volume vi, nomor 2, juni 2016...

104
Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN 2088-0421 ` Jurnal M – PROGRESS ANALISIS KUALITAS MANAJEMEN BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TRANSPORTASI UDARA Bambang B. Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP TURN OVER KARYAWAN XYZ Ahmad Badawi Saluy dan Novawiguna Kemalasari PENGARUH PEMASARAN JASA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PADA PT SPECTA INTERNATIONAL CARGO Sri Yanthy Yosepha dan Aditya ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME PEGAWAI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR CABANG BRI TB SIMATUPANG JAKARTA SELATAN Wasis Gunadi dan Agus Panti Kustianto PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PT PERTAMINA (PERSERO) JAKARTA Tutik Wiryanti dan Bambang B. Sulistiyono KEDUDUKAN HAK CIPTA DALAM MEWUJUDKAN HAK EKONOMI SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN TERHADAP INTELECTUAL PROPERTY RIGHTS Indah Sari UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA

Upload: truongtu

Post on 22-Jun-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421

`

JurnalM ♠ PROGRESS

ANALISIS KUALITAS MANAJEMEN BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA DAN

PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TRANSPORTASI UDARA

BambangB. Sulistiyono dan Sherly Olivia

ANALISIS BEBAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP TURN OVER

KARYAWAN XYZ

Ahmad Badawi Saluy dan Novawiguna Kemalasari

PENGARUH PEMASARAN JASA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PADA PT SPECTA INTERNATIONAL CARGO

Sri Yanthy Yosepha dan Aditya

ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME PEGAWAI DAN GAYA KEPEMIMPINAN

TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR CABANG BRI TB SIMATUPANG

JAKARTA SELATAN

Wasis Gunadi dan Agus Panti Kustianto

PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PT PERTAMINA (PERSERO) JAKARTA

Tutik Wiryanti dan BambangB. Sulistiyono

KEDUDUKAN HAK CIPTA DALAM MEWUJUDKAN HAK EKONOMI SEBAGAI UPAYA

PERLINDUNGAN TERHADAP INTELECTUAL PROPERTY RIGHTS

Indah Sari

UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA

Page 2: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

Fakultas Ekonomi - Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

JURNAL M ♠ PROGRESSVolume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN 2088-0421

Penanggung Jawab : Dekan Fakultas Ekonomi

Ir. Bambang B. Sulistiyono, S.Sos. MAP

Pimpinan Redaksi : Sri Yanthy Yosepha, S.Pd. MM

Staf Ahli Redaksi : Tutik Siswanti, SE. MSi.

Sekretaris : Rita Intan Permatasari, S.TP, MM

Anggota Redaksi : Saur Simamora, SP, MM

Dedi Wibowo, SE, MM

Vera Sylvia Saragi Sitio, MP, MBA

Sirkulasi/Setting : Dian Wijayanti, SE.

Alamat Redaksi : Fakultas EkonomiUniversitas Dirgantara Marsekal SuryadarmaLembaga Penerbit Fakultas Ekonomi (LPFE)Jl. Angkasa Kompleks Bandara Halim PerdanakusumaJakarta Timur-13610Telp (021) 80880031, Fax (021) 80880030Email : [email protected]

Page 3: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

KATA PENGANTAR

uji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,

karunia hidayah dan Ridho-Nya kepada tim redaksi, sehingga dapat menyelesaikan

penyusunan Jurnal M-Progress Unsurya Volume VI, No. 2 , Juni 2016.

Jurnal M - Progrress Unsurya, merupakan jurnal yang diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi,

Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (UNSURYA). Jurnal ini diterbitkan secara berkala

setahun 2 (dua) kali, yaitu bulan Juni dan bulan Januari.

Tujuan dari penerbitan jurnal ini adalah untuk mempublikasikan hasil tulisan ilmiah dalam bidang

Manjemen, baik dari hasil penelitian maupun tulisan ilmiah berdasarkan studi pustaka. Selain itu

dengan diterbitkan jurnal ini, maka dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman

berkaitan dengan permasalahan serta penyelesaianya dalam bidang manajemen.

Pada kesempatan ini tim redaksi juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

memberikan kontribusi, khususnya bagi penulis sehingga tersusunya jurnal ini dengan baik.

Redaksi Jurnal M– Progress juga menerima kiriman artikel dalam bahasa Indonesia atau bahasa

Inggris yang belum pernah dipublikasikan dalam jurnal lainnya.

Akhir kata, mudah-mudahan jurnal ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca pada

umumnya dan penulis pada khususnya.

Jakarta, Juni 2016

Ketua Tim Redaksi

Sri Yanthy Yosepha, S.Pd.MM

P

Page 4: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA

Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN 2088-0421

DAFTAR ISI

ANALISIS KUALITAS MANAJEMEN BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA

DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TRANSPORTASI UDARA

BambangB. Sulistyono dan Sherly Olivia ................................................................................... 1

ANALISIS BEBAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP TURN OVER KARYAWAN XYZ

Ahmad Badawi Saluy dan Novawiguna Kemalasari...................................................................... 13

PENGARUH PEMASARAN JASA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP TINGKAT

KEPUASAN PELANGGAN PADA PT SPECTA INTERNATIONAL CARGO

Sri Yanthy Yosepha dan Aditya ................................................................................................ 30

ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME PEGAWAI DAN GAYA KEPEMIMPINAN

TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR CABANG BRI TB SIMATUPANG JAKARTA SELATAN

Wasis Gunadi dan Agus Panti Kustianto .....................................................................................42

PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PT PERTAMINA (PERSERO) JAKARTA

Tutik Wiryanti dan Bambang Sulistiyono ......................................................................................54

KEDUDUKAN HAK CIPTA DALAM MEWUJUDKAN HAK EKONOMI SEBAGAI

UPAYA PERLINDUNGAN TERHADAP INTELECTUAL PROPERTY RIGHTS

Indah Sari .................................................................................................................................................... 77

Page 5: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

1 ���u�t�s ������� ♠ ��v�s�t�s ��� ��t��� ���s��� �u��������

ANALISIS KUALITAS MANAJEMEN BANDARA HALIM PERDANAKUSUMADAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN

TRANSPORTASI UDARA

Bambang B Sulistiyono1 , Sherly Olivia2

Abstract

Since commercialization Halim Airport, very interesting passengers who use air transportservices because of its position in the city center.

The Number of passengers continues to increase from year to year. So the airportmanagement is required to furnish the service that needs of passengers. An advanced securityaspects task AVSEC. This study aims to examine the effect of AVSEC (Air Transport Service)personnel capabilities and sensitivity to customer satisfaction in Halim Perdanakusuma Airport,empirically, either partially or simultaneously.

This research is a quantitative descriptive study. The total population are 132 people,divided into two population, namely 66 of AVSEC officers and 66 passengers. The sample surveyedby sex, education and age. Data were analyzed by using descriptive statistics such as the Averageof scores and cross tabulations Test results show that the AVSEC officer had run of function andduty well but the level of user satisfaction aviation transport services have not run yet.

Keywords: Ability, Sensitivity and Customer Satisfaction Air Transport

PENDAHULUANSeiring dengan semakin

meningkatnya kemajuan teknologi

kedirgantaraan, menyebabkan Bandar Udara

(Bandara) bukan lagi hanya dipandang

sebagai tempat untuk mobilitas orang melalui

perjalanan udara saja, tetapi sudah mengarah

pada tujuan mempromosikan kepentingan

daerah melalui keberadaan Bandara itu

sendiri. Bila semula fungsi Bandara hanya

bersifat kovensional, namun dalam

perkembangannya sudah berubah menjadi

kawasan penting untuk mendorong

pertumbuhan perekonomian dan

pembangunan suatu wilayah. Hal ini

menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan

signifikan dari peran suatu Bandara.

Jika dalam paradigma lama

dikatakan bahwa kemajuan suatu negara

hanya bisa terjadi bila negara tersebut

mempunyai akses ke laut, sebagaimana yang

pernah dilakukan ketika Uni Soviet yang

berusaha merebut wilayah Siberia untuk bisa

membuka pelabuhan Vladivostok

di Samudera Pasifik walaupun letaknya

sangat jauh dari di pusat pemerintahan.

Akan tetapi sejalan dengan kemajuan

tehnologi kedirgantaraan saat ini, tidak ada

lagi kata yang mengatakan bahwa suatu1. [email protected]. [email protected]

Page 6: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

2 ���u�t�s ������� ♠ ���v��s�t�s ������t��� ��s���� !u�"�#����

negara harus memiliki pelabuhan laut jika

ingin maju. Dalam arti bahwa kemajuan

suatu wilayah saat ini tidak lagi tergantung

pada letak geografi wilayahnya yang

berpantai, tetapi sebaliknya suatu negara

atau wilayah akan mengalami kemajuan

perekonomian bila di wilayahnya terdapat

Bandara. Sebagai ilustrasi bahwa kota-kota

besar seperti Medan, Makasar, Bandung,

Malang, Yogyakarta terus berupaya

mengembangkan Bandara sampai pada

tingkat internasional. Demikian gambaran

yang lain, daerah pedalaman Kabupaten

Wamena yang letaknya ditengah tengah

pegunungan Jaya Wijaya Papua, mampu

bergerak perekonomiannya hanya karena

memiliki Bandara.

Perubahan paradigma tersebut semakin

menyadarkan orang akan pentingnya peran

Bandara, sehingga pembenahan manajemen

Bandara secara modern sudah harus

diterapkan dengan kepuasan pelanggan

merupakan target utama dalam pelayanan

yang harus dilakukan. Menghadapi

tuntutan pasar yang demikian tidak ada

pilihan lain bagi perusahaan jasa

penerbangan untuk berupaya memberikan

berbagai jasa layanan berkualitas agar

pelanggan tetap setia menggunakan moda

transportasi dirgantara, sebagaimana

dikatakan oleh Kotler dalam Suprayanto dan

Rosad (2015:134) bahwa kepuasan

pelanggan dinilai dari kualitas jasa yang

didapatkan pelanggan.

Semakin padatnya jadwal

penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta

yang menyebabkan banyak keluhan

pengguna jasa penerbangan nasional

maupun internasional seperti dellay

penerbangan yang melebihi toleransi waktu

sampai keterlambatan jadwal ketibaan

pesawat karena harus antri pendaratan,

menyebabkan Kementerian Perhubungan

melalui Perum Angkasa Pura (PAP) II,

berupaya menghidupkan kembali Bandara

Halim Perdanakusuma menjadi Bandara

komersial sejak 10 Februari 2014, yang

sebelumnya hanya digunakan sebagai

Bandara yang melayani penerbanganVVIP

dan Charter filght. Selain letak posisinya

yang strategis di tengah kota, perjalanan

yang dilakukan oleh calon penumpang lebih

efektif dan efisien dibandingkan jika

menggunakan penerbangan di Bandara

Soetta. Peluang inilah kemudian ditangkap

oleh operator penerbangan Lion Grup dan

Garuda Grup untuk menambah route

penerbangan baru tanpa kajian lingkungan

yang mendalam sehingga munculnya

berbagai persoalan seperti; terjadinya

penundaan penerbangan(dellay) sampai

dengan pembatalan (cancel) karena selain

padat penerbangan, juga digunakannya

untuk pelayanan penerbangan VVIP

Presiden/Wakil Presiden atau pejabat tinggi/

negara asing yang harus didahulukan.

Kondisi Bandara Halim PK yang

memang tidak dipersiapkan untuk menjadi

Bandara Komersil, menambah persoalan

Page 7: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

3 $%&u't%s (&)*)+, ♠ -*,v./s,t%s 0,/1%*t%/% 2%/s.&%' 3u/4%5%/+%

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000

PESAWAT

DATA JUMLAH PESAWAT 2015DES OKT JUL APR JAN

baru bagi penumpang karena terbatasnya

ruang tunggu penumpang, kamar mandi dan

ruang ibadah, demikian pula sempitnya

ruang gerak penumpang. Selain dari pada

itu dengan statusnya sebagai Bandara

Internasional maka sensitivitas Bandara juga

semakin meningkat seperti menjadi sasaran

terorisme, pembajakan maupun peredaran

narkoba. Di luar hal tersebut masih terdapat

persoalan ikutan lainnya yang tidak kalah

pentingnya seperti macetnya jalan keluar di

depan pintu gerbang Bandara pada saat jam-

jam sibuk antara pukul 14.00 s.d 19.00,

meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas,

polusi udara dari pesawat maupun kendaraan

bermotor, tumbuhnya usaha kaki lima yang

semakin mengurangi kenyamanan

lingkungan, munculnya transportasi liar

seperti ojek, grab yang parkir sembarangan

dan lain sebagainya. Menghadapi kondisi

tersebut menyebabkan banyak penumpang

yang merasa kecewa, bahkan marah

terhadap layanan yang diberikan oleh pihak

Bandara selama ini. Yang tidak kalah

pentingnya, masyarakat sekitar lingkungan

di luar Bandara yang mengalami frustasi

karena kemacetan dan dampak lingkungan

lainnya, seperti kebisingan, polusi dan

sebagainya.

Berikut disajikan data peningkatan

frequensi penerbangan dan peningkatan

jumlah penumpang yang menggunakan

Bandara Halim pada 2015. sebagai berikut :

GRAFIKData Jumlah Pesawat dan Penumpang 2015

Sumber : data diambil dari Disops Bandara Halim PK padaApril 2016

Perlu dipahami bahwa manajemen

Bandara mempunyai tugas pokok dan

tanggungjawab dalam memberikan layanan

yang terbaik bagi penumpang dan

lingkungannya yang dalam hal ini

dipercayakan kepada Aviation Security

(AVSEC). Akan tetapi dari hasil studi

pendahuluan yang sudah dilakukan, ternyata

masih banyak tugas pokok dan tanggung

jawab yang belum dilakukan secara baik.

Hal ini tercermin dari banyaknya keluhan

ketidakpuasan dari penumpang baik yang

akan naik maupun yang turun dari pesawat.

0 100000 200000 300000 400000 500000PENUMPANG

DATA JUMLAH PENUMPANG 2015

DES OKT JUL APR JAN

Page 8: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

4 678u9t7s :8;<;=> ♠ ?<>v@As>t7s B>AC7<t7A7 D7As@879 EuAF7G7A=7

AIRTRANSPORTATION

AIRPORT AIRSPACE

SAFETYREGULATION

Berdasarkan temuan tersebut diatas maka

telah dilakukan pengidentifikasian masalah

untuk diteliti yang berkaitan dengan

kepuasan pengguna jasa transportasi udara

terhadap jasa layanan yang diberikan oleh

petugas keamanan AVSEC di Bandara

Halim Perdanakusuma.

TINJAUAN PUSTAKA

Bandar udara adalah lapangan

terbang yang digunakan untuk mendarat dan

lepas landas pesawat udara, naik turun

penumpang dan atau bongkar muatan kargo

atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas

keselamatan penerbangan dan sebagai

tempat perpindahan antar moda transportasi

(Hadi Suharno, 2015:2). Dalam

penyelengaraan manajemen bandar udara

terdapat tiga komponen utama sub sistem

transportasi udara yang saling berinteraksi

antara lain: Bandar Udara, Maskapai

Penerbangan (Airlines) dan Pengguna Jasa

Angkutan Udara (Penumpang). Dimana

ketiga sub sistem tersebut di atas harus

saling berinteraksi dan seimbang, gambaran

Airport System menurut Hadi

Suharno,(2015:5,) sebagai berikut :

AIR SUB SYSTEM

Tarhadap pokok pelayanan

kebandarudaraan A. Fathoni (2014:151)

menyebutkan terdapat empat sasaran, yaitu;

Pertama; terbuka akses seluas-luasnya pada

calon pengguna jasa penerbangan dan

kelancaran prosedurmarketing, Kedua ;

tercipta kondisi aman pada setiap

penumpang dengan terjaminnya dari setiap

kondisi yang menimbulkan rasa keraguan

terhadap keselamatan,Ketiga ; faktor

keamanan, artinya setiap penumpang dan

pengguna jasa penerbangan merasa aman dan

terlayani dengan baik,Keempat ; tepat

waktu, artinya setiapschedule penerbangan

take off dan landing diupayakan untuk tepat

waktu, sehingga tidak terjadi penundaan atau

keterlambatan jadwal penerbangan,

pemberangkatan dan kedatangan.

Karena pengelolaan dunia

penerbangan mengandung resiko paling

tinggi di antara moda transportasi lainnya

maka masalah keamanan penerbangan

menjadi prioritas tertinggi yang harus

dikelola secara profesinal oleh pihak

manajemen. Dalam hal ini pemerintah

melalui Kementerian Perhubungan telah

mengeluarkan peraturan keamanan bandara

yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh

petugas khusus pelayanan dan keamanan

AVSEC (Aviation Security) dimana setiap

personil keamanan penerbangan diwajibkan

memiliki kompetensi yang dinyatakan

dengan lisensi atau surat tanda kecakapan

petugas (SKTP) di bidang keamanan

penerbangan. (Peraturan Direktur Jenderal

Page 9: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

5 HIJuKtIs LJMNMOP ♠ QNPvRSsPtIs TPSUINtISI VISsRJIK WuSXIYISOI

Perhubungan Udara Nomor :

SKEP/2765/XII/2010 Bab I butir 9).

Demikian pula dalam hal kepekaan

yang harus dimiliki oleh setiap petugas yang

mempunyai tangung jawab besar terhadap

keamanan dan keselamatan penerbangan,

Sarlito Wiraman (2014:50-51) menyebutkan

bahwa kepekaan sosial merupakan

kemampuan untuk menyesuaikan perilaku

dengan harapan dan pandangan orang lain.

Yang secara sederhana dapat diartikan

bahwa kepekaan sosial(social sensitivity)

sebagai kemampuan seseorang untuk

bereaksi secara cepat dan tepat terhadap

objek atau situasi sosial tertentu yang ada di

sekitarnya.

Menyangkut masalah kepuasan

pelanggan Kuswadi (2006:17) mengatakan;

kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh : 1)

Mutu produk atau jasa, 2) Mutu pelayanan,

3) Pebarawan Harga, 4) Waktu penyerahan

dan 5) Keamanan Pelanggan. Selanjutnya

Kotler dalam Suprayanto dan Rosad

(2015:134-135) menyebutkan ada lima

indikator kepuasan antara lain ; 1)

Keandalan(reliability), 2) Daya Tanggap

(responsiveness), 3) Empati (emphaty), 4)

Jaminan (assurance), 5) Berwujud

(tangible). Untuk mengukur kepuasan

Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra

(2006:130) menyebutkan ada empat metode

yang dapat digunakan, yaitu : 1) Sistem

Keluhan dan Saran Industri, 2) Survei

Kepuasan, 3) Ghost Shopping (Pelanggan

Bayangan), 4) Analisa Pelanggan.

Dari temuan masalah dan kajian

pustaka, dapat divisualisasikan kerangka

berpikir sebagai berikut :

Kerangka Berpikir

Keterangan : Pengaruh parsial

Pengaruh simultan

METODE KEGIATAN

Penelitian dilakukan di PT. Angkasa

Pura II (Persero) Bandara Halim

Perdanaksuma yang berlokasi diJl. Halim

Perdanakusuma, Jakarta Timur, Daerah

Khusus Ibukota Jakarta.Dengan waktu yang

dibutuhkan dalam penelitian ini kurang lebih

selama 5 bulan dimulai sejak bulan April

sampai dengan bulan Agustus 2016,.

Adapun subjek maupun objek populasi yang

akan diteliti secara generalisasi adalah

petugas AVSEC sebanyak 66 orang dan

pelanggan (penumpang) transportasi udara

bandara Halim Perdanakusuma sebanyak 66

orang penumpang. Karena jumlah terbatas

dan mampu di teliti semua maka metode

yang digunakan untuk meneliti petugas

AVSEC menggunakan metode Sampling

Jenuh, sedangkan pelanggan transportasi

udara berdasarkan data 2015 jumlahnya

cukup banyak lebih dari 4 juta orang maka

penentuan sampel menggunakan rumusIsaac

KEMAMPUAN(X1)

KEPEKAAN(X2)

KEPUASANPELANGGAN

(Y)

Page 10: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

6 Z[\u]t[s ̂\_`_ab ♠ c`bvdesbt[s fbeg[`t[e[ h[esd\[] iuej[k[ea[

dan Michael dengan tingkat kesalahan 5%

diperoleh hasil sebanyak 66 orang. Sampel

tersebut dianggap sudah dapat mewakili

seluruh penunpang yang ada atau hasil

analisa yang diperoleh dapat di generalisir.

Untuk petugas AVSEC disusun berdasarkan

jenis kelamin, usia, jenis pendidikan

sedangkan untuk pelanggan hanya jenis

kelamin, usia saja jenis pendidikan tidak

diambil.

Data yang diteliti adalah data primer

yang diperoleh langsung dari sumber asli

(tidak melalui media perantara), sehingga

peneliti harus melakukan observasi dan

pengumpulan data melalui penyebaran

kuesioner bagi responden petugas AVSEC

maupun penumpang pengguna jasa

transportasi Udara di Bandara Halim

Perdanakusuma. Dengan tehnik

pengumpulan data melalui penyebaran

kuesioner langsung pada sumbernya, yang

memuat pertanyaan dari ketiga variabel yang

akan diteliti. Jenis penelitian yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif yaitu metode penelitian kuantitatif

yang bertujuan membuat kalimat (deskripsi)

secara sistematis dan akurat mengenai fakta-

fakta yang terukur dalam angka, selanjutnya

di input dan diolah menggunakan program

aplikasi komputer SPSS 21.

Analisis dilakukan dengan uji

linearitas bertujuan untuk mengetahui

apakah dua variabel mempunyai hubungan

yang linear atau tidak secara signifikan.

Sedangkan Uji normalitas untuk pengujian

data empirik atau data penelitian guna

mengetahui apakah jenis data yang

dikumpulkan di lapangan sesuai dengan

distribusi teoritik. Uji Asumsi Klasik juga

dilakukan melalui uji multikolonieritas

untuk mengetahui adanya hubungan yang

kuat antara variable bebas yang digunakan

dalam satu model persamaan regresi linear

berganda. Dalam penelitian ini juga

dilakukan uji heteroskedastisitas untuk

mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik

heteroskedastisitas .

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Analisa data dilakukan berdasarkan

statistik deskriptif dengan menggunakan

distribusi frekuensi dan presentase untuk

karakteristik responden dan skor rata rata

untuk efektifitas infografis, serta tabulasi

silang untuk menganalisis efektivitas

infografis berdasarkan karakteristik. Hasil

analisis data disajikan dalam bentuk diagram

pie dan clustered column. Angka yang

diperoleh sebagai hasil perhitungan statistik

di interpretasikan secara diskriptif dalam

pembahasan.

Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang

dianalisis meliputi jenis kelamin, usia dan

jenis pendidikan yang diakses dan dianalisis

menggunakan distribusi frekuensi dan

Page 11: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

7 lmnuotms pnqrqst ♠ urtvvwsttms xtwymrtmwm zmwsvnmo {uw|m}mwsm

presentase yang secara lengkap dapat

disajikan dalam diagram pie sebagai berikut

:.

GambarJumlah Responden

Hal ini untuk menggambarkan jumlah

responden yang diteliti atau sebagai obyek

penelitian yang seimbang antara petugas

AVSEC dengan penumpang pengguna jasa

transportasi udara yaitu masing masing 66

orang, yang dapat dijelaskan sebagai berikut

: jumlah petugas AVSEC saat ini yang

dimiliki oleh Bandara Halim sebanyak 66

orang karena jumlahnya sedikit maka

semuannya ditetapkan sebagai responden

sehingga yang digunakan adalah metode

sampling jenuh. Sedangkan untuk

penumpang jasa transportasi berdasarkan

data 2015 berjumlah lebih dari 4 juta orang

yang diasumsikan sampai Desember 2016

tidak mengalami kenaikan yang signifikan

atau dianggap tetap maka penentuan sampel

menggunakan dengan tabel sampel yang

diketemukan jumlahnya sebanyak 66 orang

selanjutnya hasil analisa yang diperoleh

nantinya dapat digeneralisir kepada semua

pelanggan (penumpang) jasa transportasi

udara yang menggunakan Bandara Halim

Perdanakusuma.

Gambar

Jenis Kelamin Penumpang dan Petugas AVSEC

Data jumlah responden penumpang

diambil dari yang angket yang dikembalikan

oleh penumpang setelah kuesioner dibagikan

ternyata jumlah responden pria dan wanita

adalah sama, yang dapat diasumsikan

mereka pada umumnya mempunyai

selera yang sama ketika membutuhkan

layananpenerbangan. Sedangkan untuk

responden petugas AVSEC semuanya

mengembalikan angket dan diperoleh data

pria jumlahnya lebih banyak yaitu 58 orang

PetugasAVSEC,66 org

Penumpang66 org

Page 12: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

8 ~��u�t�s ������� ♠ ���v��s�t�s ������t��� ���s���� �u��������

dari pada wanita hanya 8 orang. Hal ini

menunjukan bahwa sampai saat ini

manajemen bandara masih menganggap jenis

karakteristik pekerjaan lebih cocok bila

dikerjakan oleh tenaga kerja pria. Namun

dengan adanya variasi petugas wanita

walaupun jumlahnya lebih kecil

menunjukkan bahwa tidak semua

karakteristik pekerjaan keamanan tepat

apabila dikerjakan oleh pria misalnya

pekerjaan pelayanan informasi, memeriksa

penumpang wanita maupun petugas

administrasi yang memerlukan ketekunan

dan ketelitian yang prima.

GAMBARUsia Penumpang dan Petugas AVSEC

Responden usia penumpang diambil

dari hasil penyebaran kuesioner yang

dikembalikan selanjutnya dibagi dalam tiga

kelompok usia dengan asumsi masing masing

kelompok usia mempunyai selera yang

berbeda yang akan berpengaruh pada

interpretasinya terhadap layanan yang sama.

Sedangkan petugas AVSEC semua angket

yang dikembalikan tampak bahwa kelompok

yang berusia 20-35 sangat dominan yaitu

95%. Hal ini menunjukkan bahwa pihak

manajemen Bandara menginginkan

produktivitas kerjanya tinggi, cekatan dan

terampil dalam menjalankan tugas pada

kelompok usia tersebut.

GAMBARTingkat pendidikan petugas AVSEC

Data pendidikan penumpang tidak

diambil dengan pertimbangan karena tidak

diperlukan dalam penelitian. Sedangkan

untuk petugas AVSEC datanya diakses

karena menjadi salah satu karakteristk yang

akan dianalisis secara tabel silang mengenai

tingkat pemahaman dan ketrampilannya

dalam menjalankan tugasnya sekaligus

untuk membuktikan gambaran faktual dari

hasil survey. Pada data petugas tampak

bahwa lulusan SLTA mencapai 88%,. Hal

20-3541%

36-5130%

52-6029%

Data Usia Penumpang

SLTA88%

D39%

S13%

Data Pendidikan Petugas AVSEC

20-3595%

36-555%

Data Usia Petugas AVSEC

Page 13: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

9 ���u�t�s ������� ♠ ���v��s�t�s ������t��� ���s���� �u� �¡����

46%47%47%48%48%49%49%50%

Berdasarkanjenis kelamin

34%

35%

36%

37%

38%

39%

40%

41%

20-35 36-55

Berdasarkanusia

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

SLTA D3 S1

Berdasarkanstrata pendidikan

ini menggambarkan petugas lebih diarahkan

untuk mengerjakan pekerjaan yang bersifat

tehnis di lapangan dan berhadapan langsung

dengan penumpang. Data dari mereka yang

berasal dari S1 hanya 3% karena jabatan

pimpinan petugas AVSEC terbatas.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Aspek kemampuan.

Berdasarkan Teori Robbin (2007:57)

bahwa kemampuan terdiri dari dua kelompok

yaitu kemampuan intelektual dan fisik.

Dilihat dari aspek kemampuan, sebagian

besar responden menyatakan mampu

menjalankan Tupoksinya baik pria maupun

wanita namun untuk kelompok pria lebih

menonjol sedikit sebesar 2 % ini berarti

bahwa kelompok pria lebih mampu

menjalankan untuk tugas tugas yang

bebannya lebih berat atau yang berhubungan

dengan fisik. Dalam kaitannya aspek

kemampuan dengan usia terlihat bahwa

petugas yang berusia 20-35 tahun lebih

produktif dalam arti mempunyai stamina

kuat, kecekatan, dan ketangkasan dalam

menyelesaikan setiap pekerjaan dibandingkan

petugas yang berusia 36– 55 tahun.

Perbedaan tersebut tampak dari data usia 20-

35 mencapai 40% sedangkan 36-55 hanya

36%. Namun dalam hal ini bukan berarti

kelompok 36-55 kurang cekatan, dengan

bekal pengalaman yang memadai selama

mereka bertugas maka tetap bisa

menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Aspek pendidikan ternyata berbanding

terbalik dengan kemampuan tehnis. Dari

data yang terhimpun aspek penguasaan tugas

lebih dominan dikuasai oleh petugas yang

berasal dari lulusan D3 dibanding yang

mayoritas petugas dari SLTA. Petugas dari

S3 mencapai 64% sedangkan SLTA hanya

45%. Untuk petugas yang berasal dari S1

lebih rendah 5% dari pada lulusan D3, hal ini

menunjukkan bahwa pekerjaan sebagai

petugas keamanan Bandara lebih tepat jika di

pimpin oleh petugas dari D3 .

GRAFIK

Kemampuan Petugas dalammenjalankan TUPOKSI

2. Aspek Kepekaan. Menurut

Tondok (2012,6) Kepekaan sosial

bukanlah suatu kemampuan yang dibawa

anak sejak lahir, kepekaan sosial muncul dan

berkembang dari dan melalui pengalaman

Page 14: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

10 ¢£¤u¥t£s ¦¤§¨§©ª ♠ «¨ªv¬­sªt£s ®ª­¯£¨t£­£ °£­s¬¤£¥ ±u­²£³£­©£

48%

50%

52%

54%

56%

58%

60%

62%

Pria

Berdasarkanjenis

kelamin

53%

54%

55%

56%

57%

58%

59%

60%

20-35

36-55

Berdasarkanusia

0%10%20%30%40%50%60%70%80%

SLTA D3 S1

Berdasarkanpendidikan

yang hakekatnya merupakan hasil dari

interaksi antara individu dengan

lingkungannya. Dilihat dari aspek

kepekaan maka petugas AVSEC yang

memiliki jenis kelamin wanita lebih peka

dibandingkan pria. Wanita memperoleh

skor 60% sedangkan pria 52%. Hal ini

menunjukkan bahwa sesuai dengan naluri

kewanitaan yang sensitif dan terbawa sejak

lahir, lebih cocok untuk jenis pekerjaan

yang memerlukan kepekaan tinggi misalnya

penumpang yang dinilai dapat

membahayakan keselamatan penerbangan.

Apabila dilihat dari aspek pendidikan

terlihat petugas yang berasal dari S1 lebih

peka dibanding yang dari D3 ataupun SLTA,

yaitu S1 memperoleh skor 73% jauh

dibanding yang dari D3 dan SLTA masing

masing sebesar 59%. Data ini

menunjukkan bahwa petugas berasal dari S1

pada umumnya lebih peka dalam menilai

situasi keamanan Bandara sesuai dengan

tanggung jawabnya dalam menduduki

jabatan penting sebagai petugas keamanan.

GRAFIKKepekaan Petugas dalam melihat situasidi

lapangan

3. Aspek Kepuasan. Menurut

Kuswadi (2006:17) kepuasan adalah

perasaan senang atau kecewa seseorang

yang muncul setelah membandingkan

kinerja (hasil) produk yang dipikirkan

terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan.

Dari hasil penelitian yang telah

dilaksanakan, terlihat bahwa kepuasaan

penumpang wanita terhadap kinerja petugas

AVSEC masih jauh dari yang harapan,

capaiannya sangat rendah dibawah 50%.

Faktor kewanitaan pada umumnya menuntut

adanya pelayanan yang prima dan teliti hal

ini kurang didapatkan dari layanan petugas

AVSEC. Demikian pula jika ditinjau dari

aspek usia ternyata kelompok usia 36-51

dan 52-60 hampir sama kurang puas dengan

layanan dari petugas AVSEC. Ketidak

puasan ini terjadi karena pada kelompok

Page 15: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

11 ´µ¶u·tµs ̧¶¹º¹»¼ ♠ ½º¼v¾¿s¼tµs À¼¿Áµºtµ¿µ µ¿s¾¶µ· Ãu¿ÄµÅµ¿»µ

0%10%20%30%40%50%60%70%

Berdasarkan Usia

0%10%20%30%40%50%60%

Pria Wanita

Berdasarkanjenis kelamin

usia tersebut pada umumnya tingkat sosial

mereka sudah tinggi, sehingga wajar apabila

kelompok ini menuntut pelayanan yang

lebih baik namun tidak diperoleh di bandara

Halim Perdanakusuma.

GRAFIKTingkat kepuasan pengguna

jasa transportasi udara

KESIMPULAN

Petugas AVSEC pada umumnya sudah

memiliki kemampuan untuk menjalankan

Tupoksinya dengan baik terutama pada

petugas prianya pada kelompok usia antara

20-35 tahun. Hal ini sesuai dengan tugas

pokoknya yang menuntut kepekaan terhadap

situasi di lapangan yang menjadi tanggung

jawabnya, namun sayangnya petugas paling

peka justru hanya dimiliki oleh kelompok

wanita yang jumlahnya sangat terbatas hanya

8 orang atau 12% dari 66 orang petugas

keamanan Bandara. Kepekaan ini tentu

berdampak pada kepuasan pengguna jasa

transportasi penerbangan di Bandara Halim

Perdanakusuma terutama pada kelompok

wanita dan kelompok pria yang usia di atas

36 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Fathoni. 2014, “Manajemen

Kebandarudaraan Strategis”,

Koperasi BPA, Jakarta.

Adji, Adisasmita. 2014, “Tatanan Bandar

Udara Nasional”, Graha Ilmu,

Yogyakarta

Anwar, Prabu Mangkunegara. 2011,“Manajemen Sumber Daya

Manusia” PT. Remaja Rosdakarya,

Jakarta.

Dwi Indah Mustiko Ningrum 2015 “Dampak

Penggunaan facebook terhadapkepekaan sosial peserta didik diSMP Negri 1 Demak” Jurnal,

Universitas Negri Semarang,Semarang.

Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra.2006, Manajemen Kualitas Jasa,Yogyakarta.

Hadi Suharno. 2009, “Manajemen

Perencanaan Bandar Udara”, PT.

Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Kasmir. 2016, “Manajemen Sumber Daya

Manusia (Teori dan Praktik), PT.Rajarafindo Persada, Jakarta.

Kotler Philip. 2007, Manajemen Pemasaran ,jilid 2, PT Indeks, New Jersey.

Kuswadi. 2006, Cara Mengukur KepuasanKaryawan. Jakarta : PT Elex MediaKomputindo.

Lickona Thomas. 2008, “Pendidikan

Karakter”, Nusa Media, Bandung.

Milwan Yudi. 2010, “Psikologi

Pendidikan dan Aplikasinya”,

Gramedia, Jakarta. Priyatno Dwi.2008, “Mandiri Belajar SPSS”

Mediakom, Yogyakarta.

Raharjo, Sahid. 13 Mei 2015 ,Uji Validitas,Uji Asumsi Klasik, Uji Reliabilitas

Page 16: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

12 ÆÇÈuÉtÇs ÊÈËÌËÍÎ ♠ ÏÌÎvÐÑsÎtÇs ÒÎÑÓÇÌtÇÑÇ ÔÇÑsÐÈÇÉ ÕuÑÖÇ×ÇÑÍÇ

dan Uji Hipotesis diambil dariwww.spssindonesia.com, 20 Mei2016

Sarlito Wirawan. 2014, “Pengantar Psikologi

Umum”, PT. Rajagrafindo Persada,Jakarta.

Stephen Robin P. 2007, “Perilaku

Organisasi”, PT. Indeks, Jakarta.

Jurnal

Page 17: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

ØÙ FÚÛuÜtÚs EÛÝÞÝßà ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Analisis Beban Kerja dan Disiplin Kerja TerhadapIntensi Turnover Karyawan XYZ

Ahmad Badawi Saluy1 dan Novawiguna Kemalasari2

,

Abstract.

Every organization wants its employees to have a high ability to work discipline, and retainemployes. High turnover rate which will cause negative impact to the organization , it is likecreating instability and uncertainty of the condition of labor , the organization also lostexperienced employees who have been getting a lot of training and ultimately need to retrain newemployees. The purpose of this research is to examine and analyze the effect of work load and workdiscipline on turnover intention. Sampling method using all population. The data is taken directlyusing a questionnaire with 120 respondents employees at XYZ. The method of analysis used in thisresearch is multiple linear regression, analysis of data using SPSS software. Workload anddiscipline with the same affect turnover intention by 56.2% and 43.8% is explained by othervariables. Research shows work load and work discipline togather significantly influence turnoverintention. This means that variable turnover intention (Y) can be explained by the two independentvariables work load (X1) and disciplin (X2). The results of analysis, showed that work load anddiscipline is a possitive significant effect on turnover intention. Work load variables are variablesthat most influence on turnover intention,also stated that increased workload contributedtoincreasing turnover intention.

Keywords:work load, work discipline, turnover intention, Involuntary Turnover, Functional Turnover

PENDAHULUAN

Sebagai usaha pemerintah untuk

memperbaiki kualitas sumber daya manusia

melalui pendidikan, kegiatan mendidik

mendapatkan dukungan dari berbagai bidang

selain itu pemerintah juga menyiapkan

pelatihan untuk tenaga pengajar sehingga

menyeragamkan penyebaran ilmu

pengetahuan keseluruh penjuru nusantara.

Sama halnya dalam organisasi, sumber daya

manusia merupakan hal terpenting, karena

maju ataupun mundurnya suatu organisasi

tergantung pada sumber dayanya yang

berkualitas sehingga organisasi dapat

bersaing tetapi mempertahankan tenaga kerja

pendidik di organisasi pendidikan tidaklah

mudah.

Organisasi tidak akan luput dari

masalah-masalah seperti masalah-masalah

antara lain melanggar tata tertib, terlambat,

keluar tanpa ijin, dan terlambat dalam

menyelesaikan tugas, serta tidak

menyelesaikan pengabdiannya. Pada saat

yang sama, para karyawan dituntut untuk

dapat memberikan pelayanan yang terbaik

untuk siswa. Semakin ketatnya peraturan

untuk siswa dan tuntutan kinerja para

karyawan yang diterapkan pihak manajemen

menyebabkan penurunan jumlah karyawan

dan siswa yang sudah selesai pengabdian

áâãäåäæç[email protected]

2. [email protected]

Page 18: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

14 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

tidak berminat untuk menjadi karyawan.

Pada akhirnnya, kondisi ini berpengaruh

terhadap penerimaan karyawan tetap XYZ.

Gambar Data Keluar Masuk karyawanXYZ

Sumber: Data Bagian Kepegawaian XYZ(2015)

Gambar di atas menunjukkan jumlah

karyawan yang keluar dan masuk yang

berfluktuasi tetapi jumlah karyawan pada

tahun 2011 belum dicapai lagi. Pada tahun

2011 jumlah karyawan mencapai 176 dengan

data karyawan keluar berjumlah 85 dan

karyawan yang di terima bekerja berjumlah

56 orang. Pada tahun 2012 mengalami

penurunan dratis jumlah karyawan hingga

menjadi 73 karyawan dengan data karyawan

keluar berjumlah 48 dan karyawan yang di

terima bekerja berjumlah 40 orang. Mulai

mengalami peningkatan jumlah karyawan

dari tahun 2013 jumlah karyawan mencapai

98 dengan data karyawan keluar berjumlah

21 orang, karyawan yang di terima bekerja

berjumlah 27 orang begitu juga dengan tahun

2014 mencapai 122 orang, dengan data

keluar karyawan berjumlah 12 orang dan

yang di terima menjadi karyawan berjumlah

18 orang. Berdasarkan informasi yang

diperoleh dari observasi dan wawancara

diperoleh informasi bahwa dari 20 orang, dari

unsur pegawai dan pengabdian, ada sekitar

65% diantaranya tidak berminat untuk

memperpanjang bekerja dan mengabdi di

XYZ, Oleh karena itu kondisi ini harus

disikapi sebagai fenomena penting yang

dapat mengganggu keberlangsungan

organisasi.

GambarPosisi Rangkap Jabatan XYZ

Sumber: Data Bagian KepegawaianXYZ (2015)

Gambar di atas menampilkan posisi

rangkap jabatan karyawan XYZ, untuk guru

yang merangkap pekerjaan bidang organisasi

67%, guru yang merangkap dibidang

wirausaha sekitar 14% dan rangkap jabatan

lintas instansi yakni guru jenjang SMP atau

SMA merangkap sebagai Dosen sekitar 19%.

Page 19: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

15 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Karyawan XYZ menjadi satu kesatuan dalam

pekerjaan dimana pekerjaan terbagi menjadi

tiga bagian yakni organisasi, pendidikan, dan

kewirausahaan,

tetapi karyawan harus mampu bekerja dalam

dua bidang sekaligus. Karyawan dari bagian

kepesantrenan bertugas dan bertanggung

jawab di bagian pendidikan ataupun

sebaliknya dan bahkan di bagian

kewirausahaan. Tugas dan tanggung jawab

ganda tersebut menjadi tekanan (stres) yang

dapat meningkatkan beban kerja pegawai.

Hal ini dapat menyebabkan lambatnya

karyawan dalam menyelesaikan tugasnya

atau ijin sakit.

Beban kerja yang tinggi juga disebabkan

oleh tuntutan untuk sekaligus menjadi orang

tua siswa dengan tanggung jawab tambahan

melakukan pengawasan penuh pada siswa

dimana jika siswa tersebut melanggar sangsi

dibebankan pada para karyawan tersebut

GambarData Kehadiran Karyawan

Periode 2014-2015

Sumber: Data Bagian KepegawaianXYZ (2014-2015)

Dari data gambar di atas

menunjukkan tingkat keterlambatan yang

tinggi di akhir 2014 dan awal 2015 tiap

bulannya dimana jumlah karyawan

terlamabat dan karyawan absen tanpa

keterangan yang menunjukkan indikasi

pelanggaran disiplin terhadap kepatuhan jam

kerja, dimana terbanyak pada bulan

desember 2014 mencapai hingga 33 orang

dan tanpa keterangan berjumlah 3 orang di

ikuti bulan januari 2015 berjumlah 18 orang

terlambat dan 1 orang tanpa keterangan,

kemudian bulan februari 2015 berjumlah 10

orang dan 1 orang tanpa keterangan, dan

mulai mengalami penurunan di bulan maret

2015 berjumlah 7 orang terlambat dan tidak

ada yang tidak hadir tanpa keterangan, bulan

april jumlah yang terlambat 1 orang dan

tanpa keterangan 1 orang, tetapi mengalami

peningkatan kembali di bulan mei 2015

dengan karyawan terlambat 10 orang dan

tanpa keterangan 2 orang. Turnover

intentions tidak secara eksplisit

memasukkan gagasan ketegangan yang

berhubungan dengan pekerjaan dalam model

mereka, meskipun fakta bahwa itu adalah

terkait dengan perilaku karyawan dari

absensinya (Chong et. al., 2015).

Pengontrolan absensi karyawan XYZ

menggunakan mesin absen sidik jari dan

pengontrolan data dilakukan langsung oleh

bagian kepegawaian pada komputer yang

Page 20: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

16 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

terhubung dengan mesin absen di kantor

Badan Administrasi Umum, dan laporannya

di emailkan setiap hari kepada Pembina

XYZ dan dilakukan tindakan langsung

berupa penalti potong gaji bagi yang

terlambat di bulan berikutnya.

Peraturan XYZ yang mengatur

tentang jam kerja, secara formal yaitu jam

pertama diawali jam 07.00 sampai 12.00

kemudian jam ke dua jam 14.00– 16.00, dan

untuk waktu sore jam 18.00 sampai

19.30,enam hari kerja. Panduan waktu kerja,

berdasarkan kajian efek kelebihan jam kerja,

di Eropa, menyebutkan bahwa untuk

menghasilkan pekerjaan yang baik waktu

bekerja adalah 11 jam istirahat sehari dengan

limit bekerja 48 jam perminggu (Burkeet.

al., 2009).

Dari latar belakang masalah yang

sudah diuraikan diatas maka perlu diteliti

lebih lanjut pengaruh beban kerja dan disiplin

kerja terhadap intensiturnover karyawan

XYZ.

KAJIAN TEORI

Beban Kerja. Beban kerja adalah sebagai

intensitas usaha dibuat oleh para pekerja

untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan

mereka dalam kondisi fisik yang ditetapkan,

dengan mempertimbangkan kondisi mereka

sendiri dan berbagai mekanisme bermain

dalam pekerjaan mereka (Teigeret. al., 1973;

Tort, 1974 dalam Brunet. al., 2011:5-6).

Menurut Kamus Human Resources and

Personnel edisi ke tiga management Beban

Kerja adalah jumlah pekerjaan yang harus

seseorang lakukan (Ivanovic, 2006:278)

Beban kerja guru, lebih

didedikasikan untuk mengajar dari pada

mengelola dan beban kerja manajer lebih

banyak waktunya didedikasikan untuk tugas-

tugas administrasi atau strategi. Oleh karena

itu, beban kerja juga berarti suatu kondisi

dari pekerjaan dengan uraian tugasnya yang

harus diselesaikan pada batas waktu tertentu

(Leaet. al., 2012).

Disiplin Kerja. Menurut Ivanovic (2006:79)

dalam kamus Human Resource and Personnel

Management. Disiplin adalah bentuk

pengendalian diri untuk melakukan pekerjaan

dan kurangnya disiplin bertanggung jawab

terhadap angka kehadiran yang buruk.

Disiplin adalah prosedur yang

mengoreksi atau menghukum bawahan

karena melanggar peraturan atau prosedur

dan merupakan bentuk pengendalian diri

pegawai dan pelaksanaan yang teratur dan

menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja

di dalam sebuah organisasi (Sulistiyani,

2009:290). Makna lain dari kata yang sama

adalah seseorang yang mengikuti

pemimpinnya. Menurut Devis dalam

Mangkunegara (2013:129) mengemukakan

bahwa “Dicipline is management action to

enforce organization standars” yang dapat

diartikan disiplin kerja sebagai pelaksana

Page 21: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

17 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

manajemen untuk memperteguh pedoman-

pedoman organisasi.

Disiplin kerja (Rivai, 2008: 444

dalam Wisantyo, 2015) adalah suatu alat

yang digunakan para manajer untuk

berkomunikasi dengan karyawan agar

mereka bersedia untuk mengubah suatu

perilaku serta suatu upaya untuk

meningkatkan kesadaran dan kesediaan

seseorang mentaati semua peraturan

perusahaan dan norma-norma sosial yang

berlaku. Seorang karyawan yang dikatakan

memiliki disiplin kerja yang tinggi jika yang

bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas,

bertanggung jawab atas tugas yang

diamanatkan kepadanya. Disiplin kerja dapat

meliputi: Teladan dan panutan dari

pemimpin; Kesesuaian dari balas jasa dan

kesamaan perilaku; Disiplin oleh semua

orang dan pengawasan dari pengawas; Sanksi

jika disiplin tidak ditepati; Konsistensi

penegakan disiplin; Ketertiban dalam

lingkungan kerja (Hasibuan, 2007: 195-198).

Intensi Turnover Turnover adalah tingkat

keluar masuk karyawan terjadi ketika

karyawan meninggalkan organisasi dan harus

digantikan. Intensiturnover mencerminkan

keinginan individu untuk meninggalkan

organisasi dan mencari alternatif pekerjaan di

tempat lain (Mathis dan Jackson, 2010: 159).

Mello (2011:62) berpendapat bahwa

memperkirakan suplai tenaga kerja untuk

memenuhi jumlah karyawan bukan ukuran

yang statik tetapi lebih kepada dinamis.

Dalam organisasi yang sedang maupun besar,

pergantian posisi tenaga kerja dan tingkat

kerja konstan atau meninggalkan organisasi.

Karena itu setiap upaya untuk menilai

pasokan karyawan perlu untuk menilai

mobilitas dalam organisasi sertaturnover.

Baik voluntary turnover maupuninvoluntary

turnover dapat menimbulkan biaya bagi

organisasi (Mathis dan Jackson, 2010: 160).

Biaya turnover misalnya biaya untuk

pelatihan karyawan baru serta biaya yang

diperlukan bagi karyawan baru untuk

mendapatkan kemampuan dalam

pekerjaannya sehingga dapat disosialisasikan

dan diintegrasikan ke dalam organisasi.

Bagaimanapun costs of turnover yang

dikeluarkan, telah memunculkan analisis

mengenai sebab-sebab yang

menimbulkannya (Sulistiyani, 2009:253).

Berdasarkan penjelasan di atas, intensi

turnover dapat disimpulkan sebagai bentuk

keinginann seseorang yang berada di dalam

organisasi atau perusahaan untuk keluar baik

dari dirinya maupun pengaruh dari luar, dan

berpengaruh bagi organisasi atau perusahaan

dari segi biaya. Intensiturnover ini meliputi

antara lain:Involuntary turnover; Voluntary

turnover; Functional turnover; Dysfunctional

turnover; Controllable turnover dan

Uncontrollable turnover (Mathis dan Jackson

(2010:160-161)).

Page 22: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

18 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Intensi

Turnover. Disiplin kerja adalah suatu

keadaan dimana seorang atau sekelompok

orang dalam organisasi yang mematuhi dan

menjalankan peraturan-peraturan perusahaan

baik tertulis maupun tidak tertulis dengan

ditandai kesadaran akan tercapainya suatu

keinginan dan kenyataan yang diharapkan

agar pegawai memiliki sikap disiplin yang

tinggi dalam bekerja sehingga

produktivitasnya meningkat. Kesadaran dan

kesediaan seseorang mentaati semua

peraturan perusahaan dan norma-norma

sosial yang berlaku merupakan bentuk

penerimaan akan perusahaannya. Dalam

menjalankan kegiatan kerja, pegawai yang

datang dan pulang tepat waktunya,

mengerjakan semua pekerjaannya dengan

baik, mematuhi semua peraturan perusahaan

dan norma-norma sosial yang berlaku

mencerminkan kenyamanan pegawai yang

dapat mencegah keinginan meninggalkan

perusahaan. Hal ini tidak didukung oleh hasil

penelitian yang dilakukan oleh

(Nurmalitasari Indahet. al., 2015) yang

menyatakan bahwa disiplin kerja

berpengaruh terhadap intensi turnover tetapi

tidak signifikan. Berdasarkan matrik antar

dimensi, hal ini dapat dikarenakan dimensi

yang digunakan banyak yang hubungannya

lemah. dan berbeda dengan hasil penelitian

Lavenant (2010) yang menyatakan bahwa

mendidik supervisor tentang aturan-aturan

akan memberi mereka keseimbangan yang

tepat antra otoritas dan penerimaan yang

hasilnya turnover rendah dan produktivitas

yang tinggi bagi organisasi. Sehingga dapat

ditarik hipotesa (H2) disiplin kerja

berpengaruh terhadap intensiturnover.

Pengaruh Beban Kerja, Disiplin Kerja

terhadap Intensi Turnover. Waktu kerja

mempengaruhi beban kerja seorang

karyawan. Waktu kerja ini dilihat dari

kesesuaian dengan standar waktu kerja yang

dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes)

RI, yaitu waktu normal per hari adalah

delapan jam lima hari kerja. Dan jika

seseorang bekerja melebihi waktu tersebut

maka dapat dikatakan mengalami beban

kerja berlebih.

Selain itu manajer harus melihat

berbagai pengetahuan sebagai cara untuk

mengubah karyawan menjadi pekerja yang

lebih baik. Namun, pengakuan yang tulus

dalam bentuk token penghargaan, seperti

surat prestasi, upacara penghargaan, atau

hadiah kecil, memberikan karyawan rasa

yang kontribusi mereka peduli dan

diperhatikan oleh supervisor dan manajemen

atas. Namun demikian, seperti beban kerja

menurun sebanding dengan tanggung jawab

sosial dan berbagai pengetahuan karena baik

untuk organisasi (Chiem 2001dalam Michael

Stankosky, 2005:83). Sehingga dapat ditarik

hipotesa (H3) beban kerja dan disiplin kerja

berpengaruh terhadap intensiturnover.

Page 23: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

19 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Pengaruh Beban Kerja terhadap Intensi

Turnover. Beban kerja berpengaruh terhadap

turnover, hal ini tidak hanya individu yang

menanggung konsekuensi dari beban kerja,

tetapi organisasi juga mereka harus menyerap

biaya ketidakhadiran, bonus danturnover

karyawan yang terkait dengan tuntutan dan

kondisi kerja yang sulit. Dalam jangka

panjang organisasi beresiko melihat

penurunan kuantitas dan kualitas produk

mereka (Beech-Hawley, et. al., 2004;

Rochefort, 2000 ) dan jasa (Du Tertre, 2006;

Rousseau dan Sarazin, 2006) karena inisiatif

peredam beban kerja karyawan meningkat

dan kreatifitas (Pierreet. al., 2011:5).

Beban kerja berdasarkan jumlah dari

pekerjaan yang dialokasikan kepada

karyawan. Dari berbagai penelitian

mendukung hubungan positif antara beban

kerja, stres danturnover. (Glaser et. al.,

dalam Qureshi et. al., 2013) menemukan

bahwa hubungan signifikan antara beban

kerja dan stres serta stres danturnover

penelitian ini mengasumsikan bahwa stres

akan bermain sebagaiabitrator role antara

beban kerja dan turnover intentions.

Sehingga dapat ditarik hipotesa (H1) beban

kerja berpengaruh terhadap intensiturnover.

Hipotesis penelitian ini dapat diajukan

sebagai berikut:

H1 : Beban kerja berpengaruh terhadap

intensiturnover karyawan XYZ

H2 : Disiplin kerja berpengaruh terhadap

intensiturnover karyawan XYZ

H3 : Beban kerja dan disiplin kerja

secara bersama-sama berpengaruh terhadap

intensiturnover karyawan XYZ.

METODE

Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah desain penelitian kausal

dan deskriptif. Desain penelitian kausal

digunakan untuk mengukur hubungan antara

beban kerja dan disiplin kerja terhadap

intensi turnover, serta untuk menganalisa

bagaimana variabel beban kerja dan disiplin

kerja mempengaruhi variabel intensiturnover

pegawai. Sedangkan, desain penelitian

deskriptif digunakan untuk memaparkan atau

menjelaskan variabel-variabel yang diteliti

dan melihat hubungan serta ketergantungan

variabel pada sub-sub variabelnya.

Di dalam penelitian ini yang

merupakan variabel independen yaitu

variabel beban kerja (X1), dan variabel

disiplin kerja (X2). Selain itu terdapat

variabel dependen yaitu variabel intensi

turnover (Y). Definisi operasional dari

variabel-variabel tersebut sebagai berikut:

Beban kerja dapat berasal dari seberapa besar

aktivitas mental; Jumlah aktivitas fisik;

Jumlah tekanan karena waktu; Tingkat

keberhasilan dalam pekerjaan; Tingkat

frustasi yang dialami; Kesulitan yang

dihadapi; dan pengetahuan tentang tujuan

pekerjaan. Disiplin kerja dapat meliputi:

Page 24: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

20 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Teladan dan panutan dari pemimpin;

Kesesuaian dari balas jasa dan kesamaan

perilaku; Disiplin oleh semua orang dan

pengawasan dari pengawas; Sanksi jika

disiplin tidak ditepati; Konsistensi penegakan

disiplin; Ketertiban dalam lingkungan kerja.

Intensi turnover ini meliputi antara lain:

Involuntary turnover; Voluntary turnover;

Functional turnover; Dysfunctional turnover;

Controllable turnover dan Uncontrollable

turnover.

Unit analilis penelitian ini adalah

individu yakni karyawan. Berdasarkan data

tahun 2014-2015, populasi dalam penelitian

ini berjumlah 120 (seratus dua puluh) orang,

dimana analisa populasi penelitian ini adalah

seluruh karyawan XYZ. Teknik

pengumpulan data yang digunakan di dalam

penelitian ini melalui penyebaran kuesioner

dan telaah dokumen yang terkait dengan

variabel yang digunakan di dalam peneitian

ini. Kuesioner penelitian ini menggunakan

jenis kuesioner tertutup dimana kuesioner

tersebut sudah disediakan jawabannya

sehingga responden tinggal memilih

alternatif jawaban yang ada. Kuesioner yang

digunakan di dalam penelitian ini

menggunakan skala pengukuran yang

berdasarkan skala Likert 1-4. Pengujian

validitas instrumen di dalam penelitian ini

dilakukan dengan metode korelasiProduct

Moment Pearson. Metode pengujian

reliabilitas adalah dengan menggunakan

metode Cronbach Alpha, yaitu dengan

membagi alat ukur sebanyak jumlah item.

Reliabilitas reliabel jika > 0.70 (Umar,

2013:56), pada nilai signifikansi 0.05

terhadap 30 responden. Peneliian ini

menggunakan metode analisis Uji regresi

linier berganda:

Y = a + b1X1 + b2X2

karena pada penelitian ini terdapat

lebih dari satu variabel independen (bebas).

Model regresi yang diteliti harus memenuhi

asumsi klasik regresi linier ganda. Oleh

karena itu variabel yang akan diteliti perlu

diuji untuk mengetahui hal-hal berikut

(Umar, 2013:77):

1. Apakah data berdistribusi normal atau

tidak?

2. Apakah data memiliki sifat

multikolinieritas atau tidak?

3. Apakah data memiliki sifat

homoskedastisitas atau tidak?

1). Uji Normalitas: Uji normalitas dapat

dilakukan dengan melihat Normal P-PPlot of

Regression Stand. Jika data menyebar di

sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2). Uji Multikolinieritas: Sujarweni

(2015:185) menjelaskan bahwa nilai

VIFantara 1-10 maka tidak terjadi

multikolinieritas.

Page 25: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

21 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

3). Uji Heteroskedastisitas: menurut

Sujarweni (2015:181) model regresi linier

berganda dapat disebut sebagai model yang

baik jika model tersebut memenuhi asumsi

normalitas dan bebas dari asumsi klasik

statistik baik itu multikolinieritasdan

heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas

muncul apabila kesalahan atau residual dari

model yang diamati tidak memiliki varians

yang konstan dari satu observasi ke observasi

lainnya (Kuncoro, 2011:118). Cara

menentukan heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:

Residual Plot, Metode Grafik, Uji Park, Uji

Glejser, dan kelajiman (Umar, 2013:82).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji validitas dan reliabilitas

instrumen disajikan pada Tabel 1. Dapat

dilihat bahwa seluruh item indikator valid

dan reliabel:

TabelUji Validitas dan Reliabilitas

Sumber: Hasil Olahan dengan SPSS (2016)Hasil pengujian asumsi klasik

menunjukkan bahwa distribusi data bersifat

normal. Tidak terjadi multikoliniearitas

maupun heteroskedastisitas. Pengujian

persamaan regresi linier dapat dirangkum

sebagai berikut:

TabelAnalisis Regresi Linier Berganda

Variabel KoefisienRegresi

Beta

T Sig

Konstanta

1,231

X1(beban kerja)

0,565 0,448

5,855

0,000

X2(disiplinkerja)

0,475 0,390

5,106

0,000

Fhitung = 75,045 ,000b

R2 = 0,562

a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja(X2) , Beban Kerja( X1)

b. Dependent Variable: IntensiTurnoverSumber: Hasil Olahan dengan SPSS (2016)

Nilai t hitung untuk variabel beban kerja adalah

5.855 sedangkan nilai ttabel 1.980 sehingga

thitung > ttabel. Sementara itu nilai signifikansi

sebesar 0.000 yang berarti < nilai α (0.05).

Dengan demikian disimpulkan bahwa

variabel beban kerja berpengaruh terhadap

variabel intensi turnover karyawan XYZ.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Qureshi (2013) dan didukung oleh Makela

(2014) yang menyimpulkan beban kerja

berpengaruh terhadap intensifturnover

karyawan. Nilai thitung untuk variabel disiplin

kerja adalah 5.106 bernilai positif sedangkan

nilai t tabel 1.980 sehingga thitung > ttabel.

Sementara itu nilai signifikansi sebesar 0.000

No

Variabel Validitas Reliabilita

1 Beban Kerja 10 Itemvalid

.873

2 DisiplinKerja

20 itemvalid

.767

3 IntensiTurnover

20 itemvalid

.865

Page 26: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

22 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

yang berarti < nilai α (0.05). Dengan

demikian disimpulkan bahwa disiplin kerja

berpengaruh terhadap intensiturnover

karyawan XYZ. Sesuai dengan hasil

penelitian dari Gormley (2011), Kademiet

al., (2012) dan Bukchinet., al., (2013)

variabel disiplin kerja berpengaruh signifikan

terhadap peningkatan variabel intensi

turnover. Berbeda dengan hasil

penelitian Wisantyo (2015) yang

menyimpulkan disiplin kerja berpengaruh

positif tetapi tidak signifikan terhadap intensi

turnover.

Dari kedua variabel independen

diatas, variabel beban kerja paling

berpengaruh terhadap variabel intensi

turnover karena nilai beta variabel beban

kerja paling besar diantara nilai beta variabel

yang lain, yaitu 0.448, diikuti variabel

disiplin kerja sebesar 0.390. Pada penelitian

ini dilakukan uji Anova yang

membandingkan antaramean square dari

regression dan mean square dari residual

sehingga didapat hasil yang dinamakan

Fhitung. Apabila Fhitung > Ftabel dan apabila

tingkat signifikansi lebih kecil dari α (0.05),

maka disimpulkan bahwa variabel

independen secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Nilai Fhitung = 75.045, sedangkan Ftabel adalah

3.07 dengan ketentuan derajat kebebasan atau

df1 (pembilang) = k-1; 3-1 = 2 dan df2

(penyebut)=n-k; 120-3 = 117, sehingga

diperoleh nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak.

Nilai signifikansi (sig) pada tabel diatas

adalah 0.000, dimana nilai tersebut berarti

nilai signifikansi (sig) < α (0.05) maka H0

ditolak.

Hasil uji F menunjukkan bahwa

Fhitung (75.045) > Ftabel (3.07) dan nilai

signifikansi (0.000) < α (0.05), sehingga

disimpulkan bahwa X1 (beban kerja) dan X2

(disiplin kerja) secara bersama-sama

berpengaruh terhadap Y (intensiturnover).

Beban kerja dan penekanan disiplin yang

diterima karyawan XYZ mendorong

karyawan untuk lebih memilih untuk tidak

menghabiskan karir kerja di XYZ, sehingga

ini meningkatkan intensiturnover karyawan

yang dihadapi oleh bagian kepegawaian.

Koefisien determinasi (r2) adalah sebesar

0.562. Nilai ini menunjukkan bahwa beban

kerja (X1) dan disiplin kerja (X2) secara

bersama-sama mempengaruhi variabel intensi

turnover (Y) sebesar 56.2 %, sedangkan

43.8% dijelaskan oleh variabel bebas

(independen) lainnya yang tidak diteliti

dalam penelitian ini diantaranya gaya

kepemimpinan, budaya organisasi,

kompensasi, stres kerja berdasarkan

penelitian sebelumnya yang mempengaruhi

intensiturnover.

Persamaan estimasi model regresi linier

berganda untuk intensiturnover karyawan

XYZ adalah: IntensiTurnover = 1.231 +

0.565*X1 + 0.475*X2

Page 27: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

23 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Koefisien regresi konstanta (a)

sebesar 1.231 menunjukkan bahwa dengan

tidak adanya nilai koefisien variabel beban

kerja dan disiplin kerja maka nilai variabel

intensi turnover XYZ sebesar 1.231, dan

angka tersebut memiliki makna bahwa intensi

turnover di XYZ cukup tinggi. Keinginan

meninggalkan XYZ tidak hanya didasari

karena tekanan yang dirasakan ataupun

kesediaan seorang karyawan mentaati semua

peraturan organisasi. Kepastian keberlanjutan

suatu organisasi perlu diperhatikan karena hal

tersebut berkaitan dengan rasa nyaman

karyawan dalam bekerja. Untuk itu

diperlukan penggalian informasi yang lebih

dalam agar ditemukan faktor-faktor apa saja

yang harus diperbaiki demi menurunkan

intensi turnover karyawan XYZ, terutama

variabel beban kerja dan variabel disiplin

kerja.

Koefisien regresi variabel beban

kerja (b1) = 0.565 dengan nilai signifikansi

0.000 hal tersebut mengandung pengertian

bahwa apabila variabel beban kerja

meningkat satu satuan, maka variabel intensi

turnover naik 0.565, dimana 0.565 berbeda

nyata dengan 0, tidak sama dengan 0.

Kenaikan tersebut menunjukkan bahwa

variabel beban kerja berpengaruh signifikan

terhadap variabel intensiturnover karyawan

XYZ.

Koefisien regresi variabel disiplin

kerja (b2) = 0.475 dengan nilai signifikansi

0.000 hal tersebut mengandung pengertian

bahwa apabila variabel disiplin kerja

meningkat satu satuan, maka variabel intensi

turnover naik 0.475, dimana 0,475 berbeda

nyata dengan 0, tidak sama dengan 0

kenaikan tersebut menunjukkan bahwa

variabel disiplin kerja berpengaruh signifikan

terhadap variabel intensiturnover karyawan

XYZ.

TabelPerbandingan Penelitian Terdahulu

Variabel

Wisantyo(2015)

Nurhasmandia

rNadini,et., al.2013

Burkeet

al.,(2010)

Gugliemi et

al.,(2012)

X1 * * * *

X2 × * *

Y * * * *

√ : Berpengaruh dan signifikan

×: Berpengaruh dan tidak sifgnifikanSumber: Hasil Olahan Penulis

Analisis Dimensi: Untuk melakukan

analisis dimensi diperlukan matrik korelasi

dimana antar variabel independen dengan

variabel dependen. Hal tersebut dilakukan

untuk meneliti kuat hubungan dimensi antar

variabel sehingga dapat ditemukan dimensi

yang dominan mempengaruhi variabel yang

bersangkutan.

Page 28: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

24 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

TabelMatriks Korelasi Dimensi Antar Variabel

Sumber : Hasil Olahan dengan SPSS (2016)

Korelasi sedang dan positif sebesar

0.483 antara dimensi usaha sementara dengan

dimensi involuntary turnover, dimana

karyawan tidak berpikir untuk menghabiskan

karir di XYZ, dan berpikir untuk mencari

pekerjaan di perusahaan lain yang

dikarenakan tidak kuat dengan standar dan

peraturan kerja. XYZ harus meningkatkan

kebijakan organisasi, memperbaiki peraturan

kerja dan standar kerja yang belum terpenuhi

oleh karyawan XYZ serta mengurangi jumlah

tekanan yang berkaitan dengan waktu yang

dirasakan selama elemen pekerjaan

berlangsung.

Korelasi sedang dan positif sebesar

0.495 antara dimensi tujuan dan kemampuan

dengan dimensi functionall tunover,

menunjukkan bahwa karyawan XYZ lebih

Variabel

Dimensi (Y1)InvoluntaryTurnover

(Y2)VoluntaryTurnover

(Y3)FunctionalTurnover

(Y4)Dysfunctional

Turnover

(Y5)Uncontrollabl

e Turnover

(Y6)Controllable

Tunover

Beban

Kerja

(X1)

(X1,1) Usaha Mental(X1,2)Usaha Fisik(X1,3)Usaha Sementara(X1,4)Performansi(X1,5)Tingkat Frutasi(X1,6) Kesulitan Tugas

,321,303,483,186,324,391

,226,223,385,235,249,285

,303,324,426,297,375,337

,345.101,185,243,250,369

,301,231,311,221,340,390

,414,324,285,384,388,401

Disiplin

Kerja

(X2)

(X2,1) Tujuan dan Kemampuan(X2,2)Keteladanan pimpinan(X2,3) Balas Jasa(X2,4) Keadilan(X2,5) Waskat(X2,6) Sanksi(X2,7) Ketegasan(X2,8)Hubungan Kemanusiaan

,420,429,353,480,376,245,226,275

,422,362,332,306,354.123,231.179

,495,469,431,428,433,296,302,197

,215,258.107,235,289,236,369,381

.158,254,195,228,222,359,392,343

.020,231.004,261.135,329,392,448

Page 29: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

25 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

tertarik untuk bekerja di pekerjaan yang lebih

santai dan memiliki waktu fleksibel.

Karyawan merupakan orang yang berada

pada pekerjaan sesuai dengan kemampuan

dan memahami tujuan dari XYZ, dimana

karyawan tersebut yang memiliki kinerja

rendah atau karyawan yang mengganggu

keluar, serta tujuan yang dibebankan kepada

karyawan dari organisasi harus jelas dan

ditetapkan secara ideal dan menantang bagi

kemampuan karyawan, pekerjaan yang

dibebankan kepada seseorang karyawan

harus sesuai dengan kemampuan karyawan

bersangkutan. Tetapi jika pekerjaan itu di

luar kemampuannya atau jauh di bawah

kemampuannya maka kesungguhan dan

kedisiplinan karyawan akan rendah. Di sini

letak pentingnya asasthe right man in the

right place, the right man on the right job

(Mangkunegara, 2013:67).

PENUTUPBeban kerja berpengaruh terhadap

intensiturnover karyawan XYZ secara positif

dan signifikan. Dimensi pada variabel beban

kerja yang paling kuat hubungannya adalah

dimensi usaha sementara terhadap dimensi

involuntary turnover dimana karyawan tidak

berpikir untuk menghabiskan karir di XYZ,

dan berpikir untuk mencari pekerjaan di

tempat lain. Perubahan beban kerja

mempunyai pengaruh searah perubahan

intensi turnover.

Disiplin kerja berpengaruh terhadap

intensiturnover karyawan XYZ secara positif

dan signifikan. Dimensi pada variabel

disiplin kerja yang paling kuat hubungannya

adalah dimensi tujuan dan kemampuan

terhadap dimensi functionall turnover

menunjukkan bahwa karyawan XYZ lebih

tertarik untuk bekerja di pekerjaan yang lebih

santai dan memiliki waktu fleksibel. Apabila

terjadi kenaikan disiplin kerja maka intensi

turnover akan terjadi kenaikan.

Beban kerja dan disiplin kerja

berpengaruh secara bersama-sama

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

intensif turnover karyawan XYZ, artinya

beban kerja dan disiplin kerja harus lebih

diperhatikan oleh pihak manajemen agar bisa

mengantisipasi timbulnyaturnover karyawan

XYZ.

Perlu perhatian dari pihak

manajemen XYZ untuk menentukan setandar

dan jadwal kerja yang teratur dan terjadwal

sehingga pemerataan pekerjaan dapat lebih

merata sehingga mengurangi jumlah tekanan

yang berkaitan dengan waktu. Pihak

manajemen XYZ perlu menambah tenaga

kerja di bidang kewirausahaan dan

kepesantrenan sehingga karyawan dibidang

pendidikan dapat fokus di bidang pendidikan

dan tidak terjadi kelebihan beban pekerjaan

dikarenakan usaha sementara yang timbul.

Beban kerja melalui dimensi-dimensinya

seberapa besar aktivitas mental, jumlah

Page 30: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

26 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

aktivitas fisik, jumlah tekanan karena waktu,

tingkat keberhasilan dalam pekerjaan, tingkat

frustasi yang dialami, kesulitan yang

dihadapi, dan pengetahuan tentang tujuan

pekerjaan, yang semuanya harus diperhatikan

guna menekan intensiturnover karyawan.

Dalam penelitian ini, variabel

disiplin kerja berpengaruh terhadap intensi

turnover pegawai XYZ secara signifikan dan

positif. Pemberian sanksi yang sesuai

prosedur dan jelas perlu dipertahankan. serta

tujuan yang dibebankan kepada karyawan

dari organisasi harus jelas dan ditetapkan

secara ideal dan menantang bagi kemampuan

karyawan, hal ini akan memberikan kejelasan

pegawai XYZ untuk bekerja sesuai aturan

dan aman dalam menjalankan tugasnya.

Perlu diperhatikan kedua-duanya

antara beban kerja dan disiplin kerja secara

bersama-sama berdasarkan hipotesis

penelitian antara beban kerja dan disiplin

kerja tersebut berpengaruh terhadap intensi

turnover ini artinya tidak hanya beban kerja

saja yang berpengaruh terhadap intensi

turnover tetapi disiplin kerja juga

berpengaruh. Dengan terpenuhi kebutuhan

pegawai dan bersikap adil sehingga

mengurangi intensi turnover dengan

sendirinya karyawan XYZ akan bekerja

dengan lebih baik, profesional, dan

bertanggung jawab.

Penelitian dimasa depan pada intensi

turnover dapat lebih dikembangkan pada

variabel-variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini seperti variabel kepuasan

kerja, variabel gaji, budaya organisasi dan

gaya kepemimpinan dan masih banyak lagi

yang dapat mempengaruhi intensiturnover

karyawan. Secara akademis bisa dipakai

untuk bahan pengembangan teori dari

manajemen sumber daya manusia dan bisa

menjadi bahan rujukan. Beban kerja adalah

situasi win-win bagi organisasi, studi

mengenai turnover memberikan bukti

empiris bahwa karyawan berpikir untuk

meninggalkan pekerjaan ketika mereka

merasa beban kerja yang berlebih, demikian

pula lingkungan kerja juga merupakan faktor

kunci untuk mempertahankan karyawan

peraturan yang dibuat mengenai disiplin kerja

yang baik dan transparan akan mengurangi

intensiturnover.

DAFTAR RUJUKAN

Alexander. Jeffrey. A., Richard L., HyunJ.O., Esther Ullman. 2008. “A Causal

Model of Voluntary Turnover AmongNursing Personnel in Long-TermPsychiatric Settings”. SMITREC. pp.415-427.

Armstrong, M. 2009.Armstrong’s Handbook

of Human Resource Management,Practice. 11th Edition. Saxon GraphicsLtd. London.

Azwar, S. 2008.Validitas dan Reliabilitas.Sigma Alpha. Yogyakarta.

Page 31: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

27 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Berka, Chris, Daniel J. Levendowski.,Michelle N. Lumicao., Alan Yau.2007. “EEG Correlates of Task

Engagement and Mental Workload inVigilance, Learning, and MemoryTask”. Aviation, Space, andEnvironmental Medicine. Vol 78 No. 5bag 2.

Bukchin, Y., Cohen Yuval. (2013).Minimising Troughput Loss inAssembly Lines due to Absenteeismand Turnover via Work-Sharing.Taylor & Francis Group. Vol 51, No20, pp 6140-6151.

Burke, Ronald J; Parbudyal S, Lisa F. 2010.Work Intensity: Potential Antecedentsand Consequences.Emerald GroupPublishing Limited. Vol. 39 No 3, pp347-360.

Chong, Vincent K., Gery S.M. 2015. TheImpact of the Antecedents andConsequences of Job Burnout onJunior Accountants’ Turnover

Intentions: A Structural EquationModelling Approach. AFAANZ.Accounting and Finance 55, pp 105–132.

Conklin, Mark H., PharmD, and Shane P. D.2007. “Job Turnover Intentions

Among Pharmacy Faculty”. AmericanJournal of Pharmaceutical Education.71 (4) Article 62.

Dewanti, Rully Nur. 2015. “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan Transaksional danTransformasional serta Kepuasan Gajiterhadap Turover Intention di PT.PMMK”, Tesis. UniversitasMercubuana. Jakarta.

Dogbey, Evelyn A. 2008. The RelationshipsAmong Unit Culture, WorkStress,Compassion Fatigue And SenseOf Wellbeing In Operating Room

Nurses In Level One Or Two TraumaCenters.ProQuest, pp l1-188

Guglielmi, Dina., Chiara Panara, SilviaSimbula. 2012. “The Determinats of

Teachers’ Well-Being The MediatingRole of Mental Fatigue”. EuropeanJournal of Mental Health 7, pp 204-220.

Gormley, Denise K., Susan K. 2011.“Predictors of Turnover Intention in

Nurse Faculty”. SLACK Incorporated,pp 190-196.

Hasibuan, M. 2007.Manajemen SumberDaya Manusia. Edis revisi. PT. BumiAksara. Jakarta.

Hauck. Erica L., Lori Anderson S., LuzEugenia., Cox Fuenzalida., 2008.“Workload Variability and Social

Support: Effects on Stress andPerformance”. Curr Psychoo. 27:122-125.

Hausknecht, John; Julianne M. Rodda,Michael J. Howard. 2009. “Targeted

Employee Retention: Performance-Based and job-Related Differences inReported Reasons for Staying”.

Human Resource Management Vol.48, pp 269-288

https://en.wikipedia.org/wiki/Heteroscedasticity#/media/File:Heteroscedasticity.png(diakses tanggal 10 Agustus 2016)

_______/Homoscedasticity#/media/File:Homoscedasticity.png (diakses tanggal 10Agustus 2016)

Irvianti, Laksmi Sito Dwi; Renno EkaVerina. 2015. Analisis Pengaruh Stres,Beban Kerja Dan Lingkungan KerjaTerhhadap Turnover IntentionKaryawan Pada PT. XL Axiata TbkJakarta.Binus Business Review Vol. 6No. 1. 117-26

Page 32: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

28 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Ivanovic, A., Collin. P. H. 2006.Dictionaryof Human Resources and PersonnelManagement, third edition, A & CBlack Publisher Ltd. London.

Kademi, Mojgan; Eesa Mohammadi, ZohrehVanaki. 2012. “Nurses’ Experiences of

Violation of Their Dignity”. SAGE.19(3), pp 328-340.

Kato, Tkao., Cherly Long. 2006. “Executive

Turnover and Firm Performance inChina”. Departmannt of EconomicsVol 96, No. 2.

Lavenant, Michael S. 2010. The Art ofEmployee Discipline: How to RetainControl & Increase Production,Nonprofit World Vol 28, Number 4Published by the Society for NonprofitOrganizations, Michigan 48187 734-451-3582

Lea, Victoria M; Sarah A. Corlett and RuthM. Rodgers. 2012. Workload and itsImpact on Community Pharmacists’

Satisfaction and Stress: a Review ofthe Literature,International Journal ofPharmacy Practice 20, pp 259–271.

Levin, Scott; France, Daniel J; Hemphill,Robin et.,al. 2006. “Tracking

Workload in the EmergencyDepartemen”. ProQuest. 48.3. pp. 526

Makela, Kasper; Mirja Hirvensalo, Peter R.Whipp. 2014. Should I Stay or ShpuldI Go? Physical Education Teachers’

Career Intentions.Routledge Taylor &Francis Group, pp234-244.

Mampane, PM. 2012. The Crisis of TeacherTurnover. A Threat To Public ServiceStability, GCBF. Vol. 7 No 1, pp. 293-301

Mangkunegara, A.A.A.P. 2013.ManajemenSumber Daya Manusia Perusahaan,PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mansoer, Muhammad Ikbal. 2014. “Pengaruh

Disiplin kerja dan Sistem Kompensasiterhadap Kinerja Pegawai Negri Sipildi Dinas Pengelolaan Keuangan danAset Daerah Kota Ternate”, TesisProgram Studi Magister Manajemen.Program Pascasarjana UniversitasMercubuana.

Mathis, Robert L., Jackson John H. 2010.Human Resource ManagemenThirteenth Edition, South-WesternCengage Learning USA.

Mello, Jeffrey A. 2011.Strategic HumanResource Management 3rd Edition,Cengage Learning, South-Western,USA.

Mosadeghrad, Ali. M. 2013. “Occupational

Stress and Trunover Intention:Implications for NursingManagement”. International Journalof Health Policy and Managememnt.I(2). pp 169-176.

Nandini, Nurhasmadia. Thinni Nurul R.2013. Penyebab Turnover IntentionPada Pegawai Instalasi Gizi RumahSakit PHC Surabaya. JurnalAdministrasi Kesehatan Indonesia Vol.1 No. 3. 272-279.

Neumann, W. Patrick, Jan Dull. 2010.Human factors: spanning the gapbetween OM and HRM.Emerald. Vol.30 No. 9. pp 923-950.

Pierre, Sebastien Fournier. et al. 2011.Exploratory Study to IdentifyWorkload Factors that Have an Impacton Health and Safety. A Case Study inService Sector. Studies and ResearchProjects,Irsst, Québec.

Page 33: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

29 Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Qureshi, Muhammad Imran; MehwishIftikhar, Syed Gohar Abbas, UmarHassan, Khalid Khan and KhalidZaman. 2013. “Relationship Between

Job Stress, Workload, Environmentand Employees Turnover Intentions:What We Know, What Shoul WeKnow”. World Applied SciencesJournal 23 (6) pp. 764-770.

Rambur, Betty; Palumbo, Mary Val. 2008.“A Cross-Disciplinary StatewideHealthcare Workforce Analysis”.

Journal of Allied Health. 37.2. pp. 105.

Sadili, Samsudin, Wijaya, E. 2006.Manajemen Sumber Daya Manusia.Pustaka Setia, Bandung.

Singarimbun, Masri, Sofian Efendi. 2006.Metode Penelitian Survai, Cetakan ke18 (Revisi). LP3ES, Jakarta.

Singh, Kultar. 2007. Quantitative SocialResearch Methods.Sage Publications.India.

Silaen, Sofar dan Widiyono. 2013.Metodologi Penelitian Sosial UntukPenulisan Skripsi dan Tesis. In Media,Jakarta.

Sugiyono, 2010. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan R&D,Alfabeta, Bandung.

Sulistiyani, A. T., dan Rosida. 2009.Manajemen Sumber Daya Manusia“Konsep, Teori dan Pengembangan

dalam Konteks Organisasi Publik”,

Edisi Kedua, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sujarweni, V. Wiratna. 2015.SPSS untukPenelitian. Pustaka Baru Press.Yogyakarta.

Sunyoto, D. 2011. Pratis SPSS Untuk Kasus.Nuha Medika, Yogyakarta.

Supranto, dan Limakrisna Nandan. 2013.Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiahuntuk Meyusun Skripsi, Tesis, danDisertasi, Edisi 3. Penerbit MitraWacana Media: Jakarta.

Thibodeaux, Amy K., Myron B. Labat, DavidE. Lee, Cherie A. Labat, 2015. TheEffects Of Leadership And High-Stakes Testing On Teacher Retention.Academy of Educational LeadershipJournal Volume 19, Number 1, pp 227-249.

Umar, Husein. 2013.Desain PenelitianMSDM dan Perilaku Karyawan:Paradigma Positivistik dan BerbasisPemecahan Masalah. Edisi 1-4.Rajawali Pers. Jakarta

Universitas Mercubuana. 2016.BukuBimbingan Penyusunan Tesis Edisi 10Program Magister Manajemen.Universitas Mercubuana. Jakarta.

Wastlund Erk. 2007.Experimental Studies ofHuman-Computer Innteraction:Working memory and mental workloadin complex cognition”. Departement of

Psychology. Gohenburg.

Wisantyo, Nurmalitasari Indah. 2015.Pengaruh Stres Kerja, Disiplin Kerjadan Kepuasan Kerja Terhadap IntensiTurnover (Studi pada LembagaPengelola Dana Bergulir Koperasi danUsaha Mikro, kecil dan menengah).Jurnal MIX, Volume V, No. 1, pp. 54-69.

Page 34: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

èé êëkìlíëî ïkonomi ♠ ðniñeòîiíëî óiòôëníëòë õëòîekël öìò÷ëdëòmë

PENGARUH PEMASARAN JASA DAN KUALITAS PELAYANANTERHADAP TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN

PADA PT. SPECTA INTERNATIONAL CARGO

Sri Yanthy Yosepha1 dan Aditya2

Abstrak

Marketing service sector is fundamental in developing the business industry, so the qualityof service needs to be improved in order to achieve customer satisfaction. This study uses primarydata using questionnaires distributed to customers in PT Specta International Cargo. The sampleof 30 respondents. Sample technique used the technique of Non-probability sampling that thesaturation sampling technique.. This study aimed to examine the effect of the marketing ofservices and quality of service to the level of customer satisfaction at PT. SpectaInternational Cargo empirically, either partially or simultaneously.

Data were processed by using SPSS 21.0. The t-test services marketing variablescan be seen that tcalculate for marketing variable services by 1245. Tcalculate then comparedwith the value t, you are looking at α = 5%: 2 = 2.5% (test 2 sides) with degrees of

freedom (df) n-k-1 or (29) 30-2-1. Where n is the number of samples and k is the number ofindependent variables. Based on these calculation, obtained t 0.783. This means tcalculate >t.tabel.

The t-test service quality variables can be seen that tcalculate to the variable qualityof service by 0437. Tcalculate then compared with the value ttable, you are looking at α = 5%:

2 = 2.5% (test 2 sides) with degrees of freedom (df) n-k-1 or (29) 30-2-1. Where n is thenumber of samples and k is the number of independent variables. Based on thesecalculation, it can be ttable 0.783. It means tcalculate> ttable.

The results of the test F can be Fcalculate 0.790. Fcalculate value is so compared withthe value Ftable sought by the 95% confidence level, α = 5%, with 1 df (number of variable-1) or 3-1 = 2, and df 2 (nk-1) or 30-2-1 , Based on these calculations, obtained Ftable 3.23,It means Fcalculate> Ftable.

Keywords: Marketing services, quality of service and customer satisfaction level at PT. SpectaInternational Cargo

1 [email protected] [email protected]

Page 35: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

øù Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

PENDAHULUAN

Kemajuan dunia transportasi pada era

globalisasi sekarang ini membuat jarak,

batas dan waktu antar wilayah, bahkan antar

Negara bukanlah suatu hambatan yang

besar. Salah satu perkembangan

sektoral yang penting di Indonesia adalah

perkembangan sub-sektor jasa angkutan

udara. Perkembangan sektor– sektor

ekonomi dan bisnis berdampak terhadap

meningkatnya permintaan jasa angkutan

udara. Meningkatnya permintaan jasa

angkutan udara ini diikuti semakin

banyaknya perusahaan penerbangan,

sehingga persaingan antar perusahaan

penerbangan semakin ketat. Agar unggul

dalam bersaing, perusahaan penerbangan

menuntut kinerja yang sempurna dari setiap

proses yang dijalankan oleh perusahaan jasa.

Untuk itu pemasaran sangat dibutuhkan agar

fluktuasi/permintaan transportasi udara terus

berkembang.

Salah satu dari sekian banyak

perusahaan yang memiliki profil sebagai

jasa angkutan barang di sektor jasa angkutan

udara yaitu PT. Specta International Cargo.

Kemudian perlu adanya pemasaran dan

kualitas pelayanan merupakan suatu

pencapaian yang diperoleh perusahaan agar

pelanggan merasa puas. Pemasaran jasa itu

sendiri adalah setiap tindakan yang

ditawarkan oleh salah satu pihak kepada

pihak lain yang secara prinsipintangible dan

tidak menyebabkan perpindahan

kepemilikan apapun. Lalu kualitas

pelayanan yaitu jasa berpusat pada upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan

pelanggan serta ketepatan penyampaiannya

untuk mengimbangi harapan pelanggan.

Sehingga kepuasan merupakan evaluasi

konsumen terhadap produk atau jasa dimana

produk atau jasa tersebut telah memiliki

kepuasan mereka, sedangkan pelanggan

yaitu masyarakat yang pada umumnya

membutuhkan barang dan jasa yang

berpotensi melakukan pembelian.

PERUMUSAN MASALAH

Diidentifikasikan dalam beberapa hal

yaitu :

1. Apakah pemasaran jasa berpengaruh

dengan kepuasan pelanggan?

2. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh

dengan kepuasan pelanggan?

3. Apakah pemasaran jasa dan kualitas

pelayanan berpengaruh dengan kepuasan

pelanggan?

TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah

mengetahui pengaruh pemasaran jasa dan

kualitas pelayanan terhadap kepuasan

pelanggan.

TINJAUAN PUSTAKA

Page 36: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

úû Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

1. Pemasaran Jasa

Menciptakan nilai dan kepuasan

pelanggan adalah inti pemikiran pemasaran

modern. Tujuan kegiatan pemasaran adalah

menarik pelanggan baru dengan menjanjikan

nilai yang tepat dan mempertahankan

pelanggan saat ini dengan memenuhi

harapannya sehingga dapat menciptakan

tingkat kepuasan.

Menurut Lupiyoadi (2006:5),

pemasaran jasa adalah setiap tindakan yang

ditawarkan oleh salah satu pihak kepada

pihak lain yang secara prinsipintangible dan

tidak menyebabkan perpindahan

kepemilikan apapun. Sedangkan menurut

Umar (2003:76), pemasaran jasa adalah

pemasaran yang bersifatintangible dan

immaterial dan dilakukan pada saat

konsumen berhadapan dengan produsen.

Ada beberapa hal pada Pemasaran Jasa

dimana memiliki elemen marketing mix

yang terdiri dari tujuh hal, yaitu:Product

(jasa seperti apa yang ingin ditawarkan

kepada konsumen), Price (bagaimana

strategi penentuan harga),Place (bagaimana

sistem penghantaran / penyampaian yang

akan diterapkan),Promotion (bagaimana

promosi yang harus dilakukan),People (tipe

kualitas dan kuantitas orang yang akan

terlibat dalam pemberian jasa),Process

(bagaimana proses dalam operasi jasa),

Customer Service (bagaimana yang akan

diberikan kepada konsumen).

2. Karakteristik Jasa

Berbagai riset dan literature manajemen dan

pemasaran jasa mengungkapkan bahwa jasa

memiliki empat karakteristik yang

membedakan barang dan jasa yang

dinamakan paradigm IHIP : (1)Intangibility

artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa,

dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli

dan dikonsumsi(2) Heterigeneity artinya

terdapat banyak variasi bentuk, kualitas dan

jenis, tergantung pada siapa, kapan dan

dimana jasa tersebut diproduksi. (3)

Inseparability artinya jasa dijual terlebih

dahulu, baru kemudian diproduksi dan

dikonsumsi pada waktu dan tempat yang

sama dan (4)Perishability artinya jasa

merupakan komoditas yang tidak tahan

lama, tidak dapat disimpan untuk pemakaian

ulang di waktu datang, dijual kembali, atau

dikembalikan. (Lovelock & Gummeson,

2004) (dikutip dalam Tjiptono dan Chandra,

2005: 22).

3. Kualitas Pelayanan

Menurut Lewis dan Booms

(dikutip dalam Tjiptono dan Chandra, 2005:

121), kualitas layanan sebagai ukuran

seberapa baik tingkat layanan yang

diberikan mampu sesuai dengan harapan

pelanggan. Sedangkan menurut Wyckof

(dikutip dalam Tjiptono 1996:16), kualitas

pelayanan adalah tingkat kesempurnaan

yang diharapkan dan pengendalian atas

tingkat keunggulan tersebut untuk

memenuhi keinginan pelanggan, sedangkan

tujuan kepuasan pelenggan menurut Fredi

Page 37: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

üý Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Rangkuti (2002:20) menyatakan bahwa

“Tujuan manajemen pelayanan jasa adalah

untuk meningkatkan kualitas tertentu, karena

erat kaitannya dengan pelanggan, tingkat ini

dihubungkan dengan tingkat kepuasan

pelanggan”.

Dalam riset selanjutnya, Parasuraman,

Zeithaml and Berry (1988) menemukan

adanya overlapping di antara beberapa

dimensi di atas. Oleh sebab itu, mereka

menyederhanakan sepuluh dimensi tersebut

menjadi lima dimensi pokok. Kompetensi,

kesopanan, kredibilitas dan keamanan

disatukan menjadi jaminan (assurance).

Sedangkan akses, komunikasi, dan

kemampuan memahami pelanggan

diintegrasikan menjadi empati (empathy).

Dengan demikian, terdapat lama dimensi

utama yang disusun sesuai urutan tingkat

kepentingan relatifnya sebagai berikut:

1. Reliabilitas (reliability), berkaitan

dengan kemampuan perusahaan untuk

memberikan layanan yang akurat sejak

pertama kali tanpa membuat kesalahan

apapun dan menyampaikan jasanya

sesuai dengan waktu yang disepakati.

2. Daya tanggap (responsiveness),

berkenaan dengan kesediaan dan

kemampuan para karyawan untuk

membantu para pelanggan dan

merespon permintaan mereka, serta

menginformasikan kapan jasa akan

diberikan dan kemudian memberikan

jasa secara cepat.

3. Jaminan (assurance), yakni perilaku

para karyawan mampu menumbuhkan

kepercayaan pelanggan terhadap

perusahaan dan perusahaan bisa

menciptakan rasa aman bagi para

pelanggannya. Jaminan juga berarti

bahwa para karyawan selalu bersikap

sopan dan menguasai pengetahuan dan

ketrampilan yang dibutuhkan untuk

menangani setiap pertanyaan atau

masalah pelanggan.

4. Empati (empathy), berarti perusahaan

memahami masalah para pelanggan dan

bertindak demi kepentingan pelanggan,

serta memberikan perhatianpersonal

kepada para pelanggan dan memiliki

jam operasi yang nyaman.

5. Bukti fisik (tangibles), berkenaan

dengan daya tarik fasilitas fisik,

perlengkapan, dan material yang

digunakan perusahaan, serta penampilan

karyawan

4. Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah perasaan

senang atau kecewa seseorang sebagai hasil

dari perbandingan antara prestasi atau

produk yang dirasakan dan yang

diharapkannya (Kotler, 1997:36).

Pelanggan dapat mengalami salah satu

dari tingkat kepuasan dan disebut sebagai

kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Bila kinerja lebih rendah dari harapan

pelanggan

Page 38: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

þþ Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

PemasaranJasa (X1)

KualitasPelayanan (X2)

KepuasanPelanggan

(Y)

Pelanggan akan merasa tidak puas,

karena harapannya lebih tinggi daripada

yang diterima pelanggan dari pemberi

jasa.

2. Bila kinerja sesuai dengan harapan

pelanggan

Pelanggan akan merasa puas karena

harapannya sesuai dengan apa yang

diterima oleh pelanggan dari pemberi

jasa.

3. Bila kinerja melebihi dari harapan

pelanggan.

Pelanggan akan merasa sangat puas

karena apa yang diterimanya melebihi

dari apa yang diharapkannya.

Definisi kepuasan menurut Zeithaml dan

Bitner (2003:86) adalah:

“Satisfaction is the customer evaluation

of product or service in terms of whether

that product or service has meet their needs

and expectation”.

Dapat diartikan bahwa, kepuasan

adalah evaluasi konsumen terhadap produk

atau jasa dimana produk atau jasa tersebut

telah memiliki kepuasan mereka.

KERANGKA BERPIKIR

• Gambar berdasarkan konsep teori

bahwa Pemasaran Jasa dan Kualitas

Pelayanan simultan dan secara parsial

masing-masing berpengaruh terhadap

Kepuasan Pelanggan.

• Garis tipis ( ) : Menunjukkan

adanya pengaruh parsial masing-masing

dari Pemasaran Jasa dan Kualitas

Pelayanan.

• Garis tebal ( ) : Menunjukkan

adanya pengaruh simultan Pemasaran

Jasa dan Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Pelanggan.

METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan

pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu data

yang diperoleh berupa angka. Lalu di

analisis lebih lanjut dalam analisis data

namun dalam penyajian data akan diberikan

gambaran rasional yang akan disajikan

dalam gambar, grafik dan tabel.

2. Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang

dapat memberikan informasi mengenai data

a. Data primer yaitu data yang dibuat

oleh peneliti untuk menyelesaikan

permasalahan yang sedang

ditanganinya. Pada penelitian ini

Page 39: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

ÿ� Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

penulis menggunakan data kuesioner

sebagai data primer.

b. Data sekunder yaitu data yang telah

dikumpulkan untuk maksud selain

menyelesaikan masalah yang di ambil

dari catatan atau dokumentasi

perusahaan berupa absensi, gaji,

laporan keuangan publikasi perusahaan,

laporan pemerintah, data yang

diperoleh dari majalah, dan lain-lain

sebagainya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini mengambil sumber data

primer dari kuesioner yang disebar

kepada pelanggan PT Specta

International Cargo sebanyak 30 orang

lalu mendapat data angka yang disusun

dan klasifikasi kategori pada skala

interval (Likert) dan dibuatkan data

kuesioner dengan STS, TS, KS, S, dan

SS.

Selanjutnya dilakukan pengujian atas

validitas dan reliabilitas data dengan

menggunakan program aplikasi computer

SPSS. 21.0.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS HASIL UJI HIPOTESIS

1. Hipotesis 1 (H1): Pemasaran Jasa

Terhadap Kepuasan Pelanggan

Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

untuk H1 (uji t)

Dalam uji hipotesis pertama ini, rumusan

hipotesis dan kriteria pengambilan

keputusannya adalah:

Hipotesis 1:

H01 Pemasaran jasa tidak berpengaruh

positif terhadap kepuasan pelanggan

pada PT. Specta International Cargo.

Ha1 Pemasaran jasa memiliki pengaruh

positif terhadap kepuasan pelanggan

pada PT. Specta International Cargo.

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Berdasarkan Uji t:

1. H0 diterima jika–ttabel< thitung < ttabel

2. H0 ditolak jika –thitung < ttabel atau

thitung > ttabel

Berdasarkan signifikasi:

1. H0 diterima jika signifikasi >

0.05

2. H0 ditolak jika signifikasi < 0.05

TabelHasil Uji t Variabel Pemasaran Jasa

Coefficientsa

Model Unstandardi

zed

Coefficients

Stand

ardize

d

Coeffi

cients

t Si

g.

Page 40: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

B Std.

Erro

r

Beta

1

(Consta

nt)

18.08

8

2.65

1

6.8

24

.0

00

Pemasa

ran_Jas

a

.179 .144 .229 1.2

45

.2

24

a. Dependent Variable: Kepuasan_Pelanggan

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat

dilihat bahwa thitung untuk variabel

pemasaran jasa sebesar 1.245. Nilai thitung

kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel,

yang dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2

sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1

atau (29) 30-2-1. Dimana n adalah jumlah

sampel dan k adalah jumlah variabel bebas.

Berdasarkan perhitungan tersebut, didapat

ttabelsebesar 0.783. ini berarti thitung > ttabel.

Selain itu, uji hipotesis juga dapat

dilakukan dengan melihat signifikasi pada

uji t, dimana H0 ditolak dan Ha diterima jika

signifikasi lebih kecil dari 0.05. Signifikasi

pada uji t variabel pemasaran jasa adalah

sebesar 0.224, dengan demikian lebih kecil

dari 0.05. Dengan itu, kesimpulan yang

dapat ditarik adalah H0 ditolak dan Ha

diterima. Hipotesisnya adalah pemasaran

jasa memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan pelanggan

pada PT. Specta International Cargo.

2. Hipotesis 2 (H2): Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepuasan Pelanggan

Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

untuk H2 (Uji t)

Dalam uji hipotesis kedua ini, rumusan

hipotesis dan kriteria pengambilan

keputusannya adalah:

Hipotesis 2:

H02 : Kualitas Pelayanan tidak berpengaruh

positif terhadap kepuasan pelanggan

pada PT. Specta International Cargo.

Ha2 : Kualitas Pelayanan memiliki pengaruh

positif terhadap kepuasan pelanggan

pada PT. Specta International Cargo.

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Berdasarkan Uji t:

1. H0 diterima jika–ttabel< thitung < ttabel

2. H0 ditolak jika –thitung < ttabel atau

thitung > ttabel

Berdasarkan signifikasi:

1. H0 diterima jika signifikasi > 0.05

2. H0 ditolak jika signifikasi < 0.05

Adapun hasil analisis regresi linear

sederhana adalah

TabelHasil Uji t Variabel Kualitas

PelayananCoefficients

a

Model Unstandardize

d Coefficients

Standar

dized

Coeffici

ents

T Sig

.

Page 41: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

B Std.

Error

Beta

1

(Constant)20.029 3.080 6.50

2

.00

0

Kualitas_

Pelayanan

.061 .139 .082 .437 .66

6

a. Dependent Variable: Kepuasan_Pelanggan

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat

dilihat bahwa thitung untuk variabel kualitas

pelayanan sebesar 0.437. Nilai thitung

kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel,

yang dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2

sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1

atau (29) 30-2-1. Dimana n adalah jumlah

sampel dan k adalah jumlah variabel bebas.

Berdasarkan perhitungan tersebut, didapat

ttabelsebesar 0.783. ini berarti thitung > ttabel.

Selain itu, uji hipotesis juga dapat

dilakukan dengan melihat signifikasi pada

uji t, dimana H0 ditolak dan Ha diterima jika

signifikasi lebih kecil dari 0.05. Signifikasi

pada uji t variabel kualitas pelayanan adalah

sebesar 0.666, dengan demikian lebih kecil

dari 0.05.

Dengan itu, kesimpulan yang dapat

ditarik adalah H0 ditolak dan Ha diterima.

Hipotesisnya adalah kualitas pelayanan

memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan pelanggan pada PT.

Specta International Cargo.

3. Hipotesis 3 (H3): Pemasaran Jasa dan

Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Pelanggan

a. Hasil Uji F

Dalam rangka menguji hipotesis ketiga,

yaitu apakah terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara pemasaran jasa dan

kualitas pelayanan secara bersama-sama

atau simultan terhadap kepuasan pelanggan,

maka perlu dilakukan uji F.

Rumusan hipotesis dan kriteria pengambilan

keputusannya adalah:

Hipotesis 3:

H03 : Pemasaran jasa dan kualitas pelayanan

secara bersama-sama tidak

berpengaruh positif terhadap

kepuasan pelanggan pada PT. Specta

International Cargo.

Ha3 : Pemasaran jasa dan kualitas pelayanan

secara bersama-sama memiliki

pengaruh positif terhadap kepuasan

pelanggan pada PT. Specta

International Cargo.

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Berdasarkan Uji F:

1. H0 diterima jika Fhitng < Ftabel

2. H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel

Berdasarkan signifikasi:

1. H0 diterima jika signifikasi > 0.05

2. H0 ditolak jika signifikasi < 0.05

Hasil uji F untuk hipotesis ketiga adalah :

TabelHasil Uji F

Page 42: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

ANOVAa

Model Sum of

Squar

es

Df Mean

Squar

e

F Sig.

1

Regr

essio

n

4.475 2 2.237 .790 .464

b

Resid

ual

76.492 27 2.833

Total 80.967 29

a. Dependent Variable:kepuasan_Pelanggan

b. Predictors: (Constant),Kualitas_Pelayanan, Pemasaran Jasa

Berdasarkan tabel di atas, didapat nilai

Fhitung sebesar 0.790. Nilai Fhitung kemudian

dibandingkan dengan nilai Ftabel yang dicari

dengan tingkat keyakinan 95%,α = 5%,

dengan df 1 (jumlah variabel-1) atau 3-1 = 2,

dan df 2 (n-k-1) atau 30-2-1. Berdasarkan

perhitungan tersebut, didapat Ftabel 3.23,

dengan demikian Fhitung > Ftabel. Signifikasi

pada uji F sebesar 0.464, dengan demikian

hal ini berarti lebih kecil dari 0.05.

Kesimpulan yang dapat diambil, H0 ditolak

dan Ha diterima. Hipotesisnya adalah

pemasaran jasa dan kualitas pelayanan

secara bersama-sama memiliki pengaruh

positif terhadap kepuasan pelanggan pada

PT.Specta International Cargo

PEMBAHASAN

A. Pemasaran Jasa berpengaruh

terhadap Kepuasan Pelanggan.

Uji t variabel pemasaran jasa dapat

dilihat bahwa thitung untuk variabel

pemasaran jasa sebesar 1.245. Nilai thitung

kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel,

yang dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2

sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1

atau (29) 30-2-1. Dimana n adalah jumlah

sampel dan k adalah jumlah variabel bebas.

Berdasarkan perhitungan tersebut, didapat

ttabelsebesar 0.783. Ini berarti thitung > ttabel.

Hasil dari pengujian yang telah dilakukan

membuktikan bahwa pemasaran jasa (X1)

memiliki pengaruh yang positif serta

signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y)

pada PT. Specta International Cargo, dengan

nilai signifikasi (pada uji t) sebesar 0.224

dan koefisiennya sebesar 0.179 bernilai

positif. Hal ini berarti semakin tinggi

peluang pemasaran jasa yang didapat,

makan akan semakin baik pula tingkat

kepuasan pelanggan yang dimiliki oleh PT.

Specta International Cargo.

Dilihat dari analisis deskriptif data

pemasaran jasa, sebagian besar pelanggan

setuju sesuai dengan dimensiintangible,

heterogeneity, inseparability, perishability,

hal ini berarti kebijakan perusahaan

mengenai pemasaran jasa sudah memenuhi

harapan para pelanggan.

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan

hasil yang sesuai dengan penelitian

Page 43: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

terdahulu, yaitu penelitian yang dilakukan

Dedek Kurniawan Gultom (2013), Dedik

Fatkul Anwar (2014) dan Abdullah Sachur

(2013) yang menyatakan bahwa pemasaran

jasa berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan pelanggan.

Apabila dikaitkan dengan teori

pemasaran jasa dan kepuasan pelanggan,

penelitian ini selaras dengan teori yang

dinyatakan oleh Lupiyoadi bahwa suatu

tindakan yang ditawarkan pihak produsen

kepada konsumen, dalam arti jasa yang

diberikan tidak dapat dilihat, dirasa,

didengar atau diraba sebelum dikonsumsi.

Selanjutnya adalah mengenai kualitas

pelayanan. Berdasarkan hasil analisis dan

pengujian di atas, maka dapat diperoleh

kesimpulan bahwa kualitas pelayanan yang

ada di perusahaan memiliki pengaruh

terhadap kepuasan pelanggan pada PT.

Specta International Cargo. Ini menunjukkan

bahwa kualitas pelayanan yang dirasakan

oleh pelanggan sangat penting dan berarti

dalam menentukan tingkat kepuasan

pelanggan.

B. Kualitas Pelayanan berpengaruh

terhadap Kepuasan Pelanggan.

Uji t variabel kualitas pelayanan dapat

dilihat bahwa thitung untuk variabel kualitas

pelayanan sebesar 0.437. Nilai thitung

kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel,

yang dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2

sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1

atau (29) 30-2-1. Dimana n adalah jumlah

sampel dan k adalah jumlah variabel bebas.

Berdasarkan perhitungan tersebut, di dapat

ttabelsebesar 0.783. Ini berarti thitung > ttabel.

Hasil dari pengujian yang telah dilakukan

membuktikan bahwa kualitas pelayanan (X2)

memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan pelanggan (Y) pada PT.

Specta International Cargo. Ini dibuktikan

dari hasil regresi (uji t) yang menunjukkan

nilai signifikasi sebesar 0.666 dan nilai

koefisien positif sebesar 0.061. hal ini

berarti semakin baik kualitas pelayanan yang

ada di perusahaan akan memberikan dampak

positif terhadap kepuasan pelanggan.

Dilihat dari hasil analisis deskriptif data

kualitas pelayanan, sebagian besar

pelanggan setuju sesuai dengan dimensi

reliabilitas, responsivitas, akses, dan

kesopanan, hal ini berarti kebijakan

perusahaan mengenai kualitas pelayanan

sudah memenuhi harapan para pelanggan.

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan

hasil yang sesuai dengan penelitian

terdahulu, yaitu penelitian yang dilakukan

Dedek Kurniawan Gultom (2013), Dedik

Fatkul Anwar (2014) dan Abdullah Sachur

(2013) yang menyatakan bahwa kualitas

pelayanan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan pelanggan

C. Pemasaran Jasa dan Kualitas

Pelayanan berpengaruh terhadap

Kepuasan Pelanggan.

Page 44: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Hasil dari uji F di dapat nilai Fhitung

sebesar 0.790. Nilai Fhitung kemudian

dibandingkan dengan nilai Ftabel yang dicari

dengan tingkat keyakinan 95%, α = 5%,

dengan df 1 (jumlah variabel-1) atau 3– 1 =

2, dan df 2 (n-k-1) atau 30-2-1. Berdasarkan

perhitungan tersebut, didapat Ftabel 3.23,

dengan demikian Fhitung > Ftabel.

Hasil dari pengujian yang telah

dilakukan juga membuktikan bahwa

pemasaran jasa (X1) dan kualitas pelayanan

(X2) secara bersama-sama atau simultan

memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan pelanggan pada PT.

Specta International Cargo. Ini dibuktikan

dari hasil uji F yang menunjukkan nilai

signifikasi sebesar 0.464, yang berarti lebih

kecil dari 0.05

KESIMPULAN

1. Terbukti secara empiris pemasaran jasa

(X1) memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan pelanggan

(Y) pada PT. Specta International Cargo

hal ini dilakukan perusahaan dalam

pemasaran jasa sesuai dengan standard

operasional sehingga kepuasan

pelanggan tercapai dengan signifikan.

Uji t variabel pemasaran jasa dapat

dilihat bahwa thitung untuk variabel

pemasaran jasa sebesar 1.245. Nilai

thitung kemudian dibandingkan dengan

nilai ttabel, yang dicari pada α = 5% : 2

= 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat

kebebasan (df) n-k-1 atau (29) 30-2-1.

Dimana n adalah jumlah sampel dan k

adalah jumlah variabel bebas.

Berdasarkan perhitungan tersebut,

didapat ttabel sebesar 0.783. Ini berarti

thitung > ttabel.

2. Terbukti secara empiris kualitas

pelayanan (X2) memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap kepuasan

pelanggan (Y) pada PT. Specta

International Cargo. Uji t variabel

kualitas pelayanan dapat dilihat

bahwa thitung untuk variabel kualitas

pelayanan sebesar 0.437. Nilai thitung

kemudian dibandingkan dengan nilai

ttabel, yang dicari pada α = 5% : 2 =

2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat

kebebasan (df) n-k-1 atau (29) 30-2-1.

Dimana n adalah jumlah sampel dan k

adalah jumlah variabel bebas.

Berdasarkan perhitungan tersebut, di

dapat ttabel sebesar 0.783. Ini berarti

thitung > ttabel.

3. Terbukti secara empiris pemasaran jasa

(X1) dan kualitas pelayanan (X2) secara

bersama-sama memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap kepuasan

pelanggan (Y) pada PT. Specta

International Cargo.Hasil dari uji F di

dapat nilai Fhitung sebesar 0.790. Nilai

Fhitung kemudian dibandingkan dengan

Page 45: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� Fakultas Ekonomi ♠ Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

nilai Ftabel yang dicari dengan tingkat

keyakinan 95%, α = 5%, dengan df 1

(jumlah variabel-1) atau 3– 1 = 2,

dan df 2 (n-k-1) atau 30-2-1.

Berdasarkan perhitungan tersebut,

didapat Ftabel 3.23, dengan demikian

Fhitung > Ftabel.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2002. ManajemenPemasaran dan Pemasaran Jasa,CV Alvabeta, Bandung.

Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas danValiditas, Edisi 4, PustakaPelajar, Yogyakarta.

Husein, Umar. 2003. Metodologi PenelitianUntuk Skripsi dan Tesis Bisnis,PT. Gramedia Pustaka, Jakarta.

Husein, Umar. 2008. Metode PenelitianUntuk Skripsi dan Tesis Bisnis,PT. Rajagrafindo Persada,Jakarta.

Lupiyoadi, Hamdani. 2006. ManajemenPemasaran Jasa, Edisi Kedua.Penerbit Salemba Empat,Jakarta.

Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah danCepat Melakukan Analisis DataPenelitian dengan SPSS danTanya Jawab Ujian Pendadaran,Gaya Media, Yogyakarta.

Rangkuti, Freddy. 2002. MeasuringCustomer Satisfaction TeknikMengukur dan StrategiMeningkatkan Kepuasan

Pelanggan dan Analisis KasusPLN-JP, PT. Gramedia PustakaUtama, Jakarta.

Sugiyono. 2011. Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif dan R&D,Alfabeta, Bandung.

Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius.2005. Manajemen Kualitas Jasa,ANDI, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy, Chandra, Yanto danDiana, Anastasia. 2004.Marketing Scales, ANDI,Yogyakarta.

Yoeti, Oka A. 2006. PemasaranPariwisata, Edisi Revisi, Angkasa,Bandung

Page 46: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

� �������� ������� ����������� ���!������ "������� #��$�%����

ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME PEGAWAI DAN GAYAKEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI

DI KANTOR CABANG BRI TB SIMATUPANGJAKARTA SELATAN

Wasis Gunadi1 dan Agus Panti Kustianto2

ABSTRAK

Penelitian mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan diantaranyaadalah profesionalisme pegawai dan gaya kepemimpinan. Penelitian dengan judul “AnalisisPengaruh profesionalisme Pegawai dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kineja Pegawai diKantor Cabang BRI, TB Simatupang , Jakarta Selatan” . Penelitian tersebut dilaksanakan untukmeneliti korelasi dan pengaruh variabel tersebut terhadap Kinerja Pegawai.

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Bank BRI Cabang TB Simatupang, JakartaSelatan. Seluruh karyawan yang bekerja di BRI Cabang TB Simatupang.Metode Penelitian yangdigunakan adalah dengan menggunakan Regresi Linear Berganda, dengan menyebarkan angketatau kuisioner yang diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum di sebarkan ke responden, setelahmelalui uji persyaratan analisis, yaitu, uji homogenitas , uji normalitas dan uji linearitas, makadilanjutkan dengan uji hipotesis,

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Profesionalisme Pegawai mempunyai pengaruh positifterhadap Kinerja Pegawai, Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Kinerja Pegawai,Profesionalisme Pegawai dan Gaya Kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap KinerjaPegawai, dengan koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,367 atau 36,7 %,sedangkan 63,3 % adalah faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Pada taraf nyata 0,05 Profesionalisme Pegawai dan Gaya Kepemimpinan berpengaruhpositif terhadap Kinerja Pegawai. Profesionalisme Pegawai memberikan kontribusi sebesar 0,587terhadap Kinerja Pegawai, yang berarti bahwa jika Profesionalisme Pegawai meningkat satu unit,maka Kinerja Pegawai juga mengalami peningkatan, sebesar 0,587 unit. Kontribusi GayaKepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai adalah sebesar 0,192, artinya jika Gaya Kepemimpinanmeningkat satu unit, maka Kinerja Pegawai mengalami peningkatan sebesar 0,192 unit.

PENDAHULUAN

Sumber Daya Manusia (SDM)

mempunyai peran yang sangat penting , maka

penanganan sumber saya manusia berbeda

dengan sumber daya yang lainnya,

dikarenakan Sumber Daya Manusia(SDM)

selalu berkembang dan bertambah baik

kualitas dan kuantitasnya, sehingga akan

diperoleh kinerja pegawai secara maksimal.

Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi kinerja pegawai, antara lain

profesionalisme dan gaya kepemimpinan.

Kepemimpinan didefinisikan sebagai

kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

mempengaruhi orang lain agar bekerja

mencapai tujuan dan sasaran, Patola dalam

Ummah(2011:6). Kemampuan

mempengaruhi yang dimiliki seorang

pimpinan akan menentukan cara yang

digunakan pegawai bawahannya dalam

mencapai hasil kerja yang maksimal. Hal ini

didasarkan pada argument yang menyatakan

&' ()*+*,-.)/+01)233'435

�' ),-*6).7+8-*7+).7301)233'435

Page 47: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

9: ;<=>?@<A B=CDCEF G HDFIJKAF@<A LFKM<D@<K< N<KAJ=<? O>KP<Q<KE<

bahwa seorang pemimpin memiliki otoritas

dalam merencanakan, mengarahkan,

mengkoordinasikan, dan mengawasi perilaku

pegawai sesuai dengan fungsi dari

manajemen. Seorang pemimpin dianggap

baik jika mau menerima adanya perubahan,

mau menerima kritik dan saran dari bawahan

secara terbuka, dan sering memperhatikan

kesejateraan mereka.

Kinerja pegawai merupakan salah satu

faktor utama yang dapat mempengaruhi

kemajuan perusahaan. Semakin tinggi atau

semakin baik kinerja pegawai maka tujuan

perusahaan akan semakin mudah dicapai,

begitu pula sebaliknya, apabila kinerja

pegawai rendah atau tidak baik, maka tujuan

itu akan sulit dicapai. Oleh karena itu upaya-

upaya untuk meningkatkan kinerja pegawai

merupakan suatu tantangan manajemen

perusahaan, karena keberhasilan untuk

mencapai tujuan dan kelangsungan hidup

perusahaan tergantung pada kualitas kinerja

sumber daya manusia yang ada didalamnya.

Kinerja Bank Rakyat Indonesia

secara umum dan Bank Rakyat Indonesia

Kantor Cabang TB Simatupang , Jakarta

Selatan secara khusus saat ini tidak terlepas

dari profesionalisme pegawai dan gaya

kepemimpinan. Data kinerja pegawai Bank

Rakyak Indonesia Cabang TB Simatupang

tahun 2013 dibandingkan tahun 2014

mengalami penurunan. Untuk dapat

meningkatkan kinerja pegawai PT Bank

Rakyat Indonesia Cabang TB Simatupang

atau setidaknya mempertahankan kinerja

yang sudah diraih saat ini agar tidak terjadi

penurunan secara drastis, kiranya perlu dikaji

ulang setiap faktor yang berperan di

dalamnya, yaitu profesionalisme dan gaya

kepemimpinan untuk dapat mendukung

peningkatan kinerja pegawai.

Salah satu permasalahan yang

dihadapi Bank Rakyat Indonesia Kantor

Cabang TB Simatupang, Jakarta Selatan

adalah keterlambatan pegawai.

Keterlambatan pegawai menunjukkan

peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2014

(ditunjukkan pada Tabel di bawah ini).

Tabel. Keterlambatan pegawai PT BRI Cabang

TB.Simatupang.2013

TRIWULANJumlah

keterlambaan(hari)

TRIWULAN 1 15

TRIWULAN 1I 22

TRIWULAN III 30

TRIWULAN 1V 20

Sumber : Kepegawaian BRI TB Simatupang

TabelKeterlambatan pegawai

PT BRI Cabang TB.Simatupang.Tahun 2014

TriwulanJumlah

keterlambatan(hari)

Triwulan I 30

Triwulan II 25

Triwulan III 38

Triwulan IV 32

Sumber : Kepegawaian BRI TB Simatupang

Page 48: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

RR STUVWXTY ZU[\[]^ _ `\^abcY^XTY d^ceT\XTcT fTcYbUTW gVchTiTc]T

PemasaranJasa (X1)

KualitasPelayanan (X2)

KepuasanPelanggan(Y

)

Berdasarkan fenomena tersebut di atas, maka

dirasakan perlu untuk meneliti “Pengaruh

Profesionalisme Pegawai dan Gaya

Kepemimpinan terhadap Kineja Pegawai

di Kantor Cabang PT BRI, TB

Simatupang , Jakarta Selatan”.

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh profesionalisme

pegawai dan gaya kepemimpinan terhadap

kinerja pegawai di PT BRI Cabang

TB.Simatupang Jakarta .

Penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat antara lain bagi :

1) Peneliti: menambah ruang lingkup

bidang penelitian, khususnya penelitian

mengenai pengembangan kinerja SDM.

2) Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan bisa

memberikan kontribusi untuk menyusun

kebijakan yang lebih baik, khususnya

kebijakan pengembangan kepemimpinan

dan profesionalisme pegawai dalam

rangka peningkatan kinerja pegawai

Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang

TB Simatupang , Jakarta Selatan.

KERANGKA BERPIKIR

HIPOTESA

a. Ho = Tidak terdapat pengaruh secara

simultan Profesionalisme Pegawai( X1)

dan Gaya Kepemimpinan( X2) terhadap

Kinerja Pegawai(Y) BRI Cabang

Simatupang.

Ha = Terdapat pengaruh secara parsial

simultan Profesionalisme Pegawai( X1)

dan Gaya Kepemimpinan( X2) terhadap

Kinerja Pegawai (Y) BRI Cabang

Simatupang.

b. H01 = Tidak terdapat pengaruh secara

parsial Profesionalisme Pegawai( X1)

terhadap Kinerja Pegawai(Y) BRI

Cabang Simatupang

Ha1 = Terdapat pengaruh secara parsial

Profesionalisme Pegawai(X1) terhadap

Kinerja Pegawai (Y) BRI Cabang

Simatupang.

c. H02 = Tidak terdapat pengaruh secara

parsial Gaya Kepemimpinan (X2)

terhadap Kinerja Pegawai(Y) BRI

Cabang Simatupang.

Ha2 = Terdapat pengaruh secara parsial

Gaya Kepemimpinan (X2) terhadap

Page 49: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

jk lmnopqmr sntutvw x yuwz{|rwqmr }w|~muqm|m �m|r{nmp �o|�m�m|vm

Kinerja Pegawai (Y) BRI Cabang

Simatupang.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank BRI Cabang

TB Simatupang, Jakarta Selatan. Seluruh

karyawan yang bekerja di BRI Cabang TB

Simatupang, selama enam bulan, sejak bulan

Maret 2015 sampai dengan bulan Agustus

2015.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah pegawai BRI

Kanca TB Simatupang sebanyak 120 orang

yang terdiri dari Pegawai Tetap BRI

sebanyak 40 orang, Pegawai Kontrak BRI

sebanyak 60 orang, dan Pegawai

Outsourching sebanyak 20 orang. Dari 120

orang anggota populasi, diambil sampel yang

beranggotakan 100 pegawai, yang terdiri dari

40 orang pegawai tetap BRI dan 60 orang

pegawai kontrak BRI.

Data diperoleh dari pengumpulan

data primer dan sekunder dari beberapa

sumber/lembaga. Instrumen utama dalam

pengumpulan da primer berupa kuisioner

yang dibagikan pada responsedn (anggota

sample) yang terdiri dari kuisioner untuk

variabel-variabel Profesionalisme Pegawai,

Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai.

METODE ANALISIS

Penelitian ini menggunakan metode analisis

deskriptif dan inferensia. Dalam analisis

deskriptif disajikan bahan analisis berupa

ukuran pemusatan, letak dan penyebaran

seperti mean, modus, media dan simpangan

baku, juga digunakan ukuran skewness dan

kurtosis untuk menggambarkan distribusi

data apakah normal atau tidak, dilengkapi

dengan beberapa pengujian untuk

mengetahui normalitas data dengan uji

Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk.

Dalam pembahasan ini hanya akan dilakukan

analisis deskriptif dengan memberikan

gambaran data tentang jumlah data,

minimum, maksimum, mean, dan standar

deviasi. Sedangkan dalam analisis inferensia

dignunakan analisis regeresi berganda

bertujuan untuk meramalkan nilai-nilai

Variabel tak bebas atau Variabel

terikat(dependen )Y berdasarkan dengan

hasil pengukuran pada Variabel

bebas(independen) X1, X2, maka untuk

menganalisis hubungan Profesionalisme

Karyawan, Gaya Kepemimpinan, dengan

Kinerja akan digunakan analisis tersebut

dengan model persamaan sebagai berikut ini :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

dimana:Y: Kinerja,a: konstanta,b1-b2 :

koefisien regresi,X1: Profesionalisme

Pegawai, danX2: Gaya Kepemimpinan

Perhitungan model ini akan dihitung dengan

mempergunakan perangkat lunak analisis

statistik SPSS Version 20.0 pada komputer.

Page 50: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� �������� ������� � ����������� ���������� �������� ����������

TabelKisi-Kisi Instrumen Penelitian berkenaan dengan uji validitas

Variabel DefinisiIndikator

Pernyataan

ProfesionalismePegawai

Kemampuanberadaptasi

Pengetahuandan skill yangcukup

Mampumenjalankantugas dan fungsi

1. Mampu melakukan pekerjaan pada Tempat yangberbeda.

2. Mampu bekerja pada suasana kerja yangberbeda.

3. Mampu bekerjasama dengan rekan yang barudi tempat yang berbeda.

1. Punya pengetahuan yang cukup untukmelakukan pekerjaan .

2. Punya skill yang cukup untuk melakukanpekerjaan.

3. Pengetahuan dan skill masih mampu untukditingkatkan.

1. Mampu menjalankan tugas yang diberikanatasan.

2. Mampu berfungsi pada jabatan yang diberikan

GayaKepemimpinan

KepemimpinanDirektif.

KepemimpinanSuportive.

KepemimpinanParticipating

1. Pimpinan mengambil keputusan dengan tepatdan hati-hati.

2.Pimpinan punya keahlian dan pendidikan yangsesuai.

3. Dapat bekerja dengan efektif

1.Pimpinan selalu memberikan contoh yangbaik.

2.Pimpinan memberikan arahan bagi anak buah.3.Pimpinan bersikap adil terhadap bawahan.

1.Pimpinan memberikan motivasi dan saran bagianak buah.

2.Pimpinan memberikan penghargaan atas prestasikaryawan

Kinerja Perencanaan

Pelaksanaan

1.Karyawan mampu dalam membuat rencanapekerjaan sehingga efisien

2.Karyawan mampu dalam membuat rencanapekerjaan sehingga efektif

1. Peningkatan ketepatan kerja karyawanmenjadi lebih baik dalam menyelesaikanpekerjaan sesuai dengan keinginan lembaga.

2. Kinerja tim sangat mendukung dalampeningkatkan produktivitas lembaga.

3. Karyawan melaksanakan Pekerjaansesuai dengan perencanaan.

Page 51: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� �� ¡¢£�¤ ¥ ¦§¦¨© ª «§©¬­®¤©£�¤ ¯©®°�§£�®� ±�®¤­ �¢ ²¡®³�´�®¨�

Evaluasi 1. Peningkatan ketepatan kerja karyawanmenjadi lebih baik dalam menyelesaikanpekerjaan sesuai dengan keinginan lembaga.

2. Kinerja tim sangat mendukung dalampeningkatan produktivitas lembaga

3. Karyawan melaksanakan Pekerjaan sesuaidengan perencanaan.

TabelHasil uji validitas:

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Variabel Butir r tabel r hitung Siginifikansi Keterangan

X1

Butir 1 0,444 0,950 0,000 Valid

Butir 2 0,444 0,911 0,000 Valid

Butir 3 0,444 0,456 0,043 Valid

Butir 4 0,444 0,951 0,000 Valid

Butir 5 0,444 0,007 0,977 Tidak Valid

Butir 6 0,444 0,165 0,488 Tidak Valid

Butir 7 0,444 0,871 0,000 Valid

Butir 8 0,444 0,889 0,000 Valid

X2

Butir 1 0,444 0,794 0,000 Valid

Butir 2 0,444 0,929 0,000 Valid

Butir 3 0,444 0,904 0,000 Valid

Butir 4 0,444 0,864 0,000 Valid

Butir 5 0,444 0,801 0,000 Valid

Butir 6 0,444 0,918 0,000 Valid

Butir 7 0,444 0,216 0,359 Tidak Valid

Butir 8 0,444 0,325 0,163 Tidak Valid

Y

Butir 1 0,444 ,016 ,946 Tidak Valid

Butir 2 0,444 0,899 ,000 Valid

Butir 3 0,444 0,492 ,028 Valid

Butir 4 0,444 0,619 ,004 Valid

Butir 5 0,444 ,028 ,906 Tidak Valid

Butir 6 0,444 0,618 ,004 Valid

Butir 7 0,444 0,844 ,000 Valid

Butir 8 0,444 0,796 ,000 Valid

Page 52: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

µ¶ ·¸¹º»¼¸½ ¾¹¿À¿Á à ÄÀÂÅÆǽ¼¸½ ÈÂÇɸÀ¼¸Ç¸ ʸǽƹ¸» ˺Ç̸͸ÇÁ¸

Dari hasil pengolahan data , maka butir-

butir pernyataan variabel Profesionalisme (X1)

dari 8 pertanyaan nomor 5 dan 6 tidak valid ,

Gaya Kepemimpinan (X2) pertanyaan nomor

7 dan 8 tidak valid dan Kinerja pertanyaan

nomor 1 dan 5 tidak valid dilihat dari nilai r

hitung > r tabel.

Adapun hasil uji realibilitas disajikan pada

tabel berikut:

TabelUji Reliabilitas Pada Setiap Variabel

Profesionalisme (X1)

Kinerja (Y)

Dari hasil pengolahan data , maka butir-butir

pernyataan variabel Profesionalisme (X1) ,

Gaya Kepemimpinan (X2) dan Kinerja (Y)

semuanya reliabel dilihat dari nilai Nilai

Cronbach Alpha > 0,7.

Gaya Kepemimpinan (X2)

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Obyek Penelitian.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah

satu bank milik pemerintah yang terbesar di

Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat

Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa

Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja

dengan nama De Poerwokertosche Hulp en

Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank

Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi

Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang

melayani orang-orang berkebangsaan

Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri

tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian

dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

1. Pada periode setelah kemerdekaan RI,

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1

tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI

Reliability Statistics

Cronbach'sAlpha

Cronbach'sAlpha Based

onStandardized

Items

N of Items

,727 ,747 8

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items

N of Items

,722 ,767 9

Reliability Statistics

Cronbach'sAlpha

Cronbach'sAlpha Based

onStandardized

Items

N of Items

,775 ,903 8

Page 53: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

ÎÏ ÐÑÒÓÔÕÑÖ ×ÒØÙØÚÛ Ü ÝÙÛÞßàÖÛÕÑÖ áÛàâÑÙÕÑàÑ ãÑàÖßÒÑÔ äÓàåÑæÑàÚÑ

adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di

Republik Indonesia. Dalam masa perang

mempertahankan kemerdekaan pada tahun

1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk

sementara waktu dan baru mulai aktif

kembali setelah perjanjian Renville pada

tahun 1949 dengan berubah nama menjadi

Bank Rakyat Indonesia Serikat.

2. Pada waktu itu melalui PERPU No.41tahun

1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan

Nelayan (BKTN) yang merupakan

peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan

dan Nederlandsche Maatschappij (NHM).

Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden

(Penpres) No.9 tahun 1965, BKTN

diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia

dengan nama Bank Indonesia Urusan

Koperasi Tani dan Nelayan.

3. Setelah berjalan selama satu bulan, keluar

Penpres No. 17 tahun 1965 tentang

pembentukan bank tunggal dengan nama

Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan

baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi,

Tani dan Nelayan (eks BKTN)

diintegrasikan dengan nama Bank Negara

Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan

NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit

II bidang Ekspor Impor (Exim).

4. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun

1967 tentang Undang-undang Pokok

Perbankan dan Undang-undang No. 13

tahun 1968 tentang Undang-undang Bank

Sentral, yang intinya mengembalikan

fungsi Bank Indonesia sebagai Bank

Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II

Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan

masing-masing menjadi dua Bank yaitu

Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor

Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan

Undang-undang No. 21 tahun 1968

menetapkan kembali tugas-tugas pokok

BRI sebagai bank umum.

5. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-

Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan

Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992

status BRI berubah menjadi perseroan

terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih

100% di tangan Pemerintah Republik

Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah

Indonesia memutuskan untuk menjual 30%

saham bank ini, sehingga menjadi

perusahaan publik dengan nama resmi PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.,

yang masih digunakan sampai dengan saat

ini.

Hasil Analisis Deskriptif

Umur responden yang terbanyak adalah umur

kurang atau sama dengan 30 tahun yaitu

sebanyak 50 orang atau 50 %, diikuti dengan

usia responden 31– 40 tahun sebanyak 20

orang atau 20 %, usia responden diatas 30

sebanyak 30 orang atau 30 % . Hal ini

menunjukkan bahwa pegawai pada BRI

Cabang Simatupang. sebagian besar masih

berusia muda dan pada umur yang sangat

produktif, dengan semangat kerja yang

dimiliki masih relatif tinggi.

Page 54: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

çè éêëìíîêï ðëñòñóô õ öòô÷øùïôîêï úôùûêòîêùê üêùïøëêí ýìùþêÿêùóê

Responden terbanyak adalah laki-laki yaitu

sebanyak 55 orang (55 %) dibanding

perempuan yang hanya 45 orang (45%).

Jumlah responden yang paling sedikit adalah

dari kelompok responden yang berpendidikan

S2 yaitu sebanyak 3 orang atau 3% dari

jumlah responden, berpendidikan S1 yaitu

sebanyak 23 orang atau 23% dari jumlah

responden, kelompok responden yang

berpendidikan D3 yaitu sebanyak 60 orang

atau 60% dari jumlah responden, kemudian

kelompok responden yang berpendidikan

SLTA yaitu sebanyak 14 orang atau 14% dari

jumlah responden. Hal ini menunjukkan

bahwa pegawai BRI Cabang Simatupang

sebagian besar memiliki pendidikan atas atau

akademis ke atas.

Hasil Analisis Inferensia

a. Hasil uji homogenitas adalah bahwa

variabel-variabel yang diteliti adalah homogen

(bervariance sama). Variabel-variabel yang

diteliti juga berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Selanjutnya hasil uji

linieritas antar variabel menunjukkan bahwa

hubungan fungsi antara variabel independen

dan dependen adalah linier, yang ditunjukkan

oleh nilai signifikansi = 0,307 yang lebih besar

dari 0,05, yang artinya terdapat hubungan

linear secara signifikan antara variable

Profesionalisme Pegawai (X1) dengan

variable Kinerja (Y).

Adapun hasil analisis dan pengujian hipotesis

regresi antar variabel adalah sebagai berikut:

TabelHasil Uji Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std.Erro

r

Beta

1

(Constant)5,64

32,24

92,509

,014

X1_Profesionalisme_Pegawai

,587 ,093 ,532 6,309

,000

X2_Gaya_Kepemimpinan

,192 ,088 ,185 2,199

,030

a. Dependent Variable: Y_Kinerja_Pegawai

Sehingga persamaan regresinmya adalah:

Y = 5,643 + 0.587 X1 + 0.192 X2,

Keterangan:

Y = Kinerja pegawai

X1 = Profesionalisme Pegawai

X2 = Gaya Kepemimpinan

ANOVAa

Model Sumof

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression

220,308

2 110,154

29,759

,000b

Residual

359,052

97 3,702

Total

579,360

99

a. Dependent Variable:Y_Kinerja_Pegawaib. Predictors: (Constant),X2_Gaya_Kepemimpinan,X1_Profesionalisme_Pegawai

Sumber: Lampiran output SPSS

Page 55: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� �������� ��� �� ���� ��� � �������� �������� ����������

Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan

bahwa:

a. Pengujian pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikatnya

dilakukan dengan menggunakan uji F.

Hasil perhitungan statistik menunjukkan

nilai F hitung = 29,759. Dengan

menggunakan batas nilai F tabel = 3,15,

maka F hitung > F tabel dengan

signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai

signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,000.

yang berarti bahwa hipotesis dalam

penelitian ini menolak Ho dan menerima

Ha. Dengan demikian dapat berarti bahwa

hipotesis Ha “Profesionalisme Pegawai dan

Gaya Kepemimpinan mempunyai

pengaruh terhadap Kinerja Pegawai “

diterima. Artinya, pada taraf nyata 0,05

variabel Profesionalisme Pegawai dan Gaya

Kepemimpinan secara simultasn

berpengaruh terhadap variabel Kinerja

Pegawai.

b. Secara parsial, Profesionalisme Pegawai

memberikan kontrobusi sebesar 0,587

terhadap Kinerja Pegawai, yang berarti

bahwa jika Profesionalisme Pegawai

meningkat satu unit, maka Kinerja

Pegawai juga mengalami peningkatan,

sebesar 0,587 unit.

c. Secara parsial, kontribusi Gaya

Kepemimpinan terhadap Kinerja

Pegawai adalah sebesar 0,192, artinya

jika Gaya Kepemimpinan meningkat

satu unit, maka Kinerja Pegawai

mengalami peningkatan sebesar 0,192

unit.

d. Koefisien relasi dan determinasi

ditunjukkan oleh hasil berikut::

TabelNilai Koefisien Korelasi dan Determinasi

Model Summary

Model

R RSquare

Adjusted R

Square

Std.Errorof theEstima

te

1,617

a,380 ,367 1,9239

4a. Predictors: (Constant),

X2_Gaya_Kepemimpinan,

X1_Profesionalisme_Pegawai

Hasil perhitungan regresi dapat diketahui

bahwa koefisien determinasi (adjusted R2)

yang diperoleh sebesar 0,367. Hal ini berarti

36,7% variasi variabel kinerja pegawai dapat

dijelaskan oleh variabel Profesionalisme

Pegawai dan Gaya Kepemimpinan, sedangkan

sisanya sebesar 63.3 % diterangkan oleh

variabel lain yang tidak diamati dalam

penelitian ini.

KESIMPULAN

1. Pada taraf nyata Profesionalisme Pegawai

dan Gaya Kepemimpinan berpengaruh

positif terhadap Kinerja Pegawai.

2. Profesionalisme Pegawai memberikan

kontrobusi sebesar 0,587 terhadap Kinerja

Pegawai, yang berarti bahwa jika

Profesionalisme Pegawai meningkat satu

unit, maka Kinerja Pegawai juga

Page 56: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� �������! "�#$#%& ' ($&)*+!&��! ,&+-�$��+� .�+!*��� /�+0�1�+%�

mengalami peningkatan, sebesar 0,587

unit.

3. Kontribusi Gaya Kepemimpinan terhadap

Kinerja Pegawai adalah sebesar 0,192,

artinya jika Gaya Kepemimpinan

meningkat satu unit, maka Kinerja

Pegawai mengalami peningkatan sebesar

0,192 unit.

4. Koefisien determinasi (adjusted R2) dari

hubungan fungsi antara variabel-variabel

bebas dengan variabel terikatnya adalah

sebesar sebesar 0,367, artinya 36,7%

variasi variabel Kinerja Pegawai dapat

dijelaskan oleh variabel Profesionalisme

Pegawai dan Gaya Kepemimpinan,

sedangkan sisanya sebesar 63.3 %

diterangkan oleh variabel lain yang tidak

diamati dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad S Ruky. 2003. Sumber Daya

Manusia Berkualitas Mengubah Visi

menjadi Realitas. Edisi Pertama.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ancok, D. 2002. Teknik Penyusunan Skala

Pengukur. Pusat Studi Kependudukan

dan Kebijakan Universitas Gadjah

Mada.Yogyakarta.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005.Sumber Daya Manusia perusahaan.Remaja Rosdakarya: Bandung

Desianti, Mathis , Robert L 2005,“Manajemen Sumber Daya Manusia, ”

Buku 1, Salemba Empat Jakarta.

Filippo, Edwin B.2000. ManajemenPersonalia.Penerbit Erlangga. Jakarta

Gomes, Faustino Cardoso, 2003, ManajemenSumber Daya Manusia, Penerbit Andi,Yogyakarta.

Hani Handoko, 2000, Manajemen Personaliadan Sumber DayaManusia,Yogyakarta: BPFE

Herman Sofyandi, 2008, Manajemen SumberDaya Manusia, Edisi Pertama,Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta

Herujito, Yayat M. 2006. Dasar-DasarManajemen.PT Grasindo. Jakarta

Kartasasmita, Ginandjar. 1997. AdministrasiPembangunan. Jakarta: LP3ES.

Kartono Kartini. 2008. Pemimpin danKepemimpinan. Jakarta: RajaGrafindo

Maharani Puspa and Wismantoro, Yohan(2013) Pengaruh Kepemimpinan,Motivasi, Pelatihan, LingkunganKerja Terhadap Kinerja KaryawanBank BRI Cabang Ahmad YaniSemarang. Skripsi Fakultas EkonomiBisnis.

Malayu S.P. Hasibuan, 1998,ManajemenSumber Daya Manusia , Yogyakarta:Bumi Aksara

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu., 2006Perencanaan dan PengembanganSumberdaya Manusia.PT. RefikaAditama, Bandung.

Miftah Thoha (2010), Kepemimpinan danManajemen, Devisi Buku PerguruanTinggi, PT. Raja Grafindo Persada,Kakarta.

Page 57: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

23 4567895: ;6<=<>? @ A=?BCD:?95: E?DF5=95D5 G5D:C658 H7DI5J5D>5

Panggabean, S., Mutiara. 2004. ManajemenSumber Daya Manusia. Bogor: GhaliaIndonesiaPersada.

Robbins. 2006. Manajemen Sumber DayaManusia.Penerbit Salemba Empat.Jakarta

Samsudin, Sadili. 2006, Manajemen SumberDaya Manusia, cetakan ke -1

Siagian, Sondang P. 2008. ManajemenSumber Daya Manusia. PT BumiAksara: Jakarta

Simamora, Henry. 2006. Manajemen SumberDaya Manusia ,Edisi 2, STIEYKPN.Yogyakarta

Sugiyono. 2002. Metode PenelitianAdministrasi. Penerbit Alfabeta,Bandung

Susilo Supardo, 2006, Kepemimpinan, Dasar-Dasar dan Pengembangannya. CV.Andi offset. Yogyakarta.

Tjokrowinoto M. 1996. Pembangunan :Dilema danTantangan. Yogyakarta :Pustaka Pelajar Offset.

Umar, Husein. 2009. Metode PenelitianUntuk Skripsi Dan Tesis Bisnis.Penerbit Rajawali Pers, Jakarta

Ummah Laily, 2011, Pemaknaan KompensasiPada Karyawan Kontrak BagianSalesUniversitas Pendidikan Indonesiarepository.upi.

.

Page 58: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

KL MNOPQRNS TOUVUWX Y ZVX[\]SXRNS ^X]_NVRN]N `N]S\ONQ aP]bNcN]WN

PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PT PERTAMINA(Persero)

JAKARTA

Tutik Wiryanti1 dan Bambang B. Sulistiyono2

ABSTRACT

PT Pertamina (Persero) is a State-owned Enterprise (SOE) whose shares are not listed onthe stock exchange, so the Company does not present information about the stock price,number ofoutstanding shares, market capitalization, highest and lowest price, closing price, and tradingvolume.The share holder owned 100% by Government of the Republic of Indonesia, the company’sshares are not to be traded.

Pertamina improved its performance based on the strategy of “aggressive upstream,

profitable downstream.” As a world-class company, Pertamina transformed challenges intoopportunities. Pertamina maximized efficiency and optimized production. On the other hand, theoptimized performance was enhanced in line with strengthening the performance of goodcorporate governance (GCG).The rise in crude oil production and the acquisition of Murphy OilCorp.assets in Malaysia was one of the good achievements in 2014.

In general, Pertamina’s financial performance, financial ratios andoperational

performance were quite satisfactory, although some achievements did not meet expectations. Itsperformance and achievements, Pertamina will move faster. The theme of “Inspiring Indonesia to

the World” in Annual Report 2014 was chosen to convey the moving-forward of globalenergy issues and to inspire others as an energy provider.

Keywords : Financial Performance, Development

dtewfryghtfijklmgfneoompqghlsunrsklmgfneoom

Page 59: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

tt uvwxyzv{ |w}~}�� � �~����{�zv{ ����v~zv�v �v�{�wvy �x��v�v��v

PENDAHULUAN

PT Pertamina (Persero) Jakarta

merupakan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang tidak memperdagangkan

sahamnya di bursa efek sehingga tidak

memiliki informasi harga saham, jumlah

saham yang beredar, kapitalisasi pasar, harga

saham tertinggi dan terendah, harga saham

penutupan dan volume perdagangan saham.

Pemegang Saham PT Pertamina (Persero)

100% dimiliki oleh Pemerintah Republik

Indonesia dan saham perusahaan tidak

diperdagang-kan. Sebelum menjadi PT

Pertamina (Persero), pada awalnya sekitar

tahun 1950an Pemerintah Republik Indonesia

menunjuk Angkatan Darat yang mendirikan

PT Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera

Utara untuk mengelola ladang minyak di

wilayah Sumatera. Pada tanggal 10

Desember 1957, perusahaan tersebut berubah

nama menjadi PT Perusahaan Minyak

Nasional disingkat PERMINA dan tanggal

itu diperingati sebagai lahirnya

PERTAMINA sampai saat ini. Pada tanggl 1

Juli 1961, PT Permina berubah menjadi PN

Permina.Tanggal 20 Agustus 1968 PN

Permina dan PN Pertamina dilebur menjadi

PN Pertamina. Berdasarkan UU No.8 Tahun

1971 pada tanggal 15 Desember 1971,

pemerintah mengendalikan langsung dan

mengatur peran PN Pertamina untuk

menghasilkan dan mengelola migas dari

ladang-ladang minyak serta menyediakan

kebutuhan bahan bakar gas di Indonesia.

Pemberlakuan UU migas melalui UU No. 22

Tahun 2001, merubah tata kelola migas di

Indonesia, sehingga peran Pertamina tidak

lagi sebagai regulator, sehingga

penyelenggara Public Service Obligation

(PSO) dilakukan melalui kegiatan usaha.

Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2003 Tanggal

17 September 2003 Pertamina resmi menjadi

PT Pertamina (Persero) yang melakukan

kegiatan usaha migas pada sektor hulu dan

sektor hilir. Pada tanggal 10 Desember 2005

PT Pertamina (Persero) berganti logo yang

semula berlambang kuda laut menjadi anak

panah yang warna dasar hijau, biru dan

merah yang merefleksikan unsur dinamis dan

kepedulian lingkungan.Tanggal 10 Desember

2007 PT Pertamina (Persero)

menetapkan visi yang baru untuk “Menjadi

Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia”.

Pada tanggal 14 Juni 2011 menyempurnakan

visi baru “Menjadi Perusahaan Energi

Nasional Kelas Dunia”. Tanggal 9 Juli 2012

dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar

Biasa (RUPSLB) menyetujui Perubahan

Anggaran Dasar Pertamina dalam hal

perluasan bidang usaha Pertamina di bidang

penyelenggaraan energi, energi baru dan

terbarukan

PEMBAHASAN

Pembahasan ini akan menguraikan

tentang visi dan misi Perusahaan, tujuan, tata

nilai unggulan 6 C, keunggulan perusahaan,

bidang usaha, produk dan jasa, unit kerja,

sertifikasi (unit operasi, unit bisnis dan

Page 60: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� �������� ������� � ����������� ��� ������ ¡������� ¢��£�¤����

lainnya), perkembangan kinerja operasional

dan kinerja keuangan PT Pertamina (Persero)

Jakarta selama tahun 2009– 2014. Jumlah

Aset PT Pertamina (Persero) per Desember

2014 sebesar US$ 50.328 juta. Modal Dasar

per Desember 2014 yaitu Rp.

200.000.000.000.000,- (dua ratus triliun

rupiah), terdiri dari 200.000.000 lembar

saham dengan nilai nominal Rp. 1.000.000,-

(satu juta rupiah) per lembar saham. Modal

ditempatkan per 31 Desember 2014 yaitu

Rp.83.090.697.000.000,- (delapan puluh tiga

triliun sembilan puluh miliar enam ratus

sembilan puluh tujuh juta rupiah), terdiri dari

83.090.697 lembar saham dengan nilai

nominal Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) per

lembar saham.

Visi dan Misi Pertamina :

Visi : Menjadi Perusahaan Energi Nasional

Kelas Dunia.

Misi : Menjalankan usaha Minyak, Gas serta

Energi Baru dan Terbarukan secara

terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip

komersial yang kuat.

Tujuan Perusahaan :

1. Melakukan usaha energi, yaitu minyak

dan gas bumi, energi baru dan

terbarukan, baik di dalam negeri maupun

di luar negeri serta kegiatan lain yang

terkait atau menunjang kegiatan

usaha di bidang energi yaitu minyak dan

gas bumi, energi baru dan terbarukan.

2. Pengembangan optimalisasi sumber daya

yang dimiliki Perseroan untuk

menghasilkan barang dan atau jasa yang

yang bermutu tinggi dan berdaya saing

kuat.

3. Meraih keuntungan guna meningkatkan

nilai perseroaan dengan menerapkan

prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Tata Nilai Unggulan 6 C :

Untuk mewujudkan Visi dan Misi

Perusahaan berdasarkan standar global dan

penerapan tata kelola, perusahaan memiliki

tata nilai sebagai komitmennya berikut ini :

a. Clean (Bersih)

Dikelola secara profesional, menghindari

benturan kepentingan, tidak menoleransi

suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan

integritas, berpedoman pada asas-asas

tata kelola korporasi yang baik.

b. Competitive (Kompetitif)

Mampu berkompetisi dalam skala

regional maupun internasional,

mendorong pertumbuhan investasi,

membangun budaya sadar biaya dan

menghargai kinerja.

c. Confident (Percaya Diri)

Berperan dalam pembangunan ekonomi

nasional, menjadi pelopor dalam

reformasi Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) dan membangun kebanggaan

bangsa.

d. Customer Focus (Fofus pada

Pelanggan)

Page 61: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

¥¦ §¨©ª«¬¨­ ®©¯°¯±² ³ ´°²µ¶·­²¬¨­ ¸²·¹¨°¬¨·¨ º¨·­¶©¨« »ª·¼¨½¨·±¨

Berorientasi pada kepentingan pelanggan

dan berkomitmen untuk memberikan

pelayanan terbaik kepada pelanggan.

e. Commercial(Komersial)

Menciptakan nilai tambah dengan

orientasi komersial, mengambil

keputusan berdasarkan prinsip-prinsip

bisnis yang sehat.

f. Capable(Berkemampuan)

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja

yang profesional yang memiliki talenta

dan penguasaan teknis tinggi,

berkomitmen dalam membangun

kemampuan riset dan pengembangan.

Keunggulan Pertamimna sebagai

Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia,

yaitu:

1. Mengoperasikan bisnis yang terintegrasi

dari hulu hingga hilir, menjadikan

Pertamina sebagai Perusahaan yang

mampu menghadapi persaingan kelas

dunia

2. Memiliki wilayah operasi blok migas

internasional diAsia Tenggara, Afrika,

dan Timur Tengah

3. Melakukan inovasi Pertamina tanpa

henti, yang dibuktikan melalui

Continuous Improvement Program (CIP)

denganvalue creation Rp8 triliun tahun

2014

4. Mengembangkan teknologi eksplorasi,

produksi minyak dan gas serta panas

bumi sesuai kondisi geologis, topografi

dan sosial Indonesia, dengan melibatkan

perguruan tinggi

5. Memenuhi standar kelas dunia, yang

dibuktikan dengan mengurangidrilling

time dan rig moving, pengeboran lebih

cepat 311 hari dari yang ditargetkan di

lapangan Banyu Urip, Blok Cepu

6. Memiliki kemampuan meningkatkan

produksi migas sebesar 3% di Indonesia

untuk periode 2010-2013 ketika operator

lain mengalami penurunan

7. Menjaga keseimbangan ekonomi, sosial

dan lingkungan, yang diwujudkan

dengan memperoleh 4 PROPER Emas

dan 42 PROPER Hijau tahun 2014, dari

Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan, serta penghargaan dalam dan

luar negeri

8. Memiliki infrastruktur dan jaringan

distribusi memadai dan terintegrasi,

didukung oleh 8Marketing Operation

Region, 557 unit Stasiun Pengisian Bulk

Elpiji, 62 unit Depot Pengisian Pesawat

Udara, 21 unit Terminal LPG, 3 unit

LOBP, 109 unit Terminal BBM, 5.155

unit SPBU, 25 unit SPBG, 1.624 unit

jalur Pipa Gas, 192 unit Kapal Tanker,

14 unit STS, 135 Terminal Khusus, 214

Dermaga, 19 unit SPM, 12 unit CBM

dan 6 unit Pengolahan Menyediakan

energi secara luas bagi kehidupan

manusia dengan tetap berkontribusi

positif terhadap planet bumi, seperti

program pengurangan emisi CO2 dan

Page 62: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

¾¿ ÀÁÂÃÄÅÁÆ ÇÂÈÉÈÊË Ì ÍÉËÎÏÐÆËÅÁÆ ÑËÐÒÁÉÅÁÐÁ ÓÁÐÆÏÂÁÄ ÔÃÐÕÁÖÁÐÊÁ

program menabung 100 juta pohon

sebagai bentuk kepedulian terhadap

pemanasan global(global warming) dan

kelestarian lingkungan

9. Memiliki kemampuan meningkatkan

produksi migas sebesar 3% di Indonesia

untuk periode 2010-2013 ketika operator

lain mengalami penurunan.

10. MengoperasikanVery Large Gas Carrier

(VLGC) terbesar di dunia, yaitu

Pertamina Gas 1 dan Pertamina Gas 2

dengan kapasitas masing-masing

84.000CuM.

Bidang Usaha, Produk dan Jasa

Menurut Anggaran Dasar yang terakhir,

pasal 3 yang direvisi sesuai Akta Pernyataan

Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham

PT Pertamina (Persero) No. 01 tanggal 1

Agustus 2012 bahwa kegiatan usaha

perusahaan adalah melakukan usaha di

bidang penyelenggaraan usaha energi

meliputi minyak dan gas bumi, energi baru

dan terbarukan serta kegiatan lain yang

terkait atau menunjang kegiatan usaha di

bidang energi. Kegiatan usaha yang

dijalankan Pertamina saat ini terbagi atas

sektor hulu, sektor gas, energi baru dan

terbarukan, sektor pengolahan dan sektor

pemasaran. Selain itu, Pertamina juga

menjalankan kegiatan usaha lain seperti jasa

konsultan, transportasi, rumah sakit dan

properti.

a. Sektor Hulu

Sektor Hulu Pertamina terdiri dari

kegiatan eksplorasi, pengembangan dan

produksi minyak dan gas.Kegiatan usaha

lainnya pada sektor hulu adalah jasa

teknologi bidang hulu, jasa pengeboran,

pengembangan energi panas bumi dan

Gas Metana Batubara (GMB) seta Shale

Gas.

b. Sektor Energi Baru dan Terbarukan

Sektor energi baru dan terbarukan

Pertamina membawahi kegiatan usaha

gas, energi baru dan terbarukan secara

terintegrasi dari hulu (komersialisasi gas,

tidak termasuk eksplorasi dan produksi

gas) hingga ke hilir.

c. Sektor Pengolahan

Pada sektor pengolahan, Pertamina

menjalankan kegiatan usaha di dalam

dan di luar negeri yang antara lain

mencakup pengolahan, pengelolaan

pabrik, petro kimia, kilang LNG,

regasifikasi LNG serta pengapalan LNG.

Selain itu, Pertamina juga mengelola

pembangkit listrik panas bumi.

d. Sektor Pemasaran

Pada bagian hilir, Pertamina melakukan

usaha pemasaran, perdagangan dan

distribusi bebagai jenis produk seperti

bahan bakar minyak (BBM), pelumas,

gas, produk petro kimia serta produk-

produk non BBM lainnya untuk pasar

domestik dan mancanegara.

Unit Kerja PT Pertamina (Persero) Tahun

2014

Page 63: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

×Ø ÙÚÛÜÝÞÚß àÛáâáãä å æâäçèéßäÞÚß êäéëÚâÞÚéÚ ìÚéßèÛÚÝ íÜéîÚïÚéãÚ

• 6 unit Pengolahan

• 8 Marketing Operation Region

• 557 unit Stasiun Pengisian Bulk Elpiji

• 62 unit Depot Pengisian Pesawat Udara

(DPPU)

• 21 unit Terminl LPG

• 3 unit Lube Oil Blending Plant (LOBP)

• 109 unit Terminal BBM

• 1.624 unit Jalur Pipa Gas

• 192 unit Kapa Tanker (64 kapal milik

sendiri) dan lainnya sewa

• 5.155 unit Stasiun Pengisian Bahan

Bakar Umum (SPBU)

• 25 unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar

Gas (SPBG)

• 135 Terminal Khusus

• 214 Dermaga

• 19 unit SPM ( Single Point Mooring)

• 14 unit STS (Ship to Ship)

• 12 unit CBM (Central Buoy Mooring)

• 23 Anak Perusahaan

• 6 Perusahaan Asosiasi

• 7 Entitas Ventura Bersama

Sertifikasi(Unit Operasi, Unit Bisnis dan

lainnya)

PT Pertamina (Persero) dalam menunjang

kegiatan operasi dan bisnisnya sudah

memiliki sertifikasi secara nasional maupun

internasional sebagai berikut :

Page 64: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

60 ðñòóôõñö ÷òøùøúû ü ýùûþÿ�öûõñö �û��ñùõñ�ñ �ñ�öÿòñô �ó��ñ�ñ�úñ

TabelSertifikasi (Unit Operasi, Unit Bisnis dan lainnya)

Sumber : Laporan Tahunan PT Pertamina (Persero) Tahun 2009 – 2014

�� Unit Operasi/Unit Bisnis Sertifikat Tanggal Berlaku BadanSertifikasi

1 Operasi Pemasaran Wil VII ISO 9001:2008, OHSAS 18001: 8 Des 2011 - 8 Des 2014 BSISulawesi 2007, ISO 14001:2004 BSI

2 Operasi Pemasaran Wil. II ISO 9001:2008 8 Des 2013 - 8 Des 2016 BSISumatera Selatan OHSAS 18001: 2007 23 Maret 2013 - 21-03-2016 BSI

ISO 14001:2004 29 Nop 2014-29 Nop 2017 BSI3 Operasi Pemasaran Wil. I ISO 9001:2008 1 Des 2013 - 30 Nop 2016 BSI

Sumatera Utara OHSAS 18001:2007 23 Maret 2013 - 21-03-2016 BSIISO 14001:2004 26 Juli 2012 - 26 Juli 2015 BSI

4 DPPU Ngurah Rai ISO 5001:2011 3 Juli 2014 - 3 Juli 2017 BSI5 TBBM Rewulu Yogyakarta ISO 5001:2011 26 Maret 2014 - 26-03-2017 BSI6 �� ���� Unit VI - Balongan ISO 9001:2008, OHSAS 18001: 22 Maret 2012 - 26-03-2015 SGS

2007, ISO 14001:20047 �� ���� Unit V-Balikpapan ISO 9001:2008, OHSAS 18001: Sept 2012 - Sept 2015 TUV

2007, ISO 14001:2004 Rhienlan8 �� ���� Unit IV - Cilacap ISO 9001:2008, OHSAS 18001: Oktober 2012 - Oktober 2015 TUV

2007, ISO 14001:2004 Rhienlan9 �� ���� Unit IV - Plaju ISO 9001:2008, OHSAS 18001:2007 16 Januari 2013 - 16-01-2016 TUV Nord

ISO 14001:2004, ISO 17025:2005 14 Juni 2012 - 14 Juni 2015 TUV Nord10 �� ���� Unit IV - Dumai ISO 9001:2008, OHSAS 18001:2007 16 Januari 2013 - 16-01-2016 TUV Nord,

ISO 14001:2004, ISO 17025:2005 KAN11 PT Pertamina (Persero) ISO/IEC 2000.1:2011 29 Oktober 2014 TUV SUDPSB

C�������� S����� ���� �� PteLtd Spore12 PT Pertamina (Persero) ISO/IEC 27001:2005 7 Nopember 2014 TUV SUDPSB

C�������� S����� ���� �� PteLtd S'pore13 PT Pertamina (Persero) DOC (Document of Compliance) IS 23 Desember 2014 BKI, NK Class14 PT Pertamina (Persero) ISO 9001:2008 4 Des 2014 - 4 Des 2015 LRQA

Page 65: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

61 ������� !�"#"$% & '#%()* %�� +%*,�#��*� -�* )��� .�*/�0�*$�

Kinerja Operasional PT Pertamina (Persero)

Ikhtisar Kinerja Operasional PT Pertamina (Persero) selama 6 tahun dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel

Kinerja Operasional PT Pertamina (Persero) Tahun 2009 – 2014

Deskripsi 12t32n 4567 4568 4564 4566 4565 4559

:inyak Mentah :Temuan Cadangan Minyak, MMBO 129,39 102,04 108,70 343,34 62,806 61,43Produksi Minyak Mentah MMBO 87,19 73,55 71,76 70,76 70,01 64,40Gas Bumi :Temuan Cadangan Gas Bumi BSCFG 973,18 783,73 964,10 769,54 1.644,50 1.393,79Produksi Gas Bumi BSCFG 588,67 557,67 563,15 558,60 532,85 502,05Panas Bumi, Produksi Uap Setara Listrik :Operasi Sendiri Pertamina GWh 2.831,40 2.961,85 2.125,11 2.006,08 2.114,92 2.089,74Kontrak Operasi Bersama GWh 6.941,59 6.282,94 7.081,20 7.082,54 6.983,39 7.146,02Pengelolaan Kilang :Peng. Minyak Mentah, Gas dll Juta Barel 314,42 314,03 308,12 308,80 314,40 331,17Volume Produksi BBM (10 prodk) Juta Barel 241,16 239,04 238,76 237,04 235,79 249,87Volume Produksi Non BBM Juta Barel 22,18 21,74 23,56 25,11 21,86 23,95Distribusi & PemasaranPenjualan BBM (10 produk) Juta KL 65,17 65,37 64,88 64,60 59,76 58,58Penjualan Domestik Non BBM Juta KL 65,17 65,37 7,23 6,46 5,72 5,01Ekspor Produk Kilang Juta MT 37,73 42,40 29,94 31,54 40,46 39,00Impor Produk Kilang, Beli Dms Juta Barel 234,56 22,81 226,47 212,70 178,59 133,69Penjualan LNG Juta Barel 632,63 662,00 650,32 813,71 965,34 1.009,12

Sumber : Laporan Tahunan PT Pertamina (Persero) Tahun 2009 - 2014

Dengan adanya data tersebutbisa dianalisis

mengenai pertumbuhan Kinerja

Operasional PT Pertamina (Persero)

mulai tahun 2009– 2014 dan hasilnya

berikut ini :

1. Minyak Mentah

a. Temuan Cadangan Minyak dan

Kondensat

Selama tiga tahun (2010, 2011 dan

2014) terjadi peningkatan temuan

cadangan minyak dan kondesat,

tetapi selama dua tahun (2012,

2013) mengalami penurunan.Tahun

2010 temuan cadangan minyak dan

kondensat mengalami peningkatan

sebesar 2,23% dibandingkan 2009,

peningkatan temuan cadangan

Page 66: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

62 ;<=>?@<A B=CDCEF G HDFIJKAF@<A LFKM<D@<K< N<KAJ=<? O>KP<Q<KE<

minyak dan kondensat pada tahun

2011 sebesar 446,72%

dibandingkan 2010, tetapi tahun

2012 mengalami penurunan

temuannya sebesar 68,34%

dibandingkan 2011,tahun 2013

menurun temuannya sebesar 6,13%

dibandingkan 2012 dan tahun 2014

meningkat temuan cadangan

minyak dan kondensat sebesar

26,80% dibandingkan 2013.

b. Produksi Minyak Mentah

Mulai tahun 2010– 2014 terjadi

peningkatan produksi minyak

mentah terus-menerus berikut ini:

peningkatan produksi minyak

mentah tahun 2010 sebesar 8,71%

dibanding-kan 2009, pada tahun

2011 sedikit peningkatan

produksinya sebesar 0,88%

dibandingkan 2010, tahun 2012

masih sedikit peningkatan

produksinya yaitu 1,60%

dibandingkan 2011, tahun 2013

meningkat produksinya sebesar

2,49% dibandingkan 2012 dan

tahun 2014 peningkatan produksi

minyak mentah yaitu18,49%

dibandingkan 2013.

2. Gas Bumi

a. Temuan Cadangan Gas Bumi

Temuan cadangan gas bumi

meningkat selama tiga tahun (2010,

2012, 2014), tetapi menurun

selama dua tahun (2011, 2013)

seperti berikut ini. Tahun 2010

peningkatan temuan cadangan gas

bumi sebesar 17,99% dibandingkan

2009, namun tahun 2011

mengalami penurunan temuannya

sebesar 53,21% dibandingkan

2010, tahun 2012 meningkat

temuannya sebesar 25,28%

dibandingkan 2011, tahun 2013 ada

penurunan temuannya sebesar

18,71% dibandingkan 2012 dan

tahun 2014 meningkat temuan

cadangan gas bumi sebesar 24,17%

dibandingkan 2013.

b. Produk Gas Bumi

Produk gas bumi meningkat selama

empat tahun (2010, 2011, 2012,

2014), namun terjadi penurunan

pada tahun 2013.Terdapat

peningkatan produk gas bumi pada

tahun 2010 sebesar 6,1%

dibandingkan 2009, peningkatan

produksi gas bumi pada tahun 2011

sebesar 4,83% dibandingkan 2010,

tahun 2012 sedikit meningkat

produksinya sebesar 0,81%

Page 67: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

63 RSTUVWSX YTZ[Z\] ^ _[]`abX]WSX c]bdS[WSbS eSbXaTSV fUbgShSb\S

dibandingkan 2011, tahun 2013

sedikit menurun produksinya

sebesar 0,97% dibandingkan 2012

dan tahun 2014 meningkat

produksi gas bumi yaitu 5,56%

dibandingkan 2013.

3. Panas Bumi Produksi Uap

Setara Listrik

Pada tahun 2010 dan 2011 terjadi

penurunan panas bumi produksi uap

setara listrik, tetapi tahun 2012– 2014

mengalami peningkatan produksinya.

Tahun 2010, panas bumi produksi uap

setara listrik dalam produksinya

menurun sebesar 1,47% dibandingkan

2009, tahun 2011 sedikit menurun

produksinya sebesar 0,11%

dibandingkan 2010, tetapi tahun 2012

meningkat produksinya sebesar 1,29%

dibandingkan 2011, tahun 2013 sedikit

meningkat produksinya sebesar 0,42%

dibandingkan 2012 dan tahun 2014

meningkat produksinya sebesar 5,71%

dibandingkan 2013.

4. Pengelolaan Kilang

a. Pengelolaan Minyak Mentah,

Gas dan lainnya.

Dalam pengelolaan minyak

mentah, gas dan lainnya mengalami

penurunan selama tiga tahun (2010,

2011, 2012), namun tahun 2013,

2014 terdapat peningkatan.Tahun

2010 terjadi penurunan pengelolaan

minyak mentah, gas dan lainnya

sebesar 5,06% diban-dingkan tahun

2009, sedikit penurunan

pengelolaannya sebesar 1,78%

pada tahun 2011 dibandingkan

2010, tahun 2012 masih sedikit

menurun pengelolaannya sebesar

0,22% dibandingkan 2011, tahun

2013 meningkat pengelolaannya

sebesar 1,92% dibandingkan 2012

dan tahun 2014 sangat sedikit

peningkatannya yaitu 0,12%

dibandingkan 2013.

b. Volume Produksi BBM (10

produk utama)

Volume Produksi BBM (10 produk

utama) selama empat tahun (2011–

2014) mengalami peningkatan

produksi, tetapi tahun 2010

menurun volume produksinya.

Tahun 2010 terjadi penurunan

volume produksi BBM (10 produk

utama) sebesar 5,63%

dibandingkan 2009, tahun 2011

sedikit meningkat produksinya

sebesar 0,53% diban-dingkan 2010,

tahun 2012 sedikit peningkatan

produksinya sebesar 0,73%

Page 68: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

64 ijklmnjo pkqrqst u vrtwxyotnjo zty{jrnjyj |jyoxkjm }ly~j�jysj

dibandingkan 2011, pada tahun

2013 sangat sedikit peningkatannya

yaitu 0,12% dibandingkan 2012

dan tahun 2014 masih sedikit

meningkat produksinya yaitu

0,89% dibandingkan 2013.

0,53% diban-dingkan 2010, tahun

2012 sedikit peningkatan

produksinya sebesar 0,73%

dibandingkan 2011, pada tahun

2013 sangat sedikit peningkatannya

yaitu 0,12% dibandingkan 2012

dan tahun 2014 masih sedikit

meningkat produksinya yaitu

0,89% dibandingkan 2013.

c. Volume Produksi Non BBM

Volume produksi Non BBM

mengalami penurunan selama tiga

tahun (2010, 2012, 2013), namun

meningkat produksinya selama dua

tahun (2011, 2014). Pada tahun

2010 terjadi penurunan volume

produksi Non BBM sebesar 8,73%

dibandingkan 2009, peningkatan

produksinya sebesar 14,87% pada

tahun 2011 dibandingkan 2010,

tahun 2012 mengalami penurunan

produksi sebesar 6,17%

dibandingkan 2011, pada tahun

2013 masih menurun produksinya

yaitu 7,72% dibandingkan 2012

dan tahun 2014 meningkat

produksinya yaitu 2,02%

dibandingkan 2013.

5. Distribusi dan Pemasaran

a. Penjualan BBM (10 produk

utama)

Selama tahun 2010– 2013 terjadi

peningkatan penjualan BBM ( 10

produk utama), tetapi pada tahun

2014 mengalami penurunan

penjualan BBM. Perkembangannya

seperti berikut ini : tahun 2010

meningkat penjualan BBM yaitu

2,19% dibandingkan 2009,

peningkatan penjualan BBM pada

tahun 2011 sebesar 8,10%

dibandingkan 2010, tahun 2012

sedikit meningkat penjualannya

sebesar 0,43% dibandingkan 2011,

tahun 2013 sedikit meningkat

penjualannya sebesar 0,76%

dibandingkan 2012 dan tahun 2014

sedikit menurun penjualan BBM

sebesar 0,31% dibandingkan 2013.

b. Penjualan Domestik Non BBM

Mulai tahun 2010– 2014 terjadi

peningkatan penjualan domestik

Non BBM secara terus-menerus.

Terdapat kenaikan penjualan

Domestik Non BBM pada tahun

Page 69: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

65 �������� ������� � ����������� ���������� �������� ����������

2010 sebesar 14,17% dibandingkan

2009, tahun 2011 kenaikan

penjualan sebesar 12,94%

dibandingkan 2010, tahun 2012

penjualan meningkat sebesar

11,92% dibandingkan 2011, tahun

2013 penjualan naik sebesar 6,92%

dibandingkan 2012 dan tahun 2014

penjualan domestik Non BBM

meningkat sebesar 11,51%

dibandingkan tahun 2013.

c. Volume Produksi Non BBM

Volume produksi Non BBM

mengalami penurunan selama tiga

tahun (2010, 2012, 2013), namun

meningkat produksinya selama dua

tahun (2011, 2014). Pada tahun

2010 terjadi penurunan volume

produksi Non BBM sebesar 8,73%

dibandingkan 2009, peningkatan

produksinya sebesar 14,87% pada

tahun 2011 dibandingkan 2010,

tahun 2012 mengalami penurunan

produksi sebesar 6,17%

dibandingkan 2011, pada tahun

2013 masih menurun produksinya

yaitu 7,72% dibandingkan 2012

dan tahun 2014 meningkat

produksinya yaitu 2,02%

dibandingkan 2013.

d. Impor Produk Kilang dan

Pembelian Domestik

Selama 5 tahun ini terjadi

peningkatan impor produk kilang

dan pembelian domestik terus-

menerus. Tahun 2010 terdapat

peningkatan impor sebesar 33,59%

dibandingkan 2009, tahun 2011

impor meningkat sebesar 19,10%

dibandingkan 2010, tahun 2012

meningkat impornya sebesar 6,47%

dibandingkan 2011, tahun 2013

sedikit meningkat impornya

sebesar 1,03% dibandingkan 2012

dan tahun 2014 meningkat

impornya yaitu 2,51%

dibandingkan 2013.

e. Penjualan LNG

Penjualan LNG terdapat penurunan

selama empat tahun (2010, 2011,

2012, 2014), namun tahun 2013

ada peningkatan penjualan LNG,

perkembangannya seperti berikut :

pada tahun 2010 ada penurunan

penjualan LNG sebesar 4,34%

dibandingkan 2009, penurunan

penjualan LNG pada tahun 2011

sebesar 15,71% dibandingkan

2010, tahun 2012 penjualan LNG

menurun sebesar 20,08%

dibandingkan 2011, tetapi tahun

2013 penjualan LNG meningkat

yaitu 1,80% dibandingkan 2012

dan tahun 2014 penjualan LNG

Page 70: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

66 �������� ��� �¡¢ £ ¤ ¢¥¦§�¢��� ¨¢§©� ��§� ª�§�¦��� «�§¬�­�§¡�

menurun sebesar 4,44%

dibandingkan 2013.

Kinerja Keuangan PT Pertamina (Persero)

Dibawah ini disajikan data mengenai ikhtisar Kinerja Keuangan PT Pertamina

(Persero) tahun 2009 – 2014 sebagai berikut :

Tabel

Kinerja Keuangan PT Pertamina (Persero) Tahun 2009 – 2014

D®¯°±IPSI 2014 2013 2012 2011 2010 2009

Laporan Laba-Rugi (Jutaan US$)Penjualan & Pendapatan Usaha lain 70.648 71.102 70.924 67.297 47.559 35.135Beban Pokok Penjualan, BebanUsaha 66.015 66.264 66.16 61.944 44.349 32.467Laba Usaha 4.633 4.838 4.764 5.353 3.210 2.668Penghasilan (beban) lain-lain Bersih -754 195 38 -849 89 16Laba Sebelum Beban Pajak Penghasilan 3.879 5.033 4.802 4.504 3.299 2.684Beban Pajak Penghasilan 2.344 1.966 2.037 2.099 1.488 1.137Laba Tahun Berjalan 1.535 3.067 2.766 2.405 1.811 1.547Pendapatan (beban) Komprehensif lain -23 -171 -14 -7 22 -159Jumlah Pendapatan Komprehensif 1.512 2.896 2.752 2.399 1.833 1.388Laba yang dapat Diatribusikan kepada :Pemilik Entitas Induk 1.505 3.062 2.761 2.399 1.811 1.558Kepentingan Non Pengendali 30 5 5 6 0 -11Jumlah Pendapatan KomprehensifDiatribusikan :Pemilik Entitas Induk 1.493 2.897 2.749 2.393 1.835 1.39Kepentingan Non Pengendali 19 -1 2 6 -2 -2EBITDA 5.834 6.657 6.057 5.592 4.396 3.541

Laporan Neraca/Posisi Keuangan (dalam JutaanUS$)

Aset Lancar 20.378 24.146 22.026 17.638 14.478 14.960

Aset Tidak Lancar 29.950 25.196 18.933 17.286 15.527 18.544Total Aset 50.328 49.342 40.949 34.924 30.004 33.504Liabilitas Jangka Pendek 13.422 16.446 14.150 12.772 10.879 11.269Liabilitas Jangka Panjang 18.870 15.607 11.616 8.869 7.358 7.215Total Liabilitas 32.292 32.053 25.766 21.641 18.237 18.483

Ekuitas 18.036 17.289 15.193 13.283 11.768 15.020

Page 71: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

67 ²³´µ¶·³¸ ¹´º»º¼½ ¾ ¿»½ÀÁ¸½·³¸ ýÂij»·³Â³ ų¸Á´³¶ ƵÂdzȳ¼³

Sumber : Laporan Tahunan PT Pertamina (Persero) Tahun 2009 - 2014.

Total Liabilitas dan Ekuitas 50.328 49.342 40.959 34.924 30.004 33.504Modal Kerja Bersih 6.956 7.701 7.876 4.866 3.599 3.691Total Investasi pada Entitas Asosiasi 504 381 337 262 196 220Rasio Keuagan-Keptusan Menteri BUMNNo.100ROE (%) 16,22 31,88 30,01 29,04 24,05 14,92ROI (%) 13,49 14,89 16,10 17,27 15,91 12,90Rasio Kas (%) 29,45 29,42 30,82 26,38 23,22 17,92Rasio Lancar (%) 151,82 146,82 155,66 138,09 133,09 176,15Total Aset Turn Over (%) 164,12 159,93 189,58 209,68 173,01 129,09Total Modal Sendiri terhadap Total Aset(%) 33,07 30,08 31,92 33,14 34,63 20,06Periode Kolektibilitas (hari) 37,00 43,00 34,00 30,00 29,00 47,00Perputaran Persediaan (hari) 36,00 47,00 46,00 42,00 50,00 52,00

DESKRIPSI 2014 2013 2012 2011 2010 2009

Rasio KeuanganRasio Liabilitas terhadap Ekuitas (%) 98,98 89,30 67,05 55,15 45,74 27,57Rasio Liabilitas terhadap Aset (%) 35,07 31,15 24,75 20,86 17,83 12,94Rasio Laba/Rugi terhadap Aset (%) 2,99 6,16 6,70 6,87 6,02 4,65Rasio Laba/Rugi terhadap Pendapatan (%) 2,12 4,28 3,87 3,56 3,60 4,44Kurs Rata-rata US$/Rp. 1.878,30 0.451,37 9.380,39 8.779,49 9.084,55 10.398,35

Page 72: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

68 ÉÊËÌÍÎÊÏ ÐËÑÒÑÓÔ Õ ÖÒÔ×ØÙÏÔÎÊÏ ÚÔÙÛÊÒÎÊÙÊ ÜÊÙÏØËÊÍ ÝÌÙÞÊßÊÙÓÊ

Sesuai dengan data tersebut diatas, bisa

diuraikan perkembangan kinerja keuangan

PT Pertamina (Persero) selama tahun 2009–

2014. Kinerja keuangan perusahaan terdiri

dari laporan Laba-Rugi, Neraca/Posisi

Keuangan dan Rasio Keuangan yang

masing-masing akan difokuskan beberapa

poin saja. Fokus laporan Laba-Rugi antara

lain penjualan dan pendapatan usaha lain,

laba usaha, laba sebelum pajak penghasilan

dan laba bersih. Fokus Laporan

Neraca/Posisi Keuangan yaitu Total Aset,

Total Liabilitas, Ekuitas dan Modal Kerja

Bersih. Fokus Rasio Keuangan adalah ROE,

ROI, Rasio Kas, Rasio Lancar, Perputaran

Persediaan, Total AsetTurn Over, Total

Modal Sendiri terhadap Total Aset, Rasio

Liabilitas terhadap Ekuitas, Rasio Liabilitas

terhadap Aset, Rasio Laba (Rugi) terhadap

jumlah Aset dan Rasio Laba (Rugi) terhadap

Pendapatan.

Fokus Laporan Laba-Rugi

1. Penjualan dan Pendapatan Usaha

lainnya

Hasil penjualan dan pendapatan usaha

lain PT Pertamina (Persero) yaitu tahun

2009 (35.135 juta USD), 2010 (47.559

juta USD), 2011 (67.297 juta USD),

2012 (70.924 juta USD), 2013 (71.102

juta USD), 2014 (70.648 juta USD).

Dalam penjualan dan pendapatan usaha

lainnya terjadi peningkatan selama

empat tahun (2010, 2011, 2012, 2013),

tetapi tahun 2014 mengalami penurunan.

Perkembangannya berikut ini : tahun

2010 terjadi peningkatan hasil penjualan

dan pendapatan usaha lain sebesar

35,36% dibandingkan 2009, tahun 2011

hasil penjualan dan pendapatan lain

meningkat sebesar 41,50%

dibandingkan 2010, tahun 2012

penjualan dan pendapatan meningkat

sebesar 5,39% dibandingkan 2011,

tahun 2013 penju-alan dan pendapatan

lain sedikit peningkatannya yaitu 0,25%

dibandingkan 2012, tahun 2014 sedikit

menurun penjualan dan pendapatan

lainnya yaitu 0,64% dibandingkan 2013.

2. Laba Usaha

Hasil Laba Usaha PT Pertamina

(Persero) adalah tahun 2009 (2.668 juta

USD), 2010 (3.210 juta USD), 2011

(5.353 juta USD), 2012 (4.764 juta

USD), 2013 (4.838 juta USD), 2014

(4.633 juta USD). Laba usaha

mengalami peningkatan selama tiga

tahun ( 2010, 2011, 2013), tetapi selama

dua tahun (2012, 2014) laba usaha

Page 73: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

69 àáâãäåáæ çâèéèêë ì íéëîïðæëåáæ ñëðòáéåáðá óáðæïâáä ôãðõáöáðêá

menurun. Perkembangannya sebagai

berikut : tahun 2010 laba usaha

meningkat sebesar 20,31%

dibandingkan 2009, tahun 2011 laba

usaha lebih meningkat yaitu 66,76%

dibandingkan 2010, namun laba usaha

menurun sebesar 11% pada tahun 2012

dibandingkan 2011, tahun 2013 laba

usaha sedikit meningkat yaitu 1,55%

dibandingkan 2012 dan laba usaha

menurun kembali sebesar 4,24% pada

tahun 2014 dibandingkan 2013.

3. Laba Sebelum Beban Pajak

Penghasilan

PT Pertamina (Persero) memperoleh

laba sebelum beban pajak penghasilan :

tahun 2009 (2.684 juta USD), 2010

(3.299 juta USD), 2011 (4.504 juta

USD), 2012 (4.802 juta USD), 2013

(5.033 juta USD), 2014 (3.879 juta

USD). Laba sebelum beban pajak

penghasilan selama empat tahun

meningkat terus-menerus mulai tahun

2010– 2013 dan terjadi penurunan pada

tahun 2014. Perkembangannya berikut

ini, tahun 2010 laba usaha sebelum

pajak meningkat sebesar 22,91%

dibandingkan 2009, tahun 2011 lebih

meningkat labanya yaitu 36,53%

dibandingkan 2010, laba ini meningkat

sebesar 6,62% pada tahun 2012

dibandingkan 2011, meningkat labanya

sebesar 4,81% pada tahun 2013

dibandingkan 2012 dan tahun 2014 laba

ini menurun sebesar 2,93%

dibandingkan 2013.

4. Laba Bersih

Laba Bersih PT Pertamina (Persero)

selama enam tahun yaitu 2009 (1.547

juta USD), 2010 (1.811 juta USD), 2011

(2.405 juta USD), 2012 (2.766 juta

USD), 2013 (3.067 juta USD), 2014

(1.535 juta USD). Laba bersih ini

meningkat terus-menerus selama empat

tahun (2010, 2011, 2012, 2013), namun

laba bersih menurun pada tahun 2014.

Perkembangannya berikut ini : laba

bersih meningkat sebesar 17,06% pada

tahun 2010 dibandingkan 2009, tahun

2011 laba bersih lebih meningkat

sebesar 32,80% dibandingkan 2010, laba

bersih meningkat sebesar 15,01% pada

tahun 2012 dibandingkan 2011, tahun

2013 laba ini meningkat yaitu 10,88%

dibandingkan 2012 tetapi tahun 2014

laba bersih menurun sebesar 49,95%

dibandingkan 2013.

Fokus Laporan Neraca/Posisi Keuangan

1. Total Aset

Page 74: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

÷ø ùúûüýþúÿ �û����� ������ÿ�þúÿ ��ú�þú�ú �ú�ÿ�ûúý �ü� ú�ú��ú

Total Aset PT Pertamina (Persero)

adalah tahun 2009 (33.504 juta USD),

2010 (30.004 juta USD), 2011 (34.924

juta USD), 2012 (40.959 juta USD),

2013 (49.342 juta USD), 2014 (50.328

juta USD). Pertumbuhan total aset

perusahaan berikut ini, tahun 2010 total

aset mengalami penurunan 10,45%

dibandingkan 2009, total aset meningkat

16,4% pada 2011 dibandingkan 2010,

total aset meningkat 17,28% pada 2012

dibandingkan 2011, tahun 2013 total

aset meningkat 20,47% dibandingkan

2012, total aset meningkat 2% pada

2014 dibandingkan 2013.

2. Total Liabilitas

PT Pertamina (Pesero) memiliki total

liabilitas yaitu tahun 2009 (18.483 juta

USD), 2010

(18.237 juta USD), 2011 (21.641 juta

USD), 2012 (25.766 juta USD), 2013

(32.053 juta USD), 2014 (32.292 juta

USD). Perkembangan total liabilitas

perusahaan adalah tahun 2010 total

liabilitas mengalami penurunan sebesar

1,33% dibandingkan 2009, total

liabilitas meningkat 18,66% pada 2011

dibandingkan 2010, total liabilitas

meningkat 19,06% pada 2012

dibandingkan 2011, total liabilitas

meningkat 24,4% pada 2013

dibandingkan 2012, total aset meningkat

0,7% pada 2014 dibandingkan 2013.

3. Ekuitas

Ekuitas yang dimiliki PT Pertamina

(Persero) yaitu tahun 2009 (15.020 juta

USD), 2010 (11.768 juta USD), 2011

(13.283 juta USD), 2012 (15.193 juta

USD), 2013 (17.289 juta USD), 2014

(18.036 juta USD). Pertumbuhan ekuitas

perusahaan adalah tahun 2010 ekuitas

perusahaan mengalami penurunan

21,65% dibandingkan 2009, tahun 2011

ekuitas naik sebesar 12,87%

dibandingkan 2010, ekuitas naik 14,38%

pada 2012 dibandingkan 2011, ekuitas

naik 13,8% pada 2013 dibandingkan

2012, ekuitas meningkat 4,32% pada

2014 dibandingkan 2013.

4. Modal Kerja Bersih

Modal kerja besih yaitu menunjukkan

besarnya dana yang tersedia untuk

membiayai kegiatan sehari-hari. PT

Pertamina (Persero) memiliki modal

kerja bersih yaitu tahun 2009 (3.691 juta

USD), 2010 (3.599 juta USD), 2011

(4.866 juta USD), 2012 (7.876 juta

USD), 2013 (7.701 juta USD), 2014

Page 75: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� �������� ������� � ����!"����� #�"$����"� %�"�!��� &�"'�(�"��

(6.956 juta USD). Peningkatan dan

penurunan modal kerja bersih

perusahaan berikut ini : 2010 modal

kerja bersih mengalami penurunan

2,49% dibandingkan 2009, modal kerja

bersih meningkat 35,2% pada 2011

dibandingkan 2010, modal kerja bersih

meningkat 61,86% pada 2012

dibandingkan 2011, modal kerja bersih

2013 meningkat 2,22% dibandingkan

2012, modal kerja bersih 2014

meningkat 9,67% dibandingkan 2013.

Rasio Keuangan – Keputusan Menteri

BUMN No. 100

Rasio Keuangan sebagai alat yang

digunakan dalam pemeriksaan terhadap

kesehatan keuangan perusahaan.Hal ini

untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan

kinerja perusahaan.Perhitungan rasio-rasio

keuangan ini dilakukan untuk memperoleh

perbandingan yang dapat lebih berguna

dibandingkan dengan angka-angka yang

berdiri sendiri.Rasio Keuangan terdiri dari

lima jenis utama yaitu likuiditas, pengungkit

(hutang), pencakupan, aktivitas dan

profitabilitas. Adapun hasil rasio keuangan

PT Pertamina (Persero) yang merujuk

keputusan Menteri BUMN No.100 sebagai

berikut :

Fokus Rasio Keuangan

1. ROE (Return on Equity)

ROE menunjukkan efektivitas

manajemen dalam menghasilkan laba

dari total ekuitas yang digunakan. Hasil

ROE PT Pertamina (Persero) yaitu tahun

2009 (14,92%), 2010 (24,05%), 2011

(29,04%), 2012 (30,01%), 2013

(31,88%), 2014 (16,22%).

Perkembangan ROE perusahaan : tahun

2010 ROE meningkat cukup besar yaitu

61,19% dibanding 2009, tahun 2011

ROE meningkat sebesar 20,75%

dibandingkan 2010, ROE naik sebesar

3,34% pada tahun 2012 dibandingkan

2011, ROE naik sebesar 6,23% pada

tahun 2013 dibandingkan 2012, tetapi

ROE mengalami penurunan 49,12%

pada tahun 2014 dibandingkan tahun

2013.

2. ROI (Return on Investment)

ROI yaitu mengukur hasil yang

diperoleh pemegang saham dan

merupakan salah satu rasio yang

komprehensif baik dalam lingkupnya

(laba bersih) maupun dalam

kemanfaatannya (pemegang saham).

ROI, menunjukkan hasil bagi investor,

dalam hal ini pemerintah Republik

Page 76: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

)* +,-./0,1 2-34356 7 8469:;160,1 <6;=,40,;, >,;1:-,/ ?.;@,A,;5,

Indonesia sebagai satu-satunya investor,

100% pemegang saham PT Pertamina

(Persero). Hasil ROI PT Pertamina

(Persero) adalah tahun 2009 (12,90%),

2010 (15,91%), 2011 (17,27%), 2012

(16,10%), 2013 (14,89%), 2014

(13,49%). Pertumbuhan ROI sebagai

berikut : tahun 2010 hasil ROI

mengalami kenaikan sebesar 23,33%

dibandingkan 2009, ROI meningkat

sebesar 8,55% pada tahun 2011

dibandingkan 2010, tetapi ROI menurun

sebesar 6,77% pada tahun 2012

dibandingkan 2011, tahun 2013 ROI

menurun sebesar 7,52% dibandingkan

2012 dan tahun 2014 ROI mangalami

penurunan yaitu 9,4% dibandingkan

2013.

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio Kas, menunjukkan ukuran

kecukupan kekayaan (dana) kas yang

likuid untuk memenuhi transaksi,

kewajiban lancar yang segera dibayar.

Hasil Rasio Kas PT Pertamina (Persero)

yaitu tahun 2009 (17,92%), 2010

(23,22%), 2011 (26,38%), 2012

(30,82%), 2013 (29,42%), 2014

(29,45%). Perkembangan Rasio Kas

berikut ini : 2010 hasil rasio kas naik

sebesar 29,58% dibandingkan 2009,

rasio kas naik sebesar 13,61% pada

tahun 2011 dibandingkan 2010, tahun

2012 rasio kas meningkat sebesar

16,83% dibandingkan tahun 2011,

namun tahun 2013 rasio kas menurun

yaitu 4,54% dibandingkan tahun 2012

dan tahun 2014 rasio kas sangat sedikit

naik yaitu 0,1% dibandingkan 2013.

4. Rasio Lancar(Current Ratio)

Rasio Lancar, menunjukkan ukuran

kecukupan kekayaan likuid untuk

memenuhi utang lancar yang harus

segera dibayar. Hasil Rasio Lancar PT

Pertamina (Persero) yaitu tahun 2009

(176,15%), 2010 (133,09%), 2011

(138,09%), 2012 (155,66%), 2013

(146,42%), 2014 (151,82%).

Pertumbuhan Rasio Lancar berikut ini :

tahun 2010 Rasio Lancar menurun

sebesar 24,45% dibandingkan 2009,

rasio lancar naik sebesar 3,76% pada

tahun 2011 dibandingkan 2010, rasio

lancar meningkat 12,72% pada tahun

2012 dibanding-kan 2011, tahun 2013

rasio lancar menurun 5,94%

dibandingkan 2012 dan tahun 2014 rasio

lancar naik sebesar 3,69% dibandingkan

2013.

Page 77: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

BC DEFGHIEJ KFLMLNO P QMORSTJOIEJ UOTVEMIETE WETJSFEH XGTYEZETNE

5. Perputaran Persediaan (inventory

turnover)

Perputaran persediaan menunjukkan

kecepatan perputaran persediaan barang

untuk mengha-silkan penjualan.

Semakin tinggi angka perputaran berarti

makin sedikit waktu yang diperlukan

untuk suatu barang berada dalam

persediaan dan makin cepat terjual.

PT Pertamina (Persero) memiliki

perputaran persediaan berikut ini : tahun

2009 (52 hari), 2010 (50 hari), 2011 (42

hari), 2012 (46 hari), 2013 (47 hari),

2014 (36 hari). Perkembangan

perputaran persediaan perusahaan yaitu

tahun 2010 mengalami penurunan

3,85% dibandingkan 2009, perputaran

persediaan menurun 16% pada tahun

2011 dibandingkan 2010, perputaran

persediaan meningkat 9,52% pada tahun

2012 dibandingkan 2011, 2013

perputaran persediaan meningkat 2,17%

dibandingkan 2012, perputaran

persediaan meningkat 23,4% pada tahun

2014 dibandingkan 2013.

6. Total Asset Turn Over (Perputaran

Aktiva Total)

Perputaran Aktiva Total yaitu

menunjukkan bagaiman efisiensi

penggunaan aktiva untuk menghasilkan

penjualan. Hasil perputaran aktiva total

PT Pertamina (Persero) : tahun 2009

(129,09%), 2010 (173,01%), 2011

(209,68%), 2012 (189,58%), 2013

(159,93%), 2014 (164,12%).

Pertumbuhan perputaran aktiva total

yaitu tahun 2010 hasil perputaran aktiva

total meningkat sebesar 34,02%

dibandingkan 2009, tahun 2011

meningkat sebesar 21,19%

dibandingkan 2010, tetapi menurun

sebesar 9,59% pada tahun 2012

dibandingkan 2011, tahun 2013

menurun 15,64% dibandingkan 2012

dan meningkat sebesar 2,62% pada

tahun 2014 dibandingkan 2013.

7. Total Modal Sendiri Terhadap Aset

(Total of Equity to Total Asset)

PT Pertamina (Persero) memiliki hasil

rasio total modal sendiri terhadap aset :

tahun 2009 (20,06%), 2010 (34,63%),

2011 (33,14%), 2012 (31,92%), 2013

(30,08%), 2014 (33,07%).

Perkembangan rasio total moal sendiri

terhadap asset : tahun 2010 rasio total

modal sendiri terhadap aset meningkat

sebesar 72,63% dibandingkan 2009,

tahun 2011 terjadi penurunan yaitu 4,3%

dibandingkan 2010, rasio ini menurun

Page 78: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

[\ ]^_`ab^c d_efegh i jfhklmchb^c nhmo^fb^m^ p^mcl_^a q`mr^s^mg^

sebesar 3,68% pada tahun 2012

dibandingkan 2011, tahun 2013 rasio ini

menurun yaitu 5,76% dibandingkan

2012 tetapi tahun 2014 rasio ini

meningkat sebesar 9,94% dibandingkan

2013.

8. Rasio Liabilitas terhadap

Ekuitas(Debt to Equity Ratio)

Rasio Liabilitas terhadap Ekuitas yaitu

mengukur jumlah relatif dari dana yang

berasal dari pinjaman terhadap modal

sendiri. Hasil Rasio Liabilitas terhadap

Ekuitas PT Pertamina (Persero) yaitu

tahun 2009 (27,57%), 2010 (45,74%),

2011 (55,15%), 2012 (67,05%), 2013

(89,30%), 2014 (98,98%). Pertumbuhan

rasio liabilitas terhadap ekuitas sebagai

berikut : tahun 2010 rasio liabilitas

terhadap ekuitas meningkat sebesar

65,9% dibandingkan 2009, rasio ini

meningkat yaitu 20,57% pada tahun

2011 dibandingkan 2010, tahun 2012

rasio ini meningkat yaitu 21,58%

dibandingkan tahun 2011, terjadi

peningkatan rasio ini sebesar 33,18%

pada tahun 2013 dibandingkan 2012 dan

tahun 2014 rasio liabilitas terhadap

ekuitas meningkat 10,84% dibandingkan

tahun 2013.

9. Rasio Liabilitas terhadap Aset (Debt to

Assets Ratio)

Rasio Liabilitas terhadap Aset yaitu

menunjukkan mengukur jumlah relatif

dari dana yang berasal dari utang

terhadap aset. Selama enam tahun hasil

rasio liabilitas terhadap aset PT

Pertamina (Persero) : tahun 2009

(12,94%), 2010 (17,83%), 2011

(20,86%), 2012 (24,75%), 2013

(31,15%), 2014 (35,07%). Pertumbuhan

rasio ini sebagai berikut : terjadi

peningkatan rasio liabilitas terhadap aset

sebesar 37,79% pada tahun 2010

dibandingkan 2009, rasio ini meningkat

16,99% pada tahun 2011 dibandingkan

2010, tahun 2012 rasio liabilitas

terhadap aset naik sebesar 18,65%

dibandingkan 2011, tahun 2013 rasio ini

meningkat 25,86% dibandingkan 2012

dan tahun 2014 rasio ini naik sebesar

12,58% dibandingkan 2013.

10. Rasio Laba (Rugi) terhadap Jumlah

Aset (Return On Asset/ROA)

Rasio Laba (Rugi) terhadap Jumlah Aset

yaitu menunjukkan efektivitas

manajemen dalam menghasilkan laba

dari jumlah aktiva yang digunakan.

Hasil rasio laba-rugi terhadap jumlah

Page 79: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

tu vwxyz{w| }x~�~�� � ������|�{w| ����w�{w�w �w�|�xwz �y��w�w��w

aset PT Pertamina (Persero) yaitu tahun

2009 (4,65%), 2010 (6,02%), 2011

(6,87%), 2012 (6,70%), 2013 (6,16%),

2014 (2,99%). Perkembangan ROA

berikut ini : tahun 2010 ROA meningkat

sebesar 29,46% dibandingkan 2009,

tahun 2011 ROA meningkat 14,12%

dibandingkan 2010, tahun 2012 ROA

menurun 2,47% dibandingkan 2011,

tahun 2013 ROA menurun sebesar

8,06% dibandingkan 2012 dan tahun

2014 ROA menurun drastis sebesar

51,46% dibandingkan 2013.

9. Rasio Laba (Rugi) terhadap

Pendapatan

Rasio Laba (Rugi) terhadap Pendapatan

yang menunjukkan efektivitas

manajemen dalam menghasilkan laba

perusahaan terhadap penjualan dan

pendapatan lainnya. Hasil rasio laba-

rugi terhadap pendapatan PT Pertamina

(Persero) yaitu tahun 2009 (4,44%),

2010 (3,80%), 2011 (3,56%), 2012

(3,87%), 2013 (4,28%), 2014 (2,12%).

Perkembangan rasio laba (rugi) terhadap

pendapatan pada tahun 2010 menurun

sebesar 14,41% dibanding-kan 2009,

rasio ini menurun sebesar 6,32% pada

tahun 2011 dibandingkan 2010, tetapi

rasio ini meningkat sebesar 8,71% pada

tahun 2012 dibandingkan 2011, tahun

2013 rasio ini meningkat yaitu 10,59%

dibandingkan 2012, namun tahun 2014

rasio ini mengalami penurunan secara

drastis sebesar 50,47% dibandingkan

2013.

PENUTUP

PT Pertamina (Persero) terus

berupaya meningkatkan hasil kinerjanya

baik kinerja operasional maupun kinerja

keuangan melalui strategi “aggressive

upstream, profitable downstream“.

Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia,

mengelola tantangan menjadi sebuah

kesempatan, juga menerapkan strategi

efisiensi dan optimalisasi produksi. Disisi

lain, kinerja yang optimal terus

dikembangkan, sejalan dengan penguatan

kinerja tata kelola perusahaan yang baik

(good corporate governance/GCG).

Naiknya produksi minyak mentah dan

akuisisi aset Murphy Oil Corp. di Malaysia

merupakan salah satu pencapaian yang baik

tahun 2014. Selain itu, Pertamina diakui

oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

telah berhasil mengendalikan gratifikasi,

sehingga langkah perusahaan akan semakin

cepat. Pertamina mengangkat tema

Page 80: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� �������� ������� � �����������  ��¡������ ¢������� £��¤�¥����

“Inspiring Indonesia to the World“ pada

Laporan Tahunan 2014 untuk mengiringi

laju pergerakan isu energi global dan

berbagi inspirasi sebagai penyedia energi.

Pertamina sudah memiliki sertifikasi

nasional dan internasional sebagai dasar

melaksanakan operasinya dan juga

menerima banyak penghargaan baik

nasional maupun internasional sebagai

pengakuan prestasinya yang mendunia.

Kinerja Keuangan dan Kinerja

Operasional Pertamina cukup memuaskan,

meskipun masih ada pencapaian yang belum

sesuai harapan. Secara keseluruhan

perkembangan Kinerja Keuangan dan

Kinerja Operasi PT Pertamina (Persero)

cenderung meningkat selama tahun 2009 -

2014. Selanjutnya hasil analisis ini akan

menjadi acuan untuk lebih meningkatkan

capaian yang lebih baik pada tahun 2015

dan masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Auerbach, Robert D.;Money, Banking andFinancial Markets, Third Edition,Macmillan Publishing Co., NewYork – USA, 1989.

Eitman, David K, et al; MultinationalBusiness Finance, 8thEdition,Addison-Wesley PublishingCo.,California-USA,1998.

Eitman, David K, et al; MultinationalBusiness Finance, 9thEdition,Addison-Wesley PublishingCo.,California - USA, 2001.

Eiteman, David K., et.al.,MultinationalBusiness Finance, Book 1st and 2nd,9th edition, Addison-WesleyPublishing Co.,Inc., New Jersey,2005.

Fabozzi, Frank J.;Investment Management,Prentice Hall, Inc.A.Simon &Schusterr Co., New Jersey-USA,1995.

Libby, Robert et. al;Financial Accounting,2nd ed., McGraw-Hill Co., NewYork – USA, 1998.

Martono and D. Agus Harjito;FinancialManagement,1st ed., Ekonisia-FEUII, Yogyakarta-Indonesia, 2007.

Miller, Roger LeRoy and Pulsinelli, RobertW.; Modern Money and Banking,Second Edition, McGraw-Hill BookCompany,New York– USA, 1989.

Mudrajad Kuncoro;International FinancialManagement, 1st ed., BPFE-Yogyakarta Indonesia, 1997.

PT. Pertamina (Persero);Laporan Tahunan2009 – 2014, Pertamina, Jakarta,2009– 2014.

Reilly, Frank K. and Brown, Keith C.;Investment Analysis and PortofolioManagement, Fifth Edition, TheDryden Press, Philadelphia-USA,1997.

Page 81: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

¦¦ §¨©ª«¬¨­ ®©¯°¯±² ³ ´°²µ¶·­²¬¨­ ¸²·¹¨°¬¨·¨ º¨·­¶©¨« »ª·¼¨½¨·±¨

Salvatore, Dominick; InternationalEconomics,Book 2nd,9th edition, JohnWiley& Sons, Inc., New York, USA,2007.

Sentanoe Kertonegoro, Analisa danManajemen Investasi, Widya Press,Jakarta, 2005.

Sharpe, William F. et al;Investment, 5th ed.,Prentice Hall, Inc. New Jersey–USA, 1995.

Sharpe, William F. et al;Investment, Book1th and 2nd, Prentice Hall(Singapore)Pte.Ltd., 1997.

Sri Handaru Yuliati and Handoyo Prasetyo;International FinancialManagement, 1st ed., Andi Publisher,Yogyakarta-Indonesia, 1998.

Suad Husan;Financial Management, Book1th and 2nd, 4th ed., BPFE-Yogyakarta Indonesia, 1997.

Van Horne, James C. and Wachowicz, Jr.John M.; Princip of FinancialManagement, 9th ed., Prentice HallInc., New Jersey - USA, 1995.

Van Horne, James C.and Wachowicz, Jr.John M.;Financial ManagementandPolicy, Eleventh-InternationalEdition, Prentice Hall Inc., NewJersey-USA, 1998.

Page 82: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

-PROGRESS

¾¾ ¿ÀÁÂÃÄÀÅ ÆÁÇÈÇÉÊ Ë ÌÈÊÍÎÏÅÊÄÀÅ ÐÊÏÑÀÈÄÀÏÀ ÒÀÏÅÎÁÀÃ ÓÂÏÔÀÕÀÏÉÀ

KEDUDUKAN HAK CIPTA DALAM MEWUJUDKAN HAK EKONOMISEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN TERHADAP

INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS

Indah Sari0

Abstract

This research aimed at analysing how copyrights could bring about economicrights for innovators and authors. In addition of generating economic rights, copyrightsalso protecting intellectual property rights. As we know, intellectual property rights isrights obtained from one’s thoughts or ideas, and it has economical values for the

innovator and/or author. As it consequence, people required to get license from andgrant royalty to the innovator and/or author when they need to gain further theseeconomic values. This condition also valid to the copyrights as contained in law no. 28 of2014 on Copyrights. Research here focused on economic rights of copyrights; what kindof economic advantages would gained by the innovator and/or author of his/her creation

Keywords: Copyrights, Economic Rights, Intellectual Property Rights

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara kepulauan

memiliki keanekaragaman seni dan budaya

yang sangat kaya. Hal itu sejalan dengan

keanekaragaman etnik, suku bangsa, dan

agama yang secara keseluruhan merupakan

potensi nasional yang perlu dilindungi.

Kekayaan seni dan budaya itu salah satu

sumber dari karya intelektual yang dapat

dan perlu dilindungi oleh undang-undang.

Kekayaan itu tidak semata-mata untuk

seni dan budaya itu sendiri, tetapi dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan

kemampuan di bidang perdagangan dan

industri yang melibatkan para Pencipta.

Dengan demikian, kekayaan seni dan

budaya yang dilindungi itu dapat

meningkatkan kesejahteraan tidak hanya

bagi para Penciptanya saja, tetapi juga bagi

bangsa dan negara.1 Kekayaan seni, budaya

dan juga teknologi yang merupakan karya

intelektual manusia haruslah mendapatkan

payung hukum yang jelas dan tegas.

Hukum tidak dapat berkembang tanpa

dukungan ekonomi yang tumbuh, tetapi,

perekonomian tidak akan tumbuh dan

berkembang jika hukum tidak mampu

menjamin keadilan yang pasti dan kepastian

yang adil. Demikian pula tanpa stabilitas

politik dan derajat kebebasan yang teratur,

dinamika perekonomian tidak akan

1Lihat lebih lanjut Penjelasan Umum Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta pada KitabUndang-Undang HaKI (Hak Kekayaan Intelektual),Fokusmedia, Bandung, 2013, hal.2.

0 Dosen Tetap FH Unsurya dan aktif (LKBH) Unsurya serta

anggota (ADI) [email protected]

Page 83: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

63 Ö×ØÙÚÛ×Ü ÝØÞßÞàá â ãßáäåæÜáÛ×Ü çáæè×ßÛ×æ× é×æÜåØ×Ú êÙæë×ì×æà×

berkembang. Politik menyediakan tatanan

kehidupan bermasyarakat dan bernegara,

sekaligus membuka ruang untuk kebebasan.

Akan tetapi kebebasan yang dikembangkan

tersebut tentulah harus berada dalam pagar-

pagar atau mengikuti rambu-rambu hukum

yang menjamin keteraturan.2 Begitu juga

dengan keberadaaanIntellectual Property

Rights.

Intellectual Property Rights atau Hak

atas Kekayaan Intelektual (HaKI) atau HKI

pada prinsipnya adalah hasil pemikiran,

kreasi dan desain seseorang yang oleh

hukum diakui dan diberikan hak atas

kebendaan sehingga hasil pemikiran, kreasi

dan desain tersebut dapat diperjual belikan.

Dengan demikian, seseorang yang memiliki

Hak Kekayaan Intelektual dapat diberikan

royalti atau pembayaran oleh orang lain

yang memanfaatkan atau menggunakan

nakan Hak Kekayaan Intelektual tersebut.3

Dari sekian banyak ruang lingkup Hak

atas Kekayaan Intektual (HaKI) salah

satunya adalah keberadaan Hak Cipta. Hak

Cipta itu sendiri merupakan Hak Eksklusif

Pencipta yang timbul secara otomatis

berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu

Ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata

tanpa mengurangi pembatasan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-

2 Jimly Asshiddiqie,Konstitusi Ekonomi, PenerbitKOMPAS, Jakarta, 2010, hal.16.3 Zaeni Ashadie,Hukum Bisnis Prinsip DanPelaksanaannya di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2012,hal.215

undangan.4 Keberadaan Hak Cipta haruslah

mendapatkan dasar hukum yang jelas dan

tegas agar si Pencipta dengan karya

Ciptaannya memang dilindungi oleh

Undang-Undang. Maka seseorang atau

beberapa orang dengan tidak mudah

mengambil, atau meniru Ciptaan si Pencipta

tadi. Inilah kegunaan hukum bagi

keteraturan ekonomi. Hak Cipta itu sendiri

secara otomatis mengandung Hak Ekonomi

atau nilai ekonomi bagi si Penciptanya

selain Hak Moral yang melekat pada Hak

Cipta. Si Pencipta bebas dan berhak untuk

menikmati nilai ekonomi/keuntungan

ekonomi dari Ciptaannya, dan jika orang

lain ingin menikmati nilai ekonomi tersebut

tentu ada aturan main yang jelas

sebagaimana dirumuskan dalam Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak

Cipta.

Adapun dasar pertimbangan

dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014 tentang Hak Cipta adalah5 :

bahwa Hak Cipta merupakan kekayaan

intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni

dan sastra yang mempunyai peranan

4 Lihat Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun2014 tentang Hak Cipta.5 Lihat lebih lanjut dasar pertimbangan diundangkannyaUndang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

Page 84: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

íî ïðñòóôðõ öñ÷ø÷ùú û üøúýþÿõúôðõ �úÿ�ðøôðÿð �ðÿõþñðó �òÿ�ð�ðÿùð

strategis dalam mendukung pembangunan

bangsa dan memajukan kesejahteraan umum

sebagaimana diamanatkan oleh Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Karena perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, seni dan sastra sudah demikian

pesat sehingga memerlukan peningkatan

perlindungan dan jaminan kepastian hukum

bagi Pencipta, Pemegang Hak Cipta, dan

pemilik Hak Terkait.

Berdasarkan uraian diatas akhirnya

penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut

ruang lingkup Hak Cipta dan seberapa besar

Kedudukan Hak Cipta dalam mewujudkan

Hak Ekonomi. Akhirnya penulis mengambil

judul penelitian ini “KEDUDUKAN HAK

CIPTA DALAM MEWUJUDKAN HAK

EKONOMI SEBAGAI UPAYA

PERLINDUNGAN TERHADAP

INTELLECTUAL PROPERTY

RIGHTS”

RUMUSAN MASALAH

a. Apa saja ruang lingkup dari Hak

Cipta?

b. Bagaimana kedudukan Hak Cipta

dalam mewujudkan Hak Ekonomi

sebagai upaya perlindungan terhadap

Intellectual Property Rights?

METODOLOGI PENELITIAN

Menurut Soerjono Soekamto, metode

adalah proses, prinsip-prinsip dan tata cara

memecahkan suatu masalah, sedangkan

penelitian adalah pemeriksaan secara hati-

hati, tekun dan tuntas terhadap suatu gejala

untuk menambah pengetahuan manusia.

Maka metode penelitian dapat diartikam

sebagai proses, prinsip-prinsip dan tatacara

untuk memecahkan masalah yang dihadapi

dalam melakukan penelitian.6

Adapun jenis penelitian ini adalah

penelitian yuridis normatif maksudnya

adalah penelitian yang berdasarkan sumber

data sekunder saja yakni peraturan

perundang-undangan, keputusan-keputusan

pengadilan, teori-teori hukum, konsep

hukum dan pandangan sarjana hukum yang

terkemuka.7 Dalam teknik analisis data

penulis menggunakan metode kualitatif

yaitu data yang telah dikumpul kemudian

diolah dan dianalisis dengan metode

kualitatif. Penggunaan metode kualitatif

karena data yang diolah adalah data

sekunder dengan deskriptif analisis.

Melakukan analisis hanya sampai taraf

deskripsi saja yaitu menganalisis dan

menyajikan fakta secara sistematis sehingga

lebih mudah dipahami dan kemudian dapat

ditarik suatu kesimpulan.

6 Soerjono Soekamto,Pengantar Penelitian Hukum, UIPress, Jakarta, 1986, hal.67 Suratman, Philips Dillah,Metode Penelitian Hukum,Alfabeta, Bandung, 2012, hal.11

Page 85: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� ��� � ������ �������� � ����� � ����� �������

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengkaji dan menganalisis

lebih dalam apa yang dimaksud

dengan Hak Cipta, ruang lingkup Hak

Cipta, subjek Hak Cipta dan dasar

hukum Hak Ciptaa

2. Untuk meneliti kajian yang lebih

dalam lagi bagaimana peranan Hak

Cipta dalam mewujudkan Hak

Ekonomi bagi Pencipta dalam upaya

melakukan perlindungan terhadap

Intellectual Property Rights (Hak atas

Kekayaaan Intelektual), dan juga akan

dikaji Hak-Hak Ekonomi apa saja

yang diatur dalam Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak

Cipta.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PERAN INDONESIA

DALAM TRIPs SEBAGAI

AGENDA WTO

Sistem ekonomi pasar dengan

cirinya Persaingan Sehat (fair competition)

merupakan tujuan agenda global WTO

(World Trade Organization). Indonesia

sebagai salah satu anggota WTO secara

proaktif mendukung pencapaian Persaingan

Sehat yang diyakini merupakan suatu

persyaratan mutlak untuk menstimulasi

kegiatan ekonomi. Persaingan Sehat

dipercaya mampu menjadi penggerak

kegiatan ekonomi karena hal tersebut

menjamin kemungkinan kebebasan yang

lebih luas dari tindakan bagi semua.

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual atau

Intellectual Property Rights sebagai hak

kepemilikan pribadi (private property)

menjadi elemen yang krusial dari kebijakan

perdagangan proses industri. Guna

memahami gejala dan aspek ekonomi yang

terkait dengan kebijakan perdagangan serta

mengkaitkannya dengan struktur

internasional atau secara khusus dinamika

hubungan ekonomi internasional, maka

perlindungan Hak Kekayaan Intelektual

tidak dapat diabaikan.8

Perhatian terhadap Hak Kekayaan

Intelektual dalam perdagangan internasional

sangat besar. Hal ini terbukti dengan adanya

perundingan di Jenewa pada September

1990 Intellectual Property in Business

Briefing mendiskusikan masalah tersebut,

yang kini dikenal denganTRIPs atauTrade

Related Aspects of Intellectual Property

Rights (Aspek-Aspek Dagang yang terkait

dengan Hak Kekayaan Intelektual). Menurut

penjelasan Undang-Undang Nomor 7 tahun

1994 tentang pengesahanAgreement

Establising the World Trade Organization

8 Nasution, Rahmi Jened Parinduri,Interface HukumKekayaan Intelektual dan Hukum Persaingan(Penyalahgunaan HKI), Rajawali Pers, Jakarta, 2013, 52-54

Page 86: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

80 ��!"#$�% &!'(')* + ,(*-./%*$�% 0*/1�($�/� 2�/%.!�# 3"/4�5�/)�

(Persetujuan Pembentukan Organisasi

Perdagangan Dunia) perundingan ini

bertujuan untuk:

1. Meningkatkan perlindungan terhadap

Hak Kekayaan Intelektual dari produk-

produk yang diperdagangkan

2. Menjamin prosedur pelaksanaan Hak

Kekayaan Intelektual yang tidak

menghambat kegiatan perdagangan.

3. Merumuskan aturan serta disiplin

mengenai pelaksanaan perlindungan

terhadap Hak Kekayaan Intelektual.

4. Mengembangkan prinsip, aturan, dan

mekanisme kerjasama internasional

untuk menangani perdagangan barang-

barang hasil pemalsuan atau

pembajakan atas Hak atas Kekayaan

Intelektual.9

Trade Related Aspects of Intellectual

Property Rights sendiri menekankan sistem

Hak Kekayaan Intelektual dimaksud untuk

“contribute to the promotion of technology,

to the mutual advantage of producers and

users of technological knowledge an in a

manner conductive to social and ecomonic

welfare, and to a balance of rights and

obligations”. Kesemuanya tetap

memperhatikan berbagai upaya yang telah

9 Muhammad Djumhana, R. Djubaedillah,Hak MilikIntelektual Sejarah, Teori, dan Praktiknya di Indonesia, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014, hal.4-5

dilakukan olehWorld Intellectual Property

Organization (WIPO).10

Gambaran di atas menunjukan bahwa

Hak Kekayaan Intelektual telah menjadi

bagian terpenting suatu negara untuk

menjaga keunggulan industri

perdagangannya, diakui bahwa pertumbuhan

ekonomi suatu negara banyak bergantung

pada perdagangannya, yang pada akhirnya

ditentukan pula oleh keunggulan

komparatif yang dimilkinya. Sementara itu

keunggulan komparatif banyak bergantung

pada kemampuan teknologinya, yang salah

satu unsurnya adalah pada bidang cakupan

Kekayaan Intelektual. Jadi, Kekayaan

Intelektual marupakan salah satu bagian

sangat strategis dalam kegiatan ekonomi

suatu negara pada saat ini.11

Berdasarkan uraian di atas sebagai

sebuah Negara besar dan mempunyai

pergaulan internasional yang luas akhirnya

Indonesia telah ikut serta dalam pergaulan

masyarakat dunia dengan menjadi anggota

dalam Agreement Establishing the World

Trade Organization (Persetujuan

Pembentukan Organisasi Perdagangan

Dunia) yang mencakup pulaAgreement on

Trade Related Aspects of Intellectual

Property Rights (Persetujuan tentang Aspek-

Aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual,

selanjutnya disebutTRIPs, melalui Undang-

10 Ibid, hal.511 Ibid, hal.5

Page 87: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

81 6789:;7< =8>?>@A B C?ADEF<A;7< GAFH7?;7F7 I7F<E87: J9FK7L7F@7

Undang Nomor 7 Tahun 1994. Selain itu

Indonesia juga meratifikasi Berne

Convention for the Protection of Artistic

and Literary Works (Konvensi Berne

tentang Perlindungan Karya Seni dan

Sastra) melalui Keputusan Presiden Nomor

18 Tahun 1997 danWorld Intellectual

Property Organization Copyrights Treaty

(Perjanjian Hak Cipta WIPO/World

Intellectual Property Organization),

selanjutnya disebut WCT, melalui

Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun

1997.12

B. PERLINDUNGAN TERHADAP

INTELLECTUAL PROPERTY

RIGHTS

Hak Kekayaan Intelektual atau

disingkat dengan “HKI” atau akronim

“HaKI” adalah padanan kata yang biasa

digunakan untuk Intellectual Property

Rights (IPR) yakni hak yang timbul bagi

hasil olah pikir otak yang menghasilkan

suatu produk atau proses yang berguna

untuk manusia. Pada intinya HKI atau

HaKI adalah hak untuk menikmati secara

ekonomis hasil dari suatu kreativitas

intelektual. Objek yang diatur dalam HKI

12 Lihat lebih lanjut Penjelasan Umum Undang-Undangtentang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 dalam KitabUndang-Undang HaKI (Hak Kekayaan Intelektual) FokusMedia, Bandung, 2013, hal. 2 dan 3. Baca juga Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 serta Keputusan PresidenNomor 18 Tahun 1997.

adalah karya-karya yang timbul atau lahir

karena kemampuan intelektual manusia.13

Hak Kekayaan Intelektual ini

(Intellectual Property Rights (IPR) baru ada

jika kemampuan intelektual manusia telah

membentuk sesuatu, baik yang bisa dilihat,

didengar, dibaca, maupun digunakan secara

praktis. David I. Bainbridge mengatakan

bahwa:

“Intellectual Property is the

collective nama given to legal rights which

protect the product of the human intellect.14

The term intellectual property seem to be

the best available to cover that body of legal

rights which arise from mental and artistic

endeavour.”15

Dari uraian diatas kita dapat menyimpulkan

bahwa Hak Kekayaan Intelektual ini

merupakan hak yang berasal dari hasil

kegiatan kreatif suatu kemampuan daya

pikir manusia yang diekspresikan kepada

kalayak umum dalam berbagai bentuknya,

yang memiliki manfaat serta berguna dalam

menunjang kehidupan manusia, juga

memiliki nilai ekonomi. Bentuk nyata dari

kemampuan karya intelekktual tersebut

13 Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, BukuPanduan Hak Kekayaan Intelektual, Tangerang, 2005, hal.314 David I. Bainbridge, 1990, Computers and the Law,Cetakan Pertama, London: Pitman Publishing. H.715 John F. Williams, 1986, A Manager’s Guide to Patent,

Trade Marks & Copyright, Cetakan Pertama, London:Kogan Page, h.11

Page 88: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

82 MNOPQRNS TOUVUWX Y ZVX[\]SXRNS ^X]_NVRN]N `N]S\ONQ aP]bNcN]WN

bisa dibidang teknologi, ilmu pengetahuan,

ataupun seni dan sastra.16

Hak kekayaan intelektual adalah hak

kebendaan, hak atas sesuatu benda yang

bersumber dari hasil kerja otak, hasil kerja

rasio. Hasil dari pekerjaan rasio manusia

yang bernalar. Hasil kerja itu berupa benda

immateril. Benda yang tidak berwujud. Kita

ambil misalnya karya cipta lagu. Untuk

menciptakan alunan nada (irama) diperlukan

pekerjaan otak. Hasil kerja otak dirumuskan

sebagai intelektualitas. Begitulah ketika

irama lagu tadi tercipta berdasarkan hasil

kerja otak, ia dirumuskan sebagai Hak atas

Kekayaan Intelektual (Intellectual Property

Rights). Berbeda misalnya hasil kerja fisik,

petani mencangkul, menanam menghasilkan

buah-buahan. Buah-buahan tadi adalah hak

milik juga tetapi hak milik materil. Hak

milik atas benda yang berwujud.17

Jika ditelusuri lebih lanjut Hak atas

Kekayaan Intelektual sebenarnya

merupakan bagian dari benda yang tidak

berwujud (benda immateril). Benda dalam

kerangka hukum perdata dapat

diklasifikasikan ke dalam berbagai

kategori, salah satu diantara kategori itu,

adalah pengelompokan benda ke dalam

klasifikasi benda berwujud dan benda yang

16 Muhammad Djumhana, R. Djubaedillah, Op.Cit, 2014,hal.17-1817 H. O.K.Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual(Intellectual Property Rights), Rajawali Pers, Jakarta, 2004,hal. 9-10

tidak berwujud18. Untuk hal ini dapat dilihat

batasan benda yang dikemukan dalam pasal

499 KUH Perdata19, yang berbunyi : benda

ialah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang

dapat dikuasai oleh Hak Milik.20

Bagaimanakah sistem HKI? Sistem

HKI merupakan hak privat (private rights).

Disinilah ciri khas HKI. Seseorang bebas

untuk mengajukan permohonan atau

mendaftarkan karya intelektualnya atau

tidak. Hak eksklusif yang diberikan Negara

kepada individu pelaku HKI (inventor,

pencipta, pendesain dan sebagainya), tiada

lain dimaksudkan sebagai penghargaan atas

hasil karya (kreativitasnya) dan agar orang

lain terangsang untuk dapat lebih lanjut

mengembangkannya lagi. Sehingga dengan

sistem HKI tersebut kepentingan masyarakat

ditentukan melalui mekanisme pasar.

Disamping itu sistem HKI menunjang

diadakannya sistem dokumentasi yang baik

atas segala bentuk kreativitas manusia

sehingga kemungkinan dihasilkannya

teknologi atau hasil karya lainnya yang

sama dapat dihindar/cegah. Dengan

dukungan dokumentasi yang baik tersebut,

diharapakan masyarakat dapat

memanfaatkannya dengan maksimal untuk

keperluan hidupnya atau

18 Baca Salim H, Pengantar Huku Perdata Tertulis (BW),Sinar Grafika, Jakarta. 2005 Baca tentang “Hukum

Benda”hal 89-110.19 Lihat lebih lanjut pasal 499 Kitab Undang-UndangHukum Perdata20 H. O.K Saidin, Op.Cit, 2004, hal. 11

Page 89: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

83 defghiej kflmlno p qmorstjoiej uotvemiete wetjsfeh xgtyezetne

mengembangkannya lebih lanjut untuk

memberikan nilai tambah yang lebih tinggi

lagi.21

Adapun pengelompokan Hak atas Kekayaan

Intelektual (Intellectual Property Rights)

adalah sebagai berikut:22

1. Hak Cipta (Copy Rights)

2. Hak Milik (baca: hak kekayaan)

Perindustrian (Industrial Property

Rights)

Hak Cipta sebenarnya dapat lagi

diklasifikasikan ke dalam dua bagian yaitu:

1. Hak Cipta dan

2. Hak yang berkaitan (bersempadan)

dengan Hak Cipta (neighbouring rights)

Selanjutnya hak atas kekayaan perindustrian

dapat diklasifikasikan lagi menjadi:

1. Patent (Paten)

2. Utility Models (Model Rancang

Bangun) atau dalam hukum Indonesia

dikenal dengan istilah paten sederhana

(simple patent)

3. Industrial Design (Desain Industri)

4. Trade Merk (Merek Dagang)

5. Trade Names ( Nama Niaga atau Nama

Dagang)

6. Indication of Source or Appelation of

Origin (Sumber tanda atau sebutan)

Pengelompokan hak atas kekayaan

perindustrian seperti tertera diatas

21 Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Op.Cit,2005, hal.322 H.O.K Saidin, Op.Cit, 2004, hal.13-15.

didasarkan padaConvention Establising

The World Intellectual Property

Organization. Dalam beberapa literatur

bidang kekayaan perindustrian yang

dilindungi tersebut masih ditambah lagi

beberapa bidang lain yaitu:trade secret,

service mark, dan unfair competition

protection.Sehingga hak atas kekayaan

perindustrian itu dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

1. Patent

2. Utility Models

3. Industrial Designs

4. Trade Secrets

5. Trade Marks

6. Service Marks

7. Trade Names or Commercial Names

8. Appelations of Origin

9. Indications of Origin

10. Unfair Competition Protection.

Berdasarkan kerangka WTO/TRIPs

(World Trade Organization/Trade Related

Aspects of Intellectual Property Rights) ada

dua bidang lagi yang perlu ditambahkan

yakni:

1. Perlindungan Varietas Baru Tanaman

2. Integrated Circuits (rangkaian

elektronika terpadu).

Dari perkembangan yang ada kini

pengaturan Hak Kekayaan Intelektual

menempatkan undang-undang tidak semata-

mata bersifat tambahan, tetapi juga pembuat

Page 90: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

84 {|}~��|� �}����� � ���������|� ����|��|�| �|���}|� �~��|�|��|

undang-undang telah bermaksud untuk

memberikan sutu ketentuan yang lebih

bersifat memaksa. Namun pengaturan

tersebut masih bertumpu pada sifat asli yang

ada pada Hak Kekayaan Intelektual tersebut,

diantaranya:23

a. Mempunyai jangka waktu terbatas Dalam

arti setelah masa perlindungannya, Ciptaan

(Penemuan) tersebut akan menjadi milik

umum. Namun ada pula yang setelah habis

masa perlindungannya bisa diperpanjang

terus, misalnya Hak Merek, tetapi ada juga

yang perlindungannya hanya bisa

diperpanjang satu kali dan jangka waktunya

tidak sama lamanya dengan jangka waktu

perlindungan pertama, contoh Hak Paten.

b. Bersifat eksklusif dan mutlak

Maksudnya bahwa hak tersebut dapat

dipertahankan terhadap siapapun. Yang

mempunyai hak itu dapat menuntut terhadap

pelanggaran yang dilakukan oleh siapapun.

Si pemilik/pemegang Hak Kekayaan

Intelektual mempunyai suatu hak

monopoli, yaitu dia dapat mempergunakan

haknya dengan melarang siapapun tanpa

persetujuannya membuat ciptaan/penemuan

ataupun menggunakannya.

c. Bersifat Mutlak yang bukan kebendaan

23 Muhammad Djumhana, R Djubaedillah, Op.Cit, 2014. hal.19-20

Adapun prinsip-prinsip yang terkandung

dalam Hak atas Kekayaan Intelektual

(Intellectual Property Rights) adalah:24

a. Prinsip keadilan (the principle of

natural justice)

Pencipta sebuah karya atau orang lain yang

bekerja membuahkan hasil dari kemampuan

intelektualnya, wajar memperoleh imbalan.

Imbalan tersebut dapat berupa materi

ataupun bukan materi, seperti adanya rasa

aman karena dilindungi dan diakui atas hasil

karyanya.

b. Prinsip ekonomi (the economic

argument)

Prinsip ekonomi Hak Kekayaan Intelektual

ini merupakan hak yang berasal dari hasil

kegiatan kreatif suatu kemampuan daya

pikir manusia yang diekpresikan kepada

khalayak umum dalam berbagai bentuk,

yang memilki manfaat serta berguna dalam

menunjang kehidupan manusia. Hak

Kekayaan Intelektual merupakan suatu

bentuk kekayaan bagi pemiliknya. Dari

kepemilikannya seseorang akan

mendapatkan keuntungan, misalnya dalam

bentuk pembayaranroyalty atau technical

fee.

c. Prinsip kebudayaan (the culture

argument)

Kita mengonsepsikan bahwa karya manusia

itu pada hakikatnya bertujuan untuk

24 Ibid, hal. 21-22.

Page 91: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

85 �������� ������� � ��� ¡¢����� £�¢¤����¢� ¥�¢�¡��� ¦�¢§�¨�¢��

memungkinkannya hidup. Selanjutnya dari

karya itu pula akan timbul suatu gerak hidup

yang harus menghasilkan lebih banyak

karya lagi. Dengan konsepsi demikian maka

pertumbuhan dan perkembangan ilmu

pengetahuan, seni, dan sastra sangat besar

artinya bagi peningkatan taraf kehidupan,

peradaban dan martabat manusia.

d. Prinsip sosial (the social argument)

Hak apapun yang diakui oleh hukum dan

diberikan kepada perseorangan atau kepada

persekutuan atau kesatuan lain, tidak boleh

diberikan semata-mata untuk memenuhi

kepentingan perseorangan, persekutuan atau

kesatuan itu saja, tetapi juga pemberian hak

kepada perseorangan, persekutuan/kesatuan

itu diberikan dan diakui oleh hukum. Hal

ini disebabkan dengan diberikannya hak

tersebut kepada perseorangan, persekutuan

atau kesatuan hukum itu, kepentingan

seluruh masyarakat akan terpenuhi.

C. RUANG LINGKUP HAK CIPTA

Hak Cipta Sebagai Hak Kebendaan

Sebelum kita mengkaji lebih jauh

tentang keberadaan Hak Cipta sebagai Hak

Kebendaan, maka ada baiknya jika terlebih

dahulu kita uraikan apa sebenarnya yang

dimaksud dengan Hak Kebendaan. Dalam

bahasa Belanda Hak Kebendaan ini disebut

zakelijk recht. Prof. Sri Soedewi Masjchoen

Sofwan, memberikan rumusan tentang Hak

Kebendaan yakni:“hak mutlak atas suatu

benda dimana hak itu memberikan

kekuasaan langsung atas suatu benda dan

dapat dipertahankan terhadap siapapun”.

Rumusan bahwa Hak Kebendaan itu adalah

hak mutlak yang juga berarti hak absolut

yang dapat pertentangkan dengan hak

relatif, hak nisbi atau biasanya disebut juga

persoonlijk atau hak perorangan. Hak yang

disebut terakhir ini hanya dapat

dipertahankan terhadap orang tertentu, tidak

terhadap semua orang seperti hak

kebendaan.25

Ada beberapa ciri pokok yang

membedakan hak kebendaan dengan hak

relatif atau perorangan yaitu:26

1. Merupakan hak yang mutlak, dapat

dipertahankan terhadap siapapun juga

2. Mempunyai zaaksgevolg atau droit de

suite (hak yang mengikuti). Artinya hak itu

terus mengikuti bendanya dimanapun juga

(dalam tangan siapapun juga) benda itu

berada. Hak itu terus saja mengikuti orang

yang mempunyainya.

3. Sistem yang dianut dalam hak kebendaan

dimana terhadap yang lebih dahulu terjadi

mempunyai kedudukan dan tingkat yang

lebih tinggi dari pada yang terjadi

kemudian.

4. Mempunyai sifat droit de preference

(hak yang didahulukan)

25 H. OK. Saidin, Op.Cit, 2004, hal. 48-4926 Ibid, ha.l 49

Page 92: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

86 ©ª«¬­®ª¯ °«±²±³´ µ ¶²´·¸¹¯´®ª¯ º´¹»ª²®ª¹ª ¼ª¹¯¸«ª­ ½¬¹¾ª¿ª¹³ª

5. Adanya apa yang dinamakan gugat

kebendaan

6. Kemungkinan untuk dapat memindahkan

hak kebendaan itu dapat sepenuhnya

dilakukan.

Hak Cipta sebagai Hak Kekayaan Immateril

Yang dimaksud dengan hak kekayaan

immateril adalah suatu hak kekayaan yang

objek haknya adalah benda tidak berwujud

(benda tidak bertubuh). Dalam hal ini

banyak yang dapat dijadikan objek hak

kekayaan yang termasuk dalam cakupan

benda tidak bertubuh. Misalnya, hak

tagihan, hak yang ditimbulkan dari

penerbitan surat-surat berharga, hak sewa

dan lain-lain sebagainya. Hak kekayaan

immateril dirumuskan semua benda yang

tidak dapat dilihat atau diraba dan dapat

dijadikan objek hak kekayaan adalah

merupakan hak kekayaan immateril.27

Jika kita ingin memastikan tempat atau

kedudukan Hak Cipta itu sebagai hak

kekayaan immateril maka ada baiknya kita

lihat dulu rumusan pasal 499 KUH

Perdata.28 Pasal ini secara implisit (tersirat)

dan menunjukkan bahwa Hak Cipta itu

dapat digolongkan sebagai benda yang

dimaksud oleh pasal tersebut. Pasal 499

KUH Perdata memberikan batasan tentang

rumusan benda, menurut pasal tersebut

27 Ibid, hal.5228 Baca lebih lanjut Pasal 499 Kitab Undang-UndangHukum (KUH) Perdata

bahwa: menurut paham undang-undang

yang dinamakan benda ialah tiap-tiap

barang dan tiap-tiap hak yang dapat

dikuasai menjadi objek kekayaan

(property) atau hak milik. Rumusan ini

akan menempatkan Hak Cipta sebagai hak

yang merupakan bagian dari benda. Hak

Cipta menurut rumusan ini dapat dijadikan

objek Hak Milik, oleh karena itu, ia

memenuhi kriteria pasal 499 KUH Perdata.

Si Pemegang Hak Cipta dapat menguasai

Hak Cipta sebagai Hak Milik.29

Dasar Hukum Hak Cipta

Adapun peraturan Hak Cipta yang

pernah berlaku di Indonesia tertuang dalam:

a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982

tentang Hak Cipta

b. Undamg-Undang Nomor 7 Tahun 1987

tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta

c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997

tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta

sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1987.

d. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002

tentang Hak Cipta.

e. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta.

Apa itu Hak Cipta?

29 H. OK. Saidin, Op.Cit, hal. 52-53

Page 93: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

87 ÀÁÂÃÄÅÁÆ ÇÂÈÉÈÊË Ì ÍÉËÎÏÐÆËÅÁÆ ÑËÐÒÁÉÅÁÐÁ ÓÁÐÆÏÂÁÄ ÔÃÐÕÁÖÁÐÊÁ

Sebagaimana yang dirumuskan dalam

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

tentang Hak Cipta bahwa Hak Cipta adalah

Hak Eksklusif Pencipta yang timbul secara

otomatis berdasarkan prinsip deklaratif

setelah suatu Ciptaan diwujudkan dalam

bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan

sesuatu dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Hak Cipta terdiri atas Hak Ekonomi

(Economic Rights) dan Hak Moral (Moral

Rights). Hak Ekonomi adalah Hak untuk

mendapatkan manfaat ekonomi atas Ciptaan

serta produk terkait. Hak Moral adalah Hak

yang melekat pada diri Pencipta atau Pelaku

yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus

tanpa alasan apapun, walaupun Hak Cipta

atau Hak Terkait telah dialihkan,

Pencipta adalah seorang atau beberapa

orang yang secara sendiri-sendiri atau

bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan

yang bersifat khas dan pribadi.

Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta

dibidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra

yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan,

pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan,

atau keahlian yang diekspresikan dalam

bentuk nyata.

Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta

sebagai Pemilik Hak Cipta, pihak yang

menerima hak tersebut secara sah dari

Pencipta, atau pihak lain yang menerima

lebih lanjut dari pihak yang menerima

tersebut secara sah.

Ciptaan yang dilindungi oleh Hak Cipta

menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun

2014 tentang Hak Cipta.30

Adapun Ciptaan yang dilindungi meliputi

Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan,

seni, dan sastra, terdiri atas:

a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis

yang diterbitkan, dan semua hasil karya

tulis lainnya.

b. Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan

sejenis lainnya.

c. Alat peraga yang dibuat untuk

kepentingan pendidikan dan ilmu

pengetahuan

d. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa

teks.

e. Drama, drama musikal, tari, koreografi,

pewayangan dan pantomim

f. Karya seni rupa dalam segala bentuk

seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi,

seni pahat, patung atau kolase.

g. Karya seni terapan

h. Karya arsitektur

i. Peta

j. Karya seni batik atau seni motif lain

k. Karya Fotografi

l. Potret

m. Karya Sinematografi

30 Baca lebih lanjut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta

Page 94: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

88 ×ØÙÚÛÜØÝ ÞÙßàßáâ ã äàâåæçÝâÜØÝ èâçéØàÜØçØ êØçÝæÙØÛ ëÚçìØíØçáØ

n. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga

rampai, basis data, adaptasi, aransemen,

modifikasi, dan karya lain hasil

transformasi.

o. Terjemahan, adaptasi, aransemen,

tranformasi, atau modifikasi ekspresi

budaya tradisional.

p. Kompilasi Ciptaan atau data, baik

dalam format yang dapat dibaca dengan

Program Komputer maupun media

lainnya.

q. Kompilasi ekspresi budaya tradisional

selama kompilasi tersebut merupakan

karya yang asli

r. Permainan video

s. Program Komputer.

Hasil Karya yang Tidak Dilindungi

oleh Hak Cipta.Hasil karya yang tidak

dilindungi oleh Hak Cipta meliputi:

a. Hasil Karya yang belum diwujudkan

dalam bentuk nyata

b. Setiap ide, prosedur, sistem, metode,

konsep, prinsip, temuan atau data

walaupun telah diungkapkan,

dinyatakan, digambarkan, dijelaskan,

atau digabungkan dalam sebuah

Ciptaan.

c. Alat, benda, atau produk yang

diciptakan hanya untuk menyelesaikan

masalah teknis atau yang bentuknya

hanya ditujukan untuk kebutuhan

fungsional.

Tidak ada Hak Cipta atas hasil karya

berupa:

a. Hasil rapat terbuka lembaga negara

b. Peraturan perundang-undangan

c. Pidato Kenegaraan atau pidato pejabat

pemerintah

d. Putusan Pengadilan atau Penetapan

Hakim dan

e. Kitab Suci atau simbol keagamaan.

D. HAK EKONOMI BAGIAN DARI

HAK CIPTA

Di dalam Konstitusi kita yaitu Pasal

28H Ayat (4) UUD 1945

menyatakan”Setiap orang berhak

mempunyai hak milik pribadi dan hak milik

tersebut tidak boleh diambil alih sewenang-

wenang oleh siapapun”. Ketentuan Pasal 28

H Ayat (4) UUD 1945 pasca reformasi ini

mirip dengan rumusan Pasal 26 Ayat (2)

UUDS 1950, yaitu “Seorangpun tidak boleh

dirampas dengan semena-mena”. Namun

dalam Pasal 26 Ayat (3) UUDS ini

ditambahkan, “Hak milik itu adalah suatu

fungsi sosial”. Sedangkan dalam Pasal 28 H

UUD 1945 Pascareformasi, konsepsi hak

milik yang berfungsi sosial itu tidak ada

lagi. Dengan ketentuan bahwa hak milik

pribadi tidak dapat diambil oleh siapapun,

berarti konsepsi hak milik pribadi dalam

UUD 1945 bersifat mutlak, kecuali atas

ganti kerugian yang didasarkan atas

Page 95: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

89 îïðñòóïô õðö÷öøù ú û÷ùüýþôùóïô ÿùþ�ï÷óïþï �ïþôýðïò �ñþ�ï�ïþøï

transaksi yang bersifat sukarela.

Penggantian kerugian juga harus ditentukan

atas kesepakatan harga secara bersama.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

konsepsi hak milik dalam UUD 1945

mengalami liberalisasi dengan

meninggalkan unsur-unsur sosialisme dalam

fungsi hak milik.31

Hak Cipta yang merupakan bagian dari

Hak Milik Intelektual (Intellectual Property

Rights) otomatis mengandung Hak

Ekonomi di dalamnya karena dengan

Ciptaannya tersebut Pencipta akan

mendapatkan keuntungan atau menikmati

keuntungan atas Ciptaannya. Dan tidak

setiap orang bebas untuk menggunakan atau

menikamati Ciptaan si Pencipta tersebut

karena didalamnya ada nilai ekonomis yang

diperoleh dari olah pikir si Pencipta

sehingga Hak Cipta ini juga mengandung

unsur-unsur liberalisme.

Hak Cipta terdiri atas Hak Ekonomi

(economic rights) dan Hak Moral (moral

rights). Hak Ekonomi adalah hak untuk

mendapatkan manfaat ekonomi atas Ciptaan

serta hak yang terkait. Hak Moral adalah

hak yang melekat pada diri Pencipta atau

Pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau

dihapus tanpa alasan apapun, walaupun Hak

Cipta atau Hak Terkait telah dialihkan.32

31 Jimly Asshiddiqie, Op.Cit, hal, 265.32 Kitab Undang-Undang HAKI (Hak Kekayaan Intelektual),Fokusmedia, Bandung, 2013, hal. 3.

Hak Ekonomi dapat juga diberi istilah

denganFinancial Rights adalah hak yang

dimiliki oleh seorang Pencipta untuk

mendapatkan keuntungan atas Ciptaannya.

Hak Ekonomi ini pada setiap Undang-

Undang Hak Cipta selalu berbeda, baik

terminologinya, jenis hak yang meliputinya,

maupun ruang lingkup dari tiap jenis Hak

Ekonomi tersebut. Secara umum setiap

negara minimal mengenal dan mengatur

Hak Ekonomi tersebut meliputi jenis hak:33

a.Hak reproduksi atau penggandaan

b.Hak adaptasi

c. Hak distribusi

d. Hak pertunjukan

e. Hak penyiaran

f. Hak program kabel

g. Droit de suite (Hak yang mengikuti)

h. Hak pinjam masyarakat

a. Hak reproduksi atau penggandaan34

Hak Pencipta untuk menggandakan

Ciptaannya, ini merupakan penjabaran dari

Hak Ekonomi si Pencipta. Dalam istilah

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002

tentang Hak Cipta, Hak Reproduksi

termasuk dalam pengertian “mengumumkan

atau memperbanyak” sebagaimana yang

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)35. Dalam

pengertian umum, reproduksi sama dengan

33 Muhammad Djumhana, R.Djubaedillah, Op,Cit, 2014, hal79.34 Ibid, hal. 79-80.35 Lihat lebih lanjut Pasal 2 Ayat (1) Undang-UndangNomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

Page 96: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� ����� ������ ������ ��� ���������� ��� ��� ���������

perbanyakan, yaitu menambah jumlah suatu

Ciptaan dengan pembuatan yang sama, atau

menyerupai Ciptaan tersebut dengan

mempergunakan bahan-bahan yang sama,

termasuk mengalihwujudkan sesuatu

Ciptaan. Hak reproduksi ini juga mencakup

perubahan bentuk Ciptaan satu ke Ciptaan

lainnya, misalnya, rekaman musik,

pertunjukan drama, juga pembuatan duplikat

dalam rekaman suara dan film.

b.Hak Adaptasi36

Hak untuk mengadakan adaptasi dapat

berupa penerjemahan dari bahasa satu ke

bahasa yang lain, aransemen musik,

dramatisasi dari nondramatik, mengubah

menjadi cerita fiksi dari karangan non fiksi,

atau sebaliknya. Pengertian adaptasi pada

uraian diatas pada dasarnya berupa

modifikasi dari karya yang ada menjadi

karya lainnya, sebagai hasil eksplorasi atas

karya pertamanya dalam rangka

mengeksploitasi potensi yang dimilikinya

guna mendapatkan nilai tambah yang lebih

besar .

c.Hak distribusi37

Hak distribusi adalah hak yang dimiliki

Pencipta untuk menyebarkan pada

masyarakat setiap hasil ciptaannya.

Penyebaran tersebut dapat berupa bentuk

penjualan, penyewaan, atau bentuk lain

36 Muhammad Djumhana, R Djubaedillah, Op, Cit, 2014,hal. 8137 Ibid, hal.82

yang dimaksudkan agar Ciptaan tersebut

dikenal oleh masyarakat. Dalam hak ini

termasuk pula bentuk yang tercantum dalam

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000

tentang Hak Cipta Pasal 2 ayat (1)38

“mengumumkan atau memperbanyak”,

termasuk kegiatan menerjemah,

mengadaptasi, mengaransemen,

mengalihwujudkan, menjual, menyewakan,

meminjamkan, mengimpor, memamerkan,

mempertunjukan kepada publik,

menyiarkan, merekam, dan

mengkomunikasikan Ciptaan kepada publik

melalui sarana apapun.

d.Hak penampilan atauperfomance right.39

Hak ini dimiliki para pemusik, dramawan,

ataupun seniman lainnya yang karyanya

dapat terungkapkan dalam bentuk

pertunjukan. Pengaturan tentang hak

pertunjukan ini di kenal, baik dalam

Konvensi Berne (Konvensi tentang

perlindungan karya seni dan sastra) maupun

Konvensi Universal, bahkan diatur

tersendiri dalam sebuah Konvensi, yaitu

Konvensi Roma (Konvensi untuk bidang-

bidang yang terkait dengan Hak

38 Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000menyatakan bahwa Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagiPencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkanatau memperbanyak Ciptaannya yang timbul secaraotomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangipembatasan menurut peraturan perundang-undangan. Yangdimaksud dengan hak eksklusif adalah hak yang semata-mata diperuntukan bagi pemegangnya sehingga tidak adapihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izinpemegangnya.39 Muhammad Djumhana, R Djubaedillah, Op, Cit, 2014,hal. 84

Page 97: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� �!"#$%!& '"()(*+ , -)+./0&+%!& 1+02!)%!0! 3!0&/"!$ 4#05!6!0*!

Cipta/Neighbouring Rights, Related Rights).

Dengan pasti setiap perundang-undangan

Hak Cipta setiap negara akan mengaturnya.

Dalam Undang-Undang Hak Cipta

ditentukan bahwaperforming right adalah

Hak Esklusif dan dilindungi selama 28

tahun. Menurut Copinger,“pendaftaran

tidak diperlukan untuk mendapatkan

perlindungan bagi hak pertunjukan ini.

Peraturan yang berlaku sekarang di Inggris

untuk mengatur Hak Pertunjukan ini

adalahPerformers Protection Act 1958 dan

yang terakhir dikeluarkan tahun 1973.40

Yang dimaksud pertunjukan adalah

termasuk untuk penyajian kuliah, pidato,

khotbah, baik melalui visual maupun

presentasi suara, juga menyangkut

penyiaran film, dan rekaman suara pada

media televisi, radio, dan tempat lain yang

menyajikan tampilan tersebut41

e. Hak penyiaran (broadcasting right)42

Hak untuk menyiarkan bentuknya berupa

mentransmisikan suatu Ciptaan oleh

peralatan tanpa kabel. Hak penyiaran ini

meliputi penyiaran ulang dan mentransmisi

ulang. Ketentuan hak ini telah diatur baik

dalam Konvemsi Berne maupun Konvensi

Universal, juga konvensi sendiri misalnya

Konvensi Roma 1961 dan Konvensi Brussel

40 Ibid, hal 84 dikutip dari Copinger and Skone James,1980, Copyright, Cetaka keduabelas, London: Sweet&Maxwell, h.500041 Ibid, hal. 8442 Ibid, hal. 88

1974 yang dikenal denganRelating to the

Distribution of Programme Carryng Signals

Transmitted by Satelite. Hanya saja

dibeberapa negara, hak penyiaran ini masih

merupakan cakupan dari hak pertunjukan.

Menyiarkan sebagai bentuk hak

tersendiri dari bagian hak ekonomi adalah

suatu kegiatan dari pemilik hak cipta

termasuk menyewakan, melakukan

pertunjukan umum (public performance),

mengkomunikasikan pertunjukan langsung

(life perfomance), dan mengkomunikasikan

secara interaktif suatu karya rekaman

pelaku. Yang dimaksud dengan pelaku

adalah aktor, penyanyi, pemusik, penari atau

mereka yang menampilkan, memperagakan,

mempertunjukan. Menyanyikan,

menyampaikan, mendeklamasikan, atau

memainkan suatu karya musik, drama, tari,

sastra,folklore, atau karya seni lainya.43

f. Hak program kabel44

Hak ini hampir sama dengan hak penyiaran

hanya saja mentransmisikannya melalui

kabel. Dengan demikian, Pencipta atau

Pemegang Hak Cipta tidak dapat berdiri

sendiri dalam mengumumkan atau

menggandakan Ciptaannya, mereka harus

bekerja sama dengan lembaga/badan

penyiaran. Badan Penyiaran televisi

mempunyai suatu studio tertentu, dari sana

43 Lihat Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 19 Tahun2000 tentang Hak Cipta.44 Muhammad Djumhana, R Djubaedillah, Op, Cit, 2014,hal. 89-90

Page 98: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

78 9:;<=>:? @;ABACD E FBDGHI?D>:? JDIK:B>:I: L:I?H;:= M<IN:O:IC:

disiarkan program-program melalui kabel

kepada pesawat pelanggan. Jadi, siarnya

sudah pasti bersifat komersil.

g. Droit de suite 45 (Hak Mengikuti artinya

hak itu terus mengikuti bendanya

dimanapun juga (dalam tangan siapapun

juga ) benda itu berada .

Adalah hak yang dimilki oleh Pencipta.

Hak ini mulai diatur dalam Pasal 14 bis

Konvensi Berne revisi Brussel 1948 yang

kemudian ditambah lagi dengan Pasal 14

hasil revisi Stockholm 1967. Ketentuan

Droit de suite ini menurut petunjuk dari

WIPO (World Intellectual Property

Organization) yang tercantum dalam buku

Guide to the Berne Convention merupakan

hak tambahan, Hak ini bersifat kebendaan.

h. Hak pinjam masyarakat ataupublic

lending right46

Hak ini dimiliki oleh Pencipta yang

karyanya tersimpan diperpustakaan, yaitu

dia berhak atas suatu pembayaran dari

pihak tertentu karena karya yang

diciptakannya sering dipinjam oleh

masyarakat dari perpustakaan milik

pemerintah tersebut.

Dimanakah Hak Ekonomi ini diatur

yang merupakan bagian dalam Hak Cipta?

Hal ini dijelaskan dalam Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2014 bahwa pengaturan

tentang Hak Cipta mengandung Hak

45 Ibid, hal. 9046 Ibid, hal, 90

Ekonomi terdapat dalam Pasal 8, 9,10.

11,12,13,14,15.

Pasal 8:

Hak Ekonomi merupakan Hak Eksklusif

Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk

mendapatkan manfaat ekonomi atas

Ciptaannya

Pasal 9:

1, Pencipta atau Pemegang Hak Cipta

sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 8

memiliki Hak Ekonomi untuk melakukan:

a. Penerbitan Ciptaan

b. Penggandaan Ciptaan dalam segala

bentuknya

c. Penerjemahan Ciptaan

d. Pengadaptasian, pengaransemenan, atau

pentransformasian Ciptaan

e. Pendistribusian Ciptaan atau salinannya

f. Pertunjukan Ciptaan

g. Pengumuman Ciptaan

h. Komunikasi Ciptaan

i. Penyewaan Ciptaan

2. Setiap orang yang melaksanakan Hak

Ekonomi sebagaimana yang dimaksud pada

ayat (1) wajib mendapatkan izin Pencipta

atau Pemegang Hak Cipta

3. Setiap orang yang tanpa izin Pencipta

atau Pemegang Hak Cipta dilarang

melakukan Penggandaan dan/atau

Penggunaan secara Komersil Ciptaan

Pasal 10:

Page 99: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

PQ RSTUVWSX YTZ[Z\] ^ _[]`abX]WSX c]bdS[WSbS eSbXaTSV fUbgShSb\S

Pengelola tempat perdagangan dilarang

membiarkan penjualan dan/atau

penggandaan barang hasil pelanggaran Hak

Cipta dan/atau Hak yang terkait ditempat

perdagangan yang dikelolanya.

Pasal 11:

1. Hak Ekonomi untuk melakukan

pendistribusian Ciptaan atau salinan

sebagaimana yang dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1) huruf e tidak berlaku

terhadap Ciptaan atau salinan yang

telah dijual atau yang telah dialihkan

kepemilikan Ciptaan kepada siapapun.

2. Hak Ekonomi untuk menyewakan

Ciptaan atau salinannya sebagaimana

yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)

huruf i tidak berlaku terhadap program

komputer dalam hal ini program

komputer tersebut bukan merupakan

objek esensial dari penyewaan.

Pasal 12:

1. Setiap orang dilarang melakukan

penggunaan secara komersial,

penggandaan, pengumuman,

pendistribusian, dan/atau Komunikasi

atas potret yang dibuatnya guna

kepentingan reklame atau periklanan

secara komersial tanpa persetujuan dari

orang yang dipotret atau ahli warisnya.

2. Penggunaan secara komersial,

penggandaan, pengumuman,

pendistribusian, dan/atau Komunikasi

Potret sebagaimana yang dimaksud

dalam ayat (1) yang memuat 2 orang

atau lebih, wajib meminta persetujuan

dari orang yang ada dalam Potret atau

ahli warisnya.

Pasal 13:

Pengumuman, Pendistribusian, atau

Komunikasi Potret seorang atau

beberapa orang Pelaku Pertunjukan

dalam suatu pertunjukan umum tidak

dianggap sebagai pelanggaran Hak

Cipta, kecuali dinyatakan lain atau

diberi persetujuan oleh Pelaku

Pertunjukan atau pemegang hak atas

pertunjukan tersebut sebelum atau pada

saat pertunjukan berlangsung.

Pasal 14:

Untuk kepentingan keamanan,

kepentingan umum, dan/atau

kepentingan proses peradilan pidana,

instansi yang berwenang dapat

melakukan Pengumuman,

Pendistribusian atau Komunikasi Potret

tanpa harus mendapatkan persetujuan

dari seorang atau beberapa orang yang

berada dalam Potret.

Pasal 15:

1.Kecuali diperjanjian lain, pemilik

dan/atau pemegang Ciptaan fotografi,

lukisan, gambar, karya arsitektur,

patung, atau karya seni lain berhak

melakukan pengumuman Ciptaan

Page 100: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

ij klmnoplq rmstsuv w xtvyz{qvplq |v{}ltpl{l ~l{qzmlo �n{�l�l{ul

dalam suatu pameran umum atau

Penggandaan dalam suatu katalog yang

diproduksi untuk keperluan pameran

tanpa persetujuan Pemcipta.

2. Ketentuan Pengumuman Ciptaan

sebagaimana yang dimaksud pada ayat

(1) berlaku juga terhadap Potret

sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan sebagaiman yang dimaksud

dalam Pasal 12.

Apakah Hak Ekonomi yang terdapat di

dalam Hak Cipta dapat dialihkan?

Ketentuan ini diatur dalam Pasal 16, 17

18 dan 19 Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2014:

Pasal 16:

1. Hak Cipta merupakan Benda

bergerak tidak berwujud

2. Hak Cipta dapat beralih atau

dialihkan, baik seluruh maupun sebagian

kerena:

a. Pewarisan

b. Hibah

c. Wakaf

d. Wasiat

e. Perjanjian tertulis

f. Sebab lain yang dibenarkan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan

3. Hak Cipta dapat dijadikan objek

jaminan fidusia.

4. Ketentuan mengenai Hak Cipta

sebagai objek jaminan fidusia

sebagaimana yang dimaksud pada ayat

(3) dilaksanakan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 17:

1. Hak Ekonomi atas suatu Ciptaan

tetap berada di tangan Pencipta atau

Pemegang Hak Cipta selama Pencipta

atau Pemegang Hak Cipta tidak

mengalihkan seluruh Hak Ekonomi

dari Pencipta atau Pemegang Hak Cipta

tersebut kepada penerima pengalihan

hak atas Ciptaan.

2. Hak Ekonomi yang dialihkan

Pencipta atau Pemegang Hak Cipta

untuk seluruh atau sebagian tidak dapat

dialihkan untuk keduakalinya oleh

Pencipta atau Pemegang Hak Cipta

yang sama.

Pasal 18:

Ciptaan buku, dan/atau semua hasil

karya tulis lainnya, lagu dan/atau

musik dengan atau tanpa teks yang

dialihkan dalam perjanjian jual putus

dan/atau pengalihan tanpa batas waktu,

Hak Ciptanya beralih kembali kepada

Pencipta pada saat perjanjian tersebut

mencapai jangka waktu 25 (dua puluh

lima tahun)

Pasal 19:

Page 101: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� �������� ������� � ����������� ���������� �������� ����������

1. Hak Cipta yang dimilki Pencipta

yang belum, telah, atau tidak dilakukan

Pengumuman, Pendistribusian, atau

Komunikasi setelah Penciptanya

meninggal dunia menjadi milik ahli

waris atau milik penerima wasiat.

2. Ketentuan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tidak berlaku jika hak

tersebut diperoleh secara melawan

hukum.

KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapatlah penulis

menyimpulkan bahwa Hak Cipta otomatis

atau secara tidak langsung memunculkan

Hak Ekonomi bagi Pencipta karena Hak

Cipta memberikan keuntungan finansial

bagi Penciptanya. Disamping itu juga orang

lain yang akan menggunakan Ciptaan

Pencipta harus terlebih dahulu

mendapatkan izin dari Pencipta dan dia

harus memberikanRoyalty atau Technical

Fee kepada Pencipta. Dengan demikian si

Pencipta tentu mendapatkan keuntungan

dari Royalty atauTechnical Fee tersebut.

Hasil Ciptaan Pencipta harus memiliki

manfaat serta berguna secara ekonomi bagi

masyarakat untuk menunjang kehidupan

manusia sehingga Hak Ekonomi yang

terkandung di dalam Hak Cipta tersebut

tidak hanya menguntungkan pribadi bagi

Penciptanya saja tetapi juga mempunyai

manfaat ekonomi bagi masyarakat luas. Hak

Ekonomi tersebut dapat berupa; hak

reproduksi atau penggandaan, hak adaptasi,

hak distribusi, hak penampilan atau

peformance right, hak penyiaran, hak

program kabel,droit de suite (hak yang

mengikuti) dan hak pinjam masyarakat atau

public lending rights.

Di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2014 tentang Hak Cipta tegas-tegas telah

dinyatakan juga bahwa: Pencipta atau

Pemegang Hak Cipta sebagaimana yang

dimaksud dalam memiliki hak ekonomi

untuk melakukan:

a. Penerbitan Ciptaan

b. Penggandaan Ciptaan dalam segala

bentuknya

c. Penerjemahan Ciptaan

d. Pengadaptasian, pengaransemenan, atau

pentransformasian Ciptaan

e. Pendistribusian Ciptaan atau salinannya

f. Pertunjukan Ciptaan

g. Pengumuman Ciptaan

h. Komunikasi Ciptaan

i. Penyewaan Ciptaan

DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, Jimly,Konstitusi Ekonomi,Penerbit KOMPAS, Jakarta, 2010

Page 102: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

�� ��� ¡¢�£ ¤�¥¦¥§¨ © ª¦¨«¬­£¨¢�£ ®¨­¯�¦¢�­� °�­£¬��¡ ± ­²�³�­§�

Asyhadie, Zaeni,Hukum Bisnis Prinsip danPelaksanaanya di Indonesia, RajawaliPers, Jakarta, 2012.

Direktoral Jenderal Hak KekayaanIntelektual, Buku Panduan HakKekayaan Intelektual, Tangerang,2005

Djumhana, Muhammad dan Djubaedillah,R, Hak Milik Intelaktual Sejarah,Teori dan Praktiknya di Indonesia,PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014

HS, Salim, Pengantar Hukum PerdataTertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta,2005

Nasution, Rahmi Jened Parinduri,InterfaceHukum Kekayaan Intelektual danHukum Persaingan (PenyalahgunaanHKI), Rajawali Pers, Jakarta, 2013

Saidin, H. OK,Aspek Hukum Hak KekayaanIntelektual (Intellectual PropertyRights), Rajawali Pers, Jakarta, 2004

Soekamto, Soerjono,Pengantar PenelitianHukum, UI Press, Jakarta, 1986.

Suratman, Philips Dillah,Metode PenelitianHukum, Alfabeta, Bandung, 2012.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002tentang Hak Cipta

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta

Kitab Undang-Undang HaKI (HakKekayaan Intelektual), Fokusmedia,Bandung, 2013

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata(KUH Perdata)

Page 103: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

´µ¶·¸¹µº »¶¼½¼¾¿ À Á½¿ÂÃĺ¿¹µº Å¿ÄƵ½¹µÄµ ǵĺöµ¸ È·Äɵʵľµ

PETUNJUK PENULISAN

MAJALAH ILMIAH “JURNAL M-PROGRESS”

1. Naskah diketik denganMS Word, jenis hurufTimes News Roman 11, ukuran kertas

A4 (297 x 210), dengan jarak 1,5 spasi, jumlah 10 s/d 16 halaman, (termasuk gambar,

ilustrasi dan daftar pustaka).

2. Naskah berupa hasil penelitian atau pengabdian kepada masyarakat, yang merupakan

naskah asli dan belum pernah dipublikasikan di media masa manapun. Makalah yang

telah dipresentasikan dalam suatu pertemuan ilmiah, apabila belum dipubilkasikan

dapat diterima.

3. Sistematika penulisan sebagai berikut:

a. JUDUL

Singkat, jelas dan mencerminkan isi.

b. Nama (para) penulis atau baris kepemilikan

Ditulis lengkap tanpa gelar disertai keterangan instansi tempat bekerja, alamat,

Telepon, Fax dan alamat E-mail.

c. ABSTRAK

Abstrak diawali dengan judul makalah dalam bahasa Inggris. Berisi inti sari

makalah, cara penyelesain masalah, dan hasil yang diperoleh. Selanjutnya

abstract ditulis dalam bahasa Inggris, satu alinea dengan maksimal 150 kata.

Keyword: berisi 2 s/d 5 kata dalam bahasa Inggris.

d. PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan, ruang lingkup, dan berisi

teori yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan, serta menjelaskan

metodologi yang dipergunakan berisi bahan, alat yang digunakan, dan cara

melakukan penelitian.

e. PEMBAHASAN

Berisi penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, gambar dan/atau lain

sebagainya. Permohonan dilakukan terhadap hubungan berbagai variabel baik

bebas maupun terikat, analisis tentang keterkaitan data dengan hipotesa

Page 104: Volume VI, Nomor 2, Juni 2016 ISSN2088-0421fe.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Jurnal-M... · BambangB.Sulistiyono dan Sherly Olivia ANALISIS BEBAN KERJA DAN

JURNAL M-PROGRESS

ËÌÍÎÏÐÌÑ ÒÍÓÔÓÕÖ × ØÔÖÙÚÛÑÖÐÌÑ ÜÖÛÝÌÔÐÌÛÌ ÞÌÛÑÚÍÌÏ ßÎÛàÌáÌÛÕÌ

penelitian dan kesesuaian hasil penelitian terhadap teori yang digunakan

berikut alasannya.

f. KESIMPULAN

Berisi kesimpulan dari pembahasan.

g. DAFTAR PUSTAKA

Penulisan daftar pustaka disusun tanpa nomor berdasarkan abjad dengan

urutan penulisan sebagai berikut nama pengarang, tahun terbit, judul, penerbit

dan kota penerbitan. Nama pengarang mendahulukan nama keluarga atau

nama dibalik tanpa gelar.

4. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan berpedoman pada Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.

5. Hindari pemakaian istilah asing (kecuali bila sangat diperlukan). Penulisan istilah

asing dicetak dengan huruf miring / italic.

6. Isi tulisan bukan tanggung jawab redaksi. Redaksi berhak mengedit

redaksionalnya, tanpa mengubah arti.

7. Bagi penulis yang naskahnya diterbitkan akan diberi 1 (satu) eksemplar cetak

lepas.

8. Bagi pengirim naskah harus menyertakan print out naskah serta 1 (satu) CD berisi

copy naskahnya dikirim ke RedaksiJurnal M-Progress Alamat : Fakultas

Ekonomi, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Fakultas Ekonomi,

Kampus B, Komplek Angkasa, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Telp. 021-

80880030, Fax. 021-80880031, email :[email protected]

Fakultas EkonomiUniversitas Dirgantara Marsekal Suryadarma