hubungan tingkat rasa percaya diri dengan hasil …

107
HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL BELAJAR (Studi Mata Pelajaran IPS di SMP Fatahillah Jakarta Selatan) SKRIPSI Oleh : SITI NUR DEVA RACHMAN NIM : 105015000652 JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: others

Post on 25-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL

BELAJAR

(Studi Mata Pelajaran IPS di SMP Fatahillah Jakarta Selatan)

SKRIPSI

Oleh :

SITI NUR DEVA RACHMAN

NIM : 105015000652

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Allah berfirman; “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya nama-nama benda ini, Allah berfirman;

“Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui apa yang kamu lahirkan dan

apa yang kamu sembunyikan.

(Al-Baqarah 2:33)

Page 3: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Dengan segenap cinta dan buktiku,

kupersembahkan karya kecilku ini untuk

orang-orang tercinta,

Ayahanda, Agus Tjik Rachman dan Ibunda Seony Yusrini,

beserta Kakak dan Adikku tersayang.

Page 4: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT. serta limpahan rahmat karunia dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul penelitian “Hubungan

Tingkat Rasa Percaya Diri dengan Hasil Belajar (Studi Mata Pelajaran IPS di SMP Fatahillah

Jakarta Selatan)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak sekali kekurangan

dikarenakan keterbatasan pengetahuan, waktu, wawasan dan kemampuan penulis dalam hal

analisis.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat, penulis ingin

berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan dorongan dan

bantuan baik moril maupun materil serta do’a sehingga skripsi ini dapat selesai, yaitu :

1. Yth. Bapak Didin Syafruddin, MA. dan Bapak Iwan Purwanto, MPd. yang telah

banyak memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis menyusun skripsi

ini.

2. Seluruh civitas akademika di lingkungan FITK, Bapak Drs. H. Nurochim, MM,

Kajur Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, dan seluruh dosen di lingkungan

FITK khususnya Sosiologi-Antropologi yang telah mencurahkan ilmunya selama

penulis kuliah. Juga kepada para staf perpustakaan dan staf Biro Pendidikan FITK

di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Kepada Bapak/Ibu Guru SMP Fatahillah Jakarta Selatan yang telah mendukung

penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, serta

siswa-siswi yang bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi angket selama

penelitian berlangsung.

4. Kepada kedua orang tuaku tercinta, Agus Tjik Rachman dan Seony Yusrini Yasin

yang telah memberikan kasih sayang, cinta, pengertian, dan bantuan berupa moril

Page 5: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

dan materil yang tak putus-putus, semua itu tak akan pernah bisa terbalas. Semoga

Allah SWT. selalu memberkati kalian berdua.

5. Kepada abangku, Arief Rachman, Lona, Tomy, dan saudara perempuanku, Kak

Moulin, Teni dan Uyung yang sangat membantu segala keperluan penulis, serta

adikku, Ayu Agustina, yang menyemangati penulis. Terima kasih atas pengertian

kalian selama ini.

6. Kepada orang terkasih sekaligus sahabat sepermainan penulis : MI dan SR. Utami

Dewi yang sangat setia menemani saat suka maupun duka hingga saat dimana

penulis jatuh dan lemah mental kalian selalu tulus mengiringi langkahku (aku

sangat menyayangi kalian). Juga untuk sahabat penulis sejak SMA yang telah

memilih jalurnya masing-masing, Dania, Debby, Dotty dan Icha. Semoga sukses

selalu menyertai kalian.

7. Kepada keluarga besar Pramana yang selalu memberikan motivasi kepada penulis

dan menganggap penulis adalah bagian dari keluarga kalian.

8. Kepada rekan-rekan angkatan FITK 2005, juga kepada teman baik penulis (The

Sapta) Siva, Mela, Putri,Yuni dan Nuni (agar tak terjadi salah pengertian perlu

dijelaskan bahwa urutan di atas berdasarkan umur) yang telah menciptakan

pertemanan yang indah dan telah membuat hari-hari penulis penuh dengan canda

dan haru. Terima kasih atas dukungan yang telah dicurahkan selama ini sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga pertemanan kita akan terus

abadi.

9. Rekan-rekan PPKT 2009 Ria, Maria, Adinda, Fety , Mochtar, Karyadi yang telah

memberikan motivasi dan inspirasi bagi penulis untuk cepat-cepat menyelesaikan

skripsi ini.

10. Tak luput juga rekan-rekan seprofesi sebagai pengajar di SMK MABAD 69,

khususnya Bapak Rochiyat Sitopang, selaku kepala sekolah, yang memberikan

motivasi kepada penulis agar cepat selesai.

11. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu. Semoga kebaikan yang kalian berikan, dapat tergantikan

oleh pahala dan rezeki berupa apapun dari Allah SWT.

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Walaupun demikian, isi dan penulisan skripsi ini adalah tanggung jawab

penulis. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik bersifat membangun dari

berbagai pihak sehingga tugas akhir ini akan menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Jakarta, 28 Januari 2010

Penulis

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI……………….................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii

DAFTAR ISTILAH.................................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN…….………………………………………………1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 2

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah.......................................................................... 3

D. Perumusan Masalah ............................................................................. 3

E. Manfaat dan Kegunaan Hasil Penelitian .......................................... 3

F. Sistematika Penyusunan........................................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 5

A. Deskripsi Teori ........................................................................................ 5

1. Pengertian Belajar ............................................................................ 5

a. Unsur-unsur Belajar ....................................................................... 7

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

b. Tipe-tipe Belajar ............................................................................ 8

2. Pengertian Rasa Percaya Diri ......................................................... 9

a. Percaya Kepada Diri Sendiri ...................................................... 10

b. Cara Mendapatkan Rasa Percaya Diri.................................... 10

c. Ciri-ciri Percaya Diri ...................................................................... 14

d. Perkembangan Percaya Diri...................................................... 15

e. Faktor Yang Mempengaruhi Percaya Diri ............................... 15

3. Pengertian Hasil Belajar .................................................................. 18

4. Hubungan Rasa Percaya Diri dan Hasil Belajar........................... 20

5. Teori Pendidikan Yang Menumbuhkan Rasa Percaya Diri ………. 24

B. Kerangka Pikir………………………………………………………….29

C. Hipotesa.................................................................................................. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 31

A. Tempat, Waktu dan Sumber Data Penelitian .................................. 31

B. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 32

C. Variabel Penelitian................................................................................ 32

D. Populasi dan Sampel........................................................................... 33

1. Populasi.............................................................................................. 33

2. Sampel ............................................................................................... 33

E. Teknik Analisa Data............................................................................... 33

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

F. Kisi-kisi Instrumen .................................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................................. 39

A. Profil Sekolah .......................................................................................... 39

1. Sejarah Berdirinya ............................................................................. 39

2. Visi dan Misi ........................................................................................ 39

3. Komponen Pendidikan.................................................................... 40

a. Guru................................................................................................ 40

b. Siswa ............................................................................................... 41

c. Kurikulum dan Pembelajaran..................................................... 42

d. Sarana dan Prasarana ................................................................ 44

B. Pengumpulan Data............................................................................... 44

1. Persiapan Penelitian......................................................................... 44

2. Pelaksanaan penelitian................................................................... 45

C. Deskriptif dan Analisis Data ................................................................. 45

1. Tabulasi Korelasi ................................................................................ 47

a. Variabel X (Rasa percaya diri)................................................... 47

b. Variabel Y (Hasil belajar)............................................................. 59

2. Analisis Korelasi Variabel X (Rasa percaya diri)

dan Variabel Y (Hasil belajar)......................................................... 66

3. Pengujian Hipotesa .......................................................................... 77

Page 10: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

4. Uji Signifikan........................................................................................ 78

E. Hasil Penelitian....................................................................................... 79

1. Prestasi Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS................. 79

2. Hubungan Tingkat Rasa Percaya Diri dengan Hasil Belajar...... 80

3. Hasil Pengamatan ............................................................................ 81

BAB V .................................................................................................................. 82

A. Kesimpulan ............................................................................................ 82

B. Saran ....................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 Daftar Tenaga Pengajar Tahun Ajaran 2009/2010................... 40

Tabel 2 Daftar Keadaan Siswa-siswi kelas VII 2009/2010 ....................... 41

Tabel 3 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri………………................. 47

Tabel 4 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ....................................... 48

Tabel 5 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ....................................... 48

Tabel 6 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ........................................ 49

Tabel 7 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ....................................... 49

Tabel 8 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ....................................... 50

Tabel 9 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ........................................ 50

Tabel 10 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ....................................... 51

Tabel 11 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ....................................... 51

Tabel 12 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ....................................... 52

Tabel 13 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ....................................... 52

Tabel 14 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri. ...................................... 53

Tabel 15 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ....................................... 54

Tabel 16 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ....................................... 54

Tabel 17 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ....................................... 55

Tabel 18 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ………........................... 55

Page 12: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Tabel 19 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ........................................ 56

Tabel 20 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ....................................... 56

Tabel 21 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri ....................................... 57

Tabel 22 Pernyataan Tingkat Rasa Percaya Diri. ...................................... 57

Tabel 23 Perhitungan Variabel X (Rasa Percaya Diri).............................. 67

Tabel 24 Perhitungan (Variable Y (Hasil Belajar)....................................... 68

Tabel 25 Skor Variabel X dan Y……………………………………………..70

Tabel 26 Perhitungan Untuk Mendapatkan Angka Indeks Korelasi

Antara Variabel X dan Variabel Y…………………………………73

Page 13: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

BAB 1

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu pembelajaran yang menciptakan interaksi sosial

antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan yang berlangsung dalam

lingkungan sekolah. Seorang pendidik berkewajiban untuk memberikan, menanamkan,

menumbuhkan nilai-nilai positif pada peserta didik untuk menumbuhkembangkan sendiri

nilai-nilai yang ada pada dirinya dilingkungan sekolah.1

Pada usia sekolah sampai usia remaja, seorang anak sangat dipengaruhi oleh

lingkungan sosial, dan proses perubahan merupakan hal yang dialami oleh setiap anak.

Karena dalam proses kematangan kepribadiannya, remaja secara bertahap memunculkan

sifat-sifat yang saling berbenturan dengan rangsangan dari lingkungan sekitar.2

Dalam menumbuhkan rasa percaya diri, orang tua sebagai keluarga inti harus

memperhatikan hal-hal penting, diantaranya adalah dengan mendorong anak untuk selalu

berupaya, menerima kelebihan dan kekurangannya, memberikannya pujian dan reward

pada setiap aktifitas anak yang mengarah pada kepercayaan diri dan rasa hormat dirinya

tersebut.3

Untuk menumbuhkan rasa percaya diri maka individu harus memulainya dari dalam

diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan

yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya.

A. Latar Belakang Masalah

“Dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) dari UU Sisdiknas Pasal 3 Ayat (3) yang menyatakan bahwa setiap warga Negara usia wajib belajar berhak mendapat pelayanan program wajib belajar yang bermutu tanpa dipungut biaya. Hal ini merupakan usaha dasar yang terencana dalam pendidikan ( UU NO.20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1) untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar anak didik aktif dan

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 3, h. 3.

2 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), h. 71, 74 3 Ira Petranto, “Rasa Percaya Diri adalah Pantulan Pola Asuh Orang Tua”, dalam irapetranto.blogspot.com, 28 April 2006.

Page 14: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan ketrampilan untuk dirinya di lingkungan masyarakat”.4

Pendidikan pada dasarnya memiliki peranan penting demi terciptanya individu

atau anak didik yang cerdas dan kreatif. Salah satu indikator dari percaya diri, yaitu

kreatifitas anak didik.

Rasa percaya diri sangat mempengaruhi kreatifitas anak, oleh sebab itu sebagai

orang tua maupun pendidik jangan pernah mematikan rasa percaya diri pada seorang

anak. Menurut Jack Canfield, apabila seorang anak jika dalam sehari menerima 3- 6 kali

komentar negatif dari komentar positif. Hal ini menyebabkan seseorang memiliki rasa

percaya diri yang rendah akan kemampuan yang dimilikinya.5 Seringkali kita melihat

banyak orang yang memberikan julukan, cap atau label pada orang tertentu karena

kebiasaannya ataupun karena hal yang lainnya baik hal yang baik maupun hal yang

buruk, namun lebih banyak julukan atau label tersebut dikarenakan hal-hal yang buruk.

Seperti contohnya labeling karena seseorang itu pernah membolos atau mungkin sesuatu

yang lain maka orang itu dicap sebagai pembolos dan lain sebagainya.

Tahukah anda bahwa sebenarnya labeling pada seseorang itu akan dapat

berdampak buruk bagi orang tersebut untuk jangka panjangnya. Dalam sosiologi ada

sebuah teori penyimpangan yakni teori labeling yang dikemukakan oleh Edwin M.

Lemert yang menyatakan bahwa seseorang menjadi menyimpang karena proses labeling

yang berupa julukan etiket dan merk yang diberikan oleh masyarakat.6

Maka dari itu penting sekali rasa percaya diri seseorang bisa terbentuk apabila

menerima penghargaan yang didapat dari lingkungan sekitarnya, bukan hanya komentar

negatif yang diterimanya, melainkan uang terpenting untuk menumbuhkan rasa percaya

diri yaitu komentar-komentar positif..

4 Depdiknas, “Peraturan Pelaksanaan”, dalam http://duniaesai.com, Jakarta 23 Juli 2003. 5 Bobbi Deporte, ”Quantum Learning”, dalam http://jackcanfield.com, 22 Maret 2000.

6 Riyanto Sanjaya, “Labeling”, dalam http://r-yand-t.blogspot.com/2007_09_01_archive.html, Jakarta 28 September 2007.

Page 15: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Dalam proses pembelajaran, rasa percaya diri merupakan salah satu faktor intern

pendukung keberhasilan siswa akan potensi yang dimilikinya, rasa percaya diri sangat

penting untuk ditanamkan kepada setiap siswa, karena kurangnya rasa percaya diri bisa

menyebabkan kegagalan siswa dalam melaksanakan tugas di sekolah maupun saat proses

belajar di sekolah.7 Hal tersebut didasari oleh ketidakpercayaan akan kemampuan dirinya

dan berdampak pada prestasi hasil belajar yang rendah. Sehingga dengan demikian rasa

percaya diri harus ditumbuhkan agar memotivasi siswa menjadi berprestasi.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan sebelumnya, dapat

diidentifikasikan beberapa masalah yaitu:

1. Bagaimana kepercayaan diri siswa?

2. Bagaimana hasil belajar IPS siswa?

3. Apakah terdapat hubungan tingkat rasa percaya diri siswa dengan hasil belajar IPS?

4. Bagaimana hubungan tingkat rasa percaya diri siswa dengan hasil belajar IPS?

C. Pembatasan Masalah

Penelitian membatasi permasalahan hanya pada :

1. Hubungan tingkat rasa percaya diri siswa dengan hasil belajar (studi pada mata

pelajaran IPS).

2. Hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP Fatahillah Jakarta Selatan

Untuk lebih terarah dalam melakukan penelitian ini diberikan batasan-batasan penelitian

yaitu populasi jumlah yang diambil adalah 42 item.

D. Perumusan Masalah

Agar pembahasan ini terarah maka penulis merumuskan permasalahan yaitu

apakah terdapat hubungan tingkat rasa percaya diri dengan hasil belajar IPS siswa SMP

Fatahillah Jakarta Selatan.

7 Soebahar, “Wawasan Baru”, dalam http://umm.ac.id, 11 Januari 2002.

Page 16: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

E. Manfaat dan Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun beberapa manfaat dari hasil penelitian tersebut, diantaranya :

1. Guru : hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

meningkatkan mutu hasil belajar siswa.

2. Siswa : hasil penelitian dapat memotivasi dan menyadarkan akan pentingnya rasa

percaya diri agar dapat meningkatkan potensi dirinya dalam belajar.

3. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : hasil penelitian sebagai upaya untuk

meningkatkan rasa percaya diri siswa pada umumnya.

F. Sistematika Penyusunan

Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dalam skripsi ini, penulis

menguraikan sistematika penulisan secara garis besar dalam beberapa BAB yang tersusun

sebagai berikut :

BAB I : Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : Bab ini berisi pengertian (belajar, hasil belajar dan rasa percaya diri),

teori mengenai hubungan hasil belajar dan rasa percaya diri, teori

pendidikan yang menumbuhkan rasa percaya diri, kerangka berpikir

dan hipotesa

BAB III: Berisi tempat,waktu dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan

data, variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik analisis data,

kisi-kisi instrumen penelitian.

BAB IV: Berisi Gambaran umum sekolah, Pengumpulan data. Analisis data.

Analisis dan Interpretasi data. Hasil penelitian.

BAB V : Berisi kesimpulan dan saran.

Page 17: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Belajar

“Secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagi hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.8 “Sikap dan perilaku yang berbeda ini bersumber dari positif atau negatifnya self-

concept yang dia miliki”.9 Belajar adalah key term, istilah kunci yang paling vital dalam

setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada

pendidikan. Sebagai suatu proses belajar selalu mendapat tempat yang luas dalam

berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pedidikan, misalnya psikologi

pedidikan dan psikologi belajar. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian

terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajar pun diarahkan pada tercapainya

pemahaman yang lebih luas dan medalam mengenai proses perubahan manusia.

Selanjutnya, sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatakan efesien apabila dengan

usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi. Untuk lebih jelasnya,

perhatikan Gambar 6 sebagai berikut.

Gambar di bawah ini memperlihatkan bahwa Diny adalah siswa yang juga efisien

ditinjau dari prestasi yang dicapai, karena ia menunjukkan perbandingan yang terbaik

dari sudut hasil. Dalam hal ini, meskipun usaha belajar Diny sama besarnya dengan usaha

Dina dan Dino (lihat kotak usaha belajar), ia telah memperoleh prestasi yang optimal atau

lebih tinggi dari pada prestasi Dina dan Dino.

8 H. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), Cet. 1, h. 118.

9 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), Cet. 4, h. 59.

Page 18: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan

menjadi tiga macam, yakni:

1) faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan kondisi jasmani dan rohani

siswa.

2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

3) faktor approach to learning (pendekatan belajar), yakni jenis upaya belajar siswa

yang meliputi siswa strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan

kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.10

Faktor-faktor di atas dalam banyak hal saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama

lain. Seorang siswa yang bersikap conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif

ekstrinsik (faktor eksternal), biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang

sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berinteligensi tinggi

(faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksternal),

mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil

belajar. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor di ataslah, muncul siswa-siswa yang high-

achievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama

sekali. Dalam hal ini, seorang guru yang kompeten dan profesional diharapkan mampu

mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang

menunjukan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang

menghambat proses belajar.

Menurut Johnson dan Smith, belajar adalah suatu proses pribadi dan juga proses

sosial yang terjadi ketika masing-masing orang berhubungan dengan yang lain dan

membangun pengertian dan pengetahuan bersama.11 “Freire dan Piaget, menyatakan

belajar adalah proses pembentukan makna dari bahan pelajaran dan menyimpannya

dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut”.12

Aliran psikologi kognitif memandang bahwa belajar merupakan suatu upaya

10 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), Cet. 4, h. 133.

11 Johnson dan Smith, “Makna Belajar”, dalam http://scribd.com/doc/17069449/null, 2002. 12 Johson-Johnson, “Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif”, dalam digilib.unnes.ac.id/library,

1989.

Page 19: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh informasi. Di mana

siswa harus aktif menemukan informasi-informasi yang guru bahas dalam materi

pembelajaran dan guru harus menjadi makna dari informasi yang diperoleh dalam

pelajaran yang dikaji bersama dan dibahas bersama.

Menurut Freire dan Piaget, belajar adalah suatu proses pribadi juga proses

pembentukan dalam lingkungan sosial yang terjadi ketika masing-masing orang

berhubungan dengan yang lain dan membangun pengertian dan perubahan seluruh aspek

tingkah laku.13

a. Unsur-unsur Belajar

1. Tujuan.

2. Kesiapan.

3. Situasi.

4. Interpretasi.

5. Respons.

6. Konsekuensi.

7. Reaksi terhadap kegagalan.

b. Tipe-tipe Belajar

1) Belajar tanda-tanda atau signal learning.

2) Belajar perangsang jawaban atau stimulus-respons learning.

3) Rantai perbuatan atau chaining.

4) Hubungan verbal atau verbal association.

5) Belajar membedakan atau discrimination learning.

6) Belajar konsep atau concept learning.

7) Belajar aturan-aturan atau rule learning.

8) Belajar pemecahan masalah atau problem solving learning.14

Keberhasilan belajar seseorang juga dipengaruhi oleh keterampilan yang

dimilikinya, seperti keterampilan membaca, berdiskusi, memecahkan masalah,

13 Freire dan Piaget. “Learning Memories”, dalam darsanaguru.blogspot.com, 25 Maret 2008.

14 Freire dan Piaget. “Learning Memories”, dalam darsanaguru.blogspot.com, 25 Maret 2008.

Page 20: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

mengerjakan tugas dan lain-lain.15Inti dari pengertian belajar adalah “change” atau

sebuah proses menuju perubahan. Oleh karena itu jika seseorang melakukan aktifitas

belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pengalaman baru, maka

individu itu dapat dikatakan telah belajar. Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam

belajar, yaitu perubahan dalam belajar yang bersifat fungsional (terarah), perubahan

bersifat positif dan aktif PAIKEM (Pembelajaran aktif, inovatif kreatif dan

menyenangkan) perubahan terus menerus dan bukan bersifat sementara. Perubahan

terarah dan bertujuan yang mencakup segala aspek tingkah laku.

“IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan

dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial.”16 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

merupakan salah satu pelajaran yang berupaya membekali siswa dengan berbagai

kemampuan dasar tentang perhubungan dengan masyarakat dan apa saja yang terjadi

dalam suatu masyarakat secara mendalam. Saat ini kesejahteraan bangsa bukan hanya

bersumber pada sumber modal yang bersifat fisik, tetapi juga berdasarkan sumber modal

intelektual, kepercayaan yang tidak kalah pentingnya yaitu sosial, untuk itu tuntutan

mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi suatu keharusan. Karena perubahan global

telah sangat besar mempengaruhi ekonomi suatu bangsa. Maka bangsa yang besar adalah

bangsa yang berpendidikan dengan standar mutu dan sosial yang tinggi. Maka pelajaran

IPS bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep-konsep Ilmu Pendidikan Sosial dan

saling keterkaitannya, sehingga mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapi

disekitar lingkungan masyarakat dan menyadari bahwa peran serta kita dalam

bersosialisasi hidup bermasyarakat sangat penting dan berperan besar.

2. Pengertian Rasa Percaya Diri

“Menurut Carl Rogers, sebelum mengetahui arti dari rasa percaya diri, kita harus

mengawali dari Istilah self yang dalam psikologi mempunyai dua arti, yaitu sikap dan

15 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya, 2005), Cet. 3, h. 155. 16 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet.

1, h. 124.

Page 21: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

perasaan seseorang erhadap dirinya sendiri, dan suatu keseluruhan proses psikologi yang

menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri”.17

Self yaitu faktor yang mendasar dalam pembentukan kepribadian dan penentuan perilaku diri yang meliputi segala kepercayaan, sikap, perasaan dan cita-cita baik yang disadari atau yang tidak disadari individu terhadap dirinya. Konsep diri merupakan pandangan dan perasaan seseorang tentang dirinya sendiri yang bersumber dari kesan orang lain terhadap dirinya, pengalaman berinteraksi dengan orang lain dan persepsi tentang dirinya. 18 Kehidupan sosial pada jenjang sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi

intelektual dan emosional. Konsep diri anak tidak hanya terbentuk dari bagaimana anak

percaya tentang keberadaan tentang dirinya sendiri, tetapi juga terbentuk dari bagaimana

orang lain percaya tentang keberadaan dirinya. Pada diri seorang remaja mereka sering

berada dalam kebimbangan, tidak begitu percaya pada diri sendiri, dan selalu cemas

untuk melakukan sesuatu yang benar dan yang bisa diterima dalam hubungan mereka

dengan orang lain.19

Rasa percaya diri adalah satu diantara aspek-aspek kepribadian yang penting

dalam kehidupan manusia. Alfred Adler mencurahkan dirinya pada penyelidikan rasa

rendah diri. Ia mengatakan bahwa kebutuhan yang paling penting adalah kebutuhan akan

rasa percaya diri dan rasa superioritas.

a. Percaya Kepada Diri sendiri

Seseorang boleh sangsi kepada siapapun juga, tapi jangan sekali-kali sangsi

kepada diri sendiri. Presiden Soekarno selalu menganjurkan, percayalah kepada dirimu

sendiri. Dan beliau telah memimpin bangsanya, berjuang untuk bangsanya atas dasar

percaya kepada diri sendiri. Dan hasilnya Revolusi tahun 1945 telah berhasil

membebaskan Indonesia dari penjajah asing, karena bangsa Indonesia percaya kepada

diri sendiri. Bangsa Indonesia harus tetap percaya kepada diri sendiri apabila hendak

17 Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), h. 248.

18 Herry Priyono, “Hubungan Antara Konsep Diri, Sikap Terhadap Fisika Dasar”, dalam http://unisosdem.org/kumtul, 2001.

19 L. crow dan A. crow, Psychology Pendidikan, (Yogyakarta: Nur Cahaya, 2005), Cet. 2, h. 166.

Page 22: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

menduduki tempat yang terkemuka di dunia ini. Setiap pekerjaan tidak akan berhasil

dengan gemilang, apabila kita tidak percaya kepada diri sendiri.

b. Cara Mendapatkan Rasa Percaya Diri Sendiri

Percaya kepada diri sendiri membangkitkan kekuatan. Dengan bangkitnya

kekuatan-kekuatan itu, keparcayaan kepada diri sendiri menjadi bertambah. Jadi ada

pengaruh timbal baliknya. Percaya kepada diri sendiri bisa dibesarkan, bisa diperhebat

kepada orang yang kepercayaannya ada, namun kurang percaya diri.

Seorang penulis terkenal, Grenville Kleiser, mendapatkan cara bagaimana kita

bisa menanam dan menumbuhkan kepercayaan dalam diri kita, yakni sebagai berikut :

1. Percayalah akan kemampuan yang dimiliki

2. Percayalah kepada keberhasilan dimasa depan

3. Bergaulah kepada orang-orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi

4. Percayalah bahwa kebodohan bisa dilenyapkan oleh rasa percaya diri

Bahwasannya rasa percaya diri membuat seseorang berani memandang

sesamanya dengan pandangan yang jernih dan jujur, karena dengan rasa percaya diri

menimbulkan kesan baik kepada orang lain.20

Ada salah satu penenun Skotlandia mempunyai kebiasaan setiap hari berdoa,

minta kepada Tuhan supaya ia tambah bangga akan dirinya sendiri. Mengapa tidak,

karena baginya apakah orang lain bisa menghargai diri kita, kalau kita sendiri tidak

menghargai diri sendiri. Orang Tionghoa juga mengatakan, bahwa tidak ada gunanya

menghormati orang yang tidak mampu menghormati dirinya sendiri.

Dunia mempunyai hak untuk mengetahui, betapa tinggi anggapan anda terhadap

diri sendiri. Apabila anda untuk pertama kali terjun ke dalam masyarakat, maka semua

orang melihat wajah dan mata anda dengan cermat untuk mengetahui betapa tinggi

anggapan anda terhadap diri sendiri. Jika mereka tidak melihat adanya rasa percaya diri

sendiri pada mata anda, maka tentunya mereka tidak usah bertanya-tanya kepada diri

sendiri terlalu rendah. Mereka tahu, bahwa selayaknya anda menilai diri anda lebih tepat

daripada orang lain. Apa yang terlihat dari orang lain adalah penjelmaan dari

20 Sumantri Mertodipuro, Cita-cita Saudara Akan Berhasil, (Jakarta: Gunung Jati, 1982), Cet. 5, h. 109.

Page 23: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

kepercayaannya untuk mencapai sesuatu. Orang-orang besar biasanya percaya pada diri

sendiri. Oleh karena itu rasa percaya diri sangat penting dimiliki oleh setiap orang yang

ingin memperoleh sesuatu dari hidupnya.21

Kepercayaan diri merupakan salah satu variabel psikologi dan dalam proses

pembelajaran dalam sekolah perilaku percaya diri perlu tumbuh kembangkan agar siswa

dapat mengikuti proses pembelajaran secara optimal sesuai dengan kemapuan yang

dimiliki oleh siswa. Menurut Thalib, percaya diri adalah suatu unsur kepribadian yang

menerangkan perilaku dan bagaimana mengarahkan perilaku dengan penuh keyakinan

untuk mencapai kesuksesan.22 Untuk meningkatkan rasa percaya diri dapat dilakukan

dengan cara menumbuhkan konsep diri yang sehat dan pemeliharaan harga diri yang baik

karena salah satu karakter konsep diri adalah “ rasa harga diri”.

Menurut Rogers: 1961, Kepercayaan diri sebagai kesadaran, kepercayaan

seseorang pada kemampuan sendiri dan dapat memanfaatkan secara tepat. Kepercayaan

diri merupakan untuk membuat keputusan dan penilaian-penilaian tanpa harus

bergantung pada orang lain. Percaya diri merupakan aspek penting kepribadian.

Sedangkan menurut Nurhati: 2002, Kepercayaan diri merupakan landasan bagi setiap

individu dalam melakukan berbagai aktivitas kehidupan. Lain halnya dengan Maslow, ia

mengatakan bahwa percaya diri adalah suatu modal dasar untuk pengembangan dalam

aktualisasi diri (eksplorasi segala kemampuan diri) dengan percaya diri. Jika individu

yang kurang percaya diri akan menjadi seseorang yang pesimis dalam menghadapi

tantangan, takut dan ragu-ragu untuk menyampaikan gagasan, bimbang dalam

menentukan pilihan dan sering membandingkan dirinya dengan orang lain. Maslow

dalam bukunya yang berjudul “The Third Forces: 1971” yang menyebutkan ciri-ciri

orang percaya diri yaitu orang yang memiliki kemerdekaan psikologis, yaitu kebebasan

mengarahkan pilihan dan mencurahkan tenaga berdasarkan keyakinan pada kemampuan

dirinya untuk melakukan hal-hal yang produktif.

21 Orison Swett Marden, Pola Kehidupan Dan Perjuangan, (Jakarta: Gunung Jati, 1978), h. 120. 22 Thalib Syamsil Bahri, “Hubungan Percaya Diri dan Harga Diri dengan Kemampuan Bergaul”, dalam

www.acehinstitute.org, 15 Mei 2009.

Page 24: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Secara awam istilah kepercayaan diri sering dikatakan dengan keberanian

seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu. Bukan hanya yang membawa

resiko fisik, tetapi juga resiko sosial. Seseorang dikatakan tidak memiliki rasa percaya

diri apabila seseorang tersebut tidak berani mengungkapkan ide dalam suatu rapat, tidak

berani bicara di depan umum. Tidak berani berkenalan dengan lawan jenis dan lain-lain.

Ilustrasi Percaya Diri

Quabein

Gambaran diri positif dan kuat

Bersikap mandiri

Memiliki sikap korelasi

Konsentrasi dalam mencapai tujuan

Berani menghadapi tantangan

Tenang dalam berbicara dan bersikap

Tidak takut gagal dan tidak mudah

bimbang

Peter Lautser

Tidak mementingkan diri sendiri

Mampu menghadapi berbagai situasi

Ambisi normal dalam mencapai tujuan

Optimis dan mandiri

Mampu bekerjasama secara efektif

Bertanggung jawab

Tidak mengeluh dan terlihat gembira

Sumber : Sunatan Fitriah. 2005.

Menurut Derry dkk, seseorang dikatakan percaya diri jika memiliki :

a. Menyadari kemampuan yang ada pada dirinya baik itu bakat, keterampilan bahkan

kemahiran pada diri sendiri.

b. Merasa mampu melakukan sesuatu karena pengalaman. Mampu memetik hikmah dari

berbagai pengalaman yang pernah dilalui, rasa percaya diri yang ada di dalam dirinya

bisa berkembang secara perlahan-lahan.

c. Self esteem (rasa menghargai diri sendiri). Apabila didalam pikiran ada rasa

menghargai diri sendiri sehingga menciptakan kesan yang baik, maka percaya diri

akan tumbuh. Kesan yang baik tersebut berhubungan dengan kondisi diri, fisik,

ataupun dengan status sosialnya.

d. Kemampuan dalam beraktualisasi. Seseorang yang percaya diri akan berusaha sekeras

mungkin untuk mengeksplorasi semua bakat yang dimilikinya karena dengan adanya

Page 25: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

rasa percaya diri yang cukup tinggi seseorang akan terdorong untuk mengembangkan

potensinya secara maksimal.

e. Prestasi. Hal ini cukup jelas mendukung seseorang untuk berkembang menjadi orang

yang percaya diri. Semakin banyak merebut prestasi, semakin terdorong dirinya untuk

menunjukan kemampuan dalam dirinya. Sama halnya seperti komentar dan pujian

yang positif dapat menumbuhkan rasa percaya diri seseorang.

f. Realistik. Mampu melihat kenyataan yang ada pada dirinya sehingga tidak akan

berusaha menjangkau sebuah tujuan yang terlampau tinggi serta tidak sesuai dengan

kapasitas kemampuan yang dimilikinya.

Konsep diri yang baik memang dapat melahirkan harga diri. Harga diri yang baik dan

positif selanjutnya melahirkan kepercayaan diri pada seseorang.

Maslow mengemukakan setiap manusia memiliki 2 kebutuhan akan perhargaan,

yakni harga diri dan penghargaan orang lain. Harga diri mencakup kebutuhan

kepercayaan diri, perasaan edukatif, kemandirian dan kebebasan pribadi. Adapun

penghargaan orang lain meliputi prestise, kedudukan dan nama baik seseorang dengan

harga diri yang baik akan lebih percaya diri, lebih mampu dan produktif.

Harga diri merupakan suatu wilayah dalam jiwa seseorang yang terjaga dengan baik. Harga diri adalah cara bersikap seseorang dewasa yang menghargai dirinya sendiri. Sekarang adalah waktunya untuk bertindak dengan kebaikan dan harga diri. Semakin kita dapat menampilkan betapa kita menyukai diri sendiri. Semakin kita membuat diri semakin menarik. Jangan lupa: tampil percaya diri adalah hal yang paling seksi yang dapat kita lakukan. Ingatlah orang-orang yang percaya diri tetap bisa merasakan terluka, sedih atau marah. Mereka mempraktikan definisi diri tegas, tetapi tidak menyerang atau membuat orang lain bertanggung jawab untuk hidup mereka.23

Individu dengan harga diri rendah akan mengalami sebaliknya, lebih lanjut

diungkapkan bahwa hambatan dari usaha-usaha mencapai aktualisasi diri berasal dari

kepercayaan dan keraguan individu pada kemampuan sendiri dan mengakibatkan

kemampuan dan potensi diri tidak terungkap.

c. Ciri-ciri Percaya Diri

Orang yang memiliki rasa percaya diri terkadang reflek dan tanpa disadari “Leman” menyebutkan ciri-ciri percaya diri yaitu, Independen bertanggung jawab, menghargai

23 Julian Short, Anatomi Hidup Bahagia, Terj. Dari, Cara Cerdas Mengoptimalkan Hubungan, Cinta Kasih, Kepribadian dan Rasa Percaya Diri, (Jakarta: TransMedia, 2006), Cet. 1, h. 208, 317, 332.

Page 26: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

diri, dan usahanya sediri, tidak mudah frustasi suka menerima tantangan, emosi hidup namun dalam keadaan stabil mudah berkomunikasi, dan membantu orang lain. Hal seperti itu akan selalu membawa keberhasilan pada setiap individu.24

Adapun ciri-ciri lain percaya diri, antara lain, mencintai dan memahami diri

sendiri, memiliki tujuan jelas, cara berfikir positif dan memiliki motivasi tinggi, yaitu

motivasi diri yang dapat membuat seseorang berhasil dalam belajar. Jika pada dirinya

sendiri ada keinginan untuk belajar, motivasi untuk hasil dalam belajar bersumber pada

rasa ingin tahu, prestasi dan kepercayaan yang tinggi, diantaranya jika seseorang

memiliki motivasi keberhasilan tinggi :

a. Mempunyai kepercayaan dan motivasi dasar untuk mencapai sukses.

b. Mempunyai tingkat kebutuhan dan aspirasi.

c. Mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas.

d. Ulet atau gigih dalam melaksanakan tugas, punya optimisme memandang masa

depan.

e. Tidak suka membuang-buang waktu, menetapkan pilihan sesuai kemampuan.

f. Menetapkan hasil kerja yang maksimal dan mau menerima pendapat orang lain.25

d. Perkembangan Percaya diri

Menurut Martin Leman, orang tua adalah sebagai pemegang peran utama yang

menentukan perkembangan rasa percaya diri anak. Cara mengembangkan rasa percaya

diri anak yakni memberikan pujian mengungkapkan perasaan bangga terhadap anak

menghindari kritik yang bersifat mempermalukan anak, mengajari anak untuk membuat

keputusan yang bijak.

e. Faktor Yang Mempengaruhi Percaya Diri

Faktor yang mempengaruhi percaya diri yakni faktor lingkungan “pola asuh, jenis

kelamin (dahulu pria dan wanita dibedakan dari segi prestasi karena pria lebih

diunggulkan dibandingkan wanita dari situlah pria dapat menjadi lebih percaya diri

24 Martin Leman, “Membangun Rasa Percaya Diri Anak”, dalam leman.or.id/anakku/percaya-diri.html, 23 Agustus 2000.

25. Veithzal Rival, “Prestasi Hasil belajar Peserta Progam MM”, dalam http://docstoc.com, 12 Oktober

2009.

Page 27: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

dibandingkan wanita kebanyakan). Dari pengertian ciri-ciri percaya diri telah

dikemukakan untuk dijadikan indikator dalam instrumen percaya diri yaitu:

1. Memiliki keyakinan pada kemampuan sendiri.

2. Optimis, mandiri, memiliki sikap tenang.

3. Berpikir positif, berani mencoba, tidak takut gagal

4. Mencintai dan menghargai diri sendiri

5. Suka berkomunikasi dan bertanggung jawab.26

Menurut Koentjaraningrat , salah satu kelemahan generasi muda Indonesia adalah

kurangnya rasa percaya diri. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Afiatin dkk,

terhadap siswa SMTA di Kodia Yogyakarta menunjukkan bahwa permasalahan yang

banyak dirasakan dan dialami oleh remaja pada dasarnya disebabkan oleh kurangnya rasa

percaya diri.

Martin Leman:1974, melakukan penelitian tentang rasa percaya diri pada 144

pelajar Indian pada BIA Boerding School yang berada di Oklahoma. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa pelajar yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan lebih cepat

untuk menyelesaikan studinya dibandingkan dengan pelajar yang memiliki rasa percaya

diri lebih rendah.

Kloosterman: 1988, meneliti pada pelajar School in South-Central Indiana dengan

jumlah 266 wanita dan 233 pria. Ia meneliti tentang rasa percaya diri pada pelajar.

Ternyata rasa percaya diri sangat penting bagi pelajar untuk berhasil dalam belajar

matematika. Dengan adanya rasa percaya diri, maka akan lebih termotivasi dan lebih

menyukai untuk belajar matematika, sehingga pelajar yang memiliki rasa percaya diri

yang tinggi lebih berhasil dalam belajar matematika.

Penelitian yang dilakukan oleh Gandamana: 2000, tentang hubungan rasa percaya

diri dengan penyesuaian sosial pada remaja di panti asuhan menunjukkan bahwa ada

hubungan positif yang sangat signifikan antara rasa percaya diri dengan penyesuaian

sosial pada remaja. Penelitian terhadap remaja di panti asuhan anak yatim Mabarrot

Sunan Giri Malang ini menunjukkan bahwa semakin positif atau tinggi rasa percaya diri

akan diikuti semakin positif atau tinggi penyesuaian sosial yang dialami individu.

26. Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 4, h.132.

Page 28: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Naution: 2001, Rasa percaya diri merupakan faktor yang dapat menyembuhkan

stres seseorang dari hasil penelitian yang dilakukan pada pelajar SLTP/ SMUN Ragunan

menunjukkan bahwa salah satu sumber stres yang dialami oleh atlet pelajar adalah

kurangnya rasa percaya diri dan adanya pikiran negatif..

Johnson: 1999, meneliti pada 363 pelajar di 3 sekolah dasar umum dengan 174

wanita dan 189 pria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin

mengakibatkan perbedaan rasa percaya diri pada pelajar.

Dari beberapa hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri

mempunyai hubungan dengan prestasi, motivasi belajar, perilaku konsumtif, perilaku sex,

kegiatan merokok, mempermudah proses persalinan, stress pada individu, komunikasi

individu dan penyesuaian sosial. Rasa percaya diri ini dipengaruhi oleh jenis kelamin,

kebudayaan, wawasan dan pola pikir yang luas, perceraian orang tua serta penampilan

fisik seseorang.27 Sedangkan mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan

memilki kepekaan sosial yang tinggi, lebih berperilaku assertif, memiliki motif belajar

yang bagus, berprestasi, memiliki sikap yang positif pada kepemimpinan wanita dalam

politik. Berdasarkan kesimpulan ini peneliti tertarik untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan dengan rasa

percaya diri.

Seseorang yang memiliki rasa percaya diri biasanya mereka memilih untuk

menjadi dirinya sendiri dan memiliki pribadi yang lebih efektif. Siapa lagi yang

diperuntukan bagi diriku selain diriku sendiri. Bila aku hanya bagi diriku sendiri. Karena

mengenali diri sendiri merupakan tugas pertama. Konsep dasar kursus adalah gagasan

akan pengendalian diri sendiri. Pengendalian berarti bahwa Anda dapat menjadi perilaku

aktif dalam pemenuhan kebutuhan sendiri, dapat membuat keputusan-keputusan dan

berbuat untuk mencapai cita-cita yang diinginkan, khususnya pada saat ketika apa yang

kita butuhkan tidak tergantung pada kerjasama atau partisipasi orang lain.28

27 Wahidin, “Kumpulan Makalah Pendidikan”, dalam makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/01/ 16 Januari 2009.

28 Thomas Gordon, Jadilah Diri Sendiri, Terj. Dari Be Your Best, (Jakarta: PT. Gramedia, 1995), Cet. 2, h. 11.

Page 29: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

3. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah seluruh kecakapan yang dicapai melalui proses belajar di sekolah yang dinyatakan dengan nilai atau angka berdasarkan tes hasil belajar, dalam hal ini rapor merupakan salah satu bentuk laporan prestasi hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai yang meliputi tiga ranah (kognitif, afektif dan psikomotorik. Gagne dan Briggs menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan internal yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ada dalam pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu yang bertujuan terhadap prstasi hasil belajarnya. Menurut Bloom, hasil belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.29

Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar

membaginya menjadi tiga ranah, yaitu :

1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi

2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan,

jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak.30

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penelitian hasil belajar. Diantara ketiga ranah

itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena

berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

Hasil belajar sesungguhnya akan menumbuhkan pengetahuan dan pengertian

dalam diri seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa keterampilan dan

bentuk kebiasaan, sikap dan cita-cita hidupnya serta orang yang berhasil. Dalam belajar

biasanya dipengaruhii oleh rasa percaya diri akan kemampuan.

29 Taruh Eros, “Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Dalam Kaitannya Dengan Hasil Belajar”, dalam

http://rakasmuda.com, 11 Desember 2000. 30 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005),

Cet. 10, h. 22

Page 30: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Menurut Muhibin Syah, Faktor yang mempengarui hasil belajar dibedakan

menjadi tiga yaitu:

1. Faktor dalam ( kondisi jasmani dan rohani )

2. faktor luar ( kondisi lingkungan sekitar siswa )

3. faktor pendekatan pelajar (upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode

yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi

belajar).31

Suatu usaha yang disadari untuk menggerakan, mengarahkan, dan menjaga

tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga

mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Secara umum dapat dikatakan bahwa motivasi dapat menggerakan atau

menggugah seseorang agar timbul keinginan dari kemauannya untuk melakukan sesuatu

sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapi tujuan tertentu. Bagi seorang manajer,

tujuan motivasi ialah untuk menggerakan pegawai atau bawahan dalam usaha

meningkatkan prestasi kerjanya sehingga tercapai tujuan organisasi yang dipimpinnya.

Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau memacu para

siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya

sehingga tecapai tujuan pendidikan sesuai yang di harapkan dan ditetapkan di dalam

kurikulum sekolah.

Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan naluri yaitu:

- dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri,

- dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, dan

- dorongan nafsu (naluri) mengembangkan/mempertahankan jenis.32

Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan-kebiasaan ataupun

tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat

dorongan atau digerakan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini,

untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu

31 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), Cet. 4, h. 61. 32 . Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h. 73.

Page 31: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

dikembangkan. Agar pelajar tersebut tidak berkembang menjadi anak nakal yang suka

berkelahi, perlu di beri motivasi, misalnya dengan menyediakan situasi yang dapat

mendorong anak itu menjadi rajin belajar sehingga dapat menyamai teman-teman

sekelasnya (naluri mengembangkan diri).

4. Hubungan Rasa Percaya Diri dan Hasil Belajar

Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu harus

memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya

individu yang bersangkutan dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang

dialaminya.

Menurut Viktor Frankl, kembali dari pengetahuan yang lahir dari pengalaman

yang merupakan sumber langsung dari mana manusia dalam beberapa atau semua situasi

memiliki pilihan atas tindakan-tindakannya. Dia belajar bahwa manusia dapat kehilangan

segala sesuatu yang dihargainya kecuali kebebasan manusia yang sangat fundamental,

kebebasan untuk memilih, suatu sikap atau cara bereaksi terhadap nasib kita, kebebasan

untuk memilih cara kita sendiri. Dalam mencapai spiritualitas, kebebasan, dan tanggung

jawab, semua itu tergantung pada diri sendiri. Tanpa ketiganya tidak mungkin

menemukan arti dan maksud dalam kehidupan. Pilihan-pilihan benar-benar tergantung

hanya pada diri sendiri.33

Jason T.Abbit dan Mitchell D.Klett melakukan penelitian yang berjudul

“Identifying influences on attitudes and self-efficacy beliefs toward technology

integration among pre-sevice educators”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji

hubungan antara rasa percaya diri kedalam pelajaran dengan sikap guru terhadap

teknologi dalam pendidikan selama dalam penelitian pemanfaatan teknologi dalam

pembelajaran.34

Dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri merupakan

suatu keyakinan terhadap kemampuan untuk mengelola dan melaksakan pencapaian yang

diharapkan dari suatu pelatihan pembelajaran.

33 Duane Schultz, Model Frank, Psikologi Pertumbuhan, (Yogyakarta: Kanisius, 1991), Cet. 10, h. 145. 34 Asep Suhendar, “Pelatihan Tik Untuk Guru”, dalam asepsuhendar.wordpress.com, 15 April 2009.

Page 32: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Penelitian ini menemukan bahwa persepsi kenyamanan terhadap pemanfaatan

pembelajaran menjadi faktor yang signifikan berpengaruh terhadap rasa percaya diri

untuk memanfaatkan teknis dalam pembelajaran, sedangkan persepsi daya manfaat tidak

berpengaruhsignifikan terhadap rasa percaya diri untuk memanfaatkan teknis dalam

pembelajaran.

Pada usia sekolah sampai usia puber. Biasanya pada usia remaja, anak-anak

banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya (sekolah dan lingkungan lainnya). Sedang

dalam menggunakan istilah self esteem (harga diri), merujuk pada anak-anak pada usia

sekolah, puber, dan remaja, dapat diketahui dewasa ini bahwa persoalan anak adalah

persoalan orang tua juga, dan persoalan keluarga. Anak yang bermasalah akan

mempengaruhi keseluruhan sistem keluarga juga dapat berkontribusi terhadap persoalan

pada anak.

Pada dasarnya seorang anak perlu diajarkan untuk memiliki self confidence (rasa

pecaya diri) yaitu mempunyai perasaan yang teguh pada pendiriannya, tabah apabila

menghadapi masalah, kreatif dalam mencari jalan keluar dan ambisi dalam mencari jalan

keluar dan ambisi dalam mencapai sesuatu. Ia juga perlu diajarkan untuk mempunyai self

respect (hormat pada diri sendiri), yaitu mempunyai perasaan yang konstruktif, hormat

pada orang lain, dan bersyukur pada apa yang dimilikinya.35 Berbagai cara dapat

diupayakan untuk menumbuhkan rasa percaya diri serta rasa hormat diri pada anak ini

oleh orang tua. Diantaranya adalah dengan mendorongnya untuk selalu berupaya,

menerima kelebihan dan kekurangannya, dan memberikannya pujian dan hadiah pada

perilakunya yang mengarah pada rasa percaya diri dan rasa hormat dirinya tersebut.

Pendidikan hendaknya mengembangkan kreatifitas siswa dan yang lebih penting

lagi guru harus selalu berusaha memperhitungkan siswa, dan mengkondisikan bahwa

siswa itu penting menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri siswa. Akhirnya kita

perlu menyadari bahwa tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia muda.

Pendidikan hendaknya menghasilkan pribadi-pribadi yang lebih manusiawi, berguna dan

35 Ira Petranto, “Rasa Percaya Diri adalah Pantulan Pola Asuh Orang Tua”, dalam

irapetranto.blogspot.com, 28 April 2006.

Page 33: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

berpengaruh di masyarakatnya, yang bertanggung jawab atas hidup sendiri dan orang

lain, yang berwatak luhur dan berkeahlian.

Maslow pernah mengemukakan mengenai teori motivasi manusia yang

membedakan antara kebutuhan-kebutuhan dasar (basic needs) dengan meta kebutuhan

(meta needs). Ia mengembangkan ilmu pengetahuan yang lebih lengkap dan luas tentang

manusia atau kelompok orang yang mengaktualisasikan diri. Yang membedakan mereka

dari orang-orang biasa ialah

1. Mereka berorientasi secara realistik.

2. Mereka menerima diri mereka sendiri, orang lain, dunia kodrati apa adanya.

3. Mereka sangat spontan.

4. Mereka memusatkan diri pada masalah dan bukan pada diri mereka sendiri.

5. Mereka mampu membuat jarak dan memiliki kebutuhan akan privasi.

6. Mereka adalah pribadi yang indenpenden atau berdiri sendiri.

7. Apresiasi mereka terhadap orang-orang dan benda adalah positif, bukan penuh

prasangka.

8. Mereka memiliki hubungan yang mendalam antar sesama manusia.

9. Nilai dan sikap mereka adalah demokratis

10. Mereka bersikap balance/seimbang

11. Perasaan humor mereka, bukan humor yang menimbulkan permusuhan.

12. Mereka sangat kreatif

13. Mereka menentang konformitas kebudayaan.

14. Mereka mengatasi lingkungan, bukan hanya menghadapi.36

Dari ciri-ciri tersebut, bahwa seseorang yang dapat mengaktualisasikan dirinya

dengan baik adalah orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi terhadap

kemampuan yang dimilikinya.

Rasa percaya diri harus ditumbuhkembangkan sejak dini, karena dengan adanya

rasa percaya diri akan mempengaruhi motivasi seseorang.

36 A. Supratiknya, Psikologi Kepribadian 2, Terj. dari Teori-teori Holistik, (Yogyakarta: Kanisius, 1993),

Cet. 12, h. 109.

Page 34: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok, yang disebut juga naluri,

yakni:

1. Naluri mempertahankan diri

2. Naluri mengembangkan diri

3. Naluri mempertahankan jenis

Oleh karena itu untuk motivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang

akan dituju dan perlu dikembangkan. Sebagai contoh : seorang pelajar sangat tekun dan

rajin belajar meskipun sebenarnya ia hidup didalam kemiskinan bersama keluarganya.

Yang menjadi pertanyaan adalah hal apakah yang menggerakan pelajar itu tekun dan

rajin belajar. Mungkin jawabannya karena ia ingin meningkatkan karier pekerjaannya

sehingga dapat hidup senang bersama keluarganya dan dapat membiayai sekolah anak-

anaknya kelak.

Jika seseorang pemimpin ataupun pendidik ingin memotivasi anak buahnya, ia

harus mendengarkan atas naluri dan juga apa saja yang dipelajari dari kebudayaan

lingkungan yang dimilikinya. Untuk mengembangkan motivasi yang baik bagi anak-anak

didik, kita harus dapat mengatur dan menyediakan situasi-situasi baik dalam lingkungan

keluarga maupun sekolah yang memungkinkan persaingan dan kompetensi yang yang

sehat antar anak didik kita. Salah satu ciri seseorang yang memiliki rasa percaya diri,

adalah berani bersaing secara sehat dan tidak cepat patah semangat.

Dalam hal membangkitkan self competition, yakni dengan membiasakan anak

didik mendiskusikan suatu pendapat atau cita-cita mereka masing-masing untuk

memperkuat motivasi mereka.37 Kita sebagai pendidik harus menunjukkan pada mereka

dengan contoh-contoh kongret sehari-hari dalam masyarakat bahwa dapat tercapai atau

tidaknya suatu maksud atau tujuan sangat bergantung pada motivasi apa yang

mendorongnya untuk mencapai maksud atau tujuan itu.

Oleh karena itu bukanlah motivasi dalam diri anak-anak didik kita, apabila anak

belajar dan bekerja hanya karena takut dimarahi, dihukum, mendapat angka-angka

merah, atau tidak lulus dalam ujian. Karena hal semacam itu hanya akan membuatnya

memiliki rasa percaya diri yang rendah.

37 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, (Bandung: 2003), h.75.

Page 35: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

5. Teori Pendidikan Yang Menumbuhkan Rasa Percaya Diri

Teori Dewey tentang sekolah adalah “Progresivisme” yang lebih menekankan

pada anak didik dan minatnya dari pada mata pelajaran itu sendiri. Maka munculah “child

centered curriculum” dan “child centered school”. Progresivisme mempersiapkan anak

masa kini dibanding masa depan yang belum jelas, seperti yang diungkapkan Dewey

dalam artikelnya “My Pedagogical Creed”, bahwa pendidikan adalah proses dari

kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang. Jadi aplikasi ide Dewey adalah

anak-anak banyak berpartisipasi dalam kegiatan fisik dulu, kemudian rasa minat.

Kepercayaan akan diri sendiri, dalam pelaksanaan kurikulum kita tidak hanya mempertimbangkan apa yang harus diajarkan, bagaimana cara mengajarkannya, akan tetapi juga tujuan yang akan dicapai dan faktor anak itu sendiri. Untuk itu perlu diusahakan memupuk suasana intelektual di sekolah agar memberi motivasi belajar kepada murid-murid.38

Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu harus

memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat hanya individu

yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang

dialaminya. Beberapa saran berikut mungkin layak menjadi pertimbangan jika anda

sedang mengalami krisis kepercayaan diri.

1. Evaluasi diri secara obyektif belajar menilai diri secara obyektif dan jujur.

Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri anda, seperti pola

berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri,

kurangnya ketekunan dan kesabaran, tergantung pada bantuan orang lain, atau pun

sebab-sebab eksternal lain. Hasil analisa dan pemetaan terhadap SWOT (strengths,

weaknesses, obstacles and threats) diri, kemudian digunakan untuk membuat dan

menerapkan strategi pengembangan diri yang lebih realistik.

2. Beri penghargaan yang jujur terhadap diri.

Sadari dan hargailah sekecil apa pun keberhasilan dan potensi yang anda miliki.

Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi

38 S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988), Cet. 4, h. 13.

Page 36: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan satu saja prestasi yang pernah diraih,

berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu anda

menemukan jalan yang tepat menuju masa depan. Ketidakmampuan menghargai diri

sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan berlebihan, seperti

ingin cepat kaya, ingin cantik, populer, mendapat jabatan penting dengan segala cara.

Jika ditelaah lebih lanjut semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang

kronis, penolakan terhadap diri sendiri, ketidakmampuan menghargai diri sendiri

hingga berusaha mati-matian menutupi keaslian diri.

3. Positive thinking.

Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif yang muncul

dalam benak anda. Anda bisa katakan pada diri sendiri, bahwa tidak ada manusia

yang sempurna dan tidak masalah bagiku jika membuat kesalahan. Jangan biarkan

pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar,

bercabang dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan

dipotong. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan Anda. Hati-

hatilah agar masa depan anda tidak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan

oleh pikiran keliru. Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian

di re-view kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat

bahwa pikiran itu ternyata tidak benar.

4. Gunakan self-affirmation.

Untuk memerangi negative thinking, gunakan self-affirmation yaitu berupa kata-kata

yang membangkitkan rasa percaya diri.

Contohnya:

• Saya pasti bisa

• Saya adalah penentu dari hidup saya sendiri.

• Saya bisa belajar dari kesalahan ini. Kesalahan ini sungguh menjadi pelajaran yang

sangat berharga karena membantu saya memahami tantangan.

• Sayalah yang memegang kendali hidup ini dan saya bangga pada diri sendiri.

Seandainya setiap anak yang baru lahir tidak memiliki keberanian untuk

mencoba, niscaya tak ada yang dapat mereka lakukan. Seandainya seorang balita takut

menghadapi kegagalan, niscaya mereka tak bisa berjalan hingga kini. Sebab, sekedar

Page 37: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

untuk berjalan saja, banyak kesulitan yang harus mereka hadapi dan tak sedikit rasa sakit

yang harus mereka tanggung. Hidung mungkin sudah lebih dari sepuluh kali tersungkur

ke tanah hanya karena mereka belajar merangkak. Tetapi anak-anak tak pernah putus asa.

Anak-anak senantiasa bersemangat sampai orang tua memadamkannya dengan alasan

kasih sayang.

Percaya diri terkadang bisa tumbuh dari benda yang kita banggakan. Seseorang

tampil dengan sangat meyakinkan manakala ia membawa handphone, sepeda motor,

minyak wangi ( deodoran) atau yang lainnya. Inilah yang disebut percaya diri semu

ketika lupa tidak memakai deodoran, mereka akan bersembunyi seperti tikus kesiram air.

Industri sangat berkepentingan memelihara percaya diri semu ini agar produknya tetap

laris. “Hari gini ga punya henpon” bunyi iklan produk yang merusak rasa percaya diri

merupakan sifat dari percaya diri semu ini tidaklah bertahan lama dan sangat rapuh.39

Pada dasarnya kita menjadi takut karena kita berkata pada diri sendiri sampai kita

percaya bahwa karena sesuatu itu membahayakan atau menakutkan, maka kita harus terus

menerus memikirkannya, memusatkan perhatian atasnya, merenungkannya, dan

mencemaskannya.40 Seorang remaja akan memberontak kalau diperlakukan sebagai anak

kecil. Bukanlah ia sudah ingin bebas, ingin dipandang dan diperlakukan sebagai orang

dewasa, bukankah hak-hak dan harga dirinya ingin dihormati dan dihargai, Baik

buruknya dan tinggi rendahnya kadar pengertian tergantung pada kedewasaan dan

kemauan kita memahami remaja dan masalahnya.41Seorang anak pada dasarnya

membutuhkan bantuan pihak orang tua, dalam hal ini remaja pada umunya tidak suka

dalam berbagai larangan, jangan begini dan jangan begitu. Seorang anak yang sudah pasti

merasa aman di rumah karena ia merasa dirinya dicintai, dihargai dan dipahami. Dan juga

si remaja merasa aman kalau ibu dan ayahnya hidup rukun, dan saling mencintai satu

sama lain.42Jadilah contoh buat anak. Anak biasanya mengamati dan belajar dari perilaku

39 Fauzi Rachmanto, “Jangan Terjebak Pada Percaya Diri Yang Semu”, dalam Zauzi.blogspot.com, 1 Mei 2008.

40 Paul Hauck, Mengapa Harus Takut, (Jakarta: ARCAN, 1992), Cet. 4, h. 59. 41 E.H. Tambunan, Remaja Sahabat Kita, (Bandung: Indonesian Publishing house, 1981), h. 41. 42 E.H. Tambunan, Remaja Sahabat Kita, (Bandung: Indonesian Publishing house, 1981), h. 19.

Page 38: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

orangtuanya sendiri.43 Untuk itu, orangtua tidak hanya mendorong anak untuk percaya

diri, tetapi juga menjadi model dari perilaku percaya diri.

Keberhasilan seorang anak dalam lingkungan sosial belum tentu dicapai oleh

anak-anak kebanyakan, dan keberhasilan yang mereka miliki merupakan sikap akan

penerimaan diri mereka sendiri. Sebagai salah satu pokok dari penyesuaian diri adalah

hasil pendidikan yang terjadi dalam lingkup kelompok-kelompok anak di sekolah.

Adapun peran penting sekolah dalam pertumbuhan pada usia remaja (12-18) tahun. 1. Penerimaan manusia terhadap dirinya dan peranannya yang dibebankan oleh jenisnya.

Dalam hal ini sekolah membantu individu untuk menerima dengan senang hati

tubuhnya atau sekurang-kurangnya dapat menerimanya dan menerima peran laki-laki

atau perempuan yang disukai oleh masyarakat.

2. Pembentukan hubungan baru yang matang dengan teman dari dua jenis. Dalam hal ini

sekolah membantu para siswa untu belajar memandang teman-temannya yang wanita

sebagai wanita. Dan menolong mereka untuk menjadi laki-laki di antara laki-laki.

Belajar bekerjasama dengan orang lain dalam mencapai tujuan bersama, dengan

mengenyampingkan perasaan-perasaan pribadi. Karena sekolah merupakan bengkel

untuk mempelajari semua keterampilan sosial.

3. Kemandirian emosi dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Dalam hal ini sekolah

terlepas dari mengikuti dan ketergantungan kepada orang tua. Belajar menyayangi

dan menghormati orang tua tanpa bergantung kepada mereka.

4. Pemilihan pekerjaan dan bersiap untuk itu. Dalam hal ini sekolah menolong siswa

untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya dan sesuai

pula dengan nilai-nilai sosial, merupakan tugas terpenting dari sekolah menengah.

5. Persiapan untuk berkeluarga dan kehidupan keluarga. Dalam hal ini sekolah

membentuk sikap positif terhadap kehidupan keluarga dan memperoleh anak. Bagi

wanita memperoleh pengetahuan khusus tentang rumah tangga dan pendidikan anak-

anak.

6. Pembentukan keterampilan dan pengertian yang diperlukan untuk berperan serta

dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Dalam hal ini sekolah pembentukan

43 Utami Rahayu Sri, “Peningkatan Kecepatan Efektif Membaca”, dalam guruvalah1.20m.cogm, 2009.

Page 39: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

pengertian tentang peraturan perundangan pemerintah, ekonomi, geografi dan kodrat

manusia.

7. Mengetahui tindak sosial yang diterima oleh masyarakat, yaitu yang didasarkan atas

tanggung jawab: berperan serta dalam kehidupan masyarakat sebagai seseorang

dewasa, baik masyaraka itu kecil, yang hidup di desa atau di kota.

8. Memperoleh nilai-nilai pilihan yang sesuai dengan gambaran ilmiah obyektif dalam

alam tempat kita hidup: membentuk seperangkat angan-angan, akan tetapi yang dapat

dilaksanakan serta menumbuhkan kemauan untuk melaksanakannya.44

Seseorang dapat dikatakan bahwa ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi

apabila orang tersebut kreatif. menurut kamus kreatif merupakan daya kemampuan untuk

mencipta dan menghasilkan sesuatu. Seorang yang kreatif biasanya selalu dihadapkan

dengan tantangan. Tantangan keuangan, tantangan prestasi, tantangan hati nurani dan

masih banyak lagi. Singkatnya, cakrawala masa depan orang yang berjiwa kreatif sangat

luas. Sebaliknya, orang-orang yang tidak kreatif, baik karena malas, bodoh atau dipaksa

keadaan, akan sulit meraih prestasi dan masa depan yang baik. Maka dari itu jadilah

seseorang yang memiliki jiwa kreatifitas yang tinggi, raihlah cakrawala luas dibawah

langit kreatifitas.45 Pada dasarnya kreatifitas itu berkisar pada daya temu dan penemu hal-

hal baru yang menyimpang atau berbeda dari gagasan lama.46 Oleh karena itu dengan

kreatifitas seseorang akan merasa memiliki banyak manfaat akan keberhasilan yang

dicapainya. Karenanya seorang guru diwajibkan juga dalam melaksanakan pembelajaran

harus dapat menunjukkan keteladanannya sebagai sosok yang kreatif untuk dapat

menguasai berbagai teknik yang dapat menstimulasi rasa keingintahuan sekaligus dapat

menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri (self esteem) setiap siswanya.

44 Musthafa Fahmy, Penyesuaian Diri, (Jakarta: Bulan Bintang), h. 45, 71, 125.

45 Nestor Rico Tambunan, Remaja Mandiri, (Jakarta: Arcan, 1992), Cet. 5, h. 4.

46 E. Koeswara, Teori-teori Kepribadian, (Bandung: PT. Eresco, 1991), Cet. 2, h. 145.

Page 40: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang kreatif dapat dihasilkan

melalui guru yang kreatif. Siswa yang kreatif dan memupuk rasa percaya diri merupakan

aset yang sangat berharga bagi kehidupan diri pribadinya maupun orang lain.

B. Kerangka Berpikir

Hasil belajar sosial merupakan seluruh kecakapan yang dicapai melalui proses

belajar mengajar pada Ilmu Pengetahuan Sosial yang dinyatakan oleh nilai pula mata

pelajaran tersebut. Pada kenyataan yang terjadi sekarang bahwa untuk siswa seringkali

tidak menunjukan prestasi akademik, ini disebabkan karena ia tidak yakin akan

kemampuan dirinya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

Keyakinan diri juga sangat perlu bagi siswa karena dapat menguatkan kepada pilihan

tindakan pengarahan usaha serta keuletan.

Perkembangan kepercayaan diri :

Suasana mendukung dan bersahabat Rangsangan :

Bayi - Lingkungan

Suasana tidak mendukung dan tidak bersahabat - Keluarga, masyarakat

- Lingkungan kerja

- Sekolah,dll.

Positif Negatif

Baik Konsep diri

Harga diri

Page 41: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Buruk

Percaya diri Tidak percaya diri

Sumber : Sunatan Fitriah. 2005.

Dengan demikian diduga bahwa terdapat korelasi antara hasil belajar dengan

tingkat rasa percaya diri. Artinya semakin tinggi tingkatan rasa kepercayaan diri akan

menghasilkan pula keberhasilan yang memuaskan dalam belajar siswa dan sebaliknya.

C. Hipotesa Untuk menguji apakah benar ada hubungan rasa percaya diri dengan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Maka diperlukan pengujian

hipotesa. Untuk menguji, rumusnya sebagai berikut:

Ho : tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antarta variabel X (Rasa percaya diri)

dan variabel Y (Hasil belajar)

Ha : terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X variabel X (Rasa

percayadiri) dan variabel Y (Hasil belajar)

Teknik analisis data product moment untuk mengetahui nilai koefisien korelasi

antara rasa percaya diri dengan hasil belajar IPS siswa SMP Fatahillah Jakarta Selatan.

Instrumen pernyataan angket rasa percaya diri dibuat berdasarkan ciri-ciri seseorang yang

memiliki rasa percaya diri yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu :

1. Yakin pada kemampuan sendiri.

2. Optimis

Page 42: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

3. Mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.

4. Memiliki ketenangan sikap

5. Berfikir positif

6. Mudah berkomunikasi

7. Berani mencoba dan tidak takut gagal.

8. Mencintai, menghargai diri sendiri

9. Bertanggung jawab.

Page 43: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

BAB III.

METODE PENELITIAN

A. Tempat , Waktu dan Sumber Data Penelitian 1. Tempat Penelitian

SMP Fatahillah, Jakarta Selatan

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan sejak bulan Juni - September 2009.

3. Sumber Data Penelitian.

Dalam hal ini peneliti mendapatkan sumber untuk menjadi landasan serta bantuan

untuk memudahkan penulis, yaitu dengan :

a. Data Primer

Membutuhkan data dari sumber pertama yaitu responden dengan mengisi angket

pernyataan,sedangkan sumber informasi data berupa hasil rapor.

b. Data Sekunder

Menggunakan studi kepustakaan, yaitu berupa buku dan jurnal.

Penelitian dilakukan untuk mengetahui secara empiris mengenai hubungan tingkat rasa percaya diri siswa dengan hasil belajar dan seberapa besar pengaruh dari kekuatan rasa percaya diri terhadap prestasinya.

B. Teknik pengumpulan data Metode penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk

mendeskripsikan secara sistematis setiap data yang diperoleh kemudian dilaporkan

sebagaimana adanya. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini penulis

menggunakan cara :

Page 44: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

1. Observasi adalah pengamatan terhadap objek yang akan dicatat datanya, dengan

persiapan yang matang, dilengkapi dengan instrumen tertentu. Observasi dapat dikatakan

pula proses pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung ke lokasi untuk

mencari data yang relevan.47

2. Angket adalah cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui

sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Angket merupakan cara

pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang ditunjukan kepada

responden mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

Kuesioner yang akan diajukan yaitu pertanyaan yang variasi jawabannya sedah

ditentukan terlebih dahulu sehingga responden tidak mempunyai kebebasan untuk

memilih kecuali yang sudah ditentukan.

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPS sebagai variabel bebas dan variabel tingkat rasa percaya diri variabel terikat.

Variabel tingkat rasa percaya diri siswa merupakan variabel X yang meliputi

bentuk dari rasa kepercayaan akan kemampuan yang dimiliki guna mencapai hasil

prestasi belajar siswa. Adapun variabel hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

merupakan variabel Y yang meliputi materi pelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang akan diukur melalui hasil rapor semseter ganjil dan genap. Adapun

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian apabila seseorang ingin meneliti

semua elemen yang ada dalam suatu wilayah maka penelitian penelitiannya

47 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, h. 151-156.

Page 45: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

merupakan penelitian populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi

terjangkau adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Fatahillah Jakarta Selatan.

2. Sampel merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari..

Sampel yang diteliti yaitu 42 siswa.

E. Teknik Analisis Data Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui angket,

kemudian diproses melalui beberapa tahapan yaitu:

1. Editing yaitu memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti, dirumuskan

pengelompokannya guna memperoleh data yang benar-benar sempurna dan meneliti

kembali catatan data untuk mengetahui apakah catatan itu cukup baik dan dapat segera

disiapkan untuk keperluan proses berikutnya.48

2. Skoring yaitu setelah melewati tahap editing, maka selanjutnya penulis memberikan skor

terhadap pertanyaan yang ada pada angket. Untuk menentukan skoring, semua pertanyan

angket akan pditabulasi dengan skor nilai setiap itemnya, dengan cara jawaban dengan

huruf akan diubah menjadi angka, yaitu sebagai berikut :

a. Untuk jawaban SS, diberi nilai 5

b. Untuk jawaban S, diberi nilai 4

c. Untuk jawaban RR, diberi nilai 3

d. Untuk jawaban TS, diberi nilai 2

e. Untuk jawaban STS, diberi nilai 1

4. Tabulasi yaitu mentabulasi data jawaban responden yang berhasil dikumpulkan ke dalam

48 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1986), Cet. 8, h. 270.

Page 46: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

tabel-tabel yang telah disediakan dan untuk menganalisa data-data yang telah

dikumpulkan, digunakan skala likert yang mengkorelasikan skala keseluruhan untuk

semua dari responden dengan skor pokok untuk semua responden (satu per satu).49

3. Rumus yaitu dengan penggunaan teknik analisis data dalam penelitian disesuaikan

dengan tujuan yang hendak dicapai. Analisis data dilakukan dengan teknik korelasi.

Teknik ini digunakan untuk mencari hubungan dua variabel. Adapun rumus yang

digunakan adalah rumus korelasi Product Moment, secara operasional analisis data yang

dilakukan melalui tahap berikut :

1. Analisis satu variabel dengan menggunakan rumus

F

P = X 100 %

N

Keterangan :

P : Persentase

F : Frekuensi jawaban responden

N: : Jumlah responden

2. Mencari angka korelasi, dengan rumus

Rumusnya :

Keterangan :

r = koefisien korelasi Pearson

x = variabel bebas

y = variable terikat

3. Memberi interpretasi terhadap rxy, yaitu :

49 Danniel J. Mueller, Mengukur Sikap-sikap Sosial, (Bandung: LEMLIT Press Universitas Pasundan,

1998), h. 21.

nΣxy – (Σx)(Σy)

r =

√[nΣx2 - (Σx2)] [nΣy2 – (Σy2)]

Page 47: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

1) Interpretasi sederhana dengan cara mencocokkan hasil perhitungan dengan angka

indeks korelasi ”r” Product Moment seperti di bawah ini :

Besarnya ”r”

Product

Moment (rxy)

Interpretasi

0,00-0,20 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi

akan tetapi korelasi itu sanngat lemah atau sangat

rendah

0,20-0,40 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi

yang lemah

0,40-0,70 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi

yang sedang

0,70-0,90 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi

yang kuat

0,90-1,00 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi

yang sangat kuat dan tinggi

2) Interpretasi terhadap angka indeks korelasi ”r” Pruduct Moment dengan jalan

berkonsultasi pada tabel nilai ”r” Product Moment.

Apabila cara akan ditempuh maka prosedur yang akan dilalui adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nilai (Ho).

b. Menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan dengan jalan

membandingkan besarnya ”r” Product Moment dengan besarnya ”r” yang

tercantum dalam tabel nilai (rt), terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db)

atau Degrees of Freedomny (df) yang rumusnya:

Keterangan :

DF : Degrees of Freedom

N : Number of case

DF=N-nr

Page 48: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan

3) Untuk mengatahui besarnya kadar kontribusi variabel X terhadap variabel Y, maka

digunakan perhitungan koefisien korelasi dengan determinasi ”R” dengan rumus

sebagai berikut:

Keterangan :

KD: kontribusi variabel X terhadap variabel Y

R : koefisienkorelasi antara variabel X dan variabel Y

F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes obyektif bentuk

pernyataan kuesioner angket skala rasa percaya diri : berjumlah 20 item pernyataan,

masing-masing 10 item pernyataan untuk pernyataan ( + ) dan ( - ).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel :

a. Variabel bebas (X) : Rasa percaya Diri.

b. Variabel Terikat (Y) : Hasil Belajar.

1. Angket Skala Rasa Percaya Diri

Penskoran nilai terhadap pernyataan dibagi dalam 5 kategori, yaitu :

1 = sangat tidak setuju

2 = tidak setuju

3 = ragu-ragu

4 = setuju

5 = sangat setuju

KISI (VARIABEL) SKALA RASA PERCAYA DIRI

KD: r ² x 100 %

NO DIMENSI INDIKATOR (KATA KERJA) INSTRUMEN JUMLAH

Page 49: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

2. Hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai-nilai rapor terdahulu kelas VII

yang berjumlah 42 siswa/i. Dimana nilai-nilai yang ditekankan adalah nilai-nilai yang dalam

hasil rapor semester ganjil/genap, dan untuk pembatasan masalah, penulis menekankan pada

hasil belajar IPS.

Favorable

(+)

Unfavorable

(-)

1. Self actualization

Mampu berkreasi.

Mampu mengekspresikan diri.

17

19

18

20

4

2. Esteem needs

Mampu berprestasi dengan

baik.

5 6 2

3. Kecerdasan emosi

(Social skill)

Mampu menjalin hubungan

dengan orang lain.

Mampu menyesuaikan dengan

lingkungan baru.

Asertif/penerimaan diri.

11

13

15

14

12

16

6

4. Motivasi

Mampu memecahkan masalah.

Mampu berfikir positif dan

optimisme.

7

9

8

10

4

5. Karakteristik

extrovert

Mampu keluar dari rasa

khawatir.

Mampu berbicara lancar.

1

3

4

2

4

Page 50: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah

1. Sejarah Berdirinya

Sekolah SMP Fatahillah merupakan sebuah lembaga pendidikan swasta yang

bernaung dibawah sebuah yayasan Al-Akbar yang terletak di Pondok Pinang Jakarta

Selatan. Sekolah ini yang berdiri pada tahun 1986 mempunyai tujuan yang didasari oleh

kepedulian remaja dan tokoh-tokoh masyarakat sekitar terhadap pendidikan Islam dan

juga terhadap masyarakat ekonomi lemah terutama dalam hal pendidikan putra-putrinya.

Hal ini terlihat pada salah satu tujuan didirikannya SMP Fatahillah Jakarta yakni untuk

menolong masyarakat menengah ke bawah agar dapat melanjutkan pendidikan putra-

putrinya ke Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Yayasan Islam Al-Akbar juga menyelanggarakan progam pendidikan jenjang

SMK yang tidak ingin tertinggal dengan beberapa sekolah yang lebih dulu menunjukan

kualitasnya. Hal ini dapat dilihat dari usaha yang terus menerus dalam memperbaiki mutu

layanan pendidikan bagi penggunaan jasa pendidikan. Mulai dari usaha meningkatkan

kompetensi dan profesionalisme guru sebagai penyempurna sistem pendidikan.

2. Visi dan Misi

Dalam upaya mempertahankan eksistensi, Yayasan Al-akbar mengembangkan

aspek-aspek yang termasuk dalam ruang lingkup pendidikan. Yayasan Al-Akbar

memiliki visi dan misi sebagai berikut :

a. Visi

• Membentuk siswa-siswi berprestasi dan berakhlakul kharimah

b. Misi

• Melaksanakan KBM secara efektif, kreatif dan inovatif

• Menumbuhkembangkan semangat kompetitif secara sehat

Page 51: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

• Mengembangkan potensi nilai-nilai keagamaan siswa

• Menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan Ukhuwah Islamiyah.

3. Komponen Pendidikan

a. Guru

SMP Fatahillah Jakarta Selatan memiliki tenaga pengajar dan tenaga

Kependidikan yang bervariatif dilihat dari jenis kelamin, jabatan maupun pendidikan

seperti tebel berikut :

Tabel 150

NO NAMA GURU JENJANG JABATAN BIDANG STUDI

1 Dra. Lilis Nurhayati S1 Kepala Sekolah Bahasa Indonesia

PLKJ

2 Idrus Syafuddin S. Ag S1 Wakil Kepsek Agama

BTA

3 Hamilah, BA D3 Guru Bahasa Indonesia

PLKJ

4 Drs. Abdul Haris S1 Guru Penjas

5 Misani, S. Pd S1 Guru IPA

6 Nurmaningsih. S. Pd S1 Guru IPA

IPS

7 Sartiningsih, S.Pd S1 Guru Bahasa Inggris

8 Eko Zulham, SH S1 Guru Komputer/TIK

9 Sumiyati S1 Guru IPS

PLKJ/Seni Budaya

10 Tuti Sarmaini P, S. Ag S1 Guru Agama

BK

11 Imas Masriysh S. Sos.I S1 Guru PKN

50 SMP Fatahillah Jakarta Selatan, Tahun ajaran 2009/2010.

Page 52: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

12 Ainul Wardah. M. Pd S2 Guru Seni Budaya

13 Drs. Ruhiyat Sitopang S1 Guru Matematika

14 Umi kulsum SMA Kepala TU

15 Yoyo SMA Karyawan -

16 Sulaiman SMA Karyawan -

b. Siswa

Keadaan siswa-siswi yang ada di SMP Fatahillah bervariatif, artinya sekolah

tersebut memiliki beberapa kelas yang cukup mulai dari kelas VII, VIII.1, VIII.2, dan

kelas IX, seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2

Keadaan siswa-siswi SMP Fatahillah Jakarta Selatan51

c. Kurikulum dan Pembelajaran

Kurikulum yang dipergunakan ialah kurikulum Departemen Agama (DEPAG)

dan Departemen Pendidikan Nasional (DIKNAS), serta muatan lokal dan pengembangan

diri.

- Muatan lokal : Tahfidz, Tadarus Al-Qur’an. - Pengembangan diri : Muhadhoroh.

Ciri-ciri pembelajaran yang berpusat pada guru dan siswa52

51 SMP Fatahillah Jakarta Selatan, Tahun ajaran 2009/2010. 52 Tate, “Pembelajaran yang berpusat pada siswa”, dalam

http://www.google.co.id/ciri+pembelajaran+yang+berpusat+pada+siswa, 1993.

Kelas Jumlah

VII 35

VIII.1 20

VIII.2 22

IX 40

Total 117 siswa/i

Page 53: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Pengajaran berpusat pada guru Pembelajaran berpusat pada siswa Fokus pada materi dan penekanan pada mengetahui apa.

Siswa bekerja secara individual, sering kali berkompetisi satu sama lain.

Siswa bergantung (dependen) pada guru.

Tujuan belajar ditentukan oleh guru.

Penilaian dengan ujian tertulis.

Pengetahuan ditransfer dari guru ke siswa.

Ceramah dominan dalam penyampaian materi.

Guru berperan sebagai pakar.

Fokus pada proses dan penekanan pada mengetahui bagaimana.

Siswa bekerja dalam kelompok/tim secara kolektif dan kolaboratif.

Siswa bekerja secara independen.

Tujuan belajar dinegosiasikan dengan siswa.

Penilaian dengan berbagai cara.

Siswa aktif membangun dan mensintesa pengetahuan dari banyak sumber.

Kegiatan belajar fleksibel dan tak selalu di dalam kelas.

Guru berperan sebagai fasilitator, narasumber, dan mitra bagi siswa

Pembelajaran di SMP Fatahillah metode sepenuhnya pembelajaran yang

diperankan oleh guru, sedangkan murid di sekolah tersebut cenderung hanya menerima

materi dari seorang guru. Waktu untuk berdiskusi lebih banyak habis terbuang dengan

kebiasaan buruk siswa untuk mengobrol dan tidak tentu arah dalam melaksanakan dan

merencanakan pembelajaran di kelas. Saat pembelajaran segera dilaksanakan, terlebih

dahulu guru memulai dengan mengajak siswa untuk bertadarus dan guru mulai

memimpin pembacaan ayat-ayat suci Al-qur’an, kemudian setelah selesai guru

memberikan apersepsi materi yang sebelumnya dan mengingatkan siswa untuk selalu

bertanya mengenai materi sebelumnya apakah masih ada yang mengingatnya. Setelah

apersepsi selesai dibahas, guru mulai menyiapkan meteri baru dengan harapan

sebelumnya murid-murid sudah membaca materi tersebut dengan tujuan agar guru lebih

mudah untuk menjelaskan, dan kenyataannya hampir 90% siswa tidak ada yang memiliki

Page 54: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

buku paket dan pembelajaran kembali berpusat pada guru serta penguasaan penuh materi

disampaikan oleh guru tanpa jalinan kerjasama antara guru dengan siswa seperti Tanya

jawab. Setelah proses belajar mengajar selesai pada waktu yang ditetapkan, masing-

masing wali kelas mendatangi kelas untuk menyuruh siswa agar menunaikan ibadah

shalat berjama’ah di mushola. dan seperti biasanya siswa di SMP Fatahillah terlebih

dahulu harus selalu diberikan aba-aba atau pemberitahuan.

Penulis menyimpulkan bahwa peran guru sangat besar sebagai pengajar, peran

siswa sangat kurang untuk bertanya, mengemukakan gagasan, merancang (membuat

sesuatu), kurangnya media pembelajaran yang digunakan di sekolah dan lingkungan

siswa, minat yang kurang bagi siswa untuk mengikuti pelaksanaan bimbingan dan

penyuluhan yang dilaksanakan oleh guru kelas masing-masing.

d. Sarana dan Prasarana

SMP Fatahillah memiliki sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan

belajar mengajar mulai dari ruang sekolah yang memadai maupun sarana lain seperti

berikut :

• Laboratorium IPA

• Perpustakaan

• Laboratorium Komputer

• Mushola, toilet

• Lapangan Olah raga

G. Pengumpulan Data

1. Persiapan Penelitian

Page 55: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

a. Pertama penulis memilih masalah yang akan diteliti dan merumuskannya dalam

bentuk judul penelitian. Judul tersebut kemudian diajukan kepada Ketua Jurusan

Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) guna mendapatkan persetujuan.

b. Judul tersebut didaftarkan di sekretariat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk

menentukan dosen pembimbing dan sekaligus dibuatkan surat permohonan izin

penelitian yang telah ditandatangani.

c. Surat permohonan izin penelitian disampaikan kepada Kepala Sekolah yang

dituju dan selanjutnya dibicarakan kapan penelitian dapat dilakukan. Selanjutnya

Kepala Sekolah menyerahkan kepada Guru Pembimbingan, untuk mengatur

pelaksanaan penelitian, seperti waktu penelitian, kelas dan siswa yang akan

dijadikan sampel penelitian.

d. Penyusunan angket (instrumen penelitian)

Setelah penulis menetapkan masalah yang akan diteliti kemudian menyusun

instrumen penelitian. Dalam hal ini penulis memutuskan akan menggunakan

angket sebagai teknik pengumpulan data. Angket yang telah disusun

dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan setelah mendapatkan persetujuan

untuk mendapatkan sampel penelitian dan menentukan waktu penyebaran angket.

2. Pelaksanaan Penelitian

Sesuai dengan hari yang telah ditentukan oleh penulis, kemudian angket

dibagikan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian, yaitu siswa kelas VIII di

SMP Fatahillah Jakarta Selatan yang berjumlah 42 siswa (sampel 100 %).

Langkah-langkah kegiatan penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

a. Penulis memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud serta tujuan penyebaran

angket.

b. Penulis membagikan angket kepada responden siswa kelas VIII SMP Fatahillah

Jakarta Selatan sebanyak 42 siswa.

c. Penulis menjelaskan cara-cara pengisian angket yang akan di isi oleh siswa.

d. Penulis memberikan waktu 15 menit kepada siswa untuk mengisi angket.

e. Penulis mengumpulkan kembali angket yang telah diisi oleh siswa.

Page 56: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

f. Penulis memberikan ucapan terima kasih kepada siswa/responden yang telah

mengisi angket dan ucapan terima kasih kepada Guru Pembimbing serta Kepala

Sekolah yang telah memberikan araham, waktu dan petunjuknya dalam

penyebaran angket.

H. Deskriptif dan Analisis Data

Setelah data terkumpul yang diperoleh dari hasil jawaban siswa melalui angket,

selanjutnya dianalisa dan dikelompokkan sesuai dengan jawaban yang sejenis ke dalam

tabulasi pengelompokkan, kemudian masing-masing data jawaban tersebut

dipresentasikan terhadap jumlah jawaban sesuai dengan masing-masing item tersebut

dengan menggunakan rumusan. Seperti yang telah dijelaskan di bab III sebagai berikut :

F

P = X 100 %

N

Keterangan : P : Presentasi yang dicari

F : Frekuensi jawaban

N : Jumlah sampel penelitian

Hasil dari pada data tersebut merupakan bukan interpretasi data, yang nantinya

merupakan tafsiran jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam angket yang sebelumnya

digradasikan melaui pedoman gradasi yang telah dijelaskan di bab III, yaitu :

Besarnya ”r” Product

Moment (rxy) Interpretasi

0,00-0,20 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi akan

tetapi korelasi itu sanngat lemah atau sangat rendah

0,20-0,40 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi yang

lemah

0,40-0,70 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi yang

sedang

Page 57: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

0,70-0,90 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi yang

kuat

0,90-1,00 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi yang

sangat kuat dan tinggi

Adapun hasil tabulasi data dari kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

1. Tabulasi Korelasi

a. Variabel X (Rasa Percaya Diri)

Rasa percaya diri merupakan satu diantara aspek-aspek kepribadian yang penting

dalam kehidupan manusia. Kebutuhan yang paling penting adalah kebutuhan akan rasa

percaya diri dan rasa superioritas (Lauster, 1999: 10).

Tabel 3

Saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat yang

ada di papan tulis, saya selalu merasa tampil berani mengemukakan pendapat saya untuk

menguraikan jawaban dari papan tulis tersebut. ( + )

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

1. SS

S

RR

TS

STS

0

13

25

4

0

0

30,95

59,52

9,52

0

Page 58: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

JUMLAH 42 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat diterangkan bahwa melalui pembelajaran, dimana

saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat, baik

dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan menguraikan jawaban dari papan tulis,

siswa merasa tampil berani berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik sesama teman

ataupun guru. Kenyataan sosial yang dialami kebanyakan orang/manusia dengan cara

yang paling sederhana dan langsung adalah interaksi yaitu di mana individu saling

berhubungan dan mempengaruhi. Dalam hal ini, dapat diterangkan bahwa hanya 30,95%

siswa yang memiliki rasa percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan kebanyakan

responden menyatakan ragu-ragu, 59,52 %.

Tabel 4

Guru membuat saya tidak antusias saat pembelajaran IPS dimulai. ( - )

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

2. SS

S

RR

TS

STS

0

7

22

11

2

0

16,67

52,38

26,19

4,76

JUMLAH 42 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat diterangkan bahwa melalui pembelajaran IPS

seharusnya siswa mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik, baik dalam

lingkungan sekolah yaitu berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesama teman ataupun

guru. Kenyataan sosial yang dialami jumlah terbesar merupakan jawaban atas keraguan

siswa untuk ikut serta dalam pembelajaran IPS, sebanyak 52,38%. Dalam hal ini dapat

diterangkan bahwa peran serta atau antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS

rendah sebanyak 26,19%.

Page 59: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Tabel 5

Guru membuat saya sangat antusias sekali saat pembelajaran IPS dimulai. ( + )

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

3. SS

S

RR

TS

STS

1

19

11

11

0

2,38

38,09

26,19

26,19

0

JUMLAH 42 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat diterangkan bahwa siswa yang memiliki antusias tinggi

saat pembelajaran dimulai, sebanyak 38,09%.

Tabel 6

Saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat yang

ada di papan tulis, saya sering sekali terlihat gugup untuk sekiranya tampil menguraikan

jawaban dari papan tulis tersebut. ( - )

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

4. SS

S

RR

TS

STS

5

24

13

0

0

11,90

57,14

30,95

0

0

JUMLAH 42 100 %

Berdasarkan tabel diats dapat diterangkan bahwa siswa banyak sekali yang terlihat gugup

saat mengemukakan pendapat, sebesar 57,14%, selebihnya merasa ragu-ragu, sebanyak

30,95%.

Tabel 7

Saya merasa memperoleh cukup penghargaan terhadap hasil kerja saya dalam

pembelajaran IPS, baik dalam bentuk nilai, komentar atau masukan lain. ( + )

Page 60: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

5. SS

S

RR

TS

STS

2

23

13

4

0

4,76

54,76

30,95

9,52

0

JUMLAH 42 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat diterangkan bahwa dalam pembelajaran IPS

seharusnya siswa berhak memperoleh cukup penghargaan terhadap hasil kerja dalam

bentuk nilai, komemtar atau masukan yang membangun. Namun pada kenyataannya

siswa hanya mendapatkan cukup penghargaan hanya sebanyak 54,76%.

Tabel 8

Saya selalu merasa mendapatkan kritikan dari guru di setiap pembelajaran IPS. ( - )

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

6. SS

S

RR

TS

STS

8

20

13

1

0

19,05

47,61

30,95

2,38

0

JUMLAH 42 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diterangkan bahwa dalam setiap pembelajaran IPS

guru seharusnya terlebih dahulu membangun motivasi atau semangat siswa. Pada

kenyataannya yang dialami siswa justru, mereka sering sekali mendapatkan kritikan oleh

guru, sebanyak 47,61%.

Tabel 9

Saya tahu bagaimana harus menghadapi masalah yang membingungkan pada pembelajaran IPS.

( + )

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

7. SS 0 0

Page 61: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

S

RR

TS

STS

11

23

7

1

26,19

54,76

16,67

2,38

JUMLAH 42 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat di terangkan bahwa hampir seluruh siswa

menghadapi masalah yang membingungkan dalam materi pelajaran IPS, sebanyak 54,76

%. Dan hanya ada beberapa siswa saja yang dapat menghadapi masalah saat

pembelajaran dimulai sebanyak 26,19 %.

Tabel 10

Saya tidak tahu bagimana cara menghadapi masalah yang membingungkan pada pembelajaran

IPS. ( - )

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

8. SS

S

RR

TS

STS

5

15

17

4

1

11,90

35,71

40,47

9,52

2,38

JUMLAH 42 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat di terangkan bahwa banyak siswa tidak tahu cara

menyelesaikan masalah yang membingungkan, ini terlihat atas keraguan yang dimiliki

siswa sebanyak 40,47 dan jawaban setuju sebanyak 35,71 % yang menyatakan bahwa

siswa tidak tahu harus bagaimana menyelesaikan masalah yang membingungkan saat

pembelajaran dimulai.

Tabel 11

Saya selalu merasa yakin, bahwa saya akan berhasil dalam pembelajaran materi IPS. ( + )

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

9. SS

S

RR

3

14

22

7,14

33,33

52,38

Page 62: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

TS

STS

2

1

4,76

2,38

JUMLAH 42 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diterangkan bahwa dalam pembelajaran IPS

seharusnya materi-materi yang disampaikan dapat membuat seluruh siswa berhasil dalam

mengikuti proses pembelajaran. Namun pada kenyataannya seluruh siswa ragu-ragu akan

keberhasilan dalam pembelajaran, sebanyak 52,38% dan yang menyatakan sangat setuju

hanya sebanyak 7,14 %.

Tabel 12

Saya tidak merasa yakin akan berhasil dalam pembelajaran materi IPS. ( - )

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

10. SS

S

RR

TS

STS

0

13

23

3

3

0

30,95

54,76

7,14

7,14

JUMLAH 42 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diterangkan bahwa siswa tidak merasa yakin akan

keberhasilannya, sebanyak 54,76% menyatakan ragu-ragu.

Tabel 13

Mudah bagi saya untuk bersosialisasi dengan teman sekelas saat pembelajaran diskusi IPS di

mulai. ( + ).

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

Page 63: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

11. SS

S

RR

TS

STS

1

18

11

5

7

2,38

42,85

26,19

11,90

16,67

JUMLAH 42 100 %

Bahwa melalui pembelajaran IPS siswa mampu berinteraksi dan bersosialisasi

dengan baik, baik dalam lingkungan sekolah yaitu berinteraksi dan bersosialisasi dengan

sesama teman untuk berdiskusi ataupun dengan guru dan maupun dalam lingkungan

masyarakat. Berdasarkan tabel diatas dapat di terangkan bahwa dalam bersosialisasi

prosentase terbanyak hanya 42,85% yang menyatakan setuju dan yang menyatakan

keraguannya akan keberhasilan dalam berinteraksi skor cukup tinggi sebanyak 26,19 %.

Tabel 14

Sulit bagi saya untuk bersosialisasi dengan teman sekelas saat diskusi pembelajaran IPS di mulai.

( - )

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

12. SS

S

RR

TS

STS

1

18

11

5

7

2,38

42,85

26,19

11,90

16,67

JUMLAH 42 100 %

Seharusnya melalui pembelajaran IPS siswa mampu berinteraksi dan

bersosialisasi dengan baik, baik dalam lingkungan sekolah yaitu berinteraksi dan

bersosialisasi dengan sesama teman untuk berdiskusi ataupun dengan guru dan maupun

dalam lingkungan masyarakat. Berdasarkan tabel diatas dapat di terangkan bahwa siswa

sulit untuk bersosialisasi prosentase terbanyak 42,85% yang menyatakan setuju.

Page 64: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Tabel 15

Saya mampu beradaptasi dengan segala sesuatu materi pembelajaran IPS yang baru. ( + )

Berdasarkan tabel di atas dapat diterangkan bahwa melalui pembelajaran IPS

siswa mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik, kenyataan menerangkan bahwa

tingkat keraguan siswa sangat besar dalam beradaptasi, sebanyak 40,48% dan yang

menyatakan sangat setuju dalam beradaptasi sebanyak 2,38 %.

Tabel 16

Saya tidak mampu beradaptasi dengan segala sesuatu materi pembelajaran IPS yang baru. ( - )

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

13. SS

S

RR

TS

STS

1

16

17

4

4

2,38

38,09

40,48

9,52

9,52

JUMLAH 42 100 %

Page 65: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

14. SS

S

RR

TS

STS

1

16

21

4

0

2,38

38,09

50,00

9,52

0

JUMLAH 42 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diterangkan bahwa yang menyatakan tidak

mampu untuk beradaptasi sebanyak, 38,09% untuk jawaban setuju.

Tabel 17

Saya yakin, mampu akan potensi diri yang saya miliki untuk dapat menyelesaikan pembelajaran

IPS. ( + )

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

15. SS

S

RR

TS

STS

1

16

20

2

3

2,38

38,09

47,62

4,76

7,14

JUMLAH 42 100 %

Berdasarkan tabel di atas bahwa melalui pembelajaran IPS siswa seharusnya

mampu menyelesaikan pembelajaran dengan baik dan yakin akan kemampuan potensi

diri yang dimiliki. Pada kenyataannya bahwa siswa ragu akan kemampuan potensi yang

dimilikinya, sebanyak 47,62%.

Tabel 18

Saya tidak yakin, mampu akan potensi diri yang saya miliki untuk dapat menyelesaikan

pembelajaran IPS. ( - )

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

Page 66: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

16. SS

S

RR

TS

STS

3

14

16

7

2

7,14

33,33

38,09

16,67

4,76

JUMLAH 42 100 %

Berdasarkan tabel di atas bahwa siswa menyatakan setuju akan ketidakmampuannya

untuk dapat menyelesaikan pembelajaran, sebanyak 33,33%.

Tabel 19

Saya selalu merasa percaya diri dihadapan teman-teman yang lain saat tampil untuk

mendiskusikan materi pembelajaran IPS yang sedang berlangsung. ( + )

Berdasarkan tabel diatas dapat di terangkan bahwa rasa percaya diri dapat

menentukan keberhasilan siswa dalam pembelajaran dan berdampak terhadap prestasi

belajar yang dicapai. Kenyataan sosial menyatakan bahwa siswa memiliki keraguan akan

rasa percaya diri saat tampil untuk mendiskusikan materi pembelajaran, sebanyak

42,86%.

Tabel 20

Saya sering sekali merasa tidak percaya diri saat tampil untuk mendiskusikan materi

pembelajaran IPS yang sedang berlangsung. ( - )

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

17. SS

S

RR

TS

STS

1

15

18

4

4

2,38

35,71

42,86

9,52

9,52

JUMLAH 42 100 %

Page 67: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

18. SS

S

RR

TS

STS

6

16

15

4

1

14,28

38,09

35,71

9,52

2,38

JUMLAH 42 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat di terangkan bahwa siswa tidak percaya diri,

sebanyak 38,09% yang menyatakan setuju.

Tabel 21

Saya mampu mempresentasikan hasil karya saya dihadapan teman sekelas. ( + )

Berdasarkan tabel diatas dapat di terangkan bahwa siswa seharusnya merasa

percaya diri dan mampu untuk mempresentasikan hasil karya dihadapan teman sekelas.

Namun pada kenyataan yang ada bahwa ketidakyakinan siswa saat mempresentasikan

hasil karya dihadapan teman sekelasnya, sebanyak 59,52% yang menyatakan ragu-ragu.

Tabel 22

Saya tidak mampu untuk mempresentasikan hasil karya saya dihadapan teman-teman sekelas.

( - )

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

20. SS

S

RR

7

6

22

16,67

14,29

52,38

NO JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE

19. SS

S

RR

TS

STS

0

11

25

4

2

0

26,19

59,52

9,52

4,76

JUMLAH 42 100 %

Page 68: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

TS

STS

6

1

14,29

2,38

JUMLAH 42 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat di terangkan bahwa siswa seharusnya merasa percaya

diri dan mampu untuk mempresentasikan hasil karya dihadapan teman sekelas. Namun pada

kenyataan yang ada bahwa siswa menyatakan ketidakmampuannya untuk mempresentasikan

hasil karyanya, sebanyak 16,67% dan ragu-ragu 52,38%. Ini menyatakan bahwa hampir

sebagian besar siswa memiliki rasa rendah diri akan kemampuan potensi yang dimilikinya

dalam mempresentasikan hasil karya dihadapan teman sekelasnya.

b. Variabel Y (Hasil belajar)

Hasil belajar dapat dikatakan prestasi belajar yang merupakan kemampuan

internal yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ada dalam pribadi

seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu. Menurut Bloom, hasil

belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah, yaitu kognitif,

afektif dan psikomotor.53

53 Taruh Eros, “Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Dalam Kaitannya Dengan Hasil Belajar”, dari www.

rakasmuda.com, 11 Desember 2000.

Page 69: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Hasil Belajar Rapor Smester Ganjil dan Genap

Mata Pelajaran Responden Semester

IPS IPA MTK B. Inggris B. Indonesia

Ganjil 60 55 62 55 60

1 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

2 Genap 68

(64)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

3 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

4 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

5 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60 6

Genap 58 55 62 58 60

Page 70: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

(59)

Ganjil 60 55 62 55 60

7 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

8 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

9 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

10 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

11 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

12 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

13 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60 14

Genap 58 55 62 58 60

Page 71: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

(59)

Ganjil 60 55 62 55 60

15 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

16 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

17 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

18 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

19 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

20 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

21 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60 22

Genap 58 55 68 58 60

Page 72: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

(59)

Ganjil 60 55 62 55 60

23 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

24 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

25 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

26 Genap 58

(59)

55 62 55 60

Ganjil 60 55 62 55 60

27 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

28 Genap 58

(59)

55 62 58 60

29 Ganjil 60 55 62 55 60

Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60 30

Genap 58 55 62 58 60

Page 73: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

(59)

Ganjil 60 55 62 55 60

31 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

32 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

33 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

34 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

35 Genap 58

(59)

55 62 55 60

Ganjil 60 55 62 55 60

36 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

37 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60 38

Genap 58 55 62 58 60

Page 74: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

(59)

Ganjil 60 55 62 55 60

39 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

40 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 55 62 55 60

41 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Ganjil 60 68 62 55 60

42 Genap 58

(59)

55 62 58 60

Data Hasil Rapor

Rapor di bedakan atas rentang/nilai :

Tinggi ( Hijau ) = Skor ≥ 75

Sedang ( Kuning ) = Skor ≥ 65

Rendah ( Merah ) = Skor ≤ 65

Dari hasil data rapor di atas, dapat di ambil sampel yang tertinggi (data dibawah

ini ada dalam lampiran).

Page 75: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Pada responden nomor 23 “Nurfathin Maulinda”, dengan hasil rapor

mendapatkan nilai tertinggi pada mata pelajaran Matematika, dengan nilai = “68”

pada semester genap.

Pada responden nomor 2 “Riswan”, hasil rapor mendapatkan nilai tinggi

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, dengan nilai = “68” pada semester

genap.

Pada responden nomor 42 “M.Iqbal”, hasil rapor mendapatkan nilai cukup

tinggi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam , dengan nilai = “68” pada

awal semester

Disimpulkan bahwa kondisi tersebut tidak sebanding dengan total siswa/i

yang berjumlah 42 siswa yang terdiri dari dua kelas, hanya 7% ( 2,94) siswa/i

saja yang nilainya cukup tinggi dibandingkan siswa/i yang lainnya. Adapun hasil

dari siswa/i yang tergolong nilainya diatas rata-rata tersebut belum cukup tinggi,

karena tergolong rentang nilai “Sedang” = Skor ≥ 65.

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat rasa percaya diri

siswa/siswi SMP Fatahillah Jakarta Selatan masih sangat kurang. Hal ini dapat

dilihat pada tingginya jawaban siswa/i yang negatif terhadap menyikapi kejadian-

kejadian di lingkungan sekolah pada saat pembelajaran dimulai. Jadi,

berdasarkan tabel diatas dapat disimpulakan bahwa tingkat rasa percaya diri yang

dimiliki oleh siswa terhadap pembelajaran sangat berpengaruh terhadap prestasi

hasil belajar rapor.

2. Analisis Korelasi Variabel X (Rasa Percaya Diri) dan Variabel Y (Hasil Belajar)

Setelah dilakukan tabulasi data dengan memberikan skor nilai pada tiap-tiap item

jawaban. Selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam analisis data ini akan

Page 76: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

dilakukan uji coba hipotesis yang telah dirumuskan pada pembahasan

sebelumnya. Adapun rumus yang digunakan adalah korelasi product moment

untuk mengetahui berapa besar tingkat atau kekuatan korelasi antara variabel X

dan variabel Y. sebelumnya akan dilakukan perhitungan untuk memperoleh angka

indeks korelasinya (rxy), dengan terlebih dahulu menyiapkan tabel kerja atau

tabel perhitungan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 77: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Tabel 24

Tabel Perhitungan Variabel Y

(Hasil Belajar Siswa)

Responden Kelas Daftar Nilai Semester Ganjil

dan Genap kelas VIII

1 VIII 59

2 VIII 64

3 VIII 59

4 VIII 59

5 VIII 59

6 VIII 59

7 VIII 59

8 VIII 59

9 VIII 59

10 VIII 59

11 VIII 59

12 VIII 59

13 VIII 59

14 VIII 59

15 VIII 59

16 VIII 59

Page 78: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

17 VIII 59

18 VIII 59

19 VIII 59

20 VIII 59

21 VIII 59

22 VIII 59

23 VIII 59

24 VIII 59

25 VIII 59

26 VIII 59

27 VIII 59

28 VIII 59

29 VIII 59

30 VIII 59

32 VIII 59

33 VIII 59

34 VIII 59

35 VIII 59

36 VIII 59

37 VIII 59

Page 79: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

38 VIII 59

39 VIII 59

40 VIII 59

41 VIII 59

42 VIII 59

Adapun skor total dari variabel rasa percaya diri (X) dan variabel hasil belajar (Y)

dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Tabel 25

Rasa percaya diri (X) dan hasil belajar siswa (Y)

No.

Responden X Y

1 72 59

2 68 64

3 67 59

4 72 59

5 70 59

6 70 59

7 66 59

8 53 59

9 69 59

Page 80: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

10 69 59

11 70 59

12 57 59

13 65 59

14 63 59

15 70 59

16 64 59

17 68 59

18 59 59

19 59 59

20 62 59

21 68 59

22 66 59

23 63 59

24 75 59

25 63 59

26 59 59

27 65 59

28 65 59

29 64 59

Page 81: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

30 65 59

31 68 59

32 71 59

33 65 59

34 67 59

35 69 59

36 65 59

37 65 59

38 64 59

39 63 59

40 69 59

41 63 59

42 72 59

Jumlah 2767 2483

65,88 59,12

Analisis hubungan rasa percaya diri dengan hasil belajar siswa. Untuk menguji

hubungan antara variabel rasa percaya diri dengan hasil belajar siswa dilakukan dengan

rumus koefisien korelasi Product Moment, untuk itu dibutuhkan tabel bantu uji korelasi

seperti yang terdapat pada tabel 27 sebagai berikut :

Page 82: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Tabel 26

Tabel Bantu Uji Korelasi Product Moment

Variabel (X) Rasa percaya diri dan variabel (Y) Hasil belajar siswa

No.

Responden Nilai X Nilai Y Nilai X² Nilai Y² Nilai XY

1 72 59 5184 3481 4248

2 68 64 4624 4096 4352

3 67 59 4489 3481 3953

4 72 59 5184 3481 4248

5 70 59 4900 3481 4130

6 70 59 4900 3481 4130

7 66 59 4356 3481 3894

8 53 59 2809 3481 3127

9 69 59 4761 3481 4071

10 69 59 4761 3481 4071

11 70 59 4900 3481 4130

12 57 59 3249 3481 3363

13 65 59 4225 3481 3835

14 63 59 3969 3481 3717

Page 83: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

15 70 59 4900 3481 4130

16 64 59 4096 3481 3776

17 68 59 4624 3481 4012

18 59 59 3481 3481 3481

19 59 59 3481 3481 3481

20 62 59 3844 3481 3658

21 68 59 4624 3481 4012

22 66 59 4356 3481 3894

23 63 59 3969 3481 3717

24 75 59 5625 3481 4425

25 63 59 3969 3481 3717

26 59 59 3481 3481 3481

27 65 59 4225 3481 3835

28 65 59 4225 3481 3835

29 64 59 4096 3481 3776

30 65 59 4225 3481 3835

31 68 59 4624 3481 4012

32 71 59 5041 3481 4189

33 65 59 4225 3481 3835

34 67 59 4489 3481 3953

Page 84: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

35 69 59 4761 3481 4071

36 65 59 4225 3481 3835

37 65 59 4225 3481 3835

38 64 59 4096 3481 3776

39 63 59 3969 3481 3717

40 69 59 4761 3481 4071

41 63 59 3969 3481 3717

42 72 59 5184 3481 4248

Jumlah ΣX =2767 ΣY =2483

Rata-rata 65,88 59,12

ΣX²=

183101

ΣY²=

146817

ΣXY = 163593

Tabel uji korelasi di atas dalam perhitungannya menggunakan bantuan program

Microsoft Excel. Berdasarkan perhitungan dari tabel 27 tersebut sebagai berikut :

Σx = 2767 Σy = 2483 Σx2 = 183101 Σy2 = 146817 Σxy = 163593

Penulis memasukkan kedalam rumus sebagai berikut :

NΣXY – (ΣX) (ΣY)

Page 85: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

r =

√ {NΣX2 - (ΣX)²} {NΣY2 – (ΣY)²}

42 (163593) – (2767) (2483)

=

√ {42(183101)-(2767)²} {42(146817) –(2483)²}

6870906 – 6870461

=

√ {7690242 – 7656289} {6166314 – 6165289}

4455

=

√ (33953) (1025)

4455

=

√ 34801825

= 0,755

Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa angka korelasi antara

variabel X dan variabel Y bertanda positif. Jika besarnya rxy yang telah diperoleh yaitu

0,755 ternyata terletak di antara 0,70-0,90 bedasarkan pedoman dikemukakan pada

sebelumnya dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y

merupakan korelasi yang kuat.

3. Pengujian Hipotesa

Page 86: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment antara variabel (X) dan

(Y) sebesar 0,755 mempunyai arti hubungan antara variabel rasa percaya diri siswa

terhadap hasil belajar studi pada mata pelajaran IPS sangat kuat dan searah (positif).

Korelasinya bersifat signifikan.

KD = r2 X 100 %

= 0,7552 X 100 %

= 0,570 X 100 %

= 57 %

Angka koefisien penentu sebesar 57 % menunjukkan rasa percaya diri siswa terhadap

hasil belajar berkorelasi. Variabel lainnya sebesar 43 % merupakan variabel yang tidak

berpengaruh.

4. Uji Signifikan

Untuk menguji signifikansi hubungan yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu

berlaku untuk seluruh populasi 117 orang, maka perlu dilakukan uji signifikansinya.

Harga t hitung tersebut selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel t. Untuk kesalahan 43 %,

uji 2 pihak dan dk untuk ( n – 2 ) atau ( 42 – 2 ).

Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis memasukkannya ke dalam rumus sebagai

berikut :

r √n – 2

t =

Page 87: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

√1 – r2

berikut :

0.755 √42 – 2

t =

√1 – 0.755

0.755 √40

t =

√0.245

t = 4.774

0.495

t = 9.64

Berdasarkan perhitungan yang ditunjukkan di atas, maka dapat dinyatakan

hipotesis nol ditolak (Ho : tidak terdapat korelasi yang signifikan antara rasa percaya diri

dan hasil belajar siswa), dan hipotesis alternatif diterima (Ha : terdapat korelasi positif

yang signifikan antara variabel (X) rasa percaya diri dan variabel (Y) hasil belajar).

Dengan demikian, kesimpulannya koefisien korelasi antara tingkat rasa percaya

diri siswa dengan hasil belajar (studi pada mata pelajaran IPS) siswa 0,755 signifikan,

artinya koefisien korelasi tersebut dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku untuk

sampel 42 orang.

E. Hasil Penelitian

1. Prestasi Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS

Page 88: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Prestasi belajar siswa dilihat dari aspek kognitif, yaitu nilai rapor ketika dikelas

VII. Berdasarkan hasil rapor siswa SMP Fatahillah Jakarta Selatan memiliki prestasi

belajar dengan skor rendah = ≤ 65 (59 – 64). Angka tersebut berdasarkan tabel prestasi

hasil belajar dan predikatnya menurut Muhibbin Syah termasuk dalam kelompok rendah.

Artinya, hasil prestasi belajar siswa SMP Fatahillah, Jakarta Selatan tergolong rendah.

Dari hasil data rapor dapat diambil sampel yang tertinggi, yaitu :

Pada responden nomor 23 Nurfathin Maulinda, dengan hasil rapor mendapatkan

nilai tertinggi pada mata pelajaran Matematika, dengan nilai = 68 pada semester genap.

Pada responden nomor 2 Riswan, hasil rapor mendapatkan nilai tinggi pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, dengan nilai = 68 pada semester genap. Pada

responden nomor 42 M.Iqbal hasil rapor mendapatkan nilai cukup tinggi pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam , dengan nilai = 68 pada awal semester

Bahwa kondisi tersebut tidak sebanding dengan total siswa/i yang berjumlah 42

siswa yang terdiri dari dua kelas, hanya 7% ( 2,94) siswa/i saja yang nilainya cukup

tinggi dibandingkan siswa/i yang lainnya. Adapun hasil dari siswa/i yang tergolong

nilainya diatas rata-rata tersebut belum cukup tinggi, karena tergolong rentang nilai

“Sedang” = Skor ≥ 65. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat rasa percaya diri siswa/siswi

SMP Fatahillah Jakarta Selatan masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat pada tingginya

jawaban siswa/i yang negatif terhadap menyikapi kejadian-kejadian di lingkungan

sekolah pada saat pembelajaran dimulai. Jadi, berdasarkan analisis bahwa tingkat rasa

percaya diri yang dimiliki oleh siswa terhadap pembelajaran sangat berpengaruh terhadap

prestasi hasil belajar rapor.

2. Hubungan Tingkat Rasa Percaya diri dengan Hasil Belajar

Rasa percaya diri (self confidence) merupakan hal penting untuk ditanamkan dalam setiap

individu agar memperoleh bekal dasar dalam pembelajaran. Berdasarkan pemaparan

naratif dari rasa percaya diri tergolong dalam kelompok rendah. Dan siswa yang memiliki

rasa percaya diri rendah melahirkan prestasi hasil belajar yang rendah.

Hasil perhitungan koefisien korelasi yaitu sebesar 57 %, hubungan antara variabel

rasa percaya diri terhadap prestasi hasil belajar siswa tergolong cukup kuat. Sisanya,

Page 89: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

yaitu sebesar 43 % prestasi hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor lain. Misalnya,

dukungan orang tua dan sebagainya. Prestasi belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh

rasa percaya diri yang dimilikinya. Tetapi juga, dengan perhitungan koefisien korelasi

yaitu sebesar 57 % menggambarkan bahwa rasa percaya diri sangat mempengaruhi

pretasi hasil belajar siswa di sekolah. Meskipun, 43 % dari sisanya prestasi hasil belajar

siswa dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan demikian, siswa yang memiliki rasa percaya

diri sedang atau cukup dan menjalankan peranannya dengan baik sebagai peserta didik

dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah.

Statistik koefisien korelasi pearson menunjukan bahwa hubungan antara peranan

orang tua terhadap prestasi belajar siswa sebesar 57 %. Artinya, hubungan korelasi

tergolong kuat dan indeks korelasi ”r” Product Moment memberi interpretasi terhadap

rxy menunjukan hasil 0,755 (0,70-0,90) yang berarti memang terdapat korelasi yang kuat.

Dengan demikian, hubungan antara rasa percaya diri terhadap prestasi hasil belajar siswa

adalah kuat. Itu terlihat secara naratif tingkat rasa percaya diri siswa rendah, maka

prestasi hasil belajar siswa akan rendah. Perhitungan korelasi koefisien pearson

menunjukan hubungan yang kuat antara rasa percaya diri siswa dengan prestasi hasil

belajar siswa. Artinya, rasa percaya diri mempengaruhi prestasi hasil belajar siswa.

3. Pembahasan Hasil Pengamatan

Selain melakukan penyebaran angket penulis juga melakukan observasi terhadap

sarana dan prasarana di SMP Fatahillah Jakarta Selatan yang menunjukan bahwa :

a. Keadaan gedung di SMP Fatahillah Jakarta Selatan masih kurang baik.

b. Peranan guru kurang dihargai oleh murid.

c. Bentuk sosialisasi antar murid masih sangat kurang

d. Sikap kurang baik selalu terjadi saat pembelajaran dimulai maupun

berlangsungnya pembelajaran (saling mengejek antar murid pada saat teman

sekelasnya tampil di depan kelas untuk mempresentasikan hasil jawaban)

e. Sarana belajar mengajar kurang memadai dan suasana lingkungan sekolah yang

sangat bising dan tidak kondusif.

Berdasarkan kenyataan yng ada, penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa

keadaan lingkungan sekolah tidak mendukung tumbuhnya rasa percaya diri akan

Page 90: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

kemampuan potensi yang dimiliki oleh siswa. Hal ini pun pada gilirannya sangat

mempengaruhi prestasi hasil belajar yang dimiliki oleh siswa SMP Fatahillah Jakarta

Selatan.

Berdasarkan tabel perhitungan interpretasi interval pengelompokan rasa percaya

diri yang dimiliki oleh siswa (tabel 12) yang menyatakan ragu-ragu akan keberhasilannya

dalam pembelajaran, sebanyak 54,76% dan 30,95% menyatakan setuju. (tabel 20) siswa

menyatakan tidak merasa percaya diri saat tampil untuk mendiskusikan materi saat

pembelajaran berlangsung, sebanyak 38,09% setuju dan 35,71% untuk jawaban ragu-

ragu. Ini menjelaskan bahwa rasa percaya diri siswa tergolong rendah.

Page 91: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan rasa percaya diri akan kemampuan

yang dimiliki dan prestasi yang dicapai oleh siswa selama dalam pembelajaran di sekolah.

Dan hasil dari penelitian ini :

1. Rasa percaya diri

Bahwa rasa percaya diri siswa terhadap pembelajaran IPS masih kurang meskipun dari

hasil penelitian minat belajar sebelumnya menunjukan bahwa siswa SMP Fatahillah

menyukai pembelajaran IPS. Namun dalam hal rasa percaya diri akan kemampuan yang

dimiliki masih kurang seperti terlihat saat proses pembelajaran berlangsung (beberapa

siswa masih kurang percaya diri untuk tampil di depan teman-teman sekelas

mempresentasikan hasil dari materi pembelajaran). Berdasarkan tabel perhitungan

interpretasi interval pengelompokan rasa percaya diri yang dimiliki oleh siswa tabel 12

dan tabel 20 yang menyatakan ragu-ragu akan keberhasilannya dalam pembelajaran

sebanyak 90,47%, dilihat pada saat guru pembelajaran berlangsung siswa/i tidak merasa

percaya diri untuk tampil dan mendiskusikan materi yang guru sampaikan. Sementara itu

siswa yang tergolong memiliki rasa percaya diri sedang, seperti pada tabel 11 hanya

7,14%, dilihat pada saat pembelajaran berlangsung hanya beberapa siswa/i yang

mengajukan pertanyaan, berdiskusi dan bekerjasama dengan baik.

2. Hasil Belajar

Dilihat dari aspek kognitif, yaitu nilai rapor ketika di kelas VII, berdasarkan hasil rapor

siswa SMP Fatahillah Jakarta Selatan, rata-rata siswa memiliki prestasi belajar dengan

skor rendah = ≤ 65 (59 – 64). Angka tersebut berdasarkan tabel prestasi hasil belajar

tergolong rendah 7 % (2.94) siswa yang mendapatkan nilai sedang (skor ≥ 65) padahal

jumlah siswa yang diteliti adalah 42 orang.

3. Korelasi variabel (X) dan variabel (Y)

Page 92: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Ha : terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel (X) Rasa percaya diri

dan variabel (Y) Hasil belajar. Perhitungan koefisien korelasi antara variabel X dan Y

(57 %) kuat. Angka tersebut menggambarkan bahwa rasa percaya diri sangat

mempengaruhi prestasi hasil belajar siswa di sekolah. Hasil tersebut menyatakan bahwa

rasa percaya diri siswa terhadap mata pelajaran IPS dikategorikan rendah, meskipun nilai

mata pelajaran IPS cukup tinggi dibandingkan mata pelajaran lainnya.

B. Saran

Penelitian mengenai “Hubungan Tingkat Rasa Percaya Diri Dengan Hasil Belajar

(Studi Mata Pelajaran IPS di SMP Fatahillah Jakarta Selatan)” menunjukan hubungan yang

terkait antara tingkat rasa percaya diri dengan hasil belajar yang dimiliki oleh siswa

khususnya pada mata pelajaran IPS, dan asumsi saya menyatakan bahwa rasa percaya diri

merupakan kunci sukses peserta didik untuk berprestasi.

berdasarkan kesimpulan, disarankan :

a. Guru merupakan pengajar disekolah, agar lebih mengenal kepercayaan diri siswa

dalam belajar dengan membantu siswa menyadari potensi dirinya

Page 93: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

b. Untuk siswa agar lebih meningkatkan kepercayaan diri dengan mengembangkan

sikap positif, bertanggung jawab dan mengambil resiko memilih lingkungan yang

baik serta memperkukuh ibadah dan doa. Dengan demikian siswa dapat

memotivasi diri untuk giat belajar dan memperoleh hasil yang memuaskan.

c. Pihak orang tua 43 %, hendaknya lebih memperhatikan perkembangan anak di

sekolah. Dengan cara, misalnya menghubungi wali kelas untuk sekedar

menanyakan perkembangan anak, baik berupa nilai, akhlak atau perilaku sehari-

hari anak di sekolah. Dan orang tua harus terus memperhatikan dan menanamkan

rasa percaya diri” anak dengan memberikan komentar-komentar positif pada

anak sehingga anak tidak merasa rendah diri dengan memperoleh lingkungan

yang positif. Peran oran tua disini akan membuat anak memiliki konsep diri yang

positif dan membuatnya lebih percaya diri.

d. Diadakan penelitian mengenai “Hubungan Tingkat Rasa Percaya Diri dengan

Hasil Belajar di SMP Fatahillah Jakarta Selatan”. pada mata pelajaran lain dan

dari sekolah lain. Dengan demikian diharapkan keterangan yang diperoleh akan

lebih lengkap dari hasil penelitian yang saya tulis.

Page 94: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H. Abu dan Supriyono, Widodo. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. 1, 1991.

Crow, A dan Crow, L. Psychology Pendidikan, Yogyakarta: Nur Cahaya, Cet. 2, 2005.

Mueller, J. Danniel. Mengukur Sikap-sikap Sosial, Bandung: LEMLIT Press Universitas Pasundan, Cet. 2, 1998.

Fahmy, Musthafa. Penyesuaian Diri, Jakarta: Bulan Bintang.

Gordon, Thomas. Be Your Best: Jadilah Diri Sendiri, Jakarta: PT. Gramedia, Cet. 2, 1995.

Hauck, Paul. Mengapa Harus Takut, Jakarta: ARCAN, Cet. 4, 1992.

Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia, Cet. 8, 1986.

Koeswara, E. Teori-teori Kepribadian, Bandung: PT. Eresco, Cet. 2, 1991

Mertodipuro. Sumantri. Cita-cita Saudara Akan Berhasil, Jakarta: Gunung Jati, Cet. 5,1982.

Nasution, S. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bina Aksara, Cet. 4, 1988. Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 19,

2003.

Schultz, Duane. Psikologi Pertumbuhan: Model Frank., Yogyakarta: Kanisius, Cet. 10, 1991.

Short, Julian. Anatomi Hidup Bahagia: Cara Cerdas Mengoptimalkan Hubungan, Cinta Kasih, Kepribadian dan Rasa Percaya Diri, Jakarta: TransMedia, Cet. 1, 2006.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 10, 2005.

Supratiknya, A. Psikologi Kepribadian 2: Teori-teori Holistik, Yogyakarta: Kanisius, Cet. 12, 1993. Suryabrata, Sumadi. Pengukuran Dalam Psikologi Kepribadian, Jakarta: PT. Rajawali,

Cet. 2, 1987.

. Psikologi Kepribadian, Jakarta: Raja Grafindo, 2005.

Swett, Orison. Pola Kehidupan Dan Perjuangan, Jakarta: Gunung Jati, 1978.

Syah, Muhibin. Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. 4, 2005.

Page 95: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Syaodih, S. Nana. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 3, 2005.

Tambunan, E.H. Remaja Sahabat Kita, Bandung: Indonesian Publishing house, 1981.

Tambunan, Nestor. Remaja Mandiri, Jakarta: Arcan, Cet. 5, 1992.

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi

Pustaka, Cet. 1, 2007.

Wirawan, Sarlito. Psikologi Remaja, Jakarta: Raja Grafindo, 2005

Asep Suhendar, “Pelatihan Tik Untuk Guru”, dari asepsuhendar.wordpress.com,

15 April 2009.

Bobbie DePorter, ”Quantum Learning”, dalam http://jackcanfield.com/quantumlearning,

22 Maret 2000.

Depdiknas, ”Peraturan Pelaksana”, dari

http://duniaesai.com/depdiknas.peraturanpelaksana,Jakarta 23 Juli 2003.

Fauzi Rachmanto, “Jangan Terjebak Pada Percaya Diri Yang Semu”, dari Zauzi.blogspot.com, 1 Mei 2008.

Herry, “Hubungan Antara Konsep Diri, Sikap Terhadap Fisika Dasar”, dari

www.unisosdem.org, 2001.

Ira Petranto, “Rasa Percaya Diri adalah Pantulan Pola Asuh Orang Tua”, dari irapetranto.blogspot.com, 28 April 2006.

Johnson-Johnson, “Studi Komparasi Metode Pembelajaran Kooperatif”, dari

digilib.unnes.ac.id/library, 1989

Johnson-Smith, “Makna Belajar”, dari http://scribd.com/doc/17069449/null, 2002.

Martin Leman, “Membangun Rasa Percaya Diri Anak”, dari leman.or.id/anakku/percaya-diri.html, 23 Agustus 2000.

Piaget “Learning Memories”, dari darsanaguru.blogspot.com, 25 Maret 2008.

Soebahar, “ Wawasan Baru Ilmu Pendidikan”, dari, http://umm.ac.id/wawasanbaru,11

Januari 2002.

Taruh Eros, “Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Dalam Kaitannya Dengan Hasil Belajar”, dari www. rakasmuda.com, 11 Desember 2000.

Tate, “Pembelajaran yang berpusat pada siswa”, dalam

Page 96: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

http://www.google.co.id/ciri+pembelajaran+yang+berpusat+pada+siswa, 1993.

.

Thalib Syamsil Bahri, “Hubungan Percaya Diri dan Harga Diri dengan Kemampuan Bergaul”, dari www.acehinstitute.org, 15 Mei 2009.

Utami Rahayu Sri, “Peningkatan Kecepatan Efektif Membaca”, dari guruvalah1.20m.cogm, 2009.

Veithzal Rival, “Prestasi Hasil belajar Peserta Progam MM”, dari www.docstoc.com, 12 Oktober 2009.

Wahidin, “ Pendidikan Islam”, dari makalahkumakalahmu.wordpress.com. 16 Januari

2009.

Page 97: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Nama : Siti Nur Deva Rachman

Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 14 Oktober 1986

NIM : 105015000652

Jurusan/Prodi : Pendidikan IPS (Sosiologi-Antropologi)

Judul : Hubungan Tingkat Rasa Percaya Diri dengan Hasil

Belajar (Studi Mata Pelajaran IPS di SMP Fatahillah

Jakarta Selatan)

Dosen Pembimbing : Drs. Didin Syafruddin, MA

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri

dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh ujian Munaqasah.

Jakarta, 02 Februari 2010

Mahasiswa Ybs

Siti Nur Deva Rachman

NIM. 105015000652

NO DIMENSI INDIKATOR (KATA KERJA) INSTRUMEN JUMLAH

Page 98: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

KISI-KISI (VARIABEL) RASA PERCAYA DIRI

Favorable

(+)

Unfavorable

(-)

1. Self actualization

Mampu berkreasi.

Mampu mengekspresikan diri.

17

19

18

20

4

2. Asteem needs

Mampu berprestasi dengan

baik.

5 6 2

3. Kecerdasan emosi

(Social skill)

Mampu menjalin hubungan

dengan orang lain.

Mampu menyesuaikan dengan

lingkungan baru.

Asertif/penerimaan diri.

11

13

15

14

12

16

6

4. Motivasi

Mampu memecahkan masalah.

Mampu berfikir positif dan

optimisme.

7

9

8

10

4

5. Karakteristik

extrovert

Mampu keluar dari rasa

khawatir.

Mampu berbicara lancar.

1

3

4

2

4

Page 99: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

ANGKET SKALA RASA PERCAYA DIRI

PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP FATAHILLAH JAKARTA SELATAN

Mata Pelajaran : IPS TERPADU

Hari/tanggal : JUNI 2009

PETUNJUK

1. Pada angket ini terdapat pernyataan positif dan negatif, untuk mengukur sejauh mana

rasa percaya diri siswa terhadap mata pembelajaran IPS. Pertimbangkan baik-baik setiap

pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran dan tentukan kebenarannya.

Kemudian berilahtanda ( √ ) pada jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu.

2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya.

3. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.

4. Catat respon anda pada lembar jawaban yang tersedia. Terima kasih.

5. Penggolongan dalam angket rasa percaya diri berdasarkan kriteria dan kondisi (sejauh

mana siswa memiliki rasa percaya diri pada pembelajaran IPS.

KETERANGAN PILIHAN JAWABAN :

1 = Sangat tidak setuju

2 = Tidak setuju

3 = Ragu-ragu

4 = Setuju

5 = Sangat setuju

Page 100: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

PILIHAN NO PERNYATAAN

1 2 3 4 5

1 Saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengemukakan pendapat yang ada di papan tulis, saya selalu

merasa tampil berani mengemukakan pendapat saya untuk

menguraikan jawaban dari papan tulis tersebut. ( + )

2 Guru membuat saya tidak antusias saat pembelajaran IPS

dimulai. ( - )

3 Guru membuat saya sangat antusias sekali saat pembelajarn

IPS dimulai. ( + )

4 Saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengemukakan pendapat yang ada di papan tulis, saya sering

sekali terlihat gugup untuk sekiranya tampil menguraikan

jawaban dari papan tulis tersebut. ( - )

5 Saya merasa memperoleh cukup penghargaan terhadap hasil

kerja saya dalam pembelajaran IPS, baik dalam bentuk nilai,

komentar atau masukan lain. ( + )

6 Saya selalu merasa mendapatkan kritikan dari guru di setiap

pembelajaran IPS. ( - )

7 Saya tahu bagaimana harus menghadapi masalah yang

membingungkan pada pembelajaran IPS. ( + )

8 Saya tidak tahu bagimana cara menghadapi masalah yang

membingungkan pada pembelajaran IPS. ( - )

9 Saya selalu merasa yakin, bahwa saya akan berhasil dalam

pembelajarn materi IPS. ( + )

10 Saya tidak merasa, yakin akan berhasil dalam pembelajaran

materi IPS. ( - )

11 Mudah bagi saya untuk bersosialisasi dengan teman sekelas

saat pembelajaran diskusi IPS di mulai. ( + )

12 Sulit bagi saya untuk bersosialisasi dengan teman sekelas saat

diskusi pembelajaran IPS di mulai. ( - )

Page 101: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

13 Saya mampu beradaptasi dengan segala sesuatu materi

pembelajaran IPS yang baru. ( + )

14 Saya tidak mampu beradaptasi dengan segala sesuatu materi

pembelajaran IPS yang baru. ( - )

15 Saya yakin, mampu akan potensi diri yang saya miliki untuk

dapat menyelesaikan pembelajaran IPS. ( + )

16 Saya tidak yakin, mampu akan potensi diri yang saya miliki

untuk dapat menyelesaikan pembelajaran IPS. ( - )

17 Saya selalu merasa percaya diri dihadapan teman-teman yang

lain saat tampil untuk mendiskusikan materi pembelajaran

IPS yang sedang berlangsung. ( + )

18 Saya sering sekali merasa tidak percaya diri saat tampil untuk

mendiskusikan materi pembelajaran IPS yang sedang

berlangsung. ( - )

19 Saya mampu mempresentasikan hasil karya saya dihadapan

teman sekelas. ( + )

20 Saya tidak mampu untuk mempresentasikan hasil karya saya

dihadapan teman-teman sekelas. ( - )

Page 102: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) FATAHILAH JAKARTA

TERAKREDITASI “B”

Jl. Ciputat Raya No. 5, Pondok Pinang 12310 Kebayoran lama – Jakarta Selatan Telp. 7650979

Jakarta, Juni 2009

SURAT PERNYATAAN

NAMA : SITI NUR DEVA RACHMAN

NIM : 105015000652

SEMESTER : IX (SEMBILAN)

JURUSAN : PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS : ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

Dinyatakan bahwa mahasiswi tersebut telah melaksanakan penelitian yang diperlukan untuk menulis skripsi dengan judul “HUBUNGAN RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL BELAJAR (STUDI MATA PELAJARAN IPS DI SMP FATAHILLAH JAKARTA SELATAN)”.

Kepala Sekolah Dosen Pembimbing

( Dra. Lilis Nurhayati ) (Didin Syafruddin, MA

Page 103: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

)

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT

HIDUP

D A T A P R I B A D I

Nama

:

Siti Nur Deva Rachman

Alamat : Reni Jaya Lama Jl. Bima RT. 004/05. No. 51

Pondok Benda-Pamulang

No. Telp : 021-92009886

Hand phone : 0813-16700512

E-mail : st.dev4life@gmail/[email protected]

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Oktober 1986

Jenis Kelamin : Perempuan

Tinggi Badan : 160 cm

Berat Badan : 50 Kg

Page 104: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Hobi : Bersosialisasi, Mendengarkan Musik, Membaca

Kebangsaan : Warga Negara Indonesia

Penguasaan Bahasa Inggris Mampu mengoperasikan Ms. Office dan Photoshop

L A T A R B E L A K A N G P E N D I D I K A N

Tingkatan Tempat

Tahun

Perguruan Tinggi : S1 IPS (Sosiologi-Antropologi)

Universitas Islam Negeri Jakarta

2005 - 2010

SMU : SMU Muhammadiyah 25, Pamulang 2001 - 2004

SLTP : SMP Negeri 240, Jaksel 1998 - 2001

SD : SD Ariya Larista, Jaksel 1992 -1998

K UALIFIKASI

Page 105: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

Mampu bekerja dalam tim dan mampu bekerja dibawah tekanan

Pelatihan Komputer bersertifikat. Pelatihan Designer Fashion, Make Up and Hair Stylist. Group Garisminor.INC graphic designer.

“Rapih dan selalu ingin terlihat cantik luar dalam. Senang sekali mengasah kreatifitas

dan mengagumi segala bentuk hasil karya original yang memiliki nilai estetika, karena

aku seorang yang selalu berusaha untuk menciptakan hal-hal baru dan memiliki

keinginan agar suatu saat nanti dengan segala pengalaman yang kuperoleh untuk

menciptakan lahan pekerjaan yang positif. “go with the flow” adalah motto, karena

kuyakin segala sesuatu yang dijalani dengan apa adanya, teliti dan bersyukur. Cepat

atau lambat akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa dan baik bagi orang sekitar

dan keluargaku tercinta. “Sebagai seorang hamba aku bukanlah manusia sempurna,

punya pribadi yang sederhana, senang berbagi dengan siapa saja, penuh kasih, dan

sangat menjunjung tinggi kejujuran, karena dari situlah awal kehidupan yang luar biasa

dan bermakna”.

Menjadikan pengalaman sebagai Guru terbaik dalam hidup adalah motto

kami, 5 orang sahabat (Saya, Mella, Putri, Yuni, Nuni dan Syifa), karena kami meyakini

bahwa setiap manusia tidaklah sempurna, dan melalui persahabatan kami

membuatnya menjadi sempurna dengan saling mengisi kekurangan dengan

kelebihan satu sama lain. Berselisih dan berbeda pendapat tidak membuat hubungan

kami merenggang, namun sebaliknya dengan perselisihan membuat kami menyadari

P E L A T I H A N

GAMBARAN DIRI

SAHABAT SEPERJUANGANKU “UIN JAKARTA”

Page 106: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …

bahwa kami saling membutuhkan. Tidak ada kata terlambat untuk mengucap kata

maaf dan memperbaiki segalanya. Karena itu yang membuat kami merasa semakin

erat.

Banyak hal yang tidak pernah terlupa, saat perkuliahan habis waktunya kumpul

di SC layaknya model foto, ngobrol, makan bahkan sampai buka forum sambil mengisi

waktu kosong menunggu jemputan masing-masing datang^_^. Kami selalu terlihat

ceria tanpa beban sks yang menumpuk. Namun kami sangat bangga karena mampu

membuktikan lulus secara bersamaan dan tepat waktu alias tidak berlarut-larut, jika

dibandingkan teman seperjuangan yang lain, kita termasuk unggul plus beruntung lulus

dengan nilai amat baik dan selangkah lebih dulu. Amin!

Masa penantian menuju hari kelulusan dengan mengenakan toga membuat

kenangan 4 tahun silam kembali tumbuh menyeruak dan berkembang dalam memori

kami, walau terbesit kerinduan mendalam akan masa-masa suka-duka menjadi

seorang mahasiswi, memori manis itu tidak luput membuat masa penantian ini menjadi

masa menyakitkan, sebaliknya, kami optimis bahwa pengalaman indah masa kuliah

merupakan pupuk kompos keberhasilan kami dalam kehidupan dunia kerja yang siap

tumbuh menyongsong mentari kedewasaan.

DEVA

Page 107: HUBUNGAN TINGKAT RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL …