bab - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · web viewsekolah dasar negeri nomor 52 / i kilangan...

33
UPAYA GURU DALAM MENGATASI SISWA SD YANG TIDAK BETAH BERADA DIKELAS PADA SAAT PEMBELAJARAN BERLANGSUNG DI KELAS V SDN No. 52/I KILANGAN II KECAMATAN BAJUBANG PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS DISUSUN OLEH MUSTOPA KAMAL NIM. AI2DI08016

Upload: vanphuc

Post on 09-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

UPAYA GURU DALAM MENGATASI SISWA SD YANG TIDAK BETAH BERADA DIKELAS PADA SAAT PEMBELAJARAN BERLANGSUNG

DI KELAS V SDN No. 52/I KILANGAN IIKECAMATAN BAJUBANG

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISUSUN OLEH MUSTOPA KAMAL

NIM. AI2DI08016

PROGRAM SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBITAHUN 2009

Page 2: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah

murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai, diantaranya

adalah kelas 5 (lima) yang berjumlah 6 orang siswa, yang terdiri dari 3

siswa dan 3 siswi yang memiliki rata-rata umur berkisar 10 – 12 tahun,

setelah itu mereka juga memiliki ciri-ciri kehidupan yang hampir sama

yaitu berada pada garis kemiskinan atau (sedang) selanjutnya pekerjaan

orang tua mereka sebagai petani (motong karet) dan sebagiannya lagi kuli

kasar.

Pada khususnya kelas 5 memiliki sarana dan prasarana yang bisa

dibilang cukup karna kelengkapan dalam kelas seperti kursi, meja,

peralatan kelas dan bangunan sudah memadai, adapaun kekurangan

peralatan mungkin hanya sebagian kecil atau tidak signifikan (tidak

berpengaruh).

Pada SDN 52 / I Kilangan II seorang guru dalam hal mengajar sesuai

pada kurikulum dengan pedoman silabus KTSP dan RPP sehingga dapat

memodifikasi pengajarannya dengan model-model pembelajaran,

disamping itu sekolah juga menyediakan berbagai buku paket dan alat

media guna membantu rencana pembelajaran guru, tetapi ada juga guru

yang sangant rancu dengan perubahan system pendidikan, atau dengan

kata lain (tidak ambil pusing) dengan perubahan itu, sehingga guru

tersebut hanya berpedoman pada buku paket sebelumnya.

Khususnya kelas 5 SDN No 52 / I Kilangan II siswa-siswinya

mendapatkan pengajaran yang sama sesuai dengan buku paket yang sama,

dengan penjelasan yang sama pula, guru juga memberikan tugas atau

evaluasi belajar dengan cara individu dan kelompok.

Page 3: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

Seiring dengan pernyataan tersebut banyak terdapat masalah dalam

pembelajaran dikelas yang membutuhkan “Penelitian Tindakan Kelas

SDN No. 52 / I Kilangan II Kec. Bajubang ”. Adapun masalah yang

sering timbul pada saat pembelajaran berlangsung diantaranya :

1. Kurang betahnya siswa (keluar masuk) berada di dalam kelas

pada saat jam pelajaran berlangsung.

2. Adanya 1/3 siswa (2 siswa) yang sering mengganggu temannya

pada saat pelajaran berlangsung.

3. Adanya 1/3 siswa (2 siswa) yang bermalas-malasan pada saat

pembelajaran matematika karna kurang menguasai materi.

4. Adanya 1/3 siswa (2 siswa) yang sering permisi dengan alasan

buang air.

5. Adanya 1/3 siswa (2 siswa) yang sering tidak mengerjakan PR.

Dari masalah yang tersebut diatas ada masalah yang paling membuat

ketuntasan dalam belajar terganggu yaitu terdapatnya berberapa orang

siswa yang tidak betah berada dikelas (sering keluar masuk) pada saat jam

pelajaran berlangsung.

Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

1. Pura-pura mengerti tentang pelajaran yang diajarkan guru.

2. Siswa beralasan buang air kecil ke toilet

3. Siswa gelisah dan terlihat kurang nyaman dengan suasana kelas

belajarnya.

4. Siswa tidak mampu menjawab pertanyaan pada saat guru

melontarkan pertanyaan seputar materi yang dipelajari.

5. Siswa menunjukan sikap tidak menyenangkan terhadap pelajaran

yang disajikan guru.

Adapun terjadinya ciri-ciri diatas

1. Kurangnya motivasi dari siswa untuk mengikuti pelajaran.

2. Keadaan lingkungan kelas dan sekolah yang kurang kondusif.

3. Penguasaan kelas yang kurang dari guru.

Page 4: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

4. Kurangnya kreatifitas guru dalam memodivikasi model / media /

metode / pembelajaran yang digunakan oleh guru.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Bagaimana guru mengetahui kendala-kendala yang terjadi pada

saat proses pembelajaran dikelas.

2. Bagaimana cara guru untuk menciptakan suasan belajar yang

kondusif didalam kelas.

3. Bagaimanakah peran guru dalam mengatasi kendala-kendala

sehingga siswa mampu dan berkompeten dalam proses belajar.

4. Bagaimana guru dapat menjelaskan penyebab kendala

pembelajaran yang terdapat pada siswa.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kondisi dan keadaan siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar dan kendala-kendala apa saja yang

terdapat dalam kelas belajar.

2. Untuk mencari penyebab kendala / masalah yang terjadi pada

siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar.

3. Untuk meningkatkan kesadaran dan peran guru supaya lebih

peka lagi terhadap perkembangan peserta didik, dan menciptakan

iklim belajar yang efesien dan kondusif.

4. Untuk menemukan cara-cara dan strategi yang tepat dalam

menciptakan suasana kelas yang kondusif, efektif dan efesien.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Guru dapat mengetahui kendala apa saja yang terdapat pada siswa

dalam proses pembelajaran.

2. Guru dapat mengetahui penyebab terjadinya kendala dalam

pembelajaran.

Page 5: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

3. Guru dapat mengatasi kendala-kendala dalam proses pembelajaran

terhadap siswanya sesuai dengan kendala-kendala yang ditimbulkan.

4. Guru dapat mengetahui sejauh mana perekembangan peserta didik

dalam melasanakan pembelajaran.

5. Guru dapat menentukan sikap/tindakan yang tepat dalam

melaksanakan pembelajaran.

Page 6: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis dan Empiris

Siswa yang belajar disekolah merupakan akibat dari program

pembelajaran guru. Guru berkepentingan untuk mendorong siswa aktif

belajar. Dengan demikian sebagai pendidik generasi muda bangsa, guru

berkewajiban mencari dan menemukan masalah-masalah belajar yang

dihadapi siswa, dengan cara :

1. Pengamatan perilaku belajar.

2. Analisis hasil belajar.

3. Tes hasil belajar.

Dengan langkah-langkah tersebut guru memperoleh peluang

menghimpun data siswa berkenan dengan proses belajar dan hasil belajar

sebagai guru profesional, diharapkan guru memiliki kemampun melakukan

penelitian secara sederhana agar dapat menemukan masalah-masalah

belajar dan memecahkan masalah belajar.

Saifudin Azwar, mengemukakan bahwa salah satu fungsi sikap bagi

indvidu adalah fungsi instrumental atau fungsi manfaat, maksudnya adalah

setiap individu akan bersikap positif terhadap hal-hal yang tidak membawa

manfaat bagi dirinya, berdikap negatif terhadap hal-hal yang tidak

membawa manfaat atau bahkan dapat menbahayakan dirinya. Jika

dikaitkan dengan penilaian ini, maka seseorang akan bersikap positif

terhadap tugas, jika ia merasa dan menganggap tugas tersebut bermanfaat

bagi pengembangan dirinya. Sebaliknya orang tersebut akan bersikap

kurang positif atau bahkan bersikap negatif terhadap tugas jika ia merasa

tugasnya kurang bermanfaat atau bahkan menghalanginya.

Sikap takut-takut atau agresif bisa diakibatkan ketinggian emosional

atau frustasi. Sebagai contoh, bila seorang murid tidak menyukai seorang

guru, bukan karena pribadinya, tetapi mungkin karena ia telah mengalami

Page 7: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

hal yang tidak mengenakan pada saat di dalam kelas, misalnya menerima

penghinaan dari guru. Hal ini mengakibatkan siswa kuranga termootivasi

dalam belajar, dan mungkin akan diikuti oleh tindakan yang lebih drastis,

yaitu melarikan diri dari segalanya baik dari guru orang tua, dan orang

lain.

Dalam interaksi belajar-mengajar ditemukan bahwa proses belajar

dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Dalam

kegiatan belajar, siswalah yang memegang peranan penting.

Proses belajar merupakan hal yang kompleks, siswa yang

menemukan terjadi atau tidak tejadi belajar. Dalam kegiatan belajar,

siswalah yang memegang peranan penting.

Proses belajar merupakan hal yang kompleks. Siswalah yang

menerima terjadi atau tidak terjadi belajar. (Dimyati & Mudjiono, 2006 :

238). Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa yang berpengaruh

pada proses belajar, sebagai berikut :

1. Sikap terhadap belajar.

2. Motivasi belajar.

3. Konsentrasi belajar.

4. Mengolah bahan belajar.

5. Menyimpulkan perolehan hasil belajar.

6. Menggali hasil belajar yang tersimpan.

7. Kemampuan berprestasi atau topik unjuk hasil belajar.

8. Rasa percaya diri siswa.

9. Intelegensi dan keberhasilan belajar.

10. Kebiasaan belajar.

11. Cita-cita siswa.

Sedangkan faktor ekstren belajar adalah :

1. Guru sebagai pembina siswa belajar.

2. Prasarana dan sarana pembelajaran.

3. Kebijakan sosial siswa di sekolah.

4. Lingkungan sosial siswa di sekolah.

Page 8: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

5. Kurikulum sekolah.

Dengan memahami faktor intern dan faktor ekstren belajar, maka

guru membantu siswa dalam proses belajar siswanya dengan.

Menurut Skiner yang dikenal dengan teori belajar Skiner, atau teori

kondisioning operan, bahwa belajar adalah suatu perilaku.

Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori kondisioning

operan sebagai berikut :

1. Mempelajari keadaan kelas, guru mencari dan menemukan

perilaku siswa yang posistf atau negatif. Perliaku positif akan

diperkuat dan perilaku negatif diperlemah atau dikurangi.

2. Membuat daftar penguat positif. Gurumencari perilaku yang

lebih disukai oleh siswa, perilaku yangkena hukuman, dan

kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan penguat.

3. Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipalajari

serta jenis penguatnya.

4. Membuat program pembelajran, program pembelajaran isi berisi

urutan perilaku yang dikehendaki. Pengutan, waktu mempelajari

perilaku dan evaluasi. Dalam melaksanakan program

pembelajaran, guru mencatat perilaku dan penguat yang berhasil

dan tidak berhasil. Ketidak behasilan tersebut menjadi catatan

penting bagi modifikasi perilaku selanjutnya. (dari Doff, 1988 :

1999 – 21 : Gredler, 1991 : 154 – 166 : Sumadi Suryabrata,

1991 : Higard dan Boer, 1966 : 114 – 131 : Wodfolk & Mc Cune

– Nicolish, 1984 : 170 – 179).

Guru merupakan suatu profesi yang berarti suatu jabatan yang

memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang diluar bidang pendidikan. (Prof. Dr. H. Hamzah Uno,

2006 : 15) menerangkan bahwa seorang guru perlu mengetahui dan dapat

menerapkan tugasnya secara profesional yaitu :

Page 9: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

1. Guru harus mampu membangkitkan perhatian peserta didik pada

materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan

berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.

2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif

dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri

pengetahuan.

3. Guru harus dapat membuat urutan (sience) dalam pemberian

pelajaran dan penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas

perkembangan peserta didik.

4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan

dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan

apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami

pelajaran yang diterimanya.

5. Sesuai dengan prinsip reperisi dalam proses pembelajaran,

diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara

berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.

6. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau

hubungan antara mata pelajaran dan / atau praktik nyata dalam

kehidupan sehari-hari.

7. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik

dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara

langsung, mengamati / mencari, dan menyimpulkan pengetahuan

yang didapatnya.

8. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina

hubungan sosial, baik dalam kelas maupun diluar kelas.

9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara

individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan

perbedaannya tersebut.

Page 10: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri

52 / I Kilangan II. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V,

berjumlah 6 (enam) orang, 3 (tiga) orang siswa laki-laki dan 9 (sembilan)

orang siswa perempuan siswa kelas V rata-rata berumur 11 tahun hingga 9

tahun. Pada umumnya mereka memiliki tingkat kecerdasan menengah

dengan nilai rata-rata kelas untuk setiap mata pelajaran adalah 6. Sebagian

besar siswa berasal dari keluarga yang bermata pencaharian berkebun dan

sebagiannya lagi berdagang untuk tingkat ekonomi orang tua siswa, pada

umumnya tergolong keluarga sederhana dan prasejahtera.

3.2 Prosedur Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selam 3 siklus, setiap siklus terdiri

dari 4 fase, yaitu fae perencanaan, fase pelaksanaan, fase observasi, dan

fase refleksi.

3.2.1 Perencanaan

Pada fase perencanaan peneliti melakukan 6 kegiatan utama

yaitu : meneliti kelas untuk menentukan dan merumuskan maslah

penelitian, menentukan tindakan, membuat RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran), perbaikan membuata lebaran

observasi, menentukan jadwal penelitian, dan membuat matrik

metodologi penelitian.

3.2.1.1 Meneliti Kelas

Pada tahap penelitian kelas, peneliti ingin menemukan,

beberapa masalah, diantaranya :

1 Siswa sering mengganggu temannya belajar

2 Siswa bengong dan cuek pada saat guru menerangkan

pelajaran

3 Siswa izin keluar kelas dalam waktu yang relatif lama

Page 11: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

4 Siswa tidak memahami dan tidak mampu menjawab

pertanyaan yang dilontarkan guru tentang materi

pelajaran yang dipelajari.

Dari masalah-masalah yang ditemui tersebut, peneliti

mengangkat salah satu masalah yang dianggap sumber masalah

pada siswa kelas V SDN No. 52 / I Kilangan II, yaitu siswa

tidak berah berada di kelas dan sering keluar masuk pada saat

jam pelajaran berlangsung adapun ciri-cirinya adalah sebagai

berikut :

1. siswa sering minta izin keluar masuk kelas pada jarak

yang dekat.

2. siswa cenderung diam dan tidak bisa menjawab

pertanyaan guru.

3. bila berada di dalam kelas, siswa tampak gelisah dan

tidak nyaman.

Adapun hal yang menyebabkan sikap tersebut adalah :

a.suasana kelas yang kurang nyaman bagi siswa

b. metode dan model pembelajaran yang digunakan guru

kurang menarik bagi siswa

c.kurangnya pendekatan yang dilakukan guru pada siswa

d. sikap guru tidak berkesan dihati siswa

3.2.1.2 Menentukan Tindakan

Setelah melakukan analisis pada salah satu masalah,

maka tindakan yang paling tepat dilakukan menurut peneliti

adalah :

1. Guru bersama-sama dengan siswa untuk menciptakan suasana

kelas yang bersih,rapi, nyaman.

2. Guru mesti aktif dan kreatif memilih dan menggunakan metode

/ model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa.

3. Guru melakukan pendekatan pembelajaran terhadap siswa, dan

memberikan motivasi belajar sesuai dengan variasi guru.

Page 12: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

4. Guru harus mampu menciptakan suasana yang menarik

menyenangkan bagi siswa pada saat proses pembelajaran.

3.2.1.3 Membuat RPP Tindakan

Penelitaian ini akan dilaksanakan dalam tiga tahap’peneliti

membuat RPP untuk tahap 2 dan 3.(RPP terlampir)

3.2.1.4 Membuat lembaran observasi

Obeservasi (pengamatan ) yang akan dilakukan peneliti

adalah bagaimana sikap siswa dalam mengikuti pelajaran

dalam kelas. (lembaran observasi terlampir)

3.2.1.5 Jadwal Penelitian

No kegiatanBulan ke

1 2 3 4 5 6

1 Penyusunan proposal V

2 Diskusi V

3Memasuki lapangan, grand tour dan mini tour

question, analisis domainV V

4Menentukan focus, monitor question, analisis

taksonomiV V

5Tahap selection, structural question, analisis

komponensialV V V

6 Menentukan tema, analisis tema, V V

7 Uji keabsahan data V V

8 Membuat draf laporan penelitian V V

9 Diskusi draf laporan V V

10 Penyempurnaan laporan V

3.2.1.6 Matrik Metode Penelitian

Prosedur Alat Pelaku Sumber Informasi Cara analisis

Page 13: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

Pengamatan sikap /

tingkah laku siswa

pada saat belajar

buku

catatan

dan pena

guru dan

siswa

buku-buku dan staf

sekolah

membuat RPP

perbaikan

3.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan diawali dengan melakukan persiapan,

pelaksanaan tindakan perbaikan daur I Refleksi.

3.2.2.1 Persiapan

Persiapan yang dibutuhkan pada tahap pelaksanaan

tindakan, berapa :

a. Merevisi angket perencanaan perbaikan pembelajaran

yang akan dilakukan.

b. Menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan pada saat

penelitian.

c. Memeriksa lembaran observasi.

3.2.2.2 Tindakan Perbaikan Daur I

Pada awal pelajaran. Guru mengelola dan menentukan

kelas terlebih dahulu, dan memastikan siswa sudah siap untuk

mengikuti pelajaran, guru hendaknya mengecek keadaan dan

kondisi ruangan kelas, apakah sudah bersih, rapi, dan nyaman

untuk siswa belajar. Kemudian setelah semua terokodinir guru

memulai pelajaran dengan dahului berdo’a, dan mengabsen

siswanya, sambil memperhatikan siswanya. Setelah itu, guru

menjelaskan materi pelajaran yang dipelajari dengan

mengguraikan metode dan model pembelajaran yang tepat dan

sesuai dengan perkembangan dan situasi siswa.

3.2.2.3 Refleksi Daur I

Page 14: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

Guru membuat catatan kecil mengenai peningkatan yang

dialami siswa, pada kesimpulannya, siswa sudah mulai betah

berada di dalam kelas, dan intensitas keluar masuk siswa pada

saat belajar mulai menurun. Meskipun belum menurun

sepenuhnya.

3.2.2.4 Tindakan Perbaikan Daur II

Guru menggunakan media pembelajaran yang

menarik dan sesuai dengan materi yang diajarkan.

Kemudian guru menitik beratkan kepada aktifitas siswa

dalam memperagakan media pembelajaran. Disamping

itu, guru tidak lupa melakukan pendekatan-pendekatan

pembelajaran yang relevan dengan perkembangan anak

dan tindakan yang tidak kalah pentinnya adalah guru

melarang siswa yang keluar masuk tanpa alasan yang

jelas pada saat jam pelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil refleksi pada perbaikan daur I, maka

diperlukan kembali perbaikan daur II. Adapun pelaksanaan

daur II adalah :

(1). Persiapan

1. menyiapkan media pembelajaran yang menarik untuk

dipergunakan.

2. guru mempersiapkan diri, fisik, dan mental, serta

kemampuan untk mengetahui kondisi dan masalah

yang dihadapi siswa dalam belajar dengan cara,

melakukan pendekatan yang relevan.

3. membuat lembar pengamatan yang digunakan pada

saat tindakan perbaikan daur II. Adapun format

pengamatan tersebut adalah sebagai berikut.

Page 15: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

Format

No Aspek yang diamati Meningkat Tetap Berkurang

1

2

3

4

5

Perhatian siswa pada saat

guru menerangkan pelajaran.

Intensitas keluar masuk

kelas, yang dilakukan siswa.

Umpan balik yang dapat

ditanggapi siswa.

Kondisi / suasana nyaman

kelas dalam belajar.

Hasil belajar siswa.

3.2.2.5 Refleksi daur II

Tindakan pada perbaikan daur II yang dilakukan

guru ternyata berhasil. Siswa lebih betah berada di kelas

dan tidak terdapat siswa yang keluar masuk (tidak betah)

berada dikelas pada saat jam pelajaran berlangsung.

LAMPIRAN 3

Page 16: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

LEMBAR OBSERVASI

Mata Pelajaran/TopikKelas / SekolahNama Pengajar

Tahap /aspek Indicator Nilai Obserbavasi

Kegiatan

Awal

Appersevsi

dan motivasi

KEGIATAN

INTI

Materi Ajar

Pengolaan

sumber

belajar/media

Strategi

Pembelajaran

1. Apa yang dilakukan guru untuk

menggali pengetahuan awal atau

memotivasi siswa.

2. bagaimana respon siswa ? apakah

siswa bertanya tentang sesuatu

masalah terkait apa yang disajikan

guru pada kegiatam awal?

3. apakah guru memberikan penjelasan

umum tentang bahan ajar atau

prosedur kegiatan yang harus

dilakukan oleh siswa?

4. bagaimana keterkaitan antara

pembelajaran dengan realita

kehidupan, lingkungan dan

kehidupan lainnya.

5. apakah guru terampil dalam

memanfaatkan dan mampu

memanipulasi pembelajaran

6. bagaimana interaksi siswa dengan

sumber /media

7. apakah proses pembelajaran

dilaksanakan dengan strategis yang

sesuai secara lancer

8. apakah siswa dapat mengikuti alur

kegiatan belajar?

9. bagaimana cara guru memberikan

Guru melakukan

Page 17: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

KEGIATAN

PENUTUP

Penguatan/

konsolidasi

EVALUASI

arahan yang mendorong siswa untuk

bertanya, berpikir dan berkegiatan?

10. apakah siswa aktif dalam melakukan

kegiatan fisik dan mental (berpikir)?

berapa banyak siswa yang aktif

dalam belajar?

11. bagaimana guru memberikan

penguatan, dengan mereviuw,

merangkum atau menyimpulkan?

12. apakah guru memberikan tugas

rumah untuk remedial atau

penguatan.

13. bagaimana cara guru memberikan

evaluasi pembelajaran.

14. bagaimanaketuntasan belajar siswa

Page 18: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM

KELAS/SEMESTER : V/II

PERTEMUAN KE :6-7

ALOKASI WAKTU :4 X 35 MENIT

I. Standar Kompetensi

5, memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta fungsinya

II. Indikator

- Membandingkan kecepatan jatuh dua buah benda ( yang berbeda

bentuk dan ukuran)

- Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi menyebabkan benda-benda

bergerak ke bawah.

- Meprediksikan seandainya tidak ada gaya gravitasi di bumi

III. Tujuan pembelajaran

- mengindentifikasi arah tarikan gaya grafitasi bumi melalui

pengamatan

- siswa dapat menyimpulkan dan melakukan kegiatan untuk

mengetahui kecepatan jatuh dua benda yang berbeda berat, bentuk

dan ukuran.

- Mendiskusikan kebiasaan astronot, diangkasa luar yang

dihubungkan dengan keadaan di bumi jika tidak ada gaya gravitasi

bumi

IV. Materi Ajar

Gaya Gravitasi

V. Metode Pembelajaran

Diskusi, praktikum, pemberian tugas, demontrasi, induktif

Page 19: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

VI. Langkah-langkah kegiatan Pembelajaran

A. Kegiatan Awal

1. guru yang menyiapkan kondisi dikelas apakah ruang sudah

nyaman dan bersih serta perlengkapan kelas sudah tertata rapi

2. guru mengingatkan siswa jika sudah siap untuk belajar tidak

ada yang keluar masuk kelas.

3. guru menyiapkan alat-alat feraga yang akan digunakan

4. sebelah semua siap untuk belajar, guru mencoba menggali

pengalaman siswa tentang gravitasi bumi dengan melemparkan

penghapus papan tulis ke atas dan membiarkan jatuh ke lantai

selanjutnya guru memberikan pertanyaan berikut : mengapa

penghapus jatuh ke lantai? Atau mengapa setiap kali kita

melempar benda ke atas akan jatuh ke tanah atau ke lantai.

5. guru menunjukan gambar astronot yang sedang melayang-

layang diangkasa luar, selanjutnya guru mengajukan

pertanyaan berikut :

a. mengapa astronot dapat melayang-layang diangkasa luar.

b. Jika tali penghubung antara astronot itu dengan pesawat

dilepaskan apa yang akan terjadi? Dia akan ke bumi atau tetap

melayang di angkasa?

B. Kegiatan Inti

1. Mengarahkan siswa melakukan kegiatan untuk mengetahui

arah tarikan gravitasi bumi.

Contoh kegiatan :

siswa diminta melemparkan bola volly ke atas, kemudian ke depan

siswa lainnya di minta memperhatikan arah jatuhnya bola dilempar

tersebut , kegiatan ini dilakukan secara kelompok, setiap kelompok

Page 20: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

melaporkan hasil kegiatan dan mendiskusikan untuk mencapai

kesimpulan, Guru dapat melakukan penilaian afektif dan

fsikomotorik ketika siswa melakukan kegiatan ini.

2. siswa diminta melakukan kegiatan untuk mengetahui

perbandingan kecepatan jatuhnya dua benda yang berbeda

beratnya.

Contohn kegiatan :

siswa diminta menjatuhkan buku dan kertas dari ketinggian yang

sama dan dalam waktu yang sama pula,kemudian siswa diminta

mencatat waktunya ke dua benda tersebut. Saat jatuh dilantai atau

ke tanah kemudian membandingkannya setiap kelompok

melaporkan hasil kegiatannya dan mendiskusikan untuk mencapai

kesimpulan , guru dapat melakukan penilaian afektif dan

fsikomotorik, ketika siswa melakukan kegiatan ini

3. memberi pengantar materi tentang keadaan astronot yang

melakukan kegiatan sehari-hari (makan dan minum) di ruang

pesawat tanpa bobot kemudian membimbing siswa berdiskusi

tentang kebiasaan astronot tersebut.

C. Kegiatan Akhir

1. Siswa diminta menyimpulkan materi pelajaran can membuat

rangkuman materi tersebut dengan bahasa nya sendiri

2. mengevaluasi keberhasilan pembelajaran dengan cara

menyimpulkan test tertulis atau lisan, materi tes harus

mengarah ke pencapaian indicator.

VII. Sumber /alat/bahan

1. lebih dekat dengan alam 5 untuk kelas V SD hal 83-84 grafindo

media pratama group.

2. sains modern 5 untuk kelas 5 SD hal 95-99 widya utama

3. sains untuk SD kelas 5, hal 125, erlangga

4. gambar Astronot

Page 21: BAB - cucuzakariyya.files.wordpress.com file · Web viewSekolah Dasar Negeri Nomor 52 / I Kilangan II, memiliki jumlah murid 43 orang siswa, 6 kelas yang bisa dibilang memadai,

5. bola volley

VIII. Penilaian

A. Aspek yang dinilai

- Aspek afektif (sikap) yang dinilai :

Keberanian kejujuran ,kerja sama, keaktifan kemampuan

mengkomunikasikan hasil kegiatan dan kepedulian, penilaian

dilakukan pada saat siswa melakukan kegiatan (pratikum)

berdiskusi dan melaporkan hasil diskusi.

- Aspek fsikomotorik yang dinilai :

Ketepan memilih bahan, keterampilan menggunakan peralatan, dan

membuat model. Penilaian ini dilakukan saat siswa melakukan

kegiatan (praktikum).

- Aspek Kognitif yang dinilai :

Kemampuan menjawab pertanyaan, yang dilontarkan guru saat tes

lisan.

B. Bentuk Penilaian

- Tes Tertulis : soal-soal uji kompetensi dalam bentuk urutan atau

pilihan berganda.

- Unjuk kerja : melakukan kegiatan diskusi dan kegiatan praktikum

- Produk (hasilkerja) : laporan tertulis dan tugas.

mengetaui