gerakantinta.files.wordpress.com · web viewjudul penelitian studi korelasi antara sekolah berbasis...

27
A. Judul Penelitian STUDI KORELASI ANTARA SEKOLAH BERBASIS ADIWIYATA DENGAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) I PROBOLINGGO, KECAMATAN WONOASIH KOTA PROBOLINGGO B. Latar Belakang Masalah Islam telah menempatkan manusia pada kedudukan yang paling mulia diantara makhluq-makhluq Allah swt., yang lain. Manusia merupakan makhluq yang sangat kompleks dan unik. Kekompleksan dan keunikan manusia terletak pada komponen penyusun tubuhnya, yakni terdapat dua unsur penting berupa psikis dan fisik. Hal itu berdasarkan pada firman Allah swt., dalam QS. Al-Mu’minun: 12, 13, dan 14: Artinya:“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati yang (berasal) dari tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang 1

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

A. Judul Penelitian

STUDI KORELASI ANTARA SEKOLAH BERBASIS ADIWIYATA DENGAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) I PROBOLINGGO, KECAMATAN WONOASIH KOTA PROBOLINGGO

B. Latar Belakang Masalah

Islam telah menempatkan manusia pada kedudukan yang paling mulia diantara makhluq-makhluq Allah swt., yang lain. Manusia merupakan makhluq yang sangat kompleks dan unik. Kekompleksan dan keunikan manusia terletak pada komponen penyusun tubuhnya, yakni terdapat dua unsur penting berupa psikis dan fisik. Hal itu berdasarkan pada firman Allah swt., dalam QS. Al-Mu’minun: 12, 13, dan 14:

Artinya:“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati yang (berasal) dari tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik “.

Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah swt., berasal dari air mani yang disimpan di dalam rahim, sehingga membentuk segumpal darah, tulang belulang yang diselaputi dengan daging. Proses tersebut telah membentuk penyusun tubuh manusia berupa fisik atau jasadnya maupun psikis secara sempurna. Kesempurnaan manusia yang asalnya ialah dari sari pati tanah, sehingga membentuk komponen psikis dan fisik telah menjadikan manusia mampu melihat, berpikir, bertindak, mendengar, merasakan segala sesuatu yang diresponnya.

Manusia adalah satu-satunya makhluq Allah swt., yang berakal, berperasaan, serta bertindak secara dinamis. Adanya potensi fitrah itulah, manusia dijadikan oleh Allah swt., sebagai mandataris-Nya , yakni khalifah di muka bumi ini. Allah swt., telah melukiskan peran manusia sebagai khalifah fiil ardh’ dalam QS. Al-Baqarah ayat 30:

قال الله تعالى :وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلُُ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ

Artinya: “ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui " .

Peran manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini memiliki tugas yang sangat transendentif, yakni memakmurankan kehidupan di bumi serta mengelolah stabilitas kehidupan di berbagai dimensi. Manusia tidak hanya menjadi pemimpin atas sesama manusia, tetapi manusia juga menjadi pemimpin bagi makhluq Allah swt., yang ada di bumi seperti hewan, tumbuh-tumbuhan attau lingkungan hidup. Manusia selayaknya menjaga, merawat, dan melestarikan apa yang ada di muka bumi ini dengan baik. Sesungguhnya, hewan dan lingkungan hidup memberikan kemanfaatan luar biasa bagi manusia demi menjaga kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab, itu manusia wajib untuk menjaga dan melindungi keselamatan lingkungan hidup dan hewan dengan baik serta penuh kasih sayang.

Hewan dan lingkungan hidup diciptakan oleh Allah swt., agar dapat memenuhi kebutuhan manusia secara jasmani sesuai dengan takaran kebutuhannya tanpa berlebih-lebihan. Allah swt., telah berfirman dalam QS. Al Baqarah Ayat 164:

Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan “.

Lalu bagaimana dengan realita yang terjadi di zaman globalisasi ini, khususnya di Indonesai? Dewasa ini banyak sekali fenomena yang tidak bermartabat menghiasi peradaban bangsa ini, terlebih lagi tentang kerusakan lingkungan dan penganiayaan hewan yang dilakukan oleh tangan kotor manusia. Baru-baru ini telah dikabarkan dan diberitakan di dalam media cetak maupun elektronik tentang pembakaran hutan di propinsi Riau serta di beberapa daerah Sumaterah. Pembakaran hutan secara masal tersebut telah mengakibatkan pencemaran polusi udara, sehingga mengganggu aktivitas masyarakat Riau serta kesehatan mereka. Tidak hanya masyarakat Riau saja yang terganggu, tetapi juga negara tetangga Indonesia seperti Malaysia dan Singapora. Sungguh suatu tragedy yang dapat mencemari harkat dan martabat bangsa Indonesia sebagai negara yang berkarakter dan berbudaya.

Adanya fenomena yang telah mengerdilkan potensi manusia serta perannya sebagai khalifah di bumi untuki memakmurkan seluruh kehidupan bumi telah merendahkan eksistensi manusia akibat dari ulahnya sendiri. Hal itu dilakukan oleh manusia yang tidak memiliki pegahan hidup dan tidak menggunakan akal pikirannya untuk membedakan antara yang haq dan yang bathil. Allah swt., telah berfirman di dalam QS. Ar Rum Ayat 41-42:

Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS Ar Rum : 41-42)

Fenomena kerusakan hutan tersebut disebabkan oleh ketidakpedulian manusia terhadap lingkungan sekitar karena karakter yang tertanam adalah karakter yang rusak serta meenutup kecerdasan emosional dan spiritual dirinya sendiri. Hal itu merupakan wujud dari kegagalan dari pendidikan yang tak terarahkan sesuai substansi pendidikan. Pendidikan hanya diarahkan pada penguatan kognitif saja tanpa memperhatikan kekuatan emosional, spiritual, serta keterampilan hidup manusia, khususnya generasi muda sebagai penerus estafet kepemimpinan dan perjuangan para pendahulunya untuk pembangunan bangsa Indonesia.

Menurut UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan adalah suatu upaya sadar dan terencana dalam membantu peserta didik untuk mengembangkan segala potensinya agar memiliki potensi berupa spiritual, pengendalian diri, kepribadian, keterampilan hidup yang dibutuhkan untuk dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negaranya. Pernyataan tersebut mengandung bhwa pendidikan bertujuan untuk melibatkan seluruh aspek kognitif, psikomotorik, afektif peserta didik sebagai bagian dari karakternya untuk disinari denagn nilai-nilai kebaikan. Pada dasarnya pendidikan merupakan aksentuasi karakter peserta didik dengan berbagai macam cara.

Aksentuasi pada karakter peserta didik dapat pula melalui cara menciptakan pendidikan yang berbasis lingkungan. Seperti halnya yang telah diterapkan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo. Sekolah yang didirikan pada tahun 1980 M ini telah menerapkan system pengelolahan sekolah berbasis adiwiyata sejak tahun 2011. Sekolah tersebut di tahun 2012 telah memperoleh penghargaan Adiwiata Bestari 2012 tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) se-Kota Probolinggo. Hal itu menjadi suatu bukti nyata atas keberhasilan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo yang dahulu sejak didirikannya pernah berada di tengah kota, di Jl Dipenogoro kota Probolinggo, tetapi pada tahun 1995 lokasinya berpindah di Jl. Jeruk No. 07, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo, Jawa timur. Adanya konsep sekolah berbasis adiwiyata telah memberikan sentuhan seni edukasi ke dalam karakter siswa, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang berkesadaran lingkungan hidup.

Sekolah berbasis adiwiyata merupakan media stimulus untuk melibatkan seluruh aspek karakter peserta didik, khususnya siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo. Melalui operasional pengelolahan sekolah berbasis adiwiyata telah memberikan suatu alternatif dalam mentransformasikan nilai substansi pendidikan serta pembelajaran yang bermakna pada diri peserta didik, khusunya siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo. Penerapan sekolah berbasis adiwiyata di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo menjadi terobosan yang inspiratif dan inovatif untuk membumikan kesadaran kritis secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik siswa, melalui kesadaran akan menjaga, merawat, memelihara, serta melestarikan lingkungan hidup sebagai cagar alam bangsa Indonesia. Akan tetapi, secara realita yang ada tidak semua siswa memiliki karakter yang berkesadaran dan kepedulian kritis dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik terhadap nilai-nilai edukasi , khususnya pentingnya menjaga, merawat, serta melestarikan lingkungan hidup sebagai cagar alam bangsa Indonesia, khusunya di lingkungan sekitar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo.

Dengan demikian, peneliti ingin mengujinya secara ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk judul penelitian, yakni: Studi Korelasi Antara Sekolah Berbasis Adiwiyata Dengan Karakter Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo.

C. Perumusan Masalah

Adapun rumusan-rumusan masalah dalam proposal penelitian ini sebagai batasan-batasan pembahasan yang relevan dengan judul penelitian, yakni sebagai berikut :

1. Bagaimanakah sekolah berbasis adiwiyata di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo?

2. Bagaimanakah karakter siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo?

3. Apakah ada korelasi antara sekolah berbasis adiwiyata dengaUn karakter siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo?

4. Sejauh manakah korelasi antara sekolah berbasis adiwiyata dengan karakter siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai ( Arikunto,2010:97).

Secarah umum penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dan menguji coba hubungan sekolah berbasis adiwiyata terhadap karakter siswa di MAN 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo. Namun, secara khusus penelitian ini bertujuan, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tentang sekolah berbasis adiwiyata di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo.

2. Untuk mengetahui tentang karakter siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo.

3. Untuk mengetahui tentang ada atau tidaknya korelasi antara sekolah berbasis adiwiyata dengan karakter siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo.

4. Untuk mengetahui tentang frekuensi korelasi antara sekolah berbasis adiwiyata dengan karakter siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo.

E. Hipotesis Penelitian

Menurut Arikunto (2010:110) hipotesis berasal dari dua kata, yakni hypoyang artinya “dibawah” dan thesa yang artinya “kebenaran”, sehingga mengandung makna bahwa hipotesa adalah jawaban atau pendapat yang masih jauh dari kebenaran. Artinya, hipotesa merupakan suatu pendapat yang harus diuji kebenarannya secara empiris.

Hipotesis penelitian mengandung dua jenis hipotesis, yaitu hipotesis kerja (Ha) yang mengandung arti bahwa adanya hubungan, perbedaan, ataupun pengaruh signifikan antara variabel X terhadap variabel Y, sedangkan hipotesis nol atau nihil (Ho) merupakan hipotesis yang tidak mengandung suatu hubungan, perbedaan, ataupun pengaruh signifikan antara variabel X terhadap variabel Y(Arikunto,2010:112-113).

Hipotesis dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni hipotesis mayor adalah hipotesis induk yang menjadi sumber dari anak-anak hipotesis, dan hipotesis minor adalah anak hipotesis yang dijabarkan dari hipotesis mayor (Baihaqi, 2010:8).Adapun hipotesis dari judul penelitian ini ialah:

1. Hipotesis mayor:

a. Hipotesis kerja (Ha)

Ada korelasi antara sekolah berbasis adiwiyata dengan karakter siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo.

b. Hipotesis nihil (Ho)

Tidak ada korelasi antara sekolah berbasis adiwiyata dengan karakter siswa di Madrasah Aliyah Negeri(MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo.

2. Hipotesis minor

a.Hipotesis kerja (Ha)

1) ada korelasi antara sekolah berbasis adiwiyata dengan karakter kognitif siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo.

2) ada korelasi antara sekolah berbasis adiwiyata dengan karakter afektif siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo.

3) ada korelasi antara sekolah berbasis adiwiyata dengan karakter psikomotorik siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo.

b. Hipotesis nihil (Ho)

1) tidak ada korelasi antarasekolah berbasis adiwiyata dengan karakter kognitif siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo.

2) tidak ada korelasi antara sekolah berbasis adiwiyata dengan karakter afektif siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo.

3) tidak ada korelasi antara sekolah berbasis adiwiyata dengan karakter psikomotorik siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo.

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik pusat perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010:161). Variabel dibagi menjadi dua golongan jika dilihat dari segi fungsinya, yaitu ( Baihaqi, 2010:9):

1. Variabel bebas (independentvariable) adalah variabel yang dapat mempengarui atau menyebabkan timbulnya variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas ialah sekolah berbasis adiwiyata.

2. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang telah dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini ialah karakter siswa.

Definisi operasional adalah konsep yang dapat diamati agar dapat memberikan kemungkinan bagi orang lain untuk melakukan penelitian serupa, sehingga dapat diuji kembali oleh orang lain ( Baihaqi, 2010:12 ). Adapun definisi operasional dari judul penelitian ini sebagai berikut:

1. Studi korelasi adalah suatu upaya ilmiah dalam rangka menyelidiki suatu hubungan antara dua variabel atau lebih (.

2. Sekolah berbasis adiwiyata adalah suatu lembaga pendidikan sekolah yang telah menerapkan program lingkungan hidup sebagai landasan pelaksanaan kehidupan di lingkungan sekolah .

3. Karakter siswa adalah nilai-nilai prilaku siswa yang berhubungan dengan aspek kognitig, afektif, dan psikomotorik yang diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari siswa agar terbentuknya kesadaran kritis dalam hal intelektual, nilai-nilai agama, kearifan lokal atau nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, serta skill yang dibutuhkan dalam kelangsungan hidup mereka.

4. MAN I Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo adalah suatu satuan pendidikan yang berada dibawwah naungan departemen agama wilayah kota Probolinggo yang terletak di Jl. Jeruk no.7 kecamatan Wonoasih.

G. Asumsi

Asumsi adalah anggapan dasar yang dianggap benar dan tidak perlu dibuktikan lagi ( Baihaqi, 2010:12 ).

Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka penelitian ini yang berjudul: “ Studi Korelasi Sekolah Berbasis Adiwiyata Terhadap Karakter Siswa Di MAN 1 Probolinggo, Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo “ dapat diasumsikan sebagai berikut :

1. Sekolah berbasis adiwiyata merupakan salah satu bentuk dari penanaman karakter siswa, khususnya di MAN 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo.

2. Sekolah berbasis adiwiyata dapat diterapkan melalui perencanaan kurikulum yang bersifat modeling-integratif dengan lingkungan hidup.

3. Sekolah yang berbasis adiwiyata dapat diimplementasikan sebagai upaya untuk penanaman karakter peserta didik dengan cara merumuskan suatu strategi pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif, dan efektif.

4. Sekolah berbasis adiwiyata perlu diberdayakan dengan segala sarana prasarana yang mendukung seluruh program sekolah, sehingga orientasi sekolah tersebut dapat terwujud secara efektif dan terarah.

5. Sekolah berbasis adiwiyata merupakan salah satu alternatif dalam satuan pendidikan tertentu untuk menanamkan nilai-nilai karakter peserta didik dengan menerapkan system penilaian pembelajaran yang komprehensif, yakni mencakup kognitif, psikomotorik, dan afektif.

H. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini memiliki kegunaan secara teoritis maupun praktis, yakni sebagai berikut :

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini berguna untuk pengembangan wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan nasional yang berwawasan lingkungan ataupun kearifan lokal.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini berguna bagi:

a. Sekolah untuk:

1) alternatif dalam rangka mentransformasikan nilai-nilai pendidikan karakter melalui pengelolahan sekolah bebasis adiwiyata.

2) upaya untuk memberikan inovasi yang kreatif dan inspiratif dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui kurikulum yang berwawasan lingkungan.

3) menciptakan suasana belajar di dalam lingkungan sekolah yang asri, bersih, indah, hijau, nyaman, dan sehat.

4) media dalam memberikan skill kehidupan pada diri peserta didik dalam mengelolah limbah-limbah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

5) media dalam mendidik warga sekolah agar memiliki wawasan serta kepeduliaan terhadap kesadaran akan menjaga, merawat, serta melestarikan lingkungan sekitar sebagai jantung kehidupan.

b. Guru

1) memberikan alternatif lain dalam menginternalisasikan materi pelajaran di kelas dengan cara integratif dan korelatif kepada peserta didik.

2) mendorong guru agar selalu menggunakan strategi pembelajaran yang inovatif, keratif, dan produktif dengan cara memanfaatkan lingkungan hidup, baik yang ada di lingkungan sekolah maupun di dalam fenomena kehidupan sehari-hari peserta didik.

3) upaya untuk meningkatkan kompetensi guru secara professional dalam mengoperasionalkan metode, media, sumber materi ajar, dan alat ajar saat menginternalisasikan materi pejaran secara signifikan dan komprehensif, yakni mencakup karakter kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik.

4) Sebagai landasan empiris guru dalam mendidik, membimbing, membina, serta mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan kehidupan melalui berkacah pada eksistensi proses pertumbuhan dan perkembangan lingkungan hidup yang penuh dengan kesabaran, kontinuitas, ketekunan, ketulusan, serta kasih saying untuk selalu merawat, menjaga, dan merawatnya dengan baik dan benar.

c. Siswa

1) menjadi media siswa dalam rangka membentuk kemampuan pemahaman terhadap tiap-tiap matapelajaran dengan melibatkan seluruh aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2) siswa dapat mengikuti seluruh aktivitas pembelajaran dengan suasanya yang asri, menyenangkan, nyaman, dan tentram.

3) memberikan pengalaman yang edukatif pada diri siswa, khususnya tentang keterampilan dalam mendaur ulang limbah sampah yang telah merusak kondisi lingkungan hidup menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, khususnya pelestarian lingkungan hidup.

c. Orang Tua

1) menjadi suatu alternatif metode dalam mendidik anak-anaknya melalui kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dengan cara menjaga, merawat, dan melestarikan lingkungan hidup.

2) media untuk membantu orang tua dalam memperkenalkan macam-macam lingkungan hidup di sekitarnya kepada anak-anaknya.

3) menjadi upaya orang tua dalam membentengi atau menjaga anak-anaknya dari anomali etika, estetika, intelektual, maupun perasaan.

d. Peneliti

1) memberikan khazanah keilmuan secara teoritis maupun empiris tentang konsep sekolah berbasis adiwiyata dan karakter siswa.

2) memberikan pengalaman yang edukatif dan terapan di dalam dunia penelitian yang berorientasi pada pendidikan.

3) membangun kembali kesadaran dan kepedulian kritis kita terhadap lingkungan hidup sebagai cagar alam dan jantung kehidupan bangsa Indonesia agar selaalu tetap dirawat, dijaga dari bermacam-macam kerusakan, dan dipelihara hingga turun-temurun.

4) upaya untuk mereaktualisasikan kesadaran kritis-transformatif serta kepedulian dalam merespon fenomena-fenomena sosial masyarakat yang sedang berkembang.

5) upaya untuk memberikan suatu solusi atau pemecahan masalah dari problematika yang terjadi di lingkungna masyarakat, khusunya dunia pendidikan.

I. Prosedur Penelitian

1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian ( Mukhtar, 2010:77 ). Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya ialah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo yang berbasis adiwiyata dan peserta didiknya. Adapun rincian populasi dari penelitian ini yang diambil ialah guru-guru dan siswa dengan jumlah sebagai berikut:

tabel variabel X (variabel bebas)

NO

Jenis Kelamin

Jumlah Keseluruhan

1

Laki-laki

20

2

Perempuan

25

Jumlah

45

tabel variabel Y (variabel terikat)

NO

Jenis Kelamin

Jumlah Keseluruhan Siswa kelas

X

XII

XI

1

Laki-laki

50

55

55

2

Perempuan

60

60

60

Jumlah

110

115

115

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,2010: 174). Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa-siswi yang menjadi pengurus OSIS dan guru yang mewakili matapelajarn tertentu dengan menggunakan cara sampel yang bertujuan (purposive sample). Artinya, teknik sampel yang dilakukan atas pertimbangan tertentu tentang keterbatasan waktu, tenaga, dan dana (Arikunto, 2010:183). Adapun rincian sampel yang diambil dari populasi penelitian ini ialah guru dan siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Probolinggo, kecamatan Wonoasih kota Probolinggo, yakni sebagai berikut:

tabel variabel X (variabel bebas)

NO

Jenis Kelamin

Jumlah Keseluruhan

1

Laki-laki

10

2

Perempuan

12

Jumlah

22

tabel variabel Y (variabel terikat)

NO

Jenis Kelamin

Jumlah Keseluruhan Siswa Dalam kepengurusan OSIS

1

Laki-laki

20

2

Perempuan

15

Jumlah

35

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data secara sistematis dengan prosedur yang standar dengan berbagai macam bentuk, yakni sebagai berikut (Arikunto, 2010:194-199):

a. Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.

b. Wawancara (interview) adalah suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.

c. Observasi adalah suatu kegiatan yang melibatkan keseluruhan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat indera.

d. Dokumentasi adalah barang-barang yang tertulis

Metode pengumpulan data ini bergantung pada variabel dan indicator variabel penelitian. Adapun metode pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut ( Baihaqi, 2010: 15-16 )

a. Variabel bebas ialah sekolah berbasis adiwiyata dengan indikator sebagai berikut:

1) kurikulum dengan menggunakan metode wawancara dan documentasi.

2) strategi pembelajaran dengan menggunakan metode angket atau quesioner kepada guru.

3) sarana prasarana dengan menggunakan metode wawancara dan observasi.

4) Evaluasi pembelajaran dengan menggunakan metode angket kepada guru.

b. Variabel terikat ialah karakter siswa dengan indikator sebagai berikut:

1) kognitif

2) afektif

3) psikomotorik (eluruh indicator tersebut menggunakan metode dokumentasi dan angket ).

3. Metode Analisis Data

Metode analisis data kuantitatif suatu cara dalam menginterpretasikan data-data dalam bentuk angka yang telah dikumpulkan dari suatu penelitian tetentu. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu(Arikunto, 1999: 144):

Keterangan:

∑ = Jumlah

r = Korelasi

n= Banyaknya sampel

X = Variabel bebas (sekolah berbasis adiwiyata)

Y = Variabel terikat (karakter siswa)

∑ xy = Hasil perkalian antara variabel bebas (X) dengan variaber terikat (Y)

∑x= Hasil perkalian kuadrat dari hasil nilai skor variabel bebas

∑y= Hasil perkalian kuadrat dari hasil nilai skor variabel terikats

Dalam rangka mengetahui tingkat keeratan hubungannya dengan menggunakan tabel 1. Interprestasi nilai r sebagai berikut:

Besar Nilai r

Interprestasi

antara 0,801  -  0,999

antara 0,601  -  0,800

antara 0,401  -  0,600

antara 0,201  -  0,400

antara 0,001  -  0,200

Tinggi

Cukup tinggi

Agak rendah

Rendah

Sangat rendah

   (Suharsimi Arikunto, 1992: 221)

Selanjutnya untuk menguji kebenaran hipotesis penulis menggunakan uji-t dengan rumus sebagai berikut( Sudjana, 1982:380):

Keterangan :

t = Pengujian koefisien korelasi

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

diketahui  t  hitung maka dihubungkan dengan t tabel dengan kriteria pengujian alpha () = 0,05 (5%) t mengikuti fungsi t 0 dengan derajat kebebasan df=(n – 2) untuk menerima atau menolak hipotesis.Apabila th tt (n – 2) maka Ho ditolak, dan Ha diterima

K.Daftar Pustaka

Agustin, Risa, Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Serba Jaya, Surabaya, Tanpa Tahun

Arif, Arifuddin, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, GP. Press Group, Jakarta, 2008

Arifin, Zainal, Pengembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam, Diva Press, Jogjakarta, 2012

Arikunto,Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2010

Asmani, Jamal Ma’mur, Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal, Diva Press, Jogjakarta, 2012

----------------------------, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, Diva Press, Jogjakarta, 2011

Azzet, Akhmad Muhaimin, Pendidikan Yang Membebaskan, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2011

Hasan, M. Ali dan Mukhti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 2009

Kurniawan, Syamsul dan Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam, Ar-ruz Media, Jogjakarta, 2011

LKM UNJ, Restorasi Pendidikan Indonesia Menuju Masyarakat Terdidik Berbasis Budaya, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2011

Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis, dan Artikel, Gaung Persada Press, Jakarta, 2010

Muslich, Masnur, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multodimensional, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2011

Sanaky, Hujair AH, Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani Indonesia, Safiria Insaniah Press, Jogjakarta, 2003

Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012

Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Rineka Cipta, Jakarta, 2010

Umiarso dan Zamroni, Pendidikan Pembebasan Dalam Perspektif Barat Dan Timur, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2011

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Rhusty Publsher, Bandung, 2009

18