wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
TRANSCRIPT
TUGAS KELOMPOK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Profesi Kependidikan
Dosen Pengampu Prof. Dr. H. Juhri AM, Mpd.
JUDUL :
WAWASAN SUPERVISI PENDIDIKAN DAN KEPENGAWASAN SEKOLAH
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
MARET 2013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berkaitan dengan “Wawasan
Suprvisi Pendidikan dan Kepengawasan sekolah”. Penulisan makalah merupakan salah
satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Profesi Kependidikan
Semester 4.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
khususnya kepada :
1. Prof. Dr. H. Juhri Abdul Muin,M.Pd sebagai pengampu mata kuliah Profesi
Kependidikan.
2. Rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
3. Kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi dan semangat serta doa.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Metro, Maret 2013
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan Makalah........................................................................2
C. Sistematika Penulisan Makalah.................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Supervisi Pendidikan.................................................................................3
B. Kepengawasan Sekolah.............................................................................17
C. Ppengembangan Profesi Pengawasan Sekolah..........................................26
D. Penyusunan Program Pengawasan Sekolah..............................................30
BAB III PENUTUP
A. Tanggapan.................................................................................................43
B. Kesimpulan................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang makalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah
melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya
pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan
dikembangkan terus-menerus.
Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan
maupun program dalam jabatan. Tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan
terlatih dengan baik dan kualified. Potensi sumber daya guru itu perlu terus bertumbuh dan
berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial. Selain itu pengaruh
perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas
masyarakat.
Masyarakat mempercayai, mengakui dan menyerahkan kepada guru untuk
mendidik tunas-tunas muda dan membantu mengembangkan potensinya secara
professional. Kepercayaan, keyakinan, dan penerimaan ini merupakan substansi dari
pengakuan masyarakat terhadap profesi guru. Implikasi dari pengakuan tersebut
mensyaratkan guru harus memiliki kualitas yang memadai. Tidak hanya pada tataran
normatif saja namun mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi
personal, professional, maupun kemasyarakatan dalam selubung aktualisasi kebijakan
pendidikan.Hal tersebut lantaran guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui
kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan
mutu pendidikan harus dimulai dari aspek "guru" dan tenaga kependidikan lainnya yang
4
menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu manajemen
pendidikan yang professional.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang hendak dibahas dalam
makalah ini adalah mengapa guru memerlukan layanan supervisi pendidikan dan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan dalam pembinaan profesional melalui supervisi
pengajaran sebagai upaya peningkatan profesionalisme guru.
B. Tujuan Penulisan Makalah
1. Tujuan Empirik
a. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti mata kuliah profesi kependidikan.
b. Melatih diri dan kelompok untuk mengembangkan wawasan yang berhubungan
dengan Wawasan Supervisi Pendidikan Dan Kepengawasan Sekolah.
2. Tujuan Teoritik
a. Untuk mengkaji dan dan membahas teori-teori yang berhubungan dengan wawasan
supervisi pendididkan dan kepengawasan sekolah dan aspek-aspek yang dikaji di
dalam wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah.
b. Untuk mengembangkan teori-teori yang berhubungan dengan wawasan supervisi
pendidikan dan kepengawasan sekolah.
C. Sistematika Penulisan Makalah
BAB I Pendahuluan
Pada pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan
makalah, dan sistematika penulisan makalah.
BAB II Pembahasan
5
Pada bab pembahasan berisi tentang supervisi pendidikan,kepengawasan
sekolah, pengembangan profesi pengawas sekolah, dan penyusunan program
pengawasan sekolah.
BAB III Penutup
Pada bab III berisi tentang tanggapan individu dan kelompok dan kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SUPERVISI PENDIDIKAN
1. Pengertian Supervisi
Dalam buku Basic Principle of Supervision, Adams dan Dickey (1959:2)
mendefinisikan supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki
pengajaran.Program tersebut adalah perbaikan hal belajar dan mengajar.
Dalam Dictionary of Education, Good Carter (1959) memberikan pengertian
bahwa supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru
dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi,
menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru, merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan pengajaran, metode, dan evaluasi pengajaran (Sahertian,2008: 17).
Menurut Burton dan Bruckner (1955:1),supervise adalah suatu teknik pelayanan
yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama factor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Menurut pandangan Kimball Wiles yang menjelaskan bahwa supervisi adalah
bantuan yang diberikan untuk memperbaiki situasi belajar –mengajar agar lebih
baik.Situasi belajar-mengajar di sekolah akan lebih baik tergantung pada ketrampilan
supervisor sebagai pemimpin.
Seorang supervisor yang baik memiliki lima ketrampilan dasar yaitu:
6
1) Ketrampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan,
2) Ketrampilan dalam proses kelompok,
3) Ketrampilan dalam kepemimpinan pendidikan,
4) Ketrampilan dan mengatur personalia sekolah,
5) Ketrampilan dalam evaluasi .
Secara morfologis Supervisi berasalah dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super
dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan
inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan
oleh atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada
dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human,
manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak
mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat
diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu
bagian yang perlu diperbaiki.
Good Carter memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas
sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran,
termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan
merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar dan
evaluasi pengajaran.
Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir,
mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik
secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam
mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir dan
membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap
berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern.
Wilem Mantja (2007) mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan
supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar
(PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu;
perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan
7
Menurut Kimball Wiles (1967)Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut
: “Supervision is assistance in the development of a better teaching learning situation”.
Ross L (1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru
yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.
Menurut Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan
secara efektif.
2. Kompetensi Supervisor
Supervisor yang kompeten adalah supervisor yang melaksanakan kewajibanya
secara efektif. Kompetensi-kompetensi yang perlu dimiliki adalah :
a. Supervisor harus orang yang beragama,
b. Supervisor harus berperikemanusiaan ,
c. Supervisor harus berprasaan sosial,
d. Supervisor harus bertindak demokratis ,
e. Supervisor harus memiliki kepribadian yang simpatik,
f. Supervisor harus terampil dalam berkomunikasi,
g. Supervisor harus bersikap ilmiah,
h. Supervisor harus menguasai teknik-teknik supervisi,
i. Supervisor harus bekerja berdasarkan tujuan,
j. Supervisor harus dapat membuat alat evaluasi dan dalam rangka supervisinya
mempergunakan alat evaluasi itu,
k. Supervisor harus patuh pada etika jabatanya.
3. Tujuan Supervisi
Menurut Sahertian (2000:19),tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan
bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dikelas yang pada giliranya dapat
8
meningkatkan kualitas belajar siswa.Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi
juga untuk pengembangan potensi dan kualitas guru.
Menurut Olive bahwa sasaran supervisi pendidikan adalah :
a) Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah,
b) Meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah,
c) Mengembangkan kemampuan seluruh staf di sekolah.
4. Prinsip Supervisi
Menurut Baharuddin Harahap (1983:8),prinsip supervise adalah:
1) Supervisi merupakan bagian dari supervisi pendidkan sebagai satu kesatuan,
2) Supervisi harus dilaksanakan seefektif mungkin,
3) Supervisi menjelaskan tujuan dan sasaran pendidikan,
4) Supervisi membantu menciptakan hubungan manusiawi antar staf sekolah,
5) Tanggung jawab program supervisi terletak pada guru ,kepala sekolah dan
pemilik/pengawas,
6) Supervisi akan efektif jika biaya supervisi disediakan
7) Supervisi harus memperhatikan dan mampu menerangkan hasil penemuan.
Prinsip Supervisi yang dilaksanakan adalah:
a) Prinsip ilmiah,
b) Prinsip demokratis,
c) Prinsip kerja sama,
d) Prinsip konstruktif dan kreatif.
5. Fungsi Supervisi
Menurut Baharuddin Harahap (1983:6) fungsi supervise adalah :
a) Supervisi dapat menemukan kegiatan yang sudah sesuai dengan tujuan,
b) Supervisi dapat menemukan kegiatan yang belum sesuai dengan tujuan,
9
c) Supervisi dapat memberikan keterangan tentang apa yang perlu dibenahi lebih
dahulu,
d) Melalui supervisi dapat diketahui petugas (guru,kepala sekolah) yang perlu ditatar,
e) Melalui supervisi dapat diketahui petugas yang perlu diganti,
f) Melalui supervisi dapat diketahui buku yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran,
g) Melalui supervisi dapat diketahui kelemahan kurikulum,
h) Melalui supervisi mutu proses belajar mengajar dapat ditingkatkan,
i) Melalui supervisi sesuatu yang baik dapat dipertahankan.
Menurut Swearingen (Sahertian, 2008: 21) terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah meliputi:
1) Usaha Tiap Guru
Guru ingin mengemukakan ide dan menguraikan materi pelajaran menurut
pandangannya ke arah peningkatan. Usaha-usaha yang bersifat individu
tersebut perlu dikoordinasi. Itulah fungsi supervisi.
2) Usaha-usaha Sekolah
Sekolah dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas setiap
kegiatan sekolah, termasuk program-program sepanjang tahun ajaran, perlu ada
koordinasi yang baik.
3) Usaha-usaha Bagi Pertumbuhan Jabatan
Setiap guru ingin bertumbuh dalam jabatannya. Oleh karena itu, guru selalu
belajar terus menerus, mengikuti seminar, workshop, dan lain-lain. Mereka
berusaha meningkatkan diri agar lebih baik. Untuk itu, perlu ada koordinasi
yang merupakan tugas dari supervisi.
a. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
Kepemimpinan merupakan suatu ketrampilan yang harus dipelajari dan
membutuhkan latihan yang terus-menerus. Salah satu fungsi supervisi
adalah melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki
ketrampilan dalam kepemimpinan di sekolah.
b. Memperluas pengalaman guru-guru
10
Supervisi harus dapat memotivasi guru-guru untuk mau belajar dari
pengalaman nyata dilapangan. Melalui pengalaman baru ini mereka dapat
belajar untuk memperkaya pengetahuan mereka.
c. Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif
Seorang supervisi harus bisa memberikan stimulus agar guru-guru tidak
hanya berdasarkan instruksi atasan, tetapi mereka adalah pelaku aktif dalam
proses belajar mengajar.
d. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus
Penilaian yang diberikan harus bersifat menyeluruh dan kontinu.
Mengadakan penilaian secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari
supervisi pendidikan.
e. Menganalisis situasi belajar mengajar
Tujuan dari supervisi adalah untuk memperbaiki situasi belajar mengajar.
Penganalisisan memberi pengalaman baru dalam menyusun strategi dan
usaha ke arah perbaikan.
f. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan
Supervisi berfungsi untuk memberikan dorongan stimulasi dan membantu
guru agar dapat mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan mengajar.
g. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-
tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
6. Peranan Supervisi
Seorang supervisor dapat berperan sebagai:
a. Koordinator,
b. Konsultan,
c. Pemimpin kelompok,
d. Evaluator.(Peter F.Olivia,1976:19-20)
7. Objek Supervisi
11
Menurut Sahertian (2000 : 26), objek pengkajian supervisi ialah perbaikan situasi
belajar-mengajar dalam arti yang luas. Sedangkan Olivia dalam bukunya Supervision for
Today’s Schools menggunakan istilah domain. Ia mengemukakan sasaran supervisi
pendidikan meliputi tiga domain, yaitu:
a. Memperbaiki pengajaran,
b. Pengembangan kurikulum, dan
c. Pengembangan staf.
Objek supervisi di masa yang akan datang mencakup:
a. Pembinaan kurikulum,
b. Perbaikan proses pembelajaran,
c. Pengembangan staf, dan
d. Pemeliharaan dan perawatan moral serta semangat kerja guru-guru.
8. Model Supervisi
Beberapa model supervisi pendidikan menurut Sahertian, (2000 : 34) adalah sebagai
berikut.
a. Model Konvensional (Tradisional)
Model ini tidak lain merupakan refleksi kondisi masyarakat pada suatu saat.
Perilaku supervisi ialah mengadakan inspeksi untuk mencari serta menemukan
kesalahan. Kadang-kadang model ini bersifat menggurui.
b. Model Ilmiah
Model ini mempunyai ciri-ciri: terencana, kontinyu, sistematis, prosedural,
objektif, dan menggunakan instrumen.
c. Model Klinis
Supervisi model klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada
peningkatan mengajar melalui siklus yang sistematik, baik dalam perencanaan,
12
pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar
yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.
Adapun karakteristik supervisi klinis menurut Ibrahim Bafadal (2004 : 67)
adalah sebagai berikut.
1) Supervisi klinis berlangsung dalam bentuk hubungan tatap muka antara
supervisor dan guru;
2) Tujuan supervisi klinis adalah untuk pengembangan provesional guru;
3) Kegiatan supervisi klinik ditekankan pada aspek-asek yang menjadi perhatian
guru serta observasi kegiatan pengajaran di kelas;
4) Observasi harus dilakukan secara cermat dan mendetail;
5) Analisis terhadap hasil observasi harus dilakukan bersama antara supervisordan
guru, serta
6) Hubungan antara supervisordan guru harus bersifat kolegial bukan otoritarian.
d. Model Artistik
Mengajar adalah suatu pengetahuan (know-ledge), mengajar itu suatu
keterampilan (skill), tapi mengajar juga suatu kiat (art). Demikian juga dengan
supervisi, yang merupakan suatu pengetahuan, suatu keterampilan, dan juga suatu
kiat (artistik).
9. Pendekatan Supervisi
Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi modern didasarkan pada
prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan atau teknik pemberian supervisi, sangat
bergantung kepada prototipe guru.
Sahertian (2000 : 46-52) mengemukakan beberapa pendekatan, perilaku supervisor
berikut.
a. Pendekatan langsung (direktif)
Pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat
langsung. Supervisor memberikan arahan langsung, sudah tentu pengaruh perilaku
supervisor lebih dominan. Pendekatan direktif ini berdasarkan pada pemahaman
terhadap psikologis behavioristis. Prinsip behaviorisme ialah bahwa segala
13
perbuatan berasal dari reflek, yaitu respons terhadap rangsangan/stimulus. Oleh
karena guru memiliki kekurangan, maka perlu diberikan rangsangan agar ia bisa
bereaksi lebih baik. Supervisor dapat menggunakan penguatan (reinforcement) atau
hukuman (punishment). Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan perilaku
supervisor seperti berikut ini.
1) Menjelaskan,
2) Menyajikan,
3) Mengarahkan,
4) Memberi contoh,
5) Menerapkan tolak ukur, dan
6) Menguatkan.
b. Pendekatan tidak langsung (Non-Direktif)
Yang dimaksud dengan pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara
pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku
supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu
mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan oleh guru. Ia memberi
kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan permasalahan
yang mereka alami. Pendekatan non-direktif ini berdasarkan pada pemahaman
psikologis humanistik. Psikologi humanistik sangat menghargai orang yang akan
dibantu. Oleh karena pribadi guru yang dibina begitu dihormati, maka ia lebih
banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi guru-guru. Guru
mengemukakan masalahnya. Supervisor mencoba mendengarkan, dan memahami
apa yang dialami. Perilaku supervisor dalam pendekatan non-direktif adalah
sebagai berikut.
1) Mendengarkan,
2) Memberi penguatan,
3) Menjelaskan,
14
4) Menyajikan, dan
5) Memecahkan masalah.
c. Pendekatan Kolaboratif
Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara
pendekatan direktif dan non-direktif menjadi suatu cara pendekatan baru. Pada
pendekatan ini, baik supervisor maupun guru bersama-sama bersepakat untuk
menetapkan struktur proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan
terhadap masalah ya ng dihadapi guru. Pendekatan ini didasarkan pada psikologi
kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah perpaduan antara
kegiatan individu dengan lingkungan yang pada gilirannya akan berpengaruh
dalam pembentukan aktivitas individu. Dengan demikian, pendekatan dalam
supervisi berhubungan pada dua arah; dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.
Perilaku supervisor dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut.
1) Menyajikan,
2) Menjelaskan,
3) Mendengarkan,
4) Memecahkan masalah,
5) Negosiasi.
Ketiga macam pendekatan sudah dikemukakan, yaitu pendekatan langsung
(direktif), pendekatan tidak langsung (non-direktif), dan pendekatan kolaboratif.
Sudah tentu pendekatan itu diterapkan melalui tahap-tahap kegiatan pemberian
supervisi sebagai berikut.
1) Percakapan awal (pre-conference)
2) Observasi
3) Analisis/interprestasi
4) Percakapan akhir
15
5) Analisis akhir
6) Diskusi
10. Teknik Supervisi
Umumnya alat dan teknik supervisi dapat dibedakandalam dua macam alat/teknik.
(John Minor Gwyn, 1963 : 326-327). Teknik yang bersifat individual, yaitu teknik
yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual dan teknik yang bersifat
kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu guru.
a. Teknik yang bersifat individual
1) Kunjungan kelas
2) Observasi kelas
3) Percakapan peribadi
4) Inter-visitasion (saling mengunjungi kelas)
5) Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar
6) Menilai diri sendiri
b. Teknik-teknik yang bersifat kelompok
Teknik-teknik yang bersifat kelompok adalah teknik-teknik yang
dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan menggabungkan sejumlah guru
dalam satu kelompok. Misalnya:
1) Pertemuan orientasi bagi guru baru
2) Panitia penyelenggara
3) Rapat guru
4) Studi kelompok antarguru
16
5) Diskusi sebagai proses kelompok
6) Tukar-menukar pengalaman
7) Lokakarya (Workshop)
8) Diskusi panel
9) Seminar
10) Simposium
11) Demonstrasi mengajar
12) Perpustakaan jabatan
13) Buletin supervisi
14) Membaca langsung
15) Mengikuti kursus
16) Organisasi jabatan
17) Laboratorium kurikulum
18) Field Trips (perjalanan sekolah untuk staf)
(Sahertian, 2000 : 52-125).
11. Ruang Lingkup Supervisi
Ruang lingkup supervisi menurut Baharuddin Harahap (1983 : 8) adalah sebagai
berikut.
a. Supervisi dalam administrasi personalia untuk melihat apakah ada kartu pegawai,
bagaimana kenaikan pangkat, bagaimana pembagian tugas dan sebagainya.
b. Supervisi dalam pemeliharaan gedung dan alat-alat seperti kursi, meja, dan lain-
lain.
17
c. Supervisi dalm penyelenggaraan perpustakaan untuk melihat bagaimana petugas
perpustakaan melayani pengunjung, fasilitas baca yang disediakan, ketertiban
dalam ruang baca dan sebagainya.
d. Supervisi dalam administrasi keunangan untuk melihat apakah pengeluaran sesuai
dengan volume, ketetapan pembayaran gaji dan sebagainya.
e. Supervisi dalam pengelolaan kafetaria untuk melihat kebersihan dan kualitas
makana dan lain-lain.
f. Supervisi dalam kegiatan kurikuler untuk melihat macam-macam kegiatan pengisi
waktu dan lain-lain
12. Supervisi Pembelajaran
a. Arah supervisi pembelajaran
18
S
U
P
E
R
V
I
S
I
BANTUAN
PENILIK/
PENGAWASAN
Kepala Sekolah
Guru : Tingkatan kualitas
PBM -> Hasil Belajar
Gambar 4.1 Bagan arah supervisi pembelajaran
b. Hambatan Kegiatan Supervisi
1) Over-administration
2) Tatap muka supervisor guru minim
3) Supervisor ketinggalan perkembangan teknologi pembelajaran.
4) Komunikasi supervisor guru, model atasan-bawahan.
5) Kurang memanfaatkan guru lain sebagai supervisor.
6) Ada kalanya supervisor guru merasa lebih berpengalaman, otoriter, sempurna.
c. Tujuan Supervisi
1) Memperbaiki tujuan pembelajaran
2) Memperbaiki bahan ajar.
3) Memperbaiki pendekatan, model, metode, teknik pebelajaran dan metode
pembelajaran.
4) Memperbaiki pembimbingan siswa.
5) Memperbaiki sikap guru.
19
Supervisor Lainnya
d. Prinsip Supervisi
1) Ilmiah
2) Kooperatif
3) Konstruktif
4) Realistik
5) Progresif
6) Inovatif
7) Rasa aman bagi guru
8) Kesempatan evaluasi diri
e. Teknik Supervisi
1) Kunjungan kelas
2) Pertemuan pribadi
3) Rapat dewan guru
4) Kunjungan antarsekolah
5) Kunjungan antarkelas
6) Pertemuan dalam kelompok kerja
7) Penerbitan buletin
f. Supervisi Ramah Anak
Anak senang jika: guru memiliki keahlian lain (misalnya bernyanyi, dsb), tidak
membeda-bedakan anak, memahami anak, memenuhi kebutuhan anak, di kelas,
tidak mudah marah, humoris, sehat, berwawasan luas, mampu menjawab
pertanyaan.
g. Supervisi Klinis (teacher-centered)
20
1) Episode pertemuan awal: keterbukaan, review RP, pengembangan instrumen
bersama, komitmen.
2) Episode observasi kelas (dalam arti luas)
3) Episode pertemuan balikan (laporan hasil observasi, pertimbangan guru,
perbaikan PBM).
B. KEPENGAWASAN SEKOLAH
1. Dasar Hukum dan Pengertian
Sesuai dengan UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sesdiknas,PP Nomor 16
Tahun 1994 tentang jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil,dan KEMENPAN Nomor 18
Tahun 1996 tentang jabatan Fungsional pengawas dan Angka kreditnya,antara lain
dinyatakan bahwa untuk mening katkan mutu profesionalisme dan pembinaan karier PNS
perlu di tetapkan jabatan fungsional.
Pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas ,tanggung
jawab,dan wewnang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan
pendidikan pra sekolah,sekolah dasar , dan sekolah menengah(Kep Mendiknut RI Nomor
020/U/1998).
2. Ruang lingkup
Ruang lingkup tugas pengawas sekolah meliputi hal-hal berikut:
1) Kegiatan pengawasan yang di lakukan oleh pengawas sekolah di lingkungan
Departemen Pendidikan Nasional adalah menilai dan membina penyelenggaraan
pendidikan pada sekolah .
2) Kegiatan pengawasan yang di lakukan oleh pengawas sekolah dalam
penyelenggaraan pendidikan di lingkungan Departemen Pendidikan Agama adalah
menilai dan membina lingkungan departemen pendidikan dan kebudayaan.
21
3) Kegiatan pengawsan yang di lakukan oleh pengawas sekolah di lingkungan
departemen di luar Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama
adalah menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sekolah kedinasan
di lingkungan departemen yang bersangkutan untuk mata pelajaran/rumpun mata
pelajaran tertentu(Juknis Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah,2000,8).
3. Kedudukan Pengawas Sekolah
a. Pengawas sekolah bertugas melakukan pengawas I TK/SD/SDLB/ Sekolah
Menengah,dimana dalam pelaksanaan pengawsasannya di kordinasikan oleh
kordinator pengawas sekolah.
b. Kedudukan pengawas sekolah berada di bawah kantor dinas kabupaten/kota.
4. Jenis Pengawas Sekolah
Berdasarkan sifat,tugas,dan kegiatannya terdapat jenis pengawas sekolah yaitu
sebagai berikut.
a. Pengawas sekolah TK/SD/SDLB adalah pengawas sekolah yang mempunyai tugas,
tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam menilai dan membina
penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu, baik negeri dan
swasta ditaman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah dasar luar biasa untuk
seluruh mata pelajaran, kecuali pendidikan agama dan penjaskes.
b. Pengawas sekolah Rumpun matapelajaran adalah pengawas sekolah yang
mempunyai tugas tanggungjawab dan wewenang secara penuh dalam menilai dan
membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu baik negeri
maupu nswasta, yang meliputi sekolah dasar pendidikan agama dan penjaskes,
SLTP, SMU, dan SMK.
c. Pengawas sekolah pendidikan luar biasa adalah pengawas sekolah yang mempunyai
tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh dalam menilai dan membina
penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah tertentu, baik negeri dan swasta
di SLTP,SMU,SMK.
22
d. Pengawas sekolah bimbingan dan konselinga dalah pengawas sekolah yang
mempunyai tugas, tanggungjawab , dan wewenang secara penuh dalam menilai dan
membina penyelenggaraan pendidikan di tingakat SLTP, SMU, SMK.
5. Pembina dan Pengawas
a. Pembinaan secara nasional dilakukan oleh aparat Dirjen dikdasmen, dalam hal ini
Direktorat pendidikan Guru dan teknis dan sekjen Depdiknas, yang dalam hal ini
Biro kepegawaian.
b. Pembinaan tingkat propinsi dilakukan oleh aparat dinas pendidikan propinsi yang
dalam hal ini merupakan bidang pendidikan guru dan bagian kepegawaian, sedang
pada tingkat kabupaten/kota oleh kepala dinas pendidikan .
c. Pengawas dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional yaitu Inspektorat Jenderal
Departemen yang bersagkutan.
6. Sasaran Pembinaan dan Pegawasan
Hal yang menjadi sasaran pembinaan dan pengawasan adalah sebagi berikut:
a. Pelaksanaan pengawasan sekolah
b. Pencapaian prestosi kerja pengawas sekolah beserta bukti-buktinya
c. Hambatan ,masalah dan kelemahan atau kesulitan yang ada dalam penetapan
keputusan tentang jabatan fungsional pengawas sekolah .
7. Prosedur dan Kegunaan
a. pembinaan dan pengawasan dilakukan sesuai dengan prosedur yang selama ini
diberlakukan.
b. pembinaan dan pengawasan digunakan untuk:
23
1) Memperoleh data dan informasiTentang pelaksanaan penerapan angka kredit
bagi pengawas sekolah sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan
untuk memecah suatu masalah.
2) Mencegah terjadinya kesalahan, penyalahgunaan dan hal-hal yang negative
dalam penerapan angka kredit bagi pengawas sekolah , baik coordinator
pengawas sekolah, tim penilai/ pejabat yang berwenang menetapkan angka
kredit maupun pengelola.
3)
8. Pelaporan
a) Setiap pejabat yang melakukan pemantauan dan pengawasan wajib melaporkan
hasilnya secara bertingkat dan berjenjang.
b) Kepala dinas propinsi yang bersangkutan melaporkan hasil pembinaan dan
pengawas kepala Direktur jenderal yang terkait dan sekretariat jenderal.
c) Penerima laporan wajib mengolah laporan dan selanjutnya melaporkan kepada
atasan langsung .
d) Inpektorat Jenderal melaporkan hasil pengawasannya kepada menteri melalui sekjen
dan dirjen.
e) Dirjen yang terkait dan sekjen yang bersangkutan wajib menindak lanjuti laporan
tersebut dan berkoordinasi dengan instansi terkait.
9. Tugas Pengawas
a. Member penilaian.
Yang dimaksud penilaian adalah menentukan derajat kualitas berdasarkan criteria.
b. Memberikan pembinaan
Yang dimaksud pembinaan adalah memberikan arahan ,bimbingan , contoh dan
saran dalam pelaksanaan pendidikan sekolah.
24
10. Dilihat dari fungsinya, penilaian pengawas meliputi hal-hal berikut.
a. Penialaian formatif adalah penilaian untuk mengukur keberhasilan satu satuan
pokok bahasan.
b. Penilaian sumatif adalah penilaian untuk mengukur keberhasilan satu satuan
program semester dan untuk mengukur keberhasilan satu semester
c. Penilaian diagnotis adalah penilaian yang diperuntukan untuk mendiagnosa suatu
masalah
d. Penilaian selektif adalah penilaian yang ditunjukan untuk penjaringan suatu
kebutuhan.
e. Penilaian penetapan adalah penilaian yang dilakukan dalam rangka penetapan bagi
mereka yang telah lulus penyaringan untuk pada keahlian masing-masing.
11. Pembinaan Pengawasan meliputi hal-hal berikut.
a) Memberikan arahan agar pengawas menjadi terarah dan mencapai tujuan
b) Memberikan bimbingan agar mengetahui secara lebih rinci kegiatan yang harus
dilaksanakan dan cara melaksanakannya.
c) Memberi contoh mengajar dan menunjukan cara mengajar yang benar dan kurang
benar
d) Memberi saran-saran kearah peningkatan mutu, terutama peningkatan mutu
pendidikan .
e) Peran Pembina adalahsebagai:
1. Peneliti terutama peningkatan mutu pendidikan
2. Konsultasi/penasehat
3. Fasilitator/pemberi kemudahan
4. Inovator/pelopor pembaruan
25
5. orang yang mampu mengendalikan diri
f) Prinsip-prinsip pembinaan
1) Pembinaan hendak dimulai dari hal-hal yang positif.
2) Hubungannya hendaknya dilakukan atas dasar hubungan kerbat kerja.
3) Didasarkan pada tindakan yang manusiawi.
4) Dapat mendorong pengembangan potensi, inisiatif dan kreatifitas guru.
5) Pembinaan PBM harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.
6) Pembinaan hendaknya selalu tampil dalam peran yang beragam.
12. Wewenang Pengawas
1. Memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kodeetik profesi.
2. Menetapkan kinerja guru dan tenaga lain yang diawasi serta fator-faktor yang
mempengaruhi.
3. Menetapkan program pembinaan serta melakukan pembinaan secara langsung
13. Teknik monitoring
a. Kunjungan kelas
b. Observasi kelas
c. Kunjungan antar KKG/KKKS/KKPS
d. System maggang
e. Percakapan pribadi
f. Kunjungan antar sekolah26
g. Rapat rutin
14. Sasaran dan indikator Monitoring pada :
a. KBM dan pengolahan kelas meliputi:
1) Program persiapan
2) Metode persiapan
3) Materi
4) Perhatian terhadap siswa
5) Pengolahan KBM/kelas
6) Teknik mengajar,dll
b. Sarana dan prasarana, antara lain :
1) Perpustakan
c. Manajemen sekolah, antara lain:
d. Fasilitas lainnya
1) Program pembinaan profesional
2) Monotoring dan supervisi kelas
3) PartisipASI masyarakat adminitrasi sekolah
e. KKG, meliputi:
1) Perencanaan
2) Kegiatan
3) Interaaaaksi
4) Peran tutor dan pemandu
5) Dampak pelihan
6) Fasilitas fisik
7) Dapak dalam KBM
15. Monitoring ke KKG bersifat
a. Kunjungan:
1) Secara periodik
2) Sewaktu-waktu
3) Terprogram
b. Pembinaan
27
1) Kehadiran
2) KBM yang meliputi
a) Teknik mengajar
b) Penguasaan materi dalam mengajar
c) Cara mwnghidupkan suasana kelas
c. Diskusi makalah
d. Penyelenggaraan KKG
1) Pengolahan
2) Penyediaan dana, dll.
e. KKKS
1) Waktunya:
a) Secara periodik
b) Sewaktu-waktu, dll
2) Materinya:
a) Identifikasi masalah yang dibahas
b) Kesinambungan KS,DLL
f. Monitoring EBTA/NAS, yang perlu diperhatikan:
1. Kepanitiaan
2. Koreksi (silang/tidak)
3. Pengaturan ruang, dll
g. Monitoring PSB (Penerimaan Mahasiswa Baru), meliputi:
1. Pengumuman
2. Panitia
3. Yang mendaftar
4. Yang diterima
5. Yang tidak diterima
6. Orientasi siswa baru
7. Perkenalan dengan guru
8. Perkenalan dengan teman
9. Perkenalan dengan jadwal pelaajaran
10. Perkenalan lingkungan sekolah
11. Penjelasan tata tertib
28
12. Upacara bendera
29
C. PENGEMBANGAN PROFESI PENGAWAS SEKOLAH
RINCIAN KEGIATAN PENGAWAS SEKOLAH DAN ANGKA KREDITNYA
NO UNSUR SUB UNSUR BUTIR
PEMBERIAN ANGKA KREDIT
UKURAN PENILAIAN ANGKA KREDIT
1 2 3 4 5 6
I PENDIDIKAN 1. Mengikut pendidikan sekolah dan memeperoleh gelar/ijazah
a. Doktor Yang sesuai dengan bidang tugas 150
b. Paska Sarjana Yang sesuai dengan bidang tugas 100
c. Sarjana Yang sesuai dengan bidang tugas 75
d. Sarjana Muda/Dip. II/Dip III Yang sesuai dengan bidang tugas 50
13. Mengikuti pendidikan dan pelatihan kedinasan serta memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
a. lamanya lebih dari 960 jam Yang sesuai dengan bidang tugas 15
b. lamanya antara 641 - 960 jam Yang sesuai dengan bidang tugas 9
c. lamanya antara 481 - 640 jam Yang sesuai dengan bidang tugas 6
d. lamanya antara 161 - 480 jam Yang sesuai dengan bidang tugas 3
e. lamanya antara 81 -160 jam Yang sesuai dengan bidang tugas 2
f. lamanya antara 30 - 81 jam Yang sesuai dengan bidang tugas 1
II PENGAWAS SEKOLAH
1. Menyusun program pengawasan sekolah
a. Menyusun program tahunan pengawasan sekolah tingkat kabupaten /kotamadya, meliputi :
30
1. Identitas hasil pengawasan sebelum nya dan kebijaksanaan di bidang pendidikan.
Setiap laporan 0,04
2. Pengolahan dan analisis hasil pengawasan Setiap laporan 0,16
3. Perumusan rancangan program pengawasan
Setiap program 0,24
4. Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program pengawasan
Setiap program 0,12
b. Menyusun program pengawasan sekolah catur wulan yang menjadi tanggung jawab pengawas sekolah masing – masing.
1. pengawas sekolah pratama Setiap laporan 0,05
2. pengawas sekolah muda Setiap program 0,10
3. pengawas sekolah Madya Setiap program 0,15
4. pengawas sekolah Utama Setiap program 0,20
2. Menilai hasil belajar/bim-bingan siswa dan kemampuan guru
a. Menyusun soal/instrumen penilaian.
1. menyusun kisi – kisi dalam rangka penyusunan soal/instrum-en penilaian
Setiap perangkat kisi-kisi 0,15
2. menyusun butir soal/instrumen penilaian Setiap perangkat soal/instrumen penilaian
0,10
3. melaksanakan uji coba soal/instrumen penilaian
Setiap laporan per sekolah 0,04
31
4. menyempurnakan butir soal/ instrumen penilaian
Setiap perangkat soal/ instrumen penilaian
0,075
b. Melaksanakan penilaian, pengolahan dan analisis data hasil belajar/bimbingan siswa dan kemampuan guru
1) pengawas sekolah pratama
setiap laporan per cawu per sekolah 0,05
2) pengawas sekolah Muda Setiap laporan per cawu per sekolah 0,10
3) pengawas sekolah Madya Setiap laporan per cawu per sekolah 0,15
4) pengawas sekolah Utama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,20
5. Mengumpulkan dan mengolah data sumberdaya pendidikan, proses belajar mengajar/bimbingan, dan lingkungan sekolah
Mengumpulkan dan mengolah data sumberdaya pendidikan, proses belajar mengajar/bimbingan dan lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap perkembangan dan hasil belajar/bimbingan siswa
1) pengawas sekolah pratamaSetiap laporan per cawu per sekolah 0,05
2) pengawas sekolah Muda Setiap laporan per cawu per sekolah 0,10
3) pengawas sekolah Madya Setiap laporan per cawu per sekolah 0,15
4) pengawas sekolah Utama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,20
6. Menganalisis hasil belajar/bimbingan siswa,guru,dan sumber daya pendidikan.
Menganalisis hasil belajar/bimbingan siswa, guru, dan sumber daya pendidikan yang mempengaruhi hasil belajar/bimbingan siswa untuk menentukan jenis pembinaan dengan cara :
a. Melaksanakan analisis sederhana hasil belajar /bimbingan siswa, dengan cara memperhitungkan beberapa faktor sumberdaya pendidikan yang mempengaruhi hasil
32
belajar/bim-bingan siswa
1. pengawas sekolah pratama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,04
2. sekolah Muda Setiap laporan per cawu per sekolah 0,08
b. Melaksanakan analisis koprehensif hasil belajar/bimbingan siswa dengan cara memperhitungkan beberapa aktor sumberdaya pendidikan yang lebih kompleks termasuk korelasi kemapuan guru dengan hasil belajar/bimbingan siswa
1. pengawas sekolah Madya Setiap laporan per cawu per sekolah 0,12
2. pengawas sekolah Utama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,16
7. Melaksanakan pembinaan kepada guru dan tenagalainya di sekolah
a. Memberikan arahan dan bimbingan kepada guru tentang pelaksanaan proses belajar mengajar/bimbingan siswa
1. pengawas madya Setiap laporan per cawu per sekolah 0,03
2. pengawas Utama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,04
b. Memberika contoh pelaksanaan tugas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar/bimbingan siswa
1. pengawas sekolah pratama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,015
2. pengawas sekolah Muda Setiap laporan per cawu per sekolah 0,03
33
3. pengawas sekolah Madya Setiap laporan per cawu per sekolah 0,045
4. pengawas sekolah Utama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,06
c. Memberikan saran untuk meningkatkan kemampuan profsionlisme guru kepada pimpinan instansi terkait
1. pengawas Madya Setiap laporan per cawu 0,03
2. pengawas Utama Setiap laporan per cawu 0,04
d. Membina pelaksanaan dan pemeliharaan lingkungan sekolah
1. pengawas sekolah pratama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,02
2. pengawas sekolah Muda Setiap laporan per cawu per sekolah 0,04
8. Menyusun laporan dan evaluasi hasil pengawasan
a. Menyusun laporan hasil pengawasan sekolah per sekolah
1. pengawas sekolah Pratama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,04
2. pengawas sekolah Muda Setiap laporan per cawu per sekolah 0,08
3. pengawas sekolah Madya Setiap laporan per cawu per sekolah 0,12
4. pengawas sekolah Utama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,16
b. Melaksanakan evaluasi hasil pengawasan seluruh sekolah yang menjadi tanggung jawabnya
34
1. pengawas sekolah Pratama Setiap laporan per cawu 0,17
2. pengawas sekolah Muda Setiap laporan per cawu 0,34
3. pengawas sekolah Madya Setiap laporan per cawu 0,51
4. pengawas sekolah Utama Setiap laporan per cawu 0,68
9. Melaksanakan pembinaan lainya di sekolah selain proses belajar mengaj-ar/bimbingan siswa
a. Membina melaksanakan pengelolaan sekolah
1. pengawas sekolah Setiap laporan per cawu per sekolah 0,03
2. pengawas sekolah utama Setiap laporan per cawu per sekolah 0,04
b. Memantau dan membimbing pelaksanaan EBTA/EBTANAS
1. pengawas sekolah Pratama Setiap sekolah per tahun 0,02
2. pengawas sekolah Muda Setiap sekolah per tahun 0,04
3. pengawas sekolah Madya Setiap sekolah per tahun 0,06
c. Memantau dan membina pelaksanaan EBTA/EBTANAS
1. pengawas sekolah Pratama Setiap sekolah per tahun 0,02
2. pengawas sekolah Muda Setiap sekolah per tahun 0,04
3. pengawas sekolah Madya Setiap sekolah per tahun 0,06
35
d. memberikan bahan penilaian dalam rangka akreditas sekolah swasta
1. pengawas sekolah Madya Setiap laporan pertahun 0,06
2. pengawas sekolah Utama Setiap laporan pertahun 0,08
e. memberikan saran penyelesaian kasus shusus di sekolah
1. pengawas sekolah Madya Setiap laporan pertahun 0,04
2. pengawas sekolah Utama Setiap laporan pertahun 0,06
8. Melaksanakan evaluasi hasil pengawasan dari sekolah yang ada di lingkungan kabupaten/kot-amadya.
a. Melaksanakan evaluasi hasil pengawasan per mata pelajaran/bimbingan siswadari seluruh sekolah.
1. pengawas sekolah Madya Setiap laporan pertahun 0,06
2. pengawas sekolah Utama Setiap laporan pertahun 0,08
b. Melaksanakan evaluasi hasil pengawasan seluruh mata pelajaran/bimbingan siswa dari seluruh sekolah
1. pengawas sekolah Utama Setiap laporan pertahun 0,08
9. Melaksanakan tugas di daerah terpencil.
Melaksanakan tugas kepegawaian di daerah terpencil
1. pengawas sekolah Pratama Setiap tahun 5
2. pengawas sekolah Muda Setiap tahun 10
3. pengawas sekolah Madya Setiap tahun 10
36
4. pengawas sekolah Utama Setiap tahun 10
III PENGEMBANGAN PROFESI
1. Melaksanakan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dalam bidang pendidikan sekolah.
a. Karya ilmiah hasil penelitian/peng-kajian/survei/evaluasi dalam bidang pendidikan sekolah yang di publikasikan:
1. dalam bentuk buku yang di terbitkan dan di edarkan secara nasional
Setiap karya 12,50
2. dalam majalah ilmiah yang di akui oleh departemen yang bersangkutan
Setiap karya 6
b. Karya hasil penelitian/peng-kajian/survei/ev-aluasi dalam bidang pendidikan sekolah yang tidak di publikasikan tetapi di dokumentasikan di perpustakaan
1. dalam bentuk buku Setiap karya 8
2. dalam bentuk makalah Setiap makalah 4
c. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan sekolah yang di publikasikan:
1. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan di edarkan secara nasional
Setiap karya 8
2. dalam majalah ilmiah yang di akui oleh departemen yang bersangkutan
Setiap karya 4
37
d. Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan sekolah yang tidak di publikasikan, tetapi di dokumentasikan di perpustakaan
1. dalam bentuk buku Setiap buku 7
2. dalam bentuk makalah Setiap makalah 3,50
e. Tulisan ilmiah populer dalam bidang pendidikan sekolah yang di sebar melalui media masa.
Setiap tulisan yang merupakan satu kesatuan
2
f. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan, gagasan, atau tulisan ilmiah dalam pertemuan ilmiah.
Setiap naskah 2,5
g. Menyusun buku pelajaran atau modul,bertaraf:
1) nasional Setiap buku 5
2) propinsi Setiap buku 3
2. Menyusun pedoman pelaksanaan pengawasan sekolah.
Menyusun pedoman pelaksanaan pengawasan sekolah
Setiap pedoman 2
3. Menyusun petunjuk tek-nis pelaksanaan pengawa-san sekolah
Menyusun petunjuk teknis pengawasan pelaksanaan pengawasan sekolah
Setiap petunjuk teknis 2
4. Menciptakan karya seni Menciptakan karya seni di lakukan oleh Setiap karya seni 5
a) perorangan
38
b) tim, sebagai: Setiap karya seni 3
- ketua Setiap karya seni 2
- Anggota
5. Menemukan teknologi tepat guna
Menemukan teknologi tepat guna dalam bidang pendidikan
Setiiap temuan 5
IV PENUNJANG 1. Melaksanakan kegiatan pendukung pengawasan sekolah
a. Melaksanakan tugas sebagai koordinator pengawas sekolah.
b. Mengikuti seminar/lokakarya,sebagai :
Setiap tahun 4
1. pemasaran Setiap kali 3
2. pembahas/moderator /narasumber Setiap kali 2
3. peserta Setiap kali 1
c. Menjadi anggota dalam organisasi profesi, sebagai:
1. pengurus aktif Setiap tahun 1
2. anggota aktif Setiap tahun 0,5
39
d. Menjadi delegasi dalam pertemuan ilmiah sebagai:
1. ketua delegasi Setiap kali 3
2. anggota delegasi Setiap kali 2
e. Menjadi anggota Tim penilai jabatan fungsional pegawas sekolah.
f. Mendapat tugas tertentu, sebagai panitia pada:
Setiap tahun 0,5
1. Hari Pendidikan Nasional Setiap kali 0,5
2. Lomba Mata Pelajaran Setiap kali 0,5
3. Lomba keteladanan Setiap kali 0,5
4. Hari Guru Setiap kali 0,5
5. Majelis Pendidikan Kejuruan Setiap kali 0,5
g. Melaksanakan kegiatan pengabdian pada masya-rakat
g. Mendapat penghargaan/ tanda jasa atas prestasi kerjanya pada:
1. Tingkat nasional/internasional Setiap kali memper oleh 3
2. Tingkat provinsi Setiap kali memper oleh 2,5
3. Tingkat kabupaten/kota madya Setiap kali memper oleh 2
h. Gelar kehormatan akademis Setiap gelar 15
i. Mendapat gelar kesarjanaan lainya Setiap gelar sarjana bukan pendidikan 5
40
1. Sarjana di samping yang telah di peroleh atau sarjana pendidikan yang tidak sesuai dengan bidang tugas
2. Sarjana muda/diploma II/Diploma III Setiap gelar sarjana Muda/Diploma II/Diploma III bukan kependidikan di samping yang telah di peroleh atau sarjana Muda/D.II/D.III bukan kependidikan yang tidak sesuai dengan bidang tugas
3
a. Mengajar/ melatih/menatar guru/pengawas dan/masyarakat
Setiap jam 0,02
b. Sebagai pengurus aktif dalam kegiatan ke masyarakatan.
1. Koprasi 2. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa3. Lembaga Musyawarah desa4. Pembina Kesejahteraan keluarga5. Karang taruna6. Pramuka7. Keolahragaan /kesenian8. Majelis taklim dan sejenis
Setiap tahun setiap kegiatan yang di ikuti dan sekurang-kurangnya tingkat RW.
0,25
c. Kegiatan keagamaan (bagi pengawas sekolah di lingkungan Departemen Agama dan Pengawas sekolah mata pelajaran Pendidikan
41
Agama) sebagai:
1. Khotib - idul fitri/adha
Setiap kali 2
- sholat jumat Setiap kali 0,25
2. Pemimpin renungan/panatua Setiap kali 2
- natal /paskah Setiap kali 0,25
3. Dharma duta- Waisak/Asad- Aminggu
Setiap kali
Setiap kali
2
0,25
4. Pembawa darma wacana- Nyepi/ciwa latri
Setiap kali 2
- Purnawa Tilem Setiap kali 0,25
5. Penceramah agama - Hari-hari besar agama
Setiap kali 0,5
- Hari-hari biasa Setiap kali 0,1
LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN MENTRI NEGARA
42
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : 118/1996
TANGGAL : 30 OKTOBER 199
43
D. PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN SEKOLAH
1. Latar Belakang
Ditinjau dari ilmu manajemen, tugas Pengawas Sekolah adalah
melaksanakan Pengawasan dapat penyelenggaraan sekolah negeri maupun swasta.
Sedangkan “Pengawasan”adalah bagian dari fungsi manajemen yang
selengkapnya adalah “ Perencanaan-Pengorganisasian-pelaksanaan-Pengawasan-
Penilaian”.
Jadi setiap kegiatan yang akan dilakukan, terutama kegiatan yang memiliki
cakupan yang cukup besar, harus dimulai dengan kegiatan awal yang berupa
“Penyusunan Program”. Demikian juga kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
Pengawas Sekolah, wajib dibuatkan program yang jelas, terinci dan mampu
dilaksanakan, baik secara kelompok maupun perorangan.
2. Dasar
a. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
118/1996 tanggal 30 Oktober 1996 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Sekolah dan Angka Kreditnya.
b. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan kepala
BAKN Nomor 0322/O/1996 dan Nomor 38 tahun 1996 tanggal 30
Oktober 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas
Sekolah dan Angka Kreditnya.
c. Keputusan Mendikbud RI Nomor 020/U/1998 tanggal 6 Februari 1998
tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.
d. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi setiap awal tahun pelajaran
tentang hari libur bagi sekolah dalam lingkungan Dinas Pendidikan
setempat.
44
3. Tujuan
Program Pengawasan Sekolahdisusun dengan tujuan agar Pengawas Sekolah:
a. Mengetahui keseluruhan sasaran Pengawasan Sekolah;
b. Dapat mengatur kapan, bagaimana dan dengan cara apa masing-masing
sasaran itu akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun pelajaran;
c. Memiliki pedoman operasional dalam melaksanakan tugas Pengawasan
Sekolah selama satu tahun pelajaran yang terbagi menjadi dua semester;
serta
d. Memiliki tolak ukur keberhasilan/ketidakberhasilan dalam melaksanakan
tugas Pengawasan Sekolah.
4. Tenis Program Pengawasan Sekolah
a. Program Tahunan Pengawasan Sekolah Kabupaten/Kota Madya.
b. Program Semester Pengawasan Sekolah Kabupaten/Kota madya.
5. Langkah-langkah Penyusunan Program Sekolah Tingkat
Kabupaten/Kota Madya
a. Langkah pertama yaitu melaksanakan identifikasi hasil pengawasan tahun
sebelumnya dan kewajiban dibidang pendidikan. Tugas ini dilakukan oleh
Pengawas Sekolah Pertama (Gol. III/a dan III/b) dengan cara sebagai
berikut.
1) Acuan utamanya yaitu program tahunan Pengawasan Sekolah
Kabupaten/Kotamadya tahun sebelumnya.
2) Semua kegiatan yang sudah terlaksana selama satu tahun pelajaran
diidentifikasi dan diinventarisasi.
3) semua kegiatan yang bisa terlaksana, kemudian dibandingkan dengan
semua kegiatan yang diprogramkan selama satu tahun pelajaran. 45
Dengan pembandingan antara kegiatan yang diprogramkan dengan
yang bisa terlaksana, maka akan bisa ditemukan kegiatan mana yang
tidak terlaksana atau belom bisa terlaksana.
4) Hasil identifikasi ini dituangkan dalam suatu format khusus.
b. Langkah kedua yaitu melaksanakan Pengolahan dan Analisis hasil
pengawasan tahun sebelumnya dalam rangka menyusun Program
Tahunan. Pengawasan Sekolah Tingkat Kabupaten/Kotamadya yang
dilakukan oleh Pengawas Muda (Gol. III/c dan III/d). Caranya yaitu
sebagai berikut.
1) Acuan utamanya yaitu hasil identifikasi Program Tahunan
Pengawasan tahun sebelumnya yang telah dilaksanakan oleh
Pengawas Pratama.
2) Semua kegiatan yang belum/tidak terlaksana dicari atau dirumuskan
tindak lanjutnya pada program tahunan selanjutnya. Hasil pengolahan
dan analisis ini dituangkan dalam suatu format khusus.
c. Langkah ketiga yaitu melaksanakan perumusan Rancangan Program
Pengawasan Tahunan yang akan berlangsung dan dilakukan oleh
Pengawas Madya (gol. IV/a , IV/b, IV/c) dengan cara sebagai berikut.
1) Hasil pengolahan dan analisa hasil pengawasan tahun sebelumnya harus
ditindaklanjuti dalam Program Pengawasan yang akan berlangsung.
2) Menginventarisasi sasaran-sasaran dan program yang akan dilakukan.
3) Perumusan ini dituangkan dalam format yang meliputi Program
Pengawasan untuk TK/SD/SDLB/PLB, mata pelajaran/rumpun mata
pelajaran serta BK.
46
d. Langkah keempat yaitu melaksanakan pemantapan dan penyempurnaan
rancangan Program Sekolah Kabupaten/Kotamadya yang dilaksanakan
oleh Pengawas Utama (Gol. IV/d, IV/e) dengan cara sebagai berikut.
1) Rancangan Pengawasan yang telah disusun oleh Pengawas Madya
dikoreksi, diteliti, bisa ditambah/dikurangi.
2) hasil Pemantapan dan Penyempurnaan ini dituangkan dalam format.
e. Langkah kelima yaitu menetapkan Program Pengawasan Sekolah Tingkat
Kabupaten/Kotamadya dengan cara sebagai berikut.
1) Korwas dengan dibantu oleh sekretaris Korwas menuangkan hasil
pemantapan dan penyempurnaan Program Pengawasan ke dalam suatu
format khusus.
2) Program Pengawasan ini meliputi Program Pengawasan untuk
TK/SD/SDLB, PLB, Mata Pelajaran/Rumpun Pelajaran serta BK.
Program yang sudah jadi ditandatangani oleh Pengawas Sekolah
(Sekretaris Korwas) dan Korwas.
6. Program pengawasan Semester
a. Penyusunan Program Pengawasan Semester
1) Disusun oleh masing-masing Pengawas secara perorangan.
2) Acuan utamanya yaitu Program Pengawasan Sekolah
Kabupaten/Kotamadya.
3) Setiap Pengawas Sekolah memerinci lebih lanjut jenis kegiatan dan
sasaran selama enam bulan (semester I, II).
4) Hasil Penyusunan Program Pengawasan semester dituangkan dalam
format.
b. Kegunaan Program Pengawasan Sekolah Semester
47
1) Untuk mengetahui lebih rinci tentang jenis kegiatan, sasaran dan waktu
pelaksanaan selama satu semester oleh masing-masing Pengawasan
Sekolah.
2) Untuk dipakai sebagai pedoman operasional oleh masing-masing Pengawas
Sekolah dalam melaksanakan tugas pengawasan selama satu semester.
BAB III
PENUTUP
A. TANGGAPAN
1. Tanggapan individu
Menurut saya: Supervisi pembelajaran dan pengawasan sekolah bisa
dijadikan sebagai arahan bagi guru dalam menjalankan tugas mengajarnya. 48
Bahwa ketrampilan diperlukan oleh seorang pengawas untuk membantu guru
dalam proses pembelajaran adalah penguasaan tentang supervisi.
Menurut saya: Supervisi sangat diperlukan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran karena dapat membantu meningkatkan pribadi dan profesi seorang
guru sehingga dapat memperbaiki pangajaran. Supervisi tidak hanya melihat
kinerja kepala sekolah, guru, dan pegawai sekolah saja akan tetapi juga mencari
jalan keluar apabila terjadi permasalahan.
Menurut saya: Wawasan supervisi dan kepengawasan sekolah sangat
berpengaruh dalam peningkatan mutu pendidikan, karena dengan adanya supervisi
kita dapat mempelajari dan memperbaiki cara pengajaran, agar kedepannya
menjadi lebih baik.
Menurut saya: Supervisi dapat meningkatkan kualitas mengajar guru di
kelas dan dapat meningkatkan kualitas belajar siswa, selain itu juga untuk
mengembangkan potensi dan kualitas guru.
2. Tanggapan Kelompok
Menurut pendapat kelompok kami supervisi harus dilakukan karena
melalui supervisi dapat diketahui kegiatan pembelajaran yang sudah sesuai dan
yang belum sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalu supervisi dapat di ketahui
pula tentang apa yang harus dibenahi, petugas yang perlu ditatar, petugas yang
perlu diganti, selain itu dapat pula di lihat kelemahan kurikulum yang sedang
berlangsung,dan melalui supervisi proses belajar dan mengajar dapat ditingkatkan.
B. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan materi dan diskusi kelompok kami,maka dapat
kami simpulkan bahwa dalam Kebijakan pendidikan harus ditopang oleh pelaku
pendidikan yang berada di front terdepan yakni guru melalui interaksinya dalam
49
pendidikan. Upaya meningkatkan mutu pendidikan perlu dilakukan secara
bertahap dengan mengacu pada rencana strategis. Keterlibatan seluruh komponen
pendidikan (guru, Kepala Sekolah, masyarakat, Komite Sekolah, Dewan
Pendidikan, dan isntitusi) dalam perencanaan dan realisasi program pendidikan
yang diluncurkan sangat dibutuhkan dalam rangka mengefektifkan pencapaian
tujuan.Implementasi kemampuan professional guru mutlak diperlukan sejalan
diberlakukannya otonomi daerah, khsususnya bidang pendidikan. Pelaksanaan
supervisi pengajaran perlu dilakukan secara sistematis oleh kepala sekolah dan
pengawas sekolah bertujuan memberikan pembinaan kepada guru-guru agar dapat
melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaannya, baik
kepala sekolah dan pengawas menggunakan lembar pengamatan yang berisi
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam peningkatan kinerja guru dan kinerja
sekolah. Untuk mensupervisi guru digunakan lembar observasi yang berupa alat
penilaian kemampuan guru (APKG), sedangkan untuk mensupervisi kinerja
sekolah dilakukan dengan mencermati bidang akademik, kesiswaan, personalia,
keuangan, sarana dan prasarana, serta hubungan masyarakat.
Implementasi kemampuan professional guru mensyaratkan guru agar
mampu meningkatkan peran yang dimiliki, baik sebagai informatory(pemberi
informasi), organisator, motivator, director, inisiator (pemrakarsa inisiatif),
transmitter (penerus), fasilitator, mediator, dan evaluator sehingga diharapkan
mampu mengembangkan kompetensinya. Mewujudkan kondisi ideal di mana
kemampuan professional guru dapat diimplementasikan sejalan diberlakukannya
otonomi daerah, bukan merupakan hal yang mudah. Hal tersebut lantaran
aktualisasi kemampuan guru tergantung pada berbagai komponen system
pendidikan yang saling berkolaborasi. Oleh karena itu, keterkaitan berbagai
komponen pendidikan sangat menentukan implementasi kemampuan guru agar
mampu mengelola pembelajaran yang efekti danselaras dengan paradigma
pembelajaran.
50
DAFTAR PUSTAKA
Aqib,Zainal,2004,Membangun Provesionalisme Guru dan Pengawasan Sekolah ,
Bandung:Yrama Widya.
Balitbang Depdiknas. 2001. Data Standardisasi Kompetensi Guru.
(http://www.depdiknas.go.id.html).
Berliner, David. 2000. Educational Reform in an Era of Disinformation.
(http://www.olam.asu.edu/epaa/v1n2.html).
Piet A. Sahertian, Drs, Prof.2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi
Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
51