zulfikaraw.files.wordpress.com  · web viewtrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada...

28
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern seperti sekarang ini, arus kemajuan sarana prasarana meningkat tajam, khususnya dibidang kemajuan transportasi. Sering kita mengetahui meningkatnya alat transportasi yang secara signifikan memberikan sebuah ruang bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan sarana transportasi yang mudah. Namun tak luput dari itu juga, meningkatnya modal transportasi mempunyai dua dampak positif dan negative. Dampak positif yang didapatkan yakni mempermudah bagi para masyarakat dalam hal transportasi, dan dampak negative adalah bertambahnya arus polusi di jalan yang dapat memeberikan dampak buruk bagi pengguna jalan. Namun tidak bisa dipungkiri, salah satu aspek atau infrastruktur akan bertambah sembari kendaraan yang semakin banyak dan jalan akan memperluas jangkauannya sehingga mengambil separuh lahan yang sebenarnya bukan untuk infrastruktur jalan. Salah satu contohnya infrastruktur bagi pengguna jalan yang terabaikan dan terambil haknya oleh infrastruktur yang lain. Seperti halnya di kota Malang, melihat banyaknya sarana transportasi yang semakin bertambah banyak dan disitu pula hak bagi pengguna jalan terasingkan. Jalan yang sebenarnya bagi pengguna pejalan kaki ada, namun kenyataanya tidak ada, dikarenakan faktor lahan yang tak cukup oleh pelebaran jalan. Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan. Menurut keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999 tanggal 20 Desember 1999 yang dimaksud dengan trotoar adalah bagian dari jalan raya yang khusus disediakan untuk pejalan kaki yang terletak didaerah manfaat jalan, yang diberi lapisan permukaan dengan elevasi yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan 1 1 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA NOMOR : 76/KPTS/Db/1999 Bab 1hlm. 1 1

Upload: others

Post on 06-Sep-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era modern seperti sekarang ini, arus kemajuan sarana prasarana meningkat tajam, khususnya dibidang kemajuan transportasi. Sering kita mengetahui meningkatnya alat transportasi yang secara signifikan memberikan sebuah ruang bagi masyarakat untuk dapat memanfaatkan sarana transportasi yang mudah. Namun tak luput dari itu juga, meningkatnya modal transportasi mempunyai dua dampak positif dan negative. Dampak positif yang didapatkan yakni mempermudah bagi para masyarakat dalam hal transportasi, dan dampak negative adalah bertambahnya arus polusi di jalan yang dapat memeberikan dampak buruk bagi pengguna jalan.

Namun tidak bisa dipungkiri, salah satu aspek atau infrastruktur akan bertambah sembari kendaraan yang semakin banyak dan jalan akan memperluas jangkauannya sehingga mengambil separuh lahan yang sebenarnya bukan untuk infrastruktur jalan. Salah satu contohnya infrastruktur bagi pengguna jalan yang terabaikan dan terambil haknya oleh infrastruktur yang lain. Seperti halnya di kota Malang, melihat banyaknya sarana transportasi yang semakin bertambah banyak dan disitu pula hak bagi pengguna jalan terasingkan. Jalan yang sebenarnya bagi pengguna pejalan kaki ada, namun kenyataanya tidak ada, dikarenakan faktor lahan yang tak cukup oleh pelebaran jalan.

Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan. Menurut keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999 tanggal 20 Desember 1999 yang dimaksud dengan trotoar adalah bagian dari jalan raya yang khusus disediakan untuk pejalan kaki yang terletak didaerah manfaat jalan, yang diberi lapisan permukaan dengan elevasi yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan1

Trotoar merupakan salah satu infrastrustur bagi pejalan kaki Karena meraka tidak menggunakan kendaran bermotor dalam hal pemanfaatan jalan tersebut. Seperti yang tercantum dalam undang-undang 29 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan bagian enam Hak dan Kewajiban Pejalan Kaki dalam Berlalu Lintas pasal 131 ayat 1 “Pejalan Kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang berupa trotoar, tempat penyeberangan, dan fasilitas lain”. 2. Trotoar merupakan sarana penunjang sesuai dengan Bagian Keenam Pasal 45 ayat 1 dalam UU no 22 tahun 2002 yaitu : “Fasilitas pendukung penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan meliputi”:

a. trotoar;

b. lajur sepeda;

c. tempat penyeberangan Pejalan Kaki;

d. Halte; dan/atau

e. fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan manusia usia lanjut”. 3

1 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA NOMOR : 76/KPTS/Db/1999 Bab 1hlm. 12 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN hlm. 693 Ibid hlm.26

1

Page 2: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

Disamping minimnya trotoar disepanjang jalan dijalan Gajayana, juga muncul alih fungsi trotoar, trotoar yang seharusnya digunakan oleh pejalan kaki, malah digunakan untuk lahan parkir liar Karena hal inilah para pejalan kaki beralih menggunakan kendaraan pribadi yang berujung pada kemacetan kota Malang, khususnya di sepanjang jalan Gajayana. Dari sedikit uraian diatas penulis mengambil kesimpulan permasalahan, bahwa ada ketimpangan antara idealitas dengan realisitas, trotoar yang harusnya tersedia di sepanjang jalan dan dipergunakan oleh para pejalan kaki malah di hilangkan demi pelebaran jalan dan digunakan untuk parkir liar. Dari permasalahan ini peneliti menulis karya ilmiah dengan judul “Kelayakan Fasilitas Bagi Pejalan Kaki ( Studi Kasus Trotoar Jalan Gajayana Malang)”

B. Rumusan Masalah1. Bagaimana keadaan Trotoar di sepanjang jalan Gajayana Malang ?2. Bagaimana tingkat kenyamanan dari trotoar bagi pejalan kaki ?

C. Batasan Masalah 1. Lokasi penelitian adalah sepanjang jalan Gajayana Malang.2. Waktu penelitian 1 jam perhari (09.00-10.00) selama 3 hari3. Pengamatan penelitian dibatasi pada fisik trotoar dan perilaku pejalan kaki yang

berhubungan dengan kenyamanan pejalan kaki di Jalan Gajayana Malang4. Metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah metode wawancara untuk

mengetahui kenyamanan pejalan kaki di Jalan Gajayana

2

Page 3: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

D. Kajian Kepustakaan1. Pengertian Fasilitas

Tjiptono mendefinisikan fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen.4 Fasilitas dapat pula berupa segala sesuatu yang memudahkan konsumen dalam memperoleh kepuasan. Karena suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa diraba maka aspek wujud fisik menjadi penting sebagai ukuran dari pelayanan. Konsumen yang ingin mencari kenyamanan selama proses menunggu pelaksanaan layanan jasa akan lebih merasa nyaman bila fasilitas yang digunakan oleh pelanggan dibuat nyaman dan menarik. Fasilitas yang disediakan oleh perusahaan jasa dalam hal ini adalah fasilitas pejalan kaki.5 Sedangkan pengertian fasilitas pejalan kaki menurut Pedoman Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki pada Jalan Umum No. 032/T/BM/1999 fasilitas pejalan kaki adalah adalah seluruh bangunan pelengkap yang disediakan untuk pejalan kaki guna memberikan pelayanan demi kelancaran, keamanan dan kenyamanan, serta keselamatan bagi pejalan kaki.6

2. Fasilitas Pejalan Kaki

Sebagaimana diketahui dipoin sebelumnya bahwa fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen .Fasilitas para pejalan kaki menurut Pedoman Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki pada Jalan Umum No. 032/T/BM/1999 adalah sebagai berikut:

a) Jalur Pejalan Kaki terdiri atas:a.1) Trotoar b.2) Penyeberangan Sebidang

b.2.1)Penyeberangan Zebrab.2.2)Penyeberangan Pelikan

c.3) Penyeberangan Tak Sebidangc.3.1)Jembatan penyeberangananc.3.2)Terowongan.

b) Lapak tunggu c) Lampu penerangan d) Rambu e) Pagar pembatas f) Marka jalang) Pelindung/Peneduh

Dari paparan diatas terlihat, bahwa pemerintah itu sudah memikirkan nasib para pejalan kaki, hal ini menjadikan bukti bahwasanya pejalan kaki bukan “anak tiri” dari pengguna jalanHal diatas senada dengan bunyi 45 ayat 1 dalam UU no 22 tahun 2002 yaitu : “Fasilitas pendukung penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan meliputi”:

a. trotoar;

b. lajur sepeda;

c. tempat penyeberangan Pejalan Kaki;

4 Sartika Moha dan Sjendry Loindong,” Analisis Kualitas Pelayanan dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Hotel Yuta di Kota Manado”. Jurnal Emba. Vol.4.No1, tahun 2016, 5775 Sartika Moha dan Sjendry Loindong,” Analisis Kualitas Pelayanan dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Hotel Yuta di Kota Manado”. Jurnal Emba. Vol.4.No1, tahun 2016, 5776 Pedoman Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki pada Jalan Umum No. 032/T/BM/1999

3

Page 4: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

d. Halte; dan/atau

e. fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan manusia usia lanjut”.7

3. Pengertian Macam Fasilitas

Yang pertama adalah Jalur Pejalan Kaki adalah lintasan yang diperuntukkan untuk berjalan kaki, dapat berupa Trotoar, Penyeberangan Sebidang (penyeberangan zebra atau penyeberangan pelikan), dan Penyeberangan Tak Sebidang.

Fasilitas yang Kedua yaitu Trotoar adalah Jalur Pejalan Kaki yang terletak pada Daerah Milik Jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan.

Yang ketiga yaitu Penyeberangan Zebra adalah fsilitas penyeberanganan bagi pejalan kaki sebidang yang dilengkapi marka untuk memberi ketegasan/batas dalam melakukan lintasan.

Keempat yaitu Penyeberangan Pelikan adalah fasilitas untuk penyeberangi pejalan kaki sebidang yangdilengkapi dengan marka dan lampu pengatur lau lintas.

Fasilitas yang kelima Arus Pejalan Kaki adalah jumlah pejalan kaki yang melewati suatu penapang tertentu, yang biasanya dinyatakan dengan jumlah pejalan kaki per satuan waktu (pejalan/menit).

Macam fasilitas keenam Lapak Tunggu adalah fasilitas untuk berhenti sementara pejalan kaki dalam melakukan penyeberangan, Penyeberangan dapat berhenti sementara sambil menunggu kesempatan melakukan penyeberangan berikutnya. Fasilitas tersebut diletakan pada median jalan.8

Setiap macam fasilitas dari pejalan kaki mempunyai fungsi yang berbeda-beda satu sama lain. Dari fungsi yang berlainan tadi, saling mendukung sehingga pejalan kaki terpenuhi haknya atas fasilitas-fasilitas, yang memang harus dipenuhi.

4. Ketentuan Umum Jalur Pejalan Kaki

Entah terabaikan atau diabaikan, terlihat bahwa fasilitas pejalan kaki disepanjang jalan Gajayana memang belum maksimal. Menurut Pedoman Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki pada Jalan Umum No. 032/T/BM/1999 Jalur Pejalan Kaki dan perlengkapannya harus direncanakan sesuai ketentuan. Ketentuan secara umum adalah

Pada hakekatnya pejalan kaki untuk mencapai tujuannya ingin menggunakan lintasan sedekat mungkin, dengan nyaman, lancar dan aman dari gangguan.Adanya kontinuitas Jalur Pejalan Kaki, yang menghubungkan antara tempat asal ke tempat tujuan, dan begitu juga sebaliknya. Jalur Pejalan Kaki harus dilengkapi dengan fisilitas-fasilitasnya seperti: rambu-rambu, penerangan, marka, dan perlengkapan jalan lainnya, sehinga pejalan kaki lebih mendapat kepastian dalam berjalan, terutama bagi pejalan kaki penyandang cacat. Fasilitas Pejalan Kaki tidak dikaitkan dengan fungsi jalan. Jalur Pejalan Kaki harus diperkeras dan dibuat sedemikian rupa sehingga apabila hujan permukaannya tidak licin, tidak terjadi genangan air, serta disarankan untuk dilengkapi dengan peneduh. Untuk menjaga kesalamatan dan keleluasaan pejalan kaki, sebaiknya dipisahkan secara fisik dari jalur lalu lintas kendaraan.

7 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN hlm. 268 Pedoman Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki pada Jalan Umum No. 032/T/BM/1999.hlm 1-2

4

Page 5: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

Pertemuan antara jenis Jalur Pejalan Kaki yang menjadi satu kesatuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki.9

5. Kriteria Fasilitas Pejalan Kaki

Kriteria adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu. Dari ukuran inilah dapat diketahui fasilitas pejalan kaki ini sudah dikatakan terpenuhi dan layak atau belum. Adapun fasilitas Pejalan Kaki dapat dipasang dengan kriteria sebagai berikut:10

a) Jalur Pejalan Kaki

Pada tempat-tempat dimana pejalan kaki keberadaannya sudah menimbulkan konflik dengan lalu lintas kendaraan atau mengganggu peruntukan lain, seperti taman, dan lainlain. Pada lokasi yang dapat memberikan manfaat baik dari segi keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kelancaran. Jika berpotongan dengan jalur lalu lintas kendaraan harus dilengkapi rambu dan marka atau lampu yang menyatakan peringatan/petunjuk bagi pengguna jalan. Koridor Jalur Pejalan Kaki(selainterowongan) mempunyai jarakpandang yang bebaske semua arah. Dalam merencanakan lebar lajur dan spesifikasi teknik harus memperhatikan peruntukan bagi penyandang cacat.

b) Lapak Tunggu

Disediakan pada median jalan. Disediakan pada pergantian roda, yaitu dari pejalan kaki ke roda kendaraan umum.

c) Lampu Penerangan

Ditempatkan pada jalur penyeberangan jalan. Pemasangan bersifat tetap dan bernilai struktur. Cahaya lampu cukup terang sehingga apabila pejalan kaki melakukan penyeberangan bisa terlihat pengguna jalan baik di waktu gelap/malan hari. Cahaya lanpu tidak membuat silau pengguna jalan lalu lintas kendaraan.

d) Perambuan

Penempatan dan dimensi rambu sesuai dengan spesifikasi rambu. Jenis rambu sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan keadaan medan.

e) Pagar Pembatas

Apabila volume pejalan kaki di satu sisi jalan sudah > 450 orang/jam/lebar efektif (dalam meter). Apabila volume kendaraan sudah > 500 kendaraan/jam. Kecepatan kendaraan > 40 km/jam. Kecenderungan pejalan kaki tidak meggunakan fasilitas penyeberangan. Bahan pagar bisa terbuat dari konstruksi bangunan atau tanaman.

f) Marka

Marka hanya ditempatkan pada Jalur Pejalan Kaki penyeberangan sebidang.Keberadaan marka mudah terlihat dengan jelas oleh pengguna jalan baik di siang hari maupun malam hari. Pemasangan marka harus bersifat tetap dan tidak berdampak licin bagi penguna jalan.

9 Ibid.Hlm.3;10 Ibid.Hlm.4-5

5

Page 6: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

g) Peneduh / Pelindung

Jenis peneduh disesuaikan dengun jenis Jalur Pejalan Kaki, dapat berupa: Pohon pelindung, atap (mengikuti pedoman teknik lansekap) Atap dll.

6. Aspek Lokasi

Aspek lokasi merupakan poin yang juga tidak kalah penting, mengingat setiap tempat atau setiap jalan memiliki kebutuhan yang berbeda, lain kebutuhan lain juga fasilitasnya, aspek lokasilah disini yang mempengaruhi ketersediaan fasilitas tersebut. Adapun Lokasi Jalur Pejalan Kaki dan fisilitasnya dengan ketentuan sebagi berikut:11

a) Trotoar

Trotoar hendaknya ditempatkan pada sisi luar bahu jalan atau sisi luar jalur Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA). Trotoar hendaknya dibuat sejajar dengan jalan, akan tempat Trotoar dapat tidak sejajar dengan jalan bila keadaan topografi atau keadaan setempat yang tidak memungkinkan. Trotoar hendaknya ditempatkan pada sisi dalam saluran drainase terbuka atau di atas saluran drainase yang telah ditutup. Trotoar pada tempat pemberhentian bus harus ditempatkan secara berdampingan/sejajar dengan jalur bus.

b) Penyeberangan Sebidang

b.1) Penyeberangan Zebra

Bisa dipasang di kaki persimpangan tanpa apil atau di ruas/link. Apabila persimpangan diatur dengan lampu pengatur lalu lintas, hendaknya pemberian waktu penyeberangan menjadi satu kesatuan dengan lampu pengatur lalu lintas persimpangan. Apabila persimpangan tidak diatur dengn lampu pengatur lalu lintas, maka kriteria batas kecepatan adalah < 40 km/jam.

b.2) Penyeberangan Pelikan

Dipasang pada ruas/link jalan, minimal 300 meter dari persimpangan.Pada jalan dengan kecepatan operasional rata-rata lalu lintas kendaraan > 40 km/jam.

c) Penyeberangan Tak Sebidang

c.1) Jembatan

Bila jenis jalur penyeberangan dengan menggunakan zebra atau pelikan sudah mengganggu lalu lintas kendaraan yang ada. Pada ruas jalan dimana frekwensi terjadinya kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki cukup tingi. Pada ruas jalan yang mempunyai arus lalu lintas dan arus pejalankaki yang cukup.

c.2) Terowongan

Bila jenis jalur penyeberangan dengan menggunakan jembatan tidak memungkinkan untuk diadakan. Bila lokasi lahan atau medan memungkinkan untuk dibangun terowongan

7. Pejalan Kaki

Berjalan kaki merupakan alat penghubung antara moda–moda angkutan yang lain. Pejalan kaki, menurut Munawar diklasifikan terdiri dari: Mereka yang keluar dari tempat parkir mobil/motor menuju ke tempat tujuannya. Mereka yang menuju atau turun dari

11 Ibid.Hlm.6-76

Page 7: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

angkutan umum, sebagian besar masih memerlukan berjalan kaki. Mereka yang melakukan perjalanan kurang dari 1 km sebagian besar dilakukan dengan berjalan kaki.

8. Hak Pejalan kaki

Ketika para pejalan kaki sudah melakukan kewajibannya, mau tidak mau mereka juga harus mendapatkan hak sebagai pejalan kaki. Seperti yang tertuang dalam Pasal 131 UU NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN bahwa hak pejalan kaki adalah sebagai berikut:

(a) Pejalan Kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang berupa trotoar, tempat penyeberangan, dan fasilitas lain.

(b) Pejalan Kaki berhak mendapatkan prioritas pada saat menyeberang Jalan di tempat penyeberangan.

(c) Dalam hal belum tersedia fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejalan Kaki berhak menyeberang di tempat yang dipilih dengan memperhatikan keselamatan dirinya.

9. Kewajiban Pejalan Kaki

Sebelum mendapatkan hak sebagai pejalan kaki, pengguna jalan harus mengerjakan kewajiban mereka terlebih dahulu. Seperti yang tertuang dalam Pasal 132 UU NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN bahwa kewajiban pejalan kaki adalah sebagai berikut:

(a) Pejalan Kaki wajib:

a.1 menggunakan bagian Jalan yang diperuntukkan bagi Pejalan Kaki atau Jalan yang paling tepi; atau

a.2. menyeberang di tempat yang telah ditentukan.

(b) Dalam hal tidak terdapat tempat penyeberangan yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (a) huruf a.2, Pejalan Kaki wajib memperhatikan Keselamatan dan Kelancaran Lalu Lintas.

10. Pengertian Trotoar

Trotoar adalah lahan, bangunan, dan peralatan atau perlengkapan yang disediakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/ atapihak lain yang diperuntukkan bagi pejalan kaki.12

11. Arti Penting Trotoar

Trotoar sebagaimana kita tahu adalah instrument yang penting untuk tercapainya kenyamanan para pejalan kaki, trotoar juga merupakan sarana keamanan bagi pejalan kaki, apabila tersedia maka akan menambah poin keamanan dari sipejalan kaki. Akan tetapi apabila trotoar tersebut tidak terpenuhi maka akan berdampak pula pada keselamatan si pejalan kaki. Mengingat trotoar adalah sebagai lintasan khsus bagi pejalan kaki, maka apabila trotoar tidak ada maka para pejalan kaki akan kehilangan lintasan

12 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Ketertiban Umum Dan Lingkungan7

Page 8: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

Metodologi Penelitian

Manusia selalu menghadapi masalah dalam kehidupan ini. Ada kalanya masalah yang dihadapi adalah masalah besar da sangat sulit dipecahkan namun tak jarangjuga masalah yang dihadapi adalah masalah kecil dan sepele . Baik masalah itu memerlukan cara untuk menyelesaikannya. Pada dasarnya sumber pokok yang menyebabkan orang kesulitan dalam menyelesaikan ermasalahan adalah Karena orang tersebutkurang mengetahui bagaimana cara memecahkan permasalahan dan Karena oran itu kurang memiliki data-data dan fakta- fakta yang dapat digunakan untuk menjeklaskan mengapa masalah itu bisa terjadi. Jalan yang ditempuh manusia untuk menyelesaikan permasalahan adalah dengan jalan berpikir.ada dua macam cara berpikir yang umum digunakan dalam pemecahan masalaha yaitu cara berpikir analitikdan cara berpikir sintetik.13 Analitik artinya orang berangkat dari dasar-dasar pengetahuanyamg umum. Sedangkan cara berpikir sintetik orang berangkat dari segi-segi yang khusus, fakta-fakta yang unik kemudian merangkainya menjadi pemecahan yang bersifat umum. Dari situlah manusia pun mulai muncul yang namanya metode penelitian . Metode Penelitian merupakan suatu unsur yang mutlak harus ada didalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan,14 Karena pada dasarnya metode penelitian adalah sebuah jalan yang dilalui oleh seorang penulis dalam pengumpulan dan menganalisis data yang diperlukan, guna menjawab berbagai persoalan yang dihadapi, maka penulis melakukan penelitian terhadap obyeknya dan langsung berinteraksi dengan sumber data. Ini merupakan rancangan pemecahan bagi permasalahan yang sedang diteliti. Adapun rangkaian kegiatan yang penulis gunakan dalam metodologi peneliti ini adalah:

1. Jenis PenelitianJenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Creswell (1998) menyatakan penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terperinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami.15 Penelitian kualitatif merupakan riset yang berifat deskritif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (persektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. 16

2. Metode Pengumpulan DataGuna memperoleh data yang benar dalam penelitian, penelitian dilakukan

dengan cara atau teknik yang relevan dengan data yang diperoleh. Secara garis besar, dan yang diperoleh langsung dari lapangan yang merupakan sumber data primer, sedangkan sumber data sekunder dari kepustakaan. Peneliti harus bisa dalam mengumpukan berbagai data yang relevan terhadap permasalahan yang diangkat. Metode pengumpulan data adalah bagian instrument pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian.17 Berdasar hal tersebut, metode pengumpulan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. WawancaraWawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab.18 Wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah jenis wawancara dengan

13 Moh. Kasiram,Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif (Malang: UIN Press, 2008) hllm.3214 Soerjono Sokanto,Pengantar Penelitian Hukum,(Jakarta: UI Press, 1986).hlm 615 Juliansyah Noor,Metodologi Penelitian Skripsi,Tesis,Desertasi dan Karya Ilmiah,(Jakarta: Kencana, 2011).Hlm.3416 Juliansyah Noor,Metodologi Penelitian Skripsi,Tesis,Desertasi dan Karya Ilmiah,(Jakarta: Kencana, 2011).Hlm.3417 Burhan Bungin,Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi.(Jakarta: Kencana,2013).hlm 12918 Burhan Bungin,Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi.(Jakarta: Kencana,2013).hlm 133

8

Page 9: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

pembicaraan informal19 pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada pewawancara itu sendiri, jadi sangat bergantung pada spontanitas dalam mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Hubungan pewawancara dengan narasumber adalah dalam suasana yang biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabanya berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari.

b. ObservasiObservasi adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan

pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainya seperti, telinga, penciuman, mulut, dan kulit.20 Oleh Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan panca indera lainnya. Penulis mengumpulkan data-data dengan cara terjun langsung terhadap obyek-obyek yang diteliti yaitu dengan cara mendatangi para mahasiswa pejalan kaki dan warga sekitar sepanjang Jalan Gajayana .

c. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal tertentu atau barang-barang tertulis seperti buku, mjalah, catatan,, dan lain-lain21 yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini. Dokumentasi inimerupakan data pelengkap dan data autentik mengenai kejadian atau kondisi yang telah lalu secara obyektif. Data yang diperoleh dari dokumetasi ini merupakan data sekunder sebagai pelengkap data primer. Data ini berupa foto wawancara, dan dokumen lainnya.

3. Metode Pengolahan Data

Metode Penelitian bersifat kualitatif, analisis yang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif terhadap data primer dan data sekunder. Metode pengolahan data dalam penelitian inin adalah sebagai berikut :

a. EditingSebelum diolah data yang telah diperoleh perlu diedit terlebih dahulu.

Dengan kata lain data atau keterangan yang dikumpulkan yang perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki jika masih terdapat hal-hal yang salah atau yang masih meragukan.22 Peneliti mengumpulkan data sesuai dengan jenis dan ragamnya sumber data seperti wawancara atau pun dokumentasi yang telah diperoleh dari obyek penelitian.

b. Klarifikasi Klarifikasi adalah Pengelompokkan, data hasil dokumentasi

diklarifikasi berdasarkan kategori tertentu23. Proses pengelompokkan data yang diperlukan, adalah seluruh data yang berasal dari wawancara, observasi dan dokumentasi.

c. VerifikasiVerifikasi adalah suatu tindakan untuk mencari kebenaran tentang data-

data yang diperoleh, sehingga pada nantinya dapat meyakinkan kepada pembaca penelitian ini. Dalam hal ini, peneliti akan memeriksa kembali seluruh hasil yang didapatkan pada obyek penelitian seperti hasil wawancara, observasi dan dokumentasi

19 Lexy J.Moleong.Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.(Bandung: Rosda, 2014). Hlm. 18720 Burhan Bungin,Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi.(Jakarta: Kencana,2013).hlm 14221 Suharsimi Arikunto, ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta,2006)hlm. 231 22 Moh. Nadzir, Metode Penelitian,(Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009). Hlm.35823 Lexy J.Moleong.Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.(Bandung: Rosda, 2014). Hlm. 104-105

9

Page 10: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

d. AnalisisAnalisis adalah menghubungkan data-data yang telah dikumpulkan

serta mendeskripsikan hasil penelitian menjadi uraian dengan Bahasa yang baik dan benar sehingga dapat dengan mudah dupahami.

e. KonklusiAdalah menarik kesimpulan, dalam artian cara menganalisis data-data

secara komprehensif serta menghubungkan makna data yang diperoleh peneliti. Menyimpulkan data harus dilakukan secara cermat dengan mengecek kembali data-data yang telah diperoleh.

10

Page 11: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

Paparan Data dan Analisis1. Keadaan trotoar di sepanjang jalan Gajayana Malang

a) Deskripsi Obyek Penelitian ( Trotoar )Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentu yang paling sempurna,

mempunyai akal, tangan , kaki dan lain sebagainya. Mausia dalam rangka mencari kebenara menggunakan akalnya untuk berfikir dan menggunakan kakinya untuk berjalan, dan juga dalam rangka unkapan syukur atas berkat yang diberikn kepada manusia. Dari zaman ke zaman manusia menggunakan kakinya untuk berjalan dari tempat sat uke tempat lainnya, seiring zaman berganti mereka sudah agak menhindari yang namanya jalan kaki, hanya sebagian orang yang menggunakan kai mereka untuk beraktifitas pindah tempat. Trotoar pada zaman ini memiliki peranan yang sangat penting. Trotoar merupakan salah satu fasilitas bagi pejalan kaki, dan juga sebagaimana kita tahu jalan yang dikhususkan untuk pejalan kaki, yang terletak di sisi luar badan jalan. Pada prinsipnya penempatan trotoar adalah disuatu ruas jalan dianggap perlu dilengkapi dengan trotoar apabila disepanjang jalan tersebut terdapat penggunaan lahan yang mempunyai potensi menimbulkan pejalan kaki.Penggunaan lahan tersebut antara Iain perumahan, sekolah, pusat perbelanjaan, pusat perdagangan, pusat perkantoran, pusat hiburan, pusat kegiatan sosial, daerah industri, terminal bus dan lain-lain.24

Dari paparan diatas dapat disimpulkan, begitu banyak daerah yang memungkinkan timbulnya pejalan kaki, khususnya di daerah pusat pendidikan,Trotoar hendaknya ditempatkan pada Sisi luar bahu jalan atau Sisi luar jalur lalu lintas (bila telah tersedia jalur parkir). Trotoar hendaknya dibuat sejajar dengan jalan, akan tetapi trotoar dapat tidak sejajar dengan jalan bila keadaan topografi atau keadaan setempat yang tidak memungkinkan. Trotoar sedapat mungkin ditempatkan pada Sisi dalam saluran drainase terbuka atau diatas saluran drainase yang telah ditutup dengan plat beton yang memenuhi syarat. Trotoar pada pemberhentian bus harus ditempatkan berdampingan/sejajar dengan jalur bus. Trotoar dapat ditempatkan di depan atau di belakang Halte.

Fungsi utama trotoar adalah untuk memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan dan kenyamanan pejalan kaki tersebut. Trotoar juga berfungsi memperlancar lalu lintas jalan raya karena tidak terganggu atau terpengaruh oleh lalu lintas pejalan kaki. Ruang di bawah trotoar dapat digunakan sebagai ruang untuk menempatkan utilitas dan pelengkap jalan lainnya. Kemudian terjadi permasalahan diantaranya, masih belum terpenuhinya trotoar bagi pejalan, dan mulai rusaknya badan trotoar dikarenakan termakan zaman.

Pada ketentuannya Tinggi bebas trotoar tidak kurang dari 2,5 meter dan kedalaman bebas trotoar tidak kurang dari satu meter dari permukaan trotoar. Kebebasan samping trotoar tidak kurang dari 0,3 meter. Perencanaan pemasangan utilitas selain harus memenuhi ketentuan ruang bebas trotoar, harus juga memenuhi ketentuan-ketentuan dalam buku petunjuk pelaksanaan pemasangan utilitas 25

24 Petunjuk Perencanaan Trotoar Direktur Jenderal Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan Kota No. 007/T/BNKT/199025 Petunjuk Perencanaan Trotoar Direktur Jenderal Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan Kota No. 007/T/BNKT/1990

11

Page 12: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

2 250 cm

100 cm

Gambar 1. Ruang Bebas Trotoar

b). Keadaan Trotoar di Jalan Gajayana MalangJalan Gajayana adalah salah satu jalan yang menjadi titik kemacetan terlebih

lagi ketika akhir minggu di kota Malang, dikarenakan banyak mahasiswa yang pulang dan yang hanya sekedar keluar mencari udara segar. Kondisi jalan Gajayana terbilang sangat sempit untuk kategori jalan raya penghubung. Ketika jalan Gajayana mulai padat dan macet, sebagian warga ataupun mahasiswa ada juga yang enggan untuk keluar rumah dengan kendaraan baik roda empat ataupun roda dua, jalan kaki menjadi pilihan yang tepat untuk masalah seperti ini, bagi mahasiswa ataupun warga yang hanya sekedar ingin mencari makan.

Ketika trotoar menjadi pilihan disaat “darurat” seperti diatas, lagi-lagi para pejalan kaki yang terdiri dari mayoritas mahasiswa harus dikecewakan dengan kondisi trotoar yang tidak memadai seperti rusak akibat hujan, tumbuh pohon ditengah tengah trotoar, dan bahkan ada di beberapa titik di Jalan Gajayana yang belum terdapat trotoar. Hal ini juga merupakan salah satu faktor para pejalan kaki khususnya di jalan Gajayana enggan untuk berjalan, sehingga mereka beralih kepada kendaraan pribadi maupun umum. Mengingat bahwasanya Mahasiswa itu mayoritas adalah Urban Community atau masyarakat perkotaan, yaitu mayarakat kota yang tidak tentu jumlah penduduknya26 sehingga dapat sewaktu waktu bertambah kuantitasnya, berbanding terbalik dengan kondisi trotoar saat ini, kualitasnya mengalami stagnansi, seperti tidak diperhatikan oleh pemerintah27Menurut American Society for Quality Control (dalam Lupiyoadi, 2001:144) kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristikkaraktristik dari suatu produk/jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten28 apabila keadaan ini terus dibiarkan maka akan membahayakan para pejalan yang memaksakan dirinya berjalan di trotoar yang tidak “terjamin” keamanannya. Seperti ini Kondisi Trotoar Jalan Gajayana Malang:

26 Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati. Sosiologi Suatu Pengantar( Jakarta: Rajawali Pers. 2013). Hlm.13827 Hasil Wawancara dengan Narasumber28 Hardianawati. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Masyarakat Pengguna Transjakarta Busway Koridor 2 Pada Pemda Dki Jakarta. ©Jurnal MAGISTER MANAJEMEN Vol. 1 No. 1, April 2012 49 - 7

12

Page 13: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

Gambar 2. Tidak adanya Trotoar di Jalan Gajayana

Terlihat para pejalan kaki berjalan di luar bahu jalan, dikarenakan infrastruktur trotoar yang tidak ada, sepertin pembatas, bahkan sampai trotoar itu sendiri. Hal ini sangat berbahaya, dikarenakan pejalan berada tepat disamping jalan raya yang pada dasarnya itu adalah jalan raya yang memang cukup ramai.

Gambar 3. Tidak adanya Pembatas antara Jalan dengan Trotoar

Terlihat dengan jelas para pengguna jalan tidak hanya para pejalan kaki tapi juga pengguna sepeda, mereka juga terpaksa menggunakan jalan yang sama dengan yang digunakan oleh pengendara sepeda motor dan mobil, para pengguna sepeda harus mengalah dengan pengensara sepeda motor. Hal ini juga tidak kalah fatal apabila terjadi kecelakaan.

Gambar 4. Trotoar tidak ada, badan luar jalan rusak

13

Page 14: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

Gambar 5. Trotoar dihalangi oleh pohon besar di tengah badan trotoar

“Bagaimana mau lewat trotoar, lha wong trotoarnya ditengah ada pohon”29 hal inilah yang sekiranya menjadi uneg-uneg pejalan kaki yang melewati jalan Gajayana Malang, sangat disayangkan memang, ketika ketersediaan trotoar di jalan ini kurang, pemerintah juga tidak memaksimalkan trotoar yang minim tersebut, seperti digambar 5, menunjukkn bahwa pemerintah juga tidak peduli pada fasilitas umum khususnya fasilitas bagi pejalan kaki

Gambar 6. Badan luar jalan yang harusnya “ditumbuhi” trotoar malah ditumbuhi pohon

Bukannya “ditumbuhi” trotoar malah tumbuh dengan subur pohon, sekiranya itu yang terlintas dipikiran penulis ketika memotret keadaan trotoar dijalan gajayana, bukan rusak akibat adanya pohon rindang yang berjejer dengan gagahnya, tetapi memang tidak ada trotoar, terlihat juga pesepeda sedang bersepeda dengan santainya melewati jalan Gjayana, padahal itu sangat berbahaya.

2. Tingkat Kenyamanan Trotoar Jalan Gajayana

a. Deskripsi Subyek Penelitian ( Pejalan Kaki )

Pejalan kaki merupakan elemen utama transportasi di pusat kota dan melibatkan banyak kegiatan. Jumlah pejalan kaki tergantung pada faktor tata guna lahan di sekitar trotoar. Namun demikian, masih banyak jalan yang tidak memiliki trotoar yang sesuai standar, misalnya trotoar yang sempit pada jalan dengan lalulintas berkecepatan tinggi..Seperti yang sudah dipaparkan pada kajian pustaka, pejalan kaki bukan hanya orang yang mulai berjalan dari titik 0 sampai ke titik yang dituju, menurut Munawar , diklasifikan terdiri dari:

a. Mereka yang keluar dari tempat parkir mobil/motor menuju ke tempat tujuannya.

b. Mereka yang menuju atau turun dari angkutan umum, sebagian besar masih memerlukan berjalan kaki.

29 wawancara14

Page 15: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

c. Mereka yang melakukan perjalanan kurang dari 1 km sebagian besar dilakukan dengan berjalan kaki.

Dilihat dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pejalan kaki adalah orang yang sebagian besar melakukan perjalanan/pergerakan dengan berjalan kaki, baik itu dari kendaraan pribadi, kendaraan umum ataupun dari tempat apapun untuk menuju lokasi tujuan yang dituju. Adapun hak dari seorang pejalan kaki adalah

(1) Pejalan Kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang berupa trotoar, tempat penyeberangan, dan fasilitas lain.

(2) Pejalan Kaki berhak mendapatkan prioritas pada saat menyeberang Jalan di tempat penyeberangan.

(3) Dalam hal belum tersedia fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejalan Kaki berhak menyeberang di tempat yang dipilih dengan memperhatikan keselamatan dirinya.

Dari data hak dan kewajiban diatas sudah terlihat ketimpangan dimensi idealism dengan dimensi realismenya. Di luar itu, kehadiran PKL pada trotoar masih merupakan masalah utama Pedagang Kaki Lima (PKL) merupakan jenis perdagangan yang dilakukan di jalan, karena selalu berlokasi di trotoar pada tempat-tempat strategis di pusat kota (Unpar, 1980). Seharusnya PKL berdagang dengan pola perdagangan yang tidak tetap dan tidak berkelompok di suatu tempat dekat gedung atau pada sisi - bukan di tengah - trotoar.30 Kios PKL membutuhkan area selebar 5 ft atau selebar trotoar. Barang dagangan diletakkan di atas rak beroda, sehingga mudah dipindahkan. Kenyataannya berbeda dengan PKL di kota besar di Indonesia. Mereka berjualan secara permanen berkelompok di trotoar dan sulit berpindah, sehingga mengganggu perjalanan pejalan kaki. Mereka juga menjual kebutuhan jangka panjang seperti pakaian, barang elektronik dan sebagainya, bukan barang kebutuhan sesaat

Diperlukan pemahaman terhadap pengaruh kegiatan lain yang tidak semestinya pada trotoar yang dapat mengurangi kecepatan pejalan kaki dan tingkat pelayanan trotoar, dan meningkatkan probabilitas pejalan kaki berpindah ke bahu jalan atau lajur terluar jalan, terutama untuk kebutuhan pergerakan pejalan kaki di kawasan pusat bisnis, karena semua pergerakan dari/ke pasar/toko, halte bis, ataupun tempat parkir dimulai dan diakhiri dengan berjalan kaki. Untuk mengembangkan infrastruktur bagi pejalan kaki, pemerintah harus memperhatikan keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki, karena hal ini merupakan faktor utama, sehingga pejalan kaki tidak menjadi masyarakat kelas dua.

b. Tingkat Kepuasan Pejalan Kaki terhadap Trotoar Jalan Gajayana

Mohammad Iqbal (2007 : 25) mendifinisikan kepuasan sebagai berikut: “Kepuasan pelanggan bisa terwujud karena pelayanan yang memuaskan. Kualitas produk, keberadaan produk pada saat yang dikehendaki, bentuk kemasan yang compact, ruangan yang nyaman, atau keramahtamahan karyawan adalah berbagai bentuk dari pelayanan yang memuaskan, dalam hal ini adalah kondisi dari trotoar itu sendiri,baik dalam segi ketersediaan maupun kualitas pelayanan dari trotoar itu sendiri. Kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan adalah refleksi dari sebuah pelayanan.” Pelanggan yang merasa tidak puas, bisa beralih kepada produk sejenis yang dikeluarkan perusahan lain atau kompetitor.31 Ketika si pejalan kaki merasa tidak puas akan ketersediaan dari trotoar maka kemungkinan dia akan beralih ke moda 30 Lasmini Ambarwati dan Amelia K. Indriastuti. Pengaruh Kegiatan Lain Pada Trotoar Terhadap Tingkat

Pelayanan Trotoar Dan Karakteristik Berjalan Pejalan Kaki: Studi Kasus Di Pusat Kota Malang. Jurnal Transportasi Vol. 6 No. 1 Juni 2006: 51-62

31 Hardianawati. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Masyarakat Pengguna Transjakarta Busway Koridor 2 Pada Pemda Dki Jakarta. ©Jurnal MAGISTER MANAJEMEN Vol. 1 No. 1, April 2012 49 - 7

15

Page 16: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

transportasi lain baik pribadi maupun umum32 Agar pelanggan tidak lari ke kompetitor kita, maka sedini mungkin, seitap perusahaan harus mencegah munculnya ketidakpuasan pelanggan. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya (Oliver,1980). Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas.

Berikut ini beberapa pendapat mengenai kepuasaan akan ketersediaan trotoar di jalan Gajayana Malang, penulis mengumpulkan pendapat ini melalui kegiatan wawancara, hasil wawancara telah diedit penulisan serta bahasanya dalam bahasa Indonesia yang benar oleh penulis, antara lain:

1. Mbak Ani ( Kurang kuantitasnya)Dapat dilihat sendiri, trotoar di jalan Gajayana sangatlah kurang hanya di daerah sekitar UIN Maulana Malik Ibrahim saja, jika ingin jalan harus berebut dengan para pengendara motor ataupun mobil, jadi sedikit ngeri kalau mau jalan.

2. Bari’ ( Tidak ada Pembatas )Selain kurang tersedianya “badan” trotoar yang memang sangatlah dirasa kurang, juga tidak adanya pembatas antara jalan dan badan luar jalan( trotoar ) hal ini menyebabkan kengerian ketika berjalan di bahu luar jalan yang belum ada trotoarnya, takut nanti bisa kesrempet dll.

3. Anis ( Ditengah Trotoar ada pohon )Ketika enak-enak jalan di trotoar yang nggak seberapa nyaman, harus dihalang oleh pohon yang tumbuh di setengah hamper menutupi bahkan badan trotoar. Harusnya ini nggak terjadi.

4. Bapak Mulyo ( Nggak ada zebra crossnya )Saya sudah tua jadi takut kalu harus nyebrang sendiri, saya harus minta tolong ke orang atau mahasiswa yang mau nyebrang, soalnya nggak ada zebra cross. Kalau untuk trotoar mungkin dari pihak pemerintah sudah tidak terlalu memperhatikan ,mengingat sekarang mayoritas sudah pakai motor.

5. Miftah ( Banyak PKL )Trotoarnya udah sempit, itu yang pertama, yang kedua banyak PKL yang “makan” badan dari trotoar, ngeselin. Harusnya ditertibin itu PKL, bukan saya membenci atau nggak suka dengan PKL tetapi agar lebih rapid an lebih enak ketika berjalan di trotoar

6. Rista ( Motor juga lewat trotoar )Beginiya mas, sudah jelas, trotoar itu untuk lewat Pedestrian kenapa masih aja ada orang yang lewat trotoar, udah gitu lawan arus lagi. Padahal saya yakin mereka sudah tahu akan hal itu.

7. Ilmi ( Parkir Liar )Kemaren saya makan di satu kafe di jalan Gajayana, nah sepeda motor saya itu di parkirin sama tukang parkir (tukir) di depan kafe yang sebagaimana kita ketahui bahwa tempat parkir itu sudah memakan badan di trotoar, saya nanya ke tukir kenapa harus disitu parkirnya, terus dia bilang kalu nggak disini dimana mbak. Nggak ada tempat lain. Dari situ saya mikir bahwa memang parkir menjadi kebutuhan kita. Tapi kalu harus menghilangkan badan trotoar, I think it’s not fair

Dari paparan pendpat diatas sudah terlihat memang ketidak puasan para pengguna trotoar, dikarenakan berbagai gangguan dan kekurangan atau bahkan pelanggar

32 Hasil Wawancara16

Page 17: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

Kesimpulan1. lagi para pejalan kaki yang terdiri dari mayoritas mahasiswa harus dikecewakan

dengan kondisi trotoar yang tidak memadai seperti rusak akibat hujan, tumbuh pohon 17

Page 18: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

ditengah tengah trotoar, dan bahkan ada di beberapa titik di Jalan Gajayana yang belum terdapat trotoar. Hal ini juga merupakan salah satu faktor para pejalan kaki khususnya di jalan Gajayana enggan untuk berjalan, sehingga mereka beralih kepada kendaraan pribadi maupun umum. Mengingat bahwasanya Mahasiswa itu mayoritas adalah Urban Community atau masyarakat perkotaan, yaitu mayarakat kota yang tidak tentu jumlah penduduknya33 sehingga dapat sewaktu waktu bertambah kuantitasnya, berbanding terbalik dengan kondisi trotoar saat ini, kualitasnya mengalami stagnansi, seperti tidak diperhatikan oleh pemerintah34Menurut American Society for Quality Control (dalam Lupiyoadi, 2001:144) kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristikkaraktristik dari suatu produk/jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten35 apabila keadaan ini terus dibiarkan maka akan membahayakan para pejalan yang memaksakan dirinya berjalan di trotoar yang tidak “terjamin” keamanannya.

2. memang ketidak puasan para pengguna trotoar, dikarenakan berbagai gangguan dan kekurangan atau bahkan pelanggaran

Daftar Pustaka

33 Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati. Sosiologi Suatu Pengantar( Jakarta: Rajawali Pers. 2013). Hlm.13834 Hasil Wawancara dengan Narasumber35 Hardianawati. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Masyarakat Pengguna Transjakarta Busway Koridor 2 Pada Pemda Dki Jakarta. ©Jurnal MAGISTER MANAJEMEN Vol. 1 No. 1, April 2012 49 - 7

18

Page 19: zulfikaraw.files.wordpress.com  · Web viewTrotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak pada daerah milik jalan yang diberi lapisan permukaaan dengan elevasi yang lebih ... UNDANG-UNDANG

Arikunto,Suharsimi. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta,2006)

Bungin,Burhan. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi.(Jakarta: Kencana,2013).

Hardianawati. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Masyarakat Pengguna Transjakarta Busway Koridor 2 Pada Pemda Dki Jakarta. ©Jurnal MAGISTER MANAJEMEN Vol. 1 No. 1, April 2012 49 - 7

Hasil Wawancara dengan NarasumberKasiram,Moh. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif (Malang: UIN Press, 2008) KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA NOMOR : 76/KPTS/Db/1999 Bab

1hlm. 1Lasmini Ambarwati dan Amelia K. Indriastuti. Pengaruh Kegiatan Lain Pada Trotoar

Terhadap Tingkat Pelayanan Trotoar Dan Karakteristik Berjalan Pejalan Kaki: Studi Kasus Di Pusat Kota Malang. Jurnal Transportasi Vol. 6 No. 1 Juni 2006: 51-62

Moha Sartika dan Loindong Sjendry. Analisis Kualitas Pelayanan dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Hotel Yuta di Kota Manado”. Jurnal Emba. Vol.4.No1, tahun 2016, 577

Moleong,Lexy J..Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.(Bandung: Rosda, 2014). Hlm.

Nadzir,Moh. Metode Penelitian,(Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009).

Noor,Juliansyah. Metodologi Penelitian Skripsi,Tesis,Desertasi dan Karya Ilmiah,(Jakarta: Kencana, 2011).

Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Ketertiban Umum Dan Lingkungan

Petunjuk Perencanaan Trotoar Direktur Jenderal Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan Kota No. 007/T/BNKT/1990

Soekanto,Soerjono dan Sulistyowati,Budi. Sosiologi Suatu Pengantar( Jakarta: Rajawali Pers. 2013).

Soekanto,Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum,(Jakarta: UI Press, 1986).UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG

LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN hlm. 69

19