wadah komunitas perancang mode - sinta.unud.ac.id 2.pdfdalam bagian ini dijelaskan secara rinci apa...

27
Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 5 2 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP WADAH KOMUNITAS PERANCANG MODE 2.1. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan wadah, tinjauan mengenai komunitas perancang mode. Tinjauan mengenai wadah menjelaskan mengenai pengertian wadah dan berbagai jenis wadah. Tinjauan mengenai komunitas perancang mode menjelaskan apa itu sebuah komunitas pada umumnya dan komunitas Perancang Mode pada khususnya. 2.1.1. Wadah Dalam bagian ini dijelaskan secara rinci apa yang disebut wadah dalam arsitektur, serta klasifikasinya. 2.1.1.1. Pengertian Wadah Wadah dalam arsitektur berkaitan dengan tempat untuk menaungi sebuah fungsi yang telah ditentukan. Wadah tersebut berupa bangunan. Yang disebut dengan fungsi bangunan ialah cara bangunan itu dapat melayani pemakainya dalam suatu kegiatan yang mengandung proses. Bila

Upload: hoangtram

Post on 17-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 5

2 BAB II

PEMAHAMAN TERHADAP

WADAH KOMUNITAS PERANCANG MODE

2.1. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan wadah, tinjauan

mengenai komunitas perancang mode. Tinjauan mengenai wadah menjelaskan

mengenai pengertian wadah dan berbagai jenis wadah. Tinjauan mengenai

komunitas perancang mode menjelaskan apa itu sebuah komunitas pada umumnya

dan komunitas Perancang Mode pada khususnya.

2.1.1. Wadah

Dalam bagian ini dijelaskan secara rinci apa yang disebut wadah dalam

arsitektur, serta klasifikasinya.

2.1.1.1. Pengertian Wadah

Wadah dalam arsitektur berkaitan dengan tempat untuk menaungi

sebuah fungsi yang telah ditentukan. Wadah tersebut berupa bangunan.

Yang disebut dengan fungsi bangunan ialah cara bangunan itu dapat

melayani pemakainya dalam suatu kegiatan yang mengandung proses. Bila

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 6

dianggap sebagai alat, bangunan dapat bekerja, beroperasi, atau dapat

melayani manusia. (Ishar, 1992)

2.1.1.2. Klasifikasi Wadah

Klasifikasi wadah atau fungsi ruang (Ishar, 1992), dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1. Ruang Publik

Merupakan ruang yang mudah diakses publik, terbuka.

2. Ruang Individu

Merupakan ruang yang difungsikan untuk pribadi, biasanya tertutup.

3. Ruang Servis

Kebutuhan ruang ini sangat vital walaupun sering dipojokkan

peletakannya.

4. Ruang Sirkulasi

Merupakan jalan penghubung antara ruang – ruang yang ada di dalam

wadah tersebut.

2.1.2. Komunitas Perancang Mode

Dalam bagian ini dijelaskan secara rinci apa yang disebut komunitas pada

umumnya dan komunitas Perancang Mode pada khususnya, serta kegiatan yang

akan diwadahi oleh wadah yang akan dirancang.

2.1.2.1. Pengertian Komunitas

Makna komunitas adalah sekumpulan individu yang mendiami lokasi

tertentu dan biasanya terkait dengan kepentingan yang sama. (Iriantara,

2004). Komunitas juga berarti sekumpulan orang yang saling berbagi

masalah, perhatian atau kegemaran terhadap suatu topic dan memperdalam

pengetahuan serta keahlian mereka dengan berinteraksi secara terus

menerus. (Wenger, 1998)

Menurut Etienne Wenger (2002: 24), komunitas mempunyai berbagai

macam bentuk maupun karakteristik, yaitu:

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 7

1. Besar atau Kecil

Keanggotaan di beberapa komunitas ada yang hanya terdiri dari beberapa

anggota saja, dan adapula yang mencapai 100 anggota atau lebih. Besar

atau kecilnya jumlah anggota tidak menjadi masalah dalam komunitas itu

sendiri. Komunitas yang memiliki jumlah anggota besar biasanya dibagi

menjadi sub divisi berdasarkan wilayah sub tertentu.

2. Terpusat atau Tersebar

Sebagian besar komunitas berawal dari sekelompok orang yang berada di

tempat yang sama baik bekerja di tempat yang sama ataupun memiliki

tempat tinggal yang berdekatan. Sesame anggota komunitas ada yang

berinteraksi secara tetap, dan adapula beberapa komunitas yang tersebar di

berbagai wilayah.

3. Berumur Panjang atau Berumur Pendek

Beberapa komunitas dapat bertahan dalam jangka waktu tahunan, namun

ada pula yang berumur pendek. Dalam perkembangannya beberapa

komunitas membutuhkan waktu yang cukup lama.

4. Internal atau Eksternal

Sebuah komunitas dapat bertahan dalam unit bisnis sepenuhnya ataupun

bekerjasama dengan organisasi lainnya.

5. Homogen atau Heterogen

Pada umumnya komunitas lahir dari latar belakang yang sama sehingga

komunikasi lebih mudah terjalin. Jika latar belakang terbentuknya

komunitas beragam jenis, diperlukan rasa saling menghargai dan toleransi

satu sama lain.

6. Spontan atau Disengaja

Beberapa komunitas berdiri dengan spontanitas anggota akibat kebutuhan

informasi dan minat yang sama. Pada kasus lainnya terdapat komunitas

yang memang sengaja didirikan. Namun kedua hal ini tidak menentukan

formal atau tidaknya sebuah komunitas

7. Tidak Dikenal atau Dibawahi sebuah Institusi

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 8

Sebuah komunitas memiliki berbagai macam hubungan dengan organisasi,

baik komunitas yang tidak dikenali, maupun komunitas yang berdiri di

bawah sebuah institusi.

Komunitas merupakan kombinasi dari tiga unsur utama, yaitu:

1. Ruang Lingkup

Merupakan dasar yang mengidentifikasikan sebuah komunitas. Selain itu

ruang lingkup menghilhami anggota untuk berbagi pengetahuan,

bagaimana mengemukakan ide mereka dan menentukan tindakan. Tanpa

ruang lingkup, sebuah komunitas hanyalah berupa sekumpulan orang.

2. Terpusat atau Tersebar

Merupakan sekumpulan orang yang berinteraksi untuk belajar,

membangun sebuah hubungan, kebersamaan, dan tanggung jawab. Setiap

individu memiliki karakter yang berbeda sehingga menciptakan

keanekaragaman dalam suatu komunitas. Keberhasilan sebuah komunitas

bergantung pada kekuatan interaksi dan hubungan antar anggota tersebut.

3. Praktis

Merupakan sekumpulan kerangka, ide, alat, informasi, gaya bahasa,

dokumen dan sejarah yang dibagi sesama anggota komunitas. Praktis

merupakan pengetahuan spesifik yang dikembangkan. Keberhasilan praktis

bergantung pada keseimbangan antara gabungan aktivitas dan hasil dari

aktivitas tersebut seperti alat atau dokumen.

2.1.2.2. Mode

Mode atau fashion menurut Malcolm diserap dari bahasa Latin, “factio”,

yang artinya membuat. Makna asli mode adalah suatu kegiatan yang

dilakukan seseorang, tidak seperti dewasa ini yang memaknai fashion

sebagai sesuatu yang dikenakan seseorang.

Mode yang merupakan istilah dari bahasa Inggris dapat berarti sebuah

gaya terbaru dari pakaian, rambut, dekorasi, atau perilaku (Oxford

Dictionaries) dan berbicara tentang pakaian adalah berbicara mengenai

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 9

sesuatu yang sangat dekat dengan diri manusia, seperti yang dikutip oleh Idi

Subandi Ibrahim (peneliti media dan kebudayaan pop dalam pengantar buku

Malcolm Barnard, fashion dan komunikasi, 2007). Thomas Carlyle

mengatakan bahwa pakaian adalah “perlambang jiwa”. Masih menurut Idi

Subandi Ibrahim: “pakaian tak bisa dipisahkan dari perkembangan sejarah

kehidupan dan budaya manusia”.

Secara substansial, mode dapat dibagi berdasarkan jenis proses, baik

itu secara industri, tradisional, made to order ataupun ready to wear. (Tim

Studi dan Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif, 2008)

1. Tradisional. Merupakan proses pembuatan produk mode dengan teknik

tradisional, secara manual atau yang biasa disebut handmade/satuan.

Gambar 2-1 Ruang Lingkup dan Fokus Pengembangan Subsektor Mode

Sumber: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 10

Produk yang dibuat berdasarkan proses industri dan tradisional

biasanya berupa tekstil, fragrances, dan kosmetik.

2. Made to order. Merupakan jenis proses pembuatan produk mode

khusus sesuai pesanan, dari individu atau kelompok, atau dengan kata

lain dikerjakan untuk private client, yang hasil produknya dapat dibagi

berdasarkan volume, antara lain:

Tailor Made yaitu produk mode yang dalam proses pembuatannya

diawali dengan pengukuran dan penyelesaian khusus berdasarkan

pesanan per individu.

High Fashion atau adibusana yaitu produk mode tailor made, namun

dibuat dengan teknik pengerjaan yang lebih rumit, menggunakan

material berkualitas tinggi, serta proses penyelesaian yang lebih

mendetail sehingga prosesnya dapat membutuhkan waktu yang lebih

lama. Uniform atau seragam yaitu produk mode sejenis yang dibuat

dalam jumlah banyak dan berfungsi sebagai seragam dari

perusahaan atau kelompok tertentu.

4. Ready to wear, disebut juga siap pakai, yaitu proses pembuatan produk

mode yang dibuat berdasarkan ukuran standar/umum dan hasilnya

dipasarkan sebagai produk siap pakai. Produk ready to wear ini

memiliki spesifikasi tujuan pasar yang berkaitan dengan gaya, selera

serta kelas ekonominya dan merupakan produk yang paling banyak

dikonsumsi oleh masyarakat pada umumnya. Produk siap pakai (ready

to wear) dapat dikelompokkan berdasarkan volumenya sebagai berikut.

Deluxe atau mewah, yaitu rancangan desainer yang merupakan

“designer label”, dengan jumlah kuantitas produksi dibuat terbatas.

Mass product atau produk massal, yaitu karya desainer/perusahaan

swasta dengan jumlah kuantitas produksi lebih banyak. Mass

product terdiri atas dua jenis:

o Second label, merupakan hasil kreasi desainer;

o Private label, merupakan hasil kreasi industri garmen

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 11

Untuk mencapai hasil yang maksimal, perlu ditentukan fokus

pengembangan, yaitu produk ready to wear, terutama pakaian, aksesori, dan

alas kaki, dengan beberapa alasan sebagai berikut.

• Produk ready to wear mampu memenuhi cepatnya kebutuhan pasar

sesuai perubahangaya hidup masyarakat.

• Produk jenis ready to wear juga memiliki kemampuan untuk diserap

oleh pasar yang lebih luas sehingga dapat meningkatkan nilai

perekonomian secara signifikan.

• Kecenderungan banyaknya para couturier yang sudah beralih ke produk

ready to wear.

Industri mode memiliki ekosistemnya sendiri. Gambaran ekosistem

tersebut dapat dilihat dalam Gambar 2-3. Ekosistem industri mode, yaitu

sebuah sistem yang menggambarkan hubungan saling ketergantungan

(interdependent relationship) antar setiap peran di dalam proses penciptaan

nilai kreatif dan dengan lingkungan sekitar yang mendukung terciptanya

nilai kreatif.

Gambar 2-2 Perkembangan Mode dari 1900 – 1950

Sumber: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 12

Gambar 2-3 Peta Ekosistem Mode

Sumber: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 1

2.1.2.3. Komunitas Perancang Mode

Gambar 2-4 Kegiatan yang Diwadahi Wadah Komunitas Perancang Mode

Sumber: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 2

Komunitas Perancang Mode merupakan sebuah komunitas yang

bergerak dalam ruang lingkup mode. Produk mode yang akan diwadahi

dapat dilihat dalam Tabel 2.1.

Aktivitas komunitas Perancang Mode yang akan diwadahi dalam

rancangan dapat dilihat dalam. Kegiatan tersebut mengambil dua segmen

penting dalam peta ekosistem mode, yaitu segmen kreasi dan segmen

penjualan. Untuk segmen produksi dan distribusi melibatkan pihak ketiga

di luar komunitas. Sehingga dapat disimpulkan kegiatan yang akan

diwadahi berupa:

1. Gathering (Pertemuan)

Pertemuan yang dimaksud adalah aktivitas pertemuan yang dilakukan

oleh anggota komunitas. Pertemuan ini berupa mengadakan

perkumpulan disertai dengan kegiatan berbagi pengetahuan dibidang

mode. Selain itu pertemuan ini dilakukan agar jalinan komunikasi dan

rasa kekeluargaan antar anggota komunitas terjalin dan terpelihara

dengan baik.

2. Kreasi

Wadah ini menyediakan tempat untuk anggota dari komunitas

perancang mode mengembangkan kreasi mereka mereka. Fasilitas yang

disediakan berupa workshop seperti meja tempat membuat sketsa,

sarana ruang diskusi, hingga pembuatan produk sampel seperti mesin

jahit. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini yaitu produk sampel yang

akan diproduksi sesuai kebutuhan untuk dijual kembali dalam wadah

ini. Untuk jenis produk sampel yang akan dibuat sama dengan produk

yang akan dijual dalam wadah ini. Detail produk tersebut dapat dilihat

dalam Tabel 2.1.

3. Penjualan

Produk yang sudah jadi kemudian dijual dalam wadah ini. Penjualan

produk dilakukan dalam sebuah concept store atau toko konsep yang

akan dijelaskan lebih rinci. Selain melakukan penjualan di toko konsep

tersebut, diadakan trade event seperti pada Gambar 2-4. Trade event

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 3

berupa fashion week, fashion show, brand endoser, dan kegiatan

promosi lainnya untuk mengenalkan produk komunitas ini kepada

masyarakat luas. Produk yang dijual merupakan produk ready to wear

dengan pembuatan produk secara designer label yaitu kategori mewah

dengan kuantitas produk terbatas dan second label dengan produksi

masal sehingga kuantitas produk lebih banyak dibandingkan designer

label.

Tabel 2.1 Jenis Produk Mode yang akan Diakomodasi

CASUAL WEAR

CAREER WEAR

FORMAL/OCCASIONAL WEAR

EVENING WEARS

FOR MENS

EVENING WEARS FOR

LADIES ACCESSORIES

Blazer Blazer Bridal wear Suits Tube mini dress

Belt

Cardigan Blouses Cocktail dresses Long sleve shirt

Longdress Bag

Jackets Mini skirt

National costumes

Formal jacket

Bustier Hair Ornament

Sweater Knee length skirt

Vest Long skirts Socks

T-Shirt Mini dress

Long coat Mini skirts Hats and Caps

Trousers Sack dress

Tuxedo shirt

Ball gowns Footwear

Jumpsuits

Scarf

Bolero Dress Gloves

Jacket Suits

Ties / Bow Ties

Shorts Handybag

Sumber: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019

2.1.3. Wadah Komunitas Perancang Mode

Wadah Komunitas Perancang Mode merupakan sebuah wadah yang

diperuntukkan bagi komunitas perancang mode. Wadah ini berfungsi untuk

menampung segala aktivitas yang dilakukan oleh komunitas tersebut. Wadah

tersebut berupa pusat perbelanjaan (shopping mall) dengan memiliki tenant seperti

concept store, restoran, dan workshop. Berikut akan dijabarkan penjelasan lebih

rinci terkait Wadah Komunitas Perancang Mode.

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 4

2.1.3.1. Workshop

Dalam wadah komunitas ini terdapat workshop untuk komunitas

tersebut. Workshop ini berupa stu dio mode, yaitu sebuah ruang studio yang

berisi perlengkapan untuk merancang produk sampel. Ilustrasi workshop

dapat dilihat di gambar 2-8 sampai 2-10. Perlengkapan yang disediakan

berupa mesin jahit, meja panjang, gudang bahan, ruang simpan produk

sampel, ruang ganti, dan ruang desain.

Gambar 2-6 Isometri Studio Mode (Workshop)

Sumber: https://s-media-cache-

ak0.pinimg.com/736x/65/02/cf/6502cff13d41f7b4f222fbd46dddc6c9.jpg

Gambar 2-5 Ilustrasi Ruang Studio Mode

\Sumber: http://www.dezeen.com/2014/07/19/cao-pu-nanjing-apartment-conversion-fashion-studio/

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 5

2.1.3.2. Toko Konsep (Concept Store)

Gambar 2-7 Isometri Studio Mode

Sumber: http://www.dezeen.com/2014/07/19/cao-pu-nanjing-apartment-conversion-fashion-studio/

Gambar 2-8 Lay Out Concept Store

Sumber: Time Saver Standards for Building Types

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 6

Pada akhir tahun 1990, beberapa pedagang retail Eropa

mengembangkan gagasan untuk membuat sebuah ide toko baru. Ide tersebut

mereka namakan Concept Store. Concept store ini sendiri merupakan

sebuah toko yang langsung menjual produk dari desainer tertentu tanpa

menggunakan pusat perbelanjaan (department store). Toko konsep sendiri

menjual konsep yang ditawarkan dari desainer itu sendiri, seperti proses

perancangan desain, dan konsep penjualan produk itu sendiri. (Sydney

Morning Herald, 2004)

Salah satu toko konsep pertama adalah 10 Corso Como di Milan, Italia,

didirikan pada tahun 1990, diikuti oleh Colette di Paris dan Quartier 206 di

Berlin. Beberapa label terkenal Amerika seperti Urban Outfitters, DASH,

dan The Gap, membuat toko konsep di tahun 2000. (Wikipedia, 2015)

2.2. Kajian Proyek Sejenis

Kajian proyek sejenis menampilkan empat buah proyek yang dianggap mampu

mewakili desain yang akan dirancang. Ketiga proyek tersebut akan dijabarkan lebih

detail pada bagian masing - masing.

2.2.1. Rumah Sanur Creative Hub

Hal yang dibahas dalam bagian ini adalah jenis layanan, fasilitas, serta status

pengelolaan yang terdapat dalam Rumah Sanur Creative Hub. Objek ini dipilih

Gambar 2-9 Urban Outfitters

Sumber: http://img.gawkerassets.com/img/192hbpip3jrvjjpg/original.jpg

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 7

karena mampu mewakili sebuah wadah yang dapat menampung seluruh kegiatan

komunitas yang hendak memakainya.

2.2.1.1. Jenis Layanan

Jenis layanan yang ditawarkan Rumah Sanur Creative Hub ini terdiri

dari sebuah kedai, sebuah toko konsep, sebuah open stage, sebuah

coworking space, serta ruang rapat. Layanan ini terbuka bagi komunitas apa

saja yang ingin menggunakan fasilitas yang telah disediakan tersebut.

2.2.1.2. Fasilitas

Fasilitas yang dimiliki oleh Rumah Sanur Creative Hub adalah sebagai

berikut:

to~ko concept store merupakan wadah bagi para desainer menjual

produk desain mereka.

Gambar 2-10 Layanan yang disediakan Rumah Sanur Creative Hub

Sumber: http://rumahsanur.com

Gambar 2-11 Susunan Organisasi Ruang di Rumah Sanur Creative Hub

Sumber: http://rumahsanur.com/

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 8

Kedai Kopi Kultur merupakan sarana penunjang, dimana kedai ini

merupakan kedai yang menyediakan minuman kopi khas nusantara.

Function Room, merupakan ruang multi fungsi yang dapat digunakan

komunitas yang sedang menggunakan fasilitas dalam wadah ini.

Open Air Stage, merupakan wadah eksibis bagi komunitas maupun

pengguna lain yang menggunakan fasilitas dalam wadah ini.

Kumpul Coworking Space, merupakan tempat pertemuan kecil antar

anggota komunitas yang menggunakan fasiltas ini. Tempat ini sebagai

tempat anggota komunitas melakukan berbagai kegiatan seperti

berinteraksi, melakukan aktivitas bersama, dan lain-lain.

2.2.1.3. Status Pengelolaan

Rumah Sanur Creative Hub dikelola oleh pihak swasta. Untuk menyewa

fasilitas di dalam wadah ini dapat mengontak pengelola yang berada di

kantor tersebut. Namun untuk sekedar meminum kopi dapat langsung

mengunjungi kedai kopi yang ada di dalam fasilitas ini.

Gambar 2-12 to~ko concept store dan Kedai Kopi Kultur

Gambar 2-13 Kumpul Coworking Space

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 9

2.2.2. Būro Concept Store

Hal yang dibahas dalam bagian ini adalah jenis layanan, fasilitas, serta status

pengelolaan yang terdapat dalam Būro Concept Store. Objek ini dipilih karena

mampu mewakili toko konsep yang akan dirancang dalam Wadah Komunitas

Perancang Mode. Selain itu toko konsep ini memiliki konsep yang unik serta

adanya penggabungan dengan fasilitas lain.

2.2.2.1. Jenis Layanan

Jenis layanan yang disediakan oleh Būro Concept Store yaitu sebuah

toko konsep yang menawarkan berbagai barang produk desainer lokal

Indonesia. Toko ini menjadi sebuah satu kesatuan dengan Livingstone Café

and Bakery yang berada di lantai satu. Hal unik yang disediakan disini

adalah konsep dari toko konsep ini yang mengusung coworking space, yaitu

tempat orang bekerja layaknya seperti di kantor namun dengan suasanya

yang lebih santai dan rileks.

2.2.2.2. Fasilitas

Fasilitas yang disediakan oleh Būro Concept Store ini adalah:

Toko Konsep

Merupakan sebuah toko yang menjual produk asli desainer lokal

Indonesia. Toko ini berkonsepkan coworking space, dimana

pengunjung dapat bekerja sambil menikmati secangkir kopi, kemudian

melihat berbagai produk yang dijual.

Gambar 2-14 Suasana Būro Concept Store

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 10

Bar

Bar ini menyediakan berbagai jenis kopi yang langsung diracik oleh

barista dari pengelola. Pengunjung dapat melihat bagaimana aksi barista

sambil menikmati hidangan serta melihat berbagai produk yang dijual.

Restoran

Merupakan fasilitas tambahan yang disediakan oleh Livingstone Café

and Bakery. Restoran ini menyajikan menu seperti roti, berbagai macam

kopi, dan snack lainnya.

2.2.2.3. Status Pengelolaan

Pengelolaan dari Būro Concept Store sepenuhnya milik swasta. Pihak

yang mengelola adalah Avila Bali Hospitality yang juga memiliki berbagai

property lainnya seperti hotel, restoran, dan lain sebagainya.

2.2.3. Lippo Mall Kuta

Hal yang dibahas dalam bagian ini adalah jenis layanan, fasilitas, serta status

pengelolaan yang terdapat dalam Lippo Mall Kuta. Objek ini dipilih karena konsep

sebuah mal yang turut serta memberikan ruang kepada komunitas di masyarakat

untuk berkembang dan lebih dikenal oleh masyarakat.

2.2.3.1. Jenis Layanan

Layanan yang disediakan oleh Lippo Mall Kuta ini adalah mal. Mal ini

sendiri terdiri dari berbagai macam tenant seperti Giordano, Uluwatu, dan

Gambar 2-15 Fasilitas Bar di Būro Concept Store

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 11

lain sebagainya; serta anchor seperti Hypermart. Layanan yang disediakan

berupa pusat perbelanjaan, restoran, serta plasa.

2.2.3.2. Fasilitas

Fasilitas yang disediakan oleh Lippo Mall Kuta ini adalah:

Mal

Lippo Mall Kuta memiliki fasilitas utama berupa pusat perbelanjaan

dalam bentuk mal. Berbagai merk dagang maupun hiburan ditawarkan

disini. Selain itu terdapat pula super market yang menyediakan berbagai

kebutuhan sehari-hari

Restoran

Lippo Mall Kuta menyediakan berbagai restoran untuk memuaskan selera

kuliner pengunjung. Ada berbagai restoran yang ditawarkan, seperti Cosmic

Dinner, Starbuck Coffe, dan lain sebagainya.

Gambar 2-16 Suasana di dalam Lippo Mall Kuta

Gambar 2-17 Restoran di dalam Lippo Mall Kuta

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 12

Plasa

Lippo Mall Kuta menyediakan plasa di lantai dasar, serta open stage di

lantai bawah. Kedua fasilitas ini dapat disewakan oleh berbagai

komunitas untuk menyelenggarakan acaranya.

2.2.3.3. Status Pengelolaan

Lippo Mall dikelola oleh Lippo Group yang merupakan sebuah

korporasi swasta. Lippo Group ini sendiri juga memiliki berbagai properti

lain seperti rumah sakit dan mal lainnya di Indonesia.

2.2.4. Jakarta Design Centre

Hal yang dibahas dalam bagian ini adalah jenis layanan, fasilitas, serta status

pengelolaan yang terdapat dalam Jakarta Design Centre. Objek ini dipilih karena

kapasitas wadah ini sebagai tempat para desainer interior dan arsitek berkumpul

untuk menjual jasa dan produk mereka.

2.2.4.1. Jenis Layanan

Jakarta Design Centre (JDC) merupakan sebuah gedung tujuh lantai

yang memiliki satu semi-basement. JDC menyuguhkan kepada pengunjung

untuk dapat melihat, mencari dan memperoleh informasi, serta pengadaan

produk terbaik dan terbaru berkaitan dengan desain interior maupun

arsitektur.

Gambar 2-18 Plasa di dalam Lippo Mall Kuta

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 13

2.2.4.2. Fasilitas

Fasilitas yang disediakan dalam JDC yaitu:

Business Centre

JDC menawarkan fasilitas berupa kantor virtual sehingga mampu

menopang kegiatan bisnis bagi para penyewa fasilitas ini.

Function Room

Ruang ini dapat diakomodasi sesuai kebutuhan pengguna nantinya.

Ruang ini bisa digunakan sebagai ruang rapat maupun kegiatan lainnya.

Showroom

JDC menawarkan fasilitas showroom bagi para desainer interior agar

dapat memajang produk mereka. Terdapat 35 showroom berupa tenant

dalam gedung ini.

Gambar 2-19 Function Room, Business Centre, dan Showroom JDC

Sumber: htpp://j-d-c.com/

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 14

2.2.4.3. Status Pengelolaan

Status pengelolaan Jakarta Design Centre murni dari pihak swasta.

Pihak yang menjadi pengelola yaitu PT Cipta Paramula Sejati. Untuk dapat

menyewa sebuah tenant di dalam JDC dapat menghubungi pihak tersebut

dengan mengikuti segala peraturan yang sudah ditetapkan.

Gambar 2-21 Denah Basement Jakarta Design Center

Gambar 2-21 Denah Lantai 3 Jakarta Design Center

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 15

2.3. Spesifikasi Umum Wadah Komunitas Perancang Mode

Spesifikasi umum Wadah Komunitas Perancang Mode menjelaskan hal – hal

yang berkaitan dengan pengertian, fungsi, tujuan, sasaran, batasan, fasilitas, lingkup

pelayanan, status pengelolaan, serta persyaratan yang berkaitan dengan desain

wadah ini nantinya.

2.3.1. Pengertian

Wadah Komunitas Perancang Mode merupakan sebuah fasilitas untuk

mewadahi segala aktivitas yang dilakukan oleh komunitas Perancang Mode.

2.3.2. Fungsi, Tujuan, dan Sasaran

Fungsi, tujuan, dan sasaran dari Wadah Komunitas Perancang Mode

berkaitan dengan pewadahan kegiatan komunitas Perancang Mode itu sendiri.

2.3.2.1. Fungsi

Fungsi dari Wadah Komunitas Perancang Mode adalah sebagai wadah

untuk sebuah komunitas perancang mode ataupun lebih dalam melakukan

aktivitas mereka. Aktivitas yang diwadahi dibagi menjadi tiga jenis,

pertemuan, kreasi, dan penjualan.

2.3.2.2. Tujuan

Tujuan secara umum dari Wadah Komunitas Perancang Mode yaitu

mempererat ikatan antar anggota komunitas Perancang Mode dengan

melakukan kegiatan bersama dalam wadah yang akan dirancang. Selain hal

tersebut, tujuan lain dari wadah ini agar komunitas Perancang Mode dapat

hidup dalam sebuah wadah yang akan dirancang, mulai dari perancangan

sebuah desain hingga menjualnya dalam toko yang akan disediakan dalam

rancangan ini.

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 16

2.3.2.3. Sasaran

Sasaran dari Wadah Komunitas Perancang Mode ini adalah berbagai

komunitas Perancang Mode yang ingin berinteraksi dalam wadah ini. Selain

dari komunitas itu sendiri, masyarakat sekitar dengan penghasilan

menengah ke atas menjadi sasaran sebagai konsumen dari produk yang

dijual di wadah tersebut. Wisatawan domestik maupun mancanegara juga

turut menjadi sasaran untuk menjadi konsumen.

2.3.3. Batasan

Batasan Wadah Komunitas Perancang Mode dibagi menjadi batasan fisik

dan non fisik, yaitu:

1. Batasan Fisik

Batasan fisik dari Wadah Komunitas Perancang Mode meliputi:

Penampilan bangunan

Besar ruang

Luasan ruang

2. Batasan Non Fisik

Batasan non fisik dari Wadah Komunitas Perancang Mode meliputi:

Komunitas

Pengelola

Pengunjung

2.3.4. Fasilitas

Fasilitas yang dirancang pada Wadah Komunitas Perancang Mode dibagi

menjadi tiga jenis yaitu fasilitas utama, fasilitas pendukung, serta fasilitas

pelengkap. Fasilitas utama merupakan fasilitas yang ada untuk mewadahi tiga

fungsi utama yang dijabarkan, yaitu pertemuan, kreasi, dan penjualan. Fasilitas

pendukung merupakan fasilitas untuk mendukung fasilitas utama. Serta fasilitas

pelengkap merupakan fasilitas untuk melengkapi fasilitas utama. Ketiga fasilitas

tersebut dijabarkan sebagai berikut:

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 17

1) Fasilitas Utama

a. Workshop

b. Hall besar

c. Hall kecil

d. Plaza

e. Toko (Concept Strore)

2) Fasilitas Pendukung

a. Fasilitas administrasi seperti kantor, ruang rapat, ruang pengelola.

b. Fasilitas umum seperti parkir, toilet, lobi, ATM centre.

c. Fasilitas servis seperti ruang genset, ruang ME, ruang audio, ruang

ganti, gudang.

3) Fasilitas Pelengkap

a. Perpustakaan

b. Restoran

2.3.5. Lingkup Layanan

Lingkup layanan yang akan disediakan oleh Wadah Komunitas Perancang

Mode ini adalah:

1. Workshop

Merupakan wadah bagi anggota komunitas untuk melakukan kegiatan

desain produk mereka.

2. Concept Store

Merupakan toko yang akan menjual langsung hasil rancangan produk

komunitas tersebut. Toko ini mempunyai sebuah konsep tertentu agar

memiliki kesatuan dengan barang yang akan dijual disini.

3. Hall

Merupakan wadah bagi kegiatan komunitas dalam skala kecil maupun

besar. Kegiatan tersebut berupa pertemuan antar anggota komunitas,

hingga publikasi produk hasil desain komunitas tersebut.

4. Plaza

Merupakan wadah publikasi tambahan jika terdapat kegiatan skala besar

seperti pameran produk.

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 18

2.3.6. Status Pengelolaan

Pengelolaan Wadah Komunitas Perancang Mode bersifat swasta. Pemimpin

dari pengelola ini adalah sebuah direktur yang mengatasi beberapa divisi manajerial

seperti divisi elektrikal dan mekanikal, divisi food and beverage, divisi pemasaran,

divisi keuangan dan perpajakan, divisi maintenance, divisi keamanan, dan lain

sebagainya yang dianggap perlu. Pengelola bekerjasama dengan komunitas tersebut

agar fungsi dari wadah ini dapat berjalan dengan baik.

2.3.7. Persyaratan

Persyaratan Wadah Komunitas Perancang Mode berkaitan dengan

komunitas, persyaratan tapak, persyaratan ruang dan bangunan. Persyaratan

tersebut yaitu:

1. Komunitas

Komunitas yang akan menggunakan fasilitas di dalam wadah ini bergerak

dalam bidang mode. Jika terdapat komunitas dari luar daerah yang sejenis dapat

menggunakan fasilitas ini dengan persetujuan komunitas serta pengelola. Dan

apabila terdapat komunitas diluar ruang lingkup perancang mode, komunitas

tersebut hanya dapat menggunakan fasilitas seperti hall atauapun plaza.

2. Persyaratan tapak

Persyaratan tapak didapat dari pertimbangan:

a. Tapak yang ideal dekat dengan fasilitas hospitality yang sudah terbangun

agar memudahkan komunitas dari luar daerah mencapai fasilitas ini dengan

cepat dan baik ketika diadakan aktivitas seperti publikasi dalam wadah ini.

b. Terdapat jaringan utilitas yang lengkap dan layak di sekitar tapak.

c. Akses mudah bagi transportasi publik maupun pribadi.

d. Terletak dalam kawasan pariwisata sehingga dapat menarik pengunjung

dari wisatawan domestik maupun mancanegara.

3. Persyaratan ruang dan bangunan

Persyaratan ruang harus sesuai dengan kebutuhan aktivitas komunitas. Ruang

seperti workshop dibuat agar mampu menampilkan kegiatan desain secara

nyata. Hall besar maupun kecil dapat digunakan komunitas dalam

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan | 19

melaksanakan sebuah acara besar ataupun kecil. Hall juga wajib untuk bisa

dijadikan tempat catwalk bagi model yang menggunakan barang hasil desainer

komunitas tersebut. Toko, dalam hal ini dipilih concept store mampu

menampilkan ide dan gagasan dari desainer tersebut ke dalam desain toko

sehingga mempunyai kesatuan dengan hasil kerja desainer itu sendiri. Sirkulasi

antar ruang dibuat rekreatif sehingga pengunjung dari luar komunitas dapat

menikmati suasana ruang maupun hasil kerja desainer dengan baik dan menarik.

Persyaratan bangunan harus memiliki keamanan yang baik seperti jaringan

CCTV maupun keamanan lainnya agar barang – barang maupun kegiatan di

dalam wadah ini aman dan terkendali. Selain itu standar lain seperti pemadam

kebakaran, jaringan telekomunikasi (telpon dan internet), pencahayaan buatan

yang mumpuni waib dipenuhi bangunan ini. Bangunan ini juga wajib memiliki

fasilitas bagi difavel seperti tempat parkir, toilet, dan ramp khusus.