pmikabupatenboyolali.files.wordpress.com€¦ · web viewmendapatkan pembinaan dan pengembangan...

28
Buku Saku Palang Merah Remaja ( PMR ) A. Pengertian Palang Merah Remaja ( PMR ) Palang merah Remaja ( PMR ) adalah sebuah organisasi yang menjadi satu bagian dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang terdiri atas anggota remaja berusia 10 - 17 tahun dan atau belum menikah dan bersedia mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diharuskan. Bersedia melaksanakan tugas kepalangmerahan selaku anggota PMR secara sukarela. B. Sejarah Palang Merah Remaja ( PMR ) Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya Perang Dunia I (1914 – 1918) pada waktu itu Australia sedang mengalami peperangan. Karena Palang Merah Australia kekurangan tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak sekolah supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberikan tugas – tugas ringan seperti mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan majalah-majalah serta Koran bekas. Anak-anak tersebut terhimpun dalam suatu badan yang disebut Palang Merah Pemuda (PMP) kemudian menjadi Palang Merah Remaja (PMR). Pada tahun 1919 didalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional diputuskan bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi satu bagian dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI membentuk Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di Indonesia. 1 PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

Upload: lengoc

Post on 02-May-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Buku Saku Palang Merah Remaja ( PMR )

A. Pengertian Palang Merah Remaja ( PMR )

Palang merah Remaja ( PMR ) adalah sebuah organisasi yang menjadi satu bagian dari

perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang terdiri atas anggota remaja berusia 10 - 17

tahun dan atau belum menikah dan bersedia mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diharuskan.

Bersedia melaksanakan tugas kepalangmerahan selaku anggota PMR secara sukarela.

B. Sejarah Palang Merah Remaja ( PMR )

Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya Perang Dunia I (1914 –

1918) pada waktu itu Australia sedang mengalami peperangan. Karena Palang Merah Australia

kekurangan tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak sekolah supaya

turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberikan tugas – tugas ringan seperti

mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan majalah-majalah serta Koran bekas. Anak-anak tersebut

terhimpun dalam suatu badan yang disebut Palang Merah Pemuda (PMP) kemudian menjadi Palang

Merah Remaja (PMR).

Pada tahun 1919 didalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional diputuskan

bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi satu bagian dari perhimpunan Palang Merah dan

Bulan Sabit Merah.

Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI membentuk

Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Pada

tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di Indonesia.

Jumbara

Jumbara atau Jumpa Bhakti Gembira adalah kegiatan besar organisasi PMR seperti halnya

jambore pada organisasi Pramuka.Jumbara diadakan dalam setiap tingkatan. Ada jumbara tingkat

kabupaten, daerah dan Jumbara Nasional. dimana pelaksanaanya disesuaikan dengan kemampuan

PMI daerah yang bersangkutan.

C. Syarat Menjadi Anggota Palang Merah Remaja ( PMR )

1. Warga Negara Republik Indonesia atau Warga Negara Asing yang sedang berdomisili di

wilayah Indonesia.

2. Berusia 10 – 17 tahun dan atau belum menikah ( SD s/d SMU sederajat ).

3. Dapat membaca dan menulis.

1PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

4. Atas kemauan sendiri, tanpa paksaan maupun tekanan dari orang lain, ingin menjadi

anggota PMR.

5. Mendapat persetujuan orangtua atau wali.

6. Bersedia mengikuti orientasi, pelatihan dan pelaksanaan kepalangmerahan.

7. Mengisi formulir pendaftaran dan mengembalikannya kepada pembina PMR.

Keanggotaan PMR :

1. PMR Mula       : 10 - 12 tahun/ setingkat SD/MI/sederajat

2. PMR Madya   : 12 - 15 tahun/setingkat SMP/MTS/sederajat

3. PMR Wira       : 15 - 17 tahun/setingkat SMA/SMK/MA/sederajat

D. HAK DAN KEWAJIBAN

1. Hak dan Kewajiban Anggota PMR

a. Hak Anggota PMR

1. Mendapatkan pembinaan dan pengembangan oleh PMI

2. Menyampaikan pendapat dalam forum/ pertemuan resmi PMI

3. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan PMR

4. Mendapatkan Kartu Tanda Anggota (KTA)

Hak keanggotaan berakhir apabila :

Berakhir masa keanggotaan

Mohon berhenti

Meninggal dunia

Merugikan nama dan kedudukan PMR khususnya, dan PMI umumnya.

2. Kewajiban Anggota PMR

1. Menjalankan dan membantu menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar gerakan Palang

Merah dan kegiatan PMI

2. Mematuhi AD/ART

3. Melaksanakan Tri Bhakti PMR

4. Menjaga nama baik PMI

5. Membayar uang iuran keanggotaan

E. Tujuh Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah Internasional

Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap

anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama"7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit

Merah Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red Crescent).

2PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

1. Kemanusiaan

2. Kesamaan

3. Kenetralan

4. Kemandirian

5. Kesukarelaan

6. Kesatuan

7. Kesemestaan

PATUT

Isi dari PATUT:

P : Penolong mengamankan diri sendiri sebelum bertindak

A : Amankan Korban

T : Tandai tempat kejadian

U : Usahakan panggil bantuan

T : Tangani korban (dengan P3K) mulai dari luka yang paling serius atau membahayakan

keselamatan korban

Tribakti PMR

Dalam PMR ada tugas yang arus dilaksanakan, dalam PMR dikenal tri bakti yang harus

diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh semua anggota. TRIBAKTI PMR (2009) tersebut

adalah:

1. Meningkatkan keterampilan hidup sehat

2. Berkarya dan berbakti di masyarakat

3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional.

Jenis kegiatan dalam Tribakti PMR Wira :

Berbakti pada masyarakat 

1. Dapat menyanyikan lagu Mars PMR

2. Dapat membuat bagan struktur organisasi PMR

3. Tahu kegiatan dan tanda pengenal PMR

4. Tahu tempat puskesmas, rumah sakit, bidan, dan dokter dilingkungannya 

5. Tahu cara menghubungi tenaga kesehatan dilingkungannya  

6. Menjenguk teman yang sakit 

7. Membantu orang tua menyelesaikan pekerjaan rumah

8. Tahu Cara menjaga kebersihan lingkungan3

PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

9. Ikut gotong royong membersihkan tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, puskesmas dan

lingkungan tempat tinggalnya

10. Memberi sumbangan tenaga/materi kepada korban bencana

11. Melaksanakan lomba lingkungan sekolah sehat 

12. Melaksanakan kunjungan sosial

13. Menjadi donor darah siswa

14. Membantu kegiatan  posyandu diwilayahnya

15. Melaksanakan kegiatan bakti masyarakat, misal sosialisasi pencegahan penyakit atau

bencana dilingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat

Mempertinggi keterampilan, memelihara kebersihan dan kesehatan       

1. Menjadi Pelatih Remaja Sebaya 

2. Dapat menjaga kebersihan, kesehatan diri dan keluarga, serta kerindangan lingkungan

3. Mengenal obat-obatan ringan dan manfaatnya

4. Dapat melakukan pertolongan pertama kepada keluarga dan teman sebayanya

5. Dapat melakukan perawatan keluarga di rumah

6. Mengikuti kegiatan kesehatan remaja 

7. Mempunyai kesiapsiagaan bencana untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat

8. Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah

Mempererat persahabatan nasional dan internasional

Menjalin persahabatan dengan anggota PMR atau organisasi remaja lain :

1. Saling berkunjung untuk latihan bersama

2. Saling berkirim surat atau album persahabatan

3. Berkirim hasil kerajinan daerah, informasi pariwisata

F. Faktor-Faktor yang dilatih dalam pendidikan ke-PMR-an:

1. Fisik

2. Mental

3. Kreatifitas/Otak

G. Mars Palang Merah Remaja Indonesia

Palang Merah Remaja Indonesia warga Palang Merah sedunia

Berjuang berbakti penuh kasih sayang untuk rakyat semua

Bekerja dengan rela tulus ikhlas untuk yang tertimpa sengsara

Puji dan puja tidak dikejar… mengabdi tuk sesama…

4PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia

Abdi rakyat sedunia luhur budinya

Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia

Abdi rakyat sedunia mulya citanya

H. Organisasi PMR di Sekolah

Pembinaan PMR dilaksanakan oleh TP PMI

1. Di Lingkungan PMI Pusat/Daerah/Cabang, Pembinaan PMR dilaksanakan oleh

Bidang SDM/PMR/Diklat

2. PMR di sekolah disebut Kelompok PMR yang beranggotakan minimal 10 orang

3. Kegiatan PMR disekolah merupakan bagian dari kegiatan ekstra kulikuler

dibawah pembinaan wakil kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

4. Struktur Organisasi PMR Di Sekolah

5. Kelompok PMR disekolah secara struktural mempunyai struktur sendiri sebagai kelompok

PMR, dan dalam kegiatannya secara fungsional termasuk seksi Kesegaran Jasmani dan

Daya Kreasi OSIS

6. Susunan Pengurus PMR di sekolah :

a. Pelindung adalah TP PMI Kota/ Kabupaten

b. Penanggung jawab adalah Kepala Sekolah

c. Pembina PMR 

d. Pelatih PMI 

7. Pengurus harian PMR terdiri dari siswa-siswi yang telah menjadi anggota PMR dengan

masa bakti minimal 1 tahun, terdiri dari

a. Seorang Ketua

b. Seorang wakil ketua

c. Seorang sekretaris

d. Seorang bendahara 

e. Unit-unit :

1) Bakti Masyarakat 

2) Keterampilan, kebersihan, dan kesehatan

3) Persahabatan 

4) Umum

I. Sosialisasi dan Publikasi kegiatan PMR

Tujuan kegiatan Sosialisasi dan Publikasi

1. Memperkenalkan kegiatan PMR sebagai wadah pembinaan kepalangmerahan bagi generasi

muda 5

PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

2. Menyosialisasikan peranan PMR dalam mendukung kegiatan kepalangmerahan

3. Menarik minat generasi muda untuk bergabung dalam kegiatan PMR

4. Memotifasi anggota PMR untuk tetap bergabung dalam kegiatan kepalangmerahan

Waktu Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dan Publikasi

Kegiatan Sosialisasi dan Publikasi dilaksanakan minimal 1 tahun sekali sebelum dilaksanakan

perekrutan.

Media dan Metode Sosialisasi dan Publikasi

Media :

1. Majalah Dinding

2. Foto/Dokumentasi kegiatan PMR

3. Leaflet

4. Poster

5. Buletin

6. Merchandise

Metode :

1. Presentasi, audisi

2. Demonstrasi/Peragaan kegiatan PMR

3. Pemasangan Promosi Majalah dinding

4. Pameran foto kegiatan PMR

5. Pembagian Merchandise

6. Penyebaran Leaflet

7. Pemasangan poster

Sasaran

1. Siswa

2. Orang Tua Murid

3. Sekolah/luar sekolah (panti asuhan, Kejar paket) dan management 

4. Masyarakat

5. Instansi terkait

Strategi :

6PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

1. Media persentasi dan dialog melalui forum pertemuan siswa baru / orang tua siswa

2. Memanfaatkan masa penerimaan siswa baru sebagai tempat memperkenalkan

dan mempromosikan kegiatan PMR dan kepalangmerahan 

J. Atribut PMR

1. Terdiri dari 2 macam seragam :

a. Seragam Harian

Pakaian seragam sekolah, yang diberi kelengkapan atribut. Digunakan oleh anggota

PMR Kelompok Sekolah

b. Seragam Lapangan

Pakaian seragam lapangan berupa kaos berlambang PMI dan bertuliskan "Palang Merah

Remaja" di bagian punggung. Pakaian yang digunakan oleh anggota PMR kelompok

Sekolah dan Luar Sekolah

2. LENCANA

a. Bertujuan memberikan penghargaan dan pengakuan atas peran serta anggota PMR

dalam kegiatan Tri Bakti PMR

b. X diberikan kepada seorang anggota PMR yang telah melaksanakan Tri Bakti PMR

minimal 1 tahun

c. Dipakai pada dada sebelah kiri/diatas saku kiri baju pakaian seragam PMR

d. Anggota PMR yang berhak menerima lencana diusulkan oleh kelompok PMR dan

ditetapkan oleh PMI Cabang. 

3. BADGE

a. Dibuat dari kain dengan disablon atau dibordir. Warna dasar sesuai pada warna jenjang

PMR: Mula berwarna hijau, Madya berwarna biru, Wira berwarna kuning 

b. Dipakai sebagai tanda pengenal PMR dilengan kiri pada pakaian seragam PMR. Dapat

juga dikenakan pada jas untuk acara-acara tertentu

4. TANDA LOKASI

Dipakai sebagai tanda pengenal wilayah kota/kabupaten dan kelompok PMR yang

bersangkutan, dijahit pada lengan kanan atas pakaian seragam PMR 

5. TANDA JENJANG 

a. Disebut kalung leher (slayer), dibuat dari kain dengan warna dasar sesuai pada warna

jejang PMR : Mula berwarna hijau, Madya berwarna biru, Wira berwarna kuning

b. Dipakai sebagai tanda pengenal jenjang Mula, Madya, Wira. Dikalungkan dileher dan

diikat dengan ring

6. TOPI

a. Dibuat dari kain katun berwarna biru untuk seluruh jenjang anggota PMR7

PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

b. Dipakai sebagai tanda pengenal PMR dan juga sebagai tutup kepala pada saat berada

diluar ruangan misal : upacara, latihan, dan kegiatan lainnya

7. TANDA KECAKAPAN

a. Tujuan memberikan penghargaan dan pengakuan atas kemampuan dan pengabdian

anggota PMR dalam melaksanakan kegiatan kepalangmerahan.

b. Bentuk :

1) h diberikan kepada anggota PMR yang telah mengikuti dan lulus pelatihan

Pertolongan Pertama, Perawatan Keluarga, dan Pengetahuan Dasar Bencana

2) i diberikan kepada anggota PMR yang telah mengikuti dan lulus pelatihan

Kepemimpinan dan Kepalangmerahan 

3) j diberikan kepada anggota PMR yang telah mengikuti dan lulus pelatihan

Kesehatan Remaja

4) k diberikan kepada anggota PMR yang telah mengikuti dan lulus materi Usaha

Kesehatan Transfusi Darah : Donor darah siswa

5) Dipakai pada dada sebelah kiri/ diatas saku kiri baju pakaian seragam PMR

6) Anggota PMR yang berhak menerima lencana diusulkan oleh kelompok PMR, dan

ditetapkan oleh PMI Cabang

8. SERTIFIKAT PENGHARGAAN

Kelompok PMR Sekolah dan Luar Sekolah yang telah melakukan pembinaan dan

pengembangan kegiatan Tri Bakti PMR minimal 1 Tahun, diberi sertifikat penghargaan

oleh PMI.

K. MATERI PMR

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Rumah Tangga. Kecelakaan di rumah tangga dapat

dikelompokan menjadi 2 kelompok besar:

1.      Murni kecelakaan ( trauma fisik, panas, kimia, dll)

2.      Kedaruratan medik ( umumnya karena penyakit yang diderita seperti kejang, tidak sadar,

ngamuk, dan sebagainya ).

Beberapa kejadian yang sering dijumpai di rumah tangga:

1.      Memar

Memar terjadi karena trauma/benturan benda keras. Jatuh ke lantai terbentur meja tembok. Tanda

yang terlihat adanya benjolan pada bagian yang terantuk, kadang disertai wama kebiruan ( dapat

muncul esok hari ). Benjol dan kebiruan disebabkan karena pembuluh darah pada bagian yang

terkena benturan pecah dan darah masuk kejaringan sekitarnya. Cara mengatasinya jika tidak ada

luka langsung dikompres dingin pada bagian yang terbentur. Hal ini untuk mencegah bertambah 8

PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

banyak darah yang merembes ke jaringan. Pengompresan juga akan mengurangi udema

(pembengkakan). Pada hari berikut dilihat kondisi pembengkakan berkurang atau tidak. Pada

periode ini penatalaksanaan ditujukan untuk mengurangi/menghilangkan pembengkakan. Cara yang

digunakan dengan memberikan kompres panas selama 3-5 menit, untuk melebarkan pembutuh

darah setempat, setelah itu dikompres dingin selama 1-2 menit. Hal ini dilakukan 4 - 5 kali sehari

sampai bengkak menghilang. Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan kompres panas yakni

suhu panas jangan sampai menimbulkan luka bakar. Kompres panas dapat menggunakan air panas

dalam kantong atau dengan obat pemanas kulit ( salep/ krim / balsam ). Penggunaan obat yang

ditempatkan pada kulit perlu diperhatikan efeknya.

Memar dapat terjadi di semua bagian tubuh. Untuk memar yang terjadi di sekitar mata, misalnya

terkena tinju. Cara penatalaksanaan sama yakni dalam 24 jam pertama diberikan kompres dingin,

selanjutnya kompres panas dingin berganti-ganti. Hal yang perlu diperhatikan adalah penyebab dan

kondisi memar mata yang dapat menimbulkan penyulit, misal tulang dasar kepata retak atau tulang

sekitar bola mata retak/patah. Untuk memastikan biasanya diawali dengan melihat ukuran trauma,

ada tidaknya gangguan penglihatan. Jika diduga terjadi keadaan semacam ini maka harus segera

dirujuk ke rumah sakit.

2.      Laserasi Atau Luka Parut

Luka parut disebabkan karena benda keras yang merusak permukaan kulit, misalnya karena jatuh

saat berlari. Permukaan kulit yang rusak mengakibatkan terjadi perdarahan. Banyaknya perdarahan

tergantung dari lokasi luka, dalam dan luas luka. Luka parut di kepala (misal terantuk) umumnya

minimbulkan perdarahan lebih banyak dibanding di tempat lain. Cara mengatasi luka parut, bila ada

perdarahan dihentikan terlebih dahulu dengan cara menekan bagian yang mengeluarkan darah

dengan kasa steril atau saputangan/kain bersih. Kemudian cuci dan bersihkan sekitar luka dengan

air dan sabun. Luka dibersihkan dengan kasa steril atau benda lain yang cukup bersih. Perhatikan

pada luka, bila dijumpai benda asing ( kerikil, kayu, atau benda lain ) keluarkan. Bila ternyata luka

terlalu dalam, rujuk ke rumah sakit. Setelah bersih dapat diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon

iodine atau kasa anti-infeksi.

3.      Terpotong Atau Teriris

Terpotong adalah bentuk lain dari perlukaan yang disebabkan oleh benda tajam, bentuk lukanya

teratur dan dalam, perdarahan cukup banyak, apalagi kalau ada pembuluh darah arteri yang putus

terpotong. Cara mengatasinya pertama, menangani perdarahan terlebih dahulu yakni dilakukan

dengan menekan bagian yang mengeluarkan darah dengan menggunakan kasa steril atau kain yang

bersih. Bila ada pembuluh nadi yang ikut terpotong, dan cukup besar, dilakukan pembalutan

torniquet. Pembalutan dilakukan dengan menempatkan tali/ikat pinggang/saputangan pada bagian

antara luka dan jantung secara melingkar, kemudian dengan menggunakan sepotong kayu/ballpoint 9

PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

tali/ikat pinggang/saputangan tadi diputar sampai lilitannya benar-benar kencang (lihat gambar 1).

Tujuan cara ini untuk menghentikan aliran darah yang keluar dari luka. Setelah itu, luka ditutup dan

rujuk ke rumah sakit. Pembebatan torniquet dilakukan pada lengan atas atau paha. Pembebatan di

tempat lain tidak akan efektif. Pada luka yang teriris dioles anti infeksi kemudian ditutup kasa steril.

4.      Luka Bakar

Luka Bakar sering terjadi di rumah tangga di antaranya terkena api, tersiram air panas, minyak

panas, sampai kuah masakan yang panas. Berat ringan luka bakar sangat tergantung pada luas dan

dalam luka bakar tersebut. Luka bakar dibedakan atas, luka bakar kering umumnya karena api,

sengatan listrik, logam panas; luka bakar karena cairan panas, air mendidih, uap panas, minyak

panas, dll; luka bakar karena zat kimia, asam pekat, alkali pekat, dll. Tanda-tanda luka bakar sesuai

tingkat keparahannya, yakni luka bakar ringan rasa panas dan nyeri, kemerah-merahan pada bagian

yang terkena panas, kadang-kadang ada pembengkakan. Luka bakar sedang cirinya bagian yang

terkena lebih dalam dari permukaan kulit, rasa panas dan nyeri lebih hebat, selain kemerahan juga

timbul gelembung yang berisi cairan. Luka bakar berat cirinya jaringan yang terkena lebih dalam

sampai jaringan di bawah kulit, tampak ada jaringan yang mati ( kehitaman ). Hal yang perlu

diperhatikan selain kedalaman luka bakar juga luas permukaan kulit yang terkena trauma panas.

Semakin luas permukaan kulit yang terkena semakin membahayakan jiwa korban.

Penatalaksanaan luka bakar tergantung pada tingkat keparahannya.

a.       Luka bakar ringan

Derajat ringan jika luas kurang dari 50% atau derajat sedang dengan dengan luas kurang dari 15 %

atau derajat berat kurang dari 2%. Bagian yang terkena panas dikompres dengan air dingin atau

dialiri air dingin. Bila terlalu luas segera rujuk kerumah sakit. Bagian yang melepuh jangan dipecah,

tetapi ditutupi. Tidak dianjurkan mengolesi luka bakar dengan odol/kamfer, keadaan ini justru akan

memperberat kondisi luka bakar dan akan menambah penderitaan, sebab saat membersihkan akan

terasa sakit.

b.      Luka Bakar Sedang.

Derajat ringan dengan luas lebih dari 50%, derajat sedang dengan luasc15-30%, atau derajat berat

dengan luas lebih dari 2 % perlu segera dirujuk ke rumah sakit dengan menutupi bagian yang

terkena panas.

c.       Luka bakar berat.

Lebih parah dan lebih luas dari kondisi luka bakar sedang, segera rujuk ke rumah sakit yang

lengkap.

Obat-obatan yang diperlukan pada luka bakar, terutama bila permukaan kulit terbuka, adalah anti

infeksi yang diberikan secara oles/topikal untuk mencegah kemungkinan terinfeksi. Hal lain yang

perlu diperhatikan karena dapat mengancam korban luka bakar adalah kehilangan cairan tubuh 10

PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

(dehidrasi), karena permukaan kulit yang rusak, infeksi, cacat tubuh karena adanya jaringan parut

akibat luka bakar (kontraktur). Untuk luka bakar karena zat kimia perlu penatalaksanaan khusus,

secara umum luka bakar dialiri air dingin lebih lama ( 20 - 30 menit ), tutup dengan kain halus, dan

rujuk ke rumah sakit.

5.      Terkilir, Lepas Sendi, dan Patah Tulang

Keadaan ini sering terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Cara mengatasi terkilir, pertama

dilakukan kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan sendi, kemudian dilakukan

pembalutan ketat dua lapis untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan. Istirahatkan sampai

bengkaknya hilang. Lepas sendi (luxasio) sering terjadi pada usia lanjut, terutama sendi mandibula.

Penatalaksanaan lepas sendi harus dilakukan di rumah sakit oleh ahli ortopedi untuk

mengembalikan sendi ke posisi normal. Patah tulang (fracture) dapat tertutup dapat terbuka. Patah

tulang terbuka terjadi jika salah satu ujung tulang keluar permukaan kulit sehingga menimbulkan

luka. Patah tulang yang banyak terjadi dalam rumah tangga karena jatuh dari atap, dari pohon, atau

terpeleset. Pada wanita usia lanjut banyak terjadi patah tulang di leher tulang paha ( colum femur ).

Penatalaksanaan patah tulang dilakukan di rumah sakit. Namun demikian, sebelum dirujuk ke

rumah sakit dapat dilakukan pertolongan pertama sebagai berikut: korban dibaringkan, bagian

tulang yang diperkirakan patah diistirahatkan, jangan sampai bergerak. Untuk itu harus dilakukan

pembidaian. Prinsip pembidaian adalah "mematikan" dua persendian yang membatasi bagian tulang

yang patah. Pembidaian dilakukan agar bagian yang patah tidak bergerak atau bergeser. Pada patah

tulang terbuka selain tindakan seperti di atas, perdarahan dihentikan dan luka ditutupi dengan kain

steril atau kain bersih agar tidak terkontaminasi bakteri. Selanjutnya dirujuk ke rumah sakit. Pada

fraktur terbuka tidak boleh menarik atau membetulkan bagian yang patah dan/atau memasukan

ujung tulang yang mencuat keluar.

6.      Mimisan atau Perdarahan Hidung.

Kejadian ini sering terjadi pada anak-anak, baik karena dikorek-korek atau karena hal lain (demam).

Cara mengatasi yang paling mudah dengan mendudukkan anak agak menunduk, cuping hidung

kanan kiri dipencet bersamaan, dan bernapas melalui mulut. Tunggu sampai 10 menit. Bila darah

masih keluar, segera rujuk ke rumah sakit. Penggunaan cara tradisional dengan daun sirih, dapat

membantu menghentikan perdarahan karena daun sirih mengandung zat yang menyempitkan

pembuluh darah.

7.      Pingsan (syncope)

Pingsan adalah suatu keadaan seseorang kehilangan kesadarannya. Hal ini sering terjadi karena

kondisi fisik ataupun mental tidak baik. Cara mengatasi keadaan ini, sebelum melakukan tindakan

perhatikan pernapasannya. Bila masih bernapas segera baringkan dengan posisi kepala lebih rendah

dari dada dan kaki, pakaian yang kencang dilonggarkan. Badan dihangatkan. Pingsan karena 11

PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

kejiwaan agak sulit ditangani sebab biasanya disertai kejang (misal dalam keadaan histeris). Bila

tidak bernapas, raba nadinya, bila tidak teraba, lakukan resusitasi jantung paru. Bila tidak dapat

segera rujuk ke rumah sakit

8.      Benda asing

Benda asing adalah benda yang tidak biasa di dalam tubuh, seperti duri menusuk dan tertinggal

dalam kulit, biji-bijian yang dimasukkan ke dalam hidung telinga, telinga kemasukan serangga, dan

saluran napas tersumbat makanan. Kejadian yang sering dijumpai adalah anak-anak yang

memasukkan benda asing ke lubang hidung. Cara mengatasinya, bila benda asing tidak terlalu

besar, diusahakan untuk bersin. Caranya dengan mencium bubuk merica. Jika dengan cara tersebut

tidak berhasil segera dirujuk ke rumah sakit. Jangan mengkorek atau menyemprot dengan air karena

hal ini dapat memperparah keadaan atau benda asing semakin dalam.

Jika ditemukan benda asing di telinga, misalnya serangga harus dikeluarkan dengan meneteskan

minyak mineral (gliserin/parafin cair) atau obat tetes telinga, kemudian miringkan dan amati benda

asing tersebut keluar atau tidak. Bila tidak keluar, jangan melakukan tindakan apapun sebab dapat

merusak saluran atau selaput kendang telinga. Benda asing di mata, prinsip jangan menggosok-

gosok kelopak mata. Bila ada darah segera rujuk ke rumah sakit. Bila debu yang halus, dapat

dilakukan dengan membalik kelopak mata, dengan ujung kapas atau saputangan yang dibasahi

ambil debu yang ada di mata. Dapat juga dilakukan dengan gelas pencuci mata, atau dengan

mengaliri air bersih. Bila benda asing menancap pada selaput lendir bola mata, segera rujuk

kerumah sakit. Benda asing dikulit, misal duri, bila ujung duri masih teraba cabut dengan alat

penjepit yang telah dibersihkan/disucihamakan. Bila halus, duri bambu/kaktus/ulat bulu, dapat

dengan cara menempelkan plester pada kulit yang tercancap duri halus, kemudian plester dicabut

dengan cepat. Lakukan berulang-ulang sampai duri/bulu halus tercabut semua. Bila Benda asing

masuk ke dalam tenggorokan, sehingga menyumbat saluran nafas, perlu dilakukan tindakan yang

cepat dan segera. Pada bayi dengan cara mengangkat kedua kaki dan tepuk punggungnya. Pada

anak-anak, dengan cara tengkurupkan pada lutut, atau kursi yang dibalik tepuk punggungnya. Pada

anak yang besar atau dewasa dengan metode Heimlich. Bila tidak berhasil segera rujuk ke rumah

sakit. Duri ikan yang tercancap ditenggorokan dapat diatasi dengan menelan bakpao, atau nasi/ketan

yang dikepal kemudian ditelan. Bila tidak berhasil rujuk ke rumah sakit. 

9.      Keracunan.

Dalam rumah tangga keracunan dapat terjadi karena makanan/minuman misal keracunan singkong,

bongkrek, jengkol, minuman lapen atau karena zat kimia seperti baygon, pemutih, racun tikus, dan

lainnya. Keracunanan makanan dan minuman ditandai dengan gangguan saluran cerna, mual,

muntah, sampai diare, kepala berputar-putar, pada keadaan yang berat dapat terjadi gangguan

gangguan pernapasan dan dapat meninggal dunia, misalnya kejadian keracunan bongkrek di daerah 12

PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

Banyumas. Khusus untuk keracunan karena makan jengkol, ditandai dengan gangguan saluran

kemih, berupa nyeri dan air seni sedikit. Cara mengatasi secara umum, bila baru terjadi dan korban

masih sadar, dengan mengeluarkan bahan makanan dari lambung dengan memacu muntah. Caranya

dengan mengorek tenggorokan dengan jari.

Bila tidak sadar segera rujuk ke rumah sakit, apalagi telah muncul tanda kebiruan (sianotis) pada

daerah-daerah ujung jari dan bibir. Untuk mengatasi keracunan kimiawi diperlukan penatalaksanaan

khusus dan hanya dilakukan di rumah sakit. Akan sangat menolong bila korban yang dirujuk ke

rumah sakit disertai dengan zat racun yang diminum/dimakan. Beberapa cara tradisional yang

dilakukan dengan minum air kelapa muda dan sebagainya.

Hal ini dapat dilakukan bila korban sadar. Jangan sekali-kali memasukkan makanan-minuman

melalui mulut pada keadaan pasien tidak sadar.

10.  Gigitan hewan, Sengatan Serangga dan Racun dari Tumbuh-tumbuhan.

Kejadian gigitan/sengatan dari hewan maupun tumbuhan dapat terjadi pada rumah tangga. Mulai

dari hewan kecil, seperti tungau, pinjal, lebah, nyamuk, kaki seribu, kelabang, sampai ular, anjing.

Akibat yang nyata terlihat adanya perlukaan pada kulit dan adanya tanda peradangan ( merah

bengkak, sakit/nyeri ). Pada kondisi yang lebih buruk dapat terjadi kekakuan / kelumpuhan bagian

yang terluka. Khusus pada gigitan ular yang beracun ada dua lubang bekas masuknya taring ular

berbisa. Cara mengatasi gigitan hewan ( anjing, kucing, kera ) korban ditenangkan luka dicuci

dengan air bersih dan sabun, beri antiseptik balut, dan rujuk ke rumah sakit. Bila ada perdarahan

hentikan perdarahan dengan cara seperti luka potong atau luka sayat. Jika luka karena sengatan

serangga, segera lepas serangga dari tempat gigitannya, dengan menggunakan minyak pelumas,

atau terpentin atau minyak cat kuku. Setelah terlepas (kepala dan tubuh serangga) luka dibersihkan

dengan sabun dan diolesi calamine atau krim antihistamin. Bila tersengat lebah, ambil sengatnya

dengan jarum halus, bersihkan dan oleskan krim antihistamin atau kompres es bagian yang

tersengat. Bila menunjukkan adanya tanda-tanda membahayakan, seperti kepala berputar-putar,

mual-muntah, pucat apalagi sampai sesak napas, segera rujuk ke rumah sakit. Sementara,

penanganan gigitan ular beracun dengan melakukan torniquet antara bekas gigitan dengan jantung,

istirahatkan bagian yang tergigit, seperti kita menangani patah tulang. Rujuk ke rumah sakit. Jangan

melakukan sayatan silang dan menghisap darah dari luka sayatan tersebut, sebab selain

membahayakan diri bagi yang menghisap darah, juga akan menimbulkan luka infeksi pada korban.

11.  P3K bagi pasien yang berhenti bernafas

Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan

nafas buatan. Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut

adalah dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban. Langkah-langkah pertolongan dengan

napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :13

PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

1.   Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas

2.   Rahang ditarik sampai mulut terbuka

3.   Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan pencet

hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban

rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya.

4.   Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :

a.    Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.

b.   Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit

12.  P3K bagi korban Sengatan Listrik

1.      Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan

kering

2.      Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik

yang menempel pada tubuh korban

3.      Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan

sampai bantuan medis dating

13.  P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah

1.      Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres

tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.

2.      Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril,

saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan

disetrika.

3.      Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau

tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus mengucur

karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.

4.      Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan

luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air

ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.

5.      Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan

letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada

tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.

14.  Pertolongan Pertama Mengurangi Shok

1.    Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan shok baik

ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai

oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan

darah pada organ-organ penting.14

PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

2.    Tanda-tanda Shok

a.     Denyut nadi cepat tapi lemah

b.     Merasa lemas

c.     Muka pucat

d.     Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien

menggigil

e.     Merasa haus

f.      Merasa mual

g.     Nafas tidak teratur

h.     Tekanan darah sangat rendah

4.      Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :

a.     Menghentikan pendarahan

b.     Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas

c.     Memberi nafas buatan

d.     Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan

5.    Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :

a.   Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan

tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.

b.     Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.

c.     Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin usahakan pasien tidak

melihat lukanya

d.    Pasien/penderita yang sadar, tidak muntah dan tidak mengalami luka di perut, dapat

diberi larutan shok yang terdiri dari :

  1 sendok teh garam dapur

  ½ sendok teh tepung soda kue

  4-5 gelas air

  dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh

e.    Perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang kasar

bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah, Cepat-cepat panggil dokter

15.  Gigitan Serangga

Gigitan serangga dapat datang kapan saja. Dari nyamuk, lebah, tawon, semut, dan ulat bulu. Meski

dampaknya tak serius, kita tetap perlu menghindarinya. Sebab, gigitan serangga bisa membuat kulit

anak bengkak, gatal, dan nyeri disertai kemerahan.

15PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

Hal itu karena gigitan serangga mengandung toksin. Yang perlu diwaspadai, toksin juga bisa

mengandung bibit penyakit demam berdarah atau malaria. Berikut tips pertolongan pertama pada

kasus gigitan serangga.

16.  Sengatan lebah atau tawon

a. Lepaskan sengat lebah yang masih tertinggal pada kulit anak.

b. Beri kompres dingin pada gigitan untuk mengurangi rasa nyeri dan gatal.

c. Beri salep antihistamin yang dijual bebas di apotek.

d. Beri sirup parasetamol sesuai aturan pakai.

17.  Terkena ulat bulu

Balurkan kunyit parut pada kulit untuk menghilangkan rasa nyeri dan panas. Kandungan kurkumin

kunyit berfungsi untuk meredakan peradangan. Hal itu dibuktikan oleh Julie S.Jurenka, staf

penelitian dari Alternative Medicine Review (2009).

18.  Gigitan nyamuk

Bersihkan dengan air dan sabun pada bagian kulit yang digigit. Lalu, oles dengan balsem telon

khusus bayi dan anak yang dapat meredakan rasa.

Untuk pencegahan, aplikasikan lotion anti-nyamuk. Menurut The Center for Disease Control and

Prevention, lotion yang aman mengandung tak lebih dari 10 persen DEET (dalam kemasan tertulis

N-diethyl-meta-toluamide), lemon eucalyptus, atau picaridin.

L. Jenis Obat dan Alat Kesehatan yang Perlu Tersedia

Jenis persediaan obat dan alat kesehatan di rumah tangga sangat tergantung pada kejadian yang

sering dialami di rumah tangga, misalnya demam, anak kejang (stuip), dan perlukaan. Obat dan alat

kesehatan yang disediakan harus berkaitan dengan hal tersebut. Secara umum berdasar angka

kejadian obat dan alat kesehatan yang perlu disediakan adalah obat batuk ( anak dan dewasa ): Obat

Batuk Hitam (OBH), Obat Batuk Putih (OBP), tablet antibatuk; obat sakit perut/diare: oralit, carbon

adsorbent (norit®), tablet maag; obat pengurang rasa nyeri/demam: parasetamol sirup dan tablet,

aspirin tablet (khusus dewasa); obat untuk alergi: ctm, dan salep antihistamin; obat anti mabuk

(khusus bagi yang sering bepergian); obat yang digunakan secara topikal (dioleskan pada kulit):

cairan antiseptik (mercurochrom, povidon iodine), salep/krim anti histamin, salep/krim pengurang

rasa nyeri (kayu putih, minyak telon, balsern dll.), dan tetes mata. Alat kesehatan yang diperlukan di

rumah tangga antara lain adalah kasa pembalut, pembalut elastis, kasa steril, plester biasa maupun

yang sudah ada anti infeksinya, pembalut segitiga (mitela), peniti, pinset, termometer, dan gelas

pencuci mata.

Jumlah yang Harus Tersedia

16PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

Jumlah obat dan alat kesehatan yang harus tersedia sangat tergantung pada situasi. Besar kecil

lemari obat tergantung dari jauh tidaknya rumah dengan fasilitas kesehatan, kemudahan

mencapainya, serta kejadian di rumah tangga. Kecelakaan yang sering terjadi di rumah tangga dan

kesulitan mencapai fasilitas kesehatan menyebabkan ketersediaan obat dan alat kesehatan di rumah

tangga harus lengkap jenis dan jumlahnya.

Tempat Mendapatkan Obat dan Alat Kesehatan

Pengadaan obat tidak menjadi persoalan sebab banyak toko obat/apotik yang menyediakan obat dan

alat kesehatan. Usahakan membeli pada toko obat yang telah mendapat izin resmi dari departemen

kesehatan (ada asisten apoteker), perhatikan kemasannya, dan mintalah petunjuk penggunaan. 

Cara Penyimpanan Obat dan Alat Kesehatan

Kotak/lemari obat ditempatkan pada tempat yang mudah terjangkau, namun tidak mudah dijangkau

oleh anak-anak. Jangan ditempatkan di daerah yang terkena cahaya matahari langsung, hindari

penempatan pada tempat yang lembab dan basah. Bahan kotak/lemari obat dapat bermacam-

macam, dapat terpisah sendiri (yang ideal), dapat bersama dengan barang lain, namun harus jelas

pemisahannya. Setiap obat yang disimpan harus diberi etiket/label yang jelas, nama obat, cara

penggunaan, dan tanggal dibeli. Bedakan label penggunaan obat luar dan obat dalam (yang

diminum). Penyimpanan yang baik dapat mencegah salah penggunaan dan mencegah kerusakan

obat. Agar penyimpanan tetap baik perlu dikontrol dan dibersihkan secara periodik.

Obat Rusak

Penyimpanan yang baik dapat mencegah kerusakan. Obat cepat menjadi rusak bila terpapar sinar

matahari, kelembaban udara, dan udara yang sangat kering. Ciri obat rusak antara lain adanya

perubahan warna, bentuk ( pecah, tumbuh kristal, lembab); bila berupa sirup/campuran saat dikocok

tidak tercampur, sudah lewat batas kadaluwarsa. Dalam kondisi tersebut obat harus dibuang dan

jangan digunakan. Perlu diperhatikan pembuangan obat sebaiknya memperhatikan lingkungan,

sebaiknya dihancurkan terlebih dahulu.

Cara Penggunaan

Obat dapat merugikan jika digunakan secara tidak tepat. Untuk menggunakan obat secara aman

ketahui aturan pakainya, dosis yang harus diminum dan frekuensi minum dalam sehari (24 jam),

lama minum obat. Untuk pengobatan sendiri atau self-medication dibatasi tidak lebih dari 2 X 24

jam jika gejala tidak berkurang segera ke dokter. Jenis obat yang harus diminum sesudah makan

jika obat tersebut merangsang lambung sehingga timbul rasa pedih. Hal ini terutama karena obat

yang diminum bersifat asam. Dalam kondisi semacam ini memang dianjurkan meminum obat 1-2

jam sesudah makan. Obat seperti vitamin dan obat yang mengandung enzim pencernaan, sebaiknya

diminum bersama makan. Obat -obat resep dokter bila tidak ada informasinya tanyakan pada dokter

yang memberi resep atau pada apoteker yang memberikan obat. Dengan cara demikian penjelasan 17

PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr

yang lengkap tentang cara menggunakan obat yang benar dan rasional didapatkan. Jika timbul

gejala yang asing setelah minum obat seperti gatal, buyer, lemes, mual-muntah, ataupun diare,

segeralah ke dokter/rumah sakit. Hal tersebut disebabkan timbulnya efek samping obat. Efek

samping dapat terjadi pada setiap orang, berupa reaksi alergi (gatal, biduren, diare, sesak nafas atau

shock), karena efek obat tersebut atau efek ikutan (ngantuk, mual, lemes). Alergi tidak dapat diduga

sebelumnya, sedangkan efek ikutan obat dapat diduga sebelumnya.

Pengelolaan Obat dalam Rumah Tangga

Kita telah minum obat, mengoleskan obat, bahkan mendapat suntikan obat. Apa sebenarnya obat

itu? Obat adalah suatu senyawa/bahan kimia yang berasal dari luar tubuh dan akan mengakibatkan

perubahan fungsi biologi jaringan atau organ jika masuk ke dalam tubuh manusia. Tujuan

meminum obat adalah untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit. Untuk mencapai tujuan

pengobatan dan penatalaksanaan kejadian-kejadian di rumah tangga, perlu disediakan obat

sederhana. Walaupun obat yang tersedia sederhana, namun perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan

yang tidak baik selain menyebabkan biaya terbuang percuma juga dapat membahayakan jiwa. Salah

satu contoh seorang intelektual meninggal dunia karena meminum racun serangga yang diletakkan

di tempat menyimpan obat. Secara umum pengelolaan obat di rumah tangga mencakup jenis obat

dan alat kesehatan yang harus tersedia; jumlah yang harus disediakan; dimana membelinya; cara

menyimpannya; cara mengetahui obat yang rusak; dan cara penggunaan yang benar. Pengelolaan

obat di rumah tangga dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga karena yang paling sering tinggal di

rumah, mengenal seisi rumah, dan yang pasti seorang ibu sangat peka terhadap kesehatan seisi

rumah. Penyediaan obat tidak harus selengkap di rumah sakit, tetapi cukup untuk mengatasi

keadaan darurat rumah tangga. Obat-obat yang harus tersedia dapat dikelompokkan sebagai berikut

obat-obat luar, obat-obat yang dibeli sendiri, dan obat-obat khusus yang didapat dari resep dokter.

Ketiga golongan obat harus jelas dan disimpan dalam tempat yang terpisah.Pengelompokan yang

paling mudah adalah dengan memisahkan obat luar dengan obat yang diminum. Obat yang

diminum untuk bayi dipisahkan dari obat anak dan obat untuk dewasa. Cara pemisahan ini minimal

dapat mencegah salah penggunaan.

18PALANG MERAH INDONESIA Kabupaten Boyolali >> http://pmiboyolali.co.nr