengan

mendadak mebuat situasi sangat kritis bagi VOC.

2.7.3 Surapati di Karatsura (1685)

Sebelum masuk Kartasura, Surapati telah berjasa dalam

penumpasan pemberontakkan di Kembang Kuning. Dengan pasukan

kecil yang lebih kurang 400 orang. Di Kartasura rombongan Surapati

diterima dengan baik dan diberi rempat tinggal tidak jauh dari kepatihan.

Mereka masih dianugerahi sawah dan wanita. Sunan berkenan untuk

mengangkat pasukan Surapati sebagai pengawalnya. Sedangkan Surapati

diakui sebagai pemimpin seluruh pasukan Bali di Karatasura.

11

Page 12: mataram isi

Kehadiran Surapati di Kartasura serta perlindungan Sunan yang

dinikmatinya me-nimbulkan kejengkelan pada pihak Kumpeni, salah

satu masalah yang perlu diselesaikan oleh utusannya pada bulan oktober

1685, ialah Francois Tack, Sunan mengatakan bahwa ia tidak mampu

memindahkan Surapati dari Karatasura.

Misi Kapten Tack juga diberi tugas menyelesaikan masalah

dengan Surapati, hidup atau mati harus dipegang oleh Kumpeni.

Rupanya tujuan misi itu diketahui di Kartasura, maka ekspedisi Tack

menjadi ancaman besar. Pasukan Tack tiba di Semarang pada tanggal 22

Desember tetapi pada tanggal 27 januari terjadi kekacauan.

Nerangkusuma meminta racun kepada Greving, Komandan Kumpeni

untuk membinasakan Surapati akan tetapi usaha itu gagal karena racun

itu tidak mempan. Kemudian Cakraningrat II menjadi perantara. Dan

pada tanggal 7 Februari 1686 kumpeni hendak bertindak terhadap

Surapati, akan tetapi Cakraningrat memanggil VOC agar penangkapan

Surapati diserahkan kepada pasukan Jawa. Digerakkannya pasukan Jawa

sebesar seribu orang dan pasukan Madura, untuk mengepung tempat tinggal

Surapati. Surapati dan barisannya berhasil menembus kepungan itu,

maka orang-orang mulai sangsi akan loyalitas Cakraningrat. Setiba di

Kartasura pada tanggal 8 Februari 1686 Kapten Tack menyiapkan

pasukannya untuk mengadakan serbuan terhadap keraton. Sementara itu,

Sunan telah meninggalkan keraton, tetapi kemudian dapat ditemukan

oleh Pasukan Tack dan diamankan di keraton lagi dengan pengamanan

yang ketat. Urawan diminta oleh tack untuk menunjukkan jalannya

disertai pasukannya tanpa persenjataan yang cukup. Waktu bergerak dari

Pajang dan sampai ke rumah-rumah yang terbakar, terdengarlah

temabakan-temabakan dari arah keraton. Pasukan kumpeni telah

diserang oleh pasukan Surapati, Greving dan anak buahnya gugur.

Dalam pertempuran yang berikutnya antara pasukan Tack dan

pasukan pemberontak, tack mati terbunuh. Dari perjalanan pertempuran

12

Page 13: mataram isi

itu terbukti bahwa ada persekongkolan dan pengertian antara Sunan dan

Surapati.

Peristiwa Kartasura yang di uraikan di atas memberikan sorotan

kepada posisi Sunan Amangkurat II, sikapnya yang mendua. Bial

dibandingkan dengan peranannya semasa kedudukan sebagai Putra

mahkota menjdai jelas sikap dan perwatakannya. Kecenderungannya

untuk bersimpati kepada VOC juga cukup jelas, maka dia senantiasa

terombang-ambing antara kedua pendirian, jadi politiknya setengah-

setengah.

13

Page 14: mataram isi

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Kerajaan Mataram adalah salah satu kerajaan besar dalam sejarah

kerajaan-kerajaan besar yang ada di nusantara. Sejak awal berdirinya, masa

perkembangan hingga eksistensinya kini sangat berpengaruh dalam sejarah

budaya dan pemerintahan Indonesia. Kerajaan Mataram merupakan salah satu

kerajaan yang hingga kini masih menunjukkan eksistensi bentuk kerajaannya.

Dengan mempelajari sejarah kerajaan mataram ini penulis menjadi lebih

memahami nilai-nilai sejarah baik dari segi politik maupun budayanya. Nilai-

nilai yang bisa dipelajari adalah nilai patriotisme dan cinta tanah air.

3.2. SARAN

Tiada sesuatupun yang sempurna di dunia ini, begitu juga dengan

makalah yang penulis susun ini juga masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,

kritik dan saran akan penulis terima dengan senang hati demi melengkapi

makalah ini.

14

Page 15: mataram isi

DAFTAR PUSTAKA

1. Marwati, Djoned Poesponegoro Nugroho Notosusantu. 1984.

Sejarah Nasional Indonesia III. diterbitkan oleh Depertemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Perang sukseri Jawa III (1747-1757) antara Pakubuwono II dilanjutkan

Pakubuwono III melawan Hamengkubuwono dan Mangkunegara.

3. Dra.Fatimah. 1981. Sejarah Indonesia sampai tahun 1900.

Diterbitkan oleh Jurusan ilmu pengetahuan Sosial budaya, Fakultas

Keguruan Pengetahuan IKIP Padang.

15