wadah komunitas perancang mode - sinta.unud.ac.id 2.pdfdalam bagian ini dijelaskan secara rinci apa...
TRANSCRIPT
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 5
2 BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP
WADAH KOMUNITAS PERANCANG MODE
2.1. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan wadah, tinjauan
mengenai komunitas perancang mode. Tinjauan mengenai wadah menjelaskan
mengenai pengertian wadah dan berbagai jenis wadah. Tinjauan mengenai
komunitas perancang mode menjelaskan apa itu sebuah komunitas pada umumnya
dan komunitas Perancang Mode pada khususnya.
2.1.1. Wadah
Dalam bagian ini dijelaskan secara rinci apa yang disebut wadah dalam
arsitektur, serta klasifikasinya.
2.1.1.1. Pengertian Wadah
Wadah dalam arsitektur berkaitan dengan tempat untuk menaungi
sebuah fungsi yang telah ditentukan. Wadah tersebut berupa bangunan.
Yang disebut dengan fungsi bangunan ialah cara bangunan itu dapat
melayani pemakainya dalam suatu kegiatan yang mengandung proses. Bila
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 6
dianggap sebagai alat, bangunan dapat bekerja, beroperasi, atau dapat
melayani manusia. (Ishar, 1992)
2.1.1.2. Klasifikasi Wadah
Klasifikasi wadah atau fungsi ruang (Ishar, 1992), dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Ruang Publik
Merupakan ruang yang mudah diakses publik, terbuka.
2. Ruang Individu
Merupakan ruang yang difungsikan untuk pribadi, biasanya tertutup.
3. Ruang Servis
Kebutuhan ruang ini sangat vital walaupun sering dipojokkan
peletakannya.
4. Ruang Sirkulasi
Merupakan jalan penghubung antara ruang – ruang yang ada di dalam
wadah tersebut.
2.1.2. Komunitas Perancang Mode
Dalam bagian ini dijelaskan secara rinci apa yang disebut komunitas pada
umumnya dan komunitas Perancang Mode pada khususnya, serta kegiatan yang
akan diwadahi oleh wadah yang akan dirancang.
2.1.2.1. Pengertian Komunitas
Makna komunitas adalah sekumpulan individu yang mendiami lokasi
tertentu dan biasanya terkait dengan kepentingan yang sama. (Iriantara,
2004). Komunitas juga berarti sekumpulan orang yang saling berbagi
masalah, perhatian atau kegemaran terhadap suatu topic dan memperdalam
pengetahuan serta keahlian mereka dengan berinteraksi secara terus
menerus. (Wenger, 1998)
Menurut Etienne Wenger (2002: 24), komunitas mempunyai berbagai
macam bentuk maupun karakteristik, yaitu:
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 7
1. Besar atau Kecil
Keanggotaan di beberapa komunitas ada yang hanya terdiri dari beberapa
anggota saja, dan adapula yang mencapai 100 anggota atau lebih. Besar
atau kecilnya jumlah anggota tidak menjadi masalah dalam komunitas itu
sendiri. Komunitas yang memiliki jumlah anggota besar biasanya dibagi
menjadi sub divisi berdasarkan wilayah sub tertentu.
2. Terpusat atau Tersebar
Sebagian besar komunitas berawal dari sekelompok orang yang berada di
tempat yang sama baik bekerja di tempat yang sama ataupun memiliki
tempat tinggal yang berdekatan. Sesame anggota komunitas ada yang
berinteraksi secara tetap, dan adapula beberapa komunitas yang tersebar di
berbagai wilayah.
3. Berumur Panjang atau Berumur Pendek
Beberapa komunitas dapat bertahan dalam jangka waktu tahunan, namun
ada pula yang berumur pendek. Dalam perkembangannya beberapa
komunitas membutuhkan waktu yang cukup lama.
4. Internal atau Eksternal
Sebuah komunitas dapat bertahan dalam unit bisnis sepenuhnya ataupun
bekerjasama dengan organisasi lainnya.
5. Homogen atau Heterogen
Pada umumnya komunitas lahir dari latar belakang yang sama sehingga
komunikasi lebih mudah terjalin. Jika latar belakang terbentuknya
komunitas beragam jenis, diperlukan rasa saling menghargai dan toleransi
satu sama lain.
6. Spontan atau Disengaja
Beberapa komunitas berdiri dengan spontanitas anggota akibat kebutuhan
informasi dan minat yang sama. Pada kasus lainnya terdapat komunitas
yang memang sengaja didirikan. Namun kedua hal ini tidak menentukan
formal atau tidaknya sebuah komunitas
7. Tidak Dikenal atau Dibawahi sebuah Institusi
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 8
Sebuah komunitas memiliki berbagai macam hubungan dengan organisasi,
baik komunitas yang tidak dikenali, maupun komunitas yang berdiri di
bawah sebuah institusi.
Komunitas merupakan kombinasi dari tiga unsur utama, yaitu:
1. Ruang Lingkup
Merupakan dasar yang mengidentifikasikan sebuah komunitas. Selain itu
ruang lingkup menghilhami anggota untuk berbagi pengetahuan,
bagaimana mengemukakan ide mereka dan menentukan tindakan. Tanpa
ruang lingkup, sebuah komunitas hanyalah berupa sekumpulan orang.
2. Terpusat atau Tersebar
Merupakan sekumpulan orang yang berinteraksi untuk belajar,
membangun sebuah hubungan, kebersamaan, dan tanggung jawab. Setiap
individu memiliki karakter yang berbeda sehingga menciptakan
keanekaragaman dalam suatu komunitas. Keberhasilan sebuah komunitas
bergantung pada kekuatan interaksi dan hubungan antar anggota tersebut.
3. Praktis
Merupakan sekumpulan kerangka, ide, alat, informasi, gaya bahasa,
dokumen dan sejarah yang dibagi sesama anggota komunitas. Praktis
merupakan pengetahuan spesifik yang dikembangkan. Keberhasilan praktis
bergantung pada keseimbangan antara gabungan aktivitas dan hasil dari
aktivitas tersebut seperti alat atau dokumen.
2.1.2.2. Mode
Mode atau fashion menurut Malcolm diserap dari bahasa Latin, “factio”,
yang artinya membuat. Makna asli mode adalah suatu kegiatan yang
dilakukan seseorang, tidak seperti dewasa ini yang memaknai fashion
sebagai sesuatu yang dikenakan seseorang.
Mode yang merupakan istilah dari bahasa Inggris dapat berarti sebuah
gaya terbaru dari pakaian, rambut, dekorasi, atau perilaku (Oxford
Dictionaries) dan berbicara tentang pakaian adalah berbicara mengenai
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 9
sesuatu yang sangat dekat dengan diri manusia, seperti yang dikutip oleh Idi
Subandi Ibrahim (peneliti media dan kebudayaan pop dalam pengantar buku
Malcolm Barnard, fashion dan komunikasi, 2007). Thomas Carlyle
mengatakan bahwa pakaian adalah “perlambang jiwa”. Masih menurut Idi
Subandi Ibrahim: “pakaian tak bisa dipisahkan dari perkembangan sejarah
kehidupan dan budaya manusia”.
Secara substansial, mode dapat dibagi berdasarkan jenis proses, baik
itu secara industri, tradisional, made to order ataupun ready to wear. (Tim
Studi dan Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif, 2008)
1. Tradisional. Merupakan proses pembuatan produk mode dengan teknik
tradisional, secara manual atau yang biasa disebut handmade/satuan.
Gambar 2-1 Ruang Lingkup dan Fokus Pengembangan Subsektor Mode
Sumber: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 10
Produk yang dibuat berdasarkan proses industri dan tradisional
biasanya berupa tekstil, fragrances, dan kosmetik.
2. Made to order. Merupakan jenis proses pembuatan produk mode
khusus sesuai pesanan, dari individu atau kelompok, atau dengan kata
lain dikerjakan untuk private client, yang hasil produknya dapat dibagi
berdasarkan volume, antara lain:
Tailor Made yaitu produk mode yang dalam proses pembuatannya
diawali dengan pengukuran dan penyelesaian khusus berdasarkan
pesanan per individu.
High Fashion atau adibusana yaitu produk mode tailor made, namun
dibuat dengan teknik pengerjaan yang lebih rumit, menggunakan
material berkualitas tinggi, serta proses penyelesaian yang lebih
mendetail sehingga prosesnya dapat membutuhkan waktu yang lebih
lama. Uniform atau seragam yaitu produk mode sejenis yang dibuat
dalam jumlah banyak dan berfungsi sebagai seragam dari
perusahaan atau kelompok tertentu.
4. Ready to wear, disebut juga siap pakai, yaitu proses pembuatan produk
mode yang dibuat berdasarkan ukuran standar/umum dan hasilnya
dipasarkan sebagai produk siap pakai. Produk ready to wear ini
memiliki spesifikasi tujuan pasar yang berkaitan dengan gaya, selera
serta kelas ekonominya dan merupakan produk yang paling banyak
dikonsumsi oleh masyarakat pada umumnya. Produk siap pakai (ready
to wear) dapat dikelompokkan berdasarkan volumenya sebagai berikut.
Deluxe atau mewah, yaitu rancangan desainer yang merupakan
“designer label”, dengan jumlah kuantitas produksi dibuat terbatas.
Mass product atau produk massal, yaitu karya desainer/perusahaan
swasta dengan jumlah kuantitas produksi lebih banyak. Mass
product terdiri atas dua jenis:
o Second label, merupakan hasil kreasi desainer;
o Private label, merupakan hasil kreasi industri garmen
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 11
Untuk mencapai hasil yang maksimal, perlu ditentukan fokus
pengembangan, yaitu produk ready to wear, terutama pakaian, aksesori, dan
alas kaki, dengan beberapa alasan sebagai berikut.
• Produk ready to wear mampu memenuhi cepatnya kebutuhan pasar
sesuai perubahangaya hidup masyarakat.
• Produk jenis ready to wear juga memiliki kemampuan untuk diserap
oleh pasar yang lebih luas sehingga dapat meningkatkan nilai
perekonomian secara signifikan.
• Kecenderungan banyaknya para couturier yang sudah beralih ke produk
ready to wear.
Industri mode memiliki ekosistemnya sendiri. Gambaran ekosistem
tersebut dapat dilihat dalam Gambar 2-3. Ekosistem industri mode, yaitu
sebuah sistem yang menggambarkan hubungan saling ketergantungan
(interdependent relationship) antar setiap peran di dalam proses penciptaan
nilai kreatif dan dengan lingkungan sekitar yang mendukung terciptanya
nilai kreatif.
Gambar 2-2 Perkembangan Mode dari 1900 – 1950
Sumber: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 12
Gambar 2-3 Peta Ekosistem Mode
Sumber: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 1
2.1.2.3. Komunitas Perancang Mode
Gambar 2-4 Kegiatan yang Diwadahi Wadah Komunitas Perancang Mode
Sumber: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 2
Komunitas Perancang Mode merupakan sebuah komunitas yang
bergerak dalam ruang lingkup mode. Produk mode yang akan diwadahi
dapat dilihat dalam Tabel 2.1.
Aktivitas komunitas Perancang Mode yang akan diwadahi dalam
rancangan dapat dilihat dalam. Kegiatan tersebut mengambil dua segmen
penting dalam peta ekosistem mode, yaitu segmen kreasi dan segmen
penjualan. Untuk segmen produksi dan distribusi melibatkan pihak ketiga
di luar komunitas. Sehingga dapat disimpulkan kegiatan yang akan
diwadahi berupa:
1. Gathering (Pertemuan)
Pertemuan yang dimaksud adalah aktivitas pertemuan yang dilakukan
oleh anggota komunitas. Pertemuan ini berupa mengadakan
perkumpulan disertai dengan kegiatan berbagi pengetahuan dibidang
mode. Selain itu pertemuan ini dilakukan agar jalinan komunikasi dan
rasa kekeluargaan antar anggota komunitas terjalin dan terpelihara
dengan baik.
2. Kreasi
Wadah ini menyediakan tempat untuk anggota dari komunitas
perancang mode mengembangkan kreasi mereka mereka. Fasilitas yang
disediakan berupa workshop seperti meja tempat membuat sketsa,
sarana ruang diskusi, hingga pembuatan produk sampel seperti mesin
jahit. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini yaitu produk sampel yang
akan diproduksi sesuai kebutuhan untuk dijual kembali dalam wadah
ini. Untuk jenis produk sampel yang akan dibuat sama dengan produk
yang akan dijual dalam wadah ini. Detail produk tersebut dapat dilihat
dalam Tabel 2.1.
3. Penjualan
Produk yang sudah jadi kemudian dijual dalam wadah ini. Penjualan
produk dilakukan dalam sebuah concept store atau toko konsep yang
akan dijelaskan lebih rinci. Selain melakukan penjualan di toko konsep
tersebut, diadakan trade event seperti pada Gambar 2-4. Trade event
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 3
berupa fashion week, fashion show, brand endoser, dan kegiatan
promosi lainnya untuk mengenalkan produk komunitas ini kepada
masyarakat luas. Produk yang dijual merupakan produk ready to wear
dengan pembuatan produk secara designer label yaitu kategori mewah
dengan kuantitas produk terbatas dan second label dengan produksi
masal sehingga kuantitas produk lebih banyak dibandingkan designer
label.
Tabel 2.1 Jenis Produk Mode yang akan Diakomodasi
CASUAL WEAR
CAREER WEAR
FORMAL/OCCASIONAL WEAR
EVENING WEARS
FOR MENS
EVENING WEARS FOR
LADIES ACCESSORIES
Blazer Blazer Bridal wear Suits Tube mini dress
Belt
Cardigan Blouses Cocktail dresses Long sleve shirt
Longdress Bag
Jackets Mini skirt
National costumes
Formal jacket
Bustier Hair Ornament
Sweater Knee length skirt
Vest Long skirts Socks
T-Shirt Mini dress
Long coat Mini skirts Hats and Caps
Trousers Sack dress
Tuxedo shirt
Ball gowns Footwear
Jumpsuits
Scarf
Bolero Dress Gloves
Jacket Suits
Ties / Bow Ties
Shorts Handybag
Sumber: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019
2.1.3. Wadah Komunitas Perancang Mode
Wadah Komunitas Perancang Mode merupakan sebuah wadah yang
diperuntukkan bagi komunitas perancang mode. Wadah ini berfungsi untuk
menampung segala aktivitas yang dilakukan oleh komunitas tersebut. Wadah
tersebut berupa pusat perbelanjaan (shopping mall) dengan memiliki tenant seperti
concept store, restoran, dan workshop. Berikut akan dijabarkan penjelasan lebih
rinci terkait Wadah Komunitas Perancang Mode.
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 4
2.1.3.1. Workshop
Dalam wadah komunitas ini terdapat workshop untuk komunitas
tersebut. Workshop ini berupa stu dio mode, yaitu sebuah ruang studio yang
berisi perlengkapan untuk merancang produk sampel. Ilustrasi workshop
dapat dilihat di gambar 2-8 sampai 2-10. Perlengkapan yang disediakan
berupa mesin jahit, meja panjang, gudang bahan, ruang simpan produk
sampel, ruang ganti, dan ruang desain.
Gambar 2-6 Isometri Studio Mode (Workshop)
Sumber: https://s-media-cache-
ak0.pinimg.com/736x/65/02/cf/6502cff13d41f7b4f222fbd46dddc6c9.jpg
Gambar 2-5 Ilustrasi Ruang Studio Mode
\Sumber: http://www.dezeen.com/2014/07/19/cao-pu-nanjing-apartment-conversion-fashion-studio/
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 5
2.1.3.2. Toko Konsep (Concept Store)
Gambar 2-7 Isometri Studio Mode
Sumber: http://www.dezeen.com/2014/07/19/cao-pu-nanjing-apartment-conversion-fashion-studio/
Gambar 2-8 Lay Out Concept Store
Sumber: Time Saver Standards for Building Types
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 6
Pada akhir tahun 1990, beberapa pedagang retail Eropa
mengembangkan gagasan untuk membuat sebuah ide toko baru. Ide tersebut
mereka namakan Concept Store. Concept store ini sendiri merupakan
sebuah toko yang langsung menjual produk dari desainer tertentu tanpa
menggunakan pusat perbelanjaan (department store). Toko konsep sendiri
menjual konsep yang ditawarkan dari desainer itu sendiri, seperti proses
perancangan desain, dan konsep penjualan produk itu sendiri. (Sydney
Morning Herald, 2004)
Salah satu toko konsep pertama adalah 10 Corso Como di Milan, Italia,
didirikan pada tahun 1990, diikuti oleh Colette di Paris dan Quartier 206 di
Berlin. Beberapa label terkenal Amerika seperti Urban Outfitters, DASH,
dan The Gap, membuat toko konsep di tahun 2000. (Wikipedia, 2015)
2.2. Kajian Proyek Sejenis
Kajian proyek sejenis menampilkan empat buah proyek yang dianggap mampu
mewakili desain yang akan dirancang. Ketiga proyek tersebut akan dijabarkan lebih
detail pada bagian masing - masing.
2.2.1. Rumah Sanur Creative Hub
Hal yang dibahas dalam bagian ini adalah jenis layanan, fasilitas, serta status
pengelolaan yang terdapat dalam Rumah Sanur Creative Hub. Objek ini dipilih
Gambar 2-9 Urban Outfitters
Sumber: http://img.gawkerassets.com/img/192hbpip3jrvjjpg/original.jpg
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 7
karena mampu mewakili sebuah wadah yang dapat menampung seluruh kegiatan
komunitas yang hendak memakainya.
2.2.1.1. Jenis Layanan
Jenis layanan yang ditawarkan Rumah Sanur Creative Hub ini terdiri
dari sebuah kedai, sebuah toko konsep, sebuah open stage, sebuah
coworking space, serta ruang rapat. Layanan ini terbuka bagi komunitas apa
saja yang ingin menggunakan fasilitas yang telah disediakan tersebut.
2.2.1.2. Fasilitas
Fasilitas yang dimiliki oleh Rumah Sanur Creative Hub adalah sebagai
berikut:
to~ko concept store merupakan wadah bagi para desainer menjual
produk desain mereka.
Gambar 2-10 Layanan yang disediakan Rumah Sanur Creative Hub
Sumber: http://rumahsanur.com
Gambar 2-11 Susunan Organisasi Ruang di Rumah Sanur Creative Hub
Sumber: http://rumahsanur.com/
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 8
Kedai Kopi Kultur merupakan sarana penunjang, dimana kedai ini
merupakan kedai yang menyediakan minuman kopi khas nusantara.
Function Room, merupakan ruang multi fungsi yang dapat digunakan
komunitas yang sedang menggunakan fasilitas dalam wadah ini.
Open Air Stage, merupakan wadah eksibis bagi komunitas maupun
pengguna lain yang menggunakan fasilitas dalam wadah ini.
Kumpul Coworking Space, merupakan tempat pertemuan kecil antar
anggota komunitas yang menggunakan fasiltas ini. Tempat ini sebagai
tempat anggota komunitas melakukan berbagai kegiatan seperti
berinteraksi, melakukan aktivitas bersama, dan lain-lain.
2.2.1.3. Status Pengelolaan
Rumah Sanur Creative Hub dikelola oleh pihak swasta. Untuk menyewa
fasilitas di dalam wadah ini dapat mengontak pengelola yang berada di
kantor tersebut. Namun untuk sekedar meminum kopi dapat langsung
mengunjungi kedai kopi yang ada di dalam fasilitas ini.
Gambar 2-12 to~ko concept store dan Kedai Kopi Kultur
Gambar 2-13 Kumpul Coworking Space
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 9
2.2.2. Būro Concept Store
Hal yang dibahas dalam bagian ini adalah jenis layanan, fasilitas, serta status
pengelolaan yang terdapat dalam Būro Concept Store. Objek ini dipilih karena
mampu mewakili toko konsep yang akan dirancang dalam Wadah Komunitas
Perancang Mode. Selain itu toko konsep ini memiliki konsep yang unik serta
adanya penggabungan dengan fasilitas lain.
2.2.2.1. Jenis Layanan
Jenis layanan yang disediakan oleh Būro Concept Store yaitu sebuah
toko konsep yang menawarkan berbagai barang produk desainer lokal
Indonesia. Toko ini menjadi sebuah satu kesatuan dengan Livingstone Café
and Bakery yang berada di lantai satu. Hal unik yang disediakan disini
adalah konsep dari toko konsep ini yang mengusung coworking space, yaitu
tempat orang bekerja layaknya seperti di kantor namun dengan suasanya
yang lebih santai dan rileks.
2.2.2.2. Fasilitas
Fasilitas yang disediakan oleh Būro Concept Store ini adalah:
Toko Konsep
Merupakan sebuah toko yang menjual produk asli desainer lokal
Indonesia. Toko ini berkonsepkan coworking space, dimana
pengunjung dapat bekerja sambil menikmati secangkir kopi, kemudian
melihat berbagai produk yang dijual.
Gambar 2-14 Suasana Būro Concept Store
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 10
Bar
Bar ini menyediakan berbagai jenis kopi yang langsung diracik oleh
barista dari pengelola. Pengunjung dapat melihat bagaimana aksi barista
sambil menikmati hidangan serta melihat berbagai produk yang dijual.
Restoran
Merupakan fasilitas tambahan yang disediakan oleh Livingstone Café
and Bakery. Restoran ini menyajikan menu seperti roti, berbagai macam
kopi, dan snack lainnya.
2.2.2.3. Status Pengelolaan
Pengelolaan dari Būro Concept Store sepenuhnya milik swasta. Pihak
yang mengelola adalah Avila Bali Hospitality yang juga memiliki berbagai
property lainnya seperti hotel, restoran, dan lain sebagainya.
2.2.3. Lippo Mall Kuta
Hal yang dibahas dalam bagian ini adalah jenis layanan, fasilitas, serta status
pengelolaan yang terdapat dalam Lippo Mall Kuta. Objek ini dipilih karena konsep
sebuah mal yang turut serta memberikan ruang kepada komunitas di masyarakat
untuk berkembang dan lebih dikenal oleh masyarakat.
2.2.3.1. Jenis Layanan
Layanan yang disediakan oleh Lippo Mall Kuta ini adalah mal. Mal ini
sendiri terdiri dari berbagai macam tenant seperti Giordano, Uluwatu, dan
Gambar 2-15 Fasilitas Bar di Būro Concept Store
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 11
lain sebagainya; serta anchor seperti Hypermart. Layanan yang disediakan
berupa pusat perbelanjaan, restoran, serta plasa.
2.2.3.2. Fasilitas
Fasilitas yang disediakan oleh Lippo Mall Kuta ini adalah:
Mal
Lippo Mall Kuta memiliki fasilitas utama berupa pusat perbelanjaan
dalam bentuk mal. Berbagai merk dagang maupun hiburan ditawarkan
disini. Selain itu terdapat pula super market yang menyediakan berbagai
kebutuhan sehari-hari
Restoran
Lippo Mall Kuta menyediakan berbagai restoran untuk memuaskan selera
kuliner pengunjung. Ada berbagai restoran yang ditawarkan, seperti Cosmic
Dinner, Starbuck Coffe, dan lain sebagainya.
Gambar 2-16 Suasana di dalam Lippo Mall Kuta
Gambar 2-17 Restoran di dalam Lippo Mall Kuta
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 12
Plasa
Lippo Mall Kuta menyediakan plasa di lantai dasar, serta open stage di
lantai bawah. Kedua fasilitas ini dapat disewakan oleh berbagai
komunitas untuk menyelenggarakan acaranya.
2.2.3.3. Status Pengelolaan
Lippo Mall dikelola oleh Lippo Group yang merupakan sebuah
korporasi swasta. Lippo Group ini sendiri juga memiliki berbagai properti
lain seperti rumah sakit dan mal lainnya di Indonesia.
2.2.4. Jakarta Design Centre
Hal yang dibahas dalam bagian ini adalah jenis layanan, fasilitas, serta status
pengelolaan yang terdapat dalam Jakarta Design Centre. Objek ini dipilih karena
kapasitas wadah ini sebagai tempat para desainer interior dan arsitek berkumpul
untuk menjual jasa dan produk mereka.
2.2.4.1. Jenis Layanan
Jakarta Design Centre (JDC) merupakan sebuah gedung tujuh lantai
yang memiliki satu semi-basement. JDC menyuguhkan kepada pengunjung
untuk dapat melihat, mencari dan memperoleh informasi, serta pengadaan
produk terbaik dan terbaru berkaitan dengan desain interior maupun
arsitektur.
Gambar 2-18 Plasa di dalam Lippo Mall Kuta
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 13
2.2.4.2. Fasilitas
Fasilitas yang disediakan dalam JDC yaitu:
Business Centre
JDC menawarkan fasilitas berupa kantor virtual sehingga mampu
menopang kegiatan bisnis bagi para penyewa fasilitas ini.
Function Room
Ruang ini dapat diakomodasi sesuai kebutuhan pengguna nantinya.
Ruang ini bisa digunakan sebagai ruang rapat maupun kegiatan lainnya.
Showroom
JDC menawarkan fasilitas showroom bagi para desainer interior agar
dapat memajang produk mereka. Terdapat 35 showroom berupa tenant
dalam gedung ini.
Gambar 2-19 Function Room, Business Centre, dan Showroom JDC
Sumber: htpp://j-d-c.com/
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 14
2.2.4.3. Status Pengelolaan
Status pengelolaan Jakarta Design Centre murni dari pihak swasta.
Pihak yang menjadi pengelola yaitu PT Cipta Paramula Sejati. Untuk dapat
menyewa sebuah tenant di dalam JDC dapat menghubungi pihak tersebut
dengan mengikuti segala peraturan yang sudah ditetapkan.
Gambar 2-21 Denah Basement Jakarta Design Center
Gambar 2-21 Denah Lantai 3 Jakarta Design Center
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 15
2.3. Spesifikasi Umum Wadah Komunitas Perancang Mode
Spesifikasi umum Wadah Komunitas Perancang Mode menjelaskan hal – hal
yang berkaitan dengan pengertian, fungsi, tujuan, sasaran, batasan, fasilitas, lingkup
pelayanan, status pengelolaan, serta persyaratan yang berkaitan dengan desain
wadah ini nantinya.
2.3.1. Pengertian
Wadah Komunitas Perancang Mode merupakan sebuah fasilitas untuk
mewadahi segala aktivitas yang dilakukan oleh komunitas Perancang Mode.
2.3.2. Fungsi, Tujuan, dan Sasaran
Fungsi, tujuan, dan sasaran dari Wadah Komunitas Perancang Mode
berkaitan dengan pewadahan kegiatan komunitas Perancang Mode itu sendiri.
2.3.2.1. Fungsi
Fungsi dari Wadah Komunitas Perancang Mode adalah sebagai wadah
untuk sebuah komunitas perancang mode ataupun lebih dalam melakukan
aktivitas mereka. Aktivitas yang diwadahi dibagi menjadi tiga jenis,
pertemuan, kreasi, dan penjualan.
2.3.2.2. Tujuan
Tujuan secara umum dari Wadah Komunitas Perancang Mode yaitu
mempererat ikatan antar anggota komunitas Perancang Mode dengan
melakukan kegiatan bersama dalam wadah yang akan dirancang. Selain hal
tersebut, tujuan lain dari wadah ini agar komunitas Perancang Mode dapat
hidup dalam sebuah wadah yang akan dirancang, mulai dari perancangan
sebuah desain hingga menjualnya dalam toko yang akan disediakan dalam
rancangan ini.
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 16
2.3.2.3. Sasaran
Sasaran dari Wadah Komunitas Perancang Mode ini adalah berbagai
komunitas Perancang Mode yang ingin berinteraksi dalam wadah ini. Selain
dari komunitas itu sendiri, masyarakat sekitar dengan penghasilan
menengah ke atas menjadi sasaran sebagai konsumen dari produk yang
dijual di wadah tersebut. Wisatawan domestik maupun mancanegara juga
turut menjadi sasaran untuk menjadi konsumen.
2.3.3. Batasan
Batasan Wadah Komunitas Perancang Mode dibagi menjadi batasan fisik
dan non fisik, yaitu:
1. Batasan Fisik
Batasan fisik dari Wadah Komunitas Perancang Mode meliputi:
Penampilan bangunan
Besar ruang
Luasan ruang
2. Batasan Non Fisik
Batasan non fisik dari Wadah Komunitas Perancang Mode meliputi:
Komunitas
Pengelola
Pengunjung
2.3.4. Fasilitas
Fasilitas yang dirancang pada Wadah Komunitas Perancang Mode dibagi
menjadi tiga jenis yaitu fasilitas utama, fasilitas pendukung, serta fasilitas
pelengkap. Fasilitas utama merupakan fasilitas yang ada untuk mewadahi tiga
fungsi utama yang dijabarkan, yaitu pertemuan, kreasi, dan penjualan. Fasilitas
pendukung merupakan fasilitas untuk mendukung fasilitas utama. Serta fasilitas
pelengkap merupakan fasilitas untuk melengkapi fasilitas utama. Ketiga fasilitas
tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 17
1) Fasilitas Utama
a. Workshop
b. Hall besar
c. Hall kecil
d. Plaza
e. Toko (Concept Strore)
2) Fasilitas Pendukung
a. Fasilitas administrasi seperti kantor, ruang rapat, ruang pengelola.
b. Fasilitas umum seperti parkir, toilet, lobi, ATM centre.
c. Fasilitas servis seperti ruang genset, ruang ME, ruang audio, ruang
ganti, gudang.
3) Fasilitas Pelengkap
a. Perpustakaan
b. Restoran
2.3.5. Lingkup Layanan
Lingkup layanan yang akan disediakan oleh Wadah Komunitas Perancang
Mode ini adalah:
1. Workshop
Merupakan wadah bagi anggota komunitas untuk melakukan kegiatan
desain produk mereka.
2. Concept Store
Merupakan toko yang akan menjual langsung hasil rancangan produk
komunitas tersebut. Toko ini mempunyai sebuah konsep tertentu agar
memiliki kesatuan dengan barang yang akan dijual disini.
3. Hall
Merupakan wadah bagi kegiatan komunitas dalam skala kecil maupun
besar. Kegiatan tersebut berupa pertemuan antar anggota komunitas,
hingga publikasi produk hasil desain komunitas tersebut.
4. Plaza
Merupakan wadah publikasi tambahan jika terdapat kegiatan skala besar
seperti pameran produk.
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 18
2.3.6. Status Pengelolaan
Pengelolaan Wadah Komunitas Perancang Mode bersifat swasta. Pemimpin
dari pengelola ini adalah sebuah direktur yang mengatasi beberapa divisi manajerial
seperti divisi elektrikal dan mekanikal, divisi food and beverage, divisi pemasaran,
divisi keuangan dan perpajakan, divisi maintenance, divisi keamanan, dan lain
sebagainya yang dianggap perlu. Pengelola bekerjasama dengan komunitas tersebut
agar fungsi dari wadah ini dapat berjalan dengan baik.
2.3.7. Persyaratan
Persyaratan Wadah Komunitas Perancang Mode berkaitan dengan
komunitas, persyaratan tapak, persyaratan ruang dan bangunan. Persyaratan
tersebut yaitu:
1. Komunitas
Komunitas yang akan menggunakan fasilitas di dalam wadah ini bergerak
dalam bidang mode. Jika terdapat komunitas dari luar daerah yang sejenis dapat
menggunakan fasilitas ini dengan persetujuan komunitas serta pengelola. Dan
apabila terdapat komunitas diluar ruang lingkup perancang mode, komunitas
tersebut hanya dapat menggunakan fasilitas seperti hall atauapun plaza.
2. Persyaratan tapak
Persyaratan tapak didapat dari pertimbangan:
a. Tapak yang ideal dekat dengan fasilitas hospitality yang sudah terbangun
agar memudahkan komunitas dari luar daerah mencapai fasilitas ini dengan
cepat dan baik ketika diadakan aktivitas seperti publikasi dalam wadah ini.
b. Terdapat jaringan utilitas yang lengkap dan layak di sekitar tapak.
c. Akses mudah bagi transportasi publik maupun pribadi.
d. Terletak dalam kawasan pariwisata sehingga dapat menarik pengunjung
dari wisatawan domestik maupun mancanegara.
3. Persyaratan ruang dan bangunan
Persyaratan ruang harus sesuai dengan kebutuhan aktivitas komunitas. Ruang
seperti workshop dibuat agar mampu menampilkan kegiatan desain secara
nyata. Hall besar maupun kecil dapat digunakan komunitas dalam
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 19
melaksanakan sebuah acara besar ataupun kecil. Hall juga wajib untuk bisa
dijadikan tempat catwalk bagi model yang menggunakan barang hasil desainer
komunitas tersebut. Toko, dalam hal ini dipilih concept store mampu
menampilkan ide dan gagasan dari desainer tersebut ke dalam desain toko
sehingga mempunyai kesatuan dengan hasil kerja desainer itu sendiri. Sirkulasi
antar ruang dibuat rekreatif sehingga pengunjung dari luar komunitas dapat
menikmati suasana ruang maupun hasil kerja desainer dengan baik dan menarik.
Persyaratan bangunan harus memiliki keamanan yang baik seperti jaringan
CCTV maupun keamanan lainnya agar barang – barang maupun kegiatan di
dalam wadah ini aman dan terkendali. Selain itu standar lain seperti pemadam
kebakaran, jaringan telekomunikasi (telpon dan internet), pencahayaan buatan
yang mumpuni waib dipenuhi bangunan ini. Bangunan ini juga wajib memiliki
fasilitas bagi difavel seperti tempat parkir, toilet, dan ramp khusus.