warta duabanga 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu...

16
Duabanga Duabanga Warta Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu Vol. 11 No. 1, Juni 2017 Vol. 11 No. 1, Juni 2017 Mengenal Bambu Tabah (Gigantochloa nigrocilita) dan Teknik Budidayanya Mengenal Bambu Tabah (Gigantochloa nigrocilita) dan Teknik Budidayanya Review : Budidaya Trigona sp Di Beberapa Negara Review : Budidaya Trigona sp Di Beberapa Negara Jamur Endofitik: Mikroorganisme Tersembunyi Sebagai Sumber Potensial Penghasil Obat Alami Jamur Endofitik: Mikroorganisme Tersembunyi Sebagai Sumber Potensial Penghasil Obat Alami

Upload: others

Post on 28-Sep-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: WARTA DUABANGA 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki

DuabangaDuabangaWarta Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan KayuVol. 11 No. 1, Juni 2017Vol. 11 No. 1, Juni 2017

Mengenal Bambu Tabah (Gigantochloa nigrocilita) danTeknik Budidayanya

Mengenal Bambu Tabah (Gigantochloa nigrocilita) danTeknik Budidayanya

Review : Budidaya Trigona sp Di Beberapa NegaraReview : Budidaya Trigona sp Di Beberapa Negara

Jamur Endofitik: Mikroorganisme Tersembunyi Sebagai Sumber Potensial Penghasil Obat Alami

Jamur Endofitik: Mikroorganisme Tersembunyi Sebagai Sumber Potensial Penghasil Obat Alami

Page 2: WARTA DUABANGA 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki

Majalah Duabanga merupakan media informasi ilmiah populer di bidang kehutanan terutama teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu di

Indonesia yang diterbitkan oleh Balai Penelitian dan pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu yang semula bernama Balai

Penelitian Kehutanan Mataram.

REDAKSI

Penanggung Jawab: Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan KayuDewan Redaksi: Ir. I Wayan Widhiana Susila, MP (Ketua), Dr. Kresno Agus Hendarto,S.Hut., MM (Anggota), Indah Prihantini, S.Hut., M.Agr., P.hD .Redaksi Pelaksana: Kepala Seksi Data, Informasi dan Sarana PenelitianTata letak: Galang Riski AB

Alamat Redaksi:

Jl. Darma Bakti No 7 - PO Box 1054, Ds. Langko Kec. Lingsar, Lombok Barat-NTB Telp. 0370-6175552, Fax 0370-6175482 E-mail : [email protected]: www.litbang.mataram.menlhk.go.id

(Anggota)

Redaksi mengundang para peneliti, teknisi, praktisi dan pemerhati kehutanan untuk menulis tulisan ilmiah populer khususnya di

bidang teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu dan Kehutanan umum di seluruh Indonesia. Naskah tulisan sebanyak 500-1.000 kata

dengan spasi ganda, font 12 dan ditulis dalam bahasa Indonesia. Dikirim hard copy dan soft copynya disertai foto-foto yang

berhubungan dengan isi tulisan. Naskah akan disunting oleh Dewan Redaksi tanpa mengubah maksud dan isi tulisan.

Warta Dari Redaksi,……

Sajian artikel warta edisi sekarang memaparkan tiga artikel. Pertama, adanya alternatif sumber obat alami dari berbagai jenis jamur endofitik yang

Tidak kurang dari 60 peserta mengikuti Alih Teknologi tersebut.

Pembaca yang budiman,….. Redaksi mengundang partisipasi pembaca untuk turut mengisi dan memberikan masukan untuk perbaikan warta kedepan.

selamat membaca …..

telah diteliti sejak lama dan dilaporkan mampu memproduksi senyawa-senyawa yang sangat beragam diantaranya senyawa alternariol dari Alternaria sp, paenol dari Chaetomium dan terreic acid yang diproduksi oleh jamur Pseudocercospora sp. yang diisolasi dari berbagai jenis tanaman; Kedua, Review berbagai model teknik budidaya Trigona sp yang dikembangkan oleh masyarakat di beberapa negara. Informasi ini dapat dijadikan referensi untuk berinovasi ataupun diadopsi langsung oleh masyarakat yang tertarik untuk membudidayakannya; Ketiga, pembaca diperkenalkan dengan sumberdaya alam yang multi manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki keunggulan rasa yang hambar tidak pahit seperti rebung dari jenis lain. Dipaparkan juga teknik budidayanya agar menghasilkan rebung yang banyak, enak dengan tekstrur yang renyah.

Keberhasilan peningkatan produktivitas gaharu dan lebah madu tidak terlepas dari peran dan kerjasama institusi terkait, langkah tersebut telah diupayakan oleh Balitbangtek HHBK dengan UPT Perbenihan Tanaman Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur memperkenalkan Teknik Budidaya Lebah Trigona dan Teknik Inokulasi Gaharu sederhana kepada penyuluh kehutanan, masyarakat, dan kelompok tani se Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan di Kabupaten Ponorogo.

Selalu ada hal menarik untuk didiskusikan, antara kepentingan pangan manusia atau kepentingan lingkungan, mana yang harus diprioritaskan. Hal tersebut dibahas pada acara Focus Grouf Discussion “Kajian evaluasi lahan di areal KPH Mendukung Kedaulatan Pangan” yang kami sajikan pada pokus berita Kebijakan kehutanan dalam mewujudkan kedaulatan pangan.

dari redaksi

Page 3: WARTA DUABANGA 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki

Daftar isi

ARTIKEL

DISEMINASI

BERITA

FLASH

4

7

10

14

15

16

Jamur Endofitik: Mikroorganisme Tersembunyi Sebagai Sumber Potensial Penghasil Obat Alami

Review: Budidaya Trigona sp Di Beberapa Negara

Mengenal Bambu Tabah (Gigantochloa nigrocilita) danTeknik Budidayanya

Kebijakan Kehutanan Dalam Mewujudkan kedaulatan Pangan

Peneliti Litbang HHBK Perkenalkan Teknik Produksi Gaharu dan Budidaya Lebah TrigonaPada Masyarakat di Jawa Timur

Buah Pranajiwa (Euchresta horsfieldii)Tanaman Berkasiat Obat

Page 4: WARTA DUABANGA 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki

Jamur Endofitik Penghasil Senyawa Aktif

Beragam jenis jamur endofitik telah diteliti dan dilaporkan mampu memproduksi senyawa-senyawa

yang sangat beragam, seperti:

a. alternariol dari Alternaria sp. (Zhang et al, 2016; Lou et al, 2016)

b. paenol dari Chaetomium sp. yang diisolasi dari tanaman Paeonia suffruticosa (Li et al, 2015)

c. terreic acid yang diproduksi oleh jamur Pseudocercospora sp. ESL02 dari tanaman E. sylvestris

(Prihantini dan Tachibana, 2017)

d. terreic acid diproduksi oleh jamur Aspergillus terreus (Dewi et al, 2012)

Artikel

Jamur endofitik merupakan mikroorganisme tersembunyi hidup di dalam jaringan tanaman (Jasim et

al, 2013; Zhang et al, 2012) yang telah dipertimbangkan sebagai sumber potensial senyawa bioaktif yang

baru dan alami. Jamur endofitik hidup di dalam jaringan tanaman tanpa mengganggu inangnya dan tumbuh

dengan secara kontinu melibatkan interaksi metabolisme dengan inangnya. Interaksi metabolisme

tersebut mampu meningkatkan sintesis dari metabolit sekunder. Penemuan paclitaxel (Taxol) dari jamur

endofitik Taxomyces andreanae yang diisolasi dari Taxus brevifolia, yaitu tanaman yang berperan penting

sebagai obat anti kanker, telah meningkatkan perhatian terhadap jamur endofitik sebagai sumber potensial

baru bagi obat-obatan (Schulz et al, 2002). Schulz et al (2002), telah mengisolasi sekitar 6500 jamur

endofitik dari tanaman perdu, pohon, alga dan telah mengevaluasi kemampuan bioaktifitasnya serta

komponen kimianya. Selain itu, (Prihantini dan Tachibana, 2017) telah mengisolasi tujuh jamur endofitik dari

tanaman Elaeocarpus sylvestris, yaitu Pestalotiopsis sp. EST01, Pestalotiopsis sp. EST 02, Diaporthales sp. EST03,

Meyerozema sp. EST 04, Diaporthales sp. EST 05, Pestalotiopsis sp. ESL01, dan Pseudocercospora sp. ESL02.

Oleh: Amalia Indah Prihantini

JAMUR ENDOFITIK: MIKROORGANISME TERSEMBUNYI SEBAGAI SUMBER POTENSIAL PENGHASIL OBAT ALAMI

4

Terreic acid (Gambar 1) merupakan senyawa yang telah

dilaporkan memiliki aktifitas antioksidan, antidiabetes, dan mampu

menghambat aktifitas katalis Bruton's tyrosine kinase (Prihantini dan

Tachibana, 2017; Dewi et al, 2012; Kawakami et al, 1999). Terkait

dengan kemampuan antioksidan, terreic acid mampu menangkap

radikal bebas dengan memberikan hidrogen yang dimilikinya pada

gugus hidroksil. Selain itu, adanya ikatan rangkap karbon yang

terkonfigurasi dengan susunan keto dalam struktur kimianya

dipertimbangkan mempengaruhi delokalisasi elektron yang

mendukung aktifitas antioksidan (Prihantini dan Tachibana, 2017).

Selain itu, terreic acid merupakan epoxy quinon dimana epoxy quinon

telah diketahui dapat menghambat reaksi dalam rantai radikal

bebas (Flora, 2009).

Gambar 1. Terreic acid, senyawa aktif

antioksidan dari jamur endofitik

Pseudocercospora sp. ESL 02 dan A. terreus

(Prihantini et al, 2017; Dewi et al, 2012)

Page 5: WARTA DUABANGA 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki

Sebagian besar senyawa-senyawa yang terisolasi dari jamur endofitik merupakan senyawa aktif yang berpotensi

sebagai obat. Tabel 1 menunjukkan jamur-jamur endofitik yang mampu menghasilkan senyawa aktif berpotensi

sebagai obat.

5

Tabel 1. Jamur endofitik yang menghasilkan senyawa aktif potensial obat

Isolasi jamur endofitik dan senyawa aktifnya

Untuk mendapatkan senyawa aktif dari jamur endofitik dalam tanaman, maka perlu dilakukan dua

prosedur isolasi yang didasarkan pada kemampuan bioaktifitas, yaitu isolasi jamur endofitik dari dalam

jaringan tanaman dan isolasi senyawa aktif dari jamur yang telah terisolasi. Isolasi jamur endofitik

dilakukan pada bagian tanaman yang sehat dan segar. Bagian permukaan tanaman tersebut disterilkan

sebelum dipotong kecil-kecil dalam laminar air flow, kemudian diletakkan pada media tumbuh jamur.

Setelah proses inkubasi selama seminggu, jamur yang tumbuh dalam cawan petri masih berupa kumpulan

dari beberapa jenis jamur. Oleh karena itu perlu dilakukan pemisahan hingga diperoleh jamur-jamur

tunggal yang tidak terkontaminasi oleh jamur lainnya. Jamur-jamur yang telah terisolasi tersebut kemudian

diidentifikasi dan disiapkan untuk evaluasi kemampuan bioaktifitasnya. Jamur endofitik dengan

kemampuan bioaktifitas yang paling tinggi digunakan untuk diisolasi senyawa aktifnya.

Isolasi senyawa aktif dilakukan dengan menumbuhkan jamur endofitik pada media cair dengan

fermentasi statis ataupun shaking (Gambar 2). Jamur yang tumbuh pada media cair tersebut kemudian

disaring untuk memisahkan filtrat dan mycelia. Filtrat dan mycelia tersebut kemudian diuji kemampuan

bioaktifitasnya. Bagian yang memiliki kemampuan bioaktifitas paling tinggi digunakan untuk proses isolasi

senyawa aktif. Prosedur isolasi senyawa aktif dari jamur endofitik dilakukan sama seperti isolasi senyawa

aktif dari tanaman, yaitu menggunakan ekstraksi dan pemisahan dengan kolom kromatografi atau

preparative TLC (Thin Layer Chromatography) atau preparative HPLC (High Performance Liquid

Chromatography). Senyawa aktif yang terisolasi kemudian diidentifikasi dan diuji untuk berbagai

kemampuan bioaktifitasnya.

No. Tanaman Jamur endofitik Senyawa Manfaat Kolom

1. Broussonetia

papyrifera

Alternaria sp. alternariol antimikroba Zhang et al, 2016;

Lou et al, 2016

2. Garcinia nobilis Penicillium sp. penialidins A-C antibakteria Jouda et al, 2014

3. Paeonia

suffruticosa

Chaetomium sp. paenol antioksidan;

antidiabet

Li et al, 2015

4. Piper nigrum Colletotrichum

gloeosporioides

piperine antibakteri,

antijamur,

antioksidan

Chitra et al, 2014

5. Huperzia serrata Trichoderma sp. huperzine A mengobati

tahap awal

penyakit

alzheimer

Dong et al, 2014

7. Elaeocarpus

sylvestris

Pseudocercospora sp.

ESL02

terreic acid antioksidan,

antibiotik

Prihantini and

Tachibana, 2017;

Olesen et al, 2014

8. Ginkgo biloba Penicillium sp.YY-20 adenosine antioksidan Yuan et al, 2014

Page 6: WARTA DUABANGA 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki

(a) (b)

Daftar Pustaka

Chitra S., Jasim B., Sachidanandan P., Jyothis M., Radhakrishnan E.K.2014. Piperine Production by Endophytic Fungus Colletrotichum gloeosporioides Isolated from Piper nigrum. Phytomedicine. Volume 21, 534–540.

Dewi R.T., Tachibana S., Itoh K., Ilyas M. 2012. Isolation of Antioxidant Compounds from Aspergillus terreus LS01. Journal of Microbial and Biochemical Technology, Volume 4, 010–014.

Dong L.H., Fan S.W., Ling Q.Z. 2014. Identification of Huperzine A-Producing Endophytic Fungi Isolated from Huperzia serrata. World Journal of Microbiology and Biotechnology, Volume 30, 1011–1017.

Flora S.J.S. 2009. Structural, Chemical and Biological Aspects of Antioxidants for Strategies Against Metal and Metalloid Exposure. Oxidative Medicine and Cellular Longevity, Volume 2, 191-206.

Jasim B., Jimtha J.C., Jyothis M., Radhakrishnan E.K. 2013. Plant Growth Promoting Potential of Endophytic Bacteria Isolated from Piper nigrum. Plant Growth Regulation, Volume 71, 1–11.

Jouda J.B., Kusari S., Lamsh?ft M., Talontsi F.M, Meli C.D, Wandji J., et al. 2014. Penialidins A-C with Strong Antibacterial Activities from Penicillium sp., An Endophytic Fungus Harboring Leaves of Garcinia nobilis. Fitoterapia, Volume 98, 209–214.

Kawakami Y., Hartman S.E., Kinoshita E., Suzuki H., Yao L., Inagaki N., et al. 1999. Terreic Acid, A Quinone Epoxide Inhibitor of Bruton's Tyrokinase. Proceedings of The National Academy of Sciences of The United States America. Volume 96, 2227-2232.

Li P., Yang G., Qiu Y., Lin L., Dong F. 2015. Paeonol Produced by Chaetomium sp., An Endophytic Fungus Isolated from Paeonia suffruticosa. Phytochemistry Letters, Volume 13, 334–342.

Lou J., Yu R., Wang X., Mao Z., Fu L., Liu Y., et al. 2016. Alternariol 9-Methyl Ether from The Endophytic Fungus Alternaria sp. Samif01 and Its Bioactivities. Brazilian Journal of Microbiology, Volume 47, 96–101.

Olesen S.H, Ingles D.J., Yang Y., Schonburnn E. 2014. Differential Antibacterial Properties of The MurA Inhibitors Terreic Acid and Fosfomycin. Journal of Basic Microbiology, Volume 54, 322–326.

Prihantini A.I. and Tachibana S. 2017. Antioxidant Compounds Produced by Pseudocercospora sp. ESL 02, An Endophytic

Fungus Isolated from Elaeocarpus sylvestris. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, Volume 7, No 2, 930-935.

Schulz B., Boyle C., Draeger S., Rommert A.K., Krohn K.. 2002. Endophytic Fungi: A Source of Novel Biologically Active

Secondary Metabolites. Mycology Research, Volume 106, No 9, 996-1004.

Yuan Y., Tian J.M., Xiao J., Shao Q., Gao J.M. 2014. Bioactive Metabolites Isolated from Penicillium sp. YY-20, The Endophytic

Fungus from Ginkgo biloba. Natural Product Research, Volume 28: 278–281.

Zhang N., Zhang C., Xiao X., Zhang Q., Huang B. 2016. New Cytotoxic Compounds of Endophytic Fungus Alternaria sp.

Isolated from Broussonetia papyrifera (L.) Vent. Fitoterapia, Volume 110, 173–180.

Zhang Q., Wei X., Wang J. 2012. Phillyrin Produced by Colletotrichum gloeosporioides, An Endophytic Fungus Isolated from

Forsythia suspensa. Fitoterapia, Volume 83, 1500–1505.

6

Gambar 2. Pertumbuhan jamur pada media cair: (a) metode shaking, (b) metode statis

Page 7: WARTA DUABANGA 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki

Lebah tanpa sengat awalnya terdiri dari 200 spesies yang telah diketahui berasal dari tiga wilayah tropis (Inoue et al., 1984). Seiring berjalannya penelitian taksonomi, Gupta et al. (2014) menyatakan bahwa ada 500 spesies lebah tanpa sengat yang diklasifikasikan ke dalam 5 genus yaitu Melipona, Trigona, Meliponula, Dectylurina, dan Lestrimelitta. Trigona merupakan genus yang paling besar, di dalamnya terdapat 11 sub genus dan 150 spesies. Genus Trigona tersebar dari Meksiko hingga Argentina, India, Sri Lanka hingga Taiwan, Pulau Solomon, Australia dan Indonesia. Wilayah-wilayah tersebut juga merupakan tempat adanya budidaya Trigona.

Trigona sp. merupakan lebah madu yang memiliki ukuran tubuh relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan lebah madu lainnya (Apis). Ukuran tubuh Trigona berkisar 3,2 – 4,7 mm (Wahyuni dan Riendriasari, 2012), serta rentang sayap 8 mm. Lebah pekerja memiliki kepala besar dan rahang panjang. Sedang lebah ratu berukuran 3-4 kali ukuran lebah pekerja, perut besar mirip laron, berwarna kecoklatan dan mempunyai sayap pendek (Winarto dan Rusmalia, 2015).

Budidaya Trigona sp. memberikan manfaat antara lain: 1) manfaat ekologis : proses penyerbukan oleh lebah dalam keterkaitan pakan, 2) manfaat ekonomi : produk – produk yang dihasilkan trigona berupa madu, propolis, bee pollen dll, 3) manfaat sosial : sebagai sumber penghasilan, membuka peluang usaha bagi masyarakat, obyek penelitian dan sebagai potensi daerah (Forda, 2015).

Di India, budidaya tradisional Trigona dilakukan oleh suku Kani khususnya di daerah Tamil Nadu (Kumar et al., 2012). Suku Kani menggunakan bambu untuk sarang lebah buatan (Gambar 1). Bambu tersebut dibelah dua kemudian dipasangkan lagi dengan cara diikat dengan tali sehingga terdapat celah di antara kedua potongan bambu untuk pintu masuk Trigona. Produksi koloni mencapai 600-700 gram/tahun menggunakan cara tersebut. Madu yang dihasilkan juga dihargai cukup tinggi. Cara tradisional ini dilakukan juga oleh suku Jawa di Indonesia.

7

REVIEW : BUDIDAYA Trigona sp. DI BEBERAPA NEGARA

Oleh : Resti Wahyuni

Page 8: WARTA DUABANGA 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki

Gambar 1. Budidaya tradisional Trigona dilakukan oleh suku Kani di India. 1= sarang

lebah pada celah dinding, 2= sarang bambu diletakkan di rumah penduduk, 3= pintu masuk lebah pada sarang bambu, 4= ratu lebah, lebah pekerja dan drone, 5=Kanikar membagi bambu menjadi 2, 6= tiga ruang dalam

sarang lebah, 7= susunan multilayer dalam sarang bambu. Sumber : Kumar et al., 2012

Budidaya Trigona di Australia telah banyak dilakukan oleh masyarakatnya. Pada tahun 2000 terdapat

lebih dari 250 pembudidaya dan 1400 koloni lebah tanpa sengat (Heard dan Dollin, 2000). Berbeda

dengan budidaya Trigona di India,

pembudidaya Trigona di Australia

menggunakan kotak persegi panjang

dengan volume 8 liter yang terbagi dua

sama besar secara horisontal (Gambar

2). Desain ini memungkinkan terjadinya

pembagian koloni pada saat bagian

yang lain sudah penuh. Desain sarang

dengan model kotak persegi panjang ini

diadopsi oleh pembudidaya Trigona di

NTB.Gambar 2. Desain sarang budidaya Trigona di Australia.

Sumber : Heard dan Dollin, 2000

8

Page 9: WARTA DUABANGA 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki

Di Indonesia, budidaya Trigona juga telah dilakukan. Desain sarang yang digunakan bermacam-macam,

ada bambu dan kotak berbentuk persegi panjang. Sarang bambu digunakan oleh masyarakat Negeri Hilla,

Maluku Tengah (Gambar 3) (Manuhuwa et al., 2013). Diameter bambu besar mampu menghindarkan lebah

Trigona dari kepanasan dibandingkan diameter bambu sedang dan kecil (Manuhuwa et al., 2013). Kondisi

yang terlalu panas mengakibatkan aktivitas lebah Trigona akan menurun. Lebah Trigona sp. dalam sarang

bambu dapat memproduksi madu dengan kisaran 5,1 – 27,9 gram selama 111 hari (Manuhuwa et al., 2013)

(Gambar 4).

Sumber : http://perhutani.co.id/wp-content/uploads/2011/09/jppweb22.jpg

Gambar 3. Sarang bambu pada budidaya Trigona di Maluku. a= sarang bambu untuk media budidaya lebah Trigona spp. b= sarang lebah pada beberapa jenis bambu, c= aktivitas

lebah pada lubang masuk bambu petung.Sumber : Manuhuwa et al., 2013

a b c

Gambar 4. Produksi madu pada budidaya Trigona di Maluku. a= produksi madu lebah Trigona sp. pada jenis bambu duri, b= produksi madu lebah Trigona sp. pada jenis bambu petung, c=

produksi madu lebah Trigona sp. pada jenis bambu sero.Sumber : Manuhuwa et al., 2013

a b c

Referensi

Forda. 2015. Teknik budidaya lebah madu Trigona sp. . Diakses 5 Juni 2017.

Gupta, R., Reybroeck, W., Van Veen, J. W., & Gupta, A. (2014). Beekeeping for poverty alleviation and livelihood security: Vol. 1: Technological aspects of beekeeping, 63-103. doi:10.1007/978-94-017-9199-1.

Heard, T. A., & Dollin, A. E. (2000). Stingless bee keeping in Australia: Snapshot of an infant industry. Apiacta, 2,1-6. doi:10.1080/0005772X.2000.11099481.

Inoue, T., Sakagami, S. F., Salmah, S., & Yamane, S. (1984). The process of colony multiplication in the Sumatran stingless bee Trigona ( Tetragonula laeviceps). Biotropica, 16(2), 100–111.

Manuhuwa, E., Loiwatu, M., Lamberkabel, J. S. A., & Rumaf, I. (2013). Produksi madu , propolis dan roti lebah tanpa sengat (Trigona spp.) dalam sarang bambu. Prosiding Seminar Nasional XVI MAPEKI, 251–259. Balikpapan 6 November 2013.

Kumar, S. M., Ranjit Singh, A. J. A., & Alagumuthu, G. (2012). Traditional beekeeping of stingless bee (Trigona sp) by Kani tribes of Western Ghats, Tamil Nadu, India. Indian Journal of Traditional Knowledge, 11(2), 342–345.

Wahyuni, N., Riendriasari, S. D., & Kurniawan, E. (2012). Teknik produksi propolis, lebah madu Trigona spp di NTB. Mataram: Balai

Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu.

W i n a r t o , V. , & R u s m a l i a . 2 0 1 5 . B u d i d ay a l e b a h m a d u Tr i g o n a s p . e - w a r t a b p 2 s d m . . Diakses 5

juni 2017.

http://www.forda-mof.org/index.php/berita/post/2072

http://bp2sdm.menlhk.go.id/emagazine/index.php/umum/66-budidaya-lebah-madu-trigona-sp.html

9

Page 10: WARTA DUABANGA 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki

Oleh : Abdul Jafar Maring

PENDAHULUAN

Bambu merupakan tumbuhan bernilai ekonomi tinggi, dan pemakaiannya sangat luas, baik untuk

keperluan sehari-hari maupun untuk diperdagangkan. Bambu termasuk dalam anak suku Bambusoideae

dalam suku Poaceae atau Gramineae atau suku rumput-rumputan. Bambu mudah sekali dibedakan

dengan tumbuhan lainnya karena tumbuhnya merumpun, batangnya bulat, berlubang dan beruas-ruas,

percabangan kompleks, setiap daun bertangkai. Bambu digolongkan hasil hutan non kayu, ditanam hanya 1

(satu) kali, kemudian dilakukan tebang pilih dan pemeliharaan terus menerus. Apabila dipelihara dengan

baik bambu dapat bertahan hidup sampai ± 100 tahun dan tahan terhadap hama penyakit.

Bambu sangat akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia, dan dikenal sebagai tanaman yang

multiguna, mulai dari pemenuhan bahan perumahan, sandang dan juga pangan, serta dapat menjaga

keseimbangan lingkungan dan keanekaragaman hayati. Bambu merupakan sumberdaya alam yang luas

kegunaannya, pertumbuhannya cepat (3-4 th), perakarannya kuat dengan tipe serabut dan tunggang

mampu menyerap air hujan 90 %, sedangkan tanaman lainnya hanya 35-40 %. Kelebihan air yang diserap

setelah digunakan untuk kebutuhan hidupnya sendiri, kemudian sisanya tersimpan sebagai air tanah.

Tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan salah satu jenis bambu yaitu bambu tabah, dan teknik

budidayanya, secara garis besar sistematika tulisan ini dimulai dari kegunaan, ciri atau tanda khas yang

membedakan bambu tabah dengan bambu lainnya dan teknik budidayanya, (meliputi : peniapan lan,

penanaman dilapangan, pemeliharaan dan pemanenan.

Kegunaan

Secara umum bambu tabah memiliki kegunaan yang sama dengan jenis bambu lainnya seperti

dijelaskan di atas. Lebih khusus bambu ini memiliki potensial sebagai sumber pangan, karena rebungnya

memiliki keunggulan rasa yang hambar tidak pahit seperti rebung dari jenis lain, karena itu masyarakat Bali

menyebutnya bambu tabah. Berdasarkan kajian Kencana (2004), dari 100 g bahan segar rebung bambu

tabah mempunyai komposisi : air (92,2 %), protein (2,29 %), lemak (0,23 %), pati (1,68), serat (3,07 %) .

Keunggulan lain dari rebung bambu tabah dibanding rebung lainnya adalah kandungan HCNnya jauh lebih

rendah.Kencana (1991) menginformasikan rebung betung mengandung HCN 256 ppm sementara rebung

tabah kandungan HCN nya 7,97 ppm per 100 gr bahan segar. Meskipun semua bambu menghasilkan

rebung, tetapi tidak semuanya menghasilkan rebung yang enak untuk dimakan. Semua rebung mengandung

HCN (asam sianida) yang merupakan senyawa beracun dengan tingkat yang beragam. Rebung bambu yang

memiliki kandungan HCN tinggi, selain rasanya pahit, berbahaya untuk dikonsumsi. Rebung bambu yang

mengnadung HCN di bawah ambang batas berbahaya, dapat dimakan sebagai sayuran atau campuran

makanan lainnya.

10

MENGENAL BAMBU TABAH (Gigantochloa nigrociliata )

& TEKNIK BUDIDAYANYA

Page 11: WARTA DUABANGA 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki

Teknik Budidaya

Pemilihan lahan

a. Lahan yang akan ditanami bambu tabah mulai lahan yang subur sampai lahan yang kritis, dari yang datar

sampai dengan kemiringan seperti dipinggir sungai, dan lahan- lahan yang tidak termanfaatkan dengan

optimal.

b. Pastikan lahan-lahan yang akan ditanami bambu tabah ada kepemilikan yang jelas, mengingat bambu tabah

sekali tanam dan apabila dibudidayakan dengan baik akan dapat bertahan sampai umur ± 100 tahun dan

selama itu dapat memberikan kontribusi menambah perekonomian masyarakat serta menjaga

keseimbangan alam.

Pupuk Dasar

Sebelum bibit bambu tabah ditanam isilah lubang tanam yang sudah sebelumnya dipersiapkan pupuk

organik, yaitu campuran pupuk kandang dan kompos dengan perbandingan 1:1 sebanyak setengah lubang.

Pemilihan Bibit

Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk pemilihan bibit bambu tabah yang akan ditanam:

a. Ukuran bibit bambu tabah setinggi 60-80 cm

b. Ukuran polibag untuk bibit bambu tabah dengan diameter 15 x 30 cm

c. Bibit berasal dari stek batang maupun cabang, dan juga dari bibit pemisahan anakan

11

Morfologi dan Tempat Tumbuh

Perawakan bambu tabah mempunyai batang simpodial atau berumpun. Panjang buluh dapat

mencapai sekitar 10 m dan ujungnya melengkung, dengan garis tengahnya sekitar 3 – 6 cm. Tebal buluhnya

mencapai 6 mm, dengan warna buluh hijau sampai hijau tua, ruas batang mencapai 30 – 50 cm dengan

pelepah buluh panjangnya 11 – 18 cm yang tetap melekat pada buluhnya, pelepah buluh bagian luar

ditumbuhi oleh miang (bulu-bulu halus) yang melekat berwarna coklat hitam dan pelepah mudah luruh.

Jenis bambu ini umumnya tumbuh liar, banyak terdapat di daerah tepi sungai dan lereng gunung di

Pupuan Tabanan Bali. Bambu tabah dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai di tempat-tempat

pada ketinggian ± 1000 m dpl dan daerah tropis yang lemba , tumbuh baik pada tipe tanah latosol dengan

curah hujan hingga 3,000 mm (Widjaja, 2001).

Page 12: WARTA DUABANGA 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki

12

Penanaman di lapangan

Jarak Tanam

Jarak tanam yang ideal diaplikasikan adalah 4 x 5 m sehingga dalam 1 (satu) hektar terdapat 500 rumpun

bambu tabah. Usahakan agar rumpun tidak saling bertautan. Bambu yang akan dipanen rebungnya selalu

dipangkas sehingga batang yang tinggal adalah batang yang produktif menghasilkan rebung.

Membuat Lubang Tanam

?Sebelum menanam perhatikan topografi lokasi (kondisi lahan datar atau miring)

?Lahan dibersihkan dari semak, tumbuhan yang mengganggu, alang-alang, dan lainnya agar bersih dan

mudah untuk pembuatan lubang.

?Lahan yang sudah dibersihkan, dicangkul untuk digemburkan, rumput- rumput yang masih tersisa

dicabut dan dibersihkan

?Buatlah lubang tanam berdasarkan garis kontur (garis ketinggian) lokasi, sehingga tanaman bambu

dapat mencegah terjadinya erosi tanah

?Untuk daerah yang mempunyai kemiringan lebih dari 45 drajat penanaman dilakukan lebih rapat

sehingga erosi tanah dapat dikurangi

?Ukuran lubang tanam 40 cm x 40 cm sedalam 40 cm.

?Lubang tanam dibuat ± 3 minggu sebelum penanaman agar aerasi lubang penanaman cukup.

?Penanaman sebaiknya pada musim hujan, agar tidak diperlukan penyiraman selama bulan pertama

hingga bulan ketiga, karena setelah penanaman bibit bambu tabah membutuhkan air cukup banyak

selama ± 3 bulan sampai akar tumbuh kuat.

?Dianjurkan tidak menanam bibit bambu pada saat musim kemarau, karena hasilnya tidak maksimal dan

kemungkinan besar bibit akan mati.

?Setelah siap menanam, bawa bibit bambu tabah ke lokasi dekat lubang penanaman. Buka polibag

dengan hati-hati agar akar bibit tidak rusak atau banyak akar yang putus

?Masukkan bibit dalam lubang dan timbun dengan campuran tanah, kompos dan pupuk kandang 3:1:1

?Penimbunan tanah setinggi ± 50 cm dari atas permukaan tanah.

?Tambahkan mulsa dari daun-daun jatuhan dari tanaman untuk menutup gundukan tanah penutup bibit

yang baru ditanam dengan tujuan untuk mengurangi penguapan air dari dalam tanah.

Pemeliharaan

Rumpun bambu tabah dapat dipertahankan tingkat produktivitasnya dengan melakukan pemeliharaan

meliputi pengairan, pemupukan, penjarangan batang dalam rumpun, mulsa dan penyiangan.

Pengairan

Bambu menyukai tanah yang sedikit lembab, tetapi tidak terlalu basah, pengairan untuk tanaman bambu

hanya diperlukan saat musim kemarau untuk membuat tanah menjadi lembab. Pengairan dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu menyirami tanah pada pangkal tanaman dan sekitar rumpun atau mengalirkan air

ke dalam lahan. Frekuensi pengairan dilakukan menurut kebutuhan. Jika lahan sudah kelihatan kering,

maka penyiraman harus segera dilakukan.

Page 13: WARTA DUABANGA 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki

Pemupukan

Pemumupukan dapat memacu pertumbuhan dan produksi rebung. Untuk menghasilkan rebung yang

manis disarankan menggunakan pupuk organik. Pupuk diberikan menjelang musim hujan yaitu 2-3 minggu

sebelum musim hujan tiba, agar pupuk dapat terserap maksimal. Sehingga dapat merangsang rebung

tumbuh saat air telah tiba. Jumlah pupuk yang diberikan berkisar 1.5 -2.5 kg. Sebelum pemupukan, tanah

sekitar rumpun digemburkan, dengan cara membuat goretan di sekitar rumpun ± 1 m jarak goratan

dengan pusat tengah rumpun atau di bawah canopy batas daun bambu paling luar. Lebar dan dalam

goretan ± 20 cm. Selanjutnya benamkan pupuk secara melingkar mengelilingi rumpun. Kemudian siram

agar pupuk menyatu dengan tanah dan mudah diserap oleh akar.

Penjarangan batang

Menjarangkan perlu mempertimbangkan jumlah dan umur batang. untuk memperoleh rebung yang baik,

penjarangan batang disisakan sekitar 25-30 batang disetiap rumpunnya dengan komposisi: 5 batang muda

berumur sekitar 1 tahun, 10 batang agak tua berumur 2 tahun dan 10 batang berumur lebih dari 2 tahun.

Diharapkan dengan komposisi batang seperti itu, rumpun bambu tidak mudah rebah diterpa angin.

Cabang-cabang primer dan cabang-cabang lain yang mengganggu pertumbuhan batang utama harus

dipangkas secara teratur agar pertumbuhan rebung sebagai produk utama dari usaha budidaya tersebut

lebih optimal.

Pembubunan (Mulsa) Pembubunan dilakukan dengan cara menimbun bagian pangkal rumpun bambu dengan tanah atau jatuhan daun bambu hingga terbentuk guludan-guludan yang lebih tinggi dari tanah disekitarnya. Tujuannya agar terjadi etiolasi sehingga rebung dapat mengelembung besar dan tidak berongga. Pembubunan yang terlambat dapat menyebabkan rebung berwarna hijau, keras dan berongga. Pembubunan bambu tabah sebaiknya dilakukan sebelum pucuk rebung muncul ke permukaan tanah atau setidak-tidaknya ketika pucuk mulai muncul ke permukaan tanah. Untuk mengetahui tempat bakal munculnya rebung dapat dilakukan dengan cara meraba atau menginjak tanah di sekitar rumpun bambu dengan kaki telanjang. Apabila terasa ada tonjolan di bawah permukaan tanah, maka rebung akan tumbuh di tempat itu dan segera dilakukan pembubunan di tempat itu juga. Bahan yang paling baik untuk membumbun pada rumpun bambu tabah adalah campuran antara pupuk kandang dan sekam bakar dengan perbandingan 1 bagian pupuk kandang dan 2 bagian sekam bakar atau dengan jatuhan daun bambu. Dengan dilakukan pembubunan, maka rebung bambu yang dihasilkan akan gemuk, renyah, dan warnanya putih.

PenyianganRumput dan semak-semak di sekitar tanaman bambu harus dibersihkan secara berkala. Penyiangan dilakukan dua kali dalam sebulan. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput menggunakan sabit, cangkul atau tangan, Rumput dan semak-semak yang telah dicabut sebaiknya dibenam di sekitar rumpun bambu agar menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanaman bambu tersebut.

Pemanenan

Rebung bambu tabah dapat dipanen setelah rumpunnya berumur 3 tahun. Pada kondisi pertumbuhan

yang baik dalam satu rumpun biasanya rebung yang tumbuh melebihi 10 rebung setiap musim. Panen

dilakukan 2 x dalam seminggu pada saat musim hujan. Rebung dipanen ketika tingginya mencapai 15 cm

dari permukaan tanah.

13

Page 14: WARTA DUABANGA 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki

diseminasi

Gaharu dan lebah madu merupakan komoditas HHBK yang cukup diminati oleh masyarakat, mengingat berbagai manfaat yang dihasilkannya baik sebagai bahan kosmetik, obat-obatan, pangan maupun wewangian seperti minyak gaharu. Sehingga bayak masyarakat yang tertarik untuk mengembangkannya.

Dibalik berbagai potensi yang dimiliki oleh kedua komoditas tersebut tentu masih terdapat permasalahan yang dihadapi dalam pengembangannya. Untuk meminimalisir berbagai permasalah yang ada Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu bekerjasama dengan UPT Perbenihan Tanaman Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur melakukan “Alih Teknologi Teknik Produksi Gaharu dan Budidaya Lebah Trigona” pada masyarakat di Jawa Timur. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu hari yaitu tanggal 4 Mei 2017 bertempat di Pendopo Kantor Desa Sriti Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo.

Ir. Harry Budi Santoso, MP kepala Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu menjelaskan bahwa Kegiatan ini didasari atas permintaan dari stakeholder yaitu UPT Perbenihan Tanaman Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, dimana masyarakat yang menjadi daerah pelayanannya memiliki tanaman gaharu yang belum menghasilkan gubal gaharu. Tanaman Gaharu tersebar di wilayah Ponorogo, Lumajang, Tulung Agung dan wilayah lainnya di Jawa Timur.

Potensi sumberdaya alam tersebut akan memiliki nilai tambah yang tinggi bagi masyarakat dan pemerintah daerah jika diberikan sentuhan teknologi dalam pengelolaan dan pemanfaatannya. Tandasnya.

Alih Teknologi ini sangat diminati oleh peserta terihat dari keseriusan peserta dalam mengikuti kegiatan dan berbagai pertanyaan berbobot yang diajukan serta kehadiran peserta yang melebihi target yaitu 50 orang, sedangkan peserta yang hadir sampai 60 orang. Selain dibekali ilmu praktis budidaya setiap peserta mendapatkan 300 ml isolat untuk di inokulasikan pada tanaman gaharu yang mereka miliki.

Dalam sambutannya Bupati Ponorogo yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Bapak Harmanto, menegaskan bahwa pengembangan gaharu cukup penting terlebih di Jawa Timur sudah terdapat perusahaan yang menampung produk gaharu. begitu juga perlebahan dinilai penting mengingat Jawa Timur memiliki potensi pasar produk perlebahan, khususnya madu, masih terbuka luas, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun permintaan luar negeri.

Keberhasilan peningkatan produktivitas gaharu dan lebah madu tidak terlepas dari peran dan kerjasama institusi kehutanan dengan para stakeholder terkait. oleh karenanya, mari kita bersama-sama mendukung keberhasilan budidaya gaharu dan lebah madu melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik

Peneliti Litbang HHBK Perkenalkan Teknik Produksi Gaharu Dan Budidaya Lebah Trigona Pada Masyarakat Di Jawa Timur

14

Page 15: WARTA DUABANGA 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki

berita

15

Kebijakan Kehutanan Dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan

harus memahami karakteristik lingkungan dan jenis tanaman yang akan dikembangkan. Untuk itu diperlukan beberapa kajian diantaranya pola tata ruang kawasan hutan yang ideal untuk mewujudkan ketahanan pangan dan kelestarian hutan, apakah (70:30 %); pendekatan orientasi hutan dan pangan di kawasan hutan; pola agroforesty yang akan dikembangkan; cost benefit analisis dan skala ekonomi yang dikembangkan; peningkatan kapasitas petani dan pengelola hutan dan laporan produksi meliputi perluasan lahan, budidaya, pascapanen dan konsumsi dalam kontek Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) berkelanjutan.

Dalam pertemuan ini disampaikan juga beberapa kasus dan perkembangan kegiatan KPH dalam kaitannya dengan kegiatan pemanfaatan dan pengusahaan pangan yang disampaikan oleh berbagai narasumber diantaranya Kepala Dinas KLHK Proponsi NTB, Kepala BPPTHHBK, Kepala KPH, WWF, Kelompok tani Hutan dll.

Menurut tim peneliti P3SEKPI output yang diharapkan dari FGD ini adalah dapat meningkatkan pemahaman para pihak terkait berbagai kasus pengembangan usaha pangan di dalam kawasan hutan berbagai inisiatif baik yang dilakukan oleh pemerintah, pelaku usaha, masyarakat lokal maupun CSO. Harapannya dengan FGD ini ada pembelajaran bersama para pihak atas berbagai potensi dan tantangan yang dihadapi, sehingga dapat dikembangkan model-model usaha pangan di

Adanya ketergantungan pangan pada impor kawasan hutan secara berkelanjutan dan bijaksana.

merupakan isyarat bahwa kita Indonesia belum berdaulat Secara potensial, terdapat 6 (enama) jenis tanaman pangan

dalam memenuhi kebutuhan pangan. Oleh karena itu yang dapat dibudidayakan di kawasan hutan yaitu pohon, palem,

semua pihak harus berperan dalam mengatasi bambu, perdu, umbi-umbian dan tanaman tumpangsari. Tanaman

permasalahan ini. Sektor kehutanan ternyata sejak lama yang berupa pohon seperti pohon buah-buahan dapat

telah mendukung program kebijakan ketahanan pangan. dibudidayakan secara monokultur, campuran atau agroforestry.

Hutan dapat dimanfaatkan sebagai penghasil pangan. Lebih Sementara itu tanaman selain pohon dapat dibudidayakan

jelasnya sebagian areal tanaman industri (HTI), hutan dengan pola agroforestry.

tanaman rakyat (HTR) hutan desa (HD), hutan Dari keenam jenis kelompok tanaman tersebut sebagian

kemasyarakatan (HKm) dan Hutan tanaman hhbk (HT-merupakan komoditas HHBK yang telah diatur dalam

HHBK) dapat dimanfaatkan untuk produksi pangan.P.35/Menhut/2007 tentang HHBK, namun demikian dalam

Realitasnya menurut DR. Bambang Supriyanto perlu prakteknya pengembangan pangan di kawasan hutan tidak

ada keterpaduan antara pengelolaan hutan dengan mutlak harus mengembangkan jenis tanaman yang terdaftar

produksi pagan itu sendiri, agar tewujud swasembada dalam komoditas HHBK sesuai peraturan tersebut. Karena

ketahanan pangan dan hutan lestari. Hal itu dapat dicapai masih banyak tanaman pangan potensial dan komersil yang

melalui kegiatan penelitian terpadu dalam rangka belum terakomodir dalam perarutan.

mewujudkan kedaulatan pangan di kawasan hutan. Bagi masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar hutan

Penjelasan itu disampaikan beliau saat memeberikan kedaulatan akan mudah diwujudkan jika mereka diberi

arahan pada acara Focus Grouf Discussion “Kajian kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengelolaan hutan, baik

evaluasi lahan di areal KPH Mendukung Kedaulatan sebagai pengelola maupun pekerja. Masyarakat perlu diberi

Pangan” yang diselenggarakan di Ruang pertemuan kesempatan yang luas untuk membudidayakan tanaman pangan

BPTHHBK, Mataram pada 6 juni 2017 minggu lalu.dengan tanpa merubah fungsi hutan sebagai penghasil barang

Dalam paparannya Dr. Bambang selaku Kepala dan jasa. (wd)

Puslitbang Sosial Ekonomi Kebijakan dan Perubahan Iklim memastikan bahwa pada setiap KPH dapat dikembangkan berbagai komoditas pangan, yang paling penting adalah

Page 16: WARTA DUABANGA 2017 - balitbangtek-hhbk.orgbalitbangtek-hhbk.org/2020/03/unggah/file...manfaat yaitu bambu tabah yang dikembangkan sebagai sumber pangan, karena rebungnya memiliki

Buah Pranajiwa (Euchresta horsfieldii): Seluruh bagian tanamannya mengandung senyawa fitokimia. Akar mengandung alkaloid, tannin, flavonoid, saponin, dan terpenoid; biji mengandung alkaloid; batang mengandung alkaloid, fenolik, dan steroid; buah dan kulit buah mengandung alkaloid, fenolik, dan saponin; daun mengandung alkaloid, tanin, dan steroid.

Foto: Gipi Samawandana