w02 - infeksi pasca operasi pada pasien bedah
TRANSCRIPT
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 1/17
INFEKSI PASCA OPERASI PADA PASIEN BEDAH
Infeksi pasca operasi bisa dikategorikan menjadi infeksi yang terlokalisasi
pada area dilakukan operasi, infeksi yang dimulai pada luka operasi namun
menyebar pada area yang jauh dari luka operasi, dan infeksi yang berasal
dari rumah sakit (infeksi nosokomial) tanpa ada kaitan dengan prosedur
operasi sendiri
Infeksi Bedah
Infeksi bedah biasanya dibagi menjadi 3 kategori: infeksi yang terjadi
pada luka bersih tak terkontaminasi, infeksi yang mengikuti prosedur operasi
di area tubuh pasien yang bersih namun terkontaminasi, dan infeksi pada
area tubuh pasien yang jelas terkontaminasi.
Kasus bedah yang bersih adalah kasus dimana seorang ahli bedah
melakukan operasi di rongga tubuh yang bersih. idak ada proses
peradangan yang terjadi dan tidak ada teknik yang tidak aseptik dalam
melakukan prosedur operasi. !alam beberapa kasus, rasio terjadinya infeksi
pasca operasi bisa di ba"ah #$. Ketika infeksi terjadi, hal ini kebanyakan
disebabkan oleh bakteri kokus gram positif yaitu Staphylococcus aureus dan
Streptococcus β hemolyticus %rup &. erjadinya infeksi pasca operasi pada
kasus bedah yang bersih memberikan bukti nyata yang menggemparkan
DA 1
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 2/17
prosedur selama dan beberapa saat operasi akan selesai. Kejadian luar
biasa dari infeksi luka bedah pada kasus bedah steril bersifat membahayakan
karena berasal dari sumber infeksi yang sama. Kejadian luar biasa tersebut
telah ditelusuri hingga petugas kamar operasi yang ternyata menjadi karier
dari S. aureus di rongga hidung anteriornya. Beberapa kejadian luar biasa
yang disebabkan oleh Streptococcus β hemolyticus %rup & ditelusuri hingga
petugas kamar operasi yang ternyata menjadi karier dari bakteri tersebut di
daerah anorektalnya.
Kasus bedah bersih terkontaminasi adalah kasus dimana seorang ahli
bedah melakukan operasi di area yang memiliki populasi bakteri namun tidak
terjadi keradangan akut yang nyata dan tidak perlu adanya penghentian
teknik operasi demi menjamin sterilitas prosedur. 'amun tidak jarang
prosedur ini juga bisa mengakibatkan sebuah infeksi. Bagaimanapun juga,
tidak terlalu mengejutkan bah"a infeksi akan terjadi karena bakteri normal
penghuni area operasi atau yang dekat dengan area operasi. rganisme
anaerob yang sensitif terhadap penisilin normalnya menghuni orofaring dan
nasofaring. atogen aerobik yang potensial kadang ditemukan sebagai flora
normal di traktus respiratorius bagian atas, yaitu S. aureus, Streptococcus
pneumonia, Haemophilus influenzae, dan Streptococcus pyogenes. Berbagai
bakteria kulit seperti S. aureus dan S. pyogenes bisa menginfeksi luka
DA 2
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 3/17
laserasi dan luka superfisial lain. Bakteri gram negatif enterik anaerob dan
aerob adalah penghuni normal dari traktus gastrointestinal bagian ba"ah.
Kasus bedah terkontaminasi adalah adalah kasus dimana seorang ahli
bedah melakukan operasi di area yang telah terjadi keradangan akut, pada
luka trauma yang berumur lebih dari * jam, pada pungsi abses, atau pada
teknik operasi yang melibatkan prosedur aseptik. Infeksi pasca operasi sering
terjadi pada kasus ini. Ketika infeksi terjadi, organisme penyebab adalah
hampir semuanya berasal dari flora normal penghuni area operasi tersebut.
+ebagai contoh, infeksi yang mengikuti terapi usus buntu yang pecah,
biasanya dikarenakan oleh bakteri yang normal ada di dalam usus. &da --
/-- spesies berbeda dari organisme anaerob yang mencapai 01$ flora
bakteri seluruhnya di usus besar. Bakteri batang gram negatif seperti
Escherichia coli , Klebsiella-Enterobacter, Pseudomonas aeruginosa, dan
enterococci mencapai 1$. Infeksi abdomen di kasus bedah terkontaminasi
biasanya dikarenakan mikroba yang bermacammacam. +ulit untuk
menentukan bakteri mana yang patogen dan bakteri mana yang tidak
patogen.
&ngka kejadian infeksi di neonatus yang membutuhkan operasi, lebih
tinggi dibandingkan dengan angka kejadian infeksi di anakanak dengan usia
yang lebih tua. !alam seri +harma dan +harma di India, #3,/1$ dari #-
neonatus mengalami infeksi. 2rekuensi infeksi ini lebih tinggi pada pasien
DA 3
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 4/17
yang dianggap menjalani bedah bersih terkontaminasi atau bedah
terkontaminasi sejak a"al, namun angka kejadian ini masih cukup tinggi,
yaitu 1$ pada kasus bedah bersih. Insiden terjadinya infeksi pada neonatus
pada penelitian lain, bisa mencapai ,3$. &ngka yang lebih tinggi pada bayi
baru lahir mungkin berkaitan dengan adanya umbilikus yang terkontaminasi
dekat insisi bedah, juga sama halnya dengan imunitas bayi yang masih
rendah. !alam kasus seperti ini, infeksi luka juga lebih sering terjadi pada
pasien yang mengalami ra"at inap di rumah sakit seminggu atau lebih lama
sebelum operasi dimulai, daripada pasien yang mengalami operasi darurat.
&ntibiotik rofilaksis
&ntibiotik profilaksis tidak diperlukan pada kasus bedah bersih dimana
kejadian infeksi sangat rendah (4#$). +elebihnya, 00$ tidak perlu
dipaparkan terhadap antibiotik. enggunaan antibiotik profilaksis mungkin
mengelabui adanya infeksi dan keterlambatan pengenalan sebab terjadinya
kejadian luar biasa mengenai infeksi ini.
enggunaan antibiotik profilaksis pada kasus bedah bersih
terkontaminasi bergantung pada lesi bedah dan besarnya area kontaminasi
pada saat operasi berlangsung.
DA 4
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 5/17
enggunaan antibiotik profilaksis pada pembedahan telah dipelajari
dengan baik pada kasus bedah bersih terkontaminasi pada abdomen di
indi5idu de"asa. +tudi klinis dan eksperimental menganjurkan bah"a
antibiotik harus ada pada jaringan saat terjadinya operasi dan beberapa jam
setelah operasi dilakukan. +ebagai contoh, %alland menggunakan
tobramycin dan clindamycin sebelum operasi dan * jam setelah operasi pada
kasus bedah usus besar pasien de"asa. ada pasien yang diterapi, *,#$
mengalami infeksi luka, dibandingkan dengan 6$ kelompok kontrol. 7asil
sama didapatkan pada penggunaan gentamicin8clindamycin atau
gentamicin8metronida9ole untuk 31 hari pasca operasi. aka, perpanjangan
penggunaan antibiotik setelah operasi tidak mereduksi angka terjadinya
infeksi. Beberapa studi juga menyatakan bah"a melanjutkan penggunaan
antibiotik profilaksis selama beberapa hari setelah operasi bersifat tidak
dianjurkan. ;ebih jauh, secara praktik hal ini akan mempredisposisi pasien
untuk mengalami kolonisasi oleh bakteri yang resisten terhadap berbagai
macam antibiotik.
Bakteri anaerob penting menjadi patogen yang dikontrol oleh antibiotik
profilaksis pada prosedur pembedahan abdomen. enelitian menunjukkan
bah"a metronida9ole (2lagyl) adalah suatu agen profilaksis yang efektif.
&ntibiotik ini mempunyai akti5itas mela"an berbagai bakteri anaerob, namun
DA 5
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 6/17
tidak pada bakteri aerob. Bagaimanapun juga, metronida9ole tidak lebih
efektif daripada eritromisin oral dan neomisin, atau sefalosporin parenteral.
enggunaan antibiotik profilaksis pada operasi penyakit jantung
kongenital dan operasi traktus genitourinaria tidak memberikan hasil yang
baik pada penelitian. Kebanyakan ahli bedah kardio5askular menggunakan
agen profilaksis terhadap Staphylococcus, "alaupun insiden terjadinya
endokarditis pasca operasi lebih rendah pada anak dibanding indi5idu
de"asa setelah melakukan penggantian katup jantung. Bila antibiotik
profilaksis digunakan pada operasi traktus genitourinaria, pengetahuan
tentang organisme yang melakukan kolonisasi pada traktus genitourinaria
pasien menjadi berguna ketika akan memilih antibiotik profilaksis yang tepat.
Bagaimanapun juga, nilai antibiotik profilaksis masih belum diketahui pada
operasi traktus genitourinaria.
ada prosedur bedah kepala dan leher, ahli bedah harus berhatihati
terhadap anaerob sensitif penisilin, penghuni mulut dan faring.
Staphylococcus aureus bisa ditemukan pada lebih dari *1$ nares anterior
anakanak. atogen potensial lain adalah Streptococcus β hemolyticus %rup
& yang mana saat musim gugur dan salju bisa ditemukan pada #11$ anak
anak. &da beberapa penelitian terkontrol untuk mengetahui efikasi dari
antibiotik profilaksis untuk prosedur bedah kepala dan leher pada anak. Bila
antibiotik profilaksis digunakan, penisilin semisintesis (nafcillin, methicillin,
DA 6
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 7/17
atau o<acillin) mungkin menjadi agen paling efektif saan ini mengingat
banyak bakteri anaerob yang sensitif terhadap agen ini. enisilin profilaksis
menjadi sangat efektif secara teori dalam mengeradikasi Streptococcus β
hemolyticus %rup & dan memperlambat terjadinya infeksi anaerob.
Bagaimanapun juga, pada dekade terakhir, banyak strain community
acquired S. aureus yang telah resisten terhadap penisilin.
ada kasus bedah terkontaminasi, antibiotik dibutuhkan pada terapi,
bukan sebagai profilaksis. emilihan antibiotik bergantung pada bakteri flora
normal pada area tubuh yang dilakukan operasi. ada kasus abdomen, bisa
diantisipasi terjadinya infeksi oleh beberapa bakteri anaerob dan bakteri
enteric gram negatif seperti E. oli, Klebsiella, dan P. aeruginosa. Kombinasi
dari clindamycin, yang mana efektif terhadap !acteroides fragilis dan
anaerob lain, dan aminoglikosida seperti kanamycin atau gentamicin sangat
berguna. &da beberapa spesies bakteri yang tidak mempan terhadap
kombinasi antibiotik ini. !iantaranya adalah Streptococcus faecalis dan
Streptococcus %rup !. eranan enterokokus dalam patogenesis infeksi
setelah rupturnya 5iskus abdominal masih belum diketahui. =lindamycin dan
gentamicin hampir efektif pada infeksi ini, mengingat enterokokus merupakan
penghuni biasa dibandingkan dengan patogen kausatif lain. Bila infeksi
enterokokus dicurigai terjadi, ampisilin bisa ditambahkan dalam regimen.
DA 7
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 8/17
>5aluasi dan erapi Infeksi asca perasi
emuan klinis dan laboratoris pada anak yang diduga mengalami infeksi
setelah dilakukan operasi bergantung pada usia anak dan presentasi klinis
dari penyakit yang dideritanya. Bayi berusia kurang dari # bulan kurang bisa
melokalisasi infeksi dibanding dengan bayi atau anak yang berusia lebih tua
'eonatus
Infeksi pada neonatus sering terjadi dengan gejala non spesifik seperti
letargi, iritabilitas, kegagalan respiratorik, apnea, "aundice, dan kon5ulsi.
&papun dari gejala ini mengindikasikan pencarian infeksi, juga kondisi lain
seperti masalah metabolik hipoglikemi dan hipokalemi. In5estigasi laboratoris
pada infeksi neonatus meliputi kultur darah, urin, cairan spinal, dan luka.
enggunaan antibiotik harus dimulai secepatnya setelah kultur didapat
dari neonatus. ?angkauan spektrum luas harus dicapai dengan cepat melalui
penggunaan antibiotik yang ampuh terhadap patogen sampai kultur patogen
spesifik dan hasil uji sensiti5itas tersedia. aka, semua neonatus sebaiknya
diterapi menggunakan aminoglikosida dan ampisilin atau penisilin
semisintetis. emilihan gentamicin atau amikacin bergantung pada
presentasi organisme gram negatif yang sensitif terhadap gentamicin di
rumah sakit tempat pasien berada, juga seiring dengan infeksi
DA 8
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 9/17
Pseudomonas. 7arus diketahui bah"a banyak strain Pseudomonas
aeruginosa resisten terhadap gentamicin. &mikacin dan carbenicilin atau
ticarcillin atau cefta9idime menjadi berguna pada situasi ini.
ada masa lampau, cephalosporin mempunyai kegunaan yang kecil
untuk kesembuhan neonatus yang sakit. Banyak organisme enteric gram
negatif yang resisten. =ephalosporin jarang menyebrang sa"ar darah otak
dalam konsentrasi efektif yang diperlukan. P. aeruginosa strain jarang sensitif
terhadap sefalosporin generasi pertama dan kedua. Bagaimanapun juga,
perkembangan dari cephalosporin jenis baru telah mencegah terjadinya hal
ini. @mumnya, jangkauan spektrum diperluas dengan menyempurnakan
generasi dari tiap obat, konsentrasi yang diperlukan untuk menghambat atau
membunuh spesies gram negatif telah diturunkan, dan beberapa
cephalosporin generasi ketiga mempunyai akti5itas mela"an P. aeruginosa.
!iharapkan pada a"alnya, konsentrasi ratarata pembunuhan bakteri yang
sangat rendah, yang diperlukan untuk mengeradikasi banyak organisme
gram negatif, bisa mengarah ke hasil terapi yang lebih baik, khususnya pada
infeksi sistem saraf pusat. 'amun hal ini tidak terbukti pada kasus nyata.
aka dari itu, cephalosporin seperti cefota<ime mungkin
menggantikan aminoglikosida pada a"al terapi dugaan sepsis, tetapi
hasilnya mungkin sama dengan penggunaan aminoglikosida dengan
ampisilin. ;ebih lagi, perlu dicatat bah"a tiap penyempurnaan generasi
DA 9
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 10/17
cephalosporin mempunyai akti5itas perla"anan terhadap Staphylococcus
yang lebih rendah daripada generasi pertama, seperti cephalotin.
&nakanak
&nakanak dengan usia yang lebih tua mempunyai mekanisme intact
host-defense yang mempunyai kemampuan mengeradikasi infeksi lebih kecil
daripada neonatus. aka dari itu, hanya kultur luka dan darah yang
diperlukan untuk anak demam pasca operasi. Kultur lain (cairan
serebrospinal atau urin) hanya diperlukan saat adanya temuan klinis yang
spesifik yang terkait dengan organ tersebut. emilihan antibiotik sebaiknya
berdasarkan patogen manakah yang paling mungkin menyebabkan
terjadinya infeksi.
Infeksi 'osokomial
+ecara nasional, 1$ dari pasien yang dira"at di rumah sakit
mendapatkan infeksi nosokomial. Insiden di rumah sakit anak sama dengan
rumah sakit de"asa. Bagaimanapun juga, ada masalah yang unik yang
terjadi dalam rumah sakit anak, yaitu tentang adanya penyakit campak,
chic#enpo$ , faringitis oleh Streptococcus %rup &, dan diare bakteri maupun
DA 10
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 11/17
5irus. Beberapa infeksi nosokomial yang terjadi di anakanak dan de"asa
antara lain pneumonia, infeksi traktus urinarius (khususnya yang
berhubungan dengan kateter urin), sepsis karena cairan intra5ena yang
terkontaminasi, dan trombophlebitis septik dari kateter intra5ena yang
terpasang terlalu lama.
+emua anakanak yang dira"at di rumah sakit harus diskrining secara
hatihati mengenai paparan penyakit infeksi. !isamping pencegahan
tersebut, anakanak akan sering mengalami diare karena bakteri atau salah
satu eksantem masa kanakkanak setelah masuk rumah sakit. enting untuk
mengetahui dan mengisolasi penyakit dan menurunkan angka kesakitannya
untuk mencegah penyebarannya di dalam rumah sakit. asien yang terpapar
penyakit yang sama bisa diisolasi secara bersamaan. etugas rumah sakit
yang bertanggung ja"ab atas kontrol infeksi harus menginformasikan secara
baik mengenai adanya infeksi nosokomial yang potensial akan terjadi.
neumonia nosokomial menjadi masalah khusus bagi pasien yang
memerlukan 5entilasi mekanik yang ditempatkan bersamaan di unit
pera"atan intensif. Bakteri enteric gram negatif nyata menjadi penyebab
infeksi tersebut. Aesiko terjadinya infeksi tersebut bisa diperkecil dengan
pemberlakuan teknik aseptik yang lebih ketat saat melakukan suction jalan
nafas, penggunaan antibiotik spektrum sempit, dan perhatian mengenai cuci
tangan yang baik bagi tenaga kesehatan.
DA 11
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 12/17
Berbagai usaha dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi
nosokomial terkait kanul intra5ena dan kateter urin. Kanul intra5ena untuk
administrasi cairan rutin dan medikasi sebaiknya tidak dipasang lebih dari 6*
jam di tempat yang sama jika terbuat dari poly5inylchloride atau polyethylene.
Kateter Small %eflon lebih disukai karena menurunkan resiko terjadinya
infeksi. Kateter eflon sebaiknya diganti setiap / jam bersamaan dengan
infus set. ada lingkungan tertentu terkadang menyatakan bah"a kanul
intra5ena perlu dibiarkan pada pasien selama lebih dari 3 hari. Ketika hal ini
disadari, pada a"al memasukan kanul, harus menggunakan teknik steril,
termasuk penggunaan baju steril, sarung tangan, dan masker. &rea yang
tertusuk kanul harus diperhatikan kondisinya tiap harinya.
!rainase kateter urin terbuka sangat tidak disetujui. alaupun dengan
sistem tertutup, banyak pasien mengalami infeksi kandung kemih dalam *
hari. erjadinya infeksi terkait kateter urin bisa dikurangi dengan prosedur
steril pemasangan kateter. &da kejadian luar biasa mengenai infeksi saluran
kencing oleh Serratioa marcescens yang diba"a oleh tenaga medis secara
manual untuk ditularkan dari satu pasien ke pasien lain.
=airan intra5ena yang terkontaminasi menjadi penyebab sepsi yang
kurang populer. +ebuah episode sepsis yang tak diharapkan pada pasien
anak, terutama bila organisme penyebab adalah Klebsiella-Enterobacter
mengindikasikan sebuah diagnosis. =airan intra5ena, botol, set administrasi,
DA 12
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 13/17
dan kanul sebaiknya secepatnya dilepas dan dikirim ke laboratorium untuk
dikultur. alaupun sepsis pada banyak kasus akan sembuh secara spontan
saat cairan intra5ena yang terkontaminasi telah diganti, "alaupun demikian,
bisa dianjurkan untuk melakukan terapi antibiotik.
eknik Kultur
Kultur !arah
Kulit pasien sebaiknya dipreparasi menggunakan pembersih iodofor
atau pembasuhan area dengan alkohol /-$ selama - detik. +etelah secara
aseptik darah diambil, jarum baru perlu diganti sebelum memasukkan darah
pada tube atau botol. Aasio #ml darah dengan #--ml media adalah
optimal. &naerob sangat baik mengalami pertumbuhan pada kultur darah
ketika tidak ada udara yang masuk dalam syringe ketika mengambil darah
dan ketika tidak ada udara dalam botol kultur media anaerob. Botol kultur
darah yang didesain untuk menghilangkan antibiotik sebaiknya digunakan
untuk pasien dengan terapi antimikroba.
Kultur @rin
DA 13
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 14/17
endapatkan kultur urin yang berarti pada bayi sangat sulit. !ata
kultur yang didapat dari urin yang terkoleksi dalam urine bag bisa diandalkan
hanya bila kulturnya steril. Kultur bag positif harus dikonfirmasi dengan
spesimen clean-catch atau aspirasi suprapubik, mengingat kultur dari urine
bag terkontaminasi sangat sering. emuan koloni kuman #--.--- koloni8ml
dalam urin clean-catch biasanya mengindikasikan suatu infeksi. Berapapun
jumlah koloni dalam kultur aspirasi suprapubik sangat berarti.
ada anakanak yang toilet training , spesimen urin porsi tengah yang
didapat setelah pembersihan genitalia e<terna adalah metode yang lebih
dipilih untuk pengumpulan urin. Kateterisasi hanya digunakan pada kondisi
spesifik dengan perhatian bah"a #$ subyek yang mengalami kateterisasi
intermiten mengalami infeksi saluran kencing.
Kultur ;uka
engecatan gram dari eksudat luka penting untuk menge5aluasi
adanya infeksi luka yang mungkin terjadi. erhatian khusus untuk mengoleksi
spesimen dari kultur anaerob dari luka atau abses, perlu dicamkan. Ketika
dimungkinkan, material sebaiknya diaspirasi ke dalam syringe, jarumnya
dimasukkan ke dalam stopper , dan spesimen dikirim ke laboratorium. Kultur
s"ab untuk anaerob sebaiknya dibuat dengan tube yang khusus. Biasanya,
DA 14
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 15/17
sepasang test tube yang bebas oksigen digunakan, dimana salah satunya
mengandung s"ab. +etelah digunakan, s"ab tersebut harus dengan cepat
dimasukkan ke dalam test tube kedua yang bebas oksigen, dan dikirim ke
laboratorium.
&gen &ntimikroba di perasi ediatri
Ketika dilakukan secara benar, uji sensiti5itas antibiotik secara in &itro
bisa menjadi sarana untuk memilih antibiotik yang tepat. elah menjadi
prinsip umum bah"a antibiotik spektrum sempit sebaiknya digunakan untuk
menurunkan kemungkinan terjadinya superinfeksi dengan bakteri yang
resisten. =ontohnya saat mengobati infeksi stafilokokus, penisilin
semisintesis seperti nafcillin, methicillin, atau o<acillin lebih dipilih daripada
cephalosporin, yang mana tidak hanya beraksi pada kokus gram positif,
namun juga pada bakteri batang gram negatif.
erlebih lagi, antibiotik harus digunakan hanya pada kondisi indikasi
untuk mencegah adanya perkembangan strain yang resisten pada pasien
dan rumah sakit. Kejadian luar biasa dari infeksi Klebsiella resisten, termasuk
meningitis, terjadi tujuh tahun yang lalu di unit bedah saraf. rganisme bisa
dieradikasi dari unit tersebut hanya bila penggunaan antibiotik dihentikan.
DA 15
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 16/17
erapi &ntimikroba pada enyakit Infeksi yang @mum pada &nak
titis media pada anak berusia 3 bulan atau lebih hampir disebabkan
oleh S. pneumoniae, H. 'nfluenzae, atau !ranhamella catarrhalis. Isolat yang
tidak umum termasuk S. aureus, S. epidermidis, S. pyogenes,
Propionibacterium, dan anaerob. &mo<icillin dalam dosis 6-mg8kgBB8hari
diberikan setiap * jam dalam terapi inisial. ada anak yang alergi terhadap
penisilin, cefaclor, erythromycin ethylsuccinate, dan silfiso<a9ole acetyl,
trimethoprimsulfametho<a9ole bisa digunakan.
;alu terapi untuk infeksi saluran kencing bergantung pada organisme
penyebab dan apakah infeksi tersebut berasal dari ginjal atau saluran
kencing bagian ba"ah. ada kasus ringan, infeksi saluran kencing dari area
luar rumah sakit yang tidak ada komplikasi, sulfiso<a9ole, nitrofurantoin, dan
amo<icillin adalah agen yang efektif. +edangkan infeksi saluran kencing yang
didapat saat menjalani pera"atan di rumah sakit menjadi sulit untuk
menentukan terapi inisial. +ebagai perbandingan dengan infeksi yang didapat
dari kehidupan masyarakat, yang mana hampir semua disebabkan oleh E.
coli peka terhadap banyak antibiotik. +edangkan infeksi dari rumah sakit
disebabkan oleh patogen dengan resistensi bermacammacam terhadap
antibiotik. Bila pasien anak tidak benarbenar sakit, penting untuk menunggu
kultur dan hasil uji sensiti5itas sebelum menga"ali terapi. @ntuk pasien anak
yang benar C benar sakit, agen berspektrum luas seperti gentamicin dan
DA 16
7/21/2019 w02 - Infeksi Pasca Operasi Pada Pasien Bedah
http://slidepdf.com/reader/full/w02-infeksi-pasca-operasi-pada-pasien-bedah 17/17
amikacin sering diindikasikan sebagai terapi a"al. Ketika uji kepekaan
antibiotik diketahui, perlu dilakukan penggantian antibiotik yang lebih murah,
lebih mudah untuk diberikan, dan lebih aman.
DA 17