wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

68
TUGAS KELOMPOK Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Profesi Kependidikan Dosen Pengampu Prof. Dr. H. Juhri AM, Mpd. JUDUL : WAWASAN SUPERVISI PENDIDIKAN DAN KEPENGAWASAN SEKOLAH Disusun Oleh : FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO MARET 2013 1

Upload: ig-fandy-jayanto

Post on 23-Jun-2015

9.967 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

TUGAS KELOMPOK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Profesi Kependidikan

Dosen Pengampu Prof. Dr. H. Juhri AM, Mpd.

JUDUL :

WAWASAN SUPERVISI PENDIDIKAN DAN KEPENGAWASAN SEKOLAH

Disusun Oleh :

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

MARET 2013

1

Page 2: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka

penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berkaitan dengan “Wawasan

Suprvisi Pendidikan dan Kepengawasan sekolah”. Penulisan makalah merupakan salah

satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Profesi Kependidikan

Semester 4.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,

khususnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Juhri Abdul Muin,M.Pd sebagai pengampu mata kuliah Profesi

Kependidikan.

2. Rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam

penyelesaian makalah ini.

3. Kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi dan semangat serta doa.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada

mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai

ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Metro, Maret 2013

2

Page 3: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................i

Kata Pengantar...........................................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Tujuan Penulisan Makalah........................................................................2

C. Sistematika Penulisan Makalah.................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Supervisi Pendidikan.................................................................................3

B. Kepengawasan Sekolah.............................................................................17

C. Ppengembangan Profesi Pengawasan Sekolah..........................................26

D. Penyusunan Program Pengawasan Sekolah..............................................30

BAB III PENUTUP

A. Tanggapan.................................................................................................43

B. Kesimpulan................................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang makalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah

melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya

pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan

dikembangkan terus-menerus.

Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan

maupun program dalam jabatan. Tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan

terlatih dengan baik dan kualified. Potensi sumber daya guru itu perlu terus bertumbuh dan

berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial. Selain itu pengaruh

perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar

menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas

masyarakat.

Masyarakat mempercayai, mengakui dan menyerahkan kepada guru untuk

mendidik tunas-tunas muda dan membantu  mengembangkan potensinya secara

professional. Kepercayaan, keyakinan, dan penerimaan ini merupakan substansi dari

pengakuan masyarakat terhadap profesi guru. Implikasi dari pengakuan tersebut

mensyaratkan guru harus memiliki kualitas yang memadai. Tidak hanya pada tataran

normatif saja namun mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi

personal, professional, maupun kemasyarakatan dalam selubung aktualisasi kebijakan

pendidikan.Hal tersebut lantaran guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui

kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan

mutu pendidikan harus dimulai dari aspek "guru" dan tenaga kependidikan lainnya yang

4

Page 5: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu manajemen

pendidikan yang professional.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang hendak dibahas dalam

makalah ini adalah mengapa guru memerlukan layanan supervisi pendidikan dan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan dalam pembinaan profesional melalui supervisi

pengajaran sebagai upaya peningkatan profesionalisme guru.

B. Tujuan Penulisan Makalah

1. Tujuan Empirik

a. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti mata kuliah profesi kependidikan.

b. Melatih diri dan kelompok untuk mengembangkan wawasan yang berhubungan

dengan Wawasan Supervisi Pendidikan Dan Kepengawasan Sekolah.

2. Tujuan Teoritik

a. Untuk mengkaji dan dan membahas teori-teori yang berhubungan dengan wawasan

supervisi pendididkan dan kepengawasan sekolah dan aspek-aspek yang dikaji di

dalam wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah.

b. Untuk mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan wawasan supervisi

pendidikan dan kepengawasan sekolah.

C. Sistematika Penulisan Makalah

BAB I Pendahuluan

Pada pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan

makalah, dan sistematika penulisan makalah.

BAB II Pembahasan

5

Page 6: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

Pada bab pembahasan berisi tentang supervisi pendidikan,kepengawasan

sekolah, pengembangan profesi pengawas sekolah, dan penyusunan program

pengawasan sekolah.

BAB III Penutup

Pada bab III berisi tentang tanggapan individu dan kelompok dan kesimpulan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. SUPERVISI PENDIDIKAN

1. Pengertian Supervisi

Dalam buku Basic Principle of Supervision, Adams dan Dickey (1959:2)

mendefinisikan supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki

pengajaran.Program tersebut adalah perbaikan hal belajar dan mengajar.

Dalam Dictionary of Education, Good Carter (1959) memberikan pengertian

bahwa supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru

dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi,

menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru, merevisi tujuan-tujuan

pendidikan, bahan pengajaran, metode, dan evaluasi pengajaran (Sahertian,2008: 17).

Menurut Burton dan Bruckner (1955:1),supervise adalah suatu teknik pelayanan

yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama factor-faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Menurut pandangan Kimball Wiles yang menjelaskan bahwa supervisi adalah

bantuan yang diberikan untuk memperbaiki situasi belajar –mengajar agar lebih

baik.Situasi belajar-mengajar di sekolah akan lebih baik tergantung pada ketrampilan

supervisor sebagai pemimpin.

Seorang supervisor yang baik memiliki lima ketrampilan dasar yaitu:

6

Page 7: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

1) Ketrampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan,

2) Ketrampilan dalam proses kelompok,

3) Ketrampilan dalam kepemimpinan pendidikan,

4) Ketrampilan dan mengatur personalia sekolah,

5) Ketrampilan dalam evaluasi .

Secara morfologis Supervisi berasalah dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super

dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan

inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan

oleh atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada

dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human,

manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak

mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat

diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu

bagian yang perlu diperbaiki.

Good Carter memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas

sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran,

termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan

merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan

evaluasi pengajaran.

Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir,

mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik

secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam

mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan

membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap

berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern.

Wilem Mantja (2007) mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan

supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar

(PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu;

perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan

7

Page 8: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

Menurut Kimball Wiles (1967)Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut

: “Supervision is assistance in the development of a better teaching learning situation”.

Ross L (1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru

yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.

Menurut Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang

direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan

secara efektif.

2. Kompetensi Supervisor

Supervisor yang kompeten adalah supervisor yang melaksanakan kewajibanya

secara efektif. Kompetensi-kompetensi yang perlu dimiliki adalah :

a. Supervisor harus orang yang beragama,

b. Supervisor harus berperikemanusiaan ,

c. Supervisor harus berprasaan sosial,

d. Supervisor harus bertindak demokratis ,

e. Supervisor harus memiliki kepribadian yang simpatik,

f. Supervisor harus terampil dalam berkomunikasi,

g. Supervisor harus bersikap ilmiah,

h. Supervisor harus menguasai teknik-teknik supervisi,

i. Supervisor harus bekerja berdasarkan tujuan,

j. Supervisor harus dapat membuat alat evaluasi dan dalam rangka supervisinya

mempergunakan alat evaluasi itu,

k. Supervisor harus patuh pada etika jabatanya.

3. Tujuan Supervisi

Menurut Sahertian (2000:19),tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan

bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dikelas yang pada giliranya dapat

8

Page 9: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

meningkatkan kualitas belajar siswa.Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi

juga untuk pengembangan potensi dan kualitas guru.

Menurut Olive bahwa sasaran supervisi pendidikan adalah :

a) Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah,

b) Meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah,

c) Mengembangkan kemampuan seluruh staf di sekolah.

4. Prinsip Supervisi

Menurut Baharuddin Harahap (1983:8),prinsip supervise adalah:

1) Supervisi merupakan bagian dari supervisi pendidkan sebagai satu kesatuan,

2) Supervisi harus dilaksanakan seefektif mungkin,

3) Supervisi menjelaskan tujuan dan sasaran pendidikan,

4) Supervisi membantu menciptakan hubungan manusiawi antar staf sekolah,

5) Tanggung jawab program supervisi terletak pada guru ,kepala sekolah dan

pemilik/pengawas,

6) Supervisi akan efektif jika biaya supervisi disediakan

7) Supervisi harus memperhatikan dan mampu menerangkan hasil penemuan.

Prinsip Supervisi yang dilaksanakan adalah:

a) Prinsip ilmiah,

b) Prinsip demokratis,

c) Prinsip kerja sama,

d) Prinsip konstruktif dan kreatif.

5. Fungsi Supervisi

Menurut Baharuddin Harahap (1983:6) fungsi supervise adalah :

a) Supervisi dapat menemukan kegiatan yang sudah sesuai dengan tujuan,

b) Supervisi dapat menemukan kegiatan yang belum sesuai dengan tujuan,

9

Page 10: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

c) Supervisi dapat memberikan keterangan tentang apa yang perlu dibenahi lebih

dahulu,

d) Melalui supervisi dapat diketahui petugas (guru,kepala sekolah) yang perlu ditatar,

e) Melalui supervisi dapat diketahui petugas yang perlu diganti,

f) Melalui supervisi dapat diketahui buku yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran,

g) Melalui supervisi dapat diketahui kelemahan kurikulum,

h) Melalui supervisi mutu proses belajar mengajar dapat ditingkatkan,

i) Melalui supervisi sesuatu yang baik dapat dipertahankan.

Menurut Swearingen (Sahertian, 2008: 21) terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:

a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah meliputi:

1) Usaha Tiap Guru

Guru ingin mengemukakan ide dan menguraikan materi pelajaran menurut

pandangannya ke arah peningkatan. Usaha-usaha yang bersifat individu

tersebut perlu dikoordinasi. Itulah fungsi supervisi.

2) Usaha-usaha Sekolah

Sekolah dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas setiap

kegiatan sekolah, termasuk program-program sepanjang tahun ajaran, perlu ada

koordinasi yang baik.

3) Usaha-usaha Bagi Pertumbuhan Jabatan

Setiap guru ingin bertumbuh dalam jabatannya. Oleh karena itu, guru selalu

belajar terus menerus, mengikuti seminar, workshop, dan lain-lain. Mereka

berusaha meningkatkan diri agar lebih baik. Untuk itu, perlu ada koordinasi

yang merupakan tugas dari supervisi.

a. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah

Kepemimpinan merupakan suatu ketrampilan yang harus dipelajari dan

membutuhkan latihan yang terus-menerus. Salah satu fungsi supervisi

adalah melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki

ketrampilan dalam kepemimpinan di sekolah.

b. Memperluas pengalaman guru-guru

10

Page 11: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

Supervisi harus dapat memotivasi guru-guru untuk mau belajar dari

pengalaman nyata dilapangan. Melalui pengalaman baru ini mereka dapat

belajar untuk memperkaya pengetahuan mereka.

c. Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif

Seorang supervisi harus bisa memberikan stimulus agar guru-guru tidak

hanya berdasarkan instruksi atasan, tetapi mereka adalah pelaku aktif dalam

proses belajar mengajar.

d. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus

Penilaian yang diberikan harus bersifat menyeluruh dan kontinu.

Mengadakan penilaian secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari

supervisi pendidikan.

e. Menganalisis situasi belajar mengajar

Tujuan dari supervisi adalah untuk memperbaiki situasi belajar mengajar.

Penganalisisan memberi pengalaman baru dalam menyusun strategi dan

usaha ke arah perbaikan.

f. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan

Supervisi berfungsi untuk memberikan dorongan stimulasi dan membantu

guru agar dapat mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan mengajar.

g. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-

tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

6. Peranan Supervisi

Seorang supervisor dapat berperan sebagai:

a. Koordinator,

b. Konsultan,

c. Pemimpin kelompok,

d. Evaluator.(Peter F.Olivia,1976:19-20)

7. Objek Supervisi

11

Page 12: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

Menurut Sahertian (2000 : 26), objek pengkajian supervisi ialah perbaikan situasi

belajar-mengajar dalam arti yang luas. Sedangkan Olivia dalam bukunya Supervision for

Today’s Schools menggunakan istilah domain. Ia mengemukakan sasaran supervisi

pendidikan meliputi tiga domain, yaitu:

a. Memperbaiki pengajaran,

b. Pengembangan kurikulum, dan

c. Pengembangan staf.

Objek supervisi di masa yang akan datang mencakup:

a. Pembinaan kurikulum,

b. Perbaikan proses pembelajaran,

c. Pengembangan staf, dan

d. Pemeliharaan dan perawatan moral serta semangat kerja guru-guru.

8. Model Supervisi

Beberapa model supervisi pendidikan menurut Sahertian, (2000 : 34) adalah sebagai

berikut.

a. Model Konvensional (Tradisional)

Model ini tidak lain merupakan refleksi kondisi masyarakat pada suatu saat.

Perilaku supervisi ialah mengadakan inspeksi untuk mencari serta menemukan

kesalahan. Kadang-kadang model ini bersifat menggurui.

b. Model Ilmiah

Model ini mempunyai ciri-ciri: terencana, kontinyu, sistematis, prosedural,

objektif, dan menggunakan instrumen.

c. Model Klinis

Supervisi model klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada

peningkatan mengajar melalui siklus yang sistematik, baik dalam perencanaan,

12

Page 13: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar

yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.

Adapun karakteristik supervisi klinis menurut Ibrahim Bafadal (2004 : 67)

adalah sebagai berikut.

1) Supervisi klinis berlangsung dalam bentuk hubungan tatap muka antara

supervisor dan guru;

2) Tujuan supervisi klinis adalah untuk pengembangan provesional guru;

3) Kegiatan supervisi klinik ditekankan pada aspek-asek yang menjadi perhatian

guru serta observasi kegiatan pengajaran di kelas;

4) Observasi harus dilakukan secara cermat dan mendetail;

5) Analisis terhadap hasil observasi harus dilakukan bersama antara supervisordan

guru, serta

6) Hubungan antara supervisordan guru harus bersifat kolegial bukan otoritarian.

d. Model Artistik

Mengajar adalah suatu pengetahuan (know-ledge), mengajar itu suatu

keterampilan (skill), tapi mengajar juga suatu kiat (art). Demikian juga dengan

supervisi, yang merupakan suatu pengetahuan, suatu keterampilan, dan juga suatu

kiat (artistik).

9. Pendekatan Supervisi

Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi modern didasarkan pada

prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan atau teknik pemberian supervisi, sangat

bergantung kepada prototipe guru.

Sahertian (2000 : 46-52) mengemukakan beberapa pendekatan, perilaku supervisor

berikut.

a. Pendekatan langsung (direktif)

Pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat

langsung. Supervisor memberikan arahan langsung, sudah tentu pengaruh perilaku

supervisor lebih dominan. Pendekatan direktif ini berdasarkan pada pemahaman

terhadap psikologis behavioristis. Prinsip behaviorisme ialah bahwa segala

13

Page 14: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

perbuatan berasal dari reflek, yaitu respons terhadap rangsangan/stimulus. Oleh

karena guru memiliki kekurangan, maka perlu diberikan rangsangan agar ia bisa

bereaksi lebih baik. Supervisor dapat menggunakan penguatan (reinforcement) atau

hukuman (punishment). Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan perilaku

supervisor seperti berikut ini.

1) Menjelaskan,

2) Menyajikan,

3) Mengarahkan,

4) Memberi contoh,

5) Menerapkan tolak ukur, dan

6) Menguatkan.

b. Pendekatan tidak langsung (Non-Direktif)

Yang dimaksud dengan pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara

pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku

supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu

mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan oleh guru. Ia memberi

kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan permasalahan

yang mereka alami. Pendekatan non-direktif ini berdasarkan pada pemahaman

psikologis humanistik. Psikologi humanistik sangat menghargai orang yang akan

dibantu. Oleh karena pribadi guru yang dibina begitu dihormati, maka ia lebih

banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi guru-guru. Guru

mengemukakan masalahnya. Supervisor mencoba mendengarkan, dan memahami

apa yang dialami. Perilaku supervisor dalam pendekatan non-direktif adalah

sebagai berikut.

1) Mendengarkan,

2) Memberi penguatan,

3) Menjelaskan,

14

Page 15: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

4) Menyajikan, dan

5) Memecahkan masalah.

c. Pendekatan Kolaboratif

Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara

pendekatan direktif dan non-direktif menjadi suatu cara pendekatan baru. Pada

pendekatan ini, baik supervisor maupun guru bersama-sama bersepakat untuk

menetapkan struktur proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan

terhadap masalah ya ng dihadapi guru. Pendekatan ini didasarkan pada psikologi

kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah perpaduan antara

kegiatan individu dengan lingkungan yang pada gilirannya akan berpengaruh

dalam pembentukan aktivitas individu. Dengan demikian, pendekatan dalam

supervisi berhubungan pada dua arah; dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.

Perilaku supervisor dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut.

1) Menyajikan,

2) Menjelaskan,

3) Mendengarkan,

4) Memecahkan masalah,

5) Negosiasi.

Ketiga macam pendekatan sudah dikemukakan, yaitu pendekatan langsung

(direktif), pendekatan tidak langsung (non-direktif), dan pendekatan kolaboratif.

Sudah tentu pendekatan itu diterapkan melalui tahap-tahap kegiatan pemberian

supervisi sebagai berikut.

1) Percakapan awal (pre-conference)

2) Observasi

3) Analisis/interprestasi

4) Percakapan akhir

15

Page 16: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

5) Analisis akhir

6) Diskusi

10. Teknik Supervisi

Umumnya alat dan teknik supervisi dapat dibedakandalam dua macam alat/teknik.

(John Minor Gwyn, 1963 : 326-327). Teknik yang bersifat individual, yaitu teknik

yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual dan teknik yang bersifat

kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu guru.

a. Teknik yang bersifat individual

1) Kunjungan kelas

2) Observasi kelas

3) Percakapan peribadi

4) Inter-visitasion (saling mengunjungi kelas)

5) Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar

6) Menilai diri sendiri

b. Teknik-teknik yang bersifat kelompok

Teknik-teknik yang bersifat kelompok adalah teknik-teknik yang

dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan menggabungkan sejumlah guru

dalam satu kelompok. Misalnya:

1) Pertemuan orientasi bagi guru baru

2) Panitia penyelenggara

3) Rapat guru

4) Studi kelompok antarguru

16

Page 17: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

5) Diskusi sebagai proses kelompok

6) Tukar-menukar pengalaman

7) Lokakarya (Workshop)

8) Diskusi panel

9) Seminar

10) Simposium

11) Demonstrasi mengajar

12) Perpustakaan jabatan

13) Buletin supervisi

14) Membaca langsung

15) Mengikuti kursus

16) Organisasi jabatan

17) Laboratorium kurikulum

18) Field Trips (perjalanan sekolah untuk staf)

(Sahertian, 2000 : 52-125).

11. Ruang Lingkup Supervisi

Ruang lingkup supervisi menurut Baharuddin Harahap (1983 : 8) adalah sebagai

berikut.

a. Supervisi dalam administrasi personalia untuk melihat apakah ada kartu pegawai,

bagaimana kenaikan pangkat, bagaimana pembagian tugas dan sebagainya.

b. Supervisi dalam pemeliharaan gedung dan alat-alat seperti kursi, meja, dan lain-

lain.

17

Page 18: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

c. Supervisi dalm penyelenggaraan perpustakaan untuk melihat bagaimana petugas

perpustakaan melayani pengunjung, fasilitas baca yang disediakan, ketertiban

dalam ruang baca dan sebagainya.

d. Supervisi dalam administrasi keunangan untuk melihat apakah pengeluaran sesuai

dengan volume, ketetapan pembayaran gaji dan sebagainya.

e. Supervisi dalam pengelolaan kafetaria untuk melihat kebersihan dan kualitas

makana dan lain-lain.

f. Supervisi dalam kegiatan kurikuler untuk melihat macam-macam kegiatan pengisi

waktu dan lain-lain

12. Supervisi Pembelajaran

a. Arah supervisi pembelajaran

18

S

U

P

E

R

V

I

S

I

BANTUAN

PENILIK/

PENGAWASAN

Kepala Sekolah

Guru : Tingkatan kualitas

PBM -> Hasil Belajar

Page 19: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

Gambar 4.1 Bagan arah supervisi pembelajaran

b. Hambatan Kegiatan Supervisi

1) Over-administration

2) Tatap muka supervisor guru minim

3) Supervisor ketinggalan perkembangan teknologi pembelajaran.

4) Komunikasi supervisor guru, model atasan-bawahan.

5) Kurang memanfaatkan guru lain sebagai supervisor.

6) Ada kalanya supervisor guru merasa lebih berpengalaman, otoriter, sempurna.

c. Tujuan Supervisi

1) Memperbaiki tujuan pembelajaran

2) Memperbaiki bahan ajar.

3) Memperbaiki pendekatan, model, metode, teknik pebelajaran dan metode

pembelajaran.

4) Memperbaiki pembimbingan siswa.

5) Memperbaiki sikap guru.

19

Supervisor Lainnya

Page 20: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

d. Prinsip Supervisi

1) Ilmiah

2) Kooperatif

3) Konstruktif

4) Realistik

5) Progresif

6) Inovatif

7) Rasa aman bagi guru

8) Kesempatan evaluasi diri

e. Teknik Supervisi

1) Kunjungan kelas

2) Pertemuan pribadi

3) Rapat dewan guru

4) Kunjungan antarsekolah

5) Kunjungan antarkelas

6) Pertemuan dalam kelompok kerja

7) Penerbitan buletin

f. Supervisi Ramah Anak

Anak senang jika: guru memiliki keahlian lain (misalnya bernyanyi, dsb), tidak

membeda-bedakan anak, memahami anak, memenuhi kebutuhan anak, di kelas,

tidak mudah marah, humoris, sehat, berwawasan luas, mampu menjawab

pertanyaan.

g. Supervisi Klinis (teacher-centered)

20

Page 21: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

1) Episode pertemuan awal: keterbukaan, review RP, pengembangan instrumen

bersama, komitmen.

2) Episode observasi kelas (dalam arti luas)

3) Episode pertemuan balikan (laporan hasil observasi, pertimbangan guru,

perbaikan PBM).

B. KEPENGAWASAN SEKOLAH

1. Dasar Hukum dan Pengertian

Sesuai dengan UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sesdiknas,PP Nomor 16

Tahun 1994 tentang jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil,dan KEMENPAN Nomor 18

Tahun 1996 tentang jabatan Fungsional pengawas dan Angka kreditnya,antara lain

dinyatakan bahwa untuk mening katkan mutu profesionalisme dan pembinaan karier PNS

perlu di tetapkan jabatan fungsional.

Pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas ,tanggung

jawab,dan wewnang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan

penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan

pendidikan pra sekolah,sekolah dasar , dan sekolah menengah(Kep Mendiknut RI Nomor

020/U/1998).

2. Ruang lingkup

Ruang lingkup tugas pengawas sekolah meliputi hal-hal berikut:

1) Kegiatan pengawasan yang di lakukan oleh pengawas sekolah di lingkungan

Departemen Pendidikan Nasional adalah menilai dan membina penyelenggaraan

pendidikan pada sekolah .

2) Kegiatan pengawasan yang di lakukan oleh pengawas sekolah dalam

penyelenggaraan pendidikan di lingkungan Departemen Pendidikan Agama adalah

menilai dan membina lingkungan departemen pendidikan dan kebudayaan.

21

Page 22: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

3) Kegiatan pengawsan yang di lakukan oleh pengawas sekolah di lingkungan

departemen di luar Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama

adalah menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sekolah kedinasan

di lingkungan departemen yang bersangkutan untuk mata pelajaran/rumpun mata

pelajaran tertentu(Juknis Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah,2000,8).

3. Kedudukan Pengawas Sekolah

a. Pengawas sekolah bertugas melakukan pengawas I TK/SD/SDLB/ Sekolah

Menengah,dimana dalam pelaksanaan pengawsasannya di kordinasikan oleh

kordinator pengawas sekolah.

b. Kedudukan pengawas sekolah berada di bawah kantor dinas kabupaten/kota.

4. Jenis Pengawas Sekolah

Berdasarkan sifat,tugas,dan kegiatannya terdapat jenis pengawas sekolah yaitu

sebagai berikut.

a. Pengawas sekolah TK/SD/SDLB adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas,

tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam menilai dan membina

penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu, baik negeri dan

swasta ditaman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah dasar luar biasa untuk

seluruh mata pelajaran, kecuali pendidikan agama dan penjaskes.

b. Pengawas sekolah Rumpun matapelajaran adalah pengawas sekolah yang

mempunyai tugas tanggungjawab dan wewenang secara penuh dalam menilai dan

membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu baik negeri

maupu nswasta, yang meliputi sekolah dasar pendidikan agama dan penjaskes,

SLTP, SMU, dan SMK.

c. Pengawas sekolah pendidikan luar biasa adalah pengawas sekolah yang mempunyai

tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam menilai dan membina

penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu, baik negeri dan swasta

di SLTP,SMU,SMK.

22

Page 23: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

d. Pengawas sekolah bimbingan dan konselinga dalah pengawas sekolah yang

mempunyai tugas, tanggungjawab , dan wewenang secara penuh dalam menilai dan

membina penyelenggaraan pendidikan di tingakat SLTP, SMU, SMK.

5. Pembina dan Pengawas

a. Pembinaan secara nasional dilakukan oleh aparat Dirjen dikdasmen, dalam hal ini

Direktorat pendidikan Guru dan teknis dan sekjen Depdiknas, yang dalam hal ini

Biro kepegawaian.

b. Pembinaan tingkat propinsi dilakukan oleh aparat dinas pendidikan propinsi yang

dalam hal ini merupakan bidang pendidikan guru dan bagian kepegawaian, sedang

pada tingkat kabupaten/kota oleh kepala dinas pendidikan .

c. Pengawas dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional yaitu Inspektorat Jenderal

Departemen yang bersagkutan.

6. Sasaran Pembinaan dan Pegawasan

Hal yang menjadi sasaran pembinaan dan pengawasan adalah sebagi berikut:

a. Pelaksanaan pengawasan sekolah

b. Pencapaian prestosi kerja pengawas sekolah beserta bukti-buktinya

c. Hambatan ,masalah dan kelemahan atau kesulitan yang ada dalam penetapan

keputusan tentang jabatan fungsional pengawas sekolah .

7. Prosedur dan Kegunaan

a. pembinaan dan pengawasan dilakukan sesuai dengan prosedur yang selama ini

diberlakukan.

b. pembinaan dan pengawasan digunakan untuk:

23

Page 24: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

1) Memperoleh data dan informasiTentang pelaksanaan penerapan angka kredit

bagi pengawas sekolah sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan

untuk memecah suatu masalah.

2) Mencegah terjadinya kesalahan, penyalahgunaan dan hal-hal yang negative

dalam penerapan angka kredit bagi pengawas sekolah , baik coordinator

pengawas sekolah, tim penilai/ pejabat yang berwenang menetapkan angka

kredit maupun pengelola.

3)

8. Pelaporan

a) Setiap pejabat yang melakukan pemantauan dan pengawasan wajib melaporkan

hasilnya secara bertingkat dan berjenjang.

b) Kepala dinas propinsi yang bersangkutan melaporkan hasil pembinaan dan

pengawas kepala Direktur jenderal yang terkait dan sekretariat jenderal.

c) Penerima laporan wajib mengolah laporan dan selanjutnya melaporkan kepada

atasan langsung .

d) Inpektorat Jenderal melaporkan hasil pengawasannya kepada menteri melalui sekjen

dan dirjen.

e) Dirjen yang terkait dan sekjen yang bersangkutan wajib menindak lanjuti laporan

tersebut dan berkoordinasi dengan instansi terkait.

9. Tugas Pengawas

a. Member penilaian.

Yang dimaksud penilaian adalah menentukan derajat kualitas berdasarkan criteria.

b. Memberikan pembinaan

Yang dimaksud pembinaan adalah memberikan arahan ,bimbingan , contoh dan

saran dalam pelaksanaan pendidikan sekolah.

24

Page 25: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

10. Dilihat dari fungsinya, penilaian pengawas meliputi hal-hal berikut.

a. Penialaian formatif adalah penilaian untuk mengukur keberhasilan satu satuan

pokok bahasan.

b. Penilaian sumatif adalah penilaian untuk mengukur keberhasilan satu satuan

program semester dan untuk mengukur keberhasilan satu semester

c. Penilaian diagnotis adalah penilaian yang diperuntukan untuk mendiagnosa suatu

masalah

d. Penilaian selektif adalah penilaian yang ditunjukan untuk penjaringan suatu

kebutuhan.

e. Penilaian penetapan adalah penilaian yang dilakukan dalam rangka penetapan bagi

mereka yang telah lulus penyaringan untuk pada keahlian masing-masing.

11. Pembinaan Pengawasan meliputi hal-hal berikut.

a) Memberikan arahan agar pengawas menjadi terarah dan mencapai tujuan

b) Memberikan bimbingan agar mengetahui secara lebih rinci kegiatan yang harus

dilaksanakan dan cara melaksanakannya.

c) Memberi contoh mengajar dan menunjukan cara mengajar yang benar dan kurang

benar

d) Memberi saran-saran kearah peningkatan mutu, terutama peningkatan mutu

pendidikan .

e) Peran Pembina adalahsebagai:

1. Peneliti terutama peningkatan mutu pendidikan

2. Konsultasi/penasehat

3. Fasilitator/pemberi kemudahan

4. Inovator/pelopor pembaruan

25

Page 26: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

5. orang yang mampu mengendalikan diri

f) Prinsip-prinsip pembinaan

1) Pembinaan hendak dimulai dari hal-hal yang positif.

2) Hubungannya hendaknya dilakukan atas dasar hubungan kerbat kerja.

3) Didasarkan pada tindakan yang manusiawi.

4) Dapat mendorong pengembangan potensi, inisiatif dan kreatifitas guru.

5) Pembinaan PBM harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.

6) Pembinaan hendaknya selalu tampil dalam peran yang beragam.

12. Wewenang Pengawas

1. Memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam

melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kodeetik profesi.

2. Menetapkan kinerja guru dan tenaga lain yang diawasi serta fator-faktor yang

mempengaruhi.

3. Menetapkan program pembinaan serta melakukan pembinaan secara langsung

13. Teknik monitoring

a. Kunjungan kelas

b. Observasi kelas

c. Kunjungan antar KKG/KKKS/KKPS

d. System maggang

e. Percakapan pribadi

f. Kunjungan antar sekolah26

Page 27: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

g. Rapat rutin

14. Sasaran dan indikator Monitoring pada :

a. KBM dan pengolahan kelas meliputi:

1) Program persiapan

2) Metode persiapan

3) Materi

4) Perhatian terhadap siswa

5) Pengolahan KBM/kelas

6) Teknik mengajar,dll

b. Sarana dan prasarana, antara lain :

1) Perpustakan

c. Manajemen sekolah, antara lain:

d. Fasilitas lainnya

1) Program pembinaan profesional

2) Monotoring dan supervisi kelas

3) PartisipASI masyarakat adminitrasi sekolah

e. KKG, meliputi:

1) Perencanaan

2) Kegiatan

3) Interaaaaksi

4) Peran tutor dan pemandu

5) Dampak pelihan

6) Fasilitas fisik

7) Dapak dalam KBM

15. Monitoring ke KKG bersifat

a. Kunjungan:

1) Secara periodik

2) Sewaktu-waktu

3) Terprogram

b. Pembinaan

27

Page 28: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

1) Kehadiran

2) KBM yang meliputi

a) Teknik mengajar

b) Penguasaan materi dalam mengajar

c) Cara mwnghidupkan suasana kelas

c. Diskusi makalah

d. Penyelenggaraan KKG

1) Pengolahan

2) Penyediaan dana, dll.

e. KKKS

1) Waktunya:

a) Secara periodik

b) Sewaktu-waktu, dll

2) Materinya:

a) Identifikasi masalah yang dibahas

b) Kesinambungan KS,DLL

f. Monitoring EBTA/NAS, yang perlu diperhatikan:

1. Kepanitiaan

2. Koreksi (silang/tidak)

3. Pengaturan ruang, dll

g. Monitoring PSB (Penerimaan Mahasiswa Baru), meliputi:

1. Pengumuman

2. Panitia

3. Yang mendaftar

4. Yang diterima

5. Yang tidak diterima

6. Orientasi siswa baru

7. Perkenalan dengan guru

8. Perkenalan dengan teman

9. Perkenalan dengan jadwal pelaajaran

10. Perkenalan lingkungan sekolah

11. Penjelasan tata tertib

28

Page 29: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

12. Upacara bendera

29

Page 30: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

C. PENGEMBANGAN PROFESI PENGAWAS SEKOLAH

RINCIAN KEGIATAN PENGAWAS SEKOLAH DAN ANGKA KREDITNYA

NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR

PEMBERIAN ANGKA KREDIT

UKURAN PENILAIAN ANGKA KREDIT

1 2 3 4 5 6

I PENDIDIKAN 1. Mengikut pendidikan sekolah dan memeperoleh gelar/ijazah

a. Doktor Yang sesuai dengan bidang tugas 150

b. Paska Sarjana Yang sesuai dengan bidang tugas 100

c. Sarjana Yang sesuai dengan bidang tugas 75

d. Sarjana Muda/Dip. II/Dip III Yang sesuai dengan bidang tugas 50

13. Mengikuti pendidikan dan pelatihan kedinasan serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan

a. lamanya lebih dari 960 jam Yang sesuai dengan bidang tugas 15

b. lamanya antara 641 - 960 jam Yang sesuai dengan bidang tugas 9

c. lamanya antara 481 - 640 jam Yang sesuai dengan bidang tugas 6

d. lamanya antara 161 - 480 jam Yang sesuai dengan bidang tugas 3

e. lamanya antara 81 -160 jam Yang sesuai dengan bidang tugas 2

f. lamanya antara 30 - 81 jam Yang sesuai dengan bidang tugas 1

II PENGAWAS SEKOLAH

1. Menyusun program pengawasan sekolah

a. Menyusun program tahunan pengawasan sekolah tingkat kabupaten /kotamadya, meliputi :

30

Page 31: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

1. Identitas hasil pengawasan sebelum nya dan kebijaksanaan di bidang pendidikan.

Setiap laporan 0,04

2. Pengolahan dan analisis hasil pengawasan Setiap laporan 0,16

3. Perumusan rancangan program pengawasan

Setiap program 0,24

4. Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program pengawasan

Setiap program 0,12

b. Menyusun program pengawasan sekolah catur wulan yang menjadi tanggung jawab pengawas sekolah masing – masing.

1. pengawas sekolah pratama Setiap laporan 0,05

2. pengawas sekolah muda Setiap program 0,10

3. pengawas sekolah Madya Setiap program 0,15

4. pengawas sekolah Utama Setiap program 0,20

2. Menilai hasil belajar/bim-bingan siswa dan kemampuan guru

a. Menyusun soal/instrumen penilaian.

1. menyusun kisi – kisi dalam rangka penyusunan soal/instrum-en penilaian

Setiap perangkat kisi-kisi 0,15

2. menyusun butir soal/instrumen penilaian Setiap perangkat soal/instrumen penilaian

0,10

3. melaksanakan uji coba soal/instrumen penilaian

Setiap laporan per sekolah 0,04

31

Page 32: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

4. menyempurnakan butir soal/ instrumen penilaian

Setiap perangkat soal/ instrumen penilaian

0,075

b. Melaksanakan penilaian, pengolahan dan analisis data hasil belajar/bimbingan siswa dan kemampuan guru

1) pengawas sekolah pratama

setiap laporan per cawu per sekolah 0,05

2) pengawas sekolah Muda Setiap laporan per cawu per sekolah 0,10

3) pengawas sekolah Madya Setiap laporan per cawu per sekolah 0,15

4) pengawas sekolah Utama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,20

5. Mengumpulkan dan mengolah data sumberdaya pendidikan, proses belajar mengajar/bimbingan, dan lingkungan sekolah

Mengumpulkan dan mengolah data sumberdaya pendidikan, proses belajar mengajar/bimbingan dan lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap perkembangan dan hasil belajar/bimbingan siswa

1) pengawas sekolah pratamaSetiap laporan per cawu per sekolah 0,05

2) pengawas sekolah Muda Setiap laporan per cawu per sekolah 0,10

3) pengawas sekolah Madya Setiap laporan per cawu per sekolah 0,15

4) pengawas sekolah Utama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,20

6. Menganalisis hasil belajar/bimbingan siswa,guru,dan sumber daya pendidikan.

Menganalisis hasil belajar/bimbingan siswa, guru, dan sumber daya pendidikan yang mempengaruhi hasil belajar/bimbingan siswa untuk menentukan jenis pembinaan dengan cara :

a. Melaksanakan analisis sederhana hasil belajar /bimbingan siswa, dengan cara memperhitungkan beberapa faktor sumberdaya pendidikan yang mempengaruhi hasil

32

Page 33: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

belajar/bim-bingan siswa

1. pengawas sekolah pratama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,04

2. sekolah Muda Setiap laporan per cawu per sekolah 0,08

b. Melaksanakan analisis koprehensif hasil belajar/bimbingan siswa dengan cara memperhitungkan beberapa aktor sumberdaya pendidikan yang lebih kompleks termasuk korelasi kemapuan guru dengan hasil belajar/bimbingan siswa

1. pengawas sekolah Madya Setiap laporan per cawu per sekolah 0,12

2. pengawas sekolah Utama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,16

7. Melaksanakan pembinaan kepada guru dan tenagalainya di sekolah

a. Memberikan arahan dan bimbingan kepada guru tentang pelaksanaan proses belajar mengajar/bimbingan siswa

1. pengawas madya Setiap laporan per cawu per sekolah 0,03

2. pengawas Utama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,04

b. Memberika contoh pelaksanaan tugas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar/bimbingan siswa

1. pengawas sekolah pratama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,015

2. pengawas sekolah Muda Setiap laporan per cawu per sekolah 0,03

33

Page 34: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

3. pengawas sekolah Madya Setiap laporan per cawu per sekolah 0,045

4. pengawas sekolah Utama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,06

c. Memberikan saran untuk meningkatkan kemampuan profsionlisme guru kepada pimpinan instansi terkait

1. pengawas Madya Setiap laporan per cawu 0,03

2. pengawas Utama Setiap laporan per cawu 0,04

d. Membina pelaksanaan dan pemeliharaan lingkungan sekolah

1. pengawas sekolah pratama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,02

2. pengawas sekolah Muda Setiap laporan per cawu per sekolah 0,04

8. Menyusun laporan dan evaluasi hasil pengawasan

a. Menyusun laporan hasil pengawasan sekolah per sekolah

1. pengawas sekolah Pratama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,04

2. pengawas sekolah Muda Setiap laporan per cawu per sekolah 0,08

3. pengawas sekolah Madya Setiap laporan per cawu per sekolah 0,12

4. pengawas sekolah Utama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,16

b. Melaksanakan evaluasi hasil pengawasan seluruh sekolah yang menjadi tanggung jawabnya

34

Page 35: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

1. pengawas sekolah Pratama Setiap laporan per cawu 0,17

2. pengawas sekolah Muda Setiap laporan per cawu 0,34

3. pengawas sekolah Madya Setiap laporan per cawu 0,51

4. pengawas sekolah Utama Setiap laporan per cawu 0,68

9. Melaksanakan pembinaan lainya di sekolah selain proses belajar mengaj-ar/bimbingan siswa

a. Membina melaksanakan pengelolaan sekolah

1. pengawas sekolah Setiap laporan per cawu per sekolah 0,03

2. pengawas sekolah utama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,04

b. Memantau dan membimbing pelaksanaan EBTA/EBTANAS

1. pengawas sekolah Pratama Setiap sekolah per tahun 0,02

2. pengawas sekolah Muda Setiap sekolah per tahun 0,04

3. pengawas sekolah Madya Setiap sekolah per tahun 0,06

c. Memantau dan membina pelaksanaan EBTA/EBTANAS

1. pengawas sekolah Pratama Setiap sekolah per tahun 0,02

2. pengawas sekolah Muda Setiap sekolah per tahun 0,04

3. pengawas sekolah Madya Setiap sekolah per tahun 0,06

35

Page 36: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

d. memberikan bahan penilaian dalam rangka akreditas sekolah swasta

1. pengawas sekolah Madya Setiap laporan pertahun 0,06

2. pengawas sekolah Utama Setiap laporan pertahun 0,08

e. memberikan saran penyelesaian kasus shusus di sekolah

1. pengawas sekolah Madya Setiap laporan pertahun 0,04

2. pengawas sekolah Utama Setiap laporan pertahun 0,06

8. Melaksanakan evaluasi hasil pengawasan dari sekolah yang ada di lingkungan kabupaten/kot-amadya.

a. Melaksanakan evaluasi hasil pengawasan per mata pelajaran/bimbingan siswadari seluruh sekolah.

1. pengawas sekolah Madya Setiap laporan pertahun 0,06

2. pengawas sekolah Utama Setiap laporan pertahun 0,08

b. Melaksanakan evaluasi hasil pengawasan seluruh mata pelajaran/bimbingan siswa dari seluruh sekolah

1. pengawas sekolah Utama Setiap laporan pertahun 0,08

9. Melaksanakan tugas di daerah terpencil.

Melaksanakan tugas kepegawaian di daerah terpencil

1. pengawas sekolah Pratama Setiap tahun 5

2. pengawas sekolah Muda Setiap tahun 10

3. pengawas sekolah Madya Setiap tahun 10

36

Page 37: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

4. pengawas sekolah Utama Setiap tahun 10

III PENGEMBANGAN PROFESI

1. Melaksanakan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dalam bidang pendidikan sekolah.

a. Karya ilmiah hasil penelitian/peng-kajian/survei/evaluasi dalam bidang pendidikan sekolah yang di publikasikan:

1. dalam bentuk buku yang di terbitkan dan di edarkan secara nasional

Setiap karya 12,50

2. dalam majalah ilmiah yang di akui oleh departemen yang bersangkutan

Setiap karya 6

b. Karya hasil penelitian/peng-kajian/survei/ev-aluasi dalam bidang pendidikan sekolah yang tidak di publikasikan tetapi di dokumentasikan di perpustakaan

1. dalam bentuk buku Setiap karya 8

2. dalam bentuk makalah Setiap makalah 4

c. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan sekolah yang di publikasikan:

1. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan di edarkan secara nasional

Setiap karya 8

2. dalam majalah ilmiah yang di akui oleh departemen yang bersangkutan

Setiap karya 4

37

Page 38: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

d. Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan sekolah yang tidak di publikasikan, tetapi di dokumentasikan di perpustakaan

1. dalam bentuk buku Setiap buku 7

2. dalam bentuk makalah Setiap makalah 3,50

e. Tulisan ilmiah populer dalam bidang pendidikan sekolah yang di sebar melalui media masa.

Setiap tulisan yang merupakan satu kesatuan

2

f. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan, gagasan, atau tulisan ilmiah dalam pertemuan ilmiah.

Setiap naskah 2,5

g. Menyusun buku pelajaran atau modul,bertaraf:

1) nasional Setiap buku 5

2) propinsi Setiap buku 3

2. Menyusun pedoman pelaksanaan pengawasan sekolah.

Menyusun pedoman pelaksanaan pengawasan sekolah

Setiap pedoman 2

3. Menyusun petunjuk tek-nis pelaksanaan pengawa-san sekolah

Menyusun petunjuk teknis pengawasan pelaksanaan pengawasan sekolah

Setiap petunjuk teknis 2

4. Menciptakan karya seni Menciptakan karya seni di lakukan oleh Setiap karya seni 5

a) perorangan

38

Page 39: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

b) tim, sebagai: Setiap karya seni 3

- ketua Setiap karya seni 2

- Anggota

5. Menemukan teknologi tepat guna

Menemukan teknologi tepat guna dalam bidang pendidikan

Setiiap temuan 5

IV PENUNJANG 1. Melaksanakan kegiatan pendukung pengawasan sekolah

a. Melaksanakan tugas sebagai koordinator pengawas sekolah.

b. Mengikuti seminar/lokakarya,sebagai :

Setiap tahun 4

1. pemasaran Setiap kali 3

2. pembahas/moderator /narasumber Setiap kali 2

3. peserta Setiap kali 1

c. Menjadi anggota dalam organisasi profesi, sebagai:

1. pengurus aktif Setiap tahun 1

2. anggota aktif Setiap tahun 0,5

39

Page 40: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

d. Menjadi delegasi dalam pertemuan ilmiah sebagai:

1. ketua delegasi Setiap kali 3

2. anggota delegasi Setiap kali 2

e. Menjadi anggota Tim penilai jabatan fungsional pegawas sekolah.

f. Mendapat tugas tertentu, sebagai panitia pada:

Setiap tahun 0,5

1. Hari Pendidikan Nasional Setiap kali 0,5

2. Lomba Mata Pelajaran Setiap kali 0,5

3. Lomba keteladanan Setiap kali 0,5

4. Hari Guru Setiap kali 0,5

5. Majelis Pendidikan Kejuruan Setiap kali 0,5

g. Melaksanakan kegiatan pengabdian pada masya-rakat

g. Mendapat penghargaan/ tanda jasa atas prestasi kerjanya pada:

1. Tingkat nasional/internasional Setiap kali memper oleh 3

2. Tingkat provinsi Setiap kali memper oleh 2,5

3. Tingkat kabupaten/kota madya Setiap kali memper oleh 2

h. Gelar kehormatan akademis Setiap gelar 15

i. Mendapat gelar kesarjanaan lainya Setiap gelar sarjana bukan pendidikan 5

40

Page 41: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

1. Sarjana di samping yang telah di peroleh atau sarjana pendidikan yang tidak sesuai dengan bidang tugas

2. Sarjana muda/diploma II/Diploma III Setiap gelar sarjana Muda/Diploma II/Diploma III bukan kependidikan di samping yang telah di peroleh atau sarjana Muda/D.II/D.III bukan kependidikan yang tidak sesuai dengan bidang tugas

3

a. Mengajar/ melatih/menatar guru/pengawas dan/masyarakat

Setiap jam 0,02

b. Sebagai pengurus aktif dalam kegiatan ke masyarakatan.

1. Koprasi 2. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa3. Lembaga Musyawarah desa4. Pembina Kesejahteraan keluarga5. Karang taruna6. Pramuka7. Keolahragaan /kesenian8. Majelis taklim dan sejenis

Setiap tahun setiap kegiatan yang di ikuti dan sekurang-kurangnya tingkat RW.

0,25

c. Kegiatan keagamaan (bagi pengawas sekolah di lingkungan Departemen Agama dan Pengawas sekolah mata pelajaran Pendidikan

41

Page 42: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

Agama) sebagai:

1. Khotib - idul fitri/adha

Setiap kali 2

- sholat jumat Setiap kali 0,25

2. Pemimpin renungan/panatua Setiap kali 2

- natal /paskah Setiap kali 0,25

3. Dharma duta- Waisak/Asad- Aminggu

Setiap kali

Setiap kali

2

0,25

4. Pembawa darma wacana- Nyepi/ciwa latri

Setiap kali 2

- Purnawa Tilem Setiap kali 0,25

5. Penceramah agama - Hari-hari besar agama

Setiap kali 0,5

- Hari-hari biasa Setiap kali 0,1

LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN MENTRI NEGARA

42

Page 43: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

NOMOR : 118/1996

TANGGAL : 30 OKTOBER 199

43

Page 44: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

D. PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN SEKOLAH

1. Latar Belakang

Ditinjau dari ilmu manajemen, tugas Pengawas Sekolah adalah

melaksanakan Pengawasan dapat penyelenggaraan sekolah negeri maupun swasta.

Sedangkan “Pengawasan”adalah bagian dari fungsi manajemen yang

selengkapnya adalah “ Perencanaan-Pengorganisasian-pelaksanaan-Pengawasan-

Penilaian”.

Jadi setiap kegiatan yang akan dilakukan, terutama kegiatan yang memiliki

cakupan yang cukup besar, harus dimulai dengan kegiatan awal yang berupa

“Penyusunan Program”. Demikian juga kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

Pengawas Sekolah, wajib dibuatkan program yang jelas, terinci dan mampu

dilaksanakan, baik secara kelompok maupun perorangan.

2. Dasar

a. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

118/1996 tanggal 30 Oktober 1996 tentang Jabatan Fungsional Pengawas

Sekolah dan Angka Kreditnya.

b. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan kepala

BAKN Nomor 0322/O/1996 dan Nomor 38 tahun 1996 tanggal 30

Oktober 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas

Sekolah dan Angka Kreditnya.

c. Keputusan Mendikbud RI Nomor 020/U/1998 tanggal 6 Februari 1998

tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional

Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

d. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi setiap awal tahun pelajaran

tentang hari libur bagi sekolah dalam lingkungan Dinas Pendidikan

setempat.

44

Page 45: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

3. Tujuan

Program Pengawasan Sekolahdisusun dengan tujuan agar Pengawas Sekolah:

a. Mengetahui keseluruhan sasaran Pengawasan Sekolah;

b. Dapat mengatur kapan, bagaimana dan dengan cara apa masing-masing

sasaran itu akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun pelajaran;

c. Memiliki pedoman operasional dalam melaksanakan tugas Pengawasan

Sekolah selama satu tahun pelajaran yang terbagi menjadi dua semester;

serta

d. Memiliki tolak ukur keberhasilan/ketidakberhasilan dalam melaksanakan

tugas Pengawasan Sekolah.

4. Tenis Program Pengawasan Sekolah

a. Program Tahunan Pengawasan Sekolah Kabupaten/Kota Madya.

b. Program Semester Pengawasan Sekolah Kabupaten/Kota madya.

5. Langkah-langkah Penyusunan Program Sekolah Tingkat

Kabupaten/Kota Madya

a. Langkah pertama yaitu melaksanakan identifikasi hasil pengawasan tahun

sebelumnya dan kewajiban dibidang pendidikan. Tugas ini dilakukan oleh

Pengawas Sekolah Pertama (Gol. III/a dan III/b) dengan cara sebagai

berikut.

1) Acuan utamanya yaitu program tahunan Pengawasan Sekolah

Kabupaten/Kotamadya tahun sebelumnya.

2) Semua kegiatan yang sudah terlaksana selama satu tahun pelajaran

diidentifikasi dan diinventarisasi.

3) semua kegiatan yang bisa terlaksana, kemudian dibandingkan dengan

semua kegiatan yang diprogramkan selama satu tahun pelajaran. 45

Page 46: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

Dengan pembandingan antara kegiatan yang diprogramkan dengan

yang bisa terlaksana, maka akan bisa ditemukan kegiatan mana yang

tidak terlaksana atau belom bisa terlaksana.

4) Hasil identifikasi ini dituangkan dalam suatu format khusus.

b. Langkah kedua yaitu melaksanakan Pengolahan dan Analisis hasil

pengawasan tahun sebelumnya dalam rangka menyusun Program

Tahunan. Pengawasan Sekolah Tingkat Kabupaten/Kotamadya yang

dilakukan oleh Pengawas Muda (Gol. III/c dan III/d). Caranya yaitu

sebagai berikut.

1) Acuan utamanya yaitu hasil identifikasi Program Tahunan

Pengawasan tahun sebelumnya yang telah dilaksanakan oleh

Pengawas Pratama.

2) Semua kegiatan yang belum/tidak terlaksana dicari atau dirumuskan

tindak lanjutnya pada program tahunan selanjutnya. Hasil pengolahan

dan analisis ini dituangkan dalam suatu format khusus.

c. Langkah ketiga yaitu melaksanakan perumusan Rancangan Program

Pengawasan Tahunan yang akan berlangsung dan dilakukan oleh

Pengawas Madya (gol. IV/a , IV/b, IV/c) dengan cara sebagai berikut.

1) Hasil pengolahan dan analisa hasil pengawasan tahun sebelumnya harus

ditindaklanjuti dalam Program Pengawasan yang akan berlangsung.

2) Menginventarisasi sasaran-sasaran dan program yang akan dilakukan.

3) Perumusan ini dituangkan dalam format yang meliputi Program

Pengawasan untuk TK/SD/SDLB/PLB, mata pelajaran/rumpun mata

pelajaran serta BK.

46

Page 47: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

d. Langkah keempat yaitu melaksanakan pemantapan dan penyempurnaan

rancangan Program Sekolah Kabupaten/Kotamadya yang dilaksanakan

oleh Pengawas Utama (Gol. IV/d, IV/e) dengan cara sebagai berikut.

1) Rancangan Pengawasan yang telah disusun oleh Pengawas Madya

dikoreksi, diteliti, bisa ditambah/dikurangi.

2) hasil Pemantapan dan Penyempurnaan ini dituangkan dalam format.

e. Langkah kelima yaitu menetapkan Program Pengawasan Sekolah Tingkat

Kabupaten/Kotamadya dengan cara sebagai berikut.

1) Korwas dengan dibantu oleh sekretaris Korwas menuangkan hasil

pemantapan dan penyempurnaan Program Pengawasan ke dalam suatu

format khusus.

2) Program Pengawasan ini meliputi Program Pengawasan untuk

TK/SD/SDLB, PLB, Mata Pelajaran/Rumpun Pelajaran serta BK.

Program yang sudah jadi ditandatangani oleh Pengawas Sekolah

(Sekretaris Korwas) dan Korwas.

6. Program pengawasan Semester

a. Penyusunan Program Pengawasan Semester

1) Disusun oleh masing-masing Pengawas secara perorangan.

2) Acuan utamanya yaitu Program Pengawasan Sekolah

Kabupaten/Kotamadya.

3) Setiap Pengawas Sekolah memerinci lebih lanjut jenis kegiatan dan

sasaran selama enam bulan (semester I, II).

4) Hasil Penyusunan Program Pengawasan semester dituangkan dalam

format.

b. Kegunaan Program Pengawasan Sekolah Semester

47

Page 48: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

1) Untuk mengetahui lebih rinci tentang jenis kegiatan, sasaran dan waktu

pelaksanaan selama satu semester oleh masing-masing Pengawasan

Sekolah.

2) Untuk dipakai sebagai pedoman operasional oleh masing-masing Pengawas

Sekolah dalam melaksanakan tugas pengawasan selama satu semester.

BAB III

PENUTUP

A. TANGGAPAN

1. Tanggapan individu

Menurut saya: Supervisi pembelajaran dan pengawasan sekolah bisa

dijadikan sebagai arahan bagi guru dalam menjalankan tugas mengajarnya. 48

Page 49: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

Bahwa ketrampilan diperlukan oleh seorang pengawas untuk membantu guru

dalam proses pembelajaran adalah penguasaan tentang supervisi.

Menurut saya: Supervisi sangat diperlukan dalam bidang pendidikan dan

pengajaran karena dapat membantu meningkatkan pribadi dan profesi seorang

guru sehingga dapat memperbaiki pangajaran. Supervisi tidak hanya melihat

kinerja kepala sekolah, guru, dan pegawai sekolah saja akan tetapi juga mencari

jalan keluar apabila terjadi permasalahan.

Menurut saya: Wawasan supervisi dan kepengawasan sekolah sangat

berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan, karena dengan adanya supervisi

kita dapat mempelajari dan memperbaiki cara pengajaran, agar kedepannya

menjadi lebih baik.

Menurut saya: Supervisi dapat meningkatkan kualitas mengajar guru di

kelas dan dapat meningkatkan kualitas belajar siswa, selain itu juga untuk

mengembangkan potensi dan kualitas guru.

2. Tanggapan Kelompok

Menurut pendapat kelompok kami supervisi harus dilakukan karena

melalui supervisi dapat diketahui kegiatan pembelajaran yang sudah sesuai dan

yang belum sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalu supervisi dapat di ketahui

pula tentang apa yang harus dibenahi, petugas yang perlu ditatar, petugas yang

perlu diganti, selain itu dapat pula di lihat kelemahan kurikulum yang sedang

berlangsung,dan melalui supervisi proses belajar dan mengajar dapat ditingkatkan.

B. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan materi dan diskusi kelompok kami,maka dapat

kami simpulkan bahwa dalam Kebijakan pendidikan harus ditopang oleh pelaku

pendidikan yang berada di front terdepan yakni guru melalui interaksinya dalam

49

Page 50: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

pendidikan. Upaya meningkatkan mutu pendidikan perlu dilakukan secara

bertahap dengan mengacu pada rencana strategis. Keterlibatan seluruh komponen

pendidikan (guru, Kepala Sekolah, masyarakat, Komite Sekolah, Dewan

Pendidikan, dan isntitusi) dalam perencanaan dan realisasi program pendidikan

yang diluncurkan sangat dibutuhkan dalam rangka mengefektifkan pencapaian

tujuan.Implementasi kemampuan professional guru mutlak diperlukan sejalan

diberlakukannya otonomi daerah, khsususnya bidang pendidikan. Pelaksanaan

supervisi pengajaran perlu dilakukan secara sistematis oleh kepala sekolah dan

pengawas sekolah bertujuan memberikan pembinaan kepada guru-guru agar dapat

melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaannya, baik

kepala sekolah dan pengawas menggunakan lembar pengamatan yang berisi

aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam peningkatan kinerja guru dan kinerja

sekolah. Untuk mensupervisi guru digunakan lembar observasi yang berupa alat

penilaian kemampuan guru (APKG), sedangkan untuk mensupervisi kinerja

sekolah dilakukan dengan mencermati bidang akademik, kesiswaan, personalia,

keuangan, sarana dan prasarana, serta hubungan masyarakat.

Implementasi kemampuan professional guru mensyaratkan guru agar

mampu meningkatkan peran yang dimiliki, baik sebagai informatory(pemberi

informasi), organisator, motivator, director, inisiator (pemrakarsa inisiatif),

transmitter (penerus), fasilitator, mediator, dan evaluator sehingga diharapkan

mampu mengembangkan kompetensinya. Mewujudkan kondisi ideal di mana

kemampuan professional guru dapat diimplementasikan sejalan diberlakukannya

otonomi daerah, bukan merupakan hal yang mudah. Hal tersebut lantaran

aktualisasi kemampuan guru tergantung pada berbagai komponen system

pendidikan yang saling berkolaborasi. Oleh karena itu, keterkaitan berbagai

komponen pendidikan sangat menentukan implementasi kemampuan guru agar

mampu mengelola pembelajaran yang efekti danselaras dengan paradigma

pembelajaran.

50

Page 51: Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah

DAFTAR PUSTAKA

Aqib,Zainal,2004,Membangun Provesionalisme Guru dan Pengawasan Sekolah ,

Bandung:Yrama Widya.

Balitbang Depdiknas. 2001. Data Standardisasi Kompetensi Guru.

(http://www.depdiknas.go.id.html). 

Berliner, David. 2000. Educational Reform in an Era of Disinformation.

(http://www.olam.asu.edu/epaa/v1n2.html).

Piet A. Sahertian, Drs, Prof.2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi

Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Jakarta : PT Rineka Cipta.

51