water alocation

6
 Riska Hilmi Mutiawati (95011018) Analisis Alokasi & Kualitas Air SOAl 1 1) Uraikan dan sebutkan tujuan pokok pengukuran kualitas air ? 2) Supaya tujuan tersebut dapat tercapai apa saja yang diperlukan ? 3) Untuk mendukung perencanaan Bendungan Matenggeng pada BBWS Citanduy diperlukan pemantauan kulitas air setip bulan dalam periode satu tahun pada Sungai Cijolang yang merupakan anak Sungai Citanduy.  Tentukan sarana sampling untuk pemantauan kulitas air Sungai Cijolang, agar diperoleh lokasi sampling yang pasti yang dapat dilaksanakan oleh petugas sampling yang tidak tetap (bergantian) Dalam perencanaan lokasi pengambilan sampilng perlu diketahui fasilitas/sarana bangunan yang telah ada pada sumber air yaitu di Sungai Cijolang, yang dapat dimanfaatkan untuk sarana pengambilan sampling. Beberapa sarana berikut dapat dimanfaatkan dalam pengambilan sampling. a) Jembatan Pengambilan contoh dari jembatan lebih mudah dilaksanakan dan titik pengambilan sampling dapat diidentifikasikan secara pasti. b) Pos pengukur debit air Pos pengukur debit air biasanya dilengkapi dengan alat pencatat tinggi muka air otomatis ataupun lintasan tali (cable way ). Sarana tersebut dimanfaatkan untuk membantu pengambilan sampling. Selain itu data debit air dapat pula dimanfaatkan apabila diperlukan. c) Bendung Pengambilan contoh pada bendung juga sangat menguntungka n karena di lokasi bendungumumnya terdapat pengukur debit serta catatan-catatan lain yang berguna untuk evaluasikualitas air. 4) Pada sampling kualitas air, hal penting yangdiperlukan yaitu pengukuran debit dan pengujian parameter lapangan (a) Kenapa harus dilakukan pengukuran parameter lapangan

Upload: eko-supriyanto

Post on 19-Jul-2015

73 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/16/2018 Water Alocation - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/water-alocation 1/6

Riska Hilmi Mutiawati (95011018)

Analisis Alokasi & Kualitas Air

SOAl 1

1) Uraikan dan sebutkan tujuan pokok pengukuran kualitas air ?

2) Supaya tujuan tersebut dapat tercapai apa saja yang diperlukan ?

3) Untuk mendukung perencanaan Bendungan Matenggeng pada BBWS Citanduy diperlukan

pemantauan kulitas air setip bulan dalam periode satu tahun pada Sungai Cijolang yang merupakan

anak Sungai Citanduy.

  Tentukan sarana sampling untuk pemantauan kulitas air Sungai Cijolang, agar diperoleh lokasi

sampling yang pasti yang dapat dilaksanakan oleh petugas sampling yang tidak tetap

(bergantian)

Dalam perencanaan lokasi pengambilan sampilng perlu diketahui fasilitas/sarana bangunan

yang telah ada pada sumber air yaitu di Sungai Cijolang, yang dapat dimanfaatkan untuk

sarana pengambilan sampling. Beberapa sarana berikut dapat dimanfaatkan dalam

pengambilan sampling.

a) Jembatan Pengambilan contoh dari jembatan lebih mudah dilaksanakan dan titik pengambilan

sampling dapat diidentifikasikan secara pasti.

b) Pos pengukur debit air Pos pengukur debit air biasanya dilengkapi dengan alat pencatat

tinggi muka air otomatis ataupun lintasan tali (cable way ). Sarana tersebut dimanfaatkan

untuk membantu pengambilan sampling. Selain itu data debit air dapat pula dimanfaatkan

apabila diperlukan.

c) Bendung Pengambilan contoh pada bendung juga sangat menguntungkan karena di lokasi

bendungumumnya terdapat pengukur debit serta catatan-catatan lain yang berguna untuk

evaluasikualitas air.

4) Pada sampling kualitas air, hal penting yangdiperlukan yaitu pengukuran debit dan pengujian

parameter lapangan

(a) Kenapa harus dilakukan pengukuran parameter lapangan

5/16/2018 Water Alocation - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/water-alocation 2/6

Riska Hilmi Mutiawati (95011018)

Analisis Alokasi & Kualitas Air

(b) Apa saja parameter lapangan untuk pengujian kualitas air Sungai Cijolang dan sebutkan

masing-masing alat pengujiannya

Sebelum melakukan pengukuran parameter kimiawi, fisik, dan pengambilan sampling air,

makrobentos serta sedimen terlebih dahulu dilakukan pengamatan secara umum terhadap

titik pengambilan sampling. Pengukuran parameter hidrologi badan air meliputi lebar badan

perairan dan kedalaman. Data tersebut nantinya akan digunakan sebagai awal untuk

perhitungan debit air . Selain itu juga, dilakukan pengukuran kecepatan arus. Pengukuran

lebar badan perairan dilakukan dengan menggunakan meteran, sedangkan untuk mengukur

kedalaman menggunakan tongkat berskala

Kecepatan arus diukur dengan cara menghitung waktu tempuh sebuah gabus melewati jarak

yang telah ditentukan (satuan meter). Pengukuran debit air dengan menggunakan rumus :

Q = V x A

Keterangan :

Q = Debit air (m3/s)

V = Kecepatan arus (m/s)

A = Luas penampang saluran air (m2)

Pengukuran parameter kimiawi dan fisik air ada yang dilakukan langsung di stasiun

pengambilan sampling dan ada juga yang hanya mengambil sampling airnya dan kemudian

dilakukan analisis di laboratorium. Adapun parameter fisik dan kimiawi yang diukur adalah

sebagai berikut :

Pengukuran di lapangan dilakukan terhadap parameter  – parameter yang mengalami

perubahan dengan cepat baik parameter kimiawi maupun parameter fisik air. Parameter

kimiawi dan fisik air yang langsung dilakukan di lapangan meliputi pH, DO (Disolved Oxygen),

suhu, kekeruhan dan konduktivitas. Semua pengukuran parameter tersebut dilakukan

5/16/2018 Water Alocation - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/water-alocation 3/6

Riska Hilmi Mutiawati (95011018)

Analisis Alokasi & Kualitas Air

sebanyak tiga kali pengulangan di setiap titik yang telah ditentukan. Adapun cara

pengukuran parameter – parameter adalah sebagai berikut :

a.  pH

pH diukur langsung menggunakan pH meter, dengan cara mencelupkan probe kedalam badan

perairan. Probe digoyang  – goyang hingga angka yang tertera pada layar menunjukan nilai yang

konstan.

b.  DO

Diukur dengan menggunakan DO meter, dengan cara mencelupkan probe kedalam badan

perairan hingga angka yang tertera pada DO meter menunjukan nilai yang konstan.

c.  Suhu

Suhu diukur langsung menggunakan thermometer raksa, dengan cara mencelupkan probe

kedalam badan perairan hingga angka yang tertera pada thermometer menunjukan nilai yang

konstan.

d.  Kekeruhan

Diukur langsung dengan menggunakan turbiditimeter, dengan cara mencelupkan probe kedalam

badan perairan. Probe digoyang – goyang hingga angka yang tertera pada layar menunjuksn nilsi

ysng konstan.

e.  Kondukvitas

Konduktivitas diukur langsung menggunakan konduktivimeter, dengan cara menetapkan sample

air kealam lubang yang tersedia dibagian ujung alat. Kemudian tunggu hingga muncul gambar

simile pada layar.

Soal 2

Sungai citarum pada titik 1 diketahui debit = 8.3 m3/det, dengan kadar BOD = 4 mg/L dan COD = 9 mg/L.

Baku mutu pemanfaatan Sungai citarum berdasarkan SK.Gubernur No.39/2000, ditentukan BOD = 6mg/L dan COD = 10 mg/L.

Pada titik 2 terdapat buangan limbah Kelompok industri dengan debit = 2750 m3/det, BOD = 45 mg/L

dan COD = 80 mg/L.

Pada titik 3 ada buangan dari IPAL penduduk dengan debit = 75000 m3/det, BOD = 18 mg/L dan COD =

25 mg/L.

5/16/2018 Water Alocation - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/water-alocation 4/6

Riska Hilmi Mutiawati (95011018)

Analisis Alokasi & Kualitas Air

Kualitas air di waduk Saguling BOD = 8.5 mg/L dan COD = 18 mg/L dan dibagian hilirnya yaitu di waduk

Cirata BOD = 1,5 mg/L dan COD = 4 mg/L

1)  Berapa Debit (Q) setelah titik 2 ( kelompok industry ) dan setelah titik 3 ( IPAL Penduduk ) 

Pada titik 2 ------- Q2 = 2750 + 8300 = 11050 L/dt

Pada Titik 3 ------ Q3 = 11050 + 28.935 = 11078.935 L/dt 

2)  Berapa konsentrasi BOD dan COD setelah titik 2 apakah masih memenuhi Baku Mutu

Pemanfaatan Sungai Citarum (SK. Gub. No. 39/2000).

Q1 = 8300 L/dt

Q2 = 2750 L/dt

Q2’=11050 L/dt 

Konsentrasi BOD :

BOD

C1 = 4 mg/L

C2 = 45 mg/L

COD

C1 = 9 mg/L

C2 = 80 mg/L

S. Citarum

Titik 2

Q = 11050 L/dt

Titik 3

Q =11078.935L/dt

Waduk

Saguling

Titik 2Industri Q = 2750 L/dt

BOD = 45 mg/L ; COD = 80 mg/L

Titik 3IPAL Penddk Q=75000 m3/dt

BOD = 10 mg/L ; COD = 25 mg/L

Titik 1

Qtitik 1 = 8300 L/dt

BOD = 4 mg/L ; COD = 9 mg/L

5/16/2018 Water Alocation - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/water-alocation 5/6

Riska Hilmi Mutiawati (95011018)

Analisis Alokasi & Kualitas Air

Konsentrasi BOD setelah titik 2 :

( Q1 x C1 ) + ( Q2 x C2 ) = ( Q2’ x C2’ ) 

( 8300 x 2 ) + ( 2750 x 45 ) = ( 11050 x C2’ ) 

C2’ = 12.701 mg/dt 

Konsentrasi COD setelah titik 2 :

( Q1 x C1 ) + ( Q2 x C2 ) = ( Q2’ x C2’ )

( 8300 x 9 ) + ( 2750 x 80 ) = ( 11050 x C2’ ) 

C2’ = 26.7 mg/dt 

Dapat disimpulkan bahwa BOD dan COD setelah titik 2 pada Sungai Citarum tidak lagi memenuhi

syarat Baku Mutu sesuai SK. GUB No 39/Tahun 2000.

3)  Bagaimana konsentrasi BOD dan COD setelah titik

Q1 = 8300 L/dt

Q2 = 2750 L/dt

Q2’=11050 L/dt 

Q3 = 28.935 L/dt

Q3’ = 11078.935  L/dt

Konsentrasi :

BOD

C1 = 4 mg/L

C2 = 45 mg/L

C3 = 10 mg/L

COD

C1 = 9 mg/L

C2 = 80 mg/L

C3 = 25 mg/L

Konsentrasi BOD setelah titik 3 :

( Q1 x C1 ) + ( Q2 x C2 ) + ( Q3 x C3 ) = ( Q3’ x C3’ ) 

( 8300 x 4 ) + ( 2750 x 45 ) + ( 28,935 x 10 ) = ( 11078,935 x C3’ ) 

C3’ = 14.19264 mg/L

5/16/2018 Water Alocation - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/water-alocation 6/6

Riska Hilmi Mutiawati (95011018)

Analisis Alokasi & Kualitas Air

Konsentrasi COD setelah titik 3 :

( Q1 x C1 ) + ( Q2 x C2 ) + ( Q3 x C3 ) = ( Q3’ x C3’ ) 

( 8300 x 9 ) + ( 2750 x 80 ) + ( 28,935 x 25 ) = ( 11078,935 x C3’ ) 

C3’ = 26.66532 mg/L

Dapat disimpulkan bahwa BOD dan COD setelah titik 3 pada Sungai Citarum tidak lagi

memenuhi syarat Baku Mutu sesuai SK. GUB No 39/Tahun 2000.

4)  Jelaskan lokasi yang masih cocok untuk dimanfaatkan sebagai air baku air minum, ( ketentuan

air baku air minum, Kelas I dari PP 82/2001 tentang “Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air”, yaitu BOD 2 mg/L dan COD 10 mg/L 

Tidak ada lokasi yang cocok untuk dimanfaatkan sebagai air baku air minum karena5)  Apa yang harus dilakukan agar kualitas air di titik 2 dan 3 dapat memenuhi kebutuhan Baku

Mutu dan Pemanfaatannya tidak terganggu?