volume vi, nomor 2, juni 2016...
TRANSCRIPT
![Page 1: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/1.jpg)
Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421
`
JurnalM ♠ PROGRESS
ANALISIS KUALITAS MANAJEMEN BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TRANSPORTASI UDARA
BambangB. Sulistiyono dan Sherly Olivia
ANALISIS BEBAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP TURN OVER
KARYAWAN XYZ
Ahmad Badawi Saluy dan Novawiguna Kemalasari
PENGARUH PEMASARAN JASA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PADA PT SPECTA INTERNATIONAL CARGO
Sri Yanthy Yosepha dan Aditya
ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME PEGAWAI DAN GAYA KEPEMIMPINAN
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR CABANG BRI TB SIMATUPANG
JAKARTA SELATAN
Wasis Gunadi dan Agus Panti Kustianto
PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PT PERTAMINA (PERSERO) JAKARTA
Tutik Wiryanti dan BambangB. Sulistiyono
KEDUDUKAN HAK CIPTA DALAM MEWUJUDKAN HAK EKONOMI SEBAGAI UPAYA
PERLINDUNGAN TERHADAP INTELECTUAL PROPERTY RIGHTS
Indah Sari
UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA
![Page 2: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/2.jpg)
Fakultas Ekonomi - Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
JURNAL M ♠ PROGRESSVolume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN 2088-0421
Penanggung Jawab : Dekan Fakultas Ekonomi
Ir. Bambang B. Sulistiyono, S.Sos. MAP
Pimpinan Redaksi : Sri Yanthy Yosepha, S.Pd. MM
Staf Ahli Redaksi : Tutik Siswanti, SE. MSi.
Sekretaris : Rita Intan Permatasari, S.TP, MM
Anggota Redaksi : Saur Simamora, SP, MM
Dedi Wibowo, SE, MM
Vera Sylvia Saragi Sitio, MP, MBA
Sirkulasi/Setting : Dian Wijayanti, SE.
Alamat Redaksi : Fakultas EkonomiUniversitas Dirgantara Marsekal SuryadarmaLembaga Penerbit Fakultas Ekonomi (LPFE)Jl. Angkasa Kompleks Bandara Halim PerdanakusumaJakarta Timur-13610Telp (021) 80880031, Fax (021) 80880030Email : [email protected]
![Page 3: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/3.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
KATA PENGANTAR
uji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
karunia hidayah dan Ridho-Nya kepada tim redaksi, sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan Jurnal M-Progress Unsurya Volume VI, No. 2 , Juni 2016.
Jurnal M - Progrress Unsurya, merupakan jurnal yang diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi,
Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (UNSURYA). Jurnal ini diterbitkan secara berkala
setahun 2 (dua) kali, yaitu bulan Juni dan bulan Januari.
Tujuan dari penerbitan jurnal ini adalah untuk mempublikasikan hasil tulisan ilmiah dalam bidang
Manjemen, baik dari hasil penelitian maupun tulisan ilmiah berdasarkan studi pustaka. Selain itu
dengan diterbitkan jurnal ini, maka dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman
berkaitan dengan permasalahan serta penyelesaianya dalam bidang manajemen.
Pada kesempatan ini tim redaksi juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi, khususnya bagi penulis sehingga tersusunya jurnal ini dengan baik.
Redaksi Jurnal M– Progress juga menerima kiriman artikel dalam bahasa Indonesia atau bahasa
Inggris yang belum pernah dipublikasikan dalam jurnal lainnya.
Akhir kata, mudah-mudahan jurnal ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya.
Jakarta, Juni 2016
Ketua Tim Redaksi
Sri Yanthy Yosepha, S.Pd.MM
P
![Page 4: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/4.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA
Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN 2088-0421
DAFTAR ISI
ANALISIS KUALITAS MANAJEMEN BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA
DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TRANSPORTASI UDARA
BambangB. Sulistyono dan Sherly Olivia ................................................................................... 1
ANALISIS BEBAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP TURN OVER KARYAWAN XYZ
Ahmad Badawi Saluy dan Novawiguna Kemalasari...................................................................... 13
PENGARUH PEMASARAN JASA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP TINGKAT
KEPUASAN PELANGGAN PADA PT SPECTA INTERNATIONAL CARGO
Sri Yanthy Yosepha dan Aditya ................................................................................................ 30
ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME PEGAWAI DAN GAYA KEPEMIMPINAN
TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR CABANG BRI TB SIMATUPANG JAKARTA SELATAN
Wasis Gunadi dan Agus Panti Kustianto .....................................................................................42
PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PT PERTAMINA (PERSERO) JAKARTA
Tutik Wiryanti dan Bambang Sulistiyono ......................................................................................54
KEDUDUKAN HAK CIPTA DALAM MEWUJUDKAN HAK EKONOMI SEBAGAI
UPAYA PERLINDUNGAN TERHADAP INTELECTUAL PROPERTY RIGHTS
Indah Sari .................................................................................................................................................... 77
![Page 5: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/5.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
1 ���u�t�s ������� ♠ ��v�s�t�s ��� ��t��� ���s��� �u��������
ANALISIS KUALITAS MANAJEMEN BANDARA HALIM PERDANAKUSUMADAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN
TRANSPORTASI UDARA
Bambang B Sulistiyono1 , Sherly Olivia2
Abstract
Since commercialization Halim Airport, very interesting passengers who use air transportservices because of its position in the city center.
The Number of passengers continues to increase from year to year. So the airportmanagement is required to furnish the service that needs of passengers. An advanced securityaspects task AVSEC. This study aims to examine the effect of AVSEC (Air Transport Service)personnel capabilities and sensitivity to customer satisfaction in Halim Perdanakusuma Airport,empirically, either partially or simultaneously.
This research is a quantitative descriptive study. The total population are 132 people,divided into two population, namely 66 of AVSEC officers and 66 passengers. The sample surveyedby sex, education and age. Data were analyzed by using descriptive statistics such as the Averageof scores and cross tabulations Test results show that the AVSEC officer had run of function andduty well but the level of user satisfaction aviation transport services have not run yet.
Keywords: Ability, Sensitivity and Customer Satisfaction Air Transport
PENDAHULUANSeiring dengan semakin
meningkatnya kemajuan teknologi
kedirgantaraan, menyebabkan Bandar Udara
(Bandara) bukan lagi hanya dipandang
sebagai tempat untuk mobilitas orang melalui
perjalanan udara saja, tetapi sudah mengarah
pada tujuan mempromosikan kepentingan
daerah melalui keberadaan Bandara itu
sendiri. Bila semula fungsi Bandara hanya
bersifat kovensional, namun dalam
perkembangannya sudah berubah menjadi
kawasan penting untuk mendorong
pertumbuhan perekonomian dan
pembangunan suatu wilayah. Hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan
signifikan dari peran suatu Bandara.
Jika dalam paradigma lama
dikatakan bahwa kemajuan suatu negara
hanya bisa terjadi bila negara tersebut
mempunyai akses ke laut, sebagaimana yang
pernah dilakukan ketika Uni Soviet yang
berusaha merebut wilayah Siberia untuk bisa
membuka pelabuhan Vladivostok
di Samudera Pasifik walaupun letaknya
sangat jauh dari di pusat pemerintahan.
Akan tetapi sejalan dengan kemajuan
tehnologi kedirgantaraan saat ini, tidak ada
lagi kata yang mengatakan bahwa suatu1. [email protected]. [email protected]
![Page 6: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/6.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
2 ���u�t�s ������� ♠ ���v��s�t�s ������t��� ��s���� !u�"�#����
negara harus memiliki pelabuhan laut jika
ingin maju. Dalam arti bahwa kemajuan
suatu wilayah saat ini tidak lagi tergantung
pada letak geografi wilayahnya yang
berpantai, tetapi sebaliknya suatu negara
atau wilayah akan mengalami kemajuan
perekonomian bila di wilayahnya terdapat
Bandara. Sebagai ilustrasi bahwa kota-kota
besar seperti Medan, Makasar, Bandung,
Malang, Yogyakarta terus berupaya
mengembangkan Bandara sampai pada
tingkat internasional. Demikian gambaran
yang lain, daerah pedalaman Kabupaten
Wamena yang letaknya ditengah tengah
pegunungan Jaya Wijaya Papua, mampu
bergerak perekonomiannya hanya karena
memiliki Bandara.
Perubahan paradigma tersebut semakin
menyadarkan orang akan pentingnya peran
Bandara, sehingga pembenahan manajemen
Bandara secara modern sudah harus
diterapkan dengan kepuasan pelanggan
merupakan target utama dalam pelayanan
yang harus dilakukan. Menghadapi
tuntutan pasar yang demikian tidak ada
pilihan lain bagi perusahaan jasa
penerbangan untuk berupaya memberikan
berbagai jasa layanan berkualitas agar
pelanggan tetap setia menggunakan moda
transportasi dirgantara, sebagaimana
dikatakan oleh Kotler dalam Suprayanto dan
Rosad (2015:134) bahwa kepuasan
pelanggan dinilai dari kualitas jasa yang
didapatkan pelanggan.
Semakin padatnya jadwal
penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta
yang menyebabkan banyak keluhan
pengguna jasa penerbangan nasional
maupun internasional seperti dellay
penerbangan yang melebihi toleransi waktu
sampai keterlambatan jadwal ketibaan
pesawat karena harus antri pendaratan,
menyebabkan Kementerian Perhubungan
melalui Perum Angkasa Pura (PAP) II,
berupaya menghidupkan kembali Bandara
Halim Perdanakusuma menjadi Bandara
komersial sejak 10 Februari 2014, yang
sebelumnya hanya digunakan sebagai
Bandara yang melayani penerbanganVVIP
dan Charter filght. Selain letak posisinya
yang strategis di tengah kota, perjalanan
yang dilakukan oleh calon penumpang lebih
efektif dan efisien dibandingkan jika
menggunakan penerbangan di Bandara
Soetta. Peluang inilah kemudian ditangkap
oleh operator penerbangan Lion Grup dan
Garuda Grup untuk menambah route
penerbangan baru tanpa kajian lingkungan
yang mendalam sehingga munculnya
berbagai persoalan seperti; terjadinya
penundaan penerbangan(dellay) sampai
dengan pembatalan (cancel) karena selain
padat penerbangan, juga digunakannya
untuk pelayanan penerbangan VVIP
Presiden/Wakil Presiden atau pejabat tinggi/
negara asing yang harus didahulukan.
Kondisi Bandara Halim PK yang
memang tidak dipersiapkan untuk menjadi
Bandara Komersil, menambah persoalan
![Page 7: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/7.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
3 $%&u't%s (&)*)+, ♠ -*,v./s,t%s 0,/1%*t%/% 2%/s.&%' 3u/4%5%/+%
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
PESAWAT
DATA JUMLAH PESAWAT 2015DES OKT JUL APR JAN
baru bagi penumpang karena terbatasnya
ruang tunggu penumpang, kamar mandi dan
ruang ibadah, demikian pula sempitnya
ruang gerak penumpang. Selain dari pada
itu dengan statusnya sebagai Bandara
Internasional maka sensitivitas Bandara juga
semakin meningkat seperti menjadi sasaran
terorisme, pembajakan maupun peredaran
narkoba. Di luar hal tersebut masih terdapat
persoalan ikutan lainnya yang tidak kalah
pentingnya seperti macetnya jalan keluar di
depan pintu gerbang Bandara pada saat jam-
jam sibuk antara pukul 14.00 s.d 19.00,
meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas,
polusi udara dari pesawat maupun kendaraan
bermotor, tumbuhnya usaha kaki lima yang
semakin mengurangi kenyamanan
lingkungan, munculnya transportasi liar
seperti ojek, grab yang parkir sembarangan
dan lain sebagainya. Menghadapi kondisi
tersebut menyebabkan banyak penumpang
yang merasa kecewa, bahkan marah
terhadap layanan yang diberikan oleh pihak
Bandara selama ini. Yang tidak kalah
pentingnya, masyarakat sekitar lingkungan
di luar Bandara yang mengalami frustasi
karena kemacetan dan dampak lingkungan
lainnya, seperti kebisingan, polusi dan
sebagainya.
Berikut disajikan data peningkatan
frequensi penerbangan dan peningkatan
jumlah penumpang yang menggunakan
Bandara Halim pada 2015. sebagai berikut :
GRAFIKData Jumlah Pesawat dan Penumpang 2015
Sumber : data diambil dari Disops Bandara Halim PK padaApril 2016
Perlu dipahami bahwa manajemen
Bandara mempunyai tugas pokok dan
tanggungjawab dalam memberikan layanan
yang terbaik bagi penumpang dan
lingkungannya yang dalam hal ini
dipercayakan kepada Aviation Security
(AVSEC). Akan tetapi dari hasil studi
pendahuluan yang sudah dilakukan, ternyata
masih banyak tugas pokok dan tanggung
jawab yang belum dilakukan secara baik.
Hal ini tercermin dari banyaknya keluhan
ketidakpuasan dari penumpang baik yang
akan naik maupun yang turun dari pesawat.
0 100000 200000 300000 400000 500000PENUMPANG
DATA JUMLAH PENUMPANG 2015
DES OKT JUL APR JAN
![Page 8: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/8.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
4 678u9t7s :8;<;=> ♠ ?<>v@As>t7s B>AC7<t7A7 D7As@879 EuAF7G7A=7
AIRTRANSPORTATION
AIRPORT AIRSPACE
SAFETYREGULATION
Berdasarkan temuan tersebut diatas maka
telah dilakukan pengidentifikasian masalah
untuk diteliti yang berkaitan dengan
kepuasan pengguna jasa transportasi udara
terhadap jasa layanan yang diberikan oleh
petugas keamanan AVSEC di Bandara
Halim Perdanakusuma.
TINJAUAN PUSTAKA
Bandar udara adalah lapangan
terbang yang digunakan untuk mendarat dan
lepas landas pesawat udara, naik turun
penumpang dan atau bongkar muatan kargo
atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan penerbangan dan sebagai
tempat perpindahan antar moda transportasi
(Hadi Suharno, 2015:2). Dalam
penyelengaraan manajemen bandar udara
terdapat tiga komponen utama sub sistem
transportasi udara yang saling berinteraksi
antara lain: Bandar Udara, Maskapai
Penerbangan (Airlines) dan Pengguna Jasa
Angkutan Udara (Penumpang). Dimana
ketiga sub sistem tersebut di atas harus
saling berinteraksi dan seimbang, gambaran
Airport System menurut Hadi
Suharno,(2015:5,) sebagai berikut :
AIR SUB SYSTEM
Tarhadap pokok pelayanan
kebandarudaraan A. Fathoni (2014:151)
menyebutkan terdapat empat sasaran, yaitu;
Pertama; terbuka akses seluas-luasnya pada
calon pengguna jasa penerbangan dan
kelancaran prosedurmarketing, Kedua ;
tercipta kondisi aman pada setiap
penumpang dengan terjaminnya dari setiap
kondisi yang menimbulkan rasa keraguan
terhadap keselamatan,Ketiga ; faktor
keamanan, artinya setiap penumpang dan
pengguna jasa penerbangan merasa aman dan
terlayani dengan baik,Keempat ; tepat
waktu, artinya setiapschedule penerbangan
take off dan landing diupayakan untuk tepat
waktu, sehingga tidak terjadi penundaan atau
keterlambatan jadwal penerbangan,
pemberangkatan dan kedatangan.
Karena pengelolaan dunia
penerbangan mengandung resiko paling
tinggi di antara moda transportasi lainnya
maka masalah keamanan penerbangan
menjadi prioritas tertinggi yang harus
dikelola secara profesinal oleh pihak
manajemen. Dalam hal ini pemerintah
melalui Kementerian Perhubungan telah
mengeluarkan peraturan keamanan bandara
yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh
petugas khusus pelayanan dan keamanan
AVSEC (Aviation Security) dimana setiap
personil keamanan penerbangan diwajibkan
memiliki kompetensi yang dinyatakan
dengan lisensi atau surat tanda kecakapan
petugas (SKTP) di bidang keamanan
penerbangan. (Peraturan Direktur Jenderal
![Page 9: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/9.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
5 HIJuKtIs LJMNMOP ♠ QNPvRSsPtIs TPSUINtISI VISsRJIK WuSXIYISOI
Perhubungan Udara Nomor :
SKEP/2765/XII/2010 Bab I butir 9).
Demikian pula dalam hal kepekaan
yang harus dimiliki oleh setiap petugas yang
mempunyai tangung jawab besar terhadap
keamanan dan keselamatan penerbangan,
Sarlito Wiraman (2014:50-51) menyebutkan
bahwa kepekaan sosial merupakan
kemampuan untuk menyesuaikan perilaku
dengan harapan dan pandangan orang lain.
Yang secara sederhana dapat diartikan
bahwa kepekaan sosial(social sensitivity)
sebagai kemampuan seseorang untuk
bereaksi secara cepat dan tepat terhadap
objek atau situasi sosial tertentu yang ada di
sekitarnya.
Menyangkut masalah kepuasan
pelanggan Kuswadi (2006:17) mengatakan;
kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh : 1)
Mutu produk atau jasa, 2) Mutu pelayanan,
3) Pebarawan Harga, 4) Waktu penyerahan
dan 5) Keamanan Pelanggan. Selanjutnya
Kotler dalam Suprayanto dan Rosad
(2015:134-135) menyebutkan ada lima
indikator kepuasan antara lain ; 1)
Keandalan(reliability), 2) Daya Tanggap
(responsiveness), 3) Empati (emphaty), 4)
Jaminan (assurance), 5) Berwujud
(tangible). Untuk mengukur kepuasan
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra
(2006:130) menyebutkan ada empat metode
yang dapat digunakan, yaitu : 1) Sistem
Keluhan dan Saran Industri, 2) Survei
Kepuasan, 3) Ghost Shopping (Pelanggan
Bayangan), 4) Analisa Pelanggan.
Dari temuan masalah dan kajian
pustaka, dapat divisualisasikan kerangka
berpikir sebagai berikut :
Kerangka Berpikir
Keterangan : Pengaruh parsial
Pengaruh simultan
METODE KEGIATAN
Penelitian dilakukan di PT. Angkasa
Pura II (Persero) Bandara Halim
Perdanaksuma yang berlokasi diJl. Halim
Perdanakusuma, Jakarta Timur, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.Dengan waktu yang
dibutuhkan dalam penelitian ini kurang lebih
selama 5 bulan dimulai sejak bulan April
sampai dengan bulan Agustus 2016,.
Adapun subjek maupun objek populasi yang
akan diteliti secara generalisasi adalah
petugas AVSEC sebanyak 66 orang dan
pelanggan (penumpang) transportasi udara
bandara Halim Perdanakusuma sebanyak 66
orang penumpang. Karena jumlah terbatas
dan mampu di teliti semua maka metode
yang digunakan untuk meneliti petugas
AVSEC menggunakan metode Sampling
Jenuh, sedangkan pelanggan transportasi
udara berdasarkan data 2015 jumlahnya
cukup banyak lebih dari 4 juta orang maka
penentuan sampel menggunakan rumusIsaac
KEMAMPUAN(X1)
KEPEKAAN(X2)
KEPUASANPELANGGAN
(Y)
![Page 10: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/10.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
6 Z[\u]t[s ̂\_`_ab ♠ c`bvdesbt[s fbeg[`t[e[ h[esd\[] iuej[k[ea[
dan Michael dengan tingkat kesalahan 5%
diperoleh hasil sebanyak 66 orang. Sampel
tersebut dianggap sudah dapat mewakili
seluruh penunpang yang ada atau hasil
analisa yang diperoleh dapat di generalisir.
Untuk petugas AVSEC disusun berdasarkan
jenis kelamin, usia, jenis pendidikan
sedangkan untuk pelanggan hanya jenis
kelamin, usia saja jenis pendidikan tidak
diambil.
Data yang diteliti adalah data primer
yang diperoleh langsung dari sumber asli
(tidak melalui media perantara), sehingga
peneliti harus melakukan observasi dan
pengumpulan data melalui penyebaran
kuesioner bagi responden petugas AVSEC
maupun penumpang pengguna jasa
transportasi Udara di Bandara Halim
Perdanakusuma. Dengan tehnik
pengumpulan data melalui penyebaran
kuesioner langsung pada sumbernya, yang
memuat pertanyaan dari ketiga variabel yang
akan diteliti. Jenis penelitian yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif yaitu metode penelitian kuantitatif
yang bertujuan membuat kalimat (deskripsi)
secara sistematis dan akurat mengenai fakta-
fakta yang terukur dalam angka, selanjutnya
di input dan diolah menggunakan program
aplikasi komputer SPSS 21.
Analisis dilakukan dengan uji
linearitas bertujuan untuk mengetahui
apakah dua variabel mempunyai hubungan
yang linear atau tidak secara signifikan.
Sedangkan Uji normalitas untuk pengujian
data empirik atau data penelitian guna
mengetahui apakah jenis data yang
dikumpulkan di lapangan sesuai dengan
distribusi teoritik. Uji Asumsi Klasik juga
dilakukan melalui uji multikolonieritas
untuk mengetahui adanya hubungan yang
kuat antara variable bebas yang digunakan
dalam satu model persamaan regresi linear
berganda. Dalam penelitian ini juga
dilakukan uji heteroskedastisitas untuk
mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik
heteroskedastisitas .
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Analisa data dilakukan berdasarkan
statistik deskriptif dengan menggunakan
distribusi frekuensi dan presentase untuk
karakteristik responden dan skor rata rata
untuk efektifitas infografis, serta tabulasi
silang untuk menganalisis efektivitas
infografis berdasarkan karakteristik. Hasil
analisis data disajikan dalam bentuk diagram
pie dan clustered column. Angka yang
diperoleh sebagai hasil perhitungan statistik
di interpretasikan secara diskriptif dalam
pembahasan.
Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang
dianalisis meliputi jenis kelamin, usia dan
jenis pendidikan yang diakses dan dianalisis
menggunakan distribusi frekuensi dan
![Page 11: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/11.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
7 lmnuotms pnqrqst ♠ urtvvwsttms xtwymrtmwm zmwsvnmo {uw|m}mwsm
presentase yang secara lengkap dapat
disajikan dalam diagram pie sebagai berikut
:.
GambarJumlah Responden
Hal ini untuk menggambarkan jumlah
responden yang diteliti atau sebagai obyek
penelitian yang seimbang antara petugas
AVSEC dengan penumpang pengguna jasa
transportasi udara yaitu masing masing 66
orang, yang dapat dijelaskan sebagai berikut
: jumlah petugas AVSEC saat ini yang
dimiliki oleh Bandara Halim sebanyak 66
orang karena jumlahnya sedikit maka
semuannya ditetapkan sebagai responden
sehingga yang digunakan adalah metode
sampling jenuh. Sedangkan untuk
penumpang jasa transportasi berdasarkan
data 2015 berjumlah lebih dari 4 juta orang
yang diasumsikan sampai Desember 2016
tidak mengalami kenaikan yang signifikan
atau dianggap tetap maka penentuan sampel
menggunakan dengan tabel sampel yang
diketemukan jumlahnya sebanyak 66 orang
selanjutnya hasil analisa yang diperoleh
nantinya dapat digeneralisir kepada semua
pelanggan (penumpang) jasa transportasi
udara yang menggunakan Bandara Halim
Perdanakusuma.
Gambar
Jenis Kelamin Penumpang dan Petugas AVSEC
Data jumlah responden penumpang
diambil dari yang angket yang dikembalikan
oleh penumpang setelah kuesioner dibagikan
ternyata jumlah responden pria dan wanita
adalah sama, yang dapat diasumsikan
mereka pada umumnya mempunyai
selera yang sama ketika membutuhkan
layananpenerbangan. Sedangkan untuk
responden petugas AVSEC semuanya
mengembalikan angket dan diperoleh data
pria jumlahnya lebih banyak yaitu 58 orang
PetugasAVSEC,66 org
Penumpang66 org
![Page 12: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/12.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
8 ~��u�t�s ������� ♠ ���v��s�t�s ������t��� ���s���� �u��������
dari pada wanita hanya 8 orang. Hal ini
menunjukan bahwa sampai saat ini
manajemen bandara masih menganggap jenis
karakteristik pekerjaan lebih cocok bila
dikerjakan oleh tenaga kerja pria. Namun
dengan adanya variasi petugas wanita
walaupun jumlahnya lebih kecil
menunjukkan bahwa tidak semua
karakteristik pekerjaan keamanan tepat
apabila dikerjakan oleh pria misalnya
pekerjaan pelayanan informasi, memeriksa
penumpang wanita maupun petugas
administrasi yang memerlukan ketekunan
dan ketelitian yang prima.
GAMBARUsia Penumpang dan Petugas AVSEC
Responden usia penumpang diambil
dari hasil penyebaran kuesioner yang
dikembalikan selanjutnya dibagi dalam tiga
kelompok usia dengan asumsi masing masing
kelompok usia mempunyai selera yang
berbeda yang akan berpengaruh pada
interpretasinya terhadap layanan yang sama.
Sedangkan petugas AVSEC semua angket
yang dikembalikan tampak bahwa kelompok
yang berusia 20-35 sangat dominan yaitu
95%. Hal ini menunjukkan bahwa pihak
manajemen Bandara menginginkan
produktivitas kerjanya tinggi, cekatan dan
terampil dalam menjalankan tugas pada
kelompok usia tersebut.
GAMBARTingkat pendidikan petugas AVSEC
Data pendidikan penumpang tidak
diambil dengan pertimbangan karena tidak
diperlukan dalam penelitian. Sedangkan
untuk petugas AVSEC datanya diakses
karena menjadi salah satu karakteristk yang
akan dianalisis secara tabel silang mengenai
tingkat pemahaman dan ketrampilannya
dalam menjalankan tugasnya sekaligus
untuk membuktikan gambaran faktual dari
hasil survey. Pada data petugas tampak
bahwa lulusan SLTA mencapai 88%,. Hal
20-3541%
36-5130%
52-6029%
Data Usia Penumpang
SLTA88%
D39%
S13%
Data Pendidikan Petugas AVSEC
20-3595%
36-555%
Data Usia Petugas AVSEC
![Page 13: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/13.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
9 ���u�t�s ������� ♠ ���v��s�t�s ������t��� ���s���� �u� �¡����
46%47%47%48%48%49%49%50%
Berdasarkanjenis kelamin
34%
35%
36%
37%
38%
39%
40%
41%
20-35 36-55
Berdasarkanusia
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
SLTA D3 S1
Berdasarkanstrata pendidikan
ini menggambarkan petugas lebih diarahkan
untuk mengerjakan pekerjaan yang bersifat
tehnis di lapangan dan berhadapan langsung
dengan penumpang. Data dari mereka yang
berasal dari S1 hanya 3% karena jabatan
pimpinan petugas AVSEC terbatas.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Aspek kemampuan.
Berdasarkan Teori Robbin (2007:57)
bahwa kemampuan terdiri dari dua kelompok
yaitu kemampuan intelektual dan fisik.
Dilihat dari aspek kemampuan, sebagian
besar responden menyatakan mampu
menjalankan Tupoksinya baik pria maupun
wanita namun untuk kelompok pria lebih
menonjol sedikit sebesar 2 % ini berarti
bahwa kelompok pria lebih mampu
menjalankan untuk tugas tugas yang
bebannya lebih berat atau yang berhubungan
dengan fisik. Dalam kaitannya aspek
kemampuan dengan usia terlihat bahwa
petugas yang berusia 20-35 tahun lebih
produktif dalam arti mempunyai stamina
kuat, kecekatan, dan ketangkasan dalam
menyelesaikan setiap pekerjaan dibandingkan
petugas yang berusia 36– 55 tahun.
Perbedaan tersebut tampak dari data usia 20-
35 mencapai 40% sedangkan 36-55 hanya
36%. Namun dalam hal ini bukan berarti
kelompok 36-55 kurang cekatan, dengan
bekal pengalaman yang memadai selama
mereka bertugas maka tetap bisa
menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Aspek pendidikan ternyata berbanding
terbalik dengan kemampuan tehnis. Dari
data yang terhimpun aspek penguasaan tugas
lebih dominan dikuasai oleh petugas yang
berasal dari lulusan D3 dibanding yang
mayoritas petugas dari SLTA. Petugas dari
S3 mencapai 64% sedangkan SLTA hanya
45%. Untuk petugas yang berasal dari S1
lebih rendah 5% dari pada lulusan D3, hal ini
menunjukkan bahwa pekerjaan sebagai
petugas keamanan Bandara lebih tepat jika di
pimpin oleh petugas dari D3 .
GRAFIK
Kemampuan Petugas dalammenjalankan TUPOKSI
2. Aspek Kepekaan. Menurut
Tondok (2012,6) Kepekaan sosial
bukanlah suatu kemampuan yang dibawa
anak sejak lahir, kepekaan sosial muncul dan
berkembang dari dan melalui pengalaman
![Page 14: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/14.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
10 ¢£¤u¥t£s ¦¤§¨§©ª ♠ «¨ªv¬sªt£s ®ª¯£¨t££ °£s¬¤£¥ ±u²£³£©£
48%
50%
52%
54%
56%
58%
60%
62%
Pria
Berdasarkanjenis
kelamin
53%
54%
55%
56%
57%
58%
59%
60%
20-35
36-55
Berdasarkanusia
0%10%20%30%40%50%60%70%80%
SLTA D3 S1
Berdasarkanpendidikan
yang hakekatnya merupakan hasil dari
interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Dilihat dari aspek
kepekaan maka petugas AVSEC yang
memiliki jenis kelamin wanita lebih peka
dibandingkan pria. Wanita memperoleh
skor 60% sedangkan pria 52%. Hal ini
menunjukkan bahwa sesuai dengan naluri
kewanitaan yang sensitif dan terbawa sejak
lahir, lebih cocok untuk jenis pekerjaan
yang memerlukan kepekaan tinggi misalnya
penumpang yang dinilai dapat
membahayakan keselamatan penerbangan.
Apabila dilihat dari aspek pendidikan
terlihat petugas yang berasal dari S1 lebih
peka dibanding yang dari D3 ataupun SLTA,
yaitu S1 memperoleh skor 73% jauh
dibanding yang dari D3 dan SLTA masing
masing sebesar 59%. Data ini
menunjukkan bahwa petugas berasal dari S1
pada umumnya lebih peka dalam menilai
situasi keamanan Bandara sesuai dengan
tanggung jawabnya dalam menduduki
jabatan penting sebagai petugas keamanan.
GRAFIKKepekaan Petugas dalam melihat situasidi
lapangan
3. Aspek Kepuasan. Menurut
Kuswadi (2006:17) kepuasan adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang
yang muncul setelah membandingkan
kinerja (hasil) produk yang dipikirkan
terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan.
Dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan, terlihat bahwa kepuasaan
penumpang wanita terhadap kinerja petugas
AVSEC masih jauh dari yang harapan,
capaiannya sangat rendah dibawah 50%.
Faktor kewanitaan pada umumnya menuntut
adanya pelayanan yang prima dan teliti hal
ini kurang didapatkan dari layanan petugas
AVSEC. Demikian pula jika ditinjau dari
aspek usia ternyata kelompok usia 36-51
dan 52-60 hampir sama kurang puas dengan
layanan dari petugas AVSEC. Ketidak
puasan ini terjadi karena pada kelompok
![Page 15: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/15.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
11 ´µ¶u·tµs ̧¶¹º¹»¼ ♠ ½º¼v¾¿s¼tµs À¼¿Áµºtµ¿µ µ¿s¾¶µ· Ãu¿ÄµÅµ¿»µ
0%10%20%30%40%50%60%70%
Berdasarkan Usia
0%10%20%30%40%50%60%
Pria Wanita
Berdasarkanjenis kelamin
usia tersebut pada umumnya tingkat sosial
mereka sudah tinggi, sehingga wajar apabila
kelompok ini menuntut pelayanan yang
lebih baik namun tidak diperoleh di bandara
Halim Perdanakusuma.
GRAFIKTingkat kepuasan pengguna
jasa transportasi udara
KESIMPULAN
Petugas AVSEC pada umumnya sudah
memiliki kemampuan untuk menjalankan
Tupoksinya dengan baik terutama pada
petugas prianya pada kelompok usia antara
20-35 tahun. Hal ini sesuai dengan tugas
pokoknya yang menuntut kepekaan terhadap
situasi di lapangan yang menjadi tanggung
jawabnya, namun sayangnya petugas paling
peka justru hanya dimiliki oleh kelompok
wanita yang jumlahnya sangat terbatas hanya
8 orang atau 12% dari 66 orang petugas
keamanan Bandara. Kepekaan ini tentu
berdampak pada kepuasan pengguna jasa
transportasi penerbangan di Bandara Halim
Perdanakusuma terutama pada kelompok
wanita dan kelompok pria yang usia di atas
36 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Fathoni. 2014, “Manajemen
Kebandarudaraan Strategis”,
Koperasi BPA, Jakarta.
Adji, Adisasmita. 2014, “Tatanan Bandar
Udara Nasional”, Graha Ilmu,
Yogyakarta
Anwar, Prabu Mangkunegara. 2011,“Manajemen Sumber Daya
Manusia” PT. Remaja Rosdakarya,
Jakarta.
Dwi Indah Mustiko Ningrum 2015 “Dampak
Penggunaan facebook terhadapkepekaan sosial peserta didik diSMP Negri 1 Demak” Jurnal,
Universitas Negri Semarang,Semarang.
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra.2006, Manajemen Kualitas Jasa,Yogyakarta.
Hadi Suharno. 2009, “Manajemen
Perencanaan Bandar Udara”, PT.
Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Kasmir. 2016, “Manajemen Sumber Daya
Manusia (Teori dan Praktik), PT.Rajarafindo Persada, Jakarta.
Kotler Philip. 2007, Manajemen Pemasaran ,jilid 2, PT Indeks, New Jersey.
Kuswadi. 2006, Cara Mengukur KepuasanKaryawan. Jakarta : PT Elex MediaKomputindo.
Lickona Thomas. 2008, “Pendidikan
Karakter”, Nusa Media, Bandung.
Milwan Yudi. 2010, “Psikologi
Pendidikan dan Aplikasinya”,
Gramedia, Jakarta. Priyatno Dwi.2008, “Mandiri Belajar SPSS”
Mediakom, Yogyakarta.
Raharjo, Sahid. 13 Mei 2015 ,Uji Validitas,Uji Asumsi Klasik, Uji Reliabilitas
![Page 16: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/16.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
12 ÆÇÈuÉtÇs ÊÈËÌËÍÎ ♠ ÏÌÎvÐÑsÎtÇs ÒÎÑÓÇÌtÇÑÇ ÔÇÑsÐÈÇÉ ÕuÑÖÇ×ÇÑÍÇ
dan Uji Hipotesis diambil dariwww.spssindonesia.com, 20 Mei2016
Sarlito Wirawan. 2014, “Pengantar Psikologi
Umum”, PT. Rajagrafindo Persada,Jakarta.
Stephen Robin P. 2007, “Perilaku
Organisasi”, PT. Indeks, Jakarta.
Jurnal
![Page 17: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/17.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
ØÙ FÚÛuÜtÚs EÛÝÞÝßà ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
Analisis Beban Kerja dan Disiplin Kerja TerhadapIntensi Turnover Karyawan XYZ
Ahmad Badawi Saluy1 dan Novawiguna Kemalasari2
,
Abstract.
Every organization wants its employees to have a high ability to work discipline, and retainemployes. High turnover rate which will cause negative impact to the organization , it is likecreating instability and uncertainty of the condition of labor , the organization also lostexperienced employees who have been getting a lot of training and ultimately need to retrain newemployees. The purpose of this research is to examine and analyze the effect of work load and workdiscipline on turnover intention. Sampling method using all population. The data is taken directlyusing a questionnaire with 120 respondents employees at XYZ. The method of analysis used in thisresearch is multiple linear regression, analysis of data using SPSS software. Workload anddiscipline with the same affect turnover intention by 56.2% and 43.8% is explained by othervariables. Research shows work load and work discipline togather significantly influence turnoverintention. This means that variable turnover intention (Y) can be explained by the two independentvariables work load (X1) and disciplin (X2). The results of analysis, showed that work load anddiscipline is a possitive significant effect on turnover intention. Work load variables are variablesthat most influence on turnover intention,also stated that increased workload contributedtoincreasing turnover intention.
Keywords:work load, work discipline, turnover intention, Involuntary Turnover, Functional Turnover
PENDAHULUAN
Sebagai usaha pemerintah untuk
memperbaiki kualitas sumber daya manusia
melalui pendidikan, kegiatan mendidik
mendapatkan dukungan dari berbagai bidang
selain itu pemerintah juga menyiapkan
pelatihan untuk tenaga pengajar sehingga
menyeragamkan penyebaran ilmu
pengetahuan keseluruh penjuru nusantara.
Sama halnya dalam organisasi, sumber daya
manusia merupakan hal terpenting, karena
maju ataupun mundurnya suatu organisasi
tergantung pada sumber dayanya yang
berkualitas sehingga organisasi dapat
bersaing tetapi mempertahankan tenaga kerja
pendidik di organisasi pendidikan tidaklah
mudah.
Organisasi tidak akan luput dari
masalah-masalah seperti masalah-masalah
antara lain melanggar tata tertib, terlambat,
keluar tanpa ijin, dan terlambat dalam
menyelesaikan tugas, serta tidak
menyelesaikan pengabdiannya. Pada saat
yang sama, para karyawan dituntut untuk
dapat memberikan pelayanan yang terbaik
untuk siswa. Semakin ketatnya peraturan
untuk siswa dan tuntutan kinerja para
karyawan yang diterapkan pihak manajemen
menyebabkan penurunan jumlah karyawan
dan siswa yang sudah selesai pengabdian
áâãäåäæç[email protected]
![Page 18: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/18.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
14 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
tidak berminat untuk menjadi karyawan.
Pada akhirnnya, kondisi ini berpengaruh
terhadap penerimaan karyawan tetap XYZ.
Gambar Data Keluar Masuk karyawanXYZ
Sumber: Data Bagian Kepegawaian XYZ(2015)
Gambar di atas menunjukkan jumlah
karyawan yang keluar dan masuk yang
berfluktuasi tetapi jumlah karyawan pada
tahun 2011 belum dicapai lagi. Pada tahun
2011 jumlah karyawan mencapai 176 dengan
data karyawan keluar berjumlah 85 dan
karyawan yang di terima bekerja berjumlah
56 orang. Pada tahun 2012 mengalami
penurunan dratis jumlah karyawan hingga
menjadi 73 karyawan dengan data karyawan
keluar berjumlah 48 dan karyawan yang di
terima bekerja berjumlah 40 orang. Mulai
mengalami peningkatan jumlah karyawan
dari tahun 2013 jumlah karyawan mencapai
98 dengan data karyawan keluar berjumlah
21 orang, karyawan yang di terima bekerja
berjumlah 27 orang begitu juga dengan tahun
2014 mencapai 122 orang, dengan data
keluar karyawan berjumlah 12 orang dan
yang di terima menjadi karyawan berjumlah
18 orang. Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari observasi dan wawancara
diperoleh informasi bahwa dari 20 orang, dari
unsur pegawai dan pengabdian, ada sekitar
65% diantaranya tidak berminat untuk
memperpanjang bekerja dan mengabdi di
XYZ, Oleh karena itu kondisi ini harus
disikapi sebagai fenomena penting yang
dapat mengganggu keberlangsungan
organisasi.
GambarPosisi Rangkap Jabatan XYZ
Sumber: Data Bagian KepegawaianXYZ (2015)
Gambar di atas menampilkan posisi
rangkap jabatan karyawan XYZ, untuk guru
yang merangkap pekerjaan bidang organisasi
67%, guru yang merangkap dibidang
wirausaha sekitar 14% dan rangkap jabatan
lintas instansi yakni guru jenjang SMP atau
SMA merangkap sebagai Dosen sekitar 19%.
![Page 19: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/19.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
15 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
Karyawan XYZ menjadi satu kesatuan dalam
pekerjaan dimana pekerjaan terbagi menjadi
tiga bagian yakni organisasi, pendidikan, dan
kewirausahaan,
tetapi karyawan harus mampu bekerja dalam
dua bidang sekaligus. Karyawan dari bagian
kepesantrenan bertugas dan bertanggung
jawab di bagian pendidikan ataupun
sebaliknya dan bahkan di bagian
kewirausahaan. Tugas dan tanggung jawab
ganda tersebut menjadi tekanan (stres) yang
dapat meningkatkan beban kerja pegawai.
Hal ini dapat menyebabkan lambatnya
karyawan dalam menyelesaikan tugasnya
atau ijin sakit.
Beban kerja yang tinggi juga disebabkan
oleh tuntutan untuk sekaligus menjadi orang
tua siswa dengan tanggung jawab tambahan
melakukan pengawasan penuh pada siswa
dimana jika siswa tersebut melanggar sangsi
dibebankan pada para karyawan tersebut
GambarData Kehadiran Karyawan
Periode 2014-2015
Sumber: Data Bagian KepegawaianXYZ (2014-2015)
Dari data gambar di atas
menunjukkan tingkat keterlambatan yang
tinggi di akhir 2014 dan awal 2015 tiap
bulannya dimana jumlah karyawan
terlamabat dan karyawan absen tanpa
keterangan yang menunjukkan indikasi
pelanggaran disiplin terhadap kepatuhan jam
kerja, dimana terbanyak pada bulan
desember 2014 mencapai hingga 33 orang
dan tanpa keterangan berjumlah 3 orang di
ikuti bulan januari 2015 berjumlah 18 orang
terlambat dan 1 orang tanpa keterangan,
kemudian bulan februari 2015 berjumlah 10
orang dan 1 orang tanpa keterangan, dan
mulai mengalami penurunan di bulan maret
2015 berjumlah 7 orang terlambat dan tidak
ada yang tidak hadir tanpa keterangan, bulan
april jumlah yang terlambat 1 orang dan
tanpa keterangan 1 orang, tetapi mengalami
peningkatan kembali di bulan mei 2015
dengan karyawan terlambat 10 orang dan
tanpa keterangan 2 orang. Turnover
intentions tidak secara eksplisit
memasukkan gagasan ketegangan yang
berhubungan dengan pekerjaan dalam model
mereka, meskipun fakta bahwa itu adalah
terkait dengan perilaku karyawan dari
absensinya (Chong et. al., 2015).
Pengontrolan absensi karyawan XYZ
menggunakan mesin absen sidik jari dan
pengontrolan data dilakukan langsung oleh
bagian kepegawaian pada komputer yang
![Page 20: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/20.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
16 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
terhubung dengan mesin absen di kantor
Badan Administrasi Umum, dan laporannya
di emailkan setiap hari kepada Pembina
XYZ dan dilakukan tindakan langsung
berupa penalti potong gaji bagi yang
terlambat di bulan berikutnya.
Peraturan XYZ yang mengatur
tentang jam kerja, secara formal yaitu jam
pertama diawali jam 07.00 sampai 12.00
kemudian jam ke dua jam 14.00– 16.00, dan
untuk waktu sore jam 18.00 sampai
19.30,enam hari kerja. Panduan waktu kerja,
berdasarkan kajian efek kelebihan jam kerja,
di Eropa, menyebutkan bahwa untuk
menghasilkan pekerjaan yang baik waktu
bekerja adalah 11 jam istirahat sehari dengan
limit bekerja 48 jam perminggu (Burkeet.
al., 2009).
Dari latar belakang masalah yang
sudah diuraikan diatas maka perlu diteliti
lebih lanjut pengaruh beban kerja dan disiplin
kerja terhadap intensiturnover karyawan
XYZ.
KAJIAN TEORI
Beban Kerja. Beban kerja adalah sebagai
intensitas usaha dibuat oleh para pekerja
untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan
mereka dalam kondisi fisik yang ditetapkan,
dengan mempertimbangkan kondisi mereka
sendiri dan berbagai mekanisme bermain
dalam pekerjaan mereka (Teigeret. al., 1973;
Tort, 1974 dalam Brunet. al., 2011:5-6).
Menurut Kamus Human Resources and
Personnel edisi ke tiga management Beban
Kerja adalah jumlah pekerjaan yang harus
seseorang lakukan (Ivanovic, 2006:278)
Beban kerja guru, lebih
didedikasikan untuk mengajar dari pada
mengelola dan beban kerja manajer lebih
banyak waktunya didedikasikan untuk tugas-
tugas administrasi atau strategi. Oleh karena
itu, beban kerja juga berarti suatu kondisi
dari pekerjaan dengan uraian tugasnya yang
harus diselesaikan pada batas waktu tertentu
(Leaet. al., 2012).
Disiplin Kerja. Menurut Ivanovic (2006:79)
dalam kamus Human Resource and Personnel
Management. Disiplin adalah bentuk
pengendalian diri untuk melakukan pekerjaan
dan kurangnya disiplin bertanggung jawab
terhadap angka kehadiran yang buruk.
Disiplin adalah prosedur yang
mengoreksi atau menghukum bawahan
karena melanggar peraturan atau prosedur
dan merupakan bentuk pengendalian diri
pegawai dan pelaksanaan yang teratur dan
menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja
di dalam sebuah organisasi (Sulistiyani,
2009:290). Makna lain dari kata yang sama
adalah seseorang yang mengikuti
pemimpinnya. Menurut Devis dalam
Mangkunegara (2013:129) mengemukakan
bahwa “Dicipline is management action to
enforce organization standars” yang dapat
diartikan disiplin kerja sebagai pelaksana
![Page 21: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/21.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
17 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
manajemen untuk memperteguh pedoman-
pedoman organisasi.
Disiplin kerja (Rivai, 2008: 444
dalam Wisantyo, 2015) adalah suatu alat
yang digunakan para manajer untuk
berkomunikasi dengan karyawan agar
mereka bersedia untuk mengubah suatu
perilaku serta suatu upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesediaan
seseorang mentaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang
berlaku. Seorang karyawan yang dikatakan
memiliki disiplin kerja yang tinggi jika yang
bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas,
bertanggung jawab atas tugas yang
diamanatkan kepadanya. Disiplin kerja dapat
meliputi: Teladan dan panutan dari
pemimpin; Kesesuaian dari balas jasa dan
kesamaan perilaku; Disiplin oleh semua
orang dan pengawasan dari pengawas; Sanksi
jika disiplin tidak ditepati; Konsistensi
penegakan disiplin; Ketertiban dalam
lingkungan kerja (Hasibuan, 2007: 195-198).
Intensi Turnover Turnover adalah tingkat
keluar masuk karyawan terjadi ketika
karyawan meninggalkan organisasi dan harus
digantikan. Intensiturnover mencerminkan
keinginan individu untuk meninggalkan
organisasi dan mencari alternatif pekerjaan di
tempat lain (Mathis dan Jackson, 2010: 159).
Mello (2011:62) berpendapat bahwa
memperkirakan suplai tenaga kerja untuk
memenuhi jumlah karyawan bukan ukuran
yang statik tetapi lebih kepada dinamis.
Dalam organisasi yang sedang maupun besar,
pergantian posisi tenaga kerja dan tingkat
kerja konstan atau meninggalkan organisasi.
Karena itu setiap upaya untuk menilai
pasokan karyawan perlu untuk menilai
mobilitas dalam organisasi sertaturnover.
Baik voluntary turnover maupuninvoluntary
turnover dapat menimbulkan biaya bagi
organisasi (Mathis dan Jackson, 2010: 160).
Biaya turnover misalnya biaya untuk
pelatihan karyawan baru serta biaya yang
diperlukan bagi karyawan baru untuk
mendapatkan kemampuan dalam
pekerjaannya sehingga dapat disosialisasikan
dan diintegrasikan ke dalam organisasi.
Bagaimanapun costs of turnover yang
dikeluarkan, telah memunculkan analisis
mengenai sebab-sebab yang
menimbulkannya (Sulistiyani, 2009:253).
Berdasarkan penjelasan di atas, intensi
turnover dapat disimpulkan sebagai bentuk
keinginann seseorang yang berada di dalam
organisasi atau perusahaan untuk keluar baik
dari dirinya maupun pengaruh dari luar, dan
berpengaruh bagi organisasi atau perusahaan
dari segi biaya. Intensiturnover ini meliputi
antara lain:Involuntary turnover; Voluntary
turnover; Functional turnover; Dysfunctional
turnover; Controllable turnover dan
Uncontrollable turnover (Mathis dan Jackson
(2010:160-161)).
![Page 22: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/22.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
18 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Intensi
Turnover. Disiplin kerja adalah suatu
keadaan dimana seorang atau sekelompok
orang dalam organisasi yang mematuhi dan
menjalankan peraturan-peraturan perusahaan
baik tertulis maupun tidak tertulis dengan
ditandai kesadaran akan tercapainya suatu
keinginan dan kenyataan yang diharapkan
agar pegawai memiliki sikap disiplin yang
tinggi dalam bekerja sehingga
produktivitasnya meningkat. Kesadaran dan
kesediaan seseorang mentaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma
sosial yang berlaku merupakan bentuk
penerimaan akan perusahaannya. Dalam
menjalankan kegiatan kerja, pegawai yang
datang dan pulang tepat waktunya,
mengerjakan semua pekerjaannya dengan
baik, mematuhi semua peraturan perusahaan
dan norma-norma sosial yang berlaku
mencerminkan kenyamanan pegawai yang
dapat mencegah keinginan meninggalkan
perusahaan. Hal ini tidak didukung oleh hasil
penelitian yang dilakukan oleh
(Nurmalitasari Indahet. al., 2015) yang
menyatakan bahwa disiplin kerja
berpengaruh terhadap intensi turnover tetapi
tidak signifikan. Berdasarkan matrik antar
dimensi, hal ini dapat dikarenakan dimensi
yang digunakan banyak yang hubungannya
lemah. dan berbeda dengan hasil penelitian
Lavenant (2010) yang menyatakan bahwa
mendidik supervisor tentang aturan-aturan
akan memberi mereka keseimbangan yang
tepat antra otoritas dan penerimaan yang
hasilnya turnover rendah dan produktivitas
yang tinggi bagi organisasi. Sehingga dapat
ditarik hipotesa (H2) disiplin kerja
berpengaruh terhadap intensiturnover.
Pengaruh Beban Kerja, Disiplin Kerja
terhadap Intensi Turnover. Waktu kerja
mempengaruhi beban kerja seorang
karyawan. Waktu kerja ini dilihat dari
kesesuaian dengan standar waktu kerja yang
dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes)
RI, yaitu waktu normal per hari adalah
delapan jam lima hari kerja. Dan jika
seseorang bekerja melebihi waktu tersebut
maka dapat dikatakan mengalami beban
kerja berlebih.
Selain itu manajer harus melihat
berbagai pengetahuan sebagai cara untuk
mengubah karyawan menjadi pekerja yang
lebih baik. Namun, pengakuan yang tulus
dalam bentuk token penghargaan, seperti
surat prestasi, upacara penghargaan, atau
hadiah kecil, memberikan karyawan rasa
yang kontribusi mereka peduli dan
diperhatikan oleh supervisor dan manajemen
atas. Namun demikian, seperti beban kerja
menurun sebanding dengan tanggung jawab
sosial dan berbagai pengetahuan karena baik
untuk organisasi (Chiem 2001dalam Michael
Stankosky, 2005:83). Sehingga dapat ditarik
hipotesa (H3) beban kerja dan disiplin kerja
berpengaruh terhadap intensiturnover.
![Page 23: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/23.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
19 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
Pengaruh Beban Kerja terhadap Intensi
Turnover. Beban kerja berpengaruh terhadap
turnover, hal ini tidak hanya individu yang
menanggung konsekuensi dari beban kerja,
tetapi organisasi juga mereka harus menyerap
biaya ketidakhadiran, bonus danturnover
karyawan yang terkait dengan tuntutan dan
kondisi kerja yang sulit. Dalam jangka
panjang organisasi beresiko melihat
penurunan kuantitas dan kualitas produk
mereka (Beech-Hawley, et. al., 2004;
Rochefort, 2000 ) dan jasa (Du Tertre, 2006;
Rousseau dan Sarazin, 2006) karena inisiatif
peredam beban kerja karyawan meningkat
dan kreatifitas (Pierreet. al., 2011:5).
Beban kerja berdasarkan jumlah dari
pekerjaan yang dialokasikan kepada
karyawan. Dari berbagai penelitian
mendukung hubungan positif antara beban
kerja, stres danturnover. (Glaser et. al.,
dalam Qureshi et. al., 2013) menemukan
bahwa hubungan signifikan antara beban
kerja dan stres serta stres danturnover
penelitian ini mengasumsikan bahwa stres
akan bermain sebagaiabitrator role antara
beban kerja dan turnover intentions.
Sehingga dapat ditarik hipotesa (H1) beban
kerja berpengaruh terhadap intensiturnover.
Hipotesis penelitian ini dapat diajukan
sebagai berikut:
H1 : Beban kerja berpengaruh terhadap
intensiturnover karyawan XYZ
H2 : Disiplin kerja berpengaruh terhadap
intensiturnover karyawan XYZ
H3 : Beban kerja dan disiplin kerja
secara bersama-sama berpengaruh terhadap
intensiturnover karyawan XYZ.
METODE
Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah desain penelitian kausal
dan deskriptif. Desain penelitian kausal
digunakan untuk mengukur hubungan antara
beban kerja dan disiplin kerja terhadap
intensi turnover, serta untuk menganalisa
bagaimana variabel beban kerja dan disiplin
kerja mempengaruhi variabel intensiturnover
pegawai. Sedangkan, desain penelitian
deskriptif digunakan untuk memaparkan atau
menjelaskan variabel-variabel yang diteliti
dan melihat hubungan serta ketergantungan
variabel pada sub-sub variabelnya.
Di dalam penelitian ini yang
merupakan variabel independen yaitu
variabel beban kerja (X1), dan variabel
disiplin kerja (X2). Selain itu terdapat
variabel dependen yaitu variabel intensi
turnover (Y). Definisi operasional dari
variabel-variabel tersebut sebagai berikut:
Beban kerja dapat berasal dari seberapa besar
aktivitas mental; Jumlah aktivitas fisik;
Jumlah tekanan karena waktu; Tingkat
keberhasilan dalam pekerjaan; Tingkat
frustasi yang dialami; Kesulitan yang
dihadapi; dan pengetahuan tentang tujuan
pekerjaan. Disiplin kerja dapat meliputi:
![Page 24: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/24.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
20 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
Teladan dan panutan dari pemimpin;
Kesesuaian dari balas jasa dan kesamaan
perilaku; Disiplin oleh semua orang dan
pengawasan dari pengawas; Sanksi jika
disiplin tidak ditepati; Konsistensi penegakan
disiplin; Ketertiban dalam lingkungan kerja.
Intensi turnover ini meliputi antara lain:
Involuntary turnover; Voluntary turnover;
Functional turnover; Dysfunctional turnover;
Controllable turnover dan Uncontrollable
turnover.
Unit analilis penelitian ini adalah
individu yakni karyawan. Berdasarkan data
tahun 2014-2015, populasi dalam penelitian
ini berjumlah 120 (seratus dua puluh) orang,
dimana analisa populasi penelitian ini adalah
seluruh karyawan XYZ. Teknik
pengumpulan data yang digunakan di dalam
penelitian ini melalui penyebaran kuesioner
dan telaah dokumen yang terkait dengan
variabel yang digunakan di dalam peneitian
ini. Kuesioner penelitian ini menggunakan
jenis kuesioner tertutup dimana kuesioner
tersebut sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih
alternatif jawaban yang ada. Kuesioner yang
digunakan di dalam penelitian ini
menggunakan skala pengukuran yang
berdasarkan skala Likert 1-4. Pengujian
validitas instrumen di dalam penelitian ini
dilakukan dengan metode korelasiProduct
Moment Pearson. Metode pengujian
reliabilitas adalah dengan menggunakan
metode Cronbach Alpha, yaitu dengan
membagi alat ukur sebanyak jumlah item.
Reliabilitas reliabel jika > 0.70 (Umar,
2013:56), pada nilai signifikansi 0.05
terhadap 30 responden. Peneliian ini
menggunakan metode analisis Uji regresi
linier berganda:
Y = a + b1X1 + b2X2
karena pada penelitian ini terdapat
lebih dari satu variabel independen (bebas).
Model regresi yang diteliti harus memenuhi
asumsi klasik regresi linier ganda. Oleh
karena itu variabel yang akan diteliti perlu
diuji untuk mengetahui hal-hal berikut
(Umar, 2013:77):
1. Apakah data berdistribusi normal atau
tidak?
2. Apakah data memiliki sifat
multikolinieritas atau tidak?
3. Apakah data memiliki sifat
homoskedastisitas atau tidak?
1). Uji Normalitas: Uji normalitas dapat
dilakukan dengan melihat Normal P-PPlot of
Regression Stand. Jika data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2). Uji Multikolinieritas: Sujarweni
(2015:185) menjelaskan bahwa nilai
VIFantara 1-10 maka tidak terjadi
multikolinieritas.
![Page 25: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/25.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
21 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
3). Uji Heteroskedastisitas: menurut
Sujarweni (2015:181) model regresi linier
berganda dapat disebut sebagai model yang
baik jika model tersebut memenuhi asumsi
normalitas dan bebas dari asumsi klasik
statistik baik itu multikolinieritasdan
heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas
muncul apabila kesalahan atau residual dari
model yang diamati tidak memiliki varians
yang konstan dari satu observasi ke observasi
lainnya (Kuncoro, 2011:118). Cara
menentukan heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:
Residual Plot, Metode Grafik, Uji Park, Uji
Glejser, dan kelajiman (Umar, 2013:82).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji validitas dan reliabilitas
instrumen disajikan pada Tabel 1. Dapat
dilihat bahwa seluruh item indikator valid
dan reliabel:
TabelUji Validitas dan Reliabilitas
Sumber: Hasil Olahan dengan SPSS (2016)Hasil pengujian asumsi klasik
menunjukkan bahwa distribusi data bersifat
normal. Tidak terjadi multikoliniearitas
maupun heteroskedastisitas. Pengujian
persamaan regresi linier dapat dirangkum
sebagai berikut:
TabelAnalisis Regresi Linier Berganda
Variabel KoefisienRegresi
Beta
T Sig
Konstanta
1,231
X1(beban kerja)
0,565 0,448
5,855
0,000
X2(disiplinkerja)
0,475 0,390
5,106
0,000
Fhitung = 75,045 ,000b
R2 = 0,562
a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja(X2) , Beban Kerja( X1)
b. Dependent Variable: IntensiTurnoverSumber: Hasil Olahan dengan SPSS (2016)
Nilai t hitung untuk variabel beban kerja adalah
5.855 sedangkan nilai ttabel 1.980 sehingga
thitung > ttabel. Sementara itu nilai signifikansi
sebesar 0.000 yang berarti < nilai α (0.05).
Dengan demikian disimpulkan bahwa
variabel beban kerja berpengaruh terhadap
variabel intensi turnover karyawan XYZ.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Qureshi (2013) dan didukung oleh Makela
(2014) yang menyimpulkan beban kerja
berpengaruh terhadap intensifturnover
karyawan. Nilai thitung untuk variabel disiplin
kerja adalah 5.106 bernilai positif sedangkan
nilai t tabel 1.980 sehingga thitung > ttabel.
Sementara itu nilai signifikansi sebesar 0.000
No
Variabel Validitas Reliabilita
1 Beban Kerja 10 Itemvalid
.873
2 DisiplinKerja
20 itemvalid
.767
3 IntensiTurnover
20 itemvalid
.865
![Page 26: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/26.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
22 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
yang berarti < nilai α (0.05). Dengan
demikian disimpulkan bahwa disiplin kerja
berpengaruh terhadap intensiturnover
karyawan XYZ. Sesuai dengan hasil
penelitian dari Gormley (2011), Kademiet
al., (2012) dan Bukchinet., al., (2013)
variabel disiplin kerja berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan variabel intensi
turnover. Berbeda dengan hasil
penelitian Wisantyo (2015) yang
menyimpulkan disiplin kerja berpengaruh
positif tetapi tidak signifikan terhadap intensi
turnover.
Dari kedua variabel independen
diatas, variabel beban kerja paling
berpengaruh terhadap variabel intensi
turnover karena nilai beta variabel beban
kerja paling besar diantara nilai beta variabel
yang lain, yaitu 0.448, diikuti variabel
disiplin kerja sebesar 0.390. Pada penelitian
ini dilakukan uji Anova yang
membandingkan antaramean square dari
regression dan mean square dari residual
sehingga didapat hasil yang dinamakan
Fhitung. Apabila Fhitung > Ftabel dan apabila
tingkat signifikansi lebih kecil dari α (0.05),
maka disimpulkan bahwa variabel
independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Nilai Fhitung = 75.045, sedangkan Ftabel adalah
3.07 dengan ketentuan derajat kebebasan atau
df1 (pembilang) = k-1; 3-1 = 2 dan df2
(penyebut)=n-k; 120-3 = 117, sehingga
diperoleh nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak.
Nilai signifikansi (sig) pada tabel diatas
adalah 0.000, dimana nilai tersebut berarti
nilai signifikansi (sig) < α (0.05) maka H0
ditolak.
Hasil uji F menunjukkan bahwa
Fhitung (75.045) > Ftabel (3.07) dan nilai
signifikansi (0.000) < α (0.05), sehingga
disimpulkan bahwa X1 (beban kerja) dan X2
(disiplin kerja) secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Y (intensiturnover).
Beban kerja dan penekanan disiplin yang
diterima karyawan XYZ mendorong
karyawan untuk lebih memilih untuk tidak
menghabiskan karir kerja di XYZ, sehingga
ini meningkatkan intensiturnover karyawan
yang dihadapi oleh bagian kepegawaian.
Koefisien determinasi (r2) adalah sebesar
0.562. Nilai ini menunjukkan bahwa beban
kerja (X1) dan disiplin kerja (X2) secara
bersama-sama mempengaruhi variabel intensi
turnover (Y) sebesar 56.2 %, sedangkan
43.8% dijelaskan oleh variabel bebas
(independen) lainnya yang tidak diteliti
dalam penelitian ini diantaranya gaya
kepemimpinan, budaya organisasi,
kompensasi, stres kerja berdasarkan
penelitian sebelumnya yang mempengaruhi
intensiturnover.
Persamaan estimasi model regresi linier
berganda untuk intensiturnover karyawan
XYZ adalah: IntensiTurnover = 1.231 +
0.565*X1 + 0.475*X2
![Page 27: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/27.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
23 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
Koefisien regresi konstanta (a)
sebesar 1.231 menunjukkan bahwa dengan
tidak adanya nilai koefisien variabel beban
kerja dan disiplin kerja maka nilai variabel
intensi turnover XYZ sebesar 1.231, dan
angka tersebut memiliki makna bahwa intensi
turnover di XYZ cukup tinggi. Keinginan
meninggalkan XYZ tidak hanya didasari
karena tekanan yang dirasakan ataupun
kesediaan seorang karyawan mentaati semua
peraturan organisasi. Kepastian keberlanjutan
suatu organisasi perlu diperhatikan karena hal
tersebut berkaitan dengan rasa nyaman
karyawan dalam bekerja. Untuk itu
diperlukan penggalian informasi yang lebih
dalam agar ditemukan faktor-faktor apa saja
yang harus diperbaiki demi menurunkan
intensi turnover karyawan XYZ, terutama
variabel beban kerja dan variabel disiplin
kerja.
Koefisien regresi variabel beban
kerja (b1) = 0.565 dengan nilai signifikansi
0.000 hal tersebut mengandung pengertian
bahwa apabila variabel beban kerja
meningkat satu satuan, maka variabel intensi
turnover naik 0.565, dimana 0.565 berbeda
nyata dengan 0, tidak sama dengan 0.
Kenaikan tersebut menunjukkan bahwa
variabel beban kerja berpengaruh signifikan
terhadap variabel intensiturnover karyawan
XYZ.
Koefisien regresi variabel disiplin
kerja (b2) = 0.475 dengan nilai signifikansi
0.000 hal tersebut mengandung pengertian
bahwa apabila variabel disiplin kerja
meningkat satu satuan, maka variabel intensi
turnover naik 0.475, dimana 0,475 berbeda
nyata dengan 0, tidak sama dengan 0
kenaikan tersebut menunjukkan bahwa
variabel disiplin kerja berpengaruh signifikan
terhadap variabel intensiturnover karyawan
XYZ.
TabelPerbandingan Penelitian Terdahulu
Variabel
Wisantyo(2015)
Nurhasmandia
rNadini,et., al.2013
Burkeet
al.,(2010)
Gugliemi et
al.,(2012)
X1 * * * *
X2 × * *
Y * * * *
√ : Berpengaruh dan signifikan
×: Berpengaruh dan tidak sifgnifikanSumber: Hasil Olahan Penulis
Analisis Dimensi: Untuk melakukan
analisis dimensi diperlukan matrik korelasi
dimana antar variabel independen dengan
variabel dependen. Hal tersebut dilakukan
untuk meneliti kuat hubungan dimensi antar
variabel sehingga dapat ditemukan dimensi
yang dominan mempengaruhi variabel yang
bersangkutan.
![Page 28: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/28.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
24 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
TabelMatriks Korelasi Dimensi Antar Variabel
Sumber : Hasil Olahan dengan SPSS (2016)
Korelasi sedang dan positif sebesar
0.483 antara dimensi usaha sementara dengan
dimensi involuntary turnover, dimana
karyawan tidak berpikir untuk menghabiskan
karir di XYZ, dan berpikir untuk mencari
pekerjaan di perusahaan lain yang
dikarenakan tidak kuat dengan standar dan
peraturan kerja. XYZ harus meningkatkan
kebijakan organisasi, memperbaiki peraturan
kerja dan standar kerja yang belum terpenuhi
oleh karyawan XYZ serta mengurangi jumlah
tekanan yang berkaitan dengan waktu yang
dirasakan selama elemen pekerjaan
berlangsung.
Korelasi sedang dan positif sebesar
0.495 antara dimensi tujuan dan kemampuan
dengan dimensi functionall tunover,
menunjukkan bahwa karyawan XYZ lebih
Variabel
Dimensi (Y1)InvoluntaryTurnover
(Y2)VoluntaryTurnover
(Y3)FunctionalTurnover
(Y4)Dysfunctional
Turnover
(Y5)Uncontrollabl
e Turnover
(Y6)Controllable
Tunover
Beban
Kerja
(X1)
(X1,1) Usaha Mental(X1,2)Usaha Fisik(X1,3)Usaha Sementara(X1,4)Performansi(X1,5)Tingkat Frutasi(X1,6) Kesulitan Tugas
,321,303,483,186,324,391
,226,223,385,235,249,285
,303,324,426,297,375,337
,345.101,185,243,250,369
,301,231,311,221,340,390
,414,324,285,384,388,401
Disiplin
Kerja
(X2)
(X2,1) Tujuan dan Kemampuan(X2,2)Keteladanan pimpinan(X2,3) Balas Jasa(X2,4) Keadilan(X2,5) Waskat(X2,6) Sanksi(X2,7) Ketegasan(X2,8)Hubungan Kemanusiaan
,420,429,353,480,376,245,226,275
,422,362,332,306,354.123,231.179
,495,469,431,428,433,296,302,197
,215,258.107,235,289,236,369,381
.158,254,195,228,222,359,392,343
.020,231.004,261.135,329,392,448
![Page 29: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/29.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
25 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
tertarik untuk bekerja di pekerjaan yang lebih
santai dan memiliki waktu fleksibel.
Karyawan merupakan orang yang berada
pada pekerjaan sesuai dengan kemampuan
dan memahami tujuan dari XYZ, dimana
karyawan tersebut yang memiliki kinerja
rendah atau karyawan yang mengganggu
keluar, serta tujuan yang dibebankan kepada
karyawan dari organisasi harus jelas dan
ditetapkan secara ideal dan menantang bagi
kemampuan karyawan, pekerjaan yang
dibebankan kepada seseorang karyawan
harus sesuai dengan kemampuan karyawan
bersangkutan. Tetapi jika pekerjaan itu di
luar kemampuannya atau jauh di bawah
kemampuannya maka kesungguhan dan
kedisiplinan karyawan akan rendah. Di sini
letak pentingnya asasthe right man in the
right place, the right man on the right job
(Mangkunegara, 2013:67).
PENUTUPBeban kerja berpengaruh terhadap
intensiturnover karyawan XYZ secara positif
dan signifikan. Dimensi pada variabel beban
kerja yang paling kuat hubungannya adalah
dimensi usaha sementara terhadap dimensi
involuntary turnover dimana karyawan tidak
berpikir untuk menghabiskan karir di XYZ,
dan berpikir untuk mencari pekerjaan di
tempat lain. Perubahan beban kerja
mempunyai pengaruh searah perubahan
intensi turnover.
Disiplin kerja berpengaruh terhadap
intensiturnover karyawan XYZ secara positif
dan signifikan. Dimensi pada variabel
disiplin kerja yang paling kuat hubungannya
adalah dimensi tujuan dan kemampuan
terhadap dimensi functionall turnover
menunjukkan bahwa karyawan XYZ lebih
tertarik untuk bekerja di pekerjaan yang lebih
santai dan memiliki waktu fleksibel. Apabila
terjadi kenaikan disiplin kerja maka intensi
turnover akan terjadi kenaikan.
Beban kerja dan disiplin kerja
berpengaruh secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
intensif turnover karyawan XYZ, artinya
beban kerja dan disiplin kerja harus lebih
diperhatikan oleh pihak manajemen agar bisa
mengantisipasi timbulnyaturnover karyawan
XYZ.
Perlu perhatian dari pihak
manajemen XYZ untuk menentukan setandar
dan jadwal kerja yang teratur dan terjadwal
sehingga pemerataan pekerjaan dapat lebih
merata sehingga mengurangi jumlah tekanan
yang berkaitan dengan waktu. Pihak
manajemen XYZ perlu menambah tenaga
kerja di bidang kewirausahaan dan
kepesantrenan sehingga karyawan dibidang
pendidikan dapat fokus di bidang pendidikan
dan tidak terjadi kelebihan beban pekerjaan
dikarenakan usaha sementara yang timbul.
Beban kerja melalui dimensi-dimensinya
seberapa besar aktivitas mental, jumlah
![Page 30: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/30.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
26 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
aktivitas fisik, jumlah tekanan karena waktu,
tingkat keberhasilan dalam pekerjaan, tingkat
frustasi yang dialami, kesulitan yang
dihadapi, dan pengetahuan tentang tujuan
pekerjaan, yang semuanya harus diperhatikan
guna menekan intensiturnover karyawan.
Dalam penelitian ini, variabel
disiplin kerja berpengaruh terhadap intensi
turnover pegawai XYZ secara signifikan dan
positif. Pemberian sanksi yang sesuai
prosedur dan jelas perlu dipertahankan. serta
tujuan yang dibebankan kepada karyawan
dari organisasi harus jelas dan ditetapkan
secara ideal dan menantang bagi kemampuan
karyawan, hal ini akan memberikan kejelasan
pegawai XYZ untuk bekerja sesuai aturan
dan aman dalam menjalankan tugasnya.
Perlu diperhatikan kedua-duanya
antara beban kerja dan disiplin kerja secara
bersama-sama berdasarkan hipotesis
penelitian antara beban kerja dan disiplin
kerja tersebut berpengaruh terhadap intensi
turnover ini artinya tidak hanya beban kerja
saja yang berpengaruh terhadap intensi
turnover tetapi disiplin kerja juga
berpengaruh. Dengan terpenuhi kebutuhan
pegawai dan bersikap adil sehingga
mengurangi intensi turnover dengan
sendirinya karyawan XYZ akan bekerja
dengan lebih baik, profesional, dan
bertanggung jawab.
Penelitian dimasa depan pada intensi
turnover dapat lebih dikembangkan pada
variabel-variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini seperti variabel kepuasan
kerja, variabel gaji, budaya organisasi dan
gaya kepemimpinan dan masih banyak lagi
yang dapat mempengaruhi intensiturnover
karyawan. Secara akademis bisa dipakai
untuk bahan pengembangan teori dari
manajemen sumber daya manusia dan bisa
menjadi bahan rujukan. Beban kerja adalah
situasi win-win bagi organisasi, studi
mengenai turnover memberikan bukti
empiris bahwa karyawan berpikir untuk
meninggalkan pekerjaan ketika mereka
merasa beban kerja yang berlebih, demikian
pula lingkungan kerja juga merupakan faktor
kunci untuk mempertahankan karyawan
peraturan yang dibuat mengenai disiplin kerja
yang baik dan transparan akan mengurangi
intensiturnover.
DAFTAR RUJUKAN
Alexander. Jeffrey. A., Richard L., HyunJ.O., Esther Ullman. 2008. “A Causal
Model of Voluntary Turnover AmongNursing Personnel in Long-TermPsychiatric Settings”. SMITREC. pp.415-427.
Armstrong, M. 2009.Armstrong’s Handbook
of Human Resource Management,Practice. 11th Edition. Saxon GraphicsLtd. London.
Azwar, S. 2008.Validitas dan Reliabilitas.Sigma Alpha. Yogyakarta.
![Page 31: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/31.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
27 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
Berka, Chris, Daniel J. Levendowski.,Michelle N. Lumicao., Alan Yau.2007. “EEG Correlates of Task
Engagement and Mental Workload inVigilance, Learning, and MemoryTask”. Aviation, Space, andEnvironmental Medicine. Vol 78 No. 5bag 2.
Bukchin, Y., Cohen Yuval. (2013).Minimising Troughput Loss inAssembly Lines due to Absenteeismand Turnover via Work-Sharing.Taylor & Francis Group. Vol 51, No20, pp 6140-6151.
Burke, Ronald J; Parbudyal S, Lisa F. 2010.Work Intensity: Potential Antecedentsand Consequences.Emerald GroupPublishing Limited. Vol. 39 No 3, pp347-360.
Chong, Vincent K., Gery S.M. 2015. TheImpact of the Antecedents andConsequences of Job Burnout onJunior Accountants’ Turnover
Intentions: A Structural EquationModelling Approach. AFAANZ.Accounting and Finance 55, pp 105–132.
Conklin, Mark H., PharmD, and Shane P. D.2007. “Job Turnover Intentions
Among Pharmacy Faculty”. AmericanJournal of Pharmaceutical Education.71 (4) Article 62.
Dewanti, Rully Nur. 2015. “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Transaksional danTransformasional serta Kepuasan Gajiterhadap Turover Intention di PT.PMMK”, Tesis. UniversitasMercubuana. Jakarta.
Dogbey, Evelyn A. 2008. The RelationshipsAmong Unit Culture, WorkStress,Compassion Fatigue And SenseOf Wellbeing In Operating Room
Nurses In Level One Or Two TraumaCenters.ProQuest, pp l1-188
Guglielmi, Dina., Chiara Panara, SilviaSimbula. 2012. “The Determinats of
Teachers’ Well-Being The MediatingRole of Mental Fatigue”. EuropeanJournal of Mental Health 7, pp 204-220.
Gormley, Denise K., Susan K. 2011.“Predictors of Turnover Intention in
Nurse Faculty”. SLACK Incorporated,pp 190-196.
Hasibuan, M. 2007.Manajemen SumberDaya Manusia. Edis revisi. PT. BumiAksara. Jakarta.
Hauck. Erica L., Lori Anderson S., LuzEugenia., Cox Fuenzalida., 2008.“Workload Variability and Social
Support: Effects on Stress andPerformance”. Curr Psychoo. 27:122-125.
Hausknecht, John; Julianne M. Rodda,Michael J. Howard. 2009. “Targeted
Employee Retention: Performance-Based and job-Related Differences inReported Reasons for Staying”.
Human Resource Management Vol.48, pp 269-288
https://en.wikipedia.org/wiki/Heteroscedasticity#/media/File:Heteroscedasticity.png(diakses tanggal 10 Agustus 2016)
_______/Homoscedasticity#/media/File:Homoscedasticity.png (diakses tanggal 10Agustus 2016)
Irvianti, Laksmi Sito Dwi; Renno EkaVerina. 2015. Analisis Pengaruh Stres,Beban Kerja Dan Lingkungan KerjaTerhhadap Turnover IntentionKaryawan Pada PT. XL Axiata TbkJakarta.Binus Business Review Vol. 6No. 1. 117-26
![Page 32: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/32.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
28 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
Ivanovic, A., Collin. P. H. 2006.Dictionaryof Human Resources and PersonnelManagement, third edition, A & CBlack Publisher Ltd. London.
Kademi, Mojgan; Eesa Mohammadi, ZohrehVanaki. 2012. “Nurses’ Experiences of
Violation of Their Dignity”. SAGE.19(3), pp 328-340.
Kato, Tkao., Cherly Long. 2006. “Executive
Turnover and Firm Performance inChina”. Departmannt of EconomicsVol 96, No. 2.
Lavenant, Michael S. 2010. The Art ofEmployee Discipline: How to RetainControl & Increase Production,Nonprofit World Vol 28, Number 4Published by the Society for NonprofitOrganizations, Michigan 48187 734-451-3582
Lea, Victoria M; Sarah A. Corlett and RuthM. Rodgers. 2012. Workload and itsImpact on Community Pharmacists’
Satisfaction and Stress: a Review ofthe Literature,International Journal ofPharmacy Practice 20, pp 259–271.
Levin, Scott; France, Daniel J; Hemphill,Robin et.,al. 2006. “Tracking
Workload in the EmergencyDepartemen”. ProQuest. 48.3. pp. 526
Makela, Kasper; Mirja Hirvensalo, Peter R.Whipp. 2014. Should I Stay or ShpuldI Go? Physical Education Teachers’
Career Intentions.Routledge Taylor &Francis Group, pp234-244.
Mampane, PM. 2012. The Crisis of TeacherTurnover. A Threat To Public ServiceStability, GCBF. Vol. 7 No 1, pp. 293-301
Mangkunegara, A.A.A.P. 2013.ManajemenSumber Daya Manusia Perusahaan,PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Mansoer, Muhammad Ikbal. 2014. “Pengaruh
Disiplin kerja dan Sistem Kompensasiterhadap Kinerja Pegawai Negri Sipildi Dinas Pengelolaan Keuangan danAset Daerah Kota Ternate”, TesisProgram Studi Magister Manajemen.Program Pascasarjana UniversitasMercubuana.
Mathis, Robert L., Jackson John H. 2010.Human Resource ManagemenThirteenth Edition, South-WesternCengage Learning USA.
Mello, Jeffrey A. 2011.Strategic HumanResource Management 3rd Edition,Cengage Learning, South-Western,USA.
Mosadeghrad, Ali. M. 2013. “Occupational
Stress and Trunover Intention:Implications for NursingManagement”. International Journalof Health Policy and Managememnt.I(2). pp 169-176.
Nandini, Nurhasmadia. Thinni Nurul R.2013. Penyebab Turnover IntentionPada Pegawai Instalasi Gizi RumahSakit PHC Surabaya. JurnalAdministrasi Kesehatan Indonesia Vol.1 No. 3. 272-279.
Neumann, W. Patrick, Jan Dull. 2010.Human factors: spanning the gapbetween OM and HRM.Emerald. Vol.30 No. 9. pp 923-950.
Pierre, Sebastien Fournier. et al. 2011.Exploratory Study to IdentifyWorkload Factors that Have an Impacton Health and Safety. A Case Study inService Sector. Studies and ResearchProjects,Irsst, Québec.
![Page 33: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/33.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
29 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
Qureshi, Muhammad Imran; MehwishIftikhar, Syed Gohar Abbas, UmarHassan, Khalid Khan and KhalidZaman. 2013. “Relationship Between
Job Stress, Workload, Environmentand Employees Turnover Intentions:What We Know, What Shoul WeKnow”. World Applied SciencesJournal 23 (6) pp. 764-770.
Rambur, Betty; Palumbo, Mary Val. 2008.“A Cross-Disciplinary StatewideHealthcare Workforce Analysis”.
Journal of Allied Health. 37.2. pp. 105.
Sadili, Samsudin, Wijaya, E. 2006.Manajemen Sumber Daya Manusia.Pustaka Setia, Bandung.
Singarimbun, Masri, Sofian Efendi. 2006.Metode Penelitian Survai, Cetakan ke18 (Revisi). LP3ES, Jakarta.
Singh, Kultar. 2007. Quantitative SocialResearch Methods.Sage Publications.India.
Silaen, Sofar dan Widiyono. 2013.Metodologi Penelitian Sosial UntukPenulisan Skripsi dan Tesis. In Media,Jakarta.
Sugiyono, 2010. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan R&D,Alfabeta, Bandung.
Sulistiyani, A. T., dan Rosida. 2009.Manajemen Sumber Daya Manusia“Konsep, Teori dan Pengembangan
dalam Konteks Organisasi Publik”,
Edisi Kedua, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sujarweni, V. Wiratna. 2015.SPSS untukPenelitian. Pustaka Baru Press.Yogyakarta.
Sunyoto, D. 2011. Pratis SPSS Untuk Kasus.Nuha Medika, Yogyakarta.
Supranto, dan Limakrisna Nandan. 2013.Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiahuntuk Meyusun Skripsi, Tesis, danDisertasi, Edisi 3. Penerbit MitraWacana Media: Jakarta.
Thibodeaux, Amy K., Myron B. Labat, DavidE. Lee, Cherie A. Labat, 2015. TheEffects Of Leadership And High-Stakes Testing On Teacher Retention.Academy of Educational LeadershipJournal Volume 19, Number 1, pp 227-249.
Umar, Husein. 2013.Desain PenelitianMSDM dan Perilaku Karyawan:Paradigma Positivistik dan BerbasisPemecahan Masalah. Edisi 1-4.Rajawali Pers. Jakarta
Universitas Mercubuana. 2016.BukuBimbingan Penyusunan Tesis Edisi 10Program Magister Manajemen.Universitas Mercubuana. Jakarta.
Wastlund Erk. 2007.Experimental Studies ofHuman-Computer Innteraction:Working memory and mental workloadin complex cognition”. Departement of
Psychology. Gohenburg.
Wisantyo, Nurmalitasari Indah. 2015.Pengaruh Stres Kerja, Disiplin Kerjadan Kepuasan Kerja Terhadap IntensiTurnover (Studi pada LembagaPengelola Dana Bergulir Koperasi danUsaha Mikro, kecil dan menengah).Jurnal MIX, Volume V, No. 1, pp. 54-69.
![Page 34: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/34.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
èé êëkìlíëî ïkonomi ♠ ðniñeòîiíëî óiòôëníëòë õëòîekël öìò÷ëdëòmë
PENGARUH PEMASARAN JASA DAN KUALITAS PELAYANANTERHADAP TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN
PADA PT. SPECTA INTERNATIONAL CARGO
Sri Yanthy Yosepha1 dan Aditya2
Abstrak
Marketing service sector is fundamental in developing the business industry, so the qualityof service needs to be improved in order to achieve customer satisfaction. This study uses primarydata using questionnaires distributed to customers in PT Specta International Cargo. The sampleof 30 respondents. Sample technique used the technique of Non-probability sampling that thesaturation sampling technique.. This study aimed to examine the effect of the marketing ofservices and quality of service to the level of customer satisfaction at PT. SpectaInternational Cargo empirically, either partially or simultaneously.
Data were processed by using SPSS 21.0. The t-test services marketing variablescan be seen that tcalculate for marketing variable services by 1245. Tcalculate then comparedwith the value t, you are looking at α = 5%: 2 = 2.5% (test 2 sides) with degrees of
freedom (df) n-k-1 or (29) 30-2-1. Where n is the number of samples and k is the number ofindependent variables. Based on these calculation, obtained t 0.783. This means tcalculate >t.tabel.
The t-test service quality variables can be seen that tcalculate to the variable qualityof service by 0437. Tcalculate then compared with the value ttable, you are looking at α = 5%:
2 = 2.5% (test 2 sides) with degrees of freedom (df) n-k-1 or (29) 30-2-1. Where n is thenumber of samples and k is the number of independent variables. Based on thesecalculation, it can be ttable 0.783. It means tcalculate> ttable.
The results of the test F can be Fcalculate 0.790. Fcalculate value is so compared withthe value Ftable sought by the 95% confidence level, α = 5%, with 1 df (number of variable-1) or 3-1 = 2, and df 2 (nk-1) or 30-2-1 , Based on these calculations, obtained Ftable 3.23,It means Fcalculate> Ftable.
Keywords: Marketing services, quality of service and customer satisfaction level at PT. SpectaInternational Cargo
![Page 35: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/35.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
øù Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
PENDAHULUAN
Kemajuan dunia transportasi pada era
globalisasi sekarang ini membuat jarak,
batas dan waktu antar wilayah, bahkan antar
Negara bukanlah suatu hambatan yang
besar. Salah satu perkembangan
sektoral yang penting di Indonesia adalah
perkembangan sub-sektor jasa angkutan
udara. Perkembangan sektor– sektor
ekonomi dan bisnis berdampak terhadap
meningkatnya permintaan jasa angkutan
udara. Meningkatnya permintaan jasa
angkutan udara ini diikuti semakin
banyaknya perusahaan penerbangan,
sehingga persaingan antar perusahaan
penerbangan semakin ketat. Agar unggul
dalam bersaing, perusahaan penerbangan
menuntut kinerja yang sempurna dari setiap
proses yang dijalankan oleh perusahaan jasa.
Untuk itu pemasaran sangat dibutuhkan agar
fluktuasi/permintaan transportasi udara terus
berkembang.
Salah satu dari sekian banyak
perusahaan yang memiliki profil sebagai
jasa angkutan barang di sektor jasa angkutan
udara yaitu PT. Specta International Cargo.
Kemudian perlu adanya pemasaran dan
kualitas pelayanan merupakan suatu
pencapaian yang diperoleh perusahaan agar
pelanggan merasa puas. Pemasaran jasa itu
sendiri adalah setiap tindakan yang
ditawarkan oleh salah satu pihak kepada
pihak lain yang secara prinsipintangible dan
tidak menyebabkan perpindahan
kepemilikan apapun. Lalu kualitas
pelayanan yaitu jasa berpusat pada upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan serta ketepatan penyampaiannya
untuk mengimbangi harapan pelanggan.
Sehingga kepuasan merupakan evaluasi
konsumen terhadap produk atau jasa dimana
produk atau jasa tersebut telah memiliki
kepuasan mereka, sedangkan pelanggan
yaitu masyarakat yang pada umumnya
membutuhkan barang dan jasa yang
berpotensi melakukan pembelian.
PERUMUSAN MASALAH
Diidentifikasikan dalam beberapa hal
yaitu :
1. Apakah pemasaran jasa berpengaruh
dengan kepuasan pelanggan?
2. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh
dengan kepuasan pelanggan?
3. Apakah pemasaran jasa dan kualitas
pelayanan berpengaruh dengan kepuasan
pelanggan?
TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh pemasaran jasa dan
kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan.
TINJAUAN PUSTAKA
![Page 36: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/36.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
úû Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
1. Pemasaran Jasa
Menciptakan nilai dan kepuasan
pelanggan adalah inti pemikiran pemasaran
modern. Tujuan kegiatan pemasaran adalah
menarik pelanggan baru dengan menjanjikan
nilai yang tepat dan mempertahankan
pelanggan saat ini dengan memenuhi
harapannya sehingga dapat menciptakan
tingkat kepuasan.
Menurut Lupiyoadi (2006:5),
pemasaran jasa adalah setiap tindakan yang
ditawarkan oleh salah satu pihak kepada
pihak lain yang secara prinsipintangible dan
tidak menyebabkan perpindahan
kepemilikan apapun. Sedangkan menurut
Umar (2003:76), pemasaran jasa adalah
pemasaran yang bersifatintangible dan
immaterial dan dilakukan pada saat
konsumen berhadapan dengan produsen.
Ada beberapa hal pada Pemasaran Jasa
dimana memiliki elemen marketing mix
yang terdiri dari tujuh hal, yaitu:Product
(jasa seperti apa yang ingin ditawarkan
kepada konsumen), Price (bagaimana
strategi penentuan harga),Place (bagaimana
sistem penghantaran / penyampaian yang
akan diterapkan),Promotion (bagaimana
promosi yang harus dilakukan),People (tipe
kualitas dan kuantitas orang yang akan
terlibat dalam pemberian jasa),Process
(bagaimana proses dalam operasi jasa),
Customer Service (bagaimana yang akan
diberikan kepada konsumen).
2. Karakteristik Jasa
Berbagai riset dan literature manajemen dan
pemasaran jasa mengungkapkan bahwa jasa
memiliki empat karakteristik yang
membedakan barang dan jasa yang
dinamakan paradigm IHIP : (1)Intangibility
artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa,
dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli
dan dikonsumsi(2) Heterigeneity artinya
terdapat banyak variasi bentuk, kualitas dan
jenis, tergantung pada siapa, kapan dan
dimana jasa tersebut diproduksi. (3)
Inseparability artinya jasa dijual terlebih
dahulu, baru kemudian diproduksi dan
dikonsumsi pada waktu dan tempat yang
sama dan (4)Perishability artinya jasa
merupakan komoditas yang tidak tahan
lama, tidak dapat disimpan untuk pemakaian
ulang di waktu datang, dijual kembali, atau
dikembalikan. (Lovelock & Gummeson,
2004) (dikutip dalam Tjiptono dan Chandra,
2005: 22).
3. Kualitas Pelayanan
Menurut Lewis dan Booms
(dikutip dalam Tjiptono dan Chandra, 2005:
121), kualitas layanan sebagai ukuran
seberapa baik tingkat layanan yang
diberikan mampu sesuai dengan harapan
pelanggan. Sedangkan menurut Wyckof
(dikutip dalam Tjiptono 1996:16), kualitas
pelayanan adalah tingkat kesempurnaan
yang diharapkan dan pengendalian atas
tingkat keunggulan tersebut untuk
memenuhi keinginan pelanggan, sedangkan
tujuan kepuasan pelenggan menurut Fredi
![Page 37: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/37.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
üý Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
Rangkuti (2002:20) menyatakan bahwa
“Tujuan manajemen pelayanan jasa adalah
untuk meningkatkan kualitas tertentu, karena
erat kaitannya dengan pelanggan, tingkat ini
dihubungkan dengan tingkat kepuasan
pelanggan”.
Dalam riset selanjutnya, Parasuraman,
Zeithaml and Berry (1988) menemukan
adanya overlapping di antara beberapa
dimensi di atas. Oleh sebab itu, mereka
menyederhanakan sepuluh dimensi tersebut
menjadi lima dimensi pokok. Kompetensi,
kesopanan, kredibilitas dan keamanan
disatukan menjadi jaminan (assurance).
Sedangkan akses, komunikasi, dan
kemampuan memahami pelanggan
diintegrasikan menjadi empati (empathy).
Dengan demikian, terdapat lama dimensi
utama yang disusun sesuai urutan tingkat
kepentingan relatifnya sebagai berikut:
1. Reliabilitas (reliability), berkaitan
dengan kemampuan perusahaan untuk
memberikan layanan yang akurat sejak
pertama kali tanpa membuat kesalahan
apapun dan menyampaikan jasanya
sesuai dengan waktu yang disepakati.
2. Daya tanggap (responsiveness),
berkenaan dengan kesediaan dan
kemampuan para karyawan untuk
membantu para pelanggan dan
merespon permintaan mereka, serta
menginformasikan kapan jasa akan
diberikan dan kemudian memberikan
jasa secara cepat.
3. Jaminan (assurance), yakni perilaku
para karyawan mampu menumbuhkan
kepercayaan pelanggan terhadap
perusahaan dan perusahaan bisa
menciptakan rasa aman bagi para
pelanggannya. Jaminan juga berarti
bahwa para karyawan selalu bersikap
sopan dan menguasai pengetahuan dan
ketrampilan yang dibutuhkan untuk
menangani setiap pertanyaan atau
masalah pelanggan.
4. Empati (empathy), berarti perusahaan
memahami masalah para pelanggan dan
bertindak demi kepentingan pelanggan,
serta memberikan perhatianpersonal
kepada para pelanggan dan memiliki
jam operasi yang nyaman.
5. Bukti fisik (tangibles), berkenaan
dengan daya tarik fasilitas fisik,
perlengkapan, dan material yang
digunakan perusahaan, serta penampilan
karyawan
4. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang sebagai hasil
dari perbandingan antara prestasi atau
produk yang dirasakan dan yang
diharapkannya (Kotler, 1997:36).
Pelanggan dapat mengalami salah satu
dari tingkat kepuasan dan disebut sebagai
kepuasan pelanggan, yaitu:
1. Bila kinerja lebih rendah dari harapan
pelanggan
![Page 38: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/38.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
þþ Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
PemasaranJasa (X1)
KualitasPelayanan (X2)
KepuasanPelanggan
(Y)
Pelanggan akan merasa tidak puas,
karena harapannya lebih tinggi daripada
yang diterima pelanggan dari pemberi
jasa.
2. Bila kinerja sesuai dengan harapan
pelanggan
Pelanggan akan merasa puas karena
harapannya sesuai dengan apa yang
diterima oleh pelanggan dari pemberi
jasa.
3. Bila kinerja melebihi dari harapan
pelanggan.
Pelanggan akan merasa sangat puas
karena apa yang diterimanya melebihi
dari apa yang diharapkannya.
Definisi kepuasan menurut Zeithaml dan
Bitner (2003:86) adalah:
“Satisfaction is the customer evaluation
of product or service in terms of whether
that product or service has meet their needs
and expectation”.
Dapat diartikan bahwa, kepuasan
adalah evaluasi konsumen terhadap produk
atau jasa dimana produk atau jasa tersebut
telah memiliki kepuasan mereka.
KERANGKA BERPIKIR
• Gambar berdasarkan konsep teori
bahwa Pemasaran Jasa dan Kualitas
Pelayanan simultan dan secara parsial
masing-masing berpengaruh terhadap
Kepuasan Pelanggan.
• Garis tipis ( ) : Menunjukkan
adanya pengaruh parsial masing-masing
dari Pemasaran Jasa dan Kualitas
Pelayanan.
• Garis tebal ( ) : Menunjukkan
adanya pengaruh simultan Pemasaran
Jasa dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu data
yang diperoleh berupa angka. Lalu di
analisis lebih lanjut dalam analisis data
namun dalam penyajian data akan diberikan
gambaran rasional yang akan disajikan
dalam gambar, grafik dan tabel.
2. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang
dapat memberikan informasi mengenai data
a. Data primer yaitu data yang dibuat
oleh peneliti untuk menyelesaikan
permasalahan yang sedang
ditanganinya. Pada penelitian ini
![Page 39: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/39.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
ÿ� Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
penulis menggunakan data kuesioner
sebagai data primer.
b. Data sekunder yaitu data yang telah
dikumpulkan untuk maksud selain
menyelesaikan masalah yang di ambil
dari catatan atau dokumentasi
perusahaan berupa absensi, gaji,
laporan keuangan publikasi perusahaan,
laporan pemerintah, data yang
diperoleh dari majalah, dan lain-lain
sebagainya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini mengambil sumber data
primer dari kuesioner yang disebar
kepada pelanggan PT Specta
International Cargo sebanyak 30 orang
lalu mendapat data angka yang disusun
dan klasifikasi kategori pada skala
interval (Likert) dan dibuatkan data
kuesioner dengan STS, TS, KS, S, dan
SS.
Selanjutnya dilakukan pengujian atas
validitas dan reliabilitas data dengan
menggunakan program aplikasi computer
SPSS. 21.0.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
ANALISIS HASIL UJI HIPOTESIS
1. Hipotesis 1 (H1): Pemasaran Jasa
Terhadap Kepuasan Pelanggan
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
untuk H1 (uji t)
Dalam uji hipotesis pertama ini, rumusan
hipotesis dan kriteria pengambilan
keputusannya adalah:
Hipotesis 1:
H01 Pemasaran jasa tidak berpengaruh
positif terhadap kepuasan pelanggan
pada PT. Specta International Cargo.
Ha1 Pemasaran jasa memiliki pengaruh
positif terhadap kepuasan pelanggan
pada PT. Specta International Cargo.
Kriteria Pengambilan Keputusan:
Berdasarkan Uji t:
1. H0 diterima jika–ttabel< thitung < ttabel
2. H0 ditolak jika –thitung < ttabel atau
thitung > ttabel
Berdasarkan signifikasi:
1. H0 diterima jika signifikasi >
0.05
2. H0 ditolak jika signifikasi < 0.05
TabelHasil Uji t Variabel Pemasaran Jasa
Coefficientsa
Model Unstandardi
zed
Coefficients
Stand
ardize
d
Coeffi
cients
t Si
g.
![Page 40: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/40.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
B Std.
Erro
r
Beta
1
(Consta
nt)
18.08
8
2.65
1
6.8
24
.0
00
Pemasa
ran_Jas
a
.179 .144 .229 1.2
45
.2
24
a. Dependent Variable: Kepuasan_Pelanggan
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat
dilihat bahwa thitung untuk variabel
pemasaran jasa sebesar 1.245. Nilai thitung
kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel,
yang dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2
sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1
atau (29) 30-2-1. Dimana n adalah jumlah
sampel dan k adalah jumlah variabel bebas.
Berdasarkan perhitungan tersebut, didapat
ttabelsebesar 0.783. ini berarti thitung > ttabel.
Selain itu, uji hipotesis juga dapat
dilakukan dengan melihat signifikasi pada
uji t, dimana H0 ditolak dan Ha diterima jika
signifikasi lebih kecil dari 0.05. Signifikasi
pada uji t variabel pemasaran jasa adalah
sebesar 0.224, dengan demikian lebih kecil
dari 0.05. Dengan itu, kesimpulan yang
dapat ditarik adalah H0 ditolak dan Ha
diterima. Hipotesisnya adalah pemasaran
jasa memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan pelanggan
pada PT. Specta International Cargo.
2. Hipotesis 2 (H2): Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Pelanggan
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
untuk H2 (Uji t)
Dalam uji hipotesis kedua ini, rumusan
hipotesis dan kriteria pengambilan
keputusannya adalah:
Hipotesis 2:
H02 : Kualitas Pelayanan tidak berpengaruh
positif terhadap kepuasan pelanggan
pada PT. Specta International Cargo.
Ha2 : Kualitas Pelayanan memiliki pengaruh
positif terhadap kepuasan pelanggan
pada PT. Specta International Cargo.
Kriteria Pengambilan Keputusan:
Berdasarkan Uji t:
1. H0 diterima jika–ttabel< thitung < ttabel
2. H0 ditolak jika –thitung < ttabel atau
thitung > ttabel
Berdasarkan signifikasi:
1. H0 diterima jika signifikasi > 0.05
2. H0 ditolak jika signifikasi < 0.05
Adapun hasil analisis regresi linear
sederhana adalah
TabelHasil Uji t Variabel Kualitas
PelayananCoefficients
a
Model Unstandardize
d Coefficients
Standar
dized
Coeffici
ents
T Sig
.
![Page 41: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/41.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
B Std.
Error
Beta
1
(Constant)20.029 3.080 6.50
2
.00
0
Kualitas_
Pelayanan
.061 .139 .082 .437 .66
6
a. Dependent Variable: Kepuasan_Pelanggan
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat
dilihat bahwa thitung untuk variabel kualitas
pelayanan sebesar 0.437. Nilai thitung
kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel,
yang dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2
sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1
atau (29) 30-2-1. Dimana n adalah jumlah
sampel dan k adalah jumlah variabel bebas.
Berdasarkan perhitungan tersebut, didapat
ttabelsebesar 0.783. ini berarti thitung > ttabel.
Selain itu, uji hipotesis juga dapat
dilakukan dengan melihat signifikasi pada
uji t, dimana H0 ditolak dan Ha diterima jika
signifikasi lebih kecil dari 0.05. Signifikasi
pada uji t variabel kualitas pelayanan adalah
sebesar 0.666, dengan demikian lebih kecil
dari 0.05.
Dengan itu, kesimpulan yang dapat
ditarik adalah H0 ditolak dan Ha diterima.
Hipotesisnya adalah kualitas pelayanan
memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan pada PT.
Specta International Cargo.
3. Hipotesis 3 (H3): Pemasaran Jasa dan
Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan
a. Hasil Uji F
Dalam rangka menguji hipotesis ketiga,
yaitu apakah terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara pemasaran jasa dan
kualitas pelayanan secara bersama-sama
atau simultan terhadap kepuasan pelanggan,
maka perlu dilakukan uji F.
Rumusan hipotesis dan kriteria pengambilan
keputusannya adalah:
Hipotesis 3:
H03 : Pemasaran jasa dan kualitas pelayanan
secara bersama-sama tidak
berpengaruh positif terhadap
kepuasan pelanggan pada PT. Specta
International Cargo.
Ha3 : Pemasaran jasa dan kualitas pelayanan
secara bersama-sama memiliki
pengaruh positif terhadap kepuasan
pelanggan pada PT. Specta
International Cargo.
Kriteria Pengambilan Keputusan:
Berdasarkan Uji F:
1. H0 diterima jika Fhitng < Ftabel
2. H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel
Berdasarkan signifikasi:
1. H0 diterima jika signifikasi > 0.05
2. H0 ditolak jika signifikasi < 0.05
Hasil uji F untuk hipotesis ketiga adalah :
TabelHasil Uji F
![Page 42: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/42.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
ANOVAa
Model Sum of
Squar
es
Df Mean
Squar
e
F Sig.
1
Regr
essio
n
4.475 2 2.237 .790 .464
b
Resid
ual
76.492 27 2.833
Total 80.967 29
a. Dependent Variable:kepuasan_Pelanggan
b. Predictors: (Constant),Kualitas_Pelayanan, Pemasaran Jasa
Berdasarkan tabel di atas, didapat nilai
Fhitung sebesar 0.790. Nilai Fhitung kemudian
dibandingkan dengan nilai Ftabel yang dicari
dengan tingkat keyakinan 95%,α = 5%,
dengan df 1 (jumlah variabel-1) atau 3-1 = 2,
dan df 2 (n-k-1) atau 30-2-1. Berdasarkan
perhitungan tersebut, didapat Ftabel 3.23,
dengan demikian Fhitung > Ftabel. Signifikasi
pada uji F sebesar 0.464, dengan demikian
hal ini berarti lebih kecil dari 0.05.
Kesimpulan yang dapat diambil, H0 ditolak
dan Ha diterima. Hipotesisnya adalah
pemasaran jasa dan kualitas pelayanan
secara bersama-sama memiliki pengaruh
positif terhadap kepuasan pelanggan pada
PT.Specta International Cargo
PEMBAHASAN
A. Pemasaran Jasa berpengaruh
terhadap Kepuasan Pelanggan.
Uji t variabel pemasaran jasa dapat
dilihat bahwa thitung untuk variabel
pemasaran jasa sebesar 1.245. Nilai thitung
kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel,
yang dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2
sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1
atau (29) 30-2-1. Dimana n adalah jumlah
sampel dan k adalah jumlah variabel bebas.
Berdasarkan perhitungan tersebut, didapat
ttabelsebesar 0.783. Ini berarti thitung > ttabel.
Hasil dari pengujian yang telah dilakukan
membuktikan bahwa pemasaran jasa (X1)
memiliki pengaruh yang positif serta
signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y)
pada PT. Specta International Cargo, dengan
nilai signifikasi (pada uji t) sebesar 0.224
dan koefisiennya sebesar 0.179 bernilai
positif. Hal ini berarti semakin tinggi
peluang pemasaran jasa yang didapat,
makan akan semakin baik pula tingkat
kepuasan pelanggan yang dimiliki oleh PT.
Specta International Cargo.
Dilihat dari analisis deskriptif data
pemasaran jasa, sebagian besar pelanggan
setuju sesuai dengan dimensiintangible,
heterogeneity, inseparability, perishability,
hal ini berarti kebijakan perusahaan
mengenai pemasaran jasa sudah memenuhi
harapan para pelanggan.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan
hasil yang sesuai dengan penelitian
![Page 43: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/43.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
terdahulu, yaitu penelitian yang dilakukan
Dedek Kurniawan Gultom (2013), Dedik
Fatkul Anwar (2014) dan Abdullah Sachur
(2013) yang menyatakan bahwa pemasaran
jasa berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan.
Apabila dikaitkan dengan teori
pemasaran jasa dan kepuasan pelanggan,
penelitian ini selaras dengan teori yang
dinyatakan oleh Lupiyoadi bahwa suatu
tindakan yang ditawarkan pihak produsen
kepada konsumen, dalam arti jasa yang
diberikan tidak dapat dilihat, dirasa,
didengar atau diraba sebelum dikonsumsi.
Selanjutnya adalah mengenai kualitas
pelayanan. Berdasarkan hasil analisis dan
pengujian di atas, maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa kualitas pelayanan yang
ada di perusahaan memiliki pengaruh
terhadap kepuasan pelanggan pada PT.
Specta International Cargo. Ini menunjukkan
bahwa kualitas pelayanan yang dirasakan
oleh pelanggan sangat penting dan berarti
dalam menentukan tingkat kepuasan
pelanggan.
B. Kualitas Pelayanan berpengaruh
terhadap Kepuasan Pelanggan.
Uji t variabel kualitas pelayanan dapat
dilihat bahwa thitung untuk variabel kualitas
pelayanan sebesar 0.437. Nilai thitung
kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel,
yang dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2
sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1
atau (29) 30-2-1. Dimana n adalah jumlah
sampel dan k adalah jumlah variabel bebas.
Berdasarkan perhitungan tersebut, di dapat
ttabelsebesar 0.783. Ini berarti thitung > ttabel.
Hasil dari pengujian yang telah dilakukan
membuktikan bahwa kualitas pelayanan (X2)
memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan (Y) pada PT.
Specta International Cargo. Ini dibuktikan
dari hasil regresi (uji t) yang menunjukkan
nilai signifikasi sebesar 0.666 dan nilai
koefisien positif sebesar 0.061. hal ini
berarti semakin baik kualitas pelayanan yang
ada di perusahaan akan memberikan dampak
positif terhadap kepuasan pelanggan.
Dilihat dari hasil analisis deskriptif data
kualitas pelayanan, sebagian besar
pelanggan setuju sesuai dengan dimensi
reliabilitas, responsivitas, akses, dan
kesopanan, hal ini berarti kebijakan
perusahaan mengenai kualitas pelayanan
sudah memenuhi harapan para pelanggan.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan
hasil yang sesuai dengan penelitian
terdahulu, yaitu penelitian yang dilakukan
Dedek Kurniawan Gultom (2013), Dedik
Fatkul Anwar (2014) dan Abdullah Sachur
(2013) yang menyatakan bahwa kualitas
pelayanan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan pelanggan
C. Pemasaran Jasa dan Kualitas
Pelayanan berpengaruh terhadap
Kepuasan Pelanggan.
![Page 44: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/44.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
Hasil dari uji F di dapat nilai Fhitung
sebesar 0.790. Nilai Fhitung kemudian
dibandingkan dengan nilai Ftabel yang dicari
dengan tingkat keyakinan 95%, α = 5%,
dengan df 1 (jumlah variabel-1) atau 3– 1 =
2, dan df 2 (n-k-1) atau 30-2-1. Berdasarkan
perhitungan tersebut, didapat Ftabel 3.23,
dengan demikian Fhitung > Ftabel.
Hasil dari pengujian yang telah
dilakukan juga membuktikan bahwa
pemasaran jasa (X1) dan kualitas pelayanan
(X2) secara bersama-sama atau simultan
memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan pada PT.
Specta International Cargo. Ini dibuktikan
dari hasil uji F yang menunjukkan nilai
signifikasi sebesar 0.464, yang berarti lebih
kecil dari 0.05
KESIMPULAN
1. Terbukti secara empiris pemasaran jasa
(X1) memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan pelanggan
(Y) pada PT. Specta International Cargo
hal ini dilakukan perusahaan dalam
pemasaran jasa sesuai dengan standard
operasional sehingga kepuasan
pelanggan tercapai dengan signifikan.
Uji t variabel pemasaran jasa dapat
dilihat bahwa thitung untuk variabel
pemasaran jasa sebesar 1.245. Nilai
thitung kemudian dibandingkan dengan
nilai ttabel, yang dicari pada α = 5% : 2
= 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan (df) n-k-1 atau (29) 30-2-1.
Dimana n adalah jumlah sampel dan k
adalah jumlah variabel bebas.
Berdasarkan perhitungan tersebut,
didapat ttabel sebesar 0.783. Ini berarti
thitung > ttabel.
2. Terbukti secara empiris kualitas
pelayanan (X2) memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan (Y) pada PT. Specta
International Cargo. Uji t variabel
kualitas pelayanan dapat dilihat
bahwa thitung untuk variabel kualitas
pelayanan sebesar 0.437. Nilai thitung
kemudian dibandingkan dengan nilai
ttabel, yang dicari pada α = 5% : 2 =
2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan (df) n-k-1 atau (29) 30-2-1.
Dimana n adalah jumlah sampel dan k
adalah jumlah variabel bebas.
Berdasarkan perhitungan tersebut, di
dapat ttabel sebesar 0.783. Ini berarti
thitung > ttabel.
3. Terbukti secara empiris pemasaran jasa
(X1) dan kualitas pelayanan (X2) secara
bersama-sama memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan (Y) pada PT. Specta
International Cargo.Hasil dari uji F di
dapat nilai Fhitung sebesar 0.790. Nilai
Fhitung kemudian dibandingkan dengan
![Page 45: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/45.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
nilai Ftabel yang dicari dengan tingkat
keyakinan 95%, α = 5%, dengan df 1
(jumlah variabel-1) atau 3– 1 = 2,
dan df 2 (n-k-1) atau 30-2-1.
Berdasarkan perhitungan tersebut,
didapat Ftabel 3.23, dengan demikian
Fhitung > Ftabel.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2002. ManajemenPemasaran dan Pemasaran Jasa,CV Alvabeta, Bandung.
Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas danValiditas, Edisi 4, PustakaPelajar, Yogyakarta.
Husein, Umar. 2003. Metodologi PenelitianUntuk Skripsi dan Tesis Bisnis,PT. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Husein, Umar. 2008. Metode PenelitianUntuk Skripsi dan Tesis Bisnis,PT. Rajagrafindo Persada,Jakarta.
Lupiyoadi, Hamdani. 2006. ManajemenPemasaran Jasa, Edisi Kedua.Penerbit Salemba Empat,Jakarta.
Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah danCepat Melakukan Analisis DataPenelitian dengan SPSS danTanya Jawab Ujian Pendadaran,Gaya Media, Yogyakarta.
Rangkuti, Freddy. 2002. MeasuringCustomer Satisfaction TeknikMengukur dan StrategiMeningkatkan Kepuasan
Pelanggan dan Analisis KasusPLN-JP, PT. Gramedia PustakaUtama, Jakarta.
Sugiyono. 2011. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif dan R&D,Alfabeta, Bandung.
Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius.2005. Manajemen Kualitas Jasa,ANDI, Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy, Chandra, Yanto danDiana, Anastasia. 2004.Marketing Scales, ANDI,Yogyakarta.
Yoeti, Oka A. 2006. PemasaranPariwisata, Edisi Revisi, Angkasa,Bandung
![Page 46: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/46.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
� �������� ������� ����������� ���!������ "������� #��$�%����
ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME PEGAWAI DAN GAYAKEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DI KANTOR CABANG BRI TB SIMATUPANGJAKARTA SELATAN
Wasis Gunadi1 dan Agus Panti Kustianto2
ABSTRAK
Penelitian mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan diantaranyaadalah profesionalisme pegawai dan gaya kepemimpinan. Penelitian dengan judul “AnalisisPengaruh profesionalisme Pegawai dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kineja Pegawai diKantor Cabang BRI, TB Simatupang , Jakarta Selatan” . Penelitian tersebut dilaksanakan untukmeneliti korelasi dan pengaruh variabel tersebut terhadap Kinerja Pegawai.
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Bank BRI Cabang TB Simatupang, JakartaSelatan. Seluruh karyawan yang bekerja di BRI Cabang TB Simatupang.Metode Penelitian yangdigunakan adalah dengan menggunakan Regresi Linear Berganda, dengan menyebarkan angketatau kuisioner yang diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum di sebarkan ke responden, setelahmelalui uji persyaratan analisis, yaitu, uji homogenitas , uji normalitas dan uji linearitas, makadilanjutkan dengan uji hipotesis,
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Profesionalisme Pegawai mempunyai pengaruh positifterhadap Kinerja Pegawai, Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Kinerja Pegawai,Profesionalisme Pegawai dan Gaya Kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap KinerjaPegawai, dengan koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,367 atau 36,7 %,sedangkan 63,3 % adalah faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pada taraf nyata 0,05 Profesionalisme Pegawai dan Gaya Kepemimpinan berpengaruhpositif terhadap Kinerja Pegawai. Profesionalisme Pegawai memberikan kontribusi sebesar 0,587terhadap Kinerja Pegawai, yang berarti bahwa jika Profesionalisme Pegawai meningkat satu unit,maka Kinerja Pegawai juga mengalami peningkatan, sebesar 0,587 unit. Kontribusi GayaKepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai adalah sebesar 0,192, artinya jika Gaya Kepemimpinanmeningkat satu unit, maka Kinerja Pegawai mengalami peningkatan sebesar 0,192 unit.
PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia (SDM)
mempunyai peran yang sangat penting , maka
penanganan sumber saya manusia berbeda
dengan sumber daya yang lainnya,
dikarenakan Sumber Daya Manusia(SDM)
selalu berkembang dan bertambah baik
kualitas dan kuantitasnya, sehingga akan
diperoleh kinerja pegawai secara maksimal.
Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kinerja pegawai, antara lain
profesionalisme dan gaya kepemimpinan.
Kepemimpinan didefinisikan sebagai
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar bekerja
mencapai tujuan dan sasaran, Patola dalam
Ummah(2011:6). Kemampuan
mempengaruhi yang dimiliki seorang
pimpinan akan menentukan cara yang
digunakan pegawai bawahannya dalam
mencapai hasil kerja yang maksimal. Hal ini
didasarkan pada argument yang menyatakan
&' ()*+*,-.)/+01)233'435
�' ),-*6).7+8-*7+).7301)233'435
![Page 47: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/47.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
9: ;<=>?@<A B=CDCEF G HDFIJKAF@<A LFKM<D@<K< N<KAJ=<? O>KP<Q<KE<
bahwa seorang pemimpin memiliki otoritas
dalam merencanakan, mengarahkan,
mengkoordinasikan, dan mengawasi perilaku
pegawai sesuai dengan fungsi dari
manajemen. Seorang pemimpin dianggap
baik jika mau menerima adanya perubahan,
mau menerima kritik dan saran dari bawahan
secara terbuka, dan sering memperhatikan
kesejateraan mereka.
Kinerja pegawai merupakan salah satu
faktor utama yang dapat mempengaruhi
kemajuan perusahaan. Semakin tinggi atau
semakin baik kinerja pegawai maka tujuan
perusahaan akan semakin mudah dicapai,
begitu pula sebaliknya, apabila kinerja
pegawai rendah atau tidak baik, maka tujuan
itu akan sulit dicapai. Oleh karena itu upaya-
upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai
merupakan suatu tantangan manajemen
perusahaan, karena keberhasilan untuk
mencapai tujuan dan kelangsungan hidup
perusahaan tergantung pada kualitas kinerja
sumber daya manusia yang ada didalamnya.
Kinerja Bank Rakyat Indonesia
secara umum dan Bank Rakyat Indonesia
Kantor Cabang TB Simatupang , Jakarta
Selatan secara khusus saat ini tidak terlepas
dari profesionalisme pegawai dan gaya
kepemimpinan. Data kinerja pegawai Bank
Rakyak Indonesia Cabang TB Simatupang
tahun 2013 dibandingkan tahun 2014
mengalami penurunan. Untuk dapat
meningkatkan kinerja pegawai PT Bank
Rakyat Indonesia Cabang TB Simatupang
atau setidaknya mempertahankan kinerja
yang sudah diraih saat ini agar tidak terjadi
penurunan secara drastis, kiranya perlu dikaji
ulang setiap faktor yang berperan di
dalamnya, yaitu profesionalisme dan gaya
kepemimpinan untuk dapat mendukung
peningkatan kinerja pegawai.
Salah satu permasalahan yang
dihadapi Bank Rakyat Indonesia Kantor
Cabang TB Simatupang, Jakarta Selatan
adalah keterlambatan pegawai.
Keterlambatan pegawai menunjukkan
peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2014
(ditunjukkan pada Tabel di bawah ini).
Tabel. Keterlambatan pegawai PT BRI Cabang
TB.Simatupang.2013
TRIWULANJumlah
keterlambaan(hari)
TRIWULAN 1 15
TRIWULAN 1I 22
TRIWULAN III 30
TRIWULAN 1V 20
Sumber : Kepegawaian BRI TB Simatupang
TabelKeterlambatan pegawai
PT BRI Cabang TB.Simatupang.Tahun 2014
TriwulanJumlah
keterlambatan(hari)
Triwulan I 30
Triwulan II 25
Triwulan III 38
Triwulan IV 32
Sumber : Kepegawaian BRI TB Simatupang
![Page 48: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/48.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
RR STUVWXTY ZU[\[]^ _ `\^abcY^XTY d^ceT\XTcT fTcYbUTW gVchTiTc]T
PemasaranJasa (X1)
KualitasPelayanan (X2)
KepuasanPelanggan(Y
)
Berdasarkan fenomena tersebut di atas, maka
dirasakan perlu untuk meneliti “Pengaruh
Profesionalisme Pegawai dan Gaya
Kepemimpinan terhadap Kineja Pegawai
di Kantor Cabang PT BRI, TB
Simatupang , Jakarta Selatan”.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh profesionalisme
pegawai dan gaya kepemimpinan terhadap
kinerja pegawai di PT BRI Cabang
TB.Simatupang Jakarta .
Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat antara lain bagi :
1) Peneliti: menambah ruang lingkup
bidang penelitian, khususnya penelitian
mengenai pengembangan kinerja SDM.
2) Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan bisa
memberikan kontribusi untuk menyusun
kebijakan yang lebih baik, khususnya
kebijakan pengembangan kepemimpinan
dan profesionalisme pegawai dalam
rangka peningkatan kinerja pegawai
Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang
TB Simatupang , Jakarta Selatan.
KERANGKA BERPIKIR
HIPOTESA
a. Ho = Tidak terdapat pengaruh secara
simultan Profesionalisme Pegawai( X1)
dan Gaya Kepemimpinan( X2) terhadap
Kinerja Pegawai(Y) BRI Cabang
Simatupang.
Ha = Terdapat pengaruh secara parsial
simultan Profesionalisme Pegawai( X1)
dan Gaya Kepemimpinan( X2) terhadap
Kinerja Pegawai (Y) BRI Cabang
Simatupang.
b. H01 = Tidak terdapat pengaruh secara
parsial Profesionalisme Pegawai( X1)
terhadap Kinerja Pegawai(Y) BRI
Cabang Simatupang
Ha1 = Terdapat pengaruh secara parsial
Profesionalisme Pegawai(X1) terhadap
Kinerja Pegawai (Y) BRI Cabang
Simatupang.
c. H02 = Tidak terdapat pengaruh secara
parsial Gaya Kepemimpinan (X2)
terhadap Kinerja Pegawai(Y) BRI
Cabang Simatupang.
Ha2 = Terdapat pengaruh secara parsial
Gaya Kepemimpinan (X2) terhadap
![Page 49: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/49.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
jk lmnopqmr sntutvw x yuwz{|rwqmr }w|~muqm|m �m|r{nmp �o|�m�m|vm
Kinerja Pegawai (Y) BRI Cabang
Simatupang.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank BRI Cabang
TB Simatupang, Jakarta Selatan. Seluruh
karyawan yang bekerja di BRI Cabang TB
Simatupang, selama enam bulan, sejak bulan
Maret 2015 sampai dengan bulan Agustus
2015.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah pegawai BRI
Kanca TB Simatupang sebanyak 120 orang
yang terdiri dari Pegawai Tetap BRI
sebanyak 40 orang, Pegawai Kontrak BRI
sebanyak 60 orang, dan Pegawai
Outsourching sebanyak 20 orang. Dari 120
orang anggota populasi, diambil sampel yang
beranggotakan 100 pegawai, yang terdiri dari
40 orang pegawai tetap BRI dan 60 orang
pegawai kontrak BRI.
Data diperoleh dari pengumpulan
data primer dan sekunder dari beberapa
sumber/lembaga. Instrumen utama dalam
pengumpulan da primer berupa kuisioner
yang dibagikan pada responsedn (anggota
sample) yang terdiri dari kuisioner untuk
variabel-variabel Profesionalisme Pegawai,
Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai.
METODE ANALISIS
Penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriptif dan inferensia. Dalam analisis
deskriptif disajikan bahan analisis berupa
ukuran pemusatan, letak dan penyebaran
seperti mean, modus, media dan simpangan
baku, juga digunakan ukuran skewness dan
kurtosis untuk menggambarkan distribusi
data apakah normal atau tidak, dilengkapi
dengan beberapa pengujian untuk
mengetahui normalitas data dengan uji
Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk.
Dalam pembahasan ini hanya akan dilakukan
analisis deskriptif dengan memberikan
gambaran data tentang jumlah data,
minimum, maksimum, mean, dan standar
deviasi. Sedangkan dalam analisis inferensia
dignunakan analisis regeresi berganda
bertujuan untuk meramalkan nilai-nilai
Variabel tak bebas atau Variabel
terikat(dependen )Y berdasarkan dengan
hasil pengukuran pada Variabel
bebas(independen) X1, X2, maka untuk
menganalisis hubungan Profesionalisme
Karyawan, Gaya Kepemimpinan, dengan
Kinerja akan digunakan analisis tersebut
dengan model persamaan sebagai berikut ini :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
dimana:Y: Kinerja,a: konstanta,b1-b2 :
koefisien regresi,X1: Profesionalisme
Pegawai, danX2: Gaya Kepemimpinan
Perhitungan model ini akan dihitung dengan
mempergunakan perangkat lunak analisis
statistik SPSS Version 20.0 pada komputer.
![Page 50: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/50.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� �������� ������� � ����������� ���������� �������� ����������
TabelKisi-Kisi Instrumen Penelitian berkenaan dengan uji validitas
Variabel DefinisiIndikator
Pernyataan
ProfesionalismePegawai
Kemampuanberadaptasi
Pengetahuandan skill yangcukup
Mampumenjalankantugas dan fungsi
1. Mampu melakukan pekerjaan pada Tempat yangberbeda.
2. Mampu bekerja pada suasana kerja yangberbeda.
3. Mampu bekerjasama dengan rekan yang barudi tempat yang berbeda.
1. Punya pengetahuan yang cukup untukmelakukan pekerjaan .
2. Punya skill yang cukup untuk melakukanpekerjaan.
3. Pengetahuan dan skill masih mampu untukditingkatkan.
1. Mampu menjalankan tugas yang diberikanatasan.
2. Mampu berfungsi pada jabatan yang diberikan
GayaKepemimpinan
KepemimpinanDirektif.
KepemimpinanSuportive.
KepemimpinanParticipating
1. Pimpinan mengambil keputusan dengan tepatdan hati-hati.
2.Pimpinan punya keahlian dan pendidikan yangsesuai.
3. Dapat bekerja dengan efektif
1.Pimpinan selalu memberikan contoh yangbaik.
2.Pimpinan memberikan arahan bagi anak buah.3.Pimpinan bersikap adil terhadap bawahan.
1.Pimpinan memberikan motivasi dan saran bagianak buah.
2.Pimpinan memberikan penghargaan atas prestasikaryawan
Kinerja Perencanaan
Pelaksanaan
1.Karyawan mampu dalam membuat rencanapekerjaan sehingga efisien
2.Karyawan mampu dalam membuat rencanapekerjaan sehingga efektif
1. Peningkatan ketepatan kerja karyawanmenjadi lebih baik dalam menyelesaikanpekerjaan sesuai dengan keinginan lembaga.
2. Kinerja tim sangat mendukung dalampeningkatkan produktivitas lembaga.
3. Karyawan melaksanakan Pekerjaansesuai dengan perencanaan.
![Page 51: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/51.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� �� ¡¢£�¤ ¥ ¦§¦¨© ª «§©¬®¤©£�¤ ¯©®°�§£�®� ±�®¤ �¢ ²¡®³�´�®¨�
Evaluasi 1. Peningkatan ketepatan kerja karyawanmenjadi lebih baik dalam menyelesaikanpekerjaan sesuai dengan keinginan lembaga.
2. Kinerja tim sangat mendukung dalampeningkatan produktivitas lembaga
3. Karyawan melaksanakan Pekerjaan sesuaidengan perencanaan.
TabelHasil uji validitas:
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Variabel Butir r tabel r hitung Siginifikansi Keterangan
X1
Butir 1 0,444 0,950 0,000 Valid
Butir 2 0,444 0,911 0,000 Valid
Butir 3 0,444 0,456 0,043 Valid
Butir 4 0,444 0,951 0,000 Valid
Butir 5 0,444 0,007 0,977 Tidak Valid
Butir 6 0,444 0,165 0,488 Tidak Valid
Butir 7 0,444 0,871 0,000 Valid
Butir 8 0,444 0,889 0,000 Valid
X2
Butir 1 0,444 0,794 0,000 Valid
Butir 2 0,444 0,929 0,000 Valid
Butir 3 0,444 0,904 0,000 Valid
Butir 4 0,444 0,864 0,000 Valid
Butir 5 0,444 0,801 0,000 Valid
Butir 6 0,444 0,918 0,000 Valid
Butir 7 0,444 0,216 0,359 Tidak Valid
Butir 8 0,444 0,325 0,163 Tidak Valid
Y
Butir 1 0,444 ,016 ,946 Tidak Valid
Butir 2 0,444 0,899 ,000 Valid
Butir 3 0,444 0,492 ,028 Valid
Butir 4 0,444 0,619 ,004 Valid
Butir 5 0,444 ,028 ,906 Tidak Valid
Butir 6 0,444 0,618 ,004 Valid
Butir 7 0,444 0,844 ,000 Valid
Butir 8 0,444 0,796 ,000 Valid
![Page 52: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/52.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
µ¶ ·¸¹º»¼¸½ ¾¹¿À¿Á à ÄÀÂÅÆǽ¼¸½ ÈÂÇɸÀ¼¸Ç¸ ʸǽƹ¸» ˺Ç̸͸ÇÁ¸
Dari hasil pengolahan data , maka butir-
butir pernyataan variabel Profesionalisme (X1)
dari 8 pertanyaan nomor 5 dan 6 tidak valid ,
Gaya Kepemimpinan (X2) pertanyaan nomor
7 dan 8 tidak valid dan Kinerja pertanyaan
nomor 1 dan 5 tidak valid dilihat dari nilai r
hitung > r tabel.
Adapun hasil uji realibilitas disajikan pada
tabel berikut:
TabelUji Reliabilitas Pada Setiap Variabel
Profesionalisme (X1)
Kinerja (Y)
Dari hasil pengolahan data , maka butir-butir
pernyataan variabel Profesionalisme (X1) ,
Gaya Kepemimpinan (X2) dan Kinerja (Y)
semuanya reliabel dilihat dari nilai Nilai
Cronbach Alpha > 0,7.
Gaya Kepemimpinan (X2)
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Obyek Penelitian.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah
satu bank milik pemerintah yang terbesar di
Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat
Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa
Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja
dengan nama De Poerwokertosche Hulp en
Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank
Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi
Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang
melayani orang-orang berkebangsaan
Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri
tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian
dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
1. Pada periode setelah kemerdekaan RI,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1
tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items
N of Items
,727 ,747 8
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of Items
,722 ,767 9
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based
onStandardized
Items
N of Items
,775 ,903 8
![Page 53: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/53.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
ÎÏ ÐÑÒÓÔÕÑÖ ×ÒØÙØÚÛ Ü ÝÙÛÞßàÖÛÕÑÖ áÛàâÑÙÕÑàÑ ãÑàÖßÒÑÔ äÓàåÑæÑàÚÑ
adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di
Republik Indonesia. Dalam masa perang
mempertahankan kemerdekaan pada tahun
1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk
sementara waktu dan baru mulai aktif
kembali setelah perjanjian Renville pada
tahun 1949 dengan berubah nama menjadi
Bank Rakyat Indonesia Serikat.
2. Pada waktu itu melalui PERPU No.41tahun
1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan
Nelayan (BKTN) yang merupakan
peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan
dan Nederlandsche Maatschappij (NHM).
Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden
(Penpres) No.9 tahun 1965, BKTN
diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia
dengan nama Bank Indonesia Urusan
Koperasi Tani dan Nelayan.
3. Setelah berjalan selama satu bulan, keluar
Penpres No. 17 tahun 1965 tentang
pembentukan bank tunggal dengan nama
Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan
baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi,
Tani dan Nelayan (eks BKTN)
diintegrasikan dengan nama Bank Negara
Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan
NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit
II bidang Ekspor Impor (Exim).
4. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun
1967 tentang Undang-undang Pokok
Perbankan dan Undang-undang No. 13
tahun 1968 tentang Undang-undang Bank
Sentral, yang intinya mengembalikan
fungsi Bank Indonesia sebagai Bank
Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II
Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan
masing-masing menjadi dua Bank yaitu
Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor
Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan
Undang-undang No. 21 tahun 1968
menetapkan kembali tugas-tugas pokok
BRI sebagai bank umum.
5. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-
Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan
Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992
status BRI berubah menjadi perseroan
terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih
100% di tangan Pemerintah Republik
Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah
Indonesia memutuskan untuk menjual 30%
saham bank ini, sehingga menjadi
perusahaan publik dengan nama resmi PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.,
yang masih digunakan sampai dengan saat
ini.
Hasil Analisis Deskriptif
Umur responden yang terbanyak adalah umur
kurang atau sama dengan 30 tahun yaitu
sebanyak 50 orang atau 50 %, diikuti dengan
usia responden 31– 40 tahun sebanyak 20
orang atau 20 %, usia responden diatas 30
sebanyak 30 orang atau 30 % . Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai pada BRI
Cabang Simatupang. sebagian besar masih
berusia muda dan pada umur yang sangat
produktif, dengan semangat kerja yang
dimiliki masih relatif tinggi.
![Page 54: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/54.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
çè éêëìíîêï ðëñòñóô õ öòô÷øùïôîêï úôùûêòîêùê üêùïøëêí ýìùþêÿêùóê
Responden terbanyak adalah laki-laki yaitu
sebanyak 55 orang (55 %) dibanding
perempuan yang hanya 45 orang (45%).
Jumlah responden yang paling sedikit adalah
dari kelompok responden yang berpendidikan
S2 yaitu sebanyak 3 orang atau 3% dari
jumlah responden, berpendidikan S1 yaitu
sebanyak 23 orang atau 23% dari jumlah
responden, kelompok responden yang
berpendidikan D3 yaitu sebanyak 60 orang
atau 60% dari jumlah responden, kemudian
kelompok responden yang berpendidikan
SLTA yaitu sebanyak 14 orang atau 14% dari
jumlah responden. Hal ini menunjukkan
bahwa pegawai BRI Cabang Simatupang
sebagian besar memiliki pendidikan atas atau
akademis ke atas.
Hasil Analisis Inferensia
a. Hasil uji homogenitas adalah bahwa
variabel-variabel yang diteliti adalah homogen
(bervariance sama). Variabel-variabel yang
diteliti juga berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Selanjutnya hasil uji
linieritas antar variabel menunjukkan bahwa
hubungan fungsi antara variabel independen
dan dependen adalah linier, yang ditunjukkan
oleh nilai signifikansi = 0,307 yang lebih besar
dari 0,05, yang artinya terdapat hubungan
linear secara signifikan antara variable
Profesionalisme Pegawai (X1) dengan
variable Kinerja (Y).
Adapun hasil analisis dan pengujian hipotesis
regresi antar variabel adalah sebagai berikut:
TabelHasil Uji Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.Erro
r
Beta
1
(Constant)5,64
32,24
92,509
,014
X1_Profesionalisme_Pegawai
,587 ,093 ,532 6,309
,000
X2_Gaya_Kepemimpinan
,192 ,088 ,185 2,199
,030
a. Dependent Variable: Y_Kinerja_Pegawai
Sehingga persamaan regresinmya adalah:
Y = 5,643 + 0.587 X1 + 0.192 X2,
Keterangan:
Y = Kinerja pegawai
X1 = Profesionalisme Pegawai
X2 = Gaya Kepemimpinan
ANOVAa
Model Sumof
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression
220,308
2 110,154
29,759
,000b
Residual
359,052
97 3,702
Total
579,360
99
a. Dependent Variable:Y_Kinerja_Pegawaib. Predictors: (Constant),X2_Gaya_Kepemimpinan,X1_Profesionalisme_Pegawai
Sumber: Lampiran output SPSS
![Page 55: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/55.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� �������� ��� �� ���� ��� � �������� �������� ����������
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan
bahwa:
a. Pengujian pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikatnya
dilakukan dengan menggunakan uji F.
Hasil perhitungan statistik menunjukkan
nilai F hitung = 29,759. Dengan
menggunakan batas nilai F tabel = 3,15,
maka F hitung > F tabel dengan
signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,000.
yang berarti bahwa hipotesis dalam
penelitian ini menolak Ho dan menerima
Ha. Dengan demikian dapat berarti bahwa
hipotesis Ha “Profesionalisme Pegawai dan
Gaya Kepemimpinan mempunyai
pengaruh terhadap Kinerja Pegawai “
diterima. Artinya, pada taraf nyata 0,05
variabel Profesionalisme Pegawai dan Gaya
Kepemimpinan secara simultasn
berpengaruh terhadap variabel Kinerja
Pegawai.
b. Secara parsial, Profesionalisme Pegawai
memberikan kontrobusi sebesar 0,587
terhadap Kinerja Pegawai, yang berarti
bahwa jika Profesionalisme Pegawai
meningkat satu unit, maka Kinerja
Pegawai juga mengalami peningkatan,
sebesar 0,587 unit.
c. Secara parsial, kontribusi Gaya
Kepemimpinan terhadap Kinerja
Pegawai adalah sebesar 0,192, artinya
jika Gaya Kepemimpinan meningkat
satu unit, maka Kinerja Pegawai
mengalami peningkatan sebesar 0,192
unit.
d. Koefisien relasi dan determinasi
ditunjukkan oleh hasil berikut::
TabelNilai Koefisien Korelasi dan Determinasi
Model Summary
Model
R RSquare
Adjusted R
Square
Std.Errorof theEstima
te
1,617
a,380 ,367 1,9239
4a. Predictors: (Constant),
X2_Gaya_Kepemimpinan,
X1_Profesionalisme_Pegawai
Hasil perhitungan regresi dapat diketahui
bahwa koefisien determinasi (adjusted R2)
yang diperoleh sebesar 0,367. Hal ini berarti
36,7% variasi variabel kinerja pegawai dapat
dijelaskan oleh variabel Profesionalisme
Pegawai dan Gaya Kepemimpinan, sedangkan
sisanya sebesar 63.3 % diterangkan oleh
variabel lain yang tidak diamati dalam
penelitian ini.
KESIMPULAN
1. Pada taraf nyata Profesionalisme Pegawai
dan Gaya Kepemimpinan berpengaruh
positif terhadap Kinerja Pegawai.
2. Profesionalisme Pegawai memberikan
kontrobusi sebesar 0,587 terhadap Kinerja
Pegawai, yang berarti bahwa jika
Profesionalisme Pegawai meningkat satu
unit, maka Kinerja Pegawai juga
![Page 56: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/56.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� �������! "�#$#%& ' ($&)*+!&��! ,&+-�$��+� .�+!*��� /�+0�1�+%�
mengalami peningkatan, sebesar 0,587
unit.
3. Kontribusi Gaya Kepemimpinan terhadap
Kinerja Pegawai adalah sebesar 0,192,
artinya jika Gaya Kepemimpinan
meningkat satu unit, maka Kinerja
Pegawai mengalami peningkatan sebesar
0,192 unit.
4. Koefisien determinasi (adjusted R2) dari
hubungan fungsi antara variabel-variabel
bebas dengan variabel terikatnya adalah
sebesar sebesar 0,367, artinya 36,7%
variasi variabel Kinerja Pegawai dapat
dijelaskan oleh variabel Profesionalisme
Pegawai dan Gaya Kepemimpinan,
sedangkan sisanya sebesar 63.3 %
diterangkan oleh variabel lain yang tidak
diamati dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad S Ruky. 2003. Sumber Daya
Manusia Berkualitas Mengubah Visi
menjadi Realitas. Edisi Pertama.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ancok, D. 2002. Teknik Penyusunan Skala
Pengukur. Pusat Studi Kependudukan
dan Kebijakan Universitas Gadjah
Mada.Yogyakarta.
Anwar Prabu Mangkunegara. 2005.Sumber Daya Manusia perusahaan.Remaja Rosdakarya: Bandung
Desianti, Mathis , Robert L 2005,“Manajemen Sumber Daya Manusia, ”
Buku 1, Salemba Empat Jakarta.
Filippo, Edwin B.2000. ManajemenPersonalia.Penerbit Erlangga. Jakarta
Gomes, Faustino Cardoso, 2003, ManajemenSumber Daya Manusia, Penerbit Andi,Yogyakarta.
Hani Handoko, 2000, Manajemen Personaliadan Sumber DayaManusia,Yogyakarta: BPFE
Herman Sofyandi, 2008, Manajemen SumberDaya Manusia, Edisi Pertama,Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta
Herujito, Yayat M. 2006. Dasar-DasarManajemen.PT Grasindo. Jakarta
Kartasasmita, Ginandjar. 1997. AdministrasiPembangunan. Jakarta: LP3ES.
Kartono Kartini. 2008. Pemimpin danKepemimpinan. Jakarta: RajaGrafindo
Maharani Puspa and Wismantoro, Yohan(2013) Pengaruh Kepemimpinan,Motivasi, Pelatihan, LingkunganKerja Terhadap Kinerja KaryawanBank BRI Cabang Ahmad YaniSemarang. Skripsi Fakultas EkonomiBisnis.
Malayu S.P. Hasibuan, 1998,ManajemenSumber Daya Manusia , Yogyakarta:Bumi Aksara
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu., 2006Perencanaan dan PengembanganSumberdaya Manusia.PT. RefikaAditama, Bandung.
Miftah Thoha (2010), Kepemimpinan danManajemen, Devisi Buku PerguruanTinggi, PT. Raja Grafindo Persada,Kakarta.
![Page 57: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/57.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
23 4567895: ;6<=<>? @ A=?BCD:?95: E?DF5=95D5 G5D:C658 H7DI5J5D>5
Panggabean, S., Mutiara. 2004. ManajemenSumber Daya Manusia. Bogor: GhaliaIndonesiaPersada.
Robbins. 2006. Manajemen Sumber DayaManusia.Penerbit Salemba Empat.Jakarta
Samsudin, Sadili. 2006, Manajemen SumberDaya Manusia, cetakan ke -1
Siagian, Sondang P. 2008. ManajemenSumber Daya Manusia. PT BumiAksara: Jakarta
Simamora, Henry. 2006. Manajemen SumberDaya Manusia ,Edisi 2, STIEYKPN.Yogyakarta
Sugiyono. 2002. Metode PenelitianAdministrasi. Penerbit Alfabeta,Bandung
Susilo Supardo, 2006, Kepemimpinan, Dasar-Dasar dan Pengembangannya. CV.Andi offset. Yogyakarta.
Tjokrowinoto M. 1996. Pembangunan :Dilema danTantangan. Yogyakarta :Pustaka Pelajar Offset.
Umar, Husein. 2009. Metode PenelitianUntuk Skripsi Dan Tesis Bisnis.Penerbit Rajawali Pers, Jakarta
Ummah Laily, 2011, Pemaknaan KompensasiPada Karyawan Kontrak BagianSalesUniversitas Pendidikan Indonesiarepository.upi.
.
![Page 58: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/58.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
KL MNOPQRNS TOUVUWX Y ZVX[\]SXRNS ^X]_NVRN]N `N]S\ONQ aP]bNcN]WN
PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PT PERTAMINA(Persero)
JAKARTA
Tutik Wiryanti1 dan Bambang B. Sulistiyono2
ABSTRACT
PT Pertamina (Persero) is a State-owned Enterprise (SOE) whose shares are not listed onthe stock exchange, so the Company does not present information about the stock price,number ofoutstanding shares, market capitalization, highest and lowest price, closing price, and tradingvolume.The share holder owned 100% by Government of the Republic of Indonesia, the company’sshares are not to be traded.
Pertamina improved its performance based on the strategy of “aggressive upstream,
profitable downstream.” As a world-class company, Pertamina transformed challenges intoopportunities. Pertamina maximized efficiency and optimized production. On the other hand, theoptimized performance was enhanced in line with strengthening the performance of goodcorporate governance (GCG).The rise in crude oil production and the acquisition of Murphy OilCorp.assets in Malaysia was one of the good achievements in 2014.
In general, Pertamina’s financial performance, financial ratios andoperational
performance were quite satisfactory, although some achievements did not meet expectations. Itsperformance and achievements, Pertamina will move faster. The theme of “Inspiring Indonesia to
the World” in Annual Report 2014 was chosen to convey the moving-forward of globalenergy issues and to inspire others as an energy provider.
Keywords : Financial Performance, Development
dtewfryghtfijklmgfneoompqghlsunrsklmgfneoom
![Page 59: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/59.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
tt uvwxyzv{ |w}~}�� � �~����{�zv{ ����v~zv�v �v�{�wvy �x��v�v��v
PENDAHULUAN
PT Pertamina (Persero) Jakarta
merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang tidak memperdagangkan
sahamnya di bursa efek sehingga tidak
memiliki informasi harga saham, jumlah
saham yang beredar, kapitalisasi pasar, harga
saham tertinggi dan terendah, harga saham
penutupan dan volume perdagangan saham.
Pemegang Saham PT Pertamina (Persero)
100% dimiliki oleh Pemerintah Republik
Indonesia dan saham perusahaan tidak
diperdagang-kan. Sebelum menjadi PT
Pertamina (Persero), pada awalnya sekitar
tahun 1950an Pemerintah Republik Indonesia
menunjuk Angkatan Darat yang mendirikan
PT Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera
Utara untuk mengelola ladang minyak di
wilayah Sumatera. Pada tanggal 10
Desember 1957, perusahaan tersebut berubah
nama menjadi PT Perusahaan Minyak
Nasional disingkat PERMINA dan tanggal
itu diperingati sebagai lahirnya
PERTAMINA sampai saat ini. Pada tanggl 1
Juli 1961, PT Permina berubah menjadi PN
Permina.Tanggal 20 Agustus 1968 PN
Permina dan PN Pertamina dilebur menjadi
PN Pertamina. Berdasarkan UU No.8 Tahun
1971 pada tanggal 15 Desember 1971,
pemerintah mengendalikan langsung dan
mengatur peran PN Pertamina untuk
menghasilkan dan mengelola migas dari
ladang-ladang minyak serta menyediakan
kebutuhan bahan bakar gas di Indonesia.
Pemberlakuan UU migas melalui UU No. 22
Tahun 2001, merubah tata kelola migas di
Indonesia, sehingga peran Pertamina tidak
lagi sebagai regulator, sehingga
penyelenggara Public Service Obligation
(PSO) dilakukan melalui kegiatan usaha.
Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2003 Tanggal
17 September 2003 Pertamina resmi menjadi
PT Pertamina (Persero) yang melakukan
kegiatan usaha migas pada sektor hulu dan
sektor hilir. Pada tanggal 10 Desember 2005
PT Pertamina (Persero) berganti logo yang
semula berlambang kuda laut menjadi anak
panah yang warna dasar hijau, biru dan
merah yang merefleksikan unsur dinamis dan
kepedulian lingkungan.Tanggal 10 Desember
2007 PT Pertamina (Persero)
menetapkan visi yang baru untuk “Menjadi
Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia”.
Pada tanggal 14 Juni 2011 menyempurnakan
visi baru “Menjadi Perusahaan Energi
Nasional Kelas Dunia”. Tanggal 9 Juli 2012
dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPSLB) menyetujui Perubahan
Anggaran Dasar Pertamina dalam hal
perluasan bidang usaha Pertamina di bidang
penyelenggaraan energi, energi baru dan
terbarukan
PEMBAHASAN
Pembahasan ini akan menguraikan
tentang visi dan misi Perusahaan, tujuan, tata
nilai unggulan 6 C, keunggulan perusahaan,
bidang usaha, produk dan jasa, unit kerja,
sertifikasi (unit operasi, unit bisnis dan
![Page 60: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/60.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� �������� ������� � ����������� ��� ������ ¡������� ¢��£�¤����
lainnya), perkembangan kinerja operasional
dan kinerja keuangan PT Pertamina (Persero)
Jakarta selama tahun 2009– 2014. Jumlah
Aset PT Pertamina (Persero) per Desember
2014 sebesar US$ 50.328 juta. Modal Dasar
per Desember 2014 yaitu Rp.
200.000.000.000.000,- (dua ratus triliun
rupiah), terdiri dari 200.000.000 lembar
saham dengan nilai nominal Rp. 1.000.000,-
(satu juta rupiah) per lembar saham. Modal
ditempatkan per 31 Desember 2014 yaitu
Rp.83.090.697.000.000,- (delapan puluh tiga
triliun sembilan puluh miliar enam ratus
sembilan puluh tujuh juta rupiah), terdiri dari
83.090.697 lembar saham dengan nilai
nominal Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) per
lembar saham.
Visi dan Misi Pertamina :
Visi : Menjadi Perusahaan Energi Nasional
Kelas Dunia.
Misi : Menjalankan usaha Minyak, Gas serta
Energi Baru dan Terbarukan secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip
komersial yang kuat.
Tujuan Perusahaan :
1. Melakukan usaha energi, yaitu minyak
dan gas bumi, energi baru dan
terbarukan, baik di dalam negeri maupun
di luar negeri serta kegiatan lain yang
terkait atau menunjang kegiatan
usaha di bidang energi yaitu minyak dan
gas bumi, energi baru dan terbarukan.
2. Pengembangan optimalisasi sumber daya
yang dimiliki Perseroan untuk
menghasilkan barang dan atau jasa yang
yang bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat.
3. Meraih keuntungan guna meningkatkan
nilai perseroaan dengan menerapkan
prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Tata Nilai Unggulan 6 C :
Untuk mewujudkan Visi dan Misi
Perusahaan berdasarkan standar global dan
penerapan tata kelola, perusahaan memiliki
tata nilai sebagai komitmennya berikut ini :
a. Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari
benturan kepentingan, tidak menoleransi
suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan
integritas, berpedoman pada asas-asas
tata kelola korporasi yang baik.
b. Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala
regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan investasi,
membangun budaya sadar biaya dan
menghargai kinerja.
c. Confident (Percaya Diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi
nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dan membangun kebanggaan
bangsa.
d. Customer Focus (Fofus pada
Pelanggan)
![Page 61: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/61.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
¥¦ §¨©ª«¬¨ ®©¯°¯±² ³ ´°²µ¶·²¬¨ ¸²·¹¨°¬¨·¨ º¨·¶©¨« »ª·¼¨½¨·±¨
Berorientasi pada kepentingan pelanggan
dan berkomitmen untuk memberikan
pelayanan terbaik kepada pelanggan.
e. Commercial(Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan
orientasi komersial, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip
bisnis yang sehat.
f. Capable(Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja
yang profesional yang memiliki talenta
dan penguasaan teknis tinggi,
berkomitmen dalam membangun
kemampuan riset dan pengembangan.
Keunggulan Pertamimna sebagai
Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia,
yaitu:
1. Mengoperasikan bisnis yang terintegrasi
dari hulu hingga hilir, menjadikan
Pertamina sebagai Perusahaan yang
mampu menghadapi persaingan kelas
dunia
2. Memiliki wilayah operasi blok migas
internasional diAsia Tenggara, Afrika,
dan Timur Tengah
3. Melakukan inovasi Pertamina tanpa
henti, yang dibuktikan melalui
Continuous Improvement Program (CIP)
denganvalue creation Rp8 triliun tahun
2014
4. Mengembangkan teknologi eksplorasi,
produksi minyak dan gas serta panas
bumi sesuai kondisi geologis, topografi
dan sosial Indonesia, dengan melibatkan
perguruan tinggi
5. Memenuhi standar kelas dunia, yang
dibuktikan dengan mengurangidrilling
time dan rig moving, pengeboran lebih
cepat 311 hari dari yang ditargetkan di
lapangan Banyu Urip, Blok Cepu
6. Memiliki kemampuan meningkatkan
produksi migas sebesar 3% di Indonesia
untuk periode 2010-2013 ketika operator
lain mengalami penurunan
7. Menjaga keseimbangan ekonomi, sosial
dan lingkungan, yang diwujudkan
dengan memperoleh 4 PROPER Emas
dan 42 PROPER Hijau tahun 2014, dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, serta penghargaan dalam dan
luar negeri
8. Memiliki infrastruktur dan jaringan
distribusi memadai dan terintegrasi,
didukung oleh 8Marketing Operation
Region, 557 unit Stasiun Pengisian Bulk
Elpiji, 62 unit Depot Pengisian Pesawat
Udara, 21 unit Terminal LPG, 3 unit
LOBP, 109 unit Terminal BBM, 5.155
unit SPBU, 25 unit SPBG, 1.624 unit
jalur Pipa Gas, 192 unit Kapal Tanker,
14 unit STS, 135 Terminal Khusus, 214
Dermaga, 19 unit SPM, 12 unit CBM
dan 6 unit Pengolahan Menyediakan
energi secara luas bagi kehidupan
manusia dengan tetap berkontribusi
positif terhadap planet bumi, seperti
program pengurangan emisi CO2 dan
![Page 62: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/62.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
¾¿ ÀÁÂÃÄÅÁÆ ÇÂÈÉÈÊË Ì ÍÉËÎÏÐÆËÅÁÆ ÑËÐÒÁÉÅÁÐÁ ÓÁÐÆÏÂÁÄ ÔÃÐÕÁÖÁÐÊÁ
program menabung 100 juta pohon
sebagai bentuk kepedulian terhadap
pemanasan global(global warming) dan
kelestarian lingkungan
9. Memiliki kemampuan meningkatkan
produksi migas sebesar 3% di Indonesia
untuk periode 2010-2013 ketika operator
lain mengalami penurunan.
10. MengoperasikanVery Large Gas Carrier
(VLGC) terbesar di dunia, yaitu
Pertamina Gas 1 dan Pertamina Gas 2
dengan kapasitas masing-masing
84.000CuM.
Bidang Usaha, Produk dan Jasa
Menurut Anggaran Dasar yang terakhir,
pasal 3 yang direvisi sesuai Akta Pernyataan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
PT Pertamina (Persero) No. 01 tanggal 1
Agustus 2012 bahwa kegiatan usaha
perusahaan adalah melakukan usaha di
bidang penyelenggaraan usaha energi
meliputi minyak dan gas bumi, energi baru
dan terbarukan serta kegiatan lain yang
terkait atau menunjang kegiatan usaha di
bidang energi. Kegiatan usaha yang
dijalankan Pertamina saat ini terbagi atas
sektor hulu, sektor gas, energi baru dan
terbarukan, sektor pengolahan dan sektor
pemasaran. Selain itu, Pertamina juga
menjalankan kegiatan usaha lain seperti jasa
konsultan, transportasi, rumah sakit dan
properti.
a. Sektor Hulu
Sektor Hulu Pertamina terdiri dari
kegiatan eksplorasi, pengembangan dan
produksi minyak dan gas.Kegiatan usaha
lainnya pada sektor hulu adalah jasa
teknologi bidang hulu, jasa pengeboran,
pengembangan energi panas bumi dan
Gas Metana Batubara (GMB) seta Shale
Gas.
b. Sektor Energi Baru dan Terbarukan
Sektor energi baru dan terbarukan
Pertamina membawahi kegiatan usaha
gas, energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi dari hulu (komersialisasi gas,
tidak termasuk eksplorasi dan produksi
gas) hingga ke hilir.
c. Sektor Pengolahan
Pada sektor pengolahan, Pertamina
menjalankan kegiatan usaha di dalam
dan di luar negeri yang antara lain
mencakup pengolahan, pengelolaan
pabrik, petro kimia, kilang LNG,
regasifikasi LNG serta pengapalan LNG.
Selain itu, Pertamina juga mengelola
pembangkit listrik panas bumi.
d. Sektor Pemasaran
Pada bagian hilir, Pertamina melakukan
usaha pemasaran, perdagangan dan
distribusi bebagai jenis produk seperti
bahan bakar minyak (BBM), pelumas,
gas, produk petro kimia serta produk-
produk non BBM lainnya untuk pasar
domestik dan mancanegara.
Unit Kerja PT Pertamina (Persero) Tahun
2014
![Page 63: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/63.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
×Ø ÙÚÛÜÝÞÚß àÛáâáãä å æâäçèéßäÞÚß êäéëÚâÞÚéÚ ìÚéßèÛÚÝ íÜéîÚïÚéãÚ
• 6 unit Pengolahan
• 8 Marketing Operation Region
• 557 unit Stasiun Pengisian Bulk Elpiji
• 62 unit Depot Pengisian Pesawat Udara
(DPPU)
• 21 unit Terminl LPG
• 3 unit Lube Oil Blending Plant (LOBP)
• 109 unit Terminal BBM
• 1.624 unit Jalur Pipa Gas
• 192 unit Kapa Tanker (64 kapal milik
sendiri) dan lainnya sewa
• 5.155 unit Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU)
• 25 unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Gas (SPBG)
• 135 Terminal Khusus
• 214 Dermaga
• 19 unit SPM ( Single Point Mooring)
• 14 unit STS (Ship to Ship)
• 12 unit CBM (Central Buoy Mooring)
• 23 Anak Perusahaan
• 6 Perusahaan Asosiasi
• 7 Entitas Ventura Bersama
Sertifikasi(Unit Operasi, Unit Bisnis dan
lainnya)
PT Pertamina (Persero) dalam menunjang
kegiatan operasi dan bisnisnya sudah
memiliki sertifikasi secara nasional maupun
internasional sebagai berikut :
![Page 64: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/64.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
60 ðñòóôõñö ÷òøùøúû ü ýùûþÿ�öûõñö �û��ñùõñ�ñ �ñ�öÿòñô �ó��ñ�ñ�úñ
TabelSertifikasi (Unit Operasi, Unit Bisnis dan lainnya)
Sumber : Laporan Tahunan PT Pertamina (Persero) Tahun 2009 – 2014
�� Unit Operasi/Unit Bisnis Sertifikat Tanggal Berlaku BadanSertifikasi
1 Operasi Pemasaran Wil VII ISO 9001:2008, OHSAS 18001: 8 Des 2011 - 8 Des 2014 BSISulawesi 2007, ISO 14001:2004 BSI
2 Operasi Pemasaran Wil. II ISO 9001:2008 8 Des 2013 - 8 Des 2016 BSISumatera Selatan OHSAS 18001: 2007 23 Maret 2013 - 21-03-2016 BSI
ISO 14001:2004 29 Nop 2014-29 Nop 2017 BSI3 Operasi Pemasaran Wil. I ISO 9001:2008 1 Des 2013 - 30 Nop 2016 BSI
Sumatera Utara OHSAS 18001:2007 23 Maret 2013 - 21-03-2016 BSIISO 14001:2004 26 Juli 2012 - 26 Juli 2015 BSI
4 DPPU Ngurah Rai ISO 5001:2011 3 Juli 2014 - 3 Juli 2017 BSI5 TBBM Rewulu Yogyakarta ISO 5001:2011 26 Maret 2014 - 26-03-2017 BSI6 �� ���� Unit VI - Balongan ISO 9001:2008, OHSAS 18001: 22 Maret 2012 - 26-03-2015 SGS
2007, ISO 14001:20047 �� ���� Unit V-Balikpapan ISO 9001:2008, OHSAS 18001: Sept 2012 - Sept 2015 TUV
2007, ISO 14001:2004 Rhienlan8 �� ���� Unit IV - Cilacap ISO 9001:2008, OHSAS 18001: Oktober 2012 - Oktober 2015 TUV
2007, ISO 14001:2004 Rhienlan9 �� ���� Unit IV - Plaju ISO 9001:2008, OHSAS 18001:2007 16 Januari 2013 - 16-01-2016 TUV Nord
ISO 14001:2004, ISO 17025:2005 14 Juni 2012 - 14 Juni 2015 TUV Nord10 �� ���� Unit IV - Dumai ISO 9001:2008, OHSAS 18001:2007 16 Januari 2013 - 16-01-2016 TUV Nord,
ISO 14001:2004, ISO 17025:2005 KAN11 PT Pertamina (Persero) ISO/IEC 2000.1:2011 29 Oktober 2014 TUV SUDPSB
C�������� S����� ���� �� PteLtd Spore12 PT Pertamina (Persero) ISO/IEC 27001:2005 7 Nopember 2014 TUV SUDPSB
C�������� S����� ���� �� PteLtd S'pore13 PT Pertamina (Persero) DOC (Document of Compliance) IS 23 Desember 2014 BKI, NK Class14 PT Pertamina (Persero) ISO 9001:2008 4 Des 2014 - 4 Des 2015 LRQA
![Page 65: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/65.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
61 ������� !�"#"$% & '#%()* %�� +%*,�#��*� -�* )��� .�*/�0�*$�
Kinerja Operasional PT Pertamina (Persero)
Ikhtisar Kinerja Operasional PT Pertamina (Persero) selama 6 tahun dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel
Kinerja Operasional PT Pertamina (Persero) Tahun 2009 – 2014
Deskripsi 12t32n 4567 4568 4564 4566 4565 4559
:inyak Mentah :Temuan Cadangan Minyak, MMBO 129,39 102,04 108,70 343,34 62,806 61,43Produksi Minyak Mentah MMBO 87,19 73,55 71,76 70,76 70,01 64,40Gas Bumi :Temuan Cadangan Gas Bumi BSCFG 973,18 783,73 964,10 769,54 1.644,50 1.393,79Produksi Gas Bumi BSCFG 588,67 557,67 563,15 558,60 532,85 502,05Panas Bumi, Produksi Uap Setara Listrik :Operasi Sendiri Pertamina GWh 2.831,40 2.961,85 2.125,11 2.006,08 2.114,92 2.089,74Kontrak Operasi Bersama GWh 6.941,59 6.282,94 7.081,20 7.082,54 6.983,39 7.146,02Pengelolaan Kilang :Peng. Minyak Mentah, Gas dll Juta Barel 314,42 314,03 308,12 308,80 314,40 331,17Volume Produksi BBM (10 prodk) Juta Barel 241,16 239,04 238,76 237,04 235,79 249,87Volume Produksi Non BBM Juta Barel 22,18 21,74 23,56 25,11 21,86 23,95Distribusi & PemasaranPenjualan BBM (10 produk) Juta KL 65,17 65,37 64,88 64,60 59,76 58,58Penjualan Domestik Non BBM Juta KL 65,17 65,37 7,23 6,46 5,72 5,01Ekspor Produk Kilang Juta MT 37,73 42,40 29,94 31,54 40,46 39,00Impor Produk Kilang, Beli Dms Juta Barel 234,56 22,81 226,47 212,70 178,59 133,69Penjualan LNG Juta Barel 632,63 662,00 650,32 813,71 965,34 1.009,12
Sumber : Laporan Tahunan PT Pertamina (Persero) Tahun 2009 - 2014
Dengan adanya data tersebutbisa dianalisis
mengenai pertumbuhan Kinerja
Operasional PT Pertamina (Persero)
mulai tahun 2009– 2014 dan hasilnya
berikut ini :
1. Minyak Mentah
a. Temuan Cadangan Minyak dan
Kondensat
Selama tiga tahun (2010, 2011 dan
2014) terjadi peningkatan temuan
cadangan minyak dan kondesat,
tetapi selama dua tahun (2012,
2013) mengalami penurunan.Tahun
2010 temuan cadangan minyak dan
kondensat mengalami peningkatan
sebesar 2,23% dibandingkan 2009,
peningkatan temuan cadangan
![Page 66: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/66.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
62 ;<=>?@<A B=CDCEF G HDFIJKAF@<A LFKM<D@<K< N<KAJ=<? O>KP<Q<KE<
minyak dan kondensat pada tahun
2011 sebesar 446,72%
dibandingkan 2010, tetapi tahun
2012 mengalami penurunan
temuannya sebesar 68,34%
dibandingkan 2011,tahun 2013
menurun temuannya sebesar 6,13%
dibandingkan 2012 dan tahun 2014
meningkat temuan cadangan
minyak dan kondensat sebesar
26,80% dibandingkan 2013.
b. Produksi Minyak Mentah
Mulai tahun 2010– 2014 terjadi
peningkatan produksi minyak
mentah terus-menerus berikut ini:
peningkatan produksi minyak
mentah tahun 2010 sebesar 8,71%
dibanding-kan 2009, pada tahun
2011 sedikit peningkatan
produksinya sebesar 0,88%
dibandingkan 2010, tahun 2012
masih sedikit peningkatan
produksinya yaitu 1,60%
dibandingkan 2011, tahun 2013
meningkat produksinya sebesar
2,49% dibandingkan 2012 dan
tahun 2014 peningkatan produksi
minyak mentah yaitu18,49%
dibandingkan 2013.
2. Gas Bumi
a. Temuan Cadangan Gas Bumi
Temuan cadangan gas bumi
meningkat selama tiga tahun (2010,
2012, 2014), tetapi menurun
selama dua tahun (2011, 2013)
seperti berikut ini. Tahun 2010
peningkatan temuan cadangan gas
bumi sebesar 17,99% dibandingkan
2009, namun tahun 2011
mengalami penurunan temuannya
sebesar 53,21% dibandingkan
2010, tahun 2012 meningkat
temuannya sebesar 25,28%
dibandingkan 2011, tahun 2013 ada
penurunan temuannya sebesar
18,71% dibandingkan 2012 dan
tahun 2014 meningkat temuan
cadangan gas bumi sebesar 24,17%
dibandingkan 2013.
b. Produk Gas Bumi
Produk gas bumi meningkat selama
empat tahun (2010, 2011, 2012,
2014), namun terjadi penurunan
pada tahun 2013.Terdapat
peningkatan produk gas bumi pada
tahun 2010 sebesar 6,1%
dibandingkan 2009, peningkatan
produksi gas bumi pada tahun 2011
sebesar 4,83% dibandingkan 2010,
tahun 2012 sedikit meningkat
produksinya sebesar 0,81%
![Page 67: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/67.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
63 RSTUVWSX YTZ[Z\] ^ _[]`abX]WSX c]bdS[WSbS eSbXaTSV fUbgShSb\S
dibandingkan 2011, tahun 2013
sedikit menurun produksinya
sebesar 0,97% dibandingkan 2012
dan tahun 2014 meningkat
produksi gas bumi yaitu 5,56%
dibandingkan 2013.
3. Panas Bumi Produksi Uap
Setara Listrik
Pada tahun 2010 dan 2011 terjadi
penurunan panas bumi produksi uap
setara listrik, tetapi tahun 2012– 2014
mengalami peningkatan produksinya.
Tahun 2010, panas bumi produksi uap
setara listrik dalam produksinya
menurun sebesar 1,47% dibandingkan
2009, tahun 2011 sedikit menurun
produksinya sebesar 0,11%
dibandingkan 2010, tetapi tahun 2012
meningkat produksinya sebesar 1,29%
dibandingkan 2011, tahun 2013 sedikit
meningkat produksinya sebesar 0,42%
dibandingkan 2012 dan tahun 2014
meningkat produksinya sebesar 5,71%
dibandingkan 2013.
4. Pengelolaan Kilang
a. Pengelolaan Minyak Mentah,
Gas dan lainnya.
Dalam pengelolaan minyak
mentah, gas dan lainnya mengalami
penurunan selama tiga tahun (2010,
2011, 2012), namun tahun 2013,
2014 terdapat peningkatan.Tahun
2010 terjadi penurunan pengelolaan
minyak mentah, gas dan lainnya
sebesar 5,06% diban-dingkan tahun
2009, sedikit penurunan
pengelolaannya sebesar 1,78%
pada tahun 2011 dibandingkan
2010, tahun 2012 masih sedikit
menurun pengelolaannya sebesar
0,22% dibandingkan 2011, tahun
2013 meningkat pengelolaannya
sebesar 1,92% dibandingkan 2012
dan tahun 2014 sangat sedikit
peningkatannya yaitu 0,12%
dibandingkan 2013.
b. Volume Produksi BBM (10
produk utama)
Volume Produksi BBM (10 produk
utama) selama empat tahun (2011–
2014) mengalami peningkatan
produksi, tetapi tahun 2010
menurun volume produksinya.
Tahun 2010 terjadi penurunan
volume produksi BBM (10 produk
utama) sebesar 5,63%
dibandingkan 2009, tahun 2011
sedikit meningkat produksinya
sebesar 0,53% diban-dingkan 2010,
tahun 2012 sedikit peningkatan
produksinya sebesar 0,73%
![Page 68: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/68.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
64 ijklmnjo pkqrqst u vrtwxyotnjo zty{jrnjyj |jyoxkjm }ly~j�jysj
dibandingkan 2011, pada tahun
2013 sangat sedikit peningkatannya
yaitu 0,12% dibandingkan 2012
dan tahun 2014 masih sedikit
meningkat produksinya yaitu
0,89% dibandingkan 2013.
0,53% diban-dingkan 2010, tahun
2012 sedikit peningkatan
produksinya sebesar 0,73%
dibandingkan 2011, pada tahun
2013 sangat sedikit peningkatannya
yaitu 0,12% dibandingkan 2012
dan tahun 2014 masih sedikit
meningkat produksinya yaitu
0,89% dibandingkan 2013.
c. Volume Produksi Non BBM
Volume produksi Non BBM
mengalami penurunan selama tiga
tahun (2010, 2012, 2013), namun
meningkat produksinya selama dua
tahun (2011, 2014). Pada tahun
2010 terjadi penurunan volume
produksi Non BBM sebesar 8,73%
dibandingkan 2009, peningkatan
produksinya sebesar 14,87% pada
tahun 2011 dibandingkan 2010,
tahun 2012 mengalami penurunan
produksi sebesar 6,17%
dibandingkan 2011, pada tahun
2013 masih menurun produksinya
yaitu 7,72% dibandingkan 2012
dan tahun 2014 meningkat
produksinya yaitu 2,02%
dibandingkan 2013.
5. Distribusi dan Pemasaran
a. Penjualan BBM (10 produk
utama)
Selama tahun 2010– 2013 terjadi
peningkatan penjualan BBM ( 10
produk utama), tetapi pada tahun
2014 mengalami penurunan
penjualan BBM. Perkembangannya
seperti berikut ini : tahun 2010
meningkat penjualan BBM yaitu
2,19% dibandingkan 2009,
peningkatan penjualan BBM pada
tahun 2011 sebesar 8,10%
dibandingkan 2010, tahun 2012
sedikit meningkat penjualannya
sebesar 0,43% dibandingkan 2011,
tahun 2013 sedikit meningkat
penjualannya sebesar 0,76%
dibandingkan 2012 dan tahun 2014
sedikit menurun penjualan BBM
sebesar 0,31% dibandingkan 2013.
b. Penjualan Domestik Non BBM
Mulai tahun 2010– 2014 terjadi
peningkatan penjualan domestik
Non BBM secara terus-menerus.
Terdapat kenaikan penjualan
Domestik Non BBM pada tahun
![Page 69: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/69.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
65 �������� ������� � ����������� ���������� �������� ����������
2010 sebesar 14,17% dibandingkan
2009, tahun 2011 kenaikan
penjualan sebesar 12,94%
dibandingkan 2010, tahun 2012
penjualan meningkat sebesar
11,92% dibandingkan 2011, tahun
2013 penjualan naik sebesar 6,92%
dibandingkan 2012 dan tahun 2014
penjualan domestik Non BBM
meningkat sebesar 11,51%
dibandingkan tahun 2013.
c. Volume Produksi Non BBM
Volume produksi Non BBM
mengalami penurunan selama tiga
tahun (2010, 2012, 2013), namun
meningkat produksinya selama dua
tahun (2011, 2014). Pada tahun
2010 terjadi penurunan volume
produksi Non BBM sebesar 8,73%
dibandingkan 2009, peningkatan
produksinya sebesar 14,87% pada
tahun 2011 dibandingkan 2010,
tahun 2012 mengalami penurunan
produksi sebesar 6,17%
dibandingkan 2011, pada tahun
2013 masih menurun produksinya
yaitu 7,72% dibandingkan 2012
dan tahun 2014 meningkat
produksinya yaitu 2,02%
dibandingkan 2013.
d. Impor Produk Kilang dan
Pembelian Domestik
Selama 5 tahun ini terjadi
peningkatan impor produk kilang
dan pembelian domestik terus-
menerus. Tahun 2010 terdapat
peningkatan impor sebesar 33,59%
dibandingkan 2009, tahun 2011
impor meningkat sebesar 19,10%
dibandingkan 2010, tahun 2012
meningkat impornya sebesar 6,47%
dibandingkan 2011, tahun 2013
sedikit meningkat impornya
sebesar 1,03% dibandingkan 2012
dan tahun 2014 meningkat
impornya yaitu 2,51%
dibandingkan 2013.
e. Penjualan LNG
Penjualan LNG terdapat penurunan
selama empat tahun (2010, 2011,
2012, 2014), namun tahun 2013
ada peningkatan penjualan LNG,
perkembangannya seperti berikut :
pada tahun 2010 ada penurunan
penjualan LNG sebesar 4,34%
dibandingkan 2009, penurunan
penjualan LNG pada tahun 2011
sebesar 15,71% dibandingkan
2010, tahun 2012 penjualan LNG
menurun sebesar 20,08%
dibandingkan 2011, tetapi tahun
2013 penjualan LNG meningkat
yaitu 1,80% dibandingkan 2012
dan tahun 2014 penjualan LNG
![Page 70: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/70.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
66 �������� ��� �¡¢ £ ¤ ¢¥¦§�¢��� ¨¢§©� ��§� ª�§�¦��� «�§¬��§¡�
menurun sebesar 4,44%
dibandingkan 2013.
Kinerja Keuangan PT Pertamina (Persero)
Dibawah ini disajikan data mengenai ikhtisar Kinerja Keuangan PT Pertamina
(Persero) tahun 2009 – 2014 sebagai berikut :
Tabel
Kinerja Keuangan PT Pertamina (Persero) Tahun 2009 – 2014
D®¯°±IPSI 2014 2013 2012 2011 2010 2009
Laporan Laba-Rugi (Jutaan US$)Penjualan & Pendapatan Usaha lain 70.648 71.102 70.924 67.297 47.559 35.135Beban Pokok Penjualan, BebanUsaha 66.015 66.264 66.16 61.944 44.349 32.467Laba Usaha 4.633 4.838 4.764 5.353 3.210 2.668Penghasilan (beban) lain-lain Bersih -754 195 38 -849 89 16Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan 3.879 5.033 4.802 4.504 3.299 2.684Beban Pajak Penghasilan 2.344 1.966 2.037 2.099 1.488 1.137Laba Tahun Berjalan 1.535 3.067 2.766 2.405 1.811 1.547Pendapatan (beban) Komprehensif lain -23 -171 -14 -7 22 -159Jumlah Pendapatan Komprehensif 1.512 2.896 2.752 2.399 1.833 1.388Laba yang dapat Diatribusikan kepada :Pemilik Entitas Induk 1.505 3.062 2.761 2.399 1.811 1.558Kepentingan Non Pengendali 30 5 5 6 0 -11Jumlah Pendapatan KomprehensifDiatribusikan :Pemilik Entitas Induk 1.493 2.897 2.749 2.393 1.835 1.39Kepentingan Non Pengendali 19 -1 2 6 -2 -2EBITDA 5.834 6.657 6.057 5.592 4.396 3.541
Laporan Neraca/Posisi Keuangan (dalam JutaanUS$)
Aset Lancar 20.378 24.146 22.026 17.638 14.478 14.960
Aset Tidak Lancar 29.950 25.196 18.933 17.286 15.527 18.544Total Aset 50.328 49.342 40.949 34.924 30.004 33.504Liabilitas Jangka Pendek 13.422 16.446 14.150 12.772 10.879 11.269Liabilitas Jangka Panjang 18.870 15.607 11.616 8.869 7.358 7.215Total Liabilitas 32.292 32.053 25.766 21.641 18.237 18.483
Ekuitas 18.036 17.289 15.193 13.283 11.768 15.020
![Page 71: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/71.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
67 ²³´µ¶·³¸ ¹´º»º¼½ ¾ ¿»½ÀÁ¸½·³¸ ýÂij»·³Â³ ų¸Á´³¶ ƵÂdzȳ¼³
Sumber : Laporan Tahunan PT Pertamina (Persero) Tahun 2009 - 2014.
Total Liabilitas dan Ekuitas 50.328 49.342 40.959 34.924 30.004 33.504Modal Kerja Bersih 6.956 7.701 7.876 4.866 3.599 3.691Total Investasi pada Entitas Asosiasi 504 381 337 262 196 220Rasio Keuagan-Keptusan Menteri BUMNNo.100ROE (%) 16,22 31,88 30,01 29,04 24,05 14,92ROI (%) 13,49 14,89 16,10 17,27 15,91 12,90Rasio Kas (%) 29,45 29,42 30,82 26,38 23,22 17,92Rasio Lancar (%) 151,82 146,82 155,66 138,09 133,09 176,15Total Aset Turn Over (%) 164,12 159,93 189,58 209,68 173,01 129,09Total Modal Sendiri terhadap Total Aset(%) 33,07 30,08 31,92 33,14 34,63 20,06Periode Kolektibilitas (hari) 37,00 43,00 34,00 30,00 29,00 47,00Perputaran Persediaan (hari) 36,00 47,00 46,00 42,00 50,00 52,00
DESKRIPSI 2014 2013 2012 2011 2010 2009
Rasio KeuanganRasio Liabilitas terhadap Ekuitas (%) 98,98 89,30 67,05 55,15 45,74 27,57Rasio Liabilitas terhadap Aset (%) 35,07 31,15 24,75 20,86 17,83 12,94Rasio Laba/Rugi terhadap Aset (%) 2,99 6,16 6,70 6,87 6,02 4,65Rasio Laba/Rugi terhadap Pendapatan (%) 2,12 4,28 3,87 3,56 3,60 4,44Kurs Rata-rata US$/Rp. 1.878,30 0.451,37 9.380,39 8.779,49 9.084,55 10.398,35
![Page 72: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/72.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
68 ÉÊËÌÍÎÊÏ ÐËÑÒÑÓÔ Õ ÖÒÔ×ØÙÏÔÎÊÏ ÚÔÙÛÊÒÎÊÙÊ ÜÊÙÏØËÊÍ ÝÌÙÞÊßÊÙÓÊ
Sesuai dengan data tersebut diatas, bisa
diuraikan perkembangan kinerja keuangan
PT Pertamina (Persero) selama tahun 2009–
2014. Kinerja keuangan perusahaan terdiri
dari laporan Laba-Rugi, Neraca/Posisi
Keuangan dan Rasio Keuangan yang
masing-masing akan difokuskan beberapa
poin saja. Fokus laporan Laba-Rugi antara
lain penjualan dan pendapatan usaha lain,
laba usaha, laba sebelum pajak penghasilan
dan laba bersih. Fokus Laporan
Neraca/Posisi Keuangan yaitu Total Aset,
Total Liabilitas, Ekuitas dan Modal Kerja
Bersih. Fokus Rasio Keuangan adalah ROE,
ROI, Rasio Kas, Rasio Lancar, Perputaran
Persediaan, Total AsetTurn Over, Total
Modal Sendiri terhadap Total Aset, Rasio
Liabilitas terhadap Ekuitas, Rasio Liabilitas
terhadap Aset, Rasio Laba (Rugi) terhadap
jumlah Aset dan Rasio Laba (Rugi) terhadap
Pendapatan.
Fokus Laporan Laba-Rugi
1. Penjualan dan Pendapatan Usaha
lainnya
Hasil penjualan dan pendapatan usaha
lain PT Pertamina (Persero) yaitu tahun
2009 (35.135 juta USD), 2010 (47.559
juta USD), 2011 (67.297 juta USD),
2012 (70.924 juta USD), 2013 (71.102
juta USD), 2014 (70.648 juta USD).
Dalam penjualan dan pendapatan usaha
lainnya terjadi peningkatan selama
empat tahun (2010, 2011, 2012, 2013),
tetapi tahun 2014 mengalami penurunan.
Perkembangannya berikut ini : tahun
2010 terjadi peningkatan hasil penjualan
dan pendapatan usaha lain sebesar
35,36% dibandingkan 2009, tahun 2011
hasil penjualan dan pendapatan lain
meningkat sebesar 41,50%
dibandingkan 2010, tahun 2012
penjualan dan pendapatan meningkat
sebesar 5,39% dibandingkan 2011,
tahun 2013 penju-alan dan pendapatan
lain sedikit peningkatannya yaitu 0,25%
dibandingkan 2012, tahun 2014 sedikit
menurun penjualan dan pendapatan
lainnya yaitu 0,64% dibandingkan 2013.
2. Laba Usaha
Hasil Laba Usaha PT Pertamina
(Persero) adalah tahun 2009 (2.668 juta
USD), 2010 (3.210 juta USD), 2011
(5.353 juta USD), 2012 (4.764 juta
USD), 2013 (4.838 juta USD), 2014
(4.633 juta USD). Laba usaha
mengalami peningkatan selama tiga
tahun ( 2010, 2011, 2013), tetapi selama
dua tahun (2012, 2014) laba usaha
![Page 73: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/73.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
69 àáâãäåáæ çâèéèêë ì íéëîïðæëåáæ ñëðòáéåáðá óáðæïâáä ôãðõáöáðêá
menurun. Perkembangannya sebagai
berikut : tahun 2010 laba usaha
meningkat sebesar 20,31%
dibandingkan 2009, tahun 2011 laba
usaha lebih meningkat yaitu 66,76%
dibandingkan 2010, namun laba usaha
menurun sebesar 11% pada tahun 2012
dibandingkan 2011, tahun 2013 laba
usaha sedikit meningkat yaitu 1,55%
dibandingkan 2012 dan laba usaha
menurun kembali sebesar 4,24% pada
tahun 2014 dibandingkan 2013.
3. Laba Sebelum Beban Pajak
Penghasilan
PT Pertamina (Persero) memperoleh
laba sebelum beban pajak penghasilan :
tahun 2009 (2.684 juta USD), 2010
(3.299 juta USD), 2011 (4.504 juta
USD), 2012 (4.802 juta USD), 2013
(5.033 juta USD), 2014 (3.879 juta
USD). Laba sebelum beban pajak
penghasilan selama empat tahun
meningkat terus-menerus mulai tahun
2010– 2013 dan terjadi penurunan pada
tahun 2014. Perkembangannya berikut
ini, tahun 2010 laba usaha sebelum
pajak meningkat sebesar 22,91%
dibandingkan 2009, tahun 2011 lebih
meningkat labanya yaitu 36,53%
dibandingkan 2010, laba ini meningkat
sebesar 6,62% pada tahun 2012
dibandingkan 2011, meningkat labanya
sebesar 4,81% pada tahun 2013
dibandingkan 2012 dan tahun 2014 laba
ini menurun sebesar 2,93%
dibandingkan 2013.
4. Laba Bersih
Laba Bersih PT Pertamina (Persero)
selama enam tahun yaitu 2009 (1.547
juta USD), 2010 (1.811 juta USD), 2011
(2.405 juta USD), 2012 (2.766 juta
USD), 2013 (3.067 juta USD), 2014
(1.535 juta USD). Laba bersih ini
meningkat terus-menerus selama empat
tahun (2010, 2011, 2012, 2013), namun
laba bersih menurun pada tahun 2014.
Perkembangannya berikut ini : laba
bersih meningkat sebesar 17,06% pada
tahun 2010 dibandingkan 2009, tahun
2011 laba bersih lebih meningkat
sebesar 32,80% dibandingkan 2010, laba
bersih meningkat sebesar 15,01% pada
tahun 2012 dibandingkan 2011, tahun
2013 laba ini meningkat yaitu 10,88%
dibandingkan 2012 tetapi tahun 2014
laba bersih menurun sebesar 49,95%
dibandingkan 2013.
Fokus Laporan Neraca/Posisi Keuangan
1. Total Aset
![Page 74: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/74.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
÷ø ùúûüýþúÿ �û����� ������ÿ�þúÿ ��ú�þú�ú �ú�ÿ�ûúý �ü� ú�ú��ú
Total Aset PT Pertamina (Persero)
adalah tahun 2009 (33.504 juta USD),
2010 (30.004 juta USD), 2011 (34.924
juta USD), 2012 (40.959 juta USD),
2013 (49.342 juta USD), 2014 (50.328
juta USD). Pertumbuhan total aset
perusahaan berikut ini, tahun 2010 total
aset mengalami penurunan 10,45%
dibandingkan 2009, total aset meningkat
16,4% pada 2011 dibandingkan 2010,
total aset meningkat 17,28% pada 2012
dibandingkan 2011, tahun 2013 total
aset meningkat 20,47% dibandingkan
2012, total aset meningkat 2% pada
2014 dibandingkan 2013.
2. Total Liabilitas
PT Pertamina (Pesero) memiliki total
liabilitas yaitu tahun 2009 (18.483 juta
USD), 2010
(18.237 juta USD), 2011 (21.641 juta
USD), 2012 (25.766 juta USD), 2013
(32.053 juta USD), 2014 (32.292 juta
USD). Perkembangan total liabilitas
perusahaan adalah tahun 2010 total
liabilitas mengalami penurunan sebesar
1,33% dibandingkan 2009, total
liabilitas meningkat 18,66% pada 2011
dibandingkan 2010, total liabilitas
meningkat 19,06% pada 2012
dibandingkan 2011, total liabilitas
meningkat 24,4% pada 2013
dibandingkan 2012, total aset meningkat
0,7% pada 2014 dibandingkan 2013.
3. Ekuitas
Ekuitas yang dimiliki PT Pertamina
(Persero) yaitu tahun 2009 (15.020 juta
USD), 2010 (11.768 juta USD), 2011
(13.283 juta USD), 2012 (15.193 juta
USD), 2013 (17.289 juta USD), 2014
(18.036 juta USD). Pertumbuhan ekuitas
perusahaan adalah tahun 2010 ekuitas
perusahaan mengalami penurunan
21,65% dibandingkan 2009, tahun 2011
ekuitas naik sebesar 12,87%
dibandingkan 2010, ekuitas naik 14,38%
pada 2012 dibandingkan 2011, ekuitas
naik 13,8% pada 2013 dibandingkan
2012, ekuitas meningkat 4,32% pada
2014 dibandingkan 2013.
4. Modal Kerja Bersih
Modal kerja besih yaitu menunjukkan
besarnya dana yang tersedia untuk
membiayai kegiatan sehari-hari. PT
Pertamina (Persero) memiliki modal
kerja bersih yaitu tahun 2009 (3.691 juta
USD), 2010 (3.599 juta USD), 2011
(4.866 juta USD), 2012 (7.876 juta
USD), 2013 (7.701 juta USD), 2014
![Page 75: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/75.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� �������� ������� � ����!"����� #�"$����"� %�"�!��� &�"'�(�"��
(6.956 juta USD). Peningkatan dan
penurunan modal kerja bersih
perusahaan berikut ini : 2010 modal
kerja bersih mengalami penurunan
2,49% dibandingkan 2009, modal kerja
bersih meningkat 35,2% pada 2011
dibandingkan 2010, modal kerja bersih
meningkat 61,86% pada 2012
dibandingkan 2011, modal kerja bersih
2013 meningkat 2,22% dibandingkan
2012, modal kerja bersih 2014
meningkat 9,67% dibandingkan 2013.
Rasio Keuangan – Keputusan Menteri
BUMN No. 100
Rasio Keuangan sebagai alat yang
digunakan dalam pemeriksaan terhadap
kesehatan keuangan perusahaan.Hal ini
untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan
kinerja perusahaan.Perhitungan rasio-rasio
keuangan ini dilakukan untuk memperoleh
perbandingan yang dapat lebih berguna
dibandingkan dengan angka-angka yang
berdiri sendiri.Rasio Keuangan terdiri dari
lima jenis utama yaitu likuiditas, pengungkit
(hutang), pencakupan, aktivitas dan
profitabilitas. Adapun hasil rasio keuangan
PT Pertamina (Persero) yang merujuk
keputusan Menteri BUMN No.100 sebagai
berikut :
Fokus Rasio Keuangan
1. ROE (Return on Equity)
ROE menunjukkan efektivitas
manajemen dalam menghasilkan laba
dari total ekuitas yang digunakan. Hasil
ROE PT Pertamina (Persero) yaitu tahun
2009 (14,92%), 2010 (24,05%), 2011
(29,04%), 2012 (30,01%), 2013
(31,88%), 2014 (16,22%).
Perkembangan ROE perusahaan : tahun
2010 ROE meningkat cukup besar yaitu
61,19% dibanding 2009, tahun 2011
ROE meningkat sebesar 20,75%
dibandingkan 2010, ROE naik sebesar
3,34% pada tahun 2012 dibandingkan
2011, ROE naik sebesar 6,23% pada
tahun 2013 dibandingkan 2012, tetapi
ROE mengalami penurunan 49,12%
pada tahun 2014 dibandingkan tahun
2013.
2. ROI (Return on Investment)
ROI yaitu mengukur hasil yang
diperoleh pemegang saham dan
merupakan salah satu rasio yang
komprehensif baik dalam lingkupnya
(laba bersih) maupun dalam
kemanfaatannya (pemegang saham).
ROI, menunjukkan hasil bagi investor,
dalam hal ini pemerintah Republik
![Page 76: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/76.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
)* +,-./0,1 2-34356 7 8469:;160,1 <6;=,40,;, >,;1:-,/ ?.;@,A,;5,
Indonesia sebagai satu-satunya investor,
100% pemegang saham PT Pertamina
(Persero). Hasil ROI PT Pertamina
(Persero) adalah tahun 2009 (12,90%),
2010 (15,91%), 2011 (17,27%), 2012
(16,10%), 2013 (14,89%), 2014
(13,49%). Pertumbuhan ROI sebagai
berikut : tahun 2010 hasil ROI
mengalami kenaikan sebesar 23,33%
dibandingkan 2009, ROI meningkat
sebesar 8,55% pada tahun 2011
dibandingkan 2010, tetapi ROI menurun
sebesar 6,77% pada tahun 2012
dibandingkan 2011, tahun 2013 ROI
menurun sebesar 7,52% dibandingkan
2012 dan tahun 2014 ROI mangalami
penurunan yaitu 9,4% dibandingkan
2013.
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio Kas, menunjukkan ukuran
kecukupan kekayaan (dana) kas yang
likuid untuk memenuhi transaksi,
kewajiban lancar yang segera dibayar.
Hasil Rasio Kas PT Pertamina (Persero)
yaitu tahun 2009 (17,92%), 2010
(23,22%), 2011 (26,38%), 2012
(30,82%), 2013 (29,42%), 2014
(29,45%). Perkembangan Rasio Kas
berikut ini : 2010 hasil rasio kas naik
sebesar 29,58% dibandingkan 2009,
rasio kas naik sebesar 13,61% pada
tahun 2011 dibandingkan 2010, tahun
2012 rasio kas meningkat sebesar
16,83% dibandingkan tahun 2011,
namun tahun 2013 rasio kas menurun
yaitu 4,54% dibandingkan tahun 2012
dan tahun 2014 rasio kas sangat sedikit
naik yaitu 0,1% dibandingkan 2013.
4. Rasio Lancar(Current Ratio)
Rasio Lancar, menunjukkan ukuran
kecukupan kekayaan likuid untuk
memenuhi utang lancar yang harus
segera dibayar. Hasil Rasio Lancar PT
Pertamina (Persero) yaitu tahun 2009
(176,15%), 2010 (133,09%), 2011
(138,09%), 2012 (155,66%), 2013
(146,42%), 2014 (151,82%).
Pertumbuhan Rasio Lancar berikut ini :
tahun 2010 Rasio Lancar menurun
sebesar 24,45% dibandingkan 2009,
rasio lancar naik sebesar 3,76% pada
tahun 2011 dibandingkan 2010, rasio
lancar meningkat 12,72% pada tahun
2012 dibanding-kan 2011, tahun 2013
rasio lancar menurun 5,94%
dibandingkan 2012 dan tahun 2014 rasio
lancar naik sebesar 3,69% dibandingkan
2013.
![Page 77: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/77.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
BC DEFGHIEJ KFLMLNO P QMORSTJOIEJ UOTVEMIETE WETJSFEH XGTYEZETNE
5. Perputaran Persediaan (inventory
turnover)
Perputaran persediaan menunjukkan
kecepatan perputaran persediaan barang
untuk mengha-silkan penjualan.
Semakin tinggi angka perputaran berarti
makin sedikit waktu yang diperlukan
untuk suatu barang berada dalam
persediaan dan makin cepat terjual.
PT Pertamina (Persero) memiliki
perputaran persediaan berikut ini : tahun
2009 (52 hari), 2010 (50 hari), 2011 (42
hari), 2012 (46 hari), 2013 (47 hari),
2014 (36 hari). Perkembangan
perputaran persediaan perusahaan yaitu
tahun 2010 mengalami penurunan
3,85% dibandingkan 2009, perputaran
persediaan menurun 16% pada tahun
2011 dibandingkan 2010, perputaran
persediaan meningkat 9,52% pada tahun
2012 dibandingkan 2011, 2013
perputaran persediaan meningkat 2,17%
dibandingkan 2012, perputaran
persediaan meningkat 23,4% pada tahun
2014 dibandingkan 2013.
6. Total Asset Turn Over (Perputaran
Aktiva Total)
Perputaran Aktiva Total yaitu
menunjukkan bagaiman efisiensi
penggunaan aktiva untuk menghasilkan
penjualan. Hasil perputaran aktiva total
PT Pertamina (Persero) : tahun 2009
(129,09%), 2010 (173,01%), 2011
(209,68%), 2012 (189,58%), 2013
(159,93%), 2014 (164,12%).
Pertumbuhan perputaran aktiva total
yaitu tahun 2010 hasil perputaran aktiva
total meningkat sebesar 34,02%
dibandingkan 2009, tahun 2011
meningkat sebesar 21,19%
dibandingkan 2010, tetapi menurun
sebesar 9,59% pada tahun 2012
dibandingkan 2011, tahun 2013
menurun 15,64% dibandingkan 2012
dan meningkat sebesar 2,62% pada
tahun 2014 dibandingkan 2013.
7. Total Modal Sendiri Terhadap Aset
(Total of Equity to Total Asset)
PT Pertamina (Persero) memiliki hasil
rasio total modal sendiri terhadap aset :
tahun 2009 (20,06%), 2010 (34,63%),
2011 (33,14%), 2012 (31,92%), 2013
(30,08%), 2014 (33,07%).
Perkembangan rasio total moal sendiri
terhadap asset : tahun 2010 rasio total
modal sendiri terhadap aset meningkat
sebesar 72,63% dibandingkan 2009,
tahun 2011 terjadi penurunan yaitu 4,3%
dibandingkan 2010, rasio ini menurun
![Page 78: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/78.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
[\ ]^_`ab^c d_efegh i jfhklmchb^c nhmo^fb^m^ p^mcl_^a q`mr^s^mg^
sebesar 3,68% pada tahun 2012
dibandingkan 2011, tahun 2013 rasio ini
menurun yaitu 5,76% dibandingkan
2012 tetapi tahun 2014 rasio ini
meningkat sebesar 9,94% dibandingkan
2013.
8. Rasio Liabilitas terhadap
Ekuitas(Debt to Equity Ratio)
Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas yaitu
mengukur jumlah relatif dari dana yang
berasal dari pinjaman terhadap modal
sendiri. Hasil Rasio Liabilitas terhadap
Ekuitas PT Pertamina (Persero) yaitu
tahun 2009 (27,57%), 2010 (45,74%),
2011 (55,15%), 2012 (67,05%), 2013
(89,30%), 2014 (98,98%). Pertumbuhan
rasio liabilitas terhadap ekuitas sebagai
berikut : tahun 2010 rasio liabilitas
terhadap ekuitas meningkat sebesar
65,9% dibandingkan 2009, rasio ini
meningkat yaitu 20,57% pada tahun
2011 dibandingkan 2010, tahun 2012
rasio ini meningkat yaitu 21,58%
dibandingkan tahun 2011, terjadi
peningkatan rasio ini sebesar 33,18%
pada tahun 2013 dibandingkan 2012 dan
tahun 2014 rasio liabilitas terhadap
ekuitas meningkat 10,84% dibandingkan
tahun 2013.
9. Rasio Liabilitas terhadap Aset (Debt to
Assets Ratio)
Rasio Liabilitas terhadap Aset yaitu
menunjukkan mengukur jumlah relatif
dari dana yang berasal dari utang
terhadap aset. Selama enam tahun hasil
rasio liabilitas terhadap aset PT
Pertamina (Persero) : tahun 2009
(12,94%), 2010 (17,83%), 2011
(20,86%), 2012 (24,75%), 2013
(31,15%), 2014 (35,07%). Pertumbuhan
rasio ini sebagai berikut : terjadi
peningkatan rasio liabilitas terhadap aset
sebesar 37,79% pada tahun 2010
dibandingkan 2009, rasio ini meningkat
16,99% pada tahun 2011 dibandingkan
2010, tahun 2012 rasio liabilitas
terhadap aset naik sebesar 18,65%
dibandingkan 2011, tahun 2013 rasio ini
meningkat 25,86% dibandingkan 2012
dan tahun 2014 rasio ini naik sebesar
12,58% dibandingkan 2013.
10. Rasio Laba (Rugi) terhadap Jumlah
Aset (Return On Asset/ROA)
Rasio Laba (Rugi) terhadap Jumlah Aset
yaitu menunjukkan efektivitas
manajemen dalam menghasilkan laba
dari jumlah aktiva yang digunakan.
Hasil rasio laba-rugi terhadap jumlah
![Page 79: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/79.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
tu vwxyz{w| }x~�~�� � ������|�{w| ����w�{w�w �w�|�xwz �y��w�w��w
aset PT Pertamina (Persero) yaitu tahun
2009 (4,65%), 2010 (6,02%), 2011
(6,87%), 2012 (6,70%), 2013 (6,16%),
2014 (2,99%). Perkembangan ROA
berikut ini : tahun 2010 ROA meningkat
sebesar 29,46% dibandingkan 2009,
tahun 2011 ROA meningkat 14,12%
dibandingkan 2010, tahun 2012 ROA
menurun 2,47% dibandingkan 2011,
tahun 2013 ROA menurun sebesar
8,06% dibandingkan 2012 dan tahun
2014 ROA menurun drastis sebesar
51,46% dibandingkan 2013.
9. Rasio Laba (Rugi) terhadap
Pendapatan
Rasio Laba (Rugi) terhadap Pendapatan
yang menunjukkan efektivitas
manajemen dalam menghasilkan laba
perusahaan terhadap penjualan dan
pendapatan lainnya. Hasil rasio laba-
rugi terhadap pendapatan PT Pertamina
(Persero) yaitu tahun 2009 (4,44%),
2010 (3,80%), 2011 (3,56%), 2012
(3,87%), 2013 (4,28%), 2014 (2,12%).
Perkembangan rasio laba (rugi) terhadap
pendapatan pada tahun 2010 menurun
sebesar 14,41% dibanding-kan 2009,
rasio ini menurun sebesar 6,32% pada
tahun 2011 dibandingkan 2010, tetapi
rasio ini meningkat sebesar 8,71% pada
tahun 2012 dibandingkan 2011, tahun
2013 rasio ini meningkat yaitu 10,59%
dibandingkan 2012, namun tahun 2014
rasio ini mengalami penurunan secara
drastis sebesar 50,47% dibandingkan
2013.
PENUTUP
PT Pertamina (Persero) terus
berupaya meningkatkan hasil kinerjanya
baik kinerja operasional maupun kinerja
keuangan melalui strategi “aggressive
upstream, profitable downstream“.
Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia,
mengelola tantangan menjadi sebuah
kesempatan, juga menerapkan strategi
efisiensi dan optimalisasi produksi. Disisi
lain, kinerja yang optimal terus
dikembangkan, sejalan dengan penguatan
kinerja tata kelola perusahaan yang baik
(good corporate governance/GCG).
Naiknya produksi minyak mentah dan
akuisisi aset Murphy Oil Corp. di Malaysia
merupakan salah satu pencapaian yang baik
tahun 2014. Selain itu, Pertamina diakui
oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
telah berhasil mengendalikan gratifikasi,
sehingga langkah perusahaan akan semakin
cepat. Pertamina mengangkat tema
![Page 80: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/80.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� �������� ������� � ����������� ��¡������ ¢������� £��¤�¥����
“Inspiring Indonesia to the World“ pada
Laporan Tahunan 2014 untuk mengiringi
laju pergerakan isu energi global dan
berbagi inspirasi sebagai penyedia energi.
Pertamina sudah memiliki sertifikasi
nasional dan internasional sebagai dasar
melaksanakan operasinya dan juga
menerima banyak penghargaan baik
nasional maupun internasional sebagai
pengakuan prestasinya yang mendunia.
Kinerja Keuangan dan Kinerja
Operasional Pertamina cukup memuaskan,
meskipun masih ada pencapaian yang belum
sesuai harapan. Secara keseluruhan
perkembangan Kinerja Keuangan dan
Kinerja Operasi PT Pertamina (Persero)
cenderung meningkat selama tahun 2009 -
2014. Selanjutnya hasil analisis ini akan
menjadi acuan untuk lebih meningkatkan
capaian yang lebih baik pada tahun 2015
dan masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Auerbach, Robert D.;Money, Banking andFinancial Markets, Third Edition,Macmillan Publishing Co., NewYork – USA, 1989.
Eitman, David K, et al; MultinationalBusiness Finance, 8thEdition,Addison-Wesley PublishingCo.,California-USA,1998.
Eitman, David K, et al; MultinationalBusiness Finance, 9thEdition,Addison-Wesley PublishingCo.,California - USA, 2001.
Eiteman, David K., et.al.,MultinationalBusiness Finance, Book 1st and 2nd,9th edition, Addison-WesleyPublishing Co.,Inc., New Jersey,2005.
Fabozzi, Frank J.;Investment Management,Prentice Hall, Inc.A.Simon &Schusterr Co., New Jersey-USA,1995.
Libby, Robert et. al;Financial Accounting,2nd ed., McGraw-Hill Co., NewYork – USA, 1998.
Martono and D. Agus Harjito;FinancialManagement,1st ed., Ekonisia-FEUII, Yogyakarta-Indonesia, 2007.
Miller, Roger LeRoy and Pulsinelli, RobertW.; Modern Money and Banking,Second Edition, McGraw-Hill BookCompany,New York– USA, 1989.
Mudrajad Kuncoro;International FinancialManagement, 1st ed., BPFE-Yogyakarta Indonesia, 1997.
PT. Pertamina (Persero);Laporan Tahunan2009 – 2014, Pertamina, Jakarta,2009– 2014.
Reilly, Frank K. and Brown, Keith C.;Investment Analysis and PortofolioManagement, Fifth Edition, TheDryden Press, Philadelphia-USA,1997.
![Page 81: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/81.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
¦¦ §¨©ª«¬¨ ®©¯°¯±² ³ ´°²µ¶·²¬¨ ¸²·¹¨°¬¨·¨ º¨·¶©¨« »ª·¼¨½¨·±¨
Salvatore, Dominick; InternationalEconomics,Book 2nd,9th edition, JohnWiley& Sons, Inc., New York, USA,2007.
Sentanoe Kertonegoro, Analisa danManajemen Investasi, Widya Press,Jakarta, 2005.
Sharpe, William F. et al;Investment, 5th ed.,Prentice Hall, Inc. New Jersey–USA, 1995.
Sharpe, William F. et al;Investment, Book1th and 2nd, Prentice Hall(Singapore)Pte.Ltd., 1997.
Sri Handaru Yuliati and Handoyo Prasetyo;International FinancialManagement, 1st ed., Andi Publisher,Yogyakarta-Indonesia, 1998.
Suad Husan;Financial Management, Book1th and 2nd, 4th ed., BPFE-Yogyakarta Indonesia, 1997.
Van Horne, James C. and Wachowicz, Jr.John M.; Princip of FinancialManagement, 9th ed., Prentice HallInc., New Jersey - USA, 1995.
Van Horne, James C.and Wachowicz, Jr.John M.;Financial ManagementandPolicy, Eleventh-InternationalEdition, Prentice Hall Inc., NewJersey-USA, 1998.
![Page 82: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/82.jpg)
-PROGRESS
¾¾ ¿ÀÁÂÃÄÀÅ ÆÁÇÈÇÉÊ Ë ÌÈÊÍÎÏÅÊÄÀÅ ÐÊÏÑÀÈÄÀÏÀ ÒÀÏÅÎÁÀÃ ÓÂÏÔÀÕÀÏÉÀ
KEDUDUKAN HAK CIPTA DALAM MEWUJUDKAN HAK EKONOMISEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN TERHADAP
INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS
Indah Sari0
Abstract
This research aimed at analysing how copyrights could bring about economicrights for innovators and authors. In addition of generating economic rights, copyrightsalso protecting intellectual property rights. As we know, intellectual property rights isrights obtained from one’s thoughts or ideas, and it has economical values for the
innovator and/or author. As it consequence, people required to get license from andgrant royalty to the innovator and/or author when they need to gain further theseeconomic values. This condition also valid to the copyrights as contained in law no. 28 of2014 on Copyrights. Research here focused on economic rights of copyrights; what kindof economic advantages would gained by the innovator and/or author of his/her creation
Keywords: Copyrights, Economic Rights, Intellectual Property Rights
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara kepulauan
memiliki keanekaragaman seni dan budaya
yang sangat kaya. Hal itu sejalan dengan
keanekaragaman etnik, suku bangsa, dan
agama yang secara keseluruhan merupakan
potensi nasional yang perlu dilindungi.
Kekayaan seni dan budaya itu salah satu
sumber dari karya intelektual yang dapat
dan perlu dilindungi oleh undang-undang.
Kekayaan itu tidak semata-mata untuk
seni dan budaya itu sendiri, tetapi dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan
kemampuan di bidang perdagangan dan
industri yang melibatkan para Pencipta.
Dengan demikian, kekayaan seni dan
budaya yang dilindungi itu dapat
meningkatkan kesejahteraan tidak hanya
bagi para Penciptanya saja, tetapi juga bagi
bangsa dan negara.1 Kekayaan seni, budaya
dan juga teknologi yang merupakan karya
intelektual manusia haruslah mendapatkan
payung hukum yang jelas dan tegas.
Hukum tidak dapat berkembang tanpa
dukungan ekonomi yang tumbuh, tetapi,
perekonomian tidak akan tumbuh dan
berkembang jika hukum tidak mampu
menjamin keadilan yang pasti dan kepastian
yang adil. Demikian pula tanpa stabilitas
politik dan derajat kebebasan yang teratur,
dinamika perekonomian tidak akan
1Lihat lebih lanjut Penjelasan Umum Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta pada KitabUndang-Undang HaKI (Hak Kekayaan Intelektual),Fokusmedia, Bandung, 2013, hal.2.
0 Dosen Tetap FH Unsurya dan aktif (LKBH) Unsurya serta
anggota (ADI) [email protected]
![Page 83: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/83.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
63 Ö×ØÙÚÛ×Ü ÝØÞßÞàá â ãßáäåæÜáÛ×Ü çáæè×ßÛ×æ× é×æÜåØ×Ú êÙæë×ì×æà×
berkembang. Politik menyediakan tatanan
kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
sekaligus membuka ruang untuk kebebasan.
Akan tetapi kebebasan yang dikembangkan
tersebut tentulah harus berada dalam pagar-
pagar atau mengikuti rambu-rambu hukum
yang menjamin keteraturan.2 Begitu juga
dengan keberadaaanIntellectual Property
Rights.
Intellectual Property Rights atau Hak
atas Kekayaan Intelektual (HaKI) atau HKI
pada prinsipnya adalah hasil pemikiran,
kreasi dan desain seseorang yang oleh
hukum diakui dan diberikan hak atas
kebendaan sehingga hasil pemikiran, kreasi
dan desain tersebut dapat diperjual belikan.
Dengan demikian, seseorang yang memiliki
Hak Kekayaan Intelektual dapat diberikan
royalti atau pembayaran oleh orang lain
yang memanfaatkan atau menggunakan
nakan Hak Kekayaan Intelektual tersebut.3
Dari sekian banyak ruang lingkup Hak
atas Kekayaan Intektual (HaKI) salah
satunya adalah keberadaan Hak Cipta. Hak
Cipta itu sendiri merupakan Hak Eksklusif
Pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu
Ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata
tanpa mengurangi pembatasan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
2 Jimly Asshiddiqie,Konstitusi Ekonomi, PenerbitKOMPAS, Jakarta, 2010, hal.16.3 Zaeni Ashadie,Hukum Bisnis Prinsip DanPelaksanaannya di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2012,hal.215
undangan.4 Keberadaan Hak Cipta haruslah
mendapatkan dasar hukum yang jelas dan
tegas agar si Pencipta dengan karya
Ciptaannya memang dilindungi oleh
Undang-Undang. Maka seseorang atau
beberapa orang dengan tidak mudah
mengambil, atau meniru Ciptaan si Pencipta
tadi. Inilah kegunaan hukum bagi
keteraturan ekonomi. Hak Cipta itu sendiri
secara otomatis mengandung Hak Ekonomi
atau nilai ekonomi bagi si Penciptanya
selain Hak Moral yang melekat pada Hak
Cipta. Si Pencipta bebas dan berhak untuk
menikmati nilai ekonomi/keuntungan
ekonomi dari Ciptaannya, dan jika orang
lain ingin menikmati nilai ekonomi tersebut
tentu ada aturan main yang jelas
sebagaimana dirumuskan dalam Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta.
Adapun dasar pertimbangan
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014 tentang Hak Cipta adalah5 :
bahwa Hak Cipta merupakan kekayaan
intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni
dan sastra yang mempunyai peranan
4 Lihat Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun2014 tentang Hak Cipta.5 Lihat lebih lanjut dasar pertimbangan diundangkannyaUndang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
![Page 84: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/84.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
íî ïðñòóôðõ öñ÷ø÷ùú û üøúýþÿõúôðõ �úÿ�ðøôðÿð �ðÿõþñðó �òÿ�ð�ðÿùð
strategis dalam mendukung pembangunan
bangsa dan memajukan kesejahteraan umum
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Karena perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan sastra sudah demikian
pesat sehingga memerlukan peningkatan
perlindungan dan jaminan kepastian hukum
bagi Pencipta, Pemegang Hak Cipta, dan
pemilik Hak Terkait.
Berdasarkan uraian diatas akhirnya
penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut
ruang lingkup Hak Cipta dan seberapa besar
Kedudukan Hak Cipta dalam mewujudkan
Hak Ekonomi. Akhirnya penulis mengambil
judul penelitian ini “KEDUDUKAN HAK
CIPTA DALAM MEWUJUDKAN HAK
EKONOMI SEBAGAI UPAYA
PERLINDUNGAN TERHADAP
INTELLECTUAL PROPERTY
RIGHTS”
RUMUSAN MASALAH
a. Apa saja ruang lingkup dari Hak
Cipta?
b. Bagaimana kedudukan Hak Cipta
dalam mewujudkan Hak Ekonomi
sebagai upaya perlindungan terhadap
Intellectual Property Rights?
METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Soerjono Soekamto, metode
adalah proses, prinsip-prinsip dan tata cara
memecahkan suatu masalah, sedangkan
penelitian adalah pemeriksaan secara hati-
hati, tekun dan tuntas terhadap suatu gejala
untuk menambah pengetahuan manusia.
Maka metode penelitian dapat diartikam
sebagai proses, prinsip-prinsip dan tatacara
untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dalam melakukan penelitian.6
Adapun jenis penelitian ini adalah
penelitian yuridis normatif maksudnya
adalah penelitian yang berdasarkan sumber
data sekunder saja yakni peraturan
perundang-undangan, keputusan-keputusan
pengadilan, teori-teori hukum, konsep
hukum dan pandangan sarjana hukum yang
terkemuka.7 Dalam teknik analisis data
penulis menggunakan metode kualitatif
yaitu data yang telah dikumpul kemudian
diolah dan dianalisis dengan metode
kualitatif. Penggunaan metode kualitatif
karena data yang diolah adalah data
sekunder dengan deskriptif analisis.
Melakukan analisis hanya sampai taraf
deskripsi saja yaitu menganalisis dan
menyajikan fakta secara sistematis sehingga
lebih mudah dipahami dan kemudian dapat
ditarik suatu kesimpulan.
6 Soerjono Soekamto,Pengantar Penelitian Hukum, UIPress, Jakarta, 1986, hal.67 Suratman, Philips Dillah,Metode Penelitian Hukum,Alfabeta, Bandung, 2012, hal.11
![Page 85: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/85.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� ��� � ������ �������� � ����� � ����� �������
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengkaji dan menganalisis
lebih dalam apa yang dimaksud
dengan Hak Cipta, ruang lingkup Hak
Cipta, subjek Hak Cipta dan dasar
hukum Hak Ciptaa
2. Untuk meneliti kajian yang lebih
dalam lagi bagaimana peranan Hak
Cipta dalam mewujudkan Hak
Ekonomi bagi Pencipta dalam upaya
melakukan perlindungan terhadap
Intellectual Property Rights (Hak atas
Kekayaaan Intelektual), dan juga akan
dikaji Hak-Hak Ekonomi apa saja
yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak
Cipta.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PERAN INDONESIA
DALAM TRIPs SEBAGAI
AGENDA WTO
Sistem ekonomi pasar dengan
cirinya Persaingan Sehat (fair competition)
merupakan tujuan agenda global WTO
(World Trade Organization). Indonesia
sebagai salah satu anggota WTO secara
proaktif mendukung pencapaian Persaingan
Sehat yang diyakini merupakan suatu
persyaratan mutlak untuk menstimulasi
kegiatan ekonomi. Persaingan Sehat
dipercaya mampu menjadi penggerak
kegiatan ekonomi karena hal tersebut
menjamin kemungkinan kebebasan yang
lebih luas dari tindakan bagi semua.
Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual atau
Intellectual Property Rights sebagai hak
kepemilikan pribadi (private property)
menjadi elemen yang krusial dari kebijakan
perdagangan proses industri. Guna
memahami gejala dan aspek ekonomi yang
terkait dengan kebijakan perdagangan serta
mengkaitkannya dengan struktur
internasional atau secara khusus dinamika
hubungan ekonomi internasional, maka
perlindungan Hak Kekayaan Intelektual
tidak dapat diabaikan.8
Perhatian terhadap Hak Kekayaan
Intelektual dalam perdagangan internasional
sangat besar. Hal ini terbukti dengan adanya
perundingan di Jenewa pada September
1990 Intellectual Property in Business
Briefing mendiskusikan masalah tersebut,
yang kini dikenal denganTRIPs atauTrade
Related Aspects of Intellectual Property
Rights (Aspek-Aspek Dagang yang terkait
dengan Hak Kekayaan Intelektual). Menurut
penjelasan Undang-Undang Nomor 7 tahun
1994 tentang pengesahanAgreement
Establising the World Trade Organization
8 Nasution, Rahmi Jened Parinduri,Interface HukumKekayaan Intelektual dan Hukum Persaingan(Penyalahgunaan HKI), Rajawali Pers, Jakarta, 2013, 52-54
![Page 86: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/86.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
80 ��!"#$�% &!'(')* + ,(*-./%*$�% 0*/1�($�/� 2�/%.!�# 3"/4�5�/)�
(Persetujuan Pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia) perundingan ini
bertujuan untuk:
1. Meningkatkan perlindungan terhadap
Hak Kekayaan Intelektual dari produk-
produk yang diperdagangkan
2. Menjamin prosedur pelaksanaan Hak
Kekayaan Intelektual yang tidak
menghambat kegiatan perdagangan.
3. Merumuskan aturan serta disiplin
mengenai pelaksanaan perlindungan
terhadap Hak Kekayaan Intelektual.
4. Mengembangkan prinsip, aturan, dan
mekanisme kerjasama internasional
untuk menangani perdagangan barang-
barang hasil pemalsuan atau
pembajakan atas Hak atas Kekayaan
Intelektual.9
Trade Related Aspects of Intellectual
Property Rights sendiri menekankan sistem
Hak Kekayaan Intelektual dimaksud untuk
“contribute to the promotion of technology,
to the mutual advantage of producers and
users of technological knowledge an in a
manner conductive to social and ecomonic
welfare, and to a balance of rights and
obligations”. Kesemuanya tetap
memperhatikan berbagai upaya yang telah
9 Muhammad Djumhana, R. Djubaedillah,Hak MilikIntelektual Sejarah, Teori, dan Praktiknya di Indonesia, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014, hal.4-5
dilakukan olehWorld Intellectual Property
Organization (WIPO).10
Gambaran di atas menunjukan bahwa
Hak Kekayaan Intelektual telah menjadi
bagian terpenting suatu negara untuk
menjaga keunggulan industri
perdagangannya, diakui bahwa pertumbuhan
ekonomi suatu negara banyak bergantung
pada perdagangannya, yang pada akhirnya
ditentukan pula oleh keunggulan
komparatif yang dimilkinya. Sementara itu
keunggulan komparatif banyak bergantung
pada kemampuan teknologinya, yang salah
satu unsurnya adalah pada bidang cakupan
Kekayaan Intelektual. Jadi, Kekayaan
Intelektual marupakan salah satu bagian
sangat strategis dalam kegiatan ekonomi
suatu negara pada saat ini.11
Berdasarkan uraian di atas sebagai
sebuah Negara besar dan mempunyai
pergaulan internasional yang luas akhirnya
Indonesia telah ikut serta dalam pergaulan
masyarakat dunia dengan menjadi anggota
dalam Agreement Establishing the World
Trade Organization (Persetujuan
Pembentukan Organisasi Perdagangan
Dunia) yang mencakup pulaAgreement on
Trade Related Aspects of Intellectual
Property Rights (Persetujuan tentang Aspek-
Aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual,
selanjutnya disebutTRIPs, melalui Undang-
10 Ibid, hal.511 Ibid, hal.5
![Page 87: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/87.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
81 6789:;7< =8>?>@A B C?ADEF<A;7< GAFH7?;7F7 I7F<E87: J9FK7L7F@7
Undang Nomor 7 Tahun 1994. Selain itu
Indonesia juga meratifikasi Berne
Convention for the Protection of Artistic
and Literary Works (Konvensi Berne
tentang Perlindungan Karya Seni dan
Sastra) melalui Keputusan Presiden Nomor
18 Tahun 1997 danWorld Intellectual
Property Organization Copyrights Treaty
(Perjanjian Hak Cipta WIPO/World
Intellectual Property Organization),
selanjutnya disebut WCT, melalui
Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun
1997.12
B. PERLINDUNGAN TERHADAP
INTELLECTUAL PROPERTY
RIGHTS
Hak Kekayaan Intelektual atau
disingkat dengan “HKI” atau akronim
“HaKI” adalah padanan kata yang biasa
digunakan untuk Intellectual Property
Rights (IPR) yakni hak yang timbul bagi
hasil olah pikir otak yang menghasilkan
suatu produk atau proses yang berguna
untuk manusia. Pada intinya HKI atau
HaKI adalah hak untuk menikmati secara
ekonomis hasil dari suatu kreativitas
intelektual. Objek yang diatur dalam HKI
12 Lihat lebih lanjut Penjelasan Umum Undang-Undangtentang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 dalam KitabUndang-Undang HaKI (Hak Kekayaan Intelektual) FokusMedia, Bandung, 2013, hal. 2 dan 3. Baca juga Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 serta Keputusan PresidenNomor 18 Tahun 1997.
adalah karya-karya yang timbul atau lahir
karena kemampuan intelektual manusia.13
Hak Kekayaan Intelektual ini
(Intellectual Property Rights (IPR) baru ada
jika kemampuan intelektual manusia telah
membentuk sesuatu, baik yang bisa dilihat,
didengar, dibaca, maupun digunakan secara
praktis. David I. Bainbridge mengatakan
bahwa:
“Intellectual Property is the
collective nama given to legal rights which
protect the product of the human intellect.14
The term intellectual property seem to be
the best available to cover that body of legal
rights which arise from mental and artistic
endeavour.”15
Dari uraian diatas kita dapat menyimpulkan
bahwa Hak Kekayaan Intelektual ini
merupakan hak yang berasal dari hasil
kegiatan kreatif suatu kemampuan daya
pikir manusia yang diekspresikan kepada
kalayak umum dalam berbagai bentuknya,
yang memiliki manfaat serta berguna dalam
menunjang kehidupan manusia, juga
memiliki nilai ekonomi. Bentuk nyata dari
kemampuan karya intelekktual tersebut
13 Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, BukuPanduan Hak Kekayaan Intelektual, Tangerang, 2005, hal.314 David I. Bainbridge, 1990, Computers and the Law,Cetakan Pertama, London: Pitman Publishing. H.715 John F. Williams, 1986, A Manager’s Guide to Patent,
Trade Marks & Copyright, Cetakan Pertama, London:Kogan Page, h.11
![Page 88: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/88.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
82 MNOPQRNS TOUVUWX Y ZVX[\]SXRNS ^X]_NVRN]N `N]S\ONQ aP]bNcN]WN
bisa dibidang teknologi, ilmu pengetahuan,
ataupun seni dan sastra.16
Hak kekayaan intelektual adalah hak
kebendaan, hak atas sesuatu benda yang
bersumber dari hasil kerja otak, hasil kerja
rasio. Hasil dari pekerjaan rasio manusia
yang bernalar. Hasil kerja itu berupa benda
immateril. Benda yang tidak berwujud. Kita
ambil misalnya karya cipta lagu. Untuk
menciptakan alunan nada (irama) diperlukan
pekerjaan otak. Hasil kerja otak dirumuskan
sebagai intelektualitas. Begitulah ketika
irama lagu tadi tercipta berdasarkan hasil
kerja otak, ia dirumuskan sebagai Hak atas
Kekayaan Intelektual (Intellectual Property
Rights). Berbeda misalnya hasil kerja fisik,
petani mencangkul, menanam menghasilkan
buah-buahan. Buah-buahan tadi adalah hak
milik juga tetapi hak milik materil. Hak
milik atas benda yang berwujud.17
Jika ditelusuri lebih lanjut Hak atas
Kekayaan Intelektual sebenarnya
merupakan bagian dari benda yang tidak
berwujud (benda immateril). Benda dalam
kerangka hukum perdata dapat
diklasifikasikan ke dalam berbagai
kategori, salah satu diantara kategori itu,
adalah pengelompokan benda ke dalam
klasifikasi benda berwujud dan benda yang
16 Muhammad Djumhana, R. Djubaedillah, Op.Cit, 2014,hal.17-1817 H. O.K.Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual(Intellectual Property Rights), Rajawali Pers, Jakarta, 2004,hal. 9-10
tidak berwujud18. Untuk hal ini dapat dilihat
batasan benda yang dikemukan dalam pasal
499 KUH Perdata19, yang berbunyi : benda
ialah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang
dapat dikuasai oleh Hak Milik.20
Bagaimanakah sistem HKI? Sistem
HKI merupakan hak privat (private rights).
Disinilah ciri khas HKI. Seseorang bebas
untuk mengajukan permohonan atau
mendaftarkan karya intelektualnya atau
tidak. Hak eksklusif yang diberikan Negara
kepada individu pelaku HKI (inventor,
pencipta, pendesain dan sebagainya), tiada
lain dimaksudkan sebagai penghargaan atas
hasil karya (kreativitasnya) dan agar orang
lain terangsang untuk dapat lebih lanjut
mengembangkannya lagi. Sehingga dengan
sistem HKI tersebut kepentingan masyarakat
ditentukan melalui mekanisme pasar.
Disamping itu sistem HKI menunjang
diadakannya sistem dokumentasi yang baik
atas segala bentuk kreativitas manusia
sehingga kemungkinan dihasilkannya
teknologi atau hasil karya lainnya yang
sama dapat dihindar/cegah. Dengan
dukungan dokumentasi yang baik tersebut,
diharapakan masyarakat dapat
memanfaatkannya dengan maksimal untuk
keperluan hidupnya atau
18 Baca Salim H, Pengantar Huku Perdata Tertulis (BW),Sinar Grafika, Jakarta. 2005 Baca tentang “Hukum
Benda”hal 89-110.19 Lihat lebih lanjut pasal 499 Kitab Undang-UndangHukum Perdata20 H. O.K Saidin, Op.Cit, 2004, hal. 11
![Page 89: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/89.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
83 defghiej kflmlno p qmorstjoiej uotvemiete wetjsfeh xgtyezetne
mengembangkannya lebih lanjut untuk
memberikan nilai tambah yang lebih tinggi
lagi.21
Adapun pengelompokan Hak atas Kekayaan
Intelektual (Intellectual Property Rights)
adalah sebagai berikut:22
1. Hak Cipta (Copy Rights)
2. Hak Milik (baca: hak kekayaan)
Perindustrian (Industrial Property
Rights)
Hak Cipta sebenarnya dapat lagi
diklasifikasikan ke dalam dua bagian yaitu:
1. Hak Cipta dan
2. Hak yang berkaitan (bersempadan)
dengan Hak Cipta (neighbouring rights)
Selanjutnya hak atas kekayaan perindustrian
dapat diklasifikasikan lagi menjadi:
1. Patent (Paten)
2. Utility Models (Model Rancang
Bangun) atau dalam hukum Indonesia
dikenal dengan istilah paten sederhana
(simple patent)
3. Industrial Design (Desain Industri)
4. Trade Merk (Merek Dagang)
5. Trade Names ( Nama Niaga atau Nama
Dagang)
6. Indication of Source or Appelation of
Origin (Sumber tanda atau sebutan)
Pengelompokan hak atas kekayaan
perindustrian seperti tertera diatas
21 Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Op.Cit,2005, hal.322 H.O.K Saidin, Op.Cit, 2004, hal.13-15.
didasarkan padaConvention Establising
The World Intellectual Property
Organization. Dalam beberapa literatur
bidang kekayaan perindustrian yang
dilindungi tersebut masih ditambah lagi
beberapa bidang lain yaitu:trade secret,
service mark, dan unfair competition
protection.Sehingga hak atas kekayaan
perindustrian itu dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Patent
2. Utility Models
3. Industrial Designs
4. Trade Secrets
5. Trade Marks
6. Service Marks
7. Trade Names or Commercial Names
8. Appelations of Origin
9. Indications of Origin
10. Unfair Competition Protection.
Berdasarkan kerangka WTO/TRIPs
(World Trade Organization/Trade Related
Aspects of Intellectual Property Rights) ada
dua bidang lagi yang perlu ditambahkan
yakni:
1. Perlindungan Varietas Baru Tanaman
2. Integrated Circuits (rangkaian
elektronika terpadu).
Dari perkembangan yang ada kini
pengaturan Hak Kekayaan Intelektual
menempatkan undang-undang tidak semata-
mata bersifat tambahan, tetapi juga pembuat
![Page 90: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/90.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
84 {|}~��|� �}����� � ���������|� ����|��|�| �|���}|� �~��|�|��|
undang-undang telah bermaksud untuk
memberikan sutu ketentuan yang lebih
bersifat memaksa. Namun pengaturan
tersebut masih bertumpu pada sifat asli yang
ada pada Hak Kekayaan Intelektual tersebut,
diantaranya:23
a. Mempunyai jangka waktu terbatas Dalam
arti setelah masa perlindungannya, Ciptaan
(Penemuan) tersebut akan menjadi milik
umum. Namun ada pula yang setelah habis
masa perlindungannya bisa diperpanjang
terus, misalnya Hak Merek, tetapi ada juga
yang perlindungannya hanya bisa
diperpanjang satu kali dan jangka waktunya
tidak sama lamanya dengan jangka waktu
perlindungan pertama, contoh Hak Paten.
b. Bersifat eksklusif dan mutlak
Maksudnya bahwa hak tersebut dapat
dipertahankan terhadap siapapun. Yang
mempunyai hak itu dapat menuntut terhadap
pelanggaran yang dilakukan oleh siapapun.
Si pemilik/pemegang Hak Kekayaan
Intelektual mempunyai suatu hak
monopoli, yaitu dia dapat mempergunakan
haknya dengan melarang siapapun tanpa
persetujuannya membuat ciptaan/penemuan
ataupun menggunakannya.
c. Bersifat Mutlak yang bukan kebendaan
23 Muhammad Djumhana, R Djubaedillah, Op.Cit, 2014. hal.19-20
Adapun prinsip-prinsip yang terkandung
dalam Hak atas Kekayaan Intelektual
(Intellectual Property Rights) adalah:24
a. Prinsip keadilan (the principle of
natural justice)
Pencipta sebuah karya atau orang lain yang
bekerja membuahkan hasil dari kemampuan
intelektualnya, wajar memperoleh imbalan.
Imbalan tersebut dapat berupa materi
ataupun bukan materi, seperti adanya rasa
aman karena dilindungi dan diakui atas hasil
karyanya.
b. Prinsip ekonomi (the economic
argument)
Prinsip ekonomi Hak Kekayaan Intelektual
ini merupakan hak yang berasal dari hasil
kegiatan kreatif suatu kemampuan daya
pikir manusia yang diekpresikan kepada
khalayak umum dalam berbagai bentuk,
yang memilki manfaat serta berguna dalam
menunjang kehidupan manusia. Hak
Kekayaan Intelektual merupakan suatu
bentuk kekayaan bagi pemiliknya. Dari
kepemilikannya seseorang akan
mendapatkan keuntungan, misalnya dalam
bentuk pembayaranroyalty atau technical
fee.
c. Prinsip kebudayaan (the culture
argument)
Kita mengonsepsikan bahwa karya manusia
itu pada hakikatnya bertujuan untuk
24 Ibid, hal. 21-22.
![Page 91: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/91.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
85 �������� ������� � ��� ¡¢����� £�¢¤����¢� ¥�¢�¡��� ¦�¢§�¨�¢��
memungkinkannya hidup. Selanjutnya dari
karya itu pula akan timbul suatu gerak hidup
yang harus menghasilkan lebih banyak
karya lagi. Dengan konsepsi demikian maka
pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan, seni, dan sastra sangat besar
artinya bagi peningkatan taraf kehidupan,
peradaban dan martabat manusia.
d. Prinsip sosial (the social argument)
Hak apapun yang diakui oleh hukum dan
diberikan kepada perseorangan atau kepada
persekutuan atau kesatuan lain, tidak boleh
diberikan semata-mata untuk memenuhi
kepentingan perseorangan, persekutuan atau
kesatuan itu saja, tetapi juga pemberian hak
kepada perseorangan, persekutuan/kesatuan
itu diberikan dan diakui oleh hukum. Hal
ini disebabkan dengan diberikannya hak
tersebut kepada perseorangan, persekutuan
atau kesatuan hukum itu, kepentingan
seluruh masyarakat akan terpenuhi.
C. RUANG LINGKUP HAK CIPTA
Hak Cipta Sebagai Hak Kebendaan
Sebelum kita mengkaji lebih jauh
tentang keberadaan Hak Cipta sebagai Hak
Kebendaan, maka ada baiknya jika terlebih
dahulu kita uraikan apa sebenarnya yang
dimaksud dengan Hak Kebendaan. Dalam
bahasa Belanda Hak Kebendaan ini disebut
zakelijk recht. Prof. Sri Soedewi Masjchoen
Sofwan, memberikan rumusan tentang Hak
Kebendaan yakni:“hak mutlak atas suatu
benda dimana hak itu memberikan
kekuasaan langsung atas suatu benda dan
dapat dipertahankan terhadap siapapun”.
Rumusan bahwa Hak Kebendaan itu adalah
hak mutlak yang juga berarti hak absolut
yang dapat pertentangkan dengan hak
relatif, hak nisbi atau biasanya disebut juga
persoonlijk atau hak perorangan. Hak yang
disebut terakhir ini hanya dapat
dipertahankan terhadap orang tertentu, tidak
terhadap semua orang seperti hak
kebendaan.25
Ada beberapa ciri pokok yang
membedakan hak kebendaan dengan hak
relatif atau perorangan yaitu:26
1. Merupakan hak yang mutlak, dapat
dipertahankan terhadap siapapun juga
2. Mempunyai zaaksgevolg atau droit de
suite (hak yang mengikuti). Artinya hak itu
terus mengikuti bendanya dimanapun juga
(dalam tangan siapapun juga) benda itu
berada. Hak itu terus saja mengikuti orang
yang mempunyainya.
3. Sistem yang dianut dalam hak kebendaan
dimana terhadap yang lebih dahulu terjadi
mempunyai kedudukan dan tingkat yang
lebih tinggi dari pada yang terjadi
kemudian.
4. Mempunyai sifat droit de preference
(hak yang didahulukan)
25 H. OK. Saidin, Op.Cit, 2004, hal. 48-4926 Ibid, ha.l 49
![Page 92: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/92.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
86 ©ª«¬®ª¯ °«±²±³´ µ ¶²´·¸¹¯´®ª¯ º´¹»ª²®ª¹ª ¼ª¹¯¸«ª ½¬¹¾ª¿ª¹³ª
5. Adanya apa yang dinamakan gugat
kebendaan
6. Kemungkinan untuk dapat memindahkan
hak kebendaan itu dapat sepenuhnya
dilakukan.
Hak Cipta sebagai Hak Kekayaan Immateril
Yang dimaksud dengan hak kekayaan
immateril adalah suatu hak kekayaan yang
objek haknya adalah benda tidak berwujud
(benda tidak bertubuh). Dalam hal ini
banyak yang dapat dijadikan objek hak
kekayaan yang termasuk dalam cakupan
benda tidak bertubuh. Misalnya, hak
tagihan, hak yang ditimbulkan dari
penerbitan surat-surat berharga, hak sewa
dan lain-lain sebagainya. Hak kekayaan
immateril dirumuskan semua benda yang
tidak dapat dilihat atau diraba dan dapat
dijadikan objek hak kekayaan adalah
merupakan hak kekayaan immateril.27
Jika kita ingin memastikan tempat atau
kedudukan Hak Cipta itu sebagai hak
kekayaan immateril maka ada baiknya kita
lihat dulu rumusan pasal 499 KUH
Perdata.28 Pasal ini secara implisit (tersirat)
dan menunjukkan bahwa Hak Cipta itu
dapat digolongkan sebagai benda yang
dimaksud oleh pasal tersebut. Pasal 499
KUH Perdata memberikan batasan tentang
rumusan benda, menurut pasal tersebut
27 Ibid, hal.5228 Baca lebih lanjut Pasal 499 Kitab Undang-UndangHukum (KUH) Perdata
bahwa: menurut paham undang-undang
yang dinamakan benda ialah tiap-tiap
barang dan tiap-tiap hak yang dapat
dikuasai menjadi objek kekayaan
(property) atau hak milik. Rumusan ini
akan menempatkan Hak Cipta sebagai hak
yang merupakan bagian dari benda. Hak
Cipta menurut rumusan ini dapat dijadikan
objek Hak Milik, oleh karena itu, ia
memenuhi kriteria pasal 499 KUH Perdata.
Si Pemegang Hak Cipta dapat menguasai
Hak Cipta sebagai Hak Milik.29
Dasar Hukum Hak Cipta
Adapun peraturan Hak Cipta yang
pernah berlaku di Indonesia tertuang dalam:
a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982
tentang Hak Cipta
b. Undamg-Undang Nomor 7 Tahun 1987
tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta
c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997
tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta
sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1987.
d. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta.
e. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta.
Apa itu Hak Cipta?
29 H. OK. Saidin, Op.Cit, hal. 52-53
![Page 93: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/93.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
87 ÀÁÂÃÄÅÁÆ ÇÂÈÉÈÊË Ì ÍÉËÎÏÐÆËÅÁÆ ÑËÐÒÁÉÅÁÐÁ ÓÁÐÆÏÂÁÄ ÔÃÐÕÁÖÁÐÊÁ
Sebagaimana yang dirumuskan dalam
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta bahwa Hak Cipta adalah
Hak Eksklusif Pencipta yang timbul secara
otomatis berdasarkan prinsip deklaratif
setelah suatu Ciptaan diwujudkan dalam
bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan
sesuatu dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Hak Cipta terdiri atas Hak Ekonomi
(Economic Rights) dan Hak Moral (Moral
Rights). Hak Ekonomi adalah Hak untuk
mendapatkan manfaat ekonomi atas Ciptaan
serta produk terkait. Hak Moral adalah Hak
yang melekat pada diri Pencipta atau Pelaku
yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus
tanpa alasan apapun, walaupun Hak Cipta
atau Hak Terkait telah dialihkan,
Pencipta adalah seorang atau beberapa
orang yang secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan
yang bersifat khas dan pribadi.
Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta
dibidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra
yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan,
pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan,
atau keahlian yang diekspresikan dalam
bentuk nyata.
Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta
sebagai Pemilik Hak Cipta, pihak yang
menerima hak tersebut secara sah dari
Pencipta, atau pihak lain yang menerima
lebih lanjut dari pihak yang menerima
tersebut secara sah.
Ciptaan yang dilindungi oleh Hak Cipta
menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2014 tentang Hak Cipta.30
Adapun Ciptaan yang dilindungi meliputi
Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan,
seni, dan sastra, terdiri atas:
a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis
yang diterbitkan, dan semua hasil karya
tulis lainnya.
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan
sejenis lainnya.
c. Alat peraga yang dibuat untuk
kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan
d. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa
teks.
e. Drama, drama musikal, tari, koreografi,
pewayangan dan pantomim
f. Karya seni rupa dalam segala bentuk
seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi,
seni pahat, patung atau kolase.
g. Karya seni terapan
h. Karya arsitektur
i. Peta
j. Karya seni batik atau seni motif lain
k. Karya Fotografi
l. Potret
m. Karya Sinematografi
30 Baca lebih lanjut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta
![Page 94: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/94.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
88 ×ØÙÚÛÜØÝ ÞÙßàßáâ ã äàâåæçÝâÜØÝ èâçéØàÜØçØ êØçÝæÙØÛ ëÚçìØíØçáØ
n. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga
rampai, basis data, adaptasi, aransemen,
modifikasi, dan karya lain hasil
transformasi.
o. Terjemahan, adaptasi, aransemen,
tranformasi, atau modifikasi ekspresi
budaya tradisional.
p. Kompilasi Ciptaan atau data, baik
dalam format yang dapat dibaca dengan
Program Komputer maupun media
lainnya.
q. Kompilasi ekspresi budaya tradisional
selama kompilasi tersebut merupakan
karya yang asli
r. Permainan video
s. Program Komputer.
Hasil Karya yang Tidak Dilindungi
oleh Hak Cipta.Hasil karya yang tidak
dilindungi oleh Hak Cipta meliputi:
a. Hasil Karya yang belum diwujudkan
dalam bentuk nyata
b. Setiap ide, prosedur, sistem, metode,
konsep, prinsip, temuan atau data
walaupun telah diungkapkan,
dinyatakan, digambarkan, dijelaskan,
atau digabungkan dalam sebuah
Ciptaan.
c. Alat, benda, atau produk yang
diciptakan hanya untuk menyelesaikan
masalah teknis atau yang bentuknya
hanya ditujukan untuk kebutuhan
fungsional.
Tidak ada Hak Cipta atas hasil karya
berupa:
a. Hasil rapat terbuka lembaga negara
b. Peraturan perundang-undangan
c. Pidato Kenegaraan atau pidato pejabat
pemerintah
d. Putusan Pengadilan atau Penetapan
Hakim dan
e. Kitab Suci atau simbol keagamaan.
D. HAK EKONOMI BAGIAN DARI
HAK CIPTA
Di dalam Konstitusi kita yaitu Pasal
28H Ayat (4) UUD 1945
menyatakan”Setiap orang berhak
mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih sewenang-
wenang oleh siapapun”. Ketentuan Pasal 28
H Ayat (4) UUD 1945 pasca reformasi ini
mirip dengan rumusan Pasal 26 Ayat (2)
UUDS 1950, yaitu “Seorangpun tidak boleh
dirampas dengan semena-mena”. Namun
dalam Pasal 26 Ayat (3) UUDS ini
ditambahkan, “Hak milik itu adalah suatu
fungsi sosial”. Sedangkan dalam Pasal 28 H
UUD 1945 Pascareformasi, konsepsi hak
milik yang berfungsi sosial itu tidak ada
lagi. Dengan ketentuan bahwa hak milik
pribadi tidak dapat diambil oleh siapapun,
berarti konsepsi hak milik pribadi dalam
UUD 1945 bersifat mutlak, kecuali atas
ganti kerugian yang didasarkan atas
![Page 95: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/95.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
89 îïðñòóïô õðö÷öøù ú û÷ùüýþôùóïô ÿùþ�ï÷óïþï �ïþôýðïò �ñþ�ï�ïþøï
transaksi yang bersifat sukarela.
Penggantian kerugian juga harus ditentukan
atas kesepakatan harga secara bersama.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
konsepsi hak milik dalam UUD 1945
mengalami liberalisasi dengan
meninggalkan unsur-unsur sosialisme dalam
fungsi hak milik.31
Hak Cipta yang merupakan bagian dari
Hak Milik Intelektual (Intellectual Property
Rights) otomatis mengandung Hak
Ekonomi di dalamnya karena dengan
Ciptaannya tersebut Pencipta akan
mendapatkan keuntungan atau menikmati
keuntungan atas Ciptaannya. Dan tidak
setiap orang bebas untuk menggunakan atau
menikamati Ciptaan si Pencipta tersebut
karena didalamnya ada nilai ekonomis yang
diperoleh dari olah pikir si Pencipta
sehingga Hak Cipta ini juga mengandung
unsur-unsur liberalisme.
Hak Cipta terdiri atas Hak Ekonomi
(economic rights) dan Hak Moral (moral
rights). Hak Ekonomi adalah hak untuk
mendapatkan manfaat ekonomi atas Ciptaan
serta hak yang terkait. Hak Moral adalah
hak yang melekat pada diri Pencipta atau
Pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau
dihapus tanpa alasan apapun, walaupun Hak
Cipta atau Hak Terkait telah dialihkan.32
31 Jimly Asshiddiqie, Op.Cit, hal, 265.32 Kitab Undang-Undang HAKI (Hak Kekayaan Intelektual),Fokusmedia, Bandung, 2013, hal. 3.
Hak Ekonomi dapat juga diberi istilah
denganFinancial Rights adalah hak yang
dimiliki oleh seorang Pencipta untuk
mendapatkan keuntungan atas Ciptaannya.
Hak Ekonomi ini pada setiap Undang-
Undang Hak Cipta selalu berbeda, baik
terminologinya, jenis hak yang meliputinya,
maupun ruang lingkup dari tiap jenis Hak
Ekonomi tersebut. Secara umum setiap
negara minimal mengenal dan mengatur
Hak Ekonomi tersebut meliputi jenis hak:33
a.Hak reproduksi atau penggandaan
b.Hak adaptasi
c. Hak distribusi
d. Hak pertunjukan
e. Hak penyiaran
f. Hak program kabel
g. Droit de suite (Hak yang mengikuti)
h. Hak pinjam masyarakat
a. Hak reproduksi atau penggandaan34
Hak Pencipta untuk menggandakan
Ciptaannya, ini merupakan penjabaran dari
Hak Ekonomi si Pencipta. Dalam istilah
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta, Hak Reproduksi
termasuk dalam pengertian “mengumumkan
atau memperbanyak” sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)35. Dalam
pengertian umum, reproduksi sama dengan
33 Muhammad Djumhana, R.Djubaedillah, Op,Cit, 2014, hal79.34 Ibid, hal. 79-80.35 Lihat lebih lanjut Pasal 2 Ayat (1) Undang-UndangNomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
![Page 96: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/96.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� ����� ������ ������ ��� ���������� ��� ��� ���������
perbanyakan, yaitu menambah jumlah suatu
Ciptaan dengan pembuatan yang sama, atau
menyerupai Ciptaan tersebut dengan
mempergunakan bahan-bahan yang sama,
termasuk mengalihwujudkan sesuatu
Ciptaan. Hak reproduksi ini juga mencakup
perubahan bentuk Ciptaan satu ke Ciptaan
lainnya, misalnya, rekaman musik,
pertunjukan drama, juga pembuatan duplikat
dalam rekaman suara dan film.
b.Hak Adaptasi36
Hak untuk mengadakan adaptasi dapat
berupa penerjemahan dari bahasa satu ke
bahasa yang lain, aransemen musik,
dramatisasi dari nondramatik, mengubah
menjadi cerita fiksi dari karangan non fiksi,
atau sebaliknya. Pengertian adaptasi pada
uraian diatas pada dasarnya berupa
modifikasi dari karya yang ada menjadi
karya lainnya, sebagai hasil eksplorasi atas
karya pertamanya dalam rangka
mengeksploitasi potensi yang dimilikinya
guna mendapatkan nilai tambah yang lebih
besar .
c.Hak distribusi37
Hak distribusi adalah hak yang dimiliki
Pencipta untuk menyebarkan pada
masyarakat setiap hasil ciptaannya.
Penyebaran tersebut dapat berupa bentuk
penjualan, penyewaan, atau bentuk lain
36 Muhammad Djumhana, R Djubaedillah, Op, Cit, 2014,hal. 8137 Ibid, hal.82
yang dimaksudkan agar Ciptaan tersebut
dikenal oleh masyarakat. Dalam hak ini
termasuk pula bentuk yang tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000
tentang Hak Cipta Pasal 2 ayat (1)38
“mengumumkan atau memperbanyak”,
termasuk kegiatan menerjemah,
mengadaptasi, mengaransemen,
mengalihwujudkan, menjual, menyewakan,
meminjamkan, mengimpor, memamerkan,
mempertunjukan kepada publik,
menyiarkan, merekam, dan
mengkomunikasikan Ciptaan kepada publik
melalui sarana apapun.
d.Hak penampilan atauperfomance right.39
Hak ini dimiliki para pemusik, dramawan,
ataupun seniman lainnya yang karyanya
dapat terungkapkan dalam bentuk
pertunjukan. Pengaturan tentang hak
pertunjukan ini di kenal, baik dalam
Konvensi Berne (Konvensi tentang
perlindungan karya seni dan sastra) maupun
Konvensi Universal, bahkan diatur
tersendiri dalam sebuah Konvensi, yaitu
Konvensi Roma (Konvensi untuk bidang-
bidang yang terkait dengan Hak
38 Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000menyatakan bahwa Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagiPencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkanatau memperbanyak Ciptaannya yang timbul secaraotomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangipembatasan menurut peraturan perundang-undangan. Yangdimaksud dengan hak eksklusif adalah hak yang semata-mata diperuntukan bagi pemegangnya sehingga tidak adapihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izinpemegangnya.39 Muhammad Djumhana, R Djubaedillah, Op, Cit, 2014,hal. 84
![Page 97: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/97.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� �!"#$%!& '"()(*+ , -)+./0&+%!& 1+02!)%!0! 3!0&/"!$ 4#05!6!0*!
Cipta/Neighbouring Rights, Related Rights).
Dengan pasti setiap perundang-undangan
Hak Cipta setiap negara akan mengaturnya.
Dalam Undang-Undang Hak Cipta
ditentukan bahwaperforming right adalah
Hak Esklusif dan dilindungi selama 28
tahun. Menurut Copinger,“pendaftaran
tidak diperlukan untuk mendapatkan
perlindungan bagi hak pertunjukan ini.
Peraturan yang berlaku sekarang di Inggris
untuk mengatur Hak Pertunjukan ini
adalahPerformers Protection Act 1958 dan
yang terakhir dikeluarkan tahun 1973.40
Yang dimaksud pertunjukan adalah
termasuk untuk penyajian kuliah, pidato,
khotbah, baik melalui visual maupun
presentasi suara, juga menyangkut
penyiaran film, dan rekaman suara pada
media televisi, radio, dan tempat lain yang
menyajikan tampilan tersebut41
e. Hak penyiaran (broadcasting right)42
Hak untuk menyiarkan bentuknya berupa
mentransmisikan suatu Ciptaan oleh
peralatan tanpa kabel. Hak penyiaran ini
meliputi penyiaran ulang dan mentransmisi
ulang. Ketentuan hak ini telah diatur baik
dalam Konvemsi Berne maupun Konvensi
Universal, juga konvensi sendiri misalnya
Konvensi Roma 1961 dan Konvensi Brussel
40 Ibid, hal 84 dikutip dari Copinger and Skone James,1980, Copyright, Cetaka keduabelas, London: Sweet&Maxwell, h.500041 Ibid, hal. 8442 Ibid, hal. 88
1974 yang dikenal denganRelating to the
Distribution of Programme Carryng Signals
Transmitted by Satelite. Hanya saja
dibeberapa negara, hak penyiaran ini masih
merupakan cakupan dari hak pertunjukan.
Menyiarkan sebagai bentuk hak
tersendiri dari bagian hak ekonomi adalah
suatu kegiatan dari pemilik hak cipta
termasuk menyewakan, melakukan
pertunjukan umum (public performance),
mengkomunikasikan pertunjukan langsung
(life perfomance), dan mengkomunikasikan
secara interaktif suatu karya rekaman
pelaku. Yang dimaksud dengan pelaku
adalah aktor, penyanyi, pemusik, penari atau
mereka yang menampilkan, memperagakan,
mempertunjukan. Menyanyikan,
menyampaikan, mendeklamasikan, atau
memainkan suatu karya musik, drama, tari,
sastra,folklore, atau karya seni lainya.43
f. Hak program kabel44
Hak ini hampir sama dengan hak penyiaran
hanya saja mentransmisikannya melalui
kabel. Dengan demikian, Pencipta atau
Pemegang Hak Cipta tidak dapat berdiri
sendiri dalam mengumumkan atau
menggandakan Ciptaannya, mereka harus
bekerja sama dengan lembaga/badan
penyiaran. Badan Penyiaran televisi
mempunyai suatu studio tertentu, dari sana
43 Lihat Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 19 Tahun2000 tentang Hak Cipta.44 Muhammad Djumhana, R Djubaedillah, Op, Cit, 2014,hal. 89-90
![Page 98: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/98.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
78 9:;<=>:? @;ABACD E FBDGHI?D>:? JDIK:B>:I: L:I?H;:= M<IN:O:IC:
disiarkan program-program melalui kabel
kepada pesawat pelanggan. Jadi, siarnya
sudah pasti bersifat komersil.
g. Droit de suite 45 (Hak Mengikuti artinya
hak itu terus mengikuti bendanya
dimanapun juga (dalam tangan siapapun
juga ) benda itu berada .
Adalah hak yang dimilki oleh Pencipta.
Hak ini mulai diatur dalam Pasal 14 bis
Konvensi Berne revisi Brussel 1948 yang
kemudian ditambah lagi dengan Pasal 14
hasil revisi Stockholm 1967. Ketentuan
Droit de suite ini menurut petunjuk dari
WIPO (World Intellectual Property
Organization) yang tercantum dalam buku
Guide to the Berne Convention merupakan
hak tambahan, Hak ini bersifat kebendaan.
h. Hak pinjam masyarakat ataupublic
lending right46
Hak ini dimiliki oleh Pencipta yang
karyanya tersimpan diperpustakaan, yaitu
dia berhak atas suatu pembayaran dari
pihak tertentu karena karya yang
diciptakannya sering dipinjam oleh
masyarakat dari perpustakaan milik
pemerintah tersebut.
Dimanakah Hak Ekonomi ini diatur
yang merupakan bagian dalam Hak Cipta?
Hal ini dijelaskan dalam Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014 bahwa pengaturan
tentang Hak Cipta mengandung Hak
45 Ibid, hal. 9046 Ibid, hal, 90
Ekonomi terdapat dalam Pasal 8, 9,10.
11,12,13,14,15.
Pasal 8:
Hak Ekonomi merupakan Hak Eksklusif
Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mendapatkan manfaat ekonomi atas
Ciptaannya
Pasal 9:
1, Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 8
memiliki Hak Ekonomi untuk melakukan:
a. Penerbitan Ciptaan
b. Penggandaan Ciptaan dalam segala
bentuknya
c. Penerjemahan Ciptaan
d. Pengadaptasian, pengaransemenan, atau
pentransformasian Ciptaan
e. Pendistribusian Ciptaan atau salinannya
f. Pertunjukan Ciptaan
g. Pengumuman Ciptaan
h. Komunikasi Ciptaan
i. Penyewaan Ciptaan
2. Setiap orang yang melaksanakan Hak
Ekonomi sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1) wajib mendapatkan izin Pencipta
atau Pemegang Hak Cipta
3. Setiap orang yang tanpa izin Pencipta
atau Pemegang Hak Cipta dilarang
melakukan Penggandaan dan/atau
Penggunaan secara Komersil Ciptaan
Pasal 10:
![Page 99: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/99.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
PQ RSTUVWSX YTZ[Z\] ^ _[]`abX]WSX c]bdS[WSbS eSbXaTSV fUbgShSb\S
Pengelola tempat perdagangan dilarang
membiarkan penjualan dan/atau
penggandaan barang hasil pelanggaran Hak
Cipta dan/atau Hak yang terkait ditempat
perdagangan yang dikelolanya.
Pasal 11:
1. Hak Ekonomi untuk melakukan
pendistribusian Ciptaan atau salinan
sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1) huruf e tidak berlaku
terhadap Ciptaan atau salinan yang
telah dijual atau yang telah dialihkan
kepemilikan Ciptaan kepada siapapun.
2. Hak Ekonomi untuk menyewakan
Ciptaan atau salinannya sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf i tidak berlaku terhadap program
komputer dalam hal ini program
komputer tersebut bukan merupakan
objek esensial dari penyewaan.
Pasal 12:
1. Setiap orang dilarang melakukan
penggunaan secara komersial,
penggandaan, pengumuman,
pendistribusian, dan/atau Komunikasi
atas potret yang dibuatnya guna
kepentingan reklame atau periklanan
secara komersial tanpa persetujuan dari
orang yang dipotret atau ahli warisnya.
2. Penggunaan secara komersial,
penggandaan, pengumuman,
pendistribusian, dan/atau Komunikasi
Potret sebagaimana yang dimaksud
dalam ayat (1) yang memuat 2 orang
atau lebih, wajib meminta persetujuan
dari orang yang ada dalam Potret atau
ahli warisnya.
Pasal 13:
Pengumuman, Pendistribusian, atau
Komunikasi Potret seorang atau
beberapa orang Pelaku Pertunjukan
dalam suatu pertunjukan umum tidak
dianggap sebagai pelanggaran Hak
Cipta, kecuali dinyatakan lain atau
diberi persetujuan oleh Pelaku
Pertunjukan atau pemegang hak atas
pertunjukan tersebut sebelum atau pada
saat pertunjukan berlangsung.
Pasal 14:
Untuk kepentingan keamanan,
kepentingan umum, dan/atau
kepentingan proses peradilan pidana,
instansi yang berwenang dapat
melakukan Pengumuman,
Pendistribusian atau Komunikasi Potret
tanpa harus mendapatkan persetujuan
dari seorang atau beberapa orang yang
berada dalam Potret.
Pasal 15:
1.Kecuali diperjanjian lain, pemilik
dan/atau pemegang Ciptaan fotografi,
lukisan, gambar, karya arsitektur,
patung, atau karya seni lain berhak
melakukan pengumuman Ciptaan
![Page 100: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/100.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
ij klmnoplq rmstsuv w xtvyz{qvplq |v{}ltpl{l ~l{qzmlo �n{�l�l{ul
dalam suatu pameran umum atau
Penggandaan dalam suatu katalog yang
diproduksi untuk keperluan pameran
tanpa persetujuan Pemcipta.
2. Ketentuan Pengumuman Ciptaan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(1) berlaku juga terhadap Potret
sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan sebagaiman yang dimaksud
dalam Pasal 12.
Apakah Hak Ekonomi yang terdapat di
dalam Hak Cipta dapat dialihkan?
Ketentuan ini diatur dalam Pasal 16, 17
18 dan 19 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014:
Pasal 16:
1. Hak Cipta merupakan Benda
bergerak tidak berwujud
2. Hak Cipta dapat beralih atau
dialihkan, baik seluruh maupun sebagian
kerena:
a. Pewarisan
b. Hibah
c. Wakaf
d. Wasiat
e. Perjanjian tertulis
f. Sebab lain yang dibenarkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
3. Hak Cipta dapat dijadikan objek
jaminan fidusia.
4. Ketentuan mengenai Hak Cipta
sebagai objek jaminan fidusia
sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(3) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 17:
1. Hak Ekonomi atas suatu Ciptaan
tetap berada di tangan Pencipta atau
Pemegang Hak Cipta selama Pencipta
atau Pemegang Hak Cipta tidak
mengalihkan seluruh Hak Ekonomi
dari Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
tersebut kepada penerima pengalihan
hak atas Ciptaan.
2. Hak Ekonomi yang dialihkan
Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
untuk seluruh atau sebagian tidak dapat
dialihkan untuk keduakalinya oleh
Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
yang sama.
Pasal 18:
Ciptaan buku, dan/atau semua hasil
karya tulis lainnya, lagu dan/atau
musik dengan atau tanpa teks yang
dialihkan dalam perjanjian jual putus
dan/atau pengalihan tanpa batas waktu,
Hak Ciptanya beralih kembali kepada
Pencipta pada saat perjanjian tersebut
mencapai jangka waktu 25 (dua puluh
lima tahun)
Pasal 19:
![Page 101: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/101.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� �������� ������� � ����������� ���������� �������� ����������
1. Hak Cipta yang dimilki Pencipta
yang belum, telah, atau tidak dilakukan
Pengumuman, Pendistribusian, atau
Komunikasi setelah Penciptanya
meninggal dunia menjadi milik ahli
waris atau milik penerima wasiat.
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak berlaku jika hak
tersebut diperoleh secara melawan
hukum.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapatlah penulis
menyimpulkan bahwa Hak Cipta otomatis
atau secara tidak langsung memunculkan
Hak Ekonomi bagi Pencipta karena Hak
Cipta memberikan keuntungan finansial
bagi Penciptanya. Disamping itu juga orang
lain yang akan menggunakan Ciptaan
Pencipta harus terlebih dahulu
mendapatkan izin dari Pencipta dan dia
harus memberikanRoyalty atau Technical
Fee kepada Pencipta. Dengan demikian si
Pencipta tentu mendapatkan keuntungan
dari Royalty atauTechnical Fee tersebut.
Hasil Ciptaan Pencipta harus memiliki
manfaat serta berguna secara ekonomi bagi
masyarakat untuk menunjang kehidupan
manusia sehingga Hak Ekonomi yang
terkandung di dalam Hak Cipta tersebut
tidak hanya menguntungkan pribadi bagi
Penciptanya saja tetapi juga mempunyai
manfaat ekonomi bagi masyarakat luas. Hak
Ekonomi tersebut dapat berupa; hak
reproduksi atau penggandaan, hak adaptasi,
hak distribusi, hak penampilan atau
peformance right, hak penyiaran, hak
program kabel,droit de suite (hak yang
mengikuti) dan hak pinjam masyarakat atau
public lending rights.
Di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2014 tentang Hak Cipta tegas-tegas telah
dinyatakan juga bahwa: Pencipta atau
Pemegang Hak Cipta sebagaimana yang
dimaksud dalam memiliki hak ekonomi
untuk melakukan:
a. Penerbitan Ciptaan
b. Penggandaan Ciptaan dalam segala
bentuknya
c. Penerjemahan Ciptaan
d. Pengadaptasian, pengaransemenan, atau
pentransformasian Ciptaan
e. Pendistribusian Ciptaan atau salinannya
f. Pertunjukan Ciptaan
g. Pengumuman Ciptaan
h. Komunikasi Ciptaan
i. Penyewaan Ciptaan
DAFTAR PUSTAKA
Asshiddiqie, Jimly,Konstitusi Ekonomi,Penerbit KOMPAS, Jakarta, 2010
![Page 102: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/102.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
�� ��� ¡¢�£ ¤�¥¦¥§¨ © ª¦¨«¬£¨¢�£ ®¨¯�¦¢�� °�£¬��¡ ± ²�³�§�
Asyhadie, Zaeni,Hukum Bisnis Prinsip danPelaksanaanya di Indonesia, RajawaliPers, Jakarta, 2012.
Direktoral Jenderal Hak KekayaanIntelektual, Buku Panduan HakKekayaan Intelektual, Tangerang,2005
Djumhana, Muhammad dan Djubaedillah,R, Hak Milik Intelaktual Sejarah,Teori dan Praktiknya di Indonesia,PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014
HS, Salim, Pengantar Hukum PerdataTertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta,2005
Nasution, Rahmi Jened Parinduri,InterfaceHukum Kekayaan Intelektual danHukum Persaingan (PenyalahgunaanHKI), Rajawali Pers, Jakarta, 2013
Saidin, H. OK,Aspek Hukum Hak KekayaanIntelektual (Intellectual PropertyRights), Rajawali Pers, Jakarta, 2004
Soekamto, Soerjono,Pengantar PenelitianHukum, UI Press, Jakarta, 1986.
Suratman, Philips Dillah,Metode PenelitianHukum, Alfabeta, Bandung, 2012.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002tentang Hak Cipta
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta
Kitab Undang-Undang HaKI (HakKekayaan Intelektual), Fokusmedia,Bandung, 2013
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata(KUH Perdata)
![Page 103: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/103.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
´µ¶·¸¹µº »¶¼½¼¾¿ À Á½¿ÂÃĺ¿¹µº Å¿ÄƵ½¹µÄµ ǵĺöµ¸ È·Äɵʵľµ
PETUNJUK PENULISAN
MAJALAH ILMIAH “JURNAL M-PROGRESS”
1. Naskah diketik denganMS Word, jenis hurufTimes News Roman 11, ukuran kertas
A4 (297 x 210), dengan jarak 1,5 spasi, jumlah 10 s/d 16 halaman, (termasuk gambar,
ilustrasi dan daftar pustaka).
2. Naskah berupa hasil penelitian atau pengabdian kepada masyarakat, yang merupakan
naskah asli dan belum pernah dipublikasikan di media masa manapun. Makalah yang
telah dipresentasikan dalam suatu pertemuan ilmiah, apabila belum dipubilkasikan
dapat diterima.
3. Sistematika penulisan sebagai berikut:
a. JUDUL
Singkat, jelas dan mencerminkan isi.
b. Nama (para) penulis atau baris kepemilikan
Ditulis lengkap tanpa gelar disertai keterangan instansi tempat bekerja, alamat,
Telepon, Fax dan alamat E-mail.
c. ABSTRAK
Abstrak diawali dengan judul makalah dalam bahasa Inggris. Berisi inti sari
makalah, cara penyelesain masalah, dan hasil yang diperoleh. Selanjutnya
abstract ditulis dalam bahasa Inggris, satu alinea dengan maksimal 150 kata.
Keyword: berisi 2 s/d 5 kata dalam bahasa Inggris.
d. PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan, ruang lingkup, dan berisi
teori yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, serta menjelaskan
metodologi yang dipergunakan berisi bahan, alat yang digunakan, dan cara
melakukan penelitian.
e. PEMBAHASAN
Berisi penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, gambar dan/atau lain
sebagainya. Permohonan dilakukan terhadap hubungan berbagai variabel baik
bebas maupun terikat, analisis tentang keterkaitan data dengan hipotesa
![Page 104: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022012909/5b2ce7de7f8b9ae16e8b847e/html5/thumbnails/104.jpg)
JURNAL M-PROGRESS
ËÌÍÎÏÐÌÑ ÒÍÓÔÓÕÖ × ØÔÖÙÚÛÑÖÐÌÑ ÜÖÛÝÌÔÐÌÛÌ ÞÌÛÑÚÍÌÏ ßÎÛàÌáÌÛÕÌ
penelitian dan kesesuaian hasil penelitian terhadap teori yang digunakan
berikut alasannya.
f. KESIMPULAN
Berisi kesimpulan dari pembahasan.
g. DAFTAR PUSTAKA
Penulisan daftar pustaka disusun tanpa nomor berdasarkan abjad dengan
urutan penulisan sebagai berikut nama pengarang, tahun terbit, judul, penerbit
dan kota penerbitan. Nama pengarang mendahulukan nama keluarga atau
nama dibalik tanpa gelar.
4. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan berpedoman pada Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
5. Hindari pemakaian istilah asing (kecuali bila sangat diperlukan). Penulisan istilah
asing dicetak dengan huruf miring / italic.
6. Isi tulisan bukan tanggung jawab redaksi. Redaksi berhak mengedit
redaksionalnya, tanpa mengubah arti.
7. Bagi penulis yang naskahnya diterbitkan akan diberi 1 (satu) eksemplar cetak
lepas.
8. Bagi pengirim naskah harus menyertakan print out naskah serta 1 (satu) CD berisi
copy naskahnya dikirim ke RedaksiJurnal M-Progress Alamat : Fakultas
Ekonomi, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Fakultas Ekonomi,
Kampus B, Komplek Angkasa, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Telp. 021-
80880030, Fax. 021-80880031, email :[email protected]
Fakultas EkonomiUniversitas Dirgantara Marsekal Suryadarma