astihome.files.wordpress.com  · web viewalhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan...

22
URGENSI DAN FUNGSI SERTA PENDEKATAN STUDI FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Makalah Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam Oleh: Kelompok III Sutarni Asti Yuliarni Megawati Abudzar Bulkis Dosen Pengampuh: 1. Dr. Syamsir, M.Pd.I. 2. Dr. Muh. Anis, M.Hum. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MAGISTER (S2) 1

Upload: others

Post on 19-Jan-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

URGENSI DAN FUNGSI SERTA PENDEKATAN STUDI FILSAFAT

PENDIDIKAN ISLAM

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah Filsafat

Pendidikan Islam

Oleh:

Kelompok III

Sutarni

Asti Yuliarni

Megawati

Abudzar

Bulkis

Dosen Pengampuh:

1. Dr. Syamsir, M.Pd.I.2. Dr. Muh. Anis, M.Hum.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MAGISTER (S2)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) MUHAMMADIYAH SINJAI

TA. 2019

1

Page 2: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga

Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua,

begitu pula fadhilah dan wasilah-Nya kiranya di limpahkan kepada junjungan

yang tercinta Nabi Muhammad SAW.

Salah satu bentuk kasih sayang dan rahmat yang diberikan oleh Allah

SWT kepada saya, karena segala pertolongan dan hidayaah-Nya sehingga tugas

yang kami susun dapat diselesaikan. Tugas ini disusun sebagai tugas di Pasca

Institut Agama Islam (IAI) Muhammadiyah Sinjai, oleh Bapak Dr. Syamsir,

M.Pd. dengan harapan dapat memberikan pengetahuan dan manfaat untuk semua

insan. Sebagai bahan mentah pada tatap muka perkuliahan.

Makalah ini disusun untuk membantu mengembangkan kemampuan

pemahaman pembaca tentang Urgensi dan Fungsi serta Pendekatan Studi Filsafat

Pendidikan Islam. Pemahaman tersebut dapat dipahami melalui pendahuluan,

pembahasan masalah, serta penarikan kesimpulan dalam makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, kritik dan

masukan sangat penulis harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun

mutu makalah ini. Semoga bermanfaat bagi kami, Aamiin...

Sinjai, 17 Maret 2019 Kelompok III

Penyusun

2

Page 3: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................2

C. Tujuan Pembahasan...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3

A. Apa urgensi dan fungsi studi filsafat pendidikan Islam?...........................3

B. Apa saja pendekatan studi filsafat pendidikan Islam?...............................9

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

A. Kesimpulan............................................................................................... 12

B. Saran......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 14

3

Page 4: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat pendidikan Islam memperhatikan prinsip-prinsip dan konsep-

konsep yang mendasari pendidikan dalam Islam. Tugas filsafat pendidikan adalah

memonitori dan mengontrol basis-basis pendidikan. Dengan kata lain, filsafat

bekerja di luar praktek pendidikan itu sendiri, bahkan di luar prinsip dan konsep

yang dijadikan dasar pijakan bagi pelaksanaan pendidikan. Karena sesungguhnya

lembaga pendidikan bukan berarti sesuatu yang hidup dalam menara gading dan

mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat, akan tetapi sesuatu yang hidup

menyatu dengan masyarakat dan berbagai persoalannya.1

Filsafat pendidikan bekerja dalam rangka menganalisis, mengkritik,

mendekonstruksi dan mendisintegrasi infrastruktur pendidikan yang ada, serta

terus-menerus memproduksi konsep-konsep baru atau menunjukkan apa yang

semestinya dijadikan konsep. Dengan filsafat pendidikan maka dunia pendidikan

selalu diupayakan untuk progresif, menjadi lebih baik dari waktu ke waktu, dan

kontekstual dalam menjawab tuntutan zaman.2

Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam melampaui hal-hal dan

nilainilai yang selalu bersifat absolut. Tidak ada konsep yang sakral atau prinsip

yang abadi. Seiring berjalannya waktu, konsep dan prinsip yang menjadi landasan

bagi pelaksanaan pendidikan selalu bisa dikritisi dan dievaluasi. Di level inilah

1 Ahmad Ali Riyadi, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2010), h. 5.2 H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h. 12.

4

Page 5: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

filsafat pendidikan Islam bekerja. Atau dengan kata lain filsafat pendidikan Islam

berfungsi sebagai norma pendidikan.3

Filsafat pendidikan Islam beroperasi di ruang-ruang pengetahuan Islam

maupun esensi moralitas. Pengetahuan, sains, bahkan konsep moralitas adalah

produk suatu zaman, dengan konteks dan spiritnya tersendiri. Filsafat pendidikan

Islam berupaya memahami spirit dan konteks tersebut, sehingga tidak ada yang

tak tersentuh oleh filsafat. Karenanya, filsafat pendidikan Islam mampu masuk

dalam ruang pengetahuan Islam itu sendiri dengan berbagai pendekatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi pokok

permasalahan untuk dijadikan kajian utama dalam penulisan makalah ini yaitu :

1. Apa urgensi dan fungsi studi filsafat pendidikan Islam?

2. Apa saja pendekatan studi filsafat pendidikan Islam?

C. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penulisan

makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui urgensi dan fungsi studi filsafat pendidikan Islam

2. Untuk mengetahui pendekatan studi filsafat pendidikan Islam

3 Ahmad Ali Riyadi, Ibid…, h. 15.

5

Page 6: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

BAB II

PEMBAHASAN

A. Urgensi dan Fungsi Studi Filsafat Pendidikan Islam

1. Urgensi Studi Filsafat Pendidikan Islam

Para ahli telah menyoroti dunia pendidikan yang berkembang saat ini,

baik dalam pendidikan Islam pada khususnya, maupun pendidikan pada

umumnya. Menurut mereka pelaksanaan pendidikan tersebut kurang bertolak

dari atau belum dibangun oleh landasan filosofis yang kokoh, sehingga

berimplikasi pada kekaburan dan ketidakjelasan arah dan jalannya pelaksanaan

pendidikan itu sendiri. Pelaksanaan pendidikan agama Islam selama ini

berjalan melalui cara didaktis metodis seperti halnya pengajaran, dan lebih

didasarkan pedagogis umum yang berasal dari sifat pendidikan Model Barat

sehingga lebih menekankan pada “transmisi pengetahuan”. Untuk menemukan

pedagogis Islam diperlukan lebih dahulu rumusan filsafat pendidikan Islam

yang kokoh.4 Fondasi filosofis yang mendasari sistem pendidikan Islam selama

ini masih rapuh, terutama tampak pada adanya bentuk dualisme dikotomis

antara apa yang dikategorikan ilmu-ilmu agama yang menduduki fardu ‘ain

dan ilmu-ilmu sekular yang paling tinggi berada pada posisi fardu kifayah.

Yang sering kali terbaik dan bahkan terapkan. Di samping itu, kegiatan

pendidikan Islam seharusnya berorientasi ke langit (orientasi transendental).

Tampaknya belum tercermin secara tajam dan jelas dalam rumusan filsafat

pendidikan Islam, dan bahkan belum dimilikinya. Karena itu, penyusunan

suatu filsafat pendidikan Islam merupakan tugas strategis dalam usaha

4 Lihat Muslim Abdurrahman, Islam Transformatif, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995), h. 5.

6

Page 7: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

pembaruan pendidikan Islam.5 Ilmu pendidikan di Indonesia dewasa ini

tampaknya mulai kehilangan jati diri, yang antara lain disebabkan karena

penelitianpenel itian lebih koheren dalam persoalan-persoal an praktis

operasional dan formal yang terdapat di sekolah. Sedangkan pemikiran ilmu

pendidikan yang lebih bersifat kondisional termasuk di dalamnya filsafat

pendidikan mengalami stagnasi. Demikian pula riset-riset di dalamnya.6

Berbagai keprihatinan para pakar di atas merupakan indikasi mengenai

pentingnya konstruksi filsafat pendidikan Islam, karena bagaimanapun filsafat

bukanlah penyelidikan yang terpisah dan eksklusif. Tetapi justru merupakan

bagian dari kehidupan manusia dan pendidikan.

Pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan

manusia, dan seluruh proses hidup dan kehidupan manusia adalah

proses pendidikan. Atau meminjam istilah Lodge bahwa “live is

education and education is live”.7 Sebagai persoalan hidup, maka

pendidikan dalam pengembangan konsep-konsepnya perlu

menggunakan sistem pemikiran filsafat tersebut di atas, yang

menyangkut metafisika, epistemologi, aksiologi, dan logika, karena

problem yang ada dalam lapangan pendidikan juga berada dalam

lapangan pendidikan tersebut. Karena itu, hubungan antara filsafat

dan pendidikan sangat erat.

Eratnya hubungan antara filsafat dan pendidikan ini diakui

oleh Kilpatrick sebagai berikut: “Philosophizing and education are,

then, but two stages of the same endeavor; philosophizing to think

5 Lihat A. Syafi’i Ma’arif, et al., Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia, (Bandung: Mizan, 1993), h. 23.

6 Lihat Mochtar Buchori, Pendidikan dalam Pembangunan, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994), h. 15.

7 Lihat Rupert C. Lodge, Philosophy of Education, (New York: Harper&Brothers, 1947), h. 66.

7

Page 8: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

out better values and idealism, education to realize these in life, in

human personality”.8

Dengan demikian, berfilsafat dan mendidik adalah dua tahap

kegiatan tapi dalam satu usaha. Berfilsafat ialah memikirkan

dengan seksama nilai-nilai dan cita-cita yang lebih baik, sedangkan

mendidik ialah usaha merealisasi nilai-nilai dan cita-cita itu dalam

kehidupan dan dalam kepribadian manusia.

Sistem pemikiran filsafat tersebut jika dikaitkan dengan

pendidikan, maka dalam lapangan metafisika misalnya, antara lain

diperlukan adanya pendirian mengenai pandangan dunia yang

bagaimanakah yang diperlukan dalam pelaksanaan pendidikan.

Dalam lapangan epi stemologi antara lain di perlukan dalam

penyusunan dasar-dasar kurikulum. Kurikulum yang biasa diartikan

sebagai serangkaian kegiatan atau sarana untuk mencapai tujuan

pendidikan, diibaratkan sebagai jalan raya yang perlu dilewati oleh

peserta didik dalam usaha mengenal dan memahami pengetahuan.

Agar para peserta didik berhasil dalam mencapai tujuan itu, maka

secara bertahap mereka perlu mengenal hakikat pengetahuan.

Dalam lapangan aksiologi, yakni yang mempelajari nilai-nilai, juga

sangat dekat dengan pendidikan, karena dunia nilai (etika dan

estetika), juga menjadi dasar pendidikan, yang selalu

dipertimbangkan dalam penentuan tujuan pendidikan. Di samping

itu, pendidikan sebagai fenomena kehidupan sosial, kultural dan

keagamaan, tidak dapat lepas dari sistem nilai. Dan dalam lapangan

logika, sebagai cabang filsafat yang meletakkan landasan mengenai

8 Lihat William H. Kilpatrick, Philosophy of Education, (New York: MacMillan Coy, 1957), h. 33.

8

Page 9: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

ajaran berpikir yang benar dan valid, sangat diperlukan dalam

pendidikan kecerdasan. Pelaksanaan pendidikan menghendaki

seseorang mampu mengutarakan pendapat dengan benar dan valid

sehingga diperlukan penguasaan logika.

Karena itu, hubungan antara filsafat dan pendidikan

merupakan keharusan, terutama dalam menjawab persoalan-

persoalan pokok dan mendasar yang dihadapi oleh pendidikan. John

S Burbacher sebagaimana dikutip oleh Ozmon dan Craver9

menyarankan agar persoalan-persoalan yang mendasar tentang

pendidikan dibahas dan dipecahkan menurut teori filsafat. Sebagai

implikasinya diperlukan bangunan filsafat pendidikan yang kokoh

dalam pelaksanaan sistem pendidikan. Jika tidak demikian,

dikhawatirkan akan terjadi: (1) pendidikan akan terapung-apung

(tanpa tujuan); (2) tujuan-tujuan pendidikan akan samar-samar

(meragukan), bertentangan, dan tidak menunjang kesetiaan; (3)

ukuran-ukuran dasar pendidikan menjadi sangat longgar; (4)

ketidakmenentuan peranan pendidikan dalam suatu masyarakat; (5)

sekolah-sekolah akan memberikan banyak kebebasan kepada

peserta didik dan tidak mampu memupuk apresiasi terhadap

otoritas dan kontrol; dan (6) sekolah akan menjadi sangat sekular

dan mengabaikan agama.

Ibarat sebuah bangunan rumah, maka bangunan filsafat

pendidikan Islam itu mencakup berbagai dimensi, yaitu pertama,

dimensi bahan-bahan dasar yang menentukan kuat atau tidaknya

suatu fondasi bangunan. Dalam konteks filsafat pendidikan Islam,

9 Lihat Howard A. Ozmon, et al., Philosophical and Foundations of Education, (New Jersey: Prentice-Hall, Inc, 1995), h. 94.

9

Page 10: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

sumber-sumber atau semangat pemikiran berasal dari para pemikir

pendidikan Islam itu sendiri. Kedua, dimensi fondasi bangunan itu

sendiri, yang berupa prinsip atau dasar dan asas (kebenaran yang

menjadi pokok dasar) berpikir dalam menjawab persoalan-

persoalan pokok pendi dikan yang termuat dalam si stem

(komponenkomponen pokok aktivitas) pendidikan Islam. Ketiga,

adalah dimensi tiang penyangga yang berupa struktur ide-ide dasar

serta pemikiranpemikiran yang fundamental yang telah dirumuskan

oleh pemikir pendidikan Islam itu sendiri dalam mengembangkan,

mengarahkan, dan memperkokoh bangunan sistem pendidikan

Islam.10

Dalam hubungan ini, dijumpai berbagai pendapat para ahli yang mencoba

merumuskan pengertian filsafat pendidikan Islam. Muzayyin Arifin misalnya,

mengatakan bahwa filsafat pendidikan Islam pada hakikatnya adalah konsep

berpikir tentang kependidikan yang bersumberkan atau berlandaskan ajaran-ajaran

agama Islam tentang hakikat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan

dikembangkan, serta dibimbing menjadi manusia Muslim yang seluruh pribadinya

dijiwai oleh ajaran Islam. Definisi ini memberi kesan bahwa filsafat pendidikan

Islam sama dengan filsafat pada umumnya. Dalam arti bahwa filsafat pendidikan

Islam mengkaji tentang berbagai masalah yang ada hubungannya dengan

pendidikan, seperti manusia sebagai subjek dan objek pendidikan, kurikulum,

metode, lingkungan, guru, dan sebagainya. Bedanya dengan filsafat pendidikan

pada umumnya bahwa di dalam filsafat pendidikan Islam semua masalah

kependidikan tersebut selalu didasarkan kepada ajaran Islam yang bersumberkan

10 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 65-75.

10

Page 11: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

al-Qur’an dan al-Hadits. Dengan kata lain bahwa kata Islam yang mengiringi kata

filsafat pendidikan itu menjadi sifat, yakni sifat dari filsafat pendidikan tersebut.

2. Fungsi Studi Filsafat Pendidikan Islam

Setiap ilmu sudah pasti memiliki fungsi dan kegunaan, termasuk juga

filsafat pendidikan. Para ahli di bidang ini telah banyak meneliti secara teoretis

mengenai kegunaan filsafat pendidikan. Umar Muhammad al-Taomi al-

Syaibani misalnya, mengemukakan tiga manfaat dari mempelajari filsafat

pendidikan sebagai berikut:11

a. Filsafat pendidikan itu dapat menolong para perancang pendidikan dan orang-

orang yang melaksanakannya dalam suatu negara untuk membentuk pemikiran

sehat terhadap sistem pendidikan. Di samping itu, ia dapat menolong tujuan-

tujuan dan fungsi-fungsinya serta meningkatkan mutu penyelesaian masalah

pendidikan, peningkatan, tindakan, dan keputusan termasuk rancangan-

rancangan pendidikan mereka. Selain itu, ia juga berguna untuk memperbaiki

peningkatan pelaksanaan pendidikan serta kaidah dan cara mereka mengajar

yang mencakup penilaian bimbingan dan penyuluhan.

b. Filsafat pendidikan dapat menjadi asas yang terbaik untuk penilaian pendidikan

dalam arti yang menyeluruh. Penilaian pendidikan itu dianggap persoalan yang

perlu bagi setiap pengajaran yang baik. Dalam pengertiannya yang terbaru

penilaian pendidikan meliputi segala usaha dan kegiatan yang

dilakukan oleh sekolah, institusi-institusi secara umum untuk

mendidik angkatan baru dan warga negara dan segala yang

berkaitan dengan itu.

11 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama 2005), h. 19.

11

Page 12: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

c. Filsafat pendidikan akan menolong dalam memberikan pendalaman

pikiran bagi faktor-faktor spiritual, kebudayaan, sosial, ekonomi,

dan politik di negara kita.

Berdasarkan pada kutipan di atas, timbul kesan bahwa

kegunaan dan fungsi filsafat pendidikan ternyata amat strategis. Ia

seolah-olah menjadi acuan dalam memecahkan berbagai persoalan

dalam pendidikan. Hal ini disebabkan karena yang diselesaikan

filsafat pendidikan itu adalah bidang filosofisnya yang menjadi akar

dari setiap permasalahan pendidikan. Dengan berpedoman kepada

filsafat pendidikan ini, setiap masalah pendidikan dapat dipecahkan

secara komprehensif, integrated, dan tidak parsial. Melihat

sebagian besar jasa yang dimainkan oleh filsafat ini, tidak

mengherankan jika al-Syaibani lebih lanjut mengatakan seharusnya

filsafat pendidikan, amaliah pendidikan, dan pengajaran mendapat

penghargaan dan penghormatan dari pihak-pihak pengajar, para

guru, dan orangorang yang berkiprah dalam bidang pendidikan.

Dengan penghargaan dalam arti memanfaatkan jasa filsafat

pendidikan ini dengan sebaik-baiknya, mereka akan memiliki

sandaran dan rujukan intelektual yang berguna untuk membela

tindakan-tindakannya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.12

B. Pendekatan Studi Filsafat Pendidikan Islam

Adapun pendekatan dalam studi filsafat pendidikan Islam, yaitu;13

1. Pendekatan Normatif

12 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam,… h. 19.13Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 132-133.

12

Page 13: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

Norma, artinya nilai, juga berarti aturan atau hukum-hukum. Norma

menunjukkan keteraturan suatu sistem. Nilai juga menunjukkan baik buruk,

berguna tidak bergunanya sesuatu. Norma juga tidak menunjukkan arah gerak

suatu aktivitas.

Menurut filsafat Islam, sumber nilai adalah Tuhan dan semua bentuk

norma akan mengarahkan manusia kepada Islam. Pendekatan normatif

dimaksudkan adalah mencari dan menetapkan aturan-aturan dalam kehidupan

nyata, dalam filsafat Islam bisa disebut sebagai pendekatan syar’iyah, yaitu

mencari ketentuan dan menetapkan ketentuan tentang apa yang boleh dan yang

tidak boleh menurut syar’iyah Islam. Obyeknya adalah keterkaitan dengan

tingkah laku dan amal perbuatan metode ijtihad dalam fiqh seperti istihsan,

maslahah mursalah, al-‘adah muhakkamah, adalah merupakan contoh-contoh

metode normative dalam system filsafat Islam.

2. Pendekatan Historis

Historis artinya sejarah, yaitu mengambil pelajaran dari peristiwa dan

kejadian masa lalu. Suatu kejadian atau peristiwa dalam pandangan

kesejarahan terjadi karena hubungan sebab akibat, dan terjadi dalam suatu

setting situasi kondisi dan waktunya sendiri-sendiri. Dalam system pemikiran

filsafat, pengulangan sejarah (peristiwa sejarah) yang sesungguhnya tidak

mungkin terjadi. Perirtiwa sejarah berguna untuk memberikan petunjuk dalam

membina masa depan.

Dengan demikian peristiwa-peristiwa sejarah banyak manfaatnya untuk

pendidikan. Ayat-ayat al-Qur’an banyak yang menganjurkan untuk mengambil

pelajaran dari sejarah. Dalam sistem filsafat Islam, penggunaan sunnah Nabi

SAW sebagai sumber hukum, penelitian-penelitian akan hadist-hadist yang

menghasilkan pemisahan antara hadist palsu dan hadist sahih, pada hakikatnya

13

Page 14: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

merupakan contoh praktis dari penggunaan analisa historis dalam filsafat

pendidikan Islam.

3. Pendekatan ilmiah

Pendekatan ilmiah terhadap masalah aktual, yang pada hakikatnya

merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari pola berfikir rasional,

empiris dan eksperimental yang telah berkembang pada masa jayanya filsafat

dalam Islam.

Demikian, beberapa pendekatan filosofis yang mungkin digunakan dalam

memecahkan problematika pendidikan dikalangan umat islam. Adapun

pendekatan mana yang kiranya efektif dan efisien tentunya tergantung kepada

sifat, bentuk dan ciri khusus problema yang dihadapi. Yang jelas bahwa masalah

pendidikan adalah masalah manusia yang menurut ajaran Islam adalah merupakan

Khalifah Allah dan memiliki potensi-potensi manusiawi, maka pendekatan filsafat

pendidikan Islam, haruslah pendekatan yang melibatkan seluruh aspek dan potensi

manusiawi.

14

Page 15: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ibarat sebuah bangunan rumah, maka bangunan filsafat

pendidikan Islam itu mencakup berbagai dimensi, yaitu pertama,

dimensi bahan-bahan dasar yang menentukan kuat atau tidaknya

suatu fondasi bangunan. Dalam konteks filsafat pendidikan Islam,

sumber-sumber atau semangat pemikiran berasal dari para

pemikir pendidikan Islam itu sendiri. Kedua, dimensi fondasi

bangunan itu sendiri, yang berupa prinsip atau dasar dan asas

(kebenaran yang menjadi pokok dasar) berpikir dalam menjawab

persoalan-persoalan pokok pendi dikan yang termuat dalam si

stem (komponenkomponen pokok aktivitas) pendidikan Islam.

15

Page 16: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

Ketiga, adalah dimensi tiang penyangga yang berupa struktur

ide-ide dasar serta pemikiranpemikiran yang fundamental yang

telah dirumuskan oleh pemikir pendidikan Islam itu sendiri

dalam mengembangkan, mengarahkan, dan memperkokoh

bangunan sistem pendidikan Islam.

Berdasarkan pada kutipan di atas, timbul kesan bahwa kegunaan

dan fungsi filsafat pendidikan ternyata amat strategis. Ia seolah-

olah menjadi acuan dalam memecahkan berbagai persoalan

dalam pendidikan. Hal ini disebabkan karena yang diselesaikan

filsafat pendidikan itu adalah bidang filosofisnya yang menjadi

akar dari setiap permasalahan pendidikan.

2. Demikian, beberapa pendekatan filosofis yang mungkin digunakan dalam

memecahkan problematika pendidikan dikalangan umat islam. Adapun

pendekatan mana yang kiranya efektif dan efisien tentunya tergantung

kepada sifat, bentuk dan ciri khusus problema yang dihadapi. Yang jelas

bahwa masalah pendidikan adalah masalah manusia yang menurut ajaran

Islam adalah merupakan Khalifah Allah dan memiliki potensi-potensi

manusiawi, maka pendekatan filsafat pendidikan Islam, haruslah pendekatan

yang melibatkan seluruh aspek dan potensi manusiawi.

B. Saran

Dari penulisan makalah ini penyusun beranggapan bahwa masih jauh dari

kata sempurna, maka dari itu Saran, kritik dan masukan sangat penulis harapkan

dari seluruh pihak dalam proses membangun mutu makalah ini dan menjadi bahan

perbandingan kedepannya agar jauh lebih baik dari sebelunnya.

16

Page 17: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama 2005.

Ahmad Ali Riyadi, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Penerbit Teras, 2010.

H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1993.

Lihat A. Syafi’i Ma’arif, et al., Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia, Bandung: Mizan, 1993.

Lihat Howard A. Ozmon, et al., Philosophical and Foundations of Education, New Jersey: Prentice-Hall, Inc, 1995.

Lihat Mochtar Buchori, Pendidikan dalam Pembangunan, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994.

Lihat Muslim Abdurrahman, Islam Transformatif, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995.

17

Page 18: astihome.files.wordpress.com  · Web viewAlhamdulillah tidak henti-hentinya kita berdo’a dan mengharap semoga Allah SWT. Senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita

Lihat Rupert C. Lodge, Philosophy of Education, New York: Harper&Brothers, 1947.

Lihat William H. Kilpatrick, Philosophy of Education, New York: MacMillan Coy, 1957.

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

18