catatanmohammadfaroq.files.wordpress.com€¦ · web viewbab i. pendahuluan. latar belakang....
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sampah adalah segala bentuk limbah yang ditimbulkan dari kegiatan
manusia maupun binatang yang biasanya berbentuk padat dan secara umum sudah
dibuang, tidak bermanfaat atau tidak dibutuhkan lagi (Tchobanoglous,
1977).Dalam UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, sampah
dapat pula diartikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam
yang berbentuk padat.
Definisi lain dikemukakan oleh Hadiwijoto (1983), sampah adalah sisa-
sisa bahan yang telah mengalami perlakuan baik telah diambil bagian utamanya,
telah mengalami pengolahan, dan sudah tidak bermanfaat, darisegi ekonomi sudah
tidak ada harganya serta dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran
atau gangguan kelestarian alam. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa
sampah adalah hasil aktivitas makhluk hidup yang bersifat padat, tidak bermanfaat
dan tidak terpakai kembali (Mona, 2009).
Murtadho dan Gumbira (1988) membedakan sampah atas sampah
organik dan sampah anorganik.Sampah organik meliputi limbah padat semi basah
berupa bahan-bahan organik yang umumnya berasal dari limbah hasil
pertanian.Sampah ini memiliki sifat mudah terurai oleh mikroorganismedan
mudah membusuk karena memiliki rantai karbon relatif pendek. Sedangkan
sampah anorganik berupa sampah padat yang cukup kering dan sulit terurai
1
2
olehmikroorganisme karena memiliki rantai karbon yang panjang dan kompleks
seperti kaca, besi, plastik, dan lain-lain.
Limbah padat yang semula dianggap menjadi barang yang tidak
berguna,ternyata dapat dimanfaatkan kembali melalui kegiatan daur ulang sampah
dari plastik. Salah satunya adalah kegiatan daur ulang sampah anorganik yang
terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, penggilingan, pencucian,
pengeringan, pembuatan biji plastik dan pendistribusian (Nurdjaman,1998).
Plastik adalah material yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari, kemajuan teknologi dan industri membuat aktivitas produksi plastik semakin
meningkat. Hampir semua produk menggunakan plastik baik sebagai bahan
kemasan atu bahan dasar. Material plastik banyak digunakan karena memiliki
kelebihan dala sifatnya yang ringan, transfaran, tahan air, serta harganya relatif
murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Segala keunggulan ini
membuat plastik digemari dan banyak digunakan dalam hampir setiap aspek
kehidupan manusia. Akibatnya, jumlah produksi plastik yang akan menjadi
sampah pun terus bertambah (Umi, 2012).
Plastik merupakan Sampah padat yang cukup kering dan sulit terurai
olehmikroorganisme ( Anorganik ) karena memiliki rantai karbon yang panjang dan
kompleks yang selalu menjadi permasalahan daerah sampai nasional karena menjadi
penyebab utama pada pencemaran lingkungan (Udara dan Air), banjir,menjadi sumber
penyakit dan merusak kesuburan tanahakan tetapi dengan kegiatan daur ulang,
sampah plastik yang semula tidak berguna dan tidak bernilai menjadi barang yang
bergunaserta dapat menjadi kegiatan produksi dengan adanya kegiatan daur ulang
serta adanya lapangan pekerjaan.
3
Menurut ketua TP PKK Kabupaten Jombang permasalahan sampah
semakin hari semakin beragam bahkan menurut laporan kepala badan lingkungan
hidup (BLH) kabupaten jombang bahwasanya setiap hari ada sekitar 70 ton
sampah yang terangkut ke pembuangan sampah (TPA), dari permasalahan sampah
ini Pemkab Jombang melalui BOP PKK telah mengalokasikan anggaran sekitar 2
juta perdesa untuk komitmen mewujudkan bank sampah yang mana PKK
Kabupaten Jombang telah menargetkan membentuk bank sampah di 302 desa, 4
kelurahan (Wati_Humas Jombang).
UD. Hasil Mandiri yang terletak di desa Karang Winongan Kecamatan
Mojoagung Kabupaten Jombang merupakan usaha yang bergerak di bidang
pendauran ulang sampah plastik.Usaha ini berdiri bedasarkan beberapa motivasi
yang di antaranya adalah karena permasalahan sampah plastik yang menjadi
masalah serius yang mana sampah plastik butuh waktu yang cukup lama untuk
bisa terurai sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan (Udara dan Air),
banjir, sumber penyakit dan merusak kesuburan tanah.
Berdasar uraian pada latar belakang yang telah di uraikan di atas maka
peneliti tertarik untuk mengambil judul:
Faktor-Faktor yang mempengaruhi daur ulang sampah plastik
menjadi biji plastik di UD. Hasil Mandiri Karang Winongan Mojoagung.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat
di rumuskan, yaitu:
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi daur ulang sampah plastik
menjadi biji plastik?
2. Bagaimana proses daur ulang sampah plastik menjadi biji plastik?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi daur
ulang sampah plastik menjadi biji plastik.
2. Untuk mengetahui proses daur ulang sampah plastik menjadi biji
plastik.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkanoleh perusahaan UD.
Hasil Mandiri untuk mengembangkan usaha daur ulang plastik dan
langkah-langkah pengambilan keputusan perusahaan di masa yang
akandatang.
5
2. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat di bidang
produksidan dapat menjadi bahan acuan oleh perusahaan UD. Hasil
Mandiri dalam pengambilan keputusan tentang faktor-faktor produksi
serta proses produksi dan jugamasyarakat umumdalam melakukan
penelitian tentang faktor-faktor produksi dan proses produksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Teori Produksi
Schroeder (1999), produksi adalah kegiatan yang merupakan suatu
system transformasi yang memanfaatkan input untuk menghasilkan barang atau
jasa. Pappas (1995), produksi berkaitan dengan bagaimana sumber daya
(masukan) dipergunakan untuk menghasilkan produk-produk perusahaan
(keluaran).
Joeran dan Fathorrozi (2003) produk merupakan hasil akhir dari proses
atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input.
Putong (2002), produksi atau memproduksi dalah menambah keguanaan suatu
barang. Keguanaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru
atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi roduksi adalah kegiatan
perusahaan dengan mengkombinasikan berbagi input untuk menghasilkan output
dengan biaya yang minimum.
Salvatore (2001) produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input
atau sumber daya menjadi output berupa barang atau jasa. Herjanto (2004)
produksi dan operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan
penciptaan/pembuatan barang, jasa melalui transformasi dari masukan menjadi
keluaran yang diinginkan. Russell dan Taylor (2003) “Production is often difined
as a transformation process. Inputs (such as materiala machines, labor,and
6
7
capital) are transformaed into outputs (goods and services)”. Miller and Matners
(1994) produksi sebagai pemanfaatan sumber daya yang mengubah sebuah
komoditi menjadi komoditi lain yang berbeda. Selanjutnya Ahyari (1997)
produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan
sesuatu barang dan jasa, untuk kegiatan tersebut di butuhkan faktor-faktor
produksi yang dalam ilmu ekonomi berupa tanah, modal dan tenaga kerja
Selanjutnya Beattie dan Taylor (1994) menyatakan produksi adalah proses
kombinasi dan koordinasi material-material serta kekuatan (faktor
produksi,sumber daya) dalam menghasilkan suatu barang/jasa (output).
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa produksi tidak terlepas dari
penggunaan sumber-sumber yang ada untuk menciptakan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa, sehinga barang atau jasa yang dihasilkan akan
mempunyai nilai ekonomis untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh
laba dari hasil usaha yang dilakukan
2.1.2. Faktor Faktor Produksi
Kegiatan operasi merupakan bagian dari kegiatan organisasi yang
melakukan transformasi dari masukan (input) menjadi keluaran (output).
Masukan berupa sumber daya yang diperlukan seperti: Modal, SDA,
Tenaga Kerja, Bahan Baku dan Mesin. Sedangkan keluaran dapat berupa barang
setengah jadi, barang jadi atau jasa sebagai berikut:
8
1. Sumber Daya Alam (SDA)
Faktor produksi alam atau sumber daya alam adalah semua kandungan
alam yang dapat digunakan dalam proses produksi. Contoh, tanah dan
air (Efi, 2008).
2. Tenaga Kerja
Setiap perusahaan dalam melaksanakan proses produksi tidak dapat
hanya mengandalkan pemanfaatan fasilitas dengan teknologi modern,
karena system produksi membutuhkan jasa tenaga keja untuk
memperlancar proses produksiyang bermanfaat bagi masyarakat.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa di samping
faktor produksi modal, teknologi dan sumber daya alam.
Tenaga kerja adalah orang yang melaksanakan dan menggerakkan
setiap kegiatan produksi, menggunakan peralatan teknologi dalam
menghasilkan barang maupun jasa yang bernilai ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Skala usaha akan mempengaruhi besar
kecilnya tenaga kerja yang dibutuhkan. Biasanya perusahaan yang
kecil akan membutuhkan jumlah tenga kerja yang kecil. Dalam
analisis ketenagakerjaan sering dikaitkan dengan tahapan pekerjaan
dalam perusahaan, hal sepertiini sangat penting untuk melihat alokasi
sebaran penggunaan tenaga kerja selama proses produksi sehingga
kelebihan tenaga kerja pada proses tertentu dapat dihindari.
9
Penggunaan tenaga sebagai variabel proses produksi lebih ditentuka
oleh pasar tenaga kerja, dalam hal ini di pengaruhi oleh upah tenaga
kerja serta harga outputnya (Nopirin, 2000). Gito Sudarmo (1998),
tenga kerja adalah uasaha usaha manusia diarahkan pada penciptaan
barang dan jasa. Tenga kerja dalam tugasnya termotivasi dan akan
berproduksi akan lebih giat lagi bila di beri imbalan atau upah yang
memadai. Selain itu perusahaan perlu memperhatikan kepuasan tenaga
kerja dengan memberikan penghargaan, tunjangan sehingga mereka
terpacu untuk meningkatkan produktivitas.
Jenis tenaga kerja terbagi 2 jenis:
a. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung
terlibat dalam proses produksi dan biayanya dikaitkan dengan biaya
produksi atau pada barang yang dihasilkan. Menurut maher dan
Dealin (1996) tenga kerja langsung adalah para pekerja yang benar
benar mengubah bahab baku menjadi bahan jadi selama proses
produksi.
b. Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja yang tidak terlibat
langsung pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada
overhead pabrik (Adi Saputro, 2000)
3. Bahan Baku
Bahan baku di sebut juga sebagai bahan dasar yang dipergunakan
untuk memproduksi suatu barang. Bahan baku merupakan bagian
10
yang integral dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan (Efi,
2008).
4. Mesin
Mesin merupakan alat bantu untukmelakukan proses transformasi atau
proses pengolahan dari masukan (Imput) menjadi keluaran (Output),
(Daryanto, 1996). Mesin sangat memegang peranan penting dalam
proses pengolahan, karena tanpa adanya mesin proses pengolahan
tidak akan efesien, juga hasil yang di dapat tiadak akan optimal.
Kapassitas mesin terdiri dari kapasitas terpasang dan kapasitas
terpakai. Kapasitas terpasang merupakan jumlah maksimum dari
bahan baku yang dapat diolah oleh mesin tersebut. Sedangkankan
kapasitas terpakai merupakan jumlah minimum dari bahan baku yang
dapat di olah oleh mesin.
2.1.3. Proses Produksi
Pengertian proses produksi, Agus Ahyari, (2002) menjelaskan proses
adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau
pelaksanaan dari suatu hal tertentu. Sedangkan produksi merupakan kegiatan
untuk mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan faideh, bentuk, waktu dan
tempat atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan konsumen
(Sukanto Reksohadiprodjo, 2000). Dari uraian proses dan produksi di atas, maka
dapat di tarik kesimpulan bahwa proses produksi adalah suatu cara, metode,
maupun teknik bagaimana penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk,
InputSDATenaga Kerja Bahan BakuMesin Giling
ProsesTranformasi
OutputProduk/
Jasa
11
waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga dapat bermanfaat bagi
pemenuhan kebutuhan konsumen.
Proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan melibatkan tiga
kegiatan pokok sebagaimana gambar 2.1 di bawah ini.
Sumber: Data DiolahGambar 2.1 Proses Produksi
2.1.4. Definisi Sampah
Sampah adalah suatu bahan atau benda yang bersifat padat, yang sudah
tidak dipakai lagi, atau harus dibuang, sebagai hasil dari aktivitas manusia, yang
bukan biologis, belum memiliki nilai ekonomis dan bersifat padat (Solid
Waste).Plastik merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan–
bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan.Limbah dari plastik ini
sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami.Untuk menguraikan sampah plastik
itu sendiri membutuhkan kurang lebih 200 tahun agar dapat terdegradasi secara
sempurna (Mona, 2009).
Sampahadalah buangan hasil aktivitas manusia atau aktivitas alam yang
dapat mengganggu keseimbangan alam jika jumlahnya melebihi amabang
batas.Aktivitas manusia tersebut antara lain kegiatan pabrik, kegiatan rumah
12
tangga, dan pembakara. Sedangkan aktivitas alam berupa bencana alam, misalnya
gunung meletus, banjir, dan tanah longsor (Haryanti, 2011).
Sampah merupakan bahan buangan dari kegiatan rumah tangga,
komersial, industri atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia
lainnya.Sampah juga merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang
sudah tidak terpakai (Purwendro & Nurhidayat, 2006).
Menurut Soemirat Slamet (2004), sampah adalah segala sesuatu yang
tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ada yang
mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk.Sampah yang
mudah membusuk terdiri dari zat-zat organik seperti sayuran, sisa daging, daun
dan lain sebagainya, sedangkan yang tidak mudah membusuk berupa plastik,
kertas, karet, logam, abu sisa pembakaran dan lain sebagainya.
Menurut definisi Wolrd Health Organization (WHO) sampah adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak di pakai, tidak disenangi atau sesuatu yang di
buang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya
(Chandra, 2006). Undang undang pengelolaan sampah nomor 18 tahun 2008
menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia dan atau dari proses
alam yang berbentuk padat.
Azwar, 1990 mengatakan sampah adalah sesuatu yang tidak di pakai,
tidak disenangi atau sesuatu yang harus di buang yang umumnya berasal dari
kegiatan yang dilakukan oleh manusia termasuk kegiatan industri tetapi bukan
biologis, karena kotoran manusia (Human Waste) tidak termasuk kedalamnya.
13
Dari pengertian sampah menurut para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwasanya sampah merupakan benda padat atau cair yang dihasilkan dari
aktivitas-aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai lagidan tidak bernilai, yang
mana tumpukan dari benda tersebut akan menjadi penyebab pencemaran
lingkungan (Air dan Udara), banjir dan sumber penyakit.
2.1.5. Jenis Sampah
Menurut Soemirat Slamet (2009) sampah dibedakan atas sifat
biologisnyasehingga memperoleh pengelolaan yakni, sampah yang dapat
menbusuk, seperti sisa makan, daun, sampah kebun, pertanian, dan lainnya,
sampah yang berupa debu, sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, seperti
sampah-sampah yang berasal dari industri yang mengandung zat-zat kimia
maupun zat fisik berbahaya.
Sedangkan menurut Amos Noelaka (2008) sampah dibagi menjadi 3
bagian yakni:
1. Sampah Organik,
Sampah Organik merupakan barang yang dianggap sudah tidak
terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih
bisa dipakai, dikelola dan dimanfaatkan dengan prosedur yang benar.
Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami.
Sampah organik merupakan sampah yang mudah membusuk seperti,
sisa daging, sisa sayuran, daun-daun, sampah kebun dan lainnya.
14
2. Sampah NonOrganik
Sampah nonorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan
nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi
pengolahan bahan tambang. Sampah ini merupakan sampah yang
tidak mudah menbusuk seperti, kertas, plastik, logam, karet, abu gelas,
bahan bangunan bekas dan lainnya. Menurut Gelbert (1996) Sampah
jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas,
tas plastik, dan kaleng.
3. Sampah B3 (Bahan Berbahaya Beracun)
Pada sampah berbahaya atau bahan beracun (B3), sampah ini terjadi
dari zat kimia organik dan nonorganik serta logam-logam berat, yang
umunnya berasal dari buangan industri.Pengelolaan sampah B3 tidak
dapat dicampurkan dengan sampah organik dan nonorganik.Biasanya
ada badan khusus yang dibentuk untuk mengelola sampah B3 sesuai
peraturan berlaku.
2.1.6. Dampak Sampah Pada Lingkungan
Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi penyebab
gangguan danketidak seimbangan lingkungan. Sampah padat yang menumpuk
ataupun yang berserakan menimbulkan kesan kotor dan kumuh.sehingga nilai
estetika pemukiman dan kawasan di sekitar sampah terlihat sangat rendah. Bila di
musim hujan, sampah padat dapat memicu banjir, maka di saat kemarau sampah
akan mudah terbakar. Selain hal itu, sampah juga menyebabkan pencemaran
15
lingkungan (Udara dan Air), dan juga menjadi ancaman bagi kerusakan kesuburan
tanah (Imran, 2005).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya dampak sampah pada
lingkungan sebagaiberikut:
a. Pencemaran Udara
Sampah organik dan padat yang membusuk umumnya mengeluarkan gas
seperti methan (CH4) dan karbon dioksida (CO2) serta senyawa lainnya.Secara
global, gas-gas ini merupakan salah satu penyebab menurunnya kualitas
lingkungan (Udara) karena mempunyai efek rumah kaca (Green House Effect)
yang menyebabkan peningkatan suhu, dan menyebabkan hujan asam.Sedangkan
secara lokal, senyawa-senyawa ini, selain berbau tidak sedap/bau busuk, juga
dapat mengganggu kesehatan manusia (Imran, 2005).
Sampah yang dibuang di TPA pun masih tetap berisiko karena bila TPA
ditutup atau ditimbun terutama dengan bangunan akan mengakibatkan gas methan
tidak dapat keluar ke udara. Gas methan yang terkurung, lama kelamaan akan
semakin banyak sehingga berpotensi menimbulkan ledakan. Hal seperti ini telah
terjadi di sebuah TPA di Bandung, sehingga menimbulkan korban kematian
(Imran, 2005).
b. Pencemaran Air
Proses pencucian sampah padat oleh air terutama oleh air hujan
merupakan sumber timbulnya pencemaran air, baik air permukaan maupun air
tanah. Akibatnya, berbagai sumber air (Sumur dan Sungai) yang digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari di daerah pemukimantelah terkontaminasi yang
16
mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat kesehatan manusia/penduduk (Imran,
2005).
Pencemaran air tidak hanya akibat proses pencucian sampah padat, tetapi
pencemar terbesar justru berasal dari limbah cair yang masih mengandung zat-zat
kimia dari berbagai jenis pabrik dan jenis industri lainnya. Air yang tercemar
tidak hanya air permukaan saja, tetapi juga air tanah sehingga sangat mengganggu
dan berbahaya bagi manusia (Imran, 2005).
c. Penyebab Banjir
Fisik sampah padat, baik yang masih segar maupun yang sudah
membusuk yang terbawa masuk ke got/selokan dan sungai akan menghambat
aliran air dan memperdangkal sungai. Pendangkalan mengakibatkan kapasitas
sungai akan berkurang, sehingga air menjadi tergenang dan meluap menyebabkan
banjir. Banjir tentunya akan mengakibatkan kerugian secara fisik dan mengancam
kehidupan manusia. Tetapi yang paling meresahkan adalah akibat lanjutan dari
banjir yang selalu membawa penyakit (Imran, 2005).
d. Sumber Penyakit
Sampah merupakan sumber penyakit, baik secara langsung maupun tak
langsung.Secara langsung sampah merupakan tempat berkembangnya berbagai
parasit, bakteri dan patogen.sedangkan secara tak langsung sampah merupakan
sarang berbagai vektor (Pembawa Penyakit) seperti tikus, kecoa, lalat dan
nyamuk. Sampah yang membusuk maupun kaleng, botol, plastik; merupakan
sarang patogen dan vektor penyakit. Berbagai penyakit yang dapat muncul karena
sampah yang tidak dikelola antara lain adalah, diare, disentri, cacingan, malaria,
17
kaki gajah (Elephantiasis) dan demam berdarah. Penyakit-penyakit ini merupakan
ancaman bagi manusia, yang dapat menimbulkan kematian (Imran, 2005).
e. Merusak Kesuburan Tanah
Sampah anorganik dapat merusak kesuburan tanah karena sampah
anorganik tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme yang
menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh
hingga sektar 200 tahun yang akan dating. Sampah anorganik tidak ter-
biodegrasiyang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat di tembus oleh akar
tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat
menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme dalam tanahpun akan
berkurang, akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh
makanan untuk berkembang (Rebi, 2012).
2.1.7. Karakteristik Sampah Plastik
Menurut Buntoro, perkembangan industri plastik di Indonesia
dimulaisekitar tahun 1963. Perkembangan industri plastik ini disebabkan oleh
kegunaan plastik yang sangat luas, baik untuk rumah tangga maupun untuk
industri dan alat–alat lainnya
Sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah rumah tangga yang
punya peran besar dalam perusakan lingkungan. Sampah plastik yang kita buang
akhirnya akan menumpuk di tempat pembuangan sampah atau terkubur di dalam
tanah. Akibatnya struktur dan kesuburan tanah akan terganggu, apalagi kalau
sampai mencemari aliran sungai (Mona, 2009).
18
Plastik yang dalam bahasa ilmiahnya disebut sebagai polimer banyak
dikenalsebagai material sintetik atau bahan kimia yang memiliki karakteristik
yang khas.Karakteristik plastik dianggap khas karena selain bisa menjadi
substansi bagi meterial lain, plastik juga mempunyai karakter tersendiri sebagai
material alternatif selain material yang sudah ada (Nurul,2014).
Polimer adalah material yang molekul-molekulnya berupa pengulangan
atau gabungan ikatan-ikatan kovalen pertikelnya yang lebih kecil.Berdasarkan
strukturnya polimer diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Platik, yaitu polimer yang strukturnya permanen
b. Elastomer, yaitu polimer yang strukturnya elastis
c. Fibre, yaitu polimer yang strukturnya berupa serat
Dari klasifikasi di atas, dapat diketahui bahwa material plastik adalah
salah satu jenis polimer yang strukturnya permanen atau dengan kata lain bahwa
istilah material plastik merupakan sebuah istilahspesifik dan berbagai macam jenis
polimer (Mona,2009).
2.1.8. Daur Ulang Sampah Plastik
Recycling (mendaur ulang) adalah pemanfaatan bahan buangan untuk di
proses kembali menjadi barang yang sama atau menjadi bentuk lain (Suryono dan
Budiman, 2010). Mendaur ulang diartikan mengubah sampah menjadi produk
baru, khususnya untuk barang-barang yang tidak dapat digunakan dalam waktu
yang cukup lama.Menurut Purwendro dan Nurhidayat (2008) recycling adalah
pemanfaatan kembali sampah-sampah yang masih dapat diolah.
19
Material yang dapat didaur ulang diantaranya:
1. Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, krim kopi baik yang putih
bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal.
2. Kertas, terutama kertas bekas kantor, koran, majalah, dan kardus.
3. Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue, rangka
meja, besi rangka beton.
4. Plastik bekas wadah sampo, air mineral, jeringen, ember.
Pemanfaatan sampah plastik dengan cara mengolahnya kembali
merupakan upaya untuk menekan pembuangan plastik seminimal mungkin.
Pemanfaatan sampah plastik dapat dilakukan dengan pemakian kembali (Reuse)
maupun (Recycle) daur ulang (Gugun Gunawan, 2007).Di Indonesia pemanfaatan
sampah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah pemakaian kembali
(Reuse) untuk keperluan yang berbeda, misalnya kaleng atau wadah bekas cat
yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot dan ember.namun, hal itu tidak
dapat menyelesaikan masalah volume sampah plastik yang semakin bertambah.
Proses daurulang tampaknya sudah menjadi harga mati untuk menanggulangi
krisis sampah plastik.
Pengelolaan sampah secara daur ulang merupakan salah satu cara yang
efektif, dengan syarat sampah yang digunakan adalah sampah yang dapat didaur
ulang, memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tidak mengunakan jenis kertas berlapis
minyak atau plastik, untuk sampah nonorganik dilakukan proses pembersihan
terlebih dahulu sebelum didaur ulang, dan pemilihan/pengelompokkan sampah
menurut jenis sampah (Purwendro dan Nurhidayat, 2006).
20
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan
oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik
dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu
sesuai kebutuhan (Biji, Peellet, Serbuk danPecahan) limbah harus homogen, tidak
terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah
tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana,
yaitu pengumpulan, pemisahan, pemotongan, penggilingan, pencucian,
pengeringan dan pendistribusian (Nurul, 2014).
Daur ulang sampah yang dilakukan oleh pabrik yaitu melalui
pengumpulan, pemisahan limbah plastik, pemotongan limbah plastik, pengilingan
limbah plastik, pencucian limbah plastik yang telah digiling, pengeringan limbah
plastik dan pendistribusian biji plastik ke pabrik produksi biji plastik.Selain daur
ulang yang dilakukan oleh industri atau pabrik, daur ulang sampah plastik juga
dapat dilakukan dengan memanfaatkan kembali barang-barang dari limbah plastik
Nurul, 2014).
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang
plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat
diproses kembali menjadi menjadi barang semula walaupun harus dilakukan
pencampuran dengan bahan baku baru untuk meningkatkan kualitas (Nurul,
2014).
21
2.1.9. Produk Daur Ulang Sampah Plastik
Pemakaian barang-barang dari bahan plastik sekarang ini sangatlah
luas.Plastik digunakan sebagai pengganti daun dan kertas.Plastik dipakai untuk
pembungkus, alat rumah tangga, alat tulis, perlengkapan kendaraan bermotor,
bahkan juga sebagai bahan bangunan (Firman Dkk, 2005).
Sampah plastik akan terus mengotori lingkungan hidup karena sifatnya
yang tidak mudah hancur. Akan tetapi, sampah plastik masih bisa didaur
ulang.Plastik-plastik itu dibawa ke pabrik untuk dilebur dan diolah kembali
menjadi barang yang berguna.Hasil daur ulang plastik contohnya kantong plastik,
mainan anak-anak, alat rumah tangga dan perlengkapan-perlengkapan lainnya
(Firman Dkk, 2005).
Sampah sebagai sumber bahan untuk dimanfaatkan adalah apabila
digunakan kembali atau di daur ulang (Recycling), antara lain dengan melakukan
pengolahan kembali (Reused) dengan hasil yang sama, berubahnya fungsi
menjadi benda baru yangberbeda dengan fungsi semula, atau menjadi bahan
mentah atau bahan baku suatu produk tertentu dengan mengalami pengolahan
kembali (Firman Dkk, 2005).
Sampah yang dapat dimanfaatkan bergantung dari jenis sampah
tersebut.Jenis sampah yang dapat dimanfaatkan kembali tersebut adalah plastik,
kertas, kain, besi, gelas, tembaga, kaleng, alumunium, tulang dan lain sebagainya
(Firman Dkk, 2005).
22
2.1.10. Manfaat Daur Ulang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), manfaat adalah guna,
faedah, laba, untung. Arti memanfaatkan adalah menjadikan ada
manfaatnya.Sedangkanpemanfaatan adalahproses, cara dan perbuatan
memanfaatkan (Firman Dkk, 2005).
Dengan daur ulang, sampah dapur dan sampah pasar dapat diolah
menjadi pupuk.Sampah plastik dapat dilebur dan dicetak ulang menjadi lat-alat
rumah tangga.Sampah kayu dapat dipakai sebagai bahan untuk membuat
kerajinan tangan.Sampah kayu juga dapat digunakan sebagai bahan bakar.Sampah
logam atau besi dapat didaur ulang menjadi alat-alat pertanian dan pertukangan
(Firman Dkk, 2005).
Sudah pasti daur ulang sampah sangat banyak manfaatnya, karena
dengan daur ulang sampah-sampah yang ada di lingkungan dapat
diminimalisir.Sampah terdiri dari berbagai macam jenis, dan dapat dimanfaatkan
kembali sehingga sampah barang-barang yang tadinya hanya sampah dapat
berubah menjadi barang berguna(Firman Dkk, 2005).
Pendaurulangan sampah sudah mempunyai nilai ekonomi yang cukup
tinggi di negara-negara maju. Banyak berdiri pabrik-pabrik pendaurulangan
sampah, mereka menjadikan sampah tersebut sebagaibahan baku atas produk
benda-benda tertentu, hal ini jelas meningkatkan nilai ekonomi dari benda yang
bersangkutan (Firman Dkk, 2005).
Pengelolaan sampah yang baik memberikan beberapa manfaat penting
diantaranya:
23
a. Mengurangi pencemaran lingkungan (Udara dan Air)
b. Mengurangi banjir yang diakibatkan oleh tumpukan sampah pada
saluran air
c. Mengurangi sebab penyakit yang diakibatkan oleh tumpukan sampah
d. Menjaga kesuburan tanah rusak akibat adanya tumpukan sampah
e. Pemanfaatan sampah dapat meningkatkan nilai ekonomi atas benda
yang bersangkutan sehingga menguntungkan masyarakat tertentu yang
mengelolanya.
2.2. Penelitian Terdahulu
Maka setelah peneliti berusaha membaca, mempelajari dan mengkaji
tentang hasil karya ilmiah sebelumya maka peneliti mengacu kepada karya ilmiah
yang ditulis oleh:
1. Mona Martinasari(2009), dengan judul artikel jurnal ilmiah “Pola
Persebaran dan Jangkauan Pelayanan Pengepul Besar Dalam Kegiatan
Daur Ulang Sampah Kota Semarang(Studi Kasus Kelurahan
Kuningan Panggung Lor dan Bandarharjo). Tujuan Penelitian ini
adalah mengkaji tentang persebaran dan jarak antar pemulung dan
pengepul besar, dan kegiatan daur ulang sampah plastic dari barang
yang tidak beguna atau tidak bernilai menjadi barang yang bernilai
serta daur ulang menjadi kegiatan yang besifat ekonomi. Persamaan
penelitian ini adalah sama sama meneliti apa saja faktor–faktor yang
mempengaruhi daur ulang dan bagaimana proses daur ulang sampah
24
menjadi barang yang bernilai serta mempunyai nilai jual dari semula
yang tidak bernilai dan tidak mempunyai nilai jual. Perbedaannya
adalah penelitian ini tidak hanya fokus pada penelitian faktor–faktor
dan proses daur ulang serta tempat penelitian yang berbeda. Metode
Analisis Penelitian ini adalah Metode Deskriptif Kuantitatif dan
Kualitatif. Hasil penelitian ini adalah terdatanya atau diketahuinya
pola persebaran dan jangkauan antara pemulung dan pengepul
kecil/besar serta proses daur ulang sampah plastik menjadi barang
yang benilai jual.
2. Nurul Purbasari (2014), dengan judul Skripsi “Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Plastik (Studi
Kasus Pada Komunitas Bank Sampah Poklili Perumahan Griya
Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya Kota Depok)”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pemberdayaan
masyarakat perumahan melalui kegiatan daur ulang plastik dan
manfaat yang dirasakan oleh masyarakat perumahan dari kegiatan
daur ulang sampah plastik. Persamaan penelitian ini adalah sama sama
berupa kegiatan daur ulang sampah plastik. Perbedaannya adalah
penelitian ini hanya berfokus pada pemberdayaan masyarakat sekitar
tempat kegiatan daur ulang. Metode analisis penelitian ini adalah
metode kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa tulisan dan lisan dari orang-orang atau perilaku yang
diamati. Hasil penelitian ini adalah paparan mengenai pemberdayaan
25
masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah plastik di Perumahan
Griya Lembah Depok Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.
3. Firman L. Sahwan dkk. (2005), dengan artikel jurnal ilmiah “Sistem
Pengolahan Limbah Plastik Indonesia”. tujuan penelitian ini adalah
mengenai sitem pengolahan limbah plastik yang ada di Indonesia
mulai dari pemulung mengumpulkan limbah plastik yang kemudian
disalurkan kepada pengepul kecil atau besar untuk di daur ulang
menjadi barang yang berguna dan bernilai jual. Persamaan penelitian
ini adalah sama sama mengenai penelitian tentang kegiatan daur ulang
limbah plastik. Perbedaannya adalah penelitian ini tidak hanya fokus
pada faktor faktor daur ulang limbah plastik dan proses daur ulang
limbah plastik. Metode analisis ini adalah metode kualitatif yaitu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan
dan lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Hasil penelitian
ini adalah kegiatan daur ulang sampah plastik masih bersifat informal
sehingga data yang rinci dalam kegiatan ini sulit diperoleh.
2.3. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan teoriberfikir dan model konseptual
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting, kerangka pemikiran yang terbaik
akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan di teliti. Jadi,
secara teoritis perlu dijelaskan hubungan bebas (Independen) dengan terikat
(Dependen).
STUDI EMPIRIS1. Pola Persebaran Dan Jangkauan Pelayanan Pengepul Besar Dalam Kegiatan Daur Ulang Sampah Kota Semarang. (Mona Martinasari, 2009)2. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Pastik. (Nurul Purbasari, 2014)3. Sistem Pengolahan limbah Plastik Indonesia. (Firman L sahwan Dkk,2005)
STUDI TEORISFaktor-Faktor ProduksiSDATenaga kerja Bahan bakuMesin GilingProses ProduksiPenyortiranPenggilinganPencucianPenjemuran
HIPOTESIS
NON STATISTIK
26
2.3.1. Kerangka Berfikir
Sumber: Data DiolahGambar 2.2 Kerangka Berfikir
2.3.2. Kerangka konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini menggambarkan hubungan dari
variabel independen, dalam hal ini adalah faktor-faktor produksi (X) terhadap
variabel dependen biji plastik (Y).
Mesin
Biji Plastik
SDA
Tenaga Kerja
Bahan Baku
27
Sumber: Data DiolahGambar 2.3 Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dalam kerangka berfikir diatas, maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
a. Faktor-faktor produksi sumber daya alam (SDA), tenaga kerja,bahan
baku danmesin giling berpengaruh terhadap produksi daur ulang
sampah plastik menjadi biji plastik pada UD. Hasil Mandiri.
b. Proses produksi daur ulang sampah plastik menjadi biji plastik
meliputi penyortiran, penggilingan, pencucian dan penjemuran
merupakan kegiatan utama dalam proses produksi daur ulang.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UD.Hasil Mandiri yang berada di
Karang Winongan Kecamatan Mojoagung, UD.Hasil Mandiri merupakan
usaha dagang industri daur ulang sampah plastik menjadi biji
plastik.Alasan penulis memilih objek adalah karena UD.Hasil Mandiri
merupakan usaha daur ulang plastik terbesar yang berada di desa Karang
Winongan Kecamatan Mojoagung dan berdasarkan lokasi yang berdekatan
dengan kampus agar mudah dalam memperoleh data dan dapat
mengefesiensi waktu serta tenaga.
3.1.2. Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data yang akurat dan valid sebagai bahan
laporan pada penelitian ini, maka dilakukanlahpenelitian di UD. Hasil
Mandiri Karang WinonganMojoagung Jombangmulai pada tanggal 20 juni
2016 sampai 25 juli 2016.
3.2. Jenis dan Sumber Data
3.2.1. Jenis Data
28
29
Jenis data penelitian ini adalah diskriptif kualitatif.Diskriptif
adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis sesuatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono, 2005). Sedangkan
kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan
investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara
bertatap muka langsung dan berinteraksi (McMillan dan Schumacher,
2003).
3.2.2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer (Primacy Data), data primer merupakan sumber data penelitian
yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media
perantara).Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk
menjawab pertanyaan penelitian.Data primer dapat berupa opini subyek
(orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap sesuatu
benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Peneliti dengan
data primer dapat mengumpulkan data sesuai dengan yang diinginkan,
karena data yang tidak relevan dengan tujuan penelitian dapat dieliminir
atau setidaknya dikurangi (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo 2014).
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan duacara, yaitu:
30
a. Wawancara, yaitumerupakan teknik pengumpulan data dalam metode
survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek
penelitian, baik secara tatap muka dan telefon (Nur Indriantoro dan
Bambang Supomo 2014).
b. Observasi, yaituproses pencatatan soal perilaku subyek (orang), obyek
(benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau
komnkasi dengan individu-individu yang diteliti (Nur Indriantoro dan
Bambang Supomo 2014).
c. Dokumentasi, yaitu merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,
dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (file historis), cerita,
biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berupa gambar,
patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif (Sugiyono 2013).
3.4. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
31
sehingga dapat mudah di pahami, dan temuanya dapat diinformasikan kepada
orang lain (Sugiyono, 2013).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
UD.Hasil Mandiri merupakan usaha yang bergerak di bidang pengolahan
sampah dari bahan plastik menjadi biji plastik.UD.Hasil Mandiri didirikan oleh
Bapak H. Nadzirin pada tahun 2002 di desa Karang Rejo Mojoagung.Pada tahun
2007 UD.Hasil Mandiri pindah ke desa Karang Winongan Kecamatan Mojoagung
Jombang sampai sekarang.UD.Hasil Mandiri adalah usaha pendauran ulang
sampah plastk yang terdiri dari PET (Polyethylene Terephthalate), HDPE (High
Density Polyethylene), LDPE (Low Density Polyethylene), dan PP
(Polypropylene).
Visi dan Misi sebagai berikut:
1. Visi UD. Hasil Mandiri
Visi UD. Hasil Mandiri adalah mengurangi peredaran sampah plastik
serta adanya lapangan pekerjaan.
2. Misi UD. Hasil mandiri
Misi UD. Hasil Mandiri adalah merubah limbah sampah plastik dari
benda yang tidak bernilai menjadi benda bernilai serta membuat
limbah sampah plastic menjadi sumber lapangan pekerjaan.
32
Pi
mpinan
Bagian Pengambilan
Bagian Pengiriman
Bagian Packing
Bagian Penjemuran
Bagian Penggilingan
Bagian Penyortiran
33
4.1.2. Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan berada di DSN. Kebon Sari, DesaKarang Winongan
Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur Indonesia
4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan
UD.Hasil Mandiri untuk merealisasikansuatu perencanaanuntuk
mencapai tujuan, membutuhkan suatu organisasi yang merupakanwadah atau
tempat, sehingga fungsi m/anajemen (Planning, Organizing, Actualing dan
Controling) dapat terlaksana dengan baik dan perusahaan dapat mencapai
tujuannya.UD. Hasil Mandiri sebagai badan usaha, untuk mencapai tujuannya
membentuk suatu organisasi dengan struktur organisasinya, seperti pada gambar
berikut ini:
Sumber: PerusahaanGambar 4.1 Struktur Organisasi
34
Dari susunan struktur di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pimpinan
Pimpinan adalah bapak H. Nadzirin sebagai pengarah dan pengawas
dalam menjalankan usaha kegiatan perusahaan. Pimpinan bertanggung
jawab penuh atas segala kegiatan yang ada dalam perusahaan, serta
memberikan informasi mengenai kebijaksanaan perusahaan kepada
bawahan. Disamping itu pimpinan sebagai pemilik uasaha dalam
perusahaan ini selalu menjaga ketertiban dalam perusahaan.
2. Bagian Pengambilan
Pengambilan adalah karyawan yang bertugas melakukan
pengambilanbahan baku plastik ke pengepul besar atau kecil.
Pengepul adalah orang yang menerima bahan baku sampah/rongsokan
dari pemulungyang terdiri dari berbagai daerah antara lain:
Kediri,Nganjuk, dan Madiun.
3. Bagian Penyortiran
Penyortiran adalah karyawan yang bertugas memilah bahan
bakuuntukmembedakan plastik sesuai jenisnya. Adapun jenisnya
sebagai berikut:
a. PET (Polyethylene Terephthalate).
b. HDPE (High Density Polyethylene).
c. LDPE (Low Density Polyethylene).
d. PP (Poly Propylene).
35
4. Bagian Penggilingan
Penggilingan adalah karyawan yang bertugas menggiling bahan baku
berdasarkan kelompok jenisnya setelah penyortiran.
5. Bagian Penjemuran
Penjemuran adalah karyawan yang bertugas melakukan penjemuran
produk setengah jadi setelah penggilingan.
6. Bagian Packing
Packing adalah karyawan yang bertugas melakukan pembungkusan
produk setengah jadi setelah dilakukan penjemuran.
7. Bagian Pengiriman
Pengiriman adalah karyawan yang bertugas melakukan pengiriman
produk setengah jadi setelah dilakukan pembungkusan.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Faktor-Faktor Daur Ulang
1. Sumber Daya Alam (SDA)
Sumber Daya Alammerupakan salah satu faktor daur ulangyang
berupa tanah. Di UD. Hasil Mandiri tanah seluas 10 Hektar.Dari atas
tanah 10 Hektar ini UD. Hasil Mandiri melakukan proses produksi
daur ulang sampah plastik menjadi biji plastik mulai dari penyortiran,
penggilingan, pencucian dan penjemuran.
36
Sumber: DokumentasiGambar 4.2 SDA
2. Tenaga Kerja
Proses daur ulang di UD. Hasil Mandiri dilakukan oleh karyawan.UD.
Hasil Mandiri dalam melakukan proses produksi daur ulang
mempunyai 85 karyawan yang terbagi dalam dua jenis, karyawan
harian dan karyawan borongan. Dari dua jenis karyawan itu UD. Hasil
Mandiri membagi ke dua bagian proses produksi. Untuk karyawan
harian bertugas di bagian penggilingan, pencucian dan
penjemuran.Sedangkan untuk karyawan borongan bertugas di bagian
penyortiran.Dari kedua jenis karyawan, UD.Hasil Mandiri
memberikan upah sesuai jenisnya masing-masing.Untuk karyawan
37
harian UD.Hasil Mandiri memberikan upah Rp.60.000 (Enam Puluh
Ribu Rupiah) per-hari, jika di jumlahkan dalam satu bulan gaji
karyawan harian sebesar Rp.1.800.000 (Satu Juta Delapan Ratus Ribu
Rupiah).Sedangkan untuk karyawan borongan UD.Hasil Mandiri
memberikan upah dalam 2 bagian. Bagian penyortiran bahan
bakuplastik jenis PP (Polypropylene) perkilo Rp.1.300 (Seribu Tiga
Ratus Rupiah). Sedangkan untuk bagian penyortiran bahan baku
plastik jenis PET, HDPE dan LDPE perkilo Rp.300 (Tiga Ratus
Rupiah). Berikut daftar tabel karyawan harian dan borongan:
Tabel 4.1
Gaji karyawan harian
UD. Hasil Mandiri
No Jumlah karyawan
Gajiper-hari
Gajiper-bulan
Total Gaji Karyawan
1 20 Rp.60.000 Rp.1.800.000 Rp.36.000.000
Sumber: Perusahaan
Tabel 4.2
Gaji karyawan borongan
UD. Hasil Mandiri
NoJumlahkaryawa
n
Jenis Plastik
Hasil rata-rata sortiran per-hari
Gaji Per-kilo
Gaji per-bulan
Total Gaji Karyawan
1 15 PP 50 Kg Rp.1.300 Rp.1.950.000 Rp.28.500.000
2 50PET,
HDPE dan
LDPE
200 Kg Rp.300 Rp.1.800.000 Rp.90.000.000
Sumber: Perusahaan
38
3. Bahan Baku
Bahan bakuterdiri dari:
a. PET (Polyethylene Terephthalate) adalahbotol air mineral, botol
jus, dan hampir semua botol minuman lainya. Sedangkan ciri-ciri
PET adalah berkode 1 yang berada di bagian bawah kemasan pada
umumnya.Seperti gambar di bawah ini:
b.
a.
Gambar 4.3 PET
b. HDPE (High Density Polyethylene) adalah botol yang sering di
pakai berwarna putih susu, Botol gallon air mineral, dan lain-lain.
Sedangkan ciri-ciri HDPE adalah kode 2 yang berada di bagian
bawah kemasan pada umumnya. Seperti gambar di bawah ini:
Gambar 4.4 HDPE
39
c. LDPE (Low Density Polyethylence) adalah tempat makanan dan
botol-botol yang lembek (botol untuk madu dan mustard).
Sedangkan ciri-ciri LDPE adalah kode 4 yang terletak di bawah
bagian kemasan pada umumnya. Seperti gambar di bawah ini:
Gambar 4.5 LDPE
d. PP (Poly Propylene) adalah jenis plastik semacam ini lebih kuat
dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah dan biasanya
digunakan untuk tempat makanan, botol minuman, tempat obat dan
botol minum untuk bayi. Seperti gambar di bawah ini:
Gambar 4.6 PP
Gambar 4.7 Mesin
40
Berikut tabel harga bahan baku plastik:
Tabel 4.3
Harga bahan baku plastik
UD. Hasil Mandiri
No Nama bahan baku plastic
Harga beli bahan baku plastik
Harga jual biji plastik
1 PP Gelas air mineral Rp.4.900 Rp.10.500
2 PP Warna Rp.2.300 Rp.5.300
3 PP Natural Rp.4.700 Rp.10.100
4 PP HItam Rp.2.000 Rp.4.000
5 PP Kuning Rp.2.200 Rp.5.500
6 PP Tembok Rp.3.100 Rp.7.300
7 LDPE Hitam Rp.1.900 Rp.4.400
8 HDPE Gallon Rp.3.500 Rp.8.000
9 LDPE Infus Rp.2.300 Rp.5.300
10 PET Blowing Rp.4.600 Rp.9.800
Sumber: Perusahaan
4. Mesin
Mesin merupakan alat penggiling bahan baku dalam proses daur
ulang. UD. Hasil Mandiri dalam melakukan proses produksi
mempunyai tiga alat mesindengan kapasitas produksi bahan baku
plastik3.000Kg per hari. Jika di jumlahkan dalam satu bulan maka
produksi daur ulang UD.Hasil Mandiri menghasilkan 90.000 Kg biji
plastik.
4.2.2. Proses Daur Ulang
41
1. Penyortiran
Penyortiran merupakan proses daur ulang yang pertama yaitu, bahan
bakuplastik dipisahkan sesuai jenisnya masing-masing yang terdiri
dari PET (Polyethylene Terephthalate), HDPE (High Density
Polyethylene), LDPE (Low Density Polyethylene), dan PP (Poly
Propylene).Dalam melakukan penyortiran UD. Hasil Mandiri
memiliki 65 karyawan yang terbagi dalam dua bagian yaitu, 15
karyawan melakukan penyortiran bahan baku plastik jenis PP (Poly
Propylene) dan 55 karyawan melakukan penyortiran bahan baku
plastik jenis PET, HDPE dan LDPE.
Berikut tabel hasil sortiran bahan baku:
Tabel 4.4
Hasil Sortiran Bahan Baku
UD. Hasil Mandiri
No Jumlahkaryawan Jenis Plastik Hasil sortiran
per-hariHasil Sortiran
per-bulanTotal
Sortiran
1 15 PP 50 Kg per-orang 1.500 Kg 22.500 Kg
2 50 PET, HDPE dan LDPE
200 Kg 6.000 Kg 300.000 Kg
Sumber: Perusahaan
2. Penggilingan
Penggilingan merupakan prosesdaur ulang yang kedua setelah
penyortiran yaitu, bahan baku plastik digiling sesuai dengan jenisnya
masing-masing. UD. Hasil Mandiri memiliki dan menggunakan tiga
alat mesin dalam melakukan proses produksi daur ulang dengan
kapasitas hasil produksi daur ulang 3.000Kg per-hari. Jika di
Gambar 4.8 Pencucian
42
jumlahkan dalam satu bulan maka produksi daur ulang UD.Hasil
Mandiri menghasilkan 90.000 Kg biji plastik.
Berikut tabel hasil produksi daur ulang UD. Hasil Mandiri:
Tabel 4.5
Hasil produksi daur ulang
UD. Hasil Mandiri
No Jumlah Mesin
Hasil ProduksiPer-Hari
Hasil Produksi Per-Bulan
1 3 3000 Kg 90.000 KgSumber: Perusahaan
3. Pencucian
Pencucian merupakan proses daur ulangyang ketiga yaitu, biji plastik
hasil dari penggilingan dibersihkan dari zat-zat tertentu yang tidak
dibutuhkan atau dapat mengurangi kualitas dari biji plastik
tersebut.Biji plastik berkualitas adalah biji plastik yang mengapung
ketika dicuci.
Sumber: Dokumentasi4. Penjemuran
43
Penjemuran merupakan proses daur ulangyang terakhir
yaitu,penjemuran biji plastik setelah dilakukan pencucian. Penjemuran
biji plastik dilakukan agar biji plastik menjadi kering dan tidak
mempengaruhi kadar berat biji plastik.
Sumber: DokumentasiGambar 4.9 Penjemuran
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang penulis lakukan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi daur ulang sampah plastik menjadi biji plastik di UD. Hasil
Mandiri Karang Winongan Mojoagung, Dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Faktor-faktor daur ulangterdiri dari SDA (Sumber Daya Alam),
Tenaga Kerja, Bahan baku dan Mesin. SDA (Sumber Daya Alam)
menjadi faktor daur ulang sebagai lahan/tanah tempat daur ulang
sampah plastik menjadi biji plastik. Tenaga kerja merupakan faktor
daur ulang sebagai penggerak proses produksi daur ulang. Bahan baku
yangterdiri dari PET (Polyethylene Terephthalate), HDPE (High
Density Polyethylene), LDPE (Low Density Polyethylene) dan PP
(Poly Propylene) menjadi faktor daur ulang sebagai bahan baku
produksi daur ulang menjadi biji plastik. Sedangakan mesin menjadi
faktor daur ulang sebagai alat daur ulang bahan baku menjadi biji
plastik.
b. Proses produksi daur ulang sampah plastik menjadi biji plastik terdiri
dari, penyortiran bahan baku plastik sesuai dengan jenisnya masing-
masing, penggilingan bahan baku plastik, pencucianbiji plastik hasil
dari penggilingan bahan baku plastik dan penjemuran biji plastik hasil
dari pencucian biji plastik.
44
45
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, penulis dalam
kesempatan ini ingin memberikan saran yang berkaitan dengan perusahaan terkait:
1. Melihat struktur organisasi perusahaan UD. Hasil Mandiri, maka perlu
adanya penguatan perusahaan dari segi pengawasan.
2. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor daur ulang yang
mempunyai peranan penting dalam proses daur ulang di UD.Hasil
Mandiri Karang Winongan Mojoagung, maka perusahaan harus
memperhatikan loyalitas dan kesejahteraan tenaga kerja agar dapat
bekerja dengan efesien, efektif dan produktif sehingga menghasilkan
produk yang sesuai dengan target perusahaan dan berkualitas.