chairunnisastkipkn.files.wordpress.com · web viewrespon yang diharapkan dari pendengar adalah...

22
BAB 1 LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Keterampilan berbicara sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan. Bidang pendidikan, misalnya, dalam bentuk keterampilan berbicara yang melibatkan komunikasi antara guru dan siswa, baik yang sifatnya satu arah maupun yang timbal balik ataupun keduanya. Seseorang yang memiliki keterampilan berbicara yang baik, akan memiliki kemampuan yang baik pula dalam berkomunikasi. Dengan keterampilannya, segala pesan yang disampaikannya akan mudah dicerna, sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dengan siapa saja. Pembelajaran berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Pressley dan Stahl (dalam Junita, 2009:1) mengatakan bahwa ketika keterampilan berbahasa ini tercapai maka anak sudah memiliki modal yang kuat untuk mencapai perkembangan kognitif dan psikososial yang optimal. Pembelajaran berbicara yang dilakukan khususnya ditingkat sekolah dasar, yakni berbicara memberitahukan, melaporkan dan menginformasikan; berbicara menghibur, dan berbicara membujuk, mengajak, meyakinkan atau menggerakkan. Ketiga kegiatan berbicara tersebut tentunya masih dalam jangkauan dasar yang sifatnya sederhana. Terampil berbicara tidaklah semudah yang dibayangkan. Kenyataan menunjukkan bahwa taraf kemampuan berbicara siswa bervariasi mulai taraf yang baik atau lancar, sedang, gagap, atau kurang. Ada siswa yang lancar menyatakan keinginan, rasa senang, sedih, Page 1

Upload: others

Post on 01-Apr-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: chairunnisastkipkn.files.wordpress.com · Web viewRespon yang diharapkan dari pendengar adalah komunikasi yang aktif. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya

BAB 1

LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang

Keterampilan berbicara sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan. Bidang pendidikan, misalnya, dalam bentuk keterampilan berbicara yang melibatkan komunikasi antara guru dan siswa, baik yang sifatnya satu arah maupun yang timbal balik ataupun keduanya. Seseorang yang memiliki keterampilan berbicara yang baik, akan memiliki kemampuan yang baik pula dalam berkomunikasi. Dengan keterampilannya, segala pesan yang disampaikannya akan mudah dicerna, sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dengan siapa saja. Pembelajaran berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Pressley dan Stahl (dalam Junita, 2009:1) mengatakan bahwa ketika keterampilan berbahasa ini tercapai maka anak sudah memiliki modal yang kuat untuk mencapai perkembangan kognitif dan psikososial yang optimal. Pembelajaran berbicara yang dilakukan khususnya ditingkat sekolah dasar, yakni berbicara memberitahukan, melaporkan dan menginformasikan; berbicara menghibur, dan berbicara membujuk, mengajak, meyakinkan atau menggerakkan. Ketiga kegiatan berbicara tersebut tentunya masih dalam jangkauan dasar yang sifatnya sederhana. Terampil berbicara tidaklah semudah yang dibayangkan. Kenyataan menunjukkan bahwa taraf kemampuan berbicara siswa bervariasi mulai taraf yang baik atau lancar, sedang, gagap, atau kurang. Ada siswa yang lancar menyatakan keinginan, rasa senang, sedih, sakit atau letih. Ada juga siswa yang tidak dapat meyatakan pendapatnya mengenai sesuatu walaupun dalam taraf yang sederhana. Tidak sedikit juga siswa yang masih takut-takut berdiri dihadapan teman sekelasnya. Bahkan tidak jarang terlihat beberapa siswa berkeringat dingin, berdiri kaku, lupa segalanya bila ia berhadapan dengan sejumlah siswa lainnya. Terlebih lagi tingkat sekolah dasar yang merupakan jenjang menantang bagi seorang guru dalam mengajarkan pembelajaran berbicara. Siswa kelas II jenjang sekolah dasar masih ingin belajar dalam kondisi bermain-main dan selalu mencari perhatian guru. Mengingat kondisi tersebut, guru harus menanamkan keterampilan berbicara dalam suasana bermain dan menyenangkan, sehingga siswa merasa bahwa belajar Bahasa Indonesia, khususnya berbicara tidak sulit

Page 1

Page 2: chairunnisastkipkn.files.wordpress.com · Web viewRespon yang diharapkan dari pendengar adalah komunikasi yang aktif. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya

B. Rumusan masalah :

1. Apa pengertian Pembelajaran berbicara berbasis Karakter?

2. Metode apa yang digunakan dalam Pembelajaran berbicara berbasis karakter?

3. Apa model Pembelajaran Berbicara berbasis Karakter?

Page 2

Page 3: chairunnisastkipkn.files.wordpress.com · Web viewRespon yang diharapkan dari pendengar adalah komunikasi yang aktif. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Bahasa berbasis Pengembangan Sikap, Keterampilan, Pengetahuan dan Karakter

Untuk lebih mudah memahami pegertian pembelajaran berbicara berbasis karakter sebelumnya kita ketahui terlebih dahulu pengertian sikap, keterampilan, pengetahuan, pembelajaran, berbicara dan karakter.

1. Pengertian Sikap

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut (Azwar, 2002). Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi (Sudjiono, 2001). Menurut Azwar (2002), struktur sikap terdiri atas 3 komponen, yaitu :a) Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang

berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.b) Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang

terhadap suatu objek sikap, secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.

c) Komponen konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi.

Interaksi antara ketiga komponen sikap yang telah tersebut di atas, adalah selaras dan konsisten dikarenakan apabila dihadapkan dengan satu objek sikap yang sama maka ketiga komponen itu harus mempolakan arah sikap yang seragam. Apabila salah satu diantara ketiga komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain maka akan terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa sehingga konsisten itu terjadi kembali.

Prinsip inilah yang banyak dimanfaatkan dalam manipulasi sikap yang mengalihkan bentuk sikap tertentu menjadi bentuk yang lain yakni dengan memberikan informasi berbeda, mengenai objek sikap yang dapat menimbulkan

Page 3

Page 4: chairunnisastkipkn.files.wordpress.com · Web viewRespon yang diharapkan dari pendengar adalah komunikasi yang aktif. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya

inkonsistensi diantara komponen-komponen sikap seseorang. Dalam hal ini yang semula negatif berangsur-angsur menjadi netral dan kemudian sangat mungkin menjadi positif (Azwar, 2002).

Dalam interaksi sosialnya individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai obyek psikologis yang dihadapinya. Diantaranya berbagai faktor yang mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga pendidikan, dan lembaga agama serta factor emosi dalam diri individu (Azwar, 2002).

2. Pengertian Keterampilan

Ketrampilan (skill) adalah kemampuan seseorang untuk bertindak setelah menerima pengalaman belajar tertentu. Ketrampilan sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar efektif yang menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu dengan makna yang terkandung dalam aktivitas mental (Sudjiono, 2001). Menurut Notoatmojo (2003), untuk terwujudnya tindakan dalam bentuk ketrampilan diperlukan faktor pendukung yaitu :a) Fasilitasb) Sikap yang positif, danc) Dukungan (support) dari pihak lain.

Theron (1998), mengemukakan bahwa para bidan yang mempelajari kartu antenatal dan partograf secara signifikan memiliki peningkatan bukan hanya pada pengetahuan kognitif, tapi juga kemampuan mereka untuk menginterpretasikan informasi klinik. Jika pengetahuan dan kemampuannya diaplikasikan dalam praktek klinik, maka akan terjadi pengurangan kematian maternal dan perinatal.

3. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, raba, dan rasa. Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan

Page 4

Page 5: chairunnisastkipkn.files.wordpress.com · Web viewRespon yang diharapkan dari pendengar adalah komunikasi yang aktif. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya

lebih langgeng daripada perilaku ynag tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan seorang remaja di peroleh dari pengalaman yang berasal dari berbagi media masa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, orang tua, internet, media poster, teman dekat, dan sebagainya (Notoatmojo, 2003).

Pengetahuan merupakan proses kognitif dari seseorang atau individu untuk memberi arti terhadap lingkungan, sehingga masing-masing individu akan memberi arti sendiri-sendiri terhadap stimuli yang diterimanya meskipun stimuli itu sama. Pengetahuan mempunyai aspek pokok untuk mengubah perilaku seseorang yang disengaja (Nurhidayati, 2005). Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang tentang suatu hal melalui proses pembelajaran baik disengaja ataupun tidak disengaja.

Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan mencakup domain kognitif yang mempunyai 6 arah atau tingkat yaitu :

1. Tahu (Know). Mengingat suatu materi atau objek yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguikan, mendefinisikan, menyatakan.

2. Memahami (Comprehension). Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasikan materi tersebut.

3. Aplikasi (Aplication). Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi yang riil.

4. Analisis (Analysis). Suatu kemampuan menyebarkan materi ke dalm suatu komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi yang ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis). Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang baru dari formulasi yang lama.

6. Evaluasi (Evaluation). Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek penelitian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. (Notoatmodjo, 2003).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pendidikan

Page 5

Page 6: chairunnisastkipkn.files.wordpress.com · Web viewRespon yang diharapkan dari pendengar adalah komunikasi yang aktif. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dari proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki karakter spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdaasan, akhlak mulia, serta ketrampilan dirinya, masyarakat dan Negara (Depkes, 2003).

Pengukuran pengetahan secara umum1) Pertanyaan subyektif digunakan untuk penilaian yang melibatkan faktor

subyektif yang dinilai.2) Pertanyaan obyektif digunakan untuk penilaian tanpa melibatkan faktor

subjektif dari penilai.

Berdasarkan kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan obyektif khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan penilainnya akan lebih cepat (Arikunto, 2002).

4. Pengertian Pembelajaran

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkaran belajar. Menurut Wikipedia, Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukkan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.”sedangkan menurut Sudjana (2004:24), pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan edukatif antara peserta didik dan pendidik yang melakukan kegiatan belajar[1]

5. Pengertian Berbicara

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 114), berbicara adalah suatu kegiatan berkata, bercakap-cakap, berbahasa, atau mengungkapkan suatu pendapat secara lisan. Dengan berbicara manusia dapat menuangkan ide, gagasan, perasaan kepada orang lain sehingga dapat menghasilkan suatu interaksi di dalam sebuah komunitas di masyarakat.

Menurut Tarigan (1990 :15) berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Dapat dikatakan bahwa

Page 6

Page 7: chairunnisastkipkn.files.wordpress.com · Web viewRespon yang diharapkan dari pendengar adalah komunikasi yang aktif. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya

berbicara merupakan suatu system tanda-tanda yang dapat didengar dan yang kelihatan yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia untuk maksud dan tujuan gagasan atau ide yan dikombinasi.

Berbicara adalah kemampuan berbahasa yang sering digunakan seseorang sebagai alat komunikasi sehari-hari. Dalam proses belajar-mengajar, siswa dituntut mampu mengemukakan pendapat secara lisan. Misalnya bertanya dalam kelas, atau berdiskusi memecahkan masalah yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang sedang dipelajarinya.

6. Pengertian Karakter

Menurut Doni Kusuma, karakter adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat diri dari seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungannya.

Menurut Gulo. W, Karakter adalah keperibadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatiif tetap.[2]

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.

Karakter adalah watak atau sifat, fitrah yang ada pada diri manusia yang perlu kita bentuk, kita tumbuh kembangkan dan kita bangun. Pendidikan karakter yang diberikan kepada siswa dapat membentuk prilaku positif, interaksi yang baik dengan gurunya, kemampuan mengelola emosi, percaya diri, kemampuan berinteraksi sosial dengan kawannya, termasuk kemampuan akademik.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa pembelajaran berbicara berbasis karakter adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru untuk melihat kesanggupan siswa dalam menyampaikan gagasan-gagasan yang ada dalam pikirannya kepada orang lain sekaligus penanaman nilai karakter kepada siswa agar terbentuk prilaku positif, interaksi yang baik dengan gurunya, kemampuan mengelola emosi, percaya diri, kemampuan berinteraksi sosial dengan kawannya, termasuk kemampuan akademik.

Page 7

Page 8: chairunnisastkipkn.files.wordpress.com · Web viewRespon yang diharapkan dari pendengar adalah komunikasi yang aktif. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya

B. Metode Pembelajaran Berbicara Berbasis Karakter

Pembelajaran berbicara berbasis karakter perlu ditingkatkan, karena pada kenyataannya masih banyak siswa yang sulit berbicara ketika didaulat beribicara ke depan kelas dan sulit menggunakan bahasa yang sopan ketika berbicara. Banyak yang masih malu-malu atau tersendat-sendat serta berkeringat dingin bila disuruh berbicara ke depan kelas. Apabila keadaannya seperti di atas, maka guru harus berupaya keras untuk memberikan kesempatan kepada siswa berbicara secara bergiliran menggunakan tata bahasa yang sopan dalam setiap proses pembelajaran. Agar siswa terampil berbicara, guru harus memandu siswa dan mengetahui metode pembelajaran yang tepat. Jika metode dikaitkan dengan pengalaman belajar, maka maka metode berfungsi sebagai sarana mewujudkan pengalaman belajar yang telah dirancang menjadi kenyataan dalam pembelajaran pokok bahasan tertentu. Guru harus menciptakan berbagai pengalaman belajar berbicara agar siswa dapat berlatih berbicara. Berbicara sebagai sebuah keterampilan memerlukan banyak latihan.

Metode pembelajaran berbicara yang baik harus memenuhi berbagai kriteria. Kriteria itu berkaitan dengan tujuan, bahan, pembinaan keterampilan proses, dan pengalaman belajar. Kriteria yang harus dipenuhi oleh metode pembelajaran berbicara, antara lain:

1. Relevan dengan tujuan,

2. Memudahkan siswa memahami materi pembelajaran,

3. Mengembangkan butir-butir keterampilan proses,

4. Dapat mewujudkan pengalaman belajar yang telah dirancang,

5. Merangsang siswa untuk belajar,

6. Mengembangkan penampilan siswa,

7. Mengembangkan keterampilan siswa dalam bebricara,

8. Tidak menuntut peralatan yang rumit,

9. Mudah dilaksanakan, dan

10. Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan.

Adapun syarat minimal yang harus dipenuhi guru berbicara adalah:

1. penguasaan materi,

2. cara mengajarkan berbicara,

Page 8

Page 9: chairunnisastkipkn.files.wordpress.com · Web viewRespon yang diharapkan dari pendengar adalah komunikasi yang aktif. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya

3. mempunyai pengalaman dengan berbagai ragam metode atau teknik pembelajaran,

4. mahir berbicara.

Pembelajaran berbicara mempunyai sejumlah komponen yang pembahasanya diarahkan pada segi metode pengajaran. Guru harus dapat mengajarkan keterampilan berbicara dengan menarik dan bervariasi.

Berikut ini dipaparkan sejumlah metode berbicara, antara lain:

1. Memerikan

Memerikan berarti menjelaskan, menerangkan, melukiskan atau mendeskripsikan sesuatu. Siswa disuruh memperlihatkan sesuatu berupa benda atau gambar, kesibukan lalu lintas, melihat pemandangan atau gambar secara teliti. Kemudian siswa diminta memerikan sesuatu yang telah dilihatnya.

Guru : (memperlihatkan gambar seorang anak pergi ke sekolah bersama temantemannya dalam beberapa menit).

Siswa : (setelah memperhatikan gambar tersebut, ia berbicara) serombongan anak pergi ke sekolah. Mereka berpakaian bersih dan sopan. Seragam sekolah mereka berwarna putih dan merah dipadu dengan ropi merah puti kotak-kotak. Mereka tampak sehat dan ceria.....dst.

2. Menjawab Pertanyaan

Siswa yang susah atau malu berbicara, dapat dipancing untuk berbicara dengan menjawab pertanyaan mengenai dirinya, misalnya mengenai nama, usia, tempat tinggal, pekerjaaan orang tua, dan sebagainya.

Guru : Apa pekerjaan orang tuamu? Siswa : Berjualan makanan. Guru : Makanan apa? Siswa : Lauk pauk sebagi teman nasi ketika makan...dst.

3. Bertanya

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya merupakan salah satu cara agar siswa berlatih berbicara. Melalui pertanyaan siswa dapat menyatakan keingintahuannya terhadap sesuatu hal. Tingkat atau jenjang pertanyaan yang diutarakan melambangkan tingkat kedewasaan siswa. Melalui pertanyaan-

Page 9

Page 10: chairunnisastkipkn.files.wordpress.com · Web viewRespon yang diharapkan dari pendengar adalah komunikasi yang aktif. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya

pertanyaan yang sistematis siswa dapat menemukan sesuatu yang diinginkannya.

4. Melanjutkan Cerita

Dalam pembelajaran ini guru menyiapkan cerita yang belum selesai. Para siswa disuruh melanjutkan cerita yang tidak selesai seorang demi seorang paling banyak lima orang. Pada bagian akhir kegiatan memeriksa jalan cerita apakah sistematis, logis, atau padu.

5. Menceritakan Kembali

Pembelajaran berbicara dengan teknik menceritakan kembali dilakukan dengan cara siswa membaca bahan itu dengan seksama. Kemudian guru meminta siswa menceritakan kembali isi bacaan dengan kata-kata sendiri secara singkat.

6. Percakapan

Percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat mengenai suatu topik antardua orang atau lebih. Dalam percakapan ada dua kegiatan yaitu menyimak dan berbicara silih berganti. Suasana dalam percakapan biasanya akrab, spontan, dan wajar. Topik pembicaraan adalah hal yang diminati bersama. Percakapan merupakan suasana pengembangan keterampilan berbicara.

7. Parafrase

Parafrase artinya beralih bentuk, misalnya memprosakan isi puisi menjadi prosa. Dalam pararfase, guru menyiapkan sebuah puisi yang cocok bagi kelas itu. Guru membacakan puisi itu dengan suara jelas, intonasi yang tepat dan normal. Siswa menyimak pembacaan dan kemudian menceritakannya dengan kata-kata sendiri.

8. Bertelepon

Menurut Tarigan (1987: 124) telepon sebagai alat komunikasi yang sudah meluas sekali pemakaianya. Keterampilan menggunakan telepon bisnis, menyampaikan berita atau pesan. Penggunaan telepon menuntut syarat-syarat

Page 10

Page 11: chairunnisastkipkn.files.wordpress.com · Web viewRespon yang diharapkan dari pendengar adalah komunikasi yang aktif. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya

tertentu antara lain: berbicara dengan bahasa yang jelas, singkat dan lugas. Metode bertelepon dapat digunakan sebagai metode pengajaran berbicara. Melalui metode bertelepon diharapkan siswa didik berbicara jelas, singkat dan lugas. Siswa harus dapat menggunakan waktu seefisien mungkin.

9. Wawancara

Menurut Tarigan (1987: 126) wawancara atau interview sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya wartawan mewawancarai para menteri, pejabat atau tokoh-tokoh masyarakat mengenai isyu penting. Wawancara dapat digunakan sebagai metode pengajaran berbicara, pada hakekatnya wawancara adalah bentuk kelanjutan dari percakapan atau tanya jawab. Percakapan dan tanya jawab sudah biasa digunakan sebagai metode pengajaran berbicara.

10. Diskusi

Diskusi sering digunakan sebagai kegiatan dalam kelas. Metode diskusi sangat berguna bagi siswa dalam melatih dan mengembangkan keterampilan berbicara dan siswa juga turut memikirkan masalah yang didiskusikan. Menurut Kim Hoa Nio dalam Tarigan (1987: 128) diskusi ialah proses pelibatan dua atau lebih individu yang berintraksi secara verbal dan tatap muka, mengenai tujuan yang sudah tentu melalui cara tukar menukar informasi untuk memecahkan masalah.

Kelebihan berbicara :

a)Diskusi lebih banyak melatih siswa berpikir secara logis karena dalam diskusi ada roses adu argumentasi

b)Argumentasi yang dikemukakan mendapat penilaian dari siswa yang lain, sehingga hal ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir dalam memecahkan suatu masalah

c)Peserta yang pasif dapat dirangsang supaya alktif berbicara oleh moderator atau peserta yang lain.

d)Umpan balik dapat diterima secara langsung sehingga dapat memperbaiki cara berbicara si pembicara.

11. Metode Dramatisasi

Page 11

Page 12: chairunnisastkipkn.files.wordpress.com · Web viewRespon yang diharapkan dari pendengar adalah komunikasi yang aktif. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya

Metode ini adalah kelanjutan dari kegiatan bermain peran yang dilengkapi dengan tema, seting, perwatakan, seting dan naskah drama yang ditampilkan secara utuh. Kegiatan ini penuh dengan kegiatan berbicara sesuai dengantuntunan naskah yang runtut.

C. Sikap Mental dalam Berbicara

Kegiatan berbicara merupakan kegiatan yang membutuhkan berbagai macam pengetahuan dan kemampuan yang sangat kompleks, salah satunya adalah sikap mental. Sikap mental yang harus dibina oleh seorang pembicara pada saat berbicara dijelaskan berikut ini.

1. Rasa Komunikasi Dalam berbicara harus terdapat keakraban antara pembicara dan pendengar. Jika rasa keakraban itu tumbuh. Dapat dipastikan tidak akan terjadi proses komunikasi yang timpang. Pembicara yang baik akan berusaha untuk menumbuhkan suasana komunikasi yang erat, seperti dalam pembicaraan sehari-hari. Respon yang diharapkan dari pendengar adalah komunikasi yang aktif.

2. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Rasa percaya ini akan menghilangkan keraguan, sehingga pembicara akan merasa yakin dengan apa yang disampaikannya.

3. Rasa Kepemimpinan Aminudin (1983: 12) mengemukakan bahwa rasa kepemimpinan yang berhubungan dengan kegiatan berbicara adalah rasa percaya diri dari pembicara bahwa dirinya mampu mengatur, menguasai, dan menjalin suasana akrab dengan pendengarnya, serta mampu menyampaikan gagasan-gagasannya dengan baik. Pembicara yang memiliki kemampuan dan mental pemimpin akan mampu mengatur dan mengarahkan pendengar agar berkonsentrasi terhadap pokok pembicaraan yang sedang dibahas.

D. Model pembelajaran berbicara berbasis karakter

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih.

Page 12

Page 13: chairunnisastkipkn.files.wordpress.com · Web viewRespon yang diharapkan dari pendengar adalah komunikasi yang aktif. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya

Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Dalam pendekatan ini, siswa merupakan bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai hasil yang optimal dalam belajar.

Cooperative learning ini juga memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru, melainkan juga bisa juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya.

Jadi, keberhasilan belajar dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh melainkan perolehan itu akan baik jika dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.

Beberapa karakteristik pendekatan Cooperative Learning, antara lain:

a) individual accountability, yaitu bahwa setiap individu di dalam kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh tanggung jawab setiap anggota;

b) social skill, meliputi seluruh hidup sosial, kepekaan sosial, dan mendidik siswa untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengarahan diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan ini mengajarkan siswa untuk belajar memberi dan menerima, mengambil dan menerima tanggung jawab, menghormati hak orang lain, dan membentuk kesadaran sosial;

c) positive interdependence adalah sifat yang menunjukkan saling ketergantungan satu terhadap yang lain di dalam kelompok secara positif. Keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh peran serta setiap anggota kelompok karena setiap anggota kelompok dianggap memiliki kontribusi. Jadi, siswa berkolaborasi bukan berkompetisi;

d) group processing, proses jawaban permasalahan dikerjakan oleh kelompok secara bersama-sama. Perancangan dan pelaksanaan model pembelajaran Cooperative Learning didasari oleh pemikiran filosofis “Greeting Better Together”, yang berarti untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dalam belajar hendaknya dilakukan secara bersama-sama. Untuk menciptakan “kebersamaan” dalam belajar, guru harus merancang program pembelajarannya dengan mempertimbangkan aspek kebersamaan siswa sehingga mampu mengondisikan dan memformulasikan kegiatan belajar siswa dalam interaksi yang aktif interaktif dalam suasana kebersamaan bukan saja di dalam kelas melainkan juga di luar lingkungan sekolah.

Page 13

Page 14: chairunnisastkipkn.files.wordpress.com · Web viewRespon yang diharapkan dari pendengar adalah komunikasi yang aktif. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkaran belajar.

Berbicara adalah kemampuan berbahasa yang sering digunakan seseorang sebagai alat komunikasi sehari-hari. Dalam proses belajar-mengajar, siswa dituntut mampu mengemukakan pendapat secara lisan. Misalnya bertanya dalam kelas, atau berdiskusi memecahkan masalah yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang sedang dipelajarinya.

Pembelajaran berbicara berbasis karakter adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru untuk melihat kesanggupan siswa dalam menyampaikan gagasan-gagasan yang ada dalam pikirannya kepada orang lain sekaligus penanaman nilai karakter kepada siswa agar terbentuk prilaku positif, interaksi yang baik dengan gurunya, kemampuan mengelola emosi, percaya diri, kemampuan berinteraksi sosial dengan kawannya, termasuk kemampuan akademik.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran berbicara berbasis karakter adalah wawancara, diskusi, memerikan, menjawab pertanyaan dan lain lain.

B. Saran Sebagai calon pendidik, hendaknya kita harus memahami pengajaran

keterampilan berbahasa berbasis karakter termasuk di dalamnya yaitu sikap dan mental dalam berbicara, berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa, model dan metode pembelajaran yang digunakan

Page 14

Page 15: chairunnisastkipkn.files.wordpress.com · Web viewRespon yang diharapkan dari pendengar adalah komunikasi yang aktif. Rasa Percaya Diri Seorang pembicara harus memiliki rasa percaya

DAFTAR PUSTAKA

Made Pidarta,1997. Landasan kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta

Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah

Page 15