vitamin baru ditemukan pada permulaan abad ke

23
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel. Vitamin baru ditemukan pada permulaan abad ke-20 tepatnya pada tahun 1911. Berdasarkan penelitian dapat dibuktikan bahwa untuk mendapatkan kesehatan yang prima dan pertumbuhan yang baik diperlukan suatu zat organik tertentu selain nutrien-nutrien yang disebut foodfactors (protein, karbohidrat, lemak, air, dan garam-garam mineral). Sejarah penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang pertama kali mengemukakan adanya zat yang bertindak sebagai faktor diet esensial dalam kasus penyakit beri- beri. Pada tahun 1897 ia memberikan gambaran adanya suatu penyakit yang diderita anak ayam serupa dengan beri-beri pada manusia. Gejala penyakit tersebut terjadi setelah hewan diberi makanan yang terdiri atas beras giling murni. Ternyata penyakit ini dapat disembuhkan dengan memberi makanan sisa gilingan beras yang berupa serbuk. Hasil penemuan yang menyatakan bahwa dalam makanan ada faktor lain yang penting selain karbohidrat, lemak, dan protein sebagaienergi, mendororng para ahli untuk meneliti lebih lanjut tentang vitamin, sehingga diperoleh konsep tentang vitamin yang dikenal hingga sekarang.Pada saat ini terdapat lebih dari 20 macam vitamin. Vitamin A pertama

Upload: rahmat-darmawansyah

Post on 31-Dec-2014

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel. Vitamin baru ditemukan pada permulaan abad ke-20 tepatnya pada tahun 1911. Berdasarkan penelitian dapat dibuktikan bahwa untuk mendapatkan kesehatan yang prima dan pertumbuhan yang baik diperlukan suatu zat organik tertentu selain nutrien-nutrien yang disebut foodfactors (protein, karbohidrat, lemak, air, dan garam-garam mineral). Sejarah penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang pertama kali mengemukakan adanya zat yang bertindak sebagai faktor diet esensial dalam kasus penyakit beri-beri. Pada tahun 1897 ia memberikan gambaran adanya suatu penyakit yang diderita anak ayam serupa dengan beri-beri pada manusia. Gejala penyakit tersebut terjadi setelah hewan diberi makanan yang terdiri atas beras giling murni. Ternyata penyakit ini dapat disembuhkan dengan memberi makanan sisa gilingan beras yang berupa serbuk. Hasil penemuan yang menyatakan bahwa dalam makanan ada faktor lain yang penting selain karbohidrat, lemak, dan protein sebagaienergi, mendororng para ahli untuk meneliti lebih lanjut tentang vitamin, sehingga diperoleh konsep tentang vitamin yang dikenal hingga sekarang.Pada saat ini terdapat lebih dari 20 macam vitamin. Vitamin A pertama kali ditemukan, yaitu pada 1915 dan yang terakhir adalah vitamin B12 pada 1948. Kata vitamin pertama kali digunakan bagi mikronutrien organik spesifik yang digunakan untuk mencegah penyakit kekurangan gizi yang disebut beri-beri, yang pernah menjadi penyakit utama di negara-negara pemakan beras.Senyawa ini merupakan faktor yng sangat esensial dan penting (vita)dan pada awalnya diduga mempunyai sifat-sifat suatu amine sehingga Casimir Funk,seorang biokimiawan Polandia menyebut senyawa ini sebagai vitamine. Pada kenyataanya faktor-faktor tersebut sebagian besar tidak tergolong dalam senyawa amine. Akan tetapi karena nama vitamine sudah terlanjur populer sehingga para ilmuwan bersepakat untuk menghilangkan huruf e pada akhir kata, sehingga disebut vitamin.

BAB TINJAUAN PUSTAKA

Vitamin adalah senyawa organik yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan, kesehatan, dan proses pertumbuhan tubuh. Vitamin tidak mengandung energi. Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh. Pada umumnya vitamin berperan sebagai koenzim atau bagian dari enzim (Priadi, 2009). Vitamin merupakan zat organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil pada makanan manusia dan sebagian besar hewanuntuk pertumbuhan dan fungsinya yang baik. Vitamin adalah prekursor esensial dari berbagai koenzim. Penemuan vitamin dan nilai penyelamat kehidupannya didalam melindungi dan

menyembuhkan penyakit kekurangan nurisi adalah salah satu sumbangan terpenting dari biokimia terhadap dunia kedokteran dan kesejahteraan manusia (Winata, 2006). Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang sangat penting bagi kehidupan. Vitamin dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil oleh tubuh manusia. Tidak seperti nutrien lainnya, vitamin tidak dapat menghasilkan energi tetapi vitamin memiliki fungsi tertentu dalam tubuh manusia. Keberadaannya sangat diperlukan oleh tubuh. Hal ini disebabkan apabila tubuh kekurangan atau kelebihan salah satu vitamin maka kesehatan akan terganggu. (Astuti, 2009). Beberapa dari zat makanan penting yang diperlukan tubuh, seperti protein, karbohidrat, lemak, dan air telah diketahui khasiat dan manfaatnya. Namun demikian dalam pengertian makanan yang bergizi makanan itu pun harus cukup pula mengandung vitamin dan mineral, karena tubuh yang kekurangan vitamin akan mengalami avitaminosis dengan gejala macam-macam penyakit. Sebaliknya apabila tubuh memperoleh kelebihan akan vitamin yang diperlukannya, maka tubuh akan mengalami hipervitaminosis yang mengakibatkan kurang baik terhadap tubuh. Avitaminosis maupun hipervitaminosis sama-sama dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan tubuh, jadi sebaiknya vitamin yang

diperlukan tubuh diusahakan agar tidak kekurangan dan tidak berlebihan (Kartasapoetra, 2003). Hampir semua vitamin tidak dihasilkan oleh tubuh. Akibatnya vitamin harus dikonsumsi secara teratur jika seseorang ingin tetap sehat. Ada 2 pengecualian untuk 2 macam vitamin, yaitu vitamin D dan vitamin K. Tubuh dapat membuat vitamin D dari senyawa tertentu, sedangkan vitamin K dibentuk dalam usus besar. Vitamin tersedia dalam makanan, tetapi makanan yang berbeda mengandung vitamin yang berbeda pula (Lehninger, 1982).

Vitamin dibagi ke dalam 2 golongan. Golongan pertama oleh Kodicek (1971) disebut sebagai prakoenzim (procoenzyme) dan bersifat larut dalam air. Golongan yang kedua disebut alosterin dan bersifat larut dalam lemak. Prakoenzim akan larut dalam air sehingga tersimpan pada tubuh dalam jumlah kecil. Vitamin larut dalam air ini tidak beracun, dapat diekskresi dalam urine, dan dapat dikonsumsi setiap hari. Contoh vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B-kompleks dan vitamin C. Sedangkan alosterin (vitamin larut dalam lemak) dapat disimpan oleh tubuh dalam waktu yang lama. Apabila vitamin ini terlalu banyak dimakan, akan tersimpan dalam tubuh dan memberikan gejala penyakit tertentu (hipervitaminosis) yang juga berbahaya bagi tubuh. Contoh vitamin larut dalam lemak adalah vitamin A,D,E,K. Vitamin yang Larut dalam Air Water Soluble B atau lazim digolongkan sebagai vitamin yang larut dalam air terdiri atas vitamin B dan vitamin C. Vitamin B merupakan satu kelompok yang terdiri atas beberapa anggota sehingga keseluruhannya disebut vitammin b kompleks. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah thiamin (vviitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin (vitamin B3), piridoksia (vitamin B6), sianokolabin (vitamin B12), asam pantetonat, asam folat, dan biotin. a. Vitamin B1 Vitamin ini adalah zat berupa kristal, tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan belerang, mudah larut dalam air dan sedikit melarut dala alkohol. Vitamin ini selain diisebut thiamin, lazim pula disebut aneurin atau anti beri-beri. Vitamin B1 atau thiamin sangat diperlukan oleh tubuh, tersedianya dalam tubuh karena diserap usus dari makanan, selanjutnya diangkut bersama darah ke jaringan-jaringan tubuh.Thiamin ditemukan sebagai cadangan dalam jumlah yang terbatas di dalam hati, buah pinggang, jantung, otot, dan otak. Fungsi thiamin dalam tubuh adalah untuk metabolisme karbohidrat, mempengaruhi keseimbangan air di dalam tubuh, serta mempengaruhi penyerapan zat lemak dalam usus. Para pakar, sebagai hasil penelitiannya telah mengemukakan angka akan kebutuhan thiamin sekitar 0,23 mg 0,65 mg per 1000kalori setiap harinya,

dengan demikian besarnya thiamin yang diperlukan dapat dihitung dengan jumlah kaloriyang dikonsumsi oleh masing-masing orang setiap harinya. Thiamin banyak terkandung dalam padi-padian (umumnya pada bagian lembaga dan bagian luar endospermanya), kacang-kacangan dan daging. Dalam dunia perdagangan tersedia dalam bentuk hidroklorida, sejenis kristal putih, padat, dan stabil dalam bentuk kering, larut dalam air dan larut dalam 95% alkohol. b. Vitamin B2 (riboflavin) Riboflavin mempunyai sifat larut dalam air dan tahan panas di dalam larutan netral atau asam, akan tetapi kalau dipanaskan pada larutan basa ataupun kalau terkena sinar matahari maka vitamin tersebut akan rusak. Pada putih telur kandungan riboflavinnya ternyata lebih banyak daripada kandungan thiaminnya. Mikroorganisme dalam usus pada umumnya sangat menunjang pembentukan riboflavin. Tersedianya riboflavin dalam tubuh walaupun hanya dalam jumlah kecil adalah demikian penting karena berguna untuk pemindahan rangsang sinar ke syaraf mata serta berperan dalam berbagai enzim dalam proses oksidasi dala sel-sel, dalam proses oksidasi jaringan (terutama di bagian luar dari tubuh seperti kulit, mata, dan syaraf perifer). Riboflavin dapat ditemukan pada ragi, telur, hati, ginjal, jantung, dan otak. Riboflavin dalam bentuk yang diperdagangkan merupakan kristal, berwarna kuning orange, mudah larut dalam basa, tidak stabil terhadap pemanasan, dalam berbagai pH riboflavin stabil terhadap sinar tampak dan sinar UV. Kebutuhan normal akan vitanmin B2 bagi orang dewasa yaitu sekitar 1,6 mg per hari, namun kebutuhan tersebut secara lebih tepatnya tergantung pada umur, berat badan, konsumsi energi dan protein. Kebutuhan vitamin ini bagi anak-anak, wanita hamil dan menyusui tentunya lebih tinggi daripada biasanya. Beberapa pakar berpendapat bahwa pemberian yang lebih banyak akan lebih pengaruhnya terhadap kesehatan. c. Niasin atau asam nikotinat Niasin atau asam nikotinat adalah asam pirimidin 3 karboksilat, sangat mudah berubah menjadi senyawa nikotiamida, bersifat larut dalam air dan alkohol. Fungsi niasin dalam tubuh yaitu berguna dalam proses pertumbuhan dan

perbanyakan sel, penting pada perombakan karbohidrat, serta mencegah penyakit pelagra. Bahan makanan seperti hati, susu, kol, tomat, ragi, kedelai, dan bayam selalu memiliki kandungan niasin.Niasin adalah vitamin yang sangat stabil. Ia tidak dipengaruhi oleh sinar, panas, oksidasi, asam, atau basa. d. Vitamin B6 Vitamin B6 atau piridoksin terdapat dalam sistem enzimatis yang berperan dalam metabolisme asam amino, dengan demikian diperlukan pada proses metabolisme protein, yang diperkirakan pula berperan dalam metabolisme lemak. Senyawa kimia yang sama yaitu piridoksol, piridiksal, dan piridoksamin merupakan kelompok yang disebut pula vitamin B6. Vitamin B6 berguna dalam pembuatan sel-sel darah juga dalam proses pembuatan dan pekerjaan urat syaraf. Defisiensi vitamin ini akan menunjukkan adanya kelambatan pertumbuhan, terutama pada anak-anak balita serta akan timbul gejala pelagra, anemia, obstipasi, atau gejala sukar buang air besar. Piridoksin baanyak terdapat pada hati, ikan, daging, dan sayur-mayur. Dalam perdagagan vitamin ini tersedia dalam bentuk hidroklorida. Piridoksol bersifat larut dalam air dan alkohol, stabil terhadap panas dalam larutan asam dan relatif stabil dalam basa yang kurang larut, tidak stabil terhadap sinar UV dan sinar tampak. Dengan demikian, koenzim piridoksal fosfat merupakan bentuk aktif dari piridoksin, yang berfungsi dalam reaksi-reaksi transminasi, deaminasi, desulfahidrasi, dan dekarboksilasi.. e. Asam pantotenat Asam pantotenat merupakan vitamin hasil perpaduan dua macam zat organik suatu derivat butiran dengan asam amino alanin. Walaupun vitamin ini hanya kecil sekali jumlahnya yang diperlukan oleh tubuh, tetapi fungsinya cukup penting. Asam pantotenat berperan sebagai pelengkap koenzim A, senyawa yang berperan dalam proses oksidasi. Asam pantotenat juga berperan sebagai bagian dari enzim yang diperlukan untuk pembuatan zat lipida (sterol) serta berperan sebagai koenzim dalam proses-proses kimiawi jaringan dalam menggunakan atau memanfaatkan zat-zat makanan, antara lain seperti perombakan karbohidrat, asam lemak, asam-asam amino menjadi karbondioksida, air, serta energi. Defisiensi

penyakit ini akan menimbulkan gejala dermatitis dan interitis atau luka pada usus, kerontokan pada rambut, rambut cepat memutih, gangguan pada kulit dan syaraf, serta gangguan kelenjar adrenal. f. Asam folasin Vitamin ini merupakan senyawa yang dapat dikatakan kompleks karena terdiri dari suatu inti pteridin, asam p-amino benzoat, dan asam glutanat, karenanya lazim disebut sebagai asam pteroilglutanat. Asam folat diperlukan tubh dalam melangsungkan proses metabolik dan pembentukan sel-sel darah merah yang baru. Diduga asam folat yang dibentuk oleh bakteri dalam usus dalam keadaan normal telah mencukupi keperluan tubuh, akan tetapi keperluan tersebut sebaiknya dipenuhi dari hasil makanan yang dikonsumsi setiap harinya, karena tidak sedikit bahan pangan yang mengandung folasin (asam folat), diantaranya yaitu sayur-mayur, hati, ginjal, padi-padian, biji-bijian berlemak dan kacang tanah. Asam folat baik digunakan dalam pengobatan anemia. g. Vitamin B12 (kobalamin) Sianokobalamin dapat mendasari pembentukan vitamin B12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sianokobalamin mengandung suatu kelompok sianida dan terikat pada kobalat pusat. B12 berbentuk kristal berwarna merah tua, dapat larut dalam air dan alkohol, stabil dalam bentuk larutan. Dari hasil analisis sedikitnya ditemukan 5 koenzim vitamin ini yang berbeda, mengenai hal ini bentuk yang paling sering dijumpai yaitu yang mengandung 5-deoksiadenin nukleosida. Vitamin ini banyak terdapat pada hati. Fungsinya adalah sebagai koenzim yang berperan penting dalam metabolisme asam amino, merangsang pembentukan eritrosit, berperan dalam sintesiis asam nukleat, serta berperan sebagai antipernisiosa. h. Biotin Vitamin ini diperoleh dari berbagai bahan makanan yang dikonsumsi, antara lain kentang, ragi, hati, ginjal, sayuran, dan buah-buahan, yang didalam perut makanan-makanan tersebut akan didekomposisi dan dirombak oleh bakteri usus menjadi biotin. Vitamin ini termasuk salah satu anggota kelompok vitamin B kompleks, struktur kimianya terdiri dari cincin ureido, mengandung sulfur dan

satu rantai asam valerat. Biotin dalam tubuh berfungsi mencegah timbulnya pelagra dan gangguan pada kulit. i. Asam askorbat atau vitamin C Macam-macam makanan yang menjadi sumber vitamin C yaitu hati, ginjal, sayur-sayuran, dan buah-buahan segar terutama jeruk. Vitamin C mula-mula diisolasi oleh seorang pakar bernama Szent Gyorgy (1928)dari jeruk, kol, dan adrenal korteks, yang pada waktu itu dinamakannya sebagai asam heksuronika sehubungan dengan molekulnya mempunyai 6 atom karbon serta bersifat mereduksi. Vitamin C ini jelasnya merupakan derivat heksosa, cocok digolongkan sebagai suatu karbohidrat. Vitamin C berbentuk kristal putih, larut dalam air dan alkohol, stabil dalam keadaan kering tetapi mudah teroksidasi dalam keadaannya sebagai larutan dan basa. Vitamin C mudah rusak oleh panas sehingga sayuran yang dimasak akan berkurang kadar vitamin C nya. Vitamin C berfungsi sebagai aktivator macam-macam fermentasi perombak protein dan lemak. Vitamin C juga penting dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, mempengaruhi kerja anak ginjal, dan penting dalam pembentukan trombosit. Tubuh yang kekurangan vitamin C akan mengalami kerusakan sel-sel endotel, pembuluh kapiler kurang permeabel dan mengakibatkan timbulnya pendarahan dalam sumsum tulang. Gejala awal kekurangan vitamin C ditandai dengan pendarahan pada gusi. Kebutuhan akan vitamin C bagi tiap individu adalah berbeda, jelasnya sebagai berikut. (1) Pada bayi diperkirakan sekitar 30 mg per hari; (2) Pada anak-anak, sekitar 60 mg per hari; (3) Pada usia pertumbuhan, sekitar 90 mg per hari; (4) Pada orang dewasa, sekitar 75 mg per hari;; (5) Pada wanita hamil, sekitar 100 mg per hari;; (6) Pada wanita/ ibu menyusui sekitar 150 mg per hari.

Vitamin yang Larut dalam Lemak a. Vitamin A (Retinol) Vitamin A didapat dalam bahan makanan yang mengandung lemak, seperti mentega, hati, telur, susu. Adapun previtamin A terbentuk dalam pigmen berwarna kuning atau orange seperti wortel, ubi, labu kuning, dan jagung. Sayuran yang berwarna hijau dan kuning yang mengandung karotendan karotenoida ternyata dapat diubah pula di dalam tubuh menjadi vitamin A. Karoten yang terdapat dalam bahan makanan nabati mempunyai struktur seperti vitamin A dan di dalam tubuh diubah menjadi vitamin A. Dengan demikian maka betakaroten dan karotenoida lainnya merupakan bentuk-bentuk previtamin A. Adapun Retinol alkohol merupakan bentuk vitamin A dalam bahan makanan dari hewani. Vitamin A mempunyai fungsi-fungsi penting di dalam tubuh, yaitu bagi pertumbuhan sel-sel epitel, proses oksidasi dalam tubuh, dan mengatur rangsang sinar pada saraf mata. Defisiensi vitamin A dapat menimbulkan beberapa gangguan kesehatan tubuh, antara lain hemeralopia (rabun senja), frinoderma, pendarahan selaput usus, kerusakan pada kornea, dan terganggunya proses pertumbuhan, terutama pada bayi. Namun demikian perlu diperhatikan bahwa pemberian dosis vitamin A yang terlalu tinggi dalam waktu lama dapat menimbulkan keracunan pada tubuh (toksin). b. Vitamin D Vitamin D dikenal juga dengan sebutan Antirakhitis. Bila ditinjau dari strukturnya, dalam vitamin D dikenal beberapa senyawa, yaitu vitamin D1, D2, D3, dan D4. Dua diantaranya adalah penting walaupun semua memiliki khasiat sebagai antirakhitis.vitamin D2 berasal dari tumbuhan yang sekarang dikenal dengan ergokalsiferol dan vitamin D3 atau kolekalsiferol berasal dari hewan. Mengenai sumbernya, vitamin D dapat ditemukan pada minyak ikan, mentega, susu, kuning telur, ragi, dan sedikit pada buah pisang. Vitamin mempunyai fungsi dalam mengatur absorbansi kalsium dan fosfor dari saluran pencernaan makanan, mengatur kalsifikasi tulang dan gigi, dan

diperkirakan membuat mukosa usus halus menjadi lebih permeabel untuk kalsium dan fosfor. Diperkirakan pula bahwa vitamin D dapat membantu kelancaran terjadinya transpor aktif kalsium melalui membran.kekurangan vitamin Ddapat menimbulkan gangguan pada sistem pertulangan. c. Vitamin E (Tokoferol) Terdapat 4 macam vitamin E yang telah ditemukan, yaitu vitamin E1 (alfa tokoferol), vitamin E2 (beta tokoferol), vitamin E3 (gamma tokoferol), vitamin E4 (delta tokoferol). Keempat bentuk diatas telah dapat disintesis. Vitamin E merupakan zat antioksidan yang sangat penting dalam lemak dan minyak dan dapat mencegah bau tengik. Vitamin E diperoleh dari sumber pangan seperti kuning telur, susu, lemak, daging, hati, ginjal, dan terutama dari tauge. Vitamin E memiliki beberapa fungsi, yaitu berperan dalam pembelahan sel dan mencegah keguguran atau pendarahan pada ibu-ibu hamil.vitamin ini dapat melindungi vitamin A dan karoten dari kerusakan oleh oksidasi. Selain itu vitamin ini dapat merangsang kerja enzim pereduksi yang terdapat pada sitokrom sel-sel. Defisiensi vitamin ini dapat menyebabkan kemandulan (sterilitas), kegugurann (abortus), otot-otot melayuh, dan berlangsungnya kemunduran pada hipofisa dan kelenjar gondok. d. Vitamin K Vitamin K ditemukan pada tahun 1935 oleh Dam Cs. yang dalam penemuannya itu dapat ditentukan bahwa vitamin K merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin K dibentuk dalam usus besar (kolon) dengan bantuan bakteri E.coli. Vitamin ini hanya dapat diserap apabila bersama-sama dengan empedu. Fungsi vitamin K dalam tubuh dapat digolongkan penting yaitu dalam pembentukan protrombin, jelasnya penting dalam koagulasi (penggumpalan darah). Peranan empedu pada penyerapan vitamin K sangat menentukan. Pada seseorang yang menderita penyakit kuning atau penyakit saluran empedu, kekurangan vitamin K akan cukup besar sehingga penderita akan mengalami kesulitan dalam pembekuan darah pada bagian yang terluka.

Vitamin K terdapat pada sayur-sayuran hijau, kuning telur, miyak kedelai, dan hati, juga dibentuk oleh bakteri usus. Vitamin K1 (yang mempunyai radikal fitil) terbentuk dan dijumpai dalam pangan nabati, sedangkan vitamin K2 (kelompok isopranoida) dijumpai dalam sel-sel bakteri.

KATA PENGANTAR

Segenap puji bagi Allah SWT semata, Tuhan yang selalu melimpahkan kesehatan dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Syukur Alhamdulillah, penulisan makalah Vitamin ini dapat

diselesaikan dengan baik. Makalah ini ditulis dalam konteks upaya memenuhi tugas Lab. Biokimia Umum sekaligus guna menambah wawasan terutama bagi penulis akan pentingnya vitamin dalam kehidupan. Seperti yang kita ketahui bahwa penemuan vitamin merupakan sumbangan yang besar dari Biokimia terhadap dunia kesehatan dan kesejahteraan manusia. Untuk itu, perlu untuk kita ketahui seluk-beluk mengenai mikronutrien esensial ini. Penulisan makalah ini dapat berjalan dengan lancar berkat bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, melalui pengantar ini saya ingin mengungkapkan rasa terima kasih terutama kepada para asisten serta kepada para penulis buku yang pada penulisan makalah ini buku-buku mereka menjadi sumber rujukan yang penting. Saya menyadari bahwa makalah ini mungkin belum cukup praktis dan jauh dari kesempurnaan. Berkaitan dengan hal tersebut, saya mengharapkan koreksi dari berbagai pihak, terutama para asisten sehingga penulisan makalah kedepannya akan semakin lebih baik lagi.

Darussalam, 25 November 2012

Rahmat Darmawansyah

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada abad ke-20, setelah kematian Anton Lavoisier, seorang ilmuwan Perancis yang mendapat gelar Bapak Ilmu Kimia Modern, para ahli berhasil menemukan dari berbagai penelitian bahwa terdapat zat aktif dengan susunan kimia tertentu yang terkandung dalam bahan makanan. Zat aktif tersebut dinamakan sebagai zat gizi atau nutrien. Tubuh akan bereaksi terhadap sifat-sifat kimia zat gizi atau nutrien dari makanan yang masuk ke dalam tubuh. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap manusia memerlukan dann menghendaki pertumbuhan yang sempurna, sehat, kuat bertenaga, bergairah kerja, berdaya pikir mantap dan selalu mendapat prestasi. Syarat yang paling utama dan tidak boleh ditinggalkan agar manusia dapat hidup dan menghendaki apa yang dikehendaki seperti di atas, manusia harus mendapatkan makanan yang teratur, mencukupi, dan serba gizi. Dalam Islam dikatakan makanan yang halalan thayyiban. Zat gizi dapat dikelompokkan menjadi enam jenis, yaitu air, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Dari enam zat gizi tersebut, karbohidrat, lemak, dan protein merupakan zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar oleh tubuh. Adapun vitamin dan mineral adalah kelompok nutrien yang diperlukan dalam jumlah kecil. Meskipun vitamin hanya diperlukan dalam jumlah yang kecil, tetapi nutrien ini cukup esensial karena dapat menunjang keberhasilan reaksi-reaksi

metabolisme di dalam tubuh. Bahkan di dalam Islam, telah dijelaskan dalam AlQuran tentang pentingnya vitamin yang disiratkan melalui buah anggur, kurma, zaitun, dan delima yang diulang-ulang pada beberapa ayat.Para ahli telah meneliti dan mengakui bahwa kandungan yang terdapat pada semua buah-buahan di alam ini terdapat pulla pada keempat buah tersebut.

Ironisnya, di Indonesia masih banyak penduduknya yang menderita kekurangan gizi, khususnya avitaminosis atau defisiensi vitamin. Banyak diantara mereka yang mengabaikan dan menganggap remeh bahan-bahan makanan yanng mengandung gizi. Mungkin pengetahuan mengenai gizi masih kurang dihayati atau belum sepenuhnya merata dipahami oleh masyarakat awam. Untuk itu, perlu bagi kita untuk mulai mendalami dan menghayati akan ilmu gizi karena gizi dapat berkorelasi terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R. 2009. Konsep Dasar Kimia. UIN-Malang Press, Malang.

Kartasapoetra, G dan Marsetyo. 2003. Ilmu Gizi: Korelasi Gizi, Kesehatan, dan Produksi kerja. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Lehninger, A. L. 1982. Principles of Biochemistry. Worth Publisher Inc, New York. Priadi, A. 2009. Biologi. Yudhistira, Jakarta. Sediaoetama, A. D. 1989. Ilmu Gizi. Penerbit Dian Rakyat, Jakarta. Triana, V. 2006. Macam-macam Vitamin dan Fungsinya dalam Tubuh Manusia. PSIKM FK Unand, Padang. Winata, T. 2006. Makanan dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi. Tirta Pustaka, Jakarta.