waduk jatibarang

Upload: harisaryono

Post on 11-Oct-2015

154 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

waduk ini jatine barang sembarang oke oke ajah

TRANSCRIPT

Waduk JatibarangLatar Belakang Kota Semarang Terletak di wilayah cekungan, letaknya dibawah permukaan air lautMusibah banjir yang sering terjadi belakangan ini merupakan tantangan bagi kota-kota besar di Indonesia. Salah satunya adalah Kota Semarang yang dialiri beberapa sungai besar merupakan wilayah yang rawan terkena banjir. Salah satu penyebab banjir adalah meluapnya air dari sungai pada waktu musim hujan yang menyebabkan daerah disekitar sungai tergenang, seperti banjir bandang yang pernah terjadi di Kota Semarang akibat meluapnya Sungai Garang yang terjadi pada Januari 1990. Dalam kejadian itu, terdapat korban sejumlah 47 orang tewas, dan menyebabkan ribuan orang mengungsi. Sebagai upaya untuk melakukan pencegahan terhadap banjir kedepan serta upaya pengendalian daya rusak air yang diamanahkan oleh UU No. 7 tahun 2004, pada tahun 1992-1993, Pemerintah Kota Semarang membuat master plan pembuatan waduk serba guna yang dialiri air dari sungai Kreo. Dengan adanya waduk tersebut, diharapkan mampu mengatur debit air yang keluar menuju Sungai Sungai Banjir Kanal Barat sehingga diharapkan mampu mencegah terjadinya banjir. Akhirnya pada tahun 2010, dengan dana bantuan dari JICA Jepang, dimulailah Pembangunan Waduk Jatibarang.Berdasarkan perhitungan dari CTI Engineering International Co., Ltd, konsultan yang menangani pembangunan waduk Jatibarang, terkait dengan fungsi waduk sebagai pengendali banjir, dihasilkan bahwa dengan debit banjir rencana kala ulang 50 tahun, debit banjir di hilir Sungai Garang (Sungai Banjir Kanal Barat) adalah sebesar 970 m3/s pada kondisi tidak terdapat Waduk Jatibarang.Adapun debit maksimum Sungai Kreo pada kondisi puncak adalah sebesar 270 m3/s. Dengan dibangunnya Waduk Jatibarang, diharapkan debit air yang keluar menuju sungai Garang dapat diatur sampai maksimum 100 m3/s saja. Dengan demikian, dengan dibangunnya waduk Jatibarang, terdapat pengurangan debit sampai 170 m3/s atau mampu mengurangi debit banjir kota Semarang sampai sekitar 17%.Pembangunan Waduk Jatibarang meliputi lokasi tempat dimana waduk dibangun (dam axis), areal genangan, sabuk hijau (green belt) dan jalan penghubung (access road) yang terletak di 4 (empat) kelurahan dalam 2 (dua) kecamatan sebagai berikut:1. Kelurahan Kedungpane : Kecamatan Mijen2. Kelurahan Jatibarang : Kecamatan Mijen3. Kelurahan Kandri : Kecamatan Gunungpati4. Kelurahan Jatirejo : Kecamatan Gunungpati.Dalam areal waduk khususnya di Kelurahan Kandri terdapat kawasan wisata Goa Kreo. Berdasarkan perhitungan para staff ahli genangan tertinggi tidak akan menggenangi objek utama kawasan wisata ini. Sungai utama yang dibendung untuk keperluan Waduk Jatibarang adalah Kali Kreo. Waduk (dam axiz) membendung Kali Kreo di Dusun Talun Kacang, Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati atau tepatnya disebelah utara lokasi wisata Goa Kreo.

Gambar 1. Dan 2. 3D View Rencana Waduk Jatibarang

Pembangunan Waduk Jatibarang dimulai pada tahun 2010 dengan langkah pembangunan sebagai berikut :1. Pengalihan Saluran Sungai Kreo Kegiatan ini dilakukan dalam tahun 2010-2011 dengan cara membuat terowongan pengelak (Diversion tunnel) sepanjang 421 meter dengan diameter 5,6 meter. Dengan dibangunnya terowongan ini, aliran air Sungai Kreo dilewatkan ke terowongan menuju sungai Garang, sehingga tidak mengganggu proses pembangunan.2. Pembuatan Bendungan Pengelak (Coffer Dam)Selanjutnya, pembangunan bendungan pengelak dilakukan dalam kurun waktu bulan Agustus 2011 sampai dengan bulan Desember 2013. Bendungan dengan tipe urugan batu berzona ini, dibuat dengan tinggi 74 meter, panjang puncak 200 meter, dan lebar puncak 10 meter. 3. Penutupan Diversion Tunnel dan Pengisian AwalSetelah bangunan waduk selesai dan instrumen pengendali telah terpasang dengan baik, dilakukan penutupan diversion Tunnel, yang menandai proses pengisian awal (impounding). Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 5 Mei 2014, yang menandai diresmikannya waduk Jatibarang oleh Menteri Pekerjaan Umum Ir. Djoko Kirmanto, dan dihadiri juga oleh para pejabat penting seperti Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wali Kota Semarang Hedrar Prihadi, mantan Gubernur Jateng Bibit Waluyo, dan Kepala Balai Besar Waduk dan Sungai Pemali-Juwana, Iman Santoso. Untuk proses pengisian awal sampai dengan tercapainya elevasi normal setinggi 149,3 meter, dibutuhkan waktu 7 bulan pada musim kemarau. Dengan demikian, elevasi normal diperkirakan dapat dicapai pada bulan November 2014.

4. Pengoperasian WadukTahap terakhir adalah pengoperasian Waduk. Waduk Jatibarang diharapkan dapat mengendalikan air dengan debit stabil pada 100 m3/s, yang digunakan sebagai pembangkit listrik Mini Hidro dengan daya 1.5 MW. Listrik ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional listrik di areal waduk Jatibarang. Selain itu, wilayah waduk Jatibarang dapat digunakan sebagai sarana rekreasi, penelitian, budidaya perikanan dan lainnya.

Tujuan Pembangunan Waduk Jatibarang adalah1) mengurangi kerusakan akibat banjir di sepanjang Sungai Garang/Banjir Kanal BaratAdanya banjir 2) mengembalikan potensi sumber air untuk memenuhi kebutuhan air baku, khususnya wilayah Semarang bagian barat3) mengurangi kerusakan akibat intrusi, amblesan dan genangan air Rob di sebagian Kota Semarang bagian bawah4) memperbaiki kualitas lingkungan di sepanjang sungai dan daerah permukiman5) meningkatkan kelestarian fungsi konservasi di daerah hulu Sungai Garang dan Sungai Kreo. Berdasarkan perhitungan