cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · web viewcara belajar siswa lebih mengarah pada konsep...

40
Upaya Meningkatkan Kualitas Keaktifan Siswa Kelas IV SDN No 192/I Kampung Baru Terhadap Pelajaran Matematika dengan Menggunakan Media Pembelajaran Yang Konkrit dan Metode Permainan USULAN PENELITIAN Program Study Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Diajukan oleh: HERIYANTO NIM. A12D108024 1

Upload: others

Post on 04-Jan-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

Upaya Meningkatkan Kualitas Keaktifan Siswa Kelas IV SDN No 192/I

Kampung Baru Terhadap Pelajaran Matematika dengan Menggunakan Media

Pembelajaran Yang Konkrit dan Metode Permainan

USULAN PENELITIAN

Program Study Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

Diajukan oleh:

HERIYANTO

NIM. A12D108024

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

MEI 2010

1

Page 2: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah Dasar Negeri No 192/I kampung baru terletak di daerah

pemukiman yang jarang penduduknya. Gedung sekolah tersebut terdiri 3 ruang

kelas dan 1 ruang kantor. Jumlah siswa secara keseluruhan sebanyak 26 orang

siswa. 8 orang diantaranya adalah siswa kelas IV yang terdiri dari 4 orang laki-

laki dan 4 orang perempuan. Usia mereka antara 10 sampai 12 tahun. Mereka

berasal dari keluarga yang ekonominya menengah kebawah, dengan mata

pencaharian orang tua sebagai buruh tani. Siswa kelas IV SDN No. 192 / I

Kampung Baru melaksanakan kegiatan belajar di dalam ruang kelas yang

berukuran luas 8 M x 8 M. Dengan sarana dan prasaran yang kurang memadai,

diantaranya mereka masih menggunakan papan tulis black board (papan tulis yang

terbuat dari triplek yang alat tulisnya kapur), alat peraga yang belum lengkap serta

buku paket yang jumlahnya tidak sebanyak dengan jumlah siswa. Selain itu,

sarana penunjang lainnya seperti bangku belajar kondisinya kurang baik. Dari 8

buah bangku yang ada, 3 di antaranya tidak layak pakai.

Dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai, guru selalu berusaha

membelajarkan siswa menjadi siswa yang aktif, guru menerapkan metode belajar

sambil bermain untuk meningkatkan daya fikir siswa. Guru mengajar dengan

menggunakan panduan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan),

buku paket yang sesuai dengan kurikulum dan rencana pelaksanaan pembelajaran

2

Page 3: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

yang telah dibuat dan disepakati bersama dalam satu gugus KKG (Kelompok

Kerja Guru).

Namun, usaha yang dilakukan belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

Hal ini dipengaruhi oleh daya tangkap siswa dalam belajar masih rendah, juga

dipengaruhi adanya perbedaan cara belajar siswa. 6 orang siswa masih tergantung

pada apa yang diberikan guru dan 2 orang siswa yang lain lebih suka belajar

dalam bentuk permainan. Cara belajar siswa lebih mengarah pada konsep

mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa

lebih suka mengerjakan latihan yang ada pada buku paket dari pada menjawab

pertanyaan secara lisan.

Dengan adanya perbedaan cara belajar siswa, sering timbul beberapa

masalah yang dihadapi guru ketika kegiatan belajar berlangsung. Beberapa di

antaranya adalah 3 orang siswa suka bermain pada saat belajar, 3 orang siswa

hanya diam selama guru mempresentasikan materi pelajaran, 2 orang siswa masih

mengeja pada saat membaca dan 1 orang siswa suka bergantian menggunakan alat

tulis dengan adiknya dikelas 1, dan siswa menggunakan bahasa daerah dalam

belajar.

Dari beberapa permasalahan yang ada, terdapat satu permasalahan yang

paling utama yaitu terdapat 3 orang siswa kelas IV yang hanya diam selama guru

mempresentasikan materi pelajaran matematika. Hal ini terlihat pada saat proses

belajar mengajar berlangsung. Dengan ciri-cirinya yaitu: siswa mengerjakan soal

latihan tidak mengikuti petunjuk yang dijelaskan oleh guru, siswa selalu

mengatakan tidak lebih dahulu sebelum guru memintanya menjawab. Siswa

3

Page 4: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

menyembunyikan hasil kerjanya ketika guru mendekatinya, dan kebiasaan siswa

mengerjakan pekerjaan rumah (PR) di sekolah. Dari ciri-ciri tersebut diketahui

beberapa penyebabnya antara lain: guru tidak menggunakan media, kurang

bersemangatnya dalam belajar, siswa kurang tertarik terhadap mata pelajaran

matematika, dan daya tangkap 3 orang siswa tersebut berbeda dengan 5 orang

siswa lainnya. Setelah di lakukan pengamatan, maka cara mengatasi masalah

tersebut adalah dengan memberikan pengarahan atau pendekatan individual,

memberikan latihan tambahan terstruktur, menggunakan media yang konkrit, dan

memberikan penguatan atau motivasi bahwa belajar matematika itu tidak sulit.

Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berpartisipasi secara aktif dalam mengerjakan latihan-latihan yang diberikan oleh

guru dan teman sekelas.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang “Bagaimana Meningkatkan Kualitas Keaktifan Siswa Kelas

IV SDN No 192/I Kampung Baru Terhadap Pelajaran Matematika dengan

Menggunakan Media Pembelajaran yang Konkrit dan Metode Permainan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana meningkatkan keaktifan siswa kelas

IV SDN No 192/I kampung baru terhadap pelajaran matematika khususnya pada

materi pelajaran perkalian dengan menggunakan media pembelajaran yang

konkrit dan metode permainan?”

4

Page 5: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas keaktifan

siswa kelas IV SDN No 192/I kampung baru terhadap pelajaran matematika

dengan menggunakan media pembelajaran yang konkrit dan metode permainan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat:

a. Meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika

b. Menjadi input (masukan) bagi guru agar lebih kreatif dalam proses belajar

mengajar sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.

5

Page 6: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pelajaran Matematika di Sekolah Dasar

2.1.1. Pengertian Balajar Matematika

Menurut Hamalik (1989) belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan

atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam bertingkah laku yang

baru berkat pengalaman dan latihan. Hal tersebut sejalan dengan pengertian yang

dijelaskan oleh Nata Widjaya (1992) bahwa belajar adalah suatu pembentukan,

perubahan, penambahan, dan pengurangan prilaku individu yang bersifat menetap

atau permanen dan disebabkan adanya latihan yang terarah.

Sementara itu, James dan James (1976) dalam kamus matematikanya

mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,

susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya

dengan jumlah yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu: aljabar, analisis, dan

geometri. Menurut Reys dkk (1984) dalam bukunya menyatakan bahwa

matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungannya, suatu jalan atau pola

berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Matematika adalah ilmu pasti

atau ilmu tentang logika mengenai bentuk susunan, besaran, dan konsep-konsep

yang saling berhubungan satu sama lain dengan jumlah yang banyaknya terbagi

ke dalam aljabar, analisis, dan geometri (James dan Ruseffendi dkk, 1997:42)

Berdasarkan beberapa defenisi di atas, maka belajar matematika

merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan bertujuan

6

Page 7: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

mengadakan perubahan dalam diri untuk menelaah tentang pola dan hubungannya

mengenai bentuk, susunan yang timbul karena pikiran- pikiran manusia yang

berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Sehingga, belajar dan mengajar

dapat dipandang suatu proses yang komprehensif, yang harus diarahkan untuk

kepentingan peserta didik.

2.1.2. Proses Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Dalam hal membicarakan belajar matematika tidak bisa terlepas dari

membicarakan mengajar matematika. Apabila dikatakan mengajar tentu ada

subjek yang diberikan pelajaran yaitu peserta didik, dan ada yang disampaikan

untuk dipahami. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Herman Hudoyo

(1988) bahwa mengajar adalah penyampaian pesan atau pengetahuan agar dapat

dipahami peserta didik. Proses pembelajaran bisa saja tidak langsung bertatap

muka antara guru yang mengajar dengan siswa yang belajar, misalnya melalui

buku, modul ataupun media elektronik. Dengan demikian, dalam mengajar

matematika, pengajar harus menguasai materi matematika yang akan

diajarkannya. Selain itu pengajar harus memahami kemampuan berfikir siswanya.

2.1.3. Pentingnya Pelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Defenisi matematika tidak ada yang baku. Matematika adalah ilmu

pengetahuan abstrak dari ruang dan angka (Hawber dan Suyitno, 2000:1).

matematika dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan sehari-hari.

Matematika tidak hanya sebagai alat bantu untuk matematika sendiri, tetapi

banyak konsep-konsepnya yang digunakan oleh ilmu lain seperti fisika, kimia,

biologi, astronomi, tekhnik ekonomi dan farmasi (Online…).

7

Page 8: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

Pola pikir yang diberikan kepada siswa adalah deduktif dan konsisten atau

dedukatif aksiomatris, yang berfungsi untuk:

1. Meningkatkan penalaran siswa yang dapat membantu memperjelas

dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari

2. meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan

bilangan dan simbol- simbol.

Maka, dengan belajar matematika siswa dapat memahami konsep-konsep

matemika yang relatif abstrak, yang pada akhirnya tetap siswa harus belajar sesuai

dengan hakikat matematika.

2.1.4. Pendekatan Pembelajaran matematika

Maksud dari pendekatan matematika yaitu suatu cara atau tekhnik

mengajar matematika yang disusun sistematis dan logis (Herman Hudoyo,

1998:123). Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar hendaknya memilih dan

menggunakan metode yang banyak melibatkan siswa agar mereka aktif dalam

belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial (Depdikbud Juklak KBM,

1999:82).

2.1.5. Metode Pembelajaran

Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa

dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.

Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai tekhnik-

tekhnik penyajian, atau yang biasa disebut metode mengajar (Roestiah, 2001).

Dalam penggunaan metode harus disesuaikan dengan materi dan tujuan

pelajaran yang hendak dicapai, sehingga metode mengajar akan efektif dan

8

Page 9: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

efisisen. Metode mengajar dikatakan efektif bila dengan metode yang digunakan

dapat mencapai tujuan pengajaran, dikatakan efisien bila tercapai tujuan

pengajaran membutuhkan waktu relatif singkat (Rusffendi, 1988).

2.1.6. Metode Pembelajaran Permainan

Metode dapat berarti cara ilmiah, jalan, prosedur ilmiah, dengan istilah

lain metode yaitu cara yang dianggap efisien yang digunakan guru untuk

menyampaikan mata pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

efektif.

Metode pembelajaran matematika dengan permainan yaitu suatu

pembelajaran yang dilakukan dengan mengaktifkan siswa menggunakan alat

peraga atau sesuai dengan kreatifitas guru sehingga menghasilkan pembelajaran

yang menarik dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara

optimal. Aspek-aspek yang berhubungan dengan metode permainan diantaranya

yaitu: pengamatan, menafsir, menerapkan, dan mengkomunikasikan pembelajaran

dengan permainan kerakteristik metode permainan yaitu:

1. Lebih banyak mengaktifkan siswa

2. Banyak menggunakan media atau alat peraga, baik media asli maupun

media yang lain

3. Membutuhkan kreatifitas guru

4. Membutuhkan waktu yang lama

5. Dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran

6. Dapat menciptakan pemahaman siswa dan daya ingat siswa tidak akan

mudah hilang.

9

Page 10: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

2.1.7. Media Pembelajaran

Media yang digunakan dalam proses belajar mengajar disebut media

pendidikan atau media instrusional edukatif. Media instrusional edukatif adalah

sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras

maupun lunak untuk mencapai proses dan hasil instruksional dapat dicapai dengan

mudah (Rohani :1997).

Berbagai bentuk media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar

diantaranya adalah alat peraga. Penggunaan alat peraga sebagai media harus

disesuaikan dengan materi pelajaran dan kondisi tempat belajar. penggunaan

media dengan tepat dapat memberikan pengalaman belajar yang dapat

meningkatkan daya ingat siswa. Salah satu peranan alat peraga sebagai media

dalam pengajaran matematika adalah meletakkan ide-ide dasar konsep. Dengan

bantuan alat peraga yang sesuai, siswa dapat memahami ide-ide dasar yang

melandasi sebuah konsep, mengetahui cara membuktikan rumus atau teorema

dapat menarik suatu kesimpulan dari hasil pengamatannya (Sudjana et.al, 1989).

Selain itu peranan media dalam proses belajar mengajar menurut Sadiman

(2000).

1. Menghemat waktu mengajar

2. Memudahkan pemahaman

3. Meningkatkan perhatian siswa

4. Meningkatkan aktivitas siswa

5. Mepertinggi daya ingat siswa

10

Page 11: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah pohon karet,

buah kelapa sawit dan tabel perkalian.

2.1.8. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Surya Brata (1989), faktor yang mempengaruhi belajar siswa

dapat dibagi 2 (dua) macam, yaitu:

1. Faktor Eksternal

a. Faktor lingkungan alami

Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara

berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

b. Faktor lingkungan sosial

Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia dan

representasinya maupun yang berwujud hal-hal yang lain langsung

berpengaruh terhadap proses belajar dan hasil belajar.

c. Faktor instrumental

Faktor instrumental adalah faktor yang ada dan penggunaanya

dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-

faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk

tercapainya tujuan-tujuan balajar yang telah dirancang. Faktor-

faktor ini yaitu: kurikulum, sarana dan prasarana, dan guru.

2. Faktor Internal

a. Faktor fisiologis

b. Faktor fisiologis yang mempengaruhi hasil belajar adalah keadaan

jasmani dan panca indra.

11

Page 12: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

c. Faktor psikilogis

Faktor psikilogis yang mempengaruhi hasil belajar adalah minat,

kecerdasan, bakat, kebiasaan belajar, befikir, serta motivasi.

Menurut Nasution (1992) terdapat sejumlah faktor dalam diri

individu yang mempengaruhi kemampuan individu untuk belajar

yakni faktor afektif (emosional), motivasi, kematangan, usia, jenis

kelamin, dan latar belakang sosial.

2.2 Kerangka Berfikir

Berdasarkan uraian di atas maka terdapat secara teori hubungan langsung

sebab akibat antara variabel dependen dengan variabel independen. Semakin baik

dan menarik media pembelajaran dan tepatnya metode pembelajaran maka di

perkirakan akan semakin baik meningkat keaktifan siswa dalam mengikuti

pelajaran. Hubungan antara variabel dependen dan independen dapat digambarkan

berikut ini:

Tabel 1. Hubungan antara variabel dependen dan independen

-Keaktifan siswa

rendah

-Motivasi

- Kecerdasan

-Media yang

konkrit dan metode

pembelajaran

-Keaktifan siswa

meningkat

12

Page 13: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

2.3. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian teori dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: keaktifan siswa selama guru

menyajikan materi pelajaran akan membaik dengan menggunakan media yang

konkrit.

13

Page 14: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Subyek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD 192/I Kampung Baru. Subjek

penelitian adalah siswa kelas IV yang jumlah siswanya 8 orang; 4 orang siswa

perempuan dan 4 orang siswa laki-laki. Siswa kelas IV berumur rata-rata antara 9

tahun sampai 11 tahun. Siswa kelas IV SD 192/I Kampung Baru memiliki

kecerdasan menengah dengan nilai rata-rata 6,0 untuk pelajaran MTK. Siswa

kelas IV (empat) berasal dari keluarga prasejahtera.

3.2. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan selama tiga siklus.

Setiap siklus terdiri dari empat fase; perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi.

3.2.1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti melakukan 6 kegiatan utama; meneliti

kelas untuk menentukan dan merumuskan masalah penelitian, menentukan

tindakan, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perbaikan, membuat

lembaran observasi, menentukan jadwal penelitian, dan membuat matrik

metodologi penelitian.

14

Page 15: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

a. Meneliti kelas

Dalam tahap pertama ini, peneliti menemukan beberapa masalah :

- 3(tiga) orang siswa suka bermain pada saat belajar

- 3(tiga) orang siswa hanya diam selama guru

mempresentasikan pelajaran.

- 2(dua) orang siswa masih mengeja pada saat membaca

- 1(satu) orang siswa suka bergantian menggunakan alat tulis

dengan adiknya dikelas 1

- siswa menggunakan bahasa daerah dalam belajar

- 3 orang siswa sulit memahami materi matematika yang

dijelaskan oleh guru.

Berdasarkan masalah-masalah tersebut peneliti mengambil salah satu

masalah yaitu : 3 orang siswa dari 8 orang siswa kelas IV SDN 192/I Kampung

Baru hanya diam selama guru mempresentasikan materi pelajaran Matematika.

b. Menentukan tindakan

c. Membuat RPP Tindakan

d. Membuat Lembaran Observasi

3.2.2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan ini terdiri atas 1(satu) siklus, dilaksanakan 3 kali

pertemuan 2 x 35 menit pada pembelajaran fakta perkalian, sifat komutatif

perkalian dan menghafal perkalian.

15

Page 16: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

Materi Pembelajaran

Siklus I. Fakta perkalian dan menghafal tabel perkalian.

Perkalian merupakan penjumlahan yang berulang-ulang.

2 x 3 = 3 + 3 = 6 3 x 2 = 2 + 2 + 2 = 6

Sifat komutatif perkalian dapat ditulis : a x b = b x a

Tabel 2. Perkalian

X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

3 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

4 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40

5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

6 6 12 16 24 30 36 42 48 54 60

7 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70

8 8 16 24 32 40 48 56 64 72 80

9 9 18 27 36 45 54 63 72 81 90

10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

16

Page 17: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

Operasi hitung perkalian; mengalikan bilangan satu angka dengan bilangan 2

angka.

1. Cara penjumlahan

3 x 15 = 15 + 15 + 15

= 45 buah

3.2.3. Observasi

Data situasi belajar diambil dengan melakukan observasi selama belajar

mengajar berlangsung pada setiap siklus yang berpedoman pada lembar observasi

kegiatan siswa

Komponen keaktifan siswa yang akan diambil sesuai dengan media yang

digunakan yaitu keaktivan:

1. Mengajukan pertanyaan.

2. Menjawab pertanyaan guru.

3. Memecahkan soal latihan.

4. Menyelesaikan tugas dirumah.

5. Kerja kelompok

6. Individu

17

Page 18: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

Tabel 3. Observasi

NO NAMA SISWAINDIKATOR KEAKTIVAN

SKOR JML1 2 3 4 5 6

1 Santi M Marbun

2 Hotnida Sianturi

3 Titin Butet Rianti

Keterangan:

80-100 A=Sangat baik

70-79 B=Baik

60-69 C=Cukup

50-59 D=kurang

0 >49 E=Sangat kurang

3.2.4. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian, proses pembelajaran yang dilakukan

diperkirakan sudah menunjukkan kemajuan, hal ini ditunjukkan dengan

meningkatnya nilai siswa dalam tiga pertemuan yaitu dengan data sebagai

berikut :

Tabel 4. Nilai Siswa

Mata PelajaranNilai Rata-Rata Pada Siklus I

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

Matematika

18

Page 19: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

Saat ini pembelajaran siswa mulai terfokus pada pembelajaran melalui

refleksi dari guru. Guru sudah bisa megadakan perubahan dalam proses

pembelajaran, dalam hal ini teknik penggunaan media dan tanggapan siswa dalam

pembelajaran. Dalam peningkatan partisipasi siswa sudah tidak kaku seperti

sebelum perbaikan pembelajaran.

3.2.5. Matriks metode penelitian

19

Page 20: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

Tabel 5. Matriks Metode Penelitian

Judul :……………………………………………………………….

Nama Peneliti :……………………………………………………….

No Rumusan

Masalah

Variabel

yang

diamati

Devenisi

Operasional

Variabel

Instrumen Sumber

Data

Cara

Pengambilan

data

Analisis

Bagaimana

meningkatkan

kualitas

keaktivan

siswa kelas

IV SDN

No.192/I

Kampung

Baru dengan

menggunakan

media yang

konkrit

Keaktivan

siswa

3.2.6. Jadwal Penelitian

20

Page 21: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SDN 192/I Kampung Baru

Kecamatan Batin XXIV tahun ajaran 2009/2010, dalam upaya meningkatkan

kemampuan siswa dalam penyelesaian operasi hitung perkalian. Pelaksanaan dari

perencanaan yang telah dibuat, perlu disusun agenda kegiatan sehingga peneitian

dapat dilaksanakan secara sistematis dan terjadwal. Penelitian dilakukan selama 3

bulan (12 minggu) dengan jadwal sebagai berikut :

Tabel 1. Jadwal kegiatan Penelitian

NoRencana

Kegiatan Waktu (Minggu ke)

1. Persiapan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Menyusun konsep

pelaksanaan

Menyusun

instrumen

Menyusun LKS

Menyusun

strategi

penelitian

21

Page 22: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

2. Pelaksanaan

Menyiapkan kelas

dan alat

Melakukan

tindakan

Siklus I

Melakukan

tindakan

siklus II

3.Penyusunan

laporan

Menyusun konsep

laporan

mendiskusikan

hasil

penelitian

Perbaikan laporan

22

Page 23: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

Penggandaan

dan pengiriman

hasil

DAFTAR PUSTAKA

Arsyd, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: Penerbit PT Raja Grafinda Persa.

Gawatri, U.R. dkk. 2001. Matematika SMK Jilid 1. Jakarta: Penerbit Yudhistira

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahadjito. 1990. Media Pendidikan: pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya, edisi 1. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.

Sudjana, N. & Rivai, A. 1992. Media Pengajaran. Bandung. http://forum.upi.edu/ v3/index.php?topic=15693,28 januari 2010 (Diakses dari Internet pada tanggal 31 Maret 2010)

23

Page 24: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

Lampiran:

RPP TINDAKAN

Kelas / semester : IV / I ( ganjil ).

Alokasi waktu : 2x 35 menit (pertemuan II).

A.Standar kompetensi.

Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan

dalam pemecahan masalah.

B.Kompetensi dasar.

Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung.

C.Indikator

Menggunakan sifat komutatif pada perkalian.

Menghafal perkalian.

D.Tujuan Perbaikan

Siswa dapat menggunakan sifat komutatif pada perkalian

menggunakan media.

24

Page 25: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

E.Materi pokok

Perkalian

F. Metode pembelajaran.

Tanya jawab

Demonstrasi.

Penugasan

G. Langkah – langkah pembelajaran.

I. Kegiatan awal.

Mengisi daftar kelas, berdo’a, mempersiapkan materi ajar

dan model alat peraga.

Mengumpulkan tugas dan PR.

II. Kegiatan inti.

Guru menjelaskan tentang perkalian. Melalui pengalaman

siswa dapat mengungkap contoh – contoh kejadian sehari – hari

yang terkait perkalian untuk mengungkapkan fakta matematika

dalam kehidupan nyata.

Siswa di minta maju ke depan sejumlah yang di butuhkan.

Guru membagi sejumlah buah pohon karet yang sama pada

siswa – siswa tersebut.

Jumlah seluruh buah pohon karet di bawa oleh siswa –

siswa tersebut.

Guru menerapkan contoh tersebut ke dalam angka.

25

Page 26: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

Contoh: 4x5 = 5+5+5+5 = 20

Guru memberikan soal secara terstruktur, dari yang mudah,

sedang, dan sulit.

Siswa mengerjakan latihan soal perkalian sampai 10 soal.

III. Kegiatan akhir

Evaluasi : Siswa mengerjakan latihan.

Guru memberian tabel perkalian kepada siswa dan meminta

siswa menghafal perkalian d rumah.

Kesimpulan.

Guru memberikan kesimpulan materi yang di ajarkan.

H. Bahan dan sumber alat.

Sumber : Buku Erlangga kelas IV.

Alat : Tabel perkalian, buah-buahan.

I. Penilaian

a.tes lisan

kemampuan menjawab pertanyaan guru secara lisan

b.tes tertulis.

Isian

c.tes perbuatan.

Perhatian dan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran.

Bentuk instrument

Soal Jawaban

1. 5x5= 1. 5+5+5+5+5=25

26

Page 27: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

2. 3x6= 2. 6+6+6=18

3. 4x7= 3. 7+7+7+7=

4. 6x5= 4. 5+5+5+5+5+5=30

5. 2x7= 5. 7+7=14

6. 4x4= 6. 4+4+4+4=16

7. 3x8= 7. 8+8+8=24

8. 6x7= 8. 7+7+7+7+7+7=42

9. 4x4= 9. 4+4+4+4=16

10. 3x5= 10.5+5+5=15

Mengetahui Kampung Baru, Juli 2010

Kepala SDN No 192/I Kp. Baru Wali kelas IV

Z U L K A R N A I N , A.Ma.Pd H E R I Y A N T O , A.MaNIP. 196801161992031003 NIP. 198509132009021001

27

Page 28: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

Hasil Evaluasi

No NamaNilai Pada Siklus I Ket

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

01

02

03

Hotnida Sianturi

Titin Butet Rianti

Santi M Marbun

Jumlah

Rata-rata

28

Page 29: cucuzakariyya.files.wordpress.com€¦  · Web viewCara belajar siswa lebih mengarah pada konsep mengingat penjelasan guru dari pada menemukan sendiri dalam belajar. Siswa lebih

29