vit b tok
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
TOKSIKOLOGI
‘’UJI TOKSISITAS VITAMIN B6 (PIRIDOKSIN)”
Dani Suryadin 31112067
Endang Ferawati 31112078
Erlinda Asmarani 31112079
Eva Jayanti 31112080
Fitri Jueriyah 31112081
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2015
I. Tujuan : mengetahui gejala keracunan vit B6 pada hewan
percobaan.
II. Dasar teori
Sejarah dan gejala defisiensi piridoksin (Vit B6)
Nama vitamin B6 diberikan oleh Szent-Gyorgy pada tahun 1934 dan di
isolasi dalam tahun 1938. Koenzim vitamin B6 berperan penting dalam
metabolisme asam amino, sehingga konsumsi sehari-hari harus sebanding dengan
konsumsi protein, karena protein dibuat dari asam amino. Rata- rata konsumsi
vitamin B6 yang dianjurkan adalah 2,2mg/hariuntuk pria dan 2 mg/hari untuk
wanita dan 2,4 mg/hari untuk wanita hamil dan laktasi.
Terdapat 2 derivat piridoksin dengan bio-aktivitas piridoksin, yaitu
Piridoksal dan Piridoksamin. Piridoksal 5'-phosphate (PLP) adalah kofaktor dalam
banyak reaksi metabolisme asam amino. Oleh karna itu dibutuhkan banyak enzim
tubuh, vitamin B6 dapat mencegah penyakit parkinson 50%, merawat autism,
mabuk alkohol, mual dipagi hari, membantu keseimbangan hormon seks, anti-
depresi, membantu mengendalikan reaksi alergi. (Anief, M.1995)
keuntungan vitamin B6 terjadi karena penyerapan yang buruk dalam
saluran pencernaan atau pemakaian obat-obat yang menguras cadangan vitamin
B6 dalam tubuh. Kekurangan vitamin ini juga terjadi pada penyakit keturunan
yang menghambat metabolisme vitamin B6. Dampak kekurangan vitamin B6
adalah pecah-pecah disudut bibir, kerusakan kulit, mudah mual-mual, mudah
pening, anemi, mudah kena penyakit batu ginjal, terjadi sawan pada anak kecil.
Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala seperti
lemah, sifat lekas marah dan susah tidur, depresi (rasa tertekan). Sumber vitamin
B6 adalah kedelai, kacang-kacangan, telur, daging, ikan, roti, gandum, kentang,
sayursayuran hijau dan buah-buahan.
Dosis tinggi vitamin B6 dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan
syaraf, yang kadang-kadang tidak dapat diperbaiki. Hal ini dimulai dengan mati
rasa pada kaki, tangan dan mulut. Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan
berjalan, kelelahan dan sakit kepala. Ketika konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini
berkurang, tetapi tidak selalu hilang sepenuhnya. (Maria C. Linder, 1992)
vitamin B6 sebagai obat
Dosis vitamin B6 (25 mg/hari) sudah berhasil mengobati beberapa bentuk
anemia sideroblasik dan untuk mengobati distonia (perubahan tonus urat daging)
pada penderita penyakit Parkinson. Dengan dosis 2 mg dapat mengobati konvulsi
yang secara tiba-tiba dapat terjadi pada bayi yang baru lahir. Pemberian vitamin
B6 yang lebih banyak (50mg) sudah digunakan untuk mengobati carpal turnel
syndrome dengan hasil yang lebih memuaskan. (Hardjasasmita, P.1995).
III. Alat dan bahana. Sonde oralb. Kawatc. Toplesd. Hewan : mencite. Sediann : vitain B6
IV. Prosedur kerja
setiap kelompok menggunakan 3 ekor
mencit dibuat 5 kelompok (dosis 100-
500 mg)
tipap mencit diberikn tablet vitamin B6 dengn
dosis 1-5diamkan 1 jam dan
catat gejala yang terjadi pada tiap mencit , bila
ada tanda-tanda keracunan terukur
obat-obat pada dosis konversi yang sesuai dengan gejala yang
timbul pada efeknyadata tersebut
masukan kedalam tabel
bandingkan data dari 5 kelompok
V. Hasil pengamatan
a. Tabel Hasil Pengamatan Mencit Dalam Toples Yang Diisi Air (Dosis III):
No Mencit Perlakuan 5’ 5’ 5’ 5’ 5’ 5’ 5’ 5’ 5’ 5’ 5’ 5’
1 Mencit 1
Abdominal tone
Ukuran pupil
Ptosis 2 Mencit
2Abdominal tone
Ukuran pupil
Ptosis
3 Mencit 3
Abdominal tone
Ukuran pupil
Ptosis
b. Perhitungan Dosis
Dosis I (100 mg)
100 mg x 0,0026 = 0,26 mg / 20 gram BB Mencit
0,2610 mg
x177 (bobot rata−rata tablet )=4,6 /0,2 ml per oral
Dibuat Stock = 4,6/ 0,2 x 10 ml
= 230 mg / 10 ml
Tablet yang dibutuhkan = 230177
=1,3=2tablet
Dosis II (200 mg)
200 mg x 0,0026 = 0,52 mg / 20 gram BB Mencit
0,5210 mg
x177 (bobot rata−rata tablet )=9,2/0,2 ml per oral
Dibuat Stock = 9,2 0,2 x 10 ml
= 460 mg / 10 ml
Tablet yang dibutuhkan = 460177
=2,6=3 tablet
Dosis III (300 mg)
300 mg x 0,0026 = 0,78 mg / 20 gram BB Mencit
0,7810 mg
x177 (bobot rata−rata tablet )=13,8/0,2 ml per oral
Dibuat Stock = 13,8/0,2 x 10 ml
= 690 mg / 10 ml
Tablet yang dibutuhkan = 690177
=3,8=4 tablet
Dosis IV (400 mg)
400 mg x 0,0026 = 1,04 mg / 20 gram BB Mencit
1,0410 mg
x177 (bobot rata−rata tablet )=18,4/0,2 ml per oral
Dibuat Stock 18,4 / 0,2 x 10 ml
= 920 mg / 10 ml
Tablet yang dibutuhkan = 920177
=5,2=6 tablet
Dosis V (500 mg)
500 mg x 0,0026 = 1,04 mg / 20 gram BB Mencit
1,310 mg
x177 (bobot rata−rata tablet )=23/0,2 ml per oral
Dibuat Stock 23 / 0,2 x 10 ml
= 1150 mg / 10 ml
Tablet yang dibutuhkan = 1150177
=7 tablet
VI. Pembahasan
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan
tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan
dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan
memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Pada praktikum kali
ini yaitu uji toksisitas vitamin B6.
Rumus bangun:
Terdapat 2 derivat piridoksin dengan bio-aktivitas piridoksin, yaitu
Piridoksal dan Piridoksamin. Piridoksal 5'-phosphate (PLP) adalah kofaktor
dalam banyak reaksi metabolisme asam amino. Oleh karena dibutuhkan
banyak enzim tubuh, vitamin B6 dapat mencegah penyakit parkinson hingga
50%, dmerawat autsim, mabuk alkohol, mual dipagi hari, membentu
keseimbangan hormon seks antidepresi, membantu menendalikan reaksi
alergi (Anief, M. 1995)
Dosis tinggi B6 dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan syaraf,
yang kadang-kadang tidak dapat diperbaiki. Hal ini dimulai dengan mati rasa
pada kaki, tangan dan mulut. Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan
berjalan, kelelahan dan sakit kepala. Ketika konsumsi dikurangi, gejala-gejala
ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang sepenuhnya. (Maria C. Linder, 1992)
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan uji toksisitas untuk mengetahui
dosis tertinggi vit B6 yang dapat menyebabkan toksik atau keracunan.
Pengujian ini dilakukan terhadap hewan percobaan yaitu mencit dengan
mengamati gejala-gejala klinis yang terjadi.
Pengujian toksisitas vitamin B6 ini dilakukan terhadap 5 kelompok
mencit, masing masing diberikan vitamin B6 dengan dosis 100 mg-500 mg.
Perhitungan dosis dilakukan dengan cara mengkonversikan dosis manusia vit
B6 dengan dosis pada mencit. Kemudian diamati gejala klinis yang terjadi
selang 5 menit selama 1 jam. Meliputi abdomen, ukuran pupil, ptosis, urinasi,
geliat, geliat, dan defekasi.
Dari hasil pengamatan pada dosis 400 mg dari perlakukan yang diberikan
tidak terdapat gejala klinis keracunan. Semua perlakukan hasilnya normal
namun. Pada dosis 500 terdapat 1 mencit yang mengalami keracunan , dengan
gejala awal kejang sampai kemudian mati. Hal ini menandakan pada dosis
500 mg Vit B6 dapat menyebabkan toksik. Hal ini sesuai dengan literatur
bahwa pada vit b6 dapat menyebabkan beberapa gejala klinis diantaranya,
kesemutan dan mati rasa terjadi saat diri kelebihan vitamin B6. Hal ini terjadi
karena vitamin B6 berfungsi untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dan
membantu pembentukan sel darah merah. Saat terlalu banyak vitamin B6
maka tubuh terutama saraf akan mengalami iritasi. Sehingga mengalami
kesemutan dan mati rasa. Kesemutan terjadi di kaki dan tangan. Karena saraf
mengalami toksisitas terutama pada saraf tepi pada kaki dan tangan sehingga
menimbulkan kesemutan dan mati rasa. Dengan menghentikan kelebihan
vitamin B6 maka akan mengurangi kesemutan dan mati rasa. Kemudian
kelebihan vitamin B6 dapat mempengaruhi kinerja saraf pada tubuh. Namun
sebenarnya iritasi pada saraf tidak mempengaruhi indra peraba dan sentuhan
pada tubuh. Lalu rendahnya koordinasi otot terjadi karena saraf yang
menghubungkan otot yang bekerja semestinya menjadi tegang, kaku hingga
menimbulkan kejang otot. Saat otot tidak dapat lagi dikoordinasikan maka
tubuh akan mengalami kelumpuhan sementara. Tidak perlu pengobatan
khusus karena mengurangi konsumsi vitamin B6 saja dapat membantu
koordinasi otot kembali seperti dulu dan kelumpuhan bisa diatasi. Kerusakan
saraf pun terjadi akibat kelebihan vitamin B6. Hal ini lebih berbahaya
dibandingkan iritasi saraf. Saat saraf mengalami iritasi, maka tubuh akan
mengalami kesemutan, kejang otot, badan linu, sulit tidur. Berbeda dengan
iritasi saraf, kerusakan saraf tentu sarafnya telah rusak. Bahkan dapat
mengalami kelumpuhan total. Dimana saraf yang seharusnya bekerja dengan
baik benar-benar rusak. Dengan mengurangi konsumsi vitamin B6 pun belum
tentu dapat menyembuhkan kerusakan saraf yang sudah terjadi. Karena butuh
waktu berbulan-bulan untuk dapat mengetahui apakah saraf yang rusak dapat
difungsikan kembali. Walaupun tetap kasusnya banyak yang tidak bisa pulih
sepenuhnya.
VII. Kesimpulan
Dari pembahsan diatas dapat disimpulkan bahwa Vit B6 pada dosis
500 mg dapat menyebabkan toksik pada mencit dengan beberapa gejala yaitu
kesemutan, mati rasa,menurunkan kinerja saraf dan menyebabkan kerusakan
syaraf.
VIII. Daftar pustaka
Hau, J., & HoosierJr., G. L. 2003. Hanbook ofLaboratory Animal Science
Second Edition. Boca Raton : CRC Press
Ridwan Endi. Artikel: Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam
penelitian Kesehatan